Universitas Sumatera Utara

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Universitas Sumatera Utara"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Keamanan Definisi Keamanan Keamanan adalah keadaan aman dan tenteram (Tarwoto dan Wartonah, 2010). Keamanan tidak hanya mencegah rasa sakit atau cedera tapi keamanan juga dapat membuat individu aman dalam aktifitasnya, mengurangi stres dan meningkatkan kesehatan umum. Keamanan fisik (biologic safety) merupakan keadaan fisik yang aman terbebas dari ancaman kecelakaan dan cedera (injury) baik secara mekanis, thermis, elektris maupun bakteriologis. Kebutuhan keamanan fisik merupakan kebutuhan untuk melindungi diri dari bahaya yang mengancam kesehatan fisik, yang pada pembahasan ini akan difokuskan pada providing for safety atau memberikan lingkungan yang aman (Fatmawati, 2009). Kebutuhan akan keamanan adalah kebutuhan untuk melindungi diri dari bahaya fisik. Ancaman terhadap keselamatan seseorang dapat dikategorikan sebagai ancaman mekanis, kimiawi, termal dan bakteriologis. Kebutuhan akan keamanan terkait dengan konteks fisiologis dan hubungan interpersonal. Keamanan fisiologis berkaitan dengan sesuatu yang mengancam tubuh dan kehidupan seseorang. Dalam konteks hubungan interpersonal bergantung pada banyak faktor, seperti kemampuan berkomunikasi, kemampuan mengontrol masalah, kemampuan memahami, tingkah laku yang konsisten dengan orang lain, serta kemampuan memahami orang-orang di sekitarnya dan lingkungannya (Asmadi, 2005). Konsep dasar keamanan terkait dengan kemampuan seseorang dalam menghindari bahaya, yang ditentukan oleh pengetahuan dan kesadaran serta motivasi orang tersebut untuk melakukan tindakan pencegahan. Ada tiga faktor penting yang terkait dengan keamanan yaitu: tingkat pengetahuan dan kesadaran individu, kemampuan fisik dan mental untuk melakukan upaya pencegahan, serta lingkungan fisik yang membahayakan atau berpotensi menimbulkan bahaya (Roper, 2002) Karakteristik Keamanan 1. Pervasiveness (insidensi) Keamanan bersifat pervasive artinya luas mempengaruhi semua hal. Artinya klien membutuhkan keamanan pada seluruh aktifitasnya seperti makan, bernafas, tidur, kerja, dan bermain. 9

2 10 2. Perception (persepsi) Persepsi seseorang tentang keamanan dan bahaya mempengaruhi aplikasi keamanan dalam aktifitas sehari-harinya. Tindakan penjagaan keamanan dapat efektif jika individu mengerti dan menerima bahaya secara akurat. 3. Management (pengaturan) Ketika individu mengenali bahaya pada lingkungan klien akan melakukan tindakan pencegahan agar bahaya tidak terjadi dan itulah praktek keamanan. Pencegahan adalah karakteristik mayor dari keamanan (Fatmawati, 2009) Klasifikasi Keamanan 1. Keamanan fisik Mempertahankan keamanan fisik melibatkan keadaan mengurangi atau mencegah ancaman pada tubuh atau kehidupan. Ancaman tersebut mungkin penyakit, kecelakaan, bahaya, pada lingkungan. Pada saat sakit seorang klien mungkin rentan terhadap komplikasi seperti infeksi, oleh karena itu bergantung pada profesional dalam sistem pelayan kesehatan untuk perlindungan. Memenuhi kebutuhan keselamatan fisik kadang mengambil prioritas lebih dahulu di atas pemenuhan kebutuhan fisiologis. Misalnya, seorang perawat mungkin perlu melindungi klien dari kemungkinan jatuh dari tempat tidur sebelum memberikan perawatan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi (Potter dan Perry, 2005). 2. Keamanan psikologis Untuk selamat dan aman secara psikologi, seorang manusia harus memahami apa yang diharapkan dari orang lain, termasuk anggota keluarga dan profesional pemberi perawatan kesehatan. Seseorang harus mengetahui apa yang diharapkan dari prosedur, pengalaman yang baru, dan hal-hal yang dijumpai dalam lingkungan. Setiap orang merasakan beberapa ancaman keselamatan psikologis pada pengalaman yang baru dan yang tidak dikenal (Potter dan Perry, 2005). Orang dewasa yang sehat secara umum mampu memenuhi kebutuhan keselamatan fisik dan psikologis merekat tanpa bantuan dari profesional pemberi perawatan kesehatan. Bagaimanapun, orang yang sakit atau cacat lebih rentan terancam kesejahteraan fisik dan emosinya, sehingga intervensi yang dilakukan perawat adalah untuk membantu melindungi mereka dari bahaya (Potter dan Perry, 2005). 10

3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keamanan Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan keamanan (Wartonah, 2010): 1. Usia Pada usia anak-anak tidak terkontrol dan tidak mengetahui akibat dari apa yang dilakukan. Pada orang tua/lansia akan mudah sekali jatuh atau rapuh tulang. 2. Tingkat kesadaran Pada pasien koma, menurunnya respon terhadap rangsang, paralisis, disorientasi dan kurang tidur. 3. Emosi Emosi seperti kecemasan, deperesi, dan marah akan mudah sekali terjadi dan berpengaruh terhadap masalah keselamtan dan keamanan. 4. Status mobilitas Keterbatasan aktivitas, pararlisis, kelemahan otot, dan kesadaran menurun memudahkan terjadinya resiko injuri/gangguan integritas kulit. 5. Gangguan persepsi sensori Kerusakan sensori akan mempengaruhi adaptasi terhadap rangsangan yang berbahaya seperti gangguan penciuman dan penglihatan. 6. Informasi/komunikasi Gangguan komunikasi seperti aphasia atau tidak dapat membaca dapat menimbulkan kecelakaan. 7. Penggunaan antibiotik yang tidak rasional Antibiotik dapat menimbulkan resisten dan anafilaktik syok. 8. Keadaan imunitas Gangguan imunitas akan menimbulkan daya tahan tubuh yang kurang sehingga mudah terserang penyakit. 9. Ketidakmampuan tubuh dalam memproduksi sel darah putih Sel darah putih berfungsi sebagai pertahanan tubuh terhadap suatu penyakit. 10. Status nutrisi Keadaan nutrisi yang kurang dapat menimbulkan kelemahan dan mudah terserang penyakit demikian sebaliknya, kelebihan nutrisi beresiko terhadap penyakit tertentu. 11. Tingkat pengetahuan Kesadaran akan terjadinya gangguan keselamatan dan keamanan dapat diprediksi sebelumnya 11

4 12 Kaplan dan Sadock (2007), mengatakan bahwa faktor yang menyebabkan gangguan keamanan yang berisiko terhadap bunuh diri: 1. Perbedaan jenis kelamin 2. Usia 3. Ras 4. Agama 5. Status pernikahan 6. Kependudukan 7. Iklim 8. Kesehatan fisik 9. Penyakit mental 10. Pasien jiwa 11. Gangguan depresi 12. Skizofrenia 13. Ketergantungan alkohol 14. Ketergantungan zat lainnya 15. Gangguan kepribadian 16. Gangguan kecemasan 17. Perilaku bunuh diri sebelumnya 2.2 Proses Keperawatan Keamanan Pengkajian Perawat memberikan perawatan kepada klien dan keluarga di dalam komunitas dan tempat pelayanan kesehatan. Untuk memastikan lingkungan yang aman, perawat perlu memahami hal-hal yang memberi konstribusi keamanan rumah, komunitas, atau lingkungan pelayanan kesehatan, dan kemudian mengkaji berbagai ancaman terhadap keamanan klien dan lingkungan. Pengkajian yang dilakukan kepada klien antara lain pengkajian terhadap riwayat dan pemeriksaan fisik. Pengkajian terhadap lingkungan, termasuk rumah klien dan tempat pelayanan kesehatan, mencakup inspeksi pada fasilitas tersebut. Pengkajian keamanan bisa dilakukan pada level komunitas dan pada level lembaga pemberi layanan kesehatan itu sendiri (Potter dan Perry, 2005). Hal ini bisa dilakukan pada semua tingkatan usia mulai dari bayi sampai lansia dengan menyoroti 12

5 13 gaya hidup, status mobilisasi, perubahan sensorik, dan kesadaran klien terhadap keamanan. Isaack (2014), mengatakan bahwa pengkajian untuk keamanan pasien bisa dilakukan dengan mengkaji : 1. Riwayat. Tinjau kembali riwayat klien untuk adanya stressor pencetus dan data yang signifikan. a. Kerentanan genetik-biologik (riwayat keluarga) b. Peristiwa hidup yang menimbulkan stres c. Hasil pemeriksaan status mental d. Riwayat psikiatrik dan kepatuhan terhadap pengobatan di masa lalu e. Riwayat pengobatan f. Penggunaan obat dan alkohol g. Riwayat pendidikan dan pekerjaan 2. Kaji klien untuk adanya gejala-gejala karakteristik a. Apakah anda percaya bahwa anda menderita suatu penyakit? b. Apakah anda pernah dirawat sebelumnya? Apa yang bermanfaat bagi anda saat itu? c. Menurut anda, apa yang menjadi kelebihan anda? Apa yang anda anggap sebagai kesulitan-kesulitan anda? d. Apakah anda mendengar suara-suara yang tidak didengar oleh orang lain atau melihat hal-hal yang tidak dilihat oleh orang lain? e. Apakah anda percaya bahwa seseorang atau sekelompok orang berencana untuk menentang atau mencoba menyakiti anda? f. Obat apa yang anda minum? Apakah anda mengalami masalah dengan obat anda? g. Siapa yang anda anggap sebagai orang yang dapat membantu dalam hidup anda? h. Apa aktivitas anda sehari-hari? i. Kegiatan dan acara apa yang anda sukai? 3. Kaji sistem pendukung keluarga dan komunitas, termasuk: a. Pengaturan hidup saat ini dan tingkat pengawasan b. Keterlibatan dan dukungan keluarga c. Manajer kasus atau ahli terapi d. Partisipasi dalam program pengobatan komunitas 13

