Peninjauan Kembali Desain Transformator Untuk Meningkatkan Ketahanan Terhadap Gangguan Penyulang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Peninjauan Kembali Desain Transformator Untuk Meningkatkan Ketahanan Terhadap Gangguan Penyulang"

Transkripsi

1 Peninjauan Kembali Desain Tansfomato Untuk Meningkatkan Ketahanan Tehadap Gangguan Penyulang Abstak: Seingnya tansfomato mengalami keusakan akibat gangguan penyulang memelukan pehatian khusus untuk mengetahui penyebab dan melakukan tindak lanjut aga tidak semakin banyak tansfomato yang usak. Dai data statistik keusakan tansfomato, diketahui bahwa penyebab keusakan tebesa adalah kaena aus though-fault akibat gangguan hubung singkat yang menimbulkan gaya mekanis/dinamis yang meusak belitan tansfomato. Oleh kaena itu, pelu dilakukan pengetahuan dan penelitian tentang desain tansfomato aga keusakan ini dapat dicegah atau dikuangi. Pada tulisan ini, dibahas tentang hal-hal yang pelu dipehatikan pada desain tansfomato yang tekait dengan hubung singkat sepeti aspek temal dan mekanis, belitan tesie, seta impedansi tansfomato. I. PENDAHULUAN Keandalan (eliability) sistem menjadi pioitas kaena tingginya tingkat kebutuhan listik pada masyaakat saat ini, hampi setiap kegiatan manusia saat ini membutuhkan tenaga listik. Keandalan ini tekait dengan ketesedian (availability) enegi listik setiap saat seta kesiapan dan keandalan sistem tenaga listik. Akan tetapi, selama ini seingkali tejadi penuunan keandalan sistem antaa lain disebabkan oleh keusakan pealatan-pealatan sistem tenaga listik akibat bebagai hal sepeti gangguan hubung singkat yang tejadi di sistem, temasuk keusakan pada tansfomato tenaga yang meupakan komponen tepenting dalam suatu sistem tansmisi. Dai data lapoan keusakan pealatan PT. PLN (Peseo) P3B Jawa-Bali, statistik keusakan tahun -1 menunjukkan bahwa kebanyakan keusakan tansfomato yang tejadi disebabkan oleh gangguan hubung singkat pada tegangan menengah ( kv). Tabel 1 : ekuensi Keusakan Tansfomato 15/ kv dan 7/ kv Tahun -1 di Wilayah Jawa-Bali Keusakan Akibat gangguan penyulang ekuensi Keusakan pada Tansfomato 15/ kv ekuensi Keusakan pada Tansfomato 7/ kv 3 1 Akibat tahanan isolasi menuun (penuaan) dan beakdown isolato 1 Keusakan OLTC 6 3 Keusakan belitan 1 3 Akibat gangguan intenal dan alam (tiang oboh, tangki boco, sambaan peti, dll) 4 Akibat shot cicuit di belitan 4 1 Akibat flash ove 3 Belum diketahui penyebabnya 4 Jumlah Kebeadaan tansfomato sangat penting dalam menyalukan daya dan mengkonvesi tegangan, sehingga haus mendapat pehatian aga keusakan seupa dapat dicegah atau dikuangi. Pencegahan keusakan ini dapat dilakukan dengan desain dan poses pembuatan tansfomato yang sesuai dengan keadaan sistem dan kemungkinan besa gangguan hubung singkat yang dapat tejadi pada sistem. Jika tansfomato telah selesai dibuat dan beopeasi, sulit dilakukan pebaikan pada komponen inti tansfomato. Oleh kaena itu, pelu peninjauan kembali desain tansfomato aga tansfomato memiliki ketahanan yang cukup tinggi tehadap gangguan hubung singkat yang dapat tejadi pada sistem, temasuk gangguan penyulang.

2 III. KETAHANAN TERHADAP HUBUNG SINGKAT Untuk dapat menguangi keusakan akibat gangguan hubung singkat, tansfomato haus didesain memiliki ketahanan tehadap hubung singkat (shot-cicuit withstand). Ketahanan tehadap hubung singkat ini dapat ditinjau dai dua aspek, yaitu kemampuan temal dan kemampuan dinamis/mekanis []. Gamba 1 : Bagian-Bagian Tansfomato Tenaga [] II. GANGGUAN PENYULANG Saluan Tegangan Menengah kv, atau seing disebut penyulang atau saluan distibusi, meupakan saluan yang menghubungkan antaa sistem tegangan tinggi dengan konsumen. Akibat tinggi saluan distibusi yang dekat dengan gound level seta tingginya aktivitas yang behubungan dengan saluan ini, pobabilitas tejadinya gangguan hubung singkat pada penyulang cukup tinggi. Gamba : Gangguan Hubung Singkat di Penyulang [1] Gangguan hubung singkat yang tejadi tedii dai hubung singkat simetis (hubung singkat tiga fasa) dan hubung singkat asimetis (hubung singkat satu fasa ke tanah, hubung singkat dua fasa ke tanah maupun anta fasa) []. Jika tejadi gangguan penyulang pada salah satu fasa atau lebih, akan timbul suatu aus gangguan yang mengali pada penyulang dai sumbe gangguan yang disebut aus though-fault. Jika sistem poteksi tidak befungsi dengan baik, pealatan-pealatan pime temasuk tansfomato akan dialii aus though-fault. Aus ini seing menyebabkan tejadinya keusakan pada tansfomato. a. Kemampuan Temal Salah satu bagian tepenting dai tansfomato adalah belitan/lilitan yang biasanya tebuat dai kondukto tembaga atau aluminium. Saat tejadi hubung singkat, akan timbul stess temal yang cukup besa kaena besanya aus though-fault. Untuk masing-masing kondukto, tedapat batas tempeatu dimana kondukto tesebut mulai kehilangan kekuatan selama peiode waktu tetentu. Kondukto yang dipilih haus tahan tehadap panas yang dihasilkan saat tejadi hubung singkat. Panas tesebut tidak boleh melampaui batas tempeatu kondukto []. Poteksi haus didesain bekeja cepat untuk mentanahkan gangguan aga dapat membatasi panas yang timbul akibat hubung singkat. batas ketahanan temal untuk tembaga dan aluminium adalah sebagai beikut: Tabel : Ketahanan Temal Tembaga dan Aluminium [] Tembaga Aluminium Batas tempeatu : 5 C Batas tempeatu : C x ( 35) x ( 5) J xt J xt Gamba 3 : Dampak Ageeing [1]

3 Saat tejadi gangguan hubung singkat, poteksi yang bekeja cepat dapat membatasi keusakan/dampak akibat temal, sehingga stess temal mempunyai pengauh yang kecil tehadap keusakan tansfomato akibat hubung singkat. b. Kemampuan Dinamis Saat tejadi gangguan hubung singkat, timbul aus though-fault. Jika tidak segea ditanahkan, aus ini akan mengali pada belitan tansfomato. Sesuai dengan hukum Loentz, jika mengali aus pada suatu belitan kondukto, akan timbul gaya sesuai dengan kaidah tangan kanan. Rumus hukum Loentz yang dialami oleh suatu muatan q dalam medan magnet B adalah sebagai beikut: qv x B...(1) Jika diteapkan pada suatu penghanta dengan panjang l yang dialii aus I, hukum Loentz dapat dituunkan menjadi: li x B...() Gamba 5 : luks Medan Magnet Saat Kondisi Hubung Singkat [4] Coe B LV HV B Gamba 6 : Gaya Aksial Akibat Medan Magnet Radial [] Gamba 4 : Kaidah Tangan Kanan [3] Sesuai hukum Loentz ini, aus though-fault yang mengali pada belitan akan menimbulkan gaya yang dialami belitan dengan aah begantung pada medan magnet B yang mempengauhinya, yaitu gaya aksial dan adial. Gaya-gaya inilah yang seing menimbulkan keusakan pada belitan tansfomato saat tejadi hubung singkat. 1. Gaya Aksial Gaya aksial beasal dai komponen adial medan magnet boco []. Untuk menghitung gaya aksial yang dialami belitan, pelu mengetahui panjang lintasan efektif (h eff ) dai flux adial, ata-ata densitas fluks adial B, dan vaiabel a yang meupakan panjang bagian yang menyebabkan ketidak-simetisan dinyatakan sebagai bagian dai panjang total belitan. Bagian ini dapat dianggap sebagai kelompok belitan yang mengalami hubung singkat pada belitan tansfomato [4]. Gamba 7 : Medan Magnet Radial dan Gaya Aksial [4]

