e-journal. Volume 06 Nomor 03 Tahun 2017, Edisi Yudisium Periode Agustus 2017, Hal 7-11

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "e-journal. Volume 06 Nomor 03 Tahun 2017, Edisi Yudisium Periode Agustus 2017, Hal 7-11"

Transkripsi

1 PERBEDAAN PENERAPAN ANTARA MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH PADA KOMPETENSI MEMBUAT POLA CELANA PANJANG (SLACK) DI SMK NEGERI 3 KEDIRI Aufa Rohmaul Laili Mahasiswi Program Sudi S- Pendidikan Taa Busana, Fakulas Teknik, Universias Negeri Surabaya. fafaaufa6@gmail.com Marniai Dosen Pembimbing Jurusan PKK, Fakulas Teknik, Universias Negeri Surabaya marniai@unesa.ac.id Absrak Tujuan peneliian ini adalah unuk membandingkan hasil belajar pengeahuan, keerampilan dan sikap pesera didik seelah dierapkan model pembelajaran langsung dan model pembelajaran berdasarkan masalah pada kompeensi membua pola celana panjang (Slack). Peneliian ini adalah peneliian eksperimen sedangkan desain peneliiannya pre-es-pos-es conrol group design. Peneliian ini dilaksanakan di SMK Negeri 3 Kediri dengan menggunakan kelas eksperimen yang berjumlah 30 pesera didik dan kelas konrol yang berjumlah 30 pesera didik. Variabel bebas pada peneliian ini model pembelajaran langsung dan model pembelajaran berdasarkan masalah, sedangkan variabel erikanya hasil belajar. Insrumen yang digunakan yaiu lembar validasi perangka pembelajaran, lembar pengamaan sikap pesera didik. Analisis hasil belajar menggunakan uji- unuk mengungkap pengeahuan dan keerampilan.hasil peneliian ini menunjukkan hasil belajar pengeahuan signifikansi 0,442, karena signifikansi 0,442>0,05 maka H o dierima. Sedangkan hasil belajar keerampilan menunjukkan signifikansi 0,608, karena signifikansi 0,608>0,05 maka H o dierima. Berdasarkan hasil analisis daa perbedaan hasil belajar dikeahui signifikansi α 0,29 karena 0,29 > 0,05 maka Ho dierima dan Ha diolak. Hasil peneliian membukikan bahwa hasil belajar pengeahuan, keerampilan dan sikap idak ada perbedaan anara hasil belajar model pembelajaran langsung dan model pembelajaran berdasarkan masalah pada kompeensi membua pola celana panjang (Slack) di SMK Negeri 3 Kediri. Kaa kunci: Model pembelajaran langsung, model pembelajaran berdasarkan masalah, perbedaan hasil belajar, membua pola celana panjang (Slack) Absrac The purpose of his sudy o compare he resul of learning knowledge, skill and aiude of using he Learning Model Direcly and Learning Problem Based Insrucion on compeen make a rousers (Slack). The research is experimen research while he design work is pre -es-pos-es conrol group design. The research was conduced a SMK Negeri 3 Kediri using oaling experimen classes 30 suden and oaling conrol classes is 30 suden. The independen variable of his reseacrh is learning direc insrucion and learning problem based insrucion, and dependen variable is oucomes learning. Insrumen used ha device validaion shee, observaion shees aiude and skill of learning oucomes and achievemen es aiudes, knowledge and skills. Analysis of learning oucomes using -es o unveil he learning of knowledge and skill. These resul indicae he oucomes learning of knowledge 0,442 significance, because 0,442 > 0,05 hen Ho accep. For he oucomes learning of skill 0608 significance, because 0,608> 0,05 hen Ho accep. Based on his ananlysis differen daa of oucomes learning α 0,29, because 0,29 > 0,05 hen Ho accep and Ha rejeced. Research resul obained of oucomes learning of knowledge, skill and aiude no differn beween learning direc insrucion and problem based insrucion on compeen make a rousers (Slack) a SMK Negeri 3 Kediri. Keyword: Learning direc insrucion, learning problem based insrucion, diffrence oucome learning, make a rouser paern (Slack) 7

