IMPLEMENTASI SISTIM LELANG TERHADAP HARGA IKAN TUNA SUMATERA BARAT. Oleh: Junaidi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "IMPLEMENTASI SISTIM LELANG TERHADAP HARGA IKAN TUNA SUMATERA BARAT. Oleh: Junaidi"

Transkripsi

1 IMPLEMENTASI SISTIM LELANG TERHADAP HARGA IKAN TUNA SUMATERA BARAT Oleh: Junaidi Dosen Fakulas Perikanan dan Ilmu Kelauan Universias Bung Haa Jl. Sumaera, Ulak Karang Padang Absrac The sudy conduced a he cenr of Bungus Padang aucion marke ad four regional markes; namely Pasar Raya Padang, Padang Panjang, Bukiinggi, and Payakumbuh, by using ime series in he period of 996 o 2000 (rupiah/kg). Mehod used in his sudy are Johansen (990) and Vecoe Error Correcion Model (VECM) Granger (986), Engle and Granger (987). The resul in his sudy revealed ha here were long-erm coinegraion relaionships beween he price of Bungus Padang aucion marke and hose a four regional markes (agen, sub-agen and reailer). I mean ha change price a one marke caused change a price of oher markes. Error Correcion Model (ECM) showed ha in he shor run price relaionship; he price of agen and sub-agen lead he price of Bungus Padang aucion marke. Implemenaion of aucion sysem does no like as i is expeced by fishermen Key World: Aucion Sysem, Koinegraion, Vecor Error Corecion Model, Tuna Price PENDAHULUAN Sejak dikeluarkan perauran pemerinah N0. 5 dan 46 Tahun 993 bahwa semua kapal yang berbobo 5 GT ke aas harus mendarakan ikan hasil angkapannya ke Tempa Pelelangan Ikan (TPI) dan dijual dengan sisem lelang. Sisem lelang merupakan dambaan masyaraka nelayan unuk mendapakan harga yang wajar. Pada waku musim ikan nelayan idak mampu unuk menjual ikan hasil angkapan mereka dalam jumlah yang banyak. Oleh karena iu agen merupakan perpanjangan angan nelayan unuk memasarkan hasil angkapan mereka. Peranan agen idak dapa dipungkiri keberadaanya sebagai perpanjangan angan dari sub-agen di masing-masing pasar wilayah yang memiliki jaringan pengecer di seiap pasar yang ada hingga pasar ersebu berfungsi sebagai mana mesinya (Wang, 999). Peneliian ini berujuan unuk mengeahui inegrasi harga ikan una anara lelang Padang, agen, sub-agen, dan pengecer di Sumaera Bara. Model yang digunakan adalah Koinegrasi Johansen (990), dan Koreksi kesalahan Granger (986) dan Engle dan Granger (987). Berbagai anggapan enang kebijakan ini muncul dari berbagai penelii seperi Adi (995), Sukmadinaa (995), Junaidi (99), dan Marzuki (992) yang mengemukakan bahwa empa pelelangan ikan hanya sebagai empa unuk memungu reribusi kepada nelayan yang jumlahnya 5% dari hasil angkapan. Terlepas dari iu semua realii menunjukkan bahwa elah berlaku kolusi dianara para agen yang disebabkan jumlah agen yang erbaas, dan sub-agen di seiap pasar wilayah yang menyebabkan erjadinya perbedaan harga (markeing margin yang inggi) keaas konsumen sebagai pengguna akhir dari komodii perikanan hal ini elah dikaji oleh Hermano (997), Faimah dan Kusairi (992), Faimah dan Gibbons (986), Faimah e al., (990). Oleh karena iu peneliian ini berujuan membukikan apakah dalam jangka panjang wujud inegrasi harga anara agen, sub-agen, dan pengecer dengan menggunakan Model Koinegrasi. Selanjunya dalan Mangrove dan Pesisir Vol. VI No. 2/2006 6

2 jangka pendek apakah masing-masing agen, sub-agen, dan pengecer memimpin harga pasar lelang Padang aau sebaliknya dengan menggunakan Vekor Model Koreksi Kesalahan (VECM). METODOLOGI Uji Akar Uni Pada umumnya konsep pening dalam eori ekonomerik adalah asumsi sasionarias (saionariy). Asumsi ini mempunyai konsekwensi yang pening dalam menerjemahkan daa dan model ekonomi. Uji akar uni pada prinsipnya bahwa unuk mengamai apakah koefisien erenu dari model auoregresi yang diamai mempunyai nilai sau aau idak. Oleh kerana iu banyak pakar ekonomi mengembangkan uji akar uni dalam hal ini uji akar uni yang digunakan adalah uji Augmened Dickey Fuller dan Phillips- Perron (Granger, 986, Engle dan Granger, 987) Sebelum uji koinegrasi dilakukan erlebih dahulu kia lakukan uji sasionarias erhadap daa runun waku harga diseiap pasar wilayah dengan uji Augmened Dickey Fuller (ADF) dan Phillips-Perron (PP) dimana perubahan harga Y pada waku dipengaruhi oleh perubahan harga sebelumnya dan perubahan harga gabungan sebelumnya dari I = hingga k diambah dengan fakor pengganggu ε (persamaan ). Perubahan harga X pada waku dipengaruhi oleh harga sebelumnya diambah dengan fakor pengganggu µ (persamaan 2) seperi persamaan beriku: Y k 0 + δy + βi Y i + ε i= = α () X = α + α + µ o X (2) Meodologi yang digunakan dalam peneliian ini unuk meliha hubungan jangka panjang adalah model koinegrasi Johansen dan Juselius (990) model yang digunakan dalam kajian ini adalah koinegrasi No ren (no rend) dimana harga dipasar Y (Lelang Padang) M = β 0 + β j j + µ j= 2 Y Y Model Perbaikan Kesalahan (ECM) Granger (986) sera Engle dan Granger (987) digunakan unuk meliha hubungan diambah dengan penggabungan harga pasar wilayah (agen, sub-agen, dan pengecer) dengan harga sebelumnya j = 2 hingga ke n dan µ adalah fakor pengganggu seperi persamaan beriku: (3) jangka pendek dan pasar wilayah manakah yang memimpin harga diunjukkan dalam persamaan beriku: X = γ Z n m + δi X i + Θ j X j + ε i= j=..(4) Dimana perubahan harga di pasar lelang adalah koreksi kesalahan sebelumnya dari Padang X pada waku sama dengan Z - persamaan koinegrasi pasar wilayah Mangrove dan Pesisir Vol. VI No. 2/2006 7

