ANALISA KAPASITAS SALURAN PRIMER TERHADAP PENGENDALIAN BANJIR (Studi Kasus Sistem Drainase Kota Langsa)

Transkripsi

1 ANALISA KAPASITAS SALURAN PRIMER TERHADAP PENGENDALIAN BANJIR (Studi Kasus Sistem Draiase Kota Lagsa) Fachrizal 1), Wesli 2) 1) Alumi Tekik Sipil, 2) Dose Jurusa Tekik Sipil, Uiversitas Malikussaleh 1) 2) Abstrak Bajir da geaga air serigkali terjadi di beberapa wilayah di Kota Lagsa, hal ii serig meimbulka kerugia berupa tergagguya aktivitas masyarakat, tergagguya arus lalu litas (kemaceta) da kerugia material. Kawasa permukima Sugai Paoh Kecamata Lagsa Barat dega luas area Ha, serig terjadi bajir geaga khususya pada musim peghuja. Hal ii disebabka oleh kodisi salura draiase eksistig yag ada saat ii tidak dapat meampug atau megalirka debit limpasa air huja. Peelitia dilakuka dega cara megaalisis kapasitas salura eksistig sehigga atiya diperoleh kesesuaia kapasitas salura draiase dega debit bajir recaa. Metode perhituga aalisis curah huja recaa megguaka metode Gumbel, Log Perso Type III, da Log Normal dimaa curah huja tahua maksimum rata-rata megguaka data dari Dias Kelauta, Perikaa da Pertaia Kota Lagsa. Itesitas curah huja dihitug megguaka metode Mooobe, sedagka debit bajir recaa dihitug megguaka metode Rasioal, dari hasil perhituga debit bajir recaa dapat ditetuka kemampua salura draiase eksistig dalam megalirka debit bajir. Berdasarka hasil aalisis, diperoleh kapasitas salura draiase eksistig sudah tidak mampu meampug atau magalirka debit bajir recaa, oleh karea itu perlu dilakuka pembesara dimesi salura sesuai dega debit bajir recaa periode ulag sepuluh tahua. Berdasarka debit bajir recaa salura draiase pias-i sebesar (Q T ) m 3 /detik, da salura draiase pias-ii sebesar (Q T ) m 3 /detik, maka diperoleh dimesi salura draiase pias-i dega lebar salura 3.50 m, kedalama air 1.48 m, dega kemiriga salura , sedagka dimesi salura draiase pias-ii dega lebar salura 3.50 m, kedalama air 1.73 m, dega kemiriga salura Kata Kuci : Bajir, Kapasitas Salura, Dimesi Salura 1. Pedahulua Kawasa permukima Sugai Paoh Kecamata Lagsa Barat, serig terjadi bajir geaga khususya pada musim peghuja. Hal ii disebabka oleh kodisi salura draiase yag ada saat ii tidak dapat meampug limpasa air huja, ditambah lagi dega kodisi salura draiase yag melayai kawasa permukima Sugai Paoh Kecamata Lagsa Barat masih berupa salura alami yag dibagu oleh masyarakat sekitar. Namu pada pertegaha tahu 2010 kosulta perecaa, sudah melakuka perecaa tekis, khususya perecaaa salura draiase utuk meagai masalah bajir yag kerap terjadi pada kawasa permukima Sugai Paoh Kecamata Lagsa Barat. Setelah pembagua salura draiase seselai dilaksaaka, kawasa permukima Sugai Paoh Kecamata Lagsa Barat masih saja megalami bajir geaga amu dega frekuesi, luasa, da durasi bajirya yag cederug meuru. 67

