MASALAH PEMODELAN JARINGAN LOGISTIK BANYAK PRODUK MUHAMAD YANDRIE AZIS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MASALAH PEMODELAN JARINGAN LOGISTIK BANYAK PRODUK MUHAMAD YANDRIE AZIS"

Transkripsi

1 ASALAH PEODELA JARIGA LOGISTIK BAYAK PRODUK UHAAD YADRIE AZIS DEPARTEE ATEATIKA FAKULTAS ATEATIKA DA ILU PEGETAHUA ALA ISTITUT PERTAIA BOGOR BOGOR 008

2 ABSTRACT UHAAD YADRIE AZIS. Logistics etwork Proble For any Products. Supervised by PRAPTO TRI SUPRIYO and SISWADI. The logistics network proble especially in the distribution part has attracted intensive attention of the researches and practitioners. Planning logistics network is needed to coprehend the arket circustance and custoer deand, so that one can aiize profit and win the copetition in the econoic globalitation. Planning this logistics network proble can be odeled as a proble of IP (ied integer prograing). IP is the optiization probles with linear objective function and constraints as well as soe certain integer variables. This paper presents how to optiize the logistics network for any products using IP to satisfy its objective function and constraints. odel was build based on the request of soe products which had to be delivered fro soe factories to soe groceries, and then fro a grocery, the products would be delivered to soe retailers. There was an eaple given in this paper about how to solve the proble by using software lingo 8.0.

3 ABSTRAK UHAAD YADRIE AZIS. asalah Peodelan Jaringan Logistik Banyak Produk. Dibibing oleh PRAPTO TRI SUPRIYO dan SISWADI. asalah jaringan logistik di bagian distribusi telah enarik perhatian peneliti dan praktisi. Perencanaan jaringan logistik diperlukan untuk eahai keadan pasar dan perintaan konsuen, sehingga dapat digunakan untuk erencanakan proses produksi dan engorganisir penyipanan, sehingga dapat eaksialkan laba dan eenangkan kopetisi dala globalisasi ekonoi. Perasalahan perencanaan jaringan logistik ini dapat diodelkan sebagai asalah IP (ied integer prograing). IP adalah asalah optiisasi dengan fungsi objektif dan kendala yang linear serta variabel-variabel tertentu yang bernilai integer. Tulisan ini akan ebahas bagaiana engoptialkan jaringan logistik banyak produk enggunakan odel IP sedeikian sehingga eenuhi fungsi objektif dan kendalanya. odel dibangun berdasarkan adanya perintaan beberapa produk yang harus dikirikan dari beberapa pabrik ke beberapa grosir, keudian dari grosir, produk tersebut dikirikan ke beberapa pengecer. Selanjutnya diberikan contoh kasus yang diselesaikan enggunakan software Lingo 8.0.

4 ASALAH PEODELA JARIGA LOGISTIK BAYAK PRODUK Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk eperoleh gelar Sarjana Sains pada Fakultas ateatika dan Ilu Pengetahuan Ala Institut Pertanian Bogor UHAAD YADRIE AZIS G DEPARTEE ATEATIKA FAKULTAS ATEATIKA DA ILU PEGETAHUA ALA ISTITUT PERTAIA BOGOR BOGOR 008

5 Judul : asalah Peodelan Jaringan Logistik Banyak Produk aa : uhaad Yandrie Azis RP : G enyetujui : Pebibing I, Pebibing II, Drs. Prapto Tri Supriyo,.Ko. IP Drs. Siswandi,.Si. IP engetahui : Dekan Fakultas ateatika dan Ilu Pengetahuan Ala Institut Pertanian Bogor Dr. drh. Hasi, DEA IP Tanggal Lulus :

6 KATA PEGATAR Assalaualaiku, Wr. Wb., Alhadulillahi Rabbil Alain, Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahat serta nikat sehat jasani aupun rohani sehingga penulis apu enyelesaikan karya iliah ini. Shalawat serta sala tercurah kepada junjungan kita nabi besar uhaad SAW yang telah eberikan suri tauladan kepada uatnya hingga akhir jaan. Berbagai perasalahan uncul selaa penulisan karya iliah ini. Oleh karena itu, dala kesepatan ini penulis engucapkan teria kasih kepada :. Bpk. Drs. Prapto Tri Supriyo,.Ko selaku Pebibing I yang telah eluangkan waktu dan pikirannya ebibing, eberikan dorongan dan pengarahan kepada penulis hingga penulisan karya iliah ini selesai, Bpk. Drs. Siswandi,.Si. selaku Pebibing II atas bibingan dan saran yang telah bapak berikan, Bpk. Ir.. Kutha Ardhana,.Sc selaku dosen penguji atas saran dan asukan yang telah Bapak berikan.. Bapak (H. uhaad Sugiono) dan aah (Hj. iskiah) yang telah eberikan kasih sayang yang tak terkira, perhatian, bantuan dan dorongan serta doa yang tak henti sehingga penulis bisa enjalankan tugas sebagai ahasiswa sapai pada tahap akhir ini. 3. Kakakku, A Arifin beserta istrinya Teh Eva juga keponakanku Zahra dan Adik-adikku, Hanif juga Latifah yang selalu eberikan seangat dan doanya. 4. Dosen-dosen di departeen ateatika, teria kasih atas ilu yang telah Bapak dan Ibu berikan, serta staff departeen ateatika : as Deny, as Yono, as Bono, Bu Ade, Bu Susi, Bu arisi, teria kasih atas bantuan selaa di Departeen ateatika. 5. Tean-tean ateatika 40 : Elis, chie, Uve, Sri, arlin, Yuda, Uli, Walidah, Dwi, Sawa, ufti, Koeng, Dei, Aie, ika, Gatha, Indah, Ifni, Iwit, ita, Icha, Vina, eta, Achie, Herni, isa, Pria (Tean seperjuangan selaa enulis skripsi), Aa, Lili, anto, ukafi, Ari, Abdilah, Jayadin, Rusli (Teria kasih sudah ebantu peograan), Berri, Raa (Teria kasih telah ebantu konsusi seinar dan sebagai pebahas), Anton, Dias, Ali, Rahat, Febrian, Yusuf, Putra. Kalian seua ewarnai kisah bahagia, sedih, susah, senang bersaa selaa 4 tahun di Departeen ateatika. 6. Adik-adik kelasku ateatika angkatan 4: iken dan Diah yang telah bersedia enjadi pebahas. 7. Seorang wanita yang telah eberikan warna dala hidup saya. Teria kasih atas perhatian, seangat dan doanya. 8. Seua pihak yang ikut ebantu dan penulis tidak dapat enyebutkan satu persatu. Penulisan karya iliah ini tidak ungkin luput dari kekurangan, oleh karena itu kririk dan saran dari seua pihak akan sangat ebantu dei kesepurnaan penulisan ini. Harapan penulis adalah seoga penulisan karya iliah ini akan eberikan anfaat bagi para pebacanya. Wassalaualaiku Wr. Wb. Bogor, Januari 008 uhaad Yandrie Azis

7 RIWAYAT HIDUP uhaad Yandrie Azis dilahirkan di Garut pada tanggal 8 oveber 984. Penulis erupakan anak kedua dari pasangan H. uhaad Sugiono dan Hj. iskiyah yang bertepat tinggal di Peru Cijati Asri tahap Blok B- RT 0/6 Desa Jayawaras Kecaatan Tarogong Kidul Garut 445. Pada tahun 99 penulis ulai bersekolah di SD kartika III-. Dan tahun 997 penulis elanjutkan sekolah ke SLTP Garut. Pada tahun 003 penulis lulus dari SU Garut dan berhasil enjadi ahasiswa Departeen ateatika, Fakultas ateatika dan Ilu Pengetahuan Ala, Institut Pertanian Bogor elalui jalur USI (Undangan Seleksi asuk IPB). Selaa engikuti kegiatan perkuliahan penulis Pernah aktif dala keanggotaan hipunan profesi ateatika yang dikenal dengan naa GUATIKA dan enjabat sebagai anggota Departeen Sosial asyarakat pada periode 004/005. Penulis juga aktif dala olahraga Fitness dari tahun 005 sapai sekarang.

8 DAFTAR ISI Halaan Daftar Tabel viii Daftar Gabar viii Daftar Lapiran viii I II PEDAHULUA. Latar Belakang. Tujuan LADASA TEORI. Linear Prograing.. Solusi suatu Linear Prograing.. Integer Linear Prograing..3 etode Branch and Bound untuk enyelesaikan asalah Integer Prograing. 3 III PEODELA 4 IV STUDI KASUS ASALAH PEODELA JARIGA LOGISTIK.. 6 V SIPULA DA SARA 5. Sipulan 5. Saran.. DAFTAR PUSTAKA.. LAPIRA. 3

9 viii DAFTAR TABEL Halaan Kapasitas produksi produk i pada pabrik j (dala satuan)... 6 Kapasitas penyipanan produk i pada grosir (dala satuan) Perintaan untuk produk i pada pengecer n (dala satuan) Biaya pengirian unit produk untuk produk i dari pabrik j ke grosir (dala $) Biaya peyipanan tetap untuk produk i ke grosir (dala $) Biaya peyipanan yang tak tetap untuk unit produk i pada grosir (dala $) Tingkat peyipanan rata-rata untuk produk i pada grosir (dala $) Biaya pengirian unit produk untuk produk i dari grosir ke pengecer n (dala $). 7 9 Banyaknya produk i yang dikirikan dari pabrik j ke grosir Banyaknya produk i yang dikirikan dari grosir ke pengecer n... 0 DAFTAR GABAR Halaan Daerah Fisibel IP 3 Daerah Fisibel untuk Subproble dan Subproble etode Branch and Bound untuk enentukan solusi IP Daerah Fisibel IP 4 5 Daerah Fisibel untuk Subproble 4 dan Subproble Daerah Fisibel untuk Subproble 6 dan Subproble DAFTAR LAPIRA Halaan Contoh penyelesaian suatu LP dengan etode Branch and Bound 4 Progra untuk enyelesaikan asalah IP (ied integer prograing) dengan enggunakan Lingo

