P U T U S A N Nomor 00/Pdt.G/2013/PTA.Btn BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Transkripsi

1 P U T U S A N Nomor 00/Pdt.G/2013/PTA.Btn BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Banten yang memeriksa dan mengadili perkaraperkara perdata pada tingkat banding, dalam persidangan majelis telah menjatuhkan putusan sebagai berikut, dalam perkara cerai talak antara pihak-pihak: PEMBANDING, umur 48 tahun, agama Islam, pekerjaan Ibu Rumah Tangga, bertempat tinggal di KABUPATEN SERANG; semula sebagai Termohon, sekarang sebagai Pembanding, untuk selanjutnya disebut sebagai PEMBANDING; m e l a w a n TERBANDING, umur 50 tahun, agama Islam, pekerjaan Karyawan BUMN, bertempat tinggal di KOTA SERANG; semula sebagai Pemohon, sekarang sebagai Terbanding, untuk selanjutnya disebut sebagai TERBANDING; Pengadilan Tinggi Agama tersebut; Telah membaca putusan dan berkas perkara yang bersangkutan; Telah memeriksa dan mempelajari surat-surat yang berkaitan; TENTANG DUDUK PERKARANYA Mengutip segala uraian sebagaimana termuat dalam Putusan Pengadilan Agama Serang Nomor 0000/Pdt.G/2013/PA.Srg, tanggal 28 Oktober 2013 Masehi bertepatan dengan tanggal 23 Zulhijjah 1434 Hijriyah, yang amarnya berbunyi sebagai berikut: DALAM KONVENSI: M E N G A D I L I 1. Mengabulkan permohonan Pemohon Konvensi;

2 2. Memberi izin kepada Pemohon Konvensi (TERBANDING) untuk menjatuhkan talak satu raj i terhadap Termohon Konvensi (PEMBANDING) di depan sidang Pengadilan Agama Serang; 3. Memerintahkan kepada Panitera Pengadilan Agama Serang untuk mengirimkan salinan penetapan ikrar talak tanpa meterai kepada Pegawai Pencatat Nikah (PPN) pada Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Serang, Kota Serang dan kepada Pegawai Pencatat Nikah (PPN) pada Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Kramatwatu, Kabupaten Serang dan kepada Pegawai Pencatat Nikah (PPN) pada Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Terbanggi Besar, Kabupaten Lampung Tengah, Propinsi Lampung, untuk dicatat dalam daftar yang disediakan untuk itu; DALAM REKONVENSI: 1. Mengabulkan gugatan Penggugat Rekonvensi/Termohon Konvensi sebagian dan menolak untuk selebihnya; 2. Menetapkan Nafkah Iddah selama masa iddah sebesar Rp ,00 (enam juta rupiah) dan Mut ah berupa uang sebesar Rp ,00 (lima belas juta rupiah); 3. Menghukum Tergugat Rekonvensi/Pemohon Konvensi untuk membayar/ menyerahkan Nafkah Iddah selama masa iddah sebesar Rp ,00 (enam juta rupiah) dan Mut ah berupa uang sebesar Rp ,00 (lima belas juta rupiah) kepada Penggugat Rekonvensi/Termohon Konvensi; 4. Menetapkan Penggugat Rekonvensi/Termohon Konvensi sebagai pemegang hak hadhonah 2 (dua) orang anak Penggugat Rekonvensi/ Termohon Konvensi dan Tergugat Rekonvensi/Pemohon Konvensi yang bernama ANAK I, perempuan, berumur 17 tahun dan ANAK II, perempuan, berumur 16 tahun; DALAM KONVENSI DAN REKONVENSI: - Membebankan kepada Pemohon Konvensi/Tergugat Rekonvensi untuk membayar biaya perkara ini sebesar Rp ,00 (dua ratus sembilan puluh satu ribu rupiah ); Membaca Akta Pernyataan Permohonan Banding yang dibuat oleh Panitera Pengadilan Agama Serang Nomor 000/Pdt.G/2013/PA.Srg. tanggal 11 November 2013, yang menyatakan bahwa pada tanggal 11 November 2013 Termohon mengajukan upaya hukum banding atas putusan Pengadilan Agama Serang tersebut, permohonan banding mana telah diberitahukan kepada pihak lawannya (Terbanding) pada tanggal 21 November 2013 secara sempurna; Membaca dan memperhatikan memori banding yang diajukan oleh Pembanding tertanggal 28 November 2013 yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Agama Serang

