BAB II PENGELOLAAN KASUS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II PENGELOLAAN KASUS"

Transkripsi

1 BAB II PENGELOLAAN KASUS 2.1. Konsep Dasar Mobilisasi Defenisi Mobilisasi adalah kemampuan seseorang untuk bergerak secara bebas, mudah, dan teratur yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehat. Setiap orang butuh untuk bergerak. Kehilangan kemampuan untuk bergerak menyebabkan ketergantungan dan ini membutuhkan tindakan keperawatan. Mobilisasi dibutuhkan untuk meningkatkan kemandirian diri, meningkatkan kesehatan, memperlambat proses penyakit- khususnya penyakit degeneratif, dan untuk aktualisasi diri (harga diri dan citra tubuh) (Mubarak, 2008). Imobilisasi merupakan suatu kondisi yang relatif. Maksudnya, individu tidak saja kehilangan kemampuan geraknya secara total, tetapi juga mengalami penurunan aktivitas dari kebiasaan normalnya. Menurut (Mubarak, 2008) ada beberapa alasan dilakukan imobilisasi: 1. Pembatasan gerak yang ditujukan untuk pengobatan atau terapi. Misalnya pada klien yang menjalani pembedahan atau yang mengalami cedera pada tungkai dan lengan. 2. Keharusan (tidak terelakkan). Ini biasanya disebabkan oleh ketidakmampuan primer, seperti penderita paralisis. 3. Pembatasan secara otomatis sampai dengan gaya hidup Jenis Imobilitas Menurut (Mubarak, 2008) secara umum ada beberapa macam keadaan imobilitas antara lain: 1. Imobilitas Fisik Kondisi ketika seseorang mengalami keterbatasan fisik yang disebabkan oleh faktor lingkungan maupun kondisi orang tersebut. 2. Imobilitas Intelektual Kondisi ini dapat disebabkan oleh kurangnya pengetahuan untuk dapat berfungsi sebagaimana mestinya, misalnya pada kasus kerusakan otak. 3. Imobilitas Emosional Kondisi ini dapat terjadi akibat proses pembedahan atau kehilangan seseorang yang dicintai. 5

2 4. Imobilitas Sosial Kondisi ini dapat menyebabkan perubahan interaksi sosial yang sering terjadi akibat penyakit. (Mubarak, 2008) Dampak Fisik dan Psikologi Imobilitas Masalah imobilitas dapat menimbulkan berbagai dampak, baik dari segi fisik maupun psikologis. Secara psikologis, imobilitas dapat menyebabkan penurunan motivasi, kemunduran kemampuan dalalm memecahkan masalah dan perubahan konsep diri (Mubarak, 2008). Sedangkan masalah fisik (Mubarak, 2008) dapat terjadi adalah sebagai berikut: 1. Sistem musculoskeletal Pada sistem ini, imobilitas dapat menimbulkan berbagai masalah, seperti osteoporosis, atrofi otot, kontraktur dan kekakuan serta nyeri pada sendi. 2. Elliminasi urin Masalah yang umum ditemui pada sistem perkemihan akibat imobilisasi adalah stasis urin, batu ginjal, retensi urin, infeksi perkemihan. 3. Gastrointestinal Kondisi imobilisasi mempengaruhi tiga sistem pencernaan, yaitu fungsi ingesti, digesti dan eleminasi. 4. Respirasi Masalah yang umum ditemui yaitu penurunan gerak pernafasan, penumpukan sekret, atelektasis. 5. Sistem kardiovaskular Masalah yang umum ditemui yaitu Hipotensi ortostatik, pembentukan thrombus, edema dependen. 6. Metabolisme dan nutrisi Masalah yang umum ditemui yaitu penurunan laju metabolisme, balans nitrogen negatif, anoreksia. 7. Sistem integument Masalah yang umum ditemui yaitu turgor kulit menurun, kerusakan kulit. 8. Sistem neurosensorik Ketidakmampuan mengubah posisi menyebabkan terhambatnya input sensorik, menimbulkan perasaan lelah, iritabel, persepsi tidak realistis dan mudah bingung (Mubarak, 2008). 6

3 Tingkatan Imobilitas Tingkatan imobilitas bervariasi, diantaranya adalah: 1. Imobilitas komplit Imobilitas ini dilakukan pada individu yang mengalami gangguan tingkat kesadaran. 2. Imobilitas parsial Imobilitas ini dilakukan pada klien yang mengalami fraktur, misalnya fraktur ekstremitas bawah (kaki). 3. Imobilitas karena alasan pengobatan Imobilitas ini dilakukan pada individu yang menderita gangguan pernafasan (misalkan sesak nafas) atau pada penderita penyakit jantung. Pada kondisi tirah baring (bedrest) total, klien tidak boleh bergerak dari tempat tidur dan tidak boleh berjalan ke kamar mandi atau duduk dikursi. Akan tetapi, pada tirah baring bukan total, klien masih diperbolehkan untuk turun dari tempat tidur dan berjalan kekamar mandi atau duduk dikursi. Keuntungan dari tirah baring antara lain mengurangi kebutuhan oksigen sel-sel tubuh, menyalurkan sumber energi untuk proses penyembuhan, dan dapat mengurangi respon nyeri Proses Keperawatan Pengkajian Saat mengkaji data tentang masalah imobilitas, perawat menggunakan metode pengkajian inspeksi, palpasi dan auskultasi. Selain itu perawat juga memeriksa hasil tes laboratorium serta mengukur berat badan, asupan cairan dan haluaran cairan klien (Tarwoto & Wartonah, 2006). Karena tujuan intervensi keperawatan adalah untuk mencegah komplikasi imobilitas, maka perawat perlu mengidentifikasi klien yang berisiko mengalami komplikasi. Ini termasuk klien yang mengalami (a) gizi buruk; (b) penurunan sensitivitas terhadap nyeri, temperatur atau tekanan; (c) masalah kardiovaskuler, paru, dan neuromuscular; serta (d) perubahan tingkat kesadaran (Mubarak, 2008). Perawat mengkaji klien mobilisasi dengan melakukan pemeriksaan fisik dari ujung kepala sampai keujung kaki. Selain itu pengkajian keperawatan harus berfokus pada area fsikologis, sama seperti aspek psikososial dan perkembangan klien (Mubarak, 2008). 7

4 Sistem metabolic. Ketika mengkaji sistem metabolic, perawat menggunakan pengukuran antropometrik untuk mengevaluasi atrofi otot, menggunakan pencatat asupan dan haluaran saerta data laboratorium untuk mengevaluasi status cairan, elektrolit maupun kadar serum protein, mengkaji penyembuhan luka untuk mengevaluasi perubahan transport nutrein, mengkaji asupan makanan dan pola eliminasi klien untuk menentukan perubahan fungsi gastrointestinal (Potter & Perry, 2005). Pengukuran asupan dan haluaran membantu perawat untuk menentukan apakah terjadi ketidakseimbangan cairan. Dehidrasi dan edema dapat meningkatkan laju kerusakan kulit pada klien imobilisasi. Pengukuran laboratorium terhadap kadar elektrolit darah juga mengindikasikan ketidakseimbangan elektrolit (Potter & Perry, 2005). Apabila klien imobilisasi mempunyai luka, maka kecepatan penyembuhan menunjukan indikasi nutrein yang di bawa kejaringan. Kemajuan penyembuhan yang normal mengindikasikan kebutuhan metabolic jaringan luka terpenuhi (Potter & Perry, 2005). Sistem respiratori. Pengkajian sistem respiratori harus dilakukan minimal setiap 2 jam pada klien yang mengalami keterbatasan aktivitas. Perawat menginspeksi pergerakan dinding dada selama siklus inspirasi-ekspirasi penuh. Jika klien yang mengalami etelektasis, gerakan dadanya menjadi asimetris. Selain itu, perawat mengauskultasi seluruh area paru-paru untuk mengidentifikasi gangguan suara nafas, crackles atau mengi. Auskultasi harus berfokus pada area paru-paru yang tergantung pada sekresi paru cenderung menumpuk di area bagian bawah. Pengkajian sistem respiratori lengkap mengidentifikasi adanya sekresi dan menentukan tindakan keperawatan yang dibutuhkan untuk mengoptimalkan fungsi respiratori (Potter & Perry, 2005). Sistem kardiovaskuler. Pengkajian keperawatan kardiovaskuler pada klien imobilisasi termasuk memantau tekanan darah, mengevaluasi nadi apeks maupun perifer, mengobservasi tanda-tanda adanya stasis vena (mis. edema dan penyembuuhan luka yang buruk). Tekanan darah klien harus di ukur, terutama jika berubah dari berbaring ke duduk atau berdiri akibat risiko terjadi hipotensi ortostatik. Dengan cara ini, kemampuan mentoleransi perubahan posisi dapat dikaji sebelum klien meninggalkan pengaman tempat tidur (Potter & Perry, 2006). 8

5 Sistem musculoskeletal. Kelainan musculoskeletal utama dapat diidentifikasi selama pengkajian keperawatan meliputi penurunan tonus otot, kehilangan masa otot, dan kontraktur. Gambaran pengukuran antropometrik sebelumnya mengidentifikasikan kehilangan tonus dan masa otot (Potter & Perry, 2005). Pengkajian rentang gerak adalah penting sebagai data dasar yang mana hasil pengukuran nantinya dibandingkan untuk mengevaluasi terjadi kehilangan mobilisasi sendi. Rentang gerak di ukur dengan goniometri (Potter & Perry, 2005). Sistem integument. Perawat harus terus menerus mengkaji kulit klien terhadap tanda-tanda kerusakan. Kulit harus diobservasi ketika klien bergerak, diperhatikan higienisnya atau dipenuhi kebutuhan eliminasinya. Pengkajian minimal harus dilakukan minimal 2 jam (Potter & Perry, 2005). Sistem eliminasi. Status eliminnasi klien harus dievaluasi setiap 24 jam. Perawat harus menentukan bahwa klien menerima jumlah dan jenis cairan melalui oral atau parenteral dengan benar. Tidak adekuat asupan dan haluaran atau ketidakseimbangan cairan dan elektrolit meningkatkan risiko yang gangguan sistem ginjal, bergeser dari infeksi berulang menjadi gagal ginjal. Dehidrasi juga meningkatkan risiko kerusakan kulit, pembentukan thrombus, infeksi pernafasan, konstipasi. Komplikasi fisik dapat menurunkan keseluruhan tingkat mobilisasi dan meningkatkan lama dan biaya perawatan (Potter & Perry, 2005) Analisa data Diagnosa keperawatan mengidentifikasi perubahan kesejajaran tubuh dan mobilisasi yang aktual dan potensial berdasarkan pengumpulan data yang selama pengkajian. Analisa menampilkan kelompok data yang mengidentifikasikan ada atau risiko terjadi masalah (lihat kotak diagnosa). 9

