Kata kunci : kebutuhan air, ketersediaan air, efisiensi.

Transkripsi

1 KAJIAN EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI JARINGAN IRIGASI TERHADAP KEBUTUHAN AIR PADA TANAMAN PADI (STUDI KASUS IRIGASI KAITI SAMO KECAMATAN RAMBAH KABUPATEN ROKAN HULU) AHMAD ANSORI 1 ANTON ARIYANTO, M.Eg 2 SYAHRONI, ST 2 Program Studi Tekik Sipil Fakultas Tekik Uiversitas Pasir Pegaraia ahmadasori70@gmail.com ABSTRAK Perluya alokasi sumberdaya air (irigasi) pada laha pertaia terutama taama padi terkait dega kierja pegelolaa air irigasi pada level usahatai yag masih jauh dari optimal, bahka cederug masih boros, semetara itu kehilaga air yag terjadi di salura irigasi juga sulit di teka. Kodisi ii merupaka salah satu peyebab utama redahya realisasi areal taam da pae padi. Utuk memeuhi kebutuha air irigasi debit yag tersedia harus cukup utuk disalurka ke setiap salura sampai kepetaka sawah. Oleh karea itu perlu dilakuka pegukura debit agar peyalura air efektif da efisie. Peelitia ii dilakuka di daerah irigasi Kaiti Samo dega metode observasi lapaga. Data primer diperoleh dari hasil observasi da pegukura lagsug di lokasi peelitia, sedagka data sekuder diperoleh dari istasi terkait. Dari data-data tersebut kemudia diaalisis utuk memperoleh hasil evaluasi terhadap kebutuha air pada taama padi. Dari hasil peelitia diperoleh ilai efisiesi pada salura primer sebesar 84,51%, efisiesi pada salura sekuder sebesar 76,29%, efisiesi pada salura tersier sebesar 73,04%. Dari efisiesi salura tersebut diperoleh efisiesi total salura sebesar 47,09%. Maka efisiesi total salura irigasi Kaiti Samo tergolog dalam kodisi baik. Dari hasil perhituga aalisis kebutuha air irigasi dega ketersediaa air irigasi, diperoleh ilai kebutuha air irigasi lebih kecil dari air yag tersedia, maka utuk saat ii kebutuha air irigasi Kaiti Samo masih mecukupi dega pola taam padi-padi-palawija da jumlah laha pertaia 400 Hektar. Kata kuci : kebutuha air, ketersediaa air, efisiesi. 1. PENDAHULUAN Kajia efisiesi operasioal salura irigasi utuk meujag peyediaa baha paga asioal sagat diperluka, sehigga ketersediaa air di laha aka terpeuhi walaupu laha tersebut berada jauh dari sumber air permukaa. Hal tersebut tidak terlepas dari usaha tekik irigasi yaitu memberika air dega kodisi tepat mutu, tepat ruag da tepat waktu dega cara yag efektif da ekoomis (Sudjarwadi, 1990). Kotribusi prasaraa da saraa irigasi terhadap ketahaa paga selama ii cukup besar yaitu sebayak 84 perse produksi beras asioal bersumber dari daerah irigasi (Hasa, 2005). Utuk meigkatka produksi pertaia selai dega perbaika mutu beih, pemupuka, pemberatasa hama, da peyakit taama, maka perlu diperhatika juga peraa irigasi. Usaha pedayaguaa air melalui irigasi memerluka suatu sistem pegelolaa yag baik, sehigga pemafaata air dapat dilaksaaka secara efektif da efisie. Salah satu daerah irigasi yag berada di kabupate Roka Hulu adalah daerah irigasi Kaiti Samo. Daerah Irigasi ii megambil air dari waduk Cipogas yag merupaka aak sugai Kaiti da melayai areal pertaia seluas hektar yag meliputi 17 desa yag ada di kecamata Rambah da Rambah Samo. Dega adaya