10 I. PEDAHULUA. Latar Belakang Dala sepuluh tahun terakhir, asalah jaringan logistik di bagian distribusi telah enarik perhatian peneliti dan praktisi. Perencanaan jaringan logistik diperlukan untuk eneliti keadaan pasar dan eahai peintaan konsuen, sehingga dapat eulai erencanakan proses produksi dan engorganisir penyipanan dengan sungguhsungguh. Hal ini dilakukan supaya dapat eaksialkan laba dan eenangkan kopetisi dala globalisasi ekonoi. Ada beberapa jenis odel perencanaan jaringan logistik yang dikebangkan oleh para peneliti, seperti distribusi produksi jaringan logistik produk tunggal dengan enggunakan etode peograan ateatika untuk eneukan penepatan fasilitas dengan einiukan biaya atau eaksialkan laba (Chohen dan Lee, 985; Geotschalk et al, 995). Sedangkan odel stokhastik dengan engabil perintaan konsuen sebagai variabel acak dan enggunakan bilangan bulat stokhastik untuk eprogra perencanaan distribusi produksi jaringan logistik (logistics network), (Escudero dan Galindo, 999; irhassani et al., 000). Tulisan ini akan ebahas bagaiana engoptialkan jaringan logistik banyak produk enggunakan odel IP (ied integer prograing) sedeikian sehingga eenuhi fungsi objektif dan kendalanya. Proses perencanaan jaringan logistik tersebut dilakukan dengan cara engirikan produk yang dihasilkan oleh pabrik ke grosir, keudian dari grosir produk tersebut akan dikirikan ke asing-asing pengecer yang berbeda.. Tujuan Tujuan penulisan ini adalah ebahas odel jaringan logistik banyak produk dengan enggunakan IP (ied integer prograing) guna eenuhi perintaan konsuen dan sekaligus einiukan total biaya pengirian. II. LADASA TEORI Untuk ebuat odel perencanaan jaringan logistik, diperlukan beberapa peahaan teori seperti linear prograing (LP), integer linear prograing (ILP), dan etode branch and bound. Berikut ini akan dibahas satu persatu.. Linear Prograing LP erupakan tindakan untuk eperoleh hasil yang optial dari tujuan yang diinginkan terhadap kendala yang ada. odel LP eliputi pengoptiuan suatu fungsi linear terhadap kendala linear. Pada tulisan ini, suatu LP epunyai bentuk standar seperti berikut : iniukan fungsi objektif z = c T Terhadap kendala A = b 0 dengan b 0...() dengan dan c berupa vektor berukuran n, vektor b berukuran, sedangkan A berupa atriks berukuran n yang disebut juga atriks kendala. [ash & Sofer, 996].. Solusi suatu Linear Prograing Untuk enyelesaikan suatu asalah LP, etode sipleks erupakan salah satu etode yang dapat enghasilkan solusi optiu. etode ini dikebangkan oleh Dantzig pada tahun 947. Dala perkebangannya, etode ini adalah etode yang paling uu digunakan untuk enyelesaikan asalah LP, yaitu berupa etode iteratif untuk enyelesaikan asalah LP dala bentuk standar. Pada LP (), vektor yang eenuhi kendala A = b disebut solusi dari LP (). Definisi (Solusi Fisibel) Suatu solusi dikatakan fisibel jika eenuhi seua kendala pada LP. [ash & Sofer, 996] Definisi (Daerah Fisibel/Hipunan Fisibel) Daerah fisibel atau hipunan fisibel adalah hipunan dari seua solusi fisibel. [ash & Sofer, 996]

11 isalkan atriks A dapat dinyatakan sebagai A = ( B ), dengan B adalah atriks yang eleennya berupa koefisien variabel basis dan erupakan atriks yang eleennya berupa koefisien variabel nonbasis pada atriks kendala. atriks B disebut atriks basis untuk LP (). Berikut definisi atriks Basis : Definisi 3 (atriks Basis) atriks B disebut atriks basis untuk LP () jika B adalah atriks tak singular, yaitu atriks yang deterinannya tidak saa dengan nol. [Garfinkel & ehauser, 97] Jika vektor dapat dinyatakan sebagai vektor B = dengan B adalah vektor variabel basis dan adalah vektor variabel nonbasis, aka A=b dapat dinyatakan sebagai A ( B ) B = = BB + = b () Karena B adalah atriks tak singular, aka B eiliki invers, sehingga dari () B dapat dinyatakan sebagai B b B b = (3) Definisi 4 (Solusi Basis) Vektor disebut solusi basis jika : i. eenuhi kendala persaaan (A=b) dari LP. ii. Kolo-kolo dari atriks koefisien yang berpadanan dengan koponen tak nol dari adalah bebas linear. [ash & Sofer, 996] Definisi 5 (Solusi Fisibel Basis) Vektor disebut solusi fisibel basis jika erupakan solusi basis dan 0. [ash & Sofer, 996] Ilustrasi solusi basis dan solusi fisibel basis dapat dilihat dala contoh berikut : Contoh isalkan diberikan LP berikut: iniukan z = 3 terhadap : + + = = = 5,,,, (4) Dari LP tersebut didapatkan : A= 0 0, b = isalkan dipilih T T B = ( ) dan = ( ) aka atriks basisnya adalah 0 0 B = Dengan enggunakan atriks basis tersebut, diperoleh T = ( 0 0 ), T B = B b = ( 4 5) (5) Solusi (5) erupakan solusi basis, karena solusi tersebut eenuhi kendala pada LP (4) dan kolo-kolo pada atriks kendala yang berpadanan dengan koponen taknol dari (5) yaitu B adalah bebas linear (kolo yang satu bukan erupakan kelipatan dari kolo yang lain). Solusi (5) juga erupakan solusi fisibel basis, karena nilai-nilai variabelnya lebih dari atau saa dengan nol.. Integer Linear Prograing (ILP) odel ILP atau disingkat Integer Prograing (IP), adalah suatu odel LP yang enggunakan bilangan bulat (integer) sebagai variabel keputusanya. Jika odel engharapkan seua variabel bernilai integer, aka asalah tersebut dinaakan pure integer prograing. Jika odel hanya engharapkan variabel-variabel tertentu bernilai integer, aka asalah tersebut dinaakan ied integer prograing. Jika odel hanya engharapkan nilai 0 dan untuk variabelnya, aka asalah tersebut dinaakan zero one integer prograing. [Garfinkel & ehauser, 97] Definisi 5(Linear Prograing Relaksasi) LP-Relaksasi dari suatu IP erupakan LP yang diperoleh dari IP tersebut dengan enghilangkan kendala integer atau kendala 0- pada variabelnya. [Winston, 995]

12 3.3 etode Branch and Bound untuk enyelesaikan asalah Integer Prograing Dala penulisan karya iliah ini, untuk eperoleh solusi optial dari asalah IP digunakan software Lingo 8.0 yaitu sebuah progra yang didesain untuk enentukan solusi odel linear, nonlinear, dan optiisasi integer enjadi lebih cepat, udah, dan lebih efisien. Software Lingo 8.0 ini enggunakan etode branch and bound untuk enyelesaikan asalah ILP. Prinsip dasar etode branch and bound adalah eecah daerah fisibel dari asalah LP-relaksasi dengan ebuat subproblesubproble. Branch ebuat partisi daerah solusi ke dala subproble. Tujuannya untuk enghapus daerah solusi yang tidak fisibel. Hal ini dicapai dengan enentukan kendala yang penting untuk enghasilkan solusi IP, secara tidak langsung titik integer yang tidak fisibel terhapus. Dengan kata lain, hasil pengupulan dari subproble-subproble yang lengkap enunjukkan setiap titik integer yang fisibel dari asalah asli. Karena sifat alai partisi itu, aka proses tersebut dinaakan branching. Bound isalkan asalahnya diasusikan erupakan tipe aksiisasi, nilai objektif yang optial untuk setiap subproble dibuat dengan ebatasi pencabangan dengan batas atas dari nilai objektif yang dihubungkan dengan sebarang nilai integer yang fisibel. Hal ini sangat penting untuk engatur dan enepatkan solusi optiu. Operasi ini yang enjadi alasan dinaakan bounding. [Taha, 975] Aspek kunci dari etode branch and bound adalah sebagai berikut: Langkah : Periksa apakah IP eenuhi kondisi berikut : ) Subproble tidak fisibel. ) Subproble enghasilkan solusi optial dengan seua variabel bernilai integer. 3) ilai optial untuk subproble lebih kecil dari (dala asalah eaksiukan) batas bawah (lower bound/lb). Jika ketiga kondisi tersebut tidak terpenuhi aka cabang subproble tidak diperlukan. Langkah : Sebuah subproble ungkin dapat dihapuskan dari pertibangan dengan kondisi sebagai berikut : ) Subproble tidak fisibel. ) Batas bawah (yang enunjukkan nilai optial dari kandidat terbaik) setidaknya lebih besar dari nilai optial subproble. [Winston, 995] Contoh isalkan diberikan IP berikut: aksiukan z = Terhadap : , 0 dan integer Daerah fisibel untuk asalah IP di atas diberikan pada gabar berikut : Gabar. Daerah Fisibel IP etode branch and bound diulai dengan enentukan solusi LP-relaksasi (subproble ). Solusi LP-relaksasi untuk asalah di atas adalah =,3, = 5,85, dan z = 38,4. Solusi tersebut tidak eenuhi kendala integer. Oleh karena itu, harus dibuat subproble yang baru dengan eilih variabel yang tidak eenuhi kendala integer. Dengan eilih = 5,85 secara sebarang, diketahui bahwa daerah (5< <6) dari daerah fisibel subproble tidak akan euat solusi IP yang fisibel karena tidak eenuhi kendala integer. Subproble yang baru adalah sebagai berikut : Subproble : Subproble + kendala ( 6) Subproble 3 : Subproble + kendala ( 5) Solusi Optial Subproble =,3 = 5,85 Daerah fisibel untuk subproble dan subproble 3 diberikan pada gabar berikut:

13 Gabar. Daerah Fisibel untuk Subproble dan Subproble 3 Subproble dan subproble 3 tidak dapat diselesaikan secara bersaaan, sehingga harus diselesaikan dengan dua asalah linear prograing yang berbeda. Pada subproble diperoleh solusi =, = 6, dan z = 37. Karena seua variabel bernilai integer (solusinya eenuhi kendala integer), aka tidak perlu ebuat subproble baru. Pada subproble 3 diperoleh solusi =,7778, = 5, dan z = 37,4446 Karena variabelnya tidak eenuhi kendala integer, aka harus dibuat subproble baru. Subproble untuk asalah IP di atas diberikan pada gabar berikut: Subproble =,3, = 5,85 dan z = 38,4 6 5 Subproble Subproble 3 =, = 6 dan z = 37 =,7778, = 5 dan z = 37,4446 Subproble 4 Subproble 5 Solusi tak fisibel =, = 4,6 dan z = 37 Gabar 3. etode branch and bound untuk enentukan solusi IP Pada Gabar 3, subproble dan subproble 5 erupakan kandidat terbaik karena seua variabelnya bernilai integer. Subproble dan subproble 5 erupakan solusi optial untuk asalah IP di atas karena epunyai nilai z saa besar. Solusi lengkapnya dapat dilihat pada lapiran. III PEODELA Langkah awal ebangun odel perencanaan jaringan logistik adalah endeskripsikan asalah tersebut secara jelas dan lengkap. Selanjutnya asalah tersebut diforulasikan dala bentuk IP (ied integer prograing) yang siap diselesaikan dengan etode yang sesuai. odel perencanaan jaringan logistik dapat dilihat dala gabar 4. odel ini enunjukan alur pengirian produk dari pabrik sapai ke pengecer. Produk I yang dihasilkan dari produksi pabrik J akan dikirikan ke pengecer lewat grosir. Beberapa hal yang akan diselesaikan guna eenuhi perintaan konsuen dan sekaligus einiukan total biaya pengirian produk adalah enentukan berapa banyak produk yang akan dikirikan elewati asing-asing rute pengirian produk dan elalui grosir ana saja.

