BAB II STUDI PUSTAKA

Transkripsi

1 BAB II STUDI PUSTAKA. UMUM Studi pustaka dalam lapora ii berisi dasar-dasar teori yag aka diguaka dalam perecaaa jariga draiase pada suatu wilayah, khususya daerah dekat patai dalam peagaa bajir/geaga akibat air laut pasag da adaya geaga air yag diakibatka oleh bajir kirima da bajir lokal pada musim huja di daerah dekat patai tersebut.. BANJIR Bajir merupaka peristiwa alam yag dapat meimbulka kerugia harta beda serta meimbulka korba jiwa disampig itu dapat pula merusak bagua saraa da prasaraa, da ligkuga hidup serta merusak tata kehidupa masyarakat. Bajir yaitu suatu keadaa alira sugai dimaa permukaa airya lebih tiggi dari pada suatu ketiggia tertetu (pada umumya disamaka dega ketiggia batara). Pegedalia bajir pada dasarya dapat dilakuka dega berbagai cara, amu yag lebih petig adalah dipertimbagka secara keseluruha da dicari sistem yag palig optimal... Klasifikasi Bajir da Peyebabya. Bajir berdasarka peyebab utamaya dapat dibagi mejadi tiga yaitu :. Bajir Kirima Yag dimaksud dega bajir kirima adalah bajir yag disebabka oleh melimpasya air huja dari suatu daerah yag lebih tiggi ke daerah yag lebih redah atau daerah geaga, jumlah air yag harus ditampug oleh daerah datara redah tersebut aka bertambah besar dega adaya bajir kirima ii. Oleh karea itu harus diusahaka agar bajir yag berupa bajir kirima tersebut disalurka melalui salura yag ada ataupu dega cara lai sehigga tidak meggaggu daerah datara redah. II -

2 . Bajir Geaga / Lokal Yag dimaksud dega bajir geaga adalah bajir yag disebabka adaya geaga yag berasal dari air huja lokal. Air huja lokal adalah air huja yag terjadi pada daerah itu sediri. Jika curah huja ii cukup tiggi da terus meerus sehigga di daerah tagkapa huja terjadi pejeuha atau air yag melebihi kapasitas-kapasitas salura yag ada, maka air huja lokal ii dapat mejadi limpasa permukaa. Limpasa permukaa iilah yag pada umumya dapat megakibatka bajir. Hal ii dapat mejadi parah jika kapasitas salura tidak memadai akibat dari : Sedimetasi da sampah di salura Peyempita da peutupa salura karea adaya bagua liar Hambata fasilitas umum, seperti tiag listrik, pipa PDAM. 3. Bajir Air Laut Pasag / ROB Umumya bajir air laut pasag / ROB terjadi pada kota patai yag elevasi / ketiggia muka taahya lebih redah dari muka air laut pasag. Sedagka bajir akibat back water (alira balik) dari salura pegedali bajir terjadi pada kota patai maupu kota yag jauh dari patai. Bajir akibat geaga air laut pasag ( rob ) tidak dapat diatasi dega sistem draiase gravitasi, tetapi harus diatasi dega sistem draiase pompa, agar pompa dapat berfugsi dega maksimal maka perlu diberika Retardig Pod... Kerugia Bajir Di Idoesia, walaupu waktu terjadiya bajir bervariasi hampir semua daerah meghadapi bahaya bajir yag sigifika. Kerugia da kerusaka akibat bajir adalah sebesar dua pertiga dari semua becaa alam yag terjadi (Departeme Sosial 987 da 989 dalam Direktorat Sugai 994). Setiap tahu bajir hampir peristiwa bajir terjadi meggeagi ha da merugika sekitar satu juta orag. Di Semarag kerugia bajir da dampak yag terjadi selama ii akibat rob (plus bajir di musim huja) bila diilai da di trasfer dalam betuk uag, kuatitasya pasti sudah triliua rupiah. II -

3 Di sisi lai, akibat pegelolaa yag salah air bisa mejadi becaa bagi kehidupa dega air yag berlebiha di suatu tempat akibat huja yag besar dapat mejadi bajir da geaga yag meimbulka kerugia sagat besar. Sebalikya kekuraga air memugkika terjadiya becaa kekeriga (drought), di Amerika secara umum bajir meyebabka kerusaka yag lebih parah dibadigka dega becaa alam laiya (Grigg, 996). Lebih jauh bajir merupaka becaa alam yag palig merusak da mahal (Schillig dkk, 987) da bajir diperhitugka + 85 % seluruh becaa yag diumumka Preside AS setiap tahuya da 6 juta ha (7 % dari taah di AS) adalah di dalam datara bajir..3 DRAINASE Draiase yag berasal dari bahasa Iggris draiage mempuyai arti megalirka, meguras, membuag, atau megalihka air. Dalam bidag tekik sipil, draiase dapat di defiisika sebagai suatu tidaka tekis utuk meguragi kelebiha air, baik yag berasal dari air huja, rembesa, maupu kelebiha air irigasi dari suatu kawasa / laha, sehigga fugsi kawasa / laha tidak tergaggu. Draiase dapat juga diartika sebagai usaha utuk megotrol kualitas air taah dalam kaitaya dega saliitas. Jadi draiase meyagkut tidak haya air permukaa tapi juga air taah. Secara umum draiase dapat didefiisika sebagai seragkaia bagua air yag berfugsi utuk meguragi da/atau membuag kelebiha air dari suatu kawasa atau laha, sehigga laha dapat difugsika secara optimal. Diruut dari huluya, bagua sistem draiase terdiri dari salura peerima (iterceptor drai), salura pegumpul (collector drai), salura pembawa (coveyor drai), salura iduk (mai drai), da bada air peerima (receivig waters). Di sepajag sistem serig dijumpai bagua laiya, seperti gorog-gorog, sipho, jembata air (aquaduct), pelimpah, pitu-pitu air, bagua terju, kolam tado, da stasiu pompa. Draiase serig direcaaka seolah-olah buka pekerjaa yag petig, atau palig tidak diaggap kecil dibadigka dega pekerjaa-pekerjaa pegedalia bajir. Padahal pekerjaa daraiase merupaka pekerjaa yag rumit da kompleks, bias jadi memerluka biaya, teaga da waktu yag lebih besar dibadigka dega pekerjaa pegedalia bajir. II - 3

4 Secara fugsioal sulit memisahka secara jelas atara sistem draiase da pegedalia bajir, amu secara praktis dapat dikataka bahwa draiase meagai kelebiha air sebelum masuk ke alur-alur besar atau sugai. Saat ii sistem draiase sudah mejadi salah satu ifrastruktur perkotaa yag sagat petig. Kualitas maajeme suatu kota dapat dilihat dari kualitas sistem draiase yag ada, dega sistem draiase yag baik dapat membebaska kota dari geaga air..3. Klasifikasi Draiase.3.. Draiase Sistem Polder Draiase sistem polder adalah sistem peagaa draiase perkotaa dega cara megisolasi daerah yag dilayai (catchmet area) terhadap masukya air dari luar sistem, baik berupa limpasa (over flow) maupu di bawah permukaa taah (gorog-gorog da rembesa), serta megedalika ketiggia muka air bajir di dalam sistem sesuai dega recaa. Draiase sistem polder diguaka apabila pegguaa draiase sistem gravitasi sudah tidak dimugkika lagi, walaupu biaya ivestasi da operasiya lebih mahal. Draiase sistem polder aka diguaka utuk kodisi sebagai berikut:. Elevasi/ketiggia muka taah lebih redah daripada elevasi muka air laut pasag, pada daerah tersebut serig terjadi geaga akibat air pasag (rob).. Elevasi muka taah lebih redah daripada muka air bajir di sugai (pegedali bajir) yag merupaka outlet dari salura draiase kota. 3. Daerah yag megalami peurua taah (lad subsidece), sehigga daerah yag semula lebih tiggi dari muka air laut pasag maupu muka air bajir di sugai pegedali bajir diprediksika aka tergeag akibat air laut pasag maupu backwater (alira balik) dari sugai pegedali bajir. Pegisolasia dapat dilakuka dega peaggula atau dega megelakka air yag berasal dari luar kawasa polder. Air di dalam polder dikedalika dega sistem draiase, atau kadag-kadag dikombiasika dega sistem irigasi. Dega demikia, polder mempuyai sifat-sifat sebagai berikut : II - 4

