BAB 4 : KEUANGAN DAERAH
|
|
- Sri Halim
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB 4 KEUANGAN DAERAH BAB 4 : KEUANGAN DAERAH Penghimpunan pendapatan dan penyerapan belanja APBD Pemerintah Provinsi Gorontalo selama triwulan laporan meningkat secara nominal, namun dilihat dari persentase realisasi terhadap target anggaran menunjukkan penurunan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Penurunan persentase realisasi terhadap target anggaran nampak pada pos belanja langsung sementara di sisi pendapatan terjadi pada penghimpunan pendapatan asli daerah (PAD). 4.1 PENDAPATAN DAERAH Pada triwulan II-2012, secara keseluruhan nilai nominal realisasi pendapatan APBD mengalami peningkatan namun dilihat dari persentase terhadap target anggaran menurun. Secara nominal, realisasi pendapatan triwulan II-2012 sebesar Rp 499,72 Miliar dengan persentase realisasi mencapai 54,71% dari target anggaran APBD Sementara pada periode yang sama tahun sebelumnya, realisasi pendapatan triwulan II-2011 tercatat sebesar Rp 356,79 Miliar dengan capaian 56,04% dari target anggaran APBD Penurunan persentase realisasi pendapatan APBD terhadap target anggaran 2012 nampak pada pos Pendapatan Asli Daerah, sementara untuk Pos Dana Perimbangan meningkat. Realisasi Pendapatan Asli Daerah pada triwulan II-2012 tercatat sebesar Rp 81,86 Miliar atau sebesar 50,64% dari target anggaran 2012 sementara pada periode yang sama tahun sebelumnya tercatat sebesar Rp 74,59 Miliar atau sebesar 60,52% dari target anggaran Penurunan persentase realisasi PAD diperkirakan sebagai efek dari penerapan kebijakan pembebasan BBN (Bea Balik Nama) untuk mobil diluar plat nomor Gorontalo dan Pajak kendaraan selama setahun untuk mobil/motor dari luar wilayah yang melakukan mutasi ke nomor polisi Gorontalo. Kebijakan dimaksud diterapkan Pemerintah Daerah selama semester I Realisasi Dana Perimbangan pada triwulan II-2012 tercatat sebesar Rp 360,01 Miliar atau sebesar 57,13% dari target anggaran 2012 sementara pada periode yang sama tahun sebelumnya tercatat sebesar Rp 279,49 Miliar atau sebesar 54,39% dari target anggaran Peningkatan realisasi terutama berasal dari Pos Dana Bagi hasil Pajak/Bukan Pajak terutama bersumber dari penghimpunan Pajak Bumi dan Bangunan yang meningkat cukup besar. BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II
2 BAB 4 KEUANGAN DAERAH Tabel 4.1 Anggaran Induk dan Realisasi Penerimaan APBD Provinsi Gorontalo II-2011 II-2012 Pendapatan Daerah APBD 2011 Pencapaian APBD 2012 Pencapaian Nominal Nominal (%) (%) Pendapatan Asli Daerah , ,64 Pajak daerah , ,23 Pajak Kendaraan Bermotor , ,57 Pajak Kendaraan di Air Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor , ,22 Bea Balik Nama Kendaraan Di Air ,00 Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor , ,43 Pajak Air Permukaan , ,84 Pajak Air Bawah Tanah Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Retribusi Daerah Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah , ,52 Dana Perimbangan , ,13 Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak , ,16 Dana Alokasi Umum , ,33 Dana Alokasi Khusus , ,00 Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah ,56 Jumlah Pendapatan , ,71 Sumber : Badan Keuangan Prov. Gorontalo Dilihat dari pangsanya, komposisi dana perimbangan masih mendominasi APBD triwulan II-2012 sebesar 72,04% menurun dibandingkan pangsa dana perimbangan pada periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 78,34%. Demikian juga pangsa pembiayaan PAD mengalami penurunan. Peningkatan terjadi pada Pos Pendapatan Lain-lain yang pada triwulan II-2012 pangsanya mencapai 11,57% sementara pada periode yang sama tahun sebelumnya hanya sebesar 0.84%. Sumber : Badan Keuangan Prov. Gorontalo Tabel 4.2 Komposisi Penerimaan APBD Provinsi Gorontalo (dalam %) Pendapatan Daerah APBD 2011 II-2011 II-2012 APBD 2012 Nominal Komposisi (%) Nominal Komposisi (%) Pendapatan Asli Daerah , ,38 Pajak daerah , ,38 Pajak Kendaraan Bermotor , ,02 Pajak Kendaraan di Air Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor , ,29 Bea Balik Nama Kendaraan Di Air ,00 Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor , ,06 Pajak Air Permukaan , ,00 Pajak Air Bawah Tanah ,00 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Retribusi Daerah Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah , ,00 Dana Perimbangan , ,04 Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak , ,65 Dana Alokasi Umum , ,95 Dana Alokasi Khusus , ,44 Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah , ,57 Jumlah Pendapatan , , BELANJA DAERAH Pada triwulan II-2012, secara keseluruhan nilai nominal realisasi belanja APBD mengalami peningkatan namun dilihat dari persentase terhadap target anggaran menurun. Secara nominal, realisasi belanja daerah triwulan II-2012 sebesar Rp 365,71 Miliar dengan persentase realisasi mencapai 38,97% dari target anggaran APBD Sementara pada 40 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2012 BANK INDONESIA
3 BAB 4 KEUANGAN DAERAH periode yang sama tahun sebelumnya, realisasi pendapatan triwulan II-2011 tercatat sebesar Rp 304 Miliar dengan capaian 45,33% dari target anggaran APBD Penurunan persentase realisasi belanja daerah terhadap target anggaran 2012 nampak pada pos Belanja Langsung, sementara untuk Pos Belanja Tidak Langsung meningkat. Realisasi Pos Belanja Tidak Langsung pada triwulan II-2012 tercatat sebesar Rp 229 Miliar atau sebesar 49,12% dari target anggaran 2012 sementara pada periode yang sama tahun sebelumnya tercatat sebesar Rp 136 Miliar atau sebesar 43,78% dari target anggaran Peningkatan tersebut sebagai hasil kebijakan pemerintah terkait program pendidikan gratis. Tercatat Rp 72 Miliar dari Bantuan Operasional Sekolah (BOS) telah direalisasi selama triwulan II-2012 terdiri atas hibah BOS untuk pendidikan dasar sebesar Rp 57 Miliar dan hibah BOS untuk pendidikan menengah yang mencapai Rp 15 Miliar. Realisasi Pos Belanja Langsung pada triwulan II-2012 tercatat sebesar Rp 136 Miliar atau sebesar 28,95% dari target anggaran 2012 sementara pada periode yang sama tahun sebelumnya tercatat sebesar Rp 167 Miliar atau sebesar 46,67% dari target anggaran Penurunan tersebut sebagai dampak menurunnya penyerapan belanja modal dan belanja barang/jasa selama triwulan laporan. Tabel 4.3 Anggaran Induk dan Realisasi Belanja APBD Provinsi Gorontalo II-2011 II-2012 Belanja Daerah APBD 2011 Pencapaian APBDP 2012 Pencapaian Nominal Nominal (%) (%) Belanja Tidak