Jl. Tamansari No.1 Bandung

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Jl. Tamansari No.1 Bandung"

Transkripsi

1 Prosiding Hubungan Masyaraka ISSN: Hubungan anara Komunikasi Insruksional Pembimbing dengan Moivasi Kerja Pesera Prakek Kerja Lapangan Relaion beween Insrucor Insrucional Communicaion wih Work Moivaion of he Paricipans 1 Yolla Puspia Eka Puri Williana, 2 Nurrahmawai 1,2 Prodi Ilmu Hubungan Masyaraka, Fakulas Ilmu Komunikasi, Universias Islam Bandung, Jl. Tamansari No.1 Bandung yollawilliana@gmail.com, 2 nurrahmawai10@gmail.com Absrac. Inernship aciviies is a skill raining process by giving paricipans he opporuniy o feel direcly working in an agency in accordance wih heir field. The aciviies of inernship in he field of new echnology and new media of LPP RRI Bandung requires ha paricipans should o be acive, able o perform various asks, and follow he rules ha applied. Paricipans need he encouragemen of he menor o be a good work during he inernship. Paricipans have acually received encouragemen from menors such as, menoring, supervision, direcion and eaching wih language ha easy o undersand, bu here are sill low-moivaed of he paricipans who doing inernship. The purpose of his sudy is o deermine wheher here is a relaionship beween credibiliy, communicaion skills, and eaching mehods of he menor wih work moivaion of paricipans in he field of echnology and new media LPP RRI Bandung. The research of mehod ha used in his research is quaniaive mehod wih correlaional approach. This research used oal sampling echnique, where he subjec of his sudy is he paricipans he field of echnology and new media LPP RRI Bandung period January-April 2017 which amouned o 40 people. Research insrumens used a quesionnaire, observaion, inerview, and lieraure sudy. The heory used is consellaion heory and moivaion-hygiene heory. Daa obained in he form of ordinal daa hrough Rank Spearman correlaion es. The resuls of his sudy are : (1) There is a srong and significan relaionship beween he credibiliy of he menor wih work moivaion of paricipans in he field of echnology and new media LPP RRI Bandung. (2) There is a very srong and significan relaionship beween communicaion skills of he menor wih work moivaion of paricipans in he field of echnology and new media LPP RRI Bandung. (3) There is a medium and significan relaionship beween eaching mehods of he menor wih work moivaion of paricipans in he field of echnology and new media LPP RRI Bandung. Keywords: Insrucional Communicaion, Inernship, Work Moivaion. Absrak. Kegiaan PKL merupakan proses pelaihan keerampilan unuk merasakan langsung bekerja pada suau insansi yang sesuai dengan bidangnya. Kegiaan PKL di bidang eknologi dan media baru LPP RRI Bandung menunu pesera unuk akif, mampu mengerjakan berbagai macam ugas, dan mengikui auran yang berlaku. Pesera PKL membuuhkan adanya dorongan dari pembimbing agar dapa menjalankan kegiaan PKL sebagaimana mesinya. Pesera PKL sebenarnya sudah mendapakan dorongan dari pembimbing seperi, pendampingan, pengawasan, pengarahan dan pengajaran dengan bahasa yang mudah dipahami, eapi masih erdapa pesera PKL yang memiliki moivasi kerja rendah. Tujuan peneliian ini unuk mengeahui apakah erdapa hubungan anara kredibilias, keerampilan berkomunikasi, dan meode pembelajaran pembimbing dengan moivasi kerja pesera PKL di bidang eknologi dan media baru LPP RRI Bandung. Meode peneliian yang digunakan adalah meode kuaniaif dengan pendekaan korelasional. Peneliian ini menggunakan eknik oal sampling, dimana subjek peneliiannya adalah pesera PKL di bidang eknologi dan media baru LPP RRI Bandung periode Januari-April 2017 yang berjumlah 40 orang. Insrumen peneliian menggunakan kuesioner, observasi, wawancara, dan sudi pusaka. Teori yang digunakan adalah eori konselasi dan eori moivasi-higyene. Daa yang diperoleh berupa daa ordinal melalui uji korelasi Rank Spearman. Hasil peneliian ini adalah : (1) Terdapa hubungan yang kua dan signifikan anara kredibilias pembimbing dengan moivasi kerja pesera PKL di bidang eknologi dan media baru LPP RRI Bandung. (2) Terdapa hubungan yang sanga kua dan signifikan anara keerampilan berkomunikasi pembimbing dengan moivasi kerja pesera PKL di bidang eknologi dan media baru LPP RRI Bandung. (3) Terdapa hubungan yang sedang dan signifikan anara meode pembelajaran pembimbing dengan moivasi kerja pesera PKL di bidang eknologi dan media baru LPP RRI Bandung. Kaa Kunci: Komunikasi Insruksional, Moivasi Kerja, Prakek Kerja Lapangan. 451

