BAB II STUDI PUSTAKA

Transkripsi

1 BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 UMUM Studi pustaka dalam lapora ii berisi dasar-dasar teori yag aka diguaka utuk megkaji beberapa alteratif peagaa yag aka dilakuka utuk megatasi masalah bajir rob di daerah Keluraha Badarharjo. 2.2 TOPOGRAFI Topografi adalah uraia atau keteraga terperici (dalam peta) tetag daerah atau tempat megeai guug-guug, lembah-lembah, jala da sebagaiya. Kodisi topografi kota Semarag terbegi mejadi dua bagia, yaitu : a. Bagia Utara yag merupaka Semarag bagia bawah atau berupa datara redah seluas ha, terletak atara garis patai da garis kotur 25 meter. Semarag bagia bawah Jala Dr. Sutomo sampai Pelabuha Tajug Emas dega kemiriga laha 0.00% %. b. Bagia Selata yag merupaka Semarag bagia atas yag berupa daerah perbukita seluas ha, terletak di atas garis kotur 25 meter. Semarag atas dega Jala Sulta Agug ke atas dega keladaia > 3%. Atara daerah Semarag bawah da Semarag atas dibatasi oleh garis kotur rata-rata 25 meter yag membujur dari barat laut ke arah teggara. Hal ii dapat dilihat pada tabel 2.1 tetag Elevasi Muka Taah diukur dari Mea Sea Level (MSL) kota Semarag da tabel 2.2 tetag hubuga kemiriga-luas kota Semarag

2 Tabel 2.1 Elevasi Kota Semarag diukur dari MSL Nama Daerah Daerah Patai Daerah Pusat Keramaia Kota (Civic Ceter) Cadi Baru Jatigaleh Gombel Elevasi (m) + 0,75 + 2,75 + 3, , , ,00 Sumber : Soedarsoo (1997) Tabel 2.2 Hubuga Kemiriga-Luas Kota Daerah Kemiriga Prosetase thd Luas Kota Datara Redah Trasisi Perbukita 0 % - 2 % 2 % - 15 % > 15 % 11,40 % 65,22 % 23,38 % Sumber : Soedarsoo (1997) 2.3 KLASIFIKASI BANJIR Kota Semarag memiliki beberapa acama bajir yag dapat diklasifikasika mejadi 3 (tiga) macam, yaitu : 1. Bajir Kirima Bajir kirima adalah bajir yag terjadi akibat limpasa dari wilayah Semarag bagia atas, termasuk kabupate Semarag. Meurut Soedarsoo (1997) Semaki bertambahya pemukima peduduk yag didirika di daerah hulu perbukita Semarag bagia selata, maka aka meigkatka volume limpasa air maupu sedime. Hal ii mejadi parah dega kurag berfugsiya salura pegedali bajir, sehigga kapasitas pegalira cederug turu da redah. Utuk meagai bajir kirima ii, diupayaka air dapat tertaha di bagia hulu dega adaya waduk atau perbaika fugsi resapa daerah pegalira sugai. Selai itu meormalisasi alur sugai yag disesuaika dega debit bajir. Bajir kirima diupayaka lagsug terbuag

3 ke laut dega tidak meggaggu daerah hilir sugai, maka perlu dibuatka taggul. 2. Bajir Lokal Bajir lokal adalah bajir di suatu wilayah yag disebabka oleh curah huja yag terlalu tiggi dega durasi yag lama. Hal ii diperparah dega kuragya kesadara masyarakat dalam mejaga kebersiha ligkuga da kurag terkoordiasiya istasi terkait dalam melaksaaka pekerjaaya, atara lai : a. Normalisasi/rehabilitasi salura draiase kota masih belum selesai. b. Pemeliharaa salura draiase yag masih belum memadai. c. Fasilitas bagua bawah taah (pipa PDAM, kabel Telkom da PLN) kedudukaya megaggu salura draiase. 3. Bajir Rob Beberapa tempat yag merupaka daerah laggaa bajir (rob), ketiggia bajirya rata-rata 2 cm per bula, atau 24 cm setiap tahuya. Sekitar sepuluh tahu lagi diperkiraka mecapai ± 2,5 m yag berarti dapat meeggelamka rumah di daerah patai (Bambag Praoto, 1999). Bajir aka bertambah besar jika terjadi huja deras yag bersamaa dega pasag air laut. Berdasarka hasil pegamata da telaah teori terhadap kodisi yag ada maka peyebab bajir air pasag yag melada Kota Semarag adalah karea faktor alam, faktor reklamasi patai, peurua taah (lad subsidece) da sedimetasi. Sedagka bajir meurut peristiwa kejadiaya dapat dibedaka mejadi dua macam, yaitu : 1. Bajir yag terjadi karea limpasa air sugai atau salura karea kapasitas sugai terlalu kecil utuk megalirka debit bajir yag terjadi. 2. Bajir yag terjadi pada suatu daerah di maa sebelumya daerah tersebut belum perah megalami bajir

