KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan IV Tahun 2013

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan IV Tahun 2013"

Transkripsi

1 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan IV Tahun Buku Kajian Ekonomi Regional Provinsi Bengkulu dipublikasikan secara triwulanan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu, untuk menganalisis perkembangan perekonomian Provinsi Bengkulu secara komprehensif. Analisis dalam buku ini mencakup perkembangan makro, inflasi, perbankan, sistem pembayaran, keuangan daerah dan prospek perekonomian Provinsi Bengkulu. Penerbitan buku ini bertujuan sebagai : (1) Laporan kepada Kantor Pusat Bank Indonesia tentang kondisi perkembangan ekonomi dan keuangan di Provinsi Bengkulu, dan (2) Informasi kepada stakeholders di daerah mengenai perkembangan ekonomi dan keuangan terkini. Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu Yuwono H.M. Azhar Achlusyani Sarwoto Neva Andina Royes Otpin Saragih : Kepala Kantor Perwakilan : Deputi Kepala Perwakilan : Analis Ekonomi : Analis Ekonomi : Analis Ekonomi Softcopy buku ini dapat didownload dari website Bank Indonesia dengan alamat

2 Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga bank sentral yang kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilainilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan nilai tukar yang stabil Misi Bank Indonesia Mencapai stabilitas nilai rupiah dan menjaga efektivitas transmisi kebijakan moneter untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkualitas. Mendorong sistem keuangan nasional bekerja secara efektif dan efisien serta mampu bertahan terhadap gejolak internal dan eksternal untuk mendukung alokasi sumber pendanaan/pembiayaan dapat berkontribusi pada pertumbuhan dan stabilitas perekonomian nasional. Mewujudkan sistem pembayaran yang aman, efisien, dan lancar yang berkontribusi terhadap perekonomian, stabilitas moneter dan stabilitas sistem keuangan dengan memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang menjunjung tinggi nilainilai strategis dan berbasis kinerja, serta melaksanakan tata kelola (governance) yang berkualitas dalam rangka melaksanakan tugas yang diamanatkan UU. Nilai Strategis Organisasi Bank Indonesia Nilainilai yang menjadi dasar organisasi, manajemen dan pegawai untuk bertindak atau berperilaku yaitu Trust (kepercayaan), Integrity (integritas), Professionalism (profesionalisme), Excellence (kesempurnaan), Public Interest (kepentingan publik), Coordination & Teamwork (koordinasi & kerjasama) Visi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas Bank Indonesia dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional. Misi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu Menjalankan kebijakan Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas nilai rupiah, stabilitas sistem keuangan, efektivitas pengelolaan uang rupiah dan kehandalan sistem pembayaran untuk mendukung pembangunan ekonomi daerah maupun nasional jangka panjang yang inklusif dan berkesinambungan.

3 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya, sehingga buku Kajian Ekonomi Regional Provinsi Bengkulu Triwulan IV dapat selesai disusun dan dipublikasikan kepada stakeholders Bank Indonesia. Kajian Ekonomi Regional diterbitkan secara triwulanan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu untuk memenuhi kebutuhan informasi mengenai keadaan ekonomi makro, moneter, perbankan dan prospek ekonomi Provinsi Bengkulu kedepan. Kami sampaikan bahwa perekonomian Provinsi Bengkulu pada triwulan IV tumbuh meningkat menjadi 7,83% (yoy). Secara akumulatif sepanjang, pertumbuhan ekonomi tercatat sebesar 6,21% (yoy). Sementara itu, dari sisi harga, inflasi Provinsi Bengkulu tercatat cukup tinggi yaitu 9,94% (yoy). Terkait kajian dimaksud kami berharap informasi yang kami sajikan ini dapat menjadi salah satu referensi dalam pembelajaran dan/atau proses pengambilan kebijakan beberapa pihak terkait. Kami menyadari bahwa cakupan serta kualitas data dan informasi yang disajikan dalam buku ini masih perlu terus disempurnakan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran membangun dari pengguna/pembaca demi penyempurnaan di masa yang akan datang. Akhirnya, besar harapan kami semoga buku ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melimpahkan ridhanya dan melindungi setiap langkah kita. Bengkulu, 17 Februari 2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI BENGKULU Yuwono Kepala Perwakilan iii

