BUKU 3 PEDOMAN PENGAWAS/PEMERIKSA BADAN PUSAT STATISTIK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BUKU 3 PEDOMAN PENGAWAS/PEMERIKSA BADAN PUSAT STATISTIK"

Transkripsi

1 BUKU 3 PEDOMAN PENGAWAS/PEMERIKSA BADAN PUSAT STATISTIK

2 KATA PENGANTAR Buku 3 ini erupakan seri buku pedoan yang disusun dala rangka Survei Industri Mikro dan Kecil 2013 (VIMK13) Buku ini euat pedoan bagi para Pengawas dala elakukan pengawasan/peeriksaan terhadap hasil pendaftaran (listing) dan pencacahan perusahaan/usaha Industri Mikro dan Kecil (IMK) pada asingasing blok sensus yang enjadi wilayah tugasnya Buku ini euat berbagai hal yang harus dipahai pengawas/peeriksa, terutaa yang berkaitan dengan pengawas/peeriksa isian Daftar VIMK13-L1/L2, VIMK13- S1/S2, dan tata cara peilihan sapel perusahaan/usaha Saya inta agar seua pihak yang terkait khususnya para pengawas/peeriksa ebaca dan enggunakan buku pedoan ini secara sungguh-sungguh dala elaksanakan tugasnya, sehingga dapat diperoleh hasil pendataan yang aksial sesuai tujuan dan target yang telah ditetapkan Akhirnya saya ucapkan teria kasih dan penghargaan kepada seluruh jajaran BPS di Pusat dan di Daerah serta para peeriksa/pengawas atas kontribusinya dala pelaksanaan Survei Industri Mikro dan Kecil 2013 Selaat Bekerja Jakarta, Januari 2013 Deputi Bidang Statistik Produksi, Dr Adi Luaksono, MA NIP Pedoan Pengawas /Peeriksa VIMK13 i

3 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI Halaan i iii I PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN 11 Latar Belakang 1 12 Fungsi Pengawas dan Peeriksa 1 13 Pengawasan 2 14 Peeriksaan 3 II PEMERIKSAAN ISIAN DAFTAR VIMK13-L 21 Peeriksaan Blok I : Keterangan Tepat 5 22 Peeriksaan Blok II : Ringkasan 5 23 Peeriksaan Blok III : PendaftaranUsaha/Ruah Tangga Pojok Kanan Atas Halaan dari Halaan Konsistensi Isian Antar Kolo pada Blok III 6 24 Peeriksaan Blok V : Catatan 7 25 Peeriksaan Blok VI : Keterangan Petugas 7 III PENARIKAN SAMPEL 31 PROSEDUE Penarikan Sapel 9 32 Alokasi Sapel Usaha IMK 9 33 Alpkasi Sapel Industri Industri Mikro Per Blok Sensus Pengabilan Sapel Industri Kecil di Setiap Blok Sensus Pengabilan Sapel Industri Mikro di Setiap Blok Sensus Pengabilan Sapel Industri Mikro disetiap Blok Sensus Pengisian Daftar VIMK13-S1/S2 Contoh Penarikan Sapel IV PEMERIKSAAN ISIAN DAFTAR VIMK13 S1/S2 41 Peeriksaan Secara Uu Peeriksaan Untuk Setiap Blok Peeriksaan Blok I1: Keterangan Tepat Peeriksaan Blok I2: Keterangan Perusahaan/Usaha Peeriksaan Blok II Keterangan Uu Peeriksaan Blok III Keterangan Pekerja dan Balas Jasa 26 ii Pedoan Pengawas /Peeriksa VIMK13

4 425 Peeriksaan Blok IV : Biaya/Pengeluaran Produksi Perusahaan/Usaha Peeriksaan Blok V : Nilai Produksi dan Pendapatan Perusahaan/Usaha Peeriksaan Blok VI : Mesin Pengolahan Utaa Perusahaan Peeriksaan Blok VII : Nilai Harta yang diiliki Perusahaan Peeriksaan Blok VIII : Kendala dan Prospek 29 Usaha 4210 Peeriksaan Blok IX : Catatan Peeriksaan Blok X : Keterangan Responden Peeriksaan Blok XI : Keterangan Petugas LAMPIRAN 1 VIMK13 - RBS 33 2 VIMK13 - DS 35 Pedoan Pengawas /Peeriksa VIMK13 iii

5 BAB I PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN 11 Latar Belakang Keberhasilan suatu kegiatan survei tidak terlepas dari tanggung jawab, fungsi dan peran seluruh jajaran petugas yang ada dala struktur organisasi survei dari tingkat pusat sapai dengan tingkat daerah Agar pencacahan perusahaan/usaha Industri Mikro dan Kecil (IMK) enghasilkan data yang akurat perlu dilakukan pengawasan atas jalannya pencacahan dan peeriksaan Daftar Isian Survei Industri Mikro dan Kecil 2013 (VIMK13) Hal ini dilakukan selain untuk enghindari kesalahan dala penentuan sapel usaha terpilih, pengisian Daftar VIMK13-L1/L2 dan VIMK13-S1/S2 juga peberian kode Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) Sehubungan dengan hal tersebut di atas, agar pelaksanaan VIMK 13 dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan, diperlukan buku pedoan untuk peeriksaan isian Daftar VIMK13-L1/L2 dan VIMK13-S1/S2 Buku pedoan ini enjelaskan secara rinci tentang konsistensi isian Daftar VIMK13-L1/L2 dan VIMK13-S1/S2 baik konsistensi isian dala blok aupun konsistensi isian antar blok, juga enjelaskan tata cara penarikan sapel Diharapkan dengan adanya pedoan ini dapat diperoleh hasil yang aksial sesuai dengan yang diharapkan 12 Fungsi Pengawas dan Peeriksa Pengawasan dan peeriksaan epunyai fungsi yang strategis dala upaya enghasilkan data yang berkualitas Oleh sebab itu, kegiatan pengawasan pelaksanaan lapangan dan peeriksaan hasil pencacahan oleh pengawas harus dilaksanakan secara optial Kegiatan tersebut perlu dilakukan engingat pengawas erupakan saringan terdepan dari organisasi pengupulan data Jika hal ini dapat dilaksanakan dengan baik, aka kesalahan atau isian yang eragukan dapat diketahui secara lebih dini Pengawas epunyai peran ganda, yaitu petugas yang berperan tidak hanya berkaitan dengan aspek lapangan tetapi juga berkaitan dengan aspek kualitas data Aspek lapangan, eberikan arti bahwa pengawas epunyai tanggung jawab dala hal ketepatan waktu dan sasaran serta kelancaran aktivitas pelaksanaan tugas Pedoan Peeriksa/Pengawas VIMK13 1

6 pencacah di lapangan Aspek kualitas, lebih ditekankan kepada bagaiana seorang pengawas dapat elakukan peeriksaan kualitas isian sesuai dengan rabu-rabu yang telah ditetapkan dari instruen yang digunakan, sehingga dapat enghasilkan data yang berkualitas 13 Pengawasan Pengawas atau PMS bertugas ebibing PCS yang dibawahinya Pada hari pertaa dilakukan pencacahan VIMK13, PMS endapingi PCS elakukan pencacahan di wilayah tugas PCS bersangkutan Keudian PMS eeriksa secara langsung isian Daftar VIMK13-L1/L2 dan VIMK13-S1/S2 hasil pencacahan, PMS eberitahu apabila ada kekeliruan/kesalahan dan eberi petunjuk cara engatasinya Selain itu, PMS juga eberikan saran-saran dan pengarahan kepada PCS tentang cara berwawancara atau eberikan penjelasan kepada responden Pada tahap pengawasan dilakukan hal-hal sebagai berikut: a Periksa apakah lokasi dan batas-batas blok sensus yang dikerjakan PCS sudah sesuai dengan beban tugasnya b Yakinkan bahwa tidak satupun sapel perusahaan/usaha terlewat cacah atau dobel cacah yang dilakukan PCS satu dengan PCS lainnya c Ikut terjun ke lapangan pada tahap awal pencacahan untuk engawasi dan elakukan peeriksaan isian Daftar VIMK13-L1/L2 dan VIMK13-DS Hal ini dilakukan jika terjadi kekeliruan atau kesalahan, dapat diketahui lebih dini dan dapat segera diberitahukan kepada PCS, untuk enghindari kesalahan yang saa pada pencacahan berikutnya d Lakukan pengecekan di lapangan untuk elihat apakah PCS benar-benar elaksanakan tugasnya dengan baik e Melakukan perteuan dengan pencacah yang enjadi tanggung jawabnya secara periodik, untuk engidentifikasi berbagai asalah yang ungkin dijupai di lapangan dan encari jalan keluar untuk engatasi perasalahan tersebut f Ingatkan PCS agar elakukan pencacahan dengan Daftar VIMK13-L1/L2 sesuai dengan blok sensus terpilih dan VIMK13-S1/S2 sesuai dengan Daftar Sapel VIMK13-DS g Ingatkan PCS agar enepati jadual pencacahan yang telah ditetapkan, karena keterlabatan pencacahan akan engganggu jadual kegiatan selanjutnya 2 Pedoan Pengawas/ Peeriksa VIMK13

7 14 Peeriksaan Lain halnya dengan pengawasan, peeriksaan lebih enitik-beratkan pada aspek kualitas data atau isiannya Oleh sebab itu, PMS harus elakukan peeriksaan terhadap isian Daftar VIMK13-L1/L2 dan VIMK13-S1/S2 hasil pencacahan PCS secara seksaa Peeriksaan ini dilakukan untuk setiap rincian aupun keterkaitannya dengan rincian lain yang saling berhubungan Perhatikan kebenaran dan kewajaran isian disesuaikan dengan jenis kegiatannya, terutaa yang berupa nilai Pada tahap peeriksaan harus eperhatikan hal-hal sebagai berikut: a Dala elakukan peeriksaan terhadap Daftar VIMK13-L1/L2 dan VIMK13- S1/S2 harus berpedoan kepada Buku Pedoan Pengawas/Peeriksa VIMK13-DS Jika dijupai ketidaklengkapan isian, kesalahan ataupun isian eragukan, beritahukan kesalahan tersebut kepada PCS dan beritahu pula bagaiana seharusnya Bila perlu, untuk perbaikan tersebut dilakukan dengan kunjungan ulang bersaa-saa PCS ke lapangan b Usahakan peeriksaan dilakukan secara bertahap, artinya peeriksaan dilakukan sesegera ungkin setelah sejulah Daftar VIMK13-L1/L2 atau VIMK13-S1/S2 diteria dari PCS, tanpa harus enunggu seluruh dokuen diteria c Tepati jadual pengirian daftar VIMK13-L1/L2 dan VIMK13-S1/S2 serta dokuen-dokuen lainnya ke BPS Kabupaten/Kota Pedoan Peeriksa/Pengawas VIMK13 3

8 4 Pedoan Pengawas/ Peeriksa VIMK13

9 BAB II PEMERIKSAAN ISIAN DAFTAR VIMK13-L1 DAN L2 21 Peeriksaan Blok I: Keterangan Tepat Periksa apakah penulisan dan isian pada kotak Rincian 1 sd 6 sudah sesuai dengan daftar blok sensus yang terdapat dala Daftar VIMK13-DSBS Apabila asih salah/tidak sesuai agar diperbaiki 22 Peeriksaan Blok II: Ringkasan Salin seua rincian berdasarkan petunjuk yang ada pada Daftar Isian VIMK13- L1/L2, setelah elakukan peeriksaan untuk Blok III Pendaftaran Usaha/Ruah Tangga 23 Peeriksaan Blok III: Pendaftaran Usaha/Ruah Tangga 231 Pojok Kanan Atas Halaan dari halaan Sebelu elakukan peeriksaan terhadap konsistensi isian antar kolo yang saling berkaitan [Kolo (1) sd (42)], periksa apakah seluruh lebar atau halaan dari satu set Daftar VIMK13-L1/L2 tersebut julahnya sudah lengkap Perhatikan juga apakah penulisannya sudah engikuti aturan seperti yang tertuang pada Buku Pedoan Pencacah (Buku 2) Untuk elihat kelengkapan halaan/lebar dari satu set Daftar VIMK13-L1/L2, agar dilihat apakah yang tertulis pada Halaan dari halaan khususnya angka di bagian depan dari lebar pertaa sapai dengan lebar terakhir sudah berurutan dari noor 1 sd noor terakhir, dan pada lebar terakhir angka di bagian depan harus saa dengan angka di bagian belakang Contoh: lebar pertaa tertulis Halaan 1 dari 8 halaan, dan lebar terakhir tertulis Halaan 8 dari 8 halaan Jika terjadi hal-hal berikut: i Angka di bagian depan dari lebar pertaa hingga lebar terakhir tidak berurutan ii Angka di bagian depan tidak saa dengan angka di bagian belakang pada halaan terakhir aka pengawas enanyakan kepada pencacah apakah terjadi kesalahan dala penulisan atau ada lebar yang tercecer/hilang Apabila ternyata ada lebar yang tercecer/hilang, aka pencacah diinta untuk elakukan pencacahan ulang Pedoan Peeriksa/Pengawas VIMK13 5