4 2.4 PENGENDALIAN BANJIR Pegedalia bajir pada dasarya dapat dilakuka dega berbagai cara, amu yag lebih petig adalah mempertimbagka secara keseluruha da mecari sistem yag palig optimal. Adapu cara-cara pegedalia bajir yag dapat dilakuka dalam sistem pegedalia bajir di daerah Keluraha Badarharjo Semarag adalah : 1. Normalisasi sugai da salura. 2. Pegedalia bajir dega bagua pegedali bajir Normalisasi sugai da salura Normalisasi sugai da salura dilakuka utuk pemuliha kembali keadaa sugai atau salura pada fugsiya semula sehigga dapat megalirka air dega baik. Normalisasi dilakuka karea beberapa sebab atara lai karea sugai atau salura mempuyai kapasitas yag tidak mampu lagi meampug air akibat limpasa debit bajir saat diadaka perecaaa ulag ataupu karea keadaa sugai yag bayak terjadi sedimetasi sehigga kapasitas tampug berkurag. Pekerjaa ormalisasi meliputi kegiata sebagai berikut : 1. Normalisasi betuk peampag melitag salura. 2. Megatur peampag memajag salura. 3. Mestabilka alur salura. 4. Meetuka tiggi jagaa. 5. Meguragi agka kekasara didig salura Peampag Melitag Salura Peampag melitag salura perlu direcaaka utuk medapatka peampag yag ideal da efisie dalam pegguaa laha. Peampag ideal yag dimaksudka merupaka peampag yag stabil terhadap perubaha akibat pegaruh erosi da sedimetasi maupu pegaruh pola alira yag terjadi. Pegguaa laha yag efisie dimaksudka utuk memperhatika laha yag tersedia, sehigga tidak meimbulka permasalaha pembebasa taah. Betuk

5 peampag salura sagat dipegaruhi oleh betuk peampag berdasarka pegalira, rumus sebagai berikut : Q = A*V V = (1/)* R 2/3 * I 1/2 Q * I 2/3 = A * R 1/2 A * R 2/3 merupaka faktor betuk Q = Debit alira (m 3 /detik) A = Luas peampag salura atau sugai (m 2 ) V = Kecepata alira (m/detik) = Koefisie kekasara maig R = Jari-jari hidrolik (m) I = Kemiriga dasar salura Dega demikia kapasitas peampag aka tetap walaupu betuk peampag diubah-ubah. Berdasarka karakteristik betuk peampag sugai yag ada dapat dibadaka mejadi dua, yaitu : 1. Peampag Tuggal Betuk peampag ii cukup ideal megigat bayak hal yag medukug atara lai : Luas laha yag tersedia utuk peampag melitag yag terbatas (dibatasi oleh lebar jala). Debit yag dialirka melalui salura-salura kota yag ada tidak begitu besar

6 Rumus-rumus yag diguaka utuk medimesika salura dega peampag tuggal adalah : a. Peampag Tuggal Betuk Persegi Empat (Rectagular chael) B H Gambar 2.1 Peampag Tuggal Berbetuk Segi Empat V = (1/)* R 2/3 * I 1/2 Q = V * A P = B + 2H A = B * H R = A/P dimaa : V = Kecepata alira (m/detik) = Koefisie kekasara maig R = Jari-jari hidrolis (m) I = Kemiriga salura Q = debit alira (m 3 /detik) A = Luas peampag salura atau sugai (m 2 ) P = Kelilig basah salura (m) m = Nilai perbadiga horisotal terhadap satu satua vertikal