2 PENDAHULUAN Pendidikan memiliki peran pening dalam mencipakan masyaraka yang cerdas, damai, erbuka, dan demokrais. Pendidikan dari segi kehidupan dirasakan sanga pening bagi perkembangan hidup manusia. Pendidikan dilaksanakan secara berjenjang dan berkesinambungan, dimulai dari jenjang pendidikan dasar, menengah dan inggi. Seiap jenjang pendidikan mempunyai peranan sendiri-sendiri erhadap siswa yaiu mempersiapkan diri dan memberikan bekal unuk melanjukan pendidikan lebih inggi dan kemampuan yang berupa ilmu pengeahuan, sikap dan keerampilan agar siap erjun dalam kehidupan masyaraka. Pendidikan di Indonesia erdiri dari beberapa jenjang yaiu dari Taman Kanak-Kanak (TK), Pendidikan dasar yaiu Sekolah Dasar (SD) dan Pendidikan Menengah yaiu Sekolah menengah Perama (SMP), sedangkan pendidikan menengah yaiu Sekolah Menengah Aas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sera pendidikan inggi yaiu perguruan inggi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah sauan pendidikan yang berujuan unuk meningkakan kecerdasan, pengeahuan, kepribadian, akhlak mulia sera keerampilan unuk hidup mandiri dan mengikui pendidikan lebih lanju sesuai dengan kejuruannya. (Mulyasa, 2007:79). SMK erbagi aas beberapa kelompok dianaranya kelompok program peranian, perikanan, kelauan, bisnis dan manajeman sera pariwisaa. Kurikulum yang diacu SMK saa ini adalah Kurikulum Tingka Sauan Pendidikan (KTSP) yang dikelompokkan dan diorganisasikan menjadi program normaif, adapif, produkif, pengembangan diri dan muaan lokal dan kurikulum 203 dikelompokkan menjadi kelompok A wajib, B wajib, dan C wajib yang erbagi menjadi C, C2, dan C3. C melipui dasar bidang kejuruan, C2 melipui dasar kompeensi kejuruan, sera C3 melipui kompeensi kejuruan. Dalam proses pembelajarannya semua menggunakan berbagai model pembelajaran, dianaranya adalah model pembelajaran langsung (Direc Insrucion) dan pembelajaran berdasarkan masalah ( Problem Based Insrucion). Berbagai langkah pengembangan muu SMK pun dijalani, anara lain dengan meningkakan muu SMK maupun lulusan SMK. Ada berbagai fakor yang dapa menenukan kualias pendidikan di sekolah, yakni: fakor guru, siswa, sara dan prasarana dan fakor lingkungan (Wina Sanjaya, 2006: 52-57). Rendahnya muu pendidikan adalah salah sau penyebab proses pembelajaran yang belum efekif. Unuk mewujudkan pembelajaran yang sesuai sasaran salah saunya dengan cara menggunakan meode dan sraegi pembelajaran yang epa. Penggunaan model pembelajaran adalah salah sau usaha yang dilakukan oleh seorang guru dalam melakukan suau pengajaran di kelas. Hal ini dilakukan agar proses pembelajaran siswa akan lebih berkompeensi sesuai dengan unuan dari maa pelajaran yang dipelajari. Dalam maa pelajaran membua pola juga diperlukan sebuah model pembelajaran yang epa bagi siswa. Model pembelajaran yang digunakan dalam maeri membua pola celana panjang (Slack) haruslah model pembelajaran yang bisa memberikan suasana kelas menjadi akif, eruama bagi siswa. Penggunaan model pembelajaran langsung seiap hari akan menimbulkan kejenuhan pada siswa, siswa menjadi idak erarik dan menyebabkan siswa menjadi kurang ermoivasi unuk erliba akif dalam pembelajar Nilai hasil belajar membua pola siswa kelas XI Busana Buik SMK Negeri 3 Kediri pada kompeensi membua pola msih relaif rendah, hal ini dikeahui berdasarkan hasil wawancara dengan guru maa pelajaran membua pola pada ahun 205, nilai raa-raa siswa pada maa pelajaran membua pola yaiu 65-70, sedangkan hasil ini masih dibawah Krieria Keunasan Minimal (KKM) yang sudah d ienukan, yakni 75. Berdasarkan permasalahan diaas, yaiu nilai hasil belajar siswa kelas XI SMK Negeri 3 Kediri pada kompeensi membua pola yang relaif rendah, maka unuk belajar lebih akif dan efekif yang dapa meningkakan hasil belajar siswa, berbagai pendekaan dan model pembelajaran dapa digunakan oleh guru. Dalam model pembelajaran berdasarkan masalah pendekaan pembelajaran lebih diekankan kepada siswa. Jadi seorang guru memberikan kesempaan yang lebih kepada siswa unuk menyelidiki dan mempelajari siuasi-siuasi masalah oenik dan bermakna. Dengan penerapan model-model pembelajaran guru dapa mengembangkan seluruh poensi pesera didik secara opimal dalam meningkakan pemahaman belajar siswa, salah sau yang digunakan adalah model pembelajaran berdasarkan masalah, karena model pembelajaran ini pendekaan pembelajaran lebih diekankan kepada siswa. Jadi seorang guru memberkan kesempaan yang lebih kepada siswa. Jadi seorang guru menyelidiki dan mempelajari siuasisiuasi masalah oenik dan bermakna. Siswa dapa merumuskan sendiri penemuannya. METODE PENELITIAN Jenis peneliian yang digunakan adalah True Experimenal Design Tempa peneliian yang digunakan unuk melaksanakan peneliian ini adalah SMK Negeri 3 Kediri pada semeser genap ahun ajaran 205/206. Populasi peneliian ini adalah siswa kelas XI Program Keahlian Taa Busana SMK Negeri 3 Kediri. Sampel peneliian ini adalah siswa kelas XI Busana Buik sebagai kelas konrol(model pembelajaran langsung) dan siswa kelas XI Busana Buik 2 sebagai kelas eksperimen (model pembelajaran berdasarkan masalah). Rancangan yang digunakan dalam peneliian ini adalah pre-es pos-es conrol group design. Desain ini merupakan pengembangan desain pos-es Only Conrol Group. Perbedaannya erleak pada baik kelompok perama dan kelompok pengonrol dilaku- 8

