Pengujian Capital Asset Pricing Model (CAPM) secara Empiris terhadap Kelompok Saham Kompas 100 (K-100)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pengujian Capital Asset Pricing Model (CAPM) secara Empiris terhadap Kelompok Saham Kompas 100 (K-100)"

Transkripsi

1 Pengujan Captal Asset Prcng Model (CAPM) secara Emprs terhadap Kelompok Saham Kompas 100 (K-100) Bambang Hendrawan Polteknk Batam Program stud Akuntans Parkway Street, Batam Centre, Batam 29461, Indonesa E-mal: Abstrak Peneltan n merupakan stud kasus pada 100 saham yang termasuk K-100 yang berjudul; Pengujan CAPM untuk saham K-100 d Pasar Modal Indonesa Perode Tahun Tujuan peneltan n adalah untuk mengetahu apakah Capta Asset Prcng Model (CAPM) konssten dterapkan d kelompok saham K-100. Hasl pengujam emprk secara keseluruhan CAPM tdak terbukt karena nla a 1 seharusnya sebesar R f dan nla a 2 seharusnya sebesar R M R f. Namun hasl pengujan menunjukkan nla a 1 sebesar 10,36% jauh lebh tngg dar perhtungan teortk sebesar 0,76% dan a 2 sebesar -22,31% jauh lebh kecl dbandng 2,56%. Dar hasl perhtungan tersebut maka dapat dsmpulkan bahwa CAPM tdak berlaku d Pasar Modal Indonesa khususnya pada kelompok K-100 selama perode pengamatan Kata kunc : CAPM, saham K-100, Pengujan emprs 1 Introducton Captal Asset Prcng Model (CAPM) yang dkembangkan oleh Sharpe (1964), Lntner (1965) dan Mossn (1966) telah menjad model utama dalam bdang keuangan sampa sekarang. Teor CAPM mengatakan bahwa return suatu asset hanya dpengaruh oleh systematc rsk atau rsko pasar saja karena dasumskan unsystematc rsk atau rsko unk dar suatu asset dapat dhlangkan melalu dversfkas. Peran CAPM dalam pengamblan keputusan manajeral tentu akan dpengaruh oleh keandalan teor tersebut dalam penerapannya secara emprs. Pengujan emprs pertama kal terhadap model CAPM dawal oleh Lntner. Peneltan n ngn mengetahu apakah model CAPM dapat berlaku d pasar modal Indonesa melalu pengujan emprs menggunakan pendekatan Lntner dan Douglas. 2 Tnjauan Pustaka Captal Asset Prcng Model (CAPM) merupakan suatu model yang menghubungkan expected return dar suatu asset yang bersko dengan rsko dar asset tersebut pada konds pasar equlbrum. CAPM dkembangkan pertama kal pada tahun 1960 oleh Wllam F.Sharpe, Ltner dan Mossn. Weston, Copeland dan Shastr (2005) mendefnskan CAPM sebaga berkut: A Model based on the proposton that any stock s requred rate of return s equal to the rsk free of return plus a rsk premum,when rsk reflect dversfcaton. Atas teor pembentukan harga aset keuangan yang kemudan dsebut Captal Asset Prcng Model (CAPM), Wllam Sharpe memperoleh nobel ekonom pada tahun

2 Bode et al. (2007) menjelaskan bahwa CAPM merupakan hasl utama dar ekonom keuangan modern. CAPM memberkan predks yang tepat antara hubungan rsko sebuah aset dan tngkat harapan pengembalan (expected return). Walaupun CAPM belum dapat dbuktkan secara emprs, Captal Asset Prcng Model sudah luas dgunakan karena Captal Asset Prcng Model memlk akuras yang cukup pada aplkas pentng. Model CAPM merupakan pengembangan teor portofolo yang dkemukakan oleh Markowtz dengan memperkenalkan stlah baru yatu rsko sstematk (systematc rsk) dan rsko spesfk/rsko tdak sstematk (spesfc rsk /unsystematc rsk). Berdasarkan model Markowtz, masng-masng nvestor dasumskan akan mendversfkaskan portfolonya dan memlh portfolo yang optmal atas dasar preferens nvestor terhadap return dan rsko pada ttk-ttk portfolo yang terletak d sepanjang gars portfolo efsen. D sampng asums tersebut, menurut Fabozz, (1999) terdapat beberapa asums lan dalam CAPM yang dbuat untuk menyederhanakan realtas yang ada yatu: a. Semua nvestor mempunya dstrbus probabltas tngkat return dmasa depan yang dentk, karena mereka mempunya harapan atau ekspektas yang hampr sama mengena keadaan pasar dan mencar mean-varance dar portofolo yang optmal. Semua nvestor menggunakan sumber nformas sepert tngkat return, varans return dan matrks korelas yang sama dalam katannya dengan pembentukan portfolo yang efsen. b. Semua nvestor mempunya satu perode waktu yang sama, msalnya satu tahun. c. Semua nvestor dapat memnjam (borrowng) atau memnjamkan (lendng) uang pada tngkat rsk free rate of return. d. Tdak ada baya transaks. e. Tdak ada pajak pendapatan. f. Tdak ada nflas. g. Semua aktva bsa dperjualbelkan dalam fraks yang kecl. h. Terdapat banyak sekal nvestor, dan tdak ada satupun nvestor yang dapat mempengaruh harga suatu sekurtas, semua nvestor adalah prce-taker.. Pasar dalam keadan sembang (equlbrum). Asums-asums model CAPM sepert yang dsebutkan d atas memang terlhat tdak realsts, mengngat asums tersebut sult dtemu d dalam duna nyata. Namun demkan, model CAPM merupakan model yang bsa menggambarkan atau mempredks realtas d pasar yang bersfat kompleks. Oleh karena tu, CAPM sebaga sebuah model yang sembang, bsa membantu menyederhanakan gambaran hubungan return dan rsko dalam duna nyata yang terkadang sangat kompleks. Jka semua asums-asums terpenuh, maka akan terbentuk suatu pasar yang equlbrum. Dalam konds pasar yang equlbrum nvestor tdak akan bsa memperoleh abnormal return dar tngkat harga yang terbentuk, termasuk bag nvestor yang mendorong semua nvestor untuk memlh portfolo pasar, yang terdr dar semua asset bersko yang ada. Portfolo pasar tersebut akan berada pada gars effcent fronter dan sekalgus merupakan portfolo yang optmal. CAPM menyatakan bahwa dalam keadaan ekulbrum, portofolo pasar adalah tangensal dar rata-rata varans portofolo. Sehngga strateg yang efsen adalah passve strategy. CAPM bermplkas bahwa premum rsko dar sembarang aset ndvdu atau portofolo adalah hasl kal dar rsk premum pada portofolo pasar dan koefsen beta. Kengnan utama dar nvestor adalah memnmalkan rsko dan menngkatkan perolehan (mnmze rsk and maxmze return). Asums umum bahwa nvestor ndvdu yang rasonal adalah seorang yang tdak menyuka rsko (rsk aversve), sehngga nvestas yang bersko harus dapat menawarkan tngkat perolehan yang tngg (hgher rates of return), oleh karena tu nvestor sangat membutuhkan nformas mengena rsko dan pengembalan yang dngnkan. 11