3 agen, sub-agen, dan pengecer, γ, I, θ j adalah koefisien, ε fakor pengganggu. Daa yang digunakan adalah daa harian yang diperoleh dari Dinas Kelauan dan Perikanan di Padang, Padang Panjang, Bukiinggi, dan Payakumbuh Sumaera Bara dari ahun dengan jumlah daa sebanyak 825 (Rupiah/Kg). HASIL DAN PEMBAHASAN Uji Akar Uni Uji akar uni harga harian ikan una di pasar lelang Padang, erhadap harga pada ahap agen, sub-agen, dan pengecer ke aas empa pasar wilayah (Pasar Raya Padang, Padang Panjang, Bukiinggi, dan Payakumbuh) ahun , dengan menggunakan uji Augmened Dicky-Fuller (ADF) dan Phillips-Perron (PP). Tabel. Kepuusan Uji Keidaksasioneran Harga Pasar Lelang Padang dengan Harga pada ahap Agen, Sub-agen dan Pengecer di Empa Pasar Wilayah Menggunakan Uji Augmened Dickey-Fuller dan Phillips-Perron ADF Tingka Log (Y ) No Tren (lag) Tren (lag) No Tren (lag) Tren (lag) LPD-PRP (2) (2) (2) (2) Agen (2) (2) (2) (2) Sub-agen (2) (2) (2) (2) Pengecer (2) (2) (2) (2) LPD-PP (2) (2) (2) (2) Agen (2) (2) (2) (2) Sub-agen (2) (2) (2) (2) Pengecer (2) (2) (2) (2) LPD-BT -.80 (2) (2) (2) (2) Agen (2) (2) (2) (2) Sub-agen (2) (2) (2) (2) Pengecer (2) (2) 0.05 (2) (2) LPD-PYK -.85 (2) (2) (2) (2) Agen (2) (2) (2) (2) Sub-agen (2) (2) (2) (2) Pengecer (2) (2) (2) (2) Noa: No Tren; ren Noa : Nilai Kriikal Mackinnon No Tren (%), (5%),.657 (0%). Noa 2 : Nilai Kriikal Mackinnon Tren dan perbedaan perama (%), (5%), (0%). Noa 3 : LPD = Lelang Padang; PRP = Pasar Raya Padang; PP = Padang Panjang; BT = Bukiinggi; PYK = Payakumbuh Tabel menunjukkan bahwa erdapa akar uni (runun waku idak sasioner) pada ingka No ren, maka hipoesis nul idak dapa diolak pada selang kepercayaan %. Kepuusan uji ADF dan PP menyarankan bahwa runun waku harga lelang Padang erhadap runun harga keempa pasar wilayah Pasar Raya Padang, Padang Panjang, Bukiinggi, dan Payakumbuh adalah sau proses yang idak sasioner, dengan sau akar uni. Pada ingka ren hipoesis nul dapa Mangrove dan Pesisir Vol. VI No. 2/ PP diolak pada selang kepercayaan 5%. Kepuusan uji ADF dan PP menunjukkan bahwa harga pasar lelang Padang ke aas empa pasar wilayah adalah sasioner dengan ari erdapa inegrasi I (0). Uji selanjunya ke aas koinegrasi dapa dilakukan. Ini berari bahwa koinegrasi harga Lelang Padang dengan harga pada ahap, agen, sub-agen, dan pengecer di empa pasar wilayah dapa dilanjukan. Unuk dapa melakukan uji koinegrasi

4 harus diyakini bahwa erlebih dahulu kedua variabel erkai dalam pendekaan ini mempunyai derja inegrasi yang sama. Tabel 2: Uji Koinegrasi Johansen Pasar Lelang Padang dengan Harga pada ahap Agen, Sub-agen, dan Pengecer di Empa Pasar Wilayah Log (Agen) Log (Sub-agen) Log (Pengencer) R 2 = ADF (Rc) = Log (Agen) Log (Sub-agen) Log (Pengencer) R 2 = ADF (Rc) = Log (Agen) Log (Sub-agen) Log (Pengencer) R 2 = ADF (Rc) = Log (Agen) Log (Sub-agen) Log (Pengencer) R 2 = ADF (Rc) = Variabel Koefisien Sandard Error T-Saisik Noa : Ag = Agen; Br = Sub-agen; Rc = Agen CRDW =.6045 PP (Ag) = CRDW =.4240 PP (Ag) = CRDW =.666 PP (Ag) = CRDW = PP (Ag) = ADF (Ag) = PP (Br) = ADF (Ag) = PP (Br) = ADF (Ag) = PP (Br) = ADF (Ag) = PP (Br) = ADF (Br) = PP (Rc) = ADF (Br) = PP (Rc) = ADF (Br) = PP (Rc) = ADF (Br) = PP (Rc) = Oleh karena iu hasil uji ADF dan PP elah diperolehi deraja inegrasi yang sama yaiu inegrasi nol, sasioner pada arah aliran yaiu I(0), uji koinegrasi dapa dilakukan. Koinegrasi harga Lelang Padang dengan harga pada ahap agen, sub-agen, dan pengecer di empa pasar wilayah diunjukkan dalam Tabel 2. Tabel 2 menunjukkan bahwa hasil asumsi koinegrasi Johansen pada model lelang Padang dengan empa pasar wilayah (Pasar Raya Padang, Padang Panjang, Bukiinggi, dan Payakumbuh) nilai ADF dan PP lebih besar dari pada nilai Tabel pada selang kepercayaan 5%. Hasil ini menunjukkan bahwa variabel-variabel yang dianggarkan ersebu berkoinegrasi. Hasil uji hubungan jangka panjang (Tabel 2) dengan model koinegrasi Johansen erliha bahwa anara pasar lelang Padang dengan Pasar Raya Padang, Bukiinggi, dan Payakumbuh koefisien agen menunjukkan anda yang posiif. Hasil ini menunjukkan bahwa bila erjadi kenaikan harga di ingka agen %, maka harga diingka lelang Padang akan naik masingmasing besar 2%, 2.9%, dan.4%. Kecuali dipasar wilayah Padang Panjang kenaikan harga agen %, maka harga diingka lelang Padang akan urun sebesar 6.9%. Hasil uji hubungan jangka panjang model koinegrasi Johansen Lelang Padang dengan Pasar Raya Padang dan Bukiinggi menunjukkan bahwa harga diingka sub-agen beranda negaif. Ini berari bila erjadi kenaikan harga diingka sub-agen sebesar % akan menurunkan harga diingka lelang Padang sebesar Mangrove dan Pesisir Vol. VI No. 2/2006 9