3 kan pengukuran di depan ( pre-es). Desainnya sebagai beriku. Pola Pre-es Treamen Pos-es Eksperimen O X O 2 Konrol O - O 2 Gambar. Desain peneliian Pada rancangan peneliian ini O adalah prees pada kelas eksperimen O 2 :pos-es pada kelas eksperimen, O 3 : pre-es pada kelas konrol, O 4 : poses pada kelas konrol. X : perlakuan yang diberikan menggunakan model pembelajaran berdasarkan masalah. Variabel bebas pada peneliian ini adalah model pembelajaran langsung dan model pembelajran berdasarkan masalah. Variabel erikanya adalah hasil belajar sikap, pengeahuan dan keerampilan pesera didik seelah mengikui proses pembelajaran dan variabel konrolnya dengan memberikan pre-es dan membenuk kelas eksperimen dan konrol, seelah iu dibandingkan hasilnya. Prosedur peneliian yang dilakukan yaiu ahap persiapan yang erdiri dari melakukan survei ke sekolah yang akan digunakan peneliian, menyusun proposal peneliian, menyusun perangka pembelajaran (silabus, RPP, handou, media pembelajaran), menyusun insrumen peneliian (lembar penilian hasil belajar sikap, pengeahuan dan keerampilan) dan validasi insrumen. Selanjunya adalah ahap pelaksanaan dan yang erakhir adalah ahap penyajian daa. Teknik pengumpulan daa dan insrumen akan dijabarkan pada Tabel. Tabel. Teknik pengumpulan daa dan insrumen Subjek Perangka pembelajaran (silabus, RPP, handou, char ) pengeahuan keerampilan sikap Teknik pengumpulan daa Validasi ahli Meode es Pengamaan Pengamaan Insrumen peneliian Lembar validasi Soal pilihan ganda. Masingmasing buir 4 pilihan jawaban. Soal pre-es dan poa-es (erlampir) Lembar pengamaan keerampilan (erlampir) Lembar pengamaan sikap spiriual dan sosial (erlampir) Meode analisis daa pada peneliian ini adalah Uji- dengan araf nyaa (signifikansi) 5%. selanjunya daa yang diperoleh dalam peneliian ini dianalisis dengan menggunakan analisis daa saisik dengan banuan kompuer SPSS 7. Tabel 2. Cara menenukan perbedaan Hipoesis Alernaif Hipoesis alernaif (Ha) (Ha) dierima jika diolak jika. hiung > abel. hiung < abel 5% 2. α 0,05 2. α > 0,05 Unuk menenukan mean penyajian daa peneliian dari masing-masing aspek adalah sebagai beriku: Tabel 3. Kaegori mean No Kaegori Inerpreasi 3,25 < 4,00 Sanga baik 2 2,50 < 3,25 Baik 3,75 < 2,50 Cukup Baik 4,00 <,75 Buruk Unuk menghiung nilai hasil belajar sikap kelas konrol (model pembelajaran langsung) dan kelas eksperimen (model pembelajaran berdasarkan masalah) dilakukan dengan cara menjumlahkan skor semua siswa pada seiap aspek kemudian dibagi dengan jumlah skor maksimal pada seiap aspek. Kemudian hasil pembagian dikalikan 4 (nilai maksimal). Raa-raa = x 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Analisis Daa Hasil Belajar Pesera Didik a. Analisis hasil belajar pengeahuan Analisis hasil belajar pengeahuan diperoleh dari hasil pos-es yang digunakan unuk mengungkap hasil belajar pengeahuan. Tabel 4. Analisis hasil belajar pengeahuan kelas konrol dan eksperimen Deviaion Pos_Konrol Pos_Eksperimen Berdasarkan abel di aas dijelaskan hiung 0,779 dengan ingka signifikansi α 0,442 > 0,05. Berari Ho dierima dan Ha diolak, karena α > 0,05. Jadi idak ada perbedaan penerapan anara pembelajaran langsung dan pembelajaran berdasarkan masalah pada kompeensi membua pola celana panjang (Slack) 9

4 di SMK Negeri 3 Kediri pada aspek hasil belajar pengeahuan. b. Analisis Hasil Belajar Keerampilan Analisis hasil belajar keerampilan diperoleh dari hasil pengamaan yang dilakukan penelii selama proses pembelajaran berlangsung dan menilai sesuai dengan rubrik penskoran yang sudah dibua. Tabel 5. Analisis hasil belajar keerampilan kelas konrol dan eksperimen Deviaion Konrol Eksperimen.9655 aspek anggung jawab sebesar mean 3,8 ermasuk kaegori sanga baik, aspek bekerja sama sebesar mean 3,6 ermasuk kaegori sanga baik, aspek saling menghargai mean 3,8 dengan kaegori sanga baik dan aspek disiplin mean 3,6 dengan kaegori sanga baik dan aspek percaya diri dan jujur mean 3,8 dengan kaegori sanga baik 2) sikap kelas eksperimen (model Berdasarkan abel di aas dijelaskan hiung 0,59 dengan ingka signifikansi α 0,608 > 0,05. Berari Ho dierima dan Ha diolak, karena α > 0,05. Jadi idak ada perbedaan penerapan anara pembelajaran langsung dan pembelajaran berdasakan masalah pada kompeensi membua pola celana panjang (Slack) di SMK Negeri 3 Kediri pada aspek hasil belajar keerampilan. c. Analisis hasil belajar sikap pesera didik Analisis hasil belajar sikap diperoleh dari hasil pengamaan yang dilakukan penelii selama proses pembelajaran berlangsung dengan cara mengamai pesera didik saa proses pembelajaran dan menilainya sesuai dengan rubrik penskoran yang sudah dibua. Penilaian ini dilakukan dengan cara memperhaikan 5 indikaor hasil belajar sikap sebelumnya sudah dijelaskan pada bab 3 yang melipui: () jujur; (2) di - siplin; (3) menghargai; (4) komunikasi; dan (5) anggung jawab. ) sikap kelas konrol (model pembelajaran langsung) Gambar. Diagram hasil belajar sikap kelas konrol Berdasarkan diagram hasil penilaian sikap pesera didik pada kelas konrol menunjukkan bahwa raa-raa sikap siswa pada Gambar 2. Diagram hasil belajar sikap kelas eksperimen (model pembelajaran berdasarkan masalah) Berdasarkan diagram hasil penilaian sikap pesera didik pada kelas eksperimen menunjukkan bahwa pada kelas eksperimen raa-raa sikap siswa pada aspek anggung jawab sebesar 3,8 ermasuk kaegori sanga baik, aspek kerja sama raa-raa penilaian sebesar mean 3,9 ermasuk kaegori sanga baik, aspek saling menghargai mean 3,7 dengan kaegori sanga baik, aspek disiplin mean 3,9 dengan kaegori sanga baik dan aspek percaya diri mean 3,7 dengan kaegori sanga baik. Berdasarkan hasil perhiungan hasil belajar sikap, pengeahuan dan keerampilan dapa disimpulkan bahwa hasil belajar dari kelas konrol dan kelas eksperimen ermasuk dalam kaegori sanga baik. Hal ini sesuai menuru Sudjana (2005: 3) mendefinisikan hasil belajar pesera didik pada hakikanya adalah perubahan ingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengerian yang lebih luas mencakup bidang kogniif, afekif dan psikomoorik. mencakup kemampuan ranah kogniif, afekif dan psikomoorik yang harus diinga keseluruhan bukan hanya salah sau aspek poensi yang dikegorikan oleh para pakar pendidikan sebagaimana elah disebukan diaas idak diliha secara erpisah melainkan komprehensif. Menuru Bloom (dalam Sudjana 2005) mem - bagi hasil belajar dalam 3 (iga) ranah, yaiu ranah afekif (sikap) Ranah afekif adalah ranah yang ber - kaian dengan sikap dan nilai. Ranah afekif mencakup waak perilaku seperi perasaan, mina, sikap, emosi dan nilai. Ranah afekif melipui lima jenjang kemampuan, yaiu menerima, menjawab aau reaksi, organisasi, dan berineraksi dengan suau nilaikogniif, 0