4 halaman ini sengaja dikosongkan iv

5 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR iii DAFTAR ISI v DAFTAR TABEL vii DAFTAR GRAFIK ix TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH PROVINSI BENGKULU xi RINGKASAN EKSEKUTIF 1 BAB I PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO PDRB Sisi Penggunaan Konsumsi Investasi Ekspor dan Impor PDRB Sisi Sektoral Sektor Pertanian Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran Sektor JasaJasa SektorSektor Lainnya 23 Boks 1 Hasil Liaison Triwulan IV 26 BAB II PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH Inflasi Menurut Kelompok Barang/Jasa Perkembangan Inflasi Fundamental Perbandingan Inflasi antar Kota di Sumatera 41 BAB III PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH DAN SISTEM PEMBAYARAN Bank Umum Kelembagaan Perkembangan Aset Perkembangan Dana Masyarakat Perkembangan Penyaluran Kredit/Pembiayaan Perkembangan Kredit/Pembiayaan UMKM 50 v

6 3.2. Bank Umum Syariah Bank Perkreditan Rakyat/Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Sistem Pembayaran Sistem Pembayaran Tunai Sistem Pembayaran Non Tunai 58 Boks 2 Penelitian Lending Model Usaha Lempok Durian 60 BAB IV PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH Realisasi Sisi Penerimaan Realisasi Sisi Penerimaan Provinsi Bengkulu Realisasi Sisi Pengeluaran Realisasi Sisi Pengeluaran Provinsi Bengkulu 66 BAB V KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN DAERAH Perkembangan Kesejahteraan Perkembangan Kemiskinan 70 BAB VI PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH Prospek Ekonomi Makro Prakiraan Inflasi Daerah 75 Boks 3 Focus Group Discussion Implementasi MP3EI dan Tantangan Dalam Meningkatkan Daya Saing Daerah Menyongsong berlakunya Komunitas Ekonomi ASEAN (KEA) 77 LAMPIRAN 81 DAFTAR ISTILAH 85 vi

7 DAFTAR TABEL Tabel 1.1 PDRB Provinsi Bengkulu Berdasarkan Jenis Penggunaan Atas Dasar Harga Konstan 7 Tabel 1.2. Perkembangan Ekspor dan Impor Regional dalam 14 pembentukan PDRB menurut Harga Konstan Provinsi Bengkulu Tabel 1.3. Perkembangan Ekspor BarangBarang NonMigas Utama 15 Menurut Jenis Barang di Provinsi Bengkulu Tabel 1.4. Perkembangan Ekspor BarangBarang NonMigas Utama 17 Menurut Negara Pembeli di Provinsi Bengkulu Tabel 1.5. Porsi PDRB Atas Dasar Harga Konstan Lapangan Usaha Provinsi 18 Bengkulu Tabel 1.6. PDRB Provinsi Bengkulu Menurut Sektoral 19 Tabel 2.1. Perkembangan Inflasi Menurut Kelompok Barang/jasa Provinsi Bengkulu Tabel 2.2. Perkembangan Inflasi Kelompok Bahan Makanan Provinsi Bengkulu 32 Tabel 2.3. Perkembangan Inflasi Kelompok Makanan 34 Jadi/Minuman/Rokok & Tembakau Provinsi Bengkulu Tabel 2.4. Perkembangan Inflasi Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas & 35 Bahan Bakar Provinsi Bengkulu Tabel 2.5. Perkembangan Inflasi Kelompok Sandang Provinsi Bengkulu 36 Tabel 2.6. Perkembangan Inflasi Kelompok Kesehatan Provinsi Bengkulu 36 Tabel 2.7. Tabel 2.8. Perkembangan Inflasi Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga Provinsi Bengkulu Perkembangan Inflasi Kelompok Transportasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan Provinsi Bengkulu Tabel 2.9. Sumbangan Beberapa Komoditas terhadap Inflasi/Deflasi Bulanan di Provinsi Bengkulu Tabel 3.1. Jaringan Kantor Pelayanan Bank Umum Provinsi Bengkulu 44 Tabel 3.2. Perkembangan Aset Bank Umum Provinsi Bengkulu 45 Tabel 3.3. Perkembangan Penghimpunan Dana Bank Umum Provinsi Bengkulu Tabel 3.4. Perkembangan Kredit/Pembiayaan Bank Umum Berdasarkan Jenis Penggunaan, Sektor Ekonomi dan Kelompok Bank di Provinsi Bengkulu Tabel 3.5. Perkembangan NPL/F Bank Umum Berdasarkan Jenis Penggunaan di Provinsi Bengkulu Tabel 3.6. Perkembangan Kredit/Pembiayaan UMKM Berdasarkan Jenis Penggunaan dan Sektor Ekonomi di Provinsi Bengkulu vii

