VISI Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas BI dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "VISI Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas BI dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional."

Transkripsi

1 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH Triwulan IV 2014

2 VISI Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas BI dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional. MISI Menjalankan kebijakan BI dalam menjaga stabilitas nilai rupiah, stabilitas sistem keuangan, efektivitas pengelolaan uang dan kehandalan sistem pembayaran untuk mendukung pembangunan ekonomi daerah maupun nasional jangka panjang yang inklusif dan berkesinambungan. FUNGSI 1. Fungsi Statistik dan surveillance 2. Fungsi Kajian 3. Fungsi Komunikasi dan Pelaksanaan Program 4. Fungsi Sistem Pembayaran 5. Fungsi Manajemen Intern dan koordinasi Wilayah TUGAS POKOK 1. Memberikan masukan kepada Dewan Gubernur kondisi ekonomi dan keuangan daerah di wilayah kerjanya; 2. Memberikan saran kepada pemerintah daerah mengenai kebijakan ekonomi dan keuangan daerah, yang didukung dengan penyediaan informasi berdasarkan hasil kajian/riset serta memfasilitasi pengendalian inflasi, pemberdayaan sektor riil dan UMKM. 3. Melaksanakan kegiatan perizinan dan pengawasan serta operasionalisasi sistem pembayaran tunai dan non tunai sesuai dengan kebutuhan ekonomi daerah di wilayah kerjanya 4. Melaksanakan kebijakan stabilitas keuangan, program perluasan dan pemerataan akses dan keterjangkauan keuangan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif 5. Mengelola sumber daya internal yang dibutuhkan sebagai faktor pendukung fungsi-fungsi utama. Kalender Publikasi KEKR Triwulan I Mei Triwulan II Agustus Triwulan III November Triwulan IV Februari Penerbit : Unit Asesmen Ekonomi dan Keuangan - Tim Ekonomi Moneter Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Aceh Jl. Cut Meutia No.15, Banda Aceh - Indonesia Telp : / Fax : Publikasi KER secara online dapat diperoleh di: 1 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN IV-2014

3 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan nikmat dan karunianya sehingga buku Kajian Ekonomi Dan Keuangan Regional Provinsi Aceh Triwulan III 2014 ini akhirnya dapat dipublikasikan. Buku ini memaparkan informasi mengenai perkembangan beberapa indikator perekonomian daerah, diantaranya pertumbuhan ekonomi, perbankan, sistem pembayaran dan keuangan daerah yang dapat digunakan untuk pemenuhan kebutuhan informasi internal maupun eksternal Bank Indonesia. Secara umum, hasil kajian atas perkembangan ekonomi regional periode triwulan laporan mendeskripsikan bahwa perekonomian Aceh menunjukkan kecenderungan yang lebih baik. Dalam kesempatan ini, kami menghaturkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penyusunan buku ini. Harapan kami, kerja sama yang telah tercipta dapat terus berlanjut dan ditingkatkan pada masa yang akan datang. Kami menyadari bahwa kualitas dan informasi yang disajikan masih perlu terus disempurnakan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran membangun dari seluruh pihak yang berkepentingan dengan buku ini. Kami berharap, semoga buku ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada kita semua. Banda Aceh, November 2014 Kepala Perwakilan, Zulfan Nukman Deputi Direktur 2 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN IV-2014

4 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... 2 DAFTAR ISI... 3 DAFTAR GRAFIK... 4 DAFTAR TABEL... 5 DAFTAR ISTILAH TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH... 7 RINGKASAN EKSEKUTIF BAB 1. KONDISI MAKROEKONOMI ACEH PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DARI SISI PENAWARAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DARI SISI PERMINTAAN BAB 2. PERKEMBANGAN INFLASI ACEH KONDISI UMUM PERKEMBANGAN INFLASI ACEH INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK BARANG DAN JASA PERKEMBANGAN INFLASI MENURUT KOTA BAB 3. PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH ANALISIS PERBANKAN DAERAH INTERMEDIASI DAN DAN RESIKO PERBANKAN KETAHANAN SEKTOR KORPORASI KETAHANAN SEKTOR UMKM KETAHANAN SEKTOR RUMAH TANGGA KINERJA SISTEM PEMBAYARAN KINERJA SISTEM PEMBAYARAN NON TUNAI KINERJA SISTEM PEMBAYARAN TUNAI BAB 4. PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT KETENAGAKERJAAN KESEJAHTERAAN BAB 5. PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH BAB 6. PERKIRAAN PERTUMBUHAN EKONOMI DAN INFLASI DAERAH PERTUMBUHAN EKONOMI ACEH INFLASI PROVINSI ACEH LAMPIRAN INBOX 1. PERUBAHAN TAHUN DASAR PDB / PDRB BERBASIS SNA INBOX 2. PROSPEK DAN RISIKO PANGAN KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN IV-2014

5 DAFTAR GRAFIK Grafik 1.1 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Aceh Dengan Migas Grafik 1.2 Kontribusi Pertumbuhan Sektor-Sektor Ekonomi Aceh (yoy(%)) Grafik 1.3 Pertumbuhan Sektor Pertanian Grafik 1.4 Share dan Kontribusi Sektor Pertanian Grafik 1.5 Perkembangan Kredit Sektor Pertanian Grafik 1.6 Pertumbuhan Sektor Perdagangan Grafik 1.7 Share dan Kontribusi Sektor Perdagangan Grafik 1.8 Perkembangan Kredit PHR Grafik 1.9 RealiasiEkonomi Sektor PHR Grafik 1.10 Pertumbuhan Sektor Pertambangan Penggalian Grafik 1.11 Share dan Kontribusi Sektor Pertambangan Penggalian Grafik 1.12 Perkembangan Kredit Sektor Pertambangan Penggalian Grafik 1.13 Pertumbuhan Sektor Industri Pengolahan Grafik 1.14 Kontribusi Sektor Industri Pengolahan Grafik 1.15 Perkembangan Kredit Sektor industri Pengolahan Grafik 1.16 Realisasi Ekonomi Sektor Industri Pengolahan Grafik 1.17 Laju Pertumbuhan PDRB dari Sisi Permintaan (yoy(%)) Grafik 1.18 Perkembangan Konsumsi Rumah Tangga Grafik 1.19 Perkembangan Konsumsi Pemerintah Grafik 1.20 Konsumsi Listrik Rumah Tangga Grafik 1.21 Perkembangan Kredit Konsumsi Grafik 1.22 Penjualan Kendaraan Bermotor (Konsumsi) Grafik 1.24 Indeks Tendensi Konsumen Grafik 1.24 Perkembangan Investasi Grafik 1.25 Perkembangan Penjualan Kendaraan Bermotor (Inventasi) Grafik 1.26 Perkembangan Kredit Investasi Grafik 1.27 Perkembangan Ekspor Grafik 1.28 Perkembangan Impor Grafik 2.1 Perkembangan Inflasi year on year, quarter to quarter, dan month to month di Aceh (%) Grafik 2.2 Perbandingan Inflasi year on year di kawasan Sumatera (%) Grafik 2.3 Inflasi Kelompok (mtm) Grafik 2.4 Inflasi Kelompok Rata-Rata Grafik 2.5 Inflasi Triwulanan Provinsi Aceh Grafik 2.6 Inflasi Kelompok (qtq) Grafik 2.7 Perkembangan Inflasi Aceh (yoy (%)) Grafik 2.8 Inflasi Kelompok Pada Triwulan III-2014 (yoy (%)) Grafik 2.9 Disagregasi Inflasi Tahunan Provinsi Aceh Grafik 2.10 Kontribusi Disagregasi Inflasi Tahunan Provinsi Aceh Grafik 2.11 Pergerakan Harga Komoditas Daging Sapi Grafik 2.12 Pergerakan Harga Komoditas Daging Ayam Grafik 2.13 Pergerakan Harga Bumbu-Bumbuan Grafik 2.14 Pergerakan laju Inflasi Tahunan Kota Pantauan Aceh Grafik 2.10 Inflasi Tahunan Kota Pantauan Aceh Triwulan III KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN IV-2014

6 Grafik 3.1 Aset Perbankan Konvensional Grafik 3.2 Aset Perbankan Syariah Grafik 3.3 Perkembangan DPK Aceh Grafik 3.4 Struktur DPK Aceh Grafik 3.5 DPK Perbankan Konvensional Grafik 3.6 DPK Perbankan Syariah Grafik 3.7 Komposisi DPK Per Jenis Simpanan Grafik 3.8 Perkembangan Suku Bunga DPK Grafik 3.9 Perkembangan Penyaluran Kredit Aceh Grafik 3.10 Perkembangan Suku Bunga, BI Rate, dan Kredit Aceh Grafik 3.11 Kredit Bank Konvensional Grafik 3.12 Pembiayaan Bank Syariah Grafik 3.13 Pangsa Kredit Per Jenis Penggunaan Grafik 3.14 Pertumbuhan Kredit (yoy) Menurut Penggunaan Grafik 3.15 LDR dan NPL Bank Konvensional Grafik 3.16 LDR dan NPL Bank Syariah Grafik 3.17 Perkembangan Kredit ke Sektor Korporasi Grafik 3.18 Perkembangan NPL Kredit ke Korporasi Grafik 3.19 Perkembangan Kredit dan NPL Sektor PHR Grafik 3.20 Perkembangan Kredit dan NPL Sektor Industri Pengolahan Grafik 3.21 Perkembangan Kredit UMKM di Provinsi Aceh Grafik 3.22 Komposisi Kredit UMKM di Provinsi Aceh Grafik 3.23 Perkembangan Penyaluran KUR Aceh Grafik 3.24 Perkembangan NPL UMKM Provinsi Aceh Grafik 3.25 Perkembangan Kredit Rumah Tangga Grafik 3.26 Perkembangan KPR Grafik 3.27 Perkembangan KKB Grafik 3.28 Perkembangan NPL KPR dan KKB Grafik 3.29 Perkembangan KPR menurut Tipe Bangunan di Aceh Grafik 3.30 Pertumbuhan Tahunan (yoy) KPR yang disalurkan ke Aceh Grafik 3.31 Perkembangan NPL, Inflasi dan suku bunga KPR tipe 21 di Provinsi Aceh Grafik 3.32 Perkembangan NPL KPR tipe di atas 21 di Provinsi Aceh Grafik 3.33 Perkembangan Transaksi RTGS Grafik 3.34 Perkembangan Transaksi Kliring Grafik 3.35 Perkembangan Inflow Outflow Grafik 3.36 Perkembangan Uang Tidak Asli Grafik 4.1 Perkembangan Kondisi Ketenagakerjaan Aceh Grafik 4.2 Perbandingan Perkembangan Tenaga Kerja Aceh - Nasional Grafik 4.3 Perkembangan Tenaga Kerja Aceh menurut Lapangan Kerja Utama (dalam ribu jiwa) Grafik 4.4 Porsi Tenaga Kerja Menurut Status Pekerjaan Utama Grafik 4.6 Perkembangan Kemiskinan Aceh Grafik 4.7 Perkembangan Angka Kemiskinan Nasional Grafik 4.8 Angka Kemiskinan Nasional Menurut Provinsi Grafik 4.9 Perkembangan NTP Aceh pada Triwulan III Grafik 4.10 NTP Tiap Provinsi di Wilayah Sumatera pada triwulan III Grafik 4.11 NTP Aceh Menurut SubSektor Grafik 4.13 Indeks Kedalaman Kemiskinan & Indeks Keparahan Kemiskinan Aceh KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN IV-2014

7 Grafik 4.14 Grafik 4.11 Indeks Kedalaman Kemiskinan & Indeks Keparahan Kemiskinan Aceh Grafik 5.1 Realisasi APBA Grafik 5.2 Persentase Realisasi Penyerapan Anggaran di Wilayah Provinsi Aceh Grafik 5.3 Persentase Belanja Penyerapan Anggaran di Wilayah Provinsi Aceh Grafik 5.Indeks Tendensi Konsumen Triwulan IV KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN IV-2014

8 DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Penawaran Provinsi Aceh (Rp Miliar) Tabel 1.2 Produksi Padi Provinsi Aceh Tabel 1.3 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Permintaan Provinsi Aceh Tabel 1.4 Perkembangan Realisasi Investasi PMA (Juta USD) dan PMDN (Miliyar Rp) di Aceh Tabel 1.5 Neraca Perdagangan Aceh Tabel 2.1 Perkembangan Inflasi Bulanan Aceh (mtm(%)) Tabel 2.2 Perbandingan Inflasi Triwulanan(qtq) Tabel 2.3 Perbandingan Inflasi Tahunan (yoy) Tabel 2.4 Inflasi 3 Kota di Provinsi Aceh Tabel 2.5 Inflasi menurut kota dan kelompok barang dan jasa di Provinsi Aceh (yoy;%) Tabel 2.6 Perbandingan Inflasi Kota Tabel 5.1 Porsi Pendapatan APBA 2014 Provinsi Aceh Tabel 5.2 Porsi Pendapatan APBA 2014 Provinsi Aceh Tabel 5.3 Rincian Belanja APBA 2014 Kota/Kab se-provinsi Aceh Tabel 5.4 Tabel Alokasi Dan Realisasi Dana Transfer 2014 Provinsi Aceh Tabel 6.1 Perkembangan dan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Aceh Tabel 6.2 Perkembangan dan Perkiraan Inflasi Aceh KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN IV-2014

9 RINGKASAN EKSEKUTIF

10

11 RINGKASAN EKSEKUTIF GAMBARAN UMUM Mulai pada periode triwulan IV-2014, Badan Pusat Statistik (BPS) melakukan perhitungan Produk Domestik Bruto (PDB) dengan menggunakan tahun dasar 2010 berbasis System National Account (SNA) 2008 dengan menyertakan 17 jenis sektor lapangan usaha. Pertumbuhan ekonomi Aceh (dengan migas) pada triwulan IV tahun 2014 sebesar 0,59%, mengalami perlambatan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Tekanan inflasi Aceh pada triwulan IV-2014 mengalami peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya. Laju inflasi tahunan pada triwulan laporan tercatat sebesar 8.09% (yoy). Kelompok transportasi dan bahan makanan merupakan kelompok yang paling dominan dalam mempengaruhi perkembangan inflasi Aceh pada triwulan IV Inflasi triwulan IV tahun 2014 di ketiga kota pantauan tercatat masing-masing sebesar Banda Aceh 7,83%, Lhokseumawe 8,53%, dan Meulaboh 8,20% (yoy) Perkembangan perbankan di Triwulan IV-2014 masih menunjukkan peningkatan. Total aset perbankan di Provinsi Aceh pada Triwulan IV-2014 mencapai Rp42,21 triliun. Secara tahunan meningkat sebesar 10,75 % (yoy) dibandingkan Triwulan III-2014 yang tumbuh sebesar 7,9% (yoy). Proporsi penyaluran kredit oleh perbankan konvensional pada triwulan laporan mencapai Rp25,23 triliun atau tumbuh sebesar 12,26% (yoy), kondisi tersebut meningkat jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Pertumbuhan pembiayaan yang disalurkan oleh perbankan syariah cenderung sedikit melambat. Kondisi ketenagakerjaan di Provinsi Aceh mengalami penurunan. Tingkat partisipasi angkatan kerja provinsi Aceh menurun dari 65,32% per Februari 2014 menjadi 63,06% per Agustus Sementara itu, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Aceh mengalami peningkatan dari 6,75% menjadi 9,02%. Tingkat Kemiskinan di Provinsi Aceh pada September 2014 tercatat sebesar 16,98%, turun dibandingkan dengan kondisi kemiskinan pada bulan September 2014 yang sebesar 17,72%. Penurunan tingkat kemiskinan di Aceh tersebut diakibatkan oleh adanya penurunan tingkat kemiskinan di daerah pedesaan sebesar 1,33% dan di daerah perkotaan sebesar 0,4%. Penurunan tersebut juga didukung dengan telah direalisasikannya anggaran pemerintah daerah Provinsi Aceh. Realisasi anggaran pada triwulan IV-2014 sudah memenuhi angka rencana awal baik dari sisi realisasi keuangan maupun realisasi fisik. Berdasarkan grafik 5.1, rencana keuangan dan fisik APBA pada Desember 2014 atau triwulan IV masing-masing adalah sebesar 93% dan 100%. Kedua rencana tersebut telah dapat dipenuhi hingga akhir Triwulan IV tahun Deviasi antara rencana dan realisasi baik dari sisi keuangan maupun fisik adalah 0% (nol persen). Kondisi tersebut lebih baik jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang masih memiliki standard deviasi sebesar 13% (Untuk Realisasi Keuangan) dan 10% (Realisasi Fisik). Jika dibandingkan dengan realisasi pada tahun sebelumnya, angka serapan pada tahun ini menunjukkan adanya peningkatan di mana pada tahun sebelumnya angka penyerapan anggaran keuangan mencapai 92% sedangkan pada tahun ini sudah mencapai 93%. Perekonomian Aceh pada triwulan I 2015 diperkirakan tumbuh sebesar 1,93%-2,93%. Dari segi Pengeluaran, konsumsi rumah tangga diperkirakan tumbuh seiring dengan meningkatnya konsumsi masyarakat akibat perayaan hari raya Maulid Nabi Muhammad SAW dan libur Imlek. Rute penerbangan baru yang dibuka pada awal tahun 2015, yaitu tujuan Sabang, Nagan Raya dan Lhokseumawe diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan konsumsi masyarakat. Pembukaan rute tersebut direncanakan dimulai pada awal Februari 2015 dari Bandara Internasional Kualanamu, Sumatera Utara. Ekonomi Aceh pada triwulan IV 2014 tumbuh melambat 0,59% (yoy) ASESMEN MAKRO EKONOMI REGIONAL Pertumbuhan ekonomi Aceh (dengan migas) pada triwulan IV tahun 2014 sebesar 0,59%, mengalami perlambatan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang tumbuh 2,65%(yoy). Sementara pertumbuhan ekonomi Aceh (tanpa migas) juga tumbuh sedikit melambat dari 2,69% (yoy) pada triwulan IV 2013 menjadi 2,68% pada triwulan laporan. Kinerja sektor pertambangan dan industri pengolahan yang mengalami kontraksi cukup dalam menjadi pemicu utama melambatnya pertumbuhan Aceh pada triwulan laporan. Sektor tersebut mengalami kontraksi masing-masing sebesar -14,95% dan -15,64%. Sementara itu, sektor yang mengalami peningkatan adalah sektor Perdagangan, hotel dan restoran (PHR), bangunan, dan Jasa-jasa. Perlambatan ekonomi Aceh dari sisi permintaan disebabkan oleh besarnya pertumbuhan komponen impor. Komponen impor yang tumbuh 4,82% memberikan kontribusi perlambatan PDRB Aceh sebesar -3,09%. Selain itu, kinerja ekspor Aceh juga belum

12 menunjukkan pertumbuhan yang positif dan kontraksi sebesar -1,15% dan memberikan kontribusi terhadap perlambatan PDRB Aceh sebesar -0,51%. Konsumsi pemerintah dan Pembentukan Modal Bruto (PMTB) juga tercatat mengalami perlambatan dengan tumbuh masing-masing 1,98% dan 5,04%. Perlambatan konsumsi pemerintah dan investasi memberikan kontribusi positif terhadap PDRB Aceh masing-masing sebesar 0,55% dan 1,62%. Sementara itu, konsumsi rumah tangga merupakan komponen yang satu-satunya mengalami peningkatan pertumbuhan. Konsumsi pemerintah tumbuh 4.40% (yoy) dan memberikan kontribusi pertumbuhan sebesar 2,42%. Inflasi Aceh pada triwulan IV 2014 mengalami peningkatan akibat kenaikan harga komoditas admistered prices ASESMEN INFLASI DAERAH Tekanan inflasi Aceh pada triwulan IV-2014 mengalami peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya. Laju inflasi tahunan pada triwulan laporan tercatat meningkat dari 5,07% (yoy) pada triwulan III-2014 menjadi 8.09% (yoy) pada triwulan laporan. Kelompok transportasi dan bahan makanan merupakan kelompok yang paling dominan dalam mempengaruhi perkembangan inflasi Aceh pada triwulan IV Inflasi triwulan IV tahun 2014 di ketiga kota pantauan tercatat masing-masing sebesar Banda Aceh 7,83%, Lhokseumawe 8,53%, dan Meulaboh 8,20% (yoy). Pada kota Banda Aceh, Lhokseumawe, dan Meulaboh, komoditas yang memberikan andil tertinggi adalah bensin yang memang mengalami kenaikan harga pada triwulan laporan. Sementara itu, andil komoditas lainnya terhadap inflasi bervariasi di antara ketiga kota pantauan inflasi tersebut. Dari disagregasinya, inflasi administered price, volatile food, dan core masing-masing mengalami inflasi sebesar 15,86%, 11,86%, dan 4,06%. Namun, menurut kontribusinya tekanan inflasi tertinggi disumbang oleh kelompok volatile food sebesar 3,47%. Tekanan inflasi volatile food cukup besar dan cenderung meningkat sebagai akibat lanjutan dari kenaikan harga BBM. Komoditas pada kelompok ini yang memberikan andil inflasi tinggi antara lain beras dan ikan tongkol. Cuaca yang buruk pada akhir 2014, membuat pasokan ikan menjadi terganggu sehingga harga ikan tongkol meningkat. Sementara itu, curah hujan yang menyebabkan musibah banjir menjadi penyebab terganggunya stock beras di masyarakat sehingga harga beras sangat tinggi pada akhir tahun Selain itu, menurut survei pemantauan harga yang dilakukan oleh Diseperindag Kota Banda Aceh yang memantau pergerakan harga bahan makanan di Pasar Peunayong Aceh, komoditas lain yang memiliki kenaikan harga yang tinggi adalah aneka cabai, daging ayam, dan daging sapi. Tekanan inflasi administered price memberikan andil yang juga besar pada laju inflasi Aceh tahun Kenaikan harga bahan bakar rumah tangga, tarif listrik, dan bensin yang terjadi sepanjang tahun 2014 membuat kota-kota penghitung inflasi di Aceh mengalami inflasi yang tinggi. Sementara itu, inflasi kelompok core relatif lebih stabil dan rendah. Namun, karena bobot nya yang tinggi, inflasi kelompok ini memberikan andil inflasi sebesar 2,23%. Perkemba ngan perbankan di Triwulan IV-2014 masih menunjukkan peningkatan. ASESMEN PERBANKAN, STABILITAS SISTEM KEUANGAN, DAN SISTEM PEMBAYARAN Perkembangan perbankan di Triwulan IV-2014 masih menunjukkan peningkatan. Hal ini tercermin dari beberapa indikator utama kinerja perbankan di Provinsi Aceh yang masih tumbuh positif serta beberapa rasio keuangan yang masih baik antara lain Loan to Deposit Ratio (LDR) yang masih tinggi. Namun demikian hal tersebut juga diiringi dengan kewaspadaan dari sisi Non Performing Loans (NPL) / Non Performing Funding (NPF) yang meskipun menurun, masih mendekati level batas 5% pada perbankan konvensional, bahkan di atas 5% untuk perbankan syariah. Total aset perbankan di Provinsi Aceh pada Triwulan IV mencapai Rp42,21 triliun. Secara tahunan meningkat sebesar 10,75 % (yoy) dibandingkan Triwulan III-2014 yang tumbuh sebesar 7,9% (yoy). Proporsi penyaluran kredit oleh perbankan konvensional pada triwulan laporan mencapai Rp25,23 triliun atau tumbuh sebesar 12,26% (yoy), kondisi tersebut meningkat jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang hanya tumbuh sebesar 4,66% (yoy). Di sisi lain, pertumbuhan pembiayaan yang disalurkan oleh perbankan syariah cenderung sedikit melambat, yakni sebesar Rp 3,05 triliun atau tumbuh sebesar 2,77% (yoy), melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang masih tumbuh sebesar 3,25% (yoy). Kinerja sistem pembayaran non tunai pada Triwulan IV-2014 cukup memadai dalam mendukung kegiatan perekonomian di Aceh, meskipun transaksi melalui Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI-RTGS) maupun Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) baik secara nominal maupun volume mengalami penurunan sesuai dengan siklusnya. Sementara itu, perkembangan aliran uang kartal di Aceh pada Triwulan IV-2014 mengalami net outflow Rp533,46 miliar, sama dengan kondisi pada Triwulan III-2014 yang juga mengalami net outflow sebesar Rp962,92 miliar Tingkat pengangguran menurun searah ASESMEN KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN Kondisi ketenagakerjaan di Provinsi Aceh mengalami penurunan. Tingkat partisipasi angkatan kerja provinsi Aceh menurun dari 65,32% per Februari 2014 menjadi 63,06% per Agustus

