Eviani Damastuti-Penerapan Strategi KWL untuk..

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Eviani Damastuti-Penerapan Strategi KWL untuk.."

Transkripsi

1 PENERAPAN STRATEGI KWL (KNOW-WANT TO KNOW-LEARNED) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA INTENSIF SISWA BERKESULITAN BELAJAR KELAS III SDN MANAHAN SURAKARTA Eviani Damasui dan Sugini *) Absrac The purpose of his sudy is o deermine he increase in inensive reading skills hrough he implemenaion of he sraegy KWL (Know-Wan o know-learned) Class III suden learning disabiliies, SD N Manahan Surakara, academic year 2011/2012. The research use approaches Classroom Acion Research / Acion Research. Subjecs who obained he sudens' classroom learning disabiliies of class III SD Negeri Manahan Surakara, amouning o 4 sudens. Daa collecion echniques used were observaion echnique, inerview, es and documen review. To es he validiy of he daa, he auhors use he riangulaion mehod, riangulaion of daa (source) and review informan.technic analysis used is a criical analysis and comparaive descripive analysis. Qualiaive daa were analyzed wih he echniques of criical analysis of he daa while he es is classified as a form of quaniaive daa. Daa were analyzed using descripive comparaive, ie, comparing es scores beween cycles wih indicaors of achievemen. The resuls showed an increase in reading abiliy is significanly inensified by applying he sraegy KWL (Know-Wan o know-learned), from he iniial condiions which amouned o 75% in cycle I and cycle II by 25% of cycle I. Based on he research resuls can be concluded ha he implemenaion of he sraegy KWL (Know-Wan o know-learned) can improve he reading skills of sudens disabiliies inensively sudied class III of SD Negeri Manahan Surakara in he academic year 2011/2012. Key word:kwl, Inensive reading,learning disabiliy ABSTRAK Peneliian ini berujuan unuk mengeahui peningkaan kemampuan membaca inensif melalui penerapan sraegi KWL (Know-Wan o know-learned) siswa berkesulian belajar kelas III SDN Manahan Surakara ahun ajaran 2011/2012. Peneliian ini menggunakan pendekaan Classroom Acion Research/ Peneliian Tindakan Kelas. Subyek yang memperoleh perlakuan adalah siswa berkesulian belajar kelas III SD Negeri Manahan Surakara yang berjumlah 4 siswa. Teknik pengumpulan daa yang digunakan adalah eknik observasi, wawancara, es dan kajian dokumen. Unuk menguji validias daa, penulis menggunakan riangulasi meode, riangulasi daa (sumber) dan review informan.teknik analisis yang digunakan adalah analisis kriis dan analisis deskripif komparaif. Daa kualiaif dianalisis dengan eknik analisis kriis sedangkan daa yang berupa es diklasifikasikan sebagai daa kuaniaif. Daa ersebu dianalisis secara deskripif komparaif, yakni membandingkan nilai es anar siklus dengan indikaor pencapaian. Hasil peneliian menunjukkan peningkaan kemampuan membaca inensif yang signifikan dengan menerapkan sraegi KWL (Know-Wan o know-learned),dari kondisi awal yakni sebesar 75 % pada siklus I dan pada siklus II sebesar 25 % dari siklus I. Berdasarkan hasil peneliian dapa disimpulkan bahwa penerapan sraegi KWL (Know-Wan o know-learned) dapa meningkakan kemampuan membaca inensif siswa berkesulian belajar kelas III SD Negeri Manahan Surakara ahun ajaran 2011/2012.

2 Kaa Kunci: Sraegi KWL, Membaca Inensif, Siswa Berkesulian Belajar PENDAHULUAN Keerampilan membaca dan menulis merupakan modal uama bagi pesera didik. Dengan berbekal kemampuan membaca dan menulis, siswa dapa mempelajari ilmu lain. Oleh karena iu, kegagalan dalam penguasaan keerampilan ini akan mengakibakan masalah yang faal, baik unuk melanjukan pendidikan ke jenjang yang lebih inggi maupun unuk menjalani kehidupan sosial kemasyarakaan. Tujuan akhir membaca adalah unuk memahami isi bacaan, ujuan semacam iu ernyaa belum dapa sepenuhnya dicapai oleh siswa. Banyak siswa yang dapa membaca secara lancar suau bahan bacaan eapi idak memahami isi bahan bacaan ersebu. Membaca pemahaman merupakan bagian dari membaca inensif, sedangkan membaca inensif adalah membaca dengan sungguh-sungguh unuk menemukan dan mendapakan informasi pening dari sebuah bacaan. Berdasarkan kenyaaan di lapangan, kemampuan membaca inensif siswa di sekolah dasar masih diemukan permasalahan. Hal ini dapa erliha pada kegiaan pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas III SDN Manahan Surakara, erdapa beberapa siswa yang belum baik dalam menjawab peranyaan, menyaakan pendapa aau perasaan yang berkaian dengan isi eks dan menyimpulkan isi eks dalam beberapa kalima, sehingga menyebabkan siswa memiliki nilai yang rendah aau dibawah KKM (Krieria Keunasan Minimal) yang elah di eapkan SD Negeri Manahan Surakara yaiu 70 dari jumlah seluruh siswa yaiu 47 siswa, siswa yang nilainya di bawah KKM berjumlah 4 siswa aau 8,5% sedangkan 43 siswa aau 91,5% siswa memperoleh nilai di aas KKM. Selain iu, dalam penerapan sraegi pembelajaran guru masih menggunakan sraegi pembelajaran yang konvensional, misalnya siswa diberikan maeri pelajaran berupa bacaan kemudian siswa disuruh membaca dalam hai, seelah siswa selesai membaca guru memberikan beberapa peranyaan kepada siswa. Sraegi yang digunakan guru ersebu idak menggunakan sraegi membaca yang dapa menganarkan siswa memahami bacaan. Sehingga hasil belajar aau presasi belajar siswa rendah dan menyebabkan siswa mengalami kesulian belajar. Anak berkesulian belajar adalah anak yang secara nyaa mengalami kesulian dalam ugas-ugas akademik khusus maupun umum, baik disebabkan oleh adanya disfungsi neurologis, proses psikologis dasar maupun sebab-sebab lain sehingga presasi belajarnya rendah dan anak ersebu beresiko inggal kelas. Unuk mengaasi permasalahan ersebu perlu dicarikan alernaif pemecahan masalah, salah saunya dengan sraegi membaca KWL (Know - Wan o Know Learned) yang sesuai dengan karakerisik siswa dan karakerisik maa pelajaran. KWL adalah singkaan dari Know (yang dikeahui), Wha o Know (yang ingin di keahui), dan Learned (yang di peroleh). KWL (Know - Wan o Know Learned) merupakan suau sraegi pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran social sudies unuk mengaasi kejenuhan dan keluasan maeri yang harus dipahami oleh pesera didik. Berdasarkan laar belakang ersebu, masalah yang dapa dirumuskan adalah Apakah penerapan sraegi KWL (Know-Wan o know- Learned) dapa meningkakan kemampuan membaca inensif siswa berkesulian belajar kelas III SDN Manahan Surakara ahun ajaran 2011/2012? Tujuan peneliian ini adalah unuk mengeahui peningkaan kemampuan membaca inensif melalui penerapan sraegi KWL (Know- Wan o know-learned) siswa berkesulian belajar kelas III SDN Manahan Surakara ahun ajaran 2011/2012. Kesulian belajar merupakan erjemahan dari isilah bahasa Inggris yaiu learning disabiliy. Kesulian belajar ini muncul akiba adanya disfungsi neurologis dan proses psikologi dasar. The Naional Join Commiee for Learning Disabiliies (NJCLD) yang dikuip oleh Abdurrahman (2003: 6) mengemukakan bahwa: kesulian belajar menunjuk pada sekelompok kesulian yang dimanifesasikan dalam benuk kesulian yang nyaa dalam kemahiran dan penggunaan kemampuan mendengarkan, bercakap-cakap, membaca, menulis, menalar aau kemampuan dalam bidang sudi maemaika. Gangguan ersebu inrinsik dan diduga disebabkan oleh adanya disfungsi

