Galat dan Perambatannya
|
|
- Liana Rachman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Modul 1 Galat da Perambataya Prof. Dr. Bambag Soedijoo P PENDHULUN ada Modul 1 ii dibahas masalah galat atau derajat kesalaha da perambataya, dega demikia para peggua modul ii diharapka telah memahami da meguasai berbagai masalah yag berkaita dega operasi hituga bilaga real yag pada umumya dibahas pada modul Matematika, da modul Persamaa Diferesial. Setelah umum setelah mempelajari modul ii da diharapka mampu memahami pegertia galat da memahami perbedaa atara ilai sebearya secara eksak da ilai pedekata yag pada umumya diperoleh dega maipulasi hituga. Secara khusus setelah mempelajari modul ii da diharapka mampu: a. mejelaska pegertia galat atau derajat kesalaha; b. meetuka ilai galat yag ditimbulka oleh pembulata; c. meetuka ilai galat yag ditimbulka oleh suatu ragkaia operasialjabar/operasi-hituga.
2 1. alisis Numerik Kegiata Belajar Galat da Perambataya alisis Numerik merupaka cabag matematika yag mempelajari berbagai macam cara atau metode utuk meyelesaika suatu permasalaha secara umeris sehigga dalam peyelesaia permasalaha tersebut seatiasa memperguaka seragkaia operasi hituga matematik. Masalah yag terkait dalam proses ii, atara lai adalah galat (kesalaha, eror) yag timbul setiap kali dilakuka operasi hituga. Maki pajag ragkaia operasi hituga dilakuka berarti maki besar pula galat yag timbul. Dega demikia peyelesaia masalah yag diperoleh buka merupaka peyelesaia eksak, tetapi merupaka peyelesaia pedekata da galat yag timbul sagat ditetuka oleh metode yag diperguaka da juga pajagya ragkaia operasi hituga yag dilakuka. Pada kegiata belajar ii dibahas pegertia galat da juga perambataya sejala dega ragkaia operasi hituga yag dikerjaka.. POLINOMIL YLOR DN GL YNG ERKI Pada bagia ii dibahas salah satu metode pedekata sederhaa utuk meetuka ilai suatu fugsi kotiu da galat yag timbul, lagkah ii perlu diambil megigat hambata yag terjadi dalam meetuka ilai suatu fugsi. Sebagai cotoh utuk meetuka ilai fugsi f, f e, di suatu tertetu tapa batua kalkulator ataupu komputer aka dijumpai suatu kesulita. Utuk megatasi kesulita ii ditempuh metode pedekata, yaitu terlebih dahulu ditetuka suatu poliomial yag merupaka pedekata fugsi f tersebut di suatu sekitara (eighborhood) titik di atas, da selajutya ditetuka pedekata ilai fugsi di atas. Poliomial tersebut selajutya dikeal sebagai poliomial aylor. Misalka diberika fugsi f da harus ditetuka ilai fugsi f di titik maka poliomium aylor dikostruksika pada suatu sekitara titik sehigga ilaiya di merupaka ilai pedekata utuk f. Jika poliomium aylor yag diambil merupaka suatu poliomium pagkat, amaka p, dega
3 M433/MODUL p a a a a maka haruslah dipeuhi p f 1... (1.1) p f p f p f (1.). p f Selajutya dari persaraa (1.1) da (1.) diperoleh:... p f f f f!! k k f (1.3) k1 k! da persamaa (1.3) disebut poliomium aylor derajat utuk fugsi f di sekitar titik. Cotoh 1.1 f, f etuka poliomium aylor derajat utuk fugsi sekitar. e di Peyelesaia: Utuk meetuka p e f e f e 4 f e f f e f e terlebih dahulu ditetuka da secara umum p e p e
4 1.4 alisis Numerik Selajutya berdasarka persamaa (1.3) utuk = da = diperoleh f... p f f f f!! ! k1 k k k! Pada abel 1.1 terlihat ilai-ilai p1, p, p3, p4 e utuk berbagai ilai pada selag,5,5 da, da dari tabel tersebut dapat dibadigka ilai fugsi f da berbagai ilai poliomium aylor sebagai ilai pedekataya. abel ,5 -,1,1,5 p1 p p3,5,9 1, 1,1 1,5,65,95 1, 1,15 1,65,6417,9483 1, 1,1577 1,64583 e,6653,9484 1, 1,1577 1,64583 Pada aplikasi poliomium aylor sebagai pedekata fugsi f pada sekitara suatu titik (tertetu) ditutut adaya ketelitia, da hal ii diyataka dega suku sisa yag merupaka selisih atara ilai poliomium aylor dega ilai fugsi f di suatu titik tertetu pada sekitara titik sebagaimaa diugkapka dega teorema berikut ii. eorema 1. 1 (eorema Suku-sisa aylor) Misalka fugsi f terdiferesial higga order 1 dega masigmasig derivatifya kotiu pada selag, da misalka titik berada pada selag tersebut. pabila. fugsi f didekati dega poliomium
5 M433/MODUL aylor p pada sekitara, maka suku sisa R f p ditetuka dega 1 R f 1! dega,,. 1 Bukti teorema di atas dapat dilihat pada buku Kalkulus/Matematika. Nilai suku sisa R f p (1.4), sebagaimaa dimaksud pada teorema di atas sagat bergatug pada derajat poliomium aylor da merupaka galat ilai pedekata fugsi f di,. p y ,,4,6,8 1 Gambar 1.1. Gambar 1.1 di atas meujukka hubuga atara kurva fugsi f, f e p,, dega kurva-kurva poliomium aylor, p1, p3, da p4. Dari gambar tersebut juga dapat diperbadigka
6 1.6 alisis Numerik besarya galat atau suku sisa R f p, pada pegguaa masig-masig poliomium aylor tersebut, yaitu jika diambil 1,, 3 da 4, utuk suatu ilai tertetu pada sekitara titik =. Mudah dipahami utuk berbagai fugsi betuk poliomial aylor berserta suku sisa dapat diugkapka sebagai: dega 3 1 e 1... e! 3!! 1! c (1.5) 1 R e 1! c < c < < si cos c 3! 5! 7! 1 1! dega (1.6) 1 R 1 cosc 1! < c < < cos cos c! 4! 6!!! (1.7) dega 1 R 1 cosc! < c < < c dega 1 (1.8) R c < c < < 1
7 M433/MODUL Pada persamaa di atas k disebut koefisie biomial da didefiisika dega 1... k 1 k = 1,, 3, (1.9) k k! 6 11! 11, e 11 diperoleh poliomium aylor (dega derajat terkecil, yaitu derajat 5) yag merupaka pedekata fugsi f, f pada sekitara titik dega galat tidak lebih besar dari si 3! 5! 7! 9! si 1 1 adalah: Cotoh 1. Perguaka poliomium aylor utuk meetuka ilai limit 1cos lim, sehigga galat yag timbul tidak lebih besar dari 1 1. Peyelesaia: Lagkah pertama yag harus dikerjaka adalah meetuka poliomium aylor sebagai pedekata fugsi f, f pada sekitara titik, cos 1 sehigga galat yag timbul tidak lebih besar dari 1. Dalam hal ii dapat diambil sekitara dega radius,5 yag berarti kita bekerja pada, selag -,3 < <,7. Dari persamaa (1.7) diperoleh poliomium aylor sebagai pedekata fugsi f, f pada sekitara titik, betuk ii dapat cos
8 1.8 alisis Numerik diperguaka karea titik berada dalam sekitara titik, yag diambil. dega 4 6 cos ! 4! 6!! 1 R 1 cosc! < c < < 1 da karea disyaratka bahwa galat tidak boleh lebih besar dari f p R 1 cosc 1! 1 1 Karea cos c 1 da,3,7 berarti harus dipeuhi 1 1 berarti,7 1! 1 da dega megigat,7 1! 1,7 1! 1 7, e 9, e11 diperoleh poliomium aylor (dega derajat terkecil, yaitu derajat 5) yag merupaka pedekata fugsi f, f pada sekitara titik dega galat tidak lebih besar dari cos 1 1 adalah: cos 1! 4! 6! 8! 1!