2 452 Yolla Puspia Eka Puri Williana, e al. A. Pendahuluan Prakek Kerja Lapangan (PKL) dilakukan sebagai sebuah proses pengajaran dengan cara memberi kesempaan kepada siswa aau mahasiswa unuk mengeahui lingkungan kerja yang sebenarnya, mengeahui proses-proses kerja yang erdapa di suau insansi seperi bagaimana hasil produk, enaga kerja, kedisiplinan dan keselamaan kerja, mengaplikasikan ilmu yang didapa di bangku sekolah aau kuliah pada pekerjaan di dunia nyaa yang sesuai dengan bidangnya. Dalam pelaksanaan PKL, erdapa pesera yang cepa puas dengan ugas yang dikerjakan walaupun hasilnya belum maksimal, erdapa pesera yang merasa cemas pada saa memulai kegiaan PKL, erdapa pesera yang bolos kerja pada saa memasuki masa perengahan waku PKL, dan erdapa pesera yang menunda ugas yang diberikan pembimbing. Hal ersebu menunjukkan bahwa masih erdapa pesera PKL di bidang eknologi dan media baru LPP RRI Bandung yang memiliki moivasi kerja rendah. Oleh karena iu, pesera PKL di bidang eknologi dan media baru LPP RRI Bandung membuuhkan adanya dorongan yang bukan hanya berasal dari dalam dirinya eapi juga dorongan yang berasal dari individu yang pening dalam hal ini pembimbing. Fakor komunikasi sangalah pening dalam hal ini, khususnya komunikasi insruksional. Komunikasi dalam sisem insruksional ini kedudukannya dikembalikan kepada fungsinya yang asal, yaiu sebagai ala unuk mengubah perilaku sasaran (edukaif). Proses komunikasi dicipakan secara wajar, akrab, dan erbuka dengan diunjang oleh fakor-fakor pendukung lainnya, baik sebagai sarana maupun sebagai fasilias lain, dengan ujuan supaya mempunyai efek perubahan perilaku pihak sasaran. Kegiaan insruksional bisa berhasil dengan efekif apabila komunikasi bisa berjalan aau berproses dengan baik. (Zakiah dan Umar, 2006: ) Sebenarnya dalam pelaksanaan kegiaan PKL di bidang eknologi dan media baru LPP RRI Bandung, pembimbing sudah melaksanakan kegiaan komunikasi insruksional yang cukup baik, eapi masi erdapa pesera PKL yang masih memiliki moivasi kerja rendah. Berdasarkan laar belakang masalah ersebu, maka perumusan masalah dalam peneliian ini adalah sebagai beriku: apakah erdapa hubungan anara komunikasi insruksional pembimbing dengan moivasi kerja pesera PKL di bidang eknologi dan media baru LPP RRI Bandung?. Selanjunya, ujuan dalam peneliian ini diuraikan dalam pokok-pokok sebagai beriku : 1. Unuk mengeahui apakah erdapa hubungan anara kredibilias pembimbing dengan moivasi kerja pesera PKL di bidang eknologi dan media baru Lembaga Penyiaran Publik RRI Bandung.. 2. Unuk mengeahui apakah erdapa hubungan anara keerampilan berkomunikasi pembimbing dengan moivasi kerja pesera PKL di bidang Lembaga Penyiaran Publik RRI Bandung. 3. Unuk mengeahui apakah erdapa hubungan anara meode pembelajaran pembimbing dengan moivasi kerja pesera PKL di bidang eknologi dan media baru Lembaga Penyiaran Publik RRI Bandung. B. Landasan Teori Menuru Yusuf (2010:1) komunikasi insruksional merupakan proses dan kegiaan komunikasi yang dirancang secara khusus unuk ujuan meningkakan nilai ambah bagi pihak sasaran dalam segi pengeahuan, sikap aau keerampilan yang dimilikinya. Kegiaan komunikasi insruksional akan berjalan efekif apabila seiap dimensi Volume 3, No.2, Tahun 2017

3 Hubungan anara Komunikasi Insruksional Pembimbing 453 aau unsur komunikasi insruksional sau dengan yang lainnya saling menunjang. Dimensi dari komunikasi insruksional mencakup aas beberapa hal, yaiu kredibilias (keahlian) pembimbing, isi pesan (dalam hal ini diliha dari keahlian berkomunikasi), meode pembelajaran dan media pembelajaran (Yusuf, 1990:22). Dimensi media pembelajaran idak digunakan dalam peneliian ini karena kegiaan komunikasi insruksional yang dilakukan oleh pembimbing di bidang eknologi dan media baru LPP RRI Bandung idak menggunakan media peranara dalam menyampaikan maeri aau pengarahan melaikan kegiaan komunikasinya dilakukan secara langsung. Menuru Rakhma (2012:257) Dua komponen kredibilias yang paling pening ialah keahlian dan kepercayaan. Keahlian adalah kesan yang dibenuk komunikae enang kemampuan komunikaor dalam hubungannya dengan opik yang dibicarakan. Komunikaor yang dinilai rendah pada keahlian dianggap idak berpengalaman. Kepercayaan adalah kesan komunikae enang komunikaor yang berkaian dengan waaknya. Koehler, Annaol, dan Applbaum menambahkan empa komponen lagi mengenai kredibilias yang berkaian dengan daya arik yaiu: dinamisme, sosiabilias, koorienasi, dan karisma. Dikemukakan oleh Seven A. Beebe dan John T. Maserson pada ahun Teori konselasi digunakan unuk menjelaskan suau kelompok dari perspekif sisem, dengan ujuan agar suau kelompok iu berhasil maka ia harus memperimbangkan semua aspek aau epanya variabel yang mungkin erkai dengan kelompok yang bersangkuan, seperi aspek pengirim (sender), penerima (receiver), aspek pesan (message) dan juga aspek lainnya. Model konselasi ini menggambarkan dengan jelas bagaimana seorang kelompok aau beberapa orang anggoa kelompok mempengaruhi anggoa kelompok lainnya melalui keahlian berkomunikasi. Kebersambungan sifa-sifa komunikasi menjadi sanga pening kedudukannya dalam kelompok ini, eruama erhadap anggoa-anggoa kelompok ersebu. Arinya, anggoa kelompok yang memiliki keahlian erenu, akan menenukan kinerja kelompok secara keseluruhan. (Yusuf, 2010: ). Perlu diperhaikan bagi seorang pimpinan bahwa komunikasinya dengan bawahaan hendaknya merupakan pendorong bagi bawahannya dalam menjalankan ugas-ugasnya. Tanpa iu adalah suli bagi seorang pimpinan unuk mengeahui sampai sejauhmana kemampuan bawahan yang dipimpinnya, bisa juga seorang bawahan idak ahu apa yang harus dikerjakannya dan unuk apa ia melakukan pekerjaan iu. Akibanya urunnya mina dan moivasi erhadap pekerjaan, rendahnya moral kerja dan ingka produkivias, berkurangnya pengawasan erhadap muu, dan lain-lain. (Anoraga, 2003:64) Herzberg berpendapa bahwa ada dua fakor eksrinsik dan insrinsik yang mempengaruhi seseorang bekerja. Herzberg juga memiliki keyakinan bahwa hubungan seseorang dengan pekerjaannya iu sanga mungkin menenukan keberhasilan dan kegagalannya. Menuru Herzberg, apabila para pekerja merasa puas dengan pekerjaannya, kepuasan iu didasarkan pada fakor-fakor yang sifanya inrinsik seperi keberhasilan mencapai sesuau, pengakuan yang diperoleh, rasa anggung jawab, kemajuan dalam karir dan perumbuhan professional dan inelekual yang dialami, sehingga dengan adanya fakor-fakor ersebu maka dapa menimbulkan kepuasan kerja dan meningkakan presasi aau hasil kerja individu. Sebaliknya, apabila para pekerja merasa idak puas dengan pekerjaannya, keidakpuasan iu biasanya dikaikan dengan fakor-fakor eksrinsik, arinya bersumber dari luar diri pekerja yang bersangkuan, yang ermasuk dalam fakor eksrinsik ersebu di anaranya adalah kebijakan organisasi, hubungan inerpersonal Hubungan Masyaraka, Gelombang 2, Tahun Akademik

