PENGARUH SUDUT PENYINARAN DAN LAJU ALIRAN TERHADAP EFISIENSI TERMAL PADA SOLAR KOLEKTOR TIPE PLAT DATAR
|
|
- Verawati Oesman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENGARUH SUDU PENYINARAN DAN LAJU ALIRAN ERHADAP EFISIENSI ERMAL PADA SOLAR KOLEKOR IPE PLA DAAR ulus B. Storus, Hmsar Ambarta, Mulf Hazw, ekad Stepu Departemen eknk Mesn Fakultas eknk USU Jl Almamater, Kampus USU Padang Bulan, Medan Abstrak Peneltan tentang teknolog pemanfaatan energ terbarukan, khususnya energ surya (solar energy) sedang mengalam penngkatan akhr-akhr n. Peneltan n menggunakan Solar Energy Demonstrator tpe LS untuk menganalsa pengaruh sudut penynaran dan laju alran terhadap efsens termal suatu solar kolektor plat datar. Peralatan n menggunakan dua bola lampu hologram (spot lght) dengan daya masng-masng 500W untuk mensmulaskan energ snar matahar. Solar kolektor tpe plat datar dengan luas 0,095 m 2 dgunakan untuk menangkap energ radas dan energ n akan memanaskan ar yang mengalr d dalam ppa. Parameter-parameter yang dvaraskan pada peneltan n adalah, ntenstas penynaran dengan menghdupkan satu dan dua lampu, sudut penynaran pada 45 0, 60 0, 75 0, dan 90 0, dan laju alran ar pendngn 3,4,5,6,7 lter perment. otal pengujan adalah 40 kal pengujan. Pada setap pengujan dlakukan pengamblan data tap ment selama 25 ment. emperatur ar masuk, ar keluar, dan temperatur solar kolektor akan dukur. Dengan menggunakan data-data yang dukur, dlakukan perhtungan efsens termal solar kolektor n. Analsa dlakukan untuk mengetahu efek dar sudut penynaran dan laju alran terhadap efsens solar kolektor. Keywords: Solar Kolektor, Intenstas, Laju alran I. PENDAHULUAN Kolektor surya termal adalah suatu alat yang berfungs untuk mengumpulkan energ matahar dan mengubahnya menjad energ termal. Umumnya energ terkumpul dteruskan ke alran fluda. Kolektor surya memlk beberapa komponen yatu : transms, refleks, dan absorbs. Komponen transms dapat dperoleh dengan menggunakan kaca, refleks dar elemen cermn dan absorber dar bahan alumnum atau kunngan yang dlaps dengan permukaan benda htam. Komponen utama kolektor surya adalah cover yang berfungs sebaga penutup kolektor yang transparan, absorber untuk menyerap energ dan mengkonverskan energ matahar menjad energ termal, nsulaton untuk menahan panas dalam kolektor, saluran atau kanal untuk mengalrkan fluda pembawa energ matahar. Jad dapat dsmpulkan secara prnsp bahwa metode kerja dar kolektor surya adalah sama yatu menyerap snar matahar. Adapun tujuan dar peneltan n yatu untuk mengetahu pengaruh laju alran ar dan besar sudut peynaran terhadap efsens termal solar kolektor. Untuk mendapatkan tujuan tersebut, maka dlakukan pengujan d laboratorum solar energy Departemen eknk Mesn F.USU, dengan menggunakan Solar Collector Demonstrator ype LS Peneltan n dlakukan dengan membuat varas sudut penynaran yatu 45 0, 60 0, 75 0, 90 0 dan varas laju alran : 3, 4, 5, 6, 7 LPM (lter per ment). Untuk menvaraskan ntenstas snar yang dgunakan, maka jumlah lampu yang dhdupkan dvaraskan yatu satu lampu dan dua lampu. Setelah dperoleh data sheet hasl uj laboratorum maka dhtung 29
2 efsens termal untuk setap laju alran dan sudut penynaran. Hasl-hasl dar peneltan n dharapkan dapat memberkan nformas yang dbutuhkan untuk pengembangan solar kolektor d Indonesa. II. DASAR EORI Prnsp kerja dar sebuah solar kolektor termal adalah sebaga berkut. Energ radas akan dkumpulkan pada sebuah kolektor yang luas penampangnya A c. Secara teorts jumlah energ persatuan waktu yang dterma oleh kolektor adalah selsh antara energ radas yang dterma dengan energ yang dpancarkan kembal ke lngkungan. Dar defens n, jumlah energ yang dserap kolektor dapat dhtung dengan menggunakan persamaan berkut: Qab Ac G (1) Dmana G adalah ntenstas lux normal datas permukaan kolektor (lux). Energ yang sampa d permukaan kolektor n akan dteruskan ke alran ar pendngn dan ssanya akan hlang ke lngkungan. Besarnya alran kalor yang masuk ke ar dhtung dengan persamaan: q mc (2) w p 0 Dmana, c p adalah kalor spesfk ar, m adalah laju alran ar / flow rate (Kg/s), 0 adalah temperatur ar keluar ppa kolektor dan adalah temperatur ar masuk ppa kolektor. Pada kasus n ada beberapa kemungknan yang dapat dgunakan untuk menghtung besarnya efsens solar kolektor n. Pertama adalah besarnya perbedaan suhu pada ar pendngn