8 Tabel 3.7. Perkembangan Non Performing Loan/Financing (NPL/F) Sektor 51 UMKM di Provinsi Bengkulu Tabel 3.8. Perkembangan Kegiatan Usaha BPR/BPRS di Provinsi Bengkulu 54 Tabel 3.9. Perkembangan InflowOutflow Uang Kartal Provinsi Bengkulu 55 Tabel Perkembangan Kliring dan Penolakan Cek/Bilyet Provinsi Bengkulu Tabel Perkembangan Transaksi Real Time Gross Settlement (RTGS) Provinsi Bengkulu Tabel 4.1. Realisasi Penerimaan APBD Pemerintah Provinsi Bengkulu 64 Tabel 4.2. Realisasi Belanja APBD Pemerintah Provinsi Bengkulu 66 Tabel 5.1. Perkembangan Jumlah Penduduk Miskin di Provinsi Bengkulu 70 Tabel 5.2. Tingkat Kedalaman Dan Keparahan Kemiskinan Provinsi Bengkulu 71 viii

9 DAFTAR GRAFIK Grafik 1.1. Perkembangan PDRB dan Laju Pertumbuhan PDRB Provinsi 5 Bengkulu (harga konstan 2000) Grafik 1.2. Konsumsi Rumah Tangga Menurut PDRB Harga Konstan dan 8 Perkembangan Inflasi di Provinsi Bengkulu Grafik 1.3. Hasil Survei Konsumen di Provinsi bengkulu 8 Grafik 1.4. Konsumsi Listrik Rumah Tangga dan Perkembangan 9 Kendaraan Milik Swasta di Provinsi Bengkulu Grafik 1.5. Kredit Konsumsi Perbankan di Provinsi Bengkulu 10 Grafik 1.6. Konsumsi Pemerintah dan Lembaga Nirlaba Menurut PDRB 10 Harga Konstan di Provinsi Bengkulu Grafik 1.7. Perkembangan Dana Pemerintah di Bank Umum 11 Grafik 1.8. Perkembangan Kredit Investasi dan Konsumsi Semen di 13 Provinsi Bengkulu Grafik 1.9. Perkembangan Harga Beberapa Komoditas Ekspor Bengkulu 16 Grafik Sumbangan Pertumbuhan Ekonomi Triwulan IV 18 Sektoral Grafik Indikator Sektor Pertanian Provinsi Bengkulu 20 Grafik Indikator Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran Provinsi 21 Bengkulu Grafik Indikator Sektor JasaJasa di Provinsi Bengkulu 23 Grafik Indikator Sektor Bangunan di Provinsi Bengkulu 23 Grafik Indikator Sektor Listrik, Gas dan Air di Provinsi Bengkulu 25 Grafik Indikator Sektor Pertambangan dan Penggalian di Provinsi Bengkulu 25 Grafik 2.1. Perkembangan Inflasi IHK Provinsi Bengkulu 30 Grafik 2.2. Realisasi Inflasi Tahun (Tahun Kalender, ytd) 31 Grafik 2.3. Inflasi Kelompok Bahan Makanan di Provinsi Bengkulu (Tahunan, yoy) 34 Grafik 2.4. Sumbangan Inflasi Triwulan IV Per Kelompok 39 Barang/Jasa Grafik 2.5. Disagregasi Inflasi Kota Bengkulu 40 Grafik 2.6. Nilai Saldo Ekspektasi Konsumen Terhadap Kondisi 3 Bulan 41 Mendatang Grafik 2.7. Inflasi Tahunan (yoy) Desember KotaKota di Sumatera 41 Grafik 2.8. Inflasi Tahunan (yoy) KotaKota di Sumatera Bagian Selatan 42 Grafik 3.1. Perkembangan Loan/Financing to Deposit Ratio (L/FDR) dan NonPerforming Loan/Financing (NPL/F) Bank Umum Provinsi Bengkulu 43 ix