4 454 Yolla Puspia Eka Puri Williana, e al. anara aasan dengan bawahan, siuasi dan kondisi kerja (Siagian, 2012:164). C. Hasil Peneliian dan Pembahasan Hubungan Anara Komunikasi Insruksional (X) dengan Moivasi Kerja (Y) Beriku adalah hasil peneliian mengenai hubungan anara komunikasi insruksional pembimbing dengan moivasi kerja pesera PKL di bidang eknologi dan media baru LPP RRI Bandung, yang diuji menggunakan uji korelasi Rank Spearman. Tingka kesalahan (α) yang digunakan dalam pengujian ini sebesar 5%, dengan krieria pengujian olak H0 jika nilai hiung > abel maka H1 dierima. Hasil pengujian diampilkan pada abel beriku ini: Tabel 1. Hubungan Anara Komunikasi Insruksional dengan Moivasi Kerja Variabel Komunikasi Insruksional- Moivasi Kerja Rs 0,856 Kekuaan Hubungan Sanga Kua Sumber: Daa Olah Peneliian 2017 Α hiung abel Keerangan Keerangan 5% 10,207 2,024 H0 diolak Signifikan Berdasarkan abel ersebu, dapa dikeahui nilai koefesien korelasi anara komunikasi insruksional dengan moivasi kerja sebesar 0,856. Nilai koefesien korelasi sebesar 0,856 ermasuk dalam kaegori hubungan yang sanga kua (Inerval 0,80 1,000) (Sugiyono, 2014:242). Unuk pengujian signifikansi, dikeahui bahwa nilai hiung > abel (10,207 > 2,024) sehingga H0 diolak, arinya erdapa hubungan yang signifikan anara komunikasi insruksional dengan moivasi kerja pesera PKL di Bidang Teknologi dan Media Baru Lembaga Penyiaran Publik RRI Bandung. Hubungan yang erjadi beranda posiif (searah), dimana semakin baik komunikasi insruksional, maka moivasi kerja akan meningka. Komunikasi yang efekif dapa membanu pencapaian ujuan dalam sebuah kelompok yang dalam hal ini yaiu, imbulnya moivasi kerja yang inggi unuk mendorong pesera melaksanakan kegiaan PKL sebagaimana mesinya. Komunikasi yang efekif akan erjadi apabila semua aspek yang erkai dalam kelompok seperi aspek pengirim, penerima, pesan, dan juga aspek lainnya diperimbangkan dengan baik. Tabel 2. Hubungan Anara Kredibilias Pembimbing dengan Moivasi Kerja Variabel Rs Kekuaan Hubungan Α hiung abel Keerangan Keerangan Kredibilias Pembimbing- Moivasi Kerja 0,613 Kua 5% 4,783 2,024 H 0 diolak Signifikan Sumber: Daa olah peneliian, 2017 Berdasarkan Tabel 4.16 dapa dikeahui nilai koefesien korelasi anara kredibilias pembimbing dengan moivasi kerja sebesar 0,613. Nilai koefesien korelasi sebesar 0,613 ermasuk dalam kaegori hubungan yang kua (Inerval 0,60 0,799) (Sugiyono, 2014:242). Unuk pengujian signifikansi, dikeahui bahwa nilai hiung > abel (4,783 > 2,024) sehingga H0 diolak, arinya erdapa hubungan yang signifikan anara Volume 3, No.2, Tahun 2017

5 Hubungan anara Komunikasi Insruksional Pembimbing 455 kredibilias pembimbing dengan moivasi kerja pesera PKL di Bidang Teknologi dan Media Baru Lembaga Penyiaran Publik RRI Bandung. Hubungan yang erjadi beranda posiif (searah), dimana semakin baik kredibilias pembimbing, maka moivasi kerja akan meningka. Salah sau fakor uama ercapainya ujuan pendidikan aau ujuan dari komunikasi insruksional iu sendiri salah saunya adalah kredibilias pembimbing sebagai komunikaor. Kredibilias sesungguhnya idak ada pada diri komunikaor, eapi erleak pada persepsi komunikae. Kredibilias yang muncul dari diri komunikaor juga berganung pada penilaian komunikan. Maka dari iu baik buruknya kredibilias pembimbing sebagai komunikaor berganung pada penilaian pesera PKL sebagai komunikan. Oleh karena iu, kredibilias yang dimiliki pembimbing sebenarnya dapa berubah aau diubah dan dapa erjadi aau dijadikan. Pembimbing sebagai komunikaor dalam hal ini juga merupakan panuan bagi pesera PKL karena peran pembimbing sama halnya dengan seorang pendidik yang memberikan pengajaran selama pelaksanaan masa PKL. Menuru Rusman (2012:71) kredibilias seorang pendidik dinilai dari keahliannya dalam menyampaikan maeri aau informasi, kepercayaan sera daya arik. Kemampuan yang dimaksud adalah kemampuan dalam membuka pembelajaran, kemampuan menjelaskan, memberi ide, mendemonsrasikan, mendefinisikan, membandingkan, memoivasi, mendisiplinkan, beranya, maupun mendorong siswa unuk berpikir, memberikan penguaan, mengelola dan menuup proses pembelajaran. Tabel 3. Hubungan Anara Keerampilan Berkomunikasi Pembimbing dengan Moivasi Kerja Variabel Rs Kekuaan Hubungan Α hiung abel Keerangan Keerangan Keerampilan Berkomunikasi 0,900 Sanga Kua 5% 12,728 2,024 H Pembimbing- 0 diolak Signifikan Moivasi Kerja Sumber: Daa olah peneliian 2017 Berdasarkan Tabel 4.17, dapa dikeahui nilai koefesien korelasi anara keerampilan berkomunikasi pembimbing dengan moivasi kerja sebesar 0,900. Nilai koefesien korelasi sebesar 0,900 ermasuk dalam kaegori hubungan yang sanga kua (Inerval 0,80 1,000) (Sugiyono, 2014:242). Unuk pengujian signifikansi, dikeahui bahwa nilai hiung > abel (12,728 > 2,024) sehingga H0 diolak, arinya erdapa hubungan yang signifikan anara keerampilan berkomunikasi pembimbing dengan moivasi kerja pesera PKL di Bidang Teknologi dan Media Baru Lembaga Penyiaran Publik RRI Bandung. Hubungan yang erjadi beranda posiif (searah), dimana semakin baik keerampilan berkomunikasi pembimbing, maka moivasi kerja akan meningka. Sebagian besar pesera PKL mengakui bahwa pembimbing menyampaikan pengarahan dengan kaa-kaa yang jelas, pembimbing memberikan ugas dengan bahasa yang mudah dipahami, pembimbing menyampaikan pesan dengan inonasi yang epa, pembimbing idak mengabaikan kebisingan pada saa menyampaikan pesan, dan pembimbing memahami pesan yang disampaikan oloeh pesera secara lisan. Perlu diperhaikan bagi seorang pembimbing bahwa komunikasinya dengan pesera PKL hendaknya merupakan pendorong bagi pesera PKL dalam menjalankan ugas-ugasnya. Sebagaimana yang dijelaskan oleh eori konselasi bahwa kebersambungan Hubungan Masyaraka, Gelombang 2, Tahun Akademik

