PENGGUNAAN SUMUR RESAPAN UNTUK MENGURANGI GENANGAN AIR HUJAN DI KAMPUS KARANGMALANG UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Transkripsi

1 PENGGUNAAN SUMUR RESAPAN UNTUK MENGURANGI GENANGAN AIR HUJAN DI KAMPUS KARANGMALANG UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA ABSTRACT 1 Lutjito 1, Sudiyoo AD, Didik Purwatoro 1,, Jurusa Pedidika Tekik Sipil da Perecaaa FT UNY lutjito@uy.ac.id The objectives of this studywas to solve the problem of floodwater due to the raiwater ruoff ad to reduce the flow rate of the ruoff at the Colombo Street i frot of the Faculty of Sport Sciece, Yogyakarta State Uiversity (YSU). This study was coducted based o the existig primary ad secodary data. The data aalysis to get the raifall itesity was coducted usig the aalytical method that obtai the values of the stadard deviatio, the mea, the coefficiet of variatio, the asymmetry ad kurtosis. From these values, it was obtaied the types of eligible distributio after goig through the test to get the maximum raifall i the period of years, 5 years, 10 years, 0 years ad 5 years. Based o the data, the arch itesity was examied. The aalysis showed if0% of YSU area is occupied by ifiltratio wells or if there are 50 ifiltratio wells i which 1 ifiltratio well is used for the area of 50 m, the eed of ifiltratio wells will be covered ad it is goig to reduce the flow rate of the ruoff i 0.55 m/s. This is cosistet with the cocept of sustaiable raiwater draiage system based o the coservatio of groud Water. Essetially,it is a draiage system i which the raiwater fallig o the roof/pavemet, is accommodated i a system of water absorptio amog others ifiltratio Wells therefore it will reduce the the floodwater ruoff at the Colombo street. Aother beefit isthe ifiltratio wells will also icrease the groud water level. Keywords: Rate of Flow, Ifiltratio Well, Rai Water PENDAHULUAN Bajir atau terjadiya geaga air di suatu kawasa pemukima atau perkotaa masih bayak terjadi di berbagai kota di Idoesia. Geaga tidak haya dialami oleh kawasa perkotaa yag terletak di datara redah saja, bahka dialami kawasa yag terletak di datara tiggi. Bajir atau geaga di suatu kawasa terjadi apabila sistem yag berfugsi utuk meampug geaga itu tidak mampu meampug debit yag megalir, hal ii akibat dari tiga kemugkia yag terjadi yaitu: kapasitas sistem yag meuru, debit alira air yag meigkat, atau kombiasi dari kedua-duaya. Pegertia sistem disii adalah sistem jariga draiase di suatu kawasa. Sedagka sistem draiase secara umum dapat didefiisika sebagai seragkaia bagua air yag berfugsi utuk meguragi da/atau membuag kelebiha air (bajir) dari suatu kawasa atau laha, sehigga laha dapat difugsika secara optimal, jadi sistem draiase adalah rekayasa ifrastruktur di suatu kawasa utuk meaggulagi adaya geaga bajir (Suripi, 00). Sistem jariga draiase disuatu kawasa sudah semestiya diracag utuk meaampugdebit alira yag ormal, terutama pada saat musim huja. Artiya kapasitas salura draiase sudah diperhitugka utuk dapat meampug debit air yag terjadi sehigga kawasa yag dimaksud tidak megalami geaga atau bajir.jika kapasitas sistem salura draiase meuru dikareaka oleh berbagai sebab maka debit yag ormal sekalipu tidak