STUDI KOMPARASI ANTARA HASIL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DENGAN KqONVENSIONAL PADA MATERI RANGKAIAN LISTRIK DI SMK NEGERI 2 SURABAYA

Transkripsi

1 Sudi Komparasi Anara Hasil Pembelajaran Koneksual Dengan Konvensional STUDI KOMPARASI ANTARA HASIL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DENGAN KqONVENSIONAL PADA MATERI RANGKAIAN LISTRIK DI SMK NEGERI SURABAYA INDRAYANA Pendidikan Teknik Elekro, Fakulas Teknik, Universias Negeri Surabaya, indra536@yahoo.com MUNOTO Teknik Elekro, Fakulas Teknik, Universias Negeri Surabaya, munoo@yahoo.com Absrak Peneliian iniberujuan unuk membandingkan hasil balajar siswa menggunakan meode pembelajaran koneksual (CTL) dengan meode pembelajaran konvensional pada maeri rangkaian lisrik. Sampel peneliian pembelajaran konvensional dierapkan pada siswa kelas X TAV Sebanyak 35 siswa dan sampel koneksual diarpkan pada siswa kelas X TAV sebanyak 35 siswa. Populasi peneliian adalak siswa kelas program dikla keahlian eknik elekronika, kopeensi keahlian eknik audio video SMK negeri surabaya. Rancangan peneliian yang digunakan adalah quasi Eperimenal desaign. Analisis yang digunakan adalah kualias perangka pembelajaran dan hasil belajar siswa. Hasil peneliian menunjukkan bahwa penerapan meode pembelajaran konvensional Menghasilkan nilai raa-raa sebesar 78,95sebanyak 6 siswa unas belajar dan mencapai sandar keunasan minimal yaiu sebesar > 80, sedangkan penerapan meode pembelajaran koneksual (CTL) meghasilkan nilai raa-raa sebesar 8,89 sebanyak 9 siswa unas belajar dan mencapai sandar keunasan minimal sebesar > 80. Analisis uji hipoesis mendapakan nilai es =,745 sedangkan abel =,67. Dengan demikian es > abel sehingga hipoesa H dierima dan Ho diolak, hal ini berari hasil belajar siswa yang diberikan model pembelajaran koneksual berbeda signifikan dengan hasil belajar siswa yang diberikan model pembelajaran konvensional dengan araf signifikan 0,05. Hasil analisis ersebu dapa disimpulkan bahwa erdapa perbedaan hasil belajar anara siswa yang diberi model pembelajaran koneksual dengan siswa yang diberi model pembelajaran konvensional pada siswa kelas X TAV semeser I SMK Negeri Surabaya dan model pembelajaran koneksula (CTL) memberikan hasil yang lebih baik. Kaa kunci: pembelajaran koneksual (CTL), pembelajaran konvensional, arus bolak balik (AC). Absrac This research is aimed o compare he resuls of Sudy abroad sudens using coneual learning (CTL) wih convenional eaching mehods on elecrical circui maerial. The research sample is applied o convenional eaching class X TAV As many as 35 sudens and coneual sample applied o he class X TAV by 35 sudens. The sudy populaion is class elecronics engineering raining program, compeency audio video engineering eperise SMK surabaya. The research design used was quasi Eperimenal design. The analysis used is he qualiy of par eaching and suden learning oucomes. The resuls showed ha applying convenional learning mehods influence on he average value unil and compleeness learning oucomes of sudens. 6 sudens are compleed he sudy and achieving minimum sandards of compleeness of> 80, whereas applicaion of coneual learning mehod (CTL) produces an average value of sudens are compleed he sudy and achieve a minimum sandard of compleeness of> 80. Analysis of hypohesis es scores es =.745 and he abel =.67. Thereby es > abel so H hypohesis is acceped and Ho is rejeced, i means suden learning oucomes ha are given coneual learning models differ significanly wih suden learning oucomes ha are given convenional learning models wih significance level The analysis resuls can be concluded ha here are differences in learning oucomes beween sudens who were given coneual model of learning wih he sudens who were given convenional learning models in class X TAV firs semeser of SMK Negeri Surabaya and learning model coneual (CTL) gives beer resuls. Keywords: Coneial Teaching learning, Convenional Cooperaive Learning, Alernaing curren. 967