3 Adapun rsko nvestas yang dhadap oleh nvestor (Rose, Peter Marqus, 2006 ) adalah sebaga berkut a. Market Rsk (rsko pasar), serng dsebut juga sebaga nterest rate rsk, nla nvestas akan menjad turun ketka suku bunga menngkat mengakbatkan pemlk nvestas mengalam captal loss. b. Renvestment rsk, rsko yang dsebabkan sebuah aset akan memlk yeld yang lebh sedkt pada beberapa waktu d masa yang akan datang. c. Default rsk. Rsko apabla penerbt aset gagal membayar bunga atau bahkan pokok aset. d. Inflaton rsk. Rsko menurunya nla rl aset karena nflas. e. Currency rsk. Rsko menurunnya nla aset karena penurunan nla tukar mata uang yang dpaka oleh aset. f. Poltcal rsk. Rsko menurunya nla aset karena perubahan dalam peraturan atau hukum karena perubahan kebjakan pemerntah atau perubahan penguasa. dpsahkan. Systematc rsks adalah bagan yang tdak dapat dpsahkan yang berhubungan dengan seluruh pergerakan pasar saham dan tdak dapat dhndar. Informas keuangan mengena sebuah perusahaan dapat membantu dalam menentukan keputusan nvestas. Investor basanya menghndar rsko, nvestor mengngnkan perolehan tambahan (addtonal returns) untuk menanggung rsko tambahan (addtonal rsks). Oleh karena tu saham bersko tngg (Hgh-rsk securtes) harus mempunya harga yang menghaslkan perolehan lebh tngg darpada perolehan yang dharapkan dar saham bersko lebh rendah. CAPM mencoba untuk menjelaskan hubungan antara rsk dan return. Konsep hubungan β (rsko sstemats) dengan return djelaskan oleh Securty Market Lne (SML). Hubungan expected return dan rsko terletak pada gars SML, dengan komponen utama CAPM melput: o Rsk free rate of return o Prem rsko untuk sekurtas Suku bunga bank sentral tentunya mash berpotens memlk semua rsko, akan tetap dasumskan negara tdak mungkn gagal membayar (walaupun ada juga kemungknannya), oleh karena tu basanya return dar rsk free asset (R f ) dgunakan suku bunga bank sentral. Hubungan expected return suatu nvestas dan rskonya (β) dapat dsajkan pada gambar berkut: Dalam penlaan mengena rsko, basanya saham basa dgolongkan sebaga nvestas yang bersko. Rsko sendr berart kemungknan penympangan perolehan aktual dar perolehan yang dharapkan (possblty), sedangkan derajat rsko (degree of rsk) adalah jumlah dar kemungknan fluktuas (amount of potental fluctuaton). Saham bersko dapat dkombnas dalam sebuah portfolo menjad nvestas yang lebh rendah rsko darpada saham basa tunggal. Dversfkas akan mengurang rsko sstemats (systematc rsk), tetap tdak dapat mengurang rsko yang tdak sstemats (unsystematc rsk). Unsystematc rsk adalah bagan dar rsko yang tdak umum dalam sebuah perusahaan yang dapat Gambar Securty Market Lne Sumbu tegak menunjukkan expected return suatu nvestas dan sumbu datarnya adalah rsko yang dukur dengan beta. Investas pada seluruh saham merupakan nvestas pada portfolo pasar, karena tu β adalah 1,0. Gars yang menghubungkan expected 12