aka bisa ditampug oleh sistem yag ada. Sedagka sebab meuruya kapasitas sistem atara lai, bayak terdapat edapa, terjadi kerusaka fisik sistem jariga, adaya bagua lai di atas sistem jariga. Pada waktu-waktu tertetu saat musim huja serig terjadi peigkata debit alira, atau telah terjadi peigkata debit yag dikareaka oleh berbagai sebab, maka kapasitas sistem yag ada tidak bisa lagi meampug debit alira, sehigga megakibatka bajir di suatu kawasa. Sedagka peyebab meigkatya debit atara lai, curah huja yag tiggi di luar kebiasaa, perubaha tata gua laha, da kerusaka

2 ligkuga pada Daerah Alira Sugai (DAS) di suatu kawasa. Kemudia jika suatu perkotaa atau kawasa terjadi peurua kapasitas sistem sekaligus terjadi peigkata debit alira, maka bajir aka semaki meigkat, baik frekuesiya, luasaya, kedalamaya, maupu durasiya. Jika diruut ke belakag, akar permasalaha bajir di perkotaa atau suatu wilayah berawal dari pertambaha peduduk yag sagat cepat dari kota/wilayah tersebut. Hal ii terjadi akibat dari pertumbuha peduduk yag sagat cepat diatas rata-rata pertumbuha asioal, akibat urbaisasi baik migrasi maupu permae. Pertambaha peduduk yag tidak diimbagi dega peyediaa saraa da prasaraa perkotaa yag memadahi meyebabka pemafaata laha perkotaa mejadi tidak tertib da tidak terkedali dega baik. Disampig itu juga disebabka oleh tigkat kesadara Sumber Daya Mausia (SDM) didalam istitusi pemeritah, serta masyarakat yag masih redah da acuh tak acuh terhadap permasalaha yag dihadapi kota, khususya kierja draiaseya. Hal iilah yag meyebabka persoala draiase perkotaa/wilayah mejadi sagat komplek, seperti pada cotoh kasus berikut ii. Kasus bajir serig terjadi pada kawasa tertetu di wilayah perkotaa, seperti serig terjadi di sistem draiase kampus UNY Karagmalag selama ii megguaka sistem draiase terbuka, yaitu salura draiase berupa salura (got) yag terletak di sepajag tepia kampus. Namu sagat disayagka sistem draiase dega sistem terbuka yag ada selama ii masih belum mampu megalirka air huja yag turu secara memadai. Hal ii dapat dilihat dari serigya bajir di kawasa kampus maupu sekitarya, terlebih lagi di kawasa Jala Colombo. Kawasa Jala Colombo (depa Kampus FIK) da b eberapa kawasa kampus UNY, selama ii dikeal sebagai kawasa yag rawa bajir. Bahka bajir di kawasa ii bisa mecapai ketiggia 1meter. Tetu saja dampak yag ditimbulka dari bajir ii adalah, kemaceta, kumuh, da cepat rusakya jala akibat geaga bajir. Dampak lai adalah tetu saja megarah pada kurag positifya citra kampus sebagai pusat kegiata ilmiah da itelektual, sebab justru di sekitar kampus masih ditemuka permasalaha yag semestiya mampu diatasi dega kegiata ilmiah melalui peelitia. Berdasarka uraia di atas tercermi bahwa permasalaha bajir perkotaa/wilayah tidak semata-mata persoala tekis, tetapi juga terkait erat dega masalah o tekis yaitu, kodisi sosial, budaya, da ekoomi masyarakat. Oleh karea itu peyelesaia permasalaha bajir perkotaa tidak bisa diselesaika haya merujuk pada disipli ilmu tekik saja tapi juga partisipasi ( keterlibata) masyarakat sagat mempegaruhi, terutama dalam hal operasioal da pemeliharaaya. Disampig pegertia da permasalaha sistem draiase, kita juga harus meyadari bahwatelah terjadi semaki