6 14 4. Kaji pengetahuan dasar klien dan keluarga. Kaji apakah klien dan keluarganya mempunyai pengetahuan yang cukup tentang: a. Gangguan skizofrenia b. Rekomendasi medikasi dan pengobatan c. Tanda-tanda kekambuhan d. Tindakan untuk mengurangi stres 5. Analisis gejala positif dan negatif 6. Analisis kekuatan dan kelemahan klien, terutama: kemampuan mengurus diri, sosialisasi, komunikasi, menguji realitas, keterampilan pekerjaan. 7. Analisis faktor-faktor yang meningkatkan risiko ekspresi perilaku yang tidak disadari, termasuk: agitasi, maraha, curiga, adanya halusinasi yang mengancam Rumusan Masalah Berdasarkan Nurjannah (2012), tentang pengkajian keamanan hingga kemungkinan diagnosa yang muncul, maka dapat diuraikan skema kebutuhan dasar pada keamanan seperti di bawah ini: 14

7 Keamanan Keamanan Lingkungan Risiko pada tahap perkembangan Faktor risiko terhadap individu Risiko pada perawatan kesehatan Kebutuhan dasar Pengurangan bahaya fisik Pengurangan transmisi patogen Pengontrolan polusi Masalah psikologi Gaya hidup Mobilisasi Kerusakan/ masalah sensorik Kesadaran terhadap keamanan Oksigen Nutrisi Suhu & Kelembaban Pencahayaan obstacles Pengurangan bahaya di kamar mandi Affective orientation Resiko trauma Ekspresi ingin mati/ riwayat bunuh diri Resiko bunuh diri Kemungkinan diagnosa Riwayat kekerasan pada orang lain Resiko perilaku kekerasan pada orang lain 15 Resiko jatuh Kesulitan kognitif/ emosional Resiko trauma Riwayat kekerasan pada diri sendiri Resiko perilaku kekerasan pada diri sendiri Penurunan kemampuan motorik/ penurunan koordinasi otot Resiko jatuh Resiko trauma Kesulitan mendengar Disfungsi sensori Penurunan sensori olfsktori Penurunan sensori Resiko trauma Resiko trauma Resiko trauma Resiko jatuh

8 Diagnosa Keperawatan Fortinash dan Holoday-Worret (2000), mengatakan bahwa diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien skizofrenia adalah : 1. Gangguan komunikasi verbal 2. Ketidakefektifan koping individu 3. Risiko bunuh diri 4. Risiko perilaku kekerasan pada diri sendiri 5. Risiko perilaku kekerasan pada orang lain 6. Gangguan proses pikir 7. Isolasi sosial 8. Gangguan proses keluarga 9. Kurang perawatan diri: mandi, berpakaian, makan/minum, buang air kecil dan buang air besar. Berdasarkan Nurjannah (2012), diagnosa keperawatan yang muncul pada pengkajian kebutuhan dasar keamanan adalah: 1. Risiko trauma 2. Risiko jatuh 3. Risiko injuri 4. Risiko perilaku kekerasan pada diri sendiri 5. Risiko perilaku kekerasan pada orang lain 6. Risiko bunuh diri Sedangkan berdasarkan analisis terhadap kebutuhan keamanan maka berdasarkan skema diatas, diagnosa keperawatan yang bisa muncul adalah : 1. Risiko bunuh diri 2. Rissiko perilaku kekerasan terhadap diri sendiri 3. Risiko perilaku kekerasan terhadap orang lain 4. Risiko trauma 5. Risiko injuri Perencanaan Perawat merencanakan intervensi teraupetik untuk klien dengan risiko tinggi atau aktual mengalami gangguan keamanan. Tujuan keseluruhan untuk klien yang mengalami ancaman keamanan adalah klien terbebas cedera. Perawat merencanakan intervensi yang individual dengan berdasarkan pada beratnya risiko yang dihadapi klien, tahap perkembangan, status kesehatan, dan gaya hidup klien. 16

9 17 Intervensi keperawatan dirancang untuk memberikan perawatan yang aman dan efisien. Berikut ini adalah tujuan potensial yang berfokus pada kebutuhan klien terhadap keamanan : 1. Bahaya yang dapat dimodifikasi dalam lingkungan rumah berkurang 2. Klien akan menggunakan obat-obatan dan peralatan dengan benar dan melakukan tindakan pengobatan. 3. Klien mengidentifikasi dan menghindari risiko yang mungkin dialami dalam komunitas Perawat dan klien bekerja sama dalam membuat mempertahankan keterlibatan klien dalam menciptakan lingkungan yang aman di rumah sakit dan di rumah (Potter dan Perry, 2005). 1. Tetapkan tujuan yang realistis bersama klien. Pada awalnya, seorang mungkin harus menetapkan tujuan yang terbatas, bergantung pada tingkat kerusakan klien yang dikaji. 2. Tetapkan kriteria hasil yang diinginkan bagi klien dengan gangguan skizofrenia. Klien tersebut akan: a. Menunjukkan penurunan tingkat ansietas b. Berinteraksi dengan perawat atau anggota tim pengobatan c. Mempertahankan higiene personal dan aktivitas hidup sehari-hari d. Mengurangi atau menghentikan perilaku yang dianggap aneh atau tidak tepat e. Membedakan antara pikiran dan perasaan yang berasal dari dalam diri dan yang berasal dari lingkungan eksternal f. Meningkatkan interaksi sosial yang pantas g. Mengidentifikasi pernyataan diri yang positif h. Bekerja sama dalam menyusun rencana pengobatan dan ingin melanjutkannya dengan rekomendasi asuhan komunitas i. Menyampaikan secara verbal pengetahuaanya tentang penyakit, rencana pengobatan, medikasi, tanda-tanda kekambuhan dan teknik-teknik manajemen stres 3. Tetapkan kriteria hasil yang diinginkan bagi keluarga yang memiliki anggota keluarga penderita skizofrenia. Keluarga tersebut akan: a. Mengekspresikan perasaan tentang kekhawatiran individu 17

10 18 b. Mengungkapkan secara verbal pengetahuan tentang penyakit, rencana pengobatan, medikasi, tanda-tanda kekambuhan, penanganan krisis dan penatalaksanaan gejala (Isaacs, 2004) Implementasi Keperawatan Implementasi keperawatan ditujukan untuk meningkatkan dan mempertahankan keamanan klien. Karena sebagian besar tindakan keperawatan dapat diterapkan pada semua lingkungan, maka intervensi tersebut harus terdiri dari dua bagian, yaitu: pertimbangan tahap perkembangan dan perlindungan lingkungan. Kategori pertama dari intervensi mencakup intervensi yang spesifik untuk mengurangi risiko pada setiap kelompok perkembangan usia (Potter dan Perry, 2005) Evaluasi Keperawatan Rencana keperawatan yang dirancang untuk mengurangi risiko cedera pada klien, dievaluasi dengan cara membandingkan kriteria hasil dengan tujuan yang ditetapkan selama tahap perencanaan. Jika tujuan telah dicapai, maka intervensi keperawatan dengan efektif dan tepat. Jika tidak tercapai, maka perawat harus menentukan apakah ada risiko baru yang berkembang pada klien atau apakah risiko sebelumnya tetap ada. Lingkungan yang aman berperan penting dalam meningkatkan, mempertahankan dan memulihkan kesehatan. Dengan menggunakan proses keperawatan, perawat mengkaji klien dan lingkungannya untuk menentukan faktor risiko, mengelompokkan faktor-faktor risiko, membuat diagnosa keperawatan, merencanakan intervensi yang spesifik, termasuk pendidikan kesehatan (Potter dan Perry, 2005). Evaluasi hasil: 1. Klien mengidentifikasi perasaan internalnya terhadap ansietas dan menggunakan tindakan koping 2. Klien dapat menjaga kebersihan dan perawatan dirinya 3. Klien berkomunikasi tanpa menunjukkan pemikiran disosiasi 4. Klien dapat membedakan antara pikiran dan perasaan yang distimulasi dari dalam dirinya dan yang distimulasi dari luar 5. Klien menunjukkan berkurangnya atau terkendalinya cara berpikir magis, waham, halusinasi, dan ilusi 6. Klien menunjukkan perbaikan interaksi sosial dengan orang lain 7. Klien menunjukkan afek yang sesuai dengan perasaan, pikiran dan situasi 18

11 19 PROGRAM DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU 2.3 Asuhan Keperawatan Kasus Pengkajian I. BIODATA IDENTITAS PASIEN Nama : Ny. X Jenis Kelamin : Perempuan Umur : 40 tahun Status Perkawinan : Belum menikah Agama : Islam Pendidikan : Tidak sekolah Pekerjaan : Tidak bekerja Alamat : Kec. Medan Denai Kota Medan Tanggal Masuk RS : No. Register : Ruangan/kamar : RRG (Ruang Rawat Gabungan)/2 Golongan darah : - Tanggal pengkajian : Tanggal operasi : Klien tidak melakukan operasi Diagnosa Medis : Skizofrenia Paranoid II. KELUHAN UTAMA : Klien mengatakan sering mendengarkan suara-suara yang meminta klien untuk bunuh diri dan meminta klien untuk pergi. Klien mengatakan sulit tidur, klien juga pernah lari dari ruangan inap menuju jalan raya dan mengatakan lebih baik pergi daripada dimarahi. III. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU A. Penyakit yang pernah dialami: sebelumnya klien pernah merasakan sakit pada daerah mata dan tidak mendapatkan pengobatan secara khusus karena tidak mengganggu aktivitas klien. B. Pengobatan/tindakan yang dilakukan: tidak ada tindakan ataupun pengobatan yang dilakukan oleh klien. 19