10 Grafik 3.2. Distribusi Aset Bank Umum di Provinsi Bengkulu 45 Grafik 3.3. Perkembangan Dana Pihak Ketiga di Provinsi Bengkulu 46 Grafik 3.4. Porsi DPK Per Jenisnya 46 Grafik 3.5. Perkembangan Kredit/Pembiayaan Perbankan di Provinsi 47 Bengkulu Grafik 3.6. Perkembangan Financing to Deposit Ratio (FDR) dan Non 52 Performing Financing (NPF) Perbankan Syariah di Bengkulu Grafik 3.7. Pembiayaan Perbankan Syariah di Bengkulu 53 Grafik 3.8. DPK Perbankan Syariah di Bengkulu 53 Grafik 3.9. Perkembangan Net Interest Margin/Net Margin BPR/S di Provinsi Bengkulu 55 Grafik Perkembangan InflowOutflow Uang Kartal Provinsi 56 Bengkulu Grafik Perkembangan Rasio PTTB terhadap Inflow Provinsi Bengkulu 57 Grafik Perkembangan Jumlah Lembar Uang Palsu yang Ditemukan 57 di Provinsi Bengkulu Grafik Perkembangan TUKAB di Provinsi Bengkulu di Provinsi 60 Grafik 4.1 Perkembangan Kendaraan Bermotor di Provinsi Bengkulu 65 Grafik 4.2 Perkembangan Dana Milik Pemerintah di Provinsi Bengkulu 67 Grafik 5.1. Perkembangan Indeks Nilai Tukar Petani di Provinsi Bengkulu 69 Grafik 6.1. Perkembangan Laju Pertumbuhan Ekonomi Provinsi 73 Bengkulu Grafik 6.2. Hasil Survei SK dan SKDU di Provinsi Bengkulu dan Kredit 74 Konsumsi Perbankan di Provinsi Bengkulu Grafik 6.3. Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha Provinsi Bengkulu 75 Grafik 6.4. Perkembangan Laju Inflasi Tahunan di Kota Bengkulu 76 Grafik 6.5. Hasil Survei Konsumen dan SKDU di Provinsi Bengkulu 76 x

11 TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH PROVINSI BENGKULU Tabel Indikator Ekonomi Terpilih a. Inflasi dan PDRB INDIKATOR 2012 Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I Tw.II Tw. III Tw.IV MAKRO IHK Kota Bengkulu 137,82 141,97 142,35 146,43 148,69 155,51 156,50 Laju Inflasi (yoy) 4,80 4,14 4,61 7,68 7,89 9,54 9,94 PDRBHarga Konstan (miliar Rp) ,434 2,477 2,541 2,600 Pertanian Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas dan Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel&Restoran Pengangkutan & Komunikasi Keuangan, Persewaan dan Jasa Jasa Pertumbuhan PDRB (yoy, %) 6,63 7,00 5,99 5,65 5,66 6,00 7,83 Nilai Ekspor Nonmigas (USD Juta) Volume Ekspor Nonmigas (ribu ton) Nilai Impor Nonmigas (USD Juta) 0,43 2,31 0,66 1,34 3,76 Volume Impor Nonmigas (ribu ton) 0,78 1,94 8,42 16,88 21,84 Sumber : SEKD Provinsi Bengkulu & BPS Provinsi Bengkulu, angka sementara; xi