7 b. Peampag Tuggal Berbetuk Trapesium ( Trapezoidal chael ) B H Gambar 2.2 Peampag Tuggal Berbetuk Trapesium V = (1/)* R 2/3 * I 1/2 Q = V * A 2 P = B + 2H 1+ m A = H(B + mh) R = A/P V = Kecepata alira (m/detik) = Koefisie kekasara maig R = Jari-jari hidrolis (m) I = Kemiriga salura Q = debit alira (m 3 /detik) A = Luas peampag salura atau sugai (m 2 ) P = Kelilig basah salura (m) m = Nilai perbadiga horisotal terhadap satu satua vertikal 2. Peampag Gada Jeis peampag ii diguaka utuk medapatka kapasitas salura yag lebih besar, sehigga debit yag dialirka melalui salura tersebut dapat lebih besar. Peampag ii juga diguaka jika laha yag tersedia cukup luas

8 A1.Q1 A2.Q2 A3.Q3 Gambar 2.3 Peampag Salura Gada Q = Q 1 + Q 2 + Q 3 Q 1 = A 1 *(1/) *(A 1 /P 1 ) 2/3 *I 0.5 Q 2 = A 2 *(1/) *(A 2 /P 2 ) 2/3 *I 0.5 Q 3 = A 3 *(1/) *(A 3 /P 3 ) 2/3 *I 0.5 Sedagka faktor lai yag perlu diperhatika dalam peetua betuk peampag melitag salura yaitu : Agkuta sedimetasi salura Perbadiga debit bajir domia da debit bajir redah Hal lai yag perlu diperhatika adalah semaki medekati sugai da salura-salura utama kota yag lebih besar maka aka semaki besar dimesi dari salura yag ada tersebut. Tabel 2.3 Harga No Jeis Salura Terbuka (%) Lapisa seme mulis, kayu datar terbaik Kayu datar, salura lapisa kayu baru, besi tuag berlapis Kaal-kaal taah, lurus da terpelihara Kaal-kaal taah galia, kodisi biasa Kaal-kaal yag dipahat dalam batu Sugai dalam kodisi baik 0,11 0,20 1,54 2,36 3,50 3,00 Sumber : PU Pegaira Prop. Jateg

9 Tiggi Jagaa da Lebar Taggul Besarya tiggi jagaa yag baik adalah berkisar atara 0,75 m 1,5 m atau disesuaika dega besar kecilya debit recaa. Hal lai yag mempegaruhi besarya tiggi jagaa adalah peimbua sedime di dalam salura, berkuragya efisiesi hidrolik karea tumbuhya taama, peurua tebig da kelebiha jumlah alira selama terjadiya huja. Tabel 2.4 Harga tiggi jagaa da lebar taggul sesuai debit recaa Debit Recaa ( m 3/ /det ) 200 < Q < < Q < < Q < < Q < < Q Sumber : Kriteria Perecaaa Irigasi 01. Tiggi Jagaa ( m ) Lebar Taggul ( m ) Kapasitas Sugai (Existig) Perhituga atau peetua kapasitas salura atau sugai dilakuka dega megguaka rumus sebagai berikut : a. Peampag Tuggal Betuk Persegi Empat (Rectagular chael) B H Gambar 2.4 Peampag Sugai Berbetuk Segi Empat

10 V = K * R 2/3 * I 1/2 Q = V * A P = B + 2H A = B * H R = A/P b. Peampag Tuggal Berbetuk Trapesium (Trapezoidal chael) B H Gambar 2.5 Peampag Sugai Berbetuk Trapesium V = (I/)* R 2/3 * I 1/2 Q = V * A 2 P = B + 2H 1+ m A = H(B + mh) R = A/P V = Kecepata alira (m/detik) K = Koeffisie strickler R = Jari-jari hidrolis (m) I = Kemiriga salura Q = debit alira (m 3 /detik) A = Luas peampag salura atau sugai (m 2 ) P = Kelilig basah salura (m) m = Nilai perbadiga horisotal terhadap satu satua vertikal

