BAB II TINJAUAN TEORITIS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN TEORITIS"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN TEORITIS. Penahuluan Antena mikostip aalah suatu konukto metal yang menempel iatas goun plane yang iantaanya teapat bahan ielektik. Antena mikostip meupakan memiliki stuktu yang seehana, tetapi analisis tehaap mekanisme aiasi an kaakteistik antena itu senii tiak seseehana stuktunya. Hal tesebut ikaenakan kebeaaan bahan ielektik i atas pemukaan biang tanah. Gamba menunjukkan bebeapa bentuk patch paa antena mikostip. Gamba. Bentuk Patch Antena Mikostip Kelebihan an kekuangan antena mikostip ibaningkan engan antena konvensional, antaa lain sebagai beikut [5] :. Kelebihan : a) Low-pofile, ingan seta ukuan kecil an compact. b) Low-fabication, fabikasi muah an muahan ipouksi engan menggunakan teknik pinte-cicuit atau engan teknik pemotongan biasa. c) Bisa menghasilkan polaisasi sikula maupun linie. ) Bisa ibuat compact sehingga cocok untuk komunikasi begeak. e) Bisa beopeasi paa single, ual, ataupun multi ban.. Kekuangan a) Banwith yang kecil, < 3% (engan teknik pencatuan konvensional). Lapoan Poyek Akhi 0 5

2 b) Gain yang enah, bekisa 3-0 Bi untuk satu patch. c) Sistem pencatuan yang kompleks untuk aay. ) Efisiensi enah. Gamba menunjukan stuktu geometi antena mikostip pesegi yang teii ai patch konukto yang befungsi sebagai aiato, substat (bahan ielektik) engan pemitivitas elatif ε an goun plane yang tebuat ai konukto. Patch Substate Gounplane Gamba. Stuktu Geometi Antena Mikostip Pesegi Panjang Dai gamba apat ilihat bahwa antena mikostip teii 3 bagian,yaitu: a. Conucting patch, patch ini befungsi untuk meaiasikan gelombang elektomagnetik ke uaa, teletak paling atas ai keseluuhan sistem antena. Patch tebuat ai bahan konukto, misal tembaga. Bentuk patch bisa bemacam-macam, lingkaan, pesegi panjang, segitiga, ataupun bentuk cincin. Dalam Tugas Akhi ini bentuk yang igunakan aalah pesegi panjang. b. Substat ielektik, befungsi sebagi meia penyalu GEM ai catuan menuju aeah ibawah patch. Substat sangat bepengauh paa besa paamete-paamete antena. Pengauh ketebalan substat ielektik tehaap paamete antena aalah paa banwith. Semakin tebal substat an semakin kecil pemitivitas elatif maka akan mempebesa banwith. c. Goun plane, goun plane befungsi sebagai eflekto yang memantulkan sinyal yang tiak iinginkan. Goun plane antena mikostip biasanya tebuat ai bahan konukto. Lapoan Poyek Akhi 0 6

3 . Tinjauan Pustaka. Zulkifli, Fiti Yuli. Stui Tentang Antena Mikostip engan Defecte Goun Stuctue. Univesitas Inonesia. 008.Lapoan Tesis yang meealisasikan an menganalisa antena mikostip susun elemenengan patchsegitiga engan bebagai macam bentuk Defecte Goun Stuctue.. Amiullah, Lestai. Rancang Bangun Antena mikostip engan Teknik Defecte Goun Stuctue (DGS) Bentuk Dumbbell Squae Hea paa Patch Segitiga Aay Linie.Univesitas Inonesia. 008.Skipsi yang meealisasikan antena susun mikostip engan patchsegitiga menggunakan DGS bentuk umbbell squae hea. 3. Malena, Desi. Rancang Bangun Defecte Goun Stuctue (DGS) Paa Antena Elemen Tipleban imax. Univesitas Inonesia Tesis yang meealisasikan antenna mikostip tiple ban elemen engan Defecte Goun Stuctue (DGS). 4. Fahazal, Muhamma. Rancang Bangun Antena Mikostip Tipleban Linie Aay 4 Elemen Untuk Aplikasi imax.univesitas Inonesia Tesis yang meealisasikan antenna mikostip tiple ban aay 4 elemen engan pencatuan EMC..3 Paamete Antena Mikostip.3. Pola Raiasi Antena Antena meaiasikan (menyebakan) aya gelombang EM ke uang bebas. Bentuk penyebaannya tegantung ai bentuk atau susunan antena, an atau sistem pencatuannya. Bentuk penyebaan aya gelombang EM ini isebut pola aiasi. Dengan kata lain, pola aiasi aalah bentuk aiasi gelombang EM ai sebuah antena sebagai fungsi ai kooinat uang. Sistem kooinat yang igunakan untuk masalah aiasi aalah kooinat bola Dalam sistem kooinat ini sebuah titik i alam uang (misal titik A) alam gamba 3 inyatakan oleh pesamaan-. A(,, ) 0,...() 0 Lapoan Poyek Akhi 0 7

4 z y x Gamba 3. Sistem Kooinat Bola Pola aiasi antena apat iuku alam moe panca atau moe teima. Pola aiasi ini itentukan alam aeah mean jauh (fa fiel egion) untuk fekuensi an jaak aial yang tetap, an memiliki pola tiga imensi. Tetapi, kaena pola tiga imensi ini tiak paktis untuk iuku, maka ilakukan pengukuan bebeapa biang pola ua imensi. Pola imensi ua imensi ini isebut potongan pola (patten cut) atau pincipal plane. Tampilan sebuah antena secaa tipikal iuaikan alam temin pola pincipal E plane an pincipal H plane. Untuk antena engan polaisasi linie, E plane aalah biang yang beisi vekto mean listik an aah aiasi maksimum, seangkan H plane aalah biang yang beisi vekto mean magnet an aah aiasi maksimum. a. Pola Raiasi Dieksional Pola aiasi yang aah panca-nya iaahkan paa suatu tempat saja. Gamba 4 meupakan bentuk pola aiasi ai antena eflekto suut, seangkan Gamba 5 mempelihatkan potongan pola-nya yang ilihat paa biang x y an biang x z. z x Gamba 4. Pola Raiasi Dieksional Antena Kone Reflekto y Lapoan Poyek Akhi 0 8

5 0 0 y x x 80 (a) y (b) 90 Gamba 5. (a) Pola Azimuth, (b) Pola Elevasi.3.. Paamete Pola Raiasi Bentuk pola aiasi meupakan bentuk tiga imensi. Secaa umum pola ini beupa lobe-lobe sepeti ipelihatkan paa Gamba 6 alam kooinat pola. Paa pola aiasi ini bisa ianalisis paamete-paamete pola aiasi ai sebuah antena secaa lengkap, paa gamba 6 []. 80 Main Lobe HPB FNB Sie Lobe Back Lobe Gamba 6. Paamete Pola Raiasi Main (majo) lobe Lobe utama imana teapat aiasi maksimum. Sie (mino) lobe Lobe-lobe selain main lobe, yang meupakan meupakan enegi bocoan. Back lobe Sie lobe yang muncul keaah yang belawanan engan main lobe. HPB (Half Powe Beamwith) Meupakan leba suut beam paa level setengah aya. Lapoan Poyek Akhi 0 9

6 FNB (Fist Null Beamwith) Meupakan leba suut iantaa ua titik nol petama ai main lobe. SLL (Sie Lobe Level) Meupakan ukuan untuk menyatakan besaan ai sie lobe petama. SLL st FBR ( Font to Back Ratio ) a. Diectivity SieLobe () MainLobe Meupakan pebaningan ai level main lobe an back lobe. MainLobe FBR (3) BackLobe Menuut efinisi pengaahan (iectivity) aalah pebaningan apat aya aiasi maksimum yang imiliki antena S, max an apat aya aiasi ata- ata yang imiliki oleh antena tesebut S av nilai iective gain paa aah maksimum [3]. Diectivity ituliskan engan pesamaan : D P n 4 4, A Dimana P n, P, / P, max Seangkan, b. Gain A 4 P n,. Atau seehananya iectivity aalah 4 (4) = beam aea antena = pola aya yang tenomalisasi Gain (penguatan) suatu antena meupakan pebaningan antaa intensitas aiasi maksimum suatu antena tehaap intensitas aiasi maksimum suatu antena efeensi engan aya yang masuk paa keua antena aalah sama. 4 Intensitas aiasi G,.(5) aya total input 4 U, P in Lapoan Poyek Akhi 0 0