timpagyaperimbaga air yaitu semaki tipisya ketersediaa air, semetara itu pemakaia air semaki meigkat atara lai dega cara pegambila air taah yag berlebiha, megakibatka terjadiya peurua muka air taah da yag tidak kalah petigya adalah tiggiya tigkat pecemara air taah akibat rembesa dari limbah idustri da rumah tagga yag tumbuh subur di piggira perkotaa. Utuk itu telah bayak lagkah-lagkah atisipasi yag dilakuka masyarakat duia maupu pemeritah da masyarakat Idoesia, salah satu alteratif tidaka dega melakuka suatu peracaga draiase yag berfilosofi buka saja ama terhadap geaga tapi juga sekaligus berasas pada koservasi air.kosep peracaga sistem draiase air huja yag berkelajuta berasaska pada kosevasi air taah, yag pada hakekatya adalah peracaga suatu sistem draiase yagmaa air huja jatuh diatap/perkerasa, ditampug pada suatu sistem resapa air atara lai Sumur Resapa Air Huja, sedagka haya air dari halama buka perkerasa yag perlu ditampug oleh sistem jariga draiase (Sujoto, 1987). Latar belakag seperti tersebut di atas juga terjadi di kawasakampus UNY Yogyakarta, lokasi dimaa studi kasus ii dilaksaaka, masyarakat peghui sudah mulai megeluhka 1

3 tekadag terjadi bajir pada saat huja dega itesitas yag tiggi da pada waktu yag cukup lama. Sistem Draiase kampus UNY yogyakarta merupaka satu kesatua sistem jariga draiase, apabila di beberapa tempat megalami gaggua fugsiya seperti kerusaka, peuh dega edapa da atau peyumbata maka aka mempegaruhi kierja seluruh jariga. Sistem Draiase kampus UNY merupaka satu kesatua sistem jariga draiase yag diracag bagu dalam Master Pla Draiase kampus UNY ii diracag da dibagu sesuai dega petahapa pembagua kampus. Sampai saat ii peracaga draiase didasarka pada filosofi bahwa air secepatya megalir da semiimal mugki meggeagi daerah layaa. Tapi dega semaki timpagya perimbaga air (pemakaia da ketersedia) maka diperluka suatu peracaga draiase yag berfilosofi buka saja ama terhadap geaga tapi juga sekaligus berasas pada koservasi air (Sujoto, 1987). METODE Objek peelitia ii merupaka sistem draiase di kawasa Kampus UNY Karagmalag da sekitarya (j ala yag megeliligi kampus).data-data yag diperluka meliputi data:(1) Geografis yag merupaka data yag meliputi area kampus UNY da batas-batasya serta salura draiase yag ada di kampus maupu di sekitarya yag mejadi outlet dari draiase kampus () Tata gua lahaselai diguaka sebagai kampus dega bagua gedug juga terdapat lapaga olahraga, seperti lapaga bola sepakbola, teis, ruag publik (belajar terbuka), da tempat ibadah seperti masjid serta jala ligkuga kampus. Data tatagua laha ii atiya adalah data yag sagat petig gua meetuka arah da sumber alira yag masuk ke salura draiase () Topografi, kodisi di kawasa kampus UNY Karagmalag merupaka daerah topograpi tidak berbukit, mempuyai permukaa taah dega sudut elevasi rata-rata berkisar 1 derajat sampai derajat da mempuyai ketiggia 165 m diatas permukaa laut () Pola Alira Draiase, jariga draiase pada kawasa kampus UNY Karagmalag terdiri dari jariga draiase skuder da jariga draiase primer. Jariga draiase skuder yag berasal dari gedug kampus megalir meuju salura draiase primer da terus megalir meuju salura iduk yag kemudia dialirka ke sugai (5) Klimatologi da