SURVEI PERBANKAN * perkiraan
|
|
- Hamdani Pranata
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 SURVEI PERBANKAN TRIWULAN IV-217 PERTUMBUHAN KREDIT TAHUN 218 DIPERKIRAKAN MENINGKAT Hasil Survei Perbankan mengindikasikan pertumbuhan kredit baru pada triwulan IV- 217 secara triwulanan (qtq) meningkat. Hal ini tercermin dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT) pertumbuhan kredit baru sebesar 94,3%, lebih tinggi dari 77,9% pada triwulan sebelumnya yang didorong baik oleh faktor musiman maupun non-musiman berupa peningkatan permintaan dan penawaran kredit. Di sisi permintaan kedit, peningkatan permintaan kredit tertinggi terjadi pada sektor konstruksi sejalan dengan berlanjutnya perbaikan kinerja sektor ini pada triwulan IV-217. Sementara itu di sisi penawaran kredit, peningkatan penawaran bank terindikasi dari meningkatnya promosi penawaran kredit dan penurunan suku bunga kredit, yang mencerminkan lebih longgarnya kebijakan penyaluran kredit pada triwulan IV-217. Meski demikian, perbankan tetap berhati-hati dalam menyalurkan kredit baru sebagaimana tercermin dari rata-rata persentasi jumlah permohonan kredit yang tidak disetujui oleh bank sebesar 21,7%, meningkat dari 18,1% pada triwulan sebelumnya. Pertumbuhan triwulanan (qtq) kredit diperkirakan berlanjut pada triwulan I-218 meski tidak setinggi triwulan sebelumnya. Hal ini tercermin dari SBT pertumbuhan kredit baru untuk triwulan I-218 sebesar 92,8%, sedikit lebih rendah dari SBT untuk triwulan IV Berlanjutnya pertumbuhan kredit didukung oleh kebijakan penyaluran kredit yang diperkirakan lebih longgar sebagaimana tercermin dari Indeks Lending Standard untuk triwulan I-218 sebesar,9, lebih rendah dibandingkan 14,4 pada triwulan sebelumnya. Pelonggaran terutama pada aspek suku bunga kredit yang lebih rendah, jangka waktu kredit lebih panjang, dan biaya persetujuan kredit yang lebih murah. Di sisi suku bunga, rata-rata suku bunga kredit diperkirakan turun pada triwulan I-218 untuk hampir semua jenis kredit. Rata-rata suku bunga kredit modal kerja diperkirakan turun 5 bps menjadi 12,24%, sementara suku bunga kredit konsumsi turun 8 bps menjadi 15,8%. Namun demikian, rata-rata suku bunga untuk kredit investasi diperkirakan naik 2 bps menjadi 11,89%. Hasil Survei Perbankan juga mengindikasikan menguatnya optimisme terhadap meningkatnya penyaluran kredit pada tahun 218. Optimisme tersebut didukung oleh perkiraan terhadap kondisi ekonomi yang lebih baik, penurunan suku bunga kredit, penurunan risiko penyaluran kredit, dan penurunan risiko likuiditas perbankan. Untuk keseluruhan tahun 218, pertumbuhan kredit diperkirakan mencapai 11,8% (yoy) atau lebih tinggi dibandingkan 7,7% (yoy) pada tahun 217 (posisi November) KONDISI TRIWULAN IV-217 Pertumbuhan kredit baru menguat pada triwulan IV-217 Grafik 1. Pertumbuhan Kredit Baru (%, SBT) (%, qtq) I II III IV I II III IV I* SBT Kredit Baru - Survei Perbankan (lhs) Realisasi Kredit Baru - LBU (rhs) * perkiraan Pertumbuhan triwulanan (qtq) kredit baru diindikasikan menguat pada triwulan IV-217 sesuai dengan polanya, tercermin dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT) permintaan kredit baru sebesar 94,3%, lebih tinggi dari 77,9% pada triwulan sebelumnya (Grafik 1). Hal tersebut terutama didorong oleh meningkatnya kebutuhan pembiayaan nasabah, penurunan suku bunga kredit, dan peningkatan promosi penawaran kredit. Meski meningkat, perbankan tetap selektif dalam penyaluran kreditnya yang tercermin dari rata-rata persentasi jumlah permohonan kredit yang tidak disetujui oleh bank yaitu sebesar 21,7%, meningkat dari 18,1% pada triwulan sebelumnya (Grafik 2). Metodologi Survei Perbankan (sebelumnya dinamakan Survei Kredit Perbankan) dilaksanakan secara triwulanan sejak triwulan III 1999 untuk memperoleh informasi dini mengenai kebijakan perbankan dalam penyaluran kredit, pendanaan dan penentuan suku bunga, perkembangan permintaan dan penawaran kredit baru serta melengkapi informasi tentang perbankan yang tidak diperoleh dari Laporan Bulanan Bank Umum (LBU). Sampel dipilih secara purposive terhadap 4 Divisi bank umum Statistik yang Sektor berkantor Riil pusat di Jakarta dengan pangsa kredit sekitar 8% dari nilai total kredit bank umum secara nasional. Pengolahan 1 data dilakukan dengan menggunakan metode ), yakni jawaban responden dikalikan dengan bobot kreditnya (total %), selanjutnya dihitung selisih antara persentase responden yang memberikan jawaban meningkat dan menurun.