6 456 Yolla Puspia Eka Puri Williana, e al. sifa-sifa komunikasi menjadi sanga pening kedudukannya dalam sebuah kelompok. anggoa kelompok yang memiliki keahlian erenu, akan menenukan kinerja kelompok secara keseluruhan (Yusuf, 2010:163). Pada penjelasan ersebu sudah jelas bahwa pembimbing sebagai anggoa kelompok yang memiliki keahlian berkomunikasi, akan menenukan kinerja kelompok secara keseluruhan ermasuk dalah hal moivasi pesera PKL. Apabila seorang pembimbing idak memiliki kemampuan unuk menyampaikan dan menerima pesan dengan baik, ujuan dari komunikasi insruksional idak akan ercapai. Kegiaan berkomunikasi idak dapa dihindarkan dari hambaan, seseorang yang memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik sudah seharusnya dapa mengaasi hambaan-hambaan yang mungkin erjadi. Tabel 4. Hubungan Anara Meode Pembelajaran Pembimbing dengan Moivasi Kerja Variabel Rs Kekuaan Hubungan Α hiung abel Keerangan Keerangan Meode Pembelajaran 0,426 Sedang 5% 2,903 2,024 H Pembimbing- 0 diolak Signifikan Moivasi Kerja Sumber: Daa olah peneliian 2017 Berdasarkan Tabel ersebu, dapa dikeahui nilai koefesien korelasi anara meode pembelajaran pembimbing dengan moivasi kerja sebesar 0,426. Nilai koefesien korelasi sebesar 0,426 ermasuk dalam kaegori hubungan yang sedang (Inerval 0,40 0,599) (Sugiyono, 2014:242). Unuk pengujian signifikansi, dikeahui bahwa nilai hiung > abel (2,903 > 2,024) sehingga H0 diolak, arinya erdapa hubungan yang signifikan anara meode pembelajaran pembimbing dengan moivasi kerja pesera PKL di Bidang Teknologi dan Media Baru Lembaga Penyiaran Publik RRI Bandung. Hubungan yang erjadi beranda posiif (searah), dimana semakin baik meode pembelajaran pembimbing, maka moivasi kerja akan meningka. Dari banyaknya meode pengajaran yang digunakan dalam kegiaan pendidikan aau pembelajaran, sebenarnya idak ada sau meode pun yang secara umum lebih unggul dan bisa digunakan di segala siuasi dan kondisi, yang ada hanyalah bahwa meode erenu lebih sesuai aau cocok jika digunakan dalamk siuasi dan kondisi erenu pula (Yusuf, 2010:276). Berdasarkan penjelasan ersebu sudah jelas bahwa pemilihan meode dalam seiap pengajaran dapa disesuaikan dengan siuasi dan kondisi yang ada. Berdasarkan hasil daa yang diperoleh dari jawaban kuesioner yang disebar kepada 40 responden, dikeahui bahwa sebagian besar pesera menilai pembimbing selalu memberikan pengarahan sebelum pemberian ugas sehingga pesera PKL mengeri akan apa yang harus dikerjakan, pembimbing memberikan ugas secara erusmenerus unuk mengasah keerampilan pesera PKL, pembimbing juga memberi kesempaan unuk seiap pesera berdiskusi dengan pesera lainnya apabila mengalami kesulian, hal ini dilakukan unuk memberi kemudahan kepada pesera PKL dalam mengerjakan pekerjaan yang suli, selain iu dengan adanya kegiaan diskusi yang dilakukan anar pesera PKL diharapkan dapa membangun kekompakan di anara pesera PKL. Sebagian besar pesera juga menilai bahwa pembimbing idak malas memberiahu bagaimana cara mengerjakan ugas yang baik sehingga pesera mengeahui cara mana yang sebaiknya dipilih unuk mencipakan hasil kerja yang baik. Pesera PKL juga merasa bahwa pembimbing eap menyempakan wakunya unuk berdiskusi walaupun sedang sibuk dengan pekerjaan lain, hal ini dilakukan Bpk. Undang Volume 3, No.2, Tahun 2017

7 Hubungan anara Komunikasi Insruksional Pembimbing 457 Karasasmia sebagai benuk anggung jawabnya dalam mendampingi, memberikan pengawasan, dan memoivasi pesera PKL unuk mencapai ingka produkivias yang erbaik dalam usaha membawa perubahan yang posiif dalam diri seiap pesera PKL yang didapa melalui kegiaan PKL. D. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dalam peneliian ini, penelii menyimpulkan hasil peneliian sebagai beriku: Terdapa hubungan anara komunikasi insruksional pembimbing dengan moivasi kerja pesera PKL di bidang eknologi dan media baru LPP RRI Bandung, dengan hubungan yang sanga kua dan signifikan (rs = 0,856). Kesimpulan ersebu penelii kemukakan berdasarkan hasil pengujian hipoesis uama, sedangkan pengujian sub hipoesis dalam peneliian ini adalah sebagai beriku : 1. Terdapa hubungan yang kua dan signifikan anara kredibilias pembimbing dengan moivasi kerja pesera PKL di bidang eknologi dan media baru Lembaga Penyiaran Publik RRI Bandung. Hal ini berdasarkan aspek keahlian, kepercayaan, dan daya arik pembimbing dalam membangun moivasi kerja pesera PKL. 2. Terdapa hubungan yang sanga kua dan signifikan anara keerampilan berkomunikasi pembimbing dengan moivasi kerja pesera PKL di bidang eknologi dan media baru Lembaga Penyiaran Publik RRI Bandung. Hal ini berdasarkan aspek kemampuan menyampaikan pesan dan kemampuan memahami pesan pembimbing dalam membangun moivasi kerja pesera PKL. 3. Terdapa hubungan yang sedang dan signifikan anara meode pembelajaran pembimbing dengan moivasi kerja pesera PKL di bidang eknologi dan media baru Lembaga Penyiaran Publik RRI Bandung. Hal ini berdasarkan aspek meode pengajaran yang digunakan pembimbing yaiu, meode ceramah, laihan prakis, dan pemecahan masalah dalam pelaksanaan kegiaan PKL dan membangun moivasi kerja pesera PKL. E. Saran Saran Teoriis 1. Dari hasil peneliian dengan judul Hubungan Komunikasi Insruksional Pembimbing dengan Moivasi Kerja Pesera PKL diharapkan dapa menambah pengeahuan secara akademis dengan konsep-konsep dan eori-eori yang erkai dengan Ilmu Komunikasi. 2. Sebaiknya, apabila ada yang erarik menelii mengenai komunikasi insruksional dan moivasi kerja, kedepannya penelii berharap bahwa eknis pengembangan dalam memaparkan moivasi kerja sebaiknya diinjau dari berbagai aspek/segi, misalnya dari segi ekonomis, psikologis, sosial dan lain sebagainya yang semuanya merupakan unsur-unsur yang harus diperimbangkan. Adapun judul peneliian yang penelii sarankan unuk peneliian berikunya adalah Pengaruh Komunikasi Insruksional Terhadap Tingka Produkivias Pekerja unuk meode peneliian kuaniaif dan Komunikasi Insruksional dalam Usaha Peningkaan Keerampilan unuk meode peneliian Kualiaif. Saran Prakis 1. Sebaiknya pembimbing memfokuskan pemberian ugas sesuai jurusan pesera, eapi pembimbing juga eap memberikan kesempaan kepada seluruh pesera unuk mengerjakan ugas-ugas dari jurusan lain agar pengeahuan dan Hubungan Masyaraka, Gelombang 2, Tahun Akademik