4 return dengan β dsebut sebaga Securty Market Lne (SML). Tngkat expected return dar nvestas-nvestas lan akan berada pada gars tersebut sesua dengan β nvestas tersebut. Semakn besar β-nya semakn besar pula expected return dar nvestas tersebut. Jack Treynor, Wllam Sharpe dan John Ltner pada pertengahan 1960-an memformulaskan dan membuktkan bahwa Securty Market Lne (SML) adalah lner Dalam lngkup CAPM rsko dukur dengan β. Faktor rsko harus dmasukan dalam penlaan suatu nvestas.. Karena rsko suatu aktva bergantung antara lan pada tngkat return yang layak bag aktva tersebut, maka CAPM dapat dgunakan untuk menentukan berapa tngkat return yang layak untuk suatu nvestas dengan mengngat rsko nvestas tersebut. β juga merupakan ukuran dar hubungan paralel dar sebuah saham basa dengan seluruh tren dalam pasar saham. Bla nla β = 1 artnya adanya hubungan yang sempurna dengan knerja seluruh pasar sepert yang dukur ndeks pasar (market ndex), contohnya nla yang dukur oleh Dow-Jones Industrals dan Standard and Poor s 500-stock-ndex atau IHSG. Bla β > 1,00 (Aggressve Stock) artnya saham cenderung nak dan turun lebh tngg darpada pasar. In berart rsko saham lebh besar dar rsko pasar. Sedangkan jka β < 1,00 (Defensve Stock)artnya saham cenderung nak dan turun lebh rendah darpada ndek pasar secara umum atau dengan kata lan rsko saham lebh kecl dar rsko pasar Perubahan persamaan rsko dan return (Equaton Rsk and Return) dengan memasukan faktor β dnyatakan sebaga: s f s ( E( R R ) E( R ) = R + β ) M Dmana: E(R s ) = Expected Return on a gven rsky securty R f = Rsk-free rate E(R M ) = Expected return on the stock market as a whole β s = Stock s beta, yang dhtung berdasarkan waktu tertentu f Sesua dengan konsep CAPM, maka jka kta melakukan suatu pengujan emprs terhadap CAPM, ada beberapa asums yang perlu drumuskan (Brgham, and Gapensk, 2002): (1) Semakn tngg rsko, maka semakn tngg pula tngkat keuntungan yang dharapkan; (2) Tngkat keuntungan memlk hubungan yang lner dengan rsko; (3) Rsko tdak sstemats tdak relevan, dalam artan tdak akan ada mbalan bag pemodal untuk memperoleh keuntungan yang lebh besar kalau mereka menanggung rsko tdak sstemats; (4) Penympangan tngkat keuntungan sekurtas atau portofolo dar equlbrum haruslah bersfat acak dan tdak bsa dketemukan cara untuk memanfaatkan penympangan guna memperoleh excess proft. (5) Tdak ada baya transaks; (6) Tdak ada pajak; (7) Seluruh nvestor adalah prce takers; (8) Kuanttas dar keseluruhan assets terseda dan tetap 3 Metodolog Populas peneltan n adalah seluruh saham yang tedaftar d Bursa Efek Jakarta (BEJ) s.d bulan Nov Sampel yang dambl merupakan 100 jens Saham d BEJ yang tergabung d Kompas 100 dengan perode Pengamatan Jan 2003 s.d Nov Kompas-100 adalah saham-saham yang terplh dar Haran Kompas untuk dmasukkan dalam ndeks Kompas-100 dengan krtera: (1) memlk lkudtas yang tngg, (2) nla kaptalsas pasar yang besar, (3) saham-saham yang memlk fundamental dan knerja yang bak. Saham-saham yang termasuk dalam Kompas-100 dperkrakan mewakl sektar 70-80% dar total Rp trlun nla kaptalsas pasar seluruh saham yang tercatat d BEJ. Daftar nama 100 jens saham yang termasuk K-100 dan dgunakan pada peneltan n dapat dlhat pada lampran. Sumber data yang dgunakan dalam peneltan n adalah sumber data sekunder, yatu data yang dperoleh dar phak lan, dan dolah kembal untuk kepentngan peneltan n. Data-data tersebut melput : (1) Data harga saham 100 saham yang masuk dalam kategor K-100, dperoleh dar nformas harga saham bulanan selama bulan Januar 2003 hngga November Data harga saham n 13

5 dunduh dar Yahoo! Fnance ( (2) Data ndeks aset bebas rsko (rsk free rate) dgunakan data Sertfkat Bank Indonesa (SBI) bulanan selama bulan Januar 2003 hngga November 2007, yang dperoleh dar web Bank Indonesa ( (3) Data ndeks pasar, dpergunakan data Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bulanan selama bulan Januar 2003 hngga November Data n dperoleh dar Yahoo! Fnance ( Pengolahan dan Analsa data dlakukan dengan dua tahap proses regres, yatu frst-pass regresson dan second-pass regresson, sepert yang telah dlakukan Lntner (1965) dan Douglas (1968) yang melakukan pengujan CAPM d tahun 1960-an. - Frst pass Regresson R = α + b R + e...(1) t Mt t Menggunakan data tme seres actual return untuk mencar Beta dan varans resdual dar masng-masng saham - Second pass Regresson 2 e R = a + a2 b + a3s + η...(2) Menggunakan data cross-sectonal return rata-rata setap saham terhadap beta dan varans resdual hasl dar frst pass regresson, untuk mencar koefsen parameter a 1, a 2 dan a 3. Langkah-langkah yang lebh rnc dalam melakukan pengujan adalah sebaga berkut: Regres Tahap I : a. Mengumpulkan data harga saham-saham yang termasuk dalam K100 selama perode pengamatan b. Mengumpulkan data IHSG selama perode pengamatan c. Menghtung return dar setap saham dan IHSG selama perode pengamatan. Rumus untuk mencar Return bulanan dar masng-masng saham adalah sebaga berkut: P = P t t 1 R t...(3) Pt 1 dmana R t = return saham bulan ke-t P t = Harga penutupan saham bulan ke-t P t-1 =Harga penutupan Saham bulan ke-(t-1) Rumus untuk mencar Return bulanan dar IHSG adalah sebaga berkut: IHSG IHSG t t 1 R IHSGt =...(4) IHSGt 1 dmana R t = return IHSG bulan ke-t P t = IHSG penutupan bulan ke-t P t-1 =IHSG penutupan bulan ke-(t-1) d. Melakukan regres tme seres sederhana dar setap saham, dmana varabel bebasnya adalah return bulanan dar IHSG dan varabel terkatnya adalah return bulanan dar masng-masng saham. Dar hasl regress akan dperoleh satu nla koefsen beta dan satu nla varans resdual dar setap saham, yang akan dgunakan sebaga nput dalam regres tahap II Regres Tahap II: a. Mengumpulkan data beta dan varans resdual dar masng-masng saham-saham yang termasuk dalam K100. Terdapat 100 beta dan varans resdual dar hasl regres tahap pertama b. Menghtung rata-rata return saham dar data rata-rata data return bulanan masng-masng saham selama perode pengamatan c. Melakukan regres dengan data cross-sectonal antara varabel terkat yatu return rata-rata dar setap saham dengan dua varabel bebasnya yatu beta dan varans resdual dar setap saham.dar hasl tersebut akan dketahu koefsen parameter a 1, a 2 dan a 3 dan tngkat sgnfkans dar masng-masng koefsen Secara bersamaan dlakukan juga perhtungan nla koefsen a 1, a 2 dan a 3 secara terortkal berdasarkan teor CAPM. Nla parameter secara teor yang dsyaratkan CAPM adalah sebaga berkut: 14

