PENGARUH PEMBELAJARAN QUANTUM BERBANTUAN PERMAINAN DALAM PEMBELAJARAN TERHADAP KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR KOGNITIF IPA SISWA KELAS V

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH PEMBELAJARAN QUANTUM BERBANTUAN PERMAINAN DALAM PEMBELAJARAN TERHADAP KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR KOGNITIF IPA SISWA KELAS V"

Transkripsi

1 Ni Nyoman Niha Samadhi, Puu Nanci Riasini. (17). Pengaruh Pembelajaran Quanum Berbanuan Permainan Dalam Pembelajaran Terhadap Keakifan Dan Hasil Belajar Kogniif IPA Siswa Kelas V. Inernaional Journal of Elemenary Educaion. Vol.1 (3) pp PENGARUH PEMBELAJARAN QUANTUM BERBANTUAN PERMAINAN DALAM PEMBELAJARAN TERHADAP KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR KOGNITIF IPA SISWA KELAS V Ni Nyoman Niha Samadhi 1, *, Puu Nanci Riasini 1 Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP, Universias Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP, Universias Pendidikan Ganesha Absrac This research aims is o deermine he differences of aciviy and learning oucomes of science beween groups of sudens who were augh by learning Quanum assised games and groups of sudens who were augh no wih learning Quanum assised game o elemenary school sudens in V grade a Gugus II Sanalia, Kubuambahan disric, in academic year 16/17. This ype of research is quasi experimen, wih non equivalen design pos es only conrol group design. The populaion in his sudy is he enire class V of elemenary school in gugus II Sanalia. The research sample in class V elemenary school number 1 Kubuambahan as experimenal group and class V elemenary school number 7 Kubuambahan as conrol group obained by random sampling echnique by way of class loery. Analyical mehods ha used in his sudy consis of descripive analysis and inferenial analysis using he -es (polled variance). The resuls showed ha here was a difference of aciviy and learning oucomes beween he experimenal group and he conrol group. The findings are ha sudens become more acive, enhusiasic, and happy during he learning process. In addiion he seps of learning Quanum help sudens more easily undersand he maerial. Thus he learning of Quanum-assised games has an effec on he aciviy and learning oucomes of science sudens of grade V in Gugus II Sanalia Kubuambahan disric of academic year 16/17. Keywords: Quanum, Game aciviy, Learning oucomes Inroducion Pendidikan memegang peranan yang sanga pening dalam upaya meningkakan kualias sumber daya manusia (SDM). Terkai dengan peningnya pendidikan unuk meningkakan kualias SDM, suasana belajar di sekolah perlu direncanakan sedemikian rupa menggunakan pembelajaran yang epa. Tepa yang dimaksudkan adalah sesuai dengan maa pelajaran dan maeri yang akan dibelajarkan, sehingga siswa memperoleh kesempaan unuk berineraksi sau sama lain. Pembelajaran yang demikian membua siswa akan erliba secara akif, baik menal, fisik, maupun sosialnya, sehingga pembelajaran akan bermakna bagi siswa (Susano, 13). Pembelajaran yang demikian harus erjadi pada semua maa pelajaran yang dierapkan di sekolah, ermasuk pada maa pelajaran IPA. IPA merupakan maa pelajaran yang wajib diberikan di Sekolah Dasar. Maa pelajaran ini memegang peranan pening dalam kehidupan sehari-hari, sebab IPA melaih siswa berfikir logis, rasional, kriis, kreaif, dan berpikir secara ilmiah (Samaowa, 16). IPA juga memiliki peranan yang sanga pening dalam pembenukan kepribadian dan perkembangan inelekual anak. Oleh karena peningnya pendidikan IPA di SD, maka sanga diperlukan pembelajaran yang sesuai dengan karakerisiknya, sehingga siswa belajar IPA secara bermakna. Belajar bermakna yang dimaksud dalam pembelajaran IPA adalah siswa mampu memperoleh pemahaman berdasarkan apa yang diliha, didengar, dirasakan, dan dialami sendiri oleh siswa (Suasra, 9). Tercipanya pembelajaran bermakna dipengaruhi oleh ingka * Corresponding auhor. Addresses nihasamadhi3@gmail.com (Ni Nyoman Niha Samadhi), chem_currie@yahoo.com (Puu Nanci Riasini),

2 keakifan siswa dalam proses pembelajaran. Keakifan siswa dalam belajar akan memberikan kesempaan yang lebih luas unuk memperoleh dan memahami pengeahuan baru (Ambarjaya, 1). Keakifan yang diunjukkan oleh siswa dalam pembelajaran akan mempengaruhi seberapa besar pemahaman dan hasil belajar yang diperoleh siswa. Tingka keakifan siswa yang inggi dalam pembelajaran IPA akan menyebabkan pemahaman siswa menjadi lebih luas dan hasil belajar siswa juga akan meningka. Namun kenyaaannya, keakifan siswa belum sesuai harapan, ermasuk di sekolah dasar. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada anggal 31 Desember 16 hingga anggal 4 Januari 17 di seluruh kelas V SD di Gugus II Sanalia, siswa erliha kurang akif dalam mengikui pembelajaran. Hal ini erbuki pada saa guru menerangkan, sebanyak 35% siswa yang mengobrol dengan eman sebangkunya. Ada sebanyak 45% yang bermain dengan eman di dekanya. Selain hal ersebu, pada saa guru memberikan kesempaan kepada siswa unuk beranya mengenai maeri yang dibahas, idak ada siswa yang beranya. Keika diberikan kesempaan unuk menjawab soal, hanya ada hingga 4 siswa yang angka angan unuk menjawab. Berdasarkan hasil observasi, daa keakifan belajar siswa erliha pada Tabel 1. Tabel 1. Raa-raa Nilai Keakifan Belajar Siswa Kelas V SD di Gugus II Sanalia Semeser I Tahun Pelajaran 15/16 No. Nama Raa-raa nilai siswa 1 Kelas V SDN 1 Kubuambahan 38,56 Kelas V SDN Kubuambahan 35,88 3 Kelas V SDN 3 Kubuambahan 35,3 4 Kelas V SDN 4 Kubuambahan 4,7 5 Kelas V SDN 5 Kubuambahan 36,63 6 Kelas V SDN 6 Kubuambahan 38,74 7 Kelas V SDN 7 Kubuambahan 39,4 Berdasarkan Tabel 1, raa-raa keakifan belajar siswa berada pada kaegori rendah mengacu pada sandar PAP yang dieapkan. Kenyaaan keakifan siswa yang demikian berdampak pula erhadap rendahnya hasil belajar siswa, eruama hasil belajar ranah kogniif. Berdasarkan hasil pencaaan dokumen yang dilakukan pada anggal 31 Desember 16 hingga anggal 4 Januari 17, diperoleh daa seperi pada Tabel. Tabel. Raa-raa Nilai Maa Pelajaran IPA Siswa Kelas V SD di Gugus II Sanalia Semeser I Tahun Pelajaran 15/16 No. Nama Raa-raa nilai siswa 1 Kelas V SDN 1 Kubuambahan 67,6 Kelas V SDN Kubuambahan 6,69 3 Kelas V SDN 3 Kubuambahan 64,77 4 Kelas V SDN 4 Kubuambahan 7,57 5 Kelas V SDN 5 Kubuambahan 63,4 6 Kelas V SDN 6 Kubuambahan 65,97 7 Kelas V SDN 7 Kubuambahan 64,87 Berdasarkan Tabel, erliha bahwa raa-raa nilai siswa kelas V berada pada kaegori cukup mengacu pada sandar PAP yang dieapkan. Pembelajaran yang demikian disebabkan karena beberapa hal. Perama, siswa merasa malu dan aku salah dalam berpendapa, sehingga mereka memilih diam. Arinya, pembelajaran belum membudayakan mereka unuk akif berbicara. Kedua, guru hanya mengajar dengan ceramah dan anya jawab. Akibanya, pembelajaran menjadi kurang menarik, siswa cenderung pasif, hanya mencaa, dan mendengarkan sesuai perinah guru anpa berupaya unuk mengalami sendiri agar memahami konsep-konsep yang dipelajari. Dengan demikian, pembelajaran menjadi kurang menyenangkan dan hanya berpusa pada guru. Keiga, selama proses pembelajaran guru hanya menggunakan media sebanyak 1 hingga kali peremuan dalam sau semeser. Akibanya, siswa suli memahami maeri yang diberikan karena siswa idak meliha aau mengalami langsung pembelajaran yang diberikan. Berdasarkan uraian masalah rendahnya keakifan dan hasil belajar siswa pada maa pelajaran IPA besera penyebabnya ersebu, perlu dicarikan suau solusi. Salah sau solusi yang digunakan adalah pembelajaran yang lebih inovaif dan mencipakan suasana belajar yang akif. Sejalan dengan hal ersebu, pembelajaran inovaif diharapkan dapa menarik mina siswa unuk mempelajari IPA dan dapa Ni Nyoman Niha Samadhi, Puu Nanci Riasini. (17). Inernaional Journal of Elemenary Educaion. Vol.1 (3) pp

