Bab IX PERPINDAHAN PANAS RADIASI ANTAR PERMUKAAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Bab IX PERPINDAHAN PANAS RADIASI ANTAR PERMUKAAN"

Transkripsi

1 Perpndahan Panas I Hmsar AMBAITA Bab IX PEPINDAHAN PANAS ADIASI ANTA PEMUKAAN..Perpndahan panas radas antar permukaan dapat danalogkan sepert susunan tahan lstrk.. Pada bagan sebelumnya telah dbahas faktor pandangan atau vew factor yang merupakan suatu parameter yang menyatakan bagan dar energ dar suatu permukaan yang sampa ke permukaan lannya. Faktor n sangat dperlukan pada bab n untuk melakukan analss perpndahan panas radas antar permukaan. Pada bagan awal akan dlakukan pembahasan perpndahan panas radas dar satu benda tdak htam. Kemudan akan dlanutkan dengan perpndahan panas antara dua permukaan dan banyak permukaan. Pada bagan berkutnya akan dlakukan pembahasan tentang pesangan persa panas radas (sheld. I. Perpndahan Panas adas permukaan abu-abu Analyss perpndahan panas radas pada permukaan tertutup yang berwarna htam relatf mudah dselesakan. Tetap ka permukaan tdak htam, maka penyelesaannya menad rumt, kecual ka menggunakan asums untuk mempermudah analyss. Beberapa asums yang dgunakan antara lan: permukaan bersfat tdak tembus pandang (opaq, dfuse, dan abu-abu serta temperatur permukaan bersfat seragam. adostas (adosty adostas adalah total energ radas yang mennggalkan suatu permukaan persatuan waktu persatuan luas sepert pada Gambar. Q A J AG ( Substtus persamaan G dar persamaan ( ke persamaan ( akan memberkan: A ( Eb J ( Persamaan n dapat dsusun dengan membentuk sstem tahanan termal Eb J ( Dmana adalah tahanan termal radas akbat warna permukaan, yang drumuskan: (6 A Analog n dapat dgambarkan pada Gambar berkut. G ρg E b A Gambar adostas pada sebuah permukaan Untuk permukaan yang dasumskan abu-abu dan tdak transparan ( α dan α + ρ, radostas dapat dtulskan sebaga berkut: J E + ( G ( Dmana b Eb σt adalah daya ems benda htam permukaan. Persamaan ( dapat dmodfkas untuk mendapatkan persamaan adas yang sampa ke permukaan : J E G b ( Lau perpndahan panas total dar sebuah permukaan ddefenskan dengan radostas yang mennggalkan permukaan dkurang dengan radas yang sampa ke permukaan tersebut. Drumuskan dengan Gambar adas dar sebuah permukaan II. Perpndahan panas radas antara permukaan Lau perpndahan panas radas antara dua permukaan dan permukaan ddefenskan dengan radas dar permukaan yang menuu permukaan dkurang dengan radas yang mennggalkan permukaan yang menuu permukaan. Defens n dapat drumuskan dengan persamaan berkut: Q A J F A J F (7 Karena sfat tmbal balk vew factor persamaan n dapat dtuls menad: A F A F, maka Sustanable Energy esearch Group Mechancal Engneerng, USU

2 Perpndahan Panas I ( J J Q A F (8 Persamaan n dapat dubah dalam bentuk analog tahanan termal radas: J J (9 Dmana adalah tahanan termal radas antara permukaan dan permukaan, yang drumuskan dengan: (0 A F Sstem tahanan termal antara dua permukaan n dtamplkan pada Gambar. A, T, A, T, Hmsar AMBAITA Gambar radas benda kecl d dalam ruang tertutup. Plat paralel sangat panang Pada dua permukaan paralel yang sangat panang sepert pada Gambar dgunakan asums A A dan F. Persamaan ( dapat dubah menad: ( T σa T ( + Q A F A, T, A, T, Gambar Analog tahanan termal radas antara dua permukaan Pada gambar dapat dlhat bahwa tahanan termal radas antara dua permukaan benda tdak htam, tergantung kepada radostas kedua permukaan ( J dan J. Karena susunan tahanan tersebut adalah ser, maka lau perpndahan panas dapat dtulskan dengan persamaan: Eb Eb ( + + A A F A Atau ka ems permukaan htam dabarkan, menad: ( T T ( Q A σ + A F + A Berdasarkan persamaan n, untuk kasus-kasus khusus radas antara dua permukaan dapat drumuskan.. Benda kecl d dalam ruang tertutup Pada ruang tertutup sepert gambar d bawah, ka dgunakan asums A A 0 dan nla vew factor F, maka persamaa ( dapat dubah menad: Q Aσ T ( ( T Gambar radas pada plat datar seaar sangat panang. Slnder sepusat sangat panang Pada slnder sepusat yang sangat panang, ka dgunakan asums F, maka lau perpndahan panas radasnya adalah: ( T T A σ ( r + r r r Gambar 6 radas pada slnder sepusat sangat panang Sustanable Energy esearch Group Mechancal Engneerng, USU

3 Perpndahan Panas I Hmsar AMBAITA. Bola Sepusat r 8 ( ,, W 0,7 + 0,7 0,7 0 Catatan: tanda mnus menyatakan bahwa perpndahan panas dar ppa bagan luar masuk ke ppa bagan dalam. r III. adas ke banyak banyak permukaan Gambar 7 radas pada bola sepusat Pada bola sepusat sepert pada Gambar 7, perpndahan panas radas dapat drumuskan dengan persamaan: Aσ ( T T (6 Q r + r Contoh soal []. Sebuah benda kecl luasnya A 0 cm, mempunya temperatur 7 o C dan emsvtasnya sebesar 0,6 berada d dalam ruangan tertutup yang luas serta dsolas. Jka temperatur dndng ruangan adalah 00K, tentukanlah lau perpndahan panas radas antara benda kecl tersebut dengan dndng ruangannya. Penyelesaan: Jka benda kecl dasumskan sebaga permukaan dan dndng ruangan sebaga permukaan, maka lau perpndahan panas radasnya adalah: Aσ T ( T Dmana T K, A 0 0,6, maka dperoleh: 8 0 0,67 0 0,6 700 ( 00,78 W 0 m, []. Sebuah sstem pemanas ar yang mengunakan ppa sepusat yang mempunya ar-ar r cm dan r 0 cm. Pada saat doperaskan temperatur bagan dalam permukaan ppa luar adalah 600K dan permukaan ppa dalam 00K. Jka emsvtas masngmasng permukaan adalah 0,7, maka tentukanlan lau perpndahan panas dar permukaan ppa kecl ke ppa besar per satuan panang ppa Penyelesaan: Dberkan ppa sepusat dmana r dan r 0 cm, T 00K, T 600K, dan 0,7. A r luas permukaan ppa kecl π L 0, m lau perpndahan panas radas dhtung dengan menggunakan persamaan (: Pada kasus radas yang melbatkan lebh dar dua permukaan, maka persamaan yang dtamplkan pada bagan sebelumnya harus dmodfkas. Illustras radas antara lebh dar dua permukaan dtamplkan pada Gambar 8 d bawah n. q q q N q N Gambar 8 radas pada banyak permukaan Pada gambar dtamplkan ada N permukaan yang menerma radas dar permukaan. adosty dar permukaan ( J akan dterma oleh masng-masng permukaan. Lau perpndahan panas dar permukaan merupakan umlah lau perpndahan panas pada masngmasng cabang dan dapat drumuskan dengan persaman: N q (7 Lau perpndahan panas pada masng-masng cabang ( q dapat dabarkan dengan mengunakan persamaan (9. Dengan mensubsttus persamaan (8 ke persaman (7 akan dperoleh N ( J J A F (8 Bagan kr persamaan n merupakan dapat dabarkan lag dengan menggunakan persamaan (. A N ( Eb J A F ( J J Dengan mengelmnas A dan menabarkan persamaan (9 dapat dubah menad (9 E b maka Sustanable Energy esearch Group Mechancal Engneerng, USU

