PENGENDALIAN BANJIR GENANGAN DENGAN SISTEM SUMUR RESAPAN. Moh. Agus Maulana Yusuf¹, Damar Susilowati², Heny Purwanti³

Transkripsi

1 PENGENDALIAN BANJIR GENANGAN DENGAN SISTEM SUMUR RESAPAN oleh : Moh. Agus Maulaa Yusuf¹, Damar Susilowati², Hey Purwati³ Abstrak Perumaha Purimas 2 yag berlokasi di desa Pasir Jambu Kecamata Sukaraja Kabupate Bogor dibagu diatas laha bekas persawaha da kebu, mejadika suatu kebutuha utuk memeuhi saraa da prasaraa warga masyarakat yag semaki meigkat. Pembagua perumaha yag dilaksaaka diatas laha seluas m² dega haya meyisaka area laha terbuka sekitar ,03 m² atau sekitar 40,21% (milik PT. Letera Mas Perkasa) memberika dampak yag sagat Vital. Yaitu berkuragya daerah resapa air atau cadaga air taah karea tertutupya laha tempat meresapya air oleh baha seperti oleh : aspal,beto,atap bagua da sebagaiya, sehigga megakibatka semaki besarya debit limpasa air huja. Oleh karea itu utuk meaggulagiya perlu di buatka sumur resapa. Sumur resapa adalah saraa yag berfugsi hampir sama dega tama yaitu sebagai media utuk memasuka debit limpasa kedalam taah utuk mejaga persediaa air taah. Salah satu cara utuk megaalisa atau megkaji cara koservasi air taah melalui sumur resapa adalah dega meghitug debit limpasa dari perumaha (Q1) meghitug debit limpasa dari curah huja maksimum utuk periode 10 tahu (Q2) Meghitug da meracag sumur resapa berdasarka debit limpasa (Q1+Q2) dikuragi debit alira yag tertampug di salura draiase. Utuk meracag desai sumur resapa diataraya dega megguaka metode Suyoto da metode SNI Dalam proses perhituga / aalisis hasil yag diperoleh utuk debit limpasa meghasilka voluime sebesar 0, m³/s. Jika megguaka metode Suyoto diperluka hasil perhituga debit limpasa, sedagka apabila megguaka Metode SNI diperluka itesitas huja. Dari hasil perhituga / aalisis teryata ada perbedaa. Utuk meampug debit limpasa metode Suyoto meghasilka dimesi yag lebih kecil serta jumlah sumur resapaya lebih sedikit, cotoh : utuk bagua toko luas bagua 120 m 2 haya dibutuhka sumur resapa sebayak 1 bh, sedagka jika megguaka metode SNI utuk bagua toko dega luas yag sama dibutuhka sumur resapa sebayak 3 bh. Sehigga metode Suyoto aka lebih hemat terutama dari segi biaya da lebih efisie. Utuk area tama da gardu listrik tidak diberi sumur resapa sebab masih berfugsi sebagai daerah resapa air yag bagus. Kata kuci : Debit limpasa,itesitas huja,sumur resapa 1. PENDAHULUAN Daerah resapa adalah daerah yag mempuyai kemampua tiggi utuk meresapka air huja, sehigga merupaka suatu tempat pegisia air kedalam taah yag bergua sebagai sumber air. Daerah resapa mempuyai fugsi sebagai pegatur cadaga air taah da pecegah bajir di kawasa permukaa baik di perkotaa maupu di pedesaa. Berkuragya daerah resapa aka meigkatka debit limpasa. Pemeritah daerah Kabupate Bogor berusaha tetap mejaga daerah resapa air agar tetap cukup walaupu pembagua terutama bidag perumaha semaki bayak yag meyebabka berkuragya daerah resapa air terus berjala. Pemeritah Kabupate Bogor meetapka pembagua perumaha harus memeuhi persyarata. Koefisie Dasar Bagua (KDB) sebesar 60 % bagua da 40 % laha terbuka, semetara utuk ruko da rumah kator adalah 50% bagua da 50% laha terbuka. KDB adalah agka perbadiga jumlah luas latai dasar dega laha yag ada. Tama merupaka salah satu daerah resapa yag bayak dijumpai di ligkuga sekitar, amu seirig dega bayakya pertumbuha peduduk maka semaki meigkat pula kebutuha mausia aka saraa da prasaraa seperti rumah tiggal, jala raya, pusat perbelajaa (mall),pusat pedidika da sebagaiya sehigga megakibatka hilagya sebagia fugsi daerah resapa air, begitu pula yag Program Studi Tekik Sipil, Fakultas Tekik Upak 1

