Darma Rika S & Susi I: Pengaruh Pengeluaran Konsumsi dan Investasi Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Darma Rika S & Susi I: Pengaruh Pengeluaran Konsumsi dan Investasi Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia"

Transkripsi

1 PENGARUH PENGELUARAN KONSUMSI DAN INVESTASI PEMERINTAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA Darma Rika Swaramarinda * Susi Indriani * ABSTRACT This research was aimed a describing connecions beween governmen expendiures o Indonesia's economic growh in he period In his research, cenral governmen expendiure can be divided ino curren expendiure and capial expendiure. The daa were aken from Badan Pusa Saisik, Inernaional Funding Saisik (IFS) and Asian Developmen Bank (ADB). The analysis use qualiaive and quaniaive. Qualiaive analysis described in descripive abou governmen expendiures in Indonesia. The quaniaive analysis used Ordinary Leas Squares (OLS) wih secondary daa. The Regression of research resuls show ha: (1) curren expendiure has a posiive relaionship o economic growh and he effec saisically significan. (2) capial expendiure has a posiive relaionship o economic growh and he effec saisically significan. Keywords: governmen expendiure, curren expendiure, capial expendiure, economic growh PENDAHULUAN Berbagai * kemajuan dan perkembangan pembangunan elah dicapai dan elah berhasil meningkakan perekonomian indonesia. Salah sau indikaor keberhasilan ersebu erliha dari raa-raa perumbuhan ekonomi Indonesia yang mencapai 5,11% per ahunnya pada periode peneliian. Angka raa-raa perumbuhan ekonomi ersebu menunjukkan bahwa kinerja pembangunan Indonesia cukup inggi. Hal ini idak erlepas dari peran sera masyaraka, pemerinah, para pelaku ekonomi, dan juga pihak luar negeri. Selain ingka perumbuhan yang inggi, pesanya pembangunan ekonomi pun membawa dampak pada * Darma Rika S & Susi Indriani. Dosen Fakulas Ekonomi Universias Negeri Jakara. meningkanya sandar hidup dan kesejaheraan masyaraka, dimana peningkaan sandar hidup ini idak hanya peningkaan pendapaan saja eapi juga peningkaan perminaan erhadap barang dan jasa publik baik dari segi kualias maupun kuanias. Penyelenggaraan barang dan jasa publik ini secara langsung merupakan anggung jawab uama pemerinah karena ciri uama dari barang dan jasa publik iu sendiri yang menyangku kepeningan masyaraka luas. Dalam perekonomian modern bahwa penggunaan sumber daya idak hanya unuk invesasi dan konsumsi juga unuk penggunaan publik. Sebagai conoh di USA bahwa kurang lebih 20% dari oal oupu dibelanjakan oleh pemerinah unuk kepeningan publik ersebu, bahkan di Volume IX, Nomor 2, Agusus

2 banyak negara angkanya bahkan lebih besar (Syafarudin, 2003). Besarnya penyediaan fasilias publik ini mempunyai korelasi erhadap besarnya pengeluaran pemerinah. Pengeluaran pemerinah suau negara menggambarkan suau pembiayaan erhadap kegiaan pemerinah. Seperi elah dikeahui, pengeluaran pemerinah melalui Anggaran Pendapaan dan Belanja Negara (APBN) ercermin dalam realisasi anggaran belanja ruin dan realisasi anggaran belanja pembangunan, sedangkan jumlah seluruh penerimaan melipui penerimaan dalam negeri dan penerimaan luar negeri yang disebu penerimaan pembangunan. Diinjau dari ujuannya, pengeluaran ruin merupakan pengeluaran operasional dan mulak harus dilakukan sera konsumif, eapi idak semua anggaran belanja ruin dapa dikaegorikan sebagai pengeluaran konsumsi (curren expendiure), misalnya seperi belanja pembelian invenaris kanor, belanja pemeliharaan gedung kanor, dan lainlain. Sebaliknya erdapa elemen pengeluaran pembangunan yang sebagian besar merupakan pengeluaran unuk invesasi (capial expendiure) dapa dikaegorikan sebagai pengeluaran yang bersifa konsumsi, seperi berbagai jenis upah dan gaji ambahan. Dari kedua jenis pengeluaran ersebu, pengeluaran pembangunanlah yang memiliki sumbangan erbesar dalam pembenukan modal eap bruo nasional yang dilakukan pemerinah pusa (Mariks Invesasi Pemerinah BPS). Pengeluaran pemerinah dalam hal ini pengeluaran invesasi pemerinah memiliki kedudukan yang sraegis dalam meningkakan laju perumbuhan ekonomi nasional. Sering pula dikaakan bahwa pengeluaran invesasi pemerinah dapa memainkan peran sebagai salah sau penggerak uama (prime mover) dalam perekonomian, sehingga keika perekonomian sedang mengalami kelesuan akiba adanya resesi ekonomi yang memerosokan kemampuan masyaraka dalam melakukan kegiaan perekonomian, pemerinah melalui insrumen kebijakan yang dimiliki dapa ampil menyelamakan keadaan dengan memperbesar pengeluaran pemerinah melalui anggaran belanja defisi, dan sebaliknya. Dalam seiap sisem perekonomian, baik kapialis aau sisem perekonomian sosialis, pemerinah senaniasa mempunyai peranan yang pening. Peranan pemerinah sanga besar dalam sisem perekonomian sosialis dan sanga erbaas dalam sisem kapialis. Adam Smih mengemukakan eori bahwa pemerinah hanya mempunyai iga fungsi : 1. Fungsi pemerinah unuk memelihara keamanan dalam negeri dan perahanan. 2. Fungsi pemerinah unuk menyelenggarakan peradilan. 3. Fungsi pemerinah unuk menyediakan barang-barang yang idak disediakan oleh pihak swasa, seperi halnya dengan 96 Volume IX, Nomor 2, Agusus 2011

