Jurnal Optimasi Sistem Industri

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Jurnal Optimasi Sistem Industri"

Transkripsi

1 JURNAL OPTIMASI SISTEM INDUSTRI - VOL. 16 NO. 1 (017) Terbt onlne pada laman web jurnal : Jurnal Optmas Sstem Industr ISSN (Prnt) ISSN (Onlne) Artkel Peneltan Desan Portofolo Optmal untuk Keputusan Investas pada Fase Krss Keuangan Deddy Saptomo a, Insannul Kaml b, Elta Amrna c, Mego Plamona c a PT. Semen Padang, Indarung, Kecamatan Lubuk Klangan, Kota Padang, Sumatera Barat 537 b Pusat Stud Inovas Unverstas Andalas, Gedung Jurusan Teknk Industr Unvestas Andalas, Kampus Lmau Mans, Kecamatan Pauh, Kota Padang, Sumatera Barat 5163 c Jurusan Teknk Industr, Fakultas Teknk, Unvestas Andalas, Kampus Lmau Mans, Kecamatan Pauh, Kota Padang, Sumatera Barat 5163 INFORMASI ARTIKEL Sejarah Artkel: Dterma Redaks: 18 Aprl 017 Revs Akhr: 9 Me 017 Dterbtkan Onlne: 9 Me 017 KATA KUNCI Optmal portofolo Faktor makroekonom Arbtrage Prcng Theory (APT) Excess Return to Beta (ERB) KORESPONDENSI Telepon: E-mal: sankaml@yahoo.com A B S T R A C T Ths research ams to desgn optmal portfolo wth a case study of stocks lsted on the Indonesa Stock Exchange (IDX) that conduct transactons n the perod The sample used were 396 companes lsted on nne sectors n BEI. Arbtrage Prcng Theory (APT) method s used to determne the realzed return, expected return, and effcent portfolo nvolvng four macroeconomc factors (Stock Prce Index (IHSG), nterest rate of Indonesan Bank Certfcates (SBI), Inflaton and Exchange Rate of Rupah aganst the US Dollar). Effcent portfolo s formed by 31 undervalued companes. Whle the optmal portfolo wth the Excess Return to Beta (ERB) approach was formed by 4 companes wth a ERB value greater than (or equal to) cut-off pont (0,191). Under the uncertanty of the nvestment clmate due to the global fnancal crss, the decson to make nvestments needs to be done carefully and consder varous factors, ncludng macroeconomc factors. Ths research has succeeded n desgnng an optmal portfolo that can be a gude for nvestors to determne nvestment decsons. 1. PENDAHULUAN Sektor keuangan dan pasar modal memegang peranan pentng dan berdampak sgnfkan terhadap laju pertumbuhan ekonom suatu negara [1]. Pasar modal berfungs sebaga penghubung antara phak yang membutuhkan dana dengan phak nvestor []. Pasar modal memungknkan phak nvestor untuk dapat memlh alternatf nvestas yang memberkan return (tngkat pengembalan) yang relatf. Pada dasarnya nvestor berharap untuk mendapatkan return atas nvestas yang semakn tngg dar waktu ke waktu. Oleh karena tu, nvestor dan nvestor potensal memlk kepentngan untuk mampu mempredks nla nvestas mereka. Investor akan selalu mencar alternatf nvestas yang memberkan return tertngg dengan tngkat rsko tertentu. Mengngat tngkat rsko yang melekat pada nvestas saham lebh tngg dar pada nvestas pada perbankan, maka return yang dharapkan juga lebh tngg [3]. Dalam melakukan nvestas saham d pasar modal, terdapat faktor-faktor yang mempengaruh tngkat return yang akan dterma oleh nvestor. Pada dasarnya, pergerakan harga saham dsebabkan oleh tndakan yang dlakukan oleh nvestor [4], dan tndakan n ddasarkan pada pandangan nvestor terhadap faktorfaktor yang mempengaruh pergerakan harga saham tu sendr, yang dapat berasal dar lngkungan ekonom maupun nonekonom. Terkat dengan hal n, pergerakan harga saham dpengaruh oleh faktor-faktor sepert tngkat suku bunga, tngkat nflas, konds poltk negara, dan faktor lannya [5]. Faktor-faktor tersebut membuat keadaan d pasar modal menjad semakn kompleks sehngga nvestor perlu mempredks return suatu saham dengan rsko yang akan dterma. Pada dasarnya terdapat dua model yang serng dgunakan oleh para nvestor dalam mempredks return saham yang dharapkan (expected return), yatu Captal Assets Prcng Model (CAPM) dan Arbtrage Prcng Theory (APT) [6]. Metode CAPM yang dperkenalkan oleh Sharp (1964) dan Lntner (1965) merupakan metode untuk menentukan harga suatu aset pada konds equlbrum (kesembangan) d mana return atas suatu saham yang dngnkan oleh nvestor akan dpengaruh oleh rsko saham tersebut [7]. Attrbuton-NonCommercal 4.0 Internatonal. Some rghts reserved

2 Dalam praktknya, CAPM danggap mempunya kelemahan karena hanya mempertmbangkan faktor pergerakan return pasar. Oleh karena tu, sebuah pendekatan alternatf dusulkan untuk mempredks expected return dar saham bersko yang dkenal dengan Arbtrage Prcng Theory (APT) [8]. APT pada dasarnya menggunakan sejumlah faktor atau lebh dar portofolo pasar untuk mewakl rsko sstemats dar portofolo pasar tersebut. Terkat dengan expected return dan adanya rsko dalam bernvestas, maka pembuatan kerangka keputusan nvestas sangat menentukan keberhaslan nvestor dalam mengoptmalkan tngkat return atas nvestas dan mengurang menungknan rsko sekecl mungkn [9]. Untuk dapat memnmalkan rsko nvestas saham d pasar modal, nvestor dapat membentuk portofolo (dversfkas) saham dengan melakukan nvestas pada banyak saham. Dengan demkan, keuntungan pada saham satu atau beberapa saham akan dapat menutup rsko kerugan pada satu atau beberapa saham lannya [10]. Portofolo merupakan sekumpulan aset untuk tujuan ekonoms tertentu. Konsep dasar portofolo adalah bagamana mengalokaskan sejumlah dana tertentu pada berbaga jens saham yang akan menghaslkan keuntungan yang optmal [11]. Tujuan utama pembentukan portofolo adalah untuk mencar kombnas optmal dar berbaga saham untuk memperoleh return yang maksmal. Investor yang lebh menyuka rsko akan memlh portofolo dengan return yang tngg dan rsko yang juga tngg jka dbandngankan dengan nvestor yang kurang menyuka rsko. Atas dasar hal n, maka peneltan n bertujuan melakukan perancangan dan pembentukan portofolo optmal dengan menganalss saham-saham yang terdaftar d seluruh sektor (semblan sektor) pada Bursa Efek Indonesa (BEI) untuk perode analss Analss portofolo n dharapkan dapat membantu nvestor dalam mengambl keputusan untuk bernvestas pada portofolo optmal yang dbentuk.. TINJAUAN PUSTAKA.1. Pasar Modal Pasar modal (captal market) dapat dartkan sebaga pasar keuangan dengan waktu smpan dana jangka panjang. Dalam konteks yang lebh luas pasar modal dsebut sebaga bursa efek, yatu suatu sstem yang terorgansr yang mempertemukan penjual dan pembel efek secara langsung maupun melalu waklnya [1]. Konsep pasar modal lebh sempt darpada fnancal market (pasar keuangan) yang menjad tempat dperdagangkannya semua bentuk hutang dan modal sendr, bak dana jangka panjang maupun jangka pendek, bak yang bsa dnegosaskan ataupun tdak [13]. Fungs umum pasar modal dalam menjalankan perekonoman suatu negara yatu memfasltas pemndahan dana dar phak yang memlk kelebhan dana (nvestor) kepada phak yang memerlukan dana [14], sebagamana dperlhatkan pada Gambar 1... Saham Saham adalah surat berharga yang merupakan bukt kepemlkan seseorang atau badan terhadap suatu perusahaan [15]. Saham merupakan tanda bukt pengamblan bagan saham dan juga merupakan tanda bukt pengamblan bagan kepesertaan dalam suatu perusahaan [16]. Wujud dar saham adalah selembaran kertas yang menunjukkan hak pemodal dalam memlk suatu perusahaan yang dgunakan untuk memperoleh bagan dar keuntungan atau kekayaan perusahaan tersebut [13]. DANA EFEK Pemodal / Investor yang memlk kelebhan dana Pasar Modal EFEK DANA Perusahaan / Insttus Pemerntah yang membutuhkan dana tambahan Gambar 1. Dagram Alran Dana dan Efek pada Pasar Modal [17] Jens-jens saham antara lan sebaga berkut [18]: a. Saham basa Saham basa (dkenal sebaga sekurtas penyertaan, sekurtas ekutas, atau cukup dsebut ekutas) menunjukkan bagan kepemlkan d sebuah perusahaan. b. Saham preferen Preferred stock (saham preferen) memlk ftur yang serupa dengan ekutas sekalgus hutang..3. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Indeks harga saham adalah ndkator atau cermnan pergerakan harga saham. Indeks merupakan salah satu pedoman bag nvestor untuk melakukan nvestas d pasar modal, khususnya nvestas saham [19]. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) adalah ndeks yang berskan seluruh saham perusahaan (emten) yang tercatat d Bursa Efek Indonesa (BEI). IHSG merupakan ndkator knerja pasar modal yang selalu mengalam perubahan secara cepat karena transaks saham d BEI juga terjad dalam htungan detk dan ment. Belakangan, IHSG djadkan sebaga barometer kesehatan ekonom negara Indonesa dan sebaga landasan analss statstk atas konds current market (pasar terkn). Pergerakan IHSG dtentukan oleh permntaan dan penawaran atas saham-saham. Jka permntaan menngkat maka harga saham akan nak, dan sebalknya jka permntaan menurun maka harga saham akan turun. Setap har d BEI juga terdapat saham-saham yang tdak mengalam pergerakan harga atau tdak ada transaks [0]..4. Portofolo Saham Para nvestor membentuk portofolo nvestas dengan tujuan ngn mengurang rsko yang mereka tanggung [14]. Dalam hal n pertmbangan mengena expected return dan tngkat rsko portofolo menjad pentng bag nvestor. Expected return portofolo merupakan rata-rata tertmbang dar expected return masng-masng saham yang membentuk portofolo tersebut, sedangkan standar devas portofolo lebh kecl dar rata-rata tertmbang tersebut sejauh koefsen korelas antar saham yang membentuk portofolo dan nlanya lebh kecl dar satu. Semakn rendah koefsen korelas, maka semakn efektf penurunan standar devas. Dalam teor pembentukan portofolo dkenal stlah portofolo efsen dan portofolo optmal. Portofolo efsen merupakan Deddy Saptomo et al. 69