Langsung , ,00 43, , ,00 49,12 Belanja Pegawai , ,00 45, , ,00 46,54 Belanja Subsidi , , Belanja Hibah , ,00 50, , ,00 61,42 Belanja Bantuan Sosial , ,00 56, , Belanja Bagi Hasil Kpd Prov/Kab/Kota dan Pem. Desa , ,00 36, , ,00 46,07 Belanja Bantuan Keuangan Kpd Prov/Kab/Kota dan Pem. D , ,00 42, , ,00 35,90 Belanja Tidak Terduga , ,00 12, , ,00 1,88 Belanja Langsung , ,00 46, , ,00 28,95 Belanja Pegawai , ,00 36, , ,00 32,41 Belanja Barang dan Jasa , ,00 48, , ,00 31,93 Belanja Modal , ,00 46, , ,00 22,15 Jumlah Belanja , ,00 45, , ,00 38,97 Sumber : Badan Keuangan Prov. Gorontalo Kualitas APBD Gorontalo triwulan II-2012 lebih diarahkan pada kepentingan konsumsi, hal ini tampak pada komposisi belanja konsumsi yang mencapai 91% sementara untuk belanja investasi hanya sebesar 9%. Tingginya belanja konsumsi sebagai dampak dari meningkatnya pengeluaran pemerintah untuk hibah dalam rangka menunjang program sekolah gratis. BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II
4 BAB 4 KEUANGAN DAERAH Belanja Daerah Sumber : Badan Keuangan Prov. Gorontalo Tabel 4.4 Komposisi Belanja APBD Provinsi Gorontalo APBD 2011 II-2011 II-2012 APBDP 2012 Nominal Komposisi (%) Nominal Komposisi (%) Belanja Tidak Langsung , ,00 44, , ,00 62,63 Belanja Pegawai , ,00 30, , ,00 30,74 Belanja Subsidi , , Belanja Hibah , ,00 6, , ,00 23,48 Belanja Bantuan Sosial , ,00 1, , Belanja Bagi Hasil Kpd Prov/Kab/Kota dan Pem. Desa , ,00 5, , ,00 6,89 Belanja Bantuan Keuangan Kpd Prov/Kab/Kota dan Pem. D , ,00 1, , ,00 1,49 Belanja Tidak Terduga , ,00 0, , ,00 0,03 Belanja Langsung , ,00 55, , ,00 37,37 Belanja Pegawai , ,00 3, , ,00 3,27 Belanja Barang dan Jasa , ,00 34, , ,00 25,27 Belanja Modal , ,00 17, , ,00 8,83 Jumlah Belanja , ,00 100, , ,00 100, KONTRIBUSI REALISASI APBD GORONTALO TERHADAP SEKTOR RIIL DAN UANG BEREDAR Kinerja fiskal selama triwulan II-2012 belum menunjukkan perubahan yang signifikan terhadap stimulan sektor riil. Realisasi anggaran konsumsi pemerintah memberikan pangsa 14,09%, sementara itu belanja modal memberikan pangsa 1,36%. Pangsa konsumsi pemerintah terhadap sektor riil mengalami kenaikan dibandingkan triwulan II-2011, hal ini terkait beberapa program hibah yang meningkat cukup tinggi. Pengaruh signifikan terasa pada sisi investasi, tercatat stimulan fiskal terhadap investasi sektor riil memberikan pangsa 1,36% menurun dibandingkan triwulan II-2011 yang mencapai 2,30%. Sementara apabila dilihat dari sisi anggaran masih terdapat surplus penerimaan sebesar Rp 133 Miliar dimana surplus tersebut lebih disebabkan karena realisasi belanja modal masih dibawah target anggaran. Tabel 4.5 Stimulus Fiskal APBD terhadap Sektor Riil Belanja Daerah APBD 2011 II-2011 II-2012 APBDP 2012 Nominal %PDRB Nominal %PDRB Konsumsi Pemerintah , ,09 Belanja Pegawai , ,25 Belanja Subsidi Belanja Hibah , ,63 Belanja Bantuan Sosial , Belanja Bagi Hasil Kpd Prov/Kab/Kota dan Pem. Desa , ,06 Belanja Bantuan Keuangan Kpd Prov/Kab/Kota dan Pem. D , ,23 Belanja Tidak Terduga , ,00 Belanja Barang dan Jasa , ,90 Pembentukan Modal Tetap Bruto , ,36 Belanja Modal , ,36 42 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2012 BANK INDONESIA
5 BAB 4 KEUANGAN DAERAH Di sisi pengaruhnya terhadap uang beredar, realisasi anggaran APBD Gorontalo sampai dengan akhir triwulan II-2012 menunjukkan kontraksi. Kontraksi terjadi karena realisasi dari penerimaan APBD lebih besar dibandingkan penyerapan belanja APBD. Surplus penerimaan mencapai Rp 133 Miliar lebih baik dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 52 Miliar. Tabel 4.6 Dampak APBD Terhadap Uang Beredar APBD APBD 2011 II-2011 II-2012 APBDP 2012 Nominal %PDRB Realisasi %PDRB Pendapatan , ,22 15, , ,94 21,11 Pendapatan Asli Daerah , ,22 3, , ,94 3,46 Dana Perimbangan , ,00 12, , ,00 15,21 Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak , ,00 0, , ,00 0,56 Dana Alokasi Umum , ,00 11, , ,00 14,35 Dana Alokasi Khusus , ,00 0, , ,00 0,30 Dana Darurat - - Dana Penyesuaian ,00 0, , ,00 2,44 Belanja , ,00 13, , ,00 15,45 Belanja Pegawai , ,00 4, , ,00 5,25 Belanja Subsidi , , Belanja Hibah , ,00 0, , ,00 3,63 Belanja Bantuan Sosial , ,00 0, , Belanja Bagi Hasil Kpd Prov/Kab/Kota dan Pem. Desa , ,00 0, , ,00 1,06 Belanja Bantuan Keuangan Kpd Prov/Kab/Kota dan Pem. D , ,00 0, , ,00 0,23 Belanja Tidak Terduga , ,00 0, , ,00 0,00 Belanja Barang dan Jasa , ,00 4, , ,00 3,90 Belanja Modal , ,36 Surplus/Defisit ( ) ,34 ( ) ,66 Pembiayaan Netto ( ) - - ( ) - - BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II
6 BAB 4 KEUANGAN DAERAH Halaman ini sengaja dikosongkan 44 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2012 BANK INDONESIA
7 BAB 5 SISTEM PEMBAYARAN BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN Transaksi sistem pembayaran tunai di Gorontalo pada triwulan II-2012 diwarnai oleh net outflow dan peningkatan persediaan uang layak edar. Hingga triwulan II-2012 juga sudah terdapat temuan uang palsu sebanyak enam lembar uang kertas. Sementara itu, sistem pembayaran non tunai transaksi kliring dan transaksi RTGS mengalami peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya. Peningkatan volume transaksi dalam sistem pembayaran tersebut diperkirakan akibat dari meningkatnya transaksi ekonomi pada triwulan laporan. 5.1 PERKEMBANGAN TRANSAKSI PEMBAYARAN TUNAI ALIRAN UANG KARTAL (INFLOW/OUTFLOW) Kegiatan kas titipan di Gorontalo sepanjang triwulan II-2012 mengalami net outflow sebesar Rp61,82 miliar. Aliran uang kartal yang keluar dari dalam khasanah kas titipan lebih tinggi dibandingkan dengan aliran uang kartal yang masuk ke khasanah kas titipan. Sumber: Bank Indonesia Grafik 5.1 Grafik 5.2 Netflow Kas Titipan Gorontalo Perkembangan Netflow Bulanan Kondisi net outflow pada triwulan laporan terjadi pada bulan April sebesar Rp41,83 miliar dan bulan Juni sebesar Rp29,27 miliar. Net outflow diperkirakan terjadi akibat semakin aktifnya aktivitas ekonomi di Gorontalo terutama dalam transaksi perdagangan PENYEDIAAN UANG KARTAL LAYAK EDAR Uang layak edar yang tersedia pada kas titipan Gorontalo pada akhir triwulan II-2012 sebesar Rp130,63 miliar lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar Rp90,26 miliar. Adapun rincian uang layak edar dimaksud sebesar Rp130,58 miliar uang kertas dan Rp45juta uang logam. Sementara itu, uang lusuh yang terdapat pada kas titipan pada BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II
