Fauzi Adi Kurniawan Raden Rustam Hidayat Devi Farah Azizah Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Fauzi Adi Kurniawan Raden Rustam Hidayat Devi Farah Azizah Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang"

Transkripsi

1 PENEAPAN METODE CAPITAL ASSET PICING MODEL (CAPM) UNTUK PENETAPAN KELOMPOK SAHAM-SAHAM EFISIEN (Stud pada Perusahaan Industr Barang Konsums yang Terdaftar d Bursa Efek Indonesa Perode ) Fauz Ad Kurnawan aden ustam Hdayat Dev Farah Azzah Fakultas Ilmu Admnstras Unverstas Brawjaya Malang Emal: fauzkurna17@yahoo.co.d. Abstract Ths research purpose to determne the performance of stock based on the return and rsk to determne the group of effcent stocks and neffcent stock by the use of methods of Captal Asset Prcng Model (CAPM). The sample used n ths study were 15 company shares consumer goods ndustry sector lsted n Indonesa Stock Exchange that selected based on certan crtera. The analyss showed there s 1 stock companes ncluded n the group of neffcent stock (overvalued) and 14 stock of companes ncluded n the group of effcent stock (undervalued). Decsons that should be make by the nvestors aganst neffcent stock s to sell these stock because the stock ncluded n the overvalued crtera, whle for the stock ncluded n the group of effcent, decsons that should be make by the nvestors are takng or buyng these stock as ncluded n the undervalued crtera. Keywords : Invesment, return, rsk and stock nvestment decsons. Abstrak Tujuan peneltan n untuk menganalss knerja saham-saham berdasarkan tngkat pengembalan dan rsko untuk mengetahu kelompok saham-saham yang efsen dan tdak efsen berdasarkan penggunaan metode Captal Asset Prcng Model (CAPM). Sampel yang dgunakan dalam peneltan n sebanyak 15 saham perusahaan sektor ndustr barang konsums yang terdaftar d Bursa Efek Indonesa perode yang telah dplh berdasarkan krtera-krtera tertentu. Hasl analss menunjukkan terdapat 1 saham perusahaan yang masuk dalam kategor saham tdak efsen (overvalued) sedangkan 14 saham perusahaan masuk dalam kategor saham efsen (undervalued). Keputusan menjual saham sebaknya dlakukan oleh nvestor terhadap saham tdak efsen karena saham masuk dalam krtera overvalued, sedangkan untuk saham yang masuk dalam kelompok saham efsen, keputusan yang sebaknya dambl oleh nvestor yatu mengambl atau membel saham tersebut karena masuk dalam krtera undervalued. Kata Kunc : Investas, tngkat pengembalan, rsko dan keputusan nvestas saham. I. PENDAHULUAN Teknolog dan lmu pengetahuan yang semakn modern menuntut seseorang untuk terus bersang memperoleh kesejahteraan hdup, terutama kesejahteraan dalam bdang perekonoman. Berbaga kegatan dlakukan seseorang untuk mendapatkan keuntungan agar kesejahteraannya tercapa, salah satunya dengan cara mengnventaskan harta atau surat-surat berharga (sekurtas) melalu pasar modal. Pasar modal merupakan suatu pasar yang dsapkan guna memperdagangkan saham-saham, oblgas dan jens surat berharga lannya dengan memaka jasa perantara pedagang efek (Sunaryah, 2006:5). Pasar modal mempunya peranan yang pentng dalam kegatan ekonom pasar, terutama dalam penghmpunan dana. Pasar modal juga menggerakkan dana masyarakat yang selanjutnya dsalurkan pada kegatan yang produktf. Investas yang memberkan keuntungan (return) relatf besar 1