2 terjadi di daerah/lokasi perumaha Purimas 2 Kecamata Sukaraja Kabupate Bogor. Pembagua diatas laha kosog bekas laha persawaha da kebu mejadi kebutuha utuk saraa da prasaraa warga. Sitepla Perumaha Purimas 2 meggambarka adaya pembagua perumaha diatas laha sekitar m² dega meyisaka area laha terbuka sekitar ,03 m² atau 40,21% ( milik PT. Letera Mas Perkasa). 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koservasi Sumber Daya Air Taah Air taah merupaka suatu sumber daya air yag dapat diperbaharui, bahka air adalah suatu sumberdaya alam yag tidak ada habisya. Namu akibat dari ulah mausia, maka cadaga air taah semaki berkurag. Hal ii di sebabka berkuragya pasoka air huja yag masuk kedalam taah. Pembagua da tutupa laha yag berpotesi sebagai daerah resapa air mejadi peyebab utama berkuragya kuatitas da kualitas sumber daya air yag ada selai adaya pemakaia sumberdaya air taah utuk kebutuha sehari-hari dega berlebiha. Air huja yag turu sebagia besar masuk kesalura da lagsug megalir ke sugai. Selai meyebabka berkuragya debit air yag masuk ketaah, resiko bajirpu semaki besar. 2.2 Sumur Resapa Sumur resapa air taah adalah salah satu upaya utuk meigkatka imbuha air taah, disampig itu mafaat yag sagat bergua adalah dapat meguragi bajir akibat limpasa air permukaa. Pembiayaa yag secara relative da tidak terlalu tiggi, idealya pegadaa sumur resapa ii dapat dilakuka oleh setiap pembagua satu rumah tiggal Faktor Geometrik (F) Meurut metode SNI tahu 1991 Faktor geometrik adalah faktor koreksi berdasarka betuk sumur. Berikut adalah rumus utuk meghitug faktor geometrik : 1. Tipe 1. Betuk sumur tipe 1 adalah sumur resapa yag megadalka sisi bawah sebagai media meresapya air kedalam taah. Sekelilig bada lubag ditutup dega plestera beto, dega tujua utuk meguragi resiko logsor. Betuk sumur resapa tipe 1 ditujuka pada gambar. 2.1 Gambar 2.1. Sumur Resapa Tipe 1 Faktor geometrik sumur resapa tipe 1 dihitug dega persamaa (2-1). F = 2 x r (2-1) F = faktor geometrik. r = jari-jari sumur resapa (m). 2. Tipe 2 Betuk sumur tipe 2 adalah sumur resapa yag megadalka sisi bawah da setegah sisi sampigya sebagai media meresapya air kedalam taah. Setegah kelilig bada lubag ditutup dega pasaga bata dega tujua utuk meguragi resiko logsor, betuk umur resapa tipe 2 di tujukka pada gambar, 2-2 sebagai berikut : Permeabilitas taah Semua jeis taah bersifat lolos air, dimaa air dapat megalir melalui ruag-ruag kosog yag terdapat diatara butira-butira taah. Sehigga dapat dikataka bahwa permeabilitas adalah kemampua taah utuk meloloska air dalam satua waktu. Pegujia permeabilitas dapat dilakuka dega beberapa cara, yaitu diataraya dega cara rig ifiltrometer, fallig head, da lai-lai Gambar 2.2. Sumur Resapa Tipe 2 Program Studi Tekik Sipil, Fakultas Tekik Upak 2

3 Faktor geometrik sumur resapa tipe 2 dihitug dega persamaa (2-2). Dega : F = faktor geometrik. L = pajag resapa sampig (m). R = jari-jari sumur resapa (m). 3. Tipe 3 Betuk sumur tipe 3 adalah sumur resapa yag megadalka sisi bawah da sampigya sebagai media meresapya air kedalam taah. Setegah kelilig baha lubag ditutup dega plestera beto dega tujua meguragiresiko logsor. Betuk sumur resapa tipe 3 ditujukka pada Gambar ) Metode SNI. Peracaga sumur resapa megikuti metode SNI o tetag : Perecaaa sumur resapa yag dikeluarka oleh Departeme Pemukima da Prasaraa Wilayah adalah : berbetuk segi empat atau silider, dega ukura miimal diameter 0,8 meter da maksimal 1,5 meter dega kedalama disesuaika dega tipe kostruksi yag dibutuhka, adapu cara perhitugaya dihitug dega persamaa (2-4). H = D. i. At D. K. As. (2 4) As + D. K. L Dega : i = itesitas huja (m/jam) At = luas tadah huja, berupa atap atau permukaa taah yag diperkeras (m2)/ K = permeabilitas (m/jam) L = kelilig peampag sumur (m) A = luas peampag sumur (m2) D = durasi huja (jam) H = kedalama sumur (m) Gambar 2.3. Sumur Resapa Tipe 3 Faktor geometrik sumur resapa tipe 3 dihitug dega persamaa (2-3). F = l L 2R + 2 πl 1 + L 2R ² Dega : F = faktor geometrik. L = pajag resapa sampig (m) R = jari-jari sumur resapa (m) Desig kostruksi sumur resapa Persamaa utuk medesai sumur resapa diataraya yaitu dega metode SNI o da Metode Suyoto. Gambar 2.4 Gambar kotruksi sumur resapa meurut SNI ) Metode Suyoto Persamaa sumur resapa metode Suyoto dihitug dega H = Q F. K 1 E FKT πr 2 Dimaa : H = Tiggi muka air dalam sumur (m) F = Faktor geometrik (m) Q = Debit masuk (m3/s) T = Waktu pegalira (s) K = Koefisie permeabilitas taah (m/s) R = jari-jari sumur (m) Program Studi Tekik Sipil, Fakultas Tekik Upak 3

