Universitas Sumatera Utara

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Universitas Sumatera Utara"

Transkripsi

1 BAB II PENGELOLAAN KASUS A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar Aman dan Nyaman Nyeri Konsep kenyamanan memiliki subjektivitas yang sama dengan nyeri. Setiap individu memiliki karakteristik fisiologis, social, spiritual, psikologis dan kebudayaan yang mempengaruhi cara mereka menginterprestasikan dan merasakan nyeri. Kolcaba (1992), mendefenisikan kenyamanan sebagai suatu keadaan telah terpenuhi kebutuhan dasar manusia. Kebutuhan ini meliputi kebutuhan akan ketentraman (suatu kepuasan yang meningkatkan penampilan sehari-hari), kelegaan (kebutuhan telah terpenuhi), dan transenden (keadaan tentang sesuatu yang melebihi masalah atau nyeri) (Potter & Perry, 2005). Suatu cara pandang yang holistik tentang kenyamanan membantu dalam upaya mengidentifikasi empat konteks (Potter & Perry, 2006), antara lain: 1. Fisik: berhubungan dengan sensasi tubuh. 2. Sosial: berhubungan dengan hubungan interpersonal, keluarga dan sosial. 3. Psikospiritual: berhungan dengan kewaspadaan internal dalam diri, seksualitas dan makna kehidupan. 4. Lingkungan: berhubungan dengan latar belakang pengalaman eksternal manusia: cahaya, bunyi, temperatur, warna, dan unsur - unsur alamiah Nyeri merupakan sensasi yang rumit, unik, universal dan bersifat individual. Dikatakan bersifat individual karena respons individu terhadap sensasi nyeri berbeda dan tidak bisa disamakan satu dengan lainnya. Hal tersebut menjadi dasar bagi perawat dalam mengatasi nyeri pada klien (Asmadi, 2008). Nyeri adalah suatu mekanisme proteksi bagi tubuh, timbul bila mana jaringan sedang dirusakkan dan menyebab individu tersebut beraksi untuk menghilangkan atau mengurangi rasa nyeri (Depkes RI, 1997) Faktor yang mempengaruhi rekasi nyeri antara lain: makna nyeri bagi individu, tingkat persepsi nyeri, pengalaman masa lalu, nilai budaya, harapan social, kesehatan fisik dan mental, sikap orang tua terhadap nyeri, lokasi nyeri, perasaan takut/cemas, upaya untuk mengurangi respon terhadap stessor, dan usia (Priharjo, 1992). Secara umum, bentuk nyeri terbagi atas nyeri akut dan nyeri kronis. 1. Nyeri akut adalah nyeri yang suatu pengalaman emosional yang tidak menyenangkan sebagai akibat dari kerusakan jaringan yang bersifat actual

2 maupun potensial, dengan waktu yang tiba-tiba, intensitas ringan sampai berat, dapat di prediksi untuk berakhir dan durasi kurang dari enam bulan (NANDA, 2001). 2. Nyeri kronis adalah suatu pengalaman emosional yang tidak menyenangkan sebagai akibat kerusakan jaringan yang bersifat aktual maupun potensial, dengan waktu yang tiba-tiba, intensitas ringan sampai berat, dapat di prediksi untuk berakhir dan durasi lebih dari enam bulan (NANDA, 2001). Tabel 2.1 Perbedaan antara Nyeri Akut dan Nyeri Kronis Karakteristik Nyeri Akut Nyeri Kronis Tujuan Memperingatkan klien terhadap adanya cedera/masalah Memberikan alasan pada klien untuk mencari informasi berkaitan dengan perawatn dirinya Awitan Mendadak Terus menerus/intermittent Durasi Durasi singkat (dari beberapa detik sampai 6 bulan. Durasi lama, 6 bulan atau lebih Intensitas Ringan sampai berat Ringan sampai berat Respon otonom - Frekuensi jantung meningkat - Tidak terdapat respon - Tekanan darah meningkat otonom - Dilatasi pupil meningkat - Vital sign dalam batas - Tegangan otot meningkat normal Respon Ansitas - Depresi psikologis - Keputasaan - Mudah tersinggung/marah - Menarik diri Respon - Menangis/ mengerang - Keterbatasan gerak fisik/perilaku - Waspada - Kelesuan - Mengerutkan dahi - Kelelahan/kelemahan - Mengeluh sakit - Mengeluh sakit hanya ketika dikaji/di Tanya Contoh - Nyeri bedah - nyeri kanker - Trauma - arthritris - euralgia terminal

3 1. Pengkajian Pengkajian nyeri yang faktual (terkini), lengkap dan akurat akan memudahkan perawat didalam menetapkan data dasar, dalam menegakkan diagnose keperawatan yang tepat, merencanakan terapi pengobatan yang cocok, dan memudahkan perawat dalam mengevaluasi respon klien terhadap terapi yang diberikan (Sigit, 2010). Pengkajian nyeri yang akurat penting untuk upaya penatalaksanaan nyeri yang efektif. Karena nyeri merupakan pengalaman yang subjektif dan dirasakan secar berbeda pada masing-masing individu, maka perawat perlu mengkaji semua faktor yang mempengaruhi nyeri, seperti faktor fisiologis, psikologis, perilaku, emosional, dan sosiokultural (Mubarak, 2007). Tindakan perawat yang perlu dilakukan dalam mengkaji pasien selama nyeri akut adalah (Sigit, 2010): 1. Mengkaji perasaan klien (respon psikologis yang muncul). 2. Menetapkan respon fisiologis klien terhadap nyeri dan lokasi nyeri. 3. Mengkaji tingkat keparahan dan kualitas nyeri. Pengkajian selama episode nyeri akut sebaiknya tidak dilakukan saat klien dalam keadaan waspada (perhatian penuh pada nyeri), sebaiknya perawat berusaha untuk mengurangi kecemasan klien terlebih dahulu sebelum mencoba mengkaji kuantitas persepsi klien terhadap nyeri (Sigit, 2010). Untuk klien yang mengalami nyeri kronis maka pengkajian yang lebih baik adalah dengan memfokuskan pengkajian pada dimensi prilaku, afektif, kognitif (NIH, 1986; McGuire, 1992 dalam Sigit, 2010). Terdapat beberapa komponen yang harus diperhatikan seorang perawat didalam memulai mengkaji respon nyeri yang dialami oleh klien. Donova & Girton (1984), mengidentifikasi komponen-komponen tersebut diantaranya: a. Penentuan Ada Tidaknya Nyeri Dalam melakukan pengkajian terhadap nyeri, perawat harus mempercayai ketika klien melaporkan adanya nyeri, walaupun dalam observasi perawat tidak menemukan adanya cedera atau luka. Setiap nyeri yang dilaporkan oleh klien adalah nyata. Sebaliknya, ada beberapa pasien yang terkadang justru menyembunyikan rasa nyerinya untuk menghindari pengobatan (Sigit, 2010).

4 b. Karakteristik Nyeri (Metode P,Q,R,S,T) 1) Faktor pencetus (P: Provocate) Perawat mengkaji tentang penyebab atau stimulus-stimulus nyeri pada klien, dalam hal ini perawat juga dapat melakukan observasi bagian-bagian yang mengalami cidera. Apabila perawat mencurigai adanya nyeri psikogenik maka perawat harus dapat mengeksplore perasaan klien dan menanyakan perasaan-perasaan apa yang dapat mencetuskan nyeri (Sigit, 2010). 2) Kualitas (Q: Quality) Kualitas nyeri merupakan sesuatu yang subjektif yang diungkapkan klien, seringkali klie mendeskripsikan nyeri dengan kalimat-kalimat tajam, tumpul, berdenyut, berpindah-pindah, seperti tertintih, perih, tertusuk dan lain-lain, di mana tiap-tiap klien mungkin berbedda-beda dalam melaporkan kualitas nyeri yang dirasakan (Sigit, 2010). 3) Lokasi (R: Region) Untuk mengkaji lokasi nyeri maka perawat meminta klien untuk menunjukkan semua bagian/daerah yang dirasakan tidak nyaman oleh klien. Untuk melokalisasi nyeri lebih spesifik, maka perawat dapat meminta klien untuk melacak daerah nyeri dari titik yang paling nyeri, kemungkinan hal ini akan sulit apabila nyeri yang dirasakan bersifat difus (menyebar) (Sigit, 2010). Dalam mendokumentasikan hasil pengkajian tentang nyeri, perawat menggunakan bahasa anatami atra istilah yang deskriptif. Sebagai contoh pernyataan nyeri terdapat di kuadran abdomen kanan atas adalah penyataan yang lebih spesisik dibandingkan klien mengatakan bahwa nyeri terasa pada abdomen (Sigit, 2010). 4) Keparahan (S: Severe) Tingkat keparahan klien tentang nyeri merupakan karakteristik yang paling subjektif. Pada pengkajian ini klien di minta untuk menggambarkan nyeri yang ia rasakan sebagai nyeri ringan, nyeri sedang atau berat. Namun kesulitannya adalah makna dari istilah-istilah ini berbeda bagi perawat dank lien serta tidak adanya batasan-batasan khusus yang membedakan antara nyeri ringan, sedang dan berat. Hal ini juga bisa disebabkan karena pengalaman nyeri pada masing-masing individu berbeda-beda (Sigit, 2010).

5 Skala numerik (Numerical Rating Scale, NRS) digunakan sebagai pengganti alat pendeskripsi kata. Dalam hal ini klien menilai nyeri dengan skala Angka 0 dikatakan kondisi klien tidak merasakan nyeri, angka 10 mengindikasikan nyeri paling berat yang dirasakan klien. Skala ini efektif untuk mengkaji intentitas contoh: pada hari pertama post operasi klien mengatakan skala nyeri yang ia rasakan pada angka 8, kemudian hari kedua post operasi saat dilakukan pengkajian klien melaporkan adanya penurunan nyeri yang ia rasakan pada angka 4 (Sigit, 2010). Gambar. Skala nyeri numerik 5) Durasi (Time) Perawat menanyakan pada klien untuk menentukan durasi dan rangkaian nyeri. Perawat dapt menanyakan: kapan nyeri mulai dirasakan?, sudah berapa lama nyeri dirasakan?, apakah nyeri yang dirasakan terjadi pada waktu yang sama setiap hari?, seberapa sering nyeri kambuh? atau dengan kata-kata lain yang semakna (Sigit, 2010). 6) Faktor yang memperberat/ memperingan nyeri Perawat perlu mengkaji faktor-faktor yang dapat memperberat nyeri klien, misalnya peningkatan aktivitas, perubahan suhu, stress dan yang lainnya, sehingga dengan demikian perawat dapat memberikan tindakan yang tepat untuk menghidari peningkatan respon nyeri pada klien (Sigit, 2010). c. Respon Fisiologis Pada saat implus nyeri naik ke medulla spinalis menuju ke batang otak dan thalamus, system saraf otonom menjadi terstimulasi sebagai bagian dari respon stress. Stimulus pada cabang simpatis pada system saraf otonom menghasilkan respon fisiologis (Sigit, 2010).