8 458 Yolla Puspia Eka Puri Williana, e al. pengalaman pesera semakin berambah. 2. Penelii berharap komunikasi insruksional bisa dierapkan dengan baik di seiap insansi yang menyediakan empa unuk kegiaan Prakek Kerja Lapangan agar ujuan pemahaman pesera mengenai pehamanan kerja dapa ercapai dan pemberian informasi yang menarik mengenai dunia kerja kepada para pesera PKL hendaknya lebih sering dilakukan agar pesera memiliki semanga dan merasa ermoivasi. 3. Pembimbing hendaknya meningkakan usahanya unuk mencipakan suasana yang nyaman dan kondusif. Meskipun suasana nyaman idak hanya didapa dari cara pengajaran dan pengarahan yang dilakukan pembimbing, seidaknya pembimbing juga mampu mencipakan suasana nyaman keika mengajak pesera unuk berineraksi dengan karyawan lain pada pelaksanaan ugas-ugas erenu. Penggunaan meode dalam melaksanakan komunikasi insruksional yang lebih menarik juga hendaknya mulai dierapkan dan media sebagai peranara komunikasi insruksional juga hendaknya mulai digunakan agar pemahaman yang diperoleh pesera semakin baik, sehingga meode komunikasi insruksionalnya lebih beragam dan media komunikasi insruksionalnya juga idak hanya bersifa langsung, eapi juga dapa dicoba dengan menggunakan media-media lain yang sesuai dengan karakerisik media komunikasi insruksional, conohnya video dan audio. Dafar Pusaka Anoraga, Pandji Psikologi Kepemimpinan. Jakara: PT. Rineka Cipa. Rakhma, Jalaluddin Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Rohani, Ahmad Media Insruksional Edukaif. Jakara: Rineka Cipa. Rusman Model-Model Pembelajaran. Bandung: CV Cipa Pesona Sejahera. Siagian, Sondang P Teori Moivasi dan Aplikasinya. Jakara: Rineka Cipa. Sugiyono Meode Peneliian Kuaniaif Kualiaif & RND. Bandung: Alfabea. Yusuf, Pawi M Komunikasi Insruksional: Teori dan Prakik. Jakara: Bumi Aksara Komunikasi Pendidikan dan Komunikasi Insruksional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Jurnal: Kiki Zakiyah dan Muhiah Umar, Komunikasi Insruksional dalam Proses Pembelajaran Mahasiswa: Sudi Deskripif Kuaniaif Komunikasi Insruksional dalam Proses Pembelajaran Mahasiswa. Jurnal Mediaor. Vol 7. Bandung. Volume 3, No.2, Tahun 2017

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo)

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo) PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Sudi pada karyawan eap PT PG Tulangan Sidoarjo) Niken Dwi Okavia Heru Susilo Moehammad Soe`oed Hakam Fakulas Ilmu Adminisrasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Jurnal Lensa Kependidikan Fisika Vol. 1 Nomor 1, Juni 13 ISSN: 338-4417 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 1/13

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ISSN 5-73X PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR ISIKA SISWA Henok Siagian dan Iran Susano Jurusan isika, MIPA Universias Negeri Medan Jl. Willem Iskandar, Psr V -Medan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Disparias pembangunan ekonomi anar daerah merupakan fenomena universal, disemua negara anpa memandang ukuran dan ingka pembangunannya. Disparias pembangunan merupakan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK. Oleh: Yoyo Zakaria Ansori

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK. Oleh: Yoyo Zakaria Ansori MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK Oleh: Yoyo Zakaria Ansori Peneliian ini dilaarbelakangi rendahnya kemampuan memecahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan

Lebih terperinci

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan 3. METODE PENELITIAN 3.1. Pendekaan dan Meode Peneliian Jenis peneliian yang digunakan adalah jenis peneliian kualiaif dengan menggunakan daa kuaniaif. Daa kualiaif adalah mengeahui Gambaran pengelolaan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Peneliian Keinginan Kelompok Tani Duma Lori yang erdapa di Desa Konda Maloba dan masyaraka sekiar akan berdirinya penggilingan gabah di daerahnya, elah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 3 SEWON. Oleh: Nurul Hidayati

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 3 SEWON. Oleh: Nurul Hidayati EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 3 SEWON Oleh: Nurul Hidayai Mahasiswa S1 Pendidikan Maemaika, Fakulas Keguruan dan

Lebih terperinci

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional. JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 7 No. 1, April 7 : 3-9 ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Sudi kasus pada CV Cia Nasional. Oleh Emmy Supariyani* dan M. Adi Nugroho *Dosen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A III METODE PEELITIA Salah sau komponen peneliian yang mempunyai ari pening dalam kaiannya dengan proses sudi secara komprehensif adalah komponen meode peneliian. Meode peneliian menjelaskan bagaimana

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN AWAL DAN KEMAMPUAN NUMERIK DENGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMP

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN AWAL DAN KEMAMPUAN NUMERIK DENGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMP HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN AWAL DAN KEMAMPUAN NUMERIK DENGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMP Halima Rosida 1, Widha Sunarno 2, Supurwoko 3 Program Sudi Pendidikan Fisika PMIPA FKIP UNS Surakara, 57126, Indonesia

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode 20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Desain Peneliian Peneliian ini adalah peneliian Quasi Eksperimenal Design dengan kelas eksperimen dan kelas conrol dengan desain Prees -Poses Conrol Group Design

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Air merupakan kebuuhan pokok bagi seiap makhluk hidup di dunia ini ermasuk manusia. Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang pening bagi kelangsungan hidup