2 Grafik 2. Persentasi jumlah permohonan kredit yang tidak disetujui (%) I II III IV I II III IV Grafik 3. Penjualan Kendaraan Bermotor (ribu unit) (ribu unit) I II III IV I II III IV I II III IV* 12 Pada triwulan IV-217, menguatnya pertumbuhan permintaan kredit baru terjadi pada semua jenis penggunaan kredit. Pada periode tersebut, SBT kredit modal kerja meningkat dari 71,1% menjadi 84,3%, SBT kredit investasi naik dari 69,8%% menjadi 84,2%, dan SBT kredit konsumsi naik dari 2,5% menjadi 35,% (Tabel 1). Menguatnya pertumbuhan kredit konsumsi terutama didorong oleh meningkatnya permintaan kartu kredit, Kredit Kepemilikan Rumah/Apartemen (KPR/KPA), dan Kredit Kendaraan Bermotor (KKB). Peningkatan KKB tersebut sejalan dengan rata-rata penjualan sepeda motor dan mobil pada triwulan IV- 217 (Oktober-November) yang lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya (Grafik 3) Mobil (rhs) * Rata-rata bulan Oktober-Nvember 217 Sepeda Motor (lhs) Sumber: AISI, GAIKINDO (diolah) Pertumbuhan permintaan kredit baru pada 12 sektor ekonomi menguat pada IV- 217, tertinggi pada sektor konstruksi dengan kenaikan SBT sebesar 38,7% dari triwulan sebelumnya menjadi 8,8%, kemudian diikuti oleh sektor pertanian, perburuan & kehutanan (SBT naik 25,7%) dan sektor perantara keuangan (SBT naik 23,7%%). Sementara berdasarkan orientasi penggunaan, menguatnya permintaan kredit baru terjadi pada kredit ekspor dengan kenaikan SBT dari 27,8% menjadi 56,6%, sebaliknya permintaan kredit impor mengalami perlambatan yang tercermin dari penurunan SBT dari 2,9% menjadi 7,4% (Tabel 1). Jenis Kredit Menurut Kredit Konsumsi Sektor Ekonomi Golongan Debitur Orientasi Tabel 1. Permintaan Kredit Baru Berdasarkan Jenis Kredit (SBT, %) Rincian Kredit 217 I II III IV IV - III Kredit Modal Kerja Kredit Investasi Kredit Konsumsi KPR/KPA Kendaraan Bermotor Kartu Kredit Multiguna Kredit Tanpa Agunan Pertanian, Perburuan & Kehutanan Perikanan Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas & Air Konstruksi Perdagangan Besar & Eceran Penyediaan Akomodasi & Penyediaan Makan Minum Transportasi, Pergudangan & Komunikasi Perantara Keuangan Real Estate, usaha Persewaan, & Jasa Perusahaan Adm. Pemerintahan, Pertahanan & Jaminan Sosial Wajib Jasa Pendidikan Jasa Kesehatan & Kegiatan Sosial Jasa Kemasy. Sos. Budaya, Hiburan & Perorangan Lainnya Jasa Perorangan yang Melayani Rumah Tangga Badan Internasional & Badan Ekstra Internasional Lainnya Kegiatan yang Belum Jelas Batasannya UMKM (KUR) UMKM (Non KUR) Non UMKM Kredit Ekspor Kredit Impor Kredit Lainnya TOTAL Divisi Statistik Sektor Riil 2
3 Tabel 2. Persentase Responden yang Memiliki Realisasi Kredit Baru di Bawah Target (deviasi >5%) Jenis Kredit Menurut Kredit Konsumsi Sektor Ekonomi* Golongan Debitur Orientasi Rincian Kredit 217 I II III IV IV - III Kredit Modal Kerja Kredit Investasi Kredit Konsumsi KPR/KPA Kendaraan Bermotor Kartu Kredit Multiguna Kredit Tanpa Agunan Pertanian, Perburuan & Kehutanan Industri Pengolahan Penyediaan Akomodasi & Penyediaan Makan Minum Transportasi, Pergudangan & Komunikasi Real Estate, usaha Persewaan, & Jasa Perusahaan UMKM (KUR) UMKM (Non KUR) Non UMKM Kredit Ekspor Kredit Impor Kredit Lainnya TOTAL * 5 sektor ekonomi yang mengalami deviasi terbesar pada triwulan terakhir Sejalan dengan meningkatnya permintaan kredit baru, persentase jumlah responden yang memiliki realisasi kredit baru dibawah target (deviasi diatas 5%) juga menurun dari 77,5% pada triwulan sebelumnya menjadi 62,5% pada triwulan IV-217. Penurunan tersebut terjadi pada semua jenis penggunaan kredit, tertinggi pada kredit modal kerja (Tabel 2). Pada kredit konsumsi, meningkatnya permintaan kredit kendaraan juga berdampak pada menurunnya jumlah bank yang mengalami deviasi target kredit pada triwulan IV-217. PERKIRAAN TRIWULAN I-218 Pertumbuhan kredit baru triwulan I-218 diperkirakan tidak setinggi triwulan sebelumnya Kebijakan penyaluran kredit baru semakin longgar pada triwulan I-218 Tabel 3. Prioritas Target Pemberian Kredit Baru Jenis Kredit Menurut Kredit Konsumsi Sektor Ekonomi Golongan Debitur Orientasi Rincian Kredit Triwulan Tahun IV-17 I Kredit Modal Kerja Kredit Investasi Kredit Konsumsi KPR/KPA Kendaraan Bermotor Kredit Tanpa Agunan Industri Pengolahan Perdagangan Besar & Eceran Perantara Keuangan Real Estate, usaha Persewaan, Grafik 4. Kebijakan Penyaluran Kredit 1 Lebih Longgar Lebih Ketat & Jasa Perusahaan UMKM (KUR) UMKM (Non KUR) Non UMKM Kredit Ekspor Kredit Impor Kredit Lainnya I II III IV I II III IV I* * perkiraan Perkiraan Kredit Pada triwulan I-218, pertumbuhan triwulanan (qtq) kredit diperkirakan masih meningkat, meskipun tidak setinggi triwulan sebelumnya. Hal ini tercermin dari SBT permintaan kredit baru sebesar 92,8%, lebih rendah dari 94,3% pada triwulan sebelumnya (Grafik 1). Meski tidak setinggi triwulan sebelumnya, namun SBT triwulan I-218 masih lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun 217 (SBT 52,9%) dan 216 (SBT 31,3%). Perkiraan menguatnya pertumbuhan ekonomi, rencana penurunan suku bunga kredit, dan penurunan risiko penyaluran kredit menjadi faktor utama yang mendorong optimisme responden terhadap pertumbuhan kredit triwulan I Prioritas utama perbankan dalam penyaluran kredit baru triwulan I-218 adalah kredit modal kerja, terutama nasabah yang bergerak pada sektor perdagangan besar & eceran, sektor industri pengolahan, dan sektor perantara keuangan (Tabel 3). Sementara untuk jenis kredit konsumsi, prioritas utama perbankan adalah penyaluran kredit untuk KPR/KPA, KKB dan Kredit Tanpa Agunan (KTA). 1 Pengolahan data Indeks Kebijakan Penyaluran Kredit menggunakan Saldo Bersih Tertimbang (Weighted Net Balance) berdasarkan bobot kredit responden terhadap total kredit responden dan bobot jawaban (Lebih ketat (1), Sedikit lebih ketat (,5), Tidak berubah (), Sedikit lebih longgar (-,5), Lebih longgar (-1)), dengan Nilai SBT minimum - dan maksimum. Nilai SBT > berarti lebih ketat, SBT = berarti tidak berubah, dan SBT < berarti lebih longgar. Divisi Statistik Sektor Riil 3
