BAB II PENGELOLAAN KASUS. 2.1 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Rasa Nyaman( Nyeri)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II PENGELOLAAN KASUS. 2.1 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Rasa Nyaman( Nyeri)"

Transkripsi

1 BAB II PENGELOLAAN KASUS 2.1 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Rasa Nyaman( Nyeri) Pengertian Nyeri Nyeri akut disebabkan oleh aktivitasi nosiseptor, biasanya berlangsung dalam waktu singkat (kurang dari 6 bulan), dan memiliki onset yang tiba-tiba, seperti nyeri insisi setelah operasi.nyeri jenis ini juga dianggap memiliki durasi yang terbatas dan bisa diduga, seperti nyeri pascaoperasi, yang biasanya menghilang ketika luka sembuh. Klien menggunakan kata-kata seperi tajam, tertusuk, dan tertembak untuk mendeskripsikan nyeri akut (Black & Hawks, 2014). Nyeri akut bersifat melindungi, memiliki penyebab yang dapat diidentifikasi, berdurasi pendek, dan memiliki sendikit kerusakan jaringan serta respons emosional. Pada akhirnya, nyeri akut akan ditangani dengan atau tanpa pengobatan setelah jaringan yang rusak sembuh. Itu disebabkan karena nyeri akut dapat diprediksi waktu penyembuhannya dan penyebabnya dapat diidentifikasi (Potter & Perry, 2010) Jenis nyeri a. Nyeri perifer :Nyeri ini ada tiga macam: (1) nyeri superfisial, yakni rasa nyeri yang muncul akibat rangsangan pada kulit dan mukosa; (2) nyeri viseral, rasa nyeri yang muncul akibat stimulasi pada reseptor nyeri di rongga abdomen, kranium, thoraks; (3) nyeri alih, nyeri yang dirasakan pada daerah lain yang jauh dari jaringan penyebab nyeri. b. Nyeri sentral :Nyeri yang muncul akibat stimulasi di medula spinalis, batang otak, dan talamus. c. Nyeri psikogenik :Nyeri yang tidak diketahui penyebab fisiknya.dengan kata lain, nyeri ini timbul akibat pikiran si penderita sendiri. Sering kali, nyeri ini muncul karena faktor psikologis, bukan fisiologis. 4

2 2.1.3 Nyeri Akibat Tumor Tidak semua klien dengan tumor dan kanker mengalami nyeri. Tetapi bagi mereka merasakan nyeri, Agency for Healthcare Research and Quality (AHRQ) yang sebelumnya dikenal sebagai Agency for Health Care Policy and Research (AHCPR) melaporkan bahwa hampir 90% klien dapat mengontrol nyeri dalam arti sederhana. Beberapa klien dengan penyakit tumor mengalami nyeri akut atau kronis. Nyeri tersebut terkadang berisfat nosiseptif atau neuropatik. Nyeri tumor biasanya disebabkan oleh berkembangnya tumor dan berhubungan dengan patologis, prosedur invasive, toksin-toksin dari pengobatan, infeksi, dan keterbatasan secara fisik. Klien merasakan nyeri di lokasi tempat dimana tumor, yang mengindikasikan adanya nyeri. Kaji adanya laporan nyeri baru yang timbul pada klien saat nyeri terjadi. Hampir 70-90% klien dengan tumor stadium lanjut mengalami nyeri. Enam puluh persen dari mereka melaporkan adanya nyeri tingkat sedang hingga berat (Black & Hawks, 2014) Nyeri yang bersifat Nosiseptif Proses normal dari stimulus yang merusak jaringan-jaringan normal. Nyeri nosiseptif dibagi 2 yaitu: a. Nyeri somatik: berasal dari tulang, sendi, otot, kulit atau jaringan penghubung. Biasanya kualitas nyeri ini ditunjukkan dari nyeri yang dirasakan atau denyutan dan terlokalisasi dengan baik. b. Nyeri viseral: timbul dari organ dalam, seperti sistem pencernaan dan pancreas. Kategorinya mencakup dibawah ini: 1. Adanya tumor didalam organ yang menyebabkan nyeri dan cukup terlokalisasi dengan baik. 2. Adanya penyumbatan pada rongga abdomen yang kosong yang menyebabkan kram yang timbul sebentar tetapi sering dan kurang terlokalisasi dengan jelas. 5

3 2.2 PENGKAJIAN Pengkajian nyeri yang faktual (terkini), lengkap dan akurat akan memudahkan perawat di dalam menetapkan data dasar, menegakkan diagnose keperawatan yang tepat, merencanakan terapi pengobatan yang cocok, dan memudahkan perawat dalam mengevaluasi respon klien terhadap terapi yang di berikan. Tindakan perawat yang perlu dilakukan dalam mengkaji pasien selama nyeri akut adalah: a. Mengkaji perasaan klien (respon psikologis yang muncul). b. Menetapkan respon fisiologis klien terhadap nyeri dan lokasi nyeri. c. Mengkaji tingkat keparahan dan kualitas nyeri. Pengkajian selama episode nyeri akut sebaiknya tidak dilakukan saat klien dalam keadaan waspada (perhatian penuh pada nyeri), sebaiknya perawat berusaha untuk mengurangi kecemasan klien terlebih dahulu sebelum mencoba mengkaji kuantitas persepsi klien terhadap nyeri Mengkaji Persepsi Nyeri Menurut Donovan dan Girton (1984) dalam prasetyo (2010), mengidentifikasikan komponen-komponen tersebut, diantaranya: Penentuan ada tidaknya nyeri Dalam melakukan pengkajian terhadap nyeri, perawat harus mempercayai ketika pasien melaporkan adanya nyeri, walaupun dalam observasi perawat tidak menemukan adanya cedera atau luka Intensitas Nyeri Individu dapat diminta untuk membuat tingkatan nyeri pada skala verbal (mis: tidak nyeri, sedikit nyeri, nyeri hebat, atau sangat hebat). 6

4 Gambar Skala Intensitas Nyeri Numerik (0-10) Keterangan: 0 : Tidak ada nyeri : Nyeri Ringan 8-9 : Nyeri Sangat 4-5 : Nyeri Sedang 10 : Nyeri paling hebat Skala Numerik (Numerical Rating Scale, NRS) digunakan sebagai pengganti alat pendeskripsi kata. Dalam hal ini pasien menilai nyeri dngan skala 0 sampai 10. Angka 0 diartikan kondisi klien tidak merasakan nyeri, angka 10 mengindikasikan nyeri paling berat yang dirasakan klien. Skala ini efektif digunakan untuk mengkaji intensitas nyeri sebelum dan sesudah intervensi terapeutik (Smeltzer & Bare, 2001) Karakteristik nyeri (Metode P, Q, R, S, T). a. Faktor Pencetus (P:Provocate) Perawat mengkaji tentang penyebab atau stimulus-stimulus nyeri pada klien, dalam hal ini perawat juga dapat melakukan observasi bagian-bagian tubuh yang mengalami cedera. b. Kualitas (Q: Quality) Kualitas nyeri merupakan seseuatu yang subjektif yang diungkapkan oleh klien. Misal kalimat-kalimat: tajam, tumpul, berdenyut, berpindah-pindah, seperti tertindih, perih, dan tertusuk. c. Lokasi (R: Region) 7

5 Untuk mengkaji lokasi nyeri maka perawat meminta klien untuk menunjukkan semua bagian atau daerah yang dirasakan tidak nyaman oleh klien. d. Keparahan (S: Severe) Tingkat keparahan pasien tentang nyeri merupakan karakteristik yang paling subjektif. Pada pengkajian ini klien diminta untuk menggambarkan nyeri yang ia rasakan sebagai nyeri ringan, nyeri sedang atau berat. e. Durasi (T : Time) Perawat menanyakan pada pasien untuk menentukan awitan, durasi, dan rangkaian nyeri. Perawat dapat menanyakan: Kapan nyeri mulai dirasakan?, Sudah berapa lama nyeri yang dirasakan?, Apakah nyeri yang dirasakan terjadi pada waktu yang sama setiap hari?, Seberapasering nyeri kambuh?, atau dengan kata-kata lain yang semakna Respon-respon nyeri a. Respon Fisiologis. Pada saat impuls nyeri naik ke medulla spinalis menuju ke batang otak dan thalamus, system saraf otonom menjadi terstimulasi sebagai bagian dari respon stres. Stimulasi pada cabang simpatis pada system saraf otonom menghasilkan respon fisiologis. Apabila nyeri berlangsung terus menerus, berat, dalam dan melibatkan organ-organ visceral (misal: infark, miokard, kolik akibat kandung empedu, atau batu ginjal) maka sistem saraf simpatis menghasilkan suatu aksi. Beberapa respon fisiologis terhadap nyeri yaitu: 1) Stimulasi Simpatik: (nyeri ringan, moderat, dan superficial). - Dilatasi saluran bronkhial dan peningkatan respirasi rate. - Peningkatan heart rate. - Peningkatan nilai gula darah. - Diaphoresis. 8

6 - Peningkatan kekuatan otot. - Dilatasi pupil. - Penurunan motilitas GI. 2) Stimulus Parasimpatik (nyeri berat dan dalam) - Muka pucat. - Otot mengeras. - Penurunan HR dan BP. - Nafas cepat dan irregular. - Nausea dan vomitus. - Kelelahan dan keletihan. b. Respon Perilaku. Respon perilaku terhadap nyeri yang biasa ditunjukkan oleh pasien antara lain: merubah posisi tubuh, mengusap bagian yang sakit, menopang bagian nyeri yang sakit, menggeretakkan gigi, menunjukkan ekspresi wajah meringis, mengerutkan alis, ekspresi verbal menangis, mengerang, mengaduh, menjerit, meraung. c. Respon Afektif. Respon ini diperhatikan oleh seorang perawat di dalam melakukan pengkajian terhadap pasien dengan gangguan rasa nyeri. d. Pengaruh Nyeri Terhadap Kehidupan Klien. Pengkajian pada perubahan aktivitas ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan klien dalam berpartisipasi terhadap kegiatan-kegiatan sehari-hari, sehingga perawat juga mengetahui sejauh mana dia dapat membantu dalam program aktivitas pasien.perubahan-perubahan yang dikaji: perubaha pola tidur, pengaruh nyeri pada aktivitas, serta perubahan pola interaksi pada orang lain. e. Persepsi Klien Tentang Nyeri. 9