peelitia ii aka melegkapi iformasi kajia jariga irigasi yag telah ada, dega lebih memfokuska bahasa pada aspek efisiesi da efektivitas operasioal jariga irigasi terhadap kebutuha air pada taama padi di wilayah tersebut. Hal itulah yag medasari peulis utuk melakuka peelitia ii, karea utuk meigkatkat produktifitas taama padi perlu dilakuka kajia terhadap kebutuha air di jariga irigasi tersebut. Kajia ii diharapka dapat memberika masuka utuk kebutuha air dimasa yag aka datag. 2. LANDASAN TEORI 2.1 Defiisi irigasi Irigasi adalah peambaha kekuraga kadar air taah secara buata yaki dega memberika air (1). Mahasiswa Program Studi Tekik Sipil Uiversitas Pasir Pegaraia (2). Dose Program Studi Tekik Sipil Uiversitas Pasir Pegaraia

2 secara sistematis pada taah yag diolah. Kebutuha air irigasi utuk pertumbuha tergatug pada bayakya atau tigkat pemakaia da efiesi jariga irigasi yag ada (Kartasaputra, 1991: 45). Adapu klasifikasi jariga irigasi bila ditijau dari cara pegatura, cara pegukura alira air da fasilitasya, dibedaka atas 3 tigkata, yaitu : jariga irigasi sederhaa, jariga irigasi semi tekis da ariga irigasi tekis. 2.2 Salura irigasi Salura irigasi merupaka bagua pembawa yag berfugsi membawa air dari bagua utama sampai ketempat yag memerluka. Salura pembawa ii berupa : 1) Salura Primer (Salura Iduk) yaitu salura yag lasug berhubuga dega salura beduga yag fugsiya utuk meyalurka air dari waduk ke salura lebih kecil. 2) Salura Sekuder yaitu cabag dari salura primer yag membagi salura iduk kedalam salura yag lebih kecil (tersier) 3) Salura Tersier yaitu cabag dari salura sekuder yag lagsug berhubuga dega laha atau meyalurka air ke salura-salura kwarter. 2.3 Curah huja rerata daerah Huja rerata daerah adalah curah huja rata-rata di seluruh daerah yag ditijau (Sosrodarsoo, 1983). Rumus perhituga curah huja rerata daerah dega metode rerata aljabar adalah sebagai 1 d ( d1 d 2... d ) i 1 Keteraga : d = tiggi curah huja rata-rata. d d,.. 1, 2 d = tiggi curah huja pada pos peakar 1, 2,....,. = bayakya pos peakar huja. d i 2.4 Curah huja adala Curah huja adala adalah curah huja daerah miimum utuk kemugkia terpeuhi yag sudah ditetuka da dapat dipakai utuk keperlua irigasi. Rumus perhituga curah huja adala adalah sebagai R = + 1 (utuk keadala sebesar 80 %) 5 R = + 1 (utuk keadala sebesar 50 %) 2 Keteraga : R 80 R 50 = curah huja adala taama padi = curah huja adala taama palawija = bayakya data curah huja. 2.5 Curah huja efektif Curah huja efektif adalah curah huja yag diguaka taama utuk pertumbuha. Re = (0,7 x R 80 ) Re = R 50 Keteraga : Re = curah huja efektif (mm) R 80 =curah huja racaga probabilitas 80 % (mm) R 50 =curah huja racaga probabilitas 50 % (mm). 2.6 Debit air Debit adalah suatu koefisie yag meyataka bayakya air yag megalir dari suatu sumber persatu-satua waktu, biasaya diukur dalam satua m³ per detik. Dalam pegukura debit air secara tidak lagsug, yag sagat perlu diperhatika adalah kecepata alira da luas peampag alira. Rumus utuk meghitug debit air adalah sebagai Q = A x V Keteraga : Q = debit air (m³/det) A = luas peampag salura (m²) V = kecepata alira (m/det).