5 ranah kogniif (pengeahuan) mengacu pada hasi l belajar yang berkenaan dengan pengembangan kemampuan oak dan penalaran siswa dan psikomoor (kee - rampilan) berhubungan dengan hasil belajar yang pencapaiannya melalui keerampilan manipulasi yang melibakan oo dan kekuaan fisik. psikomoor ampak dalam benuk keerampilan (skill) dan kemampuan berindak individu 2. Analisis Daa Perbedaan Hasil Belajar Seelah daa erkumpul kemudian dianalisis saisik menggunakan uji- dengan banuan kompuer program SPSS 7, unuk mengeahui perbedaan penerapan anara kelas konrol (pembelajaran langsung) dan kelas eksperimen (pembelajaran berda - sarkan masalah). Unuk perhiungan klasikafikasi Uji- dijelaskan di bawah ini: Tabel 6 Hasil Uji Independen Sample Tes Konrol Eksperimen Deviaion Berdasarkan abel di aas dijelaskan hiung,255 dengan ingka signifikansi α 0,29 > 0,05. Berari Ho dierima dan Ha diolak, karena α > 0,05. Jadi idak ada perbedaan penerapan anara pembelajaran langsung dan pembelajaran berdasarkan masalah pada hasil belajar kompeensi membua pola celana panjang (Slack) di SMK Negeri 3 Kediri. Berdasarkan hasil analisis dijelaskan hiung,255 dengan ingka signifikansi α 0,29 > 0,05. Berari Ho dierima dan Ha diolak, karena α > 0,05. Jadi idak ada perbedaan anara kelas konrol (model pembelajaran langsung) dan kelas eksperimen (pem - belajaran berdasarkan masalah) pada aspek analisis hasil belajar keerampilan penerapan anara pembelajaran langsung dan pembelajaran berdasakan masalah pada kompeensi membua pola celana panjang (Slack) di SMK Negeri 3 Kediri. Hal ini sesuai dengan Arends (Triano, 20 07: 29) Model pembelajaran langsung adalah: Salah sau pendekaan mengajar yang dirancang khusus unuk menunjang proses belajar siswa yang berkaian dengan pengeahuan deklaraif dan pengeahuan prosedural yang ersrukur dengan baik yang diajarkan dengan pola kegiaan yang berahap, selangkah demi selangkah. sedangkan model pembelajaran berdasarkan masalah menghasilkan pengeahuan yang benar-benar bermakna. Dan menuru Raumanan (Trian o, 2009: 92) pengajaran berdasarkan masalah merupakan pendekaan yang efekif unuk pengajaran proses berpikir ingka inggi. Pembelajaran ini membanu siswa unuk memproses informasi yang sudah jadi dalam benaknya dan menyusun pengeahuan mereka sendiri enang dunia sosial dan sekiarnya. Jadi dari kedua model pembelajaran ersebu dapa mendukung unuk dierapkan pada pembelajaran membua pola. PENUTUP Simpulan Simpulan yang dapa diambil dari hasil peneliian ini melipui 3 hasil belajar pesera didik, yaiu:. sikap, pengeahuan dan keerampilan. Berdasarkan analisis hasil belajar sikap, pengeahuan dan keerampilan pada kelas konrol (pembelajaran langsung) dengan kelas eksperimen (model pembelajaran berdasarkan) ermasuk dalam kaegori sanga baik dan idak ada perbedaan anara kelas konrol (model pembelajaran langsung) dan kelas eksperimen (pembelajaran berdasarkan masalah) kompeensi membua pola celana panjang (Slack) di SMK Negeri 3 Kediri. 2. Tidak ada perbedaan penerapan anara pembelajaran langsung dan pembelajaran berdasarkan masalah pada kompeensi membua pola celana panjang (Slack) di SMK Negeri 3 Kediri pada aspek hasil belajar sikap, pengeahuan dan keerampilan. Saran Berdasarkan hasil dari peneliian ini, penelii memberikan saran anara lain:. Dalam proses pembelajaran guru hendaknya lebih kreaif dalam menggunakan model pembelajaran dan dalam menyusun maeri yang akan disajikan unuk meningkakan hasil belajar siswa. DAFTAR PUSTAKA Mulyasa Panduan Belajar KBK. Bandung. Sanjaya, Wina Sraegi Pembelajaran Berorienasi Sandar ProsesPendidikan. Jakara: Prenada Media Group Sudjana, Meoda Saisika. Tarsio. Bandung Sundayana, Rosina Saisika Peneliian Pendidikan. Bandung: Alfabea Triano Model-model Pembelajaran Inovaif Berorienasi Konsrukivisik. Jakara: Presasi Pusaka

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 3 SEWON. Oleh: Nurul Hidayati

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 3 SEWON. Oleh: Nurul Hidayati EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 3 SEWON Oleh: Nurul Hidayai Mahasiswa S1 Pendidikan Maemaika, Fakulas Keguruan dan

Lebih terperinci

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ISSN 5-73X PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR ISIKA SISWA Henok Siagian dan Iran Susano Jurusan isika, MIPA Universias Negeri Medan Jl. Willem Iskandar, Psr V -Medan

