KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan II 2014

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan II 2014"

Transkripsi

1 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH Triwulan II 2014

2 VISI Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas BI dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional. MISI Menjalankan kebijakan BI dalam menjaga stabilitas nilai rupiah, stabilitas sistem keuangan, efektivitas pengelolaan uang dan kehandalan sistem pembayaran untuk mendukung pembangunan ekonomi daerah maupun nasional jangka panjang yang inklusif dan berkesinambungan. FUNGSI 1. Fungsi Statistik dan surveillance 2. Fungsi Kajian 3. Fungsi Komunikasi dan Pelaksanaan Program 4. Fungsi Sistem Pembayaran 5. Fungsi Manajemen Intern dan koordinasi Wilayah TUGAS POKOK 1. Memberikan masukan kepada Dewan Gubernur kondisi ekonomi dan keuangan daerah di wilayah kerjanya; 2. Memberikan saran kepada pemerintah daerah mengenai kebijakan ekonomi dan keuangan daerah, yang didukung dengan penyediaan informasi berdasarkan hasil kajian/riset serta memfasilitasi pengendalian inflasi, pemberdayaan sektor riil dan UMKM. 3. Melaksanakan kegiatan perizinan dan pengawasan serta operasionalisasi sistem pembayaran tunai dan non tunai sesuai dengan kebutuhan ekonomi daerah di wilayah kerjanya 4. Melaksanakan kebijakan stabilitas keuangan, program perluasan dan pemerataan akses dan keterjangkauan keuangan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif 5. Mengelola sumber daya internal yang dibutuhkan sebagai faktor pendukung fungsi-fungsi utama. Kalender Publikasi KER Triwulan I Mei Triwulan II Agustus Triwulan III November Triwulan IV Februari Penerbit : Unit Asesmen Ekonomi dan Keuangan - Tim Ekonomi Moneter Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Aceh Jl. Cut Meutia No.15, Banda Aceh - Indonesia Telp : / Fax : Publikasi KER secara online dapat diperoleh di: 1 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN II-2014

3 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan nikmat dan karunianya sehingga buku Kajian Ekonomi Dan Keuangan Regional Provinsi Aceh Triwulan II 2014 ini akhirnya dapat dipublikasikan. Buku ini memaparkan informasi mengenai perkembangan beberapa indikator perekonomian daerah, diantaranya pertumbuhan ekonomi, perbankan, sistem pembayaran dan keuangan daerah yang dapat digunakan untuk pemenuhan kebutuhan informasi internal maupun eksternal Bank Indonesia. Secara umum, hasil kajian atas perkembangan ekonomi regional periode triwulan laporan mendeskripsikan bahwa perekonomian Aceh menunjukkan kecenderungan yang lebih baik. Dalam kesempatan ini, kami menghaturkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penyusunan buku ini. Harapan kami, kerja sama yang telah tercipta dapat terus berlanjut dan ditingkatkan pada masa yang akan datang. Kami menyadari bahwa kualitas dan informasi yang disajikan masih perlu terus disempurnakan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran membangun dari seluruh pihak yang berkepentingan dengan buku ini. Kami berharap, semoga buku ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada kita semua. Banda Aceh, Agustus 2014 Kepala Perwakilan, Zulfan Nukman Deputi Direktur KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN II

4 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... 2 DAFTAR ISI... 3 DAFTAR GRAFIK... 4 DAFTAR TABEL... 5 DAFTAR ISTILAH TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH... 7 RINGKASAN EKSEKUTIF BAB 1. KONDISI MAKROEKONOMI ACEH PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DARI SISI PENAWARAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DARI SISI PERMINTAAN BAB 2. PERKEMBANGAN INFLASI ACEH KONDISI UMUM PERKEMBANGAN INFLASI ACEH INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK BARANG DAN JASA PERKEMBANGAN INFLASI MENURUT KOTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INFLASI BAB 3. PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH PERKEMBANGAN BANK UMUM KONVENSIONAL DI PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN BANK UMUM SYARIAH (BUS) DI PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) DI PROVINSI ACEH KETAHANAN SEKTOR UMKM KETAHANAN SEKTOR RUMAH TANGGA KINERJA SISTEM PEMBAYARAN KINERJA SISTEM PEMBAYARAN NON TUNAI KINERJA SISTEM PEMBAYARAN TUNAI BAB 4. PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT KETENAGAKERJAAN KESEJAHTERAAN BAB 5. PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH BAB 6. PERKIRAAN PERTUMBUHAN EKONOMI DAN INFLASI DAERAH PERTUMBUHAN EKONOMI ACEH INFLASI PROVINSI ACEH LAMPIRAN INBOX 1. WIRAUSAHA MUDA ACEH INBOX 2. KINERJA TPID PROVINSI ACEH SEMESTER I KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN II-2014

5 DAFTAR GRAFIK Grafik 1.1 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Aceh Dengan Migas Grafik 1.2 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Aceh Tanpa Migas Grafik 1.3 Struktur Perekonomian Provinsi Aceh (%) Grafik 1.4 Pertumbuhan Sektor Pertanian Grafik 1.5 Share dan Kontribusi Sektor Pertanian Grafik 1.6 Perkembangan Kredit Sektor Pertanian Grafik 1.7 Realisasi Ekonomi Sektor Pertanian Grafik 1.8 Pertumbuhan Sektor Perdagangan Grafik 1.9 Share dan Kontribusi Sektor PHR Grafik 1.10 Rata-Rata Lama Tamu Menginap pada Hotel Bintang (hari) Grafik 1.11 Tingkat Hunian Kamar Hotel Bintang Provinsi Aceh Grafik 1.12 Jumlah Wisatawan Domestik Grafik 1.13 Jumlah Wisatawan Internasional Grafik 1.14 Perkembangan Kredit PHR Grafik 1.15 Realiasi Ekonomi Sektor PHR Grafik 1.16 Pertumbuhan Sektor Pertambangan Penggalian Grafik 1.17 Share dan Kontribusi Sektor Pertambangan Penggalian Grafik 1.18 Pertumbuhan Sektor Industri Pengolahan Grafik 1.19 Kontribusi Sektor Industri Pengolahan Grafik 1.20 Perkembangan Kredit Sektor industri Pengolahan Grafik 1.21 Realiasi Ekonomi Sektor Industri Pengolahan Grafik 1.22 Laju Pertumbuhan PDRB dari Sisi Permintaan (qtq(%)) Grafik 1.23 Laju Pertumbuhan PDRB dari Sisi Permintaan (yoy(%)) Grafik 1.24 Perkembangan Konsumsi Rumah Tangga Grafik 1.25 Perkembangan Konsumsi Pemerintah Grafik 1.26 Konsumsi Listrik Rumah Tangga Grafik 1.27 Perkembangan Kredit Konsumsi Grafik 1.28 PenjualanKendaraan Bermotor Grafik 1.29 Perkembangan PMTB dan Stock Grafik 1.30 Perkembangan Investasi Grafik 1.31 Perkembangan Penjualan Kendaraan Bermotor (Inventasi) Grafik 1.32 Perkembangan Kredit Investasi Grafik 2.1 Perkembangan Inflasi Aceh Grafik 2.2 Perbandingan Inflasi Sumatera Grafik 2.3 Inflasi Kelompok (mtm) Grafik 2.4 Inflasi Kelompok Rata-Rata Grafik 2.5 Inflasi Triwulanan Provinsi Aceh Grafik 2.6 Inflasi Kelompok (qtq) Grafik 2.7 Perkembangan Inflasi Aceh Grafik 2.8 Inflasi Kelompok (yoy) Grafik 2.9 Pergerakan laju Inflasi Tahunan Kota Pantauan Aceh Grafik 2.10 Inflasi Tahunan Kota Pantauan Aceh Triwulan I Grafik 2.11 Pergerakan Harga Daging Sapi Grafik 2.12 Pergerakan Harga Daging Ayam KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN II

6 Grafik 2.13 Pergerakan Harga Telur Ayam Grafik 2.14 Pergerakan Harga Bumbu-Bumbuan Grafik 2.15 Disagregasi Inflasi Tahunan Provinsi Aceh Grafik 2.16 Kontribusi Disagregasi Inflasi Provinsi Aceh Grafik 3.1 Aset Perbankan Konvensional Grafik 3.2 Aset Perbankan Syariah Grafik 3.3 Perkembangan DPK Aceh Grafik 3.4 Pertumbuhan Giro, Tabungan dan Deposito dalam (yoy) Grafik 3.5 DPK Perbankan Konvensional Grafik 3.6 DPK Perbankan Syariah Grafik 3.7 Komposisi DPK Per Jenis Simpanan Grafik 3.8 Perkembangan Suku Bunga DPK Grafik 3.9 Perkembangan Penyaluran Kredit Aceh Grafik 3.10 Perkembangan Suku Bunga, BI Rate, dan Kredit Aceh Grafik 3.11 Kredit Bank Konvensional Grafik 3.12 Pembiayaan Bank Syariah Grafik 3.13 Pangsa Kredit Per Jenis Penggunaan Grafik 3.14 Kredit Menurut Penggunaan Grafik 3.15 LDR dan NPL Bank Konvensional Grafik 3.16 LDR dan NPL Bank Syariah Grafik 3.17 Perkembangan Kredit ke Sektor Korporasi Grafik 3.18 Perkembangan NPL Kredit ke Korporasi Grafik 3.19 Perkembangan Kredit dan NPL Sektor PHR Grafik 3.20 Perkembangan Kredit dan NPL Sektor Industri Pengolahan Grafik 3.21 Perkembangan KPR menurut Tipe Bangunan di Aceh Grafik 3.22 Pertumbuhan Tahunan (yoy) KPR yang disalurkan ke Aceh Grafik 3.23 Perkembangan Penyaluran KUR Aceh Grafik 3.24 Perkembangan Debitur KUR Aceh Grafik 3.25 Perkembangan Kredit Rumah Tangga Grafik 3.26 Perkembangan KPR Grafik 3.27 Perkembangan KKB Grafik 3.28 Perkembangan NPL KPR dan KKB Grafik 3.29 Perkembangan KPR menurut Tipe Bangunan di Aceh Grafik 3.30 Pertumbuhan Tahunan (yoy) KPR yang disalurkan ke Aceh Grafik 3.31 Perkembangan NPL, Inflasi dan suku bunga KPR tipe 21 di Provinsi Aceh Grafik 3.32 Perkembangan NPL KPR tipe di atas 21 di Provinsi Aceh Grafik 3.33 Perkembangan Transaksi RTGS Grafik 3.34 Perkembangan Transaksi Kliring Grafik 3.35 Perkembangan Inflow Outflow Grafik 3.36 Perkembangan Uang Tidak Asli Grafik 4.1 Perkembangan Kondisi Ketenagakerjaan Aceh Grafik 4.2 Perbandingan Perkembangan Tenaga Kerja Aceh - Nasional Grafik 4.3 Perkembangan Tenaga Kerja Aceh menurut Lapangan Kerja Utama (dalam ribu jiwa) Grafik 4.4 Porsi Tenaga Kerja menurut Status Pekerjaan Utama per Februari Grafik 4.5 Perkembangan Kemiskinan Aceh Grafik 4.6 Perkembangan Angka Kemiskinan Nasional Grafik 4.7 Angka Kemiskinan Nasional Menurut Provinsi Grafik 4.8 Perkembangan NTP Aceh KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN II-2014

7 Grafik 4.9 NTP Tw Indonesia Menurut Provinsi Grafik 4.10 NTP Aceh Menurut SubSektor Grafik 4.11 Indeks Kedalaman Kemiskinan & Indeks Keparahan Kemiskinan Aceh Grafik 4.12 Indeks Kedalaman Kemiskinan & Indeks Keparahan Kemiskinan Nasional Grafik 5.1 Realisasi APBA Grafik 5.2 Porsi Pendapatan APBA Grafik 5.3 Porsi Belanja APBA Grafik 6.1 Indeks Tendensi Konsumen Triwulan III KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN II

8 DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Penawaran Provinsi Aceh (Rp Juta) Tabel 1.2 Target Produksi Hasil Pertanian Tanaman Pangan Tabel 1.3 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Permintaan Provinsi Aceh Tabel 1.4 Perkembangan Realisasi Investasi PMA (Juta USD) dan PMDN (Miliyar Rp) di Aceh Tabel 1.5 Perkembangan Ekspor Impor Aceh Tabel 1.6 Neraca Perdagangan Aceh Tabel 2.1 Perkembangan Inflasi Bulanan Aceh (mtm) Tabel 2.2 Perbandingan Inflasi Triwulanan(qtq) Tabel 2.3 Perbandingan Inflasi Tahunan (yoy) Tabel 2.4 Inflasi 3 Kota di Provinsi Aceh Tabel 2.5 Komoditi Komoditi Penyumbang Inflasi/Deflasi Banda Aceh Tabel 2.6 Komoditi Komoditi Penyumbang Inflasi/Deflasi Tabel 2.6 Perbandingan Inflasi Kota Tabel 4.1 Perkembangan Kebutuhan Hidup Layak dan Upah Minimum Provinsi Aceh Tabel 5.1 Porsi Pendapatan APBA 2014 Aceh Tabel 5.2 Belanja APBA 2014 Aceh Tabel 5.3 Rincian Belanja APBA 2014 Aceh Tabel 6.1 Perkembangan dan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Aceh Tabel 6.2 Perkembangan dan Perkiraan Inflasi Aceh KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN II-2014

9 TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH a. Inflasi dan PDRB *) IHK mulai triwulan II-2008 menggunakan tahun dasar 2007 b. Perbankan KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN II

10 Perbankan (lanjutan) c. Sistem Pembayaran 9 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN II-2014

11 - HAL INI SENGAJA DIKOSONGKAN - KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN II

12 RINGKASAN EKSEKUTIF

13 RINGKASAN EKSEKUTIF Ekonomi Aceh tumbuh meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya Pertumbuhan ekonomi Aceh (dengan migas) pada triwulan II tahun 2014 sebesar 3,7%(yoy), mengalami peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 3,3% (yoy). Peningkatan Pertumbuhan ekonomi Aceh pada periode laporan dipicu oleh meningkatnya kinerja sektor Perdagangan, dan sektor keuangan. Kinerja sektor Perdagangan, hotel dan restoran (PHR) menjadi pemicu utama peningkatan pertumbuhan Aceh pada triwulan laporan. Sektor PHR yang tumbuh 4,52% (yoy) meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 4,23% (yoy). Selain itu, Sektor PHR memberikan kontibusi besar dalam pertumbuhan ekonomi Aceh pada triwulan ini. Kontribusi sektor ini terhadap pertumbuhan ekonomi Aceh mencapai 0,97%. sektor keuangan tercatat tumbuh dengan peningkatan yang paling besar yaitu mencapai 9,6%. Namun, karena share sektor keuangan hanya 2% dari total PDRB Aceh, pertumbuhan tinggi di sektor tersebut hanya menyumbang 0,2% dari pertumbuhan ekonomi Aceh secara umum. Dari sisi penerimaan, peningkatan pertumbuhan ekonomi triwulan laporan dipicu semakin meningkatnya konsumsi dan perdagangan luar negeri di Provinsi Aceh Inflasi tahunan Aceh berada masih pada tren yang menurun Pertumbuhan konsumsi rumah tangga dan pemerintah mengalami peningkatan dari triwulan sebelumnya. Konsumsi rumah tangga dan pemerintah tumbuh masing-masing sebesar 4,9% (yoy) dan 5,2% (yoy). Berbagai faktor yang mempengaruhi optimisme konsumsi di triwulan ini diantaranya adalah realisasi APBA 2014 yang terus berjalan. Selain itu adanya momentum Pemilihan Presiden yang menggerakkan beberapa sektor ekonomi. Masa libur sekolah dan persiapan Tahun Ajaran Baru juga menunjukkan indikasi geliat ekonomi yang bertumbuh. Kinerja penyerapan anggaran yang meningkat tersebut membuat konsumsi pemerintah pada triwulan II 2014 mengalami peningkatan. Pertumbuhan ekspor Aceh pada periode laporan tercatat mengalami peningkatan sebesar 2,34% (yoy), jauh lebih baik dari triwulan sebelumnya yang kontraksi sebesar -0,57%. Membaiknya aktivitas ekspor baik terjadi ekspor migas dan non migas. Ekspor migas membaik karena pengiriman LNG PT. Arun ke Korea ada yang terlaksana pada triwulan II 2014 ini. Sementara itu, ekspor non migas membaik karena mulai membaiknya proses perdagangan luar negeri di Pelabuhan Kreung Geukeuh dan mulai meningkatnya ekspor seperti ikan tuna. Inflasi Aceh tahun 2014 triwulan II tercatat sebesar 5,45% (yoy), membaik dibanding inflasi triwulan sebelumnya yang sebesar 5.73%. Inflasi Aceh pada triwulan II 2014 terjadi pada bulan Mei dan Juni sedangkan pada bulan April 2014 mengalami deflasi. Walaupun Bahan Makanan masih merupakan kelompok yang paling dominan mempengaruhi perkembangan inflasi Provinsi Aceh, namun umum kelompok sandang dan transpor memberikan tekanan Inflasi paling besar pada triwulan II Terdapat penambahan kota pantauan Inflasi Provinsi Aceh di mulai tahun 2014 yaitu Meulaboh (Aceh Barat) sebagai kota penimbang inflasi selain kota yaitu Banda Aceh dan Lhoksumawe. Inflasi tahun 2014 triwulan II di ketiga kota pantauan tersebut tercatat Banda Aceh 5,33%, Lhoksumawe 5,26%, dan Meulaboh 5,76% (yoy). Perkembangan perbankan di triwulan II-2014 menunjukkan peningkatan seiring dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi Provinsi Aceh Hal ini tercermin dari beberapa indikator utama kinerja perbankan di Provinsi Aceh yang masih tumbuh positif serta beberapa rasio keuangan yang masih baik antara lain Loan to Deposit Ratio (LDR) yang masih tinggi. Namun demikian hal tersebut juga diiringi dengan kewaspadaan dari sisi Non Performing Loans (NPL) yang menunjukkan peningkatan di atas level batas 5% baik di perbankan konvensional maupun perbankan syariah. Total aset perbankan di Provinsi Aceh pada triwulan II-2014 mencapai Rp41,77 triliun, meningkat sebesar 6,7 % (yoy) dibandingkan triwulan I-2014 yang tumbuh sebesar 2,6% (yoy). Aset perbankan pada triwulan laporan masih didominasi oleh aset milik bank konvensional yang mencapai Rp36,21 triliun (86.69%), sedangkan sisanya sebesar Rp5,6 triliun (13.31%) merupakan aset bank syariah. Aset perbankan kovensional dan syariah masing-masing tumbuh 6,0% (yoy) dan 11,2% (yoy) pada triwulan laporan, lebih pesat dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 0,1% (yoy) dan 21,3% (yoy). 10 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN II-2014

14 RINGKASAN EKSEKUTIF Tingkat pengangguran menurun tetapi tingkat kemiskinan masih tinggi Kondisi Ketenagakerjaan Aceh pada triwulan II-2014 masih sama dengan triwulan I karena belum adanya asesmen lanjutan. TPAK yang meningkat dari 62,07% per Agustus 2013 menjadi 65,32% per Februari 2014 dan menurunnya Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) dari 10,03% menjadi 6,75%. Tingkat kemiskinan di Aceh pada Maret 2014 jika dibandingkan dengan Maret 2013 mengalami peningkatan. Kemiskinan yang meningkat ini merupakan akibat dari adanya kontraksi pertumbuhan ekonomi Aceh pada triwulan I-2014 sebesar -0,20%. Sehingga secara tahuhan ekonomi Aceh di triwulan I-2014 mengalami perlambatan. Selain itu, Inflasi yang sebesar 5,73% juga turut memberikan andil meningkatnya tingkat kemiskinan di Aceh. Realisasi keuangan dan fisik APBA pada triwulan II-2014 meningkat dibandingkan dengan triwulan I Realisasi keuangan dan fisik sama-sama mencapai 23% dari target yang seharusnya 35% untuk keuangan dan 35% untuk fisik. Nilai APBA 2014 adalah sebesar Rp. 13,368 triliun, atau meningkat 7,9% dibanding pagu APBA 2013 yang sebesar Rp. 12,39 triliyun. Realisasi anggaran pada triwulan II-2014 sudah mencapai 23% baik dari sisi keuangan maupun fisik. Berdasarkan grafik 5.1, rencana keuangan dan fisik APBA pada Juni 2014 atau triwulan II masingmasing adalah 25% dan 35%, hingga akhir juni 2014, realisasi keuangan APBA mencapai 23%. Deviasi antara rencana dan realisasi hanya sebesar 2%. Lebih baik dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang mencapai deviasi sebesar 5%. Sementara itu, realisasi fisik sedikit mengalami penurunan kinerja. Deviasi pencapaian realisasi fisik pada triwulan ini mencapai 12%, lebih tinggi dari deviasi triwulan sebelumnya yang mencapai 10%. Pertumbuhan ekonomi III-2014 diperkirakan tumbuh meningkat Inflasi diperkirakan masih dalam trend menurun. Perekonomian Aceh pada triwulan III tahun 2014 diperkirakan tumbuh meningkat pada kisaran 3,7% - 4,0% (yoy). Pertumbuhan dari sisi penawaran bersumber dari sektor sektor Bangunan, Perdagangan, Hotel dan Restoran, dan sektor Keuangan, dan pertanian. Proyeksi pertumbuhan ekonomi Aceh pada triwulan III 2014 diperkirakan meningkat pada angka 3,8%-4,3%. Terjadinya penurunan di sektor pertanian juga disebabkan karena adanya pergeseran masa panen dari April ke Maret sehingga pada triwulan III dan IV diperkirakan kinerja sektor pertanian meningkat karena telah masa panen dan curah hujan yang juga meningkat. Selain itu, adanya upaya pemeintah untuk mencapai target produksi pertanian pada tahun 2014 juga diperkirakan akan meningkatkan kinerja sektor pertanian pada akhir tahun Sektor yang mengalami diperkirakan terus tumbuh adalah sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan yang mengalami pertumbuhan. Namun, masih kecil nya share sektor tersebut terhadap ekonomi Aceh membuat pertumbuhan Sektor Keuangan belum mampu meningkatkan kinerja Ekonomi Aceh secara keseluruahan. Pada triwulan III tahun 2014 inflasi Aceh diproyeksi masih berada pada tren menurun pada level antara 4,1% - 5,0% (yoy). Tekanan diperkirakan masih akan bersumber dari inflasi kelompok volatile food dan administred price. Tekanan ke bawah diperkirakan terjadi pada inflasi inti khususnya kelompok sandang. Inflasi pada kelompok volatile food diperkirakan bersumber dari naiknya harga komoditas daging ayam dan telur ayam ras. Dua komoditas tersebut pada awal triwulan III 2014 telah memberikan andil inflasi yang cukup tinggi. Kenaikan harga komoditas volatile food masih merupakan dampak dari hari raya Idul Fitri. Inflasi pada Kelompok Administered Price diperkirakan masih berasal dari Rokok kretek dan kenaikan tarif lisrik yang diperkirakan akan kembali dinaikkan pada semester dua 2014 juga menyebabkan inflasi pada kelompok ini. Inflasi pada Kelompok inti diperkirakan akan mengalami penuruan pada triwulan III. Harga komoditas sandang seperti blous, kemeja, celana panjang, sepatu, sendal, dan seragam sekolah yang naik pada triwulan II diperkirakan akan kembali turun usai hari raya Idul Fitri. KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN II