3 pada hari Senin, tanggal 02 Desember 2013 dan diberitahukan kepada Terbanding pada hari Selasa tanggal 03 Desember 2013; Membaca dan memperhatikan pula kontra memori banding dari Terbanding tanggal 9 Desember 2013 dan diberitahukan kepada Pembanding pada hari Jum at, tanggal 13 Desember 2013; Membaca dan memperhatikan pula Relaas Pemberitahuan untuk memeriksa berkas (inzage), baik kepada Pembanding maupun Terbanding masing-masing tertanggal 16 Desember 2013 dan masing-masing pihak ternyata telah melakukan inzage tersebut pada hari yang sama, yakni hari Senin, tanggal 16 Desember 2013 itu juga berdasarkan Akta Pemeriksaan Berkas Perkara Banding Nomor 0000/Pdt.G/ 2013/PA.Srg, tanggal 16 Desember 2013; PERTIMBANGAN HUKUMNYA Menimbang, bahwa oleh karena permohonan banding yang diajukan Pembanding tersebut diajukan dalam tenggang waktu banding dan dengan cara-cara sebagaimana ditentukan menurut peraturan perundang-undangan, lagi pula permohonan banding a quo telah diberitahukan kepada pihak Terbanding dengan sempurna, maka permohonan banding a quo secara formal dapat diterima; DALAM KONVENSI: Menimbang, bahwa setelah majelis hakim tingkat banding mempelajari dan meneliti berkas perkara, dan setelah menelaah putusan atas perkara a quo, majelis hakim tingkat banding berpendapat, bahwa hal-hal yang telah dipertimbangkan dan dinyatakan sebagai pendapat majelis hakim tingkat pertama dalam putusannya, sebagian dapat disetujui dan diambil alih sebagai pendapat majelis hakim tingkat banding, sedang sebagian lainnya tidak dapat disetujui, selanjutnya pertimbangan-pertimbangan hukum dan amar putusan majelis hakim tingkat pertama tersebut akan diperbaiki sebagaimana akan diuraikan berikut di bawah ini; Menimbang, bahwa oleh karena Buku Kutipan Akta Nikah sebagai bukti pernikahan antara Pemohon dengan Termohon telah ditemukan kembali, maka permohonan mengenai itsbat nikah Pemohon dengan Termohon tersebut harus dinyatakan tidak dapat diterima; Menimbang, bahwa pada bagian pertimbangan hukum dalam putusan hakim tingkat pertama masih terdapat pengulangan-pengulangan kalimat dari bagian duduk perkaranya, seharusnya hakim cukup memberikan pertimbangan hukumnya saja yang dihubungkan dengan peraturan perundang-undangan dan hukum lainnya yang berlaku

4 dan hidup di tengah-tengah masyarakat, namun demikian hal itu tidaklah menyebabkan batal ataupun cacatnya putusan a quo; Menimbang, bahwa pertimbangan hakim tingkat pertama tentang dalil-dalil yang dijadikan alasan untuk bercerai, yakni terjadinya perselisihan dan pertengkaran di antara suami istri tersebut, baik berdasarkan pengakuan Termohon sendiri yang dikuatkan dengan keterangan para saksi, maupun berdasarkan fakta-fakta yang terungkap dalam persidangan, majelis hakim tingkat banding dalam hal ini memperbaiki