10 terhadap usaha dari lebar yang tercecer/hilang tersebut 232 Konsistensi Isian Antar Kolo pada Blok III 1 Periksa noor urut pada Kolo (2), Kolo (3), Kolo (6) dan Kolo (12) apakah sudah urut dari noor 1 sapai dengan noor terakhir dala1 (satu) blok sensus 2 Periksa isian Kolo (7), Kolo (9), Kolo (13), Kolo (14), dan Kolo (15), apakah sudah tertulis dengan jelas, lengkap dan benar Jika tulisan pada kolo-kolo tersebut kurang jelas dan kurang lengkap, aka tanyakan ke pencacah dan harus dilengkapi, karena apabila tidak jelas dan kurang lengkap aka akan enyulitkan tahapan kegiatan selanjutnya 3 Periksa, jika Kolo (12) terisi noor urut aka salah satu isian Kolo (17) dan (18) harus ada tanda cek ( ) 4 Periksa isian Kolo (16) harus engacu deskripsi Kolo (15) Perbaiki jika belu sesuai 5 Periksa salah satu isian Kolo (19) sd (42) harus ada tanda cek ( ) dan sudah sesuai dengan isian Kolo (16) 6 Periksa penjulahan kode 1 pada Kolo (8) dan (11), serta penjulahan tanda cek ( ) untuk Kolo (19) sd (42) pada Rincian a, b dan c, apakah sudah benar Lakukan perbaikan jika terjadi kesalahan 7 Periksa jika Kolo (4) kode 2 dan Kolo (5) berisi 1 aka Kolo (12) harus terisi 8 Periksa jika Kolo (4) kode 2 dan Kolo (5) berisi 0 aka Kolo (6) kosong dan Kolo (7) harus tertulis penggunaan bangunan 9 Periksa jika Kolo (4) kode 1 atau 3 aka Kolo (6) sd (8) dan Kolo (11) harus terisi 10 Periksa jika Kolo (8) kode 1 aka Kolo (9) sd (16) harus terisi, salah satu Kolo (17) dan (18) berisi tanda cek ( ) 11 Periksa jika Kolo (8) kode 0 dan Kolo (11) berkode 1, aka Kolo (12) sd (16) harus terisi, salah satu Kolo (17) dan (18) berisi tanda cek ( ) 6 Pedoan Pengawas/ Peeriksa VIMK13

11 12 Periksa jika Kolo (8) kode 0 dan Kolo (11) berkode 0, aka Kolo (12) dst kosong 13 Periksa jika Kolo (10) kode 1, aka Kolo (4) berkode 3 14 Periksa jika Kolo (4) kode 1, aka Kolo (10) berkode selain 1 atau kosong 15 Periksa jika Kolo (17) berisi tanda cek ( ), aka salah satu Kolo (19) sd (42) berisi tanda cek ( ) dan Kolo (16) berisi kode yang sesuai dengan isian Kolo (19) sd (42) 16 Periksa jika Kolo (18) berisi tanda cek ( ), aka Kolo (19) sd (42) kosong 24 Peeriksaan Blok V : Catatan Apabila ada hal-hal yang eerlukan keterangan, dapat dituliskan pada blok ini Selain inforasi dari responden, pencacah dan pengawas dapat enabahkan catatan untuk eperjelas asalah yang berkaitan dengan isian Daftar VIMK13- L1/L2 25 Peeriksaan Blok VI: Keterangan Petugas Periksa apakah pencacah dan pengawas telah enuliskan naa, tanggal pelaksanaan kegiatan dan telah ebubuhkan tanda tangannya Kalau belu, pencacah dan pengawas harus enuliskannya, sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan tugas Pedoan Peeriksa/Pengawas VIMK13 7

12 8 Pedoan Pengawas/ Peeriksa VIMK13

13 BAB III PENARIKAN SAMPEL 31 Prosedur Penarikan Sapel Rancangan penarikan sapel yang digunakan adalah penarikan sapel dua tahap terstratifikasi (stratified two-stage sapling) Tahap pertaa, dari kerangka sapel blok sensus dipilih blok sensus secara probability proportional to size/pps dengan size banyaknya usaha IMK hasil pendaftaran SE06 Penarikan sapel blok sensus antar strata dilakukan secara independent Estiasi Triwulan I, dan panel Triwulan II, III, dan IV, sebanyak 3000 blok sensus dipilih dari daftar sapel blok sensus Triwulan II secara sisteatik sapling Tahap kedua, dari kerangka sapel usaha, seluruh industri kecil dipilih sebagai sapel, dan dilakukan peilihan sejulah industri ikro dari hasil pendaftaran IMK secara sisteatik linier untuk setiap jenis usaha sesuai KBLI pada blok sensus terpilih Bila julah industri kecil dala suatu provinsi elebihi target sapel usaha IMK, aka harus dilakukan peilihan sapel untuk industri kecil Pendaftaran dan pengabilan sapel usaha IMK dilakukan pada Triwulan I dan Triwulan II untuk blok sensus yang erupakan fresh saple 32 Julah Sapel Julah sapel Survei IMK 2013 dirancang untuk estiasi tingkat provinsi pada setiap triwulan Julah sapel blok sensus Triwulan I, III, dan IV sebanyak 3000 blok sensus dan 9000 usaha IMK, sedangkan julah sapel blok sensus Triwulan II sebanyak blok sensus dan usaha IMK digunakan untuk estiasi usaha IMK Tahun 2013 Pedoan Peeriksa/Pengawas VIMK13 9

14 Tabel 1 Julah Sapel Blok Sensus, Usaha, dan Level Estiasi Survei IMK 2013 Julah sapel blok sensus Triwulan I II III IV Panel Fresh Julah sapel blok sensus yg di-listing Julah sapel usaha 9000 Julah fresh 9000 panel fresh panel panel Level estiasi Provinsi Provinsi Provinsi Provinsi 33 Alokasi Sapel Usaha IMK Per Kabupaten/Kota di suatu Provinsi Khusus untuk industri kecil, seluruh usaha dala tiap blok sensus terpilih dilakukan pendaftaran IMK (take all) kecuali jika julahnya elebihi target sapel usaha IMK atau industrinya hoogen aka harus dilakukan peilihan sapel Untuk industri ikro, pencacahan dilakukan hanya pada usaha terpilih Alokasi sapel usaha industri ikro dan kecil (IMK) dilakukan oleh BPS Provinsi berdasarkan rekapitulasi julah IMK hasil listing per kabupaten/kota Alokasi sapel industri ikro per kabupaten/kota dilakukan setelah terlebih dahulu engabil populasi industri kecil sebagai sapel Dengan deikian, target sapel industri ikro di provinsi tersebut adalah target sapel IMK provinsi dikurangi dengan julah industri kecil untuk seluruh kabupaten/kota di provinsi tersebut k P P, P dengan: = Target sapel industri ikro pada suatu provinsi, P P = Target sapel IMK pada suatu provinsi, k k = Julah sapel industri kecil pada suatu provinsi, ( P P M industri kecil saa dengan populasinya (take all)) k P bila sapel Alokasi sapel industri ikro per kabupaten dilakukan secara proporsional terhadap akar julah industri ikro di asing-asing kabupaten/kota dengan ruus: 10 Pedoan Pengawas/ Peeriksa VIMK13

15 K n K 1 M K M K P, dengan: : target sapel usaha industri ikro di kabupaten/kota K, K P K : target sapel usaha industri ikro di provinsi P, M : populasi usaha industri ikro di kabupaten/kota K Hasil alokasi sapel industri ikro per kabupaten/kota dikiri kebali ke setiap kabupaten/kota untuk selanjutnya dilakukan alokasi sapel usaha industri ikro enurut KBLI Contoh : Tahap 1: Rekapitulasi julah usaha IMK hasil listing blok sensus per kabupaten/kota dala satu propinsi Tabel Rekapitulasi Julah Usaha IM dan IK Hasil Pendaftaran per Kabupaten dan Target Sapel IMK Propinsi : [xx] XXX Kabupaten/Kota Julah IK Julah IM ( 1) ( 2 ) ( 3 ) Populasi Target Sapel IMK Propinsi = 655 Usaha Target Sapel IM Propinsi = = 623 Usaha Pedoan Peeriksa/Pengawas VIMK13 11

16 Tahap 2 : Menghitung Square Root dari populasi usaha IM Julah Sapel IK dan Populasi IM per Kabupaten/Kota Square root untuk IM di Kabupaten 03 = square(340) = 1844 Alokasi sapel Kabupaten 03 = (1844/10877)*623= Alokasi Sapel Industri Mikro Per Blok Sensus di suatu Kabupaten/Kota Alokasi sapel industri ikro enurut KBLI pada setiap blok sensus terpilih dilakukan dengan eperhatikan julah IMK hasil listing Alokasi sapel industri ikro enurut KBLI per blok sensus dilakukan di BPS Kabupaten/Kota dengan tahapan seperti berikut: Kabupaten/Kota Sapel IK Akar Julah IM Sapel IM (1) (2) (3) (4) Julah Julah Sapel Rekapitulasi julah industri ikro dan julah industri kecil enurut KBLI Berdasarkan hasil listing IMK dari seluruh blok sensus sapel dengan enggunakan VIMK13-L, BPS Kabupaten/Kota ebuat rekapitulasi julah industri ikro dan julah industri kecil enurut KBLI dengan enggunakan Daftar VIMK13- RB sehingga eenuhi ruus sebagai berikut: M k 24 k M M, M h 1 i 1 dengan: M = Julah populasi IMK pada suatu kabupaten/kota, k M = Julah industri kecil pada suatu kabupaten/kota, M = Julah industri ikro pada suatu kabupaten/kota, M i = Julah industri ikro dengan KBLI i (i =1, 2, 3,,24) pada suatu kabupaten/kota, M = Julah industri ikro pada blok sensus ke-h pada suatu kabupaten/kota, h M hi, 12 Pedoan Pengawas/ Peeriksa VIMK13

17 M = Julah industri ikro dengan KBLI i, pada blok sensus ke-h (h = 1,2,3, hi k) Tabel 1 Rekapitulasi Julah Industri Kecil dan Industri Mikro Menurut KBLI per Blok Sensus di Suatu Kabupaten dari Hasil Pendaftaran IMK Provinsi : Kabupaten /Kota : Kode Kec Kode Desa Blok Sensus Julah Industri Kecil Julah Industri Mikro (M ) enurut KBLI i 24 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (28) (29) h k M k 1 M k 2 M k 3 M k h M k k M 11 M 21 M 31 M k1 M 12 M 22 M 32 M 2k M 13 M 23 M 33 M 3k M 1i M 2i M 3i M hi M ki M 241 M 242 M 243 M k24 Julah M k M 1 M 2 M 3 M i M 24 M Julah IMK M 1 M 2 M 3 M h M k Pedoan Peeriksa/Pengawas VIMK13 13

18 Contoh rekapitulasi julah industri ikro dan julah industri kecil enurut KBLI dan lokasi sapel industri ikro enurut KBLI sebagai berikut : 14 Pedoan Pengawas/ Peeriksa VIMK13

19 2 Menentukan target sapel industri ikro per KBLI di suatu kabupaten/kota Target sapel industri ikro dala satu kabupaten/kota ( ) dialokasikan ke setiap KBLI ( i ) secara proporsional akar julah industri ikro pada suatu KBLI i terhadap total akar julah industri ikro dari seluruh KBLI, dengan ruus: dengan: i i i M i M i, = Target sapel industri ikro dengan KBLI i pada suatu kabupaten/kota, M = Julah industri ikro dengan KBLI i pada suatu kabupaten/kota, = Target sapel industri ikro pada suatu kabupaten/kota, = Target sapel IMK pada suatu kabupaten/kota, k k = Julah sapel industri kecil pada suatu kabupaten/kota, ( = M sapel industri kecil saa dengan populasinya (take all)) Julah sapel industri ikro pada suatu KBLI ( i ) aksiu saa dengan populasinya ( M i ) Apabila ternyata alokasi i elebihi dialokasikan ke industri ikro KBLI lain k bila M i, aka kelebihannya Tabel 2 Rekapitulasi Julah Industri Kecil dan Industri Mikro Menurut KBLI di Suatu Kabupaten dari Hasil Pendaftaran IMK Provinsi : Kabupaten/Kota : Julah Julah populasi dan sapel Industri Mikro enurut KBLI Industri Kecil I 24 Julah (1) (2) (3) (4) (5) (26) (27) Populasi M k M 1 Sapel M k 1 M 2 2 M 3 3 M i i M M 3 Menentukan target sapel industri ikro enurut KBLI per blok sensus Alokasi sapel industri ikro per blok sensus ( hi ) untuk setiap KBLI dilakukan dengan secara proporsional akar julah industri ikro hasil pendaftaran IMK (listing) pada suatu blok sensus h dengan KBLI i terhadap total akar julah industri ikro dari seluruh blok sensus dengan KBLI i, dengan ruus: hi k h 1 M hi M hi, i Pedoan Peeriksa/Pengawas VIMK13 15