15 RINGKASAN EKSEKUTIF - HAL INI SENGAJA DIKOSONGKAN - 12 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN II-2014

16 BAB 1 KONDISI MAKROEKONOMI ACEH

17 BAB 1 Kondisi Makroekonomi Aceh Pertumbuhan ekonomi Aceh (dengan migas) pada triwulan II tahun 2014 sebesar 3,7%, mengalami peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 3,3%(yoy). Sementara pertumbuhan ekonomi Aceh (tanpa migas) juga tumbuh meningkat dari 4,5% (yoy) pada triwulan lalu menjadi 4,9% pada triwulan laporan. Dari sisi sektoral, peningkatan Pertumbuhan ekonomi Aceh pada periode laporan dipicu oleh meningkatnya kinerja sektor Perdagangan, keuangan, dan jasa-jasa. Kinerja Sektor Pertanian menunjukkan perlambatan dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu dari 3,7% (yoy) menjadi 3,2% (yoy). Kinerja sektor Perdagangan, hotel dan restoran (PHR) mengalami peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu dari 3,2% menjadi 4,5% (yoy). Dari sisi Permintaan, peningkatan pertumbuhan ekonomi triwulan laporan dipicu semakin meningkatnya konsumsi dan perdagangan luar negeri di Provinsi Aceh. 1.1 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DARI SISI PENAWARAN Tabel 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Penawaran Provinsi Aceh (Rp Juta) LAPANGAN USAHA Growth qtq (%) Growth yoy (%) I II III IV I II I-14 II-14 I-14 II Pertanian 2,526,751 2,513,436 2,529,827 2,590,756 2,636,784 2,608, Pertambangan & Penggalian 3. Industri Pengolahan 4. Listrik, Gas & Air Bersih 642, , , , , , , , , , , , ,108 37,154 38,031 37,293 36,449 38, Bangunan 686, , , , , , Perdagangan, Hotel & Restoran 7. Pengangkutan & Komunikasi 8. Keuangan, Persewaan, & Js. Prsh. 1,978,522 2,032,929 2,095,758 2,076,616 2,035,643 2,091, , , , , , , , , , , , , Jasa-Jasa 1,690,406 1,717,913 1,748,755 1,846,711 1,831,345 1,871, PDRB 9,375,376 9,462,820 9,583,729 9,686,135 9,667,566 9,761, Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah BI Aceh Pertumbuhan ekonomi sektoral dengan migas pada triwulan II tahun 2014 sebesar 3,7% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 3,3% (yoy). Di tengah perlambatan pertumbuhan ekonomi Provinsi Aceh karena telah berkurangnya produksi LNG, peningkatan pertumbuhan ekonomi Aceh pada triwulan laporan dipicu oleh meningkatnya kinerja Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR). Sektor utama lainnya yaitu Sektor Pertanian mengalami perlambatan pada triwulan ini karena masih banyaknya lahan pertanian di Aceh yang puso akibat kekeringan. Sementara itu, sektor keuangan tercatat tumbuh dengan peningkatan yang paling besar yaitu mencapai 9,6%. Namun, karena share sektor keuangan hanya 2% dari total PDRB Aceh, pertumbuhan tinggi di sektor tersebut hanya menyumbang 0,2% dari pertumbuhan ekonomi Aceh secara umum. Peningkatan pertumbuhan ekonomi Aceh pada triwulan II 2014 ini dapat dilihat pada grafik 1.1 dan KAJIAN EKONOMIDAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN II-2014

18 BAB 1 Kondisi Makroekonomi Aceh Grafik 1.1. Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Aceh Dengan Migas Grafik 1.2. Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Aceh Tanpa Migas Rp Miliyar PDRB dg migas yoy_pdrb dg migas 5,1 5,3 5,2 5,2 4,8 3,9 4, ,8 3, , Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah BI Aceh % 6,00 5,00 4,00 3,00 2,00 1,00 0,00 yoy_pdrb tanpa migas Rp Miliyar ,0 6,0 6,1 6,1 5, ,0 5, , ,5 4, PDRB tanpa migas Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah BI Aceh % 7,00 6,00 5,00 4,00 3,00 2,00 1,00 0,00 Struktur ekonomi Aceh pada triwulan laporan masih didominasi oleh sektor primer yaitu sektor Pertanian sebesar 27%. Sejak tahun 2006, sektor pertanian terus mengalami peningkatan persentase seiring dengan Grafik 1.3 Struktur Perekonomian Provinsi Aceh (%) BANGUNAN 8% LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 0,38% INDUSTRI PENGOLAHAN 9% PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 7% PERTANIAN 27% Sumber : BPS Provinsi Aceh PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN 21% JASA-JASA 19% PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 7% KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH. 2% terus turunnya produksi dari sektor pertambangan. Sektor Pertambangan yang pada tahun 2006 memberikan kontribusi PDRB hingga 25% pada periode ini hanya menyumbang 7%. Turun dibandingkan denga triwulan lalu yang sebesar 9%. Pada triwulan laporan sektor ekonomi dominan Provinsi Aceh adalah sektor pertanian (27%) diikuti oleh sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR). Share sektor PHR terus meningkat sejak tahun 2006 hingga saat ini memiliki persentase sebesar 21%. Struktur Ekonomi Aceh untuk Sektor Primer yaitu Sektor Pertanian serta Sektor Pertambangan dan Penggalian pada triwulan laporan memiliki komposisi sebesar 34%. Turun dari triwulan lalu yang sebesar 37%. Sementara itu, Sektor Sekunder masih memiliki porsi yang tidak begitu besar di Provinsi Aceh. Pada awal tahun 2014 ini, sektor ekonomi yang memberikan nilai tambah terhadap barang dan jasa ini, memiliki share sebesar 17,4%. Pada dasarnya besarnya share pada sektor sekunder merupakan salah satu bukti suatu daerah telah memiliki strutur ekonomi yang lebih maju. Sektor yang meliputi Sektor Industri Pengolahan; Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih; dan Sektor Bangunan merupakan sektor yang memiliki share tidak terlalu besar di Provinsi Aceh. Sektor yang produksinya bukan dalam bentuk fisik, melainkan dalam bentuk jasa atau Sektor Tersier adalah sektor utama yang menopang ekonomi Provinsi Aceh. Sektor Tersier memiliki share sebesar 49%. Meningkat dari triwulan lalu yang sebesar 42,7%. Kinerja sektor ini yang meliputi Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran; Sektor Pengangkutan dan Komunikasi; Sektor Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan; serta Sektor Jasa-jasa mendominasi perekonomian di Provinsi Aceh. KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN II

19 BAB 1 Kondisi Makroekonomi Aceh SEKTOR PERTANIAN Kinerja Sektor Pertanian menunjukkan perlambatan pertumbuhan dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu dari 3,7% (yoy) menjadi 3,2% (yoy). Secara siklus, sektor pertanian seharusnya mengalami peningkatan pada semester pertama tahun ini karena merupakan masa panen raya. Namun, cuaca panas yang ekstrim membuat beberapa daerah penghasil produk pertanian mengalami kekeringan Grafik 1.4. Pertumbuhan Sektor Pertanian Rp Miliyar 8,15 Pertanian yoy_pertanian 5,92 3,44 4,11 5,34 2,88 1,71 4,37 3,69 3, Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah BI Aceh % Grafik 1.5. Share dan Kontribusi Sektor Pertanian 28% 27% 27% 27% 27% 27% 26% 26% 26% 26% % 2,23 2,5 Share thp PDRB 1,62 Kontribusi thd Pertumbuhan 2,0 1,45 1,5 1,12 1,17 27% 27% 0,91 27% 27% 27% 1,01 1,01 27% 0,76 1,0 0,46 27% 27% 26% 26% 0,5 Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah BI Aceh 0,0 Sektor pertanian mengalami perlambatan di triwulan II Perlambatan kinerja sektor pertanian terjadi karena banyak lahan pertanian yang puso ayau gagal panen akibat kekeringan di beberapa daerah di Aceh seperti Kabupaten Pidie, dan Aceh Besar. Kekeringan yang terjadi pada triwulan I masih berlanjut sesuai dengan prakiraan BMKG. Curah hujan memang meningkat pada triwulan II ini namun ternyata masih banyak daerah di Aceh yang mengalami puso akibat kekeringan. Sebagian besar padi milik petani di sejumlah kecamatan dalam Kabupaten Pidie terancam gagal panen. Hal itu diakibatkan karean sawah mengalami kekeringan pasca masa tanam karena kemarau panjang dalam tiga bulan terakhir. Seluruh tanaman padi di persawahan dalam Kecamatan Kembang Tanjung, Simpang Tiga, Indrajaya dan Mutiara Timur mengalami puso karena ketiadaan air sehingga dipastikan gagal panen pada musim ini. Di Aceh Besar, kecamatan yang paling terkena dampak kekeringan adalah Darussalam, Kuta Baro, dan Ingin Jaya. Kekeringan ini juga meluas hingga ke sebagian pantai barat dan timur Aceh. Sebagai salah satu sentra pertanian di Aceh, Kabupaten Aceh Besar mempunyai luas persawahan sekitar hektar. Ini terdiri dari sawah irigasi teknis Ha, sawah irigasi sederhana Ha, dan sawah tadah hujan Ha. Total areal persawahan di Aceh adalah Ha. Sejalan dengan apa yang disampaikan oleh Dinas Pertanian Provinsi Aceh, mereka mengatakan bahwa faktor resiko yang diperkirakan akan terjadi dan mempengaruhi produksi pada tahun 2014 diantaranya adalah adanya perubahan iklim pada tahun Pada awal tahun 2014 ini perubahan iklim mulai terasa dengan terjadinya musim kemarau yang menyebabkan kekeringan. Program pemerintah daerah Provinsi Aceh untuk mengantisipasi kekeringan adalah dengan mengoptimalkan pompa-pompa air. Namun, infrastruktur yang tersedia di Provinsi Aceh belum optimal dalam memitigasi lahan produksi yang mengalami kekeringan seperti tersebut di atas. Mengikuti pertumbuhan sektor pertanian yang tumbuh melambat, kredit Pertanian yang disalurkan perbankan juga mengalami perlambatan pertumbuhan. Pada triwulan laporan, kredit sektor pertanian mencapai Rp. 1,2 Tiliyun, walaupun nilai ini merupakan nilai tertinggi dari sejak tahun 2012, namun pertumbuhannya mengalami perlambatan dari 89% (yoy) pada triwulan lalu menjadi 63% (yoy) pada triwulan laporan. (Grafik 1.6) 15 KAJIAN EKONOMIDAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN II-2014

20 BAB 1 Kondisi Makroekonomi Aceh Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Bank Indonesia Provinsi Aceh menunjukan bahwa Sektor Pertanian juga tercatat mengalami penurunan. Hal tersebut sejalan dengan pertumbuhan sektor pertanian (PDRB Sektor Pertanian) pada triwulan II Grafik 1.6. Perkembangan Kredit Sektor Pertanian Grafik 1.7. Realisasi Ekonomi Sektor Pertanian Rp Miliyar Pertanian yoy_tani Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II % ,0 6,0 4,0 2,0 0,0-2,0-4,0 III IV I II III IV I II SKDU PDRB 10,0 8,0 6,0 4,0 2,0 0,0 Sumber : Laporan Bank Umum, diolah Sumber : SKDU KPwBI Prov. Aceh Namun, nada optimis diungkapkan berdasarkan informasi dari Dinas Pertanian Provinsi Aceh menyebutkan bahwa target produksi Gabah Kring Giling (GKG) tahun 2014 telah ditetapkan sebesar 2,2 juta ton atau mengalami peningkatan kurang lebih sebesar 10% dibandingkan dengan target tahun 2013 sebesar 2 juta ton. Dengan target yang tersebut, maka pemerintah diperkirakan akan meningkat produksi pertanian pada semester akhir tahun 2014 ini mengingat kurang maksimalnya hasil produksi pertanian pada triwulan I dan II Selain itu, berdasarkan hasil dari Liaison ke badan Ketahanan Pangan Provinsi Aceh, rencana pencapaian surplus beras 10 juta ton pada tahun 2015 membuat usaha melalui perluasan dan pengelolaan lahan, penerapan teknologi, dan penurunan konsumsi beras akan lebih digiatkan pada tahun 2014 ini. Target produksi tanaman bahan pangan yang disampaikan oleh Badan Ketahanan Pangan Aceh pada tahun 2014 lebih besar dari tahun 2013 untuk seperti pada tabel dibawah ini mengkonfirmasi adanya pertumbuhan di sektor pertanian sampai tahun 2014 ini. Tabel 1.2 Target Produksi Hasil Pertanian Tanaman Pangan KOMODITI Growth (TON) (TON) (%) P a d i 2,000, ,200, % J a g u n g 190, , % K e d e l a i 110, , % Sumber : Badan Ketahanan Pangan Provinsi Aceh KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN II

21 BAB 1 Kondisi Makroekonomi Aceh SEKTOR PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN Kinerja sektor Perdagangan, hotel dan restoran (PHR) menjadi pemicu utama peningkatan pertumbuhan Aceh pada triwulan laporan. Sektor PHR yang tumbuh 4,52% (yoy) meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 4,23% (yoy). Selain itu, Sektor PHR memberikan kontibusi besar dalam pertumbuhan ekonomi Aceh pada triwulan ini. Kontribusi sektor ini terhadap pertumbuhan ekonomi Aceh mencapai 0,97%, merupakan kontribusi tertinggi setelah Sektor Jasa-Jasa. Grafik 1.8. Pertumbuhan Sektor Perdagangan PHR yoy_phr Rp Miliyar , ,16 9,37 7,85 7,08 7, , , ,22 4,52 Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah BI Aceh % % 22% 22% 21% 21% 20% 20% Grafik 1.9. Share dan Kontribusi Sektor PHR Share thp PDRB Kontribusi thd Pertumbuhan 1,89 1,97 1,65 1,49 1,53 1,67 1,28 1,13 21,5% 21,0% 21,4% 20,8% 21,1% 21,9% 21,4% 20,6% 21,0% 0,97 0,68 Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah BI Aceh % 2,50 2,00 1,50 1,00 0,50 0,00 Peningkatan kinerja sektor PHR dapat dilihat dari rata-rata lama menginap tamu hotel dan Tingkat Penghunian Kamar (TPK). Pada triwulan II-2014 rata-rata lama tamu menginap di Hotel Bintang mengalami peningkatan. Lama menginap baik wisatawan asing maupun domestik keduanya mengalami peningkatan (Tabel 1.9). Wisatawan asing menginap rata-rata 3,57 hari, lebih lama dari triwulan lalu yang hanya 2,39 hari. Sedangkan wisatawan domestik menginap rata-rata 2,45 hari, lebih lama dibandingkan dengan triwulan lalu yaitu selama 1,9 hari. Peningkatan lama menginap ini juga diikuti oleh meningkatnya Tingkat Hunian Kamar pada triwulan II 2014 (Tabel 1.10). Terlihat pada Grafik 1.10, Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang di Provinsi pada triwulan II-2014 sebesar 52,51%, mengalami peningkatan 9,1 poin jika dibandingkan dengan triwulan lalu yang sebesar 43,41%. TPK pada peride laporan juga tumbuh sebesar 9,1% dibandingkan TPK periode yang sama di tahun Grafik Rata-Rata Lama Tamu Menginap pada Hotel Bintang (hari) Grafik Tingkat Hunian Kamar Hotel Bintang Provinsi Aceh 4,00 3,50 3,00 2,50 2,00 2,45 3,57 60,00 50,00 40,00 30,00 TPK (%) yoy (%) 11,3% 0,15 9,1% 0,1 43,41 52,51 0,05 0 1,50 1,00 0,50 0,00 Wisatawan Domestik Wisatawan Internasional 20,00 10,00 0,00-0,05-0,1-0,15 Sumber : BPS Provinsi Aceh Sumber : BPS Provinsi Aceh 17 KAJIAN EKONOMIDAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN II-2014

22 BAB 1 Kondisi Makroekonomi Aceh Meningkatnya lama hari menginap di hotel juga diikuti oleh meningkatnya jumlah wisatawan yang datang ke Aceh dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pada triwulan II 2014 jumlah wisatawan domestik yang datang ke Aceh tumbuh meningkat 12,5% dibandingkan dengan triwulan II Namun, pertumbuhan tersebut mengalami penurunan jika dibandingkan dengan triwulan I Pada Grafik 1.11 dapat dilihat bahwa jumlah wisatawan domestik pada akhir triwulan II-2014 mencapai tumbuh 12,5% dibandingkan dengan tahun 2013 yang sebesar orang. Namun, jumlah wisatawan domestik pada triwulan laporan mengalami penurunan jika dibandingkan dengan triwulan lalu yang mencapai orang. Pertumbuhan jumlah wisatawan domestik juga diikuti oleh Wisatawan internasional. Pada triwulan II 2014 jumlah wisatawan internasional yang datang ke Aceh tumbuh mencapai 126% dibandingkan dengan triwulan II Pada Grafik 1.11 dapat dilihat bahwa jumlah wisatawan domestik pada akhir triwulan II-2014 mencapai orang tumbuh 126% dibandingkan dengan tahun 2013 yang sebesar 994 orang. Namun, jumlah wisatawan domestik pada triwulan laporan mengalami penurunan jika dibandingkan dengan triwulan lalu yang mencapai orang. Pertumbuhan yang cukup signifikan tersebut memberikan gambaran bahwa Aceh sudah menarik perhatian para wisatawan untuk menjadi destinasi wisata. Banyaknya kunjungan yang ke Aceh akan meningkatnan ekonomi Aceh secara umum khususnya Sektor PHR. Grafik Jumlah Wisatawan Domestik Grafik Jumlah Wisatawan Internasional Wisatawan Domestik yoy (%) 126, Wisatawan Internasional yoy (%) , , Sumber : BPS Provinsi Aceh Sumber : BPS Provinsi Aceh Salah satu indikator lainya adalah perkembangan kredit pada Sektor PHR. Secara nominal jumlah kredit yang disalurkan kepada Sektor PHR mengalami peningkatan dibandingkan dengan triwulan dan tahun lalu. Namun pertumbuhan yang terjadi mengalami perlambatan. Seperti terlihat pada Grafik 1.13, pertumbuhan kredit sektor ini melambat menjadi 6,2% (yoy) dari 14.8% (yoy) yang tercatat pada triwulan lalu. Namun jumlah kredit yang disalurkan pada periode laporan mencapai Rp. 5,2 T, lebih besar dibandingkan dengan triwulan lalu yang sebesar 4,9 T. Menurut hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Bank Indonesia Provinsi Aceh menunjukan bahwa Sektor PHR tercatat mengalami penurunan. Hal tersebut tidak sejalan dengan pertumbuhan sektor PHR (PDRB Sektor PHR) pada triwulan II Namun, pada subsektor perhotelan hasil SKDU mencatat terjadinya peningkatan indeks pada periode laporan. KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN II

23 BAB 1 Kondisi Makroekonomi Aceh Grafik 1.14 Perkembangan Kredit PHR Grafik Realiasi Ekonomi Sektor PHR Rp Miliyar Perdagangan yoy_dagang 6000,0 32,6 5000,0 25,3 26,4 4000,0 3000,0 2000,0 1000,0-2,2 10,5 18,4 7,6 20,2 14,8 6, Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II % ,0 6,0 4,0 2,0 0,0-2,0-4,0 III IV I II III IV I II SKDU PDRB 12,0 10,0 8,0 6,0 4,0 2,0 0,0 Sumber : Laporan Bank Umum, diolah Sumber : SKDU KPwBI Prov. Aceh SEKTOR PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN Grafik Pertumbuhan Sektor Pertambangan Rp Miliyar 655-0, , ,5-2,9 Penggalian Pertambangan-Penggalian yoy_pert.peng -2,1-0,7-0,8-0,9-1,4-1,4 Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah BI Aceh % 0,00-0,50-1,00-1,50-2,00-2,50-3,00-3,50-0,25 Grafik Share dan Kontribusi Sektor Pertambangan Penggalian Share thp PDRB Kontribusi thd Pertumbuhan 0,00-0,05-0,04-0,10-0,05-0,05-0,06 7% -0,11-0,09-0,09-0,15 7% -0,15 7% 7% 7% 7% 7% -0,20 6% 7% 6% -0,17-0,20 Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah BI Aceh 7% 7% 7% 7% 7% 6% 6% 6% 6% Pada sektor Pertambangan dan Penggalian, sektor Minyak bumi dan gas masih menunjukkan tren yang menurun sebesar -1,4% (yoy). Sektor Pertambangan dan penggalian sejak tahun 2012 terus memberikan kontribusi negatif terhadap pertumbuhan Ekonomi Aceh. Pada triwulan laporan sektor ini memberikan kontribusi -0,09% terhadap pertumbuhan Ekonomi Aceh. Sebenarnya peluang Sektor Pertambangan dan Penggalian di Aceh masih sangat besar. Secara geologi Provinsi Aceh terletak pada pertemuan dua lempeng, yaitu lempeng Eurasia dan Indo Australia yang dilalui oleh sistem sesar Sumatera dengan struktur-struktur aktif. Keadaan ini mengakibatkan munculnya zone-zone mineralisasi di sepanjang sistem sesar Sumatera khususnya disepanjang bukit barisan. Beberapa tahun lalu semenjak penandatangan MOU banyak investor asing maupun lokal yang melakukan eksplorasi di wilayah Aceh untuk mengetahui keberadaan cebakan mineral tersebut khususnya keterdapatan mineral logam maupun non logam yang di kandung bumi Aceh ini, seperti di Kabupaten Pidie, Aceh Tengah, Nagan Raya, Aceh Barat Daya, Aceh Jaya, Gayo Lues, dan lain lain. (Marwandi Munthe, ST. MT). Munculnya kegiatan ekplorasi oleh pihak swasta menyebabkan banyaknya Izin Usaha Pertambangan (IUP) Eksplorasi yang diterbitkan oleh Pemerintahan Kabupaten/Kota dimana kegiatan tersebut dilakukan. Namun, masalah perizinan ini seringkali menyebabkan terjadinya perbedaan pendapat dalam hal kewenangan dan prosedur penerbitan izin antara Pemerintah Provinsi dengan Kabupaten/kota di provinsi Aceh. Jika perizinan kegiatan sektor ini dapat berjalan sebagaimana mestinya maka kinerja sektor pertambangan diperkirakan akan 19 KAJIAN EKONOMIDAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN II-2014