4 Besa gaya aksial yang diasakan belitan saat tejadi aus though-fault sebesa i dapat dihitung dengan menggunakan umus sebagai beikut [4]: a ( ni) Dm Newton...(3) 1 h a 7 eff Dimana ni meupakan ampee-tuns dan Dm meupakan ata-ata diamete belitan. Peangkat penjepit inti dan belitan tansfomato sepeti clamping beam dan tie-oad haus didesain memiliki kekuatan cukup besa untuk mengantisipasi pegesean atau defomasi akibat gaya dinamis hubung singkat ini. []. Gaya Radial Gaya adial beasal dai komponen aksial medan magnet boco []. LV HV Coe Gamba 8 : Iisan Penampang Komponen Inti Tafo [4] Dimana n, i dan h meupakan aus, jumlah belitan dan panjang dai belitan tansfomato. Sebagai contoh suatu tansfomato 15/ kv pada sisi LV memiliki 95 belitan dengan diamete ata-ata belitan,8 m dan tinggi 1,3 m. Dengan menggunakan pesamaan (4) dapat dihitung gaya adial yang dialami belitan adalah sebagai beikut: (95. i), ,3 (95. i), ,3 3 3,488 x1 i Newton...(5) Telihat gaya adial meupakan fungsi kuadat dai aus i yang mengali melalui belitan LV tansfomato. Misalnya tejadi gangguan hubung singkat di penyulang kv, alat DR (Digital ault Recode) mencatat besa aus though-fault sebesa 1 ka. Dengan pesamaan di atas, dipeoleh gaya adial yang melewati belitan LV tansfomato sebesa: 3,488 x 1 3,488 x 1 3,488 x i (1.) 3,49 KN Coe LV HV Gamba 9 : Gaya Radial Akibat Medan Magnet Aksial [] Besa gaya adial yang tejadi pada belitan saat tejadi gangguan dengan aus though-fault i dapat dihitung dengan umus sebagai beikut [4]: ( ni) Dm Newton...(4) 1 h 7 Gamba 1 : IBT 5/15 kv GITET Cibatu [1] Gaya adial tesebut tejadi pada belitan LV yang dapat menyebabkan tejadi defomasi belitan taupun pegesean. Oleh kaena itu, belitan tansfomato haus punya kekuatan menahan gaya tesebut. Kekuatan taikan atau tekanan pada

5 kondukto haus lebih besa daipada gaya hubung singkat yang seing tejadi []. Keusakan yang seing dialami tansfomato akibat hubung singkat sepeti keusakan atau defomasi belitan bukan disebabkan oleh panas pada isolasi, tetapi kaena gaya mekanis/dinamis akibat mengalinya aus though-fault. Saat timbul gaya dinamis sebagai akibat dai gangguan hubung singkat yang tejadi, gaya aksial dan adial menyebabkan defomasi (peubahan bentuk) atau pegesean pada belitan sekunde (LV) maupun pime (HV). [1] IV. EVALUASI UMUR TRANSORMATOR TERKAIT DENGAN GANGGUAN HUBUNG SINGKAT Gangguan penyulang teutama gangguan hubung singkat dapat menyebabkan tejadinya gaya dinamis pada tansfomato akibat mengalinya aus thoughfault pada komponen inti dan belitan tansfomato. Gaya ini dapat menyebabkan defomasi pada belitan, sehingga meusak tansfomato. Oleh kaena itu, setiap gangguan penyulang yang tejadi dapat menguangi umu tansfomato atau ketahanan tafo. a. Analisis Dampak Besa Amplitudo Aus Gangguan Hubung Singkat akto-fakto gangguan hubung singkat yang mempengauhi umu tansfomato adalah: 1. ekuensi tejadinya gangguan ( ) Semakin seing tejadi gangguan, dapat semakin menguangi umu tansfomato. Amplitudo atau besanya aus gangguan (I) Semakin besa amplitudo aus gangguan, semakin menguangi ketahanan tansfomato. 3. Duasi gangguan (t) Semakin lama gangguan diasakan oleh tansfomato, semakin menguangi ketahanan tansfomato. Untuk mengetahui tingkat gangguan yang dialami oleh tansfomato, tedapat suatu paamete ISQT yang mengakumulasi I t dai gangguan-gangguan yang tejadi [1]. ISQT ( I t) x SCfault...(6) Dimana I,t dan SCfault adalah amplitudo aus, duasi, dan fekuensi gangguan yang tejadi. Selain itu, tedapat paamete K yang menunjukkan angka kemampuan tahan nomal suatu tansfomato [1]. K I b t...(7) Dimana I b adalah aus gangguan simetis dalam nomal base dan t adalah waktu gangguan yang ditetapkan selama detik [1]. Jika ISQT >,7 K, tansfomato beada dalam paamete waning [1], sehingga haus mendapatkan pehatian dan pemelihaaan yang lebih intens. Dai ketiga fakto diatas, yang paling menentukan umu tansfomato adalah amplitudo aus dan duasi gangguan yang dialami tansfomato [1]. b. Kemampuan Menahan Stess Kemampuan menahan stess pada suatu tansfomato akan menuun secaa gadual oleh degadasi yang disebabkan pemanasan belebih maupun penuaan (ageeing) yang tejadi pada isolasi. Stess yang diasakan tansfomato akan teus meningkat seiing dengan penambahan beban dan peningkatan gangguan hubung singkat yang tejadi di sistem maupun sumbe [1]. Gamba 11 : Kuva Kemampuan Menahan Stess Dalam Siklus Hidup Tansfomato [1]

6 Saat suatu aus though-fault mengali pada tafo, kemampuan menahan stess tansfomato akan bekuang cukup besa. Jika gangguan hubung singkat tejadi bebeapa kali, suatu saat tansfomato akan kehilangan kemampuan untuk menahan sess mekanis sehingga mengalami keusakan. sekunde, sehigga menjadi dasa metode umum untuk menentukan ating belitan tesie. Kapasitas tesie haus dapat mengatasi aus sikulasi maksimum yang mungkin tejadi akibat ketidakseimbangan sistem yang tebuuk [5]. Oleh kaena itu, kapasitas tesie suatu tansfomato sebaiknya sepetiga dai kapasitas total tansfomato. Gamba 13 : Konfiguasi Belitan Tansfomato Dengan Rasio 1:1:1 [5] Gamba 1 : Kuva Kemampuan Menahan Stess Saat Dialii Aus Though-ault [1] V. EVALUASI KAPASITAS TERSIER TRANSORMATOR Suatu tansfomato tiga fasa sebaiknya memiliki satu belitan yang bekonfiguasi delta sebagai lintasan beimpedansi endah untuk alian aus hamonisa ketiga. Belitan ini juga dapat dialii aus sikulasi jika tejadi ketidakseimbangan beban anta fasa, sehingga ketidakseimbangan ini dapat bekuang dan tidak telalu mengganggu sistem. Seingkali belitan delta tesebut diteapkan pada belitan tesie tansfomato [5]. Jika titik netal pada suatu belitan bekonfiguasi bintang (Y) tidak ditanahkan, ketiadaan belitan tesie delta dapat menyebabkan titik netal ini beosilasi naik tuun pada gelombang tegangan akibat komponen hamonisa ketiga. Kaena kegunaannya inilah belitan tesie delta ini juga disebut belitan stabilisasi [5]. Asumsi pebandingan asio belitan pime, sekunde dan tesie adalah 1:1:1, aus beban pada fasa pime tekait dengan beban satu fasa pada belitan sekunde pada konfiguasi belitan tansfomato YyD dapat dilihat pada gamba dibawah. Hal ini menyebabkan ating ampee-tuns pada belitan tesie sebesa sepetiga dai ating ampee-tuns belitan pime dan Desain belitan tesie haus cukup kuat secaa mekanis, mempunyai kapasitas panas yang mencukupi, dan mempunyai impedansi yang sesuai dengan belitan pime maupun sekunde aga dapat menahan efek hubung singkat yang tejadi pada belitan utama seta tidak menyebabkan voltage dop ketika tejadi ketidakseimbangan beban secaa bekelanjutan [5]. VI. IMPEDANSI HUBUNG SINGKAT TRANSORMATOR Impedansi hubung singkat tansfomato menentukan sebeapa besa tingkat hubung singkat yang dapat dialami oleh suatu tansfomato. Makin besa impedansi, makin kecil tingkat hubung singkatnya. Sebaliknya, makin kecil impedansi, makin besa tingkat hubung singkat yang dapat tejadi. Tabel 3 : Impedansi Hubung Singkat Untuk Tansfomato (Sumbe: IEC 676-5) Impedansi juga menentukan voltage dop yang tejadi di tansfomato. Makin besa impedansi, makin besa

