Accounting Analysis Journal

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Accounting Analysis Journal"

Transkripsi

1 AAJ 2 (1) (2013) Accouning Analysis Journal hp://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/aaj PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN PERBANKAN Dwi Mea Karuniasih Jurusan Akunansi Fakulas Ekonomi Universias Negeri Semarang Indonesia Info Arikel Sejarah Arikel: Dierima Desember 2013 Diseujui Januari 2013 Dipublikasikan Februari 2013 Keywords: Audi commiee; Earnings Managemen; Managerial ownership; Proporion of independen commissioner; Top Share. Absrak Tujuan peneliian unuk mengeahui pengaruh kepemilikan manajerial, proporsi dewan komisaris independen, komie audi, dan Top Share erhadap manajemen laba. Pengambilan sampel menggunakan eknik purposive sampling yaiu pemilihan sampel dengan krieria erenu, sehingga didapa sampel dalam peneliian ini sebanyak 23 perusahaan. Meode analisis daa peneliian ini yaiu analisis deskripif, uji asumsi klasik, dan analisis regresi linier berganda dengan pengujian hipoesis menggunakan program SPSS 16 for Windows. Hasil peneliian menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial, proporsi dewan komisaris independen, komie audi, dan Top Share bersama-sama berpengaruh erhadap manajemen laba. Pengujian secara parsial menunjukkan kepemilikan manajerial berpengaruh erhadap manajemen laba, sedangkan proporsi dewan komisaris independen, komie audi dan Top Share idak berpengaruh erhadap manajemen laba. Simpulan dari peneliian ini, bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh erhadap manajemen laba. Proporsi dewan komisaris independen, komie audi dan keberadaan Top Share idak berpengaruh erhadap manajemen laba. Absrac This reseach amied a knowing he influence of managerial ownership, propoion of independen commissioner, audi commie, and Top Share. I used purposive sampling echnique or choosing samples based on cerain crieria. The sample of his research was 23 companies. Descripive analysis, classical es, as well as muliple linear regression by examining he hypohesis using SPSS 16 for Windows were used o analyzed he daa. The resul shows ha managerial ownership, proporion of independen commissioner, audi commiee, and Top Share influence he earnings managemen. Parial examinaion shows ha managerial ownership influence he profi managemen, while proporion of independen commissioner, audi commiee and Top Share did no influence he earnings managemen. I can be concluded ha he managerial ownership influence he earnings managemen. The proporion of independen commissioner, audi commiee and Top Share did no influence he earnings managemen Universias Negeri Semarang Alama korespondensi: Gedung C6 Lanai 1 FE Unnes Kampus Sekaran, Gunungpai, Semarang, dhanomea@yahoo.com ISSN