24 BAB 1 Kondisi Makroekonomi Aceh membaik. Hal tersebut terkait dengan peran serta investor dalam mengekplorasi kandungan mineral di Aceh sangat yang sangat penting. Keterlibatan investor dibutuhkan karena anggaran pemerintah untuk melakukan kegiatan eksplorasi dan ekspoitasi hasil tambang di Aceh tidaklah cukup. SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN Grafik Pertumbuhan Sektor Industri Rp Miliyar 920 0,9 1,6 1,1 0,8 0,6 900 Pengolahan Ind.Pengolahan yoy_ind.olah -1,7-2,7-8, ,8 Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah BI Aceh % 4,00 2,00 0,00-2,00-4,00-6,00-8,00-10,00 Grafik Kontribusi Sektor Industri Pengolahan % 0,4 0,2 0,2 0,2 0,1 0,1 0,1 0,2 0,2 0,1 0,0 0,1 0,0 0,0 I II III IV I II III IV 0,0-0,1 0,0 I II -0,2-0,1-0,4-0,3-0,6-0,4-0,4-0,5 Kontribusi Industri Migas-0,6-0,8 Kontribusi Industri non Migas Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah BI Aceh Pada triwulan II 2014 kinerja Sektor Industri pengolahan mengalami peningkatan, dibandingkan dengan triwulan lalu sebesar -5,5%, Sektor Industri pengolahan mengalami penurunan lebih kecil sebesar -3,8% (yoy). Kontribusi Industri dengan migas pada triwulan laporan sebesar -0,4%. Industri Pengolahan yang besad di Aceh seperti Industri Pupuk menunggu jaminan pasokan gas. Kebijakan masa lalu dalam sektor energi Indonesia yang berorientasi dalam penerimaan devisa, mengakibatkan sebagian besar produk energi termasuk gas berorientasi ekspor dan terikat kontrak jangka panjang. Hal ini mengakibatkan peningkatan kebutuhan gas didalam negeri oleh industri pupuk tidak dapat begitu saja dipenuhi oleh produksi gas dalam negeri. Kondisi ini terjadi pada PT Asean Aceh Fertilizer yang sudah dilikuidasi serta PT PIM yang sempat tidak produksi pada September 2005 dan baru beroperasi kembali pada tahun 2007, dan kembali tidak mampu berproduksi maskimal hingga tahun Hal ini terkonfirmasi dari nihil nya ekspor pupuk dari Aceh pada periode tersebut. Padahal ekspor pupuk sejak 10 tahun terakhir memberikan nilai ekspor non migas yang tertinggi di Aceh. Keterbatasan pasokan gas ke pabrik PT Pupuk Iskandar Muda (PIM) masih belum tuntas karena sulitnya mendapatkan pasokan gas sesuai kebutuhannya, saat ini PIM masih mengandalkan swap gas dari PT Pupuk Kaltim yang jumlahnya terbatas hanya 3 kargo atau setara MMBTU atau hanya cukup untuk memenuhi 25% kebutuhan gasnya. ( Namun, Pengubahan kilang gas alam cair (Liquified Natural Gas/LNG) Arun Aceh menjadi terminal penerima dan regastifikasi akan selesai pada November Saat ini tahap pembangunan terminal LNG sudah mencapai 95%. Proyek revitalisasi Kilang LNG Arun diharapkan dapat menghidupkan kembali denyut industri di Aceh, menjaga keberlanjutan Pupuk Iskandar Muda, serta menjaga pasokan listrik di provinsi ujung Barat Indonesia tersebut. Selain itu, melalui proyek pipa yang akan menghubungkan Arun dan Belawan, pasokan gas untuk terminal penerima dan regasifikasi Arun akan meningkatkan ketahanan pasokan energi dan juga bahan baku industri di Sumatera Utara. Pada saat ini, yaitu pada saat pasokan gas sudah tidak dapat dipenuhi, peran dari Sektror Industri Pengolahan tanpa migas menjadi sangat penting. Sejak tahun 2012, subsektor ini lah yang memberikan sumbangan pertumbuhan positif kepada ekonomi Aceh. Sektor Industri Pengolahan tanpa Migas triwulan laporan memberikan kontribusi sebesar 0,2% terhadap pertumbuhan PDRB Aceh. Berdasarkan Berita Resmi Statisti BPS Provinsi Aceh, pada triwulan II-2014 produksi Industri Manufaktur Besar Sedang tanpa migas (industri KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN II

25 BAB 1 Kondisi Makroekonomi Aceh makanan) di Provinsi Aceh menunjukkan peningkatan dibandingkan produksi triwulan I Pada triwulan II 2014, produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang mengalami tumbuh sebesar 0,02% (yoy) dan 0,73% (qtq) Sejalan dengan kinerja sektor ekonominya, penyaluran kredit pada sektor industri pengolahahan juga tercatat mengalami peningkatan dari segi nominal kredit. Kinerja Penyaluran kredit ke sektor Industri Pengolahan tumbuh 3,7% (yoy) atau mencapai Rp. 1,82 T, lebih banyak dari pada triwulan lalu yang sebesar Rp. 1,79 T. Meskipun demikian, pertumbuhan tahunan penyaluran kredit pada sektor ini melambat dari triwulan sebelumnya. Hasil Survei Bank Indonesia Aceh terkait dengan dunai usaha (SKDU) juga menunjukan adanya peningkatan indeks dari triwulan I 2014 yang sebesar -0,04 menjadi 0,08 pada triwulan II Grafik Perkembangan Kredit Sektor industri Pengolahan Grafik Realiasi Ekonomi Sektor Industri Pengolahan Rp Miliyar ,6-8,3-11,2-2,9 Tw I Tw II 111,9 Industri Pengolahan 70,4 74,1 Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III 69,6 Tw IV 18,1 3,7 Tw I Tw II % ,0 0,5 0,0-0,5-1,0 III IV I II III IV I II SKDU PDRB 5,0 0,0-5,0-10,0-15,0-20,0 Sumber : Laporan Bank Umum, diolah Sumber : SKDU KPwBI Prov. Aceh 1.2 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DARI SISI PERMINTAAN Tabel 1.3 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Permintaan Provinsi Aceh Komponen q to q y on y Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw-I-14 Tw-II-14 Tw-I-14 Tw-II-14 K. Rumah tangga 3,667,288 3,705,810 3,780,790 3,780,349 3,817,280 3,858, K. Pemerintah 2,243,367 2,247,385 2,315,249 2,699,100 2,372,747 2,414, PMTB 1,545,309 1,573,288 1,606,738 1,674,645 1,642,023 1,657, Perubahan Inventori 564, , , , , , Ekspor 2,266,676 2,252,779 2,251,145 2,193,085 2,140,740 2,272, Impor 911, , ,690 1,008,015 1,037,206 1,046, PDRB 9,375,376 9,462,820 9,583,729 9,686,135 9,667,566 9,761,234 (0.19) Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah BI Aceh Peningkatan pertumbuhan ekonomi triwulan laporan bersumber dari meningkatnya pertumbuhan ekspor yang cukup signifikan. Walaupun aktivitas impor masuh tumbuh cukup tinggi, namun aktivitas ekspor yang tumbuh cukup tinggi ditambah dengan meningkatnya konsumi pemerintah dan rumah tangga di periode laporan membuat ekonomi Aceh masih tumbuh lebih baik pada triwulan II KAJIAN EKONOMIDAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN II-2014

26 BAB 1 Kondisi Makroekonomi Aceh Pada Grafik 1.21 dan 1.22 menunjukan laju pertumbuhan masing-masing komponen dari sisi permintaan baik secara qtq maupun yoy. Baik secara triwulanan maupun tahunan, seluruh komponen pengeluaran mengalami pertumbuhan yang positif. Grafik Laju Pertumbuhan PDRB dari Sisi Permintaan (qtq(%)) Grafik Laju Pertumbuhan PDRB dari Sisi Permintaan (yoy(%)) Laju Pertumbuhan q to q Trw II 2014 Laju Pertumbuhan PDRB 6,14 Laju Pertumbuhan y on y Trw II 2014 Laju Pertumbuhan PDRB 12,10 0,97 1,09 1,76 0,93 0,89 3,69 4,94 5,19 5,55 2,34 K. Rumah tangga K. Pemerintah PMTB Ekspor Impor K. Rumah tangga K. Pemerintah PMTB Ekspor Impor Sumber : BPS Provinsi Aceh Sumber : BPS Provinsi Aceh KONSUMSI Grafik Perkembangan Konsumsi Rumah Tangga Grafik Perkembangan Konsumsi Pemerintah Kons. Rumah Tangga Rp Miliyar Pertumbuhan Kons. RT ,3 5,2 5,1 4,9 5,0 4,9 4,8 4,8 4,4 4, % 5,4 5,2 5,0 4,8 4,6 4,4 4,2 4,0 Kons. Pemerintah Rp Miliyar Pertumbuhan Kons. Pemerintah , , , ,0 4,1 3,7 4,0 3,3 3, ,7 % 8,0 7,0 6,0 5,0 4,0 3,0 2,0 1,0 0,0 Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah BI Aceh Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah BI Aceh Pada triwulan laporan, pertumbuhan tahunan konsumsi rumah tangga dan pemerintah mengalami peningkatan dari triwulan sebelumnya. Konsumsi rumah tangga dan pemerintah tumbuh masing-masing sebesar 4,9% (yoy) dan 5,2% (yoy). Berbagai faktor yang mempengaruhi optimisme konsumsi di triwulan ini diantaranya adalah realisasi APBA 2014 yang terus berjalan. Selain itu adanya momentum Pemilihan Presiden yang menggerakkan beberapa sektor ekonomi. Masa libur sekolah dan persiapan Tahun Ajaran Baru juga menunjukkan indikasi geliat ekonomi yang bertumbuh. Realisasi anggaran pada triwulan II-2014 sudah mencapai 23% baik dari sisi keuangan maupun fisik. Berdasarkan grafik 5.1, rencana keuangan dan fisik APBA pada Juni 2014 atau triwulan II masing-masing adalah 25% dan 35%, hingga akhir juni 2014, realisasi keuangan APBA mencapai 23%. Deviasi antara rencana dan realisasi hanya sebesar 2%. Lebih baik dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang mencapai deviasi sebesar 5%. Sementara itu, realisasi fisik sedikit mengalami penurunan kinerja. Deviasi pencapaian realisasi fisik pada triwulan ini mencapai 12%, lebih tinggi dari deviasi triwulan sebelumnya yang mencapai 10%. Kinerja penyerapan anggaran yang meningkat tersebut membuat konsumsi pemerintah pada triwulan II 2014 mengalami peningkatan. KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN II

27 Thousands BAB 1 Kondisi Makroekonomi Aceh Searah dengan pertumbuhan konsumsi, pertumbuhan kredit konsumsi sebagai salah satu sumber pembiayaan konsumsi masyarakat juga tumbuh sedikit meningkat dari 10,7% (yoy) menjadi 12,5% (yoy). Selain itu, konsumsi listrik rumah tangga juga tercatat mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Konsumsi listrik rumah tangga di Provinsi Aceh mencapai 320 Juta KWH, mengalami pertumbuhan 9,3% (yoy). Grafik Konsumsi Listrik Rumah Tangga Grafik Perkembangan Kredit Konsumsi kwh Kons.listrik Rmh Tangga 22,5 16,4 13,0 14,6-8,8 5,6 3,9 0,3 yoy,% g_kons.listrik RT 15,8 9, Rp Miliyar ,9 10,4 8,0 8,6 Kredit Konsumsi yoy_kons 12,5 10,9 10,1 10,7 2,9 7,8 % Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah BI Aceh Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah BI Aceh Unit Grafik PenjualanKendaraan Bermotor 0 Kendaraan Bermotor g_kendaraan Bermotor_yoy Sumber : Dinas Pengelolaan Kekayaan dan Keuangan Aceh, diolah % III IV I II % 30% 20% 10% 0% -10% -20% -30% Selain itu, peningkatan konsumsi juga ditunjukkan oleh meningkatnya penjualan kendaraan bermotor. Kendaraan bermotor yang termasuk dalam aktivitas konsumsi rumah tangga adalah mobil dan sepeda motor, pada triwulan laporan meningkat baik dari triwulan lalu maupun triwulan yang sama tahun Total penjualan kendaraan bermotor pada triwulan laporan mencapai unit, lebih banyak triwulan lalu yang sebanyak unit. Dengan angka penjualan tersebut, tren penjualan kendaraan bermotor di Provinsi Aceh tumbuh 25% seperti terlihat pada Grafik INVESTASI Grafik Perkembangan PMTB dan Stock Grafik Perkembangan Investasi PMTB Stock ,1 10,1 23,7 Investasi yoy_invest 15,4 16,7 15,0 12,2 12,3 9,1 4, Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah BI Aceh Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah BI Aceh 23 KAJIAN EKONOMIDAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN II-2014

28 BAB 1 Kondisi Makroekonomi Aceh Kegiatan investasi di Aceh yang dicerminkan dari Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) dan stock. Dua komponen tersebut memiliki komposisi seperti tergambar dalam Grafik pada triwulan laporan, investasi Aceh kembali mengalami perlambatan setelah pada triwulan lalu meningkat. Investasi di Aceh tumbuh 4,9% (yoy) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 9,1% (yoy). Penurunan investasi tercermin dari menurunnya realisasi investasi Penanaman Modal Dalam Negeri pada triwulan laporan sebesar Rp. 400 Milyar. Menurut data yang diperoleh dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), selama triwulan II-2014 telah terjadi realisasi investasi Modal Dalam Negeri (PMDN) atau sebesar Rp. 1,1 Triliun turun diabndingkan dengan triwulan lalu yang mencapai Rp. 1,5 Triliun. Sementara itu, peningkatan investasi terjadi untuk Penanaman Modal Asing yang mencapai 11,0 Juta USD. Tabel 1.4 Perkembangan Realisasi Investasi PMA (Juta USD) dan PMDN (Miliyar Rp) di Aceh PMA I-2012 II-2012 III-2012 IV-2012 I-2013 II-2013 III-2013 IV-2013 I-2014 II PMDN I-2012 II-2012 III-2012 IV-2012 I-2013 II-2013 III-2013 IV-2013 I-2014 II Sumber : diolah Penurunan investasi juga terlihat dari penurunan penjualan unit kendaran bermotor untuk kepentingan investasi. Kendaraan bemotor untuk investasi terdiri dari bus, truck, dan becak motor. Pada triwulan laporan, penjualan kendaraan bermotor untuk kepentingan investasi turun dari 382 unit pada triwulan lalu menjadi 289 pada triwulan ini. Angka penjualan tersebut membuat penualan kendaraan bermotor untuk investasi ini tumbuh 61%. Walaupun tumbuh meningkat, namun pertumbuhan pada periode laporan melambat dibandingkan dengan triwulan lalu yang sebesar 91%. Indikator lain yang dapat dilihat adalah melambatnya pertumbuhan kredit investasi. Pada triwulan II 2014, penyaluran kredit perbankan untuk kredit investasi melambat dari 74,3% menjadi 20,4% (yoy). Grafik Perkembangan Penjualan Kendaraan Bermotor (Inventasi) Kendaraan Bermotor Unit g_kendaraan Bermotor_yoy % 100% % % 60% % % 0% % 0-40% III IV I II 2011 Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah BI Aceh Grafik Perkembangan Kredit Investasi Rp Miliyar ,5 78,2 74,3 Kredit Investasi 61,6 yoy_kons 13,5 10,3 18,7 5,5 12,7 20,4 Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah BI Aceh % KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN II

29 BAB 1 Kondisi Makroekonomi Aceh EKSPOR IMPOR Tabel 1.5 Perkembangan Ekspor Impor Aceh EXIM (Rp Miliar) Ekspor 2,385 2,410 2,391 2,196 2,270 2,220 2,215 2,193 2,141 2,272 Impor ,008 1,037 1,046 (yoy%) ekspor (yoy%) impor Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah Pada triwulan II tahun 2014, kinerja ekspor menunjukan peningkatan yang signifikan dengan tumbuh positif. Pertumbuhan positif ini merupakan yang pertama kali sejak tahun Namun, impor Aceh walaupun mengalami perlambatan masih tumbuh cukup besar. Hal ini membuat net ekspor Provinsi Aceh menjadi surplus sehingga perekonomian dari sisi Permintaan menjadi meningkat. Pertumbuhan ekspor Aceh pada periode laporan tercatat mengalami peningkatan sebesar 2,34% (yoy), jauh lebih baik dari triwulan sebelumnya yang kontraksi sebesar -0,57%. Namun, impor Aceh masih mengalami peningkatan pertumbuhan yang signifikan mencapai 12,1% (yoy). Revitalisasi pelabuhan Krueng Geukueh membuat aktivitas ekspor dan impor di Aceh meningkat. Membaiknya aktivitas ekspor baik terjadi ekspor migas dan non migas. Ekspor migas membaik karena pengiriman LNG PT. Arun ke Korea ada yang terlaksana pada triwulan II 2014 ini. Sementara itu, ekspor non migas membaik karena mulai membaiknya proses perdagangan luar negeri di Pelabuhan Kreung Geukeuh dan mulai meningkatnya ekspor seperti ikan tuna. Sementara itu, aktivitas impor juga masih cukup besar terjadi karena adanya impor dari luar daerah. Impor luar negeri memang sudah terbatas, lebih sedikit dari triwulan lalu dan tumbuh moderat dibandingkan dengan triwulan II Namun menurut BPS Aceh, kenaikan impor barang dan jasa antar Provinsi lah yang menyebabkan impor Aceh tumbuh cukup besar. Hal ini terjadi karena adanya pengaruh kegiatan pesta demokrasi pemilihan calon presiden serta bulan puasa dan Lebaran yang meningkatkan permintaan barang dan jasa dan sebagian besar kebutuhan tersebut dipasok dari luar Aceh. Tabel 1.6 Neraca Perdagangan Aceh Sumber : BPS Provinsi Aceh 25 KAJIAN EKONOMIDAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN II-2014

30 BAB 1 Kondisi Makroekonomi Aceh Provinsi Aceh yang yang bergantung pada komoditi migas memang memiliki prestasi neraca perdagangan yang baik. Bahkan pada saat produksi migas sudah jauh berkurang, neraca perdagangan Aceh masih memiliki nilai yang positif. Namun, tahun 2014 ini merupakan tahun terakhir Provinsi Aceh melakukan ekspor migas khususnya LNG. Terlihat pada Tabel 1.5, neraca perdagangan Aceh yang hingga tahun 2005 selalu positif sempat defisit pada awal tahun 2014 namun pada triwulan II ini kembali positif. KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN II

31 BAB 1 Kondisi Makroekonomi Aceh Box. 1 WIRAUSAHA MUDA ACEH Ketersediaan lapangan kerja menjadi salah satu masalah di Provinsi Aceh. Investor yang diharapkan masuk ke Aceh masih harus mempertimbangkan faktor keamanan investasinya. Sementara di sisi lain, setiap tahun ribuan mahasiswa di wisuda dari perguruan tinggi di Aceh, menanti da n menuntut lapangan kerja. Sehingga nyata jika Tingkat Penganggguran Terbuka (TPT) di Aceh tahun 2013 mancapai 8,94% jauh diatas rata rata nasional yang hanya 6,25%. Salah satu jalan keluar mengatasi hal ini adalah dengan menciptakan dan membangun wirausaha muda di Aceh. Untuk itu, Kpw. Bank Indonesia Provinsi Aceh menyelenggarakan program Wirausaha tahun 2014, bekerjasama dengan Pusat Layanan Usaha Terpadu Koperasi dan UMKM (PLUT) Kab. Aceh Besar. Dengan mensyaratkan jenis usaha agribisnis dan berorientasi ekspor, sebanyak 191 pelaku usaha mendaftar dan menyatakan bersedia untuk mengikuti rangkaian program sampai akhir tahun Proses seleksi awal, meloloskan 55 peserta dari 16 kab/kota dengan beragam produk yang menarik, dan menjanjikan pengembangan potensi serta keuntungan. Seminar Wirausaha yang diselenggarakan pada 16 Juli 2014, merupakan tahap awal pembinaan yang diikuti oleh 55 pelaku usaha tersebut. Dengan wajah ceria penuh semangat dan antusias, peserta menceritakan secara singkat profil produk yang dihasilkannya. Sekilas muncul rasa bangga kepada para enterpreuenuer muda Aceh tersebut. Tidak hanya mampu berproduksi dan menjual, kreatifitas bahkan idealisme muncul dalam diri peserta tersebut. Kadis Perindag Prov. Aceh, mengungkapkan, harapannya agar peserta dapat terus mengembangkan diri dan yang terpilih harus dapat menunjukan prestasi ditingkat nasional serta terima kasih kepada Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Aceh yang terus dan turut membangun Aceh melalui enterpreuneurship. Sementara Deputi Kepala Perwakilan BI, M. Seto Pranoto pada sambutannya menyatakan, bahwa kegiatan program wirausaha mengusung konsep trilogi program yakni terfokus, berkelanjutan dan koordinatif, diharapkan dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru serta mendorong pertumbuhan pusat pusat ekonomi baru di Aceh. Direktur Eksekutif PLUT,Sdr. Zuhry pada laporannya menyampaikan menyatakan setelah kegiatan seminar, peserta akan di seleksi menjadi 20 peserta untuk mengikuti Booth Camp selama 3 hari, dan seleksi akhir menjadi 10 peserta yang akan mengikuti pendampingan selama 3 bulan. Peserta terbaik akan mewakili Aceh dalam kegiatan sejenis di tingkat nasional 27 KAJIAN EKONOMIDAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN II-2014

32 BAB 1 Kondisi Makroekonomi Aceh Rangkaian acara Seminar semakin bermakna dengan kehadiran Deputi Pembiayaan Kementerian Koperasi dan UKM, Bp. DR.Choirul Djamhari. Kehadiran beliau ke Aceh selain kegiatan perkoperasian, juga untuk melihat perkembangan PLUT di Aceh, lembaga baru yang didirikan oleh Kementerian Koperasi & UKM dan pertama di Indonesia. Mengetahui kantor PLUT tidak ada orang, karena seluruh tim berada di kantor BI, beliau meminta hadir bertemu peserta seminar dan tim PLUT. Dalam wejangannya, beliau menyampaikan kepada peserta untuk selalu bersinergi dalam menghasilkan produk karena bisnis tidak bisa dijalankan sendiri-sendiri, sementara tantangan global sudah didepan, dengan berlakunya pasar bebas ASEAN tahun Menu utama seminar ini, selain penyampaian materi oleh trainer lokal dan nasional, juga sharing passion dan bisnis diantara sesama peserta. Dengan program wirausaha Bank Indonesia, diharapkan kedepan ekonomi Aceh akan bertumpu pada mesin baru selain APBD, yakni Saudagar Aceh. KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN II

33 BAB 1 Kondisi Makroekonomi Aceh - HAL INI SENGAJA DIKOSONGKAN - 29 KAJIAN EKONOMIDAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN II-2014