3 mendorong siswa unuk lebih berperan akif dalam belajar, sehingga berdampak pada hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Salah sau pembelajaran yang sesuai unuk menyelesaikan masalah ersebu adalah pembelajaran Quanum. Pembelajaran Quanum memberikan kesempaan kepada siswa unuk mengaikan segala ineraksi dan perbedaan dalam memaksimalkan momen belajar. Pembelajaran ini menekankan pada siswa unuk menumbuhkan mina belajar, mengalami langsung pembelajaran yang diberikan, menamai, mengulangi pembelajaran, dan merayakan hasil pembelajaran. Deporer (1) mengarikan pembelajaran Quanum mencipakan pembelajaran yang meriah dengan segala nuansanya. Kemeriahan yang dimaksud akan ercipa dengan keerlibaan akif seluruh siswa dalam pembelajaran. Menuru Usman (dalam Suwara, dkk, 15), keerlibaan akif seluruh siswa akan menjadikan pembelajaran efekif dan siswa dapa mencapai hasil belajar yang diinginkan. Kemeriahan ini bisa dimaksimalkan dengan berbanuan permainan. Permainan akan membua siswa lebih akif dalam mengikui pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran. Permainan yang dapa dierapkan dalam pembelajaran Quanum melipui permainan puzzle, bingo, ular angga, dan ekaeki silang. Permainan ersebu dilaksanakan pada ahap Alami dan Namai dalam rancangan pembelajaran Quanum. Permainan ersebu melibakan keakifan seluruh siswa. Terlibanya siswa dalam permainan membanu siswa memahami maeri menjadi lebih mudah. Hal ini dikarenakan permainan memberikan kesempaan lebih banyak kepada siswa unuk bereksplorasi, sehingga konsep-konsep yang dipelajari dapa dipahami dengan mudah oleh siswa (Sudono, ). Hal ini dapa membanu siswa unuk lebih mudah mencapai hasil belajar yang diinginkan. Berdasarkan hal ersebu, pembelajaran Quanum dengan permainan memiliki pengaruh erhadap keakifan dan hasil belajar siswa. Namun besarnya pengaruh pembelajaran Quanum dengan permainan belum dapa dikeahui. Berdasarkan pemikiran ersebu, maka dilakukan peneliian yang berjudul Pengaruh Pembelajaran Quanum Berbanuan Permainan dalam Pembelajaran Terhadap Keakifan dan Hasil Belajar Kogniif IPA Siswa Kelas V di Gugus II Sanalia Kecamaan Kubuambahan Tahun Pelajaran 16/17. Meode Peneliian ini ermasuk peneliian eksperimen semu (Quasi Eksperimen) karena idak semua variabel yang relevan dapa dikonrol aau dimanipulasi, kecuali beberapa variabel yang dielii. Rancangan peneliian yang digunakan adalah Non-Equivalen Poses Only Conrol Group Design. Populasi dalam peneliian ini adalah seluruh kelas V SD di Gugus II Sanalia Kecamaan Kubuambahan. Disribusi anggoa populasi dapa diliha pada Tabel 3. Tabel 3. Disribusi Populasi Peneliian No. Nama Jumlah Siswa 1 Kelas V SDN 1 Kubuambahan 31 Kelas V SDN Kubuambahan 6 3 Kelas V SDN 3 Kubuambahan 31 4 Kelas V SDN 4 Kubuambahan 8 5 Kelas V SDN 5 Kubuambahan 35 6 Kelas V SDN 6 Kubuambahan 39 7 Kelas V SDN 7 Kubuambahan 3 Jumlah Populasi Berdasarkan Tabel 3. jumlah sekolah dalam gugus ini sebanyak 7 sekolah dengan anggoa populasi sebanyak siswa. Sampel pada peneliian ini dipilih dengan eknik Random Sampling, melalui cara undian kelas. Sebelum pengundian, dilakukan uji kesearaan. Analisis yang digunakan dalam uji kesearaan yaiu analisis varians sau jalur (ANAVA A). Berdasarkan analisis uji kesearaan keakifan belajar, pada araf signifikansi 5%, diperoleh nilai Fhiung sebesar,41 dan nilai Fabel sebesar,18. Arinya, seluruh kelas V di Gugus II Sanalia memiliki keakifan belajar yang seara. Berikunya, berdasarkan analisis uji kesearaan hasil belajar, pada araf signifikansi 5%, diperoleh nilai Fhiung sebesar 1,89 dan nilai Fabel sebesar,18. Arinya, seluruh kelas V di Gugus II Sanalia memiliki kemampuan akademik yang seara, sehingga pemilihan sampel dari populasi dapa dilakukan dengan eknik random. Berdasarkan hasil uji kesearaan, dipilih kelas sebagai sampel peneliian dari 7 kelas dalam populasi. Berdasarkan pengundian yang dilakukan, kelas yang menjadi sampel dalam peneliian dapa diliha pada Tabel 4. 3 Pengaruh Pembelajaran Quanum Berbanuan Permainan Dalam Pembelajaran Terhadap Keakifan Dan Hasil Belajar Kogniif IPA Siswa Kelas V

4 Tabel 4. Sampel Peneliian Jumlah No. Sampel Kelompok Pendekaan/Model Pembelajaran Siswa Kelas V SDN 1 1 Eksperimen Pembelajaran quanum berbanuan permainan 31 Kubuambahan Kelas V SDN 7 Pembelajaran bukan dengan pembelajaran quanum Konrol 3 Kubuambahan berbanuan permainan Toal Sampel 61 Berdasarkan Tabel 4, sampel dalam peneliian ini adalah kelompok siswa kelas V di SDN 1 Kubuambahan yang berjumlah 31 orang sebagai kelompok eksperimen dan kelas V di SDN 7 Kubuambahan yang berjumlah 3 orang sebagai kelompok konrol. Meode yang digunakan unuk mengumpulkan daa keakifan belajar IPA yaiu, menggunakan lembar observasi. Meode es digunakan unuk pengumpulan daa hasil belajar kogniif dalam pelajaran IPA. Pada kelompok eksperimen, pengukuran keakifan belajar dilakukan menggunakan lembar observasi keakifan siswa pada renangan skor minimal dan skor maksimal 4, sedangkan pada kelompok konrol berada pada renangan skor minimal dan skor maksimal 16. Insrumen yang digunakan unuk memperoleh daa hasil belajar IPA pada ranah kogniif adalah es hasil belajar IPA. Tes hasil belajar dibua dalam benuk pilihan ganda sebanyak 5 buir soal. Tes hasil belajar dibua dalam benuk pilihan ganda yang diberikan pada saa pos-es. Jawaban yang benar mendapa skor 1 (sau) dan jawaban yang salah mendapa skor (nol). Seelah insrumen ersusun, agar insrumen iu memenuhi syara insrumen yang baik, maka dilakukan pengujian insrumen. Pengujian insrumen dilakukan mulai dari uji validias isi oleh para ahli di bidang keakifan belajar dan di bidang IPA. Selanjunya, insrumen hasil belajar IPA yang elah mendapa perimbangan pakar diujicobakan unuk mendapakan gambaran secara empirik enang kelayakan insrumen ersebu dipergunakan sebagai insrumen peneliian. Hasil uji coba dianalisis lebih lanju unuk mendapakan validias, ingka kesukaran, daya beda dan reliabilias insrumen. Unuk mendeskripsikan daa yang diperoleh digunakan eknik analisis saisik deskripif yang melipui, mean, median, modus, sandar deviasi, dan varians. Sebelum dilakukan pengujian unuk mendapakan kesimpulan, erlebih dahulu dilakukan uji coba normalias menggunakan uji Chi-Kuadra (x ) pada araf signifikansi 5% dan deraja kebebasan db = (k-1). Dilanjukan dengan dilakukannya uji homogenias varians kelompok menggunakan uji F pada araf signifikan 5% dengan deraja kebebasan unuk pembilang n1 1 dan deraja kebebasan unuk penyebu n 1. Seelah daa dikeahui normal dan variannya homogen maka selanjunya dilakukan uji hipoesis menggunakan uji- sampel independen (idak berkolerasi). Dalam peneliian ini rumus -es yang digunakan unuk menguji hipoesis adalah polled varians. Hasil dan Pembahasan Daa keakifan belajar siswa kelompok eksperimen diperoleh melalui observasi erhadap 31 orang siswa. Hasil observasi menunjukan bahwa skor eringgi adalah 3 dan skor erendah adalah 1. Dari skor yang diperoleh dapa dideskripsikan, yaiu mean (M) = 17,85, median (Md) = 18,1, modus (Mo) = 19,94, varians ( s ) = 9,8, dan sandar deviasi (s) = 3,13. Daa keakifan belajar kelompok eksperimen, dapa disajikan ke dalam benuk kurva polygon seperi pada Gambar 1. Ni Nyoman Niha Samadhi, Puu Nanci Riasini. (17). Inernaional Journal of Elemenary Educaion. Vol.1 (3) pp