3 portofolo saham-saham yang memlk tngkat pengembalan terbesar dengan rsko tertentu atau memlk tngkat pengembalan tertentu dengan rsko yang mnmal [1]. Portofolo optmal terdr dar sekumpulan aset yang dplh oleh nvestor dar sejumlah aset portofolo efsen sesua dengan pandangan nvestor terhadap return dan rsko, dengan asums bahwa nvestor bersfat rsk averse (berupaya untuk memnmalkan rsko). Pembentukan portofolo optmal dlakukan dengan memlh saham-saham berdasarkan return dan rsko yang sesua dengan profl nvestor []..5. Model Kesembangan Model-model kesembangan umum memungknkan nvestor untuk menentukan pengukur rsko yang relevan dan bagamana hubungan antara rsko untuk setap aset apabla pasar modal berada dalam keadaan sembang [13]. Terdapat dua model kesembangan yang serng dgunakan para nvestor dalam mempredks expected return saham, yatu Captal Assets Prcng Model (CAPM) dan Arbtrage Prcng Theory (APT) [6]. CAPM merupakan model kesembangan untuk menjelaskan hubungan suatu saham tertentu dengan pasar secara keseluruhan dan mempredks kesembangan expected return dar suatu aset bersko [3]. Dalam praktknya, CAPM danggap mempunya kelemahan karena hanya mempertmbangkan faktor pergerakan return pasar. Konsep APT sebaga alternatf untuk mempredks expected return dar sekurtas bersko kemudan drumuskan pada tahun 1976 [8]. APT menggunakan return dar suatu sekurtas yang dkatkan dengan beberapa faktor yang mempengaruh pasar [4]. Model APT menghaslkan hubungan expected return dengan beta yang menggunakan portofolo yang terdversfkas dengan bak yang dapat dbentuk dar sejumlah besar sekurtas [18]..6. Excess Return To Beta (ERB) ERB dgunakan untuk mengukur return premum saham relatf terhadap satu unt rsko yang tdak dapat ddversfkaskan yang dukur dengan beta. ERB menunjukkan hubungan antara return dan rsko yang merupakan faktor penentu nvestas [13]. ERB merupakan selsh dar expected return dengan return aktva bebas rsko. Dalam konsep pembentukan portofolo optmal, nla ERB dgunakan sebaga dasar untuk menentukan saham yang akan termasuk ke dalam portofolo optmal. Portofolo yang optmal akan berskan aset-aset yang mempunya ERB yang tngg [5]. 3. METODOLOGI 3.1. Stud Pendahuluan Stud pendahuluan dlakukan dengan mencar dan mengumpulkan nformas mengena su-su aktual terkat perekonoman duna (terutama ekonom makro) dan perkembangan nvestas d pasar modal Indonesa. Informas n dperoleh dar artkel, majalah dan berta dar meda cetak ataupun meda elektronk. Informas-nformas tersebut akan menjad dasar pemkran untuk melakukan analss terhadap permasalahan peneltan. 3.. Stud Lteratur Stud lteratur adalah upaya untuk mencar dan menghmpun referens teor yang relefan dengan kasus atau permasalahan peneltan, sepert pasar modal, saham, IHSG, portofolo saham, model kesembangan, dan Excess Return To Beta (ERB). Referens n ddapatkan dar jurnal, prosdng, laporan peneltan dan buku teks. Tujuan dlakukannya stud lteratur adalah untuk memperkuat permasalahan peneltan serta sebaga dasar teor dalam melakukan analss peneltan Pengumpulan Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder, yang dkumpulkan untuk perode , antara lan sebaga berkut: 1. Close prce (harga penutupan) bulanan saham perusahaan yang terdaftar d BEI,. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), 3. Suku Bunga Sertfkat Bank Indonesa (SBI), 4. Inflas, dan 5. Nla tukar (kurs) mata uang Rupah terhadap Dolar Amerka Populas dan Sampel Populas peneltan n adalah seluruh perusahaan yang terdaftar d seluruh sektor d Bursa Efek Indonesa (BEI) pada akhr perode 015 yang berjumlah 55 perusahaan. Dar jumlah tersebut, hanya 396 perusahaan yang tercatat melakukan transaks pada perode Dengan demkan, sampel yang dgunakan pada peneltan n berjumlah 396 perusahaan. Tabel 1 memperlhatkan jumlah perusahaan terplh yang tergabung ke dalam masng-masng sektor yang dgunakan sebaga sampel peneltan. Tabel 1. Sampel Perusahaan Terplh No. Sektor Jumlah 1 Propert dan Real Estate 45 Konsumen 30 3 Industr Dasar 56 4 Infrastruktur 30 5 Keuangan 64 6 Aneka Industr 35 7 Pertambangan 33 8 Pertanan 13 9 Perdagangan 90 Total Saham Perancangan Portofolo Optmal Tahapan dlakukan dalam perancangan portofolo optmal djelaskan sebaga berkut Penentuan return pasar dan return bebas rsko. Return pasar dan return bebas rsko bertujuan untuk mengetahu gambaran konds pasar dar saham-saham perusahaan yang danalss. Return pasar dhtung dar data IHSG pada perode dan return bebas rsko dhtung dar data suku bunga SBI pada perode Return pasar dhtung dengan menggunakan rumus berkut [6]: R m IHSGt IHSG IHSG t1 t1 (1) 70 Deddy Saptomo et al.

4 3.5.. Penentuan realzed return, expected return, dan portofolo efsen Realzed return merupakan return saham yang telah terjad pada perode tertentu. Realzed return saham merupakan tngkat pengembalan yang ddapatkan dar selsh close prce bulanan masng-masng saham. Proses penentuan realzed return saham dperlukan untuk mengetahu seberapa besar potens keuntungan yang dperoleh ketka bernvestas pada suatu saham. Realzed return saham dhtung dengan menggunakan rumus berkut [7]: R P P t t1 () Pt 1 Setelah nla realzed return semua saham ddapatkan, maka tahapan selanjutnya dalam perancangan portofolo optmal adalah penentuan surprse value (nla surprse) masng-masng faktorfaktor makroekonom. Faktor-faktor makroekonom yang dgunakan d dalam peneltan n antara lan IHSG, SBI, nflas dan kurs Rupah terhadap Dolar Amerka. Dengan menggunakan actual value (nla aktual) masng-masng faktor makroekonom, maka dlakukan forecastng (peramalan) untuk menentukan expected value (nla harapan), yatu nla yang dharapkan sesungguhnya pada perode yang damat ( ). Peramalan expected value masng-masng faktor dlakukan dengan menggunakan perangkat lunak SPSS dengan metode exponental smoothng yang terdr dar empat metode, yatu Smple, Holt s Lnear Trend, Brown s Lnear Trend, dan Damped Trend. Penentukan metode terbak dalam menghtung expected value masng-masng faktor dlhat dar nla Mean Absolute Percentage Error (MAPE) dan Mean Absolute Error (MAE) yang terkecl. Semakn kecl nla MAPE dan MAE yang dhaslkan, maka semakn bak metode tersebut dgunakan [8]. Tahapan selanjutnya dalam perancangan portofolo optmal adalah perhtungan expected return saham pada perode dlakukan dengan metode APT dengan menggunakan faktor-faktor IHSG, SBI, nflas dan kurs Rupah. Secara umum, persamaan APT dapat drumuskan ke dalam konds d mana terdapat faktor n, sehngga dengan demkan persamaan tersebut dapat dtulskan sebaga berkut [31]: E(R) = Rf + β1,f1 [E(RF1) - Rf] + β,f [E(RF) - Rf] βn,fn [E(RFn) - Rf] (4) Tahapan selanjutnya dalam perancangan portofolo optmal adalah pembentukan portofolo efsen. Portofolo efsen menjad dasar dalam membentuk portofolo saham yang optmal. Pengklasfkasan saham-saham yang termasuk d dalam portofolo efsen ddasarkan pada realzed return saham ndvdu yang harus lebh besar expected return saham tersebut [(R)>E(R)] dan letaknya berada d atas gars Securty Market Lne (SML). Jka nla realzed return suatu saham lebh besar dar dengan nla expected return-nya (undervalued), maka saham tersebut merupakan bagan dar portofolo efsen yang akan termasuk ke dalam kanddat rancangan portofolo optmal. Sebalknya jka nla realzed return suatu saham lebh kecl dar nla expected return-nya (overvalued), maka saham tersebut tdak termasuk ke dalam kanddat rancangan portofolo optmal Perancangan portofolo optmal, perhtungan propors dana dan pengalokasan dana Perancangan portofolo optmal dlakukan dengan metode Excess Return to Beta (ERB). Penentuan portofolo optmal akan menjad mudah jka hanya ddasarkan pada sebuah angka yang dapat menentukan apakah suatu saham dapat dmasukkan ke dalam portofolo optmal. Angka tersebut adalah raso antara excees return dengan beta (excess return to beta rato) [3]. Nla MAPE dan MAE menjad dasar untuk memlh metode exponental smoothng mana yang dgunakan untuk menentukan surprse value masng-masng faktor makroekonom. Surprse value sendr merupakan selsh actual value dan expected value masng-masng faktor. Setelah surprse value masng-masng faktor dtentukan, maka tahapan selanjutnya dalam perancangan portofolo optmal adalah menentukan rsko sstemats yang dhtung dar senstvtas return saham terhadap faktor-faktor yang dgunakan. Rsko sstemats dsebut juga dengan rsko pasar karena mempengaruh seluruh perusahaan. Rsko n dapat berupa tngkat bunga, keadaan pasar, ataupun tngkat nflas. Ukuran dar rsko sstemats tu sendr adalah beta (β). Semakn besar beta suatu saham maka semakn tngg rsko sstemats dar saham tersebut [9]. Dengan demkan beta menunjukkan kepekaan tngkat faktor rsko yang tdak bsa dhlangkan dalam bentuk portofolo saham (non dversable rsk). Jka nla beta semakn menjauh nol (0) maka semakn besar pengaruh tngkat keuntungan pasar sehngga semakn tngg rsko saham tersebut dan demkan sebalknya. Rsko sstemats (β) dhtung dengan menggunakan rumus berkut [30]: σ σ β (R,F) (F) (3) Excess return adalah selsh ekspektas dengan aktva bebas rsko. ERB adalah kelebhan return relatf terhadap satu unt rsko yang tdak dapat ddversfkaskan yang dukur dengan beta. Raso ERB n juga menunjukkan hubungan antara dua faktor penentu nvestas, yatu return dan rsko [33]. Dengan demkan proses analss akan memlh saham-saham dengan melhat E(R) expected return, beta dan ERB postf. Portofolo yang optmal akan bers saham-saham yang mempunya nla E(R), beta dan nla ERB yang postf. Saham-saham dengan nla ERB postf terbesar akan menjad kanddat untuk dmasukkan kedalam portofolo optmal. ERB dhtung dengan menggunakan rumus berkut [3]: E(R ) R ERB β BR Nla ERB mencermnkan besarnya return premum yang dapat dhaslkan oleh suatu saham relatf terhadap satu unt rsko yang tdak dapat ddversfkaskan yang dukur dengan beta (β) [34]. Pada dasarnya, beta mencermnkan kecenderungan perubahan (volatltas) return suatu saham terhadap return pasar, yang mengukur rsko sstemats dar suatu saham relatf terhadap rsko pasar. Artnya masng-masng saham memlk kepekaan yang berbeda terhadap perubahan pasar. Semakn besar koefsen beta saham berart semakn peka saham tersebut terhadap (5) Deddy Saptomo et al. 71