3 sisem syaraf pusa. Meskipun suau kesulian belajar mungkin erjadi bersamaan dengan kondisi lain yang mengganggu (misalnya gangguan sensoris, una grahia, hambaan sosial dan emosional) aau berbagai pengaruh lingkungan (misalnya perbedaan budaya, pembelajaran yang idak epa, fakor-fakor psikogenik) berbagai hambaan ersebu bukan penyebab aau pengaruh langsung. Kesulian belajar bisa membawa akiba presasi belajar anak menjadi dibawah yang seharusnya bisa diperoleh. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Yusuf (2005: 7) menyaakan bahwa: Anak dengan Problema Belajar adalah anak yang karena sau dan lain hal secara signifikan menunjukkan kesulian dalam mengikui pendidikan pada umumnya, idak mampu mengembangkan poensinya secara opimum, presasi belajar yang dicapai berada di bawah poensinya sehingga mereka memerlukan perhaian dan pelayanan khusus unuk mendapakan hasil erbaik sesuai dengan baka dan kemampuannya. Dari beberapa definisi ersebu dapa diambil kesimpulan bahwa kesulian belajar adalah gangguan yang disebabkan karena disfungsi neurologis dan bermanifesasi dalam benuk kesulian ugas ugas akademik sehingga muncul kesenjangan anara presasi belajar dan poensi. Membaca inensif adalah kegiaan membaca yang berusaha menemukan dan mendapakan informasi pening dari sebuah bacaan. Menuru Tarigan (2008: 36) membaca inensif aau inensive reading adalah sudi seksama, elaah elii, dan penanganan erperinci yang dilaksanakan dalam kelas erhadap suau ugas yang pendek kira-kira dua sampai empa halaman seiap hari. Membaca inensif menuru Wajuanna (2011) menyaakan bahwa membaca inensif aau inensive reading adalah membaca dengan penuh penghayaan unuk menyerap apa yang seharusnya kia kuasai. Berdasarkan uraian diaas dapa diambil kesimpulan bahwa membaca inensif merupakan membaca secara cerma unuk memahamii suau eks secara epa dan akura. KWL (Know - Wan o Know Learned) merupakan suau sraegi pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran social sudies unuk mengaasi kejenuhan dan keluasan maeri yang harus dipahami oleh pesera didik (Purayasa, 2003). Menuru Rahim (2008: 41) menyaakan bahwa Sraegi KWL memberikan kepada siswa ujuan membaca dan memberikan suau peran akif siswa sebelum, saa dan sesudah membaca. Sraegi ini membanu mereka memikirkan informasi baru yang dierimanya. Sraegi ini juga bisa memperkua kemampuan siswa mengembangkan peranyaan enang berbagai opik. Beriku ini adalah conoh lembaran panduan belajar sraegi KWL (Yang dikeahui-apa yang ingin dikeahui-apa yang dipelajari). Apa yang Dikeahui (K) Apa yang ingin Dikeahui (W) Yang Telah Dipelajari (L) Dari beberapa pendapa ersebu dapa disimpulkan bahwa, sraegi KWL adalah sraegi yang menghanarkan siswa pada ujuan membaca yakni memahami bacaan, sraegi KWL erdiri dari iga langkah dasar yaiu Know(yang dikeahui), Wha o Know (yang ingin di keahui), dan Learned (yang di peroleh). METODE PENELITIAN Meode Peneliian dengan menggunakan pendekaan Peneliian Tindakan Kelas (classroom acion research). Dengan Subyek peneliian indakan kelas ini adalah siswa berkesulian belajar kelas III SDN Manahan Surakara. Siswa ersebu berjumlah 4 siswa laki-laki. Peneliian ini dilakukan dalam pull ou, sehingga dalam peneliian ini penelii berindak sebagai guru. Meode pengumpulan daa dalam peneliian ini menggunakan:(1) observasi, observasi dalam peneliian ini dilakukan unuk mengamai dan mengeahui kinerja guru dan akivias siswa dalam pembelajaran membaca inensif dengan menerapkan sraegi KWL. Pengamaan erhadap kinerja guru juga diarahkan pada kegiaan guru dalam menjelaskan pelajaran, memoivasi siswa, mengajukan peranyaan dan menanggapi