5 Inerval Md = 18,1. M = 17,85 Mo = 19,94 Gambar 1. Kurva Poligon Daa Hasil Keakifan Belajar Kelompok Eksperimen Berdasarkan kurva poligon di aas, dapa dikeahui modus lebih besar dari median dan median lebih besar dari mean (Mo > Md > M), sehingga kurva yang ebenuk adalah kurva juling negaif. Arinya, skor yang diperoleh adalah cenderung inggi. Daa keakifan belajar siswa kelompok konrol diperoleh melalui observasi erhadap 3 orang siswa. Hasil observasi menunjukan bahwa skor eringgi adalah 15 dan skor erendah adalah 5. Dari skor yang diperoleh dapa dideskripsikan, yaiu mean (M) = 8,97, median (Md) = 7,7, modus (Mo) = 7,5, varians ( s ) = 7,98, dan sandar deviasi (s) =,83. Daa keakifan belajar kelompok konrol, dapa disajikan ke dalam benuk kurva polygon seperi pada Gambar Md = 7,7 Inerval Mo = 7,5 M = 8,97 Gambar. Kurva Poligon Daa Hasil Keakifan Belajar Kelompok Konrol Berdasarkan kurva poligon di aas, dapa dikeahui modus lebih kecil dari median dan median lebih kecil dari mean (Mo < Md < M), sehingga kurva yang erbenuk di aas adalah kurva juling posiif. Arinya, skor yang diperoleh adalah cenderung rendah. Daa hasil belajar IPA kelompok eksperimen diperoleh melalui pos es erhadap 31 orang siswa. Hasil observasi menunjukan bahwa skor eringgi adalah 5 dan skor erendah adalah 9. Dari skor yang diperoleh dapa dideskripsikan, yaiu mean (M) = 19,48, median (Md) =,5, modus (Mo) = 1,83, varians ( s ) = 15,19, dan sandar deviasi (s) = 3,89. Daa hasil belajar IPA kelompok eksperimen, dapa disajikan ke dalam benuk kurva polygon seperi pada gambar 3. 3 Pengaruh Pembelajaran Quanum Berbanuan Permainan Dalam Pembelajaran Terhadap Keakifan Dan Hasil Belajar Kogniif IPA Siswa Kelas V

6 Inerval Md =,5 M = 19,48 Mo = 1,83 Gambar 3. Kurva Poligon Daa Hasil Belajar IPA Kelompok Eksperimen Berdasarkan kurva poligon di aas, dapa dikeahui modus lebih besar dari median dan median lebih besar dari mean (Mo > Md > M), sehingga kurva yang ebenuk adalah kurva juling negaif. Arinya, skor yang diperoleh adalah cenderung inggi. Daa hasil belajar IPA kelompok konrol diperoleh melalui pos es erhadap 3 orang siswa. Hasil observasi menunjukan bahwa skor eringgi adalah 3 dan skor erendah adalah 6. Dari skor yang diperoleh dapa dideskripsikan, yaiu mean (M) = 1,7, median (Md) = 11,5, modus (Mo) = 9,1, varians ( s ) = 6,97, dan sandar deviasi (s) = 5,19. Daa hasil belajar IPA kelompok konrol, dapa disajikan ke dalam benuk kurva polygon seperi pada gambar Md = 11,5 Inerval Mo = 9,1 M = 1,7 Gambar 4. Kurva Poligon Daa Hasil Belajar IPA Kelompok Konrol Berdasarkan kurva poligon di aas, dapa dikeahui modus lebih kecil dari median dan median lebih kecil dari mean (Mo < Md < M), sehingga kurva yang erbenuk di aas adalah kurva juling posiif. Arinya, skor yang diperoleh adalah cenderung rendah. Selanjunya sebelum melakukan uji hipoesis, dilakukan uji normalias sebaran daa dan homogenias kelompok varians. Berdasarkan analisis daa yang dilakukan, daa keakifan belajar siswa dan hasil belajar IPA berdisribusi normal dan homogen sehingga bisa dilanjukan pada pengujian hipoesis menggunakan uji- sampel independen (idak berkolerasi) dengan rumus polled varians. Krierianya Krieria olak H jika dan erima H jika. hi ab hi ab Ni Nyoman Niha Samadhi, Puu Nanci Riasini. (17). Inernaional Journal of Elemenary Educaion. Vol.1 (3) pp