13 dengan tingkat kemiskinan yang juga mengalami perbaikan Sementara itu, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Aceh mengalami peningkatan dari 6,75% menjadi 9,02%. Tingkat Kemiskinan di Provinsi Aceh pada September 2014 tercatat sebesar 16,98%, turun dibandingkan dengan kondisi kemiskinan pada bulan September 2014 yang sebesar 17,72%. Penurunan tingkat kemiskinan di Aceh tersebut diakibatkan oleh adanya penurunan tingkat kemiskinan di daerah pedesaan sebesar 1,33% dan di daerah perkotaan sebesar 0,4%. Penurunan tersebut juga didukung dengan telah direalisasikannya anggaran pemerintah daerah Provinsi Aceh. Realisasi keuangan dan fisik APBA pada triwulan IV 2014 jauh lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan III 2013 ASESMEN KEUANGAN DAERAH Nilai APBA 2014 adalah sebesar Rp. 13,37 triliun, atau meningkat 7,9% dibanding pagu APBA 2013 yang sebesar Rp. 12,39 triliyun. Realisasi anggaran pada triwulan IV-2014 sudah memenuhi angka rencana awal baik dari sisi realisasi keuangan maupun realisasi fisik. Berdasarkan grafik 5.1, rencana keuangan dan fisik APBA pada Desember 2014 atau triwulan IV masing-masing adalah sebesar 93% dan 100%. Kedua rencana tersebut telah dapat dipenuhi hingga akhir Triwulan IV tahun Deviasi antara rencana dan realisasi baik dari sisi keuangan maupun fisik adalah 0% (nol persen). Kondisi tersebut lebih baik jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang masih memiliki standard deviasi sebesar 13% (Untuk Realisasi Keuangan) dan 10% (Realisasi Fisik). Jika dibandingkan dengan realisasi pada tahun sebelumnya, angka serapan pada tahun ini menunjukkan adanya peningkatan di mana pada tahun sebelumnya angka penyerapan anggaran keuangan mencapai 92% sedangkan pada tahun ini sudah mencapai 93%. Pertumbu han ekonomi triwulan I 2015 diperkirakan tumbuh meningkat. Inflasi diperkirakan akan menunjukkan tren penurunan PROSPEK PEREKONOMIAN Perekonomian Aceh pada triwulan I 2015 diperkirakan tumbuh sebesar 1,93%-2,93%. Dari segi Pengeluaran, konsumsi rumah tangga diperkirakan tumbuh seiring dengan meningkatnya konsumsi masyarakat akibat perayaan hari raya Maulid Nabi Muhammad SAW dan libur Imlek. Rute penerbangan baru yang dibuka pada awal tahun 2015, yaitu tujuan Sabang, Nagan Raya dan Lhokseumawe diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan konsumsi masyarakat. Pembukaan rute tersebut direncanakan dimulai pada awal Februari 2015 dari Bandara Internasional Kualanamu, Sumatera Utara. Dari sisi penawaran, sektor yang diperkirakan akan terus tumbuh sejalan dengan peningkatan konsumsi rumah tangga dan peningkatan kunjungan wisatawan ke Aceh adalah sektor Perdagangan Besar dan Eceran yang juga merupakan salah satu sektor dengan share terbesar pada perekonomian Aceh. Seiring dengan tren peningkatan luas lahan pertanian dan musim panen beras yang jatuh pada bulan Maret 2015, sektor pertanian, kehutanan dan perikanan diproyeksikan mengalami peningkatan. Pada tahun 2014, luas tanam padi Aceh mencapai hektar, dengan total luas panen mencapai hektar dan pada tahun 2015, Pemerintah Provinsi Aceh menargetkan pertumbuhan hingga mencapai hektar, dan proyeksi luas panen mencapai hektar untuk mencapai target produksi padi 2,7 juta ton pertahun. Laju inflasi Aceh pada triwulan laporan yaitu 8,09% berada di atas proyeksi yaitu sebesar 4,3 5,3%. Inflasi yang terjadi sepanjang bulan pada triwulan IV 2014 banyak dipengaruhi oleh tekanan dari komoditas volatile foods akibat bencana longsor & banjir yang menurunkan produksi produk pertanian & membatasi akses supply barang dari daerah lain, serta komoditas administered price sebagai imbas dari kenaikan harga BBM dan LPG. Pada triwulan I tahun 2015 inflasi Aceh diperkirakan berada pada tren menurun pada level antara 7,3% - 8,3% (yoy). Tekanan diperkirakan masih akan bersumber dari inflasi kelompok volatile food dan core. Tekanan ke bawah diperkirakan terjadi pada inflasi administred price khususnya kelompok Bahan Bakar.

14 BAB 1 Kondisi Makroekonomi Provinsi Aceh

15 BAB 1 Kondisi Makroekonomi Aceh Mulai pada periode triwulan IV-2014, Badan Pusat Statistik (BPS) melakukan perhitungan Produk Domestik Bruto (PDB) dengan menggunakan tahun dasar 2010 berbasis System National Account (SNA) 2008 dengan menyertakan 17 jenis sektor lapangan usaha. Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) menghitung PDB menggunakan tahun dasar 2000 dengan 9 jenis sektor lapangan usaha. Sebagai dampak dari perubahan tahun dasar dan adopsi SNA 2008, perekonomian aceh mengalami kenaikan sebesar 28,30% (Box 1). Pertumbuhan ekonomi Aceh (dengan migas) pada triwulan IV tahun 2014 sebesar 0,59%, mengalami perlambatan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang tumbuh 2,65%(yoy). Sementara pertumbuhan ekonomi Aceh (tanpa migas) juga tumbuh sedikit melambat dari 2,69% (yoy) pada triwulan IV 2013 menjadi 2,68% pada triwulan laporan. Kinerja sektor pertambangan dan industri pengolahan yang terkontraksi cukup dalam menjadi pemicu utama melambatnya pertumbuhan Aceh pada triwulan laporan. Sektor tersebut mengalami kontraksi masing-masing sebesar -14,95% dan -15,64%. Sementara itu, sektor yang mengalami peningkatan adalah sektor Perdagangan, hotel dan restoran (PHR), bangunan, dan Jasa-jasa. Dari sisi penerimaan, perlambatan pertumbuhan ekonomi triwulan laporan dipicu oleh perlambatan konsumsi pemerintah, investasi dan ekspor serta tingginya pertumbuhan impor. Hanya konsumsi rumah tangga yang mengalami peningkatan pertumbuhan. 1.1 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DARI SISI PENAWARAN Sepanjang tahun 2014, pertumbuhan ekonomi sektoral dengan migas Provinsi Aceh tumbuh sebesar 1,65% atau melambat dibandingkan dengan tahun 2013 yang tumbuh sebesar 2,83%. Pada triwulan IV tahun 2014, perekonomian Aceh tumbuh sebesar 0,59%(yoy), melambat dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya yang tumbuh 3,7% (yoy) (Grafik 1.1) Perlambatan pertumbuhan ekonomi Aceh pada triwulan laporan terutama dipicu oleh terkontraksinya kinerja 2 sektor penyumbang pertumbuhan utama aceh, yaitu sektor pertambangan & penggalian yang terkontraksi sebesar -14,95% (yoy) dan industri pengolahan yang tumbuh negatif sebesar -15,64% (yoy). Ditengah perlambatan perekonomian, sektor pengadaan listrik dan gas tetap mengalami pertumbuhan sebesar 17,0% (yoy) diikuti oleh sektor administrasi pemerintahan, pertahanan dan JSW sebesar 10,26% (yoy) dan sektor jasa pendidikan sebesar 7,47% (yoy). Sektor yang memberikan andil paling besar dalam perlambatan ekonomi Aceh sepanjang tahun 2014 adalah sektor industri pengolahan dan pertambangan yang mengalami kontraksi pertumbuhan. Sektor industri pengolahan dan pertambangan & penggalian memberikan kontribusi negatif terhadap ekonomi Aceh masingmasing sebesar -0,51% (yoy) dan -1,12% (yoy). Adapun sektor yang memberikan kontribusi paling besar dalam menahan laju kontraksi ekonomi sepanjang tahun 2014 adalah sektor pertanian, kehutanan dan perikanan dengan kontribusi sebesar 0,61% serta sektor perdagangan besar & eceran, reparasi mobil & sepeda motor sebesar 0,56%. Meskipun demikian jika dibandingkan dengan pertumbuhan pada tahun sebelumnya, pertumbuhan pada sektor tersebut mengalami perlambatan (Pada Tabel 1.1 dan Grafik 1.2) 14 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN IV-2014

16 BAB 1 Kondisi Makroekonomi Aceh Grafik 1.1. Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Aceh Dengan Migas Grafik 1.2. Kontribusi Pertumbuhan Sektor-Sektor Ekonomi Aceh Tahun 2014 (yoy(%) Rp Miliyar PRDB dg migas PDRB tanpa Migas yoy PDRB dg migas yoy PDRB tanpa migas ,0 6,0 5,0 4,0 3,0 2,0 1,0 0,0 10,0 8,0 6,0 4,0 2,0 0,0-2,0-4,0-6,0-8,0-10, ,7 8,7 6,5 4,6 5,5 6,4 7,1 4,8 5,4 5,9 3,8 2,3 2,9 6,4 1,5 0,61 0,010,00 0,49 0,56 0,22 0,060,22 0,02 0,25 0,05 0,51 0,09 0,13 0,07-1,12-0,51-6,5 YoY2014 Kontribusi2014-8,8 Keterangan: 1. Pertanian, Kehutanan, & 7. Perdagangan Besar & Eceran, & 13.Jasa Perusahaan Perikanan Reparasi Kendaraan 14.Adm Pemerintahan, 2. Pertambangan & 8. Transportasi & Pergudangan Pertahanan & Jamsos Penggalian 9. Penyediaan Akomodasi & Wajib 3. Industri Pengolahan Makan Minum 15.Jasa Pendidikan 4. Pengadaan Listrik, Gas 10.Informasi & Komunikasi 16.Jasa Kesehatan & 11.Jasa Keuangan Kegiatan Sosial 12.Real Estate 17.Jasa Lainnya Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah BI Aceh Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah BI Aceh Tabel 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Penawaran Provinsi Aceh (Rp Miliar) LAPANGAN USAHA Growth qtq (%) Growth yoy (%) I II III IV 2014 III-14 IV-14 IV PERTANIAN, KEHUTANAN, & PERIKANAN PERTAMBANGAN & PENGGALIAN INDUSTRI PENGOLAHAN PENGADAAN LISTRIK, GAS ,51 (7,67) 2,46 2, (4,82) (7,80) (14,95) (8,81) (6,31) (14,43) (15,64) (6,53) (0,69) 13,85 17,00 6,50 5. PENGADAAN AIR ,14 (0,10) 3,21 4,65 6. KONSTRUKSI ,33 2,40 3,90 5, PERDAGANGAN BESAR & ECERAN, & REPARASI MOBIL & SEPEDA MOTOR TRANSPORTASI & PERGUDANGAN PENYEDIAAN AKOMODASI & MAKAN MINUM INFORMASI & KOMUNIKASI ,80 (2,49) 3,22 3, ,11 6,31 7,15 2, ,87 1,24 5,62 6, ,30 1,19 6,08 6, JASA KEUANGAN ,04 1,74 1,75 1, REAL ESTATE ,30 1,21 6,80 7, JASA PERUSAHAAN ,12 0,22 8,49 8, ADM PEMERINTAHAN, PERTAHANAN & JAMSOS WAJIB ,03 5,02 10,26 7, JASA PENDIDIKAN ,61 12,38 7,47 4, JASA KESEHATAN & KEGIATAN SOSIAL (1,86) 4,43 1,06 5, JASA LAINNYA ,09 1,27 6,08 5,94 PDRB ,49 (2,75) 0,59 1,65 Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah BI Aceh SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN & PERIKANAN Sepanjang tahun 2014, sektor pertanian, kehutanan dan perikanan tumbuh sebesar 2,35% (yoy), melambat dibandingkan dengan pertumbuhan tahun sebelumnya sebesar 4,7% (yoy), sedangkan pada triwulan IV-2014 sektor pertanian tumbuh sebesar 2,46% (yoy) (Grafik 1.3). Perlambatan pertumbuhan sektor pertanian sangat berpengaruh melambatnya ekonomi Aceh karena share yang dimiliki oleh sektor pertanian terhadap ekonomi Aceh masih cukup tinggi yaitu sebesar 26,1%. KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN IV

17 BAB 1 Kondisi Makroekonomi Aceh Grafik 1.3. Pertumbuhan Sektor Pertanian Pertanian, Kehutanan, & Perikanan Rp Miliyar Yoy Pertanian, Kehutanan, & Perikanan % Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah BI Aceh Grafik 1.4. Share dan Kontribusi Sektor Pertanian Share terhadap PDRB % 26,2% Kontribusi Terhadap Pertumbuhan 1,22 1,4 26,0% 1,2 1,00 25,8% 0,83 1,0 25,6% 0,8 25,4% 0,61 0,6 25,2% 0,33 25,0% 0,4 24,8% 0,2 24,6% 0, Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah BI Aceh Perlambatan pertumbuhan sektor pertanian pada triwulan IV-2014 disebabkan oleh bencana banjir yang melanda sembilan kabupaten/kota di Provinsi Aceh yang telah menyebabkan perekonomian masyarakat lumpuh. Banjir telah mengakibatkan ribuan warga mengungsi, ribuan hektare lahan pertanian dan perkebunan tergenang, serta menyebabkan transportasi terhambat karena jalan tergenang. Sembilan kabupaten/kota tersebut adalah Kabupaten Aceh Besar, Pidie, Bireun, Aceh Timur, Aceh Utara, Aceh Tamiang, Aceh selatan dan Kota Banda Aceh. Ketinggian genangan air rata-rata 1-2 meter. Banjir paling parah terjadi di Aceh Timur dan Aceh Tamiang. Di Aceh Timur, banjir melanda 20 dari 25 kecamatan, sedangkan banjir di Aceh Tamiang melanda 7 dari 12 Kecamatan. Di Aceh Tamiang, berdasarkan data yang dihimpun oleh Kadistan dan Peternakan, seluas hektare tanaman Padi dan kedelai mengalami puso (gagal panen) karena sebagian besar lahan pertanian terendam. Luas tanaman Padi di Aceh Tamiang pada musin tanam tahun 2014 mencapai hektare. Luas tanaman Padi yang yang terendam mencapai hektare. Untuk tanaman Padi 30 persen setara dengan hektare di pastikan gagal panen. Tanaman Padi yang yang terendam banjir tersebar di 11 Kecamatan. Sementara itu tanaman Kedelai 40 hektare (yang merupakan Penangkaran Kedelai) kerjasama antara Pemda Tamiang dengan PT Sangyang Seri dipastikan gagal panen karena sudah terendam banjir berhari-hari. PT Sangyang Seri adalah perusahaan pemasok benih nasional yang akan membeli benih kedelai dari penangkar di Aceh Tamiang. Lahan Sawit yang tergenang air banjir mencapai hektare, dan 300 hektare lahan Karet dan 100 hektare Lahan Kakao tergenangi Air. Tanaman di lahan-lahan tersebut terancam rusak, bahkan mati, karena terendam air sejak beberapa hari. Perkiraan Dinas Pertanian, kerugian akibat banjir di Aceh Tamiang diperkirakan sebesar Rp 13 miliar. Dengan asumsi 1 hektar sawah menghasilkan sekitar 4,5 Ton gabah kering, dengan harga Rp 3000-Rp4000 per kilo gram. Apabila sawah yang terendam 1000 hektare sawah yang puso, maka kerugian mencapai Rp 13,5 miliar Rp 18 miliar. Perhitungan ini diluar kerugian akibat tergenangnya sawit, karet dan Kakao. Menurut Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Aceh Utara, ribuan ha ( ha) tambak di sembilan kecamatan dalam wilayah Kabupaten Aceh Utara (Kecamatan Dewantara, Muara Batu, Lapang, Tanah Pasir, Syamtalira Aron, Samudera, Lhoksukon, Baktya Barat, Baktya, Seunuddon, Tanah Jambo Aye, dan Kecamatan Syamtalira Bayu), tenggelam akibat dilanda banjir dengan ketinggian rata-rata 1-1,5 meter. Akibatnya, udang dan ikan keluar dari areal tambak ke saluran pembuangan. Petani tambak diperkirakan mengalami kerugian mencapai lebih dari Rp200 miliar karena gagal panen. Kerusakan fasilitas umum seperti jalan dan jembatan utama (Jembatan Pulo Rungkom Aceh Utara) akibat banjir diprediksikan mencapai Rp 30 Miliar, selain merusak merusak jembatan, banjir juga merusak tanggul (tanggul Krueng (sungai) Pase di Gampong Alue Ngoem, Kec.n Nibong, tanggul di Sungai Krueng Pase di 16 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN IV-2014

18 BAB 1 Kondisi Makroekonomi Aceh Gampong Tanjong Awe), dan gorong-gorong. Jembatan yang putus dan jalan yang rusak membuat jalur lalu lintas transportasi masyarakat terhambat sehingga aktivitas ekonomi mereka juga terhambat. Tabel 1.2 Produksi Padi Provinsi Aceh Sumber : BPS Provinsi Aceh Belum membaiknya kinerja sektor pertanian hingga triwulan IV 2014 ini semakin mengkonfirmasi pendapat Dinas Pertanian Provinsi Aceh yang menyatakan bahwa produksi gabah pada tahun 2014 akan mengalami penurunan sebesar 1,9% jika dibandingkan dengan tahun Angka ramalan (ARAM) II yang dikeluarkan oleh BPS Aceh juga menunjukan adanya penuruan produksi padi tahun 2014 sebesar -3,57% dari tahun Perlambatan pertumbuhan sektor pertanian juga tercermin dari perlambatan kredit yang disalurkan perbankan berdasarkan lokasi proyek untuk sektor pertanian. Sepanjang tahun 2014, kredit sektor pertanian provinsi Aceh mengalami pertumbuhan sebesar 64,42% (yoy), melambat dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang tumbuh hingga 124,94% (yoy). Pada triwulan laporan, kredit sektor pertanian berdasarkan lokasi proyek mencapai Rp. 1,4 Triliun dan merupakan posisi tertinggi dari sejak tahun 2012, namun mengalami perlambatan pertumbuhan dari 113,67% (yoy) pada triwulan yang sama tahun sebelumnya menjadi 62,7% (yoy) pada triwulan laporan. Billions Grafik 1.5. Perkembangan Kredit Sektor Pertanian Rp Miliyar Pertanian yoy_pertanian % I II III IV I II III IV Sumber : Laporan Bank Umum, diolah SEKTOR PERDAGANGAN BESAR & ECERAN, & REPARASI MOBIL & SEPEDA MOTOR Kinerja sektor Perdagangan Besar & Eceran, & Reparasi Mobil & Sepeda Motor belum dapat mengangkat pertumbuhan Aceh karena mengalami perlambatan. Sepanjang tahun 2014, sektor ini tumbuh sebesar 3,79% (yoy) melambat dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang tumbuh hingga mencapai 5,6%. Pada triwulan IV 2014, sektor Perdagangan Besar & Eceran, & Reparasi Mobil & Sepeda Motor tumbuh sebesar 3,22% (yoy). Dengan share sebesar 15%, kontribusi sektor ini terhadap pertumbuhan ekonomi Aceh mencapai 0,56% menjadikannya sektor dengan kontribusi tertinggi terhadap pertumbuhan ekonomi aceh tahun KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN IV

19 BAB 1 Kondisi Makroekonomi Aceh Grafik 1.6. Pertumbuhan Sektor Perdagangan Share terhadap PDRB % 15,5% Kontribusi Terhadap Pertumbuhan 0,80 0,9 15,0% 0,8 0,7 0,55 0,56 14,5% 0,6 0,46 0,5 14,0% 0,4 13,5% 0,3 0,18 0,2 13,0% 0,1 12,5% 0, Grafik 1.7. Share dan Kontribusi Sektor Rp Miliyar Perdagangan Perdagangan Besar & Eceran, & Reparasi Mobil & Sepeda Motor Yoy Perdagangan Besar & Eceran, & Reparasi Mobil & Sepeda Motor % Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah BI Aceh Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah BI Aceh Perlambatan pertumbuhan sektor Perdagangan Perdagangan Besar & Eceran, & Reparasi Mobil & Sepeda Motor juga sejalan dengan perkembangan kredit perbankan berdasarkan lokasi proyek pada sektor Perdagangan, Hotel & Restoran (PHR) yang cenderung melambat. Pertumbuhan pembiayaan yang diberikan bank pada sektor PHR mengalami perlambatan dari sebelumnya sebesar 20,08%(yoy) pada tahun 2013 menjadi 10.83%(yoy) pada tahun Sedangkan pada periode triwulan IV 2014, kredit PHR mengalami pertumbuhan sebesar 13,6% (yoy), menurun dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya sebesar 20,4% (yoy). Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Bank Indonesia Provinsi Aceh turut mengkonfirmasi perlambatan pertumbuhan Sektor PHR yang ditunjukan lewat Saldo Bersih Tertimbang (SBT) sektor PHR triwulan IV 2014 sebesar 0,28%, menurun dibanding SBT periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 0,6%. Grafik 1.8. Perkembangan Kredit PHR Grafik 1.9. Realiasi Ekonomi Sektor PHR Rp Miliyar Perdagangan yoy_perdagangan I II III IV I II III IV % ,5 2,0 1,5 1,0 0,5 0,0-0,5-1,0 I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV Sumber : Laporan Bank Umum, diolah Sumber : SKDU KPwBI Prov. Aceh SEKTOR PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN Pada tahun 2014, sektor pertambangan dan penggalian memberikan kontribusi negatif terhadap pertumbuhan ekonomi Aceh. Sepanjang tahun 2014, sektor pertambangan dan penggalian mengalami penurunan sebesar - 8,81% (yoy) dengan kontibusi terhadap pertumbuhan ekonomi Aceh sebesar -1,12% dan pada triwulan IV mengalami penurunan sebesar -14,95% (yoy). 18 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN IV-2014