5 . Polder adalah daerah yag dibatasi dega baik, dimaa air yag berasal dari luar kawasa tidak boleh masuk, haya air huja (da kadag-kadag air rembesa) pada kawasa itu sediri yag dikumpulka.. Dalam polder tidak ada alira permukaa bebas seperti pada daerah tagkapa air alamiah, tetapi dilegkapi dega bagua pegedali pada pembuagaya (dega peguras atau pompa) utuk megedalika alira keluar. 3. Muka air di dalam polder (air permukaa maupu air bawah permukaa) tidak bergatug pada permukaa air di daerah sekitarya da diilai berdasarka elevasi laha, sifat-sifat taah, iklim da taama. Kompoe-kompoe yag harus ada pada sistem polder meliputi :. Taggul kelilig da/atau pertahaa laut (sea defese) atau kostruksi isolasi laiya. Taggul kelilig dalam sistem draiase polder memiliki kesamaa fugsi dega pitu air, yaitu utuk megisolasi atau memproteksi daerah tagkapa (catchmet area)/pembatas hidrologi sistem polder terhadap masukya air bajir dari luar maupu dari pegaruh air laut (pasag surut da gelombag), baik yag melalui permukaa taah maupu di bawah permukaa taah. Pada daerah datar, khususya daerah patai, serig dihadapi kodisi salura draiase mempuyai pembuaga (outlet) di bada air yag muka airya berfluktuasi. Salura draiase yag membuag lagsug ke laut dipegaruhi oleh pasag surut, sedagka draiase yag membuag ke salura pegedali bajir dipegaruhi oleh tiggi bajir. Pada kodisi air di hilir tiggi, baik akibat pasag maupu air bajir, maka air dari draiase tidak dapat megalir ke pembuag, bahka dimugkika terjadi alira balik. Pada ujug salura draiase perlu dilegkapi dega bagua pegatur berupa pitu pegatur utuk meghidari terjadiya alira balik. Ada dua kelompok pitu pegatur, yaitu pitu maual da pitu otomatis. Pegguaa pitu maual utuk sistem draiase atau pegedalia bajir bayak kekuragaya, yaitu: Air pasag atau bajir dapat terjadi kapa saja da serig terjadi tegah malam. Pada saat itu, operator pitu serig ketidura. II - 5

6 Pada pitu ukura besar, pembukaa secara maual sagat memaka waktu da kemugkia bisa kalah cepat dega datagya bajir.. Sistem draiase lapaga (field draiage system). Sistem draiase lapaga (laha) disebut juga sistem mior, sedagka sistem pembawa da peguras disebut sistem utama (mayor). Sistem pembawa terdiri dari salura tersier, sekuder, da primer. Keempat kompoe dalam sistem draiase harus direcaaka secara terpadu, tidak ada artiya membuat sistem lapaga (laha) yag bagus da peguras yag hadal dega kapasitas yag besar jika sistem pembawaya tidak mampu meyalurka air dari lapaga (laha) ke peguras. Titik awal dalam perecaaa sistem draiase adalah tigkat lapaga (laha), perecaaa bagia-bagia yag lai tergatug pada keluara yag diperoleh dari lapaga (laha). Sistem draiase lapaga didesai sebagai sistem mior yag berfugsi meagkap air (iterceptor drai), sedagka sistem pembawa da outfall sebagai sistem iduk. 3. Sistem pembawa (coveyace system). Sistem pembawa terdiri dari salura tersier, sekuder, da primer, berfugsi utuk meyalurka geaga yag terjadi pada daerah tagkapa yag terletak di dalam sistem polder kekolam peampug da ke stasiu pompa, sedagka kodisi bada air peerima di luar kawasa draiase harus juga dipertimbagka. Kesulita mugki mucul berkaita dega pegaruh air balik pada sistem yag megadalka sistem gravitasi, pegedapa sedime (seperti delta), eergi yag terbatas khususya dalam draiase pasag surut. Sistem pembawa harus mejami dapat meampug debit bajir maksimum da ketiggia muka air bajir disepajag salura draiase da diusahaka selalu dibawah permukaa taah diseluruh daerah tagkapa draiase sistem polder termasuk pada daerah cekuga dega tiggi jagaa tertetu. Slope (kemiriga) dasar salura da muka air ditetuka berdasarka slope muka taah rata-rata, ketiggia dasar salura tergatug pada ketiggia muka air bajir da kedalama air yag dipakai. II - 6

7 4. Kolam peampug da stasiu pompa (outfall system). Kolam peampuga (retesi) adalah suatu bagua atau kostruksi yag berfugsi utuk meampug semetara air bajir atau huja da semetara itu sugai idukya tidak dapat meampug lagi debit bajir yag ada. Perecaaa kolam peampuga ii dikombiasika dega pompa sehigga pembuaga air dari kolam peampuga bisa lebih cepat. Dimesi kolam peampuga ii didasarka pada volume air akibat huja selama t meit yag telah ditetuka, artiya jika huja sudah mecapai t meit, maka pompa harus sudah dioperasika sampai elevasi air dikolam peampuga mecapai batas miimum. Utuk megatisipasi agar kolam peampuga tidak meluap melebihi kapasitasya maka petugas yag megoperasika pompa harus selalu siap pada waktu huja. Suatu daerah dega elevasi muka taah yag lebih redah dari muka air laut da muka air bajir di sugai meyebabka daerah tersebut tidak dapat dilayai oleh draiase sistem gravitasi. Maka daerah tersebut perlu dilegkapi dega stasiu pompa. Pompa ii berfugsi utuk membatu megeluarka air dari kolam peampug bajir maupu lagsug dari salura draiase pada saat air tidak dapat megalir secara gravitasi. Rumus yag diguaka utuk meghitug kapasitas pompa apabila volume tampuga ditetuka adalah: Q P = Q maks Q maks Vt t c 0,5 ( Ir Sugiyato,M.Eg,00,Diklat kuliah Pegedali Bajir,UNDIP Semarag ) Q p = kapasitas pompa (m 3 /detik), Q maks = debit bajir maksimum (m 3 /detik), V t = volume tampuga total (m 3 ), t c = lama terjadiya bajir (detik). Volume tampuga total (V t ) terdiri dari 3 (tiga) kompoe, yaitu:. Volume tampuga di kolam retesi (V k ),. Volume geaga yag diizika terjadi (V g ), 3. Volume tampuga di salura draiase (V s ). II - 7

8 5. Bada air peerima (recipiet waters). Bada air peerima (recipiet waters) berfugsi sebagai tempat akhir buaga draiase dari sistem draiase polder berasal dari sistem pembawa (cofeyace system) berfugsi utuk meyalurka geaga pada daerah tagkapa yag terletak di dalam sistem polder kekolam peampug da ke stasiu pompa (outfall system). Bada air peerima (recipiet waters) dalam sistem polder terletak diluar sistem draiase seperti : sugai utama (mai drai)/sugai bajir kaal (dari stasiu pompa dibuag ke sugai utama), laut (dari stasiu pompa lagsug dibuag kelaut). Kelima kompoe sistem polder harus direcaaka secara itegral, sehigga sistem dapat bekerja secara optimal. Tidak ada artiya membagu sistem draiase lapaga da outfall yag sempura dega kapasitas tiggi, jika salura pembawa tidak cukup megalirka air dari lapaga ke outfall, demikia juga sebalikya. Gambar. Sketsa tipikal sistem polder, daerah yag masuk dalam sistem diisolasi terhadap pegaruh air permukaa di luar sistem dega membuat taggul kelilig da salura pegelak II - 8