5 perubahan pasar, d mana saham yang demkan dsebut sebaga saham yang agresf. Jka β = 1 berart saham tersebut memlk rsko yang sama dengan rsko rata-rata pasar. Karena rsko sstemats tdak dapat dhlangkan melalu dversfkas saham, maka dalam pembentukan portofolo nvestor perlu mempertmbangkan nla ERB tap saham yang termasuk sebaga kanddat. Setelah nla ERB masng-masng saham yang termasuk kanddat rancangan portofolo optmal ddapatkan, naka tahapan selanjutnya dalam perancangan portofolo optmal adalah penentuan nla pembatas (cut-off pont). Cut-off pont merupakan sebuah nla yang menjad pembatas untuk memlh saham-saham yang termasuk ke dalam portofolo optmal. Langkah-langkah dalam menghtung nla cut-off pont adalah sebaga berkut [5]: a. Mengurutkan saham-saham berdasarkan nla ERB terbesar hngga terkecl. Saham dengan nla ERB terbesar merupakan kanddat portofolo optmal. b. Htung nla A dan B untuk masng-masng saham ke- yatu: [E(R R )β ] A dan β B σ e f σ e c. Menghtung nla C yang merupakan nla C untuk saham ke yang dhtung dar kumulas nla-nla A sampa A dan nla-nla B sampa B. C dnyatakan dengan rumus: [σ C 1 σ A ] m j j1 mbj j1 d. Besarnya cut-off pont (C*) adalah nla C terbesar dar sederetan nla C saham. Saham-saham yang membentuk portofolo optmal adalah saham-saham yang memlk nla ERB lebh besar atau sama dengan nla ERB d ttk C*, sedangkan saham-saham yang berada dbawah ttk ERB tdak termasuk ke dalam portofolo optmal. Setelah komposs saham d dalam portofolo optmal terbentuk, maka selanjutnya dhtung dhtung propors (alokas) dana dan persentase propors dana yang akan dnvestaskan kepada masng-masng saham yang termasuk ke dalam portofolo optmal, yang dhtung sebaga berkut [35]: [. ERB C Z dan e * ) Z W (10) Z (6) (7) (8) (9) 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Return Pasar dan Return Bebas Rsko Return pasar pada perode dperlhatkan pada Tabel, sedangkan return bebas rsko dperlhatkan pada Tabel 3. Tabel. Return Pasar Perode Tahun Bulan R m Tahun Bulan R m , , , , , , , , , , , ,069 0, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,0471 0, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,04930 Rata-Rata 0, ,04330 R m 0,00581 Tabel 3. Return Bebas Rsko Perode Tahun Bulan R f Tahun Bulan R f 1 0, , , , , , , , , , , , ,0776 0, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,0576 Rata-Rata 0, ,0551 R f 0, Deddy Saptomo et al.

6 Return pasar sebaga nla akhr yang dgunakan dalam pembentukan portofolo optmal merupakan rata-rata return per bulan untuk seluruh perode bulanan. Return bebas rsko juga dhtung dalam satuan bulanan. Return bebas rsko per bulan dhtung dengan mencar rata-rata return bebas rsko per tahun dbag 1 bulan. Tabel memperlhatkan bahwa return pasar sebesar 0,00581 yang merupakan rata-rata dar selsh nla IHSG per bulan pada perode Sedangkan Tabel 3 memperlhatkan bahwa nla return bebas rsko sebesar 0,00509 (0,509%) yang merupakan rata-rata dar selsh nla SBI per bulan pada perode Dengan demkan, dapat dsmpulkan bahwa untuk bernvestas d pasar saham pada perode layak dlakukan karena nla return pasar yang ddapatkan lebh besar darpada nla return bebas rsko. 4.. Realzed Return, Expected Return, dan Portofolo Efsen Tabel 4. Sepuluh Perusahaan dengan Realzed Return Terbesar pada Perode (dar 396 Perusahaan) No. Kode Perusahaan R 1 GMTD 0,16904 MYOH 0, PSAB 0,154 4 ITMA 0, MITI 0, GTBO 0, DKFT 0, POOL 0, BSWD 0, SQMI 0,08093 Tabel 4 memperlhatkan sepuluh perusahaan dengan realzed return terbesar pada perode (dar 396 perusahaan). Berdasarkan Tabel 4 dan perhtungan realzed return untuk semua saham dketahu bahwa nla realzed return terbesar adalah 0,16904 (16,904%) pada saham PT. Gowa Makassar Toursm Development Tbk (GMTD). Harga saham GMTD mengalam kenakan terutama pada perode tahun 013 dan pada perode harga saham perusahaan n relatf stabl. Namun setelah perode tersebut, kenakan harga saham yang cukup sgnfkan secara langsung berpengaruh terhadap keuntungan perusahaan. Tabel 5. Nla MAPE dan MAE Masng-Masng Faktor Makroekonom Faktor Nla Metode Exponental Smoothng Smple Holt Brown Damped IHSG MAPE 3,34 3,16 3,53 3,18 MAE 145,94 137,87 153,16 138,45 SBI MAPE,81,80,86,48 MAE 0,00 0,00 0,00 0,001 Inflas MAPE 8,7 8,38 8,97 7,59 MAE 4,59 4,65 5,18 4,9 Kurs MAPE 1,40 1,38 1,41 1,37 Rupah MAE 160,17 153,47 161,18 15,83 Sementara tu nla realzed return terkecl adalah -0,05359 (- 5,359%) pada saham PT. Bum Resource Tbk (BUMI). Hal n mengndkaskan bahwa bernvestas pada saham perusahaan n akan menyebabkan kerugan bag nvestor. Berdasarkan laporan hasl pengamatan yang dpublkaskan oleh BEI, harga saham PT. Bum Resource Tbk mengalam penurunan dar perode 011 hngga 015. Nla MAPE dan MAE masng-masng faktor makroekonom berdasarkan hasl peramalan dapat dlhat pada Tabel 5. Nla MAPE dan MAE terkecl untuk faktor IHSG ddapatkan dengan menggunakan metode Holt s Lnear Trend, sementara untuk faktor SBI, Inflas dan Kurs Rupah nla MAPE dan MAE terkecl ddapatkan dengan menggunakan metode Damped Trend. Dengan demkan, nla expected value untuk faktor IHSG yang dgunakan adalah hasl peramalan dengan menggunakan metode Holt s Lnear Trend, sementara nla expected value untuk faktor SBI, Inflas dan Kurs Rupah yang dgunakan adalah hasl peramalan dengan menggunakan metode Damped Trend. Surprse value masng-masng faktor kemudan dhtung, yatu selsh antara actual value dan expected value sebagamana terlhat pada Tabel 6. Analss yang dlakukan terhadap data IHSG pada perode menunjukkan bahwa rata-rata actual value IHSG adalah 4.456,76, sedangkan rata-rata expected value IHSG pada perode adalah 4.460,90. Hal n menunjukkan bahwa actual value IHSG lebh kecl darpada expected value IHSG. Rata-rata actual value SBI pada perode adalah 0,06109 (6,109%), sedangkan rata-rata expected value SBI pada perode adalah 0,06107 (6,107%). Hal n menunjukkan bahwa actual value SBI lebh besar darpada expected value SBI. Analss juga menunjukkan bahwa rata-rata actual value nflas pada perode adalah 0,0589 (5,89%), sedangkan ratarata expected value nflas pada perode adalah 0,0594 (5,94%). Hal n menunjukkan bahwa actual value nflas lebh kecl darpada expected value nflas. Rata-rata expected value kurs Rupah pada perode adalah Rp ,49, sedangkan rata-rata expected value kurs Rupah pada perode adalah Rp ,46. Hal n menunjukkan bahwa actual value kurs Rupah lebh kecl darpada expected value kurs Rupah. Tabel 7 memperlhatkan rsko sstemats (β) dar sepuluh perusahaan d sektor Propert & Real Estate pada perode (dar 396 perusahaan). Berdasarkan Tabel 7 dketahu bahwa rsko sstemats faktor IHSG bernla postf untuk sepuluh perusahaan d sektor Propert & Real Estate. Hal n mengndkaskan bahwa kenakan IHSG pada perode akan mengakbatkan kenakan return saham perusahaanperusahaan tersebut. Sedangkan rsko sstemats faktor SBI, Inflas dan Kurs Rupah rata-rata bernla negatf, d mana hal n mengndkaskan bahwa kenakan SBI, Inflas dan Kurs Rupah pada perode akan mengakbatkan penurunan return saham perusahaan-perusahaan tersebut. Rsko sstemats ratarata saham PT. Adh Karya (Persero) Tbk (ADHI), PT. Bekas Asr Pemula Tbk (BAPA) dan PT. Bhuwanatala Indah Perma Tbk (BIPP) bernla postf, sedangkan rsko sstemats rata-rata saham perusahaan lannya bernla negatf. Deddy Saptomo et al. 73