20 BAB 1 Kondisi Makroekonomi Aceh Grafik Pertumbuhan Sektor Pertambangan Rp Miliyar Penggalian Perdagangan Besar & Eceran, & Reparasi Mobil & Sepeda Motor Yoy Perdagangan Besar & Eceran, & Reparasi Mobil & Sepeda Motor Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah BI Aceh % ,0% 16,0% 14,0% 12,0% 10,0% 8,0% 6,0% 4,0% 2,0% 0,0% Grafik Share dan Kontribusi Sektor 0,20 Pertambangan Penggalian Share terhadap PDRB Kontribusi Terhadap Pertumbuhan 0,48 0,52-0,62-1, Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah BI Aceh % 0,6 0,4 0,2 0,0-0,2-0,4-0,6-0,8-1,0-1,2 Sektor pertambangan telah mengalami penurunan kinerja sejak tahun 2012, namun pada triwulan laporan juga penurunan kinerja sektor ini dipicu oleh berakhirnya penjualan gas PT. Arun LNG pada minggu kedua Oktober ExxonMobil saat ini masih melakukan eksploitasi gas NSO dan kondesat hingga tahun Namun PT. Arun masih belum dapat kepastian tentang pengolahan gas dan kondesat karena menunggu keputusan dari Pertamina. Lebih lanjut, PT. Arun juga belum tahu apakah pengolahannya dalam bentuk gas biasa atau masih dalam bentuk LNG dan apakah di jual dalam negeri / luar negeri Menindaklanjuti selesainya kontrak kerja PT. Arun untuk mengekspor gas, pemerintah pusat telah menyetujui dan menjalankan proyek pipa Arun dan regasifikasi (proyek terminal gas untuk industri dan rumah tangga) yang awalnya direncanakan akan dilakukan di Belawan. Proyek dimaksud dilaksanakan oleh PT. Pertamina Gas (Pertagas), anak usaha PT. Pertamina (Persero). pemasangan pipa gas arun dari Aceh ke Belawan Sumatera Utara memiliki target pemasangan pipa sepanjang 370 km. proyek ini pada awalnya direncanakan akan selesai pada bulan Oktober Namun demikian, Proyek regasifikasi dan kerjasama penjualan gas untuk PLN harus diundur dari jadwal yang direncanakan semula pada awal Oktober 2014 menjadi Desember 2014 dan kemudian diundur kembali menjadi awal Januari 2015 dan kembali diundur sampai dengan waktu yang belum ditentukan. Grafik Perkembangan Kredit Sektor Pertambangan & Penggalian Rp Miliyar Billions Pertambangan yoy_pertambangan % I II III IV I II III IV Sumber : Laporan Bank Umum, diolah Kontraksi sektor pertambangan dan penggalian juga dikonfirmasi oleh indikator perkembangan kredit perbankan berdasarkan lokasi proyek. Kredit sektor pertambangan & penggalian berdasarkan lokasi proyek menunjukan pertumbuhan negatif, dari sebelumnya sebesar 9,49%(yoy) pada tahun 2013 menjadi -5,49%(yoy) pada tahun Sedangkan pada triwulan laporan, kredit pertambangan & penggalian terkontraksi sebesar -12,9% (yoy), menurun dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sebesar -7,2% (yoy). KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN IV

21 BAB 1 Kondisi Makroekonomi Aceh SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN Grafik Pertumbuhan Sektor Industri Pengolahan Grafik Kontribusi Sektor Industri Pengolahan Industri Pengolahan Rp Miliyar Yoy Industri Pengolahan Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah BI Aceh % ,0% 9,0% 8,0% 7,0% 6,0% 5,0% 4,0% 3,0% 2,0% 1,0% 0,0% 0,11 Share terhadap PDRB Kontribusi Terhadap Pertumbuhan 0,33 0,28-0, Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah BI Aceh % 0,4 0,3 0,2 0,1 0,0-0,1-0,2-0,3-0,4-0,5-0,51-0,6 Pada periode laporan, kinerja sektor industri pengolahan mengalami penurunan yang signifikan. Sepanjang tahun 2014, sektor Industri pengolahan turun lebih dalam dibandingkan dengan tahun sebelumnya dari - 0,05% menjadi -6,53%(yoy). Sektor Industri pengolahan pada tahun 2014 adalah menyumbang kontraksi sebesar -0,51% terhadap pertumbuhan ekonomi Aceh. Berakhirnya penjualan gas Penjualan PT. Arun NGL berdampak pada kinerja industri pengolahan lainya seperti industri pupuk dan kertas. Beberapa perusahaan pupuk di provinsi Aceh pada triwulan laporan tidak dapat beroperasi optimal karena keterbatasan pasokan dari wilayah Provinsi Aceh dan mahalnya harga gas dari luar daerah. Mahalnya harga gas juga telah menyebabkan produksi pupuk terbatasi sehingga nilai penjualan pupuk hingga saat ini masih didukung oleh subsidi pemerintah. Penurunan kinerja sektor industri pengolahan akibat kelangkaan gas, diharapkan dapat diantisipasi melalui proyek Arun LNG Receiving, Hub & Regasification Terminal yang direncanakan untuk dapat memberikan prioritas penyediaan gas untuk industri. Namin demikian Proyek regasifikasi harus diundur dari jadwal yang direncanakan semula pada awal Desember 2014 menjadi awal Januari 2015, namun demikian hingga akhir bulan Februari 2015, proyek regasifikasi masih belum dapat direalisasikan. Sehubungan dengan hal tersebut, Pemerintah dan Stakeholders di Aceh harus dapat segera membuat blue print rencana strategis untuk dapat mendorong perekonomian di Aceh pasca penghentian penjualan gas PT. Arun LNG yang mengakibatkan perlambatan ekonomi dan berimbas pada sektor industri pengolahan. Sejalan dengan kinerja sektor ekonominya, penyaluran kredit pada sektor industri pengolahahan juga tercatat mengalami penurunan yang signifikan. Kinerja penyaluran kredit berdasarkan lokasi proyek ke sektor industri pengolahan sepanjang tahun 2014 mengalami kontraksi sebesar -11,01% (yoy), sedangkan pada tahun sebelumnya masih tumbuh sebesar 81,20. Pada triwulan laporan penyaluran kredit perbankan pada sektor Industri mengalami penurunan hingga -25,06% (yoy), lebih rendah dibandingkan kontraksi pada triwulan sebelumnya sebesar -34,9% (yoy). Hasil Survei Bank Indonesia Aceh terkait dengan dunai usaha (SKDU) juga menunjukan adanya penurunan saldo bersih tertimbang (SBT) secara tajam, dari sebelumnya sebesar 0,01% pada triwulan IV 2013 menjadi sebesar 1,74% pada tahun KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN IV-2014

22 BAB 1 Kondisi Makroekonomi Aceh Grafik Perkembangan Kredit Sektor industri Pengolahan Grafik RealiasiEkonomi Sektor Industri Pengolahan Rp Miliyar Pengolahan yoy_pengolahan I II III IV I II III IV % ,5 1,0 0,5 0,0-0,5-1,0-1,5-2,0 SKDU I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV Sumber : Laporan Bank Umum, diolah Sumber : SKDU KPwBI Prov. Aceh 1.2 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DARI SISI PERMINTAAN Tabel 1.3 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Permintaan Provinsi Aceh Sektor Konsumsi Rumah Tangga qtq yoy I II III IV I II III IV Tw-III-14 Tw-VI-14 Tw-III-14 Tw-IV-14 15,162 15,259 15,536 15,595 15,635 15,761 16,112 16, Konsumsi LNPRT (2.33) Konsumsi Pemerintah 4,144 4,783 5,461 7,625 4,755 5,143 5,635 7, Pembentukan Modal Tetap Bruto 7,732 8,046 8,308 8,650 8,477 8,476 8,822 9, Ekspor Barang dan Jasa 13,014 13,461 13,874 12,741 13,117 13,562 13,802 12, Impor Barang dan Jasa 13,205 14,334 15,386 17,240 14,506 14,943 15,933 18, PDRB 27,328 27,693 28,268 27,899 28,040 28,582 29,007 28, Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah BI Aceh Grafik Laju Pertumbuhan PDRB dari Sisi Permintaan (yoy(%)) % yoy Kontribusi 12,00 10,00 8,00 6,00 4,00 2,00 0,00-2,00 4,20 2,42 Konsumsi Rumah Tangga 9,58 1,98 0,19 0,55 Konsumsi LNPRT Konsumsi Pemerintah 5,04 1,62-1,15-0,51 Pembentukan Modal Tetap Bruto Sumber : BPS Provinsi Aceh Ekspor Barang dan Jasa 4,82 3,09 Impor Barang dan Jasa Perlambatan ekonomi Aceh dari sisi permintaan disebabkan oleh besarnya pertumbuhan komponen impor. Komponen impor yang tumbuh 4,82% memberikan kontribusi perlambatan PDRB Aceh sebesar -3,09%. Selain itu, kinerja ekspor Aceh juga belum menunjukan pertumbuhan yang positif dan kontraksi sebesar -1,15% dan memberikan kontribusi terhadap perlambatan PDRB Aceh sebesar -0,51% (Tabel 1.3 dan Grafik 1.18). Konsumsi pemerintah dan Pembentukan Modal Bruto (PMTB) juga tercatat mengalami perlambatan dengan tumbuh masing-masing 1,98% dan 5,04%. Perlambatan konsumsi pemerintah dan investasi memberikan kontribusi positif terhadap PDRB Aceh masing-masing sebesar 0,55% dan 1,62%. Sementara itu, KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN IV

23 BAB 1 Kondisi Makroekonomi Aceh konsumsi rumah tangga merupakan komponen yang satu-satunya mengalami peningkatan pertumbuhan. Konsumsi pemerintah tumbuh 4.40% (yoy) dan memebrikan kontribusi pertumbuhan sebesar 2,42%. (Tabel 1.3 dan Grafik 1.18). KONSUMSI Pada triwulan laporan, pertumbuhan tahunan konsumsi rumah tangga dan pemerintah mengalami laju yang berbeda. Konsumsi rumah tangga mengalami peningkatan pertumbuhan dari 3,71% (yoy) triwulan lalu menjadi 4,20% (yoy) pada triwulan laporan. Sementara itu, konsumsi pemerintah mengalami perlambatan pertumbuhan dari 3,19% (yoy) pada triwulan lalu menjadi 1,98% (yoy) pada triwulan IV Namun, secara triwulanan konsumsi rumah tangga dan pemerintah mengalami kondisi sebaliknya. Konsumsi rumah tangga mengalami perlambatan pertumbuhan dari 2,23% (qtq) triwulan lalu menjadi 0,86% (qtq) pada triwulan laporan. Sementara itu, konsumsi pemerintah mengalami peningkatan pertumbuhan dari 9,57% (qtq) pada triwulan lalu menjadi 37,99% (qtq) pada triwulan IV 2014 (Tabel 1.22 dan Tabel 1.23). Grafik Perkembangan Konsumsi Rumah Tangga % Konsumsi Rumah Tangga 5,00 Pertumbuhan (yoy%) Pertumbuhan (qtq%) 4,00 3,12 3,29 3,00 2,00 1,00 0,00 0,64 1,82 0,38 0,26 0,80 2,23 3,71 0,86 4,20 I II III IV I II III IV Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah BI Aceh Rp triliun 16,50 16,00 15,50 15,00 14,50 Grafik Perkembangan Konsumsi Pemerintah % 60,00 40,00 20,00 0,00-20,00-40,00-60, I II III IV I II III IV 15,42 14,18 39,62 14,74 7,53 3,19 1,98-37,64 8,16 9,57 Konsumsi Pemerintah Pertumbuhan (yoy%) Pertumbuhan (qtq%) 37,99 Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah BI Aceh Rp triliun 10,00 8,00 6,00 4,00 2,00 - Konsumsi rumah tangga memiliki pangsa sebesar 58% dari total PDRB Aceh. Peningkatan konsumsi rumah tangga pada triwulan IV 2014 dipicu oleh kegiatan akhir tahun yang bersifat occasional seperti liburan dan kegiatan akhir tahun. Hal ini terkonfirmasi dari besarnya andil konsumsi makanan dan juga transportasi terhadap peningkatan konsumsi rumah tangga. Naiknya harga BBM jenis premium dan solar pada periode laporan ternyata tidak berpengaruh terhadap peningkatan pada konsumsi transportasi. Sementara itu, besarnya pangsa konsumsi makanan dan minuman juga memiliki masalah tersendiri. Terbatasnya bahan makanan bagi masyarakat membuat pasar akan melakukan pemenuhan kebutuhan melalui impor dari daerah lain. Hal ini terkonfirmasi dari besar nya impor Aceh pada triwulan laporan sebesar 62% terhadap total PDRB. Impor merupakan komponen yang mengurangi besar PDRB di suatu daerah. Ketergantungan Aceh terhadap barang dan jasa dari luar Aceh yang besar tidak dianggap sebagai peningkatan ekonomi. Oleh karena itu sangat penting untuk dapat membatasi jumlah impor namun diiringi dengan peningkatan produksi lokal. Konsumsi rumah tangga yang meningkat dan juga dengan pangsa yang besar tidak dapat menjadi kontributor yang optimal terhadap pertumbuhan ekonomi Aceh dengan status impor yang juga tumbuh tinggi dan memiliki pangsa yang juga sangat besar. Konsumsi pemerintah memiliki pangsa sebesar 27% dari total PDRB Aceh pada periode laporan. Pada triwulan laporan konsumsi pemerintah mengalami perlambatan secara tahunan namun mengalami peningkatan secara triwulan. Konsumsi pemerintah dikeluarkan untuk belanja pegawai (upah dan gaji), belanja sosial dan belanja barang dan jasa. Tingginya realisasi APBA pada triwulan IV membuat pertumbuhan triwulanan konsumsi 22 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN IV-2014

24 BAB 1 Kondisi Makroekonomi Aceh pemerintah juga sangat tinggi yaitu mencapai 37,99% (qtq). Sementara itu, melambatnya pertumbuhan tahunan konsumsi pemerintah pada triwulan IV 2014 merupakan konsekuensi dari lebih rendahnya kinerja penyerapan APBA sepanjang tahun 2014 dibandingkan dengan tahun Peningkatan konsumsi juga tercermin dari meningkatnya pertumbuhan penjualan kendaraan bermotor untuk keperluan konsumsi. Pembelian kendaraan bermotor yang termasuk dalam aktivitas konsumsi rumah tangga adalah pembelian mobil dan sepeda motor pribadi. Pada triwulan laporan, penjualan kendaraan bermotor tumbuh 30% (yoy), meningkat dari triwulan sebelumnya yang tumbuh 20% (Grafik 1.21). Selain itu, Searah dengan peningkatan penjualan kendaraan bermotor dan juga komponen konsumsi pada PDRB, pertumbuhan kredit konsumsi sebagai salah satu sumber pembiayaan konsumsi masyarakat juga mengalami peningkatan dari 10,4% (yoy) pada triwulan lalu menjadi 11% (yoy) pada triwulan laporan (Grafik 1.22). Grafik Penjualan Kendaraan Bermotor (Konsumsi) Unit Kendaraan Bermotor (Konsumsi) yoy (%) Sumber : Dinas Pengelolaan Kekayaan dan Keuangan Aceh, diolah 30% 20% I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV % 30% 20% 10% 0% -10% -20% -30% Grafik Perkembangan Kredit Konsumsi Rp Miliyar ,9 10,4 8,0 8,6 Kredit Konsumsi 2,9 7,8 yoy_kons 12,5 10,9 10,1 10,7 10,4 Sumber : Laporan Bank Umum, diolah 11,0 I II III IV I II III IV I II III IV % Namun, beberapa indikator tercatat berlawanan dari arah pertumbuhan komponen konsumsi dalam PDRB. konsumsi listrik rumah tangga mengalami perlambatan pertumbuhan dari 8,1% (yoy) pada triwulan lalu menjadi 5,9% (yoy) pada triwulan laporan (Grafik 1.23). Konsumsi listrik yang tidak sejalan dengan peningkatan konsumsi PDRB merupakan akibat dari adanya kenaikan tarif listrik. Selain itu, indeks keyakinan konsumen juga menunjukan penurunan baik dari triwulan sebelumnya maupun dari tahun sebelumnya. Grafik Konsumsi Listrik Rumah Tangga Grafik Indeks Tendensi Konsumen Thousands Kons.listrik Rmh Tangga kwh 16,4 13,0 22,5 14,6-8,8 5,6 3,9 0,3 15,8 9,3 8,1 5,9 I II III IV I II III IV I II III IV g_kons.listrik RT yoy,% Sumber : PLN Wilayah Aceh, diolah BI Aceh Sumber : BPS Provinsi Aceh INVESTASI KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN IV

25 BAB 1 Kondisi Makroekonomi Aceh Penurunan investasi tercerrmin dari menurunnya pertumbuhan realisasi investasi Penanaman Modal Asing. Pertumbuhan investasi PMA tercatat jauh lebih rendah dibandingkan dengan PMA periode yang sama di tahun Pada triwulan IV 2014 PMA mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun sebelumnya di periode yang sama sebesar 37%. Realisasi PMA ini harus dapat diperbaiki pada triwulan mendatang untuk menarik lebih banyak lagi investor asing. Sementara itu, Penanaman Modal Dalam Negeri pada triwulan laporan mengalami kenaikan yang signifikan. PMDN pada triwulan laporan meningakat 466% % dibandingkan dengan tahun 2013 di periode yang sama. Peningkatan yang signifikan ini merupakan hasil dari upaya Badan Investasi dan Promosi Aceh membentuk satuan kerja untuk menangani permasalahan investor untuk mengejar capaian realisasi investasi tahun 2014 dan melakukan sinergi dengan SKPD sektoral untuk mendata realisasi investasi yang belum tercatat. PMA Tabel 1.4. Perkembangan Realisasi Investasi PMA (Juta USD) dan PMDN (Miliyar Rp) di Aceh I-12 II-12 III-12 Grafik Perkembangan Investasi Kegiatan investasi di Aceh yang dicerminkan dari Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) dan stock. pada triwulan laporan, investasi Aceh Investasi yoy_invest qtq_invest mengalami perlambatan dengan pertumbuhan 10,00 9,26 sebesar 4,96% (yoy) lebih rendah dibandingkan 8,00 6,13 triwulan sebelumnya yang tumbuh 6,13% (yoy). 6,00 5,03 4,96 Investasi memiliki pangsa 32% dari total PDRB 4,00 dan terdiri dari investasi bangunan dan nonbangunan. Investasi bangunan memiliki pangsa 4,02 4,15 2,00 4,08 3,00 2,99 0,00-2,00 I II III IV I -0,01 II III IV lebih besar yaitu sebesar 66% dari total investasi -4, , atau 21% dari total PDRB. Sementara itu, investasi non bangunan memiliki pangsa 34% Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah BI Aceh dari total investasi atau 11% dari total PDRB. Perlambatan komponen investasi pada triwulan IV 2014 disebabkan oleh perlambatan pada investasi nonbangunan. IV- 12 I-13 II-13 III-13 IV-13 I-14 II-14 III-14 IV (yoy%) PMDN I-12 II-12 III-12 IV- 12 I-13 II-13 III-13 IV-13 I-14 II-14 III-14 IV (yoy%) Sumber : Penurunan investasi juga terlihat dari penurunan penjualan unit kendaran bermotor untuk kepentingan investasi. Kendaraan bemotor untuk investasi terdiri dari bus, truck, dan becak motor. Pada triwulan laporan, penjualan kendaraan bermotor untuk investasi ini mengalami penurunan dari tahun sebelumnya sebesar -17% (Grafik 1.26). Namun, kredit investasi pada triwulan laporan tercatat mengalami peningkatan. Pada triwulan IV 2014, penyaluran kredit perbankan untuk kredit investasi menguat dari 13,14% menjadi 17,15% (yoy) (Grafik 1.27). 24 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN IV-2014

26 BAB 1 Kondisi Makroekonomi Aceh Grafik Perkembangan Penjualan Kendaraan Unit Bermotor (Inventasi) Kendaraan Bermotor (Investasi) yoy (%) Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah BI Aceh 8% I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV % 80% 60% 40% 20% 0% -20% -17% -40% Grafik 1.26.Perkembangan Kredit Investasi Rp Miliyar Kredit Investasi yoy_inv 61,6 12,713,5 5,5 10,3 18,7 75,5 78,2 74,3 20,4 13,1 Sumber : Laporan Bank Umum, diolah 17,5 I II III IV I II III IV I II III IV % Penurunan pertumbuhan investasi pada triwulan laporan tidak berarti bahwa iklim investasi Aceh memburuk. Upaya-upaya terus dilakukan oleh pemerintah Aceh untuk memperbesar investasi yang datang dari domestik maupun asing. Upaya-upaya tersebut antara lain dilakukan oleh Badan Pengusahaan Kawasan Sabang yang secara resmi menerapkan Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu (KPTSP). Penerapan tersebut akan mempermudah para investor yang ingin masuk ke Sabang. Selain itu, Badan Investasi dan Promosi (BIP) Aceh juga telah mengadakan pertemuan dengan Duta Besar Prancis untuk Indonesia, Corinne Breuze. Negara Prancis melakukan penjajakan untuk melakukan investasi di Aceh dalam bidang komunikasi, transportasi dan perhotelan. Breuze datang ke Aceh membawa seorang investor bidang tersebut yaitu Jacques Rebaudo dari Velcan Energy untuk infrastruktur, dan Armand Steinmeyer dari Tauzia untuk perhotelan. Pada triwulan laporan juga telah didakan Rapat Koordinasi dengan Instansi Teknis dan Perangkat Daerah Bidang Penanaman Modal Kabupaten/Kota untuk mengkoordinasikan data perizinan dan realisasi investasi serta untuk mengetahui perkembangan investasi sektoral. Koordinasi dengan instansi terkait maupun Kabupaten/Kota menjadi sesuatu yang harus dilakukan untuk mempercepat realisasi investasi. EKSPOR IMPOR Grafik Perkembangan Ekspor Aceh Grafik Perkembangan Impor % 5,00 0,00-5,00-10, Rp triliun I II III IV I II III IV 3,44 3,07 14,00 3,39 2,95 1,77 13,50 0,79 0,75 13,00-0,52-1,15 12,50-8,17 12,00-8,74 11,50 Ekspor Barang dan Jasa Pertumbuhan (yoy%) Pertumbuhan (qtq%) % 15,00 10,00 5,00 0,00-5,00-10,00-15,00-20,00 Rp triliun 12,05 13,41 20,00 8,55 7,34 6,63 9,85 3,01 15,00 4,25 3,56 4,82 I II III IV I II III IV 10, , ,00 - Impor Barang dan Jasa Pertumbuhan (yoy%) Pertumbuhan (qtq%) Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah BI Aceh Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah BI Aceh Pada triwulan IV tahun 2014, kinerja ekspor kembali menunjukan penurunan. Pertumbuhan ekspor Aceh pada periode laporan tercatat mengalami kontraksi -1,15% (yoy) dan -8,74% (qtq). Sementara itu, impor Aceh KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN IV