4 Perpndahan Panas I N ( J J σ T J + F (0 Parameter yang umumnya harus dcar dalam menyelesaakan kasus perpndahan panas radas pada permukaan banyak adalah radostas ( J pada masngmasng permukaan. Persamaan yang dapat dgunakan untuk menyelesakannya adalah persamaan (0 atau persamaan (8. Metode menyelesaakan kasus perpndahan panas radas yang melbatkan banyak permukaan dapat dbag atas bagan. Metode pertama adalah metode langsung (Drect Method or Matrx Method dan metode analog arngan lstrk. Pada metode langsung, cara yang dlakukan adalah dengan menerapkan persamaan (0 pada masng-masng permukaan. Penerapan persamaan n akan menghaslkan beberapa persamaan yang dapat dselesakan dengan menggunakan cara elemnas. Sementara metode analog arngan lstrk adalah dengan cara menggabarkan sstem tahanan termal sepert yang dtamplkan pada Gambar 8. Kemudan radstas akan danalogkan sebaga hambatan dan lau perpndahan panas sebaga kuat arus. Dengan menggunaan persamaanpersamaan rangkaan lstrk parameter yang dcar akan ddapat. Contoh soal []. Sebuah boler mn berbentuk balok dengan ss atas dan bawah berbentuk buursangkar sepert pada gambar d bawah. 0, 0,8 Permukaan atas ( memlk emsvtas 0,8 dan permukaan bawah ( memlk emsvtas 0, dan 600K. Karena berbentuk smetr keempat ss sampng dapat danggap satu permukaan ( dan bersfat htam sempurna. Pada saat beroperas temperatur masng-masng daga konstan pada T 800K, T 600K, dan T 00K. Tentukanlah lau perpndahan panas radas pada masng-masng permukaan. Hmsar AMBAITA Penyelesaan: Asums yang akan dgunakan dalam menyelesakan soal n adalah konds stead, permukaan bersfat tdak transparan, dan perpndahan panas konveks dabakan. Langkahlangkah penyelesaannya adalah sebaga berkut: Mula I. Htung vew factor F II. Htung radosty masng-masng permukaan (Persamaan 0 III. Htung lau perpndahan panas pada masng-masng permukaan Luas masng-masng permukaan A m dan A ( 8 m A Gunakan grafk atau persamaan untuk menghtung F Untuk L D 0, dan L D 0, dperoleh F 0,07 Dengan menggunakan sfat F + F + F 0,07 0 F 0,9 Gunakan sfat tmbal-balk (recprocty untuk menghtung F. A F A F F 0, 9 0,6 8 Karena bersfat smetr, maka F 0,6 dan F 0,9. F F Htung radosty ( J dengan menggunakan persamaan (0 pada masng-masng permukan: Permukaan atas ( σ T J + { F ( J J + F ( J J } ( Permukaan atas ( σ T J + { F( J J + F ( J J } ( Permukaan atas ( σ T J + { F( J J + F ( J J } ( Substtus nla T, F, dan untuk masng-masng permukaan. Sebaga catatan, untuk permukaan, karena htam, nla 0. Ketga persamaan datas menad:, J +0,07( J J +0,( J J ( 78, J +0,0( J J +,9 ( J J (,8 J ( Jka ketga persamaan n dsederhakan, akan dperoleh dua persamaan lner:, J - 0,07 J 08, (v -0,0 J +, J 9,9 (v Sustanable Energy esearch Group Mechancal Engneerng, USU

5 Perpndahan Panas I Hmsar AMBAITA Jka kedua persamaan n dselesakan akan dperoleh: J 98,79, J 78, dan J,8 Htung lau perpndahan panas dengan menggunakan persamaan (8 A [ F ( J J + F ( J J ] 6, W A [ F( J J + F ( J J ] 080, W A F J J + F J -670 W [ ( ( ] J E b J J E b J Catatan: Jka dtotal umlah lau perpndahan panas dar ketga permukaan n akan sama dengan nol. Artnya umlah panas yang dpancarkan oleh permukaan dan akan sama dengan yang dterma oleh permukaan, karena temperaturnya lebh rendah. Contoh soal []. uang pemanas plat berbentuk segtga sama ss sangat panang sepert dtunukkan pada gambar d bawah. Permukaan plat pemanas memlk emsvtas 0,8 dan daga pada temperatur 00 K. Permukaan lannya memlk emsvtas 0,6 dan dsolas. Plat yang akan dpanaskan dpasang pada salah satu ss segtga dan memlk emsvtas 0, serta daga konstan pada temperatur 00 K. Panang masngmasng ss adalah m. E b Karena permukaan dsolas, maka tdak ada lau panas yang masuk ke permukaan. Artnya 0 atau E b. Sehngga gambar datas dapat dubah menad: J J Q J E b p J E b J J E b E b Pada konds stead, tentukanlah: (a panas yang dbutuhkan untuk menaga suhu plat pemanas 00 K dan (b temperatur yang dsolas. Penyelesaan: Dberkan pemanas berbentuk segtga sepert pada gambar. Data masng-masng permukaan adalah 0,8, T 00K, 0,6, 0 (dsolas, 0, dan T 00K. Sstem tahanan termal untuk kasus n dtamplkan pada gambar berkut: Dengan menggunakan analog susunan tahanan termal, penyederhanaan dapat dlakukan. Pada gambar sebelah kanan, tahanan termal,, dan dapat dsusun, menad satu tahanan. Dengan demkan, lau p perpndahan panas dapat dhtung dengan persamaan: E E b b ( + + p Langkah penyelesaan soal n adalah sebaga berkut: Htung tahanan termal masng-masng menggunakan persamaan (6 dan persamaan (0. Sebaga catatan, perhtungan akan dlakukan untuk per satuan panang segtga, maka A A A. 0,8 A 0,8 0,76 Dengan cara yang sama dperoleh. 0,6667, dan Karena bersfat smetr, maka F F F 0,. Maka tahanan berkutnya dapat dhtung. A F 0, Dengan cara yang sama dperoleh. Sederhanakan Tahanan termal Sustanable Energy esearch Group Mechancal Engneerng, USU

6 Perpndahan Panas I + atau p, p + Htung lau alran panas menggunakan persaman (, tetap nla E b dan E b harus dhtung lebh dulu. 8 E b σt, ,6 Dengan cara yang sama dperole: E b, 0 Maka,6 0, 0 0,76 +, + (Jawaban pertanyaan a 6, kw 0 Pertanyaan b dapat dawab ka nla radostas J pada masng-masng ttk dapat dperoleh. Masngmasng tahaan harus dpsahkan: Pada ttk dapat dgunakan analog arus antara ttk dan J : E J,6 0 J b 6 0,76 Dperoleh J, 0 Tahanan antara ttk J dan akan memberkan persamaan: J E Q b Q Jka dselesakan akan memberkan J 6,67 0. Nla J akan dapat dhtung ka lau perpndahan panas dperoleh. Pada percabangan d ttk J, dapat dbuat persamaan: + ( Q Karena J dan J sudah dperoleh, maka dapat dhtung: J J 07, W Gunakan persamaan ( untuk menghtung : 07, W Q Sekarang analog tahanan termal antara ttk J dan J dapat dgunakan: J J, 0 J 07, Dperoleh J,09 0. Maka temperatur permukaan dapat dhtung: E b J σt T atau J σ 76 K Catatan: Metode penyelesaan yang dgunakan dalam menyelesakan contoh soal n adalah analog tahanan termal. Metode lan yang dapat dgunakan adalah dengan menerapkan persamaan (0 pada masng-masng permukaan. Hmsar AMBAITA Contoh soal []. Sebuah ruang bakar berbentuk slnder dtanam d dalam tanah dan permukaan atasnya dtutup dengan sebuah lngkatan sepert pada gambar d bawah. Permukaan atas memlk emsvtas 0,7 dan daga konstan pada temperatur 00K. Permukaan 0,9 dasar ruang bakar mempunya emsvts daga konstan sebesar 600K, sementara dndngnya memlk emsvtas 0,6 dan temperaturnya 000K. Tentukanlah: a. Lau perpndahan panas pada permukaan dan b. Jka penutup tungku (permukaan dbuka maka berapakah lau perpndahan panas radas dar permukaan dan ke lngkungan yang mempunya temperatur 7 o C. Penyelesaan: Dberkan ruang bakar berbentuk slnder tertutup dengan temperatur permukaan konstan. Permukaan akan dbag atas, bagan sepert yang dtamplkan pada gambar d soal. Data yang dberkan adalah sebaga berkut: Permukaan : lngkaran : 0,7 dan T 00K Permukaan : lngkaran : 0,9 dan T 600K Permukaan : dndng 0,6 dan T 000K Pertanyaan: a. dan? b. Jka permukaan dbuka dan? Soal n dapat dselesakan dengan dua cara, yatu dengan menggabarkan tahanan thermal atau menggunakan metode langsung. Pada penyelesaaan n akan dgunakan metode langsung. Langkahnya adalah sebaga berku: Lengkap luas permukaan 8 A πd, 0, 0,0 m A πdl, m dan A A 0,0 m Htung tahanan termal masng-masng 0,8 A Dengan cara yang sama dperoleh 0,6 Htung Vew factor 0, dan Sustanable Energy esearch Group 6 Mechancal Engneerng, USU