7 maka, 4Um G...(6) P in imana : Um = intensitas aiasi Gain suatu antena memiliki ketekaitan engan iectivity yang apat ihitung engan nilai efisiensi suatu antena yang sama engan kemampuan untuk mengaahkan yang inyatakan paa pesamaan beikut: G =η.d...(7) imana : G = penguatan (Gain) η = Efisiensi ( 0 atau 0 % - 00 %) D = pengaahan (iectivity) Jika efisiensi antena 00 atau, maka penguatan antena sama engan pengaahannya. Gain antena (Gt) juga apat ihitung engan menggunakan antena lain sebagai antena yang stana atau suah memiliki gain yang stana (Gs). Dimanamembaningkan aya yang iteima antaa antena stana (Ps) an antena yang akan iuku (Pt) ai antena pemanca yang sama an engan aya yang sama.... (8) Jika iubah alam satuan esibel maka menjai:..(9).3. Polaisasi Antena Salah satu sifat penting ai gelombang elektomagnetik aalah polaisasi yang menggambakan oientasi ai mean listik E paa biang tegak luus tehaap aah ambat gelombang. Seangkan polaisasi antena beati aah geak mean listik ai gelombang elektomagnetik yang ipancakan oleh antena paa lobe utamanya. Secaa umum bentuk polaisasi meupakan kasus ai polaisasi elips. Jika aah ai vekto mean listik begeak bolak-balik paa suatu gais luus ikatakan bepolaisasi linie. Polaisasi ini bisa hoizontal atau vetikal. Paa Lapoan Poyek Akhi 0

8 polaisasi lingkaan besanya mean listik sama, tetapi alam pejalanannya beputa membentuk lingkaan. Fekuensi putaan aian aalah an tejai satu ai ua aah peputaan. Peputaan aa ua jenis, yaitu: seaah jaum jam (left han ciculay polaization) an belawanan aah jaum jam (ight han ciculay polaization). Gamba 7 mempelihatkan jenis polaisasi masing-masing linie vetikal, elips, an lingkaan. y y y E E E E z x z E x z E x AR = ~ AR =.4 AR = (a) (b) (c) Gamba 7. Jenis Polaisasi [3] (a) Polaisasi Linie, (b) Polaisasi Elips, (c) Polaisasi Lingkaan.3.3 Dimensi Patch Antena Pesegi Panjang Untuk menapatkan imensi patch antena mikostip maka haus iketahui spesifikasi bahan yang akan igunakan. Spesifikasi tesebut yaitu, tebal ielektik (h), konstanta ielektik (ε ) an tebal konukto (t). Gamba 8. Antena Mikostip engan Pacth Pesegi Leba pacth itentukan engan umus: (0) Lapoan Poyek Akhi 0

9 Panjang pacth itentukan engan umus:.() Dimana, ()...(3).4 Saluan Mikostip Konstuksi ai mikostip teii ai konukto stip (line) an sebuah konukto biang tanah yang ipisahkan oleh meium ielektik engan konstanta ielektik (ε ). Di atas stip aalah uaa sehingga bila tanpa shieling sebagian mean elektomagnetik akan meaiasi, an sebagian lagi aa yang masuk kembali ke alam substat ielektik. Jai, teapat ua ielektik yang melingkupi stip yaitu uaa engan konstanta ielektik satu an substat engan konstanta ielektik (ε ) >. Dengan emikian saluan mikostip, secaa keseluuhan, apat kita panang sebagai sebuah saluan engan ielektik homogen yang lebih besa ai satu tetapi lebih kecil ai ε. Konstanta ielektik ini isebut konstanta ielektik efektif (effective ielectic constant) [8]. Gamba 9. Pola Mean Listik Paa Saluan Mikostip Kita apat mengetahui nilai konstanta ielektik efektif ( e ) engan menggunakan pesamaan (4): Lapoan Poyek Akhi 0 3

10 Lapoan Poyek Akhi 0 4 0,04 e.(4) Untuk kepeluan peancangan, bila iketahui impeansi kaakteistik Z 0 an konstanta ielektik, leba stip apat icai engan pesamaan [3]: 0,6 0,39 ) ln( ) ln( 8 B B B e e A A..(5) engan Z A 0, 0, (6) Z B (7) Bila pengauh ketebalan konukto ipehitungkan, maka leba stip seolah-olah akan betambah leba, kaena aanya mean limpahan (finging fiel) yang tiak apat iabaikan. Dengan emikian besaan iganti engan leba efektif, / e, yaitu [8]: 4 ln,5 ln,5 t t t t e (8).5 Teknik Pencatuan Teknik pencatuan antena mikostip apat ibeakan menjai 4 [5], yaitu:. Mikostip Line Teknik pencatuan mikostip line memiliki kemuahan alam fabikasi, matching impeance an lebih muah alam pemoelan [5]. Teknik pencatuan mikostip line ipelihatkan paa gamba 0.

11 . Coaxial Pobe Gamba 0. Micostip Line Teknik pencatuan coaxial pobe memiliki kemuahan alam fabikasi, penyesuaian impeansi an memiliki aiasi spuious yang enah [5]. Teknik pencatuan coaxial pobe fee ipelihatkan paa gamba. 3. Apetue Coupling Gamba. Coaxial Pobe Teknik pencatuan apetue coupling meupakan teknik yang tesulit ai keempat teknik yang lain alam hal pabikasi, an memiliki banwith yang sempit. Akan tetapi teknik ini lebih muah alam pemoelannya an memiliki aiasi spuious yang tiak telalu besa [5]. Teknik pancatuan apetue coupling ipelihatkan paa gamba. Gamba. Apetue Coupling Lapoan Poyek Akhi 0 5

12 4. Electomagnetic Coupling Teknik pencatuan Electomagnetic coupling memiliki banwith yang teleba ai keempat teknik pencatuan.teknik ini memiliki kemuahan alam pemoelan an aiasi spuious yang enah, akan tetapi pabikasinya lebih sulit [5]. Teknik pencatuan electomagnetic coupling ipelihatkan paa gamba 3..6 Quate ave Tansfome Gamba 3. Electomagnetic Coupling Untuk menyesuaikan impeansi Z L iil ke Z 0 (iil) apat ilakukan engan menggunakan tansfomato /4, saluan engan impeansi kaakteistik Z 0, an panjangnya sepeempat panjang gelombang paa fekuensi ancangan. Gamba 4 mempelihatkan sebuah beban Z L yang ihubungkan ke saluan utama melalui tansfomato /4. /4 Z 0 Z 0, Z L Gamba 4. Penyesuai Impeansi Tansfomato /4 Impeansi masukan paa tansfomato, Z in = Z 0, kaena sesuai. Untuk saluan /4, impeansi masukan ini aalah Z, Zin 0 Z0 Z0, Z0 Z, L Z L..(9).7 Teknik Teknik untuk Menghasilkan Antena Multi Fekuensi. Othogonal-Moe-Multi-Fequency Antenna Untuk menghasilkan lebih ai satu fekuensi esonansi menggunakan teknik ini yaitu engan caa menempatkan pencatu paa satu buah patch Lapoan Poyek Akhi 0 6

13 seemikian upa sehingga paa posisi tesebut mematchingkan ua buah fekuensi esonansi. Gamba 5 menunjukkan teknik-teknik Othogonal-Moe-Multi- Fequency Antenna [6], ikutip ai [8]. Gamba 5. Othogonal-Multi-Fequency Antenna. Multi-Patch-Multi-Fequency antenna Untuk menghasilkan lebih ai satu fekuensi esonansi yaitu engan menyusun patch engan fekuensi esonansi yang bebea bea secaa i tumpuk (stacke) atau isusun secaa linea alam satu lapisan substat Gamba 6 menunjukkan teknik-teknik Multi-Patch-Multi-Fequency Antenna [6], ikutip ai [8]. Gamba 6. Multi-Patch-Multi-Fequency Antenna 3. Reactive-Loae-Multi-Fequency-Antenna Paa teknik ini untuk menghasilkan antena yang lebih ai satu fekuensi yaitu engan caa menambahkan beban paa antena (stub, pin, slot, slot an pin, maupun kapasito). Beban eaktif ini secaa khusus itambahkan paa tepi peaiasi (aiating ege). Untuk menghasilkan panjang esonansi yang lebih jauh, imana panjang esonansi bekaitan engan pembangkitan fekuensi esonansi lainnya. Gamba 7 aalah macam-macam teknik Reactive-Loae- Multi-Fequency-Antenna [0], ikutip ai [8]. Lapoan Poyek Akhi 0 7

14 Gamba 7. Reactive-Loae-Multi-Fequency Antenna.8 Gelombang Pemukaan (Suface ave) Gelombang pemukaan ibangkitkan paa antena mikostip yang memiliki konstanta ielektik >. Selain aiasi en-fie, gelombang pemukaan juga meningkatkan mutual coupling paa antena aay [0], ikutip ai [8]. Gamba 8 menunjukkan aah geak mean elektomagnetik paa antena mikostip single element yang apat menyebabkan gelombang pemukaan. Gamba 8. Gelombang Pemukaan Ketika patch meaiasikan gelombang ke uaa, aa juga gelombang yang iaiasikan ke bahan ielektik (suface wave). Gelombang pemukaan ini menembus ke alam substat paa suut elevasi θ c (θ c =Acsin (/ )) sampai ke biang petanahan lalu i efleksikan kembali iantaa lapisan substat-uaa. Gelombang yang iefleksikan ini akan menyebabkan efek mutual coupling ketika aa patch antena lain yang beaa iekat pacth antena tesebut (misal antena susun / aay). Lapoan Poyek Akhi 0 8