12 20 C. Pernah dirawat/operasi: klien tidak pernah melakukan operasi. D. Lama dirawat: klien tidak pernah dirawat. E. Alergi: klien tidak memiliki riwayat alergi. IV. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA A. Orang tua: kedua orang tua klien tidak memiliki riwayat penyakit yang sama seperti klien. Tapi saat ini orang tua klien sering sakit karena usianya sudah lanjut. B. Saudara kandung: klien memiliki enam saudara kandung. Keenam saudara klien tidak memiliki penyakit yang serius. C. Penyakit keturunan yang ada: tidak ada penyakit keturunan dikeluarga klien. D. Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa: klien tidak memiliki saudara ataupun keluarga yang mengalami gangguan jiwa seperti yang dialami klien. E. Anggota keluarga yang meninggal: tidak ada anggota keluarga klien yang meninggal. V. RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL A. Persepsi pasien terhadap penyakitnya: klien mengatakan sudah lama mendengarkan suara-suara tersebut tapi hingga sekarang tidak sembuhsembuh juga. B. Konsep diri - Gambaran diri: klien mengatakan tubuhnya tetap seperti biasa dan menerima apa yang ada pada dirinya. - Ideal diri: klien mengatakan ingin cepat sembuh dan keluar dari rumah sakit. Supaya bisa bekerja sesuai dengan keinginannya. - Harga diri: klien mengatakan selalu membuat orang lain kesusahan terutama kedua orang tuanya. - Peran diri: klien seorang anak dan kakak tertua. C. Keadaan emosi: saat klien diajak berbicara, klien memberikan respon yang berbeda terhadap apa yang ditanyakan. Terkadang klien memberikan jawaban tentang apa yang ditanyakan, akan tetapi klien juga 20

13 21 berbicara dengan nada yang keras dan menolak berbicara dengan orang lain. D. Hubungan sosial - Orang yang berarti: klien mengatakan dekat dengan ibunya. - Hubungan dengan keluarga: klien mengatakan dekat dengan keluarganya terutama kepda orang tua dan keenam saudara kandungnya. - Hubungan dengan orang lain: klien mengatakan tidak suka terhadap teman sekamar klien - Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain: klien mengatakan jika berbicara dengan teman sekamarnya selalu marah kepadanya. Oleh karena itu klien jarang berbicara kepadanya E. Spiritual - Nilai dan keyakinan: klien selalu berdoa disaat pagi dan malam hari dengan harapan cepat sembuh. - Kegiatan ibadah: klien hanya berdoa di tempat tidur. VI. STATUS MENTAL - Tingkat kesadaran: compos mentis - Penampilan: tidak rapi, tidak memakai celana dengan benar, klien selalu memegangi celananya. Sementara sudah diajarkan bagaimana memakai celana dengan benar. - Pembicaraan: saat berbicara dengan lawan bicaranya, klien berbicara dengan cepat. - Afek: tidak sesuai - Interaksi selama wawancara: kontak mata kurang - Persepsi: pendengaran - Proses pikir: flight of ideas, saat berbicara klien tidak fokus pada satu arah pembahasan. Klien selalu bercerita dengan topik yang berbeda. - Waham: Curiga, klien selalu mengatakan bahwa orang yang satu kamar dengan klien tidak menyukainya dan selalu marah-marah kepadanya. 21

14 22 VII. PEMERIKSAAN FISIK A. Keadaan Umum B. Tanda-tanda vital - Tekanan darah : 100/80 mmhg - Nadi : 80 x/m - Pernafasan : 20 x/m - TB : 150 cm - BB : 38 kg C. Pemeriksaan Head to toe Kepala dan rambut - Ubun-ubun : normal, tidak ada ditemukan adanya tonjolan - Kulit kepala : kurang bersih, ditemukan adanya ketombe Rambut - Penyebaran dan keadaan rambut : rambut tampak jarang, dan sudah mulai memutih - Bau : tidak berbau dan rambut terasa lengket saat dipegang Wajah - Warna kulit : hitam - Struktur wajah : simetris, tulang pipi tampak menonjol Mata - Kelengkapan dan kesimetrisan : kedua mata lengkap dan simetris antara mata sebelah kanan dan kiri. - Palbebra : tidak dilakukan pemeriksaan. - Konjungtiva dan sklera : tidak ada ditemukan adanya pucat dan ikterik - Pupil : tidak dilkukan pemeriksaan. - Cornea dan iris : tidak dilakukan pemeriksaan. - Visus : tidak dilakukan pemeriksaan 22

15 23 Hidung - Tulang hidung dan posisi septum nasi: tidak ditemukan adanya kelainan dan letaknya di medial. - Lubang hidung : normal dan simetris - Cuping hidung : normal dan tidak ada kelainan Telinga - Bentuk telinga : bentuk antara telinga kanan dan kiri normal - Ukuran telinga : ukuran antara telinga kanan dan kiri simetris. - Lubang telinga : tidak ditemukan adanya serumen pada lubang telinga - Ketajaman pendengaran : dapat mendengarkan dengan baik Mulut dan faring - Keadaan bibir : bibir tampak kering - Keadaan gusi dan gigi : gusi dan gigi terlihat bersih, tidak ditemikan adanya karies pada gigi - Keadaan lidah : lidah tampak bersih - Orofaring : tidak dilakukan pemeriksaan Leher - Posisi trachea : posisi trachea normal. - Thyroid : tidak ditemukan adanya pembengkakan pada thyroid. - Suara : suara terdengar jelas - Kelenjar limfe : tidak dilakukan pemeriksaan - Vena jugularis : tidak dilakukan pemeriksaan - Denyut nadi karotis : tidak dilakukan pemeriksaan Pemeriksaan integumen - Kebersihan : kurang bersih, adanya bintik hitam seperti bekas luka pada kulit klien. 23

16 24 - Kehangatan : kulit terasa hangat - Warna : kulit berwarna hitam - Turgor : kembali <2 detik - Kelembaban : kulit tampak kering - Kelainan pada kulit : tidak ditemukan adanya kelainan pada kulit Pemeriksaan payudara dan ketiak - Ukuran dan bentuk : ukuran dan bentuk payudara simetris - Warna payudara dan areola : areola berwarna hitam - Kondisi payudara dan putting : tidak ditemukan adanya kelainan antara payudara dan puting - Aksila dan clavicula : tidak ditemukan adanya kelainan benjolan pada aksila Pemeriksaan thoraks/dada - Inspeksi thoraks : simetris antara kanan dan kiri dan tidak ditemukan kelainan atau luka - Pernafasan : pernafasannya teratur 20 x/menit - Tanda kesulitan bernafas : tidak ditemukan tanda kesulitan bernafas Pemeriksaan paru - Palapasi getaran suara : tidak dilakukan pemeriksaan - Perkusi : tidak dilakukan pemeriksaan - Auskultasi : tidak dilakukan pemeriksaan Pemeriksaan jantung - Inspeksi : tidak dilakukan pemeriksaan - Palpasi : tidak dilakukan pemeriksaan - Perkusi : tidak dilakukan pemeriksaan - Auskultasi : tidak dilakukan pemeriksaan 24

17 25 Pemeriksaan abdomen - Inspeksi : tidak ditemukan adanya luka ataupun pembengkakan pada abdomen - Auskultasi : tidak dilakukan pemeriksaan - Palpasi : tidak dilakukan pemeriksaan - Perkusi : tidak dilakukan pemeriksaan Pemeriksaan kelamin dan daerah sekitarnya - Genitalia : tidak dilakukan pemeriksaan - Anus dan perineum : tidak dilakukan pemeriksaaan Pemeriksaan muskuloskeletal/ekstremitas: kekuatan otot dalam rentang normal, tidak ditemukan edema pada kedua ekstremitas klien. Hanya saja tampak kurang bersih pada kedua ekstremitas bawah klien. Pemeriksaan neurologi: tidak dilakukan pemeriksaan secara khusus pada neurologi Fungsi motorik: berfungsi dengan baik. Klien dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri: berjalan, ganti pakaian, mandi, makan, buang air besar dan kecil VIII. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI I. Pola makan dan minum - Frekuensi makan : 3 x/hari - Nafsu/selera makan : klien menghabiskan makanan yang telah disediakan. - Nyeri ulu hati : tidak ditemukan adanya nyeri ulu hati - Alergi : klien tidak memiliki riwayat alergi - Mual dan muntah : klien tidak mengalami ataupun merasakan mual dan muntah - Waktu pemberian makan : WIB, WIB, 18.0 IB 25

18 26 - Jumlah dan jenis makanan : klien makan makanan biasa yang telah disediakan oleh rumah sakit - Waktu pemberian cairan/minum : tidak ditentukan, sesuai dengan kebutuhan klien. - Masalah makan dan minum : klien tidak mengalami kesulitan dalam menelan dan mengunyah makanan. II. Perawatan diri/personal hygiene - Kebersihan tubuh: kebersihan tubuh klien kurang, klien mandi tidak menggunakan sabun mandi - Kebersihan gigi dan mulut: gigi dan mulut tampak bersih - Kebersihan kuku kaki dan tangan: kuku tangan dan kaki klien tampak panjang dan kurang bersih dan berwarna hitam III. Pola kegiatan/aktivitas Mandi dan makan dilakukan klien secara mandiri, buang air besar dan kecil dilakukan secara mandiri tanpa bantuan perawat atau orang lain, ganti pakaian dilakukan secara mandiri dan kerapian dalam berpakaian dibantu oleh perawat. IV. Pola eliminasi 1. BAB - Pola BAB : 1 x/hari - Karakter feses : tidak dilakukan pemeriksaan - Riwayat perdarahan : tidak ditemukan adanya riwayat perdarahan - BAB terakhir : sehari yang lalu - Diare : klien tidak mengalami diare - Penggunaan laksatif : tidak menggunakan laksatif 2. BAK - Pola BAK : 4-5 kali sehari - Karakter urin : tidak dilakukan pemeriksaan - Nyeri/rasa terbakar/kesulitan BAK: tidak ditemukan nyeri/rasa terbakar/kesulitan saat BAK 26