6 Tabel 2.2. Respon Fisiologis Terhadap Nyeri Respon fisiologis terhadap nyeri Respon simpatik Peningkatan frequensi pernafasan Dilatasi saluran bronkiolus Peningkatan frequensi denyut jantung Vasokontriksi perifer (pucat,peningkatan tekanan darah ) Diaphoresis Peningkatan tegangan otot Dilatasi pupil Penurunan motilitas saluran cerna Respon parasimpatik Pucat Ketegangan otot Penurunan denyut jantung atau tekanan darah Pernafasan cepat dan tidak teratur Mual dan muntah Kelemahan atau kelelahan d. Respon Perilaku Perawat perlu belajar dan mengenal berbagai respon perilaku tersebut untuk memudahkan dan membantu dalam mengidentifikasi masalah nyeri yang di rasakan klien. Respon perilaku yang biasa di tunjukkan adalah merubah posisi tubuh, mengusap bagian yang sakit, menggeretakkan gigi, menunjukkan ekspresi wajah meringis, mengerang, mengaduh, menjerit, meraung (Sigit, 2010). e. Respon Afektif Respon afektif juga perlu di perhatikan oleh seorang perawat di dalam melakukan pengkajian terhadap klien dengan gangguan rasa nyeri. Ansietas (kecemasan) perlu di gali dengan menanyakan pada klien seperti: Apakah anda saat ini merasakan cemas?. Selain itu juga ada depresi, ketidak tertarikan terhadap aktivitas fisik dan perilaku menarik diri dari lingkungan perlu di perhatikan (Sigit, 2010).

7 f. Pengaruh Nyeri Terhadap Kehidupan Kita Klien yang merasakan nyeri setiap hari pasti akan mengalami gangguan dalam kegitan sehari-harinya. Pengkajian pada perubahan aktivitas ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan klien dalam berpartisipasi terhadap kegiatan sehari-hari, sehingga perawat juga mengetahui sejauh mana dia dapat membantu dalam program aktivitas pasien (Sigit, 2010). g. Persepsi Klien Tentang Nyeri Dalam hal ini perawat perlu mengkaji persepsi klien terhadap nyeri, bagaimana klien menghubungkan antara nyeri yang di alami dengan proses penyakit atau hal lain dalam diri dan lingkungan di sekitar nya (Sigit, 2010). h. Mekanisme Adaptasi Klien Terhadap Nyeri Terkadang individu memiliki cara masing-masing dalam beradaptasi terhadap nyeri. Perawat dalam hal ini perlu mengkaji cara-cara apa saja yang biasa klien gunakan untuk menurunkan nyeri yang ia alami, mengkaji keefektifan cara tersebut dan apakah bisa di gunakan saat klien menjalani perawatan di rumah sakit. Apabila cara tersebut dapat di gunakan, perawat dapat memasukkannya dalam rencana tindakan (Sigit,2010). 2. Analisa Masalah Pengumpulan data adalah pengumpulan informasi tentang klien yang di lakukan secara sistematis untuk menentukan masalah-masalah, serta kebutuhan keperawatan dan kesehatan lainnya. Pengumpulan informasi merupakan tahap awal dalam proses keperawatan. Dari informasi yang terkumpul, di dapat data dasar tentang masalahmasalah yang di hadapin klien. Selanjutnya data dasar itu di gunakan untuk menentukan diagnosis kerawatan, merencanakan asuhan keperawatan, serta tindakan kerawatan untuk mengatasi masalah-masalah klien. Pengumpulan data di mulai sejak klien masuk rumah sakit, selama klien di rawat secara terus menerus, serta pengkajian ulang untuk menambah/melengkapi data (Sigit,2010). a. Data dasar adalah kumpulan data yang berisikan mengenai status kesehatan klien, kemampuan klian mengelola kesehatan terhadap dirinya sendiri, dan hasil konsultasi dari medis atau profesi kesehatan lainnya. b. Data fokus adalah data tentang perubahan-perubahan atau respon klien terhadap kesehatan dan masalah kesehatannya erta hal-hal yang mencakup tindakan yang dilaksanakan terhadap klien (Sigit,2010).

8 Tujuan Pengumpulan Data a. Memperoleh informasi tentang keadaan kesehatan klien. b. Untuk menentukan masalah keperawatan dan kesehatan klien. c. Untuk menilai keadaan kesehatan klien. d. Untuk membuat keputusan yang tepat dalam menentukan langkah-langkah berikutnya: Tipe data: a. Data Subjektif Data yang didapatkan dari klien sebagai suatu pendapat terhadap suatu situasi dan kejadian. Informasi tersebut tidak bisa di tentukan oleh perawat, mencakup persepsi, perasaan, misalnya tentang nyeri, perasaan lemah, ketakutan, kecemasan, mual, perasaan malu (Sigit,2010). b. Data Objektif Adalah data yang dapat di observasi dan di ukur, dapat di peroleh menggunakan panca indera (lihat,dengar,cium,sentuh/raba) selama pemeriksaan fisik. Misalnya frequensi nadi, pernafasan, tekanan darah, berat badan, tingkat kesadaran (Sigit,2010). Karakteristik Data a. Lengkap Data yang terkumpul harus lengkap guna membantu mengatasi masalah klien yang adekuat. Misalnya klien tidak mau makan selama 3 hari. Perawat harus mengkaji lebih dalam mengenai masalah klien tersebut dengan menanyakan halhal sebagai berikut: apakah tidak mau makan karena tidak ada nafsumakan atau disengaja?, apakah karena adanya perubahan pola makan atau hal-hal yang patologis?, bagaimana respon klien mengapa tidak mau makan (Sigit, 2010). b. Akurat dan Nyata Untuk menghindari kesalahan, maka perawat harus berfikir akurat dan nyata untuk membuktikan benar tidaknya apa yang di dengar, di lihat, di amati dan di ukur melalui pemeriksaan. Apabila perawat masih kurang jelas atau kurang mengerti terhadap data yang telah di kumpulkan, maka perawat harus berkonsultasi dengan perawat yang lebih mengerti. c. Relevan Pencatatan data yang komprehensif biasanya menyebabkan banyak sekali data yang di kumpulkan, sehingga menyita waktu dalam mengidentifikasi. Kondisi

9 seperti ini bisa di antisipasi dengan membuat data komprehensif tapi singkat dan jelas. Dengan mencatat data relevan sesuai dengan masalah klien, yang merupakan data fokus terhadap masalah klien dan sesuai dengan situasi khusus (Sigit, 2010). 3. Rumusan Masalah Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada gangguan rasa nyaman nyeri (NANDA dalam Potter & Perry, 2006): a. Nyeri berhubungan dengan cedera fisik/trauma. b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan nyeri kronis, pirah baring/imobolitas. c. Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan 4. Perencanaan Tabel 2.3. Perencanaan Keparawatan No. Perencanaan Keperawatan Dx Tujuan dan Kriteria Hasil: 1. Pasien akan menunjukkan tehnik relaksasi secara individual yang aktif untuk mencapai kenyamanan. Pasien akan mempertahankan nyeri pada 4 atau kurang. Pasien akan mengenali faktor penyebab dan menggunakan tindakan untuk mecegah nyeri. Rencana tindakan Rasional Pengkajian: Lakukan pengkajian nyeri meliputi Membantu dalam lokasi, karakteristik, durasi atau mengidentifikasi derajat faktor presipitasinya ketidaknyamanan dan kebutuhan untuk keefektifan analgesik. Observasi/monitoring: Kendalikan faktor lingkungan yang Menurunkan reaksi terhadap dapat mempengaruhi respon klien stimulus dari luar dan terhadap ketidaknyamanan meningkatkan istirahat atau relaksasi

10 Pantau tanda-tanda vital Mandiri: Bantu klien dalam menentukan posisi yang nyaman Gunakan tindakan pengendalian nyeri sebelum menjadi berat Bantu klien untuk mengidentifikasi tindakan memenuhi kebutuhan rasa nyaman telah berhasil dilakukan seperti relaksasi atau kompres hangat/dingin. Kolaborasi: Perawat kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat anti nyeri Pendidikan kesehatan: - Berikan informasi tentang nyeri, seperti penyebab nyeri, seberapa lama akan berlangsung dan antisipasi ketidaknyamanan dari prosedur Nyeri yang berkelanjut akan berdampak pada peningkatan tanda-tanda vital. Merupakan indikator/derajat nyeri tidak langsung yang dialami. Membantu menurunkan ketidaknyamanan lebih lanjut Jika kondisi nyeri, keluhan nyeri masih menunjukkan tahap awal, baiknya berikan langsung terapi awal pengendalian nyeri (misalnya: nafas dalam) Akan mempermudah proses perawatan selanjutnya Mungkin diperlukan pemberian analgesik untuk mendukung proses penurunan nyeri Pasien mendapat penjelasan tentang nyeri akan lebih sedikit mengalami stress dibandingkan dengan pasien yang tidak mendapat penjelasan. 2. Tujuan dan Kriteria hasil: Pasien akan mengidentifikasi aktivitas dan situasi yang menimbulkan kecemasan berkontribusi pada intoleransi aktivitas Pasien akan menampilkan aktivitas kehidupan sehari hari dengan berbagai bantuan

11 Pasien akan berpartisipasi dalam aktivitas fisik yang dibutuhkan dengan peningkatan yang memadai, tanda tanda vital dalam batas normal Rencana tindakan Rasional Pengkajian: Kaji respon emosi, sosial dan spiritual terhadap aktivitas Evaluasi dan motivasi keinginan pasien untuk meningkatkan aktivitas Monitoring/Observasi: Tentukan penyebab keletihan Pantau pola istirahat klien dan lamanya waktu tidur Pantau asupan nutrisi Mandiri: Bantu dengan aktivitas teratur sesuai kebutuhan (misalnya berubah posisi). Batasi rangsangan lingkungan (seperti: cahaya dan kebisingan) kolaborasi: Berikan pengobatan nyeri sebelum aktivitas. Pendidikan Kesehatan: Ajarkan tentang pengaturan aktivitas dan teknik menejemen waktu Membantu dalam mengidentifikasi derajat kemampuan pasien terhadap aktivitas Mampu memberi semangat pada klien agar bisa melakukan aktivitas seperti dahulu Mampu mempermudah proses perawatan selanjutnya Mengidentifikasi penyebab terjadinya intoleransi aktivitas. Untuk memastikan keadekuatan sumber-sumber energi. Akan mempermudah pasien dalam beraktivitas. Untuk memfasilitasi relaksasi Pemberian anti nyeri akan mempermudah aktivitas klien. Untuk mencegah terjadinya kelelaha, diperlukan manajemen waktu dan pengaruh aktivitas

12 3. Tujuan dan Kriteria Hasil: Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan klien Menunjukkan kenyamanan psikologis. Klien akan menerima keterbatasan dan mencari bantuan sesuai kebutuhan. Klien akan mengekspresikan perasaan yang positif tentang hubungan yang penting bagi klien. Rencana Tindakan Rasional Pengkajian: Kaji dukungan orang yang penting Dengan mendapat dukungan dari bagi pasien orang yang penting bagi pasien akan mampu mengurangi tingkat kecemasan. Tentukan sumber ansietas. Membantu dalam mengidentifikasi derajat kecemasan pasien Monitoring/Observasi: Pantau tanda dan gejala ansietas Membantu dalam mengidentifikasi derajat kecemasan pasien Mandiri: Berikan kenyamanan fisik dan Akan mampu mengurangi tingkat keamanan. kecemasan klien. Membina hubungan saling percaya antara perawat dan pasien Meningkatkan rasa percaya pasien pada perawat Pendidikan Kesehatan: Memberikan informasi tentang prosedur yang dilakukan Mengurangi kecemasan pasien

13 PROGRAM DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT I. BIODATA IDENTITAS PASIEN Nama : Tn.E Jenis kelamin : laki-laki Umur : 63 tahun Status perkawinan : sudah menikah Agama : Protestan Pendidikan : S1 Pekerjaan : Pensiunan Alamat : Jalan. Dorowati Lorong Gereja no 28 Kecamatan Medan Perjuangan. Tanggal masuk : 28 Mei 2014 No. Register : Ruangan/kamar : Dahlia 1/ kamar 12 Golongan Darah : O Tanggal Pengkajian : 02 juni 2014 Tanggal Operasi : - Diagnosa Medis : Chephalgia II. KELUHAN UTAMA Tn.E mengatakan nyeri di daerah kepala seperti tertusuk tusuk dan nyeri bertambah jika melakukan banyak aktivitas, skala nyeri 6. III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG A. Provocative/palliative 1. Apa penyebabnya Pasien mengatakan penyakitnya disebabkan, klien terjatuh saat tidur.