9 M433/MODUL Dega demikia diperoleh: cos lim lim lim, ,, ,,,,, , 6, e58, e8 6, e11, e13, B. PENGERIN GL Galat pada suatu kalkulasi hituga didefiisika sebagai: Galat = ilai sebearya ilai pedekata da galat relatif didefiisika sebagai Galat relatif = = Galat ilai sebearya ilai sebearya ilai pedekata ilai sebearya galat relatif selajutya disimbolka dega Rel. pabila ilai sebearya disimbolka dega da ilai pedekata disimbolka dega, maka galat da galat relatif ditulis sebagai: da Galat = (1.11) Rel (1.1)
10 1.1 alisis Numerik Sebagai cotoh bilaga = 3, serig didekati dega ilai 7, berarti: Galat 7 = 7 = 3, =,16 da Galat 7 = 7 3, = 7 3, =,4 Pada uraia di atas galat ditetuka terhadap ilai sebearya, amu pada keyataaya ilai sebearya haya aka diperoleh apabila permasalaha berkaita dega fugsi-fugsi yag dapat diselesaika secara aalisis, sebalikya dalam aplikasi pada umumya sagat sulit utuk megetahui ilai sebearya. Utuk kasus ilai sebearya tidak diketahui secara pasti galat ditetuka terhadap ilai pedekata yag diaggap terbaik da ilai ii, atara lai dapat diperoleh dega cara iterasi. Dega demikia galat diyataka sebagai selisih atara ilai pedekata sekarag dega ilai pedekata sebelumya sehigga persamaa (1.11) da (1.1) mejadi: da 1 Galat S (1.13) S Rel1 (1.14) dega Galat 1 da Rel 1 masig-masig meyataka galat da galat relatif yag diperoleh karea iterasi, meyataka ilai pedekata sekarag da meyataka ilai pedekata yag diperoleh sebelumya. S
11 M433/MODUL Cotoh 1.3 etuka ilai,3 e dega galat relatif tidak lebih dari,5. Peyelesaia:,3 Karea ilai sebearya tidak diketahui maka e ditetuka dega memperde-retka fugsi f, f e dalam betuk poliomium aylor di sekitar e ! dega megambil = diperoleh ilai,3,3 e 1,3 1,3,45 1,345 da utuk = 3 diperoleh 3,3,3,3 e 1,3 6 1,3, 45, 45 1,3495 Dari hasil di atas diperoleh da Galat 1,3495 1,3495 1,345 1, 45 1,3495 1,345 Rel1 1,3495 1,3495 3, e3 Rel 1,3495 3, e3,5 maka harus ditetuka Karea 1 ilai pedekata utuk = 4,
12 1.1 alisis Numerik 3 4,3,3,3,3 e 1, ,3, 45, 45, , dari hasil di atas diperoleh da Galat 1, , ,3495 1, , ,3495 Rel1 1, , ,53961 e4 Rel 1, ,53961 e4,5 maka harus Karea 1 ditetuka ilai pedekata utuk = ,3,3,3,3,3 e 1, ,3, 45, 45, 3375, 5 1, dari hasil di atas diperoleh da Galat 1, , , ,5 1, , Rel1 1, , , e5 Rel 1, , e4,5 berarti ilai Karea 1 pedekata yag harus ditetuka adalah:,3 e 1,
13 M433/MODUL Pada setiap peyelesaia permasalaha seatiasa timbul galat atau kesalaha yag, atara lai disebabka oleh: el. peyusua model matematika dalam meyelesaika suatu permasalaha real. Suatu cotoh dalam hal ii model matematika utuk laju pertumbuha populasi serig disajika dalam betuk ekspoesial dega N t N e kt Nt meyataka besar populasi pada saat t, N da k masigmasig kostata real. Kesalaha yag timbul dalam hal ii dapat dikareaka model matematika di atas buka model yag cukup baik utuk permasalaha yag harus diselesaika. Kesalaha yag lai, misalya besar populasi selalu diyataka dega bilaga asli. Namu, ilai N t di atas dimugkika buka bilaga asli utuk suatu ilai t tertetu. e. pembulata yag dilakuka pada waktu melakuka operasi hituga. e3. kesalaha yag terjadi pada saat pegumpula data. Sebagai cotoh dalam melakuka pegumpula data pada waktu praktikum fisika serig terjadi kesalaha baca dalam pegukura. e4. kesalaha karea aalisis matematik Sebagai cotoh dalam hal ii, utuk meetuka itegral terbatas 1 e d tidak dapat dilakuka secara lagsug. Salah satu cara dega memperguaka perdereta aylor fugsi ekspoesial e, e ! sehigga diperoleh
14 1.14 alisis Numerik e d d 6! utuk suatu ilai tertetu, maki kecil ilai berakibat galat/kesalaha mejadi maki besar. Kesalaha di atas dikeal sebagai kesalaha pedekata matematik (mathematical approimatio error atau trucatio error atau discretizatio error). Pada suatu operasi hituga dimugkika terjadi hilagya pegertia galat, diambil sebagai cotoh dalam meetuka ilai fugsi f 1 utuk berbagai ilai dega derajat ketelitia tertetu. Daftar di bawah ii merupaka hasil perhituga memperguaka kalkulator dega bayak digit eam agka di belakag tada desimal. abel 1.. Nilai f (Nilai Hasil Hituga),4141 1,5434 4,99 15,8 5, 1, f (Nilai Sebearya), , , ,874 49, ,113 Utuk ilai fugsi f di atas dapat pula disajika sebagai:
15 M433/MODUL f Berdasarka rumus fugsi di atas utuk 1 dega memperguaka kalkulator yag sama diperoleh ilai: f(1) = 4,98756 yag merupaka ilai sebearya. Pada cotoh di atas terlihat bahwa galat yag timbul karea operasi aljabar dapat dihilagka (diperkecil) dega memaipulasi operasi aljabar tersebut. Pada cotoh di atas operasi perkalia dimaipulasi mejadi operasi pembagia dega jala memaipulasi rumus fugsi. C. PERMBN GL Suatu ratai operasi aljabar dari besara-besara yag memuat galat aka memberika suatu hasil yag juga memuat galat. Galat pada hasil operasi tersebut merupaka hasil perambata galat. Sebagai cotoh sebuah besara dega galat berarti ilai sebearya dari besara tersebut adalah ditambahka pada besara ilai sebearya y. Dega demikia, y dega galat y yag mempuyai y y y y dega y. y y y y erlihat bahwa hasil pejumlaha tersebut juga mempuyai galat yag besarya merupaka hasil jumlaha galat masig-masig usur yag dikeai
16 1.16 alisis Numerik operasi aljabar tersebut, galat y y perambata galat da y. dikeal sebagai hasil Perambata galat tidak haya akibat operasi jumlaha saja, tetapi merupaka akibat semua jeis operasi aljabar yaitu operasi jumlaha "+", operasi peguraga " " operasi pergadaa "" operasi pembagia "". Cotoh 1.4 Misalka diberika 5, 437 dega ilai mutlak galat tidak lebih,4 da y 4,534 dega ilai mutlak galat tidak lebih,5. atau pabila masig-masig ilai sebearya da y, berarti,4,4 berarti,4 5,437,4 da atau 5,433 5,441,5 y y,5 berarti,5 4,534,5 y 4,59 y 4,539 pabila dilakuka operasi pejumlaha diperoleh: da y 5, 437 4,534 9,971 5, 433 4,59 y 5, 441 4,539 9,96 y 9,98 y y y y 9,96 9,971 9,98 9,971,9,9 erlihat bahwa ilai mutlak galat hasil jumlaha tersebut tidak lebih,9.
