The use of Hax and Meal Method in the Disaggregation Process of Master Production Schedule. A case Study on a Healthy Drink Industry DIA Malang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "The use of Hax and Meal Method in the Disaggregation Process of Master Production Schedule. A case Study on a Healthy Drink Industry DIA Malang"

Transkripsi

1 Penerapan Meode Hax dan Meal dalam Disagregasi pada JIP (Sucipo, dkk) PENERAPAN METODE HAX AND MEAL DALAM PROSES DISAGREGASI PADA PENYUSUNAN JADWAL INDUK PRODUKSI (STUDI KASUS DI PERUSAHAAN MINUMAN KESEHATAN DIA DIA MALANG) The use of Hax and Meal Mehod in he Disaggregaion Process on he Developmen of Maser Producion Schedule. A case Sudy on a Healhy Drink Indusry DIA Malang Sucipo 1), E.F.Sri Maryani Sanoso 1), dan Purwandari 2) 1) Saf Pengajar Jurusan Teknologi Indusri Peranian, FTP, Unibraw 2) Alumni Jurusan Teknologi Indusri Peranian, FTP, Unibraw ABSTRACT The objecive of his research is o develop maser producion schedule (MPS) o mee all consumers demand by means of disaggregaion process mehod. The mehod was applied on a small scale indusry producing a several insan powder drinks of he following raw maerials: ginger, kunyi puih (whie urmeric); emulawak (kind of wild ginger); urmeric and amarind; kunci sirih (bele vine wih finger-roos), beras kencur (lesser galangal and rice), and aloe. The producs are packed in wo sizes i.e. a sache of 100 gram (a small sache) and 250 gram (a big sache) respecively. Iniially, he demand was forecased using an addiive decomposiion mehod, hen followed by an aggregaed planning based on a work force mehod and finally, o run a disaggregaion process using The Hax and Meal mehod. The resuls suggesed ha for he coming 3 monhs ough o produce an insan powder of ginger drinks as many as 4,710 small saches and 1,530 big ones; 4,330 small saches and 1,416 big ones of whie urmeric (Curcuma saffron) insan powder; 3,660 small saches and 1,100 big saches of wild ginger (Curcuma xananhorrhiza) insan powder; 2,940 small saches and 964 big ones of whie urmeric-amarind mixure; 1,980 small saches and 648 big saches of bele vine-finger-roos mixure; 2,080 small saches and 648 big saches of a lesser galangal-rice mixure; and 2,150 small saches and 704 big saches of aloe powder respecively. Key Words: hax and meal mehod, disaggregaion, maser producion schedule PENDAHULUAN Minuman insan adalah salah sau produk cepa saji yang banyak digemari masyaraka Indonesia karena rasanya yang segar. Perusahaan minuman kesehaan DIA merupakan salah sau usaha kecil yang bergerak dalam pembuaan minuman insan yang sedang berkembang. Hal ini diunjukkan dengan berkembangnya 7 (ujuh) produk, yaiu: jahe, kunyi puih, emulawak, kunyi asam, lidah buaya, kunci sirih, dan beras kencur. Banyaknya variasi produk menyebabkan perusahaan mengalami kesulian dalam menenukan jumlah produksi opimal/periode. Hal ini karena pola perminaan berflukuasi mengikui selera pasar, sehingga erjadi kekurangan dan kelebihan produk pada periode erenu. Usaha memperbaiki sisem perencanaan produksi dapa dilakukan dengan menggunakan proses disagregasi yang berujuan unuk membua jadwal induk produksi/iem produk secara erinci. Jadwal agrega dipecah menjadi 51

2 Jurnal Teknologi Peranian, Vol. 6 No. 1 (April 2005) rencana produksi erinci unuk seiap produk dan ukuran kemasan yang akan diproduksi. Salah sau meode yang digunakan unuk melakukan proses disagregasi adalah meode Hax dan Meal. Meode Hax dan Meal digunakan unuk perencanaan lebih dari sau jenis produk yang bervariasi, sifa dan keadaan perminaan yang berflukuasi, sehingga kepuusan yang akan dihasilkan mempunyai sifa yang rinci. Pada peneliian ini akan dihasilkan jadual induk produksi yang dapa memenuhi seluruh perminaan konsumen erhadap produk minuman insan dan diharapkan akan meminimasi biaya produksi dan meningkakan keunungan perusahaan BAHAN DAN METODE Pelaksanaan Peneliian Peneliian mengikui diagram alir pada Gambar 1. Survey Awal Idenifikasi Permasalahan Sudi Lieraur Pendefinisian Sisem Penenuan Variabel dan Parameer Pengumpulan Daa Peramalan Perminaan Perencanaan Agrega Disagregasi Rencana Agrega Jadwal Induk Produksi Gambar 1. Diagram Alir Pelaksanaan Peneliian Asumsi yang digunakan dalam peenliian adalah: 1. Bahan baku dan pengemas ersedia sesuai dengan kebuuhan produksi. 2. Jumlah enaga kerja dapa berubah 3. Kapasias mesin pemeras dan jumlah peralaan diasumsikan eap selama periode perencanaan. 4. Waku proses produksi unuk ke-7 famili produk insan berbeda. 5. Sauan agrega dalam kg. 6. Penyusuan mesin dan peralaan idak dimasukkan dalam perhiungan Seup Cos karena nilainya mendekai nol. Analisa Daa Analisa daa erdiri dari 3 proses uama, yaiu : 1. Peramalan perminaan dengan meode ime series, menggunakan sofware Miniab 1.3 for Windows. 2. Perencanaan agrega, menggunakan meode work force yaiu analisa enaga kerja di perusahaan sesuai dengan jenis pekerjaan, oal pekerja (pria dan wania) unuk menenukan kelonggaran/ allowance (apakah cukup dengan beberapa orang enaga kerja saja) a. Besarnya enaga kerja, dinyaakan sebagai: W ( F I, I, W )...( 1.1) = f, 1 1 W =jumlah enaga kerja di periode (org) f =fungsi hubungan (Bedworh, 1987). F =ramalan perminaan di periode I =ingka persediaan pengaman (safey sock) I -1 =persediaan akual pada akhir dari periode -1 W -1 =jumlah enaga kerja di periode -1 (org) 52

