II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN"

Transkripsi

1 II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Tinjauan Pusaka Menginga minyak sawi adalah minyak nabai yang digunakan sebagai bahan menah unuk memproduksi minyak goreng, sedangkan minyak goreng merupakan sembilan bahan pokok, maka sejak semula pemasaran minyak sawi dalam negeri mendapa perhaian dari pemerinah. Pada ahun 1970-an, kapasias pengolahan minyak goreng dalam negeri adalah erbaas, sehingga penyaluran minyak kelapa sawi ke dalam negeri juga erbaas. Seelah iu pemerinah memberi fasilias dan mendorong pembangunan pabrik pengolahan minyak goreng, sampai akhirnya erjadi kelebihan kapasias. Unuk mengalokasikan CPO milik PTP Nusanara diserahkan kepada Kanor Pemasaran Bersama (KPB), semenara yang melakukan pengawasan erhadap harga adalah Meneri Perindusrian dan Perdagangan (Mangoensoekarjo dan Semangun, 2003). Perumusan kebijaksanaan pengembangan dan pengelolaan indusri minyak goreng mesilah dilakukan dengan perspekif agribisnis. Indusri minyak goreng hanyalah salah sau komponen dari sisem agribisnis yang sanga luas, mulai dari usaha peranian kelapa dan kelapa sawi bahan baku dari minyak goreng hingga indusri yang menggunakan minyak goreng sebagai salah sau fakor produksinya maupun pedagang yang memasarkan minyak goreng unuk konsumsi rumah angga. Kerangka berpikir yang mesi dijadikan sebagai pegangan ialah bahwa permasalahan indusri pengolahan minyak goreng idak hanya erleak pada indusri minyak goreng iu sendiri, eapi juga erleak di luar indusri pengolahan minyak goreng ersebu (Amang, dkk, 1996). Universias Sumaera Uara

2 Minyak goreng merupakan salah sau bahan makanan pokok yang dikonsumsi oleh seluruh lapisan masyaraka Indonesia, baik yang berada di pedesaan maupun di perkoaan. Oleh karena iu, minyak goreng dapa dikaegorikan sebagai komodias yang cukup sraegis, karena pengalaman selama ini menunjukan bahwa kelangkaan minyak goreng dapa menimbulkan dampak ekonomis dan poliis yang cukup berari bagi perekonomian nasional. Sehubungan dengan iu, unuk menjamin keersediaan minyak goreng dalam negeri yang dapa mencukupi kebuuhan masyaraka luas, pemerinah menerapkan kebijaksanaan khusus menyangku aaniaga minyak goreng. Kebijaksanaan iu anara lain dalam benuk pajak ekspor (Raneana dan Sumaryano, 1996). Peneliian-peneliian sebelumnya Susano (2004) elah melakukan peneliian enang Analisis Penawaran dan Perminaan Minyak Sawi Indonesia: Dampaknya erhadap Indusri Minyak Goreng Indonesia, dengan menggunakan analisis deskripif dan analisis kuaniaif dengan pendekaan ekonomerika. Adapun hasil dari peneliian ersebu menyaakan bahwa apabila erjadi kenaikan harga bahan baku indusri minyak goreng (CPO) maka harga minyak gorengpun akan naik, aau dengan kaa lain harga minyak goreng berbanding lurus dengan harga CPO domesik. Secara eoriis hal ini sanga wajar, karena dengan naiknya salah sau harga inpu produksi maka perusahaan yang rasional akan menaikkan harga oupunya agar eap dapa memperahankan keunungannya. Universias Sumaera Uara

3 Pada peneliian yang dilakukan oleh Irawan (2006) yang melakukan peneliian enang Inegrasi Pasar Beras Indonesia dengan menggunakan pendekaan model koinegrasi menghasilkan suau kesimpulan bahwa pasar beras domesik dan pasar beras inernasional saling erinegrasi yang berimplikasi bahwa seiap perubahan yang erjadi dalam pasar beras inernasional akan berimbas pada harga pasar beras domesik. Pada peneliian yang dilakukan oleh Marciano dan Suyano (2006) enang Hubungan Jangka Panjang dan Jangka Pendek Ekonomi Makro dan Pasar Modal di Indonesia dengan menggunakan pendekaan model Error Correcion Model (ECM) menghasilkan suau kesimpulan bahwa kebijakan inka suku bunga sebagai salah sau insrumen moneer memiliki dampak jangka pendek dan jangka panjang erhadap harga-harga saham di pasar mdal Indonesia. Sedangkan peneliian yang dilakukan oleh Salomo dan Huabara (2007) enang Peranan Perdagangan Inernasional Sebagai Salah Sau Sumber Perumbuhan Ekonomi Indonesia dengan menggunakan pendekaan model koinegrasi menghasilkan suau kesimpulan bahwa krisis sanga berpengaruh pada laju perumbuhan ekonomi Indonesia secara keseluruhan pada ahun 2006, walau kemungkinan di waku yang akan daang pengaruh akan hilang Landasan Teori Minyak dan lemak nabai maupun hewani mempunyai sifa yang dapa saling mengganikan. Oleh karenanya, pola perdagangan produk minyak sawi (MKS/IKS) harus dibahas dalam koneks ekonomi minyak dan lemak dunia secara oalias (Pahan, 2007). Universias Sumaera Uara