27 BAB 1 Kondisi Makroekonomi Aceh masih mengalami pertumbuhan sebesar 4,82% (yoy) dan 13,41% (qtq), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 3,56% (yoy) dan 6,63% (qtq) (Grafik 1.28 dan 1.29). Ekspor dan impor Aceh terdiri dari ekspor-impor luar negeri dan ekspor-impor antar daerah. Aceh memiliki transaksi perdagangan yang sebagian besar merupakan perdangan antar daerah atau domestik. Secara total, ekspor Aceh memiliki pangsa terhadap total PDRB Aceh sebesar 45% atau mencapai Rp. 12,6 triliun. Ekspor antar daerah mencapai 90% dari nilai tersebut atau sebesar Rp. 11,3 triliun, sedangkan sisanya merupakan ekspor luar negeri (10%; Rp. 1,3 triliun). Sementara itu, impor Aceh secara total memiliki pangsa sebesar 64% dari total PDRB. Impor antar daerah mencapai 98% dari nilai tersebut atau sebesar Rp. 18,1 triliun, sedangkan sisanya merupakan impor luar negeri (10%; Rp. 600 milyar). Menurunnya ekspor Aceh disebabkan oleh menurunnya ekspor antar daerah. Ekspor antar daerah di Aceh mengalami pertumbuhan negatif sebesar -1,4% (yoy) sehingga memberikan dampak terhadap perlambatan ekonomi Aceh sebesar -0,6% (yoy). Curah hujan yang tinggi di Aceh pada 2-4 November 2014 lalu telah menyebabkan terjadinya banjir dan longsor di beberapa titik di wilayah Aceh. Adanya bencana longsor dan banjir ini membuat terhambatnya distribusi barang dan jasa, khususnya pangan dikarenakan tertimbunnya jalan utama dan fasilitas umum serta rumah masyarakat. Sebagai contoh, longsor di kawasan Gunung Paro dan Gunung Kulu, Kabupaten Aceh Besar, menyebabkan tranportasi menuju Meulaboh, Aceh Barat, sempat terputus. Sedangkan longsor yang melanda Aceh Jaya juga membuat jalan utama penghubung Banda Aceh- Calang-Medan tidak dapat dilalui. Kondisi distribusi barang yang terhambat ini memberikan dampak terhadap ekonomi Aceh terutama pada komponen ekspor antar daerah. Di sisi lain, impor yang merupakan komponen yang mengurangi total PDRB Aceh mengalami pertumbuhan yang tinggi. Impor yang memberikan andil tinggi dalam pengurangan PDRB Aceh adalah impor antar daerah yang tumbuh 4,8% (yoy) atau memberikan andil sebesar -2,98% (yoy) terhadap perlambatan ekonomi Aceh. Impor antar daerah sangat erat kaitannya dengan konsumsi rumah tangga. Impor yang terjadi merupakan mekanisme ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dari masyarakat. Namun, ketergantungan Aceh terhadap barang dan jasa dari luar Aceh yang besar harus menjadi perhatian karena telah memberikan andil yang besar terhadap perlambatan ekonomi Aceh. Ekspor dan impor luar negeri Aceh pada triwulan IV 2014 secara nilai masih menunjukan adanya suplus dalam neraca perdagangan (Tabel 1.5). Namun, kondisi ekspor dan impor luar negeri Aceh yang memiliki pangsa terhadap total PDRB sekitar 5% ternyata memberikan andil terhadap perlambatan ekonomi Aceh. Ekspor luar negeri Aceh sebenarnya mengalami pertumbuhan positif sebesar 1,2% (yoy) dan juga memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi Aceh sebesar 0,05%. Namun, kondisi impor luar negeri yang tumbuh lebih tinggi yaitu sebesar 7,4% (yoy) memberikan andil perlambatan yang lebih besar yaitu sebesar -0,10% (yoy). Oleh karena itu, secara total transaksi luar negeri Aceh memberikan andil dalam perlambatan ekonomi Aceh sebesar -0,05%. 26 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN IV-2014

28 BAB 1 Kondisi Makroekonomi Aceh Tabel 1.5 Neraca Perdagangan Aceh Tahun EKSPOR IMPOR Neraca Volume (kg) Nilai FOB (US$) Volume (kg) Nilai CIF (US$) (US$) ,307,764,300 2,072,415, ,892,008 18,413,990 2,054,001, ,224,074,908 2,032,790, ,040,358 36,212,118 1,996,578, ,573,192,907 1,854,234, ,867,119 30,648,443 1,823,586, ,386,382,500 2,234,130, ,805, ,237,289 1,849,893, ,742,507,600 1,138,018, ,276, ,718,094 1,022,300, ,390,754,875 1,359,251, ,602,933 38,387,804 1,320,863, ,240,752,491 1,480,590, ,651, ,152,861 1,369,437, ,725,188,558 1,257,398, ,133,765 87,889,375 1,172,079, ,486,980, ,969,640 41,189,798 11,130, ,839,470 Jan-14 69,945,756 1,444,585 15,783,452 5,048,496 (3,603,911) Feb ,683,515 99,471,216 3,454,506 3,335,819 96,135,397 Mar ,172 68,911 15,176,860 5,193,630 (5,124,719) Apr ,358,444 98,424, , ,545 97,743,900 Mei-14 60,413,303 50,200,705 32,005,473 3,357,891 46,842,814 Jun-14 85,742,770 73,086,721 34,868,508 4,157,597 68,929,124 Jul-14 55,609,169 49,107,042 7,826,168 1,490,364 47,616,678 Agu-14 60,215,818 49,655,570 17,770,337 2,798,507 46,857,063 Sep-14 19,318,241 16,291,704 10,367,008 2,670,169 13,621,535 Okt Nov Des Sumber : BPS Provinsi Aceh KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN IV

29 BAB 1 Kondisi Makroekonomi Aceh Box. 1 PERUBAHAN TAHUN DASAR PDB/PDRB BERBASIS SNA 2008 Dalam 1 dekade terakhir telah banyak banyak perubahan fundamental yang terjadi baik pada tatanan lokal maupun global yang sangat berpengaruh terhadap perekonomian nasional. Krisis finansial global yang terjadi pada tahun 2008, penerapan perdagangan bebas antara China-ASEAN (CAFTA), perubahan sistem pencatatan perdagangan internasional serta meluasnya jasa layanan pasar modal merupakan contoh perubahan yang perlu diadaptasi dalam mekanisme pencatatan statistik nasional. Salah satu bentuk adaptasi pencatatan statistik nasional adalah melakukan perubahan tahun dasar PDB/PDRB Indonesia dari tahun 2000 ke Perubahan tahun dasar PDB/PDRB dilakukan seiring dengan mengadopsi rekomendasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang tertuang dalam 2008 System of National Accounts (SNA2008) melalui penyusunan kerangka Supply and Use Tables (SUT). Terdapat 118 revisi dari SNA sebelumnya dan 44 revisi merupakan revisi utama dalam SNA2008. Adopsi revisi SNA tersebut diantaranya:adopsi Cultivated Biological Resources (CBR), Eksplorasi mineral dan evaluasi, produk original pada karya seni dan sastra, perlakuan software dan database, serta lisensi sebagai PMTB, Perbaikan metode penghitungan output bank dari Imputed Bank Service Charge (IBSC) menjadi Financial Intermediation Services Indirectly Measured (FISIM), Nilai tambah lapangan usaha dinilai dengan harga dasar/basic Price serta Update penggunaan klasifikasi KBLI 2009 dan KBKI 2010 Klasifikasi PDB/PDRB menurut lapangan usaha tahun dasar 2000 (seri 2000) menggunakan Klasifikasi Lapangan Usaha Indonesia 1990 (KLUI 1990) dengan 9 sub sektor sedangkan pada PDB tahun dasar 2010 (seri 2010) menggunakan KBLI 2009 dengan 17 subsektor. Sementara klasifikasi PDB/PDRB menurut pengeluaran tahun dasar 2010 secara garis besar tidak banyak mengalami perubahan. Perubahan tahun dasar PDB ini dilakukan secara bersamaan dengan penghitungan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi untuk menjaga konsistensi hasil penghitungan. Melalui perubahan tahun dasar PDB/PDRB, diharapkan didapat beberapa manfaat, antara lain: menginformasikan update perekonomian nasional seperti pergeseran struktur dan pertumbuhan ekonomi, eningkatkan kualitas data PDB/PDRB serta menjadikan data PDB/PDRB dapat diperbandingkan secara internasional. Selanjutnya, perubahan harga tahun dasar akan memberikan beberapa dampak antara lain: (1) Meningkatkan nominal PDB/PDRB, yang pada gilirannya akan berdampak pada pergeseran kelompok pendapatan suatu daerah dari pendapatan rendah, menjadi menengah dan pergeseran struktur perekonomian; (2) merubah besaran indikator makro seperti rasio pajak, rasio hutang, rasio investasi dan saving, nilai neraca berjalan, struktur dan pertumbuhan ekonomi; (3) menyebabkan perubahan pada input data untuk modeling dan forecasting. Salah satu dampak dari perubahan tahun dasar dan adopsi SNA 2008, perekonomian aceh mengalami kenaikan sebesar 28,30%. 28 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN IV-2014

30 BAB 1 Kondisi Makroekonomi Aceh Badan Pusat Statistik (BPS) telah melakukan perubahan tahun dasar secara berkala sebanyak 5 (lima) kali yaitu pada tahun 1960, 1973, 1983, 1993, dan Tahun 2010 dipilih sebagai tahun dasar baru menggantikan tahun dasar 2000 dengan alasan bahwa pada masa tersebut perekonomian Indonesia relatif stabil; terjadi perubahan struktur ekonomi selama 10 (sepuluh) tahun terakhir terutama dibidang informasi dan teknologi serta transportasi yang berpengaruh terhadap pola distribusi dan munculnya produk-produk baru; rekomendasi PBB tentang pergantian tahun dasar dilakukan setiap 5 (lima) atau 10 (sepuluh) tahun; teridentifikasinya pembaharuan konsep, definisi, klasifikasi, cakupan dan metodologi sesuai rekomendasi dalam SNA2008; tersedianya sumber data baru untuk perbaikan PDB seperti data Sensus Penduduk 2010 (SP2010) dan Indeks harga produsen (Producers Price Index /PPI); dan tersedianya kerangka kerja SUT yang digunakan untuk benchmarking/menetapkan PDB. Perbandingan Klasifikasi PDB Menurut Lapangan Usaha KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN IV

31 BAB 1 Kondisi Makroekonomi Aceh - HAL INI SENGAJA DIKOSONGKAN - 30 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN IV-2014

32 BAB 2 Perkembangan Inflasi Aceh

33 BAB 2 Perkembangan Inflasi Aceh Tekanan inflasi Aceh pada triwulan IV-2014 mengalami peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya. Laju inflasi tahunan pada triwulan laporan tercatat meningkat dari 5,07% (yoy) pada triwulan III-2014 menjadi 8.09% (yoy) pada triwulan laporan. Kelompok transportasi dan bahan makanan merupakan kelompok yang paling dominan dalam mempengaruhi perkembangan inflasi Aceh pada triwulan IV Inflasi triwulan IV tahun 2014 di ketiga kota pantauan tercatat masingmasing sebesar Banda Aceh 7,83%, Lhoksumawe 8,53%, dan Meulaboh 8,20% (yoy) KONDISI UMUM PERKEMBANGAN INFLASI ACEH Pada triwulan IV-2014, Pergerakan laju inflasi Aceh secara bulanan, triwulanan, dan tahunan tercatat mengalami peningkatan (Grafik 2.1). Inflasi yang dihitung berdasarkan kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) di tiga kota pantauan inflasi, yaitu Banda Aceh, Lhoksumawe, dan Meulaboh pada triwulan laporan tercatat sebesar 8,09%(yoy), 3,88%(qtq), dan 1,99%(mtm). Perkembangan inflasi tersebut lebih tinggi bila dibandingkan dengan posisi triwulan sebelumnya. Grafik 2.1. Perkembangan Inflasi year on year, quarter to quarter, dan month to month di Aceh (%) Grafik 2.2. Perbandingan Inflasi year on year di kawasan Sumatera (%) 10,0 8,0 6,0 4,0 % Inflasi Bulanan (mtm) Inflasi Triwulanan (qtq) Inflasi Tahunan (yoy) 8,09 3,88 14,00 12,00 10,00 8,00 6,00 yoy(%) 11,57 10,85 8,09 8,17 8,64 8,75 7,59 8,48 8,09 9,04 8,38 2,0 0,0-2,0 Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV 1,99 4,00 2,00 0,00 Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah BI Aceh Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah BI Aceh Bila dibandingkan dengan realisasi inflasi tahunan nasional yang sebesar 8,38% (yoy), realisasi inflasi Provinsi Aceh tercatat memiliki laju yang lebih rendah. Selain itu, bila dibandingkan antara seluruh provinsi di kawasan Sumatera, inflasi Aceh berada posisi terendah setelah Jambi dan Babel. Sementara itu, inflasi tertinggi pada kawasan Sumatera terjadi di Provinsi Sumatera Barat (Grafik 2.2) yang mencapai 11,57% (yoy). 2.2 INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK BARANG DAN JASA INFLASI BULANAN (MONTH TO MONTH /MTM) Rata-rata inflasi bulanan Provinsi Aceh di triwulan IV-2014 lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata inflasi bulanan di triwulan yang sama pada tahun 2012 dan Hal ini menunjukan bahwa pola laju inflasi pada KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN IV

34 BAB 2 Perkembangan Inflasi Aceh tahun 2014 bergerak naik dibandingkan tahun sebelumnya. Tekanan terbesar inflasi bulanan pada periode ini disumbang oleh kelompok transportasi dan kelompok bahan makanan yang mengalami rata-rata inflasi masing-masing sebesar 3,83% dan 2,13% (Tabel 2.1 dan Grafik 2.3). Tekanan inflasi dari kelompok transportasi berasal dari komoditas BBM jenis premium dan solar yang pada bulan November 2014 mengalami kenaikan harga. Pada bulan November dan Desember kelompok transportasi mengalami inflasi yang sangat tinggi yaitu 4,56% dan 5,42%. Kenaikan harga BBM yang terjadi pada akhir November menunjukan masih memberikan andil inflasi hingga bulan Desember. Kenaikan harga BBM yang terjadi pada akhir bulan menyebabkan inflasi pada bulan berikutnya tercatat menjadi lebih besar. Sementara itu, inflasi pada kelompok bahan makanan merupakan efek susulan dari naiknya harga BBM. Meningkatnya biaya transportasi dari komoditas bahan makanan tersebut menyebabkan harga jual komoditas pada kelompok ini juga meningkat. Hal ini dapat dilihat dari pola kenaikan inflasi yang terjadi pada kelompok bahan makanan sejalan dengan inflasi pada kelompok transportasi(tabel 1 dan Grafik 2.4). Tabel 2.1. Perkembangan Inflasi Bulanan Aceh (mtm(%) Kelompok Okt Nov Des Ratarata Okt Nop Des Ratarata Okt Nov Des Ratarata Bahan Makanan Makanan jadi, minuman, rokok Perumahan, air, listrik, gas, b.bakar Sandang Kesehatan Pendidikan, rekreasi, olahraga Transpor, komunikasi, jasa keu UMUM Sumber: BPS Prov. Aceh, diolah BI Aceh Grafik 2.3. Inflasi Kelompok Rata-Rata Grafik 2.4. Inflasi Kelompok (mtm) 5,0 4,0 3,0 2,0 1,0 0,0-1,0-2,0 rata-rata mtm (%) 2,13 Bahan Makanan 0,16 Makanan jadi, minuman, rokok Perumahan, air, listrik, gas, b.bakar -1,54 0,17 Sandang Kesehatan -0,10 0,84 Pendidikan, rekreasi, olahraga 3,85 Transpor, komunikasi, jasa keu. 1,28 UMUM 6,0 5,0 4,0 3,0 2,0 1,0 0,0-1,0 mtm(%) Bahan Makanan Makanan jadi, minuman, rokok Okt Nov Des Perumahan, air, listrik, gas, b.bakar Sandang Kesehatan Pendidikan, rekreasi, olahraga Transpor, komunikasi, jasa keu. Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah BI Aceh Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah BI Aceh 32 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN IV-2014

35 BAB 2 Perkembangan Inflasi Aceh INFLASI TRIWULANAN (QUARTER TO QUARTER/QTQ) Sejalan dengan inflasi bulanannya, inflasi triwulanan Aceh juga tercatat mengalami peningkatan. Pada triwulan IV 2014, inflasi Aceh secara triwulanan yang tercatat sebesar 3,88%(qtq) meningkat dibandingkan dengan triwulan lalu yang sebesar 1,41%(qtq). Jika dibandingkan dengan tahun 2012 dan 2013, pergerakan laju inflasi Aceh secara triwulanan menunjukan adanya peningkatan yang signifikan. Pada tahun-tahun sebelumnya inflasi Aceh secara triwulanan memiliki tren yang menurun dan mengalami laju terendah pada triwulan IV, namun pada tahun 2014 justru mengalami kenaikan (Tabel 2.2 dan Grafik 2.5.). Peningkatan laju Inflasi triwulanan pada periode laporan disebabkan oleh inflasi yang tinggi pada kelompok transportasi dan bahan makanan yang masing-masing sebesar 10,26% dan 6,50%(qtq). (Tabel 2.2 dan Grafik 2.6). Tabel 2.2. Perbandingan Inflasi Triwulanan (qtq) Kelompok I II III IV I II III IV I II III IV Bahan Makanan Makanan jadi, minuman, rokok, tembakau Perumahan, air, listrik, gas & bahan bakar Sandang Kesehatan Pendidikan, rekreasi, olahraga Transpor, komunikasi, jasa keuangan U M U M / T O T A L Sumber: BPS Provinsi Aceh, diolah BI Aceh Grafik 2.5. Inflasi Triwulanan Provinsi Aceh Grafik 2.6. Inflasi Kelompok (qtq) 5,00 4,00 3,00 2,00 1,00 1,71 1,41 3,88 12,00 10,00 8,00 6,00 4,00 2,00 0,00 6,50 0,49 2,55 0,12 0,33 0,10 10,26 0,00-1,00-2,00 Tw I Tw II Tw III Tw Tw I Tw IV II Tw III Tw Tw I Tw IV II Tw III Tw IV Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah BI Aceh Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah BI Aceh INFLASI TAHUNAN (YEAR ON YEAR/YOY) Secara tahunan laju inflasi Provinsi Aceh pada triwulan IV-2014 juga menunjukan tren yang meningkat. Inflasi triwulan laporan tercatat sebesar 8,09% (yoy) lebih tinggi dari inflasi di triwulan dan juga tahun sebelumnya. Semenjak tahun 2012, inflasi Aceh berada di bawah inflasi Nasional. Pada tahun 2014 inflasi Aceh tercatat KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN IV

36 BAB 2 Perkembangan Inflasi Aceh sebesar 8,09% sementara itu inflasi nasional sebesar 8,38% (Grafik 2.7). Inflasi tahunan yang terjadi di Aceh pada triwulan laporan disumbang oleh seluruh kelompok barang dan jasa. Inflasi terbesar terjadi pada kelompok transportasi (13,04%) dan bahan makanan (11,49%). Sementara itu inflasi pada kelompok Perumahan (7,99%), Sandang (6,34%), dan pendidikan (3,95%) juga turut memberikan andil pada inflasi Aceh pada triwulan laporan (Grafik 2.8 dan Tabel 2.3). Grafik 2.7. Perkembangan Inflasi Aceh (yoy (%)) 10,0 Aceh Nasional 8,38 8,0 8,09 6,0 4,0 2,0 Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah BI Aceh 0, Grafik 2.8. Inflasi Kelompok Triwulan IV-2014(yoy(%)) 14,00 12,00 10,00 8,00 6,00 4,00 2,00 0,00 11,49 Bahan Makanan 2,90 Makanan jadi, minuman, rokok, 7,99 6,34 Perumahan, air, listrik, gas & bahan 2,10 3,95 13,04 yoy (%) Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah BI Aceh Sandang Kesehatan Pendidikan, rekreasi, olahraga Transpor, komunikasi, jasa Tabel 2.3. Perbandingan Inflasi Tahunan (yoy) Kelompok (2) I II III IV I II III IV I II III IV Bahan Makanan Makanan jadi, minuman, rokok, tembakau Perumahan, air, listrik, gas & bahan bakar Sandang Kesehatan Pendidikan, rekreasi, olahraga Transpor, komunikasi, jasa keuangan U M U M / T O T A L Sumber: BPS Prov. Aceh, diolah BI Aceh DISAGREGASI INFLASI 1 Inflasi yang tinggi pada triwulan laporan tentunya berasal dari tingginya inflasi kelompok disagregasinya. Pada triwulan IV 2014 atau bulan Desember, inflasi administered price, volatile food, dan core masing-masing mengalami inflasi sebesar 15,86%, 11,86%, dan 4,06 (Grafik 2.9). Namun, menurut kontribusinya tekanan inflasi tertinggi disumbang oleh kelompok volatile food sebesar 3,47%(Grafik 2.10). Tekanan inflasi volatile food selama tahun 2014 cukup besar dan cenderung meningkat sebagai akibat lanjutan dari kenaikan harga BBM. Komoditas pada kelompok ini yang memberikan andil inflasi tinggi antara lain beras dan ikan tongkol. Cuaca yang buruk pada akhir 2014, membuat pasokan ikan menjadi terganggu sehingga harga ikan tongkol meningkat. Sementara itu, curah hujan yang menyebabkan musibah banjir menjadi penyebab terganggunya 1 Disamping pengelompokan berdasarkan COICOP (Classification of Individual Consumption According to Purpose), BPS juga mempublikasikan inflasi berdasarkan pengelompokan yang lainnya yang dinamakan disagregasi inflasi. Disagregasi inflasi tersebut dilakukan untuk menghasilkan suatu indikator inflasi yang lebih menggambarkan pengaruh dari faktor yang bersifat fundamental. 34 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN IV-2014