15 .9 Efek Mutual Coupling Mutual coupling aalah enegi atang paa satu atau keua elemen antena aay yang apat ihambukan kembali paa aah yang bebea sepeti suatu tansmitte bau [5], ikutip ai [8]. Hal ini menyebabkan kontibusi total ke aeah fa-fiel tiak hanya tegantung ai eksitasi ai geneato (pencatu) antena tetapi juga ai eksitasi yang meugikan kaena mutual coupling. Efek ini bepengauh tehaap meningkatnya nilai VSR, koefisien efleksi, an nilai tansmisinya (S ). Mutual coupling ini apat meubah besaan aus, fase, an istibusi tiap elemen sehingga pola aiasi keseluuhan antena bebea ibaningkan tiak mengalami coupling. Paa umumnya, mutual coupling mengakibatkan nilai maksimum an nulls ai pola aiasi antena begese an mengisi nulls. Bila jaak anta elemen semakin beekatan, efek mutual coupling akan semakin meningkat. Gamba 8 menunjukkan efek mutual Coupling yang ipengauhi oleh masing-masing patch alam satu lapisan substat. Gamba 9. Pengauh Mutual Coupling Tehaap Antena Aay Besa kecilnya efek mutual coupling tehaap pefomansi antena susun tegantung paa : a. Jenis antena an paamete esainnya sepeti impeansi elemen an koefisien efleksi b. Letak posisi elemen-elemen antena c. Pencatu ai antena susun Lapoan Poyek Akhi 0 9

16 .0 Defecte Goun Stuctue (DGS) Untuk menekan aanya efek mutual coupling paa antenna aay atau paa antenna yang memiliki lebih ai satu patch peaiasi paa satu lapisan substat, salah satu caa nya aalah engan DGS. Metoe DGS iasakan ai PBG untuk meubah sifat ai gelombang engan caa membuat satu atau lebih pola pencacatan engan i etch paa biang goun secaa peioik ini menyeupai PBG. Sehingga apat mempebaiki nilai VSR an koefisien efleksi ai suatu antena. Stuktu DGS biasanya igunakan paa angkaian filte alam micostip line yang akan menolak suatu fekuensi tetentu atau bangapsepeti halnya paa stuktu PBG. Macam-macam bentuk DGS iantaanya Concentic Rings, Squae Spial, pesegi panjang, an bentuk Dumbbell engan bentuk kepala yang bebea. Gamba 0. DGS Slot Dumbell Gamba. DGS Slot Tapesium Pola yang i etching paa biang goun akan mengganggu istibusi aus an meubah impeansi antena. Gangguan ini apat meubah kaakteistik tansmisi mikostip kaena unit DGS apat iepesentasikan sebagai angkaian kapasitansi an inuktansi (LC). Rangkaian ekivalen slot DGS apat iatikan sebagai beikut : R iatikan sebagai efek ai aiasi, L iatikan sebagai fluks magnetik yang melewati biang goun, an C iatikan sebagai besanya gap kapasitansi. Pefomansi sikuit R, L, C tesebut bekaitan eat engan bentuk an ukuan ai slot DGS. Hal hal yang apat mempengauhi peubahan pefomansi suatu filte aalah imensi ai kepala umbbell tesebut, baik luas kepala umbbell, panjang slot umbbell, posisi slot anta elemen antena, leba slot umbbell, jaak anta masing-masing slot umbbell, jumlah ai slot umbbell. Beasakan [], ikutip ai [8] semakin banyak jumlah slot umbbell kuva S filte akan semakin tajam. Paa [6], ikutip ai [8] fekuensi esonansi filte akan menuun Lapoan Poyek Akhi 0 0

17 secaa liniea jika panjang slot antaa keua kepala umbbell betambah panjang. Selain itu fekuensi keja filte apat isesuaikan engan mengubah-ubah luas ai keua kepala umbbell [], ikutip ai [8]. Bagian unit DGS apat membentuk fekuensi cutoff. Fekuensi cutoff yang ihasilkan beasakan luas slot, jaak anta slot, an leba penghubung slot. Gamba mempelihatkan fekuensi cutoff yang tejai ai gafik S an S. Selain iaplikasikan paa mikostip line an angkaian filte DGS juga apat iaplikasikan paa antena mikostip Gamba. Respon Fekuensi S an S Paa Filte Bebagai macam penelitian telah ilakukan untuk menemukan kaakteistik ai bebagai bentuk DGS tehaap patch antena mikostip. Salah satunya bentuk DGS slot umbbell [], an [4], ikutip ai [8]. Namun penelitian ini ifokuskan untuk aplikasi filte. Paa DGS slot umbbell, peubahan bentuk luas kepala ai umbbell an panjang slot () apat mempengauhi nilai inuktansi seangkan nilai kapasitansi ipengauhi oleh leba slot (s) antaa keua kepala umbell. Gamba 3 meupakan angkaian ekivalen R, L, C ai umbbell bentuk kepala kota. Lapoan Poyek Akhi 0

18 L Z0 C Zin R ZL Gamba 3. Rangkaian Pengganti DGS Slot Dumbbell Untuk menapatkan nilai R, L, C maka apat ilakukan umus penekatan sebagai beikut [4], ikutip ai [8]..(0).()...() Dengan f o = Fekuensi Resonansi Z o = 50 Ω f c = Fekuensi cutoff 3 B S ω = (Z in -Z o ) / (Z in +Z o ) ω o = πf o ω c = πf c Lapoan Poyek Akhi 0

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Penahuluan Secaa umum, antena meupakan tansfomato/stuktu tansmisi ai gelombang tebimbing menuju ke gelombang uang bebas atau sebaliknya[6]. Aa bebeapa jenis

Lebih terperinci

BAB II Tinjauan Teoritis

BAB II Tinjauan Teoritis BAB II Tinjauan Teoitis BAB II Tinjauan Teoitis 2.1 Antena Mikostip 2.1.1 Kaakteistik Dasa Antena mikostip tedii dai suatu lapisan logam yang sangat tipis ( t

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TINJAUAN TEORITIS.. Tinjauan Pustaka Realisasi Ban Pass Filte untuk fekuensi paa Long Tem Evolution (LTE) menggunakan metoe Split Ring Resonato (SRR) Metamateial belum penah iealisasikan i Inonesia,

Lebih terperinci

BAB 2 ANTENA MIKROSTRIP ARRAY

BAB 2 ANTENA MIKROSTRIP ARRAY BAB ANTENA MIKROSTRIP ARRAY. ANTENA Antena meupakan suatu alat yang dapat meubah besaan listik dai saluan tansmisi menjadi suatu gelombang elektomagnetik (GEM) untuk diadiasikan ke udaa bebas [8]. Sebaliknya

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS RIAK ARUS KELUARAN INVERTER PWM MULTIFASA

BAB 3 ANALISIS RIAK ARUS KELUARAN INVERTER PWM MULTIFASA BAB 3 ANALISIS RIAK ARUS KELUARAN INVERER WM MULIFASA 3. enahuluan enelitian mengenai bentuk sinyal moulasi yang cocok untuk menghasilkan keluaan inete yang bekualitas baik telah lama ilakukan. Salah satu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TINJAUAN TEORITIS. Tinjauan Pustaka Poyek akhi kali ini bejuul Realisasi BanPass Filte engan Metoa Dual- Moe Ring Resonato yang Teminiatuisasi paa Fekuensi 496MHz- 690MHz. Dikaenakan filte engan

Lebih terperinci

Rancang Bangun Antena Mikrostrip 900 MHz

Rancang Bangun Antena Mikrostrip 900 MHz Rancang Bangun Antena Mikostip 900 MHz Siska Novita Posma 1, M. Yanua Haiyawan 2, Adiyan Khabzli 3 1,2,3 Juusan Teknik Elekto Politeknik Caltex Riau Tel : (0761-53939) Fax : (0761-554224) siska@pc.ac.id

Lebih terperinci

Pengaturan Footprint Antena Ground Penetrating Radar Dengan Menggunakan Susunan Antena Modified Dipole

Pengaturan Footprint Antena Ground Penetrating Radar Dengan Menggunakan Susunan Antena Modified Dipole Pengatuan Footpint Antena Gound Penetating Rada Dengan Menggunakan Susunan Antena Modified Dipole Ande Eka Saputa (1324243) Jalu Pilihan Teknik Telekomunikasi Sekolah Teknik Elekto dan Infomatika Institut

Lebih terperinci

BAB II TEORI PENUNJANG

BAB II TEORI PENUNJANG BAB II TEORI PENUNJANG. UMUM Patial ishage (PD) meupakan fenomena peluahan muatan elektik yang bisa menjembatani sistem isolasi baik seaa sebagian maupun menyeluuh i alam suatu bahan ielektik. Fenomena

Lebih terperinci

PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGI EMPAT SLOTS DUAL-BAND PADA FREKUENSI 2,4 GHz DAN 3,3 GHz

PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGI EMPAT SLOTS DUAL-BAND PADA FREKUENSI 2,4 GHz DAN 3,3 GHz PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGI EMPAT SLOTS DUAL-BAND PADA FREKUENSI 2,4 DAN 3,3 Zul Hariansyah Hutasuhut, Ali Hanafiah Rambe Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara

Lebih terperinci

STUDI PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP DIPOLE DUAL-BAND FREKUENSI 2,3 GHz DAN 3,3 GHz UNTUK APLIKASI BROADBAND WIRELESS ACCESS

STUDI PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP DIPOLE DUAL-BAND FREKUENSI 2,3 GHz DAN 3,3 GHz UNTUK APLIKASI BROADBAND WIRELESS ACCESS STUDI PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP DIPOLE DUAL-BAND FREKUENSI 2,3 GHz DAN 3,3 GHz UNTUK APLIKASI BROADBAND WIRELESS ACCESS Yahya Ahmadi Bata, Ali Hanafiah Rambe Konsentasi Teknik Telekomunikasi, Depatemen

Lebih terperinci

PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP ARRAY PADA FREKUENSI 850 MHz

PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP ARRAY PADA FREKUENSI 850 MHz PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP ARRAY PADA FREKUENSI 850 MHz Yuli Chistyono *), Imam Santoso, and Rahmat Dwi Cahyo Juusan Teknik Elekto, Fakultas Teknik, Univesitas Diponegoo, Jalan Pof. Sudhato, Tembalang,

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN A 3 ANALISA DAN PERANCANGAN 3.1. Analisa Sistem ejalan 3.1.1. Sejaah Peusahaan Gamba 3.1. Logo Peusahaan P Dnaplast, bk. P Dnaplast, bk aalah peusahaan ang begeak i biang pouksi botol plastik untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISA PENGUKURAN

BAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISA PENGUKURAN BAB IV Hasil Simulasi Dan Analisa Pengukuan BAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISA PENGUKURAN 4.1. Pehitungan Saluan Pencatu Saluan pencatu yang digunakan pada Tugas Akhi ini menggunakan mikostip feedline.

Lebih terperinci

MICROSTRIP ANTENA PADA FREQUENSI 9GH FREQUENSI APLIKASI RADAR

MICROSTRIP ANTENA PADA FREQUENSI 9GH FREQUENSI APLIKASI RADAR JTEUNPAK 5 Ditebitkan di Bogo Junal Teknik Elekto Univesitas Pakuan MICROSTRIP ANTENA PADA FREQUENSI 9GH FREQUENSI APLIKASI RADAR I Hey Satia Utama,MT Abstak Indonesia adalah Negaa kepulauan yang tesusun

Lebih terperinci

Perancangan dan Implementasi Duplexer Mikrostrip untuk Frekuensi LTE pada band ke-7

Perancangan dan Implementasi Duplexer Mikrostrip untuk Frekuensi LTE pada band ke-7 Elkomika Teknik Eleko Itenas Vol. No. Junal Teknik Elekto Juli Desembe 3 Peancangan an Implementasi Duplexe Mikostip untuk Fekuensi LTE paa ban ke-7 ENCENG SULAEMAN, ARSYAD RAMADHAN DARLIS, R. HARIANTI

Lebih terperinci

DESAIN DAN SIMULASI ANTENA MICROSTRIP SEMICIRCULAR HALF U-SLOT UNTUK APLIKASI MODEM GSM 1800 MHZ

DESAIN DAN SIMULASI ANTENA MICROSTRIP SEMICIRCULAR HALF U-SLOT UNTUK APLIKASI MODEM GSM 1800 MHZ Junal ELTEK, Vol 11 No 02, Oktobe 2013 ISSN 1693-4024 DESAIN DAN SIMULASI ANTENA MICROSTRIP SEMICIRCULAR HALF U-SLOT UNTUK APLIKASI MODEM GSM 1800 MHZ 42 Waluyo 1 dan Dyan Nastiti Novikasai 2 Abstak Pemasalahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 ANTENA MIKROSTRIP Konsep tentang antena mikostip petama sekali diusulkan oleh Deschamps pada tahun 1953, dan mendapatkan hak patennya pada tahun 1955 atas nama Gutton dan Baissinot.

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN ANTENA MIKROSTRIP SUSUN DUA ELEMEN DENGAN PENERAPAN DEFECTED GROUND STRUCTURE BERBENTUK TRAPESIUM

PENGEMBANGAN ANTENA MIKROSTRIP SUSUN DUA ELEMEN DENGAN PENERAPAN DEFECTED GROUND STRUCTURE BERBENTUK TRAPESIUM MAKARA, TEKNOLOGI, VOL. 1, NO., NOVEMBER 8: 8-85 PENGEMBANGAN ANTENA MIKROSTRIP SUSUN DUA ELEMEN DENGAN PENERAPAN DEFECTED GROUND STRUCTURE BERBENTUK TRAPESIUM Fiti Yuli Zulkifli, Eko Tjipto Rahadjo, Muhamad

Lebih terperinci

Listrik statis (electrostatic) mempelajari muatan listrik yang berada dalam keadaan diam.

Listrik statis (electrostatic) mempelajari muatan listrik yang berada dalam keadaan diam. LISTRIK STATIS Listik statis (electostatic) mempelajai muatan listik yang beada dalam keadaan diam. A. Hukum Coulomb Hukum Coulomb menyatakan bahwa, Gaya taik atau tolak antaa dua muatan listik sebanding

Lebih terperinci

BAB 17. POTENSIAL LISTRIK

BAB 17. POTENSIAL LISTRIK DFTR ISI DFTR ISI... 7. POTENSIL LISTRIK... 7. Potensial dan eda Potensial... 7. Dipole Listik...6 7.3 Kapasitansi Listik...9 7.4 Dielektikum... 7.5 Penyimpanan Enegi Listik...5 7.6 Pealatan : Tabung Sina

Lebih terperinci

Antena Mikrostrip Segitiga Dengan Parasitic Untuk Aplikasi Wireless Fidelity

Antena Mikrostrip Segitiga Dengan Parasitic Untuk Aplikasi Wireless Fidelity Antena Mikostip Segitiga Dengan Paasitic Untuk Aplikasi Wieless Fidelity 1 Syah Alam, 2 Kukuh Ais Santoso. 1 Univesitas 17 Agustus 1945 Jakata, syah.alam@uta45jakata.ac.id 2 Univesitas 17 Agustus 1945

Lebih terperinci

Antena Mikrostrip Linear Array dengan Slot U untuk Internal Pesawat Televisi pada Band Frekuensi UHF

Antena Mikrostrip Linear Array dengan Slot U untuk Internal Pesawat Televisi pada Band Frekuensi UHF Junal Nasional Teknik Elekto, Vol. 7, No. 1, Maet 2018 p-issn: 2302-2949, e-issn: 2407-7267 Antena Mikostip Linea Aay dengan Slot U untuk Intenal Pesawat Televisi pada Band Fekuensi UHF Aditya Wadhani

Lebih terperinci

Abstrak - IINUSAT-1 ( Indonesia Inter University Satellite-1 ) merupakan proyek satelit pertama antar

Abstrak - IINUSAT-1 ( Indonesia Inter University Satellite-1 ) merupakan proyek satelit pertama antar Peancangan dan Pembuatan Antena Mikostip Pada Fekeunsi 145.9 MHz dan 436.5 MHz Tepolaisasi Sikula dan Bepolaadiasi Dieksional Untuk Potable Tansceive Satelit. Rizadi Sasmita Dawis, Eko Setijadi, Gamantyo

Lebih terperinci

Hand Out Fisika 6 (lihat di Kuat Medan Listrik atau Intensitas Listrik (Electric Intensity).

Hand Out Fisika 6 (lihat di Kuat Medan Listrik atau Intensitas Listrik (Electric Intensity). Hand Out Fisika 6 (lihat di http:).1. Pengetian Medan Listik. Medan Listik meupakan daeah atau uang disekita benda yang bemuatan listik dimana jika sebuah benda bemuatan lainnya diletakkan pada daeah itu

Lebih terperinci

Antena Mikrostrip Circular Array Dual Frekuensi

Antena Mikrostrip Circular Array Dual Frekuensi 39 Antena Mikostip Cicula Aay Dual Fekuensi Dwi Fadila Kuniawan, Efan Achmad Dahlan dan Aiestya Yoga Patama Abstact Application of GPS and GSM in one cellula phone need a single antenna that have dual

Lebih terperinci

VDC Variabel. P in I = 12 R AC

VDC Variabel. P in I = 12 R AC SUDI EBAIKAN OSI DAN EFISIENSI MOO INDUKSI IGA FASA DENGAN MEMEBAIKI FAKO DAYA MOO INDUKSI Muhammad Fahmi Syawali izki, A.achman Hasibuan Konsentasi eknik Enegi Listik, Depatemen eknik Elekto Fakultas

Lebih terperinci

ANALISIS ANTENA MIKROSTRIP ARRAY BENTUK LINGKARAN DAN PERSEGI PANJANG MENGGUNAKAN SIMULASI UNTUK APLIKASI LTE FREKUENSI 2.3 GHZ

ANALISIS ANTENA MIKROSTRIP ARRAY BENTUK LINGKARAN DAN PERSEGI PANJANG MENGGUNAKAN SIMULASI UNTUK APLIKASI LTE FREKUENSI 2.3 GHZ ANALISIS ANTENA MIKROSTRIP ARRAY BENTUK LINGKARAN DAN PERSEGI PANJANG MENGGUNAKAN SIMULASI UNTUK APLIKASI LTE FREKUENSI 2.3 GHZ Rio Juli Henda*, Yusnita Rahayu**, Ey Safianti** *Alumni Teknik Elekto Univesitas

Lebih terperinci

PERANCANGAN ANTENA PLANAR MENGGUNAKAN STRUKTUR SPIRAL RESONATOR (SR) SEBAGAI INKLUSI MAGNETIK TIRUAN UNTUK APLIKASI FREKUENSI 2,4 2,5 GHz.