11 2.4.3 Bagua Pegedali Bajir Stasiu Pompa Elevasi muka taah di sebagia Keluraha Badarharjo Semarag berada di bawah muka air pasag, maka setiap hariya terjadi geaga atau rob. Pada waktu musim huja, geaga yag terjadi bertambah parah terutama pada saat terjadi huja deras bersamaa waktuya dega air laut pasag, karea terjadi back water dari laut. Utuk mecegah terjadiya geaga yag cukup lama maka pada datara redah tersebut dibagu pompa air draiase. Pompa ii diperluka pada saat terjadi bajir da tiggi tekaa serta debitya berubah-ubah sepajag waktu atau saat terjadi bajir air pasag. Faktor-faktor yag mempegaruhi pegguaa pompa : 1. Debit air 2. Pegoperasia pompa 3. Kapasitas pompa Rumus yag diguaka utuk meghitug daya pompa ( Dp ) tersebut adalah sebagai berikut : D p D p H p Q H = p *Qγw η = Daya Pompa (horse power = hp) = H s + Σ hf (m) = Debit air (m 3 /det) γw = Berat jeis air (9.81 kn/m 3 ) η = Effisiesi pompa H s Σ hf = H statis (m) = Jumlah kehilaga eergi (m) Kolam Peampuga Kolam peampuga adalah suatu bagua atau kostruksi yag berfugsi utuk meampug semetara air bajir atau huja da semetara itu sugai idukya tidak dapat meampug lagi debit bajir yag ada. Perecaaa kolam

12 peampuga ii dikombiasika dega pompa sehigga pembuaga air dari kolam peampuga bisa lebih cepat. Dimesi kolam peampuga ii didasarka pada volume air akibat huja selama t meit yag telah ditetuka artiya jika huja sudah mecapai t meit, maka pompa harus sudah dioperasika sampai elevasi air dikolam peampuga mecapai batas miimum. Utuk megatisipasi agar kolam peampuga tidak meluap melebihi kapasitasya maka petugas yag megoperasika pompa harus selalu siap pada waktu huja. I I B L Gambar 2.6 Deah Kolam Peampuga L H Gambar 2.7 Potoga I I Kolam Peampuga 2.5 HIDROLOGI Utuk meghitug debit bajir kita memerluka data curah huja, itesitas huja, bayakya pos-pos huja da periode curah huja. Semaki besar curah huja yag terjadi pada suatu datara maka semaki besar pula bajir yag aka diterima di daerah tersebut, begitu pula sebalikya

13 2.5.1 Peetua Curah Huja Area Dalam meetuka curah huja rata-rata pada suatu daerah terdapat tiga metode yag dapat diguaka, yaitu : 1. Metode Rata-rata Aljabar Metode ii memberika hasil yag memuaska jika daerahya datar, peempata alat ukur huja tersebar merata da curah huja tidak bervariasi bayak dari harga tegahya. Di maa rumus yag diguaka utuk meghitug curah huja rata-rata adalah sebagai berikut : R 1 + R 2 + K + R R = R 1 R 2 R R R 1, R 2, R Gambar 2.8 Metode Rata-rata Aljabar = Curah huja rata-rata (mm) = Curah huja pada pos yag diamati (mm) = Bayakya pos huja 2. Metode Thiesse Metode Thiesse ii dipakai apabila daerah pegaruh da curah huja ratarata tiap stasiu berbeda-beda. Lagkah-lagkahya adalah sebagai berikut : Meetuka stasiu peakar curah huja yag berpegaruh pada daerah pegalira. Meghitug luas DAS pada wilayah yag dipegaruhi oleh stasiu peakar curah huja tersebut. Mearik garis hubug dari stasiu peakar huja/pos huja tersebut. Mearik garis hubug dari tiap-tiap garis sumbu tersebut. Di maa rumus yag diguaka utuk meghitug curah hujaya adalah sebagai berikut :