3 jalan, bendungan dan lain sebagainya. Dalam peneliian Gwarney, Lawson dan Holcombe (1998), menyebukan bahwa pemerinah mempunyai fungsi sebagai core funcion. Fungsi ini dapa membua peningkaan dalam efisiensi perekonomian dan seerusnya dapa meningkakan perumbuhan. Ada dua kaegori dalam fungsi ini yang kebanyakan digunakan dalam berbagai peneliian, yaiu ; fungsi sebagai pelindung (proecive funcion) dan fungsi sebagai penyedia barangbarang publik (provision of a limied se of collecive goods). Proecive funcion ermasuk di dalamnya penegakan perauran dan hukum dan hak-hak individu yang dapap melindumgi masyaraka dari kehilangan hak-haknya. Fungsi yang kedua yaiu provision of a limied se of collecive goods, adalah menyediakan barang-barang aau jasa seperi perahanan, jalan, pendidikan dan layanan masyaraka lainnya sera barang-barang yang idak disediakan aau disediakan dalam jumlah yang sediki sekali oleh sekor swasa. Dengan ersedianya barang-barang seperi disebukan diaas dan perlindungan hak kepemilikan dapa meningkakan perumbuhan PDB (Burda dan Wyplosz, 2001). Pengeluaran pemerinah secara garis besar erdiri dari pengeluaran ruin dan pengeluaran pembangunan. Pengeluaran konsumsi pemerinah ercakup dalam pengeluaran ruin dan pengeluaran invesasi pemerinah ercakup dalam pengeluaran pembangunan. Di negara-negara berkembang pengeluaran erbesar dialokasikan unuk pembangunan infrasrukur yang merupakan barang publik murni yang idak dapa dihasilkan oleh pihak swasa seperi energi, perahanan, dan juga unuk membiayai kegiaan sosial seperi pendidikan, kesehaan, dan lain-lain. Pembiayaannya dilaksanakan dengan prinsip kemampuan membayar (Syamsi:1994). Selain iu, hal ini pun berkaian dengan meningkanya defisi fiskal di negara berkembang, karena keerbaasan kemampuan negara dalam meningkakan penerimaannya unuk membiayai pengeluaran pemerinah yang semakin inggi. Peranan dan besarnya pengeluaran konsumsi dan invesasi pemerinah menjadi sesuau yang mengundang konroversi pada ekonomi makro. Semenara negaranegara bergerak menuju pasar erbuka dan bebas, pengeluaran konsumsi pemerinah elah meningka secara erus-menerus. KAJIAN TEORI Perumbuhan Ekonomi Perumbuhan ekonomi pada dasarnya diarikan sebagai suau proses dimana PDB riil aau pendapaan riil per kapia meningka secara erus menerus melalui kenaikan produkivias per kapia (Salvaore:1977). Perumbuhan ekonomi yang dinyaakan dengan peningkaan oupu dan pendapaan riil perkapia memang bukanlah sau-saunya sasaran kebijaksanaan di negaranegara berkembang, namun kebijaksanaan ekonomi menaikkan Volume IX, Nomor 2, Agusus

4 ingka perumbuhan oupu perlu dilakukan karena: 1. Perumbuhan ekonomi dipandang sebagai suau syara yang sanga diperlukan unuk perbaikan kesejaheraan masyaraka. 2. Perumbuhan ekonomi dipandang sebagai suau prasyara unuk mencapai ujuan-ujuan pembangunan lainnya, seperi: peningkaan pendapaan dan kekayaan masyaraka, aaupun penyediaan fasilias dan sarana sosial lainnya (Thirwall: 1976). Menuru Kuznes, perumbuhan ekonomi adalah kenaikan kapasias dalam jangka panjang dari negara yang bersangkuan unuk menyediakan berbagai barang ekonomi kepada penduduknya. Kenaikan kapasias iu sendiri dienukan aau dimungkinkan oleh adanya kemajuan aau penyesuaian-penyesuaian yang bersifa eknologi, insiusional (kelembagaan) dan ideologis erhadap berbagai unuan keadaan yang ada (Todaro:1994). Kuznes mengemukakan enam karakerisik aau ciri proses perumbuhan ekonomi yang bisa diemui di hampir semua negara maju, yaiu : a. Tingka perumbuhan oupu per kapia dan perambahan penduduk yang inggi. b. Tingka kenaikan oal produkivias fakor yang inggi, khususnya produkivias enaga kerja. c. Tingka ransformasi srukural ekonomi yang inggi. d. Tinga ransformasi sosial dan ideologi yang inggi. e. Adanya kecenderungan negaranegara yang mulai aau yang sudah maju perekonomiannya unuk berusaha merambah bagian-bagian dunia lainnya sebagai pemasaran dan sumber bahan baku. f. Terbaasnya penyebaran perumbuhan ekonomi yang hanya mencapai seperiga bagian penduduk dunia. Menuru eori perumbuhan ekonomi neo-klasik, dengan mengasumsikan luas lahan eap, maka yang mempengaruhi perumbuhan adalah peningkaan pada penawaran enaga kerja, peningkaan pada capial sock dan peningkaan pada produkivias. Meningkanya penawaran enaga kerja akan menyebabkan berambahnya oupu. Real oupu meningka bila semakin banyak orang yang iku sera dalam proses produksi suau negara. Peningkaan modal dapa dibagi menjadi dua, yaiu ; peningkaan pada modal fisik dan modal enaga kerja. Modal fisik meningkakan oupu dikarenakan hal ersebu merangsang produkivias enaga kerja dan secara langsung menyediakan pelayanan yang berharga. Peningkaan pada produkivias akan erjadi keika invesasi pada peralaan seperi kompuer dan mesin yang dapa mengurangi jam kerja enaga kerja. Modal enaga kerja meningkakan perumbuhan ekonomi karena enaga kerja yang mempunyai skill lebih prudukif dibandingkan 98 Volume IX, Nomor 2, Agusus 2011