4 jawaban siswa, mengelola kelas, memberikan laihan dan umpan balik, dan melakukan penilaian erhadap hasil belajar siswa. Semenara iu, pengamaan erhadap siswa dalam mengikui pelajaran, seperi erliha pada keakifan beranya dan menanggapi simuli yang daang dari guru aau eman lainnya. Keakifan siswa dalam mengerjakan ugas dan sebagainya. (2) wawancara,wawancara dilakukan seelah dan aas dasar hasil pengamaan di kelas maupun kajian dokumen. Wawancara dengan siswa dilaksanakan seelah melakukan pengamaan erhadap kegiaan belajar mengajar (KBM) dimaksudkan unuk memperoleh informasi enang hambaandan kesulian sera kesankesan selama proses pembelajaran berlangsung seelah menerapkan sraegi KWL. (3) kajian dokumen, kajian dokumen dilakukan erhadap berbagai dokumen aau arsip yang ada seperi kurikulum, rencana pelaksanaan pembelajaran yang dibua guru buku aau maeri pelajaran, hasil pekerjaan siswa, dan nilai yang diberikan guru. (4) Tes, pemberian es dimaksudkan unuk mengukur seberapa jauh hasil yang diperoleh siswa seelah kegiaan aau pemberian indakan. Tes membaca inensif diberikan pada awal kegiaan peneliian unuk mengidenifikasi kekurangan dan kelemahan siswa dalam membaca inensif dan di seiap akhir siklus unuk mengeahui peningkaan kemampuan membaca inensif siswa. Validias daa dalam peneliian ini menggunakan eknik-eknik sebagai beriku: (1) Triangulasi daa (sumber), yaiu menggali daa yang sejenis dari berbagai sumber daa yang berbeda. (2) Triangulasi meode, yaiu menggali daa yang sama dengan menggunakan meode pengumpulan daa yang berbeda. (3) Review informan, daa yang sudah diperoleh mulai disusun sajian daanya, walaupun mungkin masih belum uuh dan menyeluruh kemudian dikomunikasikan dengan informannya, khususnya yang dipandang sebagai informan pokok (key informan). Teknik analisis daa yang digunakan unuk menganalis daa-daa yang elah berhasil dikumpulkan anara lain dengan eknik deskripif komparaif (saisik deskripif komparaif) dan eknik analisis kriis. Teknik saisik deskripif komparaif digunakan unuk daa kuaniaif, yakni dengan membandingkan anar-siklus. Aspek yang Diukur Keakifan siswa dalam kegiaan pembelaja ran aau pada saa penerapan sraegi KWL Kemampu an siswa dalam memahami isi bacaan Persenas e Siswa yang Cara Mengukur Diargeka n 60 % Diamai saa pembelajaran dan dihiung dari jumlah siswa yang akif dalam mengikui kegiaan pembelajaran. 60 % Diukur dari hasil es membaca dan dihiung dari jumlah siswa yang dapa mencapai KKM, yaiu 70. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pembahasan hasil peneliian ersebu melipui: peningkaan kemampuan membaca inensif sera peningkaan keakifan siswa saa pembelajaran Bahasa Indonesia dengan penerapan sraegi KWL (Know-Wan o Know- Learned) pada siswa berkesulian belajar kelas III SD Negeri Manahan Surakara Tahun Ajaran 2011/2012. Peneliian indakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus, seiap siklus dilaksanakan dalam empa ahapan, yakni (1) ahap perencanaan indakan, (2) ahap pelaksanaan indakan, (3) ahap observasi, dan (4) ahap refleksi. Pada siklus I erdapa kekurangan pada lembar KWL (Know-Wan o Know-Learned) sehingga siswa bingung dalam menyusun peranyaan pada kolom W (apa yang ingin dikeahui) dan menulis jawaban pada kolom L (apa yang elah dipelajari). Permasalahan yang muncul pada siklus I ersebu, dapa diperoleh solusi pada siklus II dengan perbaikan pada lembar KWL (Know-Wan o Know-Learned) yakni pada kolom W (apa yang ingin dikeahui) diberikan beberapa pancingan peranyaan, hal ini dengan maksud peranyaan siswa idak erlalu luas aau berada di luar eks bacaan sehingga siswa idak mengalami kebingungan dalam menuliskan