pertimbangan hukum hakim tingkat pertama tersebut secara ringkas, bahwa alasan tersebut menurut majelis sesuai dengan ketentuan Pasal 19 huruf (f) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 jo. Pasal 116 huruf (f) Kompilasi Hukum Islam dan majelis berpendapat, bahwa keadaan rumah tangga Pemohon dengan Termohon tersebut telah pecah, bahkan menyebabkan terjadinya perpisahan tempat tinggal (Pemohon yang pergi meninggalkan tempat tinggal bersamanya), dengan demikian majelis berkesimpulan, bahwa Pemohon dengan Termohon tersebut tidak ada harapan untuk dapat hidup rukun kembali dalam rumah tangganya, oleh karenanya tujuan perkawinan sebagaimana dimaksud Pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan jo. Pasal 2 Kompilasi Hukum Islam dalam rumah tangga Pemohon dengan Termohon tersebut tidak dapat terwujud; Menimbang, bahwa mengenai penyebab terjadinya perselisihan dan pertengkaran yang terus menerus antara Pemohon/Terbanding dengan Termohon/Pembanding tersebut, hakim tingkat banding berpendapat, bahwa sesuai dengan Yurisprudensi MARI Nomor 534/K/Pdt/1996, tanggal 18 Juni 1996 hal tersebut tidak harus dilihat siapa yang bersalah, dari mana atau dari siapa yang menyebabkannya, melainkan yang harus dilihat adalah apakah perkawinan itu masih dapat dipertahankan atau tidak; Menimbang, bahwa berdasarkan Berita Acara Sidang (BAS) dalam berkas perkara a quo, majelis hakim tingkat banding menilai bahwa antara Pemohon/Terbanding dengan Termohon/Pembanding sulit untuk dapat dipersatukan kembali, mereka kenyataannya telah berpisah tempat tingggal dan Pemohon/ Terbanding telah menikah lagi dengan perempuan lain, oleh karenanya majelis hakim tingkat banding berkesimpulan, bahwa ikatan perkawinan Pemohon/Terbanding dengan Termohon/Pembanding tersebut telah pecah dan tidak dapat dipertahankan lagi; Menimbang, bahwa pertimbangan hakim tingkat pertama dalam hal mengabulkan permohonan Pemohon, perlu menambahkan pertimbangan, bahwa berdasarkan fakta-fakta yang terungkap dalam persidangan dan ternyata fakta-fakta tersebut tidak bertentangan dengan ketentuan hukum, maka dengan berpedoman pada

5 ketentuan Pasal 70 ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama Jo Pasal 131 ayat (2) Kompilasi Hukum Islam, sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009, permohonan Pemohon untuk mengikrarkan talak terhadap Termohon tersebut dapat dikabulkan; DALAM REKONVENSI: Menimbang, bahwa apabila terjadi perceraian, maka Penggugat Rekonvensi mengajukan gugatan balik sebagai berikut: 1. Nafkah selama iddah (tiga bulan) sebesar Rp ,00 (sembilan juta rupiah); 2. Mut ah sebesar Rp ,00 (empat puluh juta rupiah); 3. Penggugat Rekonvensi mohon ditetapkan sebagai wali dari anak-anak yang masih di bawah umur, yakni ANAK I (perempuan) yang lahir pada tanggal 4 Pebruari 1995, dan ANAK II (perempuan) yang lahir pada tanggal 12 Desember 1997; 4. Mohon agar Pengadilan Agama menetapkan nafkah, biaya pendidikan dan kesehatan 4 orang anak sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 sebesar 2/3 dari seluruh penghasilan Tergugat Rekonvensi dari PT. Krakatau Steel setiap bulan; 5. Mohon agar Pengadilan Agama memutus dan menetapkan uang pesangon dan uang-uang lainnya