2 Jurnal Pendidikan Teknik Elekro. Volume 0 Nomor 03 Tahun 03, PENDAHULUAN Proses belajar mengajar yang berlangsung disekolah khususnya SMK saa ini masih belum seluruhnya berpusa pada siswa. Hal ini erbuki dengan masih seringnya digunakan model ceramah. Dalam meode ceramah, guru ak dapa mengeahui sampai dimana siswa elah mengeri pembicaraannya. Kadang-kadang guru beranggapan bahwa kalau para siswa duduk diam mendengarkan aau sambil mengangguk-anggukkan kepalanya, berari mereka elah mengeri apa yang dierangkan guru. Padahal anggapan ersebu sering melese, walaupun siswa memperlihakan reaksi seolaholah mengeri, akan eapi guru idak mengeahui sejauh mana penguasaan siswa erhadap pelajaran iu. Dalam model konvensional, guru berdiri di depan siswa unuk menyampaikan pengeahuan, semenara siswa menerimanya anpa harus mengeahui prosesnya. Siswa menerima ilmu, bukan memahami budaya ilmu, sehingga kehilangan orienasi hidupnya karena mereka idak diunun membaca fenomena sekelilingnya. Depdiknas (007) dalam Sosialisasi KTSP (Kurikulum Tingka Sauan Pendidikan) menyaakan sebagai akiba pendekaan pembelajaran yang cenderung linear indokrinaif, siswa bukan cuma menjauh, eapi idak mampu menghadapi kehidupan nyaa, gagap erhadap masalahnya sendiri apalagi dengan lingkungan dan masyarakanya sendiri. Tenaga pendidik yang profesional sebaiknya mampu menemukan meode pembelajaran yang efekif dan bervariasi agar pesera didik dapa mengembangkan kreaifias dan bakanya dalam proses pendidikan iu sendiri. Guru sebaiknya menemukan cara erbaik unuk menyampaikan berbagai konsep yang diajarkan di dalam maa pelajaran erenu, sehingga semua siswa dapa menggunakan dan menginganya lebih lama konsep ersebu. Bagaimana seorang guru dapa berkomunikasi secara efekif dengan siswanya yang selalu beranya-anya enang alasan dari sesuau, dan hubungan dari apa yang mereka pelajari. Tenaga pendidik profesional dapa membuka wawasan berpikir yang beragam dari siswa, sehingga mereka dapa mempelajari berbagai konsep dan mampu mengkaikannya dengan kehidupan nyaa, sehingga dapa membuka berbagai pinu kesempaan selama hidupnya. Pengajaran dan Pembelajaran Koneksual (Coneual Teaching Learning/CTL) merupakan konsep belajar yang membanu guru mangaikan anara maeri yang diajarkan dengan siuasi dunia nyaa siswa dan mendorong siswa membua hubungan anara pengeahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggoa keluarga dan masyaraka. Pada pengajaran berbasis CTL, ugas guru adalah membanu siswa mencapai ujuannya. Guru lebih banyak berurusan dengan sraegi daripada memberi informasi. Tugas guru mengelola kelas sebagai sebuah im yang bekerja bersama unuk menemukan sesuau yang baru bagi anggoa kelas (siswa). Oleh karena iu penulis melakukan peneliian dengan rumusan masalah yang dikemukakan dalam peneliian Apakah erdapa perbedaan anara hasil pembelajaran maeri Arus Bolak-balik (AC) pada siswa yang menggunakan meode Pembelajaran Koneksual dengan hasil pembelajaran maeri Arus Bolak-balik (AC) menggunakan meode konvensional pada Program Keahlian Teknik Elekronika Audio Video di SMK Negeri Surabaya? Sesuai dengan permasalahan maka ujuan peneliian ini adalah mengeahui ada idaknya perbedaan anara hasil belajar siswa menggunakan meode pembelajaran koneksual dengan hasil belajar siswa menggunakan meode pembelajaran konvensional dalam maeri Arus Bolak-balik (AC) Program Keahlian Teknik Elekronika Audio Video di SMK Negeri Surabaya. DESKRIPTIF TEORITIK Menuru (Rusman,0:87) pembelajaran merupakan banuan yang diberikan pendidik agar dapa erjadi proses