5 jawaban pada kolom L (apa yang elah dipelajari). Pada siklus II menunjukkan peningkaan yang signifikan pada kemampuan membaca inensif siswa berkesulian belajar kelas III SD Negeri Manahan Surakara Tahun Ajaran 2011/2012, apabila diliha dimulai dari nilai awal sampai indak lanju pada siklus I, dan siklus II yang elah dilaksanakan penelii. Adapun daa diperoleh penelii seperi pada abel beriku ini : Tabel 1 Nama Kemampuan Awal I II Rd Rg Ak Af % Tunas 0% 75 % 100 % % Peningkaan 75 % 25 % Daa pada abel di aas merupakan rekapiulasi hasil es membaca inensif dimulai dari nilai awal aau kemampuan awal siswa, siklus I, dan siklus II. Pada abel ersebu erliha adanya peningkaan sejak diadakan siklus I dan silkus II. Dari hasil nilai es awal yang digunakan sebagai acuan dalam penenuan kemampuan awal, erliha bahwa dari semua siswa belum ada yang mencapai keunasan aau keunasan baru mencapai 0%. Pada hasil es membaca inensif siklus I, prosenase unas mencapai 75% aau erjadi peningkaan 75% bila dibandingkan dengan kemampuan awal. Pada hasil es siklus II, prosenase unas sebesar 100% aau erjadi peningkaan bila dibandingkan siklus I sebesar 25%. Bila membandingkan siklus II dengan kemampuan awal, maka peningkaan hasil adalah 100%. Peningkaan keakifan siswa berkesulian belajar saa pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menerapkan sraegi KWL (Know-Wan o Know-Learned) dapa diliha pada abel di bawah ini: Tabel. 2 Nam a Kondi si Awal I II Ke Rd 25 % 50 % 70 % Meningka Rg 40 % 70 % 80 % Meningka Ak 50 % 60 % 70 % Meningka Af 40 % 50 % 60 % Meningka Daa abel di aas merupakan rekapiulasi keakifan observasi keakifan siswa saa pembelajaran Bahasa Indonesia, dimulai dari kondisi awal siswa, siklus I, dan siklus II. Berdasarkan hasil peneliian menunjukkan bahwa kemampuan membaca inensif siswa berkesulian belajar kelas III SD Negeri Manahan Surakara mengalami peningkaan seelah mengikui pembelajaran dengan menerapkan sraegi KWL (Know-Wan o Know-Learned). Hasil ersebu relevan dengan pendapa Rahim (2008: 41) yang menyaakan bahwa Sraegi KWL memberikan kepada siswa ujuan membaca dan memberikan suau peran akif siswa sebelum, saa dan sesudah membaca. Sraegi KWL ini dapa mendorong siswa berperan akif selama mengikui pembelajaran dengan cara, guru memoivasi siswa unuk menyampaikan apa saja yang mereka keahui enang suau opik. Selain unuk meningkakan keakifan siswa selama mengikui pembelajaran, sraegi KWL juga dapa digunakan unuk memoivasi siswa dalam membaca inensif. Membaca inensif adalah kegiaan membaca yang berusaha menemukan dan mendapakan informasi pening dari sebuah bacaan. Menuru Tarigan (2008: 36) membaca inensif aau inensive reading adalah sudi seksama, elaah elii, dan penanganan erperinci yang dilaksanakan dalam kelas erhadap suau ugas yang pendek kira-kira dua sampai empa halaman seiap hari. Pembelajaran membaca inensif di sekolah dasar, biasanya dilakukan guru dengan sraegi pembelajaran yang konvensional. Misalnya dengan memberikan eks bacaan, kemudian siswa membaca dalam hai, seelah siswa selesai membaca guru memberikan peranyaan aau soal yang berkaian dengan isi eks ersebu. Kondisi seperi ini akan menimbulkan kejenuhan pada siswa, siswa cenderung pasif dan idak erliba langsung dalam pembelajaran. Bagi siswa berkesulian belajar mereka mengalami kesulian dalam pembelajaran membaca inensif, karena siswa kesulian dalam memproses informasi

6 yang dierima di oak sehingga mereka idak dapa memahami bacaan yang mereka baca. Hal ini menyebabkan mereka memiliki hasil belajar yang rendah idak sesuai dengan poensi yang mereka miliki. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Yusuf (2005: 7) menyaakan bahwa: Anak dengan Problema Belajar adalah anak yang karena sau dan lain hal secara signifikan menunjukkan kesulian dalam mengikui pendidikan pada umumnya, idak mampu mengembangkan poensinya secara opimum, presasi belajar yang dicapai berada di bawah poensinya sehingga mereka memerlukan perhaian dan pelayanan khusus unuk mendapakan hasil erbaik sesuai dengan baka dan kemampuannya. Penerapan sraegi KWL (Know-Wan o Know-Learned) pada pembelajaran membaca inensif dapa membanu siswa berkesulian belajar dalam menghubungkan pengeahuan yang mereka miliki dengan informasi yang baru dierimanya. Selain iu sraegi KWL (Know- Wan o Know-Learned) juga bermanfaa dalam meningkakan peran akif siswa berkesulian belajar sehingga dapa mengaasi kejenuhan siswa erhadap maeri Bahasa Indonesia yang sanga luas. Hal ini relevan dengan pendapa (Purayasa, 2003) KWL (Know - Wan o Know Learned) merupakan suau sraegi pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran social sudies unuk mengaasi kejenuhan dan keluasan maeri yang harus dipahami oleh pesera didik. Selain iu hasil peneliian yang dilakukan oleh Rasyid dan Asrori ahun 2008 menunjukkan bahwa model pembelajaran KWL sanga efekif unuk menambah kapasias dan kemampuan siswa Sekolah Dasar dalam membaca dan memahami eks bacaan pada maa pelajaran Bahasa Indonesia dan Ilmu Pengeahuan Sosial, eapi kurang efekif unuk maa pelajaran Maemaika dan Sains Dasar. Berdasarkan hasil peneliian dalam skripsi ini, maka sraegi KWL (Know- Wan o Know-Learned) idak hanya dapa dierapkan bagi siswa normal, namun sraegi KWL (Know-Wan o Know-Learned) juga efekif dalam meningkakan kemampuan membaca inensif bagi siswa berkesulian belajar. Dengan demikian dapa disimpulkan bahwa penerapan sraegi KWL (Know-Wan o Know- Learned) dapa meningkakan kemampuan membaca inensif siswa berkesulian belajar kelas III SDN Manahan Surakara ahun ajaran 2011/2012. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil peneliian ersebu, erliha adanya peningkaan yang signifikan pada kemampuan membaca inensif siswa berkesulian belajar dengan menggunakan sraegi KWL (Know-Wan o Know-Learned). Maka dapa disimpulkan bahwa penerapan sraegi KWL (Know-Wan o Know-Learned) dapa meningkakan kemampuan membaca inensif siswa berkesulian belajar kelas III SDN Manahan Surakara ahun ajaran 2011/2012. Berkaian dengan simpulan di aas, maka penelii dapa mengajukan saran-saran sebagai beriku: (1) Saran kepada Guru; guru sebaiknya lebih berusaha mencipakan suasana pembelajaran yang menyenangkan dan menarik sehingga siswa merasa nyaman dan akif mengikui pembelajaran, guru sebaiknya lebih mengefekifkan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan berupaya mengopimalkan kemampuan mengelola kelas, guru sebaiknya selalu berfikir kreaif dalam mengembangkan inovasi pembelajaran, salah saunya dengan sraegi pembelajaran.(2) Saran kepada siswa; siswa hendaknya selalu erliba secara akif saa kegiaan belajar mengajar, siswa sebaiknya fokus dan memperhaikan guru selama mengikui pembelajaran, siswa sebaiknya mampu mengekspresikan diri dengan berani dan iku berparisipasi dalam kegiaan belajar mengajar yang diadakan oleh guru. (3) Saran kepada Penelii selanjunya: diharapkan ada peneliian lanjuan yang membahas enang kaian sraegi KWL (Know-Wan o Know- Learned) dengan kemampuan membaca inensif pada aspek membaca kriis.