5 0.5% dan 3.2%. Hasil peneliian ini sejalan dengan hasil peneliian Faimah dan Kusairi (992) yang mengemukakan bahwa wujud asimeri anara aliran kenaikan harga oleh agen dan sub-agen berbanding dengan penurunan harga. Dalam kaa lain bila erjadi peningkaan harga, sub-agen akan meningkakan harga kepada pelanggan (pengecer) dengan jumlah yang lebih besar berbanding dengan apabila harga urun. Dengan kaa lain agen dan sub-agen didapai enggan menurunkan harga dengan kadar yang sama apabila harga meningka. Kecuali di pasar wilayah Padang Panjang dan Payakumbuh dalam jangka panjang koefisien sub-agen menunjukkan anda yang posiif. Hasil ini menunjukkan bahwa bila erjadi kenaikan harga % di ingka sub-agen, maka harga diingka lelang padang akan naik masingmasing besar 8.7% dan 0.6%. Fakor ini berlaku bila erjadi penurunan hasil angkapan aau idak pada musim ikan, maka harga di ingka lelang meningka, maka harga yang dibayarkan oleh subagen kepada agen juga mengalami peningkaan. Hubungan jangka panjang anara harga di ingka lelang Padang dengan harga di ingka pengecer di iga pasaran wilayah anara lain Pasar Raya Padang, Padang Panjang, dan Payakumbuh menunjukkan koefisien yang negaif. Hasil ini menunjukkan bahwa bila erjadi kenaikan harga di ingka pengecer %, maka harga diingka lelang Padang akan urun masing-masing sebesar 0.7%, 0.8%, dan %. Dari hasil ini ampaklah bahwa apa yang dikemukakan oleh Faimah dan Kusairi erbuki. Bila berlaku kenaikan harga diingka pengecer akan berlaku sebaliknya yaiu sub-agen idak membayar sesuai dengan harga yang berlaku di pasar. Kecuali dipasar wilayah Bukiinggi kenaikan harga pengecer %, maka akan meningkakan harga di ingka lelang Padang sebesar.3%. Hasil ini menunjukkan bahwa kuasa agen dan sub-agen sanga menenukan harga lelang. Hasil yang sama juga diemukan Faimah (987, 990, dan 2002), Hermano (997), Novia (99), Faimah dan Kusairi (992) yang mendapai bahwa wujud kuasa agen dan sub-agen dalam menenukan harga diperingka lelang dan pengecer di pasar wilayah. Nilai koefisien deerminasi dianara pasar lelang Padang dengan empa pasar wilayah Pasar Raya Padang, Padang Panjang, Bukiinggi, dan Payakumbuh adalah inggi masing-masing sebesar , , , dan menunjukkan bahwa variabel bebas dalam model ini mampu menjelaskan variabel bersandar sebesar 99.88%, 99.70%, 99.83%, dan 99.96%. Selanjunya 0.2%, 0.30%, 0.7%, dan 0.04% dijelaskan oleh variabel bebas yang dianggap idak berubah (ceeris paribus). Uji selanjunya dilakukan ke aas Model Koreksi kesalahan (VECM) Pasar lelang Padang dengan empa pasar wilayah (Pasar Raya Padang, Padang Panjang, Bukiinggi, dan Payakumbuh), unuk menenukan hubungan jangka pendek dan menenukan harga peringka manakah yang memimpin harga agen, sub-agen, dan pengecer ke aas harga pasar lelang Padang-Pasar Raya Padang Teori Represenasi Granger menyaakan bahwa Model Koreksi Kesalahan (ECM) hanya akan falid apabila variabel-variabel yang lulus dari pada uji koinegrasi aau residual daripada koinegrasi dalah sasioner. Analisis daa yang elah dilakukan didapai hasil bahwa variabel-variabel yang digunakan berinegrasi pada derja nol aau inegrasi I(0) dan berkoinegrasi. Hasil uji model koreksi kesalahan anara pasar Lelang Padang dengan harga agen, sub-agen, dan pengecer di empa pasar wilayah Pasar Raya Padang, Padang Panjang, Bukiinggi, dan Payakumbuh diunjukkan dalam Tabel Mangrove dan Pesisir Vol. VI No. 2/

6 Tabel 3. Uji Model Koreksi Kesalahan (ECM) Pasar Lelang Padang dengan Harga Agen, Sub-agen, dan Pengecer di Empa Pasar Wilayah Variabel Koefisien Sandard Error T-Saisik log (LPD) - log (LPD) log (Agen) (ECT2) R 2 = DW = F = log (LPD) - log (LPD) log (Agen) log (Agen) log (Sub-Agen) log (Sub-Agen) (ECT2) R 2 = DW = F = log (Agen) - log (Agen) log (Pengencer) (ECT2) R 2 = 0.83 DW = F = log (LPD) -3 log (Agen) -4 (ECT2) R 2 = DW = F = Tabel 3 menunjukkan bahwa hasil uji hubungan jangka pendek anara pasar lelang Padang dengan empa pasar wilayah yaiu Pasar Raya Padang, Padang Panjang, Bukiinggi, dan Payakumbuh nilai koefisien regresi variabel Term Koreksi Kesalahan (ECT2), (ECT), (ECT3), dan (ECT) lebih besar dari - Tabel pada selang kepercayaan 5%. Hasil ini menunjukkan bahwa spesifikasi model dapa dierima dan menyokong hasil asumsi regresi koinegrasi. Dalam jangka pendek harga lelang Padang-Pasar Raya Padang, Padang Panjang, dan Payakumbuh hari ini dipengaruhi oleh harga lelang Padang sau, dua dan iga hari yang lalu. Dalam jangka pendek harga agen berpengaruh nyaa erhadap harga lelang Padang-Pasar Raya Padang, Padang Panjang, Bukiinggi, dan Payakumbuh. Hasil ini diunjukkan oleh nilai lebih besar daripada Tabel pada selang kepercayaan 5%. Ini berari bahwa koefisien jangka pendek harga agen mampu menjelaskan variabel lelang Padang-Pasar Raya Padang, Padang Panjang, Bukiinggi, dan Payakumbuh. Hasil ini juga menunjukkan bahwa harga agen pasar wilayah Pasar Raya Padang, Padang Panjang, Bukiinggi, dan Payakumbuh sebagai memimpin harga lelang Padang. Selanjunya harga sub-agen dan pengecer berpengaruh secara bereri ke aas harga lelang Padang-Pasar Padang Panjang dimana nilai lebih besar daripada -Tabel pada selang kepercayaan 5%. Hasil ini juga menunjukkan bahwa harga sub-agen dan pengecer dapa memimpin harga lelang Padang pasar wilayah Padang Panjang. Unuk pasar wilayah Bukiinggi harga diingka pengecer juga memimpin Mangrove dan Pesisir Vol. VI No. 2/2006 2