4 Minyak kelapa sampai dengan ahun 1970-an merupakan pemasok uama minyak goreng dalam negeri. Produksi kopra yang cenderung urun menyebabkan idak erjaminnya pasokan bahan baku bagi indusri minyak goreng sehingga menimbulkan krisis minyak pada awal ahun 1970-an. Unuk mengaasi krisis ini, pemerinah mengambil kebijakan dengan mengaur pemasaran minyak di dalam negeri, eruama pengauran kerja dan pengauran alokasi penggunaan produksi. Pada ahun 1978, pemerinah mengeluarkan perauran mengenai peneapan harga dengan ujuan menjaga sabilias harga minyak goreng pada ingka konsumen, mendorong ekspor produksi minyak nabai yang elah diproses, melindungi dan meningkakan pendapaan peani kopra, sera menjamin keunungan yang wajar bagi pabrik dan perkebunan (Pahan, 2007). Dalam hal peneapan harga ada beberapa fakor inernal yang mempengaruhi peneapan harga melipui ujuan pemasaran perusahaan, sraegi bauran pemasaran, dan organisasi pemasaran. Sebelum meneapkan harga, perusahaan seharusnya meneukan sraegi aas produk ersebu. Jika perusahaan elah memilih pasar sasarannya dan mempromosikannya dengan baik, maka sraegi bauran pemasarannya, ermasuk harga, akan berjalan dengan baik. Fakorfakor eksernal yang mempengaruhi kepuusan peneapan harga melipui sifa penawaran dan perminaan, persaingan, dan elemen-elemen lingkungan lainnya. Keika biaya menjadi dasar peneapan baas bawah harga, pasar dan perminaan menjadi dasar peneapan baas aasnya. Baik konsumen maupun pembeli indusri menyamakan harga suau produk aau jasa dengan manfaa dari memilikinya. Jadi, sebelum meneapkan harga, seorang pemasar harus memahami hubungan anara harga dan perminaan aas produknya (Koler dan Amsrong, 2001). Universias Sumaera Uara

5 Pengauran alokasi produksi minyak kelapa sawi dalam negeri diaur melalui sura kepuusan bersama (SKB) 3 Meneri, yaiu Meneri Peranian, Meneri Perindusrian dan Meneri Perdagangan Nomor 275/KPB/XII/78 anggal 16 Desember 1978 yang mengaur hal-hal sebagai beriku : 1. Jumlah produksi dan rencana ekspor. 2. Kapasias dan kebuuhan masing-masing uni indusri pengolahan lanjuan, seperi minyak goreng, sabun, dan lain-lain. 3. Pengawasan penyaluran minyak kelapa sawi ke indusri pengolahan lanjuan. 4. Harga dieapkan oleh pemerinah. Berdasarkan SKB 3 Meneri ersebu, pengauran alokasi produksi minyak kelapa sawi berdasarkan penggunaan dan harganya dienukan sebagai beriku : 1. Harga minyak kelapa sawi unuk pembuaan minyak goreng dieapkan di Belawan. 2. Harga minyak kelapa sawi unuk operasi pasar berdasarkan minyak goreng dikurangi dengan biaya operasional. 3. Harga minyak kelapa sawi unuk indusri hilir sama dengan harga ekspor FOB Belawan. Alokasi Keperluan minyak kelapa sawi dalam negeri diaur oleh pemerinah melalui sura kepuusan Dirjen Perdagangan Dalam Negeri No. 22/DAGRI KP/T/83 yang merupakan perubahan dan penyesuaian sura kepuusan yang pernah dieapkan sebelumnya (1979), yaiu enang pedoman dan peunjuk pelaksanaan eknis SKB 3 Meneri enang aaniaga minyak sawi kebuuhan dalam negeri (Pahan, 2007). Universias Sumaera Uara

6 Syara-syara penyerahan minyak kelapa sawi (MKS) dari produsen kepada indusri dilaksanakan berdasarkan sura kepuusan Dirjen Perdagangan Dalam Negeri yang pada pokoknya mengaur harga dan cara penyerahan MKS dari produsen kepada indusri pengolah menuru lokasi indusri maing-masing. MKS yang diperdagangkan berasal dari 2 sumber yaiu perkebunan negara (PNP/PTP) dan perkebunan swasa (PBSN/PBSA). Sesuai dengan kesepakaan di anara PNP/PTP, pemasaran MKS yang berasal dari mereka harus melalui Kanor Pemasaran Bersama (KPB), baik unuk konsumen dalam negeri maupun luar negeri. Unuk kebuuhan dalam negeri, KPB bisa langsung menjual ke indusri pengolahan melalui jaah alokasi yang elah dieapkan. Unuk konsumen luar negeri, pemasarannya melalui broker lokal yang selanjunya berhubungan dengan badan pemasaran di luar negeri. Semenara, MKS dari perusahaan swasa, pemasaran unuk konsumen dalam negeri eap harus melalui KPB, sedangkan unuk luar negeri dapa langsung berhubungan dengan imporir aau agen luar negeri (Gambar 1) (Pahan, 2007). Universias Sumaera Uara