12 b. Perbankan Tabel Indikator Ekonomi Terpilih INDIKATOR 2012 Tw.II Tw.III Tw. IV Tw.I Tw.II Tw.III Tw. IV PERBANKAN Bank Umum Total Aset (Triliun Rp) 10,93 10,81 11,40 11,77 12,54 13,02 13,23 DPK (Triliun Rp) 7,11 7,49 7,37 7,57 8,07 8,38 7,68 Tabungan (Triliun Rp) 3,69 3,80 4,18 3,69 3,93 4,38 4,83 Giro (Triliun Rp) 2,12 2,35 1,78 2,28 2,42 2,41 1,39 Deposito (Triliun Rp) 1,29 1,34 1,41 1,60 1,71 1,59 1,46 Kredit (Triliun Rp) Lokasi Proyek 1) 11,11 11,59 12,08 12,36 13,41 13,65 13,97 Modal Kerja 3,46 3,45 3,67 3,96 3,92 3,95 3,95 Konsumsi 5,97 6,39 6,58 6,40 7,22 7,41 7,67 Investasi 1,68 1,76 1,83 1,80 2,27 2,29 2,35 LDR (%) 156,26 154,74 163,85 169,71 162,62 162,89 181,90 Kredit (triliun Rp) Lokasi Kantor 8,42 8,78 9,36 9,74 10,53 11,03 11,29 Modal Kerja 3,11 3,00 3,16 3,28 3,41 3,51 3,56 Konsumsi 4,30 4,78 5,22 5,47 5,91 6,24 6,39 Investasi 1,01 1,00 0,98 1,00 1,21 1,28 1,34 LDR (%) 115,16 117,17 127,04 128,78 130,46 131,59 146,99 Kredit MKM Bank Umum Menurut Lokasi Proyek 1) Kredit MKM (Triliun Rp) 3,40 3,34 3,56 2,84 3,83 3,97 4,03 Kredit Mikro (Triliun Rp) 0,75 0,71 0,78 0,72 1,00 1,06 1,14 Kredit Modal Kerja 0,66 0,61 0,65 0,55 0,83 0,79 0,82 Kredit Investasi 0,09 0,10 0,13 0,14 0,17 0,28 0,32 Kredit Konsumsi 2) na na na na na na na Kredit Kecil (Triliun Rp) 1,35 1,31 1,35 1,41 1,42 1,45 1,46 Kredit Modal Kerja 1,11 1,08 1,13 1,10 1,17 1,16 1,15 Kredit Investasi 0,24 0,23 0,22 0,21 0,24 0,29 0,31 Kredit Konsumsi 2) na na na na na na Na Kredit Menengah (Triliun Rp) 1,30 1,31 1,43 1,45 1,43 1,45 1,43 Kredit Modal Kerja 0,82 0,85 0,97 0,72 1,09 1,08 1,08 Kredit Investasi 0,49 0,46 0,46 0,59 0,32 0,37 0,35 Kredit Konsumsi 2) na na na na na na na NPL MKM gross (%) na na na na na na na BPR/BPRS Total Aset (Miliar Rp) DPK (Miliar Rp) Tabungan (Miliar Rp) Deposito (Miliar Rp) Kredit (Miliar Rp) Lokasi Proyek 1) 32,6 33,1 32,2 32,3 33,7 32,7 30,62 Modal Kerja 18,3 18,3 17,8 18,2 18,5 17,8 15,86 Konsumsi 9,2 9,2 8,9 8,8 10,4 10,6 10,9 Investasi 5,1 5,6 5,5 5,4 4,8 4,3 3,8 Kredit UMKM (Miliar Rp) 3) na na na na na na na LDR 135,93 137,70 134,66 135,37 134,86 124,32 134,59 1) Data sampai dengan November 2) Publikasi Statistik Keuangan Daerah Bank Indonesia Provinsi Bengkulu sejak bulan Januari 2011 mencantumkan kredit berdasarkan jenis penggunaan berdasarkan lokasi proyek yang terdiri dari kredit modal kerja, kredit investasi dan kredit yang tidak teridentifikasi. 3) Publikasi Statistik Keuangan Daerah Bank Indonesia Provinsi Bengkulu sejak bulan Januari 2011 tidak mencantumkan data kredit MKM BPR Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum & BPR, SEKD Provinsi Bengkulu, Bank Indonesia Bengkulu xii