7 harga lelang Padang dalam jangka pendek. Uji Model Pembaikan Rala (ECM) pasar lelang Padang dengan harga agen, subagen, dan pengecer di empa pasar wilayah yaiu Pasar Raya Padang, Padang Panjang, Bukiinggi, dan Payakumbuh menunjukkan bahwa Term Koreksi Kesalahan (ECT2), (ECT), (ECT3), dan (ECT) menunjukkan arah yang negaif dengan masing-masing nilai adalah.0388, , -.27, dan Hasil ini menunjukkan bahwa apabila berlaku kejuan harga ke aas pasar lelang Padang unuk kembali kepada kesimbangan semula Term Koreksi Kesalahan masing-masing pasar wilayah Pasar Raya Padang, Padang Panjang, Bukiinggi dan Payakumbuh mampu melakukan sebesar 03.88%, 37.73%, 2.7%, dan 77.6%. Hasil Term Koreksi Kesalahan (ECT) pasar lelang Padang- Payakumbuh menunjukkan nialai yang lebih rendah berbanding daripada keiga pasar wilayah lainnya. Ini berari bahwa masih ada fakor lain yang mempengaruhinya seperi kekuaan agen, sub-agen di pasar wilayah, perminaan dan penawaran, sera para pedagang yang erliba di pasar. KESIMPULAN Hasil peneliian ini dapalah disimpulkan bahwa dalam jangka panjang inegrasi harga anara pasaran lelang Padang dengan keempa pasar wilayah yaiu Pasar Raya Padang, Padang Panjang, Bukiinggi, dan Payakumbuh ke aas harga di ingka agen, sub-agen, dan pengecer berkoinegrasi. Dalam jangka pendek hasil peneliian menunjukkan bahwa harga di ingka agen dan sub-agen memimpin harga di ingka lelang Padang. Jadi ampaklah disini bahwa implemenasi sisem lelang belum berperan sebagaimana mesinya yang diharapkan oleh para nelayan. Saran Unuk meningkakan kinerja sisem lelang ini sesuai dengan yang diharapkan oleh para nelayan enulah meningkakan daya saing anar para pedagang dalam hal ini agen di pasar lelang dan sub-agen di masing-masing pasar wilayah yang ada. Oleh karena jumlah agen dan sub-agen yang erbaas ini enulah berlaku kolusi dianara para pedagang ini sehingga mereka idak membayar sesuai dengan harga yang berlaku dipasaran. Unuk iu perenan pemerinah unuk menggulirkan kredi modal kerja unuk para pedagang khususnya yang bergerak dibidang perikanan ini baik berupakan kredi bergulir maupun UKM yang ada. Jika persaingan anar pedagang elah meningka sudah barang enu siapa yang membayar inggi dia akan mendapa kiriman ikan yang berkualias. DAFTAR PUSTAKA Adi, I.S.S (995). Fungsi Tempa Pelelangan Ikan Dalam Taaniaga Ikan di Daerah Pelabuhan Rau Kabupaen Sukabumi. Tesis Program Pasca Sarjana IPB. Bogor. p.6. Malaysia, Paper Presened a The Fish Markeing Workshop Organized by The Asian Fisheries Social Science Research Nework and Universii Pura Malaysia. Johor Baharu 4 8 Ocober. Engle, R.F and Granger, C.W.J (987) Coinegraion Faimah M.A: e al., (990). Evaluaion of and Error Correcion: Fish Aucion Sysem. Faculy of Represenaion, Esimaion and Economics and Managemen. Tesing, Economerica 55, Universiy of Pura Malaysia, Serdang Selangor. Faimah M.A: and Gibbons, G.T (986) Wholesaling and Reailing of Fish in Mangrove dan Pesisir Vol. VI No. 2/

8 Faimah M.A dan Kusairi M.N: (992) Perilaku Harga Runci Ikan Terhadap Harga Borong Ikan : Simeri aau Tidak. Saff Paper 4/92. Deparemen of Naural Resources Economics, FESP, UPM. Faimah M.A: (987) Causaliy Among Seleced Oils and Fas Prices, in Oil Palm and Palm Oil Conference, Kuala Lumpur. Faimah M.A: (2002) Analisis Pemasaran Peranian di Malaysia: Keperluan Agenda Pembaharuan. Syarahan Inaugural Universii Pura Malaysia 26 Januari Faimah M.A: (990) The Inegraion of Palm Oil Marke In Peninsular Malaysia. Indian Journal of Agriculural Economic 45 () : Granger, C.W.J (986) Developmen in he Sudy of Co-inegraion Economic Variables, Oxford Bullein of Economics and Saisic, 48, Hermano (997) Dampak Usaha Perikanan Lau Terhadap Perekonomian Wilayah Bungus Kodya Padang. Tesis Pasca Sarjana Universias Andalas Padang. 20 halaman. Junaidi (99) Masalah Pembangunan dan Saregi pemasaran ikan Melalui Tempa Pelelangan Ikan di Koamadya Padang. Johansen, S and Juselius, K (990) Maximum Likelihood Esimaion and Inference on Coinegraion, Wih Applicaion o Demand for Money. Oxford Bullein of Economic and Saisics. Vol. 52. pp Kusairi Mohd Noh (2000) Asimeri Harga Ikan: Pasaran Kuala Lumpur. The Malaysian Journal of Agriculural Economics. 3 p 3. Marzuki (992) Sikap Nelayan Terhadap Pelelangan Ikan. Tesis Program Pasca Sarjana IPB. Bogor. 8 halaman. Novia, I. (99). Markeing Sysem of Marine Fish and Effec o Regional Developmen in Padang Manucipaliy in Wes Sumara Province.9 pages. Ravallion, M. (986). Tesing Marke Inegraion American Journal of Agriculure Economic 68 () Sukmadinaa, T (995) Kajian Kelembagaan Transaksi Dalam Pemasaran Hasil Usaha Penangkapan Ikan di Jawa imur. Tesis Program Pasca Sarjana. IPB Bogor. 92 halaman. Wang, N (999) Transacion Coss and The Srucure of he Markes: A Case Sudy. American Journal Of Economics and Sociology, Vol. 58. No.4. Mangrove dan Pesisir Vol. VI No. 2/

PENGARUH SISTIM LELANG TERHADAP HARGA IKAN TUNA DI PARIAMAN SUMATERA BARAT Junaidi Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Bung Hatta

PENGARUH SISTIM LELANG TERHADAP HARGA IKAN TUNA DI PARIAMAN SUMATERA BARAT Junaidi Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Bung Hatta PENGARUH SISTIM LELANG TERHADAP HARGA IKAN TUNA DI PARIAMAN SUMATERA BARAT Junaidi Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Bung Hatta Abstract Sitim lelang merupakan sistim penjualan ikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan

Lebih terperinci

PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN

PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN Seminar Nasional Saisika IX Insiu Teknologi Sepuluh Nopember, 7 November 2009 PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN Brodjol Suijo Jurusan Saisika ITS Surabaya ABSTRAK Pada umumnya daa ekonomi bersifa ime

Lebih terperinci

KOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES. Abstrak

KOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES. Abstrak KOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES Universias Muhammadiyah Purwokero malim.muhammad@gmail.com Absrak Pada persamaan regresi linier sederhana dimana variabel dependen dan variabel independen

Lebih terperinci

Model Koreksi Kesalahan pada Data Runtun Waktu Indeks Harga Konsumen Kota-kota di Papua

Model Koreksi Kesalahan pada Data Runtun Waktu Indeks Harga Konsumen Kota-kota di Papua Model Koreksi Kesalahan pada Daa Runun Waku Indeks Harga Konsumen Koa-koa di Papua Miha Febby R. Donggori, Adi Seiawan, 3 Hanna Arini Parhusip Prodi Maemaika, Fakulas Sains dan Maemaika, Universias Krisen

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN Unuk meliha sejauh mana rencana implemenasi Peneliian yang akan Penulis bua dalam Proposal Skripsi ini, maka ada baiknya Kia meliha sisemaika kerja dan meode peneliian yang

Lebih terperinci

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF Pada bab ini akan dibahas mengenai sifa-sifa dari model runun waku musiman muliplikaif dan pemakaian model ersebu menggunakan meode Box- Jenkins beberapa ahap

Lebih terperinci

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional. JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 7 No. 1, April 7 : 3-9 ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Sudi kasus pada CV Cia Nasional. Oleh Emmy Supariyani* dan M. Adi Nugroho *Dosen

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN perpusakaan.uns.ac.id BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di Indonesia dengan periode ahun 984 sampai dengan ahun 0. Peneliian ini memfokuskan pada fakor-fakor

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara yang memutuskan untuk menempuh kebijakan hutang

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara yang memutuskan untuk menempuh kebijakan hutang BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Suau negara yang memuuskan unuk menempuh kebijakan huang luar negeri biasanya didasari oleh alasan-alasan yang dianggap rasional dan pening. Huang luar negeri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Perekonomian dunia elah menjadi semakin saling erganung pada dua dasawarsa erakhir. Perdagangan inernasional merupakan bagian uama dari perekonomian dunia dewasa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Dalam pelaksanaan pembangunan saa ini, ilmu saisik memegang peranan pening baik iu di dalam pekerjaan maupun pada kehidupan sehari-hari. Ilmu saisik sekarang elah melaju

Lebih terperinci

SUPLEMEN 3 Resume Hasil Penelitian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredit Bank di Sumatera Selatan terhadap Kebijakan Moneter Bank Indonesia

SUPLEMEN 3 Resume Hasil Penelitian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredit Bank di Sumatera Selatan terhadap Kebijakan Moneter Bank Indonesia SUPLEMEN 3 Resume Hasil Peneliian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredi Bank di Sumaera Selaan erhadap Kebijakan Moneer Bank Indonesia Salah sau program kerja Bank Indonesia Palembang dalam ahun 2007 adalah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode 20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena

Lebih terperinci

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun Pemodelan Daa Runun Waku : Kasus Daa Tingka Pengangguran di Amerika Serika pada Tahun 948 978. Adi Seiawan Program Sudi Maemaika, Fakulas Sains dan Maemaika Universias Krisen Saya Wacana, Jl. Diponegoro

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Tinjauan Pusaka Menginga minyak sawi adalah minyak nabai yang digunakan sebagai bahan menah unuk memproduksi minyak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN PEMODELAN NILAI UKAR RUPIAH ERHADAP $US MENGGUNAKAN DERE WAKU HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA BERLIAN SEIAWAY, DIMAS HARI SANOSO, N. K. KUHA ARDANA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 35 BAB LANDASAN TEORI Meode Dekomposisi biasanya mencoba memisahkan iga komponen erpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan dere daa ekonomi dan bisnis. Komponen ersebu adalah fakor rend (kecendrungan),

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan adalah data sekunder runtun waktu (time series) bulanan

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan adalah data sekunder runtun waktu (time series) bulanan III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Daa Daa yang digunakan adalah daa sekunder runun waku (ime series) bulanan dari 2002:01 sampai dengan 2009:06 yang bersumber dari Laporan dan websie Bank Indonesia

Lebih terperinci

Analisis Hubungan Produk Domestik Bruto dan Ekspor Indonesia dengan Pendekatan Threshold Vector Error Correction Model (TVECM)

Analisis Hubungan Produk Domestik Bruto dan Ekspor Indonesia dengan Pendekatan Threshold Vector Error Correction Model (TVECM) Analisis Hubungan Produk Domesik Bruo dan Ekspor Indonesia dengan Pendekaan Threshold Vecor Error Correcion Model (TVECM) Gama Pura Danu Sohibien 1, Brodjol Suijo Suprih Ulama 2 12) Program Sudi Saisika,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN Dalam peneliian ini, penulis akan menggunakan life cycle model (LCM) yang dikembangkan oleh Modigliani (1986). Model ini merupakan eori sandar unuk menjelaskan perubahan dari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Peran pasar obligasi dipandang oleh pemerinah sebagai sarana sraegis sumber pembiayaan alernaif selain pembiayaan perbankan dalam benuk pinjaman (loan). Kondisi anggaran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1 Model Peneliian Dalam menganalisa efekifias kebijakan pemerinah, maka model yang digunakan dalam skripsi ini adalah model yang diurunkan dari eori kekuaan monopoli,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Propinsi Sumaera Uara merupakan salah sau propinsi yang mempunyai perkembangan yang pesa di bidang ransporasi, khususnya perkembangan kendaraan bermoor. Hal ini dapa

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang

Lebih terperinci

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis JURNAL SAINS DAN NI POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Prin) D-224 Peramalan Penjualan Sepeda Moor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis Desy Musika dan Seiawan Jurusan Saisika,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di

Lebih terperinci

HUMAN CAPITAL. Minggu 16

HUMAN CAPITAL. Minggu 16 HUMAN CAPITAL Minggu 16 Pendahuluan Invesasi berujuan unuk meningkakan pendapaan di masa yang akan daang. Keika sebuah perusahaan melakukan invesasi barang-barang modal, perusahaan ini akan mengeluarkan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

BAB III ARFIMA-FIGARCH. pendek (short memory) karena fungsi autokorelasi antara dan turun

BAB III ARFIMA-FIGARCH. pendek (short memory) karena fungsi autokorelasi antara dan turun BAB III ARFIMA-FIGARCH 3. Time Series Memori Jangka Panjang Proses ARMA sering dinyaakan sebagai proses memori jangka pendek (shor memory) karena fungsi auokorelasi anara dan urun cepa secara eksponensial

