PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN TERPROGRAM DALAM PEMBENTUKAN MINAT BELAJAR SISWA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN TERPROGRAM DALAM PEMBENTUKAN MINAT BELAJAR SISWA"

Transkripsi

1 PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN TERPROGRAM DALAM PEMBENTUKAN MINAT BELAJAR SISWA Erlangga Andalas Saki, Maskun, Suparman Arif. FKIP Unila Jl. Prof. Dr. Soemanri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung Telepon (0721) faximile (0721) erlanggaandalass@yahoo.co.id Hp The purpose of his sudy was o deermine he exen of he effec of he applicaion of learning mehods programmed in he formaion of suden ineres Class VII SMPN 23 Bandar Lampung. This sudy used an experimenal research design. Based on daa analysis i can be concluded ha programmed learning has a significan and posiive influence on he ineres of learning in social sudies inegraed wih es value of coun> able ie > 1,658. I means ha programmed learning mehod is a way o do he learning process in order o obain opimal resuls, so if he qualiy of he programmed learning is improved, he suden ineres in social sudies Inegraed will also improve. Tujuan peneliian ini adalah unuk mengeahui sejauh mana pengaruh penerapan meode pembelajaran erprogram dalam pembenukan mina belajar siswa Kelas VII SMP Negeri 23 Bandar Lampung. Peneliian ini menggunakan desain peneliian eksperimen. Berdasarkan analisis daa dapa disimpulkan bahwa pembelajaran erprogram berpengaruh secara posiif dan signifikan erhadap mina belajar pada maa pelajaran IPS Terpadu dengan nilai uji hiung > abel yaiu > Arinya meode pembelajaran erprogram merupakan suau cara yang harus dilakukan dalam proses pembelajaran sehingga dapa diperoleh hasil yang opimal, sehingga apabila kualias pembelajaran erprogram diingkakan maka mina belajar siswa pada maa pelajaran IPS Terpadu juga akan mengalami peningkaan. Kaa kunci: meode pembelajaran erprogram, mina belajar, siswa

2 PENDAHULUAN Pendidikan bagi suau bangsa merupakan salah sau usaha yang sraegis dalam rangka mempersiapkan warga negara dalam menghadapi masa depan diri sendiri dan bangsanya. Melalui pendidikan diharapkan erbenuk manusiamanusia yang mampu membangun bangsa sendiri baik secara lahir dan bain dan dapa menyesuaikan secara akif dalam kehidupannya. Permasalahan yang erjadi dalam dunia pendidikan di Indonesia dewasa ini adalah masih rendahnya presasi aau hasil belajar anak didik. Hal ini enunya idak erlepas dari adanya berbagai fakor yang mempengaruhi pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas anara lain ujuan, maeri, sumber belajar, meode, suasana kelas dan evaluasi belajar. Secara ideal presasi anak didik seelah mengikui pendidikan melalui pembelajaran di dalam kelas adalah memiliki hasil belajar yang opimal, sesuai dengan maeri pelajaran yang disampaikan oleh guru, baik dalam aspek kogniif, afekif maupun psikomooriknya (Daryano, 1999:34). Kenyaaan serupa juga erjadi pada pelaksanaan pembelajaran IPS Terpadu, yaiu pembelajaran berpusa pada guru (eacher cenered learning) yang meleakkan guru sebagai pemberi pengeahuan bagi siswa, dan cara penyampaian pengeahuannya cenderung masih didominasi dengan meode ceramah. Penggunaan meode ceramah ersebu menyebabkan parisipasi siswa rendah, sehingga kemajuan belajar, perhaian dan mina siswa idak dapa dipanau dengan maksimal oleh guru (Pudyo, 2004:7). Hasil belajar yang diperoleh siswa secara garis besar dipengaruhi oleh fakor inernal dan fakor eksernal, sebagaimana dikemukakan Slameo (2010: 54-71), yaiu sebagai beriku: 1. Fakor inern, erdiri dari: Fakor jasmaniah, fakor psikologi dan fakor kelelahan 2. Fakor eksern, erdiri dari: Fakor keluarga, fakor sekolah (meode pembelajaran, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, ala pelajaran, waku sekolah, sandar pelajaran di aas ukuran, keadaan gedung, meode belajar, dan ugas rumah), dan fakor masyaraka. Keberhasilan anak didik dapa dikeahui dari hasil belajar yaiu nilai-nilai yang diperoleh pada maa pelajaran yang diempuh. Kemampuan anak didik dalam menguasai pelajaran ersebu dapa diliha dari hasil belajar, akan eapi idak semua keberhasilan hasil belajar dapa berjalan anpa kendala karena hasil belajar banyak dipengaruhi oleh fakor-fakor ersebu. Berdasarkan kedua fakor ersebu maka kajian dalam peneliian ini dikhususkan pada meode pembelajaran sebagai variable X (variabel bebas) dan mina belajar siswa sebagai variabel Y (variabel erika). Meode pembelajaran yang dimaksud dalam peneliian ini adalah meode pembelajaran erprogram. Menuru Rusman (2010: 44), pembelajaran yang erprogram merupakan salah sau dari beberapa meode pembelajaran yang disajikan oleh guru unuk mencapai suau ujuan khusus dalam pembelajaran.

3 Pembelajaran erprogram biasanya dapa dierima baik oleh guru maupun oleh siswa. Maeri erprogram digunakan unuk menghasilkan peningkaan capaian individu siswa pada semua ingkaan kemampuan siswa baik yang berkemampuan inggi, sedang maupun rendah. Permasalahan yang erjadi dalam dunia pendidikan di Indonesia dewasa ini adalah masih rendahnya presasi aau hasil belajar anak didik. Hal ini enunya idak erlepas dari adanya berbagai fakor yang mempengaruhi pelaksanaan kegiaan belajar mengajar di dalam kelas anara lain ujuan, maeri, sumber belajar, meode, suasana kelas dan evaluasi belajar. Secara ideal presasi anak didik seelah mengikui pendidikan melalui pembelajaran di dalam kelas adalah memiliki hasil belajar yang opimal, sesuai dengan maeri pelajaran yang disampaikan oleh guru, baik dalam aspek kogniif, afekif maupun psikomooriknya. Kenyaaan serupa juga erjadi pada pelaksanaan pembelajaran IPS Terpadu, yaiu pembelajaran berpusa pada guru, yang meleakkan guru sebagai pemberi pengeahuan bagi siswa, dan cara penyampaian pengeahuannya cenderung masih didominasi dengan meode ceramah. Penggunaan meode ceramah ersebu menyebabkan parisipasi siswa rendah, sehingga kemajuan belajar, perhaian dan mina siswa idak dapa dipanau dengan maksimal oleh guru. Kondisi ideal pelaksanaan pembe-lajaran IPS Terpadu seharusnya berorienasi pada keerlibaan aau parisipasi akif siswa di dalam kelas. Pembelajaran idak hanya erpusa pada guru eapi memberikan kesempaan yang seluas-luasnya kepada siswa unuk mengambil bagian dalam pelaksanaan pembelajaran. Berdasarkan kondisi ideal dan kondisi riil dalam pembelajaran IPS Terpadu ersebu maka diemukan adanya keimpangan aau kesenjangan, sehingga dapa dinyaakan adanya permasalahan dalam pembelajaran yang dierapkan guru dengan meode ceramah. Pembelajaran dengan meode ceramah akan menahan siswa dalam keadaan pasif, idak merangsang siswa unuk memecahkan masalah dan suli unuk mengukur belajar siswa. Kelemahan meode ceramah anara lain inefesiensi aau idak efesien, arinya pendekaan ini hanya sekedar memberi, semenara iu siswa hanya cenderung mendengarkan dan erbaas unuk memberikan imbal balik (inakif). Berdasarkan hasil pra rise yang penulis lakukan pada SMP Negeri 23 Bandar Lampung, maka dikeahui bahwa daa presasi siswa kelas VII A - VII E pada Maa Pelajaran IPS Terpadu adalah sebagai beriku: Tabel 1. Daa Hasil Belajar IPS Terpadu pada SMP Negeri 23 Bandar Lampung No Nilai Frekuensi Persenase (%) 1 > 7, ,6-7, ,5-6, ,0-5, <5, Jumlah ,00 Sumber: Daa Observasi Awal Berdasarkan daa pada abel di aas maka dikeahui bahwa dari 58 siswa Kelas VII A - VII E SMP Negeri 23 Bandar Lampung, hanya sebanyak 17 siswa (29,31%) yang