14 2. Hal-hal yang memperbaiki keadaan Pasien biasanya tidur untuk mengurangi rasa nyeri, pengaturan posisi yang nyaman yaitu semi fowler. B. Quantity/quality 1. Bagaimana dirasakan Nyeri datang mendadak dan berdurasi 5 10 menit (nyeri akut) seperti tertusuk tusuk, skala nyeri Bagaimana dilihat Pasien meringis kesakitan, wajah terlihat pucat jika diberikan terapi oleh petugas kesehatan. C. Region 1. Dimana lokasinya Pasien mengatakan lokasi nyerinya pada kepala dan leher. 2. Apakah menyebar Pasien mengatakan nyeri menyebar dari kepala hingga leher. D. Severity Pasien mengatakan bahwa keaadaan ini menganggu aktivitasnya E. Time Pasien mengatakan nyeri yang dialaminya timbul jika melakukan banyak aktivitas IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU A. Penyakit yang pernah dialami Pasien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit sebelumnya. B. Pengobatan/tindakan yang dilakukan Pasien mengatakan belum pernah mendapat tindakan medis sebelumnya. C. Pernah dirawat/operasi Pasien mengatakan belum pernah dirawat maupun operasi sebelumnya D. Lama dirawat Pasien tidak mendaptkan perawatan sebelumnya, sebab klien belum pernah di rawat di rumah sakit. E. Alergi Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat alergi.

15 V. RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL A. Persepsi pasien tentang penyakitnya Pasien mengatakan nyeri yang dirasakan saat ini sangat mengganggu aktivitasnya dan selalu takut jika diberikan terapi pengobatan. B. Konsep diri a) Gambaran diri Pasien mengatakan kepalanya susah digerakkan dan takut tidak bisa kembali seperti semula lagi. b) Ideal diri Pasien mengatakan aktivitasnya menjadi terbatas c) Harga diri Pasien merasa bahwa dirinya tidak maksimal menjalani aktivitasnya d) Peran diri Setelah sakit pasien mengatakan ia merasa terganggu dengan perannya sebagai kepala keluarga. e) Identitas Pasien berperan sebagai seorang suami dan seorang ayah. C. Keadan Emosi Keadaan emosi pasien stabil, seperti masih bisa mengontrol emosinya. D. Hubungan Sosial a) Orang yang berarti orang yang berarti adalah istri b) Hubungan dengan keluarga hubungan dengan keluarga baik-baik saja c) Hubungan dengan orang lain Pasien berhubungan baik dengan orang lain d) Hambatan dalam hubungan dengan orang lain Pasien mengatakan tidak memiliki hambatan dengan orang lain. E. Spiritual a) Nilai dan kenyakinan Pasien beragama protestan,dan dalam kehidupan sehari-hari pasien melakukan aktivitas sesuai dengan ajaran dari kenyakinannya.

16 b) Kegiatan ibadah Sejak mendapat perawatan di rumah sakit, pasien melakukan kegiatan ibadah yaitu berdoa. VI. PEMERIKSAAN FISIK A. Keadaan umum Compos Mentis B. Tanda-tanda vital Suhu tubuh : 36,5 C Tekanan darah : 160/90 mmhg Nadi : 84x/menit Pernafasan : 22x/menit Skala nyeri : 6 TB : 170 cm BB : 76 kg C. Pemeriksaan Head To Toe 1) Kepala dan rambut a) Bentuk : bentuk kepala pasien simetris dan ovale. b) Ubun ubun : tepat di tengah. c) Kulit kepala : kulit kepal bersih, dan sedikit berbau. 2) Rambut a) Penyebaran dan keadaan rambut Penyebaran rambut pasien merata dan bewarna hitam. b) Bau Rambut sedikit berbau,seperti bau keringat. c) Warna kulit Warna kulit kepala dalam keadaan normal. 3) Wajah a) Warna kulit : sawo matang. b) Struktur wajah : Struktur wajah berbentuk ovale dan simetris 4) Mata a) Kelengkapan dan Kesismetrisan Mata lengkap dan simetris mata kanan dan kiri

17 b) Palpera Tidak ada oedema c) Konjungtiva dan sclera Konjungtiva bewarna merah muda dan sclera bewarna putih. d) Pupil Isokor pada mata kanan dan kiri e) Kornea dan iris Tidak ada pengapuran katarak f) Tekanan bola mata Tidak ada tekanan pada bola mata 5) Hidung a) Tulang hidung dan posisi septum nasi Tulang dan hidung dalam keadaan normal, dan sputum nasi berada di tengah b) Lubang hidung Lubang hidung ada, simetris dan terdapat rambut hidung. c) Cuping hidung Tidak terdapat pernafasan cuping hidung 6) Telinga a) Bentuk telinga simetris antara telinga kanan dan kiri b) Ukuran telinga simetris antara telinga kanan dan kiri c) Lubang telinga Telinga bersih, tidak ada sekret. d) Ketajaman pendengaran Pasien mampu mendengar dengan baik 7) Mulut dan faring a) Keadaan bibir Mukosa bibir lembab, tidak sianosis b) Keadaan gusi dan gigi tidak ada radang gusi dan karang gigi c) Keadaan lidah Lidah bersih, tidak ada sariawan.

18 d) Orofaring Tidak ada peradangan. 8) Leher a) Posisi trachea : posisi medial/normal b) Thyroid : tidak ada pembesaran kelenjar thyroid c) Suara : tidak terdapat kelainan pada suara d) Kelenjar Limfe : tidak ada pembesaran kelenjar limfe e) Vena jugularis : tidak ada distensi vena jugularis f) Denyut nadi karotis: teraba, kuat dan teratur 9) Pemeriksaan integument a) Kebersihan : kebersihan kulit pasien terpelihara b) Kehangatan : teraba hangat c) Warna : sawo matang d) Turgor : turgor kulit kembali < 2 detik e) Kelembapan : kulit lembab f) Kelainan pada kulit : tidak ada alergi pada kulit 10) Pemeriksaan thorak/dada a) Inspeksi thoraks : simetris kanan dan kiri b) Pernapasan : 24x/menit c) Tanda kesulitan bernafas : Tidak ada tanda kesulitan bernafas 11) Pemeriksaan paru a) Palpasi dan getaran suara : tidak dilakukan. b) Perkusi : Resonan c) Auskultasi : Dalam keadaan normal 12) Pemeriksaan jantung a) Inspeksi : Tidak ada pembengkakan jantung b) Palpasi : midclavicula sinistra dan dextra teratur c) Perkusi : dullness d) Auskultasi : bunyi jantung lup- dup dan frekuensi 84x/menit 13) Pemeriksaan abdomen a) Inspeksi : simetris, tidak terdapat benjolan b) Auskultasi : Terdapat peristaltic usus 5x c) Palpasi : tidak ada nyeri tekan d) Perkusi : Tidak ada suara tambahan

19 14) Pemeriksaan kelamin dan daerah sekitarnya a) Genitalia : Terdapat rambut pubis, simetris, b) Anus dan perineum : normal tidak ada kelainan 15) Pemeriksaan musculoskeletal/ekstremitas Ekstrimitas tampak simetris, terpasang infuse ringer laktat 20tpm pada ekstrimitas atas. 16) Fungsi sensorik Tidak terdapat kelainan pada fungsi sensorik VII. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI I. Pola makan dan minum a) Frekuensi makan/hari 3x/hari di tambah dengan makanan selingan. b) Nafsu/selera makan Sejak masuk rumah sakit, nafsu makan mulai berkurang. c) Nyeri ulu hati Tidak ada nyeri ulu hati d) Alergi Pasien tidak memiliki riwayat alergi pada makanan e) Mual dan muntah Tidak ada mual dan muntah. f) Waktu pemberian makan wib, wib, wib g) Jumlah dan jenis makan 1 porsi nasi h) Waktu pemberian cairan Sesuai dengan kebutuhan pasien i) Masalah makan dan minum Pasien merasa tidak ada masalah dalam makan dan minum II Perawatan diri/personal hygiene a) Kebersihan tubuh Pasien tampak bersih dan terawat b) Kebersihan gigi dan mulut Gigi dan mulut tampak bersih

20 c) Kebersihan kuku kaki dan tangan Kuku sedikit panjang dan bersih III Pola kegiatan/aktivitas a. Uraian aktivitas pasien untuk mandi, makan, eliminasi, ganti, pakaian dilakukan secara mandiri, sebahagian, atau total: Selama masa perawatan, pasien tidak mampu makan secara mandiri, dan eliminasi urine klien membutuhkan bantuan baik dari keluarga maupun petugas kesehatan. Pasien tidak bisa secara mandiri, sebab pasien hanya terbaring di atas tempat tidur, sehingga pasien membutuhkan bantuan dalam memenuhui kebutuhan dasar, begitu juga dalam hal berpakaian. b. Uraikan aktivitas ibadah pasien selama di rawat/sakit: Selama masa perawatan pasien tampak melaksanakan kegiatan ibadah yaitu berdoa. VIII POLA ELIMINASI 1. BAB a) Pola BAB : 1 2x/hari b) Karakter feses : encer. c) Riwayat perdarahan : kilen mengatakan tidak pernah mengalami perdarahan saat BAB d) Diare : klien tidak pernah mengalami diare hebat e) Penggunaan laktasif : klien tidak menggunakan laktasif 2. BAK a) Pola BAK : 7 8 x/hari b) Karakter urine : kuning, berbau khas c) Nyeri/rasa terbakar/kesulitan : pasien tidak mengalami nyeri saat berkemih d) Riwayat penyakit ginjal : pasien tidak menderita penyakit berkemih e) Penggunaan diurepetik : pasien tidak menggunakan direupetik f) Upaya mengatasi masalah : tidak terdapat masalah dalam BAK

21 2. Analisa Data No Data Etiologi Masalah Keperawatan 1 DS: Tn.E mengatakan nyeri di daerah kepala dan leher seperti tertusuk tusuk DO : 1. Tn.E terlihat meringis kesakitan 2. Tn.E tampak lemah 3. Tanda-tanda vital TD : 160/90 mmhg HR : 82X/menit RR : 22x/menit Trauma fisik Nyeri T : 36,5 C 4. Skala nyeri 6 2 DS : Tn.E mengatakan jika melakukan banyak aktivitas nyerinya akan bertambah DO : 1. Tn.E terbaring di atas tempat tidur 2. Tn.E mengalami kesulitan dalam melakukan gerakan 3. Tn.E tampak lemah 4. Tanda-tanda vital TD : 130/80mmhg HR : 84x/menit RR : 22x/menit Nyeri kepala Intoleransi aktivitas T : 36,8 C 5. Skala nyeri 5

22 3 DS: Tn.E selalu takut jika dilakukan terapi pengobatan, dan selalu bertanya tentang penyakitnya. DO: 1. Pasien tampak cemas dan Selalu bertanya jika diberikan terapi pengobatan 2. Pasien tampak gelisah Kurangnya pengetahuan klien tentang penyakitnya Ansietas 3. Rumusann Masalah MASALAH KEPERAWATAN 1. Nyeri 2. Intoleransi Aktivitas 3. Ansietas DIAGNOSA KEPERAWATAN (PRIORITAS) a) Nyeri berhubungan dengan trauma fisik ditandai dengan wajah meringis kesakitan, keadaan umum lemah, skala nyeri 6. b) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan imobilitas ditandai dengan pasien tampak lemah. c) Ansietas berhubung kurangnya pengetahuan ditandai dengan klien selalu bertanya tentang penyakitnya.