yang akan diperoleh kelak pada saat Tergugat Rekonvensi pensiun sebagiannya sebesar Rp ,00 (seratus enam puluh enam juta enam ratus enam puluh enam ribu enam ratus enam puluh rupiah) menjadi hak Penggugat Rekonvensi dan harus diberikan secara tunai dan langsung, dengan cara PT. Krakatau Steel memisahkan dan menyerahkannya kepada Penggugat Rekonvensi pada saat Tergugat Rekonvensi pensiun; 6. Menghukum Tergugat Rekonvensi untuk membayar biaya perkara; Menimbang, bahwa hakim tingkat pertama telah memutuskan atas gugatan rekonvensi tentang nafkah selama iddah sebesar Rp ,00 (enam juta rupiah) akan tetapi Tergugat Rekonvensi menyatakan menolak atas gugatan rekonvensi tersebut, dan tentang mut ah sebesar Rp ,00 (lima belas juta rupiah) Tergugat Rekonvensi menyatakan hanya akan memberikannya sebesar Rp ,00,- (satu juta rupiah), bahwa setelah majelis hakim tingkat banding mempelajari pertimbangan hakim tingkat pertama dalam putusannya mengenai nafkah selama iddah dan mut ah

6 tersebut dan setelah mempelajari alasan-alasan keberatan Pembanding dalam memori bandingnya, serta jawaban Terbanding dalam kontra memori bandingnya, maka majelis hakim tingkat banding berpendapat, bahwa dengan berdasarkan pada ketentuan Pasal 41 huruf (c) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan jo Pasal 149 huruf (a) dan (b) dan Pasal 152 Kompilasi Hukum Islam apabila terjadi cerai talak antara Tergugat Rekonvensi dengan Penggugat Rekonvensi dipandang cukup pantas dan cukup adil Tergugat Rekonvensi dihukum untuk membayar sejumlah uang kepada Penggugat Rekonvensi sebagai nafkah selama iddah dan mut ah masing-masing sebesar sebagaimana tercantum dalam amar putusan di bawah ini; Menimbang, bahwa mengenai gugatan rekonvensi tentang Penggugat Rekonvensi mohon ditetapkan sebagai wali dari anak-anak yang masih di bawah umur, yakni ANAK I dan ANAK II, majelis hakim tingkat pertama mempertimbangkan bahwa hak perwalian yang dimaksud adalah hak hadhanah, oleh karenanya majelis hakim tingkat pertama dengan berdasarkan pada ketentuan Pasal 105 Kompilasi Hukum Islam dan pernyataan Penggugat Rekonvensi sendiri dalam persidangan, bahwa kedua anak tersebut memilih ibunya, maka Penggugat Rekonvensi ditetapkan sebagai pemegang hak hadhanah atas kedua orang anak tersebut di tas; Menimbang, bahwa majelis hakim tingkat pertama keliru dalam memahami ketentuan Pasal 105 huruf (b) Kompilasi Hukum Islam tersebut, karena hakim tidak mendengar secara langsung pernyataan kedua orang anak (yang sudah mumayyiz) tersebut, bahwa mereka memilih ikut ibunya, hanya berdasarkan pada pernyataan Penggugat Rekonvensi sendiri selaku ibu, yang menerangkan bahwa kedua anak tersebut memilih ibunya, oleh karenanya penetapan hak hadlanah tersebut harus dibatalkan, dan majelis hakim tingkat banding mempertimbangkan, bahwa oleh karena kedua orang anak (yang sudah mumayyiz) tersebut tidak didengar secara langsung oleh hakim (keterangannya tidak tertuang dalam Berita Acara Sidang), maka permohonan hak hadlanah atas kedua orang anak yang sudah mumayyiz tersebut (nama ANAK I dan ANAK II) tidak dapat diterima; Menimbang, bahwa pertimbangan majelis hakim tingkat pertama mengenai tuntutan 2/3 penghasilan Tergugat Rekonvensi dari PT. Krakatau Steel telah tepat namun majelis hakim tingkat banding menambahkan pertimbangan, bahwa pembagian gaji/penghasilan (1/3 bagian suami, 1/3 bagian istri dan 1/3 bagian anak-anak) seperti yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 adalah merupakan salah satu ketentuan disiplin Pegawai Negeri Sipil (termasuk pegawai BUMN), bukan merupakan ketentuan hukum materil Pengadilan Agama sebagaimana diatur dalam Pasal