4 mencapai Krieria Keunasan Minimal (KKM). Sebagian besar siswa yaiu 41 siswa (70,69%) belum mencapai KKM aau belum mencapai keunasam belajar yang dieapkan yaiu di aas 6,5. Berdasarkan uraian pada laar belakang di aas, maka penulis akan melakukan peneliian yang berjudul: Pengaruh Meode Pembelajaran Terprogram dalam Pembenukan Mina Belajar Siswa Kelas VII SMP Negeri 23 Bandar Lampung DESAIN PENELITIAN Peneliian ini menggunakan desain peneliian eksperimen. Menuru Sugiyono, (2009: 6), peneliian eksperimen (experimenal research) adalah kegiaan peneliian yang berujuan unuk menilai pengaruh suau perlakuan/indakan/ reamen pendidikan erhadap ingkah laku siswa aau menguji hipoesis enang ada-idaknya pengaruh indakan iu. Tes yang diberikan kepada siswa adalah es akhir (pos es) unuk mengeahui pengaruh penggunaan meode pembelajaran erprogram unuk maa Pelajaran IPS Terpadu Terhadap Mina Belajar Siswa Kelas VII SMP Negeri 23 Bandar Lampung. Menuru Singarimbun dan Effendi (2002: 108), populasi adalah jumlah keseluruhan uni analisis yang ciri-cirinya akan diduga. Berdasarkan definisi ersebu, maka populasi peneliian ini adalah seluruh siswa Kelas VII A sampai dengan VII E SMP Negeri 23 Bandar Lampung yang berjumlah 120 siswa. Adapun rincian jumlah siswa pada iap-iap kelas sebagai beriku: Tabel 2. Populasi Peneliian No Kelas Jumlah Siswa 1 VII A 24 2 VII B 23 3 VII C 24 4 VII D 25 5 VII E 24 Toal Populasi 120 Sumber: SMP Negeri 23 Bandar Lampung Tahun 2015 Peneliian ini menggunakan sampel populasi (oal sampling), yaiu seluruh anggoa populasi ersebu dijadikan sebagai sampel peneliian. Dengan demikian maka sampel peneliian ini adalah seluruh siswa Kelas VII A sampai dengan VII E SMP Negeri 23 Bandar Lampung yang berjumlah 120 siswa. Alasan penulis menggunakan oal sampling adalah karena seluruh siswa Kelas VII A sampai dengan VII E di SMP Negeri 23 Bandar Lampung elah mendapakan pembelajaran IPS Terpadu dengan menggunakan meode pembelajaran erprogram, sehingga penulis akan mengeahui mina belajar seluruh siswa ersebu seelah dilaksanakannya pembelajaran erprogram, sehingga peneliian ini menjadi lebih komprehensif dibandingkan dengan hanya menelii beberapa perwakilan siswa. Variabel peneliian adalah hal aau sesuau yang menjadi perhaian suau peneliian. Menuru Arikuno (2006:116) variabel peneliian merupakan objek peneliian yang menjadi iik perhaian suau peneliian. Variabel peneliian ini erdiri dari dua variabel, yaiu: a) Variabel bebas (independen variable) pada peneliian ini adalah Pembelajaran Terprogram (X)

5 b) Variabel erika (dependen variable) pada peneliian ini adalah mina belajar siswa SMP Negeri 23 Bandar Lampung (Y) Teknik pengumpulan daa dilakukan sebagai beriku: 1) Observasi: yaiu meode aau caracara menganalisis dan mengadakan pencaaan secara sisemais mengenai ingkah laku dengan meliha aau mengamai individu aau kelompok secara langsung. 2) Angke: yaiu suau ala pengumpulan daa yang berisi dafar peranyaan secara erulis yang diujukan kepada subjek/responden peneliian unuk mendapakan daa enang mina belajar siswa. 3) Dokumenasi: yaiu suau cara pengumpulan daa yang menghasilkan caaan-caaan pening yang berhubungan dengan masalah yang dielii, sehingga akan diperoleh daa yang lengkap, sah dan bukan berdasarkan perkiraan. Teknik ini digunakan unuk memperoleh daa enang keadaan umum lokasi peneliian. Insrumen yang digunakan haruslah sesuai sandar supaya mengahasilkan daa peneliian yang empiris, dengan demikian insrumen yang akan digunkana harus melalui beberapa ahapan yaiu: 1. Uji Validias Insrumen Validias adalah ukuran yang menunjukkan ingka kesahihan aau keepaan suau insrumen, yang diukur dengan menggunakan rumus Korelasi Produc Momen, dengan maksud unuk memperoleh nilai r hiung (r h ) sebagai nilai uji validias yang akan dibandingkan dengan nilai r able (r ). Krieria pengujian, apabila r h > r dengan araf signifikan 0,05 maka ala ukur dikaakan valid dan sebaliknya (Riduwan, 2004: 112). 2. Uji Reliabilias Reliabilias adalah ukuran yang menunjukkan bahwa insrumen peneliian memiliki ingka kepercayaan dan dapa dihandalkan, yang diukur dengan menggunakan rumus Alpha sebagai beriku: k r11 1 k 1 S Si Keerangan: r 11 = Reliabilias yang dicari Si = jumlah baris buir S = varians oal k = banyaknya soal Selanjunya unuk menginerpre-asikan besarnya nilai reliabilias angke digunakan skala sebagai beriku: 0,800 1,000= Reliabilias Sanga inggi 0,600 0,799= Reliabilias Tinggi 0,400 0,599= Reliabilias Cukup 0,200 0,399= Reliabilias Rendah 0,000 0,199= Reliabilias Sanga rendah Krieria pengujian apabila r h <r pada araf signifikan 0,05 maka angke sebagai insrumen memenuhi syara reliabel dan sebaliknya (Riduwan, 2004: 116 ). Teknik analisa daa yang digunakan adalah eknik analisis daa kuaniaif unuk menguji hipoesis ada idaknya pengaruh yang signifikan meode pembelajaran erprogram erhadap mina belajar dengan menggunakan rumus uji (suden) pada ingka kepercayaan 95 persen dengan deraja kebebasan df = (n-k-1). Krieria pengujiannya adalah: 1. Ho diolak dan Ha dierima, jika hiung> abel; - hiung <- abel. 2. Ha dierima dan Ha diolak, jika hiung < abel; - hiung > -