14 5 J J J J Perintaan konsuen ( Produk P, P,..., P l ) Pabrik Grosir Pengecer Gabar 4. Gabar perencanaan jaringan logistik Fungsi objektif odel IP (ied integer prograing) bertujuan untuk eperkecil total biaya yang eliputi koponen berikut :. Biaya pengirian poduk dari pabrik ke grosir. Biaya penyipanan tak tetap yang disepakati oleh grosir 3. Biaya pengirian produk dari grosir ke pengecer Sedangkan kendala tabahan yaitu:. Julah produk yang dikiri dari pabrik ke grosir tidak boleh elebihi kapasitas produksi pada pabrik tersebut.. Julah produk yang dikirikan dari grosir ke pengecer tidak boleh elebihi kapasitas penyipanan produk pada grosir. 3. Julah produk yang dikirikan grosir harus lebih kecil dari julah produk yang diteria grosir. isalkan: Indeks: i = Indeks produk j = Indeks pabrik = Indeks grosir n = Indeks pengecer Paraeter: I = Banyaknya produk J = Banyaknya pabrik = Banyaknya grosir = Banyaknya pengecer P = Kapasitas produksi untuk produk i ij pada pabrik j K i = Kapasitas penyipanan untuk produk i pada grosir D in = Perintaan untuk produk i pada pengecer n C ij = Biaya pengirian unit produk untuk produk i dari pabrik j ke grosir F i = Biaya penyipanan tetap untuk produk i pada grosir C i = Biaya penyipanan yang tak tetap untuk unit produk i pada grosir I i = Tingkat penyipanan rata-rata untuk produk i pada grosir C = Biaya pengirian unit produk in untuk produk i dari grosir ke pengecer n. Variabel keputusan: ij = Banyaknya produk i yang dikirikan dari pabrik j ke grosir in = Banyaknya produk i yang dikirikan dari grosir ke pengecer n, Jika produk i dikirikan y i = elalui grosir 0, selainnya odel di atas dapat diforulasikan sebagai berikut: J I I I iniu C ij ij + yi ( Fi + Ci Ii ) + C in in = j= i= = i= n= = i=

15 6 dengan kendala sebagai berikut:. Julah produk yang dikirikan dari pabrik tidak boleh elebihi kapasitas poduksi pada pabrik tersebut. Pij ij, i, j =. Julah produk yang dikirikan keluar dari grosir tidak boleh elebihi kapasitas penyipanannya. Ki in, i, n = 3. Karena grosir tidak eproduksi produk, aka julah produk yang dikirikan keluar dari grosir tidak boleh elebihi julah produk yang dikirikan ke grosir tersebut. J ij in, i, j= n= 4. eastikan bahwa seua perintaan konsuen pada pengecer sudah dipenuhi. Din = in, i, n = 5. eastikan seua variabel keputusan in adalah tak negatif. in 0 in,, 6. eastikan seua variabel keputusan ij adalah tak negatif. ij 0 i, j, 7. eastikan variabel keputusan y i adalah biner. yi { 0, } i, IV. STUDI KASUS ASALAH PEODELA JARIGA LOGISTIK Suatu pabrik enghasilkan dua aca produk. Produk tersebut akan dikirikan ke tiga grosir yang berbeda, keudian dari grosir produk tersebut akan dikirikan ke delapan pengecer yang berbeda. Asusi yang digunakan dala eodelkan jaringan logistik ini terdiri dari: satu pabrik ( ) J, dua produk (, ) I I, tiga grosir (,, 3) (,,,,,,, ) dan delapan pengecer Data hipotetik yang dibangkitkan secara acak untuk eodelkan jaringan logistik dengan odel IP (ied integer prograing) diberikan sebagai berikut : Tabel. Kapasitas produksi produk i pada pabrik j (dala satuan) Pabrik Produk J I 705 I 8 Tabel. Kapasitas penyipanan produk i pada grosir (dala satuan) Grosir Produk 3 I I Tabel 3. Perintaan untuk produk i pada pengecer n (dala satuan) Pengecer Produk I I

16 7 Tabel 4. Biaya pengirian unit produk untuk produk i dari pabrik j ke grosir (dala $) Grosir Produk, Pabrik 3 I, J I, J Tabel 5. Biaya penyipanan tetap untuk produk i pada grosir (dala $) Grosir Produk 3 I I Tabel 6. Biaya penyipanan yang tak tetap untuk unit produk i pada grosir (dala $) Grosir Produk 3 I I Tabel 7. Tingkat penyipanan rata-rata untuk produk i pada grosir (dala $) Grosir Produk 3 I I Tabel 8. Biaya pengirian unit produk untuk produk i dari grosir ke pengecer n (dala $) Pengecer Produk, Grosir I, I, I, I, I, I, Untuk eforulasikan IP (ied integer prograing) didefinisikan peubah: ij = Banyaknya produk i yang dikirikan dari pabrik j ke grosir in =Banyaknya produk i yang dikirikan dari grosir ke pengecer n y i, Jika produk i dikirikan = elalui grosir 0, selainnya Untuk : i =, j = =,,3 n =,,3,4,5,6,7,8

17 8 Sehingga asalahnya dapat diforulasikan sebagai berikut : J I I I iniu C ij ij + yi ( Fi + Ci Ii ) + C in in = j= i= = i= n= = i= Dengan kendala sebagai berikut:. Julah produk yang dikirikan dari pabrik tidak boleh elebihi kapasitas poduksi pada pabrik tersebut. P 3 ij, ; = ij i j P + + 3, i; j P + + 3, i; j i =, j =. Julah produk yang dikirikan dari grosir tidak boleh elebihi kapasitas penyipanannya. K 8 i,, = in n i K i, K i, K i, K i, K i, K i, i =, =,,3 3. Karena grosir tidak eproduksi produk, aka julah produk yang dikirikan keluar dari grosir tidak boleh elebihi julah produk yang dikirikan ke grosir tersebut 8,, = ij = in j n i i, i, i, i, i, i, i =, =,,3 4. eastikan bahwa seua perintaan konsuen pada pengecer sudah dipenuhi. 3 Din = in, i, n = D = D = D 8 = D = D = D 8 = i =, n =,,3,4,5,6,7,8 5. eastikan seua variabel keputusan adalah tak negatif in in 0 in,, i =, =,,3 n =,,3,4,5,6,7, 6. eastikan seua variabel keputusan adalah tak negatif ij ij 0 i, j, i =, j = =,,3 7. eastikan variabel keputusan y i adalah biner yi { 0, } i, i =, =,,3

18 9 Jika asalah di atas diuraikan secara anual sebagai berikut : (,+,,) + (,+,,) + (, +,, ) + ( + ) + (,3+,3,3 ) + (,3+,3,3 ) + (,+,, ) + (,+,, ) + (,,, ) (,,, ) (,3+,3,3 ) + (,3,3,3) iniu C,,,, + y, F C I C,,,, + C,,,, + y, F C I C,,,, C,,,, + y, F C I C,,,, + C,,,, + y, F, C,I, C,,,,8 +C,,3,,3 + y,3 F C I C,3,,3, + C,,3,,3 + y,3 F C I C,3,,3,8 +C,,,, + y, F C I C,,,, + C,,,, + y, F C I C,,,, C,,,, + y, F + C I + C,,,, C,,,, + y, F + C I + C,,,,8 +C,,3,,3 + y,3 F C I C,3,, 3, + C,,3,,3 + y,3 F + C I + C,3,,3, Dengan kendala: isalkan diuraikan kendala i =,; j = ; =,,3 i =,; j = ; =,,3 0 i =,; j = ; =,,3 3 0 i =,; j = ; =,,3 0 i =,; j = ; =,,3 3 0 i =,; j = ; =,,3 Pada uraian tersebut, terlihat bahwa banyak sekali persaaan aupun pertidaksaaan yang harus diselesaikan. Sangat elelahkan jika digunakan etode branch and bound secara anual. asalah di atas selanjutnya diselesaikan enggunakan Lingo 8.0 (Lihat lapiran ). ilai fungsi objektif yang didapat adalah 7048, diperoleh pada iterasi ke 9. Hal ini eperlihatkan bahwa seua pengirian produk dari pabrik sudah sapai di pengecer. Diuraikan sebagai berikut: Tabel 9. Banyaknya produk i yang dikirikan dari pabrik j ke grosir Grosir Produk, Pabrik 3 I, J I, J

19 0 Tabel 0. Banyaknya produk i yang dikirikan dari grosir ke pengecer n Pengecer Produk, Grosir I, I, I, I, I, I, J I Gabar 5. Jaringan pengirian produk I

20 3 4 J I Gabar 6. Jaringan pengirian produk I Dari solusi optial yang diperoleh dapat diketahui terdapat banyak keungkinan pilihan bagi suatu produk dapat dikirikan ke pengecer elewati grosir. Hal ini dipengaruhi oleh tingkat penyipanan ratarata produk i pada grosir dan biaya pengirian unit produk untuk produk i dari grosir ke pengecer n. Pengirian produk tersebut akan einiiukan total biaya pengirian dengan eilih salah satu alur pengirian produk ke pengecer elewati grosir. V. SIPULA DA SARA 5. Sipulan asalah perencanaan jaringan logistik sangat diperlukan perusahaan untuk epelajari keadaan pasar, eahai perintaan konsuen, dan eaksialkan laba yang didapat. Telah diperlihatkan bahwa asalah jaringan logistik dapat dipandang sebagai asalah IP (ied integer prograing). Untuk eperudah pebahasan telah dicantukan contoh kasus yang berkaitan dengan perasalahan jaringan logistik. Adapun data yang digunakan berupa data hipotetik. Penyelesaian asalah ini enggunakan software Lingo 8.0 dengan etode Branch and Bound, sehingga dapat eenuhi perintaan konsuen dan sekaligus einiukan total biaya pengirian. 5. Saran Pada tulisan ini telah dibahas bagaiana eodelkan jaringan logistik dengan odel IP (ied integer prograing). Akan lebih baik lagi jika ada yang enindaklanjuti penelitian ini dengan engabil data secara real.

21 DAFTAR PUSTAKA Garfinkel, R.S & G.L. ehauser. 97. Integer Prograing. John Willey & Sons, ew York. a, Hongze & Suo. Chenia A odel for Designing ultiple Products Logistics etworks. Itnernational Journal of Physical Distribution & Logsctics anageent. ABI/IFOR Global pg. 7. ash, S.G. & A. Sofer Linear and onlinear Prograing cgraw-hill, ew York. Taha, H.A Integer Prograing. Acadeic Press, ew York. Winston, W.L Introduction to atheatical Prograing nd ed. Dubury, ew York.

