P U T U S A N Nomor 00/Pdt.G/2013/PTA. Btn BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA.

Transkripsi

1 P U T U S A N Nomor 00/Pdt.G/2013/PTA. Btn BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Banten yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat banding dalam persidangan majelis, telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara antara : PEMBANDING, umur 37 tahun, agama Islam, pekerjaan Swasta, bertempat tinggal di KOTA TANGERANG SELATAN, dahulu Termohon sekarang Pembanding; M e l a w a n : TERBANDING, umur 40 tahun, agama Islam, pekerjaan Swasta, bertempat tinggal di KOTA TANGERANG, dahulu Pemohon sekarang Terbanding ; Pengadilan Tinggi Agama tersebut ; Telah membaca berkas perkara dan semua surat yang berkaitan dengan perkara ini; TENTANG DUDUK PERKARANYA Mengutip segala uraian tentang hal ini sebagaimana termuat dalam Putusan Pengadilan Agama Tigaraksa Nomor 0000/Pdt.G/2013/PA.Tgrs, tanggal 04 September 2013 Masehi yang bertepatan dengan tanggal 28 Syawal 1434 Hijriyah, yang amarnya berbunyi sebagai berikut : I. Dalam Konvensi 1. Mengabulkan permohonan Pemohon Konvensi ; 2. Memberi izin kepada Pemohon Konvensi (TERBANDING) untuk menjatuhkan talak satu raj i terhadap Termohon Konvensi (PEMBANDING) di depan sidang Pengadilan Agama Tigaraksa ; II. Dalam Rekonvensi 1. Mengabulkan gugatan Rekonvensi untuk sebagian ; 2. Menghukum Tergugat Rekonvensi / Pemohon Konvensi untuk membayar kepada Penggugat Rekonvensi/Termohon Konvensi segera setelah ikrar talak diucapkan berupa : a. Mut ah berupa uang sebesar Rp ,- (Lima puluh juta rupiah) ;

2 b. Nafkah selama masa iddah sebesar Rp ,- (Dua belas juta rupiah) ; 3. Menolak Rekonvensi untuk selain dan selebihnya ; III. Dalam Konvensi dan Rekonvensi Membebankan kepada Pemohon Konvensi/ Tergugat Rekonvensi untuk membayar biaya perkara yang hingga kini dihitung sebesar Rp ,- (Dua ratus sembilan puluh satu ribu rupiah) ; Membaca akta permohonan banding yang dibuat oleh Panitera Pengadilan Agama Tigaraksa, yang menyatakan bahwa pada hari Senin, tanggal 16 September 2013, pihak Termohon telah mengajukan permohonan banding terhadap putusan Pengadilan Agama tersebut, dan permohonan banding tersebut telah diberitahukan kepada pihak Terbanding secara seksama pada tanggal 9 Oktober 2013 ; Membaca, bahwa Pembanding dalam mengajukan permohonan banding, telah mengajukan Memori Banding yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Agama Tigaraksa pada tanggal 30 September 2013 dan memori banding tersebut telah diberitahukan kepada Terbanding pada tanggal 23 Oktober 2013 ; Memperhatikan, bahwa atas memori banding Pembanding tersebut, Terbanding telah mengajukan Kontra Memori Banding yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Agama Tigaraksa pada tanggal 30 Oktober 2013, dan Kontra Memori Banding tersebut telah diberitahukan kepada Pembanding pada tanggal 6 November 2013 ; Membaca surat keterangan Panitera Pengadilan Agama Tigaraksa Nomor 0000/Pdt.G/2013/PA.Tgrs tanggal 06 November2013, bahwa telah dilakukan pemberitahuan kepada Pembanding dan Terbanding agar Pembanding dan Terbanding memeriksa berkas banding (inzage), dan Pembanding tidak melaksanakan inzage berdasarkan Surat Keterangan dari Panitera Pengadilan Agama Tigaraksa tanggal 3 Desember 2013 sedangkan surat tanggal 3 Desember 2013 juga mengatakan bahwa Terbanding telah melakukan inzage atas berkas banding ; Memperhatikan keberatan-keberatan Pembanding atas Putusan Hakim Tingkat Pertama sebagai tersebut dalam memori bandingnya tanggal 30 September 2013 pada pokoknya sebagai berikut : 1. Keberatan atas izin yang diberikan kepada Terbanding untuk menjatuhkan talak satu sedangkan Pembanding masih ingin mempertahankan keutuhan rumah tangganya, permasalahan yang terjadi dalam rumah tangga sebagai akibat dari perbuatan Terbanding selingkuh dengan perempuan lain ;