37 BAB 2 Perkembangan Inflasi Aceh stock beras di masyarakat sehingga harga beras sangat tinggi pada akhir tahun Selain itu, menurut survei pemantauan harga yang dilakukan oleh Diseperindag Kota Banda Aceh yang memantau pergerakan harga bahan makanan di Pasar Peunayong Aceh, komoditas lain yang memiliki kenaikan harga yang tinggi adalah aneka cabai, daging ayam, dan daging sapi (Grafik ). Tekanan inflasi administered price memberikan andil yang juga besar pada laju inflasi Aceh tahun Kenaikan harga bahan bakar rumah tangga, tarif listrik, dan bensin yang terjadi sepanjang tahun 2014 membuat kota-kota penghitung inflasi di Aceh mengalami inflasi yang tinggi. Sementara itu, inflasi kelompok core relatif lebih stabil dan rendah. Nmaun, karena bobot nya yang tinggi, inflasi kelompok ini memberikan andil inflasi sebesar 2,23%. Grafik 2.9. Disagregasi Inflasi Tahunan Provinsi Aceh Grafik Kontribusi Disagregasi Inflasi Provinsi Aceh yoy,% Inflasi IHK Core 15,86 Volatile Adm Price 11,56 4, Core Volatile Adm Price yoy,% ,85 3,47 2,23. Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah BI Aceh Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah BI Aceh Grafik Pergerakan Harga Komoditas Daging Sapi Grafik Pergerakan Harga Komoditas Daging Ayam. Grafik Pergerakan Harga Komoditas Bumbu-Bumbuan Sumber: Disperindag Kota Banda Aceh, diolah BI Aceh KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN IV

38 BAB 2 Perkembangan Inflasi Aceh 2.3. PERKEMBANGAN INFLASI MENURUT KOTA Realisasi inflasi triwulan IV tahun 2014 (yoy) di seluruh kota pantauan inflasi Aceh menunjukkan arah yang sama dengan tren inflasi Provinsi Aceh yaitu meningkat dari triwulan sebelumnya dan lebih tinggi dibandingkan dengan tahun sebelumnya (Grafik 2.14 dan Tabel 2.4). Laju inflasi masing-masing kota penimbang inflasi adalah Banda Aceh 7,83%, Lhokseumawe 8,53%, dan Meulaboh 8,20% (yoy). Laju inflasi Kota Banda Aceh dan Meulaboh tercatat lebih rendah dari inflasi nasional, namun kota Lhoksumawe memiliki inflasi yang berada di atas inflasi nasional(grafik 2.15). Grafik Pergerakan laju Inflasi Tahunan Kota Pantauan Aceh Grafik Inflasi Tahunan Kota Pantauan Aceh Triwulan IV ,0 10,0 8,0 6,0 4,0 2,0 0,0 Aceh yoy (%) Banda Aceh Lhokseumawe Meulaboh ,6 8,4 8,2 8 7,8 7,6 7,4 yoy (%) 8,09 8,38 7,83 8,53 8,2 Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah BI Aceh Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah BI Aceh Kota Tabel 2.4. Pergerakan Inflasi 3 Kota di Provinsi Aceh yoy,% I-12 II-12 III-12 IV-12 I-13 II-13 III-13 IV-13 I-14 II-14 III-14 IV-14 Banda Aceh 3,22 3,28 1,67 0,06 1,29 3,26 5,12 6,4 5,61 5,33 4,53 7,83 Lhokseumawe 4,15 5,92 2,47 0,39 3,19 3,65 5,63 8,27 4,05 5,26 5,12 8,53 Meulaboh ,41 5,76 7,52 8,2 Aceh 3,67 4,56 2,07 0,22 2,22 3,46 5,73 7,31 5,73 5,45 5,07 8,09 Sumber: BPS Prov. Aceh, diolah BI Aceh Inflasi kota Banda Aceh pada triwulan laporan secara umum mengalami peningkatan menjadi 7,83% dari 4,53% pada triwulan lalu. Peningkatan inflasi tahunan Banda Aceh juga merupakan akibat dari kenaikan harga BBM jenis solar dan premium yang diikuti oleh komoditas pada kelompok bahan makanan. Hal tersebut tercermin dari tinggi nya inflasi pada kelompok transportasi dan bahan makanan yang masing-masing mencapai 13,62%(yoy) dan 12,93%(yoy). Hal yang sama juga terjadi pada kota Lhokseumawe, inflasi pada kelompok transpor dan bahan makanan merupakan inflasi yang paling tinggi (10,24%(yoy) dan 11,32%(yoy)). Sementara itu, kota Meulaboh memiliki struktur penyumbang inflasi yang sedikit berbeda. Di Kota Meulaboh kelompok transportasi tetap menjadi kelompok yang mengalami inflasi yang tertinggi yaitu 16,79%(yoy), bahkan merupakan inflasi yang paling tinggi untuk kelompok transportasi di antara ketiga kota pantuan inflasi Aceh. Namun, efek dari kenaikan harga BBM tidak terlalu berpengaruh kepada bahan makanan melainkan pada kelompok rekreasi dan sandang. Kedua kelompok tersebut mengalami inflasi yang juga tinggi masingmasing sebesar 11,12%(yoy) dan 11,03%(yoy)(Tabel 2.5). 36 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN IV-2014

39 BAB 2 Perkembangan Inflasi Aceh Tabel 2.5. Inflasi menurut kota dan kelompok barang dan jasa di Provinsi Aceh (yoy;%) Kota No Kelompok Aceh Banda Aceh Lhokseumawe Meulaboh 1 Bahan Makanan 12,93 11,32 5, Makanan jadi, minuman, rokok, tembakau 1,70 4,09 5, Perumahan, air, listrik, gas & bahan bakar 6,23 10,69 9, Sandang 4,86 7,11 11, Kesehatan 1,69 2,08 4, Pendidikan, rekreasi, olahraga 3,06 2,66 11, Transpor, komunikasi, jasa keuangan ,24 16, Inflasi Keseluruhan ,09 Sumber : BPS Provinsi Aceh Penyebab inflasi di ketiga kota pantauan inflasi Aceh juga tergambar dalam andil komoditas-komoditas di kota tersebut terhadap inflasi. Pada kota Banda Aceh, Lhokseumawe, dan Meulaboh, komoditas yang memberikanandil tertinggi adalah bensin yang memang mengalami kenaikan harga pada triwulan laporan. Sementara itu, andil komoditas lainnya terhadap inflasi bervariasi di antara ketiga kota pantauan inflasi tersebut(tabel 2.6). Tabel 2.6. Komoditas Pemberi Andil Inflasi Tahun 2014 (yoy%) Banda Aceh Lhoksumawe Meulaboh Komoditas Andil Inflasi Komoditas Andil Inflasi Komoditas Andil Inflasi Bensin Bensin Bensin Tongkol/Ambu-Ambu Tarip Listrik 0.59 Bahan Bakar Rumah Tangga Tarip Listrik Tongkol/Ambu-Ambu Tongkol/Ambu-Ambu Bahan Bakar Rumah Tangga Bahan Bakar Rumah Tangga Beras Angkutan Udara Beras Tarip Listrik Udang Basah Cabai Merah Rokok Kretek Batu Bata/Batu Tela Udang Basah Udang Basah Cabai Merah Cabe Hijau Ayam Hidup Telur Ayam Ras Sewa Rumah Rokok Kretek Filter Mobil Batu Bata/Batu Tela Akademi/Perguruan Tinggi Sumber : BPS Provinsi Aceh KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN IV

40 BAB 2 Perkembangan Inflasi Aceh Bila dilihat dari 23 kota di Sumatera, pada bulan Desember 2014, seluruhnya mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Tanjung Pandan yaitu sebesar 13,14% dan terendah di Kota Metro sebesar 6,50%. Kota-kota pantauan inflasi di Provinsi Aceh tercatat mengalami inflasi yang relatif lebih rendah diantara kotakota lainnya di Sumatera(Tabel 2.7). Tabel 2.7. Perbandingan Inflasi Kota Kota Y o Y (%) Kota Y o Y (%) Tanjung Pandan 13,14 Metro 6,50 Lubuklinggau 9,34 Pangkal Pinang 6,81 Bengkulu 10,85 Medan 8,24 Tanjung Pinang 7,49 Padangsidimpuan 7,38 Palembang 8,38 Banda Aceh 7,83 Bandar Lampung 8,36 Bungo 8,99 Pematang Siantar 7,94 Lhokseumawe 8,53 Batam 7,61 Bukittinggi 9,24 Padang 11,90 Sibolga 8,36 Jambi 8,72 Tembilahan 10,06 Pekanbaru 8,53 Dumai 8,53 Meulaboh 8,20 Sumber : BPS Provinsi Aceh 38 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN IV-2014

41 BAB 2 Perkembangan Inflasi Aceh Box. 2 Prospek Dan Risiko Pangan 2015 Pada tahun 2014, sebagian besar hasil produksi pangan utama Aceh (Padi, Jagung, dan Kedelai) di Provinsi Aceh per November 2014 masih berada di bawah Angka Tetap (ATAP) tahun 2013 kecuali untuk komoditas kedelai. Produksi padi tahun 2014 sebesar 1,77 juta ton, masih berada di bawah ATAP tahun 2013 yang mencapai 1,96 juta ton. Kondisi yang serupa terjadi pada hasil produksi jagung yang jumlah produksinya sebesar 170,13 ribu ton atau sedikit lebih rendah dibandingkan dengan ATAP 2013 yang besarnya 177, 84 ribu ton. Namun demikian jumlah produksi tanaman kedelai telah melampaui ATAP tahun 2013 dengan jumlah produksi sebesar 64,26 ribu ton, lebih besar dibandingkan dengan kuantitas ATAP tahun 2013 yang sebesar 62,34 ribu ton. Dampak perubahan Iklim (DPI) seperti kekeringan dan banjir menjadi salah satu faktor yang membuat hasil produksi komoditas pertanian masih berada di bawah ATAP tahun Di samping itu, terdapat juga permasalahan di sisi koordinasi antarsektor (Seperti kasus pengerukan waduk ketika kekeringan yang melibatkan dinas PU, Dinas Pengelolaan Air, dan Dinas Pertanian). Masalah lain yang mengganggu produktivitas hasil pertanian adalah munculnya hama tikus serta alih fungsi lahan pertanian yang mengakibatkan menyempitnya areal pertanian di Aceh. Sementara untuk tanaman kedelai masih mengalami produksi yang cukup baik dikarenakan untuk komoditas ini sudah tersedia Sekolah Lapang Pengelolaan Terpadu (SLPT) Kedelai yang memberikan pelatihan dan penyuluhan terkait dengan kuantitas dan kualitas tanaman kedelai. Pada tahun 2015 mendatang, pemerintah provinsi Aceh telah menargetkan jumlah produksi untuk komoditas tiga pangan utama dan prioritas di Aceh yakni Padi, Jagung, dan Kedelai. Komoditas padi pada tahun ini ditarget kan dapat memproduksi sebanyak 2,7 juta ton, sedangkan jagung dan kedelai masing-masing ditargetkan sebanyak 364, 35 ribu ton dan 127,10 ribu ton. Di sisi lain, pada tahun 2015 ini, hasil pangan juga masih akan memiliki beberapa potensi risiko yang sama dengan tahun sebelumnya. Risiko-risiko tersebut masih berasal dari DPI (Dampak Perubahan Iklim) seperti kekeringan dan banjir, koordinasi antarlembaga pemerintahan, serangan hama (Tikus), serta tekanan alih fungsi lahan pertanian menjadi bangunan yang memiliki kecenderungan untuk meningkat. Dalam menanggapi beberapa risiko tersebut, Dinas pertanian telah merumuskan beberapa program dan kebijakan strategis, antara lain: 1. Revitalisasi Pembenihan, kegiatan revitalisasi pembenihan ini berupa penguatan sumber daya manusia (SDM) untuk petugas pembenihan serta para petani. Program ini juga difokuskan pada peningkatan kualitas dan kuantitas hasil pertanian Palawija, Holtikultura, serta pengoptimalan keberadaan Balai Sertifikasi Benih) 2. Peningkatan produktivitas dan produksi dengan target 2,7 juta ton (Padi), 364,35 ribu ton (Jagung) dan 127,10 (Kedelai). 3. Penguatan Alsintan dan unit pengelola jasa Alsintan (UPJA) 4. Peningkatan Pasca Panen dan Nilai Tambah 5. Peningkatan Peran Koordinasi Penyuluhan, Tenaga Fungsional lainnya dan kelembagaan petani. Adapun permasalahan yang diperkirakan akan dihadapi dalam usaha peningkatan produksi tanaman pangan pada tahun 2015 adalah: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN IV

42 BAB 2 Perkembangan Inflasi Aceh 9. Ketersediaan air yang masih belum berfungsi secara optimal akibat belum berfungsinya infrastruktur pertanian yang memadai. 10. Terbatasnya dana penangkaran benih di tingkat kelompok penangkar/produsen benih. 11. Belum optimalnya pengaturan pola tanam (waktu tanam) 12. Revitalisasi Kelembagaan petani (Kelompok Tani, Keujruen Blang) belum belum berjalan secara optimal. 13. Fungsi koordinasi antara dinas/lembaga terkait belum terlaksana sesuai dengan harapan 14. Akses permodalan yang terbatas 15. Operasi Pasar Terbuka yang belum optimal 16. Penyediaan benih 40 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN IV-2014

43 BAB 3 Perkembangan Perbankan Daerah dan Sistem Pembayaran

44 BAB 3 Perkembangan Perbankan Daerah dan Sistem Pembayaran PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH 41 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN IV-2014

45 BAB 3 Perkembangan Perbankan Daerah dan Sistem Pembayaran Perkembangan perbankan di Triwulan IV-2014 masih menunjukkan peningkatan. Hal ini tercermin dari beberapa indikator utama kinerja perbankan di Provinsi Aceh yang masih tumbuh positif serta beberapa rasio keuangan yang masih baik antara lain Loan to Deposit Ratio (LDR) yang masih tinggi. Namun demikian hal tersebut juga diiringi dengan kewaspadaan dari sisi Non Performing Loans (NPL) / Non Performing Funding (NPF) yang meskipun menurun, masih mendekati level batas 5% pada perbankan konvensional, bahkan di atas 5% untuk perbankan syariah ANALISIS PERBANKAN DAERAH Pertumbuhan aset perbankan pada Triwulan IV-2014 menunjukkan peningkatan pertumbuhan. Total aset perbankan di Provinsi Aceh pada Triwulan IV-2014 mencapai Rp42,21 triliun. Secara tahunan meningkat sebesar 10,75 % (yoy) dibandingkan Triwulan III-2014 yang tumbuh sebesar 7,9% (yoy). Aset perbankan pada triwulan laporan masih didominasi oleh aset milik bank konvensional yang mencapai Rp36,71 triliun, sedangkan sisanya sebesar Rp5,5 triliun merupakan aset bank syariah. Aset Bank Konvensional mengalami peningkatan pertumbuhan dari 7.62% (yoy) menjadi 9.79% (yoy). Sementara itu, Aset perbankan syariah juga mengalami peningkatan dari triwulan sebelumnya sebesar 9,7% (yoy) menjadi 17,63% (yoy) pada triwulan laporan. Grafik 3.1 Aset Perbankan Konvensional Grafik 3.2 Aset Perbankan Syariah Total Aset Pertumbuhan Aset (yoy) Total Aset Pertumbuhan Aset (yoy) I II III IV I II III IV I II III IV 20% 10% 0% -10% -20% I II III IV I II III IV I II III IV 40% 30% 20% 10% 0% Sumber : LBU,diolah BI Aceh Sumber : LBU,diolah BI Aceh Peningkatan pertumbuhan aset perbankan di Provinsi Aceh didorong oleh meningkatnya pertumbuhan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dihimpun oleh perbankan konvensional maupun syariah. Posisi DPK di Provinsi Aceh pada akhir Triwulan IV-2014 tercatat mengalami pertumbuhan sebesar 11,02% (yoy), lebih tinggi dari triwulan sebelumnya yang mencapai 7,59% (yoy). Peningkatan pertumbuhan DPK Aceh pada triwulan laporan bersumber dari peningkatan pertumbuhan DPK perbankan kovensional sebesar 7,77% (yoy) dan perbankan syariah yang meningkat signifikan sebesar 28,14% (yoy), lebih tinggi dari triwulan sebelumnya yang masing-masing tumbuh 7,48% (yoy) dan 8,67% (yoy) (Grafik 3.5 dan 3.6). DPK di Provinsi Aceh meningkat terutama karena membaiknya pertumbuhan Deposito dan Tabungan. Pada triwulan laporan ini, pertumbuhan Giro masih negatif yaitu -19,22% (yoy). Sementara itu Tabungan dan Deposito masing-masing tumbuh sebesar 13,14% (yoy) dan 46,32% (yoy). Secara nominal struktur DPK Aceh tergambar pada Grafik 3.4. KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN IV

46 BAB 3 Perkembangan Perbankan Daerah dan Sistem Pembayaran Grafik 3.3 Perkembangan DPK Aceh Grafik 3.4 Struktur DPK Aceh DPK Pertumbuhan (yoy) Giro Tabungan Deposito I II III IV I II III IV I II III IV 20% 15% 10% 5% 0% I II III IV I II III IV I II III IV Sumber : LBU, diolah BI Aceh Sumber : LBU, diolah BI Aceh Grafik 3.5 DPK Perbankan Konvensional Grafik 3.6 DPK Perbankan Syariah DPK Pertumbuhan (yoy) DPK Pertumbuhan (yoy) I II III IV I II III IV I II III IV 20% 15% 10% 5% 0% I II III IV I II III IV I II III IV 40% 30% 20% 10% 0% Sumber : LBU, diolah BI Aceh Sumber : LBU, diolah BI Aceh Komposisi DPK di Provinsi Aceh pada triwulan laporan masih didominasi oleh jenis Tabungan dengan proporsi sebesar 55,02%, kemudian diikuti dengan Deposito 24,20%, dan terakhir Giro sebesar 20,78%. Tingkat suku bunga simpanan menunjukan tren meningkat seiring dengan penyesuaian BI-Rate pada bulan November 2014, dari sebelumnya 7,5% menjadi 7,75%. Pada triwulan laporan, suku bunga Giro, Tabungan dan Deposito berada pada level 1,55%, 2,04% dan 7,41% atau meningkat dibandingkan suku bunga triwulan sebelumnya sebesar 1,52%, 1,98% dan 7,08% (Grafik 3.8). Grafik 3. 7 Komposisi DPK Per Jenis Simpanan Grafik 3.8 Perkembangan Suku Bunga DPK Giro (Kiri) Tabungan (Kiri) Deposito (Kanan) Deposito; 24,20% Giro; 20,78% Tabungan; 55,02% 3% 2% 1% 0% I II III IV I II III IV I II III IV 8% 6% 4% 2% 0% Sumber : LBU, diolah BI Aceh Sumber : LBU, diolah BI Aceh Kondisi kredit perbankan di Provinsi Aceh pada Triwulan IV-2014 mengalami peningkatan pertumbuhan 43 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN IV-2014

47 BAB 3 Perkembangan Perbankan Daerah dan Sistem Pembayaran dibandingkan triwulan sebelumnya seiring dengan penurunan suku bunga kredit. Pada Triwulan IV-2014 perbankan telah menyalurkan kredit sebesar Rp25,23 triliun atau tumbuh sebesar 7,14% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar Rp24,63 triliun atau tumbuh sebesar 4,44% (yoy) (Grafik 3.9 dan Grafik 3.10). Grafik 3.9 Perkembangan Penyaluran Kredit Aceh Grafik 3.10 Perkembangan Suku Bunga, BI Rate, dan Kredit Aceh Jumlah Kredit Pertumbuhan (yoy) Jumlah Kredit Suku Bunga Kredit BI Rate I II III IV I II III IV I II III IV 20% 15% 10% 5% 0% I II III IV I II III IV I II III IV 15% 10% 5% 0% Sumber : LBU,diolah BI Aceh Sumber : LBU,diolah BI Aceh Proporsi penyaluran kredit oleh perbankan konvensional pada triwulan laporan mencapai Rp25,23 triliun atau tumbuh sebesar 12,26% (yoy), kondisi tersebut meningkat jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang hanya tumbuh sebesar 4,66% (yoy). Di sisi lain, pertumbuhan pembiayaan yang disalurkan oleh perbankan syariah cenderung sedikit melambat, yakni sebesar Rp 3,05 triliun atau tumbuh sebesar 2,77% (yoy), melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang masih tumbuh sebesar 3,25% (yoy). Grafik 3.11 Kredit Bank Konvensional Grafik 3.12 Pembiayaan Bank Syariah Jumlah Kredit (Miliar) Pertumbuhan (yoy) Jumlah Pembiayaan Pertumbuhan (yoy) 5 25% 27 25% 4 20% 20 20% 3 15% 15% % 10% 1 5% 5 5% - 0% (3) I II III IV I II III IV I II III IV 0% I II III IV I II III IV I II III IV Sumber : LBU,diolah BI Aceh Sumber : LBU,diolah BI Aceh Penyaluran kredit pada Triwulan IV-2014 didominasi oleh kredit konsumsi sebesar 58,89% dan kredit modal kerja sebesar 31,25% (Grafik 3.13). Kredit konsumsi pada triwulan laporan mencapai Rp14,85 triliun atau sedikit mengalami peningkatan pertumbuhan dari sebelumnya sebesar 10,43% (yoy) pada Triwulan III-2014 menjadi 10,97% (yoy) pada triwulan laporan. Peningkatan kredit konsumsi dipicu oleh meningkatnya konsumsi rumah tangga akibat libur akhir tahun. Sementara itu, kredit modal kerja pada Triwulan IV-2014 mencapai Rp7,88 triliun, tumbuh negatif sebesar -1,97% (yoy), namun sedikit meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang terkontraksi sebesar -6,95% (yoy). Penurunan pertumbuhan pada penyaluran kredit modal kerja menjadi sinyal bahwa kegiatan perekonomian Aceh saat ini masih ditopang oleh tumbuhnya aktivitas konsumsi, sementara aktivitas pada sektor produktif lainnya masih cenderung melambat. Kredit investasi tumbuh sebesar 17,52% atau mencapai Rp2,49 triliun KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN IV