20 dengan: = Target sapel industri ikro dengan KBLI i pada blok sensus ke h, hi hi i M = Julah industri ikro dengan KBLI h pada blok sensus ke h, = Target sapel industri ikro dengan KBLI i pada suatu kabupaten/kota Tabel 3 Alokasi Sapel Industri Mikro per Blok Sensus Menurut KBLI di Suatu Kabupaten/Kota Provinsi Kabupaten/Kota Kode Kec Kode Desa : : Blok Sensus Julah populasi dan sapel Industri Mikro enurut KBLI i 24 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (27) Julah h k h 1 k h 2 k h 3 k i 2 i 3 i hi ki i h 24 k Pedoan Pengawas/ Peeriksa VIMK13

21 Contoh alokasi sapel industri ikro enurut KBLI suatu Kabupaten/Kota dan alokasi sapel industri ikro enurut KBLI enurut Blok Sensus asebagai berikut: Pedoan Peeriksa/Pengawas VIMK13 17

22 35 Pengabilan Sapel Industri Kecil di setiap Blok Sensus Dari hasil pendaftaran IMK (listing) dengan Daftar VIMK13-L1/L2, abil seluruh industri kecil yang eiliki julah tenaga kerja antara 5-19 orang, dengan langkah sebagai berikut : a Berikan tanda lingkaran pada tanda cek ( ) di Blok III Kolo (18) b Berikan pula lingkaran pada noor urut segen, bangunan fisik, bangunan sensus dan noor perusahaan/usaha di Blok III Kolo (1), (2), (3), dan (12) 36 Pengabilan Sapel Industri Mikro di setiap Blok Sensus Peilihan sapel industri ikro dilakukan berdasarkan hasil pendaftaran IMK industri ikro (Daftar VIMK13-L1/L2) di setiap blok sensus terpilih Tahap peilihan sapel industri ikro adalah sebagai berikut: a Berikan noor urut pada sebelah kanan tanda cek ( ) pada Daftar VIMK13-L1/L2 Blok III untuk asing-asing Kolo (19) sd (42) Penooran diulai dari angka 1 pada Kolo (19) halaan pertaa sapai dengan baris terakhir Kolo (19) halaan terakhir Keudian penooran diulai dari angka 1 kebali pada Kolo (20) halaan pertaa sapai dengan halaan terakhir, begitu seterusnya untuk Kolo (21) sd Kolo (42) Contoh : Untuk Kolo (19) halaan pertaa hingga halaan terakhir, peberian noor diulai dari : 1, 2, 3, 11 Keudian lanjutkan peberian noor pada Kolo (20) halaan pertaa hingga halaan terakhir diulai dengan noor 1, 2, 3, 7 Keudian lanjutkan untuk Kolo (21) halaan pertaa hingga halaan terakhir dengan noor 1, 2, 3, 4, 27 Selanjutnya peberian noor diulai dengan angka 1 untuk setiap Kolo (22), (23) sapai dengan Kolo (42) Contoh peberian noor urut Daftar VIMK13-L1/L2 Blok III Kolo (19) sd (42) halaan 1 sd terakhir: 18 Pedoan Pengawas/ Peeriksa VIMK13

23 1 Halaan 1 dari 5 halaan (19) (20) (21) (22) (23) (24) (25) (26) (42) Halaan 2 dari 5 halaan (19) (20) (21) (22) (23) (24) (25) (26) (42) Halaan 5 dari 5 halaan (19) (20) (21) (22) (23) (24) (25) (26) (42) Pedoan Peeriksa/Pengawas VIMK13 19

24 b Periksa terlebih dahulu, apakah peberian noor urut di Blok III untuk tiap Kolo (19) sd (42) sudah benar atau ada yang terlewat Perbaiki kesalahannya lebih dahulu sebelu elakukan peilihan sapel Jika sudah benar, cek julah industri ikro di setiap KBLI pada Blok III dengan rekapnya pada Blok II, yaitu dengan cara ebandingkan antara noor urut terakhir di tiap Kolo (19) sd (42) dengan banyaknya industri ikro enurut KBLI pada Daftar VIMK13 L1/L2 Blok II Rincian 2a Jika diteukan perbedaan, periksa kebali penooran pada Blok III Kolo (19) sd (42) c Hitung interval (I) untuk tiap asing-asing industri ikro dengan cara: hi hi M I hi, diana: I hi = Interval untuk pengabilan sapel industri ikro dengan KBLI i pada blok sensus ke-h, M hi = Julah industri ikro dengan KBLI i hasil pendaftaran IMK, pada blok sensus ke-h, = Target sapel industri ikro dengan KBLI i, pada blok sensus ke h hi d Menentukan unit sapel industri ikro pertaa yang terpilih (R 1hi ) untuk tiap jenis KBLI Angka rando peilihan sapel telah ditentukan dengan paket progra berdasarkan distribusi Unifor yang bernilai antara 0 dan 1 Untuk enentukan sapel terpilih pertaa (R 1hi ), dilakukan dengan ruus: R 1 hi AR I hi e Tentukan angka rando berikutnya R 2hi, R 3hi, R hi dilakukan dengan ruus sebagai berikut: R 2hi = R 1hi + R 3hi = R 2hi + R 4hi = R 3hi + I hi I I hi hi R hi = R (-1)hi + I, dengan hi Angka rando terakhir yang terpilih harus kurang dari julah industri ikro dengan KBLI i di blok sensus terpilih (R hi M hi ) f Berikan lingkaran pada noor urut tanda cek ( ) di Kolo (19) atau (20) sd (42) 20 Pedoan Pengawas/ Peeriksa VIMK13 hi

25 sesuai dengan KBLI pada Blok III Daftar VIMK13-L1/L2 yang saa dengan angka rando terpilih (R hi ) g Berikan pula tanda lingkaran pada Kolo (17), yang noor urut tanda cek ( )-nya pada Kolo (19) atau (20) sd (42) diberi lingkaran h Berikan pula tanda lingkaran pada noor segen, bangunan fisik, dan bangunan sensus serta noor perusahaan/usaha pada Blok III Daftar VIMK13-L1/L2 Kolo (1), (2), dan (3) serta Kolo (12) yang noor urut tanda cek ( ) nya pada Kolo (19) atau (20) sd (42) diberi lingkaran 37 Pengisian Daftar VIMK13-DS Pengisian Daftar VIMK13-DS dilakukan setelah selesainya seluruh tahapan peilihan sapel industri ikro aupun peberian tanda lingkaran pada seluruh industri kecil Tahapan peindahan inforasi industri ikro dan kecil dari Daftar VIMK13-L1/L2 ke Daftar VIMK13-DS dilakukan dengan cara sebagai berikut: a Salin noor urut segen, bangunan fisik, dan bangunan sensus yang diberi lingkaran pada Daftar VIMK13-L1/L2 Blok III Kol (1), (2), dan (3) ke Daftar VIMK13-DS Blok V Kolo (2), (3), dan (4) ulai dari noor urut bangunan fisik terkecil b Salin pula naa perusahaan/usaha atau pengusaha/peilik pada Blok III Daftar VIMK13-L1/L2 Kolo (13) ke dala Daftar VIMK13-DS Blok V Kol (6), yang noor urut bangunan fisik, bangunan sensus, dan noor urut tanda cek ( )-nya diberi lingkaran c Salin pula alaat lengkap dan KBLI pada VIMK13-L1/L2 Blok III Kol(19) sd Kol (42) yang noor urut tanda cek ( )-nya diberi lingkaran, ke Daftar VIMK13-DS Blok V kol (7) dan kol (8) 38 Contoh Penarikan Sapel a Hasil listing (VIMK13-L1/L2) blok sensus 003B Desa Pringgodani Kecaatan Bantur Kabupaten Malang Provinsi Jawa Tiur, sebagai berikut: Julah indutri kecil sebanyak 3 usaha (julah kode 1 pada Daftar VIMK13-L1/L2 Blok III Kolo (18) halaan terakhir = 3) Julah industri ikro sebanyak 72 usaha (penjulahan noor urut terakhir pada Daftar VIMK13-L1/L2 Blok III Kolo (19) sd (42) = 72) Pedoan Peeriksa/Pengawas VIMK13 21

26 Julah industri ikro kode KBLI 19 (industri kulit, barang dari kulit, dan alas kaki) sebanyak 26 Angka rando peilihan sapel yang tercantu dala DSBS adalah 0,53 b Hasil penghitungan alokasi sapel, dan interval sebagai berikut: Target sapel industri ikro pada blok sensus 003B ini sebanyak 17 Target sapel industri ikro KBLI 19 berjulah 10 industri Interval untuk industri ikro KBLI 19 adalah 26/10 = 2,6 c Penentuan R 1, serta penghitungan R 2 R n R1 = AR I = 0,53 2,6 = 1,38 1 Setelah didapat R 1 selanjutnya enghitung R 2 hingga R 10 dengan cara: R2 = R1 + I = 1,38 + 2,6 = 3,98 4 R3 = R2 + I = 3,98 + 2,6 = 6,58 7 R4 = R3 + I = 6,58 + 2,6 = 9,18 9 R5 = R4 + I = 9,18 + 2,6 = 11,78 12 R6 = R5 + I = 11,78 + 2,6 = 14,38 14 R7 = R6 + I = 14,38 + 2,6 = 16,98 17 R8 = R7 + I = 16,98 + 2,6 = 19,58 20 R9 = R8 + I = 19,58 + 2,6 = 22,78 23 R10 = R9 + I = 22,78 + 2,6 = 24,78 25 d Peilihan Sapel Industri Mikro Berikan lingkaran di kolo KBLI 19, yaitu Kolo (28) pada noor-noor tanda cek yang sesuai dengan angka rando terpilih Keudian lingkari pula pada noor urut segen, bangunan fisik, bangunan sensus, dan noor urut perusahaan/usaha Kolo (12), serta Kolo (17) yang bersesuaian dengan tanda cek yang dilingkari Dengan cara yang saa, lakukan penghitungan interval dan elingkari noor urut tanda cek untuk KBLI yang lain 22 Pedoan Pengawas/ Peeriksa VIMK13

27 BAB IV PEMERIKSAAN ISIAN DAFTAR VIMK13-S1/S2 41 Peeriksaan Secara Uu a Periksa banyaknya dokuen, harus sesuai dengan banyaknya usaha yang enjadi tanggung jawab asing-asing pencacah b Periksa seua dokuen, dan kode klasifikasi usaha harus sudah dituliskan pada kotak yang tersedia di pojok kanan atas c Periksa untuk setiap perubahan/ganti, pindah alaat, tutup, dan lain-lain, harus sudah diberi penjelasan pada Daftar Sapel VIMK13-DS1/DS2 d Periksa julah target pada Daftar Sapel VIMK13-DS1 Triwulan I 2013 dan Daftar Sapel VIMK13-DS2 Triwulan II 2013 harus 100 % (sapel utaa aupun pengganti), e Periksa pada triwulan II sapai triwulan IV 2013 tidak ada penggantian sapel, penggantian sapel hanya pada triwulan I 2013 f Periksa isian kode klasifikasi usaha di Blok I2 Rincian 1 Daftar VIMK13-S1/S2 harus sesuai dengan isian pada Blok V Kolo 9 Daftar VIMK13-DS1/DS2 g Seua penulisan harus sudah enggunakan huruf KAPITAL, jika belu harus dikoreksi Perhatikan pula tingkat kewajaran dan konsistensi isian yang saling terkait h Periksa untuk seluruh satuan yang dituliskan oleh petugas, harus sudah enggunakan satuan standar Apabila asih enggunakan satuan setepat agar diusahakan untuk eberikan catatan konversi dari satuan setepat yang digunakan ke satuan standar i Periksa seua nilai harus dala satuan rupiah j Periksa isian keterangan/jawaban dan atau kode yang dilingkari harus sesuai dengan kotak yang tersedia k Pilihan jawaban yang ultiple (lebih dari satu), aka isian dala kotak harus erupakan penjulahan kode-kode yang dilingkari l Seua isian keterangan/jawaban pada pilihan jawaban Lainnya (tuliskan: ) harus ada isian Apabila asih kosong agar dikonfirasikan kepada petugas untuk dicek ke lapangan Pedoan Peeriksa/Pengawas VIMK13 23