7 Perpndahan Panas I Gunakan grafk untuk mendapatkan F 0, Hukum penumlahan: F + F + F Karena F 0, maka F 0,877 Gunakan sfat tmbal-balk: A F A dperoleh F 0,7 F Aplkaskan persamaan (0 pada masng-masng permukaan: Permukaan : σ T J + { F ( J J + F ( J J } Permukaan : σ T J + { F( J J + F ( J J } Permukaan : σ T J + { F ( J J + F ( J J } Jka semua nla yang ada dsubsttuskan, maka dperoleh sstem persamaan lner berkut:,86 J -0,07 J -0,70 J, ( -0,07 J +, J -0,097 J 8,06 Sustanable Energy esearch Group 0 ( 0-0,69 J -0,69 J +,9 J 8,77 ( Jka sstem persamaan n dselesakan, maka akan dperoleh: J, 0, J 7,99 0, J 8,09 Maka masng-masng pertanyaan dapat dawab: a. Lau perpndahan panas dar permukaan dan E J T J b σ 0, Dengan cara yang sama dperoleh, 0 b. Jka penutup tungku dbuka, maka permukaan akan langsung terhubung dengan atosfer dan permukaannya dapat danggap sebaga benda htam. Sehngga, data yang dketahu menad: T 00K dan. Maka parameternya menad E b J σt 9,7 Sstem persamaan lner akan berubah menad:, J -0,0977 J 8,06 0 (v -0,69 J +,9 J 8,77 0 (v Jka sstem persamaan lner n dselesakan, maka akan dperoleh J 7, dan J 7,86 0. Maka lau radas yang keluar dar tungku ke atmosfer dapat dhtung: J J J J tot q + q + (v Dmana: 6,8 dan A F A F,69 Dengan mensubsttus nla yang ada, maka akan dperoleh total panas yang hlang ke atmosfer adalah: 7 0,9 +,6,9 W tot 0 0 IV. Persa Penahan Panas adas 0 Hmsar AMBAITA Lau perpndahan panas dar suatu permukaan ke permukaan lan dapat dkurang dengan menggunakan permukaan penahan radas, umumnya dsebut dengan persa (sheld. Persa radas yang umum dgunakan adalah lapsan tps yang mempunya koefsen reflektvtas yang tngg dan koefsen emsvtas yang rendah. Permukaan yang dpasang persa radas dlsutraskan pada Gambar 9. Pada gambar dtamplkan, permukaan yang panas memancarkan radas ke permukaan. Jka tdak ada persa dantara kedua permukaan, maka lau perpndahan panas radas antara kedua permukaan dapat dhtung dengan persamaan (: ( T σa T ( + Pada Gambar 9, dtamplkan sebuah persa yang dpasang dantara kedua permukaan. Akbat penambahan persa, maka tahanan termal akan bertambah, dan ssunannya ser, sepert yang dtamplkan pada bagan bawa gambar. Persa J J, E b J, J Eb E b,, Gambar 9 Tahanan termal sstem persa Untuk kasus persa sepert pada Gambar 9, tahanan termal masng-masng dapat durakan, maka lau perpndahan panasnya menad: Eb Eb, p ( total Dmana tahanan termal total dapat drumuskan dengan persamaan:,, tot ( A A F A A A F A,, Untuk plat paralel yang sangat panang, maka dasumskan F F dan A A A A, maka persaman ( dan persamaan ( dapat dsederhanakan menad: ( T T Aσ, p ( + + +,, Mechancal Engneerng, USU

8 Perpndahan Panas I Adakalanya dalam aplkasnya dpasang beberapa lapsan persa. Jka umlah persa ada sebanyak N plat, maka tahanan termal total menad: + + tot (,, N, N, Jka emsvtas seluruh permukaan sama, maka lau perpndahan panas menad: ( T T A σ, Np (6 N + ( N + + Dmana adalah lau perpndahan panas radas Q, Np antara permukaan dan ka tdak ada persa dan adalah lau perpndahan panasnya ka tdak ada persa. Contoh Soal [6]. Dua permukaan berbentuk plat paralel yang daga pada temperatur T 000K dan T 00K mempunya emsvtas masng-masng 0, dan 0,8. Sebuah persa tps yang terbuat dar alumnum dengan emsvtas 0, pada kedua ssnya dtempatkan dantara kedua plat. Tentukanlah lau perpndahan panas radas per satuan luas antara kedua permukaan tanpa persa dan ka ada persa. Penyelesaan: Dberkan T 000K dan T 00K, 0, dan 0,8 dan pada persa 0,. Gambar 9 dapat,, dgunakan untuk menglusttraskan soal n. Dtanya: (a tanpa persa dan (b ada persa (a Jka tdak menggunakan persa lau perpndahan panas dhtung dengan menggunakan persamaan ( 8 ( T,67 0 ( σa T 0090W + + 0, 0,8 (b Jka menggukan satu persa, persamaan ( dapat dgunakan: 8 ( ,67 0, p 0 W , 0,8 0, 0, Catatan: Dengan pemasangan persa terad pengurangan lau perpndahan panas radas sebesar 87,% [7]. Sebuah ppa ar panas mempunya ar-ar 0 cm dan emsvtas permukaan 0, serta temperatur permukaan 00 K. Ppa tersebut dtutup dengan ppa yang lebh besar berar-ar 0 cm dan memlk emsvtas 0, dan temperaturnya 00 K. Jka sebuah persa tps berar-ar 0 cm terbuat dar alumnum dan memlk emsvtas 0, dpasang dantara kedua ppa, tentukanlah lau perpndahan panas radas per satuan panang antara kedua ppa sesudah dpasang persa. Jka ar-ar persa Hmsar AMBAITA dperbesar menad 0 cm, tentukan lau perpndahan panasnya. Penyelesaan: Dberkan ppa yang dber persa sepert pada gambar d bawah. r r T T Data yang dberkan r 0 cm, 0, dan T 00K serta r 0 cm, 0,8 dan T 00K. Persa 0, (sama d kedua ss. Htung ka r 0 cm dan ka r 0 cm. Langkah penyelesaan soal n adalah sebaga berkut: (a Jka r 0 cm Tahanan termal sstem n dtamplkan pada gambar berkut: P ers a,, Htung tahanan termal masng-masng 0,,9 A π 0, 0, 0, 0,0796 A π 0, 0,8 0,,,,777 A π 0, 0, 0,796 A F 0,08 A F Htung tahanan totalnya tot ,9,, Lau perpndahan panas totalnya adalah σt tot σt,76 W 8,67 0 (00,9 00 (b Jka persa dperbesar menad r 0 cm Tahanan termal yang akan berubah adalah:,8,,8, dan 0,98,, Maka tahanan total menad tot 9,6 Sustanable Energy esearch Group 8 Mechancal Engneerng, USU

