PELABELAN TOTAL BUSUR AJAIB b-busur BERURUTAN PADA GRAF LOBSTER L n (2; r) DAN L n (2; r, s) SKRIPSI SYARIFANI RACHMAWATI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PELABELAN TOTAL BUSUR AJAIB b-busur BERURUTAN PADA GRAF LOBSTER L n (2; r) DAN L n (2; r, s) SKRIPSI SYARIFANI RACHMAWATI"

Transkripsi

1 UNIVERSITAS INDONESIA PELABELAN TOTAL BUSUR AJAIB b-busur BERURUTAN PADA GRAF LOBSTER L n (; ) DAN L n (;, s) SKRIPSI SYARIFANI RACHMAWATI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI SARJANA MATEMATIKA DEPOK JUNI 0 Pelabelan total..., Syaifani Rachmawati, FMIPA UI, 0

2 UNIVERSITAS INDONESIA PELABELAN TOTAL BUSUR AJAIB b-busur BERURUTAN PADA GRAF LOBSTER L n (; ) DAN L n (;, s) SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syaat untuk mempeoleh gela sajana sains SYARIFANI RACHMAWATI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI SARJANA MATEMATIKA DEPOK JUNI 0 Pelabelan total..., Syaifani Rachmawati, FMIPA UI, 0

3 HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS Skipsi ini adalah hasil kaya sendii, dan semua sumbe baik yang dikutip maupun diujuk telah saya nyatakan dengan bena. Nama : Syaifani Rachmawati NPM : Tanda Tangan : Tanggal : Juni 0 iii Pelabelan total..., Syaifani Rachmawati, FMIPA UI, 0

4 HALAMAN PENGESAHAN Skipsi ini diajukan oleh Nama : Syaifani Rachmawati NPM : Pogam Studi : Sajana Matematika Judul Skipsi : Pelabelan Total Busu Ajaib b-busu Beuutan Pada Gaf Lobste L n (; ) Dan L n (;, s) Telah behasil dipetahankan di hadapan Dewan Penguji dan diteima sebagai bagian pesyaatan yang dipelukan untuk mempeoleh gela Sajana Sains pada Pogam Studi S Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Univesitas Indonesia DEWAN PENGUJI Pembimbing : Da. Denny Riama Silaban, M. Kom Penguji I : Da. Noa Haiadi, M.Si Penguji II : Aie Wibowo, M.Si Ditetapkan di : Depok Tanggal : Juni 0 iv Pelabelan total..., Syaifani Rachmawati, FMIPA UI, 0

5 KATA PENGANTAR Alhamdulillahi abbil aalamiin, segala puji dan syuku penulis panjatkan bagi Allah SWT atas segala nikmat dan idha-nya yang telah dibeikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skipsi ini. Skipsi ini dibuat untuk memenuhi syaat menjadi Sajana Sains juusan Matematika pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Univesitas Indonesia. Penulis menyadai bahwa skipsi ini tidaklah sempuna, banyak tedapat kekuangan dalam penulisan. Untuk itu penulis menghaapkan kitik dan saan guna menyempunakan skipsi ini. Penulis telah banyak dibantu dan dibimbing oleh pihak-pihak yang sangat bejasa mulai dai awal pekuliahan hingga penyusunan skipsi ini. Oleh kaena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan teimakasih kepada:. Ibu dan Bapak penulis, Endang Retnowati dan Djoni Sunadjono, selaku oangtua penulis yang telah mencuahkan cinta dan kasih sayang, nasihat, seta untaian do a yang selalu mengiingi langkah penulis. Eyang uti seta keluaga besa penulis, teimakasih telah membeikan dukungan seta do a kepada penulis.. Ibu Da. Denny Riama Silaban, M.Kom selaku pembimbing skipsi yang telah banyak membantu, membeikan ilmu, masukan, seta motivasi kepada penulis dimulai dai masa pekuliahan hingga dapat menyelesaikan skipsi ini.. Ibu Da. Saskya May Soematojo, M.Si selaku pembimbing akademis yang telah membimbing dan mengaahkan penulis pada tiap semeste mulai dai awal pekuliahan hingga penulis menyelesaikan skipsi.. Bapak Ibu dosen pengaja di Depatemen Matematika, Bapak D. Yudhi Satia, M.T. selaku Ketua Depatemen Matematika, Ibu Rahmi Rusin, S.Si., M.ScTech. selaku Seketais Depatemen Matematika, Ibu Mila Novita selaku Koodinato Kemahasiswaan, dan Ibu D. Dian Lestai selaku v Pelabelan total..., Syaifani Rachmawati, FMIPA UI, 0

6 Koodinato Pendidikan, Ibu D. Kiki Aiyanti Sugeng, Da. Suasih Utama, Pof. D. Belawati HW, Da. Noa Haiadi, M.Si., Da. Ida Fithiani, M.Si., Dhian Widya, S.Si, M.Kom., Fevi Novkaniza, S.Si, M.Si., Helen Buhan, S.Si., M.Si., Da. Rustina, Da. Siti Aminah, M.Kom., Da. Siti Nuohmah, Da. Si Haini, M.Kom., dan kepada Bapak Alhaji Akba, S.Si., M.Sc., Aie Wibowo, S.Si., M.Si., Pof. D. Djati Keami, Hengki Tasman, S.Si., M.Si., Ds. Suyadi Slamet, M.Sc., Ds. Suyadi MT, M.T., Ds. Zuheman Rustam, DEA., dan semua dosen yang tanpa menguangi asa homat tidak dapat disebutkan namanya satu pe satu, teima kasih telah membeikan ilmu seta saan dan kitik selama masa pekuliahan. 5. Seluuh kayawan di Depatemen Matematika, Mbak Santi, Pak Saliman, Pak Ansoi, Mas Salman, Mbak Rusmi, tanpa menguangi asa homat tidak dapat disebutkan namanya satu pe satu, teima kasih telah membantu penulis dalam uusan administasi dan peminjaman buku seta bantuan yang telah dibeikan kepada penulis. 6. Rekan sepejuangan penulis dalam menulis skipsi, Wulan dan Aief, yang telah bejuang besama, saling mendukung, membeikan ide, teman bebagi saat bingung gimana caa menuangkan ide yang ada dikepala kedalam tulisan, mendenga cuhatan mulai dai awal menyusun skipsi hingga skipsi ini dicetak, makasih banyak ya. We can do it guys. 7. Rekan-ekan satu almamate gaph labeling, Kak Aif yang sudah banyak membantu seta bebagi ilmu dan pengalaman menulis skipsi, Kak Hikma, Kak Siti, Kak Andi, Kak Cimz, (yang segea menyusul) Agnes, Ifah, Uchi dan Kak Noa yang udah bikin kelas bimbingan jadi ame dan seu, tetap semangat ya buat kita semua. 8. Raden Ahadian Ramadhan, yang selalu membeikan kasih sayang, pehatian, dukungan, seta bebagi suka duka. Teimakasih telah membuat hai-hai penulis lebih indah, bemakna dan bewana. 9. Keluaga kecil penulis: Agnes, Oline, Gen Resti, yang udah bebagi ceita, istilah bau, bahkan mempedebatkan hal yang tidak penting, Uyut : May, Umbu, Maul, Oma Cita, Nita, Mei, Risya yang telah menemani penulis vi Pelabelan total..., Syaifani Rachmawati, FMIPA UI, 0

7 mengeja, menunggu keeta, dan mengobol sepanjang pejalanan, Maimun yang telah menjadi tuto buat penulis saat pekan ujian, Adhi, Bang Andy selaku Ketua Angkatan, Awe, Aman, Bowo, Kiki, Numa, Ibu Gondong Tuti, Ines, Bu Luah Ega, Agen Ade, Agen Dila, yang telah menjadi patne download, distibuto Running Man, dan film koea, Uchi yang sudah besedia membei tumpangan kama setiap mau ujian, Ifah, Mbak Yul, Anitchah, Yulian, Dheni, Aief, Sita, Mba Luthfa, Dhea, Aci, Cindy, Ijut, Danis, Puwo, Akies, Agy, Ko Hen, Mas Puput, Dede, Masyku, Juni, Wulan, Dewe, Siwi, Vika, Noa Tante Rambut Palsu, Janu, Eka, Emy, Icha, Dian, Uchi L, Ze, teima kasih telah membeikan pengalaman seta kenangan mulai dai PDM, kepanitiaan, seta momen-momen indah dan menaik yang tejadi setiap kebesamaan kita. Matematika 008: One Math, One Family! 0. Kakak - kakak angkatan 005, 006, 007, seta teman-teman 009, 00, dan 0 yang telah banyak membantu dan membagi pengalaman.. Sahabat-sahabat penulis di PMR, Atha, Ria, Inong, Onta, Inda, Tama, Budi, Yunia, Rahmat, teimakasih telah menjaga silatuahmi sampai detik ini.. Sahabat-sahabat HC, Tono, Uwi, Yapic, Oneng, Amel, Toge, Aji, Bang Ai, Awal, Mba Rina, yang selalu membawa keceiaan dan ceita bau setiap kali betemu. Teimakasih juga kepada pihak yang telah banyak membantu yang tidak dapat disebutkan satu pe satu. Akhi kata, mohon maaf jika tedapat kesalahan dan kekuangan pada skipsi ini, semoga skipsi ini dapat bemanfaat bagi pembaca. Penulis 0 vii Pelabelan total..., Syaifani Rachmawati, FMIPA UI, 0

8 HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Sebagai sivitas akademik Univesitas Indonesia, saya yang betanda tangan di bawah ini: Nama : Syaifani Rachmawati NPM : Pogam Studi : Sajana Matematika Depatemen : Matematika Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Jenis kaya : Skipsi demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk membeikan kepada Univesitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty Fee Right) atas kaya ilmiah saya yang bejudul : Pelabelan Total Busu Ajaib b-busu Beuutan pada Gaf Lobste L n (; ) dan L n (;, s) beseta peangkat yang ada (jika dipelukan). Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif ini Univesitas Indonesia behak menyimpan, mengalihmedia/fomat-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), meawat, dan memublikasikan tugas akhi saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta. Demikian penyataan ini saya buat dengan sebenanya. viii Pelabelan total..., Syaifani Rachmawati, FMIPA UI, 0

9 Dibuat di : Depok Pada tanggal : Juni 0 Yang menyatakan (Syaifani Rachmawati) ix Pelabelan total..., Syaifani Rachmawati, FMIPA UI, 0

10 ABSTRAK Nama Pogam Studi Judul : Syaifani Rachmawati : Matematika : Pelabelan Total Busu Ajaib b-busu Beuutan pada Gaf Lobste L n (; ) dan L n (;, s) Misalkan suatu gaf G = (V, E) dengan v = V simpul dan e = E busu adalah gaf behingga, sedehana, dan tidak beaah. Pelabelan total busu ajaib pada G adalah pemetaan bijektif f dai ke himpunan bilangan bulat * +, dimana tedapat suatu konstanta k sedemikian sehingga bobot busu untuk setiap. Pelabelan total busu ajaib b- busu beuutan pada G adalah pelabelan total busu ajaib dan * +. Pada skipsi ini dibeikan konstuksi pelabelan total busu ajaib b-busu beuutan pada gaf lobste (semi) teatu L n (; ) dan L n (;, s) dengan n,, dan s bilangan-bilangan bulat positif. Kata Kunci xv + 5 halaman : Pelabelan total busu ajaib, pelabelan total busu ajaib b-busu beuutan, gaf lobste, gaf teatu. ; gamba ; tabel Dafta Pustaka : 9 (986-0) x Univesitas Indonesia Pelabelan total..., Syaifani Rachmawati, FMIPA UI, 0

11 ABSTRACT Name Study Pogam Title : Syaifani Rachmawati : Mathematics : A b-edge Consecutive Edge Magic Total Labeling on Lobste Gaph L n (; ) and L n (;, s) Let G = (V, E) with v = V vetices and e = E edges, be a finite, simple, and undiected gaph. An edge magic total labeling is a bijection f fom to the set of consecutive integes * + and thee exist a constant k such that the weights of the edges fo evey. A b-edge consecutive edge magic total labeling of G is an edge magic total labeling and * +. This skipsi constucts a b-edge consecutive edge magic total labeling on some classes of tee, that ae (semi) egula lobste gaph L n (; ) and L n (;, s), whee n,, and s ae positive integes. Keywods xv + 5 pages : b-edge consecutive edge magic total labeling, edge magic total labeling, lobste gaph, egula gaph. ; pictues; table Bibliogaphy : 9 (986; 0) xi Univesitas Indonesia Pelabelan total..., Syaifani Rachmawati, FMIPA UI, 0

12 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... ii LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS... iii LEMBAR PENGESAHAN... iv KATA PENGANTAR... v LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH... viii ABSTRAK... x ABSTRACT... xi DAFTAR ISI... xii DAFTAR GAMBAR... xiv DAFTAR TABEL... xv BAB PENDAHULUAN.... Lata Belakang.... Pemasalahan dan Ruang Lingkup.... Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan.... Tujuan Penulisan... 5 BAB LANDASAN TEORI Definisi dan Istilah Dalam Teoi Gaf Jenis-Jenis Gaf Pelabelan Gaf.... Pelabelan Total Busu Ajaib b-busu Beuutan... BAB PELABELAN TOTAL BUSUR AJAIB b-busur BERURUTAN PADA GRAF LOBSTER PTBA b-busu Beuutan pada Gaf Lobste L n (; )... 8 xii Univesitas Indonesia Pelabelan total..., Syaifani Rachmawati, FMIPA UI, 0

13 . PTBA b-busu Beuutan pada Gaf Lobste L n (; )... BAB KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA... 5 xiii Univesitas Indonesia Pelabelan total..., Syaifani Rachmawati, FMIPA UI, 0