6 abel. Jika Ho diolak, berari peubah bebas yang diuji berpengaruh nyaa erhadap peubah erika. Jika Ho dierima berari peubah bebas yang diuji idak berpengaruh nyaa erhadap peubah erika (Sugiyono, 2003: 126). HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum SMP Negeri 23 Bandar Lampung Sejarah SMP Negeri 23 Bandar Lampung berdiri pada ahun 1954 dengan SK Nomor: No.373/B/III/54 anggal 16 Juli 1954 dan bangunan sekolah berdiri sekiar ahun 1958 dan berubah menjadi SKPP, selanjunya pada ahun 1998 menjadi SMP dengan SK Mendikbud No.0421/0/1992. Melalui Sura Edaran Direkur Pendidikan Menengah Kejuruan enang Pelaksanaan Kurikulum Program Pendidikan SMP Nomor: 2916/C4/1992 maka SMP Negeri 23 Bandar Lampung resmi sebagai sau sekolah yang menyelenggarakan program pendidikan. SMP Negeri 23 Bandar Lampung erleak di Jalan Jenderal Sudirman No. 76 Rawalau Bandar Lampung. Leak ini cukup sraegis sehingga mudah dijangkau oleh siswa dan masyaraka. Visi, Misi dan Tujuan SMP Negeri 23 Bandar Lampung Visi SMP Negeri 23 Bandar Lampung adalah unggul dalam presasi, mandiri, berwawasan kebangsaan, berdasarkan iman dan akwa, berbudi luhur sera peduli erhadap pembaharuan pendidikan dan sekiarnya. Misi SMP Negeri 23 Bandar Lampung adalah: a) Mendidik siswa dengan pembinaan keseimbangan pendidikan umum dan pendidikan agama b) Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara PAIKEM (Pembelajaran Akif, Inovaif, Kreaif, Efesien dan Menyenangkan) c) Menumbuhkan semanga keunggulan secara inensif kepada seluruh warga d) Mendorong dan membanu seiap siswa agar dapa hidup disiplin, mandiri sera memiliki wawasan kebangsaan yang luas e) Menerapkan manajemen parisipasi dengan melibakan seluruh warga dan kelompok erkai dengan kepeningan sekolah dan komie sekolah Tujuan SMP Negeri 23 Bandar Lampung adalah: a) Unggul dalam kegiaan keagamaan dan kepedulian sekolah b) Unggul dalam perolehan nilai UAS c) Unggul dalam kegiaan eksrakurikuler d) Unggul dalam kebersihan dan penghijauan sekolah e) Mampu menampilkan sifa kebersamaan, sopan sanun dan budi pekeri Pengujian insrumen peneliian ini melipui uji validias dan uji reliabilias 20 peranyaan kuesioner, yang erdiri dari 10 peranyaan variabel pembelajaran erprogram (Variabel X), sebanyak 10

7 peranyaan variabel mina belajar siswa SMP Negeri 23 Bandar Lampung (Variabel Y). Pengujian validias dilakukan dengan membandingkan nilai korelasi (r hiung) seiap iem peranyaan (Lampiran 3) dengan nilai kriik korelasi (r abel ) pada df = 30 dan araf kepercayaan 95%, yaiu (Lampiran 5). Pengujian reliabilias dilakukan dengan membandingkan nilai alfa dengan r abel. 1. Hasil Uji Validias Hasil perhiungan validias pada variabel pembelajaran erprogram (X) disajikan pada abel sebagai beriku: Tabel 3. Pengujian Validias Variabel Pembelajaran Terprogram (Variabel X) Iem No r hiung r abel (95%) Hasil Keerangan r hiung > r abel Valid r hiung > r abel Valid r hiung > r abel Valid r hiung > r abel Valid r hiung > r abel Valid r hiung > r abel Valid r hiung > r abel Valid r hiung > r abel Valid r hiung > r abel Valid r hiung > r abel Valid Sumber: Hasil Pengolahan Daa Tahun 2015 Hasil pengujian pada abel di aas menunjukkan bahwa sebanyak 10 iem kuesioner pada variabel pembelajaran erprogram adalah valid. Perhiungan validias pada variabel mina belajar disajikan pada abel beriku: Tabel 4. Pengujian Validias Variabel Mina belajar (Variabel Y) No r hiung r abel Hasil Keerangan r hiung > r abel Valid r hiung > r abel Valid r hiung > r abel Valid r hiung > r abel Valid r hiung > r abel Valid r hiung > r abel Valid r hiung > r abel Valid r hiung > r abel Valid r hiung > r abel Valid r hiung > r abel Valid Sumber: Hasil Pengolahan Daa Tahun 2015 Hasil pengujian pada abel di aas menunjukkan bahwa sebanyak 10 iem kuesioner pada variabel mina belajar adalah valid. 2. Hasil Uji Relibilias Pengujian reliabilias pada seiap variabel dilakukan dengan membandingkan Nilai Alfa dengan nilai kriik r (r abel ) pada df=30 dan araf kepercayaan 95%, yaiu Hasil perbandingannya dapa diliha pada abel beriku: Tabel 5. Pengujian Reliabilias Variabel Peneliian Variabel Nilai Alfa r abel pada araf kepercayaan Keerangan 95% X Reliabel Y Reliabel Sumber: Hasil Pengolahan Daa Tahun 2015 Berdasarkan abel di aas maka seluruh variabel peneliian adalah reliabel, karena nilai Alfa lebih besar dari pada nilai kriik r. Deskripsi Daa Seelah mengadakan peneliian dengan menyebarkan angke kepada 120 siswa Kelas VII SMP Negeri 23 Bandar Lampung maka diperoleh deskripsi daa mengenai pembelajaran erprogram (X) dan mina belajar (Y) 3. Uji Homogenias Daa Mina Tes of Homogeneiy of Variances Levene Saisic df1 df2 Sig. Mina Sum of Squares ANOVA df Mean Square F Sig. Beween Groups Wihin Groups Toal Keerangan: Hasil pengujian di aas menunjukkan bahwa nilai nilai Sig 0.05 maka Ho