22 L A P I R A 3

23 4 Lapiran Contoh penyelesaian suatu LP dengan etode branch and bound Dari LP pada Contoh isalkan diberikan integer prograing berikut: aksiukan z = () Terhadap : + 3 () (3), 0 dan integer...(4) Penyelesaian : Daerah fisibel untuk asalah IP di atas diberikan pada gabar berikut : 8 6 Solusi Optial Subproble =,3 = 5, Gabar. Daerah Fisibel IP LP tersebut anggap sebagai Subproble.. Cari solusi LP-Relaksasi dari subproble Dengan engeliinasi persaaan () dan (3) didapat =,3, = 5,85. Substitusikan hasil tersebut ke dala persaaan () didapat z = 38,4. Karena solusi yang didapat belu eenuhi kendala integer aka harus dibuat subproble baru, yaitu: Subproble : Subproble + kendala ( 6) Subproble 3 : Subproble + kendala ( 5) Daerah fisibel untuk subproble dan subproble 3 diberikan pada gabar berikut : Gabar. Daerah Fisibel untuk Subproble dan Subproble 3. Cari solusi LP-Relaksasi dari subproble = 6 Substitusikan = 6 ke persaaan + = 3 (5)

24 5 Sehingga didapatkan =. Substitusikan nilai dan yang didapat ke persaaan () sehingga diperoleh z = Cari solusi LP-Relaksasi dari subproble 3 = 5 Substitusikan = 5 ke persaaan (3) Sehingga didapatkan =,7778. Substitusikan nilai dan yang didapat ke persaaan () sehingga diperoleh z = 37,4446. Karena solusi yang didapat belu eenuhi kendala integer aka harus dibuat subproble baru, yaitu: Subproble 4 : Subproble 3 + kendala ( ) Subproble 5 : Subproble 3 + kendala ( ) Daerah fisibel untuk subproble 4 dan subproble 5 diberikan pada gabar berikut : Subproble 4 Subproble 5 Gabar 4. Daerah Fisibel untuk subproble 4 dan subproble 5 4. Cari solusi LP-Relaksasi dari subproble 4 = Substitusikan = ke persaaan (5) Sehingga didapatkan = 6. Substitusikan nilai dan yang didapat ke persaaan () sehingga diperoleh z =37. Karena titik (,3;5,85) tidak berada di daerah fisibel subproble 4, aka subproble 4 tidak eiliki solusi fisibel. 5. Cari solusi LP-Relaksasi dari subproble 5 = Substitusikan = ke persaaan = 4 (6) Sehingga didapatkan = 4, 6. Substitusikan nilai dan yang didapat ke persaaan () sehingga diperoleh z = 37. Dari subproble-subproble di atas terlihat bahwa subproble dan subproble 5 yang eenuhi kendala integer. Karena nilai fungsi objektik dari kedua subproble tersebut saa, aka solusi optial dari LP tersebut terdapat pada titik = dan = 6 serta = dan = 4, 6 dengan nilai fungsi objektif 37.

25 6 Lapiran Progra untuk enyelesaikan asalah IP (ied integer prograing) dengan enggunakan Lingo 8.0. ODEL: SETS: PRODUKi/PROD,PROD/; PABRIKj/PAB/; GROSIR/GROS,GROS,GROS3/; PEGECERn/ECER,ECER,ECER3,ECER4,ECER5,ECER6,ECER7,ECER8/; PRODUKPABRIK(PRODUKi,PABRIKj):P; PRODUKPEGECER(PRODUKi,PEGECERn):D; PRODUKPABRIKGROSIR(PRODUKPABRIK,GROSIR):C,X; PRODUKGROSIR(PRODUKi,GROSIR):F,II,Y,C,K; PRODUKGROSIRPEGECER(PRODUKGROSIR,PEGECERn):C3,X; EDSETS @FOR(PRODUKGROSIRPEGECER(I,,):X(I,,)>=0); DATA: P = 705 8; D = ; C = ; F = ; II = ; C = ; K = ; C3 = ; EDDATA Global optial solution found at iteration: 9 Objective value: Variable Value Reduced Cost P( PROD, PAB) P( PROD, PAB) D( PROD, ECER) D( PROD, ECER) D( PROD, ECER3) D( PROD, ECER4) D( PROD, ECER5)

26 D( PROD, ECER6) D( PROD, ECER7) D( PROD, ECER8) D( PROD, ECER) D( PROD, ECER) D( PROD, ECER3) D( PROD, ECER4) D( PROD, ECER5) D( PROD, ECER6) D( PROD, ECER7) D( PROD, ECER8) C( PROD, PAB, GROS) C( PROD, PAB, GROS) C( PROD, PAB, GROS3) C( PROD, PAB, GROS) C( PROD, PAB, GROS) C( PROD, PAB, GROS3) X( PROD, PAB, GROS) X( PROD, PAB, GROS) X( PROD, PAB, GROS3) X( PROD, PAB, GROS) X( PROD, PAB, GROS) X( PROD, PAB, GROS3) F( PROD, GROS) F( PROD, GROS) F( PROD, GROS3) F( PROD, GROS) F( PROD, GROS) F( PROD, GROS3) II( PROD, GROS) II( PROD, GROS) II( PROD, GROS3) II( PROD, GROS) II( PROD, GROS) II( PROD, GROS3) Y( PROD, GROS) Y( PROD, GROS) Y( PROD, GROS3) Y( PROD, GROS) Y( PROD, GROS) Y( PROD, GROS3) C( PROD, GROS) C( PROD, GROS) C( PROD, GROS3) C( PROD, GROS) C( PROD, GROS) C( PROD, GROS3) K( PROD, GROS) K( PROD, GROS) K( PROD, GROS3) K( PROD, GROS) K( PROD, GROS) K( PROD, GROS3) C3( PROD, GROS, ECER) C3( PROD, GROS, ECER) C3( PROD, GROS, ECER3) C3( PROD, GROS, ECER4) C3( PROD, GROS, ECER5) C3( PROD, GROS, ECER6)

27 C3( PROD, GROS, ECER7) C3( PROD, GROS, ECER8) C3( PROD, GROS, ECER) C3( PROD, GROS, ECER) C3( PROD, GROS, ECER3) C3( PROD, GROS, ECER4) C3( PROD, GROS, ECER5) C3( PROD, GROS, ECER6) C3( PROD, GROS, ECER7) C3( PROD, GROS, ECER8) C3( PROD, GROS3, ECER) C3( PROD, GROS3, ECER) C3( PROD, GROS3, ECER3) C3( PROD, GROS3, ECER4) C3( PROD, GROS3, ECER5) C3( PROD, GROS3, ECER6) C3( PROD, GROS3, ECER7) C3( PROD, GROS3, ECER8) C3( PROD, GROS, ECER) C3( PROD, GROS, ECER) C3( PROD, GROS, ECER3) C3( PROD, GROS, ECER4) C3( PROD, GROS, ECER5) C3( PROD, GROS, ECER6) C3( PROD, GROS, ECER7) C3( PROD, GROS, ECER8) C3( PROD, GROS, ECER) C3( PROD, GROS, ECER) C3( PROD, GROS, ECER3) C3( PROD, GROS, ECER4) C3( PROD, GROS, ECER5) C3( PROD, GROS, ECER6) C3( PROD, GROS, ECER7) C3( PROD, GROS, ECER8) C3( PROD, GROS3, ECER) C3( PROD, GROS3, ECER) C3( PROD, GROS3, ECER3) C3( PROD, GROS3, ECER4) C3( PROD, GROS3, ECER5) C3( PROD, GROS3, ECER6) C3( PROD, GROS3, ECER7) C3( PROD, GROS3, ECER8) X( PROD, GROS, ECER) X( PROD, GROS, ECER) X( PROD, GROS, ECER3) X( PROD, GROS, ECER4) X( PROD, GROS, ECER5) X( PROD, GROS, ECER6) X( PROD, GROS, ECER7) X( PROD, GROS, ECER8) X( PROD, GROS, ECER) X( PROD, GROS, ECER) X( PROD, GROS, ECER3) X( PROD, GROS, ECER4) X( PROD, GROS, ECER5) X( PROD, GROS, ECER6) X( PROD, GROS, ECER7) X( PROD, GROS, ECER8) X( PROD, GROS3, ECER)

28 9 X( PROD, GROS3, ECER) X( PROD, GROS3, ECER3) X( PROD, GROS3, ECER4) X( PROD, GROS3, ECER5) X( PROD, GROS3, ECER6) X( PROD, GROS3, ECER7) X( PROD, GROS3, ECER8) X( PROD, GROS, ECER) X( PROD, GROS, ECER) X( PROD, GROS, ECER3) X( PROD, GROS, ECER4) X( PROD, GROS, ECER5) X( PROD, GROS, ECER6) X( PROD, GROS, ECER7) X( PROD, GROS, ECER8) X( PROD, GROS, ECER) X( PROD, GROS, ECER) X( PROD, GROS, ECER3) X( PROD, GROS, ECER4) X( PROD, GROS, ECER5) X( PROD, GROS, ECER6) X( PROD, GROS, ECER7) X( PROD, GROS, ECER8) X( PROD, GROS3, ECER) X( PROD, GROS3, ECER) X( PROD, GROS3, ECER3) X( PROD, GROS3, ECER4) X( PROD, GROS3, ECER5) X( PROD, GROS3, ECER6) X( PROD, GROS3, ECER7) X( PROD, GROS3, ECER8) Row Slack or Surplus Dual Price

29

MASALAH PEMODELAN JARINGAN LOGISTIK BANYAK PRODUK MUHAMAD YANDRIE AZIS

MASALAH PEMODELAN JARINGAN LOGISTIK BANYAK PRODUK MUHAMAD YANDRIE AZIS MASALAH PEMODELAN JARINGAN LOGISTIK BANYAK PRODUK MUHAMAD YANDRIE AZIS DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 ABSTRACT MUHAMAD YANDRIE AZIS.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Data dan Variabel 2.1.1 Data Pengertian data enurut Webster New World Dictionary adalah things known or assued, yang berarti bahwa data itu sesuatu yang diketahui atau dianggap.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Graph Sebelu sapai pada pendefinisian asalah network flow, terlebih dahulu pada bagian ini akan diuraikan engenai konsep-konsep dasar dari odel graph dan representasinya

Lebih terperinci

Penerapan Metode Simpleks Untuk Optimalisasi Produksi Pada UKM Gerabah

Penerapan Metode Simpleks Untuk Optimalisasi Produksi Pada UKM Gerabah Konferensi Nasional Siste & Inforatika 2017 STMIK STIKOM Bali, 10 Agustus 2017 Penerapan Metode Sipleks Untuk Optialisasi Produksi Pada UKM Gerabah Ni Luh Gede Pivin Suwirayanti STMIK STIKOM Bali Jl. Raya

Lebih terperinci

II LANDASAN TEORI. suatu fungsi dalam variabel-variabel. adalah suatu fungsi linear jika dan hanya jika untuk himpunan konstanta,.