6 Contoh Diagnosa keperawatan NANDA untuk Ketidaktepatan Mekanika Tubuh dan Hambatan Mobilisasi Intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan : - Kesejajaran tubuh yang buruk - Penurunan mobilisasi Risiko cedera yang berhubungan dengan : - Ketidaktepatan mekanika tubuh - Ketidaktepatan posisi - Ketidak tepatan tekhnik pemindahan Hambatan mobilisasi fisik yang berhubungan dengan : - Penurunan rentang gerak - Tirah baring - Penurunan kekuatan Ketidakefektifan bersihan jalan nafas yang berhubungan dengan : - Stasis sekresi paru - Ketidaktetapan posisi tubuh Ketidakefektiifan pola nafas yang berhubungan dengan : - Penurunan pengembangan paru - Penumpukan sekresi paru - Ketidaktepatan posisi tubuh Gangguan pertukaran gas yang berhubungan dengan : - Pola nafas ridak simetris - Penurunan pengembangan paru - Penumpukan sekresi paru Gangguan intergritas kulit atau risiko gangguan integritas kulit yang berhubungan dengan : - Keterbatasan mobilisasi - Tekanan permukaan kulit - Gaya gesek Gangguan eliminasi urin yang berhubungan dengan : - Risiko infeksi - Keterbatasan mobilisasi - Retensi urin 10

7 Inkontinensia total yang berhubungan dengan : - Perubahan pola eliminasi - Keterbatasan mobilisasi Risiko kekurangan volume cairan yang berhubungan dengan : - Penurunan asupan cairan Ketidakefektifan koping individu yang berhubungan dengan : - Pengurangan tingkat aktivitas - Isolasi sosial Gangguan pola tidur yang berhubungan dengan : - Keterbatasan mobilisasi - Ketidaknyamanan Perubahan kesejajaran tubuh diakibatkan perbuhan perkembangan, kelainan postur, kelainan pembentukan tulang, gangguan perkembangan otot, kerusakan sistem muskuluskeletal. Pengkajian data harus berisi karakteristik yang bermakna dan tepat untuk mendukung penamaan diagnostik (Potter & Perry, 2005). Kesejajaran tubuh dan mobilisasi saliang berhubungan. Seseorang yang menpuyai kesejajaran tubuh buruk mengurangi mobilisasi. Saat mengidentifikasi diagnosa keperawatan, perawat menyusun strategi keperawatan untuk mengurangi atau mencegah bahaya berhubungan dengan kesejajaran tubuh buruk atau gangguan mobilisasi (Potter & Perry, 2005). Aspek fisiologis sering hanya berfokus pada asuhan keperawatan klien gangguan mobilisasi. Sedangkan aspek psikososial dan perkembangan diabaikan. Padahal aspek psikososial tersebut penting untuk kesehatan. Contoh, selama imobilisasi, interaksi sosial dan stimulus dikurangi. Sehingga klien terisolasi, menarik diri dan bosan. Klien seperti itu sering menggunakan bel pemanggil perawat untuk meminta sedikit perhatian, apabila kebutuh an sosialisasi mereka lebih besar (Potter & Perry, 2005) Rumusan Masalah Selain bisa ditetapkan sebagai label diagnosis, masalah mobilisasi bisa pula dijadikan etiologi untuk diagnosis keperawatan yang lain. Menurut NANDA, label diagnosis untuk masalah mobilisasi meliputi Hambatan Mobilitas Fisik atau Risiko Dissuse Syndrome. Sedangkan label diagnosis dengan masalah mobilisasi sebagai etiologi bergantung pada area fungsi atau sistem yang dipengaruhi (Nanda 11

8 2.2.4 Perencanaan Secara umum, tujuan asuhan keperawatan untuk klien yang mengalami gangguan mobilisasi bervariasi, bergantung pada diagnosis dan batasan karakteristik masing-masing individu. Menurut Koizier (2004) dalam Mubarak (2008), beberapa tujuan umumm untuk klien yang mengalami, atau berpotensi mengalami, masalah mobilisasi adalah sebagai berikut: 1. Meningkatkan toleransi klien untuk melakukan aktivitas fisik. 2. Mengembalikan atau memulihkan kemampuannya untuk bergerak/atau berpartisipasi dalam kegiatan sehari-hari. 3. Mencegah terjadinya cedera akibat jatuh atau akibat penggunaan mekanika tubuh yang salah. 4. Meningkatkan kebugaran fisik. 5. Mencegah terjadinya komplikasi akibat imobilitas. 6. Meningkatkan kesejahteraan sosial, emosional dan intelektual (Mubarak, 2008). Perawat membuat perencanaan intervensi terapeutik terhadap klien yang bermasalah kesejajaran tubuh dan mobilisasi yang aktual maupun beresiko. Perawat merencanakan terapi sesuai dengan derajat risiko klien, dan perencanaan bersifat individu disesuaikan perkembangan klien, tingkat kesehatan dan gaya hidup (Mubarak, 2008). Lingkungan rumah klien merupakan hal yang penting dipertimbangkan dalam merencanakan terapi dalam mempertahankan atau meningkatkan kesejajaran tubuh dan mobilisasi. Perencanaan perawatan juga termasuk pemahaman kebutuhan klien untuk mempertahankan fungssi motorik dan kemandirian. Perawat dan klien untuk mempertahankan keterlibatan klien dalam asuhan keperawatan dan mencapai kesejajaran tubuh dan mobilisasi yang optimal dimana klien berbeda di rumah sakit ataupun di rumah (Mubarak, 2008). Klien berisiko bahaya dikaitkan ketidaktepatan kesejajaran tubuh dan gangguan mobilisasi, membutuhkan rencana keperawatan langsung melalui pemberian posisi secara aktual atau potensial serta kebutuhan mobilisasi. Ahli terapi fisik merupakan sumber paling tepat bagi perawat dalam memilih jenis latihan rentang gerak (Potter & Perry, 2006). 12

9 Rencana keperawatan didasari oleh satu atau lebih tujuan berikut ini: 1. Mempertahankan kesejajaran tubuh yang tepat. 2. Mencapai kembali kesejajaran tubuh yang tepat ataupun pada tingkat optimal. 3. Mengurangi cedera pada sistem kulit dan musculoskeletal dari ketidaktepatan mekanika atau kesejajaran. 4. Mencapai ROM penuh atau optimal. 5. Mencegah kontraktur. 6. Mempertahankan kepatenan jalan nafas. 7. Mencapai ekspansi paru dan pertukaran gas optimal. 8. Memobilisasi sekresi jalan nafas. 9. Mempertahankan pola tidur normal. 10. Meningkatkan toleransi aktivitas. 11. Mencapai pola eliminasi normal. 12. Mempertahankan pola tidur normal. 13. Mencapai sosialisasi. 14. Mencapai kemandirian penuh dalam aktivitas perawatan diri. 15. Mencapai stimulasi fisik dan mental. Mempertahankan kesejajaran tubuh merupakan hal penting khususnya pada klien yang mengalami keterbatasan mobilisasi aktual maupun potensial. Misalnya pada klien koma, harus diposisikan dengan penggunaan bantaldan diubah posisinya sesering untukk mengurangi risiko kesejajaran buruk dan cedera sistem kulit maupun musculoskeletal. Frekuensi perubahan berdasarkan pengkajian klien terhadap risiko perkembangan dekubitus. (Potter & Perry, 2006). Sasaran. Tujuan utama bagi pasien dapat mencakup pemulihan keseimbangan cairan yang normal: tidak adanya ifeksi: tercapainya status anabolic dan berat badan yang normal: membaiknya integritas kulit; pengurangan rasa nyeri serta ketidaknyamanan; mobilitas fisik yang optimal; kemampuan koping pasien serta keluarga yang adekuat; pengetahuan pasien serta keluarga yang adekuat tentang penanganan luka bakar; dan tidak adanya komplikasi. Pencapaian semua tujuan ini memerlukan pendekatan kolaboratif antardisiplin dalam penatalaksanaan pasien. (Smeltzer, 2001). 13

10 2.3 Asuhan Keperawatan Kasus PROGRAM DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU 1. Pengkajian BIODATA IDENTITAS PASIEN Nama : Tn. I Jenis Kelamin : Laki-laki Umur : 21 tahun Statur Perkawinan : Belum menikah Agama : Islam Pendidikan : SMA Pekerjaan : Wiraswasta Alamat : Jl. Telaga No. 24 Medan Tanggal Masuk RS : 23 Mei 2014 No. Register : 2 Ruangan/Kamar : R.XV/DAHLIA 1 Golongan darah : - Tanggal pengkajian : 02 Juni 2014 Tanggal operasi : - Diagnosa Medis : Electrical Burn 27 % I. KELUHAN UTAMA : Tn. I mengeluh sulit melakukan aktivitas karena luka bakar yang terdapat pada tangan dan kaki kanannya. II. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG A. Provocative/palliative 1. Apa penyebabnya Tn. I mengatakan penyebabnya dikarenakan tersetrum saat memperbaiki saklar di rumahnya. 14