8 dierima berari varian populasi adalah homogen dalam menjelaskan mina belajar siswa yang melipu; rasa erarik, rasa senang, perhaian dan akivias. Hasil Analisis daa dalam peneliian ini dilakukan unuk menguji hipoesis yang dilakukan dengan membandingkan nilai hiung dengan nilai abel pada araf signifikan 95%. Keenuan yang digunakan adalah jika hiung > abel maka ada pengaruh signifikan dan sebaliknya. Pengujian hipoesis dalam peneliian ini unuk mengeahui pengaruh penerapan meode pembelajaran erprogram dalam pembenukan mina belajar siswa Kelas VII SMP Negeri 23 Bandar Lampung yang dilakukan menggunakan rumus uji (-suden) dengan daa sebagai beriku: Hipoesis Saisik: H 0 : r = 0 Ha : r 0 Rumus dalam menenukan nilai hiung dari uji hipoesis peneliian ini adalah sebagai beriku: r n hiung 1 r 2 Dimana: hiung = Nilai uji r = Koefisien korelasi pearson produc momen n = Ukuran sampel aau banyak daa di dalam sampel Berdasarkan rumus ersebu di aas, maka didapai hasil perhiungan adalah sebagai beriku: r n hiung 1 hiung 0,833 1 r ,833 2 hiung hiung hiung 0, ,167 0,833 (10, ) 0, , , hiung = 12, Berdasarkan perhiungan di aas, maka didapai bahwa nilai hiung peneliian adalah sebesar Unuk menenukan nilai abel maka menggunakan rumus sebagai beriku: Dimana: α dk n = Toleransi kesalahan = Deraja kebebasan (n-2) = Jumlah sampel Peunjuk mencari nilai abel dalam abel disribusi : α : 0,05 = Taraf signifikansi; pembilang n-2 = dk; penyebu abel ( ; dk n abel ( 0.05; dk abel abel (0.05;118) ) 120 Hasil perhiungan maka didapai nilai abel adalah sebesar Selanjunya nilai uji hipoesis yang elah dilakukan dapa diliha dari pada abel beriku: Tabel 4. Pengujian Hipoesis dengan Uji Variabel (α;dk) Hiung 2) Tabel pada Tingka Kepercayaan 95% Kesimpulan X dan Y H 0 diolak H a dierima

9 (ada pengaruh signifikan) Sumber: Hasil Pengolahan Daa Tahun 2015 Berdasarkan abel di aas maka dikeahui bahwa hiung adalah dan Tabel pada araf signifikan 95% adalah Dengan demikian maka perbandingan adalah sebagai beriku: hiung > Tabel > Perbandingan di aas menunjukkan Hiung lebih besar dari Tabel, maknanya adalah pembelajaran erprogram berpengaruh secara signifikan erhadap mina belajar siswa yang melipui; rasa erarik, rasa senang, perhaian dan akivias (Ha dierima Ho diolak). Pembahasan Hasil analisis daa menunjukkan ada pengaruh meode pembelajaran erprogram dalam pembenukan mina belajar siswa di SMP Negeri 23 Bandar Lampung, yang diunjukkan dari nilai hiung lebih besar daripada nilai abel ( hiung =12.316> abel =1.658) dengan demikian dapa dinyaakan pembelajaran erprogram berpengaruh secara signifikan erhadap mina belajar siswa yang melipui; rasa erarik, rasa senang, perhaian dan akivias. Hasil ersebu juga berari bahwa meode pembelajaran erprogram merupakan suau cara yang harus dilakukan dalam proses pembelajaran sehingga dapa diperoleh hasil yang opimal demi kemajuan pendidikan. Pembelajaran yang erprogram merupakan salah sau dari beberapa meode pembelajaran yang disajikan oleh guru unuk mencapai suau ujuan khusus dalam pembelajaran. Pembelajaran erprogram biasanya dapa dierima baik oleh guru maupun oleh siswa. Maeri erprogram digunakan unuk menghasilkan peningkaan capaian individu siswa pada semua ingkaan kemampuan siswa baik yang berkemampuan inggi, sedang maupun rendah. Maeri yang erprogram dirancang secara khusus unuk beberapa jenis pembelajaran dalam benuk eks yang erprogram aau program-program khusus yang digunakan dalam mesin-mesin mengajar. Maeri ini direncanakan dalam uni-uni yang disebu dengan kerangka-kerangka. Seiap kerangka menyediakan sejumlah kecil informasi bagi siswa. Informasi yang disajikan melalui serangkaian kerangka adi berada dalam sebuah uruan logika yang memandu siswa dari apa yang elah dikeahuinya kepada pengeahuan yang baru. Pada saa siswa yang sedang mempelajari maeri yang erprogram, mereka diharuskan berparisipasi melalui pemberian respon secara akif pada seiap kerangka. Meode pembelajaran erprogram memiliki beberapa ciri pembelajaran sebagai beriku: 1) Penyajian maeri secara erkonrol: Pembelajaran erprogram melibakan penyajian maeri yang erkonrol dengan langkah-langkah penguruan pelajaran yang direncanakan secara cerma. 2) Keakifan Siswa: Siswa secara akif dapa berparisipasi dengan merespon pelajaran secara erusmenerus. 3) Respon Siswa: Siswa dapa meliha apakah seiap responnya yang diberikannya beul aau salah.

10 4) Kemajuan Siswa: Seiap siswa mengalami kemajuan dengan sendiri-sendiri. 5) Perancangan Maerial: Maerial yang dilibakan erlebih dahulu dirancang agar dapa digunakan secara mandiri, walaupun para siswa bekerja dalam siuasi kelompok. Meode pembelajaran pada dasarnya sebagai suau ilmu yang mempelajari cara-cara unuk melakukan akivias yang ersisem dari sebuah lingkungan yang erdiri dari pendidik dan pesera didik unuk saling berineraksi dalam melakukan suau kegiaan sehingga proses belajar berjalan dengan baik dalam ari ujuan pembelajaran ercapai. Dalam pembelajaran erdapa berbagai jenis meode pembelajaran. Masing-masing meode memiliki kelebihan dan kelemahan. Guru dapa memilih meode yang dipandang epa dalam kegiaan pembelajarannya. Peng-gunaan meode pembelajaran memberikan pengeahuan dan keerampilan, perubahan sikap dan perilaku dapa erjadi karena ineraksi anara pengalaman baru dengan pengalaman yang pernah dialami sebelumnya. Sehingga dengan dilakukannya meode pembelajaran erprogram maka dapa meningkakan moivasi siswa unuk bersemanga dalam mengikui kegiaan belajar mengajar di sekolah. Sebagaimana hasil peneliian yang dilakukan erhadap guru maa pelajaran IPS Terpadu pada Kelas VII SMP Negeri 23 Bandar Lampung yang menerapkan meode pembelajaran erpadu dalam rangka meningkakan mina belajar siswa. Hal ini dilaksanakan sebagai upaya mengaasi kendala dalam pelaksanaan pembelajaran yang cenderung dilakukan secara pasif aau sau arah menggunakan meode ceramah. Maeri IPS Terpadu yang erprogram dirancang secara khusus unuk beberapa jenis pembelajaran dalam benuk eks yang erprogram aau program-program khusus yang digunakan dalam mesin-mesin mengajar. Maeri ini direncanakan dalam uni-uni yang disebu dengan kerangka-kerangka. Seiap kerangka menyediakan sejumlah kecil informasi bagi siswa. Informasi yang disajikan melalui serangkaian kerangka adi berada dalam sebuah uruan logika yang memandu siswa dari apa yang elah dikeahuinya kepada pengeahuan yang baru. Pada saa siswa yang sedang mempelajari maeri yang erprogram, mereka diharuskan berparisipasi melalui pemberian respon secara akif pada seiap kerangka maeri yang disampaikan guru IPS Terpadu. Hasil peneliian pada Maa Pelajaran IPS Terpadu menunjukkan adanya peningkaan respon siswa secara akif pada maa pelajaran ersebu, siswa didapai lebih bersemanga dan konsisen dalam mengikui kegiaan belajar yang dilakukan di kelas daripada yang sebelumnya. Seseorang yang bermina erhadap akivias akan memperhaikan akivias iu secara konsisen dengan rasa senang. Dan dijelaskan bahwa mina belajar adalah suau penerimaan akan suau hubungan anara diri sendiri dengan sesuau diluar diri. Seseorang memiliki mina erhadap subjek erenu cenderung unuk memberikan perhaian yang lebih besar erhadap subjek erenu. Mina merupakan rasa lebih suka dan rasa keerikaan pada