7 DAFTAR PUSTAKA Abdurrahman, Mulyono Pendidikan Bagi Anak Berkesulian Belajar. Jakara: Depdikbud. Purayasa, Ida Bagus Pengembangan Model Konsrukivis dengan Pendekaan KWL dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Di Sekolah Dasar (Sudi Pembelajaran unuk Meningkakan Pemahaman Maeri Bahasa Indonesia dan Keerampilan Berpikir Siswa Kelas V Sekolah Dasar Di Kabupaen Daerah Tingka II Buleleng Provinsi Bali). Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 4 h. XXXVI Okober Rahim, Farida Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakara: PT.Bumi Aksara. Rasyid, Harun dan Asrori Efekivias Sraegi Pembelajaran K-W-L Teaching Model Unuk Meningkakan Kemampuan Memahami Teks Pada Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Peneliian dan Evaluasi, Nomor 1, ahun XI. Tarigan, Henry Gunur, Memnaca Sebagai Suau Keerampilan Berbahasa, Bandung : Angkasa. Wajuanna, Aulia Membaca Inensif, dalam (hp://auliawajuanna. blogspo.com/2011/06/membaca-inensif.hml, diakses pada (hari Kamis anggal 26 Januari 2012 pukul WIB). Yusuf, Munawir Pendidikan Bagi Anak dengan Problem belajar. Surakara: PT. Tiga Serangkai Pusaka Mandiri.

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 3 SEWON. Oleh: Nurul Hidayati

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 3 SEWON. Oleh: Nurul Hidayati EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 3 SEWON Oleh: Nurul Hidayai Mahasiswa S1 Pendidikan Maemaika, Fakulas Keguruan dan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK. Oleh: Yoyo Zakaria Ansori

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK. Oleh: Yoyo Zakaria Ansori MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK Oleh: Yoyo Zakaria Ansori Peneliian ini dilaarbelakangi rendahnya kemampuan memecahkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Jurnal Lensa Kependidikan Fisika Vol. 1 Nomor 1, Juni 13 ISSN: 338-4417 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 1/13

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekaan Peneliian Jenis peneliian yang digunakan dalam peneliian ini adalah peneliian evaluasi dan pendekaannya menggunakan pendekaan kualiaif non inerakif (non

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A III METODE PEELITIA Salah sau komponen peneliian yang mempunyai ari pening dalam kaiannya dengan proses sudi secara komprehensif adalah komponen meode peneliian. Meode peneliian menjelaskan bagaimana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Disparias pembangunan ekonomi anar daerah merupakan fenomena universal, disemua negara anpa memandang ukuran dan ingka pembangunannya. Disparias pembangunan merupakan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Peneliian Keinginan Kelompok Tani Duma Lori yang erdapa di Desa Konda Maloba dan masyaraka sekiar akan berdirinya penggilingan gabah di daerahnya, elah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Desain Peneliian Peneliian ini adalah peneliian Quasi Eksperimenal Design dengan kelas eksperimen dan kelas conrol dengan desain Prees -Poses Conrol Group Design

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan

Lebih terperinci

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo)

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo) PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Sudi pada karyawan eap PT PG Tulangan Sidoarjo) Niken Dwi Okavia Heru Susilo Moehammad Soe`oed Hakam Fakulas Ilmu Adminisrasi

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN AWAL DAN KEMAMPUAN NUMERIK DENGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMP

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN AWAL DAN KEMAMPUAN NUMERIK DENGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMP HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN AWAL DAN KEMAMPUAN NUMERIK DENGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMP Halima Rosida 1, Widha Sunarno 2, Supurwoko 3 Program Sudi Pendidikan Fisika PMIPA FKIP UNS Surakara, 57126, Indonesia

Lebih terperinci

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ISSN 5-73X PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR ISIKA SISWA Henok Siagian dan Iran Susano Jurusan isika, MIPA Universias Negeri Medan Jl. Willem Iskandar, Psr V -Medan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional. JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 7 No. 1, April 7 : 3-9 ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Sudi kasus pada CV Cia Nasional. Oleh Emmy Supariyani* dan M. Adi Nugroho *Dosen

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Dalam pelaksanaan pembangunan saa ini, ilmu saisik memegang peranan pening baik iu di dalam pekerjaan maupun pada kehidupan sehari-hari. Ilmu saisik sekarang elah melaju

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN TERPROGRAM DALAM PEMBENTUKAN MINAT BELAJAR SISWA

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN TERPROGRAM DALAM PEMBENTUKAN MINAT BELAJAR SISWA PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN TERPROGRAM DALAM PEMBENTUKAN MINAT BELAJAR SISWA Erlangga Andalas Saki, Maskun, Suparman Arif. FKIP Unila Jl. Prof. Dr. Soemanri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Air merupakan kebuuhan pokok bagi seiap makhluk hidup di dunia ini ermasuk manusia. Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang pening bagi kelangsungan hidup

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

PENERAPAN PROGRAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DISKRIT BERBASIS AKTIVITAS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS MAHASISWA

PENERAPAN PROGRAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DISKRIT BERBASIS AKTIVITAS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS MAHASISWA JPPM Vol. 9 No. 2 (2016) PENERAPAN PROGRAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DISKRIT BERBASIS AKTIVITAS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS MAHASISWA Rika Mulyai Musika Sari Program Sudi Pendidikan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Poensi sumberdaya perikanan, salah saunya dapa dimanfaakan melalui usaha budidaya ikan mas. Budidaya ikan mas yang erus berkembang di masyaraka, kegiaan budidaya

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBELAJARAN QUANTUM BERBANTUAN PERMAINAN DALAM PEMBELAJARAN TERHADAP KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR KOGNITIF IPA SISWA KELAS V