14 DAFTAR GAMBAR Gamba. Pesegi ajaib pada kua-kua... Gamba. Pesegi ajaib... Gamba. Gaf G... 6 Gamba. Gaf lingkaan C Gamba. Gaf lintasan P Gamba. Gaf bintang S Gamba.5 Gaf catepilla... 9 Gamba.6 Gaf lobste Gamba.7 Gaf lobste L (; 5,)... 0 Gamba.8 (a) Pelabelan simpul, (b) Pelabelan busu, (c) Pelabelan total pada gaf lobste L (; 5,)... Gamba.9 Pelabelan total busu ajaib pada gaf lintasan P... Gamba.0 PTBA -busu beuutan pada gaf lobste L (; )... Gamba. PTBA 6-busu beuutan pada gaf lobste L (; )... 5 Gamba. Penamaan simpul dan busu pada gaf lobste L n (; )... 8 Gamba. (a) Kasus, (b) Kasus, (c) Kasus, (d) Kasus, (e) Kasus Gamba. (a) Pembeian label simpul pada gaf lobste L 5 (; ), (b) Pembeian label simpul pada gaf lobste L 6 (; ), (c) PTBA 0-busu beuutan gaf lobste L 5 (; ), (d) PTBA 7-busu beuutan pada gaf lobste L 6 (; )... Gamba. (a) PTBA 5-busu beuutan gaf lobste L 5 (; ), (b) PTBA 7- busu beuutan pada gaf lobste L 6 (; )... Gamba.5 Penamaan simpul dan busu pada gaf lobste L n (;, s).... Gamba.6 (a) Kasus, (b) Kasus, (c) Kasus, (d) Kasus, (e) Kasus Gamba.7 (a) Pembeian label simpul pada gaf lobste L (;, 5), (b) Pembeian label simpul pada gaf lobste L (;, 5), (c) PTBA 0-busu beuutan gaf lobste L (;, 5), (d) PTBA 7- busu beuutan pada gaf lobste L (;, 5)... 7 xiv Univesitas Indonesia Pelabelan total..., Syaifani Rachmawati, FMIPA UI, 0

15 Gamba.8 (a) PTBA 5-busu beuutan gaf lobste L (;, 5), (b) PTBA 7-busu beuutan pada gaf lobste L (;, 5)... 8 DAFTAR TABEL Tabel. Pelabelan total busu ajaib b-busu beuutan...50 xv Univesitas Indonesia Pelabelan total..., Syaifani Rachmawati, FMIPA UI, 0

16 BAB I PENDAHULUAN. Lata Belakang Pelabelan gaf meupakan salah satu cabang yang dipelajai dalam teoi gaf. Tokoh yang mempekenalkan pelabelan gaf untuk petama kalinya adalah Sedláček pada tahun 96. Salah satu jenis pelabelan pada gaf ialah pelabelan ajaib. Pelabelan ajaib meupakan pengembangan dai pesegi ajaib. Sejaah pesegi ajaib dimulai sekita 800 sebelum masehi di Cina dan India. Masyaakat Cina pecaya bahwa pesegi ajaib x ini sebagai kekuatan pelindung dai oh jahat. Suatu hai banji besa melanda sungai Lo. Masyaakat mencoba mencai sesuatu untuk meedakan kemaahan dai Dewa sungai. Kemudian seeko kua-kua muncul dai sungai dengan pola pesegi ajaib pada tempuungnya. Angka-angka yang tesusun bepola x, pola sembilan kisi tesebut menghasilkan jumlah yang sama yaitu 5 pada setiap bais, kolom, dan diagonalnya. Sungai Lo mulai tenang sejak kemunculan kua-kua tesebut. Sejak peistiwa ini, masyaakat mulai pecaya bahwa pesegi ajaib ini dapat digunakan untuk mengontol sungai (Jahannathan, 005, p. &). Pola pesegi ajaib yang tedapat pada tempuung kua-kua tesebut ditunjukkan oleh Gamba.. Gamba. Pesegi ajaib pada kua-kua Pesegi ajaib adalah suatu pesegi dengan ukuan nxn petak dimana entinya adalah susunan himpunan bilangan bulat * +, jika elemen pada setiap bais, kolom, maupun diagonal utamanya dijumlahkan akan Univesitas Indonesia Pelabelan total..., Syaifani Rachmawati, FMIPA UI, 0

17 menghasilkan jumlah yang sama (Wallis, 00, p. ). Contoh pesegi ajaib ditunjukkan oleh Gamba Gamba. Pesegi ajaib Suatu gaf G tedii dai himpunan behingga obyek-obyek yang disebut simpul-simpul besama dengan himpunan dai pasangan tak teuut simpul yang disebut busu. Ode dai dan adalah v dan e, masing-masing disebut ode dan ukuan dai G. Deajat atau valensi dai suatu simpul adalah banyaknya busu dimana x meupakan salah satu titik ujungnya (Wallis, 00, p. 8). Gaf lingkaan adalah gaf tehubung yang setiap simpulnya bedeajat dua. Gaf lingkaan dengan n simpul dinotasikan dengan. Suatu gaf yang dibentuk dai dengan menghapus satu busunya disebut gaf lintasan dengan n simpul, dinotasikan dengan (Wilson, 996, p. 7). Lingkaan adalah baisan behingga simpul dan busu dimana tidak ada simpul dan busu yang beulang, dengan simpul awal sama dengan simpul akhi. Suatu gaf disebut asiklik jika gaf tesebut tidak memiliki lingkaan; gaf asiklik yang tehubung disebut gaf pohon (Wallis, 00, p 0). Contoh dai gaf pohon ialah gaf catepilla, gaf lobste, dan gaf bintang. Gaf catepilla ialah gaf yang dibangun dai gaf lintasan dengan menambahkan sejumlah daun pada setiap simpul pada gaf lintasan (Sugeng & Mille, 008). Gaf catepilla teatu adalah gaf catepilla dimana banyak simpul daun yang dimiliki simpul pada gaf lintasan adalah sama.gaf lobste adalah gaf pohon yang tedii dai satu lintasan (dengan panjang maksimum) dimana setiap simpul lain pada lobste memiliki jaak paling banyak t tehadap lintasan, dengan t adalah suatu bilangan bulat (Khan, Pal dan Pal, 009). Pada definisi tesebut, yang dimaksud dengan jaak adalah jaak antaa simpul lain pada lobste dengan simpul tedekat pada lintasan. yang akan dibahas pada skipsi ini adalah gaf lobste dengan t =. Gaf lobste teatu adalah gaf yang dipeoleh dengan menambahkan sejumlah yang sama simpul daun pada setiap simpul daun dai gaf catepilla teatu. Gaf lobste teatu dinotasikan dengan L n (q; ), dengan n adalah banyak simpul pada lintasan, dimana q adalah banyak Univesitas Indonesia Pelabelan total..., Syaifani Rachmawati, FMIPA UI, 0

18 simpul bejaak dai setiap simpul lintasan dan adalah banyak daun pada setiap simpul yang bejaak dai lintasan. Gaf lobste yang akan dibahas pada skipsi ini adalah gaf lobste teatu L n (; ) dan gaf lobste semi teatu L n (;, s), dimana menyatakan banyak simpul bejaak dai setiap simpul lintasan (kedua simpul ini disebut simpul petama dan simpul kedua), menyatakan banyak daun pada simpul petama dan s menyatakan banyak daun pada simpul kedua. Pelabelan gaf meupakan salah satu cabang yang dipelajai dalam teoi gaf. Pelabelan dai suatu gaf G adalah pemetaan setiap elemen gaf G ke himpunan bilangan (biasanya adalah himpunan bilangan bulat positif atau himpunan bilangan butlat nonnegatif) (Wallis, 00, p. 0). Pelabelan yang akan dibahas dalam skipsi ini ialah pelabelan yang menggunakan bilangan bulat positif. Jika domain dai pelabelan adalah himpunan simpul, maka pelabelannya disebut pelabelan simpul, sedangkan jika domainnya adalah himpunan busu, maka pelabelannya disebut pelabelan busu. Jika domain dai pelabelan adalah gabungan himpunan simpul dan busu, maka pelabelannya disebut pelabelan total Jumlah dai semua label yang tekait dengan suatu elemen gaf disebut bobot. Bobot busu xy didefinisikan sebagai (Wallis, 00, p. 0 & ). Pelabelan total busu ajaib pada gaf G adalah pemetaan bijektif f dai ke himpunan bilangan bulat * + dengan sifat bahwa jika dibeikan sembaang busu xy, maka bobot busu untuk suatu konstanta k (Wallis, 00, p. 7). Konstanta k ini disebut dengan konstanta ajaib. Pelabelan f disebut pelabelan total simpul ajaib jika setiap busunya memiliki bobot yang sama. Suatu pemetaan bijektif * + disebut pelabelan total a-simpul beuutan busu ajaib (PTBA a-simpul beuutan) dai suatu gaf jika f adalah pelabelan total busu ajaib dan * +. Suatu pemetaan bijektif * + disebut pelabelan total b-busu beuutan busu ajaib (PTBA b-busu beuutan) dai suatu gaf jika f adalah pelabelan total busu ajaib dan * +. Suatu gaf yang memiliki PTBA a-simpul beuutan (atau b-busu beuutan) disebut gaf a-simpul beuutan (atau b-busu beuutan) Univesitas Indonesia Pelabelan total..., Syaifani Rachmawati, FMIPA UI, 0

19 busu ajaib. Jika suatu gaf tehubung G memiliki PTBA b-busu beuutan busu ajaib, dimana * +, maka G adalah gaf pohon (Sugeng & Mille, 008). Setiap gaf b-busu beuutan busu ajaib memiliki pelabelan simpul busu anti ajaib. Dual dai PTBA b-busu beuutan pada suatu gaf G adalah PTBA (nb)-busu beuutan. Setiap gaf catepilla memiliki pelabelan b-busu beuutan busu ajaib untuk setiap b (Sugeng dan Mille, 008). Banyak penelitian telah dilakukan mengenai PTBA b-busu beuutan pada suatu gaf G. Jenis gaf yang telah diteliti ialah gaf lingkaan, gaf matahai, gaf koona, gaf haiycyle, gaf dumbbell, dan gaf kecebong. Skipsi ini akan membahas tentang PTBA b-busu beuutan pada gaf lobste khusus, yaitu gaf lobste dengan t =, hal ini dikaenakan belum ada penelitian mengenai PTBA b- busu beuutan pada gaf lobste.. Pemasalahan dan Ruang Lingkup Skipsi ini membahas tentang bagaimana mengkonstuksi pelabelan total busu ajaib busu beuutan (PTBA b-busu beuutan) pada gaf lobste. Penelitian dibatasi pada gaf lobste L n (; ) dan gaf lobste L n (;, s).. Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan Jenis penelitian yang digunakan pada skipsi ini adalah penelitian dasa, yaitu penelitian yang melakukan pecobaan atau pekejaan teoitis untuk mempeoleh pengetahuan bau bagi pengembangan ilmu. Metode yang digunakan adalah mengkonstuksi pelabelan total busu ajaib b-busu beuutan pada gafgaf lobste beukuan kecil untuk mendapatkan pola pelabelan gaf lobste, meumuskan fungsi pelabelan, kemudian membuktikan bahwa fungsi pelabelan yang diumuskan belaku secaa umum. Univesitas Indonesia Pelabelan total..., Syaifani Rachmawati, FMIPA UI, 0

20 5. Tujuan Penulisan Tujuan penulisan skipsi ini adalah untuk mengkonstuksi pelabelan total busu ajaib b-busu beuutan (PTBA b-busu beuutan) pada gaf pohon, yaitu gaf lobste L n (; ) dan gaf lobste L n (;, s). Univesitas Indonesia Pelabelan total..., Syaifani Rachmawati, FMIPA UI, 0

21 BAB LANDASAN TEORI. Definisi dan istilah dalam teoi gaf Suatu gaf G adalah himpunan tak kosong behingga dai objek-objek yang disebut simpul (vetex) besama dengan himpunan (mungkin kosong) tak teuut dai simpul-simpul yang bebeda pada G yang disebut busu (edge). Himpunan simpul (vetex set) pada gaf G dinotasikan sebagai V dan himpunan busu (edge set) pada G dinotasikan dengan E. Banyaknya anggota (cadinality) dai himpunan simpul pada G disebut ode dai G dan dinotasikan dengan v, sedangkan banyaknya anggota dai himpunan busu meupakan ukuan (size) dai G dan dinotasikan dengan e. Busu xy menghubungkan simpul x dan y. Jika e = xy adalah busu pada gaf G, maka x dan y meupakan simpul betetangga (adjacent), sedangkan e hadi (incident) pada x dan y. Jika e dan e adalah dua busu yang bebeda pada gaf G dan hadi pada simpul yang sama, maka e dan e adalah busu betetangga. Deajat (degee) dai simpul v pada gaf G adalah banyaknya busu yang hadi pada v dinotasikan sebagai deg(v). Suatu simpul bedeajat 0 pada gaf G disebut simpul teisolasi (isolated vetex) dan simpul yang bedeajat disebut simpul ujung (end-vetex) dai G. Suatu gaf G dikatakan teatu (egula) dengan deajat jika setiap simpul v pada G memiliki deajat yang sama, yaitu, deg(v) = (Chatand & Lesniak, 986. p. -9). Titik ujung (endpoint) dai busu xy adalah x dan y (Wallis, 00, p.8). v e e v 8 v v e e e 5 e 6 v v 5 v 6 v 7 Gamba.l Gaf G 6 Univesitas Indonesia Pelabelan total..., Syaifani Rachmawati, FMIPA UI, 0