9 Perpndahan Panas I Lau alran panas radas menad 0,7W Catatan: Pada kasus n memperbesar ar-ar ustru memperbesar lau perpndahan panas radas. Hmsar AMBAITA dndng kolektor. Susunan tahanan termalnya dapat dgambarkan pada gambar berkut J Q r V. Perpndahan Panas Gabungan αg Q conv Pada bagan datas telah dbahas perpndahan panas radas yang berdr sendr. Artnya mekansme perndahan panas lannya (konduks dan konveks dabakan. Pada kasus-kasus sebenarnya d lapangan, adakalanya hal n berlaku. Msalnya karena temperatur permukaan cukup tngg sehngga perpndahan panas secara konveks relatf kecl sehngga dapat dabakan atau karena solas yang cukup bak maka perpndahan panas konduks dapat dabakan. Tetap ka lau perpndahan panas konduks dan konveks sebandng dengan lau perpndahan panas radas, maka seluruh mekansme perpndahan panas tersebut harus dperhtungkan. Jka seluruh lau perpndahan panas harus dperhtungkan, maka rangkaan lstrk perpndahan panasnya harus dgambarkan. Kemudan hukum kekepalan energ dapat dterapkan. Salah satu contoh kasus yang harus dselesakan dengan menggunakan metode perpndahan panas gabungan adalah analyss kolektor surya plat datar. Mekansme perpndahan panasnya dgambarkan pada Gambar 0 d bawah. Pada gambar dtamplkan kolektor surya plat datar yang dtutup oleh dndng solator dan meda transparan (permukaan yang memungknkan radas surya masuk ke dalam kolektor. G J T conv Q cond Gambar Tahanan termal pada plat kolektor Penerapan hukum kekekalan energ pada plat kolektor p, akan memberkan: α GA r + conv + cond (7 Dmana α adalah koefsen absorbs plat kolektor dan A adalah luar permukaan plat kolektor yang menerma radas. Jka dabarkan, persamaan (7 dapat dtuls menad: α A( E T T b J ( p b GA + ha( Tp T + ka ( x (8 Dmana h adalah koefsen konveks rata-rata dan k adalah koefsen konduks. Jka persamaan n dselesakan maka akan dperoleh parameter yang dcar. Persamaan yang dtamplkan d atas hanyalah sebuah llustras dar perpndahan panas gabungan yang melbatkan radas, konveks dan konduks. Pada aplkasnya bsa saa bentuknya tdak sepert yang dgambarkan d atas. Tetap prnsp dasar penyelesaaanya adalah sama dengan yang dtamplkan. Soal-soal Lathan []. Sebuah ruang bakar berbentuk setengah bola dengan dameter 6 m sepert gambar d bawah n. 0,8, E b T p cond, wall 0,7 Gambar 0 Illustras perpndahan panas gabungan pada kolektor surya Mekasnsme perpndahan panas pada kolektor n dapat delaskan sebaga berkut. Intenstas radas surya ( G akan dabsorps oleh plat kolektor (permukaan sehngga suhunya nak. Akbat kenakan suhunya maka dar plat kolektor akan terad perpndahan panas secara radas, konveks dan konduks. Perpndahan panas radas terad dar permukaan ke lngkungan dan ke plat vertkal (permukaan. Perpndahan panas konveks dar plat kolektor melalu udara ke lngkungan, dan perpndahan panas konduks dar plat kolektor ke lngkungan melalu T b Pada saat doperaskan temperatur permukaan dasar dan atap ruang bakar daga konstan pada T 000K dan T 600K. Tentukanlah lau perpndahan panas radas dar permukaan dasar ke atap ruang bakar []. Dua slnder sepusat yang sangat panang dengan dameter masng-masng D 0, m dan D 0,6 m daga konstan pada temperatur T 60K dan 00K. Jka emsvtas masng-masng permukaan T adalah 0,6 dan 0,9, maka tentukanlah lau perpndahan panas radas antara kedua permukaan tersebut. Sustanable Energy esearch Group 9 Mechancal Engneerng, USU

10 Perpndahan Panas I Hmsar AMBAITA []. Sebuah sstem pemanas dmana pemanas dan benda yang dpanaskan berbentuk prngan sepert yang dtamplkan pada gambar berkut. D H D 0 cm D 80cm Prngan pemanas mempunya emsvtas dan benda yang dpanaskan memlk emsvtas 0,8. Kedua prngan terpsah pada arak 0, m. Kedua prngan berada pada ruangan yang mempunya temperatur 00K dan temperatur benda yang akan dpanaskan daga pada temperatur 00K. Untuk melakukan pemanasan n dbutuhkan daya lstrk W pada prngan bagan atas. Tentukanlah temperatur permukaan prngan atas dan panas radas yang dterma oleh prngan bagan bawah. D [6]. Sebuah persa berbentuk slnder berar-ar cm dan memlk emsvtas permukaan dalam dan permukaan luar masng-masng 0,0 dan 0, dgunakan untuk mengurang kehlangan panas dar ppa yang dpanaskan sepert pada gambar d bawah. T T Ppa panas r,,o []. uang pemanas plat berbentuk segtga sama ss sangat panang sepert dtunukkan pada gambar d bawah. r Dvacum Ppa panas d dalam sstem mempunya ar-ar cm dan memlk emsvtas 0,9. Bagan luar sstem n berada pada lngkungan yang mempunya temperatur 7 o C. Bagan luar persa mengalam konveks dengan lngkungan dengan koefsen konveks W/m K. Tentukanlah temperatur ppa d dalam ka tempertur persas daga o C. Permukaan plat pemanas memlk emsvtas 0,8 dan daga pada temperatur 000 K. Permukaan lannya memlk emsvtas 0,7 dan dsolas. Plat yang akan dpanaskan dpasang pada salah satu ss segtga dan memlk emsvtas 0,6 serta daga konstan pada temperatur 00 K. Panang masng-masng ss adalah 0, m. Pada konds stead, tentukanlah: (a panas yang dbutuhkan untuk menaga suhu plat pemanas 000 K dan (b temperatur plat yang dsolas. []. Sebuah ruang bakar berbentuk kerucut terpotong yang tnggnya H cm sepert dtunukkan gambar. Bagan dasar ruang bakar mempunya dameter 0 cm dan mempunya emsvtas 0,8 serta bagan atasnya mempunya dameter 0 cm dan emsvtasnya 0,7. Bagan ssnya mempuya emsvtas 0, dan dsolas. Jka permukaan dasar daga konstan pada temperatur 000 K dengan memberkan flux panas 00 W/m, maka tentukanlah temperatur permukaan atas dan ss kerucut. [7]. Alumnum car pada temperatur 900 K berada d dalam kontaner berbentuk slnder yang dsolas sempurna sepert pada gambar d bawah. Pada suatu konds T sur 00K temperatur alumnum car adalah 900K dan mempunya emsvtas mm L 00 D 0 mm T 900K 0, 6 0,6. Smtem n berada pada lngkungan yang mempunya temperatur 00K. Bagan atas permukaan alumnum car dengan bagan atas kontaner mempunya arak 00 mm. Tentukanlah lau perpndahan panas dar permukaan alumnum car tersebut Sustanable Energy esearch Group 0 Mechancal Engneerng, USU

11 Perpndahan Panas I Sustanable Energy esearch Group Hmsar AMBAITA Mechancal Engneerng, USU

12 Perpndahan Panas I Sustanable Energy esearch Group Hmsar AMBAITA Mechancal Engneerng, USU

MODEL MATEMATIKA SISTEM THERMAL

MODEL MATEMATIKA SISTEM THERMAL MODEL MATEMATIA SISTEM THERMAL PENGANTAR Sstem thermal merupakan sstem yang melbatkan pemndahan panas dar bahan yang satu ke bahan yang lan. Sstem thermal dapat danalsa dalam bentuk tahanan dan kapastans,

Lebih terperinci

Bab III Analisis Rantai Markov

Bab III Analisis Rantai Markov Bab III Analss Ranta Markov Sstem Markov (atau proses Markov atau ranta Markov) merupakan suatu sstem dengan satu atau beberapa state atau keadaan, dan dapat berpndah dar satu state ke state yang lan pada

Lebih terperinci

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI Pendahuluan o Ukuran dspers atau ukuran varas, yang menggambarkan derajat bagamana berpencarnya data kuanttatf, dntaranya: rentang, rentang antar kuartl, smpangan

Lebih terperinci

RANGKAIAN SERI. 1. Pendahuluan

RANGKAIAN SERI. 1. Pendahuluan . Pendahuluan ANGKAIAN SEI Dua elemen dkatakan terhubung ser jka : a. Kedua elemen hanya mempunya satu termnal bersama. b. Ttk bersama antara elemen tdak terhubung ke elemen yang lan. Pada Gambar resstor

Lebih terperinci

Contoh 5.1 Tentukan besar arus i pada rangkaian berikut menggunakan teorema superposisi.