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Jurnal Lensa Kependidikan Fisika Vol. 1 Nomor 1, Juni 13 ISSN: 338-4417 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 1/13

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Desain Peneliian Peneliian ini adalah peneliian Quasi Eksperimenal Design dengan kelas eksperimen dan kelas conrol dengan desain Prees -Poses Conrol Group Design

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK. Oleh: Yoyo Zakaria Ansori

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK. Oleh: Yoyo Zakaria Ansori MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK Oleh: Yoyo Zakaria Ansori Peneliian ini dilaarbelakangi rendahnya kemampuan memecahkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekaan Peneliian Jenis peneliian yang digunakan dalam peneliian ini adalah peneliian evaluasi dan pendekaannya menggunakan pendekaan kualiaif non inerakif (non

Lebih terperinci

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI. Oleh:

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI. Oleh: Arikel Skripsi TINGKAT KEBUGARAN JASMANI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI Diajukan Unuk Memenuhi Sebagian Syara Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A III METODE PEELITIA Salah sau komponen peneliian yang mempunyai ari pening dalam kaiannya dengan proses sudi secara komprehensif adalah komponen meode peneliian. Meode peneliian menjelaskan bagaimana

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.. Hasil Peneliian 4... Daa Hasil Peneliian Dari hasil peneliian diperoleh daa kemampuan dribble. hasilnya sebagai mana pada abel I (dilampirkan) 4... Deskripsi

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN TERPROGRAM DALAM PEMBENTUKAN MINAT BELAJAR SISWA

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN TERPROGRAM DALAM PEMBENTUKAN MINAT BELAJAR SISWA PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN TERPROGRAM DALAM PEMBENTUKAN MINAT BELAJAR SISWA Erlangga Andalas Saki, Maskun, Suparman Arif. FKIP Unila Jl. Prof. Dr. Soemanri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung

Lebih terperinci

Unnes Science Education Journal

Unnes Science Education Journal USEJ 3 (1) (014) Unnes Science Educaion Journal hp://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/usej PENERAPAN PEMBELAJARAN IPA TERPADU MENGGUNAKAN LKS BERBASIS CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA SISWA

Lebih terperinci

Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Hukum Newton pada Siswa Kelas X SMA Negeri 4 Palu

Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Hukum Newton pada Siswa Kelas X SMA Negeri 4 Palu Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Hukum Newon pada Siswa X SMA Negeri 4 Palu Nursia, Darsikin, dan Syamsu Shiajung@yahoo.co.id Pend. Fisika, FKIP, Universias

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

PENERAPAN PROGRAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DISKRIT BERBASIS AKTIVITAS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS MAHASISWA

PENERAPAN PROGRAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DISKRIT BERBASIS AKTIVITAS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS MAHASISWA JPPM Vol. 9 No. 2 (2016) PENERAPAN PROGRAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DISKRIT BERBASIS AKTIVITAS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS MAHASISWA Rika Mulyai Musika Sari Program Sudi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode 20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBELAJARAN QUANTUM BERBANTUAN PERMAINAN DALAM PEMBELAJARAN TERHADAP KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR KOGNITIF IPA SISWA KELAS V

PENGARUH PEMBELAJARAN QUANTUM BERBANTUAN PERMAINAN DALAM PEMBELAJARAN TERHADAP KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR KOGNITIF IPA SISWA KELAS V Ni Nyoman Niha Samadhi, Puu Nanci Riasini. (17). Pengaruh Pembelajaran Quanum Berbanuan Permainan Dalam Pembelajaran Terhadap Keakifan Dan Hasil Belajar Kogniif IPA Siswa Kelas V. Inernaional Journal of

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN III METODOLOGI PENELITIN Meode adalah suau prosedur aau cara unuk mengeahui sesuau yang mempunyai langkah-langkah sisemais. 1 Meode peneliian adalah semua asas, perauran, dan eknik-eknik yang perlu diperhaikan

Lebih terperinci

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo)

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo) PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Sudi pada karyawan eap PT PG Tulangan Sidoarjo) Niken Dwi Okavia Heru Susilo Moehammad Soe`oed Hakam Fakulas Ilmu Adminisrasi

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN AWAL DAN KEMAMPUAN NUMERIK DENGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMP

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN AWAL DAN KEMAMPUAN NUMERIK DENGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMP HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN AWAL DAN KEMAMPUAN NUMERIK DENGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMP Halima Rosida 1, Widha Sunarno 2, Supurwoko 3 Program Sudi Pendidikan Fisika PMIPA FKIP UNS Surakara, 57126, Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

STUDI KOMPARASI ANTARA HASIL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DENGAN KqONVENSIONAL PADA MATERI RANGKAIAN LISTRIK DI SMK NEGERI 2 SURABAYA

STUDI KOMPARASI ANTARA HASIL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DENGAN KqONVENSIONAL PADA MATERI RANGKAIAN LISTRIK DI SMK NEGERI 2 SURABAYA Sudi Komparasi Anara Hasil Pembelajaran Koneksual Dengan Konvensional STUDI KOMPARASI ANTARA HASIL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DENGAN KqONVENSIONAL PADA MATERI RANGKAIAN LISTRIK DI SMK NEGERI SURABAYA INDRAYANA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan

Lebih terperinci

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional. JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 7 No. 1, April 7 : 3-9 ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Sudi kasus pada CV Cia Nasional. Oleh Emmy Supariyani* dan M. Adi Nugroho *Dosen

Lebih terperinci

Kadek Bayu Wibawa*, I Ketut Sumerta**, I Made Dharmawan***

Kadek Bayu Wibawa*, I Ketut Sumerta**, I Made Dharmawan*** PELATIHAN MENITI PAPAN JARAK 4 METER 5 REPETISI 2 SET DAN 2 REPETISI 5 SET TERHADAP PENINGKATAN KESEIMBANGAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 MENGWI TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Kadek Bayu Wibawa*, I Keu Sumera**,