3 Penerapan Meode Hax dan Meal dalam Disagregasi pada JIP (Sucipo, dkk) b. Tingka produksi, maka fungsi ingka aau laju produksinya: periode, maka seluruh famili produk ersebu dipuuskan unuk diproduksi. P ( W I, I, F, F, F ) ( ) = f, I ij, 1 Dij, < I ( 1.3) Keerangan : P = ingka produksi di periode (Bedworh, 1987). f = fungsi hubungan W = jumlah enaga kerja di periode (org) F = ramalan perminaan di periode I = ingka persediaan pengaman (safey sock) I -1 = persediaan akual pada akhir dari periode Melakukan proses disagregasi hasil rencana agrega dengan meode Hax dan Meal. Ada dua ahap uama, yaiu: (1) menenukan famili produk mana yang harus diproduksi pada periode yang akan daang, (2) menenukan jumlah iem produk yang harus diproduksi dalam famili ersebu. Pengelompokkan famili dan iem sebagai beriku: Unuk famili = i Dimana i = 1,2, sampai 7 i 1 = Jahe insan i 2 = Temulawak insan i 3 = Puih insan i 4 = Asam insan i 5 = Kunci Sirih insan i 6 = Beras Kencur insan i 7 = Lidah Buaya insan Unuk iem = j Dimana j = 1 dan 2 j 1 = Kemasan 100 g j 2 = Kemasan 250 g Prosedur yang digunakan pada meode Hax dan Meal adalah (1) memilih famili yang akan dimasukkan dalam rencana produksi di jadual induk yaiu jumlah persediaan dikurangi ramalan perminaan. Jika suau produk dalam suau famili yang diramalkan akan berada di bawah ingka persediaan yang aman (safey sock) sebelum akhir I ij,-1 = persediaan akhir unuk produk j dalam kelompok i pada periode -1 D ij, = perminaan produk j dalam kelompok i pada periode I = safey sock unuk produk j dalam kelompok i pada periode Langkah (2) adalah menenukan berapa banyak iap iem dalam iap famili harus diproduksi. a. Unuk iu erlebih dahulu dicari harga X i, yaiu berapa kali produk diproduksi dalam 1 horison perencanaan unuk iap famili produk. X i = 2 I Si CijTij... ( 1.4) T ij = oal perminaan iem j X i = jumlah siklus produksi unuk famili I = ingka suku bunga (%) C ij = harga sauan iap iem j dalam famili i (Rp.) S i = ongkos Seup famili ke i (Rp.) b. Menenukan kebuuhan produksi yang diharapkan dengan persamaan: ij Q = T X ij i (1.5) Q ij = produksi ekonomis iem j dalam famili i T ij = oal perminaan iem j dalam 1 ahun X i = jumlah siklus produksi unuk famili dalam sau ahun Langkah selanjunya adalah menghiung nilai Q oal yang merupakan 53

4 Jurnal Teknologi Peranian, Vol. 6 No. 1 (April 2005) hasil penjumlahan nilai Q ij masing-masing iem. Q oal = Qij...( 1.6) Q oal = Jumlah produksi oal Q ij =Jumlah produk yang akan diproduksi Tahap selanjunya adalah menyesuaikan nilai Q oal erhadap rencana agrega P dengan menggunakan P /Q oal. Secara maemais dapa diuliskan sebagai : Q ij P Q ( adj) = Qij...(1.7) oal Q ij = Jumlah produk yang akan diproduksi P = Tingka produksi di periode Q oal = Jumlah produksi oal Q ij(adj) = Jumlah produk yang akan diproduksi Hasil dari Q ij(adj) yaiu jumlah produk yang akan diproduksi. Hasil akhir perhiungan ini merupakan Jadwal Induk Produksi (JIP) (Bedworh, 1987). HASIL DAN PEMBAHASAN Peramalan Perminaan Berdasarkan hasil analisis, meode peramalan perminaan erbaik adalah meode addiive decomposiion, karena memiliki nilai MSE dan MAPE erkecil (MSE=10698,5 dan MAPE=11,3%). Ini arinya ingka kesalahan peramalan paling kecil. Lebih lanju hasil peramalan dilakukan validasi dengan regresi sederhana (Nasuion, 1999). Hasil uji F didapa bahwa F abel >F hiung, dimana nilai F abel diperoleh pada N=11 dengan araf signifikan 5% dengan nilai sebesar 2,85. Hal ini berari peramalan dianggap valid. Hasil peramalan perminaan unuk horison perencanaan 1 ahun mendaang (Gambar l dan Tabel 1) menunjukkan pola kecenderungan naik. Toal perminaan 7 famili produk Ok Sep- Nov- Des Jan-05 Feb- Mar- 05 Periode peramalan Apr-05 Mei-05 Jun-05 Jul-05 Ag-05 Gambar 1. Peramalan Perminaan 7 Famili Produk dalam 12 periode Tabel 1. Hasil Peramalan Perminaan 7 Famili Produk unuk 12 Periode Mendaang No Periode Toal Peramalan Perminaan 7 famili produk 1 Sepember Okober November Desember Januari Februari Mare April Mei Juni Juli Agusus Perencanaan Aggrega Dari perhiungan perencanaan aggrega dikeahui bahwa penambahan ingka produksi akan diikui dengan penambahan jumlah enaga kerja. Makin besar produksi maka jumlah enaga kerja juga semakin banyak, misalnya pada bulan juni dengan ingka produksi sebesar 1522 kg dibuuhkan jumlah enaga kerja 14 orang, bulan juli produksi 1217 kg dibuuhkan enaga kerja 13 orang, dan bulan agusus produksi sebesar 1157 kg dibuuhkan enaga kerja 13 orang. Jumlah enaga kerja yang didapakan dari perhiungan lebih besar 54