3 2. Bahwa Pembanding keberatan ditolak tuntutannya atas nafkah lampau yang dilalaikan Terbanding sebesar Rp ,- (dua puluh delapan juta rupiah) ; 3. Bahwa Pembanding keberatan atas tidak dikabulkan tuntutannya pembagian harta bersama ; TENTANG HUKUMNYA Menimbang, bahwa oleh karena permohonan banding Pembanding telah diajukan dalam tenggang waktu dan dengan cara-cara sebagaimana ditentukan menurut undang-undang yang berlaku, maka berdasarkan Pasal 7 ayat (1), Pasal 10 dan Pasal 11 Undang-undang Nomor 20 Tahun 1947 untuk itu permohonan banding Pembanding secara formal dapat diterima untuk diperiksa di tingkat banding ; Menimbang, bahwa agar Hakim Tingkat Banding dapat memberikan putusan yang benar dan adil maka dipandang perlu untuk memeriksa dengan teliti tentang apa yang telah diperiksa, dipertimbangkan dan diputus oleh Pengadilan Agama Tigaraksa yang dimohonkan banding tersebut, untuk kemudian dipertimbangkan dan diputus ulang pada tingkat banding ; Menimbang, bahwa setelah mempelajari dan meneliti secara seksama berkas perkara yang dimohonkan banding tersebut, Hakim Tingkat Banding pada dasarnya sependapat dengan pertimbangan Hakim Tingkat Pertama terutama dalam pokok perkara untuk itu diambil alih menjadi pertimbangan dalam putusan tingkat banding ini dengan tambahan pertimbangan sebagai berikut : Menimbang, bahwa Hakim Tingkat Pertama dalam memeriksa dan mengadili perkara a quo pada setiap persidangan hingga sebelum perkara ini diputus telah berusaha menasihati agar kedua belah pihak berdamai dan rukun kembali tapi tidak berhasil demikian pula telah memerintahkan kedua belah pihak berperkara menempuh upaya damai melalui proses mediasi juga tidak berhasil, untuk itu Hakim Tingkat Banding menilai dan berpendapat bahwa usaha yang dilakukan Hakim Tingkat Pertama mendamaikan Pembanding dan Terbanding telah cukup memadai sesuai ketentuan Pasal 65 Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 dan Peraturan Mahkamah Agung RI Nomor 1 Tahun 2008 ; Menimbang, bahwa permohonan Pemohon dalam mengajukan permohonan cerai tersebut mendalilkan sering terjadi pertengkaran antara Pemohon / Terbanding dan Termohon / Pembanding sejak dari bulan Juni 2011 hingga bulan Maret 2013 yang puncaknya terjadi pada bulan tersebut dilanjutkan dengan pisah tempat tinggal,