PERANCANGAN ANTENA PLANAR MENGGUNAKAN STRUKTUR SPIRAL RESONATOR (SR) SEBAGAI INKLUSI MAGNETIK TIRUAN UNTUK APLIKASI FREKUENSI 2,4 2,5 GHz. PERANCANGAN ANTENA PLANAR MENGGUNAKAN STRUKTUR SPIRAL RESONATOR (SR) SEBAGAI INKLUSI MAGNETIK TIRUAN UNTUK APLIKASI FREKUENSI 2,4 2,5 GHz Oleh: Riza Zakaia Helmi, Pembimbing Petama : I. Moch Yunus, M.Eng.

Lebih terperinci

MUATAN LISTRIK DAN HUKUM COULOMB. ' r F -F

MUATAN LISTRIK DAN HUKUM COULOMB. ' r F -F MUATAN LISTRIK AN HUKUM COULOMB q k ' qq' ˆ - - Matei Kuliah isika asa II (Pokok Bahasan 1) MUATAN LISTRIK AN HUKUM COULOMB s. Ishafit, M.Si. Pogam Stui Peniikan isika Univesitas Ahma ahlan, 5 Muatan Listik

Lebih terperinci

Torsi Rotor Motor Induksi 3. Perbaikan Faktor Daya

Torsi Rotor Motor Induksi 3. Perbaikan Faktor Daya SUDI EBAIKAN OSI DAN EFISIENSI MOO INDUKSI IGA FASA DENGAN MEMEBAIKI FAKO DAYA MOO INDUKSI Muhammad Fahmi Syawali izki, A.achman Hasibuan Konsentasi eknik Enegi Listik, Depatemen eknik Elekto Fakultas

Lebih terperinci

BAB II MEDAN LISTRIK DI SEKITAR KONDUKTOR SILINDER

BAB II MEDAN LISTRIK DI SEKITAR KONDUKTOR SILINDER BAB II MDAN ISTRIK DI SKITAR KONDUKTOR SIINDR II. 1 Hukum Coulomb Chales Augustin Coulomb (1736-1806), adalah oang yang petama kali yang melakukan pecobaan tentang muatan listik statis. Dai hasil pecobaannya,

Lebih terperinci

STUDI PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH ARRAY SEGITIGA TRIPLE BAND ( 2,3 GHz, 3,3 GHz DAN 5,8 GHz )

STUDI PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH ARRAY SEGITIGA TRIPLE BAND ( 2,3 GHz, 3,3 GHz DAN 5,8 GHz ) STUDI PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH ARRAY SEGITIGA TRIPLE BAND (,3 GHz, 3,3 GHz DAN 5, GHz ) Ibahim Sinaa, Ali Hanafiah Rambe Depatemen Teknik Elekto Fakultas Teknik Univesitas Sumatea Utaa Jl. Almamate,

Lebih terperinci

Mata Pelajaran : FISIKA Satuan Pendidikan : SMA. Jumlah Soal : 40 Bentuk Soal : Pilihan Ganda

Mata Pelajaran : FISIKA Satuan Pendidikan : SMA. Jumlah Soal : 40 Bentuk Soal : Pilihan Ganda F 1 F Mata Pelajaan : FISIKA Satuan Pendidikan : SMA Pogam : IPA Jumlah Soal : 40 Bentuk Soal : Pilihan Ganda 1. Posisi skala utama dan skala nonius sebuah jangka soong ditunjukkan sepeti pada gamba beikut

Lebih terperinci

Fisika Dasar I (FI-321)

Fisika Dasar I (FI-321) Fisika Dasa I (FI-31) Topik hai ini (minggu ) Geak dalam Satu Dimensi (Kinematika) Keangka Acuan & Sistem Koodinat Posisi dan Pepindahan Kecepatan Pecepatan GLB dan GLBB Geak Jatuh Bebas Mekanika Bagian

Lebih terperinci

LISTRIK STATIS. F k q q 1. Gambar. Saling tarik menarik. Saling tolak-menolak. Listrik Statis * MUATAN LISTRIK.

LISTRIK STATIS. F k q q 1. Gambar. Saling tarik menarik. Saling tolak-menolak. Listrik Statis * MUATAN LISTRIK. * MUATAN LISTRIK. LISTRIK STATIS Suatu pengamatan dapat mempelihatkan bahwa bila sebatang gelas digosok dengan kain wool atau bulu domba; batang gelas tesebut mampu menaik sobekan-sobekan ketas. Ini menunjukkan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. S 12 Gambar 2-1. Jaringan Dua Port dan Parameter-S

BAB II DASAR TEORI. S 12 Gambar 2-1. Jaringan Dua Port dan Parameter-S BAB II DAAR TEORI. PARAMETER Paamete digunakan untuk mempeole kaakteistik dai suatu jaingan dua pot yang beopeasi pada fekuensi tinggi. Paamete lain sepeti H, Y, dan tidak bisa meepesentasikan jaingan

Lebih terperinci

Dina Angela #1,Yuyu Wahyu *2, Tony A Porayouw #3. Jln Dipatiukur no.80-84, Bandung, Jawa Barat 1

Dina Angela #1,Yuyu Wahyu *2, Tony A Porayouw #3. Jln Dipatiukur no.80-84, Bandung, Jawa Barat 1 Junal Telematika, vol.8 no., Institut Teknologi Haapan Bangsa, Bandung, Indonesia Desain dan Implementasi Antena Susunan Mikostip Patch Pesegi Panjang Empat Elemen pada, GHz Menggunakan Teknik Pencatuan

Lebih terperinci

BAB PENERAPAN HUKUM-HUKUM NEWTON

BAB PENERAPAN HUKUM-HUKUM NEWTON 1 BAB PENERAPAN HUKUM-HUKUM NEWTON Sebelumnya telah dipelajai tentang hukum Newton: hukum I tentang kelembaban benda, yang dinyatakan oleh pesamaan F = 0; hukum II tentang hubungan gaya dan geak, yang

Lebih terperinci

MAKALAH SABUK ELEMEN MESIN

MAKALAH SABUK ELEMEN MESIN MAKALAH SABUK ELEMEN MESIN Disusun Oleh : IWAN APRIYAN SYAM SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NUSA PUTRA KATA PENGANTAR Puji syuku kami panjatkan kehadiat Tuhan yang Maha Esa atas limpahan ahmat dan kaunia-nya,sehingga

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR ANALISIS KARAKTERISTIK SALURAN TRANSMISI MIKROSTRIP

TUGAS AKHIR ANALISIS KARAKTERISTIK SALURAN TRANSMISI MIKROSTRIP TUGAS AKHIR ANALISIS KARAKTERISTIK SALURAN TRANSMISI MIKROSTRIP O L E H LEMUEL ARTIOS L. TOBING 05 0402 053 DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009 ABSTRAK Saluan

Lebih terperinci

Perancangan Butler matrix 4x4 pada Frekuensi 1,27 GHz untuk Aplikasi Synthetic Aperture Radar (SAR)

Perancangan Butler matrix 4x4 pada Frekuensi 1,27 GHz untuk Aplikasi Synthetic Aperture Radar (SAR) Peancangan Butle matix 4x4 pada Fekuensi 1,27 GHz untuk Aplikasi Synthetic Apetue Rada (SAR) Nu Kamila 1, Bambang Setia Nugoho 2, Budi Syihabuddin 3 Fakultas Teknik Elekto,Univesitas Telkom Bandung Nukamila25@gmail.com

Lebih terperinci

PERANCANGAN BUTLER MATRIKS 4X4 UNTUK PENGARAHAN BERKAS ANTENA PADA STASIUN BUMI

PERANCANGAN BUTLER MATRIKS 4X4 UNTUK PENGARAHAN BERKAS ANTENA PADA STASIUN BUMI Semina Nasional Inovasi Dan Aplikasi Teknologi Di Industi 2017 ISSN 2085-4218 ITN Malang, 4 Pebuai 2017 PERANCANGAN BUTLER MATRIKS 4X4 UNTUK PENGARAHAN BERKAS ANTENA PADA STASIUN BUMI Chistian Mahadhika

Lebih terperinci

Aplikasi Substrat Alumina Pada Antena Mikrostrip Patch Persegi Untuk Komunikasi Bergerak Pada Frekuensi (3,3-3,4 ) GHz.