2 dapat dkatakan produktf, sehngga dana yang berasal dar nvestor dapat dgunakan semaksmal mungkn oleh perusahaan-perusahaan tersebut. Berdasarkan data statstk Bursa Efek Indonesa (BEI) d sepanjang tahun , bursa saham Indonesa mencatatkan knerja yang cemerlang. Level Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalam kenakan 25,37% dar 3.409,17 pon d awal Januar 2011 menjad 4.274,18 pon per 31 Desember Penngkatan tersebut menunjukkan IHSG mempunya knerja yang bak dan telah melampau penngkatan ndeks harga saham d bursa-bursa negara lan sepert Bursa Malaysa (22,83%), Sngapore Exchange (-0,39%), Shangha Stock Exchange (-24,18%), Australa Stock Exchange (10,37%), Korea Stock Exchange (-2,82%), London Stock Exchange (15,12%). Hal n menunjukkan sepanjang , potens mbal hasl nvestas d pasar modal Indonesa lebh menjanjkan dbandng bursa-bursa d negara lan tersebut. Investas yang dmnat seorang pemodal atau nvestor adalah nvestas saham melalu bursa d pasar modal. Investor lebh memlh membel saham perusahaan yang sudah go publc, sebab saham perusahaan go publc merupakan komodt nvestas yang menjanjkan return yang tngg karena perusahaan lebh mudah untuk memasarkan produk dan jasa sehngga dapat menngkatkan potens pasar. Investor perlu memperhatkan dua faktor pentng dalam bernvestas, yatu return dan rsko. eturn merupakan faktor yang palng memotvas seorang nvestor dalam bernvestas karena return merupakan suatu mbalan atau keuntungan yang ngn dcapa. eturn dan rsko dbaratkan dua ss mata uang yang selalu berdampngan, yang artnya dalam bernvestas selan mengharapkan return, nvestor juga harus memperhatkan rsko yang harus dtanggungnya. Kemampuan seorang nvestor sangat dperlukan terutama untuk mengestmas return suatu sekurtas. Harapan nvestor yatu mengngnkan return yang tngg dengan rsko yang serendah mungkn, sehngga perhtungan estmas atas return yang akan ddapat d masa mendatang akan dperlukan. Metode untuk menla kelayakan nvestas saham dapat dlakukan dengan perhtungan estmas menggunakan metode Captal Asset Prcng Model (CAPM). CAPM merupakan suatu model yang menggambarkan rsko sstemats dengan menggunakan beta untuk menghubungkan rsk dan return. Tujuan utama dar penerapan CAPM adalah untuk menentukan tngkat expected return dalam memnmalsr nvestas yang bersko. CAPM juga dapat membantu nvestor dalam menghtung rsko yang tdak dapat dversfkas dalam suatu portofolo dan membandngkannya dengan predks tngkat pengembalan (return). Sektor ndustr yang mempunya peranan sangat strategs, terutama dalam upaya mensejahterakan kehdupan masyarakat adalah perusahaan sektor barang konsums karena produkproduk yang dhaslkan sangat dperlukan dalam kebutuhan sehar-har, msalnya makanan & mnuman, obat-obatan, peralatan dan perlengkapan keperluan rumah tangga. Perusahaan sektor ndustr n lebh stabl dan tdak mudah terpengaruh oleh musm ataupun keadaan perekonoman yang berubah-ubah, sepert nflas atau kebjakan pemerntah. Tngkat permntaan yang n-elasts menjad keunggulan d sektor ndustr n karena merupakan kebutuhan pokok atau dengan kata lan walaupun harga nak, konsums kebutuhan pokok tetap dbutuhkan oleh masyarakat. Obyek peneltan n mengambl perusahaan sektor ndustr barang konsums atau consumer goods ndustry karena nvestas pada sektor ndustr n memlk prospek yang bak dalam perkembangan duna nvestas. Berdasarkan uraan datas maka penelt tertark untuk melakukan peneltan dengan judul Penerapan Metode Captal Asset Prcng Model (CAPM) untuk Penetapan Kelompok Saham- Saham Efsen (Stud pada Perusahaan Industr Barang Konsums yang Terdaftar d Bursa Efek Indonesa Perode ). II. TINJAUAN PUSTAKA 1. Defns Pasar Modal Menurut Ahmad (2004:18), pasar modal adalah pasar abstrak, sekalgus pasar konkret dengan barang yang dperjualbelkan adalah dana yang bersfat abstrak, dan bentuk konkretnya adalah lembar surat-surat berharga d bursa efek. 2. Defns Investas Menurut Jogyanto (2009:5), nvestas adalah penundaan konsums sekarang untuk dmasukkan ke aktva produktf selama perode waktu yang tertentu. 3. Defns Saham Menurut Bode et. al. (2014:42), saham adalah bagan kepemlkan dalam suatu perusahaan. 4. eturn dan sko Menurut Samsul (2006: 291), return adalah pendapatan yang dnyatakan dalam persentase dar modal awal nvestas. Pendapatan nvestas dalam saham n merupakan keuntungan yang dperoleh 2

3 dar jual bel saham, dmana jka untung dsebut captal gan dan jka rug dsebut captal loss.. Menurut Halm (2005:73), rsko adalah besarnya penympangan antara tngkat pengembalan yang dharapkan (expected return) dengan tngkat pengembalan yang dcapa secara nyata (actual return) (Halm,2005:73). 4. Expected ate of eturn a. eturn Indvdual () eturn Indvdual merupakan besarnya keuntungan atau kerugan dar harga nvestas saham yang dhtung secara bulanan untuk mengetahu perkembangan knerja perusahaan yang terjad selama perode tertentu. eturn Indvdual dapat dhtung dengan menggunakan rumus sebaga berkut: (Pt Pt 1 ) D t,t (Jogyanto, 2009:111) P t 1 b. eturn Market (m) eturn Market dgunakan sebaga acuan dar rata-rata tngkat keuntungan seluruh saham perusahaan yang terdaftar d BEI. eturn Market dapat dhtung dengan menggunakan rumus sebaga berkut: IHSG t IHSG t 1 m, t (Fahm, 2012:138) IHSG t 1 c. sk Free (f) sk Free merupakan ukuran mnmum pada aset yang tdak bersko. sk Free pada peneltan n adalah rata-rata tngkat suku bunga Sertfkat Bank Indonesa (SBI) yang dtetapkan oleh Bank Indonesa. umus yang dgunakan untuk menghtung sk Free adalah sebaga berkut: f f (Husnan, 2005:176) N d. sko Sstemats atau Beta (β) Menurut Tandelln (2010:521), Beta adalah kovarans return sekurtas dengan return pasar yang dstandarsas dengan varans return saham. Metode CAPM menyatakan ketka beta=1 maka perubahan tngkat pengembalan saham akan menunjukkan perubahan yang sama dengan perubahan pasar. Saham yang memlk beta >1 merupakan saham dengan rsko tngg yang lebh dar rata-rata perubahan pasar, sedangkan saham yang memlk beta < 1 adalah saham yang rskonya rendah atau dbawah rata-rata perubahan pasar. Beta dapat dhtung dengan rumus sebaga berkut: β σm σ 2 M (Jogyanto, 2009:371). e. Tngkat Pengembalan yang Dharapkan/ Expected eturn [E()] Expected eturn dapat dhtung dengan menggunakan rumus: E( ) f β[e( m) f ] (Jogyanto, 2009:480) 5. Captal Asset Prcng Model (CAPM) Menurut Bode et. al. (2014:293), Captal Asset Prcng Model (CAPM) merupakan pemusatan lmu ekonom keuangan modern. Model n memberkan predks yang tepat dar hubungan yang seharusnya damat d antara rsko aset dan perkraan mbal hasl. 6. Gars Pasar Sekurtas/ Securty Market Lne (SML) Katan Securty Market Lne (SML) dengan CAPM menurut Bode et. al. (2014:303), SML dgunakan sebaga tolok ukur untuk menla perkraan mbal hasl yang pas pada aset bersko. 7. Keputusan Investas Saham Efsen dan Saham Tdak Efsen Membel saham efsen/ good adalah nvestas menjanjkan untuk para nvestor karena saham yang efsen merupakan saham yang dperdagangkan harganya d bawah nla wajar yang telah dtentukan melalu analss (undervalue), sedangkan menjual saham yang tdak efsen/ not good adalah keputusan yang bak untuk nvestor karena nla saham datas harga wajar saham dan saham tersebut kemungknan akan turun (overvalued). III. METODE PENELITIAN Peneltan n merupakan peneltan deskrptf dengan pendekatan kuanttatf. Menurut Sugyono (2005:21), peneltan deskrptf adalah suatu metode yang dgunakan untuk menggambarkan atau menganalss suatu hasl peneltan tetap tdak dgunakan untuk membuat kesmpulan yang lebh luas. Lokas pengamblan data dalam peneltan n dperoleh d Galer Investas Bursa Efek Indonesa Unverstas Brawjaya, JL MT Haryono no. 165 Malang, selan tu data untuk peneltan n juga dapat dakses melalu stus resm Bursa Efek Indonesa yatu, 3