sebelum pengujan dan sesudah pengujan. Sebaga catatan lama pengujan n adalah 25 ment. Jka defens n yang dgunakan untuk menghtung efsens, maka besarnya panas yang dserap oleh nstalas termasuk panas yang dserap pompa ar pendngn harus dperhtungkan. Cara n akan sangat rumt jka harus menghtung semua panas yang dserap oleh nstalas dan komponennya. Kedua adalah menggunakan perbedaan temperatur ar pendngn sebelum dan sesudah solar kolektor. Cara n drasakan lebh efektf karena tdak banyak rug-rug kalor yang harus dhtung lag. Untuk lebh mendekatkan nla efsens dengan efsens yang sebenarnya, maka perhtungan akan dlakukan setap ment pengamatan dan akan dlakukan rata-rata. Berdasarkan pembahasan n maka efsens termal dar solar kolektor n akan drumuskan sebaga berkut: mc p 0 (3) G A c III. ALA-ALA PENELIIAN Peralatan-peralatan yang dgunakan pada peneltan n dtamplkan pada gambar 1. Nama alat ukur n adalah LS Spesfkas sebaga berkut Input power 230 VAV, 50 Hz. Gross weght 60 kg dan dmens total 1200 x 800 x 700 mm (L x W x H). Lampu yang dgunakan adalah jens hologram dengan daya masngmasng 500W. Gambar 1 Peralatan peneltan 30
3 IV. HASIL DAN DISKUSI Gambar 2 Lux meter yang dgunakan Alat ukur tambahan yang dgunakan untuk mengukur ntenstas cahaya yang sampa ke permukaan kolektor adalah lux meter. Alat n dtamplkan pada gambar 2. Spesfkas alat n adalah sebaga berkut. amplan LCD dengan ndkas LUX, fc, lobat, MAX, HOLD. Polartas : automats. Indkas pengukuran d luar rentang : akan muncul 1. ngkat pengukuran: 1,5 kal per detk. Rentang pengukuran : 200, 2000, 20000, lux/fc (1 fc = 10,76 lux). emperatur penympanan : C C. Akuras : ± 5% rdg ± 10 dgt (< lux/fc) ± 10% rdg ± 10 dgt (> lux/fc ). Metodolog pengujan yang dlakukan adalah sebaga berkut: Mengs ar ke dalam storage tank, jumlah ar pendngn yang dgunakan pada peneltan n adalah sektar 7 lter atau setara dengan 12 cm ketnggan d dalam tangk. Hdupkan semua komponen melalu kontrol panel, termasuk lampu dan pompa. Catat temperatur awal 1, 2, dan 3 Atur laju alran ar yang dngnkan. Atur sudut penynaran yang dngnkan. Ukur ntenstas cahaya yang sampa pada permukaan absorber dengan menggunakan lux meter. Catat temperatur 1, 2, dan 3 tap ment selama 25 ment. Ulang pengujan untuk varas jumlah lampu, sudut penynaran, dan laju alran. Hasl pengujan untuk 1 lampu yang dnyalakan, dengan sudut 45 0, dan laju alran ar pendngn 3 LPM dtamplkan pada tabel 1. Parameter yang dtamplkan pada tabel tersebut adalah temperatur masuk, keluar, dan perbedaan temperatur ar pendngn, temperatur plat absorber ( base ), dan efsens. Hasl n menunjukkan hal-hal berkut n. emperatur ar masuk, temperatur ar keluar, dan temperatur base akan menngkat dengan bertambahnya waktu. In terjad karena ar pendngn yang dgunakan adalah sama atau tdak dgant dengan ar yang baru. Dengan kata lan setelah beberapa lama ar pendngn yang dgunakan akan semakn panas karena menerma panas yang terakumulas. emperatur absorber juga akan mengalam kenakan dengan bertambahnya waktu. Fakta n menunjukkan bahwa panas yang dterma absorber tdak hanya memanaskan ar pendngn, tetap juga dgunakan untuk memanaskan plat absorber. Parameter yang akan dgunakan dar tabel n untuk menyatakan performans solar kolektor adalah efsens termal. Persamaan (3) dgunakan untuk menghtung efsens n. Pada tabel dapat dlhat terjad sedkt penngkatan pada efsens pada ment-ment akhr jka dbandngkan dengan ment-ment pertama. etap secara umum dapat dsebutkan bahwa efsens untuk kasus n adalah tetap dan dwakl oleh nla rata-ratanya sebesar 16.8%. abel 1 Hasl pengukuran pada 3LPM dengan 1 Lampu dan sudut 45 0 me base 0 (%)
4 Efsens Rata-rata 16.8 abel yang sama dengan tabel 1 untuk semua sudut penynaran dan semua laju alran dengan 1 lampu dan 2 lampu yang dnyalakan telah dbuat, tetap tdak dtamplkan d sn. Hasl efsens rata-rata dengan menggunakan 1 lampu dtamplkan pada tabel 2. Sebaga catatan energ radas yang dpancarkan oleh lampu n adalah sebesar 500 Joule/detk. abel 2 Efsens termal rata-rata hasl pengujan dengan 1 Lampu Laju Sudut Penynaran (LPM) Efsens termal rata-rata hasl pengujan dengan menggunakan 2 lampu dtamplkan pada tabel 3. Sebaga catatan energ radas yang dpancarkan kedua lampu n adalah 1000 Joule /detk. abel 3 Efsens termal rata-rata hasl pengujan dengan 2 Lampu Laju Sudut Penynaran (LPM) Pengaruh sudut