7 Tabel 6. Surprse Value Masng-Masng Faktor Makroekonom Tahun Bulan Suprse IHSG Suprse SBI Suprse Inflas Suprse Kurs Rupah 1-0, , , , , , , , , , , , , ,0095-0, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,0000 0, , , , , , , , , , , , , , , ,0018 0, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,0000-0, , , , , , , , , , , , , , , , ,0008-0, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , Berdasarkan Tabel 7 dketahu bahwa hanya saham PT. Adh Karya (Persero) Tbk (ADHI) dan saham PT. Bekas Asr Pemula Tbk (BAPA) yang memlk nla β d atas 1 (masng-masng,6704 dan 4,45076). Hal n mengndkaskan bahwa pada perode , saham ADHI dan BAPA merupakan saham yang agresf. Sedangkan nla β saham APLN, ASRI, BCIP, BKDP, BKSL, BSDE, dan COWL bernla negatf (< 1), yang 74 Deddy Saptomo et al. mengndkaskan bahwa rsko stemats saham-saham tersebut berada d bawah rsko pasar. Dengan menggunakan faktor-faktor IHSG, SBI, nflas dan kurs Rupah maka persamaan APT yang dgunakan pada peneltan n adalah sebaga berkut:

8 Tabel 7. Rsko Sstemats (β) dar Sepuluh Perusahaan D Sektor Propert & Real Estate pada Perode (dar 396 Perusahaan) No. Kode Perusahaan β IHSG β SBI β Inflas β Kurs β (Rata-Rata) 1 ADHI 0, , , ,0003,6704 APLN 0,0003-0,5597-6,1847-0, , ASRI 0, , , ,0007-3, BAPA 0, ,458 1, , , BCIP 0, ,8190-1, , , BIPP 0,00013, ,9606-0, , BKDP 0,0000-0, , ,0000-0, BKSL 0, , ,0918-0, ,756 9 BSDE 0, , , , , COWL 0,0004-5,39888,763-0, ,66809 E(R) = Rf + βihsg [E(RIHSG) - Rf] + βsbi [E(RSBI) - Rf] + βinflas [E(RInflas) - Rf] + βkurs [E(RKurs) - Rf] (11) Tabel 8 memperlhatkan sepuluh perusahaan dengan expected return terbesar pada perode (dar 396 perusahaan). Berdasarkan Tabel 8 dan perhtungan expected return untuk semua saham dketahu bahwa nla expected return terbesar adalah 1,4814 atau 100,48% pada saham PT. J Resources Asa Pasfk Tbk (PSAB). Expected return yang bernla postf (bahkan d atas 100%) n mengndkaskan bahwa tngkat pengembalan modal pada saham PT. J Resources Asa Pasfk Tbk sesua dengan harapan nvestor, karena adanya kenakan harga saham secara keseluruhan. Sedangkan nla expected return terkecl adalah -0, atau -30,70% pada saham PT. Gowa Makassar Toursm Development Tbk (GMTD). Hal n mengndkaskan bahwa tngkat pengembalan modal tdak sesua dengan harapan nvestor, karena adanya penurunan harga saham secara keseluruhan. Berdasarkan pembandngan nla realzed return dan expected return saham perusahaan yang damat pada perode dketahu bahwa sebanyak 31 saham dar 396 saham yang damat merupakan bagan dar portofolo efsen sehngga termasuk kanddat rancangan portofolo optmal. Securty Market Lne (SML) dar saham-saham perusahaan pembentuk portofolo efsen pada perode dperlhatkan pada Gambar, d mana nla realzed return (R) saham yang damat lebh besar darpada nla expected return-nya E(R). Dengan demkan, saham-saham tersebut dkategorkan undervalued dan termasuk ke dalam kanddat rancangan portofolo optmal. Tabel 8. Sepuluh Perusahaan dengan Expected Return Terbesar pada Perode (dar 396 Perusahaan) No. Kode Perusahaan E(R ) 1 PSAB 1,4814 MYOH 0, DKFT 0, ZBRA 0, PGLI 0, ATPK 0, INPP 0, GTBO 0, RIMO 0, PWON 0, Gambar. Securty Market Lne (SML) dar Saham Perusahaan Pembentuk Portofolo Efsen pada Perode Perancangan Portofolo Optmal dengan Pendekatan ERB Tabel 9 memperlhatkan sepuluh perusahaan dengan ERB terbesar pada perode (dar 31 perusahaan). Berdasarkan Tabel 9 dan perhtungan ERB untuk semua saham dketahu bahwa nla ERB saham PT. Samudera Indonesa Tbk (SMDR) merupakan yang terbesar dan bernla postf, yatu 0,5779. Hal n mengndkaskan bahwa PT. Samudera Indonesa Tbk mempunya tngkat pengembalan saham d atas tngkat pengembalan bunga bebas rsko (Rf) sehngga layak untuk dmasukkan ke dalam kanddat rancangan portofolo optmal karena memlk pengembalan yang lebh tngg darpada suku bunga deposto. Dengan kata lan, ERB PT. Samudera Indonesa Tbk lebh menunjukkan keuntungan nvestas yang akan dperoleh jka dbandngkan dengan mendepostokan uang d bank yang lebh merugkan. Deddy Saptomo et al. 75

9 Tabel 9. Sepuluh Perusahaan dengan ERB Terbesar pada Perode (dar 31 Perusahaan) No. Kode Perusahaan ERB 1 SMDR 0,5779 BFIN 0, PTPP 0, TRAM 0, KOIN 0, CMPP 0, TSPC 0, LPIN 0,118 9 TOTL 0, RDTX 0,0859 Nla ERB terkecl dtemu pada saham PT. Bank Captal Indonesa Tbk (BACA), yatu -, Hal n mengndkaskan bahwa PT. Bank Captal Indonesa Tbk mempunya tngkat pengembalan saham d bawah tngkat pengembalan bunga bebas rsko (Rf) sehngga tdak layak untuk dmasukkan ke dalam kanddat rancangan portofolo optmal. Dengan demkan, bernvestas d PT. Samudera Indonesa Tbk tdak akan menguntungkan bag nvestor. Tabel 10 memperlhatkan perhtungan nla cut-off pont untuk sepuluh perusahaan dengan ERB terbesar pada perode (dar 31 perusahaan). Berdasarkan Tabel 10 dketahu bahwa nla cut-off pont (C*) adalah 0,0191. Nla ERB kesepuluh perusahaan berada d atas nla cut-off pont. Tabel 10. Cut-Off Pont Sepuluh Perusahaan dengan ERB Terbesar pada Perode No. Kode Perusahaan ERB A B Cut Off Rate (C) C* 1 SMDR 0,5779 0, , , BFIN 0,5418 0, , , PTPP 0, ,3768 1, , TRAM 0, , ,3611 0, KOIN 0,1476 0, , , CMPP 0, , ,1300 0, , TSPC 0,1375 0, , , LPIN 0,118 0, , , TOTL 0, ,1938 1, , RDTX 0,0859 0,338 3,9146 0,00051 Tabel 11. Portofolo Optmal No Kode Perusahaan ERB C* 1 SMDR 0,5779 0,0191 BFIN 0, PTPP 0, TRAM 0, KOIN 0, CMPP 0, TSPC 0, LPIN 0,118 9 TOTL 0, RDTX 0, PANS 0, MYOR 0, FORU 0, BCAP 0, PSKT 0, ABDA 0, IATA 0, UNVR 0, KARW 0, BHIT 0, SIAP 0,03894 DNET 0, SONA 0, PLIN 0, MPPA 0, SMMA 0, HDTX 0, EKAD 0, CNTX 0, AMFG 0, ASGR 0, MITI 0, MREI 0, BTEK 0, DLTA 0, MLIA 0,07 37 BBCA 0, AHAP 0, TKGA 0, YPAS 0, MYTX 0, CENT 0, Deddy Saptomo et al. Dengan demkan, saham kesepuluh perusahaan tersebut akan termasuk ke dalam rancangan portofolo optmal. Portofolo optmal sendr dbentuk dengan mengdentfkas besaran nla ERB masng-masng saham. Jumlah saham perusahaan yang terdentfkas dengan nla ERB lebh besar atau sama dengan cut off pont (C*) adalah 4 perusahaan, sebagamana dperlhatkan pada Tabel 11. Dengan asums total nvestas d masng-masng portofolo adalah Rp ,-, maka propors dana dan persentase propors dana untuk Portofolo optmal dperlhatkan pada Tabel 1. Nla nvestas terbesar yang harus dlakukan nvestor pada Portofolo optmal adalah pada PT. Asurans Bna Dana Arta Tbk (ABDA), yatu sebesar 1,78% atau senla Rp ,04. Sedangkan nla nvestas terkecl yatu sebesar 0,019% atau senla Rp ,7 yang dnvestaskan pada PT. Asa Pacfc Investama Tbk (MYTX). Propors dana menggambarkan besarnya dana yang harus dnvestaskan oleh nvestor terhadap suatu saham [36]. Investas pada saham ABDA memerlukan propors dana yang palng besar senla 1,78% dbandngkan dengan nvestas pada saham yang lan. Nla 1,78% menggambarkan bahwa dar 100% dana yang dmlk oleh nvestor (asums Rp ,), sebanyak 1,78% akan dnvestaskan pada saham ABDA dan ssanya akan dnvestaskan pada saham yang lan. Besarnya propors dana (alokas dana) yang dnvestaskan pada masng-masng saham akan mempengaruh besarnya expected return portofolo optmal yang dbentuk [36]. Semakn besar alokas dana yang dnvestaskan pada saham yang termasuk ke dalam portofolo optmal, maka semakn besar expected return dar saham yang bersangkutan. Selan tu, expected return portofolo optmal juga dpengaruh oleh nla beta (rsko pasar/rsko sstemats). Semakn besar beta suatu saham, maka