2 Secara umum peelitia ii memiliki mafaat bagi istasi terkait dalam megambil tidaka utuk meaggulagi permasalaha bajir akibat periode huja tertetu. Sedagka mafaat berdasarka tujua peelitia diataraya, dapat megetahui berapa besar debit bajir recaa yag terjadi pada kawasa permukima Sugai Paoh Kecamata Lagsa Barat, dapat megetahui kemampua salura draiase eksistig dalam megalirka debit bajir recaa, da dapat meetuka dimesi salura draiase yag mampu megalirka debit bajir recaa. 2. Tijaua Kepustakaa 2.1 Aalisa Hidrologi Memurut Wesli (2008), utuk meyelesaika persoala draiase sagat berhubuga dega aspek hidrologi khususya masalah huja sebagai sumber air yag aka dialirka pada sistem draiase da limpasa sebagai akibat tidak mampuya sistem draiase megalirka ke tempat pembuaga akhir Frekuesi da probabilitas Meurut Suripi (2004), aalisis frekuesi, didasarka pada sifat statistik data kejadia yag telah lalu utuk memperoleh probabilitas besara huja di masa yag aka datag, dega aggapa bahwa sifat statistik kejadia huja yag aka datag masih sama dega sifat kejadia huja pada masa lalu. Parameter yag berkaita dega aalisis data yag meliputi rata-rata, simpaga baku, koefisie variasi, koefisie Skewees, da koefisie Curtosis. Parameter statistik adalah sebagai berikut: Nilai rata-rata 1 Xrt = X i... (1) i 1 Stadar deviasi 1/ S D = ( X i X i )... (2) 1 1 i Koefisie variasi S D C V =... (3) X i Koefisie kemecega (Skewess) Cs = ( X X i ) 3 ( )( 2) S 3 i i 1 1 D Koefisie kemecega (Curtosis) ( X X ) 4 ( 1) ( 2 )( 3 ). S... (4) 2 4. Ck =... (5) di maa: = Jumlah data S D = Simpaga baku (deviasi stadar) Xrt = Nilai rata-rata, (mm) Cs = Koefisie kemecega (Sewess) C v = Koefisie variasi Ck = Koefisie pucak/cortosis 68

3 2.1.2 Aalisis curah huja recaa Meurut Suripi (2004), aalisis curah huja recaa didasarka pada sifat statistik data kejadia yag telah lalu utuk memperoleh probabilitas besara huja di masa yag aka datag, dega aggapa bahwa sifat statistik kejadia huja yag aka datag masih sama dega sifat kejadia huja pada masa lalu. Tiap tahu diambil haya satu besara maksimum yag diaggap berpegaruh pada aalisis selajutya. Apabila jumlah populasi yag terbatas (sampel), maka persamaa dapat didekati dega persamaa berikut: X = X + s. K... (6) Persamaa utuk distribusi Log Pearso III da Log Normal LogX t = LogX + s. K... (7) dimaa: X = Debit tahua S = Stadar deviasi X = Harga rata-rata sampel K = Faktor probabilitas Uji kecocoka distribusi Meurut Wesli (2008), meetuka kecocoka distribusi frekwesi dari sampel data terhadap fugsi distribusi peluag yag diperkiraka dapat meggambarka atau mewakili distribusi frekwesi tersebut diperluka pegujia parameter. Prosudur utuk uji Smirov-Kolmogorov ii dilakuka dega cara sebagai berikut: a. Urutka data dari besar ke kecil da tetuka peluag da masig-masig data tersebut dega rumus: m P = + 1 x100%... (8) dimaa: P = Peluag (%) = Jumlah data m = Nomor urut data b. Tetuka peluag teoritis utuk masig-masig data tersebut berdasarka persamaa distribusiya. P'= 1... (9) T c. Dari kedua ilai peluag tersebut, tetuka ilai selisih terbesar atara peluag pegamata dega peluag teoritis : [ P Q ) P'( Q )] D = maksimum... (10) ( maks maks d. Berdasarka tabel ilai kritis uji Smirov-Kolmogorov ditetuka harga Do. e. Apabila D lebih kecil dari Do maka distribusi yag diguaka utuk meetuka debit recaa dapat diterima, sebalikya jika harga D lebih besar dari Do, maka distribusi yag diguaka utuk meetuka debit recaa tidak diterima Koefisie alira permukaa Meurut Suripi (2004), koefisie alira permukaa (C) didefiisika sebagai isbah atara pucak alira permukaa terhadap itesitas huja. Faktor 69