penynaran Data efsens hasl pengujan yang dlakukan pada Solar Energy Demonstrator tpe LS n tdak dapat memberkan kesmpulan. Hal n dapat dlhat dengan membandngkan efsens yang ada. Msalnya dengan menggunakan 1 lampu pada laju alran 3 LPM. Efsens yang terbesar terjad saat sudut penynaran 45 0, sebesar 16,8%, setelah tu efsens akan menurun hngga yang terkecl pada 75 0, sebesar 8,7%, dan akan nak lag pada sudut 90 0, sebesar 10,6%. Hal yang sama juga terjad pada laju alran 4 LPM, 5 LPM, 6 LPM, dan 7 LPM. Fenomena yang agak berbeda dtunjukkan oleh solar kolektor saat lampu yang dgunakan sebanyak 2 buah. Efsens terbesar pada sudut 45 0, kemudan akan turun pada 60 0, kemudan nak lag pada sudut 75 0 dan turun lag pada sudut Msalnya pada laju alran 6 LPM, efsens terbesar saat 45 0 adalah 19,2%, pada sudut 60 0 turun menjad 14,9%, pada sudut 75 0 nak lag menjad 16,3%, dan akhrnya pada sudut 90 0 turun lag menjad 16,1%. Seharusnya efsens terbesar ddapat saat sudut penynaran 90 0, sesua dengan fakta bahwa snar matahar akan memberkan ntenstas terbesar saat poss semu matahar tepat berada d atas permukaan. Dan efektftas kolektor akan berkurang serng dengan pergeseran semu matahar. Hal yang menjad penyebab penympangan n, dperkrakan, adalah poss bola lampu hologram yang tdak tepat. Dengan memperhatkan poss lampu pada gambar 1 yang tdak tepat berada d tengah, msalnya pada sudut lampu 90 0 sebagan snar akan lar keluar dar kolektor dan hal n akan mengurang efsens. Hal yang makn rancu akan terjad pada saat menggunakan 2 bola lampu. Oleh karena tu solar demonstrator n tdak dapat dgunakan untuk mensmulaskan efek dar sudut penynaran pada sebuah solar kolektor plat datar. Sebaknya dlakukan penyempurnaan poss lampu. Pengaruh laju alran ar pendngn Data yang dtamplkan pada tabel 2 dan tabel 3 menunjukkan bahwa semakn besar laju alran ar pendngn maka semakn besar efsens solar kolektor. Fakta n berlaku untuk semua sudut penynaran dan 32
5 jumlah lampu yang dhdupkan. Sebaga satu analss data pada tabel 2 untuk 1 lampu dengan sudut penynaran Efsens terendah saat alran ar pendngn 3 LPM sebesar 16,8%, kemudan nak menjad 19,8% pada 4 LPM, dan nak lag menjad 23,9% dan 24,2% pada 5 LPM dan 6 LPM. Dan akhrnya tertngg pada 7 LPM. Fenomena yang sama juga terjad pada semua sudut penynaran. Gambar 3 Hubungan efsens dengan laju alran Sementara dengan 2 lampu pada sudut 45 0, efsens akan nak mula dar 12,9%, 15,1%, 17,3%, 19,2%, dan 21,9% masngmasn pada 3 LPM, 4 LPM, 5 LPM, 6 LPM, dan 7 LPM. Kesmpulan yang dtunjukkan data n adalah semakn tngg laju alran semakn tngg efsens. Hal n terjad karena semakn tngg alran ar d dalam ppa, maka semakn besar koefsen perpndahan panas konveks d dalam ppa. Semakn besar koefsen perpndahan panas konveks, maka semakn semakn efsen penyerapan panas dar kolektor ke ar pendngn. Untuk lebh memperjelas pengaruh laju alran ar pendngn terhadap efsens termal, grafk hubungan laju alran dan efsens termal dtamplkan pada gambar 3. Pada gambar hanya data pada sudut penynaran 45 0 dan 90 0 yang dtamplkan. Pada grafk jelas terlhat semakn besar laju alran semakn besar efsens. Sementara pada laju alran ar pendngn yang sama efsens dengan 1 lampu lebh besar darpada dengan 2 lampu. Hal n dkarenakan dengan menggunakan 2 lampu, jumlah energ radas yang terbuang ke lngkungan akan semakn besar. V. KESIMPULAN DAN SARAN Pada peneltan n telah dlakukan pengujan dengan menggunakan Solar Energy Demonstrator tpe LS untuk mengetahu pengaruh dar sudut penynaran dan laju alran terhadap efsens termal solar kolektor plat datar. Parameter-parameter yang dvaraskan pada peneltan n adalah, Intenstas penynaran dengan menghdupkan satu dan dua lampu, Sudut penynaran pada 45 0, 60 0, 75 0, dan 90 0, dan laju alran ar pendngn 3,4,5,6,7 lter perment. otal pengujan adalah 40 kal pengujan. Kesmpulan yang ddapatkan adalah sebaga berkut: Pengujan dengan Solar Energy Demonstrator tpe LS n tdak dapat memberkan kesmpulan yang bak pengaruh sudut penynaran terhadap efsens termal. Hal yang menjad penyebab penympangan n dperkrakan adalah poss bola lampu hologram yang tdak tepat. Sementara efek dar laju alran ar pendngn adalah semakn besar laju alran ar pendngn maka semakn besar efsens solar kolektor. Saran yang perlu dpertmbangkan untuk perbakan alat n: Seharusnya dlakukan penyempurnaan poss bola lampu. DAFAR PUSAKA 1. Arsmunandar, Wranto. eknololog Rekayasa Surya : Penerbt IB Bandung, Holman, JP. Heat ransfer, McGraw Hll Book Company, Duffe, Jhon dan Wllam Beckman. Solar Engneerng of ermal Process, Jhon Wley & Sons. Inc, Nevlle, Rchard C. Solar Energy Converson, Elsever, Shah, Rames K dan Dusan P. Sekolo. Fundamental of Heat Exchanger Desgn, Jhon Wley & Sons. Inc, Lee, Alvne, Operatonal & Experment Manual, Lotus Scentfc,
BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan
Lebih terperinciBAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN
BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 2 Tahun Pelajaran
III. METODE PENELITIAN A. Settng Peneltan Peneltan n menggunakan data kuanttatf dengan jens Peneltan Tndakan Kelas (PTK). Peneltan n dlaksanakan d SMAN 1 Bandar Lampung yang beralamat d jalan Jend. Sudrman
Lebih terperinciPENGGUNAAN DINDING GESER SEBAGAI ELEMEN PENAHAN GEMPA PADA BANGUNAN BERTINGKAT 10 LANTAI
PENGGUNAAN DINDING GESER SEBAGAI ELEMEN PENAHAN GEMPA PADA BANGUNAN BERTINGKAT 10 LANTAI Reky Stenly Wndah Dosen Jurusan Teknk Spl Fakultas Teknk Unverstas Sam Ratulang Manado ABSTRAK Pada bangunan tngg,
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4. PENGUJIAN PENGUKURAN KECEPATAN PUTAR BERBASIS REAL TIME LINUX Dalam membuktkan kelayakan dan kehandalan pengukuran kecepatan putar berbass RTLnux n, dlakukan pengujan dalam
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.
44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Penyajan Data Peneltan Untuk memperoleh data dar responden yang ada, maka dgunakan kuesoner yang telah dsebar pada para pelanggan (orang tua sswa) d Kumon
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Data terdr dar dua data utama, yatu data denyut jantung pada saat kalbras dan denyut jantung pada saat bekerja. Semuanya akan dbahas pada sub bab-sub bab berkut. A. Denyut Jantung
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Energ sangat berperan pentng bag masyarakat dalam menjalan kehdupan seharhar dan sangat berperan dalam proses pembangunan. Oleh sebab tu penngkatan serta pembangunan
Lebih terperinciBAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas
9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang
Lebih terperinciBAB II TEORI ALIRAN DAYA
BAB II TEORI ALIRAN DAYA 2.1 UMUM Perhtungan alran daya merupakan suatu alat bantu yang sangat pentng untuk mengetahu konds operas sstem. Perhtungan alran daya pada tegangan, arus dan faktor daya d berbaga
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
7 BAB LANDASAN TEORI.1 Analsa Regres Analsa regres dnterpretaskan sebaga suatu analsa yang berkatan dengan stud ketergantungan (hubungan kausal) dar suatu varabel tak bebas (dependent varable) atu dsebut
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam
BAB III METODE PEELITIA A. Bentuk Peneltan Peneltan n merupakan peneltan ekspermen dengan model pretest postes control group desgn dengan satu macam perlakuan. D dalam model n sebelum dmula perlakuan kedua
Lebih terperinciANALISA KINERJA COOLING TOWER INDUCED DRAFT TIPE LBC-W 300 TERHADAP PENGARUH PANAS RADIASI MATAHARI
TUGAS AKHIR ANALISA KINERJA COOLING TOWER INDUCED DRAFT TIPE LBC-W 300 TERHADAP PENGARUH PANAS RADIASI MATAHARI Oleh: Nmas Puspto Pratw Dosen Pembmbng : Dr.Gunawan Nugroho, S.T,M.T Nur Lala Hamdah, ST.
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.
BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan
Lebih terperinciIV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI
IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI Pendahuluan o Ukuran dspers atau ukuran varas, yang menggambarkan derajat bagamana berpencarnya data kuanttatf, dntaranya: rentang, rentang antar kuartl, smpangan
Lebih terperinciBAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS
BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS 4.1 Survey Parameter Survey parameter n dlakukan dengan mengubah satu jens parameter dengan membuat parameter lannya tetap. Pengamatan terhadap berbaga nla untuk satu parameter
Lebih terperinciANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)
Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat
Lebih terperinciSTATISTIK menyatakan kumpulan data, bilangan maupun non bilangan, yg disusun ke dlm tabeldiagram-grafik yang menggambarkan suatu persoalan.