7 Rangkuman hasil perhiungan uji- keakifan belajar dapa diliha pada Tabel 5. Tabel 5. Rangkuman Hasil Perhiungan Uji- Keakifan Belajar Siswa Kelompok Daa Keakifan Belajar Varians N Db hiung abel Kesimpulan Kelompok Eksperimen 9, ,64,435 Kelompok Konrol 7,98 3 Berdasarkan abel 5, diperoleh hi lebih besar dari ab ( hi hiung > abel H diolak > ab ), sehingga H diolak dan H 1 dierima. Dengan demikian, erdapa perbedaan yang signifikan keakifan belajar anara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran Quanum berbanuan permainan dan kelompok siswa yang dibelajarkan idak dengan pembelajaran Quanum berbanuan permainan pada siswa kelas V SD di Gugus II Sanalia Kecamaan Kubuambahan Tahun Pelajaran 16/17. Berikunya, rangkuman hasil perhiungan uji- hasil belajar IPA dapa diliha pada Tabel 6. Tabel 6. Rangkuman Hasil Perhiungan Uji- Hasil Belajar IPA Kelompok Daa Hasil Belajar Varians N Db hiung abel Kesimpulan Kelompok Eksperimen 15,19 31 Kelompok Konrol 6,97 3 Berdasarkan abel 4.1, diperoleh hi lebih besar dari ab 59 6,3,435 ( hi hiung > abel H diolak > ab ), sehingga H diolak dan H 1 dierima. Dengan demikian, erdapa perbedaan yang signifikan hasil belajar IPA anara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran Quanum berbanuan permainan dan kelompok siswa yang dibelajarkan idak dengan pembelajaran Quanum berbanuan permainan pada siswa kelas V SD di Gugus II Sanalia Kecamaan Kubuambahan Tahun Pelajaran 16/17. Berdasarkan peneliian yang dilakukan, erdapa perbedaan raa-raa skor keakifan belajar siswa dan hasil belajar IPA pada kelompok eksperimen dan kelompok konrol. Secara deskripif, keakifan belajar dan hasil belajar IPA kelompok eksperimen lebih inggi dibandingkan dengan kelompok konrol. Perbedaan ersebu menunjukan bahwa pembelajaran Quanum berbanuan permainan berpengaruh erhadap keakifan belajar siswa dan hasil belajar IPA siswa kelas V. Temuan peneliian yang menunjukan bahwa pembelajaran Quanum berbanuan permainan berpengaruh erhadap keakifan dan hasil belajar IPA siswa disebabkan oleh beberapa fakor. Perama, pembelajaran Quanum memberikan kesempaan kepada siswa unuk berineraksi langsung dalam lingkungan belajar, sehingga siswa akan lebih memahami pembelajaran yang dilaksanakan. Ineraksi yang dilakukan oleh siswa berkaian dengan kegiaan siswa berdiskusi unuk memecahkan suau permasalahan. Memecahkan suau permasalahan memberikan kesempaan pada siswa unuk mengeluarkan kemampuannya dan membanu siswa erlaih berparisipasi dalam kelompoknya secara demokrais. Kegiaan diskusi akan meningkakan keakifan siswa. Selain hal ersebu, kegiaan diskusi membanu siswa agar dapa belajar secara bermakna. Kebermaknaan yang dialami siswa akan sanga berpengaruh erhadap pemahaman siswa pada pembelajaran IPA. Dengan demikian, dapa dikaakan bahwa pembelajaran Quanum memberikan kesempaan pada siswa unuk lebih akif berineraksi erhadap lingkungan belajar melalui kegiaan diskusi, sehingga siswa dapa belajar bermakna dan berpengaruh erhadap keakifan sera hasil belajar siswa. Pendapa ersebu sesuai dengan pendapa Deporer, dkk (1) yang menyaakan, pembelajaran Quanum dapa mencipakan lingkungan belajar yang efekif, melalui ineraksi anara siswa dan lingkungan belajarnya yang erjadi di dalam kelas. Berikunya, Harahap (dalam Viasari, 16) menyaakan, kegiaan siswa dalam berdiskusi unuk menyelesaikan masalah, mengemukakan pendapa aau beranya, dan mempresenasikan hasil diskusi merupakan indikaor keakifan belajar. Selain hal ersebu, siswa mampu memperoleh pemahaman berdasarkan apa yang diliha, didengar, dirasakan, dan dialami sendiri oleh siswa (Suasra, 9). Pendapa ersebu, didukung oleh peneliian yang dilakukan oleh Asrori (13) yang menyaakan bahwa, Quanum Learning dapa mencipakan lingkungan belajar yang akif dan komunikaif sehingga dapa 34 Pengaruh Pembelajaran Quanum Berbanuan Permainan Dalam Pembelajaran Terhadap Keakifan Dan Hasil Belajar Kogniif IPA Siswa Kelas V

8 mencapai ujuan pembelajaran secara maksimal. Selain hal ersebu, ineraksi anara siswa, guru dan pihak sekolah memberikan pengaruh yang lebih baik erhadap akivias dan hasil belajar siswa. Syukur (14) juga menyaakan bahwa, pembelajaran Quanum dapa melaih siswa unuk bekerja sama dalam kelompok dan siswa diberikan kesempaan unuk menjalin ineraksi keakraban dalam pembelajaran. Kedua, permainan yang dierapkan menjadikan pembelajaran semakin menyenangkan. Keakifan belajar siswa menjadi semakin meningka. Hal ersebu erliha keika masing-masing kelompok bersemanga menyelesaikan permainan dan mengaur sraegi agar secepa mungkin menyelesaikan permainan. Selain hal ersebu, keakifan siswa erliha dari anusias siswa keika diberikan kesempaan unuk menjawab peranyaan. Banyak siswa yang mengangka angan unuk menjawab peranyaanperanyaan yang diajukan. Dengan demikian, dapa dikaakan bahwa, permainan dapa mencipakan pembelajaran yang menyenangkan dan mampu meningkakan keakifan siswa dalam pembelajaran. Jika siswa sudah akif belajar, maka hasil belajarnya juga menjadi lebih baik. Pendapa ersebu sesuai dengan pendapa Hurlock (dalam Suyadi, 1) yang menyaakan, bermain aau permainan merupakan akivias yang dilakukan unuk memperoleh kesenangan. Berikunya, pendapa ersebu sesuai dengan hasil peneliian yang dilakukan oleh Darma (14) yang menyaakan, pelaksanaan permainan dalam pembelajaran memberikan kesempaan kepada siswa unuk erliba akif dalam proses pembelajaran, sehingga keakifan siswa menjadi lebih meningka. Selain hal ersebu, Ambarjaya (1) menyaakan, keakifan siswa dalam belajar memberikan kesempaan yang lebih luas unuk memperoleh dan memahami pengeahuan baru, sehingga berpengaruh erhadap hasil belajar siswa menjadi lebih baik. Keiga, penggunaan media pembelajaran video membanu siswa lebih memahami maeri yang dipelajari. Penggunaan media video dapa menghidupkan suasana pembelajaran di kelas, sehingga siswa idak bosan mengikui pembelajaran. Selain hal ersebu, dengan media video siswa menjadi lebih ermoivasi dalam belajar, sehingga siswa lebih mudah memahami maeri yang dipelajari. Dengan demikian, dapa dikaakan bahwa media pembelajaran dapa meningkakan keakifan siswa dalam pembelajaran dan membanu siswa dalam menyerap maeri pelajaran dengan lebih baik. Pendapa ersebu sesuai dengan pendapa Yamin (17) yang menyaakan, media dapa meningkakan keinginahuan siswa, merangsang siswa unuk akif belajar, dan dapa menghidupkan suasana belajar. Berikunya, pendapa ersebu juga sesuai dengan hasi peneliian Alvionia (13) yang menyaakan, media video dapa merangsang siswa unuk melakukan akivias yang relevan dalam pembelajaran. Hal ini erbuki dari akivias siswa dalam beranya, menjawab peanyaan, mengajukan pendapa/ide dalam diskusi, dan mempresenasikan hasil diskusi yang dilakukan siswa pada kelas berkrieria inggi. Peningkaan akivias ersebu dapa mempengaruhi peningkaan penguasaan maeri siswa. Selanjunya, hasil peneliian yang dilakukan oleh Iwanara (14) juga menyaakan bahwa, media video dapa memvisualisasikan konsep yang absrak menjadi lebih nyaa, sehingga membua siswa lebih ermoivasi unuk belajar dan membanu pembenukan pemahaman konsep siswa menjadi lebih baik. Keempa, penghargaan memberikan kesan pada siswa bahwa usaha yang mereka laksanakan selama pembelajaran pau dihargai dan dirayakan. Penghargaan yang diberikan melipui pemberian epuk angan, pujian, pemberian anda penghargaan, dan bernyanyi bersama. Penghargaan ersebu mengakibakan siswa semakin ermoivasi dalam belajar, sehingga siswa semakin akif dalam belajar dan berdampak pula pada hasil belajar siswa. Dengan demikian, dapa dikaakan bahwa penghargaan dapa meningkakan keakifan belajar siswa, yang berpengaruh pula erhadap keberhasilan hasil belajar siswa. Pendapa ini sesuai dengan pendapa Deporer, dkk (1) yang menyaakan, sesuau yang layak dipelajari maka layak pula unuk dirayakan. Berikunya, menuru Arifin (dalam Lisyaningrum, 15), penghargaan, ganjaran, hadiah, reward merupakan suau rangsangan yang diberikan kepada siswa unuk memperkua suau respon erenu. Pendapa ersebu, didukung oleh peneliian yang dilakukan oleh Naalia (14) yang menyaakan bahwa, pemberian penghargaan di kelas menjadikan siswa lebih bersemanga unuk berhasil dalam pembelajaran dan menjadikan siswa lebih fokus keika guru menjelaskan. Dengan demikian, moivasi dan hasil belajar siswa menjadi meningka. Hasil peneliian Lisyaningrum (15) juga menyaakan, pemberian penghargaan menjadikan siswa lebih anusias dalam mengikui proses pembelajaran di kelas dan menjadikan siswa lebih percaya diri dalam mengemukakan pendapa maupun mengajukan peranyaan. Dengan demikian, moivasi dan hasil belajar kogniif siswa menjadi semakin meningka. Selanjunya, berkenaan dengan raa-raa skor keakifan belajar pada kelompok siswa yang dibelajarkan idak dengan model pembelajaran Quanum berada pada kaegori cukup dipengaruhi oleh perubahan proses pembelajaran yang dilakukan guru. Guru menggunakan media berupa video dan adanya penghargaan yang diberikan selama pembelajaran. Suasana di kelas menjadi lebih hidup, sehingga siswa idak bosan dalam belajar. Selain hal ersebu, siswa lebih ermoivasi unuk mengangka angan keika guru memberikan peranyaan yang berkaian dengan maeri yang dipelajari, sehingga berpengaruh erhadap keakifan mereka. Ni Nyoman Niha Samadhi, Puu Nanci Riasini. (17). Inernaional Journal of Elemenary Educaion. Vol.1 (3) pp