7 Perusahaan Swasa PNP/PTP Kanor Pemasaran Bersama Broker Lokal Imporir Luar Negeri Badan Pemasaran Luar Negeri Konsumen Dalam Negeri Konsumen Luar Negeri merupakan saluran pemasaran unuk PNP/PTP merupakan saluran pemasaran unuk swasa Gambar 1. Saluran Pemasaran Minyak Kelapa Sawi Indonesia menuru SKB 3 Meneri Nomor 275/KPB/XII/78 Diliha dari harga minyak kelapa sawi yang bersifa flukuaif, hal ini lebih disebabkan oleh goncangnya pasokan yang disebabkan oleh fakor inernal yaiu erganggunya produksi minyak kelapa sawi dan kopra di dalam negeri sera fakor eksernal yaiu harga minyak kelapa sawi di pasar inernasional yang inggi sehingga merangsang ekspor minyak kelapa sawi dalam jumlah besar. Pembenukan harga minyak kelapa sawi sanga dienukan oleh siuasi perdagangan di luar negeri (Pahan, 2007). Universias Sumaera Uara

8 Analisis kenaikan harga minyak kelapa sawi di pasar dunia biasanya selalu diakibakan oleh isu jelek yang mengakibakan gagalnya panen komodii lain seperi kedelai, bunga maahari dan canola. Naiknya harga minyak kelapa sawi eruama disebabkan oleh berkurangnya pasokan minyak nabai lainnya (Pahan, 2007). Upaya unuk menenukan harga minyak sawi unuk dijual ke luar negeri dapa dilakukan melalui open ender aau dengan cara compeiive bidding. Cara melalui Compeiive bidding dapa diaur pemeraaan daerah pemasaran dan pengarahan pemasaran ke pasar-pasar baru. Karena iu dalam sraegi pemasaran seharunya diusahakan penjualan langsung anara produsen dengan konsumen. Jika ada keluhan anara kedua belah pihak dapa segera dikomunikasikan dan dirundingkan jalan keluarnya (Mangoensoekarjo dan Semangun, 2003). Secara umum dapa diindikasikan bahwa pengembangan agribisnis kelapa sawi masih mempunyai prospek, diinjau dari prospek harga, ekspor dan pengembangan produk. Secara inernal, pengembangan agribisnis kelapa sawi didukung poensi kesesuaian dan keersediaan lahan, produkivias yang masih dapa meningka dan semakin berkembangnya indusri hilir. Dengan prospek dan poensi ini, arah pengembangan agribisnis kelapa sawi adalah pemberdayaan di hulu dan penguaan di hilir (Tambunan, 2003). Pada peneliian ini ala analisis yang digunakan adalah model pendekaan koinegrasi. Koinegrasi adalah adalah suau ala uji yang dilakukan unuk mendeeksi sabilias hubungan jangka panjang dua variabel aau lebih. Model ini juga menggambarkan peramalan dari hubungan daa runu waku unuk peramalan jangka pendek (Sudjono, 2007). Universias Sumaera Uara

9 Ada beberapa permasalahan pokok yang muncul dari daa runu waku. Permasalahan pokok perama yang dihadapi oleh daa runun waku adalah mengenai apakah daa ersebu sasioner aau idak. Daa yang sasioner maksudnya adalah daa yang memiliki nilai raa-raa dan varian observasi yang konsan. Apabila daa yang diperoleh idak konsan maka dikhawairkan regresi yang kia bua adalah regresi palsu (Praomo dan Hidaya, 2007). Permasalahan kedua dari daa runun waku adalah munculnya fenomena random walk eruama unuk daa runun waku finansial seperi harga saham. Misalnya saja harga suau saham pada esok hari merupakan harga hari ini diambah dengan error erm-nya. Oleh karena banyaknya masalah yang dapa muncul dari daa yang idak sasioner, maka sebelum diregresi ada baiknya daa ersebu elah sasioner. Dari daa yang sasioner naninya akan diperoleh koinegrasi, yakni dimana diperoleh kondisi keseimbangan jangka panjang dan juga dapa dianalisis keseimbangan jangka pendeknya dengan menggunakan analisis Error Correcion Model (ECM) (Praomo dan Hidaya, 2007). Adapun cara menganalisisis dengan pendekaan model koinegrasi menuru Greene (2003) dipaparkan sebagai beriku. Dalam analisis koinegrasi ada 3 langkah uji yang harus dilakukan yaiu : 1. Uji akar uni 2. Uji koinegrasi 3. Meliha Error Correcion Model (ECM). Langkah awal adalah membua model persamaan regresi. Adapun model regresinya adalah sebagai beriku : Y X Universias Sumaera Uara

10 1. Uji Akar Uni Seelah ada model persamaan kemudian dilakukan uji kar uni sebagai langkah perama dalam uji koinegrasi. Dalam hal ini diasumsikan bahwa variabel Y dan X sasioner sehingga menghasilkan error erm yang juga saioner. Uji saionariy dari variabel-variabel Y dan X dapa dilakukan melalui analisis Auxiliary Regression (1) y y 1 e Dalam hal ini diasumsikan bahwa error erm nya saioner (random, dengan expeced value 0 dan variance σ 2 ). Jika -1<ρ<1, maka proses Auxiliary Regression (1) ersebu adalah sasioner. Uji sasioner melalui proses Auxiliary Regression (1)nya diperkenalkan oleh Dickey-Fuller (1987). Jika dikeahui Auxiliary Regression (1) : y y 1 e H0 : = 1 menyaakan bahwa variabel Y non sasioner, sehingga penolakan erhadap H0 membukikan bahwa variabel Y saioner. Cara pengujiannya melalui: y y 1 y 1 y 1 e y 1y 1 e y 1 e Dimana H0 : λ = 0 seara dengan ρ = 1 Jika seelah urunan perama variabel idak juga sasioner maka dilakukan dengan menggunakan uji Augmened Dickey Fuller (ADF), dimana dapa dinyaakan dalam persamaan beriku : k Y = T + ( 1 1) Y-1 + βi Y-i + Є (1) i1 Universias Sumaera Uara