PERTEMUAN 1 STATISTIK menyatakan kumpulan data, blangan maupun non blangan, yg dsusun ke dlm tabeldagram-grafk yang menggambarkan suatu persoalan. STATISTIKA lmu yang berhubungan dengan cara-cara pengumpulan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa
III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan
Lebih terperinciANALISIS BENTUK HUBUNGAN
ANALISIS BENTUK HUBUNGAN Analss Regres dan Korelas Analss regres dgunakan untuk mempelajar dan mengukur hubungan statstk yang terjad antara dua varbel atau lebh varabel. Varabel tersebut adalah varabel
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.
Lebih terperinciHUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT ABSTRAK STEVANY HANALYNA DETHAN Fakultas Ekonom Unv. Mahasaraswat Mataram e-mal : stevany.hanalyna.dethan@gmal.com
Lebih terperinciDISTRIBUSI HASIL PENGUKURAN DAN NILAI RATA-RATA
DISTRIBUSI HASIL PENGUKURAN DAN NILAI RATA-RATA Dstrbus Bnomal Msalkan dalam melakukan percobaan Bernoull (Bernoull trals) berulang-ulang sebanyak n kal, dengan kebolehjadan sukses p pada tap percobaan,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan
BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan yang bertujuan untuk mendeskrpskan langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran matematka berbass teor varas berupa Rencana
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat
BAB LANDASAN TEORI. 1 Analsa Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstk pada tahun 1877 oleh Sr Francs Galton. Galton melakukan stud tentang kecenderungan tngg badan anak. Teor Galton
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon
Lebih terperinciBab IX PERPINDAHAN PANAS RADIASI ANTAR PERMUKAAN
Perpndahan Panas I Hmsar AMBAITA Bab IX PEPINDAHAN PANAS ADIASI ANTA PEMUKAAN..Perpndahan panas radas antar permukaan dapat danalogkan sepert susunan tahan lstrk.. Pada bagan sebelumnya telah dbahas faktor
Lebih terperinciREGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear
REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA Regres Lnear Tujuan Pembelajaran Menjelaskan regres dan korelas Menghtung dar persamaan regres dan standard error dar estmas-estmas untuk analss regres lner sederhana
Lebih terperinciUJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD
UJI F DAN UJI T Uj F dkenal dengan Uj serentak atau uj Model/Uj Anova, yatu uj untuk melhat bagamanakah pengaruh semua varabel bebasnya secara bersama-sama terhadap varabel terkatnya. Atau untuk menguj
Lebih terperinciPendeteksian Data Pencilan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Diagnostik
Pendeteksan Data Penclan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Dagnostk Sally Indra 1, Dod Vonanda, Rry Srnngsh 3 1 Student of Mathematcs Department State Unversty of Padang,
Lebih terperinciPROPOSAL SKRIPSI JUDUL:
PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan quas expermental dengan one group pretest posttest desgn. Peneltan n tdak menggunakan kelas pembandng namun sudah menggunakan
Lebih terperinciSUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 0 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD BAB V STATISTIKA Dra.Hj.Rosdah Salam, M.Pd. Dra. Nurfazah, M.Hum. Drs. Latr S, S.Pd., M.Pd. Prof.Dr.H. Pattabundu, M.Ed. Wdya
Lebih terperinciUNSUR-UNSUR CUACA DAN IKLlM
UNSUR-UNSUR CUACA DAN KLlM HANDOKO Jurusan Geofska dan Meteorolog, FMlPA PB Cuaca adalah gambaran konds atmosfer jangka pendek (kurang dar 24 jam) pada suatu lokas tertentu. Pernyataan sepert "har n d
Lebih terperinciRAY TRACING dan. Oleh : Karmilasari
RAY TRACING dan RADIOSITY Oleh : Karmlasar RAY TRACING vs. RADIOSITY 2 Revew : ILUMINASI Secara umum dlhat dar fsknya, model lumnas menggambaran perpndahan energ dan radas fokus pada sfat sfat cahaya danmateral
Lebih terperinciANALISIS REGRESI. Catatan Freddy
ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :
Lebih terperinciPost test (Treatment) Y 1 X Y 2
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode Peneltan adalah cara lmah untuk memaham suatu objek dalam suatu kegatan peneltan. Peneltan yang dlakukan n bertujuan untuk mengetahu penngkatan hasl
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Adapun yang menjad objek peneltan adalah sswa MAN Model Gorontalo. Penetapan lokas n ddasarkan pada beberapa pertmbangan yakn,
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN MODEL
BAB IV PEMBAHASAN MODEL Pada bab IV n akan dlakukan pembuatan model dengan melakukan analss perhtungan untuk permasalahan proses pengadaan model persedaan mult tem dengan baya produks cekung dan jont setup
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and
III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS
Lebih terperinciKata kunci : daya, bahan bakar, optimasi, ekonomis. pembangkitan yang maksimal dengan biaya pengoperasian unit pembangkit yang minimal.