Lebih terperinci

ANALISIS PEMINTAAN IMPOR INDONESIA: PENDEKATAN KOMPONEN PENGELUARAN

ANALISIS PEMINTAAN IMPOR INDONESIA: PENDEKATAN KOMPONEN PENGELUARAN Jurnal EKONOMI PEMBANGUNAN Kajian Ekonomi Negara Berkembang Hal: 165 176 ANALISIS PEMINTAAN IMPOR INDONESIA: PENDEKATAN KOMPONEN PENGELUARAN Agus Widarjono Fakulas Ekonomi Universias Islam Indonesia Yogyakara

Lebih terperinci

Pengaruh variabel makroekonomi..., 24 Serbio Harerio, Universitas FE UI, 2009Indonesia

Pengaruh variabel makroekonomi..., 24 Serbio Harerio, Universitas FE UI, 2009Indonesia BAB 3 DATA DAN METODOLOGI 3.1 Variabel-Variabel Peneliian 3.1.1 Variabel dependen Variabel dependen yang digunakan adalah reurn Indeks Harga Saham Gabungan yang dihiung dari perubahan logarima naural IHSG

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES

IDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES IDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES Daa merupakan bagian pening dalam peramalan. Beriku adalah empa krieria yang dapa digunakan sebagai acuan agar daa dapa digunakan dalam peramalan.. Daa harus dapa dipercaya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 34 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendahuluan Meodologi yang dipergunakan unuk menjawab peranyaan yang diujikan dalam peneliian ini dibagi menjadi dua bagian. Bagian perama eknik pengujian secara empirik

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian Demografi Keadaan penduduk sanga era kaiannya dengan demografi. Kaa demografi berasal dari bahasa Yunani yang berari Demos adalah rakya aau penduduk,dan Grafein adalah

Lebih terperinci

PEMODELAN JUMLAH UANG BEREDAR DAN INFLASI NASIONAL DENGAN VECTOR ERROR CORRECTION MODEL (VECM)

PEMODELAN JUMLAH UANG BEREDAR DAN INFLASI NASIONAL DENGAN VECTOR ERROR CORRECTION MODEL (VECM) Pemodelan Jumlah Uang Beredar Dan Inflasi Nasional Dengan Vecor Error Correcion Model (VECM) Ni Puu Nanik Hendayani, Maulida Nurhidayai PEMODELAN JUMLAH UANG BEREDAR DAN INFLASI NASIONAL DENGAN VECTOR

Lebih terperinci

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X USULAN ENERAAN METODE KOEISIEN MANAJEMEN (BOMAN S) SEBAGAI ALTERNATI MODEL ERENCANAAN RODUKSI RINTER TIE LX400 ADA T X Hendi Dwi Hardiman Jurusan Teknik Manajemen Indusri - Sekolah Tinggi Manajemen Indusri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekaan Peneliian Jenis peneliian yang digunakan dalam peneliian ini adalah peneliian evaluasi dan pendekaannya menggunakan pendekaan kualiaif non inerakif (non

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON*

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON* PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON* BERLIAN SETIAWATY DAN HIRASAWA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam Insiu Peranian Bogor

Lebih terperinci

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr.

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr. Pekan #1: Kinemaika Sau Dimensi 1 Posisi, perpindahan, jarak Tinjau suau benda yang bergerak lurus pada suau arah erenu. Misalnya, ada sebuah mobil yang dapa bergerak maju aau mundur pada suau jalan lurus.

Lebih terperinci

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo)

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo) PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Sudi pada karyawan eap PT PG Tulangan Sidoarjo) Niken Dwi Okavia Heru Susilo Moehammad Soe`oed Hakam Fakulas Ilmu Adminisrasi

Lebih terperinci

TREND DALAM RUNTUN WAKTU EKONOMETRI DAN PENERAPANNYA

TREND DALAM RUNTUN WAKTU EKONOMETRI DAN PENERAPANNYA TREND DALAM RUNTUN WAKTU EKONOMETRI DAN PENERAPANNA SKRIPSI Diajukan kepada Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam Universias Negeri ogyakara unuk memenuhi sebagian persyaraan guna memperoleh gelar

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan

Lebih terperinci

HUBUNGAN KAUSALITAS INFLASI IHK (INDEKS HARGA KONSUMEN) DAN INFLASI INTI DENGAN ANALISIS VAR SINTA KHAIRUNNISA NOV AFNI

HUBUNGAN KAUSALITAS INFLASI IHK (INDEKS HARGA KONSUMEN) DAN INFLASI INTI DENGAN ANALISIS VAR SINTA KHAIRUNNISA NOV AFNI HUBUNGAN KAUSALITAS INFLASI IHK (INDEKS HARGA KONSUMEN) DAN INFLASI INTI DENGAN ANALISIS VAR SINTA KHAIRUNNISA NOV AFNI DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomor 2, Nopember 2014 ISSN

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomor 2, Nopember 2014 ISSN Peramalan Dengan Meode Smoohing dan Verifikasi Meode Peramalan Dengan Grafik Pengendali Moving Range () (Sudi Kasus: Produksi Air Bersih di PDAM Tira Kencana Samarinda) Forecasing wih Smoohing and Verificaion

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Poensi sumberdaya perikanan, salah saunya dapa dimanfaakan melalui usaha budidaya ikan mas. Budidaya ikan mas yang erus berkembang di masyaraka, kegiaan budidaya

Lebih terperinci

Muhammad Firdaus, Ph.D

Muhammad Firdaus, Ph.D Muhammad Firdaus, Ph.D DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FEM-IPB 010 PENGERTIAN GARIS REGRESI Garis regresi adalah garis yang memplokan hubungan variabel dependen (respon, idak bebas, yang dipengaruhi) dengan variabel

Lebih terperinci

PENGARUH GAJI, UPAH, DAN TUNJANGAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. XYZ

PENGARUH GAJI, UPAH, DAN TUNJANGAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. XYZ PENGARUH GAJI, UPAH, DAN TUNJANGAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. XYZ Khairunnisa aubara 1, Ir. Sugiharo Pujangkoro, MM 2, uchari, ST, M.Kes 2 Deparemen Teknik Indusri, Fakulas Teknik, Universias

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Disparias pembangunan ekonomi anar daerah merupakan fenomena universal, disemua negara anpa memandang ukuran dan ingka pembangunannya. Disparias pembangunan merupakan