23 4. Perencanaan Perencanaan Keperawatan dan Rasional Hari/ No. Tanggal Dx Perencanaan Keperawatan Senin/02 juni Tujuan: Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan klien mengatakan nyeri berkurang dan mampu melakukan aktivitas seperti biasanya. Kriteria Hasil: Klien akan melaporkan nyeri berkurang. Rencana Tindakan Pengkajian: Lakukan pengkajian nyeri meliputi lokasi, karakteristik, durasi atau faktor presipitasinya Rasional Membantu dalam mengidentifikasi derajat ketidaknyamanan dan kebutuhan untuk keefektifan analgesik. Observasi/monitoring: Kendalikan faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi respon pasien terhadap ketidaknyamanan Pantau tanda-tanda vital Mandiri: Bantu pasien dalam menentukan posisi yang nyaman Menurunkan reaksi terhadap stimulus dari luar dan meningkatkan istirahat atau relaksasi Nyeri yang berkelanjut akan berdampak pada peningkatan tanda-tanda vital. Merupakan indikator/derajat nyeri tidak langsung yang dialami. Membantu menurunkan kenyamanan lebih lanjut

24 Gunakan tindakan Jika kondisi nyeri, keluhan nyeri pengendalian nyeri sebelum menjadi berat masih menunjukkan tahap awal, baiknya berikan langsung terapi awal pengendalian nyeri (misalnya: nafas dalam) Kolaborasi: Perawat kolaborasi dengan Mungkin diperlukan pemberian dokter dalam pemberian obat anti nyeri analgesik untuk mendukung proses penurunan nyeri. Pendidikan Kesehatan: Berikan informasi tentang Klien mendapat penjelasan nyeri, seperti penyebab nyeri, tentang nyeri akan lebih sedikit seberapa lama akan mengalami stress dibandingkan berlangsung dan antisipasi dengan klien yang tidak ketidaknyamanan dari prosedur mendapat penjelasan. Selasa/ 03 juni Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan klien menunjukkan tindakan gerakan yang aktif Kriteria Hasil: Klien akan berpatisipasi dalam aktivitas fisik yang dibutuhkan dengan peningkatan yang memadai denyut jantung, frekuensi respirasi, dan tekanan darah dalam batas normal. Rencana Tindakan Rasional Pengkajian: Kaji respon emosi, sosial dan Membantu dalam spiritual terhadap aktivitas mengidentifikasi derajat kemampuan klien terhadap aktivitas Evaluasi dan motivasi keinginan Mampu memberi semangat klien untuk meningkatkan pada klien agar bisa melakukan aktivitas aktivitas seperti dahulu

25 Monitoring/observasi: Tentukan penyebab keletihan Mampu mempermudah proses perawatan selanjutnya Pantau pola istirahat klien dan Mengidentifikasi penyebab lamanya waktu tidur Pantau asupan nutrisi terjadinya intoleransi aktivitas. Untuk memastikan keadekuatan sumber-sumber energi. Mandiri: Bantu dengan aktivitas teratur Akan mempermudah klien sesuai kebutuhan (misalnya dalam beraktivitas. berubah posisi). Batasi rangsangan lingkungan Untuk memfasilitasi relaksasi (seperti: cahaya dan kebisingan) Kolaborasi: Berikan pengobatan nyeri Pemberian anti nyeri akan sebelum aktivitas. mempermudah aktivitas klien. Pendidikan Kesehatan: Ajarkan tentang pengaturan Untuk mencegah terjadinya aktivitas dan teknik menejemen waktu. kelelaha, diperlukan manajemen waktu dan pengaruh aktivitas. Rabu/04 juni Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan klien Menunjukkan kenyamanan psikologis. Kriteria Hasil: Klien akan menerima keterbatasan dan mencari bantuan sesuai kebutuhan. Klien akan mengekspresikan perasaan yang positif tentang hubungan yang penting bagi klien. Rencana Tindakan Rasional Pengkajian: Kaji dukungan orang yang Dengan mendapat dukungan dari

26 penting bagi klien. Tentukan sumber ansietas. Monitoring/observasi: Pantau tanda dan gejala ansietas orang yang penting bagi klien akan mampu mengurangi tingkat kecemasan. Membantu dalam mengidentifikasi derajat kecemasan klien. Membantu dalam mengidentifikasi derajat kecemasan klien. Mandiri: Berikan kenyamanan fisik dan keamanan. Akan mampu mengurangi tingkat kecemasan klien.

27 5. Implementasi dan Evaluasi PELAKSANAAN KEPERAWATAN Hari/ Tanggal No. Dx Waktu Implementasi Keperawatan Evaluasi (SOAP) Senin / 02 juni Mengganti cairan infus RL, 20 tetes permenit 2. Memberi diet yaitu MB 1 S: Pasien mengatakan nyeri dibagian kepala dan leher, seperti tertusuk Mengkaji identitas tusuk dan pasien,keluhan berdurasi penyakit,riwayat penyakit dan menit pola kebiasaan sehari hari O: Melakukan pengkajian fisik pasien tampak meringis kesakitan tanda tanda vital: Mengkaji nyeri pasien - TD :140/90 meliputi lokasi, durasi dan karakteristiknya mmhg - HR : 84x/menit Mengukur tanda-tanda vital - RR : 24x/menit - T : 36,5ºC - skala nyeri : 6 A: Masalah belum teratasi P: Intervensi dilanjutkan Memantau asupan nutrisi 2. Mengkaji keinginan pasien untuk melakukan aktivitas S: Pasien mengatakan takut melakukan banyak aktivitas karena akan 3. Mengkaji faktor yang

28 menyebabkan kelelahan pasien 4. Memberikan posisi semi fowler 1. Mengkaji penyebab ansietas pada pasien 2. Menjelaskan tentang penyakitnya 3. Memantau tanda dan gejala ansietas menyebabkan nyerinya bertambah O: Pasien terbaring ditempat tidur dan sulit beraktivitas A: Masalah belum teratasi P: Intervensi dilanjutkan S: Pasien mengatakan takut dengan terapi yang diberikan akan berdampak negatif O: Pasien tampak cemas jika diberikan terapi pengobatan. A: Masalah belum teratasi P: Intervensi dilanjutkan

29 Selasa/ Memantau keadaan umum S: 03 juni pasien. Pasien mengatakan 2014 akan melakukan Melakukan pengkajian nyeri tarik nafas dalam jika nyeri kambuh Mengajarkan teknik relaksasi O: tarik nafas dalam Skala nyeri 5, posisi nyaman semi Memberi posisi semi fowler fowler, Pasien mengerti Memberi diet ekstra yaitu kue teknik tarik nafas lapis dalam A: Masalah teratasi sebagian P: Intervensi dilanjutkan Mengkaji keinginan pasien S: melakukan aktivitas Pasien mengatakan sudah bisa berdiri Mengkaji kemampuan pasien tegak dengan melakukan aktivitas bantuan istri O: Memantau asupan nutrisi Pasien tampak bersemangat Memantau pola istirahat mencoba berdiri pasien, yaitu lamanya waktu tegak dengan tidur bantuan istri, pola tidur pasien Memotivasi pasien melakukan jam di siang hari. aktivitas mandiri sesuai A: kemampuan Masalah teratasi

30 Rabu/ 04 juni Memberi diet, yaitu MB 1 sebagian P: Intervensi dilanjutkan Mengkaji dukungan orang yang penting bagi pasien 2. Memantau tanda dan gejala ansietas 3. Mengkaji tingkat ansietas pasien. 4. Mengukur tanda tanda vital S: Pasien mengatakan akan mengikuti terapi pengobatan karena dukungan dari istri O: Cemas berkurang, Tanda tanda vital TD: 130/90 mmhg HR: 82x/ menit RR: 24x/menit T: 36 C A: Masalah teratasi sebagian P: Intervensi dilanjutkan Memantau keadaan umum S: pasien Pasien mengatakan bila nyeri timbul Mengkaji nyeri pasien pasien segera melakukan tarik Memberi posisi semi fowler nafas dalam, sampai nyeri Menganjurkan pasien untuk berkurang istirahat dan memberi lingkungan tenang untuk O:

31 mengurangi peningkatan nyeri Skala nyeri 5, posisi nyaman semi fowler, Pasien tidur untuk mengurangi rasa nyeri. A: Masalah teratasi sebagian P: Intervensi dilanjutkan 1. Memberi injeksi S: ranitidin 1 amp/12 jam Pasien sudah bisa ketorolac 1 amp/ 12 jam berjalan dari ceftriaxone 1 amp/ 12 jam tempat tidur ke kamar mandi 2. Memberi diet yaitu MB 1 dengan bantuan istri, dan sudah bisa 3. Mengkaji aktivitas yang sudah berdiri tegak secara dilakukan pasien mandiri tanpa bantuan 4. Memotivasi keinginan pasien O: untuk meningkatkan aktivitas Pasien dapat berdiri tegak secara 5. Memantau pola istirahat pasien mandiri, pasien yaitu lamanya waktu tidur tampak bersemangat melakukan aktivitas A: Masalah teratasi sebagian

32 P: Intervensi dilanjutkan Mengukur tanda tanda vital S: Pasien mengatakan Memberikan kenyamanan fisik cemas yang dan keamanan dirasakan berkurang Memantau tingkat kecemasan O: pasien. Pasien tampak tenang, cemas berkurang Tanda tanda vital TD: 130/80 mmhg HR: 80x/menit RR: 22x/menit A: Masalah teratasi P: Intervensi dihentikan Kamis/ Melakukan pengkajian nyeri S: 05 juni Memberi posisi semi fowler Pasien mengatakan 2014 nyeri di kepala dan Memberikan lingkungan yang leher sudah mulai tenang untuk mengurangi berkurang peningkatan nyeri O: Mengganti cairan infus RL, 20 Skala nyeri 4, tetes permenit posisi semi fowler Menganjurkan pasien untuk TD : 130/90 mmhg istirahat HR : 84x/menit RR : 22x/menit T : 37ºC