7 Perawat mengkaji persepsi klien terhadap nyeri yang ia alami dengan proses penyakit atau hal lain dalam diri dan lingkungan. f. Mekanisme Adaptasi Klien Terhadap Nyeri. Perawat mengkaji cara-cara apa saja yang bisa klien gunakan untuk menurunkan nyeri yang klien alami. 2.3 Analisa Data Data Subjektif adalah klien mengungkapkan secara verbal atau melaporkan nyeri dengan isyarat. Misalnya: wajah meringis Data Objektif adalah data yang dapat diobservasi dan diukur, dapat diperoleh menggunakan panca indera (lihat, dengar, cium, raba) selama pemeriksaan fisik. Misalnya: posisi untuk menghindari nyeri, perubahan selera makan, perilaku menjaga atau sikap melindungi nyeri, perubahan frekuensi pernafasan, perubahan tekanan darah, perilaku ekspresif (misalnya: gelisah, merintih, menangis, peka terhadap rangsangan dan menghela nafas panjang). 2.4 Rumusan Masalah Perumusan masalah keperawatan didasarkan pada identifikasi kebutuhan klien. Diagnosa keperawatan berfokus pada mendefinisikan kebutuhan dasar keperawatan dari klien. Untuk mengidentifikasi kebutuhuan klien, perawat harus lebih dulu menentukan apa masalah kesehatan klien dan apakah masalah tersebut potensial atau aktual (Potter & Perry, 2005). Menurut North American Nursing Diagnosis Association (NANDA, 2012), nyeri akut didefinisikan sebagai suatu pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan dan muncul akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau digambarkan dalam hal kerusakan sedemikian rupa ( International Association for the Study of Pain), awitan yang tiba-tiba atau lambat dengan intesitas dari ringan hingga 10

8 berat dengan akhir yang dapat mengantisipasi atau diprediksi dan berlangsung <6 bulan (NANDA, 2012). Menurut NANDA (Heather, 2012), menyatakan bahwa batasan karakteristik untuk diagnosa keperawatan nyeri akut adalah : a. Perubahan selera makan b. Perubahan tekanan darah c. Perubahan frekuensi jantung d. Perubahan frekuensi pernafasan e. Laporan isyarat f. Perilaku distraksi ( misalnya : berjalan mondar-mandir, mencari orang lain atau aktivitas lain, aktivitas yang berulang) g. Mengekspresikan perilaku ( misalnya : gelisah, merengek, menangis, waspada, iritabiilitas, mendesah) h. Masker wajah ( misalnya : mata kurang bercahaya, tampak kacau, gerakan mata berpencar atau tetap pada satu fokus, meringis) i. Sikap melindungi area nyeri j. Fokus menyempit ( misalnya : gangguan persepsi nyeri, hambatan proses berpikir, penurunan interaksi dengan orang lain dan lingkungan) k. Indikasi nyeri yang dapat diamati l. Perubahan posisi untuk menghindari nyeri m. Sikap tubuh melindungi n. Dilatasi pupil o. Melaporkan nyeri secara verbal p. Fokus pada diri sendiri q. Gangguan tidur. 11

9 2.5 Diagnosa Keperawatan Perawat dapat membuat diagnosis secara akurat ketika sudah menyelesaikan pengkajian secara menyeluruh. Perkembangan terhadap diagnosis keperawatan secara akurat pada klien dengan nyeri dihasilkan dari kumpulan dan analisis data secara cermat. Pengkajian yang dilakukan dengan teliti akann mengungkapkan adanya nyeri yang timbul atau potensial nyeri yang mungkin terjadi. Diagnosis keperawatan berfokus kepada sifat nyeri yang spesifik untuk membantu perawat dalam mengidentifikasi jenis intervensi yang paling efektif untuk meredakan nyeri dan meningkatkan fungsi/peran klien. Diagnosis nyeri akut berhubungan dengan trauma fisik dan nyeri akut. 2.6 Rencana Asuhan Keperawatan Intervensi keperawatan dengan diagnosa nyeri menurut Smeltzer & Bare (2010) adalah: Tujuan : Klien secara aktif akan berpartisipasi dalam rencana pelaksanaan nyeri. Kriteria Hasil : Klien akan : - Melaporkan peredaan nyeri yang diterima secara nyata bahwa pasien akan mendapat bantuan dalam meredakan nyeri. - Melaporkan intensitas nyeri dan ketidak nyamanan nyeri menurun setelah intervensi digunakan. - Melaporkan lebih sedikit gangguan dalam ketidak nyamanan akibat nyeri setelah penggunaan intervensi. - Menerima medikasi nyeri sesuai yang diresepkan. 12

10 - Menunjukkan tanda-tanda nyeri fisik dan perilaku dalam nyeri akut (tidak merengut, waspada terhadap lingkungan sekitar, ikut serta dalam peristiwa dan aktivitas). - Mengidentifikasi keefektifan strategi peredaan nyeri. - Memperagakan penggunaan strategi baru untuk meredakan nyeri dan melaporkan keefektifannya. - Mengalami efek samping minimal dari analgesik tanpa gangguan untuk mengatasi efek samping. Intervensi 1. Yakinkan pasien bahwa anda mengetahui nyeri yang dialami pasien nyata dan akan membantunya dalam menghadapi nyeri tersebut. 2. Gunakan skala pengkajian nyeri untuk mengidentifikasi intesitas nyeri dan ketidaknyamanan. 3. Kaji dan catat nyeri, karakteristiknya : lokasi, kualitas, frekuensi, dan durasi. 4. Berikan analgesik sesuai yang diresepkan untuk meningkatkan peredaan nyeri yang optimal. 5. Berikan kembali skala pengkajian nyeri. 6. Catat keparahan nyeri pasien. 7. Identifikasi dan dorong pasien untuk menggunakan strategi yang menunjukkan keberhasilan pada nyeri sebelumnya. 8. Ajarkan pasien tambahan meredakan nyeri dan ketidaknyamanan : teknik Rasional 1. Ketakutan bahwa nyeri akan tidak dapat diterima seperti peningkatan ketegangan dan ansietas yang nyata dan menurunkan toleransi nyeri. 2. Berikan nilai dasar untuk mengkaji perubahan dalam tingkat nyeri dan mengevaluasi intervensi. 3. Data mebantu mengevaluasi nyeri dan peredaan nyeri serta mengidentifikasi sumber-sumber multiple dan jenis nyeri. 4. Analgesik lebih efektif bila diberikan pada awal siklus nyeri. 5. Memungkinkan pengkajian terhadap keefektifan analgesik dan mengidentifikasi kebutuhan terhadap tindak lanjut bila tidak efektif. 6. Membantu dalam menunjukkan kebutuhan analgesik tambahan atau pendekatan alternatif terhadap penatalaksanaan nyeri. 13

11 relaksasi (tarik nafas dalam). 9. Instruksikan pasien dan keluarga tentang potensial efek samping analgesik dan pencegahan serta penatalaksananya. 7. Mendorong penggunaan strategi peredaan nyeri yang familiar dan dapat diterima oleh pasien. 8. Menggunakan strategi ini sejalan dengan analgesik dapat menghasilkan peredaan yang lebih efekif. 9. Mengantisipasi dan mencegah efek samping memampukan pasien untuk melanjutkan penggunaan analgesik tanpa gangguan karena efek samping. 2.7 Implementasi Dalam bebarapa kasus nyeri yang sifatnya ringan, tindakan non-farmakologis adalah intervensi yang paling utama. Sedangkan, tindakan farmakologis disiapkan untuk mengantisipasi perkembangan nyeri. Terdapat tiga tindakan yang digunakan untuk mengontrol nyeri, yaitu: tindakan farmakologis, non-invasif, dan tindakan invasif. Ketiganya sering digunakan bersamaan didalam upaya mengontrol nyeri (Prasetyo, 2010). 2.8 Evaluasi Evaluasi perawat terhadap pasien dengan masalah nyeri dilakukan dengan menilai kemampuan dalam merespon rangsangan nyeri, diantaranya: klien melaporkan adanya penurunan rasa nyeri, mampu mempertahankan fungsi fisik dan psikologis yang dimiliki, mampu menggunakan terapi yang diberikan untuk mengurangi rasa nyeri (Prasetyo, 2010). 14

12 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT 1. Pengkajian I. Identitas Klien Nama Jenis Kelamin Umur Status Perkawinan Agama Pendidikan Pekerjaan Alamat : Ny.T.H : Perempuan : 58 Thn : Menikah : Kristen : SD : Ibu rumah tangga : Dolok sanggul Tanggal Masuk RS : Ruang/Kamar : Tanjung 1 Golongan Darah : O+ Tanggal Pengkajian : Tanggal Operasi : Diagnosa Medis : Post operasi ooforektomi dengan tumor ovarium di hari ke 2. II. Keluhan Utama operasi. : Klien mengatakan adanya nyeri pada bagian luka insisi post 15

13 III. Riwayat Kesehatan Sekarang 1. Provacative/Paliative (P) a. Apa penyebabnya : Klien mengatakan nyeri dibagian abdomen inguinal kanan disebabkan luka post operasi. b. Hal-hal yang memperbaiki keadaan : Klien mengatakan nyeri berkurang ketika mengkonsumsi obat analgesik (ketorolak(iv)). 2. Quantity/Quality (Q) a. Bagaimana dirasakan : Klien mengatakan nyeri yang sangat sakit dan panas pada bagian punggung bawah. b. Bagaimana dilihat : Wajah klien meringis menahan sakit. 3. Region/Wilayah (R) a. Dimana lokasinya : Area vertikal abdomen di inguinal kanan. b. Apa menyebar : Klien mengatakan tidak menyebar. 4.Severity (S) : Klien mengatakan terganggu melakukan aktivitas seperti miring kanan dan kiri. 5. Time (T) : Klien mengatakan nyeri timbul ketika pasien bergerak. 16