8 BAB 5 SISTEM PEMBAYARAN triwulan laporan sebesar Rp9,83 miliar. Pecahan uang kertas sebesar Rp2000,- merupakan pecahan yang memiliki tingkat kelusuhan tertinggi yaitu sebanyak lembar. Tabel 5.1 Rincian Pecahan Uang di Kas Titipan Gorontalo (Dalam Rp.ribu) Jenis Pecahan (Rp) Tw. IV 2011 Tw. I 2012 Tw. II 2012 Jumlah (ribu) Jumlah (ribu) Layak edar Lusuh Layak edar Lusuh Layak edar Lusuh Jumlah (ribu) Uang Kertas 100,000 35,900,000 1,000,000 36,900,000 38,800,000 6,000,000 44,800,000 59,300,000 2,000,000 61,300,000 50,000 15,000,000 2,000,000 17,000,000 35,000,000 9,000,000 44,000,000 62,250,000 5,000,000 67,250,000 20,000 6,240, ,000 7,140,000 5,160,000 1,200,000 6,360,000 3,160, ,000 3,360,000 10,000 5,420,000 1,000,000 6,420,000 4,850,000 1,000,000 5,850, ,000 1,150,000 1,870,000 5,000 4,515, ,000 4,765,000 2,030, ,000 2,930,000 2,675, ,000 2,875,000 2,000 4,962, ,000 5,562,000 4,404, ,000 5,104,000 2,470,000 1,250,000 3,720,000 1, , , ,000 5, , ,000 8,000 30,000 38,000 Total 72,459,000 5,885,000 78,344,000 90,249,000 18,920, ,169, ,583,000 9,830, ,413,000 Uang Logam , ,000 5, , ,000 2,000 Total 20,000-20,000 7,000-7,000 45,000-45,000 TOTAL UANG 72,479,000 5,885,000 78,364,000 90,256,000 18,920, ,176, ,628,000 9,830, ,458,000 Sumber : Bank Indonesia UANG PALSU Tabel 5.2 Perkembangan Uang Palsu di Gorontalo Periode Jan-Juni 2012 Pecahan / Tahun Emisi Temuan Uang Palsu / / / / / / / Jumlah 6 Sumber: Bank Indonesia Pada periode Januari Juni 2012, telah teridentifikasi enam lembar uang palsu yaitu uang kertas pecahan Rp tahun emisi Sementara itu, belum terdapat temuan uang palsu untuk pecahan lainnya. 5.2 PERKEMBANGAN TRANSAKSI PEMBAYARAN NON TUNAI KLIRING NON BI DI GORONTALO Jumlah nominal perputaran warkat kliring non BI di Gorontalo pada triwulan laporan sebesar Rp423,53 miliar atau mengalami pertumbuhan sebesar 6,91% (q.t.q) lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang mengalami kontraksi sebesar 5,12% (q.t.q). Adapun jumlah warkat sebanyak lembar atau terkontraksi sebesar 2.19% (q.t.q). Sementara itu, rata-rata harian nominal kliring Non BI di Gorontalo pada triwulan II KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2012 BANK INDONESIA
9 BAB 5 SISTEM PEMBAYARAN sebesar Rp6,83 miliar, tumbuh sebesar 8,58% (q.t.q). Sedangkan rata-rata harian jumlah warkat sebanyak 279 lembar atau terkontraksi sebesar 0,57% (q.t.q). Sumber: Bank Indonesia Grafik 5.3 Grafik 5.4 Perputaran Kliring di Gorontalo Rata-Rata Perputaran Kliring Per Hari Rata-rata rasio jumlah nominal Cek/BG kosong per hari terhadap total keseluruhan nominal warkat yang dikliringkan pada triwulan II-2012 tercatat sebesar 0,90% lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 1,57%. Sementara itu, rata-rata rasio warkat Cek/BG kosong per hari terhadap total keseluruhan warkat yang dikliringkan pada triwulan laporan tercatat sebesar 0,82% lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 1,16%. Grafik 5.5 Rasio Warkat dan Nominal Cek/BG Kosong Kliring Non BI di Gorontalo Sumber : Bank Indonesia REAL TIME GROSS SETTLEMENT (RTGS) Perkembangan penyelesaian transaksi RTGS rata-rata per bulan (dari dan ke Gorontalo) selama triwulan II-2012 secara nominal sebesar Rp687 miliar atau tumbuh 45,65% (q.t.q) lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang mengalami kontraksi sebesar 32,17% (q.t.q). Sementara itu, secara volume penyelesaian transaksi RTGS rata- BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II
10 BAB 5 SISTEM PEMBAYARAN rata per bulan selama triwulan II-2012 tercatat sebanyak transaksi atau mengalami pertumbuhan secara triwulanan sebesar 30,22% (q.t.q). Meningkatnya perkembangan transaksi RTGS diperkirakan karena pergerakan aktivitas ekonomi pada triwulan laporan lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya. Maraknya aktivitas ekonomi seperti kegiatan pesta (pernikahan, dsb) pada triwulan laporan diperkirakan mendorong peningkatan aktivitas transaksi RTGS di Provinsi Gorontalo. Tabel 5.3 Perkembangan Transaksi RTGS di Gorontalo FROM TO FROM + TO Bulan Nilai Nilai Nilai Volume Volume (Miliar Rp) (Miliar Rp) (Miliar Rp) Volume April Mei Juni Rata-rata tw II Pertumbuhan (qtq) 16.26% 26.69% -1.57% 18.76% 4.34% 22.86% Juli Agustus September Rata-rata tw III Pertumbuhan (qtq) 14.54% 13.82% 30.27% 9.87% 24.46% 11.98% Oktober November Desember Rata-rata tw IV Pertumbuhan (qtq) 27.60% 5.38% -3.21% -7.12% 7.26% -0.34% Januari Februari Maret Rata-rata tw I Pertumbuhan (qtq) % % % % % % April Mei Juni Rata-rata tw II Pertumbuhan (qtq) 32.32% 31.84% 56.25% 27.75% 45.65% 30.22% Sumber : Bank Indonesia 48 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2012 BANK INDONESIA
11 BAB 6 KESEJAHTERAAN BAB 6 : KESEJAHTERAAN Tingkat pengangguran terbuka tercatat mengalami peningkatan dari 4,26% pada bulan Agustus 2011 menjadi 4.81% pada Februari Sementara itu, angka kemiskinan di Gorontalo pada posisi Maret 2012 tercatat sebanyak jiwa atau 17.33% dari jumlah penduduk Gorontalo. Jumlah tersebut mengalami penurunan sebesar 1,42% dibandingkan posisi Maret 2011 yang tercatat sebesar jiwa (18,75% dari jumlah penduduk Gorontalo) PENGANGGURAN Berdasarkan data Februari 2012, jumlah angkatan kerja (berusia 15 tahun ke atas) di Provinsi Gorontalo tercatat sebanyak jiwa atau meningkat dibanding angkatan kerja pada periode Agustus 2011 sebesar jiwa. Peningkatan jumlah angkatan kerja tersebut bersumber dari peningkatan jumlah penduduk yang bekerja dimana pada Februari 2012 mencapai jiwa atau naik jiwa dibanding posisi Agustus 2011 yang tercatat sebanyak jiwa. Sementara itu, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Gorontalo pada Februari 2012 tercatat sebanyak 4,81%, mengalami peningkatan dibandingkan data Agustus 2011 sebesar 4,26%. Di sisi lain, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) mengalami kenaikan dari 64,12% pada Agustus 2011 menjadi 64,36% pada Februari Kenaikan tersebut diperkirakan dipengaruhi oleh peningkatan pertumbuhan jumlah penduduk Angkatan Kerja (1,31%) yang lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan penduduk Bukan Angkatan Kerja (0,26%). Tabel 6.1. Penduduk Usia 15 Tahun Ke atas Menurut Kegiatan Sumber : Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Gorontalo BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II