4 Pemohon / Terbanding keluar dari rumah dan tinggal di KOTA TANGERANG, sedangkan Termohon / Pembanding tetap tinggal ditempat semula dan selama berpisah tersebut masing-masing pihak tidak lagi melakukan kewajibannya selaku suami isteri ; Menimbang, bahwa pertengkaran tersebut disebabkan emosi Termohon / Pembanding terlalu tinggi, tidak ada kecocokan lagi dalam membina rumah tangga dan belum dikaruniai anak, dari dalil tersebut Termohon / Pembanding memberikan jawaban dengan mengakui adanya percekcokan tapi menolak penyebab yang sebenarnya akibat perbuatan Pemohon / Terbanding sendiri melakukan selingkuh dengan perempuan lain ; Menimbang, bahwa dengan demikian maka pokok masalah dalam perkara a quo adalah sering terjadi perselisihan dan pertengkaran antara Pemohon / Terbanding dengan Termohon / Pembanding yang terjadi sejak bulan Juni 2011, bahkan menurut Termohon / Pembanding terjadi sejak bulan November 2010 sudah tidak rukun dan tidak harmonis lagi ; Menimbang, bahwa untuk membuktikan dalilnya Pemohon / Tebanding mengajukan alat bukti berupa surat terdiri dari poto copy Kartu Tanda Penduduk (P.1), poto copy Buku Kutipan Akta Nikah (P.2), dari bukti-bukti tersebut Hakim Tingkat Pertama menilai memenuhi syarat formil pembuktian surat, maka pertimbangan hukum Hakim Tingkat Pertama yang menyatakan bahwa telah terbukti antara Pemohon / Terbanding dan Termohon / Pembanding mempunyai ikatan hukum sebagai suami isteri yang sah, menurut Hakim Tingkat Banding penilaian tersebut telah tepat dan benar ; Menimbang, bahwa Pemohon / Terbanding juga mengajukan alat bukti saksi terdiri dari SAKSI I PEMOHON dan SAKSI II PEMOHON, saksi-saksi tersebut menerangkan di bawah sumpahnya bahwa mereka menyaksikan hal-hal pokok sebagai berikut : 1. Bahwa antara Pemohon / Terbanding dan Termohon / Pembanding sering terjadi perselisihan dan pertengkaran yang sifatnya terus menerus sejak dari bulan November 2010 ; 2. Bahwa Pembanding / Terbanding dan Termohon / Pembanding telah pisah tempat tinggal sejak bulan Maret 2013 dan kedua belah pihak tidak lagi melaksanakan kewajiban masing-masing pihak sebagai suami isteri ;

5 3. Bahwa telah ada usaha mendamaikan kedua belah pihak oleh keluarga tapi tidak berhasil ; Menimbang, bahwa Termohon / Pembanding juga mengajukan alat bukti surat terdiri dari T.1, T.2, T.3 dan T.4 juga mengajukan dua orang saksi masingmasing bernama : SAKSI I TERMOHON dan SAKSI II TERMOHON dan ternyata kesaksian para saksi Termohon / Pembanding dengan menyebutkan bahwa Pemohon / Terbanding dan Termohon / Pembanding sejak dari tahun 2011 sudah tidak rukun dan tidak harmonis lagi ; Menimbang, bahwa saksi-saksi baik yang diajukan Pemohon / Terbanding maupun Termohon / Pembanding adalah saksi yang memenuhi syarat formil dan materil, kesaksian tersebut diberikan oleh orang-orang dekat dengan kedua belah pihak sedangkan antara kesaksian yang satu dengan yang lainnya bersesuaian, untuk itu berdasarkan ketentuan Pasal 170 HIR kesaksian para saksi tersebut dapat dipertimbangkan ; Menimbang, bahwa berdasarkan kesaksian para saksi tersebut di atas Hakim Tingkat Banding berpendapat bahwa telah terbukti secara sah dan meyakinkan, antara Pemohon / Terbanding dan Termohon / Pembanding sejak tahun 2011 telah terjadi perselisihan dan pertengkaran yang telah sulit untuk dirukunkan kembali, dengan demikian harus dinyatakan bahwa Pemohon / Terbanding telah dapat membuktikan dalil permohonannya, berdasarkan ketentuan Pasal 22 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 dan Pasal 134 Kompilasi Hukum Islam telah cukup bagi Hakim untuk menilai dan mempertimbangkan secara seksama bahwa perselisihan dan pertengkaran tersebut benar-benar berpengaruh bagi keutuhan kehidupan keluarga yang akibatnya tidak ada harapan lagi untuk hidup rukun dalam rumah tangga ; Menimbang, bahwa berdasarkan kondisi rumah tangga antara Pemohon dan Termohon yang sudah tidak ada harapan lagi untuk hidup rukun dalam rumah tangga dan apabila dibiarkan bahkan akan berakibat madlarat bagi kedua belah pihak, yang semestinya madlarat harus dihindari sebagaimana maksud Hadits Nabi Muhammad SAW berbunyi : لاضررولاضرار Artinya : Tidak boleh berbuat madlarat dan tidak boleh dibuat madlarat. Hadist Riwayat Ahmad dalam Masnadnya dari Ibnu Majah dari Ibnu Abbas (Al-Jami u al-shaghir Juz II hal. 203) ;