34 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI ACEH

35 BAB 2 Perkembangan Inflasi Aceh Inflasi Aceh tahun 2014 triwulan II tercatat sebesar 5,45% (yoy), membaik dibanding inflasi triwulan sebelumnya yang sebesar 5.73%. Inflasi Aceh pada triwulan II 2014 terjadi pada bulan Mei dan Juni sedangkan pada bulan April 2014 mengalami deflasi. Walaupun Bahan Makanan masih merupakan kelompok yang paling dominan mempengaruhi perkembangan inflasi Provinsi Aceh, namun umum kelompok sandang dan transpor memberikan tekanan Inflasi paling besar pada triwulan II Terdapat penambahan kota pantauan Inflasi Provinsi Aceh di mulai tahun 2014 yaitu Meulaboh (Aceh Barat) sebagai kota penimbang inflasi selain kota yaitu Banda Aceh dan Lhoksumawe. Inflasi tahun 2014 triwulan II di ketiga kota pantauan tersebut tercatat Banda Aceh 5,33%, Lhoksumawe 5,26%, dan Meulaboh 5,76% (yoy) 2.1. KONDISI UMUM PERKEMBANGAN INFLASI ACEH Inflasi Aceh yang dihitung berdasarkan kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) di tiga kota yaitu Banda Aceh, Lhoksumawe, dan Meulaboh pada triwulan II tahun 2014 tercatat sebesar 5,45% (yoy) atau 0,99% (qtq). Perkembangan inflasi tersebut lebih rendah bila dibandingkan posisi triwulan sebelumnya sebesar 5,73% (yoy). Namun, secara triwulanan inflasi Aceh mengalami peningkatan dari 0,71% menjadi 0,99%. Peningkatan inflasi secara triwulan terjadi karena adanya event tahunan yang biasa meningkatkan permintaan masyarakat, sehingga indeks harga menjadi naik. Grafik 2.1. Perkembangan Inflasi Aceh Grafik 2.2. Perbandingan Inflasi Sumatera 8,0 7,0 6,0 5,0 4,0 3,0 2,0 1,0 0,0-1,0-2,0 % yoy(%) Inflasi Bulanan (mtm) 8,00 Inflasi Triwulanan (qtq) 7,00 Inflasi Tahunan (yoy) 6,00 5,45 5,45 5,00 0,99 0,27 Tw I Tw II Tw IIITw IV Tw I Tw II Tw IIITw IV Tw I Tw II 4,00 3,00 2,00 1,00 0,00 6,17 6,16 6,59 6,03 6,28 4,34 5,79 6,36 6,12 6,7 Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah BI Aceh Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah BI Aceh Pada grafik 2.1 dapat dilihat pergerakan laju inflasi secara bulanan, triwulanan, dan tahunan. Laju inflasi tahunan (yoy) dapat dilihat pada garis berwarna biru muda. Inflasi tahunan menunjukan adanya penurunan pada triwulan ke II Bila dibandingkan dengan realisasi inflasi tahunan nasional yang dihitung dari 66 kota pantauan, yang sebesar 6,70% (yoy), realisasi inflasi Provinsi Aceh tercatat lebih rendah. Bila dibandingkan atara seluruh Provinsi di pulau Sumatera, inflasi Aceh berada dalam provinsi dengan inflasi terendah setelah inflasi Bengkulu. (Grafik 2.2) 30 KAJIAN EKONOMIDAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN II-2014

36 BAB 2 Perkembangan Inflasi Aceh 2.2 INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK BARANG DAN JASA INFLASI BULANAN (MONTH TO MONTH /MTM) Rata-rata inflasi bulanan Provinsi Aceh di triwulan II tahun 2014 lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Rata-rata inflasi bulanan selama periode laporan adalah 0,33% (mtm), lebih baik dibandingkan dengan tahun 2013 yang sebesar 0,59%. Hal ini menunjukan pergerakan laju inflasi pada tahun 2014 pada triwulan II mampu dikendalikan dengan lebih baik. Tabel 2.1. Perkembangan Inflasi Bulanan Aceh (mtm(%)) Kelompok Apr Mei Jun Ratarata Apr Mei Jun Ratarata Apr Mei Jun Ratarata Bahan Makanan -0,12-2,33 3,38 0,31 0,94 0,78 2,86 1,53-1,38 2,31 0,28 0,40 Makanan jadi, minuman, rokok Perumahan, air, listrik, gas, b.bakar 0,29 0,29 0,43 0,33 0,14 0,14 0,37 0,22 0,33 0,14 0,10 0,19 0,16-0,07 0,01 0,03 0,08 0,51 0,04 0,21 0,28 0,37 0,24 0,30 Sandang -0,46-0,46 0,77-0,05-1,50-1,05-0,31-0,96 0,06 1,57 0,91 0,85 Kesehatan 0,05 0,08 0,51 0,21-0,05 0,03 0,13 0,04 0,58 0,02 0,05 0,22 Pendidikan, rekreasi, olahraga Transpor, komunikasi, jasa keu. -0,02 0,26 0,03 0,09 0,19 0,16 0,18 0,18 0,23-0,02 0,31 0,18 0,02 0,01 0,05 0,03 0,01 0,02 3,00 1,01 0,56 0,10 0,14 0,27 UMUM 0,03-0,73 1,27 0,19 0,19 0,34 1,23 0,59-0,08 0,80 0,27 0,33 Sumber: BPS Prov. Aceh, diolah BI Aceh Tekanan terbesar inflasi bulanan pada periode ini datang dari kelompok Sandang. Kelompok sandang mengalami rata-rata inflasi sebesar 0,85%. Permintaan terhadap pakaian meningkat menyambut datangnya bulan puasa dan lebaran. Event tersebut juga mempengaruhi permintaan barang pada kelompok lainnya seperti bahan makanan. Permintaan komoditas bahan makanan juga meningkat pada saat puasa dan lebaran sehingga terjadinya kenaikan harga pada komoditas tesebut. Tidak hanya dua kelompok tersebut, seluruh kelompok barang secara rata-rata perbulan mengalami inflasi. 3,0 2,0 1,0 0,0-1,0-2,0 Grafik 2.3. Inflasi Kelompok (mtm) mtm(%) Bahan Makanan Makanan jadi, minuman, rokok Apr Mei Jun Perumahan, air, listrik, gas, b.bakar Sandang Kesehatan Pendidikan, rekreasi, olahraga Transpor, komunikasi, jasa keu. Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah BI Aceh 0,9 0,8 0,7 0,6 0,5 0,4 0,3 0,2 0,1 0,0 Grafik 2.4. Inflasi Kelompok Rata-Rata rata-rata mtm (%) 0,40 Bahan Makanan 0,19 Makanan jadi, minuman, rokok 0,30 Perumahan, air, listrik, gas, 0,85 Sandang 0,22 0,18 0,27 0,33 Kesehatan Pendidikan, rekreasi, Transpor, komunikasi, Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah BI Aceh UMUM KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN II

37 BAB 2 Perkembangan Inflasi Aceh Kelompok Makanan jadi mengalami inflasi tiap bulannya pada periode laporan dengan rata-rata inflasi sebesar 0,19%. Bahan makanan yang mengalami kenaikan harga adalah penyebab kenaikan harga pada kelompok ini. Selain itu, naiknya pajak rokok juga menjadi penyebab inflasi yang tinggi pada kelompok ini. Kelompok Perumahan juga mengalami inflasi tiap bulannya pada periode laporan. Kenaikan harga semen, batu bata dan gas LPG membuat kelompok ini mengalami inflasi rata-rata sebesar 0,30%. Berkembangnya industri perumahan di Aceh adalah penyebab naiknya beberapa komoditas bahan bangunan. Industri perumahan di Aceh berkembang sesuai dengan tumbuhnya kinerja ekonomi sektor bangunan pada periode laporan sebesar 6,3% (yoy). Kelompok transpor juga mengalami inflasi pada tiap bulan di triwulan II 2014 ini. Pada tahun lalu BBM merupakan komoditas yang memberikan tekanan inflasi paling tinggi pada kelompok ini. Pada periode laporan, kenaikan harga terjadi pada tarif transportasi dan media transportasi seperti mobil, motor dan sepeda. Kenaikan tarif transportasi seperti angkutan umum yang terjadi di Meulaboh dan angkutan udara yang terjadi di Lhoksumawe disinyalir merupakan penyesuaian tarif yang baru dilakukan akibat kenaikan BBM pada tahun lalu. Sedangkan kenaikan harga mobil dan motor terjadi di Banda Aceh dan Lhoksumawe. Dengan kenaikan harga barang dan jasa tersebut, kelompok Transportasi ini secara rata-rata bulanan mengalami inflasi sebesar 0,27%. INFLASI TRIWULANAN (QUARTER TO QUARTER/QTQ) Grafik 2.5. Inflasi Triwulanan Provinsi Aceh Grafik 2.6. Inflasi Kelompok (qtq) 3,00 2,50 2,00 1,50 1,00 0,50 0,00-0,50-1,00-1,50 qtq (%) 0,67 Tw I Tw II 0,56-0,14 Tw III Tw IV 2,68 Tw I Tw II 1,77 1,71 Tw III Tw IV 0,96 0,71 Tw I Tw II , ,99 3,00 2,50 2,00 1,50 1,00 0,50 0,00 qtq (%) 1,18 0,56 0,90 2,55 0,65 0,53 0,80 Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah BI Aceh Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah BI Aceh Pada triwulan II di tahun 2014 inflasi triwulanan sebesar 0,99%. Meningkat dibandingkan dengan triwulan lalu yang sebesar 0,71%. Terlihat pada grafik 2.5, ternyata pola inflasi triwulan tahun 2014 sedikit berbeda dengan inflasi triwulanan pada tahun 2013 maupun Perkiraan inflasi 2014 yang akan sama dengan pola inflasi triwulanan tahun 2012 tampaknya tidak akan terjadi karena adanya event pemilu baik legislatif maupun presiden pada tahun Event tersebut ternyata menekan inflasi triwulanan Aceh menjadi lebih tinggi. Namun, inflasi pada tahun 2014 tetap diperkirakan akan lebih rendah dibandingkan dengan inflasi tahun Meningkatnya laju Inflasi triwulanan pada periode laporan juga disebabkan oleh inflasi yang tinggi pada kelompok sandang yang sebesar 2.55%. Angka inflasi kelompok sandang tersebut merupakan nilai terbesar inflasi sandang sejak tahun 2012 (Tabel 2.2). Penyebab dari tingginya inflasi kelompok sandang sudah dijelaskan pada bagian sebelumnya yaitu naiknya permintaan komoditas sandang seperti pakaian jadi dalam menyambut bulan puasa dan hari raya Idul Fitri. Pada Tabel di bawah dapat kita lihat inflasi terjadi pada seluruh kelompok komoditas. Selain kelompok sandang, kelompok bahan makanan dan perumahan juga termasuk kelompok yang mengalami inflasi tertinggi yaitu masing-masing sebesar 1,18% dan 0,90%. Inflasi yang tinggi pada kelompok tersebut juga sudah dijelaskan pada bagian inflasi bulanan sebelumnya. 32 KAJIAN EKONOMIDAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN II-2014

38 BAB 2 Perkembangan Inflasi Aceh Tabel 2.2. Perbandingan Inflasi Triwulanan(qtq) Kelompok (2) Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Bahan Makanan 1,21 0,85-2,54-3,43 8,06 4,64-0,31 2,06-2,39 1,18 Makanan jadi, minuman, rokok, tembakau Perumahan, air, listrik, gas & bahan bakar 0,66 1,00 0,99 0,16 1,08 0,66 1,14 1,01 1,54 0,56 0,22 0,09 0,27 0,77 0,47 0,64 0,83 0,78 2,56 0,90 Sandang 0,46-0,15 3,06-0,29-1,75-2,85 5,57-1,11 2,11 2,55 Kesehatan 0,11 0,64 0,24 0,60 0,72 0,11 0,81 0,97 0,75 0,65 Pendidikan, rekreasi, olahraga 0,38 0,26 2,01 0,32 0,20 0,53 3,21 0,50 1,78 0,53 Transpor, komunikasi, jasa keuangan 0,32 0,08 0,64 0,20 0,12 3,04 7,70-0,24 0,86 0,80 U M U M / T O T A L 0,67 0,56-0,14-0,86 2,68 1,77 1,71 0,96 0,71 0,99 Sumber: BPS Prov. Aceh, diolah BI Aceh INFLASI TAHUNAN (YEAR ON YEAR/YOY) Secara tahunan laju inflasi Provinsi Aceh pada triwulan II menunjukan tren menurun atau lebih rendah dari triwulan sebelumnya walaupun masih lebih tinggi dibandingkan dengan laju inflasi tahunan pada periode yang sama di tahun Inflasi triwulan laporan yang sebesar 5,45% (yoy) berada pada tren yang menurun sejak awal tahun 2014 dan lebih rendah dari laju inflasi triwulan sebelumnya yang sebesar 5,73%. Inflasi tahunan tertinggi bersumber dari inflasi Kelompok Sandang dan Transportasi yang masing-masing sebesar 11.0% dan 9.7%(yoy). (Grafik 2.7 dan 2.8). Grafik 2.7. Perkembangan Inflasi Aceh Grafik 2.8. Inflasi Kelompok (yoy) 10,0 9,0 8,0 7,0 6,0 5,0 4,0 3,0 2,0 1,0 0,0 yoy (%) Aceh Nasional 6,70 5,45 3, ,00 yoy (%) 10,00 8,00 6,00 5,07 5,43 4,00 1,87 2,00 0,00 11,00 3,97 6,10 9,73 Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah BI Aceh Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah BI Aceh Dapat dilihat pada Grafik 2.7 pergerakan inflasi Provinsi Aceh dibandingkan dengan laju inflasi nasional secara tahunan (yoy). Pada grafik tersebut terlihat laju inflasi Aceh berada di bawah laju inflasi nasional sejak tahun 2012 dengan pergerakan yang relatif sesuai dengan tren inflasi nasional. Pada triwulan II 2014 ini, baik inflasi Provinsi Aceh maupun Nasional mulai menunjukkan tren yang menurun, hanya saja pergerakan inflasi Provinsi Aceh terlihat menurun lebih tajam. Hingga triwulan ini laju inflasi Provinsi Aceh sebesar 5,45% lebih rendah dibandingkan laju inflasi nasional yang sebesar 6,70%. KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN II

39 BAB 2 Perkembangan Inflasi Aceh Tabel 2.3. Perbandingan Inflasi Tahunan (yoy) Kelompok (2) Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Bahan Makanan Makanan jadi, minuman, rokok, tembakau Perumahan, air, listrik, gas & bahan bakar Sandang Kesehatan Pendidikan, rekreasi, olahraga Transpor, komunikasi, jasa keuangan U M U M / T O T A L Sumber: BPS Prov. Aceh, diolah BI Aceh Pada Tabel 2.3 kolom terakhir dapat kita lihat laju inflasi tahunan dari tujuh kelompok barang dan jasa di Provinsi Aceh. Pada tabel tersebut menunjukan bahwa inflasi tertinggi terjadi pada kelompok sandang dan juga traspor, tidak berbeda dengan laju inflasi bulanan dan triwulanannya. Kelompok sandang dan transpor mengalami inflasi masing-masing sebesar 11.0% dan 9.73%. Kelompok sandang mengalami laju inflasi tertinggi sejak tahun 2012, sedangkan laju inflasi tahunan kelompok transfer tercatat lebih rendah dibandingkan triwulan lalu namun jauh lebih tinggi jika dibandingkan tahun Kelompok sandang mengalami inflasi tinggi akibat kenaikan harga pada komoditas baju muslim yang terjadi di Meulaboh dan Lhoksumawe. Harga baju muslim bergerak naik akibatnya banyaknya permintaan pada saat bulan puasa dan hari raya Idul Fitri. Sedangkan kelompok transpor mengalami inflasi tinggi akibat kenaikan harga mobil, motor, serta tarinf angkutan udara dan darat. Seperti telah dijelaskan sebelumnya, kenaikan tarif ini merupakan respon yang baru direalisasikan akibat dari naiknya harga BBM tahun 2013 lalu. Selain dua kelompok tersebut, lima kelompok barang dan jasa lainnya juga mengalami inflasi seperti pada tabel 2.3 di atas PERKEMBANGAN INFLASI MENURUT KOTA Grafik 2.9. Pergerakan laju Inflasi Tahunan Kota Pantauan Aceh Grafik Inflasi Tahunan Kota Pantauan Aceh Triwulan I ,0 10,0 8,0 6,0 4,0 yoy (%) Aceh Banda Aceh Lhokseumawe Meulaboh 5,76 5,33 5,26 8,00 7,00 6,00 5,00 4,00 3,00 2,00 yoy (%) 5,45 6,70 5,33 5,26 5,76 2,0 0, ,00 0,00 Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah BI Aceh Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah BI Aceh 34 KAJIAN EKONOMIDAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN II-2014

40 BAB 2 Perkembangan Inflasi Aceh Tabel 2.4. Inflasi 3 Kota di Provinsi Aceh Kota qtq,% yoy,% I-13 II-13 III-13 IV-13 I-14 II-14 I-13 II-13 III-13 IV-13 I-14 II-14 Banda Aceh Lhokseumawe Meulaboh Sumber: BPS Prov. Aceh, diolah BI Aceh Realisasi inflasi triwulan II tahun 2014 (yoy) di dua kota (Banda Aceh, Meulaboh) dari tiga kota pantauan inflasi Aceh menunjukkan arah yang sama dengan tren inflasi Provinsi Aceh yaitu menurun dari triwulan sebelumnya namun masih lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2013, sedangkan lhoksumawe mengalami kenaikan laju inflasi baik dari triwulan maupun tahun sebelumnya. Laju inflasi masing-masing kota penimbang inflasi adalah Banda Aceh 5,33%, Lhokseumawe 5,26%, dan Meulaboh 5,76% (yoy). (Grafik 2.10 dan 2.11) Inflasi kota Banda Aceh pada triwulan laporan secara umum mengalami penurunan menjadi 5,33% dari 5,61% pada triwulan lalu. Namun, secara triwulanan laju inflasi banda Aceh meningkat dari 0,62% menjadi 1,1%. Penurunan inflasi tahunan Banda Aceh adalah akibat dari sudah mulai kembalinya keseimbangan harga setelah terjadinya kenaikan harga BBM pada tahun lalu. Namun, inflasi triwulanan Banda Aceh yang meningkat adalah akibat dari meningkatnya permintaan pada saat bulan puasa dan hari Raya Idul Fitri. Sejalan dengan penjelasan meningkatnya laju inflasi Aceh sebelumnya, laju inflasi Banda Aceh meningkat juga akibat dari naiknya harga pada kelompok transpor. Selain kelompok transpor, kelompok yang memberikan andil inflasi besar di banda Aceh adalah kelompok bahan makanan. Seperti tersaji pada Tabel 2.5, barang dan jasa dari kelompok transpor seperti motor, mobil dan tarif angkutan udara memberikan andil inflasi yang tinggi di Banda Aceh. Tabel 2.5 Komoditi Komoditi Penyumbang Inflasi/Deflasi Banda Aceh Triwulan II April Mei Juni Komoditas Andil Inflasi Komoditas Andil Inflasi Komoditas Andil Inflasi Udang Basah 0.08 Tomat Sayur 0.58 Daging Ayam Ras 0.22 Sepeda Motor 0.07 Tomat Buah 0.30 Telur Ayam Ras 0.08 Mobil 0.06 Wortel 0.22 Kembung/Gembung/Banyar/Gembolo/Aso -Aso 0.06 Angkutan Udara 0.05 Cabai Merah 0.11 Keramik 0.06 Laptop/Notebook 0.03 Cumi-cumi 0.08 Tongkol/Ambu-ambu 0.05 Komoditas Andil Deflasi Komoditas Andil Deflasi Komoditas Andil Deflasi Beras Semangka Udang Basah Daging Ayam Ras Udang Basah Besi Beton Tongkol/Ambu Cabai Rawit Cabai Merah KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN II

41 BAB 2 Perkembangan Inflasi Aceh ambu Emas Perhiasan Bahan Bakar Rumah Tangga Jeruk Apel Daging Sapi Pepaya Komoditas pada kelompok bahan makanan seperti tomat, wortel, daing-dagingan dan telur juga tercatat memberikan andil inflasi yang besar di Banda Aceh. Hal tersebut sejalan dengan survei pemantauan harga yang dilakukan oleh Diseperindag Kota Banda Aceh yang memantau pergerakan harga bahan makan di Pasar Peunayong Aceh. Kenaikan harga bahan makanan meningkat seperti tersaji pada grafik di bawah ini. Grafik Pergerakan Harga Daging Sapi Grafik Pergerakan Harga Daging Ayam Daging Sapi Murni (Kg) Daging Ayam Broiler (Kg) Grafik Pergerakan Harga Telur Ayam Grafik Pergerakan Harga Bumbu-Bumbuan Telur Ayam Broiler (Kg) Bawang merah Kg Bawang putih Cabe rawit Sumber: Disperindag Kota Banda Aceh, diolah BI Aceh Laju inflasi di kota Lhoksumawe dan Meulaboh juga seperti pada pada Tabel 2.6 juga disebabkan oleh naiknya harga pada komoditi-komoditi di kelompok sandang, bahan makanan dan transpor. Komoditas pada kelompok sandang seperti baju anak, dan kemeja pria memberikan andil inflasi tertinggi di Lhoksumawe pada bulan Juni. Sama halnya seperti di Meulaboh komoditas sandang seperti pakaian dalam, baju kemeja dan seprei juga memberikan andil inflasi tertinggi. Yang tersebut terakhir bahkan memberikan andil inflasi tinggi di sepanjang bulan dalan triwulan II ini. Kelompok bahan makanan juga masih memberikan andil inflasi tinggi. Komoditas bahan makanan seperti jeruk, tomat, wortel, produk ikan-ikanan memberikan andil inflasi yang tinggi pada triwulan II di kedua kota tersebut. Kelompok transportasi yang memberikan tekanan inflasi pada kota Lhoksumawe adalah kenaikan harga tarif angkutan udara pada bulan Juni. 36 KAJIAN EKONOMIDAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN II-2014

42 BAB 2 Perkembangan Inflasi Aceh Tabel 2.6 Komoditi Komoditi Penyumbang Inflasi/Deflasi Lhoksumawe Triwulan II April Mei Juni Komoditas Andil Inflasi Komoditas Andil Inflasi Komoditas Andil Inflasi Bandeng/Bolu 0.14 Tomat Sayur 0.92 Kemeja Pendek Katun 0.15 Sewa Rumah 0.12 Wortel 0.37 Beras 0.14 Bawang Merah 0.10 Tomat Buah 0.28 Udang Basah 0.07 Jeruk Nipis/Limau 0.07 Cabai Merah 0.25 Baju Anak Stelan 0.06 Mie 0.06 Dencis 0.07 Angkutan Udara 0.05 Komoditas Andil Deflasi Komoditas Andil Deflasi Komoditas Andil Deflasi Tongkol/Ambu-ambu Bandeng/Bolu Cabai Merah Beras Beras Tongkol/Ambu-ambu Cabai Merah Cabai Rawit Kembung/Gembung/Banyar/Gembo lo/aso-aso Tomat Sayur Daging Ayam Ras Dencis Emas Perhiasan Kacang Panjang Bandeng/Bolu Meulaboh Triwulan II April Mei Juni Komoditas Andil Inflasi Komoditas Andil Inflasi Komoditas Andil Inflasi Jeruk 0.23 Tomat Buah 0.60 Tongkol/Ambu-ambu 0.71 Lele 0.14 Cabai Merah 0.23 Wortel 0.08 Kelapa 0.05 Wortel 0.14 Sprey 0.06 Celana Dalam Pria 0.03 Baju Anak Stelan 0.08 Pemeliharaan/Service 0.03 Cabe Hijau 0.02 Sprey 0.08 Taman Kanak-Kanak 0.03 Komoditas Andil Deflasi Komoditas Andil Deflasi Komoditas Andil Deflasi Tongkol/Ambu-ambu Tongkol/Ambu-ambu Tomat Buah KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN II