17 M433/MODUL pabila dilakuka operasi perkalia aka diperoleh: da y 5, 4374,534 4, , 4334,59 y 5, 441 4,539 4, 6657 y 4, y y y 4, , , , , 4531, erlihat bahwa galat hasil pergadaa tersebut berkisar atara,4531 da, pabila dilakuka operasi pembagia aka diperoleh: 5,437 1, y 4,534 dega megigat 5, 433 5, 441 da 4,59 y 4,539 maka diperoleh 5,433 5,441 4,539 y 4,59 1, , y 1, , y y 1, , ,581, y y erlihat bahwa galat hasil pembagia tersebut berkisar atara,581 da, Dari cotoh di atas terlihat bahwa perambata galat sagat bergatug pada operasi aljabar yag diperguaka da terlihat bahwa pada operasi
18 1.18 alisis Numerik pergadaa perambata galat megakibatka galat lebih besar jika dibadigka dega perambata galat sebagai akibat operasi pembagia. Perambata galat pada evaluasi ilai suatu fugsi dapat dijelaska sebagai maa diuraika berikut ii. Misalka diberika sebuah fugsi terdiferesial f pada suatu selag ab,, da ditetuka besar galat ilai fugsi pabila f utuk suatu a, b. merupaka ilai pedekata dari dega ilai sebearya maka galat ilai fugsi f adalah: Galat f f f Karea f terdiferesial pada selag ab,, da a, b berdasarka eorema Nilai Rata-rata diperoleh hubuga maka f f f (1.15) dega terletak atara da. Karea dapat diaggap sagat kecil maka persamaa (1.15) dapat disajika sebagai: f f f f f Dega demikia diperoleh: atau f f f f f Galat da f f f Galat Galat Galat (1.16) Rel f f f Rel f f (1.17)
19 M433/MODUL Cotoh 1.5 Misalka diberika 5, 437 dega ilai mutlak galat tidak lebih dari,5. etuka perkiraa ilai sebearya fugsi f, f 3 e utuk tersebut. Peyelesaia: Dari persamaa (1.16) diketahui bahwa Galat f f f f Galat Dega demikia, diperoleh: Galat f f f f Galat f Galat, 5 f Diketahui f 3 e berarti 6. Dega demikia, f e da 5,437 5, ,437 f f e 88,6897 9, , ,437 5,437 65,437 f f e 3,69, , f f f f Galat, 5, 5 6, , 56, ,
20 1. alisis Numerik Dega demikia, diperoleh: f f 1, f f 1, , , , , , f 319, LIHN Utuk memperdalam pemahama da megeai materi di atas, kerjakalah latiha berikut! 1) etuka poliomium aylor higga derajat 5 utuk fugsi f, si f e di sekitar titik =. ) etuka poliomium aylor higga derajat 8 utuk fugsi f, f di sekitar titik = 3. si cos 3) etuka poliomium aylor higga derajat 1 utuk fugsi f, f e si di sekitar titik =. 4) etuka poliomium aylor higga derajat 6 utuk fugsi f di sekitar titik =, apabila e f 1 5) etuka poliomium aylor higga derajat 6 utuk fugsi f di sekitar titik =, apabila cos e f si 6) etuka poliomium aylor utuk fugsi f, sehigga ilai pedekata f,3 mempuyai galat tidak lebih dari,35 apabila diberika f e si.
21 M433/MODUL ) etuka poliomium aylor utuk fugsi f sehigga ilai pedekata f,3 mempuyai galat tidak lebih dari,5 apabila diberika f e si. 8) etuka poliomium aylor utuk fugsi f, sehigga ilai pedekata f 3 mempuyai galat tidak lebih dari,35 apabila diberika f e 1 9) etuka poliomium aylor utuk fugsi f, sehigga ilai pedekata f mempuyai galat tidak lebih dari,5 apabila diberika f cos e si 1) etuka ilai Galat da Rel a) 37,658 da 37,663 b) 54,93 da 54,8984 c),9873 da, ) etuka galat terkecil dari ilai y, apabila 3 a) y 3 1 b) y3 1 apabila diberika utuk ketiga ilai pada soal omor 1 di atas. 1) pabila diberika 7,58 dega galat tidak lebih dari,3 tetuka: Galat f apabila diberika f e si. 13) pabila diberika 5,78 dega galat tidak lebih dari,5 tetuka: Galat f apabila diberika si f e si. 14) pabila diberika 7,58 dega galat tidak lebih dari,5 tetuka: cos e Galat f apabila diberika f si 15) pabila diberika 7,58 dega galat tidak lebih dari,3 tetuka:
22 1. alisis Numerik Rel f apabila diberika f cos e si 16) pabila diberika 5,78 dega galat tidak leih dari,5 tetuka: Rel f apabila diberika si si f e. 17) pabila diberika 7,58 dega galat tidak lebih dari,5 tetuka: e Rel f apabila diberika f 1 Petujuk Jawaba Latiha 1) Utuk soal o. 1,, 3, 4, da 5 perhatika cotoh soal o ) Utuk soal o. 6, 7, 8, 9, da 1 perhatika cotoh soal o ) Utuk soal o. 11, 1, 13, 14, da 15 perhatika cotoh soal o ) Utuk soal o. 14, 16, da 17 perhatika cotoh soal o RNGKUMN Utuk meetuka ilai pedekata f( ) dikostruksika poliomium aylor pada suatu sekitara titik,. Jika poliomium aylor yag diambil merupaka suatu poliomium pagkat, amaka p (), dega p a a a a 1 maka haruslah dipeuhi p f p f p f p f. p f
23 M433/MODUL Selajutya diperoleh (... p f f f f!! = k k f k1 k! da persamaa di atas disebut poliomium aylor derajat utuk fugsi f di sekitar titik. Pada aplikasi poliomium aylor sebagai pedekata fugsi f pada sekitara suatu titik (tertetu) ditutut adaya ketelitia yag merupaka selisih atara ilai poliomium aylor dega ilai fugsi f di suatu titik tertetu pada sekitara titik. Misalka fugsi f terdiferesial higga order 1 dega masigmasig derivatifya kotiu pada selag, da misalka titik berada pada selag tersebut. pabila fugsi f didekati dega poliomium aylor R f p ditetuka dega 1 R f 1! p pada sekitara maka suku sisa 1 dega,, merupaka derajat ketelitia, atau dega kata lai merupaka galat dari ilai pedekata Galat pada suatu kalkulasi hituga didefiisika sebagai Galat relatif = = atau disajika sebagai Galat ilai sebearya ilai sebearya ilai pedeka ta ilai sebearya f.
24 1.4 alisis Numerik Rel dega : ilai sebearya : ilai pedekata Utuk kasus ilai sebearya tidak diketahui secara pasti galat ditetuka terhadap ilai pedekata yag diaggap terbaik, da ilai ii atara lai dapat diperoleh dega cara iterasi. Dega demikia, galat diyataka sebagai da 1 Galat S S Rel1 dega meyataka ilai pedekata sekarag da S meyataka ilai pedekata yag diperoleh sebelumya. Pada setiap peyelesaia permasalaha seatiasa timbul galat atau kesalaha, atara lai disebabka oleh: el. peyusua model matematika dalam meyelesaika suatu permasalaha real; e. pembulata yag dilakuka pada waktu melakuka operasi hituga; e3. kesalaha yag terjadi pada saat pegumpula data; e4. kesalaha karea aalisis matematik. Pada suatu operasi hituga dimugkika terjadi hilagya pegertia galat da galat yag timbul karea operasi aljabar dapat dihilagka (diperkecil) dega memaipulasi operasi aljabar tersebut. Suatu ratai operasi aljabar dari besara-besara yag memuat galat aka memberika suatu hasil yag juga memuat galat, galat pada. hasil operasi tersebut merupaka hasil perambata galat. Perambata galat merupaka akibat semua jeis operasi aljabar, yaitu operasi jumlaha "+", operasi peguraga " ", operasi pergadaa " " operasi pembagia " ".
25 M433/MODUL Misalka diberika sebuah fugsi terdiferesial f pada suatu selag a, b. pabila merupaka ilai pedekata dari ab,, da dega ilai sebearya maka galat ilai fugsi atau f f f Galat f adalah: f f f f f Galat atau dapat pula disajika sebagai da f f f Galat Galat Galat Rel f f f Rel f f ES FORMIF Pilihlah satu jawaba yag palig tepat! f 1) Betuk poliomial aylor utuk p. 1 1 p 1 B. p3 1 3 C. 3 p D. 3 4 ) Betuk poliomial aylor utuk f. p B. p p C. p D. e adalah. di sekitar a =1 adalah.