2 Dwi Mea Karuniasih/ Accouning Analysis Journal 2 (1) (2013) Dwi Mea Karuniasih/ Accouning Analysis Journal 2 (1) (2013) Pendahuluan Indusri perbankan mempunyai peranan pening dalam pembangunan nasional sera menunjang perekonomian masyaraka. Laporan keuangan dijadikan dasar oleh Bank Indonesia dalam menenukan saus suau bank apakah bank ersebu seha aau idak. Pihak manajemen sering melakukan rekayasa agar saus bank eap seha. Informasi laba sering menjadi arge rekayasa melalui indakan oporunis manajemen. Tindakan oporunis ersebu dilakukan dengan cara memilih meode akunansi erenu, sehingga laba bisa diaur, dinaikkan aau diurunkan sesuai keinginannya. Perilaku manajemen unuk mengaur laba sesuai dengan keinginannya ersebu dikenal dengan isilah manajemen laba (earning managemen). Earning managemen adalah pilihan meode akunansi yang secara sengaja dipilih oleh pihak manajemen perusahaan unuk ujuan erenu (Halim, dkk, 2005). Pihak manajemen perusahaan dapa menenukan kebijakan penggunaan meode akunansi unuk menyusun laporan keuangan sesuai dengan ujuan yang diinginkan perusahaan. Manajemen (agen) sebagai pengelola perusahaan seringkali mengeahui lebih banyak informasi daripada para shareholder (principal). Manajer berkewajiban unuk memberikan informasi yang berkaian dengan kondisi perusahaan kepada pemegang saham sebagai benuk pemenuhan kewajiban dalam mengelola perusahaan. Namun informasi yang disampaikan erkadang idak menunjukkan nilai perusahaan yang sebenarnya. Kondisi ini dikenal dengan isilah asimeri informasi (informaion asymmeric) (Haris, 2004 dalam Ujiyano & Pramuka, 2007). Teori akunansi posiif diduga melaarbelakangi erjadinya manajemen laba. Teori akunansi posiif merupakan suau eori akunansi yang berusaha mengungkapkan bahwa fakorfakor ekonomi erenu dari suau uni usaha erenu bisa dikaikan dengan perilaku manajer aau para pembua laporan keuangan. Teori ersebu bisa menjadi pedoman bagi para pembua kepuusan kebijakan akunansi dalam melakukan perkiraan akun-akun konsekuensi dari kepuusan ersebu. Sandar akunansi yang digunakan unuk membua laporan keuangan memberi kebebasan unuk memilih meode akunansi yang akan digunakan. Manajer perusahaan melakukan manajemen laba didasari oleh beberapa moivasi seperi moivasi pasar modal, moivasi konrakual (bonus aau kompensasi manajerial, dan uang) sera moivasi regulasi (Sulisiyano, 2008). Moivasi ini sejalan dengan hipoesis yang dikemukakan dalam eori akunansi posiif. Manajemen laba merupakan fenomena yang sukar dihindari karena merupakan dampak dari penggunaan dasar akrual dalam penyusunan laporan keuangan. Pada ahun 1998 sampai dengan ahun 2001 ercaa elah erjadi banyak skandal keuangan di perusahaan-perusahaan publik Indonesia dengan melibakan persoalan laporan keuangan yang pernah dierbikannya, seperi kasus yang erjadi pada PT Lippo Tbk dan PT Kimia Farma Tbk (Boediono, 2005). Selanjunya pada skandal Enron, Worldcom dan perusahaanperusahaan besar di AS yaiu Worldcom erliba rekayasa laporan keuangan milyaran dollar AS dan di Indonesia ercaa salah sau conoh skandal keuangan di perusahaan publik yang melibakan manipulasi laporan keuangan oleh Bank Cenury Tbk. Masih banyaknya kasus yang melibakan manajemen laba menunjukkan kegagalan laporan keuangan unuk memenuhi kebuuhan informasi bagi para pengguna laporan keuangan. Tindakan manajer ersebu memberikan pandangan masalah manajemen laba dapa diminimumkan dengan pengawasan melalui good corporae governance. Corporae governance menuru Turnbull (1997) dalam Syakhroza (2003) merupakan sisem aa kelola perusahaan yang diselenggarakan dengan memperimbangkan semua fakor yang mempengaruhi proses insiusional ermasuk fakor yang berkaian dengan regulaor. Tujuan corporae governance menuru Forum for Corporae Governance in Indonesia (FCGI, 2001) adalah unuk mencipakan nilai ambah bagi semua pihak yang berkepeningan (sakeholders). Peneliian mengenai hubungan good corporae governance dengan manajemen laba elah banyak dilakukan sebelumnya dan mendapa hasil yang berbeda. Peneliian Nasuion dan Seiawan (2007) menguji pengaruh corporae governance erhadap manajemen laba dalam hal ini corporae governance diukur dengan variabel proporsi dewan komisaris independen, komie audi dan ukuran perusahaan. Peneliian ini memberikan hasil bahwa corporae governance secara signifikan berpengaruh erhadap manajemen laba. Hal ini senada dengan Ujiyano dan Pramuka (2007) yang menguji pengaruh corporae governance erhadap manajemen laba dengan menggunakan variabel kepemilikan insiusional, kepemilikan manajerial, proporsi dewan komisaris independen dan ukuran dewan komisaris independen yang menunjukkan hasil bahwa mekanisme good corporae governance memiliki pengaruh yang signifikan erhadap manajemen laba. Hal ersebu berenangan dengan peneliian yang dilakukan Isana (2008) yang menyaakan bahwa keberadaan dewan komisaris independen sebagai salah sau mekanisme corporae governance idak mampu mengawasi manajemen dalam prakik manajemen laba. Peneliian mengenai good corporae governance erhadap manajemen laba elah banyak dilakukan, namun peneliian yang dilakukan mencangkup perusahaan yang erdafar di BEI kecuali perusahaan perbankan. Perusahaan perbankan mempunyai karakerisik yang berbeda dengan perusahaan lainnya seperi, bank harus memenuhi krieria modal minimum agar dikaakan seha, laporan keuangan dijadikan sandar oleh Bank Indonesia unuk menenukan suau bank dapa dikaakan seha aau idak, perusahaan perbankan merupakan indusri kepercayaan sehingga eika dan moral sanga dijunjung inggi. Oleh karena iu perlu adanya suau peneliian mengenai pengaruh good corporae governance di perusahaan perbankan. Berdasarkan uraian laar belakang permasalahan di aas, maka judul peneliian ini adalah Pengaruh Good Corporae Governance erhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Perbankan yang Terdafar di BEI ahun Meode Populasi dan Sampel Populasi dalam peneliian ini adalah perusahaan perbankan yang erdafar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode ahun Populasi dalam peneliian ini sebanyak 29 perusahaan perbankan yang erdafar di BEI periode ahun Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam peneliian ini adalah menggunakan eknik purposive sampling dengan menghasilkan sampel sebanyak 23 perusahaan. Adapun krieria yang digunakan unuk memilih sampel adalah perusahaan perbankan mempublikasikan laporan keuangan ahunan unuk periode 31 Desember yang dinyaakan dalam rupiah (Rp), daa yang ersedia lengkap, baik daa mengenai good corporae governance perusahaan dan daa yang diperlukan unuk mendeeksi manajemen laba, perusahaan perbankan idak mengalami rugi pada periode pengamaan. Devinisi Operasional Variabel Variabel Dependen Variabel dependen dalam peneliian ini adalah manajemen laba yang dinyaakan dalam prosenase dan dilambangkan dengan Y. Manajemen laba diukur menggunakan discreionary accrual (DA). Discreionary accruals (DA) merupakan komponen akrual yang dapa diaur dan direkayasa sesuai dengan kebijakan manajerial (Sulisiyano, 2008 dalam Pangesui, 2011). Unuk mengukur DA, erlebih dahulu akan mengukur oal akrual. Toal akrual diklasifikasikan menjadi komponen discreionary dan nondiscreionary (Midiasuy, 2003), dengan ahapan: a. Mengukur oal accrual dengan menggunakan model Jones yang dimodifikasi. Toal Accrual (TAC) = laba bersih seelah pajak (ne income) arus kas operasi (cash flow from operaing) b. Menghiung nilai accruals yang diesimasi dengan persamaan regresi OLS (Ordinary Leas Square): TAC / A = α (1/ A ) + α ((ΔREV - ΔREC ) / A ) + α (PPE / A ) + e TAC : oal accruals perusahaan i pada periode A : oal ase unuk sampel perusahaan i -1 pada akhi ahun -1 REV : perubahan pendapaan perusahaan i dari ahun -1 ke ahun REC : perubahan piuang perusahaan i dari ahun -1 ke ahun PPE : akiva eap (gross propery plan and equipmen) perusahaan ahun c. Menghiung nondiscreionary accruals model (NDA) adalah sebagai beriku: NDA = α (1/ A ) + α ((ΔREV - ΔREC ) / A ) + α (PPE / A ) NDA : nondiscreionary accruals pada ahun α : fied coefficien yang diperoleh dari hasil regresi pada perhiungan oal accruals d. Menghiung discreionary accruals DAC : (TAC / A ) - NDA -1 DAC : discreionary accruals perusahaan i pada periode Variabel Independen Variabel dependen dalam peneliian ini adalah : Kepemilikan manajerial Kepemilikan manajerial adalah jumlah kepemilikan saham oleh pihak manajemen dari seluruh modal saham perusahaan yang dikelola (Boediono, 2005). Skala daa adalah skala rasio. Indikaor yang digunakan adalah persenase jumlah saham yang dimiliki manajemen dari seluruh modal saham perusahaan. Proporsi Dewan Komisaris Independen 28 29