11 III. 2. Hal-hal yang memperbaiki keadaan Tn. I mengatakan hal yang memperbaiki keadaan adalah saat diberikan obat dan istirahat. B. Quantity/quality 1. Bagaimana dirasakan Tn. I mengatakan nyeri pada daerah luka seperti rasa terbakar disertai dengan gatal pada daerah luka tersebut dan oleh sebab itu pasien sulit untuk melakukan aktifitas. 2. Bagaimana dilihat Tn. I terlihat cemas dengan keadaannya dilihat dari raut wajah dan konsentrasi menjawab pertanyaan dan terlihat lemah di atas tempat tidur. C. Region 1. Dimana lokasinya Luka berada di bagian paha dan tangan sebelah kanan. 2. Apakah menyebar Tidak adanya penyebaran luka bakar yang dialami. D. Severity Tn.I mengatakan keadaan yang sekarang sangat mengganggu kebiasaannya sehari-hari. Kerena sulit untuk melakukan aktifitas. E. Time Saat ingin melakukan pergerakan / aktifitas. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU A. Penyakit yang pernah dialami Demam, diare. B. Pengobatan/tindakan yang dilakukan Tn. I mengatakan jika sakit Tn.I pergi ke puskesmas di sekitar rumah. C. Pernah dirawat/dioperasi Tn. I mengatakan tidak pernah dirawat maupun dioperasi. D. Lama dirawat Tn. I mengatakan tidak pernah dirawat di rumah sakit. E. Alergi Tn. I tidak mengalami riwayat alergi. 15

12 F. Imunisasi Menurut dari keterangan keluarga Tn. I (ibu) Tn. I mendapatkan imunisasi lengkap. IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU A. Orang Tua Orang tua Tn. I tidak ada mengalami penyakit yg berarti B. Saudara Kandung Saudara kandung Tn. I tidak ada mengalami penyakit yg berarti C. Penyakit keturunan yang ada Tidak ada penyakit keturunan dari keluarga Tn. I D. Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa Jika ada, hubungan keluarga : tidak ada Gejala : tidak ada Riwayat pengobatan/perawatan : tidak ada E. Anggota keluarga yang meninggal Tidak ada anggota keluarga yg meninggal. F. Penyebab meninggal Tidak ada anggota keluarga yg meninggal. V. RIWAYAT KEADAAN PSIKOLOGI A. Persepsi Pasien tentang penyakitnya Pasien mengatakan keadaan sekarang yang dialami adalah akibat kelalaiannya. B. Konsep Diri Gambaran Diri : pasien mengatakan sedih dengan keadaan tubuhnya yang sekarang Ideal Diri : pasien mengatakan tamat SMA langsung berkerja Harga Diri : pasien merasa dirinya diterima oleh orang disekelilingnya Peran Diri : pasien merupakan anak kedua dari tiga bersaudara Identitas : pasien ingin cepat sembuh dan segera pulang C. Keadaan Emosi Keadaan emosi masih dapat terkontrol. 16

13 VI. D. Hubungan Sosial Orang yang berarti : Tn. I mengatakan orang yang berarti adalah keluarganya. Hubungan dengan keluarga : Tn. I menjalin hubungan baik dengan keluarga Hubungan dengan orang lain : Tn. I dapat berinteraksi dengan orang yang ada di sekitarnya Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : Tidak ada hambatan dalam berhubungan. E. Spiritual Nilai dan keyakinan Tn. I memeluk agama Islam dan percaya dengan Tuhannya. Kegiatan ibadah Tn. I beribadah sesuai ketentuan agamanya, dan sering melakukan sholat berjamaah di dekat rumahnya STATUS MENTAL Tingkat Kesadaran : Compos Mentis Penampilan : Rapi Pembicaraan : Sesuai Alam kesadaran : Lesu Afek : Sesuai Interaksi selama wawancara : Kooperatif dan Kontak mata ada Persepsi : Tidak ada Proses piker : Sesuai pembicaraan Memori : Masih dapat mengingat kejadian dulu dan sekarang. 17

14 VII. PEMERIKSAAN FISIK A. Keadaan umum Baik, luka yang di alami masih tertutup perban B. Tanda-tanda vital Suhu tubuh : 37,5 o C Tekanan darah : 110/70 mmhg Nadi : 84x/menit Pernafasan : 20x/menit Skala nyeri : 5 TB : 168 cm BB : 54 kg C. Pemeriksaan Head to toe Kepala dan rambut Bentuk : Simetris Ubun-ubun : Simetris Kulit kepala : Bersih Rambut Penebaran dan keadaan rambut : rambut bersih dan rapi Bau : tidak ada bau Warna kulit : hitam Wajah Warna kulit : sawo matang Struktur wajah : lengkap Mata Kelengkapan dan kesimetrisan : lengkap dan simetris Palpebra : normal Konjungtiva dan sclera : konjungtiva tidak pucat dan skelra berwarna Pupil : ukuran pupil kiri +/- 3 mm, ukuran pupil kanan : +/- 3 mm Kornea dan iris : transparan,halus, bersih dan jernih 18

15 Visus : pasien dapat membaca buku dalam jarak +/- 3 meter Tekanan bola mata : tidak dilakukan pemeriksaan Hidung Tulang hidung dan posisi septum nasi : simetris dan tidak ada kelainan Lubang hidung cuping hidung : ukuran normal Cuping hidung : tidak ada tanda kelainan Telinga Bentuk telinga : Normal, simetris Ukuran telinga : Normal Lubang telinga : bersih, tidak ada kotoran Ketajaman pendengaran : normal Mulut dan faring Keadaan bibir : Kering Keadaan gusi dan gigi : Bersih Keadaan lidah : berwarna merah muda Leher Posisi trachea/thyroid : normal, teraba pada kedua sisi Suara : normal Kelenjar limfa : tidak dilakukan pemeriksaan Vena jugularis : tampak ketika berbicara Denyut nadi karotis : tidak dilakukan pemeriksaan Pemeriksaan integument Kebersihan : kulit bersih Kehangatan : 37,5 0 C Warna : sawo matang Turgor : kembali cepat < 2 detik Kelembaban : keadaan kulit lembab Kelainan pada kulit : tidak ada kelainan kecuali luka bakar pada bagian tangan dan kaki kanan 19

16 Pemeriksaan thoraks/dada Inspeksi thoraks (normal, burrel chest, funnel chest, pigeon chest, flail chest, kifos koliasis): normal Pernafasan (frekwensi, irama): frekwensi 24x/menit, irama vesikuler Tanda kesulitan bernafas: tidak ada tanda kelainan Pemeriksaan abdomen Inspeksi (bentuk, benjolan): bentuk normal dan tidak ada terlihat kelainan Auskultasi: peristaltic normal Palpasi (tanda nyeri tekan, benjolan, ascites, hepar, lien): terdapat lubang anus dan tidak ada kelainan Perkusi (suara abdomen): suara tympani Pemeriksaan kelamin dan daerah sekitarnya Genitalia (rambut pubis, lubang uretra) : Tidak dilakukan pemeriksaan Anus dan perineum (lubang anus, kelainan pada anus, perineum): Tidak dilakukan pemeriksaan VIII. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI I. Pola makan dan minum Frekuensi makan/hari: 3 kali / hari Nafsu/selera makan : pasien mengatakan selera makan seperti biasa Nyeri ulu hati : tidak ada nyeri uluu hati Alergi : tidak ada alergi makanan mual dan muntah : tidak ada mual dan muntah Waktu pemberian makanan : wib, wib, wib Jumlah dan jenis makanan : nasi, sayur, lauk, buah Waktu pemberian cairan/minuman : pasien terpasang cairan infuse RL 20 tetes / menit, minum apabila haus Masalah makan dan minum (kesulitan menelan, mengunyah): Tidak ada kesulitan untuk makan 20

17 II. III. IV. Perawatan diri/personal hygiene Kebersihan tubuh : pasien selama mengalami luka bakar hanya di lap oleh orang tua Kebersihan gigi dan mulut : bersih Kebersihan kuku kaki dan tangan : bersih Pola kegiatan/aktivitas Uraian aktivitas pasien untuk mandi, makan, eliminasi, ganti pakaian dilakukan secara mandiri, sebahagian atau total : Saat ini pasien dalam melakukan kegiatan membutuhkan bantuan seperti mandi, ganti pakaian, serta makan. Uraikan aktivitas ibadah pasien selama dirawat/sakit : Untuk saat ini pasien tidak ada melakukan kegiatan ibadah. Pola eliminasi 1. BAB Pola BAB : 1-2 kali / hari Karakter feses : normal Riwayat perdarahan : tidak ada pendarahan BAB terakhir : sore Diare : tidak ada diare Penggunaan laksatif : tidak ada penggunaan laksatif 2. BAK Pola BAK: 2-3 kali / hari Karakter urin: normal nyeri/rasa terbakar/kesulitan BAK : tidak ada kesulitan BAK Riwayat penyakit ginjal/kandung kemih : tidak ada Penggunaan diuretic : tidak ada penggunaan diuretik Upaya mengatasi masalah : tidak ada 21

18 2. Analisa Data No. Data Etiologi Masalah 1 DS: Klien mengatakan tidak mampu memenuhi kebutuhan aktivitas secara mandiri Luka bakar / sengatan listrik Kerusakan jaringan kulit Gangguan mobilisasi DO : - klien bedrest di atas tempat tidur Gangguan - Klien terlihat lemah neuromuskuler - Aktivitas di Bantu oleh keluarga dan perawat Gangguan mobilisasi 2. DS : Klien mengatakan panas, kebas, dan bau di daerah luka bakar Luka bakar Nyeri, ber air / kotor Risiko tinggi infeksi DO: - Luka di kaki dan tangan tampak merah, masih ber air dan kotor - Skala nyeri TD 110/80 mmhg - Temp 37 o c - Luas luka 27 % Masuknya mikro organisme Pertahanan primer tidak adekuat Resiko terjadi infeksi 22