9 Berdasarkan uraian di aas, erliha jelas bahwa pembelajaran Quanum berbanuan permainan dapa meningkakan keakifan belajar siswa yang berdampak pula erhadap hasil belajar siswa. Tidak hanya iu, pembelajaran Quanum juga dapa meningkakan moivasi, akivias, dan pemahaman konsep siswa. Keberhasilan peneliian-peneliian ersebu mendukung keberhasilan peneliian enang pengaruh pembelajaran Quanum berbanuan permainan dalam pembelajaran erhadap keakifan dan hasil belajar kogniif IPA siswa kelas V di gugus II Sanalia Kecamaan Kubuambahan ahun pelajaran 16/17. Berdasarkan hal ersebu, pembelajaran ini dapa dierapkan sebagai variasi dalam kegiaan pembelajaran, sehingga siswa idak mudah jenuh, pembelajaran menjadi lebih menyenangkan, siswa menjadi lebih akif dalam belajar, dan pada akhirnya hasil belajar dapa diopimalkan. Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan, dapa disimpulkan sebagai beriku. (1) erdapa perbedaan yang signifikan keakifan belajar anara kelompok yang dibelajarkan dengan pembelajaran Quanum berbanuan permainan dan kelompok siswa yang dibelajarkan idak dengan pembelajaran Quanum berbanuan permainan pada siswa kelas V SD di Gugus II Sanalia Kecamaan Kubuambahan Tahun Pelajaran 16/17. Hasil pengujian menunjukkan bahwa hiung (11,68) lebih besar dari pada abel (,) pada araf signifikansi 5% dengan db = 59. () erdapa perbedaan yang signifikan hasil belajar IPA anara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran Quanum berbanuan permainan dan kelompok siswa yang dibelajarkan idak dengan pembelajaran Quanum berbanuan permainan pada siswa kelas V SD di Gugus II Sanalia Kecamaan Kubuambahan Tahun Pelajaran 16/17. Hasil pengujian menunjukkan bahwa hiung (6,3) lebih besar dari pada abel (,) pada araf signifikansi 5% dengan db = 59. Saran yang dapa disampaikan berdasarkan peneliian yang elah dilakukan adalah sebagai beriku. (1) siswa hendaknya lebih akif mencari sumber belajar lain sebagai ambahan referensi dalam pembelajaran. () guru di sekolah dasar hendaknya menggunakan lebih banyak pembelajaran yang inovaif dalam pembelajaran agar pembelajaran menjadi lebih bervariasi. (3) kepala sekolah hendaknya mengikukan guru-guru dalam pelaihan mengenai pembelajaran inovaif dan mengupayakan unuk menambah media pembelajaran yang relevan dengan pembelajaran di sekolah. (4) permainan-permainan yang dapa digunakan dalam pembelajaran IPA belum banyak ermua dalam pusaka. Unuk iu, penelii lain hendaknya dapa mengembangkan pusaka yang memua permainan dalam pembelajaran IPA sebagai peneliian lanjuan. Dafar Rujukan Alvionia, Vivi. 13. Pengaruh Penerapan Media Video Terhadap Akivias dan Penguasaan Maeri Pokok Sisem Pernapasan. Jurnal Bioerdidik, Volume 1, No 7 (hal 8). Diakses pada anggal Juni 17. Ambarjaya, Beni S. 1. Psikologi Pendidikan & Pengajaran Teori & Prakik. Yogyakara: CAPS. Asrori, Sofiyah. 14. Penerapan Quanum Learning unuk Meningkakan Akivias Belajar Siswa Pada Maa Pelajaran PKn di Kelas V SD Negeri Kembangjiengan Kabupaen Sleman. Kalam Cendekia PGSD Kebumen, Volume 3, No 1 (hal 6). Diakses pada anggal Juni 17. Darma, Puri. 14. Pengaruh Pembelajaran Biologi Melalui Meode Permainan dengan Media Karu Kware Terhadap Keakifan dan Hasil Belajar Siswa Kelas VII Smp Negeri 13 Kabupaen Jember Tahun Ajaran 1/13. Pancaran Pendidikan, Volume 3, No 1 (hal 3-7). Diakses pada anggal Juni 17. Deporer, dkk. 1. Quanum Teaching Memprakikkan Quanum Learning di Ruang-ruang Kelas. Bandung: Kaifa. Iwanara, I Wayan. 14. Pengaruh Penggunaan Media Video Youube dalam Pembelajaran IPA Terhadap Moivasi Belajar dan Pemahaman Konsep Siswa. Jurnal Pendidikan IPA, Volume 4, No 1 (hal 9). Diakses pada anggal Juni 17. Lisyaningrum, Nenie. 15. Upaya Meningkakan Kualias Pembelajaran Akunansi Melalui Penerapan Sraegi Pembelajaran Akif Tipe Index Card Mach dengan Teknik Penghargaan (Reward). Taa Ara, Volume 1, No (hal 1). Diakses pada anggal Juni 17. Naalia. 14. Pengaruh Pemberian Penghargaan Oleh Guru Ekonomi Terhadap Moivasi Belajar Siswa Kelas X MAN Ponianak. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, Volume 3, No 6 (hal 9). Diakses pada anggal Juni 17. Samaowa, Usman. 16. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakara: PT Indeks. 36 Pengaruh Pembelajaran Quanum Berbanuan Permainan Dalam Pembelajaran Terhadap Keakifan Dan Hasil Belajar Kogniif IPA Siswa Kelas V

10 Suasra, I Wayan. 9. Pembelajaran Sains Terkini Mendekakan Siswa dengan Lingkungan Alamiah dan Sosial Budaya. Singaraja: Universias Pendidikan Ganesha. Sudono, Anggani.. Sumber Belajar dan Ala Permainan (unuk Pendidikan Anak USia Dini). Jakara: PT Gramedia. Susano, Ahmad. 13. Teori Belajar dan Pembelajaran Di Sekolah Dasar. Jakara: Prenadamedia Group. Suwara, dkk. 15. Belajar dan Pembelajaran Sekolah Dasar. Singaraja: UNDIKSHA. Suyadi. 1. Psikologi Belajar Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakara: PT Pusaka Insan Madani. Syukur, Muhammad dkk. 14. Pengaruh Model Pembelajaran Quanum Teaching Terhadap Hasil Belajar Siswa SD. Program Sudi Pendidikan Dasar FKIP Universias Tanjungpura (hal 1). Diakses pada anggal 5 Januari 17. Viasari, Rizka. 16. Peningkaan Keakifan dan Hasil Belajar Maemaika Melalui Model Problem Based Learning Siswa Kelas V SD Negeri 5 Kuosari. Kalam Cendekia PGSD Kebumen, Volume 5, No 3 (hal ). Diakses pada anggal 18 Juni 17. Yamin, Marinis. 7. Desain Pembelajaran Berbasis Tingka Sauan Pendidikan. Jakara: Gaung Persada Press. Ni Nyoman Niha Samadhi, Puu Nanci Riasini. (17). Inernaional Journal of Elemenary Educaion. Vol.1 (3) pp

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Desain Peneliian Peneliian ini adalah peneliian Quasi Eksperimenal Design dengan kelas eksperimen dan kelas conrol dengan desain Prees -Poses Conrol Group Design

Lebih terperinci

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ISSN 5-73X PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR ISIKA SISWA Henok Siagian dan Iran Susano Jurusan isika, MIPA Universias Negeri Medan Jl. Willem Iskandar, Psr V -Medan

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 3 SEWON. Oleh: Nurul Hidayati

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 3 SEWON. Oleh: Nurul Hidayati EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 3 SEWON Oleh: Nurul Hidayai Mahasiswa S1 Pendidikan Maemaika, Fakulas Keguruan dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.. Hasil Peneliian 4... Daa Hasil Peneliian Dari hasil peneliian diperoleh daa kemampuan dribble. hasilnya sebagai mana pada abel I (dilampirkan) 4... Deskripsi