10 expected return dar saham yang bersangkutan juga semakn besar. Gambar 3 menunjukkan perbandngan jumlah saham terplh pada Portofolo optmal dan saham yang damat pada perode Berdasarkan Gambar 3 dketahu bahwa Portofolo optmal ddomnas oleh saham sektor perdagangan (10 saham), kemudan berturut-turut sektor keuangan (8 saham), sektor ndustr dasar (5 saham), sektor propert & real estate (4 saham), sektor konsumen (4 saham), sektor nfrastruktur (4 saham), sektor aneka ndustr (4 saham), sektor pertambangan ( saham) dan sektor pertanan (1 saham). Gambar 3. Perbandngan Jumlah Saham Terplh dan Saham yang Damat pada Portofolo Optmal Tabel 1. Propors Dana dan Persentase Propors Dana Portofolo Optmal No. Kode Perusahaan β σ e ERB C* Z W (%) Alokas Dana 1 SMDR 0,0173 0, ,5779 0,0191 0, , ,40 BFIN 0,0618 0,0175 0,5418 1,1467 5, ,38 3 PTPP 0,083 0,0337 0, ,4051 6, ,64 4 TRAM 0,6400 0,9519 0, ,1315 0, ,09 5 KOIN 0, ,0365 0,1476 0,3936 1, ,31 6 CMPP 0,7600 0, , ,49114, ,54 7 TSPC 0,086 0, ,1375 0,067 1, ,40 8 LPIN 0,0593 0, ,118 0,414 1, ,65 9 TOTL 0,0496 0,03 0, ,7634 3, ,3 10 RDTX 0,775 0,0135 0,0859 1, , ,15 11 PANS 0,8469 0, ,0789 1, , ,15 1 MYOR 0,5443 0,0115 0, ,53 5, ,89 13 FORU 0,6414 0,0997 0, , , ,03 14 BCAP 0,4448 0, , ,4719, ,95 15 PSKT 0, , ,0540 0,681, ,35 16 ABDA 1, ,0119 0,04990, , ,04 17 IATA 0, , , ,1467 0, , 18 UNVR 0,913 0, , , , ,14 19 KARW 1,0731 0,1415 0, , , ,17 0 BHIT 0,1635 0,0014 0, ,1557 0, ,86 1 SIAP 1, , , , , ,61 DNET 1,916 0, ,0380 0,4053 1, ,45 3 SONA 0, ,0387 0, , , ,90 4 PLIN 0, ,06 0,0336 0,3475 1, ,5 5 MPPA 0,1397 0,0164 0,0303 0,0975 0, ,9 6 SMMA 0, ,0118 0, ,56345, ,13 7 HDTX,0633 0, ,0305 0, , ,16 8 EKAD 0, ,081 0,0896 0, , ,69 9 CNTX 1,974 0,033 0,071 0,4503, ,36 30 AMFG 0, ,0077 0,0717 0, , ,7 31 ASGR 0,7551 0, ,0545 0, , ,94 3 MITI 5,3348 0,3806 0,0544 0,106 0, ,73 33 MREI,930 0, ,0496 0,000 0, ,7 34 BTEK 0,7618 0,0199 0,0474 0,1500 1, ,99 35 DLTA 1, ,0134 0,0434 0,61947, ,19 36 MLIA 0,5787 0,0401 0,07 0,0514 0, ,95 37 BBCA 0, , ,0198 0,45187, ,88 38 AHAP 0, , ,0187 0, , ,5 39 TKGA, , ,019 0, , ,98 40 YPAS 0,1854 0, ,005 0, , ,00 41 MYTX 0,969 0, , ,0040 0, ,7 4 CENT 3, ,13 0, , , ,55 Total 1, ,00 Deddy Saptomo et al. 77

11 Komposs saham masng-masng sektor n mengndkaskan bahwa sektor perdagangan merupakan sektor yang cukup menjanjkan bag nvestor, d mana terdapat kemungknan untuk mendapatkan keuntungan yang lebh bak jka bernvestas pada Portofolo optmal yang dbentuk. Sementara tu, sektor pertanan merupakan sektor yang palng sedkt memberkan kontrbus dalam Portofolo optmal yang terbentuk (hanya dwakl oleh satu saham). Hal n menunjukkan bahwa sektor pertanan pada dasarnya kurang menjanjkan bag nvestor. Tabel 11 memperlhatkan bahwa portofolo optmal terdr dar 4 saham dengan nla ERB lebh besar atau sama dengan cut off pont (C*). Dapat dpaham bahwa untuk perode , portofolo optmal n merupakan plhan yang tepat bag nvestor untuk bernvestas d lebh dar satu saham. Keputusan nvestor untuk bernvestas d saham-saham pada portofolo optmal n akan memberkan kombnas expected return dan rsko terbak bag nvestor. D tengah ketdakpastan klm nvestas akbat krss keuangan global yang terjad dalam beberapa tahun terakhr, keputusan untuk melakukan nvestas oleh nvestor perlu dlakukan dengan cermat dan mempertmbangkan berbaga faktor, termasuk faktorfaktor makroekonom. Oleh karena tu, peneltan n telah menerapkan langkah-langkah sstemats dalam merancang portofolo optmal yang dapat menjad pedoman bag nvestor untuk menentukan komposs saham yang optmal dalam bernvestas d pasar modal pada masa yang akan datang. 5. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan langkah-langkah analss dalam perancangan portofolo optmal yang dlakukan perode untuk kasus 396 perusahaan, peneltan n telah: 1. Berhasl mendapatkan sebanyak 31 saham perusahaan dengan nla realzed return (R) lebh besar darpada nla expected return E(R) yang dkategorkan sebaga saham portofolo efsen.. Berhasl merancang portofolo optmal dengan komposs sebanyak 4 saham perusahaan dengan nla ERB lebh besar atau sama dengan cut off pont (C*), antara lan saham Samudra Indonesa Tbk, BFI Fnance Indonesa Tbk, PP (Persero) Tbk, Trada Martme Tbk, Kokoh Int Arebama Tbk, Rmau Mult Putra Pratama Tbk, Tempo Scan Pacfc Tbk, Mult Prma Sejahtera Tbk, Total Bangun Persada Tbk, Roda Vvatex Tbk, Pann Sekurtas Tbk, Mayora Indah Tbk, Fortune Indonesa Tbk, MNC Kaptal Indonesa Tbk, Red Planet Indonesa Tbk, Asurans Bna Dana Arta Tbk, Indonesa Transport & Infrastructure Tbk, Unlever Indonesa Tbk, ICSTI Jasa Prma Tbk, MNC Investama Tbk, Sekawan Intpratama Tbk, Indortel Makmur Internasonal Tbk, Sona Topas Toursm Industry Tbk, Plaza Indonesa Realty Tbk, Matahar Putra Prma Tbk, Snarmas Multartha Tbk, Panasa Indo Resources Tbk, Ekadharma Internatonal Tbk, Century Textle Industry Tbk, Asahmas Flat Glass Tbk, Astra Grapha Tbk, Mtra Investndo Tbk, Maskapa Reasurans Indonesa Tbk, Bum Teknokultura Unggul Tbk, Delta Djakarta Tbk, Mula Industrndo Tbk, Bank Central Asa Tbk, Asurans Harta Aman Pratama Tbk, Permata Prma Sakt Tbk, Yanaprma Hastapersada Tbk, Asa Pacfc Investama Tbk, dan Centratama Telekomunkas Indonesa Tbk. Sepert yang telah djelaskan, peneltan n dlakukan untuk perode Tahapan-tahapan yang dlakukan pada peneltan n juga dapat dgunakan untuk merancang portofolo optmal untuk kasus perode mendatang dengan terlebh dahulu mempredks harga saham-saham yang menjad stud kasus dan nla faktor-faktor makroekonom yang dgunakan (IHSG, SBI, nflas dan kurs Rupah). Dengan demkan, nvestor akan memperoleh gambaran tentang portofolo optmal bers sejumlah saham yang akan dapat memberkan kombnas expected return dan rsko terbak bagnya. DAFTAR PUSTAKA [1] C. Juwana. Stud Perbandngan Metode CAPM dan APT pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar d Bursa Efek Indonesa Perode Kajan Ilmah Mahasswa Manajemen, vol. 3(1), pp , 015. [] E. Tandelln. Portfolo dan Investas, Teor dan Aplkas. (Jld 1). Yogyakarta: Kansus, 007. [3] M. Suharl. Stud Emprs terhadap Dua Faktor yang Mempengaruh Return Saham Pada Industr Food & Beverages D Bursa Efek Jakarta. Jurnal Akuntans dan Keuangan, vol. 7(), pp , 005. [4] Y. Subastne dan Syamsudn. Pengaruh Varabel Makroekonom dan Indeks Hargas Saham Luar Neger Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) d Bursa Efek Indonesa (BEI). Daya Sang: Jurnal Ekonom Manajemen Sumber Day, vol. 11(), pp. 1-14, 010. [5] N.F. Chen, R. Roll, dan S.A. Ross. Economc Forces and the Stock Market. The Journal of Busness, vol. 59(3), , [6] G.C. Premananto dan M. Madyan. Perbandngan Keakuratan Captal Asset Prcng Model dan Arbtrage Prcng Theory dalam Mempredks Tngkat Pendapatan Saham Industr Manufaktur Sebelum dan Semasa Krss Ekonom. Jurnal Peneltan Dnamka Sosal, vol. 5(), pp , 004. [7] E. Tandelln. Analss Investas dan Manajemen Portofolo. (Eds 1). Yogyakarta: BPFE, 001. [8] S. A. Ross. The Arbtrage Prcng Theory of Captal Asset Prcng. Journal of Economc Theory, vol. 13(4), pp , [9] H. M. Markowtz. Portofolo Selecton. Journal of Fnance, vol. 7(1), pp , 195. [10] L. Chandra dan Y.D. Hapsar. Analss Pembentukan Portofolo Optmal dengan Menggunakan Model Markowtz untuk Saham LQ 45 Perode Jurnal Manajemen, vol. 1(1), pp , 013. [11] B. Harold. Utlty Approach to the Portfolo Allocaton Decson and The Investment Horzon. Journal of Portfolo Management, vol. 5(1), pp , [1] K. Pakpahan. Strateg Investas d Pasar Modal. Journal The Wnners, vol. 4(), pp , 003. [13] S. Husnan. Dasar-Dasar Teor Portofolo dan Analss Sekurtas. (Eds 3). Yogyakarta: UPP AMP. YKPN, [14] S. Husnan dan E. Pudjastut. Dasar-Dasar Teor Portofolo dan Analss Sekurtas. (Eds 1). Yogyakarta: UPP AMP. YKPN, [15] L.H. Than. Panduan Bernvestas Saham. Jakarta: Elex Meda Komputndo, 001. [16] B. Ryanto. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta: BPFE, [17] Rusd (008). Pasar Modal. Bandung: Penerbt Alfabeta. [18] Z. Bode, A. Kane, dan A.J. Marcus. Investments. (Eds 6). (Alh bahasa Zullan, D. dan Bud, W.) Jakarta: Penerbt Salemba Empat, Deddy Saptomo et al.