4 ii merupaka variabel yag meetuka hasil perhituga debit bajir. Koefesie limpasa juga tergatug pada sifat da kodisi taah. Nilai koefisie alira permukaa (C) dihitug dega persamaa berikut: C i DAS = Ci Ai 1... (11) i= 1 A i dimaa: A = Luas laha peutup taah (i) i C i = Koefisie alira permukaa = Jumlah jeis peutup laha Waktu kosetrasi, (Tc) Meurut Wesli (2008), waktu kosetrasi adalah waktu yag diperluka utuk megalirka air dari titik palig jauh pada daerah alira ke titik kotrol yag ditetuka di bagia hilir suatu salura. Waktu kosetrasi draiase perkotaa terdiri dari waktu yag diperluka air utuk megalir melalui permukaa taah dari tempat terjauh ke salura terdekat ditambah waktu utuk megalir didalam salura ke tempat pegukura. Waktu kosetrasi dihitug dega rumus berikut: t c = to + td... (12) di maa: tc = Waktu kosetrasi (meit) to = Ilet Time, waktu yag diperluka air huja megalir dipermukaa taah dari titik terjauh ke salura terdekat (meit) td = Coduit Time, waktu yag diperluka air huja utuk megalir di dalam salura sampai ke tempat pegukura (meit) Itesitas huja, (I) Meurut Suripi (2004), itesitas huja adalah tiggi atau kedalama air huja per satua waktu. Sifat umum huja adalah maki sigkat huja berlagsug itesitasya cederug maki tiggi da maki besar periode ulagya maki tiggi pula itesitasya. Apabila data huja jagka pedek tidak tersedia, yag ada haya data huja haria, maka itesitas huja dapat dihitug dega rumus Mooobe sebagai berikut: 2 3 R24 24 I = 24 t... (13) di maa: I = Itesitas huja (mm/jam) t = Lamaya huja (jam) R 24 = Curah huja maksimum haria (mm) Debit bajir recaa Meurut Suripi (2004), metode perhituga debit bajir yag dipakai pada suatu lokasi lebih bayak ditetuka oleh ketersediaa data. Metode rasioal 70

5 dikembagka berdasarka asumsi bahwa huja yag terjadi mempuyai itesitas seragam da merata di seluruh daerah pegalira selama palig sedikit sama dega waktu kosetrasi, tc daerah pegaliraya. Persamaa matematis metode rasioal diyataka dalam betuk berikut: Q = C. I. A... (14) di maa: Q = Debit recaa (m 3 /det) C = Koefisie alira permukaa ( 0 C 1) I = Itesitas huja selama waktu kosetrasi, (mm/jam) A = Luas daerah alira (Ha) 2.2 Desai Hidrolika Geoeometrik peampag salura Meurut Chow (1997), usur-usur geometrik adalah sifat-sifat suatu peampag salura yag dapat diuraika seluruhya berdasarka geometrik peampag da kedalama alira. Usur ii sagat petig da bayak sekali dipakai dalam perhituga alira. Tabel 1. Usur Geometris Peampag Salura No. Peampag Persegi Pajag 1 Luas (A) A = b. y 2 Kelilig basah (P) P = b + 2y 3 Jari-jari hidrolik (R) by R = b + 2y Sumber: Chow, Dimesi salura Meurut Wesli (2008), dimesi salura harus mampu megalirka debit bajir recaa atau dega kata lai debit yag dialirka oleh salura (Q S ) sama atau lebih besar dari debit recaa (Q T ). QS QT... (15) Debit suatu peampag salura (Qs) dapat diperoleh dega megguaka rumus seperti di bawah ii. Q. S = AS V... (16) Kecepata rata-rata alira di dalam salura dapat dihitug dega megguaka rumus Maig sebagai berikut: 1 2 / 3 1/ 2 V = R S... (17) As R =... (18) P di maa: V = Kecepata rata-rata alira di dalam salura (m/det) = Koefisie kekasara Maig R = Jari-jari hidrolis (m) S = Kemiriga dasar salura 71