12 BAB 6 KESEJAHTERAAN Dilihat dari lapangan usahanya, sebagian besar penduduk Gorontalo bekerja pada sektor pertanian yaitu sebanyak orang (Februari 2012) atau sekitar 36,52% dari total jumlah penduduk yang bekerja. Jumlah tersebut meningkat 3,04% jika dibandingkan dengan Agustus Pertambahan jumlah penduduk yang menggeluti usaha pada sektor pertanian mengindikasikan bahwa sektor ini masih menjadi andalan yang menyumbang proporsi terbesar dalam pembentukan PDRB Gorontalo. Sementara itu pada sektor perdagangan, menempati posisi ketiga dengan persentase sebesar 13,62% pada Februari Tabel 6.2. Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama Februari 2011 Februari 2012 Sumber: Berita Resmi Statistik, BPS Provinsi Gorontalo Grafik 6.1 Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama Agustus 2011 Grafik 6.2 Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama Februari KEMISKINAN Berdasarkan data Maret 2012, jumlah penduduk miskin di Provinsi Gorontalo tercatat sebanyak jiwa atau 17.33% dari jumlah penduduk Gorontalo. Jumlah tersebut mengalami penurunan sebesar 1,42% dibandingkan posisi Maret 2011 yang tercatat sebesar jiwa (18,75% dari jumlah penduduk Gorontalo). Penurunan jumlah penduduk miskin terbesar terjadi di perkotaan yang mencapai jiwa atau 14,20%, sedangkan di pedesaan penurunan hanya sebesar jiwa atau 4,82%. Sementara itu 50 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2012 BANK INDONESIA
13 BAB 6 KESEJAHTERAAN garis kemiskinan di Provinsi Gorontalo pada bulan Maret 2012 sebesar Rp ,- per kapita per bulan atau mengalami kenaikan sebesar Rp ,- perkapita per bulan dibandingkan dengan bulan Maret 2011 yang tercatat sebesar Rp ,- per kapita per bulan. Tabel 6.3. Persentase Penduduk Miskin Provinsi Gorontalo (%) Tabel 6.4 Garis Kemiskinan Provinsi Gorontalo Menurut Wilayah Tahun 2012 Apabila dilihat berdasarkan sebarannya di tahun 2011, persentase penduduk miskin di Provinsi Gorontalo terbesar masih berada di wilayah pedesaan yaitu sebanyak 91,14%, selebihnya 8,86% tinggal di wilayah perkotaan. Untuk mengatasi ketimpangan tersebut, diharapkan pembangunan infrastruktur dan program pengembangan wilayah pedesaan dapat lebih dioptimalkan. BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II
14 BAB 6 KESEJAHTERAAN 6.3. RASIO GINI Peningkatan rasio gini Provinsi Gorontalo terjadi dalam 3 (tiga) tahun terakhir ini. Pada tahun 2007, indeks gini tercatat 0,39 meningkat dibandingkan tahun 2005 yang lalu sebesar 0,36. Kondisi tersebut menunjukkan kesenjangan pendapatan antar lapisan penduduk semakin meningkat. Berdasarkan komposisi pendapatan penduduk, terlihat bahwa persentase 20% penduduk berpenghasilan tinggi justru semakin meningkat dari 44,38% pada tahun 2005 menjadi 47,67% pada tahun Begitu pula 40% penduduk dengan pendapatan rendah, mengalami peningkatan persentase pendapatan dari 19.87% pada tahun 2005 menjadi 28.64% pada tahun Sementara itu, 40% penduduk dengan pendapatan sedang justru mengalami penurunan persentase, dari 35,75% di tahun 2005 menjadi di tahun Hal inilah yang menyebabkan jurang kesenjangan kesejahteraan antar penduduk semakin lebar. Tabel 6.5 Rasio Gini Provinsi Gorontalo Sumber : BPS Provinsi Gorontalo, Sakernas 52 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2012 BANK INDONESIA
15 BAB 6 KESEJAHTERAAN BOKS 4 : PROFIL UMKM POTENSIAL GORONTALO: UPAYA MENGENAL & FASILITASI PEMASARAN PRODUK UNGGULAN UMKM (KARAWO).Sejak ditetapkannya karawo sebagai komoditas unggulan Provinsi Gorontalo, membuat sebagian besar pengrajin bernafas lega. Bagaimana tidak, komoditas asli Gorontalo yang dikenal secara turun termurun tersebut hampir saja mati suri ditelan jaman. Berbagai permasalahan mendera, seperti desain motif yang terkesan monoton hingga tenaga iris yang jumlahnya kian hari kian berkurang. Kepedulian pemerintah daerah pun muncul setelah melihat kenyataan di lapangan bahwasannya kerajinan sulam warisan nenek moyang Gorontalo ini perlu dilestarikan. Berbagai kegiatan pelatihan maupun workshop digelar yang tujuan utamanya adalah melahirkan desainer maupun pengrajin baru yang akan kelak akan mewarnai dunia karawo ke depan. Festival Karawo 2011 yang diselenggarakan pada tahun lalu, agaknya menjadi tonggak sejarah dalam kebangkitan karawo Gorontalo. Kegiatan yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah dan Bank Indonesia tersebut mampu menarik perhatian masyarakat tidak hanya yang berada di Gorontalo, namun juga di luar Gorontalo. Transaksi yang tercatat dalam kegiatan tersebut pun diperkirakan tidak kurang dari Rp. 1 miliar. Sebagai tindak lanjut kegiatan pemberdayaan yang telah dilakukan sebelumnya, pada tahun 2012 ini, salah satu stasiun televisi lokal Gorontalo menggandeng Bank Indonesia untuk membuat profil UMKM yang bergerak pada komoditas sulaman karawo. Tujuan pembuatan profil ini disamping untuk mengenal lebih dalam seluk beluk karawo, lebih jauh lagi sebagai upaya fasilitasi terhadap akses pemasaran produk tersebut. Setelah melalui proses identifikasi, terpilihlah 3 profil usaha yang mewakili desainer, koperasi dan kelompok pengrajin karawo. Tayangan yang berdurasi 30 menit ini menampilkan kondisi riil yang dihadapi oleh para pengrajin karawo, mulai dari proses produksi hingga pemasaran produknya. Desainer karawo, koperasi dan kelompok pengrajin menceritakan secara sederhana keseharian yang mereka lakukan dalam upaya pengembangan karawo. Dengan adanya tayangan ini diharapkan seluruh elemen masyarakat Gorontalo dapat lebih mencintai kerajinan sulaman karawo dan menghargai langkah yang ditempuh berbagai pihak. Di akhir tayangan, terbesit sebuah harapan agar kelak kerajinan ini dapat dikenal luas tidak hanya di wilayah regional Sulampua, namun juga meluas hingga ke kancah nasional atau bahkan internasional. Semoga. BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II
16 BAB 6 KESEJAHTERAAN Halaman ini sengaja dikosongkan 54 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2012 BANK INDONESIA