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Jurnal Lensa Kependidikan Fisika Vol. 1 Nomor 1, Juni 13 ISSN: 338-4417 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 1/13

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK. Oleh: Yoyo Zakaria Ansori

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK. Oleh: Yoyo Zakaria Ansori MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK Oleh: Yoyo Zakaria Ansori Peneliian ini dilaarbelakangi rendahnya kemampuan memecahkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekaan Peneliian Jenis peneliian yang digunakan dalam peneliian ini adalah peneliian evaluasi dan pendekaannya menggunakan pendekaan kualiaif non inerakif (non

Lebih terperinci

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI. Oleh:

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI. Oleh: Arikel Skripsi TINGKAT KEBUGARAN JASMANI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI Diajukan Unuk Memenuhi Sebagian Syara Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Hukum Newton pada Siswa Kelas X SMA Negeri 4 Palu

Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Hukum Newton pada Siswa Kelas X SMA Negeri 4 Palu Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Hukum Newon pada Siswa X SMA Negeri 4 Palu Nursia, Darsikin, dan Syamsu Shiajung@yahoo.co.id Pend. Fisika, FKIP, Universias

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A III METODE PEELITIA Salah sau komponen peneliian yang mempunyai ari pening dalam kaiannya dengan proses sudi secara komprehensif adalah komponen meode peneliian. Meode peneliian menjelaskan bagaimana

Lebih terperinci

Unnes Science Education Journal

Unnes Science Education Journal USEJ 3 (1) (014) Unnes Science Educaion Journal hp://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/usej PENERAPAN PEMBELAJARAN IPA TERPADU MENGGUNAKAN LKS BERBASIS CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA SISWA

Lebih terperinci

PENERAPAN PROGRAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DISKRIT BERBASIS AKTIVITAS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS MAHASISWA

PENERAPAN PROGRAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DISKRIT BERBASIS AKTIVITAS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS MAHASISWA JPPM Vol. 9 No. 2 (2016) PENERAPAN PROGRAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DISKRIT BERBASIS AKTIVITAS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS MAHASISWA Rika Mulyai Musika Sari Program Sudi Pendidikan

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN TERPROGRAM DALAM PEMBENTUKAN MINAT BELAJAR SISWA

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN TERPROGRAM DALAM PEMBENTUKAN MINAT BELAJAR SISWA PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN TERPROGRAM DALAM PEMBENTUKAN MINAT BELAJAR SISWA Erlangga Andalas Saki, Maskun, Suparman Arif. FKIP Unila Jl. Prof. Dr. Soemanri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN AWAL DAN KEMAMPUAN NUMERIK DENGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMP

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN AWAL DAN KEMAMPUAN NUMERIK DENGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMP HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN AWAL DAN KEMAMPUAN NUMERIK DENGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMP Halima Rosida 1, Widha Sunarno 2, Supurwoko 3 Program Sudi Pendidikan Fisika PMIPA FKIP UNS Surakara, 57126, Indonesia

Lebih terperinci

Indah Nursuprianah, Darsono

Indah Nursuprianah, Darsono Perbedaan Kemampuan Komunikasi Maemaika Siswa Yang Menggunakan Pendekaan Pembelajaran Realisic Mahemaic Educaion (RME) Dan Pendekaan Konvensional Indah Nursuprianah, Darsono Program Sudi Pendidikan Maemaika,

Lebih terperinci

e-journal. Volume 06 Nomor 03 Tahun 2017, Edisi Yudisium Periode Agustus 2017, Hal 7-11

e-journal. Volume 06 Nomor 03 Tahun 2017, Edisi Yudisium Periode Agustus 2017, Hal 7-11 PERBEDAAN PENERAPAN ANTARA MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH PADA KOMPETENSI MEMBUAT POLA CELANA PANJANG (SLACK) DI SMK NEGERI 3 KEDIRI Aufa Rohmaul Laili Mahasiswi Program

Lebih terperinci

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo)

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo) PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Sudi pada karyawan eap PT PG Tulangan Sidoarjo) Niken Dwi Okavia Heru Susilo Moehammad Soe`oed Hakam Fakulas Ilmu Adminisrasi

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 35 BAB LANDASAN TEORI Meode Dekomposisi biasanya mencoba memisahkan iga komponen erpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan dere daa ekonomi dan bisnis. Komponen ersebu adalah fakor rend (kecendrungan),

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Disparias pembangunan ekonomi anar daerah merupakan fenomena universal, disemua negara anpa memandang ukuran dan ingka pembangunannya. Disparias pembangunan merupakan

Lebih terperinci

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional. JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 7 No. 1, April 7 : 3-9 ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Sudi kasus pada CV Cia Nasional. Oleh Emmy Supariyani* dan M. Adi Nugroho *Dosen

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Jurusan PGSD. Oleh:

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Jurusan PGSD. Oleh: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PBI DENGAN MEDIA AUDIO-VISUAL PADA KEGIATAN MENGENAL BAGIAN TUBUH HEWAN TERHADAP KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN BAGIAN TUBUH MAKHLUK HIDUP KELAS IV SDN SEMAMPIR SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN III METODOLOGI PENELITIN Meode adalah suau prosedur aau cara unuk mengeahui sesuau yang mempunyai langkah-langkah sisemais. 1 Meode peneliian adalah semua asas, perauran, dan eknik-eknik yang perlu diperhaikan

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN 5 STATISTIK NON PARAMETRIK

PEMBELAJARAN 5 STATISTIK NON PARAMETRIK PEMBELAJARAN 5 STATISTIK NON PARAMETRIK Kompeensi Dasar paramerik. Mahasiswa memahami enang beberapa eknik analisis saisik non Indikaor Pencapaian Mahasiswa dapa: a. Menjelaskan, menghiung dan menerapkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan

Lebih terperinci

Eviani Damastuti-Penerapan Strategi KWL untuk..

Eviani Damastuti-Penerapan Strategi KWL untuk.. PENERAPAN STRATEGI KWL (KNOW-WANT TO KNOW-LEARNED) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA INTENSIF SISWA BERKESULITAN BELAJAR KELAS III SDN MANAHAN SURAKARTA Eviani Damasui dan Sugini *) sugini@fkip.uns.ac.id

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya III. METODE PENELITIAN A. Meode Dasar Peneliian Meode yang digunakan dalam peneliian ini adalah meode kuaniaif, yang digunakan unuk mengeahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya usaha melipui biaya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode 20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena

Lebih terperinci

VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE

VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE Indra Nurhadi Program Sudi Manajemen Ekonomi, Fakulas Ekonomi, Universias Gunadarma Jl. Akses Kelapa Dua Cimanggis,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Sauan Pendidikan : SMA Kelas/Semeser Maa Pelajaran Topik Waku : X / Ganjil : Fisika (Wajib/Mina*) : Gerak Jauh Bebas : 4 45 meni A. Kompeensi Ini KI 1: Menghayai dan mengamalkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan

Lebih terperinci

STUDI KOMPARASI ANTARA HASIL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DENGAN KqONVENSIONAL PADA MATERI RANGKAIAN LISTRIK DI SMK NEGERI 2 SURABAYA

STUDI KOMPARASI ANTARA HASIL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DENGAN KqONVENSIONAL PADA MATERI RANGKAIAN LISTRIK DI SMK NEGERI 2 SURABAYA Sudi Komparasi Anara Hasil Pembelajaran Koneksual Dengan Konvensional STUDI KOMPARASI ANTARA HASIL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DENGAN KqONVENSIONAL PADA MATERI RANGKAIAN LISTRIK DI SMK NEGERI SURABAYA INDRAYANA

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Peneliian Keinginan Kelompok Tani Duma Lori yang erdapa di Desa Konda Maloba dan masyaraka sekiar akan berdirinya penggilingan gabah di daerahnya, elah

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR LOKASI DAN PROMOSI TERHADAP PENJUALAN PRODUK

ANALISIS FAKTOR LOKASI DAN PROMOSI TERHADAP PENJUALAN PRODUK ANALISIS FAKTOR LOKASI DAN PROMOSI TERHADAP PENJUALAN PRODUK Oleh : Bambang Sarjono Saf Pengajar Jurusan Teknik Elekro Polieknik Negeri Semarang Jl. Prof. Sudaro SH. Tembalang. Semarang 50275 Absrak Analisis