19 27 - Riwayat penyakit ginjal/kandung kemih : tidak ada riwayat penyakit ginjal - Penggunaan diuretik : tidak menggunakan diuretik - Upaya mengatasi masalah : tidak ditemukan adanya masalah V. Mekanisme koping - Adaptif : Bicara dengan orang lain Obat-obatan yang digunakan klien - Zophrena : 2 mg (2x1) - Trihexyphenidyl: 2 mg (2x1) - Alprazolam : 0,5 mg (1x1) - Iodemer 27

20 Analisa Data No. Data Penyebab Masalah Keperawatan 1. Ds: klien mengatakan sering Mendengar suara mendengar suara yang yang meminta klien memintanya untuk bunuh diri dan memintanya untuk pergi Do: klien sering berbicara dan bunuh diri, berbicara dan tertawa sendiri tertawa sendiri, terkadang wajah Risiko bunuh diri klien tampak senang dan tibatiba berubah menjadi murung. klien mengatakan lebih baik pergi dan mati saja 2. Ds: klien mengatakan sulit tidur karena takut suara-suara yang didengarnya muncul lagi. Do: klien tampak gelisah, letih, duduk sendiri saat waktu tidur. risiko bunuh diri Halusinasi pendengaran Takut suara-suara yang didengarnya muncul Klien takut tidur Deprivasi tidur Klien tampak gelisah, duduk sendiri saat waktu tidur Deprivasi tidur 28

21 Rumusan Masalah Masalah keperawatan 1. Risiko bunuh diri berhubungan dengan halusinasi pendengaran ditandai dengan klien mengatakan sering mendengar suara yang memintanya untuk bunuh diri dan pergi, klien juga tampak berbicara sendiri serta tertawa sendiri, terkadang wajah tampak senang dan tiba-tiba berubah murung. 2. Deprivasi tidur berhubungan dengan halusinasi pendengaran ditandai dengan klien mengatakan sulit tidur karena takut suara yang didengarnya muncul lagi, klien juga tampak gelisah, letih, serta duduk sendiri saat waktu tidur. 29

22 Perencanaan Kperawatan Hari/ No. Tanggal Dx Perencanaan Keperawatan Senin, 02 Juni Tujuan dan Kriteria Hasil : Tujuan : Klien tidak bunuh diri dengan indikator yang diberikan: 1. Mengungkapkan perasaan dengan skala 3 2. Mengekspresikan rasa harapan dengan skala 3 3. Meminta bantuan saat perasaan ingin menghancurkan diri sendiri muncul dengan skala 3 4. Mengatakan gagasan untuk bunuh diri dengan skala 3 5. Menahan diri untuk mencari cara bunuh diri dengan skala 3 Kriteria Hasil : Menunjukkan pengendalian diri terhadap bunuh diri, yang dibuktikan oleh skala 3: 1. Mengungkapkan perasaan, 2. Mengekspresikan rasa harapan, 3. Meminta bantuan saat perasaan ingin menghancurkan diri sendiri muncul, 4. Mengatakan gagasan untuk bunuh diri, 5. Menahan diri untuk mencari cara bunuh diri. Rencana Tindakan Rasional NIC Manajemen halusinasi; dengan 1. Menyediakan aktivitas; keamanan dan 1. Bina hubungan kepercayaan pemulihan pada kepada klien, disfungsi alam 2. Ciptakan lingkungan yang aman, 3. Memberikan kesempatan perasaan klien 2. Melakukan pencegahan untuk kepada klien untuk tidak mencederai mendiskusikan halusinasinya, diri sendiri ataupun 30

23 31 4. Monitor kemampuan perawatan diri klien, 5. Memantau adanya halusinasi yang mengarah kepada kekerasan atau membahayakan diri sendiri Pencegahan bunuh diri; dengan aktivitas; 1. Lindungi klien terhadap apa yang membahayakan dirinya, 2. Jauhkan hal-hal yang berbahaya dari lingkungan sekitar klien mencederai orang lain 3. Memfasilitasi sikap positif klien pada situasi tertentu 4. Menurunkan risiko bahaya yang sengaja ditimbulkan oleh klien yang bertujuan mengakhiri hidupnya Hari/ Tanggal Selasa, 03 Juni 2014 No. Dx Perencanaan Keperawatan 2. Tujuan dan Kriteria Hasil : Klien menunjukkan tidur/sleep yang dibuktikan oleh skala 3: 1. Jam tidur minimal 5 jam/24 jam dengan skala 3 2. Jumlah waktu tidur yang terobservasi dengan skala 3 3. Pola tidur dengan skala 3 4. Kualitas tidur dengan skala 3 5. Efisiensi tidur (rasio tidur/jumlah waktu tidur) dengan skala 3. Rencana Tindakan Rasional Peningkatan tidur; dengan 1. Memfasilitasi siklus aktivitas; tidur dan bangun yang Pantau pola tidur dan teratur jumlah tidur klien 2. Menciptakan Menyesuaikan keamanan untuk lingkungan untuk peningkatan alam 31

24 32 mempromosikan tidur Manajemen halusinasi; dengan aktivitas; 1. Bina hubungan kepercayaan kepada klien, 2. Ciptakan lingkungan yang aman, 3. Memberikan kesempatan kepada klien untuk mendiskusikan halusinasinya, 4. Monitor kemampuan perawatan diri klien, 5. Memantau adanya halusinasi yang mengarah kepada kekerasan atau membahayakan diri sendiri perasaan yang baik kepada klien 3. Menyediakan keamanan dan pemulihan pada disfungsi alam perasaan klien 4. Melakukan pencegahan untuk tidak mencederai diri sendiri ataupun mencederai orang lain 5. Memfasilitasi sikap positif klien pada situasi tertentu 32

25 Pelaksanaan Keperawatan Hari/ No. Tanggal Dx Implementasi Keperawatan Senin, 1 Manajemen halusinasi; dengan 02 Juni 2014 aktivitas; 1. Membina hubungan kepercayaan kepada klien, 2. Menciptakan lingkungan yang aman, 3. Memberikan kesempatan kepada klien untuk mendiskusikan halusinasinya, 4. Monitor kemampuan perawatan diri klien, 5. Memantau adanya halusinasi yang mengarah kepada kekerasan atau membahayakan diri sendiri Pencegahan bunuh diri; dengan aktivitas; Memberikan klien terhadap apa yang membahayakan dirinya, Menjauhkan hal-hal yang berbahaya dari lingkungan sekitar klien Evaluasi (SOAP) S: klien mengatakan masih mendengar suara-suara yang meminta klien untuk bunuh diri O: klien tampak berbicara dan tertawa sendiri A: masalah teratasi sebagian P: Mengungkapkan perasaan skala indikator 3 dengan menajemen halusinasi yang diberikan Mengekspresikan rasa harapan skala indikator 3 dengan menajemen halusinasi yang diberikan Meminta bantuan saat perasaan ingin menghancurkan diri sendiri muncul skala indikator 3 dengan manajemen 33

26 34 Senin, 02 Juni Peningkatan tidur; dengan aktivitas; 1. Memantau pola tidur dan jumlah tidur klien 2. Menyesuaikan lingkungan untuk mempromosikan tidur Manajemen halusinasi; dengan aktivitas; 1. Membina hubungan kepercayaan kepada klien, 2. Menciptakan lingkungan yang aman, 3. Memberikan kesempatan kepada klien untuk mendiskusikan halusinasinya, halusinasi yang diberikan Mengatakan gagasan untuk bunuh diri skala indikator 3 dengan manajemen halusinasi yang diberikan Menahan diri untuk mencari cara bunuh diri skala indikator 3 dengan manajemen halusinasi yang diberikan S: klien mengatakan sulit untuk tidur akibat suarasuara yang memintanya untuk bunuh diri. O: klien tidak tidur saat waktu tidur dan hanya duduk di tempat tidur. A: masalah teratasi sebagian P: Jam tidur minimal 5 jam/24 jam skala indikator 3 dengan manajemen 34

27 35 4. Monitor kemampuan perawatan diri klien, 5. Memantau adanya halusinasi yang mengarah kepada kekerasan atau membahayakan diri sendiri peningkatan tidur yang diberikan Jumlah waktu tidur yang terobservasi skala indikator 3 dengan manajemen peningkatan tidur yang diberikan Pola tidur skala indikator 3 dengan manajemen peningkatan tidur yang diberikan Kualitas tidur skala indikator 3 dengan manajemen peningkatan tidur yang diberikan Efisiensi tidur (rasio tidur/jumlah waktu tidur) skala indikator 3 dengan manajemen peningkatan tidur yang diberikan 35

III. RIWAYAT KESEHATANSEKARANG A.

III. RIWAYAT KESEHATANSEKARANG A. Asuhan Keperawatan kasus I. PENGKAJIAN Nama/Inisial : Tn. S Jenis kelamin : Laki-laki Umur : 28 tahun Status perkawinan : Belum menikah Agama : Islam Pendidikan : SMA Pekerjaan : - Alamat :Jl. Dusun I

Lebih terperinci

I. BIODATA IDENTITAS PASIEN. Jenis Kelamin : Laki - laki. Status Perkawinan : Menikah

I. BIODATA IDENTITAS PASIEN. Jenis Kelamin : Laki - laki. Status Perkawinan : Menikah PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU Lampiran 1 FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS I. BIODATA IDENTITAS PASIEN Nama : Tn. A Jenis Kelamin : Laki - laki Umur : 50 tahun Status Perkawinan

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TERAPI MUROTTAL

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TERAPI MUROTTAL STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TERAPI MUROTTAL A. Pengertian Terapi murottal adalah rekaman suara Al-Qur an yang dilagukan oleh seorang qori (pembaca Al-Qur an), lantunan Al-Qur an secara fisik mengandung

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara Lampiran I PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT I. BIODATA IDENTITAS PASIEN Nama :Tn. G Jenis Kelamin : Laki-laki Umur : 25 tahun Status Perkawinan : Belum menikah Agama : Islam Pendidikan : SMA Pekerjaan

Lebih terperinci

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT. Tanggal Masuk RS : 09 Desember 2014

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT. Tanggal Masuk RS : 09 Desember 2014 Lampiran 1 FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT I. BIODATA IDENTITAS PASIEN Nama Jenis Kelamin Umur Status perkawinan Agama Pendidikan Pekerjaan : Tn. M : Laki-laki : 34 thn : Sudah Menikah : Islam

Lebih terperinci

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS Lampiran 1 FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS I. BIODATA IDENTITAS PASIEN Nama : Tn. A Jenis Kelamin : Laki - laki Umur : 50 tahun Status Perkawinan : Menikah Agama : Islam Pendidikan : SMA Pekerjaan

Lebih terperinci

Lampiran 1 FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS I. BIODATA IDENTITAS PASIEN

Lampiran 1 FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS I. BIODATA IDENTITAS PASIEN Lampiran 1 FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS I. BIODATA IDENTITAS PASIEN Nama : Ny. D Jenis Kelamin : Perempuan Umur : 83 tahun Agama : Islam Pendidikan : SD Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Alamat : Jl.