17 BAB 7 OUTLOOK EKONOMI BAB 7 : OUTLOOK EKONOMI Perekonomian Gorontalo pada triwulan III-2012 diperkirakan menurun dibandingkan pertumbuhan triwulan II Menurunnya kinerja perekonomian diperkirakan sebagai dampak dari melambatnya kinerja pertanian sementara dorongan konsumsi terkait lebaran diharapkan mampu memberikan redaman pada perlambatan yang terjadi. Pada Triwulan-III 2012, inflasi Gorontalo diproyeksikan berada pada kisaran 6,28% ± 1% lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya. Kinerja perbankan pada triwulan III-2012 diperkirakan akan mengalami peningkatan, salah satunya diperkirakan bersumber dari potensi meningkatnya aktivitas ekonomi masyarakat. 7.1 OUTLOOK MAKROEKONOMI REGIONAL Grafik 7.1 Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi Gorontalo Triwulan III-2012 Perekonomian Gorontalo triwulan III-2012 diperkirakan tumbuh pada kisaran 5,7 6,2% (y.o.y) menurun dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya. Perlambatan diperkirakan sebagai dampak penurunan produksi panen sebagaimana ARAM I-2012 BPS Prov. Gorontalo. Produksi padi tahun 2012 diperkirakan terkontraksi hingga 3,54% (y.o.y) atau menurun ton dibandingkan produksi tahun sebelumnya. Kondisi cuaca yang belum kondusif diperkirakan menjadi salah satu hal yang mempengaruhi tingkat produksi panen. Melemahnya sektor pertanian tercermin pula dari hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Bank Indonesia yang mencatat bahwa ekspektasi sektor pertanian pada triwulan mendatang menurun. NTP bulan Juli 2012 terkontraksi hingga 2,10% (y.o.y) BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II
18 BAB 7 OUTLOOK EKONOMI Sementara itu dorongan konsumsi selama lebaran diperkirakan akan memberikan efek redaman bagi potensi perlambatan yang akan terjadi. Survei Konsumen Bank Indonesia mencatat bahwa Indeks Ekspektasi Konsumsi masih berada pada level > 100 yaitu pada 128,8. Hal tersebut turut dikonfirmasi pula hasil perkiraan Indeks Tendensi Konsumen BPS Prov. Gorontalo yang berada pada level > 100 yaitu pada 110,97 karena dipengaruhi oleh adanya peningkatan pendapatan rumah tangga dan rencana pembelian barang tahan lama. Grafik 7.2 Grafik 7.3 Survei Konsumen Bank Indonesia Indeks Tendensi Konsumen BPS 7.2 OUTLOOK INFLASI Realisasi inflasi Gorontalo Triwulan-II 2012 sebesar 5,95% (y.o.y) berada dalam rentang proyeksi sebelumnya pada kisaran 6,50% ± 1% (y.o.y). Realisasi inflasi tersebut lebih tinggi dibandingkan triwulan I-2012 sebesar 5.90% (y.o.y). Tingginya aktivitas konsumsi oleh masyarakat pada periode laporan memicu kenaikan harga-harga komoditas bahan makanan. Grafik 7.4 Proyeksi Inflasi Tahunan (y.o.y) Provinsi Gorontalo (%) Sumber: Proyeksi Bank Indonesia Gorontalo 56 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2012 BANK INDONESIA
19 BAB 7 OUTLOOK EKONOMI Pada Triwulan-III 2012, inflasi Gorontalo diproyeksikan berada pada kisaran 6,28% ± 1% lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya. Inflasi kelompok bahan makanan masih menjadi pemicu utama tingginya inflasi Gorontalo ke depan. Masuknya bulan Ramadhan pada bulan Agustus 2012 akan mendorong peningkatan konsumsi masyarakat terahadap komoditas bahan makanan. Harga-harga komoditas bahan makanan diperkirakan akan terus naik selama bulan Ramadhan. Kenaikan harga diperkirakan baru akan berhenti setelah lebaran ketupat selesai. Budaya lebaran ketupat merupakan perayaan yang berlangsung satu minggu setelah hari raya lebaran. Di sisi lain, kenaikan harga dari komoditas minyak tanah juga diperkirakan akan sangat tinggi. Hal ini terkait dengan adanya pelaksanaan Budaya Tumbilotohe (malam pasang lampu) yang dilaksanakan tiga hari sebelum lebaran berlangsung. Pada event ini akan dinyalakan lampu api berbahan bakar minyak tanah di seluruh pelosok wilayah Gorontalo. Hal ini didukung oleh hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) yang menunjukkan peningkatan ekspektasi harga jual pada triwulan II Grafik 7.5 Ekspektasi Harga Jual Sumber: SKDU, Bank Indonesia Gorontalo 7.3 PROSPEK PERBANKAN Aktivitas usaha perbankan diindikasikan mengalami peningkatan, pada triwulan III yang diperkirakan bersumber dari menguatnya aktivitas ekonomi masyarakat. Meningkatnya aktivitas ekonomi masyarakat disinyalir karena menguatnya permintaan domestik maupun realisasi proyek pemerintah yang bersumber dari APBN dan APBD yang kecenderungannya dimulai pada triwulan II dan III. Kondisi tersebut memberikan peluang ekspansi penyaluran kredit perbankan pada triwulan mendatang. Sementara itu, suku bunga perbankan Gorontalo diperkirakan masih akan berada pada level stabil seiring dengan penetapan BI Rate di kisaran 5,75% (Juni 2012) dan himbauan Bank Indonesia untuk mendukung perkembangan sektor riil melalui penurunan BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II
20 BAB 7 OUTLOOK EKONOMI suku bunga kredit. Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) triwulan II-2012 mengkonfirmasi kondisi usaha sektor keuangan dalam keadaan yang cukup prospektif, dimana persentase responden yang menjawab ekspektasi usaha pada sektor tersebut meningkat mencapai 20% responden dan yang tidak ada satu responden pun yang menjawab menurun. Menurun Tetap Triwulan III -12 Triwulan II -12 Meningkat Sumber: Bank Indonesia Gorontalo Grafik 7.6 Realisasi dan Ekspektasi Usaha Sektor Keuangan 58 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2012 BANK INDONESIA
BAB 4 : KEUANGAN DAERAH
BAB 4 KEUANGAN DAERAH BAB 4 : KEUANGAN DAERAH Realisasi penyerapan belanja APBD Pemerintah Provinsi Gorontalo triwulan IV-2010 cenderung lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Lambatnya
Lebih terperinciBAB 4 : KEUANGAN DAERAH
BAB 4 KEUANGAN DAERAH BAB 4 : KEUANGAN DAERAH Realisasi penyerapan belanja APBD Pemerintah Provinsi Gorontalo triwulan I-2012 cenderung lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Rendahnya
Lebih terperinciBAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN
BAB 5 SISTEM PEMBAYARAN BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN Transaksi sistem pembayaran tunai di Gorontalo pada triwulan I-2011 diwarnai oleh net inflow dan peningkatan persediaan uang layak edar. Sementara itu,
Lebih terperinciBAB 4 : KEUANGAN DAERAH
BAB 4 KEUANGAN DAERAH BAB 4 : KEUANGAN DAERAH Realisasi penyerapan belanja daerah relatif lebih baik dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya meskipun secara besaran belum mencapai target anggaran
Lebih terperinciBANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo
BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan III 2012 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional
Lebih terperinciBAB 4 : KEUANGAN DAERAH
BAB 4 KEUANGAN DAERAH BAB 4 : KEUANGAN DAERAH Realisasi belanja APBD Provinsi Gorontalo triwulan II-2010 mencapai 38,26%, lebih rendah dibandingkan realisasi triwulan II-2009 sebesar 45,63%, sementara
Lebih terperinciBANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo
BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan I 2013 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui
Lebih terperinciBAB 4 : KEUANGAN DAERAH
BAB 4 KEUANGAN DAERAH BAB 4 : KEUANGAN DAERAH Realisasi belanja APBD Provinsi Gorontalo triwulan III-2010 mencapai 60,94%, lebih tinggi dibandingkan realisasi triwulan III-2009 sebesar 57,85%, realisasi