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,

Lebih terperinci

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X USULAN ENERAAN METODE KOEISIEN MANAJEMEN (BOMAN S) SEBAGAI ALTERNATI MODEL ERENCANAAN RODUKSI RINTER TIE LX400 ADA T X Hendi Dwi Hardiman Jurusan Teknik Manajemen Indusri - Sekolah Tinggi Manajemen Indusri

Lebih terperinci

Indah Nursuprianah, Darsono

Indah Nursuprianah, Darsono Perbedaan Kemampuan Komunikasi Maemaika Siswa Yang Menggunakan Pendekaan Pembelajaran Realisic Mahemaic Educaion (RME) Dan Pendekaan Konvensional Indah Nursuprianah, Darsono Program Sudi Pendidikan Maemaika,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Disparias pembangunan ekonomi anar daerah merupakan fenomena universal, disemua negara anpa memandang ukuran dan ingka pembangunannya. Disparias pembangunan merupakan

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Jurusan PGSD. Oleh:

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Jurusan PGSD. Oleh: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PBI DENGAN MEDIA AUDIO-VISUAL PADA KEGIATAN MENGENAL BAGIAN TUBUH HEWAN TERHADAP KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN BAGIAN TUBUH MAKHLUK HIDUP KELAS IV SDN SEMAMPIR SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Air merupakan kebuuhan pokok bagi seiap makhluk hidup di dunia ini ermasuk manusia. Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang pening bagi kelangsungan hidup

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Sauan Pendidikan : SMA Kelas/Semeser Maa Pelajaran Topik Waku : X / Ganjil : Fisika (Wajib/Mina*) : Gerak Jauh Bebas : 4 45 meni A. Kompeensi Ini KI 1: Menghayai dan mengamalkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Dalam pelaksanaan pembangunan saa ini, ilmu saisik memegang peranan pening baik iu di dalam pekerjaan maupun pada kehidupan sehari-hari. Ilmu saisik sekarang elah melaju

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 35 BAB LANDASAN TEORI Meode Dekomposisi biasanya mencoba memisahkan iga komponen erpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan dere daa ekonomi dan bisnis. Komponen ersebu adalah fakor rend (kecendrungan),

Lebih terperinci

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomor 2, Nopember 2014 ISSN

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomor 2, Nopember 2014 ISSN Peramalan Dengan Meode Smoohing dan Verifikasi Meode Peramalan Dengan Grafik Pengendali Moving Range () (Sudi Kasus: Produksi Air Bersih di PDAM Tira Kencana Samarinda) Forecasing wih Smoohing and Verificaion

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN 5 STATISTIK NON PARAMETRIK

PEMBELAJARAN 5 STATISTIK NON PARAMETRIK PEMBELAJARAN 5 STATISTIK NON PARAMETRIK Kompeensi Dasar paramerik. Mahasiswa memahami enang beberapa eknik analisis saisik non Indikaor Pencapaian Mahasiswa dapa: a. Menjelaskan, menghiung dan menerapkan

Lebih terperinci

BAB VII KURIKULUM PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

BAB VII KURIKULUM PROGRAM STUDI PSIKOLOGI BAB VII KURIKULUM PROGRAM STUDI PSIKOLOGI 1. Visi, Misi, dan Sasaran Muu Program Sudi Psikologi a. Visi Menjadi lembaga pendidikan psikologi yang menguamakan kesempurnaan (excellence), memiliki sandar

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF Pada bab ini akan dibahas mengenai sifa-sifa dari model runun waku musiman muliplikaif dan pemakaian model ersebu menggunakan meode Box- Jenkins beberapa ahap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Perekonomian dunia elah menjadi semakin saling erganung pada dua dasawarsa erakhir. Perdagangan inernasional merupakan bagian uama dari perekonomian dunia dewasa

Lebih terperinci

VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE

VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE Indra Nurhadi Program Sudi Manajemen Ekonomi, Fakulas Ekonomi, Universias Gunadarma Jl. Akses Kelapa Dua Cimanggis,

Lebih terperinci

Eviani Damastuti-Penerapan Strategi KWL untuk..

Eviani Damastuti-Penerapan Strategi KWL untuk.. PENERAPAN STRATEGI KWL (KNOW-WANT TO KNOW-LEARNED) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA INTENSIF SISWA BERKESULITAN BELAJAR KELAS III SDN MANAHAN SURAKARTA Eviani Damasui dan Sugini *) sugini@fkip.uns.ac.id

Lebih terperinci

Indonesian Journal of Curriculum and Educational Technology Studies

Indonesian Journal of Curriculum and Educational Technology Studies IJCETS 3 (1) (2014): 39-46 Indonesian Journal of Curriculum and Educaional Technology Sudies hp://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jkp PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF MENGENAI RAGAM BUDAYA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Persediaan Persediaan adalah barang yang disimpan unuk pemakaian lebih lanju aau dijual. Persediaan dapa berupa bahan baku, barang seengah jadi aau barang jadi maupun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan

Lebih terperinci

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH)

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Journal Indusrial Servicess Vol. No. Okober 0 MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Abdul Gopar ) Program Sudi Teknik Indusri Universias

Lebih terperinci

DAMPAK KERUSAKAN EKOSISTEM HUTAN BAKAU (MANGROVE) TERHADAP PENDAPATAN MASYARAKAT PANTAI DI KECAMATAN SECANGGANG, KABUPATEN LANGKAT

DAMPAK KERUSAKAN EKOSISTEM HUTAN BAKAU (MANGROVE) TERHADAP PENDAPATAN MASYARAKAT PANTAI DI KECAMATAN SECANGGANG, KABUPATEN LANGKAT DAMPAK KERUSAKAN EKOSISTEM HUTAN BAKAU (MANGROVE) TERHADAP PENDAPATAN MASYARAKAT PANTAI DI KECAMATAN SECANGGANG, KABUPATEN LANGKAT Agus Purwoko Absrak Peneliian ini berujuan unuk unuk mengkaji dampak yang