Lebih terperinci

Lampiran 1 FORMAT PENGKAJIAN PASIEN I. BIODATA IDENTITAS PASIEN. Status perkawinan : sudah menikah

Lampiran 1 FORMAT PENGKAJIAN PASIEN I. BIODATA IDENTITAS PASIEN. Status perkawinan : sudah menikah Lampiran 1 FORMAT PENGKAJIAN PASIEN I. BIODATA IDENTITAS PASIEN Nama : Tn.A Jenis kelamin : laki-laki Umur : 50 tahun Status perkawinan : sudah menikah Agama : Islam Pendidikan : SMA Pekerjaan : Wiraswasta

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU Lampiran FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS I. BIODATA Identitas Pasien Nama : Tn.D Jenis Kelamin : Laki-laki Umur : 67 Tahun Status Perkawinan

Lebih terperinci

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT. Simalungun

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT. Simalungun I. BIODATA FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT IDENTITAS PASIEN Nama Jenis Kelamin Umur : Ny. R : Perempuan : 32 tahun Status Perkawinan : Janda Agama Pendidikan Pekerjaan Alamat : Islam : SMP : Tidak

Lebih terperinci

BAB II PENGELOLAAN KASUS

BAB II PENGELOLAAN KASUS BAB II PENGELOLAAN KASUS A. Konsep Dasar Aman Nyaman 1. Definisi Aman Nyaman Keamanan adalah kondisi bebas dari cedera fisik dan psikologis (Potter & Perry, 2006). Perawat harus mengkaji bahaya yang mengancam

Lebih terperinci

Format Pengkajian Klien di Lingkungan V Kelurahan Harjo Sari II kecamatan Amplas Kota Medan

Format Pengkajian Klien di Lingkungan V Kelurahan Harjo Sari II kecamatan Amplas Kota Medan Format Pengkajian Klien di Lingkungan V Kelurahan Harjo Sari II kecamatan Amplas Kota Medan I. BIODATA IDENTITAS KLIEN Nama Jenis Kelamin Umur Status perkawinan Agama Pendidikan Pekerjaan Alamat kota Medan

Lebih terperinci

PROGRAM DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU

PROGRAM DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU PROGRAM DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU FORMAT PENGKAJIAN KLIEN B Asuhan Keperawatan Kasus 1 PENGKAJIAN I BIODATA IDENTITAS KLIEN Nama : An. N A Jenis Kelamin : Perempuan Umur : 10 tahun Status

Lebih terperinci

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT UMUM DR.PIRNGADI MEDAN

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT UMUM DR.PIRNGADI MEDAN Lampiran 1 A. Asuhan Keperawatan Kasus Pengkajian dalam laporan Karya Tulis Ilmiah ini menggunakan format yang telah ditentukan seperti berikut ini. FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT UMUM DR.PIRNGADI

Lebih terperinci

BAB II PENGELOLAAN KASUS

BAB II PENGELOLAAN KASUS BAB II PENGELOLAAN KASUS 1.1. Konsep Dasar Defisit Perawatan Diri 1. Definisi Defisit Perawatan Diri Pemenuhan personal hygiene diperlukan untuk kenyamanan individu, keamanan, dan kesehatan. Kebutuhan

Lebih terperinci

Lampiran 1 ASUHAN KEPERAWATAN KASUS. 1. Pengkajian I. BIODATA IDENTITAS PASIEN. Status Perkawinan : Kawin

Lampiran 1 ASUHAN KEPERAWATAN KASUS. 1. Pengkajian I. BIODATA IDENTITAS PASIEN. Status Perkawinan : Kawin Lampiran 1 ASUHAN KEPERAWATAN KASUS 1. Pengkajian I. BIODATA IDENTITAS PASIEN Nama : Tn.M.A Jenis Kelamin : Laki-laki Umur : 55 tahun Status Perkawinan : Kawin Agama : Islam Pendidikan : SMP Pekerjaan

Lebih terperinci

CATATAN PERKEMBANGAN. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan

CATATAN PERKEMBANGAN. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan LAMPIRAN CATATAN PERKEMBANGAN Implementasi dan Evaluasi Keperawatan No.Dx Hari,tanggal Implementasi Keperawatan Evaluasi (SOAP) Pukul 1. Kamis, 21 Mei Pain management S : klien mengatakan Nyeri 2015 (Manajemen

Lebih terperinci

Lampiran Asuhan Keperawatan Kasus PROGRAM DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USUU BIODATA I. IDENTITIAS PASIEN Nama

Lampiran Asuhan Keperawatan Kasus PROGRAM DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USUU BIODATA I. IDENTITIAS PASIEN Nama Lampiran Asuhan Keperawatan Kasus PROGRAM DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USUU BIODATA I. IDENTITIAS PASIEN Nama : Tn M Jenis Kelamin : Laki - laki Umur : 19 tahun Status Perkawinan : belum menikah

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Jenis kelamin : Laki-laki Suku bangsa : Jawa, Indonesia

BAB III TINJAUAN KASUS. Jenis kelamin : Laki-laki Suku bangsa : Jawa, Indonesia BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Pengkajian ini dilakukan pada tanggal 20 Juni 2011 di Ruang Lukman Rumah Sakit Roemani Semarang. Jam 08.00 WIB 1. Biodata a. Identitas pasien Nama : An. S Umur : 9

Lebih terperinci

Status Perkawinan : Menikah : Kristen Protestan Pendidikan :

Status Perkawinan : Menikah : Kristen Protestan Pendidikan : Lampiran 1 Format Pengkajian Pasien Di Rumah Sakit I. Biodata Identitas Pasien Nama : Tn. J Jenis kelamin : Laki-laki Umur : 50 tahun Status Perkawinan : Menikah Agama : Kristen Protestan Pendidikan :

Lebih terperinci

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN FORMAT PENGKAJIAN PASIEN 1. Pengkajian I. Biodata Nama : Tn. T Jenis Kelamin : Laki-laki Umur : 71 Tahun Status Perkawinan : Sudah Menikah Agama : Islam Pendidikan : SMP Pekerjaan : Petani Alamat : Jln.

Lebih terperinci

Alamat : Jl. A. Hakim No. 28

Alamat : Jl. A. Hakim No. 28 Lampiran 1 A. BIODATA IDENTITAS PASIEN Nama Jenis Kelamin Umur Status Perkawinan Agama Pendidikan Pekerjaan : Tn. H : Laki-laki : 65 tahun : Menikah : Islam : Sarjana : Wiraswasta Alamat : Jl. A. Hakim

Lebih terperinci

BAB II PENGELOLAAN KASUS

BAB II PENGELOLAAN KASUS BAB II PENGELOLAAN KASUS A. Konsep Dasar Defisit Perawatan Diri 1. Definisi Defisit Perawatan Diri Defisit perawatan diri merupakan suatu kondisi pada seseorang yang mengalami kelemahan kemampuan dalam

Lebih terperinci

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN POST PARTUM RETENSIO PLACENTA

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN POST PARTUM RETENSIO PLACENTA MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN POST PARTUM RETENSIO PLACENTA ` Di Susun Oleh: Nursyifa Hikmawati (05-511-1111-028) D3 KEPERAWATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI 2014 ASUHAN KEPERAWATAN

Lebih terperinci

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT Lampiran 1 FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT I. BIODATA IDENTITAS PASIEN Nama : Tn. M Jenis Kelamin : Laki-laki Umur : 64 tahun Status Perkawinan : Sudah menikah Agama : Islam Pendidikan : SLTA Pekerjaan

Lebih terperinci

PROGRAM DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU FORMAT PENGKAJIAN PASIEN KOMUNITAS

PROGRAM DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU FORMAT PENGKAJIAN PASIEN KOMUNITAS Lampiran PROGRAM DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU FORMAT PENGKAJIAN PASIEN KOMUNITAS I. BIODATA Nama : Ny. N Jenis Kelamin : Perempuan Umur : 23 Tahun Status Perkawinan : Menikah Agama : Islam

Lebih terperinci

PENGKAJIAN PNC. kelami

PENGKAJIAN PNC. kelami PENGKAJIAN PNC Tgl. Pengkajian : 15-02-2016 Puskesmas : Puskesmas Pattingalloang DATA UMUM Inisial klien : Ny. S (36 Tahun) Nama Suami : Tn. A (35 Tahun) Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Buruh Harian Pendidikan

Lebih terperinci

BAB II PENGELOLAAN KASUS

BAB II PENGELOLAAN KASUS BAB II PENGELOLAAN KASUS A. Konsep Dasar Istirahat Tidur 1. Defenisi Istirahat Tidar Istirahat mempunyai arti yang sangat luas meliputi bersantai, menyegarkan diri, diam menganggur setelah melakukan aktivitas,

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian I. Identitas Pasien Nama Umur Pendidikan Alamat Agama : Tn.G : 30 th : tamat SMA : Blora : Islam Tanggal masuk : 06/12/2009 Tgl pengkajian : 06/12/2009 No.cm : 06 80

Lebih terperinci

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN JIWA. PADA Sdr.W DENGAN HARGA DIRI RENDAH. DI RUANG X ( KRESNO ) RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. 1. Inisial : Sdr.