11 Dimana: Y = firs difference operaor, = variabel harga pada waku 0, 1, βi = koefsien T k Є = ime rend = jumlah lag = error erm Jika hipoesa nol (Ho) 1 = 1 1 = 0 dierima, maka Y dikaakan idak sasioner. Seelah dilakukan uji sasioner kemudian akan dilakukan uji koinegrasi. Jika erbuki bahwa X dan Y mencapai kondisi saioner pada jumlah derivasi yang sama (level yang sama/orde yang sama), maka uji dieruskan ke uji koinegrasi. 2. Uji Koinegrasi Langkah kedua yang harus dilakukan adalah menenukan apakah dalam persamaan yang digunakan erdapa koinegrasi aau idak. Uji Koinegrasi berujuan mengeahui apakah erdapa hubungan jangka panjang anara variabel X dengan Y, sehingga dapa digunakan dalam sebuah persamaan (Munadi, 2007). Koinegrasi menyaakan bahwa pada jangka panjang (long-erm) variabelvariabel dalam regresi idak akan bergerak semakin menjauh (perbedaan pada kombinasi linearnya idak semakin besar aau sasioner). Universias Sumaera Uara

12 Eagle dan Granger (1987) menyarankan meode uji dengan 2 langkah: 1. Esimasi persamaan dan simpan error erm. 2. Esimasi regresi auxiliary yaiu Auxiliary Regression (1) error erm Auxiliary regression: ˆ ˆ 1 H0 : θ = 1 menyaakan bahwa error erm non saioner, sehingga penolakan erhadap H0 membukikan bahwa error erm saioner dimana Y dan X erkoinegrasi. Jika ada koinegrasi anara variabel Y dan X maka uji dilanjukan ke uji error correcion model (ECM) namun bila idak erdapa koinegrasi anara variabel Y dan X, maka pengujian hanya sampai pada uji koinegrasi saja aau dapa dilanjukan dengan menambah beberapa variabel lain yang berhubungan dengan variabel yang elah dikoinegrasikan. 3. Error Correcion Model (ECM) Jika erbuki ada koinegrasi anara variabel Y dan X langkah ke iga adalah membua error correcion model unuk menguji apakah memang idak erdapa hubungan anar variabel ersebu aau hanya erdapa disekuilibrium error dari sampel yang diobservasi. Error correcion model adalah model yang menunjukkan apakah error aau deviasi dari Long Run ekuilibrium akan dikoreksi secara gradual melalui a series of parial Shor Run adjusmen. Arinya, jika proses koreksi berjalan, maka hubungan kedua variabel ersebu akan converge ke coinegraing relaionship-nya dengan eap membiarkan Shor Run dynamics-nya. Universias Sumaera Uara

13 Dari model regresi : Y X Kurangkan dari kedua sisi, ambahkan dan kurangkan dari sisi kanan, maka akan diperoleh : Y1 1X 1 Y Y Y 1 X X X 1 Y 1 X Y 1 X 1 1 Dari : Y X Y 1 X 1 Unuk menguji proses sasioner ersebu, maka persamaan di aas dimodifikasi menjadi : Y X Y 1 X 1 Pada Long Run ekuilibrium : 0 = merupakan speed of adjusmen, sedangkan β = menunjukkan Shor Run dynamics 2.3. Kerangka Pemikiran Jual beli TBS andan buah segar erjadi anara perkebunan rakya, Pola PIR dan perusahaan swasa yang mempunyai pabrik pengolahan kelapa sawi (PKS). Dalam penenuan harga TBS ada dua cara, yakni dengan cara lama dan cara baru. Cara lama yaiu dengan peneapan harga TBS yang langsung dieapkan oleh pihak pengegelola (pembeli) erhadap pihak penjual. Sedangkan cara baru dengan menerapkan humus harga TBS yang dieapkan pemerinah, dimana harga pembelian TBS dieapkan seip bulan berdasarkan harga riil raa-raa erimbang CPO sesuai realisasi penjualan ekspor dan lokal. Universias Sumaera Uara

14 Harga CPO (Crude Palm Oil) di pasar inernasional dapa dikaakan memiliki hubungan dengan dengan harga CPO di pasar domesik. Tren penggunaan minyak sawi menah sebagai bahan baku bahan bakar nabai (biodiesel) elah mendorong secara signifikan perminaan CPO di pasar inernasional. Indusri pangan dan indusri biodisel sekarang mulai memperebukan bahan baku CPO yang menyebabkan harga minyak goreng di dalam negeri melambung inggi. CPO makin digandrungi dunia indusri, selain diolah unuk menghasilkan berbagai produk urunan di bidang pangan, negaranegara maju menganggap CPO diolah menjadi biodisel sebagai penggani minyak bumi, yang akhirnya membua harga CPO di pasar inernasional cukup inggi. Seiring dengan hal di aas maka minyak sawi menah (CPO) Indonesia mengalir deras membanjiri pasar ekspor. Pihak prosesor minyak goreng domesik kesulian memperoleh CPO dan akhirnya menyebabkan harga minyak goreng naik secara signifikan. Unuk iu maka dilakukan peneliian unuk mengeahui lebih jauh bagaimana hubungan anara harga CPO inernaional, harga CPO domesik dan harga minyak goreng domesik. Pada peneliian ini ala analisis yang digunakan adalah model koinegrasi dengan menggunakan program Eviews 5.0. Koinegrasi adalah adalah suau ala uji yang dilakukan unuk mendeeksi sabilias hubungan jangka panjang anara harga CPO inernasional, harga CPO domesik dan harga minyak goreng domesik. Adapun gambar skema kerangka pemikiran adalah sebagai beriku : Universias Sumaera Uara