II LANDASAN TEORI. suatu fungsi dalam variabel-variabel. adalah suatu fungsi linear jika dan hanya jika untuk himpunan konstanta,. II LANDASAN TEORI Pada pembuatan model penjadwalan pertandingan sepak bola babak kualifikasi Piala Dunia FIFA 2014 Zona Amerika Selatan, diperlukan pemahaman beberapa teori yang digunakan di dalam penyelesaiannya,

Lebih terperinci

Penyelesaian Algortima Pattern Generation dengan Model Arc-Flow pada Cutting Stock Problem (CSP) Satu Dimensi

Penyelesaian Algortima Pattern Generation dengan Model Arc-Flow pada Cutting Stock Problem (CSP) Satu Dimensi Penyelesaian Algortia Pattern Generation dengan Model Arc-Flow pada Cutting Stock Proble (CSP) Satu Diensi Putra BJ Bangun, Sisca Octarina, Rika Apriani Jurusan Mateatika Fakultas MIPA Universitas Sriwijaya

Lebih terperinci

Model Produksi dan Distribusi Energi

Model Produksi dan Distribusi Energi Model Produksi dan Distribusi Energi Yayat Priyatna Jurusan Mateatika FMIPA UNPAD Jl. Raya Jatinangor Bdg Sd K 11 E ail : yatpriyatna@yahoo.co Abstrak Salah satu tujuan utaa proses produksi dan distribusi

Lebih terperinci

Daerah fisibel untuk masalah IP di atas diberikan pada gambar berikut :

Daerah fisibel untuk masalah IP di atas diberikan pada gambar berikut : L A M P I R A N 3 4 Lampiran Contoh penyelesaian suatu LP dengan metode branch and bound Dari LP pada Contoh Misalkan diberikan integer programming berikut: Maksimumkan z = 7x + 5x () Terhadap : x + x

Lebih terperinci

SIFAT-SIFAT OPERASI ARITMATIKA, DETERMINAN DAN INVERS PADA MATRIKS INTERVAL TUGAS AKHIR. Oleh : NURSUKAISIH

SIFAT-SIFAT OPERASI ARITMATIKA, DETERMINAN DAN INVERS PADA MATRIKS INTERVAL TUGAS AKHIR. Oleh : NURSUKAISIH SIFAT-SIFAT OPERASI ARITMATIKA DETERMINAN DAN INVERS PADA MATRIKS INTERVAL TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Meperoleh Gelar Sarjana Sains pada Jurusan Mateatika Oleh : NURSUKAISIH 0854003938

Lebih terperinci

Sistem Linear Max-Plus Interval Waktu Invariant

Sistem Linear Max-Plus Interval Waktu Invariant Siste Linear Max-Plus Interval Waktu Invariant A 11 M. Andy udhito Progra Studi Pendidikan Mateatika FKIP Universitas Sanata Dhara Paingan Maguwoharjo Yogyakarta eail: arudhito@yahoo.co.id Abstrak elah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. segi kuantitas dan kualitasnya. Penambahan jumlah konsumen yang tidak di ikuti

BAB I PENDAHULUAN. segi kuantitas dan kualitasnya. Penambahan jumlah konsumen yang tidak di ikuti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air erupakan kebutuhan yang penting bagi kehidupan anusia. Manusia tidak dapat elanjutkan kehidupannya tanpa penyediaan air yang cukup dala segi kuantitas dan kualitasnya.

Lebih terperinci

Penentuan Jumlah, Lokasi dan Cakupan Distribusi Gudang Produk Air Minum Dalam Kemasan Jenis Gelas (Studi Kasus di PT. Dzakiya Tirta Utama)

Penentuan Jumlah, Lokasi dan Cakupan Distribusi Gudang Produk Air Minum Dalam Kemasan Jenis Gelas (Studi Kasus di PT. Dzakiya Tirta Utama) Perfora (2005) Vol. 4, No.2: 52-63 Penentuan Julah, Lokasi dan Cakupan Distribusi Gudang Produk Air Minu Dala Keasan Jenis Gelas (Studi Kasus di PT. Dzakiya Tirta Utaa) Dyan Parardyo S, Yuniaristanto,

Lebih terperinci

ISSN WAHANA Volume 67, Nomer 2, 1 Desember 2016

ISSN WAHANA Volume 67, Nomer 2, 1 Desember 2016 ISSN 0853 4403 WAHANA Volue 67, Noer 2, Deseber 206 PERBANDINGAN LATIHAN BOLA DIGANTUNG DAN BOLA DILAMBUNGKAN TERHADAP HASIL BELAJAR SEPAK MULA DALAM PERMAINAN SEPAK TAKRAW PADA SISWA PUTRA KELAS X-IS

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar elakang Sepak bola merupakan olahraga yang populer di seluruh dunia termasuk di Indonesia. Sepak bola sebenarnya memiliki perangkat-perangkat penting yang harus ada dalam penyelenggaraannya,

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin tingginya mobilitas penduduk di suatu negara terutama di kota besar tentulah memiliki banyak permasalahan, mulai dari kemacetan yang tak terselesaikan hingga moda

Lebih terperinci

BAHASAN ALGORITME ARITMETIK GF(3 ) Telah dijelaskan sebelumnya bahwa dalam mengonstruksi field GF(3 )

BAHASAN ALGORITME ARITMETIK GF(3 ) Telah dijelaskan sebelumnya bahwa dalam mengonstruksi field GF(3 ) BAB IV BAHASAN ALGORITME ARITMETIK GF(3 ) Telah dijelaskan sebelunya bahwa dala engonstruksi field GF(3 ) diperoleh dari perluasan field 3 dengan eilih polinoial priitif berderajat atas 3 yang dala hal

Lebih terperinci

PEMROGRAMAN INTEGER DENGAN FUNGSI OBJEKTIF LINEAR SEPOTONG - SEPOTONG

PEMROGRAMAN INTEGER DENGAN FUNGSI OBJEKTIF LINEAR SEPOTONG - SEPOTONG PEMROGRAMAN INTEGER DENGAN FUNGSI OBJEKTIF LINEAR SEPOTONG - SEPOTONG Oleh : FEBIANA RESI SAPTA G540037 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 008

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE HOMOTOPI PADA MASALAH PERAMBATAN GELOMBANG INTERFACIAL

PENGGUNAAN METODE HOMOTOPI PADA MASALAH PERAMBATAN GELOMBANG INTERFACIAL PENGGUNAAN METODE HOMOTOPI PADA MASALAH PERAMBATAN GELOMBANG INTERFACIAL JAHARUDDIN Departeen Mateatika Fakultas Mateatika Ilu Pengetahuan Ala Institut Pertanian Bogor Jl Meranti, Kapus IPB Daraga, Bogor

Lebih terperinci

APLIKASI INTEGER LINEAR PROGRAMMING UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA PEMINDAHAN BARANG DI PT RST

APLIKASI INTEGER LINEAR PROGRAMMING UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA PEMINDAHAN BARANG DI PT RST APLIKASI INTEGER LINEAR PROGRAMMING UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA PEMINDAHAN BARANG DI PT RST Andry Budian Sutanto dan Abdullah Shahab Progra Studi Magter Manajeen Teknologi, Institut Teknologi Sepuluh Nopeber

Lebih terperinci

KEBERADAAN SOLUSI PERSAMAAN DIOPHANTIN MATRIKS POLINOMIAL DAN PENYELESAIANNYA MENGGUNAKAN TITIK-TITIK INTERPOLASI

KEBERADAAN SOLUSI PERSAMAAN DIOPHANTIN MATRIKS POLINOMIAL DAN PENYELESAIANNYA MENGGUNAKAN TITIK-TITIK INTERPOLASI KEBERADAAN SOLUSI PERSAMAAN DIOPHANTIN MATRIKS POLINOMIAL DAN PENYELESAIANNYA MENGGUNAKAN TITIK-TITIK INTERPOLASI Laila Istiani R. Heri Soelistyo Utoo 2, 2 Progra Studi Mateatika Jurusan Mateatika FMIPA

Lebih terperinci

MASALAH PENJADWALAN MATA KULIAH : STUDI KASUS DI DEPARTEMEN MATEMATIKA FMIPA IPB MAYANG SARI G

MASALAH PENJADWALAN MATA KULIAH : STUDI KASUS DI DEPARTEMEN MATEMATIKA FMIPA IPB MAYANG SARI G MASALAH PENJADWALAN MATA KULIAH : STUDI KASUS DI DEPARTEMEN MATEMATIKA FMIPA IPB MAYANG SARI G54103006 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di bidang-bidang lain, seperti sosial, politik, dan budaya. perbedaan antara yang kaya dengan yang miskin.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di bidang-bidang lain, seperti sosial, politik, dan budaya. perbedaan antara yang kaya dengan yang miskin. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pebangunan ekonoi erupakan asalah penting bagi suatu negara, untuk itu sejak awal pebangunan ekonoi endapat tepat penting dala skala prioritas pebangunan nasional

Lebih terperinci

ALJABAR MAX-PLUS BILANGAN KABUR (Fuzzy Number Max-Plus Algebra) INTISARI ABSTRACT

ALJABAR MAX-PLUS BILANGAN KABUR (Fuzzy Number Max-Plus Algebra) INTISARI ABSTRACT M. And Rhudito, dkk., Aljabar Max-Plus Bilangan Kabur ALJABAR MAX-PLUS BILANGAN KABUR (Fuzz Nuber Max-Plus Algebra) M. And Rudhito, Sri Wahuni 2, Ari Suparwanto 2 dan F. Susilo 3 Jurusan Pendidikan Mateatika

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Proses produksi di bidang pertanian secara umum merupakan kegiatan

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Proses produksi di bidang pertanian secara umum merupakan kegiatan 2 III. KERANGKA PEMIKIRAN Proses produksi di bidang pertanian secara uu erupakan kegiatan dala enciptakan dan enabah utilitas barang atau jasa dengan eanfaatkan lahan, tenaga kerja, sarana produksi (bibit,

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kamar darurat (Emergency Room/ER) adalah tempat yang sangat penting peranannya pada rumah sakit. Aktivitas yang cukup padat mengharuskan kamar darurat selalu dijaga oleh

Lebih terperinci

Bab III S, TORUS, Sebelum mempelajari perbedaan pada grup fundamental., dan figure eight terlebih dahulu akan dipelajari sifat dari grup

Bab III S, TORUS, Sebelum mempelajari perbedaan pada grup fundamental., dan figure eight terlebih dahulu akan dipelajari sifat dari grup GRUP FUNDAMENTAL PADA Bab III S, TORUS, P dan FIGURE EIGHT Sebelu epelajari perbedaan pada grup fundaental S, Torus, P, dan figure eight terlebih dahulu akan dipelajari sifat dari grup fundaental asing-asing

Lebih terperinci

BAB III m BAHASAN KONSTRUKSI GF(3 ) dalam penelitian ini dapat dilakukan dengan mengacu pada konsep perluasan filed pada Bab II bagian 2.8.