Lebih terperinci

PENDEKATAN PERAMALAN TINGKAT KONSUMSI MINYAK DI INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE BOX-JENKINS

PENDEKATAN PERAMALAN TINGKAT KONSUMSI MINYAK DI INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE BOX-JENKINS PENDEKATAN PERAMALAN TINGKAT KONSUMSI MINYAK DI INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE BOX-JENKINS Ari Pani Desvina, Abdur Rahman Siddiq Jurusan Maemaika Fakulas Sains dan Teknologi UIN Suska Riau E-mail:

Lebih terperinci

Aplikasi Metode Seismik 4D untuk Memantau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg

Aplikasi Metode Seismik 4D untuk Memantau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg Aplikasi Meode Seismik 4D unuk Memanau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg Prillia Aufa Adriani, Gusriyansyah Mishar, Supriyano Absrak Lapangan minyak Erfolg elah dieksploiasi sejak ahun 1990 dan sekarang

Lebih terperinci

B a b 1 I s y a r a t

B a b 1 I s y a r a t TKE 305 ISYARAT DAN SISTEM B a b I s y a r a Indah Susilawai, S.T., M.Eng. Program Sudi Teknik Elekro Fakulas Teknik dan Ilmu Kompuer Universias Mercu Buana Yogyakara 009 BAB I I S Y A R A T Tujuan Insruksional.

Lebih terperinci

*Corresponding Author:

*Corresponding Author: Prosiding Seminar Tugas Akhir FMIPA UNMUL 5 Periode Mare 6, Samarinda, Indonesia ISBN: 978-6-7658--3 Penerapan Model Neuro-Garch Pada Peramalan (Sudi Kasus: Reurn Indeks Harga Saham Gabungan) Applicaion

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Desain Peneliian Peneliian ini adalah peneliian Quasi Eksperimenal Design dengan kelas eksperimen dan kelas conrol dengan desain Prees -Poses Conrol Group Design

Lebih terperinci

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.3, No.2 Agustus 2016 Page 3732

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.3, No.2 Agustus 2016 Page 3732 ISSN : 355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.3, No. Agusus 016 Page 373 Sifa Asimeris Model Prediksi Generalized Auoregressive Condiional Heerocedasiciy (GARCH) dan Sochasic Volailiy Auoregressive

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Supply Chain Managemen Supply chain managemen merupakan pendekaan aau meode dalam memanajemen hubungan perusahaan dengan supplier dan konsumen yang erjadi pada pengendalian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.. Hasil Peneliian 4... Daa Hasil Peneliian Dari hasil peneliian diperoleh daa kemampuan dribble. hasilnya sebagai mana pada abel I (dilampirkan) 4... Deskripsi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya III. METODE PENELITIAN A. Meode Dasar Peneliian Meode yang digunakan dalam peneliian ini adalah meode kuaniaif, yang digunakan unuk mengeahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya usaha melipui biaya

Lebih terperinci

PENDUGAAN PARAMETER DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA

PENDUGAAN PARAMETER DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA PENDUGAAN PARAMEER DERE WAKU HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA BERLIAN SEIAWAY DAN DIMAS HARI SANOSO Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam Insiu Peranian Bogor Jl Merani, Kampus

Lebih terperinci

Analisis Model dan Contoh Numerik

Analisis Model dan Contoh Numerik Bab V Analisis Model dan Conoh Numerik Bab V ini membahas analisis model dan conoh numerik. Sub bab V.1 menyajikan analisis model yang erdiri dari analisis model kerusakan produk dan model ongkos garansi.

Lebih terperinci

Kontrol Optimal pada Model Economic Order Quantity dengan Inisiatif Tim Penjualan

Kontrol Optimal pada Model Economic Order Quantity dengan Inisiatif Tim Penjualan Jurnal Teknik Indusri, Vol. 19, No. 1, Juni 17, 1- ISSN 111-5 prin / ISSN 7-739 online DOI: 1.97/ji.19.1.1- Konrol Opimal pada Model Economic Order Quaniy Inisiaif Tim Penjualan Abdul Laif Al Fauzi 1*,

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK UMUR PRODUK PADA MODEL WEIBULL. Sudarno Staf Pengajar Program Studi Statistika FMIPA UNDIP

KARAKTERISTIK UMUR PRODUK PADA MODEL WEIBULL. Sudarno Staf Pengajar Program Studi Statistika FMIPA UNDIP Karakerisik Umur Produk (Sudarno) KARAKTERISTIK UMUR PRODUK PADA MODEL WEIBULL Sudarno Saf Pengajar Program Sudi Saisika FMIPA UNDIP Absrac Long life of produc can reflec is qualiy. Generally, good producs

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 14 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Peneliian ini ialah berujuan (1) unuk menerapkan model Arbirage Pricing Theory (APT) guna memprediksi bea (sensiivias reurn saham) dan risk premium fakor kurs, harga minyak,

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Tempa Peneliian Peneliian mengenai konribusi pengelolaan huan rakya erhadap pendapaan rumah angga dilaksanakan di Desa Babakanreuma, Kecamaan Sindangagung, Kabupaen Kuningan,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang

Lebih terperinci

ANALISIS CRITICAL ROOT VALUE PADA DATA NONSTATIONER

ANALISIS CRITICAL ROOT VALUE PADA DATA NONSTATIONER ANALISIS CRITICAL ROOT VALUE PADA DATA NONSTATIONER Abdul Aziz Dosen Jurusan Maemaika Fakulas Sains Teknologi Universias Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang e-mail : abdulaziz_uinmlg@yahoo.com

Lebih terperinci

PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP RETURN SAHAM DI BURSA EFEK JAKARTA: PENDEKATAN BEBERAPA MODEL. MURTI LESTARI Universitas Kristen Duta Wacana ABSTRACT

PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP RETURN SAHAM DI BURSA EFEK JAKARTA: PENDEKATAN BEBERAPA MODEL. MURTI LESTARI Universitas Kristen Duta Wacana ABSTRACT PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP RETURN SAHAM DI BURSA EFEK JAKARTA: PENDEKATAN BEBERAPA MODEL MURTI LESTARI Universias Krisen Dua Wacana ABSTRACT This research examined he effec of macro variables which

Lebih terperinci

FISHER EFFECT HUBUNGAN ANTARA TINGKAT BUNGA DAN JUMLAH UANG BEREDAR DI INDONESIA (PENDEKATAN AUTOREGRESIVE MODEL DISTRIBUTED -LAG)

FISHER EFFECT HUBUNGAN ANTARA TINGKAT BUNGA DAN JUMLAH UANG BEREDAR DI INDONESIA (PENDEKATAN AUTOREGRESIVE MODEL DISTRIBUTED -LAG) Forum Ekonomi Vol. XV No. 2 Juli 2012 FISHER EFFECT HUBUNGAN ANTARA TINGKAT BUNGA DAN JUMLAH UANG BEREDAR DI INDONESIA (PENDEKATAN AUTOREGRESIVE MODEL DISTRIBUTED -LAG) Michael Fakulas Ekonomi Universias