5 dengan mereka yang idak. Invesasi pada modal enaga kerja dapa dilakukan melalui pendidikan aau pelaihan. Peningkaan produkivias menjelaskan peningkaan pada oupu yang idak dapa dijelaskan oleh perambahan inpu. Yang erpening dari produkivias adalah dengan adanya kemajuan eknologi, yang mempengaruhinya dengan 2 cara. Perama adalah kemajuan pada pengeahuan yang disebu invenions dan kedua adalah penggunaan dari pengeahuan iu sendiri yang menyebabkan produksi yang lebih efisien yang disebu inovasi.(burda dan Wyplosz, 2001) Perkembangan perekonomian suau Negara dapa diunjukkan oleh perumbuhan Produk Domesik bruo (PDB) Negara ersebu. PDB merupakan nilai dari oal oupu yang dihasilkan oleh suau Negara. Selama kurun waku ersebu, PDB Indonesia erus meningka semenara perumbuhannya mengalami flukuasi dengan laju perumbuhan raa-raa sebesar 5,12% per ahun. Laju perumbuhan ekonomi Indonesia berflukuasi dari ahun ke ahun walaupun secara umum dapa kia arik kesimpulan bahwa perumbuhannya cenderung membaik eruama seelah pemerinah memberlakukan kebijakan-kebijakan ekonomi sehingga ercipa suasana perekonomian yang kondusif. Pada saa krisis ekonomi melanda Asia, Indonesia idak erkecuali erkena dampaknya bahkan mungkin yang erparah, eapi saa ini perekonomian Indonesia sudah mulai bangki lagi. Pengeluaran Invesasi Pemerinah Dalam neraca anggaran pendapaan dan belanja negara, pengeluaran pemerinah Indonesia secara garis besar dikelompokkan aas pengeluaran ruin dan pengeluaran pembangunan. Klasifikasi ini mirip seperi klasifikasi pengeluaran ke dalam pos-pos pengeluaran lancar dan pos-pos pengeluaran kapial. Pengeluaran ruin pada dasarnya berunsurkan pos-pos pengeluaran unuk membiayai pelaksanaan roda pemerinahan sehari-hari, melipui belanja pegawai, belanja barang, berbagai macam subsidi (subsidi daerah dan subsidi harga barang); angsuran dan bunga uang pemerinah; sera sejumlah pengeluaran lain. Sedangkan pengeluaran pembangunan maksudnya pengeluaran yang bersifa menambah modal masyaraka dalam benuk prasarana fisik, dibedakan aas pengeluaran pembangunan yang dibiayai dengan dana rupiah dan banuan proyek. Idenias keseimbangan pendapaan nasional Y=C+I+G+X-M merupakan sumber legiimasi pandangan kaum Keynesian akan relevansi campur angan pemerinah dalam perekonomian. Dari noasi yang sanga sederhana ersebu dapa dielaah bahwa kenaikan (penurunan) pengeluaran pemerinah akan menaikan (menurunkan) pendapaan nasional (Dumairy:1997). Banyak perimbangan yang mendasari pengambilan kepuusan pemerinah dalam mengaur pengeluarannya. Pemerinah idak Volume IX, Nomor 2, Agusus

6 cukup hanya meraih ujuan akhir dari seiap kebijaksanaan pengeluarannya, eapi juga harus memperhiungkan sasaran anara yang akan menikmai aau erkena kebijaksanaan ersebu. Memperbesar pengeluaran dengan ujuan semaa-maa unuk meningkakan pendapaan nasional aau memperluas kesempaan kerja adalah idak memadai, melainkan harus pula diperhiungkan siapa (masyaraka lapisan mana) yang akan erpekerjakan aau meningka pendapaannya. WW Rosow dan RA Musgrave menghubungkan pengeluaran pemerinah dengan ahap-ahap pembangunan ekonomi. Pada ahap awal pembangunan ekonomi, menuru mereka, rasio invesasi pemerinah erhadap invesasi oal-dengan perkaaan lain juga rasio pengeluaran pemerinah erhadap pendapaan nasional relaif besar. karena pemerinah harus menyediakan berbagai sarana dan prasarana. Pada ahap menengah pembangunan ekonomi, invesasi pemerinah eap diperlukan guna memacu perumbuhan agar dapa lepas landas. Bersamaan dengan iu porsi invesasi pihak swasa juga meningka. Tahap besarnya peranan pemerinah adalah karena pada ahap ini banyak erjadi kegagalan pasar yang diimbulkan oleh perkembangan ekonomi iu sendiri. Daa yang digunakan unuk menunjukkan perkembangan invesasi pemerinah pada peneliian ini adalah daa realisasi pengeluaran pembangunan pemerinah. Pengeluaran pembangunan merupakan pengeluaran yang berkaian dengan kegiaan invesasi yang dilaksanakan oleh pemerinah unuk merealisasikan sasaran-sasaran dari program pembangunan. Anggaran pembangunan dialokasikan eruama unuk membiayai proyek-proyek yang idak dapa dibiayai sendiri oleh masyaraka. Pengeluaran pembangunanlah yang memiliki sumbangan erbesar dalam pembenukan modal eap bruo nasional yang dilakukan pemerinah pusa. Pengeluaran Konsumsi Pemerinah Seperi elah dikeahui, pengeluaran pemerinah melalui Anggaran Pendapaan dan Belanja Negara (APBN) ercermin dalam realisasi anggaran belanja ruin dan realisasi anggaran belanja pembangunan, sedangkan jumlah seluruh penerimaan melipui penerimaan dalam negeri dan penerimaan luar negeri yang disebu penerimaan pembangunan. Diinjau dari ujuannya, pengeluaran ruin merupakan pengeluaran operasional dan mulak harus dilakukan sera konsumif, eapi idak semua anggaran belanja ruin dapa dikaegorikan sebagai pengeluaran konsumsi (curren expendiure), misalnya seperi belanja pembelian invenaris kanor, belanja pemeliharaan gedung kanor, dan lainlain. Pengeluaran konsumsi yaiu pengeluaran ruin negara dalam hal ini belanja pegawai yang mencakup gaji dan pensiun, unjangan sera belanja barang-barang dalam negeri, dana 100 Volume IX, Nomor 2, Agusus 2011