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN JIWA. PADA Sdr.W DENGAN HARGA DIRI RENDAH. DI RUANG X ( KRESNO ) RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. 1. Inisial : Sdr. BAB III ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Sdr.W DENGAN HARGA DIRI RENDAH DI RUANG X ( KRESNO ) RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG A. Identitas Pasien 1. Inisial : Sdr. W 2. Umur : 26 tahun 3. No.CM : 064601

Lebih terperinci

A. Pengertian Defisit Perawatan Diri B. Klasifikasi Defisit Perawatan Diri C. Etiologi Defisit Perawatan Diri

A. Pengertian Defisit Perawatan Diri B. Klasifikasi Defisit Perawatan Diri C. Etiologi Defisit Perawatan Diri A. Pengertian Defisit Perawatan Diri Kurang perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting) (Maslim, 2001). Kurang perawatan diri adalah

Lebih terperinci

: Jl. Bajak IV Gg. Hidayah Golongan Darah : o Tanggal Pengkajian : 18 mei 2015 Diagnosa Medis : stroke

: Jl. Bajak IV Gg. Hidayah Golongan Darah : o Tanggal Pengkajian : 18 mei 2015 Diagnosa Medis : stroke Lampiran I. BIODATA IDENTITAS PASIEN Nama : Ny.H Jenis Kelamin : Perempuan Umur : 78 tahun Status Perkawinan : Menikah Pendidikan : SMP Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Alamat : Jl. Bajak IV Gg. Hidayah Golongan

Lebih terperinci

CATATAN PERKEMBANGAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

CATATAN PERKEMBANGAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN CATATAN PERKEMBANGAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN No.Dx Hari/Tanggal Pukul Tindakan Keperawatan Evaluasi (SOAP) I Hari pertama Senin/17 Juni 09.00-10.30 1. Mengkaji kemampuan secara fungsional

Lebih terperinci

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT Lampiran 1 FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT I. BIODATA IDENTITAS PASIEN Nama Jenis Kelamin Umur Agama Pendidikan Pekerjaan Alamat : Tn.R : Laki-laki : 26 tahun : Islam : SMK : Wiraswasta : Jl.Panca

Lebih terperinci

PROGRAM DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT

PROGRAM DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT PROGRAM DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT I. BIODATA IDENTITAS PASIEN Nama : Tn. E Jenis Kelamin : Laki-Laki Umur : 36 tahun Status Perkawinan : Menikah

Lebih terperinci

PMR WIRA UNIT SMA NEGERI 1 BONDOWOSO Materi 3 Penilaian Penderita

PMR WIRA UNIT SMA NEGERI 1 BONDOWOSO Materi 3 Penilaian Penderita Saat menemukan penderita ada beberapa hal yang harus dilakukan untuk menentukan tindakan selanjutnya, baik itu untuk mengatasi situasi maupun untuk mengatasi korbannya. Langkah langkah penilaian pada penderita

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT Lampiran 1 I.BIODATA PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT IDENTITAS PASIEN Nama : Tn.S jenis kelamin : Perempuan Umur : 67 tahun Status Perkawinan : Menikah Agama : Islam

Lebih terperinci

KEBUTUHAN FISIOLOGIS KESELAMATAN DAN KEMANAN. FATWA IMELDA, S.Kep, Ns

KEBUTUHAN FISIOLOGIS KESELAMATAN DAN KEMANAN. FATWA IMELDA, S.Kep, Ns KEBUTUHAN FISIOLOGIS KESELAMATAN DAN KEMANAN FATWA IMELDA, S.Kep, Ns PENGERTIAN Keselamatan adalah suatu keadaan seseorang atau lebih yang terhindar dari ancaman bahaya / kecelakaan. ( Tarwoto dan Wartonah,

Lebih terperinci

FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA AKADEMI KEPERAWATAN PANTI WALUYA MALANG

FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA AKADEMI KEPERAWATAN PANTI WALUYA MALANG FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA AKADEMI KEPERAWATAN PANTI WALUYA MALANG 1. IDENTITAS KLIEN Nama : Jenis Kelamin : Umur : Suku : Alamat : Agama : Pendidikan : Status Perkawinan : Tanggal

Lebih terperinci

CATATAN PERKEMBANGAN. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan Pukul Tindakan keperawatan Evaluasi. vital. nyeri, skala nyeri

CATATAN PERKEMBANGAN. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan Pukul Tindakan keperawatan Evaluasi. vital. nyeri, skala nyeri 36 LAMPIRAN CATATAN PERKEMBANGAN No. Hari/ Dx Tanggal 1,2,3 Rabu 04 juni 2014 Implementasi dan Evaluasi Keperawatan Pukul Tindakan keperawatan Evaluasi 14.00 Pantau KU pasien S: - Klien melaporkan 15.00

Lebih terperinci

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN Lampiran 1 FORMAT PENGKAJIAN PASIEN I. BIODATA IDENTITAS PASIEN Nama : Ny. A Jenis Kelamin : Perempuan Umur : 71 Tahun Status Perkawinan : Berpisah Agama : Islam Pendidikan : - Pekerjaan : - Alamat :Jalan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Pengkajian dilakukan pada tanggal 19 Januari 2009, jam 10.00 WIB, di Ruang VIII Rumah Sakit Jiwa Daerah dr. Amino Gondhohutomo Semarang. 1. Biodata a. Identitas klien

Lebih terperinci

Proses Keperawatan pada Bayi dan Anak. mira asmirajanti

Proses Keperawatan pada Bayi dan Anak. mira asmirajanti Proses Keperawatan pada Bayi dan Anak mira asmirajanti introduction Perawat merawat manusia sebagai mahluk yang unik dan utuh, menerapkan pendekatan komprehensif dan merencanakan perawatan bersifat individual

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN (LP) ISOLASI SOSIAL

LAPORAN PENDAHULUAN (LP) ISOLASI SOSIAL LAPORAN PENDAHULUAN (LP) ISOLASI SOSIAL A. Pengertian Isolasi social adalah keadaan dimana individu atau kelompok mengalami atau merasakan kebutuhan atau keinginan untuk meningkatkan keterlibatan dengan

Lebih terperinci

BAB II PENGELOLAAN KASUS Konsep Dasar Perawatan Diri/Personal Hygiene Defenisi Perawatan Diri/Personal Hygiene

BAB II PENGELOLAAN KASUS Konsep Dasar Perawatan Diri/Personal Hygiene Defenisi Perawatan Diri/Personal Hygiene BAB II PENGELOLAAN KASUS 2.1. Konsep Dasar Perawatan Diri/Personal Hygiene 2.1.1. Defenisi Perawatan Diri/Personal Hygiene Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi kebutuhannya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Halusinasi adalah gangguan terganggunya persepsi sensori seseorang,dimana tidak terdapat stimulus. Pasien merasakan stimulus yang sebetulnya tidak ada. Pasien merasa

Lebih terperinci

BAB II PENGELOLAAN KASUS

BAB II PENGELOLAAN KASUS BAB II PENGELOLAAN KASUS A. Konsep Dasar perawatan diri/personal hygiene 1. Defenisi perawatan diri/personal hygiene Perawatan diri adalah suatu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi kebutuhan nya guna

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 28 April Tanggal lahir : 21 Agustus : 8 bulan 7 hari

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 28 April Tanggal lahir : 21 Agustus : 8 bulan 7 hari BAB III TINJAUAN KASUS Pengkajian dilakukan pada tanggal 28 April 2010 A. PENGKAJIAN 1. Identitas Pasien a. Biodata Pasien Nama : An. A Tanggal lahir : 21 Agustus 2009 Umur Jenis kelamin Suku Bangsa Agama

Lebih terperinci

KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN. Niken Andalasari

KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN. Niken Andalasari KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN Niken Andalasari PENGERTIAN Keamanan adalah keadaan bebas dari cedera fisik dan psikologis atau bisa juga keadaan aman dan tentram (Potter& Perry, 2006) Perubahan kenyamanan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Kecemasan a. Pengertian Kecemasan Kecemasan sangat berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan emosi ini tidak memiliki objek yang spesifik.

Lebih terperinci

FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Nama Mahasiswa :... Pengkajian diambil tanggal :... Jam :... A. IDENTITAS UMUM. Identitas Kepala Keluarga: Nama :... Pendidikan :... Umur :... Pekerjaan :...

Lebih terperinci

PROSES TERJADINYA MASALAH

PROSES TERJADINYA MASALAH PROSES TERJADINYA MASALAH ` PREDISPOSISI PRESIPITASI BIOLOGIS GABA pada sistem limbik: Neurotransmiter inhibitor Norepineprin pada locus cereleus Serotonin PERILAKU Frustasi yang disebabkan karena kegagalan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 8 Mei 2007 jam : Jl. Menoreh I Sampangan Semarang

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 8 Mei 2007 jam : Jl. Menoreh I Sampangan Semarang BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Pengkajian dilakukan pada tanggal 8 Mei 2007 jam 14.30 1. Identitas klien Nama Umur Jenis kelamin Alamat Agama : An. R : 10 th : Perempuan : Jl. Menoreh I Sampangan

Lebih terperinci

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU AKSEPTOR KB TERHADAP NY. Y DI BPS HERTATI

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU AKSEPTOR KB TERHADAP NY. Y DI BPS HERTATI ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU AKSEPTOR KB TERHADAP NY. Y DI BPS HERTATI Oleh : Rita Purnamasari Tanggal : 11 November 2011 Waktu : 10.00 WIB I. PENGKAJIAN A. IDENTITAS ISTERI SUAMI Nama : Ny. Y Tn. A Umur

Lebih terperinci

BAB II PENGELOLAAN KASUS

BAB II PENGELOLAAN KASUS BAB II PENGELOLAAN KASUS 2.1 Konsep Dasar Mobilisasi 2.1.1 Defenisi Mobilisasi adalah kemampuan seseorang untuk bergerak secara bebas, mudah, dan teratur yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehat.