BAB III m BAHASAN KONSTRUKSI GF(3 ) dalam penelitian ini dapat dilakukan dengan mengacu pada konsep perluasan filed pada Bab II bagian 2.8. BAB III BAHASAN KONSTRUKSI GF( ) Untuk engonstruksi GF( ) dala penelitian ini dapat dilakukan dengan engacu pada konsep perluasan filed pada Bab II bagian 28 Karena adalah bilangan pria, aka berdasarkan

Lebih terperinci

Penentuan Akar-Akar Sistem Persamaan Tak Linier dengan Kombinasi Differential Evolution dan Clustering

Penentuan Akar-Akar Sistem Persamaan Tak Linier dengan Kombinasi Differential Evolution dan Clustering Jurnal Kubik, Volue No. ISSN : 338-0896 Penentuan Akar-Akar Siste Persaaan Tak Linier dengan Kobinasi Differential Evolution dan Clustering Jaaliatul Badriyah Jurusan Mateatika, Universitas Negeri Malang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam skala prioritas pembangunan nasional dan daerah di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dalam skala prioritas pembangunan nasional dan daerah di Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pebangunan ekonoi erupakan asalah penting bagi suatu negara, untuk itu sejak awal pebangunan ekonoi endapat tepat penting dala skala prioritas pebangunan nasional

Lebih terperinci

PENJUMLAHAN MOMENTUM SUDUT

PENJUMLAHAN MOMENTUM SUDUT PENJUMAHAN MOMENTUM SUDUT A. Penjulahan Moentu Sudut = + Gabar.9. Penjulahan oentu angular secara klasik. Dua vektor oentu angular dan dijulahkan enghasilkan Jika oentu angular elektron pertaa adalah dan

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN. Tabel 1. Indikator/ Indikasi Penelitian

BAB III. METODE PENELITIAN. Tabel 1. Indikator/ Indikasi Penelitian 39 BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Penelitian ini terasuk tipe penelitian dengan pendekatan analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Analisis ini dipergunakan untuk enggabarkan tentang

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah penentuan rute bus karyawan mendapat perhatian dari para peneliti selama lebih kurang 30 tahun belakangan ini. Masalah optimisasi rute bus karyawan secara matematis

Lebih terperinci

BENTUK NORMAL SMITH DAN MATRIKS BAIK KIRI/KANAN

BENTUK NORMAL SMITH DAN MATRIKS BAIK KIRI/KANAN BENTUK NORMAL SMITH DAN MATRIKS BAIK KIRI/KANAN Yuiati (yui@ail.ut.ac.id) Universitas Terbuka ABSTRACT The Sith noral for and left good atrix have been known in atrix theore. Any atrix over the principal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daya nasional yang memberikan kesempatan bagi peningkatan demokrasi, dan

BAB I PENDAHULUAN. daya nasional yang memberikan kesempatan bagi peningkatan demokrasi, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pebangunan daerah sebagai bagian yang integral dari pebangunan nasional dilaksanakan berdasakan prinsip otonoi daerah dan pengaturan suber daya nasional yang

Lebih terperinci

sejumlah variabel keputusan; fungsi yang akan dimaksimumkan atau diminimumkan disebut sebagai fungsi objektif, Ax = b, dengan = dapat

sejumlah variabel keputusan; fungsi yang akan dimaksimumkan atau diminimumkan disebut sebagai fungsi objektif, Ax = b, dengan = dapat sejumlah variabel keputusan; fungsi yang akan dimaksimumkan atau diminimumkan disebut sebagai fungsi objektif nilai variabel-variabel keputusannya memenuhi suatu himpunan kendala yang berupa persamaan

Lebih terperinci

MAKALAH SISTEM BASIS DATA

MAKALAH SISTEM BASIS DATA MAKALAH SISTEM BASIS DATA (Entity Relationship Diagra (ERD) Reservasi Hotel) Disusun Oleh : Yulius Dona Hipa (16101055) Agustina Dau (15101635) Arsenia Weni (16101648) PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMARIKA

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Konsep teori graf diperkenalkan pertama kali oleh seorang matematikawan Swiss,

I. PENDAHULUAN. Konsep teori graf diperkenalkan pertama kali oleh seorang matematikawan Swiss, I. PENDAHULUAN. Latar Belakang Konsep teori graf diperkenalkan pertaa kali oleh seorang ateatikawan Swiss, Leonard Euler pada tahun 736, dala perasalahan jebatan Konigsberg. Teori graf erupakan salah satu

Lebih terperinci

KAJIAN METODE ZILLMER, FULL PRELIMINARY TERM, DAN PREMIUM SUFFICIENCY DALAM MENENTUKAN CADANGAN PREMI PADA ASURANSI JIWA DWIGUNA

KAJIAN METODE ZILLMER, FULL PRELIMINARY TERM, DAN PREMIUM SUFFICIENCY DALAM MENENTUKAN CADANGAN PREMI PADA ASURANSI JIWA DWIGUNA Jurnal Mateatika UNAND Vol. 3 No. 4 Hal. 160 167 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Mateatika FMIPA UNAND KAJIAN METODE ZILLMER, FULL PRELIMINARY TERM, DAN PREMIUM SUFFICIENCY DALAM MENENTUKAN CADANGAN PREMI PADA

Lebih terperinci

Penggunaan Media Manik-Manik Untuk Meningkatkan Kemampuan Belajar Matematika Anak Tunagrahita. Maman Abdurahman SR dan Hayatin Nufus

Penggunaan Media Manik-Manik Untuk Meningkatkan Kemampuan Belajar Matematika Anak Tunagrahita. Maman Abdurahman SR dan Hayatin Nufus Riset PenggunaanMedia Manik-Manik* Maan Abdurahan SR HayatinNufus Penggunaan Media Manik-Manik Untuk Meningkatkan Keapuan Belajar Mateatika Anak Tunagrahita Maan Abdurahan SR Hayatin Nufus Universitas

Lebih terperinci

III HASIL DAN PEMBAHASAN

III HASIL DAN PEMBAHASAN 7 III HASIL DAN PEMBAHASAN 3. Analisis Metode Dala penelitian ini akan digunakan etode hootopi untuk enyelesaikan persaaan Whitha-Broer-Koup (WBK), yaitu persaaan gerak bagi perabatan gelobang pada perairan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT Tirta Ala Seesta. Perusahaan tersebut berlokasi di Desa Ciburayut, Kecaatan Cigobong, Kabupaten Bogor. Peilihan objek

Lebih terperinci

ANALISIS HOMOTOPI DALAM PENYELESAIAN SUATU MASALAH TAKLINEAR

ANALISIS HOMOTOPI DALAM PENYELESAIAN SUATU MASALAH TAKLINEAR ANALISIS HOMOTOPI DALAM PENYELESAIAN SUATU MASALAH TAKLINEAR JAHARUDDIN Departeen Mateatika, Fakultas Mateatika dan Iu Pengetahuan Ala, Institut Pertanian Bogor Jln. Meranti, Kapus IPB Draaga, Bogor 1668,

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bencana alam merupakan interupsi signifikan terhadap kegiatan operasional sehari-hari yang bersifat normal dan berkesinambungan. Interupsi ini dapat menyebabkan entitas

Lebih terperinci

ABSTRAK. Keywords: Economic Quantity Production, Nasution, A.H, Perencanaan dan Pengendalian Persediaan. ABSTRACT

ABSTRAK. Keywords: Economic Quantity Production, Nasution, A.H, Perencanaan dan Pengendalian Persediaan. ABSTRACT PERECANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA PRODUKSI DENGAN METODE ECONOMIC PRODUCTION QUANTITY MULTI ITEM DI CV. FAJAR TEKNIK SEJAHTERA Dio Kharisa Putra, Rusindiyanto dan Budi Santoso

Lebih terperinci

PANDUAN SELEKSI TINGKAT KAB/KOTA

PANDUAN SELEKSI TINGKAT KAB/KOTA PANDUAN SELEKSI TINGKAT KAB/KOTA CERDAS CERMAT EMPAT PILAR MPR (PANCASILA, UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945, NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA, BHiNNEKA TUNGGAL IKA, DAN KETETJ\PAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2. Graf Graf G= (V G,E G ) adalah suatu siste yang terdiri dari hipunan berhingga tak kosong V G dari objek yang dinaakan titik (ertex) dan hipunan E G, pasangan tak berurut dari

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka

Bab 2 Tinjauan Pustaka 5 Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1. Definisi Penjadwalan Penjadwalan adalah kegiatan pengalokasian suber-suber atau esin-esin yang ada untuk enjalankan sekupulan tugas dala jangka waktu tertentu. (Baker,1974).

Lebih terperinci

Definisi 3.3: RUANG SAMPEL KONTINU Ruang sampel kontinu adalah ruang sampel yang anggotanya merupakan interval pada garis bilangan real.

Definisi 3.3: RUANG SAMPEL KONTINU Ruang sampel kontinu adalah ruang sampel yang anggotanya merupakan interval pada garis bilangan real. 0 RUANG SAMPEL Kita akan eperoleh ruang sapel, jika kita elakukan suatu eksperien atau percobaan. Eksperien disini erupakan eksperien acak. Misalnya kita elakukan suatu eksperien yang diulang beberapa

Lebih terperinci

ISBN:

ISBN: POSIDING SEMINA NASIONAL P e n e l i t i a n, P e n d i d i k a n, d a n P e n e r a p a n M I P A Tanggal 18 Mei 2013, FMIPA UNIVESITAS NEGEI YOGYAKATA ISBN: 978 979-96880 7-1 Bidang: Mateatika dan Pendidikan

Lebih terperinci

FAMILI BARU DARI METODE ITERASI ORDE TIGA UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR DENGAN AKAR GANDA ABSTRACT

FAMILI BARU DARI METODE ITERASI ORDE TIGA UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR DENGAN AKAR GANDA ABSTRACT FAMILI BARU DARI METODE ITERASI ORDE TIGA UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR DENGAN AKAR GANDA Elvi Syahriah 1, Khozin Mu taar 2 1,2 Progra Studi S1 Mateatika Jurusan Mateatika Fakultas Mateatika

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI 0 I PEDAHULUA. Latar Belakang Peternakan didefinisikan sebagai suatu usaha untuk membudidayakan hewan ternak. Jika dilihat dari enis hewan yang diternakkan, terdapat berbagai enis peternakan, salah satunya

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI Halaan i iii I PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN 11 Latar Belakang 1 12 Fungsi Pengawas dan Peeriksa 2 13 Pengawasan 2 14 Peeriksaan 3 II PEMERIKSAAN ISIAN DAFTAR VIMK14-L2

Lebih terperinci

Perbandingan Bilangan Dominasi Jarak Satu dan Dua pada Graf Hasil Operasi Comb

Perbandingan Bilangan Dominasi Jarak Satu dan Dua pada Graf Hasil Operasi Comb Perbandingan Bilangan Doinasi Jarak Satu dan Dua pada Graf Hasil Operasi Cob Reni Uilasari 1) 1) Jurusan Teknik Inforatika, Fakultas Teknik, Universitas Muhaadiyah Jeber Eail : 1) reniuilasari@gailco ABSTRAK

Lebih terperinci

PENENTUAN LOKASI DALAM MANAJEMEN HUTAN

PENENTUAN LOKASI DALAM MANAJEMEN HUTAN PENENTUAN LOKASI DALAM MANAJEMEN HUTAN Oleh : KABUL EKA PRIANA G54102023 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006 ABSTRAK KABUL EKA PRIANA. Penentuan

Lebih terperinci

DISTRIBUSI DUA PEUBAH ACAK

DISTRIBUSI DUA PEUBAH ACAK 0 DISTRIBUSI DUA PEUBAH ACAK Dala hal ini akan dibahas aca-aca fungsi peluang atau fungsi densitas ang berkaitan dengan dua peubah acak, aitu distribusi gabungan, distribusi arginal, distribusi bersarat,

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI I PENDAHULUAN 11 Latar Belakang Manajemen operasi suatu industri penerbangan merupakan suatu permasalahan Operations Research yang kompleks Secara umum, perusahaan dihadapkan pada berbagai persoalan dalam

Lebih terperinci

BILANGAN PRIMA : PERKEMBANGAN DAN APLIKASINYA

BILANGAN PRIMA : PERKEMBANGAN DAN APLIKASINYA J. J. Siang BILANGAN PRIMA : PERKEMBANGAN DAN APLIKASINYA Intisari Dala tulisan ini dipaparkan engenai sejarah peneuan bilangan pria, pengujian bilangan pria besar, serta salah satu aplikasinya dala kriptografi

Lebih terperinci

PENENTUAN BESAR CADANGAN PADA ASURANSI JIWA BERSAMA DWIGUNA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ILLINOIS

PENENTUAN BESAR CADANGAN PADA ASURANSI JIWA BERSAMA DWIGUNA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ILLINOIS Jurnal Mateatika UNAND Vol. 5 No. 3 Hal. 85 91 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Mateatika FMIPA UNAND PENENTUAN BESAR CADANGAN PADA ASURANSI JIWA BERSAMA DWIGUNA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ILLINOIS FERDY NOVRI