5 Penerapan Meode Hax dan Meal dalam Disagregasi pada JIP (Sucipo, dkk) dari pada enaga eap yang ada saa ini yaiu sebesar 5 orang. Unuk mencukupi jumlah enaga kerja yang diperlukan maka perusahaan melakukan perekruan enaga kerja yang bersifa borongan dan unuk memenuhi arge dari perencanaan agrega maka perusahaan melakukan dengan lembur, umumnya selama 2 jam dari jam kerja oal yaiu sebesar 8 jam kerja. Tabel 2 menggambarkan peramalan perminaan bulan Juni sampai Agusus semakin naik, sedangkan perencanaan produksinya menurun. Hal ini dikarenakan rencana produksi dipengaruhi oleh persedian pengaman (safey sock), yang juga erganung pada ramalan perminaan, raa-raa perminaan, safey facor dan sandar deviasi. Tabel 3 memperlihakan persediaan unuk iap periodenya yang selalu berubah. Tabel 4 menunjukkan besarnya Safey Sock per periode. Tabel 2. Perbandingan Perencanaan Produksi Agrega dengan Peramalan Perminaan Minuman Insan Perusahaan Minuman Kesehaan DIA Periode Jumlah Tenaga Kerja Peramalan Perminaan Rencana Produksi Juni Juli Ag Tabel 3. Kapasias Produksi Periode Juni sampai Agusus 2005 Periode Hari kerja Kapa sias/ bln Ramalan perminaa n Perse diaan akhir Jun Jul Aug Toal Keerangan : Persediaan akhir periode sebelumnya (Mei 2005) adalah sebesar 1322 kg. Keluaran produksi reguler raaraa 1169 kg per bulan Tabel 4. Perhiungan Persediaan yang Diharapkan pada Periode ke-. Periode Toal Reraa Safey Sandar Safey Ramalan Perminaan FacorDeviasi Sock Perminaan Jun , , Jul , , Ag , , Persediaan pengaman (safey sock) adalah persediaan ambahan yang diadakan unuk melindungi aau menjaga kemungkinan erjadi kekurangan produk (sock ou) (Rangkui, 1996). Perusahaan Minuman Kesehaan DIA meneapkan kebijaksanaan nilai safey sock yaiu sebesar ± 10 % dari oal produksi. yang digunakan sebagai invenori awal aau persediaan akhir periode sebelumnya. Jika dengan kebijakan ini perminaan belum erpenuhi maka perusahaan melakukan kerja lembur. Disagregasi Rencana Aggrega Hasil disagregasi menghasilkan JIP selama (3 bulan) per iem produk (Tabel 5). Tabel 5 juga menggambarkan jahe insan (100 gram) merupakan produk insan yang paling banyak diproduksi dibanding produk lainnya. Hal ini menunjukkan jahe insan dikonsumsi oleh seluruh lapisan masyaraka mulai ibu-ibu, bapak-bapak, maupun anak kecil. Selain iu ukuran kemasan jahe 100 gram sanga disukai konsumen karena kemasannya yang relaif kecil sehingga prakis dibawa dan relaif harganya erjangkau oleh konsumen. Purnawan (2003) menyaakan bahwa ukuran produk yang kecil biasanya mempunyai harga yang lebih murah, sehingga akan dapa erjangkau oleh daya beli konsumen (dengan muu eap seperi yang semula namun fisiknya lebih sederhana (Purnawan, 2003). 55

6 Jurnal Teknologi Peranian, Vol. 6 No. 1 (April 2005) Tabel 5. Perbandingan Jumlah Produksi Produk Insan di Perusahaan Minuman Kesehaan DIA Periode Bulanan Produk insan Produksi (kemasan) pada periode Juni Juli Agusus Jahe (100 g) Jahe (250 g) Puih (100 g) Puih (250 g) Temulawak (100 g) Temulawak (250 g) Asam (100 g) Asam (250 g) Kunci Sirih (100 g) Kunci Sirih (250 g) Beras Kencur (100 g) Beras Kencur (250 g) Lidah Buaya (100 g) KESIMPULAN produk insan dengan kemasan 100 gr dan 250 gr adalah: unuk jahe sebesar 4710 dan 1530 buah, kunyi puih adalah 4330 dan 1416 buah, emulawak sebesar 3360 dan 1100 buah, kunyi asam sebanyak 2940 dan 964 buah, kunci sirih 1980 dan 648 buah, beras kencur adalah 2080 dan 684 buah, dan lidah buaya adalah sebesar 2150 dan 704 buah. Dengan JIP yang erencana baik maka perminaan konsumen dapa dipenuhi meskipun bekerja di bawah kapasias produksi erpasang. Oleh karena iu perlu dikaji lebih lanju peramalan perminaan yang memperimbangkan persaingan pasar dan jika ada kepuusan pengurangan enaga kerja perlu dikaji dampaknya lebih lanju. DAFTAR PUSTAKA Bedworh, D.D., and J. E.Bailey Inegraed Producion Conrol Sysem (Managemen, Analysis, Design). By. John Wiley and Sons Inc. Canada. Kusuma, H Manajemen Produksi (Perencanaan dan Pengendalian Produksi). Andi Offse. Yogyakara. Nasuion, A.H, Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Guna Widya. Jakara. Purnawan, T Sraegi Pemasaran dan Pengendalian Produk. hp:// udyc.250x.com/ sem1_01/rioso_p.hm. Access dae: 17 Mei Toal hasil peramalan perminaan selama bulan Juni, Juli, dan Agusus 2005 menggunakan meode addiive decomposiion sebesar kg unuk 7 famili produk. Perencanaan produksi menggunakan meode work force unuk 7 famili produk pada bulan Juni, Juli, dan Agusus 2005 masing-masing sebesar 1522 kg, 1217 kg, dan 1157 kg. Hasil disagregasi didapakan bahwa JIP selama 3 bulan unuk masing-masing 56