Aplikasi Substrat Alumina Pada Antena Mikrostrip Patch Persegi Untuk Komunikasi Bergerak Pada Frekuensi (3,3-3,4 ) GHz. Aplikasi Substat Alumina Pada Antena Mikostip Patc Pesegi Untuk Komunikasi Begeak Pada Fekuensi (3,3-3,4 ) GHz. Si Hadiati*, Yuyu ayu *, Suci Ramadita ** *)Peneliti Pusat Penelitian Elektonika dan Telekomunikasi

Lebih terperinci

LISTRIK STATIS. F k q q 1. k 9.10 Nm C 4. 0 = permitivitas udara atau ruang hampa. Handout Listrik Statis

LISTRIK STATIS. F k q q 1. k 9.10 Nm C 4. 0 = permitivitas udara atau ruang hampa. Handout Listrik Statis LISTIK STATIS * HUKUM COULOM. ila dua buah muatan listik dengan haga q dan q, saling didekatkan, dengan jaak pisah, maka keduanya akan taik-menaik atau tolak-menolak menuut hukum Coulomb adalah: ebanding

Lebih terperinci

Gambar 4.3. Gambar 44

Gambar 4.3. Gambar 44 1 BAB HUKUM NEWTON TENTANG GERAK Pada bab kita telah membahas sifat-sifat geak yang behubungan dengan kecepatan dan peceaptan benda. Pembahasan pada Bab tesesbut menjawab petanyaan Bagaimana sebuah benda

Lebih terperinci

VIII. ALIRAN MELALUI LUBANG DAN PELUAP

VIII. ALIRAN MELALUI LUBANG DAN PELUAP VIII. ALIRAN MELALUI LUBANG DAN PELUAP 8.. Penahuluan Lubang aalah bukaan paa ining atau asar tangki imana zat cair mengalir melaluinya. Lubang tersebut bisa berbentuk segi empat, segi tiga, ataupun lingkaran.

Lebih terperinci

(MAJALAH ILMIAH FAKULTAS TEKNIK - UNPAK) Hal.» Kata Pengantar i» Daftar Isi ii

(MAJALAH ILMIAH FAKULTAS TEKNIK - UNPAK) Hal.» Kata Pengantar i» Daftar Isi ii ISSN 1411-597 (MAJALAH ILMIAH FAKULTAS TEKNIK - UNPAK) Volume II, Edisi 4, Peiode Januai-Juni 14 Hal.» Kata Penganta i» Dafta Isi ii» Analisa Pengauh Pelebaan Jalan Raya Tehadap Tingkat Pelayanan Jalan

Lebih terperinci

PERANCANGAN ESTIMATOR TAHANAN ROTOR MOTOR INDUKSI TIGA FASA PADA PENGENDALIAN TANPA SENSOR KECEPATAN

PERANCANGAN ESTIMATOR TAHANAN ROTOR MOTOR INDUKSI TIGA FASA PADA PENGENDALIAN TANPA SENSOR KECEPATAN PERANCANGAN ESTIMATOR TAHANAN ROTOR MOTOR INDUKSI TIGA FASA PADA PENGENDALIAN TANPA SENSOR KECEPATAN Akhma Musafa 1 1 Pogam Stui Teknik Elekto, Fakultas Teknik, Univesitas Bui Luhu Jl. Cileug Raya Petukangan

Lebih terperinci

SOAL-SOAL LATIHAN OLIMPIADE DAN SOLUSINYA

SOAL-SOAL LATIHAN OLIMPIADE DAN SOLUSINYA SO-SO IHN OIMPID DN SOUSINY Diamete Suut. (SOP 007) JIka iamete suut Matahai iamati oleh astonot yang mengobit planet keil Pluto paa jaak 9 S, maka besanya aalah. C. 7. 9. 0 D. 9. (SOK 009) Nebula M0 yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang kopling, B. Tujuan C. Batasan Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang kopling, B. Tujuan C. Batasan Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Lata Belakang Dalam kehiupan sehai-hai kenaaan meupakan saana tepenting alamsistem tanspotasi an sangat ibutuhkan. Ie pengembangan saana tanspotasi yang kian bekembang, menunjukkan

Lebih terperinci

BAB MEDAN DAN POTENSIAL LISTRIK

BAB MEDAN DAN POTENSIAL LISTRIK 1 BAB MEDAN DAN POTENSIAL LISTRIK 4.1 Hukum Coulomb Dua muatan listik yang sejenis tolak-menolak dan tidak sejenis taik menaik. Ini beati bahwa antaa dua muatan tejadi gaya listik. Bagaimanakah pengauh

Lebih terperinci

BAB 5 ANALISIS RIAK ARUS KELUARAN INVERTER PWM LIMA FASA DENGAN BEBAN TERHUBUNG BINTANG

BAB 5 ANALISIS RIAK ARUS KELUARAN INVERTER PWM LIMA FASA DENGAN BEBAN TERHUBUNG BINTANG BAB 5 ANALII RIAK ARU KELUARAN INVERER PWM LIMA FAA DENGAN BEBAN ERHUBUNG BINANG 5. Penahuluan Paa bab ebelumnya telah ijelakan bahwa paa item multifaa, hubungan antaa iak au keluaan inete beban poligon

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengenalan Moto Induksi [1] Moto induksi meupakan moto listik aus bolak balik (ac) yang paling luas digunakan, Penamaannya beasal dai kenyataan bahwa moto ini bekeja bedasakan

Lebih terperinci

KALKULUS VARIASI JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FPMIPA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KALKULUS VARIASI JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FPMIPA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA KALKULUS VARIASI JURUSAN PENDIDIKAN ISIKA PMIPA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Smak Petanaan! Bang A B Bentuk kuva apakah ang menunjukkan jaak tepenek ang menghubung-kan ttk A an ttk B alam bang ata

Lebih terperinci

FISIKA 2 (PHYSICS 2) 2 SKS

FISIKA 2 (PHYSICS 2) 2 SKS Lab Elektonika Industi isika SILABI a. Konsep Listik b. Sumbe Daya Listik c. Resistansi dan Resisto d. Kapasistansi dan Kapasito e. Rangkaian Listik Seaah f. Konsep Elekto-Magnetik g. Induktansi dan Indukto

Lebih terperinci

II. KINEMATIKA PARTIKEL

II. KINEMATIKA PARTIKEL II. KINEMATIKA PARTIKEL Kinematika adalah bagian dai mekanika ang mempelajai tentang geak tanpa mempehatikan apa/siapa ang menggeakkan benda tesebut. Bila gaa penggeak ikut dipehatikan, maka apa ang dipelajai

Lebih terperinci

GRAFITASI. F = G m m 1 2. F = Gaya grafitasi, satuan : NEWTON. G = Konstanta grafitasi, besarnya : G = 6,67 x 10-11

GRAFITASI. F = G m m 1 2. F = Gaya grafitasi, satuan : NEWTON. G = Konstanta grafitasi, besarnya : G = 6,67 x 10-11 GRAFITASI Si Isaac Newton yang tekenal dengan hukum-hukum Newton I, II dan III, juga tekenal dengan hukum Gafitasi Umum. Didasakan pada patikel-patikel bemassa senantiasa mengadakan gaya taik menaik sepanjang

Lebih terperinci

MEDAN LISTRIK STATIS

MEDAN LISTRIK STATIS Listik Statis 1 * MUATAN LISTRIK. MEDAN LISTRIK STATIS Suatu pengamatan dapat mempelihatkan bahwa bila sebatang gelas digosok dengan kain wool atau bulu domba; batang gelas tesebut mampu menaik sobekan-sobekan

Lebih terperinci

III. TEORI DASAR. Metoda gayaberat menggunakan hukum dasar, yaitu Hukum Newton tentang

III. TEORI DASAR. Metoda gayaberat menggunakan hukum dasar, yaitu Hukum Newton tentang 14 III. TEORI DASAR A. Hukum Newton Metoda gayabeat menggunakan hukum dasa, yaitu Hukum Newton tentang gavitasi dan teoi medan potensial. Newton menyatakan bahwa besa gaya taik menaik antaa dua buah patikel

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA A. Perambatan Bunyi di Luar Ruangan

TINJAUAN PUSTAKA A. Perambatan Bunyi di Luar Ruangan Kebisingan yang belebihan akan sangat bepengauh tehadap indea pendengaan. Seseoang yang telalu seing beada pada kawasan dengan kebisingan yang tinggi setiap hainya dapat mengalami gangguan pendengaan sementaa

Lebih terperinci

LISTRIK STATIS. Nm 2 /C 2. permitivitas ruang hampa atau udara 8,85 x C 2 /Nm 2

LISTRIK STATIS. Nm 2 /C 2. permitivitas ruang hampa atau udara 8,85 x C 2 /Nm 2 LISTIK STATIS A. Hukum Coulomb Jika tedapat dua muatan listik atau lebih, maka muatan-muatan listik tesebut akan mengalami gaya. Muatan yang sejenis akan tolak menolak sedangkan muatan yang tidak sejenis

Lebih terperinci

Program Komputer Berbasis Delphi untuk Analisis Perhitungan Persebaran Dosis Radiasi Pesawat Sinar-X dalam Bentuk Kurva Isodosis