PENGARUH PEMBELAJARAN QUANTUM BERBANTUAN PERMAINAN DALAM PEMBELAJARAN TERHADAP KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR KOGNITIF IPA SISWA KELAS V Ni Nyoman Niha Samadhi, Puu Nanci Riasini. (17). Pengaruh Pembelajaran Quanum Berbanuan Permainan Dalam Pembelajaran Terhadap Keakifan Dan Hasil Belajar Kogniif IPA Siswa Kelas V. Inernaional Journal of

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber

Lebih terperinci

NiKomang Hendri Primayanti,NiNengahMadriAntari,NyomanDantes

NiKomang Hendri Primayanti,NiNengahMadriAntari,NyomanDantes PENERAPAN KONSELING EKSISTENSIAL HUMANISTIK MELALUI KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN TANGGUNG JAWAB BELAJAR SISWAKELAS VIII BSMP NEGERI 3 SINGARAJA NiKomang Hendri Primayani,NiNengahMadriAnari,NyomanDanes

Lebih terperinci

PENGUJIAN HIPOTESIS. pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi.

PENGUJIAN HIPOTESIS. pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi. PENGUJIAN HIPOTESIS 1. PENDAHULUAN Hipoesis Saisik : pernyaaan aau dugaan mengenai sau aau lebih populasi. Pengujian hipoesis berhubungan dengan penerimaan aau penolakan suau hipoesis. Kebenaran (benar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN III METODOLOGI PENELITIN Meode adalah suau prosedur aau cara unuk mengeahui sesuau yang mempunyai langkah-langkah sisemais. 1 Meode peneliian adalah semua asas, perauran, dan eknik-eknik yang perlu diperhaikan

Lebih terperinci

Aplikasi Metode Seismik 4D untuk Memantau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg

Aplikasi Metode Seismik 4D untuk Memantau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg Aplikasi Meode Seismik 4D unuk Memanau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg Prillia Aufa Adriani, Gusriyansyah Mishar, Supriyano Absrak Lapangan minyak Erfolg elah dieksploiasi sejak ahun 1990 dan sekarang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode 20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena

Lebih terperinci

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan 3. METODE PENELITIAN 3.1. Pendekaan dan Meode Peneliian Jenis peneliian yang digunakan adalah jenis peneliian kualiaif dengan menggunakan daa kuaniaif. Daa kualiaif adalah mengeahui Gambaran pengelolaan

Lebih terperinci

VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE

VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE Indra Nurhadi Program Sudi Manajemen Ekonomi, Fakulas Ekonomi, Universias Gunadarma Jl. Akses Kelapa Dua Cimanggis,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Perekonomian dunia elah menjadi semakin saling erganung pada dua dasawarsa erakhir. Perdagangan inernasional merupakan bagian uama dari perekonomian dunia dewasa

Lebih terperinci

Jl. Tamansari No.1 Bandung

Jl. Tamansari No.1 Bandung Prosiding Hubungan Masyaraka ISSN: 2460-6510 Hubungan anara Komunikasi Insruksional Pembimbing dengan Moivasi Kerja Pesera Prakek Kerja Lapangan Relaion beween Insrucor Insrucional Communicaion wih Work

Lebih terperinci

e-journal. Volume 06 Nomor 03 Tahun 2017, Edisi Yudisium Periode Agustus 2017, Hal 7-11

e-journal. Volume 06 Nomor 03 Tahun 2017, Edisi Yudisium Periode Agustus 2017, Hal 7-11 PERBEDAAN PENERAPAN ANTARA MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH PADA KOMPETENSI MEMBUAT POLA CELANA PANJANG (SLACK) DI SMK NEGERI 3 KEDIRI Aufa Rohmaul Laili Mahasiswi Program

Lebih terperinci

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI. Oleh:

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI. Oleh: Arikel Skripsi TINGKAT KEBUGARAN JASMANI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI Diajukan Unuk Memenuhi Sebagian Syara Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomor 2, Nopember 2014 ISSN

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomor 2, Nopember 2014 ISSN Peramalan Dengan Meode Smoohing dan Verifikasi Meode Peramalan Dengan Grafik Pengendali Moving Range () (Sudi Kasus: Produksi Air Bersih di PDAM Tira Kencana Samarinda) Forecasing wih Smoohing and Verificaion

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Kabupaen Labuhan Bau merupakan pusa perkebunan kelapa sawi di Sumaera Uara, baik yang dikelola oleh perusahaan negara / swasa maupun perkebunan rakya. Kabupaen Labuhan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani.

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani. III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Usahaani belimbing karangsari adalah kegiaan menanam dan mengelola anaman belimbing karangsari unuk menghasilkan produksi, sebagai sumber

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian yang dilakukan mengenai analisis perencanaan pengadaan una berdasarkan ramalan ime series volume ekspor una loin beku di PT Tridaya Eramina

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan

Lebih terperinci

Sekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN

Sekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN Modul 1 Sekilas Pandang Drs. Irlan Soelaeman, M.Ed. S PENDAHULUAN uau hari, saya dan keluarga berencana membawa mobil pergi ke Surabaya unuk mengunjungi salah seorang saudara. Sau hari sebelum keberangkaan,

Lebih terperinci

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun Pemodelan Daa Runun Waku : Kasus Daa Tingka Pengangguran di Amerika Serika pada Tahun 948 978. Adi Seiawan Program Sudi Maemaika, Fakulas Sains dan Maemaika Universias Krisen Saya Wacana, Jl. Diponegoro

Lebih terperinci

ASSESSMENT TECHNOLOGY DI DEPARTEMEN WORKSHOP PADA PT.TRIPANDU JAYA DENGAN METODE TEKNOMETRIK

ASSESSMENT TECHNOLOGY DI DEPARTEMEN WORKSHOP PADA PT.TRIPANDU JAYA DENGAN METODE TEKNOMETRIK ASSESSMENT TECHNOLOGY DI DEPARTEMEN WORKSHOP PADA PT.TRIPANDU JAYA DENGAN METODE TEKNOMETRIK Reno Indriariningias, Nachnul Anshori, dan R.Andi Surya Kusuma Teknik Indusri Universias Trunojoyo Madura Email:

Lebih terperinci

Unnes Science Education Journal

Unnes Science Education Journal USEJ 3 (1) (014) Unnes Science Educaion Journal hp://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/usej PENERAPAN PEMBELAJARAN IPA TERPADU MENGGUNAKAN LKS BERBASIS CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA SISWA

Lebih terperinci

Analisis Model dan Contoh Numerik

Analisis Model dan Contoh Numerik Bab V Analisis Model dan Conoh Numerik Bab V ini membahas analisis model dan conoh numerik. Sub bab V.1 menyajikan analisis model yang erdiri dari analisis model kerusakan produk dan model ongkos garansi.