7 pula voltage dopnya. Makin kecil impedansi, makin kecil pula voltage dopnya. Oleh kaena itu, pelu dicai titik optimum antaa tingkat hubung singkat dengan voltage dop untuk menentukan impedansi tansfomato. VII. KESIMPULAN DAN SARAN a. Kesimpulan 1. Keusakan tafo akibat atau besamaan dengan gangguan hubung singkat lebih banyak disebabkan oleh gaya mekanis (aspek dinamis) yang tejadi pada belitan tafo.. Aspek temal mempunyai pengauh yang kecil tehadap keusakan tafo besamaan dengan hubung singkat. b. Saan 1. Tingkat hubung singkat (shot cicuit available) Penambahan pembangkit dan GI-GI bau pada poyek 1. MW akan meningkatkan level hubung singkat pada sistem. Oleh kaena itu, saat penyusunan spesifikasi tansfomato, pelu dihitung dan dianalisis kembali level hubung singkat pada tansfomato.. ekuensi Gangguan Banyaknya gangguan hubung singkat yang tejadi pada sistem, baik dai sumbe maupun penyulang, membutuhkan pehatian khusus tekait dengan kekuatan tansfomato yang didesain di pabikan, sehingga pelu analisis kekuatan tansfomato dan peninjauan kembali gaya-gaya ikat belitan untuk mengatasi gaya aksial dan adial akibat aus Though-ault. Oleh kaena itu, setiap pembelian tansfomato haus dilakukan petemuan desain eview dengan pabikan. 3. Kapasitas Tesie Tansfomato Saat ini masih banyak kapasitas tesie tansfomato yang kuang dai sepetiga kapasitas total tansfomato. Untuk mencegah keusakan jika dilewati aus Though-ault dan mengatasi aus sikulasi maksimum yang dapat mengali jika tejadi ketidakseimbangan tebuuk, sebaiknya desain kapasitas tesie tansfomato sepetiga dai kapasitas total. DATAR PUSTAKA [1]. Wadhani, Ninil U.A. dan Hakim, Yanua, 5, Tansfome Lifetime Evaluation Based On Shot Cicuit aults, PLN Pesentation, Bandung. []. Widianto, Didik Susilo, Powe Tansfome Design Aspect, Jakata. [3]. [4]. de Azevedo, A.C., Delaiba, A.C., de Oliveia, J.C., Cavalho, B.C. and Bonzeado, H. De S., 7, Tansfome Mechanical Stess Caused by Extenal Shot-Cicuit: a Time Domain Appoach, Intenational Confeence on Powe Systems Tansients (IPST 7), Lyon, ance. [5]. Heathcote, Matin J., 1998, The J&P Tansfome Book, Newnes, Geat Bitain.

BAB 2 DASAR TEORI. on maka S 1. akan off. Hal yang sama terjadi pada S 2. dan S 2. Gambar 2.1 Topologi inverter full-bridge

BAB 2 DASAR TEORI. on maka S 1. akan off. Hal yang sama terjadi pada S 2. dan S 2. Gambar 2.1 Topologi inverter full-bridge BAB 2 DASAR EORI 2. Pendahuluan Konvete dc-ac atau biasa disebut invete adalah suatu alat elektonik yang befungsi untuk menghasilkan keluaan ac sinusoidal dai masukan dc dimana magnitudo dan fekuensinya

Lebih terperinci

BAB II Tinjauan Teoritis

BAB II Tinjauan Teoritis BAB II Tinjauan Teoitis BAB II Tinjauan Teoitis 2.1 Antena Mikostip 2.1.1 Kaakteistik Dasa Antena mikostip tedii dai suatu lapisan logam yang sangat tipis ( t

Lebih terperinci

VDC Variabel. P in I = 12 R AC

VDC Variabel. P in I = 12 R AC SUDI EBAIKAN OSI DAN EFISIENSI MOO INDUKSI IGA FASA DENGAN MEMEBAIKI FAKO DAYA MOO INDUKSI Muhammad Fahmi Syawali izki, A.achman Hasibuan Konsentasi eknik Enegi Listik, Depatemen eknik Elekto Fakultas

Lebih terperinci

Torsi Rotor Motor Induksi 3. Perbaikan Faktor Daya

Torsi Rotor Motor Induksi 3. Perbaikan Faktor Daya SUDI EBAIKAN OSI DAN EFISIENSI MOO INDUKSI IGA FASA DENGAN MEMEBAIKI FAKO DAYA MOO INDUKSI Muhammad Fahmi Syawali izki, A.achman Hasibuan Konsentasi eknik Enegi Listik, Depatemen eknik Elekto Fakultas

Lebih terperinci

Listrik statis (electrostatic) mempelajari muatan listrik yang berada dalam keadaan diam.

Listrik statis (electrostatic) mempelajari muatan listrik yang berada dalam keadaan diam. LISTRIK STATIS Listik statis (electostatic) mempelajai muatan listik yang beada dalam keadaan diam. A. Hukum Coulomb Hukum Coulomb menyatakan bahwa, Gaya taik atau tolak antaa dua muatan listik sebanding

Lebih terperinci

FISIKA. Sesi LISTRIK STATIK A. GAYA COULOMB

FISIKA. Sesi LISTRIK STATIK A. GAYA COULOMB ISIKA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 04 Sesi NGAN LISTRIK STATIK A. GAYA COULOMB Jika tedapat dua atau lebih patikel bemuatan, maka antaa patikel tesebut akan tejadi gaya taik-menaik atau tolak-menolak

Lebih terperinci

STUDI PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP DIPOLE DUAL-BAND FREKUENSI 2,3 GHz DAN 3,3 GHz UNTUK APLIKASI BROADBAND WIRELESS ACCESS

STUDI PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP DIPOLE DUAL-BAND FREKUENSI 2,3 GHz DAN 3,3 GHz UNTUK APLIKASI BROADBAND WIRELESS ACCESS STUDI PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP DIPOLE DUAL-BAND FREKUENSI 2,3 GHz DAN 3,3 GHz UNTUK APLIKASI BROADBAND WIRELESS ACCESS Yahya Ahmadi Bata, Ali Hanafiah Rambe Konsentasi Teknik Telekomunikasi, Depatemen

Lebih terperinci

BAB 17. POTENSIAL LISTRIK

BAB 17. POTENSIAL LISTRIK DFTR ISI DFTR ISI... 7. POTENSIL LISTRIK... 7. Potensial dan eda Potensial... 7. Dipole Listik...6 7.3 Kapasitansi Listik...9 7.4 Dielektikum... 7.5 Penyimpanan Enegi Listik...5 7.6 Pealatan : Tabung Sina

Lebih terperinci

LISTRIK STATIS. Nm 2 /C 2. permitivitas ruang hampa atau udara 8,85 x C 2 /Nm 2

LISTRIK STATIS. Nm 2 /C 2. permitivitas ruang hampa atau udara 8,85 x C 2 /Nm 2 LISTIK STATIS A. Hukum Coulomb Jika tedapat dua muatan listik atau lebih, maka muatan-muatan listik tesebut akan mengalami gaya. Muatan yang sejenis akan tolak menolak sedangkan muatan yang tidak sejenis

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. banyaknya komponen listrik motor yang akan diganti berdasarkan Renewing Free

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. banyaknya komponen listrik motor yang akan diganti berdasarkan Renewing Free BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4. Pendahuluan Bedasakan tujuan penelitian ini, yaitu mendapatkan ekspektasi banyaknya komponen listik moto yang akan diganti bedasakan Renewing Fee Replacement Waanty dua dimensi,

Lebih terperinci

TRANSFER MOMENTUM TINJAUAN MIKROSKOPIK GERAKAN FLUIDA

TRANSFER MOMENTUM TINJAUAN MIKROSKOPIK GERAKAN FLUIDA TRANSFER MOMENTUM TINJAUAN MIKROSKOPIK GERAKAN FLUIDA Hingga sejauh ini kita sudah mempelajai tentang momentum, gaya-gaya pada fluida statik, dan ihwal fluida begeak dalam hal neaca massa dan neaca enegi.