48 BAB 3 Perkembangan Perbankan Daerah dan Sistem Pembayaran (Grafik 3.14). Pertumbuhan kredit investasi mengisyaratkan optimisme para pelaku usaha terhadap iklim investasi di Provinsi Aceh. Meskipun pada bulan November 2014 BI rate mengalami kenaikan dari 7,50% menjadi 7,75%, tingkat suku bunga kredit di Aceh cenderung tidak berubah. Rata-rata tertimbang suku bunga kredit tercatat sebesar 11,84%, menurun tipis dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sebesar 11,90% (Grafik 3.10). Hal menjadi indikasi bahwa menjelang akhir tahun, perbankan di Aceh cenderung mempertahankan tingkat suku bunga yang kompetitif untuk meningkatkan jumlah nasabah. Grafik 3.13 Pangsa Kredit Per Jenis Penggunaan Grafik 3.14 Kredit Menurut Penggunaan Konsumsi 59% Modal Kerja 31% Investasi 10% Triliun Modal Kerja Investasi Konsumsi I II III IV I II III IV I II III IV Sumber : LBU,diolah BI Aceh Sumber : LBU,diolah BI Aceh 3.2. INTERMEDIASI DAN RISIKO PERBANKAN Fungsi intermediasi perbankan Provinsi Aceh pada Triwulan IV-2014 menunjukan peningkatan tercermin dari Loan to Deposit Ratio (LDR) dan menurunnya rasio NPL. LDR berdasarkan lokasi bank tercatat pada level 94,51%, mengalami peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 87,60%. Penyaluran kredit perbankan di Provinsi Aceh pada Triwulan IV-2014 meningkat diikuti dengan penurunan rasio non performing loan (NPL) yang pada triwulan laporan mencapai 4,36%. Namun, kondisi tersebut mendekati level batas indikatif (5%) sehingga manajemen pengelolaan resiko masih harus memberikan perhatian khusus terhadap hal ini. LDR perbankan konvensional pada Triwulan IV-2014 mencapai 95,33%, meningkat dibandingkan Triwulan III yang mencapai 84,09% (Grafik 3.15). Peningkatan LDR ini didorong oleh pertumbuhan kredit yang lebih pesat dibandingkan pertumbuhan penyaluran DPK. Kredit bermasalah atau NPL perbankan konvensional sebesar 4,12% atau mendekati level batas aman 5%. 45 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN IV-2014

49 BAB 3 Perkembangan Perbankan Daerah dan Sistem Pembayaran Grafik 3.15 LDR dan NPL Bank Konvensional Grafik 3.16 FDR dan NPF Bank Syariah 110% 100% 90% 80% 70% LDR (Kiri) NPL (Kanan) I II III IV I II III IV I II III IV 6% 4% 2% 0% 200% 150% 100% 50% 0% FDR (kiri) NPF-gross (kanan) I II III IV I II III IV I II III 10% 8% 6% 4% 2% 0% Sumber : LBU,diolah BI Aceh Sumber : LBU,diolah BI Aceh Pada perbankan syariah terjadi penurunan Financing to Deposit Ratio (FDR) dan Non Performing Financing (NPF). FDR perbankan syariah menurun dari 123,71% pada Triwulan III-2014 menjadi 88,96% pada Triwulan IV Sementara itu, kualitas pembiayaan di perbankan syariah menunjukkan peningkatan yang tercermin dari panurunan nilai NPF dibandingkan Triwulan III-2014, yaitu dari semula sebesar 8,01% menurun menjadi sebesar 6,16%. Walaupun demikian, NPF perbankan syariah perlu mendapatkan perhatian lebih lanjut karena masih berada di atas level batas aman 5% KETAHANAN SEKTOR KORPORASI Pembiayaan sektor Korporasi oleh Perbankan pada Triwulan IV-2014 menunjukkan peningkatan pertumbuhan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Posisi kredit Bank Umum yang diterima oleh sektor Korporasi di Aceh pada akhir Triwulan IV-2014 mencapai Rp10,21 triliun, tumbuh sebesar 2,72% (yoy) atau meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan kredit pada Triwulan III-2014 yang terkontraksi sebesar -2,3% (yoy) (Grafik 3.17). Kredit yang disalurkan oleh Bank Umum di Aceh tersebut diterima oleh tiga sektor korporasi utama di Aceh yaitu sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran (PHR), Pertanian serta sektor Industri Pengolahan yang mencapai 82,96% dari total kredit yang disalurkan ke sektor Korporasi di Aceh. Namun demikian, kualitas kredit Bank Umum yang disalurkan ke Sektor Korporasi berada di level yang perlu untuk mendapat perhatian lebih khusus atau kurang baik. Hal ini tercermin dari indikator Non Performing Loans (NPL) kredit pada sektor Korporasi di Aceh yang berada di atas level aman 5%. NPL kredit Bank Umum yang disalurkan kepada sektor Korporasi di Aceh pada akhir Triwulan IV-2014 tercatat sebesar 9,38% (yoy), menurun dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 10,48% (yoy) (Grafik 3.18). Jika dilihat berdasarkan tiga sektor Korporasi utama, NPL Kredit yang disalurkan sektor PHR di Aceh pada akhir Triwulan IV-2014 masih berada pada level yang tinggi yaitu sebesar 10,57%. Kondisi tersebut berbeda dengan rasio NPL kredit yang disalurkan Bank Umum ke korporasi di sektor Industri Pengolahan yang masih terjaga rendah di bawah level 5% yaitu hanya sebesar 1,7% (yoy). KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN IV

50 BAB 3 Perkembangan Perbankan Daerah dan Sistem Pembayaran Grafik 3.17 Perkembangan Kredit ke Sektor Korporasi Grafik 3.18 Perkembangan NPL Kredit ke Korporasi Kredit Total Kredit Ke Korporasi Growth Kredit Korporasi (yoy) 12,00% NPL Bank Umum NPL Kredit ke Korporasi 30 60% 9,00% I II III IV I II III IV I II III IV 40% 20% 0% -20% 6,00% 3,00% 0,00% I II III IV I II III IV I II III IV Sumber : LBU,diolah BI Aceh Sumber : LBU,diolah BI Aceh Grafik 3.19 Perkembangan Kredit dan NPL Sektor PHR Grafik 3.20 Perkembangan Kredit dan NPL Sektor Industri Pengolahan 6 Kredit Ke PHR NPL PHR 15,00% 3 Kredit Ke Industri Pengolahan NPL Industri Pengolahan 6,00% 4 10,00% 2 3,00% 2 5,00% 1 0 I II III IV I II III IV I II III IV 0,00% 0 I II III IV I II III IV I II III IV 0,00% Sumber : LBU,diolah BI Aceh Sumber : LBU,diolah BI Aceh 3.4. KETAHANAN SEKTOR UMKM Walaupun pertumbuhan kredit cenderung meningkat, namun penyaluran kredit UMKM di Provinsi Aceh pada Triwulan IV-2014 mengalami penurunan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Posisi kredit yang disalurkan perbankan kepada UMKM di triwulan pelaporan ini mencapai Rp7,09 triliun, atau tumbuh negatif sebesar -8,98% (yoy). Meskipun terkontraksi, pangsa kredit UMKM terhadap kredit perbankan di provinsi Aceh masih di atas 25%. Hingga akhir Triwulan IV-2014 penyaluran kredit UMKM hanya mencapai 28,11%. Kondisi ini mengindikasikan bahwa penyaluran kredit kepada usaha mikro, kecil, dan menengah di Aceh masih cukup rendah. Apabila dilihat berdasarkan skala usahanya, kredit UMKM masih didominasi oleh kredit skala kecil (Grafik3.22). Kredit kredit UMKM skala kecil (Rp 50juta Rp500 juta) yang disalurkan pada Triwulan IV-2014 mencapai Rp4,46 triliun, disusul oleh kredit skala menengah (Rp500 juta Rp5 miliar) senilai Rp1,50 triliun, dan kredit skala mikro (di bawah Rp50 juta) dengan baki debet sebesar Rp2,01 triliun. 47 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN IV-2014

51 BAB 3 Perkembangan Perbankan Daerah dan Sistem Pembayaran Grafik Perkembangan Kredit UMKM di Provinsi Aceh Grafik 3.22 Komposisi Kredit UMKM di Provinsi Aceh Total Pembiayaan Pertumbuhan (yoy) I II III IV I II III IV I II III IV 40% 20% 0% -20% Mikro 25,29% Menengah 18,83% Kecil 55,87% Sumber : LBU,diolah BI Aceh Sumber : LBU,diolah BI Aceh Terkait dengan Kredit Usaha Rakyat (KUR), outstanding Kredit Untuk Rakyat (KUR) dengan total baki debet tercatat sebesar Rp725,47 miliar (grafik 3.23) dengan jumlah debitur sebanyak debitur (Grafik 3.24). Penyaluran KUR (total baki debet) Provinsi Aceh tersebut tumbuh 24,82% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 22,15% (yoy) (Grafik 3.24) Grafik 3.23 Perkembangan Penyaluran Grafik 3.24 Perkembangan KUR Aceh Debitur KUR Aceh Total Pembiayaan Pertumbuhan (yoy) Jumlah Debitur Pertumbuhan (yoy) 800,00 600,00 400,00 200,00 0,00 I II III IV I II III IV I II III 30% 20% 10% 0% -10% -20% I II III IV I II III IV I II III 40% 20% 0% -20% -40% Sumber : LBU,diolah BI Aceh Sumber : LBU,diolah BI Aceh 3.5. KETAHANAN SEKTOR RUMAH TANGGA Pembiayaan Kredit Konsumsi yang disalurkan kepada sektor Rumah Tangga di Provinsi Aceh mengalami peningkatan (Grafik 3.25). Pada akhir Triwulan IV-2014 kredit yang disalurkan perbankan ke sektor Rumah Tangga mencapai Rp14,84 triliun atau tumbuh 10,9% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan kredit rumah tangga di Triwulan III-2014 tumbuh 10,4% (yoy). Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) yang disalurkan Bank Umum ke sektor Rumah Tangga di Aceh di Triwulan IV-2014 mencapai Rp144,51 triliun, dimana tingkat pertumbuhannya sedikit lebih rendah dibandingkan triwulan lalu yang sebesar 39% menjadi 38,9% (yoy) pada triwulan laporan. Selain dalam bentuk KKB, kredit Bank Umum yang diterima oleh sektor Rumah Tangga di Aceh juga berupa KPR sebesar Rp2,31 triliun pada Triwulan IV Kredit dalam bentuk KPR yang diterima oleh sektor rumah tangga mengalami perlambatan KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN IV

52 BAB 3 Perkembangan Perbankan Daerah dan Sistem Pembayaran pertumbuhan pada triwulan laporan mencapai 20,7% (yoy) melambat dibandingkan tingkat pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 22,7% (yoy). Grafik 3.25 Perkembangan Kredit Rumah Tangga Grafik 3.26 Perkembangan KPR Kredit Rumah Tangga Pertumbuhan (yoy) 20% 15% 10% 5% 3,00 2,50 2,00 1,50 1,00 0,50 KPR Growth yoy KPR 100% 80% 60% 40% 20% 0% - I II III IV I II III IV I II III IV 0% - I II III IV I II III IV I II III IV -20% Sumber : LBU, diolah BI Aceh Sumber : LBU, diolah BI Aceh Grafik 3.27 Perkembangan KKB Grafik 3.28 Perkembangan NPL KPR dan KKB KKB Growth yoy KKB NPL KPR NPL KKB I II III IV I II III IV I II III IV 100% 80% 60% 40% 20% 0% 6,0% 5,0% 4,0% 3,0% 2,0% 1,0% 0,0% I II III IV I II III IV I II III IV Sumber : LBU, diolah BI Aceh Sumber : LBU, diolah BI Aceh Kualitas kredit yang disalurkan oleh perbankan ke sektor Rumah Tangga di Provinsi Aceh masih cukup baik. Hal ini tercermin dari masih relatif rendah dan masih terjaganya rasio Non Performing Loans (NPL) baik untuk kredit berupa KPR maupun KKB di level yang rendah (dibawah critical point 5%). NPL KPR dan KKB pada Triwulan IV-2014 hanya sebesar 3,0% dan 2,7% (Grafik 3.28). Berdasarkan jenisnya, kredit KPR masih didominasi KPR untuk rumah dengan tipe Pada Triwulan IV-2014, posisi KPR yang disalurkan untuk tipe 22 s.d. 70 di akhir Triwulan IV-2014 mencapai Rp1,23 triliun atau mencapai 53,52% dari seluruh KPR. Sementara untuk KPR tipe 21 hanya sebesar Rp420,18 miliar dan untuk KPR di atas tipe 70 mencapai Rp439,91 miliar (Grafik 3.29). Selain berupa kepemilikan untuk rumah, apartemen, dan flat, KPR yang diterima oleh sektor rumah tangga juga berupa kredit untuk pemilikan Rumah Kantor (Rukan) dan Rumah Toko (Ruko) yang pada periode laporan mencapai 9,2% dari total KPR. 49 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN IV-2014

53 BAB 3 Perkembangan Perbankan Daerah dan Sistem Pembayaran Grafik 3.29 Perkembangan KPR menurut Tipe Bangunan di Aceh Grafik 3.30 Pertumbuhan Tahunan (yoy) KPR yang disalurkan ke Aceh Tipe 21 Tipe Tipe > 70 Tipe Ruko dan Rukan Miliar (Rp) I II III IV I II III IV I II III IV Sumber : LBU,diolah BI Aceh 500% 400% 300% 200% 100% 0% -100% Pertumbuhan KPR Tipe 21 (yoy) I II III IV I II III IV I II III IV Sumber : LBU,diolah BI Aceh Pemberlakuan kebijakan LTV pada Juni 2012 cukup berdampak signifikan terhadap pertumbuhan penyaluran KPR tipe s.d. 21. Hal tersebut tercermin dari pertumbuhan tahunan KPR tipe 21 yang sempat mengalami pertumbuhan negatif sejak triwulan II-2012 hingga sebelum implementasi penyempurnaan kebijakan LTV di September Besarnya hearding effect pada saat kebijakan LTV 2012 diberlakukan menyebabkan kredit KPR tipe 21 mengalami penurunan yang sangat signifikan dan mengakibatkan pertumbuhan KPR tipe 21 tercatat negatif 66,92% (yoy) pada triwulan II-2012 lalu hingga berlanjut sampai dengan triwulan II-2013, tepat sebelum diberlakukannya paket kebijakan LTV 2013 di September Namun, penyaluran untuk KPR tipe 21 berangsur-angsur membaik hingga pada akhirnya meskipun mengalami perlambatan sejak September 2013 lalu, pertumbuhan KPR untuk tipe s.d 21 pada akhir Triwulan IV-2014 masih tercatat positif sebesar 196,5% (Grafik 3.30) Grafik 3.31 Perkembangan NPL, Inflasi dan suku bunga KPR tipe 21 di Provinsi Aceh Grafik 3.32 Perkembangan NPL KPR tipe di atas 21 di Provinsi Aceh Suku Bunga KPR tipe 21 Inflasi NPL KPR Tipe 21 (yoy) Tipe Ruko dan Rukan Tipe Tipe > I II III IV I II III IV I II III IV II III IV I II III IV I II III IV Sumber : LBU,diolah BI Aceh Sumber : LBU,diolah BI Aceh NPL KPR tipe 21 cenderung meningkat pada awal tahun 2014 hingga Triwulan III-2014 namun pada triwulan laporan ini NPL KPR tipe 21 menurun dan berada di atas batas aman, yaitu mencapai 2,61% (grafik 3.31). Terkait dengan KPR di atas tipe 21, nilai NPL-nya masing-masing sangat bervariatif dimulai dari tipe 22 s.d. 70 (1,80%), tipe di atas 70 sebesar 2,60%, dan tipe Ruko dan Rutan yang berada diatas kategori aman sebesar 11,37%. KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN IV

54 BAB 3 Perkembangan Perbankan Daerah dan Sistem Pembayaran PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN 51 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN IV-2014

55 BAB 3 Perkembangan Perbankan Daerah dan Sistem Pembayaran 3.6. KINERJA SISTEM PEMBAYARAN KINERJA SISTEM PEMBAYARAN NON TUNAI Kinerja sistem pembayaran non tunai pada Triwulan IV-2014 cukup memadai dalam mendukung kegiatan perekonomian di Aceh, meskipun transaksi melalui Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI-RTGS) maupun Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) baik secara nominal maupun volume mengalami penurunan sesuai dengan siklusnya. Grafik 3.33 Perkembangan Transaksi RTGS Grafik 3.34 Perkembangan Transaksi Kliring Nominal Volume Nominal Volume I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV Sumber : BI Aceh Sumber : BI Aceh Pada Triwulan IV-2014, system pembayaran nontunai di Aceh masih didominasi oleh sistem BI-RTGS. Dengan porsi penggunaan BI-RTGS mencapai 98,4%. Secara nominal, transaksi RTGS pada triwulan laporan menurun 54,42% (qtq) menjadi Rp 72,64 triliun, sedangkan untuk volume mengalami penurunan 58,63% (qtq) menjadi sebesar transaksi (Grafik 3.33). Perputaran kliring perbankan di Aceh pada Triwulan IV-2014 meningkat baik secara nominal maupun volume. Secara nominal, perputaran kliring pada triwulan laporan tumbuh sebesar 9,09% (qtq) menjadi Rp1,20 triliun, sedangkan secara volume transaksi warkat kliring meningkat 19,51% (qtq) menjadi sebesar lembar warkat (Grafik 3.34). Peningkatan nominal dan volume transaksi Kliring di Provinsi Aceh pada Triwulan IV tersebut diperkirakan dipicu oleh meningkatnya konsumsi rumah tangga KINERJA SISTEM PEMBAYARAN TUNAI Perkembangan aliran uang kartal di Aceh pada Triwulan IV-2014 mengalami net outflow Rp533,46 miliar, sama dengan kondisi pada Triwulan III-2014 yang juga mengalami net outflow sebesar Rp962,92 miliar(grafik 3.34). KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN IV

56 BAB 3 Perkembangan Perbankan Daerah dan Sistem Pembayaran Grafik 3.35 Perkembangan Inflow Outflow Grafik 3.36 Perkembangan Uang Tidak Asli (1.000) (2.000) Outflow Inflow Netflow I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV (3.000) Sumber : BI Aceh Sumber : BI Aceh Temuan uang rupiah tidak asli di Aceh yang ditemukan oleh Bank Indonesia pada triwulan laporan sebanyak 80 lembar (grafik 3.36). Sebanyak 26 lembar dari uang palsu yang ditemukan merupakan pecahan uang kertas Jumlah tersebut jauh meningkat jika dibandingkan dengan jumlah uang palsu yang ditemukan pada triwulan sebelumnya yang berjumlah 24 lembar. Peningkatan temuan jumlah uang palsu selama triwulan laporan merupakan wujud dari mulai concern-nya masyarakat terhadap peredaran uang palsu dengan melakukan pelaporan ketika ditemukan nya uang palsu tersebut. Bank Indonesia terus melakukan berbagai upaya untuk mencegah uang palsu antara lain melalui peningkatan security features uang yang dicetak dan sosialisasi ciri-ciri keaslian uang rupiah. Bank Indonesia juga senantiasa berupayan untuk memadukan layanan pembayaran tunai dan non tunai dalam rangka mewujudkan less-cash society. Salah satu pemaduan layanan pembayaran tunai dan non tunai yang dilakukan Bank Indonesia adalah melalui pelayanan penukaran uang menggunakan Alat Pembayaran Menggunakan Kartu (APMK) yang bertujuan menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk menggunakan APMK sebagai alternatif pembayaran. 53 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN IV-2014

57 BAB 4 Perkembangan Ketenagakerjaan & Kesejahteraan Masyarakat

58 BAB 4 Perkembangan Ketenagakerjaan & Kesejahteraan Masyarakat Kondisi ketenagakerjaan di Provinsi Aceh mengalami penurunan. Tingkat partisipasi angkatan kerja provinsi aceh menurun dari 65,32% per Februari 2014 menjadi 63,06% per Agustus Sementara itu, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Aceh mengalami peningkatan dari 6,75% menjadi 9,02%. Tingkat Kemiskinan di Provinsi Aceh pada September 2014 tercatat sebesar 16,98%, turun dibandingkan dengan kondisi kemiskinan pada bulan September 2014 yang sebesar 17,72%. Penurunan tingkat kemiskinan di Aceh tersebut diakibatkan oleh adanya penurunan tingkat kemiskinan di daerah pedesaan sebesar 1,33% dan di daerah perkotaan sebesar 0,4%. Penurunan tersebut juga didukung dengan telah direalisasikannya anggaran pemerintah daerah Provinsi Aceh KETENAGAKERJAAN % Grafik 4.1 Perkembangan Kondisi Ketenagakerjaan Aceh TPAK Ags Feb Ags Feb Ags Feb Ags Feb Ags Feb Ags TPAK 62,5 62,8 63,1 66,6 63,7 65,8 61,7 65,5 62,0 65,3 63,1 TPT 8,71 8,60 8,37 8,27 7,43 7,87 9,10 8,38 10,3 6,75 9,02 Sumber: BPS Provinsi Aceh, diolah BI Aceh 12,00 10,00 Kondisi ketenagakerjaan di Provinsi Aceh pada triwulan III-2014 menunjukkan adanya penurunan jumlah angkatan kerja. Data per Agustus 2014 memperlihatkan bahwa jumlah angkatan kerja di Provinsi Aceh sebanyak 2,12 juta orang, berkurang sekitar 50 ribu orang dibandingkan dengan rilis data Februari 2014 sebanyak 2,17 juta orang. Data jumlah penduduk yang bekerja di Provinsi Aceh pada Agustus 2014 mencapai 1,93 juta orang atau berkurang sekitar 95 ribu orang jika dibandingkan dengan kondisi pengangguran pada bulan Februari 2014 sebesar 2,03 juta orang. Adapun jumlah angka pengangguran pada Agustus 2014 tercatat sebesar 191 ribu orang. Angka tersebut mengalami peningkatan sekitar 44 ribu orang dibandingkan Februari 2014 yang jumlahnya 147 ribu orang. Kondisi tergambar dari Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) 1 yang menurun dari 65,32% per Februari 2014 menjadi 63,06% per Agustus Kondisi serupa juga terjadi pada Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) 2 yang dan meningkat dari posisi Februari 2014 yang sebesar 6,75%% menjadi 9,02% pada Agustus 2014 (Grafik 4.1). TPT % 8,00 6,00 4,00 2,00 0,00 1 TPAK adalah perbandingan antara jumlah angkatan kerja dengan jumlah penduduk usia produktif (>15 tahun). 2 TPT adalah perbandingan antara jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja. KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN IV