15 Harga Tandan Buah Segar (TBS) Harga Crude Palm Oil (CPO) Pasar Domesik Pasar Inernasional Harga Minyak Goreng Domesik Gambar 2. Skema Kerangka Pemikiran Universias Sumaera Uara

16 2.4. Hipoesis Peneliian Adapun hipoesis peneliian adalah : 1. Ada koinegrasi harga minyak goreng domesik dengan harga CPO (Crude Palm Oil) inernasional. 2. Ada koinegrasi harga minyak goreng domesik dengan harga CPO (Crude Palm Oil) domesik. 3. Ada koinegrasi harga CPO (Crude Palm Oil) domesik dengan harga CPO (Crude Palm Oil) inernasional. Universias Sumaera Uara

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Disparias pembangunan ekonomi anar daerah merupakan fenomena universal, disemua negara anpa memandang ukuran dan ingka pembangunannya. Disparias pembangunan merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Perekonomian dunia elah menjadi semakin saling erganung pada dua dasawarsa erakhir. Perdagangan inernasional merupakan bagian uama dari perekonomian dunia dewasa

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

KOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES. Abstrak

KOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES. Abstrak KOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES Universias Muhammadiyah Purwokero malim.muhammad@gmail.com Absrak Pada persamaan regresi linier sederhana dimana variabel dependen dan variabel independen

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Tempa Peneliian Peneliian mengenai konribusi pengelolaan huan rakya erhadap pendapaan rumah angga dilaksanakan di Desa Babakanreuma, Kecamaan Sindangagung, Kabupaen Kuningan,

Lebih terperinci

PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN

PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN Seminar Nasional Saisika IX Insiu Teknologi Sepuluh Nopember, 7 November 2009 PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN Brodjol Suijo Jurusan Saisika ITS Surabaya ABSTRAK Pada umumnya daa ekonomi bersifa ime

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Poensi sumberdaya perikanan, salah saunya dapa dimanfaakan melalui usaha budidaya ikan mas. Budidaya ikan mas yang erus berkembang di masyaraka, kegiaan budidaya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Kabupaen Labuhan Bau merupakan pusa perkebunan kelapa sawi di Sumaera Uara, baik yang dikelola oleh perusahaan negara / swasa maupun perkebunan rakya. Kabupaen Labuhan

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode 20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Air merupakan kebuuhan pokok bagi seiap makhluk hidup di dunia ini ermasuk manusia. Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang pening bagi kelangsungan hidup

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Dalam pelaksanaan pembangunan saa ini, ilmu saisik memegang peranan pening baik iu di dalam pekerjaan maupun pada kehidupan sehari-hari. Ilmu saisik sekarang elah melaju

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Peneliian Keinginan Kelompok Tani Duma Lori yang erdapa di Desa Konda Maloba dan masyaraka sekiar akan berdirinya penggilingan gabah di daerahnya, elah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara yang memutuskan untuk menempuh kebijakan hutang

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara yang memutuskan untuk menempuh kebijakan hutang BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Suau negara yang memuuskan unuk menempuh kebijakan huang luar negeri biasanya didasari oleh alasan-alasan yang dianggap rasional dan pening. Huang luar negeri

Lebih terperinci

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF Pada bab ini akan dibahas mengenai sifa-sifa dari model runun waku musiman muliplikaif dan pemakaian model ersebu menggunakan meode Box- Jenkins beberapa ahap

Lebih terperinci

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi Bab II Dasar Teori Kelayakan Invesasi 2.1 Prinsip Analisis Biaya dan Manfaa (os and Benefi Analysis) Invesasi adalah penanaman modal yang digunakan dalam proses produksi unuk keunungan suau perusahaan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Propinsi Sumaera Uara merupakan salah sau propinsi yang mempunyai perkembangan yang pesa di bidang ransporasi, khususnya perkembangan kendaraan bermoor. Hal ini dapa

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 35 BAB LANDASAN TEORI Meode Dekomposisi biasanya mencoba memisahkan iga komponen erpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan dere daa ekonomi dan bisnis. Komponen ersebu adalah fakor rend (kecendrungan),

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya III. METODE PENELITIAN A. Meode Dasar Peneliian Meode yang digunakan dalam peneliian ini adalah meode kuaniaif, yang digunakan unuk mengeahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya usaha melipui biaya

Lebih terperinci

Model Koreksi Kesalahan pada Data Runtun Waktu Indeks Harga Konsumen Kota-kota di Papua

Model Koreksi Kesalahan pada Data Runtun Waktu Indeks Harga Konsumen Kota-kota di Papua Model Koreksi Kesalahan pada Daa Runun Waku Indeks Harga Konsumen Koa-koa di Papua Miha Febby R. Donggori, Adi Seiawan, 3 Hanna Arini Parhusip Prodi Maemaika, Fakulas Sains dan Maemaika, Universias Krisen

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional. JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 7 No. 1, April 7 : 3-9 ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Sudi kasus pada CV Cia Nasional. Oleh Emmy Supariyani* dan M. Adi Nugroho *Dosen