19 3. DS: Klien mengatakan nyeri di daerah luka bakar dan berdenyut. DO : - Klien terlihat gelisah - Klien meringis kesakitan, - TD 110/70 mmhg - Team 37 0 c - HR: 85 kali / menit - RR : 20 kali / menit - Skala nyeri 4-6 Luas luka 27 %. Luka bakar/sengatan listrik Kerusakan jaringan kulit / saraf Nyeri Meringis dan gelisah Gangguan rasa nyaman nyeri 3. Rumusan Masalah MASALAH KEPERAWATAN 1. Gangguan mobilisasi 2. Risiko tinggi infeksi 3. Gangguan rasa nyaman nyeri DIAGNOSA KEPERAWATAN (PRIORITAS) 1. Gangguan mobilisasi berhubungan dengan luka bakar di tandai dengan pasien tampak cemas dan terdapat luka pada paha dan tangan kanan. 23

20 4. Perencanaan Keperawatan dan Rasional Hari/ No. Tanggal Dx Perencanaan Tindakan Senin/ Tujuan dan kriteria hasil: a. Mencapai mobilisasi di tempat tidur. b. Mendemonstrasikan mobilitas. c. Menunjukan tekhnik / perilaku yang memampukan melakukan aktivitas. d. Mempertahankan posisi fungsi di buktikan oleh tidak adanya kontraktur. 2. a. Faktor risiko infeksi akan hilang. b. Pasien akan memperlihatkan pengendalian resiko. c. Mencapai penyembuhan luka tepat waktu. Bebas eksudatpurulen dan tidak demam. 3. a. Memperlihatkan pengendalian nyeri. b. Melaporkan nyeri berkurang / terkontrol. c. Menunjukan ekspresi wajah / postur tubuh rileks. d. Berpartisipasi dalamm aktivitas dan tidur / istirahat dengan tepat. Rencana Tindakan Rasional 1 1. Pengaturan posisi. 1. Mengatur penempatan pasien atau bagian tubuh pasien secara hati-hati untuk meningkatkan kesejahteraan fisiologis dan psikologis. 2. Perawatan tirah 2. Meningkatkan kenyamanan baring. dan keamanan serta pencegahan komplikasi untuk pasien yang tidak mampu bangun dari tempat tidur. 24

21 3. Dorong dukungan dan bantuan keluarga / orang terdekat pada pelatihan rentang gerak. 3. Mengajak orang terdekat untuk aktif dalam perawatan pasien dan memberikaan terapi lebih konstan / konsisten 4. Lakukan latihan rentang gerak secara konsisten, diawali dengan pasif kemudian aktif. 4. Mencegah secara progresif mengencangkan jaringan parut dan kontraktur, meningkatkan pemeliharaan fungsi otot / sendi dan menurunkan kehilangan kalsium dari tulang. 5. Dorong partisipasi pasien dalam semmua aktifitas sesuai kemampuan individual. 5. Meningkatkan kemandirian. Meningkatkan arga diri, dan membantu proses perbaikan Tekankan pentingnya cuci tangan yang baik untuk semua individu yang dating kontak dengan pasien. 1. Mencegah kontaminasi silang : menurunkan risiko infeksi 2. Gunakan tekhnik steril dalam perawatan luka. 2. Mencegah agar luka tidak terinfeksi lebih. 3. Observasi vital sign 3. Indikator sepsis sering terjadi pada luka bakar. 25

22 4. Observasi luka bakar, perhatikan perubahan luka. 4. Mengetahui perkembangan penyembuhan luka Tinngkatkan periode tidur tanpa gangguan. 2. Melakukan tinndakan manajemen nyeri. 3. Lakukan penggantian balutan dan debridemen setelah pasien diberi obat. 4. Dorong ekspresi perasaan tentang nyeri. 5. Kolaborasikan dalam pemberian analgetik 1. Kekurangan tidur dapat miningkatkan nyeri / kemampuan koping menurun 2. Meringankan atau mengurangi nyeri sampai pada tingkat kenyamanan yang dapat di terima oleh pasien. 3. Menurunkan terjadinya distress fisik dan emosi sehubungan dengan penggantian baluutan dan debridement 4. Pernyataan memungkinkan pengungkapan emosidan dapat meningkatkan mekanisme koping. 5. Untuk menghilangkan/ mengurangi nyeri. 26

23 5. Pelaksanaan Keperawatan Hari/ No. Implementasi keperawatan Tanggal Dx Selasa/ 1. - Mempertahankan posisi tubuh 03 Juni tepat khususnya untuk luka 2014 bakar di atas sendi - Mendorong parstisipasi pada dalam semua aktivitas sesuai kemampuan - Mendorong dukungan dan bantuan keluarga pada latihan rentang gerak Aktif atau pun Pasif Evaluasi (SOAP) S: Klien mengatakan masih nyeri bila dilakukan pergerakan O : klien terlihat tidur terlentang dan semua kebutuhan dibantu oleh keluarga dan perawat A : Masalah belum teratasi - Klien masih merasakan nyeri bila melakukan pergerakan P : intervensi dilanjutkan - Kaji kemampuan mobilitas fisik 2. - Mengajarkan dan mengingatkan pentingnya cuci tangan - Melakukan tekhnik steril dalam perawatan luka - Melakukan vital sign: TD : 120 / 70 mmhg HR : 86 kali / menit RR :24 kali / menit TEMP : 37,6 0 C - Mengkaji luka, apakah ada tanda-tanda infeksi S: klien mengatakan merasa nyeri dengan skala 6-8 O: luas luka bakar 27% dan luka masih tampak kemerahan A: masalah belum teratasi P: rencana tindakan dilanjutkan - Observasi perkembangan luka 27

24 Selasa/03 Juni Mengkaji skala nyeri Mengukur vital sign : TD : 120 / 70 mmhg HR : 86 kali / menit RR : 24 kali / menit TEMP : C - Merubah posisi semi fowler - Mengajarkan tekhnik nafas dalam 1. - Mempertahankan posisi tubuh tepat khususnya untuk luka bakar di atas sendi - Melakukan latihan rentang gerak secara konsisten di awali dengan pasif kemudian aktif. - Mendorong dukungan dan bantuan keluarga pada latihan rentang gerak S: klien mengatakan nyeri pada daerah luka dan jika dilakukan pergerakan O: klien tampak meringis dengan skala nyeri 4-6, A: masalah belum teratasi sebagian P: rencana tindakan dilanjutkan - Lakukan ROM pasif aktif S: Klien mengatakan nyeri sudah berkurang dan sudah mulai melakukan pergerakan sedikit demi sedikit O : klien terlihat tidur terlentang dan semua kebutuhan dibantu oleh keluarga dan perawat A : Masalah belum teratasi - Klien mengatakan bahwa nyeri sudah mulai berkurang P : intervensi dilanjutkan - Lakukan latihan gerak pasif 28

25 2. - Mengajarkan dan mengingatkan pentingnya cuci tangan - Melakukan tekhnik steril dalam perawatan luka - Melakukan vital sign: TD : 120 / 90 mmhg HR : 82 kali / menit RR : 22 kali / menit TEMP : 36 0 C - Mengkaji luka, apakah ada tanda-tanda infeksi S: klien mengatakan merasa nyeri dengan skala 4-6 O: luas luka bakar 27% dan luka masih tampak kemerahan A: masalah belum teratasi P: rencana tindakan dilanjutkan - Observasi perkembangan luka 3. - Mengkaji skala nyeri Mengukur vital sign : TD : 120 / 90 mmhg HR : 82 kali / menit RR : 22 kali / menit TEMP : 36 0 C - Merubah posisi semi fowler - Mengajarkan tekhnik nafas dalam - Melakukan kolaborasi dalam pemberian analgetik : injeksi ketorolac 30mg/8 jam ranitidine 50mg/12 jam ceftriaxone 1gr/12 jam S: klien mengatakan nyeri pada daerah luka dan jika dilakukan pergerakan O: klien tampak meringis dengan skala nyeri 4-6, A: masalah belum teratasi sebagian P: rencana tindakan dilanjutkan - Lakukan ROM pasif aktif - Lanjutkan terapi obat 29

III. RIWAYAT KESEHATANSEKARANG A.

III. RIWAYAT KESEHATANSEKARANG A. Asuhan Keperawatan kasus I. PENGKAJIAN Nama/Inisial : Tn. S Jenis kelamin : Laki-laki Umur : 28 tahun Status perkawinan : Belum menikah Agama : Islam Pendidikan : SMA Pekerjaan : - Alamat :Jl. Dusun I

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara Lampiran I PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT I. BIODATA IDENTITAS PASIEN Nama :Tn. G Jenis Kelamin : Laki-laki Umur : 25 tahun Status Perkawinan : Belum menikah Agama : Islam Pendidikan : SMA Pekerjaan

Lebih terperinci

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS Lampiran 1 FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS I. BIODATA IDENTITAS PASIEN Nama : Tn. A Jenis Kelamin : Laki - laki Umur : 50 tahun Status Perkawinan : Menikah Agama : Islam Pendidikan : SMA Pekerjaan

Lebih terperinci

I. BIODATA IDENTITAS PASIEN. Jenis Kelamin : Laki - laki. Status Perkawinan : Menikah

I. BIODATA IDENTITAS PASIEN. Jenis Kelamin : Laki - laki. Status Perkawinan : Menikah PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU Lampiran 1 FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS I. BIODATA IDENTITAS PASIEN Nama : Tn. A Jenis Kelamin : Laki - laki Umur : 50 tahun Status Perkawinan

Lebih terperinci

BAB II PENGELOLAAN KASUS

BAB II PENGELOLAAN KASUS BAB II PENGELOLAAN KASUS 2.1 Konsep Dasar Mobilisasi 2.1.1 Defenisi Mobilisasi adalah kemampuan seseorang untuk bergerak secara bebas, mudah, dan teratur yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehat.