9 .3.. Draiase Sistem Gravitasi Draiase sistem gravitasi adalah sistem draiase perkotaa dega cara meampug da membuag limpasa air huja da membuagya ke bada air (receivig waters) terdekat lewat sistem pembawa terdiri dari salura tersier, sekuder, da primer, berfugsi utuk meyalurka geaga yag terjadi pada daerah tagkapa yag lebih tiggi ke daerah yag lebih redah. Sistem gravitasi aka meemui kesulita apabila terjadi pegedapa sedime, eergi yag terbatas khususya dalam draiase pasag surut. Sistem pembawa harus mejami dapat meampug debit bajir maksimum da ketiggia muka air bajir disepajag salura draiase da diusahaka selalu dibawah permukaa taah diseluruh daerah tagkapa draiase. Slope (kemiriga) dasar salura da muka air ditetuka berdasarka slope muka taah rata-rata, ketiggia dasar salura tergatug pada ketiggia muka air bajir da kedalama air yag dipakai. Salura draiase sistem gravitasi direcaaka utuk dapat melewatka debit recaa dega ama, perecaaa tekis salura draiase megikuti tahapa-tahapa sebagai berikut :. Meetuka debit recaa.. Meetuka jalur (trase) salura. 3. Merecaaka profil memajag salura. 4. Merecaaka peampag melitag salura. 5. Megatur da merecaaka bagua-bagua serta fasilitas sistem draiase. Dalam perecaaa perlu memperhatika cara pelaksaaa, ketersediaa laha da baha, biaya, serta operasi da pemeliharaa setelah pembagua selesai. Seluruh tahapa pekerjaa yag disebutka diatas tidak berdiri sediri-sediri tetapi salig kait megkait, sehigga dalam proses perecaaa perlu salig cek. Tahapa-tahapa perecaaa tekis salura draiase sistem gravitasi dapat dijelaska secara umum sebagai berikut :. Meetuka Debit Recaa Perhituga debit recaa utuk salura draiase di daerah perkotaa dapat dilakuka dega megguaka rumus rasioal, atau hidrograf satua. Dalam perhituga waktu kosetrasi da koefisie limpasa perlu memperhitugka perkembaga tata gua laha di masa medatag. II - 9

10 Data debit tidak selalu tersedia utuk sugai-sugai kecil, apalagi salura draiase, sebagai gatiya diperluka data huja. Semua data huja pada stasiu huja yag ada di daerah perecaaa da sekitarya perlu dikumpulka. Di daerah perkotaa, diperluka data huja jagka pedek utuk merecaaka debit recaa. Dalam perecaaa salura draiase dapat dipakai stadar yag telah ditetapka, baik debit recaa (periode ulag) da cara aalisis yag dipakai, tiggi jagaa, struktur salura, dll. Yag tidak kalah petigya adalah data alira sugai atau salura, khususya yag aka dijadika muara sistem draiase, atau salura draiase iduk, atau bajir kaal, saat ii da perkembaga masa medatag perlu dipelajari utuk meetuka usaha-usaha perbaika sistem draiase. Frekuesi, debit bajir maksimum, tiggi maksimum, da durasi bajir pada sugai tersebutperlu diaalisis, khususya utuk meetuka debit recaa.. Meetuka Jalur (Trase) Salura Jalur salura sedapat mugki megikuti pola jariga yag telah ada, kecuali utuk salura tambaha, da/atau salura draiase di daerah perluasa kota. Peetua jalur salura harus memperhatika jariga da/atau recaa fasilitas (kompoe ifrastruktur) yag lai, misalya recaa jala, pipa air mium, jariga kabel bawah taah, dll. 3. Merecaaka Profil Memajag Salura Dalam merecaaka profil memajag pada salura draiase perlu memperhatika hal-hal sebagai berikut : Tiggi muka air di muara (outlet) atau di hilir salura harus didesai berdasarka pada tiggi muka air recaa di salura buaga, dalam hal ii bisa berupa salura iduk, kolam peampuga, atau lagsug kelaut. Dalam hal yag terakhir perlu memperhatika fluktuasi air laut akibat adaya pasag surut. Profil memajag recaa muka air tertiggi harus direcaaka kira-kira sama dega kemiriga taah sepajag salura sehigga air huja dari semua titik di daerah tagkapa dapat megalir ke salura dega lacar. II - 0

11 Kemiriga muka air tertiggi harus berubah secara beragsur-agsur dari terjal di hulu mejadi ladai di hilir. Kemiriga dasar salura didesai sama dega kemiriga muka air tertiggi kecuali pada salura yag terpegaruh oleh alira balik. Elevasi dasar salura didesai seredah mugki selama masih praktis utuk mejami terpeuhiya peampag basah. Hal ii dilakuka karea pelebara sugai di daerah perkotaa serig megalami kesulita. 4. Merecaaka Peampag Melitag Salura Peampag melitag salura cukup didesai dega megguaka rumus alira seragam, kecuali pada bagia salura yag terpegaruh alira balik (pegempaga). Pegambila agka kekasara Maig perlu memperhatika kodisi da kemiriga dasar salura, didig salura da pemeliharaa salura. Betuk peampag salura biasaya berupa salura tuggal, karea keterbatasa lebar salura (laha terbatas). Tiggi jagaa perlu disediaka sesuai dega besar kecilya debit recaa salura. Keterbatasa laha serig mejadi pembatas utama dalam memilih betuk peampag melitag salura. Betuk-betuk peampag efisie secara hidrolis tetu dapat diterapka. Utuk keperlua kostruksi da pemeliharaa salura, diperluka jala ispeksi di kaa da kiri salura. Lebar jala ispeksi sebaikya lebih dari 3,00 meter, tetapi utuk daerah perkotaa hal ii kadagkala sulit terpeuhi. 5. Megatur Da Merecaaka Bagua-Bagua Serta Fasilitas Sistem Draiase Megigat bahwa lebar salura draiase di daerah perkotaa sagat terbatas, maka kemiriga didig salura biasaya dibuat lebih tegak, sehigga diperluka perkuata utuk mejami supaya didig tidak logsor. Perkuata didig salura dapat berupa pasaga batu kali atau lapisa beto, perkuata ii juga sekaligus berfugsi utuk mecegah terjadiya erosi oleh arus air. Perkuata/pelapisa dasar salura biasaya tidak diperluka kecuali kecepata airya lebih dari,50 m/detik, sehigga dikuatirka terjadi gerusa dasar yag dapat megakibatka kerutuha didig salura. II -