7 49 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan terkahir dengan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009, dengan demikian Pengadilan Agama harus menyatakan tidak berwenang memeriksa dan mengadili mengenai hal tersebut, oleh karenanya rekonvensi Penggugat Rekonvensi tentang pembagian penghasilan/gaji Tergugat Rekonvensi tersebut harus dinyatakan tidak dapat diterima; Menimbang, bahwa mengenai tuntutan uang pesangon dan uang-uang lainnya yang akan diperoleh pada saat Tergugat Rekonvensi pensiun kelak sebagiannya sebesar Rp ,00 (seratus enam puluh enam juta enam ratus enam puluh enam ribu enam ratus enam puluh enam rupiah) harus diberikan kepada Tergugat Rekonvensi, majelis hakim tingkat pertama memberikan pertimbangan, bahwa tuntutan mengenai hal itu sangat prematur, majelis hakim tingkat banding menyatakan, bahwa pertimbangan majelis hakim tingkat pertama tersebut telah tepat, namun majelis hakim tingkat banding menambahkan pertimbangan, bahwa mengenai uang pesangon dan uang-uang lainnya yang sejenis di samping masih prematur, karena Tergugat Rekonvensi belum pensiun dan belum menerima uang pesangon tersebut, lagi pula berdasarkan ketentuan Pasal 49 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan terkahir dengan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009, tidak termasuk kewenangan Pengadilan Agama, dengan demikian Pengadilan Agama harus menyatakan tidak berwenang memeriksa dan mengadili mengenai tuntutan uang pesangon tersebut, oleh karenanya rekonvensi Penggugat Rekonvensi tentang tuntutan uang pesangon dan uang-uang lainnya tersebut harus dinyatakan tidak dapat diterima; Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, baik dalam konvensi maupun dalam rekonvensi, maka majelis hakim tingkat banding berpendapat, bahwa Putusan Pengadilan Agama Serang Nomor 0000/Pdt.G/2013/ PA.Srg, tanggal 28 Oktober 2013 Masehi bertepatan dengan tanggal 23 Zulhijjah 1434 Hijriyah tersebut tidak dapat dipertahankan dan harus dibatalkan, dengan mengadili sendiri sebagaimana amar di bawah ini; DALAM KONVENSI DAN REKONVENSI Menimbang, bahwa oleh karena perkara ini termasuk bidang perkawinan, maka berdasarkan ketentuan Pasal 89 ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan terakhir dengan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009, maka biaya perkara di

