KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan III Tahun 2013

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan III Tahun 2013"

Transkripsi

1 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan III Tahun 2013 Buku Kajian Ekonomi Regional Provinsi Bengkulu dipublikasikan secara triwulanan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu, untuk menganalisis perkembangan perekonomian Provinsi Bengkulu secara komprehensif. Analisis dalam buku ini mencakup perkembangan makro, inflasi, perbankan, sistem pembayaran, keuangan daerah dan prospek perekonomian Provinsi Bengkulu. Penerbitan buku ini bertujuan sebagai : (1) Laporan kepada Kantor Pusat Bank Indonesia tentang kondisi perkembangan ekonomi dan keuangan di Provinsi Bengkulu, dan (2) Informasi kepada stakeholders di daerah mengenai perkembangan ekonomi dan keuangan terkini. Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu Yuwono H.M. Azhar Achlusyani Sarwoto Neva Andina Royes Saragih : Kepala Kantor Perwakilan : Deputi Kepala Perwakilan : Peneliti Ekonomi : Peneliti Ekonomi : Peneliti Ekonomi Softcopy buku ini dapat didownload dari website Bank Indonesia dengan alamat

2 i á UtÇ~ \ÇwÉÇxá t Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilainilai yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan stabil. ` á UtÇ~ \ÇwÉÇxá t Mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah melalui pemeliharaan kestabilan moneter dan pengembangan stabilitas sistem keuangan untuk pembangunan jangka panjang negara Indonesia yang berkesinambungan. a Ät fàütàxz á büztç átá UtÇ~ \ÇwÉÇxá t Nilainilai yang menjadi dasar organisasi, manajemen dan pegawai untuk bertindak atau berperilaku yaitu Kompetensi, Integritas, Transparansi, Akuntabilitas dan Kebersamaan. i á ^tçàéü cxüãt~ ÄtÇ UtÇ~ \ÇwÉÇxá t cüéä Çá UxÇz~âÄâ Mewujudkan Kantor Perwakilan Bank Indonesia yang dapat dipercaya melalui peningkatan perannya sebagai economic intelligence dan unit penelitian. ` á ^tçàéü cxüãt~ ÄtÇ UtÇ~ \ÇwÉÇxá t cüéä Çá UxÇz~âÄâ Berperan aktif dalam pelaksanaan kebijakan Bank Indonesia dalam mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah melalui pelaksanaan kegiatan operasional di bidang ekonomi, moneter, perbankan, sistem pembayaran secara efektif dan efisien dan peningkatan kajian ekonomi regional serta koordinasi dengan pemerintah daerah serta lembaga terkait.

3 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya, sehingga buku Kajian Ekonomi Regional Provinsi Bengkulu Triwulan III2013 dapat selesai disusun dan dipublikasikan kepada stakeholders Bank Indonesia. Kajian Ekonomi Regional diterbitkan secara triwulanan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu untuk memenuhi kebutuhan informasi mengenai keadaan ekonomi makro, moneter, perbankan dan prospek ekonomi Provinsi Bengkulu kedepan. Kami sampaikan bahwa perekonomian Provinsi Bengkulu pada triwulan III 2013 tumbuh meningkat dari 5,25% (yoy) pada triwulan II 2013 menjadi 5,69% (yoy). Sementara itu, dari sisi harga, inflasi Provinsi Bengkulu meningkat dari 7,89% (yoy) pada triwulan II 2013 menjadi 9,54% (yoy) pada periode laporan. Terkait kajian dimaksud kami berharap informasi yang kami sajikan ini dapat menjadi salah satu referensi dalam pembelajaran dan/atau proses pengambilan kebijakan beberapa pihak terkait. Kami menyadari bahwa cakupan serta kualitas data dan informasi yang disajikan dalam buku ini masih perlu terus disempurnakan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran membangun dari pengguna/pembaca demi penyempurnaan di masa yang akan datang. Akhirnya, besar harapan kami semoga buku ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melimpahkan ridhanya dan melindungi setiap langkah kita. Bengkulu, 8 November 2013 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI BENGKULU Yuwono Kepala Perwakilan iii

4 halaman ini sengaja dikosongkan iv

5 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR iii DAFTAR ISI v DAFTAR TABEL vii DAFTAR GRAFIK ix TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH PROVINSI BENGKULU xi RINGKASAN EKSEKUTIF 1 BAB I PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO PDRB Sisi Penggunaan Konsumsi Investasi Ekspor dan Impor PDRB Sisi Sektoral Sektor Pertanian Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran Sektor JasaJasa SektorSektor Lainnya 22 Boks 1 Hasil Liaison Triwulan II BAB II PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH Inflasi Menurut Kelompok Barang/Jasa Perkembangan Inflasi Fundamental Perbandingan Inflasi antar Kota di Sumatera 40 Boks 2 Kegiatan Tim Pengendalian Inflasi Daerah Provinsi Bengkulu Triwulan II BAB III PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH Bank Umum Kelembagaan Perkembangan Aset Perkembangan Dana Masyarakat Perkembangan Penyaluran Kredit/Pembiayaan Perkembangan Kredit/Pembiayaan UMKM 51 v

6 3.2. Bank Umum Syariah Bank Perkreditan Rakyat/Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Sistem Pembayaran Sistem Pembayaran Tunai Sistem Pembayaran Non Tunai 58 BAB IV PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH Realisasi Sisi Penerimaan Realisasi Sisi Penerimaan Provinsi Bengkulu Realisasi Sisi Penerimaan Kabupaten/Kota Realisasi Sisi Pengeluaran Realisasi Sisi Pengeluaran Provinsi Bengkulu Realisasi Sisi Pengeluaran Kabupaten/Kota 68 BAB V PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN Perkembangan Ketenagakerjaan Perkembangan Kesejahteraan Perkembangan Kemiskinan 74 BAB VI PROSPEK EKONOMI DAN INFLASI DAERAH Prospek Ekonomi Makro Prakiraan Inflasi Daerah 78 LAMPIRAN 79 DAFTAR ISTILAH 87 vi

7 DAFTAR TABEL Tabel 1.1 PDRB Provinsi Bengkulu Berdasarkan Jenis Penggunaan Atas Dasar Harga Konstan 6 Tabel 1.2. Perkembangan Ekspor dan Impor Regional dalam 13 pembentukan PDRB menurut Harga Berlaku Provinsi Bengkulu Tabel 1.3. Perkembangan Ekspor BarangBarang NonMigas Utama 14 Menurut Jenis Barang di Provinsi Bengkulu Tabel 1.4. Perkembangan Ekspor BarangBarang NonMigas Utama 16 Menurut Negara Pembeli di Provinsi Bengkulu Tabel 1.5. Porsi PDRB Atas Dasar Harga Konstan Lapangan Usaha Provinsi 17 Bengkulu Tabel 1.6. PDRB Provinsi Bengkulu Menurut Sektoral 18 Tabel 2.1. Perkembangan Inflasi Menurut Kelompok Barang/jasa Kota Bengkulu Tabel 2.2. Perkembangan Inflasi Kelompok Bahan Makanan Provinsi Bengkulu 32 Tabel 2.3. Perkembangan Inflasi Kelompok Makanan 34 Jadi/Minuman/Rokok & Tembakau Provinsi Bengkulu Tabel 2.4. Perkembangan Inflasi Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas & 34 Bahan Bakar Provinsi Bengkulu Tabel 2.5. Perkembangan Inflasi Kelompok Sandang Provinsi Bengkulu 35 Tabel 2.6. Perkembangan Inflasi Kelompok Kesehatan Provinsi Bengkulu 35 Tabel 2.7. Perkembangan Inflasi Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga Provinsi Bengkulu Tabel 2.8. Perkembangan Inflasi Kelompok Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan Provinsi Bengkulu Tabel 2.9. Sumbangan Beberapa Komoditas terhadap Inflasi/Deflasi Bulanan di Bengkulu Tabel 3.1. Jaringan Kantor Pelayanan Bank Umum Provinsi Bengkulu 46 Tabel 3.2. Perkembangan Aset Bank Umum Provinsi Bengkulu 46 Tabel 3.3. Perkembangan Penghimpunan Dana Bank Umum Provinsi Bengkulu Tabel 3.4. Perkembangan Kredit/Pembiayaan Bank Umum Berdasarkan Jenis Penggunaan, Sektor Ekonomi dan Kelompok Bank di Provinsi Bengkulu Tabel 3.5. Perkembangan NPL Bank Umum Berdasarkan Jenis 51 Penggunaan di Provinsi Bengkulu Tabel 3.6. Perkembangan Kredit/Pembiayaan UMKM Berdasarkan Jenis vii

8 Penggunaan, Sektor Ekonomi di Provinsi Bengkulu Tabel 3.7. Perkembangan Non Performing Loan (NPL) Sektor UMKM di 52 Provinsi Bengkulu Tabel 3.8. Perkembangan Kegiatan Usaha BPR/BPRS di Provinsi Bengkulu 55 Tabel 3.9. Perkembangan InflowOutflow Uang Kartal Provinsi Bengkulu 56 Tabel Perkembangan Kliring dan Cek/Bilyet Giro Kosong Provinsi Bengkulu Tabel Perkembangan Transaksi Real Time Gross Settlement (RTGS) Provinsi Bengkulu Tabel 4.1. Realisasi Penerimaan APBD Triwulan II 2013 Pemerintah Provinsi Bengkulu Tabel 4.2. Realisasi Penerimaan APBD Triwulan II 2013 Pemerintah Kabupaten/Kota Provinsi Bengkulu Tabel 4.3. Realisasi Belanja APBD Triwulan II 2013 Pemerintah Provinsi Bengkulu Tabel 4.4. Realisasi Belanja APBD Triwulan II 2013 Pemerintah Kabupaten/Kota Provinsi Bengkulu Tabel 5.1. Perkembangan Jumlah Pengangguran dan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Provinsi Bengkulu 71 Tabel 5.2. Perkembangan Jumlah Penduduk Miskin di Provinsi Bengkulu 74 Tabel 5.3. Tingkat Kedalaman Dan Keparahan Kemiskinan Provinsi Bengkulu 74 viii

9 DAFTAR GRAFIK Grafik 1.1. Perkembangan PDRB dan Laju Pertumbuhan PDRB (LPE, yoy) 5 Provinsi Bengkulu (harga konstan 2000) Grafik 1.2. Konsumsi Rumah Tangga Menurut PDRB Harga Konstan dan 7 Perkembangan Inflasi di Provinsi Bengkulu Grafik 1.3. Hasil Survei Konsumen di Provinsi bengkulu 8 Grafik 1.4. Konsumsi Listrik Rumah Tangga dan Perkembangan 9 Kendaraan Milik Swasta di Provinsi Bengkulu Grafik 1.5. Kredit/Pembiayaan Konsumsi Perbankan di Provinsi Bengkulu 10 Grafik 1.6. Konsumsi Pemerintah dan Lembaga Nirlaba Menurut PDRB 10 Harga Konstan di Provinsi Bengkulu Grafik 1.7. Perkembangan Dana Pemerintah di Bank Umum 11 Grafik 1.8. Perkembangan Kredit/Pembiayaan Investasi dan Konsumsi 12 Semen di Provinsi Bengkulu Grafik 1.9. Perkembangan Harga Beberapa Komoditas Ekspor Bengkulu 15 Grafik Sumbangan Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II 2013 Sektoral 18 Grafik Indikator Sektor Pertanian Provinsi Bengkulu 20 Grafik Indikator Sektor Perdagangan, Hotel & Restoran Provinsi 21 Bengkulu Grafik Indikator Sektor JasaJasa di Provinsi Bengkulu 22 Grafik Indikator Sektor Bangunan di Provinsi Bengkulu 23 Grafik Indikator Sektor Listrik, Gas dan Air di Provinsi Bengkulu 24 Grafik Indikator Sektor Pertambangan dan penggalian di Provinsi Bengkulu 25 Grafik 2.1. Perkembangan Inflasi IHK Kota Bengkulu 30 Grafik 2.2. Realisasi Inflasi Tahun 2013 (Tahun Kalender, ytd) 30 Grafik 2.3. Inflasi Kelompok Bahan Makanan di Provinsi Bengkulu (Tahunan, yoy) 33 Grafik 2.4. Sumbangan Inflasi Triwulan III2013 Per Kelompok 38 Barang/Jasa Grafik 2.5. Disagregasi Inflasi Kota Bengkulu 39 Grafik 2.6. Nilai Saldo Ekspektasi Konsumen Terhadap Kondisi 3 Bulan 39 Mendatang Grafik 2.7. Inflasi Tahunan (yoy) September 2013 Beberapa Kota di 40 Sumatera Grafik 2.8. Inflasi Tahunan (yoy) KotaKota di Sumatera Bagian Selatan 41 Grafik 3.1. Perkembangan Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Non 45 Performing Loan (NPL) Perbankan Provinsi Bengkulu Grafik 3.2. Distribusi Aset Bank Umum di Provinsi Bengkulu 47 ix

10 Grafik 3.3. Perkembangan Dana Pihak Ketiga di Bengkulu 47 Grafik 3.4. Porsi DPK Per Jenisnya 47 Grafik 3.5. Perkembangan Kredit/Pembiayaan Perbankan di Provinsi 49 Bengkulu Grafik 3.6. Perkembangan Financing to Deposit Ratio (FDR) dan Non 53 Performing Financing (NPF) Perbankan Syariah di Bengkulu Grafik 3.7. Pembiayaan Perbankan Syariah di Bengkulu 54 Grafik 3.8. DPK Perbankan Syariah di Bengkulu 54 Grafik 3.9. Perkembangan Net Interest Margin BPR/S di Provinsi Bengkulu 56 Grafik Perkembangan InflowOutflow Uang Kartal Provinsi 57 Bengkulu Grafik Perkembangan Rasio PTTB terhadap Inflow Provinsi Bengkulu 57 Grafik Perkembangan Jumlah Uang Palsu yang Ditemukan di 58 Bengkulu Grafik Perkembangan TUKAB di Provinsi Bengkulu di Provinsi Bengkulu 60 Grafik 4.1 Perkembangan Kendaraan Bermotor di Provinsi Bengkulu 65 Grafik 4.2 Perkembangan Dana Milik Pemerintah Provinsi Bengkulu 67 Grafik 5.1. Perkembangan Indeks Nilai Tukar Petani di Provinsi Bengkulu 73 Grafik 6.1. Perkembangan Laju Pertumbuhan Ekonomi Provinsi 75 Bengkulu Grafik 6.2. Hasil Survei SK dan SKDU di Provinsi Bengkulu dan 76 Kredit/Pembiayaan Konsumsi Perbankan di Provinsi Bengkulu Grafik 6.3. Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha Provinsi Bengkulu 77 Grafik 6.4. Perkembangan Laju Inflasi Tahunan di Kota Bengkulu 78 Grafik 6.5. Hasil Survei Konsumen dan SKDU di Provinsi Bengkulu 79 x

11 TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH PROVINSI BENGKULU Tabel Indikator Ekonomi Terpilih a. Inflasi dan PDRB INDIKATOR Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I Tw.II Tw. III MAKRO IHK Kota Bengkulu 135,95 137,82 141,97 142,35 146,43 148,69 155,51 Laju Inflasi (yoy) 3,65 4,80 4,14 4,61 7,68 7,89 9,54 PDRBHarga Konstan (miliar Rp) ,468 2,534 Pertanian Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas dan Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel&Restoran Pengangkutan & Komunikasi Keuangan, Persewaan dan Jasa Jasa Pertumbuhan PDRB (yoy, %) 6,83 6,63 7,00 5,99 5,63 5,25 5,69 Nilai Ekspor Nonmigas (USD Juta) Volume Ekspor Nonmigas (ribu ton) Nilai Impor Nonmigas (USD Juta) 0,43 2,31 0,66 1,34 Volume Impor Nonmigas (ribu ton) 0,78 1,94 8,42 16,88 Sumber : SEKD Provinsi Bengkulu & BPS Provinsi Bengkulu, angka sementara; xi

12 b. Perbankan Tabel Indikator Ekonomi Terpilih INDIKATOR Tw.I Tw.II Tw.III Tw. IV Tw.I Tw.II Tw.III PERBANKAN Bank Umum Total Aset (Triliun Rp) 9,66 10,93 10,81 11,40 11,77 12,54 13,02 DPK (Triliun Rp) 6,61 7,11 7,49 7,37 7,57 8,07 8,38 Tabungan (Triliun Rp) 3,26 3,69 3,80 4,18 3,69 3,93 4,38 Giro (Triliun Rp) 2,15 2,12 2,35 1,78 2,28 2,42 2,41 Deposito (Triliun Rp) 1,20 1,29 1,34 1,41 1,60 1,71 1,59 Kredit (Triliun Rp) Lokasi Proyek 1) 10,49 11,11 11,59 12,08 12,36 13,41 13,65 Modal Kerja 3,22 3,46 3,45 3,67 3,96 3,92 3,95 Konsumsi 5,67 5,97 6,39 6,58 6,40 7,22 7,41 Investasi 1,60 1,68 1,76 1,83 1,80 2,27 2,29 LDR (%) 158,69 156,26 154,74 163,85 169,71 162,62 162,89 Kredit (triliun Rp) Lokasi Kantor 7,78 8,42 8,78 9,36 9,74 10,53 11,03 Modal Kerja 2,85 3,11 3,00 3,16 3,28 3,41 3,51 Konsumsi 4,02 4,30 4,78 5,22 5,47 5,91 6,24 Investasi 0,91 1,01 1,00 0,98 1,00 1,21 1,28 LDR (%) 117,65 115,16 117,17 127,04 128,78 130,46 131,59 Kredit MKM Bank Umum Menurut Lokasi Proyek 1) Kredit MKM (Triliun Rp) 3,15 3,40 3,34 3,56 2,84 3,83 3,97 Kredit Mikro (Triliun Rp) 0,69 0,75 0,71 0,78 0,72 1,00 1,06 Kredit Modal Kerja 0,62 0,66 0,61 0,65 0,55 0,83 0,79 Kredit Investasi 0,07 0,09 0,10 0,13 0,14 0,17 0,28 Kredit Konsumsi 2) na na na na na na na Kredit Kecil (Triliun Rp) 1,27 1,35 1,31 1,35 1,41 1,42 1,45 Kredit Modal Kerja 1,05 1,11 1,08 1,13 1,10 1,17 1,16 Kredit Investasi 0,22 0,24 0,23 0,22 0,21 0,24 0,29 Kredit Konsumsi 2) na na na na na na na Kredit Menengah (Triliun Rp) 1,19 1,30 1,31 1,43 1,45 1,43 1,45 Kredit Modal Kerja 0,70 0,82 0,85 0,97 0,72 1,09 1,08 Kredit Investasi 0,49 0,49 0,46 0,46 0,59 0,32 0,37 Kredit Konsumsi 2) na na na na na na na NPL MKM gross (%) na na na na na na na BPR/BPRS Total Aset (Miliar Rp) DPK (Miliar Rp) Tabungan (Miliar Rp) Deposito (Miliar Rp) Kredit (Miliar Rp) Lokasi Proyek 1) 30,6 32,6 33,1 32,2 32,3 33,7 32,7 Modal Kerja 17 18,3 18,3 17,8 18,2 18,5 17,8 Konsumsi 9 9,2 9,2 8,9 8,8 10,4 10,6 Investasi 4,6 5,1 5,6 5,5 5,4 4,8 4,3 Kredit UMKM (Miliar Rp) 3) na na na na na na na LDR 145,08 135,93 137,70 134,66 135,37 134,86 124,32 1) data sampai dengan Agustus ) Publikasi Statistik Keuangan Daerah Bank Indonesia Provinsi Bengkulu sejak bulan Januari 2011 mencantumkan kredit berdasarkan jenis penggunaan berdasarkan lokasi proyek yang terdiri dari kredit modal kerja, kredit investasi dan kredit yang tidak teridentifikasi. 3) Publikasi Statistik Keuangan Daerah Bank Indonesia Provinsi Bengkulu sejak bulan Januari 2011 tidak mencantumkan data kredit MKM BPR Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum & BPR, SEKD Provinsi Bengkulu, Bank Indonesia Bengkulu c. Bank Umum Syariah xii

13 Tabel Indikator Ekonomi Terpilih INDIKATOR Tw.I Tw.II Tw.III Tw. IV Tw.I Tw.II Tw. III Total Aset (Miliar Rp) DPK (Miliar Rp) Tabungan (Miliar Rp) Giro (Miliar Rp) Deposito (Miliar Rp) Pembiayaan (Miliar Rp) Lokasi Kantor FDR (%) 168,88 178,94 168,51 142,05 168,72 177,63 178,63 Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum, Bank Indonesia Bengkulu d. Sistem Pembayaran Nominal dalam triliun Rp kecuali kliring dalam miliar, volume dalam lembar INDIKATOR Tw.I Tw.II Tw.III Tw. IV Tw.I Tw.II Tw.III SISTEM PEMBAYARAN Inflow 0,42 0,07 0,44 0,26 0,65 0,11 0,54 Outflow 0,46 1,02 0,71 0,89 0,40 0,75 1,09 Pemusnahan Uang 0,18 0,03 0,03 0,06 0,01 0,12 0,13 Nominal Transaksi RTGS Volume Transaksi RTGS Ratarata Harian Nominal 0,58 0,82 0,69 0, ,80 0,62 Transaksi RTGS Ratarata Harian Volume Transaksi RTGS Nominal Kliring Kredit Volume Kliring Kredit Ratarata Harian Nominal 2,53 3,89 3,87 2,70 1,61 1,6 1,67 Kliring Kredit Ratarata Harian Volume Kliring Kredit Nominal Kliring Debet Volume Kliring Debet Ratarata Harian Nominal 11,01 11,65 11,82 9,24 11,53 11,22 13,85 Kliring Debet Ratarata Harian Volume Kliring Debet Nominal Kliring Pengembalian Volume Kliring Pengembalian Ratarata Harian Nominal 0,36 0,45 0,43 0,32 0,50 0,41 0,50 Kliring Pengembalian Ratarata Harian Volume Kliring Pengembalian Nominal Tolakan Cek/BG Kosong Volume Tolakan Cek/BG Kosong Ratarata Harian Nominal 0,32 0,34 0,38 0,27 0,45 0,36 0,43 Cek/BG Kosong Ratarata Harian Volume Cek/BG Kosong Sumber : Bank Indonesia Bengkulu xiii

14 RINGKASAN EKSEKUTIF PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL Perekonomiann Provinsi Bengkuluu membaik Pertumbuhan ekonomi Provinsi Bengkulu pada triwulan III2013 tercatat sebesar 5,69% (yoy), tumbuh lebih tinggi dibanding triwulan II 2013 yang mencapai 5,25% (yoy). Secara triwulanan, perekonomian Provinsi Bengkulu juga tumbuh lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya, yaitu sebesar 2,68% (qtq). Dari sisi penggunaan, pertumbuhan ekonomi terutama didorong oleh pertumbuhan konsumsi pemerintah dan meningkatnya Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB). Namun demikian, pertumbuhan ekonomi triwulan III2013 masih tertahan dengan melambatnya konsumsi rumah tangga dan lemahnya kinerja ekspor. Dari sisi sektoral, pertumbuhan perekonomian Provinsi Bengkulu didorong oleh pertumbuhan sektor asajasa, keuangan/persewaan, angkutan/komunikasi, dan bangunan. Namun, melambatnyaa sektor utama, yaitu sektor pertanian dan perdagangan/hotel/restoran menahan laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Bengkulu pada triwulan laporan. Bila dilihat dari kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi, sektor jasajasa menjadi penyumbang utama pertumbuhan ekonomi pada triwulan III 2013 diikuti oleh sektor perdagangan/hotel/restoran dan sektor pertanian. PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH Inflasi Provinsi Bengkulu tercatat meningkat menjadi 9,54% (yoy) Perkembangan harga barang dan jasa secara umum (inflasi) di Provinsi Bengkulu pada triwulan III2013 tercatat sebesar 9,54% (yoy), lebih tinggi dari triwulan II2013 yang sebesar 7,89% (yoy). Peningkatan tekanan inflasi pada triwulan laporan terutama didorong oleh kenaikan harga sebagai dampak dari penyesuaian harga BBM subsidi dan terbatasnya pasokan beberapaa bahan makanan, ditengah masaa puncak konsumsi masyarakat. Selain itu, adanya peningkatan ekspektasi inflasi/harga di masyarakat turut meningkatkan tekanan inflasi pada triwulan laporan. Akumulasi inflasi sepanjang Januari hingga September Ringkasan Eksekutif Triwulan III

15 BANK INDONESIA 2013 mencatatkan inflasi tahun berjalan sebesar 9,24% (ytd). Menurut kelompok barang dan jasa, baik bila dilihat secara tahunan maupun triwulanan, peningkatan inflasi terutama terjadi pada kelompok transportasi/komunikasi, kemudian diikuti oleh kelompok komoditas bahan makanan dan kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau. Inflasi tahunan kelompok komoditas tersebut masing sebesar 15,60% (yoy), 13,14% (yoy), dan 8,49% (yoy). Berdasarkan disagregasi inflasi IHK, peningkatan inflasi masingtahunan pada triwulan laporan terutamaa terjadi pada kelompok administered price yaitu dari 7,43% (yoy) pada triwulan II2013 menjadi 12,70% (yoy). Peningkatan juga terjadi pada inflasi komoditas volatile foods yaitu menjadi sebesar 13,45% (yoy), sementara inflasi kelompok inti/core tercatat relatif stabil yaitu sebesar 5,87% (yoy). PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN Fungsi intermediasi perbankan dan sistem pembayaran Provinsi Bengkuluu berada dalam kondisii yang cukup kondusif Peran intermediasi perbankan di Bengkulu pada triwulan III2013 berjalan dengan baik, hal ini tercermin dari peningkatan Loan/Financing to Deposit Ratio (L/ FDR). Pertumbuhan penyaluran kredit/pembiayaan meningkat sebesar 4,72% (qtq) menjadi Rp11,03 triliun, sementara itu Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 3,82% (qtq) menjadi Rp8,38 triliun. Fungsi intermediasi yang semakin membaik ini didukung juga dengan tingkat Non Performing Loan/Financing (NPL/F) yang rendah. Perkembangan sistem pembayaran di Provinsi Bengkulu pada triwulan III2013 sedikit bervariasi. Pembayaran tunai mengalami net outflow sebesar Rp547,06 miliar, turun dibandingkan net outflow triwulan sebelumnya yang sebesar Rp647,04 miliar. Di sisi lain, sistem pembayaran non tunai melalui krliring mengalami peningkatann sebesar 4,77% ( qtq), sedangkan transaksi RTGS mengalami penurunan. PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH Kinerja keuangann pemerintah membaik Kinerja keuangan Pemerintah Provinsi Bengkulu triwulan III2013 menunjukkan perbaikan. Hal tersebut terlihat dari realisasi penerimaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Bengkulu Triwulan III2013 yang lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Selain itu, walaupun realisasi penyerapan belanja Ringkasan Eksekutif Triwulan III