43 BAB 2 Perkembangan Inflasi Aceh Cabai Merah Kelapa Cabai Merah Beras Bawal Kembung/Gembung/Banyar/Gembo lo/aso-aso Dencis Gabus Mobil Bahan Bakar Rumah Tangga Selar/Tude Bahan Bakar Rumah Tangga Sumber: BPS Prov. Aceh, diolah BI Aceh Pada triwulan laporan, baik inflasi Provinsi Aceh maupun kota-kota yang menjadi lokasi pantauan inflasi (Banda Aceh, Lhoksumawe dan Meulaboh) menunjukan laju inflasi yang relatif lebih rendah di bandingkan provinsi maupun kota yang ada di pulau Sumatera. Tabel 2.7. Perbandingan Inflasi Kota Kota IHK Juni 2014 Inflasi (%) Laju Inflasi (%) TANJUNG PANDAN 116,28 0,83 3,74 9,77 Y o Y (%) TEMBILAHAN 117,61 0,81 4,34 10,64 BUNGO 110,63 0,80 1,27 4,58 BANDAR LAMPUNG 110,79 0,78 1,39 5,47 DUMAI 112,62 0,66 2,20 6,78 MEDAN 112,96 0,60 1,31 6,03 PADANGSIDIMPUAN 111,00 0,55 0,79 5,79 PEKANBARU 111,89 0,54 1,57 6,17 PALEMBANG 109,00 0,54 1,00 4,47 LUBUKLINGGAU 107,66 0,47 1,07 3,19 METRO 121,29 0,45 1,80 11,51 BANDA ACEH 108,61 0,40 1,98 5,33 BENGKULU 113,00 0,38 0,57 5,79 PADANG 113,89 0,31 1,12 6,26 BATAM 109,61 0,27 0,80 5,86 PANGKAL PINANG 111,10 0,24 0,34 4,14 MEULABOH 112,75 0,20 1,19 5,76 SIBOLGA 111,90 0,20 1,55 4,75 LHOKSEUMAWE 108,61 0,17 2,07 5,26 JAMBI 112,09 0,14 1,52 6,47 TANJUNG PINANG 112,00 0,12 0,89 7,05 BUKITTINGGI 110,17 0,09 1,80 5,44 PEMATANG SIANTAR 115,04-0,09 1,81 8,14 Sumber : BPS Provinsi Aceh 38 KAJIAN EKONOMIDAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN II-2014

44 BAB 2 Perkembangan Inflasi Aceh 2.4. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INFLASI Laju inflasi Aceh yang sebesar 5,45% (yoy) pada Triwulan II 2014 bersumber dari kelompok inflasi inti dan dan administered prices, sementara itu tekanan inflasi volatile foods terpantau mengalami penurunan. Dapat dilihat pada grafik 2.11, laju inflasi tahuan tertinggi pada triwulan laporan masih terjadi pada kelompok administered prices sebesar 11,41%. Besarnya inflasi pada kelompok barang i yang harganya diatur oleh pemerintah ini masih merupakan akibat dari naiknya harga BBM dan tarif listrik pada tahun 2013 lalu. Namun, dapat dilihat juga pada grafik tersebut inflasi kelompok ini sebenarnya menunjukan penuruan sejak awal tahun Hal ini menunjukan keseimbangan harga mulai terbentuk kembali setelah adanya kenaikan BBM pada tahun lalu. Pada triwulan laporan, kelompok inflasi inti merupakan kelompok yang mengalami kenaikan laju inflasi tahunan. Laju inflasi kelompok inti meningkat dari 4,24% pada triwulan lalu menjadi 5,33% pada triwulan ini. Kenaikan laju inflasi kelompok yang harganya terbentuk dari hasil interaksi permintaan dan penawaran ini terjadi akibat adanya peningkatan permintaan masyarakat pada saat bulan puasa dan hari raya Idul Fitri. Bulan puasa tahun pada tahun ini jatuh pada bulan Juni, namun peningkatan permintaan sudah terjadi sejak bulan Mei. Hal tersebut ditunjukan oleh penjelasan sebelumnya yaitu besarnya andil inflasi komoditas sandang di ketiga kota pantauan inflasi Aceh secara khusus dan di Provinsi Aceh secara umum Grafik Disagregasi Inflasi Tahunan Provinsi Aceh yoy,% Inflasi IHK Core Volatile Adm Price 11,41 5,33 1, Grafik Kontribusi Disagregasi Inflasi Provinsi Aceh yoy,% Core Volatile Adm Price Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah BI Aceh Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah BI Aceh KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN II

45 BAB 2 Perkembangan Inflasi Aceh Box. 2 Kinerja TPID Provinsi Aceh Semester I 2014 Sebagaimana diketahui bahwa salah satu bentuk koordinasi antara Pemerintah dengan Bank Indonesia (BI) sebagai salah satu upaya dalam mengendalikan inflasi adalah melalui pembentukan Tim Pengendalian Inflasi (TPI) baik di level Pusat maupun Daerah yang dikenal dengan sebutan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID). Untuk TPID Provinsi Aceh, Surat Keputusan (SK) Pembentukan TPID telah mengalami beberapa pembaharuan, dimana TPID Provinsi Aceh pertama kali dibentuk dengan adanya dasar hukum SK Gubernur Aceh No.580/703/2009 tanggal 26 November 2009 yang diperbarui dengan SK Gubernur Aceh No. 580/473/2011 tanggal 8 Agustus Pada tahun 2014, seiring dengan perkembangan perekonomian di Provinsi Aceh maka kota penimbang inflasi yang pada awalnya hanya terdiri dari 2 (dua) Kota yaitu Kota Banda Aceh dan Kota Lhokseumawe, maka pada tahun ini bertambah 1 (satu) Kota lagi yaitu Kota Meulaboh yang merupakan ibukota kabupaten Aceh Barat. Sehubungan dengan penambahan Aceh Barat sebagai kota/daerah penimbang inflasi maka pada akhir tahun 2013, Pemerintah Kabupaten Aceh Barat telah berinisiatif untuk membentuk Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Aceh Barat. Diharapkan dengan masuknya Kota Meulaboh dapat mewakili wilayah pantai barat selatan Aceh serta akan menambah ketepatan pengukuran Pertumbuhan ekonomi Aceh. Adapun kegiatan TPID Provinsi Aceh yang telah dilakukan selama semester I tahun 2014 beserta dengan kesimpulan rapat/kegiatan adalah sebagai berikut : 1. Melakukan kegiatan Rapat Koordinasi Wilayah TPID Provinsi Aceh di Lhokseumawe pada tanggal 6 Februari 2014 yang dipimpin oleh Asisten Keistimewaan Aceh, Pembangunan dan Ekonomi Sekda Aceh selaku Ketua Tim Ahli TPID Provinsi Aceh, dengan hasil diskusi serta rekomendasi menjadikan Potret Inflasi Aceh 2013 akan dijadikan rujukan untuk membuat action plan strategi pengendalian inflasi di tahun 2014 yang akan dirumuskan kemudian dengan meminta masukan dari SKPA anggota TPID. 40 KAJIAN EKONOMIDAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN II-2014

46 BAB 2 Perkembangan Inflasi Aceh 2. Mengikuti Rapat Koordinasi Wilayah TPID Se-Sumbagut di Batam pada tanggal 15 sampai dengan 16 April 2014, yang menghasilkan poin-poin kesepakatan sebagai berikut: Tingginya aktivitas perdagangan antar daerah di kedua Provinsi yaitu Provinsi Aceh dan Provinsi Sumatera Utara memerlukan upaya-upaya kerjasama kebijakan dalam rangka pemenuhan ketersediaan barang, kelancaran distribusi, serta meminimalkan perbedaan (disparitas) harga yang tinggi. Dalam rangka meningkatkan kerjasama terkait dengan upaya stabilisasi harga, maka beberapa program yang akan direkomendasikan kepada Kepala Daerah untuk melengkapi data pemetaan surplus defisit komoditas utama penyumbang inflasi di Sumatera Utara maupun Aceh untuk tahun 2013, meningkatkan kerjasama membangun sistem logistik di wilayah Sumatera Bagian Utara, dan Masing-masing TPID Kabupaten/Kota sepakat memanfaatkan dan mensosialisasikan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) 3. Menghadiri Rapat Koordinasi Nasional TPID di Jakarta pada tanggal 21 Mei 2014 yang menghasilkan poin-poin kesepakatan sebagai berikut: Memperkuat komitmen Kepala Daerah untuk menjalin kerjasama, khususnya untuk mendukung ketahanan pangan dan stabilitas harga pangan melalui perencanaan program kerja (RKPD) dan dukungan anggaran yang sesuai (APBD). Mempercepat penyediaan data dan informasi neraca pangan oleh masing-masing daerah secara berkesinambungan untuk menjadi acuan dalam melakukan kerjasama antar daerah. Memfasilitasi peningkatan kapasitas pengelolaan kerja sama antar daerah oleh Pokjanas TPID antara lain melalui bimbingan dan konsultasi bagi TPID. Pengendalian inflasi di daerah diarahkan pada tercapainya 4K, yakni ketersediaan pasokan, keterjangkauan harga, kelancaran distribusi, dan komunikasi ekspektasi KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN II

47 BAB 2 Perkembangan Inflasi Aceh 4. Melakukan Rapat Koordinasi TPID Kota/Kabupaten Se-Provinsi Aceh terutama untuk TPID Kota/Kabupaten Non Penimbang Inflasi seperti TPID Kota Sabang, TPID Pidie, TPID Pidie Jaya, dan TPID Nagan Raya yang diselenggarakan di Kota Sabang pada tanggal 12 Juni 2014 yang dibuka oleh Walikota Sabang.Adapun fokus pembahasan pada pertemuan tersebut adalah untuk memberikan pemahaman kepada TPID Kota/Kabupaten non penimbang inflasi dalam melakukan monitoring dan pemantauan stabilitas harga. 4. Melakukan Rapat Koordinasi Kesiapan Ketersediaan Bahan Pangan Pokok Dalam Rangka Menyambut Bulan Suci Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri, yang dilaksanakan pada tanggal 17 Juni 2014 yang dipimpin oleh Asisten Keistimewaan Aceh, Pembangunan dan Ekonomi Sekda Aceh, dari hasil rapat tersebut menghasilkan beberapa kesepakatan sebagai berikut: Akan dilakukan operasi pasar yang disesuaikan dengan anggaran yang tersedia serta menghimbau beberapa perusahaan, BUMN, BUMD serta instansi lainnya agar dapat melakukan operasi pasar di wilayahnya masing-masing. Akan dilakukan konfrensi pers oleh Bapak Gubernur Aceh pada saat peninjauan pasar yang direncanakan pada tanggal 25 Juni 2014 serta dimintakan kepada Bupati Aceh Barat dan Walikota Lhokseumawe untuk melakukan hal yang sama dan pada hari yang sama di wilayahnya. Perlu melakukan rapat khusus dengan PLN, Pertamina, Dinas Bina Marga dan Dinas Perhubungan mengenai Distribusi barang dan energi. 5. Melakukan Rapat Koordinasi Kesiapan bidang Infrastruktur, Distribusi BBM dan Energi Dalam Rangka Menyambut Bulan Suci Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri 1435H, yang dilaksanakan pada tanggal 19 Juni 2014 yang merupakan lanjutan dari rapat yang telah dilaksanakan 17 Juni 2014 dengan mengundang pihak Pertamina, PLN serta instansi terkait lainnya dan rapat ini dipimpin oleh Asisten Keistimewaan Aceh, Pembangunan dan Ekonomi Sekda Aceh, dari rapat ini dihasilkan beberapa kesimpulan rapat yaitu : 42 KAJIAN EKONOMIDAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN II-2014

48 BAB 2 Perkembangan Inflasi Aceh Pihak PLN telah melakukan pemeliharaan pembangkit Listrik serta pemeliharaa jaringan distribusi guna mengantisipasi terjadinya pemadaman pada saat Pemilihan Presiden maupun pada Bulan Suci Ramadhan. Apabila pasokan arus listrik pada jaringan transmisi cukup maka PLN tidak akan melakukan pemadaman listrik secara terencana. Kepada Dinas terkait agar dapat membantu kelancaran pendistribusian Barang kebutuhan pokok masyarakat dan BBM termasuk didalamnya LPG guna menghadapi Bulan Suci Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri 1435H. 6. Melakukan Rapat Koordinasi TPID Se-Provinsi Aceh dengan tema Menjaga Stabilitas Harga Menjelang Puasa dan Lebaran pada tanggal 20 Juni 2014 yang dipimpin oleh Asisten Keistimewaan Aceh Pembangunan dan Ekonomi Sekda Aceh di Aceh Barat (Meulaboh). Adapun poin-poin kesepakatan dan rekomendasi adalah sebagai berikut 1. Ketersediaan Pasokan - Kunjungan Pasar oleh Kepala Daerah (Gubernur/Bupati/Walikota), TPID Provinsi merencanakan kunjungan pasar pada tgl 25 Juni 2014 yang akan dilanjutkan dengan konferensi pers sebagai upaya pemantauan kondisi stok. Sehubungan dengan hal tersebut diharapkan masing-masing TPID Kota/Kabupaten juga melakukan kunjungan pasar di hari yang sama ataupun dapat melakukannya di waktu yang disepakati kemudian. - Kunjungan ke sentra-sentra produksi untuk mengetahui kondisi produksi bahan pangan. - Kunjungan ke distributor-distributor sebagai upaya mencegah penimbunan misalnya fenomena penggunaan elpiji bersubsidi yang masih banyak digunakan industri 2. Keterjangkauan Harga - Program Pasar Murah dari dinas/instansi/swasta untuk kebutuhan pokok yang dibutuhkan masyarakat. Untuk itu, TPID Kota/Kabupaten dapat melakukan koordinasi dengan para pihak terkait mengenai pelaksanaan pasar murah di daerah masing-masing. KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN II

49 BAB 2 Perkembangan Inflasi Aceh 3. Ekspektasi Pasar TPID Kota/Kabupaten diharapkan dapat melakukan konferensi pers mengenai kondisi harga dan ketersediaan pangan dengan tujuan menjaga ekspektasi masyarakat terkait dengan tingkat harga. 7. Menindaklanjuti hasil rapat TPID di Aceh Barat (Meulaboh), TPID Provinsi Aceh pada tanggal 25 Juni 2014, Gubernur - HAL INI Aceh SENGAJA beserta DIKOSONGKAN anggota TPID - Provinsi Aceh melakukan kunjungan ke Pasar Tradisional untuk memantau kondisi stok dan tingkat harga komoditas pangan menjelang puasa yang dilanjutkan dengan melakukan Konferensi Pers di Gedung Radio Republik Indonesia (RRI) Aceh (dokumentasi kegiatan terlampir). 8. Melakukan kegiatan Pasar Murah yang diinisiasi oleh Disperindag Aceh, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Aceh, dan Bulog Sub Divre Aceh. 44 KAJIAN EKONOMIDAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN II-2014

50 BAB 3 Perkembangan Perbankan Daerah dan Sistem Pembayaran

51 BAB 3 Perkembangan Perbankan Daerah dan Sistem Pembayaran PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH 45 KAJIAN EKONOMIDAN KEUANGAN REGIONALPROV. ACEH TRIWULAN II-2014

52 BAB 3 Perkembangan Perbankan Daerah dan Sistem Pembayaran Perkembangan perbankan di triwulan II-2014 menunjukkan peningkatan seiring dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi Provinsi Aceh. Hal ini tercermin dari beberapa indikator utama kinerja perbankan di Provinsi Aceh yang masih tumbuh positif serta beberapa rasio keuangan yang masih baik antara lain Loan to Deposit Ratio (LDR) yang masih tinggi. Namun demikian hal tersebut juga diiringi dengan kewaspadaan dari sisi Non Performing Loans (NPL) yang menunjukkan peningkatan di atas level batas 5% baik di perbankan konvensional maupun perbankan syariah ANALISIS PERBANKAN DAERAH Perkembangan pertumbuhan aset perbankan pada triwulan II-2014 menunjukkan peningkatan mengikuti meningkatnya pertumbuhan ekonomi Provinsi Aceh. Total aset perbankan di Provinsi Aceh pada triwulan II mencapai Rp41,77 triliun, meningkat sebesar 6,7 % (yoy) dibandingkan triwulan I-2014 yang tumbuh sebesar 2,6% (yoy). Aset perbankan pada triwulan laporan masih didominasi oleh aset milik bank konvensional yang mencapai Rp36,21 triliun (86.69%), sedangkan sisanya sebesar Rp5,6 triliun (13.31%) merupakan aset bank syariah. Aset perbankan kovensional dan syariah masing-masing tumbuh 6,0% (yoy) dan 11,2% (yoy) pada triwulan laporan, lebih pesat dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 0,1% (yoy) dan 21,3% (yoy). Grafik 3.1 Aset Perbankan Konvensional Grafik 3.2 Aset Perbankan Syariah Triliun Total Aset Pertumbuhan Aset (yoy) 20% 15% 10% 5% 0% -5% -10% -15% -20% Triliun Total Aset Pertumbuhan Aset (yoy) 40% 30% 20% 10% 0% Sumber : LBU,diolah BI Aceh Sumber : LBU,diolah BI Aceh Peningkatan pertumbuhan aset perbankan di Provinsi Aceh didorong oleh meningkatnya penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dihimpun oleh perbankan konvensional maupun syariah, yang tumbuh lebih pesat dibandingkan triwulan sebelumnya. Total DPK perbankan di Provinsi Aceh meningkat dari Rp23,23 triliun pada triwulan I-2014 menjadi Rp26,24 triliun pada triwulan II-2014, terdiri dari DPK perbankan kovensional sebesar Rp23,67 triliun dan perbankan syariah sebesar Rp2,54 triliun. Posisi DPK di Provinsi Aceh pada akhir triwulan II-2014 tercatat mengalami pertumbuhan sebesar 10,53% (yoy), lebih tinggi dari triwulan sebelumnya yang hanya mencapai 6,6% (yoy). Pertumbuhan DPK di Provinsi Aceh tersebut ditopang oleh pertumbuhan jumlah Giro, Tabungan, dan Deposito. Pada triwulan laporan ini, pertumbuhan Giro mencapai -26,39% (yoy) atau meningkat dari triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar -29,97 (yoy). Sementara itu Tabungan dan Deposito masing-masing tumbuh sebesar 56,69% (yoy) dan 23,77 (yoy) (Grafik 3.4). KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN II

53 BAB 3 Perkembangan Perbankan Daerah dan Sistem Pembayaran Pertumbuhan DPK Aceh pada triwulan laporan bersumber dari pertumbuhan DPK perbankan kovensional sebesar 8,5% (yoy) dan perbankan syariah sebesar 33,9% (yoy), lebih tinggi dari triwulan sebelumnya yang masing-masing tumbuh 5,20% (yoy) dan 21,96% (yoy) (Grafik 3.5 dan 3.6). Grafik 3.3 Perkembangan DPK Aceh Grafik 3.4 Pertumbuhan Giro, Tabungan dan Deposito dalam (yoy) Triliun DPK Pertumbuhan (yoy) Pertumbuhan (mtm) 20,00 15,00 10,00 5,00 - (5,00) (10,00) Giro Deposito Tabungan Sumber : LBU,diolah BI Aceh Sumber : LBU,diolah BI Aceh Grafik 3.5 DPK Perbankan Konvensional Grafik 3.6 DPK Perbankan Syariah Triliun DPK Pertumbuhan (yoy)% Triliun (1) DPK Pertumbuhan (yoy)% Sumber : LBU,diolah BI Aceh Sumber : LBU,diolah BI Aceh Komposisi DPK di Provinsi Aceh pada triwulan laporan masih didominasi oleh jenis Tabungan dengan proporsi sebesar 42,92%,kemudian diikuti dengan Giro30,80%, dan terakhir Deposito sebesar 26,28% (Grafik 3.7).Di sisi lain, tingkat suku bunga Deposito dan Giro menunjukkan tren kenaikan. Sementara itu, untuk sisi tabungan menunjukkan tren yang sebaliknya. Pada triwulan laporan, suku bunga tabungan berada pada level 2,00% (yoy) atau menurun dibandingkan suku bunga triwulan sebelumnya mencapai 2,17% (yoy) (Grafik 3.8). 47 KAJIAN EKONOMIDAN KEUANGAN REGIONALPROV. ACEH TRIWULAN II-2014

54 BAB 3 Perkembangan Perbankan Daerah dan Sistem Pembayaran Grafik 3.7 Komposisi DPK Per Jenis Simpanan Grafik 3.8 Perkembangan Suku Bunga DPK Giro (Kiri) Tabungan (Kiri) Deposito (Kanan) Deposito 26,28% Tabungan 42,92% Giro 30,80% 3% 2% 1% 0% 8% 6% 4% 2% 0% Sumber : LBU,diolah BI Aceh Sumber : LBU,diolah BI Aceh Kondisi kredit perbankan di Provinsi Aceh pada triwulan II-2014 mengalami perlambatan pertumbuhan dibandingkan triwulan sebelumnya seiring dengan kenaikan suku bunga kredit. Pada triwulan II-2014 perbankan telah menyalurkan kredit sebesar Rp24,71 triliun atau tumbuh sebesar 8,72% (yoy), melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 10,72% (yoy)(grafik 3.9 dan Grafik 3.10). Grafik 3.9 Perkembangan Penyaluran Kredit Aceh Grafik 3.10 Perkembangan Suku Bunga, BI Rate, dan Kredit Aceh Jumlah Kredit (Triliun) Pertumbuhan (yoy) Triliun 25 20% % % Sumber : LBU,diolah BI Aceh Jumlah Kredit (Triliun) BI Rate Suku Bunga Kredit Triliun Sumber : LBU,diolah BI Aceh 15% 10% 5% 0% Proporsi penyaluran kredit oleh perbankan konvensional pada tiwulan laporan mencapairp21,64 triliun atau tumbuh sebesar 9,2% (yoy), kondisi tersebut melambat jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh 11,3% (yoy).di sisi lain, perlambatan juga terjadi di pembiayaan yang disalurkan oleh perbankan syariah yakni sebesar Rp 3,07 triliun atau tumbuh sebesar 5,4% (yoy), namun melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang masih tumbuh sebesar 6,5% (yoy). Keadaan tersebut seiring dengan kebijakan moneter yang dilakukan Bank Indonesia dalam rangka menjaga stabilitas ekonomi makro dan sistem keuangan nasional. KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN II

55 BAB 3 Perkembangan Perbankan Daerah dan Sistem Pembayaran Grafik 3.11 Kredit Bank Konvensional Grafik 3.12 Pembiayaan Bank Syariah Triliun 25 Jumlah Kredit (Triliun) Pertumbuhan 25% Triliun 5 Jumlah Pembiayaan (Triliun) Pertumbuhan 25% 20 20% 4 20% 15 15% 3 15% 10 10% 2 10% 5 5% 1 5% - 0% - 0% Sumber : LBU,diolah BI Aceh Sumber : LBU,diolah BI Aceh Penyaluran kredit pada triwulan II-2014 didominasi oleh kredit konsumsi sebesar 57,7% dan kredit modal kerja sebesar 32,7% (Grafik 3.13). Kredit konsumsi pada triwulan laporan mencapai Rp14,27 triliun atau mengalami kenaikan pertumbuhan yang dari 10,7% (yoy) pada triwulan I-2014 menjadi 12,5% (yoy) pada triwulan laporan. Kenaikan pertumbuhan pada kredit konsumsi diindikasikan berhubungan dengan aktivitas konsumsi masyarakat yang juga naik karena adanyaa Pemilu, Tahun Ajaran Baru, dan menjelang puasa. Sementara itu, kredit modal kerja pada triwulan II-2014 mencapai 32,7% atau sebesar Rp8,08 triliun, tumbuh melambat sebesar 0,004% (yoy) dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh 0,2% (yoy). Adanya perlambatan pertumbuhan pada penyaluran kredit modal kerja memberikan sinyal bahwa kegiatan perekonomian Aceh saat ini masih ditopang oleh tumbuhnya aktivitas konsumsi, sementara aktivitas pada sektor produktif lainnya masih cenderung melambat. Kredit investasi tumbuh sebesar 20,4% atau mencapai Rp2,36 triliun (Grafik 3.14). Pertumbuhan kredit invetasi tersebut mengisyaratkan optimisme para pelaku usaha terhadap iklim investasi di Provinsi Aceh. Melambatnya pertumbuhan semua jenis kredit terutama disebabkan karena adanya kenaikan tingkat suku bunga kredit sebagai respon atas kenaikan BI rate. Rata-rata tertimbang suku bunga kredit tercatat sebesar 11,86%, meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sebesar 11,68% (Grafik 3.10). Grafik 3.13 Pangsa Kredit Per Jenis Penggunaan Grafik 3.14 Kredit Menurut Penggunaan Konsumsi 57,73% Modal Kerja 32,72% Investasi 9,55% Triliun Modal Kerja Investasi Konsumsi Sumber : LBU,diolah BI Aceh Sumber : LBU,diolah BI Aceh 49 KAJIAN EKONOMIDAN KEUANGAN REGIONALPROV. ACEH TRIWULAN II-2014