11 sesuau hal aau akivias anpa ada yang menyuruh. Pernyaaan ersebu mengidenifi-kasikan bahwa orang yang bermina memiliki beberapa hal sebagai beriku: 1) Rasa Terarik pada Pelajaran IPS Terpadu Rasa erarik adalah wujud dari rasa senang pada pada Pelajaran IPS Terpadu. Hal ini berkaian dengan mina sebagai kecenderungan yang eap unuk memperhaikan erus-menerus yang diserai rasa senang. Beberapa pendapa diaas menunjukkan adanya unsur perasaan senang yang menyerai mina seseorang. Meliha beberapa pendapa dari para ahli diaas, dapa dikeahui ciri-ciri adanya mina pada seseorang dari beberapa hal, anaralain: adanya perasaan senang, adanya perhaian, adanya akivias yang merupakan akiba dari rasa senang dan perhaian. 2) Rasa Senang pada Pelajaran IPS Terpadu Rasa senang adalah pernyaaan jiwa yang sediki banyak bersifa subyekif dalam diri siswa yaiu merasakan senang aau suka erhadap pada Pelajaran IPS Terpadu. Gejala psikis yang bersifa subyekif yang umumnya berhubungan dengan gejala-gejala mengenal dan dialami dalam kualias senang aau idak senang dalam berbagai araf. Penilaian subjek erhadap sesuau objek membenuk perasaan subjek yang bersangkuan. Karena iu perasaan pada umumnya bersangkuan dengan fungsi mengenai, arinya perasaan dapa imbul karena mengamai, menanggapi, membayangkan, menginga aau memikirkan sesuau. 3) Perhaian pada Pelajaran IPS Terpadu Perhaian adalah pemusaan enaga psikis siswa yang eruju kepada pada Pelajaran IPS Terpadu. Perhaian merupakan pemusaan aau konsenrasi dari seluruh akivias individu yang diujukan kepada suau sekumpulan objek. Arinya perhaian merupakan pemusaan yang diujukan siswa kepada pada Pelajaran IPS Terpadu. 4) Akivias pada Pelajaran IPS Terpadu Akivias adalah keakifan aau kegiaan siswa pada pada Pelajaran IPS Terpadu dalam benuk keakifan aau parisipasi langsung pada proses pembelajaran di dalam kelas. Berdasarkan uraian di aas maka secara keseluruhan dapa dinyaakan bahwa pembelajaran erprogram berpengaruh erhadap mina belajar pada maa pelajaran IPS Terpadu pada siswa Kelas VII A sampai dengan VII E SMP Negeri 23 Bandar Lampung. KESIMPULAN Berdasarkan hasil peneliian dengan caranya menyebarkan kuisioner peneliian pada 120 siswa Kelas VII A sampai dengan VII E pada SMP Negeri 23 Bandar Lampung maka dapa disimpulkan bahwa pembelajaran erprogram berpengaruh secara posiif dan signifikan erhadap mina belajar pada maa pelajaran IPS Terpadu dengan nilai uji hiung > abel yaiu > Arinya meode pembelajaran erprogram merupakan suau cara yang harus dilakukan dalam proses pembelajaran sehingga dapa diperoleh hasil yang opimal,

12 sehingga apabila kualias pembelajaran erprogram diingkakan maka mina belajar siswa pada maa pelajaran IPS Terpadu juga akan mengalami peningkaan. DAFTAR PUSTAKA Arikuno, Suharsimi Prosedur Peneliian. Jakara: Bina Aksara. Daryano Dasar-Dasar Pendidikan. Jakara: Sudia Press. Pudyo, Hamdan Belajar dan Pembelajaran. Jakara: Rineka Cipa. Riduwan Meode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabea. Rusman, Mohammad Meode dan Sraegi Pembelajaran Efekif. Semarang: Pusaka Seia. Singarimbun, Masri dan Sofyan Efendi Meode Peneliian Survey. Edisi Revisi. Jakara: LP3ES. Slameo Belajar dan Fakorfakor yang Mempengaruhinya. Jakara: Rineka Cipa. Sugiyono, Saisik Unuk Peneliian. Bandung: Alfabea.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Desain Peneliian Peneliian ini adalah peneliian Quasi Eksperimenal Design dengan kelas eksperimen dan kelas conrol dengan desain Prees -Poses Conrol Group Design

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Jurnal Lensa Kependidikan Fisika Vol. 1 Nomor 1, Juni 13 ISSN: 338-4417 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 1/13

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A III METODE PEELITIA Salah sau komponen peneliian yang mempunyai ari pening dalam kaiannya dengan proses sudi secara komprehensif adalah komponen meode peneliian. Meode peneliian menjelaskan bagaimana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekaan Peneliian Jenis peneliian yang digunakan dalam peneliian ini adalah peneliian evaluasi dan pendekaannya menggunakan pendekaan kualiaif non inerakif (non

Lebih terperinci

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ISSN 5-73X PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR ISIKA SISWA Henok Siagian dan Iran Susano Jurusan isika, MIPA Universias Negeri Medan Jl. Willem Iskandar, Psr V -Medan

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 3 SEWON. Oleh: Nurul Hidayati

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 3 SEWON. Oleh: Nurul Hidayati EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 3 SEWON Oleh: Nurul Hidayai Mahasiswa S1 Pendidikan Maemaika, Fakulas Keguruan dan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK. Oleh: Yoyo Zakaria Ansori

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK. Oleh: Yoyo Zakaria Ansori MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK Oleh: Yoyo Zakaria Ansori Peneliian ini dilaarbelakangi rendahnya kemampuan memecahkan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN AWAL DAN KEMAMPUAN NUMERIK DENGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMP