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoriis 3.1.1 Daya Dukung Lingkungan Carrying capaciy aau daya dukung lingkungan mengandung pengerian kemampuan suau empa dalam menunjang kehidupan mahluk hidup secara

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.. Hasil Peneliian 4... Daa Hasil Peneliian Dari hasil peneliian diperoleh daa kemampuan dribble. hasilnya sebagai mana pada abel I (dilampirkan) 4... Deskripsi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya III. METODE PENELITIAN A. Meode Dasar Peneliian Meode yang digunakan dalam peneliian ini adalah meode kuaniaif, yang digunakan unuk mengeahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya usaha melipui biaya

Lebih terperinci

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND Noeryani 1, Ely Okafiani 2, Fera Andriyani 3 1,2,3) Jurusan maemaika, Fakulas Sains Terapan, Insiu Sains & Teknologi

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Metode Demonstrasi, Metode Tanya Jawab dan Pemahama Materi.

ABSTRAK. Kata Kunci: Metode Demonstrasi, Metode Tanya Jawab dan Pemahama Materi. ABSTRAK Skripsi dengan judul Pengaruh Meode Demonsrasi Dan Meode Tanya Jawab Terhadap Peningkaan Pemahama Maeri PAI Kelas X di SMK SORE Tulungagung, ini diulis oleh Sulikhah Khoirul Nikmah, NIM. 2811133252.

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sample sumber dan

BAB IV METODE PENELITIAN. dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sample sumber dan BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Pendekaan Peneliiaan Peneliian sudi kasus ini menggunakan peneliian pendekaan kualiaif. menuru (Sugiono, 2009:15), meode peneliian kualiaif adalah meode peneliian ang berlandaskan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Pengangguran Pengangguran aau una karya merupakan isilah unuk orang yang idak mau bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu,

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI Seminar Nasional Informaika PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI Evri Ekadiansyah Program Sudi D Manajemen Informaika, STMIK Poensi Uama evrie9@gmail.com

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 35 BAB LANDASAN TEORI Meode Dekomposisi biasanya mencoba memisahkan iga komponen erpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan dere daa ekonomi dan bisnis. Komponen ersebu adalah fakor rend (kecendrungan),

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Terapannya 2016 p-issn : ; e-issn :

Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Terapannya 2016 p-issn : ; e-issn : Prosiding Seminar Nasional Maemaika dan Terapannya 2016 p-issn : 2550-0384; e-issn : 2550-0392 PERAMALAN VOLUME PENGGUNAAN AIR BERSIH DENGAN METODE WINTERS EPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENENTUKAN VOLUME

Lebih terperinci

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH)

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Journal Indusrial Servicess Vol. No. Okober 0 MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Abdul Gopar ) Program Sudi Teknik Indusri Universias

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI Seminar Nasional Informaika 24 PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI Evri Ekadiansyah Program Sudi D3 Manajemen Informaika, STMIK Poensi Uama

Lebih terperinci

Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Hukum Newton pada Siswa Kelas X SMA Negeri 4 Palu

Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Hukum Newton pada Siswa Kelas X SMA Negeri 4 Palu Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Hukum Newon pada Siswa X SMA Negeri 4 Palu Nursia, Darsikin, dan Syamsu Shiajung@yahoo.co.id Pend. Fisika, FKIP, Universias

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Kepuusan Model rumusan masalah dan pengambilan kepuusan yang digunakan dalam menyelesaikan skripsi ini dimulai dari observasi lapangan

Lebih terperinci

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi Bab II Dasar Teori Kelayakan Invesasi 2.1 Prinsip Analisis Biaya dan Manfaa (os and Benefi Analysis) Invesasi adalah penanaman modal yang digunakan dalam proses produksi unuk keunungan suau perusahaan.

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEPUASAN PASIEN FOKUS PADA KUALITAS PELAYANAN

PENINGKATAN KEPUASAN PASIEN FOKUS PADA KUALITAS PELAYANAN PENINGKATAN KEPUASAN PASIEN FOKUS PADA KUALITAS PELAYANAN Oong Karyono Teknik Indusri, Fakulas Teknik Universias Majalengka Email : oong_karyono@rockemail.com ABSTRAK Rumah saki umum daerah (RSUD) Kabupaen

Lebih terperinci

PENENTUAN KONSTANTA PEMULUSAN YANG MEMINIMALKAN MAPE DAN MAD MENGGUNAKAN DATA SEKUNDER BEA DAN CUKAI KPPBC TMP C CILACAP

PENENTUAN KONSTANTA PEMULUSAN YANG MEMINIMALKAN MAPE DAN MAD MENGGUNAKAN DATA SEKUNDER BEA DAN CUKAI KPPBC TMP C CILACAP Prosiding Seminar Nasional Maemaika dan Terapannya 2016 p-issn : 2550-0384; e-issn : 2550-0392 PENENTUAN KONSTANTA PEMULUSAN YANG MEMINIMALKAN MAPE DAN MAD MENGGUNAKAN DATA SEKUNDER BEA DAN CUKAI KPPBC

Lebih terperinci

PENGARUH GAJI, UPAH, DAN TUNJANGAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. XYZ

PENGARUH GAJI, UPAH, DAN TUNJANGAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. XYZ PENGARUH GAJI, UPAH, DAN TUNJANGAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. XYZ Khairunnisa aubara 1, Ir. Sugiharo Pujangkoro, MM 2, uchari, ST, M.Kes 2 Deparemen Teknik Indusri, Fakulas Teknik, Universias