56 BAB 3 Perkembangan Perbankan Daerah dan Sistem Pembayaran 3.2. INTERMEDIASI DAN RISIKO PERBANKAN Fungsi intermediasi perbankan Provinsi Aceh pada triwulan II-2014 tercermin dari Loan to Deposit Ratio (LDR) yang masih tinggi berdasarkan lokasi bank maupun berdasarkan lokasi proyek, LDR berdasarkan lokasi bank tercatat pada level 94,2%, mengalami penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 102,55%. Demikian halnya dengan rasio LDR berdasarkan lokasi proyek, mengalami penurunan menjadi 113,06% dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 124,3%. Masih cukup tingginya rasio LDR pada triwulan laporan mengindikasikan masih stabilnya dukungan perbankan pada sektor riil dan kinerja perekonomian secara keseluruhan. Namun demikian, penyaluran kredit pada triwulan II-2014 yang cukup baik tersebut diikuti dengan manajemen pengelolaan risiko yang butuh perhatian khusus. Hal ini tercermin dari rasio non performing loan (NPL) yang pada triwulan laporan meskipun meningkat dari 4,8% pada triwulan I-2014 menjadi 4,97% pada triwulan laporan. Kondisi tersebut mendekati level batas indikatif (5%) LDR perbankan konvensional pada triwulan II-2014 mencapai 91,3%, menurun dibandingkan triwulan I-2014 yang sebesar 99,5% (Grafik 3.15). Penurunan LDR ini didorong oleh pertumbuhan DPK yang lebih pesat dibandingkan pertumbuhan penyaluran kredit. Kredit bermasalah atau NPL perbankan konvensional sebesar 4,6% masih cukup terjaga di bawah level batas aman 5%. Grafik 3.15 LDR dan NPL Bank Konvensional Grafik 3.16 LDR dan NPL Bank Syariah FDR (Kiri) NPL (Kanan) FDR % NPL-gross % 100% 95% 90% 85% 80% 75% 6% 5% 4% 3% 2% 1% 0% 200% 150% 100% 50% 0% 10% 8% 6% 4% 2% 0% Sumber : LBU,diolah BI Aceh Sumber : LBU,diolah BI Aceh Kondisi serupa juga terjadi pada perbankan syariah dimana terjadi penurunan Financing to Deposit Ratio (FDR) dan peningkatan Non Performing Financing (NPF). FDR perbankan syariah mengalami penurunan dari 130,8% pada triwulan I-2014 menjadi 120,9% pada triwulan II Sementara itu, kualitas pembiayaan di perbankan syariah perlu mendapat perhatian yang lebih intensif karena nilai dari NPF menunjukkan angka peningkatan yang cukup signifikan dibandingkan triwulan I-2014, yaitu dari semula sebesar 6,4% meningkat menjadi sebesar 7,6%. Kondisi ini mengisyaratkan perlunya perhatian khusus terhadap pembiayaan yang dilakukan perbankan syariah agar tetap aman dan berkelanjutan KETAHANAN SEKTOR KORPORASI Pembiayaan sektor Korporasi oleh Perbankan pada triwulan II-2014 masih menunjukkan pertumbuhan meskipun melambat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Posisi kredit Bank Umum yang diterima oleh sektor Korporasi di Aceh pada akhir triwulan II-2014 mencapai Rp10,06 triliun, tumbuh 3,3% (yoy) atau melambat dibandingkan dengan pertumbuhan kredit pada triwulan I-2014 yang mencapai 18,2% (yoy) (Grafik 3.17). Kredit yang disalurkan oleh Bank Umum di Aceh tersebut diterima oleh dua sektor korporasi utama di KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN II

57 BAB 3 Perkembangan Perbankan Daerah dan Sistem Pembayaran Aceh yaitu sektor Perdagangan, Hotel, dan Resoran (PHR) sertasektor Industri Pengolahan yang mencapai 69,6% dari total kredit yang disalurkan ke sektor Korporasi di Aceh. Namun di sisi lain, kualitas kredit Bank Umum yang disalurkan ke Sektor Korporasi berada di level yang perlu untuk mendapat perhatian lebih khusus atau kurang baik. Hal ini tercermin dari indikator Non Performing Loans (NPL) kredit pada sektor Korporasi di Aceh yang menunjukkan kecenderungan meningkat. NPL kredit Bank Umum yang disalurkan kepada sektor Korporasi di Aceh pada akhir triwulan II-2014 tercatat sebesar 9,9% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 9,6% (yoy) (Grafik 3.18). Jika dilihat berdasarkan dua sektor Korporasi utama, NPL Kredit yang disalurkan sektor PHR di Aceh pada akhir triwulan II-2014 masih di level yang tinggi yaitu menjadi 10,5%. Kondisi tersebut berbeda dengan rasio NPL kredit yang disalurkan Bank Umum ke korporasi di sektor Industri Pengolahan yang masih terjaga rendah di bawah level 5% yaitu hanya sebesar 1,1% (yoy). Grafik 3.17 Perkembangan Kredit ke Sektor Korporasi Grafik 3.18 Perkembangan NPL Kredit ke Korporasi Triliun Kredit Total Kredit Ke Korporasi Growth Kredit Korporasi (yoy) 50% 40% 30% 20% 10% 0% -10% -20% 12,00% 10,00% 8,00% 6,00% 4,00% 2,00% 0,00% NPL Bank Umum NPL Kredit ke Korporasi Sumber : LBU,diolah BI Aceh Sumber : LBU,diolah BI Aceh Grafik 3.19 Perkembangan Kredit dan NPL Sektor PHR Grafik 3.20 Perkembangan Kredit dan NPL Sektor Industri Pengolahan Kredit Ke PHR NPL PHR Triliun % 12% 10% 8% 6% 4% 2% 0% Kredit Ke Industri Pengolahan NPL Industri Pengolahan Triliun ,0% 5,0% 4,0% 3,0% 2,0% 1,0% 0,0% Sumber : LBU,diolah BI Aceh Sumber : LBU,diolah BI Aceh 3.4. KETAHANAN SEKTOR UMKM Seiringdenganmelambatnya pertumbuhan kredit, penyaluran kredit UMKM di Provinsi Aceh pada triwulan II juga mengalami pertumbuhan yang melambat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Posisi kredit yang disalurkan perbankan kepada UMKM di triwulan pelaporan ini mencapai Rp7,8triliun, tumbuh negatif sebesar 3,1% (yoy). 51 KAJIAN EKONOMIDAN KEUANGAN REGIONALPROV. ACEH TRIWULAN II-2014

58 BAB 3 Perkembangan Perbankan Daerah dan Sistem Pembayaran Sementara itu, pangsa UMKM terhadap kredit perbankan di provinsi Aceh masih di atas 25%. Hingga akhir triwulan II-2014 penyaluran kredit UMKM hanya mencapai 31,6%. Kondisi ini mengindikasikan bahwa penyaluran kredit kepada usaha mikro, kecil, dan menengah di Aceh masih cukup rendah. Dengan kata lain, potensi pembiayaan perbankan pada sektor usaha di Aceh masih sangat tinggi. Apabila dilihat berdasarkan skala usahanya, kredit UMKM masih didominasi oleh kredit menengah (Grafik 3.22). Kredit UMKM yang disalurkan berupa kredit menengah pada triwulan II-2014 (Rp500 juta Rp5 miliar) senilai Rp2,07 triliun, disusul oleh kredit skala kecil (Rp 50 juta Rp500 juta) senilai Rp4,36 triliun, dan kredit skala mikro (di bawah Rp50 juta) dengan baki debet sebesar Rp1,36 triliun. Grafik Perkembangan KPR menurut Tipe Bangunan di Aceh Grafik 3.22 Pertumbuhan Tahunan (yoy) KPR yang disalurkan ke Aceh Triliun Total Pembiayaan Pertumbuhan (yoy) 25% 20% 15% 10% 5% 0% -5% Mikro 17,47% Kecil 55,91% Menengah 26,62% Sumber : LBU,diolah BI Aceh Sumber : LBU,diolah BI Aceh Terkait dengan Kredit Usaha Rakyat (KUR), outstanding Kredit Untuk Rakyat (KUR) dengan total baki debet tercatat sebesar Rp661,15 miliar (grafik 3.23) dengan jumlah debitur sebanyak debitur (Grafik 3.24). Penyaluran KUR (Total baki debet) Provinsi Aceh tersebut tumbuh 23,41% (yoy). Meskipun demikian, penyaluran KUR pada triwulan laporan mengalami perlambatan apabila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 24,28% (yoy) (Grafik 3.24) Grafik 3.23 Perkembangan Penyaluran Grafik 3.24 Perkembangan KUR Aceh Debitur KUR Aceh 800,00 600,00 400,00 200,00 0,00 Total Pembiayaan (miliar) Pertumbuhan (yoy) 30% 20% 10% 0% -10% -20% Jumlah Debitur Pertumbuhan (yoy) 30% 20% 10% 0% -10% -20% -30% Sumber : LBU,diolah BI Aceh Sumber : LBU,diolah BI Aceh 3.5. KETAHANAN SEKTOR RUMAH TANGGA Pembiayaan Kredit Konsumsi yang disalurkan kepada sektor Rumah Tangga di Provinsi Aceh secara nominal terus mengalami peningkatan pertumbuhan hingga akhir triwulan II-2014 sesuai dengan peningkatan pertumbuhan (Grafik 3.25). Pada akhir triwulan II-2014 kredit yang disalurkan perbankan ke sektor Rumah Tangga mencapai Rp14,26 triliun atau tumbuh 12,5% (yoy), meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan kredit rumah tangga di triwulan I ,7% (yoy). KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN II

59 BAB 3 Perkembangan Perbankan Daerah dan Sistem Pembayaran Setelah sempat mengalami pertumbuhan negatif sejak akhir tahun 2012 hingga akhir tahun 2013 lalu, kredit Kendaraan Bermotor (KKB) yang disalurkan Bank Umum ke sektor Rumah Tangga di Aceh kembali tumbuh positif di triwulan II-2014 dan tercatat sebesar Rp153,63 milyar atau tumbuh 43,7% (yoy). Selain dalam bentuk KKB, kredit Bank Umum yang diterima oleh sektor Rumah Tangga di Aceh juga berupa KPR sebesar Rp2,40 triliun pada triwulan II Kredit dalam bentuk KPR yang diterima oleh sektor rumah tangga juga mengalami peningkatan dengan pertumbuhan pada triwulan laporan mencapai 36,4% (yoy) melebihi tingkat pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 20,1% (yoy). Grafik 3.25 Perkembangan Kredit Rumah Tangga Grafik 3.26 Perkembangan KPR Triliun Kredit Rumah Tangga Pertumbuhan (yoy) 14% 12% 10% 8% 6% 4% 2% 0% Triliun 3,00 2,50 2,00 1,50 1,00 0,50 - KPR Growth yoy KPR 100% 80% 60% 40% 20% 0% -20% Sumber : LBU, diolah BI Aceh Sumber : LBU, diolah BI Aceh Grafik 3.27 Perkembangan KKB Grafik 3.28 Perkembangan NPL KPR dan KKB Miliar KKB Growth yoy KKB 100% 80% 60% 40% 20% 0% 6% 5% 4% 3% 2% 1% 0% NPL KPR NPL KKB Sumber : LBU, diolah BI Aceh Sumber : LBU, diolah BI Aceh Kualitas kredit yang disalurkan oleh perbankan ke sektor Rumah Tangga di Provinsi Aceh masih cukup baik. Hal ini tercermin dari masih relatif rendah dan masih terjaganya rasio Non Performing Loans (NPL) baik untuk kredit berupa KPR maupun KKB di level yang rendah (dibawah critical point 5%). NPL KPR dan KKB pada triwulan II-2014 hanya sebesar 4,3% dan 2,8% (Grafik 3.30). Berdasarkan jenisnya, kredit KPR masih didominasi KPR untuk rumah dengan tipe 21 ke atas. Pada triwulan II-2014, posisi KPR untuk tipe 21 hanya sebesar Rp434,28 miliar, sementara KPR untuk tipe di atas 21 mencapai sekitar 66% dari total KPR yang disalurkan bank umum ke rumah tangga di Aceh. Posisi KPR yang disalurkan untuk tipe 22 s.d. 70 di akhir triwulan II-2014 mencapai Rp1,17 triliun, sementara untuk KPR tipe di atas 70 mencapai Rp409,67 miliar (Grafik 3.29). Selain berupa kepemilikan untuk rumah, apartemen, dan flat, KPR yang diterima oleh sektor rumah tangga juga berupa kredit untuk pemilikan Rumah Kantor (Rukan) dan Rumah Toko (Ruko) yang pada periode laporan mencapai 16,0% dari total KPR. 53 KAJIAN EKONOMIDAN KEUANGAN REGIONALPROV. ACEH TRIWULAN II-2014

60 BAB 3 Perkembangan Perbankan Daerah dan Sistem Pembayaran Grafik 3.29 Perkembangan KPR menurut Tipe Miliar Bangunan di Aceh Tipe 21 Tipe Tipe > 70 Tipe Ruko dan Rukan Sumber : LBU,diolah BI Aceh 350% 250% 150% 50% -50% -150% Grafik 3.30 Pertumbuhan Tahunan (yoy) KPR yang disalurkan ke Aceh Pertumbuhan KPR Tipe 21 (yoy) LTV 2013 LTV 2013 Sumber : LBU,diolah BI Aceh Pemberlakuan kebijakan LTV pada Juni 2012 cukup berdampak signifikan terhadap pertumbuhan penyaluran KPR tipe s.d. 21. Hal tersebut tercermin dari pertumbuhan tahunan KPR tipe 21 yang sempat mengalami pertumbuhan negatif sejak triwulan III-2012 hingga sebelum implementasi penyempurnaan kebijakan LTV di September Bersarnya hearding effect pada saat kebijakan LTV 2012 diberlakukan menyebabkan kredit KPR tipe 21 mengalami penurunan yang sangat signifikan dan mengakibatkan pertumbuhan KPR tipe 21 tercatat negatif 66,92% (yoy) pada triwulan II-201 lalu hingga berlanjut sampai dengan triwulan II-2013, tepat sebelum diberlakukannya paket kebijakan LTV 2013 di September Namun, penyaluran untuk KPR tipe 21 berangsur-angsur membaik hingga pada akhirnya meskipun mengalami perlambatan sejak September 2013 lalu, pertumbuhan KPR untuk tipe s.d 21 pada akhir triwulan II-2014 masih tercatat positif sebesar 130% (Grafik 3.30) Grafik 3.31 Perkembangan NPL, Inflasi dan suku bunga KPR tipe 21 di Provinsi Aceh Grafik 3.32 Perkembangan NPL KPR tipe di atas 21 di Provinsi Aceh Triliun Suku Bunga KPR tipe 21 Inflasi NPL KPR Tipe 21 (yoy) ,00 15,00 10,00 5,00 0,00 Tipe Ruko dan Rukan Tipe Tipe > 70 7,00 6,00 5,00 4,00 3,00 2,00 1,00 0,00 Sumber : LBU,diolah BI Aceh Sumber : LBU,diolah BI Aceh NPL untuk KPR tipe 21 sempat mengalami peningkatan sejak awal tahun 2013 lalu, untuk kemudian sempat menurun di akhir tahun 2013 lalu. NPL KPR tipe 21 sempat meningkat pada triwulan I-2014 namun pada triwulan laporan ini NPL KPR tipe 21 sedikit menurun dan berada di atas batas aman, yaitu mencapai 3,94% (grafik 3.31). Terkait dengan KPR di atas tipe 21, nilai NPL-nya masing-masing sangat bervariatif dimulai dari tipe 22 s.d. 70 (2,60%), tipe di atas 70 sebesar 5,42%, dan tipe Ruko dan Rutan sebesar 8,96%. KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN II

61 BAB 3 Perkembangan Perbankan Daerah dan Sistem Pembayaran PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN 55 KAJIAN EKONOMIDAN KEUANGAN REGIONALPROV. ACEH TRIWULAN II-2014

62 BAB 3 Perkembangan Perbankan Daerah dan Sistem Pembayaran 3.6. KINERJA SISTEM PEMBAYARAN KINERJA SISTEM PEMBAYARAN NON TUNAI Kinerja sistem pembayaran non tunai pada triwulan II-2014 cukup memadai dalam mendukung kegiatan perekonomian di Aceh, meskipun transaksi melalui Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI-RTGS) maupun Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) baik secara nominal maupun volume mengalami penurunan sesuai dengan siklusnya. Grafik 3.33 Perkembangan Transaksi RTGS Grafik 3.34 Perkembangan Transaksi Kliring Nominal Volume Miliar Nominal Volume Ribu Sumber : LBU, diolah BI Aceh Sumber : LBU, diolah BI Aceh Padatriwulan II-2014, systempembayaran nontunai di Aceh masihdidominasiolehsistem BI-RTGS. Dengan porsipenggunaan BI-RTGS mencapai 99,2%. Secara nominal, transaksi RTGS pada triwulan laporan meningkat 70,8% (qtq) menjadi Rp 135,00 triliun, sedangkan untuk volume mengalami peningkatan 47,90% (qtq) menjadi sebesar transaksi (Grafik 3.33). Peningkatan nominal dan volume transaksi RTGS pada triwulan II-2014 tersebut diperkirakan sesuai dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi Provinsi Aceh. Perputaran kliring perbankan di Aceh pada triwulan II-2014 mengalami peningkatan baik secara nominal maupun volume. Secara nominal, perputaran kliring pada triwulan laporan meningkat 71,95% (qtq) menjadi dibandingkan Rp1,13 triliun triwulan sebelumnya, sedangkan secara volume transaksi warkat kliring meningkat 116,60% (qtq) menjadi sebesar lembar warkat (Grafik 3.34). Peningkatan nominal dan volume transaksi Kliring di Provinsi Aceh pada triwulan II 2014 tersebut diperkirakan sesuai dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi KINERJA SISTEM PEMBAYARAN TUNAI Perkembangan aliran uang kartal di Aceh pada triwulan II-2014 mengalami net inflow Rp417,98 triliun, berbeda dengan kondisi pada triwulan I 2014 yang mengalami net outflow seesar Rp598,78 triliun (Grafik 3.34). Kondisi ini disebabkan oleh aliran setoran masyarakat kepada perbankan setelah menagalami penarikan triwulan I 2014 yang bersamaan dengan perayaan lebaran. KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN II

63 BAB 3 Perkembangan Perbankan Daerah dan Sistem Pembayaran Grafik 3.35 Perkembangan Inflow Outflow Grafik 3.36 Perkembangan Uang Tidak Asli Triliun (500) (1.500) Outflow Inflow Netflow Sumber : LBU,diolah BI Aceh Sumber : LBU,diolah BI Aceh Temuan uang rupiah tidak asli di Aceh yang ditemukan oleh Bank Indonesia pada triwulan laporan sebanyak 24 lembar (grafik 3.36). Sebanyak 11 lembar atau mencapai 45% dari uang palsu yang ditemukan merupakan pecahan uang kertas Jumlah tersebut jauh menurun jika dibandingkan dengan jumlah uang palsu yang ditemukan pada triwulan sebelumnya yang berjumlah 130 lembar. Penurunan jumlahuangpalsuselamatriwulanlaporanmerupakan wujud dari mulai concern-nya masyarakat terhadap peredaran uang palsu dengan melakukan pelaporan ketika ditemukan nya uang palsu tersebut. Bank Indonesia terus melakukan berbagai upaya untuk mencegah uang palsu antara lain melalui peningkatan security features uang yang dicetak dan sosialisasi ciri-ciri keaslian uang rupiah. Bank Indonesia juga senantiasa berupayan untuk memadukan layanan pembayaran tunai dan non tunai dalam rangka mewujudkan less-cash society. Salah satu pemaduan layanan pembayaran tunai dan non tunai yang dilakukan Bank Indonesia adalah melalui pelayanan penukaran uang menggunakan Alat Pembayaran Menggunakan Kartu (APMK) yang bertujuan menumbuhkan kesadaran masyrakat untuk menggunakan APMK sebagai alternatif pembayaran. 57 KAJIAN EKONOMIDAN KEUANGAN REGIONALPROV. ACEH TRIWULAN II-2014

64 BAB 4 PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN & KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

65 BAB 4 Perkembangan Ketenagakerjaan & Kesejahteraan Masyarakat Kondisi Ketenagakerjaan Provinsi Aceh pada triwulan II-2014 masih sama denga triwulan I karena belum adanya asesmen lanjutan. TPAK yang meningkat dari 62,07% per Agustus 2013 menjadi 65,32% per Februari 2014 dan menurunnya Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) dari 10,03% menjadi 6,75%. Tingkat kemiskinan di Provinsi Aceh pada Maret 2014 jika dibandingkan dengan Maret 2013 mengalami peningkatan. Kemiskinan yang meningkat ini merupakan akibat dari adanya perlambatan pertumbuhan ekonomi Aceh pada triwulan I KETENAGAKERJAAN % Grafik 4.1 Perkembangan Kondisi Ketenagakerjaan Aceh TPAK Ags Feb Ags Feb Ags Feb Ags Feb Ags Feb TPAK 62,5062,8363,1766,6363,7865,8561,7765,5662,0765,32 TPT 8,71 8,60 8,37 8,27 7,43 7,87 9,10 8,38 10,30 6,75 Sumber: diolah BI Aceh Keadaan ketenagakerjaan di Provinsi Aceh pada triwulan I-2014 menunjukkan adanya peningkatan jumlah angkatan kerja. Jumlah angkatan kerja di Provinsi Aceh pada Februari 2014 mencapai 2,173 juta orang, bertambah sekitar 26 ribu orang dibanding Februari 2013 sebesar 2,147 juta orang. Penduduk yang bekerja di Provinsi Aceh pada Februari 2014 mencapai 2,027 juta orang, bertambah sekitar 56 ribu orang jika dibandingkan dengan keadaan Februari 2013 sebesar 1,971 juta orang. Penganggur pada Februari 2014 sebesar 147 ribu orang mengalami penurunan sekitar 30 ribu orang dibandingkan keadaan Februari 2013 yang mencapai sebesar 177 ribu. Selain itu, tergambar juga dari Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) 1 yang meningkat dari 62,07% per Agustus 2013 menjadi 65,32% per Februari Hal yang sama juga terjadi pada Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) 2 yang dan menurun dari dari posisi Agustus 2013 yang sebesar 10,03% menjadi 6,75% pada Februari Sepert terlihat pada Grafik 4.1. TPT % Grafik 4.2 Perbandingan Perkembangan Tenaga Kerja Aceh - Nasional % 70 69,2 % 12, ,0 65,3 8,0 64 6,8 62 6,0 60 5,7 4, ,0 54 0, TPAK Nas TPAK Aceh Sumber: diolah BI Aceh Bila dibandingkan dengan nasional, TPAK Aceh yang sebesar 65,3% masih sedikit lebih rendah dibanding nasional yang sebesar 69,2%. Hal tersebut baik karena tingkat partisipasi kerja di Aceh sudah meningkat. Seperti Indonesia pada umumnya, Aceh juga akan mendapatkan bonus demografi. Situasi dimana semakin bertambahnya nya penduduk dengan usia kerja produktif. Hal ini terefleksi juga dengan semakin turunnya tingkat pengangguran di Aceh. TPT Aceh pada saat ini Jika dibandingkan dengan keadaan Februari 1 TPAK adalah perbandingan antara jumlah angkatan kerja dengan jumlah penduduk usia produktif (>15 tahun). 2 TPT adalah perbandingan antara jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja. KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN II