3 Dwi Mea Karuniasih/ Accouning Analysis Journal 2 (1) (2013) Dwi Mea Karuniasih/ Accouning Analysis Journal 2 (1) (2013) Komisaris independen adalah komisaris yang bukan merupakan anggoa manajemen, pemegang saham mayorias, pejaba, aau dengan cara lain yang berhubungan langsung aau idak langsung dengan pemegang saham mayorias dari suau perusahaan yang mengawasi pengelolaan perusahaan. Pengukurannya menggunakan persenase jumlah dewan komisaris independen erhadap jumlah oal komisaris yang ada dalam susunan dewan komisaris perusahaan sampel. Skala daa adalah skala rasio. Komie Audi Komie audi adalah komie yang dibenuk oleh dewan komisaris unuk melakukan ugas pengawasan pengelolaan perusahaan, minimal beranggoakan 3 orang dimana dua dianaranya merupakan pihak luar yang independen yang idak memiliki hubungan keuangan aaupun keluarga dengan dewan direksi aau komisaris. Pengukurannya menggunakan indikaor persenase anggoa komie audi dari luar erhadap seluruh anggoa komie audi. Skala daa adalah skala rasio. Top Share Top Share adalah pemegang saham mayorias yang menjadi pemegang saham pengendali (Conrolling shareholder). Pengukurannya menggunakan prosenase kepemilikan saham erbesar dalam perusahaan. Skala daa adalah skala rasio. Jenis dan Sumber Daa Jenis dan daa yang akan digunakan dalam peneliian ini adalah daa sekunder berupa laporan keuangan ahunan yang erdafar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang periode laporannya berakhir 31 Desember. Daa sekunder yang dibuuhkan dalam peneliian ini berasal dari Indonesian Capial Marke Direcory (ICMD). Meode Pengumpulan Daa Pada peneliian ini daa yang digunakan adalah daa sekunder. Meode pengumpulan daa yang digunakan adalah meode dokumenasi. Meode dokumenasi yang dilakukan dengan mengumpulkan sumber-sumber daa dokumener seperi laporan ahunan perusahaan yang menjadi sampel peneliian melalui Indonesian Capial Marke Didecory (ICMD). Meode Analisis Daa Saisik deskripif Saisik deskripif digunakan unuk memberikan gambaran variabel-variabel yang dielii. Uji saisik deskripif mencakup nilai raa-raa (mean), nilai minimum, nilai maksimum, dan sandar deviasi. Analisis Regresi Berganda Meode analisis daa yang digunakan dalam peneliian ini analisis regresi berganda sebagai beriku: Y = bo+b1x1+b2x2+b3x3+b4 X4+e Pengujian hipoesis dalam peneliian ini menggunakan uji pengaruh simulan (Uji F), uji parsial (uji ), dan koefisien deerminasi. Uji Pengaruh Simulan ( Uji F ) Uji simulan digunakan unuk mengeahui apakah semua variabel independen yang dimasukan dalam model regresi mempunyai pengaruh secara bersama-sama (simulan) erhadap variabel dependen (Ghozali, 2006). Uji Parsial ( Uji ) Pengujian secara parsial (uji ) pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh sau variabel independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen (Ghozali, 2006). Koefisien Deerminasi (R 2 ) Koefisien deerminasi menuru Ghozali (2006) digunakan unuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel erika. Hasil Dan Pembahasan Tabel 1 menunjukkan nilai minimum DA sebesar -0,11, nilai maksimum 0,18, mean 0,0146 dan sandard deviasi sebesar 0,7859. Variabel KM mempunyai nilai minimum 0,00, nilai maksimum 0,16, mean 0,0259 dengan sandard deviasi 0, Variabel KI nilai minimum 0,33, nilai maksimum 1,00, mean 0,5990 dengan sandard deviasi 0, Variabel KA nilai minimum 0,33, nilai maksimum 0,75, mean 0,5995 dengan sandard deviasi 0, Sedangkan variable TS mempunyai nilai minimum 0,22, nilai maksimum 0,99, mean 0,6133 dengan sandard deviasi 0, Uji Normalias Daa Uji normalias daa dilakukan dengan Kolmogorov-Smirnov pada Tabel 2. Tabel 2 menunjukkan bahwa besarnya nilai Asymp.Sig (2-ailed) adalah 0,567 dan lebih besar dari 0,05. Selain iu, nilai Kolmogorov-Smirnov (K-S) sebesar 0,786 dan idak signifikan pada 0,05 maka dapa dikaakan bahwa uji normalias erpenuhi. Tabel 1. Descripive Saisics Variabel Peneliian Uji Mulikolinearias Descripive Saisics N Min Max Mean Sd. Deviaion DA KM KI KA TS Valid N (liswise) 46 Sumber : Daa sekunder yang diolah, 2012 Tabel 2. Uji Normalias Tabel 3. Uji Mulikolinearias Undsandarized Residual N 46 Norma Parameers a Sd. Deviaion Mos Exreme Differences Absolue.116 Posiif.079 Negaif Kolmogorov-Sminorv Z.789 Asymp. Sig. (2-ailed).567 Tes disribuion is Normal. Sumber : Daa sekunder yang diolah, 2012 Collineariy Saisics Tolerance VIF 1 (Consan) KM KI KA TS Dependen Variable : DA Sumber : Daa sekunder yang diolah, 2012 Tabel 3 menunjukkan bahwa idak ada saupun variabel yang memiliki nilai Tolerance kurang dari 0,10. Hasil perhiungan nilai VIF juga menunjukkan hal yang sama yaiu idak ada saupun variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Jadi dapa dikaakan bahwa idak erjadi mulikolinearias anar variabel independen dalam model regresi. Uji Heerokedasisias Tabel 4 menunjukkan model regresi yang digunakan dalam peneliian ini idak erjadi heeroskedasisias, dimana dapa diliha ingka signifikansi unuk semua variabel independen di aas 0,05 aau 5%. Uji Auokorelasi Tabel 5 menunjukkan bahwa model regresi peneliian ini bebas dari auokorelasi diliha dari nilai D-W lebih besar dari baas (du) dan kurang dari (4-du), yaiu 1,720<2,268<2,280. Sehingga dapa disimpulkan bahwa idak ada korelasi anara kesalahan pengganggu pada periode dengan kesalahan pada periode -1. Hasil Analisis Regresi Berganda Persamaan regresi berganda berdasarkan hasil pengolahan pada Tabel 6 sebagai beriku : Y = 0,192 0,690 KM 0,060 KI 0,116 KA 0,083 TS + e 30 31