Lebih terperinciBANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo
BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II 2013 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional
Lebih terperinciBANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo
BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan III 2010 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional
Lebih terperinciBANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo
BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan IV 2012 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional
Lebih terperinciBANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo
BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan III 2011 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional
Lebih terperinciBANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo
BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan IV 2010 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional
Lebih terperinciBANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo
BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan I 2012 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui
Lebih terperinciBANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo
BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan II 2011 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional
Lebih terperinciRingkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013
Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013 Asesmen Ekonomi Perekonomian Kepulauan Riau (Kepri) pada triwulan II-2013 mengalami pelemahan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Pada
Lebih terperinciRingkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012
Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Asesmen Ekonomi Pada triwulan I 2012 pertumbuhan Kepulauan Riau mengalami akselerasi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat 6,34% (yoy)
Lebih terperinciPRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
1.2 SISI PENAWARAN Di sisi penawaran, hampir keseluruhan sektor mengalami perlambatan. Dua sektor utama yang menekan pertumbuhan ekonomi triwulan III-2012 adalah sektor pertanian dan sektor jasa-jasa mengingat
Lebih terperinciBANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo
BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan I 2011 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui
Lebih terperinciBAB 2 : PERKEMBANGAN INFLASI
BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI BAB 2 : PERKEMBANGAN INFLASI Inflasi Gorontalo pada triwulan I-2013 tercatat sebesar 5,18% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 5,31% (y.o.y).
Lebih terperinciAsesmen Pertumbuhan Ekonomi
Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Penurunan momentum pertumbuhan ekonomi Kepulauan Riau di periode ini telah diperkirakan sebelumnya setelah mengalami tingkat pertumbuhan
Lebih terperinciPertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau
Ringkasan Eksekutif Asesmen Ekonomi Kondisi perekonomian provinsi Kepulauan Riau triwulan II- 2008 relatif menurun dibanding triwulan sebelumnya. Data perubahan terakhir Badan Pusat Statistik (BPS) memperlihatkan
Lebih terperinciKAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH VISI Menjadi Kantor Bank Indonesia yang dapat dipercaya di daerah melalui peningkatan peran dalam menjalankan tugas-tugas Bank Indonesia yang diberikan. MISI Mendukung
Lebih terperinciBAB 2 : PERKEMBANGAN INFLASI
BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI BAB 2 : PERKEMBANGAN INFLASI Pada triwulan III-2012, Gorontalo tercatat mengalami inflasi sebesar 5,40% (y.o.y) atau lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang mengalami
Lebih terperinciKajian. Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Tengah
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Triwulan III 2015 1 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-nya (KEKR) Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan III
Lebih terperinciBAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN
BAB 5 SISTEM PEMBAYARAN BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN Dinamika Sistem Pembayaran di Gorontalo mengalami perubahan yang cukup dinamis dari waktu ke waktu. Pada posisi triwulan III-2012, perkembangan transaksi
Lebih terperinciBAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN
BAB 5 SISTEM PEMBAYARAN BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN Aliran uang kartal dari kas titipan BI di Bank Mandiri Gorontalo pada periode laporan menunjukkan net outflow sebesar Rp.48,387 miliar. Sementara itu pada
Lebih terperinciBAB 2 : PERKEMBANGAN INFLASI
BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI BAB 2 : PERKEMBANGAN INFLASI Inflasi Gorontalo pada triwulan IV-2012 tercatat sebesar 5,31% (y.o.y) atau lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 5,40%
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH
PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH Perbankan Aceh PERKEMBANGAN PERBANKAN DI ACEH KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN 4-2012 45 Perkembangan Perbankan Aceh Kinerja perbankan (Bank
Lebih terperinciRingkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012
Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Asesmen Ekonomi Laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau pada triwulan II 2012 tercatat sebesar 7,25%, mengalami perlambatan dibandingkan
Lebih terperinciBAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL
BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL Tren melambatnya perekonomian regional masih terus berlangsung hingga triwulan III-2010. Ekonomi triwulan III-2010 tumbuh 5,71% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan
Lebih terperinciP D R B 7.24% 8.50% 8.63% 8.60% 6.52% 3.05% -0.89% Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara **) angka sangat sementara
Ringkasan Eksekutif Asesmen Ekonomi Di awal tahun 2009, imbas krisis finansial global terhadap perekonomian Kepulauan Riau dirasakan semakin intens. Laju pertumbuhan ekonomi memasuki zona negatif dengan
Lebih terperinciKAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH FEBRUARI 2017
FEBRUARI 217 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunianya Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Tengah Februari 217 dapat dipublikasikan.