4 Tabel 4. Optimisme Perkiraa n Pertumbuhan DPK Kelompok Jenis Triwulan Tahun Bank Simpanan IV-17 I Giro Tabungan Bank Besar Deposito Total Giro Bank Tabungan Menengah Deposito Total Giro Bank Kecil Tabungan.... Deposito.... Total.... Giro Gabungan Tabungan Deposito Total Sejalan dengan perkiraan meningkatnya penyaluran kredit pada triwuan I-218, kebijakan penyaluran kredit diperkirakan lebih longgar sebagaimana tercermin dari Indeks Lending Standar sebesar,9, lebih rendah dibandingkan 14,4 pada triwulan IV-217 (Grafik 4). Kebijakan yang lebih longgar terutama pada aspek suku bunga kredit yang lebih rendah, jangka waktu kredit lebih panjang dan biaya persetujuan kredit yang lebih murah. Dana Pihak Ketiga Pada triwulan I-218, Dana Pihak Ketiga (DPK) diperkirakan tumbuh melambat dibandingkan triwulan sebelumnya. Hal ini tercermin dari SBT pertumbuhan DPK sebesar 6,%, lebih rendah dibandingkan 91,4% pada triwulan sebelumnya (Tabel 4). Melambatnya pertumbuhan DPK diperkirakan terjadi pada semua jenis simpanan, terutama dipengaruhi risiko likuiditas perbankan yang diperkirakan lebih baik dari triwulan sebelumnya. Grafik 5. Realisasi Suku Bunga Dana (Rupiah) (%, per tahun) (%, per tahun) Giro (lhs) Tabungan (lhs) Deposito (rhs) DPK Total (rhs) Sumber: Bank Indonesia Grafik 6. Realisasi Suku Bunga Kredit (Rupiah) (%, per tahun) Kredit Modal Kerja (lhs) Kredit Investasi (lhs) Kredit Konsumsi (rhs) Kredit Total (lhs) Sumber: Bank Indonesia Perkiraan Suku Bunga Dana dan Kredit Pada triwulan I-218, rata-rata biaya yang dikeluarkan oleh bank atas dana nasabah yang ditempatkan atau Cost of Fund (CoF) dalam Rupiah diperkirakan stabil pada level 5,77%. Sementara itu, biaya dana yang dioperasionalkan (ditempatkan) oleh perbankan untuk memperoleh pendapatan atau Cost of Loanable Fund (CoLF) diperkirakan naik 2 bps menjadi sebesar 9,26% (Tabel 5). Sementara itu, sebagian besar rata-rata suku bunga kredit diperkirakan menurun pada triwulan I-218. Rata-rata suku bunga kredit modal kerja diperkirakan turun 5 bps menjadi 12,24% dan suku bunga kredit konsumsi turun 8 bps menjadi 15,8%, sedangkan untuk kredit investasi naik 2 bps menjadi 11,89% (Tabel 5). Pada jenis kredit konsumsi, penurunan suku bunga kredit terjadi pada semua jenis kredit, dengan penurunan terbesar pada suku bunga kartu kredit (-18 bps), kemudian kredit multiguna (-17 bps) dan KPR/KPA (-5 bps). Sementara itu, seiring dengan perkiraan kenaikan CoLF dalam USD sebesar 11 bps pada triwulan I-218, suku bunga kredit modal kerja dalam USD dan kredit konsumsi diperkirakan mengalami kenaikan sebesar 2 bps dan 15 bps. Di sisi lain, suku bunga kredit investasi diperkirakan mengalami penurunan sebesar 2 bps pada triwulan I-218. Divisi Statistik Sektor Riil 4
5 DANA A. Dalam Rupiah : Tabel 5. Perkembangan dan Perkiraan Suku Bunga Dana (Rupiah dan Valas) Selisih (I-18) - (IV-17) Rata-rata Kisaran Rata-rata Kisaran Rata-rata Rata-rata Kisaran 1. Cost of Funds 5.77% 3.95%-7.6% 5.77% 4.7%-7.47%.% 5.75% 4.9%-7.42% 2. Cost of Loanable Funds 9.24% 6.25%-12.22% 9.26% 6.29%-12.22%.2% 9.21% 6.17%-12.24% B. Dalam Valas (USD):.% 1. Cost of Funds 1.58%.56%-2.6% 1.69%.55%-2.84%.11% 1.78%.62%-2.93% 2. Cost of Loanable Funds 3.77% 1.6%-5.94% 3.88% 1.51%-6.25%.11% 4.25% 1.3%-7.21% KREDIT A. Dalam Rupiah : 1. Kredit Modal Kerja 12.29% 9.3%-15.55% 12.24% 9.7%-15.42% -.5% 12.17% 9.1%-15.32% 2. Kredit Investasi 11.87% 9.74%-14% 11.89% 9.79%-13.98%.2% 11.75% 9.41%-14.8% 3. Kredit Konsumsi 15.16% 9.84%-2.49% 15.8% 9.78%-2.39% -.8% 15.% 9.81%-2.38% B. Dalam Valas (USD): 1. Kredit Modal Kerja 6.1% 3.97%-8.5% 6.3% 4.2%-8.4%.2% 6.5% 4.7%-8.3% 2. Kredit Investasi 6.49% 3.46%-9.53% 6.47% 3.46%-9.47% -.2% 6.5% 3.52%-9.48% 3. Kredit Konsumsi 7.65% 5.4%-.26% 7.8% 5.21%-.39%.15% 8.25% 5.29%-11.21% C. Kredit Konsumsi Dalam Rupiah : 1. KPR / KPA 11.83% 9.55%-14.11% 11.78% 9.53%-14.2% -.5% 11.76% 9.53%-14% 2. KKB 13.29% 8.68%-17.9% 13.26% 8.65%-17.88% -.3% 13.24% 8.63%-17.86% 3. Kartu Kredit 22.77% 14.76%-3.79% 22.59% 14.63%-3.55% -.18% 22.57% 14.58%-3.56% 4. Kredit Multiguna 15.18%.6%-2.31% 15.1%.19%-19.84% -.17% 14.72% 9.86%-19.58% 5. Kredit Tanpa Agunan (KTA) 21.7% 12.9%-29.24% 21.3% 12.98%-29.8% -.4% 2.65% 12.2%-29.28% Keterangan: SUKU BUNGA 1) Triwulan IV-217 2) Triwulan I-218 3) 1) Rata-rata merupakan rata-rata sederhana suku bunga dana/kredit seluruh responden Survei Perbankan Kisaran merupakan batas bawah dan batas atas suku bunga dana/kredit seluruh responden Survei Perbankan Tahun 218 4) Survei Triwulan IV-217 2) Suku bunga dana/kredit Triwulan IV-217 merupakan angka realisasi seluruh responden, hasil Survei Perbankan Triwulan IV-217 3) Suku bunga dana/kredit Triwulan I-218 merupakan angka perkiraan seluruh responden, hasil Survei Perbankan Triwulan IV-217 4) Suku bunga dana/kredit Tahun 218 merupakan rata-rata angka perkiraan responden, hasil Survei Perbankan Triwulan IV-217 PERKIRAAN TAHUN 218 Kredit tahun 218 diperkirakan tumbuh sebesar 11,8% (yoy) Grafik 7. Perkiraan Pertumbuhan Kredit 218 (% yoy) (Nov) Angka Realisasi (LBU) 11.8 Perkiraan 218 Survei Triwulan IV-217 Perkiraan Kredit Responden optimis pertumbuhan kredit 218 menguat dibandingkan tahun