26 1.6 alisis Numerik 3) Pada poliomial aylor orde utuk fugsi f besar galat diyataka dega.... a R f a atau a! B. a R f a atau a! C. 1 a R f 1! D. 1 1 a 1 R f 1! a atau a a atau a 4) pabila p merupaka poliomium aylor utuk fugsi f si utuk dari,1, berapakah ilai terkecil?. = 1 B. = C. = 3 D. = 4, agar galat yag timbul tidak lebih 5) Peryataa berikut ii merupaka faktor peyebab terjadiya galat, kecuali.... peyusua model matematika dalam meyelesaika suatu masalah real B. pembulata yag dilakuka pada waktu melakuka operasi hituga C. pegguaa rumus matematika yag memuat itegral fugsi D. kesalaha yag terjadi pada saat pegumpula data Cocokkalah jawaba da dega Kuci Jawaba es Formatif yag terdapat di bagia akhir modul ii. Hituglah jawaba yag bear. Kemudia, guaka rumus berikut utuk megetahui tigkat peguasaa da terhadap materi Kegiata Belajar. igkat peguasaa = Jumlah Jawaba yag Bear 1% Jumlah Soal
27 M433/MODUL rti tigkat peguasaa: 9-1% = baik sekali 8-89% = baik 7-79% = cukup < 7% = kurag pabila mecapai tigkat peguasaa 8% atau lebih, da dapat meeruska dega modul selajutya. Bagus! Jika masih di bawah 8%, da harus megulagi materi Kegiata Belajar, terutama bagia yag belum dikuasai.
28 1.8 alisis Numerik Kuci Jawaba es Formatif es Formatif 1) ) C 3) C 4) D 5) C
29 M433/MODUL Daftar Pustaka Buchaa J. L ad urer P. R. (199). Numerical Methods ad alysis. New York: McGraw-Hill Ic. Fracis Scheid. (1968). heory ad Problems of Numerical alysis. Schaum's Outlie Series. New York: McGraw-Hill Book Compay. Kedal tkiso. (1994). Elemetary Numerical alysis. New York: Joh Wiley & Sos. Nakamura, S. (1993). pplied Numerical Methods i C. New Jersey: Pretice Hall Iteratioal Ic. Steve, C. C ad Raymod, P. C. (1985). Numerical Methods for Egiieers. New York: McGraw-Hill Book Compay.
Deret Fourier. Modul 1 PENDAHULUAN
Modul Deret Fourier Prof. Dr. Bambag Soedijoo P PENDAHULUAN ada modul ii dibahas masalah ekspasi deret Fourier Sius osius utuk suatu fugsi periodik ataupu yag diaggap periodik, da dibahas pula trasformasi
Lebih terperinciI. DERET TAKHINGGA, DERET PANGKAT
I. DERET TAKHINGGA, DERET PANGKAT. Pedahulua Pembahasa tetag deret takhigga sebagai betuk pejumlaha suku-suku takhigga memegag peraa petig dalam fisika. Pada bab ii aka dibahas megeai pegertia deret da
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. matematika secara numerik dan menggunakan alat bantu komputer, yaitu:
4 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Model matematis da tahapa matematis Secara umum tahapa yag harus ditempuh dalam meyelesaika masalah matematika secara umerik da megguaka alat batu komputer, yaitu: 2.1.1 Tahap
Lebih terperinciBab 3 Metode Interpolasi
Baha Kuliah 03 Bab 3 Metode Iterpolasi Pedahulua Iterpolasi serig diartika sebagai mecari ilai variabel tergatug tertetu, misalya y, pada ilai variabel bebas, misalya, diatara dua atau lebih ilai yag diketahui
Lebih terperinciKekeliruan dalam Perhitungan Numerik dan Selisih Terhingga Biasa
Modul 1 Kekelirua dalam Perhituga Numerik da Selisih Terhigga Biasa D PENDAHULUAN Dr. Wahyudi, M.Pd. i dalam pemakaia praktis, peyelesaia akhir yag diigika dari solusi suatu permasalaha (soal) dalam matematika
Lebih terperinciMETODE NUMERIK JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA 7/4/2012 SUGENG2010. Copyright Dale Carnegie & Associates, Inc.
METODE NUMERIK JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA 7/4/0 SUGENG00 Copyright 996-98 Dale Caregie & Associates, Ic. Kesalaha ERROR: Selisih atara ilai perkiraa dega ilai eksakilai
Lebih terperinciPenyelesaian Persamaan Non Linier
Peyelesaia Persamaa No Liier Metode Iterasi Sederhaa Metode Newto Raphso Permasalaha Titik Kritis pada Newto Raphso Metode Secat Metode Numerik Iterasi/NewtoRaphso/Secat - Metode Iterasi Sederhaa- Metode
Lebih terperinciBarisan. Barisan Tak Hingga Kekonvergenan barisan tak hingga Sifat sifat barisan Barisan Monoton. 19/02/2016 Matematika 2 1
Barisa Barisa Tak Higga Kekovergea barisa tak higga Sifat sifat barisa Barisa Mooto 9/0/06 Matematika Barisa Tak Higga Secara sederhaa, barisa merupaka susua dari bilaga bilaga yag urutaya berdasarka bilaga
Lebih terperinciDefinisi Integral Tentu
Defiisi Itegral Tetu Bila kita megedarai kedaraa bermotor (sepeda motor atau mobil) selama 4 jam dega kecepata 50 km / jam, berapa jarak yag ditempuh? Tetu saja jawabya sagat mudah yaitu 50 x 4 = 200 km.
Lebih terperinciMETODE NUMERIK TKM4104. Kuliah ke-2 DERET TAYLOR DAN ANALISIS GALAT
METODE NUMERIK TKM4104 Kuliah ke- DERET TAYLOR DAN ANALISIS GALAT DERET TAYLOR o Deret Taylor adalah alat yag utama utuk meuruka suatu metode umerik. o Deret Taylor bergua utuk meghampiri ugsi ke dalam
Lebih terperinciDistribusi Pendekatan (Limiting Distributions)
Distribusi Pedekata (Limitig Distributios) Ada 3 tekik utuk meetuka distribusi pedekata: 1. Tekik Fugsi Distribusi Cotoh 2. Tekik Fugsi Pembagkit Mome Cotoh 3. Tekik Teorema Limit Pusat Cotoh Fitriai Agustia,
Lebih terperinciARTIKEL. Menentukan rumus Jumlah Suatu Deret dengan Operator Beda. Markaban Maret 2015 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
ARTIKEL Meetuka rumus Jumlah Suatu Deret dega Operator Beda Markaba 191115198801005 Maret 015 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
Lebih terperinciSetelah mempelajari modul ini Anda diharapkan dapat: a. memeriksa apakah suatu pemetaan merupakan operasi;
Modul 1 Operasi Dr. Ahmad Muchlis B PENDAHULUAN erapakah 97531 86042? Kalau Ada megguaka kalkulator, jawabaya amat bergatug pada tipe kalkulator yag Ada pakai. 9 Kalkulator ilmiah Casio fx-250 memberika
Lebih terperinciPendekatan Nilai Logaritma dan Inversnya Secara Manual
Pedekata Nilai Logaritma da Iversya Secara Maual Moh. Affaf Program Studi Pedidika Matematika, STKIP PGRI BANGKALAN affafs.theorem@yahoo.com Abstrak Pada pegaplikasiaya, bayak peggua yag meggatugka masalah
Lebih terperinciBarisan dan Deret. Modul 1 PENDAHULUAN
Modul Barisa da Deret Reto Wika Tyasig Ada P PENDAHULUAN okok bahasa dalam modul ii terdiri atas dua kegiata belajar. Yag pertama tetag barisa, yag kedua tetag deret da cotoh-cotoh pemakaia deret. Pembahasa
Lebih terperinciPendiferensialan. Modul 1 PENDAHULUAN
Modul Pediferesiala Prof R Soematri D PENDAHULUAN alam modul ii dibahas fugsi berilai real yag didefiisika pada suatu iterval Defiisi derivatif suatu fugsi dimulai dega derivatif di suatu titik, kemudia
Lebih terperinciBARISAN DAN DERET. 05/12/2016 Matematika Teknik 1 1
BARISAN DAN DERET 05//06 Matematika Tekik BARISAN Barisa Tak Higga Kekovergea barisa tak higga Sifat sifat barisa Barisa Mooto 05//06 Matematika Tekik Barisa Tak Higga Secara sederhaa, barisa merupaka
Lebih terperinciIII PEMBAHASAN. λ = 0. Ly = 0, maka solusi umum dari persamaan diferensial (3.3) adalah
III PEMBAHASAN Pada bagia ii aka diformulasika masalah yag aka dibahas. Solusi masalah aka diselesaika dega Metode Dekomposisi Adomia. Selajutya metode ii aka diguaka utuk meyelesaika model yag diyataka
Lebih terperinciProgram Perkuliahan Dasar Umum Sekolah Tinggi Teknologi Telkom. Barisan dan Deret
Program Perkuliaha Dasar Umum Sekolah Tiggi Tekologi Telkom Barisa da Deret Barisa Defiisi Barisa bilaga didefiisika sebagai fugsi dega daerah asal merupaka bilaga asli. Notasi: f: N R f( ) a Fugsi tersebut
Lebih terperinciB a b 1 I s y a r a t
34 TKE 315 ISYARAT DAN SISTEM B a b 1 I s y a r a t (bagia 3) Idah Susilawati, S.T., M.Eg. Program Studi Tekik Elektro Fakultas Tekik da Ilmu Komputer Uiversitas Mercu Buaa Yogyakarta 29 35 1.5.2. Isyarat
Lebih terperinciPendugaan Selang: Metode Pivotal Langkah-langkahnya 1. Andaikan X1, X
Pedugaa Selag: Metode Pivotal Lagkah-lagkahya 1. Adaika X1, X,..., X adalah cotoh acak dari populasi dega fugsi kepekata f( x; ), da parameter yag tidak diketahui ilaiya. Adaika T adalah peduga titik bagi..