Lebih terperinci

BAB II PENGELOLAAN KASUS

BAB II PENGELOLAAN KASUS BAB II PENGELOLAAN KASUS 2.1 Konsep Dasar Imobilisasi 2.1.1 Defenisi Mobilisasi adalah kemampuan seseorang untuk bergerak secara bebas, mudah, dan teratur yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TERAPI MUROTTAL

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TERAPI MUROTTAL STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TERAPI MUROTTAL A. Pengertian Terapi murottal adalah rekaman suara Al-Qur an yang dilagukan oleh seorang qori (pembaca Al-Qur an), lantunan Al-Qur an secara fisik mengandung

Lebih terperinci

Lampiran 1 FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS I. BIODATA IDENTITAS PASIEN

Lampiran 1 FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS I. BIODATA IDENTITAS PASIEN Lampiran 1 FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS I. BIODATA IDENTITAS PASIEN Nama : Ny. D Jenis Kelamin : Perempuan Umur : 83 tahun Agama : Islam Pendidikan : SD Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Alamat : Jl.

Lebih terperinci

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT. Tanggal Masuk RS : 09 Desember 2014

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT. Tanggal Masuk RS : 09 Desember 2014 Lampiran 1 FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT I. BIODATA IDENTITAS PASIEN Nama Jenis Kelamin Umur Status perkawinan Agama Pendidikan Pekerjaan : Tn. M : Laki-laki : 34 thn : Sudah Menikah : Islam

Lebih terperinci

Lampiran 1 FORMAT PENGKAJIAN PASIEN I. BIODATA IDENTITAS PASIEN. Status perkawinan : sudah menikah

Lampiran 1 FORMAT PENGKAJIAN PASIEN I. BIODATA IDENTITAS PASIEN. Status perkawinan : sudah menikah Lampiran 1 FORMAT PENGKAJIAN PASIEN I. BIODATA IDENTITAS PASIEN Nama : Tn.A Jenis kelamin : laki-laki Umur : 50 tahun Status perkawinan : sudah menikah Agama : Islam Pendidikan : SMA Pekerjaan : Wiraswasta

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU Lampiran FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS I. BIODATA Identitas Pasien Nama : Tn.D Jenis Kelamin : Laki-laki Umur : 67 Tahun Status Perkawinan

Lebih terperinci

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT UMUM DR.PIRNGADI MEDAN

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT UMUM DR.PIRNGADI MEDAN Lampiran 1 A. Asuhan Keperawatan Kasus Pengkajian dalam laporan Karya Tulis Ilmiah ini menggunakan format yang telah ditentukan seperti berikut ini. FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT UMUM DR.PIRNGADI

Lebih terperinci

Lampiran 1 ASUHAN KEPERAWATAN KASUS. 1. Pengkajian I. BIODATA IDENTITAS PASIEN. Status Perkawinan : Kawin

Lampiran 1 ASUHAN KEPERAWATAN KASUS. 1. Pengkajian I. BIODATA IDENTITAS PASIEN. Status Perkawinan : Kawin Lampiran 1 ASUHAN KEPERAWATAN KASUS 1. Pengkajian I. BIODATA IDENTITAS PASIEN Nama : Tn.M.A Jenis Kelamin : Laki-laki Umur : 55 tahun Status Perkawinan : Kawin Agama : Islam Pendidikan : SMP Pekerjaan

Lebih terperinci

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT Lampiran 1 FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT I. BIODATA IDENTITAS PASIEN Nama : Tn. M Jenis Kelamin : Laki-laki Umur : 64 tahun Status Perkawinan : Sudah menikah Agama : Islam Pendidikan : SLTA Pekerjaan

Lebih terperinci

KEBUTUHAN MOBILITAS FISIK

KEBUTUHAN MOBILITAS FISIK KEBUTUHAN MOBILITAS FISIK PENGERTIAN MOBILISASI Adalah kemampuan seseorang untuk bergerak secara bebas, mudah, teratur dan mempunyai tujuan dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidup sehat. Semua manusia yang

Lebih terperinci

CATATAN PERKEMBANGAN. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan

CATATAN PERKEMBANGAN. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan LAMPIRAN CATATAN PERKEMBANGAN Implementasi dan Evaluasi Keperawatan No.Dx Hari,tanggal Implementasi Keperawatan Evaluasi (SOAP) Pukul 1. Kamis, 21 Mei Pain management S : klien mengatakan Nyeri 2015 (Manajemen

Lebih terperinci

Alamat : Jl. A. Hakim No. 28

Alamat : Jl. A. Hakim No. 28 Lampiran 1 A. BIODATA IDENTITAS PASIEN Nama Jenis Kelamin Umur Status Perkawinan Agama Pendidikan Pekerjaan : Tn. H : Laki-laki : 65 tahun : Menikah : Islam : Sarjana : Wiraswasta Alamat : Jl. A. Hakim

Lebih terperinci

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN Lampiran 1 FORMAT PENGKAJIAN PASIEN I. BIODATA IDENTITAS PASIEN Nama : Ny. A Jenis Kelamin : Perempuan Umur : 71 Tahun Status Perkawinan : Berpisah Agama : Islam Pendidikan : - Pekerjaan : - Alamat :Jalan

Lebih terperinci

BAB II PENGELOLAAN KASUS

BAB II PENGELOLAAN KASUS BAB II PENGELOLAAN KASUS 1.1. Konsep Dasar Defisit Perawatan Diri 1. Definisi Defisit Perawatan Diri Pemenuhan personal hygiene diperlukan untuk kenyamanan individu, keamanan, dan kesehatan. Kebutuhan

Lebih terperinci

Status Perkawinan : Menikah : Kristen Protestan Pendidikan :

Status Perkawinan : Menikah : Kristen Protestan Pendidikan : Lampiran 1 Format Pengkajian Pasien Di Rumah Sakit I. Biodata Identitas Pasien Nama : Tn. J Jenis kelamin : Laki-laki Umur : 50 tahun Status Perkawinan : Menikah Agama : Kristen Protestan Pendidikan :

Lebih terperinci

Tindakan keperawatan (Implementasi)

Tindakan keperawatan (Implementasi) LAMPIRAN CATATAN PERKEMBANGAN No. Dx Implementasi dan Evaluasi Keperawatan Hari/ Pukul tanggal 1 Senin / 02-06- 14.45 15.00 15.25 15.55 16.00 17.00 Tindakan keperawatan (Implementasi) Mengkaji kemampuan

Lebih terperinci

Format Pengkajian Klien di Lingkungan V Kelurahan Harjo Sari II kecamatan Amplas Kota Medan

Format Pengkajian Klien di Lingkungan V Kelurahan Harjo Sari II kecamatan Amplas Kota Medan Format Pengkajian Klien di Lingkungan V Kelurahan Harjo Sari II kecamatan Amplas Kota Medan I. BIODATA IDENTITAS KLIEN Nama Jenis Kelamin Umur Status perkawinan Agama Pendidikan Pekerjaan Alamat kota Medan

Lebih terperinci

PROGRAM DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU

PROGRAM DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU PROGRAM DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU FORMAT PENGKAJIAN KLIEN B Asuhan Keperawatan Kasus 1 PENGKAJIAN I BIODATA IDENTITAS KLIEN Nama : An. N A Jenis Kelamin : Perempuan Umur : 10 tahun Status

Lebih terperinci

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT. Simalungun

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT. Simalungun I. BIODATA FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT IDENTITAS PASIEN Nama Jenis Kelamin Umur : Ny. R : Perempuan : 32 tahun Status Perkawinan : Janda Agama Pendidikan Pekerjaan Alamat : Islam : SMP : Tidak

Lebih terperinci

PENGKAJIAN PNC. kelami

PENGKAJIAN PNC. kelami PENGKAJIAN PNC Tgl. Pengkajian : 15-02-2016 Puskesmas : Puskesmas Pattingalloang DATA UMUM Inisial klien : Ny. S (36 Tahun) Nama Suami : Tn. A (35 Tahun) Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Buruh Harian Pendidikan

Lebih terperinci

BAB II PENGELOLAAN KASUS

BAB II PENGELOLAAN KASUS BAB II PENGELOLAAN KASUS A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar Mobilisasi Manusia mempunyai kebutuhan dasar (kebutuhan pokok) untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Walaupun

Lebih terperinci

: Jl. Bajak IV Gg. Hidayah Golongan Darah : o Tanggal Pengkajian : 18 mei 2015 Diagnosa Medis : stroke

: Jl. Bajak IV Gg. Hidayah Golongan Darah : o Tanggal Pengkajian : 18 mei 2015 Diagnosa Medis : stroke Lampiran I. BIODATA IDENTITAS PASIEN Nama : Ny.H Jenis Kelamin : Perempuan Umur : 78 tahun Status Perkawinan : Menikah Pendidikan : SMP Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Alamat : Jl. Bajak IV Gg. Hidayah Golongan

Lebih terperinci

FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA AKADEMI KEPERAWATAN PANTI WALUYA MALANG

FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA AKADEMI KEPERAWATAN PANTI WALUYA MALANG FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA AKADEMI KEPERAWATAN PANTI WALUYA MALANG 1. IDENTITAS KLIEN Nama : Jenis Kelamin : Umur : Suku : Alamat : Agama : Pendidikan : Status Perkawinan : Tanggal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kecacatan yang lain sebagai akibat gangguan fungsi otak (Muttaqin, 2008).