12 Utuk meghidari kecepata yag terlalu tiggi, dapat dibuat kostruksi terjua, sehigga kemiriga dasar salura dapat dibuat lebih ladai. Di lapaga serig dijumpai adaya fasilitas-fasilitas umum lai yag perlu disesuaika pada saat pelaksaaa kostruksi salura draiase, misalya jembata-jembata yag melitag di atas salura, pipa air bersih, kabel telepo da kabel listrik bawah taah, da lai-lai..3. Metode da Sistem Pegedalia Bajir Pegedalia bajir pada dasarya dapat dilakuka dega berbagai cara, amu yag palig petig adalah dipertimbagka secara keseluruha da dicari sistem yag palig optimal. Kegiata pegedalia bajir meurut lokasi/daerah pegedalia dapat dikelompoka mejadi (dua) :. Bagia atas, yaitu dega membagu dam pegedali bajir yag dapat memperlambat waktu tiba bajir da meuruka besarya debit bajir, pembuata waduk lapaga yag dapat merubah pola hidrograf bajir da peghijaua di Daerah Alira Sugai (DAS).. Bagia hilir, yaitu dega melakuka ormalisasi alur sugai da taggul, sudeta pada alur yag kritis, pembuata alur pegedali bajir (flood way), pemafaata daerah geaga utuk peampuga (retardig basi). Pegedalia bajir pada suatu daerah perlu dibuat sistem pegedalia bajir yag baik da efisie, dega memperhatika kodisi yag ada da pegembaga pemafaata sumber air medatag. Utuk meaggulagi masalah geaga perlu suatu metode peagaa geaga serta perecaaa yag meyeluruh da terpadu dega sasara utama yag aka dicapai yaitu peagaa daerah geaga. Meurut Himpua Ahli Tekik Hidraulik Idoesia (HATHI), metode pegedalia geaga adalah sebagai berikut :. Sistem draiase yag meyeluruh da terpadu. Normalisasi draiase yag ada 3. Pembuata kolektor draiase 4. Pembuata kolam peampuga 5. Pegeruka alur sugai/draiase sampai ke muara II -

13 6. Pembuata pitu-pitu klep otomatis sebagai peaha susupa pasag aik air laut. 7. Pompaisasi 8. Peimbua (peguruga) areal geaga Wilayah yag terletak di hilir atau daerah patai dega elevasi yag lebih redah dari muka air laut apabila terjadi pasag air laut, maka perlu ditaggulagi dega membuat bagua pegedalia bajir pada wilayah tersebut. Sebagai alteratif pemecaha masalah yag mejadi pertimbaga utuk meagai bajir geaga di daerah studi adalah sebagai berikut :. Pitu Klep. Normalisasi Salura 3. Stasiu Pompa Air 4. Kolam Peampuga. Pitu Klep Pada daerah datar, khususya daerah patai serig meghadapi kodisi salura draiase mempuyai pembuaga (outlet) di bada air yag muka airya berfluktuasi. Salura draiase yag membuag lagsug ke laut dipegaruhi oleh pasag surut, sedagka draiase yag membuag ke bajir kaal dipegaruhi oleh tiggi bajir. Pada kodisi air di hilir tiggi, baik akibat air pasag maupu air bajir maka air dari draiase tidak dapat megalir ke pembuag bahka dimugkika terjadi alira balik (back water). Pada ujug salura draiase perlu dilegkapi dega bagua pegatur berupa pitu pegatur utuk meghidari terjadiya alira balik. Ada dua kelompok pitu pegatur, yaitu pitu maual da pitu otomatis. Pegguaa pitu maual utuk sistem draiase atau pegedalia bajir tidak populer, karea bayak kekuragaya seperti berikut : Air pasag atau bajir dapat terjadi kapa saja da serig terjadi tegah malam, pada saat itu operator pitu serig ketidura. Pada pitu ukura besar, pembukaa secara maual sagat memaka waktu da bisa jadi kalah cepat dega datagya bajir. II - 3

14 Oleh karea itu sekarag bayak dipakai pitu otomatis, baik yag bekerja secara mekais maupu elektris. Pitu klep (pitu otomatis) berfugsi utuk membatasi masukya air pasag dari hilir sugai yag melewati kapasitas salura, da pitu klep ii dibuka apabila muka air di hilir sudah berada di bawah ambag kapasitas, sehigga air di salura dapat megalir kembali. Geraka membuka da meutup pitu klep (pitu otomatis) megadalka keseimbaga mome yag ditimbulka oleh pemberat pitu da/atau pelampug da tekaa air. Pitu klep sederhaa terbuka karea desaka alira air dibatu oleh mome dari pemberat pitu, yaitu pada saat air di hilir aik (akibat pasag surut atau bajir), maka tekaa air di hilir lebih tiggi dari tekaa air di hulu, sehigga medorog pitu utuk meutup. Sedagka rumus yag diguaka utuk pitu klep sederhaa itu sediri adalah sebagai berikut : H Q = µ (Hw - )B 3 gh (Ir Sugiyato,M.Eg,00,Diklat kuliah Pegedali Bajir,UNDIP Semarag ) dimaa : Q = debit bajir (m 3 /detik) µ = koefisie pegalira Hw = tiggi air sugai ormal (m) H = perbedaa tiggi muka air hulu da hilir (m) g = gravitasi bumi (9,8 m/detik ) B H = lebar pitu (m) = tiggi pitu klep (m) II - 4

15 darata sugai Laut Gambar. Sketsa Pitu Klep. Normalisasi Salura Normalisasi alur salura terutama dilakuka berkaita dega pegedalia bajir akibat air huja, yag merupaka usaha utuk memperbesar kapasitas pegalira salura. Hal ii dimaksudka utuk meampug debit bajir yag terjadi utuk selajutya dialirka ke salura yag lebih besar ataupu lagsug meuju ke sugai, sehigga tidak terjadi limpasa dari salura tersebut. Pekerjaa ormalisasi alur salura pada dasarya meliputi kegiata seperti berikut : Normalisasi betuk peampag melitag Megatur peampag memajag salura Mestabilka alur salura Meetuka tiggi jagaa II - 5

16 Perecaaa Peampag Melitag Salura Peampag melitag salura perlu direcaaka utuk medapatka peampag yag ideal da efisie dalam pegguaa laha. Peampag ideal yag dimaksud merupaka peampag yag stabil terhadap perubaha da akibat pegaruh erosi da sedimetasi maupu pegaruh pola alira yag terjadi. Sedagka pegguaa laha yag efisie dimaksudka utuk memperhatika laha yag tersedia, sehigga tidak meimbulka permasalaha terhadap pembebasa taah. Pada umumya betuk peampag yag biasa pada salura-salura pembuag kota adalah betuk peampag tuggal megigat pada bayak hal yag medukug utuk diguakaya paampag ii, atara lai : Luas laha yag tersedia utuk peampag melitag yag terbatas karea lebar jala. Debit yag dialirka melalui salura-salura yag ada tidak begitu besar. Sedagka rumus-rumus yag diguaka dalam medimesi salura dega peampag tuggal adalah sebagai berikut :. Peampag salura tuggal berbetuk persegi empat V = (/). R (/3). I (/) (m/detik) R = A/P (m) P = B + H (m) A = B. H (m ) A = Q/V (m ). Peampag salura tuggal berbetuk trapesium V = (/). R (/3). I (/) (m/detik) R = A/P (m) P = B + H ( + m ) (m) A = H (B + m. H) (m ) A = Q/V (m ) H II - 6

17 Dimaa : V = kecepata alira (m/detik) A = luas peampag alira (m ) P = kelilig basah alira (m) R = jari-jari hidrolis (m) = kekasara maig I = kemiriga dasar salura B = lebar dasar salura (m) H = tiggi air (m) m = kemiriga talud ( vertikal : m horisotal) w = tiggi jagaa (m) Sedagka faktor-faktor lai yag perlu diperhatika dalam peetua betuk peampag melitag salura : Agkuta sedime salura Perbadiga debit domia da debit bajir Tiggi Jagaa Salura Hal-hal yag mempegaruhi besarya ilai tiggi jagaa pada salura pembuag adalah besarya debit bajir, peimbua sedime di dasar salura, berkuragya peampag efisie hidrolik karea tumbuhya taama, peurua tebig da kelebiha jumlah alira selama terjadiya huja. Sedagka secara praktis besarya tiggi jagaa yag diambil berdasarka debit bajir, seperti pada tabel berikut : Tabel. Hubuga Debit dega Tiggi Jagaa Salura Pembuag Debit Bajir Tiggi Jagaa Taggul Tiggi Jagaa Pasaga (m 3 /detik) (m) (m) < 0,50 0,40 0,0 0,50 -,50 0,50 0,0,50-5,00 0,60 0,5 5,00-0,00 0,75 0,30 0,00 5,00 0,85 0,40 > 5,00,00 0,50 Sumber : Kriteria Perecaaa Bagia Salura KP-03, Stadar Perecaaa Irigasi Departeme Pekerjaa Umum, tahu 986. II - 7