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Disini tujuan akhir yang ingin dicapai penulis adalah pembuatan suatu aplikasi

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Disini tujuan akhir yang ingin dicapai penulis adalah pembuatan suatu aplikasi BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN Disini ujuan akhir yang ingin dicapai penulis adalah pembuaan suau aplikasi program yang digunakan unuk membanu perusahaan dalam menenukan jumlah produksi demand. Disini ada

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Tahapan Pemecahan Masalah Tahapan pemecahan masalah berfungsi unuk memudahkan dalam mencari jawaban dalam proses peneliian yang dilakukan agar sesuai dengan arah

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Kepuusan Model rumusan masalah dan pengambilan kepuusan yang digunakan dalam menyelesaikan skripsi ini dimulai dari observasi lapangan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode 20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena

Lebih terperinci

PERENCANAAN PRODUKSI DISAGREGAT: STUDI KASUS PRODUKSI PAKAN TERNAK DI PT CHAROEN POKPHAND INDONESIA BALARAJA

PERENCANAAN PRODUKSI DISAGREGAT: STUDI KASUS PRODUKSI PAKAN TERNAK DI PT CHAROEN POKPHAND INDONESIA BALARAJA PERENCANAAN PRODUKSI DISAGREGAT: STUDI KASUS PRODUKSI PAKAN TERNAK DI PT CHAROEN POKPHAND INDONESIA BALARAJA Sii Nur Fadlilah A 1 ; Thomas Widjaja 2 ABSTRACT Producion planning is an aciviy o make decison

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Persediaan dapat diartikan sebagai barang-barang yang disimpan untuk digunakan atau

BAB II LANDASAN TEORI. Persediaan dapat diartikan sebagai barang-barang yang disimpan untuk digunakan atau BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Persediaan Persediaan dapa diarikan sebagai barang-barang yang disimpan unuk digunakan aau dijual pada masa aau periode yang akan daang. Persediaan erdiri dari bahan

Lebih terperinci

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X USULAN ENERAAN METODE KOEISIEN MANAJEMEN (BOMAN S) SEBAGAI ALTERNATI MODEL ERENCANAAN RODUKSI RINTER TIE LX400 ADA T X Hendi Dwi Hardiman Jurusan Teknik Manajemen Indusri - Sekolah Tinggi Manajemen Indusri

Lebih terperinci

SISTEM PERSEDIAAN KOMPONEN PADA MESIN CETAK BERDASARKAN LAJU KERUSAKAN DI PT KARYA KITA

SISTEM PERSEDIAAN KOMPONEN PADA MESIN CETAK BERDASARKAN LAJU KERUSAKAN DI PT KARYA KITA Reka Inegra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Indusri Ienas No.03 Vol.03 Jurnal Online Insiu Teknologi Nasional Juli 2015 SISTEM PERSEDIAAN KOMPONEN PADA MESIN CETAK BERDASARKAN LAJU KERUSAKAN DI PT KARYA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Persediaan Persediaan adalah barang yang disimpan unuk pemakaian lebih lanju aau dijual. Persediaan dapa berupa bahan baku, barang seengah jadi aau barang jadi maupun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber

Lebih terperinci

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional. JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 7 No. 1, April 7 : 3-9 ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Sudi kasus pada CV Cia Nasional. Oleh Emmy Supariyani* dan M. Adi Nugroho *Dosen

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani.

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani. III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Usahaani belimbing karangsari adalah kegiaan menanam dan mengelola anaman belimbing karangsari unuk menghasilkan produksi, sebagai sumber

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Tempa Peneliian Peneliian mengenai konribusi pengelolaan huan rakya erhadap pendapaan rumah angga dilaksanakan di Desa Babakanreuma, Kecamaan Sindangagung, Kabupaen Kuningan,

Lebih terperinci

Pengantar Teknik Industri

Pengantar Teknik Industri Sisem Produksi/Operasi Penganar Teknik Indusri Perencanaan & Peengendalian Produksi/Operasi Sisem produksi/operasi adalah suau akivias unuk mengolah aau mengaur penggunaan sumber daya yang ada dalam proses

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING ADDITIVE UNTUK PREDIKSI PENJUALAN ALAT TULIS KANTOR (ATK) PADA X STATIONERY

IMPLEMENTASI METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING ADDITIVE UNTUK PREDIKSI PENJUALAN ALAT TULIS KANTOR (ATK) PADA X STATIONERY IMPLEMENTASI METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING ADDITIVE UNTUK PREDIKSI PENJUALAN ALAT TULIS KANTOR (ATK) PADA X STATIONERY Ruli Uami 1, Suryo Amojo 2 1, Universias Wijaya Pura 2 e-mail: ruli.uami@ias.ac.id,

Lebih terperinci

(T.6) PENDEKATAN INDEKS SIKLUS PADA METODE DEKOMPOSISI MULTIPLIKATIF

(T.6) PENDEKATAN INDEKS SIKLUS PADA METODE DEKOMPOSISI MULTIPLIKATIF Seminar Nasional Saisika 12 November 2011 Vol 2, November 2011 (T.6) PENDEKATAN INDEKS SIKLUS PADA METODE DEKOMPOSISI MULTIPLIKATIF Gumgum Darmawan, Sri Mulyani S Saf Pengajar Jurusan Saisika FMIPA UNPAD