Lebih terperinci

KORELASI. menghitung korelasi antar variabel yang akan dicari hubungannya. Korelasi. kuatnya hubungan dinyatakan dalam besarnya koefisien korelasi.

KORELASI. menghitung korelasi antar variabel yang akan dicari hubungannya. Korelasi. kuatnya hubungan dinyatakan dalam besarnya koefisien korelasi. KORELASI Tedapat tiga macam bentuk hubungan anta vaiabel, yaitu hubungan simetis, hubungan sebab akibat (kausal) dan hubungan Inteaktif (saling mempengauhi). Untuk mencai hubungan antaa dua vaiabel atau

Lebih terperinci

FISIKA 2 (PHYSICS 2) 2 SKS

FISIKA 2 (PHYSICS 2) 2 SKS Lab Elektonika Industi isika SILABI a. Konsep Listik b. Sumbe Daya Listik c. Resistansi dan Resisto d. Kapasistansi dan Kapasito e. Rangkaian Listik Seaah f. Konsep Elekto-Magnetik g. Induktansi dan Indukto

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengenalan Moto Induksi [1] Moto induksi meupakan moto listik aus bolak balik (ac) yang paling luas digunakan, Penamaannya beasal dai kenyataan bahwa moto ini bekeja bedasakan

Lebih terperinci

BAB MEDAN DAN POTENSIAL LISTRIK

BAB MEDAN DAN POTENSIAL LISTRIK 1 BAB MEDAN DAN POTENSIAL LISTRIK 4.1 Hukum Coulomb Dua muatan listik yang sejenis tolak-menolak dan tidak sejenis taik menaik. Ini beati bahwa antaa dua muatan tejadi gaya listik. Bagaimanakah pengauh

Lebih terperinci

Pengaturan Footprint Antena Ground Penetrating Radar Dengan Menggunakan Susunan Antena Modified Dipole

Pengaturan Footprint Antena Ground Penetrating Radar Dengan Menggunakan Susunan Antena Modified Dipole Pengatuan Footpint Antena Gound Penetating Rada Dengan Menggunakan Susunan Antena Modified Dipole Ande Eka Saputa (1324243) Jalu Pilihan Teknik Telekomunikasi Sekolah Teknik Elekto dan Infomatika Institut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah untuk mengetahui kontribusi motivasi dan minat bekerja di industri

BAB III METODE PENELITIAN. adalah untuk mengetahui kontribusi motivasi dan minat bekerja di industri BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Bedasakan pemasalahan, maka penelitian ini temasuk penelitian koelasional yang besifat deskiptif, kaena tujuan utama dai penelitian ini adalah untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB PENDAHULUAN Lata Belakang Pada zaman moden sepeti saat sekaang ini, enegi listik meupakan kebutuhan pime bagi manusia, baik masyaakat yang tinggal di pekotaan maupun masyaakat yang tinggal di pedesaan

Lebih terperinci

MAKALAH SABUK ELEMEN MESIN

MAKALAH SABUK ELEMEN MESIN MAKALAH SABUK ELEMEN MESIN Disusun Oleh : IWAN APRIYAN SYAM SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NUSA PUTRA KATA PENGANTAR Puji syuku kami panjatkan kehadiat Tuhan yang Maha Esa atas limpahan ahmat dan kaunia-nya,sehingga

Lebih terperinci

Model Matematika Sistem Persediaan (Q, R) Yang Terkait Dengan Mutu Barang Dan Informasi Permintaan Lengkap

Model Matematika Sistem Persediaan (Q, R) Yang Terkait Dengan Mutu Barang Dan Informasi Permintaan Lengkap Vol. 3, No., 7-79, Januai 7 Model Matematika Sistem Pesediaan (Q, R) Yang Tekait Dengan Mutu Baang Dan Infomasi Pemintaan Lengkap Agus Sukmana Abstact This pape deals with an inventoy model fo continuous

Lebih terperinci

TRANSFER MOMENTUM ALIRAN DALAM ANULUS

TRANSFER MOMENTUM ALIRAN DALAM ANULUS SEMESTER GENAP 008/009 TRANSFER MOMENTUM ALIRAN DALAM ANULUS Alian dalam anulus adalah alian di antaa dua pipa yang segais pusat. Jadi ada pipa besa dan ada pipa kecil. Pipa kecil beada dalam pipa besa.

Lebih terperinci

BAB PENERAPAN HUKUM-HUKUM NEWTON

BAB PENERAPAN HUKUM-HUKUM NEWTON 1 BAB PENERAPAN HUKUM-HUKUM NEWTON Sebelumnya telah dipelajai tentang hukum Newton: hukum I tentang kelembaban benda, yang dinyatakan oleh pesamaan F = 0; hukum II tentang hubungan gaya dan geak, yang

Lebih terperinci

BAB II MEDAN LISTRIK DI SEKITAR KONDUKTOR SILINDER

BAB II MEDAN LISTRIK DI SEKITAR KONDUKTOR SILINDER BAB II MDAN ISTRIK DI SKITAR KONDUKTOR SIINDR II. 1 Hukum Coulomb Chales Augustin Coulomb (1736-1806), adalah oang yang petama kali yang melakukan pecobaan tentang muatan listik statis. Dai hasil pecobaannya,

Lebih terperinci

ANALISIS KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK PENYULANG JEMBER KOTA DAN KALISAT DI PT. PLN APJ JEMBER

ANALISIS KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK PENYULANG JEMBER KOTA DAN KALISAT DI PT. PLN APJ JEMBER NLISIS KENDLN SISTEM DISTRIBSI TENG LISTRIK PENYLNG JEMBER KOT DN KLIST DI PT. PLN PJ JEMBER Matha Yudistya Pedana¹, I. Teguh tomo, MT.², D. I. Hay Soekotjo D., M.Sc.³ ¹Mahasiswa Teknik Elekto, ² ³Dosen

Lebih terperinci

Bahan Ajar Listrik Statis Iqro Nuriman, S.Si, M.Pd SMA Negeri 1 Maja LISTRIK STATIS

Bahan Ajar Listrik Statis Iqro Nuriman, S.Si, M.Pd SMA Negeri 1 Maja LISTRIK STATIS SMA Negei Maja LISTRIK STATIS KLISTRIKAN Fisikawan Du Fay menunjukkan adanya dua macam pelistikan (eletifikasi). Bebeapa isolato tetentu, bila digosok dalam keadaan tetentu, menyebabkan gaya tolak. Hasil

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif. Karena

METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif. Karena 35 III. METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskiptif. Kaena penelitian ini mengkaji tentang Pengauh Kontol Dii dan Lingkungan Keluaga Tehadap

Lebih terperinci

BAB III EKSPEKTASI BANYAKNYA PENGGANTIAN KOMPONEN LISTRIK MOTOR BERDASARKAN FREE REPLACEMENT WARRANTY DUA DIMENSI

BAB III EKSPEKTASI BANYAKNYA PENGGANTIAN KOMPONEN LISTRIK MOTOR BERDASARKAN FREE REPLACEMENT WARRANTY DUA DIMENSI BAB III EKSPEKTASI BANYAKNYA PENGGANTIAN KOMPONEN LISTRIK MOTOR BERDASARKAN FREE REPLACEMENT WARRANTY DUA DIMENSI 3. Pendahuluan Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan ekspektasi banyaknya komponen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, subjek

BAB III METODE PENELITIAN. identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, subjek 9 BAB III METODE PEELITIA A. Identifikasi Vaiabel Penelitian Pada bagian ini akan diuaikan segala hal yang bekaitan dengan identifikasi vaiabel penelitian, definisi opeasional vaiabel penelitian, subjek

Lebih terperinci

Ini merupakan tekanan suara p(p) pada sembarang titik P dalam wilayah V seperti yang. (periode kedua integran itu).