22 7 Beikut ini meupakan penjelasan dai Gamba.l. Contoh gaf G ditunjukkan oleh Gamba.l. Gaf G memiliki himpunan simpul * + dan himpunan busu * +. Banyaknya anggota himpunan simpul pada gaf G adalah dan banyaknya anggota himpunan busunya adalah. Busu e menghubungkan v dan v, maka v dan v adalah simpul betetangga. Pada gaf G, busu yang hadi pada simpul v adalah busu e, e 5 dan e 6, maka busu busu e, e 5 dan e 6 adalah busu betetangga. Deajat tiap simpul gaf G adalah,,,,,,,. Simpul v, v 5, v 6 dan v 7 meupakan simpul-simpul ujung kaena bedeajat, dan kaena v 8 bedeajat 0, maka v 8 meupakan simpul teisolasi. Titik ujung dai busu e adalah v dan v. Gaf G bukanlah gaf teatu kaena setiap simpulnya tidak memiliki deajat yang sama. Jalan (walk) pada suatu gaf G adalah baisan behingga dai simpul dan busu dai G dimana titik ujung dai adalah dan untuk setiap i. Jalan sedehana (simple walk) adalah jalan dimana tidak ada busu yang beulang. Lintasan (path) meupakan jalan dimana tidak ada simpul yang beulang; panjang (length) dai suatu lintasan adalah banyak busu pada lintasan tesebut. Suatu jalan disebut tetutup (closed) jika simpul awal dai jalan sama dengan simpul akhinya. Lingkaan (cycle) dengan panjang n adalah jalan tetutup sedehana dengan panjang n, n, dimana simpul meupakan simpul yang bebeda. Suatu gaf disebut asiklik (acyclic) jika gaf tesebut tidak memiliki lingkaan; gaf asiklik yang tehubung disebut pohon (tee) (Wallis, 00, p. 0). Contoh dai pohon ialah gaf bintang, gaf catepilla, dan gaf lobste. Suatu gaf disebut tehubung (connected) jika tedapat lintasan diantaa sembaang simpul pada gaf tesebut (Baca&Mille, 008, p. 7). Suatu gaf disebut gaf lengkap (complete gaph) jika setiap dua simpulnya betetangga. Suatu gaf G adalah n-patit (n-patite), n, jika dimungkinkan membagi V menjadi n subhimpunan (disebut himpunan patisi) sedemikian sehingga setiap elemen dai E menghubungkan Univesitas Indonesia Pelabelan total..., Syaifani Rachmawati, FMIPA UI, 0

23 8 simpul pada ke simpul pada. Jika n =, maka gaf tesebut meupakan gaf bipatit (bipatite gaph). Suatu gaf lengkap n-patit adalah gaf n-patit dengan himpunan patisi ditambah dengan sifat bahwa jika dan, maka. Suatu gaf lengkap bipatit dengan himpunan patisi dan yang dinotasikan sebagai K(m, n), dimana pada adalah m dan pada adalah n (Chatand & Lesniak, 986. p. 9&0). Setelah dijelaskan mengenai definisi dan istilah dalam teoi gaf, selanjutnya yang akan dibahas pada Subbab. ialah mengenai jenis-jenis gaf.. Jenis - Jenis Gaf Gaf lingkaan adalah gaf tehubung yang setiap simpulnya bedeajat dua. Gaf lingkaan dengan n simpul dinotasikan dengan (Wilson, 996, p. 7). Contoh dai gaf lingkaan dengan 6 simpul ditunjukkan oleh Gamba.. Gamba. Gaf lingkaan C 6 Suatu gaf yang dibentuk dai dengan menghapus satu busunya disebut gaf lintasan dengan n simpul, dinotasikan dengan (Wilson, 996, p. 7). Contoh dai gaf lintasan dengan 6 simpul ditunjukkan oleh Gamba.. Gamba. Gaf lintasan P 6 Gaf bintang yang dinotasikan sebagai S n meupakan gaf K(, n), dimana simpul yang bedeajat n disebut pusat (cente) (Wallis, 00. p. 0). Contoh dai gaf bintang S 8 ditunjukkan oleh Gamba.. Univesitas Indonesia Pelabelan total..., Syaifani Rachmawati, FMIPA UI, 0

24 9 Gamba. Gaf bintang S 8 Gaf catepilla ialah gaf yang dibangun dai gaf lintasan dengan menambahkan sejumlah daun pada setiap simpul pada gaf lintasan (Sugeng & Mille, 006). Gaf catepilla teatu adalah gaf catepilla dimana banyak simpul daun yang dimiliki simpul pada gaf lintasan adalah sama. Contoh dai gaf catepilla ditunjukkan oleh Gamba.5. Gamba.5 Gaf Catepilla Gaf lobste adalah gaf pohon yang tedii dai satu lintasan (dengan panjang maksimum) dimana setiap simpul lain pada lobste memiliki jaak paling banyak t tehadap lintasan, dengan t adalah suatu bilangan bulat (Khan, Pal dan Pal, 009). Jaak yang dimaksud adalah jaak simpul lain pada lobste tehadap simpul tedekat pada lintasan. Pada Gamba.6 dibeikan contoh gaf lobste dengan t =. Simpul bejaak Simpul bejaak Simpul bejaak Simpul bejaak n = Gamba.6 Gaf lobste Univesitas Indonesia Pelabelan total..., Syaifani Rachmawati, FMIPA UI, 0

25 0 Pada Gamba.6 telihat bahwa jumlah simpul pada lintasan adalah n = dan jaak tejauh simpul pada lintasan tehadap simpul lain pada lobste ialah, sehingga gaf lobste tesebut meupakan gaf lobste dengan t =. Pada skipsi ini akan dibahas gaf lobste dengan t =. Gaf lobste dengan t = dapat juga dipandang sebagai gaf yang dipeoleh dai catepilla dengan menambahkan sejumlah daun pada daun dai catepilla. Gaf lobste teatu adalah gaf yang dipeoleh dengan menambahkan sejumlah yang sama simpul daun pada setiap simpul daun dai gaf catepilla teatu. Gaf lobste teatu dinotasikan dengan L n (q; ), dengan n adalah banyak simpul pada lintasan, q adalah banyak simpul lain yang tehubung pada setiap simpul lintasan atau dengan kata lain q adalah banyak simpul bejaak dai setiap simpul lintasan dan adalah banyak daun pada setiap simpul yang bejaak dai lintasan. Gaf lobste yang akan dibahas pada skipsi ini adalah gaf lobste teatu L n (; ) dan gaf lobste semi teatu L n (;, s), dimana menyatakan banyak simpul bejaak dai setiap simpul lintasan (kedua simpul ini disebut simpul petama dan simpul kedua), menyatakan banyak daun pada simpul petama dan s menyatakan banyak daun pada simpul kedua. Simpul petama Simpul kedua = 5 s = Gamba.7 Gaf lobste L (; 5, ) Univesitas Indonesia Pelabelan total..., Syaifani Rachmawati, FMIPA UI, 0

26 Pada Gamba.7 dibeikan contoh gaf lobste L (; 5, ). Gamba.7 meupakan gaf lobste dengan t =, banyak simpul bejaak dai setiap lintasan adalah p =, banyak simpul daun pada simpul petama adalah = 5 dan banyak simpul daun pada simpul kedua adalah s =. Setelah membahas jenis-jenis gaf, pada Subbab. akan dibahas mengenai pelabelan gaf.. Pelabelan Gaf Pelabelan gaf meupakan salah satu cabang yang dipelajai dalam teoi gaf. Pelabelan dai suatu gaf G adalah pemetaan setiap elemen gaf G ke himpunan bilangan (biasanya adalah himpunan bilangan bulat positif atau himpunan bilangan bulat nonnegatif). Jika domain dai pelabelan adalah himpunan simpul, maka pelabelannya disebut pelabelan simpul, sedangkan jika domainnya adalah himpunan busu, maka pelabelannya disebut pelabelan busu. Jika domain dai pelabelan adalah gabungan himpunan simpul dan busu, maka pelabelannya disebut pelabelan total. Jumlah dai semua label yang tekait dengan suatu elemen gaf disebut bobot. Bobot busu xy didefinisikan sebagai (Wallis, 00, p. 0 & ). Contoh pelabelan simpul, pelabelan busu, dan pelabelan total pada gaf lobste L (; ) ditunjukkan oleh Gamba.8. Gamba.8 meupakan pelabelan pada gaf lobste L (; ), pebedaannya teletak pada elemen gaf yang dilabel. Pada Gamba.8 (a) yang dilabel adalah simpul sehingga disebut pelabelan simpul, pada Gamba.8 (b) yang dilabel adalah busu sehingga disebut pelabelan busu, dan Gamba.8 (c) disebut pelabelan total kaena yang dilabel adalah simpul dan busu gaf lobste. Univesitas Indonesia Pelabelan total..., Syaifani Rachmawati, FMIPA UI, 0

27 (a) 8 (b) Gamba.8 (a) Pelabelan simpul, (b) Pelabelan busu, 7 (c) (c) Pelabelan total pada gaf lobste L (; ) Pelabelan total busu ajaib pada gaf G adalah pemetaan bijektif f dai ke himpunan bilangan bulat * + dengan sifat bahwa jika dibeikan sembaang busu xy, maka bobot busu untuk suatu konstanta k (Wallis, 00, p. 7). Konstanta k disebut konstanta ajaib. Contoh pelabelan total busu ajaib pada gaf lintasan dengan k = 9 ditunjukkan oleh Gamba.7. 5 Gamba.9 Pelabelan total busu ajaib pada gaf lintasan P Pada Subbab. telah dibahas mengenai pelabelan total busu ajaib. Secaa lebih khusus, yang akan dibahas pada skipsi ini ialah mengenai pelabelan total busu ajaib b-busu beuutan yang akan dijelaskan pada Subbab.. Univesitas Indonesia Pelabelan total..., Syaifani Rachmawati, FMIPA UI, 0

28 . Pelabelan Total Busu Ajaib b-busu Beuutan Pemetaan * + adalah pelabelan total busu ajaib b-busu beuutan (PTBA b-busu beuutan) pada G jika f adalah pelabelan busu ajaib dan * +. Suatu gaf yang memiliki PTBA b-busu beuutan disebut gaf b-busu beuutan busu ajaib (Sugeng & Mille, 008). Gamba.0 meupakan contoh PTBA - busu beuutan pada gaf lobste L 7 (; ). Gaf lobste pada Gamba.0 memiliki pelabelan total kaena yang dilabel adalah gabungan himpunan simpul dan busu, dengan himpunan label simpul adalah * + * + dan himpunan label adalah * +. Bobot setiap busunya sama, yaitu k = yang disebut sebagai konstanta ajaib, dan label simpul tebesa pada himpunan petama b = Gamba.0 PTBA -busu beuutan pada gaf lobste L 7 (; ) Univesitas Indonesia Pelabelan total..., Syaifani Rachmawati, FMIPA UI, 0

29 Sifat yang tekait dengan PTBA b-busu beuutan ditunjukkan oleh Teoema.. Teoema. Jika suatu gaf tehubung G memiliki PTBA b-busu beuutan busu ajaib, dimana * +, maka G adalah gaf pohon (Sugeng & Mille, 008). Pada pelabelan total busu ajaib didefinisikan pelabelan dual. Misal f adalah pelabelan total busu ajaib, maka pelabelan dual f didefinisikan sebagai untuk setiap simpul x, dan untuk setiap busu xy (Wallis, 008, p. 0). Teoema yang bekaitan dengan pelabelan dual ditunjukkan oleh Teoema.. Teoema. Dual dai PTBA b-busu beuutan pada gaf G adalah suatu PTBA (v-b)-busu beuutan (Sugeng & Mille, 008). Gamba. meupakan pelabelan dual dai PTBA -busu beuutan pada gaf lobste L 7 (; ), dan bedasakan Teoema., pelabelan pada Gamba. adalah PTBA 6-busu beuutan. Contoh PTBA -busu beuutan pada gaf lobste L 7 (;, ) dan pelabelan dualnya ditunjukkan oleh Gamba.0 dan Gamba.. Bedasakan definisi pelabelan dual, simpul yang belabel pada PTBA -busu beuutan menjadi belabel 97 pada pelabelan dualnya, hal ini juga belaku pada simpul-simpul lain dan busunya. Peubahan juga tejadi pada konstanta ajaib dan nilai b, pada PTBA -busu beuutan k = dan b =, sedangkan pada pelabelan dualnya k = 50 dan b = 6. Banyak penelitian telah dilakukan mengenai PTBA b-busu beuutan pada suatu gaf G. Jenis gaf yang telah diteliti ialah gaf bintang ganda, gaf catepilla, dan gaf fiecackes. Suatu gaf bintang ganda S n,n memiliki PTBA b-busu beuutan untuk bebeapa * + dan Jika b = maka S n,n adalah gaf bintang Jika b > maka b = n + (Sugeng& Mille, 008). Univesitas Indonesia Pelabelan total..., Syaifani Rachmawati, FMIPA UI, 0

30 5 Setiap gaf catepilla memiliki suatu PTBA b-busu beuutan untuk setiap b, dimana : {. (Sugeng& Mille, 008). Setiap gaf fiecackes teatu memiliki suatu PTBA b-busu beuutan, dimana, dengan s meupakan banyak daun pada setiap simpul pusat (Sugeng & Silaban, 008) Gamba. Pelabelan PTBA 6-busu beuutan pada gaf lobste L 7 (; ) Pada bab beikutnya, akan dibahas PTBA b-busu beuutan pada gaf lobste L n (;, s) dan gaf lobste L n (;, s). Univesitas Indonesia Pelabelan total..., Syaifani Rachmawati, FMIPA UI, 0