33 Memberi injeksi ranitidin 1 amp/12 jam ketorolac 1 amp/ 12 jam ceftriaxone 1 amp/ 12 jam 2. Memberi diet yaitu MB 1 3. Memantau aktivitas pasien 4. Memotivasi pasien untuk melakukan aktivitas sesuai kemampuan 5. Memantau pola istirahat pasien dan lamanya waktu tidur 1. Menjawab pertanya klien yang berhubungan dengan ansietasnya 2. Memberikan kenyamanan fisik dan keamanan A: Maslah teratasi sebagian P: Intervensi dilanjutkan S: Pasien mengatakan Tadi pagi sudah berjalan di sekitar ruangan dengan bantuan istri O: Pasien tampak bersemangat, Pasien tidur ± 1 jam setelah melakukan aktivitas A: Masalah teratasi sebagian P: Intervensi dilanjutkan S: Pasien mengatakan sudah tidak takut dengan terapi pengobatan seperti sebelumnya Mengkaji dukungan orang yang penting bagi klien O: Cemas berkurang

34 A: Masalah teratasi P: Intervensi dihentikan Jumat/ Melakukan pengkajian nyeri S: 06 juni Memberikan diet ekstra yaitu Pasien mengatakan 2014 bolu nyeri yang Membantu pasien untuk dirasakan sudah mengidentifikasi tindakan berkurang memenuhi kebutuhan rasa O: nyaman yang telah berhasil Skala nyeri 4, dilakukan posisi nyaman semi Menciptakan suasana fowler lingkungan yang tenang untuk Pasien melakukan mengurangi peningkatan teknik tarik napas ketidaknyamanan dalam A: Masalah teratasi sebagaian P: Intervensi dilanjutkan Memberi diet yaitu MB 1 S: Pasien mengatakan Memantau aktivitas yang karena nyerinya dilakukan pasien sudah berkurang, pasien semangat Mengukur tanda tanda vital melakukan aktivitas seperti jalan dari tempat tidur ke kamar mandi secara mandiri

35 O: Pasien beraktivitas secara mandiri TD: 140/80 mmhg HR: 84x/menit RR: 22x/menit T: 36,5 C A: Masalah teratasi sebagian P: Intervensi dilanjutkan

III. RIWAYAT KESEHATANSEKARANG A.

III. RIWAYAT KESEHATANSEKARANG A. Asuhan Keperawatan kasus I. PENGKAJIAN Nama/Inisial : Tn. S Jenis kelamin : Laki-laki Umur : 28 tahun Status perkawinan : Belum menikah Agama : Islam Pendidikan : SMA Pekerjaan : - Alamat :Jl. Dusun I

Lebih terperinci

Lampiran 1 FORMAT PENGKAJIAN PASIEN I. BIODATA IDENTITAS PASIEN. Status perkawinan : sudah menikah

Lampiran 1 FORMAT PENGKAJIAN PASIEN I. BIODATA IDENTITAS PASIEN. Status perkawinan : sudah menikah Lampiran 1 FORMAT PENGKAJIAN PASIEN I. BIODATA IDENTITAS PASIEN Nama : Tn.A Jenis kelamin : laki-laki Umur : 50 tahun Status perkawinan : sudah menikah Agama : Islam Pendidikan : SMA Pekerjaan : Wiraswasta

Lebih terperinci

I. BIODATA IDENTITAS PASIEN. Jenis Kelamin : Laki - laki. Status Perkawinan : Menikah

I. BIODATA IDENTITAS PASIEN. Jenis Kelamin : Laki - laki. Status Perkawinan : Menikah PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU Lampiran 1 FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS I. BIODATA IDENTITAS PASIEN Nama : Tn. A Jenis Kelamin : Laki - laki Umur : 50 tahun Status Perkawinan

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara Lampiran I PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT I. BIODATA IDENTITAS PASIEN Nama :Tn. G Jenis Kelamin : Laki-laki Umur : 25 tahun Status Perkawinan : Belum menikah Agama : Islam Pendidikan : SMA Pekerjaan

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TERAPI MUROTTAL

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TERAPI MUROTTAL STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TERAPI MUROTTAL A. Pengertian Terapi murottal adalah rekaman suara Al-Qur an yang dilagukan oleh seorang qori (pembaca Al-Qur an), lantunan Al-Qur an secara fisik mengandung

Lebih terperinci

Lampiran 1 FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS I. BIODATA IDENTITAS PASIEN

Lampiran 1 FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS I. BIODATA IDENTITAS PASIEN Lampiran 1 FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS I. BIODATA IDENTITAS PASIEN Nama : Ny. D Jenis Kelamin : Perempuan Umur : 83 tahun Agama : Islam Pendidikan : SD Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Alamat : Jl.

Lebih terperinci

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS Lampiran 1 FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS I. BIODATA IDENTITAS PASIEN Nama : Tn. A Jenis Kelamin : Laki - laki Umur : 50 tahun Status Perkawinan : Menikah Agama : Islam Pendidikan : SMA Pekerjaan

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU Lampiran FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS I. BIODATA Identitas Pasien Nama : Tn.D Jenis Kelamin : Laki-laki Umur : 67 Tahun Status Perkawinan

Lebih terperinci

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT UMUM DR.PIRNGADI MEDAN

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT UMUM DR.PIRNGADI MEDAN Lampiran 1 A. Asuhan Keperawatan Kasus Pengkajian dalam laporan Karya Tulis Ilmiah ini menggunakan format yang telah ditentukan seperti berikut ini. FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT UMUM DR.PIRNGADI

Lebih terperinci

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT. Tanggal Masuk RS : 09 Desember 2014

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT. Tanggal Masuk RS : 09 Desember 2014 Lampiran 1 FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT I. BIODATA IDENTITAS PASIEN Nama Jenis Kelamin Umur Status perkawinan Agama Pendidikan Pekerjaan : Tn. M : Laki-laki : 34 thn : Sudah Menikah : Islam

Lebih terperinci

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT Lampiran 1 FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT I. BIODATA IDENTITAS PASIEN Nama : Tn. M Jenis Kelamin : Laki-laki Umur : 64 tahun Status Perkawinan : Sudah menikah Agama : Islam Pendidikan : SLTA Pekerjaan

Lebih terperinci

BAB II PENGELOLAAN KASUS

BAB II PENGELOLAAN KASUS BAB II PENGELOLAAN KASUS A. Konsep Dasar Aman Nyaman 1. Definisi Aman Nyaman Keamanan adalah kondisi bebas dari cedera fisik dan psikologis (Potter & Perry, 2006). Perawat harus mengkaji bahaya yang mengancam

Lebih terperinci

CATATAN PERKEMBANGAN. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan

CATATAN PERKEMBANGAN. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan LAMPIRAN CATATAN PERKEMBANGAN Implementasi dan Evaluasi Keperawatan No.Dx Hari,tanggal Implementasi Keperawatan Evaluasi (SOAP) Pukul 1. Kamis, 21 Mei Pain management S : klien mengatakan Nyeri 2015 (Manajemen

Lebih terperinci

Format Pengkajian Klien di Lingkungan V Kelurahan Harjo Sari II kecamatan Amplas Kota Medan

Format Pengkajian Klien di Lingkungan V Kelurahan Harjo Sari II kecamatan Amplas Kota Medan Format Pengkajian Klien di Lingkungan V Kelurahan Harjo Sari II kecamatan Amplas Kota Medan I. BIODATA IDENTITAS KLIEN Nama Jenis Kelamin Umur Status perkawinan Agama Pendidikan Pekerjaan Alamat kota Medan

Lebih terperinci

Lampiran Asuhan Keperawatan Kasus PROGRAM DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USUU BIODATA I. IDENTITIAS PASIEN Nama

Lampiran Asuhan Keperawatan Kasus PROGRAM DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USUU BIODATA I. IDENTITIAS PASIEN Nama Lampiran Asuhan Keperawatan Kasus PROGRAM DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USUU BIODATA I. IDENTITIAS PASIEN Nama : Tn M Jenis Kelamin : Laki - laki Umur : 19 tahun Status Perkawinan : belum menikah

Lebih terperinci

Implementasi dan Evaluasi Keperawatan No. Dx. Tindakan dan Evaluasi

Implementasi dan Evaluasi Keperawatan No. Dx. Tindakan dan Evaluasi Lampiran 1 Senin/ 17-06- 2013 21.00 5. 22.00 6. 23.00 200 7. 8. 05.00 05.30 5. 06.00 06.30 07.00 3. Mengkaji derajat kesulitan mengunyah /menelan. Mengkaji warna, jumlah dan frekuensi Memantau perubahan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Jenis kelamin : Laki-laki Suku bangsa : Jawa, Indonesia

BAB III TINJAUAN KASUS. Jenis kelamin : Laki-laki Suku bangsa : Jawa, Indonesia BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Pengkajian ini dilakukan pada tanggal 20 Juni 2011 di Ruang Lukman Rumah Sakit Roemani Semarang. Jam 08.00 WIB 1. Biodata a. Identitas pasien Nama : An. S Umur : 9

Lebih terperinci

CATATAN PERKEMBANGAN. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan Pukul Tindakan keperawatan Evaluasi. vital. nyeri, skala nyeri

CATATAN PERKEMBANGAN. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan Pukul Tindakan keperawatan Evaluasi. vital. nyeri, skala nyeri 36 LAMPIRAN CATATAN PERKEMBANGAN No. Hari/ Dx Tanggal 1,2,3 Rabu 04 juni 2014 Implementasi dan Evaluasi Keperawatan Pukul Tindakan keperawatan Evaluasi 14.00 Pantau KU pasien S: - Klien melaporkan 15.00

Lebih terperinci

Lampiran 1 ASUHAN KEPERAWATAN KASUS. 1. Pengkajian I. BIODATA IDENTITAS PASIEN. Status Perkawinan : Kawin

Lampiran 1 ASUHAN KEPERAWATAN KASUS. 1. Pengkajian I. BIODATA IDENTITAS PASIEN. Status Perkawinan : Kawin Lampiran 1 ASUHAN KEPERAWATAN KASUS 1. Pengkajian I. BIODATA IDENTITAS PASIEN Nama : Tn.M.A Jenis Kelamin : Laki-laki Umur : 55 tahun Status Perkawinan : Kawin Agama : Islam Pendidikan : SMP Pekerjaan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 8 Mei 2007 jam : Jl. Menoreh I Sampangan Semarang

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 8 Mei 2007 jam : Jl. Menoreh I Sampangan Semarang BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Pengkajian dilakukan pada tanggal 8 Mei 2007 jam 14.30 1. Identitas klien Nama Umur Jenis kelamin Alamat Agama : An. R : 10 th : Perempuan : Jl. Menoreh I Sampangan

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. R DENGAN GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN : GAGAL GINJAL KRONIK DI RUANG MELATI 1 RSDM MOEWARDI SURAKARTA

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. R DENGAN GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN : GAGAL GINJAL KRONIK DI RUANG MELATI 1 RSDM MOEWARDI SURAKARTA ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. R DENGAN GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN : GAGAL GINJAL KRONIK DI RUANG MELATI 1 RSDM MOEWARDI SURAKARTA Pengkajian dilakukan pada hari selasa tanggal 10 Juni 2014 pukul 14.00 WIB.