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Pengangguran Pengangguran aau una karya merupakan isilah unuk orang yang idak mau bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN perpusakaan.uns.ac.id BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di Indonesia dengan periode ahun 984 sampai dengan ahun 0. Peneliian ini memfokuskan pada fakor-fakor

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN Unuk meliha sejauh mana rencana implemenasi Peneliian yang akan Penulis bua dalam Proposal Skripsi ini, maka ada baiknya Kia meliha sisemaika kerja dan meode peneliian yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Pemikiran Teoriis Pengerian proyek menuru Arifin yang dikuip dari Mariyanne (2006) adalah suau akivias di mana dikeluarkannya uang dengan harapan unuk mendapakan hasil

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Ramalan adalah sesuau kegiaan siuasi aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan 3. METODE PENELITIAN 3.1. Pendekaan dan Meode Peneliian Jenis peneliian yang digunakan adalah jenis peneliian kualiaif dengan menggunakan daa kuaniaif. Daa kualiaif adalah mengeahui Gambaran pengelolaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Supply Chain Managemen Supply chain managemen merupakan pendekaan aau meode dalam memanajemen hubungan perusahaan dengan supplier dan konsumen yang erjadi pada pengendalian

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Peran pasar obligasi dipandang oleh pemerinah sebagai sarana sraegis sumber pembiayaan alernaif selain pembiayaan perbankan dalam benuk pinjaman (loan). Kondisi anggaran

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian Demografi Keadaan penduduk sanga era kaiannya dengan demografi. Kaa demografi berasal dari bahasa Yunani yang berari Demos adalah rakya aau penduduk,dan Grafein adalah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah 37 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian-pengerian Kependudukan sanga era kaiannya dengan demgrafi. Kaa demgrafi berasal dari bahasa Yunani yang berari Dems adalah rakya aau penduduk, dan Grafein adalah

Lebih terperinci

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun Pemodelan Daa Runun Waku : Kasus Daa Tingka Pengangguran di Amerika Serika pada Tahun 948 978. Adi Seiawan Program Sudi Maemaika, Fakulas Sains dan Maemaika Universias Krisen Saya Wacana, Jl. Diponegoro

Lebih terperinci

Pengaruh variabel makroekonomi..., 24 Serbio Harerio, Universitas FE UI, 2009Indonesia

Pengaruh variabel makroekonomi..., 24 Serbio Harerio, Universitas FE UI, 2009Indonesia BAB 3 DATA DAN METODOLOGI 3.1 Variabel-Variabel Peneliian 3.1.1 Variabel dependen Variabel dependen yang digunakan adalah reurn Indeks Harga Saham Gabungan yang dihiung dari perubahan logarima naural IHSG

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan adalah data sekunder runtun waktu (time series) bulanan

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan adalah data sekunder runtun waktu (time series) bulanan III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Daa Daa yang digunakan adalah daa sekunder runun waku (ime series) bulanan dari 2002:01 sampai dengan 2009:06 yang bersumber dari Laporan dan websie Bank Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1 Model Peneliian Dalam menganalisa efekifias kebijakan pemerinah, maka model yang digunakan dalam skripsi ini adalah model yang diurunkan dari eori kekuaan monopoli,

Lebih terperinci

HUMAN CAPITAL. Minggu 16

HUMAN CAPITAL. Minggu 16 HUMAN CAPITAL Minggu 16 Pendahuluan Invesasi berujuan unuk meningkakan pendapaan di masa yang akan daang. Keika sebuah perusahaan melakukan invesasi barang-barang modal, perusahaan ini akan mengeluarkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengerian dan peunjuk yang digunakan unuk menggambarkan kejadian, keadaan, kelompok, aau

Lebih terperinci

SUPLEMEN 3 Resume Hasil Penelitian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredit Bank di Sumatera Selatan terhadap Kebijakan Moneter Bank Indonesia

SUPLEMEN 3 Resume Hasil Penelitian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredit Bank di Sumatera Selatan terhadap Kebijakan Moneter Bank Indonesia SUPLEMEN 3 Resume Hasil Peneliian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredi Bank di Sumaera Selaan erhadap Kebijakan Moneer Bank Indonesia Salah sau program kerja Bank Indonesia Palembang dalam ahun 2007 adalah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani.

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani. III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Usahaani belimbing karangsari adalah kegiaan menanam dan mengelola anaman belimbing karangsari unuk menghasilkan produksi, sebagai sumber

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoriis 3.1.1 Daya Dukung Lingkungan Carrying capaciy aau daya dukung lingkungan mengandung pengerian kemampuan suau empa dalam menunjang kehidupan mahluk hidup secara

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORI 7 BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan 40 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Baasan Operasional Konsep dasar dan baasan operasional pada peneliian ini adalah sebagai beriku: Indusri pengolahan adalah suau kegiaan ekonomi yang melakukan

Lebih terperinci

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis JURNAL SAINS DAN NI POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Prin) D-224 Peramalan Penjualan Sepeda Moor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis Desy Musika dan Seiawan Jurusan Saisika,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa BAB 2 TINJAUAN TEORITI 2.1. Pengerian-pengerian Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. edangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Tahapan Pemecahan Masalah Tahapan pemecahan masalah berfungsi unuk memudahkan dalam mencari jawaban dalam proses peneliian yang dilakukan agar sesuai dengan arah