59 BAB 4 Perkembangan Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Masyarakat 70,00 % 65,00 60,00 55,00 Grafik 4.2 Perbandingan Perkembangan Tenaga Kerja Aceh - Nasional 15,0 % 66,60 63,06 10, ,0 5,94 0, TPAK Nas TPAK Aceh TPT Nas TPT Aceh Sumber: diolah BI Aceh sebelumnya sebesar 10.30% (Grafik 4.2). Berbeda dengan TPAK nasional yang mengalami penurunan, TPAK di Aceh mengalami kenaikan dari yang sebelumnya pada tahun 2013 sebesar 62.07% menjadi 63.06%. Angka tersebut masih sedikit lebih rendah dibanding nasional yang sebesar 66,60%. Adanya kenaikan TPAK di Aceh ini diakibatkan oleh penambahan jumlah angkatan kerja sebesar 73 ribu dari tahun Kondisi kenaikan TPAK tersebut juga dikonfirmasi oleh persentase TPT Aceh tahun 2014 yang mengalami mengalami penurunan menjadi 9.02% dibandingkan dengan tahun Pada periode Agustus 2014 ini jumlah orang yang bekerja di sektor jasa (Service) dan industri pengolahan (Manufacturing) mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan tahun Jumlah orang yang bekerja di sektor jasa mengalami penambahan sebesar Grafik 4.3. Perkembangan Tenaga Kerja Aceh menurut Lapangan Kerja Utama (dalam ribu jiwa) 61 ribu orang sedangkan sektor industri pengolahan mengalami penambahan sekitar 37 Pertanian Jasa-jasa Ind.pengolahan (axis ka) ribu orang. Di sisi lain, jumlah orang yang bekerja di sektor pertanian (Agriculture) mengalami penurunan sekitar ribu orang di tahun Selain karena 800 belum sampainya masa panen yang diperburuk dengan datangnya kekeringan yang melanda sebagian besar wilayah penghasil komoditas pertanian serta adanya perpindahan pekerja yang bekerja ke sektor Feb Agust Feb Agust Feb Agust lain diperkirakan menjadi penyebab terjadinya penurunan jumlah pekerja di Sumber: BPS Provinsi Aceh, diolah BI Aceh sektor pertanian. Grafik 4.4 Porsi Tenaga Kerja menurut Status Pekerjaan Utama per Pekerja Bebas di Pertanian 6,89% Buruh/Karyaw an/pegawai Agustus 2014 Pekerja Keluarga/Ti dak Dibayar 15,67% Berusaha dibantu butuh tetap 4,50% Berusaha Sendiri 21,87% Berusaha dibantu buruh tdk tetap/buruh tdk dibayar 15,73% Sumber: BPS Provinsi Aceh, diolah BI Aceh Meskipun jumlah tenaga kerja di sektor pertanian mengalami penurunan, sektor ini masih menjadi sektor penyerap tenaga kerja paling banyak di Provinsi Aceh dengan proporsi sebesar 44,10% atau 852 ribu seperti terlihat pada Grafik 4.3. Angka tersebut menunjukkan bahwa hampir 50% penduduk di Aceh bekerja di sektor pertanian. Status pekerjaan sebagai buruh/karyawan/ pegawai sebesar 35.35% masih mendominasi persentase penyerapan tenaga kerja di Aceh. Hal tersebut dikonfirmasi oleh tingginya porsi belanja pemerintah daerah dalam PDRB Provinsi Aceh yang sebagian 55 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN IV-2014

60 BAB 4 Perkembangan Ketenagakerjaan & Kesejahteraan Masyarakat besar diantaranya memang digunakan untuk keperluan membayar gaji pegawai. Proporsi ini pun tercatat mengalami kenaikan sebesar 2,68% dibandingkan proporsi pada bulan Februari tahun 2014 lalu yang proporsinya sebesar 32,66% KESEJAHTERAAN Grafik 4.6 Perkembangan Kemiskinan Aceh ribu jiwa Jml Pddk Miskin Angka Kemiskinan Mar-11 Sep-11 Mar-12 Sep-12 Mar-13 Sep-13 Mar-14 Sumber: BPS Provinsi Aceh, diolah Pada bulan September 2014, tingkat kemiskinan 3 di Provinsi Aceh mengalami penurunan dibandingkan dengan September Jumlah penduduk miskin di Aceh pada bulan September 2014 sebanyak 837 ribu jiwa (16,98%) atau menurun sebanyak 18 ribu orang jika dibandingkan dengan September 2013 yang banyaknya 855 ribu orang (17,72%). Jika dibandingkan dengan persentase penduduk miskin pada September 2013 yaitu 17,72%, terdapat penurunan persentase penduduk miskin sebesar 0,74%. Sementara itu, jika dibandingkan dengan periode semester sebelumnya yakni data Maret 2014, tingkat kemiskinan di Aceh juga mengalami penurunan sebanyak 44 ribu orang (Turun 1,07%) Penurunan jumlah penduduk miskin tersebut bersumber dari turunnya angka kemiskinan di daerah pedesaan sebesar 1,33% sedangkan di daerah perkotaan turun sebesar 0,4%. Adanya peningkatan dari realisasi anggaran pemerintah yang diimplementasikan dalam berbagai proyek pembangunan diperkirakan menjadi faktor pendorong adanya penurunan tingkat kemiskinan di Aceh. %Sep ,42 16, Grafik 4.7 Perkembangan Angka Kemiskinan Nasional 25 % ,37 18,93 17,35 16,5615,7215,5915,12 14,7 14,32 14,42 14,17 13,76 16,58 15,42 14,15 13,33 12,4912,3611,9611, ,52 11,3711,47 11,25 11,6510,729,87 10,96 9,23 9,09 8,78 8,6 8,39 8,52 8,34 8, Kota Desa Nasional 2010 Mar-11 Sep-11 Mar-12 Sep-12 Mar-13 Sep-13 Mar-14 Sep Grafik 4.8 Angka Kemiskinan Nasional Menurut % Papua Nusa Tenggara Gorontalo Aceh Nusa Tenggara DI Yogyakarta Sumatera Selatan Provinsi Jawa Tengah Jawa Timur Sumatera Utara Jawa Barat Sulawesi Utara Riau Sumatera Barat Nasional Kalimantan Timur Banten Kalimantan Selatan DKI Jakarta Sumber: BPS Nasional, diolah BI Aceh Sumber BPS Prov Aceh, diolah BI Aceh 3 Tingkat kemiskinan adalah proporsi penduduk yang hidup dibawah garis kemiskinan. Selama periode Maret 2011 Maret 2012, Garis Kemiskinan Aceh naik sebesar 5,37%, yaitu dari Rp ,- per kapita per bulan pada Maret 2011 menjadi Rp ,- pada bulan Maret Sehingga penduduk miskin Aceh adalah penduduk yang pengeluaran per kapita per bulannya kurang dari nilai tersebut. KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN IV

61 BAB 4 Perkembangan Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Masyarakat Tingkat kemiskinan di Aceh saat ini menduduki urutan ke-8 tertinggi dibandingkan 33 Provinsi lainnya (Grafik 4.8). Peringkat tersebut turun dari triwulan lalu yang menduduki peringkat 5. Adapun kelima provinsi yang memiliki tingkat kemiskinan tertinggi lainnya dari rendah ke tinggi berturut-turut adalah Nusa Tenggara Barat, Bengkulu, Gorontalo, Maluku, Nusa Tenggara Timur, Papua Barat dan Papua. Provinsi Bengkulu, Gorontalo dan Nusa Tenggara Barat yang pada triwulan sebelumnya memiliki tingkat kemiskinan di bawah Provinsi Aceh, pada triwulan ini berada di atas Provinsi Aceh dengan tingkat persentase kemiskiann penduduk lebih banyak. Nilai Tukar Petani (NTP) Aceh yang mencerminkan tingkat kesejahteraan masyarakat petani yang mayoritas tinggal di pedesaan pada triwulan IV-2014 mengalami penurunan dibandingkan NTP triwulan sebelumnya sebesar 98,08 menjadi Angka realisasi NTP per subsektor Provinsi Aceh yang masih mengalami peningkatan adalah NTP Tanaman Holtikultura dan Peternakan, sementara subsektor yang lainnya mengalami penurunan dibandingkan dengan angka NTP pada semester sebelumnya. Apabila dibandingkan dengan provinsi lainnya di wilayah Sumatera, NTP Aceh berada di posisi ke-4 terendah setelah Provinsi Bengkulu, Riau dan Jambi. Grafik 4.9 Perkembangan NTP Aceh pada Triwulan IV Grafik 4.10 NTP Tiap Provinsi di Wilayah Sumatera pada triwulan IV , , ,64 95,02 95, , ,81 95,64 It Ib NTP I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep.Bangka Belitung Kepulauan Riau Nasional Sumber: BPS Prov Aceh diolah BI Aceh Sumber BPS Prov Aceh diolah BI Aceh Grafik 4.11 NTP Aceh Menurut SubSektor pada triwulan IV-2014/lkjg 105,00 100,00 95,00 90,00 85,00 80,00 T.Pangan TP Rakyat Holtikultura Peternakan Perikanan Sumber: BPS Prov Aceh diolah BI Aceh Persoalan kemiskinan bukan hanya sekedar berapa jumlah dan persentase penduduk miskin. Dimensi lain yang perlu diperhatikan yaitu tingkat kedalaman dan keparahan dari kemiskinan. Selain harus mampu memperkecil 57 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN IV-2014

62 BAB 4 Perkembangan Ketenagakerjaan & Kesejahteraan Masyarakat jumlah penduduk miskin, kebijakan penanggulangan kemiskinan juga sekaligus dapat mengurangi tingkat kedalaman dan keparahan dari kemiskinan. Meskipun terjadi penurunan tingkat kemiskinan, pada periode September 2013-September 2014, Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) mengalami peningkatan sebesar 0,14. Indeks Keparahan Kemiskinan naik dari 0,83 pada September 2013 menjadi 0,86 pada September Di sisi lain, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) bergerak searah dengan tingkat kemiskinan yakni turun sebesar 0,06. Indeks ini turun dari 3,20 pada September 2013 menjadi 3,14 pada September Jika dibandingkan dengan semester sebelumnya, yakni periode Maret 2014 sampai dengan September 2014, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) sama-sama mengalami peningkatan. Indeks Kedalaman Kemiskinan naik dari 2,9 pada Maret 2014 menjadi 3,1 pada September Di samping itu, Indeks Keparahan Kemiskinan pada periode yang sama naik dari 0,71 menjadi 0,86. Besaran nilai kedua indeks ini mengindikasikan bahwa ratarata pengeluaran penduduk miskin semakin mendekati garis kemiskinan, serta ketimpangan pengeluaran di antara penduduk miskin juga semakin mengecil. Grafik 4.13 Indeks Kedalaman Kemiskinan & Indeks Keparahan Kemiskinan Aceh % Indeks Kedalaman Kemiskinan 5,41 Indeks Keparahan Kemiskinan 6,00 4,92 4,46 5,00 4,11 3,50 3,48 3,55 4,00 3,07 3,13 3,20 2,91 3,14 3,00 1,64 1,50 2,00 1,34 1,26 0,94 0,94 0,99 0,83 0,85 0,83 0,72 0,86 1,00 0, Mar-11 Sep-11 Mar-12 Sep-12 Mar-13 Sep-13 Mar-14 Sep-14 4,00 3,00 2,00 1,00 0,00 Grafik 4.14 Indeks Kedalaman Kemiskinan & Indeks Keparahan Kemiskinan Nasional % Indeks Kedalaman Kemiskinan Indeks Keparahan Kemiskinan 2,99 2,77 2,21 2,08 2,05 1,88 1,90 1,75 1,89 1,90 1,75 0,84 0,76 0,58 0,55 0,53 0,47 0,49 0,43 0,48 0,49 0, Mar-10 Mar-11 Sep-11 Mar-12 Sep-12 Mar-13 Sep-13 Mar-14 Sep-14 Sumber BPS Prov Aceh diolah BI Aceh KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN IV

63 BAB 4 Perkembangan Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Masyarakat - HAL INI SENGAJA DIKOSONGKAN - 59 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN IV-2014

64 BAB 5 Perkembangan Keuangan Daerah

65 BAB 5 Perkembangan Keuangan Daerah Realisasi keuangan dan fisik APBA pada periode triwulan IV 2014 meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya dan sudah memenuhi rencana realisasi awal baik untuk realisasi keuangan maupun realisasi fisik. Realisasi keuangan mencapai 93% sedangkan realisasi fisik telah mencapai angka 100% dari target yang seharusnya 93% untuk realisasi keuangan dan 100% untuk realisasi fisik. Nilai APBA 2014 adalah sebesar Rp. 13,37 triliun, atau meningkat 7,9% dibanding pagu APBA 2013 yang sebesar Rp. 12,39 triliyun. Realisasi anggaran pada triwulan IV-2014 sudah memenuhi angka rencana awal baik dari sisi realisasi keuangan maupun realisasi fisik. Berdasarkan grafik 5.1, rencana keuangan dan fisik APBA pada Desember 2014 atau triwulan IV masing-masing adalah sebesar 93% dan 100%. Kedua rencana tersebut telah dapat dipenuhi hingga akhir Triwulan IV tahun Deviasi antara rencana dan realisasi baik dari sisi keuangan maupun fisik adalah 0% (nol persen). Kondisi tersebut lebih baik jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang masih memiliki standard deviasi sebesar 13% (Untuk Realisasi Keuangan) dan 10% (Realisasi Fisik). Jika dibandingkan dengan realisasi pada tahun sebelumnya, angka serapan pada tahun ini menunjukkan adanya peningkatan di mana pada tahun sebelumnya angka penyerapan anggaran keuangan mencapai 92% sedangkan pada tahun ini sudah mencapai 93%. Grafik 5.1 Realisasi APBA 2014 Sumber : KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN IV

66 BAB 5 Perkembangan Keuangan Daerah Struktur APBA 2014 memiliki detail tabel berikut : Tabel 5.1 Porsi Pendapatan APBA 2014 Provinsi Aceh Grafik 5.2 Porsi Pendapatan APBA 2014 Jenis Dana Pagu (Rp Juta) Dana Alokasi Khusus 7% Dana Alokasi Umum Dana Alokasi Khusus Dana Otonomi Khusus Dana Alokasi Umum 61% Dana Otonomi Khusus 32% Sumber: Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan Besarnya persentase dan nominal Dana Otonomi Khusus sebagai sumber pendapatan Aceh harus dimanfaatkan dengan seoptimal mungkin karena dana tersebut berbatas waktu. Provinsi Aceh memiliki kesempatan mengembangkan diri sebesar-besarnya sebelum Dana Otsus berakhir di tahun Diharapkan sebelum masa tersebut tiba, porsi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Aceh bisa terus ditingkatkan. Tabel 5.2 Belanja APBA 2014 Aceh Grafik 5.3 Porsi Belanja APBA 2014 Jenis Dana Pagu (Rp Juta) Belanja Tidak Langsung Belanja Langsung Sumber: Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan Belanja Langsung 53% Belanja Tidak Langsung 47% 61 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN IV-2014

67 BAB 5 Perkembangan Keuangan Daerah Tabel 5.3 Rincian Belanja APBA 2014 Kota/Kab se-provinsi Aceh Uraian Rp Juta Belanja Tidak Langsung 15,907,889 Belanja Pegawai 10,006,657 Belanja Bunga 4,048 Belanja Subsidi 9,600 Belanja Hibah 1,027,729 Belanja Bantuan sosial 586,598 Belanja Bagi hasil kpd Prov/Kab/Kota dan Pemdes 397,209 Belanja Bantuan keuangan kpd Prov/Kab/Kota dan Pemdes 3,759,246 Belanja tidak terduga 116,801 Belanja Langsung 18,152,064 Belanja Pegawai 1,929,812 Belanja Barang dan jasa 8,030,723 Belanja Modal 8,191,529 Total Belanja 34,059,953 Sumber: Dirjen Perbendaharaan Negara Kantor Wilayah Provinsi Aceh Pada tabel 5.3 ditunjukan rincian belanja APBA seluruh kota/kabupaten di Provinsi Aceh di tahun 2014, komponen belanja modal yang merupakan salah satu komponen belanja pemerintah yang dapat memberikan efek multiplier besar terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi Aceh tercatat memiliki share sebesar 24% dari total belanja atau sebesar Rp 8,19 triliun. Hal ini menunjukkan bahwa masih cukup banyak ruang bagi Pemerintah Provinsi Aceh untuk dapat menggerakkan perekonomian di tengah tren perlambatan pertumbuhan ekonomi Provinsi Aceh. Tabel 5.4 Tabel Alokasi Dan Realisasi Dana Transfer 2014 Provinsi Aceh Uraian Pagu Realisasi Persentase Penyerapan Dana Bagi Hasil 2,541,437,207,546 2,500,712,307, % Dana Alokasi Umum 12,894,775,313,000 12,894,775,313, % Dana Alokasi Khusus 1,361,611,240,000 1,361,611,240, % Dana Otonomi Khusus 6,824,386,514,000 6,824,386,514, % Dana Penyesuaian 2,022,028,837,000 1,968,404,832, % Sumber: Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan Peningkatan realisasi anggaran khususnya realisasi Dana Otonomi Khusus yang mencapai 100% (Tabel 5.4) menjadi indikasi perbaikan di dalam penyerapan dana yang dipergunakan untuk pembangunan dan pemeliharaan fisik dikarenakan Dana Otonomi Khusus tersebut memiliki tujuan utama untuk digunakan dalam berbagai proyek prioritas khususnya pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur pemberdayaan ekonomi kerakyat, program pengentasan kemiskinan, pendanaan untuk sektor pendidikan, kesehatan, dan sosial. KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN IV

68 BAB 5 Perkembangan Keuangan Daerah 63 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN IV-2014

69 BAB 6 Prospek Perekonomian Daerah

70 BAB 6 Propspek Perekonomian Daerah Perekonomian Aceh pada triwulan I tahun 2015 diperkirakan tumbuh meningkat pada kisaran 2,10% - 2,43% (yoy). Pertumbuhan dari sisi penawaran bersumber dari sektor perdagangan besar dan eceran, dan reparasi mobil dan sepeda motor; serta sektor pertanian, kehutanan dan perikanan. Sementara itu, pertumbuhan dari sisi permintaan diperkirakan masih akan ditopang oleh konsumsi baik oleh masyarakat maupun pengeluaran pemerintah. Pada triwulan I tahun 2015 inflasi Aceh diperkirakan masih berada pada level antara 7,34% - 8,34% (yoy). Tekanan diperkirakan masih akan bersumber dari inflasi kelompok volatile food dan administred price PERTUMBUHAN EKONOMI ACEH Pertumbuhan ekonomi Aceh pada triwulan IV 2014 sebesar 0,59% berada jauh di bawah proyeksi yang dibuat pada triwulan lalu yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi sebesar 3,0 3,5%. Sebagai dampak dari perubahan tahun dasar dan adopsi SNA 2008 maka diperlukan penyesuaian terhadap data untuk pemodelan dan peramalan pertumbuhan ekonomi Aceh Tabel 6.1 Perkembangan dan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Aceh IV IV* I* II* III* IV* 3,9 2,8 0,59 3,0-3,5 1,93-2,93 1,77-2,77 1,81-2,81 0,88-1,88 Sumber : BPS Provinsi Aceh f ) Angka perkiraan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Aceh Perekonomian Aceh pada triwulan I 2015 diperkirakan tumbuh sebesar 1,93%-2,93%. Dari segi Pengeluaran, konsumsi rumah tangga diperkirakan tumbuh seiring dengan meningkatnya konsumsi masyarakat akibat perayaan hari raya Maulid Nabi Muhammad SAW dan libur imlek. Rute penerbangan baru yang dibuka pada awal tahun 2015, yaitu tujuan Sabang, Nagan Raya dan Lhokseumawe diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan konsumsi masyarakat. Pembukaan rute tersebut direncanakan dimulai pada awal Februari 2015 dari Bandara Internasional Kuala Namu, Sumatera Utara. Indeks Tendensi Konsumen yang dirilis oleh BPS menunjukan bahwa pada triwulan I 2015 mendatang, konsumen di Aceh juga memberi persepsi optimis yang semakin baik, dengan nilai Perkiraan ITK triwulan I sebesar 104,98. Ekspektasi kondisi ekonomi konsumen yang semakin optimis pada triwulan I 2015 di Aceh didorong oleh optimisme perkiraan pendapatan rumah tangga mendatang (indeks 102,28) dan optimisme rencana pembelian barang-barang tahan lama, rekreasi dan pesta yang berada di atas level 100 (indeks 109,69). 64 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN IV-2014

71 BAB 6 Prospek Perekonomian Daerah Grafik 6.1 Indeks Tendensi Konsumen Triwulan IV ,00 110,00 109,00 108,00 107,00 106,00 105,00 104,00 103,00 102,00 101,00 110,27 107,14 107,22 107,18 105,77 104,77 105,05 104,98 104,18 I II III IV I II III IV I* Sumber : BPS Provinsi Aceh Ekspor pada triwulan I 2015 diperkirakan masih akan mengalami pertumbuhan, namun melambat dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Ekspor antar daerah yang disokong oleh pertumbuhan produk pertanian, perkebunan dan perikanan dapat menjadi sumber pertumbuhan ekspor seiring dengan musim panen yang jatuh pada bulan Maret Namun demikian, berhentinya penjualan gas oleh PT. Arun LNG yang memiliki share yang cukup besar dalam ekspor luar negeri Aceh diproyeksikan akan menyebabkan perlambatan ekspor. Impor barang dan jasa antar Provinsi diperkirakan tumbuh pada triwulan I-2014 seiring dengan peningkatan konsumsi rumah tangga yang mengandalkan pemenuhan pasokannya dari luar Aceh terkait dengan perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW & liburan imlek. Dari sisi penawaran, sektor yang diperkirakan akan terus tumbuh sejalan dengan peningkatan konsumsi rumah tangga dan peningkatan kunjungan wisatawan ke Aceh adalah sektor Perdagangan Besar dan Eceran yang juga merupakan salah satu sektor dengan share terbesar pada perekonomian Aceh. Seiring dengan tren peningkatan luas lahan pertanian dan musim panen beras yang jatuh pada bulan Maret 2015, sektor pertanian, kehutanan dan perikanan diproyeksikan mengalami peningkatan. Pada tahun 2014, luas tanam padi Aceh mencapai hektar, dengan total luas panen mencapai hektar dan pada tahun 2015, Pemerintah Provinsi Aceh menargetkan pertumbuhan hingga mencapai hektar, dan proyeksi luas panen mencapai hektar untuk mencapai target produksi padi 2,7 juta ton pertahun Namun demikian, sektor penggalian dan pertambangan serta industri pengolahan diperkirakan masih akan tetap terkontraksi pada periode triwulan I-2015, seiring dengan penghentian penjualan gas oleh PT. Arun LNG serta mundurnya target penyelesaian proyek reklasifikasi kilang arun, yang dapat menggangu pasokan gas beberapa industri pengolahan di aceh yang tergantung pada bahan baku gas. KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN IV

72 BAB 6 Propspek Perekonomian Daerah 6.2. INFLASI PROVINSI ACEH Laju inflasi Aceh pada triwulan laporan yaitu 8,09% berada di atas proyeksi yaitu sebesar 4,3 5,3%. Inflasi yang terjadi sepanjang bulan pada triwulan IV 2014 banyak dipengaruhi oleh tekanan dari komoditas volatile foods akibat bencana longsor & banjir yang menurunkan produksi produk pertanian & membatasi akses supply barang dari daerah lain, serta komoditas administered price sebagai imbas dari kenaikan harga BBM dan LPG. Pada triwulan I tahun 2015 inflasi Aceh diperkirakan berada pada tren menurun pada level antara 7,3% - 8,3% (yoy).tekanan diperkirakan masih akan bersumber dari inflasi kelompok volatile food dan core. Tekanan ke bawah diperkirakan terjadi pada inflasi administred price khususnya kelompok Bahan Bakar. Inflasi pada kelompok volatile food diperkirakan bersumber dari naiknya harga komoditas ikan tongkol, daging ayam ras dan beras. Ketiga komoditas tersebut pada awal triwulan IV 2014 telah memberikan andil inflasi yang cukup tinggi. Kenaikan beberapa komoditas bahan makan ini juga terkonfirmasi dengan hasil Survei Pergerakan harga yang dilakukan oleh Diseperindag Aceh. Harga daging ayam ras menurut survey tersebut sudah naik 5,2% dari Rp38.000/Kg menjadi Rp /Kg pada bulan Januari 2015 (awal triwulan I 2015). Daging ayam mengalami kenaikan harga karena menjadi subtitusi dari daging sapi yang memang sudah pada level harga yang tinggi. Kenaikan harga komoditas volatile food masih merupakan dampak dari perayaan hari raya Maulid Nabi Muhammad SAW. Inflasi pada Kelompok Core Inflation diperkirakan berasal dari imbas kenaikan UMP sebesar 8,5% yang meningkatkan terjadinya inflasi pada sub kelompok perumahan. Kenaikan pajak bea cukai rokok membuat harga rokok masih mengalami penyesuaian. Inflasi pada Kelompok administred price diperkirakan akan mengalami penurunan pada triwulan I 2015 seiring dengan turunnya harga BBM bersubsidi. Namun demikian issue kelangkaan tabung gas LPG dan peningkatan biaya cukai rokok akan memberikan kontribusi terhadap peningkatan inflasi Provinsi Aceh. Tabel 6.2 Perkembangan dan Perkiraan Inflasi Aceh I II III IV IV* I* II* III* IV* 5,4 5,5 5,07 8,09 4,3 5,3 7,3-8,3 6,7-7,7 6,4-7, ,4 Sumber : BPS Provinsi Aceh * ) Angka perkiraan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Aceh 66 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN IV-2014

73 LAMPIRAN

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan III 2015

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan III 2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH Triwulan III 215 VISI Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas BI dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional.