4 Dwi Mea Karuniasih/ Accouning Analysis Journal 2 (1) (2013) Dwi Mea Karuniasih/ Accouning Analysis Journal 2 (1) (2013) Tabel 4. Uji Heerokedasisias Tabel 6.Analisis Regresi Berganda Unsandarized Coefficien B Sd. Error Sig. 1 (Consan) KM KI KA TS Dependen Variable :DA Sumber :Daa sekunder nyasng diolah, 2012 Unsandarized Coefficien Sd. B Error Sandarized Coefficien Hasil persamaan regresi berganda dapa dijelaskan sebagai beriku : Konsana (cosan) = 0,192 (posiif signifikan), arinya bila variabel kepemilikan manajerial (KM), proporsi dewan komisaris independen (KI), komie audi (KI), dan Top Share (TS) konsan aau eap, maka manajemen laba (DA) akan sebesar 0,192.Koefisien b 1 = -0,690 (negaif signifikan), arinya bila kepemilikan manajerial (KM) meningka sebesar 1% maka akan diikui penurunan manajemen laba (DA) sebesar -0,690. Koefisien b 2 = -0,060 (negaif signifikan), arinya bila proporsi dewankomisaris independen (KI) meningka sebesar 1% maka akan diikui penurunan manajemen laba (DA) sebesar -0,060. Koefisien b 3 = -0,116 (negaif signifikan), arinya bila komie audi (KA) meningka sebesar 1% maka akan diikui penurunan manajemen laba (DA) sebesar -0,116. Koefisien b 4 = -0,083 (negaif signifikan), arinya bila Top Share (TS) meningka sebesar 1% maka akan diikui penurunan manajemen laba (DA) sebesar -0,083. Uji Saisik F Tabel 7. Uji F Bea 1 (Cosan) KM KI KA TS Depende Variable : Abs_res Sumber : Daa sekunder yang diolah, 2012 Tabel 5. Uji Auokorelasi R R Square Adjused R Square Sd. Error of he Esimae Sum of Squares Sig df Mean Square F Sig. 1 Regression a Resifual Toal Urbin-Wason a Predicors : (Consan), TS, KI, KA, KM Dependen Variable : DA Sumber : Daa sekunder yang diolah, 2012 Predicors : (Consan), TS,KI,KA,KM Dependen Variable : DA Tabel 7 menunjukkan besarnya nilai F hiung adalah 4,693 dengan nilai signifikansi 0,004. Karena nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka dapa disimpulkan bahwa variabel independen kepemilikan manajerial (KM), proporsi dewan komisaris independen (KI), komie audi (KI), dan Top Share (TS) secara bersama-sama (simulan) berpengaruh erhadap manajemen laba (DA). Uji Parsial (Uji ) Hasil uji dalam peneliian ini dapa diliha pada Tabel 7. Dari uji signifikansi parsial (uji saisik ) pada Tabel 4.11 diperoleh hasil sebagai beriku: Variabel kepemilikan manajerial (KM) secara saisik menunjukkan hasil yang signifikan pada α = 0,05, yaiu sebesar 0,000. Diliha dari nilai signifikansinya kurang dari 0,05 (0,000 < 0,05) berari hipoesis yang menyaakan kepemilikan manajerial berpengaruh erhadap manajemen laba dierima. Dengan demikian, kepemilikan manajerial (KM) berpengaruh erhadap manajemen laba (DA). Variabel proporsi dewan komisaris independen (KI) secara saisik menunjukkan hasil yang idak signifikan pada α = 0,05, yaiu sebesar 0,463. Diliha dari nilai signifikansinya lebih dari 0,05 (0,463 > 0,05) berari hipoesis yang menyaakan bahwa proporsi dewan komisaris independen berpengaruh erhadap manajemen laba diolak. Dengan demikian, proporsi dewan komisaris independen (KI) idak berpengaruh erhadap manajemen laba (DA). Variabel komie audi (KA ) secara saisik menunjukkan hasil yang idak signifikan pada α = 0,05, yaiu sebesar 0,17. Diliha dari nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 (0,173 > 0,05) berari hipoesis yang menyaakan bahwa komie audi berpengaruh erhadap manajemen laba diolak. Dengan demikian komie audi idak berpengaruh erhadap manajemen laba (DA). Variabel Top Share (TS) secara saisik menunjukkan hasil yang idak signifikan pada α = 0,05, yaiu sebesar 0,138. Diliha dari nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 (0,138 > 0,05) berari hipoesis yang menyaakan bahwa Top Share berpengaruh erhadap manajemen laba diolak. Dengan demikian, Top Share idak berpengaruh erhadap manajemen laba (DA). Koefisien Deerminasi Tabel 8. Koefisien Deerminasi R R Square Adjused R Square Sd. Error of he Esimae a Tabel 8 menunjukkan besarnya nilai adjused R 2 0,244 yang berari 24,4% variabel manajemen laba (DA) dapa dijelaskan oleh variabel independen kepemilikan manajerial (KM), proporsi dewan komisaris independen (KI), komie audi (KA) dan Top Share (TS). Sedangkan sisanya 75,6% dijelaskan oleh variabel lainnya di luar model regresi. Pengaruh Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Proporsi Dewan Komisaris Independen, Komie Audi, dan Top Share erhadap Manajemen Laba. Hipoesis perama yang menyaakan erdapa pengaruh kepemilikan manajerial, proporsi dewan komisaris independen, komie audi dan Top Share berpengaruh erdapa manajemen laba dierima. Hasil ini diunjukkan pada hasil pengujian secara simulan (uji F) menunjukkan semua variabel independen berpengaruh erhadap manajemen laba, hasil peneliian menunjukkan nilai Adjused R 2 sebesar 24,4%. Hal ini berari penerapan good corporae governance pada perusahaan perbankan sudah cukup efekif sehingga mampu mempengaruhi manajemen laba. Perusahaan elah menerapkan prinsip-prinsip good corporae governance dengan baik sehingga mampu mempengaruhi indakan manajemen laba. Pengaruh Kepemilikan Manajerial erhadap Manajemen Laba Hipoesis kedua yang menyaakan kepemilikan manajerial berpengaruh erhadap manajemen laba pada peneliian ini dierima. Hasil ini dapa diliha pada uji dimana ingka signifikansinya lebih kecil dari 0,05. Pemisahan kepeningan anara manajer dengan pemilik yang dapa menyebabkan pihak manajemen melakukan indakan manajemen laba idak lagi erjadi dengan adanya kepemilikan saham oleh pihak manajemen. Hal ini akan mengurangi indakan manajemen laba, karena kepeningan anara manajer dan pemilik sama yaiu sama-sama ingin mendapakan profiabilias yang eap dan diharapkan dari ahun ke ahun akan semakin meningka Pengaruh Proporsi Dewan Komisaris Independen erhadap Manajemen Laba Hipoesis keiga yang menyaakan proporsi dewan komisaris independen berpengaruh erhadap manajemen laba pada peneliian ini diolak. Hasil ini dapa diliha pada uji dimana nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05. Komposisi dewan komisaris independen dalam peneliian ini menunjukkan hasil idak berpengaruh erhadap manajemen laba pada perbankan. Komisaris 32 33