6 a 1 = R f (rata-rata Rsk Free rate yang ddekat dengan nla rata-rata data suku bunga SBI 3 bulanan per bulan a 2 = >0 dan R M R f (rata-rata Pasar yang ddekat dengan nla rata-rata IHSG selama perode pengamatan dkurang rata-rata rsk free rate yang ddekat dengan nla rata-rata data suku bunga SBI 3 bulanan per bulan a 3 = 0 Dalam melakukan pengolahan data untuk menghaslkan output regres 2 tahap yang dperlukan, penelt menggunakan alat bantu berupa software Mcrosof Excel vers Pembahasan Hasl Rekaptulas hasl pengujan menggunakan regres 2 tahap dapat dlhat pada tabel berkut *) rncan hasl perhtungan teortkal dan hasl pengujan regres tahap 2 dapat dlhat pada lampran Hasl pengujan menunjukkan nla koefsen varance resdual yang tdak sgnfkan. Nla t stattstk pada varance resdual sebesar -0,86 dan berada d bawah Sehngga nla a 3 adalah 0 (nol). Hal n sesua dengan teor. Namun secara keseluruhan CAPM tdak terbukt karena nla a 1 seharusnya sebesar R f atau sama dengan 0,76% dan nla a 2 seharusnya sebesar R M R f atau sama dengan 2,56%. Sementara hasl pengujan menunjukkan nla a 1 sebesar 10,36% dan a 2 sebesar -22,31%. In berart berdasarkan hasl pengujan, menunjukkan bahwa bla beta suatu saham semakn besar maka nla returnnya justru negatf. 5 Kesmpulan Hasl pengujan yang telah dlakukan pada saham-saham yang tergabung dalam K100 d Bursa Efek Jakarta menunjukkan bahwa CAPM tdak berlaku, setdaknya selama masa pengamatan. Masalah bas dalam pengamatan dan penggunaan data memang menjad kendala yang populer dalam peneltan CAPM. Penggunaan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebaga portfolo pasar sebenarnya juga memlk kelemahan, karena dalam penghtungan IHSG d Bursa Efek Jakarta, juga kut dhtung saham-saham yang tdur alas tdak aktf dperdagangkan Menurut Aranto (1996), terdapat berbaga alasan Perhtungan Hasl Teortkal *) Pengujan*) Keterangan a 1 = 0,76% 10,36%, Hasl pengujan > sg hasl perhtungan teortk a 2 = 2,56% -22,31%, Hasl pengujan < sg hasl perhtungan teortk, dan bernla negatf a 3 = 0-947,76, Hasl pengujan < tdk sg hasl perhtungan teortk yang memungknkan kegagalan dar pengujan CAPM secara emprs, antara lan: Portofolo yang dbentuk tdak mencermnkan keseluruhan dar kemungknan portofolo yang ada, Beta (β) bukanlah alat ukur yang tepat untuk mengukur rsko, adanya efek dar pajak; adanya return yang tdak normal, tdak ada assets bebas rsko serta adanya perbedaan tngkat bunga pnjaman dan smpanan Sesua dengan krtk dar Rchard Roll, CAPM tdak bsa dgunakan karena pengamblan return pasar dlakukan hanya dengan menggunakan nlla IHSG semata. Sementara sudah dketahu bahwa pasar modal d Indonesa belum merupakan pasar modal yang efsen. Sehngga menggunakan IHSG sebaga parameter untuk menjad acuan return pasar akan menmbulkan bas yang besar. Namun demkan, mash menurut Aranto (1996), CAPM tetap merupakan alat yang bermanfaat, karena dapat dpergunakan sebaga benchmark yang berguna. Kebanyakan alternatf alat analss selan CAPM juga menggunakan CAPM sebaga dasar, sehngga formatnya serupa dengan CAPM. Oleh karenanya, memaham konseps matemats dar CAPM tetap merupakan hal yang berguna. Selan tu, CAPM merupakan acuan awal untuk memaham manajemen portofolo dan penlaan knerjanya. 15

7 Untuk menghaslkan hasl uj yang lebh komprehensf, dsarankan untuk melakukan pengujan dengan berbaga pendekatan pengujan CAPM yang lan sepert yang dlakukan oleh Black, Jensen dan Scholes (1972) ataupun yang dlakukan oleh Fama dan MacBeth (1973). 16

8 Daftar Referens [1] Aranto, E Pengujan Standard CAPM d Bursa Efek Jakarta, Pengamatan selama perode Majalah Manajemen, ISSN: , eds Sep-Okt 1996 [2] Bodle, Z, A. Kane, dan A.J. Marcus Essental of Investment"; Sxth Edton, The McGraw-Hll Companes. Inc.. USA [3] Brgham, E.F., and Gapensk, L.C., Fnancal Management: Theory and Practce, 10th ed. Thomson Learnng Inc, USA. [4] Copeland, T. and J. Weston. Shastr Fnancal Theory and Corporate Polcy. Fourth edton (Readng, Mass.; Wokngham: Addson-Wesley) [5] Elton, Edwn J., M. Gruber, S. Brown, and W. Goetzmann Modern Portfolo Theory and Investment Analyss. New York: John Wley and Sons [6] Fabozz, Frank J Manajemen Investas; Eds Indonesa, Penerbt Salemba Empat, Smon & Schuster (Asa) Pte.Ltd, Prentce-Hall, Jakarta [7] Gtman, Lawrence J Prncples of Manageral Fnance; Nnth Edton, Addson Wesley Publshng Company, Unted States of Amerka [8] Rose, Peter S., dan Marqus, Mlton H Money and Captal Markets, Nnth Edton, [9] Husnan, S., Dasar-dasar Teor Portofolo dan Analsa Sekurtas d Pasar Modal, UPP-AMP YKPN, Yogyakarta [10] Stus Resm Bank Indonesa, [11] Yahoo Fnance, Bograf Penelt Bambang Hendrawan, lahr d Medan, 25 Jun Menamatkan penddkan tngkat sarjananya pada tahun 1999 dar Jurusan Teknk Industr Insttut Teknolog Bandung. Mengawal karrnya sebaga dosen tetap d Program stud Akuntans Polteknk Batam sejak tahun 2000, benks, begtu pangglan akrabnya, pernah menjabat sebaga Wakl Drektur Bdang Admnstras Umum dan Sumber Daya pada tahun , sebelum akhrnya melanjutkan penddan magsternya dan menyelesakannya baru-baru n pada tahun 2010 d Program Pascasarjana Ilmu Manajemen Unverstas Indonesa. Semasa menempuh penddkan magster, yatu pada tahun , pra yang telah dkaruna dua orang anak n, pernah terlbat aktf sebaga anggota tm peneltan bersama skala nternasonal mengena The Compettveness of Batam, Bntan, Karmun as Free Trade Zone, kolaboras Management Research Center, Unverstas Indonesa dengan Asa Compettveness Insttute, Natonal Unversty of Sngapore. Pra yang sangat gemar mencoba berbaga jens cabang olahraga n, selama tga tahun terakhr juga aktf sebaga Freelance Expert Consultant dalam bdang perencanaan bsns dan penlaan knerja perusahaan, perencanaan strategk e-government d beberapa pemerntah daerah dan pengembangan kurkulum, fasltas e-learnng, serta modul lteras d bdang Teknolog Informas dan Komunkas (TIK) bag PNS d Kementeran Komunkas dan Informatka RI. Pemegang Sertfkas Nasonal Asessor Akredtas Sekolah Menengah dan Sertfkas Nasonal Pengadaan Barang/Jasa untuk Pemerntah n, mengampu beberapa mata kulah yang terkat dengan bdang bsns dan manajemen, sepert pengantar bsns manajemen, manajemen keuangan, manajemen ndustr, Sstem nformas manajemen, Pengantar Teknolog Informas, Aplkas Teknolog Informas Bsns, etka dan komunkas bsns. Lampran 1. Daftar Nama Saham yang masuk kategor ndeks Kompas 100 (K-100) 2. Hasl Perhtungan Teortk dan hasl Regres data Cross-Sectonal tahap 2 17

CAPITAL ASSET PRICING MODEL

CAPITAL ASSET PRICING MODEL CAPITAL ASSET PRICING ODEL 1. Konsep CAP 2. Perumusan CAP (CL dan SL) 3. Pelonggaran CAP unya Alteza Konsep Dasar CAP Drumuskan oleh Sharpe, Lntner & ossn (1960an) odel yang menghubungkan expected return

Lebih terperinci

RETURN DAN RISIKO DALAM INVESTASI

RETURN DAN RISIKO DALAM INVESTASI RETURN DAN RISIKO DALAM INVESTASI 1 Return (Imbal hasl) nvestas Expected return (Return ekspetas) return yang dharapkan akan ddapat oleh nvestor d masa depan Actual return/ Realzed return (Return aktual)

Lebih terperinci

Kritikan Terhadap Varians Sebagai Alat Ukur

Kritikan Terhadap Varians Sebagai Alat Ukur Krtkan Terhadap Varans Sebaga Alat Ukur Varans mengukur penympangan pengembalan aktva d sektar nla yang dharapkan, maka varans mempertmbangkan juga pengembalan d atas atau d bawah nla pengembalan yang

Lebih terperinci

CAKUPAN PEMBAHASAN. APT (Arbritage Pricing Theory) Overview. Pengujian CAPM. CAPM (Capital Asset Pricing Model) Portofolio pasar.

CAKUPAN PEMBAHASAN. APT (Arbritage Pricing Theory) Overview. Pengujian CAPM. CAPM (Capital Asset Pricing Model) Portofolio pasar. http://www.deden08m.wordpress.com CAKUPAN PEBAHASAN Overvew CAP (Captal Asset Prcng odel) Portofolo pasar Gars pasar modal Gars pasar sekurtas Estmas Beta Pengujan CAP APT (Arbrtage Prcng Theory) 1/40

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam situs BAPEPAM dan berjumlah dua puluh delapan reksadana yang berasal dari dua

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam situs BAPEPAM dan berjumlah dua puluh delapan reksadana yang berasal dari dua BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Ruang Lngkup Peneltan Reksadana yang dgunakan dalam peneltan n adalah reksadana yang terdaftar dalam stus BAPEPAM dan berjumlah dua puluh delapan reksadana yang berasal

Lebih terperinci

Nama : Crishadi Juliantoro NPM :

Nama : Crishadi Juliantoro NPM : ANALISIS INVESTASI PADA PERUSAHAAN YANG MASUK DALAM PERHITUNGAN INDEX LQ-45 MENGGUNAKAN PORTOFOLIO DENGAN METODE SINGLE INDEX MODEL. Nama : Crshad Julantoro NPM : 110630 Latar Belakang Pemlhan saham yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

OVERVIEW 1/40

OVERVIEW 1/40 http://www..deden08m.wordpress.com OVERVIEW 1/40 Konsep-konsep dasar dalam pembentukan portofolo optmal. Perbedaan tentang aset bersko dan aset bebas rsko. Perbedaan preferens nvestor dalam memlh portofolo

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 4.

TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 4. TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 4 KONSEP DASAR 2/40 Ada tga konsep dasar yang perlu dketahu untuk memaham pembentukan portofolo optmal, yatu: portofolo efsen dan portofolo optmal fungs utltas dan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PEDAHULUA. Latar Belakang Rsko ddentfkaskan dengan ketdakpastan. Dalam mengambl keputusan nvestas para nvestor mengharapkan hasl yang maksmal dengan rsko tertentu atau hasl tertentu dengan rsko yang

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

Dan untuk memperoleh persentase tingkat pengembalian selama setahun adalah:

Dan untuk memperoleh persentase tingkat pengembalian selama setahun adalah: 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 DEFINISI ANAJEEN PORTOFOLIO anajemen portofolo berkatan erat dengan nvestas. enurut Relly dan Brown, nvestas adalah komtmen untuk menyshkan uang (pendapatan) dalam suatu perode

Lebih terperinci

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM Perancangan Sstem Sstem yang akan dkembangkan adalah berupa sstem yang dapat membantu keputusan pemodal untuk menentukan portofolo saham yang dperdagangkan d Bursa

Lebih terperinci

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan suatu metode yang dgunakan untuk menganalss hubungan antara dua atau lebh varabel. Pada analss regres terdapat dua jens varabel yatu

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode peneltan mengungkapkan dengan jelas bagamana cara memperoleh data yang dperlukan, oleh karena tu metode peneltan lebh menekankan pada strateg, proses

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian Pengaruh Captal Structure terhadap Proftabltas pada Industr Perbankan d Indonesa Mutara Artkel n d-dgtalsas oleh Perpustakaan Fakultas Ekonom-Unverstas Trsakt, 2016. 021-5663232 ext.8335 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Energ sangat berperan pentng bag masyarakat dalam menjalan kehdupan seharhar dan sangat berperan dalam proses pembangunan. Oleh sebab tu penngkatan serta pembangunan

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 11 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan adalah ndustr yang syarat dengan rsko. Mula dar pengumpulan dana sebaga sumber labltas, hngga penyaluran dana pada aktva produktf. Berbaga kegatan jasa

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Regres merupakan suatu alat ukur yang dgunakan untuk mengukur ada atau tdaknya hubungan antar varabel. Dalam analss regres, suatu persamaan regres atau persamaan penduga

Lebih terperinci

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA Regres Lnear Tujuan Pembelajaran Menjelaskan regres dan korelas Menghtung dar persamaan regres dan standard error dar estmas-estmas untuk analss regres lner sederhana

Lebih terperinci

Kecocokan Distribusi Normal Menggunakan Plot Persentil-Persentil yang Distandarisasi

Kecocokan Distribusi Normal Menggunakan Plot Persentil-Persentil yang Distandarisasi Statstka, Vol. 9 No., 4 47 Me 009 Kecocokan Dstrbus Normal Menggunakan Plot Persentl-Persentl yang Dstandarsas Lsnur Wachdah Program Stud Statstka Fakultas MIPA Unsba e-mal : Lsnur_w@yahoo.co.d ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi,

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi, BAB LANDASAN TEORI.1 Populas dan Sampel Populas adalah keseluruhan unt atau ndvdu dalam ruang lngkup yang ngn dtelt. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populas dsebut ukuran populas, sedangkan suatu

Lebih terperinci

Analisis Model Indeks Tunggal Portofolio Saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode

Analisis Model Indeks Tunggal Portofolio Saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode Analss Model Indeks Tunggal Portofolo Saham d Bursa Efek Indonesa (BEI) Perode 009-011 Mrah (mrah_vezmle@ymal.com) Trsnad Wjaya (trsnad@mdp.ac.d) Jurusan Manajemen STIE MDP Abstrak : Peneltan n bertujuan

Lebih terperinci

Bab III Analisis Rantai Markov

Bab III Analisis Rantai Markov Bab III Analss Ranta Markov Sstem Markov (atau proses Markov atau ranta Markov) merupakan suatu sstem dengan satu atau beberapa state atau keadaan, dan dapat berpndah dar satu state ke state yang lan pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT ABSTRAK STEVANY HANALYNA DETHAN Fakultas Ekonom Unv. Mahasaraswat Mataram e-mal : stevany.hanalyna.dethan@gmal.com

Lebih terperinci

PENELITIAN DOSEN PEMULA

PENELITIAN DOSEN PEMULA Kode/Nama Rumpun Ilmu : 56 / Akuntans PENELITIAN DOSEN PEMULA ANALISIS PORTOFOLIO UNTUK MENENTUKAN EXPECTED RETURN OPTIMAL DAN RISIKO MINIMAL PADA SAHAM PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI YANG TERDAFTAR DI BURSA

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 28 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 4.1 Kerangka Pemkran dan Hpotess Dalam proses peneltan n, akan duj beberapa varabel software yang telah dsebutkan pada bab sebelumnya. Sesua dengan tahapan-tahapan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat BAB LANDASAN TEORI. 1 Analsa Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstk pada tahun 1877 oleh Sr Francs Galton. Galton melakukan stud tentang kecenderungan tngg badan anak. Teor Galton

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM-SAHAM PADA PERIODE BULLISH DI BURSA EFEK INDONESIA

PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM-SAHAM PADA PERIODE BULLISH DI BURSA EFEK INDONESIA PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM-SAHAM PADA PERIODE BULLISH DI BURSA EFEK INDONESIA Suramaya Suc Kewal Sekolah Tngg Ilmu Ekonom Mus Palembang suramayasuc@yahoo.com Abstrak: Pembentukan Portofolo Optmal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PENDAHULUAN. Latar Belakang Dalam kehdupan sehar-har, serngkal dumpa hubungan antara suatu varabel dengan satu atau lebh varabel lan. D dalam bdang pertanan sebaga contoh, doss dan ens pupuk yang dberkan

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

Konsep Penting dalam Investasi

Konsep Penting dalam Investasi Mater 3 Konsep Pentng dalam Investas Prof. Dr. Deden Mulyana, SE., M.S. RETURN YANG DIHARAPKAN DAN RISIKO PORTOFOLIO PENGERTIAN RETURN DAN RISIKO ESTIMASI RETURN DAN RISIKO ASET TUNGGAL ANALISIS RISIKO

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi Daftar Is Daftar Is... Kata pengantar... BAB I...1 PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang...1 1.2 Rumusan Masalah...2 1.3 Tujuan...2 BAB II...3 TINJAUAN TEORITIS...3 2.1 Landasan Teor...4 BAB III...5 PEMBAHASAN...5

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusa dlahrkan ke duna dengan ms menjalankan kehdupannya sesua dengan kodrat Illah yakn tumbuh dan berkembang. Untuk tumbuh dan berkembang, berart setap nsan harus

Lebih terperinci

Model Potensial Gravitasi Hansen untuk Menentukan Pertumbuhan Populasi Daerah

Model Potensial Gravitasi Hansen untuk Menentukan Pertumbuhan Populasi Daerah Performa (2004) Vol. 3, No.1: 28-32 Model Potensal Gravtas Hansen untuk Menentukan Pertumbuhan Populas Daerah Bambang Suhard Jurusan Teknk Industr, Unverstas Sebelas Maret, Surakarta Abstract Gravtaton

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Landasan Peneltan Terdahulu Tabel.1 Tabel Penelt Terdahulu PENELITI JUDUL ALAT ANALISIS HASIL Rosta (008) Analss Portofolo Saham Melalu Model Indeks Tunggal sebaga Penlaan Expected