18 3. Stasiu Pompa Air Bajir atau geaga yag terjadi di daerah perkotaa, khususya daerah yag terletak di datara redah dekat patai dapat berasal dari tiga sumber yaitu : air kirima dari hulu yag meluap dari sugai utama, huja setempat, da geaga akibat air pasag. Begitu sugai utama diperbaiki maka geaga akibat meluapya sugai tersebut dapat dicegah, amu karea durasi air tiggi di sugai utama tambah pajag di daerah redah yag dikeliligi taggul sugai utama susah utuk megalirka air masuk ke sugai da lama geaga tambah pajag, maka kerusakapu/kerugia tambah besar. Daerah yag tidak dapat dilayai oleh draiase sistem gravitasi diamaka daerah draiase iterior, sistem draiase yag tidak dapat sepeuhya megadalka gravitasi sebagai faktor pedorog maka perlu dilegkapi dega stasiu pompa. Pompa ii berfugsi utuk membatu megeluarka air dari kolam peampug bajir maupu lagsug dari salura draiase pada saat air tidak dapat megalir secara gravitasi karea air di muaraya/pegurasya lebih tiggi baik akibat pasag surut maupu bajir. Aggap bahwa kerusaka akibat air draiase iterior adalah kecil dibadigka dega becaa akibat taggul jebol, amu kodisi daerah draiase iterior tetap perlu diperbaiki dalam hal ii diperluka sistem draiase pompa. Dalam perecaaa hidraulika sistem pompa, perlu diketahui hal-hal sebagai berikut : Alira masuk (iflow) ke kolam peampug Tiggi muka air sugai pada titik keluar (outlet) Kolam peampug da volume tampuga Ketiggia air maksimum da kapasitas pompa yag diperluka Dimesi pompa Pola operasi pompa Stasiu pompa air berfugsi utuk pegalira air geaga dari daerah yag mempuyai elevasi lebih redah dari elevasi pembuaga air bajir dilakuka dega megguaka sistem pompaisasi. Utuk mecegah terjadiya geaga yag lama, maka pada daerah tersebut dibagu pompa air draiase sebagai pompa pegagkat air dari elevasi yag redah ke elevasi yag lebih tiggi. II - 8

19 Pompa air draiase umumya beroperasi pada saat bajir, da tiggi tekaa serta debitya berubah-ubah sepajag waktu. Terdapat berbagai jeis pompa tergatug dari kostruksiya, kapasitas da spesifikasiya. Utuk pompa draiase umumya diguaka jeis pompa turbi seperti pompa alira aksial (axial flow) dimaa tiggi pompa terutama ditimbulka oleh gaya sudu pada air, jeis pompa ii bayak diguaka utuk debit yag cukup besar dega ketiggia redah (head kecil). Selai pompa alira aksial (axial flow) juga pompa alira semi aksial (mixed flow) dimaa tiggi pompa sebagia ditetuka oleh gaya dorog putara sudu-sudu, pompa ii bayak diguaka utuk debit yag cukup besar dega ketiggia sedag (head sedag), termasuk dalam tipe ii adalah pompa ulir (screw pumps). Utuk pompa dega kapasitas debit yag cukup besar dega ketiggia besar (head besar), tiggi pompa terutama ditimbulka oleh gaya dorog setrifugal putara sudu-sudu (impeller) pompa ii termasuk tipe pompa cetrifugal. Sedagka rumus yag diguaka utuk meghitug daya pompa (Dp) tersebut adalah sebagai berikut : Dp = Hp. Q. γ w η Dimaa : Dp Hp = daya pompa (HP) = Hs + hf γw = berat jeis air (to/m 3 ) η = efisiesi pompa (%) hf = kehilaga tiggi eergi (m) Hs EGL HGL = beda tiggi atara salura yag ditijau (m) = Eergy Grade Lie = Hydraulic Grade Lie - Utuk mecari Hp dihitug EGL da HGL II - 9

20 hf 5 hf 6 hf 8 hf 7 hf 9 V /g hf 0 = V /g POMPA hf hf hf 3 hf 4 V /g V /g Gambar.3 Sketsa EGL da HGL Pada Pegalira Lewat Pipa oleh Pompa a = hf + hf + hf 3 + hf 4 b = hf 5 + hf 6 + hf 7 + hf 8 + hf 9 + hf 0 Hp = Hs + a + b Hp = Hs + hf + hf + hf 3 + hf 4 + hf 5 + hf 6 + hf 7 + hf 8 + hf 9 + hf 0 Hp = Hs + hf 4. Kolam Peampuga Kolam peampuga adalah suatu bagua/kostruksi yag berfugsi utuk meampug semetara air dari salura atau kali pada saat pitu klep ditutup karea terjadi air pasag tertiggi dari hilir salura yag bersamaa dega huja deras pada hulu salura. Dimaa air geaga tersebut masuk ke kolam peampug melalui salura draiase (salura iflow) da keluar meuju laut melalui salura pembuag (salura outflow) dega batua pompa. II - 0

21 Kolam peampuga ii mempuyai bagua pelegkap yaitu berupa kolam pegedapa da kisi-kisi peyarig, dimaa fugsi dari kolam peampuga adalah utuk megedapka sedime terbawa sehigga meguragi edapa sedime yag masuk ke dalam kolam peampuga, sedagka fugsi dari kisikisi peyarig adalah mecegah masukya beda-beda yag hayut meuju kolam peampuga. Gambar.4 Kolam Peampuga Dimesi kolam peampuga didasarka pada perhituga debit recaa yag masuk kolam peampuga dari salura draiase da debit recaa yag keluar dari kolam peampuga melalui pompa. Adapu rumus yag diguaka utuk meghitug dimesi kolam peampuga ii adalah sebagai berikut : V = L. B. H Dimaa : V = volume kolam peampuga (m 3 ) L = pajag kolam peampuga (m) B = lebar kolam peampuga (m) H = tiggi kolam peampuga (m) II -

22 .4 HIDROLOGI Hidrologi merupaka salah satu dari ilmu pegetahua bumi (earth sciece), yag mempelajari secara medalam megeai air di bumi atau bidag pegetahua yag mempelajari/membahas kejadia-kejadia serta peyebab air alamiah di bumi. Pembahasa itu meliputi terjadiya (occurace), peredara atau sirkulasiya (circulatioa) da peyebaraya (distributio) air di bumi. Perhituga hidrologi disii adalah perhituga debit bajir yag merupaka pegaga pokok dalam merecaaka/medesai bagua air. Pekerjaa hidrologi meliputi : - Pegumpula data - Persyarata data da metode aalisa - Perhituga debit bajir.4. Siklus Hidrologi Kosep siklus hidrologi merupaka hal yag sagat petig, karea air (baik air permukaa maupu air taah) bagia dari siklus hidrologi. Siklus hidrologi dimulai dega terjadiya paas matahari yag sampai pada permukaa bumi, sehigga meyebabka peguapa. Akibat peguapa ii terkumpul massa uap air, yag dalam kodisi atmosfer tertetu dapat membetuk awa. Akibat dari berbagai sebab klimatologis awa tersebut dapat mejadi awa yag potesial meimbulka huja. Sebagia air huja tersebut aka tertaha oleh butira-butira taah, sebagia aka bergerak dega arah horisotal sebagai limpasa (ru off), sebagia aka bergerak vertikal ke bawah sebagai ifiltrasi, sebagia kecil aka kembali ke atmosfer melalui peguapa. Air yag terifiltrasi ke taah mula-mula aka megisi pori-pori taah sampai mecapai kadar air jeuh. Apabila kodisi tersebut telah tercapai, maka air tersebut aka bergerak dalam dua arah, arah horisotal sebagai iterflow da arah vertikal sebagai perkolasi. II -