Program Komputer Berbasis Delphi untuk Analisis Perhitungan Persebaran Dosis Radiasi Pesawat Sinar-X dalam Bentuk Kurva Isodosis Pogam Kompute Bebasis Delphi untuk Analisis Pehitungan Pesebaan Dosis Raiasi Pesawat Sina-X alam Bentuk Kuva Isoosis Anggata Azzantyawan, Monjo, Pobo Waseso 3,3 Juusan Teknik Fisika FT UGM Jln. Gafika

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1. Pengertian Umum

BAB II DASAR TEORI 2.1. Pengertian Umum BAB II DASAR TEORI.1. Pengetian Umum Gokat meupakan salah satu poduk yang saat dengan teknologi dan pekembangan. Ditinjau dai segi komponen, Gokat mempunyai beagam komponen didalamnya, namun secaa gais

Lebih terperinci

Antena Mikrostrip Bentuk Segitiga Pencatuan Langsung Dengan Frekuensi Kerja 2,4 GHz (Frekuensi WIFI)

Antena Mikrostrip Bentuk Segitiga Pencatuan Langsung Dengan Frekuensi Kerja 2,4 GHz (Frekuensi WIFI) Ampliie Vol. 6 No. 2, Mei 2016 Antena Mikostip Bentuk Segitiga Pencatuan Langsung Dengan Fekuensi Keja 2,4 GHz (Fekuensi WIFI) Junas Haidi* 1 Pogam Studi Teknik Elekto Univesitas Bengkulu, E-mail: junas.haidi@unib.ac.id

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS VEKTOR

BAB 3 ANALISIS VEKTOR NLISIS VEKTOR.. Penahuluan Vekto meupakan suatu besaan ang mempunai aah. Vekto inatakan engan besa vekto an aahna. Penggambaan vekto begantung paa sistem kooinat ang ipilih. Paa bab sebelumna telah ibahas

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA dan LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA dan LANDASAN TEORI BAB TINJAUAN PUSTAKA dan LANDASAN TEORI.1 Pendahuluan Secara umum, antena adalah sebuah perangkat yang mentransformasikan sinyal EM dari saluran transmisi kedalam bentuk sinyal radiasi gelombang EM dalam

Lebih terperinci

Studi Pemrosesan dan Visualisasi Data Ground Penetrating Radar

Studi Pemrosesan dan Visualisasi Data Ground Penetrating Radar Studi Pemosesan dan Visualisasi Data Gound Penetating Rada Yudi Yulius M Pusat Penelitian Elektonika dan Telekomunikasi - LIPI yudi@ppet.lipi.go.id Yuyu Wahyu Pusat Penelitian Elektonika dan Telekomunikasi

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ANTENA RECTANGULAR PATCH ARRAY SWITCHED BEAM PADA RANGE FREKUENSI KERJA MHz

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ANTENA RECTANGULAR PATCH ARRAY SWITCHED BEAM PADA RANGE FREKUENSI KERJA MHz PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ANTENA RECTANGULAR PATCH ARRAY SWITCHED BEAM PADA RANGE FREKUENSI KERJA 2400-2483.5 MHz Publikasi Junal Skipsi Disusun oleh: SOFYAN ARIE SANDI NIM. 0710630084-63 KEMENTERIAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Gerak Melingkar. Gravitasi. hogasaragih.wordpress.com

Gerak Melingkar. Gravitasi. hogasaragih.wordpress.com Geak Melingka Gavitasi Kinematika Geak Melingka Beatuan Sebuah benda yang begeak membentuk suatu lingkaan dengan laju konstan v dikatakan mengalami geak melingka beatuan. Besa kecapatan dalam hal ini tetap

Lebih terperinci

PERSAMAAN DIFFERENSIAL PARSIAL DALAM KOORDINAT SILINDIRS PADA MASALAH KONDUKSI PANAS

PERSAMAAN DIFFERENSIAL PARSIAL DALAM KOORDINAT SILINDIRS PADA MASALAH KONDUKSI PANAS PERSAMAAN DIFFERENSIAL PARSIAL DALAM KOORDINA SILINDIRS PADA MASALAH KONDUKSI PANAS Agung Hanayanto Absta Poses pepinahan panas/enegi melalui suatu meia at paat atau ai yang tejai aena onta langsung iantaa

Lebih terperinci

Momentum Sudut (Bagian 2)

Momentum Sudut (Bagian 2) Momentum Suut Bagian Pengenaan Konsep otasi aam Mekanika Kuantum:. Sistem Kooinat Boa. Hamonia Sfeis Spheica Hamonics 3. Momentum Suut Obita 4. Momentum Suut Intinsik Spin Pesamaan Schöinge aam tiga -

Lebih terperinci

INDUKSI ELEKTROMAGNETIK

INDUKSI ELEKTROMAGNETIK INDUKSI ELEKTROMAGNETIK Oleh : Saba Nuohman,M.Pd Ke Menu Utama Pehatikan Tampilan eikut agaimana Listik dipoduksi dalam skala besa? Apakah batu bateai atau Aki saja bisa memenuhi kebutuhan listik manusia?

Lebih terperinci

Gerak Melingkar. B a b 4. A. Kecepatan Linear dan Kecepatan Anguler B. Percepatan Sentripetal C. Gerak Melingkar Beraturan

Gerak Melingkar. B a b 4. A. Kecepatan Linear dan Kecepatan Anguler B. Percepatan Sentripetal C. Gerak Melingkar Beraturan B a b 4 Geak Melingka Sumbe: www.ealcoastes.com Pada bab ini, Anda akan diajak untuk dapat meneapkan konsep dan pinsip kinematika dan dinamika benda titik dengan caa menganalisis besaan Fisika pada geak

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Data Langkah-Langkah Penelitian

METODE PENELITIAN Data Langkah-Langkah Penelitian METODE PENELITIAN Data Inonesia merupakan salah satu negara yang tiak mempunyai ata vital statistik yang lengkap. Dengan memperhatikan hal tersebut, sangat tepat menggunakan Moel CPA untuk mengukur tingkat

Lebih terperinci

Teori Dasar Medan Gravitasi

Teori Dasar Medan Gravitasi Modul Teoi Dasa Medan Gavitasi Teoi medan gavitasi didasakan pada hukum Newton tentang medan gavitasi jagat aya. Hukum medan gavitasi Newton ini menyatakan bahwa gaya taik antaa dua titik massa m dan m

Lebih terperinci

Untuk semua cinta Untuk semua cita-cita Untuk semua kasih sayang Dari kedua orangtuaku yang begitu luar biasa.

Untuk semua cinta Untuk semua cita-cita Untuk semua kasih sayang Dari kedua orangtuaku yang begitu luar biasa. Untuk semua inta Untuk semua ita-ita Untuk semua kasih sayang Dai keua oangtuaku yang begitu lua biasa. GELOBNG SOLITER INTERNL PD LIRN TUNK (Stui kasus paa luia ua lapisan Oleh: SIDH G544 PROGR STUDI

Lebih terperinci

Sejarah. Charles Augustin de Coulomb ( )

Sejarah. Charles Augustin de Coulomb ( ) Medan Listik Sejaah Fisikawan Peancis Piestley yang tosi balance asumsi muatan listik Gaya (F) bebanding tebalik kuadat Pengukuan secaa matematis bedasakan ekspeimen Coulomb Chales Augustin de Coulomb

Lebih terperinci

Ini merupakan tekanan suara p(p) pada sembarang titik P dalam wilayah V seperti yang. (periode kedua integran itu).

Ini merupakan tekanan suara p(p) pada sembarang titik P dalam wilayah V seperti yang. (periode kedua integran itu). 7.3. Tansmisi Suaa Melalui Celah 7.3.1. Integal Kichhoff Cukup akses yang bebeda untuk tik-tik difaksi disediakan oleh difaksi yang tepisahkan dapat dituunkan dai teoema Geen dalam analisis vekto. Hal

Lebih terperinci

Aplikasi Substrat Alumina Pada Antena Mikrostrip Patch Persegi Untuk Komunikasi Bergerak Pada Frekuensi (3,3-3,4 ) GHz.