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN. Halusinasi adalah suatu persepsi yang salah tanpa dijumpai adanya

BAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN. Halusinasi adalah suatu persepsi yang salah tanpa dijumpai adanya BAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN Halusinasi adalah suatu persepsi yang salah tanpa dijumpai adanya rangsang dari luar. Walaupun tampak sebagai sesuatu yang khayal, halusinasi sebenarnya merupakan bagian

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Pada bab ini akan penulis paparkan hasil pengelolaan asuhan keperawatan pada klien

BAB III TINJAUAN KASUS. Pada bab ini akan penulis paparkan hasil pengelolaan asuhan keperawatan pada klien BAB III TINJAUAN KASUS Pada bab ini akan penulis paparkan hasil pengelolaan asuhan keperawatan pada klien post Sectio Caesaria dengan indikasi Preeklamsia di Ruang Baitu Nisa RS Sultan Agung pada tanggal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. dengan orang lain (Keliat, 2011).Adapun kerusakan interaksi sosial

BAB II TINJAUAN TEORI. dengan orang lain (Keliat, 2011).Adapun kerusakan interaksi sosial BAB II TINJAUAN TEORI A. KONSEP DASAR 1. Pengertian Isolasi sosial adalah keadaan dimana seseorang individu mengalami penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain disekitarnya.

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR. memelihara kesehatan mereka karena kondisi fisik atau keadan emosi klien

BAB II KONSEP DASAR. memelihara kesehatan mereka karena kondisi fisik atau keadan emosi klien BAB II KONSEP DASAR A. Pengetian Kurangnya perawatan diri pada pasien gangguan jiwa terjadi akibat adanya perubahan proses pikir sehingga kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan diri menurun, kurang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pasien mulai dari pasien yang tidak mampu melakukan aktivitasnya secara

BAB 1 PENDAHULUAN. pasien mulai dari pasien yang tidak mampu melakukan aktivitasnya secara BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Perawat memiliki peran dalam menjalankan tugasnya sesuai dengan hak yang dimiliki pasien dalam memperoleh perawatan yang baik (Asmadi, 2008). Peran tersebut dapat dilihat

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NN.S POST SEKSIO SESAREA DI RUANG ALAMANDA RSHS BANDUNG. Di Susun oleh : Nama : Venti Apriani Fatimah NPM :

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NN.S POST SEKSIO SESAREA DI RUANG ALAMANDA RSHS BANDUNG. Di Susun oleh : Nama : Venti Apriani Fatimah NPM : ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NN.S POST SEKSIO SESAREA DI RUANG ALAMANDA RSHS BANDUNG Di Susun oleh : Nama : Venti Apriani Fatimah NPM : 220112130533 UNIVERSITAS PADJADJARAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN BANDUNG

Lebih terperinci

BAB II PENGELOLAAN KASUS

BAB II PENGELOLAAN KASUS BAB II PENGELOLAAN KASUS 2.1 Konsep Dasar Istirahat dan Tidur 2.1.1 Definisi Kata istirahat mempunyai arti yang sangat luas meliputi bersantai, menyegarkan diri, diam menganggur setelah melakukan aktivitas,

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr.Aminogondhohutomo Semarang, dengan

BAB III TINJAUAN KASUS. Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr.Aminogondhohutomo Semarang, dengan BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian I. Identitas Pasien Pengkajian dilakukan pada tanggal 27 Desember 2008 diruang III Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr.Aminogondhohutomo Semarang, dengan Skizofrenia paranoid.

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. R DENGAN GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN : GAGAL GINJAL KRONIK DI RUANG MELATI 1 RSDM MOEWARDI SURAKARTA

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. R DENGAN GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN : GAGAL GINJAL KRONIK DI RUANG MELATI 1 RSDM MOEWARDI SURAKARTA ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. R DENGAN GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN : GAGAL GINJAL KRONIK DI RUANG MELATI 1 RSDM MOEWARDI SURAKARTA Pengkajian dilakukan pada hari selasa tanggal 10 Juni 2014 pukul 14.00 WIB.

Lebih terperinci

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedaruratan psikiatri adalah sub bagian dari psikiatri yang. mengalami gangguan alam pikiran, perasaan, atau perilaku yang

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedaruratan psikiatri adalah sub bagian dari psikiatri yang. mengalami gangguan alam pikiran, perasaan, atau perilaku yang BAB II. TINJAUAN PUSTAKA II.1. Kedaruratan Psikiatri Kedaruratan psikiatri adalah sub bagian dari psikiatri yang mengalami gangguan alam pikiran, perasaan, atau perilaku yang membutuhkan intervensi terapeutik

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Tanggal dilakukan pengkajian 14 Juni 2005 pada jam WIB.

BAB III TINJAUAN KASUS. Tanggal dilakukan pengkajian 14 Juni 2005 pada jam WIB. BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Tanggal dilakukan pengkajian 14 Juni 2005 pada jam 10.30 WIB. 1. Biodata a. Identitas Pasien Nama Klien Ny. S, umur 35 tahun, jenis kelamin perempuan, alamat Kalisegoro

Lebih terperinci

Tindakan keperawatan (Implementasi)

Tindakan keperawatan (Implementasi) LAMPIRAN CATATAN PERKEMBANGAN No. Dx Implementasi dan Evaluasi Keperawatan Hari/ Pukul tanggal 1 Senin / 02-06- 14.45 15.00 15.25 15.55 16.00 17.00 Tindakan keperawatan (Implementasi) Mengkaji kemampuan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. 1. Pengkajian dilakukan pada tanggal di Ruang ketergantungan

BAB III TINJAUAN KASUS. 1. Pengkajian dilakukan pada tanggal di Ruang ketergantungan BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian 1. Pengkajian dilakukan pada tanggal 18-12-2008 di Ruang ketergantungan obat Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. Amino Gondho Hutomo Semarang, dengan diagnosa medis skizofrenia

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Sakit Jiwa Daerah Dr.Aminogondhohutomo semarang, dengan. Skizofrenia berkelanjutan. Klien bernama Nn.S, Umur 25 tahun, jenis

BAB III TINJAUAN KASUS. Sakit Jiwa Daerah Dr.Aminogondhohutomo semarang, dengan. Skizofrenia berkelanjutan. Klien bernama Nn.S, Umur 25 tahun, jenis BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian I. Identitas Pasien Pengkajian dilakukan pada tanggal 5 Januari 2008 diruang II Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr.Aminogondhohutomo semarang, dengan Skizofrenia berkelanjutan.

Lebih terperinci

cairan berlebih (Doenges, 2001). Tujuan: kekurangan volume cairan tidak terjadi.

cairan berlebih (Doenges, 2001). Tujuan: kekurangan volume cairan tidak terjadi. I. Rencana Tindakan Keperawatan 1. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan berlebih (Doenges, 2001). Tujuan: kekurangan volume cairan tidak terjadi. a. Tekanan darah siastole

Lebih terperinci

TUGAS SISTEM INTEGUMEN

TUGAS SISTEM INTEGUMEN TUGAS SISTEM INTEGUMEN PENGKAJIAN PADA PASIEN GANGGUAN SISTEM INTEGUMEN DENGAN DIAGNOSA MEDIS TINEA KRURIS Oleh : MUHAMMAD FAHRI NIM: 108 STYC 15 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

Lebih terperinci

BAB II PENGELOLAAN KASUS

BAB II PENGELOLAAN KASUS BAB II PENGELOLAAN KASUS A. Konsep Dasar Personal Hygiene Personal Hygiene merupakan perawatan diri sendiri yang dilakukan untuk mempertahankan kesehatan, baik secara fisik maupun psikologis (Alimul, 2006).

Lebih terperinci

d. Sosial Universitas Sumatera Utara

d. Sosial Universitas Sumatera Utara BAB II PENGELOLAAN KASUS A. Konsep Dasar 1. Defenisi Personal hygiene berasal dari bahasa Yunani yang berarti personal yang artinya perorangan dan hygiene berarti sehat. Kebersihan perorangan adalah suatu

Lebih terperinci

Data Administrasi diisi oleh Nama: NPM/NIP:

Data Administrasi diisi oleh Nama: NPM/NIP: 1 Berkas Okupasi Nama Fasilitas Pelayanan Kesehatan : No Berkas : No Rekam Medis : Pasien Ke : dalam keluarga Data Administrasi tanggal diisi oleh Nama: NPM/NIP: Nama Umur / tgl. Lahir Pasien Keterangan

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT Lampiran 1 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT I. BIODATA IDENTITAS PASIEN Nama : Ny.R Jenis Kelamin : perempuan Umur : 33 Tahun Status Perkawinan

Lebih terperinci

FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KELUARGA TN. S

FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KELUARGA TN. S FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KELUARGA TN. S I. Data umum 1. Nama Kepala Keluarga : Tn. Setyo 2. Alamat dan telpon : Rt 03/ 16, Dukuh Ngawen 3. Komposisi Keluarga : 4 orang NO Nama Jenis Kelamin Hubungan

Lebih terperinci

C. Penyimpangan Tidur Kaji penyimpangan tidur seperti insomnia, somnambulisme, enuresis, narkolepsi, night terrors, mendengkur, dll

C. Penyimpangan Tidur Kaji penyimpangan tidur seperti insomnia, somnambulisme, enuresis, narkolepsi, night terrors, mendengkur, dll Asuhan Keperawatan Dalam Pemenuhan Kebutuhan Istirahat Dan Tidur 1.2.1 Pengkajian Aspek yang perlu dikaji pada klien untuk mengidentifikasi mengenai gangguan kebutuhan istirahat dan tidur meliputi pengkaiian

Lebih terperinci

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT Lampiran FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT 1. Pengkajian I. BIODATA Nama : Tn.H Jenis Kelamin : Laki-Laki Umur : 34 Tahun Status Perkawinan : Menikah Agama : Islam Pendidikan : SD Pekerjaan : Supir

Lebih terperinci

haluaran urin, diet berlebih haluaran urin, diet berlebih dan retensi cairan beserta natrium ditandai dengan - Pemeriksaan lab :

haluaran urin, diet berlebih haluaran urin, diet berlebih dan retensi cairan beserta natrium ditandai dengan - Pemeriksaan lab : E. Analisa data NO DATA MASALAH PENYEBAB DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. DO : Kelebihan volume Penurunan Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan - Terlihat edema derajat I pada kedua kaki cairan haluaran

Lebih terperinci

Penyakit yang tidak dapat disembuhkan dan tidak ada obatnya, kematian tidak dapat dihindari dalam waktu yang bervariasi. (Stuard & Sundeen, 1995).

Penyakit yang tidak dapat disembuhkan dan tidak ada obatnya, kematian tidak dapat dihindari dalam waktu yang bervariasi. (Stuard & Sundeen, 1995). PENYAKIT TERMINAL Pengertian Penyakit yang tidak dapat disembuhkan dan tidak ada obatnya, kematian tidak dapat dihindari dalam waktu yang bervariasi. (Stuard & Sundeen, 1995). Penyakit pada stadium lanjut,

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN RESIKO BUNUH DIRI DI RSJD. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. Oleh : AGUNG NUGROHO

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN RESIKO BUNUH DIRI DI RSJD. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. Oleh : AGUNG NUGROHO LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN RESIKO BUNUH DIRI DI RSJD. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG Oleh : AGUNG NUGROHO 462008041 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. pengecapan maupun perabaan (Yosep, 2011). Menurut Stuart (2007)

BAB II TINJAUAN TEORI. pengecapan maupun perabaan (Yosep, 2011). Menurut Stuart (2007) BAB II TINJAUAN TEORI A. Definisi Halusinasi didefinisikan sebagai seseorang yang merasakan stimulus yang sebenarnya tidak ada stimulus dari manapun, baik stimulus suara, bayangan, baubauan, pengecapan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Halusinasi adalah persepsi atau tanggapan dari panca indera tanpa adanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Halusinasi adalah persepsi atau tanggapan dari panca indera tanpa adanya 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Halusinasi 2.1.1 Pengertian Halusinasi Halusinasi adalah persepsi atau tanggapan dari panca indera tanpa adanya rangsangan (stimulus) eksternal (Stuart & Laraia, 2001).

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA KOMUNITAS (CMHN)

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA KOMUNITAS (CMHN) ASUHAN KEPERAWATAN JIWA KOMUNITAS (CMHN) NAMA KELOMPOK 6 A4E : 1. Made Udayati (10.321.0864) 2. Kadek Ayu Kesuma W. (10.321.0858) 3. Kadek Ninik Purniawati (10.321.0859) 4. Luh Gede Wedawati (10.321.0867)

Lebih terperinci

BAB II PENGELOLAAN KASUS

BAB II PENGELOLAAN KASUS BAB II PENGELOLAAN KASUS A. Konsep Dasar defisit perawatan diri: Mandi dan Berdandan 1. Defenisi defisit perawatan diri: Mandi dan berdandan Defisit perawatan diri pada pasien gangguan jiwa terjadi akibat

Lebih terperinci

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA Ruang rawat :... Tanggal dirawat:... A. IDENTITAS KLIEN Nama :... L/P) Umur :... tahun No. CM :... Tanggal masuk :... B. ALASAN MASUK/FAKTOR PRESIPITASI......

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Implementasi dan Evaluasi keperawatan Hari/ tanggal 18 Juni 2013

LAMPIRAN. Implementasi dan Evaluasi keperawatan Hari/ tanggal 18 Juni 2013 LAMPIRAN CATATAN PERKEMBANGAN Tabel 4. Catatan perkembangan asuhan keperawatan pada Tn. O dengan prioritas masalah kebutuhan dasar tidur di RS Jiwa Provinsi Sumatera Utara Medan Implementasi dan Evaluasi

Lebih terperinci

Kesehatan jiwa menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 18. secara fisik, mental, spiritual, dan sosial sehingga individu tersebut menyadari

Kesehatan jiwa menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 18. secara fisik, mental, spiritual, dan sosial sehingga individu tersebut menyadari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan jiwa menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 18 Tahun 2014 adalah kondisi dimana seseorang individu dapat berkembang secara fisik, mental, spiritual,

Lebih terperinci

Mata: sklera ikterik -/- konjungtiva anemis -/- cor: BJ I-II reguler, murmur (-) gallop (-) Pulmo: suara napas vesikuler +/+ ronki -/- wheezing -/-

Mata: sklera ikterik -/- konjungtiva anemis -/- cor: BJ I-II reguler, murmur (-) gallop (-) Pulmo: suara napas vesikuler +/+ ronki -/- wheezing -/- PEMERIKSAAN FISIK Keadaan umum: baik Kesadaran: compos mentis Tanda vital: TD: 120/80 mmhg Nadi: 84 x/menit Pernapasan: 20 x/menit Suhu: 36,5 0 C Tinggi Badan: 175 cm Berat Badan: 72 kg Status Generalis:

Lebih terperinci

III. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

III. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG I. PENGKAJIAN isteri (klien) Suami Nama : Ny.S Tn. H Umur : 21 Tahun 22 Tahun Agama : Islam Islam Pendidikan : SMA SMU Pekerjaan : Ibu rumah tangga Wiraswasta Suku / Bangsa : Jawa Jawa Alamat : Ngawi Ngawi

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN DEMAM CHIKUNGUNYA Oleh DEDEH SUHARTINI

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN DEMAM CHIKUNGUNYA Oleh DEDEH SUHARTINI ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN DEMAM CHIKUNGUNYA Oleh DEDEH SUHARTINI A. PENGERTIAN Chikungunya berasal dari bahasa Shawill artinya berubah bentuk atau bungkuk, postur penderita memang kebanyakan membungkuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil penelitian di RSJ dr. Amino Gondohutomo Semarang, ditampilkan pada tabel dibawah ini: 1. Karakteristik Responden a. Umur Tabel 4.1 Distribusi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan

BAB II TINJAUAN TEORI. Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain maupun lingkungan.

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny 60 DENGAN PERIODE ANTENATAL G 1 P 1002 UK MINGGU T/H DI PUSKESMAS IV DENPASAR SELATAN TANGGAL 16 MEI 2014

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny 60 DENGAN PERIODE ANTENATAL G 1 P 1002 UK MINGGU T/H DI PUSKESMAS IV DENPASAR SELATAN TANGGAL 16 MEI 2014 ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny 60 DENGAN PERIODE ANTENATAL G 1 P 1002 UK 23-24 MINGGU T/H DI PUSKESMAS IV DENPASAR SELATAN TANGGAL 16 MEI 2014 I. PENGKAJIAN A. IDENTITAS PASIEN PASIEN PENANGGUNG Nama : MU

Lebih terperinci

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA A. IDENTITAS KLIEN Nama :... L/P) Umur :... tahun No. CM :... Tanggal masuk :... B. ALASAN MASUK/FAKTOR PRESIPITASI...... C. FAKTOR PREDISPOSISI 1. Pernah mengalami

Lebih terperinci

STATUS PASIEN PSIKIATRI. : Hagu Barat Laut, Banda Sakti, Aceh Utara Status Pernikahan : Belum menikah

STATUS PASIEN PSIKIATRI. : Hagu Barat Laut, Banda Sakti, Aceh Utara Status Pernikahan : Belum menikah STATUS PASIEN PSIKIATRI I. IDENTITAS PASIEN Nama : Egi Prayogi Jenis Kelamin : Laki-laki Umur : 26 tahun Alamat : Hagu Barat Laut, Banda Sakti, Aceh Utara Status Pernikahan : Belum menikah Pekerjaan :

Lebih terperinci

BAB II PENGELOLAAN KASUS

BAB II PENGELOLAAN KASUS BAB II PENGELOLAAN KASUS A. Konsep Dasar Personal Hygiene 1. Definisi Personal Hygiene Personal hygiene merupakan perawatan diri sendiri yang dilakukan untuk mempertahankan kesehatan, baik secara fisik

Lebih terperinci

BAB II PENGELOLAAN KASUS

BAB II PENGELOLAAN KASUS BAB II PENGELOLAAN KASUS A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar Oksigenasi Oksigen adalah salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses metabolisme untuk mempertahankan

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. D DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI DI RUANG MAESPATI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. D DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI DI RUANG MAESPATI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. D DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI DI RUANG MAESPATI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Disusun oleh : CAHYO FIRMAN TRISNO. S J 200 090

Lebih terperinci

16/02/2016 ASKEP KEGAWATAN PSIKIATRI MASYKUR KHAIR TENTAMEN SUICIDE

16/02/2016 ASKEP KEGAWATAN PSIKIATRI MASYKUR KHAIR TENTAMEN SUICIDE ASKEP KEGAWATAN PSIKIATRI MASYKUR KHAIR TENTAMEN SUICIDE 1 Definisi Suicidum (bunuh diri) adalah kematian yang dengan sengaja dilakukan oleh diri sendiri. Tentamen suicidum (percobaan bunuh diri) adalah

Lebih terperinci