14 A1R 1 + A 2R 2 + K+ A R R = A + A + K + A 1 2 A1R1 A2R2 AR Gambar 2.9 Metode Thiesse R = Besarya curah huja rata-rata (mm) R 1, R 2 = Curah huja di setiap pos/titik pegukura (mm) A 1, A 2 = Luas yag dibatasi garis polygo (km 2 ) Setelah luas pegaruh tiap-tiap stasiu didapat, koefisie Thiesse dapat dihitug : A C = A 100% C = Koefisie Thiesse A = Luas pegaruh masig-masig stasiu (km 2 ) A = Luas total DAS (km 2 ) 3. Metode Isohyet Dalam hal ii harus ada peta Isohyet di dalam suatu daerah pegalira. Sedagka dalam rumus yag diguaka utuk meghitug curah huja dega metode rata-rata Isohyet adalah sebagai berikut : R Ai (R i + R i+ 1 ) 2 1 = 1 A i A1R1 AR Gambar 2.10 Metode Isohyet

15 2.5.2 Aalisis Curah Huja Recaa Aalisis curah huja recaa ii ditujuka utuk megetahui besarya curah huja haria maksimum dalam periode ulag tertetu yag atiya diperguaka utuk perhituga debit bajir recaa. Metode yag umumya diguaka utuk perhituga curah huja recaa adalah metode Gumbel, metode Log Pearso tipe III, metode Weduwe, da metode Haspers. Utuk meetuka metode tersebut terlebih dahulu kita meetuka jeis sebara Meetuka Jeis Sebara Meetuka jeis sebara memerluka parameter-parameter statistik sebagai berikut : Stadar Deviasi (Deviatio Stadard) Stadar deviasi (deviatio stadard) adalah ukura sebara yag palig bayak diguaka. Apabila peyebara sagat besar terhadap ilai ratarata, maka ilai Stadar deviasi (deviatio stadard) aka besar, begitu juga sebalikya. Stadar deviasi (deviatio stadard) dapat dihitug dega rumus sebagai berikut : S = i= 1 (X i - X) ( -1) 2 S = Stadar Deviasi (Deviatio Stadard) X i = Huja rata-rata maksimum haria X = Huja rata-rata = Jumlah data curah huja Koefisie Variasi (Variatio Coefficiet) Koefisie Variasi (Variatio Coefficiet) adalah ilai perbadiga atara stadar deviasi (deviatio stadard) dega ilai rata-rata hitug dari suatu distribusi. Koefisie variasi dapat dihitug dega rumus sebagai berikut :

16 S C v = X C v = Koefisie Variasi (Variatio Coefficiet) S = Stadar deviasi (deviatio stadard) X = Huja rata-rata Koefisie Kemecega (Skewess Coefficiet) Koefisie kemecega (skewess coefficiet) adalah suatu ilai yag meujukka derajat ketidak simetrisa (asymetri) dari suatu betuk distribusi. Apabila kurva frekuesi dari suatu distribusi mempuyai ekor memajag ke kaa atau ke kiri terhadap titik pusat maksimum, maka kurva tersebut tidak aka berbetuk simetri. Keadaa tersebut disebut meceg ke kaa atau ke kiri. Pegukura kemecega adalah utuk megukur seberapa besar kurva frekuesi dari suatu distribusi tidak simetri atau meceg. Ukura kemecega diyataka dega besarya koefisie kemecega (skewess coefficiet), da dapat dihitug dega persamaa di bawah ii : C s 3 (Xi X) i= 1 = ( 1) ( 2) S 3 C s = Koefisie kemecega (skewess coefficiet) S = Stadar deviasi (deviatio stadard) = Jumlah data curah huja X i = Huja rata-rata maksimum haria X = Huja rata-rata