BAB 1 PENDAHULUAN. kecacatan yang lain sebagai akibat gangguan fungsi otak (Muttaqin, 2008). BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Stroke adalah penyakit atau gangguan fungsional otak berupa kelumpuhan saraf (deficit neurologic) akibat terhambatnya aliran darah ke otak (Junaidi, 2011). Menurut Organisasi

Lebih terperinci

Lampiran Asuhan Keperawatan Kasus PROGRAM DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USUU BIODATA I. IDENTITIAS PASIEN Nama

Lampiran Asuhan Keperawatan Kasus PROGRAM DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USUU BIODATA I. IDENTITIAS PASIEN Nama Lampiran Asuhan Keperawatan Kasus PROGRAM DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USUU BIODATA I. IDENTITIAS PASIEN Nama : Tn M Jenis Kelamin : Laki - laki Umur : 19 tahun Status Perkawinan : belum menikah

Lebih terperinci

PROGRAM DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT

PROGRAM DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT PROGRAM DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT I. BIODATA IDENTITAS PASIEN Nama : Tn. E Jenis Kelamin : Laki-Laki Umur : 36 tahun Status Perkawinan : Menikah

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Jenis kelamin : Laki-laki Suku bangsa : Jawa, Indonesia

BAB III TINJAUAN KASUS. Jenis kelamin : Laki-laki Suku bangsa : Jawa, Indonesia BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Pengkajian ini dilakukan pada tanggal 20 Juni 2011 di Ruang Lukman Rumah Sakit Roemani Semarang. Jam 08.00 WIB 1. Biodata a. Identitas pasien Nama : An. S Umur : 9

Lebih terperinci

Implementasi dan Evaluasi Keperawatan No. Dx. Tindakan dan Evaluasi

Implementasi dan Evaluasi Keperawatan No. Dx. Tindakan dan Evaluasi Lampiran 1 Senin/ 17-06- 2013 21.00 5. 22.00 6. 23.00 200 7. 8. 05.00 05.30 5. 06.00 06.30 07.00 3. Mengkaji derajat kesulitan mengunyah /menelan. Mengkaji warna, jumlah dan frekuensi Memantau perubahan

Lebih terperinci

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT Lampiran 1 FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT I. BIODATA IDENTITAS PASIEN Nama Jenis Kelamin Umur Agama Pendidikan Pekerjaan Alamat : Tn.R : Laki-laki : 26 tahun : Islam : SMK : Wiraswasta : Jl.Panca

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. R DENGAN GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN : GAGAL GINJAL KRONIK DI RUANG MELATI 1 RSDM MOEWARDI SURAKARTA

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. R DENGAN GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN : GAGAL GINJAL KRONIK DI RUANG MELATI 1 RSDM MOEWARDI SURAKARTA ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. R DENGAN GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN : GAGAL GINJAL KRONIK DI RUANG MELATI 1 RSDM MOEWARDI SURAKARTA Pengkajian dilakukan pada hari selasa tanggal 10 Juni 2014 pukul 14.00 WIB.

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 8 Mei 2007 jam : Jl. Menoreh I Sampangan Semarang

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 8 Mei 2007 jam : Jl. Menoreh I Sampangan Semarang BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Pengkajian dilakukan pada tanggal 8 Mei 2007 jam 14.30 1. Identitas klien Nama Umur Jenis kelamin Alamat Agama : An. R : 10 th : Perempuan : Jl. Menoreh I Sampangan

Lebih terperinci

BAB II RESUME KEPERAWATAN WIB, pasien dirawat dengan Fraktur Femur pada hari ke empat:

BAB II RESUME KEPERAWATAN WIB, pasien dirawat dengan Fraktur Femur pada hari ke empat: 11 BAB II RESUME KEPERAWATAN A. Pengkajian Pengkajian dilakukan pada hari Senin tanggal 22 Januari 20007 jam 07.30 WIB, pasien dirawat dengan Fraktur Femur pada hari ke empat: 1. Biodata. a. Identitas

Lebih terperinci

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN POST PARTUM RETENSIO PLACENTA

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN POST PARTUM RETENSIO PLACENTA MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN POST PARTUM RETENSIO PLACENTA ` Di Susun Oleh: Nursyifa Hikmawati (05-511-1111-028) D3 KEPERAWATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI 2014 ASUHAN KEPERAWATAN

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT Lampiran 1 I.BIODATA PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT IDENTITAS PASIEN Nama : Tn.S jenis kelamin : Perempuan Umur : 67 tahun Status Perkawinan : Menikah Agama : Islam

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan. Bab ini penulis akan membahas tentang tindakan keperawatan

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan. Bab ini penulis akan membahas tentang tindakan keperawatan BAB V PEMBAHASAN A. Pembahasan Bab ini penulis akan membahas tentang tindakan keperawatan pemberian latihan ROM aktif pada pasien stroke non hemoragik untuk meningkatkan kekuatan otot pada Tn. M berusia

Lebih terperinci

CATATAN PERKEMBANGAN. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan No. Hari/tanggal Pukul Tindakan Keperawatan Evaluasi. 2. Mengkaji tandatanda

CATATAN PERKEMBANGAN. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan No. Hari/tanggal Pukul Tindakan Keperawatan Evaluasi. 2. Mengkaji tandatanda Lampiran 1 CATATAN PERKEMBANGAN Implementasi dan Evaluasi Keperawatan No. Hari/tanggal Pukul Tindakan Keperawatan Evaluasi Dx I Selasa, 03 08.00 1. Mengkaji identitas pasien, keluhan utama, riwayat kesehatan

Lebih terperinci

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN FORMAT PENGKAJIAN PASIEN 1. Pengkajian I. Biodata Nama : Tn. T Jenis Kelamin : Laki-laki Umur : 71 Tahun Status Perkawinan : Sudah Menikah Agama : Islam Pendidikan : SMP Pekerjaan : Petani Alamat : Jln.

Lebih terperinci

5. Pengkajian. a. Riwayat Kesehatan

5. Pengkajian. a. Riwayat Kesehatan 5. Pengkajian a. Riwayat Kesehatan Adanya riwayat infeksi saluran pernapasan sebelumnya : batuk, pilek, demam. Anoreksia, sukar menelan, mual dan muntah. Riwayat penyakit yang berhubungan dengan imunitas

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian keperawatan dilakukan pada tanggal 30 Maret 2011 dengan hasil. Jenis kelamin : Perempuan

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian keperawatan dilakukan pada tanggal 30 Maret 2011 dengan hasil. Jenis kelamin : Perempuan BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Pengkajian keperawatan dilakukan pada tanggal 30 Maret 2011 dengan hasil sebagai berikut : 1. Identitas klien Nama : Ny. S Umur : 49 Tahun Jenis kelamin : Perempuan

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. O DENGAN CKD ON HD DI RUANG HEMODIALISA BLUD dr. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. O DENGAN CKD ON HD DI RUANG HEMODIALISA BLUD dr. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. O DENGAN CKD ON HD DI RUANG HEMODIALISA BLUD dr. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA OLEH : MEYRIA SINTANI NIM : 2012.C.04a.0314 YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA SEKOLAH TINGGI ILMU

Lebih terperinci

BAB II PENGOLAHAN KASUS

BAB II PENGOLAHAN KASUS BAB II PENGOLAHAN KASUS 2.1 Konsep Dasar Kebutuhan Nutrisi 2.1.1 Defenisi Nutrisi adalah zat-zat dan zat lain yang berhubungan denagn kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia

Lebih terperinci

BAB II PENGELOLAAN KASUS

BAB II PENGELOLAAN KASUS BAB II PENGELOLAAN KASUS A. Konsep Dasar Aman Nyaman 1. Definisi Aman Nyaman Keamanan adalah kondisi bebas dari cedera fisik dan psikologis (Potter & Perry, 2006). Perawat harus mengkaji bahaya yang mengancam

Lebih terperinci

BAB III ANALISA KASUS

BAB III ANALISA KASUS BAB III ANALISA KASUS 3.1 Pengkajian Umum No. Rekam Medis : 10659991 Ruang/Kamar : Flamboyan 3 Tanggal Pengkajian : 20 Mei 2011 Diagnosa Medis : Febris Typhoid a. Identitas Pasien Nama : Nn. Sarifah Jenis

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian I. Identitas Pasien Nama Umur Pendidikan Alamat Agama : Tn.G : 30 th : tamat SMA : Blora : Islam Tanggal masuk : 06/12/2009 Tgl pengkajian : 06/12/2009 No.cm : 06 80

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN MOBILITAS

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN MOBILITAS LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN MOBILITAS DISUSUN OLEH: PUTU EKA ANGGA RIANTINI P. 17420112108 PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN SEMARANG JURUSAN KEPERAWATAN

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara BAB II PENGELOLAAN KASUS 2.1 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar Mobilisasi 2.1.1 Definisi Mobilisasi Fisik Mobilitas atau mobilisasi merupakan kemampuan individu untuk bergerak

Lebih terperinci

BAB III RESUME KEPERAWATAN

BAB III RESUME KEPERAWATAN BAB III RESUME KEPERAWATAN A. PENGKAJIAN 1. Identitas pasien Pengkajian dilakukan pada hari/ tanggal Selasa, 23 Juli 2012 pukul: 10.00 WIB dan Tempat : Ruang Inayah RS PKU Muhamadiyah Gombong. Pengkaji

Lebih terperinci

PROGRAM DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU FORMAT PENGKAJIAN PASIEN KOMUNITAS

PROGRAM DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU FORMAT PENGKAJIAN PASIEN KOMUNITAS Lampiran PROGRAM DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU FORMAT PENGKAJIAN PASIEN KOMUNITAS I. BIODATA Nama : Ny. N Jenis Kelamin : Perempuan Umur : 23 Tahun Status Perkawinan : Menikah Agama : Islam

Lebih terperinci

CATATAN PERKEMBANGAN. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan Pukul Tindakan keperawatan Evaluasi. vital. nyeri, skala nyeri

CATATAN PERKEMBANGAN. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan Pukul Tindakan keperawatan Evaluasi. vital. nyeri, skala nyeri 36 LAMPIRAN CATATAN PERKEMBANGAN No. Hari/ Dx Tanggal 1,2,3 Rabu 04 juni 2014 Implementasi dan Evaluasi Keperawatan Pukul Tindakan keperawatan Evaluasi 14.00 Pantau KU pasien S: - Klien melaporkan 15.00

Lebih terperinci

A. lisa Data B. Analisa Data. Analisa data yang dilakukan pada tanggal 18 April 2011 adalah sebagai. berikut:

A. lisa Data B. Analisa Data. Analisa data yang dilakukan pada tanggal 18 April 2011 adalah sebagai. berikut: A. lisa Data B. Analisa Data berikut: Analisa data yang dilakukan pada tanggal 18 April 2011 adalah sebagai No. Data Fokus Problem Etiologi DS: a. badan terasa panas b. mengeluh pusing c. demam selama