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Peneltan dlaksanakan d Desa Sempalwadak, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang pada bulan Februar hngga Me 2017. Pemlhan lokas peneltan dlakukan secara purposve

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tnjauan Teorts 2.1.1 Saham Menurut Anoraga (2006:58) saham adalah surat berharga bukt penyertaan atau pemlkan ndvdu maupun nsttus dalam suatu perusahaan. Saham berwujud selembar

Lebih terperinci

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I 4. LATAR BELAKANG Kesultan ekonom yang tengah terjad akhr-akhr n, memaksa masyarakat memutar otak untuk mencar uang guna memenuh kebutuhan hdup

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB LANDASAN TEORI.1 Analsa Regres Analsa regres dnterpretaskan sebaga suatu analsa yang berkatan dengan stud ketergantungan (hubungan kausal) dar suatu varabel tak bebas (dependent varable) atu dsebut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dapat dkatakan bahwa mengambl atau membuat keputusan berart memlh satu dantara sekan banyak alternatf. erumusan berbaga alternatf sesua dengan yang sedang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketahanan pangan adalah ketersedaan pangan dan kemampuan seseorang untuk mengaksesnya. Sebuah rumah tangga dkatakan memlk ketahanan pangan jka penghunnya tdak berada

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian, langkah yang dilakukan oleh penulis

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian, langkah yang dilakukan oleh penulis BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum melakukan peneltan, langkah yang dlakukan oleh penuls adalah mengetahu dan menentukan metode yang akan dgunakan dalam peneltan. Sugyono (2006: 1) menyatakan:

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu 4 III. METODE PENELITIAN A. Populas Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen dengan populas peneltan yatu seluruh sswa kelas VIII C SMP Neger Bukt Kemunng pada semester genap tahun pelajaran 01/013

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN ANALISIS BENTUK HUBUNGAN Analss Regres dan Korelas Analss regres dgunakan untuk mempelajar dan mengukur hubungan statstk yang terjad antara dua varbel atau lebh varabel. Varabel tersebut adalah varabel

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

III PEMBAHASAN. merupakan cash flow pada periode i, dan C. berturut-turut menyatakan nilai rata-rata dari V. dan

III PEMBAHASAN. merupakan cash flow pada periode i, dan C. berturut-turut menyatakan nilai rata-rata dari V. dan Pada bab n akan dbahas mengena penyelesaan masalah ops real menggunakan pohon keputusan bnomal. Dalam menentukan penlaan proyek, dapat dgunakan beberapa metode d antaranya dscounted cash flow (DF). DF

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Peneltan n menggunakan peneltan ekspermen; subyek peneltannya dbedakan menjad kelas ekspermen dan kelas kontrol. Kelas ekspermen dber

Lebih terperinci

Fauzi Adi Kurniawan Raden Rustam Hidayat Devi Farah Azizah Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

Fauzi Adi Kurniawan Raden Rustam Hidayat Devi Farah Azizah Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang PENEAPAN METODE CAPITAL ASSET PICING MODEL (CAPM) UNTUK PENETAPAN KELOMPOK SAHAM-SAHAM EFISIEN (Stud pada Perusahaan Industr Barang Konsums yang Terdaftar d Bursa Efek Indonesa Perode 2011-2013) Fauz Ad

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. panjang, umumnya lebih dari satu tahun. Secara hukum pasar modal sebagai

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. panjang, umumnya lebih dari satu tahun. Secara hukum pasar modal sebagai 67 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tnjauan Teorets 2.1.1 Pasar Modal 1. Pengertan Pasar Modal Menurut Samsul (2006:43) pasar modal adalah tempat atau sarana bertemunya antara permntaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota

Lebih terperinci

Pengaruh variabel makroekonomi..., 8 Serbio Harerio, Universitas FE UI, 2009Indonesia

Pengaruh variabel makroekonomi..., 8 Serbio Harerio, Universitas FE UI, 2009Indonesia BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defns Ilmu Makroekonom Makroekonom adalah cabang lmu ekonom yang mempelajar fenomena ekonom secara agregat atau keseluruhan, msalnya pertumbuhan ekonom, tngkat pengangguran, nflas,

Lebih terperinci

PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP FLUKTUASI HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP FLUKTUASI HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP FLUKTUASI HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI Dajukan Sebaga Salah Satu Syarat Untuk menyelesakan Program Sarjana ( S1) Pada Sekolah Tngg Ilmu Ekonom Nahdlatul

Lebih terperinci

Pendeteksian Data Pencilan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Diagnostik

Pendeteksian Data Pencilan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Diagnostik Pendeteksan Data Penclan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Dagnostk Sally Indra 1, Dod Vonanda, Rry Srnngsh 3 1 Student of Mathematcs Department State Unversty of Padang,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam 1 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMPN 8 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas VII SMPN 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 01/013 yang terdr

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pajak merupakan sumber penermaan terpentng d Indonesa. Oleh karena tu Pemerntah selalu mengupayakan bagamana cara menngkatkan penermaan Pajak. Semakn tngg penermaan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan mengena Analss Pengaruh Kupedes Terhadap Performance Busness Debtur dalam Sektor Perdagangan, Industr dan Pertanan dlaksanakan d Bank Rakyat

Lebih terperinci

PENDEKATAN METODE INDEKS TUNGGAL DALAM ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL DARI SAHAM-SAHAM LQ45 PADA PERIODE WAKTU YANG BERBEDA

PENDEKATAN METODE INDEKS TUNGGAL DALAM ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL DARI SAHAM-SAHAM LQ45 PADA PERIODE WAKTU YANG BERBEDA PENDEKATAN METODE INDEKS TUNGGAL DALAM ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL DARI SAHAM-SAHAM LQ45 PADA PERIODE WAKTU YANG BERBEDA Et,SE,MM Dosen Unverstas Bunda Mula e-mal: Mgdln11@yahoo.co.d ABSTRACT

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK BAB IV PEMBAASAN ASIL PENELITIAN PENGARU PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK TERADAP ASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI POKOK KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA A. Deskrps Data asl Peneltan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman yang semakin berkembang ini, dunia usaha dan industri