4 2. Keadaa topografi a) Laha dega kemiriga > 15 derajat seharusya tidak diizika utuk dibuat sumur resapa utuk meghidari kelogsora di areal pemukima peduduk. b) Laha dega kemiriga derajat merupaka laha dega sudut kemiriga kritis. c) Laha dega kemiriga < 11 derajat ama dari kemugkia bahaya logsor sepajag sipat batuaya tidak rawa logsor. Gambar. 2.5 Sumur resapa metode Suyoto Persyarata umum sumur resapa Berdasarka SK SNI o tetag : Perecaaa sumur resapa. persyarata sumur resapa ditujuka pada gambar 2.6 (Melida 2007) 3. Permeabilitas da muka air taah Permeabilitas taah yag cocok utuk dijadika tempat sumur resapa adalah miimal 2 cm/jam. Taah yag mempuyai permeabilitas dibawah dari itu tidak direkomedasika utuk dibagu sumur resapa karea taah tersebut sudah jeuh air da dapat meyebabka geaga di dalam sumur. Muka air taah di lokasi dibaguya sumur resapa harus ( lebih besar ) dari > 3 m. MAT > 3 M Tidak 3. METODOLOGI PENELITIAN Ya Permeabilitas Taah > 2 cm/jam Ya Jarak Memeuhi Syarat Tidak Tidak Kodisi Hidrologi da Data Curah Huja. Sistem hidrologi yag terdiri dari jariga sugai da persediaa air taah merupaka faktor petig dalam kehidupa. Selai itu pegaruhya secara lagsug dega faktor iklim, geologi, vegetasi,da sugai yag telah membatu meetuka sifat khas taah da persediaa kaduga air taah. Ya Sumur Resapa Air Huja Sistem Peampuga Air Huja Terpusat Gambar 2.6. Persyarata sumur resapa berdasarka SK SNI Persyarata umum a) Sumur resapa air huja dibuat pada laha yag lolos air da taha logsor. b) Sumur resapa air huja harus bebas dari pecemara air limbah. c) Air yag masuk ke sumur resapa adalah air huja. d) Daerah saitasi ligkuga yag buruk, sumur resapa air huja haya meampug dari atap da disalurka melalui talag. e) Mempertimbagka aspek hidrogeologi, geologi da hidrologi. Idoesia dikeal sebagai daerah yag beriklim tropis, sehigga mejadika wilayahya mempuyai itesitas curah huja yag sagat tiggi. Kabupate Bogor termasuk daerah yag mempuyai itesitas curah huja yag sagat tiggi, sehigga daerah bogor dikeal dega sebuta kota huja. Rata-rata tiggi curah huja maksimum di wilayah Kabupate Bogor mecapai 600 sampai dega 700 mm/jam/tahu (sumber : BMKG Stasiu Dramaga Bogor).Sehigga Mejadika wilayah Kabupate Bogor sebagai daerah yag subur da sagat cocok sebagai daerah pertaia. Data curah huja sagat diperluka dalam perecaa suatu pembagua termasuk utuk merecaaka suatu kawasa perumaha. Utuk data curah huja yag diperguaka dalam melakuka peelitia atau studi kasus ii diambil dari stasiu curah huja yag terdekat yaitu stasiu peakar curah huja Cibiog o. 31 yag berada diwilayah Kecamata Cibiog. Stasiu peakar curah huja Cibiog berada Program Studi Tekik Sipil, Fakultas Tekik Upak 4

5 dibawah pegelolaa UPT Pegaira Dias Bia Marga da Pegaira Kabupate Bogor. Data curah huja yag diperoleh berupa data jumlah curah huja haria dega jumlah pegamata yag diguaka selama 10 tahu, yaitu dari tahu 2003 sampai dega tahu (Lihat tabel 3.1) Tabel 3.1 Curah Huja Haria Maksimum 10 tahu Stasiu Cibiog Ciparigi Draiase Perumaha Purimas 2 Karadea Ciluar Ciliwug Keteraga : Tersier Sekuder Primer Gambar.3.2. Skema Jariga Sistem Draiase Pegguaa Laha da Luas Wilayah Peelitia Kemiriga Laha da Kodisi Salura Draiase. Kecamata Sukaraja termasuk wilayah yag mempuyai kemiriga laha sekitar 0-3%, sedagka secara keseluruha wilayah Kecamata Sukaraja mempuyai kemiriga yag bervariasi, dari mulai datar sampai yag curam, umumya membetuk datara dega kemiriga atara 0-15%, sedagka kemiriga yag curam 15-25% tersebar disebagia wilayahya.(sumber : Tugas TA. Ikhsa Zulfisar 2011). Sistem salura draiase yag ada pada wilayah peelitia megguaka salura terbuka dega betuk peampag segiempat yag terletak disampig (kiri-kaa) jala sekitar wilayah perumaha. Dimesi salura draiase yag ada di wilayah studi adalah : pajag 400 m. lebar 0.30 m kedalama 0.30 m, dega beda kotur atara +197 m sampai dega +200 m. Pegguaa laha yag domia diwilayah kecamata Sukaraja utuk sekarag ii lebih domia kepada pegembaga perumaha yaitu sebesar 58 % berikutya adalah laha pertaia (sawah ataupu kebu campura) sebesar 33,50 %, da pegguaa laha yag terkecil yaitu idustri sebesar 8,50 % (sumber : Bappeda Kab. Bogor). Dalam melaksaaka peelitia ii diperluka data sebagai berikut : 1. Luas wilayah peelitia Luas wilayah lokasi peelitia adalah sekitar m² dega meyisaka area laha terbuka sekitar ,03 m² atau sekitar 40,21% (milik PT. Letera Mas Perkasa). Jumlah uit rumah yag diteliti adalah sekitar 204 uit, terdiri dari berbagai type. Data dapat dilihat dari lampira sitepla pembagua perumaha Purimas 2. Data sitepla perumaha purimas 2 Alira salura draiase dilokasi wilayah studi pada umumya megikuti kodisi tofografi da kemiriga laha yag ada. Seperti yag tampak pada Skema Jariga Sistem Draiase pada Gambar 3.2. berikut ii : Gambar.3.3 Siteplae Perumaha Purimas 2 Program Studi Tekik Sipil, Fakultas Tekik Upak 5