14 IV. Riwayat Kesehatan Masa Lalu 1. Penyakit yang pernah dialami : Pasien mengatakan mengalami penyakit tumor ovarium sehingga harus segera dioperasi. 2.Pengobatan/tindakan yang pernah dilakukan : Pengobatan tradisional. 3. Pernah dirawat/operasi : Klien mengatakan tidak pernah di operasi. 4. Lama dirawat : Klien mengatakan tidak pernah dirawat. 5. Alergi : Klien mengatakan tidak ada riwayat alergi. V. Riwayat Kesehatan Keluarga 1. Orang tua : Klien mengatakan tidak ada penyakit serius yang dialami orang tua pasien. 2. Saudara kandung : Klien mengatakan tidak ada penyakit serius yang dialami. 3. Penyakit keturunan yang ada : Klien mengatakan tidak ada penyakit keturunan yang dialami. VI. Riwayat Keadaan Psikososial 1. Persepsi pasien tentang penyakitnya : Pasien mengatakan cemas dan takut mengenai penyakitnya sebelum di operasi. 17

15 2. Konsep Diri a. Ideal diri : Klien mengatakan ingin cepat sembuh dari penyakitnya. b. Harga diri : Klien tidak menunjukkan harga diri rendah terhadap penyakitnya. c. Peran diri : Klien mengalami gangguan peran diri selama sakit karena tidak bisa menjalankan perannya sebagai ibu rumah tangga. d. Identitas : Klien mengatakan dirinya sebagai seorang ibu dan istri. 3. Keadaan emosi : Klien merasakan cemas dan sedih. 4. Hubungan sosial a. Orang yang berarti : Semua anggota keluarganya. b. Hubungan dengan keluarga : Hubungan dengan keluarga baik dan harmonis. c. Hubungan dengan orang lain : Hubungan dengan tetangga dan orang lain juga baik. d. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : Tidak ada hambatan berhubungan dan berinteraksi dengan orang lain. 5. Spritual a. Nilai dan keyakinan : Kristen dan ibadah ke gereja. b. Kegiatan ibadah : Ibadah. VII. Pemeriksaan Fisik 1. Keadaan Umum : Compos mentis, GCS15. 18

16 TB BB : 148 cm. : 38 kg. 2. Tanda-tanda vital a. Suhu tubuh : 37ºC. b. Tekanan darah : 120/80 mmhg. c. Nadi : 90 x/mnt. d. Pernafasan : 24x/mnt. e. Skala nyeri : 8 dari skala NRS VIII. Pemeriksaan Head to toe 1. Kepala dan rambut a. Bentuk : Bentuk kepala simetris dan tidak ada benjolan. b. Ubun-ubun : Tidak ada lesi. c. Kulit kepala : Bersih. 2. Rambut a. Penyebaran dan keadaan rambut : Rambut menyebar rata diseluruh kepala. b. Bau : Tidak ada bau. c. Warna rambut : Hitam dan sudah beruban. 3. Wajah a. Warna kulit : Sawo matang. b. Struktur wajah : Oval. 19

17 4. Mata a. Kelengkapan dan kesimetrisan : Kedua bola mata simetris dan lengkap. b. Konjungtiva dan sklera : Normal. c. Pupil : Isokor. d. Cornea dan iris : Normal. e. Visus : Normal. 5. Hidung a. Tulang hidung dan posisi septum nasi : Bentuk simetris tidak ada sekret yang keluar dari hidung dan posisi septum nasi berada ditengah ( tidak ada kelainan). b. Lubang hidung : Lengkap dan ada dua lobang hidung. c. Cuping hidung : Tidak ada pernafasan cuping hidung/normal. 6. Telinga a. Bentuk telinga : Kedua telinga berbentuk simetris. b. Ukuran telinga : Kedua telinga berukuran sama. c. Lubang telinga : Lengkap dan tidak ada sumbatan. d. Ketajaman pendengaran : Pasien masih mendengar dengan baik, bisa diajak bicara dengan baik. 7. Mulut dan faring a. Keadaan bibir : Tidak dilakukan pemeriksaan. 20

18 b. Keadaan gusi dan gigi : Tidak dilakukan pemeriksaan. c. Keadaan lidah : Tidak dilakukan pemeriksaan. 8. Leher a. Thyroid : Tidak ada pembesaran thyroid. b. Suara : Cukup jelas. c. Denyut nadi karotis : Nadi karotis berdenyut. 9. Pemeriksaan integument a. Kebersihan : Cukup bersih. b. Warna : Sawo matang. c. Turgor : Normal. d. Kelainan pada kulit : Tidak ada kelainan pada kulit. 10. Pemeriksaan thoraks/dada a. Inspeksi thoraks : Normal ditunjukkan dengan dada mengembang dengan normal. b. Pernafasan : 24 x/menit. c. Tanda kesulitan bernafas : Tidak ada tanda-tanda kesulitan bernafas. 11. Pemeriksaan abdomen a. Inspeksi : Bentuk simetris, terdapat luka post operasi ditutupi dengan kassa sepanjang ±12cm. b. Auskultasi : Tidak dilakukan pemeriksaan. 21

19 c. Palpasi : Tidak dilakukan pemeriksaan dikarenakan klien masih mengalami nyeri. d. Perkusi : Tidak dilakukan pemeriksaan dikarenakan klien masih mengalami nyeri. 12. Pemeriksaan kelamin dan daerah sekitarnya a. Genetalia : Tidak dilakukan pemeriksaan. b. Anus dan perineum : Tidak dilakukan pemeriksaan. 13. Pemeriksaan musculoskeletal/ ekstremitas ( kesimetrisan, kekuatan otot, edema) a. Pemeriksaan ekstremitas atas : Tangan terpasang infus dengan cairan ringer laktat (RL) 20 tetes/menit. b. Pemeriksaan ekstremitas bawah : Normal. c. Pemeriksaan neorologi : Tidak dilakukan pemeriksaan. d. Fungsi motorik : Klien dapat merubah posisi miring kanan dan miring kiri. e. Fungsi sensorik a. Tes tajam tumpul : Klien dapat membedakan benda tajam dan tumpul. 22

20 IX. Pola Kebiasaan Sehari-hari 1. Pola makan dan minum a. Frekuensi makan/hari : 3 kali/hari. b. Nafsu/selera makan : Selera makan. c. Alergi : Tidak ada riwayat alergi. d. Mual dan muntah : Tidak ada mual dan muntah. e. Waktu pemberian makan : Pagi, siang, malam (teratur). f. Jumlah dan jenis makan : 1 porsi setiap makan dengan jenis makanan yaitu nasi, sayur, buah-buahan, ikan, telur. g. Waktu pemberian cairan/minum : Klien mengatakan minum pada saat setelah makan dan ketika haus. Klien minum sekitar 1,5-2 L/hari. i. Masalah makan dan minum : Klien tidak ada masalah kesulitan dalam menelan. 2. Perawatan diri/personal hygiene a. Kebersihan tubuh : Klien mandi 2 kali/hari dibantu oleh anggota keluarganya. b. Kebersihan gigi dan mulut : Selama di RS klien kurang memerhatikan kebersihan gigi. 3. Pola kegiatan/aktivitas a. Uraikan aktivitas pasien untuk mandi makan, eliminasi, ganti pakaian dilakukan secara mandiri : Segala aktivitas/kegiatan klien dibantu 23

21 oleh keluarganya pasca operasi tetapi sebelum klien sakit klien melakukan segala aktivitas sehari-hari secara mandiri. b. Aktivitas ibadah pasien selama dirawat/sakit : Klien melakukan berdoa selama dirumah sakit dan tidak pergi ke gereja dikarenakan masih sakit. X. Pola eliminasi a.bab 1.Pola BAB 2.Karakter feses : 1 kali/hari setelah operasi. : Kuning. b.bak 1.Pola BAK 2.Karakter urine 3.Nyeri/ rasa terbakar/ kesulitan BAK : Klien tepasang selang kateter. : Kuning kemerahan. : Tidak ada rasa nyeri. 4. Riwayat penyakit ginjal/ kandung kemih : Tidak ada riwayat penyakit ginjal. XI. Terapi Obat a.keterolac 1 amp/8jam analgesik b.ceftriaxone 1000 mg/12 jam : Guna untuk mengurangi nyeri sedang hingga berat. : Guna antibiotik untuk mencegah infeksi yang disebabkan oleh bakteri. 24

22 2.6 ANALISA DATA No Data Etiologi Masalah Keperawatan 1 Ds : -Klien mengatakan sakit pada area post operasi ooforektomi. -Nyeri terasa ketika bergerak. -Wajah meringis/tampak gelisah. -Aktivitas klien sangat menganggu. Insisi bedahpost operasi ooforektomi Trauma Mekanik/ Jaringan rusak Sensasi yang tidak menyenangkan Persepsi nyeri (dihitung dengan NRS : skala 8 dari 0-10) Nyeri Akut -Skala nyeri 8. Subyektif : Obyektif : Do : -Intensitas skala -respon perilaku -Tangan memegang nyeri -respon fisiologis bagian area yang di -Karakteristik nyeri -respon afektif post operasi ooforektomi. -Terdapat luka post -Persepsi klien tentang nyeri -Koping klien operasi ooforektomi Faktor yang mempengaruhi : di bagian abdomen - Usia inguinal kanan - Pengalaman Nyeri ditutupi dengan - Kognitif tentang nyeri perban ±12 cm. - Ansietas -RR :24 x/mnt. - Tingkat keparahan nyeri -HR :90 x/mnt. -TD : 120/80 mmhg. - Lokasi nyeri 25

23 -Suhu : 37 ºC. 2.7 Rumusan Masalah a. Masalah Keperawatan - Nyeri Akut b. Diagnosa Keperawatan (prioritas) 1. Gangguan rasa nyaman: nyeri akut berhubungan dengan luka insisi post operasi ooforektomi pada tumor ovarium ditandai dengan pasien mengeluh nyeri pada luka, nyeri seperti tertusuk-tusuk, punggung bawah terasa panas, gelisah, wajah meringis kesakitan, nyeri bertambah saat merubah posisi dan skala nyeri 8 dari RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN Intervensi keperawatan dengan diagnosa nyeri: Tujuan : Klien secara aktif akan berpartisipasi dalam rencana pelaksanaan nyeri. Kriteria Hasil : Klien akan : - Melaporkan peredaan nyeri yang diterima secara nyata bahwa pasien akan mendapat bantuan dalam meredakan nyeri. - Melaporkan intensitas nyeri dan ketidak nyamanan nyeri menurun setelah intervensi digunakan. 26