3 2.7 Kebutuha air irigasi Air irigasi adalah sejumlah air yag umumya diambil dari sugai atau waduk da dialirka melalui sistem jariga irigasi, gua mejaga keseimbaga jumlah air di laha pertaia (Suhardjoo, 1994). Jumlah kebutuha air gua memeuhi kebutuha air irigasi dapat ditetuka dega lagkah-lagkah 1. Meghitug evapotraspirasi potesial. ET = Kc x Eto 2. Meghitug pegguaa kosumtif taama 3. Memperkiraka laju perkolasi laha yag dipakai. 4. Pergatia lapisa air (water level requiremet). 5. Memperkiraka kebutuha air utuk peyiapa IR= 6. Megaalisa curah huja efektif 7. Meghitug kebutuha air disawah (Ir) Ir = S + Et + P - Re 8. Meghitug tigkat efesiesi salura irigasi Ec 9. Meghitug kebutuha air irigasi D R = E E F = E primer x E sekuder x E tersier 3. METODE PENELITIAN Lokasi peelitia berada di wilayah Kabupate Roka Hulu, tepatya di Desa Kaiti sampai Desa Batag Samo, Kecamata Rambah. Lokasi beduga Suplesi yaitu beduga Cipogas di desa Sialag Kecamata Rambah dari alira aak sugai Kaiti. Bedug Batag Samo Meampug air dari suplesi Cipogas yag aka di lajutka ke salura Primer, salura sekuder, da salura tersier meliputi desa Rambah Baru, Pasir Maju, Pasir Baru. Jarak bedug suplesi Cipogas ke bedug Batag Samo lebih kurag 7 km, yag mampu megaliri sawah seluas lebih kurag 400 hektar. Pelaksaaa peelitia meliputi kegiata-kegiata berikut ii : M. E Wf Wr ( I K K r E %. A ) f 1. Medeskripsika jariga irigasi yag meliputi : a) Letak da luas daerah irigasi b) Keadaa bagua irigasi c) Keadaa iklim. 2. Meetapka titik-titik lokasi pegukura salura irigasi 3. Data pola taam da sistem gologa 4. Meghitug debit di pitu pegambila (itake) 5. Meghitug dimesi salura irigasi 6. Aalisa hidrologi (curah huja rerata, curah huja adala, da curah huja efeektif) 7. Meghitug evapotraspirasi 8. Meetapka laju perkolasi 9. Meghitug kebutuha air selama peyiapa laha 10. Meghitug kebutuha air di petak sawah 11. Meghitug efisiesi salura irigasi 12. Meghitug kebutuha air irigasi. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi jariga irigasi Kaiti Samo Secara admiistratif jariga irigasi Kaiti Samo terletak di Kecamata Rambah da Kecamata Rambah Samo, Kabupate Roka Hulu, Propisi Riau. Lokasi beduga suplesi yaitu beduga Cipogas di desa Sialag, Kecamata Rambah. Bedug Batag Samo meampug air dari suplesi Cipogas yag aka di lajutka ke salura primer, salura sekuder, da salura tersier. Daerah irigasi ii megambil air dari waduk Cipogas yag merupaka aak sugai Kaiti. 4.2 Keadaa iklim lokasi peelitia Utuk keadaa iklim Kabupate Roka Hulu memiliki iklim tropis, yaitu musim peghuja da musim kemarau. Hasil pegamata di Stasiu Meteorologi Pertaia Khusus (SPMK) No. : 152 meujukka rata-rata kelembaba udara 65,80-76,80% per bula. Curah huja miimum 17 mm per bula da curah huja maksimum 639 mm per bula. Suhu udara rata-rata berkisar atara 24,18 C - 26,50 C, dega suhu maksimum 29,60 C. Tigkat peguapa rata-rata berkisar atara 78,23 mm per bula - 95,92 mm per bula dega kecepata agi rata-rata berkisar 2,84 km/bula.

4 4.3 Debit air pitu pegambila (free itake) Dari hasil pegukura pitu ukur free itake, diperoleh debit air di pitu pegambila. Hasil perhituga debit air dipitu pegambila disajika dalam tabel berikut ii : Tabel 4.1 Debit air di pitu pegambila No Pitu ukur Debit 1 Suplesi Cipogas 0,909 m³/detik 2 Bedug Samo 0,750 m³/detik 3 Primer-Sekuder 0,355 m³/detik 4 Sekuder-tersier 0,210 m³/detik (Sumber : Hasil perhituga, 2013) 4.4 Dimesi salura irigasi Kaiti Samo Dari hasil observasi pegukura dimesi salura irigasi kaiti Samo diperoleh dimesi salura sebagai Tabel 4.2 Dimesi salura irigasi b y T h Salura Peampag m m m m Primer Trapesium 3 2 6,6 0,9 Sekuder Trapesium 1,9 1,5 4,1 0,4 