28 Jika terdapat rincian yang seharusnya isi tetapi kosong, ada hal-hal yang eragukan, kurang jelas, dan sebagainya lihat Blok VII: Catatan Apabila asih belu jelas, konfirasikan kepada petugas pencacah agar dapat dilakukan perbaikan n Jika terdapat ketidaksesuaian antara kode yang dilingkari dengan isian dala kotak aka ganti isian kotak sesuai dengan kode yang dilingkari 42 Peeriksaan untuk Setiap Blok 421 Peeriksaan Blok I1 : Keterangan Tepat a Periksa isian identitas pada Blok I1, harus sudah sesuai dengan identitas pada Daftar VIMK13-DS1/DS2 b Rincian 2: Kabupaten/Kota harus sudah dicoret yang tidak diperlukan (Kabupaten/Kota atau Kabupaten/ Kota) Hal yang saa juga untuk Rincian 4 Desa/Kelurahan, harus sudah dicoret yang tidak sesuai c Rincian 7 (noor urut sapel) dan Rincian 8 (noor urut perusahaan/usaha terpilih) harus saa dengan noor urut pada Daftar VIMK13-DS1/DS2, Blok V, Kolo (1) dan (5) 422 Peeriksaan Blok I2: Keterangan Perusahaan/Usaha a Rincian 3 (Naa Perusahaan/Usaha) dan Rincian 4 (Alaat Perusahaan/Usaha) harus saa dengan naa dan alaat perusahaan/usaha pada Daftar VIMK13- DS1/DS2 Blok V, Kolo (6) dan (7) b Rincian 7: Tuliskan kegiatan utaa perusahaan/usaha sejelas-jelasnya Pada isian KBLI apakah sudah sesuai dengan isian kegiatan utaa perusahaan/usaha Jika ragu, konfirasikan kebali ke pencacah untuk eastikan jenis produksi utaanya c Rincian 8: Sifat Usaha Harus ada salah satu noor yang dilingkari d Rincian 9: Tuliskan produk utaa yang dihasilkan e Cerati penulisan produk utaa yang dihasilkan pada Rincian 9, apakah sudah secara rinci dan jelas f Jika terdapat hal-hal yang tidak sesuai atau eragukan, konfirasikan kepada pencacah untuk dapat dilakukan perbaikan 24 Pedoan Pengawas/ Peeriksa VIMK13

29 423 Peeriksaan Blok II : Keterangan Uu a Rincian 1 : Harus ada isian Seandainya kosong konfirasikan kepada pencacah untuk dilengkapi b Rincian 3 : Perhatikan kewajaran isian Sekalipun kita tidak epunyai batasan tingkat kewajaran uur seorang pengusaha, sebaiknya tetap diperhatikan berapa kewajaran uur seorang pengusaha, isian aksiu 98 c Rincian 4 : Perhatikan konsistensi antara pendidikan tertinggi yang ditaatkan dengan uur pada isian Rincian 3, jika terdapat keraguan tanyakan kepada pencacah d Rincian 5 : Cek konsistensinya dengan naa perusahaan/usahanya Tahapan peeriksaan Isian rincian 3 saa dengan 12 aka isian rincian 4 lebih kecil saa dengan 2 Isian rincian 3 saa dengan 15 aka isian rincian 4 lebih kecil saa dengan 3 Isian rincian 3 saa dengan 18 aka isian rincian 4 lebih kecil saa dengan 4 Isian rincian 3 saa dengan 19 aka isian rincian 4 lebih kecil saa dengan Peeriksaan Blok III : Keterangan Pekerja dan Balas Jasa Rincian 1 Banyaknya pekerja, hari kerja dan rata-rata ja kerja per hari Perhatikan isian banyaknya pekerja untuk setiap bulan kegiatan pada Rincian 1 Isian banyaknya pekerja iniu 1 orang Perhatikan pula isian banyaknya hari kerja pada Rincian 1b untuk setiap bulan kegiatan isian aksiu saa dengan julah hari pada bulan bersangkutan Bulan kegiatan tidak boleh kosong seua, paling tidak ada satu bulan kegiatan harus isi Perhatikan apakah Rincian 1c sudah diisi dengan benar dan wajar Lakukan pengecekan kewajaran isian rata-rata ja kerja per hari perusahaan/usaha Isian rata-rata ja kerja yang benar adalah 1 sapai 24 ja Rincian 2 Banyaknya pekerja (terasuk pengusaha) dibayar dan tidak dibayar enurut jenis pekerja Lakukan tahapan peeriksaan sebagai berikut : Pedoan Peeriksa/Pengawas VIMK13 25

30 Rincian 2 harus ada isian dan pastikan keterangan pengusaha pada Blok II terasuk dala rincian ini Rincian 2c Kolo (6) harus ada isian inial 1 Kolo (6) yaitu Julah dari Kolo (2) sd (5) untuk asing-asing jenis pekerjaan Isian Rincian 2a Kolo (6) = Penjulahan Rincian 2a Kolo (2) sd 2a Kolo (5) Isian Rincian 2b Kolo (6) = Penjulahan Rincian 2b Kolo (6) sd 2b Kolo (5) Isian Rincian 2c Kolo (6) = Penjulahan Rincian 2c Kolo (2) sd 2b Kolo (5) Isian Rincian 2c Kolo (2) = Rincian 2a Kolo (2) + Rincian 2b Kolo (2) sian Rincian 2c Kolo (3) = Rincian 2a Kolo (3) + Rincian 2b Kolo (3) Isian Rincian 2c Kolo (4) = Rincian 2a Kolo (4) + Rincian 2b Kolo (4) Isian Rincian 2c Kolo (5) = Rincian 2a Kolo (5) + Rincian 2b Kolo (5) Isian Rincian 2c Kolo (6) = Rincian 2a Kolo (6) + Rincian 2b Kolo (6) Isian Rincian 3c Kolo (2) = Rincian 3a Kolo (2) + Rincian 3b Kolo (2) Jika Blok III Rincian 3a terisi, aka Rincian 2c Kolo 2 harus terisi Jika Blok III Rincian 3b terisi, aka Rincian 2c Kolo 3 harus terisi 425 Peeriksaan Blok IV : Total Biaya/Pengeluaran Produksi Perusahaan/Usaha a Periksa apakah seua biaya/pengeluaran yang ada pada Rincian 1 sd Rincian 15 Kolo (4) sudah benar dala satuan rupiah Jika terdapat keraguan konfirasikan pada pencacah untuk engetahui apakah perlu dilakukan perbaikan dan kunjungan ulang b Rincian 1a sd Rincian 1g terdapat isian aka Kolo (2) satuan standar harus terisi, Kolo (3) banyaknya bahan baku dan bahan penolong yang digunakan harus ada isian dan lihat kewajarannya dengan isian Kolo (4) nilai (rupiah), dengan patokan harga pasaran bahan baku dan penolong yang berlaku enurut satuan standar Rincian 1h (lainnya), nilainya isikan di Kolo (4) c Jika Rincian 1a sd Rincian 1g Kolo (3) ada isian aka, Kolo (4) tidak boleh kosong (kecuali untuk jasa industri (akloon) ) 26 d Jika Rincian 2a sd Rincian 2g terdapat isian, aka Kolo (3) banyaknya Pedoan Pengawas/ Peeriksa VIMK13

31 peakaian peluas dan bahan bakar yang digunakan harus ada isian, lakukan pengecekan kewajarannya dengan isian Kolo (4) biaya/pengeluaran nilai dala rupiah, dengan patokan harga pasaran bahan bakar dan peluas yang berlaku enurut satuan standar e Hitung kebali Rincian 15 kolo (4) apakah sudah sesuai dengan penjulahan Rincian 1 sd Rincian Peeriksaan Blok V : Produksi dan Pendapatan Perusahaan/Usaha a Rincian 1 Nilai produksi bukan akloon Rincian 1a Kolo (1) jenis barang yang dihasilkan harus sesuai dengan KBLI dari produksi utaa yang dihasilkan perusahaan/usaha Blok I2 Rincian 9 Kolo (2) dan Kolo (3) Periksa penulisan jenis barang yang dihasilkan, banyaknya, dan nilai pada Rincian 1a sd Rincian 1c Kolo (1) telah dituliskan secara berurutan dan diulai dari nilai produksi terbesar ke nilai produksi yang terkecil Bila salah lakukan perbaikan Periksa seua nilai produksi enurut jenis barang yang dihasilkan apakah harga per jenis barang yang dihasilkan per satuan standar sesuai dengan harga pasar yang berlaku Jika terdapat keraguan konfirasikan pada pencacah untuk engetahui apakah perlu dilakukan perbaikan dan kunjungan ulang Lihat kewajaran nilai produksi di Blok V Rincian 1 dengan biaya/pengeluaran bahan-bahan yang digunakan (Blok IV Rincian 1) Rincian 1e (julah rincian 1a + 1d) baris nilai b Rincian 2 Pendapatan dari jasa industri (Makloon) Jika pendapatan dari akloon, aka banyaknya dan nilai produksi harus terisi Rincian 2c (Julah Rincian 2a + 2b) baris nilai c Rincian 3 Pendapatan lainnya Periksa apakah ada pendapatan lainnya di luar Rincian 1 dan Rincian 2 d Rincian 4 Julah (Rincian 1e + Rincian 2c + Rincian 3) Periksa penjulahan nilai pada Rincian 4 Kolo (5) dan Kolo (6) harus erupakan penjulahan dari Rincian 1e + Rincian 2c + Rincian 3 baris nilai Kolo (5) dan Kolo (6) 427 Peeriksaan Blok VI : Mesin Pengolahan Utaa Pedoan Peeriksa/Pengawas VIMK13 27

32 Rincian 1 : Periksa isian pada kolo (1) s/d Kolo (8) Jika kolo (1) ada isian, aka kolo (2) s/d kolo (8) harus ada isian Rincian 2 : Jika suber pengadaan esin dari peerintah (Rincian 1 kolo (8) kode 2), aka Rincian 2 harus ada isian 428 Peeriksaan Blok VII : Nilai Harta yang diiliki Perusahaan/Usaha dan Suber Modal a Rincian 1 Nilai harta Periksa kebenaran isian Rincian 1a Kolo (2), apakah sudah erupakan penjulahan Rincian 1a1 dan Rincian 1a2 Kolo (2) Periksa kebenaran isian Rincian 1b Kolo (2), apakah sudah erupakan penjulahan Rincian 1b1 sd Rincian 1b5 Kolo (2) Periksa kebenaran isian Rincian 1c Kolo (2), apakah sudah erupakan penjulahan Rincian 1a dan Rincian 1b Kolo (2) b Rincian 2 Suber odal Periksa julah dari Rincian 2 harus 100 Periksa jika Rincian 2 ilik sendiri=100, aka Rincian 3 harus kosong c Rincian 3 Suber odal dari pihak lain berasal dari : Isian Rincian 3 erupakan salah satu kode yang dilingkari dari Rincian 2 d Rincian 4 Alasan utaa tidak/belu pernah einja dari bank (jika Rincian 3a tidak terisi) Periksa Rincian 3a tidak dilingkari dan Rincian 2 ilik sendiri = Peeriksaan Blok VIII : Kendala dan Prospek Usaha a Rincian 1 Kesulitan utaa yang dialai oleh perusahaan/usaha Periksa Rincian 1a, jika kode 1 dilingkari aka Rincian 1b ada isian b Rincian 2 Apakah perusahaan/usaha saat ini enjadi anggota koperasi? Cukup jelas c Rincian 3 Jenis pelayanan/bantuan dari koperasi yang pernah diteria: Jika Rincian 3 kode 16 aka harus dituliskan jenis bantuan lainnya yang diberikan oleh koperasi d Rincian 4 Jenis pelayanan/bantuan yang pernah diteria selain dari koperasi : 28 Pedoan Pengawas/ Peeriksa VIMK13