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 11 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Salah sau masalah analisis persediaan adalah kesulian dalam menenukan reorder poin (iik pemesanan kembali). Reorder poin diperlukan unuk mencegah erjadinya kehabisan

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK PERBANDINGAN METODE DES (DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING) DENGAN TES (TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING) PADA PERAMALAN PENJUALAN ROKOK (STUDI KASUS TOKO UTAMA LUMAJANG) 1 Fajar Riska Perdana (1110651142) 2 Daryano,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Peneliian Keinginan Kelompok Tani Duma Lori yang erdapa di Desa Konda Maloba dan masyaraka sekiar akan berdirinya penggilingan gabah di daerahnya, elah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Air merupakan kebuuhan pokok bagi seiap makhluk hidup di dunia ini ermasuk manusia. Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang pening bagi kelangsungan hidup

Lebih terperinci

Minggu 4 RATA-RATA BERGERAK DAN EXPONENTIAL SMOOTHING. Peramalan Data Time Series

Minggu 4 RATA-RATA BERGERAK DAN EXPONENTIAL SMOOTHING. Peramalan Data Time Series Minggu 4 RATA-RATA BERGERAK DAN EXPONENTIAL SMOOTHING Bab ini memperkenalkan model berlaku unuk daa ime series dengan musiman, ren, aau keduana komponen musiman dan ren dan daa sasioner. Meode peramalan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,

Lebih terperinci

PENJADWALAN PEMBUATAN BOX ALUMININUM UNTUK MEMINIMUMKAN MAKESPAN (Studi Kasus di Perusahaan Karoseri ASN)

PENJADWALAN PEMBUATAN BOX ALUMININUM UNTUK MEMINIMUMKAN MAKESPAN (Studi Kasus di Perusahaan Karoseri ASN) B PENJADWALAN PEMBUATAN BOX ALUMININUM UNTUK MEMINIMUMKAN MAKESPAN (Sudi Kasus di Perusahaan Karoseri ASN) Firiya Gemala Dewi, Bobby O.P. Soepangka, Nurhadi Siswano Program Pasca Sarjana Magiser Manajemen

Lebih terperinci

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan 3. METODE PENELITIAN 3.1. Pendekaan dan Meode Peneliian Jenis peneliian yang digunakan adalah jenis peneliian kualiaif dengan menggunakan daa kuaniaif. Daa kualiaif adalah mengeahui Gambaran pengelolaan

Lebih terperinci

Jurnal Edik Informatika. Peramalan Kebutuhan Manajemen Logistik Pada Usaha Depot Air Minum Isi Ulang Al-Fitrah

Jurnal Edik Informatika. Peramalan Kebutuhan Manajemen Logistik Pada Usaha Depot Air Minum Isi Ulang Al-Fitrah Jurnal Edik Informaika Peneliian Bidang Kompuer Sains dan Pendidikan Informaika V.i(5-4) Peramalan Kebuuhan Manajemen Logisik Pada Usaha Depo Air Minum Isi Ulang Al-Firah Henny Yulius, Islami Yei Universias

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan

Lebih terperinci

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomor 2, Nopember 2014 ISSN

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomor 2, Nopember 2014 ISSN Peramalan Dengan Meode Smoohing dan Verifikasi Meode Peramalan Dengan Grafik Pengendali Moving Range () (Sudi Kasus: Produksi Air Bersih di PDAM Tira Kencana Samarinda) Forecasing wih Smoohing and Verificaion

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian yang dilakukan mengenai analisis perencanaan pengadaan una berdasarkan ramalan ime series volume ekspor una loin beku di PT Tridaya Eramina

Lebih terperinci

Analisis Model dan Contoh Numerik

Analisis Model dan Contoh Numerik Bab V Analisis Model dan Conoh Numerik Bab V ini membahas analisis model dan conoh numerik. Sub bab V.1 menyajikan analisis model yang erdiri dari analisis model kerusakan produk dan model ongkos garansi.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Poensi sumberdaya perikanan, salah saunya dapa dimanfaakan melalui usaha budidaya ikan mas. Budidaya ikan mas yang erus berkembang di masyaraka, kegiaan budidaya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Peramalan Penjualan Barang Pada UD Achmad Jaya Dengan Metode Triple Exponential Smoothing

Perancangan Sistem Peramalan Penjualan Barang Pada UD Achmad Jaya Dengan Metode Triple Exponential Smoothing Jurnal Ilmiah Teknologi dan Informaika ASIA (JITIKA) Vol.10, No.2, Agusus 2016 ISSN: 0852-730X Perancangan Sisem Peramalan Penjualan Barang Pada UD Achmad Jaya Dengan Meode Triple Exponenial Smoohing Tria

Lebih terperinci

ANALISIS KEHANDDALAN DAN LAJU KERUSAKAN PADA MESIN CONTINUES FRYING (STUDI KASUS : PT XYZ)

ANALISIS KEHANDDALAN DAN LAJU KERUSAKAN PADA MESIN CONTINUES FRYING (STUDI KASUS : PT XYZ) hp://jurnal.upnyk.ac.id/index.php/opsi OPSI Jurnal Opimasi Sisem Indusri ANALISIS KEHANDDALAN DAN LAJU KERUSAKAN PADA MESIN CONTINUES FRYING (STUDI KASUS : PT XYZ) Ahmad Muhsin, Ichsan Syarafi Jurusan

Lebih terperinci

Perbandingan Metode Winter Eksponensial Smoothing dan Metode Event Based untuk Menentukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X