Ini merupakan tekanan suara p(p) pada sembarang titik P dalam wilayah V seperti yang. (periode kedua integran itu). 7.3. Tansmisi Suaa Melalui Celah 7.3.1. Integal Kichhoff Cukup akses yang bebeda untuk tik-tik difaksi disediakan oleh difaksi yang tepisahkan dapat dituunkan dai teoema Geen dalam analisis vekto. Hal

Lebih terperinci

BAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISA PENGUKURAN

BAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISA PENGUKURAN BAB IV Hasil Simulasi Dan Analisa Pengukuan BAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISA PENGUKURAN 4.1. Pehitungan Saluan Pencatu Saluan pencatu yang digunakan pada Tugas Akhi ini menggunakan mikostip feedline.

Lebih terperinci

LISTRIK STATIS. F k q q 1. Gambar. Saling tarik menarik. Saling tolak-menolak. Listrik Statis * MUATAN LISTRIK.

LISTRIK STATIS. F k q q 1. Gambar. Saling tarik menarik. Saling tolak-menolak. Listrik Statis * MUATAN LISTRIK. * MUATAN LISTRIK. LISTRIK STATIS Suatu pengamatan dapat mempelihatkan bahwa bila sebatang gelas digosok dengan kain wool atau bulu domba; batang gelas tesebut mampu menaik sobekan-sobekan ketas. Ini menunjukkan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. S 12 Gambar 2-1. Jaringan Dua Port dan Parameter-S

BAB II DASAR TEORI. S 12 Gambar 2-1. Jaringan Dua Port dan Parameter-S BAB II DAAR TEORI. PARAMETER Paamete digunakan untuk mempeole kaakteistik dai suatu jaingan dua pot yang beopeasi pada fekuensi tinggi. Paamete lain sepeti H, Y, dan tidak bisa meepesentasikan jaingan

Lebih terperinci

Pendahuluan Elektromagnetika

Pendahuluan Elektromagnetika Revisi Febuai 2002 Modul 1 EE 2323 Elektomagnetika Telekomunikasi Pendahuluan Elektomagnetika Oleh : Nachwan Mufti Adiansyah, ST Oganisasi Modul 1 Pendahuluan Elektomagnetika A. Lata Belakang Sejaah page

Lebih terperinci

BAB 2 ANTENA MIKROSTRIP ARRAY

BAB 2 ANTENA MIKROSTRIP ARRAY BAB ANTENA MIKROSTRIP ARRAY. ANTENA Antena meupakan suatu alat yang dapat meubah besaan listik dai saluan tansmisi menjadi suatu gelombang elektomagnetik (GEM) untuk diadiasikan ke udaa bebas [8]. Sebaliknya

Lebih terperinci

BAB 2 SALURAN TRANSMISI SISTEM TENAGA LISTRIK

BAB 2 SALURAN TRANSMISI SISTEM TENAGA LISTRIK BAB ALUAN TANM TEM TENAGA LTK.1 Pengetian Umum aluan Tansmisi Pusat pembangkit tenaga listik biasanya letaknya jauh dai tempat-tempat dimana tenaga listik itu digunakan. Kaena itu, tenaga listik yang dibangkitkan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN MINIMISASI RIAK ARUS SISI AC

BAB 3 ANALISIS DAN MINIMISASI RIAK ARUS SISI AC BAB 3 ANALISIS DAN MINIMISASI RIAK ARUS SISI AC 3.1 Pendahuluan Pada penelitian sebelumnya[7] telah dibuktikan bahwa sinyal efeensi optimum yang dapat menghasilkan iak aus keluaan yang minimum pada invete

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Keangka Pemikian Konseptual Setiap oganisasi apapun jenisnya baik oganisasi non pofit maupun oganisasi yang mencai keuntungan memiliki visi dan misi yang menjadi uh dalam setiap

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan

BAB II METODE PENELITIAN. penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan BAB II METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Bentuk penelitian yang dipegunakan dalam penelitian ini adalah bentuk penelitian koelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan menggunakan umus

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan strategi umum yang dianut dalam

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan strategi umum yang dianut dalam III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian meupakan stategi umum yang dianut dalam pengumpulan data dan analisis data yang dipelukan, guna menjawab pesoalan yang dihadapi. Metode

Lebih terperinci

LISTRIK STATIS. F k q q 1. k 9.10 Nm C 4. 0 = permitivitas udara atau ruang hampa. Handout Listrik Statis

LISTRIK STATIS. F k q q 1. k 9.10 Nm C 4. 0 = permitivitas udara atau ruang hampa. Handout Listrik Statis LISTIK STATIS * HUKUM COULOM. ila dua buah muatan listik dengan haga q dan q, saling didekatkan, dengan jaak pisah, maka keduanya akan taik-menaik atau tolak-menolak menuut hukum Coulomb adalah: ebanding

Lebih terperinci

BAB - X SIFAT KEMAGNETAN BAHAN

BAB - X SIFAT KEMAGNETAN BAHAN A - X SIFA KEAGNEAN AHAN ujuan: enghitung momen dipol dan suseptibilitas magnet untuk logam diamagnetik. engklasifikasikan logam paamagnetik. A. OEN DIPOL DAN SUSEPIILIAS AGNE Kemagnetan tidak dapat dipisahkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERENCANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA PERENCANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisa Gaya-Gaya Pada Poos Lengan Ayun Dai gamba 3.1 data dimensi untuk lengan ayun: - Mateial yang digunakan : S-45 C - Panjang poos : 0,5 m - Diamete poos

Lebih terperinci

Analisis Numerik Ragam pada Pelat Utuh dan Retak: Studi Interaksi Dinamis Struktur dengan Udara ABSTRAK

Analisis Numerik Ragam pada Pelat Utuh dan Retak: Studi Interaksi Dinamis Struktur dengan Udara ABSTRAK Volume 6, Nomo 1, Pebuai 2009 Junal APLIKASI Analisis Numeik pada Pelat Utuh dan Retak: Studi Inteaksi Dinamis Stuktu dengan Udaa Agung Budipiyanto Pogam Diploma Teknik Sipil FTSP ITS email: agungbp@ce.its.ac.id

Lebih terperinci

SUMBER MEDAN MAGNET. Oleh : Sabar Nurohman,M.Pd. Ke Menu Utama

SUMBER MEDAN MAGNET. Oleh : Sabar Nurohman,M.Pd. Ke Menu Utama SUMER MEDAN MAGNET Oleh : Saba Nuohman,M.Pd Ke Menu Utama Medan Magnetik Sebuah Muatan yang egeak Hasil-hasil ekspeimen menunjukan bahwa besanya medan magnet () akibat adanya patikel bemuatan yang begeak

Lebih terperinci

Jenuh AC dan Putus AC

Jenuh AC dan Putus AC Penguat Daya Gais beban D dan A dai Penguat Emite Sekutu Kaena kapasito dianggap hubung-singkat untuk sinyal A maka tahanan beban yang dilihat oleh tansisto adalah : = R // R L Oleh kaena itu gais beban

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA A. Perambatan Bunyi di Luar Ruangan

TINJAUAN PUSTAKA A. Perambatan Bunyi di Luar Ruangan Kebisingan yang belebihan akan sangat bepengauh tehadap indea pendengaan. Seseoang yang telalu seing beada pada kawasan dengan kebisingan yang tinggi setiap hainya dapat mengalami gangguan pendengaan sementaa