5 Dwi Mea Karuniasih/ Accouning Analysis Journal 2 (1) (2013) independen dalam perusahaan belum bisa memberikan arahan dan peunjuk pada pihak manajemen perusahaan. belum berindak sebagai penengah keika erjadi perselisihan dianara manajer inernal dan belum mampu mengawasi penerapan prinsip-prinsip corporae governance dengan baik dan belum berhasil melaksanakan anggung jawabnya dalam hal mengawasi kualias pelaporan keuangan sehingga belum bisa mengurangi manajemen laba. Pengaruh Komie Audi erhadap Manajemen Laba Hipoesis keempa yang menyaakan komie audi berpengaruh erhadap manajemen laba pada peneliian ini diolak. Hasil ini dapa diliha dari uji dimana nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05. Perbedaan hasil peneliian ini dengan peneliian sebelumnya disebabkan karena pembenukan komie audi dalam perusahaan yang didasari sebaas unuk memenuhi regulasi dari Bank Indonesia dimana mensyarakan perusahaan perbankan harus mempunyai komie audi, sehingga dalam pelaksanaannya komie audi kurang efekif dalam melakukan ugas dan anggung jawabnya. Pengaruh Top Share erhadap Manajemen Laba Hipoesis kelima yang menyaakan Top Share berpengaruh erhadap manajemen laba pada peneliian ini diolak. Hasil ini dapa diliha pada uji dimana nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05. Perbedaan hasil peneliian ini dengan peneliian sebelumnya karena keberadaan Top Share dalam perusahaan sampel belum bisa memonior dan mengawasi kinerja dari pihak manajemen, dan idak bisa menggunakan hak yang dimiliki unuk mempengaruhi kepuusan dan kebijakan yang diambil pihak manajemen sehingga idak mampu mengurangi manajemen laba. Simpulan Simpulan dalam peneliian ini berdasarkan hasil peneliian dan pembahasan yang elah dilakukan pada bab sebelumnya adalah hasil peneliian menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial, proporsi dewan komisaris independen, komie audi dan Top Share secara simulan berpengaruh erhadap manajemen laba, sedangkan secara parsial hanya kepemilikan manajerial yang berpengaruh, proporsi dewan komisaris independen, komie audi dan Top Share idak berpengaruh erhadap manajemen laba. Dafar Pusaka Boediono, Gideon SB. Kualias Laba : Sudi Pengaruh Mekanisme Corporae Governance dan Dampak Manajemen Laba dengan Menggunakan Analisis Jalur. Simposium Nasional Akunansi VIII Solo. FCGI Corporae Governance: Taa Kelola Perusahaan. Edisi Keiga, Jakara. FCGI. Ghozali, Imam Aplikasi Analisis Mulivariae Dengan Program SPSS. Semarang. Badan Penerbi Undip. Halim, dkk Pengaruh Manajemen Laba pada Tingka Pengungkapan Laporan Keuangan pada Perusahaan Manufakur yang Termasuk dalam Indeks LQ-45. Simposium Nasional Akunansi VIII. Isana Pengaruh Corporae Governance dan Srukur Kepemilikan Terhadap Manajemen Laba dan Kinerja. Skripsi. Yogyakara : Universias Islam Indonesia. Nasuion dan Seiawan Pengaruh Corporae Governance Terhadap Manajemen Laba Di Indusri Perbankan Indonesia. Simposium Nasional Akunansi X Makasar. Sulisyano, Sri Manajemen Laba : Teori dan Empiris. Jakara : PT Grasindo. Syakhroza, Akhmad Reformasi Profesi Sekor Publik dan Good Corporae Governance. Jurnal Usahawan No.02 TH XXXII Februari hal Ujiyano dan Bambang Pramuka Mekanisme Corporae Governance, Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan. Simposium Nasional Akunansi VII. 34

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Salah sau ujuan didirikannya perusahaan adalah dalam rangka memaksimalkan firm of value. Salah sau cara unuk mengukur seberapa besar perusahaan mencipakan

Lebih terperinci

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X USULAN ENERAAN METODE KOEISIEN MANAJEMEN (BOMAN S) SEBAGAI ALTERNATI MODEL ERENCANAAN RODUKSI RINTER TIE LX400 ADA T X Hendi Dwi Hardiman Jurusan Teknik Manajemen Indusri - Sekolah Tinggi Manajemen Indusri

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELTIAN

BAB III METODOLOGI PENELTIAN 25 BAB III METODOLOGI PENELTIAN A. Populasi Populasi dalam peneliian ini adalah seluruh perusahaan konsumsi yang erdafar di Bursa Efek Indonesia selama ahun 2006-2008. Beriku ini adalah 30 perusahaan yang

Lebih terperinci

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis JURNAL SAINS DAN NI POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Prin) D-224 Peramalan Penjualan Sepeda Moor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis Desy Musika dan Seiawan Jurusan Saisika,

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di

Lebih terperinci

PENGARUH GAJI, UPAH, DAN TUNJANGAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. XYZ

PENGARUH GAJI, UPAH, DAN TUNJANGAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. XYZ PENGARUH GAJI, UPAH, DAN TUNJANGAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. XYZ Khairunnisa aubara 1, Ir. Sugiharo Pujangkoro, MM 2, uchari, ST, M.Kes 2 Deparemen Teknik Indusri, Fakulas Teknik, Universias

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Desain Peneliian Peneliian ini adalah peneliian Quasi Eksperimenal Design dengan kelas eksperimen dan kelas conrol dengan desain Prees -Poses Conrol Group Design

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEPUASAN PASIEN FOKUS PADA KUALITAS PELAYANAN

PENINGKATAN KEPUASAN PASIEN FOKUS PADA KUALITAS PELAYANAN PENINGKATAN KEPUASAN PASIEN FOKUS PADA KUALITAS PELAYANAN Oong Karyono Teknik Indusri, Fakulas Teknik Universias Majalengka Email : oong_karyono@rockemail.com ABSTRAK Rumah saki umum daerah (RSUD) Kabupaen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekaan Peneliian Jenis peneliian yang digunakan dalam peneliian ini adalah peneliian evaluasi dan pendekaannya menggunakan pendekaan kualiaif non inerakif (non

Lebih terperinci

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional. JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 7 No. 1, April 7 : 3-9 ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Sudi kasus pada CV Cia Nasional. Oleh Emmy Supariyani* dan M. Adi Nugroho *Dosen

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

BERKALA ILMIAH MAHASISWA AKUNTANSI

BERKALA ILMIAH MAHASISWA AKUNTANSI BERKALA ILMIAH MAHASISWA AKUNTANSI VOL 1, NO. 3, MEI 2012 EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PADA SIKLUS PENDAPATAN DAN PEMBAYARAN KAS (STUDI KASUS PADA RETAILER SEPATU CABANG NGANJUK) Risra Ika Inan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Dalam pelaksanaan pembangunan saa ini, ilmu saisik memegang peranan pening baik iu di dalam pekerjaan maupun pada kehidupan sehari-hari. Ilmu saisik sekarang elah melaju

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A III METODE PEELITIA Salah sau komponen peneliian yang mempunyai ari pening dalam kaiannya dengan proses sudi secara komprehensif adalah komponen meode peneliian. Meode peneliian menjelaskan bagaimana