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN TERPROGRAM DALAM PEMBENTUKAN MINAT BELAJAR SISWA

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN TERPROGRAM DALAM PEMBENTUKAN MINAT BELAJAR SISWA PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN TERPROGRAM DALAM PEMBENTUKAN MINAT BELAJAR SISWA Erlangga Andalas Saki, Maskun, Suparman Arif. FKIP Unila Jl. Prof. Dr. Soemanri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Dalam pelaksanaan pembangunan saa ini, ilmu saisik memegang peranan pening baik iu di dalam pekerjaan maupun pada kehidupan sehari-hari. Ilmu saisik sekarang elah melaju

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekaan Peneliian Jenis peneliian yang digunakan dalam peneliian ini adalah peneliian evaluasi dan pendekaannya menggunakan pendekaan kualiaif non inerakif (non

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya III. METODE PENELITIAN A. Meode Dasar Peneliian Meode yang digunakan dalam peneliian ini adalah meode kuaniaif, yang digunakan unuk mengeahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya usaha melipui biaya

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Pengangguran Pengangguran aau una karya merupakan isilah unuk orang yang idak mau bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Propinsi Sumaera Uara merupakan salah sau propinsi yang mempunyai perkembangan yang pesa di bidang ransporasi, khususnya perkembangan kendaraan bermoor. Hal ini dapa

Lebih terperinci

Eviani Damastuti-Penerapan Strategi KWL untuk..

Eviani Damastuti-Penerapan Strategi KWL untuk.. PENERAPAN STRATEGI KWL (KNOW-WANT TO KNOW-LEARNED) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA INTENSIF SISWA BERKESULITAN BELAJAR KELAS III SDN MANAHAN SURAKARTA Eviani Damasui dan Sugini *) sugini@fkip.uns.ac.id

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Poensi sumberdaya perikanan, salah saunya dapa dimanfaakan melalui usaha budidaya ikan mas. Budidaya ikan mas yang erus berkembang di masyaraka, kegiaan budidaya

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian mengenai kelayakan pengusahaan pupuk kompos dilaksanakan pada uni usaha Koperasi Kelompok Tani (KKT) Lisung Kiwari yang menjalin mira dengan Lembaga

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Pemikiran Teoriis Pengerian proyek menuru Arifin yang dikuip dari Mariyanne (2006) adalah suau akivias di mana dikeluarkannya uang dengan harapan unuk mendapakan hasil

Lebih terperinci

e-journal. Volume 06 Nomor 03 Tahun 2017, Edisi Yudisium Periode Agustus 2017, Hal 7-11

e-journal. Volume 06 Nomor 03 Tahun 2017, Edisi Yudisium Periode Agustus 2017, Hal 7-11 PERBEDAAN PENERAPAN ANTARA MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH PADA KOMPETENSI MEMBUAT POLA CELANA PANJANG (SLACK) DI SMK NEGERI 3 KEDIRI Aufa Rohmaul Laili Mahasiswi Program

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 23 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian dilaksanakan di iga empa berbeda. Unuk mengeahui ingka parisipasi masyaraka penelii mengambil sampel di RT 03/RW 04 Kelurahan Susukan dan RT 05/RW

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga

Lebih terperinci

Kadek Bayu Wibawa*, I Ketut Sumerta**, I Made Dharmawan***

Kadek Bayu Wibawa*, I Ketut Sumerta**, I Made Dharmawan*** PELATIHAN MENITI PAPAN JARAK 4 METER 5 REPETISI 2 SET DAN 2 REPETISI 5 SET TERHADAP PENINGKATAN KESEIMBANGAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 MENGWI TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Kadek Bayu Wibawa*, I Keu Sumera**,

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di Tempa Pelayanan Koperasi (TPK) Cibedug, Kecamaan Lembang, Kabupaen Bandung, Jawa Bara. Pemilihan lokasi dilakukan secara

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoriis 3.1.1 Daya Dukung Lingkungan Carrying capaciy aau daya dukung lingkungan mengandung pengerian kemampuan suau empa dalam menunjang kehidupan mahluk hidup secara

Lebih terperinci

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI. Oleh:

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI. Oleh: Arikel Skripsi TINGKAT KEBUGARAN JASMANI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI Diajukan Unuk Memenuhi Sebagian Syara Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI 3.. Tujuan Ö Prakikan dapa memahami perhiungan alokasi biaya. Ö Prakikan dapa memahami analisis kelayakan invesasi dalam pendirian usaha. Ö Prakikan dapa menyusun proyeksi/proforma

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani.

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani. III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Usahaani belimbing karangsari adalah kegiaan menanam dan mengelola anaman belimbing karangsari unuk menghasilkan produksi, sebagai sumber

Lebih terperinci

B a b 1 I s y a r a t

B a b 1 I s y a r a t TKE 305 ISYARAT DAN SISTEM B a b I s y a r a Indah Susilawai, S.T., M.Eng. Program Sudi Teknik Elekro Fakulas Teknik dan Ilmu Kompuer Universias Mercu Buana Yogyakara 009 BAB I I S Y A R A T Tujuan Insruksional.

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBELAJARAN QUANTUM BERBANTUAN PERMAINAN DALAM PEMBELAJARAN TERHADAP KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR KOGNITIF IPA SISWA KELAS V

PENGARUH PEMBELAJARAN QUANTUM BERBANTUAN PERMAINAN DALAM PEMBELAJARAN TERHADAP KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR KOGNITIF IPA SISWA KELAS V Ni Nyoman Niha Samadhi, Puu Nanci Riasini. (17). Pengaruh Pembelajaran Quanum Berbanuan Permainan Dalam Pembelajaran Terhadap Keakifan Dan Hasil Belajar Kogniif IPA Siswa Kelas V. Inernaional Journal of

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara yang memutuskan untuk menempuh kebijakan hutang

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara yang memutuskan untuk menempuh kebijakan hutang BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Suau negara yang memuuskan unuk menempuh kebijakan huang luar negeri biasanya didasari oleh alasan-alasan yang dianggap rasional dan pening. Huang luar negeri

Lebih terperinci

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH)

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Journal Indusrial Servicess Vol. No. Okober 0 MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Abdul Gopar ) Program Sudi Teknik Indusri Universias

Lebih terperinci

Indah Nursuprianah, Darsono

Indah Nursuprianah, Darsono Perbedaan Kemampuan Komunikasi Maemaika Siswa Yang Menggunakan Pendekaan Pembelajaran Realisic Mahemaic Educaion (RME) Dan Pendekaan Konvensional Indah Nursuprianah, Darsono Program Sudi Pendidikan Maemaika,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan

Lebih terperinci

HUMAN CAPITAL. Minggu 16

HUMAN CAPITAL. Minggu 16 HUMAN CAPITAL Minggu 16 Pendahuluan Invesasi berujuan unuk meningkakan pendapaan di masa yang akan daang. Keika sebuah perusahaan melakukan invesasi barang-barang modal, perusahaan ini akan mengeluarkan