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1. Pengertian Umum

BAB II DASAR TEORI 2.1. Pengertian Umum BAB II DASAR TEORI.1. Pengetian Umum Gokat meupakan salah satu poduk yang saat dengan teknologi dan pekembangan. Ditinjau dai segi komponen, Gokat mempunyai beagam komponen didalamnya, namun secaa gais

Lebih terperinci

BUKU TEKNIK ELEKTRONIKA TERBITAN PPPPTK/VEDC MALANG

BUKU TEKNIK ELEKTRONIKA TERBITAN PPPPTK/VEDC MALANG 247 2.8. PENGUAT 2.8.. Pendahuluan Pada paagap sebelumnya telah dijelaskan bagaimana semikondukto sambungan NPN atau PNP tebentuk menjadi sebuah tansisto. Pada bebeapa angkaian elektonik tansisto seing

Lebih terperinci

KERETAKAN KRISTAL TUNGGAL LITHIUM NIOBATE YANG DITUMBUHKAN DENGAN METODE CZOCHRALSKI

KERETAKAN KRISTAL TUNGGAL LITHIUM NIOBATE YANG DITUMBUHKAN DENGAN METODE CZOCHRALSKI POSIDING SEMINA NASIONAL EKAYASA KIMIA DAN POSES 004 ISSN : 4-46 KEETAKAN KISTAL TUNGGAL LITHIUM NIOBATE YANG DITUMBUHKAN DENGAN METODE COCHALSKI Nguah Made D.P.*, M.. Saha**, Md. adzi Sudin**, and Hamdan

Lebih terperinci

ANALISIS TAHAN HIDUP DATA TERSENSOR TIPE II MENGGUNAKAN MODEL DISTRIBUSI WEIBULL PADA PENDERITA HEPATITIS C

ANALISIS TAHAN HIDUP DATA TERSENSOR TIPE II MENGGUNAKAN MODEL DISTRIBUSI WEIBULL PADA PENDERITA HEPATITIS C pepustakaan.uns.ac.id ANALISIS TAHAN HIDUP DATA TERSENSOR TIPE II MENGGUNAKAN MODEL DISTRIBUSI WEIBULL PADA PENDERITA HEPATITIS C Budi Santoso, Respatiwulan, dan Ti Atmojo Kusmayadi Pogam Studi Matematika,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : BAB III METODE PEELITIA A. Identifikasi Vaiabel Penelitian Pada bagian ini akan diuaikan segala hal yang bekaitan dengan identifikasi vaiabel penelitian, definisi opeasional vaiabel penelitian, subjek

Lebih terperinci

Hand Out Fisika 6 (lihat di Kuat Medan Listrik atau Intensitas Listrik (Electric Intensity).

Hand Out Fisika 6 (lihat di Kuat Medan Listrik atau Intensitas Listrik (Electric Intensity). Hand Out Fisika 6 (lihat di http:).1. Pengetian Medan Listik. Medan Listik meupakan daeah atau uang disekita benda yang bemuatan listik dimana jika sebuah benda bemuatan lainnya diletakkan pada daeah itu

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY

HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY ISSN 085-05 Junal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 0(): 6 -, 04 HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY Dedek Suhendo dan Kistian Juusan Pendidikan

Lebih terperinci

Gerak Melingkar. Gravitasi. hogasaragih.wordpress.com

Gerak Melingkar. Gravitasi. hogasaragih.wordpress.com Geak Melingka Gavitasi Kinematika Geak Melingka Beatuan Sebuah benda yang begeak membentuk suatu lingkaan dengan laju konstan v dikatakan mengalami geak melingka beatuan. Besa kecapatan dalam hal ini tetap

Lebih terperinci

GRAFITASI. F = G m m 1 2. F = Gaya grafitasi, satuan : NEWTON. G = Konstanta grafitasi, besarnya : G = 6,67 x 10-11

GRAFITASI. F = G m m 1 2. F = Gaya grafitasi, satuan : NEWTON. G = Konstanta grafitasi, besarnya : G = 6,67 x 10-11 GRAFITASI Si Isaac Newton yang tekenal dengan hukum-hukum Newton I, II dan III, juga tekenal dengan hukum Gafitasi Umum. Didasakan pada patikel-patikel bemassa senantiasa mengadakan gaya taik menaik sepanjang

Lebih terperinci

Medan Listrik. Medan : Besaran yang terdefinisi di dalam ruang dan waktu, dengan sifat-sifat tertentu.

Medan Listrik. Medan : Besaran yang terdefinisi di dalam ruang dan waktu, dengan sifat-sifat tertentu. Medan Listik Pev. Medan : Besaan yang tedefinisi di dalam uang dan waktu, dengan sifat-sifat tetentu. Medan ada macam : Medan skala Cnthnya : - tempeatu dai sebuah waktu - apat massa Medan vekt Cnthnya

Lebih terperinci

dengan dimana adalah vektor satuan arah radial keluar. F r q q

dengan dimana adalah vektor satuan arah radial keluar. F r q q MEDAN LISTRIK 1 2.1 Medan Listik Gaya Coulomb di sekita suatu muatan listik akan membentuk medan listik. Dalam membahas medan listik, digunakan pengetian kuat medan. Untuk medan gaya Coulomb, kuat medan

Lebih terperinci

BAB III REGERSI COX PROPORTIONAL HAZARD. hidup salahsatunyaadalah Regresi Proportional Hazard. Analisis

BAB III REGERSI COX PROPORTIONAL HAZARD. hidup salahsatunyaadalah Regresi Proportional Hazard. Analisis 13 BAB III REGERSI COX PROPORTIONAL HAZARD 3.1 Pendahuluan Analisisegesi yang seingkali digunakan dalam menganalisis data uji hidup salahsatunyaadalah Regesi Popotional Hazad. Analisis egesiinimengasumsikanbahwaasio

Lebih terperinci

Komponen Struktur Tekan

Komponen Struktur Tekan Mata Kuliah : Peancangan Stuktu Baja Kode : CIV 303 SKS : 3 SKS Komponen Stuktu Tekan Petemuan 4, 5 Sub Pokok Bahasan : Panjang Tekuk Tekuk Lokal Tekuk Batang Desain Batang Tekan Batang batang tekan yang

Lebih terperinci

MODIFIKASI DISTRIBUSI MASSA PADA SUATU OBJEK SIMETRI BOLA

MODIFIKASI DISTRIBUSI MASSA PADA SUATU OBJEK SIMETRI BOLA p-issn: 2337-5973 e-issn: 2442-4838 MODIFIKASI DISTIBUSI MASSA PADA SUATU OBJEK SIMETI BOLA Yuant Tiandho Juusan Fisika, Univesitas Bangka Belitung Email: yuanttiandho@gmail.com Abstak Umumnya, untuk menggambakan

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Marketing Mix Terhadap Kepuasan Konsumen Sepeda Motor

Analisis Pengaruh Marketing Mix Terhadap Kepuasan Konsumen Sepeda Motor 34 Analisis Pengauh Maketing Mix Tehadap Kepuasan Konsumen Sepeda Moto Ti Wahyudi 1), Yopa Eka Pawatya 2) 1,2) Pogam Studi Teknik Industi Juusan Teknik Elekto Fakultas Teknik Univesitas Tanjungpua. e-mail

Lebih terperinci

Rancang Bangun Antena Mikrostrip 900 MHz

Rancang Bangun Antena Mikrostrip 900 MHz Rancang Bangun Antena Mikostip 900 MHz Siska Novita Posma 1, M. Yanua Haiyawan 2, Adiyan Khabzli 3 1,2,3 Juusan Teknik Elekto Politeknik Caltex Riau Tel : (0761-53939) Fax : (0761-554224) siska@pc.ac.id

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab ini membahas mengenai uraian dan analisis data-data yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab ini membahas mengenai uraian dan analisis data-data yang BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas mengenai uaian dan analisis data-data yang dipeoleh dai data pime dan sekunde penelitian. Data pime penelitian ini adalah hasil kuesione yang disebakan kepada