6 As = Luas peampag salura tegak lurus arah alira (m 2 ) P = Kelilig basah salura (m) Tiggi jagaa adalah jarak vertikal atara tiggi salura dega muka air pada kodisi recaa. Jarak ii harus cukup utuk mecegah keaika muka air yag melimpah. Beasara tiggi jagaa yag umum dipakai dalam perecaaa salura draiase berkisara atara 5% sampai lebih besar dari 30% dari kedalama air. Tiggi jagaa dihitug dega megguaka persamaa berikut: F = C. y... (19) di maa: F = Tiggi jagaa (ft) y = Kedalama air dalam salura (ft) C = Keofesie, 1,5 utuk salura berkapasitas 20 ft 2 /dt sampai 2,5 utuk salura berkaasitas 3000 ft 2 /dt 3 Metode Peelitia Data primer adalah data yag diperoleh dari lokasi recaa pembagua maupu hasil survey yag dapat lagsug diperguaka sebagai sumber dalam peracaga bagua. Data primer dalam peelitia ii meliputi peta Provisi Aceh, peta Kota Lagsa, skema jariga salura (Layout), da gambar desai salura draiase. Data sekuder merupaka data pedukug yag dipakai dalam proses perecaaa sistem draiase di kawasa permukima Sugai Paoh Kecamata Lagsa Barat. Data sekuder dalam peelitia ii meliputi data curah huja, peta topografi, da foto satelit lokasi peijaua. Tahapa pelaksaaa peelitia ii meliputi studi literatur, pegumpula data, da melakuka pegolaha data utuk medapatka hasil peelitia. Tahapa pelaksaaa peelitia aalisa kemampua salura draiase di kawasa permukima Sugai Paoh Kecamata Lagsa Barat, diataraya sebagai berikut: 1. Megumpulka literatur dari bebrapa buku yag berkeaa dega sistem draiase perkotaa, hidrologi pegaira, da hidrolika salura. 2. Megumpulka data-data yag diperluka yag terdiri dari data primer da data sekuder. 3. Pegeloha data dilakuka dega megaalisa data curah huja dega megguaka distribusi Gumbel, Log Pearso, da Log Normal, megaalisa frekuesi probabilitas da melakuka uji kecocoka distribusi. Kemudia dilajutka dega megaalisa waktu kosetrasiya dihitug dega persamaa Kirpich, da meetuka ilai koefisie alira permukaa, kemudia megaalisa itesitas huja, dihitug megguaka persamaa Mooobe. Setelah itu dapat meetuka debit bajir recaa megguaka metode Rasioal dega periode ulag 10 tahua, dilajutka dega meghitug kapasitas salura draiase yag tersedia apakah cukup meampug debit bajir pucak atau tidak, jika tidak perlu direcaaka dimesi salura baru sesuai dega debit bajir recaa. 4. Hasil da Pembahasa 4.1 Aalisis curah huja recaa Huja recaa merupaka curah huja terbesar tahua dega peluag tertetu. Besar curah huja recaa dihitug dega megaalisa probabilitas 72