perolehan ilmu dan pengeahuan, penguasaan kemahiran dan abia, sera pembenukan sikap dan kepercayaan pada pesera didik. Pembelajaran adalah proses ineraksi pesera didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suau lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan banuan yang diberikan pendidik agar dapa erjadi proses perolehan ilmu dan pengeahuan, penguasaan kemahiran dan abia, sera pembenukan sikap dan kepercayaan pada pesera didik. Dengan kaa lain, pembelajaran adalah proses unuk membanu pesera didik agar dapa belajar dengan baik. Pembelajaran koneksual adalah pembelajaran yang dimulai dengan sajian aau anya jawab lisan (ramah, erbuka, negosiasi) yang erkai dengan dunia nyaa kehidupan siswa (daily life modeling), sehingga akan erasa manfaa dari maeri yang akan disajkan, moivasi belajar muncul, dunia pikiran siswa menjadi konkre, dan suasana menjadi kondusif - nyaman dan menyenangkan. Prinsip pembelajaran koneksual adalah siswa diusahakan unuk melakukan dan mengalami, idak hanya menonon dan mencaa, dan pengembangan kemampuan sosialisasinya juga perlu dimunculkan. Ada ujuh indikaor pembelajaran koneksual yang membua model pembelajaran ini bisa dibedakan dengan model lainnya, yaiu modelling (pemusaan perhaian, moivasi, penyampaian kompeensi-ujuan, pengarahanpeunjuk, rambu-rambu, conoh), quesioning (eksplorasi, 968

3 Sudi Komparasi Anara Hasil Pembelajaran Koneksual Dengan Konvensional membimbing, menunun, mengarahkan, mengembangkan, evaluasi, inkuiri, generalisasi), learning communiy (seluruh siswa parisipaif dalam belajar kelompok aau individual, minds-on, hands-on, mencoba, mengerjakan), inquiry (idenifikasi, invesigasi, hipoesis, konjekur, generalisasi, menemukan), consrucivism (membangun pemahaman sendiri, mengkonsruksi konsep-auran, analisis-sinesis), reflecion (reviuw, rangkuman, indak lanju), auhenic assessmen (penilaian selama proses dan sesudah pembelajaran, penilaian erhadap seiap akvias-usaha siswa, penilaian porofolio, penilaian seobjekifobjekifnya dari berbagai aspek dengan berbagai cara). Penilaian Kualiaif bobo nilai Inerpreasi Sanga baik Baik Cukup baik Kurang baik 36 5 Tidak baik 0 35 Pembelajaran koneksual dengan pendekaan konsrukivisme dipandang sebagai salah sau sraegi yang memenuhi prinsip-prinsip pembelajaran berbasis kompeensi. Dengan lima sraegi pembelajaran koneksual (coneual eaching and learning), yaiu relaing, eperiencing, applying, cooperaing, dan ransferring diharapkan pesera didik mampu mencapai kompeensi secara maksimal. Meode pembelajaran konvensional merupakan pembelajaran yang biasa digunakan unuk menyampikan maeri dalam kelas. Pembelajaran konvensional merupakan pembelajaran yang mengacu pada guru aau eacher cener, dimana guru adalah okoh uama dalam pembelajaran. Dalam pengajaran konvensional, siswa dalam proses pengajaran dipandang sebagai orang yang belum mengeahui apa-apa dan hanya menerima bahan-bahan ilmu pengeahuan yang diberikan guru. Menuru Sudjana (009:45), adapun ciri-ciri pengajaran konvensional adalah sebagai beriku : (a). Mengajar berpusa pada bahan pelajaran. (b). Mengajar berpusa pada guru. Jadi Hipoesis pada peneliian ini adalah hasil belajar siswa pada maeri Rangkaian AC menggunakan meode belajar CTL lebih baik dari pada siswa menggunakan meode pembelajaran konvensional. METODE Dalam peneliian ini rancangan peneliian yang digunakan adalah quasi eperimenal design. Desain peneliiannya dapa digambarkan sebagai beriku : Gambar. Desain Peneliian Keerangan : X j = Perlakuan yang diberikan CTL X n = Perlakuan yang diberikan Konvensional O = Poses Dalam peneliian ini variabel yang diidenifikasi sebagai beriku: (a). Variabel Bebas (variabel independen), (b). Variabel Terika (variabel dependen), (c). Variable Konrol Ala ukur