Lebih terperinci

6. Soal Ujian Nasional Fisika 2015/2016 UJIAN NASIONAL

6. Soal Ujian Nasional Fisika 2015/2016 UJIAN NASIONAL 6. Soal Ujian Nasional Fisika 015/016 UJIAN NASIONAL Mata Pelajaan : Fisika Jenjang : SMA/MA Pogam Studi : IPA Hai/Tanggal : Rabu, 6 Apil 016 Jam : 10.30 1.30 PETUNJUK UMUM 1. Isikan nomo ujian, nama peseta,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengauh Hujan Tehadap Stabilitas Leeng Infiltasi ai hujan ke dalam lapisan tanah pada leeng akan menambah beban pada leeng sebagai akibat peningkatan kandungan ai dalam tanah,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian ini betujuan untuk mendeskipsikan dan menganalisis pengauh evaluasi dii dan pengembangan pofesi tehadap kompetensi pedadogik

Lebih terperinci

FISIKA DASAR 2 PERTEMUAN 2 MATERI : POTENSIAL LISTRIK

FISIKA DASAR 2 PERTEMUAN 2 MATERI : POTENSIAL LISTRIK UNIVERSITAS BUANA PERJUANGAN KARAWANG Teknik Industi FISIKA DASAR PERTEMUAN MATERI : POTENSIAL LISTRIK SILABI FISIKA DASAR Muatan dan Medan Listik Potensial Listik Kapasito dan Dielektik Aus dan Resistansi

Lebih terperinci

Untuk mempermudah memahami materi ini, perhatikan peta konsep berikut ini. Listrik Statis. membahas. Muatan Listrik. ditinjau menurut.

Untuk mempermudah memahami materi ini, perhatikan peta konsep berikut ini. Listrik Statis. membahas. Muatan Listrik. ditinjau menurut. Bab 7 Listik Statis Pada minggu yang ceah, Icha menyetika baju seagamnya. Sambil menunggu panasnya setika, ia menggosok-gosokkan setika pada bajunya yang tipis. Tenyata Icha melihat dan measakan seakan-akan

Lebih terperinci

MEDAN LISTRIK STATIS

MEDAN LISTRIK STATIS Listik Statis 1 * MUATAN LISTRIK. MEDAN LISTRIK STATIS Suatu pengamatan dapat mempelihatkan bahwa bila sebatang gelas digosok dengan kain wool atau bulu domba; batang gelas tesebut mampu menaik sobekan-sobekan

Lebih terperinci

PERKIRAAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK PENINGKATAN JARINGAN DAERAH RAWA BERDASARKAN PERKIRAAN BIAYA DAN LUAS AREAL LAYANAN IRIGASI

PERKIRAAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK PENINGKATAN JARINGAN DAERAH RAWA BERDASARKAN PERKIRAAN BIAYA DAN LUAS AREAL LAYANAN IRIGASI Junal Teknik Sipil ISSN 30-053 Pogam Pascasajana Univesitas Syiah Kuala Pages pp. 4-35 PERKIRAAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK PENINGKATAN JARINGAN DAERAH RAWA BERDASARKAN PERKIRAAN BIAYA DAN LUAS AREAL LAYANAN

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI. Pengetian Pestasi Belaja Pestasi belaja meupakan kegiatan mental yang tidak dapat disaksikan dai lua dii seseoang mahasiswa yang sedang belaja, pestasi belaja tidak dapat diketahui

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1. Vetikal Dain Laju konsolidasi yang endah pada lempung jenuh dengan pemeabilitas endah dapat dinaikkan dengan menggunakan dainase vetikal (vetical dain) yang mempependek lintasan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan asosiatif simetris, yaitu hubungan yang bersifat sebab-akibat yang

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan asosiatif simetris, yaitu hubungan yang bersifat sebab-akibat yang 40 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Jenis Penelitian Adapun jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif pendekatan asosiatif simetis, yaitu hubungan yang besifat sebab-akibat

Lebih terperinci

III. TEORI DASAR. aliran listrik di dalam bumi dan cara mendeteksinya di permukaan bumi.

III. TEORI DASAR. aliran listrik di dalam bumi dan cara mendeteksinya di permukaan bumi. . TEOR DSR 3.. Konsep Umum Geolistik ialah suatu metode dalam geofisika yang mempelajai sifat alian listik di dalam bumi dan caa mendeteksinya di pemukaan bumi. Pendeteksian ini meliputi pengukuan beda

Lebih terperinci

Konsep energi potensial elektrostatika muatan titik : Muatan q dipindahkan dari r = ke r = r A Seperti digambarkan sbb :

Konsep energi potensial elektrostatika muatan titik : Muatan q dipindahkan dari r = ke r = r A Seperti digambarkan sbb : Knsep enegi ptensial elektstatika muatan titik : Muatan q dipindahkan dai = ke = A Sepeti digambakan sbb : q + Enegi ptensial muatan q yang tepisah pada jaak A dai Q U( A ) = - A Fc d Fc = 4 Q q ˆ = -

Lebih terperinci

Gerak Melingkar. B a b 4. A. Kecepatan Linear dan Kecepatan Anguler B. Percepatan Sentripetal C. Gerak Melingkar Beraturan

Gerak Melingkar. B a b 4. A. Kecepatan Linear dan Kecepatan Anguler B. Percepatan Sentripetal C. Gerak Melingkar Beraturan B a b 4 Geak Melingka Sumbe: www.ealcoastes.com Pada bab ini, Anda akan diajak untuk dapat meneapkan konsep dan pinsip kinematika dan dinamika benda titik dengan caa menganalisis besaan Fisika pada geak

Lebih terperinci

ANALISIS SEKTOR BASIS DAN NON BASIS DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM

ANALISIS SEKTOR BASIS DAN NON BASIS DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM ANALISIS SEKTOR BASIS DAN NON BASIS DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM AZHAR, SYARIFAH LIES FUAIDAH DAN M. NASIR ABDUSSAMAD Juusan Sosial Ekonomi Petanian, Fakultas Petanian Univesitas Syiah Kuala -

Lebih terperinci

HUKUM NEWTON TENTANG GRAVITASI DAN GERAK PLANET

HUKUM NEWTON TENTANG GRAVITASI DAN GERAK PLANET HUKUM NEWTON TENTANG GAVITASI DAN GEAK PLANET Kompetensi Dasa 3. Mengevaluasi pemikian diinya tehadap keteatuan geak planet dalam tatasuya bedasakan hukum-hukum Newton Penahkah Anda mempehatikan dan memikikan

Lebih terperinci

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal PENGARUH MUTU PELAYANAN KESEHATAN TERHADAP KEPATUHAN BEROBAT PASIEN KUSTA DI PUSKESMAS KOTA PALU ABSTRAK

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal PENGARUH MUTU PELAYANAN KESEHATAN TERHADAP KEPATUHAN BEROBAT PASIEN KUSTA DI PUSKESMAS KOTA PALU ABSTRAK PENGARUH MUTU PELAYANAN KESEHATAN TERHADAP KEPATUHAN BEROBAT PASIEN KUSTA DI PUSKESMAS KOTA PALU Mohamad Andi 1, Inda 2, Alimin Maidin 3 1 Bagian Penjaminan Mutu FKM Unismuh Palu 2 Bagian AKK, FKM Univesitas

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Penempatan Dan Perubahan Kapasitor Terhadap Unjuk Kerja Motor Induksi 3-Fasa Bercatu 1-Fasa

Analisis Pengaruh Penempatan Dan Perubahan Kapasitor Terhadap Unjuk Kerja Motor Induksi 3-Fasa Bercatu 1-Fasa 27 Analisis Pengauh Penempatan Dan Peubahan Kapasito Tehadap Unjuk Keja Moto Induksi 3-Fasa Becatu 1-Fasa Hey Punomo Abstak Moto induksi 3 fasa dalam beopeasi secaa nomal mendapat catu daya 3 fasa yang