Makalah Semnar Tugas Akhr MENGOPTIMALKAN PEMBAGIAN BEBAN PADA UNIT PEMBANGKIT PLTGU TAMBAK LOROK DENGAN METODE LAGRANGE MULTIPLIER Oleh : Marno Sswanto, LF 303 514 Abstrak Pertumbuhan ndustr pada suatu
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di
III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah
Lebih terperinciHukum Termodinamika ik ke-2. Hukum Termodinamika ke-1. Prinsip Carnot & Mesin Carnot. FI-1101: Termodinamika, Hal 1
ERMODINAMIKA Hukum ermodnamka ke-0 Hukum ermodnamka ke-1 Hukum ermodnamka k ke-2 Mesn Kalor Prnsp Carnot & Mesn Carnot FI-1101: ermodnamka, Hal 1 Kesetmbangan ermal & Hukum ermodnamka ke-0 Jka dua buah
Lebih terperinciRANGKAIAN SERI. 1. Pendahuluan
. Pendahuluan ANGKAIAN SEI Dua elemen dkatakan terhubung ser jka : a. Kedua elemen hanya mempunya satu termnal bersama. b. Ttk bersama antara elemen tdak terhubung ke elemen yang lan. Pada Gambar resstor
Lebih terperinciBAB II ENERGI ANGIN t (sec)
BAB II ENERGI ANGIN II. 1. Umum [] Angn merupakan udara yang berhembus dar suhu tngg ke suhu rendah akbat adanya perbedaan temperatur atmosfer. Perbedaan temperatur pada lokas yang berbeda (gars lntang)
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan
Lebih terperinciKecocokan Distribusi Normal Menggunakan Plot Persentil-Persentil yang Distandarisasi
Statstka, Vol. 9 No., 4 47 Me 009 Kecocokan Dstrbus Normal Menggunakan Plot Persentl-Persentl yang Dstandarsas Lsnur Wachdah Program Stud Statstka Fakultas MIPA Unsba e-mal : Lsnur_w@yahoo.co.d ABSTRAK
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini
III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode dalam peneltan n adalah metode ekspermen. Penggunaan metode ekspermen n bertujuan untuk mengetahu apakah suatu metode, prosedur, sstem, proses, alat, bahan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam
1 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMPN 8 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas VII SMPN 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 01/013 yang terdr
Lebih terperinciMODEL MATEMATIKA SISTEM THERMAL
MODEL MATEMATIA SISTEM THERMAL PENGANTAR Sstem thermal merupakan sstem yang melbatkan pemndahan panas dar bahan yang satu ke bahan yang lan. Sstem thermal dapat danalsa dalam bentuk tahanan dan kapastans,
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK
BAB IV PEMBAASAN ASIL PENELITIAN PENGARU PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK TERADAP ASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI POKOK KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA A. Deskrps Data asl Peneltan.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam pembuatan tugas akhr n, penulsan mendapat referens dar pustaka serta lteratur lan yang berhubungan dengan pokok masalah yang penuls ajukan. Langkah-langkah yang akan
Lebih terperinciBAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH
BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analsa Pemlhan Model Tme Seres Forecastng Pemlhan model forecastng terbak dlakukan secara statstk, dmana alat statstk yang dgunakan adalah MAD, MAPE dan TS. Perbandngan
Lebih terperinciBAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.
BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen
Lebih terperinciBOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL
BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL Analss sumbangan sektor-sektor ekonom d Bal terhadap pembangunan ekonom nasonal bertujuan untuk mengetahu bagamana pertumbuhan dan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan
Lebih terperinciMENGANALISA GANGGUAN PADA 331 WEIGHT FEEDER 2 UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI DI PT. SEMEN GRESIK (PERSERO).Tbk PABRIK TUBAN ABSTRAK
Nelson ulstono Teknk Mesn Unverstas Islam Malang 015 MENGANALIA GANGGUAN PADA 331 WEIGHT FEEDER UNTUK MENINGKATKAN PRODUKI DI PT. EMEN GREIK (PERERO).Tbk PABRIK TUBAN Nelson ulstono, Teknk Mesn, Fakultas
Lebih terperinciPerhitungan Bunga Kredit dengan Angsuran
Perhtungan Kredt dengan / Mengapa Perhtungan Kredt Perlu Dketahu? Perhtungan bunga kredt yang dgunakan bank akan menentukan besar keclnya angsuran pokok dan bunga yang harus dbayar Debtur atas kredt yang