sebelumnya. Rata-rata responden memperkirakan kredit 218 tumbuh sebesar 11,8% (yoy), lebih tinggi dibandingkan 7,7% (yoy) pada tahun 217 (posisi November). Optimisme penyaluran kredit tersebut terutama didorong oleh perkiraan kondisi ekonomi tahun 218 yang lebih baik dari tahun sebelumnya, penurunan suku bunga kredit, penurunan risiko penyaluran kredit dan penurunan risiko likuiditas perbankan dari tahun sebelumnya. Grafik 8. Perkiraan Arah Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) 218 (%, SBT) (%, YOY) (Nov) 218 Realisasi Pertumbuhan DPK - LBU (rhs) SBT Perkiraan Pertumbuhan DPK - Survei Perbankan (lhs) Perkiraan Dana Pihak Ketiga Pertumbuhan DPK tahun 218 masih meningkat, namun diperkirakan lebih rendah dari tahun sebelumnya. Hal ini tercermin dari SBT perkiraan penghimpunan DPK tahun 218 sebesar 63,1%, lebih rendah dari 9,3% pada tahun sebelumnya (Grafik 8). Perkiraan melambatnya pertumbuhan kredit tersebut terutama disebabkan oleh penurunan risiko likuiditas perbankan dan suku bunga dana yang lebih rendah dari tahun sebelumnya. Divisi Statistik Sektor Riil 5
6 BOKS: Kebijakan Penyaluran Pembiayaan Perbankan Syariah* Grafik 9. Kebijakan Penyaluran Pembiayaan Perbankan Syariah Lebih Longgar Lebih Ketat Bank Umum.9 IV-217 I-218 Grafik. Kebijakan Penyaluran Pembiayaan Perbankan Syariah per Jenis Pembiayaan Grafik 11. Aspek Perubahan Kebijakan Penyaluran Pembiayaan Perbankan Syariah 8.3 Bank Syariah Investasi Modal Kerja Pemilikan Rumah/ Apartemen Plafon pembiayaan Agunan Premi yang dibebankan Perjanjian pembiayaan Jangka waktu pembiayaan Persyaratan administrasi Biaya persetujuan pembiayaan Bagi hasil pembiayaan IV-217 I IV-217 I Konsumsi Lainnya Pada November 217, penyaluran pembiayaan perbankan syariah mencapai Rp277,6 triliun, atau sekitar 6,% dari total penyaluran kredit bank umum. Pada periode tersebut, pertumbuhan pembiayaan bank syariah sebesar 15,% (yoy), lebih tinggi dibandingkan 14,9% pada periode yang sama tahun sebelumnya. Pada triwulan IV-218, Indeks lending standar perbankan syariah sebesar 8,3, atau termasuk lebih ketat dibandingkan triwulan sebelumnya (indeks > ). Meski demikian, Indeks lending standar perbankan syariah tersebut masih lebih rendah dibandingkan 14,4 pada bank umum. Hal tersebut mengindikasikan bahwa kebijakan penyaluran pembiayaan yang dilakukan oleh perbankan syariah tidak seketat yang dilakukan perbankan secara umum. Pada triwulan I-218, kebijakan pengetatan penyaluran pembiayaan perbankan syariah diperkirakan relatif sama dengan triwulan sebelumnya, sebagaimana tercermin dari indeks lending standar sebesar 8,3 (Grafik ). Indeks lending standar untuk sebagian besar jenis pembiayaan relatif sama dengan triwulan sebelumnya, kecuali untuk pembiayaan pemilikan rumah/ apartemen yang mengalami penurunan dari 4,3 menjadi 2,7 pada triwulan I-218. Kebijakan penyaluran pembiayaan perbankan syariah yang akan diperlonggar adalah aspek bagi hasil pembiayaan, tercermin dari indeks sebesar -19,5, lebih rendah dibandingkan -1,6 pada triwulan sebelumnya (Grafik 11). Selain itu, kebijakan terkait jangka waktu pembiayaan dan persyaratan pembiayaan juga diperkirakan tidak seketat triwulan IV-217, terindikasi dari penurunan masing-masing indeksnya dari 4,3 menjadi 3, dan dari 2,3 menjadi,7 pada triwulan I Pelonggaran kebijakan penyaluran pembiayaan tersebut terutama dipengaruhi oleh perkiraan kondisi ekonomi yang lebih baik, penurunan risiko penyaluran pembiayaan, dan rencana penambahan modal bank Lebih Longgar Lebih Ketat Survei Indeks Lending Standar Perbankan Syariah dilakukan pada Desember 217 kepada 9 bank syariah, dengan pangsa pembiayaan sebesar 88,9% dari total pembiayaan bank syariah. Pengolahan data Indeks Lending Standar menggunakan Saldo Bersih Tertimbang (Weighted Net Balance) berdasarkan bobot pembiayaan responden terhadap total pembiayaan responden dan bobot jawaban (Lebih ketat (1), Sedikit lebih ketat (,5), Tidak berubah (), Sedikit lebih longgar (-,5), Lebih longgar (-1)), dengan Nilai SBT minimum - dan maksimum. Nilai SBT > berarti lebih ketat, SBT = berarti tidak berubah, dan SBT < berarti lebih longgar. Divisi Statistik Sektor Riil 6
(%, SBT) (%, qtq)
(%, SBT) (%, qtq) 98.1 39.2 5 85.6 83.4 73.7 78.8 77.9 75 66.7 62.6 25 56.9 24.9 52.9 22.6 5 12.7-15. 31.3-4. -5.2 25 13.7-14.5-25 -18.3 * perkiraan -32.2-5 I II III IV I II III IV I II III IV* SBT Pertumbuhan
Lebih terperinciSURVEI PERBANKAN KONDISI TRIWULAN I Triwulan I Perbankan Semakin Optimis Kredit 2015 Tumbuh Sebesar 17,1%
Triwulan I - 2015 SURVEI PERBANKAN Perbankan Semakin Optimis Kredit 2015 Tumbuh Sebesar 17,1% Secara keseluruhan tahun 2015, optimisme responden terhadap pertumbuhan kredit semakin meningkat. Pada Triwulan
Lebih terperinci(%, SBT) (%, qtq)
(%, SBT) (%, qtq) 99.3 0 87.9 39.2 75.3 84.0 73.7 78.8 85.6 84.8 35 56.9 24.9 52.9 60 17.2.1 66.7 12.7 62.6 5 31.3 21.7-4.0-5.2 - -9.0 13.7-15.9-15.0-14.5-25 -18.3-35.8 0 - I II III IV I II III IV I II
Lebih terperinciSURVEI PERBANKAN PERBANKAN SEMAKIN OPTIMIS KREDIT 2015 TUMBUH SEBESAR 17,1%
SURVEI PERBANKAN Y jg brg dia TRIWULAN I-2015 PERBANKAN SEMAKIN OPTIMIS KREDIT 2015 TUMBUH SEBESAR 17,1% Secara keseluruhan tahun 2015, optimisme responden terhadap pertumbuhan kredit semakin meningkat.
Lebih terperinciGrafik 3. Pertumbuhan Per Jenis Kredit Konsumsi. Grafik 2. Perkembangan NPL Per Jenis Kredit (%) 3.0. (%, yoy)
(%) 3.0 Grafik 2. Perkembangan NPL Per Jenis 2.7 2.6 2.5 2.5 2.6 2.0 1.6 1.5 1.5 1.0 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 2013 2014 Modal Kerja Investasi Konsumsi Sumber: Bank Indonesia (%, yoy) Grafik 3.