Lebih terperinci

Analisis Kointegrasi Antara Variabel Ekonomi Makro dan Return Pasar LQ45 di Bursa Efek Inidonesia

Analisis Kointegrasi Antara Variabel Ekonomi Makro dan Return Pasar LQ45 di Bursa Efek Inidonesia Jurnal Akunansi Keuangan dan Bisnis Vol.5, Desember 202, 7-25 7 Analisis Koinegrasi Anara Variabel Ekonomi Makro dan Reurn Pasar LQ45 di Bursa Efek Inidonesia Vidiyanna Rizal Puri Progrm Sudi Akunansi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Persediaan Persediaan adalah barang yang disimpan unuk pemakaian lebih lanju aau dijual. Persediaan dapa berupa bahan baku, barang seengah jadi aau barang jadi maupun

Lebih terperinci

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ISSN 5-73X PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR ISIKA SISWA Henok Siagian dan Iran Susano Jurusan isika, MIPA Universias Negeri Medan Jl. Willem Iskandar, Psr V -Medan

Lebih terperinci

PENGARUH INFLASI SUKU BUNGA JUMLAH UANG BEREDAR DAN PENDAPATAN NASIONAL TERHADAP NILAI TUKAR RUPIAH PER US DOLLAR

PENGARUH INFLASI SUKU BUNGA JUMLAH UANG BEREDAR DAN PENDAPATAN NASIONAL TERHADAP NILAI TUKAR RUPIAH PER US DOLLAR Halaman Tulisan Jurnal (Judul dan Absraksi) PENGARUH INFLASI SUKU BUNGA JUMLAH UANG BEREDAR DAN PENDAPATAN NASIONAL TERHADAP NILAI TUKAR RUPIAH PER US DOLLAR Oleh : Haryadi (Dosen Jurusan Ilmu Ekonomi,

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL VECTOR AUTOREGRESSIVE (VAR) UNTUK PERAMALAN CURAH HUJAN KOTA PEKANBARU

PENERAPAN MODEL VECTOR AUTOREGRESSIVE (VAR) UNTUK PERAMALAN CURAH HUJAN KOTA PEKANBARU Jurnal Sains, Teknologi dan Indusri, Vol. 11, No., Juni, pp. 151-159 ISSN 93-3 prin/issn 07-0939 online PENERAPAN MODEL VECTOR AUTOREGRESSIVE (VAR) UNTUK PERAMALAN CURAH HUJAN KOTA PEKANBARU 1 Ari Pani

Lebih terperinci

ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI

ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI Yusep Suparman Universias Padjadjaran yusep.suparman@unpad.ac.id ABSTRAK.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Kabupaen Labuhan Bau merupakan pusa perkebunan kelapa sawi di Sumaera Uara, baik yang dikelola oleh perusahaan negara / swasa maupun perkebunan rakya. Kabupaen Labuhan

Lebih terperinci

Suatu Catatan Matematika Model Ekonomi Diamond

Suatu Catatan Matematika Model Ekonomi Diamond Vol. 5, No.2, 58-65, Januari 2009 Suau aaan Maemaika Model Ekonomi Diamond Jeffry Kusuma Absrak Model maemaika diberikan unuk menjelaskan fenomena dalam dunia ekonomi makro seperi modal/kapial, enaga kerja,

Lebih terperinci

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan BAB 2 KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan perbedaan jarak dengan perpindahan, dan kelajuan dengan kecepaan 2. Menyelidiki hubungan posisi, kecepaan, dan percepaan erhadap waku pada gerak lurus

Lebih terperinci

Kata kunci: Deret waktu, Heteroskedastisitas, IGARCH, Peramalan. Keywords: Time Series, Heteroscedasticity, IGARCH, Forecasting.

Kata kunci: Deret waktu, Heteroskedastisitas, IGARCH, Peramalan. Keywords: Time Series, Heteroscedasticity, IGARCH, Forecasting. METODE INTEGRATED GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (IGARCH) UNTUK MEMODELKAN HARGA GABAH DUNIA (INTEGRATED GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY TO CAPTURE

Lebih terperinci

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI. Oleh:

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI. Oleh: Arikel Skripsi TINGKAT KEBUGARAN JASMANI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI Diajukan Unuk Memenuhi Sebagian Syara Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

PERHITUNGAN VALUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMULASI MONTE CARLO (STUDI KASUS SAHAM PT. XL ACIATA.Tbk)

PERHITUNGAN VALUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMULASI MONTE CARLO (STUDI KASUS SAHAM PT. XL ACIATA.Tbk) Jurnal UJMC, Volume 3, Nomor 1, Hal. 15-0 pissn : 460-3333 eissn : 579-907X ERHITUNGAN VAUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMUASI MONTE CARO (STUDI KASUS SAHAM T. X ACIATA.Tbk) Sii Alfiaur Rohmaniah 1 1 Universias

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah 37 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian-pengerian Kependudukan sanga era kaiannya dengan demgrafi. Kaa demgrafi berasal dari bahasa Yunani yang berari Dems adalah rakya aau penduduk, dan Grafein adalah

Lebih terperinci

PENAKSIRAN PARAMETER MODEL VECTOR AUTOREGRESSIVE INTEGRATED (VARI) DENGAN METODE MLE DAN PENERAPANNYA PADA DATA INDEKS HARGA KONSUMEN

PENAKSIRAN PARAMETER MODEL VECTOR AUTOREGRESSIVE INTEGRATED (VARI) DENGAN METODE MLE DAN PENERAPANNYA PADA DATA INDEKS HARGA KONSUMEN IndoMS Journal on Saisics Vol., No. (04), Page 7-37 PENAKSIRAN PARAMETER MODEL VECTOR AUTOREGRESSIVE INTEGRATED (VARI) DENGAN METODE MLE DAN PENERAPANNYA PADA DATA INDEKS HARGA KONSUMEN Dinda Ariska Wulandari,

Lebih terperinci

t I I I I I t I I t I I Benarkah Bantuan Luar Negeri Berdampak Negatif terhadap Pertumbuhan? Oleh : Bambang Prijambodo

t I I I I I t I I t I I Benarkah Bantuan Luar Negeri Berdampak Negatif terhadap Pertumbuhan? Oleh : Bambang Prijambodo l: l,' Benarkah Banuan Luar Negeri Berdampak Negaif erhadap Perumbuhan? Oleh : Bambang Prijambodo Hubungan anara huang luar negeri pemerinah dengan perumbuhan ekonomi dapa negaif aau posiif. Bagaimana

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang

Lebih terperinci