24 - Melaporkan lebih sedikit gangguan dalam ketidak nyamanan akibat nyeri setelah penggunaan intervensi. - Menerima medikasi nyeri sesuai yang diresepkan. - Menunjukkan tanda-tanda nyeri fisik dan perilaku dalam nyeri akut (tidak merengut, waspada terhadap lingkungan sekitar, ikut serta dalam peristiwa dan aktivitas). - Mengidentifikasi keefektifan strategi peredaan nyeri. - Memperagakan penggunaan strategi baru untuk meredakan nyeri dan melaporkan keefektifannya. - Mengalami efek samping minimal dari analgesik tanpa gangguan untuk mengatasi efek samping. Rencana Tindakan 1.Yakinkan pasien bahwa anda mengetahui nyeri yang dialami pasien nyata dan akan membantunya dalam menghadapi nyeri tersebut. 2.Gunakan skala pengkajian nyeri untuk mengidentifikasi intesitas nyeri dan ketidaknyamanan. 3.Kaji dan catat nyeri, karakteristiknya : lokasi, kualitas, frekuensi, dan durasi. 4.Berikan analgesik sesuai yang diresepkan untuk meningkatkan peredaan nyeri yang optimal. 5.Berikan kembali skala pengkajian nyeri. 6.Catat keparahan nyeri pasien. 7.Identifikasi dan dorong pasien untuk menggunakan strategi yang menunjukkan Rasional 1.Ketakutan bahwa nyeri akan tidak dapat diterima seperti peningkatan ketegangan dan ansietas yang nyata dan menurunkan toleransi nyeri. 2.Berikan nilai dasar untuk mengkaji perubahan dalam tingkat nyeri dan mengevaluasi intervensi. 3.Data mebantu mengevaluasi nyeri dan peredaan nyeri serta mengidentifikasi sumber-sumber multiple dan jenis nyeri. 4.Analgesik lebih efektif bila diberikan pada awal siklus nyeri. 5.Memungkinkan pengkajian terhadap keefektifan analgesik dan mengidentifikasi kebutuhan terhadap tindak lanjut bila tidak efektif. 6.Membantu dalam menunjukkan 27

25 keberhasilan pada nyeri sebelumnya. 8.Ajarkan pasien tambahan meredakan nyeri dan ketidaknyamanan : teknik relaksasi (tarik nafas dalam). 9.Instruksikan pasien dan keluarga tentang potensial efek samping analgesik dan pencegahan serta penatalaksananya. kebutuhan analgesik tambahan atau pendekatan alternatif terhadap penatalaksanaan nyeri. 7.Mendorong penggunaan strategi peredaan nyeri yang familiar dan dapat diterima oleh pasien. 8.Menggunakan strategi ini sejalan dengan analgesik dapat menghasilkan peredaan yang lebih efekif. 9.Mengantisipasi dan mencegah efek samping memampukan pasien untuk melanjutkan penggunaan analgesik tanpa gangguan karena efek samping. 28

26 2.9 PELAKSANAAN KEPERAWATAN/CATATAN PERKEMBANGAN Hari/Tanggal No.Dx Implementasi Evaluasi 1.Yakinkan klien bahwa anda mengetahui nyeri yang dialami klien nyata dan akan membantunya dalam menghadapi nyeri S :Klien mengatakan nyeri pada bagian abdomen di inguinal kanan, terasa panas di bagian punggung Senin tersebut. 2.Menggunakan skala pengkajian nyeri untuk mengidentifikasi intesitas nyeri dan ketidaknyamanan yang dialami klien. 3.Melakukan pengkajian dan catat nyeri, karakteristiknya : lokasi, kualitas, frekuensi, dan durasi. 4.Mengukur TTV klien. 5.Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian analgesik sesuai yang diresepkan untuk meningkatkan peredaan nyeri yang optimal. 6.Melakukan kembali skala pengkajian nyeri pada klien. bawah. O : -Skala nyeri 8 dari TTV Klien: TD: 120/80 mmhg. HR: 90 x/mnt. RR: 24 x/mnt. T : 37 ºC. -Klien merasa nyaman diruang rawat inapnya. -Klien terpasang infuse RL 20 tetes/menit. -Klien mampu melakukan teknik relaksasi (tarik nafas dalam). A : Masalah belum teratasi. P : Intervensi tetap dilanjutkan. 29

27 Selasa Mencatat keparahan nyeri yang dialami klien. 8.Mengidentifikasi dan dorong klien untuk menggunakan strategi yang menunjukkan keberhasilan pada nyeri sebelumnya. 9.Mengajarkan pasien tambahan meredakan nyeri dan ketidaknyamanan : teknik relaksasi (tarik nafas dalam). 10.Memberitahukan pada klien dan keluarga tentang potensial efek samping analgesik dan pencegahan serta penatalaksananya. 1. Melakukan pengkajian dan catat nyeri, karakteristiknya : lokasi, kualitas, frekuensi, dan durasi. 2.Mengukur TTV klien. 3.Mendengarkan keluhan yang dirasakan klien. 4. Menggunakan skala S : Klien mengatakan masih merasakan nyeri. -Klien mengatakan nyeri pada bagian abdomen di inguinal kanan, terasa panas di bagian punggung bawah. 30

28 Rabu pengkajian nyeri untuk mengidentifikasi intesitas nyeri dan ketidaknyamanan yang dialami klien. 5.Mengajarkan pasien tambahan meredakan nyeri dan ketidaknyamanan : teknik relaksasi (tarik nafas dalam. 6.Menciptakan lingkungan yang baik agar klien merasakan nyaman. Contoh : cahaya, kegaduhan, suhu ruangan. 7.Kolaborasi dengan tenaga kesehatan tentang pemberian analgesik. 1.Ajarkan penggunaan teknik non farmakologis, contoh : mendengarkan musik, nonton tv atau berbicara dengan orang lain untuk mengalihkan rasa nyeri yang dialami klien. O: -Skala nyeri 7 dari TTV Klien: TD: 120/70 mmhg. HR : 86 x/mnt. RR : 22 x/mnt. T : 37 ºC. -Klien terpasang infuse RL 20 tetes/menit. -klien merasa nyaman diruang rawat inapnya -Klien mampu melakukan teknik relaksasi(tarik nafas dalam). A : Masalah sebagian teratasi. P : Intervensi dilanjutkan. S :Klien mengatakan nyerinya sudah mulai berkurang. Sudah bisa menggerakkan tubuhnya sendiri. O : -Skala nyeri 6 dari 0-31

29 Kamis Melakukan pengkajian dan catat nyeri, karakteristiknya : lokasi, kualitas, frekuensi, dan durasi. 3.Menggunakan skala pengkajian nyeri untuk mengidentifikasi intensitas nyeri dan ketidaknyamanan. 4.Mengukur TTV klien. 5.Menciptakan lingkungan yang baik agar klien merasakan nyaman. Contoh : cahaya, kegaduhan, suhu ruangan. 6.Kolaborasi dengan tenaga kesehatan tentang pemberian analgesik. 1.Latihan pasien untuk teknik relaksasi kembali dan belajar secara mandiri. 2. Melakukan pengkajian nyeri yang meliputi lokasi, frekuensi, karakteristik nyeri, dan 10 TTV Klien: TD : 120/70 mmhg. HR : 82 x/mnt. RR : 20 x/mnt. T : 37 ºC. - Klien terpasang infuse RL 20 tetes/menit. -Klien tampak rileks. - klien merasa nyaman diruang rawat inapnya -Klien mampu mengalihkan nyeri dengan berbicara dengan orang lain, mendengarkan musik, menonton tv. A : Masalah teratasi. P: Intervensi dilanjutkan. S :Klien mengatakan nyeri berkurang pada bagian abdomen di inguinal kanan, pada bagian punggung bawah tidak terasa panas. O : 32

30 keparahan nyeri yang dialami klien. 3.Mengukur TTV klien. 4.Memberikan posisi nyaman pada klien. -Skala nyeri 4 dari TTV Klien: TD : 120/80 mmhg. HR : 80 x/mnt. RR : 20 x/mnt. T : 37ºC. -Klien mampu melakukan teknik relaksasi (tarik nafas dalam) secara mandiri. -Klien mampu mengalihkan nyeri dengan cara mendengarkan musik, menonton tv, berbicara dengan orang lain. -klien merasa nyaman diruang rawat inapnya -Klien tampak rileks. A : Masalah gangguan rasa nyaman : nyeri akut teratasi sebagian. P : Intervensi dilanjutkan. 33

III. RIWAYAT KESEHATANSEKARANG A.

III. RIWAYAT KESEHATANSEKARANG A. Asuhan Keperawatan kasus I. PENGKAJIAN Nama/Inisial : Tn. S Jenis kelamin : Laki-laki Umur : 28 tahun Status perkawinan : Belum menikah Agama : Islam Pendidikan : SMA Pekerjaan : - Alamat :Jl. Dusun I

Lebih terperinci

I. BIODATA IDENTITAS PASIEN. Jenis Kelamin : Laki - laki. Status Perkawinan : Menikah

I. BIODATA IDENTITAS PASIEN. Jenis Kelamin : Laki - laki. Status Perkawinan : Menikah PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU Lampiran 1 FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS I. BIODATA IDENTITAS PASIEN Nama : Tn. A Jenis Kelamin : Laki - laki Umur : 50 tahun Status Perkawinan

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara Lampiran I PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT I. BIODATA IDENTITAS PASIEN Nama :Tn. G Jenis Kelamin : Laki-laki Umur : 25 tahun Status Perkawinan : Belum menikah Agama : Islam Pendidikan : SMA Pekerjaan

Lebih terperinci

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS Lampiran 1 FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS I. BIODATA IDENTITAS PASIEN Nama : Tn. A Jenis Kelamin : Laki - laki Umur : 50 tahun Status Perkawinan : Menikah Agama : Islam Pendidikan : SMA Pekerjaan

Lebih terperinci

Lampiran 1 FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS I. BIODATA IDENTITAS PASIEN

Lampiran 1 FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS I. BIODATA IDENTITAS PASIEN Lampiran 1 FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS I. BIODATA IDENTITAS PASIEN Nama : Ny. D Jenis Kelamin : Perempuan Umur : 83 tahun Agama : Islam Pendidikan : SD Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Alamat : Jl.