Lebih terperinciNo. Jenis Kredit Rincian Kredit
1 No. Jenis Rincian Konsumsi c. Sektor Ekonomi* I-2015 II-2015 III-2015 IV-2015 Modal Kerja 9.4 63.7 59.2 42.8 Investasi 41.6 32.4 37.7 35.8 Konsumsi -4.3 75.4 28.9 45.7 KPR/KPA 13.3 55.7 9.0 36.6 Kendaraan
Lebih terperinciNo. Jenis Kredit Rincian Kredit
1 No. Jenis Kredit Rincian Kredit a. I-2013 II-2013 III-2013 IV-2013 Kredit Modal Kerja 33.7 70.5 80.9 76.1 Kredit Investasi 53.5 82.0 58.5 45.7 Kredit Konsumsi 6.9 31.8 25.0 14.6 KPR/KPA 24.1 34.2 14.1-14.4
Lebih terperinciGrafik 1. Permintaan Kredit Baru (SBT, %)
Grafik 1. Permintaan Kredit Baru (SBT, %) 1 (Miliar Rp) Grafik 2. Realisasi Penyaluran Kredit Januari-November 2013 250,000 200,000 150,000 100,000 50,000 0 KPR/KPA KKB-Mobil KKB-Sepeda Motor KTA + Multiguna
Lebih terperinciKONDISI TRIWULAN II-2007
SURVEI PERBANKAN Triwulan II-2007 Permintaan masyarakat terhadap kredit baru mengalami peningkatan, ditunjukkan dengan angka neto tertimbang 92,8% Hanya sekitar 34,1% responden menyatakan bahwa realisasi
Lebih terperinciSURVEI PERBANKAN KONDISI TRIWULAN IV I II III IV I II III IV
SURVEI PERBANKAN Triwulan IV-2006 Target pemberian kredit baru pada triwulan I-2007 dan tahun 2007 diperkirakan meningkat Hanya sekitar 37,5% responden yang realisasi kredit barunya di bawah target yang
Lebih terperinciKONDISI TRIWULAN I I II III IV I II III IV I
SURVEI PERBANKAN Triwulan I-007 Target pemberian kredit baru pada triwulan II-007 dan tahun 007 diperkirakan masih akan meningkat Hanya 4,0% responden yang menyatakan realisasi kredit baru dalam triwulan
Lebih terperinciSURVEI KREDIT PERBANKAN
SURVEI KREDIT PERBANKAN B A N K L O A N S U R V E Y TRIWULAN III-2004 Permintaan Kredit dan persetujuan pemberian kredit baru pada triwulan III-2004 secara indikatif memperlihatkan peningkatan Peningkatan
Lebih terperinciSURVEI KREDIT PERBANKAN
SURVEI KREDIT PERBANKAN Triwulan II-26 Permintaan dan persetujuan kredit baru pada triwulan II-26 meningkat dibandingkan triwulan I-26 dan diperkirakan masih akan berlanjut pada triwulan III-26 Sebagian
Lebih terperinciSURVEI KREDIT PERBANKAN
SURVEI KREDIT PERBANKAN TRIWULAN I-2005 Permintaan kredit dan persetujuan pemberian kredit baru pada triwulan I-2005 secara indikatif memperlihatkan peningkatan, namun melambat dibandingkan triwulan sebelumnya.
Lebih terperinciSURVEI KREDIT PERBANKAN
SURVEI KREDIT PERBANKAN B A N K L O A N S U R V E Y TRIWULAN II-2004 Permintaan (termasuk permintaan kredit baru & permintaan tambahan atas fasilitas kredit yang sudah ada) dan persetujuan pemberian kredit
Lebih terperinciSURVEI KREDIT PERBANKAN
SURVEI KREDIT PERBANKAN B A N K L O A N S U R V E Y TRIWULAN IV-2004 Permintaan dan persetujuan pemberian kredit baru pada triwulan IV- 2004 secara indikatif memperlihatkan peningkatan Peningkatan tersebut
Lebih terperinciSURVEI KREDIT PERBANKAN
SURVEI KREDIT PERBANKAN B A N K L O A N S U R V E Y TRIWULAN II-2003 Permintaan maupun pemberian persetujuan kredit baru diindikasikan mengalami peningkatan Kondisi tersebut diprakirakan akan berlanjut
Lebih terperinciSURVEI KREDIT PERBANKAN
SURVEI KREDIT PERBANKAN B A N K L O A N S U R V E Y TRIWULAN IV-2003 - Permintaan serta pemberian persetujuan kredit baru secara indikatif memperlihatkan peningkatan - Kondisi tersebut diprakirakan akan
Lebih terperinciSURVEI KREDIT PERBANKAN
SURVEI KREDIT PERBANKAN Triwulan IV-5 Permintaan dan persetujuan kredit baru pada triwulan IV-5 menurun tajam, namun pada triwulan I-6 diperkirakan membaik Suku bunga dana dan kredit pada triwulan IV-5
Lebih terperinciSURVEI PERBANKAN KONDISI TRIWULAN I I II III IV I II III IV I II III IV I
SURVEI PERBANKAN Triwulan I-2008 Permintaan terhadap kredit baru pada triwulan I-2008 mengalami peningkatan dengan angka neto tertimbang 70,4%, lebih rendah dibandingkan triwulan lalu (86,8%) Sebanyak
Lebih terperinciSURVEI KREDIT PERBANKAN
SURVEI KREDIT PERBANKAN B A N K L O A N S U R V E Y Triwulan I-2003 Permintaan maupun pemberian persetujuan kredit baru mengalami peningkatan, namun mengalami perlambatan yang cukup besar Kondisi tersebut
Lebih terperinciSURVEI KREDIT PERBANKAN
SURVEI KREDIT PERBANKAN Triwulan I-6 Permintaan dan persetujuan kredit baru pada triwulan I-6 menurun dibandingkan triwulan sebelumnya. Untuk triwulan II- 6, permintaan maupun persetujuan kredit baru diperkirakan
Lebih terperinciSURVEI KREDIT PERBANKAN
SURVEI KREDIT PERBANKAN B A N K L O A N S U R V E Y TRIWULAN I-2004 Permintaan serta pemberian persetujuan kredit baru secara indikatif memperlihatkan peningkatan meskipun sedikit melambat Kondisi tersebut
Lebih terperinci% yoy. Jan*
Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar aruhi wa uari Pertumbuhan Uang Beredar (M2) uari meningkat dibanding ember. Posisi M2 tercatat sebesar Rp4.174,2 T, atau tumbuh 14,3% (yoy), lebih tinggi dibandingkan
Lebih terperinciSURVEI KREDIT PERBANKAN
SURVEI KREDIT PERBANKAN B A N K L O A N S U R V E Y TRIWULAN III-2003 Permintaan serta pemberian persetujuan kredit baru secara indikatif memperlihatkan kenaikan cukup tinggi Kenaikan tersebut diprakirakan
Lebih terperinciSURVEI PERBANKAN KONDISI TRIWULAN II I II III IV I II III IV I II III IV I II
SURVEI PERBANKAN Triwulan II-2008 Permintaan terhadap kredit baru pada triwulan II-2008 mengalami peningkatan dengan angka neto tertimbang 92,5%, lebih tinggi dibandingkan triwulan lalu (70,4%) Hanya sekitar
Lebih terperinciSURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA
SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA gf TRIWULAN IV-2016 Hasil Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) mengindikasikan bahwa kegiatan usaha pada triwulan IV-2016 tumbuh lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sesuai
Lebih terperinciRENCANA PEMBERIAN KREDIT KEPADA DEBITUR INTI 1)
- 1 - LAMPIRAN X.A. Format Rencana Pemberian Kredit kepada Debitur Inti RENCANA PEMBERIAN KREDIT KEPADA DEBITUR INTI 1) Nama Peminjam/Kelompok Peminjam Juni t Keterangan: 1) Cakupan debitur Inti meliputi
Lebih terperinciSURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA
SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA B U S I N E S S S U R V E Y TRIWULAN II-2003 Kegiatan usaha pada triwulan II-2003 mengalami ekspansi, demikian juga prakiraan pada triwulan III-2003 Namun sesuai dengan polanya,
Lebih terperinciSURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA
SURVE KEGATAN DUNA USAHA B U S N E S S S U R V E Y TRWULAN - Kegiatan usaha triwulan - membaik karena naiknya permintaan... naiknya permintaan sesuai musimannya diprakirakan menjadi pendorong kegiatan
Lebih terperinciSURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA
SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA gf TRIWULAN III-2017 Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) mengindikasikan berlanjutnya ekspansi kegiatan usaha pada triwulan III-2017, meski tidak setinggi triwulan sebelumnya. Hal ini
Lebih terperinciLAPORAN LIAISON. Triwulan I Konsumsi rumah tangga pada triwulan I-2015 diperkirakan masih tumbuh
Triwulan I - 2015 LAPORAN LIAISON Konsumsi rumah tangga pada triwulan I-2015 diperkirakan masih tumbuh terbatas, tercermin dari penjualan domestik pada triwulan I-2015 yang menurun dibandingkan periode