6 2. Metode Peulisa Metode Peelitia yag diguaka dalam peelitia ii adalah : 1) Metode Rasioal. Metode Rasioal adalah aalisis curah huja maksimum maksudya utuk memprediksika besara curah huja maksimum dega periode ulag tertetu, yag atiya aka diguaka utuk perhituga debit bajir recaa dega metode empiris. Metode aalisis frekwesi yag diguaka adalah : a) Distribusi Normal b) Distribusi Gumbel c) Distribusi Log Pearso III 2) Metode Suyoto. 3) Metode SNI. 3. Diagram Alir Tahap Peelitia Secara garis besar diagram alir tahap peelitia, ditujuka seperti pada gambar 3.4 dibawah ii : Distribusi curah huja 1) Metode ormal 2) Metode log ormal 3) Metode gumbel 4) Metode log ormal 5) Metode Log Pearso III 6) Metode log Log Pearso III Mulai Pegumpula data 1. Primer 2. Sekuder Aalisis data Setelah pembagua 1) Koefisie pegalira (C2) 2) Luas Wilayah (A2) 1) Permeabilitas taah (K) 2) Faktor geometrik (F) Medapatka debit limpasa laha perumaha. Debit limpasa laha perumaha adalah besarya Volume curah huja jam-jama pada sitepla dega luas area seperti recaa, yag pada umumya diperoleh dega megguaka persamaa mooobe. Debit limpasa laha dari perumaha yag masuk ke draiase didapat dega metode rasioal, dega terlebih dahulu meghitug variable-variabel yag diperluka. Diataraya : 1. Itesitas huja jam-jama. Itesitas huja jam-jama didapat dega megolah data curah huja selama beberapa tahu dega cara distribusi curah huja megguaka metoda ormal, Gumbel da Log Pearso. Yag kemudia dari ketiga metode tersebut dipilih yag palig medekati keyata yaitu megguaka uji chi kuadrat. 2. Koefisie pegalira. Nilai koefisie pegalira didapat dari tabel koefisie pegalira dega asumsi jeis peutup laha/karakteristik laha adalah perumaha (multi uit terpisah). Nilai koefisie pegalira yag diambil adalah 0,60 [lihat tabel 3.2 Koefisie Pegalira (C)] utuk lebih medapatka faktor keamaa yag lebih besar. Tabel 2.1 Koefisie Pegalira ( C ) Uji distribusi chi-kuadrat Itesitas huja jam-jama (I) metode mooobe Debit limpasa metode rasioal (Q) = C. I. A 1) Debit limpasa dari perumaha yag masuk ke draiase (Q1) 2) Q1 ditambah curah huja maksimum utuk periode 10 tahu (Q2) Racaga sumur resapa metode sujoto da SNI Debit limpasa dari perumaha yag masuk ke draiase (Q1) ditambah curah huja maksimum utuk periode 10 tahu (Q2) Selesai Gambar 3.4. Diagram Alir Tahap Peelitia Program Studi Tekik Sipil, Fakultas Tekik Upak 6