7 ruin daerah dan pengeluaran ruin lainnya yang berdampak konsumsi pegawai aau masyaraka erhadap barang-barang meningka yang kemudian menaikkan fungsi konsumsi yang menyumbang konribusi erhadap bruo nasional dan perumbuhan ekonomi. Kerangka pikir Konsepual Perumbuhan ekonomi merupakan perluasan kapasias suau perekonomian dalam menghasilkan barang dan jasa, yang diukur melalui peningkaan Produk Domesik Bruo (PDB). Dalam kerangka eori Keynesian, berbagai jenis pengeluaran publik ini memberikan konribusi yang posiif erhadap perumbuhan ekonomi. Tingka pengeluaran pemerinah yang inggi dapa meningkakan jumlah enaga kerja dan invesasi melalui angka pengganda (muliplier effec) perminaan agrega. Dengan demikian, pengeluaran pemerinah dapa meningkakan perminaan agrega, yang pada akhirnya dapa meningkakan oupu erganung pada besarnya dan efekivias angka pengganda pengeluaran ersebu. Pendapa WW Rosow dan RA Musgrave dalam Buku Ekonomi Publik (Goerino:1995) menghubungkan pengeluaran pemerinah dengan ahap-ahap pembangunan ekonomi. Pada ahap awal rasio invesasi pemerinah erhadap pendapaan nasional relaif besar. Hal ini disebabkan karena pada ahap ini pemerinah harus menyediakan sarana dan prasarana. Pada ahap menengah, invesasi pemerinah eap diperlukan unuk meningkakan perumbuhan ekonomi, dan peranan invesasi swasa pada ahap ini sudah semakin besar. Teori perumbuhan Neoklasik meliha dari sudu pandang yang berbeda, yaiu segi penawaran.teori ini perumbuhan ekonomi erganung kepada pengembangan fakor-fakor produksi, yaiu perambahan modal dan produkivias modal marjinal, perambahan enaga kerja dan produkivias enaga kerja marjinal, sera perkembangan eknologi (Todaro, 1990). Meode Peneliian Peneliian ini erbaas pada pengujian sampai sejauh mana variabel pengeluaran invesasi pemerinah dan pengeluaran konsumsi pemerinah mempengaruhi variabel idak bebas, perumbuhan ekonomi. Analisis dilakukan dengan menggunakan daa ahunan selama 11 ahun, dari ahun 1997 sampai dengan ahun Daa-daa yang digunakan dalam peneliian ini adalah daa sekunder yang diperoleh dari Badan Pusa Saisik, Bank Indonesia, Inernaional Moneary Fund, Asian Developmen Bank, dan Inernaional Funding Saisik (IFS). Secara spesifik daa yang digunakan adalah sebagai beriku : 1. Perumbuhan ekonomi (Y) Daa perumbuhan ekonomi yang digunakan adalah daa perumbuhan PDB riil aas dasar harga konsan ahun Sumber daanya diperoleh dari Volume IX, Nomor 2, Agusus

8 Inernaional Funding Saisik (IFS). 2. Pengeluaran konsumsi pemerinah (Gc) Daa pengeluaran ruin pemerinah digunakan sebagai proksi dari konsumsi pemerinah. Daa ini dijadikan sebagai rasio dari PDB. Dalam peneliian ini idak dilakukan pemisahan anara pengeluaran ruin yang merupakan pengeluaran konsumsi dan pengeluaran ruin yang merupakan pengeluaran invesasi. Sumber daanya diperoleh dari BPS dan Asian Developmen Bank (ADB). 3. Pengeluaran invesasi pemerinah (Gi) Daa pengeluaran pembangunan pemerinah digunakan sebagai proksi dari invesasi pemerinah. Daa ini dijadikan sebagai rasio dari PDB. Dalam peneliian ini idak dilakukan pemisahan anara pengeluaran pembangunan yang merupakan pengeluaran konsumsi dan pengeluaran pembangunan yang merupakan pengeluaran invesasi Sumber daanya diperoleh dari BPS dan Asian Developmen Bank (ADB). Analisis yang digunakan pada peneliian ini adalah analisis deskripifkualiaif erhadap daa ime series dan analisis kuaniaif. Analisis deskripif kualiaif disusun berdasarkan meode peneliian dengan pengujian erhadap daa sekunder yang diperoleh dari berbagai sumber daa, jurnal, arikel, buku, majalah, inerne dan sudi lieraur ilmiah yang berkaian dengan permasalahan yang sedang dielii. Sedangkan unuk analisis kuaniaif digunakan ala banu ekonomerika unuk mendapakan gambaran yang jelas enang hubungan anara variabelvariabel yang digunakan dalam peneliian ini. Spesifikasi Model Ekonomerik Model ekonomerik yang digunakan dalam peneliian ini diadopsi dari model yang dikembangkan oleh Peer Sjoberg (2003). Model ini digunakan unuk mengeahui bagaimana pengeluaran pemerinah dan variabel-variabel ekonomi lainnya mempengaruhi perumbuhan ekonomi. Model ekonomerik peneliian ini diformulasikan sebagai beriku: Y Gc Gi 0 2 dimana : Y = perumbuhan ekonomi pada ahun Gc = rasio konsumsi pemerinah erhadap PDB pada ahun Gi = rasio invesasi pemerinah erhadap PDB pada ahun = error erms HASIL DAN PEMBAHASAN Inerpreasi Model Pada bagian ini akan diungkapkan pengaruh pengeluaran konsumsi pemerinah dan pengeluaran invesasi pemerinah erhadap perumbuhan ekonomi di Indonesia. Unuk pengolahan daa, ala banu yang digunakan adalah sofware Eviews Volume IX, Nomor 2, Agusus 2011

9 Berdasarkan hasil pengolahan daa, didapa persamaan regresi ganda sebagai beriku: Y Gc Gi 0 2 Y = G c G i + E ( ) ( ) ( ) Beriku ini adalah nilai-nilai hasil uji saisik lainnya, yaiu : R-squared Adjused R-squared S.E. of regression Sum squared resid 1.49E+11 Log likelihood Durbin-Wason sa Mean dependen var S.D. dependen var Akaike info crierion Schwarz crierion F-saisic Prob(F-saisic) Dari uji F-saisik yang signifikan sampai dengan ingka kepercayaan dan nilai Adj.R2 yang sebesar % dapa dinyaakan bahwa persamaan model yang erbenuk baik. Adapun kenaikan pengeluaran konsumsi pemerinah dan pengeluaran invesasi pemerinah yang beranda posiif akan mengakibakan perumbuhan ekonomi mengua. Ini berari bahwa perumbuhan ekonomi dapa dijelaskan dengan baik oleh pergerakan variabel-variabel bebasnya. Nilai Durbin Wason (DW) dari persamaan adalah Semenara iu, unuk nilai n = 11 dan k = 3. Dari hasil es ini P-value = maka erima H 0. Dengan ingka keyakinan 95 % dapa disimpulkan bahwa idak ada ookorelasi anar variabel. Hasil uji Whie Heerocedasiciy Tes menghasilkan nilai sebagai beriku : Obs*R-squared : Probabiliy : Hasil uji ersebu dengan P-Value sama dengan menunjukkan bahwa H 0 yang menyaakan idak ada heeroskedasisias (homoskedasisias) pada residual dierima pada ingka signifikansi 5 %. Jadi, dengan ingka keyakinan 95 % pada daa ersebu idak erjadi heeroskedasisias. Nilai Durbin Wason yang dihasilkan sebesar sedangkan nilai adj. R2-nya sebesar Jadi, nilai Durbin Wason lebih besar dari nilai R2-nya sehingga idak mengindikasikan adanya regresi lancung sebagai akiba nonsasionarias variabel-variabel. Adj.R 2 dw, merupakan indikasi adanya regresi lancung / spurious regression. Dengan demikian dapa dinyaakan bahwa erdapa hubungan anara variabel-variabel bebas dan variabel ak bebas. Disribusi residual yang dihasilkan menunjukkan bahwa asumsi normalias residual erpenuhi. Hal ini erliha dari meode hisogram dan Jarque-Berra yang digunakan, dimana nilai-p yang diperoleh cukup inggi. H 0 : error erm erdisribusi normal, dan Volume IX, Nomor 2, Agusus