Lebih terperinciSURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA
SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA gf TRIWULAN IV-2017 Hasil Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) mengindikasikan bahwa kegiatan usaha pada triwulan IV-2017 masih tumbuh, meski tidak setinggi triwulan III- 2017 sesuai
Lebih terperinciKAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA AGUSTUS 2017 Vol. 3 No. 2 Triwulanan April - Jun 2017 (terbit Agustus 2017) Triwulan II 2017 ISSN 2460-490257 e-issn 2460-598212 KATA PENGANTAR RINGKASAN
Lebih terperinciSURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA
SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA TRIWULAN IV- Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) mengindikasikan kegiatan usaha pada triwulan IV- masih tumbuh melambat dibandingkan triwulan sebelumnya maupun periode
Lebih terperinciSURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA
Triwulan I - 2015 SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) mengindikasikan kegiatan usaha pada triwulan I-2015 tumbuh melambat dibandingkan triwulan sebelumnya. Hal ini tercermin
Lebih terperinciabungan, baik dalam rupiah giro valuta
Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar aruhi wa tember Likuiditas perekonomian M2 (Uang Beredar dalam arti luas) tumbuh 12,7 pada tember. Pertumbuhan M2 tersebut melambat dibandingkan dengan bulan
Lebih terperinciaruhi Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar
Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar aruhi wa Agustus 2015 Likuiditas perekonomian terakselerasi didukung pertumbuhan kredit yang disalurkan perbankan. Posisi uang beredar dalam arti luas (M2) tumbuh
Lebih terperincimeningkat % (yoy) Feb'15
Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar aruhi wa ruari Pertumbuhan likuiditas perekonomian M2 (Uang Beredar dalam arti luas) pada ruari meningkat. Pada ruari, posisi M2 tercatat sebesar Rp4.230,7 T,
Lebih terperinciPerkembangan Uang Beredar (M2)
Perkembangan Uang Beredar (M2) wa ember Uang Beredar (M2) pada ember tumbuh 12,7, stabil dibanding pertumbuhan ember (12,7%;yoy). M1 tumbuh 5,4 melambat dibanding ember (8,6%;yoy), namun Uang Kuasi tumbuh
Lebih terperinciUang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengaruhi
Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengaruhi wa Desember 2016 Pertumbuhan likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) meningkat pada Desember 2016. Posisi M2 tercatat sebesar Rp5.003,3
Lebih terperinciUang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar. aruhi. Nov. Okt. Grafik 1. Pertumbuhan PDB, Uang Beredar, Dana dan Kredit KOMPONEN UANG BEREDAR
(M2) dan Faktor yang Mempengar aruhi wa ember Pertumbuhan likuiditas perekonomian M2 ( dalam arti luas) pada ember mengalami peningkatan. Posisi M2 pada ember tercatat sebesar Rp4.076,3 T, atau tumbuh
Lebih terperinciSURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA
SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA TRIWULAN IV-2008 Sebagai dampak dari krisis keuangan global, kegiatan dunia usaha pada triwulan IV-2008 mengalami penurunan yang tercermin dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT)
Lebih terperinciSURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA
SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA B U S I N E S S S U R V E Y TRIWULAN II-2004 Kegiatan usaha pada triwulan II-2004 mengalami ekspansi yang cukup signifikan dan diperkirakan berlanjut pada triwulan berikutnya.
Lebih terperinciAnalisa Statistik Uang Beredar (M2) dan Perkembangan Dana, Kredit serta Suku Bunga Perbankan
Analisa Statistik Uang Beredar (M2) dan Perkembangan Dana, Kredit serta Suku Bunga Perbankan ober Uang Beredar dalam arti luas (M2) yang terdiri dari uang kartal dan dana masyarakat di perbankan, pada
Lebih terperinciaruhi Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar
(M2) dan Faktor yang Mempengar aruhi wa Desember Uang beredar (M2) Desember tumbuh melambat dibanding ember. Posisi M2 tercatat sebesar Rp4.170,7 T, atau tumbuh 11,8% (yoy), lebih rendah dibandingkan pertumbuhan
Lebih terperinciSURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA
SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA B U S I N E S S S U R V E Y TRIWULAN I- Sesuai pola musimannya kegiatan usaha pada triwulan I- mengalami kontraksi Namun diprakirakan kembali mengalami ekspansi pada triwulan
Lebih terperinciSURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA
SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA B U S I N E S S S U R V E Y TRIWULAN IV-2003 Kegiatan usaha pada triwulan IV-2003 mengalami ekspansi dengan tingkat yang lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya Peningkatan
Lebih terperinciKREDIT/PEMBIAYAAN PERBANKAN BABEL TRIWULAN II 2008 MAKIN EKSPANSIF
Suplemen 4 KREDIT/PEMBIAYAAN PERBANKAN BABEL TRIWULAN II 2008 MAKIN EKSPANSIF Hasil Survei Kredit Perbankan (SKP) di wilayah Bangka Belitung pada triwulan II 2008 menunjukkan proyeksi perkembangan kredit/pembiayaan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO
PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO Triwulan II-29 Perekonomian Indonesia secara tahunan (yoy) pada triwulan II- 29 tumbuh 4,%, lebih rendah dari pertumbuhan triwulan sebelumnya (4,4%). Sementara itu, perekonomian
Lebih terperinciSURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA
33 SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA B U S I N E S S S U R V E Y TRIWULAN I-2004 Kegiatan usaha pada triwulan I-2004 mengalami kontraksi yang cukup signifikan, meskipun diperkirakan pada triwulan II akan kembali
Lebih terperinciLaporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan I 2014
Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan I 2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA ...Memberikan saran kepada pemerintah daerah mengenai kebijakan
Lebih terperinciUang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengaruhi
Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengaruhi wa Juli Pertumbuhan likuiditas perekonomian M2 (Uang Beredar dalam arti luas) kembali melambat. Posisi M2 pada akhir Juli tercatat sebesar Rp4.383,0 T, atau
Lebih terperinciaruhi Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar Mar Apr'15 % (yoy)
Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar aruhi wa il Pertumbuhan likuiditas perekonomian M2 (Uang Beredar dalam arti luas) pada il mengalami perlambatan. Posisi M2 akhir il sebesar Rp4.274,9 T, atau
Lebih terperinciaruhi Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar
Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar aruhi wa uari Likuiditas perekonomian M2 (uang beredar dalam arti luas) pada uari tumbuh 7,7% (yoy). Angka ini lebih rendah dari bulan sebelumnya yang tercatat
Lebih terperinciKajian. Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Tengah
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Triwulan III 2015 1 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-nya (KEKR) Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan III
Lebih terperinciHalaman ini sengaja dikosongkan.