7 frekuesi curah huja. Beberapa metoda tersedia aka disesuaika dega distribusi dataya, diataraya metode Gumbel, Log Perso III, da Log Normal. Hasil perhituga aalisa curah huja recaa berdasarka masig-masig periode periode ulag seperti diperlihatka pada Tabel 2. Tabel 2 Aalisa Curah Huja Recaa Meurut Distribusi Gumbel No. Periode Ulag Reduce Variate Faktor Frekuesi Ekstrapolasi (Xt) (Tahu) (Yt) (k) (mm) Koefisie alira permukaa Koefisie alira (C) merupaka faktor yag palig meetuka hasil perhituga debit bajir. Utuk pembagia Chactmet Area diperlihatka pada Gambar1. Sedagka utuk hasil perhituga ilai koefisie alira da luas Chactmet Area 1, luas Chactmet Area 2, da luas Chactmet Area 3, seperti diperlihatka pada Tabel 3. Jalur salura recaa AREA-III U AREA-I AREA-II Gambar 1 Peta Pembagia Chactmet Area Permukima Sugai Paoh Tabel 3. Luas Pemafaata Chactmet Area No. Area Luas Area (Ha) Nilai Koefisie alira (C) 1. Area Area Area Waktu kosetrasi, (Tc) Berdasarka curah huja recaa periode ulag 10 tahua sebesar mm, kemiriga permukaa taah (So) , dega kodisi salura eksistig 73

8 lebar salura 3.00 meter, kedalama salura 1.00 meter, koefisie Maig 0.020, maka perhituga waktu kosetrasi (Tc) pada pias-i.a, dega jarak alira terjauh (Lo) 500 m, da pajag salura (L) m, diperoleh waktu kosetrasi (tc) jam. Pias-I.b, jarak alira terjauh (Lo) 300 m, pajag salura (L) m, diperoleh waktu kosetrasi (tc) jam. Pias-II, jarak alira terjauh (Lo) 150 m, pajag salura (L) 300 m, diperoleh waktu kosetrasi (tc) jam. Perhituga waktu kosetrasi (Tc), diperlihatka pada Tabel Itesitas huja (I) Berdasarka curah huja recaa periode ulag 10 tahua sebesar mm, dega kodisi salura eksistig lebar salura 3.00 meter, kedalama salura 1.00 meter, koefisie kekasara Maig 0.020, maka perhituga itesitas curah huja dapat diselesaika dega megguaka rumus Momoobe, dega waktu kosetrasi tc jam, diperoleh ilai itesitas curah huja (I) mm/jam. Hasil perhituga itesitas curah huja (I), diperlihatka pada Tabel Debit bajir recaa Metode yag diguaka utuk memperkiraka besarya debit bajir recaa adalah metode Rasioal. Berdasarka curah huja maksimum periode ulag 10 tahua sebesar mm, da kodisi salura eksistig lebar salura 3.00 meter, kedalama salura 1.00 meter, koefisie Maig 0.020, maka perhituga debit bajir recaa (Q T ) dapat dihitug. Debit bajir recaa, dihitug megguaka metode Rasioal, dega peroleha ilai debit bajir pada salura primer pias-i.a yaitu (Q T ) m3/detik, pada salura primer pias-i.b dega ilai (Q T ) m3/detik, da pada salura primer pias-ii dega ilai (Q T ) m3/detik. Hasil perhituga debit bajir recaa (Q T ), diperlihatka pada Tabel 4. Tabel 4 Rekapitulasi Hasil Perhituga Waktu Kosetrasi Koef. Ruoff Itesitas Luas Debit Bajir Kode Kode No. (Tc) (C) (I) (A) (Q Salura Area T ) jam - mm/jam Ha m 3 /detik A Salura Primer (Pias - I.a) 1 SP. P-I.a Area B Salura Primer (Pias - I.b) 1 SP. P-I.b Area C Salura Primer (Pias - II) 1 SP. P-II Area Disai hidrolika Berdasarka curah huja recaa periode ulag 10 tahua sebesar mm, da ilai koefisie Maig 0.020, maka debit bajir recaa utuk masigmasig pias salura dapat ditetuka. Debit bajir recaa salura primer pias I.a da pias I.b diperoleh sebesar (Q T ) m 3 /detik, sedagka kapasitas salura primer pias I.a da pias I.b dalam megalirka debit bajir sebesar (Q S ) m 3 /detik, jadi salura primer pias I.a da pias I.b mampu megalirka debit bajir recaa karea debit salura lebih besar dari pada debit bajir recaa. Sedagka salura primer pias II, dega debit bajir (Q T ) m 3 /detik da kemampua salura dalam megalirka debit bajir sebesar (Q S ) m 3 /detik, maka salura 74