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU Lampiran FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS I. BIODATA Identitas Pasien Nama : Tn.D Jenis Kelamin : Laki-laki Umur : 67 Tahun Status Perkawinan

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TERAPI MUROTTAL

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TERAPI MUROTTAL STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TERAPI MUROTTAL A. Pengertian Terapi murottal adalah rekaman suara Al-Qur an yang dilagukan oleh seorang qori (pembaca Al-Qur an), lantunan Al-Qur an secara fisik mengandung

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. Bab ini penulis membahas mengenai permasalahan tentang respon nyeri

BAB V PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. Bab ini penulis membahas mengenai permasalahan tentang respon nyeri BAB V PEMBAHASAN DAN SIMPULAN A. Pembahasan Bab ini penulis membahas mengenai permasalahan tentang respon nyeri terhadap prosedur pemasangan infus dan membandingkan antara teori yang sudah ada dengan kenyataan

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN. Manifestasi fisiologi nyeri

BAB II PEMBAHASAN. Manifestasi fisiologi nyeri BAB II PEMBAHASAN 1. PROSES TERJADINYA NYERI DAN MANIFESTASI FISIOLOGIS NYERI Pengertian nyeri, menurut International Association for Study of Pain (IASP), nyeri adalah merupakan pengalaman sensoris subyektif

Lebih terperinci

CATATAN PERKEMBANGAN. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan

CATATAN PERKEMBANGAN. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan LAMPIRAN CATATAN PERKEMBANGAN Implementasi dan Evaluasi Keperawatan No.Dx Hari,tanggal Implementasi Keperawatan Evaluasi (SOAP) Pukul 1. Kamis, 21 Mei Pain management S : klien mengatakan Nyeri 2015 (Manajemen

Lebih terperinci

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT UMUM DR.PIRNGADI MEDAN

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT UMUM DR.PIRNGADI MEDAN Lampiran 1 A. Asuhan Keperawatan Kasus Pengkajian dalam laporan Karya Tulis Ilmiah ini menggunakan format yang telah ditentukan seperti berikut ini. FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT UMUM DR.PIRNGADI

Lebih terperinci

Lampiran 1 FORMAT PENGKAJIAN PASIEN I. BIODATA IDENTITAS PASIEN. Status perkawinan : sudah menikah

Lampiran 1 FORMAT PENGKAJIAN PASIEN I. BIODATA IDENTITAS PASIEN. Status perkawinan : sudah menikah Lampiran 1 FORMAT PENGKAJIAN PASIEN I. BIODATA IDENTITAS PASIEN Nama : Tn.A Jenis kelamin : laki-laki Umur : 50 tahun Status perkawinan : sudah menikah Agama : Islam Pendidikan : SMA Pekerjaan : Wiraswasta

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. R DENGAN GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN : GAGAL GINJAL KRONIK DI RUANG MELATI 1 RSDM MOEWARDI SURAKARTA

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. R DENGAN GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN : GAGAL GINJAL KRONIK DI RUANG MELATI 1 RSDM MOEWARDI SURAKARTA ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. R DENGAN GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN : GAGAL GINJAL KRONIK DI RUANG MELATI 1 RSDM MOEWARDI SURAKARTA Pengkajian dilakukan pada hari selasa tanggal 10 Juni 2014 pukul 14.00 WIB.

Lebih terperinci

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT. Tanggal Masuk RS : 09 Desember 2014

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT. Tanggal Masuk RS : 09 Desember 2014 Lampiran 1 FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT I. BIODATA IDENTITAS PASIEN Nama Jenis Kelamin Umur Status perkawinan Agama Pendidikan Pekerjaan : Tn. M : Laki-laki : 34 thn : Sudah Menikah : Islam

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Jenis kelamin : Laki-laki Suku bangsa : Jawa, Indonesia

BAB III TINJAUAN KASUS. Jenis kelamin : Laki-laki Suku bangsa : Jawa, Indonesia BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Pengkajian ini dilakukan pada tanggal 20 Juni 2011 di Ruang Lukman Rumah Sakit Roemani Semarang. Jam 08.00 WIB 1. Biodata a. Identitas pasien Nama : An. S Umur : 9

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Pada bab ini akan penulis paparkan hasil pengelolaan asuhan keperawatan pada klien

BAB III TINJAUAN KASUS. Pada bab ini akan penulis paparkan hasil pengelolaan asuhan keperawatan pada klien BAB III TINJAUAN KASUS Pada bab ini akan penulis paparkan hasil pengelolaan asuhan keperawatan pada klien post Sectio Caesaria dengan indikasi Preeklamsia di Ruang Baitu Nisa RS Sultan Agung pada tanggal

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN

BAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN BAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN A. Pembahasan Pada bab ini penulis akan membahas tentang kesenjangan teori dan proses asuhan keperawatan yang dilakukan pada tanggal 7-9 Agustus 2014 di Ruang Prabu Kresna

Lebih terperinci

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT Lampiran 1 FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT I. BIODATA IDENTITAS PASIEN Nama : Tn. M Jenis Kelamin : Laki-laki Umur : 64 tahun Status Perkawinan : Sudah menikah Agama : Islam Pendidikan : SLTA Pekerjaan

Lebih terperinci

BAB II PENGELOLAAN KASUS

BAB II PENGELOLAAN KASUS BAB II PENGELOLAAN KASUS A. Konsep Dasar Aman Nyaman 1. Definisi Aman Nyaman Keamanan adalah kondisi bebas dari cedera fisik dan psikologis (Potter & Perry, 2006). Perawat harus mengkaji bahaya yang mengancam

Lebih terperinci

Lampiran Asuhan Keperawatan Kasus PROGRAM DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USUU BIODATA I. IDENTITIAS PASIEN Nama

Lampiran Asuhan Keperawatan Kasus PROGRAM DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USUU BIODATA I. IDENTITIAS PASIEN Nama Lampiran Asuhan Keperawatan Kasus PROGRAM DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USUU BIODATA I. IDENTITIAS PASIEN Nama : Tn M Jenis Kelamin : Laki - laki Umur : 19 tahun Status Perkawinan : belum menikah

Lebih terperinci

Format Pengkajian Klien di Lingkungan V Kelurahan Harjo Sari II kecamatan Amplas Kota Medan

Format Pengkajian Klien di Lingkungan V Kelurahan Harjo Sari II kecamatan Amplas Kota Medan Format Pengkajian Klien di Lingkungan V Kelurahan Harjo Sari II kecamatan Amplas Kota Medan I. BIODATA IDENTITAS KLIEN Nama Jenis Kelamin Umur Status perkawinan Agama Pendidikan Pekerjaan Alamat kota Medan

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NN.S POST SEKSIO SESAREA DI RUANG ALAMANDA RSHS BANDUNG. Di Susun oleh : Nama : Venti Apriani Fatimah NPM :

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NN.S POST SEKSIO SESAREA DI RUANG ALAMANDA RSHS BANDUNG. Di Susun oleh : Nama : Venti Apriani Fatimah NPM : ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NN.S POST SEKSIO SESAREA DI RUANG ALAMANDA RSHS BANDUNG Di Susun oleh : Nama : Venti Apriani Fatimah NPM : 220112130533 UNIVERSITAS PADJADJARAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN BANDUNG

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Setelah menguraikan asuhan keperawatan pada Ny. W dengan post

BAB V PENUTUP. Setelah menguraikan asuhan keperawatan pada Ny. W dengan post BAB V PENUTUP Setelah menguraikan asuhan keperawatan pada Ny. W dengan post ovarektomi dextra atas indikasi kista ovarium yang merupakan hasil pengamatan langsung pada klien yang dirawat di ruang Bougenvile

Lebih terperinci

Lampiran 1 ASUHAN KEPERAWATAN KASUS. 1. Pengkajian I. BIODATA IDENTITAS PASIEN. Status Perkawinan : Kawin

Lampiran 1 ASUHAN KEPERAWATAN KASUS. 1. Pengkajian I. BIODATA IDENTITAS PASIEN. Status Perkawinan : Kawin Lampiran 1 ASUHAN KEPERAWATAN KASUS 1. Pengkajian I. BIODATA IDENTITAS PASIEN Nama : Tn.M.A Jenis Kelamin : Laki-laki Umur : 55 tahun Status Perkawinan : Kawin Agama : Islam Pendidikan : SMP Pekerjaan

Lebih terperinci

PENGKAJIAN PNC. kelami

PENGKAJIAN PNC. kelami PENGKAJIAN PNC Tgl. Pengkajian : 15-02-2016 Puskesmas : Puskesmas Pattingalloang DATA UMUM Inisial klien : Ny. S (36 Tahun) Nama Suami : Tn. A (35 Tahun) Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Buruh Harian Pendidikan

Lebih terperinci

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN POST PARTUM RETENSIO PLACENTA

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN POST PARTUM RETENSIO PLACENTA MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN POST PARTUM RETENSIO PLACENTA ` Di Susun Oleh: Nursyifa Hikmawati (05-511-1111-028) D3 KEPERAWATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI 2014 ASUHAN KEPERAWATAN

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Pengkajian pada Ny. S dilakukan pada tanggal 11 Mei 2007 sedangkan pasien masuk RSU Dr. Kariadi tanggal 8 Mei 2007 1. Biodata Biodata pasien Ny. S, 25 tahun, jenis

Lebih terperinci

Menurut beberapa teori keperawatan, kenyamanan adalah kebutuhan dasar klien yang merupakan tujuan pemberian asuhan keperawatan. Pernyataan tersebut