23 (Sumber : Sri Harto, Hidrologi Terapa, 994) matahari awa huja ifiltrasi Ru off peguapa peguapa perkolasi iterflow aira air taah sugai Gambar.5 Siklus Hidrologi.4. Aalisa Huja.4.. Huja Kawasa (Daerah Tagkapa Air = DTA) Data huja yag diperoleh dari alat peakar huja merupaka huja yag terjadi haya pada satu tempat atau titik saja (poit raifall). Megigat huja sagat bervariasi terhadap tempat (space), maka utuk kawasa yag luas, satu alat peakar huja belum dapat meggambarka huja wilayah tersebut. Dalam hal ii diperluka huja kawasa yag diperoleh dari harga rata-rata curah huja beberapa stasiu peakar huja yag ada di dalam da/atau di sekitar kawasa tersebut. Ada tiga macam cara yag umum dipakai dalam meghitug huja rata-rata kawasa, yaitu :. Metode Rata-Rata Aljabar Merupaka metode yag palig sederhaa dalam perhituga huja kawasa. Metode ii didasarka pada asumsi bahwa semua peakar huja mempuyai pegaruh yag setara. Curah huja didapatka dega megambil rata-rata hitug (arithematic mea) dari peakara pada peakar huja areal tersebut. Cara ii cocok utuk kawasa dega : Topografi kawasa rata atau datar Alat peakar huja tersebar merata/hampir merata Data idividual curah huja tidak terlalu jauh dari harga rata-rataya. II - 3

24 Huja kawasa diperoleh dari persamaa : R + R + K + R R = R R R Gambar.6 Metode Rata-Rata Aljabar R = curah huja rata-rata (mm), R, R, R = curah huja yag tercatat di pos peakar huja,,..., (mm), = bayakya pos peakar huja.. Metode Poligo Thiesse Metode ii dikeal dega metode rata-rata timbag (weighted mea). Cara ii memberika proporsi luasa daerah pegaruh pos peakar huja utuk megakomodasi ketidakseragama jarak. Daerah pegaruh dibetuk dega meggambarka garis-garis sumbu tegak lurus terhadap garis peghubug atara dua pos peakar terdekat. Diasumsika bahwa variasi huja atara pos yag satu dega laiya adalah liier da bahwa sembarag pos diaggap dapat mewakili kawasa terdekat. Hasil metode poligo Thiesse lebih akurat dibadigka dega metode rata-rata aljabar. Cara ii cocok utuk daerah datar dega luas km. Huja rata-rata DAS dapat dihitug dega persamaa berikut : AR + A R + K+ A R R = A + A + K + A Sta. A Sta.3 Sta. A Sta.4 A3 A6 A4 Sta.6 A5 Sta.5 Gambar.7 Metode Poligo Thiesse II - 4

25 R = curah huja rata-rata (mm), R, R, R = curah huja yag tercatat di pos peakar huja,,..., (mm), A, A, A = luas areal poligo,,..., (km ), = bayakya pos peakar huja. 3. Metode Isohyet Metode ii merupaka metode yag palig akurat utuk meetuka huja rata-rata, amu diperluka keahlia da pegalama. Cara ii memperhitugka secara aktual pegaruh tiap-tiap pos peakar huja. Dega kata lai, asumsi metode isohyet yag megaggap bahwa tiap-tiap pos peakar mecatat kedalama yag sama utuk daerah sekitarya dapat dikoreksi. Metode isohyet cocok utuk daerah berbukit da tidak teratur dega luas lebih dari km. Huja rata-rata DAS dihitug dega persamaa berikut : 0 mm 5 mm R Ai (R i + Ri+ ) = A i R = 0 mm R = 0 mm R3 = 30 mm mm 35 mm R = 40 mm R5= 50 mm 48 mm 4 mm 53 mm Gambar.8 Metode Isohyet R = curah huja rata-rata (mm), R, R, R = curah huja yag tercatat di pos peakar huja,,..., (mm), A, A, A = luas areal poligo,,..., (km ), = bayakya pos peakar huja. II - 5

26 .4.. Cara Memilih Metode Lepas dari kelebiha da kelemaha ketiga metode yag tersebut di atas, pemiliha metode maa yag cocok dipakai pada suatu DAS dapat ditetuka dega mempertimbagka tiga faktor berikut :. Jarig-jarig pos peakar huja dalam DAS Jumlah pos peakar huja cukup Metode Isohyet, Poligo Thiesse atau Rata-rata Aljabar dapat dipakai Jumlah pos peakar huja terbatas Metode Rata-rata Aljabar atau Poligo Thiese Pos peakar huja tuggal Metode huja titik. Luas DAS DAS besar (> 5000 km ) DAS sedag (500 s/d 5000 km ) DAS kecil (< 500 km ) Metode Isohyet Metode Poligo Thiese Metode Rata-rata Aljabar 3. Topografi DAS Peguuga Metode Rata-rata Aljabar Datara Metode Poligo Thiese Berbukit da tidak beratura Metode Isohyet Sumber : Sistem Draiase Perkotaa yag Berkelajuta ( Dr. Ir. Suripi, M. Eg ).4.3 Aalisa Frekuesi da Probabilitas Sistem hidrologi kadag-kadag dipegaruhi oleh peristiwa-peristiwa yag luar biasa (ekstrim), seperti huja lebat, bajir, da kekeriga. Besara peristiwa ekstrim berbadig terbalik dega frekuesi kejadiaya, peristiwa yag luar biasa ekstrim kejadiaaya sagat lagka. Tujua aalisis frekuesi data hidrologi adalah berkaita dega besara peristiwaperistiwa ekstrim yag berkaita dega frekuesi kejadiaya melalui distribusi kemugkia. Data hidrologi yag diaalisis diasumsika tidak bergatug (idepedet) da terdistribusi secara acak da bersifat stokastik. II - 6

27 Frekuesi huja adalah besarya kemugkia suatu besara huja disamai atau dilampaui. Sedagka, kala ulag adalah waktu hipotetik dimaa huja dega suatu besara tertetu aka disamai atau dilampaui. Sebalikya, kala-ulag (retur period) adalah waktu hipotetik dimaa huja dega suatu besara tertetu aka disamai atau dilampaui. Dalam hal ii tidak terkadug pegertia bahwa kejadia tersebut aka berulag secara teratur setiap kala ulag tersebut. Misalya, huja dega kala ulag 0 tahua, tidak berarti aka terjadi sekali setiap 0 tahu aka tetapi ada kemugkia dalam jagka 000 tahu aka terjadi 00 kali kejadia huja 0 tahua. Ada kemugkia selama kuru waktu 0 tahu terjadi huja 0 tahua lebih dari satu kali, atau sebalikya tidak terjadi sama sekali. Aalisis frekuesi diperluka seri data huja yag diperoleh dari pos peakar huja, baik yag maual maupu yag otomatis. Aalisis frekuesi ii didasarka pada sifat statistik data kejadia yag telah lalu utuk memperoleh probabilitas besara huja di masa yag aka datag. Dega aggapa bahwa sifat statistik kejadia huja yag aka datag masih sama dega sifat statistik kejadia huja masa lalu. Ada dua macam seri data yag diperguaka dalam aalisis frekuesi, yaitu :. Data Maksimum Tahua Data ii tiap tahu diambil haya satu besara maksimum yag diaggap berpegaruh pada aalisis selajutya. Seri data seperti ii dikeal dega seri data maksimum (maximum aual series). Jumlah data dalam seri aka sama dega pajag data yag tersedia, dalam cara ii besara data maksimum kedua dalam suatu tahu yag mugki lebih besar dari besara data maksimum dalam tahu yag lai tidak diperhitugka pegaruhya dalam aalisis. Hal ii oleh beberapa pihak diaggap kurag realistis, apalagi jika diigat bahwa perhituga permulaa tahu hidrologi tidak selalu seragam, ada yag berdasar musim ada pula yag megikuti kaleder masehi. Oleh karea itu, beberapa ahli meyaraka megguaka cara seri parsial.. Seri Parsial Dega meetapka suatu besara tertetu sebagai batas bawah, selajutya semua besara data yag lebih besar dari batas bawah tersebut diambil da dijadika bagia seri data utuk kemudia diaalisis seperti biasa. II - 7