9 primer pias II mampu megalirka debit bajir recaa karea debit salura lebih besar dari pada debit bajir recaa. Gambar skema jariga kapsitas salura primer permukima Sugai Paoh Kecamata Lagsa Barat, dega debit bajir recaa sesuai hasil aalisis, seperti diperlihatka pada Gambar 3. Tiggi jagaa (Free Board) merupaka jarak vertikal atara tiggi salura dega muka air pada kodisi yag direcaaka. Jarak ii harus cukup utuk mecegah keaika muka air yag melimpah. Faktor tiggi jagaa (Free Board) merupaka salah satu hal yag sagat petig terutama dalam perecaaa salura draiase. Besara tiggi jagaa yag umum dipakai dalam perecaaa salura draiase berkisara atara 5% sampai lebih besar dari 30% dari kedalama air, jadi tiggi jagaa salura draiase pada pias-i da Pias-II diambil 30% dari tiggi muka air dalam salura. Gambar 2, meggambarka dimesi salura da ilai tiggi jagaa sesuai dega hasil aalisis. F = m F = m y = m Pias-I h = m y = m Pias-II h = m b = 3.50 m b = 3.50 m Gambar 2 Peampag Salura Draiase Pias-I da Pias-II 4.7 Pembahasa Masalaha bajir geaga yag terjadi di kawasa Permukima Sugai Paoh, disebabka oleh tidak mampuya salura draiase eksistig megalirka debit bajir yag dilimpahka dari masig-masig kawasa tijaua. Solusi yag dapat diambil dari permasalaha ii yaitu dega cara malakuka perecaaa jalur salura baru yag diharapka dapat meguragi baba salura draiase eksistig pada pias-i da pias-ii dalam megalirka debit bajir. Sedagka utuk megaplikasika dimesi salura draiase sesuai dega hasil perhituga yag dilakua peulis diaggap tidak mugki dilakuka, karea harus melakuka pembogkara pada salura draiase eksistig yag sudah ada. Sedagka salura pembuag sebagai pegedalia bajir kota Lagsa, khususya pada daerah Permukima Sugai Paoh Kecamata Lagsa Barat, dega debit bajir yag diteriama salura pembuag diasumsika sama dega debit bajir yag terjadi pada kawasa tijaua yaitu sebesar m 3 /detik, maka diasumsika yag mejadi beba salura pembuag dalam megalirka debit bajir terdiri dari dua kawasa ditambah dega satu kawasa tijaua, jadi total debit bajir yag mejadi beba salura pembuag sebesar m 3 /detik, sedagka debit yag mampu dialirka salura pembuag sebesar m 3 /detik dega lebar salura (b) 5.00 m, kedalama salura (h) 2.10 m, da kemiriga salura (S) Dega debit salura pembuag lebih besar dari pada debit bajir yag dilimpahka oleh seluruh kawasa sekitar Permukima Sugai Paoh, maka salura pembuag sebagai pegedalia bajir kota Lagsa mampu megalirka debit bajir yag dilimpahka dari seluruha kawasa tersebut, jadi dega demikia tidak ada kemugkia terjadiya air balik dari salura pembuag yag 75