33 Periksa Rincian 5a, jika kode 0 dipilih aka rincian 5b kosong Jika rincian 5a kode 8 dan Rincian 5b kode 32 dilingkari, aka harus dituliskan jenis pelayanan yang pernah diteria selain dari koperasi dan tuliskan badan atau lebaga yang eberikan e Rincian 5 Jika tidak pernah eperoleh pelayanan/bantuan dari koperasi/non-koperasi untuk pengebangan usaha, alasan utaa adalah: Jika Rincian 5 kode 5 dilingkari, aka harus dituliskan alasan lainnya tidak eneria bantuan dari koperasi/non-koperasi f Rincian 6 Jenis keitraan yang pernah dilakukan oleh perusahaan/usaha: Jika Rincian 6a kode 64 dilingkari, aka harus dituliskan jenis keitraan lainnya yang sedang dijalin Jika Rincian 6a kode 0 dilingkari, aka langsung ke Rincian 7a Periksa Rincian 6b harus dituliskan tahun keitraan Jika Rincian 6c kode 16 dilingkari harus dituliskan badan/lebaga keitraan lainnya g Rincian 7 Penyelenggaraan bibingan/pelatihan/penyuluhan yang pernah diikuti pekerja perusahaan Periksa Rincian 7a, jika kode 0 dipilih aka Rincian 7b kosong Jika Rincian 7a kode 16 dan Rincian 7b kode 8 dilingkari, aka harus dituliskan penyelenggara bibingan/pelatihan/penyuluhan lainnya dan jenis bibingan lainnya h Rincian 8 Persentase produk yang dihasilkan untuk kebutuhan Periksa penjulahan dari Rincian 8a sd 8g harus 100 i Rincian 9 Persentase (dari nilai produksi) alokasi peasaran pada triwulan ini Periksa penjulahan dari Rincian 9a + 9b harus Peeriksaan Blok IX : Catatan Apabila ada hal-hal yang eerlukan keterangan, bisa dituliskan pada Blok ini Selain inforasi dari responden, pencacah dan pengawas juga bisa enabahkan catatan untuk eperjelas asalah yang berkaitan dengan isian Daftar VIMK13-S1/S Peeriksaan Blok X : Keterangan Responden Periksa naa peberi jawaban, jabatan, noor telepon/hp, tanggal Pedoan Peeriksa/Pengawas VIMK13 29

34 pengesahan, dan tanda tangan apakah sudah diisi secara lengkap 4212 Peeriksaan Blok XI : Keterangan Petugas a) Periksa apakah pencacah telah enuliskan di Kolo (2) naa, tanggal pelaksanaan kegiatan dan ebubuhkan tanda tangannya Apabila Kolo (2) asih kosong, pencacah harus engisi sebagai tanda pertanggungjawaban pelaksanaan tugas b) Setelah selesai elakukan peeriksaan terhadap seluruh isian dan telah elakukan perbaikan/pebetulan jika diperlukan, pengawas enulis di Kolo (3) naa, tanggal pelaksanaan kegiatan dan ebubuhkan tanda tangannya, sebagai bukti daftar isian telah diperiksa 30 Pedoan Pengawas/ Peeriksa VIMK13

35 Pedoan Peeriksa/Pengawas VIMK13 31

36 32 Pedoan Pengawas/ Peeriksa VIMK13

37 Lapiran 1 REPUBLIK INDONESIA SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL TAHUN 2013 REKAPITULASI BLOK SENSUS BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI : KABUPATEN/KOTA *) : VIMK13-RBS REKAPITULASI JUMLAH INDUSTRI KECIL DAN MIKRO PER BLOK SENSUS Kec Kode Desa Noor Blok Julah Industri Kecil Julah Industri Mikro enurut KBLI Sensus Julah IM (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22) (23) (24) (25) (26) (27) (28) (29) Julah *) Coret yang tidak sesuai Pedoan Peeriksa/Pengawas VIMK13 33

38 34 Pedoan Pengawas/ Peeriksa VIMK13

39 Lapiran 2 REPUBLIK INDONESIA SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL TAHUN 2013 BADAN PUSAT STATISTIK DAFTAR SAMPEL PERUSAHAAN/USAHA INDUSTRI MIKRO DAN KECIL TRIWULAN II : APRIL - JUNI VIMK13-DS2 BLOK I KETERANGAN TEMPAT 1 PROVINSI (1) (2) (3) 2 KABUPATEN/KOTA *) 3 KECAMATAN 4 DESA/KELURAHAN *) 5 NOMOR BLOK SENSUS (NBS) 6 NOMOR KODE SAMPEL (NKS) BLOK II REKAPITULASI PENCACAHAN URAIAN INDUSTRI MIKRO INDUSTRI KECIL JUMLAH (1) (2) (3) (4) JUMLAH TARGET PENCACAHAN URAIAN BLOK III KETERANGAN PETUGAS PENCACAH PENGAWAS (1) (2) (3) 1 Naa Petugas 2 Tanggal 3 Tanda tangan BLOK IV CATATAN *) Coret yang tidak sesuai Pedoan Peeriksa/Pengawas VIMK13 35

40 BLOK V KETERANGAN INDUSTRI MIKRO DAN KECIL TERPILIH UTAMA/PENGGANTI *) No Urut Kode NUS Sensus Segen Bangunan Fisik NUP Naa Perusahaan/Usaha atau Pengusaha/Peilik Alaat Lengkap (Jalan, No, RT/RW) KBLI 2 digit IM -1 IK -2 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) *) Julah sapel utaa/pengganti pada Triwulan I harus terpenuhi = 100% Julah IM = IK = 36 Pedoan Pengawas/ Peeriksa VIMK13

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI Halaan i iii I PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN 11 Latar Belakang 1 12 Fungsi Pengawas dan Peeriksa 2 13 Pengawasan 2 14 Peeriksaan 3 II PEMERIKSAAN ISIAN DAFTAR VIMK14-L2

Lebih terperinci

BUKU 3 PEDOMAN PENGAWAS/PEMERIKSA BADAN PUSAT STATISTIK

BUKU 3 PEDOMAN PENGAWAS/PEMERIKSA BADAN PUSAT STATISTIK BUKU 3 PEDOMAN PENGAWAS/PEMERIKSA BADAN PUSAT STATISTIK BAB I PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN 11 Latar Belakang Keberhasilan suatu kegiatan survei tidak terlepas dari tanggung jawab, fungsi dan peran seluruh

Lebih terperinci

Pedoman Pemeriksa/Pengawas VIMK14 Triwulanan

Pedoman Pemeriksa/Pengawas VIMK14 Triwulanan Pedoan Peeriksa/Pengawas VIMK14 Triwulanan i ii Pedoan Pengawas/ Peeriksa VIMK14 Triwulanan DAFTAR ISI KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI iii I PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN 11 Latar Belakang 1 12 Fungsi Pengawas

Lebih terperinci

BUKU 3 : PEDOMAN PENGAWAS / PEMERIKSA

BUKU 3 : PEDOMAN PENGAWAS / PEMERIKSA BADAN PUSAT STATISTIK BUKU 3 : PEDOMAN PENGAWAS / PEMERIKSA SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL TAHUNAN T A H U N 2 0 1 5 (VIMK15 TAHUNAN) Pedoan Teknis Pipinan BPS Provinsi, Kabupaten/Kota VIMK15 Tahunan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Kota VIMK14 Triwulanan

KATA PENGANTAR. Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Kota VIMK14 Triwulanan KATA PENGANTAR Buku 1 ini erupakan seri Buku Pedoan yang disusun dala rangka Survei Industri Mikro dan Kecil (VIMK) yang akan dilaksanakan tiap triwulan pada tahun 2014 Buku ini euat pedoan bagi para Pipinan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Selamat Bekerja. Jakarta, Januari 2013 Deputi Bidang Statistik Produksi. Dr. Adi Lumaksono, MA NIP

KATA PENGANTAR. Selamat Bekerja. Jakarta, Januari 2013 Deputi Bidang Statistik Produksi. Dr. Adi Lumaksono, MA NIP BUKU 1 KATA PENGANTAR Buku 1 ini erupakan seri Buku Pedoan yang disusun dala rangka Survei Industri Mikro dan Kecil (VIMK) yang akan dilaksanakan pada tahun 2013 Buku ini euat pedoan bagi para Pipinan

Lebih terperinci

BUKU 1: PEDOMAN TEKNIS PIMPINAN BPS PROVINSI/KABUPATEN/KOTA

BUKU 1: PEDOMAN TEKNIS PIMPINAN BPS PROVINSI/KABUPATEN/KOTA BADAN PUSAT STATISTIK BUKU : PEDOMAN TEKNIS PIMPINAN BPS PROVINSI/KABUPATEN/KOTA SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL TAHUNAN T A H U N 2 5 (VIMK5-TAHUNAN) BADAN PUSAT STATISTIK BUKU : PEDOMAN TEKNIS PIMPINAN

Lebih terperinci

SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL TAHUN 2013 DAFTAR SAMPEL PERUSAHAAN/USAHA INDUSTRI MIKRO DAN KECIL BLOK I. KETERANGAN TEMPAT

SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL TAHUN 2013 DAFTAR SAMPEL PERUSAHAAN/USAHA INDUSTRI MIKRO DAN KECIL BLOK I. KETERANGAN TEMPAT REPUBLIK INDONESIA SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL TAHUN 2013 BADAN PUSAT STATISTIK DAFTAR SAMPEL PERUSAHAAN/USAHA INDUSTRI MIKRO DAN KECIL TRIWULAN I : JANUARI - MARET VIMK13-DS1 BLOK I. KETERANGAN TEMPAT

Lebih terperinci

BUKU 2: PEDOMAN PENCACAH

BUKU 2: PEDOMAN PENCACAH BADAN PUSAT STATISTIK BUKU 2: PEDOMAN PENCACAH SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL TAHUNAN T A H U N 2 1 5 (VIMK15-TAHUNAN) BADAN PUSAT STATISTIK BUKU 2: PEDOMAN PENCACAH SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL TAHUNAN

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL TAHUN 2014 PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA INDUSTRI MIKRO DAN KECIL

REPUBLIK INDONESIA SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL TAHUN 2014 PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA INDUSTRI MIKRO DAN KECIL R A H A S I A REPUBLIK INDONESIA SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL TAHUN 2014 TRIWULAN I Januari Maret BADAN PUSAT STATISTIK PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA INDUSTRI MIKRO DAN KECIL BLOK I.1 : KETERANGAN TEMPAT

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Akhirnya saya ucapkan terima kasih atas peran serta para pengawas/pemeriksa dalam pelaksanaan SUSI05 ini, dan selamat bekerja.

KATA PENGANTAR. Akhirnya saya ucapkan terima kasih atas peran serta para pengawas/pemeriksa dalam pelaksanaan SUSI05 ini, dan selamat bekerja. KATA PENGANTAR Buku Pedoman Pengawas/Pemeriksa dalam Survei Usaha Terintegrasi 2005 (SUSI05) digunakan sebagai petunjuk dan pegangan bagi para pengawas dalam melakukan pengawasan/pemeriksaan terhadap hasil

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Maret 2012 Direktur Statistik Industri. DR. Mudjiandoko, MA

KATA PENGANTAR. Jakarta, Maret 2012 Direktur Statistik Industri. DR. Mudjiandoko, MA KATA PENGANTAR Survei Industri Besar dan Sedang Tahun 2011 merupakan kelanjutan dari survei Industri Besar dan Sedang tahun sebelumnya. Buku Pedoman Pengawas ini dibuat untuk pelaksanaan lapangan di tingkat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Data dan Variabel 2.1.1 Data Pengertian data enurut Webster New World Dictionary adalah things known or assued, yang berarti bahwa data itu sesuatu yang diketahui atau dianggap.

Lebih terperinci

Katalog BPS : Perkembangan Indeks Produksi Triwulanan. INDUSTRI MIKRO DAN KECIL BADAN PUSAT STATISTIK

Katalog BPS : Perkembangan Indeks Produksi Triwulanan.  INDUSTRI MIKRO DAN KECIL BADAN PUSAT STATISTIK Katalog BPS : 6104008 Perkembangan Indeks Produksi Triwulanan INDUSTRI MIKRO DAN KECIL 2014-2016 http://www.bps.go.id BADAN PUSAT STATISTIK Perkembangan Indeks Produksi Triwulanan INDUSTRI MIKRO DAN KECIL

Lebih terperinci

DISTRIBUSI DUA PEUBAH ACAK

DISTRIBUSI DUA PEUBAH ACAK 0 DISTRIBUSI DUA PEUBAH ACAK Dala hal ini akan dibahas aca-aca fungsi peluang atau fungsi densitas ang berkaitan dengan dua peubah acak, aitu distribusi gabungan, distribusi arginal, distribusi bersarat,

Lebih terperinci

BUKU 2 PEDOMAN PENCACAHAN BADAN PUSAT STATISTIK

BUKU 2 PEDOMAN PENCACAHAN BADAN PUSAT STATISTIK BUKU 2 PEDOMAN PENCACAHAN BADAN PUSAT STATISTIK KATA PENGANTAR Buku 2 ini merupakan seri Buku Pedoman yang disusun dalam rangka Survei Industri Mikro dan Kecil (VIMK) tahun 2013. Buku ini memuat pedoman

Lebih terperinci

Perkembangan Indeks Produksi Triwulanan

Perkembangan Indeks Produksi Triwulanan KATALOG BPS : 6104008 Perkembangan Indeks Produksi Triwulanan INDUSTRI MIKRO DAN KECIL 2012-2014 BADAN PUSAT STATISTIK KATALOG BPS : 6104008 Perkembangan Indeks Produksi Triwulanan INDUSTRI MIKRO DAN

Lebih terperinci

BLOK I.1 : KETERANGAN TEMPAT (disalin dari VIMK12-DS)

BLOK I.1 : KETERANGAN TEMPAT (disalin dari VIMK12-DS) REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL VIMK12-S 1. Provinsi BLOK I.1 : KETERANGAN TEMPAT (disalin dari VIMK12-DS) (2) (3) 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Kabupaten/Kota *) Kecamatan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, April 2017 pala Badan Pusat Statistik. Suhariyanto

KATA PENGANTAR. Jakarta, April 2017 pala Badan Pusat Statistik. Suhariyanto KATA PENGANTAR Buku Pedoman Pengawas ini disusun dalam rangka kegiatan Pendataan Usaha Mikro Kecil dan Usaha Menengah Besar Sensus Ekonomi 2016 ( Pendataan UMK dan UMB SE2016). Buku ini memuat pedoman

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. v BAB. 1.1 Umum

1 PENDAHULUAN. v BAB. 1.1 Umum v BAB PENDAHULUAN. Umum Menjelang pasar bebas ASEAN atau penyatuan masyarakat ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Community/AEC) tahun 25 penting bagi kita Bangsa Indonesia untuk memperkuat sistem perekonomian.