31 BAB PELABELAN TOTAL BUSUR AJAIB b-busur BERURUTAN PADA GRAF LOBSTER Pada bab ini akan dibahas mengenai konstuksi pelabelan total busu ajaib b-busu beuutan (PTBA b-busu beuutan) pada gaf lobste L n (; ) dan gaf lobste L n (;, s). Pemetaan * + adalah pelabelan total busu ajaib b-busu beuutan (PTBA b-busu beuutan) pada G jika f adalah pelabelan total busu ajaib dan * +. Suatu gaf yang memiliki PTBA b-busu beuutan disebut gaf b-busu beuutan busu ajaib (Sugeng & Mille, 008). Nilai b yang akan dibahas pada skipsi ini ialah. Lemma. digunakan untuk membuktikan suatu pelabelan pada gaf G adalah PTBA b-busu beuutan. Lemma. Suatu gaf G dengan v simpul dan e busu adalah suatu gaf b-busu beuutan busu ajaib jika dan hanya jika tedapat suatu pemetaan bijektif * + sedemikian sehingga * + * + dan himpunan * + tedii dai e bilangan bulat positif beuutan. Dalam kasus ini, f ditingkatkan menjadi PTBA b-busu beuutan pada G dengan konstanta ajaib dengan * + dan * + * + (Silaban & Sugeng, 00). Penyataan pada Lemma. adalah biimplikasi. Jika suatu gaf G dengan v simpul dan e busu adalah suatu gaf b-busu beuutan busu ajaib, maka tedapat suatu pemetaan bijektif * + sedemikian sehingga * + * + dan himpunan * + tedii dai e bilangan bulat positif beuutan, hal ini juga belaku sebaliknya. Penyataan pada Lemma. yang akan digunakan pada skipsi ini adalah aah sebaliknya. Untuk menunjukkan bahwa gaf G adalah gaf b-busu beuutan busu ajaib, akan ditunjukkan bahwa pada 6 Univesitas Indonesia Pelabelan total..., Syaifani Rachmawati, FMIPA UI, 0

32 7 gaf G tedapat pemetaan bijektif * +, sedemikian sehingga * + * + dan himpunan * + tedii dai e bilangan bulat positif beuutan. Label simpul pada gaf G adalah * + * + Jika nilai b yang digunakan adalah, label simpul tebagi dalam himpunan bilangan beuutan yang bebeda, yaitu himpunan petama dai label simpul tesebut adalah * + dan himpunan kedua dai label simpul tesebut * +, himpunan petama dan himpunan kedua tepisah sejauh e, sehingga label simpul dapat ditulis sebagai * + * +. Selain itu, jika * + meupakan himpunan e bilangan bulat positif beuutan, maka himpunan bobot busu adalah konstan. * +. Kaena adalah himpunan e bilangan bulat positif beuutan dan juga himpunan e bilangan beuutan, dengan melakukan penguutan pada W dan penguutan tebalik pada, lalu menjumlahkan keduanya, akan didapat * +. Atinya, bobot setiap busu adalah k (konstan). Jika, maka. Pada skipsi ini akan ditunjukkan bahwa pada gaf lobste L n (; ) dan gaf lobste L n (;, s) adalah gaf b-busu beuutan busu ajaib. Sepeti yang telah dijelaskan sebelumnya, untuk membuktikan bahwa suatu gaf adalah gaf b-busu beuutan busu ajaib, maka alu pembuktiannya adalah sebagai beikut: Univesitas Indonesia Pelabelan total..., Syaifani Rachmawati, FMIPA UI, 0

33 8 Definisikan fungsi pelabelan untuk simpul. Tunjukkan bahwa label simpul akan tebagi menjadi dua himpunan bilangan beuutan yang tepisah sejauh e. Tunjukkan bahwa himpunan * + tedii dai e bilangan bulat positif beuutan. Selanjutnya pada Subbab. akan dibahas hasil yang dipeoleh untuk PTBA b-busu beuutan pada gaf lobste L n (;).. PTBA b-busu Beuutan pada Gaf Lobste L n (; ) Gaf lobste L n (;), adalah gaf lobste teatu dengan n menyatakan banyak simpul pada lintasan, menyatakan banyak simpul bejaak dai setiap simpul lintasan dan adalah banyak daun pada simpul yang bejaak dai setiap simpul lintasan. v v v c u u u v v v v c u u u u v v v v c u u u u v u v i v i v n u n c n v n u n Gamba. Penamaan simpul dan busu pada gaf lobste L n (; ) Gamba. meupakan penamaan simpul dan busu pada gaf lobste L n (; ), adalah simpul ke-i pada lintasan, dan adalah simpul-simpul bejaak Univesitas Indonesia Pelabelan total..., Syaifani Rachmawati, FMIPA UI, 0

34 9 dai simpul ke-i pada lintasan, dan adalah simpul daun ke-j pada simpul bejaak dai simpul ke-i pada lintasan. Banyaknya simpul pada gaf lobste L n (; ) adalah dan banyaknya busu adalah. Dibeikan hasil yang dipeoleh untuk PTBA b-busu beuutan pada gaf lobste L n (; ) yang ditunjukkan oleh Teoema.. Teoema. Setiap gaf lobste L n (; ) memiliki PTBA b-busu beuutan dengan {. Bukti : Nyatakan { ; * + * +. Beikut ini adalah label simpul dai gaf lobste L n (; ). { (.). { (.). { (.). { (.). Univesitas Indonesia Pelabelan total..., Syaifani Rachmawati, FMIPA UI, 0

35 0 { (.5). Akan ditunjukkan bahwa himpunan label gaf lobste L n (; ), tebagi menjadi himpunan bilangan beuutan yang tepisah sejauh e. Beikut ini adalah himpunan label, dan dai gaf lobte L n (; ), dengan. * + { ( ) } { } * + { } { } * + { } { } * + { } { } Univesitas Indonesia Pelabelan total..., Syaifani Rachmawati, FMIPA UI, 0

36 { } { } { } { } { } { } { } { } Univesitas Indonesia Pelabelan total..., Syaifani Rachmawati, FMIPA UI, 0

37 { } { } { } { } * + { } { } * + { } { } Maka himpunan label simpul gaf lobste L n (; ) adalah Univesitas Indonesia Pelabelan total..., Syaifani Rachmawati, FMIPA UI, 0

38 { } { } { } { } { } { } { } { } { } { } { } { } { { } { } (.6). Dai pesamaan (.6) didapat nilai b, yaitu {. Univesitas Indonesia Pelabelan total..., Syaifani Rachmawati, FMIPA UI, 0

39 Jika pada pesamaan (.6) disubstitusikan nilai {, didapat jaak antaa himpunan petama dan himpunan kedua label simpul, yaitu Untuk n ganjil ( ) Untuk n genap Telihat bahwa himpunan label simpul gaf lobste L n (; ) tebagi menjadi himpunan bilangan beuutan yang tepisah sejauh e. Selanjutnya akan ditunjukkan bahwa himpunan * + membentuk himpunan bilangan bulat positif beuutan. Pembuktian ini akan dibagi menjadi 5 kasus, yaitu :. untuk ;.. untuk.. untuk.. untuk ;. 5. untuk. Ilustasi untuk setiap kasus ditunjukkan oleh Gamba.. Univesitas Indonesia Pelabelan total..., Syaifani Rachmawati, FMIPA UI, 0

40 5 v u v u v u v v c u u v v c u u v v c u u v u v u v u v u v u v u v v c u u v v c u u v v c u u v u v u v u v v v c u u u v v v c u u u v v v c u u u v u v u v u v i v i v i v i v i vi ci v i v i vi ci c i v i v i v i (a) (b) (c) v v v c u u u v v v c u u u v u v u v v v c u u u v v v c u u u v u v u v v v c u u u v v v c u u u v u v u v i v i v i v i v i vi ci c i v i v i (d) (e) Gamba. (a) Kasus, (b) Kasus, (c) Kasus, (d) Kasus, (e) Kasus 5. Kasus : Busu dengan dan. Kasus ini akan dibagi menjadi bagian, yaitu untuk i ganjil dan i genap. Untuk i ganjil Untuk i genap Untuk i ganjil dan i genap didapat pesamaan yang sama, yaitu. Univesitas Indonesia Pelabelan total..., Syaifani Rachmawati, FMIPA UI, 0

41 6 Dengan mensubstitusi dan, didapat himpunan { } * +.. Kasus : Busu dengan. Kasus ini akan dibagi menjadi bagian, yaitu untuk i ganjil dan i genap. Untuk i ganjil Untuk i genap Untuk i ganjil dan i genap didapat pesamaan yang sama, yaitu. Dengan mensubstitusi, didapat himpunan * + * +. Univesitas Indonesia Pelabelan total..., Syaifani Rachmawati, FMIPA UI, 0

42 7. Kasus : Busu dengan. Kasus ini akan dibagi menjadi bagian, yaitu untuk i ganjil dan i genap. Untuk i ganjil Untuk i genap Untuk i ganjil dan i genap didapat pesamaan yang sama, yaitu. Dengan mensubstitusi, didapat himpunan * + * +.. Kasus : Busu dengan dan. Kasus ini akan dibagi menjadi bagian, yaitu untuk i ganjil dan i genap. Untuk i ganjil Untuk i genap Univesitas Indonesia Pelabelan total..., Syaifani Rachmawati, FMIPA UI, 0

43 8 Untuk i ganjil dan i genap didapat pesamaan yang sama, yaitu. Dengan mensubstitusi dan, didapat himpunan { } * + * + 5. Kasus 5: Busu dengan. Kasus ini akan dibagi menjadi bagian, yaitu untuk i ganjil dan i genap. Untuk i ganjil. Tanpa kehilangan keumuman, asumsikan i ganjil dan i+ genap. Untuk i genap. Tanpa kehilangan keumuman, asumsikan i genap dan i+ ganjil. Untuk i ganjil dan i genap didapat pesamaan yang sama, yaitu. Univesitas Indonesia Pelabelan total..., Syaifani Rachmawati, FMIPA UI, 0

44 9 Dengan mensubstitusi, didapat himpunan * + * + Selanjutnya akan ditunjukkan bahwa himpunan * + membentuk himpunan bilangan beuutan. * + * + * + * + * + * + (.7). Dai pesamaan (.7) telihat bahwa himpunan * + membentuk himpunan bilangan bulat positif beuutan, sehingga menuut Lemma. tebukti bahwa gaf lobste L n (; ) memiliki PTBA b- busu beuutan dengan {. Univesitas Indonesia Pelabelan total..., Syaifani Rachmawati, FMIPA UI, 0

45 0 Sepeti yang dibeikan oleh Lemma., pelabelan f dapat ditingkatkan menjadi PTBA b- busu beuutan dengan konstanta ajaib. Konstanta ajaib pada PTBA b- busu beuutan pada gaf lobste L n (; ) adalah, dimana dan {. { {. Contoh pembeian label pada gaf lobste L n (; ) dengan menggunakan pesamaan (.) sampai (.5) ditunjukkan oleh Gamba. (a) untuk n ganjil yaitu L 5 (; ) dan Gamba. (b) untuk n genap yaitu L 6 (; ). Pada gaf lobste L 5 (; ) disubstitusikan niai sehingga dipeoleh PTBA 0-busu beuutan busu ajaib gaf lobste L 5 (; ) sepeti pada Gamba. (c) dan pada L 6 (; ) disubstitusikan nilai sehingga dipeoleh PTBA b-busu beuutan busu ajaib gaf lobste L 5 (; ) sepeti pada Gamba. (d). Gaf lobste L 5 (; ) memiliki himpunan label simpul * + * +, himpunan label busu * +, dan konstanta ajaib k =0. Sedangkan gaf lobste L 6 (; ) memiliki himpunan label simpul * + * +, himpunan label busu * +, dan konstanta ajaib k =6. Univesitas Indonesia Pelabelan total..., Syaifani Rachmawati, FMIPA UI, 0

46 p p p 5 p 0 p p p 9 p 0 p p p 8 6 p 9 0 p p 7 5 p 8 9 p 0 (a) p 5 p 6 p p p 5 p p p p 5 p p p 5 p 0 p p p 9 p 0 p p p 8 0 p p p (b) p 9 p 8 0 p 6 p 7 p 5 p 6 p p p 5 p p p p (c) (d) Gamba. (a)pembeian label simpul pada gaf lobste L 5 (; ), (b) Pembeian label simpul pada gaf lobste L 6 (; ), (c) PTBA 0-busu beuutan pada gaf lobste L 5 (; ), (d) PTBA 7-busu beuutan pada gaf lobste L 6 (; ). Sepeti yang telah dijelaskan pada Teoema., bahwa dual dai PTBA b- busu beuutan pada gaf G adalah suatu PTBA (v-b)-busu beuutan. Pada Teoema. dibeikan PTBA b-busu beuutan pada gaf lobste L n (; ). Banyaknya simpul pada gaf lobste L n (; ) adalah dan Univesitas Indonesia Pelabelan total..., Syaifani Rachmawati, FMIPA UI, 0

47 nilai b pada Teoema. adalah {, sehingga didapat { yang meupakan nilai b untuk pelabelan dual dai pelabelan yang dibeikan Teoema.. Dual dai PTBA b- busu beuutan pada gaf lobste L n (; ) ditunjukkan oleh Akibat.. Akibat. Setiap gaf lobste L n (; ) memiliki PTBA b-busu beuutan dengan {. Nilai konstanta ajaib pada pelabelan yang dibeikan Akibat. adalah { (a) Gamba. (a) PTBA 5-busu beuutan pada gaf lobste L 5 (; ), (b) PTBA 7-busu beuutan pada gaf lobste L 6 (; ) (b) Contoh pelabelan dual dai PTBA 0-busu beuutan gaf lobste L 5 (; ) yaitu PTBA 5-busu beuutan ditunjukkan oleh Gamba. (a) dan pelabelan dual dai PTBA 7-busu beuutan pada gaf lobstel 6 (; ) yaitu PTBA 7- busu beuutan ditunjukkan oleh Gamba. (b). Pada PTBA 0-busu beuutan Univesitas Indonesia Pelabelan total..., Syaifani Rachmawati, FMIPA UI, 0