7 3. Medapatka Racaga Sumur Resapa Racaga sumur resapa dibuat utuk meampug debit limpasa setelah ditambah curah huja maksimum utuk periode 10 tahu. Desai sumur repa diperoleh dega megguaka metode Suyoto da SNI dega data-data variabel sebagai berikut: a) Debit limpasa ii diperoleh setelah meghitug debit limpasa perumaha yag masuk ke draiase ditambah curah huja maksimum utuk periode 10 tahu. b) Permeabilitas (K) Permeabilitas adalah kemampua taah meresapka air dalam satua waktu tertetu. Data ii diperoleh dega uji permeabilitas taah asli diwilayah sitepla perecaaa dega cara rig ifiltrometer sebagai berikut : Siapka pipa berdiameter cm da pajag 25 cm. Pipa diteka da masuka kedalam taah sedalam 10 cm. Masuka air kedalam pipa sampai ketiggia h. Catat peurua air dalam selag waktu t. Masuka kembali air sampai ketiggia awal. Catat kembali peurua air dalam selag waktu t. Pada saat pegujia hedakya diperhatika pada waktu pipa dimasuka kedalam taah, hedakya dilakuka dega hati-hati utuk meguragi rusakya struktur taah. Pipa harus tetap vertikal agar tidak ada rogga atara sisi dalam pipa da taah. c) Faktor geometric (F) Faktor geometric yag diguaka adalah sumur resapa tipe 3 4. HASIL PEMBAHASAN 4.1 Perhituga debit limpasa laha Data curah huja maksimum diperoleh dari stasiu Peakar curah huja Cibiog. o.31 UPT Pegaira Wilayah Cibiog Dias Bia Marga da Pegaira Kabupate Bogor, yag merupaka stasiu peakar curah huja terdekat dari lokasi peelitia. Data curah huja maksimum tahua yag diambil adalah dari tahu 2003 sampai dega Data curah huja seperti ditampilka pada table 4.1. Tabel 4.1 Data curah huja maksimum Cibiog No Tahu Curah huja (mm/hari) Sumber : UPT Pegaira Wilayah Cibiog Dias Bia Marga da Pegaira Kabupate Bogor Curah huja Racaga Data curah huja diolah utuk medapatka / meghasilka curah huja racaga dega megguaka 3 metode, yaitu : metoda ormal, metoda Gumbel, da metoda Log Pearso III. 1. Metode Normal Perhituga curah huja racaga dega megguaka metode ormal ditujuka pada Tabel 4.2, sedagka hasil dari perhituga curah huja racaga dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ii. Tabel 4.2 Data curah huja racaga metode ormal No Tahu Xi Xi X (Xi X) Sumber : hasil perhituga curah huja maksimum,tahu 2013 Cotoh perhituga curah huja racaga sebagai berikut: Diketahui : = 10 (tahu) Xi Xi = 4741 (jumlah curah huja maksimum selama 10 tahu) Ditayaka : X Program Studi Tekik Sipil, Fakultas Tekik Upak 7

8 Jawab : Cotoh Perhituga Tahu 2003 Xi X = ,1 = 152,1 Cotoh Perhituga Tahu 2003 Xi X) 2 = ( ,1 ) 2 = = 1 Xi = = 474,1 Sx = (Xi X)2 1 = 95978, = 103,27 Utuk medapatka hasil perhituga dega megguaka metode ormal, maka terlebih dahulu kita harus memproses / meghitug data curah huja. Curah huja yag diambil yaitu jumlah maksimum dari tiap tahu (cotoh tahu 2003, Xi = 322 mm), setelah itu dijumlahka selama 10 tahu () Substitusi persamaa X T = X + k. Sx, selajutya hasil perhituga ditujukkka pada Tabel 4.3 sebagai berikut : Tabel 4.3 Hasil perhituga curah huja racaga metode ormal Periode X k Sx Huja Racaga (Rt) Ulag Sumber : Hasil Aalisa, 2013 *Nilai k dapat dilihat dari tabel k distribusi ormal, terlampir. 2. Metode Gumbel Perhituga curah huja racaga dega megguaka metode Gumbel di tujuka pada tabel 4.4, sedagka hasil perhituga Curah huja racaga metode Gumbel data dilihat pada tabel 4.5. Tabel 4.4 Perhituga curah huja racaga metode Gumbel No Tahu Xi Xi X (Xi X) Sumber : Hasil aalisa 2013 Cotoh perhituga curah huja racaga sebagai berikut: Diketahui : N = 10 (tahu) Xi = 4741 (jumlah curah huja maksimum selama 10 tahu) Ditayaka : X Jawab : Cotoh Perhituga Tahu 2003 Xi X = ,1 = 152,1 Cotoh Perhituga Tahu 2003 (Xi X) 2 = ( ,1 ) 2 = Xi X = = 4741 = 474,1 10 Sx = (Xi X)2 1 = 95978, = 103,27 Substitusi persamaa X T = X + k. Sx, selajutya hasil perhituga ditujukkka pada Tabel 4.5 sebagai berikut : Tabel 4.5 Data curah huja racaga metode gumbel Periode X k Sx Huja Racaga (Rt) ulag *Nilai k dapat dilihat dai tabel k distribusi Gumbel, terlampir 3. Metode Log Pearso Perhituga curah huja racaga dega megguka metoda Log Pearso III diujuka pada tabel 4.6, sedagka utuk hasil dari perhituga curah huja racaga metode Log Pearso III ditujuka pada tabel 4.7 berikut ii : Tabel 4.6 Hasil Perhituga curah huja racaga metode Log Perso III Program Studi Tekik Sipil, Fakultas Tekik Upak 8