Lebih terperinciBAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN
BAB 5 SISTEM PEMBAYARAN BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN Transaksi sistem pembayaran tunai di Gorontalo pada triwulan III-2011 diwarnai oleh net inflow dan kenaikan persediaan uang layak edar. Sementara itu,
Lebih terperinciKAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur Triwulan IV - 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Timur Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Unit Asesmen
Lebih terperinciRingkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional
Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Asesmen Ekonomi Pemulihan ekonomi Kepulauan Riau di kuartal akhir 2009 bergerak semakin intens dan diperkirakan tumbuh 2,47% (yoy). Angka pertumbuhan berakselerasi
Lebih terperinciKAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH MEI
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH MEI 2017 1 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia- Ekonomi dan Keuangan Regional
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH
PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH Ekonomi Aceh dengan migas pada triwulan II tahun 2013 tumbuh sebesar 3,89% (yoy), mengalami perlambatan dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 4,79% (yoy). Pertumbuhan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH
PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH Perkembangan Perbankan Aceh PERKEMBANGAN PERBANKAN DI ACEH 38 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN 2-2013 Perbankan Aceh Kinerja perbankan (Bank
Lebih terperinciAsesmen Pertumbuhan Ekonomi
Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi Kepulauan Riau pada triwulan II-2010 diestimasi sedikit melambat dibanding triwulan sebelumnya. Badan Pusat Statistik
Lebih terperinciProvinsi Nusa Tenggara Timur
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur triwulan I 2015 FOTO : PULAU KOMODO Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Timur Penerbit : KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA
Lebih terperinciBANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo
BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan III 2009 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional
Lebih terperinciKAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH AGUSTUS
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH AGUSTUS 2017 1 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia- Ekonomi dan Keuangan Regional
Lebih terperinciKAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN I-2008 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 108 BANDUNG Telp : 022 4230223 Fax : 022 4214326 Visi Bank Indonesia
Lebih terperinciPRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
1.2 SISI PENAWARAN Dinamika perkembangan sektoral pada triwulan III-2011 menunjukkan arah yang melambat dibandingkan triwulan sebelumnya. Keseluruhan sektor mengalami perlambatan yang cukup signifikan
Lebih terperinciBAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL
BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL Perekonomian Gorontalo triwulan I-2013 tumbuh 7,63% (y.o.y) lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 7,57% (y.o.y.) Pencapaian tersebut masih
Lebih terperinciKajian Ekonomi Regional Banten
Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan I - 2009 i Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan segala rahmat-nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional
Lebih terperinciRingkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012
Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan V2012 Asesmen Ekonomi Pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2012 tercatat 8,21% lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2011 yang tercatat
Lebih terperinciKAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH MEI 2017
MEI KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia-nya Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Tengah Mei dapat dipublikasikan. Buku ini
Lebih terperinciPuji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan rahmat dan karunianya, sehingga Kajian Ekonomi Keuangan Regional (KEKR)
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan rahmat dan karunianya, sehingga Kajian Ekonomi Keuangan Regional (KEKR) Provinsi Papua Barat (Pabar) periode triwulan IV-2014 ini dapat
Lebih terperinciKAJIAN EKONOMI REGIONAL PROPINSI SULAWESI SELATAN TRIWULAN-II Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan II-2008 i
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROPINSI SULAWESI SELATAN TRIWULAN-II 008 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan II-008 i Halaman ini sengaja dikosongkan This page is intentionally blank Kata Pengantar
Lebih terperinciANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV
ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 263 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 Tim Penulis
Lebih terperinciKAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan III - 2010 Penyusun : Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Bayu Martanto Peneliti Ekonomi Muda Senior 2. Jimmy Kathon Peneliti
Lebih terperinciBAB 2 : PERKEMBANGAN INFLASI
BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI BAB 2 : PERKEMBANGAN INFLASI Inflasi Gorontalo pada triwulan III-2011 sebesar 3,27% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 7,11% (y.o.y). Melemahnya tekanan
Lebih terperinciRingkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012
Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan -2012 Asesmen Ekonomi Pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2012 tercatat 8,21% lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2011 yang tercatat
Lebih terperinciKAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN II-2008 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 108 BANDUNG Telp : 022 4230223 Fax : 022 4214326 Visi Bank Indonesia
Lebih terperinciL A M P I R A N. Kantor Bank Indonesia Ambon 1 PERTUMBUHAN TAHUNAN (Y.O.Y) PDRB SEKTORAL
PERTUMBUHAN TAHUNAN (Y.O.Y) PDRB SEKTORAL No. Sektor 2006 2007 2008. 1 Pertanian 3.90% 4.01% 3.77% 0.31% 2.43% 3.29% 2.57% 8.18% 5.37% 4.23% 2.69% -0.49% 2 Pertambangan dan Penggalian -3.24% 77.11% 8.98%
Lebih terperinciKAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN III-2013 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX 2013 KATA PENGANTAR Buku Kajian Ekonomi Regional Provinsi Sumatera Utara merupakan terbitan
Lebih terperinciLaporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III-2008
Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III-2008 YOGYAKARTA VISI BANK INDONESIA Menjadi KBI yang dapat dipercaya di daerah melalui peningkatan peran dalam menjalankan tugas-tugas
Lebih terperinciAgustus KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
Agustus KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Tim Advisory dan Pengembangan Ekonomi KPW BI Provinsi NTT Jl. El Tari No. 39 Kupang
Lebih terperinciPublikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada:
November 2017 Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada: http://www.bi.go.id/id/publikasi/kajian-ekonomi-regional/ Salinan publikasi ini juga dapat diperoleh
Lebih terperinciBAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL
BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL Perekonomian Gorontalo pada triwulan II-2013 tumbuh 7,74% (y.o.y) relatif lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 7,63% (y.o.y). Angka tersebut
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH
PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH Perkembangan Perbankan Aceh PERKEMBANGAN PERBANKAN DI ACEH 34 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN 1-2012 Perbankan Aceh Kinerja perbankan di
Lebih terperinciKajian Ekonomi & Keuangan Regional Triwulan III 2014
Kajian Ekonomi & Keuangan Regional Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Tenggara KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL (www.bi.go.id) KATA PENGANTAR Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional
Lebih terperinciKAJIAN EKONOMI REGIONAL
KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III - 2011 Kantor Bank Indonesia Banjarmasin Kata Pengantar KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
Lebih terperinciKAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat
KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat Triwulan II - 29 Kantor Ringkasan Eksekutif KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan anugerah-nya sehingga
Lebih terperinciBAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAN KEBIJAKAN KEUANGAN KABUPATEN WONOGIRI
BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAN KEBIJAKAN KEUANGAN KABUPATEN WONOGIRI A. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah Kondisi ekonomi makro yang baik, yang ditandai dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, tingkat
Lebih terperinciNo Lokasi Jenis Sapi Jumlah. 1 Pulau Timor Sapi Bali Pulau Flores Sapi Bali Pulau Sumba Sapi Onggol
Jakarta sebesar 150 ton per hari atau 52.500 ton per tahun dimana 30%-40% berasal dari impor. Perkembangan produksi sapi di Provinsi NTT sendiri telah berkembang sejak tahun 2011 dengan dicanangkan sebagai
Lebih terperinciKAJIAN EKONOMI REGIONAL
KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I2010 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat Nya sehingga Kajian
Lebih terperinciKAJIAN EKONOMI REGIONAL
KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU UTARA KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI MALUKU UTARA TRIWULAN II 2015 KATA PENGANTAR Tugas Bank Indonesia berdasarkan UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2014
No. 048/08/63/Th XVIII, 5Agustus PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- Ekonomi Kalimantan Selatan pada triwulan II- tumbuh sebesar 12,95% dibanding triwulan sebelumnya (q to q) dan apabila
Lebih terperinci6.1. Kinerja Sistem Pembayaran Transaksi Keuangan Secara Tunai Transaksi Keuangan Secara Non Tunai... 74
i ii ii 1.1. Analisis PDRB Dari Sisi Penawaran... 3 1.1.1. Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan... 4 1.1.2. Sektor Pertambangan dan Penggalian... 6 1.1.3. Sektor Industri Pengolahan... 8 1.1.4. Sektor
Lebih terperinciKAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA AGUSTUS 2017 Vol. 3 No. 2 Triwulanan April - Jun 2017 (terbit Agustus 2017) Triwulan II 2017 ISSN 2460-490257 e-issn 2460-598212 KATA PENGANTAR RINGKASAN
Lebih terperinciKAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN BARAT FEBRUARI 2018
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN BARAT FEBRUARI 2018 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI KALIMANTAN BARAT Salinan publikasi ini juga dapat diperoleh dengan menghubungi: Tim
Lebih terperinciKAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN IV-28 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 18 BANDUNG Telp : 22 423223 Fax : 22 4214326 Visi Bank Indonesia Menjadi
Lebih terperinciKajian EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Bali
Kajian EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Bali gan a Pul Februari 2017 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI BALI FebruarI 2017 Untuk informasi
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Kendari, Oktober 2009 BANK INDONESIA KENDARI. Lawang M. Siagian Pemimpin
KATA PENGANTAR Kajian Ekonomi Regional Provinsi Sulawesi Tenggara menyajikan kajian mengenai perkembangan ekonomi Sulawesi Tenggara yang meliputi perkembangan ekonomi makro, perkembangan inflasi daerah,
Lebih terperinciBAB 6 : KESEJAHTERAAN
BAB 6 KESEJAHTERAAN BAB 6 : KESEJAHTERAAN Jumlah penduduk miskin di Provinsi Gorontalo tahun 2011 menunjukkan penurunan dari 23,19% menjadi 18,75% dibanding tahun 2010. Demikian pula dengan jumlah pengangguran
Lebih terperinciHalaman ini sengaja dikosongkan.