16 daerah pada triwulan III2013 sedikit lebih rendah dibanding realisasi pada triwulan II2013, penyerapan belanja modal sebagai indikasi pelaksanaan pembangunan sarana dan infrastruktur terlihat lebih tinggi. Sama seperti tahuntahun sebelumnya, proporsi terbesar realisasii penerimaan masih berasal dari Dana Perimbangan. Sedangkan dari sisi Belanja Daerah, realisasi dengan proporsi terbesar berasal dari Belanja Operasional. Secara netto, pada posisi triwulan III2013, neraca APBD mengalami surplus sebesar Rp 338,49 miliar. Selaras dengann kinerja keuangan Pemerintah Provinsi Bengkulu, realisasi pendapatan dan belanja dari 10 kabupaten/kota di Provinsi Bengkulu juga masih minim. Kabupaten Lebong tercatat sebagai kabupaten dengan pencapaian realisasi penerimaan dan belanja tertinggi di Provinsi Bengkulu sampai dengan triwulan III2013. KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN DAERAH Tingkat kesejahteraan masyarakat menurunn Tingkat kesejahteraan masyarakat menunjukkan penurunan, tercermin dari pengangguran dan adanya tren penurunan Nilai di Provinsi Bengkulu bertambahnya jumlah Tukar Petani (NTP). Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) naik 1,1% dari periode sebelumnya menjadi 4,7%, sedangkan NTP turun sebesar 2,38% (qtq). Selain itu, persentase penduduk miskin di Provinsi Bengkulu mengalami peningkatan, dari 17,51% pada September 2012 menjadi 18,34% pada Maret PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH Perekonomiann Provinsi Bengkuluu masih optimis meskipun inflasi masih tergolongg tinggi tumbuh Pertumbuhan perekonomian tahunan Provinsi Bengkulu pada triwulan IV2013 diperkirakan akan tumbuh membaik. Dari sisi sektoral, sektor perdagangan, hotel dan restoran serta sektor jasa diperkirakan cukup tinggi dibandingkan sektor lainnya. Sementara sektor pertanian diperkirakan akan tumbuh melambat dibandingkan triwulan sebelumnya, seiring dengan terbatasnya kinerja berbagai subsektor pertanian. Dari sisi penggunaan, konsumsi akan menjadi pendorong utama pertumbuhan daerah, meskipun terbatas. Kinerja ekspor regional maupun mancanegara diperkirakan akan membaik dibandingkann triwulan Ringkasan Eksekutif Triwulan III

17 BANK INDONESIA III2013. Perekonomian Provinsi Bengkulu diperkirakan akan tumbuh pada kisaran 5,85,9% (yoy). Meredanya dampak kenaikan BBM subsidi serta tingkat permintaan masyarakat yang kembali normal diperkirakan akan menekan pencapaian inflasi triwulan IV2013. Meskipun demikian, faktor risiko seperti keterbatasan pasokan beberapa komoditas bahan makanan, akibat belum berlangsungnya masa panen diproyeksikan dapat memberi tekanan inflasi meskipun relatif minim. Inflasi Provinsi Bengkulu pada triwulan IV 2013 diperkirakan akan berada pada kisaran 9,68±1% (yoy). Ringkasan Eksekutif Triwulan III

18 BAB I PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO

19 halaman ini sengaja dikosongkan

20 Pertumbuhan ekonomi Provinsi Bengkulu pada triwulan III2013 tercatatt sebesar 5,,69% (yoy), tumbuh lebih tinggi dibanding triwulan II2013 yang mencapai 5,25% (yoy). Secara triwulanan, perekonomiann Provinsi Bengkulu juga tumbuh lebih tinggi dibandingkann triwulan sebelumnya, yaitu sebesar 2,68% (qtq). Dari sisi penggunaan, pertumbuhan ekonomi terutama didorong oleh pertumbuhan konsumsi pemerintah dan meningkatnyaa Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB). Namun demikian, pertumbuhan ekonomi triwulan III2013 masih tertahan dengan melambatnya konsumsi rumah tanggaa dan lemahnya kinerja ekspor. Dari sisi sektoral, pertumbuhan perekonomian Provinsi Bengkulu didorong oleh pertumbuhan sektor jasajasa, keuangan/ /persewaan, angkutan/komunikasi, dan bangunan. Namun, melambatnya sektor utama, yaitu sektor pertanian dan perdagangan/hotel/restoran menahan laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Bengkulu pada triwulan laporan. Bila dilihat dari kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi, sektor jasajasa menjadi penyumbang utama pertumbuhan ekonomi pada triwulan III2013 diikuti oleh sektor perdagangan/hotel/restoran dan sektor pertanian. Grafik 1.1. Perkembangan PDRB dan Laju Pertumbuhan PDRB Provinsi Bengkulu (harga konstan 2000) 3,000 2,500 PDRB (skala kiri) LPE (qtq; skala kanan) LPE (yoy; skala kanan) 12% 10% Miliar Rp 2,000 1,500 1, % 2.68% 8% 6% 4% 2% 500 0% Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q Q3 Q4 Q1 Q 2 Q3 Q4 Q Q2 Q3 Q Q1 Q2 Q % Sumber : BPS Provinsi Bengkulu, angka sementaraa Perekonomian Provinsi Bengkulu mengalami percepatan pertumbuhan pada triwulan laporan. Pada triwulan III2013 pertumbuhan ekonomi Provinsi Bengkulu tercatat sebesar 5,69% (yoy), lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 5,25% (yoy). Pertumbuhan ekonomi Provinsi Bengkulu pada triwulan laporan Perkembangan Ekonomi Makro Triwulan III

21 berada di atas pertumbuhan ekonomi nasional yang mencatat angka pertumbuhan sebesar 5,62% (yoy). Petumbuhan ekonomi triwulan laporan didorong oleh pertumbuhan sektor jasajasa, keuangan/persewaan, angkutan/komunikasi, dan bangunan. Di sisi penggunaan, pertumbuhan terjadi terutama pada komponen konsumsi pemerintah dan Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB). tinggi dibandingkan dengann periode yang samaa tahun sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi triwulanan pada triwulan III2013 tercatatt sebesar 2,68% (qtq), lebih tinggi dibandingkan triwulan III20122 yang sebesar 2,25% (qtq). Pertumbuhan pada triwulan III sektor asajasa, perdagangan/hotel/restoran dan perbankan ini dipengaruhi semakin berkembangnya sektorsektor tersier di Bengkulu meliputi 1.1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sisi Penggunaann oleh membaiknyaa pertumbuhan konsumsi dan meningkat nya Pembentuk Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB). Konsumsi secara total tumbuh sebesar 5,39% (yoy), membaik bila dibandingkan perumbuhan triwulan sebelumnya yang sebesar 5,10% (yoy). Konsumsi masih menjadi kontributor utama dalam ekonomi Provinsi Bengkulu dengan porsi sebesar 80,21% dari total PDRB. Konsumsi rumah tangga yang memiliki porsi terbesarr dalam komponen konsumsi mencatatkan pertumbuhan sebesar 5,99% (yoy), sedikit lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 6,20% (Tabel 1.1). Secara triwulanan, pertumbuhan ekonomi Provinsi Bengkulu masih lebih Dari sisi penggunaan, pertumbuhan ekonomi secara tahunan didorong Tabel 1.1. PDRB Provinsii Bengkulu Berdasarkan Jenis Penggunaann Atas Dasar Harga Konstan miliar rupiah (kecuali dinyatakan lain) QIII 2012 QIV 2012 QI 2013 QII2013 QIII2013 Jenis Penggunaan Pertumb. Pertumb. Pertumb. Pertumb. Pertumb. Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Tahunan Tahunan Tahunan Tahunan Tahunan Konsumsi Rumah Tangga Konsumsi Lembaga Nirlabaa Konsumsi Pemerintah Pembentuk Modal Tetap Domestik Bruto Perubahan stok Ekspor Impor ,87% 4,74% 9,83% 8,41% 4,35% 19,56% ,02% 9,21% 8,63% 8,19% 3,96% 16,06% % 1.84% 1.84% 5.26% 7.09% 17.31% ,20% 1,12% 1,31% 7,31% 1,14% 17,83% ,99% 3,67% 3,68% 9,77% 89,99% 0,57% 13,43% PDRB ,00% ,99% 2, % 2, % ,69% Sumber : BPS Provinsi Bengkulu, angka sementara Perkembangan Ekonomi Makro Triwulan III

22 Komponen investasi yang direpresentasikan oleh Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB) mengalami peningkatan pertumbuhan pada triwulan laporan. PMTDB tumbuh sebesar 9,77% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 7,,31% (yoy). Pertumbuhan investasi cukup menggembirakan, mengingat komponen investasi merupakan penggerak pertumbuhan ekonomi ke depan. Sementara itu, kinerja ekspor Provinsi Bengkulu masih lemah. Ekspor Provinsi Bengkulu turun sebesar 0,,57% (yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan lalu yang masih tumbuh 1,14% (yoy) Konsumsi Konsumsi rumah tangga pada triwulan III2013 mengalami perlambatan. Pertumbuhan konsumsi rumah tangga tumbuh sebesar 5,99% (yoy), lebih rendah dibandingkann dengan triwulan sebelumnya yang mencapai 6,20% (yoy). Namun demikian, pertumbuhan ini sedikit lebih tinggi dibandingkan triwulan III2012 yang tercatat sebesar 5,87% (yoy). Tingginya inflasi pada triwulan laporan menjadi salah satu penyebab melambatnya konsumsi rumah tangga. Selain itu, masih belum stabilnya harga komoditas unggulan menyebabkan menurunnya daya beli masyarakat. Namun, adanya perayaan hari raya Lebaran dan libur sekolah masih menopang konsumsi rumah tangga pada triwulan laporan. Secara triwulanan konsumsi rumah tangga tumbuh sebesar 3,21% (qtq). Grafik 1.2. Konsumsi Rumah Tangga Menurut PDRB Harga Konstan dan Perkembangan Inflasi di Provinsi Bengkulu miliar rupiah kecuali dinyatakan lain 1,700 1,500 1,300 1, Konsumsi RT 5.99% 7.00% 6.00% 5.00% 12.0% 10.0% 8.0% 6.0% Inflasi yoy (%) 0, g(yoy) 4.00% 4.0% 2.0% 100 I II III IV I II III IV I II III IV I II III % 0.0% Sumber : Bank Indonesia dan Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu, angka sementara, diolah Perkembangan Ekonomi Makro Triwulan III

23 Grafik 1.3. Hasil Survei Konsumen di Provinsi Bengkulu Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) Sumber : Survei Konsumen, Bank Indonesia Penurunan konsumsi rumah tangga pada triwulan III2013 dikonfirmasi melalui hasil Survei Konsumen (SK) triwulan III2013. Nilai Saldo (NS) Indeks Kondisi Ekonomi (IKE) masih dibawah 100 yang berarti responden pesimis terhadap kondisi ekonomi saat ini (Grafik 1.3). Kondisi ini dipicu oleh penurunan keyakinan masyarakat terhadap kondisi ketersediaan lapangan kerja saat ini dan kondisi tingkat penghasilan saat ini. Di si si lain, Nilai Saldo (NS) Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) masih di atas 100. Hal ini menyatakan bahwa masyarakat optimis terhadap kondisi ekonomi kedepan. Namun, masyarakat masih belum optimis terhadap kondisi ketersediaan lapangan pekerjaan, hal ini terlihat Nilai Saldo (NS) ketersediaan lapangan kerja 6 (enam) bulan yang akan datang yang masih dibawah 100. Secara keseluruhan, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) mengalami penurunan dibandingkan triwulan II2013, namun masih dalam tingkat yang optimis. Indikasi penurunan konsumsi rumah tangga dapat terlihat dari tingkat penjualan listrik PLN segmen rumah tangga yang melambat. Pada triwulan III2013 (data sampai Agustus 2013), penjualan listrik ratarata untuk segmen rumah tangga tercatat sebesar 42 juta Kwh/bulan atau tumbuh sebesar 13,61% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan konsumsi listrik ratarata pada triwulan II2013 yang mencapai 18,84% (yoy). Namun, jumlah pelanggan listrik rumah tangga PLN tetap meningkat sebesar 16,01% (yoy). Kondisi ini mencerminkann bertambahnya jumlah perumahan dan pemukiman di Provinsi Bengkulu (Grafik 1.4). Selain melalui konsumsi listrik rumah tangga, tingkat konsumsi rumah tangga juga dapat terindikasi melalui tingkat pembelian kendaraan baru (Grafik Perkembangan Ekonomi Makro Triwulan III

24 1. 4). Berdasarkan data jumlah kendaraan baru (hingga data Juli 2013), ratarata bulanan jumlah pendaftaran kendaraan baru pada triwulan laporan menunjukkan peningkatan dibandingkann dengan triwulan sebelumnya. Peningkatan ini terjadi baik pada jenis kendaraan roda empat/lebih maupun kendaraann beroda dua. Pada bulan Juli 2013, jumlah pendaftaran kendaraan baru beroda empat/lebih tercatatt sebesar 803 unit, sementara pada triwulan sebelumnya tercatat sebesar 561 unit/bulan. Di sisi lain, jumlah pendaftaran kendaraan baru beroda dua pada Juli 2013 tercatat sebesar unit, sementara rata hasil rata pada triwulan sebelumnya sebesar unit/bulan. Berdasarkan informasi liaison triwulan III2013 kepada pelaku usaha pembiayaan kendaraan bermotor, permintaan kendaraan bermotor memang tinggi pada periode bulan puasa//lebaran. Grafik 1.4. Konsumsi Listrik Rumah Tanggaa dan Perkembangann Kendaraan Milik Swasta di Provinsi Bengkulu 45 Konsumsi Listrik Rumah Tangga 50.00% 14,000 Jumlah Kendaraan Baru 900 Juta Kwh g (yoy) ,61% % 30.00% 20.00% 10.00% 0.00% 10.00% 20.00% 12,000 10,000 8,000 6,000 4,000 2, Roda 2 (kiri) Roda 4 & lebih (kanan) Sumber : Dispenda Provinsi Bengkulu dan PLN Bengkulu, diolah Perlambatan konsumsi rumah tangga pada triwulan laporan terlihat juga dari perlambatan kredit konsumsi yang disalurkan perbankan. Secara tahunan, kredit konsumsi pada triwulan laporan mengalami kenaikann sebesar 30,34% (yoy) menjadi sebesar Rp6,2 triliun (Grafik 1.5), lebih kecil dibandingkan pertumbuhan triwulan lalu yang mencapai 37,28%. Perlambatan ini diperkirakan didorong oleh semakin tingginya suku bunga kredit pada triwulan laporan seiring dengan kebijakan Bank Indonesia yang menaikkan BIRate. Selain itu, masa lebaran dan tahun ajaran baru yang jatuh pada triwulan III2013 menyebabkan pengeluaran masyarakat sudah cukup besar, sehingga ada kecenderungan untuk menahan pengajuan kredit konsumsi kepada perbankan. Perkembangan Ekonomi Makro Triwulan III

25 Grafik 1.5. Kredit Konsumsi Perbankan di Provinsi Bengkulu 7,000,000 80% 6,000,000 65% 5,000, % 50% Juta Rp 4,000,000 3,000,000 35% 20% 2,000,000 5% 1,000,000 g(yoy) % 25% Sumber : Laporan Bank Umum Grafik 1.6. Konsumsi Pemerintah dan Lembaga Nirlabaa Menurut PDRB Hargaa Konstan di Provinsi Bengkulu miliar rupiah kecuali dinyatakan lain Kons. Pemerintah % 26 Kons. Lemb. Nirlaba % % 350 g(yoy) 42.0% % % % % % % 12.0% 4.00% % 50 g(yoy) 2.00% % 8.0% 0.00% 17 I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III 18.0% Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu, angka sementara, diolah Konsumsi pemerintah tumbuh cukup baik pada triwulan laporan. Pertumbuhan konsumsi pemerintah pada triwulan III2013 tercatat sebesar 3,68% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 1,31% (yoy) (Grafik 1.6). Namun, pertumbuhan konsumsi pemerintah pada triwulan laporan tercatat lebih masih lebih rendah dibandingkan pertumbuhan konsumsi pemerintah pada triwulan III 2012 yang sebesar 9,83% (yoy). Secaraa triwulanan, konsumsi pemerintah mengalami pertumbuhan sebesar 5,66% (qtq). Berdasarkan realisasi APBD triwulan III2013, peningkatan konsumsi pemerintah terutama didorong oleh serapan belanja operasional pemerintah daerah yang meningkat pada triwulan III, antara lain peningkatan belanja pegawai seiring dengan pencairan gaji ke13. Selain itu, peningkatan belanja modal Perkembangan Ekonomi Makro Triwulan III

26 pemerintah daerah untuk pembangunan infrastruktur turut mendorong peningkatan konsumsi pemerintah. Peningkatan konsumsi pemerintah terindikasi turunnya giro milik pemerintah yang beradaa di perbankan. Giro milik pemerintah tercatat tumbuh sebesar 2,,39% (yoy) pada triwulan laporan (Grafik 1.7). Secara nominal, giro pemerintah berkurang dari Rp1,95 triliun pada triwulan II2013 menjadi Rp1,87 triliun pada triwulan III2013 atau turun 0,04% (qtq). Grafik 1.7. Perkembangan Dana Pemerintah di Bank Umumm dalam juta rupiah kecuali dinyatakan lain 2,100,000 1,850,000 1,600,000 1,350,000 1,100, , , , ,000 Giro Milik Pemerintah g(yoy) 2.39% % 100% 50% 0% 50% 100% Sumber : Laporam Bank Umum, diolah Konsumsi lembaga nirlaba mengalami penurunan sebesar 3,67% (yoy) pada triwulan laporan, lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencatat penurunan sebesar 1,12% (yoy). Secara triwulanan, konsumsi lembaga nirlaba tumbuh sebesar 1,24% (qtq), melambat dibandingkan pertumbuhan pada triwulan III2012 yang mencapai 3,92% (qtq) Investasi Investasi di Provinsi Bengkulu menunjukkan peningkatann pada triwulan III Investasi yang tercermin dari Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB) tumbuh sebesar 9,77% (yoy), lebih tinggi dibandingka n dengan pertumbuhan pada triwulan II2013 yang sebesar 7,31% (yoy). Pertumbuhan PMTDB pada triwulan III2013 mengindikasikan masih kondusifnya perkembangan dunia usaha di Provinsi Bengkulu. PMTDB dalam hal ini dapat berupa penambahan bangunan fisik, mesin, atau peralatan lain untuk mendorong kinerja usaha yang telah berjalan. Pertumbuhan investasi meningkat ditengah kecenderungan pelaku usaha untuk membatasi investasi. Berdasarkan hasil liaison, investasi yang dilakukan pelaku Perkembangan Ekonomi Makro Triwulan III

27 usaha relatif minim, umumnya terbatas pada investasi yang merupakan kelanjutan dari realisasi investasi yang sedang berlangsung. Kecenderungan pelemahan perekonomian dan belum stabilnyaa harga komoditas utama mendorong pelaku usaha untuk berhatihati dalam melakukan investasi. Namun, pelaku usaha meyakini investasi akan meningkat pada tahun 2014 seiring dengan optimisme perbaikan ekonomi. Investasi di bidang bangunan mengalami penurunan. Hal ini tergambar dari konsumsi semen pada triwulan laporan yang mengalami penurunan dibandingkan dengan kondisi pada triwulan sebelumnya maupun bila dibandingkan kondisi pada triwulan III Secara tahunan (Grafik 1.8), konsumsi semen menurun sebesar 31,78% (yoy) menjadi 115 ribu ton, sedangkan secara triwulanan konsumsi semen turun sebesar 3,16% (qtq). Perlambatan ekonomi diprediksi sebagai faktor turunnya konsumsi semen pada triwulan laporan. Selain itu, tingginya biaya distribusi pasca kenaikan harga BBM di Provinsi Bengkulu menyebabkan hargaa bahan bangunan semakin tinggi, hal ini menyebabkan penurunan permintaan masyarakat. Di lain sisi, penyaluran kredit investasi yang meningkat pada triwulan laporan menunjukkan adanya geliat investasi di Provinsi Bengkulu. Kredit investasi perbankan umum di Provinsi Bengkulu secara tahunan tumbuh 27,94% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan di triwulan II2013 laporan meningkat sebesar 5,23% (qtq) menjadi sejumlah Rp1,28 triliun. Penyaluran kredit investasi perbankan umum sebagian besar ditujukan kepada debitur UMKM yaitu hingga mencapai 83% dari total kredit investasi. Peningkatan investasi di sektor UMKM ini cukup menggembirakan mengingat peranann UMKM sebagai motor penggerakan ekonomi. Grafik 1.8. Perkembangann Kredit Investasi dan Konsumsi Semen di Provinsi Bengkulu yang sebesar 20,51% (yoy). Secara triwulanan, kredit investasi triwulan juta rupiah kecuali dinyatakan lain 1,400,000 1,250,000 1,100, , , , ,000 Kredit Investasi g(yoy) 27.94% 80% 65% 50% 35% 20% 5% 62,500 55,000 47,500 40,000 32,500 Kons. Semen (ton) g(yoy) 26.07% 60% 45% 30% 15% 0% 15% 30% 350, % 25, % Sumber : Laporan Bank Umum dan Asosiasi Semen Indonesia, diolah Perkembangan Ekonomi Makro Triwulan III

28 Ekspor dan Impor Kegiatan ekspor/impor regional yang mencakup kegiatan ekspor/impor antar provinsi maupun antar negara menunjukkan penurunan di triwulan laporan (Tabel 1.2). Ekspor regional secaraa tahunan turun sebesar 0,57% (yoy), lebih rendah dibandingkann triwulan sebelumnya yang masih mencatatkan pertumbuhan sebesar 1,14% (yoy). Perlambatan pertumbuhan ekspor ini disebabkan oleh melemahnya ekspor ke mancanegaraa sebagai akibat ketidakstabilan perekonomian global, disamping harga komoditas ekspor yang juga mengalami penurunan. Di sisi lain, ekspor antar daerah juga mengalami penurunan. Tekanan harga komoditas perdagangan daerah serta adanya hambatan produksi komoditas bahan makanann diperkirakan menjadi pemicu rendahnya produktivitas sektor terkait dan melemahkan arus ekspor antar daerah. Selaras dengan itu, kegiatan impor tercatat mengalami perlambatan dengan pertumbuhan sebesar 13,43% (yoy), lebih rendah dibandingkan pertumbuhan triwulan lalu yang mencapai 17,83% (yoy). Melemahnya nilai tukar rupiah diprediksi menjadi penyebab tertahannya impor dari mancanegara. Namun kinerja impor masih ditopang oleh stabilnya impor antar daerah, terutama untung barangbarang konsumsi untuk memenuhi kebutuhan di Provinsi Bengkulu. Dengan demikian, ekspor netto Provinsi Bengkulu pada triwulan laporan mencatatkan penurunann sebesar 25,19% (yoy), lebih besar dibandingkan triwulan sebelumnya yang turun sebesar 23,81% (yoy). Tabel 1.2. Perkembangan pembentukan Bengkulu Ekspor dan PDRB menurut Impor Harga Regional Konstan dalam Provinsi Nominal Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Ekspor Impor % yoy Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Ekspor 17,24 5,37 6,06 4,35 3,96 Impor 17,15 20,95 21,49 18,56 16,06 Sumber : BPS Provinsi Bengkulu, angka sementaraa Q Q1 7,09 17, Q Q ,14 17,83 miliar rupiah, % Q Q3 0,57 13,43 Sementara itu, perkembangan ekspor komoditas asal Provinsi Bengkulu pada triwulan III2013 yang berasal dari Provinsi Bengkulu ke mancanegara berdasarkan Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) turun signifikan (Tabel 1.3). Nilai ekspor mancanegara pada triwulan laporan secara tahunan turun sebesar 45,42% (yoy), Perkembangan Ekonomi Makro Triwulan III