10 H 1 : error erm idak erdisribusi normal. Nilai-P sebesar 0, lebih besar dari = 5 %, P-value = 0, maka erima H 0. dengan ingka keyakinan 95 % maka dapa dikaakan error erm erdisribusi normal. KESIMPULAN Berdasarkan pada eori-eori dan pembukian baik secara empiris maupun ekonomi mengenai hubungan anara pengeluaran konsumsi pemerinah dan pengeluaran invesasi erhadap perumbuhan ekonomi, maka dapa disimpulkan bahwa Pengeluaran konsumsi pemerinah dan pengeluaran invesasi pemerinah di Indonesia mempunyai kecenderungan unuk meningka seiap ahunnya. Terdapa hubungan yang posiif pengeluaran konsumsi pemerinah dengan perumbuhan ekonomi pada periode peneliian. Hal ini dikarenakan pengeluaran konsumsi yaiu pengeluaran ruin negara dalam hal ini belanja pegawai yang mencakup gaji dan pensiun, unjangan sera belanja barang-barang dalam negeri, dana ruin daerah dan pengeluaran ruin lainnya yang berdampak konsumsi pegawai aau masyaraka erhadap barang-barang meningka yang kemudian menaikkan fungsi konsumsi yang menyumbang konribusi erhadap bruo nasional dan perumbuhan ekonomi. Pengeluaran invesasi pemerinah mempunyai dampak yang posiif erhadap perumbuhan ekonomi. Karena pengeluaran invesasi pemerinah dimaksudkan guna menunjang perumbuhan ekonomi dan mendorong berkembangnya kegiaan ekonomi masyaraka. Dan anggaran pembangunan dialokasikan eruama unuk membiayai proyek-proyek yang idak dapa dibiayai sendiri oleh masyaraka. DAFTAR PUSTAKA Badan Pusa Saisik. Indikaor Ekonomi, berbagai edisi. Badan Pusa Saisik. Saisik dalam 50 Tahun Indonesia Merdeka. Badan Pusa Saisik. Saisik Indonesia, berbagai edisi. Badan Pusa Saisik. Mariks Invesasi pemerinah, Tahun 1996/ /1999. Bank Indonesia. Saisik Ekonomi Keuangan Indonesia, berbagai edisi. Dumairy Perekonomian Indonesia. Jakara: Erlangga.. Goerino Mangkoesoebroo. Ekonomi Publik, Edisi III. Yogyakara :BPFE, Gujarai, Damodar N. Basic Economerics. Fourh Ediion. McGraw-Hill Higher Educaion, Ibnu Syamsi S.U Dasar-dasar Kebijaksanaan Keuangan Negara, Jakara : Rineka Cipa, Ram,R Governmen Size and Economic Growh: A New Framework and Some Evidence from Cross-Secional and Time- Series Daa, American Economic Review, 76, , Ram,R., 1989.Governmen Size and Economic Growh: A New Framework and Some Evidence from Cross-Secional and Time- 104 Volume IX, Nomor 2, Agusus 2011

11 Series Daa: A Reply, American Economic Review, 79, , Salvaore, D & Dowling, E. T Theory and Problems a Economic Developmen, Mc-Graw Hill, New York, Sjoberg, P Governmen Expendiures Effec on Economic Growh. Lulea Universiy of Technology, Syafaruddin, Inisari Buku Advanced Macroeconomics (David Romer), Tugas Program Pascasarjana Universias Padjajaran, Bandung, Thirwall A.P., Finance Economic Developmen, London Mc Millan Press Ld, Todaro, Michael P. Pembangunan Ekonomi : Edisi Kelima. Bumi Aksara, Pembangunan Ekonomi di Dunia Keiga. Jakara: Erlangga, Wyplosz.C, and Burda.M Macroeconomics: A European Tex, 3rd ediion, Volume IX, Nomor 2, Agusus

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Disparias pembangunan ekonomi anar daerah merupakan fenomena universal, disemua negara anpa memandang ukuran dan ingka pembangunannya. Disparias pembangunan merupakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Dalam pelaksanaan pembangunan saa ini, ilmu saisik memegang peranan pening baik iu di dalam pekerjaan maupun pada kehidupan sehari-hari. Ilmu saisik sekarang elah melaju

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,

Lebih terperinci

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo)

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo) PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Sudi pada karyawan eap PT PG Tulangan Sidoarjo) Niken Dwi Okavia Heru Susilo Moehammad Soe`oed Hakam Fakulas Ilmu Adminisrasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode 20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena

Lebih terperinci

PENELUSURAN EMPIRIS KETERKAITAN PASAR KEUANGAN DAN KOMPONEN PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA,

PENELUSURAN EMPIRIS KETERKAITAN PASAR KEUANGAN DAN KOMPONEN PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA, PENELUSURAN EMPIRIS KETERKAITAN PASAR KEUANGAN DAN KOMPONEN PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA, 2004-2008 Banoon Sasmiasiwi, Program MSi FEB UGM Malik Cahyadin, FE UNS Absraksi Perkembangan ekonomi akhir-akhir

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan kemajuan kearah yang dicapai. Seperti yang terdapat pada

BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan kemajuan kearah yang dicapai. Seperti yang terdapat pada BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG MASALAH Pembangunan pada umumnya adalah perubahan secara erus menerus yang merupakan kemajuan kearah yang dicapai. Seperi yang erdapa pada rumusan GBHN, yaiu mewujudkan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN perpusakaan.uns.ac.id BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di Indonesia dengan periode ahun 984 sampai dengan ahun 0. Peneliian ini memfokuskan pada fakor-fakor

Lebih terperinci

PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN

PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN Seminar Nasional Saisika IX Insiu Teknologi Sepuluh Nopember, 7 November 2009 PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN Brodjol Suijo Jurusan Saisika ITS Surabaya ABSTRAK Pada umumnya daa ekonomi bersifa ime