66 BAB 4 Perkembangan Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Masyarakat 2013,. Jumlah penduduk yang bekerja pada Februari 2014 mengalami peningkatan hampir di semua sektor, mulai dari sektor industri sebesar 35 ribu orang, sektor Listrik, Gas dan Air sebesar 7 ribu orang, sektor konstruksi dan perdagangan masing-masing sebesar 24 ribu orang, Lembaga Keuangan sekitar 5 ribu orang, dan sektor jasajasa meningkat sebesar 25 ribu orang. Namun demikian, terdapat tiga sektor yang mengalami penurunan jumlah tenaga kerja yaitu sektor pertanian sebesar 45 ribu orang, sektor pertambangan dan penggalian sebesar 2 ribu orang, serta sektor transportasi sebesar 15 ribu orang. Walaupun jumlah tenaga kerja di sektor pertanian mengalami penurunan, sektor Grafik 4.3. Perkembangan Tenaga Kerja Aceh menurut Lapangan Kerja Utama (dalam ribu jiwa) Pertanian Feb Agust Feb Agust Feb Agust Sumber: diolah BI Aceh pertanian masih merupakan sektor yang menyerap tenaga kerja paling banyak di Provinsi Aceh seperti terlihat pada Grafik 4.3. Jumlah tenaga kerja yang bekerja pada sektor pertanian mencapai 956 ribu orang atau sekitar 47,15% dengan kata lain satu dari dua orang yang bekerja di Provinsi Aceh berada di lapangan usaha pertanian. Grafik 4.4 Porsi Tenaga Kerja menurutstatus Pekerjaan Utama per Februari 2014 Bila dilihat dari status pekerjaan utamanya, Pekerja Bebas di Pertanian 7,6% Buruh/Ka ryawan/p egawai 32,7% Pekerja Keluarga/ Tidak Dibayar 18,0% Berusaha dibantu butuh tetap 4,8% Berusaha Sendiri 20,0% Berusaha dibantu buruh tdk tetap/bur uh tdk dibayar 16,9% status pekerjaan utama yang mendominasi dalam penyerapan tenaga kerja masih berasal dari buruh/karyawan/pegawai (32,7%). Hal tersebut selaras dengan tingginya porsi belanja pemerintah dalam PDRB Aceh yang sebagian diantaranya memang digunakan untuk keperluan membayar gaji pegawai. Sumber: BPS Provinsi Aceh 4.2. KESEJAHTERAAN Grafik 4.5 Perkembangan Kemiskinan Aceh 59 KAJIAN EKONOMIDAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN II-2014

67 Mar-11 Sep-11 Mar-12 Sep-12 Mar-13 Sep-13 Mar Mar-11 Sep-11 Mar-12 Sep-12 Mar-13 Sep-13 Mar-14 BAB 4 Perkembangan Ketenagakerjaan & Kesejahteraan Masyarakat ribu jiwa Jml Pddk Miskin Sumber: BPS Provinsi Aceh, diolah 840,70 855,71 881,26 18,58 17,72 18,05 Tingkat kemiskinan 3 di Aceh pada Maret 2014 meningkat jika dibandingkan dengan Maret 2013 terjadi sedikit peningkatan. Persentase penduduk miskin Provinsi Aceh pada bulan Maret 2014 sebesar 18,05%. Jika dibandingkan dengan persentase penduduk miskin pada Maret 2013 yaitu 17,60%, berarti persentase penduduk miskin meningkat 0,45%. Peningkatan ini terjadi di daerah perkotaan sebesar 0,17% dan di daerah perdesaan sebesar 0,56%. Kemiskinan yang meningkat ini merupakan akibat dari adanya perlambatan pertumbuhan ekonomi Aceh pada triwulan I Pada triwulan I-2014 pertumbuhan ekonomi Provinsi Aceh tercatat sebesar 3,3% (yoy) setelah pada triwulan sebelumnya tumbuh 3,8% (yoy). Namun demikian,adanya peningkatan pertumbuhan ekonomi pada triwulan II-2014 yang tercatat sebesar 3,7% (yoy) diperkirakan akan mampu menurunkan angka kemiskinan pada periode September % Grafik 4.6 Perkembangan Angka Kemiskinan Nasional Grafik 4.7 Angka Kemiskinan Nasional Menurut Provinsi % ,37 18,93 17,35 16,56 15,72 15,59 15,12 14,7 14,32 14,42 14,17 16,58 15,42 14,15 13,33 12,4912,36 12,52 11,96 11,66 11,37 11,47 11,25 11,65 10,72 9,87 9,23 9,09 8,78 8,6 8,39 8,52 8,34 Kota Desa Nasional % Papua 18,05 Gorontalo Aceh Nusa Tenggara DI Yogyakarta Lampung Sulawesi Tengah Jawa Timur Sulawesi Selatan Sumatera Utara Kalimantan Barat Nasional Bangka Belitung Kalimantan Timur Maluku Utara Jambi Kalimantan Selatan Sumber: diolah Tingkat kemiskinan di Aceh saat ini menduduki urutan ke-5 tertinggi dibandingkan 33 Provinsi lainnya. Peringkat tersebut naik dari triwulan lalu yang menduduki peringkat 7. Adapun kelima provinsi yang memiliki tingkat kemiskinan tertinggi lainnya dari rendah ke tinggi berturut-turut adalah Nusa Tenggara Barat, Maluku, Nusa Tenggara Timur, Papua Barat dan Papua. Provinsi Bengkulu, Gorontalo yang pada triwulan lalu memiliki tingkat kemiskinan di atas Provinsi Aceh, pada triwulan ini berada di bawah Provinsi Aceh. Nilai Tukar Petani (NTP) Aceh yang mencerminkan tingkat kesejahteraan masyarakat petani yang mayoritas tinggal di pedesaan pada triwulan II-2014 tidak mengalami mengalami perubahan dibandingkan NTP triwulan sebelumnya tetap sebesar 98,53. Angka realisasi NTP per subsektor Provinsi Aceh yang masih mengalami peningkatan adalah NTP Tanaman Pangan, Perikanan dan Peternakan. Sedangkan NTP Subsektor yang mengalami penurunan adalah NTP sub sektor Hortikultra dan Tanaman Perkebunan. Bila dibandingkan dengan 3 Tingkat kemiskinan adalah proporsi penduduk yang hidup dibawah garis kemiskinan. Selama periode Maret 2011 Maret 2012, Garis Kemiskinan Aceh naik sebesar 5,37%, yaitu dari Rp ,- per kapita per bulan pada Maret 2011 menjadi Rp ,- pada bulan Maret Sehingga penduduk miskin Aceh adalah penduduk yang pengeluaran per kapita per bulannya kurang dari nilai tersebut. KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN II

68 BAB 4 Perkembangan Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Masyarakat provinsi lainnya di wilayah Sumatera, NTP Aceh berada di posisi ke-4 terendah setelah Bengkulu, Riau dan Jambi. Grafik 4.8 Perkembangan NTP Aceh Grafik 4.9 NTP Provinsi se Sumatera It Ib NTP III IV I II ,38 106,79 98, ,48 Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat 96,7 Riau Jambi 101,91 Sumatera Selatan 96,78 Bengkulu Lampung Kep.Bangka Belitung Kepulauan Riau 105,44 Nasional Sumber: BPS Prov Aceh diolah BI Aceh Sumber BPS Prov Aceh diolah BI Aceh Grafik 4.10 NTP Aceh Menurut SubSektor 103,00 102,00 101,00 100,00 99,00 98,00 97,00 96,00 95,00 94,00 93,00 T.Pangan TP Rakyat Holtikultura Peternakan Perikanan Sumber: BPS Prov Aceh diolah BI Aceh Persoalan kemiskinan bukan hanya sekedar berapa jumlah dan persentase penduduk miskin. Dimensi lain yang perlu diperhatikan yaitu tingkat kedalaman dan keparahan dari kemiskinan. Selain harus mampu memperkecil jumlah penduduk miskin, kebijakan penanggulangan kemiskinan juga sekaligus dapat mengurangi tingkat kedalaman dan keparahan dari kemiskinan. Pada periode Maret 2013-Maret 2014, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) mengalami penurunan sebesar 0,22 dan 0,13 poin. Indeks Kedalaman Kemiskinan turun dari 3,12 pada Maret 2013 menjadi 2,90 pada Maret 2014, sedangkan Indeks Keparahan Kemiskinan pada periode yang sama turun dari 0,84 menjadi 0,72. Besaran nilai kedua indeks ini mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin semakin mendekati garis kemiskinan, serta ketimpangan pengeluaran di antara penduduk miskin juga semakin mengecil. 61 KAJIAN EKONOMIDAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN II-2014

69 Mar-11 Sep-11 Mar-12 Sep-12 Mar-13 Sep Mar-10 Mar-11 Sep-11 Mar-12 Sep-12 Mar-13 Sep-13 Mar-14 BAB 4 Perkembangan Ketenagakerjaan & Kesejahteraan Masyarakat Grafik 4.11 Indeks Kedalaman Kemiskinan & Indek Keparahan Kemiskinan Aceh Grafik 4.12 Indeks Kedalaman Kemiskinan & Indeks Keparahan Kemiskinan Nasional % Indeks Kedalaman Kemiskinan 6,00 5,41 4,92 Indeks Keparahan Kemiskinan 4,46 5,00 4,11 3,50 3,48 3,55 4,00 3,07 3,13 3,20 3,00 1,64 1,50 2,00 1,34 1,26 0,94 0,94 0,99 0,83 0,85 0,83 1,00 0,00 4,00 3,00 2,00 1,00 0,00 % Indeks Kedalaman Kemiskinan 2,99 Indeks Keparahan Kemiskinan 2,77 2,21 2,08 2,05 1,88 1,90 1,75 1,89 1,90 0,84 0,76 0,58 0,55 0,53 0,47 0,49 0,43 0,48 0,49 Sumber BPS Prov Aceh diolah BI Aceh KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN II

70 BAB 5 PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH

71 BAB 5 Perkembangan Keuangan Daerah Realisasi keuangan dan fisik APBA pada triwulan II-2014 meningkat dibandingkan dengan triwulan I. Realisasi keuangan dan fisik sama-sama mencapai 23% dari target yang seharusnya 35% untuk keuangan dan 35% untuk fisik. Nilai APBA 2014 adalah sebesar Rp. 13,37 triliun, atau meningkat 7,9% dibanding pagu APBA 2013 yang sebesar Rp. 12,39 triliyun. Realisasi anggaran pada triwulan II-2014 sudah mencapai 23% baik dari sisi keuangan maupun fisik. Berdasarkan grafik 5.1, rencana keuangan dan fisik APBA pada Juni 2014 atau triwulan II masing-masing adalah 25% dan 35%, hingga akhir juni 2014, realisasi keuangan APBA mencapai 23%. Deviasi antara rencana dan realisasi hanya sebesar 2%. Lebih baik dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang mencapai deviasi sebesar 5%. Sementara itu, realisasi fisik sedikit mengalami penurunan kinerja. Deviasi pencapaian realisasi fisik pada triwulan ini mencapai 12%, lebih tinggi dari deviasi triwulan sebelumnya yang mencapai 10%. Grafik 5.1 Realisasi APBA 2014 Sumber : Penyerapan anggaran yang lebih baik dibandingkan dengan triwulan lalu ini sangat berdampak pada meningkatnya pertumbuhan ekonomi Aceh pada pada periode laporan. Perekonomian Provinsi Aceh sangat tergantung kepada realisasi APBA, hal ini disebabkan relatif besarnya porsi APBA terhadap struktur perekonomian Provinsi Aceh serta masih belum adanya sektor swasta terutama sektor industri yang berkembang pesat sebagai penggerak roda perekonomian. 65 KAJIAN EKONOMIDAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN II-2014

72 BAB 5 Perkembangan Keuangan Daerah Struktur APBA 2014 memiliki detail tabel berikut : Tabel 5.1 Porsi Pendapatan APBA 2014 Provinsi Aceh Grafik 5.2 Porsi Pendapatan APBA 2014 Jenis Dana Pagu (Rp Juta) Dana Alokasi Khusus 7% Dana Alokasi Umum Dana Alokasi Khusus Dana Otonomi Khusus Dana Alokasi Umum 61% Dana Otonomi Khusus 32% Sumber: Besarnya prosentase dan nominal Dana Otonomi Khusus sebagai sumber pendapatan Aceh harus dimanfaatkan dengan seoptimal mungkin karena dana tersebut berbatas waktu. Provinsi Aceh memiliki kesempatan mengembangkan diri sebesar-besarnya sebelum Dana Otsus berakhir di tahun Harapannya di saat tersebut, porsi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Aceh bisa terus digenjot. Tabel 5.2 Belanja APBA 2014 Aceh Grafik 5.3 Porsi Belanja APBA 2014 Jenis Dana Pagu (Rp Juta) Belanja Tidak Langsung Belanja Langsung Sumber: Belanja Langsung 53% Belanja Tidak Langsung 47% KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN II

73 BAB 5 Perkembangan Keuangan Daerah Tabel 5.3 Rincian Belanja APBA 2014 Kota/Kab se-provinsi Aceh Uraian Rp Juta Belanja Tidak Langsung 15,907,889 Belanja Pegawai 10,006,657 Belanja Bunga 4,048 Belanja Subsidi 9,600 Belanja Hibah 1,027,729 Belanja Bantuan sosial 586,598 Belanja Bagi hasil kpd Prov/Kab/Kota dan Pemdes 397,209 Belanja Bantuan keuangan kpd Prov/Kab/Kota dan Pemdes 3,759,246 Belanja tidak terduga 116,801 Belanja Langsung 18,152,064 Belanja Pegawai 1,929,812 Belanja Barang dan jasa 8,030,723 Belanja Modal 8,191,529 Total Belanja 34,059,953 Sumber: Dirjen Perbendaharaan Negara Kantor Wilayah Provinsi Aceh Pada tabel 5.3 merupakan rincian belanja APBA seluruh kota/kabupaten se-provinsi di tahun 2014, komponen belanja modal yang merupakan salah satu komponen belanja pemerintah yang dapat memberikan efek multiplier besar terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi Aceh tercatat memiliki share sebesar 24% dari total belanja atau sebesar Rp 8,19 triliun. Hal ini menunjukkan bahwa masih cukup banyak ruang bagi Pemerintah Provinsi Aceh untuk dapat menggerakkan perekonomian ditengah tren perlambatan pertumbuhan ekonomi Provinsi Aceh. 67 KAJIAN EKONOMIDAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN II-2014

74 BAB 6 PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH

75 BAB 6 Propspek Perekonomian Daerah Perekonomian Aceh pada triwulan III tahun 2014 diperkirakan tumbuh meningkat pada kisaran 3,7% - 4,0% (yoy). Pertumbuhan dari sisi penawaran bersumber dari sektor sektor Bangunan, Perdagangan, Hotel dan Restoran, dan sektor Keuangan, dan pertanian. Sementara itu, pertumbuhan dari sisi permintaan diperkirakan masih akan ditopang oleh konsumsi baik oleh masyarakat maupun pengeluaran pemerintah. Pada triwulan III tahun 2014 inflasi Aceh masih berada pada tren menurun pada level antara 4,1% - 5,0% (yoy). Tekanan diperkirakan masih akan bersumber dari inflasi kelompok volatile food dan administred price PERTUMBUHAN EKONOMI ACEH Pertumbuhan ekonomi Aceh pada triwulan ini yaitu 3,7% berada di bawah proyeksi yang dibuat pada triwulan lalu. Pada triwulan lalu proyeksi pertumbuhan ekonomi triwulan II 2014 diperkirakan 3,84 4,10%. Dari sisi penawaran, sektor-sektor ekonomi utama yang tumbuh lebih rendah dari perkiraan adalah Sektor Pertanian, Perdagangan, dan Angkutan&Komunikasi. Sedangkan dari sisi permintaan, pertumbuhan impor dan investasi mengalami pertumbuhan yang lebih tinggi dari perkiraan. Konsumsi terutama untuk konsumsi pemerintah sesuai dengan proyeksi mengalami pertumbuhan pada triwulan II 2014 karena terdapat pelaksanaan Pemilu Presiden. Tabel 6.1 Perkembangan dan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Aceh PDRB dg migas 2014 f f II III f 5,1 5,2 5,2 5,2 4,8 4, ,3 3,8 4,1 3,69 3,8 4,3 3,7 4,0 Sumber : BPS Provinsi Aceh f ) Angka perkiraan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Aceh Proyeksi pertumbuhan ekonomi Aceh pada triwulan III 2014 diperkirakan meningkat pada angka 3,8%-4,3%. Terjadinya penurunan di sektor pertanian juga disebabkan karena adanya pergeseran masa panen dari April ke Maret sehingga pada triwulan III dan IV diperkirakan kinerja sektor pertanian meningkat karena telah masa panen dan curah hujan yang juga meningkat. Selain itu, adanya upaya pemeintah untuk mencapai target produksi pertanian pada tahun 2014 juga diperkirakan akan meningkatkan kinerja sektor pertanian pada akhir tahun Sektor yang mengalami diperkirakan terus tumbuh adalah sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan yang mengalami pertumbuhan. Namun, masih kecil nya share sektor tersebut terhadap ekonomi Aceh membuat pertumbuhan Sektor Keuangan belum mampu meningkatkan kinerja Ekonomi Aceh secara keseluruahan. Dari segi Pengeluaran, konsumsi rumah tangga dan pemerintah diperkirakan tumbuh sesuai dengan siklus realisasi APBA. Cair nya sebagian besar dana APBA yang dperkirakan akan terjadipada semester akhir KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN II-2014

76 BAB 6 Prospek Perekonomian Daerah membuat konsumsi pemerintah dan juga rumah tangga akan meningkat. Selain itu, sesuai Indeks Tendensi Konsumen yang dirilis oleh BPS, untuk kondisi ekonomi pada triwulan III-2014 mendatang, konsumen di Aceh juga memberi persepsi optimis yang semakin baik, ditunjukkan dengan nilai Perkiraan ITK trwulan III-2014 sebesar 106,69. Ekspektasi kondisi ekonomi konsumen yang semakin optimis pada triwulan III-2014 di Aceh didorong oleh optimisme perkiraan pendapatan rumah tangga mendatang yang meningkat (indeks 109,84) dan optimisme rencana pembelian barang-barang tahan lama, rekreasi dan pesta yang meningkat (indeks 101,06). Grafik 6.1 Indeks Tendensi Konsumen Triwulan III 2014 Sumber : BPS Provinsi Aceh Proyeksi Ekspor disesuaikan menjadi lebih baik karena realisasi ekspor pada triwulan II ini membaik. Namun, impor yang diperkirakan terbatas ternyata masih tumbuh besar pada triwulan ini dan diperkirakan akan tumbuh hingga akhir tahun. Hal ini yang menyebabkan proyeksi ekonomi Aceh diperkirakan melambat. Aktivitas ekspor yang sebenarnya sudah cukup membaik tidak didukung oleh pembatasan impor. Membaiknya aktivitas ekspor baik terjadi ekspor migas dan non migas. Ekspor migas membaik karena pengiriman LNG PT. Arun ke Korea akan terlaksana pada smestrer akhir 2014 ini. Sementara itu, ekspor non migas membaik karena mulai membaiknya proses perdagangan luar negeri di Pelabuhan Kreung Geukeuh dan mulai meningkatnya ekspor ikan tuna. Pemerintah Aceh untuk pertama kalinya tahun ini mulai merintis peningkatan status sejumlah pelabuhan perikanan, salah satunya mempersiapkan pelabuhan ekspor tuna berstandar internasional. Pelabuhan Perikanan Kuala Meureudu merupakan Salah satu lokasi alternatif pembangunan Pelabuhan Ekspor Tuna dengan fasilitas modern di Pidie Jaya, Aceh. Pelabuhan ekspor tersebut rencananya menjadi salah satu infrastruktur prioritas yang mendukung pengembangan sejumlah komoditi ekspor lain di provinsi itu, termasuk ekspor komoditi perkebunan, pertanian dan hasil industri lainnya. Sementara itu, aktivitas impor juga masih cukup besar terjadi karena adanya impor dari luar daerah. Impor luar negeri memang sudah terbatas, lebih sedikit dari triwulan lalu dan tumbuh moderat dibandingkan dengan triwulan II Namun menurut BPS Aceh, kenaikan impor barang dan jasa antar Provinsi lah yang menyebabkan impor Aceh tumbuh cukup besar. Hal ini terjadi karena adanya pengaruh kegiatan pesta demokrasi pemilihan calon presiden serta bulan puasa dan Lebaran yang meningkatkan permintaan barang dan jasa dan sebagian besar kebutuhan tersebut dipasok dari luar Aceh. KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN II

77 BAB 6 Propspek Perekonomian Daerah 6.2. INFLASI PROVINSI ACEH Laju inflasi Aceh pada triwulan laporan yaitu 5,45% sedikit di atas proyeksi yaitu sebesar 5.0%. Inflasi yang terjadi sepanjang bulan pada triwulan II banyak dipengaruhi oleh event tahunan bulan puasa dari hari raya idul Fitri. Laju inflasi Aceh pada tahun 2014 diperkirakan akan lebih rendah dibandingkan dengan inflasi tahun Pada triwulan III tahun 2014 inflasi Aceh masih berada pada tren menurun pada level antara 4,3% - 5,3% (yoy).tekanan diperkirakan masih akan bersumber dari inflasi kelompok volatile food dan administred price. Tekanan ke bawah diperkirakan terjadi pada inflasi inti khususnya kelompok sandang. Inflasi pada kelompok volatile food diperkirakan bersumber dari naiknya harga komoditas daging ayam dan telur ayam ras. Dua komoditas tersebut pada awal triwulan III 2014 telah memberikan andil inflasi yang cukup tinggi. Kenaikan beberapa komoditas bahan makan ini juga terkonfirmasi dengan hasil Survei Pergerakan harga yang dilakukan oleh Diseperindag Aceh. Harga telur ayam ras menurut survey tersebut sudah naik 6% dari Rp /Kg menjadi Rp /Kg pada bulan Juli 2014 (awal triwulan III). Daging ayam mengalami kenaikan harga karena menjadi subtitusi dari daging sapi yang memang sudah pada level harga yang tinggi. Kenaikan harga komoditas volatile food masih merupakan dampak dari hari raya Idul Fitri. Inflasi pada Kelompok Administered Price diperkirakan masih berasal dari Rokok kretek yang menjadi penyumbang inflasi cukup besar. Kenaikan pajak bea cukai rokok membuat harga rokok masih mengalami penyesuaian. Selain itu, naiknya tarif lisrik yang diperkirakan akan kembali dinaikkan pada semester dua 2014 juga menyebabkan inflasi pada kelompok ini. Inflasi pada Kelompok inti diperkirakan akan mengalami penuruan pada triwulan III. Harga komoditas sandang seperti blous, kemeja, celana panjang, sepatu, sendal, dan seragam sekolah yang naik pada triwulan II diperkirakan akan kembali turun usai hari raya Idul Fitri. Tabel 6.2 Perkembangan dan Perkiraan Inflasi Aceh IHK,%- yoy 2014 f I II III IV I II III IV I f I II f II III f 3,6 4,5 2,0 0,2 2,2 3,4 5,3 7,3 8,0 5,4 4,1 5,0 5,5 4,3 5,3 4,3 5,3 Sumber : BPS Provinsi Aceh f ) Angka perkiraan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Aceh 70 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN II-2014

78 LAMPIRAN

79 LAMPIRAN Tabel A. Produk Domestik Regional Bruto Menurut Sektor Ekonomi Atas Dasar Harga Berlaku Proyeksi PDRB Aceh PDRB dg migas 2014 f f II III f 5,1 5,2 5,2 5,2 4,8 4, ,3 3,8 4,1 3,69 3,8 4,3 3,7 4,0 Tabel B. Data Inflasi Tahunan (%) B.1. Banda Aceh B.2. Lhokseumawe B.3. Meulaboh 71 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN II-2014

80 LAMPIRAN Proyeksi Inflasi Aceh IHK,%- yoy I II III IV I II III IV I f I II f II III f 2014 f 3,6 4,5 2,0 0,2 2,2 3,4 5,3 7,3 8,0 5,4 4,1 5,0 5,5 4,3 5,3 4,3 5,3 Tabel C. Indikator Keuangan Bank Umum Prov. Aceh Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum (diolah) KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN II

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH VISI Menjadi Kantor Bank Indonesia yang dapat dipercaya di daerah melalui peningkatan peran dalam menjalankan tugas-tugas Bank Indonesia yang diberikan. MISI Mendukung

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan III 2015

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan III 2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH Triwulan III 215 VISI Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas BI dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional.