48 gaf lobste L 5 (; ), nilai dan, sedangkan pada pelabelan dualnya, nilai dan. Pada PTBA 7-busu beuutan gaf lobste L 5 (; ), nilai dan, sedangkan pada pelabelan dualnya, nilai dan. Selanjutnya pada Subbab. akan dibahas PTBA b-busu beuutan pada gaf lobste L n (;, s).. PTBA b-busu Beuutan pada Gaf Lobste L n (;, s) Pada subbab ini akan dibahas mengenai PTBA b-busu beuutan pada gaf lobste L n (;, s). Gaf lobste L n (;, s), adalah gaf lobste semi teatu dengan n menyatakan banyak simpul pada lintasan, menyatakan banyak simpul bejaak dai setiap simpul lintasan (kedua simpul ini disebut simpul petama dan simpul kedua), adalah banyak daun pada simpul petama dan s adalah banyak simpul daun pada simpul kedua. v v v v v v v v v v i v i v n v c u v c v v n c c n u u u n u u u u s u u u u u s u u u u u s u s u n Gamba.5 Penamaan simpul dan busu pada gaf lobste L n (;, s) Univesitas Indonesia Pelabelan total..., Syaifani Rachmawati, FMIPA UI, 0

49 Gamba.5 meupakan penamaan simpul dan busu pada gaf lobste L n (;, s), adalah simpul ke-i pada lintasan, dan adalah simpul-simpul bejaak dai simpul ke-i pada lintasan, dan adalah simpul daun ke-j pada simpul bejaak dai simpul ke-i pada lintasan. Banyaknya simpul pada gaf lobste L n (;, s) adalah dan bayaknya busu adalah. Dibeikan hasil yang dipeoleh untuk PTBA b-busu beuutan pada gaf lobste L n (;, s) yang ditunjukkan oleh Teoema.. Teoema. Setiap gaf lobste L n (;, s) memiliki PTBA b-busu beuutan dengan {. Bukti : Nyatakan { * + * + * +. Label simpul dai gaf lobste L n (;, s) adalah sebagai beikut: { (.8). { (.9). { (.0). { (.). Univesitas Indonesia Pelabelan total..., Syaifani Rachmawati, FMIPA UI, 0

50 5 { (.). Selanjutnya akan ditunjukkan bahwa himpunan label simpul gaf lobste L n (;, s) tebagi menjadi himpunan bilangan beuutan yang tepisan sejauh e. Petama akan dibeikan himpunan label, dan dai gaf lobte L n (;, s). * + { } { } * + { } { } * + { } { } * + { } { } Univesitas Indonesia Pelabelan total..., Syaifani Rachmawati, FMIPA UI, 0

51 6 { } { ( ) } { } { } { } { ( ) } { } { } Univesitas Indonesia Pelabelan total..., Syaifani Rachmawati, FMIPA UI, 0

52 7 { } { } { +} { ) } ( * + { } { } * + { } { } Univesitas Indonesia Pelabelan total..., Syaifani Rachmawati, FMIPA UI, 0

53 8 Maka himpunan label simpul gaf lobste L n (;, s) adalah { } { } { } { } { } { } { } { ( ) } { } { } { } { } { } { } { (.). Univesitas Indonesia Pelabelan total..., Syaifani Rachmawati, FMIPA UI, 0

54 9 Pada pesamaan (.) didapat nilai {. Jika pada pesamaan (.) disubstitusikan nilai { akan didapat jaak antaa himpunan petama dan himpunan kedua pada label simpul, yaitu Untuk n ganjil ( ) Untuk n genap ( ). Dapat dilihat bahwa himpunan label simpul gaf lobste L n (;, s) tebagi menjadi himpunan bilangan beuutan yang tepisah sejauh e. Selanjutnya akan ditunjukkan bahwa himpunan * + membentuk himpunan e bilangan bulat positif beuutan. Pembuktian ini akan dibagi menjadi 5 kasus, yaitu :. untuk ;.. untuk.. untuk.. untuk ;. 5. untuk. Ilustasi untuk setiap kasus ditunjukkan oleh Gamba.6. Univesitas Indonesia Pelabelan total..., Syaifani Rachmawati, FMIPA UI, 0

55 0 u u u v u v u v u v v c u u u v v c u u u v v c u u u v s u u v s u u v s u u v u v u v u v v c u u u v v c u u u v v c u u u v s u v s u v s u u u u v u v u v u v v c u u u v v c u u u v v c u u u v s u v s u v s u v i v i v n v n u i v i v i u n u i v i v n u n v i v n c n c n c n s v u n v n s (a) n (b) u (c) n u n s u n u u v u v u v v c u u u v v c u u u v s u u v s u u v u v u v v c u u u v v c u u u v s u v s u u u v u v u v v c u u u v v c u u u v s u v s u v i v i v n v n c n (d) u n s u n v i v i v n v n c n (e) u n s u n Gamba.6 (a) Kasus, (b) Kasus, (c) Kasus, (d) Kasus, (e) Kasus 5. Kasus :Busu dengan dan. Kasus ini akan dibagi menjadi bagian, yaitu untuk i ganjil dan i genap. Untuk i ganjil Dengan mensubstitusi dan, didapat himpunan { } * ( ) ( ) Univesitas Indonesia Pelabelan total..., Syaifani Rachmawati, FMIPA UI, 0

56 +. * + Untuk i genap Dengan mensubstitusi dan, didapat himpunan { } * +. Kasus : Busu dengan. Kasus ini akan dibagi menjadi bagian, yaitu untuk i ganjil dan i genap. Untuk i ganjil Dengan mensubstitusi, didapat himpunan * + * + Univesitas Indonesia Pelabelan total..., Syaifani Rachmawati, FMIPA UI, 0

57 Untuk i genap Dengan mensubstitusi, didapat himpunan * + * +. Kasus : Busu dengan. Kasus ini akan dibagi menjadi bagian, yaitu untuk i ganjil dan i genap. Untuk i ganjil Dengan mensubstitusi dan didapat himpunan * + * ( ) + Untuk i genap Dengan mensubstitusi dan didapat himpunan * + * + Univesitas Indonesia Pelabelan total..., Syaifani Rachmawati, FMIPA UI, 0

58 . Kasus : Busu dengan dan. Kasus ini akan dibagi menjadi bagian, yaitu untuk i ganjil dan i genap. Untuk i ganjil Dengan mensubstitusi dan, didapat himpunan { } * + * +. Untuk i genap Dengan mensubstitusi dan, didapat himpunan { } * Univesitas Indonesia Pelabelan total..., Syaifani Rachmawati, FMIPA UI, 0

59 + 5. Kasus 5: Busu dengan. Kasus ini akan dibagi menjadi bagian, yaitu untuk i genap dan i ganjil. Untuk i ganjil. Tanpa kehilangan keumuman, asumsikan i ganjil dan i+ genap. Untuk i genap. Tanpa kehilangan keumuman, asumsikan i genap dan i+ ganjil. Untuk i ganjil dan i genap didapat pesamaan yang sama, yaitu. Dengan mensubstitusi dan didapat himpunan * + * + Selanjutnya akan ditunjukkan bahwa bobot busu * + membentuk himpunan e bilangan bulat positif beuutan. * + * ( Univesitas Indonesia Pelabelan total..., Syaifani Rachmawati, FMIPA UI, 0

60 5 ) + * + * + * + * ( ) + * + * + * + * + (.). Dai pesamaan (.) dapat dilihat bahwa himpunan * + membentuk himpunan e bilangan bulat positif beuutan, sehingga menuut Lemma. tebukti bahwa gaf lobste L n (;, s) memiliki PTBA b-busu beuutan dengan {. Sepeti yang dibeikan oleh Lemma., pelabelan f dapat ditingkatkan menjadi PTBA b- busu beuutan dengan konstanta ajaib. Konstanta ajaib pada PTBA b- busu beuutan pada gaf lobste L n (;, s) adalah Univesitas Indonesia Pelabelan total..., Syaifani Rachmawati, FMIPA UI, 0

61 6, dimana dan { { {. Contoh pembeian label pada gaf lobste L n (;, s) dengan menggunakan pesamaan (.8) sampai (.) ditunjukkan oleh Gamba.7 (a) untuk n ganjil yaitu L (;, 5) dan Gamba.7 (b) untuk n genap yaitu L (;, 5). Pada gaf lobste L (;, 5) disubstitusikan nilai ( ) sehingga dipeoleh PTBA -busu beuutan busu ajaib gaf lobste L (;, 5) sepeti yang ditunjukkan oleh Gamba.7 (c) dan pada gaf lobste L (;, 5) disubstitusikan nilai ( ) sehingga dipeoleh PTBA -busu beuutan busu ajaib gaf lobste L (;, 5) sepeti yang ditunjukkan oleh Gamba.7 (d). Gaf lobste pada L (;, 5) memiliki himpunan label simpul * + * +, himpunan label busu * + dan konstanta ajaib k = 9. Sedangkan gaf lobste L (;, 5) memiliki himpunan label simpul * + * +, himpunan label busu * +, dan konstanta ajaib k =. Univesitas Indonesia Pelabelan total..., Syaifani Rachmawati, FMIPA UI, 0

PELABELAN TOTAL BUSUR AJAIB b-busur BERURUTAN SKRIPSI SRI WAHYUNI WULANDARI

PELABELAN TOTAL BUSUR AJAIB b-busur BERURUTAN SKRIPSI SRI WAHYUNI WULANDARI UNIVERSITAS INDONESIA PELABELAN TOTAL BUSUR AJAIB b-busur BERURUTAN PADA GRAF LOBSTER SEMI TERATUR L n (r, 0; 1, r) DAN L n (r, 0; 1, s) SKRIPSI SRI WAHYUNI WULANDARI 080635756 FAKULTAS MATEMATIKA DAN

Lebih terperinci

Bab II. Konsep Dasar

Bab II. Konsep Dasar Bab II Konsep Dasa Konsep dasa mengenai gaf dan jaingan dikutip dai Bondy dan Muty [1], Diestel [2], dan Fleische [3]. Beikut ini dibeikan bebeapa notasi himpunan untuk memudahkan pendefinisian gaf dan

Lebih terperinci

PELABELAN JUMLAH EKSKLUSIF PADA GRAF MATAHARI, GRAF KORONA, DAN GRAF HAIRYCYCLE DENGAN BANYAK SIMPUL LINGKARAN GENAP SKRIPSI

PELABELAN JUMLAH EKSKLUSIF PADA GRAF MATAHARI, GRAF KORONA, DAN GRAF HAIRYCYCLE DENGAN BANYAK SIMPUL LINGKARAN GENAP SKRIPSI UNIVERSITAS INDONESIA PELABELAN JUMLAH EKSKLUSIF PADA GRAF MATAHARI, GRAF KORONA, DAN GRAF HAIRYCYCLE DENGAN BANYAK SIMPUL LINGKARAN GENAP SKRIPSI ARIEF ADDINNITYA 0806325402 FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU

Lebih terperinci

Dimensi Partisi pada Graf Kincir

Dimensi Partisi pada Graf Kincir Dimensi Patisi pada Gaf Kinci Disusun Oleh : Chanda Iawan NRP.00 09 0 Abstak Misalkan G(VE) adalah gaf tehubung dan S adalah sebuah subset dai V(G) jaak antaa v dan S adalah dv S min d v x x S.Suatu gaf

Lebih terperinci

PELABELAN TOTAL BUSUR-AJAIB b-busur BERURUTAN

PELABELAN TOTAL BUSUR-AJAIB b-busur BERURUTAN JIMT Vol. 4 No. Jun 07 (Hal - 0) ISSN : 450 766X PELABELAN TOTAL BUSUR-AJAIB b-busur BERURUTAN PADA GRAF LOBSTER L n (; ; t) DAN L n (;, s; t) Nujana, I W. Sudasana, dan Resnawat 3,,3 Pogam Stud Matematka

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan diberikan beberapa definisi dan konsep dasar dalam teori graf dan pelabelan graf yang akan digunakan pada bab selanjutnya. 2.1 Definisi dan Istilah Dalam Teori Graf

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode meupakan caa keja yang digunakan untuk memahami, mengeti, segala sesuatu yang behubungan dengan penelitian aga tujuan yang dihaapkan dapat tecapai. Sesuai

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENERIMA BEASISWA MAHASISWA KURANG MAMPU PADA STMIK BUDIDARMA MEDAN MENERAPKAN METODE PROFILE MATCHING

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENERIMA BEASISWA MAHASISWA KURANG MAMPU PADA STMIK BUDIDARMA MEDAN MENERAPKAN METODE PROFILE MATCHING SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENERIMA BEASISWA MAHASISWA KURANG MAMPU PADA STMIK BUDIDARMA MEDAN MENERAPKAN METODE PROFILE MATCHING T.M Syahu Ichsan (1111667 ) Mahasiswa Pogam Studi Teknik Infomatika

Lebih terperinci

PELABELAN TOTAL (a,d)-simpul ANTIAJAIB UNTUK GABUNGAN TAK-ISOMORFIK GRAF MATAHARI DAN GABUNGAN TAK-ISOMORFIK GRAF PETERSEN DIPERUMUM