2 Halaman ini sengaja dikosongkan. KATA PENGANTAR Puji serta syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat dan ridha- IV Barat terkini yang berisi mengenai pertumbuhan ekonomi,
Lebih terperinciaruhi Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Memen
Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Memen engar aruhi wa ember Likuiditas perekonomian M2 (uang beredar dalam arti luas) pada ember tumbuh 8,9% (yoy), lebih rendah dari bulan sebelumnya yang sebesar 9,2%
Lebih terperinciSURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA
SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA B U S I N E S S S U R V E Y TRIWULAN III- Kegiatan usaha pada triwulan III- mengalami ekspansi yang signifikan dan diperkirakan masih berlanjut pada triwulan berikutnya. Kegiatan
Lebih terperinciUang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar. aruhi
Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar aruhi wa i Posisi Uang Beredar (M2) pada i tercatat sebesar Rp3.861,7 T, atau tumbuh 13,1% (yoy), meningkat dibandingkan pertumbuhan Mei (10,5%;yoy). Berdasarkan
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI SELATAN TRIWULAN II-2015
BADAN PUSAT STATISTIK No. 49/08/73/Th. IX, 5 Agustus 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI SELATAN TRIWULAN II-2015 EKONOMI SULAWESI SELATAN TRIWULAN II-2015 TUMBUH 7,62 PERSEN MENINGKAT DIBANDING TRIWULAN
Lebih terperinciKINERJA PERBANKAN 2008 (per Agustus 2008) R e f. Tabel 1 Sumber Dana Bank Umum (Rp Triliun) Keterangan Agustus 2007
KINERJA PERBANKAN (per ) R e f A. Sumber Dana Bank A.1. Dana Pihak Ketiga (DPK) merupakan sumber utama dana perbankan. Hingga total sumber dana bank umum mencapai Rp1.746,80 triliun atau naik 10,89% dibandingkan
Lebih terperinci% (yoy) Feb'15 Mar'15*
Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Memen engar aruhi wa et Pertumbuhan likuiditas perekonomian M2 (Uang Beredar dalam arti luas) pada et mengalami peningkatan. Posisi M2 tercatat Rp4.246,3 T, tumbuh 16,3,
Lebih terperinciPertumbuhan Ekonomi Bali Triwulan III 2017
Berita Resmi Statistik Bulan November Provinsi Bali No. 73/11/51/Th. XI, 6 November BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI BALI Pertumbuhan Ekonomi Bali Triwulan III Ekonomi Bali Triwulan III Tumbuh 6,22 Persen
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN I 2017
No. 31/05/51/Th. XI, 5 Mei 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN I 2017 EKONOMI BALI TRIWULAN I-2017 TUMBUH SEBESAR 5,75% (Y-ON-Y) NAMUN MENGALAMI KONTRAKSI SEBESAR 1,34% (Q-TO-Q) Total perekonomian Bali
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI BALI TAHUN 2016
No. 12/02/51/Th. XI, 6 Februari 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TAHUN EKONOMI BALI TAHUN TUMBUH 6,24 PERSEN MENINGKAT JIKA DIBANDINGKAN DENGAN TAHUN SEBELUMNYA. Perekonomian Bali tahun yang diukur berdasarkan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH
PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH Perkembangan Perbankan Aceh PERKEMBANGAN PERBANKAN DI ACEH 34 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN 1-2012 Perbankan Aceh Kinerja perbankan di
Lebih terperinciRINGKASAN EKSEKUTIF : : :
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 (a). Ringkasan Eksekutif - Rencana dan Langkah-Langkah Strategis (b). Ringkasan Eksekutif - Indikator Keuangan BPR dengan modal inti
Lebih terperinciUang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengaruhi
Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengaruhi wa April Pertumbuhan likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) mengalami akselerasi pada April. Posisi M2 tercatat sebesar Rp5.042,1
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki peran strategi dalam pembangunan nasional. Hal ini dikarenakan sebagian besar penduduk terlibat dalam kegiatan UMKM
Lebih terperinci% (yoy) Oct'15 Nov'15*
Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar aruhi wa ember Likuiditas perekonomian M2 (Uang Beredar dalam arti luas) pada ember tumbuh sebesar 9,2% (yoy). Angka ini lebih rendah dibandingkan dengan bulan
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2015
No. 37/08/31/Th.XVII, 5 Agustus 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2015 EKONOMI JAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2015 TUMBUH 5,15 PERSEN LEBIH CEPAT 0,07 PERSEN DIBANDINGKAN TRIWULAN I/2015 Perekonomian
Lebih terperinciBila dilihat dari penciptaan sumber pertumbuhan
Laju Pertumbuhan (persen) PERTUMBUHAN EKONOMI RIAU TRIWULAN II-2017 EKONOMI RIAU TRIWULAN II-2017 TUMBUH 2,41 PERSEN MELAMBAT DIBANDING TRIWULAN II-2016 No. 37/08/14/Th. XVIII, 7 Agustus 2017 Perekonomian
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN I-2015
BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 34/05/35/Th.XIII, 5 Mei 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN I-2015 EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN I 2015 TUMBUH 5,18 PERSEN MELAMBAT DIBANDING TRIWULAN I-2014 Perekonomian
Lebih terperinciM E T A D A T A INFORMASI DASAR. Departemen Statistik Ekonomi dan Moneter, Statistik
M E T A D A T A INFORMASI DASAR 1 Nama Data Data Kegiatan Dunia Usaha (Survei Kegiatan : Dunia Usaha/SKDU) 2 Penyelenggara Departemen Statistik Ekonomi dan Moneter, : Statistik Bank Indonesia 3 Alamat
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2016
No. 50/11/31/Th.XVIII, 7 November 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2016 EKONOMI JAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2016 TUMBUH 5,75 PERSEN Perekonomian Jakarta triwulan III-2016 yang diukur
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014
No. 05/11/Th.IX, 5 Februari 2015 No. 11/02/63/Th.XIX/ 5 Februari 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014 EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014 TUMBUH 4,85 PERSEN MELAMBAT SEJAK TIGA TAHUN
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI SELATAN TRIWULAN I-2017
BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 27/05/73/Th. IX, 5 Mei 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI SELATAN TRIWULAN I-2017 EKONOMI SULAWESI SELATAN TRIWULAN I-2017 TUMBUH 7,52 PERSEN MENINGKAT DIBANDING TRIWULAN
Lebih terperinciKAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan I 2016
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH Triwulan I 216 VISI Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas BI dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional.