9 Cotoh perhituga curah huja racaga sebagai berikut: Tabel 4.8 Data awal perhituga chi kuadrat Diketahui : = 10 (tahu) Xi = 4741 (jumlah curah huja maksimum selama 10 tahu) Ditayaka : Jawab : Cotoh Perhituga Tahu 2003 Log X = Log 322 = 2,51 (log x- log x) = (2,51 2,667) = -0,158 (log x- log x) 2 = (2,51 2,667) 2 = (log x- log x) 3 = (2,51 2,667) 3 = log x = S log x = Cs = 0,2276 log x = 26,66 10 (log x log x)2 1 ( 1 (log x log x)2 = 1 2 S log x 3 = 2,667 = 0, = 0, x ( 0,00148 ) x 0, = Substitusi persamaa X = Log X + k. S logx, selajutya hasil perhituga ditujukkka pada Tabel 4.7 sebagai berikut : Tabel 4.7 Data curah huja racaga metode Log Perso III Periode Ulag Log X k S logx Huja Racaga (Rt) * Nilai k dapat dilihat dai tabel k distribusi Log Pearso III, terlampir Uji Chi kuadrat curah huja racaga Utuk memilih distribusi maa yag aka di guaka dalam perhituga selajutya, maka perlu dilakuka pegujia statistik terhadap data dega megguaka metode chi kuadrat. Perhituga data awal utuk uji chi kuadrat metode ormal, Gumbel da Log Pearso III di tujuka pada tabel 4.8 berikut ii. Cotoh perhituga chi kuadrat sebagai berikut: Diketahui : N = 10 (tahu) M = Uruta Tahu Pegamata N = Jumlah Keseluruha Tahu Pegamata Xi = 4741 (jumlah curah huja maksimum selama 10 tahu) Ditayaka : Jawab : X = log x = 1 Xi = = 474,1 log x = 26,66 10 = 2,667 Cotoh Perhituga Tahu 2003 Xi X = ,1 = 152,1 Cotoh Perhituga Tahu 2003 (Xi X) 2 = ( ,1 ) 2 = P = m/(n+1) = 1/(10+1) = 0,09 Dari hasil perhituga, ilai peluag (P) terkecil adalah 0.09 da terbesar adalah Agar data dapat di bagi mejadi 5 grup, maka diambil rage ilai peluag 0,2 yaitu : 0,2; 0,4; 0,6; da 0,8. Peetua ilai k dapat dilihat pada lampira. Perhituga grup kelas ilai Xi dilihat pada tabel 4.9 berikut ii : Tabel 4.9 Perhituga batas grup Rage peluag k Nilai Xi Nilai Log Xi Program Studi Tekik Sipil, Fakultas Tekik Upak 9

10 Grup G = 5 grup N Ei = Jumla h Grup Ei = 10 = 2 5 R = 2 Derajat kebebasa (dk) = G R 1 Derajat kebebasa (dk) = = 2 1) Uji chi kuadrat metode Normal Perhituga uji chi kuadrat terhadap distribusi ormal dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut ii. Tabel 4.10 Perhituga Chi Kuadrat metode Normal No Nilai batas sub grup jumlah data (oi) Ei Oi-Ei (Oi-Ei)2/Ei 1 < < x < < x < < x < > Jumlah 10 Chi kuadrat 0 Berdasarka hasil perhituga Chi Kuadrat metode ormal diperoleh C 2) Uji chi kuadrat metode Log Pearso III Perhituga uji chi kuadrat terhadap distribusi Log Pearso dapat dilihat pada tabel 4.11 berikut ii: No Tabel 4.11 Perhituga chi kuadrat metode log perso III Nilai batas sub grup jumlah data (oi) Ei Oi-Ei (Oi- Ei)2/Ei 1 < < x < < x < < x < > Jumlah 10 Chi kuadrat 0 Berdasarka hasil perhituga Chi Kuadrat metode Log Perso III diperoleh C hitug = 0 3) Uji chi kuadrat metode Gumbel Perhituga uji chi kuadrat terhadap distribusi Gumbel dapat dilihat pada tabel 4.12 berikut ii: No Tabel 4.12 Perhituga chi kuadrat metode Gumbel Nilai batas sub grup jumlah data (oi) Ei Oi-Ei (Oi- Ei)2/Ei 1 < < x < < x < < x < > Jumlah 10 Chi kuadrat 0 Sumber Hasil Aalisa, 2013 Berdasarka hasil perhituga Chi Kuadrat metode Gumbel diperoleh C hitug = 0 Perhituga chi kuadrat meghasilka bahwa semua distribusi curah huja dapat diguaka, utuk medapatka keamaa yag semaki tiggi maka dipilih curah huja periode ulag tahua yag terbesar dari ketiga distribusi tersebut. Data curah huja periode ulag tahua setelah didistribusika dapat dilihat pada tabel 4.13 sebagai berikut : Hasil perbadiga meujuka bahwa distribusi Gumbel meghasilka curah huja yag palig maksimum, sehigga diguaka dalam perhituga selajutya. Tabel 4.13 Perbadiga curah huja periode ulag tahua PUH (Tahu) Distribusi Normal Distribusi gumbel Distribusi log perso III Itesitas huja jam-jama Meghitug itesitas huja jam-jama maka diguaka persamaa mooobe sebagai berikut : I = R Tc Dimaa : I = itesitas huja jam-jama (mm/jam) R24 = curah huja maksimum haria dalam 24 jam (mm) Tc = waktu kosetrasi (jam) Itesitas huja yag diguaka adalah dega metode Gumbel karea meghasilka curah huja terbesar da memeuhi syarat ketika diuji megguaka metode chi kuadrat. Periode ulag tahua yag diambil adalah 5 tahu karea resiko bajir tidak terlalu tiggi, sehigga : I = , m/s Koefisie pegalira 2 3 = 72,9 mm/jam = Karakteristik laha komplek perumaha Purimas 2 seluas m² diaggap tipe perumaha multi uit terpisah, yag merujuk pada tabel.2.1 koefisie pegalira (C) Nilai koefisie diambil 0.60 utuk lebih meigkatka faktor keamaa. Koefisie pegalira ii selajutya aka diperguaka dalam perhituga debit limpasa. Program Studi Tekik Sipil, Fakultas Tekik Upak 10