Lebih terperinciAn = an. An 1 = An. h + an 1 An 2 = An 1. h + an 2... A2 = A3. h + a2 A1 = A2. h + a1 A0 = A1. h + a0. x + a 0. x = h a n. f(x) = 4x 3 + 2x 2 + x - 3
SUKU BANYAK A Pegertia: f(x) x + a 1 x 1 + a 2 x 2 + + a 2 +a 1 adalah suku bayak (poliom) dega : - a, a 1, a 2,.,a 2, a 1, a 0 adalah koefisiekoefisie suku bayak yag merupaka kostata real dega a 0 - a
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan suatu ilmu yang mempunyai obyek kajian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakag Masalah Matematika merupaka suatu ilmu yag mempuyai obyek kajia abstrak, uiversal, medasari perkembaga tekologi moder, da mempuyai pera petig dalam berbagai disipli,
Lebih terperinciHimpunan/Selang Kekonvergenan
oki eswa (fmipa-itb) Deret Pagkat Kita aka mempelajari beberapa tehik utuk meyajika suatu fugsi f (x) dalam betuk deret pagkat (power series), yaitu meetuka derat pagkat c (x a) sehigga f (x) = c (x a)
Lebih terperinciSecara umum, suatu barisan dapat dinyatakan sebagai susunan terurut dari bilangan-bilangan real:
BARISAN TAK HINGGA Secara umum, suatu barisa dapat diyataka sebagai susua terurut dari bilaga-bilaga real: u 1, u 2, u 3, Barisa tak higga merupaka suatu fugsi dega domai berupa himpua bilaga bulat positif
Lebih terperinciREGRESI LINIER DAN KORELASI. Variabel bebas atau variabel prediktor -> variabel yang mudah didapat atau tersedia. Dapat dinyatakan
REGRESI LINIER DAN KORELASI Variabel dibedaka dalam dua jeis dalam aalisis regresi: Variabel bebas atau variabel prediktor -> variabel yag mudah didapat atau tersedia. Dapat diyataka dega X 1, X,, X k
Lebih terperinciBab 7 Penyelesaian Persamaan Differensial
Bab 7 Peelesaia Persamaa Differesial Persamaa differesial merupaka persamaa ag meghubugka suatu besara dega perubahaa. Persamaa differesial diataka sebagai persamaa ag megadug suatu besara da differesiala
Lebih terperinci1 Persamaan rekursif linier non homogen koefisien konstan tingkat satu
Secara umum persamaa rekursif liier tigkat-k bisa dituliska dalam betuk: dega C 0 0. C 0 x + C 1 x 1 + C 2 x 2 + + C k x k = b, Jika b = 0 maka persamaa rekursif tersebut diamaka persamaa rekursif liier
Lebih terperinciBARISAN DAN DERET. Nurdinintya Athari (NDT)
BARISAN DAN DERET Nurdiitya Athari (NDT) BARISAN Defiisi Barisa bilaga didefiisika sebagai fugsi dega daerah asal merupaka bilaga asli. Notasi: f: N R f( ) = a Fugsi tersebut dikeal sebagai barisa bilaga
Lebih terperinciPENENTUAN SOLUSI RELASI REKUREN DARI BILANGAN FIBONACCI DAN BILANGAN LUCAS DENGAN MENGGUNAKAN FUNGSI PEMBANGKIT
Prosidig Semiar Nasioal Matematika da Terapaya 06 p-issn : 0-0384; e-issn : 0-039 PENENTUAN SOLUSI RELASI REKUREN DARI BILANGAN FIBONACCI DAN BILANGAN LUCAS DENGAN MENGGUNAKAN FUNGSI PEMBANGKIT Liatus
Lebih terperinciBAB 6. DERET TAYLOR DAN DERET LAURENT Deret Taylor
Bab 6 Deret Taylor da Deret Lauret BAB 6 DERET TAYLOR DAN DERET LAURENT 6 Deret Taylor Misal fugsi f aalitik pada - < R ligkara dega pusat di da jari-jari R Maka utuk setiap titik pada ligkara itu f dapat
Lebih terperinciBAB I KONSEP DASAR PERSAMAAN DIFERENSIAL
BAB I KONSEP DASAR PERSAMAAN DIFERENSIAL Defiisi Persamaa diferesial adalah persamaa yag melibatka variabelvariabel tak bebas da derivatif-derivatifya terhadap variabel-variabel bebas. Berikut ii adalah
Lebih terperinciLIMIT. = δ. A R, jika dan hanya jika ada barisan. , sedemikian hingga Lim( a n
LIMIT 4.. FUNGSI LIMIT Defiisi 4.. A R Titik c R adalah titik limit dari A, jika utuk setiap δ > 0 ada palig sedikit satu titik di A, c sedemikia sehigga c < δ. Defiisi diatas dapat disimpulka dega cara
Lebih terperinciDERET TAK HINGGA (INFITITE SERIES)
MATEMATIKA II DERET TAK HINGGA (INFITITE SERIES) sugegpb.lecture.ub.ac.id aada.lecture.ub.ac.id BARISAN Barisa merupaka kumpula suatu bilaga (atau betuk aljabar) yag disusu sehigga membetuk suku-suku yag
Lebih terperinci2 BARISAN BILANGAN REAL
2 BARISAN BILANGAN REAL Di sekolah meegah barisa diperkealka sebagai kumpula bilaga yag disusu meurut "pola" tertetu, misalya barisa aritmatika da barisa geometri. Biasaya barisa da deret merupaka satu
Lebih terperinciMata Kuliah : Matematika Diskrit Program Studi : Teknik Informatika Minggu ke : 4
Program Studi : Tekik Iformatika Miggu ke : 4 INDUKSI MATEMATIKA Hampir semua rumus da hukum yag berlaku tidak tercipta dega begitu saja sehigga diraguka kebearaya. Biasaya, rumus-rumus dapat dibuktika
Lebih terperinciFungsi Kompleks. (Pertemuan XXVII - XXX) Dr. AZ Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
TKS 4007 Matematika III Fugsi Kompleks (Pertemua XXVII - XXX) Dr. AZ Jurusa Tekik Sipil Fakultas Tekik Uiversitas Brawijaya Pedahulua Persamaa x + 1 = 0 tidak memiliki akar dalam himpua bilaga real. Pertayaaya,
Lebih terperinci6. Pencacahan Lanjut. Relasi Rekurensi. Pemodelan dengan Relasi Rekurensi
6. Pecacaha Lajut Relasi Rekuresi Relasi rekuresi utuk dereta {a } adalah persamaa yag meyataka a kedalam satu atau lebih suku sebelumya, yaitu a 0, a,, a -, utuk seluruh bilaga bulat, dega 0, dimaa 0
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Pengertian
TINJAUAN PUSTAKA Pegertia Racaga peelitia kasus-kotrol di bidag epidemiologi didefiisika sebagai racaga epidemiologi yag mempelajari hubuga atara faktor peelitia dega peyakit, dega cara membadigka kelompok
Lebih terperinciSistem Bilangan Real. Modul 1 PENDAHULUAN
Modul 1 Sistem Bilaga Real Prof. R. Soematri D PENDAHULUAN alam modul ii aka dibahas sifat-sifat pokok bilaga real. Meskipu pembaca sudah akrab bear dega bilaga real amu modul ii aka membahasya lebih cermat
Lebih terperinci,n N. Jelas barisan ini terbatas pada dengan batas M =: 1, dan. barisan ini kovergen ke 0.