29 lebih dalam dibandingkan triwulan II2013 yang mencatatkan penurunann nilai ekspor sebesar 22,10% (yoy). Pada triwulan laporan, nilai ekspor Provinsi Bengkulu tercatat sebesar USD 59,56 juta atau turun 41,87% (qtq) dibandingkan triwulan II2013. Pelemahan perekonomian negara tujuan ekspor memicu berkurangnyaa permintaan, disamping harga komoditas yang belum membaik. Volume ekspor Provinsi Bengkulu mengalami penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya. Volume ekspor pada triwulan III2013 secara tahunan turun sebesar 52,03% (yoy), lebih dalam dari triwulan sebelumnya yang mencatatkan penurunan sebesar 14,02% (yoy). secaraa triwulanan, volume ekspor triwulan laporan turun sebesar 51,70% (qtq) menjadi sebesar 511 ribu ton. Tabel 1.3. Perkembangan Ekspor BarangBarang Menurut Jenis Barang di Provinsii Bengkulu NonMigas Utama nilai dalam ribu dollar, volume dalam ton Komoditas Ket Proporsi Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 % Lemak/minyak hewan/nabati Kakao dan produk kakao Bahan bakar mineral Karet dan barang dari karet Nilai Volume Nilai Volume Nilai Volume Nilai Volume ,55 4,46 48,10 94,07 29,35 1,47 Lainnya Nilai Volume Total Nilai Volume Sumber : Dirjen Bea dan Cukai berdasarkan Harmonised System Turunnya nilai ekspor pada triwulan III2013 dibandingkan triwulan sebelumnya terutama didorong oleh menurunnya nilai ekspor produk olahan karet dan batubara. Nilai ekspor produk olahan karet berupa crumb rubber secara tahunann mengalami penurunan sebesar 45,59% (yoy), turun lebih dalam dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencatatkann penurunan sebesar 29,80% (yoy). Secara triwulanan, nilai ekspor karet telah turun sebesar 41,41% (qtq) menjadi sebesar USD17, 48 juta. Sementara itu, nilai ekspor batubara secara tahunan turun sebesar 53,04% (yoy), turun lebih dalam dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 20,25% (yoy). Secara triwulanan nilai ekspor batubara telah turun sebesar 49,62% (qtq) menjadi senilai USD28,65 juta. Namun, ekspor batu bara masih tercatat sebagai penyumbang nilai ekspor Perkembangan Ekonomi Makro Triwulan III

30 terbesar di Provinsi Bengkulu yang mengambil porsi sebesar 48,10% dari total nilai ekspor triwulan laporan. Dari sisi volume ekspor, komoditas karet maupun batubara mencatatkan penurunan volume ekspor masingmasingg sebesar 32,80% ( yoy) dan 51,95% (yoy). Sementara itu, volume ekspor CPO tetap tumbuh sebesar 78,90% (yoy). Turunnya kinerja ekspor komoditas karet dan batubaraa tidak terlepas dari tekanan permintaan akibat krisiss ekonomi dunia yang melanda negaranegara tujuan ekspor. Selain itu, berdasarkan hasil liaison triwulan III2013 oleh adanya penutupan beberapa perusahaan pertambangan batubara. Penutupann ini salah satunya dipicu oleh terus melemahnya harga diketahui bahwaa penurunann volume ekspor batubara juga disebabkan komoditas batubara di pasar dunia sehingga menggerus margin yang dapat diperoleh perusahaan. Di sisi lain, produksi karet pada triwulan III2013 turun sebagai dampak musim kemarau yang cukup panjang pada awal tahun. Secara triwulanan, volume ekspor karet dan batubara turun masingmasing sebesar 33,28% (qtq) dan 52,23% (qtq). Grafik 1.9. Perkembangan Harga Beberapa Komoditas Ekspor Bengkulu 1,300 1,100 dalam US$/100 kg untuk karet. US$/metric ton untuk CPO & batubara (100) Karet CPO Batubara Sumber : DSM Bank Indonesia dan Bloomberg, diolah Dilihat dari pertumbuhan secara triwulanan, kinerja ekspor tertinggi dicatat oleh komoditas olahan kelapa sawit, Crude Palm Oil (CPO). Nilai ekspor CPO memang turun sebesar 4,45% (qtq) menjadi sebesar USD13,43 juta, namun volume ekspor tumbuh 30,35% (qtq) menjadi sejumlah 22,81 ribu ton. Dari sisi hargaa dipasar internasional, harga komoditas CPO masih relatif stabil, meskipun sedikit ada tren penurunan ( Grafik 1.9). Harga komoditas CPO pada posisi September 2013 telah mencatatkan perbaikan sebesar 8,55% dibandingkan posis harga pada akhir tahun Perkembangan Ekonomi Makro Triwulan III

31 Belgia, India dan Philipina merupakan negaranegara tujuan ekspor dengann jumlah nilai pembelian terbesar komoditas dari Provinsi Bengkulu pada triwulan laporan (Tabel 1.4). Jumlah transaksi ketiga negara tersebut sebesar USD32, 75 juta atau sekitar 54,98% dari total nilai ekspor di triwulan ini. Sementara, ekspor kepada negaranegara di kawasan asia (India, Jepang, Cina, Thailand, Singapura, Filipina, Malaysia) tercatat sebesar USD32,19 juta atau sekitar 54,04% dari nilai ekspor triwulan laporan. Nilai ekspor kepadaa Negaranegara di kawasan Asia turun 44,35% (qtq) dibandingkan triwulan II2013. Krisis ekonomi ekonomi dunia yang berimbas kepada pelemahan ekonomi Asia diprediksi sebagai penyebab turunnya permintaann dari negera (Belgia, India dan Philipina), nilai ekspor ke Philipina mencatatkan pertumbuhan yang tertinggi yaitu sebesar 108,20% (yoy) dari USD2,66 juta pada periode yang sama tahun lalu menjadi senilai USD5,5 juta. Tabel 1.4. Perkembangan Ekspor BarangBarang NonMigas Utama Menurut Negara Pembeli di Provinsi Bengkuluu negara tujuan ekspor tersebut. Diantaraa negaranegara dengan nilai ekspor tertinggi nilai dalam ribu dollar. volume dalam ton Negara Pembeli Ket Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Amerika Serikat Nilai Volume Philipina Nilai Volume Singapura Nilai Volume Malaysiaa Nilai Volume Hongkong Nilai Volume Belgia Nilai Volume India Nilai Volume Jepang Nilai Volume China Nilai Volume Lainnya Nilai Volume Total Nilai Volume Sumber : SEKDA Provinsi Bengkulu. BI Bengkulu; Perkembangan Ekonomi Makro Triwulan III

32 1..2. PDRB Sisi Sektoral Secara sektoral, perlambatan sektor pertaniann dan sektor perdagangan/hotel/restoran yang relatif kecil dan pertumbuhan sektor jasajasa menjadi pendorong terjadinya pertumbuhan ekonomi di triwulan III2013. Struktur perekonomian Provinsi Bengkulu masih sama dibandingka an periodeperiode sebelumnya. Perekonomiann pada triwulan III2013 masih didominasi oleh sektor pertanian dengan porsi 37,34%, diikuti oleh sektor perdagangan/hotel/restoran 20,19%, dan sektor jasajasa sebesar 16,80% (Tabel 1.5). Namun, porsi sektor pertanian mengalami sedikit penurunan dibandingkann periode sebelumnya. Tingginya alih fungsi lahan pertanian menjadi area industri dan pemukiman menjadi faktor turunya porsi sektor pertaniann ini. Sementara itu, porsi sektor perdagangan/hotel/restoran dan sektor industri pengolahan terlihat semakin membesar. Tabel 1.5. Porsi PDRB Atas Dasar Harga Konstan Lapangan Usaha Bengkulu Provinsi 1. Pertanian Lapangan Usaha 2012 Q.2 Q.3 39,42 38,64 Q.4 38,13 Q.1 38, Q.2 38,30 dalam % Q.3 37,34 2. Pertambangann dan Penggalian 4,30 4,15 4,13 3,94 3,83 3,71 3. Industri Pengolahan 4,36 4,46 4,52 4,50 4,59 4,63 4. Listrik. Gas dan Air 0,54 0,54 0,55 0,55 0,55 0,54 5. Bangunan 3,71 3,80 3,90 3,67 3,62 3,74 6. Perdagangan. Hotel dan Restoran 18,61 18,97 19,21 19,50 19,42 20,19 7. Pengangkutann dan Komunikasi 8,222 8,15 8,10 8,15 8,13 8,09 8. Keuangan dan Persewaan 4,944 4,90 4,96 4,97 4,98 4,94 9. Jasa jasa 15,90 16,39 16,49 16,46 16,57 16,80 PDRB 100,00 100, ,00 100,00 100,00 100,00 Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu; angka sementara Pada triwulan laporan, perlambatan pertumbuhan terjadi pada dua sektor utama (Tabel 1.6). Sektor pertanian tumbuh 1,79% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan sebelumnya yang mencapai 1,91% (yoy). Sementara itu, sektor perdagangan/hotel/restoran juga tumbuh melambat sebesar 8,27%. Sektor jasasebesar jasa dan sektor keuangan/persewaan tumbuh paling tinggi masingmasing 10,66% (yoy) dan 9,82% (yo). Sama seperti pada triwulan sebelumnya, sektor pertambangan/penggalian masih mengalami penurunan sebesar 3,70% (yoy). Walaupun terjadi perlambatan pertumbuhan, sektor pertanian dan sektor Perkembangan Ekonomi Makro Triwulan III

33 33,91% 8,63 % 10,99% 11,61% (2,31%) 5,81 % 0,44 % 1,69 % 29,23 % Keterangan : sumbangan, porsi sumbangan Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu Tabel 1.6. PDRB Provinsi Bengkulu Menurut Sektora l Atas Dasar Harga Konsatan 2000 Lapangan Usaha Pertanian Pertambangan dan Penggaliann Industri Pengolahan Listrik, Air dan Gas Bangunann Perdagangan, Hotel dan Restoran Angkutan dan Komunikasi Keuangann dan Persewaan QIII QIV 2012 Pertumb. Pertumb. Nilai Nilai Tahunan Tahunan 883 5,93% 879 3,22% 85 6,40% ,28% ,53% ,98% ,43% ,59% ,13% 125 5,25% 7,69% 7,65% 6,41% 8,06% 3,14% 10,19% Jasajasa 434 8,57% 445 9,30% PDRB ,00% ,99% Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu; angka sementara miliar rupiah (kecuali dinyatakan lain) QI 2013 QII2 013 Q III2013 Nilai Pertumb. Pertumb. Pertumb. Nilai Nilai Tahunan Tahunan Tahunan 889 2,05% 895 1,91% 899 1,79% 84 3,23% 83 4,43% 82 3,70% 109 8,11% ,32% 115 7,42% 12 7,38% 12 5,95% 12 5,13% 76 4,73% 75 1,95% 78 3,03% 490 9,10% ,68% ,77% ,00% 455 2, % 2,467 8,30% 522 8,27% 5,45% 213 7,57% 8,43% 132 9,82% 9,25% ,66% 5.25% ,69% Sektor Pertanian Sektor pertanian pada triwulan III2013 triwulan sebelumnya. Sektor pertanian hanya mampu tumbuh sebesar 1,79% (yoy), sementara triwulan sebelumnya tumbuh sebesar 1,91% (yoy). Tekanann harga pada komoditas perkebunan diperkirakan menjadi mengalami perlambatan pertumbuhan secara tahunan dibandingkan perdagangan/hotel/ /restoran masih masuk tiga besar penyumban g pertumbuhan ekonomi masingmasinmenjadi penyumbang pertumbuhan ekonomi terbesarr mencapai 33,91% (Grafik 1.10). sebesar 11,61% dan 29,23%. Padaa triwulan laporan, sektor jasajasa Grafik Sumbangan Pertumbuhan Ekonomi Triwulan III2013 Sektoral Pertanian Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas dan Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel & Restoran Pengangkutan & Komunikasi Keuangan, Persewaan & Jasa Persh. JasaJasa Perkembangan Ekonomi Makro Triwulan III

34 salah satu penyebab melambatnya kinerja sektor pertanian. Komoditas perkebunan tumbuh 5,47% (yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 5,,70% (yoy). Selain itu, tekanan terhadap produksi bahan makanan masih berlanjut, meskipun tidak sedalam triwulan lalu. Musim kemarau yang cukup panjang menyebabkan gagal panen di beberapa sentra produksi bahan makanan. Di sisi lain, subsektor peternakan juga masih tumbuh melambat. Berdasarkan hasil liaison, tingginya harga bibit ternak dan pakan menjadi penyebab lemahnya kinerja subsektor peternakan. Secara triwulanan, sektor pertanian masih tumbuh sebesar 0,45% (qtq), lebih rendah dibandingkann dengan pertumbuhan triwulanan periode yang sama tahun lalu yang sebesar 0,57% %. Indikasi melambatnya kinerja sektor pertanian terlihat pada hasil survei pada triwulan III2013 yang dilakukan oleh Bank Indonesia Provinsi Bengkulu. Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) triwulan III2013 menunjukkan adanya penurunan Saldo Bersih Tertimbang (SBT) ekspektasi kegiatan usaha sektor pertanian triwulan III2013 terhadap realisasi kegiatan usaha sektor pertanian yaitu dari 4,71 menjadi 3,77. Angka tersebut menggambarkan realisasi kinerja sektor pertanian yang lebih rendah dibandingkan perkiraan/harapan pelaku usaha. Realisasi yang tidak sesuai dengan harapan pelaku usaha terutama terjadi pada subsektor pertanian tanaman pangan, dan perikanan. Perlambatan pertumbuhan sektor pertanian tidak diikuti oleh perlambatan penyaluran kredit sektor pertanian oleh perbakan yang ada di Provinsi Bengkulu (Grafik 1.11) ). Penyaluran kredit sektor pertanian pada triwulan III2013 secara tahunan tumbuh sebesar 58,16% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 53,42% (yoy). Kredit pertanian yang disalurkan perbankan di triwulan laporan tercatat sebesar Rp740,02 miliar, dimana sebagian besar kredit pertanian ini disalurkan pada Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Secara triwulanan, penyaluran kredit pertanian meningkat sebesar 11,74% (qtq), lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan III 2012 yang mencatatkan penurunan kredit pertanian sebesar 3,1% (qtq). Di sisi lain, perlambatan sektor pertanian dikonfirmasi oleh penurunan kinerja ekspor komoditas pertanian (Grafik 1.11). Volume ekspor pertanian pada triwulan III2013 mencapai 30,32 ribu ton, lebih rendah dibandingkan triwulan yang sama tahun lalu sebesar 45,,48 ribu ton. Oleh karena itu, ekspor pertanian mengalami penurunan sebesar 33, 33% (yoy), lebih baik dibandingkan kinerja ekspor pertanian triwulan lalu yang turun 51,02% (yoy). Perkembangan Ekonomi Makro Triwulan III

35 Grafik Indikator Sektor Pertanian Provinsi Bengkulu 775,000 Kredit Pertanian (Rp Juta) 210% Realisasi Ekspor Perkebunan (Ton) 370% 675, , , , , ,000 g(yoy) 58.16% % 110% 60% 10% 40% g(yoy) 72% % 220% 145% 70% 5% 80% 155% Sumber : Laporan Bank Umum Bank Indonesia dan Bea Cukai, diolah Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR) pada triwulan III2013 tumbuh sedikit melambat dibandingkan triwulan sebelumnya. Sektor PHR secara tahunann tumbuh sebesar 8,27% (yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan II2013 yang tumbuh sebesar 8,30% (yoy). Perlambatan pertumbuhan sektor PHR ini dipicu oleh melemahnya subsektor perdagangan besar dan eceran. Turunnya pendapatan masyarakat sebagai dampak perlambatan sektor pertanian diprediksi menyebabkan terbatasnya daya beli masyarakat. Selain itu, tingginya tekanan inflasi pada triwulan laporan memicu masyrakat untuk membatasi konsumsinya. Di sisi lain, subsektor hotel dan restoran terus tumbuh pada triwulan laporan. Penyelenggaraan beberapa event daerah mampu mendorong kinerja subsektor hotel dan restoran. Secara triwulanan, sektor PHR tumbuh sebesar 4,50% (qtq), relatif stabil jika dibandingkan dengan pertumbuhan triwulanan pada triwulan III 2012 yang sebesar 4,53% (qtq). Hasil Survei Konsumenn (SK) triwulan III2013 Bank Indonesia Provinsi Bengkulu menunjukkan adanya tendensi masyarakat untuk meningkatkan konsumsi, meskipun survei juga mengindikasikan adanya penurunan penghasilan pada triwulan laporan dibandingkan triwulan yang lalu. Peningkatan konsumsi ini tercermin dari pendapat responden yang menyatakan bahwa triwulan laporan adalah saat yang tepat untuk melakukan konsumsi barang tahan lama (durable goods). Sementara itu, berdasarkan hasil Survei Kegiatan Dunia Usahaa (SKDU) triwulaniii Bank Indonesia Provinsi Bengkulu, diperoleh informasi bahwa realisasi kegiatan usaha subsektor perdagangan tercatat lebih rendah dibandingkan ekspektasi pelaku usaha sebelumnya. Perkembangan Ekonomi Makro Triwulan III

36 Grafik Indikator Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran Provinsi Bengkuluu 3,150,000 2,650,000 2,150,000 1,650,000 1,150, ,000 Kredit PHR (Rp Juta) g(yoy) 23.94% 77% 57% 37% 17% 3% 150, % Sumber : Laporan Bank Umum, Bank Indonesia Masih tingginya pertumbuhan sektor PHR antara lain dipicu oleh peningkatann pertumbuhan penyaluran kredit PHR pada triwulan laporan. Penyaluran kredit sektor PHR padaa triwulan III2013 secara tahunan tumbuh sebesar 23,94% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 20,80% (yoy). Secara triwulanan, penyaluran kredit sektor PHR pada triwulan III2013 tumbuh sebesar 2,,77% (qtq) menjadi Rp2,81 triliun, lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pada triwulan II2013 yang mencapai 11,84% (qtq). Sebagian besar kredit PHR tersebut disalurkan kepada sektor UMKM yaitu 90,99% dari total kredit PHR Sektor Jasa Jasa Sektor jasajasaa mengalami pertumbuhan tertinggi padaa triwulan III2013 sebesar 10,66% (yoy). Pertumbuhan sektor asajasa lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 9,25% (yoy). Pertumbuhan disektor ini masih didorong oleh subsektor jasa pemerintahan umum yang memiliki porsi sekitar 74,46% dari total PDRB sektor jasajasa. Secara triwulanan sektor jasajasa mencatatkan pertumbuhan sebesar 5,48% (qtq), lebih tinggi dibandingkann pertumbuhan pada triwulan II 2013 yang sebesar 2,30% (qtq). Tingginya pertumbuhan pada sektor jasajasa diprediksi salah satunya peningkatan serapan belanaj APBD pemerintah daerah. Realisasi belanja operasional pemerintah meningkat dengan adanya pembayaran gaji ke13 pegawai. Pertumbuhan sektor jasajasa sejalan dengann pertumbuhan penyaluran kredit perbankan kepada sektor jasajasa. Penyalurann kredit untuk sektor jasa pada Perkembangan Ekonomi Makro Triwulan III

37 triwulan III2013 secara tahunan tercatat tumbuh meningkat sebesar 25,04% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 11,30% (yoy). Namun, secara triwulanan, penyaluran kredit sektor jasa tumbuh signifikan sebesar 4,22% (qtq), lebih rendah dibandingkan triwulan II2013 yang mencapai14,,47% (yoy). Peningkatan pertumbuhan sektor jasa juga dikonfirmasi oleh hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) triwulan III2013. Hasil SKDU menunjukkan adanya perbaikan Saldo Bersih Tertimbang (SBT) realisasi kegiatan usaha maupun volume permintaan sektor jasajasa dibandingkan dengan kondisi triwulan sebelumnya (Grafik 1.13). Grafik Indikator Sektor Jasajasaa di Provinsi Bengkuluu 575, , , ,000 Kredit Sektor Jasa (juta Rp) PDRB Sektor Jasa (juta Rp) Realisasi Sektor Jasa (Hasil SKDU) , , , I II III IV I II III IV I II III IV I II III 50,000 I II III IV I II III IV I II III IV I II III Sumber : Bank Indonesia Bengkulu & BPS Provinsi Bengkulu. diolah & angka sementara SektorSektor Lainnya Pada triwulan III2013, sektor bangunan tumbuh sebesar 3,03% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 1,95% (yoy). Perkembangan sektor bangunan sangat dipengaruhi oleh dimulainya proyek infrastruktur milik pemerintah maupun swasta yang berjalan pada triwulan laporan. Pembangunan infrastruktur milik pemerintah terlihat dengan peningkatan realisasi belanja APBD, khususnya belanjaa modal pembangunan jalan, irigasi dan jaringan. Selain itu, pembangunan properti yang pesat di Provinsi Bengkulu ikut mendorong kinerja sektor bangunan. Secara triwulanan, kinerja sektor bangunan tumbuh sebesar 3,89% (qtq). Pertumbuhan sektor bangunan tidak diikuti oleh peningkatan tingkat konsumsi semen triwulan laporan (Grafik 1.14). Konsumsi semen sepanjang Juli konsumsi pada triwulan II2012. Konsumsi pada triwulan III2013 juga tercatat lebih September 2013 tercatat sebesar 115 ribu ton, turun 31,78% (yoy) dibandingkan tingkat Perkembangan Ekonomi Makro Triwulan III

38 rendah dibandingkan triwulan II2013. Bila dilihat dari penyaluran kredit perbankan pada sektor bangunan yang meliputi kredit konstruksi dan perumahan, terlihat adanya peningkatan pertumbuhan kredit dari 6,80% (yoy) pada triwulan II2013 menjadi tumbuh 53,74% (yoy) pada triwulan III2013. Secaraa triwulanan, kredit konstruksi mengalami peningkatan sebesar 10,96% (qtq), sementara kredit perumahan tumbuh meningkat sebesar 6,29% (qtq). Grafik Indikator Sektor Bangunan di Provinsi Bengkulu Kons. Semen (ton) 120% 1,400 Penyaluran Kredit (miliar Rp) 70,000 60,000 50,000 g(yoy) 100% 80% 60% 40% 1,200 1, Konstruksi Perumahan 1,216 40,000 30,000 20, % % 0% 20% 40% 60% Sumber : Bank Indonesia dan Asosiasi Semen Indonesia. diolah Pada triwulan III2013, sektor listrik, gas dan air bersih secara tahunan tumbuh sebesar 5,13% (yoy), melambat dibandingkann triwulan sebelumnya yang tumbuh 5,95% (yoy). Perlambatan sektor ini didorong oleh perlambatan subsektor listrik yang lebih besar dibandingkan dengan pertumbuhan subsektor air bersih. Perlambatan pada subsektor listrik dapat diindikasikan oleh tingkat konsumsi dan jumlah pelanggan listrik PLN. Pada triwulan laporan, konsumsi listrik ratarata per bulan tumbuh sebesar 11,64% (yoy), melambat dibandingkan ratarata per bulan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 17,82% (yoy). Secara triwulanan, konsumsi listrik ratarata per bulan pada triwulan III2013, menunjukkan perlambatan dengann pertumbuhan sebesar 6,46% (qtq) menjadi 50,5 juta Kwh/bulan. Sementara itu, jumlah pelanggan listrik tumbuh sebesar 16,85% (yoy) menjadi sejumlah 345 ribu pelanggann sampai data Agustus Perlambatan sektor listrik, air dan gas juga terlihat dari penyaluran kredit perbankan kepada sektor ini yang melambat. Kredit perbankan yang disalurkan kepada sektor listrik, gas dan air bersih tumbuh melambat sebesar 25,66% (yoy), lebih kecil dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya yang sebesar 83,83% (yoy) (Grafik Perkembangan Ekonomi Makro Triwulan III

39 1.15). Namun, secara triwulanan kredit sektor ini menunjukkan penurunan sebesar 0,43% (qtq). Grafik Indikator Sektor Listrik, Gas dan Air di Provinsi Bengkulu Ribu Konsumsi Listrik Jml. Pelanggan (orang, axis kiri) Konsumsi (KWh, axis kanan) Juta 30,000 25,000 20,000 15,000 10,000 5,000 Kredit Sektor Listrik, Gas, Air (juta Rp) 25.66% gyoy 100.0% 80.0% 60.0% 40.0% 20.0% 0.0% 20.0% % Sumber : PLN Bengkulu dan Bank Indonesia. diolah Sektor pertambangan dan penggalian pada triwulan III2013 mencatatkan penurunan kinerja sebesar 3,70% (yoy). Sektor pertambangan dan penggalian didominasi oleh subsektor pertambangan tanpa migas yang memiliki porsi sekitar 84,58% dari total PDRB sektor ini. Perlambatan ini diprediksi akibat masih terbatasnya permintaan sebagai dampak melemahnyaa perekonomian global. Selain itu, tekanan harga jual komoditas masih cukup tinggi sehingga ada kecenderungan pelaku usaha untuk membatasi produksi usaha. Berdasarkan hasil liaison triwulan III2013, diketahui informasi adanya beberapa perusahaan yang menghentikan operasional tambang akibat terus mengalami kerugian. Tingginya kerugian disebabkan adanya ketimpangann antara biaya operasional dengan harga jual produknya. Secara triwulanan, kinerja sektor pertambangan dan penggalian turun sebesar 1,21% (qtq). Perlambatan sektor pertambangan dan penggalian terindikasi dari penurunan penyaluran kredit perbankan kepada sektor tersebut ( Grafik 1.16). Pada triwulan III2013, penyaluran kredit sektor pertambangan dan penggalian tercatat turun sebesar 42, 18% (yoy). Indikasi penurunan kinerja sektor pertambangan dan penggalian telah terlihat sejak pertengahan tahun 2012 dengan melambatnya penyaluran kredit sektor ini. Bahkan triwulan IV2012, kredit sektor pertambangan dan penggalian sudah mengalami penurunan. Perkembangan Ekonomi Makro Triwulan III