Lebih terperinci

BLOK I.1 : KETERANGAN TEMPAT (disalin dari VIMK13-DS)

BLOK I.1 : KETERANGAN TEMPAT (disalin dari VIMK13-DS) REPUBLIK INDONESIA SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL TAHUN 213 BADAN PUSAT STATISTIK PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA INDUSTRI MIKRO DAN KECIL TRIWULAN I : JANUARI - MARET VIMK13-S1 1. Provinsi BLOK I.1 : KETERANGAN

Lebih terperinci

BLOK I.1 : KETERANGAN TEMPAT (disalin dari VIMK13-DS)

BLOK I.1 : KETERANGAN TEMPAT (disalin dari VIMK13-DS) REPUBLIK INDONESIA SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL TAHUN 213 BADAN PUSAT STATISTIK PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA INDUSTRI MIKRO DAN KECIL TRIWULAN II : APRIL - JUNI VIMK13-S2 1. Provinsi BLOK I.1 : KETERANGAN

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN. Tabel 1. Indikator/ Indikasi Penelitian

BAB III. METODE PENELITIAN. Tabel 1. Indikator/ Indikasi Penelitian 39 BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Penelitian ini terasuk tipe penelitian dengan pendekatan analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Analisis ini dipergunakan untuk enggabarkan tentang

Lebih terperinci

TRIWULAN IV. BLOK I.1 : KETERANGAN TEMPAT (disalin dari VIMK11-DS)

TRIWULAN IV. BLOK I.1 : KETERANGAN TEMPAT (disalin dari VIMK11-DS) VIMK11-S REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK TRIWULAN IV ( OKTOBER - DESEMBER ) 1. Provinsi BLOK I.1 : KETERANGAN TEMPAT (disalin dari VIMK11-DS) (1) (2) (3) 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Kabupaten/Kota *)

Lebih terperinci

Indonesia - Survei Industri Mikro Dan Kecil 2014 Triwulan 2 (Triwulanan)

Indonesia - Survei Industri Mikro Dan Kecil 2014 Triwulan 2 (Triwulanan) Katalog Datamikro - Badan Pusat Statistik Indonesia - Survei Industri Mikro Dan Kecil 2014 Triwulan 2 (Triwulanan) Laporan ditulis pada: March 5, 2015 Kunjungi data katalog kami di: http://microdata.bps.go.id

Lebih terperinci

PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA

PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA BADAN PUSAT STATISTIK PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL 215 TAHUNAN Industri Mikro Industri Kecil 2-digit KBLI: - 1-2 VIMK15-S2 BLOK I. KETERANGAN TEMPAT (disalin dari VIMK15-DS2)

Lebih terperinci

Indonesia - Survei Industri Mikro Dan Kecil 2015 Tahunan

Indonesia - Survei Industri Mikro Dan Kecil 2015 Tahunan Katalog Datamikro - Badan Pusat Statistik Indonesia - Survei Industri Mikro Dan Kecil 2015 Tahunan Laporan ditulis pada: October 24, 2016 Kunjungi data katalog kami di: http://microdata.bps.go.id/mikrodata/index.php

Lebih terperinci

Definisi 3.3: RUANG SAMPEL KONTINU Ruang sampel kontinu adalah ruang sampel yang anggotanya merupakan interval pada garis bilangan real.

Definisi 3.3: RUANG SAMPEL KONTINU Ruang sampel kontinu adalah ruang sampel yang anggotanya merupakan interval pada garis bilangan real. 0 RUANG SAMPEL Kita akan eperoleh ruang sapel, jika kita elakukan suatu eksperien atau percobaan. Eksperien disini erupakan eksperien acak. Misalnya kita elakukan suatu eksperien yang diulang beberapa

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR..

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.. BUKU 2 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.. DAFTAR ISI Halaman i iii I. PENDAHULUAN 1.1. U m u m.... 1 1.2. Landasan Hukum... 3 1.3. T u j u a n... 3 1.4. Lingkup dan Cakupan... 4 1.5. Data dan Keterangan yang

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL TAHUNAN TAHUN 2014 PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA INDUSTRI MIKRO DAN KECIL (1) (2) (3)

REPUBLIK INDONESIA SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL TAHUNAN TAHUN 2014 PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA INDUSTRI MIKRO DAN KECIL (1) (2) (3) REPUBLIK INDONESIA R A H A S I A SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL TAHUNAN TAHUN 214 PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA INDUSTRI MIKRO DAN KECIL IM IK Kode 2-digit KBLI - 1-2 VIMK14-S2 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Provinsi

Lebih terperinci

ISSN WAHANA Volume 67, Nomer 2, 1 Desember 2016

ISSN WAHANA Volume 67, Nomer 2, 1 Desember 2016 ISSN 0853 4403 WAHANA Volue 67, Noer 2, Deseber 206 PERBANDINGAN LATIHAN BOLA DIGANTUNG DAN BOLA DILAMBUNGKAN TERHADAP HASIL BELAJAR SEPAK MULA DALAM PERMAINAN SEPAK TAKRAW PADA SISWA PUTRA KELAS X-IS

Lebih terperinci

No. Nama Kolom Tipe Data Panjang Maks

No. Nama Kolom Tipe Data Panjang Maks No. Nama Kolom Tipe Data Panjang Maks (1) (2) (3) (4) 1 triwulan karakter 1 2 tahun karakter 4 3 prop karakter 2 4 kab karakter 2 5 kec karakter 3 6 desa karakter 3 7 nbs karakter 4 8 nks karakter 7 9

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT Tirta Ala Seesta. Perusahaan tersebut berlokasi di Desa Ciburayut, Kecaatan Cigobong, Kabupaten Bogor. Peilihan objek

Lebih terperinci

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA PENANGKAPAN IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PEMERIKSA (ST2013-SPI.PMS)

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA PENANGKAPAN IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PEMERIKSA (ST2013-SPI.PMS) KATALOG BPS: 1402030 SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA PENANGKAPAN IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PEMERIKSA (ST2013-SPI.PMS) BADAN PUSAT STATISTIK Kata Pengantar Sensus Pertanian 2013 (ST2013)

Lebih terperinci

Penerapan Metode Simpleks Untuk Optimalisasi Produksi Pada UKM Gerabah

Penerapan Metode Simpleks Untuk Optimalisasi Produksi Pada UKM Gerabah Konferensi Nasional Siste & Inforatika 2017 STMIK STIKOM Bali, 10 Agustus 2017 Penerapan Metode Sipleks Untuk Optialisasi Produksi Pada UKM Gerabah Ni Luh Gede Pivin Suwirayanti STMIK STIKOM Bali Jl. Raya

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Penulis. Pengolahan Survei Industri Mikro dan Kecil 2014 Triwulanan. iii

KATA PENGANTAR. Penulis. Pengolahan Survei Industri Mikro dan Kecil 2014 Triwulanan. iii KATA PENGANTAR Kegiatan Pengolahan data Survei Industri Mikro dan Kecil 2014 Triwulanan (VIMK14 Triwulanan) merupakan kelanjutan dari kegiatan pengumpulan data Industri Mikro dan Kecil 2014 Triwulanan.

Lebih terperinci

Sistem Informasi Manajemen Penjualan Pada Koperasi Pegawai Negeri Kantor

Sistem Informasi Manajemen Penjualan Pada Koperasi Pegawai Negeri Kantor Siste Inforasi Manajeen Penjualan Pada Koperasi Pegawai Negeri Kantor Gubernur Berbasis Web Deasy AnnisaSari, Helfi Nasution 2, Anggi Sriurdianti Sukato 3. Progra Studi Inforatika Universitas Tanjungpura,2,3

Lebih terperinci

Indonesia - Survei Industri Mikro Dan Kecil 2014 Triwulan 1 (Triwulanan)

Indonesia - Survei Industri Mikro Dan Kecil 2014 Triwulan 1 (Triwulanan) Katalog Datamikro - Badan Pusat Statistik Indonesia - Survei Industri Mikro Dan Kecil 2014 Triwulan 1 (Triwulanan) Laporan ditulis pada: March 13, 2015 Kunjungi data katalog kami di: http://microdata.bps.go.id

Lebih terperinci

STRUKTUR DATA VIMK11 TRIWULAN I

STRUKTUR DATA VIMK11 TRIWULAN I 1 triwulan karakter 1 Triwulan I 2 tahun karakter 4 Tahun 2011 3 prop karakter 2 Provinsi 4 kab karakter 2 Kabupaten/Kota 5 kec karakter 3 Kecamatan 6 desa karakter 3 Desa/Kelurahan 7 nbs karakter 4 Nomor

Lebih terperinci

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PEMERIKSA (ST2013-SBI.PMS)

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PEMERIKSA (ST2013-SBI.PMS) KATALOG BPS: 1402028 SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PEMERIKSA (ST2013-SBI.PMS) BADAN PUSAT STATISTIK Kata Pengantar Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Graph Sebelu sapai pada pendefinisian asalah network flow, terlebih dahulu pada bagian ini akan diuraikan engenai konsep-konsep dasar dari odel graph dan representasinya

Lebih terperinci

Penggunaan Media Manik-Manik Untuk Meningkatkan Kemampuan Belajar Matematika Anak Tunagrahita. Maman Abdurahman SR dan Hayatin Nufus

Penggunaan Media Manik-Manik Untuk Meningkatkan Kemampuan Belajar Matematika Anak Tunagrahita. Maman Abdurahman SR dan Hayatin Nufus Riset PenggunaanMedia Manik-Manik* Maan Abdurahan SR HayatinNufus Penggunaan Media Manik-Manik Untuk Meningkatkan Keapuan Belajar Mateatika Anak Tunagrahita Maan Abdurahan SR Hayatin Nufus Universitas

Lebih terperinci

PEDOMAN 2 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) 2002 PEDOMAN PENGAWAS/PEMERIKSA BPS BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA

PEDOMAN 2 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) 2002 PEDOMAN PENGAWAS/PEMERIKSA BPS BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA PEDOMAN 2 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) 2002 PEDOMAN PENGAWAS/PEMERIKSA BPS BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA BAB I PENDAHULUAN 1.1. Umum Data ketenagakerjaan yang dihasilkan BPS dikumpulkan melalui

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Selamat Bekerja. Jakarta, Juni 2004 Kepala Badan Pusat Statistik. DR. Soedarti Surbakti NIP

KATA PENGANTAR. Selamat Bekerja. Jakarta, Juni 2004 Kepala Badan Pusat Statistik. DR. Soedarti Surbakti NIP KATA PENGANTAR Survei Rumah Tangga Usaha Budidaya Perikanan 2004 merupakan lanjutan dari kegiatan Sensus Pertanian 2003 untuk sub sektor budidaya perikanan. Tujuan Survei ini adalah mendapatkan data statistik

Lebih terperinci

LEMBAR SOAL UJIAN SEKOLAH TAHUN PELAJARAN 2008/2009

LEMBAR SOAL UJIAN SEKOLAH TAHUN PELAJARAN 2008/2009 DOKUMEN NEGARA SANGAT RAHASIA P-01 PEMERINTAH DAERAH PROPINSI DKI JAKARTA DINAS PENDIDIKAN MENENGAH DAN TINGGI SUB DINAS PENDIDIKAN SMK LEMBAR SOAL UJIAN SEKOLAH TAHUN PELAJARAN 008/009 Mata Diklat : MATEMATIKA

Lebih terperinci

BAHASAN ALGORITME ARITMETIK GF(3 ) Telah dijelaskan sebelumnya bahwa dalam mengonstruksi field GF(3 )

BAHASAN ALGORITME ARITMETIK GF(3 ) Telah dijelaskan sebelumnya bahwa dalam mengonstruksi field GF(3 ) BAB IV BAHASAN ALGORITME ARITMETIK GF(3 ) Telah dijelaskan sebelunya bahwa dala engonstruksi field GF(3 ) diperoleh dari perluasan field 3 dengan eilih polinoial priitif berderajat atas 3 yang dala hal