12 [19] M. Samsul. Pasar Modal Dan Manajemen Portofolo. Jakarta: Penerbt Erlangga, 006. [0] V. Dwyant. Wawasan Bursa Saham. (Eds 1). Yogyakarta: Penerbt Unverstas Atma Jaya, [1] S. Husnan. Dasar-Dasar Teor Portofolo dan Analss Sekurtas. (Eds 5). Yogyakarta: UPP AMP. YKPN, 001. [] F.E. Brgham dan P.R. Daves. Intermedate Fnancal Management. (Ed. 8). New York: McGraw-Hll, Inc., 004. [3] K.S. Asnaw dan C. Wjaya. Rset Keuangan: Pengujan- Pengujan Emprs. Jakarta: Grameda Pustaka Utama, 005. [4] R. Ang. Buku Pntar Pasar Modal Indonesa. Jakarta: Medasoft Indonesa, [5] S. Dahlan, Topowjono dan Z.A. Zahroh. Penggunaan Sngle Index Model dalam Analss Portofolo untuk Memnmumkan Rsko bag Investor D Pasar Modal (Stud pada Saham Perusahaan yang Tercatat dalam Indeks LQ 45 D Bursa Efek Indonesa Perode ). Jurnal Admnstras Bsns, vol. 6(), pp. 1-10, 013. [6] J. Hartono. Teor Portofolo dan Analss Investas. (Eds 3). Yogyakarta: BPFE, 003. [7] H.S. Hota dan S. Pushpanjal. A Comparatve Study of Dfferent Statstcal Technques Appled to Predct Share Value of State Bank of Inda (SBI). Internatonal Journal of Soft Computng and Engneerng, vol. (1), pp , 01. [8] A. Baroroh. Analss Multvarat dan Tme Seres dengan SPSS 1. Jakarta: Elex Meda Komputndo, 013. [9] N. Talawo dan A.D.R. Atahau. Beta dan Implkasnya terhadap Hasl Dversfkas Saham D Bursa Efek Jakarta. Jurnal Bsns dan Ekonom, vol. 14, pp , 007. [30] R.C. Klemkosky dan J.D. Martn. The Effect of Market Rsk on Portfolo Dversfcaton. Journal of Fnance, 30(1), pp , [31] V.R.A. Tyas, K. Dharmawan, dan M. Ash. Penerapan Model Arbtrage Prcng Theory dengan Pendekatan Vector Autoregresson dalam Mengestmas Expected Return Saham (Stud Kasus: Saham-Saham Kompas100 Perode ). E-Jurnal Matematka, vol. 3(1), 17-4, 014. [3] J. Hartono. Teor Portofolo dan Analss Investas. (Eds 7). Yogyakarta: BPFE, 010. [33] Zulfkar. Pengantar Pasar Modal dengan Pendekatan Statstka. Yogyakarta: Deepublh Publsher, 016. [34] M. Sukarno. Analss Pembentukan Portofolo Optmal Saham Menggunakan Metode Sngle Indeks D Bursa Efek Jakarta. Master Tess. Unverstas Dponegoro, Indonesa, 007. [35] J. Hartono. Teor Portofolo dan Analss Investas. (Eds 9). Yogyakarta: BPFE, 014. [36] U. Eko. Analss dan Penlaan Knerja Portofolo Optmal Saham-Saham LQ 45. Jurnal Ilmu Admnstras dan Organsas, vol. 15(3), pp , 008. βn,fn = Rsko sstemats faktor ke-n E(RFn) = Expected return faktor ke-n. ERB = ERB saham ke- σe = varance error saham ke- C = Cut-off rate σm = varan dar keuntungan pasar Z = propors dana saham ke- ERB = Excess Return to Beta C* = cut-off pont W = persentase dana saham ke- ΣZ = jumlah Z NOMENKLATUR Rm = Return pasar IHSGt = IHSG pada perode t IHSGt-1 = IHSG pada perode t-1. R = Return saham Pt = Harga saham pada perode t Pt-1 = Harga saham pada perode t-1. β = Rsko sstemats saham ke- R = Return saham ke- σ(r,f) = Kovaran return saham ke- dan nla surprse faktor σ F = Varan nla surprse faktor. E(R) = Expected return saham ke- Rf = Return bebas rsko Deddy Saptomo et al. 79

Nama : Crishadi Juliantoro NPM :

Nama : Crishadi Juliantoro NPM : ANALISIS INVESTASI PADA PERUSAHAAN YANG MASUK DALAM PERHITUNGAN INDEX LQ-45 MENGGUNAKAN PORTOFOLIO DENGAN METODE SINGLE INDEX MODEL. Nama : Crshad Julantoro NPM : 110630 Latar Belakang Pemlhan saham yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

RETURN DAN RISIKO DALAM INVESTASI

RETURN DAN RISIKO DALAM INVESTASI RETURN DAN RISIKO DALAM INVESTASI 1 Return (Imbal hasl) nvestas Expected return (Return ekspetas) return yang dharapkan akan ddapat oleh nvestor d masa depan Actual return/ Realzed return (Return aktual)

Lebih terperinci

Kritikan Terhadap Varians Sebagai Alat Ukur

Kritikan Terhadap Varians Sebagai Alat Ukur Krtkan Terhadap Varans Sebaga Alat Ukur Varans mengukur penympangan pengembalan aktva d sektar nla yang dharapkan, maka varans mempertmbangkan juga pengembalan d atas atau d bawah nla pengembalan yang

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM-SAHAM PADA PERIODE BULLISH DI BURSA EFEK INDONESIA

PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM-SAHAM PADA PERIODE BULLISH DI BURSA EFEK INDONESIA PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM-SAHAM PADA PERIODE BULLISH DI BURSA EFEK INDONESIA Suramaya Suc Kewal Sekolah Tngg Ilmu Ekonom Mus Palembang suramayasuc@yahoo.com Abstrak: Pembentukan Portofolo Optmal

Lebih terperinci

OVERVIEW 1/40

OVERVIEW 1/40 http://www..deden08m.wordpress.com OVERVIEW 1/40 Konsep-konsep dasar dalam pembentukan portofolo optmal. Perbedaan tentang aset bersko dan aset bebas rsko. Perbedaan preferens nvestor dalam memlh portofolo

Lebih terperinci

TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 4.

TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 4. TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 4 KONSEP DASAR 2/40 Ada tga konsep dasar yang perlu dketahu untuk memaham pembentukan portofolo optmal, yatu: portofolo efsen dan portofolo optmal fungs utltas dan

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PEDAHULUA. Latar Belakang Rsko ddentfkaskan dengan ketdakpastan. Dalam mengambl keputusan nvestas para nvestor mengharapkan hasl yang maksmal dengan rsko tertentu atau hasl tertentu dengan rsko yang

Lebih terperinci

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM Perancangan Sstem Sstem yang akan dkembangkan adalah berupa sstem yang dapat membantu keputusan pemodal untuk menentukan portofolo saham yang dperdagangkan d Bursa

Lebih terperinci

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan suatu metode yang dgunakan untuk menganalss hubungan antara dua atau lebh varabel. Pada analss regres terdapat dua jens varabel yatu

Lebih terperinci

CAPITAL ASSET PRICING MODEL

CAPITAL ASSET PRICING MODEL CAPITAL ASSET PRICING ODEL 1. Konsep CAP 2. Perumusan CAP (CL dan SL) 3. Pelonggaran CAP unya Alteza Konsep Dasar CAP Drumuskan oleh Sharpe, Lntner & ossn (1960an) odel yang menghubungkan expected return

Lebih terperinci

CAKUPAN PEMBAHASAN. APT (Arbritage Pricing Theory) Overview. Pengujian CAPM. CAPM (Capital Asset Pricing Model) Portofolio pasar.