Lebih terperinci

Pertemuan ke-3 Persamaan Non-Linier: Metode ½ Interval (Bisection) 27 September 2012

Pertemuan ke-3 Persamaan Non-Linier: Metode ½ Interval (Bisection) 27 September 2012 Perteuan ke-3 Persaaan Non-Linier: Metode ½ Interval (Bisection) 7 Septeber 01 Analisa Terapan Terapan:: Metode Nuerik Dr.Eng. Agus S. Muntohar Metode Bisection Dasar Teorea: Suatu persaaan ()0, diana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penulis melakukan penelitian serta pengambilan data-data pada lokasi

BAB III METODE PENELITIAN. penulis melakukan penelitian serta pengambilan data-data pada lokasi BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Guna eperoleh data-data yang dibutuhkan dala penelitian ini, penulis elakukan penelitian serta pengabilan data-data pada lokasi penelitian. Penelitian ini

Lebih terperinci

PERANCANGAN TATA LETAK SEL UNTUK MEMINIMASI VARIASI BEBAN SEL DAN MAKESPAN

PERANCANGAN TATA LETAK SEL UNTUK MEMINIMASI VARIASI BEBAN SEL DAN MAKESPAN PERANCANGAN TATA LETAK SEL UNTUK MEMINIMASI VARIASI BEBAN SEL DAN MAKESPAN Agus Ristono Teknik Industri UPN Veteran Yogyakarta Jl. Babarsari 02 Tabakbayan Yogyakarta Indonesia 55281 Phone: + 62 274 485

Lebih terperinci

KESEIMBANGAN LINTASAN TIPE U- LINE ASSEMBLY PADA PERAKITAN POMPA AIR

KESEIMBANGAN LINTASAN TIPE U- LINE ASSEMBLY PADA PERAKITAN POMPA AIR Jurnal Teknik Industri, Vol., No., Juni 2009, pp. 4-50 ISSN 4-2485 KESEIMBANGAN LINTASAN TIPE U- LINE ASSEMBLY PADA PERAKITAN POMPA AIR Pratikto, Tanti Octavia 2 Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Mesin,

Lebih terperinci

BAB III METODE BEDA HINGGA CRANK-NICOLSON

BAB III METODE BEDA HINGGA CRANK-NICOLSON BAB III METODE BEDA HINGGA CRANK-NICOLSON 3. Metode Beda Hingga Crank-Nicolson (C-N) Metode Crank-Nicolson dikebangkan oleh Crank John dan Phyllips Nicholson pada pertengahan abad ke-, etode ini erupakan

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM KOMPUTERISASI PROSES PINJAMAN DAN ANGSURAN PINJAMAN ANGGOTA KOPERASI ( STUDI KASUS PADA KOPERASI AMANAH SEJAHTERA SEMARANG )

PERANCANGAN SISTEM KOMPUTERISASI PROSES PINJAMAN DAN ANGSURAN PINJAMAN ANGGOTA KOPERASI ( STUDI KASUS PADA KOPERASI AMANAH SEJAHTERA SEMARANG ) PERANCANGAN SISTEM KOMPUTERISASI PROSES PINJAMAN DAN ANGSURAN PINJAMAN ANGGOTA KOPERASI ( STUDI KASUS PADA KOPERASI AMANAH SEJAHTERA SEMARANG ) Siti Munawaroh, S.Ko Abstrak: Koperasi Aanah Sejahtera erupakan

Lebih terperinci

MASALAH PENJADWALAN MATA KULIAH : STUDI KASUS DI DEPARTEMEN MATEMATIKA FMIPA IPB MAYANG SARI G

MASALAH PENJADWALAN MATA KULIAH : STUDI KASUS DI DEPARTEMEN MATEMATIKA FMIPA IPB MAYANG SARI G MASALAH PENJADWALAN MATA KULIAH : STUDI KASUS DI DEPARTEMEN MATEMATIKA FMIPA IPB MAYANG SARI G5403006 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Angka Gizi Buruk Di Jawa Timur dengan Pendekatan Regresi Nonparametrik Spline

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Angka Gizi Buruk Di Jawa Timur dengan Pendekatan Regresi Nonparametrik Spline JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol., No., (Sept. ) ISSN: 3-9X D-77 Faktor-Faktor yang Mepengaruhi Angka Gizi Buruk Di Jawa Tiur dengan Pendekatan Regresi Nonparaetrik Spline Riana Kurnia Dewi, I Nyoan Budiantara

Lebih terperinci

PENJADWALAN MATA KULIAH MENGGUNAKAN INTEGER NONLINEAR PROGRAMMING Studi Kasus di Bina Sarana Informatika Bogor ERLIYANA

PENJADWALAN MATA KULIAH MENGGUNAKAN INTEGER NONLINEAR PROGRAMMING Studi Kasus di Bina Sarana Informatika Bogor ERLIYANA PENJADWALAN MATA KULIAH MENGGUNAKAN INTEGER NONLINEAR PROGRAMMING Studi Kasus di Bina Sarana Informatika Bogor ERLIYANA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Graf Definisi 1 (Graf, Graf Berarah dan Graf Takberarah) 2.2 Linear Programming

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Graf Definisi 1 (Graf, Graf Berarah dan Graf Takberarah) 2.2 Linear Programming 4 II TINJAUAN PUSTAKA Untuk memahami permasalahan yang berhubungan dengan penentuan rute optimal kendaraan dalam mendistribusikan barang serta menentukan solusinya maka diperlukan beberapa konsep teori

Lebih terperinci

Pelabelan Total Super (a,d) - Sisi Antimagic Pada Graf Crown String (Super (a,d)-edge Antimagic Total Labeling of Crown String Graph )

Pelabelan Total Super (a,d) - Sisi Antimagic Pada Graf Crown String (Super (a,d)-edge Antimagic Total Labeling of Crown String Graph ) 1 Pelabelan Total Super (a,d) - Sisi Antiagic Pada Graf Crown String (Super (a,d)-edge Antiagic Total Labeling of Crown String Graph ) Enin Lutfi Sundari, Dafik, Slain Pendidikan Mateatika, Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kartu Prabayar IM3 PT Indosat (Indonesia Satellite Coorporation) adalah salah satu perusahaan penyelenggara jasa telekounikasi internasional yang terkeuka di Indonesia. Selain

Lebih terperinci

Konstruksi Kode Cross Bifix Bebas Ternair Untuk Panjang Ganjil

Konstruksi Kode Cross Bifix Bebas Ternair Untuk Panjang Ganjil Prosiding SI MaNIs (Seinar Nasional Integrasi Mateatika dan Nilai Islai) Vol.1, No.1, Juli 017, Hal. 1-5 p-issn: 580-4596; e-issn: 580-460X Halaan 1 Konstruksi Kode Cross Bifix Bebas Ternair Untuk Panjang

Lebih terperinci

MATRIKS DALAM LABORATORIUM oleh : Sugata Pikatan

MATRIKS DALAM LABORATORIUM oleh : Sugata Pikatan Kristal no.12/april/1995 1 MATRIKS DALAM LABORATORIUM oleh : Sugata Pikatan Di dala ateatika anda pasti sudah pernah berhadapan dengan sebuah siste persaaan linier. Cacah persaaan yang berada di dala siste

Lebih terperinci

KONSTRUKSI ALGORITME ARITMETIK GF(3 m ) DENGAN OPERASI DIBANGKITKAN DARI SIFAT GRUP SIKLIK I L H A M

KONSTRUKSI ALGORITME ARITMETIK GF(3 m ) DENGAN OPERASI DIBANGKITKAN DARI SIFAT GRUP SIKLIK I L H A M KONSTRUKSI ALGORITME ARITMETIK GF(3 ) DENGAN OPERASI DIBANGKITKAN DARI SIFAT GRUP SIKLIK I L H A M SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

PEMETAAN MEDAN ELEKTROMAGNETIK PADA PEMUKIMAN PENDUDUK DI BAWAH JARINGAN SUTT 150 KV PLN WILAYAH KALIMANTAN BARAT

PEMETAAN MEDAN ELEKTROMAGNETIK PADA PEMUKIMAN PENDUDUK DI BAWAH JARINGAN SUTT 150 KV PLN WILAYAH KALIMANTAN BARAT PEMETAAN MEDAN ELEKTROMAGNETIK PADA PEMUKIMAN PENDUDUK DI BAWAH JARINGAN SUTT 5 KV PLN WILAYAH KALIMANTAN BARAT Baharuddin Progra Studi Teknik Elektro, Universitas Tanjungpura, Pontianak Eail : cithara89@gail.co

Lebih terperinci

Gambar 1. Skema proses komunikasi dalam pembelajaran

Gambar 1. Skema proses komunikasi dalam pembelajaran 2 kurang tertarik epelajari pelajaran ilu pengetahuan ala karena etode pebelajaran yang diterapkan guru. Jadi etode pengajaran guru sangat epengaruhi inat belajar siswa dala epelajari ilu pengetahuan ala.

Lebih terperinci

Diberikan sebarang relasi R dari himpunan A ke B. Invers dari R yang dinotasikan dengan R adalah relasi dari B ke A sedemikian sehingga

Diberikan sebarang relasi R dari himpunan A ke B. Invers dari R yang dinotasikan dengan R adalah relasi dari B ke A sedemikian sehingga Departent of Matheatics FMIPA UNS Lecture 3: Relation C A. Universal, Epty, and Equality Relations Diberikan sebarang hipunan A. Maka A A dan erupakan subset dari A A dan berturut-turut disebut relasi

Lebih terperinci

Membelajarkan Geometri dengan Program GeoGebra

Membelajarkan Geometri dengan Program GeoGebra Mebelajarkan Geoetri dengan Progra GeoGebra Oleh : Jurusan Pendidikan Mateatika FMIPA UNY Yogyakarta Eail: ali_uny73@yahoo.co ABSTRAK Peanfaatan teknologi koputer dengan berbagai progranya dala pebelajaran

Lebih terperinci

2-EKSPONEN DIGRAPH DWIWARNA ASIMETRIK DENGAN DUA CYCLE YANG BERSINGGUNGAN

2-EKSPONEN DIGRAPH DWIWARNA ASIMETRIK DENGAN DUA CYCLE YANG BERSINGGUNGAN Bulletin of Matheatics Vol. 03 No. 0 (20) pp. 39 48. 2-EKSPONEN DIGRAPH DWIWARNA ASIMETRIK DENGAN DUA CYCLE YANG BERSINGGUNGAN Mardiningsih Saib Suwilo dan Indra Syahputra Abstract. Let D asyetric two-coloured-digraph

Lebih terperinci

LEMBAR SOAL UJIAN SEKOLAH TAHUN PELAJARAN 2008/2009

LEMBAR SOAL UJIAN SEKOLAH TAHUN PELAJARAN 2008/2009 DOKUMEN NEGARA SANGAT RAHASIA P-01 PEMERINTAH DAERAH PROPINSI DKI JAKARTA DINAS PENDIDIKAN MENENGAH DAN TINGGI SUB DINAS PENDIDIKAN SMK LEMBAR SOAL UJIAN SEKOLAH TAHUN PELAJARAN 008/009 Mata Diklat : MATEMATIKA