Menurut beberapa teori keperawatan, kenyamanan adalah kebutuhan dasar klien yang merupakan tujuan pemberian asuhan keperawatan. Pernyataan tersebut Konsep kenyamanan Menurut beberapa teori keperawatan, kenyamanan adalah kebutuhan dasar klien yang merupakan tujuan pemberian asuhan keperawatan. Pernyataan tersebut didukung oleh Kolcaba yang mengatakan

Lebih terperinci

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT. Simalungun

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT. Simalungun I. BIODATA FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT IDENTITAS PASIEN Nama Jenis Kelamin Umur : Ny. R : Perempuan : 32 tahun Status Perkawinan : Janda Agama Pendidikan Pekerjaan Alamat : Islam : SMP : Tidak

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 8 Mei 2007 jam : Jl. Menoreh I Sampangan Semarang

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 8 Mei 2007 jam : Jl. Menoreh I Sampangan Semarang BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Pengkajian dilakukan pada tanggal 8 Mei 2007 jam 14.30 1. Identitas klien Nama Umur Jenis kelamin Alamat Agama : An. R : 10 th : Perempuan : Jl. Menoreh I Sampangan

Lebih terperinci

A. lisa Data B. Analisa Data. Analisa data yang dilakukan pada tanggal 18 April 2011 adalah sebagai. berikut:

A. lisa Data B. Analisa Data. Analisa data yang dilakukan pada tanggal 18 April 2011 adalah sebagai. berikut: A. lisa Data B. Analisa Data berikut: Analisa data yang dilakukan pada tanggal 18 April 2011 adalah sebagai No. Data Fokus Problem Etiologi DS: a. badan terasa panas b. mengeluh pusing c. demam selama

Lebih terperinci

Status Perkawinan : Menikah : Kristen Protestan Pendidikan :

Status Perkawinan : Menikah : Kristen Protestan Pendidikan : Lampiran 1 Format Pengkajian Pasien Di Rumah Sakit I. Biodata Identitas Pasien Nama : Tn. J Jenis kelamin : Laki-laki Umur : 50 tahun Status Perkawinan : Menikah Agama : Kristen Protestan Pendidikan :

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN GANGGUAN RASA NYAMAN (NYERI) Di Susun Untuk Memenuhi Tugas Stase Keperawatan Dasar Profesi

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN GANGGUAN RASA NYAMAN (NYERI) Di Susun Untuk Memenuhi Tugas Stase Keperawatan Dasar Profesi LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN GANGGUAN RASA NYAMAN (NYERI) Di Susun Untuk Memenuhi Tugas Stase Keperawatan Dasar Profesi Di Susun Oleh: EKO BUDIARTO NIM : 2016131022 PROGRAM PROFESI NERS

Lebih terperinci

Implementasi dan Evaluasi Keperawatan No. Dx. Tindakan dan Evaluasi

Implementasi dan Evaluasi Keperawatan No. Dx. Tindakan dan Evaluasi Lampiran 1 Senin/ 17-06- 2013 21.00 5. 22.00 6. 23.00 200 7. 8. 05.00 05.30 5. 06.00 06.30 07.00 3. Mengkaji derajat kesulitan mengunyah /menelan. Mengkaji warna, jumlah dan frekuensi Memantau perubahan

Lebih terperinci

CATATAN PERKEMBANGAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

CATATAN PERKEMBANGAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN CATATAN PERKEMBANGAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN No.Dx Hari/Tanggal Pukul Tindakan Keperawatan Evaluasi (SOAP) I Hari pertama Senin/17 Juni 09.00-10.30 1. Mengkaji kemampuan secara fungsional

Lebih terperinci

STASE KDM LAPORAN PENDAHULUAN (LP) NYERI

STASE KDM LAPORAN PENDAHULUAN (LP) NYERI STASE KDM LAPORAN PENDAHULUAN (LP) NYERI Oleh : Meivita Dewi Purnamasari, S.Kep KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN JURUSAN KEPERAWATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai evaluasi selanjutnya (Uliyah & Hidayat, 2008). Keluhan yang

BAB I PENDAHULUAN. sampai evaluasi selanjutnya (Uliyah & Hidayat, 2008). Keluhan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Post operasi merupakan masa setelah dilakukan pembedahan yang dimulai saat pasien dipindahkan ke ruang pemulihan dan berakhir sampai evaluasi selanjutnya (Uliyah & Hidayat,

Lebih terperinci

CATATANPERKEMBANGAN. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan. Pukul Tindakan Keperawatan Evaluasi (SOAP) WIB (skala nyeri : 8)

CATATANPERKEMBANGAN. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan. Pukul Tindakan Keperawatan Evaluasi (SOAP) WIB (skala nyeri : 8) Lampiran CATATANPERKEMBANGAN Implementasi dan Evaluasi Keperawatan No.Dx Hari/ Tanggal 1 Selasa 18 Juni Pukul Tindakan Keperawatan Evaluasi (SOAP) 20.20 -Mengkaji skala nyeri klien (skala nyeri : 8) nyeri

Lebih terperinci

BAB III RESUME KEPERAWATAN. Pengkajian dilakukan pada hari masa tanggal jam WIB di ruang Barokah 3C PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG

BAB III RESUME KEPERAWATAN. Pengkajian dilakukan pada hari masa tanggal jam WIB di ruang Barokah 3C PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG BAB III RESUME KEPERAWATAN A. PENGKAJIAN Pengkajian dilakukan pada hari masa tanggal 17-07-2012 jam 10.00 WIB di ruang Barokah 3C PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG 1. Identitas Pasien Nama Nn. S, umur 25 tahun,

Lebih terperinci

PROGRAM DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT

PROGRAM DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT PROGRAM DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT I. BIODATA IDENTITAS PASIEN Nama : Tn. E Jenis Kelamin : Laki-Laki Umur : 36 tahun Status Perkawinan : Menikah

Lebih terperinci

BAB II PENGELOLAAN KASUS. A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Nyeri

BAB II PENGELOLAAN KASUS. A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Nyeri BAB II PENGELOLAAN KASUS A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Nyeri Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh manusia dalam mempertahankan keseimbangan fisiologis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jaringan aktual dan potensial yang menyebabkan seseorang mencari. perawatan kesehatan ( Smeltzer & Bare, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. jaringan aktual dan potensial yang menyebabkan seseorang mencari. perawatan kesehatan ( Smeltzer & Bare, 2012). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nyeri merupakan pengalaman sensori dan emosional yang dirasakan mengganggu dan menyakitkan, sebagai akibat adanya kerusakan jaringan aktual dan potensial yang

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Tanggal dilakukan pengkajian 14 Juni 2005 pada jam WIB.

BAB III TINJAUAN KASUS. Tanggal dilakukan pengkajian 14 Juni 2005 pada jam WIB. BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Tanggal dilakukan pengkajian 14 Juni 2005 pada jam 10.30 WIB. 1. Biodata a. Identitas Pasien Nama Klien Ny. S, umur 35 tahun, jenis kelamin perempuan, alamat Kalisegoro

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA COR + FRAKTUR KLAVIKULA. Umur : 32 tahun Tgl. MRS : 14 Januari 2016

ASUHAN KEPERAWATAN PADA COR + FRAKTUR KLAVIKULA. Umur : 32 tahun Tgl. MRS : 14 Januari 2016 ASUHAN KEPERAWATAN PADA COR + FRAKTUR KLAVIKULA A. Pengkajian Identitas Klien Nama : Asroful Mu minin No. Reg : - Umur : 32 tahun Tgl. MRS : 14 Januari 2016 (Jam 21.32 WIB) Jenis Kelamin : L Diagnosis

Lebih terperinci

BAB I DEFENISI A. LATAR BELAKANG

BAB I DEFENISI A. LATAR BELAKANG BAB I DEFENISI A. LATAR BELAKANG Rumah sakit merupakan tempat pelayanan kesehatan secara bio,psiko,sosial dan spiritual dengan tetap harus memperhatikan pasien dengan kebutuhan khusus dengan melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Otak merupakan organ yang sangat vital bagi seluruh aktivitas dan fungsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Otak merupakan organ yang sangat vital bagi seluruh aktivitas dan fungsi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Otak merupakan organ yang sangat vital bagi seluruh aktivitas dan fungsi tubuh, karena di dalam otak terdapat berbagai pusat kontrol seperti pengendalian fisik, intelektual,

Lebih terperinci

PROGRAM DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU

PROGRAM DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU PROGRAM DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU FORMAT PENGKAJIAN KLIEN B Asuhan Keperawatan Kasus 1 PENGKAJIAN I BIODATA IDENTITAS KLIEN Nama : An. N A Jenis Kelamin : Perempuan Umur : 10 tahun Status

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara BAB II PENGELOLAAN KASUS A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar Aman dan Nyaman Nyeri Konsep kenyamanan memiliki subjektivitas yang sama dengan nyeri. Setiap individu memiliki

Lebih terperinci

BAB II PENGELOLAAN KASUS

BAB II PENGELOLAAN KASUS BAB II PENGELOLAAN KASUS 2.1 Konsep Dasar Nyeri Pengalaman sensori serta emosi yang tidak menyenangkan dan meningkat akibat adanya kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, digambarkan dalam istilah

Lebih terperinci

Alamat : Jl. A. Hakim No. 28

Alamat : Jl. A. Hakim No. 28 Lampiran 1 A. BIODATA IDENTITAS PASIEN Nama Jenis Kelamin Umur Status Perkawinan Agama Pendidikan Pekerjaan : Tn. H : Laki-laki : 65 tahun : Menikah : Islam : Sarjana : Wiraswasta Alamat : Jl. A. Hakim

Lebih terperinci

BAB II PENGELOLAAN KASUS. 2.1 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Gangguan Rasa Nyaman: Nyeri.