Perbandingan Metode Winter Eksponensial Smoothing dan Metode Event Based untuk Menentukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X JURAL SAIS DA SEI ITS Vol. 6, o.1, (2017) 2337-3520 (2301-928X Prin) A 1 Perbandingan Meode Winer Eksponensial Smoohing dan Meode Even Based unuk Menenukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X Elisa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya III. METODE PENELITIAN A. Meode Dasar Peneliian Meode yang digunakan dalam peneliian ini adalah meode kuaniaif, yang digunakan unuk mengeahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya usaha melipui biaya

Lebih terperinci

Kontrol Optimal pada Model Economic Order Quantity dengan Inisiatif Tim Penjualan

Kontrol Optimal pada Model Economic Order Quantity dengan Inisiatif Tim Penjualan Jurnal Teknik Indusri, Vol. 19, No. 1, Juni 17, 1- ISSN 111-5 prin / ISSN 7-739 online DOI: 1.97/ji.19.1.1- Konrol Opimal pada Model Economic Order Quaniy Inisiaif Tim Penjualan Abdul Laif Al Fauzi 1*,

Lebih terperinci

*Corresponding Author:

*Corresponding Author: Prosiding Seminar Tugas Akhir FMIPA UNMUL 5 Periode Mare 6, Samarinda, Indonesia ISBN: 978-6-7658--3 Penerapan Model Neuro-Garch Pada Peramalan (Sudi Kasus: Reurn Indeks Harga Saham Gabungan) Applicaion

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORI 7 BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Mengumpulkan Daa (Selec Proses pengumpulan daa merupakan ahap perama dari ahap-ahap peningkaan proses erkesinamungan (Coninuous Process Improvemen / CPI dengan menggunakan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di Tempa Pelayanan Koperasi (TPK) Cibedug, Kecamaan Lembang, Kabupaen Bandung, Jawa Bara. Pemilihan lokasi dilakukan secara

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang

Lebih terperinci

Bab 2 Landasan Teori

Bab 2 Landasan Teori Bab 2 Landasan Teori 2.1 Keseimbangan Lini 2.1.1 Definisi Keseimbangan Lini Penjadwalan dari pekerjaan lini produksi yang menyeimbangkan kerja yang dilakukan pada seiap sasiun kerja. Keseimbangan lini

Lebih terperinci

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI 3.. Tujuan Ö Prakikan dapa memahami perhiungan alokasi biaya. Ö Prakikan dapa memahami analisis kelayakan invesasi dalam pendirian usaha. Ö Prakikan dapa menyusun proyeksi/proforma

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Terapannya 2016 p-issn : ; e-issn :

Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Terapannya 2016 p-issn : ; e-issn : Prosiding Seminar Nasional Maemaika dan Terapannya 2016 p-issn : 2550-0384; e-issn : 2550-0392 PERAMALAN VOLUME PENGGUNAAN AIR BERSIH DENGAN METODE WINTERS EPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENENTUKAN VOLUME

Lebih terperinci

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND Noeryani 1, Ely Okafiani 2, Fera Andriyani 3 1,2,3) Jurusan maemaika, Fakulas Sains Terapan, Insiu Sains & Teknologi

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN PEMODELAN NILAI UKAR RUPIAH ERHADAP $US MENGGUNAKAN DERE WAKU HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA BERLIAN SEIAWAY, DIMAS HARI SANOSO, N. K. KUHA ARDANA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN OPTIMASI PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU DENGAN ALGORITMA SILVER-MEAL

RANCANG BANGUN OPTIMASI PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU DENGAN ALGORITMA SILVER-MEAL RANCANG BANGUN OPTIMASI PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU DENGAN ALGORITMA SILVER-MEAL Aulia Bahar, Sarwosri Jurusan Teknik Informaika, Fakulas Teknologi Informasi, Insiu Teknologi Sepuluh Nopember Kampus

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 35 BAB LANDASAN TEORI Meode Dekomposisi biasanya mencoba memisahkan iga komponen erpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan dere daa ekonomi dan bisnis. Komponen ersebu adalah fakor rend (kecendrungan),

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Dalam pelaksanaan pembangunan saa ini, ilmu saisik memegang peranan pening baik iu di dalam pekerjaan maupun pada kehidupan sehari-hari. Ilmu saisik sekarang elah melaju

Lebih terperinci

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis JURNAL SAINS DAN NI POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Prin) D-224 Peramalan Penjualan Sepeda Moor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis Desy Musika dan Seiawan Jurusan Saisika,

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoriis 3.1.1 Daya Dukung Lingkungan Carrying capaciy aau daya dukung lingkungan mengandung pengerian kemampuan suau empa dalam menunjang kehidupan mahluk hidup secara

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Produksi Akivias produksi sebagai suau bagian dari fungsi organisasi perusahaan yang beranggung jawab erhadap pengolahan bahan baku menjadi produksi jadi yang dapa dijual. Terdapa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan 40 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Baasan Operasional Konsep dasar dan baasan operasional pada peneliian ini adalah sebagai beriku: Indusri pengolahan adalah suau kegiaan ekonomi yang melakukan

Lebih terperinci

ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN SEPEDA MOTOR DI KABUPATEN NGAWI DENGAN ARIMA DAN VARIASI KALENDER. Muflih Rori Putra Harahap

ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN SEPEDA MOTOR DI KABUPATEN NGAWI DENGAN ARIMA DAN VARIASI KALENDER. Muflih Rori Putra Harahap ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN SEPEDA MOTOR DI KABUPATEN NGAWI DENGAN ARIMA DAN VARIASI KALENDER Muflih Rori Pura Harahap 30 00 052 Pembimbing : Dr. Drs. Agus Suharsono, M.S. LATAR BELAKANG PENDAHULUAN

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK.