Lebih terperinci

PENYELESAIAN MASALAH PENJADWALAN PERTANDINGAN SEPAK BOLA DENGAN SISTEM ROUND-ROBIN ABDILLAH

PENYELESAIAN MASALAH PENJADWALAN PERTANDINGAN SEPAK BOLA DENGAN SISTEM ROUND-ROBIN ABDILLAH PENYELESAIAN MASALAH PENJADWALAN PERTANDINGAN SEPAK BOLA DENGAN SISTEM ROUND-ROBIN ABDILLAH DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PENYELESAIAN

Lebih terperinci

(R.4) PENGUJIAN DAN PEMODELAN ASOSIASI DUA VARIABEL KATEGORIK MULTI-RESPON DENGAN METODE BOOTSTRAP DAN ALGORITMA GANGE

(R.4) PENGUJIAN DAN PEMODELAN ASOSIASI DUA VARIABEL KATEGORIK MULTI-RESPON DENGAN METODE BOOTSTRAP DAN ALGORITMA GANGE (R.4) PENGUJIAN DAN PEMODELAN ASOSIASI DUA VARIABEL KATEGORIK MULTI-RESPON DENGAN METODE BOOTSTRAP DAN ALGORITMA GANGE Giat Sudrajat Saruda, 2 Septiadi Padadisastra, 3 I Gede Nyoan Mindra Jaya Mahasiswa

Lebih terperinci

Perbandingan Mean Squared Error (MSE) Metode Prasad-Rao dan Jiang-Lahiri-Wan Pada Pendugaan Area Kecil

Perbandingan Mean Squared Error (MSE) Metode Prasad-Rao dan Jiang-Lahiri-Wan Pada Pendugaan Area Kecil Vol. 2, 2017 Perbandingan Mean Squared Error (MSE) Metode Prasad-Rao dan Jiang-Lahiri-Wan Pada Pendugaan Area Kecil Widiarti 1*, Rifa Raha Pertiwi 2, & Agus Sutrisno 3 Jurusan Mateatika, Fakultas Mateatika

Lebih terperinci

ANALISA PENGGUNAAN GENEATOR INDUKSI TIGA FASA PENGUATAN SENDIRI UNTUK SUPLAI SISTEM SATU FASA

ANALISA PENGGUNAAN GENEATOR INDUKSI TIGA FASA PENGUATAN SENDIRI UNTUK SUPLAI SISTEM SATU FASA ANALISA PENGGUNAAN GENEATOR INDUKSI TIGA ASA PENGUATAN SENDIRI UNTUK SUPLAI SISTEM SATU ASA Maulana Ardiansyah, Teguh Yuwono, Dedet Candra Riawan Jurusan Teknik Elektro TI - ITS Abstrak Generator induksi

Lebih terperinci

Persamaan Schrödinger dalam Matriks dan Uraian Fungsi Basis

Persamaan Schrödinger dalam Matriks dan Uraian Fungsi Basis Bab 2 Persaaan Schrödinger dala Matriks dan Uraian Fungsi Basis 2.1 Matriks Hailtonian dan Fungsi Basis Tingkat-tingkat energi yang diizinkan untuk sebuah elektron dala pengaruh operator Hailtonian Ĥ dapat

Lebih terperinci

PERHITUNGAN INTEGRAL FUNGSI REAL MENGGUNAKAN TEKNIK RESIDU

PERHITUNGAN INTEGRAL FUNGSI REAL MENGGUNAKAN TEKNIK RESIDU PERHITUNGAN INTEGRAL FUNGSI REAL MENGGUNAKAN TEKNIK RESIDU Warsito (warsito@ail.ut.ac.id) Universitas Terbuka ABSTRAT A function f ( x) ( is bounded and continuous in (, ), so the iproper integral of rational

Lebih terperinci

BUKU 3 PEDOMAN PENGAWAS/PEMERIKSA BADAN PUSAT STATISTIK

BUKU 3 PEDOMAN PENGAWAS/PEMERIKSA BADAN PUSAT STATISTIK BUKU 3 PEDOMAN PENGAWAS/PEMERIKSA BADAN PUSAT STATISTIK KATA PENGANTAR Buku 3 ini erupakan seri buku pedoan yang disusun dala rangka Survei Industri Mikro dan Kecil 2013 (VIMK13) Buku ini euat pedoan bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber untuk membiayai dirinya dan keluarganya, dan bagi tenaga kerja yang

BAB I PENDAHULUAN. sumber untuk membiayai dirinya dan keluarganya, dan bagi tenaga kerja yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upah bagi para pekerja erupakan faktor penting karena erupakan suber untuk ebiayai dirinya dan keluarganya, dan bagi tenaga kerja yang berpendidikan upah erupakan hasil

Lebih terperinci

CLASSIFIER BERDASAR TEORI BAYES. Pertemuan 4 KLASIFIKASI & PENGENALAN POLA

CLASSIFIER BERDASAR TEORI BAYES. Pertemuan 4 KLASIFIKASI & PENGENALAN POLA CLASSIFIER BERDASAR TEORI BAYES Perteuan 4 KLASIFIKASI & PENGENALAN POLA Miniu distance classifiers elakukan klasifikasi berdasarkan jarak terpendek. Ada dua jenis yang dibahas:. The Euclidean Distance

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Riset Operasi Masalah pengoptimalan timbul sejak adanya usaha untuk menggunakan pendekatan ilmiah dalam memecahkan masalah manajemen suatu organisasi. Sebenarnya kegiatan yang

Lebih terperinci

THE CAUSALITY AVAILABILITY OF FOOD AND ECONOMIC GROWTH IN CENTRAL JAVA

THE CAUSALITY AVAILABILITY OF FOOD AND ECONOMIC GROWTH IN CENTRAL JAVA THE CAUSALITY AVAILABILITY OF FOOD AND ECONOMIC GROWTH IN CENTRAL JAVA Juli Biantoro 1, Didit Purnoo 2 1,2 Fakultas Ekonoi dan Bisnis, Universitas Muhaadiyah Surakarta dp274@us.ac.id Abstrak Ketahanan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KINERJA ALGORITMA GENETIKA DAN ALGORITMA HEURISTIK RAJENDRAN UNTUK PENJADUALAN PRODUKSI JENIS FLOW SHOP

PERBANDINGAN KINERJA ALGORITMA GENETIKA DAN ALGORITMA HEURISTIK RAJENDRAN UNTUK PENJADUALAN PRODUKSI JENIS FLOW SHOP PERBANDINGAN KINERJA ALGORITMA GENETIKA DAN ALGORITMA HEURISTIK RAJENDRAN UNTUK PERJADUALAN PRODUKSI JENIS FLOW SHOP (Didik Wahyudi) PERBANDINGAN KINERJA ALGORITMA GENETIKA DAN ALGORITMA HEURISTIK RAJENDRAN

Lebih terperinci

PENJADWALAN KERETA API MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN LINEAR INTEGER DWI SETIANTO

PENJADWALAN KERETA API MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN LINEAR INTEGER DWI SETIANTO PENJADWALAN KERETA API MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN LINEAR INTEGER DWI SETIANTO DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011 ABSTRAK DWI SETIANTO.

Lebih terperinci

J M A. Jurnal Matematika dan Aplikasinya. Journal of Mathematics and Its Applications. Volume 7, No. 1 Juli 2008 ISSN : X

J M A. Jurnal Matematika dan Aplikasinya. Journal of Mathematics and Its Applications. Volume 7, No. 1 Juli 2008 ISSN : X DEPARTEMEN MATEMATIKA F MIPA - INSTITUT PERTANIAN BOGOR ISSN : 1412-677X Journal of Matheatics and Its Applications J M A Jurnal Mateatika dan Aplikasinya Volue 7, No. 1 Juli 28 Alaat Redaksi : Departeen

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI PENERIMAAN CALON ASISTEN PRAKTIKUM MENGGUNAKAN METODE SMART

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI PENERIMAAN CALON ASISTEN PRAKTIKUM MENGGUNAKAN METODE SMART Prosiding Seinar Nasional Ilu Koputer dan Teknologi Inforasi Vol., No., Septeber 07 e-issn 540-790 dan p-issn 54-66X SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI PENERIMAAN CALON ASISTEN PRAKTIKUM MENGGUNAKAN METODE

Lebih terperinci

BAB 3 SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET. 3.1 Sejarah Singkat Badan Pusat Statistik (BPS)

BAB 3 SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET. 3.1 Sejarah Singkat Badan Pusat Statistik (BPS) BAB 3 SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET 3.1 Sejarah Singkat Badan Pusat Statistik (BPS) Adapun sejarah Badan Pusat Statistik di Indonesia terjadi epat asa peerintah di Indonesia, antara lain : 1. Masa Peerintahan

Lebih terperinci

PEMILIHAN PERINGKAT TERBAIK FESTIVAL KOOR MENGGUNAKAN METODE TOPSIS

PEMILIHAN PERINGKAT TERBAIK FESTIVAL KOOR MENGGUNAKAN METODE TOPSIS Seinar Nasional Teknologi Inforasi dan Kounikasi 01 (SENTIKA 01 ISSN: 089-981 Yogyakarta, 8 Maret 01 PEMILIHAN PERINGKAT TERBAIK FESTIAL KOOR MENGGUNAKAN METODE TOPSIS Sauel Manurung 1 1Progra Studi Teknik

Lebih terperinci

Bab 2 LANDASAN TEORI

Bab 2 LANDASAN TEORI Bab 2 LANDASAN TEORI 2.1 Linear Programming Linear Programming (LP) merupakan metode yang digunakan untuk mencapai hasil terbaik (optimal) seperti keuntungan maksimum atau biaya minimum dalam model matematika

Lebih terperinci

LEMBAR SOAL UJIAN SEKOLAH TAHUN PELAJARAN 2008/2009

LEMBAR SOAL UJIAN SEKOLAH TAHUN PELAJARAN 2008/2009 DOKUMEN NEGARA SANGAT RAHASIA P-01 PEMERINTAH DAERAH PROPINSI DKI JAKARTA DINAS PENDIDIKAN MENENGAH DAN TINGGI SUB DINAS PENDIDIKAN SMK LEMBAR SOAL UJIAN SEKOLAH TAHUN PELAJARAN 008/009 Mata Diklat : MATEMATIKA

Lebih terperinci

II LANDASAN TEORI (ITDP 2007)

II LANDASAN TEORI (ITDP 2007) 2 II LADASA EORI Untuk membuat model optimasi penadwalan bus ransakarta diperlukan pemahaman beberapa teori. erikut ini akan dibahas satu per satu. 2.1 Penadwalan 2.1.1 Definisi Penadwalan Penadwalan merupakan

Lebih terperinci

Implementasi Histogram Thresholding Fuzzy C-Means untuk Segmentasi Citra Berwarna

Implementasi Histogram Thresholding Fuzzy C-Means untuk Segmentasi Citra Berwarna JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (03) ISSN: 337-3539 (30-97 Print) Ipleentasi Histogra Thresholding Fuzzy C-Means untuk Segentasi Citra Berwarna Risky Agnesta Kusua Wati, Diana Purwitasari, Rully Soelaian

Lebih terperinci