Curah Huja. Kawasa kampus UNY Karagmalag adalah termasuk bagia dari Kabupate Slema yag memiliki iklim yag sama dega daerah atau kota-kota lai di Idoesia yaitu beriklim tropis. Iklim tropis mempuyai dua musim yaitu musim kemarau da musim peghuja dega siklus pergatia kurag lebih 6 bula sekali dalam satu tahu. Musim peghuja datag atara bula September sampai bula Februari. Sedagka musim kemarau datag atara bula Maret sampai bula Agustus.Data curah huja yag diguaka adalah data dari Stasiu peagkara huja kecamata BerbahStasiu peagkara huja kecamata Kalasa, Stasiu peagkara huja kecamata Sambiroto, dastasiu peagkara huja kecamata Depok. HASIL DAN PEMBAHASAN Salura draiase yag terdapat di komplek Kampus UNY adalah draiase buata yag sistem pegaliraya yaitu dega sistem jariga. Berdasarka fugsiya, salura draiase ii merupaka draiase sigle purpose yag mempuyai kostruksi salura terbuka. Pola salura draiase tersebut adalah pola jarig-jarig paralel, salura ii aka megalir megikuti arah jala raya. Salura draiase ii megeliligi komplek Kampus UNY. Kampus UNY Karagmalag terletak di Jl. Colombo, Karagmalag yag mempuyai luas wilayah m² dega luas bagua m². Di dalam kampus ii terdapat beberapa daerah yag tidak dapat meresapka air seperti jala, bagua gedug. (1) Bagua gedug perkuliaha da perkatora yag terdapat di kampus UNY berjumlah 150 1

4 bagua yag terdiri dari gedug perkuliaha, gedug rektorat, masjid, gedug olahraga, auditorium. Total luas keseluruha daerah yag terbagu adalah m². () Jala yag terdapat di kampus ii yaitu jala aspal da jala pavig block: (a)jala aspal ii meghubugka atara fakultas satu dega fakultas lai yag mempuyai luas m². (b) Jala pavig block yagterdapat di komplek Kampus UNY yaitu seluas m². (c) Laha terbuka. Data curah huja yag diguaka dalam perhituga diambil dari empat stasiu peakar huja yaitu: Tabel 1. Huja Maksimum Haria Rata-Rata (Rifta, 01) Kejadia Tahu Taggal Bula ST CH Bera ST CH Tajug Tirto ST CH Gemawag ST CH Sata , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , Huja Huja Maks Haria Rata- Haria Rata- Rata Rata 76,67 5, ,5 59 8,5 0,75 5,5 56 Berdasarka curah huja tahua perlu ditetuka kemugkia terulagya curah huja haria maksimum tersebut utuk meetuka debit bajir recaa. Suatu keyataa bahwa tidak semua varia dari suatu variabel hidrologi terletak atau sama dega ilai rata-rataya, aka tetapi kemugkia ada ilai varia yag lebih besar atau lebih kecil dari ilai ratarataya. Besarya derajat dari sebara varia di sekitar ilai rata-rataya disebut dega variasi atau dispersi. Cara megukur besarya dispersi adalah dega pegukura dispersi. Dalam pegukura dispersi dega data ormal, utuk memudahka perhituga dilakuka perhituga parameter statistik utuk ilai (x i -x), (x i -x), (x i -x), da (x i -x) terlebih dahulu, dimaa x i adalah besarya curah huja daerah (mm) da x adalahrata-rata curah huja daerah (mm). Hasil perhitugam statistik dapat dilihat pada Tabel dibawah ii. 15