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL MOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUAHAAN MEBEL INAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. ii Rukayah*), Achmad yaichu**) ABTRAK Peneliian ini berujuan unuk

Lebih terperinci

Keywords: Forecasting, Exponential Smoothing

Keywords: Forecasting, Exponential Smoothing RANCANG BANGUN SISTEM PERAMALAN PERMINTAAN BARANG PADA CV. KONVEKSI JAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE EXPONENTIAL SMOOTHING Kuncono 1) 1) S1/ Jurusan Sisem Informasi. Sekolah Tinggi Manajemen Informaika &

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Perencanaan Produksi

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Perencanaan Produksi BAB 2 LANDASAN EORI 2.1. Perencanaan Produksi Perencanaan produksi adalah pernyaaan rencana produksi ke dalam beuk agrega. Perencanaan produksi ini merupakan ala komunikasi anara manajemen eras (op managemen)

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengerian dan peunjuk yang digunakan unuk menggambarkan kejadian, keadaan, kelompok, aau

Lebih terperinci

Bab 5 Penaksiran Fungsi Permintaan. Ekonomi Manajerial Manajemen

Bab 5 Penaksiran Fungsi Permintaan. Ekonomi Manajerial Manajemen Bab 5 Penaksiran Fungsi Perminaan 1 Ekonomi Manajerial Manajemen Peranyaan Umum Tenang Perminaan Seberapa besar penerimaan perusahaan akan berubah seelah adanya peningkaan harga? Berapa banyak produk yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pusaka 2.1.1 Teknik Indusri Teknik indusri adalah suau rekayasa yang berkaian dengan desain, pembaruan, dan insalasi dari sisem erinegrasi yang melipui manusia, maerial,

Lebih terperinci

Pemodelan Indeks Harga Konsumen Kelompok Bahan Makanan menggunakan Metode Intervensi dan Regresi Spline ABSTRAK

Pemodelan Indeks Harga Konsumen Kelompok Bahan Makanan menggunakan Metode Intervensi dan Regresi Spline ABSTRAK Pemodelan Indeks Harga Konsumen Kelompok Bahan Makanan menggunakan Meode Inervensi dan Regresi Spline Rina Andriani, Dr. Suharono, M.Sc 2 Mahasiswa Jurusan Saisika FMIPA-ITS, 2 Dosen Jurusan Saisika FMIPA-ITS

Lebih terperinci

SISTEM PREDIKSI PENJUALAN GAMIS TOKO QITAZ MENGGUNAKAN METODE SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING. Oleh: Salman Alfarisi

SISTEM PREDIKSI PENJUALAN GAMIS TOKO QITAZ MENGGUNAKAN METODE SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING. Oleh: Salman Alfarisi S. Alfarisi / Journal of Applied Business and Economics Vol. 4 No. 1 (Sep 2017) 80-95 SISTEM PREDIKSI PENJUALAN GAMIS TOKO QITAZ MENGGUNAKAN METODE SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING Oleh: Salman Alfarisi Program

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI INVENTORY DAN PREDIKSI JUMLAH PENJUALAN BARANG (STUDI KASUS KOPEGTEL MOJOKERTO)

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI INVENTORY DAN PREDIKSI JUMLAH PENJUALAN BARANG (STUDI KASUS KOPEGTEL MOJOKERTO) RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI INVENTORY DAN PREDIKSI JUMLAH PENJUALAN BARANG (STUDI KASUS KOPEGTEL MOJOKERTO) Arseo Pramono 1) 1) S1/Jurusan Sisem Informasi, STIKOM Surabaya, email: oejayaraya@gmail.com

Lebih terperinci

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH)

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Journal Indusrial Servicess Vol. No. Okober 0 MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Abdul Gopar ) Program Sudi Teknik Indusri Universias

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini

METODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini METODE PENELITIAN Kerangka Pendekaan Sudi Penaagunaan lahan kawasan pesisir di Kabupaen Kulon Progo didasarkan pada karakerisik fisik, finansial usaha ani dan pemanfaaan saa ini. Karakerisik fisik adalah

Lebih terperinci

USULAN UKURAN PEMESANAN OPTIMAL SUKU CADANGMESIN GRINDING BERDASARKAN LAJU KERUSAKAN MENGGUNAKAN METODE Q (di Bengkel Pembuatan dan Service Turbin)

USULAN UKURAN PEMESANAN OPTIMAL SUKU CADANGMESIN GRINDING BERDASARKAN LAJU KERUSAKAN MENGGUNAKAN METODE Q (di Bengkel Pembuatan dan Service Turbin) ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Indusri Ienas No.01 Vol.04 Jurnal Online Insiu Teknologi Nasional Januari 2016 USULAN UKURAN PEMESANAN OPTIMAL SUKU CADANGMESIN GRINDING BERDASARKAN LAJU KERUSAKAN MENGGUNAKAN

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Pengangguran Pengangguran aau una karya merupakan isilah unuk orang yang idak mau bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sisem Produksi Produksi dalam pengerian sederhana adalah keseluruhan proses dan operasi yang dilakukan unuk menghasilkan produk aau jasa. Sisem produksi merupakan kumpulan dari

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Teori Risiko Produksi Dalam eori risiko produksi erlebih dahulu dijelaskan mengenai dasar eori produksi. Menuru Lipsey e al. (1995) produksi adalah suau kegiaan yang mengubah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju

Lebih terperinci

PENGENDALIAN PERSEDIAAN POZZOLAN DI PT SEMEN PADANG

PENGENDALIAN PERSEDIAAN POZZOLAN DI PT SEMEN PADANG PENGENDALIAN PERSEDIAAN POZZOLAN DI PT SEMEN PADANG Prima Fihri 1, Annise Sindikia 1 1 Jurusan Teknik Indusri, Fakulas Teknik, Universias Andalas, Padang Email: ima@f.unand.ac.id Absrac Invenory of raw