PELABELAN TOTAL (a,d)-simpul ANTIAJAIB UNTUK GABUNGAN TAK-ISOMORFIK GRAF MATAHARI DAN GABUNGAN TAK-ISOMORFIK GRAF PETERSEN DIPERUMUM PELABELAN TOTAL (a,d)-simpul ANTIAJAIB UNTUK GABUNGAN TAK-ISOMORFIK GRAF MATAHARI DAN GABUNGAN TAK-ISOMORFIK GRAF PETERSEN DIPERUMUM ANDREA PARESTU 0305010068 UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif. Karena

METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif. Karena 35 III. METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskiptif. Kaena penelitian ini mengkaji tentang Pengauh Kontol Dii dan Lingkungan Keluaga Tehadap

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA PELABELAN GRACEFUL DAN PELABELAN PADA GRAF POT BUNGA DAN GRAF POHON PALEM

UNIVERSITAS INDONESIA PELABELAN GRACEFUL DAN PELABELAN PADA GRAF POT BUNGA DAN GRAF POHON PALEM UNIVERSITAS INDONESIA PELABELAN GRACEFUL DAN PELABELAN PADA GRAF POT BUNGA DAN GRAF POHON PALEM Tesis diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains MUZAYYIN AHMAD NPM 1006786202

Lebih terperinci

PENYEJAJARAN BARISAN DNA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMPUL AKHIR DARI LINTASAN SKOR TERBATAS ERIZKIA MELATI

PENYEJAJARAN BARISAN DNA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMPUL AKHIR DARI LINTASAN SKOR TERBATAS ERIZKIA MELATI PENYEJAJARAN BARISAN DNA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMPUL AKHIR DARI LINTASAN SKOR TERBATAS ERIZKIA MELATI 0303010133 UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DEPARTEMEN MATEMATIKA

Lebih terperinci

UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON

UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON TRIGONOMETRI disusun untuk memenuhi salah satu tugas akhi Semeste Pendek mata kuliah Tigonometi Dosen : Fey Fedianto, S.T., M.Pd. Oleh Nia Apiyanti (207022) F PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA. PELABELAN TOTAL (a, d)-busur ANTI AJAIB PADA GABUNGAN GRAF KORONA DAN GABUNGAN GRAF PRISMA TESIS

UNIVERSITAS INDONESIA. PELABELAN TOTAL (a, d)-busur ANTI AJAIB PADA GABUNGAN GRAF KORONA DAN GABUNGAN GRAF PRISMA TESIS UNIVERSITAS INDONESIA PELABELAN TOTAL (a, d)-busur ANTI AJAIB PADA GABUNGAN GRAF KORONA DAN GABUNGAN GRAF PRISMA TESIS MURTININGRUM 1006786190 FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM MAGISTER

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskiptif, suatu metode penelitian yang ditujukan untuk untuk menggambakan fenomenafenomena

Lebih terperinci

IDENTITAS TRIGONOMETRI. Tujuan Pembelajaran

IDENTITAS TRIGONOMETRI. Tujuan Pembelajaran Kuikulum 03 Kelas X matematika WAJIB IDENTITAS TRIGONOMETRI Tujuan Pembelajaan Setelah mempelajai matei ini, kamu dihaapkan memiliki kemampuan beikut.. Memahami jenis-jenis identitas tigonometi.. Dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah untuk mengetahui kontribusi motivasi dan minat bekerja di industri

BAB III METODE PENELITIAN. adalah untuk mengetahui kontribusi motivasi dan minat bekerja di industri BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Bedasakan pemasalahan, maka penelitian ini temasuk penelitian koelasional yang besifat deskiptif, kaena tujuan utama dai penelitian ini adalah untuk mengetahui

Lebih terperinci

PELABELAN TOTAL TITIK AJAIB PADA COMPLETE GRAPH

PELABELAN TOTAL TITIK AJAIB PADA COMPLETE GRAPH PELABELAN TOTAL TITIK AJAIB PADA COMPLETE GRAPH SKRIPSI Oleh : Novi Irawati J2A 005 038 PROGRAM STUDI MATEMATIKA JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS DIPONEGORO

Lebih terperinci

APLIKASI PENGELOLAAN DATA KERJA PRAKTEK MAHASISWA (STUDI KASUS: FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS SEMARANG)

APLIKASI PENGELOLAAN DATA KERJA PRAKTEK MAHASISWA (STUDI KASUS: FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS SEMARANG) APLIKASI PENGELOLAAN DATA KERJA PRAKTEK MAHASISWA (STUDI KASUS: FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS SEMARANG) B. Vey Chistioko 1,, Dian Ti Wiyanti 2 Pogam Studi Teknik Infomatika Juusan

Lebih terperinci

BAB 11 GRAVITASI. FISIKA 1/ Asnal Effendi, M.T. 11.1

BAB 11 GRAVITASI. FISIKA 1/ Asnal Effendi, M.T. 11.1 BAB 11 GRAVITASI Hukum gavitasi univesal yang diumuskan oleh Newton, diawali dengan bebeapa pemahaman dan pengamatan empiis yang telah dilakukan oleh ilmuwan-ilmuwan sebelumnya. Mula-mula Copenicus membeikan

Lebih terperinci

TRIGONOMETRI. Untuk SMA dan Sederajat. Penerbit. Husein Tampomas

TRIGONOMETRI. Untuk SMA dan Sederajat. Penerbit. Husein Tampomas TRIGONOMETRI Untuk SM dan Sedeajat Husein Tampomas Penebit 0 Husein Tampomas, Tigonometi, Unntuk SM dan Sedeajat, 018 PENGERTIN 1 PENGNTR KE FUNGSI TRIGONOMETRI Dalam bahasa Yunani, tigonometi tedii dai

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. yang tak kosong yang anggotanya disebut vertex, dan E adalah himpunan yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. yang tak kosong yang anggotanya disebut vertex, dan E adalah himpunan yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Graf Definisi 2.1.1 Sebuah graf G adalah pasangan (V,E) dengan V adalah himpunan yang tak kosong yang anggotanya disebut vertex, dan E adalah himpunan yang anggotanya

Lebih terperinci

Contoh Proposal Skripsi Makalahmudah.blogspot.com

Contoh Proposal Skripsi Makalahmudah.blogspot.com BAB I PENDAHULUAN.. Lata Belakang Masalah Peanan pemasaan dalam kebehasilan peusahaan telah diakui di kalangan pengusaha untuk mempetahankan kebeadaanya dalam mengembangkan usaha dan mendapatkan keuntungan.

Lebih terperinci

BAB II MEDAN LISTRIK DI SEKITAR KONDUKTOR SILINDER

BAB II MEDAN LISTRIK DI SEKITAR KONDUKTOR SILINDER BAB II MDAN ISTRIK DI SKITAR KONDUKTOR SIINDR II. 1 Hukum Coulomb Chales Augustin Coulomb (1736-1806), adalah oang yang petama kali yang melakukan pecobaan tentang muatan listik statis. Dai hasil pecobaannya,

Lebih terperinci

Bab. Garis Singgung Lingkaran. A. Pengertian Garis Singgung Lingkaran B. Garis Singgung Dua Lingkaran C. Lingkaran Luar dan Lingkaran Dalam Segitiga

Bab. Garis Singgung Lingkaran. A. Pengertian Garis Singgung Lingkaran B. Garis Singgung Dua Lingkaran C. Lingkaran Luar dan Lingkaran Dalam Segitiga ab 7 Sumbe: www.homepages.tesco Gais Singgung Lingkaan Lingkaan mungkin meupakan salah satu bentuk bangun data yang paling tekenal. Konsep lingkaan yang meliputi unsu-unsu lingkaan, luas lingkaan, dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. Jenis dan Lokasi Penelitian 3.. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian ekspeimen semu (quasi ekspeimental eseach, kaena penelitian yang akan dilakukan

Lebih terperinci

GRAFITASI. F = G m m 1 2. F = Gaya grafitasi, satuan : NEWTON. G = Konstanta grafitasi, besarnya : G = 6,67 x 10-11

GRAFITASI. F = G m m 1 2. F = Gaya grafitasi, satuan : NEWTON. G = Konstanta grafitasi, besarnya : G = 6,67 x 10-11 GRAFITASI Si Isaac Newton yang tekenal dengan hukum-hukum Newton I, II dan III, juga tekenal dengan hukum Gafitasi Umum. Didasakan pada patikel-patikel bemassa senantiasa mengadakan gaya taik menaik sepanjang

Lebih terperinci

MANUAL PROSEDUR MEKANISME PROSES PENGAJUAN JUDUL, PEMBIMBINGAN, PENDAFTARAN UJIAN, DAN PELAKSANAAN UJIAN SKRIPSI

MANUAL PROSEDUR MEKANISME PROSES PENGAJUAN JUDUL, PEMBIMBINGAN, PENDAFTARAN UJIAN, DAN PELAKSANAAN UJIAN SKRIPSI MANUAL PROSEDUR MEKANISME PROSES PENGAJUAN JUDUL, PEMBIMBINGAN, PENDAFTARAN UJIAN, DAN PELAKSANAAN UJIAN SKRIPSI STIE CANDA BHIRAWA KEDIRI 2012 STIE Canda Bhiawa Kedii SOP SKRIPSI Tanggal belaku Tanggal

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Keangka Pemikian Konseptual Setiap oganisasi apapun jenisnya baik oganisasi non pofit maupun oganisasi yang mencai keuntungan memiliki visi dan misi yang menjadi uh dalam setiap

Lebih terperinci

PELABELAN SELIMUT-C 3 AJAIB SUPER PADA GRAF RODA DAN SELIMUT-C 4 AJAIB SUPER PADA GRAF BUKU

PELABELAN SELIMUT-C 3 AJAIB SUPER PADA GRAF RODA DAN SELIMUT-C 4 AJAIB SUPER PADA GRAF BUKU PELABELAN SELIMUT-C 3 AJAIB SUPER PADA GRAF RODA DAN SELIMUT-C 4 AJAIB SUPER PADA GRAF BUKU SKRIPSI Oleh Khorirotuz Zakiyah NIM 071810101084 JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, subjek

BAB III METODE PENELITIAN. identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, subjek 9 BAB III METODE PEELITIA A. Identifikasi Vaiabel Penelitian Pada bagian ini akan diuaikan segala hal yang bekaitan dengan identifikasi vaiabel penelitian, definisi opeasional vaiabel penelitian, subjek

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI REKAPITULASI DOKUMEN PERUNDANG-UNDANGAN DI INDONESIA SKRIPSI RIZAL MULYADI

UNIVERSITAS INDONESIA PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI REKAPITULASI DOKUMEN PERUNDANG-UNDANGAN DI INDONESIA SKRIPSI RIZAL MULYADI Sa UNIVERSITAS INDONESIA PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI REKAPITULASI DOKUMEN PERUNDANG-UNDANGAN DI INDONESIA SKRIPSI RIZAL MULYADI 1205007287 FAKULTAS ILMU KOMPUTER DEPOK JULI 2009 Sa UNIVERSITAS INDONESIA

Lebih terperinci

Chap 6 Model-Gas Real dan Ekspansi Virial. 1. Ekspansi Virial 2. Gugus Mayer

Chap 6 Model-Gas Real dan Ekspansi Virial. 1. Ekspansi Virial 2. Gugus Mayer Chap 6 Model-Gas Real dan Ekspansi Viial. Ekspansi Viial. Gugus Maye Fungsi Patisi Kanonik Untuk Gas Dengan Inteaksi Lemah Misalkan tedapat inteaksi (potensial) anta patikel : u ij, sehingga Hamiltonian

Lebih terperinci

PELABELAN TOTAL SISI-AJAIB SUPER PADA GRAF DAN GRAF

PELABELAN TOTAL SISI-AJAIB SUPER PADA GRAF DAN GRAF PELABELAN TOTAL SISI-AJAIB SUPER PADA GRAF DAN GRAF SKRIPSI SARJANA MATEMATIKA Oleh: NURUL MUSTIKA SIREGAR 06134005 JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS ANDALAS

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. banyaknya komponen listrik motor yang akan diganti berdasarkan Renewing Free

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. banyaknya komponen listrik motor yang akan diganti berdasarkan Renewing Free BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4. Pendahuluan Bedasakan tujuan penelitian ini, yaitu mendapatkan ekspektasi banyaknya komponen listik moto yang akan diganti bedasakan Renewing Fee Replacement Waanty dua dimensi,

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY

HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY ISSN 085-05 Junal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 0(): 6 -, 04 HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY Dedek Suhendo dan Kistian Juusan Pendidikan

Lebih terperinci

KORELASI. menghitung korelasi antar variabel yang akan dicari hubungannya. Korelasi. kuatnya hubungan dinyatakan dalam besarnya koefisien korelasi.