17 Koefisie Kurtosis Koefisie kurtosis dimaksudka utuk megukur keruciga dari betuk kurva distribusi da sebagai pembadigya adalah distribusi ormal. Koefisie kurtosis dirumuska sebagai berikut : C k 2 4 (Xi X) i= 1 = ( 1) ( 2) ( 3) S 4 C k S X i X = Koefisie kurtosis = Stadar deviasi (deviatio stadard) = Jumlah data curah huja = Huja rata-rata maksimum haria = Huja rata-rata Metode Perhituga Curah Huja Recaa Metode yag umumya diguaka utuk perhituga curah huja recaa ii adalah Metode Gumbel, Metode Log Pearso Tipe III, Metode Weduwe, da Metode Haspers. a. Metode Gumbel X = X + S Tr K r X Tr = Curah huja recaa dega periode ulag t tahu X = Curah huja rata-rata S = Stadar deviasi (deviatio stadard) K r = Faktor frekuesi Gumbel = [0,78{-L(-L(1-1/Tr))}-0,45] b. Metode Distribusi Log Pearso Tipe III Lagkah-lagkah dalam metode distribusi log pearso tipe III yag diperluka adalah sebagai berikut : 1. Meggati data X 1, X 2, X 3,..., X mejadi data dalam logaritma, yaitu : l X 1, l X 2, l X 3,..., l X

18 2. Meghitug rata-rata dari logaritma data tersebut : l X = i= 1 l X i X = Curah huja rata-rata X i = Curah huja rata-rata maksimum haria = Jumlah data curah huja 3. Meghitug stadar deviasi (deviatio stadard) S = i= 1 (l X i 1 l X) 2 4. Meghitug koefisie kemecega (skewess coefficiet) C s 3 (l X i l X) i= 1 = 3 ( 1) ( 2) S C s = Koefisie kemecega (skewess coefficiet) S = Stadar deviasi (deviatio stadard) = Jumlah data curah huja X i = Huja rata-rata maksimum haria X = Huja rata-rata 5. Meghitug logaritma data pada iterval pegulaga atau kemugkia prosetase yag dipilih. l R = (l X) + G s Harga G s adalah harga utuk setiap ilai harga g da iterval pegulaga atau kemugkia prosetase yag dipilih da dapat diambil dari tabel. Sedagka l R adalah logaritma curah huja recaa yag mempuyai iterval pegulaga atau kemugkia prosetase yag sama

19 c. Metode Weduwe Dalam meghitug curah huja haria maksimum dega Metode Weduwe, rumus yag diguaka adalah : R T = m x R 70 R R 70 = m 11 T R T = Curah huja haria maksimum dega periode ulag T tahu (mm) m T m = Ideks yag bergatug pada tahu periode ulag = Ideks yag bergatug pada tahu pegamata R 11 = Curah huja maksimum rata-rata (ragkig 11) dari uruta yag besar ke yag kecil (mm) d. Metode Haspers Rumus yag diguaka : X t = X + S * µt X t = Besarya curah huja yag mugki terjadi pada periode ulag T tahu µt = Stadar deviasi variabel utuk periode ulag T tahu S = Stadar deviasi X = Curah huja rata-rata Itesitas Curah Huja Curah huja jagka pajag biasaya diyataka dalam itesitas per jam yag disebut dega itesitas curah huja. Huja dalam itesitas yag besar umumya terjadi dalam waktu yag pedek. Hubuga itesitas huja dega waktu huja bayak dirumuska, yag pada umumya tergatug pada parameter setempat. Besarya itesitas curah huja berbeda-beda biasaya disebabka oleh lamaya curah huja da frekuesi kejadiaya. Itesitas curah huja rata-rata

20 diguaka sebagai parameter perhituga debit bajir dega megguaka cara Rasioal da Storage Fuctio. Ada bayak model utuk megetimasi curah huja rata-rata dari curah huja haria. Beberapa rumus itesitas curah huja yag berhubuga dega hal ii disusu sebagai rumus-rumus empiris yag dapat dituliska sebagai berikut : a. Utuk huja dega waktu < 2 jam, Prof. Talbot memberika rumus : I = a t + b I t = Itesitas curah huja (mm/jam) = waktu huja (jam) a, b = kostata yag tergatug dari keadaa setempat b. Utuk huja dega waktu > 2 jam, Prof. Sherma memberika rumus : c I = t I c t = Itesitas curah huja (mm/jam) = kostata yag tergatug dari keadaa setempat = waktu huja (jam) c. Rumus di atas dikembagka oleh Dr. Ishigoro (1953) mejadi : I = a t + b I t = Itesitas curah huja (mm/jam) = waktu curah huja (meit) a, b = kostata yag tergatug dari keadaa setempat