11 4.1.5 Perhituga debit limpasa laha Perumaha Purimas 2 Perhituga debit limpasa laha perumaha Purimas 2 dihitug dega megguaka metoda rasioal dega persamaa sebagai berikut : Q maks = C.I.A Dimaa : C = koefisie limpasa. I = itesitas huja jam-jama (mm/jam) A = luas area (m²). Hasil perhituga debit limpasa laha perumaha Purimas 2 dapat dilihat pada tabel 4.14 berikut ii : Cotoh perhituga debit limpasadiambil dari bagua Toko. Q maks = C.I.A = 0,60 x 0, x 120,00 = 0, m 2 /s Tabel 4.14 Perhituga debit limpasa laha Perumaha Puri Mas 2 Hal tersebut telah sesuai dega persyarata laha yag cocok utuk dijadika sebagai tempat sumur resapa dibagu. Perhituga dimesi sumur resapa dilakuka dega megguaka dua metode yaitu metode Suyoto da metode SNI.hasil dimesi dari kedua metode tersebut dipilih metode yag meghasilka dimesi yag terkecil sehigga tidak membutuhka biaya besar dalam pembaguaya kelak. Adapu variable-variabel yag harus diketahui terlebih dahulu sebelum meghitug dimesi sumur resapa adalah sebagai berikut : Faktor geometrik Faktor geometrik ditetuka berdasarka tipe sumur resapa yag aka diguaka. Perecaaa sumur resapa di perumaha Purimas2 megguaka sumur resapa tipe 3 yag ditujuka pada gambar 4.1 dega ilai faktor geometrik sebesar : F = F = l l L 2R 2 πl + 1+ L 2R 2 x 3,14 x 1 1 2(0,3) (0,3) 2 2 = 6.11 Jari-jari Sumur Pasaga Tembok L = Tiggi Muka Air 4.2 Peracaga sumur resapa Area atau laha perumaha purimas 2 cukup cocok utuk dijadika tempat pembagua sumur resapa. Beberapa hal yag medukug adalah sbb. : a. Permeabilitas taah diligkuga perumaha Purimas 2 lebih besar dari 2 cm/jam. b. Kemiriga laha/topografiya kurag dari 7%. c. Tiggi muka air taahya sagat bervariasi atara 2-15 m. Taah Gambar. 4.1 Sumur resapa tipe Permeabilitas taah (K) Taah yag diuji permeabilitasya adalah taah diligkuga perumaha Purimas 2. Uji permeabilitas taah diambil di lima titik/lima tempat. Pegujia pertama dilakuka di blok A, lokasi ke-2 dilakuka di blok C, lokasi ke-3 di blok G, lokasi ke-4 di blok DD da terakhir pegujia ke-5 dilokasi tama. Uji permeabilitas taah dega metode rig ifiltrometer. Program Studi Tekik Sipil, Fakultas Tekik Upak 11

12 Hasil peyelidika permeabilitas taah ditujuka pada tabel.4.15 sebagai berikut: Tabel 4.15 hasil peyelidika permeabilitas taah. Dega : I = itesitas huja (m/jam) At = luas tadah huja, berupa atap atau permukaa taah yag diperkeras (m 2 ) K = permeabilitas (m/jam) L = kelilig peampag sumur (m) As = luas peampag sumur (m 2 ) D = durasi huja (jam) H = kedalama sumur (m) Cotoh perhituga diambil bagua toko H = ,75 0,28 0, ,75 1,884 H = 5.1 m Hasil dari perhituga metode SNI dapat dilihat pada tabel 4.16 di dibawah ii Tabel 4.16 Perhituga racaga sumur resapa metode SNI Sumber : Hasil Aalisa,2013 1) Cotoh perhituga metode SNI. Peracaga sumur resapa metode SNI o yag dikeluarka oleh Departeme Pemukima da Prasaraa Wilayah adalah : berbetuk segi empat atau silider, dega ukura miimal diameter 0,8 meter da maksimal 1,5 meter dega kedalama disesuaika dega tipe kostruksi yag dibutuhka. Dalam proses perhituga/aalis metode SNI membutuhka data hasil perhituga itesitas huja, adapu cara perhitugaya dihitug dega persamaa (2-4). H = D. I. A t D K. A s A s + D. K. L 1) Metode Suyoto Utuk meghasilka racaga sumur resapa dalam proses perhituga/ aalisi, maka metode Suyoto memerluka hasil perhituga debit limpasa. Persamaa sumur resapa metode Suyoto dihitug dega rumus sebagi berikut : H = Q F. K 1 e FKT πr 2 Program Studi Tekik Sipil, Fakultas Tekik Upak 12