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian mengenai kelayakan pengusahaan pupuk kompos dilaksanakan pada uni usaha Koperasi Kelompok Tani (KKT) Lisung Kiwari yang menjalin mira dengan Lembaga

Lebih terperinci

t I I I I I t I I t I I Benarkah Bantuan Luar Negeri Berdampak Negatif terhadap Pertumbuhan? Oleh : Bambang Prijambodo

t I I I I I t I I t I I Benarkah Bantuan Luar Negeri Berdampak Negatif terhadap Pertumbuhan? Oleh : Bambang Prijambodo l: l,' Benarkah Banuan Luar Negeri Berdampak Negaif erhadap Perumbuhan? Oleh : Bambang Prijambodo Hubungan anara huang luar negeri pemerinah dengan perumbuhan ekonomi dapa negaif aau posiif. Bagaimana

Lebih terperinci

HUMAN CAPITAL. Minggu 16

HUMAN CAPITAL. Minggu 16 HUMAN CAPITAL Minggu 16 Pendahuluan Invesasi berujuan unuk meningkakan pendapaan di masa yang akan daang. Keika sebuah perusahaan melakukan invesasi barang-barang modal, perusahaan ini akan mengeluarkan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Poensi sumberdaya perikanan, salah saunya dapa dimanfaakan melalui usaha budidaya ikan mas. Budidaya ikan mas yang erus berkembang di masyaraka, kegiaan budidaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang

Lebih terperinci

UJI MULTIKOLINEARITAS DAN PERBAIKAN MULTIKOLINEARITAS

UJI MULTIKOLINEARITAS DAN PERBAIKAN MULTIKOLINEARITAS BAHAN AJAR EKONOMETRIKA AGUS TRI BASUKI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA UJI MULTIKOLINEARITAS DAN PERBAIKAN MULTIKOLINEARITAS 6.1. Uji Mulikolinearias Sebagaimana dikemukakan di aas, bahwa salah sau

Lebih terperinci

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional. JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 7 No. 1, April 7 : 3-9 ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Sudi kasus pada CV Cia Nasional. Oleh Emmy Supariyani* dan M. Adi Nugroho *Dosen

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian Demografi Keadaan penduduk sanga era kaiannya dengan demografi. Kaa demografi berasal dari bahasa Yunani yang berari Demos adalah rakya aau penduduk,dan Grafein adalah

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Tempa Peneliian Peneliian mengenai konribusi pengelolaan huan rakya erhadap pendapaan rumah angga dilaksanakan di Desa Babakanreuma, Kecamaan Sindangagung, Kabupaen Kuningan,

Lebih terperinci

KOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES. Abstrak

KOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES. Abstrak KOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES Universias Muhammadiyah Purwokero malim.muhammad@gmail.com Absrak Pada persamaan regresi linier sederhana dimana variabel dependen dan variabel independen

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Peneliian Keinginan Kelompok Tani Duma Lori yang erdapa di Desa Konda Maloba dan masyaraka sekiar akan berdirinya penggilingan gabah di daerahnya, elah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Pemikiran Teoriis Pengerian proyek menuru Arifin yang dikuip dari Mariyanne (2006) adalah suau akivias di mana dikeluarkannya uang dengan harapan unuk mendapakan hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Perekonomian dunia elah menjadi semakin saling erganung pada dua dasawarsa erakhir. Perdagangan inernasional merupakan bagian uama dari perekonomian dunia dewasa

Lebih terperinci

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan 3. METODE PENELITIAN 3.1. Pendekaan dan Meode Peneliian Jenis peneliian yang digunakan adalah jenis peneliian kualiaif dengan menggunakan daa kuaniaif. Daa kualiaif adalah mengeahui Gambaran pengelolaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekaan Peneliian Jenis peneliian yang digunakan dalam peneliian ini adalah peneliian evaluasi dan pendekaannya menggunakan pendekaan kualiaif non inerakif (non

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di Tempa Pelayanan Koperasi (TPK) Cibedug, Kecamaan Lembang, Kabupaen Bandung, Jawa Bara. Pemilihan lokasi dilakukan secara

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara yang memutuskan untuk menempuh kebijakan hutang

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara yang memutuskan untuk menempuh kebijakan hutang BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Suau negara yang memuuskan unuk menempuh kebijakan huang luar negeri biasanya didasari oleh alasan-alasan yang dianggap rasional dan pening. Huang luar negeri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoriis 3.1.1 Daya Dukung Lingkungan Carrying capaciy aau daya dukung lingkungan mengandung pengerian kemampuan suau empa dalam menunjang kehidupan mahluk hidup secara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Air merupakan kebuuhan pokok bagi seiap makhluk hidup di dunia ini ermasuk manusia. Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang pening bagi kelangsungan hidup

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Salah sau ujuan didirikannya perusahaan adalah dalam rangka memaksimalkan firm of value. Salah sau cara unuk mengukur seberapa besar perusahaan mencipakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Peran pasar obligasi dipandang oleh pemerinah sebagai sarana sraegis sumber pembiayaan alernaif selain pembiayaan perbankan dalam benuk pinjaman (loan). Kondisi anggaran

Lebih terperinci

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis JURNAL SAINS DAN NI POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Prin) D-224 Peramalan Penjualan Sepeda Moor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis Desy Musika dan Seiawan Jurusan Saisika,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan 40 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Baasan Operasional Konsep dasar dan baasan operasional pada peneliian ini adalah sebagai beriku: Indusri pengolahan adalah suau kegiaan ekonomi yang melakukan

Lebih terperinci

1.1. Latar Belakang 1.2. Maksud, Tujuan, Manfaat dan Sasaran 1.3. Ruang Lingkup Kegiatan 1.4. Sistematika Penulisan

1.1. Latar Belakang 1.2. Maksud, Tujuan, Manfaat dan Sasaran 1.3. Ruang Lingkup Kegiatan 1.4. Sistematika Penulisan .. Laar Belakang.2. Maksud, Tujuan, Manfaa dan Sasaran.3. Ruang Lingkup Kegiaan.4. Sisemaika Penulisan Penyusunan Incremenal Capial Oupu Raio Kabupaen Sinang 2008-203 PENDAHULUAN.. Laar Belakang Pembangunan