21 d. Rumus di atas dikembagka lagi oleh Mooobe mejadi : 2/3 R I = 24 t I = Itesitas curah huja (mm/jam) t = lamaya curah huja (jam) R 24 = curah huja maksimum dalam 24 jam (mm) Rumus ii serig diguaka di Idoesia, karea rumus pada poit a, b, da c memerluka data curah huja dega waktu pedek sampai kurag dari 24 jam. Sedagka utuk data curah huja haria rumus tersebut dapat diguaka Debit Bajir Recaa Perhituga atau perkiraa besarya debit bajir recaa yag aka terjadi dapat dilakuka dega metode sebagai berikut : Metode Weduwe Metode FSR Jawa-Sumatera Metode Rasioal Metode perhituga di atas adalah metode perhituga debit bajir recaa sesuai petujuk perhituga debit bajir recaa dari PU Pegaira Propisi Jateg. Adapu uraia-uraia metode-metode di atas adalah sebagai berikut : Metode Weduwe Metode Weduwe biasa diguaka jika luas DAS kurag dar atau sama dega 100 km 2 ( 100 km 2 ). Rumusya adalah sebagai berikut : Q t = α β q 4,1 α = 1 β q + f 7 q R 67,65 = 240 t + 1,

22 (t+ 1) (t 9) f 3/8 + 0,476 f β = t = q 1/ f (α β ) 1 keteraga : Q t = debit bajir periode ulag tertetu α = koefisie pegalira β = koefisie peguraga daerah utuk curah huja DAS t = lamaya (kosetrasi alira) f = luas daerah pegalira q = curah huja R = curah huja maksimum dega kemugkia tak terpeuhi %. 1/ Metode FSR Jawa-Sumatera Metode FSR Jawa-Sumatera adalah suatu cara yag sederhaa utuk memperkiraka pucak debit bajir recaa yag telah dihasilka oleh suatu studi selama 2 tahu dari tim gabuga yag terdiri dari Staf Direktorat Peyelidika Masalah Air da Staf Isitute of Hidrologi (DPMA/IOH), September Adapu rumusya adalah sebagai berikut : Q = GF (T,AREA) * MAF MAF = * AREA V * APBAR 2,445 * SIMS -0,117 * (1 + LAKE) -0,85 Q = debit bajir recaa (m 3 /detik) GF = faktor pembesar regioal T = periode ulag tertetu AREA = luas DAS (km 2 ) APBAR = rata-rata tahua dari huja tahua terbesar di daerah alira SIMS = ideks kemiriga (m/km) = H (m) / MSL (km) H = beda tiggi tempat pegamata dega batas terjauh DAS (m) MSL = pajag sugai (km) LAKE = ideks daau, utuk Semarag =

23 V MAF = 1,02 0,0275 log * AREA = pucak bajir recaa rata-rata (m 3 /detik) Tabel 2.5 Faktor Reduksi Area (ARF) Luas DPS (km 2 ) Sumber : IOH / DPMA, September 1983 Faktor Reduksi Area 0,99 0,97 1,152 0,1233 * log A Periode ulag (tahu) Tabel 2.6 Faktor Pembesar Regioal GF (T,AREA) Luas Daerah Alira Sugai (km 2 ) < > Sumber : Bajir Recaa Utuk Bagua Air, Ir. Joesro Loebis, M. Eg, BPPU Metode Rasioal Metode rasioal biasa diguaka utuk luas daerah alira sugai sekitar kurag dari atau sama dega 60 km 2 ( 60 km 2 ). Rumus : Q t = (1/3,6) * C * I * f (m 3 /detik) Q t = debit bajir periode ulag tertetu (m 3 /detik) C = koefisie debit I = (R/24) * (24/t) 2/3 f = luas DAS (m 2 ) Dari berbagai cara perhituga debit bajir recaa, dipilih yag palig medekati sesuai dega kodisi yag ada