Contoh 5.1 Tentukan besar arus i pada rangkaian berikut menggunakan teorema superposisi. BAB V TEOEMA-TEOEMA AGKAIA 5. Teorema Superposs Teorema superposs bagus dgunakan untuk menyelesakan permasalahan-permasalahan rangkaan yang mempunya lebh dar satu sumber tegangan atau sumber arus. Konsepnya

Lebih terperinci

BAB V TEOREMA RANGKAIAN

BAB V TEOREMA RANGKAIAN 9 angkaan strk TEOEM NGKIN Pada bab n akan dbahas penyelesaan persoalan yang muncul pada angkaan strk dengan menggunakan suatu teorema tertentu. Dengan pengertan bahwa suatu persoalan angkaan strk bukan

Lebih terperinci

BAB II TEORI ALIRAN DAYA

BAB II TEORI ALIRAN DAYA BAB II TEORI ALIRAN DAYA 2.1 UMUM Perhtungan alran daya merupakan suatu alat bantu yang sangat pentng untuk mengetahu konds operas sstem. Perhtungan alran daya pada tegangan, arus dan faktor daya d berbaga

Lebih terperinci

SEARAH (DC) Rangkaian Arus Searah (DC) 7

SEARAH (DC) Rangkaian Arus Searah (DC) 7 ANGKAAN AUS SEAAH (DC). Arus Searah (DC) Pada rangkaan DC hanya melbatkan arus dan tegangan searah, yatu arus dan tegangan yang tdak berubah terhadap waktu. Elemen pada rangkaan DC melput: ) batera ) hambatan

Lebih terperinci

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c 6 A PEMAHASA Pada bab sebelumnya telah dbahas teor-teor yang akan dgunakan untuk menyelesakan masalah program lner parametrk. Pada bab n akan dperlhatkan suatu prosedur yang lengkap untuk menyelesakan

Lebih terperinci

.. Kekakuan Rangka batang Bdang (Plane Truss) BAB ANAISIS STRUKTUR RANGKA BATANG BIANG Struktur plane truss merupakan suatu sstem struktur ang merupakan gabungan dar seumlah elemen (batang) d mana pada

Lebih terperinci

BAB 4 PERHITUNGAN NUMERIK

BAB 4 PERHITUNGAN NUMERIK Mata kulah KOMPUTASI ELEKTRO BAB PERHITUNGAN NUMERIK. Kesalahan error Pada Penelesaan Numerk Penelesaan secara numers dar suatu persamaan matemats kadang-kadang hana memberkan nla perkraan ang mendekat

Lebih terperinci

LAMPIRAN A PENURUNAN PERSAMAAN NAVIER-STOKES

LAMPIRAN A PENURUNAN PERSAMAAN NAVIER-STOKES LAMPIRAN A PENURUNAN PERSAMAAN NAVIER-STOKES Hubungan n akan dawal dar gaya yang beraks pada massa fluda. Gaya-gaya n dapat dbag ke dalam gaya bod, gaya permukaan, dan gaya nersa. a. Gaya Bod Gaya bod

Lebih terperinci

Bab II Tinjauan Pustaka

Bab II Tinjauan Pustaka Bab II Tnauan Pustaka 2.1 Konsep Gagasan Penghematan Bahan Bakar pada Kompor Gas Prnsp dar alat penghemat gas pada tugas akhr n merupakan pengembangan dar tugas akhr yang sebelumnya sudah pernah dlaksanakan.

Lebih terperinci

P n e j n a j d a u d a u l a a l n a n O pt p im i a m l a l P e P m e b m a b n a g n k g i k t Oleh Z r u iman

P n e j n a j d a u d a u l a a l n a n O pt p im i a m l a l P e P m e b m a b n a g n k g i k t Oleh Z r u iman OTIMISASI enjadualan Optmal embangkt Oleh : Zurman Anthony, ST. MT Optmas pengrman daya lstrk Dmaksudkan untuk memperkecl jumlah keseluruhan baya operas dengan memperhtungkan rug-rug daya nyata pada saluran

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER

BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER 5.1 Pembelajaran Dengan Fuzzy Program Lner. Salah satu model program lnear klask, adalah : Maksmumkan : T f ( x) = c x Dengan batasan : Ax b x 0 n m mxn Dengan

Lebih terperinci

2.1 Sistem Makroskopik dan Sistem Mikroskopik Fisika statistik berangkat dari pengamatan sebuah sistem mikroskopik, yakni sistem yang sangat kecil

2.1 Sistem Makroskopik dan Sistem Mikroskopik Fisika statistik berangkat dari pengamatan sebuah sistem mikroskopik, yakni sistem yang sangat kecil .1 Sstem Makroskopk dan Sstem Mkroskopk Fska statstk berangkat dar pengamatan sebuah sstem mkroskopk, yakn sstem yang sangat kecl (ukurannya sangat kecl ukuran Angstrom, tdak dapat dukur secara langsung)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN ANALISIS BENTUK HUBUNGAN Analss Regres dan Korelas Analss regres dgunakan untuk mempelajar dan mengukur hubungan statstk yang terjad antara dua varbel atau lebh varabel. Varabel tersebut adalah varabel

Lebih terperinci

Pembayaran harapan yang berkaitan dengan strategi murni pemain P 2. Pembayaran Harapan bagi Pemain P1

Pembayaran harapan yang berkaitan dengan strategi murni pemain P 2. Pembayaran Harapan bagi Pemain P1 Lecture : Mxed Strategy: Graphcal Method A. Metode Campuran dengan Metode Grafk Metode grafk dapat dgunakan untuk menyelesakan kasus permanan dengan matrks pembayaran berukuran n atau n. B. Matrks berukuran

Lebih terperinci

PENGGUNAAN DINDING GESER SEBAGAI ELEMEN PENAHAN GEMPA PADA BANGUNAN BERTINGKAT 10 LANTAI

PENGGUNAAN DINDING GESER SEBAGAI ELEMEN PENAHAN GEMPA PADA BANGUNAN BERTINGKAT 10 LANTAI PENGGUNAAN DINDING GESER SEBAGAI ELEMEN PENAHAN GEMPA PADA BANGUNAN BERTINGKAT 10 LANTAI Reky Stenly Wndah Dosen Jurusan Teknk Spl Fakultas Teknk Unverstas Sam Ratulang Manado ABSTRAK Pada bangunan tngg,

Lebih terperinci

III PEMODELAN MATEMATIS SISTEM FISIK

III PEMODELAN MATEMATIS SISTEM FISIK 34 III PEMODELN MTEMTIS SISTEM FISIK Deskrps : Bab n memberkan gambaran tentang pemodelan matemats, fungs alh, dagram blok, grafk alran snyal yang berguna dalam pemodelan sstem kendal. Objektf : Memaham

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI DAN METODE

BAB II DASAR TEORI DAN METODE BAB II DASAR TEORI DAN METODE 2.1 Teknk Pengukuran Teknolog yang dapat dgunakan untuk mengukur konsentras sedmen tersuspens yatu mekank (trap sampler, bottle sampler), optk (optcal beam transmssometer,

Lebih terperinci

Analisis Kecepatan Dan Percepatan Mekanisme Empat Batang (Four Bar Lingkage) Fungsi Sudut Crank

Analisis Kecepatan Dan Percepatan Mekanisme Empat Batang (Four Bar Lingkage) Fungsi Sudut Crank ISSN 907-0500 Analss Kecepatan Dan Percepatan Mekansme Empat Batang (Four Bar ngkage Fungs Sudut Crank Nazaruddn Fak. Teknk Unverstas Rau nazaruddn.unr@yahoo.com Abstrak Pada umumnya analss knematka dan

Lebih terperinci

Oleh : Enny Supartini Departemen Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Padjadjaran

Oleh : Enny Supartini Departemen Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Padjadjaran Abstrak MENGESTIMASI BEBERAPA DATA HILANG (MISSING DATA) DAN ANALISIS VARIANS UNTUK RANCANGAN BLOK ACAK SEMPURNA Oleh : Enny Supartn Departemen Statstka, Fakultas Matematka dan Ilmu Pengetahuan Alam, Unverstas

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

MEREDUKSI SISTEM PERSAMAAN LINEAR FUZZY PENUH DENGAN BILANGAN FUZZY TRAPESIUM

MEREDUKSI SISTEM PERSAMAAN LINEAR FUZZY PENUH DENGAN BILANGAN FUZZY TRAPESIUM MEREDUKSI SISTEM PERSAMAAN LINEAR FUZZY PENUH DENGAN BILANGAN FUZZY TRAPESIUM Tut Susant, Mashad, Sukamto Mahasswa Program S Matematka Dosen Jurusan Matematka Fakultas Matematka dan Ilmu Pengetahuan Alam