8 pengadilan tingkat pertama harus dibebankan kepada pihak Pemohon Konvensi/Tergugat Rekonvensi/ Terbanding sedangkan biaya perkara di pengadilan tingkat banding harus dibebankan kepada pihak Pembanding/Penggugat Rekonvensi/Termohon Konvensi yang jumlahnya sebagaimana tercantum dalam amar putusan ini; Mengingat, segala ketentuan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku dan dalil-dalil syar i yang berkaitan dengan perkara ini; M E N G A D I L I - Menerima permohonan banding Pembanding tersebut; - Membatalkan putusan Pengadilan Agama Serang Nomor 0000/Pdt.G/ 2013/PA.Srg, tanggal 28 Oktober 2013 Masehi, bertepatan dengan tanggal 23 Dzulhijjah 1434 Hijriyah yang dimohonkan banding; DAN DENGAN MENGADILI SENDIRI DALAM KONVENSI 1. Mengabulkan permohonan Pemohon Konvensi tersebut sebagian; 2. Memberi izin kepada Pemohon Konvensi (TERBANDING) untuk mengucapkan ikrar talak terhadap Termohon Konvensi (PEMBANDING) di depan sidang Pengadilan Agama Serang setelah putusan ini mempunyai kekuatan hukum tetap; 3. Memerintahkan kepada Panitera Pengadilan Agama Serang untuk mengirimkan salinan penetapan tentang telah terjadinya perceraian (talak) kepada Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan Serang, Kota Serang, kepada Pegawai Pencatat Nikah pada Kantor Urusan Agama Kecamatan Kramatwatu, Kabupaten Serang dan kepada Pegawai Pencatat Nikah pada Kantor Urusan Agama Kecamatan Terbanggi Besar, Kabupaten Lampung Tengah, Propinsi Lampung, untuk dicatat dalam daftar yang disediakan untuk itu; 4. Tidak menerima permohonan yang lain dan atau selebihnya. DALAM REKONVENSI 1. Mengabulkan gugatan Penggugat Rekonvensi tersebut sebagian; 2. Menetapkan akibat talak berupa: a. Mut ah sebesar Rp ,00 (dua puluh juta rupiah); b. Nafkah selama idah sebesar Rp ,00 (enam juta rupiah);

9 3. Menghukum Tergugat Rekonvensi untuk menyerahkan akibat talak sebagaimana tersebut pada amar nomor 2 (dua) di atas kepada Penggugat Rekonvensi; 4. Tidak menerima gugatan Penggugat Rekonvensi yang lain dan atau selebihnya. DALAM KONVENSI DAN REKONVENSI - Membebankan kepada Pemohon Konvensi/Tergugat Rekonvensi untuk membayar segala biaya perkara yang timbul dalam perkara pada tingkat pertama sebesar Rp ,00 (dua ratus sembilan puluh satu ribu rupiah); - Membebankan kepada Pembanding/Termohon Konvensi/Penggugat Rekonvensi untuk membayar biaya perkara pada pengadilan tingkat banding sebesar Rp ,00 ( seratus lima puluh ribu rupiah); Demikian putusan ini dijatuhkan dalam Sidang Permusyawaratan Majelis Hakim Tingkat Banding Pengadilan Tinggi Agama Banten pada hari Kamis tanggal 23 Januari 2014 Masehi bertepatan dengan tanggal 21 Rabiul Awal 1435 Hijriyah, oleh kami Drs. H. Imamuddin, S.H. selaku Hakim Ketua Majelis, DR. H. Ahmad Fathoni, S.H., M.Hum. dan Drs.H. Endang Muchlish, S.H., M.H. masing-masing selaku Hakim Anggota yang ditunjuk oleh Ketua Pengadilan Tinggi Agama Banten untuk memeriksa dan mengadili perkara ini dalam tingkat banding dengan Penetapan Nomor 86/Pdt.G/2013/ PTA.Btn, tanggal 30 Desember Putusan tersebut diucapkan pada hari itu juga dalam sidang terbuka untuk umum oleh Hakim Ketua Majelis tersebut, dengan dihadiri oleh Hakim-hakim Anggota tersebut, dan dibantu oleh Achmad Sofwan, S.H. sebagai Panitera Pengganti, dengan tidak dihadiri oleh kedua belah pihak yang berperkara. Hakim Ketua, ttd Drs. H. IMAMUDDIN, S.H. Hakim Anggota, Hakim Anggota ttd ttd DR.H.AHMAD FATHONI,S.H.M.Hum. Drs.H.ENDANG MUCHLISH,S.H.M.H. Panitera Pengganti, ttd ACHMAD SOFWAN, S.H.

10 Perincian Biaya: 1. Biaya Proses Rp ,- 2. Biaya Redaksi Rp 5.000,- 3. Biaya Materai Rp 6.000,- Jumlah Rp ,-