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan I 2016

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan I 2016 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH Triwulan I 216 VISI Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas BI dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional.

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan IV 2015

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan IV 2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH Triwulan IV 215 VISI Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas BI dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional.

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH VISI Menjadi Kantor Bank Indonesia yang dapat dipercaya di daerah melalui peningkatan peran dalam menjalankan tugas-tugas Bank Indonesia yang diberikan. MISI Mendukung

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan I 2016

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan I 2016 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH Triwulan I 216 VISI Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas BI dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional.

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan I 2015

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan I 2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH Triwulan I 215 VISI Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas BI dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional.

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan II 2015

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan II 2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH Triwulan II 215 VISI Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas BI dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional.

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. NOVEMBER 2016 (Kajian Triwulan III-2016)

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. NOVEMBER 2016 (Kajian Triwulan III-2016) KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH NOVEMBER 216 (Kajian Triwulan III-216) VISI Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas BI dan kontributif bagi pembangunan ekonomi

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH AGUSTUS 2016

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH AGUSTUS 2016 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH AGUSTUS 216 VISI Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas BI dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional. MISI

Lebih terperinci

Kajian. Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Tengah

Kajian. Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Tengah Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Triwulan III 2015 1 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-nya (KEKR) Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan III

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II 2013 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

Halaman ini sengaja dikosongkan.

Halaman ini sengaja dikosongkan. 2 Halaman ini sengaja dikosongkan. KATA PENGANTAR Puji serta syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat dan ridha- IV Barat terkini yang berisi mengenai pertumbuhan ekonomi,

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH MEI

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH MEI KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH MEI 2017 1 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia- Ekonomi dan Keuangan Regional

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA AGUSTUS 2017 Vol. 3 No. 2 Triwulanan April - Jun 2017 (terbit Agustus 2017) Triwulan II 2017 ISSN 2460-490257 e-issn 2460-598212 KATA PENGANTAR RINGKASAN

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Asesmen Ekonomi Pada triwulan I 2012 pertumbuhan Kepulauan Riau mengalami akselerasi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat 6,34% (yoy)

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan I 2013 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui

Lebih terperinci

P D R B 7.24% 8.50% 8.63% 8.60% 6.52% 3.05% -0.89% Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara **) angka sangat sementara

P D R B 7.24% 8.50% 8.63% 8.60% 6.52% 3.05% -0.89% Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara **) angka sangat sementara Ringkasan Eksekutif Asesmen Ekonomi Di awal tahun 2009, imbas krisis finansial global terhadap perekonomian Kepulauan Riau dirasakan semakin intens. Laju pertumbuhan ekonomi memasuki zona negatif dengan

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan III 2012 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan IV 2013

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan IV 2013 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH Triwulan IV 2013 VISI Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas BI dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional. MISI Menjalankan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH AGUSTUS

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH AGUSTUS KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH AGUSTUS 2017 1 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia- Ekonomi dan Keuangan Regional

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH Ekonomi Aceh dengan migas pada triwulan II tahun 2013 tumbuh sebesar 3,89% (yoy), mengalami perlambatan dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 4,79% (yoy). Pertumbuhan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan II 2014

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan II 2014 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH Triwulan II 2014 VISI Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas BI dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional.

Lebih terperinci

BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN

BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN BAB 5 SISTEM PEMBAYARAN BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN Transaksi sistem pembayaran tunai di Gorontalo pada triwulan I-2011 diwarnai oleh net inflow dan peningkatan persediaan uang layak edar. Sementara itu,

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH FEBRUARI 2017

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH FEBRUARI 2017 FEBRUARI 217 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunianya Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Tengah Februari 217 dapat dipublikasikan.

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH MEI 2017

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH MEI 2017 MEI KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia-nya Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Tengah Mei dapat dipublikasikan. Buku ini

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN III-2013 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX 2013 KATA PENGANTAR Buku Kajian Ekonomi Regional Provinsi Sumatera Utara merupakan terbitan

Lebih terperinci

SURVEI PERBANKAN KONDISI TRIWULAN I Triwulan I Perbankan Semakin Optimis Kredit 2015 Tumbuh Sebesar 17,1%

SURVEI PERBANKAN KONDISI TRIWULAN I Triwulan I Perbankan Semakin Optimis Kredit 2015 Tumbuh Sebesar 17,1% Triwulan I - 2015 SURVEI PERBANKAN Perbankan Semakin Optimis Kredit 2015 Tumbuh Sebesar 17,1% Secara keseluruhan tahun 2015, optimisme responden terhadap pertumbuhan kredit semakin meningkat. Pada Triwulan

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013 Asesmen Ekonomi Perekonomian Kepulauan Riau (Kepri) pada triwulan II-2013 mengalami pelemahan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Pada

Lebih terperinci

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan I 2014

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan I 2014 Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan I 2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA ...Memberikan saran kepada pemerintah daerah mengenai kebijakan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur Triwulan IV - 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Timur Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Unit Asesmen

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TAHUN 2016 No. 12/02/51/Th. XI, 6 Februari 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TAHUN EKONOMI BALI TAHUN TUMBUH 6,24 PERSEN MENINGKAT JIKA DIBANDINGKAN DENGAN TAHUN SEBELUMNYA. Perekonomian Bali tahun yang diukur berdasarkan

Lebih terperinci

Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada:

Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada: Februari 2018 Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada: http://www.bi.go.id/id/publikasi/kajian-ekonomi-regional/ Salinan publikasi ini juga dapat diperoleh

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN I

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN I KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN I 2016 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia- Ekonomi Regional Provinsi

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Banten

Kajian Ekonomi Regional Banten Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan I - 2009 i Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan segala rahmat-nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Daftar Isi

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Daftar Isi E E Daftar Isi DAFTAR ISI HALAMAN Kata Pengantar... iii Daftar Isi... iv Daftar Tabel... vii Daftar Grafik... viii Daftar Gambar... xii Tabel Indikator Ekonomi Terpilih... xiii RINGKASAN EKSEKUTIF... 1

Lebih terperinci

Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas BI dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah

Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas BI dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah VISI Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas BI dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional. MISI Menjalankan kebijakan BI dalam menjaga stabilitas nilai rupiah,

Lebih terperinci

6.1. Kinerja Sistem Pembayaran Transaksi Keuangan Secara Tunai Transaksi Keuangan Secara Non Tunai... 74

6.1. Kinerja Sistem Pembayaran Transaksi Keuangan Secara Tunai Transaksi Keuangan Secara Non Tunai... 74 i ii ii 1.1. Analisis PDRB Dari Sisi Penawaran... 3 1.1.1. Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan... 4 1.1.2. Sektor Pertambangan dan Penggalian... 6 1.1.3. Sektor Industri Pengolahan... 8 1.1.4. Sektor

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan -2012 Asesmen Ekonomi Pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2012 tercatat 8,21% lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2011 yang tercatat

Lebih terperinci

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Penurunan momentum pertumbuhan ekonomi Kepulauan Riau di periode ini telah diperkirakan sebelumnya setelah mengalami tingkat pertumbuhan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN IV-2013

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN IV-2013 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN IV-2013 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX 2014 KATA PENGANTAR Buku Kajian Ekonomi Regional Provinsi Sumatera Utara merupakan terbitan

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan IV 2012 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH Perbankan Aceh PERKEMBANGAN PERBANKAN DI ACEH KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN 4-2012 45 Perkembangan Perbankan Aceh Kinerja perbankan (Bank

Lebih terperinci

Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau

Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau Ringkasan Eksekutif Asesmen Ekonomi Kondisi perekonomian provinsi Kepulauan Riau triwulan II- 2008 relatif menurun dibanding triwulan sebelumnya. Data perubahan terakhir Badan Pusat Statistik (BPS) memperlihatkan

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Asesmen Ekonomi Laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau pada triwulan II 2012 tercatat sebesar 7,25%, mengalami perlambatan dibandingkan

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Kalimantan Tengah

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Kalimantan Tengah Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Kalimantan Tengah Triwulan I-2015 Kantor Perwakilan Provinsi Kalimantan Tengah KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... iv DAFTAR

Lebih terperinci

SURVEI PERBANKAN PERBANKAN SEMAKIN OPTIMIS KREDIT 2015 TUMBUH SEBESAR 17,1%

SURVEI PERBANKAN PERBANKAN SEMAKIN OPTIMIS KREDIT 2015 TUMBUH SEBESAR 17,1% SURVEI PERBANKAN Y jg brg dia TRIWULAN I-2015 PERBANKAN SEMAKIN OPTIMIS KREDIT 2015 TUMBUH SEBESAR 17,1% Secara keseluruhan tahun 2015, optimisme responden terhadap pertumbuhan kredit semakin meningkat.

Lebih terperinci

Triwulan III Kajian Ekonomi Regional Banten

Triwulan III Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan III 212 Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan III 212 1 Triwulan III 212 Halaman ini sengaja dikosongkan 2 Triwulan III 212 KATA PENGANTAR Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I2010 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat Nya sehingga Kajian

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN IV-28 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 18 BANDUNG Telp : 22 423223 Fax : 22 4214326 Visi Bank Indonesia Menjadi

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan III 2010 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Jawa Barat Triwulan IV-211 Kantor Bank Indonesia Bandung KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan rahmat dan karunia- Nya, buku

Lebih terperinci

Inflasi Bulanan Inflasi Tahunan Disagregasi Inflasi Non Fundamental Fundamental/Inti...

Inflasi Bulanan Inflasi Tahunan Disagregasi Inflasi Non Fundamental Fundamental/Inti... Daftar Isi Daftar Isi... i Daftar Tabel... iv Daftar Grafik... v Kata Pengantar... x Tabel Indikator Ekonomi Provinsi Lampung... xii Ringkasan Eksekutif... xv Bab 1 Perkembangan Ekonomi Makro Daerah...

Lebih terperinci

Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada:

Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada: November 2017 Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada: http://www.bi.go.id/id/publikasi/kajian-ekonomi-regional/ Salinan publikasi ini juga dapat diperoleh

Lebih terperinci

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. ~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 1~ Visi Bank Indonesia. Misi Bank Indonesia

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. ~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 1~ Visi Bank Indonesia. Misi Bank Indonesia Dasar Hukum Bank Indonesia Negara memiliki suatu bank sentral yang susunan, kedudukan, kewenangan, tanggung jawab, dan independensinya diatur dengan undang-undang. ~UUD 1945 Pasal 23 D~ Bank Indonesia

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Barat Kajian Triwulanan Periode Agustus 2016 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Agustus 2016 KANTOR PERWAKILAN

Lebih terperinci

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III 2014

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III 2014 Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III 2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA ...Memberikan saran kepada pemerintah daerah mengenai kebijakan

Lebih terperinci

Publikasi ini dapat diakses secara online pada:

Publikasi ini dapat diakses secara online pada: A FEBRUARI 218 Publikasi ini dapat diakses secara online pada: www.bi.go.id/web/id/publikasi Salinan publikasi dalam bentuk hardcopy dapat diperoleh di: Unit Advisory Ekonomi dan Keuangan Kantor Perwakilan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR DAN KALIMANTAN UTARA MEI 217 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA Provinsi Kalimantan Timur Publikasi ini dapat diakses secara online pada: www.bi.go.id/web/id/publikasi

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN BARAT FEBRUARI 2018

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN BARAT FEBRUARI 2018 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN BARAT FEBRUARI 2018 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI KALIMANTAN BARAT Salinan publikasi ini juga dapat diperoleh dengan menghubungi: Tim

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI ACEH 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI ACEH 2016 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No. 09/02/Th.XX, 6 Februari 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI ACEH EKONOMI ACEH SELAMA TAHUN DENGAN MIGAS TUMBUH 3,31 PERSEN, TANPA MIGAS TUMBUH 4,31 PERSEN. Perekonomian Aceh

Lebih terperinci

Provinsi Nusa Tenggara Timur

Provinsi Nusa Tenggara Timur KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur triwulan I 2015 FOTO : PULAU KOMODO Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Timur Penerbit : KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN I-2008 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 108 BANDUNG Telp : 022 4230223 Fax : 022 4214326 Visi Bank Indonesia

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL AGUSTUS 216 website : www.bi.go.id email : empekanbaru@bi.go.id VISI BANK INDONESIA : kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN 2 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN 2-2009 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN 1-2009 3 4 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN 2-2009 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO

PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO Triwulan II-29 Perekonomian Indonesia secara tahunan (yoy) pada triwulan II- 29 tumbuh 4,%, lebih rendah dari pertumbuhan triwulan sebelumnya (4,4%). Sementara itu, perekonomian

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL. Provinsi Nusa Tenggara Timur

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL. Provinsi Nusa Tenggara Timur KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur November 2016 Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Unit Asesmen Ekonomi dan Keuangan KPW BI Provinsi NTT Jl. Tom Pello No. 2

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL TRIWULAN I 2015 website : www.bi.go.id email : empekanbaru@bi.go.id VISI BANK INDONESIA : kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN II-2008 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 108 BANDUNG Telp : 022 4230223 Fax : 022 4214326 Visi Bank Indonesia

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI ACEH TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI ACEH TAHUN 2014 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No. 09/02/Th.XVIII, 5 Februari 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI ACEH TAHUN Release PDRB tahun dan selanjutnya menggunakan tahun dasar 2010 berbasis SNA 2008 EKONOMI ACEH TAHUN

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN UTARA AGUSTUS 217 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA Provinsi Kalimantan Utara Publikasi ini dapat diakses secara online pada: www.bi.go.id/web/id/publikasi

Lebih terperinci

Tim Penulis : Unit Asesmen Statistik Survei dan Liaison KPwBI Provinsi Bangka Belitung

Tim Penulis : Unit Asesmen Statistik Survei dan Liaison KPwBI Provinsi Bangka Belitung i Edisi Triwulan IV 2015 Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional ini diterbitkan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Jl. Jend. Sudirman No. 51 Pangkalpinang No. Telp

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN IV-2009 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 108 BANDUNG Telp : 022 4230223 Fax : 022 4214326 Visi Bank Indonesia

Lebih terperinci

Publikasi ini dapat diakses secara online pada :

Publikasi ini dapat diakses secara online pada : i TRIWULAN III 2015 Edisi Triwulan III 2015 Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional ini diterbitkan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Jl. Jend. Sudirman No. 51

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN I 2017

PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN I 2017 No. 31/05/51/Th. XI, 5 Mei 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN I 2017 EKONOMI BALI TRIWULAN I-2017 TUMBUH SEBESAR 5,75% (Y-ON-Y) NAMUN MENGALAMI KONTRAKSI SEBESAR 1,34% (Q-TO-Q) Total perekonomian Bali

Lebih terperinci

Publikasi ini dapat diakses secara online pada:

Publikasi ini dapat diakses secara online pada: A NOVEMBER 217 Publikasi ini dapat diakses secara online pada: www.bi.go.id/web/id/publikasi Salinan publikasi dalam bentuk hardcopy dapat diperoleh di: Unit Advisory Ekonomi dan Keuangan Kantor Perwakilan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN I-2013

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN I-2013 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN I-2013 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX 2013 KATA PENGANTAR Buku Kajian Ekonomi Regional Provinsi Sumatera Utara merupakan terbitan rutin

Lebih terperinci

BAB 7 : OUTLOOK EKONOMI

BAB 7 : OUTLOOK EKONOMI BAB 7 OUTLOOK EKONOMI BAB 7 : OUTLOOK EKONOMI Perekonomian Gorontalo pada triwulan II- diperkirakan lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan triwulan I-. Kondisi ini diperkirakan didorong oleh proyeksi kenaikan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TIMUR AGUSTUS 2016 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI JAWA TIMUR

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TIMUR AGUSTUS 2016 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI JAWA TIMUR KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TIMUR AGUSTUS 2016 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI JAWA TIMUR i Salinan Publikasi ini dapat diperoleh dengan menghubungi : Kantor Perwakilan

Lebih terperinci

SURVEI PERBANKAN * perkiraan

SURVEI PERBANKAN * perkiraan SURVEI PERBANKAN TRIWULAN IV-217 PERTUMBUHAN KREDIT TAHUN 218 DIPERKIRAKAN MENINGKAT Hasil Survei Perbankan mengindikasikan pertumbuhan kredit baru pada triwulan IV- 217 secara triwulanan (qtq) meningkat.

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA MEI 2017 Vol. 3 No. 1 Triwulanan Januari - Maret 2017 (terbit Mei 2017) Triwulan I 2017 ISSN 2460-490165 e-issn 2460-598144 - KATA PENGANTAR RINGKASAN

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Barat

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Barat Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Barat Mei - 2016 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Barat Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TIMUR TRIWULAN III KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI JAWA TIMUR

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TIMUR TRIWULAN III KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI JAWA TIMUR KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TIMUR TRIWULAN III - 2015 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI JAWA TIMUR i Salinan Publikasi ini dapat diperoleh dengan menghubungi : Kantor Perwakilan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan IV 2014 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Jl. Jenderal Ahmad Yani No.14, Telanaipura

Lebih terperinci

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. ~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 1~ Visi Bank Indonesia. Misi Bank Indonesia

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. ~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 1~ Visi Bank Indonesia. Misi Bank Indonesia Dasar Hukum Bank Indonesia Negara memiliki suatu bank sentral yang susunan, kedudukan, kewenangan, tanggung jawab, dan independensinya diatur dengan undang-undang. ~UUD 1945 Pasal 23 D~ Bank Indonesia

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan I 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Jl. Jenderal Ahmad Yani No.14, Telanaipura

Lebih terperinci

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan rahmat dan karunianya, sehingga Kajian Ekonomi Keuangan Regional (KEKR)

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan rahmat dan karunianya, sehingga Kajian Ekonomi Keuangan Regional (KEKR) Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan rahmat dan karunianya, sehingga Kajian Ekonomi Keuangan Regional (KEKR) Provinsi Papua Barat (Pabar) periode triwulan IV-2014 ini dapat

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKONOMI, KETENAGAKERJAAN, DAN KEMISKINAN

PERKEMBANGAN EKONOMI, KETENAGAKERJAAN, DAN KEMISKINAN PERKEMBANGAN EKONOMI, KETENAGAKERJAAN, DAN KEMISKINAN PERKEMBANGAN EKONOMI, KETENAGAKERJAAN DAN KEMISKINAN Kinerja perekonomian Indonesia masih terus menunjukkan tren peningkatan dalam beberapa triwulan

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga bank sentral yang kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan nilai tukar yang stabil

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan III 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Jl. Jenderal Ahmad Yani No.14, Telanaipura

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL TRIWULAN I 216 website : www.bi.go.id email : empekanbaru@bi.go.id KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL VISI BANK INDONESIA : kredibel

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan I - 2011 cxççâáâç M Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis Muda Senior 2. Neva Andina Peneliti Ekonomi Muda

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga bank sentral yang kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan nilai tukar yang stabil

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOVEMBER 2017

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOVEMBER 2017 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOVEMBER 2017 Edisi Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional ini diterbitkan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL TRIWULAN I 216 website : www.bi.go.id email : empekanbaru@bi.go.id KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL VISI BANK INDONESIA : kredibel

Lebih terperinci

Periode Februari 2018

Periode Februari 2018 i Periode Februari 2018 Halaman ini sengaja dikosongkan This page is intentionally left blank ii Periode Februari 2018 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI SUMATERA BARAT DIVISI ADVISORY DAN PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL MEI. website :

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL MEI. website : KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL MEI 2017 website : www.bi.go.id VISI BANK INDONESIA : kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH Pertumbuhan ekonomi Aceh pada triwulan III tahun 212 sebesar 5,21% (yoy), mengalami peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 5,9% (yoy), namun masih lebih

Lebih terperinci

Tim Penulis : Unit Advisory Ekonomi dan Keuangan KPwBI Provinsi Bangka Belitung CP. dan

Tim Penulis : Unit Advisory Ekonomi dan Keuangan KPwBI Provinsi Bangka Belitung CP. dan i Edisi Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional ini diterbitkan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Jl. Jend. Sudirman No. 51 Pangkalpinang No. Telp : 0717 422411.

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 1.2 SISI PENAWARAN Di sisi penawaran, hampir keseluruhan sektor mengalami perlambatan. Dua sektor utama yang menekan pertumbuhan ekonomi triwulan III-2012 adalah sektor pertanian dan sektor jasa-jasa mengingat

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI LAMPUNG. Kajian Triwulanan Misi Bank Indonesia. Visi, Misi dan Nilai Strategis Bank Indonesia

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI LAMPUNG. Kajian Triwulanan Misi Bank Indonesia. Visi, Misi dan Nilai Strategis Bank Indonesia Visi, Misi dan Nilai Strategis Bank Indonesia KAJIAN EKONOMI DAN Visi Bank Indonesia KEUANGAN REGIONAL PROVINSI LAMPUNG Menjadi lembaga bank sentral yang kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan

Lebih terperinci