KORELASI. menghitung korelasi antar variabel yang akan dicari hubungannya. Korelasi. kuatnya hubungan dinyatakan dalam besarnya koefisien korelasi. KORELASI Tedapat tiga macam bentuk hubungan anta vaiabel, yaitu hubungan simetis, hubungan sebab akibat (kausal) dan hubungan Inteaktif (saling mempengauhi). Untuk mencai hubungan antaa dua vaiabel atau

Lebih terperinci

PENGUKURAN. Disampaikan pada Diklat Instruktur/Pengembang Matematika SD Jenjang Lanjut Tanggal 6 s.d. 19 Agustus 2004 di PPPG Matematika

PENGUKURAN. Disampaikan pada Diklat Instruktur/Pengembang Matematika SD Jenjang Lanjut Tanggal 6 s.d. 19 Agustus 2004 di PPPG Matematika PENGUKURAN Disampaikan pada Diklat Instuktu/Pengembang Matematika SD Jenjang Lanjut Tanggal 6 s.d. 9 Agustus 004 di PPPG Matematika Oleh: Da. Pujiati,M. Ed. Widyaiswaa PPPG Matematika Yogyakata =================================================================

Lebih terperinci

Model Matematika Sistem Persediaan (Q, R) Yang Terkait Dengan Mutu Barang Dan Informasi Permintaan Lengkap

Model Matematika Sistem Persediaan (Q, R) Yang Terkait Dengan Mutu Barang Dan Informasi Permintaan Lengkap Vol. 3, No., 7-79, Januai 7 Model Matematika Sistem Pesediaan (Q, R) Yang Tekait Dengan Mutu Baang Dan Infomasi Pemintaan Lengkap Agus Sukmana Abstact This pape deals with an inventoy model fo continuous

Lebih terperinci

Teori Dasar Medan Gravitasi

Teori Dasar Medan Gravitasi Modul Teoi Dasa Medan Gavitasi Teoi medan gavitasi didasakan pada hukum Newton tentang medan gavitasi jagat aya. Hukum medan gavitasi Newton ini menyatakan bahwa gaya taik antaa dua titik massa m dan m

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN PENELITIAN. tujuan utama yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk memperoleh

BAB III RANCANGAN PENELITIAN. tujuan utama yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk memperoleh 44 BAB III RACAGA PEELITIA.. Tujuan Penelitian Bedasakan pokok pemasalahan yang telah diuaikan dalam Bab I, maka tujuan utama yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk mempeoleh jawaban atas

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan

BAB II METODE PENELITIAN. penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan BAB II METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Bentuk penelitian yang dipegunakan dalam penelitian ini adalah bentuk penelitian koelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan menggunakan umus

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negei 10 Salatiga yaitu pada kelas VII D dan kelas VII E semeste genap tahun ajaan 2011/2012.

Lebih terperinci

ANALISIS DINAMIK ANTARA KONSUMSI DAN TABUNGAN DALAM WAKTU KONTINU

ANALISIS DINAMIK ANTARA KONSUMSI DAN TABUNGAN DALAM WAKTU KONTINU Posiding SNaPP2011 Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN:2089-3582 ANALISIS DINAMIK ANTARA KONSUMSI DAN TABUNGAN DALAM WAKTU KONTINU 1 Lian Apianna, 2 Sudawanto, dan 3 Vea Maya Santi Juusan Matematika,

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) DALAM MENENTUKAN PENDIRIAN LOKASI GRAMEDIA DI SUMATERA UTARA

PENERAPAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) DALAM MENENTUKAN PENDIRIAN LOKASI GRAMEDIA DI SUMATERA UTARA Semina Nasional Teknologi Infomasi dan Multimedia 0 STMIK AMIKOM Yogyakata, 6-8 Febuai 0 ISSN : 0-80 PENERAPAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) DALAM MENENTUKAN PENDIRIAN LOKASI GRAMEDIA DI SUMATERA

Lebih terperinci

1 ANGKET PERSEPSI SISWA TERH

1 ANGKET PERSEPSI SISWA TERH 48 Lampian ANGKET PERSEPSI SISWA TERHADAP PERANAN ORANG TUA DAN MINAT BELAJAR DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 8 MEDAN Nama : Kelas : A. Petunjuk Pengisian. Bacalah

Lebih terperinci

PELABELAN SELIMUT H-AJAIB SUPER PADA KORONASI BEBERAPA KELAS GRAF DENGAN GRAF LINTASAN

PELABELAN SELIMUT H-AJAIB SUPER PADA KORONASI BEBERAPA KELAS GRAF DENGAN GRAF LINTASAN PELABELAN SELIMUT H-AJAIB SUPER PADA KORONASI BEBERAPA KELAS GRAF DENGAN GRAF LINTASAN oleh HARDINA SANDARIRIA M0112041 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar

Lebih terperinci

KARAKTER MATRIKS DARI ENDOMORFISMA SEBAGAI AUTOMORFISMA PADA GRUP HINGGA KOMUTATIF SKRIPSI CITRA NATALIA

KARAKTER MATRIKS DARI ENDOMORFISMA SEBAGAI AUTOMORFISMA PADA GRUP HINGGA KOMUTATIF SKRIPSI CITRA NATALIA UNIVERSITAS INDONESIA KARAKTER MATRIKS DARI ENDOMORFISMA SEBAGAI AUTOMORFISMA PADA GRUP HINGGA KOMUTATIF SKRIPSI CITRA NATALIA 0806325466 FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI SARJANA

Lebih terperinci

PELABELAN GRACEFUL SISI BERARAH PADA GRAF GABUNGAN GRAF SIKEL DAN GRAF STAR. Putri Octafiani 1, R. Heri Soelistyo U 2

PELABELAN GRACEFUL SISI BERARAH PADA GRAF GABUNGAN GRAF SIKEL DAN GRAF STAR. Putri Octafiani 1, R. Heri Soelistyo U 2 PELABELAN GRACEFUL SISI BERARAH PADA GRAF GABUNGAN GRAF SIKEL DAN GRAF STAR Putri Octafiani 1, R. Heri Soelistyo U 2 1,2 Jurusan Matematika FMIPA UNDIP Jl. Prof. H. Soedarto, S. H, Tembalang, Semarang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian ini betujuan untuk mendeskipsikan dan menganalisis pengauh evaluasi dii dan pengembangan pofesi tehadap kompetensi pedadogik

Lebih terperinci

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN MANAJEMEN DIRI DENGAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 6 KOTA JAMBI

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN MANAJEMEN DIRI DENGAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 6 KOTA JAMBI HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN MANAJEMEN DIRI DENGAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 6 KOTA JAMBI Amina Yusa 1), Pof. D.H. Rahmat Muboyono, M.Pd ), Siti Syuhada,

Lebih terperinci

Penerapan Metode Saw Dalam Menentukan Juara Dance Sekolah Menengah Pertama

Penerapan Metode Saw Dalam Menentukan Juara Dance Sekolah Menengah Pertama ISSN: 2089-3787 63 Peneapan Metode Saw Dalam Menentukan Juaa Dance Sekolah Menengah Petama Yuni Melliyana, Fitiyadi 2 Pogam Studi Sistem Infomasi, STMIK Banjabau Jl.Ahmad Yani Km 33,5 Loktabat Banjabau,

Lebih terperinci

PELABELAN TOTAL TITIK AJAIB PADA GRAF LENGKAP DENGAN METODE MODIFIKASI MATRIK BUJURSANGKAR AJAIB DENGAN n GANJIL, n 3

PELABELAN TOTAL TITIK AJAIB PADA GRAF LENGKAP DENGAN METODE MODIFIKASI MATRIK BUJURSANGKAR AJAIB DENGAN n GANJIL, n 3 Jurnal Matematika UNAND Vol. 5 No. 1 Hal. 34 40 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PELABELAN TOTAL TITIK AJAIB PADA GRAF LENGKAP DENGAN METODE MODIFIKASI MATRIK BUJURSANGKAR AJAIB DENGAN

Lebih terperinci

Teorema Berbasis Aksioma Separasi dalam Ruang Topologi

Teorema Berbasis Aksioma Separasi dalam Ruang Topologi Junal Matematika Integatif ISSN 1412-6184 Volume 11 No 2, Oktobe 2015, pp 85-96 Teoema Bebasis Aksioma Sepaasi dalam Ruang Topologi Albet Ch. Soewongsono, Aiyanto, Jafauddin Juusan Matematika Fakultas

Lebih terperinci

BAB. III METODE PENELITIAN. A.Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB. III METODE PENELITIAN. A.Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB. III METODE PEELITIA A.Identifikasi Vaiabel Penelitian Pada bagian ini akan diuaikan segala hal yang bekaitan dengan identifikasi vaiabel penelitian, definisi opeasional vaiabel penelitian, subjek

Lebih terperinci

Vol. 3, No. 1, Juni 2007: INVERSI DAN TITIK-TITIK HARMONIS

Vol. 3, No. 1, Juni 2007: INVERSI DAN TITIK-TITIK HARMONIS Vol. 3, No. 1, Juni 007: 7884 INVERSI DAN TITIK-TITIK HARMONIS Himmawati P.L dan Catuiyati Juusan Pendidikan Matematika FMIPA Univesitas Negei Yogyakata Abstact Given a cicle cente O and adius in R, the

Lebih terperinci

oleh SURYA AJI NUGROHO M SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains Matematika

oleh SURYA AJI NUGROHO M SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains Matematika PELABELAN SELIMUT CYCLE-ANTI AJAIB PADA GRAF DOUBLE CONES, GRAF FRIENDSHIP DAN GRAF GRID P n P 3 oleh SURYA AJI NUGROHO M0109063 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh

Lebih terperinci

I Wayan Teresna 1, Djoko Suhantono 1. Bali,Phone : , Fax: Abstrak

I Wayan Teresna 1, Djoko Suhantono 1. Bali,Phone : , Fax: Abstrak Pengauh Kualitas Tingkat Peneangan Lampu (I Wayan Teesna dkk.) PENGARUH KUALITAS TINGKAT PENERANGAN LAMPU, LINGKUNGAN KERJA DAN PERALATAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA TEKNISI REPARASI ELEKTRONIK DI WILAYAH

Lebih terperinci

PELABELAN TOTAL SISI-AJAIB SUPER PADA GRAF

PELABELAN TOTAL SISI-AJAIB SUPER PADA GRAF Jurnal LOG!K@, Jilid 6, No. 1, 2016, Hal. 23-31 ISSN 1978 8568 PELABELAN TOTAL SISI-AJAIB SUPER PADA GRAF Yanne Irene Program Studi Matematika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif

Lebih terperinci

Kata. Kunci. E ureka. A Gerak Melingkar Beraturan

Kata. Kunci. E ureka. A Gerak Melingkar Beraturan Kata Kunci Geak melingka GM (Geak Melingka eatuan) GM (Geak Melingka eubah eatuan) Hubungan oda-oda Pada bab sebelumnya, kita sudah mempelajai geak luus. Di bab ini, kita akan mempelajai geak dengan lintasan

Lebih terperinci

trigonometri 4.1 Perbandingan Trigonometri

trigonometri 4.1 Perbandingan Trigonometri tigonometi 4.1 Pebandingan Tigonometi 0 Y x P(x,y) y X x disebut absis y disebut odinat jai-jai sudut positif diuku dai sumbu X belawanan aah putaan jaum jam Definisi : = x + y sin = y cos = x tan = y

Lebih terperinci

BAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH?

BAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH? BAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH? KONSEP DASAR Path analysis meupakan salah satu alat analisis yang dikembangkan oleh Sewall Wight (Dillon and Goldstein, 1984 1 ). Wight mengembangkan metode

Lebih terperinci

Nilai dan Vektor Eigen

Nilai dan Vektor Eigen Nilai dan Vekto Eigen Mengingat kembali: pekalian matiks Dibeikan matiks A x dan vekto-vekto u, v, dan w 0 1 u 0 5 A v w u 1 Hitunglah Au, Aw, Av. Manakah dai hasil kali tesebut yang hasilnya adalah vekto

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dirasakan peranannya, terutama pada sektor sistem komunikasi dan

BAB I PENDAHULUAN. dirasakan peranannya, terutama pada sektor sistem komunikasi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Pelabelan graf merupakan suatu topik dalam teori graf. Objek kajiannya berupa graf yang secara umum direpresentasikan oleh titik dan sisi serta himpunan bagian bilangan

Lebih terperinci

Nurnasrina

Nurnasrina PENGARUH KARAKTERISTIK NASABAH TERHADAP OFFICE CHANNELING DALAM MENGGUNAKAN PRODUK DAN JASA PERBANKAN SYARIAH TESIS Nurnasrina 7105090471 UNIVERSITAS INDONESIA PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM STUDI KAJIAN

Lebih terperinci

Gambar 4.3. Gambar 44

Gambar 4.3. Gambar 44 1 BAB HUKUM NEWTON TENTANG GERAK Pada bab kita telah membahas sifat-sifat geak yang behubungan dengan kecepatan dan peceaptan benda. Pembahasan pada Bab tesesbut menjawab petanyaan Bagaimana sebuah benda

Lebih terperinci

PENGGUNAAN SENSOR DHT11 SEBAGAI INDIKATOR SUHU DAN KELEMBABAN PADA BABY INCUBATOR

PENGGUNAAN SENSOR DHT11 SEBAGAI INDIKATOR SUHU DAN KELEMBABAN PADA BABY INCUBATOR PENGGUNAAN SENSOR DHT11 SEBAGAI INDIKATOR SUHU DAN KELEMBABAN PADA BABY INCUBATOR Lenty Mawani, Nico Demus Rive Fiman Hutabaat Juusan Teknik Elektomedik, Univesitas Sai mutiaa Indonesia Fakultas Sain Teknologi

Lebih terperinci

UJI AKTIVITAS ANTIDIABETES EKSTRAK DAN FRAKSI DARI EKSTRAK n-heksana BUAH KETAPANG DAN PENAPISAN FITOKIMIA DARI FRAKSI TERAKTIF SKRIPSI

UJI AKTIVITAS ANTIDIABETES EKSTRAK DAN FRAKSI DARI EKSTRAK n-heksana BUAH KETAPANG DAN PENAPISAN FITOKIMIA DARI FRAKSI TERAKTIF SKRIPSI UNIVERSITAS INDONESIA UJI AKTIVITAS ANTIDIABETES EKSTRAK DAN FRAKSI DARI EKSTRAK n-heksana BUAH KETAPANG (Terminalia catappa L.) SEBAGAI INHIBITOR α-glukosidase DAN PENAPISAN FITOKIMIA DARI FRAKSI TERAKTIF

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH STOCK REPURCHASE TERHADAP STOCKHOLDER, BONDHOLDER, DAN VALUE PERUSAHAAN DI INDONESIA PERIODE SKRIPSI

UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH STOCK REPURCHASE TERHADAP STOCKHOLDER, BONDHOLDER, DAN VALUE PERUSAHAAN DI INDONESIA PERIODE SKRIPSI UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH STOCK REPURCHASE TERHADAP STOCKHOLDER, BONDHOLDER, DAN VALUE PERUSAHAAN DI INDONESIA PERIODE 2001-2007 SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana.