28 Pegambila batas bawah dapat dilakuka dega sistem perigkat, dimaa semua besara data yag cukup besar diambil, kemudia diurutka dari besar ke kecil. Data yag diambil utuk aalisis selajutya adalah sesuai dega pajag data da diambil dari besara data yag palig besar. Dalam hal ii dimugkika dalam satu tahu data yag diambil lebih dari satu data, semetara tahu yag lai tidak ada data yag diambil. Dalam aalisis frekuesi, hasil yag diperoleh tergatug pada kualitas da pajag data. Maki pedek data yag tersedia, maki besar peyimpaga yag terjadi. Dalam ilmu statistik dikeal beberapa macam distribusi frekuesi da empat jeis distribusi yag bayak diguaka dalam bidag hidrologi adalah : Distribusi Normal Distribusi Log Normal Distribusi Log-Perso III Distribusi Gumbel Dalam statistik dikeal beberapa parameter yag berkaita dega aalisis data yag meliputi rata-rata, simpaga baku, koefisie variasi, da koefisie skewess (kecodoga atau kemecega). Tabel. Parameter Statistik Yag Petig Parameter Rata-rata Simpaga baku Koefisie variasi x = Sampel x i i= S = ( x i x) i= S CV = x Koefisie skewess 3 ( xi x) i= G = ( ) ( ) S Sumber : Sistem Draiase Perkotaa yag Berkelajuta (Dr. Ir. Suripi, M.Eg) 3 II - 8

29 Pada keyataaya bahwa tidak semua varia dari suatu variabel hidrologi terletak atau sama dega ilai rata-rataya. Variasi atau dispersi adalah besarya derajat dari sebara varia disekitar ilai rata-rataya cara lai utuk aalisis frekuesi da probabilitas. Cara megukur besarya dispersi disebut pegukura dispersi, adapu cara pegukura dispersi, atara lai :. Deviasi Stadard (S) Rumus : S = i= (X i _ X) (Hidrologi Aplikasi Metode Statistik utuk Aalisis Data. Jilid I. Soewaro, hal : 30) S = deviasi stadard, X i = ilai varia ke i, X = ilai rata-rata varia, = jumlah data.. Koefesie Skewess (CS) Kemecega (skewess) adalah suatu ilai yag meujuka derajat ketidaksimetrisa dari suatu betuk distribusi. Rumus : CS = ( X i X ) i= ( )( ) S 3 (Hidrologi Aplikasi Metode Statistik utuk Aalisis Data. Jilid I. Soewaro, hal : 30) CS = koefesie skewess, X i = ilai varia ke i, X = ilai rata-rata varia, = jumlah data, S = deviasi stadar. II - 9

30 3. Pegukura Kurtosis Pegukura kurtosis dimaksudka utuk megukur keruciga dari betuk kurva distribusi, yag umumya dibadigka dega distribusi ormal. 3 (Xi - X) i= Rumus : Ck = 4 ( ) ( ) ( 3) S (Hidrologi Aplikasi Metode Statistik utuk Aalisis Data. Jilid I. Soewaro, hal : 30) Ck = koefisie kurtosis, X i = ilai varia ke i, X = ilai rata-rata varia, = jumlah data, S = deviasi stadar. 4. Koefisie Variasi (CV) Koefisie Variasi adalah ilai perbadiga atara deviasi stadar dega ilai rata-rata hitug suatu distribusi. S Rumus : Cv = X (Hidrologi Aplikasi Metode Statistik utuk Aalisis Data. Jilid I. Soewaro, hal : 30) Cv = koefisie variasi, X = ilai rata-rata varia. Dari ilai-ilai di atas, kemudia dilakuka pemiliha jeis sebara, yaitu dega membadiga koefisie distribusi dari metode yag aka diguaka Distribusi Normal Dalam aalisis hidrologi distribusi ormal serig diguaka utuk megaalisis frekuesi curah huja, aalisis stastistik dari distribusi curah huja tahua, debit rata-rata tahua. Distribusi tipe ormal, mempuyai koefisie kemecega (Coefficiet of skewess) atau C S = 0 II - 30

31 .4.3. Distribusi Log Normal Distribusi Log Normal merupaka hasil trasformasi dari distribusi Normal, yaitu dega megubah varia X mejadi ilai logaritmik varia X. Distribusi ii dapat diperoleh juga dari distribusi Log-Perso III, apabila ilai koefisie kemecega C S = 0. Distribusi tipe Log Normal mempuyai koefisie kemecega (Coefficiet of skewess) atau C S = 3 C V + C V Distribusi Log-Perso III Distribusi Log-Perso III atau Distribusi Ekstrim Tipe III diguaka utuk aalisis variable hidrologi dega ilai varia miimum, misalya aalisis frekuesi distribusi dari debit miimum (low flows). Distribusi ii mempuyai koefisie kemecega (Coefficiet of skewess) atau C S Distribusi Gumbel Distribusi Tipe I Gumbel atau Distribusi Ekstrim Tipe I diguaka utuk aalisis data maksimum, misalya utuk aalisis frekuesi bajir. Distribusi Tipe I Gumbel, mempuyai koefisie kemecega (Coefficiet of skewess) atau C S, Uji Kecocoka Uji keselarasa distribusi ii diguaka pegujia Chi-kuadrat yag dimaksudka utuk meetuka apakah persamaa distribusi yag telah dipilih dapat mewakili distribusi statistik sample data yag diaalisis. Rumus : X = i= O E G ( f f ) E f (Hidrologi Aplikasi Metode Statistik utuk Aalisis Data. Jilid I. Soewaro, hal : 30) X G O f E f = harga chi-kuadrat, = jumlah sub kelompok, = frekuesi yag terbaca pada kelas yag sama, = frekuesi yag diharapka sesuai pembagia kelasya. II - 3

32 Adapu prosedur pegujia Chi-kuadrat adalah sebagai berikut :. Urutka data pegamata (dari yag terbesar ke yag terkecil atau sebalikya),. Kelompokka data mejadi G sub-grup yag masig-masig beraggotaka miimal 4 data pegamata, 3. Jumlahka data pegamata sebesar O f tiap-tiap sub-grup, 4. Jumlahka data dari persamaa distribusi yag diguaka sebesar E f, 5. Pada tiap sub-grup hitug ilai (O f E f ) da ( O E f E f f ) 6. Jumlah seluruh G sub-grup ilai ( O E f E f f ) utuk meetuka ilai chikuadrat 7. Tetuka derajad kebebasa dk = G-R- (ilai R = utuk distribusi ormal da biomial, ilai R = utuk distribusi poisso da gumbel). Iterpretasi hasil uji adalah sebagai berikut :. Apabila peluag lebih dari 5%, maka persamaa distribusi teoritis yag diguaka dapat diterima,. Apabila peluag kurag dari %, maka persamaa distribusi teoritis yag diguaka tidak dapat diterima, 3. Apabila peluag berada di atara - 5%, maka tidak mugki megambil keputusa, misal perlu data tambaha..4.5 Aalisa Itesitas Huja Curah huja jagka pajag biasaya diyataka dalam itesitas per jam yag disebut dega itesitas curah huja. Huja dalam itesitas yag besar umumya terjadi dalam waktu yag pedek. Hubuga itesitas huja dega waktu huja bayak dirumuska, yag pada umumya tergatug pada parameter setempat. Besarya itesitas curah huja berbeda-beda biasaya disebabka oleh lamaya curah huja da frekuesi kejadiaya. Itesitas curah huja rata-rata diguaka sebagai parameter perhituga debit bajir dega megguaka cara Rasioal da Storage Fuctio. II - 3