6 Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut, terhadap pokok perkara permohonan cerai talak Pemohon / Terbanding patut untuk dikabulkan ; Menimbang, bahwa berdasarkan apa yang menjadi keberatan dan alasanalasan yang diajukan Termohon / Pembanding dalam memori bandingnya sepanjang yang menyangkut pokok perkara seluruhnya telah tercakup dalam pertimbangan hukum Hakim Tingkat Pertama, untuk itu Hakim Tingkat Banding berpendapat tidak perlu dipertimbangkan lagi ; Menimbang, bahwa menurut penelitian Majelis Hakim Tingkat Banding secara fakta, Hakim Tingkat Pertama telah salah menerapkan hukum dengan tidak memperhatikan tahapan-tahapan dalam persidangan sebagaimana diatur hukum acara, dengan telah mempertimbangkan tuntutan balik yang diajukan Termohon / Pembanding pada sidang lanjutan tanggal 28 Agustus 2013, berdasarkan Berita Acara Sidang tanggal 28 Agustus 2013 tersebut adalah sidang tahapan kedua belah pihak mengajukan kesimpulan, tuntutan balik tersebut telah dikabulkan sebagian dan menolak selebihnya dengan format putusan dalam Konvensi dan Rekonvensi ; Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 132 a HIR Pasal R.Bg dan Pasal 244 R.V. menyatakan bahwa tuntutan balik harus diajukan dalam jawaban pertama atau selambat-lambatnya diajukan sebelum pemeriksaan alat bukti berdasarkan Pasal 132 b ayat (1) HIR, Pasal 158 ayat (1) R.Bg dan Pasal 245 R.V. ; Menimbang, bahwa dengan tidak memperhatikan ketentuan hukum sebagai tersebut dalam pertimbangan di atas maka Hakim Tingkat Pertama telah melakukan kesalahan dengan memformulasikan putusan dalam konvensi dan dalam rekonvensi serta mempertimbangkan tuntutan balik dalam kesimpulan, untuk itu Hakim Tingkat Banding berpendapat bahwa putusan yang dimohonkan banding tersebut tidak dapat dipertahankan dan harus dibatalkan dengan mengadili sendiri yang amarnya akan disebutkan dalam putusan banding ini ; Menimbang, bahwa tuntutan balik Termohon / Pembanding tersebut telah pula diajukan pada tingkat banding, yang pada dasarnya ditingkat pertamapun dianggap tidak ada, oleh karena diajukan pada tahapan yang salah, seharusnya Hakim Tingkat Pertama mengkesampingkan tuntutan tersebut, untuk itu Hakim Tingkat Banding berpendapat karena dianggap tidak diajukan pada tingkat pertama maka tidak dapat diajukan pada tingkat banding, berdasarkan ketentuan Pasal 132 a ayat (2) HIR dan Pasal 156 ayat (2) RBg. bahwa tuntutan balik Termohon yang diajukan saat penyampaian kesimpulan setelah pemeriksaan pembuktian selanjutnya harus dikesampingkan ;