40 Grafik Indikator Sektor Pertambangann dan Penggalian di Provinsi Bengkulu 200, , , , , ,000 80,000 60,000 40,000 20,000 Kredit Sektor Pertambangan dan penggalian (juta Rp) 42.18% gyoy % 100% 80% 60% 40% 20% 0% 20% 40% 60% I Realisasi Sektor Pertambangann (Hasil SKDU) II III IV I II III IV I II III IV I II III Sumber : Laporan Bank Umum, Bank Indonesia. Diolah Boks 1 Hasil Liaison KPw BI Provinsi Bengkulu Triwulan III2013 Kegiatan Liaison selama Triwulan III dilakukan melalui kunjungan wawancaraa terhadap 7 (tujuh) contact yang bergerak dalam subsektor industri pengolahan, lembagaa keuangan nonbank, liaison kepada pelaku usaha menunjukkan bahwa perekonomian Provinsi Bengkulu belum menunjukkan perbaikan yang siginifikan dibandingkan triwulan sebelumnya. Masih relatif rendahnya harga komoditas unggulan seperti karet dan kelapa sawit dapat menjadi kendalaa bagi perkembangan sektor usaha. pertambangan, jasa dan perdagangan serta perternakan. Secara umum, hasil Peningkatan penjualan domestik (Tabel 1) terjadi pada subsektor industrii non migas, pertambangan non migas, perdagangan besar dan eceran, jasa perusahaan, dan perdagangan, hotel dan restoran. Padaa subsektor industri non migas, penjualan CPO padaa tahun ini diperkirakan akan sedikit lebih tinggi dibandingkan tahun 2012 yang terlihat dari permintaann yang terus meningkat dan pada akhir 2013 penjualan diperkirakan akan melampaui pencapaian tahun lalu. Pada subsektor perdagangan besar dan eceran, dinyatakan bahwaa penjualan tahun ini meningkat sekitar 5% dibanding tahun sebelumnya karena adanyaa kenaikan permintaan masyarakat. Pada subsektor jasa perusahaan, volume penjualan jasaa meningkat karena bertambahnya jumlah permintaan. Hasil Diary Notes per individual contact diakses terbatas 1 H Perkembangan Ekonomi Makro Triwulan III

41 Sementara itu, volume penjualan pada subsektor lembaga keuangann non bank dan peternakan mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Lembaga keuangan non bank mengalami penurunann pembiayaan sekitar 5% dibandingkan tahun lalu. Penurunann tingkat pembiayaan ini disebabkan oleh beberapa hal antara lain pemberlakuan peraturan pembatasan minimal down payment, kondisi ekonomi yang stagnan, pasar kendaraann bermotorr yang mulai jenuh serta penerapan aturan pengikatan fiducia.. Dari subsektor peternakan, permintaan ke contact pada tahun 2013 turun sekitar 20% sebagai akibat dari semakin banyaknya kompetitor peternakann di Bengkulu. Ketatnya persaingan ini mempengaruhi kondisi harga jual produk peternakan. Selain itu, lesunya usaha perusahaan juga dipengaruhi oleh tingginya harga bibit dan pakan, yang masingmasing meningkat sekitar 20% dan sekitar 10% %. Subsektor pertambangann non migas yang memiliki pasar ekspor menyatakan bahwa penjualan diperkirakan meningkat dibandingkan tahun lalu pada kisaran 69% %. Peningkatan ini antara lain disebabkan karena berkurangnya tingkat persaingan antar perusahaan batubara di Bengkulu akibat berhentinya kegiatan operasional beberapa perusahaan batubara sejak awal tahun. Menurut contact, faktor penyebab penghentian kegiatan operasional tersebut dikarenakan rendahnya tingkat harga komoditas batubara, sehingga tidak sebanding dengan biaya operasional perusahaan serta beberapa konflik sosial yang terjadi di areal operasi contact. Melihat kondisi permintaan pada tahun 2013, perusahaan optimis akan adanya perbaikan penjualan pada tahun 2014 mendatang. Namun, perusahaan harus mewaspadai sejumlah hambatan diantaranya larangan ekspor batubara kalori rendah ke Cina dengan alasan proteksi serta kenaikan royalti dari pemerintah. Mulai tahun depan, pemerintah merencanakan akan menaikkan royalti dari pemegangg Izin Usahaa Pertambangan (IUP) dari 57% menjadi 1013%. Secara umum, pelaku usaha semua subsektor optimis terhadap perbaikan volume penjualan tahun depan. Para pelaku usaha yang menjadi contact optimis permintaan domestik akan meningkat sehingga dapat mendorong peningkatan volume penjualan. Hanya subsektor peternakan yang menyatakan bahwa volume penjualan tidak akan membaik tahun depan mengingat semakin banyaknya pesaing, rendahnya harga jual dan biaya pakan ternak yang semakin tinggi. Perkembangan Ekonomi Makro Triwulan III

42 Tabel 1. Liaison : Volume Penjualan Sub Sektor Industri Tanpa Migas: Makanan, Minuman dan Tembakau Lembaga Keuangan Non Bank Pertambangan Tanpa Migas Perdagangan Besar & Eceran Jasa Perusahaan Peternakan & Hasilhasilnya Likert Scale Saat Ini Proyeksi Domestik Domestik Kapasitas utilisasi masingmasing subsektor secara umum sama dengan tahun lalu. Penurunan kapasitas utilisasi hanyaa terjadi pada subsektor peternakan sejalan dengann penurunan penjualan. Saat ini sebagian besar kapasitas utilisasi perusahaan berkisar antara %. Beberapa contact menyatakan bahwa pada dasarnya kapasitas utilisasi perusahaan masih bisa ditingkatkan, namun keputusan untuk menaikkan dan menurunkan utilisasi sangat bergantung pada tinggi rendahnya permintaan. Penurunan kapasitass utilisasi dialami oleh sektor peternakan. Jumlah tenaga kerja turun pada subsektor jasa perusahaan dan pertambangan nonn migas. Turunnya jumlah tenaga kerja ini dikarenakan adanya pemberhentian tenaga kerja untuk efisiensi. Sedangkann untuk subsektor lainnya, jumlah tenaga kerja tidak adaa perubahan dibandingkan tahun lalu. Pada tahun depan, secara umum tidak akan ada penambahan n signifikan tenaga kerja. Sebagian besar menyatakan bahwa harga jual produk meningkat dibandingkann dengan periodee yang sama tahun sebelumnya. Hal ini terjadi pada contact yang berasal dari subsektor pertambangan, subsektor jasa perusahaan, subsektor lembaga keuangan nonbank, subsektor perdagangan besar dan eceran, dan subsektor perdagangan, hotel dan restoran. Dari sisi margin, sebagian besar contact menyatakan tetap dibandingkann tahun lalu. Stabilnyaa margin yang diambil perusahaan sebagai salah satu langkah untuk menjaga volume permintaann dari konsumen. Namun, khusus sektor peternakan, margin perusahaan menurunn signifikan, bahkan perusahaan mengalami kerugian hingga 45% dari tahun lalu. Investasi yang dilakukan oleh contact pada triwulan III 2013 cukup minim. Tercatatt hanya ada dua contact yang melakukan investasi, yaitu subsektor industri non migas: makanan, minuman dan tembakau dengan melakukan penambahan kapasitas produksi dan subsektor Perkembangan Ekonomi Makro Triwulan III

43 peternakan dan hasilhasilnya melalui pembukaan usaha baru. Untuk tahun depan, beberapa contact cukup optimis akan melakukan investasi. Ditinjau dari strukturnya, biaya untuk semua subsektor yang menjadi contact didominasi oleh biaya pembelian bahan baku/biaya perolehan barang. Biaya operasional lainnya seperti biayaa upah dan biaya energi merupakan komponen kedua dalam komposisi biaya perusahaan/pelaku usaha. Secara umum, biayaa bahan baku relatif sama dengan tahun lalu, sedangkan biaya energi sedikit meningkat sejalan dengan peningkatan harga minyak dunia. Naiknya harga BBM bersubsidi pada pertengahan tahun ini dinilai tidak mempengaruhi biaya energi perusahaan mengingat sebagian besar perusahaan menggunakan BBM khusus industri. Sama halnya dengan subsektor perdagangan, kenaikan harga BBM bersubsidii tidak terlalu mempengaruhi biaya produksi dan distribusi, justru kenaikan tersebut dinilai lebih mempengaruhi dayaa beli masyarakat yang semakin menurun karena peningkatan hargaharga bahan pangan. Perkembangan Ekonomi Makro Triwulan III

44 BAB II PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH

45 halaman ini sengaja dikosongkan

46 Perkembangan inflasi di Provinsi Bengkulu padaa triwulan III2013 mengalami peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya. Secara tahunan, inflasi Provinsi Bengkulu triwulan III2013 sebesar 9,54% (yoy), lebih tinggi dari triwulan II2013 penyesuaian harga BBM yang sebesar 7, 89% (yoy). Kondisi tersebut dipengaruhi antara lain dampak subsidi, peningkatan permintaan masyarakat, dan kendalaa pasokan beberapa komoditas bahan makanan. Selain itu, ekspektasi inflasi masyarakat yang masih tinggi turut meningkatkann tekanan inflasi pada triwulan laporan. Secaraa musiman, terdapat perbedaan perilaku inflasi bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Secara triwulanan, inflasi triwulan laporan tercatatt sebesar 4, 59% (qtq), lebih tinggii dibandingkan triwulan II2013 yang sebesar 1,80% (qtq). Namun demikian, inflasi triwulanan triwulan III2013 lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan III201sebesar 3,51% (qtq). Akumulasi inflasi sepanjang Januari hingga September 2013 mencatatkan inflasi tahun berjalan sebesar 9,24% (ytd). yang sebesar 3,01% (qtq) maupun ratarata inflasi tiga tahunan triwulan II yang Menurut kelompok barang dan jasa, baik bila dilihat secaraa tahunan maupun triwulanan, peningkatan inflasi terutama terjadi pada kelompok transportasi/komunikasi, kemudian diikuti oleh kelompok komoditas bahan makanann dan kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau. Inflasi tahunan kelompok komoditas tersebut masing masing sebesar 15,60% (yoy), 13, 14% (yoy), dan 8,49% (yoy). Inflasi pada komoditas transportasi didorong oleh dampak penyesuaian harga BBM subsidi serta peningkatan permintaan akan transportasi. Sementara tingginya inflasi pada kelompok bahan makanan dipicu oleh terbatasnya pasokan komoditas peternakan dan sayuran. Berdasarkan disagregasi inflasi IHK, peningkatan inflasi tahunan pada triwulan laporan terutama terjadi pada kelompok administered price yaitu dari 7,43% (yoy) pada triwulan II2013 menjadi 12,70% (yoy). Peningkatan juga terjadi pada inflasi komoditas volatile foods yaitu menjadi sebesar 13,45% (yoy). Sementara tekanan inflasi yang lebih bersifat fundamental yang tercermin dari perkembangan inflasi kelompok inti/core tercatat relatif stabil yaitu sebesar 5,87% (yoy) dari 5,82% (yoy) pada triwulan sebelumnya. Inflasi Provinsi Bengkulu 1 pada triwulan III2013 meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya. Kondisi tersebut terlihat dari pencapaian inflasi tahunann Provinsi Bengkulu pada triwulan III2013 yang mencapai 9,54% (yoy), meningkat dari triwulan II 1 Inflasi yang terjadi di kota Bengkulu diasumsikan dapat mewakili inflasi Provinsi Bengkulu secaraa keseluruhan Perkembangan Inflasi Daerah Triwulan III

47 2013 yang sebesar 7,89% (yoy). Pencapaian inflasi Provinsi Bengkulu tercatat berada di 12% 10% 8% 9.54% 8.40% 6% 4.59% 4% 2% 4.08% 0% % Bengkulu (yoy) Nasional (yoy) Bengkulu (qtq) Nasional (qtq) Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu Pencapaiann inflasi triwulanan pada triwulan III2013 merupakan yang tertinggi sepanjang tiga tahun terakhir. Secara triwulanan (qtq), inflasi triwulan laporan mencapai 4,59% (qtq), lebih tinggi dibandingkan inflasi triwulanan triwulan 2012 yang sebesar atas inflasi nasional triwulan III2013 yang sebesar 8,40% (Grafik 2.1). Grafik 2.1. Perkembangann Inflasi IHK Provinsi Bengkulu III 3,01% (qtq). Ratarataa inflasi triwulanan triwulan III sepanjang tahun 2010 hingga tercatat sebesar 3,51% (qtq), dengan demikian inflasi triwulanan triwulan II2013 tergolong tinggi. Kondisi ini menunjukkan adanya tekanan inflasi yang di luar pergerakan normal pada triwulan III2013. Grafik 2.2. Realisasi Inflasi Tahun 2013 (Tahun Kalender, ytd) 10% Bengkulu ytd Nasional ytd 9.24% 8% 6% 7.57% 4% 2% 0% % Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu Perkembangan Inflasi Daerah Triwulan III

48 Peningkatan tekanan inflasi pada triwulan laporan terutama didorong oleh kenaikan harga sebagai dampak dari penyesuaian harga BBM subsidi dan terbatasnya pasokan beberapa bahan makanan, ditengah masaa puncak konsumsi masyarakat. Tekanan inflasi ini mendorong tingginya inflasi bulanan pada bulan Juli 2013, yaitu sebesar 3,40% (mtm). Sementara itu, bulan Agustus 2013 mencatatkan inflasi sebesar 0,82% (mtm) dan bulan September 2013 mencatatkan inflasi sebesar 0,33% (mtm). Dengan demikian, secara tahun berjalan, inflasi Provinsi Bengkulu telah mencapai 9,,24% (ytd) atau lebih tinggi dari pencapaian inflasi tahun kalender triwulan III2012 yang mencatatkan inflasi sebesar 4,33% (ytd) Inflasi Menurut Kelompok Barang/ /Jasa Tabel 2.1. Perkembangan Inflasi Menurut Kelompok Barang/Jasa Provinsi Bengkulu Kelompok Barang/Jasa Bahan makanan Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar Sandang Kesehatan Pendidikan, Rekreasi dan Olah Raga Transportasi, Komunikasi 108,22 5,12 Inflasi Umum IHK Tw I2013 Inflasi (% yoy) 176,47 12,48 158,61 5,95 141,18 3,89 150,22 3,64 127,95 4,57 145,66 12,60 146,06 7,44 Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu Tw II2013 Inflasi Inflasi IHK (% qtq) (% yoy) 6,46 181,29 11,4 Inflasi (% qtq) 40 2,73 0,94 159,28 5, 75 0,43 2,62 144,20 5, 57 2,14 (0,48) 145,50 0, 66 (3,14 ) (0,04) 132,70 7, 71 3,71 0,05 145,75 12,47 0,35 0,88 112,31 8,41 3,78 2,60 148,69 7,89 1,80 Tw III2013 IHK Inflasi (% yoy) Inflasi (% qtq) 190,70 13,14 5,19 165,87 8,49 4,13 145,04 5,61 0,58 154,28 1,10 6,03 135,49 7,05 2,10 150,12 4,18 3,00 122,85 15,66 9,38 155,51 9,54 4,59 Inflasi pada triwulan III2013 terjadi pada seluruh kelompok barang/jasa (Tabel 2.1). Secara tahunan, inflasi tertinggi dicatatkan oleh kelompok komoditas transportasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 15,66% (yoy), kemudian diikuti oleh kelompok komoditas bahan makanan dan kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau. Inflasi tahunan kelompok bahan makanan pada triwulan III2013 tercatat sebesar 13,14% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 11,40% (yoy). Sementara itu, inflasi kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau pada triwulan III2013 tercatat sebesar 8,49% (yoy), meningkat dari 5,75% (yoy) pada triwulan sebelumnya. Inflasi tahunan terrendah pada triwulan III2013 terjadi Perkembangan Inflasi Daerah Triwulan III

49 pada komoditas sandang yaitu sebesar 1,10% (yoy), meningkat dari 0,66% (yoy) pada triwulan sebelumnya. Tabel 2.2. Perkembangan Bengkulu Inflasi Kelompok Bahan Makanan Provinsi Subkelompok Barang/Jasa Padipadian, umbidan hasilnya umbian Dagingdan hasil Ikan diawetkan Telur, susu dan hasil hasilnya Ikan segar hasilnya Sayursayuran Kacangkacangan Buahbuahan Tw III20122 Tw IV2012 Tw I2013 % yoy % qtq % yoy 9,62 4,48 3,67 (4,00) (7,15) 10,82 (2,35) 15,03 13,15 2,77 3,62 7,29 (1,66) 0,82 (0,82) (5,58) 10,59 1,64 14,96 14,70 14,95 25,66 9,36 16,19 % % % qtq yoyy qtq 0,31 5,09 2,85 1,34 1,07 (6,82) (11,89) 10,42 5,10 12,24 5,37 1,22 7,82 1,29 14,69 7,97 (0,53) (0,39) 3,07 Tw II2013 % yoy % qtq 5,32 (2,28) 5,95 20,84 3,53 0,15 (1,77) 14,70 7,65 17,49 0,47 (0,02) 10,73 (3,55) 10,70 0,08 0,92 21,07 9,16 29,23 7,28 Tw III 2013 % % yoy qtqq 4,08 3,,24 23,50 8,,23 6,32 8,,97 19,87 8,,29 6,07 3,,30 31,03 23,,32 3,55 7,,29 23,96 4,,90 Bumbubumbuan (1,02) (16,28) (22,79) 3,90 75,82 49,84 29,57 (0,59) 37,12 (11,40) Lemak dan minyak Bahan makanan lainnya Inflasi Bahan Makanann 4,83 (4,06) 2,73 5,23 3,01 7,18 (2,50) 3,35 Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu (1,91) 4,62 (0,82) 2,61 0,22 1,87 (2,68) (0,66) 2,98 1,76 (1,65) 12,48 6,46 11,40 2,73 (5,01) (2,58) 6,11 3,,04 13,14 5, 19 Inflasi tahunan kelompok bahan makanan pada triwulan III2013 merupakan yang tertinggi dibandingkan periodee yang sama tiga tahun terakhir. Sebagian besar subkelompok komoditas bahan makanan mencatatkan peningkatan inflasi tahunann dibandingkan triwulan II2013 dengan peningkatan tertinggi antara lain terjadi pada subkelompok daging dan hasilhasilnya, sayursayuran, dan bumbubumbuan. Inflasi pada subkelompokk daging dan hasilhasilnya tercata sebesar 23,50% (yoy), jauh lebih tinggi dibandingkann inflasi pada triwulan sebelumnya yang hanya sebesar 5,95% (yoy). Inflasi pada subkelompok komoditas sayursayuran tercatat sebesar 31,03% (yoy) dan inflasi subkelompok bumbubumbuan sebesar 37,,12% (yoy). Sementara itu, inflasi triwulanan kelompok bahan makanan pada triwulan III2013 juga tercatat lebih tinggi dibandingkan triwulan II2013 maupun triwulan III2012 daging dan hasilhasilnya terutama pada komoditas daging sapi dan daging ayam disebabkan oleh terbatasnya pasokan komoditas tersebut. Harga daging sapi di Provinsi Bengkulu bergerak dari kisaran Rp90.000/Kg menjadi Rp ,/kg pada periode JuliAgustus Meskipun dengan inflasi tertinggi pada subkelompok sayursayuran. Tingginya inflasi pada subkelompok Perkembangan Inflasi Daerah Triwulan III

50 pemerintah telah membuka keran impor daging sapi namun tingginya permintaan pada masa bulan puasa dan lebaran mendorong kenaikan hargaa daging. Sementara itu, harga daging ayam meningkat dari kisaran Rp29.000,/kg menjadi Rp39.000,/kg padaa periode JuliAgustus Secara umum, hampir seluruh komoditas sayuran dan bumbubumbuan mengalami inflasi pada triwulan III2013. Inflasi pada kedua subkelompok komoditas tersebut disebabkan karena keterbatasan pasokan. Inflasi pada subkelompok sayuran didorong oleh peningkatan harga yang terjadi antara lain: pada komoditas kacang panjang, kentang dan kangkung masingmasing sebesar 194,45% (yoy), 91,38% (yoy) dan 21,81% (yoy). Padaa subkelompok komoditas bumbubumbuan, peningkatan harga yang signifikan antara lain terjadi pada bawang merah dan cabe merah, sehingga mencatatkan inflasi tahunan masingmasing sebesar 115,10% (yoy) dan 42,53%. Grafik 2.3. Inflasi Kelompok Bahan Makanan di Provinsi Bengkulu (Tahunan, yoy) 100% 80% 60% 40% 20% 0% 20% 40% Ikan Segar Bumbu bumbuan Padi, Umbi dan hasilnya 37.12% 6.32% % 50.0% 40.0% 30.0% 20.0% 10.0% 0.0% 10.0% % 24.0% 23.5% 60% 80% 20.0% Daging dan hasilnyaa Buah buahan Sayur sayuran Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu Berdasarkan seluruh pencapaian inflasi kelompok bahan makanan tersebut, inflasi tahun kalender kelompok bahan makanan pada triwulan III2013 telah mencapai 15,04% (ytd). Pencapaian inflasi tahun kalender tersebut tergolong tinggi, mengingat inflasi tahun kalender kelompok bahan makanan ratarata pada triwulan III selama tiga tahun terakhir tercatat hanya sebesar 8,58% (ytd). Secara triwulanan, kelompok bahan makanan mencatatkan inflasi sebesar 5,19% (qtq), lebih tinggi dibandingkan inflasi triwulanan triwulan III2012 yang sebesar 3,,73% (qtq). Perkembangan Inflasi Daerah Triwulan III

51 Tabel 2.3. Perkembangan Inflasi Kelompok Makanan Jadi/Minuman/Rokok & Tembakau Provinsi Bengkulu Subkelompok Barang/Jasa % yoy % qtq % yoy Makanan jadi Minumann tidak beralkohol Tembakau dan minumann beralkohol Inflasi Makanan Jadi/Minuman/Rokok & Tembakau 7,30 3,19 4,42 6,09 1,,46 4,,61 0,,00 1,,50 6,56 6,77 4,31 7,31 Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu Tw III20122 Tw IV2012 Tw I2013 Tw II2013 % % qtq yoy 2,98 6,34 0,55 8,57 3,47 3,77 2,77 5,95 % % % % % qtq yoy qtq yoy qtq 1,52 6,75 0,63 10,34 4,88 (0,34) 5, 18 0,34 0,29 3,77 0,00 0,94 5,75 0,43 Tw III2013 1,69 1,13 7,87 3,95 8,49 4,13 Pada kelompok makanan jadi/minuman/rokok dan tembakau, inflasi tahunan tercatatt sebesar 8,49% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 5,75% (yoy). Peningkatan inflasi kelompok komoditas makanan jadi/minuman/rokok dan tembakau terutama didorong oleh peningkatan inflasi pada subkelompokk makanann jadi, kemudian diikuti oleh subkelompok komoditas tembakau dan minuman beralkohol. Inflasi tertinggi pada subkelompok makanan jadi dicatat oleh komoditas ayam goreng dan siomay, masingmasin ng sebesar 47,04% (yoy) dan 31,25% (yoy). Dengan demikian, inflasi tahun kalender triwulan III2013 pada kelompok komoditas makanan jadi/minuman/rokok dan tembakau mencapai 5,56% (ytd). Tabel 2.4. Perkembangan Inflasi Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas Bahan Bakar Provinsi Bengkulu & Subkelompok Tw III2012 Tw IV2012 Tw I2013 Tw II2013 Tw III2013 Barang/Jasa % yoy % qtqq % yoy % qtq % yoy % qtq % yoy % qtq % yoy % qtq Biaya tempat tinggal Bahan bakar, penerangan dan air Perlengkapan rumah tangga Penyelenggaraan rumah tangga Inflasi Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar 1,86 1,75 1,13 7,36 2,28 0,45 1,81 0,93 1,97 0,54 1,17 1,92 1,07 2,78 1,53 0,31 0,17 0,00 (0,36 ) 0,18 4,48 3,32 1,21 4,64 3,89 3,77 1,32 0,18 2,23 2,62 6, 60 4, 78 2, 15 5,06 5, 57 2,88 1,41 1,02 1,15 2,14 7,54 4,70 1,54 1,21 5,61 0,42 1,73 0,33 (1,76) 0,58 Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu Pada kelompok perumahan/air/ /listrik/gas dan bahan bakar, inflasi tahunan tercatatt sebesar 5,61% (yoy), lebih rendah dibandingkann triwulan sebelumnya yang sebesar 5,57% (yoy). Menurunnya tekanan inflasi pada kelompok komoditas ini di dorong oleh meredanya inflasi pada sebagian besar subkelompok komoditas terkecuali pada komoditas biaya tempat tinggal. Inflasi tertinggi secara tahunan dicatat oleh Perkembangan Inflasi Daerah Triwulan III

52 subkelompokk komoditas biaya tempat tinggal yaitu sebesar 7,54% (yoy). Peningkatan ini didorong oleh kenaikan tarif tukang bukan mandor dan sewa rumah. Secara triwulanan, inflasi tertinggi dicatat oleh subkelompok bahan bakar, penerangan dan air dengan inflasi sebesar 1,73% (qtq) yang dipicu oleh inflasi komoditas tarif tenaga listrik sebesar 3,71% (qtq). Dengan pencapaian diatas, maka inflasi tahun berjalan kelompok komoditas perumahan/air/listrik/gas dan bahan bakar tercatat sebesar 5,42% (ytd). Tabel 2.5. Perkembangan Inflasi Kelompok Sandang Provinsi Bengkulu Subkelompok Tw III2012 Tw IV2012 Barang/Jasa % % % % yoy qtq yoy qtq Sandang lakilakii Sandang wanita Sandang anakanak Barang pribadi dan sandang lainnya 4,544 5,29 6,23 9,78 1,97 4,91 5,63 8,48 5,42 5,61 6,29 3,01 1,10 0,41 0,18 ( 4,20) Tw I2013 % yoy % qtq % yoy 3,90 0,23 3,34 5,73 0,12 7,46 6,29 0,000 6,17 Tw II2013 Tw III2013 % qtq % yoy 0,00 4,15 1,89 6,17 0,34 6,92 0,57 (1,67) (9,04) (10,98) (7,49) % qtq inflasi Sandang (1.09) sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu 3.64 (0.48) 0,66 (3,14) 1, Pada kelompokk sandang, inflasi tahunan tercatat sebesar 1,10% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 0,66% (yoy) (Tabel 2..5). Peningkatan inflasi kelompok sandang didorong oleh terjadinya inflasi pada sebagian besar komponen kelompok sandang sebagai dampak dari peningkatan kebutuhan sandang masyarakat pada periode JuliAgustus Hanya subkelompok komoditas barang pribadi dan sandang lainnyaa yang mengalami deflasi, khususnya komoditas emas perhiasan sebesar 9,24% (yoy). Secara akumulatif sejak hingga September 2013, kelompok sandang mencatatkan terjadinya inflasi sebesar 2,21% (ytd). Tabel 2.6. Perkembangan Inflasi Kelompok Kesehatan Provinsi Bengkulu Subkelompok Tw III2012 Tw IV2012 Barang/Jasa % % % % yoy qtq yoy Qtq Jasa Kesehatan Obatobatan Jasa Perawatan Jasmani Perawatan Jasmani dan kosmetika 1,811 0,84 9,42 8,79 1,37 0,55 0,57 5,00 1,81 1,02 13,28 9,42 0,18 12,64 0,67 Kesehatan 5,09 2,74 5,67 1,14 sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu Tw I2013 % yoy % qtqq % yoy 2,29 0,91 14,07 1,39 2,11 1,22 13,28 17,65 7,68 0,30 6,39 4,57 (0,04) 7,71 Tw II2013 Tw III2013 % qtq % yoy 11,52 14,36 0,17 (1,62) 3,84 17,34 0,35 4,98 3,71 7,05 % qtq 1,62 0,15 0,31 3,61 2,10 Inflasi tahunan kelompok komoditas kesehatan tercatat mereda dari 7,71% (yoy) pada triwulan II2013 menjadi 7,05% (yoy) padaa triwulan III2013 (Tabel 2.6). Perkembangan Inflasi Daerah Triwulan III