CAKUPAN PEMBAHASAN. APT (Arbritage Pricing Theory) Overview. Pengujian CAPM. CAPM (Capital Asset Pricing Model) Portofolio pasar. http://www.deden08m.wordpress.com CAKUPAN PEBAHASAN Overvew CAP (Captal Asset Prcng odel) Portofolo pasar Gars pasar modal Gars pasar sekurtas Estmas Beta Pengujan CAP APT (Arbrtage Prcng Theory) 1/40

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

Analisis Model Indeks Tunggal Portofolio Saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode

Analisis Model Indeks Tunggal Portofolio Saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode Analss Model Indeks Tunggal Portofolo Saham d Bursa Efek Indonesa (BEI) Perode 009-011 Mrah (mrah_vezmle@ymal.com) Trsnad Wjaya (trsnad@mdp.ac.d) Jurusan Manajemen STIE MDP Abstrak : Peneltan n bertujuan

Lebih terperinci

PENELITIAN DOSEN PEMULA

PENELITIAN DOSEN PEMULA Kode/Nama Rumpun Ilmu : 56 / Akuntans PENELITIAN DOSEN PEMULA ANALISIS PORTOFOLIO UNTUK MENENTUKAN EXPECTED RETURN OPTIMAL DAN RISIKO MINIMAL PADA SAHAM PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI YANG TERDAFTAR DI BURSA

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analsa Pemlhan Model Tme Seres Forecastng Pemlhan model forecastng terbak dlakukan secara statstk, dmana alat statstk yang dgunakan adalah MAD, MAPE dan TS. Perbandngan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. panjang, umumnya lebih dari satu tahun. Secara hukum pasar modal sebagai

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. panjang, umumnya lebih dari satu tahun. Secara hukum pasar modal sebagai 67 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tnjauan Teorets 2.1.1 Pasar Modal 1. Pengertan Pasar Modal Menurut Samsul (2006:43) pasar modal adalah tempat atau sarana bertemunya antara permntaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian Pengaruh Captal Structure terhadap Proftabltas pada Industr Perbankan d Indonesa Mutara Artkel n d-dgtalsas oleh Perpustakaan Fakultas Ekonom-Unverstas Trsakt, 2016. 021-5663232 ext.8335 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam situs BAPEPAM dan berjumlah dua puluh delapan reksadana yang berasal dari dua

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam situs BAPEPAM dan berjumlah dua puluh delapan reksadana yang berasal dari dua BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Ruang Lngkup Peneltan Reksadana yang dgunakan dalam peneltan n adalah reksadana yang terdaftar dalam stus BAPEPAM dan berjumlah dua puluh delapan reksadana yang berasal

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 11 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan adalah ndustr yang syarat dengan rsko. Mula dar pengumpulan dana sebaga sumber labltas, hngga penyaluran dana pada aktva produktf. Berbaga kegatan jasa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman yang semakin berkembang ini, dunia usaha dan industri

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman yang semakin berkembang ini, dunia usaha dan industri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada zaman yang semakn berkembang n, duna usaha dan ndustr mengalam kemajuan yang pesat, khususnya d bdang ndustr. Kemajuan perekonoman d Indonesa tdak terlepas dar

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Peneltan dlaksanakan d Desa Sempalwadak, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang pada bulan Februar hngga Me 2017. Pemlhan lokas peneltan dlakukan secara purposve

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT ABSTRAK STEVANY HANALYNA DETHAN Fakultas Ekonom Unv. Mahasaraswat Mataram e-mal : stevany.hanalyna.dethan@gmal.com

Lebih terperinci

Paramitasari, Mulyono Analisis Portofolio Untuk Menentukan Expected Return Optimal 19

Paramitasari, Mulyono Analisis Portofolio Untuk Menentukan Expected Return Optimal 19 Paramtasar, Mulyono Analss Portofolo Untuk Menentukan Expected Return Optmal 19 Analss Portofolo Untuk Menentukan Expected Return Optmal dan Rsko Mnmal pada Saham Perusahaan Telekomunkas yang Terdaftar

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

Fauzi Adi Kurniawan Raden Rustam Hidayat Devi Farah Azizah Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

Fauzi Adi Kurniawan Raden Rustam Hidayat Devi Farah Azizah Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang PENEAPAN METODE CAPITAL ASSET PICING MODEL (CAPM) UNTUK PENETAPAN KELOMPOK SAHAM-SAHAM EFISIEN (Stud pada Perusahaan Industr Barang Konsums yang Terdaftar d Bursa Efek Indonesa Perode 2011-2013) Fauz Ad

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian, langkah yang dilakukan oleh penulis

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian, langkah yang dilakukan oleh penulis BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum melakukan peneltan, langkah yang dlakukan oleh penuls adalah mengetahu dan menentukan metode yang akan dgunakan dalam peneltan. Sugyono (2006: 1) menyatakan:

Lebih terperinci

Analisis Portofolio yang Optimal pada Saham Indeks Kompas100 di Bursa Efek Indonesia

Analisis Portofolio yang Optimal pada Saham Indeks Kompas100 di Bursa Efek Indonesia IJCCS, Vol.x, No.x, Julyxxxx, pp. 1~5 ISSN: 1978-150 1 Analss Portofolo yang Optmal pada Indeks Kompas100 d Bursa Efek Indonesa Yuvta Sar Harun *1, Ervta Saftr, Trsnad Wjaya 3 Jurusan Manajemen, STIE MDP,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu 4 III. METODE PENELITIAN A. Populas Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen dengan populas peneltan yatu seluruh sswa kelas VIII C SMP Neger Bukt Kemunng pada semester genap tahun pelajaran 01/013

Lebih terperinci

Peramalan Produksi Sayuran Di Kota Pekanbaru Menggunakan Metode Forcasting

Peramalan Produksi Sayuran Di Kota Pekanbaru Menggunakan Metode Forcasting Peramalan Produks Sayuran D Kota Pekanbaru Menggunakan Metode Forcastng Esrska 1 dan M. M. Nzam 2 1,2 Jurusan Matematka, Fakultas Sans dan Teknolog, UIN Sultan Syarf Kasm Rau Jl. HR. Soebrantas No. 155

Lebih terperinci

ANALISIS MODEL INDEKS TUNGGAL PORTOFOLIO SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR INDONESIA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

ANALISIS MODEL INDEKS TUNGGAL PORTOFOLIO SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR INDONESIA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) AALISIS ODEL IDEKS TUGGAL POTOFOLIO SAHA PADA PEUSAHAA AUFAKTU IDOESIA YAG TEDAFTA DI BUSA EFEK IDOESIA (BEI) Apryan Wdya Turangga luphyaya@ymal.com Dnnul Alfan Akbar dnnul_alfan_akbar@yahoo.com Jurusan

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN PORTOFOLIO YANG OPTIMAL PADA SAHAM YANG TERCATAT DI JAKARTA ISLAMIC INDEX ( JII ) PERIODE DESEMBER 2010-NOVEMBER 2011

PEMBENTUKAN PORTOFOLIO YANG OPTIMAL PADA SAHAM YANG TERCATAT DI JAKARTA ISLAMIC INDEX ( JII ) PERIODE DESEMBER 2010-NOVEMBER 2011 PEMBENTUKAN PORTOFOLIO YANG OPTIMAL PADA SAHAM YANG TERCATAT DI JAKARTA ISLAMIC INDEX ( JII ) PERIODE DESEMBER 010-NOVEMBER 011 Lulu Ul Jannah Fakultas Ekonom Unverstas Gunadarma Jl. Margonda Raya 100,

Lebih terperinci

PORTOFOLIO DENGAN MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL DAN METODE Z

PORTOFOLIO DENGAN MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL DAN METODE Z Jurnal Manajemen, Vol.1, o., Me 013 POTOFOLIO DEGA MEGGUAKA MODEL IDEKS TUGGAL DA METODE Z Oleh: Werner. Murhad Unverstas Surabaya Abstract: Ths study amed to establsh the optmal portfolo usng a sngle

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode peneltan mengungkapkan dengan jelas bagamana cara memperoleh data yang dperlukan, oleh karena tu metode peneltan lebh menekankan pada strateg, proses

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN ANALISIS BENTUK HUBUNGAN Analss Regres dan Korelas Analss regres dgunakan untuk mempelajar dan mengukur hubungan statstk yang terjad antara dua varbel atau lebh varabel. Varabel tersebut adalah varabel

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL Analss sumbangan sektor-sektor ekonom d Bal terhadap pembangunan ekonom nasonal bertujuan untuk mengetahu bagamana pertumbuhan dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketahanan pangan adalah ketersedaan pangan dan kemampuan seseorang untuk mengaksesnya. Sebuah rumah tangga dkatakan memlk ketahanan pangan jka penghunnya tdak berada

Lebih terperinci

OPTIMAL PORTFOLIO ANALYSIS BASED ON SINGLE INDEX MODEL IN LQ-45 STOCK

OPTIMAL PORTFOLIO ANALYSIS BASED ON SINGLE INDEX MODEL IN LQ-45 STOCK OTIMAL ORTFOLIO ANALYSIS ASED ON SINGLE INDEX MODEL IN LQ-45 STOCK Key words: stock portfolo. Septyarn, Drs. Tjahjo Dwnurt, MM. Undergraduate rogram, Faculty of Economy, 009 Gunadarma Unversty http://www.gunadarma.ac.d

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tnjauan Teorts 2.1.1 Saham Menurut Anoraga (2006:58) saham adalah surat berharga bukt penyertaan atau pemlkan ndvdu maupun nsttus dalam suatu perusahaan. Saham berwujud selembar

Lebih terperinci

PENDEKATAN METODE INDEKS TUNGGAL DALAM ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL DARI SAHAM-SAHAM LQ45 PADA PERIODE WAKTU YANG BERBEDA

PENDEKATAN METODE INDEKS TUNGGAL DALAM ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL DARI SAHAM-SAHAM LQ45 PADA PERIODE WAKTU YANG BERBEDA PENDEKATAN METODE INDEKS TUNGGAL DALAM ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL DARI SAHAM-SAHAM LQ45 PADA PERIODE WAKTU YANG BERBEDA Et,SE,MM Dosen Unverstas Bunda Mula e-mal: Mgdln11@yahoo.co.d ABSTRACT

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon

Lebih terperinci

III PEMBAHASAN. merupakan cash flow pada periode i, dan C. berturut-turut menyatakan nilai rata-rata dari V. dan

III PEMBAHASAN. merupakan cash flow pada periode i, dan C. berturut-turut menyatakan nilai rata-rata dari V. dan Pada bab n akan dbahas mengena penyelesaan masalah ops real menggunakan pohon keputusan bnomal. Dalam menentukan penlaan proyek, dapat dgunakan beberapa metode d antaranya dscounted cash flow (DF). DF

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DAN PEMILIHAN MITRA BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) KABUPATEN GUNUNGKIDUL MENGGUNAKAN METODE SAW BERBASIS WEB

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DAN PEMILIHAN MITRA BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) KABUPATEN GUNUNGKIDUL MENGGUNAKAN METODE SAW BERBASIS WEB SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DAN PEMILIHAN MITRA BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) KABUPATEN GUNUNGKIDUL MENGGUNAKAN METODE SAW BERBASIS WEB Putr Har Ikhtarn ), Bety Nurltasar 2), Hafdz Alda