Lebih terperinci

Bab 2 AKAR-AKAR PERSAMAAN

Bab 2 AKAR-AKAR PERSAMAAN Analsa Numerk Bahan Matrkulas Bab AKAR-AKAR PERSAMAAN Pada kulah n akan dpelajar beberapa metode untuk mencar akar-akar dar suatu persamaan yang kontnu. Untuk persamaan polnomal derajat, persamaannya dapat

Lebih terperinci

PENENTUAN DENSITAS PERMUKAAN

PENENTUAN DENSITAS PERMUKAAN PENENTUAN DENSITAS PERMUKAAN Pada koreks topograf ada satu nla yang belum dketahu nlanya yatu denstas batuan permukaan (rapat massa batuan dekat permukaan). Rapat massa batuan dekat permukaan dapat dtentukan

Lebih terperinci

PENGARUH SUDUT PENYINARAN DAN LAJU ALIRAN TERHADAP EFISIENSI TERMAL PADA SOLAR KOLEKTOR TIPE PLAT DATAR

PENGARUH SUDUT PENYINARAN DAN LAJU ALIRAN TERHADAP EFISIENSI TERMAL PADA SOLAR KOLEKTOR TIPE PLAT DATAR PENGARUH SUDU PENYINARAN DAN LAJU ALIRAN ERHADAP EFISIENSI ERMAL PADA SOLAR KOLEKOR IPE PLA DAAR ulus B. Storus, Hmsar Ambarta, Mulf Hazw, ekad Stepu Departemen eknk Mesn Fakultas eknk USU Jl Almamater,

Lebih terperinci

BAB V INTEGRAL KOMPLEKS

BAB V INTEGRAL KOMPLEKS 6 BAB V INTEGRAL KOMPLEKS 5.. INTEGRAL LINTASAN Msal suatu lntasan yang dnyatakan dengan : (t) = x(t) + y(t) dengan t rl dan a t b. Lntasan dsebut lntasan tutup bla (a) = (b). Lntasan tutup dsebut lntasan

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

DISTRIBUSI HASIL PENGUKURAN DAN NILAI RATA-RATA

DISTRIBUSI HASIL PENGUKURAN DAN NILAI RATA-RATA DISTRIBUSI HASIL PENGUKURAN DAN NILAI RATA-RATA Dstrbus Bnomal Msalkan dalam melakukan percobaan Bernoull (Bernoull trals) berulang-ulang sebanyak n kal, dengan kebolehjadan sukses p pada tap percobaan,

Lebih terperinci

ELEKTRONIKA ANALOG. Bab 2 BIAS DC FET Pertemuan 5 Pertemuan 7. Oleh : ALFITH, S.Pd, M.Pd

ELEKTRONIKA ANALOG. Bab 2 BIAS DC FET Pertemuan 5 Pertemuan 7. Oleh : ALFITH, S.Pd, M.Pd ELEKTONKA ANALOG Bab 2 BAS D FET Pertemuan 5 Pertemuan 7 Oleh : ALFTH, S.Pd, M.Pd 1 Pemran bas pada rangkaan BJT Masalah pemran bas rkatan dengan: penentuan arus dc pada collector yang harus dapat dhtung,

Lebih terperinci

A. 1,0 m/s 2 B. 1,3 m/s 2 C. 1,5 m/s 2 D. 2,0 m/s 2 E. 3,0 m/s 2

A. 1,0 m/s 2 B. 1,3 m/s 2 C. 1,5 m/s 2 D. 2,0 m/s 2 E. 3,0 m/s 2 1. D bawah n adalah pernyataan mengena pengukuran : 1. mengukur adalah membandngkan besaran yang dukur dengan besaran sejens yang dtetapkan sebaga satuan 2. dalam setap pengukuran selalu ada kesalahan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Fuzzy Set Pada tahun 1965, Zadeh memodfkas teor hmpunan dmana setap anggotanya memlk derajat keanggotaan yang bernla kontnu antara 0 sampa 1. Hmpunan n dsebut dengan hmpunaan

Lebih terperinci

BAB X RUANG HASIL KALI DALAM

BAB X RUANG HASIL KALI DALAM BAB X RUANG HASIL KALI DALAM 0. Hasl Kal Dalam Defns. Hasl kal dalam adalah fungs yang mengatkan setap pasangan vektor d ruang vektor V (msalkan pasangan u dan v, dnotaskan dengan u, v ) dengan blangan

Lebih terperinci

VLE dari Korelasi nilai K

VLE dari Korelasi nilai K VLE dar orelas nla Penggunaan utama hubungan kesetmbangan fasa, yatu dalam perancangan proses pemsahan yang bergantung pada kecenderungan zat-zat kma yang dberkan untuk mendstrbuskan dr, terutama dalam

Lebih terperinci

BAB III SKEMA NUMERIK

BAB III SKEMA NUMERIK BAB III SKEMA NUMERIK Pada bab n, akan dbahas penusunan skema numerk dengan menggunakan metoda beda hngga Forward-Tme dan Centre-Space. Pertama kta elaskan operator beda hngga dan memberkan beberapa sfatna,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Data terdr dar dua data utama, yatu data denyut jantung pada saat kalbras dan denyut jantung pada saat bekerja. Semuanya akan dbahas pada sub bab-sub bab berkut. A. Denyut Jantung

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

(1.1) maka matriks pembayaran tersebut dikatakan mempunyai titik pelana pada (r,s) dan elemen a

(1.1) maka matriks pembayaran tersebut dikatakan mempunyai titik pelana pada (r,s) dan elemen a Lecture 2: Pure Strategy A. Strategy Optmum Hal pokok yang sesungguhnya menad nt dar teor permanan adalah menentukan solus optmum bag kedua phak yang salng bersang tersebut yang bersesuaan dengan strateg

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

berasal dari pembawa muatan hasil generasi termal, sehingga secara kuat

berasal dari pembawa muatan hasil generasi termal, sehingga secara kuat 10 KARAKTRISTIK TRANSISTOR 10.1 Dasar Pengoperasan JT Pada bab sebelumnya telah dbahas dasar pengoperasan JT, utamannya untuk kasus saat sambungan kolektor-bass berpanjar mundur dan sambungan emtor-bass

Lebih terperinci

Hukum Termodinamika ik ke-2. Hukum Termodinamika ke-1. Prinsip Carnot & Mesin Carnot. FI-1101: Termodinamika, Hal 1

Hukum Termodinamika ik ke-2. Hukum Termodinamika ke-1. Prinsip Carnot & Mesin Carnot. FI-1101: Termodinamika, Hal 1 ERMODINAMIKA Hukum ermodnamka ke-0 Hukum ermodnamka ke-1 Hukum ermodnamka k ke-2 Mesn Kalor Prnsp Carnot & Mesn Carnot FI-1101: ermodnamka, Hal 1 Kesetmbangan ermal & Hukum ermodnamka ke-0 Jka dua buah

Lebih terperinci

Catatan Kuliah 12 Memahami dan Menganalisa Optimisasi dengan Kendala Ketidaksamaan

Catatan Kuliah 12 Memahami dan Menganalisa Optimisasi dengan Kendala Ketidaksamaan Catatan Kulah Memaham dan Menganalsa Optmsas dengan Kendala Ketdaksamaan. Non Lnear Programmng Msalkan dhadapkan pada lustras berkut n : () Ma U = U ( ) :,,..., n st p B.: ; =,,..., n () Mn : C = pk K

Lebih terperinci

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD UJI F DAN UJI T Uj F dkenal dengan Uj serentak atau uj Model/Uj Anova, yatu uj untuk melhat bagamanakah pengaruh semua varabel bebasnya secara bersama-sama terhadap varabel terkatnya. Atau untuk menguj

Lebih terperinci

RAY TRACING dan. Oleh : Karmilasari

RAY TRACING dan. Oleh : Karmilasari RAY TRACING dan RADIOSITY Oleh : Karmlasar RAY TRACING vs. RADIOSITY 2 Revew : ILUMINASI Secara umum dlhat dar fsknya, model lumnas menggambaran perpndahan energ dan radas fokus pada sfat sfat cahaya danmateral

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

Pendahuluan. 0 Dengan kata lain jika fungsi tersebut diplotkan, grafik yang dihasilkan akan mendekati pasanganpasangan

Pendahuluan. 0 Dengan kata lain jika fungsi tersebut diplotkan, grafik yang dihasilkan akan mendekati pasanganpasangan Pendahuluan 0 Data-data ang bersfat dskrt dapat dbuat contnuum melalu proses curve-fttng. 0 Curve-fttng merupakan proses data-smoothng, akn proses pendekatan terhadap kecenderungan data-data dalam bentuk