BAB II PENGELOLAAN KASUS. 2.1 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Gangguan Rasa Nyaman: Nyeri. BAB II PENGELOLAAN KASUS 2.1 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Gangguan Rasa Nyaman: Nyeri. Kolcaba dalam Potter & Perry (2005), mendefinisikan kenyamanan sebagai suatukeadaan telah terpenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

C. Penyimpangan Tidur Kaji penyimpangan tidur seperti insomnia, somnambulisme, enuresis, narkolepsi, night terrors, mendengkur, dll

C. Penyimpangan Tidur Kaji penyimpangan tidur seperti insomnia, somnambulisme, enuresis, narkolepsi, night terrors, mendengkur, dll Asuhan Keperawatan Dalam Pemenuhan Kebutuhan Istirahat Dan Tidur 1.2.1 Pengkajian Aspek yang perlu dikaji pada klien untuk mengidentifikasi mengenai gangguan kebutuhan istirahat dan tidur meliputi pengkaiian

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 28 April Tanggal lahir : 21 Agustus : 8 bulan 7 hari

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 28 April Tanggal lahir : 21 Agustus : 8 bulan 7 hari BAB III TINJAUAN KASUS Pengkajian dilakukan pada tanggal 28 April 2010 A. PENGKAJIAN 1. Identitas Pasien a. Biodata Pasien Nama : An. A Tanggal lahir : 21 Agustus 2009 Umur Jenis kelamin Suku Bangsa Agama

Lebih terperinci

BAB III ANALISA KASUS

BAB III ANALISA KASUS BAB III ANALISA KASUS 3.1 Pengkajian Umum No. Rekam Medis : 10659991 Ruang/Kamar : Flamboyan 3 Tanggal Pengkajian : 20 Mei 2011 Diagnosa Medis : Febris Typhoid a. Identitas Pasien Nama : Nn. Sarifah Jenis

Lebih terperinci

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN FORMAT PENGKAJIAN PASIEN 1. Pengkajian I. Biodata Nama : Tn. T Jenis Kelamin : Laki-laki Umur : 71 Tahun Status Perkawinan : Sudah Menikah Agama : Islam Pendidikan : SMP Pekerjaan : Petani Alamat : Jln.

Lebih terperinci

PROGRAM DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU FORMAT PENGKAJIAN PASIEN KOMUNITAS

PROGRAM DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU FORMAT PENGKAJIAN PASIEN KOMUNITAS Lampiran PROGRAM DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU FORMAT PENGKAJIAN PASIEN KOMUNITAS I. BIODATA Nama : Ny. N Jenis Kelamin : Perempuan Umur : 23 Tahun Status Perkawinan : Menikah Agama : Islam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari kerusakan jaringan yang aktual atau potensial (Brunner & Suddarth, 2002).

BAB I PENDAHULUAN. dari kerusakan jaringan yang aktual atau potensial (Brunner & Suddarth, 2002). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan yang aktual atau potensial (Brunner & Suddarth, 2002). Nyeri

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. O DENGAN CKD ON HD DI RUANG HEMODIALISA BLUD dr. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. O DENGAN CKD ON HD DI RUANG HEMODIALISA BLUD dr. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. O DENGAN CKD ON HD DI RUANG HEMODIALISA BLUD dr. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA OLEH : MEYRIA SINTANI NIM : 2012.C.04a.0314 YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA SEKOLAH TINGGI ILMU

Lebih terperinci

Tindakan keperawatan (Implementasi)

Tindakan keperawatan (Implementasi) LAMPIRAN CATATAN PERKEMBANGAN No. Dx Implementasi dan Evaluasi Keperawatan Hari/ Pukul tanggal 1 Senin / 02-06- 14.45 15.00 15.25 15.55 16.00 17.00 Tindakan keperawatan (Implementasi) Mengkaji kemampuan

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Keamanan 2.1.1 Definisi Keamanan Keamanan adalah keadaan aman dan tenteram (Tarwoto dan Wartonah, 2010). Keamanan tidak hanya mencegah rasa sakit atau cedera tapi

Lebih terperinci

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT Lampiran 1 FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT I. BIODATA IDENTITAS PASIEN Nama Jenis Kelamin Umur Agama Pendidikan Pekerjaan Alamat : Tn.R : Laki-laki : 26 tahun : Islam : SMK : Wiraswasta : Jl.Panca

Lebih terperinci

BAB II RESUME KEPERAWATAN WIB, pasien dirawat dengan Fraktur Femur pada hari ke empat:

BAB II RESUME KEPERAWATAN WIB, pasien dirawat dengan Fraktur Femur pada hari ke empat: 11 BAB II RESUME KEPERAWATAN A. Pengkajian Pengkajian dilakukan pada hari Senin tanggal 22 Januari 20007 jam 07.30 WIB, pasien dirawat dengan Fraktur Femur pada hari ke empat: 1. Biodata. a. Identitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar penyakit yang menyebabkan penderita mencari pertolongan

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar penyakit yang menyebabkan penderita mencari pertolongan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gangguan pada saluran pencernaan (gastrointestinal) merupakan sebagian besar penyakit yang menyebabkan penderita mencari pertolongan medik. Kasus pada sistem gastrointestinal

Lebih terperinci

TUGAS SISTEM INTEGUMEN

TUGAS SISTEM INTEGUMEN TUGAS SISTEM INTEGUMEN PENGKAJIAN PADA PASIEN GANGGUAN SISTEM INTEGUMEN DENGAN DIAGNOSA MEDIS TINEA KRURIS Oleh : MUHAMMAD FAHRI NIM: 108 STYC 15 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

Lebih terperinci

PMR WIRA UNIT SMA NEGERI 1 BONDOWOSO Materi 3 Penilaian Penderita

PMR WIRA UNIT SMA NEGERI 1 BONDOWOSO Materi 3 Penilaian Penderita Saat menemukan penderita ada beberapa hal yang harus dilakukan untuk menentukan tindakan selanjutnya, baik itu untuk mengatasi situasi maupun untuk mengatasi korbannya. Langkah langkah penilaian pada penderita

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN CA SERVIKS DI RUANG MAWAR RS. Dr. H. KOESNADI BONDOWOSO N A M A : RIA ROHMA WATI N I M :

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN CA SERVIKS DI RUANG MAWAR RS. Dr. H. KOESNADI BONDOWOSO N A M A : RIA ROHMA WATI N I M : ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN CA SERVIKS DI RUANG MAWAR RS. Dr. H. KOESNADI BONDOWOSO N A M A : RIA ROHMA WATI N I M : 112310101015 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER PERSETUJUAN

Lebih terperinci

Clinical Science Session Pain

Clinical Science Session Pain Clinical Science Session Pain Disusun oleh : Nurlina Wardhani 1301-1214-0658 William Reinaldi 1301-1214-0503 Preseptor : Arnengsih, dr., Sp.KFR BAGIAN ILMU KESEHATAN FISIK DAN REHABILITASI FAKULTAS KEDOKTERAN

Lebih terperinci

BAB II PENGELOLAAN KASUS. A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Kebutuhan dengan Masalah Kebutuhan Dasar Manusia Nyaman (Nyeri)

BAB II PENGELOLAAN KASUS. A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Kebutuhan dengan Masalah Kebutuhan Dasar Manusia Nyaman (Nyeri) BAB II PENGELOLAAN KASUS A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Kebutuhan dengan Masalah Kebutuhan Dasar Manusia Nyaman (Nyeri) Nyeri adalah perasaan yang tidak nyaman yang sangat subjektif dan hanya orang

Lebih terperinci

BAB II PENGELOLAAN KASUS

BAB II PENGELOLAAN KASUS BAB II PENGELOLAAN KASUS 1.1. Konsep Dasar Defisit Perawatan Diri 1. Definisi Defisit Perawatan Diri Pemenuhan personal hygiene diperlukan untuk kenyamanan individu, keamanan, dan kesehatan. Kebutuhan

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara BAB II PEMBAHASAN A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar Gangguan Rasa Nyaman : Nyeri Kronik Rasa nyaman berupa terbebas dari rasa yang tidak menyenangkan adalah suatu kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II PENGELOLAAN KASUS

BAB II PENGELOLAAN KASUS BAB II PENGELOLAAN KASUS A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar Nyaman: Nyeri Defenisi Nyeri adalah sensori serta emosi yang tidak menyenangkan dan meningkat akibat adanya kerusakan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Taylor (2009 dalam Muttaqin, 2008) koping didefenisikan sebagai

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Taylor (2009 dalam Muttaqin, 2008) koping didefenisikan sebagai BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Koping Nyeri 1.1 Pengertian koping Menurut Lazarus dan Folkman (1989) koping adalah suatu proses dimana individu mencoba untuk mengatur kesenjangan persepsi antara tuntutan situasi

Lebih terperinci

KONSEP TEORI. 1. Pengertian

KONSEP TEORI. 1. Pengertian KONSEP TEORI 1. Pengertian Kolik Abdomen adalah gangguan pada aliran normal isi usus sepanjang traktus intestinal (Nettina, 2001). Obstruksi terjadi ketika ada gangguan yang menyebabkan terhambatnya aliran

Lebih terperinci

BAB II PENGELOLAAN KASUS

BAB II PENGELOLAAN KASUS BAB II PENGELOLAAN KASUS 2.1 Konsep Dasar Nyeri 2.1.1 Defenisi Nyeri Nyeri merupakan fenomena yang multidimensi, karena itulah sulit untuk memberikan batasan yang pati terhadap nyeri. Sensasi nyeri yang

Lebih terperinci

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN Lampiran 1 FORMAT PENGKAJIAN PASIEN I. BIODATA IDENTITAS PASIEN Nama : Ny. A Jenis Kelamin : Perempuan Umur : 71 Tahun Status Perkawinan : Berpisah Agama : Islam Pendidikan : - Pekerjaan : - Alamat :Jalan

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT PADA PASIEN NY. S DENGAN CONGESTIVE HEART FAILURE (CHF) DI IGD RS HAJI JAKARTA

ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT PADA PASIEN NY. S DENGAN CONGESTIVE HEART FAILURE (CHF) DI IGD RS HAJI JAKARTA ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT PADA PASIEN NY. S DENGAN CONGESTIVE HEART FAILURE (CHF) DI IGD RS HAJI JAKARTA A. PENGKAJIAN 1. IDENTITAS No. Rekam Medis : 55-13-XX Diagnosa Medis : Congestive Heart Failure

Lebih terperinci

PROSES TERJADINYA MASALAH

PROSES TERJADINYA MASALAH PROSES TERJADINYA MASALAH ` PREDISPOSISI PRESIPITASI BIOLOGIS GABA pada sistem limbik: Neurotransmiter inhibitor Norepineprin pada locus cereleus Serotonin PERILAKU Frustasi yang disebabkan karena kegagalan

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT Lampiran 1 I.BIODATA PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT IDENTITAS PASIEN Nama : Tn.S jenis kelamin : Perempuan Umur : 67 tahun Status Perkawinan : Menikah Agama : Islam

Lebih terperinci

Proses Keperawatan pada Bayi dan Anak. mira asmirajanti

Proses Keperawatan pada Bayi dan Anak. mira asmirajanti Proses Keperawatan pada Bayi dan Anak mira asmirajanti introduction Perawat merawat manusia sebagai mahluk yang unik dan utuh, menerapkan pendekatan komprehensif dan merencanakan perawatan bersifat individual

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. evaluasi selanjutnya (Uliyah & Hidayat, 2008). Tahap pasca-operasi. dan berakhir saat pasien pulang.