53 Secara umum, hampir seluruh komoditas kelompok ini mencatatkan inflasi kecuali subkelompok obatobatan. sebesar 14,36% (yoy). Peningkatan tarif yang signifikan terjadi pada tarif rumah sakit dan dokter spesialis. Secaraa akumulatif pada triwulan laporan, kelompok kesehatan mencatatkan inflasi sebesar 5,85% Peningkatan inflasi didorong oleh kenaikan tarif pada jasa kesehatan (ytd). Tabel 2.7. Perkembangan Inflasi Kelompok Olahraga Provinsi Bengkulu Pendidikan, Rekreasi dan SubKelompok Barang/Jasa Jasa pendidikan Kursuskursus / pelatihan Perlengkapan / peralatan pendidikan Rekreasi Olahraga Tw III20122 Tw IV2012 Tw I2013 Tw II2013 Tw III2013 % yoy % qtqq % yoy % qtq % yoy % qtq % yoyy % qtq % yoy % qtq 18,96 18,96 21,05 1,76 21,05 0,00 21,06 0,00 6,37 4,53 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,04 0,03 0,03 3,89 3,12 3,89 (2,59) 1,39 0,41 0,00 0,00 0,41 0,00 3,89 0,03 1,56 0,41 2,74 0,00 2,89 (0,23) 1,62 1,85 0,00 2,17 0,73 0,80 0,03 2,32 1,99 (0,73) 1,99 Inflasi Pendidikan, Rekreasi dan 10,58 11,19 12,32 Olahragaa Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu 1,04 12,60 0,05 12,47 0,06 4,18 3,00 Pada kelompok pendidikan/rekreasi dan olahraga, inflasi tahunan sebesar 4,18% (yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 12,47% (yoy) (Tabel 2.7). Inflasi kelompok ini didorong oleh peningkatan harga pada subkelompok jasa pendidikan dengan inflasi sebesar 6,37% (yoy), khususnya oleh tarif Taman KanakKanak (TK) dan Sekolah Dasar (SD). Inflasi jasa pendidikann TK dan SD yang masingmasing mencapai 46,60% (yoy) dan 11,61% (yoy). Secara triwulanan, kelompok jasa pendidikan menunjukkan peningkatan inflasi sebesar 3% (qtq) dibandingkan triwulan II2013, lebih rendah dibandingkan inflasi triwulan III2012 yang sebesar 11,19% (qtq). Secara akumulatif sepanjang 2013, kelompok pendidikan/rekreasi dan olahraga mencatatkan terjadinya inflasi sebesar 3,11% (ytd). Pada kelompok transportasi/ /komunikasi dan jasa keuangan, inflasi tahunan tercatatt sebesar 15,66% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 8,41% (yoy) (Tabel 2..8). Peningkatan inflasi kelompok ini didorong oleh peningkatan harga pada subkelompokk transportasi yang mengalami inflasi sebesar 20,38% (yoy), sebagai dampak dari penyesuaian hargaa BBM subsidi. Selain itu, peningkatan tarif angkutan juga turut mendorong inflasi yang tinggi pada kelompok komoditas ini. Angkutan antar kota mencatatkan inflasi sebesar 14,90% (yoy), angkutan Perkembangan Inflasi Daerah Triwulan III

54 dalam kota mencatatkan inflasi sebesar 49,97% (yoy), sementara angkutan udara mencatatkan kenaikan inflasi sebesar 37,24% (yoy). Bila dilihat berdasarkan kenaikan inflasi triwulanannya, inflasi pada tariff angkutan dalam kota mencatatkan kenaikan yang tertinggi yaitu 30,42% (qtq). Peningkatan inflasi tahunan yang tinggi juga terlihat pada subkelompokk komoditas sarana dan penunjang transport yaitu sebesar 9,25% (yoy). Inflasi pada komoditas tersebut didorong oleh kenaikan biayaa pemeliharaan/service sebesar 12,85% (yoy). Secara akumulatif, kelompok transportasi/komunikasi dan jasa keuangan mencatatkan terjadinya inflasi sebesar 14,51% (ytd). Tabel 2.8. Perkembangan Inflasi Kelompok Transportasi, Jasa Keuangan Provinsi Bengkulu Komunikasi dan SubKelompok Barang/Jasa Transpor Komunikasi dan pengiriman Sarana dan penunjang transpor Tw III2012 Tw IV2012 % yoy % % % qtq yoy qtq 3, 97 (0,58) 3,52 0,05 5,73 ( 0,38) 1,32 0,00 0, 27 0,00 0,73 0,49 Tw I2013 Tw II2013 Tw III2013 % yoy % qtqq % yoy % qtq % yoy % qtq 7,09 1,20 11,19 4, (0,17) 0,00 0,03 0, ,67 0,00 3,70 3, Jasa keuangan 1, 53 1,53 1,53 0,00 2,42 0,88 2,42 0, Inflasi Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan 2, 78 2,52 Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu 4,11 1,00 5,12 0,88 8,41 3, Tabel 2.9. Sumbangan Beberapa Komoditas terhadap Inflasi/ /Deflasi Bulanan di Provinsi Bengkulu Persen (%) No Juli 2013 Agustuss 2013 September 2013 Komoditas Andil* Komoditas Andil* Komoditas Andil* 1. Bensin 0.77 Daging ayam ras Cabe merah Angkutan dalam kota 0.54 Kacang panjang Bawang merah Beras 0.25 Emas perhiasan Daging ayam ras Bawang merah 0.24 Bawang putih Kacang panjang Cabe merah 0.01 Kentang Ayam goreng Daging ayam ras 0.13 Ketimun Emas perhiasan Kentang 0.12 Angkutan antar kota Bayam Jengkol 0.09 Tarif listrik Mie Angkutan Udara 0.09 Cabe merah Angkutan antar kota Bayam 0.08 Minyak goreng Pemeliharaan/service 0.08 Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu *Diurutkan dari andil terbesar hingga kecil berdasarkan angka absolut Keterangan : Kelompok Bahan Makanan Kelompok Makanann Jadi/Minuman/ Rokok/ Tembakau Kelompok Perumahan/Air/Listrik/Gas/ Bahan Bakar Kelompok Sandang Kelompok Pendidikan/Rekreasi/ /Olahraga Kelompok Transpor/Komunikasi/Jasa Keuangan Kelompok Kesehatan Perkembangan Inflasi Daerah Triwulan III

55 Mayoritas komoditas penyumbang inflasi/deflasi berasal dari kelompok bahan makanan (Tabel 2.9). Namun demikian, sepanjang triwulan III2013 bahan makanan mengambil peran yang cukup besar dalam menentukan arah inflasi Provinsi Bengkulu, misalnyaa komoditas bensin, angkutan, tarif listrik dan emas. Peran kelompokkelompok komoditas dalam menentukann arah pencapaian inflasi daerah dapat dilihat dari porsi sumbangan suatu kelompok terhadap inflasi sebagaimana tercermin padaa Grafik 2.4. Kelompok bahan makanan memiliki andil terbesar, kemudian diikuti oleh kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan. terlihat bahwa perubahan harga beberapa komoditas diluar kelompok Grafik 2.4. Sumbangan Inflasi Triwulan III2013 Per Kelompok Barang/Jasa Transpor, Komunikasi, Jasa Keuangan; 32.9% Bahan Makanan; 33.3% Pendidikan, Rekreasi, Olahraga; 4.3% Kesehatan; 1.7% Sandang; 8.7% Keterangan : Kelompok komoditas; % sumbangan Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu Perumahan, Air, Listrik, Gas, Bahan Bakar; 2.4% Makanan Jadi, Minuman, Rokok, Tembakau; 16.7% 2.2. Perkembangan Inflasi Fundamental Pencapaiann inflasi berdasarkan tiga kelompokk disagregasi inflasi menunjukkan adanya perbedaan perilaku dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Setelah mengalami peningkatan yang signifikan pada akhir triwulan II2013, inflasi administered price (AP) sepanjang triwulan III2013 relatif stabil, demikian pula dengan inflasi komoditas volatile foods (VF) dan komoditas core (Grafik 2.5). Meskipun demikian, inflasi komoditas VF dan AP berada dalam kisaran yang tinggi dan dengan kecenderungan meningkat. Inflasi VF tercatat sebesar 13,45% (yoy), lebih tinggi dibandingkann triwulan sebelumnya yang sebesar 11,45% (yoy). Inflasi AP tercatat sebesar 12,70% (yoy), meningkat dari 7,43% (yoy) pada triwulan II2013. Sementara itu, Perkembangan Inflasi Daerah Triwulan III

56 inflasi inti/core tercatatt sebesar 5,87% (yoy), relatif stabil dibandingkan triwulan sebelumnya. Kenaikan hargaa pada komoditas AP ditengah masih terbatasnya pasokan beberapa komoditas holtikultura serta peternakan merupakan beberapa penyebab utama tingginya pencapaian inflasi triwulan III2013. Peningkatan inflasi tahunan yang signifikan pada komoditas AP merupakan dampak dari penyesuaian harga BBM subsidi khususnya pada tarifff angkutan. Di lain sisi, minimnya pergerakan harga pada komoditaskomoditas inti/core mengakibatkan pergerakan inflasi komoditas ini relatif stabil. Emas perhiasan yang pada periode memberikan warna pada fluktuasi inflasi inti/core, pada triwulan laporan mencatatkan deflasi. Grafik 2.5. Disagregasi Inflasi Provinsi Bengkulu Inflasi IHK (yoy) Adm Price Core Volatile Foods %,yoy Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu (diolah dengan pendekatan sub kelompok) Peningkatan hargahargaa yang terjadi pada triwulan III2013 telah terindikasi sebelumnya melalui hasil Survei Konsumen (SK) triwulan II2013, dimana hasil survei menunjukkan adanya peningkatan Nilai Saldo (NS) ekspektasi harga pada triwulan III2013 sebagaimana terlihatt pada Grafik 2.6 di bawah. Adanya peningkatan ekspektasi inflasi/harga di masyarakat disebabkan antara lain oleh faktor spekulatif masyarakat dalam menyikapi dampak penyesuaian harga BBM subsidi serta peningkatan permintaan/ /konsumsi masyarakat. Perkembangan Inflasi Daerah Triwulan III

57 Grafik 2.6. Nilai Saldo Ekspektasi Mendatang Konsumen Terhadap Kondisi 3 Bulan IEK IEK Ekpektasi Harga 3 bln yad (kanan) Ekpektasi Harga 3 bln yad (kanan) Sumber : Survei Konsumen. Bank Indonesia 2.3. Perbandingan Inflasi Antar Kota di Sumatera Grafik 2.7. Inflasi Tahunan (yoy) Bulan September 2013 KotaKota di Sumatera 12.0% 10.5% 9.0% Inflasi Nasional = 8,40% 10.03% 9.96% 9.54% 7.5% 6.0% 5.12% 4.5% 3.0% 1.5% 0.0% Sumber : Badan Pusat Statistik Secara umum, laju inflasi tahunan kotakota di Sumatera padaa triwulan III 2013 lebih tinggi dibanding inflasi triwulan II2013. Pada triwulan laporan, jumlah kota yang mencatatkan inflasi lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional yang sebesar 8,40% (yoy) lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah kota yang mencatatkan inflasi lebih rendah dari pada inflasi nasional. Lima kota dengan inflasi tahunan tertinggi adalah Padang (10,03%), Tanjung Pinang (9,96%), Bengkulu (9,54%), Medan (9,51%), dan Pematang Siantar (9,44%). Dengan demikian, sebagaimana terlihat pada Grafik 2.6 Kota Bengkulu berada pada peringkat 3 inflasi tertinggi di Sumatera. Perkembangan Inflasi Daerah Triwulan III

58 Grafik 2.8. Inflasi Tahunan (yoy) KotaKota di Sumatera Bagian Selatan 14.0% 12.0% 10.0% 8.0% 6.0% 4.0% 9.54% 7.68% 7.35% 7.21% 2.0% 0.0% 1 2 Bengkulu Palembang Lampung Pangkal Pinang Sumber : Badan Pusat Statistik Sementara itu bila dibandingkan dengan kota lain di wilayah Sumatera Bagian Selatan, inflasi tahunan Kota Bengkulu tercatat lebih tinggi dibandingkan kota lainnya. Kota Palembang mencatatkan inflasi terendah di wilayah Sumatera Bagian selatan yaitu sebesar 7,21% (yoy), kemudian diikuti oleh Kota pangkal Pinang dan Lampung masingmasingg mencatatkan inflasi sebesar 7,35% (yoy) dan 7,68% (yoy). Boks 2 Kegiatan Tim Pengendalian Inflasi Daerah Triwulan III 2013 Ide untuk mengimplementasikan Sistem Resi Gudang (SRG) telah sejak lama digagas, bahkan sejak sekitar 10 tahun yang lalu. Untuk memberikan landasan formal yang kuat bagi implementasi SRG, Pemerintah telah menerbitkann UndangUndang No. 9 Tahun 2006 Tentang Sistem Resi Gudang. Undangundangg ini memiliki tujuan mulia yaitu untuk memberikan dan meningkatkan akses masyarakat terhadap kepastian hukum, melindungi masyarakat dan memperluas akses masyarakat untuk memanfaatkan fasilitas pembiayaan. Implementasi Sistem Resi Gudang menawarkan serangkaian manfaat yang luas, sekaliguss peluang bagi percepatan ekonomi daerah dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. SRG diharapkan mampu memberikan manfaat terutama bagi petani agar dapat meningkatkan aksess permodalannya. Selain itu, SRG dapat mendukung kemampuan pemerintah untuk memantau Perkembangan Inflasi Daerah Triwulan III

59 dan menjaga ketahanan persediaan, melalui jaringann data dan informasi terintegrasi yang terbangunn oleh Sistem Resi Gudang. Dengan demikian, SRG akan memiliki kontribusi yang positif bagi upaya pengendalian inflasi. Proses persiapan implementasi Sistem Resi Gudang di Provinsi Bengkulu harus dilandasi oleh pemahaman yang komprehensif dari seluruh pihak dan instansi yang terkait mengenai Sistem Resi Gudang itu sendiri. Pemahaman ini menjadi hal yang krusial mengingat terdapat beberapa kendala yang dapat menghambat kesuksesan implementasi Sistem Resi Gudang. Berlandaskan hal tersebut, Tim Pengendalian Inflasi Daerah Provinsi Bengkulu bekerjasama dengan Pemerintah Daerah Provinsi Bengkulu dan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menggelar Focus Group Discussion (FGD) mengenai Sistem Resi Gudang pada tanggal 12 September 2013 bertempat di Kantor perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu. FGD tersebut menghasilkan kesimpulan dan rekomendasi sebagai berikut : Kesimpulan 1. Resi Gudang sebagai dokumen kepemilikan merupakan surat berharga yang dapat menjadi agunan yang bersifat liquid dengan proteksi untuk memperoleh kredit tanpa dipersyaratkan adanya jaminan tambahan (fixed asset). 2. SRG mampu mendukung terkendalinya sediaan (stock) nasional melalui terbangunnya kemampuan pemerintah untuk memantau dan menjaga ketahanann sediaan melalui jaringan data dan informasi terintegrasi yang terbangun oleh Sistem Resi Gudang. 3. Kepercayaan terhadap pengelolaan Sistem Resi Gudang merupakan suatu hal yang mutlak bagi keberhasilan implementasi SRG, antara lain melalui komitmen seluruh pihak yang terkait dengan SRG dalam penerapan SOP serta pengawasan yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. 4. Pengelola Gudang memiliki peran yang strategis dalam menjaga integritas Sistem Resi Gudang. Untuk itu, diperlukan persyaratan yang harus dipenuhi oleh Pengelola Gudang untuk dapat diberikan persetujuan sebagai Pengelola Gudang dalam SRG. Rekomendasi 1. Guna suksesnya implementasi SRG, maka dibutuhkan koordinasi dan sinergi yang kuat di antara pemangku kepentingann terkait seperti Pemerintah Pusat dan Daerah, petani/kelompok tani, Pelaku Usaha, Pengelola Gudang, Perbankan/Lembaga Keuangan NonBank. Dengan adanya koordinasi yang kuat diharapkan dapat menciptakann SRG yang terpercaya dan dapat diandalkan. 2. Perlunya mendorong petani untuk lebih terintegrasi antara lain melalui pembentukan Perkembangan Inflasi Daerah Triwulan III

60 kelompok/koperasi yang akan membeli hasil komoditas petani, sehingga petani dapat mengakses fasilitass penyimpanan SRG serta pembiayaan dengan skema RG sehingga meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani. Sistem Resi Gudang sendiri telah sukses diimplementasikan oleh beberapa negaraa berkembang, salah satunya Argentina, dimana SRG telah mengambil porsi yang signifikann dalam pembiayaan agrikultur. Secaraa nasional, hingga saat ini Sistem Resi Gudang sudah dilaksanakan di 42 (empat puluh dua) kabupaten/kota untuk komoditii gabah, jagung, beras, kopi dan rumput laut. Agar implementasi SRG di Provinsi Bengkulu dapat berhasil, maka selain diperlukan pemahaman dan komitmen yang mendalam juga ditentukan oleh beberapa hal yaitu komunikasi kebijakan yang tepat, infrastruktur yang memadai dan sesuai standar, kelembagaan dan SDM yang mumpuni, perhitungan biaya operasional yang cermat serta kecukupan akses pembiayaan. Perkembangan Inflasi Daerah Triwulan III

61 halaman ini sengaja dikosongkan Perkembangan Inflasi Daerah Triwulan III

62 BAB III PERKE MBANGAN PERBA ANKAN DAERAH DAN SISTEM PEMBAYARAN

63 halaman ini sengaja dikosongkan

64 Peran intermediasi perbankan di Provinsi Bengkulu pada triwulan III2013 berjalan dengan baik, hal ini tercermin dari peningkatann Loan/Financing to Deposit Ratio (L/FDR). Pertumbuhan penyalurann kredit/pembiayaan/pembiayaan meningkat sebesar 4,72% (qtq) menjadi Rp11,03 triliun, sementaraa itu Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 3,82% (qtq) menjadi Rp8,,38 triliun. Fungsi intermediasi yang semakin membaik ini didukung juga dengan tingkat Non Performing Loan/Financing (NPL/F) yang rendah. Perkembangan sistem pembayaran di Provinsi Bengkulu pada triwulan III2013 sedikit bervariasi. Pembayaran tunai mengalami net outflow sebesar Rp547,06 miliar, turun dibandingkan net outflow triwulan sebelumnya yang sebesar Rp647,04 miliar. Di sis lain, sistem pembayaran non tunai melalui krliring mengalami peningkatan sebesar 4, 77% (qtq), sedangkan transaksi RTGS mengalami penurunan Bank Umum Grafik 3.1 Perkembangan Loan/Financing to Deposit Ratio (L/FDR) dan Non Performing Loan/Financing (NPL/F) Bank Umum Provinsi Bengkulu. 140% 130% 120% 110% 100% 90% 80% III LDR (kiri) IV I II III IV NPL (kanan) I II III IV I % 1.82% II III 2.40% 2.20% 2.00% 1.80% 1.60% 1.40% 1.20% 1.00% Sumber : LBU Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu Pada triwulan III tahun 2013, kinerja bank umum baik konvensional maupun syariah di Provinsi Bengkulu berada dalam kondisi yang membaik. Total aset bank mum mengalami peningkatan seiring dengan meningkatnya jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK) dan penyaluran kredit/pembiayaan. Rasio penyaluran kredit/pembiayaan terhadap simpanan (Loan/Financing to Deposit Ratio) mengalami peningkatan, sementara kualitas kredit/pembiayaan perbankan umum yang tercermin dari persentase Non Performing Loan/Financing (NPL/F) masih tergolong rendah. Perkembangan Perbankan Daerah & Sistem Pembayaran Triwulan III

65 3.1.1 Kelembagaan Bank umumm di wilayah Provinsi Bengkuluu berjumlah 19 bank yang terdiri dari 1 Bank Pembangunan Daerah (BPD), 4 bank pemerintah dan 14 bank swasta dengann 5 diantaranya merupakan bank syariah. Jaringan kantor pelayanan bank umum di Provinsi Bengkulu tertera pada Tabel 3.1 dibawah. Tabel 3.1 Jaringan Kantor Pelayanan Bank Umumm Provinsi Bengkulu KP KC KCP KK Unit PP ATM Kota Bengkulu Bengkulu Selatan Bengkulu Utara Rejang Lebong Lebong Kepahiang Kaur Seluma MukoMuko Jumlah Sumber : Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu, hingga data September Perkembangan Aset Aset perbankan um um di Provinsi Bengkulu menunjukkan pertumbuhan yang melambat. Pada periode laporan, aset perbankan Provinsi Bengkulu tumbuh sebesar 3,86% (qtq) menjadi sebesar Rp13,02 triliun (Tabel 3.2).. Tingkat pertumbuhan ini menurun dibandingkan pertumbuhan pada triwulan II2013 yang sebesar 6,50% (yoy). Secara pangsa, aset bank pemerintah masih mendominasi total aset yang terdapat di Provinsi Bengkulu. Sebaran aktiva bank umum saat ini masih terkonsentrasi di wilayah Kota Bengkulu dengan porsi sebesar 65,86%. Sementara aset perbankan terkecil terdapat pada Kabupaten Lebong dan Kabupaten Kepahiang masingmasing sebesar 1,32% dan 1,24% (Grafik 3.2) ). Tabel 3.2 Perkembangan Aset Bank Umum Provinsi Bengkulu dalam juta rupiah kecuali disebutkan lain Kelomp pok Bank Bank Pemerintah Bank Swa asta Q Q Q Q Q Q Bank Umum (Total) Sumber : LBU Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu, termasuk bank umum syariah Pangsa Pert. qtq 73% 3,22% 27% 5,68% 100% 3,86% Perkembangan Perbankan Daerah & Sistem Pembayaran Triwulan III

66 Grafik 3.2 Distribusi Aset Bank Umum di Provinsi Bengkulu Kab. Bengkulu Selatan, 11.24% Kab. Bengkulu Utara, 9.32% Kab. Rejang Lebong, 8.99% Kab. Lebong, 1.32% Kab. Kepahiang, 1.24% Kota Bengkulu, 65.86% Kab. Mukomuko, 2.03% Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum Bank Indonesia Bengkulu, termasuk bank umum syariah Perkembangann Dana Masyarakat Penghimpunan DPK oleh bank umum di Provinsi Bengkulu pada triwulan III2013 meningkat sebesar 3,82% (qtq) atau menjadi Rp8,38 triliun (Grafik 3.3). Pertumbuhan ini melambat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang mencapai 6,,62% (qtq). Tabungann memiliki porsi yang paling besar dari DPK yang mencapai 52,26%, sedangkan giro dan deposito memiliki pangsaa masingmasing 28,73% dan 19,01% (Grafik 3.4). Tabungan mengalami pertumbuha an tertinggi mencapai 11,37% (qtq), sedangkan giro dan deposito mengalami penurunan masingmasing sebesar 7,11% (qtq) dan 0, 70% (qtq). Penurunann jumlah giro diindikasikan karena pencairan dana pemerintah yang disimpan di perbankan. Grafik 3.3 Triliun Rp Perkembangan Dana Pihak Ketiga di Provinsi Bengkulu % yoy Grafik 3.4 Porsi DPK per Jenisnya DPK Pertumbuhan Q3 Q4 Q1Q2Q3 Q4 Q1 Q2 Q % 52.26% 28.73% Giro Tabungan Deposito Sumber : Laporan LBU Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu Perkembangan Perbankan Daerah & Sistem Pembayaran Triwulan III