Lebih terperinciIII PEMBAHASAN. merupakan cash flow pada periode i, dan C. berturut-turut menyatakan nilai rata-rata dari V. dan
Pada bab n akan dbahas mengena penyelesaan masalah ops real menggunakan pohon keputusan bnomal. Dalam menentukan penlaan proyek, dapat dgunakan beberapa metode d antaranya dscounted cash flow (DF). DF
Lebih terperinciBAB IX. STATISTIKA. CONTOH : HASIL ULANGAN MATEMATIKA 5 SISWA SBB: PENGERTIAN STATISTIKA DAN STATISTIK:
BAB IX. STATISTIKA. CONTOH : HASIL ULANGAN MATEMATIKA 5 SISWA SBB: PENGERTIAN STATISTIKA DAN STATISTIK: BAB IX. STATISTIKA Contoh : hasl ulangan Matematka 5 sswa sbb: 6 8 7 6 9 Pengertan Statstka dan
Lebih terperinciPENELUSURAN KERAGAMAN DALAM BLOK PADA RANCANGAN ACAK KELOMPOK DENGAN INTERGRADIEN. Rita Rahmawati Program Studi Statistika FMIPA UNDIP
PENELUSURAN KERAGAMAN DALAM BLOK PADA RANCANGAN ACAK KELOMPOK DENGAN INTERGRADIEN Rta Rahmawat Program Stud Statstka FMIPA UNDIP Abstrak Dalam Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL), asums terpentng adalah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Peneltan dlaksanakan d Desa Sempalwadak, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang pada bulan Februar hngga Me 2017. Pemlhan lokas peneltan dlakukan secara purposve
Lebih terperinciNama : Crishadi Juliantoro NPM :
ANALISIS INVESTASI PADA PERUSAHAAN YANG MASUK DALAM PERHITUNGAN INDEX LQ-45 MENGGUNAKAN PORTOFOLIO DENGAN METODE SINGLE INDEX MODEL. Nama : Crshad Julantoro NPM : 110630 Latar Belakang Pemlhan saham yang
Lebih terperinciPreferensi untuk alternatif A i diberikan
Bahan Kulah : Topk Khusus Metode Weghted Product (WP) menggunakan perkalan untuk menghubungkan ratng atrbut, dmana ratng setap atrbut harus dpangkatkan dulu dengan bobot atrbut yang bersangkutan. Proses
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap
5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap
Lebih terperinciA. 1,0 m/s 2 B. 1,3 m/s 2 C. 1,5 m/s 2 D. 2,0 m/s 2 E. 3,0 m/s 2
1. D bawah n adalah pernyataan mengena pengukuran : 1. mengukur adalah membandngkan besaran yang dukur dengan besaran sejens yang dtetapkan sebaga satuan 2. dalam setap pengukuran selalu ada kesalahan
Lebih terperinciEVALUASI METODE PENELUSURAN KERAGAMAN DALAM BLOK DENGAN ANALISIS INTERBLOK
Prosdng SPMIPA. pp. 147-15. 006 ISBN : 979.704.47.0 EVALUASI METODE PENELUSURAN KERAGAMAN DALAM BLOK DENGAN ANALISIS INTERBLOK Rta Rahmawat, I Made Sumertajaya Program Stud Statstka Jurusan Matematka FMIPA
Lebih terperinciBAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah data pengujian pada
BAB 5 ASIL DAN PEMBAASAN 5. asl Peneltan asl peneltan akan membahas secara lebh lengkap mengena penyajan data peneltan dan analss data. 5.. Penyajan Data Peneltan Sampel yang dgunakan dalam peneltan n
Lebih terperinciIV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM
IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM Perancangan Sstem Sstem yang akan dkembangkan adalah berupa sstem yang dapat membantu keputusan pemodal untuk menentukan portofolo saham yang dperdagangkan d Bursa
Lebih terperinciUKURAN LOKASI, VARIASI & BENTUK KURVA
UKURAN LOKASI, VARIASI & BENTUK KURVA MARULAM MT SIMARMATA, MS STATISTIK TERAPAN FAK HUKUM USI @4 ARTI UKURAN LOKASI DAN VARIASI Suatu Kelompok DATA berupa kumpulan nla VARIABEL [ vaabel ] Ms banyaknya
Lebih terperinciPENJADWALAN PRODUKSI di PT MEUBEL JEPARA PROBOLINGGO
Prosdng Semnar Nasonal Manajemen Teknolog III Program Stud MMTITS, Surabaya 4 Pebruar 2006 PENJADWALAN PRODUKSI d PT MEUBEL JEPARA PROBOLINGGO Mohammad Khusnu Mlad, Bobby Oedy P. Soepangkat, Nurhad Sswanto
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
8 III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan adalah suatu cara yang dpergunakan untuk pemecahan masalah dengan teknk dan alat tertentu sehngga dperoleh hasl yang sesua dengan tujuan peneltan.
Lebih terperinciIII. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah,
III. METODELOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Suatu peneltan dapat berhasl dengan bak dan sesua dengan prosedur lmah, apabla peneltan tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. Dengan menggunakan
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. berasal dari peraturan SNI yang terdapat pada persamaan berikut.