33 Ada bayak model utuk megetimasi curah huja rata-rata dari curah huja haria. Beberapa rumus itesitas curah huja yag berhubuga dega hal ii disusu sebagai rumus-rumus empiris yag dapat dituliska sebagai berikut : a. Utuk huja dega waktu < jam, Prof. Talbot (88), memberika rumus : a I = t + b I = itesitas curah huja (mm/jam), t = lamaya huja (jam), a, b = kostata yag tergatug pada lamaya huja yag terjadi di DAS. b. Utuk huja dega waktu > jam, Prof. Sherma (905), memberika rumus : a I = t I = itesitas curah huja (mm/jam), a = kostata yag tergatug pada lamaya huja yag terjadi di DAS, t = lamaya huja (jam), = kostata. c. Rumus di atas dikembagka oleh Dr. Ishiguro (953) mejadi : a I = t + b I = itesitas curah huja (mm/jam), t = lamaya huja (jam), a, b = kostata yag tergatug pada lamaya huja yag terjadi di DAS. d. Rumus di atas dikembagka lagi oleh Mooobe mejadi : /3 R 4 4 I = 4 t I = itesitas curah huja (mm/jam), t = lamaya curah huja (jam), R 4 = curah huja maksimum haria (selama 4 jam) (mm). II - 33

34 .4.6 Metode Perhituga Curah Huja Recaa Metode yag umumya diguaka utuk perhituga curah huja recaa ii adalah Metode Gumbel, Metode Log-Perso Tipe III, Metode Weduwe, da Metode Haspers. a. Metode Gumbel X t = X + S X t X S K r = curah huja recaa dega periode ulag t tahu, = curah huja rata-rata (mm), = stadar deviasi (deviatio stadard), K r = faktor frekuesi Gumbel = ( Yt Y ) S b. Metode Distribusi Log-Perso Tipe III Lagkah-lagkah dalam metode distribusi log-perso tipe III yag diperluka adalah sebagai berikut :. Meggati data X, X, X 3,..., X mejadi data dalam logaritma, yaitu : l X, l X, l X 3,..., l X.. Meghitug rata-rata dari logaritma data tersebut : l X = i= l X i X = curah huja rata-rata (mm), X i = curah huja rata-rata maksimum haria (mm), = jumlah data curah huja. 3. Meghitug stadar deviasi (deviatio stadard) S = i= (l X i l X) II - 34

35 4. Meghitug koefisie kemecega (skewess coefficiet) C s 3 (l X i l X) i= = 3 ( ) ( ) S C s = koefisie kemecega (skewess coefficiet), S = stadar deviasi (deviatio stadard), = jumlah data curah huja, X i = huja rata-rata maksimum haria (mm), X = huja rata-rata (mm). 5. Meghitug logaritma data pada iterval pegulaga atau kemugkia prosetase yag dipilih. l R = (l X) + G s Harga G s adalah harga utuk setiap ilai harga g da iterval pegulaga atau kemugkia prosetase yag dipilih da dapat diambil dari tabel. Sedagka l R adalah logaritma curah huja recaa yag mempuyai iterval pegulaga atau kemugkia prosetase yag sama. c. Metode Weduwe Dalam meghitug curah huja haria maksimum dega Metode Weduwe, rumus yag diguaka adalah : 67,65 q = t +,45 q = curah huja maksimum (mm), t = waktu curah huja (jam) d. Metode Haspers Rumus yag diguaka : Rt q = 3,6 t Rt = R + Sx U II - 35

36 q = curah huja maksimum (mm), Rt = curah huja dega kala ulag T tahu (mm), t = waktu curah huja (jam), R = curah huja maksimum rata-rata (mm), Sx = stadar deviasi (simpaga baku), U = variabel simpaga utuk kala ulag T tahu..4.7 Aalisa Debit Bajir Recaa Perhituga atau perkiraa besarya debit bajir recaa yag aka terjadi dapat dilakuka dega metode sebagai berikut : Metode Weduwe Metode FSR Jawa-Sumatera Metode Rasioal Metode perhituga di atas adalah stadar metode perhituga debit bajir dari Departeme Pekerjaa Umum (SK SNI M F). Adapu uraia-uraia metodemetode di atas adalah sebagai berikut :. Metode Weduwe Metode Weduwe biasa diguaka jika luas DAS kurag dari atau sama dega 00 km ( 00 km ). Rumusya adalah sebagai berikut : Q = α β q t f 4, α = β q + 7 (t+ ) 0 + (t+ 9) f β = 0 + f 67,65 q = t +,45 0,476 f t = /8 (α β ) q 3/8 /4 keteraga : Q t = debit bajir periode ulag tertetu (m 3 /detik), α = koefisie pegalira, II - 36

37 β = koefisie peguraga daerah utuk curah huja DAS, t = lamaya kosetrasi alira (jam), f = luas daerah pegalira (m ), q = curah huja maksimum (mm),. Metode FSR Jawa-Sumatera Metode FSR Jawa-Sumatera adalah suatu cara yag sederhaa utuk memperkiraka pucak debit bajir recaa yag telah dihasilka oleh suatu studi selama tahu dari tim gabuga yag terdiri dari Staf Direktorat Peyelidika Masalah Air da Staff Isitute of Hidrologi (DPMA/IOH), September 983. Adapu rumusya adalah sebagai berikut : Q = GF (T,AREA) * MAF MAF = * AREA V * APBAR,445 * SIMS -0,7 * ( + LAKE) -0,85 Q = debit bajir recaa (m 3 /detik), GF = faktor pembesar regioal, T = periode ulag tertetu, AREA = luas DAS (km ), APBAR = rata-rata tahua dari huja tahua terbesar di daerah alira, SIMS = ideks kemiriga (m/km) = H (m) / MSL (km), H = beda tiggi tempat pegamata dega batas terjauh DAS (m), MSL = pajag sugai (km), LAKE = ideks daau, utuk Semarag = 0, V =,0 0,075 log * AREA, MAF = pucak bajir recaa rata-rata (m 3 /detik). II - 37

38 Tabel.3 Faktor Reduksi Area (ARF) Studi Pustaka Luas DAS (km ) Sumber : IOH / DPMA, September 983 Faktor Reduksi Area 0,99 0,97,5 0,33 * log A Periode ulag (tahu) Tabel.4 Faktor Pembesar Regioal GF (T,AREA) Luas Daerah Alira Sugai (km ) < > Sumber : Bajir Recaa Utuk Bagua Air, Ir. Joesro Loebis, M. Eg, BPPU 3. Metode Rasioal Metode rasioal biasa diguaka utuk luas daerah alira sugai sekitar kurag dari atau sama dega 60 km ( 60 km ). Q = C I A = 0,78. C. I. A 3,6 I = R 4 4 t c 3 t c = t o + t d ( Ir Sugiyato,M.Eg,00,Diklat kuliah Pegedali Bajir,UNDIP Semarag ) Q = debit maksimum (m 3 /detik), C = koefisie limpasa (ru off) air huja, I = itesitas huja (mm/jam), A = luas daerah pegalira (km ), R = huja maksimum (mm), t c = waktu kosetrasi (meit), t o = waktu yag diperluka air utuk megalir di permukaa laha sampai salura terdekat. II - 38