Lebih terperinci

PENGARUH MEKANISME GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN FINANCIAL DISTRESS TERHADAP EARNING MANAGEMENT (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG

PENGARUH MEKANISME GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN FINANCIAL DISTRESS TERHADAP EARNING MANAGEMENT (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG PENGARUH MEKANISME GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN FINANCIAL DISTRESS TERHADAP EARNING MANAGEMENT (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA) By: Dewi Arum Sari Edyanus

Lebih terperinci

Bab 5 Penaksiran Fungsi Permintaan. Ekonomi Manajerial Manajemen

Bab 5 Penaksiran Fungsi Permintaan. Ekonomi Manajerial Manajemen Bab 5 Penaksiran Fungsi Perminaan 1 Ekonomi Manajerial Manajemen Peranyaan Umum Tenang Perminaan Seberapa besar penerimaan perusahaan akan berubah seelah adanya peningkaan harga? Berapa banyak produk yang

Lebih terperinci

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI. Oleh:

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI. Oleh: Arikel Skripsi TINGKAT KEBUGARAN JASMANI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI Diajukan Unuk Memenuhi Sebagian Syara Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Disparias pembangunan ekonomi anar daerah merupakan fenomena universal, disemua negara anpa memandang ukuran dan ingka pembangunannya. Disparias pembangunan merupakan

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya III. METODE PENELITIAN A. Meode Dasar Peneliian Meode yang digunakan dalam peneliian ini adalah meode kuaniaif, yang digunakan unuk mengeahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya usaha melipui biaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Jurnal Lensa Kependidikan Fisika Vol. 1 Nomor 1, Juni 13 ISSN: 338-4417 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 1/13

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 14 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Peneliian ini ialah berujuan (1) unuk menerapkan model Arbirage Pricing Theory (APT) guna memprediksi bea (sensiivias reurn saham) dan risk premium fakor kurs, harga minyak,

Lebih terperinci

VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE

VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE Indra Nurhadi Program Sudi Manajemen Ekonomi, Fakulas Ekonomi, Universias Gunadarma Jl. Akses Kelapa Dua Cimanggis,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 35 BAB LANDASAN TEORI Meode Dekomposisi biasanya mencoba memisahkan iga komponen erpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan dere daa ekonomi dan bisnis. Komponen ersebu adalah fakor rend (kecendrungan),

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ISSN 5-73X PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR ISIKA SISWA Henok Siagian dan Iran Susano Jurusan isika, MIPA Universias Negeri Medan Jl. Willem Iskandar, Psr V -Medan

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 3 SEWON. Oleh: Nurul Hidayati

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 3 SEWON. Oleh: Nurul Hidayati EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 3 SEWON Oleh: Nurul Hidayai Mahasiswa S1 Pendidikan Maemaika, Fakulas Keguruan dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Kabupaen Labuhan Bau merupakan pusa perkebunan kelapa sawi di Sumaera Uara, baik yang dikelola oleh perusahaan negara / swasa maupun perkebunan rakya. Kabupaen Labuhan

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Tempa Peneliian Peneliian mengenai konribusi pengelolaan huan rakya erhadap pendapaan rumah angga dilaksanakan di Desa Babakanreuma, Kecamaan Sindangagung, Kabupaen Kuningan,

Lebih terperinci

Muhammad Firdaus, Ph.D

Muhammad Firdaus, Ph.D Muhammad Firdaus, Ph.D DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FEM-IPB 010 PENGERTIAN GARIS REGRESI Garis regresi adalah garis yang memplokan hubungan variabel dependen (respon, idak bebas, yang dipengaruhi) dengan variabel

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Air merupakan kebuuhan pokok bagi seiap makhluk hidup di dunia ini ermasuk manusia. Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang pening bagi kelangsungan hidup

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian Demografi Keadaan penduduk sanga era kaiannya dengan demografi. Kaa demografi berasal dari bahasa Yunani yang berari Demos adalah rakya aau penduduk,dan Grafein adalah

Lebih terperinci

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo)

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo) PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Sudi pada karyawan eap PT PG Tulangan Sidoarjo) Niken Dwi Okavia Heru Susilo Moehammad Soe`oed Hakam Fakulas Ilmu Adminisrasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN perpusakaan.uns.ac.id BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di Indonesia dengan periode ahun 984 sampai dengan ahun 0. Peneliian ini memfokuskan pada fakor-fakor

Lebih terperinci

KOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES. Abstrak

KOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES. Abstrak KOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES Universias Muhammadiyah Purwokero malim.muhammad@gmail.com Absrak Pada persamaan regresi linier sederhana dimana variabel dependen dan variabel independen

Lebih terperinci

PENGARUH PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN DI BIDANG PROPERTI DI ASIA

PENGARUH PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN DI BIDANG PROPERTI DI ASIA PENGARUH PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN DI BIDANG PROPERTI DI ASIA Paulus Adimas Senaha Bina Nusanara Universiy Elsa Imelda, SE., M.Si Bina Nusanara Universiy

Lebih terperinci

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH)

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Journal Indusrial Servicess Vol. No. Okober 0 MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Abdul Gopar ) Program Sudi Teknik Indusri Universias

Lebih terperinci

Raudhatul Husni Pembimbing: Sari Surya, SE, MM

Raudhatul Husni Pembimbing: Sari Surya, SE, MM PENGARU MEKANISME GOOD CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE DAN PROFITABILITAS TERADAP MANAJEMEN LABA (Sudi Empiris Perusahaan Propery Dan Real Esae Yang Terdafar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2010) Raudhaul

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Peneliian Keinginan Kelompok Tani Duma Lori yang erdapa di Desa Konda Maloba dan masyaraka sekiar akan berdirinya penggilingan gabah di daerahnya, elah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode 20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani.