Lebih terperinci

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan BAB 2 KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan perbedaan jarak dengan perpindahan, dan kelajuan dengan kecepaan 2. Menyelidiki hubungan posisi, kecepaan, dan percepaan erhadap waku pada gerak lurus

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN 5 STATISTIK NON PARAMETRIK

PEMBELAJARAN 5 STATISTIK NON PARAMETRIK PEMBELAJARAN 5 STATISTIK NON PARAMETRIK Kompeensi Dasar paramerik. Mahasiswa memahami enang beberapa eknik analisis saisik non Indikaor Pencapaian Mahasiswa dapa: a. Menjelaskan, menghiung dan menerapkan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sample sumber dan

BAB IV METODE PENELITIAN. dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sample sumber dan BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Pendekaan Peneliiaan Peneliian sudi kasus ini menggunakan peneliian pendekaan kualiaif. menuru (Sugiono, 2009:15), meode peneliian kualiaif adalah meode peneliian ang berlandaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Perekonomian dunia elah menjadi semakin saling erganung pada dua dasawarsa erakhir. Perdagangan inernasional merupakan bagian uama dari perekonomian dunia dewasa

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan 40 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Baasan Operasional Konsep dasar dan baasan operasional pada peneliian ini adalah sebagai beriku: Indusri pengolahan adalah suau kegiaan ekonomi yang melakukan

Lebih terperinci

INFORMASI KEPUSTAKAAN PRIMA TANI JAWA BARAT

INFORMASI KEPUSTAKAAN PRIMA TANI JAWA BARAT INFORMASI KEPUSTAKAAN PRIMA TANI JAWA BARAT Dian Firdaus dan Saefudin Balai Pengkajian Teknologi Peranian Jawa Bara, Jalan Kayuambon No. 80, Lembang 40391 ABSTRAK Program Rinisan dan Akselerasi Pemasyarakaan

Lebih terperinci

PENGARUH GAJI, UPAH, DAN TUNJANGAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. XYZ

PENGARUH GAJI, UPAH, DAN TUNJANGAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. XYZ PENGARUH GAJI, UPAH, DAN TUNJANGAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. XYZ Khairunnisa aubara 1, Ir. Sugiharo Pujangkoro, MM 2, uchari, ST, M.Kes 2 Deparemen Teknik Indusri, Fakulas Teknik, Universias

Lebih terperinci

Keywords; job performance; job satisfaction; career development; work environment

Keywords; job performance; job satisfaction; career development; work environment Media Sudi Ekonomi ISSN 2502-6690 (Online) ISSN 14104814 (Paper) Vol.20 No.1, Januari Juni 2017 www.journal.ua45jakara.ac.id Jurnal Online Inernasional & Nasional Universias 17 Agusus 1945 Jakara ===================================================================

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengerian dan peunjuk yang digunakan unuk menggambarkan kejadian, keadaan, kelompok, aau

Lebih terperinci

VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE

VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE Indra Nurhadi Program Sudi Manajemen Ekonomi, Fakulas Ekonomi, Universias Gunadarma Jl. Akses Kelapa Dua Cimanggis,

Lebih terperinci

NiKomang Hendri Primayanti,NiNengahMadriAntari,NyomanDantes

NiKomang Hendri Primayanti,NiNengahMadriAntari,NyomanDantes PENERAPAN KONSELING EKSISTENSIAL HUMANISTIK MELALUI KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN TANGGUNG JAWAB BELAJAR SISWAKELAS VIII BSMP NEGERI 3 SINGARAJA NiKomang Hendri Primayani,NiNengahMadriAnari,NyomanDanes

Lebih terperinci

RANK DARI MATRIKS ATAS RING

RANK DARI MATRIKS ATAS RING Dela-Pi: Jurnal Maemaika dan Pendidikan Maemaika ISSN 089-855X ANK DAI MATIKS ATAS ING Ida Kurnia Waliyani Program Sudi Pendidikan Maemaika Jurusan Pendidikan Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam FKIP Universias

Lebih terperinci

ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI

ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI Yusep Suparman Universias Padjadjaran yusep.suparman@unpad.ac.id ABSTRAK.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 35 BAB LANDASAN TEORI Meode Dekomposisi biasanya mencoba memisahkan iga komponen erpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan dere daa ekonomi dan bisnis. Komponen ersebu adalah fakor rend (kecendrungan),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiaan uamanya menerima simpanan giro, abungan dan deposio. Kemudian bank juga dikenal sebagai

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR LOKASI DAN PROMOSI TERHADAP PENJUALAN PRODUK

ANALISIS FAKTOR LOKASI DAN PROMOSI TERHADAP PENJUALAN PRODUK ANALISIS FAKTOR LOKASI DAN PROMOSI TERHADAP PENJUALAN PRODUK Oleh : Bambang Sarjono Saf Pengajar Jurusan Teknik Elekro Polieknik Negeri Semarang Jl. Prof. Sudaro SH. Tembalang. Semarang 50275 Absrak Analisis

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Sauan Pendidikan : SMA Kelas/Semeser Maa Pelajaran Topik Waku : X / Ganjil : Fisika (Wajib/Mina*) : Gerak Jauh Bebas : 4 45 meni A. Kompeensi Ini KI 1: Menghayai dan mengamalkan

Lebih terperinci

Sekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN

Sekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN Modul 1 Sekilas Pandang Drs. Irlan Soelaeman, M.Ed. S PENDAHULUAN uau hari, saya dan keluarga berencana membawa mobil pergi ke Surabaya unuk mengunjungi salah seorang saudara. Sau hari sebelum keberangkaan,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORI 7 BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

Analisis Model dan Contoh Numerik

Analisis Model dan Contoh Numerik Bab V Analisis Model dan Conoh Numerik Bab V ini membahas analisis model dan conoh numerik. Sub bab V.1 menyajikan analisis model yang erdiri dari analisis model kerusakan produk dan model ongkos garansi.