Lebih terperinci

A. lisa Data B. Analisa Data. Analisa data yang dilakukan pada tanggal 18 April 2011 adalah sebagai. berikut:

A. lisa Data B. Analisa Data. Analisa data yang dilakukan pada tanggal 18 April 2011 adalah sebagai. berikut: A. lisa Data B. Analisa Data berikut: Analisa data yang dilakukan pada tanggal 18 April 2011 adalah sebagai No. Data Fokus Problem Etiologi DS: a. badan terasa panas b. mengeluh pusing c. demam selama

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT Lampiran 1 I.BIODATA PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT IDENTITAS PASIEN Nama : Tn.S jenis kelamin : Perempuan Umur : 67 tahun Status Perkawinan : Menikah Agama : Islam

Lebih terperinci

CATATAN PERKEMBANGAN. Implementasi Keperawatan. Mengevaluasi tingkat mobilitas klien Mendorong partisipasi

CATATAN PERKEMBANGAN. Implementasi Keperawatan. Mengevaluasi tingkat mobilitas klien Mendorong partisipasi CATATAN PERKEMBANGAN No. Hari/tanggal Dx /pukul 1 Rabu 19 juni 2013 14.45 WIB 15.00 WIB 15.05 WIB 15.25 WIB Implementasi Keperawatan Mengevaluasi tingkat mobilitas klien Mendorong partisipasi pada aktivitas

Lebih terperinci

CATATAN PERKEMBANGAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

CATATAN PERKEMBANGAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN CATATAN PERKEMBANGAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN No.Dx Hari/Tanggal Pukul Tindakan Keperawatan Evaluasi (SOAP) I Hari pertama Senin/17 Juni 09.00-10.30 1. Mengkaji kemampuan secara fungsional

Lebih terperinci

PENGKAJIAN PNC. kelami

PENGKAJIAN PNC. kelami PENGKAJIAN PNC Tgl. Pengkajian : 15-02-2016 Puskesmas : Puskesmas Pattingalloang DATA UMUM Inisial klien : Ny. S (36 Tahun) Nama Suami : Tn. A (35 Tahun) Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Buruh Harian Pendidikan

Lebih terperinci

Status Perkawinan : Menikah : Kristen Protestan Pendidikan :

Status Perkawinan : Menikah : Kristen Protestan Pendidikan : Lampiran 1 Format Pengkajian Pasien Di Rumah Sakit I. Biodata Identitas Pasien Nama : Tn. J Jenis kelamin : Laki-laki Umur : 50 tahun Status Perkawinan : Menikah Agama : Kristen Protestan Pendidikan :

Lebih terperinci

Alamat : Jl. A. Hakim No. 28

Alamat : Jl. A. Hakim No. 28 Lampiran 1 A. BIODATA IDENTITAS PASIEN Nama Jenis Kelamin Umur Status Perkawinan Agama Pendidikan Pekerjaan : Tn. H : Laki-laki : 65 tahun : Menikah : Islam : Sarjana : Wiraswasta Alamat : Jl. A. Hakim

Lebih terperinci

PROGRAM DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU

PROGRAM DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU PROGRAM DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU FORMAT PENGKAJIAN KLIEN B Asuhan Keperawatan Kasus 1 PENGKAJIAN I BIODATA IDENTITAS KLIEN Nama : An. N A Jenis Kelamin : Perempuan Umur : 10 tahun Status

Lebih terperinci

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN Lampiran 1 FORMAT PENGKAJIAN PASIEN I. BIODATA IDENTITAS PASIEN Nama : Ny. A Jenis Kelamin : Perempuan Umur : 71 Tahun Status Perkawinan : Berpisah Agama : Islam Pendidikan : - Pekerjaan : - Alamat :Jalan

Lebih terperinci

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT. Simalungun

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT. Simalungun I. BIODATA FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT IDENTITAS PASIEN Nama Jenis Kelamin Umur : Ny. R : Perempuan : 32 tahun Status Perkawinan : Janda Agama Pendidikan Pekerjaan Alamat : Islam : SMP : Tidak

Lebih terperinci

CATATAN PERKEMBANGAN. vital. posisi semi fowler. tenang.

CATATAN PERKEMBANGAN. vital. posisi semi fowler. tenang. LAMPIRAN 1 CATATAN PERKEMBANGAN No. Dx Hari/ Tanggal 1. Rabu, 01 Juni Implementasi dan Evaluasi Keperawatan Pukul Tindakan Keperawatan Evaluasi (SOAP) 08.00 1. Mengkaji skala nyeri : 4 S : Pasien mengatakan

Lebih terperinci

BAB III RESUME KEPERAWATAN. Pengkajian dilakukan pada hari masa tanggal jam WIB di ruang Barokah 3C PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG

BAB III RESUME KEPERAWATAN. Pengkajian dilakukan pada hari masa tanggal jam WIB di ruang Barokah 3C PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG BAB III RESUME KEPERAWATAN A. PENGKAJIAN Pengkajian dilakukan pada hari masa tanggal 17-07-2012 jam 10.00 WIB di ruang Barokah 3C PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG 1. Identitas Pasien Nama Nn. S, umur 25 tahun,

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. O DENGAN CKD ON HD DI RUANG HEMODIALISA BLUD dr. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. O DENGAN CKD ON HD DI RUANG HEMODIALISA BLUD dr. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. O DENGAN CKD ON HD DI RUANG HEMODIALISA BLUD dr. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA OLEH : MEYRIA SINTANI NIM : 2012.C.04a.0314 YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA SEKOLAH TINGGI ILMU

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN

BAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN BAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN A. Pembahasan Pada bab ini penulis akan membahas tentang kesenjangan teori dan proses asuhan keperawatan yang dilakukan pada tanggal 7-9 Agustus 2014 di Ruang Prabu Kresna

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Pada bab ini akan penulis paparkan hasil pengelolaan asuhan keperawatan pada klien

BAB III TINJAUAN KASUS. Pada bab ini akan penulis paparkan hasil pengelolaan asuhan keperawatan pada klien BAB III TINJAUAN KASUS Pada bab ini akan penulis paparkan hasil pengelolaan asuhan keperawatan pada klien post Sectio Caesaria dengan indikasi Preeklamsia di Ruang Baitu Nisa RS Sultan Agung pada tanggal

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara BAB II PEMBAHASAN A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar Gangguan Rasa Nyaman : Nyeri Kronik Rasa nyaman berupa terbebas dari rasa yang tidak menyenangkan adalah suatu kebutuhan

Lebih terperinci

PROGRAM DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU FORMAT PENGKAJIAN PASIEN KOMUNITAS

PROGRAM DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU FORMAT PENGKAJIAN PASIEN KOMUNITAS Lampiran PROGRAM DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU FORMAT PENGKAJIAN PASIEN KOMUNITAS I. BIODATA Nama : Ny. N Jenis Kelamin : Perempuan Umur : 23 Tahun Status Perkawinan : Menikah Agama : Islam

Lebih terperinci

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT Lampiran 1 FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT I. BIODATA IDENTITAS PASIEN Nama Jenis Kelamin Umur Agama Pendidikan Pekerjaan Alamat : Tn.R : Laki-laki : 26 tahun : Islam : SMK : Wiraswasta : Jl.Panca

Lebih terperinci

BAB II PENGELOLAAN KASUS. 2.1 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Rasa Nyaman( Nyeri)

BAB II PENGELOLAAN KASUS. 2.1 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Rasa Nyaman( Nyeri) BAB II PENGELOLAAN KASUS 2.1 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Rasa Nyaman( Nyeri) 2.1.1 Pengertian Nyeri Nyeri akut disebabkan oleh aktivitasi nosiseptor, biasanya berlangsung dalam

Lebih terperinci

PROGRAM DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT

PROGRAM DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT PROGRAM DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT I. BIODATA IDENTITAS PASIEN Nama : Tn. E Jenis Kelamin : Laki-Laki Umur : 36 tahun Status Perkawinan : Menikah

Lebih terperinci

PMR WIRA UNIT SMA NEGERI 1 BONDOWOSO Materi 3 Penilaian Penderita

PMR WIRA UNIT SMA NEGERI 1 BONDOWOSO Materi 3 Penilaian Penderita Saat menemukan penderita ada beberapa hal yang harus dilakukan untuk menentukan tindakan selanjutnya, baik itu untuk mengatasi situasi maupun untuk mengatasi korbannya. Langkah langkah penilaian pada penderita

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Setelah menguraikan asuhan keperawatan pada Ny. W dengan post

BAB V PENUTUP. Setelah menguraikan asuhan keperawatan pada Ny. W dengan post BAB V PENUTUP Setelah menguraikan asuhan keperawatan pada Ny. W dengan post ovarektomi dextra atas indikasi kista ovarium yang merupakan hasil pengamatan langsung pada klien yang dirawat di ruang Bougenvile

Lebih terperinci

CATATANPERKEMBANGAN. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan. Pukul Tindakan Keperawatan Evaluasi (SOAP) WIB (skala nyeri : 8)

CATATANPERKEMBANGAN. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan. Pukul Tindakan Keperawatan Evaluasi (SOAP) WIB (skala nyeri : 8) Lampiran CATATANPERKEMBANGAN Implementasi dan Evaluasi Keperawatan No.Dx Hari/ Tanggal 1 Selasa 18 Juni Pukul Tindakan Keperawatan Evaluasi (SOAP) 20.20 -Mengkaji skala nyeri klien (skala nyeri : 8) nyeri

Lebih terperinci

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN POST PARTUM RETENSIO PLACENTA

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN POST PARTUM RETENSIO PLACENTA MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN POST PARTUM RETENSIO PLACENTA ` Di Susun Oleh: Nursyifa Hikmawati (05-511-1111-028) D3 KEPERAWATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI 2014 ASUHAN KEPERAWATAN

Lebih terperinci

FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA AKADEMI KEPERAWATAN PANTI WALUYA MALANG

FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA AKADEMI KEPERAWATAN PANTI WALUYA MALANG FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA AKADEMI KEPERAWATAN PANTI WALUYA MALANG 1. IDENTITAS KLIEN Nama : Jenis Kelamin : Umur : Suku : Alamat : Agama : Pendidikan : Status Perkawinan : Tanggal

Lebih terperinci

BAB II PENGELOLAAN KASUS. 2.1 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Gangguan Rasa Nyaman: Nyeri.

BAB II PENGELOLAAN KASUS. 2.1 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Gangguan Rasa Nyaman: Nyeri. BAB II PENGELOLAAN KASUS 2.1 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Gangguan Rasa Nyaman: Nyeri. Kolcaba dalam Potter & Perry (2005), mendefinisikan kenyamanan sebagai suatukeadaan telah terpenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN FORMAT PENGKAJIAN PASIEN 1. Pengkajian I. Biodata Nama : Tn. T Jenis Kelamin : Laki-laki Umur : 71 Tahun Status Perkawinan : Sudah Menikah Agama : Islam Pendidikan : SMP Pekerjaan : Petani Alamat : Jln.