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Supply Chain Managemen Supply chain managemen merupakan pendekaan aau meode dalam memanajemen hubungan perusahaan dengan supplier dan konsumen yang erjadi pada pengendalian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 39 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Meode Peneliian Pada bab sebelumnya elah dibahas bahwa cadangan adalah sejumlah uang yang harus disediakan oleh pihak perusahaan asuransi dalam waku peranggungan

Lebih terperinci

(Indeks Rata-rata Harga Relatif, Variasi Indeks Harga, Angka Indeks Berantai, Pergeseran waktu dan Pendeflasian) Rabu, 31 Desember 2014

(Indeks Rata-rata Harga Relatif, Variasi Indeks Harga, Angka Indeks Berantai, Pergeseran waktu dan Pendeflasian) Rabu, 31 Desember 2014 ANGKA NDEKS (ndeks Raa-raa Harga Relaif, Variasi ndeks Harga, Angka ndeks Beranai, Pergeseran waku dan Pendeflasian) Rabu, 31 Desember 2014 NDEKS RATA-RATA HARGA RELATF Rumus, 1 P 100% n P,0 = indeks raa-raa

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI Seminar Nasional Informaika PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI Evri Ekadiansyah Program Sudi D Manajemen Informaika, STMIK Poensi Uama evrie9@gmail.com

Lebih terperinci

KAJIAN PEMODELAN DERET WAKTU: METODE VARIASI KALENDER YANG DIPENGARUHI OLEH EFEK VARIASI LIBURAN

KAJIAN PEMODELAN DERET WAKTU: METODE VARIASI KALENDER YANG DIPENGARUHI OLEH EFEK VARIASI LIBURAN JMP : Volume 4 omor, Juni 22, hal. 35-46 KAJIA PEMODELA DERET WAKTU: METODE VARIASI KALEDER YAG DIPEGARUHI OLEH EFEK VARIASI LIBURA Winda Triyani Universias Jenderal Soedirman winda.riyani@gmail.com Rina

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian Demografi Keadaan penduduk sanga era kaiannya dengan demografi. Kaa demografi berasal dari bahasa Yunani yang berari Demos adalah rakya aau penduduk,dan Grafein adalah

Lebih terperinci

EFISIENSI WAKTU PRODUKSI ES BATU SEBAGAI IMPLIKASI URUTAN PENJADWALAN KEDATANGAN JOB YANG TEPAT

EFISIENSI WAKTU PRODUKSI ES BATU SEBAGAI IMPLIKASI URUTAN PENJADWALAN KEDATANGAN JOB YANG TEPAT Jurnal Ilmiah Teknik Indusri, Vol. 11, No. 1, Juni 2012 ISSN 1412-6869 EISIENSI WKTU PRODUKSI ES BTU SEBGI IMPLIKSI URUTN PENJDWLN KEDTNGN JOB YNG TEPT Hendy Tannady 1 dan Seven 2 bsrak: Efisiensi adalah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Dalam perencanaan suau proses produksi dapa menggunakan meode perencanaan aggrega. Yaiu proses perencanaan suau sisem produksi mencakup beberapa aspek-aspek yang erliba dalam kegiaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Persediaan Persediaan merupakan salah sau asse ermahal bagi banyak perusahaan, dan berjumlah sekiar 50 persen dari oal modal yang dianamkan (Render dan Heizer, 2005, p60). Menuru

Lebih terperinci

Oleh : Debrina Puspita Andriani Teknik Industri Universitas Brawijaya /

Oleh : Debrina Puspita Andriani Teknik Industri Universitas Brawijaya   / 4 Oleh : Debrina Puspia Andriani Teknik Indusri Universias Brawijaya e-mail : debrina@ub.ac.id / debrina.ub@gmail.com www.debrina.lecure.ub.ac.id O. Dasar perhiungan depresiasi 2. Meode-meode depresiasi.

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA PERENCANAAN JADWAL INDUK PRODUKSI (STUDI KASUS: PT. ROMOS INTI COSMETIC)

PENGUKURAN KINERJA PERENCANAAN JADWAL INDUK PRODUKSI (STUDI KASUS: PT. ROMOS INTI COSMETIC) PENGUKURAN KINERJA PERENCANAAN JADWAL INDUK PRODUKSI (STUDI KASUS: PT. ROMOS INTI COSMETIC) Dian Reno 1), Anasasia Lidya 2), Linda 3) Jurusan Teknik Indusri Universias Kaolik Widya Mandala Surabaya1,2,3)

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) D-108

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) D-108 JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (013) ISSN: 337-3539 (301-971 Prin) D-108 Simulasi Peredaman Gearan Mesin Roasi Menggunakan Dynamic Vibraion Absorber () Yudhkarisma Firi, dan Yerri Susaio Jurusan Teknik

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PERAMALAN STOK BARANG DI CV. ANNORA ASIA MENGGUNAKAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING

SISTEM INFORMASI PERAMALAN STOK BARANG DI CV. ANNORA ASIA MENGGUNAKAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING Jurnal Informaika Polinema ISSN: 2407-070X SISTEM INFORMASI PERAMALAN STOK BARANG DI CV. ANNORA ASIA MENGGUNAKAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING Mansyur, Erfan Rohadi Program Sudi Teknik Informaika,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Manajemen Perminaan 2.1.1. Konsep Dasar Manajemen Perminaan Pada dasarnya manajemen perminaan (demand managemen) didefinisikan sebagai suau fungsi pengelolaan dari semua perminaan

Lebih terperinci

SKRIPSI IMELDA YULI YANTI FRANSISKA

SKRIPSI IMELDA YULI YANTI FRANSISKA INVENTORY CONTROL DAN PERENCANAAN BAHAN BAKU DI INDUSTRI MANUFAKTURING PADA PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR - MEDAN SKRIPSI IMELDA YULI YANTI FRANSISKA 050803021 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN

Lebih terperinci