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani. III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Usahaani belimbing karangsari adalah kegiaan menanam dan mengelola anaman belimbing karangsari unuk menghasilkan produksi, sebagai sumber

Lebih terperinci

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF Pada bab ini akan dibahas mengenai sifa-sifa dari model runun waku musiman muliplikaif dan pemakaian model ersebu menggunakan meode Box- Jenkins beberapa ahap

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Capial Expendiure (Belanja Modal) Capial Expendiure aau juga dikenal dengan nama belanja modal adalah pengeluaran yang dilakukan perusahaan unuk mendapakan aau memperbarui ase

Lebih terperinci

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun Pemodelan Daa Runun Waku : Kasus Daa Tingka Pengangguran di Amerika Serika pada Tahun 948 978. Adi Seiawan Program Sudi Maemaika, Fakulas Sains dan Maemaika Universias Krisen Saya Wacana, Jl. Diponegoro

Lebih terperinci

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan 3. METODE PENELITIAN 3.1. Pendekaan dan Meode Peneliian Jenis peneliian yang digunakan adalah jenis peneliian kualiaif dengan menggunakan daa kuaniaif. Daa kualiaif adalah mengeahui Gambaran pengelolaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Perekonomian dunia elah menjadi semakin saling erganung pada dua dasawarsa erakhir. Perdagangan inernasional merupakan bagian uama dari perekonomian dunia dewasa

Lebih terperinci

PENGARUH ENVIRONMENT PERFORMANCE TERHADAP ECONOMIC PERFORMANCE. Kartika Hendra Titisari - Khara Alviana

PENGARUH ENVIRONMENT PERFORMANCE TERHADAP ECONOMIC PERFORMANCE. Kartika Hendra Titisari - Khara Alviana PENGARUH ENVIRONMENT PERFORMANCE TERHADAP ECONOMIC PERFORMANCE Karika Hendra Tiisari - Khara Alviana ABSTRACT This sudy examined he relaionship of environmenal performance agains he economic performance

Lebih terperinci

Perencanaan Sistem Pendukung Keputusan Untuk Peningkatan Produktivitas

Perencanaan Sistem Pendukung Keputusan Untuk Peningkatan Produktivitas Perencanaan Sisem Pendukung Kepuusan Unuk Peningkaan Produkivias Abdurrozzaq Hasibuan Jurusan Teknik Indusri, Fakulas Teknik, UISU Jln. Sisingamangaraja Telp. 7869920 Teladan Medan Email : rozzaq@uisu.ac.id

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Propinsi Sumaera Uara merupakan salah sau propinsi yang mempunyai perkembangan yang pesa di bidang ransporasi, khususnya perkembangan kendaraan bermoor. Hal ini dapa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pikir BAB III METODE PENELITIAN Peneliian ini diujukan unuk membukikan adanya hubungan dan pengaruh dari nilai ukar Rupiah erhadap Dollar Amerika Serika (exchange rae),

Lebih terperinci

UJI MULTIKOLINEARITAS DAN PERBAIKAN MULTIKOLINEARITAS

UJI MULTIKOLINEARITAS DAN PERBAIKAN MULTIKOLINEARITAS BAHAN AJAR EKONOMETRIKA AGUS TRI BASUKI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA UJI MULTIKOLINEARITAS DAN PERBAIKAN MULTIKOLINEARITAS 6.1. Uji Mulikolinearias Sebagaimana dikemukakan di aas, bahwa salah sau

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian mengenai kelayakan pengusahaan pupuk kompos dilaksanakan pada uni usaha Koperasi Kelompok Tani (KKT) Lisung Kiwari yang menjalin mira dengan Lembaga

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 23 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian dilaksanakan di iga empa berbeda. Unuk mengeahui ingka parisipasi masyaraka penelii mengambil sampel di RT 03/RW 04 Kelurahan Susukan dan RT 05/RW

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK.

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL MOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUAHAAN MEBEL INAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. ii Rukayah*), Achmad yaichu**) ABTRAK Peneliian ini berujuan unuk

Lebih terperinci

MANAJEMEN LABA RIIL DAN BERBASIS AKRUAL: DAPATKAH AUDITOR YANG BERKUALITAS MENDETEKSINYA?

MANAJEMEN LABA RIIL DAN BERBASIS AKRUAL: DAPATKAH AUDITOR YANG BERKUALITAS MENDETEKSINYA? MANAJEMEN LABA RIIL DAN BERBASIS AKRUAL: DAPATKAH AUDITOR YANG BERKUALITAS MENDETEKSINYA? Dwi Ramono Universias Diponegoro Absrac This sudy examines wheher managemen of public companies in Indonesia engage

Lebih terperinci

PENGARUH PENGALAMAN KERJA DAN GENDER TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN PSIKOLOGI AUDITOR DALAM PROSES AUDIT (STUDI EMPIRIS BIG FOUR ACCOUNTING FIRM)

PENGARUH PENGALAMAN KERJA DAN GENDER TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN PSIKOLOGI AUDITOR DALAM PROSES AUDIT (STUDI EMPIRIS BIG FOUR ACCOUNTING FIRM) PENGARUH PENGALAMAN KERJA DAN GENDER TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN PSIKOLOGI AUDITOR DALAM PROSES AUDIT (STUDI EMPIRIS BIG FOUR ACCOUNTING FIRM) Anon Wijaya Jl. Indusri Sandang 1 Blok D No. 7A Kemanggisan,

Lebih terperinci

HUMAN CAPITAL. Minggu 16

HUMAN CAPITAL. Minggu 16 HUMAN CAPITAL Minggu 16 Pendahuluan Invesasi berujuan unuk meningkakan pendapaan di masa yang akan daang. Keika sebuah perusahaan melakukan invesasi barang-barang modal, perusahaan ini akan mengeluarkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.. Hasil Peneliian 4... Daa Hasil Peneliian Dari hasil peneliian diperoleh daa kemampuan dribble. hasilnya sebagai mana pada abel I (dilampirkan) 4... Deskripsi

Lebih terperinci

370 Prosiding Simposium Nasional Akuntansi Vokasi ke-2 Politeknik Negeri Bali, Mei 2013

370 Prosiding Simposium Nasional Akuntansi Vokasi ke-2 Politeknik Negeri Bali, Mei 2013 370 Prosiding Simposium Nasional Akunansi Vokasi ke-2 ANALISIS PENGARUH PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN, PERLAKUAN METODE AKRUAL DAN PRAKTIK MANAJEMEN LABA TERHADAP KINERJA KEUANGAN (Sudi Empiris Perusahaan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN AWAL DAN KEMAMPUAN NUMERIK DENGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMP

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN AWAL DAN KEMAMPUAN NUMERIK DENGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMP HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN AWAL DAN KEMAMPUAN NUMERIK DENGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMP Halima Rosida 1, Widha Sunarno 2, Supurwoko 3 Program Sudi Pendidikan Fisika PMIPA FKIP UNS Surakara, 57126, Indonesia

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR LOKASI DAN PROMOSI TERHADAP PENJUALAN PRODUK

ANALISIS FAKTOR LOKASI DAN PROMOSI TERHADAP PENJUALAN PRODUK ANALISIS FAKTOR LOKASI DAN PROMOSI TERHADAP PENJUALAN PRODUK Oleh : Bambang Sarjono Saf Pengajar Jurusan Teknik Elekro Polieknik Negeri Semarang Jl. Prof. Sudaro SH. Tembalang. Semarang 50275 Absrak Analisis

Lebih terperinci

Model Dinamis: Autoregressive Dan Distribusi Lag (Studi Kasus : Pengaruh Kurs Dollar Amerika Terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB))