10 aka meggeagi sebagia daerah tijaua khususya daerah Permukima Sugai Paoh Kecamata Lagsa Barat. Skema jariga salura pembuag sebagai pegedalia bajir kota Lagsa, diperlihatka pada Gambar 3. Debit Bajir Yag Mejadi Baba Salura Pembuag Debit Bajir Yag Dilimpahka Diasumsi Sama Dega Debit Bajir Pada Area I, II,III QT = (Area A + Area B) + (Area I + Area II + Area III) QT = ( ) + ( ) = m³/detik Area - A QT = m³/detik Area - B QT = m³/detik Area I Luas Area = Ha QT = m³/detik Salura Pembuag Qs = m³/detik > QT = m³/detik b = 5.00 m, h = 2.10 m, S = Pias-I Qs = m³/detik > QT = m³/detik b = 3.50 m, y = 1.48 m, S = Area II Luas Area = Ha QT = m³/detik Area III Luas Area = Ha QT = m³/detik Pias-II Qs = m³/detik > QT = m³/detik b = 3.50 m, y = 1.73 m, S = Gambar 3. Skema Jariga Salura Draiase Recaa 5. Kesimpula da Sara 5.1 Kesimpula Dari uraia yag telah dijelaska sebelumya, maka dapat disajika beberapa kesimpula diataraya: 1. Berdasarka hasil aalisis terhadap kapasitas salura primer eksistig pias-i da pias-ii kawasa permukima Sugai Paoh Kecamata Lagsa Barat, diketahui bahwa salura primer eksistig pias-i da pias-ii sudah tidak mampu meampug atau megalirka debit bajir recaa yag dilimpahka oleh masig-masig kawasa tersebut. Dimesi salura draiase yag mampu magalirka debit bajir recaa, pada pias-i yaitu lebar salura (b) 3.50 m, kedalama air (y) 1.48 m, da tiggi jagaa (F) m dega kemiriga salura (S) Sedagka dimesi salura draiase pias-ii, lebar salura (b) 3.50 m, kedalama air (y) 1.73 m, da tiggi jagaa (F) m dega kemiriga salura (S) Salura pembuag sebagai pegedalia bajir kota Lagsa, khususya pada daerah sekitar Sugai Paoh Kecamata Lagsa Barat dega debit bajir yag diteriama salura pembuag diasumsika sama dega debit bajir pada kawasa tijaua sebesar m 3 /detik, da terdapat dua kawasa disekitar lokasi tijaua yag melimpahka debit bajir sebesar m 3 /detik. 76

11 Sedagka debit bajir yag mampu dialirka salura pembuag sebasar m 3 /detik. Hal ii meujuka bahwa kemugkia terjadiya air balik dari salura pembuag yag aka meggeagi sebagia daerah tijaua tidak aka terjadi, karea debit salura pembuag lebih besar dari pada debit bajir limpasa kawasa sekitar permukima Sugai Paoh. 5.2 Sara Berdasarka hasil peelitia da kesimpula diatas, dapat diberika sarasara sebagai rekomedasi sebagai berikut: 1. Hasil peelitia ii, diharapka mejadi masuka yag bergua dalam proses pegambila keputusa utuk kepetiga perecaaa sistem salura draiase yag berkelajuta khususya pada daerah permukima Sugai Paoh Kecamata Lagsa Barat. 2. Peelitia ii dapat dilajutka dega megaalisa luasa bidag wilayah yag harus disediaka utuk resapa air gua kompesasi terhadap pegguaa laha da perubaha fugsi tata gua laha. Daftar Kepustakaa Aoim, 2010, Lapora Akhir Pekerjaa Perecaaa Pegembaga Ifrastruktur Kota Lagsa (Paket Pr-Ifra 13/2010), CV. Ziyad Idola Cosultat, Dias Bia Marga da Cipta Karya Provisi, Bada Aceh. Chow, V, T, 1997, Hidrolika Salura Terbuka, terjemaha Nesi Rosalia, Erlagga, Jakarta. Kodoatie R, J, & Sjarief, R, 2005, Pegelolaa Sumber Daya Air Terpadu, Adi, Yogyakarta. Soewaro, 1995, Hidrologi Aplikasi Metode Statistik Aalisa Data Jilid 2, Nova, Badug. Suripi, 2004, Sistem Draiase Perkotaa yag Berkelajuta, Adi Offset, Yogyakarta. Wesli, 2008, Draiase Perkotaa, Graha ilmu, Yogyakarta. 77

12 KELUARGA BESAR JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MALIKUSSALEH Megucapka Selamat Atas 5 TAHUN TERAS JURNAL 78