5 Tabel. Parameter Statistik Curah Huja No Tahu x i (x i -x) (x i -x) (x i -x) (x i -x) , , , , , , Jumlah 706, ,05 ( X X) 1,9 Rata-rata: X 6,19; s 0, ( xi x) i1 11x108, 1905, Koefisie Skewess Cs 0, 98 ( 1)( ) s 10x9x0,5 7776,8 ( xi x) i1 11 x6509, , Pegukura Kurtosis Ck, 6 ( 1)( )( ) s 10x9x8 x0, ,9 Dalam pegukura dispersi dega data log, utuk memudahka perhituga dilakuka perhituga parameter statistik utuk ilai (Log x i -Logx), (Log x i -Logx), (Logx i -Logx), (Logx i - Logx) terlebih dahulu, dimaa x i adalah besarya curah huja daerah (mm) da x adalah ratarata curah huja daerah (mm). Hasil perhituga parameter statistik dega data log dapat dilihat pada Tabel di bawah ii: Tabel. Parameter Staistik Curah Huja dega Data Log Tahu x i Log x i (Logx i -Logx) (Logx i -logx) (Logx i -Logx) (Logx i -Logx) ,0017 0,188 0, , , ,9985 0, , , , ,5 1, , ,0181 0, , ,67 1, , , , , , ,0159 0, , , , , , , , , , , , , ,5 1,7997-0, , , , ,55 1, ,0866 0, , , , 1, , , , , ,75 1, ,9815 0, , , jumlah 706,05 19,6586 0, , , ,

6 19,65 (log X log X) Rata-rata: X 1, 786 ; s 0, (log xi log x) i1 11x 0, Koefisie skewesscs 0, 769 ( 1)( ) s 10x9x0,16567 (log xi log x) i1 11 x0, Pegukura Kurtosis Ck, 951 ( 1)( )( ) s 10x9x8 x0,16567 S 0, Koefisie variasi C v 0, 08 x 1, Dari perhituga besarya ilai skewess C s da kurtosis C k dapat ditetuka pemiliha metode peyelesaia utuk meetuka aalisis frekuesi sebara curah huja. Dari metode yag sudah dijelaska diatas dipilih diatara metode:distribusi ormal, distribusi log ormal, distribusi Gumbel, da distribusi log Pearso Tipe III Tabel. Macam Distribusi da Kriteria Pemiliha No. Jeis distribusi Syarat Hituga Keteraga 1 Distribusi ormal C s 0 C s = 1,098 Distribusi log ormal C s C v + C v C s = 0,08 + 0,00055 = memeuhi 0,09 Distribusi Gumbel C s 1,196 C k 5,00 0,08 C s =1,098 C k =, Memeuhi, Dipilih distribusi Gumbel Distribusi log Pearso tipe III C s < 0 C s = -0,79 memeuhi Berdasarka kriteria-kriteria di atas, maka dipilih jeis Distribusi Gumbel Tipe III, maka dilakuka prosedur selajutya atara lai sebagai berikut: peyusua data curah huja meurut besarya, memberika tiap harga pegamata suatu omor urut, da peghituga probabilitas utuk tiap harga pegamata, karea koefisie skewess (C s ) = 0,98da koefisie kurtosis (C k ) =,6 maka diguaka persamaa Gumbel. Tabel 5. Perhituga dari Nilai Ekstrim Metode Gumbel No Tahu , , ,816 75, ,5 19,16 7, , ,67 1,86 155, , ,1866 1, ,1866 6, , , , ,966 98,71 9, , ,66 185, , , ,856 55,56 05, , ,6 1117,99 95,565 Jumlah 706,05 1,9 95,8 Dari data Tabel 5 diatas diperoleh periode ulag huja tahua sebagai berikut:x = 5, ,1 x 0,668 = 61,69 mm; X 5 = 5, ,1 x 1,500 = 85,18 mm; X 10 = 5, ,1 x,510 = 101,1 mm; X 0 = 5, ,1 x,9709 = 116,61 mm; X 5 = 5, ,1 x,199= 11,58 mm. 17

7 mm tahu Gambar. Kala Ulag Huja Tahua Metode Gumbel Pegeplota probabilitas megguaka persamaa Weibull ditujukka pada Gambar. Huja maksimum haria (mm) p e r io d e u la g Periode ulag (tahu) Gambar.Plotig Data meurut Persamaa Weibull Dari Gambar dapat dibaca periode kala ulag huja: X = 59 mm; X 5 = 8 mm; da X 10 = 100 mm. Pegujia kecocoka sebara diguaka metode uji Chi-Kuadratseperti pada persamaa G ( Oi Ei ) sebagi berikut: h ; dimaa: Ӽ h = parameter Chi-kwadrat; G = jumlah sub i1 Ei kelompok; O i = jumlah lai pegamata pada sub-kelompok ke 1; E i = jumlah ilai teoritis pada sub-kelompok ke 1. Hasil perhituga uji Chi-kwadrat dapat dilihat pada Tabel 6 dibawah ii: Tabel 6. Perhituga Uji Chi-Kuadrat Kemugkia E i O i (E i - O i ) (E i - O i ) / E i 1,97 < X < 9,5, 1 1, 0,65 9,5 < X < 57,09,, 1,7 57,09 < X < 7,65, 0,0 0,0 7,65 < X < 9,1, 0,6 0,9 9,1 < X, 1 1, 0,65 Jumlah,08 Dari tabel diperoleh ilai Ӽ h =,08 utuk dk =. Dari tabel Chi-kwadrat didapat derajat kebebasa (α) = 7,815 karea derajat kebebasa lebih besar dar 5% maka distribusi Gumbel Tipe I dapat diterima atau Ӽ h hitug < Ӽ h tabel. Utuk perhituga debit recaa air huja diguaka rumus rasioal sebagai berikut: ; di maa:q p = debit air huja (m /detik); = koefisie pegalira; = Itesitas (mm/jam) ; da = luas daerah pegalira satua (hektar). Koefisie pegalira diambil berdasarka tata gua laha. Berdasarka ilai koefisie pegalira utuk berbagai tata gua laha dari tabel pada kajia teori hal adalah 18

8 perumaha (atap) = 0,80; jala aspal = 0,80; jala co blok= 0,60; tama atau daerah tak terbagu = 0,5 Semetara utuk wilayah kampus UNY Karagmalag tersebut mempuyai komposisi luas wilayah sebagai berikut: perumaha (atap) = m²= (7,71 ha); jala aspal = m² = (0,89 ha); jala pavig block = m² = (0,98 ha); tama atau (daerah tak terbagu) = m² = (5, ha). Tabel 7. Perhituga Data Tata Gua No Jeis tata gua Ai (ha) Ci Ai.Ci 1 Laha terbuka tama 5, 0,5 8,85 Perumaha (Atap) 7,71 0,80 6,188 Jala aspal 0,89 0,80 0,71 Jala co blok 0,98 0,60 0,588 Sehigga ilai koefisie pegalira kampus UNY Karagmalag adalah sebagai berikut: C DAS i Ci. Ai =. Dimaa: A i = luas laha dega jeis peutup taah i; C i = koefisie alira Ai 1 i0 permukaa jeis peutup taah i; = jumlah jeis peutup laha; 8,85 6,18 0,71 0,588 CDAS 0,6 Debit air huja di seluruh wilayah Uiversitas Negeri 5, 7,71 0,89 0,98 Yogyakarta Q p = (0,00778) C.i.A Tabel 8. Debit limpasa air huja di kampus UNY Karagmalag Kala ulag kostata C X i A Debit limpasa (m /dtk) Q p 0, ,6 61,69 5,76 Q p5 0, ,6 85,18 5,8 Q p10 0, ,6 101,1 5,56 Q p0 0, ,6 116,61 5 5,5 Q p5 0, ,6 11,58 5 5,65 Rumus utuk mecari debit bajir dega metode Hasper dalam Joesro (1987) adalah Q = α. β. q. F dimaa: Q = debit maksimum utuk periode ulag tahu (m³/det) ; α= koefisie pegalira; β = koefisie reduksi; q = huja maksimum (m /det/km ); da F = luas daerah pegalira (km²). Periode ulag huja tahuax = 5, ,1 x 0,668 = 61,69 mm; X 5 = 5, ,1 x 1,500 = 85,18 mm; X 10 = 5, ,1 x,510 = 101,1 mm; X 0 = 5, ,1 x,9709 = 116,61 mm; da X 5 = 5, ,1 x,199 = 11,58 mm. 0,7 0,7 1 0,01xF 1 0,01x0,5 0,7 0, 7 1 0,075xF 1 0,075x0,5 t = 0,1. L 0,8. i -0, = 0,1 x 1,00 0,8 x 0,0-0, =0,86 jam 0,1. t / 0,x0,86 / 1 t,7 x10 F 1 0,86,7 x10 0, = 1 x 1, 005 sehigga β = t 1 0, t. R Rt 0,997. Utuk t< jam; Rt = ; q m /det/km ; Q= α. β. q.f t 0, R. t,6t Tabel 9. Hituga bajir recaa metode Hasper Periode R t R t α β q F Q (m /dtk) 61,69 0,86 1,7 0,965 0,997 0,797 0,50 9, ,18 0,86 7,91 0,965 0,997 7,080 0,50 11, ,1 0,86 1,761 0,965 0,997 0,81 0,50 1,0 19