13 c. Bank Umum Syariah Tabel Indikator Ekonomi Terpilih INDIKATOR 2012 Tw.II Tw.III Tw. IV Tw.I Tw.II Tw. III Tw. IV Total Aset (Miliar Rp) DPK (Miliar Rp) Tabungan (Miliar Rp) Giro (Miliar Rp) Deposito (Miliar Rp) Pembiayaan (Miliar Rp) Lokasi Kantor FDR (%) 178,94 168,51 142,05 168,72 177,63 178,63 173,44 Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum, Bank Indonesia Bengkulu d. Sistem Pembayaran Nominal dalam triliun Rp kecuali kliring dalam miliar, volume dalam lembar INDIKATOR 2012 Tw.II Tw.III Tw. IV Tw.I Tw.II Tw.III Tw. IV SISTEM PEMBAYARAN Inflow 0,07 0,44 0,26 0,65 0,11 0,54 0,19 Outflow 1,02 0,71 0,89 0,40 0,75 1,09 1,02 Pemusnahan Uang 0,03 0,03 0,06 0,01 0,12 0,13 0,16 Nominal Transaksi RTGS Volume Transaksi RTGS Ratarata Harian Nominal 0,82 0,69 0, ,80 0,62 0,64 Transaksi RTGS Ratarata Harian Volume Transaksi RTGS Nominal Kliring Kredit Volume Kliring Kredit Ratarata Harian Nominal 3,89 3,87 2,70 1,61 1,6 1,67 2,39 Kliring Kredit Ratarata Harian Volume Kliring Kredit Nominal Kliring Debet Volume Kliring Debet Ratarata Harian Nominal 11,65 11,82 9,24 11,53 11,22 13,85 14,18 Kliring Debet Ratarata Harian Volume Kliring Debet Nominal Kliring Pengembalian Volume Kliring Pengembalian Ratarata Harian Nominal 0,45 0,43 0,32 0,50 0,41 0,50 0,44 Kliring Pengembalian Ratarata Harian Volume Kliring Pengembalian Nominal Tolakan Cek/BG Kosong Volume Tolakan Cek/BG Kosong Ratarata Harian Nominal 0,34 0,38 0,27 0,45 0,36 0,43 0,40 Cek/BG Kosong Ratarata Harian Volume Cek/BG Kosong Sumber : Bank Indonesia Bengkulu xiii