Tersier Trapesium 0,5 0,8 1,7 0,3 (Sumber : Hasil pegukura, 2013) 4.5 Ketersediaa air irigasi Air yag tersedia merupaka debit dega keadala 80 % yag siap diguaka dalam megairi daerah irigasi. Adapu jumlah air yag tersedia utuk megairi Daerah Irigasi Kaiti Samo sebagai Tabel 4.3 Jumlah air yag tersedia setiap bula Bula Periode I, II, da III Jauari 0,128 m³/dtk Februari 1,670 m³/dtk Maret 1,992 m³/dtk April 1,210 m³/dtk Mei 0,511 m³/dtk Jui 0,264 m³/dtk Juli 0,006 m³/dtk Agustus m³/dtk September m³/dtk Oktober m³/dtk November m³/dtk Desember m³/dtk (Sumber : Hasil perhituga, 2013) 4.6 Kebutuha air irigasi Air irigasi adalah sejumlah air yag umumya diambil dari sugai atau waduk da dialirka melalui sistem jariga irigasi, gua mejaga keseimbaga jumlah air di laha pertaia. (Suhardjoo, 1994). Jumlah kebutuha air gua memeuhi kebutuha air irigasi dapat ditetuka dega lagkah-lagkah berikut ii : 1. Evapotraspirasi potesial Dari hasil perhituga evapotraspirasi dega metode Pema Modifikasi diperoleh evapotraspirasi sebagai Tabel 4.4 Jumlah air yag tersedia setiap bula Bula Evapotraspirasi (mm/hr) Jauari 4,91 Februari 5,03 Maret 5,48 April 4,29 Mei 4,06 Jui 3,60 Juli 3,38 Agustus 4,40 September 5,74 Oktober 6,35 November 6,23 Desember 5,60 (Sumber : Hasil perhituga, 2013) 2. Kebutuha air utuk pegolaha taah da persemaia Dalam peelitia ii lamaya waktu peyiapa taah (T) adalah 30 hari. Kebutuha air utuk pegolaha taah pembibita adalah 250 mm, 200 mm diguaka utuk pejeuha da pada pembibita aka di tambahi 50 mm. 3. Perkolasi Melihat kodisi jeis taah di Daerah Irigasi Kaiti Samo rata-rata taah kasar sampai halus (sady loam), maka besarya perkolasi adalah 3,5 mm/hari. 4. Kebutuha air utuk peyiapa laha Kebutuha air utuk peyiapa laha umumya sagat meetuka kebutuha maksimum air irigasi. Hasil perhituga kebutuha air utuk peyiapa laha adalah sebagi

5 Tabel 4.5 Kebutuha air utuk peyiapa laha Bula IR (mm/hari) Jauari 13,56 Februari 13,65 Maret 13,99 April 13,11 Mei 12,94 Jui 12,61 Juli 12,46 Agustus 13,19 September 14,18 Oktober 14,65 November 14,56 Desember 14,08 (Sumber : Hasil perhituga, 2013) 5. Efisiesi salura irigasi Berdasarka hasil perhituga efisiesi salura irigasi Kaiti Samo, diperoleh efisiesi salura pada salura primer sebesar 84,51%, efisiesi salura sekuder sebesar 76,29%, da efisiesi salura tersier sebesar 73,04%. Diperoleh efisiesi peyalura air secara keseluruha sebesar 47,09%, sesuai dega peryataa Direktorat Jedral Pegaira (1989), maka efisiesi peyalura air secara keseluruha tergolog dalam kodisi baik 6. Kebutuha air disawah Kebutuha air disawah merupaka kebutuha air selama pegolaha taah ditambah faktor kehilaga air berupa adaya proses evapotraspirasi da perkolasi di kuragka dega curah huja efektif yag sudah di hitug terlebih dahulu. Perhituga kebutuha air di sawah sebagai Tabel 4.6 kebutuha air disawah (Ir) Bula Ir Padi Ir Padi Ir Palawija (mm/hr) (mm/hr) (mm/hr) [1] [2] [3] [4] 212,91 253,86 250,63 Jauari 210,81 253,65 251,34 222,71 255,16 249,82 236,13 256,29 250,38 Februari 221,78 254,86 250,03 214,43 253,02 248,97 219,43 255,03 251,18 Maret 187,37 251,82 248,75 251,14 258,27 255,02 April 222,79 254,29 250,29 231,26 255,14 254,00 245,47 256,56 252,63 242,16 256,02 253,26 Mei 248,57 256,66 253,76 231,66 255,21 254,64 253,95 256,79 254,10 Jui 250,10 256,40 254,80 251,15 256,51 252,60 239,38 255,13 253,88 Juli 240,78 255,27 254,58 247,43 256,02 252,79 253,70 257,48 255,25 Agustus 251,95 257,31 253,65 251,95 257,36 256,90 241,74 257,49 256,74 Sepetember 232,29 256,55 254,89 241,74 257,49 256,14 235,35 257,40 253,85 Oktober 241,30 258,00 256,70 236,40 257,72 254,44 227,53 256,51 252,64 November 234,11 257,17 252,77 230,05 