BAB II TINJAUAN TEORI. evaluasi selanjutnya (Uliyah & Hidayat, 2008). Tahap pasca-operasi. dan berakhir saat pasien pulang. BAB II TINJAUAN TEORI A. Post Operasi 1. Definisi Post Operasi Post Operasi adalah masa setelah dilakukan pembedahan yang dimulai saat pasien dipindahkan ke ruang pemulihan dan berakhir sampai evaluasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan jaringan tubuh yang disebabkan oleh energi panas, bahan kimia,

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan jaringan tubuh yang disebabkan oleh energi panas, bahan kimia, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Luka bakar adalah suatu kerusakan integritas pada kulit atau kerusakan jaringan tubuh yang disebabkan oleh energi panas, bahan kimia, radiasi dan arus listrik. Berat

Lebih terperinci

Data Administrasi diisi oleh Nama: NPM/NIP:

Data Administrasi diisi oleh Nama: NPM/NIP: 1 Berkas Okupasi Nama Fasilitas Pelayanan Kesehatan : No Berkas : No Rekam Medis : Pasien Ke : dalam keluarga Data Administrasi tanggal diisi oleh Nama: NPM/NIP: Nama Umur / tgl. Lahir Pasien Keterangan

Lebih terperinci

CATATAN PERKEMBANGAN. Implementasi Keperawatan. Mengevaluasi tingkat mobilitas klien Mendorong partisipasi

CATATAN PERKEMBANGAN. Implementasi Keperawatan. Mengevaluasi tingkat mobilitas klien Mendorong partisipasi CATATAN PERKEMBANGAN No. Hari/tanggal Dx /pukul 1 Rabu 19 juni 2013 14.45 WIB 15.00 WIB 15.05 WIB 15.25 WIB Implementasi Keperawatan Mengevaluasi tingkat mobilitas klien Mendorong partisipasi pada aktivitas

Lebih terperinci

CATATAN PERKEMBANGAN. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan Pukul Tindakan keperawatan Evaluasi. vital. nyeri, skala nyeri

CATATAN PERKEMBANGAN. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan Pukul Tindakan keperawatan Evaluasi. vital. nyeri, skala nyeri 36 LAMPIRAN CATATAN PERKEMBANGAN No. Hari/ Dx Tanggal 1,2,3 Rabu 04 juni 2014 Implementasi dan Evaluasi Keperawatan Pukul Tindakan keperawatan Evaluasi 14.00 Pantau KU pasien S: - Klien melaporkan 15.00

Lebih terperinci

III. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

III. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG I. PENGKAJIAN isteri (klien) Suami Nama : Ny.S Tn. H Umur : 21 Tahun 22 Tahun Agama : Islam Islam Pendidikan : SMA SMU Pekerjaan : Ibu rumah tangga Wiraswasta Suku / Bangsa : Jawa Jawa Alamat : Ngawi Ngawi

Lebih terperinci

haluaran urin, diet berlebih haluaran urin, diet berlebih dan retensi cairan beserta natrium ditandai dengan - Pemeriksaan lab :

haluaran urin, diet berlebih haluaran urin, diet berlebih dan retensi cairan beserta natrium ditandai dengan - Pemeriksaan lab : E. Analisa data NO DATA MASALAH PENYEBAB DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. DO : Kelebihan volume Penurunan Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan - Terlihat edema derajat I pada kedua kaki cairan haluaran

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian I. Identitas Pasien Nama Umur Pendidikan Alamat Agama : Tn.G : 30 th : tamat SMA : Blora : Islam Tanggal masuk : 06/12/2009 Tgl pengkajian : 06/12/2009 No.cm : 06 80

Lebih terperinci

: Jl. Bajak IV Gg. Hidayah Golongan Darah : o Tanggal Pengkajian : 18 mei 2015 Diagnosa Medis : stroke

: Jl. Bajak IV Gg. Hidayah Golongan Darah : o Tanggal Pengkajian : 18 mei 2015 Diagnosa Medis : stroke Lampiran I. BIODATA IDENTITAS PASIEN Nama : Ny.H Jenis Kelamin : Perempuan Umur : 78 tahun Status Perkawinan : Menikah Pendidikan : SMP Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Alamat : Jl. Bajak IV Gg. Hidayah Golongan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Dalam bab ini penulis akan melaporkan tentang pemberian asuhan

BAB III TINJAUAN KASUS. Dalam bab ini penulis akan melaporkan tentang pemberian asuhan BAB III TINJAUAN KASUS Dalam bab ini penulis akan melaporkan tentang pemberian asuhan keperawatan pada Ny. F dengan diagnosa medis post sectio caesaria indikasi ketuban pecah dini di ruang Bougenville

Lebih terperinci

nonfarmakologi misalnya, teknik

nonfarmakologi misalnya, teknik LAMPIRAN CATATAN PERKEMBANGAN Hari Pertama Hari/ tanggal/ Waktu Rabu, 20 Mei 2015 Pukul 09.00-10.30 No. Implementasi DX 1. 9. Mengkaji keluhan nyeri meliputi lokasi, karakteristik, awitan/durasi, frekuensi,

Lebih terperinci

BAB II PENGELOLAAN KASUS. A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar

BAB II PENGELOLAAN KASUS. A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar BAB II PENGELOLAAN KASUS A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar Rasa Nyaman: Nyeri Akut Menurut Mahon (1994) dalam Potter dan Perry (2005), nyeri merupakan suatu kondisi yang

Lebih terperinci

KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR. NIKEN ANDALASARI

KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR. NIKEN ANDALASARI KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR. NIKEN ANDALASARI KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR Niken Andalasari 1 Kebutuhan Istirahat dan tidur Istirahat sangat luas jika diartikan meliputi kondisi santai, tenang, rileks,

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. memberikan asuhan keperawatan terhadap Ny. A post operasi sectio caesarea

BAB IV PEMBAHASAN. memberikan asuhan keperawatan terhadap Ny. A post operasi sectio caesarea 38 BAB IV PEMBAHASAN Berdasarkan hasil kasus asuhan keperawatan yang di lakukan pada Ny. A post operasi sectio caesarea dengan indikasi fetal distres di bangsal Annisa RS PKU Muhammadyah Surakarta, maka

Lebih terperinci

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN JIWA. PADA Sdr.W DENGAN HARGA DIRI RENDAH. DI RUANG X ( KRESNO ) RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. 1. Inisial : Sdr.

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN JIWA. PADA Sdr.W DENGAN HARGA DIRI RENDAH. DI RUANG X ( KRESNO ) RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. 1. Inisial : Sdr. BAB III ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Sdr.W DENGAN HARGA DIRI RENDAH DI RUANG X ( KRESNO ) RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG A. Identitas Pasien 1. Inisial : Sdr. W 2. Umur : 26 tahun 3. No.CM : 064601

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Operasi atau pembedahan merupakan semua tindak pengobatan yang. akan ditangani. Pembukaan bagian tubuh ini umumnya dilakukan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Operasi atau pembedahan merupakan semua tindak pengobatan yang. akan ditangani. Pembukaan bagian tubuh ini umumnya dilakukan dengan BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Operasi atau pembedahan merupakan semua tindak pengobatan yang menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani. Pembukaan bagian

Lebih terperinci

CATATAN PERKEMBANGAN. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan No. Hari/tanggal Pukul Tindakan Keperawatan Evaluasi. 2. Mengkaji tandatanda

CATATAN PERKEMBANGAN. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan No. Hari/tanggal Pukul Tindakan Keperawatan Evaluasi. 2. Mengkaji tandatanda Lampiran 1 CATATAN PERKEMBANGAN Implementasi dan Evaluasi Keperawatan No. Hari/tanggal Pukul Tindakan Keperawatan Evaluasi Dx I Selasa, 03 08.00 1. Mengkaji identitas pasien, keluhan utama, riwayat kesehatan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Lukman RS Roemani Semarang, data diperoleh dari hasil wawancara dengan

BAB III TINJAUAN KASUS. Lukman RS Roemani Semarang, data diperoleh dari hasil wawancara dengan BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Keperawatan Pengkajian dilakukan pada tanggal 10 Mei 2010 jam 10.00 di Ruang Lukman RS Roemani Semarang, data diperoleh dari hasil wawancara dengan pasien, keluarga

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Implementasi dan Evaluasi keperawatan Hari/ tanggal 18 Juni 2013

LAMPIRAN. Implementasi dan Evaluasi keperawatan Hari/ tanggal 18 Juni 2013 LAMPIRAN CATATAN PERKEMBANGAN Tabel 4. Catatan perkembangan asuhan keperawatan pada Tn. O dengan prioritas masalah kebutuhan dasar tidur di RS Jiwa Provinsi Sumatera Utara Medan Implementasi dan Evaluasi

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS Pada bab ini penulis akan melaporkan asuhan keperawatan pada klien Ny. S. dengan mioma uteri di ruang B-3 Gynekologi RSP Kariadi Semarang. Adapun data yang di peroleh dari wawancara,

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS Tanggal pengkajian, 11 Maret 2010, jam 16.00. A. Biodata Pada saat dilakukan pengkajian pada Ny. R dari tanggal 11 Maret 2010 di ruang Fatimah, didapatkan data yaitu : umur 21 tahun,

Lebih terperinci