Lebih terperinci

BAB I DEFENISI A. LATAR BELAKANG

BAB I DEFENISI A. LATAR BELAKANG BAB I DEFENISI A. LATAR BELAKANG Rumah sakit merupakan tempat pelayanan kesehatan secara bio,psiko,sosial dan spiritual dengan tetap harus memperhatikan pasien dengan kebutuhan khusus dengan melakukan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA KASUS

BAB III ANALISA KASUS BAB III ANALISA KASUS 3.1 Pengkajian Umum No. Rekam Medis : 10659991 Ruang/Kamar : Flamboyan 3 Tanggal Pengkajian : 20 Mei 2011 Diagnosa Medis : Febris Typhoid a. Identitas Pasien Nama : Nn. Sarifah Jenis

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NN.S POST SEKSIO SESAREA DI RUANG ALAMANDA RSHS BANDUNG. Di Susun oleh : Nama : Venti Apriani Fatimah NPM :

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NN.S POST SEKSIO SESAREA DI RUANG ALAMANDA RSHS BANDUNG. Di Susun oleh : Nama : Venti Apriani Fatimah NPM : ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NN.S POST SEKSIO SESAREA DI RUANG ALAMANDA RSHS BANDUNG Di Susun oleh : Nama : Venti Apriani Fatimah NPM : 220112130533 UNIVERSITAS PADJADJARAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN BANDUNG

Lebih terperinci

BAB II RESUME KEPERAWATAN WIB, pasien dirawat dengan Fraktur Femur pada hari ke empat:

BAB II RESUME KEPERAWATAN WIB, pasien dirawat dengan Fraktur Femur pada hari ke empat: 11 BAB II RESUME KEPERAWATAN A. Pengkajian Pengkajian dilakukan pada hari Senin tanggal 22 Januari 20007 jam 07.30 WIB, pasien dirawat dengan Fraktur Femur pada hari ke empat: 1. Biodata. a. Identitas

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Pengkajian pada Ny. S dilakukan pada tanggal 11 Mei 2007 sedangkan pasien masuk RSU Dr. Kariadi tanggal 8 Mei 2007 1. Biodata Biodata pasien Ny. S, 25 tahun, jenis

Lebih terperinci

BAB II PENGELOLAAN KASUS

BAB II PENGELOLAAN KASUS BAB II PENGELOLAAN KASUS 1.1. Konsep Dasar Defisit Perawatan Diri 1. Definisi Defisit Perawatan Diri Pemenuhan personal hygiene diperlukan untuk kenyamanan individu, keamanan, dan kesehatan. Kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II PENGELOLAAN KASUS

BAB II PENGELOLAAN KASUS BAB II PENGELOLAAN KASUS 2.1 Konsep Dasar Nyeri Pengalaman sensori serta emosi yang tidak menyenangkan dan meningkat akibat adanya kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, digambarkan dalam istilah

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. Bab ini penulis membahas mengenai permasalahan tentang respon nyeri

BAB V PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. Bab ini penulis membahas mengenai permasalahan tentang respon nyeri BAB V PEMBAHASAN DAN SIMPULAN A. Pembahasan Bab ini penulis membahas mengenai permasalahan tentang respon nyeri terhadap prosedur pemasangan infus dan membandingkan antara teori yang sudah ada dengan kenyataan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. nafas dan nutrisi dengan kesenjangan antara teori dan intervensi sesuai evidance base dan

BAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. nafas dan nutrisi dengan kesenjangan antara teori dan intervensi sesuai evidance base dan BAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN A. Pembahasan Bab ini membahas tentang gambaran pengelolaan terapi batuk efektif bersihan jalan nafas dan nutrisi dengan kesenjangan antara teori dan intervensi sesuai evidance

Lebih terperinci

BAB II PENGELOLAAN KASUS. A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar

BAB II PENGELOLAAN KASUS. A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar BAB II PENGELOLAAN KASUS A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar Rasa Nyaman: Nyeri Akut Menurut Mahon (1994) dalam Potter dan Perry (2005), nyeri merupakan suatu kondisi yang

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. memberikan asuhan keperawatan terhadap Ny. A post operasi sectio caesarea

BAB IV PEMBAHASAN. memberikan asuhan keperawatan terhadap Ny. A post operasi sectio caesarea 38 BAB IV PEMBAHASAN Berdasarkan hasil kasus asuhan keperawatan yang di lakukan pada Ny. A post operasi sectio caesarea dengan indikasi fetal distres di bangsal Annisa RS PKU Muhammadyah Surakarta, maka

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Lukman RS Roemani Semarang, data diperoleh dari hasil wawancara dengan

BAB III TINJAUAN KASUS. Lukman RS Roemani Semarang, data diperoleh dari hasil wawancara dengan BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Keperawatan Pengkajian dilakukan pada tanggal 10 Mei 2010 jam 10.00 di Ruang Lukman RS Roemani Semarang, data diperoleh dari hasil wawancara dengan pasien, keluarga

Lebih terperinci

III. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

III. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG I. PENGKAJIAN isteri (klien) Suami Nama : Ny.S Tn. H Umur : 21 Tahun 22 Tahun Agama : Islam Islam Pendidikan : SMA SMU Pekerjaan : Ibu rumah tangga Wiraswasta Suku / Bangsa : Jawa Jawa Alamat : Ngawi Ngawi

Lebih terperinci

5. Pengkajian. a. Riwayat Kesehatan

5. Pengkajian. a. Riwayat Kesehatan 5. Pengkajian a. Riwayat Kesehatan Adanya riwayat infeksi saluran pernapasan sebelumnya : batuk, pilek, demam. Anoreksia, sukar menelan, mual dan muntah. Riwayat penyakit yang berhubungan dengan imunitas

Lebih terperinci

C. Penyimpangan Tidur Kaji penyimpangan tidur seperti insomnia, somnambulisme, enuresis, narkolepsi, night terrors, mendengkur, dll

C. Penyimpangan Tidur Kaji penyimpangan tidur seperti insomnia, somnambulisme, enuresis, narkolepsi, night terrors, mendengkur, dll Asuhan Keperawatan Dalam Pemenuhan Kebutuhan Istirahat Dan Tidur 1.2.1 Pengkajian Aspek yang perlu dikaji pada klien untuk mengidentifikasi mengenai gangguan kebutuhan istirahat dan tidur meliputi pengkaiian

Lebih terperinci

cairan berlebih (Doenges, 2001). Tujuan: kekurangan volume cairan tidak terjadi.

cairan berlebih (Doenges, 2001). Tujuan: kekurangan volume cairan tidak terjadi. I. Rencana Tindakan Keperawatan 1. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan berlebih (Doenges, 2001). Tujuan: kekurangan volume cairan tidak terjadi. a. Tekanan darah siastole

Lebih terperinci

BAB III RESUME KEPERAWATAN

BAB III RESUME KEPERAWATAN BAB III RESUME KEPERAWATAN A. PENGKAJIAN 1. Identitas pasien Pengkajian dilakukan pada hari/ tanggal Selasa, 23 Juli 2012 pukul: 10.00 WIB dan Tempat : Ruang Inayah RS PKU Muhamadiyah Gombong. Pengkaji

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Dalam bab ini penulis akan melaporkan tentang pemberian asuhan

BAB III TINJAUAN KASUS. Dalam bab ini penulis akan melaporkan tentang pemberian asuhan BAB III TINJAUAN KASUS Dalam bab ini penulis akan melaporkan tentang pemberian asuhan keperawatan pada Ny. F dengan diagnosa medis post sectio caesaria indikasi ketuban pecah dini di ruang Bougenville

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Tanggal dilakukan pengkajian 14 Juni 2005 pada jam WIB.

BAB III TINJAUAN KASUS. Tanggal dilakukan pengkajian 14 Juni 2005 pada jam WIB. BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Tanggal dilakukan pengkajian 14 Juni 2005 pada jam 10.30 WIB. 1. Biodata a. Identitas Pasien Nama Klien Ny. S, umur 35 tahun, jenis kelamin perempuan, alamat Kalisegoro

Lebih terperinci

BAB II PENGELOLAAN KASUS Konsep Dasar Perawatan Diri/Personal Hygiene Defenisi Perawatan Diri/Personal Hygiene

BAB II PENGELOLAAN KASUS Konsep Dasar Perawatan Diri/Personal Hygiene Defenisi Perawatan Diri/Personal Hygiene BAB II PENGELOLAAN KASUS 2.1. Konsep Dasar Perawatan Diri/Personal Hygiene 2.1.1. Defenisi Perawatan Diri/Personal Hygiene Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi kebutuhannya

Lebih terperinci

TUGAS SISTEM INTEGUMEN

TUGAS SISTEM INTEGUMEN TUGAS SISTEM INTEGUMEN PENGKAJIAN PADA PASIEN GANGGUAN SISTEM INTEGUMEN DENGAN DIAGNOSA MEDIS TINEA KRURIS Oleh : MUHAMMAD FAHRI NIM: 108 STYC 15 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Keamanan 2.1.1 Definisi Keamanan Keamanan adalah keadaan aman dan tenteram (Tarwoto dan Wartonah, 2010). Keamanan tidak hanya mencegah rasa sakit atau cedera tapi

Lebih terperinci

: Jl. Bajak IV Gg. Hidayah Golongan Darah : o Tanggal Pengkajian : 18 mei 2015 Diagnosa Medis : stroke

: Jl. Bajak IV Gg. Hidayah Golongan Darah : o Tanggal Pengkajian : 18 mei 2015 Diagnosa Medis : stroke Lampiran I. BIODATA IDENTITAS PASIEN Nama : Ny.H Jenis Kelamin : Perempuan Umur : 78 tahun Status Perkawinan : Menikah Pendidikan : SMP Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Alamat : Jl. Bajak IV Gg. Hidayah Golongan

Lebih terperinci

- Nyeri dapat menyebabkan shock. (nyeri) berhubungan. - Kaji keadaan nyeri yang meliputi : - Untuk mengistirahatkan sendi yang fragmen tulang

- Nyeri dapat menyebabkan shock. (nyeri) berhubungan. - Kaji keadaan nyeri yang meliputi : - Untuk mengistirahatkan sendi yang fragmen tulang 3. PERENCANAAN TINDAKAN PERAWATAN NO DIAGNOSA KEPERAWATAN Gangguan rasa nyaman TUJUAN DAN HASIL YANG DIHARAPKAN Tujuan : RENCANA TINDAKAN - Kaji keadaan nyeri yang meliputi : RASIONAL - Nyeri dapat menyebabkan

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara BAB II PENGELOLAAN KASUS A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar Rasa Nyaman (Nyeri) Nyeri adalah perasaan yang tidak nyaman yang sangat subjektif dan hanya orang yang mengalaminya

Lebih terperinci

CATATAN PERKEMBANGAN. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan No. Hari/tanggal Pukul Tindakan Keperawatan Evaluasi. 2. Mengkaji tandatanda

CATATAN PERKEMBANGAN. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan No. Hari/tanggal Pukul Tindakan Keperawatan Evaluasi. 2. Mengkaji tandatanda Lampiran 1 CATATAN PERKEMBANGAN Implementasi dan Evaluasi Keperawatan No. Hari/tanggal Pukul Tindakan Keperawatan Evaluasi Dx I Selasa, 03 08.00 1. Mengkaji identitas pasien, keluhan utama, riwayat kesehatan

Lebih terperinci

LAPORAN KASUS / RESUME DIARE

LAPORAN KASUS / RESUME DIARE LAPORAN KASUS / RESUME DIARE A. Identitas pasien Nama lengkap : Ny. G Jenis kelamin : Perempuan Usia : 65 Tahun T.T.L : 01 Januari 1946 Status : Menikah Agama : Islam Suku bangsa : Indonesia Pendidikan

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN DEMAM CHIKUNGUNYA Oleh DEDEH SUHARTINI