2 Halaman ini sengaja dikosongkan. KATA PENGANTAR Puji serta syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat dan ridha- IV Barat terkini yang berisi mengenai pertumbuhan ekonomi,
Lebih terperinciKAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat
KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat Triwulan I - 29 Kantor Triwulan I-29 BANK INDONESIA PADANG KELOMPOK KAJIAN EKONOMI Jl. Jend. Sudirman No. 22 Padang Telp. 751-317 Fax. 751-27313 Penerbit
Lebih terperinciKAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur Kantor Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur Menyongsong Pembangunan di Provinsi Nusa Tenggara Timur yang Berkualitas Februari 2017 Untuk
Lebih terperinci8.1. Keuangan Daerah APBD
S alah satu aspek pembangunan yang mendasar dan strategis adalah pembangunan aspek ekonomi, baik pembangunan ekonomi pada tatanan mikro maupun makro. Secara mikro, pembangunan ekonomi lebih menekankan
Lebih terperinciIV. KINERJA MONETER DAN SEKTOR RIIL DI INDONESIA Kinerja Moneter dan Perekonomian Indonesia
IV. KINERJA MONETER DAN SEKTOR RIIL DI INDONESIA 4.1. Kinerja Moneter dan Perekonomian Indonesia 4.1.1. Uang Primer dan Jumlah Uang Beredar Uang primer atau disebut juga high powered money menjadi sasaran
Lebih terperinciPertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau. *)angka sementara **)angka sangat sementara
RINGKASAN EKSEKUTIF Asesmen Ekonomi Laju perekonomian provinsi Kepulauan Riau di triwulan III-2008 mengalami koreksi yang cukup signifikan dibanding triwulan II-2008. Pertumbuhan ekonomi tercatat berkontraksi
Lebih terperinciInflasi Bulanan Inflasi Tahunan Disagregasi Inflasi Non Fundamental Fundamental/Inti...
Daftar Isi Daftar Isi... i Daftar Tabel... iv Daftar Grafik... v Kata Pengantar... x Tabel Indikator Ekonomi Provinsi Lampung... xii Ringkasan Eksekutif... xv Bab 1 Perkembangan Ekonomi Makro Daerah...
Lebih terperinciKAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGAH
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGAH TRIWULAN IV 2013 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI SULAWESI TENGAH Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga bank sentral yang kredibel dan
Lebih terperinciKAJIAN EKONOMI REGIONAL
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN BARAT TRIWULAN I 2013 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI KALIMANTAN BARAT Penanggung Jawab: Unit Kajian, Statistik dan Survey (UKSS) Kantor Perwakilan
Lebih terperinciBank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. ~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 1~ Visi Bank Indonesia. Misi Bank Indonesia
Dasar Hukum Bank Indonesia Negara memiliki suatu bank sentral yang susunan, kedudukan, kewenangan, tanggung jawab, dan independensinya diatur dengan undang-undang. ~UUD 1945 Pasal 23 D~ Bank Indonesia
Lebih terperinciDaftar Tabel Data Fiskal Regional Kanwil Ditjen Perbendaharaan
Daftar Tabel Data Fiskal Regional Kanwil Ditjen Perbendaharaan LAMPIRAN BAB II. Inflasi PERKEMBANGAN TINGKAT INFLASI Prov/Kab/Kota Tingkat Inflasi (%) Keterangan Prov Maret 0 (YoY) Kabupaten Maret 0 (bulanan)
Lebih terperinciBAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH
BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH 3.1. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah Berdasarkan strategi dan arah kebijakan pembangunan ekonomi Kabupaten Polewali Mandar dalam Rencana
Lebih terperinciKAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan I - 2011 cxççâáâç M Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis Muda Senior 2. Neva Andina Peneliti Ekonomi Muda
Lebih terperinciKAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan I 2016
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH Triwulan I 216 VISI Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas BI dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional.
Lebih terperinciKAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan III 2015
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH Triwulan III 215 VISI Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas BI dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional.
Lebih terperinciNovember KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
November KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Tim Advisory dan Pengembangan Ekonomi KPW BI Provinsi NTT Jl. El Tari No. 39 Kupang
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU
PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Triwulan III - 2009 PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik
Lebih terperinciPublikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada:
Februari 2018 Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada: http://www.bi.go.id/id/publikasi/kajian-ekonomi-regional/ Salinan publikasi ini juga dapat diperoleh
Lebih terperinciKAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI LAMPUNG. Kajian Triwulanan Misi Bank Indonesia. Visi, Misi dan Nilai Strategis Bank Indonesia
Visi, Misi dan Nilai Strategis Bank Indonesia KAJIAN EKONOMI DAN Visi Bank Indonesia KEUANGAN REGIONAL PROVINSI LAMPUNG Menjadi lembaga bank sentral yang kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan
Lebih terperinciKAJIAN EKONOMI REGIONAL
KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Jawa Barat Triwulan IV-211 Kantor Bank Indonesia Bandung KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan rahmat dan karunia- Nya, buku
Lebih terperinciKAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN BARAT TRIWULAN III 2015 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI KALIMANTAN BARAT Salinan publikasi ini juga dapat diperoleh dengan menghubungi:
Lebih terperinciKAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL. Provinsi Nusa Tenggara Timur
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur November 2016 Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Unit Asesmen Ekonomi dan Keuangan KPW BI Provinsi NTT Jl. Tom Pello No. 2
Lebih terperinci