67 Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan umum di Provinsi Bengkulu pada triwulan laporan masih terkonsentrasi di bankbank pemerintah dengan porsi mencapai 81,52% %, sedangkan 18,48% berada di bank swasta. Pada bank pemerintah, tabungan tumbuh masingmasing 13,05% (qtq), sementara giro dan deposito turun masingmasing sebesar 1,84% (qtq) dan 10,80% (qtq). Pada bank swasta, seluruh komponen DPK mengalami peertumbuhan yaitu giro tumbuh 15,91% (qtq), kemudian diikuti oleh deposito yang tumbuh 8,09% (qtq) dan tabungan tumbuh 6,09% (qtq) (Tabel 3.3). Jika dilihat dari struktur kepemilikan dana, dana perorangan masih merupakan komponen terbesarr pembentuk DPK perbankan. Porsi kepemilikan dana perorangan pada periode laporan mencapai 61, 21%, diikuti oleh dana milik pemerintah sebesar 27,02%, dana milik BUMN dan BUMD sebesar 4,88%, dana milik swasta sebesar 6,84%, dan sisanya adalah lainnya. Tabel 3.3 Perkembangan Penghimpunan Dana Bank Umumm Provinsi Bengkulu dalam juta rupiah Keterangan Ptumb. Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 qtq Bank Umum(Total) Giro Tabungan Depositoo Bank Pemerintah Giro Tabungan Depositoo Bank Swasta Giro Tabungan Depositoo ,82% 0,70% 11,37% 7,11% 3,00% 1,84% 13,05% 10,80% 7,62% 15,91% 6,09% 8,09% Sumber : Laporan Bulanan Bank Umumm Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu, termasuk bank mum syariah Perkembangan Penyaluran Kredit/Pembiayaan Penyaluran kredit/pembiayaan oleh bank umum di Provisi Bengkulu pada triwulan III2013 mencapai Rp11,03 triliun atau tumbuh 25,57%(yoy) (Grafik 3..4). Tingkat pertumbuhan tahunann ini relatif sama dengan pertumbuhan triwulan sebelumnya yang sebesar 25,12% (yoy). Secara triwulanan, pertumbuhan kredit/pembiayaan Perkembangan Perbankan Daerah & Sistem Pembayaran Triwulan III

68 perbankan umum Provinsi Bengkulu tercatat sebesar 4,,72%, melambat dari sebelumnya yang tumbuh sebesar 8,,01% (qtq) (Tabel 3.4).. triwulan Grafik 3.5 Triliun Rp Perkembangan Kredit/pembiayaan Perbankan di Provinsi Bengkulu %, yoy II Kredit Pertumbuhan III IV I II III IV I II III IV I II III Sumber : Laporan LBU Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu, termasuk bank umum syariah Berdasarkan jenis penggunaannya, pangsa kredit/pembiayaan perbankan masih didominasi oleh kredit/pembiayaan konsumsi yang mencapai 56,57%, diikuti kredit/pembiayaan modal kerja 31,86%, dan kredit/pembiayaan investasi 11,57%. Pada triwulan laporan, kredit/pembiayaan konsumsi tumbuh sebesar 5,60% (qtq) menjadi sebesar Rp6,24 triliun, lebih rendah dibandingkan dengan triwulan II2013 yang tumbuh 7,98% (qtq). Perlambatan pertumbuhan kredit/pembiayaan konsumsi juga diikuti oleh kredit/pembiayaan investasi yang tumbuh melambat menjadi 5,23% ( qtq) dari sebesar 21,37% (qtq) pada triwulan II2013. Sementara itu, kredit/ /pembiayaan modal kerja tumbuh 3,01% (qtq), melambat dari triwulan sebelumnya yang mencapai 4,00% (qtq). Ditinjau dari penyaluran kredit/pembiayaan berdasarkan sektoral, pertumbuhan kredit/pembiayaan terbesarr terjadi pada sektor pertanian yang tumbuh sebesar 11,74% (qtq) (Tabel 3.4). Sektor lainnya yang mencatatkan pertumbuhan kredit/pembiayaan yang besar yaitu, sektor konstruksi sebesar 10,96% (qtq). Meskipun demikian, secaraa umum pertumbuha n kredit/pembiayaan sektoral mengalami perlambatan bila dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan II2013. Sektor pertambangan dan industri pengolahan mengalami penurunan penyaluran kredit/pembiayaan tertinggi masingmasing sebesar 7,28% (qtq) dan 1,55% (qtq). Penurunan ini ditengarai terjadi karena masih belum membaiknyaa kondisi penjualan Perkembangan Perbankan Daerah & Sistem Pembayaran Triwulan III

69 produk dari sektor tersebut. Berdasarkan pangsanya, sektor lainnya masih mendominasi penyerapan kredit/pembiayaan terbesar, diikuti sektor perdagangan dan sektor pertanian. Tabel 3.4 Perkembangan Kredit/Pembiayaan Bank Umum Berdasarkan Jenis Penggunaan, Sektor Ekonomi dan Kelompok Bank di Provinsi Bengkulu Keterang gan Pertumbuhan qtq Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Rp. % Jenis Penggun naan Modal Ker rja Investasi Konsumsi Sektor Ekonomi Pertanian Pertamban ngan Perindustri ian Listrik, Air, Gas Konstruksi Perdagang gan Pengangk kutan Jasa dunia usaha Jasa sosial Lainlain Kelompo ok Bank Bank Pemerinta ah Bank Swasta (6.684) (4.730) (111) (3.868) ,72% 3,01% 5,23% 5,60% 4,72% 11,74% 7,28% 1,55% 0,43% 10,96% 2,77% 5,89% 0,95% 4,22% 5,57% 4,72% 5,41% 2,99% Sumber : Laporan LBU Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu, termasuk bank umum syariah Kualitas kredit/pembiayaan bank Dalam juta rupiah (kecuali persentase pertumbuhan) umum menunjukkan kinerja cukup baik. Hal ini tercermin dari pengukuran rasio Non Performing Loan/Financing (NPL/F) yang pada triwulan laporan berada padaa level 1,82% %. Meskipun pencapaian ini sedikit meningkat dibandingkan periode sebelumnya yang mencapai 1,76%, namun masih dalam batasan yang aman (Tabel. 3.5). Rendahnya rasio NPL/F mengindikasikan keberhasilan perbankan menerapkan prinsip kehatihatian dalam menyalurkan kredit/ /pembiayaan. di provinsii Bengkulu Perkembangan Perbankan Daerah & Sistem Pembayaran Triwulan III

70 Tabel 3.5 Perkembangan NPL/ F Bank Umum Berdasarkan Jenis Penggunaan di Provinsi Bengkulu Jenis 2012 Penggunaann Q2 Q3 Q4 Modal Kerja Investasi Konsumsi Total 3,04% 2,79% 0,75% 1,84% 2,72% 3,06% 0,70% 1,66% 2,31% 2,69% 0,61% 1,40% Sumber : LBU Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu Q1 3,16% 5,44% 0,69% 2,01% 2013 Q2 Q3 2,93% 3,19% 3,81% 3,50% 0,65% 0,71% 1,76% 1,82% Pertumbuhan deviasi (%) 0,26% 0,31% 0,06% 0,06% Perkembangann Kredit//Pembiayaan UMKM Kredit/pembiayaan UMKMM pada triwulan III2013 mengalami perlambatan dibandingkan periode sebelumnya. Kredit/pembiayaan UMKM tumbuh sebesar 2,56% (qtq) menjadi Rp4,01 triliun. Pertumbuhan ini lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan II2013 yang mencapai 7,27% (qtq). Perlambatan pertumbuhan kredit/pembiayaan UMKM mempengaruhi perlambatan pertumbuhan kredit/pembiayaan secara keseluruhan, mengingat kontribusinya mencapai 36,40% dari total kredit/pembiayaan/pembiayaan bank umum. Dari jumlah tersebut, sebesar 74,15% atau Rp2,98 triliun merupakan kredit/pembiayaan modal kerja, sedangkann kredit/pembiayaan investasi dan kredit/pembiayaan konsumsi masingmasing berkontribusi sebesar 25,52% dan 0,33%. Secara sektoral, kredit/pembiayaan UMKM bank umum Provinsi Bengkulu utamanya disalurkan kepada sektor perdagangan dan pertanian dengan pangsa masingmasing sebesar 63,71% dan 17,02% (Tabel 3.6). Pada sektor perdagangan, penyaluran kredit/pembiayaan UMKM utamanya diserap oleh sub sektor perdagangan eceran berbagai macamm barang yang didominasi makanan, minuman dan tembakau sebesar Rp740,11 miliar dan sub sektor perdagangan eceran komoditi lainnyaa (bukan makanan, minuman, atau tembakau) sebesar Rp353,13 miliar. Sementara itu, pada sektor pertanian, sub sektor perkebunan kelapa sawit menyerap kredit/pembiayaan UMKM terbesar mencapai Rp387,25 miliar, disusul oleh sub sektor perkebunan karet dan penghasil getah lainnya sebesar Rp191,77 miliar. Penyaluran kredit/pembiayaan UMKM sektor pertanian tumbuh stabil, sementara sektor perdagangan mencatatkan perlambatan pertumbuhan. Kredit/pembiayaan UMKM sektor pertanian tumbuh sebesar 13,39% (qtq), relatif stabil dibandingkann triwulan II2013 dari 12,04% (qtq) pada triwulan II2013, menjadi 0,68% (qtq) yang tumbuh 13,43%. Sementara itu, sektor perdagangan tumbuh melambat pada Perkembangan Perbankan Daerah & Sistem Pembayaran Triwulan III

71 triwulan laporan. Perlambatan kredit/pembiayaan UMKM pada sektor perdagangan dimungkinkan karena pelaku usaha telah mengantisipasi kebutuhan tambahan modal kerja pada masa puncak permintaan masyarakat (JuliAgustus 2013) pada triwulan II kredit/pembiayaan UMKM sektor perdagangan di setiap triwulan Hal ini tergambar dari adanyaa kecenderungan peningkatan pertumbuhan II. Tabel 3.6 Perkembangan Kredit/Pembiayaan UMKM Berdasarkan Penggunaan dan Sektor Ekonomi di Provinsi Bengkulu Jenis juta rupiah (kecuali persentase pertumbuhan) Pertumbuhan Keterangan qtq Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Rp. % Jenis Penggunaan Modal Kerja Investasi Konsumsi Sektor Ekonomi Pertaniann Pertamba angan Perindustrian Listrik, Air, Gas Konstruksi Perdagangan Pengangkutan Jasa dunia usaha Jasa social Lainlain (111) (698) (5.807) (1.031) 2,56% 1,68% 5,19% 5,10% 2,56% 13,39% 0,13% 7,23% 0,43% 0,41% 0,68% 0,64% 2,36% 2,94% 7,01% Sumber : LBU Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu Tabel 3.7 Perkembangan NonPerforming Loan/Financing (NPL/F) SektorUMKM di Provinsi Bengkulu KOLEK KETERANGAN TIBILITAS 1 Lancar Dalam Perh hatian 2 Khusus 3 Kurang Lan ncar 4 Diragukan 5 Macet NPL Sumber : LBU Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu dalam juta rupiah (kecuali persentase NPL) Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q ,529,, ,, ,, ,, ,,910 2,97% 2,91% 2,51% 3,70% 3,45% 3,51% Perkembangan Perbankan Daerah & Sistem Pembayaran Triwulan III

72 Kualitas penyaluran kredit/pembiayaan UMKMM menunjukkan kecenderungan yang membaik dibandingkan kondisi pada triwulan II2013. Hal ini tercermin dari rasio NPL/F sektor UMKM pada triwulan laporan yang sebesar 3,51%, sedikit lebih tinggi dari triwulan sebelumnya menjadi 3,45% (Tabel 3.7). Rasio NPL/F ini masih beradaa pada batas wajar dan tidak membahayakan. Namun demikian, rasio NPL/F kredit/pembiayaan/pembiayaan UMKM masih lebih tinggi dibandingkan NPL/ F secara keseluruhan yang hanya sebesar 1,82%. Pada triwulan laporan, penyaluran kredit/pembiayaan/pembiayaan UMKM pada sektor pengangkutan mencatatkan NPL/F tertinggi yaitu sebesar 4,48%, kemudian diikuti oleh sektor konstruksi yang sebesar 4,,47%.Sementara NPL/F sektor UMKM terendah dicatat oleh sektor listrik, gas dan air Bank Umum Syariah Pada triwulan laporan, kinerja intermediasi perbankan syariah di Provinsi Bengkulu mengalami peningkatan. Hal ini tercermin dari kenaikann rasio Financing to Deposit Ratio (FDR) dari tercatat 177,63% padaa triwulan II2013, menjadi 178,63% pada triwulan laporan (Grafikk 3.6). Kenaikan FDR ini menggambarkan peningkatann jumlah pembiayaan yang lebih besar dibandingkan dengan jumlah peningkatan pada Dana Pihak Ketiga (DPK). Apabila dibandingkann dengan nasional, FDR perbankann syariah di Provinsi Bengkulu masih jauh di atas FDR nasional yang sebesar 102,53%.Tingginya rasio FDR perbankan syariah Provinsi Bengkulu didukung dengan kualitas pembiayaan yang baik. Hal ini tercermin dari tingkat NPF perbankan syariah yang relatif masih rendah pada level 3,,40%. Meskipun demikian, perlu ada perhatian dari pihak perbankann syariah mengingat terdapat indikasi tren kenaikan NPF. Grafik 3.6 Perkembangan Financing to Deposit Ratio (FDR) dan Performing Financing (NPF) Perbankan Syariah di Bengkulu Non 250% 200% 150% 100% 50% 0% % % FDR Bengkulu FDR Nasional 110% 105% 100% 95% 90% 85% 80% 250% 200% 150% 100% 50% 0% FDR NPF 3.40% % 4% 4% 3% 3% 2% 2% 1% 1% 0% I II III IV I II III IV I II III I II III IV I II II II IV I II III Sumber : LBUS Bank Pelapor & Statistik Perbankan Perkembangan Perbankan Daerah & Sistem Pembayaran Triwulan III

73 Pembiayaan perbankan syariah padaa periode laporan mengalami pertumbuhan dari 7,33% (qtq) atau menjadi sejumlah Rp713,71 miliar. Pertumbuhan pembiayaan perbankan syariah melambat bila dibandingkan pertumbuhan pembiayaan pada triwulan II2013 yang sebesar 12,76% (qtq). Pembiayaan perbankan syariah didominasii oleh pembiayaan modal kerja dengan porsi sebesar 42,35% %, sementara pembiayaan konsumsi dan investasi masingmasing mengambil porsi sebesar 36,95% dan 20,70%. Pembiayaan modal kerja pada triwulan laporan tumbuh sebesar 6,03% (qtq) atau menjadi senilai Rp302,22 miliar, melambat dibandingkan pertumbuhan triwulan II2013 yang sebesar 13,61% (qtq). Perlambatan juga terjadi pada jenis pembiayaan lainnya. Secara sektoral, pembiayaan didominasi oleh sektor lainnya ( 36,95% %), kemudian diikuti oleh sektor jasa dunia usaha (31,86%) dan sektor perdagangan (17,05%). Sektor dunia usaha mencata pertumbuhan pembiyaan sebesar 4,85% (qtq) atau menjadi senilai Rp227,39 miliar, sementara sektor perdagangan tumbuh sebesar 9,07% (qtq) atau menjadi senilai Rp121,68 miliar. Dari sisi aset, perbankan syariah Provinsi Bengkulu mencatatkan pertumbuhan sebesar 7,17% (qtq), sementara DPK tumbuh sebesar 6,73% (qtq). Pertumbuhan asset perbankan syariah ini lebih tinggi dibandingkan triwulan II2013 yang sebesar 5,82% (qtq), sehingga tercatat menjadi senilai Rp761,67 miliar. Sementara itu, pertumbuhan DPK perbankann syariah sedikit melambat dari 7,10% (qtqt) di triwulan sebelumnya, sehingga tercatatt menjadi senilai Rp399,55 miliar. DPK perbankan syariah mengambil porsi 4, 77% dari total DPK bank umum. Grafik 3.7 Pembiayaan Perbankan Syariah di Bengkulu Grafik 3.8 DPK Perbankan Syariah di Bengkulu miliar Rp qtq (%) miliar Rp (%) qtq Pembiayaan Growth III IV I II III IV I 7.33% II III 20% 15% 10% 5% 0% 5% 10% 15% Dana Pihak Ketiga Growth III IV I II III IV I 6.73% II III 30% 25% 20% 15% 10% 5% 0% 5% 10% 15% Sumber : LBUSKantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu Perkembangan Perbankan Daerah & Sistem Pembayaran Triwulan III

74 3..3 Bank Perkreditan/Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Jumlah Bank Perkreditan Rakyat/Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPR/BPRS) di Provinsi Bengkulu saat ini sebanyak 5 BPR/BPRS yang terdiri dari 3 BPR konvensional dan 2 BPR syariah. Adapun jumlah kantor BPR/S sebanyak 22 kantor dengan sebaran kantor di Kota Bengkulu, Kab. Seluma, Kab. Bengkulu Utara, Kab. Rejang Lebong, Kab. Bengkulu Selatan dan Kab. Kepahiang. Tabel 3.8 Perkembangan Kegiatan Usahaa BPR/BPRS di Provinsi Bengkuluu Keterangan Total Aset Kredit/pembiayaan / Pembiayaan DPK L/FDR (%) 2012 Q Q Q ,93 135,62 134,66 dalam juta rupiah (kecuali persentase pertumbuhan) 2013 Pertumb. Q ,37 Q ,86 Q ,32 (qtq) 1,17% 4,54% 3,55% Sumber : LBPR/S Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu Kinerja BPR/BPRS Provinsi Bengkuluu pada triwulan III2013 menunjukkan penurunan. Pada periode laporan, aset BPR/BPRS Provinsi Bengkulu mengalami peningkatan dari 1,89% (qtq) pada triwulan II2013 menjadi tumbuh 1,17% (qtq). Bahkan secara tahunan, aset BPR/S menunjukkan peningkatan13,05% (yoy). Meskipun demikian, intermediasi BPR/BPRS di Provinsi Bengkulu sedikit melambat terlihat dari penurunan penyaluran kredit/ pembiayaan BPR/BPRS. Rasio LDR/FDR turum dari 134,86% pada triwulan lalu menjadi 124,32% pada triwulan laporan, rasio ini merupakan yang terendah sepanjang satu tahun terakhir. Turunnya rasio ini dipicu oleh turunnya penyaluran kredit/pembiayaan, sementara dilain sisi penghimpunan DPK masih tumbuh. Penyaluran kredit/pembiayaan BPR/BPRS turun sebesar 4,54% (qtq) menjadi senilaii Rp131,08 miliar. Sedangkan, DPK BPR/BPRS tumbuh sebesar 3,55% (qtq) atau menjadi senilai Rp105,43, membaik dibandingkan triwulan IItahunan, kredit/pembiayaan/pembiayaan dan DPK BPR/BPRS mengalami peningkatan masing 2013 yang mencatatkan penurunan DPK sebesar 1, 63% (qtq). Secara 0,,93% (yoy) dan 10,10% (yoy). Dari sisi pencapaian laba usaha khususnya perhitungan spread bunga/marjin antara pendapatan dengan biayaa bunga/bagi hasil BPR/BPRS sebagaimana dicerminkan oleh Net Interest Margin (NIM)/Net Margin, laba yang diperoleh masih cukup baik, walaupun sedikit menurun dibandingkan periodee sebelumnya, yaitu dari 22,44% menjadi 21,,73% pada triwulan laporan (Grafik 3.9). Perkembangan Perbankan Daerah & Sistem Pembayaran Triwulan III

75 Grafik 3.9 Perkembangann Net Interest Margin/Net Margin BPR/S di Provinsi Bengkulu 35% 30% 25% 21.73% 20% 15% 10% III IV I II III IV I II III IV I II III Sumber : LBPR/S Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu; diolah 3.4 Sistem Pembayaran Sistem Pembayaran Tunai Pada triwulan III2013, posisi pengedaran uang kartal di Bank Indonesia Bengkulu adalah net cash outflow. Net cash outflow cukup besar mencapai Rp547,06 miliar, lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencatatkan net cash outflow sebesar Rp647,04 miliar (Tabel 3..9). Tabel 3.9 Perkembangan InflowOutflow Uang Kartal Provinsi Bengkulu Keterangan Inflow Outflow Netflow Sumber : Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu; Net cash outflow yang cukup tinggi padaa triwulan laporan mencerminkan kebutuhan uang menjelang masaa Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 juta rupiah Pert. qtqq , ,27% ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) 1,090 0,781 44,62% ( ) ( ) ( ) ( ) (547 7,062) 15,45% kartal di masyarakat pada triwulan III2013 yang tinggi puncak konsumsi pada JuliAgustus Jika dilihat pertumbuhannya, cash outflow tumbuh hingga 44,62% (qtq), lebih rendah dari triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 86,42% (qtq). Di si si lain cash inflow meningkat hingga 407,27% (qtq), sedangkan pada triwulanan sebelumnya turun sebesar 83,59% (qtq). Peningkatan aliran uang kartal yang keluar dari kas Bank Indonesia pada periode laporan (Grafik 3.10), terbesar terjadi di bulan Juli yaitu mencapai 115,38% (mtm) atau naik Rp328,13 miliar dibandingkan bulan sebelumnya. Perkembangan Perbankan Daerah & Sistem Pembayaran Triwulan III

76 Grafik 3.10 Perkembangan Bengkuluu InflowOutflow Uang Kartal Provinsi juta rupiah 600, ,000 Inflow Outflow 400, , , , , , Sumber : Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu i. Penyediaan Uang Kartal Layak Edar Grafik 3.11 Perkembangan Rasio PTTB terhadap Inflow Provinsi Bengkulu % Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q Q4 Q1 Q2 Q Sumber : Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu: * data hingga Agustus 2013 Rasio jumlah PTTB terhadap inflow pada triwulan laporan sebesar 24,39%, mengindikasikan membaiknya tingkat kelusuhan uang yang masuk ke Bank Indonesia. Dalam rangka menjaga kualitas uang yang beredar di masyarakat (clean money policy), maka Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu melakukan kegiatan pemusnahan Uang yang Tidak Layak Edar (UTLE) secara rutin. UTLE selanjutnya akan dimusnahkan melalui proses peracikan atau Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB) dengan menggunakan mesin racik. Jumlah PTTB pada triwulan III2013 tercatatt sebesar Rp132,61 miliar, naik 9,11% (qtq) dari triwulan II2013 yang tercatat Rp121,54 miliar. Perkembangan Perbankan Daerah & Sistem Pembayaran Triwulan III

77 ii. Penemuann Uang Palsu Jumlah uang palsu yang dilaporkan ke Bank Indonesia Bengkulu pada triwulan III2013 meningkat baik dari jumlah lembar maupun nominal. Bank Indonesia Bengkuluu menerima pelaporan uang palsu sebanyak 23 lembar dengan nominal Rp Jenis pecahan uang palsu yang ditemukan dan dilaporkan selama periode laporan adalah pecahan Rp ,00 sejumlah 7 lembar, pecahan Rp50.000,00 sejumlah 14 lembar, pecahan Rp20.000,,00 sejumlah 1 lembar dan selembar pecahan Rp5.000,00. Persentase jumlah uang palsu terhadap jumlah cash inflow pada triwulan laporan sangat kecil yaitu hanya sebesar 0,,0013%. Grafik 3.12 Perkembangan Jumlah Lembar Uang Palsu yang Ditemukan di Provinsi Bengkuluu Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4Q1Q2 Q Sumber : Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu Sistem Pembayaran Non Tunai i. Perkembangan Kliring Lokal Pada triwulan III2013, transaksi kliring secara nominal mengalami kenaikan, yaitu dari Rp806,11 miliar di triwulan sebelumnya menjadi Rp844, 57 miliar atau naik 4,77% (qtq). ). Pertumbuhan nominal transaksi kliring triwulan laporan lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya yang sebesar 2,28% (qtq). Kenaikan jumlah nominal transaksi kliring per warkat terlihat dari penurunan jumlah warkat kliring sepanjang triwulan III2013 sebesar 5,17% (qtq). Arah yang serupa juga terlihat dari ratarata kliring per hari, dimana nominal kliring meningkat 1,55% (qtq) dan jumlah warkat kliring turun 8,09%. Perkembangan Perbankan Daerah & Sistem Pembayaran Triwulan III

78 Tabel Perkembangan Kliring dan Penolakan Cek/Bilyet Provinsi Bengkulu Keterangan Ptumb. Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 qtq Bank Peserta Kliring Perputaran Kliring Nominal (juta Rp.) Warkat (lembar) ,77% 5,17% RataRata Perputaran Kliring per Hari Nominal (juta Rp.) Warkat (lembar) ,55% 8,09% % Penolakan Cek dan Bilyet Giro Nominal Warkat 2,67% 2,03% 2,65% 2,02% 2,1 16% 1,4 45% 3,82 2% 2,70 0% 3,19% 2,74% 3,58% 3,15% Sumber : Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu Jumlah penolakan cek dan bilyet giro mengalami kenaikan baik dari sisi jumlah warkatnya, namun secaraa nominal menurun. Pada triwulan laporan, jumlah warkat cek dan bilyet giro yang tertolak sebanyak 3,,15% dari total warkat yang ditransaksikann (Tabel 3.10). Jumlah ini lebih tinggi dibandingkan penolakan cek dan bilyet giro pada periodee sebelumnya yang tercatat 2,74% %. Sementara bila dilihat dari nominal, penolakan cek dan bilyet giro mencapai 3,58% dari total transaksi kliring. Penolakan transaksi kliring dapat terjadi antara lain karena tidak dipenuhinya syaratsyarat administrasi bank penerima pada fisik warkat, rekening tutup, dan saldo tidak cukup. ii. Perkembangann Real Time Gross Settlement t (RTGS) Perkembangan transaksi pembayaran melalui sistem Real Time Gross Settlement (RTGS) mengalami penurunan. Pada triwulan laporan, nominal transaksi masuk menurun sebesar 17,01% (qtq) atau menjadi sebesar Rp25, 53 triliun. Hal yang sama juga terjadi pada jumlah warkat transaksi yang turun sebesar 5,64% (qtq). Selaras dengan itu, transaksi keluar Provinsi Bengkulu serta antar nasabah di dalam Provinsi Bengkulu juga mengalami penurunan nominal transaksi masingmasing sebesar 18,75% (qtq) dan 42,,36% (qtq). Penurunan ini diperkirakan terjadi karena antisipasi peningkatan konsumsi masyarakat terhadap kebutuhan transaksi dana yang telah dilakukan pada akhir triwulan sebelumnya. Perkembangan Perbankan Daerah & Sistem Pembayaran Triwulan III