yang digunakan adalah perangka validasi. Tehnik analisis yang digunakan adalah Analisis kualias perangka pembelajaran dan Analisis hasil belajar. Sampel peneliian adalah 35 siswa kelas X TAV menerapkan Konvensional dan 35 siswa X TAV menerapkan CTL pada Program Dikla Keahlian Teknik Elekronika, Kompeensi Keahlian Teknik Audio-Video SMK Negeri Surabaya. Tabel. Ukuran penilaian besera bobo nilai Daa ini didapa dengan cara memberikan es pada akhir peremuan peneliian (poses), dengan soal evaluasi sebanyak 30 soal enang menjelaskan arus bolak-balik. Tes ini diberikan kepada kelas yang dilakukan peneliian aau perlakuan dengan soal es yang sama pada iap kelasnya. Tes digunakan unuk mengeahui hasil keunasan belajar siswa baik dalam penerapan meode pembelajaran CTL aau penerapan meode pembelajaran Konvensional. Kualias perangka pembelajaran dianalisis berdasarkan hasil dari validasi para ahli, pada masingmasing lembar validasi perangka pembelajaran, validaor menuliskan kaegori penilaian. Unuk analisis Hasil Belajar, daa es hasil belajar siswa dianalisis dengan menggunakan Uji T. Hipoesis awal adalah sebagai beriku : Ho:hasil belajar siswa yang menggunakan meode pembelajaran CTL idak lebih baik daripada hasil belajar siswa yang menggunakan meode pembelajaran Konvensional H : hasil belajar siswa yang menggunakan meode pembelajaran CTL lebih baik dari pada hasil belajar siswa yang menggunakan meode pembelajaran Konvensional. Unuk uji saisika ini menggunakan uji-, beriku ini rumus uji- yang digunakan : s s n n Dengan s X j O X n O i n s i n 969

4 Jurnal Pendidikan Teknik Elekro. Volume 0 Nomor 03 Tahun 03, Keerangan : = uji = mean kelompok eksperimen = mean kelompok konrol s = varians gabungan s = varians nilai kelompok eksperimen s = varians nilai kelompok konrol n = banyaknya sampel kelompok eksperimen n = banyaknya sampel kelompok konrol Krieria pengujian adalah erima H 0 jika abel < hiung < abel dengan derajad kebebasan dk = n + n dan olak H 0 unuk harga lainnya. (Sugiyono, 009: 73) Dengan meliha Gambar. Disribusi Uji- ingka signifikasinya sebesar 5% dengan membandingkan es dan abel. Dikeahui es sebesar,745 hasilnya di aas dan nilai abel = (-α) = (-0,05) = (0,975) dengan deraja kebebasan 68 adalah,67. maka : Terima H 0 jika hiung <,67 Terima H jika hiung >,67 Jadi hasil -es signifikan dan ini berari H 0 diolak dan H dierima. HASIL DAN PEMBAHASAN Seelah melakukan peneliian maka didapakan hasil analisis daa yakni validasi modul, validasi rencana pelaksanaan pembelajaran, validasi buir soal, dan hasil belajar siswa. Tabel. hasil validasi Validasi Presenasi Keerangan Buku Ajar 93,33%. Baik RPP 87,5%. Baik Buir Soal 75%. Baik Daa diperoleh dari sumber melalui es.meode es digunakan unuk mendapakan daa dari hasil belajar siswa seelah dilakukan pembelajaran.meode saisika paramerik digunakan dalam peneliian ini unuk menganalisis daa. Dari hasil analisis daa peneliian diperoleh daa sebagai beriku : Nil ai Tabel 3. Hasil menggunakan SPSS Kelas N Mean Sd. Deviaion CTL 35 8, ,85854 Konvensional 35 78,95 8,66067 Perhiungan unuk mengeahui ingka presasi belajar siswa menggunakan perhiungan uji- dengan SPSS versi adalah sebagai beriku:,94,9,94,706,745 78,95 75,0 35,43,94 8,894 6, ,768 Gambar. Disribusi Uji- Hipoesis Ho: hasil belajar siswa yang menggunakan meode pembelajaran koneksual sama dengan hasil belajar siswa yang menggunakan meode pembelajaran Konvensional H : hasil belajar siswa yang menggunakan meode pembelajaran koneksual lebih baik dari pada hasil belajar siswa yang menggunakan meode pembelajaran Konvensional. Berdasarkan perhiungan di aas raa - raa hasil belajar dengan menggunakan meode pembelajaran Konvensional (kelas X TAV) adalah 78,95, sedangkan raa-raa hasil belajar dengan menggunakan meode