9 Periode R t R t α β q F Q (m /dtk) 0 116,61 0,86 5,167 0,965 0,997,117 0,50 1, ,58 0,86 6,19 0,965 0,997 5,11 0,50 15,0 Metode Weduwe sahih utuk daerah alira sugai 100 km.tabel da grafik megguaka referesi dari Gadakoesoemah (1969). Luas daerah alira sugai:f = 0,5 km ; Pajag 5/ 6. M DAS1 km, da kemiriga dasar sugai 0,%. R 70. Utuk F = 0,5 km da i =0,00; Q 1 R70 xfxq x 0 70 mp m / det Tabel 10. Hituga Bajir Recaa Metode Weduwe M mp R70 αβq F Q 61,69 0,9 10,95,00 0,5 0, ,18 0,60 118,,00 0,5 0, ,1 0, ,788,00 0,5 0, ,61 0, ,8,00 0,5 0, ,58 0,85 119,781,00 0,5 0,607 m p m /det Gambar. Grafik Debit Limpasa Bajir Recaa Kampus UNY Karagmalag Utuk meampug debit limpasa bajir recaa yag terjadi di kampus UNY Karagmalag yogyakarta diambil debit limpasa kala ulag tahu dari rumus Rasioal, dega pertimbaga kalau megguaka Hasper terlalu besar da weduwe terlalu kecil sehigga diambil tegah-tegah yaitu cara Rasioal dega debit limpasa Q =,76 m /detyag aka disalurka kedalam sumur resapa.f = faktor geometri sumur resapa= π R. Ambil diameter sumur 0,80 m; jari-jari (R) = 0,0 m;k =10 cm/jam =, m/detik (taah pasir halus). 5 FKT 6,8x,78x10 x600 Q,76 R 0, 5 H 1 e 1 e =8710,1 m 5 FK 6,8x,78x ,1 Dipakai sumur resapa dega kedalama 7 m. Jumlah sumur resapa = 1 buah 7 sumur resapa dimaa: bagua gedug ( atap) = m² = 17, % = 1 buah sumur resapa; jala aspal= m²= 0,0 % = buah sumur resapa; jala pavig block = m² = 0, % = buah sumur resapa; da tama atau taah terbuka= m² = 8,8% = 10 buah sumur resapa. 0

10 1 Gambar 5.Jumlah Sumur Resapa Berdasarka Pemafaata Laha HASIL DAN PEMBAHASAN Kalau seluruh kampus UNY bisa dibuat 0% ya saja yaitu 9 buah sumur resapa dimaa dari setiap luasa gedug 60 m membutuhka sebuah sumur resapa sudah aka meguragi debit limpasa bajir sebesar 0,55 m /det da aka sejala dega kosep peracaga sistem draiase air huja yag berkelajuta berasaska pada kosevasi air taah, yag pada hakekatya adalah peracaga suatu sistem draiase yag maa air huja jatuh di atap / perkerasa, ditampug pada suatu sistem resapa air atara lai Sumur Resapa Air Huja da sisaya masuk ke salura draiase. Sehigga aka meguragi limpasa bajir di jala kolombo da dega adaya sumur resapa juga aka meambah ketiggia air taah. huja SIMPULAN Gambar 6. Sketsa Sumur Resapa (Suripi, 00) Berdasarka hasil peelitia da pembahasa yag telah dipaparka di depa, maka disimpulka sebagai berikut: (1) u tuk megatasi geaga bajir akibat limpasa air huja perlu dibuat sumur resapa sebagai berikut: (a) Bagua gedug (Atap)= m² = 17, % = 1 buah sumur resapa (b) Jala aspal= m² = 0,0 % = buah sumur resapa (c) jala pavig block= m² = 0, %= buah sumur resapa (d) Tama atau taah terbuka= m²= 8,8% = 10 buah sumur resapa () Kalau seluruh kampus UNY bisa dibuat 0% ya saja yaitu 50 buah sumur resapa dimaa dari setiap luasa bidag 50 m membutuhka sebuah sumur resapa sudah aka meguragi debit limpasa bajir akibat huja sebesar 0,55 m /det bisa meguragi debit bajir di jala Colombo sebesar 0%, da aka sejala dega kosep peracaga sistem draiase air huja yag berkelajuta berasaska pada kosevasi air taah 1

11 DAFTAR RUJUKAN Pegguaa Sumur Resapa... (Lutjito/ hal. 1 - ) [1] Gadakoesoemah. (1969).Irigasi. Badug: Sumur Badug [] Joesro Loebis. (1987). Bajir Recaa utuk Bagua Air. Badug: Bada Peerbit Pekerjaa Umum. [] Rifta Adria Pratiwi. (01).Evaluasi salura Draiase Kampus UNY Yogyakarta Karagmalag,Proyek akhir Jurusa Pedidika tekik Sipil da Perecaaa UNY.Yogyakarta: UNY [] Sujoto. (1987). Sistem Draiase Air Huja yag Berwawasa Ligkuga. Makalah Semiar Pegkajia Sitem Hidrologi da Hidrolika. Uiversitas Gajah Mada: PAU Ilmu Tekik. [5] Suripi. (00). Sistem Draiase Perkotaa yag Berkelajuta.Yogyakarta: Adi