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan IV 2015

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan IV 2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH Triwulan IV 215 VISI Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas BI dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional.

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan I 2016

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan I 2016 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH Triwulan I 216 VISI Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas BI dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional.

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan IV 2013

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan IV 2013 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH Triwulan IV 2013 VISI Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas BI dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional. MISI Menjalankan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan II 2015

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan II 2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH Triwulan II 215 VISI Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas BI dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional.

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan I 2016

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan I 2016 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH Triwulan I 216 VISI Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas BI dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional.

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan I 2015

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan I 2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH Triwulan I 215 VISI Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas BI dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional.

Lebih terperinci

Kajian. Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Tengah

Kajian. Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Tengah Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Triwulan III 2015 1 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-nya (KEKR) Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan III

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH Ekonomi Aceh dengan migas pada triwulan II tahun 2013 tumbuh sebesar 3,89% (yoy), mengalami perlambatan dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 4,79% (yoy). Pertumbuhan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. NOVEMBER 2016 (Kajian Triwulan III-2016)

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. NOVEMBER 2016 (Kajian Triwulan III-2016) KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH NOVEMBER 216 (Kajian Triwulan III-216) VISI Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas BI dan kontributif bagi pembangunan ekonomi

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Asesmen Ekonomi Laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau pada triwulan II 2012 tercatat sebesar 7,25%, mengalami perlambatan dibandingkan

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013 Asesmen Ekonomi Perekonomian Kepulauan Riau (Kepri) pada triwulan II-2013 mengalami pelemahan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Pada

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH AGUSTUS 2016

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH AGUSTUS 2016 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH AGUSTUS 216 VISI Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas BI dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional. MISI

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH Pertumbuhan ekonomi Aceh pada triwulan IV tahun sebesar 5,18% (yoy), sedikit mengalami perlambatan dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 5,21% (yoy), namun masih

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH Pertumbuhan ekonomi Aceh pada triwulan III tahun 212 sebesar 5,21% (yoy), mengalami peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 5,9% (yoy), namun masih lebih

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan I 2013 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui

Lebih terperinci

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Penurunan momentum pertumbuhan ekonomi Kepulauan Riau di periode ini telah diperkirakan sebelumnya setelah mengalami tingkat pertumbuhan

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II 2013 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan -2012 Asesmen Ekonomi Pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2012 tercatat 8,21% lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2011 yang tercatat

Lebih terperinci

VISI Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas BI dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional.

VISI Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas BI dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional. KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH Triwulan IV 2014 VISI Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas BI dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional.

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH Ekonomi Aceh dengan migas pada triwulan I tahun 213 tumbuh sebesar 4,17% (yoy), mengalami perlambatan dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 5,18% (yoy). Pertumbuhan

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Asesmen Ekonomi Pada triwulan I 2012 pertumbuhan Kepulauan Riau mengalami akselerasi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat 6,34% (yoy)

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN III-2013 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX 2013 KATA PENGANTAR Buku Kajian Ekonomi Regional Provinsi Sumatera Utara merupakan terbitan

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan III 2012 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN

BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN BAB 5 SISTEM PEMBAYARAN BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN Transaksi sistem pembayaran tunai di Gorontalo pada triwulan I-2011 diwarnai oleh net inflow dan peningkatan persediaan uang layak edar. Sementara itu,

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH MEI

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH MEI KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH MEI 2017 1 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia- Ekonomi dan Keuangan Regional

Lebih terperinci

Halaman ini sengaja dikosongkan.

Halaman ini sengaja dikosongkan. 2 Halaman ini sengaja dikosongkan. KATA PENGANTAR Puji serta syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat dan ridha- IV Barat terkini yang berisi mengenai pertumbuhan ekonomi,

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN IV-2009 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 108 BANDUNG Telp : 022 4230223 Fax : 022 4214326 Visi Bank Indonesia

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Banten

Kajian Ekonomi Regional Banten Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan I - 2009 i Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan segala rahmat-nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional

Lebih terperinci

BAB 7 : OUTLOOK EKONOMI

BAB 7 : OUTLOOK EKONOMI BAB 7 OUTLOOK EKONOMI BAB 7 : OUTLOOK EKONOMI Perekonomian Gorontalo pada triwulan II- diperkirakan lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan triwulan I-. Kondisi ini diperkirakan didorong oleh proyeksi kenaikan

Lebih terperinci

P D R B 7.24% 8.50% 8.63% 8.60% 6.52% 3.05% -0.89% Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara **) angka sangat sementara

P D R B 7.24% 8.50% 8.63% 8.60% 6.52% 3.05% -0.89% Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara **) angka sangat sementara Ringkasan Eksekutif Asesmen Ekonomi Di awal tahun 2009, imbas krisis finansial global terhadap perekonomian Kepulauan Riau dirasakan semakin intens. Laju pertumbuhan ekonomi memasuki zona negatif dengan

Lebih terperinci

Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau

Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau Ringkasan Eksekutif Asesmen Ekonomi Kondisi perekonomian provinsi Kepulauan Riau triwulan II- 2008 relatif menurun dibanding triwulan sebelumnya. Data perubahan terakhir Badan Pusat Statistik (BPS) memperlihatkan

Lebih terperinci

Triwulan III Kajian Ekonomi Regional Banten

Triwulan III Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan III 212 Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan III 212 1 Triwulan III 212 Halaman ini sengaja dikosongkan 2 Triwulan III 212 KATA PENGANTAR Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,

Lebih terperinci

No.11/02/63/Th XVII. 5 Februari 2014

No.11/02/63/Th XVII. 5 Februari 2014 No.11/02/63/Th XVII. 5 Februari 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2013 Secara triwulanan, PDRB Kalimantan Selatan triwulan IV-2013 menurun dibandingkan dengan triwulan III-2013 (q-to-q)

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH FEBRUARI 2017

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH FEBRUARI 2017 FEBRUARI 217 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunianya Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Tengah Februari 217 dapat dipublikasikan.

Lebih terperinci

Grafik 1 Laju dan Sumber Pertumbuhan PDRB Jawa Timur q-to-q Triwulan IV (persen)

Grafik 1 Laju dan Sumber Pertumbuhan PDRB Jawa Timur q-to-q Triwulan IV (persen) BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 13/02/35/Th. XII, 5 Februari 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR I. PERTUMBUHAN DAN STRUKTUR EKONOMI MENURUT LAPANGAN USAHA Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur

Lebih terperinci

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. ~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 1~ Visi Bank Indonesia. Misi Bank Indonesia

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. ~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 1~ Visi Bank Indonesia. Misi Bank Indonesia Dasar Hukum Bank Indonesia Negara memiliki suatu bank sentral yang susunan, kedudukan, kewenangan, tanggung jawab, dan independensinya diatur dengan undang-undang. ~UUD 1945 Pasal 23 D~ Bank Indonesia

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN I-2008 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 108 BANDUNG Telp : 022 4230223 Fax : 022 4214326 Visi Bank Indonesia

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan IV 2012 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. ~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 1~ Visi Bank Indonesia. Misi Bank Indonesia

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. ~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 1~ Visi Bank Indonesia. Misi Bank Indonesia Dasar Hukum Bank Indonesia Negara memiliki suatu bank sentral yang susunan, kedudukan, kewenangan, tanggung jawab, dan independensinya diatur dengan undang-undang. ~UUD 1945 Pasal 23 D~ Bank Indonesia

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH PERTUMBUHAN EKONOMI ACEH TRIWULAN III TAHUN No. 50/11/Th.XVII, 5 November Pertumbuhan ekonomi Aceh dengan migas pada triwulan III- secara triwulanan (q-to-q) mencapai

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH Perbankan Aceh PERKEMBANGAN PERBANKAN DI ACEH KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN 4-2012 45 Perkembangan Perbankan Aceh Kinerja perbankan (Bank

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH AGUSTUS

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH AGUSTUS KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH AGUSTUS 2017 1 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia- Ekonomi dan Keuangan Regional

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI BARAT TRIWULAN-III 2013 halaman ini sengaja dikosongkan Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Barat Triwulan III-2013 iii Kata Pengantar Bank Indonesia memiliki tujuan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI BARAT TRIWULAN-I 2013 halaman ini sengaja dikosongkan iv Triwulan I-2013 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Barat Daftar Isi KATA PENGANTAR... III DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR No. 13/02/35/Th.XI, 5 Februari 2013 Ekonomi Jawa Timur Tahun 2012 Mencapai 7,27 persen Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Lebih terperinci

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III-2008

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III-2008 Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III-2008 YOGYAKARTA VISI BANK INDONESIA Menjadi KBI yang dapat dipercaya di daerah melalui peningkatan peran dalam menjalankan tugas-tugas

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH MEI 2017

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH MEI 2017 MEI KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia-nya Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Tengah Mei dapat dipublikasikan. Buku ini

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN IV-28 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 18 BANDUNG Telp : 22 423223 Fax : 22 4214326 Visi Bank Indonesia Menjadi

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN I

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN I KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN I 2016 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia- Ekonomi Regional Provinsi

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 1.2 SISI PENAWARAN Di sisi penawaran, hampir keseluruhan sektor mengalami perlambatan. Dua sektor utama yang menekan pertumbuhan ekonomi triwulan III-2012 adalah sektor pertanian dan sektor jasa-jasa mengingat

Lebih terperinci

Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada:

Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada: Februari 2018 Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada: http://www.bi.go.id/id/publikasi/kajian-ekonomi-regional/ Salinan publikasi ini juga dapat diperoleh

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No.51/11/Th.XVI, 6 November PERTUMBUHAN EKONOMI ACEH TRIWULAN III TAHUN Pertumbuhan ekonomi Aceh dengan migas pada triwulan III- secara triwulanan (q-to-q) mencapai

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2013

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2013 No. 046/08/63/Th XVII, 2 Agustus 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2013 Ekonomi Kalimantan Selatan pada triwulan II-2013 tumbuh sebesar 13,92% (q to q) dan apabila dibandingkan dengan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN II-2008 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 108 BANDUNG Telp : 022 4230223 Fax : 022 4214326 Visi Bank Indonesia

Lebih terperinci

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan I 2014

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan I 2014 Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan I 2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA ...Memberikan saran kepada pemerintah daerah mengenai kebijakan

Lebih terperinci

BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI BALI TRIWULAN II 2014

BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI BALI TRIWULAN II 2014 BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI BALI TRIWULAN II 2014 Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KEKR) Provinsi Bali Triwulan II 2014 1 Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN 2 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN 2-2009 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN 1-2009 3 4 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN 2-2009 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN

Lebih terperinci

RAKORDAL PROVINSI KALTENG TRIWULAN III 2016

RAKORDAL PROVINSI KALTENG TRIWULAN III 2016 RAKORDAL PROVINSI KALTENG TRIWULAN III 2016 EKONOMI NASIONAL KONDISI EKONOMI NASIONAL TRIWULAN II 2016 INFLASI=2,79% GROWTH RIIL : 2,4% Ekonomi Nasional dapat tumbuh lebih dari 5,0% (yoy) pada triwulan

Lebih terperinci

SURVEI PERBANKAN KONDISI TRIWULAN I Triwulan I Perbankan Semakin Optimis Kredit 2015 Tumbuh Sebesar 17,1%

SURVEI PERBANKAN KONDISI TRIWULAN I Triwulan I Perbankan Semakin Optimis Kredit 2015 Tumbuh Sebesar 17,1% Triwulan I - 2015 SURVEI PERBANKAN Perbankan Semakin Optimis Kredit 2015 Tumbuh Sebesar 17,1% Secara keseluruhan tahun 2015, optimisme responden terhadap pertumbuhan kredit semakin meningkat. Pada Triwulan

Lebih terperinci

Inflasi Bulanan Inflasi Tahunan Disagregasi Inflasi Non Fundamental Fundamental/Inti...

Inflasi Bulanan Inflasi Tahunan Disagregasi Inflasi Non Fundamental Fundamental/Inti... Daftar Isi Daftar Isi... i Daftar Tabel... iv Daftar Grafik... v Kata Pengantar... x Tabel Indikator Ekonomi Provinsi Lampung... xii Ringkasan Eksekutif... xv Bab 1 Perkembangan Ekonomi Makro Daerah...

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga bank sentral yang kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan nilai tukar yang stabil

Lebih terperinci

Daftar Isi. Kata Pengantar... i Daftar Isi...ii Daftar Tabel...iv Daftar Grafik... v Daftar Lampiran... vii Tabel Indikator Ekonomi Terpilih

Daftar Isi. Kata Pengantar... i Daftar Isi...ii Daftar Tabel...iv Daftar Grafik... v Daftar Lampiran... vii Tabel Indikator Ekonomi Terpilih Visi Bank Indonesia: Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya (kredibel) secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga bank sentral yang kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan nilai tukar yang stabil

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I2010 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat Nya sehingga Kajian

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 53/08/35/Th. X, 6 Agustus 2012 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Semester I Tahun 2012 mencapai 7,20 persen Pertumbuhan ekonomi

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III - 2011 Kantor Bank Indonesia Banjarmasin Kata Pengantar KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

Lebih terperinci

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL Perekonomian Gorontalo pada triwulan II-2013 tumbuh 7,74% (y.o.y) relatif lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 7,63% (y.o.y). Angka tersebut

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA AGUSTUS 2017 Vol. 3 No. 2 Triwulanan April - Jun 2017 (terbit Agustus 2017) Triwulan II 2017 ISSN 2460-490257 e-issn 2460-598212 KATA PENGANTAR RINGKASAN

Lebih terperinci

ANALISIS Perkembangan Indikator Ekonomi Ma kro Semester I 2007 Dan Prognosisi Semester II 2007

ANALISIS Perkembangan Indikator Ekonomi Ma kro Semester I 2007 Dan Prognosisi Semester II 2007 ANALISIS Perkembangan Indikator Ekonomi Makro Semester I 2007 Dan Prognosisi Semester II 2007 Nomor. 02/ A/B.AN/VII/2007 Perkembangan Ekonomi Tahun 2007 Pada APBN 2007 Pemerintah telah menyampaikan indikator-indikator

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan stabil Misi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pencerminan tingkat inflasi merupakan persentasi kecepatan naiknya harga-harga

BAB I PENDAHULUAN. Pencerminan tingkat inflasi merupakan persentasi kecepatan naiknya harga-harga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian suatu negara dapat ditinjau dari variabelvariabel makroekonomi yang mampu melihat perekonomian dalam jangka panjang maupun jangka pendek. Variabelvariabel

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga bank sentral yang kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan nilai tukar yang stabil

Lebih terperinci

Kinerja ekspor mengalami pertumbuhan negatif dibanding triwulan sebelumnya terutama pada komoditas batubara

Kinerja ekspor mengalami pertumbuhan negatif dibanding triwulan sebelumnya terutama pada komoditas batubara No. 063/11/63/Th.XVII, 6 November 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN III-2013 Secara umum pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan triwulan III-2013 terjadi perlambatan. Kontribusi terbesar

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL AGUSTUS 216 website : www.bi.go.id email : empekanbaru@bi.go.id VISI BANK INDONESIA : kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang

Lebih terperinci

1. Tinjauan Umum

1. Tinjauan Umum 1. Tinjauan Umum Perekonomian Indonesia dalam triwulan III-2005 menunjukkan kinerja yang tidak sebaik perkiraan semula, dengan pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan lebih rendah sementara tekanan terhadap

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Jawa Barat Triwulan IV-211 Kantor Bank Indonesia Bandung KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan rahmat dan karunia- Nya, buku

Lebih terperinci

Publikasi ini dapat diakses secara online pada:

Publikasi ini dapat diakses secara online pada: A FEBRUARI 218 Publikasi ini dapat diakses secara online pada: www.bi.go.id/web/id/publikasi Salinan publikasi dalam bentuk hardcopy dapat diperoleh di: Unit Advisory Ekonomi dan Keuangan Kantor Perwakilan

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi & Keuangan Regional Triwulan III 2014

Kajian Ekonomi & Keuangan Regional Triwulan III 2014 Kajian Ekonomi & Keuangan Regional Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Tenggara KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL (www.bi.go.id) KATA PENGANTAR Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional

Lebih terperinci

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III 2014

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III 2014 Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III 2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA ...Memberikan saran kepada pemerintah daerah mengenai kebijakan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2014 No. 048/08/63/Th XVIII, 5Agustus PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- Ekonomi Kalimantan Selatan pada triwulan II- tumbuh sebesar 12,95% dibanding triwulan sebelumnya (q to q) dan apabila

Lebih terperinci

6.1. Kinerja Sistem Pembayaran Transaksi Keuangan Secara Tunai Transaksi Keuangan Secara Non Tunai... 74

6.1. Kinerja Sistem Pembayaran Transaksi Keuangan Secara Tunai Transaksi Keuangan Secara Non Tunai... 74 i ii ii 1.1. Analisis PDRB Dari Sisi Penawaran... 3 1.1.1. Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan... 4 1.1.2. Sektor Pertambangan dan Penggalian... 6 1.1.3. Sektor Industri Pengolahan... 8 1.1.4. Sektor

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan III - 2010 Penyusun : Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Bayu Martanto Peneliti Ekonomi Muda Senior 2. Jimmy Kathon Peneliti

Lebih terperinci

Publikasi ini dapat diakses secara online pada :

Publikasi ini dapat diakses secara online pada : i TRIWULAN III 2015 Edisi Triwulan III 2015 Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional ini diterbitkan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Jl. Jend. Sudirman No. 51

Lebih terperinci

BERITA RESMISTATISTIK

BERITA RESMISTATISTIK BERITA RESMISTATISTIK BPS PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT No. 72/11/52/Th. VII, 6 November-2013 PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT PADA TRIWULAN III-2013 PDRB Provinsi NTB pada triwulan III-2013 a. Dengan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat Triwulan II - 2013 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah VIII i Bab I : Perkembangan Ekonomi Makro Sumatera Barat Halaman ini sengaja dikosongkan This

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN IV-2013

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN IV-2013 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN IV-2013 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX 2014 KATA PENGANTAR Buku Kajian Ekonomi Regional Provinsi Sumatera Utara merupakan terbitan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN II TAHUN 2012

PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN II TAHUN 2012 No. 44/08/51/Th. VI, 6 Agustus PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN II TAHUN Pertumbuhan ekonomi Bali pada Triwulan II- mencapai 2,81 persen dibandingkan Triwulan I - yang mengalami kontraksi sebesar 0,06

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian. ini menggambarkan perkembangan perekonomian daerah

KATA PENGANTAR. baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian. ini menggambarkan perkembangan perekonomian daerah KATA PENGANTAR Pertamatama kami panjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayahnya sehingga Triwulan I 2013 dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Kajian triwulanan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur Triwulan IV - 2013 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Timur KATA PENGANTAR Sejalan dengan salah satu tugas pokok Bank Indonesia,

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 32/05/35/Th. XI, 6 Mei 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN I-2013 Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Triwulan I Tahun 2013 (y-on-y) mencapai 6,62

Lebih terperinci

Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada:

Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada: November 2017 Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada: http://www.bi.go.id/id/publikasi/kajian-ekonomi-regional/ Salinan publikasi ini juga dapat diperoleh

Lebih terperinci

SURVEI PERBANKAN PERBANKAN SEMAKIN OPTIMIS KREDIT 2015 TUMBUH SEBESAR 17,1%

SURVEI PERBANKAN PERBANKAN SEMAKIN OPTIMIS KREDIT 2015 TUMBUH SEBESAR 17,1% SURVEI PERBANKAN Y jg brg dia TRIWULAN I-2015 PERBANKAN SEMAKIN OPTIMIS KREDIT 2015 TUMBUH SEBESAR 17,1% Secara keseluruhan tahun 2015, optimisme responden terhadap pertumbuhan kredit semakin meningkat.

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur Triwulan III - 2014 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Timur KATA PENGANTAR Sejalan dengan salah satu tugas pokok Bank

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI MALUKU UTARA

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI MALUKU UTARA LAPORAN TRIWULANAN KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI MALUKU UTARA KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU UTARA Jl. Jos Sudarso No.1 Tenate Telp. 62-921-3121217 Fax : 62-921-312417 LAPORAN TRIWULANAN

Lebih terperinci

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III - 2009 127 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III - 2009 Tim Penulis

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN I-2013

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN I-2013 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN I-2013 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX 2013 KATA PENGANTAR Buku Kajian Ekonomi Regional Provinsi Sumatera Utara merupakan terbitan rutin

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan III - 2011 cxççâáâç M Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis Muda Senior 2. Asnawati Peneliti Ekonomi Muda

Lebih terperinci

BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BALI

BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BALI BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BALI TRIWULAN I 212 Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Tim Kajian Ekonomi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah III Jl. Letda Tantular No.

Lebih terperinci