7 Menimbang, bahwa untuk memenuhi ketentuan Pasal 84 ayat (1) Undangundang Nomor 7 Tahun 1989 maka Hakim Tingkat Banding memandang perlu secara Ex Officio memerintahkan Panitera Pengadilan Agama Tigaraksa untuk menyampaikan salinan penetapan kepada PPN atau KUA ditempat Pemohon / Terbanding dan Termohon / Pembanding bertempat tinggal dan ditempat kedua belah pihak melangsungkan perkawinan ; Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 89 ayat (1) Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 yang telah diubah dengan Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006 dan perubahan kedua dengan Undang-undang Nomor 50 Tahun 2009, maka biaya yang timbul pada tingkat pertama dibebankan kepada Pemohon / Terbanding, sedangkan biaya perkara yang timbul pada tingkat banding dibebankan kepada Pembanding ; Mengingat segala peraturan perundang-undangan dan hukum syara yang berkaitan dengan perkara ini ; M E N G A D I L I : I. Menerima permohonan banding Pembanding ; II. Membatalkan putusan Pengadilan Agama Tigaraksa Nomor 0000/Pdt.G/2013/ PA.Tgrs. tanggal 04 September 2013 Masehi yang bertepatan dengan tanggal 28 Syawwal 1434 Hijriyah yang dimohonkan banding ; Dengan Mengadili Sendiri : 1. Mengabulkan permohonan Pemohon ; 2. Memberikan izin kepada Pemohon (TERBANDING) untuk menjatuhkan talak satu raj i terhadap Termohon (PEMBANDING) di depan sidang Pengadilan Agama Tigaraksa ; 3. Memerintahkan Panitera Pengadilan Agama Tigaraksa untuk menyampaikan salinan penetapan kepada PPN atau KUA tempat Pemohon / Terbanding dan Termohon / Pembanding tinggal dan ditempat kedua belah pihak melangsungkan perkawinan ; 4. Membebankan kepada Pemohon membayar biaya perkara yang timbul pada tingkat pertama sebesar Rp ,- (dua ratus sembilan puluh satu ribu rupiah) ; III. Membebankan kepada Pembanding untuk membayar biaya perkara pada tingkat banding sebesar Rp ,- (seratus lima puluh ribu rupiah) ;

8 Demikian putusan ini dijatuhkan dalam rapat permusyawaratan Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Agama Banten pada hari Kamis, tanggal 9 Januari 2014 Masehi bertepatan dengan tanggal 7 Rabi ul Awal 1435 Hijriyah oleh kami Drs. M. Dirwan, S.H., M.H. sebagai Ketua Majelis, M. Ridwan Siregar, S.H. dan Drs. H. Trubus Wahyudi, S.H., M.H. sebagai Hakim-Hakim Anggota, dan diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari Rabu, tanggal 5 Februari 2014 Masehi bertepatan dengan tanggal 5 Rabi ul Akhir 1435 Hijriyah oleh Ketua Majelis tersebut, dengan dihadiri oleh Hakim-Hakim Anggota dan dibantu oleh Hulaesi, S.H., M.H. sebagai Panitera Pengganti, dengan tidak dihadiri oleh kedua belah pihak berperkara. Ketua Majelis, Ttd Drs. M. DIRWAN. S.H., M.H. Hakim Anggota, Hakim Anggota, Ttd Ttd M. RIDWAN SIREGAR, S.H. Drs. H. TRUBUS WAHYUDI, S.H.,M.H. Panitera Pengganti, Ttd HULAESI, S.H., M.H. Perincian biaya perkara : 1. Redaksi : Rp 5.000,- 2. Materai : Rp 6.000,- 3. Biaya Proses : Rp ,- Jumlah : Rp ,- (seratus lima puluh ribu rupiah)