79 Tabel 3.11 Perkembangann Transaksi Real Time Gross Settlement (RTGS) Provinsi Bengkulu Keterangan Transaksi Keluar Daerah (from) Nominal (miliar Rp.) Warkat (lembar) Transaksi Masuk Bengkulu (to) Nominal (miliar Rp.) Warkat (lembar) Transaksi Antar Nasabah di Dalam Bengkulu ( fromto) Nominal (miliar Rp.) Warkat (lembar) Q Sumber : Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu Q3 Q4 Q1 Q Q Ptumb. qtq 18.75% 1.37% 17.01% 5.64% 42.36% 7.79% iii. Transaksi Uang Kartal Antar Bank (TUKAB) Sejak akhir tahun 2007, Bank Indonesia memberlakukan sistem Transaksi Uang Kartal Antar Bank (TUKAB) dimana melalui sistem ini pemenuhan kebutuhan uang oleh perbankan yang kekurangan uang kartal (short) tidak lagi langsung melalui kas Bank Indonesia melainkan terlebih dahulu melalui bank lainnya yang berada dalam kondisi kelebihan uang kartal (long). Selanjutnya, apabila seluruh bank berada dalam posisi short (atau long) maka akan dipenuhi dari (atau disetorkan ke) kas Bank Indonesia. Grafik 3.13 Perkembangan TUKAB di Provinsi Bengkulu juta rupiah 400, , , , , , , Sumber : Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu Jumlah transaksi TUKAB pada triwulan laporan menunjukkan tren meningkat (Grafik 3.13). Transaksi uang kartal antar bank pada triwulan laporan mencapai Rp947,96 miliar, jumlah ini lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya yang Perkembangan Perbankan Daerah & Sistem Pembayaran Triwulan III

80 hanya sebesar Rp905,50 miliar. Peningkatan volume TUKAB juga mencerminkan kebutuhan uang kartal di masyarakat. Jika volume TUKAB tinggi dan pada waktu yang sama perbankan masih melakukan penarikan uang kartal dari Bank Indonesia, maka ini bisa menjadi indikasi kebutuhan uang tunai pada periode tersebut sedang tinggi. Perkembangan Perbankan Daerah & Sistem Pembayaran Triwulan III

81 halaman ini sengaja dikosongkan Perkembangan Perbankan Daerah & Sistem Pembayaran Triwulan III

82 BAB IV P K PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH

83 halaman ini sengaja dikosongkan

84 Kinerja keuangan Pemerintah Provinsi Bengkulu triwulan III2013 Anggaran Pendapatan dan menunjukkan perbaikan. Hal tersebutt terlihat dari realisasii penerimaan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Bengkulu Triwulan III2013 yang lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Selain itu, walaupun realisasi penyerapan belanja daerah pada triwulan III2013 sedikit lebih rendah dibanding realisasi pada triwulan II2013, penyerapan belanja modal sebagai indikasi pelaksanaan pembangunan sarana dan infrastruktur terlihat lebih tinggi. Sama seperti tahuntahun sebelumnya, proporsi terbesar realisasi penerimaan masih berasal dari Dana Perimbangan. Sedangkan dari sisi Belanja Daerah, realisasi dengan proporsi terbesar berasal dari Belanja Operasional. Secara netto, pada posisi triwulan III2013, neraca APBD mengalami surplus sebesar Rp 338,49 miliar. Selaras dengan kinerja keuangann Pemerintah Provinsi Bengkulu, realisasi pendapatan dan belanja dari 10 kabupaten/kota di Provinsi Bengkulu juga masih minim. Kabupaten Lebong tercata sebagai kabupaten dengan pencapaian realisasi penerimaan dan belanja tertinggi di Provinsi Bengkulu sampai dengan triwulan III Realisasi Sisi Penerimaan Realisasi Sisi Penerimaan Provinsi Bengkulu Realisasi pendapatan Pemerintah Daerah Provinsi Bengkulu pada triwulan III2013 lebih tinggi dibandingkan periode yang samaa pada tahun lalu. Penerimaan mencapai Rp1.192,14 miliar atau 70,92% dari anggaran yang ditetapkan padaa APBDP sebesar Rp1.681,00 miliar. Dilihat dari strukturnya, porsi komponenn Dana Perimbangan/ /Transfer masih mendominasi penerimaan APBD sebesar 59,06% %, diikuti Pendapatan Asli Daerah (28,78%) dan Lainlain Pendapatann Daerah Yang Sah (12,15%). Komponen Danaa Perimbangan pada triwulan III201dianggarkan. Realisasi penerimaan Dana telah terealisasi sebesar Rp704,11 miliar atau 72,45% dari total yang Alokasi Umum (DAU) dari Pemerintah Pusat menjadi sumber utamaa penerimaan untuk komponen Dana Perimbangan yang mencapai Rp640,99 miliar. Proporsi DAU yang tinggi menggambarkan keuangan pemerintah daerah masih sangat bergantung dari transfer dana pemerintah pusat. Sementara itu, realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) mencapai Rp343, 16 miliar atau 66,90% dari anggaran yang ditetapkan. Realisasi PAD tersebut terutama bersumber dari Pendapatan Pajak Daerah Rp286 miliar atau 83,34% dari total realisasi PAD triwulan III2013atau 12,03% dari realisasi PAD. Realisasi pendapatan Pajak Daerah pada triwulan dan Lainlain Pendapatan Asli Daerah yang Sah sebesar Rp41,27 miliar dengan ini Perkembangan Keuangann Daerah Triwulan III

85 mencapai 72,67%. Pencapaiann ini lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang hanya mencapai 69,81%. Adanyaa kenaikan penerimaan pajak daerah sebagai sumber utama PAD cukup menggembirakan, sebab bertambahnya PAD dapat mengurangi ketergantungan terhadap dana transfer dari pemerintah pusat untuk pembangunan ekonomi daerah. Tabel 4.1 Realisasi Penerimaan APBD Triwulan III2013 Pemerintah Provinsi Bengkulu Dalam juta rupiah (kecuali dinyatakan lain) Uraian Pendapatan Asli Daerah 1. Pendapatan Pajak Daerah 2. Pendapatan Retribusi Daerah 3. Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 4. Lainlaiyang Sah Pendapatan Asli Daerah Pendapatan Transfer 1. Danaa Bagi Hasil Pajak 2. Danaa Bagi Hasil Bukan Pajak (Sumber Daya Alam) 3. Danaa Alokasi Umumm 4. Danaa Alokasi Khusus Lainlain Pendapatan yang Sah Total Pendapatan Sumber : Pemerintah Provinsi Bengkulu APBD Realisasi % Realisasi III20122 III2013 III2012 III2013 III20122 III ,29 66, ,81 72, ,72 41, ,10 99, ,50 42, ,21 72, ,98 64, ,06 112, ,33 75, ,00 30, ,77 73, ,07 70,92 Pendapatan Pajak Daerah terutama bersumber dari Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Pajak Kendaraan Bermotor. Berdasarkan data jumlah kendaraan bermotor triwulan II2013 terdapat tren penurunan pembelian kendaraan bermotor roda dua, baik kendaraan baru maupun mutasi masuk kendaraann bermotor ke Provinsi Bengkulu. Namun tren jumlah kendaraan roda empat/truk/bus terlihat meningkat. Pada triwulan IV2013, pertumbuhan pembelian baru maupun mutasi masuk kendaraan bermotor diprediksi akan akan meningkat sesuai tren pertumbuhan pada triwulaniv. lainnya dan retribusi. Selain itu, pemerintah daerah masih dapat memporoleh pemasukan dari pajak Perkembangan Keuangan Daerah Triwulan III

86 Grafik 4.1 Perkembangan Kendaraan Bermotor di Provinsi Bengkulu 27,000 22,000 17,000 12,000 7,000 2,000 Roda ,278 Kendaraan Baru (kiri) Mutasi Masuk (kanan) I II IIII IV I II III IV I II III IV I II Roda 4 & Bus/Truk Kendaraan Baru (kiri) Mutasi Masuk (kanan) I II III IV I II III IV I II III IV I II Sumber : Dinas Pendapatan Provinsi Bengkulu Realisasi Sisi Penerimaan Kabupaten/Kotaa Realisasi penerimaan Kabupaten/ /Kota di Provinsi Bengkulu sampai dengan minggu kedua September 2013 belum maksimal. Ratarata pendapatan kabupaten/kota di Provinsi Bengkulu sebesar 53,38% dengan realisasi penerimaan tertinggi dicatat oleh Pemerintah Kabupaten Lebong mencapai 71,36%. Sementara realisasi terendah dicatat oleh Pemerintah Kabupaten Mukomuko yang baru terealisasi sebesar 49,17%. Tabel 4.2 Realisasi Penerimaan APBD Triwulan III2013 Pemerintah Kabupaten/ /Kota di Provinsi Bengkulu Dalam juta rupiah (kecuali dinyatakan lain) Kabupaten/Kota Pendapatan Asli Daerah Pendapatan Transfer Lainlain pendapatan daerah yang sah Total Pendapatann % Realisasii Kab. Bengkulu Selatan Kota Bengkulu Kab. Mukomuko Kab. Kepahiang Kab. Bengkulu Tengah Kab. Rejang Lebong Kab. Kaur Kab. Seluma Kab. Lebong Kab. Bengkulu Utara Sumber: Ditjen Perimbangan Departemen Keuangan. Data per 16 September ,33 52,36 49,17 51,04 51,86 51,34 52,53 50,85 71,36 49,94 Perkembangan Keuangann Daerah Triwulan III

87 Sama seperti di provinsi, struktur pos penerimaan pemerintah daerah kabupeten/kota pada triwulan III2013 masih didominasi oleh realisasi penerimaan Danaa Perimbangan/Transfer yang berkontribu usi sampai 90,97% dari total pendapatann kabupaten/kota. Sementara Pendapatan Asli Daerah (PAD) hanya mencatat kontribusi sebesar 3, 58% dari total pendapatan kabupaten/kota. Besarnya porsi penerimaan transfer menggambarkan keuangan pemerintah kabupaten/kota masih sangat bergantung kepada alokasi dana dari pemerintah pusat/provinsi. 4.2 Realisasi Sisi Pengeluaran Realisasi Sisi Pengeluaran Provinsi Bengkulu Realisasi Belanja Pemerintah Daerah Provinsi Bengkulu pada triwulan III Jumlah ini lebih rendah dibandingkan realisasi penyerapan anggaran pada periode yang sama tahun lalu yang mencapai 49,46%. Walaupun demikian, ada peningkatan realisasi Belanja Modal yang mengindikasikan terlaksananya pembangunan infrastruktur sebagai penggerak roda perekonomian. Realisasi Belanja Daerah tercatatt sebesar Rp853,65 miliar dengan porsi terbesar berasal dari komponen Belanja Operasional yang mencapai Rp.737, 50 miliar atau 86,39% dari total belanja. Realisasi Belanja Operasional mencapai 52,24% dari yang dianggarkan, dengan porsi terbesar padaa Belanja Pegawai sebesar Rp389, 97 miliar atau 70,86% dari realisasi Belanja Operasional triwulan III2013. Sementara itu, realisasii Belanja Modal sebesar Rp66,888 miliar atau terealisasi 20,34% dari yang dianggarkan. Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringann menyumbang porsi realisasi pada Belanjaa Modal sebesar 52,79%. Namun demikian, realisasi Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan baru terealisasi sebesar 18,06%. Di 2013 tergolong minim, yakni sebesar 44,41% dari anggaran yang ditetapkan. sisi lain, Transfer Belanja Bagi Hasil Kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintahan Desa terealisasi sebesar Rp.49,,28 miliar atau 27,86% dari yang dianggarkan. Sedangkan Belanja Tidak Terduga belum ada realisasi. Minimnya realisasi Belanja Modal mengindikasikan investasi Pemerintah Daerah terhadap sarana dan prasarana pendukung kegiatan perekonomian seperti jalan, irigasi, jaringan, peralatan, mesin dan gedung masih belum maksimal. Padahal ketersediaan infrastruktur sangat vital dalam mendorong laju perekonomian daerah. Diharapkan penyerapan anggaran belanja modal dapat dimaksimalkan pada triwulan IV2013. Perkembangan Keuangan Daerah Triwulan III

88 Tabel 4.3 Realisasi Belanja APBD Triwulan III2013 Pemerintah Provinsi Bengkulu Dalam juta rupiah (kecuali dinyatakan lain) Uraian APBD Realisasi % Realisasi III2012 III2013 III2012 III2013 III2012 III2013 Belanja Operasi 1. Belanja Pegawai 2. Belanja Barang 3. Belanja Bunga 4. Belanja Subsidi 5. Belanja Hibah 6. Belanja Bantuan Sosial 7. Belanja Bantuan Keuangan Belanja Modal 1. Belanja Tanah 2. Belanja Peralatan dan Mesin 3. Belanja Gedung dan Bangunan 4. Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan 5. Belanja Aset Tetap Lainnya 6. Belanja Aset Lainnya Belanja Tidak Terduga Transfer ,90 74,000 53,50 68,70 11,83 0,56 16,211 1,777 16,87 1,24 1,28 56,94 52,24 70,86 30,79 69,95 29,92 20,34 30,74 18,50 18,06 20,58 27,86 Total Belanja ,46 44,41 Sumber : Pemerintah Provinsi Bengkulu Grafik 4.2 Perkembangan Dana Milik Pemerintah di Provinsi Bengkulu 110,000 90,000 70,000 50,000 30,000 Pemerintah Pusat g(qtq) 8.44% 200% 150% 100% 50% 0% 50% 2,,500,000 2,,000,000 1,,500,000 1,,000, ,000 Pemerintah Daerah g( QTQ) 0.30% 225% 175% 125% 75% 25% 25% 10, % % Sumber : LBU Bank Umum, BI Bengkulu Perkembangan Keuangann Daerah Triwulan III

89 Bila dilihat dari dana milik pemerintah yang terdapat di perbankan daerah, dana milik pemerintah pusat pada triwulan III2013 terlihat mengalami peningkatan sebesar 8,44% (qtq) atau menjadi Rp127,62 miliar. Sementara dana milik pemerintah daerah terlihat mengalami penurunan sebesar 0,30% (qtq) atau menjadi Rp 2.121,73 miliar. Penurunan dana pemerintah daerah di perbankan disebabkan peningkatan belanja operasional pada triwulan III2013. Adanya pembayaran gaji ke13 pegawai negeri pada triwulan ini diprediksi menjadi salah satu pendorong meningkatnya belanjaa operasional. Berdasarkan pola penyerapan anggaran pada beberapa tahun sebelumya, serapan anggaran pada triwulan IV 2013 diprediksi akan lebih tinggi dibandingkan triwulantriwulan sebelumnya Realisasi Sisi Pengeluaran Kabupaten/ /Kota Secara umum, realisasi belanjaa di tingkat pemerintahan kabupaten/kota lebih rendah dibandingkan dengan realisasi belanja ditingkat provinsi. Ratarata realisasi belanja kabupaten/kota sebesar 30,79% dari anggaran yang ditetapkan. Penyerapan anggaran belanja kabupaten/kota tertinggi pada triwulan III2013 dicatat oleh pemerintah Kabupaten Lebong yaitu sebesar 39,44% dari anggaran belanja kabupaten. Sementara Kabupaten Seluma tercatat sebagai kabupaten/kota dengan realisasi belanja terendah sebesar 20,97%. Sama seperti di tingkat provinsi, struktur belanja pemerintah daerah kabupeten/kota pada triwulan III2013 ini masih didominasi oleh realisasi belanja operasional yang berkontribusi sekitar 92,42% dari total belanja kabupaten/kota. Sementara realisasi belanja modal hanyaa terealisasi sebesar 6,5%. Minimnya realisasi belanja modal pemerintah kabupaten/kota mengindikasikan belum maksimalnya pembangunan sarana dan prasarana penggerak roda perekonomian daerah. Perkembangan Keuangan Daerah Triwulan III

90 Tabel 4.4 Realisasi Belanja APBD Triwulan III2013 Pemerintah Kabupaten/Kota di Provinsi Bengkulu Dalam juta rupiah (kecuali dinyatakan lain) Kabupaten/Kota Belanja Operasional Belanja Modal Belanja Tidak Terduga Transfer Total Belanja % Realisasi Kab. Bengkulu Selatan Kota Bengkulu Kab. Mukomuko Kab. Kepahiang Kab. Bengkulu Tengah Kab. Rejang Lebong Kab. Kaur Kab. Seluma Kab. Lebong Kab. Bengkulu Utara ,41 34,733 29,35 20,97 35,52 29,000 36,533 22,73 39,444 27,19 Sumber: Ditjen Perimbangan Departemen Keuangan. Data per 16 September 2013 Perkembangan Keuangann Daerah Triwulan III

91 halaman ini sengaja dikosongkan Perkembangan Keuangan Daerah Triwulan III

92 BAB V KET TENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN DAERAH

93 halaman ini sengaja dikosongkan

94 Tingkat kesejahteraan masyarakat di Provinsi Bengkulu menunjukkan penurunan, tercermin dari bertambahnya jumlah pengangguran dan adanya tren penurunan Nilai Tukar Petani (NTP). Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) naik 1,1% dari periode sebelumnya menjadi 4, 7%, sedangkan NTP turun sebesar 2,38% (qtq). Selain itu, persentase penduduk miskin di Provinsi Bengkulu mengalami peningkatan, dari 17,51% pada September 2012 menjadi 18,34% pada Maret Perkembangann Ketenagakerjaan Jumlah pengangguran di Provinsii Bengkuluu meningkat, hal tersebut tercermin dari Tingkat Partisipas Angkatan Kerja (TPAK) yang turun dari 70,7% pada Agustus 2012 menjadi 67,3% pada Februari Penurunan TPAK ini mengindikasikan pertumbuhan jumlah masyarakat usia kerja (di atas 15 tahun) tidak diikuti dengan peningkatan jumlah Angkatan Kerja yang memperoleh pekerjaan. Jumlah Angkatan Kerja di Provinsi Bengkuluu pada bulan Agustus 2013 sebanyak 841 ribu orang atau berkurang 20,4 ribu orang dibandingkan periode Agustus yang tercatat 861 ribu orang. Tabel 5.1 Perkembangan Jumlah Pengangguran dan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Provinsi Bengkulu Pengangguran Feb. Agus. Feb. Agus. Feb. Agus Jumlah Angkatan Kerja (orang) Bekerja (orang) Pengangguran (orang) Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Persentase TPAK (%) 74,3 73,8 74,8 70,7 74,3 67,3 Jumlah Pengangguran dan Tingkat Pengangguran Terbuka Jumlah (orang) TPT (%) 3,40 2,40 2,14 3,61 2,,12 4,70 Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Provinsi Bengkulu menjadi 4,70% dari sebelumnya 3,61% pada periode yang sama tahun lalu. Dengan demikian, jumlah pengangguran di Provinsi Bengkulu bertambah dari orang pada Agustus 2012 menjadi orang pada Agustus Bertambahnya bidang usaha padat modal diprediksi menjadi salah satu penyebab tidak terserapnya tenaga kerja. Di samping Perkembangan Ketenagakerjaan & Kesejahteraan Triwulan III

95 itu, tingginya alih fungsi lahan pertanian menjadi pemukiman dan industri turut mendorong penyempitan lapangan kerja di tingkat pedesaan. Berdasarkan struktur lapangan pekerjaan, sektor Pertanian menyerap tenaga kerja terbesar mencapai 52,,2%, diikuti sektor Perdagangan, Rumah Makan, dan Jasa Akomodasi sebesar 17,2%, dan sektor Jasa Kemasyarakatan, Sosial, dan Perorangan sebesar 16,9%. Walaupun porsi serapan tenaga kerja di sektor pertanian masih cukup tinggi, jumlah tenaga kerja di sektor ini berkurang dibandingkan periode yang samaa tahun lalu. Hal ini mengindikasikan terjadinya pengurangan lahan pertanian di provinsi Bengkuluu akibat tingginya alih fungsi lahan. Sedangkan jika dilihat dari sisi pertumbuhannya, penyerapan tenaga kerja sektor Lembaga Keuangan tumbuh tertinggi mencapai 36,2%. Perkembangan perbankan di Provinsi Bengkulu menjadi pendorong meningkatnya kebutuhan tenaga kerja di sektor ini. Selain itu, perkembangan sektor Pertambangan dan Penggalian yang masih baik mendorong pertumbuhan serapan tenaga kerja di sektor ini. Pada Agustus 2013, sektor Pertambangan dan Penggalian mengalami kenaikan jumlah tenaga kerja sebesar 27,6%. 5.2 Perkembangan Kesejahteraan Daya beli petani yang tercermin dari Nilai Tukar Petani (NTP) pada triwulan laporan menunjukkan tren penurunan. Secara triwulanan, NTP mengalami penurunan sebesar 2,38% (qtq). Ini menggambarkan tingkat kesejahteraa an petani semakin turun dibandingkan triwulan sebelumnya. Penurunan ini menggambarkan kenaikan indeks harga hasil produksi pertaniann yang diterima petani lebih rendah dibandingkan dengan kenaikan indeks harga yang dibayar petani berupa barang dan jasa, baik untuk dikonsumsi rumah tangga maupun untuk keperluan produksi pertanian. Selaras dengan itu, secara tahunan NTP Provinsi Bengkulu pada triwulan III2013 juga mengalami penurunan sebesar 3,24% (yoy). Penurunan tahunanan ini menggambarkan tingkat kesejahteraan hidup petani masih lebih rendah dibandingkan triwulan yang sama tahun lalu. Perkembangan Ketenagakerjaan & Kesejahteraan Triwulan III

96 Grafik 5.1 Perkembangan Indeks Nilai Tukar Petani di Provinsi Bengkulu NTP g (mtm) % % 0.50% % %% %% %% %% Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu, diolah Secara umum indeks yang diterima petani mengalami penurunan dari 100,89 padaa triwulan II2013 menjadi 98,49 Pada triwulan III2013. Indeks yang diterima petani mengalami peningkatan sebesar 0,51% (qtq) yaitu dari 153, 16 pada triwulan II2013 menjadi 153,94 pada triwulan laporan, dengan peningkatan tertinggi pada subsektor peternakan yaitu sebesar 1,38% (qtq). Di sisi lain, indeks yang dibayar petani mengalami kenaikan dari 151,8 pada triwulan II2013 menjadi 156,3 pada triwulan laporan atau naik sebesar 2,96% (qtq), dengann kenaikan tertinggi terjadi pada subsektor peternakan sebesar 3,59% (qtq). Pencapaian NTP Provinsi Bengkulu ini masih lebih rendah dibandingkann dengan NTP Nasional yang mencapai 104, Perkembangann Kemiskinan Jumlah penduduk miskin pada bulan Maret 2013 di Provinsi Bengkulu sebanyak jiwa. Jika dibandingkann dengan jumlah penduduk di Provinsi Bengkulu, penduduk miskin mencapai 18,34% %. Persentase ini lebih tinggi dibandingkan dengan persentase jumlah penduduk miskin pada bulan September tahun lalu sebesar 17,51%. Jumlah penduduk miskin meningkat terutama di pedesaan. Jumlah penduduk miskin di daerah pedesaan pada Maret 2013 sebanyak jiwa atau 71,92% dari total penduduk miskin di Provinsi Bengkulu, naik 8,10% dibandingkan bulan September Sementara jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan pada Maret 2013 berkurang, yaitu dari jiwa pada September 2012 menjadi jiwa atau turun 0,,82%. Perkembangan Ketenagakerjaan & Kesejahteraan Triwulan III

97 Tabel 5.2 Perkembangan Jumlah Penduduk Miskin di Provinsi Bengkulu 2012 Kemiskinan Mar Jumlah Penduduk Miskin Jumlah (orang) %* 17,70 *Persentasee terhadap jumlah penduduk Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu 2013 Sep Mar ,51 18,34 Garis Kemiskinan naik sebesar 4,,56% dari Rp / /kapita/bulan pada bulan September 2012 menjadi Rp /kapita/bulan pada bulan Maret Naiknya Garis Kemiskinan terutama bersumber dari pengeluaran makanan yang terlihatt dari besaran nilai Garis Kemiskinan Makanan (GKM) yang berkontribusi sebesar 78,01% %. Sedangkan pengeluaran bukan makanan (perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan) yang diindikasikan oleh Garis Kemiskinan Bukan Makanan (GKBM) berkontribusi sebesar 21,99% %. Pada Maret 2013, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) meningkat dari 2,85 pada bulan September 2012 menjadi 3,0 pada Maret Sementara Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) tidak mengalami perubahan, tetap pada angka 0,74. Peningkatan P1 mengindikasikan bahwa ratarata pengeluaran penduduk miskin cenderung makin menjauh dari Garis Kemiskinan (tingkat kemiskinan semakin dalam) ), sedangkan berdasarkan data (P2) yang konstan mengindikasikan ketimpangan pengeluaran penduduk miskin tetap lebar (tingkat keparahan kemiskinan tetap dibandingkan dengan September 2012). Tabel 5.3 Tingkat Kedalaman dan Keparahan Kemiskinan di Provinsi Bengkulu 2012 Daerah Mar Sep P1 P2 P1 P2 Perkotaan Pedesaan Perkotaan+Pedesaan 3,14 4,63 4,17 0,86 1,65 1,40 2,,72 3,,20 3,,05 0,66 0,87 0,80 Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu 2013 Mar P1 P2 2,29 0,51 3,32 0,84 3,00 0,74 Perkembangan Ketenagakerjaan & Kesejahteraan Triwulan III