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UNMUH PONOROGO SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER GENAP TA 03/04 Mata Ujia : Aalisis Real Tipe Soal : REGULER Dose : Dr. Jula HERNADI Waktu : 90 meit Hari, Taggal : Selasa,
Lebih terperinciPENGGGUNAAN ALGORITMA GAUSS-NEWTON UNTUK MENENTUKAN SIFAT-SIFAT PENAKSIR PARAMETER DAN
PENGGGUNAAN ALGORITMA GAUSS-NEWTON UNTUK MENENTUKAN SIFAT-SIFAT PENAKSIR PARAMETER DAN DALAM SUATU MODEL NON-LINIER Abstrak Nur ei 1 1, Jurusa Matematika FMIPA Uiversitas Tadulako Jl. Sukaro-Hatta Palu,
Lebih terperinciSistem Bilangan Kompleks (Bagian Ketiga)
Sistem Bilaga Kompleks (Bagia Ketiga) Supama Jurusa Matematika, FMIPA UGM Yogyakarta 55281, INDONESIA Email:maspomo@yahoo.com, supama@ugm.ac.id (Pertemua Miggu III) Outlie 1 Akar Bilaga Kompleks 2 Akar
Lebih terperinciHendra Gunawan. 12 Februari 2014
MA1201 MATEMATIKA 2A Hedra Guawa Semester II, 2013/2014 12 Februari 2014 Bab Sebelumya 8. Betuk Tak Tetu da Itegral Tak Wajar 8.1 Betuk Tak Tetu 0/0 82 8.2 Betuk Tak Tetu Laiya 8.3 Itegral Tak Wajar dg
Lebih terperinciPOSITRON, Vol. II, No. 2 (2012), Hal. 1-5 ISSN : Penentuan Energi Osilator Kuantum Anharmonik Menggunakan Teori Gangguan
POSITRON, Vol. II, No. (0), Hal. -5 ISSN : 30-4970 Peetua Eergi Osilator Kuatum Aharmoik Megguaka Teori Gaggua Iklas Saubary ), Yudha Arma ), Azrul Azwar ) )Program Studi Fisika Fakultas Matematika da
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Analisis regresi menjadi salah satu bagian statistika yang paling banyak aplikasinya.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakag Aalisis regresi mejadi salah satu bagia statistika yag palig bayak aplikasiya. Aalisis regresi memberika keleluasaa kepada peeliti utuk meyusu model hubuga atau pegaruh
Lebih terperinciAji Wiratama, Yuni Yulida, Thresye Program Studi Matematika Fakultas MIPA Universitas Lambung Mangkurat Jl. Jend. A. Yani km 36 Banjarbaru
Jural Matematika Muri da Terapa εpsilo Vol.8 No.2 (24) Hal. 39-45 APLIKASI METODE DEKOMPOSISI ADOMIAN UNTUK MENENTUKAN FORMULA TRANSFORMASI LAPLACE Aji Wiratama, Yui Yulida, Thresye Program Studi Matematika
Lebih terperinciAn = an. An 1 = An. h + an 1 An 2 = An 1. h + an 2... A2 = A3. h + a2 A1 = A2. h + a1 A0 = A1. h + a0. x + a 0. x = h a n. f(x) = 4x 3 + 2x 2 + x - 3
BAB XII. SUKU BANYAK A = a Pegertia: f(x) = a x + a x + a x + + a x +a adalah suku bayak (poliom) dega : - a, a, a,.,a, a, a 0 adalah koefisiekoefisie suku bayak yag merupaka kostata real dega a 0 - a
Lebih terperincitheresiaveni.wordpress.com NAMA : KELAS :
theresiaveiwordpresscom NAMA : KELAS : 1 theresiaveiwordpresscom BARISAN DAN DERET Barisa da deret dapat diguaka utuk memudahka peyelesaia perhituga, misalya buga bak, keaika produksi, da laba/rugi suatu
Lebih terperinciIII BAB BARISAN DAN DERET. Tujuan Pembelajaran. Pengantar
BAB III BARISAN DAN DERET Tujua Pembelajara Setelah mempelajari materi bab ii, Ada diharapka dapat:. meetuka suku ke- barisa da jumlah suku deret aritmetika da geometri,. meracag model matematika dari
Lebih terperinciHALAMAN Dengan definisi limit barisan buktikan limit berikut ini : = 0. a. lim PENYELESAIAN : jadi terbukti bahwa lim = 0 = 5. b.