Lebih terperinci

FISHER EFFECT HUBUNGAN ANTARA TINGKAT BUNGA DAN JUMLAH UANG BEREDAR DI INDONESIA (PENDEKATAN AUTOREGRESIVE MODEL DISTRIBUTED -LAG)

FISHER EFFECT HUBUNGAN ANTARA TINGKAT BUNGA DAN JUMLAH UANG BEREDAR DI INDONESIA (PENDEKATAN AUTOREGRESIVE MODEL DISTRIBUTED -LAG) Forum Ekonomi Vol. XV No. 2 Juli 2012 FISHER EFFECT HUBUNGAN ANTARA TINGKAT BUNGA DAN JUMLAH UANG BEREDAR DI INDONESIA (PENDEKATAN AUTOREGRESIVE MODEL DISTRIBUTED -LAG) Michael Fakulas Ekonomi Universias

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Kabupaen Labuhan Bau merupakan pusa perkebunan kelapa sawi di Sumaera Uara, baik yang dikelola oleh perusahaan negara / swasa maupun perkebunan rakya. Kabupaen Labuhan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengerian dan peunjuk yang digunakan unuk menggambarkan kejadian, keadaan, kelompok, aau

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Propinsi Sumaera Uara merupakan salah sau propinsi yang mempunyai perkembangan yang pesa di bidang ransporasi, khususnya perkembangan kendaraan bermoor. Hal ini dapa

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani.

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani. III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Usahaani belimbing karangsari adalah kegiaan menanam dan mengelola anaman belimbing karangsari unuk menghasilkan produksi, sebagai sumber

Lebih terperinci

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF Pada bab ini akan dibahas mengenai sifa-sifa dari model runun waku musiman muliplikaif dan pemakaian model ersebu menggunakan meode Box- Jenkins beberapa ahap

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Desain Peneliian Peneliian ini adalah peneliian Quasi Eksperimenal Design dengan kelas eksperimen dan kelas conrol dengan desain Prees -Poses Conrol Group Design

Lebih terperinci

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X USULAN ENERAAN METODE KOEISIEN MANAJEMEN (BOMAN S) SEBAGAI ALTERNATI MODEL ERENCANAAN RODUKSI RINTER TIE LX400 ADA T X Hendi Dwi Hardiman Jurusan Teknik Manajemen Indusri - Sekolah Tinggi Manajemen Indusri

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Pengangguran Pengangguran aau una karya merupakan isilah unuk orang yang idak mau bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu,

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A III METODE PEELITIA Salah sau komponen peneliian yang mempunyai ari pening dalam kaiannya dengan proses sudi secara komprehensif adalah komponen meode peneliian. Meode peneliian menjelaskan bagaimana

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN PEMODELAN NILAI UKAR RUPIAH ERHADAP $US MENGGUNAKAN DERE WAKU HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA BERLIAN SEIAWAY, DIMAS HARI SANOSO, N. K. KUHA ARDANA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 39 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Meode Peneliian Pada bab sebelumnya elah dibahas bahwa cadangan adalah sejumlah uang yang harus disediakan oleh pihak perusahaan asuransi dalam waku peranggungan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Ramalan adalah sesuau kegiaan siuasi aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

Muhammad Firdaus, Ph.D

Muhammad Firdaus, Ph.D Muhammad Firdaus, Ph.D DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FEM-IPB 010 PENGERTIAN GARIS REGRESI Garis regresi adalah garis yang memplokan hubungan variabel dependen (respon, idak bebas, yang dipengaruhi) dengan variabel

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Teori Risiko Produksi Dalam eori risiko produksi erlebih dahulu dijelaskan mengenai dasar eori produksi. Menuru Lipsey e al. (1995) produksi adalah suau kegiaan yang mengubah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1 Model Peneliian Dalam menganalisa efekifias kebijakan pemerinah, maka model yang digunakan dalam skripsi ini adalah model yang diurunkan dari eori kekuaan monopoli,

Lebih terperinci

ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI

ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI Yusep Suparman Universias Padjadjaran yusep.suparman@unpad.ac.id ABSTRAK.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORI 7 BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 3 SEWON. Oleh: Nurul Hidayati

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 3 SEWON. Oleh: Nurul Hidayati EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 3 SEWON Oleh: Nurul Hidayai Mahasiswa S1 Pendidikan Maemaika, Fakulas Keguruan dan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK. Oleh: Yoyo Zakaria Ansori

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK. Oleh: Yoyo Zakaria Ansori MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK Oleh: Yoyo Zakaria Ansori Peneliian ini dilaarbelakangi rendahnya kemampuan memecahkan

Lebih terperinci

Bab 5 Penaksiran Fungsi Permintaan. Ekonomi Manajerial Manajemen

Bab 5 Penaksiran Fungsi Permintaan. Ekonomi Manajerial Manajemen Bab 5 Penaksiran Fungsi Perminaan 1 Ekonomi Manajerial Manajemen Peranyaan Umum Tenang Perminaan Seberapa besar penerimaan perusahaan akan berubah seelah adanya peningkaan harga? Berapa banyak produk yang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah 37 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian-pengerian Kependudukan sanga era kaiannya dengan demgrafi. Kaa demgrafi berasal dari bahasa Yunani yang berari Dems adalah rakya aau penduduk, dan Grafein adalah

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN 4.5 Meode Peneliian Dalam peneliian ini penulis melakukan peneliian dengan menggunakan meode deskripif dengan pendekaan asosiaif. Menuru Moh. Nazir (hal. 63-64, 1988),

Lebih terperinci

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI 3.. Tujuan Ö Prakikan dapa memahami perhiungan alokasi biaya. Ö Prakikan dapa memahami analisis kelayakan invesasi dalam pendirian usaha. Ö Prakikan dapa menyusun proyeksi/proforma

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Capial Expendiure (Belanja Modal) Capial Expendiure aau juga dikenal dengan nama belanja modal adalah pengeluaran yang dilakukan perusahaan unuk mendapakan aau memperbarui ase

Lebih terperinci

Sekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN

Sekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN Modul 1 Sekilas Pandang Drs. Irlan Soelaeman, M.Ed. S PENDAHULUAN uau hari, saya dan keluarga berencana membawa mobil pergi ke Surabaya unuk mengunjungi salah seorang saudara. Sau hari sebelum keberangkaan,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Deskripif 1. Perumbuhan Ekonomi Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau indikaor yang pening unuk menilai kinerja perekonomian suau negara, eruama unuk