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman yang semakin berkembang ini, dunia usaha dan industri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada zaman yang semakn berkembang n, duna usaha dan ndustr mengalam kemajuan yang pesat, khususnya d bdang ndustr. Kemajuan perekonoman d Indonesa tdak terlepas dar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dependen (y) untuk n pengamatan berpasangan i i i. x : variabel prediktor; f x ) ). Bentuk kurva regresi f( x i

BAB 1 PENDAHULUAN. dependen (y) untuk n pengamatan berpasangan i i i. x : variabel prediktor; f x ) ). Bentuk kurva regresi f( x i BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan analss statstk yang dgunakan untuk memodelkan hubungan antara varabel ndependen (x) dengan varabel ( x, y ) n dependen (y) untuk n pengamatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bulan November 2011 dan direncanakan selesai pada bulan Mei 2012.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bulan November 2011 dan direncanakan selesai pada bulan Mei 2012. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1. Tempat dan waktu Peneltan Peneltan dlakukan pada Perusahaan Daerah Ar Mnum Kabupaten Gorontalo yang beralamat d jalan Gunung Bolyohuto No. 390 Kelurahan Bolhuangga Kecamatan

Lebih terperinci

KORELASI DAN REGRESI LINIER. Debrina Puspita Andriani /

KORELASI DAN REGRESI LINIER. Debrina Puspita Andriani    / KORELASI DAN REGRESI LINIER 9 Debrna Puspta Andran www. E-mal : debrna.ub@gmal.com / debrna@ub.ac.d 2 Outlne 3 Perbedaan mendasar antara korelas dan regres? KORELASI Korelas hanya menunjukkan sekedar hubungan.

Lebih terperinci

SELANG KEPERCAYAAN UNTUK KOEFISIEN GARIS REGRESI LINEAR DENGAN METODE LEAST MEDIAN SQUARES 1 ABSTRAK

SELANG KEPERCAYAAN UNTUK KOEFISIEN GARIS REGRESI LINEAR DENGAN METODE LEAST MEDIAN SQUARES 1 ABSTRAK SELANG KEPERCAYAAN UNTUK KOEFISIEN GARIS REGRESI LINEAR DENGAN METODE LEAST MEDIAN SQUARES Harm Sugart Jurusan Statstka FMIPA Unverstas Terbuka emal: harm@ut.ac.d ABSTRAK Adanya penympangan terhadap asums

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Fuzzy Set Pada tahun 1965, Zadeh memodfkas teor hmpunan dmana setap anggotanya memlk derajat keanggotaan yang bernla kontnu antara 0 sampa 1. Hmpunan n dsebut dengan hmpunaan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analsa Pemlhan Model Tme Seres Forecastng Pemlhan model forecastng terbak dlakukan secara statstk, dmana alat statstk yang dgunakan adalah MAD, MAPE dan TS. Perbandngan

Lebih terperinci

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH BAB VB PERSEPTRON & CONTOH Model JST perseptron dtemukan oleh Rosenblatt (1962) dan Mnsky Papert (1969). Model n merupakan model yang memlk aplkas dan pelathan yang lebh bak pada era tersebut. 5B.1 Arstektur

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH FINANCIAL LEVERAGE, LIQUIDITY, ASSETS GROWTH DAN ASSETS SIZE TERHADAP BETA SAHAM LQ 45 DI BURSA EFEK JAKARTA

ANALISIS PENGARUH FINANCIAL LEVERAGE, LIQUIDITY, ASSETS GROWTH DAN ASSETS SIZE TERHADAP BETA SAHAM LQ 45 DI BURSA EFEK JAKARTA ANALISIS PENGARUH FINANCIAL LEVERAGE, LIQUIDITY, ASSETS GROWTH DAN ASSETS SIZE TERHADAP BETA SAHAM LQ 45 DI BURSA EFEK JAKARTA Chrstan Hery Masrendra Alumnus Fakultas Ekonom Jurusan Manajemen Unverstas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian merupakan suatu cara yang digunakan oleh peneliti

BAB III METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian merupakan suatu cara yang digunakan oleh peneliti BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode dalam peneltan merupakan suatu cara yang dgunakan oleh penelt dalam mencapa tujuan peneltan. Metode dapat memberkan gambaran kepada penelt mengena langkah-langkah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan

Lebih terperinci

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, , Desember 2002, ISSN :

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, , Desember 2002, ISSN : JURNAL MATEMATIKA AN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, 161-167, esember 00, ISSN : 1410-8518 PENGARUH SUATU ATA OBSERVASI ALAM MENGESTIMASI PARAMETER MOEL REGRESI Hern Utam, Rur I, dan Abdurakhman Jurusan Matematka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan penjualan. Sebelum penjualan dlakukan basanya akan dsepakat terlebh dahulu bagamana cara pembayaran

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Bab 2 Tnjauan Pustaka 2.1 Peneltan Terdahulu Pemlhan stud pustaka tentang sstem nformas penlaan knerja karyawan n juga ddasar pada peneltan sebelumnya yang berjudul Penerapan Metode TOPSIS untuk Pemberan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Desan Peneltan Jens peneltan n adalah kuas ekspermen. Pada peneltan n terdapat dua kelompok subjek peneltan yatu kelompok ekspermen yang dberkan suatu perlakuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang I ENDHULUN. Latar elakang Mengambl keputusan secara aktf memberkan suatu tngkat pengendalan atas kehdupan spengambl keputusan. lhan-plhan yang dambl sebenarnya membantu dalam penentuan masa depan. Namun

Lebih terperinci

ANALISIS MODEL INDEKS TUNGGAL PORTOFOLIO SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR INDONESIA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

ANALISIS MODEL INDEKS TUNGGAL PORTOFOLIO SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR INDONESIA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) AALISIS ODEL IDEKS TUGGAL POTOFOLIO SAHA PADA PEUSAHAA AUFAKTU IDOESIA YAG TEDAFTA DI BUSA EFEK IDOESIA (BEI) Apryan Wdya Turangga luphyaya@ymal.com Dnnul Alfan Akbar dnnul_alfan_akbar@yahoo.com Jurusan

Lebih terperinci