256,76 253,07 231,45 256,34 255,95 Desember 208,70 254,06 250,45 229,70 256,43 253,42 (Sumber : Hasil perhituga, 2013) Dari hasil perhituga kebutuha air disawah diatas, kemudia dilakuka perhituga kebutuha air disawah utuk laha recaa seluas 400 hektar, perhituga ii memeperhatika efisiesi peyalura air irigasi di sepajag salura. Setelah dilakuka aalisis perhituga, diperoleh kebutuha air disawah utuk luas laha 400 hektar sebagai Tabel 4.7 Kebutuha air disawah laha400 ha Bula Ir Padi (l/dtk/400ha) Ir Padi (l/dtk/400ha) Ir Palawija (l/dtk/400ha) [10] [11] [12] 209,79 250,14 246,96 Jauari 207,72 249,93 247,66 219,45 251,42 246,16 232,67 252,53 246,71 Februari 218,53 251,13 246,37 211,29 249,31 245,32 216,21 251,29 247,50 Maret 184,62 248,13 245,11 247,46 254,49 251,28 219,53 250,56 246,62 April 227,87 251,40 250,28 241,87 252,80 248,93 238,61 252,27 249,55 Mei 244,93 252,90 250,04 228,27 251,47 250,91 Jui 250,23 253,03 250,38 246,44 252,64 251,07

6 247,47 252,75 248,90 235,87 251,39 250,16 juli 237,25 251,53 250,85 243,80 252,27 249,09 249,98 253,71 251,51 Agustus 248,26 253,54 249,93 248,26 253,59 253,14 238,20 253,72 252,98 September 228,89 252,79 251,16 238,20 253,72 252,39 231,90 253,63 250,13 Oktober 237,76 254,22 252,94 232,94 253,94 250,71 224,20 252,75 248,94 November 230,68 253,40 249,07 226,68 253,00 249,36 228,06 252,58 252,20 Desember 205,64 250,34 246,78 226,33 252,67 249,71 (Sumber : Hasil perhituga, 2013) Dari hasil perhituga aalisis kebutuha air irigasi utuk luas laha 400 hektar sebagaimaa tersebut diatas, diperoleh ilai kebutuha air irigasi lebih kecil dari air yag tersedia, maka utuk saat ii kebutuha air irigasi Kaiti Samo masih mecukupi dega pola taam padi-padi-palawija dega jumlah laha pertaia 400 hektar. 5. PENUTUP 5.1 Kesimpula Dari aalisis hasil da pembahasa, maka selajutya peelitia ii dapat disimpulka sebagai 1. Berdasarka hasil perhituga efisiesi salura irigasi Kaiti Samo, diperoleh efisiesi salura pada salura primer sebesar 84,51%, efisiesi salura sekuder sebesar 76,29%, da efisiesi salura tersier sebesar 73,04%. 2. Berdasarka efisiesi salura irigasi Kaiti Samo, diperoleh efisiesi peyalura air secara keseluruha sebesar 47,09%, sesuai dega peryataa Direktorat Jedral Pegaira (1989), maka efisiesi peyalura air secara keseluruha tergolog dalam kodisi baik. 3. Dari hasil perhituga aalisis kebutuha air irigasi dega ketersediaa air irigasi, diperoleh ilai kebutuha air irigasi lebih kecil dari air yag tersedia, maka utuk saat ii kebutuha air irigasi Kaiti Samo masih mecukupi dega pola taam padi-padi-palawija dega jumlah laha pertaia 400 hektar. 5.2 Sara 1. Utuk meigkat efisiesi peyalura air sebaikya pemeritah terkait meigkatka kerjasama dega pihak petai dalam hal tata cara pemakaia air yag baik. 2. Perlu dilakuka peelitia lajuta utuk megetahui optimalisasi pegelolaa air irigasi di jariga Kaiti-Samo. 3. Perlu kiraya dilakuka kelestaria huta disekitar bedug utuk mejaga kestabila ketersediaa air. 4. Perlu peegakka hukum kepada okum yag secara lagsug melaggar kegiata operasioal jariga irigasi Kaiti-Samo. DAFTAR PUSTAKA Harto, Sri, 1993, Aalisis Hidrologi, Jakarta : PT. Gramedia Purwato, Aalisa kebutuha air irigasi pada DAS Mrica, : Jural Tekik Sipil Rismalida, 2011, Diktat Kuliah Hidrologi, : Uiversitas Pasir Pegaraia Soemarto, CD, 1993, Hidrologi Tekik, Jakarta : PT. Gramedia Suroso, dkk, 2007, Evaluasi Kierja Jariga irigasi, : Jural Tekik SipiL Sari, Kusuma, Ida, dkk, 2007, Aalisa ketersediaa da kebutuha air pada DAS Sampea, : Jural Tekik Sipil Stadart perecaaa Irigasi, kriteria perecaaa bagia jariga irigasi KP Triadmodjo, Bambag, 2006, Hidrologi Terapa, Percetaka Beta offset : Yogyakarta