Lebih terperinci

PENJUMLAHAN MOMENTUM SUDUT

PENJUMLAHAN MOMENTUM SUDUT PENJUMAHAN MOMENTUM SUDUT A. Penjulahan Moentu Sudut = + Gabar.9. Penjulahan oentu angular secara klasik. Dua vektor oentu angular dan dijulahkan enghasilkan Jika oentu angular elektron pertaa adalah dan

Lebih terperinci

KAJIAN METODE ZILLMER, FULL PRELIMINARY TERM, DAN PREMIUM SUFFICIENCY DALAM MENENTUKAN CADANGAN PREMI PADA ASURANSI JIWA DWIGUNA

KAJIAN METODE ZILLMER, FULL PRELIMINARY TERM, DAN PREMIUM SUFFICIENCY DALAM MENENTUKAN CADANGAN PREMI PADA ASURANSI JIWA DWIGUNA Jurnal Mateatika UNAND Vol. 3 No. 4 Hal. 160 167 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Mateatika FMIPA UNAND KAJIAN METODE ZILLMER, FULL PRELIMINARY TERM, DAN PREMIUM SUFFICIENCY DALAM MENENTUKAN CADANGAN PREMI PADA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di bidang-bidang lain, seperti sosial, politik, dan budaya. perbedaan antara yang kaya dengan yang miskin.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di bidang-bidang lain, seperti sosial, politik, dan budaya. perbedaan antara yang kaya dengan yang miskin. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pebangunan ekonoi erupakan asalah penting bagi suatu negara, untuk itu sejak awal pebangunan ekonoi endapat tepat penting dala skala prioritas pebangunan nasional

Lebih terperinci

MATRIKS DALAM LABORATORIUM oleh : Sugata Pikatan

MATRIKS DALAM LABORATORIUM oleh : Sugata Pikatan Kristal no.12/april/1995 1 MATRIKS DALAM LABORATORIUM oleh : Sugata Pikatan Di dala ateatika anda pasti sudah pernah berhadapan dengan sebuah siste persaaan linier. Cacah persaaan yang berada di dala siste

Lebih terperinci

Volume 17, Nomor 2, Hal Juli Desember 2015

Volume 17, Nomor 2, Hal Juli Desember 2015 Volue 17, Noor 2, Hal. 111-120 Juli Deseber 2015 ISSN:0852-8349 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA MIND MAP TERHADAP PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 KERINCI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Efriana

Lebih terperinci

PERHITUNGAN INTEGRAL FUNGSI REAL MENGGUNAKAN TEKNIK RESIDU

PERHITUNGAN INTEGRAL FUNGSI REAL MENGGUNAKAN TEKNIK RESIDU PERHITUNGAN INTEGRAL FUNGSI REAL MENGGUNAKAN TEKNIK RESIDU Warsito (warsito@ail.ut.ac.id) Universitas Terbuka ABSTRAT A function f ( x) ( is bounded and continuous in (, ), so the iproper integral of rational

Lebih terperinci

BLOK I: PENGENALAN TEMPAT

BLOK I: PENGENALAN TEMPAT REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK INDUSTRI MIKRO - 1 INDUSTRI KECIL - 2 KODE KBLI 2 digit BLOK I: PENGENALAN TEMPAT (3) 1. Provinsi 2. Kabupaten/Kota *) 3. Kecamatan 4. Desa/Kelurahan *) 5. Nomor

Lebih terperinci

Indonesia - Survei Industri Mikro Dan Kecil 2014 Triwulan 4 (Triwulanan)

Indonesia - Survei Industri Mikro Dan Kecil 2014 Triwulan 4 (Triwulanan) Katalog Datamikro - Badan Pusat Statistik Indonesia - Survei Industri Mikro Dan Kecil 2014 Triwulan 4 (Triwulanan) Laporan ditulis pada: March 17, 2015 Kunjungi data katalog kami di: http://microdata.bps.go.id

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN FASILITAS SISI UDARA BANDARA BLIMBINGSARI, KABUPATEN BANYUWANGI

PENGEMBANGAN FASILITAS SISI UDARA BANDARA BLIMBINGSARI, KABUPATEN BANYUWANGI PENGEMBANGAN FASILITAS SISI UDARA BANDARA BLIMBINGSARI, KABUPATEN BANYUWANGI Bayu Surya Dara T, Ir. Hera Widyastuti, MT. PhD., Istiar, ST. MT. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,

Lebih terperinci

BAB III m BAHASAN KONSTRUKSI GF(3 ) dalam penelitian ini dapat dilakukan dengan mengacu pada konsep perluasan filed pada Bab II bagian 2.8.

BAB III m BAHASAN KONSTRUKSI GF(3 ) dalam penelitian ini dapat dilakukan dengan mengacu pada konsep perluasan filed pada Bab II bagian 2.8. BAB III BAHASAN KONSTRUKSI GF( ) Untuk engonstruksi GF( ) dala penelitian ini dapat dilakukan dengan engacu pada konsep perluasan filed pada Bab II bagian 28 Karena adalah bilangan pria, aka berdasarkan

Lebih terperinci

THE CAUSALITY AVAILABILITY OF FOOD AND ECONOMIC GROWTH IN CENTRAL JAVA

THE CAUSALITY AVAILABILITY OF FOOD AND ECONOMIC GROWTH IN CENTRAL JAVA THE CAUSALITY AVAILABILITY OF FOOD AND ECONOMIC GROWTH IN CENTRAL JAVA Juli Biantoro 1, Didit Purnoo 2 1,2 Fakultas Ekonoi dan Bisnis, Universitas Muhaadiyah Surakarta dp274@us.ac.id Abstrak Ketahanan

Lebih terperinci

BLOK I.1 : KETERANGAN TEMPAT (disalin dari VIMK10-DS)

BLOK I.1 : KETERANGAN TEMPAT (disalin dari VIMK10-DS) VIMK10-S 1. Provinsi REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL 2010 PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA INDUSTRI MIKRO DAN KECIL BLOK I.1 : KETERANGAN TEMPAT (disalin dari VIMK10-DS)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam skala prioritas pembangunan nasional dan daerah di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dalam skala prioritas pembangunan nasional dan daerah di Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pebangunan ekonoi erupakan asalah penting bagi suatu negara, untuk itu sejak awal pebangunan ekonoi endapat tepat penting dala skala prioritas pebangunan nasional

Lebih terperinci

LEMBAR SOAL UJIAN SEKOLAH TAHUN PELAJARAN 2008/2009

LEMBAR SOAL UJIAN SEKOLAH TAHUN PELAJARAN 2008/2009 DOKUMEN NEGARA SANGAT RAHASIA P-01 PEMERINTAH DAERAH PROPINSI DKI JAKARTA DINAS PENDIDIKAN MENENGAH DAN TINGGI SUB DINAS PENDIDIKAN SMK LEMBAR SOAL UJIAN SEKOLAH TAHUN PELAJARAN 008/009 Mata Diklat : MATEMATIKA

Lebih terperinci

BAB IV GENERATOR BILANGAN RANDOM

BAB IV GENERATOR BILANGAN RANDOM BAB IV GENERATOR BILANGAN RANDOM 4.1. Generator Bilangan Rando dan Fungsi Distribusi Pada siulasi seringkali dibutuhkan bilangan-bilangan yang ewakili keadaan siste yang disiulasikan. Biasanya, kegiatan

Lebih terperinci

Penyelesaian Algortima Pattern Generation dengan Model Arc-Flow pada Cutting Stock Problem (CSP) Satu Dimensi

Penyelesaian Algortima Pattern Generation dengan Model Arc-Flow pada Cutting Stock Problem (CSP) Satu Dimensi Penyelesaian Algortia Pattern Generation dengan Model Arc-Flow pada Cutting Stock Proble (CSP) Satu Diensi Putra BJ Bangun, Sisca Octarina, Rika Apriani Jurusan Mateatika Fakultas MIPA Universitas Sriwijaya

Lebih terperinci

KAJIAN PERBANDINGAN KINERJA GRAFIK PENGENDALI CUMULATIVE SUM

KAJIAN PERBANDINGAN KINERJA GRAFIK PENGENDALI CUMULATIVE SUM KAJIAN PERBANDINGAN KINERJA GRAFIK PENGENDALI CUMULATIVE SUM (CUSUM) DAN EXPONENTIALLY WEIGHTED MOVING AVERAGE () DALAM MENDETEKSI PERGESERAN RATARATA PROSES Oleh: Nurul Hidayah 06 0 05 Desen pebibing:

Lebih terperinci

SIFAT-SIFAT OPERASI ARITMATIKA, DETERMINAN DAN INVERS PADA MATRIKS INTERVAL TUGAS AKHIR. Oleh : NURSUKAISIH

SIFAT-SIFAT OPERASI ARITMATIKA, DETERMINAN DAN INVERS PADA MATRIKS INTERVAL TUGAS AKHIR. Oleh : NURSUKAISIH SIFAT-SIFAT OPERASI ARITMATIKA DETERMINAN DAN INVERS PADA MATRIKS INTERVAL TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Meperoleh Gelar Sarjana Sains pada Jurusan Mateatika Oleh : NURSUKAISIH 0854003938

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daya nasional yang memberikan kesempatan bagi peningkatan demokrasi, dan

BAB I PENDAHULUAN. daya nasional yang memberikan kesempatan bagi peningkatan demokrasi, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pebangunan daerah sebagai bagian yang integral dari pebangunan nasional dilaksanakan berdasakan prinsip otonoi daerah dan pengaturan suber daya nasional yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Konsep teori graf diperkenalkan pertama kali oleh seorang matematikawan Swiss,

I. PENDAHULUAN. Konsep teori graf diperkenalkan pertama kali oleh seorang matematikawan Swiss, I. PENDAHULUAN. Latar Belakang Konsep teori graf diperkenalkan pertaa kali oleh seorang ateatikawan Swiss, Leonard Euler pada tahun 736, dala perasalahan jebatan Konigsberg. Teori graf erupakan salah satu

Lebih terperinci

Uji Rank Mann-Whitney Dua Tahap

Uji Rank Mann-Whitney Dua Tahap Statistika, Vol. 7 No., 55 60 Mei 007 ji Rank Mann-Whitney Dua Tahap Teti Sofia Yanti Dosen Jurusan Statistika FMIPA NISBA. Abstrak ji rank Mann-Whitney adalah salah satu bentuk pengujian dala analisis

Lebih terperinci

SURVEI USAHA KONSTRUKSI TIDAK BERBADAN HUKUM 2012

SURVEI USAHA KONSTRUKSI TIDAK BERBADAN HUKUM 2012 R A H A S I A VTBH12-P KONSTRUKSI REPUBLIK INDONESIA SURVEI USAHA KONSTRUKSI TIDAK BERBADAN HUKUM 2012 DAFTAR RUMAHTANGGA/USAHA KONSTRUKSI BLOK I. KETERANGAN TEMPAT BLOK II. RINGKASAN 1. Provinsi :.. Jumlah

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM KOMPUTERISASI PROSES PINJAMAN DAN ANGSURAN PINJAMAN ANGGOTA KOPERASI ( STUDI KASUS PADA KOPERASI AMANAH SEJAHTERA SEMARANG )

PERANCANGAN SISTEM KOMPUTERISASI PROSES PINJAMAN DAN ANGSURAN PINJAMAN ANGGOTA KOPERASI ( STUDI KASUS PADA KOPERASI AMANAH SEJAHTERA SEMARANG ) PERANCANGAN SISTEM KOMPUTERISASI PROSES PINJAMAN DAN ANGSURAN PINJAMAN ANGGOTA KOPERASI ( STUDI KASUS PADA KOPERASI AMANAH SEJAHTERA SEMARANG ) Siti Munawaroh, S.Ko Abstrak: Koperasi Aanah Sejahtera erupakan

Lebih terperinci

Pertemuan ke-3 Persamaan Non-Linier: Metode ½ Interval (Bisection) 27 September 2012

Pertemuan ke-3 Persamaan Non-Linier: Metode ½ Interval (Bisection) 27 September 2012 Perteuan ke-3 Persaaan Non-Linier: Metode ½ Interval (Bisection) 7 Septeber 01 Analisa Terapan Terapan:: Metode Nuerik Dr.Eng. Agus S. Muntohar Metode Bisection Dasar Teorea: Suatu persaaan ()0, diana

Lebih terperinci

Bab III S, TORUS, Sebelum mempelajari perbedaan pada grup fundamental., dan figure eight terlebih dahulu akan dipelajari sifat dari grup

Bab III S, TORUS, Sebelum mempelajari perbedaan pada grup fundamental., dan figure eight terlebih dahulu akan dipelajari sifat dari grup GRUP FUNDAMENTAL PADA Bab III S, TORUS, P dan FIGURE EIGHT Sebelu epelajari perbedaan pada grup fundaental S, Torus, P, dan figure eight terlebih dahulu akan dipelajari sifat dari grup fundaental asing-asing