BAB III LANDASAN TEORI 3. Kuat Tekan Beton Kuat tekan beban beton adalah besarna beban per satuan luas, ang menebabkan benda uj beton hanur bla dbeban dengan gaa tekan tertentu, ang dhaslkan oleh mesn
Lebih terperinciSEARAH (DC) Rangkaian Arus Searah (DC) 7
ANGKAAN AUS SEAAH (DC). Arus Searah (DC) Pada rangkaan DC hanya melbatkan arus dan tegangan searah, yatu arus dan tegangan yang tdak berubah terhadap waktu. Elemen pada rangkaan DC melput: ) batera ) hambatan
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI DAN METODE
BAB II DASAR TEORI DAN METODE 2.1 Teknk Pengukuran Teknolog yang dapat dgunakan untuk mengukur konsentras sedmen tersuspens yatu mekank (trap sampler, bottle sampler), optk (optcal beam transmssometer,
Lebih terperinciSeminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004
Semnar Nasonal Aplkas Teknolog Informas 004 Yogyakarta, 19 Jun 004 Aplkas Pemrograman Komputer Dalam Bdang Teknk Kma Arf Hdayat Program Stud Teknk Kma Fakultas Teknolog Industr, Unverstas Islam Indonesa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. meningkatnya arus reaktif. Harmonisa telah terbukti memiliki dampak kerusakan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kualtas daya lstrk sangat dpengaruh oleh penggunaan jens-jens beban tertentu sepert beban non lner dan beban nduktf. Akbat yang dtmbulkannya adalah turunnya
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen
3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel
Lebih terperinciContoh 5.1 Tentukan besar arus i pada rangkaian berikut menggunakan teorema superposisi.
BAB V TEOEMA-TEOEMA AGKAIA 5. Teorema Superposs Teorema superposs bagus dgunakan untuk menyelesakan permasalahan-permasalahan rangkaan yang mempunya lebh dar satu sumber tegangan atau sumber arus. Konsepnya
Lebih terperinciAMPERMETER-VOLTMETER-AVOMETER
mpermeter, oltmeter dan vometer KEGITN BELJ 1. LNDSN TEOI MPEMETE-OLTMETE-OMETE Dalam Fska Dasar II pada pokok bahasan gaya magnetk dan momen gaya magnetk, telah dbahas mengena bagamana kumparan berarus
Lebih terperinciIII.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5
33 III.METODE PENELITIAN A Jens Dan Desan Peneltan. Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan kuanttatf. Peneltan n merupakan peneltan korelas yang bertujuan untuk mengetahu hubungan
Lebih terperinciSTUDI EKSPERIMEN BENTUK KACA PENUTUP UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIFITAS DAN EFISIENSI SOLAR STILL. Nova Risdiyanto Ismail 1, Andi Hardianto 2 ABSTRACT
STUDI EKSPERIMEN BENTUK KACA PENUTUP UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIFITAS DAN EFISIENSI SOLAR STILL Nova Rsdyanto Ismal 1, And Hardanto 2 1 Jurusan Teknk Mesn Unverstas Wdyagama Malang 2 Jurusan Teknk Industr
Lebih terperinciPEMBUATAN GRAFIK PENGENDALI BERDASARKAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA (PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS)
PEMBUATAN GRAFIK PENGENDALI BERDASARKAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA (PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS) Wrayant ), Ad Setawan ), Bambang Susanto ) ) Mahasswa Program Stud Matematka FSM UKSW Jl. Dponegoro 5-6 Salatga,
Lebih terperinciPENOARUH PENAMBAHAN BURNABLE POISON Er203 DAN SUHU SINTER TERHADAP DENSITAS, MIKROSTRUKTUR, KEKERASAN DAN O/U RATIO PELET SINTER U02 + Er203
SSN 0854-5561 Hasl-hasl Peneltan EBNTahun 2005 PENOARUH PENAMBAHAN BURNABLE POSON Er203 DAN SUHU SNTER TERHADAP DENSTAS, MKROSTRUKTUR, KEKERASAN DAN O/U RATO PELET SNTER U02 + Er203 Abdul Latef ABSTRAK
Lebih terperinciHistogram Citra. Bab Membuat Histogram
Bab 6 Hstogram Ctra I nformas pentng mengena s ctra dgtal dapat dketahu dengan membuat hstogram ctra. Hstogram ctra adalah grafk yang menggambarkan penyebaran nla-nla ntenstas pxel dar suatu ctra atau
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.3.1 Tempat Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger Gorontalo khususnya pada sswa kelas VIII. 3.3. Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan selama
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel
BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Regres merupakan suatu alat ukur yang dgunakan untuk mengukur ada atau tdaknya hubungan antar varabel. Dalam analss regres, suatu persamaan regres atau persamaan penduga
Lebih terperinciPENANGANAN BAHAN PADAT S1 TEKNIK KIMIA FT UNS Sperisa Distantina
PENANGANAN BAHAN PAAT S1 TEKNIK KIMIA FT UNS Spersa stantna. SCREENING: MENENTUKAN UKURAN PARTIKEL Mater: Cara-cara menentukan ukuran partkel. Analss data ukuran partkel menggunakan screen shaker. Evaluas
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi,
BAB LANDASAN TEORI.1 Populas dan Sampel Populas adalah keseluruhan unt atau ndvdu dalam ruang lngkup yang ngn dtelt. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populas dsebut ukuran populas, sedangkan suatu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB PEDAHULUA. Latar Belakang Rsko ddentfkaskan dengan ketdakpastan. Dalam mengambl keputusan nvestas para nvestor mengharapkan hasl yang maksmal dengan rsko tertentu atau hasl tertentu dengan rsko yang
Lebih terperinci