4 Populas pada peneltan n yatu sebanyak 38 saham perusahaan pada sektor ndustr Barang Konsums yang terdaftar d BEI perode Teknk purposve samplng dgunakan untuk pengamblan sampel dalam peneltan dan haslnya terdapat 15 saham perusahaan yang memenuh krtera menjad sampel. Berkut secara terpernc tahap-tahap dan proses analss data dalam peneltan n: 1. Melakukan perhtungan tngkat pengembalan saham ndvdu/ return ndvdual () 2. Melakukan perhtungan tngkat pengembalan pasar/ return market (m) 3. Melakukan perhtungan tngkat pengembalan bebas rsko/ rsk free (f) 4. Melakukan perhtungan rsko sstemats atau beta masng-masng saham ndvdu (β) 5. Melakukan perhtungan tngkat pengembalan yang dharapkan/ expected return [E()] 6. Membuat gambaran Gars Pasar Modal (GPS)/ Securty Market Lne (SML) 7. Menganalss pengelompokan dan keputusan saham efsen IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Analss Data dan Interpretas Data 1. Tngkat Pengembalan Saham Indvdu/ eturn Indvdual () Berdasarkan hasl perhtungan rata-rata return ndvdual dar 15 saham perusahaan yang menjad sampel peneltan selama perode memlk rata-rata sebesar 0,02639 atau 2,639%. Saham yang memlk rata-rata return ndvdual palng tngg adalah saham perusahaan Kma Farma (Persero) Tbk. (KAEF), yatu sebesar 0,05977 atau 5,977%, sedangkan saham yang memlk rata-rata return ndvdual palng rendah adalah saham perusahaan Kalbe Farma Tbk. (KLBF) yatu sebesar 0,00351 atau 0,351%. 2. Tngkat Pengembalan Pasar/ eturn Market (m) Tngkat pengembalan pasar/ return market dgunakan sebaga acuan dar rata-rata return seluruh saham perusahaan d ndeks harga pasar. Hubungannya dengan CAPM, hasl rata-rata return market dgunakan sebaga salah satu varabel perhtungan rsko saham perusahaan. Jumlah return market selama perode tahun sebesar 0,26096 atau 26,096%, dengan rata-rata tngkat return market sebesar 0,00746 atau 0,746%. Harapan dar rata-rata return market tersebut dperoleh dar total return market yatu sebesar 0,26096, dbag dengan jumlah bulan pengamatan dalam peneltan, yatu 36 bulan. Transaks perdagangan d pasar modal tertngg atau palng aktf selama perode peneltan terjad pada bulan Februar 2013 yatu sebesar 0,07681 atau 7,681%. Sedangkan transaks perdagangan d pasar modal mengalam kelesuan atau return market terendah terjad pada bulan Agustus 2013 yatu sebesar - 0,09008 atau -9,008%. 3. Tngkat Pengembalan Bebas sko/ sk Free (f) Berdasarkan hasl perhtungan rata-rata nla suku bunga SBI selama perode peneltan tahun adalah sebesar 0,06278 atau 6,278% per tahun. Hasl nla tersebut kemudan dbag dengan jumlah bulan dalam setahun atau 12 bulan untuk mendapatkan tngkat pengembalan bebas rsko/ rsk free (f) per bulan, yatu: 6,278% 0,523% atau f 12 0,0628 0,00523 f 12 Level tertngg nla suku bunga SBI selama perode peneltan terjad pada akhr tahun 2013, yatu sebesar 0,0750 atau 7,50%, sedangkan pada bulan Februar 2012-Me 2013 nla suku bunga SBI berada pada level terendah, yatu sebesar 0,0575 atau 5,75%. 4. sko Stemats atau Beta Masng-Masng Saham Indvdu (β) Berdasarkan hasl analss dketahu bahwa jumlah rsko sstemats (β) dar 15 saham perusahaan yang djadkan sampel yatu sebesar 10,85822, dengan rata-rata rsko sstemats (β) 0, Hal n menunjukkan konds rsko saham cenderung kurang stabl atau lebh lambat dbandngkan dengan perubahan ndeks pasar karena rsko sstemats (β) dar seluruh saham kurang dar 1 (β<1). Hasl perhtungan juga menunjukkan bahwa terdapat 4 saham perusahaan yang memlk rsko sstemats (β) datas 1, yatu saham perusahaan Darya-Vara Laboratora Tbk. (DVLA) yang memlk nla rsko sstemats (β) sebesar 1,01714, saham perusahaan Mayora Indah Tbk (MYO) yang memlk rsko sstemats (β) sebesar 1,44753, saham perusahaan Nppon Indosar Corporndo Tbk. (OTI) yang memlk beta sebesar 1,94471 dan saham perusahaan Kma Farma (Persero) Tbk. (KAEF) memlk nla rsko sstemats (β) tertngg yatu sebesar 2,60763 dan menjad saham yang palng agresf atau memlk tngkat kepekaan yang tngg terhadap perubahan pasar. Saham perusahaan yang memlk nla rsko 4