Model Dinamis: Autoregressive Dan Distribusi Lag (Studi Kasus : Pengaruh Kurs Dollar Amerika Terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)) Model Dinamis: Auoregressive Dan Disribusi Lag (Sudi Kasus : Pengaruh Kurs Dollar Amerika Terhadap Produk Domesik Regional Bruo (PDRB)) Dynamic Model : Auoregressive and Disribuion Lag (Case Sudy: Effecs

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK. Oleh: Yoyo Zakaria Ansori

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK. Oleh: Yoyo Zakaria Ansori MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK Oleh: Yoyo Zakaria Ansori Peneliian ini dilaarbelakangi rendahnya kemampuan memecahkan

Lebih terperinci

PENGARUH IMPLEMENTASI GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP RETURN SAHAM MELALUI PROFITABILITAS DAN LIKUIDITAS Unrico Unung Widyamini Jurusan Akunansi,Fa

PENGARUH IMPLEMENTASI GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP RETURN SAHAM MELALUI PROFITABILITAS DAN LIKUIDITAS Unrico Unung Widyamini Jurusan Akunansi,Fa EFFECT OF IMPLEMENTATION OF GOOD CORPORATE GOVERNANCE STOCK RETURN ON PROFITABILITY AND LIQUIDITY Unrico Unung Undergraduae Program, Faculy of Economics Gunadarma Universiy hp://www.gunadarma.ac.id Keyword:

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Poensi sumberdaya perikanan, salah saunya dapa dimanfaakan melalui usaha budidaya ikan mas. Budidaya ikan mas yang erus berkembang di masyaraka, kegiaan budidaya

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH RASIO CAMEL TERHADAP PERTUMBUHAN LABA (Studi Kasus Pada BUMN Perbankan Terbuka Yang Berdomisili Di Kota Pangkalpinang)

ANALISIS PENGARUH RASIO CAMEL TERHADAP PERTUMBUHAN LABA (Studi Kasus Pada BUMN Perbankan Terbuka Yang Berdomisili Di Kota Pangkalpinang) JURNAL ILMIAH AKUNTANSI ISNIS & KEUANGAN (JIAK), Volume 9, Nomor 2, November 207 44 ANALISIS PENGARUH RASIO CAMEL TERHADAP PERTUMUHAN LAA (Sudi Kasus Pada UMN Perbankan Terbuka Yang erdomisili Di Koa Pangkalpinang)

Lebih terperinci

BAB III DESAIN PENELITIAN

BAB III DESAIN PENELITIAN BAB III DESAIN PENELITIAN Dalam desain peneliian in akan dijabarkan mengenai eknik pengambilan sampel, pengumpulan daa, dan model empiris yang digunakan, sera level signifikansi dalam peneliian ini. Di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek penilitian yang digunakan yaitu perusahaan manufaktur yang terdaftar (listed) di Bursa Efek Indonesia, Bursa Efek Australia dan Bursa Efek Singapura

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiaan uamanya menerima simpanan giro, abungan dan deposio. Kemudian bank juga dikenal sebagai

Lebih terperinci

BAB III. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai tahapan perhitungan untuk menilai

BAB III. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai tahapan perhitungan untuk menilai BAB III PENILAIAN HARGA WAJAR SAHAM PAA SEKTOR INUSTRI BATUBARA ENGAN MENGGUNAKAN TRINOMIAL IVIEN ISCOUNT MOEL 3.. Pendahuluan Pada bab ini akan dijelaskan mengenai ahapan perhiungan unuk menilai harga

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI PENGGUNAAN ONSEP FUNGSI CONVEX UNU MENENUAN SENSIIVIAS HARGA OBLIGASI 1 Zelmi Widyanuara, 2 Ei urniai, Dra., M.Si., 3 Icih Sukarsih, S.Si., M.Si. Maemaika, Universias Islam Bandung, Jl. amansari No.1 Bandung

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN 5 STATISTIK NON PARAMETRIK

PEMBELAJARAN 5 STATISTIK NON PARAMETRIK PEMBELAJARAN 5 STATISTIK NON PARAMETRIK Kompeensi Dasar paramerik. Mahasiswa memahami enang beberapa eknik analisis saisik non Indikaor Pencapaian Mahasiswa dapa: a. Menjelaskan, menghiung dan menerapkan

Lebih terperinci

PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN

PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN Seminar Nasional Saisika IX Insiu Teknologi Sepuluh Nopember, 7 November 2009 PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN Brodjol Suijo Jurusan Saisika ITS Surabaya ABSTRAK Pada umumnya daa ekonomi bersifa ime

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian Peneliian ini dilakukan pada bulan Juni hingga Juli 2011 yang berlokasi di areal kerja IUPHHK-HA PT. Mamberamo Alas Mandiri, Kabupaen Mamberamo

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengerian dan peunjuk yang digunakan unuk menggambarkan kejadian, keadaan, kelompok, aau

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoriis 3.1.1 Daya Dukung Lingkungan Carrying capaciy aau daya dukung lingkungan mengandung pengerian kemampuan suau empa dalam menunjang kehidupan mahluk hidup secara

Lebih terperinci

Fildza Aqmarina Imanda. II. KERANGKA PEMIKIRAN DAN PERUMUSAN HIPOTESIS Adapun kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Fildza Aqmarina Imanda. II. KERANGKA PEMIKIRAN DAN PERUMUSAN HIPOTESIS Adapun kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: PENGARUH KUALITAS AUDITOR DAN CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA (Studi empiris pada perusahaan LQ-45 yang terdaftar di BEI pada tahun 2011-2013) I.I PENDAHULUAN Fildza Aqmarina Imanda Saat ini

Lebih terperinci

BIJAK Volume 14, No. 02, September 2017 Majalah Ilmiah Institut STIAMI ISSN

BIJAK Volume 14, No. 02, September 2017 Majalah Ilmiah Institut STIAMI ISSN BIJAK Volume 14, No. 02, Sepember 2017 Majalah Ilmiah Insiu STIAMI PENGARUH BEBAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN DENGAN KEPUASAN KERJA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING DI BAGIAN

Lebih terperinci

Daftar Populasi Penelitian

Daftar Populasi Penelitian LAMPIRAN 1 1. Sub Sekor Makanan dan Minuman Dafar Populasi Peneliian NO KODE NAMA 1 AISA PT Tiga Pilar Sejahera Food Tbk 2 ALTO PT Tri Bayan Tira Tbk 3 CEKA PT Cahaya Kalbar Tbk 4 DLTA PT Dela Djakara

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa BAB 2 TINJAUAN TEORITI 2.1. Pengerian-pengerian Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. edangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci