P U T U S A N Nomor : 29/Pdt.G/2011/PTA.Pdg BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M E L A W A N

Transkripsi

1 SALINAN P U T U S A N Nomor : 29/Pdt.G/2011/PTA.Pdg BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Padang yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara tertentu pada tingkat banding dalam persidangan majelis telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara Cerai Talak antara : PEMBANDING, umur 40 tahun, agama Islam, pendidikan SLTA, pekerjaan Ibu rumah tangga, tempat tinggal di KABUPATEN SOLOK, sebagai Termohon/Pembanding; M E L A W A N TERBANDING, umur 47 tahun, agama Islam, pendidikan S.1 IKIP, pekerjaan Guru, tempat tinggal di KABUPATEN SOLOK, sebagai Pemohon/Terbanding; Pengadilan Tinggi Agama tersebut; Telah mempelajari berkas perkara dan semua surat yang berhubungan dengan perkara ini; TENTANG DUDUK PERKARANYA Mengutip segala uraian tentang hal ini sebagaimana termuat dalam putusan Pengadilan Agama Koto Baru Nomor : 83/Pdt.G/2011/PA.KBr tanggal 28 Juni 2011 M bersamaan dengan tanggal 26 Rajab 1432 H. yang amarnya berbunyi sebagai berikut : DALAM KONVENSI : 1. Mengabulkan permohonan Pemohon; 2. Memberi izin kepada Pemohon (TERBANDING) untuk menjatuhkan talak satu raj i terhadap Termohon (PEMBANDING) di depan sidang Pengadilan Agama Koto Baru; 3. Memerintahkan Panitera Pengadilan Agama Koto Baru untuk mengirimkan salinan penetapan ikrar talak kepada PPN/Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan Lembang Jaya, Kabupaten Solok untuk dicatat dalam daftar yang disediakan untuk itu; DALAM REKONVENSI : 1

2 1. Mengabulkan gugatan Penggugat sebagian; 2. Menghukum Tergugat untuk membayar kepada Penggugat berupa : 2.1. Nafkah lalu/madhiyah selama 18 bulan sebesar Rp ,- (sembilan juta rupiah); 2.2. Nafkah, maskan, dan kiswah selama masa iddah sebesar Rp ,- (tiga juta rupiah); 2.3. Mut ah berupa uang sebesar Rp ,- (dua puluh juta rupiah); 2.4. Nafkah untuk 2 orang anak, yaitu anak kedua yang bernama ANAK 2 dan anak ketiga yang bernama ANAK 3 sampai anak dewasa dan mandiri minimal perbulan Rp ,- (satu juta lima ratus ribu rupiah); 3. Menyatakan gugatan Penggugat tentang : 3.1. Ganti rugi moral Rp ,- (tiga ratus juta rupiah); 3.2. Hutang Tergugat kepada kakak Penggugat, dari hasil penjualan 2 kodi kain batik milik kakak Penggugat; 3.3. Penetapan 2/3 dari gaji Tergugat, agar ditetapkan untuk Penggugat dan anak-anak; 3.4. Tuntutan Penggugat minta jaminan kepada majelis, sekiranya Tergugat sampai nikah dengan PIL nanti, apa sanksi hukum yang akan diberikan kepada Tergugat; 3.5. Tuntutan untuk merekomendasikan temuan fakta persidangan kepada Inspektur Propinsi Sumbar dan Inspektur Kota Sawahlunto tentang pelanggaran kepegawaian dan ke Pengadilan Negeri tentang unsur pidana tidak dapat diterima (Niet Ontvankelijkverklaard); 4. Menolak gugatan Penggugat selain dan selebihnya; DALAM KONVENSI DAN REKONVENSI : Membebankan kepada Pemohon Konvensi/Tergugat Rekonvensi untuk membayar biaya perkara sebesar Rp ,- (dua ratus empat puluh satu ribu rupiah); Membaca akta permohonan banding yang dibuat oleh Panitera Pengadilan Agama Koto Baru bahwa Pembanding pada hari Kamis tanggal 07 Juli 2011 telah mengajukan permohonan banding atas putusan Pengadilan Agama Koto Baru Nomor : 83/Pdt.G/2011/PA.KBr tanggal 28 Juni 2011 M, bertepatan dengan tanggal 26 Rajab 1432 H, permohonan banding tersebut telah diberitahukan kepada pihak Terbanding pada tanggal 11 Juli 2011; 2

3 Telah membaca dan memperhatikan memori banding yang diajukan oleh Termohon/Pembanding. Memori banding tersebut telah diberitahukan kepada pihak Terbanding tanggal 26 Juli 2011; Telah pula memperhatikan kontra memori banding yang diajukan oleh Pemohon/Terbanding tanggal 26 Juli Kontra memori banding tersebut telah diberitahukan kepada pihak Pembanding tanggal 3 Agustus 2011; TENTANG HUKUMNYA Menimbang, bahwa permohonan banding Pembanding telah diajukan dalam tenggang waktu dan dengan cara-cara sebagaimana ditentukan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku, karenanya permohonan banding tersebut harus dinyatakan formal dapat diterima untuk dipertimbangkan lebih lanjut; DALAM KONVENSI : Menimbang, apa yang menjadi dasar petimbangan bagi hakim tingkat pertama dalam konvensi telah tepat dan benar untuk itu hakim tingkat banding mengambil alih menjadi pertimbangannya sendiri, namun perlu ditambah pertimbangannya sebagai berikut : Menimbang, bahwa alasan pokok Pemohon dalam konvensi adalah perselisihan terus menerus yang puncaknya terjadi pada bulan Nopember 2009 yang mengakibatkan telah terjadinya pisah rumah antara Pembanding dengan Terbanding; Menimbang, bahwa berdasarkan fakta dalam persidangan yang telah diungkap oleh hakim tingkat pertama membuktikan bahwa rumah tangga Pembanding dan Terbanding telah pecah sedemikian rupa sehingga tidak perlu dipertimbangkan lagi siapa yang salah dan siapa penyebabnya; Menimbang, bahwa oleh karena kepecahan tersebut telah sampai ke puncak yang tidak mungkin diwujudkan perdamaian lagi sehingga apabila dipaksakan juga tidak akan tercapai tujuan perkawinan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 dan surat Ar-Rum ayat (21), dengan demikian dipandang perceraian lebih besar manfaatnya daripada mudharatnya dan perceraian sudah merupakan keadilan bagi kedua belah pihak; Menimbang, bahwa Pembanding di dalam memori bandingnya menyatakan mengenai gagal atau tidaknya hakim mengungkap perselisihan bukanlah dapat dijadikan sebagai alasan untuk melumpuhkan dalil-dalil pertimbangan hakim, akan 3

4 tetapi hakim punya patokan pecahnya rumah tangga yang tidak mungkin didamaikan lagi sehingga tidak perlu dicari lagi kambing hitam tentang siapa yang mendahului dan yang menjadi penyebab perselisihan dan akibat dari semua itu hakim telah mempertimbangkan sedemikian rupa tentang hak-hak akibat cerai secara wajar dan berkeadilan; Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, maka putusan Pengadilan Agama Koto Baru Nomor : 83/Pdt.G/2011/PA.KBr tanggal 28 Juni 2011 M. bertepatan dengan tanggal 26 Rajab 1432 H. dapat dikuatkan sepenuhnya; DALAM REKONVENSI : Menimbang, bahwa apa yang telah dipertimbangkan oleh hakim tingkat pertama dalam rekonvensi telah tepat dan benar tentang hal jumlah point hak-hak Penggugat sebagai akibat cerai namun perlu ditambah pertimbangannya dan perlu dipilah antara gugatan yang tidak dapat diterima dengan gugatan yang ditolak sebagai berikut : Menimbang, bahwa pertimbangan hakim tingkat pertama tentang nafkah ketinggalan yang telah ditetapkan sebesar Rp ,- (lima ratus ribu rupiah) per bulan dan bila dibagi 30 hanya berkisar Rp ,- (enam belas ribu rupiah) per harinya, bila dibandingkan dengan kebutuhan primer seseorang sangat jauh dari cukup, untuk itu Majelis Hakim banding berpendapat dengan dasar perbandingan kemampuan maksimal Tergugat dengan kebutuhan minimal Penggugat yang paling mendekati kepada keadilan dan kepatutan adalah sebesar Rp ,- (tujuh ratus lima puluh ribu rupiah) per bulan X 18 bulan = Rp (tiga belas juta lima ratus ribu rupiah); Menimbang, bahwa gugatan Penggugat tentang biaya hidup selama 10 tahun ke depan sebesar Rp ,- (dua ratus tujuh puluh tiga juta tujuh ratus lima puluh ribu rupiah) adalah suatu hal yang tidak diatur dalam ketentuan syara serta peraturan perundang-undangan yang ada, sehingga apa yang telah dipertimbangkan oleh hakim tingkat pertama menyatakan tidak dapat diterima sudah cukup beralasan hukum; Menimbang, bahwa mengenai nafkah, maskan dan kiswah selama masa iddah yang telah dipertimbangkan oleh hakim tingkat pertama sebesar Rp ,- (satu juta rupiah) per bulan X 3 = Rp ,- (tiga juta rupiah) sudah mendekati kepada kepatutan dan rasa keadilan bahkan sudah melebihi dari 4

5 rincian nafkah yang lalu paling tidak sama dengan itu, maka Majelis Hakim banding dapat menguatkan sama dengan apa yang telah ditetapkan oleh hakim tingkat pertama, mengingat perbandingan kemampuan maksimal Tergugat dengan kebutuhan minimal Penggugat sudah sebanding; Menimbang, bahwa mengenai nafkah mut ah yang dipertimbangkan oleh hakim tingkat pertama sebesar Rp ,- (dua puluh juta rupiah) adalah hal yang wajar dan telah memenuhi rasa keadilan mengingat tidak adanya bekal hidup yang layak yang dapat dijadikan sumber kehidupan masa depan Penggugat sebagai konsekuensi dari putusnya perkawinan dengan cerai talak yang diajukan oleh Tergugat; Menimbang, bahwa berdasarkan penghasilan tetap dari Tergugat sebagai seorang Pegawai Negeri Sipil yang berpenghasilan sebesar Rp ,- (lima juta enam ratus empat puluh tujuh ribu enam ratus rupiah) per bulan ditambah dengan kemungkinan penghasilan lain yang tidak terungkap secara jelas di dalam sidang sebagaimana yang disebutkan oleh Penggugat, seperti sertifikasi guru dan lain sebagainya di dalam petitum gugatannya, maka angka sebesar Rp ,- (dua puluh juta rupiah) adalah hal yang wajar dan tidak berlebihan bila dibandingkan penderitaan lahir bathin yang diderita oleh Penggugat selama berumah tangga; Menimbang, bahwa gugatan Penggugat tentang nafkah anak yang akan datang dengan pembayaran di muka secara sekaligus tidak dapat dipertimbangkan, karena masa yang akan datang itu tidak dapat diprediksi secara pasti bahkan tidak menutup kemungkinan adanya tuntutan ruang dan waktu yang tidak sama dengan kondisi sekarang, justru itu gugatan atau tuntutan pembayaran sekaligus ini harus dinyatakan tidak dapat diterima; Menimbang, bahwa tuntutan Penggugat tentang pembagian 2/3 gaji sebagai hak Penggugat dan anak-anak sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1990 adalah aturan administrasi bagi seorang Pegawai Negeri Sipil yang penerapan sepenuhnya adalah kewenangan instansi di tempat Pegawai Negeri Sipil itu bekerja pasca perceraian, karena bila tidak dipenuhinya akan mendapat sanksi tersendiri dari instansi berwenang sehingga tidak ada kaitannya dengan kewenangan Pengadilan Agama, justru itu gugatan ini harus dinyatakan tidak dapat diterima; Menimbang, bahwa gugatan Penggugat tentang ganti rugi moral sebesar 5

6 Rp ,- (Tiga ratus juta rupiah) adalah hal yang tidak diatur dalam ketentuan syara dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku, kemudian disisi lain juga tidak dapat dibuktikan moral mana yang telah dirugikan oleh kasus ini dan di samping itu Pengadilan tidak mempunyai tolok ukur kerugian moral seseorang di dalam krisis suatu rumah tangga, justru itu gugatan ini juga harus dinyatakan tidak dapat diterima sebagaimana yang telah diputuskan oleh hakim tingkat pertama; Menimbang, bahwa hal-hal yang menyangkut dengan gugatan utang piutang yang dituntut oleh Penggugat adalah menyangkut perdata murni bukanlah kewenangan Pengadilan Agama yang harus dinyatakan tidak dapat diterima, apalagi yang menyangkut dengan tuntutan jaminan Majelis Hakim terhadap sanksi hukum yang diberikan kepada Tergugat atas pelanggaran disiplin pegawai atau unsur pidana yang dilakukan oleh Tergugat adalah semakin jauh dari kewenangan Pengadilan Agama; Menimbang, bahwa keberatan Pembanding di dalam memori banding mengenai tidak terkabulnya tuntutan Penggugat mendasar secara keseluruhan adalah hal yang wajar karena seluruh tuntutan tidak harus dikabulkan semua akan tetapi harus dipilah sesuai ketentuan yang berlaku, namun bukan berarti hal seperti itu tidak mengayomi para pihak pencari keadilan karena semua sisi dan kondisi harus dijadikan bahan pertimbangan hukum dan juga tidak dapat diartikan keputusan seperti itu akan berakibat menambah panjang penderitaan Penggugat malah itulah yang paling mendekati kepada rasa keadilan; Menimbang, bahwa dari sekian banyak point gugatan Penggugat ada yang berlandasan hukum dan ada pula yang tidak punya dasar hukum dan malah di luar kewenangan Pengadilan Agama, maka gugatan Penggugat dinyatakan mengabulkan sebagian dan menyatakan tidak dapat diterima selainnya; Menimbang, bahwa di samping adanya pointers gugatan Penggugat yang dinyatakan tidak dapat diterima dengan alasan tersebut di atas, juga banyak di antara nominal gugatan yang tidak terkabul sesuai dengan nominal yang dituntut, maka yang demikian itu harus pula dinyatakan menolak selebihnya; Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas putusan Pengadilan Agama Koto Baru Nomor : 83/Pdt.G/2011/PA.KBr tanggal 28 Juni 2011 M. bertepatan dengan tanggal 26 Rajab 1432 H. dalam rekonvensi dapat dikuatkan dengan perubahan amar yang akan dituangkan 6