5 E() sstemats (β) terendah adalah saham perusahaan Mandom Indonesa Tbk. (TCID) yatu sebesar - 0,01399 sehngga termasuk jens saham defensf karena saham tersebut memlk rsko dbawah pasar. 5.Tngkat Pengembalan yang Dharapkan/ Expected eturn Tabel 1. Expected eturn Perode bahwa perolehan expected return d atas rata-rata return market [ > ]. E( ) ( m ) 7. Classfcaton and Stock Investment Decsons Gambar 2 menunjukkan letak antara besarnya return ndvdual dan expected return [E()]. ( ) Gambar 2. Effcent Stock and Ineffcent Stock Sumber: Data dolah, 2015 Hasl klasfkas dan keputusan nvestas saham good maupun saham not good: Tabel 2. Classfcaton and Stock Investment Decsons Sumber: Data dolah, 2015 ata-rata expected return pada tabel 1 menunjukkan jumlah total E() sebesar 0,00685 atau 0,685%. Expected return palng tngg dmlk oleh saham perusahaan Kma Farma (Persero) Tbk. (KAEF), yatu sebesar 0,01105 atau 1,105%, sedangkan expected return palng kecl dmlk oleh saham perusahaan Mandom Indonesa Tbk. (TCID) yatu sebesar 0,00520 atau 0,520%. 6. Securty Market Lne (SML) Berkut adalah penggambaran SML dar 15 saham yang menjad sampel peneltan: Securty Market Lne (SML) SML Gambar 1. Gars Pasar Sekurtas Sumber: Data dolah, 2015 Melhat pada gambar 1 dketahu bahwa terdapat 4 saham perusahaan yang memlk rsko sstemats (β) d atas 1, hal tersebut menunjukkan Beta Sumber: Data dolah, 2015 Hasl analss menunjukkan terdapat 1 saham perusahaan yang masuk dalam kategor saham tdak efsen (overvalued) sedangkan 14 saham perusahaan masuk dalam kategor saham efsen (undervalued). 5

6 V. KESIMPULAN DAN SAAN A. Kesmpulan 1. Berdasarkan hasl analss yang telah dlakukan selama perode peneltan tahun , dketahu bahwa saham perusahaan ndustr barang konsums yang menjad sampel dalam peneltan n menunjukkan performance yang bak. Hal tersebut dtunjukkan oleh rata-rata return ndvdual () yang lebh besar darpada rata-rata return market (m). Dketahu juga hasl perhtungan tngkat rsko sstemats (β) menunjukkan bahwa terdapat sebanyak 4 saham perusahaan yang memlk rsko lebh dar 1 (β >1. 2. Berdasarkan hasl analss yang telah dlakukan, dar 15 saham perusahaan yang menjad sampel peneltan n terdapat 1 saham tdak efsen atau saham yang masuk dalam krtera overvalued [( ) E( )]. Keputusan yang sabaknya dambl oleh nvestor terhadap saham tersebut yatu menjual saham sebelum harga saham turun, sedangkan untuk 14 saham yang masuk dalam kelompok saham efsen, keputusan yang sebaknya dambl oleh nvestor yatu mengambl atau membel saham tersebut karena masuk dalam krtera undervalued [( ) E( )]. B. Saran 1. Bag Investor Para nvestor maupun calon nvestor dalam bernvestas pada sebuah portofolo sebaknya tdak hanya mengacu pada data tngkat pengembalan hstors, namun juga tetap mengkut kebjakan-kebjakan terbaru pemerntah, nformas tentang knerja perusahaan dan su-su yang berkembang seputar konds perusahaan. 2. Bag Peneltan selanjutnya Peneltan n hanya menggunakan 15 sampel saham perusahaan dar sektor ndustr barang konsums, dharapkan dalam peneltan berkutnya dapat dperbanyak lag sampel saham yang dgunakan dengan objek peneltan yang berbeda dan memperpanjang perode peneltan agar hasl yang dperoleh lebh aktual. Bud Wbowo. Manajemen Portofolo dan Investas. Jakarta: Salemba Empat. Fahm, Irham Manajemen Investas (Teor dan Soal Jawab). Bandung: Alfabeta. Halm, Abdul Analss Investas. Eds Kedua. Jakarta: Salemba Empat. Husnan, Suad Teor Portofolo dan Analss Sekurtas. Eds Keempat. Cetakan Pertama. Yogyakarta: AMP YKPN. Jogyanto Teor Portofolo dan Analss Investas. Eds Keenam. Cetakan Pertama. Yogyakarta: BPFE. Samsul, Mohamad Pasar Modal dan Manajemen Portofolo. Jakarta: Erlangga. Sugyono Statstka untuk Peneltan. Bandung: CV Alfabeta. Sunaryah Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Eds Keempat. Yogyakarta: AMP YKPN. Tandelln, Eduardus Portofolo dan Investas: Teor dan Aplkas. Eds Pertama. Yogyakarta: KANISIUS. DAFTA PUSTAKA Ahmad, Kamaruddn Dasar-Dasar Manajemen Investas dan Portofolo. Cetakan Kedua. Jakarta: PT. INEKA CIPTA. Bode, Zv and Kane Alex, and Marcus Alan J Investments and Portofolo. Dterjemahkan oleh Zulan Dalmunthe dan 6