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN AWAL DAN KEMAMPUAN NUMERIK DENGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMP HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN AWAL DAN KEMAMPUAN NUMERIK DENGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMP Halima Rosida 1, Widha Sunarno 2, Supurwoko 3 Program Sudi Pendidikan Fisika PMIPA FKIP UNS Surakara, 57126, Indonesia

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.. Hasil Peneliian 4... Daa Hasil Peneliian Dari hasil peneliian diperoleh daa kemampuan dribble. hasilnya sebagai mana pada abel I (dilampirkan) 4... Deskripsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Disparias pembangunan ekonomi anar daerah merupakan fenomena universal, disemua negara anpa memandang ukuran dan ingka pembangunannya. Disparias pembangunan merupakan

Lebih terperinci

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo)

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo) PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Sudi pada karyawan eap PT PG Tulangan Sidoarjo) Niken Dwi Okavia Heru Susilo Moehammad Soe`oed Hakam Fakulas Ilmu Adminisrasi

Lebih terperinci

e-journal. Volume 06 Nomor 03 Tahun 2017, Edisi Yudisium Periode Agustus 2017, Hal 7-11

e-journal. Volume 06 Nomor 03 Tahun 2017, Edisi Yudisium Periode Agustus 2017, Hal 7-11 PERBEDAAN PENERAPAN ANTARA MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH PADA KOMPETENSI MEMBUAT POLA CELANA PANJANG (SLACK) DI SMK NEGERI 3 KEDIRI Aufa Rohmaul Laili Mahasiswi Program

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN III METODOLOGI PENELITIN Meode adalah suau prosedur aau cara unuk mengeahui sesuau yang mempunyai langkah-langkah sisemais. 1 Meode peneliian adalah semua asas, perauran, dan eknik-eknik yang perlu diperhaikan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR LOKASI DAN PROMOSI TERHADAP PENJUALAN PRODUK

ANALISIS FAKTOR LOKASI DAN PROMOSI TERHADAP PENJUALAN PRODUK ANALISIS FAKTOR LOKASI DAN PROMOSI TERHADAP PENJUALAN PRODUK Oleh : Bambang Sarjono Saf Pengajar Jurusan Teknik Elekro Polieknik Negeri Semarang Jl. Prof. Sudaro SH. Tembalang. Semarang 50275 Absrak Analisis

Lebih terperinci

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI. Oleh:

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI. Oleh: Arikel Skripsi TINGKAT KEBUGARAN JASMANI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI Diajukan Unuk Memenuhi Sebagian Syara Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

PENGARUH GAJI, UPAH, DAN TUNJANGAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. XYZ

PENGARUH GAJI, UPAH, DAN TUNJANGAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. XYZ PENGARUH GAJI, UPAH, DAN TUNJANGAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. XYZ Khairunnisa aubara 1, Ir. Sugiharo Pujangkoro, MM 2, uchari, ST, M.Kes 2 Deparemen Teknik Indusri, Fakulas Teknik, Universias

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE

VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE Indra Nurhadi Program Sudi Manajemen Ekonomi, Fakulas Ekonomi, Universias Gunadarma Jl. Akses Kelapa Dua Cimanggis,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 35 BAB LANDASAN TEORI Meode Dekomposisi biasanya mencoba memisahkan iga komponen erpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan dere daa ekonomi dan bisnis. Komponen ersebu adalah fakor rend (kecendrungan),

Lebih terperinci

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan 3. METODE PENELITIAN 3.1. Pendekaan dan Meode Peneliian Jenis peneliian yang digunakan adalah jenis peneliian kualiaif dengan menggunakan daa kuaniaif. Daa kualiaif adalah mengeahui Gambaran pengelolaan

Lebih terperinci

PENERAPAN PROGRAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DISKRIT BERBASIS AKTIVITAS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS MAHASISWA

PENERAPAN PROGRAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DISKRIT BERBASIS AKTIVITAS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS MAHASISWA JPPM Vol. 9 No. 2 (2016) PENERAPAN PROGRAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DISKRIT BERBASIS AKTIVITAS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS MAHASISWA Rika Mulyai Musika Sari Program Sudi Pendidikan

Lebih terperinci

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional. JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 7 No. 1, April 7 : 3-9 ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Sudi kasus pada CV Cia Nasional. Oleh Emmy Supariyani* dan M. Adi Nugroho *Dosen

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBELAJARAN QUANTUM BERBANTUAN PERMAINAN DALAM PEMBELAJARAN TERHADAP KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR KOGNITIF IPA SISWA KELAS V

PENGARUH PEMBELAJARAN QUANTUM BERBANTUAN PERMAINAN DALAM PEMBELAJARAN TERHADAP KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR KOGNITIF IPA SISWA KELAS V Ni Nyoman Niha Samadhi, Puu Nanci Riasini. (17). Pengaruh Pembelajaran Quanum Berbanuan Permainan Dalam Pembelajaran Terhadap Keakifan Dan Hasil Belajar Kogniif IPA Siswa Kelas V. Inernaional Journal of

Lebih terperinci

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH)

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Journal Indusrial Servicess Vol. No. Okober 0 MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Abdul Gopar ) Program Sudi Teknik Indusri Universias

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Peneliian Keinginan Kelompok Tani Duma Lori yang erdapa di Desa Konda Maloba dan masyaraka sekiar akan berdirinya penggilingan gabah di daerahnya, elah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEPUASAN PASIEN FOKUS PADA KUALITAS PELAYANAN

PENINGKATAN KEPUASAN PASIEN FOKUS PADA KUALITAS PELAYANAN PENINGKATAN KEPUASAN PASIEN FOKUS PADA KUALITAS PELAYANAN Oong Karyono Teknik Indusri, Fakulas Teknik Universias Majalengka Email : oong_karyono@rockemail.com ABSTRAK Rumah saki umum daerah (RSUD) Kabupaen

Lebih terperinci

Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Hukum Newton pada Siswa Kelas X SMA Negeri 4 Palu

Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Hukum Newton pada Siswa Kelas X SMA Negeri 4 Palu Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Hukum Newon pada Siswa X SMA Negeri 4 Palu Nursia, Darsikin, dan Syamsu Shiajung@yahoo.co.id Pend. Fisika, FKIP, Universias

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF Pada bab ini akan dibahas mengenai sifa-sifa dari model runun waku musiman muliplikaif dan pemakaian model ersebu menggunakan meode Box- Jenkins beberapa ahap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan

Lebih terperinci

Eviani Damastuti-Penerapan Strategi KWL untuk..