pembelajaran koneksual (kelas X TAV) adalah 8,849. Dengan analis uji coba didapar nilai es =.745 sedangkan abel =,67. Dengan demikian es > abel sehingga priorias H 0 diolak dan H dierima, hal ini berari hasil belajar siswa yang menggunakan meode koneksual berbeda signifikan dengan hasil belajar siswa yang menggunakan meode konvensional dengan araf signifikan 5%. PENUTUP Simpulan Berdasarkan daa yang diperoleh dari hasil peneliian yang elah dilakukan, maka dapa disimpulkan bahwa (). Hasil belajar siswa dengan menggunakan meode pembelajaran koneksual lebih baik dari pada menggunakan meode pembelajaran konvensional. Dengan nilai raa-raa hasil pembelajaran koneksual adalah 8,89 sedangkan nilai konvensional adalah 78,95. analis uji coba didapar nilai es =.745 sedangkan abel 970

5 Sudi Komparasi Anara Hasil Pembelajaran Koneksual Dengan Konvensional =,67. Dengan demikian es > abel sehingga priorias H 0 diolak dan H dierima, hal ini berari hasil belajar siswa yang menggunakan meode koneksual berbeda signifikan dengan hasil belajar siswa yang menggunakan meode konvensional dengan araf signifikan 5%. (). Sebanyak 6 siswa unas belajar dan mencapai sandar keunasan minimal yaiu sebesar > 80, sedangkan penerapan meode pembelajaran CTL memberikan pengaruh erhadap keunasan hasil belajar siswa. Sebanyak 9 siswa unas belajar dan mencapai sandar keunasan minimal yaiu sebesar > 80 Saran Penerapan meode Konvensional guru diunu lebih fokus kepada seluruh kelompok agar guru bisa langsung memberikan banuan apabila ada salah sau siswa yang membuuhkan banuan aau mengalami kesulian dalam menyelesaikan masalah yang dipelajari, begiu juga pada penerapan meode kooperaif. Kedua meode ersebu digunakan sebagai inovasi baru dalam pembelajaran dalam rangka menunaskan hasil belajar siswa dan guna mengurangi ingka kegaduhan pada saa proses pembelajaran agar ercipa lingkungan belajar yang baik, sehingga pendekaan ini dapa dierapkan pada maa dikla lain yang sesuai. Dalam peneliian ini, Penulis sudah berusaha agar hasil yang didapa dalam peneliian ini mendekai sempurna eapi masih ada kekurangan eruama pada soal poses, oleh karena iu penulis berharap unuk peneliian yang akan daang, hendaknya memperbaiki soal poses agar mendapakan soal poses dengan reabilias inggi unuk meningkakan kualias belajar. Gulo, W. (00). Sraegi Belajar Mengajar. Jakara : Grasindo. Johnson, Elaine B. (00). Coneual Teaching and Learning: Wha is is and why i's here o say. Bandung : MLC. Riduwan, & Sunaro. (009). Penganar Saisika unuk Peneliian Pendidikan, Sosial, Ekonomi, Komunikasi dan Bisnis. Bandung: Alfabea Rusman. (00) Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme guru. Jakara: PT Raja Grafindo Persada. Sudjana, N., & Rivai, A. (00). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Sudjana. (989). Meoda Saisika. Bandung: Tarsio. Sugiyono. (99). Meode Peneliian Adminisrasi. Bandung : AlfabeanSukmadinaa, Nana Syaodih. (003). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung : Rosda Tim 000. Buku Panduan Penulisan Skripsi dan Penilaian Skripsi. Surabaya: Universias Press. DAFTAR PUSTAKA Arikuno, Suhaimi. (989). Dasar Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakara: Bina Aksara. Arikuno, Suhaimi. (99). Prosedur Peneliian : Suau Pendekaan Prakis. Edisi Revisi. Jakara: Rineka Cipa. Depdiknas. (00). Kurikulum SMK Edisi 004. Jakara : Depdiknas Depdiknas. (007). Model Penilaian SMK. Jakara : Depdiknas. Depdiknas. (007). Sosialisasi KTSP. Jakara : Depdiknas. Depdiknas. Direkora Pembinaan SMA Pengembangan Pembelajaran Yang Efekif. Bahan Bimbingan Teknis KTSP. Jakara. Ibrahim R, Syaodih S Nana Perencanaan Pengajaran. Jakara: Rineka Cipa. Sudjana, Nana Cara Belajar Siswa Akif dalam Proses Belajar Menga-jar. Bandung: Sinar Baru. 97