RETURN DAN RISIKO DALAM INVESTASI

RETURN DAN RISIKO DALAM INVESTASI RETURN DAN RISIKO DALAM INVESTASI 1 Return (Imbal hasl) nvestas Expected return (Return ekspetas) return yang dharapkan akan ddapat oleh nvestor d masa depan Actual return/ Realzed return (Return aktual)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

Nama : Crishadi Juliantoro NPM :

Nama : Crishadi Juliantoro NPM : ANALISIS INVESTASI PADA PERUSAHAAN YANG MASUK DALAM PERHITUNGAN INDEX LQ-45 MENGGUNAKAN PORTOFOLIO DENGAN METODE SINGLE INDEX MODEL. Nama : Crshad Julantoro NPM : 110630 Latar Belakang Pemlhan saham yang

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan suatu metode yang dgunakan untuk menganalss hubungan antara dua atau lebh varabel. Pada analss regres terdapat dua jens varabel yatu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

Kritikan Terhadap Varians Sebagai Alat Ukur

Kritikan Terhadap Varians Sebagai Alat Ukur Krtkan Terhadap Varans Sebaga Alat Ukur Varans mengukur penympangan pengembalan aktva d sektar nla yang dharapkan, maka varans mempertmbangkan juga pengembalan d atas atau d bawah nla pengembalan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian Pengaruh Captal Structure terhadap Proftabltas pada Industr Perbankan d Indonesa Mutara Artkel n d-dgtalsas oleh Perpustakaan Fakultas Ekonom-Unverstas Trsakt, 2016. 021-5663232 ext.8335 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode peneltan mengungkapkan dengan jelas bagamana cara memperoleh data yang dperlukan, oleh karena tu metode peneltan lebh menekankan pada strateg, proses

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PEDAHULUA. Latar Belakang Rsko ddentfkaskan dengan ketdakpastan. Dalam mengambl keputusan nvestas para nvestor mengharapkan hasl yang maksmal dengan rsko tertentu atau hasl tertentu dengan rsko yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

ANALISIS MODEL INDEKS TUNGGAL PORTOFOLIO SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR INDONESIA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

ANALISIS MODEL INDEKS TUNGGAL PORTOFOLIO SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR INDONESIA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) AALISIS ODEL IDEKS TUGGAL POTOFOLIO SAHA PADA PEUSAHAA AUFAKTU IDOESIA YAG TEDAFTA DI BUSA EFEK IDOESIA (BEI) Apryan Wdya Turangga luphyaya@ymal.com Dnnul Alfan Akbar dnnul_alfan_akbar@yahoo.com Jurusan

Lebih terperinci

CAPITAL ASSET PRICING MODEL

CAPITAL ASSET PRICING MODEL CAPITAL ASSET PRICING ODEL 1. Konsep CAP 2. Perumusan CAP (CL dan SL) 3. Pelonggaran CAP unya Alteza Konsep Dasar CAP Drumuskan oleh Sharpe, Lntner & ossn (1960an) odel yang menghubungkan expected return

Lebih terperinci

OVERVIEW 1/40

OVERVIEW 1/40 http://www..deden08m.wordpress.com OVERVIEW 1/40 Konsep-konsep dasar dalam pembentukan portofolo optmal. Perbedaan tentang aset bersko dan aset bebas rsko. Perbedaan preferens nvestor dalam memlh portofolo

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam situs BAPEPAM dan berjumlah dua puluh delapan reksadana yang berasal dari dua

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam situs BAPEPAM dan berjumlah dua puluh delapan reksadana yang berasal dari dua BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Ruang Lngkup Peneltan Reksadana yang dgunakan dalam peneltan n adalah reksadana yang terdaftar dalam stus BAPEPAM dan berjumlah dua puluh delapan reksadana yang berasal

Lebih terperinci

TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 4.

TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 4. TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 4 KONSEP DASAR 2/40 Ada tga konsep dasar yang perlu dketahu untuk memaham pembentukan portofolo optmal, yatu: portofolo efsen dan portofolo optmal fungs utltas dan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PEELITIA 3.1. Kerangka Pemkran Peneltan BRI Unt Cbnong dan Unt Warung Jambu Uraan Pekerjaan Karyawan Subyek Analss Konds SDM Aktual (KKP) Konds SDM Harapan (KKJ) Kuesoner KKP Kuesoner KKJ la

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. panjang, umumnya lebih dari satu tahun. Secara hukum pasar modal sebagai

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. panjang, umumnya lebih dari satu tahun. Secara hukum pasar modal sebagai 67 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tnjauan Teorets 2.1.1 Pasar Modal 1. Pengertan Pasar Modal Menurut Samsul (2006:43) pasar modal adalah tempat atau sarana bertemunya antara permntaan

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

Analisis Model Indeks Tunggal Portofolio Saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode

Analisis Model Indeks Tunggal Portofolio Saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode Analss Model Indeks Tunggal Portofolo Saham d Bursa Efek Indonesa (BEI) Perode 009-011 Mrah (mrah_vezmle@ymal.com) Trsnad Wjaya (trsnad@mdp.ac.d) Jurusan Manajemen STIE MDP Abstrak : Peneltan n bertujuan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT ABSTRAK STEVANY HANALYNA DETHAN Fakultas Ekonom Unv. Mahasaraswat Mataram e-mal : stevany.hanalyna.dethan@gmal.com

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

CAKUPAN PEMBAHASAN. APT (Arbritage Pricing Theory) Overview. Pengujian CAPM. CAPM (Capital Asset Pricing Model) Portofolio pasar.