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN DEMAM CHIKUNGUNYA Oleh DEDEH SUHARTINI ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN DEMAM CHIKUNGUNYA Oleh DEDEH SUHARTINI A. PENGERTIAN Chikungunya berasal dari bahasa Shawill artinya berubah bentuk atau bungkuk, postur penderita memang kebanyakan membungkuk

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 CATATAN PERKEMBANGAN HARI 1. No. Dx. Hari/Tanggal. Tindakan Keperawatan. Rabu/ 1. Tindakan mandiri 4 Juni 2014

LAMPIRAN 1 CATATAN PERKEMBANGAN HARI 1. No. Dx. Hari/Tanggal. Tindakan Keperawatan. Rabu/ 1. Tindakan mandiri 4 Juni 2014 LAMPIRAN 1 CATATAN PERKEMBANGAN HARI 1 Hari/Tanggal No. Dx Pukul Tindakan Keperawatan Rabu/ 1 4 Juni 2014 18.45 WIB 1. Mengauskultasi suara nafas, serta adanya suara tambahan 18.50 WIB 18.55 WIB 19.00

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT Lampiran 1 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT I. BIODATA IDENTITAS PASIEN Nama : Ny.R Jenis Kelamin : perempuan Umur : 33 Tahun Status Perkawinan

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT PADA PASIEN NY. S DENGAN CONGESTIVE HEART FAILURE (CHF) DI IGD RS HAJI JAKARTA

ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT PADA PASIEN NY. S DENGAN CONGESTIVE HEART FAILURE (CHF) DI IGD RS HAJI JAKARTA ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT PADA PASIEN NY. S DENGAN CONGESTIVE HEART FAILURE (CHF) DI IGD RS HAJI JAKARTA A. PENGKAJIAN 1. IDENTITAS No. Rekam Medis : 55-13-XX Diagnosa Medis : Congestive Heart Failure

Lebih terperinci

PROSES TERJADINYA MASALAH

PROSES TERJADINYA MASALAH PROSES TERJADINYA MASALAH ` PREDISPOSISI PRESIPITASI BIOLOGIS GABA pada sistem limbik: Neurotransmiter inhibitor Norepineprin pada locus cereleus Serotonin PERILAKU Frustasi yang disebabkan karena kegagalan

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN CA SERVIKS DI RUANG MAWAR RS. Dr. H. KOESNADI BONDOWOSO N A M A : RIA ROHMA WATI N I M :

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN CA SERVIKS DI RUANG MAWAR RS. Dr. H. KOESNADI BONDOWOSO N A M A : RIA ROHMA WATI N I M : ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN CA SERVIKS DI RUANG MAWAR RS. Dr. H. KOESNADI BONDOWOSO N A M A : RIA ROHMA WATI N I M : 112310101015 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER PERSETUJUAN

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS Pada bab ini penulis akan melaporkan asuhan keperawatan pada klien Ny. S. dengan mioma uteri di ruang B-3 Gynekologi RSP Kariadi Semarang. Adapun data yang di peroleh dari wawancara,

Lebih terperinci

Proses Keperawatan pada Bayi dan Anak. mira asmirajanti

Proses Keperawatan pada Bayi dan Anak. mira asmirajanti Proses Keperawatan pada Bayi dan Anak mira asmirajanti introduction Perawat merawat manusia sebagai mahluk yang unik dan utuh, menerapkan pendekatan komprehensif dan merencanakan perawatan bersifat individual

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengumpulan/Penyajian Data Dasar Secara Lengkap

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengumpulan/Penyajian Data Dasar Secara Lengkap BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Pengumpulan/Penyajian Data Dasar Secara Lengkap Tanggal : 22 Maret 2016 Pukul : 10.30 WIB Data subjektif pasien Ny. T umur 50 tahun bekerja

Lebih terperinci

BAB III TIJAUAN KASUS. Pada bab ini penulis akan membicarakan tentang tinjauan kasus dari pelaksanaan

BAB III TIJAUAN KASUS. Pada bab ini penulis akan membicarakan tentang tinjauan kasus dari pelaksanaan BAB III TIJAUAN KASUS Pada bab ini penulis akan membicarakan tentang tinjauan kasus dari pelaksanaan asuhan keperawatan pada An. A dengan Gastroenteritis dehidrasi sedang di ruang luqman Rumah Sakit Roemani

Lebih terperinci

CATATAN PERKEMBANGAN. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan NO. DX Hari/Tanggal Pukul (wib) Tindakan Keperawatan 1 Senin/17 Juni

CATATAN PERKEMBANGAN. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan NO. DX Hari/Tanggal Pukul (wib) Tindakan Keperawatan 1 Senin/17 Juni CATATAN PERKEMBANGAN Implementasi Evaluasi Keperawatan NO. DX Hari/Tanggal Pukul (wib) Tindakan Keperawatan 1 Senin/17 Juni 16.00 1. Mengkaji 2013 kemampuan menelan 2. Mengidentifik asi aya mual/muntah.

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian keperawatan dilakukan pada tanggal 30 Maret 2011 dengan hasil. Jenis kelamin : Perempuan

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian keperawatan dilakukan pada tanggal 30 Maret 2011 dengan hasil. Jenis kelamin : Perempuan BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Pengkajian keperawatan dilakukan pada tanggal 30 Maret 2011 dengan hasil sebagai berikut : 1. Identitas klien Nama : Ny. S Umur : 49 Tahun Jenis kelamin : Perempuan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengumpulan atau Penyajian Data Dasar Secara Lengkap

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengumpulan atau Penyajian Data Dasar Secara Lengkap BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. Pengumpulan atau Penyajian Data Dasar Secara Lengkap Pengumpulan dan penyajian data penulis lakukan pada tanggal 22 Maret 2016 pukul 06.45

Lebih terperinci

BAB II PENGELOLAAN KASUS. A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Kebutuhan dengan Masalah Kebutuhan Dasar Manusia Nyaman (Nyeri)

BAB II PENGELOLAAN KASUS. A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Kebutuhan dengan Masalah Kebutuhan Dasar Manusia Nyaman (Nyeri) BAB II PENGELOLAAN KASUS A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Kebutuhan dengan Masalah Kebutuhan Dasar Manusia Nyaman (Nyeri) Nyeri adalah perasaan yang tidak nyaman yang sangat subjektif dan hanya orang

Lebih terperinci

nonfarmakologi misalnya, teknik

nonfarmakologi misalnya, teknik LAMPIRAN CATATAN PERKEMBANGAN Hari Pertama Hari/ tanggal/ Waktu Rabu, 20 Mei 2015 Pukul 09.00-10.30 No. Implementasi DX 1. 9. Mengkaji keluhan nyeri meliputi lokasi, karakteristik, awitan/durasi, frekuensi,

Lebih terperinci

Implementasi dan Evaluasi Keperawatan Pukul Implementasi keperawatan Evaluasi (SOAP) 0-10), karakteristiknya dikepala (misal: berat,berdenyut, O:

Implementasi dan Evaluasi Keperawatan Pukul Implementasi keperawatan Evaluasi (SOAP) 0-10), karakteristiknya dikepala (misal: berat,berdenyut, O: Lampiran CATATAN PERKEMBANGAN No Hari/ Dx tanggal 1 Rabu/ 04.06.14 Implementasi dan Evaluasi Keperawatan Pukul Implementasi keperawatan Evaluasi (SOAP) 14.00 - Mengkaji skala nyeri, catat S:pasien intensitasnya

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. RSUD dr. H. Soewondo Kendal pada tanggal 15 sampai dengan 18 April 2011.

BAB III TINJAUAN KASUS. RSUD dr. H. Soewondo Kendal pada tanggal 15 sampai dengan 18 April 2011. BAB III TINJAUAN KASUS Asuhan keperawatan dilakukan terhadap Tn. S dari pengkajian thypoid di RSUD dr. H. Soewondo Kendal pada tanggal 15 sampai dengan 18 April 2011. A. PENGKAJIAN Pengkajian dilakukan

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara BAB II PENGELOLAAN KASUS A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Dengan masalah Kebutuhan Dasar Aman dan Nyaman: Nyeri. Kenyamanan adalah Konsep sentral tentang kiat Keperawatan. Donahue (1989) Meringkaskan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada hari Sabtu tanggal 22 Maret 2014 pukul WIB Ny Y datang ke

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada hari Sabtu tanggal 22 Maret 2014 pukul WIB Ny Y datang ke digilib.uns.ac.id BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL I. PENGUMPULAN/PENYAJIAN DATA DASAR Pada hari Sabtu tanggal 22 Maret 2014 pukul 22.07 WIB Ny Y datang ke RSUD Sukoharjo dengan membawa

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan. Bab ini penulis akan membahas tentang tindakan keperawatan

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan. Bab ini penulis akan membahas tentang tindakan keperawatan BAB V PEMBAHASAN A. Pembahasan Bab ini penulis akan membahas tentang tindakan keperawatan pemberian latihan ROM aktif pada pasien stroke non hemoragik untuk meningkatkan kekuatan otot pada Tn. M berusia

Lebih terperinci

BAB III RESUME ASUHAN KEPERAWATAN

BAB III RESUME ASUHAN KEPERAWATAN BAB III RESUME ASUHAN KEPERAWATAN Pada bab ini penulis melakukan pengkajian pada tanggal 14 Mei 2007 jam 09.00 WIB dan memperoleh data 3 dari catatan keperawatan dan catatan medis, serta wawancara dengan

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA COR + FRAKTUR KLAVIKULA. Umur : 32 tahun Tgl. MRS : 14 Januari 2016

ASUHAN KEPERAWATAN PADA COR + FRAKTUR KLAVIKULA. Umur : 32 tahun Tgl. MRS : 14 Januari 2016 ASUHAN KEPERAWATAN PADA COR + FRAKTUR KLAVIKULA A. Pengkajian Identitas Klien Nama : Asroful Mu minin No. Reg : - Umur : 32 tahun Tgl. MRS : 14 Januari 2016 (Jam 21.32 WIB) Jenis Kelamin : L Diagnosis

Lebih terperinci

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU AKSEPTOR KB TERHADAP NY. Y DI BPS HERTATI

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU AKSEPTOR KB TERHADAP NY. Y DI BPS HERTATI ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU AKSEPTOR KB TERHADAP NY. Y DI BPS HERTATI Oleh : Rita Purnamasari Tanggal : 11 November 2011 Waktu : 10.00 WIB I. PENGKAJIAN A. IDENTITAS ISTERI SUAMI Nama : Ny. Y Tn. A Umur

Lebih terperinci

BAB II PENGELOLAAN KASUS. A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Rasa Nyaman Nyeri.

BAB II PENGELOLAAN KASUS. A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Rasa Nyaman Nyeri. BAB II PENGELOLAAN KASUS A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Rasa Nyaman Nyeri. 1. Konsep Dasar Nyeri a. Defenisi Nyeri Nyeri merupakan respons subjektif terhadap

Lebih terperinci

Rumah Sakit Umum Daerah Manokwari Jln. Bhayangkara No. 01 Manokwari Papua Barat

Rumah Sakit Umum Daerah Manokwari Jln. Bhayangkara No. 01 Manokwari Papua Barat Rumah Sakit Umum Daerah Manokwari Jln. Bhayangkara No. 01 Manokwari Papua Barat Pengkajian merupakan tahap awal proses keperawatan dan merupakan suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari

Lebih terperinci