Lebih terperinci

Jurnal Edik Informatika Penelitian Bidang Komputer Sains dan Pendidikan Informatika V1.i1(64-69)

Jurnal Edik Informatika Penelitian Bidang Komputer Sains dan Pendidikan Informatika V1.i1(64-69) Jurnal Edik Informaika Peneliian Bidang Kompuer Sains dan Pendidikan Informaika Peramalan Penjualan Pada Usaha Kecil Menengah (UKM) Roi Sania Dengan Menggunakan Program POM QM Henny Yulius 1, Yadi Prawinaa

Lebih terperinci

1.1. Latar Belakang 1.2. Maksud, Tujuan, Manfaat dan Sasaran 1.3. Ruang Lingkup Kegiatan 1.4. Sistematika Penulisan

1.1. Latar Belakang 1.2. Maksud, Tujuan, Manfaat dan Sasaran 1.3. Ruang Lingkup Kegiatan 1.4. Sistematika Penulisan .. Laar Belakang.2. Maksud, Tujuan, Manfaa dan Sasaran.3. Ruang Lingkup Kegiaan.4. Sisemaika Penulisan Penyusunan Incremenal Capial Oupu Raio Kabupaen Sinang 2008-203 PENDAHULUAN.. Laar Belakang Pembangunan

Lebih terperinci

Bab IV Pengembangan Model

Bab IV Pengembangan Model Bab IV engembangan Model IV. Sisem Obyek Kajian IV.. Komodias Obyek Kajian Komodias dalam peneliian ini adalah gula pasir yang siap konsumsi dan merupakan salah sau kebuuhan pokok masyaraka. Komodias ini

Lebih terperinci

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan BAB 2 KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan perbedaan jarak dengan perpindahan, dan kelajuan dengan kecepaan 2. Menyelidiki hubungan posisi, kecepaan, dan percepaan erhadap waku pada gerak lurus

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN Dalam peneliian ini, penulis akan menggunakan life cycle model (LCM) yang dikembangkan oleh Modigliani (1986). Model ini merupakan eori sandar unuk menjelaskan perubahan dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiaan uamanya menerima simpanan giro, abungan dan deposio. Kemudian bank juga dikenal sebagai

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian mengenai kelayakan pengusahaan pupuk kompos dilaksanakan pada uni usaha Koperasi Kelompok Tani (KKT) Lisung Kiwari yang menjalin mira dengan Lembaga

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Teori Risiko Produksi Dalam eori risiko produksi erlebih dahulu dijelaskan mengenai dasar eori produksi. Menuru Lipsey e al. (1995) produksi adalah suau kegiaan yang mengubah

Lebih terperinci

RANK DARI MATRIKS ATAS RING

RANK DARI MATRIKS ATAS RING Dela-Pi: Jurnal Maemaika dan Pendidikan Maemaika ISSN 089-855X ANK DAI MATIKS ATAS ING Ida Kurnia Waliyani Program Sudi Pendidikan Maemaika Jurusan Pendidikan Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam FKIP Universias

Lebih terperinci

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr.

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr. Pekan #1: Kinemaika Sau Dimensi 1 Posisi, perpindahan, jarak Tinjau suau benda yang bergerak lurus pada suau arah erenu. Misalnya, ada sebuah mobil yang dapa bergerak maju aau mundur pada suau jalan lurus.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 11 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Salah sau masalah analisis persediaan adalah kesulian dalam menenukan reorder poin (iik pemesanan kembali). Reorder poin diperlukan unuk mencegah erjadinya kehabisan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian yang dilakukan mengenai analisis perencanaan pengadaan una berdasarkan ramalan ime series volume ekspor una loin beku di PT Tridaya Eramina

Lebih terperinci

Analisis Model dan Contoh Numerik

Analisis Model dan Contoh Numerik Bab V Analisis Model dan Conoh Numerik Bab V ini membahas analisis model dan conoh numerik. Sub bab V.1 menyajikan analisis model yang erdiri dari analisis model kerusakan produk dan model ongkos garansi.

Lebih terperinci

*Corresponding Author:

*Corresponding Author: Prosiding Seminar Tugas Akhir FMIPA UNMUL 5 Periode Mare 6, Samarinda, Indonesia ISBN: 978-6-7658--3 Penerapan Model Neuro-Garch Pada Peramalan (Sudi Kasus: Reurn Indeks Harga Saham Gabungan) Applicaion

Lebih terperinci

KELAYAKAN FINANSIAL INVESTASI PABRIK KELAPA SAWIT DI KABUPATEN ACEH UTARA. Asrida Dosen Program Studi Ekonomi Pembangunan Universitas Almuslim ABSTRAK

KELAYAKAN FINANSIAL INVESTASI PABRIK KELAPA SAWIT DI KABUPATEN ACEH UTARA. Asrida Dosen Program Studi Ekonomi Pembangunan Universitas Almuslim ABSTRAK KELAYAKAN FINANSIAL INVESTASI PABRIK KELAPA SAWIT DI KABUPATEN ACEH UTARA Asrida Dosen Program Sudi Ekonomi Pembangunan Universias Almuslim ABSTRAK Kelapa sawi merupakan salah sau primadona anaman perkebunan

Lebih terperinci

Jurnal Edik Informatika. Peramalan Kebutuhan Manajemen Logistik Pada Usaha Depot Air Minum Isi Ulang Al-Fitrah