CAKUPAN PEMBAHASAN. APT (Arbritage Pricing Theory) Overview. Pengujian CAPM. CAPM (Capital Asset Pricing Model) Portofolio pasar. http://www.deden08m.wordpress.com CAKUPAN PEBAHASAN Overvew CAP (Captal Asset Prcng odel) Portofolo pasar Gars pasar modal Gars pasar sekurtas Estmas Beta Pengujan CAP APT (Arbrtage Prcng Theory) 1/40

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity 37 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan deskrptf, yang mana dgunakan untuk mengetahu bagamana pengaruh varabel X (celebrty endorser) terhadap varabel

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 11 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan adalah ndustr yang syarat dengan rsko. Mula dar pengumpulan dana sebaga sumber labltas, hngga penyaluran dana pada aktva produktf. Berbaga kegatan jasa

Lebih terperinci

Dan untuk memperoleh persentase tingkat pengembalian selama setahun adalah:

Dan untuk memperoleh persentase tingkat pengembalian selama setahun adalah: 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 DEFINISI ANAJEEN PORTOFOLIO anajemen portofolo berkatan erat dengan nvestas. enurut Relly dan Brown, nvestas adalah komtmen untuk menyshkan uang (pendapatan) dalam suatu perode

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia)

PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia) PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Stud Kasus pada Data Inflas Indonesa) Putr Noorwan Effendy, Amar Sumarsa, Embay Rohaet Program Stud Matematka Fakultas

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan mengena Analss Pengaruh Kupedes Terhadap Performance Busness Debtur dalam Sektor Perdagangan, Industr dan Pertanan dlaksanakan d Bank Rakyat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam 1 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMPN 8 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas VII SMPN 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 01/013 yang terdr

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketahanan pangan adalah ketersedaan pangan dan kemampuan seseorang untuk mengaksesnya. Sebuah rumah tangga dkatakan memlk ketahanan pangan jka penghunnya tdak berada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Energ sangat berperan pentng bag masyarakat dalam menjalan kehdupan seharhar dan sangat berperan dalam proses pembangunan. Oleh sebab tu penngkatan serta pembangunan

Lebih terperinci

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL Analss sumbangan sektor-sektor ekonom d Bal terhadap pembangunan ekonom nasonal bertujuan untuk mengetahu bagamana pertumbuhan dan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman yang semakin berkembang ini, dunia usaha dan industri

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman yang semakin berkembang ini, dunia usaha dan industri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada zaman yang semakn berkembang n, duna usaha dan ndustr mengalam kemajuan yang pesat, khususnya d bdang ndustr. Kemajuan perekonoman d Indonesa tdak terlepas dar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tnjauan Teorts 2.1.1 Saham Menurut Anoraga (2006:58) saham adalah surat berharga bukt penyertaan atau pemlkan ndvdu maupun nsttus dalam suatu perusahaan. Saham berwujud selembar

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Karangkajen, Madrasah Tsanawiyah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta,

BAB III METODE PENELITIAN. Karangkajen, Madrasah Tsanawiyah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta, BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan n dlakukan pada 6 (enam) MTs d Kota Yogyakarta, yang melput: Madrasah Tsanawyah Neger Yogyakarta II, Madrasah Tsanawyah Muhammadyah Gedongtengen,

Lebih terperinci

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM Perancangan Sstem Sstem yang akan dkembangkan adalah berupa sstem yang dapat membantu keputusan pemodal untuk menentukan portofolo saham yang dperdagangkan d Bursa

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM-SAHAM PADA PERIODE BULLISH DI BURSA EFEK INDONESIA

PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM-SAHAM PADA PERIODE BULLISH DI BURSA EFEK INDONESIA PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM-SAHAM PADA PERIODE BULLISH DI BURSA EFEK INDONESIA Suramaya Suc Kewal Sekolah Tngg Ilmu Ekonom Mus Palembang suramayasuc@yahoo.com Abstrak: Pembentukan Portofolo Optmal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsep strategi yang cocok untuk menghadapi persaingan baik itu mengikuti marketing

BAB I PENDAHULUAN. konsep strategi yang cocok untuk menghadapi persaingan baik itu mengikuti marketing BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konds persangan dalam berbaga bdang ndustr saat n dapat dkatakan sudah sedemkan ketatnya. Persangan dalam merebut pasar, adanya novas produk, mencptakan kepuasan pelanggan

Lebih terperinci

PENELITIAN DOSEN PEMULA

PENELITIAN DOSEN PEMULA Kode/Nama Rumpun Ilmu : 56 / Akuntans PENELITIAN DOSEN PEMULA ANALISIS PORTOFOLIO UNTUK MENENTUKAN EXPECTED RETURN OPTIMAL DAN RISIKO MINIMAL PADA SAHAM PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI YANG TERDAFTAR DI BURSA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dapat dkatakan bahwa mengambl atau membuat keputusan berart memlh satu dantara sekan banyak alternatf. erumusan berbaga alternatf sesua dengan yang sedang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Landasan Peneltan Terdahulu Tabel.1 Tabel Penelt Terdahulu PENELITI JUDUL ALAT ANALISIS HASIL Rosta (008) Analss Portofolo Saham Melalu Model Indeks Tunggal sebaga Penlaan Expected

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Peneltan dlaksanakan d Desa Sempalwadak, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang pada bulan Februar hngga Me 2017. Pemlhan lokas peneltan dlakukan secara purposve

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 2 LNDSN TEORI 2. Teor engamblan Keputusan Menurut Supranto 99 keputusan adalah hasl pemecahan masalah yang dhadapnya dengan tegas. Suatu keputusan merupakan jawaban yang past terhadap suatu pertanyaan.