Didowload dari ririez.blog.us.ac.id HALAMAN 36 37 5. Dega defiisi limit barisa buktika limit berikut ii : a. lim = 0 lim 1 2 + 3 = 0 > 0 h 1 = 2 + 3 0 = 1 2 + 3 1 2 1 2 1 2 < jadi terbukti bahwa lim =
Lebih terperinciInstitut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Model Sistem dalam Persamaan Keadaan
Istitut Tekologi Sepuluh Nopember Surabaya Model Sistem dalam Persamaa Keadaa Pegatar Materi Cotoh Soal Rigkasa Latiha Pegatar Materi Cotoh Soal Rigkasa Istilah-istilah Dalam Persamaa Keadaa Aalisis Sistem
Lebih terperinciBab IV. Penderetan Fungsi Kompleks
Bab IV Pedereta Fugsi Kompleks Sebagaimaa pada fugsi real, fugsi kompleks juga dapat dideretka pada daerah kovergesiya. Semua watak kajia kovergesi pada fugsi real berlaku pula pada fugsi kompleks. Secara
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi da Waktu peelitia Peelitia dilakuka pada budidaya jamur tiram putih yag dimiliki oleh usaha Yayasa Paguyuba Ikhlas yag berada di Jl. Thamri No 1 Desa Cibeig, Kecamata Pamijaha,
Lebih terperinciPersamaan Non-Linear
Persamaa No-Liear Peyelesaia persamaa o-liear adalah meghitug akar suatu persamaa o-liear dega satu variabel,, atau secara umum dituliska : = 0 Cotoh: 2 5. 5 4 9 2 0 2 5 5 4 9 2 2. 2 0 2 5. e 0 Metode
Lebih terperinciSolusi Numerik PDP. ( Metode Beda Hingga ) December 9, 2013. Solusi Numerik PDP
( Metode Beda Higga ) December 9, 2013 Sebuah persamaa differesial apabila didiskritisasi dega metode beda higga aka mejadi sebuah persamaa beda. Jika persamaa differesial parsial mempuyai solusi eksak
Lebih terperinciBAB V. INTEGRAL. Lambang anti-turunan (integral tak-tentu) oleh Leibniz adalah... dx, sehingga
BAB V. INTEGRAL 5.. Ati Turua (Itegral Tak-tetu) Defiisi: F suatu ati-turua f pada selag I jika da haya jika D F() = f() pada I, yaki F () = f() utuk semua dalam I. (Jika suatu titik ujug I, F () haya
Lebih terperinciPERTEMUAN 13. VEKTOR dalam R 3
PERTEMUAN VEKTOR dalam R Pegertia Ruag Vektor Defiisi R Jika adalah sebuah bilaga bulat positif, maka tupel - - terorde (ordered--tuple) adalah sebuah uruta bilaga riil ( a ),a,..., a. Semua tupel - -terorde
Lebih terperinciBARISAN FIBONACCI DAN BILANGAN PHI
BARISAN FIBONACCI DAN BILANGAN PHI Fiboacci Matematikawa terbesar pada abad pertegaha adalah Leoardo dari Pisa, Italia (80 0). Ia lebih dikeal dega ama Fibo-acci. Artiya, aak Boaccio. Meara Pisa yag terkeal
Lebih terperinciSTUDI TENTANG BEBERAPA MODIFIKASI METODE ITERASI BEBAS TURUNAN
STUDI TENTANG BEBERAPA MODIFIKASI METODE ITERASI BEBAS TURUNAN Supriadi Putra, M,Si Laboratorium Komputasi Numerik Jurusa Matematika FMIPA Uiversitas Riau e-mail : spoetra@yahoo.co.id ABSTRAK Makalah ii
Lebih terperinciBarisan Aritmetika dan deret aritmetika
BARISAN DAN DERET BILANGAN Peyusu: Atmii Dhoruri, MS Kode: Jejag: SMP T/P: / A. Kompetesi yag diharapka. Meetuka suku ke- barisa aritmatika da barisa geometri. Meetuka jumlah suku pertama deret aritmatika
Lebih terperinciBAB VI DERET TAYLOR DAN DERET LAURENT
BAB VI DERET TAYLOR DAN DERET LAURENT. Deret Taylor Misal fugsi f() aalitik pada - < R ( ligkara dega pusat di da jari-jari R ). Maka utuk setiap titik pada ligkara itu, f() dapat diyataka sebagai : f
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB LANDASAN TEORI.1 Distribusi Ekspoesial Fugsi ekspoesial adalah salah satu fugsi yag palig petig dalam matematika. Biasaya, fugsi ii ditulis dega otasi exp(x) atau e x, di maa e adalah basis logaritma
Lebih terperinciBAB VII RANDOM VARIATE DISTRIBUSI DISKRET
BAB VII RANDOM VARIATE DISTRIBUSI DISKRET Diskret radom variabel dapat diguaka utuk berbagai radom umber yag diambil dalam betuk iteger. Pola kebutuha ivetori (persediaa) merupaka cotoh yag serig diguaka
Lebih terperinciBab 8 Teknik Pengintegralan
Catata Kuliah MA3 Kalkulus Elemeter II Oki Neswa,Ph.D., Departeme Matematika-ITB Bab 8 Tekik Pegitegrala Metoda Substitusi Itegral Fugsi Trigoometrik Substitusi Merasioalka Itegral Parsial Itegral Fugsi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB PENDAHULUAN. Latar Belakag Statistika iferesi merupaka salah satu cabag statistika yag bergua utuk meaksir parameter. Peaksira dapat diartika sebagai dugaa atau perkiraa atas sesuatu yag aka terjadi
Lebih terperinciGambar 1. Partisi P dari empat persegi panjang R = [a, b] x [c, d] adalah dua himpunan i i
INTEGAL LIPAT. Itegral Lipat Dua dalam Koordiat Kartesius Pada bagia ii, dipelajari itegral lipat dua dalam. Misalka diketahui dua iterval tertutup [a, b] da [c, d]. Hasil kali kartesius dari kedua iterval
Lebih terperinciSelang Kepercayaan (Confidence Interval) Pengantar Penduga titik (point estimator) telah dibahas pada kuliah-kuliah sebelumnya. Walau statistikawan
Selag Kepercayaa (Cofidece Iterval) Pegatar Peduga titik (poit estimator) telah dibahas pada kuliah-kuliah sebelumya. Walau statistikawa telah berusaha memperoleh peduga titik yag baik, amu hampir bisa
Lebih terperincii adalah indeks penjumlahan, 1 adalah batas bawah, dan n adalah batas atas.
4 D E R E T Kosep deret merupaka kosep matematika yag cukup populer da aplikatif khusuya dalam kasus-kasus yag meyagkut perkembaga da pertumbuha suatu gejala tertetu. Apabila perkembaga atau pertumbuha
Lebih terperinciUKURAN PEMUSATAN DATA
Malim Muhammad, M.Sc. UKURAN PEMUSATAN DATA J U R U S A N A G R O T E K N O L O G I F A K U L T A S P E R T A N I A N U N I V E R S I T A S M U H A M M A D I Y A H P U R W O K E R T O DEFINISI UKURAN PEMUSATAN
Lebih terperinciterurut dari bilangan bulat, misalnya (7,2) (notasi lain 2
Bab Bilaga kompleks BAB BILANGAN KOMPLEKS Defiisi Bilaga Kompleks Sebelum medefiisika bilaga kompleks, pembaca diigatka kembali pada permasalah dalam sistem bilaga yag telah dikeal sebelumya Yag pertama
Lebih terperinciDISTRIBUSI SAMPLING. Oleh : Dewi Rachmatin
DISTRIBUSI SAMPLING Oleh : Dewi Rachmati Distribusi Rata-rata Misalka sebuah populasi berukura higga N dega parameter rata-rata µ da simpaga baku. Dari populasi ii diambil sampel acak berukura, jika tapa
Lebih terperinciBAB VIII KONSEP DASAR PROBABILITAS
BAB VIII KONSEP DASAR PROBABILITAS 1.1. Pedahulua Dalam pertemua ii Ada aka mempelajari beberapa padaga tetag permutasi da kombiasi, fugsi da metode perhituga probabilitas, da meghitug probabilitas. Pada
Lebih terperinci) didefinisikan sebagai persamaan yang dapat dinyatakan dalam bentuk: a x a x a x b... b adalah suatu urutan bilangan dari bilangan s1, s2,...
SISEM PERSAMAAN LINIER DAN MARIKS. SISEM PERSAMAAN LINIER Secara umum, persamaa liier dega variabel ( x, x,..., x ) didefiisika sebagai persamaa yag dapat diyataka dalam betuk: a x a x a x b... dega a,
Lebih terperinciBAB III PEMBAHASAN. Pada BAB III ini akan dibahas mengenai bentuk program linear fuzzy
BAB III PEMBAHASAN Pada BAB III ii aka dibahas megeai betuk program liear fuzzy dega koefisie tekis kedala berbetuk bilaga fuzzy da pembahasa peyelesaia masalah optimasi studi kasus pada UD FIRDAUS Magelag
Lebih terperinciMA1201 MATEMATIKA 2A Hendra Gunawan
MA1201 MATEMATIKA 2A Hedra Guawa Semester II, 2016/2017 3 Februari 2017 Bab Sebelumya 8. Betuk Tak Tetu da Itegral Tak Wajar 8.1 Betuk Tak Tetu 0/0 8.2 Betuk Tak Tetu Laiya 8.3 Itegral Tak Wajar dg Batas
Lebih terperinciMETODE SIMPSON TERMODIFIKASI UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN INTEGRAL VOLTERRA LINEAR JENIS KEDUA. Jonas Lodewyk H 1, Zulkarnain 2 ABSTRACT
METODE SIMPSON TERMODIFIKASI UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN INTEGRAL VOLTERRA LINEAR JENIS KEDUA Joas Lodewyk H 1, Zulkarai 1 Mahasiswa Program Studi S1 Matematika Dose Jurusa Matematika Fakultas Matematika
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
36 BAB III METODE PENELITIAN A. Racaga Peelitia 1. Pedekata Peelitia Peelitia ii megguaka pedekata kuatitatif karea data yag diguaka dalam peelitia ii berupa data agka sebagai alat meetuka suatu keteraga.