Lebih terperinci

LILIK SULISTYO Fakultas Sains dan Teknologi UNISNU Jepara ABSTRACT

LILIK SULISTYO Fakultas Sains dan Teknologi UNISNU Jepara ABSTRACT Vol. 5, No., Januari 04 EFEKTIFITAS STRATEGI PAKET BERBASIS MULTIMEDIA DALAM KEMASAN CD INTERAKTIF PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI GEOMETRI SISWA KELAS VII LILIK SULISTYO Fakulas Sains dan Teknologi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE CRIPT DALAM MENINGKATKAN PRETAI BELAJAR IWA Yuli Trilarasai, Iskandar yah dan Muhammad Basri FKIP Unila Jalan Prof. Dr. oemanri Brojonegoro No. Bandar Lampung 3545

Lebih terperinci

Jl. Tamansari No.1 Bandung

Jl. Tamansari No.1 Bandung Prosiding Hubungan Masyaraka ISSN: 2460-6510 Hubungan anara Komunikasi Insruksional Pembimbing dengan Moivasi Kerja Pesera Prakek Kerja Lapangan Relaion beween Insrucor Insrucional Communicaion wih Work

Lebih terperinci

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan BAB 2 KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan perbedaan jarak dengan perpindahan, dan kelajuan dengan kecepaan 2. Menyelidiki hubungan posisi, kecepaan, dan percepaan erhadap waku pada gerak lurus

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 23 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian dilaksanakan di iga empa berbeda. Unuk mengeahui ingka parisipasi masyaraka penelii mengambil sampel di RT 03/RW 04 Kelurahan Susukan dan RT 05/RW

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Dalam pelaksanaan pembangunan saa ini, ilmu saisik memegang peranan pening baik iu di dalam pekerjaan maupun pada kehidupan sehari-hari. Ilmu saisik sekarang elah melaju

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sample sumber dan

BAB IV METODE PENELITIAN. dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sample sumber dan BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Pendekaan Peneliiaan Peneliian sudi kasus ini menggunakan peneliian pendekaan kualiaif. menuru (Sugiono, 2009:15), meode peneliian kualiaif adalah meode peneliian ang berlandaskan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Metode Demonstrasi, Metode Tanya Jawab dan Pemahama Materi.

ABSTRAK. Kata Kunci: Metode Demonstrasi, Metode Tanya Jawab dan Pemahama Materi. ABSTRAK Skripsi dengan judul Pengaruh Meode Demonsrasi Dan Meode Tanya Jawab Terhadap Peningkaan Pemahama Maeri PAI Kelas X di SMK SORE Tulungagung, ini diulis oleh Sulikhah Khoirul Nikmah, NIM. 2811133252.

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEPUASAN PASIEN FOKUS PADA KUALITAS PELAYANAN

PENINGKATAN KEPUASAN PASIEN FOKUS PADA KUALITAS PELAYANAN PENINGKATAN KEPUASAN PASIEN FOKUS PADA KUALITAS PELAYANAN Oong Karyono Teknik Indusri, Fakulas Teknik Universias Majalengka Email : oong_karyono@rockemail.com ABSTRAK Rumah saki umum daerah (RSUD) Kabupaen

Lebih terperinci

RANK DARI MATRIKS ATAS RING

RANK DARI MATRIKS ATAS RING Dela-Pi: Jurnal Maemaika dan Pendidikan Maemaika ISSN 089-855X ANK DAI MATIKS ATAS ING Ida Kurnia Waliyani Program Sudi Pendidikan Maemaika Jurusan Pendidikan Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam FKIP Universias

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

Penduga Data Hilang Pada Rancangan Bujur Sangkar Latin Dasar

Penduga Data Hilang Pada Rancangan Bujur Sangkar Latin Dasar Kumpulan Makalah Seminar Semiraa 013 Fakulas MIPA Universias Lampung Penduga Daa Pada Rancangan Bujur Sangkar Lain Dasar Idhia Sriliana Jurusan Maemaika FMIPA UNIB E-mail: aha_muflih@yahoo.co.id Absrak.

Lebih terperinci

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomor 2, Nopember 2014 ISSN

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomor 2, Nopember 2014 ISSN Peramalan Dengan Meode Smoohing dan Verifikasi Meode Peramalan Dengan Grafik Pengendali Moving Range () (Sudi Kasus: Produksi Air Bersih di PDAM Tira Kencana Samarinda) Forecasing wih Smoohing and Verificaion

Lebih terperinci

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis JURNAL SAINS DAN NI POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Prin) D-224 Peramalan Penjualan Sepeda Moor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis Desy Musika dan Seiawan Jurusan Saisika,

Lebih terperinci

NiKomang Hendri Primayanti,NiNengahMadriAntari,NyomanDantes

NiKomang Hendri Primayanti,NiNengahMadriAntari,NyomanDantes PENERAPAN KONSELING EKSISTENSIAL HUMANISTIK MELALUI KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN TANGGUNG JAWAB BELAJAR SISWAKELAS VIII BSMP NEGERI 3 SINGARAJA NiKomang Hendri Primayani,NiNengahMadriAnari,NyomanDanes

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga

Lebih terperinci

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH)

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Journal Indusrial Servicess Vol. No. Okober 0 MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Abdul Gopar ) Program Sudi Teknik Indusri Universias

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Poensi sumberdaya perikanan, salah saunya dapa dimanfaakan melalui usaha budidaya ikan mas. Budidaya ikan mas yang erus berkembang di masyaraka, kegiaan budidaya

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoriis 3.1.1 Daya Dukung Lingkungan Carrying capaciy aau daya dukung lingkungan mengandung pengerian kemampuan suau empa dalam menunjang kehidupan mahluk hidup secara

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X USULAN ENERAAN METODE KOEISIEN MANAJEMEN (BOMAN S) SEBAGAI ALTERNATI MODEL ERENCANAAN RODUKSI RINTER TIE LX400 ADA T X Hendi Dwi Hardiman Jurusan Teknik Manajemen Indusri - Sekolah Tinggi Manajemen Indusri

Lebih terperinci

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Permasalahan Nyata Penyebaran Penyakit Tuberculosis

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Permasalahan Nyata Penyebaran Penyakit Tuberculosis BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN A. Permasalahan Nyaa Penyebaran Penyaki Tuberculosis Tuberculosis merupakan salah sau penyaki menular yang disebabkan oleh bakeri Mycobacerium Tuberculosis. Penularan penyaki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 11 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Salah sau masalah analisis persediaan adalah kesulian dalam menenukan reorder poin (iik pemesanan kembali). Reorder poin diperlukan unuk mencegah erjadinya kehabisan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian Demografi Keadaan penduduk sanga era kaiannya dengan demografi. Kaa demografi berasal dari bahasa Yunani yang berari Demos adalah rakya aau penduduk,dan Grafein adalah

Lebih terperinci

HUMAN CAPITAL. Minggu 16

HUMAN CAPITAL. Minggu 16 HUMAN CAPITAL Minggu 16 Pendahuluan Invesasi berujuan unuk meningkakan pendapaan di masa yang akan daang. Keika sebuah perusahaan melakukan invesasi barang-barang modal, perusahaan ini akan mengeluarkan

Lebih terperinci

Kadek Bayu Wibawa*, I Ketut Sumerta**, I Made Dharmawan***

Kadek Bayu Wibawa*, I Ketut Sumerta**, I Made Dharmawan*** PELATIHAN MENITI PAPAN JARAK 4 METER 5 REPETISI 2 SET DAN 2 REPETISI 5 SET TERHADAP PENINGKATAN KESEIMBANGAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 MENGWI TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Kadek Bayu Wibawa*, I Keu Sumera**,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber

Lebih terperinci

PENGARUH GAJI, UPAH, DAN TUNJANGAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. XYZ

PENGARUH GAJI, UPAH, DAN TUNJANGAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. XYZ PENGARUH GAJI, UPAH, DAN TUNJANGAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. XYZ Khairunnisa aubara 1, Ir. Sugiharo Pujangkoro, MM 2, uchari, ST, M.Kes 2 Deparemen Teknik Indusri, Fakulas Teknik, Universias