Lebih terperinci

BABl PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang dengan tingkat

BABl PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang dengan tingkat BABl PENDAHULUAN 1.1. LAT AR BELAKANG PERMASALAHAN ndonesa merupakan negara yang sedang berkembang dengan tngkat populas yang cukup besar. Dengan jumlah penduduk dewasa n mencapa lebh dar 180 juta jwa

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

Peramalan Produksi Sayuran Di Kota Pekanbaru Menggunakan Metode Forcasting

Peramalan Produksi Sayuran Di Kota Pekanbaru Menggunakan Metode Forcasting Peramalan Produks Sayuran D Kota Pekanbaru Menggunakan Metode Forcastng Esrska 1 dan M. M. Nzam 2 1,2 Jurusan Matematka, Fakultas Sans dan Teknolog, UIN Sultan Syarf Kasm Rau Jl. HR. Soebrantas No. 155

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI Pendahuluan o Ukuran dspers atau ukuran varas, yang menggambarkan derajat bagamana berpencarnya data kuanttatf, dntaranya: rentang, rentang antar kuartl, smpangan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan quas expermental dengan one group pretest posttest desgn. Peneltan n tdak menggunakan kelas pembandng namun sudah menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan penjualan. Sebelum penjualan dlakukan basanya akan dsepakat terlebh dahulu bagamana cara pembayaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pajak merupakan sumber penermaan terpentng d Indonesa. Oleh karena tu Pemerntah selalu mengupayakan bagamana cara menngkatkan penermaan Pajak. Semakn tngg penermaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

UKURAN S A S MPE P L P of o. D r D. r H. H Al A ma m s a d s i d Sy S a y h a z h a, SE S. E, M P E ai a l i : l as a y s a y h a

UKURAN S A S MPE P L P of o. D r D. r H. H Al A ma m s a d s i d Sy S a y h a z h a, SE S. E, M P E ai a l i : l as a y s a y h a UKURAN SAMPEL Prof. Dr. H. Almasd Syahza, SE., MP Emal: asyahza@yahoo.co.d Webste: http://almasd. almasd.staff. staff.unr.ac.d Penelt Senor Unverstas Rau Penentuan Sampel Peneltan lmah hampr selalu hanya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Peneltan Tujuan dalm peneltan n adalah mengetahu keefektfan strateg pembelajaran practce-rehearsal pars dengan alat peraga smetr lpat dan smetr putar dalam menngkatkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN ANALISIS BENTUK HUBUNGAN Analss Regres dan Korelas Analss regres dgunakan untuk mempelajar dan mengukur hubungan statstk yang terjad antara dua varbel atau lebh varabel. Varabel tersebut adalah varabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.. KERANGKA ANALISIS Kerangka analss merupakan urutan dar tahapan pekerjaan sebaga acuan untuk mendapatkan hasl yang dharapkan sesua tujuan akhr dar kajan n, berkut kerangka

Lebih terperinci

PROSEDUR MENGGUNAKAN STRATIFIED RANDOM SAMPLING METHOD DALAM MENGESTIMASI PARAMETER POPULASI

PROSEDUR MENGGUNAKAN STRATIFIED RANDOM SAMPLING METHOD DALAM MENGESTIMASI PARAMETER POPULASI JEMI, Vol 1, No 1, Desember 2010 PROSEDUR MENGGUNAKAN STRATIFIED RANDOM SAMPLING METHOD DALAM MENGESTIMASI PARAMETER POPULASI Des Rahmatna, SPd, MSc (Unverstas Martm Raja Al Haj) ABSTRAKSI Peneltan n dmaksudkan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. penelitian, hal ini dilakukan untuk kepentingan perolehan dan analisis data.

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. penelitian, hal ini dilakukan untuk kepentingan perolehan dan analisis data. BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan harus dsesuakan dengan masalah dan tujuan peneltan, hal n dlakukan untuk kepentngan perolehan dan analss data. Mengena pengertan metode peneltan,

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN PORTOFOLIO YANG OPTIMAL PADA SAHAM YANG TERCATAT DI JAKARTA ISLAMIC INDEX ( JII ) PERIODE DESEMBER 2010-NOVEMBER 2011

PEMBENTUKAN PORTOFOLIO YANG OPTIMAL PADA SAHAM YANG TERCATAT DI JAKARTA ISLAMIC INDEX ( JII ) PERIODE DESEMBER 2010-NOVEMBER 2011 PEMBENTUKAN PORTOFOLIO YANG OPTIMAL PADA SAHAM YANG TERCATAT DI JAKARTA ISLAMIC INDEX ( JII ) PERIODE DESEMBER 010-NOVEMBER 011 Lulu Ul Jannah Fakultas Ekonom Unverstas Gunadarma Jl. Margonda Raya 100,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 2 Tahun Pelajaran

METODE PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 2 Tahun Pelajaran III. METODE PENELITIAN A. Settng Peneltan Peneltan n menggunakan data kuanttatf dengan jens Peneltan Tndakan Kelas (PTK). Peneltan n dlaksanakan d SMAN 1 Bandar Lampung yang beralamat d jalan Jend. Sudrman

Lebih terperinci

III PEMBAHASAN. merupakan cash flow pada periode i, dan C. berturut-turut menyatakan nilai rata-rata dari V. dan

III PEMBAHASAN. merupakan cash flow pada periode i, dan C. berturut-turut menyatakan nilai rata-rata dari V. dan Pada bab n akan dbahas mengena penyelesaan masalah ops real menggunakan pohon keputusan bnomal. Dalam menentukan penlaan proyek, dapat dgunakan beberapa metode d antaranya dscounted cash flow (DF). DF

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Adapun yang menjad objek peneltan adalah sswa MAN Model Gorontalo. Penetapan lokas n ddasarkan pada beberapa pertmbangan yakn,

Lebih terperinci

Model Potensial Gravitasi Hansen untuk Menentukan Pertumbuhan Populasi Daerah

Model Potensial Gravitasi Hansen untuk Menentukan Pertumbuhan Populasi Daerah Performa (2004) Vol. 3, No.1: 28-32 Model Potensal Gravtas Hansen untuk Menentukan Pertumbuhan Populas Daerah Bambang Suhard Jurusan Teknk Industr, Unverstas Sebelas Maret, Surakarta Abstract Gravtaton