Lebih terperinciKalkulus Rekayasa Hayati DERET
Kalkulus Rekayasa Hayati DERET 1 Isi Bab Pedahulua Barisa tak-higga Deret tak-higga Deret Positif : Uji kekovergea Deret Gati Tada Deret Pagkat Deret Taylor da Maclauri 2 Kompetesi Dasar Setelah megikuti
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Pengumpulan Data
IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi da waktu Peelitia ii dilakuka di PD Pacet Segar milik Alm Bapak H. Mastur Fuad yag beralamat di Jala Raya Ciherag o 48 Kecamata Cipaas, Kabupate Ciajur, Propisi Jawa Barat.
Lebih terperinciUkuran Pemusatan. Pertemuan 3. Median. Quartil. 17-Mar-17. Modus
-Mar- Ukura Pemusata Pertemua STATISTIKA DESKRIPTIF Statistik deskripti adalah pegolaha data utuk tujua medeskripsika atau memberika gambara terhadap obyek yag diteliti dega megguaka sampel atau populasi.
Lebih terperinciInduksi Matematik dan Teorema Binomial
Modul Iduksi Matematik da Teorema Biomial Sukirma I PENDAHULUAN duksi matematik merupaka salah satu metode pembuktia dari bayak teorema dalam Teori Bilaga maupu dalam mata kuliah matematika laiya. Sedagka
Lebih terperinciC (z m) = C + C (z m) + C (z m) +...
4.. DERET PANGKAT Deret pagkat dari (x-m) merupaka deret tak higga yag betuk umumya adalah : i= i i C (z m) = C + C (z m) + C (z m) +... ( 4- ) C, C,... = kostata disebut koefisie deret m = kostata disebut
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB ENDAHULUAN. Latar Belakag Masalah Dalam kehidupa yata, hampir seluruh feomea alam megadug ketidak pastia atau bersifat probabilistik, misalya pergeraka lempega bumi yag meyebabka gempa, aik turuya
Lebih terperinciKALKULUS 4. Dra. D. L. Crispina Pardede, DEA. SARMAG TEKNIK MESIN
KALKULUS Dra. D. L. Crispia Pardede DEA. SARMAG TEKNIK MESIN KALKULUS - SILABUS. Deret Fourier.. Fugsi Periodik.2. Fugsi Geap da Gajil.3. Deret Trigoometri.. Betuk umum Deret Fourier.. Kodisi Dirichlet.6.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Integral adalah salah satu konsep penting dalam Matematika yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakag Masalah Itegral adalah salah satu kosep petig dalam Matematika yag dikemukaka pertama kali oleh Isac Newto da Gottfried Wilhelm Leibiz pada akhir abad ke-17. Selajutya
Lebih terperinciUniversitas Gadjah Mada Fakultas Teknik Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan REGRESI DAN KORELASI. Statistika dan Probabilitas
Uiversitas Gadjah Mada Fakultas Tekik Departeme Tekik Sipil da Ligkuga REGRESI DAN KORELASI Statistika da Probabilitas Kurva Regresi Mecari garis/kurva yag mewakili seragkaia titik data Ada dua cara utuk
Lebih terperinciREGRESI DAN KORELASI SEDERHANA
REGRESI DAN KORELASI SEDERHANA Apa yag disebut Regresi? Korelasi? Aalisa regresi da korelasi sederhaa membahas tetag keterkaita atara sebuah variabel (variabel terikat/depede) dega (sebuah) variabel lai
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi da Waktu Peelitia Daerah peelitia adalah Kota Bogor yag terletak di Provisi Jawa Barat. Pemiliha lokasi ii berdasarka pertimbaga atara lai: (1) tersediaya Tabel Iput-Output
Lebih terperinciAplikasi Interpolasi Bilinier pada Pengolahan Citra Digital
Aplikasi Iterpolasi Biliier pada Pegolaha Citra Digital Veriskt Mega Jaa - 35408 Program Studi Iformatika Sekolah Tekik Elektro da Iformatika Istitut Tekologi Badug, Jl. Gaesha 0 Badug 403, Idoesia veriskmj@s.itb.ac.id
Lebih terperinciSOAL PENYISIHAN =. a. 11 b. 12 c. 13 d. 14 e. 15
SOAL PENYISIHAN Petujuk pegerjaa soal : Jumlah soal 0 soal Piliha Gada da Uraia Utuk piliha gada diberi peilaia bear +, salah -, tidak diisi 0 Lama pegerjaa soal adalah 0 meit Kalau berai, silaka pilih
Lebih terperinciPENERAPAN TEOREMA TITIK TETAP UNTUK MENUNJUKKAN ADANYA PENYELESAIAN PADA SISTEM PERSAMAAN LINEAR
PENERAPAN TEOREMA TITIK TETAP UNTUK MENUNJUKKAN ADANYA PENYELESAIAN PADA SISTEM PERSAMAAN LINEAR Nur Aei Prodi Matematika, FST-UINAM uraeiatullah@gmail.com Ifo: Jural MSA Vol. 3 No. 2 Edisi: Juli Desember
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dimana f(x) adalah fungsi tujuan dan h(x) adalah fungsi pembatas.
BAB 1 PENDAHUUAN 1.1 atar Belakag Pada dasarya masalah optimisasi adalah suatu masalah utuk membuat ilai fugsi tujua mejadi maksimum atau miimum dega memperhatika pembatas pembatas yag ada. Dalam aplikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakag Masalah Struktur alabar adalah suatu himpua yag di dalamya didefiisika suatu operasi bier yag memeuhi aksioma-aksioma tertetu. Gelaggag ( Rig ) merupaka suatu struktur
Lebih terperincimempunyai sebaran yang mendekati sebaran normal. Dalam hal ini adalah PKM (penduga kemungkinan maksimum) bagi, ˆ ˆ adalah simpangan baku dari.
Selag Kepercayaa Cotoh Besar Jika ukura cotoh (sample size) besar, maka meurut Teorema Limit Pusat, bayak statistik megikuti/mempuyai sebara yag medekati ormal (dapat diaggap ormal). Artiya jika adalah
Lebih terperincib. Penyajian data kelompok Contoh: Berat badan 30 orang siswa tercatat sebagai berikut:
Statistik da Peluag A. Statistik Statistik adalah metode ilmiah yag mempelajari cara pegumpula, peyusua, pegolaha, da aalisis data, serta cara pegambila kesimpula berdasarka data-data tersebut. Data ialah
Lebih terperinciBAB II TEORI DASAR. Definisi Grup G disebut grup komutatif atau grup abel jika berlaku hukum
BAB II TEORI DASAR 2.1 Aljabar Liier Defiisi 2. 1. 1 Grup Himpua tak kosog G disebut grup (G, ) jika pada G terdefiisi operasi, sedemikia rupa sehigga berlaku : a. Jika a, b eleme dari G, maka a b eleme
Lebih terperinciJURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 6. No. 2, 77-85, Agustus 2003, ISSN : DISTRIBUSI WAKTU BERHENTI PADA PROSES PEMBAHARUAN
JURAL MATEMATKA DA KOMPUTER Vol. 6. o., 77-85, Agustus 003, SS : 40-858 DSTRBUS WAKTU BERHET PADA PROSES PEMBAHARUA Sudaro Jurusa Matematika FMPA UDP Abstrak Dalam proses stokhastik yag maa kejadia dapat
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORI
BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1 ISTILAH KEENDUDUKAN 2.1.1 eduduk eduduk ialah orag atatu idividu yag tiggal atau meetap pada suatu daerah tertetu dalam jagka waktu yag lama. 2.1.2 ertumbuha eduduk ertumbuha peduduk
Lebih terperinci4.7 TRANSFORMASI UNTUK MENDEKATI KENORMALAN
4.7 TRANSFORMASI UNTUK MENDEKATI KENORMALAN Saat asumsi keormala tidak dipuhi maka kesimpula yag kita buat berdasarka suatu metod statistik yag mesyaratka asumsi keormala meadi tidak baik, sehigga mucul
Lebih terperinci