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Jurnal Lensa Kependidikan Fisika Vol. 1 Nomor 1, Juni 13 ISSN: 338-4417 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 1/13

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan adalah data sekunder runtun waktu (time series) bulanan

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan adalah data sekunder runtun waktu (time series) bulanan III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Daa Daa yang digunakan adalah daa sekunder runun waku (ime series) bulanan dari 2002:01 sampai dengan 2009:06 yang bersumber dari Laporan dan websie Bank Indonesia

Lebih terperinci

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI. Oleh:

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI. Oleh: Arikel Skripsi TINGKAT KEBUGARAN JASMANI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI Diajukan Unuk Memenuhi Sebagian Syara Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Rancangan Model dan Daa yang akan digunakan Meodologi yang akan digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah sudi lieraur, pengolahan daa sekunder dengan menggunakan perangka

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI PENGGUNAAN ONSEP FUNGSI CONVEX UNU MENENUAN SENSIIVIAS HARGA OBLIGASI 1 Zelmi Widyanuara, 2 Ei urniai, Dra., M.Si., 3 Icih Sukarsih, S.Si., M.Si. Maemaika, Universias Islam Bandung, Jl. amansari No.1 Bandung

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya III. METODE PENELITIAN A. Meode Dasar Peneliian Meode yang digunakan dalam peneliian ini adalah meode kuaniaif, yang digunakan unuk mengeahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya usaha melipui biaya

Lebih terperinci

VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE

VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE Indra Nurhadi Program Sudi Manajemen Ekonomi, Fakulas Ekonomi, Universias Gunadarma Jl. Akses Kelapa Dua Cimanggis,

Lebih terperinci

SUPLEMEN 3 Resume Hasil Penelitian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredit Bank di Sumatera Selatan terhadap Kebijakan Moneter Bank Indonesia

SUPLEMEN 3 Resume Hasil Penelitian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredit Bank di Sumatera Selatan terhadap Kebijakan Moneter Bank Indonesia SUPLEMEN 3 Resume Hasil Peneliian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredi Bank di Sumaera Selaan erhadap Kebijakan Moneer Bank Indonesia Salah sau program kerja Bank Indonesia Palembang dalam ahun 2007 adalah

Lebih terperinci

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi Bab II Dasar Teori Kelayakan Invesasi 2.1 Prinsip Analisis Biaya dan Manfaa (os and Benefi Analysis) Invesasi adalah penanaman modal yang digunakan dalam proses produksi unuk keunungan suau perusahaan.

Lebih terperinci

Model Dinamis: Autoregressive Dan Distribusi Lag (Studi Kasus : Pengaruh Kurs Dollar Amerika Terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB))

Model Dinamis: Autoregressive Dan Distribusi Lag (Studi Kasus : Pengaruh Kurs Dollar Amerika Terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)) Model Dinamis: Auoregressive Dan Disribusi Lag (Sudi Kasus : Pengaruh Kurs Dollar Amerika Terhadap Produk Domesik Regional Bruo (PDRB)) Dynamic Model : Auoregressive and Disribuion Lag (Case Sudy: Effecs

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA PERIODE , FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SERTA KOMPARASINYA

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA PERIODE , FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SERTA KOMPARASINYA PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA PERIODE 1987-2008, FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SERTA KOMPARASINYA SKRIPSI Unuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi pada Universias Negeri Semarang Oleh: Ion Johari NIM. 3353404041

Lebih terperinci

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun Pemodelan Daa Runun Waku : Kasus Daa Tingka Pengangguran di Amerika Serika pada Tahun 948 978. Adi Seiawan Program Sudi Maemaika, Fakulas Sains dan Maemaika Universias Krisen Saya Wacana, Jl. Diponegoro

Lebih terperinci

KLASIFIKASI DATA PRODUKSI PADI PULAU JAWA MENGGUNAKAN ALGORITMECLASSIFICATION VERSION 4.5 (C4.5)

KLASIFIKASI DATA PRODUKSI PADI PULAU JAWA MENGGUNAKAN ALGORITMECLASSIFICATION VERSION 4.5 (C4.5) KLASIFIKASI DATA PRODUKSI PADI PULAU JAWA MENGGUNAKAN ALGORITMECLASSIFICATION VERSION 4.5 (C4.5) Dwi Seyowai, Yuliana Susani, Supriyadi Wibowo Program Sudi Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan

Lebih terperinci

Jurnal Edik Informatika. Peramalan Kebutuhan Manajemen Logistik Pada Usaha Depot Air Minum Isi Ulang Al-Fitrah

Jurnal Edik Informatika. Peramalan Kebutuhan Manajemen Logistik Pada Usaha Depot Air Minum Isi Ulang Al-Fitrah Jurnal Edik Informaika Peneliian Bidang Kompuer Sains dan Pendidikan Informaika V.i(5-4) Peramalan Kebuuhan Manajemen Logisik Pada Usaha Depo Air Minum Isi Ulang Al-Firah Henny Yulius, Islami Yei Universias

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini

METODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini METODE PENELITIAN Kerangka Pendekaan Sudi Penaagunaan lahan kawasan pesisir di Kabupaen Kulon Progo didasarkan pada karakerisik fisik, finansial usaha ani dan pemanfaaan saa ini. Karakerisik fisik adalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 14 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Peneliian ini ialah berujuan (1) unuk menerapkan model Arbirage Pricing Theory (APT) guna memprediksi bea (sensiivias reurn saham) dan risk premium fakor kurs, harga minyak,

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR LOKASI DAN PROMOSI TERHADAP PENJUALAN PRODUK

ANALISIS FAKTOR LOKASI DAN PROMOSI TERHADAP PENJUALAN PRODUK ANALISIS FAKTOR LOKASI DAN PROMOSI TERHADAP PENJUALAN PRODUK Oleh : Bambang Sarjono Saf Pengajar Jurusan Teknik Elekro Polieknik Negeri Semarang Jl. Prof. Sudaro SH. Tembalang. Semarang 50275 Absrak Analisis

Lebih terperinci

Bab IV Pengembangan Model

Bab IV Pengembangan Model Bab IV engembangan Model IV. Sisem Obyek Kajian IV.. Komodias Obyek Kajian Komodias dalam peneliian ini adalah gula pasir yang siap konsumsi dan merupakan salah sau kebuuhan pokok masyaraka. Komodias ini

Lebih terperinci