Jurnal Edik Informatika. Peramalan Kebutuhan Manajemen Logistik Pada Usaha Depot Air Minum Isi Ulang Al-Fitrah Jurnal Edik Informaika Peneliian Bidang Kompuer Sains dan Pendidikan Informaika V.i(5-4) Peramalan Kebuuhan Manajemen Logisik Pada Usaha Depo Air Minum Isi Ulang Al-Firah Henny Yulius, Islami Yei Universias

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini

METODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini METODE PENELITIAN Kerangka Pendekaan Sudi Penaagunaan lahan kawasan pesisir di Kabupaen Kulon Progo didasarkan pada karakerisik fisik, finansial usaha ani dan pemanfaaan saa ini. Karakerisik fisik adalah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 39 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Meode Peneliian Pada bab sebelumnya elah dibahas bahwa cadangan adalah sejumlah uang yang harus disediakan oleh pihak perusahaan asuransi dalam waku peranggungan

Lebih terperinci

Sekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN

Sekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN Modul 1 Sekilas Pandang Drs. Irlan Soelaeman, M.Ed. S PENDAHULUAN uau hari, saya dan keluarga berencana membawa mobil pergi ke Surabaya unuk mengunjungi salah seorang saudara. Sau hari sebelum keberangkaan,

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN PEMODELAN NILAI UKAR RUPIAH ERHADAP $US MENGGUNAKAN DERE WAKU HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA BERLIAN SEIAWAY, DIMAS HARI SANOSO, N. K. KUHA ARDANA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan

Lebih terperinci

ANALISIS INTEGRASI VERTIKAL PADA INDUSTRI MINYAK GORENG SAWIT DI INDONESIA DAN FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA OLEH HENI SULISTYOWATI H

ANALISIS INTEGRASI VERTIKAL PADA INDUSTRI MINYAK GORENG SAWIT DI INDONESIA DAN FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA OLEH HENI SULISTYOWATI H ANALISIS INTEGRASI VERTIKAL PADA INDUSTRI MINYAK GORENG SAWIT DI INDONESIA DAN FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA OLEH HENI SULISTYOWATI H14104084 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Capial Expendiure (Belanja Modal) Capial Expendiure aau juga dikenal dengan nama belanja modal adalah pengeluaran yang dilakukan perusahaan unuk mendapakan aau memperbarui ase

Lebih terperinci

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI 3.. Tujuan Ö Prakikan dapa memahami perhiungan alokasi biaya. Ö Prakikan dapa memahami analisis kelayakan invesasi dalam pendirian usaha. Ö Prakikan dapa menyusun proyeksi/proforma

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 14 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Peneliian ini ialah berujuan (1) unuk menerapkan model Arbirage Pricing Theory (APT) guna memprediksi bea (sensiivias reurn saham) dan risk premium fakor kurs, harga minyak,

Lebih terperinci

ANALISIS PERAMALAN INDEKS HARGA SAHAM KOSPI DENGAN MENGGUNAKAN METODE INTERVENSI

ANALISIS PERAMALAN INDEKS HARGA SAHAM KOSPI DENGAN MENGGUNAKAN METODE INTERVENSI Seminar Nasional Saisika IX Insiu Teknologi Sepuluh Nopember, 7 November 009 XV-1 ANALISIS PERAMALAN INDEKS HARGA SAHAM KOSPI DENGAN MENGGUNAKAN METODE INTERVENSI Muhammad Sjahid Akbar, Jerry Dwi Trijoyo

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di Tempa Pelayanan Koperasi (TPK) Cibedug, Kecamaan Lembang, Kabupaen Bandung, Jawa Bara. Pemilihan lokasi dilakukan secara

Lebih terperinci

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND Noeryani 1, Ely Okafiani 2, Fera Andriyani 3 1,2,3) Jurusan maemaika, Fakulas Sains Terapan, Insiu Sains & Teknologi

Lebih terperinci

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X USULAN ENERAAN METODE KOEISIEN MANAJEMEN (BOMAN S) SEBAGAI ALTERNATI MODEL ERENCANAAN RODUKSI RINTER TIE LX400 ADA T X Hendi Dwi Hardiman Jurusan Teknik Manajemen Indusri - Sekolah Tinggi Manajemen Indusri

Lebih terperinci

ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI

ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI Yusep Suparman Universias Padjadjaran yusep.suparman@unpad.ac.id ABSTRAK.

Lebih terperinci

TREND DALAM RUNTUN WAKTU EKONOMETRI DAN PENERAPANNYA

TREND DALAM RUNTUN WAKTU EKONOMETRI DAN PENERAPANNYA TREND DALAM RUNTUN WAKTU EKONOMETRI DAN PENERAPANNA SKRIPSI Diajukan kepada Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam Universias Negeri ogyakara unuk memenuhi sebagian persyaraan guna memperoleh gelar

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK.

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL MOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUAHAAN MEBEL INAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. ii Rukayah*), Achmad yaichu**) ABTRAK Peneliian ini berujuan unuk

Lebih terperinci

PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN METODE PERAMALAN AUTOREGRESIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE (ARIMA) (Studi Kasus: PT Tembaga Mulia Semanan)

PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN METODE PERAMALAN AUTOREGRESIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE (ARIMA) (Studi Kasus: PT Tembaga Mulia Semanan) Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi Program Sudi MMT-ITS, Surabaya 1 Agusus 2009 PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN METODE PERAMALAN AUTOREGRESIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE (ARIMA) (Sudi Kasus: PT

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.

Lebih terperinci