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

PERANCANGAN JARINGAN AKSES KABEL (DTG3E3)

PERANCANGAN JARINGAN AKSES KABEL (DTG3E3) PERCG JRIG KSES KBEL (DTG3E3) Dsusun Oleh : Hafdudn,ST.,MT. (HFD) Rohmat Tulloh, ST.,MT (RMT) Prod D3 Teknk Telekomunkas Fakultas Ilmu Terapan Unverstas Telkom 015 Peramalan Trafk Peramalan Trafk Peramalan

Lebih terperinci

Analisis Regresi 1. Diagnosa Model Melalui Pemeriksaan Sisaan dan Identifikasi Pengamatan Berpengaruh. Pokok Bahasan :

Analisis Regresi 1. Diagnosa Model Melalui Pemeriksaan Sisaan dan Identifikasi Pengamatan Berpengaruh. Pokok Bahasan : Analss Regres Pokok Bahasan : Dagnosa Model Melalu Pemerksaan Ssaan dan Identfkas Pengamatan Berpengaruh Itasa & Y Angran Dep. Statstka FMIPA-IPB Ssaan Ssaan adalah menympangnya nla amatan y terhadap dugaan

Lebih terperinci

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH BAB VB PERSEPTRON & CONTOH Model JST perseptron dtemukan oleh Rosenblatt (1962) dan Mnsky Papert (1969). Model n merupakan model yang memlk aplkas dan pelathan yang lebh bak pada era tersebut. 5B.1 Arstektur

Lebih terperinci

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 6. No. 2, 59-70, Agustus 2003, ISSN :

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 6. No. 2, 59-70, Agustus 2003, ISSN : JURNA MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 6. No. 2, 59-70, Agustus 2003, ISSN : 1410-8518 MASAAH RUTE TERPENDEK PADA JARINGAN JAAN MENGGUNAKAN AMPU AU-INTAS Stud Kasus: Rute Peralanan Ngesrep Smpang ma Eko Bud

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat BAB LANDASAN TEORI. 1 Analsa Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstk pada tahun 1877 oleh Sr Francs Galton. Galton melakukan stud tentang kecenderungan tngg badan anak. Teor Galton

Lebih terperinci

BAB 2 ANALISIS ARUS FASA PADA KONEKSI BEBAN BINTANG DAN POLIGON UNTUK SISTEM MULTIFASA

BAB 2 ANALISIS ARUS FASA PADA KONEKSI BEBAN BINTANG DAN POLIGON UNTUK SISTEM MULTIFASA BAB ANALISIS ARUS FASA PADA KONEKSI BEBAN BINTANG DAN POLIGON UNTUK SISTEM MULTIFASA.1 Pendahuluan Pada sstem tga fasa, rak arus keluaran nverter pada beban dengan koneks delta dan wye memlk hubungan yang

Lebih terperinci

BAB III PERBANDINGAN ANALISIS REGRESI MODEL LOG - LOG DAN MODEL LOG - LIN. Pada prinsipnya model ini merupakan hasil transformasi dari suatu model

BAB III PERBANDINGAN ANALISIS REGRESI MODEL LOG - LOG DAN MODEL LOG - LIN. Pada prinsipnya model ini merupakan hasil transformasi dari suatu model BAB III PERBANDINGAN ANALISIS REGRESI MODEL LOG - LOG DAN MODEL LOG - LIN A. Regres Model Log-Log Pada prnspnya model n merupakan hasl transformas dar suatu model tdak lner dengan membuat model dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

BAB IX. STATISTIKA. CONTOH : HASIL ULANGAN MATEMATIKA 5 SISWA SBB: PENGERTIAN STATISTIKA DAN STATISTIK:

BAB IX. STATISTIKA. CONTOH : HASIL ULANGAN MATEMATIKA 5 SISWA SBB: PENGERTIAN STATISTIKA DAN STATISTIK: BAB IX. STATISTIKA. CONTOH : HASIL ULANGAN MATEMATIKA 5 SISWA SBB: PENGERTIAN STATISTIKA DAN STATISTIK: BAB IX. STATISTIKA Contoh : hasl ulangan Matematka 5 sswa sbb: 6 8 7 6 9 Pengertan Statstka dan

Lebih terperinci

BAB VII STABILITAS TEBING

BAB VII STABILITAS TEBING BAB VII STABILITAS TEBING VII - BAB VII STABILITAS TEBING 7. TINJAUAN UMUM Perhtungan stabltas lereng/tebng dgunakan untuk perhtungan keamanan tebng dss-ss sunga yang terganggu kestablannya akbat adanya

Lebih terperinci

Pendeteksian Data Pencilan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Diagnostik

Pendeteksian Data Pencilan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Diagnostik Pendeteksan Data Penclan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Dagnostk Sally Indra 1, Dod Vonanda, Rry Srnngsh 3 1 Student of Mathematcs Department State Unversty of Padang,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota

Lebih terperinci

CONTOH SOAL #: PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA. dx dengan nilai awal: y = 1 pada x = 0. Penyelesaian: KASUS: INITIAL VALUE PROBLEM (IVP)

CONTOH SOAL #: PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA. dx dengan nilai awal: y = 1 pada x = 0. Penyelesaian: KASUS: INITIAL VALUE PROBLEM (IVP) PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA KASUS: INITIAL VALUE PROBLEM (IVP) by: st dyar kholsoh Mater Kulah: Pengantar; Metode Euler; Perbakan Metode Euler; Metode Runge-Kutta; Penyelesaan Sstem Persamaan

Lebih terperinci

Kata kunci : daya, bahan bakar, optimasi, ekonomis. pembangkitan yang maksimal dengan biaya pengoperasian unit pembangkit yang minimal.

Kata kunci : daya, bahan bakar, optimasi, ekonomis. pembangkitan yang maksimal dengan biaya pengoperasian unit pembangkit yang minimal. Makalah Semnar Tugas Akhr MENGOPTIMALKAN PEMBAGIAN BEBAN PADA UNIT PEMBANGKIT PLTGU TAMBAK LOROK DENGAN METODE LAGRANGE MULTIPLIER Oleh : Marno Sswanto, LF 303 514 Abstrak Pertumbuhan ndustr pada suatu

Lebih terperinci

Fisika Dasar I (FI-321)

Fisika Dasar I (FI-321) Fska Dasar I (FI-31) Topk har n (mnggu 5) Usaha dan Energ Usaha dan Energ Energ Knetk Teorema Usaha Energ Knetk Energ Potensal Gravtas Usaha dan Energ Potensal Gravtas Gaya Konservatf dan Non-Konservatf

Lebih terperinci

Bab IV Pemodelan dan Perhitungan Sumberdaya Batubara

Bab IV Pemodelan dan Perhitungan Sumberdaya Batubara Bab IV Pemodelan dan Perhtungan Sumberdaa Batubara IV1 Pemodelan Endapan Batubara Pemodelan endapan batubara merupakan tahapan kegatan dalam evaluas sumberdaa batubara ang bertuuan menggambarkan atau menatakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

Fisika Dasar I (FI-321) Usaha dan Energi

Fisika Dasar I (FI-321) Usaha dan Energi Fska Dasar I (FI-31) Topk har n (mnggu 5) Usaha dan Energ Usaha Menyatakan hubungan antara gaya dan energ Energ menyatakan kemampuan melakukan usaha Usaha,,, yang dlakukan oleh gaya konstan pada sebuah

Lebih terperinci

Review Thermodinamika

Review Thermodinamika Revew hermodnamka Hubungan hermodnamka dan Mekanka tatstk hermodnamka: deskrps fenomenologs tentang sfatsfat fss sstem makroskopk dalam kesetmbangan. Phenomenologs : mendasarkan pada pengamatan emprs terhadap

Lebih terperinci

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 3: MERANCANG JARINGAN SUPPLY CHAIN

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 3: MERANCANG JARINGAN SUPPLY CHAIN MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 3: MERANCANG JARINGAN SUPPLY CHAIN By: Rn Halla Nasuton, ST, MT MERANCANG JARINGAN SC Perancangan jarngan SC merupakan satu kegatan pentng yang harus