Lebih terperinci

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis JURNAL SAINS DAN NI POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Prin) D-224 Peramalan Penjualan Sepeda Moor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis Desy Musika dan Seiawan Jurusan Saisika,

Lebih terperinci

Jl. Tamansari No.1 Bandung

Jl. Tamansari No.1 Bandung Prosiding Hubungan Masyaraka ISSN: 2460-6510 Hubungan anara Komunikasi Insruksional Pembimbing dengan Moivasi Kerja Pesera Prakek Kerja Lapangan Relaion beween Insrucor Insrucional Communicaion wih Work

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEPUASAN PASIEN FOKUS PADA KUALITAS PELAYANAN

PENINGKATAN KEPUASAN PASIEN FOKUS PADA KUALITAS PELAYANAN PENINGKATAN KEPUASAN PASIEN FOKUS PADA KUALITAS PELAYANAN Oong Karyono Teknik Indusri, Fakulas Teknik Universias Majalengka Email : oong_karyono@rockemail.com ABSTRAK Rumah saki umum daerah (RSUD) Kabupaen

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber

Lebih terperinci

Aplikasi Metode Seismik 4D untuk Memantau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg

Aplikasi Metode Seismik 4D untuk Memantau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg Aplikasi Meode Seismik 4D unuk Memanau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg Prillia Aufa Adriani, Gusriyansyah Mishar, Supriyano Absrak Lapangan minyak Erfolg elah dieksploiasi sejak ahun 1990 dan sekarang

Lebih terperinci

NiKomang Hendri Primayanti,NiNengahMadriAntari,NyomanDantes

NiKomang Hendri Primayanti,NiNengahMadriAntari,NyomanDantes PENERAPAN KONSELING EKSISTENSIAL HUMANISTIK MELALUI KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN TANGGUNG JAWAB BELAJAR SISWAKELAS VIII BSMP NEGERI 3 SINGARAJA NiKomang Hendri Primayani,NiNengahMadriAnari,NyomanDanes

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE CRIPT DALAM MENINGKATKAN PRETAI BELAJAR IWA Yuli Trilarasai, Iskandar yah dan Muhammad Basri FKIP Unila Jalan Prof. Dr. oemanri Brojonegoro No. Bandar Lampung 3545

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian Demografi Keadaan penduduk sanga era kaiannya dengan demografi. Kaa demografi berasal dari bahasa Yunani yang berari Demos adalah rakya aau penduduk,dan Grafein adalah

Lebih terperinci

BIJAK Volume 14, No. 02, September 2017 Majalah Ilmiah Institut STIAMI ISSN

BIJAK Volume 14, No. 02, September 2017 Majalah Ilmiah Institut STIAMI ISSN BIJAK Volume 14, No. 02, Sepember 2017 Majalah Ilmiah Insiu STIAMI PENGARUH BEBAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN DENGAN KEPUASAN KERJA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING DI BAGIAN

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR LOKASI DAN PROMOSI TERHADAP PENJUALAN PRODUK

ANALISIS FAKTOR LOKASI DAN PROMOSI TERHADAP PENJUALAN PRODUK ANALISIS FAKTOR LOKASI DAN PROMOSI TERHADAP PENJUALAN PRODUK Oleh : Bambang Sarjono Saf Pengajar Jurusan Teknik Elekro Polieknik Negeri Semarang Jl. Prof. Sudaro SH. Tembalang. Semarang 50275 Absrak Analisis

Lebih terperinci

UJI BREDENKAMP, HILDEBRAND, KUBINGER DAN FRIEDMAN

UJI BREDENKAMP, HILDEBRAND, KUBINGER DAN FRIEDMAN UJI BREDENKAP, HILDEBRAND, KUBINGER DAN FRIEDAN Firi Caur Lesari ABSTRACT Saisics is a science ha has imporan role in decision making The decision is made based on he daa and uses cerain mehods, especially

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa BAB 2 TINJAUAN TEORITI 2.1. Pengerian-pengerian Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. edangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

PENJADWALAN PEMBUATAN BOX ALUMININUM UNTUK MEMINIMUMKAN MAKESPAN (Studi Kasus di Perusahaan Karoseri ASN)

PENJADWALAN PEMBUATAN BOX ALUMININUM UNTUK MEMINIMUMKAN MAKESPAN (Studi Kasus di Perusahaan Karoseri ASN) B PENJADWALAN PEMBUATAN BOX ALUMININUM UNTUK MEMINIMUMKAN MAKESPAN (Sudi Kasus di Perusahaan Karoseri ASN) Firiya Gemala Dewi, Bobby O.P. Soepangka, Nurhadi Siswano Program Pasca Sarjana Magiser Manajemen

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoriis 3.1.1 Daya Dukung Lingkungan Carrying capaciy aau daya dukung lingkungan mengandung pengerian kemampuan suau empa dalam menunjang kehidupan mahluk hidup secara

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Pengangguran Pengangguran aau una karya merupakan isilah unuk orang yang idak mau bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu,

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

Statistika Inferensi Tentang Ratarata Dua Populasi Independen

Statistika Inferensi Tentang Ratarata Dua Populasi Independen Saisika Inferensi Tenang aaraa Dua Populasi Independen Populasi aa-raa = µ (idak dikeahui) Sampel Ukuran = n (besar) aa-raa = X Deviasi Sandar = S Uji Hipoesis enang Perbedaan aa-raa Sampel Besar Saisik

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah 37 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian-pengerian Kependudukan sanga era kaiannya dengan demgrafi. Kaa demgrafi berasal dari bahasa Yunani yang berari Dems adalah rakya aau penduduk, dan Grafein adalah

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian mengenai kelayakan pengusahaan pupuk kompos dilaksanakan pada uni usaha Koperasi Kelompok Tani (KKT) Lisung Kiwari yang menjalin mira dengan Lembaga

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian Peneliian ini dilakukan pada bulan Juni hingga Juli 2011 yang berlokasi di areal kerja IUPHHK-HA PT. Mamberamo Alas Mandiri, Kabupaen Mamberamo

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK.