Lebih terperinci

MAKALAH SISTEM BASIS DATA

MAKALAH SISTEM BASIS DATA MAKALAH SISTEM BASIS DATA (Entity Relationship Diagra (ERD) Reservasi Hotel) Disusun Oleh : Yulius Dona Hipa (16101055) Agustina Dau (15101635) Arsenia Weni (16101648) PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMARIKA

Lebih terperinci

Model Produksi dan Distribusi Energi

Model Produksi dan Distribusi Energi Model Produksi dan Distribusi Energi Yayat Priyatna Jurusan Mateatika FMIPA UNPAD Jl. Raya Jatinangor Bdg Sd K 11 E ail : yatpriyatna@yahoo.co Abstrak Salah satu tujuan utaa proses produksi dan distribusi

Lebih terperinci

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisa pelat lantai gedung rawat inap RSUD Surodinawan Kota Mojokerto dengan enggunakan teori garis leleh ebutuhkan beberapa tahap perhitungan dan analsis aitu perhitungan

Lebih terperinci

Survei Industri Mikro dan Kecil Triwulanan, 2013

Survei Industri Mikro dan Kecil Triwulanan, 2013 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Industri Mikro dan Kecil Triwulanan, 2013 ABSTRAKSI Survei Industri Mikro dan Kecil (VIMK) Triwulanan merupakan survei yang dilakukan secara sampel terhadap perusahaan industri

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Proses produksi di bidang pertanian secara umum merupakan kegiatan

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Proses produksi di bidang pertanian secara umum merupakan kegiatan 2 III. KERANGKA PEMIKIRAN Proses produksi di bidang pertanian secara uu erupakan kegiatan dala enciptakan dan enabah utilitas barang atau jasa dengan eanfaatkan lahan, tenaga kerja, sarana produksi (bibit,

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Juni Direktorat Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan. Sakernas Agustus 2017 i Pedoman Pengawas

KATA PENGANTAR. Jakarta, Juni Direktorat Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan. Sakernas Agustus 2017 i Pedoman Pengawas KATA PENGANTAR Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) merupakan salah satu sumber data ketenagakerjaan yang penting di Indonesia. Data hasil Sakernas telah banyak digunakan oleh berbagai kalangan, baik

Lebih terperinci

Perbandingan Bilangan Dominasi Jarak Satu dan Dua pada Graf Hasil Operasi Comb

Perbandingan Bilangan Dominasi Jarak Satu dan Dua pada Graf Hasil Operasi Comb Perbandingan Bilangan Doinasi Jarak Satu dan Dua pada Graf Hasil Operasi Cob Reni Uilasari 1) 1) Jurusan Teknik Inforatika, Fakultas Teknik, Universitas Muhaadiyah Jeber Eail : 1) reniuilasari@gailco ABSTRAK

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka

Bab 2 Tinjauan Pustaka 5 Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1. Definisi Penjadwalan Penjadwalan adalah kegiatan pengalokasian suber-suber atau esin-esin yang ada untuk enjalankan sekupulan tugas dala jangka waktu tertentu. (Baker,1974).

Lebih terperinci

Sistem Linear Max-Plus Interval Waktu Invariant

Sistem Linear Max-Plus Interval Waktu Invariant Siste Linear Max-Plus Interval Waktu Invariant A 11 M. Andy udhito Progra Studi Pendidikan Mateatika FKIP Universitas Sanata Dhara Paingan Maguwoharjo Yogyakarta eail: arudhito@yahoo.co.id Abstrak elah

Lebih terperinci

Hukum II Newton. Untuk SMA kelas X. (Modul ini telah disesuaikan dengan KTSP)

Hukum II Newton. Untuk SMA kelas X. (Modul ini telah disesuaikan dengan KTSP) Huku II Newton Untuk SMA kelas X (Modul ini telah disesuaikan dengan KTSP) Lisensi Dokuen: Copyright 008 009 GuruMuda.Co Seluruh dokuen di GuruMuda.Co dapat digunakan dan disebarkan secara bebas untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber untuk membiayai dirinya dan keluarganya, dan bagi tenaga kerja yang

BAB I PENDAHULUAN. sumber untuk membiayai dirinya dan keluarganya, dan bagi tenaga kerja yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upah bagi para pekerja erupakan faktor penting karena erupakan suber untuk ebiayai dirinya dan keluarganya, dan bagi tenaga kerja yang berpendidikan upah erupakan hasil

Lebih terperinci

1 1. POLA RADIASI. P r Dengan : = ½ (1) E = (resultan dari magnitude medan listrik) : komponen medan listrik. : komponen medan listrik

1 1. POLA RADIASI. P r Dengan : = ½ (1) E = (resultan dari magnitude medan listrik) : komponen medan listrik. : komponen medan listrik 1 1. POLA RADIASI Pola radiasi (radiation pattern) suatu antena : pernyataan grafis yang enggabarkan sifat radiasi suatu antena pada edan jauh sebagai fungsi arah. pola edan (field pattern) apabila yang

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN

BAB II METODOLOGI PENELITIAN 6 BAB II METODOLOGI PENELITIAN.1 Waktu dan Tepat Penelitian Gabar Peta kawasan hutan KPH Madiun Peru perhutani Unit II Jati. Pengabilan data penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober sapai dengan bulan

Lebih terperinci

BENTUK GELOMBANG AC SINUSOIDAL

BENTUK GELOMBANG AC SINUSOIDAL BENTUK GELOMBANG AC SINUSOIDAL. PENDAHULUAN Pada bab sebelunya telah dibahas rangkaian resistif dengan tegangan dan arus dc. Bab ini akan eperkenalkan analisis rangkaian ac diana isyarat listriknya berubah

Lebih terperinci

SURVEI USAHA KONSTRUKSI PERORANGAN 2013 DAFTAR RUMAHTANGGA/USAHA KONSTRUKSI

SURVEI USAHA KONSTRUKSI PERORANGAN 2013 DAFTAR RUMAHTANGGA/USAHA KONSTRUKSI R A H A S I A SKP13-P BLOK I. KETERANGAN TEMPAT REPUBLIK INDONESIA SURVEI USAHA KONSTRUKSI PERORANGAN 2013 DAFTAR RUMAHTANGGA/USAHA KONSTRUKSI BLOK II. RINGKASAN 1. Provinsi :.. Jumlah Bidang U r a i a

Lebih terperinci

Survei Industri Mikro dan Kecil Triwulanan, 2014

Survei Industri Mikro dan Kecil Triwulanan, 2014 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Industri Mikro dan Kecil Triwulanan, 2014 ABSTRAKSI Survei Industri Mikro dan Kecil (VIMK) Triwulanan merupakan survei yang dilakukan secara sampel terhadap perusahaan industri

Lebih terperinci

PETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap Final Diponegoro Physics Competititon Tingkat SMA

PETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap Final Diponegoro Physics Competititon Tingkat SMA PETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap Final Diponegoro Physics Copetititon Tingkat SMA 1. Ujian Eksperien berupa Naskah soal beserta lebar jawaban dan kertas grafik. 2. Waktu keseluruhan dala eksperien dan

Lebih terperinci

Survei Industri Mikro dan Kecil Triwulanan, 2016

Survei Industri Mikro dan Kecil Triwulanan, 2016 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Industri Mikro dan Kecil Triwulanan, 2016 ABSTRAKSI Industri Pengolahan Mikro dan Kecil (IMK) berperan penting dalam menyokong perekonomian Indonesia pada saat terjadi krisis

Lebih terperinci

Implementasi Histogram Thresholding Fuzzy C-Means untuk Segmentasi Citra Berwarna

Implementasi Histogram Thresholding Fuzzy C-Means untuk Segmentasi Citra Berwarna JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (03) ISSN: 337-3539 (30-97 Print) Ipleentasi Histogra Thresholding Fuzzy C-Means untuk Segentasi Citra Berwarna Risky Agnesta Kusua Wati, Diana Purwitasari, Rully Soelaian

Lebih terperinci

PEMILIHAN KRITERIA DALAM PEMBUATAN KARTU KREDIT DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY AHP

PEMILIHAN KRITERIA DALAM PEMBUATAN KARTU KREDIT DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY AHP E-Jurnal Mateatika Vol. 3, No. Januari 204, 25-32 ISSN: 2303-75 PEMILIHAN KRITERIA DALAM PEMBUATAN KARTU KREDIT DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY AHP JOKO HADI APRIANTO, G. K. GANDHIADI 2, DESAK PUTU EKA

Lebih terperinci

Konstruksi Kode Cross Bifix Bebas Ternair Untuk Panjang Ganjil

Konstruksi Kode Cross Bifix Bebas Ternair Untuk Panjang Ganjil Prosiding SI MaNIs (Seinar Nasional Integrasi Mateatika dan Nilai Islai) Vol.1, No.1, Juli 017, Hal. 1-5 p-issn: 580-4596; e-issn: 580-460X Halaan 1 Konstruksi Kode Cross Bifix Bebas Ternair Untuk Panjang

Lebih terperinci

BAB 3 SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET. 3.1 Sejarah Singkat Badan Pusat Statistik (BPS)

BAB 3 SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET. 3.1 Sejarah Singkat Badan Pusat Statistik (BPS) BAB 3 SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET 3.1 Sejarah Singkat Badan Pusat Statistik (BPS) Adapun sejarah Badan Pusat Statistik di Indonesia terjadi epat asa peerintah di Indonesia, antara lain : 1. Masa Peerintahan

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI PENERIMAAN CALON ASISTEN PRAKTIKUM MENGGUNAKAN METODE SMART

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI PENERIMAAN CALON ASISTEN PRAKTIKUM MENGGUNAKAN METODE SMART Prosiding Seinar Nasional Ilu Koputer dan Teknologi Inforasi Vol., No., Septeber 07 e-issn 540-790 dan p-issn 54-66X SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI PENERIMAAN CALON ASISTEN PRAKTIKUM MENGGUNAKAN METODE

Lebih terperinci

(R.4) PENGUJIAN DAN PEMODELAN ASOSIASI DUA VARIABEL KATEGORIK MULTI-RESPON DENGAN METODE BOOTSTRAP DAN ALGORITMA GANGE

(R.4) PENGUJIAN DAN PEMODELAN ASOSIASI DUA VARIABEL KATEGORIK MULTI-RESPON DENGAN METODE BOOTSTRAP DAN ALGORITMA GANGE (R.4) PENGUJIAN DAN PEMODELAN ASOSIASI DUA VARIABEL KATEGORIK MULTI-RESPON DENGAN METODE BOOTSTRAP DAN ALGORITMA GANGE Giat Sudrajat Saruda, 2 Septiadi Padadisastra, 3 I Gede Nyoan Mindra Jaya Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. segi kuantitas dan kualitasnya. Penambahan jumlah konsumen yang tidak di ikuti

BAB I PENDAHULUAN. segi kuantitas dan kualitasnya. Penambahan jumlah konsumen yang tidak di ikuti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air erupakan kebutuhan yang penting bagi kehidupan anusia. Manusia tidak dapat elanjutkan kehidupannya tanpa penyediaan air yang cukup dala segi kuantitas dan kualitasnya.

Lebih terperinci

Lampiran 1 - Prosedur pemodelan struktur gedung (SRPMK) untuk kontrol simpangan antar tingkat menggunakan program ETABS V9.04

Lampiran 1 - Prosedur pemodelan struktur gedung (SRPMK) untuk kontrol simpangan antar tingkat menggunakan program ETABS V9.04 50 Lapiran 1 - Prosedur peodelan struktur gedung (SRPMK) untuk kontrol sipangan antar tingkat enggunakan progra ETABS V9.04 Pada sub bab ini, analisis struktur akan dihitung serta ditunjukan dengan prosedur

Lebih terperinci

Indonesia - Survei Industri Mikro Dan Kecil 2014 Tahunan

Indonesia - Survei Industri Mikro Dan Kecil 2014 Tahunan Katalog Datamikro - Badan Pusat Statistik Indonesia - Survei Industri Mikro Dan Kecil 2014 Tahunan Laporan ditulis pada: January 6, 2016 Kunjungi data katalog kami di: http://microdata.bps.go.id/mikrodata/index.php

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI. Beberapa Defenisi Pada analisa keputusan, si pebuat keputusan selalu doinan terhadap penjabaran seluruh alternatif yang terbuka, eperkirakan konsequensi yang perlu dihadapi pada setiap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penulis melakukan penelitian serta pengambilan data-data pada lokasi

BAB III METODE PENELITIAN. penulis melakukan penelitian serta pengambilan data-data pada lokasi BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Guna eperoleh data-data yang dibutuhkan dala penelitian ini, penulis elakukan penelitian serta pengabilan data-data pada lokasi penelitian. Penelitian ini

Lebih terperinci