13 Dimaa : H = tiggi muka air dalam sumur (m) F = faktor geometrik (m) Q = debit air masuk (m 3 /s) (debit limpasa) T = waktu pegalira K = koefisie permeabilitas taah (m/s) R = jari-jari (m) Cotoh perhituga diambil bagua toko 0, ,11 0, H = 6,11 0, e 3,14 0,30 2 H = 1,07 m Hasil dari perhituga dega metode Suyoto dapat di lihat pada tabel 4.17 berikut ii : Tabel 4.17 Perhituga racaga sumur resapa metode Suyoto 5. KESIMPULAN Berdasarka hasil dari aalisis da perhituga dega megguaka beberapa metode, maka diperoleh kesimpula sebagai berikut : 1. Debit limpasa dari laha perumaha Purimas 2 meghasilka volume sebesar 0, m³/s. 2. Utuk meampug debit limpasa tersebut diatas maka diperluka sumur resapa. Dalam proses perhituga / aalisis jika megguaka metode Suyoto diperluka debit limpasa, tetapi kalau megguaka metode SNI maka diperluka itesitas huja. Sumur resapa adalah salah satu prasaraa utuk meampug kelebiha air limpasa dari lapaga yag diakibatka oleh curah huja yag sagat tiggi yag tidak dapat ditampug oleh salura draiase.. 3. Dari kedua metode yag diguaka dalam proses aalisis maka didapat suatu perbedaa yaitu : utuk meampug debit limpasa dega megguaka metode Suyoto teryata meghasilka dimesi yag lebih kecil serta jumlah sumur resapa yag harus di bagu lebih sedikit yaitu : cotoh : utuk bagua toko dega luas bagua sekitar 120 m 2 haya dibutuhka sumur resapa sebayak : 1 bh. Jika dibadigka dega megguaka metode SNI utuk bagua toko dega luas yag sama dibutuhka sumur resapa sebayak 3 bh. Sehigga jika megguaka metode Suyoto aka lebih hemat da efisie. Hasil perhituga dimesi sumur resapa megguaka metoda Suyoto da metode SNI teryata meghasilka perbedaa. Metode Suyoto meghasilka dimesi yag lebih kecil dibadigka dega megguaka metode SNI. Perbadiga jumlah sumur resapa dega kedalama sumur 1,5 da jari-jari 0,3 m. Metode Suyoto diguaka dalam perecaaa sumur resapa, dega adaya sumur resapa dega dimesi seperti perhituga yag sudah dilakuka. Maka air huja yag mejadi limpasa aka tereduksi. Area tama, pos jaga da tempat pembuaga sampah tidak di buatka sumur resapa, sebab kodisi taahya lebih bayak meresapka air da haya meghasilka debit limpasa sedikit. PUSTAKA 1. Aoim Sistem Draiase Sumur Resapa- Part 1._ :ArcAria. Jui 2011). 2. Balai Ligkuga Permukima Draiase Permukima Badug:_ Geo.Getur Deskripsi Hidrologi._:_. (14 Jui 2011) 3. Chairil Saleh Kajia Peaggulaga Limpasa Dega Megguaka Sumur Resapa (Studi Kasus di Daerah Perumaha Made Kabupate Lamoga). 4. Metode SNI No Tetag Perecaaa Sumur Resapa (Departeme Kimpraswil). Program Studi Tekik Sipil, Fakultas Tekik Upak 13

14 5. Prigadi Koservasi Sumber Daya Air Taah Melalui Sumur Resapa (skripsi). Bogor. Fakultas Tekik Uiversitas Ibu Khaldu Bogor. 6. Taudjaja, Lambertus Draiase kota di kawasa pesisir patai._:_. maadopost.blogspot.com/2008/04/draiasekota-di-kawasa-pesisir- patai.html. (14 Jui 2011). 7. Wiskayati Sp.1, Operasi da Pemeliharaa Jariga Irigasi, Balai PSDA Jawa Barat Badug. 8. Zama,Hamzah Pembagua Berwawasa Ligkuga. _:_. servasi-sumberdaya- alam.html. (23 Oktober 2011). RIWAYAT PENULIS 1) Moh Agus Maulaa Yusuf, ST Alumi (2013) Program Studi Tekik Sipil, Fakultas Tekik Uiversitas Pakua Bogor. 2) Ir. Damar Susilowati, M,Sc. Dose Program Studi Tekik Sipil, Fakultas Tekik Uiversitas Pakua Bogor. 3) Hey Purwati, ST, MT, Dose Program Studi Tekik Sipil, Fakultas Tekik Uiversitas Pakua. Program Studi Tekik Sipil, Fakultas Tekik Upak 14