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang I ENDHULUN. Latar elakang Mengambl keputusan secara aktf memberkan suatu tngkat pengendalan atas kehdupan spengambl keputusan. lhan-plhan yang dambl sebenarnya membantu dalam penentuan masa depan. Namun

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

Bab III Analisis Rantai Markov

Bab III Analisis Rantai Markov Bab III Analss Ranta Markov Sstem Markov (atau proses Markov atau ranta Markov) merupakan suatu sstem dengan satu atau beberapa state atau keadaan, dan dapat berpndah dar satu state ke state yang lan pada

Lebih terperinci

Hubungan Model Kurva Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga di Provinsi Sulawesi Selatan dengan Elastisitasnya

Hubungan Model Kurva Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga di Provinsi Sulawesi Selatan dengan Elastisitasnya Vol. 8, No., 9-101, Januar 01 Hubungan Model Kurva Pengeluaran Konsums Rumah Tangga d Provns Sulawes Selatan dengan Elaststasnya Adawayat Rangkut Abstrak Seleks kurva pengeluaran konsums masyarakat Sulawes

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam diri sendiri ataupun yang ditimbulkan dari luar. karyawan. Masalah stress kerja di dalam organisasi menjadi gejala yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam diri sendiri ataupun yang ditimbulkan dari luar. karyawan. Masalah stress kerja di dalam organisasi menjadi gejala yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pekerjaan merupakan suatu aspek kehdupan yang sagat pentng. Bag masyarakat modern bekerja merupakan suatu tuntutan yang mendasar, bak dalam rangka memperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukkan, guna menjawab persoalan yang dhadap. Adapun rencana

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Mengacu pada Sunariyah (2011, h4) Investasi dapat diartikan sebagai suatu

BAB II LANDASAN TEORI. Mengacu pada Sunariyah (2011, h4) Investasi dapat diartikan sebagai suatu BAB II LANDASAN TEORI II.1 Investas II.1.1 Pengertan Investas Mengacu pada Sunaryah (2011, h4) Investas dapat dartkan sebaga suatu usaha seseorang untuk menanamkan modalnya pada 1 atau lebh aktva dengan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode dalam peneltan n adalah metode ekspermen. Penggunaan metode ekspermen n bertujuan untuk mengetahu apakah suatu metode, prosedur, sstem, proses, alat, bahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Matematka sebaga bahasa smbol yang bersfat unversal memegang peranan pentng dalam perkembangan suatu teknolog. Matematka sangat erat hubungannya dengan kehdupan nyata.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Berdasarkan masalah yang akan dtelt dengan melhat tujuan dan ruang lngkup dserta dengan pengolahan data, penafsran serta pengamblan kesmpulan, maka metode

Lebih terperinci

ANALISIS MODEL INDEKS TUNGGAL SEBAGAI DASAR INVESTASI SAHAMPADA PERUSAHAAN BUMN

ANALISIS MODEL INDEKS TUNGGAL SEBAGAI DASAR INVESTASI SAHAMPADA PERUSAHAAN BUMN Jurnal Ilmu dan Rset Manajemen Volume, Nomor 8, Agustus 0 Analss Model Indeks Tunggal...-Farand, Ray ANALISIS MODEL INDEKS TUNGGAL SEBAGAI DASAR INVESTASI SAHAMPADA PERUSAHAAN BUMN Ray Farand uda.rand7@gmal.com

Lebih terperinci

Paramitasari, Mulyono Analisis Portofolio Untuk Menentukan Expected Return Optimal 19

Paramitasari, Mulyono Analisis Portofolio Untuk Menentukan Expected Return Optimal 19 Paramtasar, Mulyono Analss Portofolo Untuk Menentukan Expected Return Optmal 19 Analss Portofolo Untuk Menentukan Expected Return Optmal dan Rsko Mnmal pada Saham Perusahaan Telekomunkas yang Terdaftar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan merupakan cara atau langkah-langkah yang harus dtempuh dalam kegatan peneltan, sehngga peneltan yang dlakukan dapat mencapa sasaran yang dngnkan. Metodolog peneltan

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PORTOFOLIO DENGAN KOMBINASI INDEKS KOMPAS 100 MENGGUNAKAN ANALISIS SINGLE INDEX MODEL

OPTIMALISASI PORTOFOLIO DENGAN KOMBINASI INDEKS KOMPAS 100 MENGGUNAKAN ANALISIS SINGLE INDEX MODEL Calyptra: Jurnal Ilmah Mahasswa Unverstas Surabaya Vol.3 No.1 (014) OPTIMALISASI PORTOFOLIO DENGAN KOMBINASI INDEKS KOMPAS 100 MENGGUNAKAN ANALISIS SINGLE INDEX MODEL INTISARI Yulant Panjaya Manajemen

Lebih terperinci

PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP FLUKTUASI HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP FLUKTUASI HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP FLUKTUASI HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI Dajukan Sebaga Salah Satu Syarat Untuk menyelesakan Program Sarjana ( S1) Pada Sekolah Tngg Ilmu Ekonom Nahdlatul

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukkan, guna menjawab persoalan yang dhadap. Adapun rencana

Lebih terperinci

PORTOFOLIO DENGAN MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL DAN METODE Z

PORTOFOLIO DENGAN MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL DAN METODE Z Jurnal Manajemen, Vol.1, o., Me 013 POTOFOLIO DEGA MEGGUAKA MODEL IDEKS TUGGAL DA METODE Z Oleh: Werner. Murhad Unverstas Surabaya Abstract: Ths study amed to establsh the optmal portfolo usng a sngle

Lebih terperinci