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

Penerapan Metode Runge-Kutta Orde 4 dalam Analisis Rangkaian RLC

Penerapan Metode Runge-Kutta Orde 4 dalam Analisis Rangkaian RLC Penerapan Metode Runge-Kutta Orde 4 dalam Analss Rangkaan RLC Rka Favora Gusa JurusanTeknk Elektro,Fakultas Teknk,Unverstas Bangka Beltung rka_favora@yahoo.com ABSTRACT The exstence of nductor and capactor

Lebih terperinci

Teorema Gauss. Garis Gaya Listrik Konsep fluks. Penggunaan Teorema Gauss

Teorema Gauss. Garis Gaya Listrik Konsep fluks. Penggunaan Teorema Gauss Teorema Gauss Gars Gaya Lstrk Konsep fluks Teorema Gauss Penggunaan Teorema Gauss Medan oleh muatan ttk Medan oleh kawat panjang tak berhngga Medan lstrk oleh plat luas tak berhngga Medan lstrk oleh bola

Lebih terperinci

KORELASI DAN REGRESI LINIER. Debrina Puspita Andriani /

KORELASI DAN REGRESI LINIER. Debrina Puspita Andriani    / KORELASI DAN REGRESI LINIER 9 Debrna Puspta Andran www. E-mal : debrna.ub@gmal.com / debrna@ub.ac.d 2 Outlne 3 Perbedaan mendasar antara korelas dan regres? KORELASI Korelas hanya menunjukkan sekedar hubungan.

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analsa Pemlhan Model Tme Seres Forecastng Pemlhan model forecastng terbak dlakukan secara statstk, dmana alat statstk yang dgunakan adalah MAD, MAPE dan TS. Perbandngan

Lebih terperinci

PENELUSURAN KERAGAMAN DALAM BLOK PADA RANCANGAN ACAK KELOMPOK DENGAN INTERGRADIEN. Rita Rahmawati Program Studi Statistika FMIPA UNDIP

PENELUSURAN KERAGAMAN DALAM BLOK PADA RANCANGAN ACAK KELOMPOK DENGAN INTERGRADIEN. Rita Rahmawati Program Studi Statistika FMIPA UNDIP PENELUSURAN KERAGAMAN DALAM BLOK PADA RANCANGAN ACAK KELOMPOK DENGAN INTERGRADIEN Rta Rahmawat Program Stud Statstka FMIPA UNDIP Abstrak Dalam Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL), asums terpentng adalah

Lebih terperinci

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL Analss sumbangan sektor-sektor ekonom d Bal terhadap pembangunan ekonom nasonal bertujuan untuk mengetahu bagamana pertumbuhan dan

Lebih terperinci

ANALISIS KOVARIANSI part 2

ANALISIS KOVARIANSI part 2 ANALISIS KOVARIANSI part Analss Kovarans merupakan suatu analss statstka untuk mengetahu pengaruh satu atau lebh varabel bebas terhadap varable terkat dengan memperhatkan satu atau lebh varable konkomtan

Lebih terperinci

BAB I Rangkaian Transient. Ir. A.Rachman Hasibuan dan Naemah Mubarakah, ST

BAB I Rangkaian Transient. Ir. A.Rachman Hasibuan dan Naemah Mubarakah, ST BAB I angkaan Transent Oleh : Ir. A.achman Hasbuan dan Naemah Mubarakah, ST . Pendahuluan Pada pembahasan rangkaan lstrk, arus maupun tegangan yang dbahas adalah untuk konds steady state/mantap. Akan tetap

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu 4 III. METODE PENELITIAN A. Populas Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen dengan populas peneltan yatu seluruh sswa kelas VIII C SMP Neger Bukt Kemunng pada semester genap tahun pelajaran 01/013

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi Daftar Is Daftar Is... Kata pengantar... BAB I...1 PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang...1 1.2 Rumusan Masalah...2 1.3 Tujuan...2 BAB II...3 TINJAUAN TEORITIS...3 2.1 Landasan Teor...4 BAB III...5 PEMBAHASAN...5

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode dalam peneltan n adalah metode ekspermen. Penggunaan metode ekspermen n bertujuan untuk mengetahu apakah suatu metode, prosedur, sstem, proses, alat, bahan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK BAB IV PEMBAASAN ASIL PENELITIAN PENGARU PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK TERADAP ASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI POKOK KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA A. Deskrps Data asl Peneltan.

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBANGKITAN DAYA PADA TEMPERATUR PERMUKAAN BAHAN BAKAR DAN FLUIDA TERAS REAKTOR

PENGARUH PEMBANGKITAN DAYA PADA TEMPERATUR PERMUKAAN BAHAN BAKAR DAN FLUIDA TERAS REAKTOR Volume 2 No.1 Januar 2017 Webste : www.ournal.unska.ac.d Emal : barometer_ftusk@staff.unska.ac.d PENGARUH PEMBANGKITAN DAYA PADA TEMPERATUR PERMUKAAN BAHAN BAKAR DAN FLUIDA TERAS REAKTOR Adolf Ash Supryanto

Lebih terperinci

PENANGANAN BAHAN PADAT S1 TEKNIK KIMIA FT UNS Sperisa Distantina

PENANGANAN BAHAN PADAT S1 TEKNIK KIMIA FT UNS Sperisa Distantina PENANGANAN BAHAN PAAT S1 TEKNIK KIMIA FT UNS Spersa stantna. SCREENING: MENENTUKAN UKURAN PARTIKEL Mater: Cara-cara menentukan ukuran partkel. Analss data ukuran partkel menggunakan screen shaker. Evaluas

Lebih terperinci

Dasar-dasar Aliran Fluida

Dasar-dasar Aliran Fluida Dasar-dasar Alran Fluda Konsep pentng dalam alran fluda Prnsp kekealan massa, sehngga tmbul persamaan kontnutas Prnsp energ knetk, persamaan persamaan alran tertentu Prnsp momentum, persamaan-persamaan

Lebih terperinci

Kecocokan Distribusi Normal Menggunakan Plot Persentil-Persentil yang Distandarisasi

Kecocokan Distribusi Normal Menggunakan Plot Persentil-Persentil yang Distandarisasi Statstka, Vol. 9 No., 4 47 Me 009 Kecocokan Dstrbus Normal Menggunakan Plot Persentl-Persentl yang Dstandarsas Lsnur Wachdah Program Stud Statstka Fakultas MIPA Unsba e-mal : Lsnur_w@yahoo.co.d ABSTRAK

Lebih terperinci

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA Regres Lnear Tujuan Pembelajaran Menjelaskan regres dan korelas Menghtung dar persamaan regres dan standard error dar estmas-estmas untuk analss regres lner sederhana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Matematka sebaga bahasa smbol yang bersfat unversal memegang peranan pentng dalam perkembangan suatu teknolog. Matematka sangat erat hubungannya dengan kehdupan nyata.

Lebih terperinci

MODUL 3 : METODA Slope Deflection 3.1. Judul : Metoda Slope Deflection

MODUL 3 : METODA Slope Deflection 3.1. Judul : Metoda Slope Deflection MODU 3 1 MODU 3 : METOD Slope Deflecton 3.1. Judul : Tuuan Pembelaaran Umum Setelah membaca bagan n mahasswa akan dapat memaham apakah metoda Slope Deflecton dan bagamana metoda Slope Deflecton dpaka untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Regres merupakan suatu alat ukur yang dgunakan untuk mengukur ada atau tdaknya hubungan antar varabel. Dalam analss regres, suatu persamaan regres atau persamaan penduga

Lebih terperinci

SOLUSI SISTEM PERSAMAAN DIFERENSIAL PARSIAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERTURBASI HOMOTOPI DAN METODE DEKOMPOSISI ADOMIAN

SOLUSI SISTEM PERSAMAAN DIFERENSIAL PARSIAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERTURBASI HOMOTOPI DAN METODE DEKOMPOSISI ADOMIAN SOLUSI SISTEM PERSAMAAN DIFERENSIAL PARSIAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERTURBASI HOMOTOPI DAN METODE DEKOMPOSISI ADOMIAN Ita Rahmadayan 1, Syamsudhuha 2, Asmara Karma 2 1 Mahasswa Program Stud S1 Matematka

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4. PENGUJIAN PENGUKURAN KECEPATAN PUTAR BERBASIS REAL TIME LINUX Dalam membuktkan kelayakan dan kehandalan pengukuran kecepatan putar berbass RTLnux n, dlakukan pengujan dalam

Lebih terperinci