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL MOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUAHAAN MEBEL INAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. ii Rukayah*), Achmad yaichu**) ABTRAK Peneliian ini berujuan unuk

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 23 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian dilaksanakan di iga empa berbeda. Unuk mengeahui ingka parisipasi masyaraka penelii mengambil sampel di RT 03/RW 04 Kelurahan Susukan dan RT 05/RW

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Peneliian Keinginan Kelompok Tani Duma Lori yang erdapa di Desa Konda Maloba dan masyaraka sekiar akan berdirinya penggilingan gabah di daerahnya, elah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) merupakan program sraegis Kemenerian Peranian dalam rangka mengurangi ingka kemiskinan,

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sample sumber dan

BAB IV METODE PENELITIAN. dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sample sumber dan BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Pendekaan Peneliiaan Peneliian sudi kasus ini menggunakan peneliian pendekaan kualiaif. menuru (Sugiono, 2009:15), meode peneliian kualiaif adalah meode peneliian ang berlandaskan

Lebih terperinci

PENGARUH GAJI, UPAH, DAN TUNJANGAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. XYZ

PENGARUH GAJI, UPAH, DAN TUNJANGAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. XYZ PENGARUH GAJI, UPAH, DAN TUNJANGAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. XYZ Khairunnisa aubara 1, Ir. Sugiharo Pujangkoro, MM 2, uchari, ST, M.Kes 2 Deparemen Teknik Indusri, Fakulas Teknik, Universias

Lebih terperinci

KLASIFIKASI DATA PRODUKSI PADI PULAU JAWA MENGGUNAKAN ALGORITMECLASSIFICATION VERSION 4.5 (C4.5)

KLASIFIKASI DATA PRODUKSI PADI PULAU JAWA MENGGUNAKAN ALGORITMECLASSIFICATION VERSION 4.5 (C4.5) KLASIFIKASI DATA PRODUKSI PADI PULAU JAWA MENGGUNAKAN ALGORITMECLASSIFICATION VERSION 4.5 (C4.5) Dwi Seyowai, Yuliana Susani, Supriyadi Wibowo Program Sudi Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan

Lebih terperinci

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan 3. METODE PENELITIAN 3.1. Pendekaan dan Meode Peneliian Jenis peneliian yang digunakan adalah jenis peneliian kualiaif dengan menggunakan daa kuaniaif. Daa kualiaif adalah mengeahui Gambaran pengelolaan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Tahapan Pemecahan Masalah Tahapan pemecahan masalah berfungsi unuk memudahkan dalam mencari jawaban dalam proses peneliian yang dilakukan agar sesuai dengan arah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Propinsi Sumaera Uara merupakan salah sau propinsi yang mempunyai perkembangan yang pesa di bidang ransporasi, khususnya perkembangan kendaraan bermoor. Hal ini dapa

Lebih terperinci

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND Noeryani 1, Ely Okafiani 2, Fera Andriyani 3 1,2,3) Jurusan maemaika, Fakulas Sains Terapan, Insiu Sains & Teknologi

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK PERBANDINGAN METODE DES (DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING) DENGAN TES (TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING) PADA PERAMALAN PENJUALAN ROKOK (STUDI KASUS TOKO UTAMA LUMAJANG) 1 Fajar Riska Perdana (1110651142) 2 Daryano,

Lebih terperinci

RANK DARI MATRIKS ATAS RING

RANK DARI MATRIKS ATAS RING Dela-Pi: Jurnal Maemaika dan Pendidikan Maemaika ISSN 089-855X ANK DAI MATIKS ATAS ING Ida Kurnia Waliyani Program Sudi Pendidikan Maemaika Jurusan Pendidikan Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam FKIP Universias

Lebih terperinci

Model Dinamis: Autoregressive Dan Distribusi Lag (Studi Kasus : Pengaruh Kurs Dollar Amerika Terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB))

Model Dinamis: Autoregressive Dan Distribusi Lag (Studi Kasus : Pengaruh Kurs Dollar Amerika Terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)) Model Dinamis: Auoregressive Dan Disribusi Lag (Sudi Kasus : Pengaruh Kurs Dollar Amerika Terhadap Produk Domesik Regional Bruo (PDRB)) Dynamic Model : Auoregressive and Disribuion Lag (Case Sudy: Effecs

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan

Lebih terperinci

Sekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN

Sekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN Modul 1 Sekilas Pandang Drs. Irlan Soelaeman, M.Ed. S PENDAHULUAN uau hari, saya dan keluarga berencana membawa mobil pergi ke Surabaya unuk mengunjungi salah seorang saudara. Sau hari sebelum keberangkaan,

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN PEMODELAN NILAI UKAR RUPIAH ERHADAP $US MENGGUNAKAN DERE WAKU HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA BERLIAN SEIAWAY, DIMAS HARI SANOSO, N. K. KUHA ARDANA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 11 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Salah sau masalah analisis persediaan adalah kesulian dalam menenukan reorder poin (iik pemesanan kembali). Reorder poin diperlukan unuk mencegah erjadinya kehabisan

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Kepuusan Model rumusan masalah dan pengambilan kepuusan yang digunakan dalam menyelesaikan skripsi ini dimulai dari observasi lapangan

Lebih terperinci

PERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1

PERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1 PERSAMAAN GERAK Posisi iik maeri dapa dinyaakan dengan sebuah VEKTOR, baik pada suau bidang daar maupun dalam bidang ruang. Vekor yang dipergunakan unuk menenukan posisi disebu VEKTOR POSISI yang diulis

Lebih terperinci