7 secara lengkap dalam putusan ini; DALAM KONVENSI DAN REKONVENSI : Menimbang, bahwa berdasarkan Pasal 89 ayat (1) Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 yang telah diubah dengan Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006 dan perubahan terakhir dengan Undang-undang Nomor 50 Tahun 2009, maka biaya perkara pada tingkat pertama dibebankan kepada Pemohon/Terbanding dan pada tingkat banding dibebankan kepada Termohon/Pembanding; Mengingat segala ketentuan perundang-undangan yang berlaku serta hukum syara yang berkaitan dengan perkara ini; M E N G A D I L I - Menyatakan bahwa permohonan banding Termohon/Pembanding formal dapat diterima. DALAM KONVENSI : - Menguatkan putusan Pengadilan Agama Koto Baru Nomor : 83/Pdt.G/2011/PA.KBr tanggal 28 Juni 2011 M. bertepatan dengan tanggal 26 Rajab 1432 H; DALAM REKONVENSI : - Menguatkan putusan Pengadilan Agama Koto Baru Nomor : 83/Pdt.G/2011/PA.KBr tanggal 28 Juni 2011 M. bertepatan dengan tanggal 26 Rajab 1432 H. dengan perubahan amar yang dituangkan secara lengkap berikut ini : 1. Mengabulkan gugatan Penggugat sebagian; 2. Menghukum Tergugat untuk membayar kepada Penggugat berupa : 2.1. Nafkah yang lalu/madhiyah selama 18 (delapan belas bulan) sebesar Rp ,- (tiga belas juta lima ratus ribu rupiah); 2.2. Nafkah, maskan dan kiswah selama masa iddah sebesar Rp ,- (tiga juta rupiah); 2.3. Nafkah muth ah sebesar Rp ,- (dua puluh juta rupiah); 2.4. Nafkah untuk dua orang anak yang masing masing bernama : 1. ANAK 2, lahir tanggal 22 Februari 1996; 2. ANAK 3, lahir tanggal 29 Januari 1998 minimal per bulan sebesar Rp ,- (satu juta lima ratus ribu rupiah) sampai anak-anak tersebut dewasa atau bisa berdiri sendiri; 3. Menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima selainnya serta 7

8 T menyatakan menolak selebihnya; DALAM KONVENSI DAN REKONVENSI : - Membebankan biaya perkara pada tingkat pertama kepada Pemohon/Tergugat Rekonvensi/Terbanding sebesar Rp ,- (dua ratus empat puluh satu ribu rupiah) dan biaya perkara di tingkat banding kepada Pembanding sebesar Rp ,- (Seratus lima puluh ribu rupiah); Demikianlah diputus dalam sidang permusyawaratan majelis hakim Pengadilan Tinggi Agama Padang pada hari Rabu tanggal 14 September 2011 M. bertepatan dengan tanggal 16 Syawal 1432 H. oleh kami Drs. H. M. NOER MUDDIN, S.H. Ketua Majelis, Drs. H. ZULKIFLI ARIEF, S.H., M.Ag. dan Drs. H. MEDIS CHAN, Hakim-hakim Anggota yang ditunjuk oleh Ketua Pengadilan Tinggi Agama Padang dengan Penetapan Nomor : 29/Pdt.G/2011/PTA.Pdg tanggal 18 Agustus 2011 untuk memeriksa perkara ini dalam tingkat banding, dan putusan tersebut diucapkan pada hari RABU tanggal 21 September 2011 M, bertepatan dengan tanggal 23 Syawal 1432 H, oleh Ketua tersebut dalam sidang terbuka untuk umum dengan dihadiri oleh Drs. H. ZULKIFLI ARIEF, S.H,. M.Ag., dan Drs. H. MEDIS CHAN Hakim-hakim Anggota dan DURMALIS, S.H. Panitera Pengganti dengan tidak dihadiri oleh para pihak yang berperkara. HAKIM KETUA ttd Drs. H. M. NOER MUDDIN, S.H. HAKIM ANGGOTA Ttd HAKIM ANGGOTA ttd Drs. H. ZULKIFLI ARIEF, S.H., M.Ag. Drs. H. MEDIS CHAN PANITERA PENGGANTI ttd 8

9 D U R M A L I S, S.H. Rincian biaya perkara : 1. Biaya Redaksi : Rp 5.000,- 2. Meterai : Rp 6.000,- 3. Biaya Proses : Rp ,- J u m l a h : Rp ,-( seratus lima puluh ribu rupiah ) UNTUK SALINAN P A N I T E R A Drs.YUSTAN AZIDIN, SH. MH 9