Eviani Damastuti-Penerapan Strategi KWL untuk.. PENERAPAN STRATEGI KWL (KNOW-WANT TO KNOW-LEARNED) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA INTENSIF SISWA BERKESULITAN BELAJAR KELAS III SDN MANAHAN SURAKARTA Eviani Damasui dan Sugini *) sugini@fkip.uns.ac.id

Lebih terperinci

Indah Nursuprianah, Darsono

Indah Nursuprianah, Darsono Perbedaan Kemampuan Komunikasi Maemaika Siswa Yang Menggunakan Pendekaan Pembelajaran Realisic Mahemaic Educaion (RME) Dan Pendekaan Konvensional Indah Nursuprianah, Darsono Program Sudi Pendidikan Maemaika,

Lebih terperinci

Kadek Bayu Wibawa*, I Ketut Sumerta**, I Made Dharmawan***

Kadek Bayu Wibawa*, I Ketut Sumerta**, I Made Dharmawan*** PELATIHAN MENITI PAPAN JARAK 4 METER 5 REPETISI 2 SET DAN 2 REPETISI 5 SET TERHADAP PENINGKATAN KESEIMBANGAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 MENGWI TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Kadek Bayu Wibawa*, I Keu Sumera**,

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,

Lebih terperinci

Unnes Science Education Journal

Unnes Science Education Journal USEJ 3 (1) (014) Unnes Science Educaion Journal hp://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/usej PENERAPAN PEMBELAJARAN IPA TERPADU MENGGUNAKAN LKS BERBASIS CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA SISWA

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya III. METODE PENELITIAN A. Meode Dasar Peneliian Meode yang digunakan dalam peneliian ini adalah meode kuaniaif, yang digunakan unuk mengeahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya usaha melipui biaya

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Metode Demonstrasi, Metode Tanya Jawab dan Pemahama Materi.

ABSTRAK. Kata Kunci: Metode Demonstrasi, Metode Tanya Jawab dan Pemahama Materi. ABSTRAK Skripsi dengan judul Pengaruh Meode Demonsrasi Dan Meode Tanya Jawab Terhadap Peningkaan Pemahama Maeri PAI Kelas X di SMK SORE Tulungagung, ini diulis oleh Sulikhah Khoirul Nikmah, NIM. 2811133252.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode 20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Dalam pelaksanaan pembangunan saa ini, ilmu saisik memegang peranan pening baik iu di dalam pekerjaan maupun pada kehidupan sehari-hari. Ilmu saisik sekarang elah melaju

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani.

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani. III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Usahaani belimbing karangsari adalah kegiaan menanam dan mengelola anaman belimbing karangsari unuk menghasilkan produksi, sebagai sumber

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

Jl. Tamansari No.1 Bandung

Jl. Tamansari No.1 Bandung Prosiding Hubungan Masyaraka ISSN: 2460-6510 Hubungan anara Komunikasi Insruksional Pembimbing dengan Moivasi Kerja Pesera Prakek Kerja Lapangan Relaion beween Insrucor Insrucional Communicaion wih Work

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sample sumber dan

BAB IV METODE PENELITIAN. dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sample sumber dan BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Pendekaan Peneliiaan Peneliian sudi kasus ini menggunakan peneliian pendekaan kualiaif. menuru (Sugiono, 2009:15), meode peneliian kualiaif adalah meode peneliian ang berlandaskan

Lebih terperinci

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X USULAN ENERAAN METODE KOEISIEN MANAJEMEN (BOMAN S) SEBAGAI ALTERNATI MODEL ERENCANAAN RODUKSI RINTER TIE LX400 ADA T X Hendi Dwi Hardiman Jurusan Teknik Manajemen Indusri - Sekolah Tinggi Manajemen Indusri

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Poensi sumberdaya perikanan, salah saunya dapa dimanfaakan melalui usaha budidaya ikan mas. Budidaya ikan mas yang erus berkembang di masyaraka, kegiaan budidaya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Air merupakan kebuuhan pokok bagi seiap makhluk hidup di dunia ini ermasuk manusia. Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang pening bagi kelangsungan hidup

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Salah sau ujuan didirikannya perusahaan adalah dalam rangka memaksimalkan firm of value. Salah sau cara unuk mengukur seberapa besar perusahaan mencipakan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian Demografi Keadaan penduduk sanga era kaiannya dengan demografi. Kaa demografi berasal dari bahasa Yunani yang berari Demos adalah rakya aau penduduk,dan Grafein adalah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengerian dan peunjuk yang digunakan unuk menggambarkan kejadian, keadaan, kelompok, aau

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE CRIPT DALAM MENINGKATKAN PRETAI BELAJAR IWA Yuli Trilarasai, Iskandar yah dan Muhammad Basri FKIP Unila Jalan Prof. Dr. oemanri Brojonegoro No. Bandar Lampung 3545

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Propinsi Sumaera Uara merupakan salah sau propinsi yang mempunyai perkembangan yang pesa di bidang ransporasi, khususnya perkembangan kendaraan bermoor. Hal ini dapa

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoriis 3.1.1 Daya Dukung Lingkungan Carrying capaciy aau daya dukung lingkungan mengandung pengerian kemampuan suau empa dalam menunjang kehidupan mahluk hidup secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Sauan Pendidikan : SMA Kelas/Semeser Maa Pelajaran Topik Waku : X / Ganjil : Fisika (Wajib/Mina*) : Gerak Jauh Bebas : 4 45 meni A. Kompeensi Ini KI 1: Menghayai dan mengamalkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK.

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL MOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUAHAAN MEBEL INAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. ii Rukayah*), Achmad yaichu**) ABTRAK Peneliian ini berujuan unuk

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian yang dilakukan mengenai analisis perencanaan pengadaan una berdasarkan ramalan ime series volume ekspor una loin beku di PT Tridaya Eramina

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN 5 STATISTIK NON PARAMETRIK

PEMBELAJARAN 5 STATISTIK NON PARAMETRIK PEMBELAJARAN 5 STATISTIK NON PARAMETRIK Kompeensi Dasar paramerik. Mahasiswa memahami enang beberapa eknik analisis saisik non Indikaor Pencapaian Mahasiswa dapa: a. Menjelaskan, menghiung dan menerapkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan 40 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Baasan Operasional Konsep dasar dan baasan operasional pada peneliian ini adalah sebagai beriku: Indusri pengolahan adalah suau kegiaan ekonomi yang melakukan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian mengenai kelayakan pengusahaan pupuk kompos dilaksanakan pada uni usaha Koperasi Kelompok Tani (KKT) Lisung Kiwari yang menjalin mira dengan Lembaga

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Tempa Peneliian Peneliian mengenai konribusi pengelolaan huan rakya erhadap pendapaan rumah angga dilaksanakan di Desa Babakanreuma, Kecamaan Sindangagung, Kabupaen Kuningan,

Lebih terperinci

4. VALIDITAS DAN RELIABILITAS DALAM MEMBUAT EVALUASI

4. VALIDITAS DAN RELIABILITAS DALAM MEMBUAT EVALUASI 4. ALIDITAS DA RELIABILITAS DALAM MEMBUAT EALUASI Tujuan : Seelah mempelajari modul ini mahasiswa mampu membua ala evaluasi bau unu program pembelajaran Evaluasi pembelajaran adalah ahap ahir dalam prosedur