Lebih terperinci

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X USULAN ENERAAN METODE KOEISIEN MANAJEMEN (BOMAN S) SEBAGAI ALTERNATI MODEL ERENCANAAN RODUKSI RINTER TIE LX400 ADA T X Hendi Dwi Hardiman Jurusan Teknik Manajemen Indusri - Sekolah Tinggi Manajemen Indusri

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI PENGGUNAAN ONSEP FUNGSI CONVEX UNU MENENUAN SENSIIVIAS HARGA OBLIGASI 1 Zelmi Widyanuara, 2 Ei urniai, Dra., M.Si., 3 Icih Sukarsih, S.Si., M.Si. Maemaika, Universias Islam Bandung, Jl. amansari No.1 Bandung

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Salah sau ujuan didirikannya perusahaan adalah dalam rangka memaksimalkan firm of value. Salah sau cara unuk mengukur seberapa besar perusahaan mencipakan

Lebih terperinci

Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Hukum Newton pada Siswa Kelas X SMA Negeri 4 Palu

Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Hukum Newton pada Siswa Kelas X SMA Negeri 4 Palu Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Hukum Newon pada Siswa X SMA Negeri 4 Palu Nursia, Darsikin, dan Syamsu Shiajung@yahoo.co.id Pend. Fisika, FKIP, Universias

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 11 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Salah sau masalah analisis persediaan adalah kesulian dalam menenukan reorder poin (iik pemesanan kembali). Reorder poin diperlukan unuk mencegah erjadinya kehabisan

Lebih terperinci

PENGUJIAN HIPOTESIS. pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi.

PENGUJIAN HIPOTESIS. pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi. PENGUJIAN HIPOTESIS 1. PENDAHULUAN Hipoesis Saisik : pernyaaan aau dugaan mengenai sau aau lebih populasi. Pengujian hipoesis berhubungan dengan penerimaan aau penolakan suau hipoesis. Kebenaran (benar

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Terapannya 2016 p-issn : ; e-issn :

Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Terapannya 2016 p-issn : ; e-issn : Prosiding Seminar Nasional Maemaika dan Terapannya 2016 p-issn : 2550-0384; e-issn : 2550-0392 PERAMALAN VOLUME PENGGUNAAN AIR BERSIH DENGAN METODE WINTERS EPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENENTUKAN VOLUME

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEPUASAN PASIEN FOKUS PADA KUALITAS PELAYANAN

PENINGKATAN KEPUASAN PASIEN FOKUS PADA KUALITAS PELAYANAN PENINGKATAN KEPUASAN PASIEN FOKUS PADA KUALITAS PELAYANAN Oong Karyono Teknik Indusri, Fakulas Teknik Universias Majalengka Email : oong_karyono@rockemail.com ABSTRAK Rumah saki umum daerah (RSUD) Kabupaen

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Metode Demonstrasi, Metode Tanya Jawab dan Pemahama Materi.

ABSTRAK. Kata Kunci: Metode Demonstrasi, Metode Tanya Jawab dan Pemahama Materi. ABSTRAK Skripsi dengan judul Pengaruh Meode Demonsrasi Dan Meode Tanya Jawab Terhadap Peningkaan Pemahama Maeri PAI Kelas X di SMK SORE Tulungagung, ini diulis oleh Sulikhah Khoirul Nikmah, NIM. 2811133252.

Lebih terperinci

ASSESSMENT TECHNOLOGY DI DEPARTEMEN WORKSHOP PADA PT.TRIPANDU JAYA DENGAN METODE TEKNOMETRIK

ASSESSMENT TECHNOLOGY DI DEPARTEMEN WORKSHOP PADA PT.TRIPANDU JAYA DENGAN METODE TEKNOMETRIK ASSESSMENT TECHNOLOGY DI DEPARTEMEN WORKSHOP PADA PT.TRIPANDU JAYA DENGAN METODE TEKNOMETRIK Reno Indriariningias, Nachnul Anshori, dan R.Andi Surya Kusuma Teknik Indusri Universias Trunojoyo Madura Email:

Lebih terperinci

JTM, Volume 01 Nomor 02 Tahun 2013,

JTM, Volume 01 Nomor 02 Tahun 2013, JTM, Volume 01 Nomor 02 Tahun 2013, 124-131 PENENTUAN INTERVAL WAKTU OPTIMUM KOMPONEN SLOT SCREEN PADA MESIN PUSHER CENTRIFUGE 0106M301B DI PT PETROKIMIA GRESIK Nicco Dimas Ari Nugroho S1 Pend Teknik Mesin,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian Demografi Keadaan penduduk sanga era kaiannya dengan demografi. Kaa demografi berasal dari bahasa Yunani yang berari Demos adalah rakya aau penduduk,dan Grafein adalah

Lebih terperinci

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis JURNAL SAINS DAN NI POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Prin) D-224 Peramalan Penjualan Sepeda Moor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis Desy Musika dan Seiawan Jurusan Saisika,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah 37 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian-pengerian Kependudukan sanga era kaiannya dengan demgrafi. Kaa demgrafi berasal dari bahasa Yunani yang berari Dems adalah rakya aau penduduk, dan Grafein adalah

Lebih terperinci

BIJAK Volume 14, No. 02, September 2017 Majalah Ilmiah Institut STIAMI ISSN

BIJAK Volume 14, No. 02, September 2017 Majalah Ilmiah Institut STIAMI ISSN BIJAK Volume 14, No. 02, Sepember 2017 Majalah Ilmiah Insiu STIAMI PENGARUH BEBAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN DENGAN KEPUASAN KERJA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING DI BAGIAN

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP DISIPLIN KERJA DAN DAMPAKNYA TERHADAP KINERJA PEGAWAI DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN KOTA BANJAR

PENGARUH MOTIVASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP DISIPLIN KERJA DAN DAMPAKNYA TERHADAP KINERJA PEGAWAI DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN KOTA BANJAR 1 PENGARUH MOTIVASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP DISIPLIN KERJA DAN DAMPAKNYA TERHADAP KINERJA PEGAWAI DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN KOTA BANJAR Maman Sulaeman 1 Sri Herdiani 2 1. Dosen Polieknik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN III METODOLOGI PENELITIN Meode adalah suau prosedur aau cara unuk mengeahui sesuau yang mempunyai langkah-langkah sisemais. 1 Meode peneliian adalah semua asas, perauran, dan eknik-eknik yang perlu diperhaikan

Lebih terperinci

PENGARUH PENGALAMAN KERJA DAN GENDER TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN PSIKOLOGI AUDITOR DALAM PROSES AUDIT (STUDI EMPIRIS BIG FOUR ACCOUNTING FIRM)

PENGARUH PENGALAMAN KERJA DAN GENDER TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN PSIKOLOGI AUDITOR DALAM PROSES AUDIT (STUDI EMPIRIS BIG FOUR ACCOUNTING FIRM) PENGARUH PENGALAMAN KERJA DAN GENDER TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN PSIKOLOGI AUDITOR DALAM PROSES AUDIT (STUDI EMPIRIS BIG FOUR ACCOUNTING FIRM) Anon Wijaya Jl. Indusri Sandang 1 Blok D No. 7A Kemanggisan,

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE CRIPT DALAM MENINGKATKAN PRETAI BELAJAR IWA Yuli Trilarasai, Iskandar yah dan Muhammad Basri FKIP Unila Jalan Prof. Dr. oemanri Brojonegoro No. Bandar Lampung 3545

Lebih terperinci