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 23 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian dilaksanakan di iga empa berbeda. Unuk mengeahui ingka parisipasi masyaraka penelii mengambil sampel di RT 03/RW 04 Kelurahan Susukan dan RT 05/RW

Lebih terperinci

BIJAK Volume 14, No. 02, September 2017 Majalah Ilmiah Institut STIAMI ISSN

BIJAK Volume 14, No. 02, September 2017 Majalah Ilmiah Institut STIAMI ISSN BIJAK Volume 14, No. 02, Sepember 2017 Majalah Ilmiah Insiu STIAMI PENGARUH BEBAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN DENGAN KEPUASAN KERJA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING DI BAGIAN

Lebih terperinci

Kadek Bayu Wibawa*, I Ketut Sumerta**, I Made Dharmawan***

Kadek Bayu Wibawa*, I Ketut Sumerta**, I Made Dharmawan*** PELATIHAN MENITI PAPAN JARAK 4 METER 5 REPETISI 2 SET DAN 2 REPETISI 5 SET TERHADAP PENINGKATAN KESEIMBANGAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 MENGWI TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Kadek Bayu Wibawa*, I Keu Sumera**,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian Demografi Keadaan penduduk sanga era kaiannya dengan demografi. Kaa demografi berasal dari bahasa Yunani yang berari Demos adalah rakya aau penduduk,dan Grafein adalah

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Sauan Pendidikan : SMA Kelas/Semeser Maa Pelajaran Topik Waku : X / Ganjil : Fisika (Wajib/Mina*) : Gerak Jauh Bebas : 4 45 meni A. Kompeensi Ini KI 1: Menghayai dan mengamalkan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian mengenai kelayakan pengusahaan pupuk kompos dilaksanakan pada uni usaha Koperasi Kelompok Tani (KKT) Lisung Kiwari yang menjalin mira dengan Lembaga

Lebih terperinci

RANK DARI MATRIKS ATAS RING

RANK DARI MATRIKS ATAS RING Dela-Pi: Jurnal Maemaika dan Pendidikan Maemaika ISSN 089-855X ANK DAI MATIKS ATAS ING Ida Kurnia Waliyani Program Sudi Pendidikan Maemaika Jurusan Pendidikan Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam FKIP Universias

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK PERBANDINGAN METODE DES (DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING) DENGAN TES (TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING) PADA PERAMALAN PENJUALAN ROKOK (STUDI KASUS TOKO UTAMA LUMAJANG) 1 Fajar Riska Perdana (1110651142) 2 Daryano,

Lebih terperinci

Indah Nursuprianah, Darsono

Indah Nursuprianah, Darsono Perbedaan Kemampuan Komunikasi Maemaika Siswa Yang Menggunakan Pendekaan Pembelajaran Realisic Mahemaic Educaion (RME) Dan Pendekaan Konvensional Indah Nursuprianah, Darsono Program Sudi Pendidikan Maemaika,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan 40 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Baasan Operasional Konsep dasar dan baasan operasional pada peneliian ini adalah sebagai beriku: Indusri pengolahan adalah suau kegiaan ekonomi yang melakukan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini

METODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini METODE PENELITIAN Kerangka Pendekaan Sudi Penaagunaan lahan kawasan pesisir di Kabupaen Kulon Progo didasarkan pada karakerisik fisik, finansial usaha ani dan pemanfaaan saa ini. Karakerisik fisik adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara yang memutuskan untuk menempuh kebijakan hutang

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara yang memutuskan untuk menempuh kebijakan hutang BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Suau negara yang memuuskan unuk menempuh kebijakan huang luar negeri biasanya didasari oleh alasan-alasan yang dianggap rasional dan pening. Huang luar negeri

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengerian dan peunjuk yang digunakan unuk menggambarkan kejadian, keadaan, kelompok, aau

Lebih terperinci

HUMAN CAPITAL. Minggu 16

HUMAN CAPITAL. Minggu 16 HUMAN CAPITAL Minggu 16 Pendahuluan Invesasi berujuan unuk meningkakan pendapaan di masa yang akan daang. Keika sebuah perusahaan melakukan invesasi barang-barang modal, perusahaan ini akan mengeluarkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Propinsi Sumaera Uara merupakan salah sau propinsi yang mempunyai perkembangan yang pesa di bidang ransporasi, khususnya perkembangan kendaraan bermoor. Hal ini dapa

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORI 7 BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

PENERAPAN PERHITUNGAN FISHER-SNEDECOR UNTUK UJI F

PENERAPAN PERHITUNGAN FISHER-SNEDECOR UNTUK UJI F PENERAPAN PERHITUNGAN FISHER-SNEDECOR UNTUK UJI F Zihaul Haq 1, Bowo Nurhadiono, S.Si, M.Kom 2 1 Mahasiswa Teknik Informaika, Universias Dian Nuswanoro Semarang 2 Dosen Pembimbing Teknik Informaika, Universias

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Pemikiran Teoriis Pengerian proyek menuru Arifin yang dikuip dari Mariyanne (2006) adalah suau akivias di mana dikeluarkannya uang dengan harapan unuk mendapakan hasil

Lebih terperinci

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X USULAN ENERAAN METODE KOEISIEN MANAJEMEN (BOMAN S) SEBAGAI ALTERNATI MODEL ERENCANAAN RODUKSI RINTER TIE LX400 ADA T X Hendi Dwi Hardiman Jurusan Teknik Manajemen Indusri - Sekolah Tinggi Manajemen Indusri

Lebih terperinci

ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI

ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI Yusep Suparman Universias Padjadjaran yusep.suparman@unpad.ac.id ABSTRAK.

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di Tempa Pelayanan Koperasi (TPK) Cibedug, Kecamaan Lembang, Kabupaen Bandung, Jawa Bara. Pemilihan lokasi dilakukan secara

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Tahapan Pemecahan Masalah Tahapan pemecahan masalah berfungsi unuk memudahkan dalam mencari jawaban dalam proses peneliian yang dilakukan agar sesuai dengan arah

Lebih terperinci