Lebih terperinci

III. TEORI DASAR. ini meliputi pengukuran beda potensial, arus, dan elektromagnetik yang terjadi

III. TEORI DASAR. ini meliputi pengukuran beda potensial, arus, dan elektromagnetik yang terjadi III. TEORI DASAR A. Konsep Umum Geolistik ialah suatu metode dalam geofisika yang mempelajai sifat alian listik di dalam bumi dan caa mendeteksinya di pemukaan bumi. Pendeteksian ini meliputi pengukuan

Lebih terperinci

HUKUM COULOMB Muatan Listrik Gaya Coulomb untuk 2 Muatan Gaya Coulomb untuk > 2 Muatan Medan Listrik untuk Muatan Titik

HUKUM COULOMB Muatan Listrik Gaya Coulomb untuk 2 Muatan Gaya Coulomb untuk > 2 Muatan Medan Listrik untuk Muatan Titik HKM CMB Muatan istik Gaya Coulomb untuk Muatan Gaya Coulomb untuk > Muatan Medan istik untuk Muatan Titik FISIKA A Semeste Genap 6/7 Pogam Studi S Teknik Telekomunikasi nivesitas Telkom M A T A N Pengamatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tugas Akhi SI-40Z1 Modal Pushove Analysis BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasa Mekanisme Gempa Gempa bumi adalah getaan yang tejadi di pemukaan bumi. Gempa bumi biasa disebabkan oleh pegeakan keak bumi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2. Haga Tahanan Jenis Teoi yang mendasai metode tahanan jenis atau metode geolistik adalah hukum Ohm [7] yang mempunyai pesamaan : V I = (2.) R Dengan V menyatakan tegangan (volt),

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Gambar 2.1. Proses fluoresensi dan fosforesensi [14].

BAB 2 LANDASAN TEORI. Gambar 2.1. Proses fluoresensi dan fosforesensi [14]. BAB 2 LANDAAN TORI 2.1 Pinsip luoesensi luoesensi adalah poses pemancaan adiasi cahaya oleh suatu matei setelah teeksitasi oleh bekas cahaya beenegi tinggi. misi cahaya tejadi kaena poses absobsi cahaya

Lebih terperinci

BAB 7 Difraksi dan Hamburan

BAB 7 Difraksi dan Hamburan BAB 7 Difaksi dan Hambuan Bedasakan bab sebelumnya yang menjelaskan tentang sebuah gelombang yang datang di pantulkan oleh suatu bidang pembatas meupakan gelombang data dan tidak behingga. Jika sebuah

Lebih terperinci

1 ANGKET PERSEPSI SISWA TERH

1 ANGKET PERSEPSI SISWA TERH 48 Lampian ANGKET PERSEPSI SISWA TERHADAP PERANAN ORANG TUA DAN MINAT BELAJAR DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 8 MEDAN Nama : Kelas : A. Petunjuk Pengisian. Bacalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai Identifikasi Variabel Penelitian, Definisi Variabel Penelitian,

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai Identifikasi Variabel Penelitian, Definisi Variabel Penelitian, BAB III METODE PENELITIAN Pembahasan pada bagian metode penelitian ini akan menguaikan mengenai Identifikasi Vaiabel Penelitian, Definisi Vaiabel Penelitian, Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel,

Lebih terperinci

Gambar 4.3. Gambar 44

Gambar 4.3. Gambar 44 1 BAB HUKUM NEWTON TENTANG GERAK Pada bab kita telah membahas sifat-sifat geak yang behubungan dengan kecepatan dan peceaptan benda. Pembahasan pada Bab tesesbut menjawab petanyaan Bagaimana sebuah benda

Lebih terperinci

INDUKSI ELEKTROMAGNETIK

INDUKSI ELEKTROMAGNETIK INDUKSI ELEKTROMAGNETIK Oleh : Saba Nuohman,M.Pd Ke Menu Utama Pehatikan Tampilan eikut agaimana Listik dipoduksi dalam skala besa? Apakah batu bateai atau Aki saja bisa memenuhi kebutuhan listik manusia?

Lebih terperinci

LISTRIK MAGNET. potensil listrik dan energi potensial listrik

LISTRIK MAGNET. potensil listrik dan energi potensial listrik LISTRIK MGNET potensil listik dan enegi potensial listik OLEH NM : 1.Feli Mikael asablolon(101057034).salveius Jagom(10105709) 3. Vinsensius Y Sengko (101057045) PROGRM STUDI PENDIDIKN FISIK JURUSN PENDIDIKN

Lebih terperinci

PERAWATAN BOILER/KETEL TAKUMA TEKANAN 21 BAR DENGAN MENGENDALIKAN RESIDUAL PHOSPHAT

PERAWATAN BOILER/KETEL TAKUMA TEKANAN 21 BAR DENGAN MENGENDALIKAN RESIDUAL PHOSPHAT PERAWATAN BOILER/KETEL TAKUMA TEKANAN 21 BAR DENGAN MENGENDALIKAN RESIDUAL PHOSPHAT Agung Subyakto 1),Si Muwanti 2) Agus Suono 3), Imam Syafil 4), Dunat Indatmo 5), NuHusodo 6) 1),2 ),3),4 ) Pogam Studi

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: ( Print) F-202

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: ( Print) F-202 JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Pint) F-202 Pengatuan Kecepatan Moto Induksi Tiga Fasa Menggunakan Metode Flux Vecto Contol Bebasis Self-Tuning PI Fey Avianto dan Mochammad

Lebih terperinci

Hubungan Layanan Informasi Dengan Kreativitas Belajar Siswa

Hubungan Layanan Informasi Dengan Kreativitas Belajar Siswa Hubungan Layanan Infomasi Dengan Keativitas Belaja Siswa Si Rahayu (090154) Mahasiswa Pendidikan Bimbingan dan Konseling IKIP Vetean Semaang ABSTRAK Keativitas meupakan bakat yang secaa potensial dimiliki

Lebih terperinci

Contoh Proposal Skripsi Makalahmudah.blogspot.com

Contoh Proposal Skripsi Makalahmudah.blogspot.com BAB I PENDAHULUAN.. Lata Belakang Masalah Peanan pemasaan dalam kebehasilan peusahaan telah diakui di kalangan pengusaha untuk mempetahankan kebeadaanya dalam mengembangkan usaha dan mendapatkan keuntungan.

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016 SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 016 PM -7 Hubungan Fasilitas, Kemandiian, dan Kecemasan Belaja tehadap Pestasi Belaja Matematika pada Siswa Kelas VIII SMP di Kecamatan Puing Tahun

Lebih terperinci

MEDAN LIST S RIK O eh : S b a a b r a Nu N r u oh o m h an a, n M. M Pd

MEDAN LIST S RIK O eh : S b a a b r a Nu N r u oh o m h an a, n M. M Pd MEDAN LISTRIK Oleh : Saba Nuohman, M.Pd Ke Menu Utama Pehatikan Video Beikut: Mengapa itu bisa tejadi? Muatan Listik Penjelasan seputa atom : Diamete inti atom Massa potonmassa neton Massa elekton Muatan

Lebih terperinci

Teori Dasar Medan Gravitasi

Teori Dasar Medan Gravitasi Modul Teoi Dasa Medan Gavitasi Teoi medan gavitasi didasakan pada hukum Newton tentang medan gavitasi jagat aya. Hukum medan gavitasi Newton ini menyatakan bahwa gaya taik antaa dua titik massa m dan m

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negei 10 Salatiga yaitu pada kelas VII D dan kelas VII E semeste genap tahun ajaan 2011/2012.

Lebih terperinci

FISIKA DASAR II. Kode MK : FI SKS : 3 Program Studi : Fisika Instrumentasi (S-1) Kelas : Reguler MATERI 1

FISIKA DASAR II. Kode MK : FI SKS : 3 Program Studi : Fisika Instrumentasi (S-1) Kelas : Reguler MATERI 1 FISIKA DASAR II Kode MK : FI 0 SKS : 3 Pogam Studi : Fisika Instumentasi (S-) Kelas : Regule MATERI TA 00/0 KRITERIA PENILAIAN Jika kehadian melampaui 75 %, Nilai Akhi mahasiswa ditentukan dai komponen

Lebih terperinci