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT ANTIBIOTIK DENGAN ANALISIS ABC INDEKS KRITIS DI RSUD PASAR REBO TAHUN 2008 SKRIPSI

UNIVERSITAS INDONESIA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT ANTIBIOTIK DENGAN ANALISIS ABC INDEKS KRITIS DI RSUD PASAR REBO TAHUN 2008 SKRIPSI UNIVERSITAS INDONESIA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT ANTIBIOTIK DENGAN ANALISIS ABC INDEKS KRITIS DI RSUD PASAR REBO TAHUN 2008 SKRIPSI ENI NUR ZULIANI 1005000653 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT PROGRAM SARJANA

Lebih terperinci

Pengembangan instrumen penilaian kemampuan berfikir kritis pada pembelajaran fisika SMA

Pengembangan instrumen penilaian kemampuan berfikir kritis pada pembelajaran fisika SMA Papes semina.uad.ac.id/index.php/quantum Semina Nasional Quantum #5 (018) 477-1511 (7pp) Pengembangan instumen penilaian kemampuan befiki kitis pada pembelajaan fisika SMA Suji Adianti, dan Ishafit Pogam

Lebih terperinci

Geometri Analitik Bidang (Lingkaran)

Geometri Analitik Bidang (Lingkaran) 9 Geometi nalitik idang Lingkaan) li Mahmudi Juusan Pendidikan Matematika FMIP UNY) KOMPETENSI Kompetensi ang dihaapkan dikuasai mahasiswa setelah mempelajai ab ini adalah sebagai beikut. Menjelaskan pengetian

Lebih terperinci

Komponen Struktur Tekan

Komponen Struktur Tekan Mata Kuliah : Peancangan Stuktu Baja Kode : CIV 303 SKS : 3 SKS Komponen Stuktu Tekan Petemuan 4, 5 Sub Pokok Bahasan : Panjang Tekuk Tekuk Lokal Tekuk Batang Desain Batang Tekan Batang batang tekan yang

Lebih terperinci

Ini merupakan tekanan suara p(p) pada sembarang titik P dalam wilayah V seperti yang. (periode kedua integran itu).

Ini merupakan tekanan suara p(p) pada sembarang titik P dalam wilayah V seperti yang. (periode kedua integran itu). 7.3. Tansmisi Suaa Melalui Celah 7.3.1. Integal Kichhoff Cukup akses yang bebeda untuk tik-tik difaksi disediakan oleh difaksi yang tepisahkan dapat dituunkan dai teoema Geen dalam analisis vekto. Hal

Lebih terperinci

PELABELAN TOTAL TITIK AJAIB GRAF HASIL KALI KARTESIUS DARI GRAF SIKEL

PELABELAN TOTAL TITIK AJAIB GRAF HASIL KALI KARTESIUS DARI GRAF SIKEL PELABELAN TOTAL TITIK AJAIB GRAF HASIL KALI KARTESIUS DARI GRAF SIKEL Maria Nita Kurniasari 1 Robertus Heri 2 12 Program Studi Matematika F.MIPA UNDIP Semarang Jl. Prof.Sudarto S.H Tembalang-Semarang Abstract.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan asosiatif simetris, yaitu hubungan yang bersifat sebab-akibat yang

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan asosiatif simetris, yaitu hubungan yang bersifat sebab-akibat yang 40 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Jenis Penelitian Adapun jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif pendekatan asosiatif simetis, yaitu hubungan yang besifat sebab-akibat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. menggunakan kuesioner sebagai teknik pokok. Penelitian yang bersifat

III. METODE PENELITIAN. menggunakan kuesioner sebagai teknik pokok. Penelitian yang bersifat III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif, kaena dalam pengumpulan data, penulis menghimpun infomasi dai paa esponden menggunakan kuesione sebagai

Lebih terperinci

FISIKA. Kelas X HUKUM NEWTON TENTANG GRAVITASI K-13. A. Hukum Gravitasi Newton

FISIKA. Kelas X HUKUM NEWTON TENTANG GRAVITASI K-13. A. Hukum Gravitasi Newton K- Kelas X ISIKA HUKUM NEWON ENANG GAVIASI UJUAN PEMELAJAAN Setelah mempelajai matei ini, kamu dihaapkan memiliki kemampuan beikut.. Menjelaskan hukum gavitasi Newton.. Memahami konsep gaya gavitasi dan

Lebih terperinci

PELABELAN TOTAL SISI AJAIB PADA GRAF BINTANG

PELABELAN TOTAL SISI AJAIB PADA GRAF BINTANG Jurnal Matematika UNAND Vol. 2 No. 1 Hal. 85 89 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PELABELAN TOTAL SISI AJAIB PADA GRAF BINTANG DINA IRAWATI Program Studi Matematika, Fakultas Matematika

Lebih terperinci

Gerak Melingkar. B a b 4. A. Kecepatan Linear dan Kecepatan Anguler B. Percepatan Sentripetal C. Gerak Melingkar Beraturan

Gerak Melingkar. B a b 4. A. Kecepatan Linear dan Kecepatan Anguler B. Percepatan Sentripetal C. Gerak Melingkar Beraturan B a b 4 Geak Melingka Sumbe: www.ealcoastes.com Pada bab ini, Anda akan diajak untuk dapat meneapkan konsep dan pinsip kinematika dan dinamika benda titik dengan caa menganalisis besaan Fisika pada geak

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUBUNGAN UMPAN BALIK DENGAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMP NEGERI 9 BATANG

BAB IV ANALISIS HUBUNGAN UMPAN BALIK DENGAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMP NEGERI 9 BATANG BAB IV ANALISIS HUBUNGAN UMPAN BALIK DENGAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMP NEGERI 9 BATANG Setelah data dai kedua vaiabel yaitu vaiabel X dan vaiabel Y tekumpul seta adanya teoi yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian ekspeimental. Pada penelitian ini akan ada kelompok ekspeimen dan kelompok

Lebih terperinci

Novi Indriyani

Novi Indriyani UNIVERSITAS INDONESIA Penerapan Metode Pohon Keputusan dengan Algoritma C4.5 pada Sistem Penunjang Keputusan dalam Memprakirakan Cuaca Jangka Pendek SKRIPSI Novi Indriyani 1205000673 FAKULTAS ILMU KOMPUTER

Lebih terperinci

Muhammad Zidny Naf an, M.Kom. Gasal 2016/2017

Muhammad Zidny Naf an, M.Kom. Gasal 2016/2017 MKB3383 - Teknik Pengolahan Cita Opeasi Piksel dan Histogam Muhammad Zidny Naf an, M.Kom. Gasal 216/217 Outline Opeasi Piksel Histogam Cita Meningkatkan Keceahan Meegangkan Kontas Ekualisasi Histogam Outline

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 8 BANDA ACEH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

HUBUNGAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 8 BANDA ACEH TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Volume 1, Nomo : 79 90 Mei 015 HUBUNGAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 8 BANDA ACEH TAHUN PELAJARAN 01/013 Faisal 1, Razali 1, Yeni Malina 1 1 Pogam Studi Pendidikan

Lebih terperinci

Liston Hasiholan 1) dan Sudradjat 2)

Liston Hasiholan 1) dan Sudradjat 2) EVALUASI KINERJA KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE PEMROGRAMAN LINEAR FUY *) Liston Hasiholan 1) dan Sudadjat 2) ABSTRAK Pengukuan kineja kayawan meupakan satu hal yang mutlak dilakukan secaa peiodik oleh suatu

Lebih terperinci

Himpunan Kritis Pada Graph Cycle

Himpunan Kritis Pada Graph Cycle J. Math. and Its Appl. ISSN: -0X Vol., No., Nov 00, Himpunan Kritis Pada Graph Cycle Chairul Imron Jurusan Matematika FMIPA ITS Surabaya imron-its@matematika.its.ac.id Abstract Berawal dari bujursangkar

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA ELECTRE DALAM MENENTUKAN LOKASI SHETLER TRANS JOGJA

PENERAPAN ALGORITMA ELECTRE DALAM MENENTUKAN LOKASI SHETLER TRANS JOGJA PENERAPAN ALGORITMA ELECTRE ALAM MENENTUKAN LOKASI SHETLER TRANS JOGJA Supiatin Sistem Infomasi STMIK AMIKOM Yogyakata supiatin@amikom.ac.id Abstak Tans Jogja meupakan salah satu altenatif tanspotasi massa

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN MODAL KERJA BERSIH TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN TERBUKA DI SEKTOR TRADING DENGAN PERIODE PENELITIAN TAHUN 2003 HINGGA 2007 SKRIPSI Diajukan sebagai

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif dengan analisa

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif dengan analisa .1. Bentuk Penelitian BAB II METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif dengan analisa kuantitatif, dengan maksud untuk mencai maksud dan pengauh antaa vaiable independen

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. ilmiah, apabila penelitian tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. dan menguji kebenaran suatu pengetahuan.

III. METODE PENELITIAN. ilmiah, apabila penelitian tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. dan menguji kebenaran suatu pengetahuan. 8 III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Suatu penelitian dapat behasil dengan baik dan sesuai dengan posedu ilmiah, apabila penelitian tesebut menggunakan metode atau alat yang tepat. Dengan menggunakan

Lebih terperinci

PELABELAN GRACEFUL-BUSUR PADA GRAF CATERPILLAR TAK TERATUR SKRIPSI

PELABELAN GRACEFUL-BUSUR PADA GRAF CATERPILLAR TAK TERATUR SKRIPSI UNIVERSITAS INDONESIA PELABELAN GRACEFUL-BUSUR PADA GRAF CATERPILLAR TAK TERATUR SKRIPSI STEFANO 060606784 FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI SARJANA MATEMATIKA DEPOK DESEMBER

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai Identifikasi Variabel Penelitian, Definisi Variabel Penelitian,

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai Identifikasi Variabel Penelitian, Definisi Variabel Penelitian, BAB III METODE PENELITIAN Pembahasan pada bagian metode penelitian ini akan menguaikan mengenai Identifikasi Vaiabel Penelitian, Definisi Vaiabel Penelitian, Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel,

Lebih terperinci

DIMENSI METRIK PADA BEBERAPA KELAS GRAF

DIMENSI METRIK PADA BEBERAPA KELAS GRAF DIMENSI METRIK PADA BEBERAPA KELAS GRAF oleh DWI RIA KARTIKA M0112025 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains Matematika FAKULTAS MATEMATIKA DAN

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Marketing Mix Terhadap Kepuasan Konsumen Sepeda Motor

Analisis Pengaruh Marketing Mix Terhadap Kepuasan Konsumen Sepeda Motor 34 Analisis Pengauh Maketing Mix Tehadap Kepuasan Konsumen Sepeda Moto Ti Wahyudi 1), Yopa Eka Pawatya 2) 1,2) Pogam Studi Teknik Industi Juusan Teknik Elekto Fakultas Teknik Univesitas Tanjungpua. e-mail

Lebih terperinci

HUKUM COULOMB Muatan Listrik Gaya Coulomb untuk 2 Muatan Gaya Coulomb untuk > 2 Muatan Medan Listrik untuk Muatan Titik

HUKUM COULOMB Muatan Listrik Gaya Coulomb untuk 2 Muatan Gaya Coulomb untuk > 2 Muatan Medan Listrik untuk Muatan Titik HKM CMB Muatan istik Gaya Coulomb untuk Muatan Gaya Coulomb untuk > Muatan Medan istik untuk Muatan Titik FISIKA A Semeste Genap 6/7 Pogam Studi S Teknik Telekomunikasi nivesitas Telkom M A T A N Pengamatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini meupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan analisis egesi. Analisis ini digunakan untuk mengetahui adakah pengauh antaa vaiabel bebas

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK PERDAGANGAN INTERNASIONAL TERHADAP PRODUKTIVITAS SKRIPSI

UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK PERDAGANGAN INTERNASIONAL TERHADAP PRODUKTIVITAS SKRIPSI 1 UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK PERDAGANGAN INTERNASIONAL TERHADAP PRODUKTIVITAS SKRIPSI HARI RAHMA DEWATI 0605000289 FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI EKONOMI INTERNASIONAL DEPOK JULI 2009 2

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI. Pengetian Pestasi Belaja Pestasi belaja meupakan kegiatan mental yang tidak dapat disaksikan dai lua dii seseoang mahasiswa yang sedang belaja, pestasi belaja tidak dapat diketahui

Lebih terperinci

PROSES IDENTIFIKASI DAN ESTIMASI VARIABEL KEADAAN PADA MODEL TEREDUKSI

PROSES IDENTIFIKASI DAN ESTIMASI VARIABEL KEADAAN PADA MODEL TEREDUKSI ESIS-SM 45 PROSES IDENIFIKASI DAN ESIMASI VARIABEL KEADAAN PADA MODEL EREDUKSI RIFENA PUNANA LESNUSSA 5 DOSEN PEMBIMBING D. Didik Khusnul Aif, S.Si., M.Si. D.Dieky Adzkiya, S.Si, M.Si PROGRAM MAGISER DEPAREMEN

Lebih terperinci