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian mengenai kelayakan pengusahaan pupuk kompos dilaksanakan pada uni usaha Koperasi Kelompok Tani (KKT) Lisung Kiwari yang menjalin mira dengan Lembaga

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Salah sau ujuan didirikannya perusahaan adalah dalam rangka memaksimalkan firm of value. Salah sau cara unuk mengukur seberapa besar perusahaan mencipakan

Lebih terperinci

DAMPAK KERUSAKAN EKOSISTEM HUTAN BAKAU (MANGROVE) TERHADAP PENDAPATAN MASYARAKAT PANTAI DI KECAMATAN SECANGGANG, KABUPATEN LANGKAT

DAMPAK KERUSAKAN EKOSISTEM HUTAN BAKAU (MANGROVE) TERHADAP PENDAPATAN MASYARAKAT PANTAI DI KECAMATAN SECANGGANG, KABUPATEN LANGKAT DAMPAK KERUSAKAN EKOSISTEM HUTAN BAKAU (MANGROVE) TERHADAP PENDAPATAN MASYARAKAT PANTAI DI KECAMATAN SECANGGANG, KABUPATEN LANGKAT Agus Purwoko Absrak Peneliian ini berujuan unuk unuk mengkaji dampak yang

Lebih terperinci

Volume 1, Nomor 1, Juni 2007 ISSN

Volume 1, Nomor 1, Juni 2007 ISSN Volume, Nomor, Juni 7 ISSN 978-77 Barekeng, Juni 7 hal6-5 Vol No ANALISIS VARIANS MULTIVARIAT PADA EKSPERIMEN DENGAN RANCANGAN ACAK LENGKAP (Variance Mulivaria Analysis for Experimen wih Complee Random

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI PENGGUNAAN ONSEP FUNGSI CONVEX UNU MENENUAN SENSIIVIAS HARGA OBLIGASI 1 Zelmi Widyanuara, 2 Ei urniai, Dra., M.Si., 3 Icih Sukarsih, S.Si., M.Si. Maemaika, Universias Islam Bandung, Jl. amansari No.1 Bandung

Lebih terperinci

Aplikasi Metode Seismik 4D untuk Memantau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg

Aplikasi Metode Seismik 4D untuk Memantau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg Aplikasi Meode Seismik 4D unuk Memanau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg Prillia Aufa Adriani, Gusriyansyah Mishar, Supriyano Absrak Lapangan minyak Erfolg elah dieksploiasi sejak ahun 1990 dan sekarang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Propinsi Sumaera Uara merupakan salah sau propinsi yang mempunyai perkembangan yang pesa di bidang ransporasi, khususnya perkembangan kendaraan bermoor. Hal ini dapa

Lebih terperinci

PENJADWALAN PEMBUATAN BOX ALUMININUM UNTUK MEMINIMUMKAN MAKESPAN (Studi Kasus di Perusahaan Karoseri ASN)

PENJADWALAN PEMBUATAN BOX ALUMININUM UNTUK MEMINIMUMKAN MAKESPAN (Studi Kasus di Perusahaan Karoseri ASN) B PENJADWALAN PEMBUATAN BOX ALUMININUM UNTUK MEMINIMUMKAN MAKESPAN (Sudi Kasus di Perusahaan Karoseri ASN) Firiya Gemala Dewi, Bobby O.P. Soepangka, Nurhadi Siswano Program Pasca Sarjana Magiser Manajemen

Lebih terperinci

PENGGUNAAN DISTRIBUSI PELUANG JOHNSON SB UNTUK OPTIMASI PEMELIHARAAN MESIN

PENGGUNAAN DISTRIBUSI PELUANG JOHNSON SB UNTUK OPTIMASI PEMELIHARAAN MESIN M-6 PENGGUNAAN DISTRIBUSI PELUANG JOHNSON SB UNTUK OPTIMASI PEMELIHARAAN MESIN Enny Suparini 1) Soemarini 2) 1) & 2) Deparemen Saisika FMIPA UNPAD arhinii@yahoo.com 1) ine_soemarini@yahoo.com 2) Absrak

Lebih terperinci

*Corresponding Author:

*Corresponding Author: Prosiding Seminar Tugas Akhir FMIPA UNMUL 5 Periode Mare 6, Samarinda, Indonesia ISBN: 978-6-7658--3 Penerapan Model Neuro-Garch Pada Peramalan (Sudi Kasus: Reurn Indeks Harga Saham Gabungan) Applicaion

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Tahapan Pemecahan Masalah Tahapan pemecahan masalah berfungsi unuk memudahkan dalam mencari jawaban dalam proses peneliian yang dilakukan agar sesuai dengan arah

Lebih terperinci

Model Dinamis: Autoregressive Dan Distribusi Lag (Studi Kasus : Pengaruh Kurs Dollar Amerika Terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB))

Model Dinamis: Autoregressive Dan Distribusi Lag (Studi Kasus : Pengaruh Kurs Dollar Amerika Terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)) Model Dinamis: Auoregressive Dan Disribusi Lag (Sudi Kasus : Pengaruh Kurs Dollar Amerika Terhadap Produk Domesik Regional Bruo (PDRB)) Dynamic Model : Auoregressive and Disribuion Lag (Case Sudy: Effecs

Lebih terperinci

Sekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN

Sekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN Modul 1 Sekilas Pandang Drs. Irlan Soelaeman, M.Ed. S PENDAHULUAN uau hari, saya dan keluarga berencana membawa mobil pergi ke Surabaya unuk mengunjungi salah seorang saudara. Sau hari sebelum keberangkaan,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa BAB 2 TINJAUAN TEORITI 2.1. Pengerian-pengerian Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. edangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF Pada bab ini akan dibahas mengenai sifa-sifa dari model runun waku musiman muliplikaif dan pemakaian model ersebu menggunakan meode Box- Jenkins beberapa ahap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Air merupakan kebuuhan pokok bagi seiap makhluk hidup di dunia ini ermasuk manusia. Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang pening bagi kelangsungan hidup

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di Tempa Pelayanan Koperasi (TPK) Cibedug, Kecamaan Lembang, Kabupaen Bandung, Jawa Bara. Pemilihan lokasi dilakukan secara

Lebih terperinci

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun Pemodelan Daa Runun Waku : Kasus Daa Tingka Pengangguran di Amerika Serika pada Tahun 948 978. Adi Seiawan Program Sudi Maemaika, Fakulas Sains dan Maemaika Universias Krisen Saya Wacana, Jl. Diponegoro

Lebih terperinci

KOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES. Abstrak

KOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES. Abstrak KOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES Universias Muhammadiyah Purwokero malim.muhammad@gmail.com Absrak Pada persamaan regresi linier sederhana dimana variabel dependen dan variabel independen

Lebih terperinci

(T.6) PENDEKATAN INDEKS SIKLUS PADA METODE DEKOMPOSISI MULTIPLIKATIF

(T.6) PENDEKATAN INDEKS SIKLUS PADA METODE DEKOMPOSISI MULTIPLIKATIF Seminar Nasional Saisika 12 November 2011 Vol 2, November 2011 (T.6) PENDEKATAN INDEKS SIKLUS PADA METODE DEKOMPOSISI MULTIPLIKATIF Gumgum Darmawan, Sri Mulyani S Saf Pengajar Jurusan Saisika FMIPA UNPAD

Lebih terperinci

PENGUJIAN HIPOTESIS. pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi.

PENGUJIAN HIPOTESIS. pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi. PENGUJIAN HIPOTESIS 1. PENDAHULUAN Hipoesis Saisik : pernyaaan aau dugaan mengenai sau aau lebih populasi. Pengujian hipoesis berhubungan dengan penerimaan aau penolakan suau hipoesis. Kebenaran (benar

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani.

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani. III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Usahaani belimbing karangsari adalah kegiaan menanam dan mengelola anaman belimbing karangsari unuk menghasilkan produksi, sebagai sumber

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES

IDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES IDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES Daa merupakan bagian pening dalam peramalan. Beriku adalah empa krieria yang dapa digunakan sebagai acuan agar daa dapa digunakan dalam peramalan.. Daa harus dapa dipercaya

Lebih terperinci