Lebih terperinci

Bab 5 Penaksiran Fungsi Permintaan. Ekonomi Manajerial Manajemen

Bab 5 Penaksiran Fungsi Permintaan. Ekonomi Manajerial Manajemen Bab 5 Penaksiran Fungsi Perminaan 1 Ekonomi Manajerial Manajemen Peranyaan Umum Tenang Perminaan Seberapa besar penerimaan perusahaan akan berubah seelah adanya peningkaan harga? Berapa banyak produk yang

Lebih terperinci

LILIK SULISTYO Fakultas Sains dan Teknologi UNISNU Jepara ABSTRACT

LILIK SULISTYO Fakultas Sains dan Teknologi UNISNU Jepara ABSTRACT Vol. 5, No., Januari 04 EFEKTIFITAS STRATEGI PAKET BERBASIS MULTIMEDIA DALAM KEMASAN CD INTERAKTIF PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI GEOMETRI SISWA KELAS VII LILIK SULISTYO Fakulas Sains dan Teknologi

Lebih terperinci

Statistika Inferensi Tentang Ratarata Dua Populasi Independen

Statistika Inferensi Tentang Ratarata Dua Populasi Independen Saisika Inferensi Tenang aaraa Dua Populasi Independen Populasi aa-raa = µ (idak dikeahui) Sampel Ukuran = n (besar) aa-raa = X Deviasi Sandar = S Uji Hipoesis enang Perbedaan aa-raa Sampel Besar Saisik

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 39 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Meode Peneliian Pada bab sebelumnya elah dibahas bahwa cadangan adalah sejumlah uang yang harus disediakan oleh pihak perusahaan asuransi dalam waku peranggungan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang

Lebih terperinci

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis JURNAL SAINS DAN NI POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Prin) D-224 Peramalan Penjualan Sepeda Moor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis Desy Musika dan Seiawan Jurusan Saisika,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 23 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian dilaksanakan di iga empa berbeda. Unuk mengeahui ingka parisipasi masyaraka penelii mengambil sampel di RT 03/RW 04 Kelurahan Susukan dan RT 05/RW

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di Tempa Pelayanan Koperasi (TPK) Cibedug, Kecamaan Lembang, Kabupaen Bandung, Jawa Bara. Pemilihan lokasi dilakukan secara

Lebih terperinci

ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI

ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI Yusep Suparman Universias Padjadjaran yusep.suparman@unpad.ac.id ABSTRAK.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah 37 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian-pengerian Kependudukan sanga era kaiannya dengan demgrafi. Kaa demgrafi berasal dari bahasa Yunani yang berari Dems adalah rakya aau penduduk, dan Grafein adalah

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Teori Risiko Produksi Dalam eori risiko produksi erlebih dahulu dijelaskan mengenai dasar eori produksi. Menuru Lipsey e al. (1995) produksi adalah suau kegiaan yang mengubah

Lebih terperinci

Penduga Data Hilang Pada Rancangan Bujur Sangkar Latin Dasar

Penduga Data Hilang Pada Rancangan Bujur Sangkar Latin Dasar Kumpulan Makalah Seminar Semiraa 013 Fakulas MIPA Universias Lampung Penduga Daa Pada Rancangan Bujur Sangkar Lain Dasar Idhia Sriliana Jurusan Maemaika FMIPA UNIB E-mail: aha_muflih@yahoo.co.id Absrak.

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Kepuusan Model rumusan masalah dan pengambilan kepuusan yang digunakan dalam menyelesaikan skripsi ini dimulai dari observasi lapangan

Lebih terperinci

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI 3.. Tujuan Ö Prakikan dapa memahami perhiungan alokasi biaya. Ö Prakikan dapa memahami analisis kelayakan invesasi dalam pendirian usaha. Ö Prakikan dapa menyusun proyeksi/proforma

Lebih terperinci

ANALISI KELAYAKAN FINANSIAL USAHA AGROINDUSTRI TAHU STUDI KASUS DI KELURAHAN LABUH BARU BARAT KECAMATAN PAYUNG SEKAKI KOTA PEKANBARU

ANALISI KELAYAKAN FINANSIAL USAHA AGROINDUSTRI TAHU STUDI KASUS DI KELURAHAN LABUH BARU BARAT KECAMATAN PAYUNG SEKAKI KOTA PEKANBARU ANALISI KELAYAKAN FINANSIAL USAHA AGROINDUSTRI TAHU STUDI KASUS DI KELURAHAN LABUH BARU BARAT KECAMATAN PAYUNG SEKAKI KOTA PEKANBARU Muhammad Irfan Asrori, Yusmini, dan Shorea Khaswarina Fakulas Peranian

Lebih terperinci

UJI BREDENKAMP, HILDEBRAND, KUBINGER DAN FRIEDMAN

UJI BREDENKAMP, HILDEBRAND, KUBINGER DAN FRIEDMAN UJI BREDENKAP, HILDEBRAND, KUBINGER DAN FRIEDAN Firi Caur Lesari ABSTRACT Saisics is a science ha has imporan role in decision making The decision is made based on he daa and uses cerain mehods, especially

Lebih terperinci

STUDI KOMPARASI ANTARA HASIL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DENGAN KqONVENSIONAL PADA MATERI RANGKAIAN LISTRIK DI SMK NEGERI 2 SURABAYA

STUDI KOMPARASI ANTARA HASIL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DENGAN KqONVENSIONAL PADA MATERI RANGKAIAN LISTRIK DI SMK NEGERI 2 SURABAYA Sudi Komparasi Anara Hasil Pembelajaran Koneksual Dengan Konvensional STUDI KOMPARASI ANTARA HASIL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DENGAN KqONVENSIONAL PADA MATERI RANGKAIAN LISTRIK DI SMK NEGERI SURABAYA INDRAYANA

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI Seminar Nasional Informaika PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI Evri Ekadiansyah Program Sudi D Manajemen Informaika, STMIK Poensi Uama evrie9@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN perpusakaan.uns.ac.id BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di Indonesia dengan periode ahun 984 sampai dengan ahun 0. Peneliian ini memfokuskan pada fakor-fakor

Lebih terperinci

JURNAL ILMU EKONOMI & SOSIAL, VOLUME VI NO. 1, APRIL 2015

JURNAL ILMU EKONOMI & SOSIAL, VOLUME VI NO. 1, APRIL 2015 FAKTOR KEPERILAKUAN ORGANISASI TERHADAP KEGUNAAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH DENGAN KONFLIK KOGNITIF SEBAGAI VARIABEL INTERVENING DI KABUPATEN MERAUKE Caecilia Henny Seya Wai Universias Musamus Merauke

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini

METODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini METODE PENELITIAN Kerangka Pendekaan Sudi Penaagunaan lahan kawasan pesisir di Kabupaen Kulon Progo didasarkan pada karakerisik fisik, finansial usaha ani dan pemanfaaan saa ini. Karakerisik fisik adalah

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI Seminar Nasional Informaika 24 PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI Evri Ekadiansyah Program Sudi D3 Manajemen Informaika, STMIK Poensi Uama

Lebih terperinci