Aplikasi Substrat Alumina Pada Antena Mikrostrip Patch Persegi Untuk Komunikasi Bergerak Pada Frekuensi (3,3-3,4 ) GHz. Te t Industial Electonics Semina (IES ) Electonics Engineeing Polytecnic Institute of Suabaya (EEPIS), Indonesia, Nopembe 3, Communication and Netwok System Aplikasi Substat Alumina Pada Antena Mikostip

Lebih terperinci

6. Soal Ujian Nasional Fisika 2015/2016 UJIAN NASIONAL

6. Soal Ujian Nasional Fisika 2015/2016 UJIAN NASIONAL 6. Soal Ujian Nasional Fisika 015/016 UJIAN NASIONAL Mata Pelajaan : Fisika Jenjang : SMA/MA Pogam Studi : IPA Hai/Tanggal : Rabu, 6 Apil 016 Jam : 10.30 1.30 PETUNJUK UMUM 1. Isikan nomo ujian, nama peseta,

Lebih terperinci

FISIKA. Sesi LISTRIK STATIK A. GAYA COULOMB

FISIKA. Sesi LISTRIK STATIK A. GAYA COULOMB ISIKA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 04 Sesi NGAN LISTRIK STATIK A. GAYA COULOMB Jika tedapat dua atau lebih patikel bemuatan, maka antaa patikel tesebut akan tejadi gaya taik-menaik atau tolak-menolak

Lebih terperinci

1 Sistem Koordinat Polar

1 Sistem Koordinat Polar 1 Sistem Koodinat ola ada kuliah sebelumna, kita selalu menggunakan sistem koodinat Katesius untuk menggambakan lintasan patikel ang begeak. Koodinat Katesius mudah digunakan saat menggambakan geak linea

Lebih terperinci

BAB 2 SALURAN TRANSMISI SISTEM TENAGA LISTRIK

BAB 2 SALURAN TRANSMISI SISTEM TENAGA LISTRIK BAB ALUAN TANM TEM TENAGA LTK.1 Pengetian Umum aluan Tansmisi Pusat pembangkit tenaga listik biasanya letaknya jauh dai tempat-tempat dimana tenaga listik itu digunakan. Kaena itu, tenaga listik yang dibangkitkan

Lebih terperinci

PERCOBAAN 14 RANGKAIAN BAND-PASS FILTER AKTIF

PERCOBAAN 14 RANGKAIAN BAND-PASS FILTER AKTIF EOBAAN 4 ANGKAIAN BAND-ASS FILTE AKTIF 4. Tujuan : ) Mendemonstasikan pinsip keja dan kaakteistik dai suatu angkaian akti band-pass ilte dengan menggunakan op-amp 74. ) Band-pass ilte melewatkan semua

Lebih terperinci

Gerak melingkar beraturan

Gerak melingkar beraturan 13/10/01 Geak melingka beatuan geak melingka beatuan adalah geak dimensi dengan laju tetap, Aahnya beubah kecepatan beubah v i = vekto kecepatan awal v f = vekto kecepatan akhi θ = pepindahan sudut Gamba

Lebih terperinci

BAB 11 GRAVITASI. FISIKA 1/ Asnal Effendi, M.T. 11.1

BAB 11 GRAVITASI. FISIKA 1/ Asnal Effendi, M.T. 11.1 BAB 11 GRAVITASI Hukum gavitasi univesal yang diumuskan oleh Newton, diawali dengan bebeapa pemahaman dan pengamatan empiis yang telah dilakukan oleh ilmuwan-ilmuwan sebelumnya. Mula-mula Copenicus membeikan

Lebih terperinci

dengan dimana adalah vektor satuan arah radial keluar. F r q q

dengan dimana adalah vektor satuan arah radial keluar. F r q q MEDAN LISTRIK 1 2.1 Medan Listik Gaya Coulomb di sekita suatu muatan listik akan membentuk medan listik. Dalam membahas medan listik, digunakan pengetian kuat medan. Untuk medan gaya Coulomb, kuat medan

Lebih terperinci

: Dr. Budi Mulyanti, MSi. Pertemuan ke-2 CAKUPAN MATERI 1. MEDAN LISTRIK 2. INTENSITAS/ KUAT MEDAN LISTRIK 3. GARIS GAYA DAN FLUKS LISTRIK

: Dr. Budi Mulyanti, MSi. Pertemuan ke-2 CAKUPAN MATERI 1. MEDAN LISTRIK 2. INTENSITAS/ KUAT MEDAN LISTRIK 3. GARIS GAYA DAN FLUKS LISTRIK MATA KULIAH KOD MK Dosen : FISIKA DASAR II : L-1 : D. Budi Mulyanti, MSi Petemuan ke- CAKUPAN MATRI 1. MDAN LISTRIK. INTNSITAS/ KUAT MDAN LISTRIK 3. GARIS GAYA DAN FLUKS LISTRIK SUMBR-SUMBR: 1. Fedeick

Lebih terperinci

LISTRIK MAGNET. potensil listrik dan energi potensial listrik

LISTRIK MAGNET. potensil listrik dan energi potensial listrik LISTRIK MGNET potensil listik dan enegi potensial listik OLEH NM : 1.Feli Mikael asablolon(101057034).salveius Jagom(10105709) 3. Vinsensius Y Sengko (101057045) PROGRM STUDI PENDIDIKN FISIK JURUSN PENDIDIKN

Lebih terperinci

FISIKA DASAR 2 PERTEMUAN 2 MATERI : POTENSIAL LISTRIK

FISIKA DASAR 2 PERTEMUAN 2 MATERI : POTENSIAL LISTRIK UNIVERSITAS BUANA PERJUANGAN KARAWANG Teknik Industi FISIKA DASAR PERTEMUAN MATERI : POTENSIAL LISTRIK SILABI FISIKA DASAR Muatan dan Medan Listik Potensial Listik Kapasito dan Dielektik Aus dan Resistansi

Lebih terperinci

BAB VII PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN PENGAMAN

BAB VII PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN PENGAMAN BAB VII PERITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN PENGAMAN 94 BAB VII PERITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN PENGAMAN 7. UMUM Dai pemilihan altenative angunan pantai yang telah iahas paa a seelumnya angunan pengaman yang ipilih

Lebih terperinci

dan E 3 = 3 Tetapi integral garis dari keping A ke keping D harus nol, karena keduanya memiliki potensial yang sama akibat dihubungkan oleh kawat.

dan E 3 = 3 Tetapi integral garis dari keping A ke keping D harus nol, karena keduanya memiliki potensial yang sama akibat dihubungkan oleh kawat. E 3 E 1 -σ 3 σ 3 σ 1 1 a Namakan keping paling atas aalah keping A, keping keua ari atas aalah keping B, keping ketiga ari atas aalah keping C an keping paling bawah aalah keping D E 2 muatan bawah keping

Lebih terperinci

Fisika Dasar I (FI-321)

Fisika Dasar I (FI-321) Fisika Dasa I (FI-321) Topik hai ini (minggu 7) Geak Rotasi Kinematika Rotasi Dinamika Rotasi Kekekalan Momentum Sudut Geak Menggelinding Kinematika Rotasi Pepindahan Sudut Riview geak linea: Pepindahan,

Lebih terperinci

Kata. Kunci. E ureka. A Gerak Melingkar Beraturan

Kata. Kunci. E ureka. A Gerak Melingkar Beraturan Kata Kunci Geak melingka GM (Geak Melingka eatuan) GM (Geak Melingka eubah eatuan) Hubungan oda-oda Pada bab sebelumnya, kita sudah mempelajai geak luus. Di bab ini, kita akan mempelajai geak dengan lintasan

Lebih terperinci

Perencanaan dan Pembuatan Antena UWB (Ultra Wide Band)Mahkota (Crown Antenna)

Perencanaan dan Pembuatan Antena UWB (Ultra Wide Band)Mahkota (Crown Antenna) 24 Peencanaan dan Pembuatan Antena UWB (Ulta Wide Band)Mahkota (Cown Antenna) Rudy Yuwono,ST.,MSc. Abstak -Kemajuan teknologi komunikasi menunjukkan pekembangan yang sangat pesat, khususnya komunikasi

Lebih terperinci

PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGITIGA POLARISASI LINGKARAN UNTUK APLIKASI GLOBAL POSITIONING SERVICE (GPS) PADA SATELIT MIKRO LAPAN- TUBSAT

PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGITIGA POLARISASI LINGKARAN UNTUK APLIKASI GLOBAL POSITIONING SERVICE (GPS) PADA SATELIT MIKRO LAPAN- TUBSAT PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGITIGA POLARISASI LINGKARAN UNTUK APLIKASI GLOBAL POSITIONING SERVICE (GPS) PADA SATELIT MIKRO LAPAN- TUBSAT M.Dasono 1 ABSTRACT A micostip antenna design with ciculaly

Lebih terperinci

MODEL INVENTORI SINGLE STOCKING POINT-SINGLE COMMODITY DENGAN TINGKAT PERMINTAAN KONSTAN LILIS SUSILAWATI

MODEL INVENTORI SINGLE STOCKING POINT-SINGLE COMMODITY DENGAN TINGKAT PERMINTAAN KONSTAN LILIS SUSILAWATI MODEL INVENTORI SINGLE STOCKING POINT-SINGLE COMMODITY DENGAN TINGKAT PERMINTAAN KONSTAN LILIS SUSILAWATI DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

Fisika Dasar I (FI-321)

Fisika Dasar I (FI-321) Fisika Dasa I (FI-321) Topik hai ini (minggu 7) Geak Rotasi Kinematika Rotasi Dinamika Rotasi Kekekalan Momentum Sudut Geak Menggelinding Kinematika Rotasi RIVIEW Riview geak linea: Pepindahan, kecepatan,

Lebih terperinci

Hand Out Fisika II MEDAN LISTRIK. Medan listrik akibat muatan titik Medan listrik akibat muatan kontinu Sistem Dipol Listrik

Hand Out Fisika II MEDAN LISTRIK. Medan listrik akibat muatan titik Medan listrik akibat muatan kontinu Sistem Dipol Listrik MDAN LISTRIK Medan listik akibat muatan titik Medan listik akibat muatan kontinu Sistem Dipol Listik Mach 7 Definisi Medan Listik () Medan listik pada muatan uji q didefinisikan sebagai gaya listik pada

Lebih terperinci