Lebih terperinci

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI Pendahuluan o Ukuran dspers atau ukuran varas, yang menggambarkan derajat bagamana berpencarnya data kuanttatf, dntaranya: rentang, rentang antar kuartl, smpangan

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PORTOFOLIO DENGAN KOMBINASI INDEKS KOMPAS 100 MENGGUNAKAN ANALISIS SINGLE INDEX MODEL

OPTIMALISASI PORTOFOLIO DENGAN KOMBINASI INDEKS KOMPAS 100 MENGGUNAKAN ANALISIS SINGLE INDEX MODEL Calyptra: Jurnal Ilmah Mahasswa Unverstas Surabaya Vol.3 No.1 (014) OPTIMALISASI PORTOFOLIO DENGAN KOMBINASI INDEKS KOMPAS 100 MENGGUNAKAN ANALISIS SINGLE INDEX MODEL INTISARI Yulant Panjaya Manajemen

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dapat dkatakan bahwa mengambl atau membuat keputusan berart memlh satu dantara sekan banyak alternatf. erumusan berbaga alternatf sesua dengan yang sedang

Lebih terperinci

Dan untuk memperoleh persentase tingkat pengembalian selama setahun adalah:

Dan untuk memperoleh persentase tingkat pengembalian selama setahun adalah: 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 DEFINISI ANAJEEN PORTOFOLIO anajemen portofolo berkatan erat dengan nvestas. enurut Relly dan Brown, nvestas adalah komtmen untuk menyshkan uang (pendapatan) dalam suatu perode

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

ANALISIS MODEL INDEKS TUNGGAL SEBAGAI DASAR INVESTASI SAHAMPADA PERUSAHAAN BUMN

ANALISIS MODEL INDEKS TUNGGAL SEBAGAI DASAR INVESTASI SAHAMPADA PERUSAHAAN BUMN Jurnal Ilmu dan Rset Manajemen Volume, Nomor 8, Agustus 0 Analss Model Indeks Tunggal...-Farand, Ray ANALISIS MODEL INDEKS TUNGGAL SEBAGAI DASAR INVESTASI SAHAMPADA PERUSAHAAN BUMN Ray Farand uda.rand7@gmal.com

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PENDAHULUAN. Latar Belakang Dalam kehdupan sehar-har, serngkal dumpa hubungan antara suatu varabel dengan satu atau lebh varabel lan. D dalam bdang pertanan sebaga contoh, doss dan ens pupuk yang dberkan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia)

PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia) PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Stud Kasus pada Data Inflas Indonesa) Putr Noorwan Effendy, Amar Sumarsa, Embay Rohaet Program Stud Matematka Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Energ sangat berperan pentng bag masyarakat dalam menjalan kehdupan seharhar dan sangat berperan dalam proses pembangunan. Oleh sebab tu penngkatan serta pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang I ENDHULUN. Latar elakang Mengambl keputusan secara aktf memberkan suatu tngkat pengendalan atas kehdupan spengambl keputusan. lhan-plhan yang dambl sebenarnya membantu dalam penentuan masa depan. Namun

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI SINGLE INDEX MODEL (SIM) UNTUK MENGIDENTIFIKASI PORTOFOLIO OPTIMAL DALAM RANGKA PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI PADA BURSA EFEK INDONESIA

IMPLEMENTASI SINGLE INDEX MODEL (SIM) UNTUK MENGIDENTIFIKASI PORTOFOLIO OPTIMAL DALAM RANGKA PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI PADA BURSA EFEK INDONESIA IMPLEMENTASI SINGLE INDEX MODEL (SIM) UNTUK MENGIDENTIFIKASI PORTOFOLIO OPTIMAL DALAM RANGKA PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI PADA BURSA EFEK INDONESIA Oleh: Halmatus S *) A. Yusuf Imam Suja **) Bud Wahono

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam 1 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMPN 8 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas VII SMPN 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 01/013 yang terdr

Lebih terperinci

Konsep Penting dalam Investasi

Konsep Penting dalam Investasi Mater 3 Konsep Pentng dalam Investas Prof. Dr. Deden Mulyana, SE., M.S. RETURN YANG DIHARAPKAN DAN RISIKO PORTOFOLIO PENGERTIAN RETURN DAN RISIKO ESTIMASI RETURN DAN RISIKO ASET TUNGGAL ANALISIS RISIKO

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN BAB TIJAUA KEPUSTAKAA.1. Gambaran Umum Obyek Peneltan Gambar.1 Lokas Daerah Stud Gambar. Detal Lokas Daerah Stud (Sumber : Peta Dgtal Jabotabek ver.0) 7 8 Kawasan perumahan yang dplh sebaga daerah stud

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 28 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 4.1 Kerangka Pemkran dan Hpotess Dalam proses peneltan n, akan duj beberapa varabel software yang telah dsebutkan pada bab sebelumnya. Sesua dengan tahapan-tahapan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

Pengujian Capital Asset Pricing Model (CAPM) secara Empiris terhadap Kelompok Saham Kompas 100 (K-100)

Pengujian Capital Asset Pricing Model (CAPM) secara Empiris terhadap Kelompok Saham Kompas 100 (K-100) Pengujan Captal Asset Prcng Model (CAPM) secara Emprs terhadap Kelompok Saham Kompas 100 (K-100) Bambang Hendrawan Polteknk Batam Program stud Akuntans Parkway Street, Batam Centre, Batam 29461, Indonesa

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Bab 2 Tnjauan Pustaka 2.1 Peneltan Terdahulu Pemlhan stud pustaka tentang sstem nformas penlaan knerja karyawan n juga ddasar pada peneltan sebelumnya yang berjudul Penerapan Metode TOPSIS untuk Pemberan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi Daftar Is Daftar Is... Kata pengantar... BAB I...1 PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang...1 1.2 Rumusan Masalah...2 1.3 Tujuan...2 BAB II...3 TINJAUAN TEORITIS...3 2.1 Landasan Teor...4 BAB III...5 PEMBAHASAN...5

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi,

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi, BAB LANDASAN TEORI.1 Populas dan Sampel Populas adalah keseluruhan unt atau ndvdu dalam ruang lngkup yang ngn dtelt. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populas dsebut ukuran populas, sedangkan suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Negosas Negosas dapat dkategorkan dengan banyak cara, yatu berdasarkan sesuatu yang dnegosaskan, karakter dar orang yang melakukan negosas, protokol negosas, karakterstk dar nformas,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Regres merupakan suatu alat ukur yang dgunakan untuk mengukur ada atau tdaknya hubungan antar varabel. Dalam analss regres, suatu persamaan regres atau persamaan penduga

Lebih terperinci

Pengaruh variabel makroekonomi..., 8 Serbio Harerio, Universitas FE UI, 2009Indonesia

Pengaruh variabel makroekonomi..., 8 Serbio Harerio, Universitas FE UI, 2009Indonesia BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defns Ilmu Makroekonom Makroekonom adalah cabang lmu ekonom yang mempelajar fenomena ekonom secara agregat atau keseluruhan, msalnya pertumbuhan ekonom, tngkat pengangguran, nflas,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam pembuatan tugas akhr n, penulsan mendapat referens dar pustaka serta lteratur lan yang berhubungan dengan pokok masalah yang penuls ajukan. Langkah-langkah yang akan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN MODEL

BAB IV PEMBAHASAN MODEL BAB IV PEMBAHASAN MODEL Pada bab IV n akan dlakukan pembuatan model dengan melakukan analss perhtungan untuk permasalahan proses pengadaan model persedaan mult tem dengan baya produks cekung dan jont setup

Lebih terperinci

Perhitungan Bunga Kredit dengan Angsuran

Perhitungan Bunga Kredit dengan Angsuran Perhtungan Kredt dengan / Mengapa Perhtungan Kredt Perlu Dketahu? Perhtungan bunga kredt yang dgunakan bank akan menentukan besar keclnya angsuran pokok dan bunga yang harus dbayar Debtur atas kredt yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Landasan Peneltan Terdahulu Tabel.1 Tabel Penelt Terdahulu PENELITI JUDUL ALAT ANALISIS HASIL Rosta (008) Analss Portofolo Saham Melalu Model Indeks Tunggal sebaga Penlaan Expected

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Desan Peneltan Jens peneltan n adalah kuas ekspermen. Pada peneltan n terdapat dua kelompok subjek peneltan yatu kelompok ekspermen yang dberkan suatu perlakuan

Lebih terperinci

UKURAN S A S MPE P L P of o. D r D. r H. H Al A ma m s a d s i d Sy S a y h a z h a, SE S. E, M P E ai a l i : l as a y s a y h a

UKURAN S A S MPE P L P of o. D r D. r H. H Al A ma m s a d s i d Sy S a y h a z h a, SE S. E, M P E ai a l i : l as a y s a y h a UKURAN SAMPEL Prof. Dr. H. Almasd Syahza, SE., MP Emal: asyahza@yahoo.co.d Webste: http://almasd. almasd.staff. staff.unr.ac.d Penelt Senor Unverstas Rau Penentuan Sampel Peneltan lmah hampr selalu hanya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusa dlahrkan ke duna dengan ms menjalankan kehdupannya sesua dengan kodrat Illah yakn tumbuh dan berkembang. Untuk tumbuh dan berkembang, berart setap nsan harus

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan mengena Analss Pengaruh Kupedes Terhadap Performance Busness Debtur dalam Sektor Perdagangan, Industr dan Pertanan dlaksanakan d Bank Rakyat

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PEELITIA 3.1. Kerangka Pemkran Peneltan BRI Unt Cbnong dan Unt Warung Jambu Uraan Pekerjaan Karyawan Subyek Analss Konds SDM Aktual (KKP) Konds SDM Harapan (KKJ) Kuesoner KKP Kuesoner KKJ la

Lebih terperinci

PORTFOLIO DENGAN MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL DAN METODE Z. Werner R. Murhadi Universitas Surabaya,

PORTFOLIO DENGAN MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL DAN METODE Z. Werner R. Murhadi Universitas Surabaya, PORTFOLIO DENGAN MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL DAN METODE Z Werner R. Murhad Unverstas Surabaya, emal: Werner@staff.ubaya.ac.d Intsar Peneltan n bertujuan untuk membentuk portfollo optmal dengan menggunakan

Lebih terperinci