98 BAB VI PROS PEK PEREKONOMIAN DAERAH

99 halaman ini sengaja dikosongkan

100 Pertumbuhan perekonomiann tahunan Provinsi Bengkulu pada triwulan IV2013 diperkirakan akan tumbuh membaik. Dari sisii sektoral, sektor perdagangan, hotel dan restoran serta sektor jasaa diperkirakan tumbuh cukup tinggi dibandingkan sektor lainnya. Sementara sektor pertanian diperkirakan akan tumbuh melambat dibandingkan triwulan sebelumnya, seiring dengan terbatasnya kinerja berbagai subsektor pertanian. Dari sisi penggunaan, konsumsi akan menjadi pendorong utama pertumbuhan daerah, meskipun terbatas. Kinerja ekspor regional maupun mancanegara a diperkirakan akan membaik dibandingkann triwulan III2013. Perekonomian Provinsi Bengkulu diperkirakan akan tumbuh padaa kisaran 5,85,9% (yoy). Meredanya dampak kenaikan BBM subsidi serta tingkat permintaan masyarakat yang kembali normal diperkirakan akan menekan pencapaian inflasi triwulan IV2013. Meskipun demikian, faktor risiko seperti keterbatasan pasokan beberapa komoditas bahan makanan, akibat belum berlangsungnya masa panen diproyeksikan dapat memberi tekanan inflasi meskipun relatif minim. Inflasi Provinsi Bengkulu pada triwulan IV2013 diperkirakan akan beradaa pada kisaran 9,68±1% (yoy) Prospek Ekonomi Makro Grafik ,700,000 2,550,000 2,400,000 2,250,000 2,100,000 1,950,000 1,800,000 Perkembangan Laju Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Bengkulu PDRB Konstan (axis kiri) LPE (axis kanan) Proyeksi 5,85,9% PDRB dalam juta Rp, LPE dalam persen yoy 11.00% 9.00% 7.00% 5.00% 3.00% 1,650, p 1.00% Sumber : BPS Provinsi Bengkulu dan Bank Indonesia Bengkulu, angka sementara dan perkiraan Prospek pertumbuhan ekonomi tahunan Provinsi Bengkulu pada triwulan IV2013 diperkirakan akan membaik dibandingkann triwulan III2013. Kondisi didukung oleh masih cukup kuatnyaa permintaan domestik. Perekonomian Bengkulu pada triwulan IV2013 diperkirakan akan mengalami pertumbuhan padaa kisaran 5,85,9% (yoy). Dari sisi penawaran, sektor perdagangan/hotel/ restoran dan sektor jasajasa Prospek Perekonomian Daerah Triwulan III

101 diperkirakan akan mencatatkann pertumbuhan yang tertinggi. Sementara sektor pertanian diperkirakan akan tumbuh melambat. Pengaruh kondisi perekonomian dunia masih akan membayangi kinerja subsektor perkebunan, sektor industri pengolahan serta sektor pertambangan, terutama terkait dengan kinerja ekspor. Secara triwulanan, pertumbuhan triwulan IV akan melambat pada kisaran 1% (qtq). Dari sisi penggunaan, konsumsi rumah tangga pada triwulan IV2013 tumbuh terbatas. Pertumbuhan konsumsi rumah tangga diperkirakan akan berada pada kisaran 6±1% (yoy). Tekanan penyesuaian harga sebagai dampak dari kenaikan harga BBM subsidi dan tarif tenagaa listrik diperkirakan membatasi konsumsi rumah tangga. Tekanann inflasi yang masih membayangi serta kondisi perekonomian secaraa umum yang belum membaik mendorong terjadinya penurunann optimisme ekspektasi masyarakat terhadap perekonomian ke depan sebagaimana ditunjukkan oleh hasil SK dan SKDU (Grafik 6.2). Grafik 6.2. Hasil Survei SK dan SKDU di Provinsi Bengkulu dan Kredit Konsumsi Perbankan di Provinsi Bengkulu SK & SKDU ,000,000 6,000,000 Kredit Konsumsi 80% 65% I II III IV I 2011 II III IV I II III Juta Rp 5,000,000 4,000,000 3,000,000 2,000,000 1,000,000 g(yoy) 30.34% 50% 35% 20% 5% IEK (kiri) Ekspektasi Kegiatan Usaha 3 bln ke depan (kanan) % Sumber : Hasil SK & SKDU, BI Bengkulu Sumber : Laporan Bank Umumm Peningkatann konsumsi dikonfirmasi oleh hasil Survei Konsumen (SK) triwulan III2013 yang menunjukkan optimisme masyarakat akan kondisi penghasilan enam bulan mendatang serta adanya indikasi peningkatan pengeluaran masyarakat 3 bulan mendatang. Hal tersebutt terbukti dari Nilai Saldo (NS) kedua indikator tersebut yang masih berada diatas 100 yaitu masingmasing 137, 33 dan 172. Masih relatif kuatnya konsumsi masyarakat juga terlihat dari adanya kecenderungan peningkatan secara kontinu pada penyaluran kredit konsumsi sepanjang periode JanuariSeptember 2013, meskipun pertumbuhannya sedikt melambat (Grafik Prospek Perekonomian Daerah Triwulan III

102 6..2). Pertumbuhan konsumsi rumah tangga salah satunya oleh berlangsungnya festival konsumsi akhir tahun swasta. pada triwulan III2013 diperkirakan dipicu tabot, natal, persiapan tahun baru dan Dari sisi penawaran, sektor pertanian sebagai sektor dengan kontribusi terbesar diperkirakan mengalami pertumbuhan tahunan melambat dibandingkan triwulan III2013. Perlambatan pertumbuhan sektor pertanian padaa triwulan IV2013 dipicu oleh masih terbatasnya perbaikan kinerja seluruh subsektor pertanian, terutama subsektor tanaman pangan dan perkebunan. Terlebih lagi kondisi cuaca di triwulan IV2013 yang Sektor pertanian diperkirakan akan tumbuh pada kisaran 1,5±1% (yoy). diperkirakan kurang kondusif. Sementara itu, sektor perdagangan/hotel/restoran, sektor jasajasa dan sektor keuangan/persewaan/jasa diperkirakan masih akan tumbuh cukup tinggi di kisaran 8,5% (yoy), seiring dengan terjadinya peningkatan konsumsi masyarakat pada masa triwulan IV2013. Sektor perdagangan/hotel/restoran diperkirakan akan diuntungkan oleh dimulainya persiapan pelaksanaan Hari Pers Nasional pada awal tahun Pada triwulan IV2013, kinerja sektor transportasi dan komunikasi juga diperkirakan akan tumbuh stabil yaitu pada kisaran 7% (yoy). Grafik Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha Provinsi Bengkulu (10) (20) (30) SBT Realisasi Kegiatan Usaha Ekspektasi Kegiatan Usaha Sumber : Survei Konsumen, Bank Indonesia Pelaku usaha mengindikasikan adanya pesimisme terhadap kondisi perekonomian Provinsi Bengkulu pada triwulan IV2013 (Grafik 6.2). Tingkat optimisme para pelaku usaha tercermin pada hasil Survei Kegiatan Dunia Usahaa (SKDU) triwulan III2013 yang menunjukkan adanya penurunan Saldo Bersih Tertimbang (SBT) ekspektasi kegiatan usaha pada masa tiga bulan mendatang (triwulan IV2013) dibandingkann dengan SBT tingkat realisasi kegiatan usaha pada triwulan III2013 yang Prospek Perekonomian Daerah Triwulan III

103 hanya sebesar 27,32 (Grafik 6.3). Hasil SKDU juga menunjukkan hampir seluruh sektor ekonomi mengindikasikan penurunan ekspektasi kegiatan usaha dibandingkan realisasi kegiatan usaha pada triwulan IIII Perkiraan Inflasi Daerah Pada triwulan IV2013, tekanan inflasi diperkirakan akan lebih rendah dibandingkan triwulan III2013. Meredanya tekanan inflasi antara lain didorong oleh meredanya dampak kenaikan BBM subsidi serta tingkat permintaan masyarakat yang kembali normal pada bulan Oktober dan November. Meskipun demikian, potensi tekanan inflasi diperkirakan akan timbul dari komoditas bahan makanan dan makanan jadi. Terbatasnya pasokan akibat minimnya hasil panen serta kendala distribusi yang mungkin timbul dimusim penghujan merupakan faktor yang dapat meningkatkan inflasi daerah. Komoditas bahan makanan yang mulai menunjukkan indikasi peningkatan hargaa antara lain yaitu komoditas cabe merah yang memiliki bobot konsumsi yang cukup besar dalam perhitungan inflasi Kota Bengkulu. Selain itu, tekanan inflasi dari kelompok komoditas transportasi diindikasikann dapat terjadi pada penghujung tahun seiring dengan berlangsungnya masa liburan. Dengan mempertimbangkann faktorfaktor tersebut, pada triwulan IV2013 inflasi Bengkulu diperkirakan akan mencapai kisaran 9,68± ±1% (yoy). Grafik 6.4. Perkembangan Laju Inflasi Tahunan di Kota Bengkulu 11% 9% 8% 6% 5% Proyeksi 9,68±1% 3% 2% 0% p Sumber : BPS Provinsi Bengkulu dan Bank Indonesia Bengkulu Menurut hasil Survei Konsumen (SK) triwulan III2013 yang dilakukan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu, menunjukkann penurunan ekspektasi konsumen mengenai kondisi hargaharga pada tiga bulan mendatang (Triwulan IV2013). Hal ini tercermin dari Nilai Saldo kondisi hargaharga tiga bulan ke Prospek Perekonomian Daerah Triwulan III

104 depan yang menurun dibandingkan nilai saldo triwulan II2013. Dari si si pelaku usaha juga terlihat adanya ekspektasi yang menurun terhadap inflasi sebagaimana terlihat dari nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) ekspektasi harga jual triwulan IV2013 (Grafik 6.5). Kondisi penurunan ekspektasi ini harus tetap dijaga agar potensi peningkatann hargaharag dapat diminimalisir. Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga ekspektasi ini antara lain yaitu, himbauan persuasif dan informasi tingkat pasokan komoditas pokok masyarakat serta upaya peningkatan kemudahan distribusi pasokan. Grafik 6.5. Hasil Survei Konsumen dan SKDU di Provinsi Bengkulu Ekspektasi Harga Jual (axis kiri) Inflasi 3 bulan kedepan (axis kanan) Sumber : Survei Ekspektasi Konsumen dan Survei Kegiatan Dunia Usaha, BI Bengkulu Prospek Perekonomian Daerah Triwulan III

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan I - 2011 cxççâáâç M Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis Muda Senior 2. Neva Andina Peneliti Ekonomi Muda

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan III - 2011 cxççâáâç M Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis Muda Senior 2. Asnawati Peneliti Ekonomi Muda

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan III - 2010 Penyusun : Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Bayu Martanto Peneliti Ekonomi Muda Senior 2. Jimmy Kathon Peneliti

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan II Tahun 2013

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan II Tahun 2013 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan II Tahun 2013 Buku Kajian Ekonomi Regional Provinsi Bengkulu dipublikasikan secara triwulanan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu,

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan III Tahun 2014

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan III Tahun 2014 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan III Tahun 2014 Buku Kajian Ekonomi Regional Provinsi Bengkulu dipublikasikan secara triwulanan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu,

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan II Tahun 2014

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan II Tahun 2014 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan II Tahun 2014 Buku Kajian Ekonomi Regional Provinsi Bengkulu dipublikasikan secara triwulanan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu,

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Triwulan III - 2009 PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Triwulan I - 2009 PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan IV Tahun 2013

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan IV Tahun 2013 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan IV Tahun Buku Kajian Ekonomi Regional Provinsi Bengkulu dipublikasikan secara triwulanan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu, untuk

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Triwulan II - 2009 PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH VISI Menjadi Kantor Bank Indonesia yang dapat dipercaya di daerah melalui peningkatan peran dalam menjalankan tugas-tugas Bank Indonesia yang diberikan. MISI Mendukung

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Triwulan IV - 2008 PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Banten

Kajian Ekonomi Regional Banten Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan I - 2009 i Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan segala rahmat-nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013 Asesmen Ekonomi Perekonomian Kepulauan Riau (Kepri) pada triwulan II-2013 mengalami pelemahan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Pada

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN IV-28 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 18 BANDUNG Telp : 22 423223 Fax : 22 4214326 Visi Bank Indonesia Menjadi

Lebih terperinci

Kajian. Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Tengah

Kajian. Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Tengah Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Triwulan III 2015 1 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-nya (KEKR) Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan III

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN II-2008 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 108 BANDUNG Telp : 022 4230223 Fax : 022 4214326 Visi Bank Indonesia

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN IV-2009 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 108 BANDUNG Telp : 022 4230223 Fax : 022 4214326 Visi Bank Indonesia

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN I-2008 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 108 BANDUNG Telp : 022 4230223 Fax : 022 4214326 Visi Bank Indonesia

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III - 2011 Kantor Bank Indonesia Banjarmasin Kata Pengantar KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan III 2012 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

P D R B 7.24% 8.50% 8.63% 8.60% 6.52% 3.05% -0.89% Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara **) angka sangat sementara

P D R B 7.24% 8.50% 8.63% 8.60% 6.52% 3.05% -0.89% Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara **) angka sangat sementara Ringkasan Eksekutif Asesmen Ekonomi Di awal tahun 2009, imbas krisis finansial global terhadap perekonomian Kepulauan Riau dirasakan semakin intens. Laju pertumbuhan ekonomi memasuki zona negatif dengan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH Perbankan Aceh PERKEMBANGAN PERBANKAN DI ACEH KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN 4-2012 45 Perkembangan Perbankan Aceh Kinerja perbankan (Bank

Lebih terperinci

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Penurunan momentum pertumbuhan ekonomi Kepulauan Riau di periode ini telah diperkirakan sebelumnya setelah mengalami tingkat pertumbuhan

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II 2013 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Asesmen Ekonomi Pada triwulan I 2012 pertumbuhan Kepulauan Riau mengalami akselerasi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat 6,34% (yoy)

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan I 2013 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Triwulan II - 2008 PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA AGUSTUS 2017 Vol. 3 No. 2 Triwulanan April - Jun 2017 (terbit Agustus 2017) Triwulan II 2017 ISSN 2460-490257 e-issn 2460-598212 KATA PENGANTAR RINGKASAN

Lebih terperinci

Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau

Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau Ringkasan Eksekutif Asesmen Ekonomi Kondisi perekonomian provinsi Kepulauan Riau triwulan II- 2008 relatif menurun dibanding triwulan sebelumnya. Data perubahan terakhir Badan Pusat Statistik (BPS) memperlihatkan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Triwulan III - 2008 PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN II-2010 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 108 BANDUNG Telp : 022 4230223 Fax : 022 4214326 Visi Bank Indonesia

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Jawa Barat Triwulan IV-211 Kantor Bank Indonesia Bandung KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan rahmat dan karunia- Nya, buku

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Triwulan III212 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Penerbit : KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Asesmen Ekonomi Laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau pada triwulan II 2012 tercatat sebesar 7,25%, mengalami perlambatan dibandingkan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I2009 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmatnya sehingga Laporan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN III-2013 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX 2013 KATA PENGANTAR Buku Kajian Ekonomi Regional Provinsi Sumatera Utara merupakan terbitan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan II - 2013 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah II Kalimantan Kata Pengantar KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Asesmen Ekonomi Pemulihan ekonomi Kepulauan Riau di kuartal akhir 2009 bergerak semakin intens dan diperkirakan tumbuh 2,47% (yoy). Angka pertumbuhan berakselerasi

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan II2009 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat Nya sehingga

Lebih terperinci

BAB 7 : OUTLOOK EKONOMI

BAB 7 : OUTLOOK EKONOMI BAB 7 OUTLOOK EKONOMI BAB 7 : OUTLOOK EKONOMI Perekonomian Gorontalo pada triwulan II- diperkirakan lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan triwulan I-. Kondisi ini diperkirakan didorong oleh proyeksi kenaikan

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga bank sentral yang kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan nilai tukar yang stabil

Lebih terperinci

BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN

BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN BAB 5 SISTEM PEMBAYARAN BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN Transaksi sistem pembayaran tunai di Gorontalo pada triwulan I-2011 diwarnai oleh net inflow dan peningkatan persediaan uang layak edar. Sementara itu,

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL REGIONAL KAJIAN EKONOMI TRIWULAN III. website :

KAJIAN EKONOMI REGIONAL REGIONAL KAJIAN EKONOMI TRIWULAN III. website : KAJIAN EKONOMI REGIONAL TRIWULAN III 2014 website : www.bi.go.id email : empekanbaru@bi.go.id VISI BANK INDONESIA : kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilainilai strategis yang dimiliki

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Tahun 2007 PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik dan Survei

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN I-29 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 18 BANDUNG Telp : 22 423223 Fax : 22 4214326 Visi Bank Indonesia Menjadi

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga bank sentral yang kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan nilai tukar yang stabil

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan -2012 Asesmen Ekonomi Pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2012 tercatat 8,21% lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2011 yang tercatat

Lebih terperinci

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. ~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 1~ Visi Bank Indonesia. Misi Bank Indonesia

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. ~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 1~ Visi Bank Indonesia. Misi Bank Indonesia Dasar Hukum Bank Indonesia Negara memiliki suatu bank sentral yang susunan, kedudukan, kewenangan, tanggung jawab, dan independensinya diatur dengan undang-undang. ~UUD 1945 Pasal 23 D~ Bank Indonesia

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan III 2015

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan III 2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH Triwulan III 215 VISI Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas BI dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional.

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I2010 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat Nya sehingga Kajian

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat Triwulan I - 29 Kantor Triwulan I-29 BANK INDONESIA PADANG KELOMPOK KAJIAN EKONOMI Jl. Jend. Sudirman No. 22 Padang Telp. 751-317 Fax. 751-27313 Penerbit

Lebih terperinci

Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau. *)angka sementara **)angka sangat sementara

Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau. *)angka sementara **)angka sangat sementara RINGKASAN EKSEKUTIF Asesmen Ekonomi Laju perekonomian provinsi Kepulauan Riau di triwulan III-2008 mengalami koreksi yang cukup signifikan dibanding triwulan II-2008. Pertumbuhan ekonomi tercatat berkontraksi

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan II2009 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmatnya sehingga Laporan

Lebih terperinci

L A M P I R A N. Kantor Bank Indonesia Ambon 1 PERTUMBUHAN TAHUNAN (Y.O.Y) PDRB SEKTORAL

L A M P I R A N. Kantor Bank Indonesia Ambon 1 PERTUMBUHAN TAHUNAN (Y.O.Y) PDRB SEKTORAL PERTUMBUHAN TAHUNAN (Y.O.Y) PDRB SEKTORAL No. Sektor 2006 2007 2008. 1 Pertanian 3.90% 4.01% 3.77% 0.31% 2.43% 3.29% 2.57% 8.18% 5.37% 4.23% 2.69% -0.49% 2 Pertambangan dan Penggalian -3.24% 77.11% 8.98%

Lebih terperinci

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. ~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 1~ Visi Bank Indonesia. Misi Bank Indonesia

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. ~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 1~ Visi Bank Indonesia. Misi Bank Indonesia Dasar Hukum Bank Indonesia Negara memiliki suatu bank sentral yang susunan, kedudukan, kewenangan, tanggung jawab, dan independensinya diatur dengan undang-undang. ~UUD 1945 Pasal 23 D~ Bank Indonesia

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Daftar Isi

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Daftar Isi E E Daftar Isi DAFTAR ISI HALAMAN Kata Pengantar... iii Daftar Isi... iv Daftar Tabel... vii Daftar Grafik... viii Daftar Gambar... xii Tabel Indikator Ekonomi Terpilih... xiii RINGKASAN EKSEKUTIF... 1

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat Triwulan II - 29 Kantor Ringkasan Eksekutif KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan anugerah-nya sehingga

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Lampung Triwulan II - 2012 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Lampung Visi dan Misi Bank Indonesia Visi, Misi dan Nilai Strategis Bank Indonesia Visi Bank Indonesia

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur Triwulan II 2014 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Timur KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur Triwulan II - 2014

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga bank sentral yang kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan nilai tukar yang stabil

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL TRIWULAN IV. website :

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL TRIWULAN IV. website : KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL TRIWULAN IV 2013 website : www.bi.go.id email : empekanbaru@bi.go.id KAJIAN EKONOMI REGIONAL VISI BANK INDONESIA : kredibel dan terbaik di regional melalui

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Jawa Barat Triwulan I-212 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah VI (Jawa Barat & Banten) KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH Perkembangan Perbankan Aceh PERKEMBANGAN PERBANKAN DI ACEH 38 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN 2-2013 Perbankan Aceh Kinerja perbankan (Bank

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Barat Triwulan I211 Kantor Bank Indonesia Mataram KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Barat Triwulan I211 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI NUSA

Lebih terperinci

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 263 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 Tim Penulis

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan stabil Misi

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan IV2009 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat Nya sehingga

Lebih terperinci

Halaman ini sengaja dikosongkan.

Halaman ini sengaja dikosongkan. 2 Halaman ini sengaja dikosongkan. KATA PENGANTAR Puji serta syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat dan ridha- IV Barat terkini yang berisi mengenai pertumbuhan ekonomi,

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan IV 2012 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur Triwulan IV - 2013 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Timur KATA PENGANTAR Sejalan dengan salah satu tugas pokok Bank Indonesia,

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan III 2010 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

Daftar Isi. Kata Pengantar... i Daftar Isi...ii Daftar Tabel...iv Daftar Grafik... v Daftar Lampiran... vii Tabel Indikator Ekonomi Terpilih

Daftar Isi. Kata Pengantar... i Daftar Isi...ii Daftar Tabel...iv Daftar Grafik... v Daftar Lampiran... vii Tabel Indikator Ekonomi Terpilih Visi Bank Indonesia: Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya (kredibel) secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Triwulan I-2013 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Penerbit : KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat Triwulan II - 2013 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah VIII i Bab I : Perkembangan Ekonomi Makro Sumatera Barat Halaman ini sengaja dikosongkan This

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Triwulan II-2013 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Penerbit : KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH MEI

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH MEI KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH MEI 2017 1 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia- Ekonomi dan Keuangan Regional

Lebih terperinci

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan rahmat dan karunianya, sehingga Kajian Ekonomi Keuangan Regional (KEKR)

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan rahmat dan karunianya, sehingga Kajian Ekonomi Keuangan Regional (KEKR) Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan rahmat dan karunianya, sehingga Kajian Ekonomi Keuangan Regional (KEKR) Provinsi Papua Barat (Pabar) periode triwulan IV-2014 ini dapat

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL TRIWULAN I 216 website : www.bi.go.id email : empekanbaru@bi.go.id KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL VISI BANK INDONESIA : kredibel

Lebih terperinci

Grafik 1.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau (y o y) Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara ; **) angka sangat sementara

Grafik 1.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau (y o y) Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara ; **) angka sangat sementara RINGKASAN EKSEKUTIF Asesmen Ekonomi Krisis finansial global semakin berpengaruh terhadap pertumbuhan industri dan ekspor Kepulauan Riau di triwulan IV-2008. Laju pertumbuhan ekonomi (y-o-y) kembali terkoreksi

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL AGUSTUS 216 website : www.bi.go.id email : empekanbaru@bi.go.id VISI BANK INDONESIA : kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL TRIWULAN I 216 website : www.bi.go.id email : empekanbaru@bi.go.id KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL VISI BANK INDONESIA : kredibel

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH FEBRUARI 2017

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH FEBRUARI 2017 FEBRUARI 217 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunianya Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Tengah Februari 217 dapat dipublikasikan.

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Vol. 3 No. 3 Triwulanan Juli - September 2017 (terbit November 2017) Triwulan III 2017 ISSN xxx-xxxx e-issn xxx-xxxx KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2017 DAFTAR ISI 2 3 DAFTAR

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH Perkembangan Perbankan Aceh PERKEMBANGAN PERBANKAN DI ACEH 34 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN 1-2012 Perbankan Aceh Kinerja perbankan di

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN I

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN I KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN I 2016 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia- Ekonomi Regional Provinsi

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Jawa Barat Triwulan II-2012 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah VI (Jawa Barat & Banten) KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat Triwulan I - 2013 Halaman ini sengaja dikosongkan This page is intentionally blank Triwulan I-2013 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH VIII DIVISI EKONOMI

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Propinsi Kepulauan Bangka Belitung Triwulan I - 2009 Kantor Bank Indonesia Palembang KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan stabil Misi

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Triwulan III211 KANTOR BANK INDONESIA MATARAM Penerbit : BANK INDONESIA MATARAM Kelompok Kajian Statistik dan Survei Jl. Pejanggik No.2 Mataram Nusa

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Propinsi Kepulauan Bangka Belitung Triwulan III - 2008 Kantor Bank Indonesia Palembang Daftar Isi KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

Lebih terperinci

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III - 2009 127 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III - 2009 Tim Penulis

Lebih terperinci

KAJIAN. Triwulan II Kantor Bank Indonesia

KAJIAN. Triwulan II Kantor Bank Indonesia KAJIAN EKONOMI PROVINSI REGIONAL RIAU Triwulan II - 200 7 Kantor Bank Indonesia P e k a n b a r u KATA PENGANTAR BUKU Kajian Ekonomi Regional (KER) Provinsi Riau ini merupakan terbitan rutin triwulanan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN I-2013

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN I-2013 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN I-2013 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX 2013 KATA PENGANTAR Buku Kajian Ekonomi Regional Provinsi Sumatera Utara merupakan terbitan rutin

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan I 2016

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan I 2016 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH Triwulan I 216 VISI Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas BI dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional.

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Barat Triwulan III21 KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Barat Triwulan III21 Kantor Bank Indonesia Mataram KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI NUSA

Lebih terperinci

TRIWULAN III 2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH I SULAWESI MALUKU PAPUA

TRIWULAN III 2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH I SULAWESI MALUKU PAPUA Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan TRIWULAN III 214 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH I SULAWESI MALUKU PAPUA Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan IV 2010 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III - 2009 Kantor Bank Indonesia Banjarmasin Kata Pengantar KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan

Lebih terperinci