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Keamanan 2.1.1 Definisi Keamanan Keamanan adalah keadaan aman dan tenteram (Tarwoto dan Wartonah, 2010). Keamanan tidak hanya mencegah rasa sakit atau cedera tapi

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN DEMAM TIFOID

ASUHAN KEPERAWATAN DEMAM TIFOID ASUHAN KEPERAWATAN DEMAM TIFOID Definisi: Typhoid fever ( Demam Tifoid ) adalah suatu penyakit umum yang menimbulkan gejala gejala sistemik berupa kenaikan suhu dan kemungkinan penurunan kesadaran. Etiologi

Lebih terperinci

CATATAN PERKEMBANGAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

CATATAN PERKEMBANGAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN CATATAN PERKEMBANGAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN No.Dx Hari/Tanggal Pukul Tindakan Keperawatan Evaluasi (SOAP) I Hari pertama Senin/17 Juni 09.00-10.30 1. Mengkaji kemampuan secara fungsional

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN DEMAM CHIKUNGUNYA Oleh DEDEH SUHARTINI

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN DEMAM CHIKUNGUNYA Oleh DEDEH SUHARTINI ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN DEMAM CHIKUNGUNYA Oleh DEDEH SUHARTINI A. PENGERTIAN Chikungunya berasal dari bahasa Shawill artinya berubah bentuk atau bungkuk, postur penderita memang kebanyakan membungkuk

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Pada bab ini akan penulis paparkan hasil pengelolaan asuhan keperawatan pada klien

BAB III TINJAUAN KASUS. Pada bab ini akan penulis paparkan hasil pengelolaan asuhan keperawatan pada klien BAB III TINJAUAN KASUS Pada bab ini akan penulis paparkan hasil pengelolaan asuhan keperawatan pada klien post Sectio Caesaria dengan indikasi Preeklamsia di Ruang Baitu Nisa RS Sultan Agung pada tanggal

Lebih terperinci

MONITORING DAN ASUHAN KEPERAWATANA PASIEN POST OPERASI

MONITORING DAN ASUHAN KEPERAWATANA PASIEN POST OPERASI MONITORING DAN ASUHAN KEPERAWATANA PASIEN POST OPERASI Oleh : Furkon Nurhakim INTERVENSI PASCA OPERASI PASE PASCA ANESTHESI Periode segera setelah anesthesi à gawat MEMPERTAHANKAN VENTILASI PULMONARI Periode

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Dalam tinjauan kasus ini penulis menerapkan Asuhan Keperawatan

BAB III TINJAUAN KASUS. Dalam tinjauan kasus ini penulis menerapkan Asuhan Keperawatan BAB III TINJAUAN KASUS Dalam tinjauan kasus ini penulis menerapkan Asuhan Keperawatan secara langsung kepada pasien yang dirawat dengan penyakit Gagal Ginjal Kronik di ruang C3 Lt.2 RSDK Semarang. Pengumpulan

Lebih terperinci

CATATAN PERKEMBANGAN

CATATAN PERKEMBANGAN CATATAN PERKEMBANGAN Hari/tanggal /pukul Rabu 19 juni 2013 14.00 WIB Dx. 1 15.00 WIB Dx. 2 Implementasi Keperawatan - Mengajarkan pasien dan bantu dalam proses perpindahan (misalnya, dari tempat tidur

Lebih terperinci

A. Pengertian Defisit Perawatan Diri B. Klasifikasi Defisit Perawatan Diri C. Etiologi Defisit Perawatan Diri

A. Pengertian Defisit Perawatan Diri B. Klasifikasi Defisit Perawatan Diri C. Etiologi Defisit Perawatan Diri A. Pengertian Defisit Perawatan Diri Kurang perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting) (Maslim, 2001). Kurang perawatan diri adalah

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Pengkajian pada Ny. S dilakukan pada tanggal 11 Mei 2007 sedangkan pasien masuk RSU Dr. Kariadi tanggal 8 Mei 2007 1. Biodata Biodata pasien Ny. S, 25 tahun, jenis

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. memberikan asuhan keperawatan terhadap Ny. A post operasi sectio caesarea

BAB IV PEMBAHASAN. memberikan asuhan keperawatan terhadap Ny. A post operasi sectio caesarea 38 BAB IV PEMBAHASAN Berdasarkan hasil kasus asuhan keperawatan yang di lakukan pada Ny. A post operasi sectio caesarea dengan indikasi fetal distres di bangsal Annisa RS PKU Muhammadyah Surakarta, maka

Lebih terperinci

Asuhan Keperawatan Pada Ny.M Dengan Prioritas Masalah Gangguan Kebutuhan Dasar Mobilisasi : Stroke di Rumah Sakit USU

Asuhan Keperawatan Pada Ny.M Dengan Prioritas Masalah Gangguan Kebutuhan Dasar Mobilisasi : Stroke di Rumah Sakit USU Asuhan Keperawatan Pada Ny.M Dengan Prioritas Masalah Gangguan Kebutuhan Dasar Mobilisasi : Stroke di Rumah Sakit USU Karya Tulis Ilmiah (KTI) Disusun Dalam Rangka Menyelesaikan Program Studi DIII Keperawatan

Lebih terperinci

BAB III TIJAUAN KASUS. Pada bab ini penulis akan membicarakan tentang tinjauan kasus dari pelaksanaan

BAB III TIJAUAN KASUS. Pada bab ini penulis akan membicarakan tentang tinjauan kasus dari pelaksanaan BAB III TIJAUAN KASUS Pada bab ini penulis akan membicarakan tentang tinjauan kasus dari pelaksanaan asuhan keperawatan pada An. A dengan Gastroenteritis dehidrasi sedang di ruang luqman Rumah Sakit Roemani

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 28 April Tanggal lahir : 21 Agustus : 8 bulan 7 hari

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 28 April Tanggal lahir : 21 Agustus : 8 bulan 7 hari BAB III TINJAUAN KASUS Pengkajian dilakukan pada tanggal 28 April 2010 A. PENGKAJIAN 1. Identitas Pasien a. Biodata Pasien Nama : An. A Tanggal lahir : 21 Agustus 2009 Umur Jenis kelamin Suku Bangsa Agama

Lebih terperinci

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN JIWA. PADA Sdr.W DENGAN HARGA DIRI RENDAH. DI RUANG X ( KRESNO ) RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. 1. Inisial : Sdr.

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN JIWA. PADA Sdr.W DENGAN HARGA DIRI RENDAH. DI RUANG X ( KRESNO ) RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. 1. Inisial : Sdr. BAB III ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Sdr.W DENGAN HARGA DIRI RENDAH DI RUANG X ( KRESNO ) RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG A. Identitas Pasien 1. Inisial : Sdr. W 2. Umur : 26 tahun 3. No.CM : 064601

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN

BAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN BAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN A. Pembahasan Pada bab ini penulis akan membahas tentang kesenjangan teori dan proses asuhan keperawatan yang dilakukan pada tanggal 7-9 Agustus 2014 di Ruang Prabu Kresna

Lebih terperinci

CATATAN PERKEMBANGAN. Implementasi Keperawatan. Mengevaluasi tingkat mobilitas klien Mendorong partisipasi

CATATAN PERKEMBANGAN. Implementasi Keperawatan. Mengevaluasi tingkat mobilitas klien Mendorong partisipasi CATATAN PERKEMBANGAN No. Hari/tanggal Dx /pukul 1 Rabu 19 juni 2013 14.45 WIB 15.00 WIB 15.05 WIB 15.25 WIB Implementasi Keperawatan Mengevaluasi tingkat mobilitas klien Mendorong partisipasi pada aktivitas

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS Pada bab ini penulis akan memaparkan Asuhan keperawatan pada klien Tn. P dengan Fraktur Femur di ruang Bedah laki-laki (A 3 ) RSUP Dr. Kariadi Semarang. Adapun data diperoleh dari

Lebih terperinci

haluaran urin, diet berlebih haluaran urin, diet berlebih dan retensi cairan beserta natrium ditandai dengan - Pemeriksaan lab :

haluaran urin, diet berlebih haluaran urin, diet berlebih dan retensi cairan beserta natrium ditandai dengan - Pemeriksaan lab : E. Analisa data NO DATA MASALAH PENYEBAB DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. DO : Kelebihan volume Penurunan Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan - Terlihat edema derajat I pada kedua kaki cairan haluaran

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. nafas dan nutrisi dengan kesenjangan antara teori dan intervensi sesuai evidance base dan

BAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. nafas dan nutrisi dengan kesenjangan antara teori dan intervensi sesuai evidance base dan BAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN A. Pembahasan Bab ini membahas tentang gambaran pengelolaan terapi batuk efektif bersihan jalan nafas dan nutrisi dengan kesenjangan antara teori dan intervensi sesuai evidance

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS Pada bab ini penulis akan melaporkan asuhan keperawatan pada klien Ny. S. dengan mioma uteri di ruang B-3 Gynekologi RSP Kariadi Semarang. Adapun data yang di peroleh dari wawancara,

Lebih terperinci

PMR WIRA UNIT SMA NEGERI 1 BONDOWOSO Materi 3 Penilaian Penderita

PMR WIRA UNIT SMA NEGERI 1 BONDOWOSO Materi 3 Penilaian Penderita Saat menemukan penderita ada beberapa hal yang harus dilakukan untuk menentukan tindakan selanjutnya, baik itu untuk mengatasi situasi maupun untuk mengatasi korbannya. Langkah langkah penilaian pada penderita

Lebih terperinci

BAB II PENGELOLAAN KASUS

BAB II PENGELOLAAN KASUS BAB II PENGELOLAAN KASUS A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar Nyaman: Nyeri Defenisi Nyeri adalah sensori serta emosi yang tidak menyenangkan dan meningkat akibat adanya kerusakan

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT PADA PASIEN NY. S DENGAN CONGESTIVE HEART FAILURE (CHF) DI IGD RS HAJI JAKARTA

ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT PADA PASIEN NY. S DENGAN CONGESTIVE HEART FAILURE (CHF) DI IGD RS HAJI JAKARTA ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT PADA PASIEN NY. S DENGAN CONGESTIVE HEART FAILURE (CHF) DI IGD RS HAJI JAKARTA A. PENGKAJIAN 1. IDENTITAS No. Rekam Medis : 55-13-XX Diagnosa Medis : Congestive Heart Failure

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADIA PASIEN GANGGUAN KEBUTUHAN SUHU TUBUH (HIPERTERMI)

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADIA PASIEN GANGGUAN KEBUTUHAN SUHU TUBUH (HIPERTERMI) LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADIA PASIEN GANGGUAN KEBUTUHAN SUHU TUBUH (HIPERTERMI) A. Masalah Keperawatan Gangguan kebutuhan suhu tubuh (Hipertermi) B. Pengertian Hipertermi adalah peningkatan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian 1. Identitas Pasien Nama Umur Jenis kelamin Suku bangsa Agama Alamat : An. B : 6 tahun : lakilaki : Jawa/Indonesia : Islam : Gunung Pati, Semarang No. Register : 5526221

Lebih terperinci

BAB II PENGELOLAAN KASUS

BAB II PENGELOLAAN KASUS BAB II PENGELOLAAN KASUS A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Dengan Masalah Kebutuhan Dasar Intoleransi Aktivitas 2.1 Pengkajian Salah satu tanda kesehatan adalah adanya kemampuan seseorang melakukan aktivitas

Lebih terperinci

BAB II PENGELOLAAN KASUS. A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar Mobilisasi

BAB II PENGELOLAAN KASUS. A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar Mobilisasi BAB II PENGELOLAAN KASUS A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar Mobilisasi Manusia sebagai keseluruhan yang komplit dan independen, holistik secara biologis, psikologis, sosial,

Lebih terperinci

BAB II Pengelolaan Kasus

BAB II Pengelolaan Kasus BAB II Pengelolaan Kasus 2.1 Konsep Dasar Mobilisasi Mobilitas atau mobilisasi merupakan kemampuan individu untuk bergerak secara bebas, mudah, dan teratur dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan aktivitas

Lebih terperinci

CATATAN PERKEMBANGAN

CATATAN PERKEMBANGAN CATATAN PERKEMBANGAN Hari/tanggal/waktu Rabu, 20 Mei 2015 Pukul 09.00-10.30 WIB Pukul 10.30-11.30 WIB No. Implementasi Dx Keperawatan 1. 1. mengajurkan klien untuk mandi air panas/hangat. 2. mengajurkan

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis akan membahas tentang permasalahan yang

BAB III PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis akan membahas tentang permasalahan yang 27 BAB III PEMBAHASAN Pada bab ini penulis akan membahas tentang permasalahan yang ditemukan pada pasien An.T adapun permasalahan tersebut sebagai berikut: A. Diagnosa 1 Bersihan jalan nafas tidak efektif

Lebih terperinci

Proses Keperawatan pada Bayi dan Anak. mira asmirajanti

Proses Keperawatan pada Bayi dan Anak. mira asmirajanti Proses Keperawatan pada Bayi dan Anak mira asmirajanti introduction Perawat merawat manusia sebagai mahluk yang unik dan utuh, menerapkan pendekatan komprehensif dan merencanakan perawatan bersifat individual

Lebih terperinci

Kebutuhan Personal Higiene. Purnama Anggi AKPER KESDAM IM BANDA ACEH

Kebutuhan Personal Higiene. Purnama Anggi AKPER KESDAM IM BANDA ACEH Kebutuhan Personal Higiene Purnama Anggi AKPER KESDAM IM BANDA ACEH Pendahuluan Kebersihan merupakan hal yang penting Dipengaruhi oleh nilai individu dan kebiasaan Konsep Dasar Berasal dari bahasa Yunani,

Lebih terperinci

- Nyeri dapat menyebabkan shock. (nyeri) berhubungan. - Kaji keadaan nyeri yang meliputi : - Untuk mengistirahatkan sendi yang fragmen tulang

- Nyeri dapat menyebabkan shock. (nyeri) berhubungan. - Kaji keadaan nyeri yang meliputi : - Untuk mengistirahatkan sendi yang fragmen tulang 3. PERENCANAAN TINDAKAN PERAWATAN NO DIAGNOSA KEPERAWATAN Gangguan rasa nyaman TUJUAN DAN HASIL YANG DIHARAPKAN Tujuan : RENCANA TINDAKAN - Kaji keadaan nyeri yang meliputi : RASIONAL - Nyeri dapat menyebabkan

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN. Latar belakang pendidikan. : Perumahan Pantai Perak gang 3 no 21 Semarang. Tanggal masuk RS : 6 September 2013 Diagnosa medis

ASUHAN KEPERAWATAN. Latar belakang pendidikan. : Perumahan Pantai Perak gang 3 no 21 Semarang. Tanggal masuk RS : 6 September 2013 Diagnosa medis ASUHAN KEPERAWATAN Kasus : Nn.A (20 th) datang ke RS dengan keluhan demam tinggi selama 4 hari. Klien mengatakan nyeri kepala, mual, muntah, dan terdapat bintik merah di lengan kanan atas. A. Pengkajian

Lebih terperinci

BAB II PENGELOLAAN KASUS Konsep Dasar Perawatan Diri/Personal Hygiene Defenisi Perawatan Diri/Personal Hygiene

BAB II PENGELOLAAN KASUS Konsep Dasar Perawatan Diri/Personal Hygiene Defenisi Perawatan Diri/Personal Hygiene BAB II PENGELOLAAN KASUS 2.1. Konsep Dasar Perawatan Diri/Personal Hygiene 2.1.1. Defenisi Perawatan Diri/Personal Hygiene Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi kebutuhannya

Lebih terperinci

BAB III RESUME ASUHAN KEPERAWATAN

BAB III RESUME ASUHAN KEPERAWATAN BAB III RESUME ASUHAN KEPERAWATAN Pada bab ini penulis melakukan pengkajian pada tanggal 14 Mei 2007 jam 09.00 WIB dan memperoleh data 3 dari catatan keperawatan dan catatan medis, serta wawancara dengan

Lebih terperinci

III. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

III. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG I. PENGKAJIAN isteri (klien) Suami Nama : Ny.S Tn. H Umur : 21 Tahun 22 Tahun Agama : Islam Islam Pendidikan : SMA SMU Pekerjaan : Ibu rumah tangga Wiraswasta Suku / Bangsa : Jawa Jawa Alamat : Ngawi Ngawi

Lebih terperinci

Tujuan Asuhan Keperawatan pada ibu hamil adalah sebagai berikut:

Tujuan Asuhan Keperawatan pada ibu hamil adalah sebagai berikut: ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL Tujuan Asuhan Keperawatan pada ibu hamil adalah sebagai berikut: a. Menentukan diagnosa kehamilan dan kunjungan ulang. b. Memonitori secara akurat dan cermat tentang kemajuan

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN CA SERVIKS DI RUANG MAWAR RS. Dr. H. KOESNADI BONDOWOSO N A M A : RIA ROHMA WATI N I M :

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN CA SERVIKS DI RUANG MAWAR RS. Dr. H. KOESNADI BONDOWOSO N A M A : RIA ROHMA WATI N I M : ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN CA SERVIKS DI RUANG MAWAR RS. Dr. H. KOESNADI BONDOWOSO N A M A : RIA ROHMA WATI N I M : 112310101015 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER PERSETUJUAN

Lebih terperinci

BAB I KONSEP DASAR. sepanjang saluran usus (Price, 1997 : 502). Obstruksi usus atau illeus adalah obstruksi saluran cerna tinggi artinya

BAB I KONSEP DASAR. sepanjang saluran usus (Price, 1997 : 502). Obstruksi usus atau illeus adalah obstruksi saluran cerna tinggi artinya BAB I KONSEP DASAR A. Pengertian Obstruksi usus atau ilieus adalah gangguan aliran normal isi usus sepanjang saluran usus (Price, 1997 : 502). Obstruksi usus atau illeus adalah obstruksi saluran cerna

Lebih terperinci

BAB II PENGELOLAAN KASUS

BAB II PENGELOLAAN KASUS BAB II PENGELOLAAN KASUS A. Konsep Dasar Defisit Perawatan Diri 1. Definisi Defisit Perawatan Diri Defisit perawatan diri merupakan suatu kondisi pada seseorang yang mengalami kelemahan kemampuan dalam

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS Tanggal pengkajian, 11 Maret 2010, jam 16.00. A. Biodata Pada saat dilakukan pengkajian pada Ny. R dari tanggal 11 Maret 2010 di ruang Fatimah, didapatkan data yaitu : umur 21 tahun,

Lebih terperinci

CATATAN PERKEMBANGAN Implementasi dan Evaluasi Keperawatan No. Hari/ Implementasi. Evaluasi Pukul (SOAP)

CATATAN PERKEMBANGAN Implementasi dan Evaluasi Keperawatan No. Hari/ Implementasi. Evaluasi Pukul (SOAP) CATATAN PERKEMBANGAN Implementasi dan Evaluasi Keperawatan No. Hari/ Implementasi Evaluasi Pukul DX Tanggal Keperawatan (SOAP) 1. Senin/ 15.00 - Melakukan ROM 17.06.13 pasif pada. 16.30 - Menempatkan bantal

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DI RS ROEMANI RUANG AYUB 3 : ANDHIKA ARIYANTO :G3A014095

LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DI RS ROEMANI RUANG AYUB 3 : ANDHIKA ARIYANTO :G3A014095 LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DI RS ROEMANI RUANG AYUB 3 NAMA NIM : ANDHIKA ARIYANTO :G3A014095 PROGRAM S1 KEPERAWATAN FIKKES UNIVERSITAS MUHAMMADIAH SEMARANG 2014-2015 1 LAPORAN

Lebih terperinci