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI JAWA BARAT TRIWULAN III-2015
BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 65/11/32/Th.XVII, 5 November 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA BARAT TRIWULAN III-2015 EKONOMI JAWA BARAT TRIWULAN III-2015 TUMBUH 5,03 PERSEN Perekonomian Jawa Barat pada Triwulan
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGGARA
No. 5/5/Th. IX, Mei 1 PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGGARA EKONOMI SULAWESI TENGGARA TRIW. I-1 TUMBUH 5,1 PERSEN (YEAR ON YEAR) Perekonomian Sulawesi Tenggara triwulan I-1 yang diukur berdasarkan Produk
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI BALI TAHUN 2014
No. 13/02/51/Th. IX, 5 Februari 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TAHUN EKONOMI BALI TAHUN TUMBUH 6,72 PERSEN LEBIH CEPAT JIKA DIBANDINGKAN DENGAN TAHUN SEBELUMNYA. Release PDRB Tahun dan selanjutnya menggunakan
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI JAWA BARAT TAHUN 2015
BPS PROVINSI JAWA BARAT 10/02/32/Th. XVIII, 5 Februari 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA BARAT TAHUN EKONOMI JAWA BARAT TAHUN TUMBUH 5,03 PERSEN Perekonomian Jawa Barat tahun yang diukur berdasarkan Produk
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2015
No. 52/11/31/Th.XVII, 5 November 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2015 EKONOMI JAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2015 TUMBUH 5,96 PERSEN LEBIH CEPAT 0,8 PERSEN DIBANDINGKAN TRIWULAN II/2015
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI SUMATERA BARAT TAHUN 2015
No. 11/2//13/Th XIX, 5 Februari 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI SUMATERA BARAT TAHUN 2015 EKONOMI SUMATERA BARAT TAHUN 2015 TUMBUH 5,41 PERSEN Perekonomian Sumatera Barat tahun 2015 yang diukur berdasarkan Produk
Lebih terperinciKREDIT/PEMBIAYAAN PERBANKAN BABEL TRIWULAN III 2008 MASIH CUKUP EKSPANSIF
Suplemen 3 KREDIT/PEMBIAYAAN PERBANKAN BABEL TRIWULAN III 2008 MASIH CUKUP EKSPANSIF Hasil Survei Kredit Perbankan (SKP) di wilayah Bangka Belitung pada triwulan III 2008 menunjukkan proyeksi perkembangan
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN III-2016
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NTB No. 73/11/52/X/2016, 7 November 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN III-2016 EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN III-2016 TUMBUH 3,47 PERSEN Perekonomian
Lebih terperinci... V... VII... XIII... XIII... XIII... 1 BAB I. PERKEMBANGAN MAKRO EKONOMI REGIONAL... 5 1.1 Perkembangan Makro Ekonomi Provinsi Maluku... 5 1.2. Perkembangan PDRB Sisi Permintaan... 7 1.3. PERKEMBANGAN
Lebih terperinciPotensi Kerentanan Ekonomi DKI Jakarta Menghadapi Krisis Keuangan Global 1
Boks I Potensi Kerentanan Ekonomi DKI Jakarta Menghadapi Krisis Keuangan Global 1 Gambaran Umum Perkembangan ekonomi Indonesia saat ini menghadapi risiko yang meningkat seiring masih berlangsungnya krisis
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2014
BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 12/02/61/Th.XVIII, 5 Februari 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN BARAT TAHUN EKONOMI KALIMANTAN BARAT TAHUN TUMBUH 5,02 PERSEN MELAMBAT DIBANDINGKAN TAHUN 2013 Perekonomian
Lebih terperinciINDIKATOR AKTIVITAS EKONOMI TERPILIH
Produksi Minyak Mentah Produksi Kondensat Produksi Kendaraan Non Niaga Produksi Kendaraan Niaga Produksi Sepeda Motor Ekspor Besi Baja Ekspor Kayu Lapis Ekspor Kayu Gergajian Penjualan Minyak Diesel Penjualan
Lebih terperinciKAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH MEI
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH MEI 2017 1 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia- Ekonomi dan Keuangan Regional
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN I-2017
BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 31/05/35/Th.XV, 5 Mei 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN I-2017 EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN I 2017 TUMBUH 5,37 PERSEN MELAMBAT DIBANDING TRIWULAN I-2016 Perekonomian
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN IV -2016
I. No. 10/02/63/Th.XXI, 6 Februari 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN IV -2016 EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN IV TAHUN 2016 TUMBUH 4,38 PERSEN (C TO C) Perekonomian Kalimantan selatan
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TAHUN 2015
BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 12/02/35/Th.XIV, 5 Februari 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TAHUN 2015 EKONOMI JAWA TIMUR TAHUN 2015 TUMBUH 5,44 PERSEN MELAMBAT DIBANDING TAHUN 2014 Perekonomian Jawa Timur
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN I 2016
No. 32/05/51/Th. X, 4 Mei 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN I 2016 EKONOMI BALI TRIWULAN I-2016 TUMBUH SEBESAR 6,04% (Y-ON-Y) NAMUN MENGALAMI KONTRAKSI SEBESAR 1,46% (Q-TO-Q) Total perekonomian Bali
Lebih terperinciKAJIAN EKONOMI REGIONAL
KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan II2009 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat Nya sehingga
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI SUMATERA BARAT TAHUN 2016
No. 9/02//13/Th. XX, 6 Februari 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI SUMATERA BARAT TAHUN 2016 EKONOMI SUMATERA BARAT TRIWULAN IV-2016 TUMBUH 4,86 PERSEN EKONOMI SUMATERA BARAT TAHUN 2016 TUMBUH 5,26 PERSEN Perekonomian
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI RIAU TRIWULAN I/2016
Laju Pertumbuhan (persen) PERTUMBUHAN EKONOMI RIAU TRIWULAN I/2016 EKONOMI RIAU TRIWULAN I/2016 TUMBUH 2,34 PERSEN MEMBAIK DIBANDING TRIWULAN I/2015 No. 24/05/14/Th. XVII, 4 Mei 2016 Perekonomian Riau
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN I 2015
No. 34/05/51/Th. IX, 5 Mei 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN I 2015 EKONOMI BALI TRIWULAN I-2015 TUMBUH SEBESAR 6,20% (Y-ON-Y) NAMUN MENGALAMI KONTRAKSI SEBESAR 1,53% (Q-TO-Q) Total perekonomian Bali
Lebih terperinci