14 Tabel Indikator Ekonomi Terpilih halaman ini sengaja dikosongkan xiv

15 RINGKASAN EKSEKUTIF PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL Perekonomiann Provinsi Bengkuluu tahun membaik Pertumbuhan ekonomi Provinsi Bengkulu pada tahun melambat. Laju pertumbuhan ekonomi sebesar 6,21% (yoy), lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi tahun 2012 yang mencapai 6,60 % (yoy). Perlambatan ekonomi pada tahun dipengaruhi oleh terbatasnya permintaan domestik, terutama investasi. Selain itu, belum pulihnya perekonomian global, terutamaa negaranegara mitra dagang seperti China dan India mendorong semakin merosotnya kinerja ekspor. Namun demikian, pada triwulan IV, pertumbuhaan ekonomi Provinsi Bengkulu mencapai 7,83% (yoy), meningkat dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya yang hanya 6, 19% (yoy) maupun triwulan IV2012 yang tumbuh 5,67% (yoy). Dari sisi penggunaan, pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV tangga dan investasi di tengah masih terutama didorong oleh pertumbuhan konsumsi rumah berlanjutnya pelemahan kinerja ekspor. Konsumsi rumah tanggaa tumbuh tinggi melebihi perkiraan sebelumnya. Hal ini cukup menggembirakan mengingat inflasi akhir tahun yang mencapai 9,94% (yoy). Sementara itu, percepatan proyekproyek pemerintah terkait persiapan pelaksanaan Hari Pers Nasional pada bulan Februari 2014 mendorong peningkatann realisasi investasi. Dari sisi sektoral, pertumbuhan perekonomian Provinsi Bengkulu pada triwulan laporan didorong oleh pertumbuhan sektorsekto utama, yaitu sektor pertanian, sektor perdagangan, hotel, dan restoran, dan sektor jasajasa. Bahkan, sektor pertanian mengalami pertumbuhan tertinggii dalam lima tahun terakhir. PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH Inflasi Provinsi Bengkulu tercatat tinggi mencapai 9,94% (yoy) Inflasi Provinsi Bengkuluu pada triwulan IV meningkat. Secara tahunan, inflasi Provinsi Bengkulu pada triwulan IV mencapai 9,94% (yoy), lebih tinggi dibandingkann triwulan sebelumnya yang sebesar 9,54% (yoy). Tingginya realisasi inflasi pada pertengahan tahun, kenaikan harga Ringkasan Eksekutif Triwulan IV 1

16 BANK INDONESIA bahan makanan pada bulan Oktober, dan meningkatnya harga jasa transportasi pada bulan Desember mendorong inflasi ke tingkat yang lebih tinggi pada akhir tahun. Secara musiman, perilaku inflasi masih sama dibandingkan tahunsebesar tahun sebelumnya. Inflasi triwulanan pada triwulan laporan 0,63% (qtq), lebih rendah dibandingkann inflasi triwulan III yang mencapai 4,59% (qtq). Namun demikian, jika dilihat secara triwulanan (qtq), inflasi triwulan IV2014 lebih tinggi dibandingkan inflasi pada periode yang samaa tahun lalu sebesar 0,27% (qtq) maupun ratarata inflasi triwulan IV lima tahun terakhir yang sebesar 0,28%. Menurut kelompok barang dan jasa, peningkatan inflasi tahunan terutamaa terjadi pada kelompok bahan makanan dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangann masingmasing sebesar 15,04% (yoy) dan 16,37% (yoy). Tingginya kenaikan hargaa beberapa komoditas pangan utama seperti beras, cabai merah, dan bawang merah pada triwulan sebelumnya sebagai dampak keterbatasan pasokan menyebabkan pencapaian inflasi akhir tahun kelompok bahan makanan cukup tinggi. Selaras dengan itu, pencapaiann inflasi kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan yang tinggi juga disebabkan tingginya inflasi triwulan sebelumnya sebagai dampak kenaikan BBM bersubsidi dan faktor musiman kenaikan tarif angkutan udara pada akhir tahun. Namun, secara triwulanan, inflasi tertinggi terjadi pada kelompok transpor, komunikasi, dan jasaa keuangan, kelompokk perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar, dan kelompok kesehatan. Pemicu utama inflasi triwulanan pada triwulan laporan adalah peningkatan tarif jasa penerbangan pada akhir tahun, naiknya tarif tenaga listrik padaa bulan November yang mendorong inflasi subkelompok penerangan, dan pelemahan nilai tukar rupiah yang mendorong pelaku usaha untuk menaikkan harga jual obat pada obatan impor. Berdasarkan disagregasi inflasi, peningkatan inflasi tahunan triwulan laporan terutama terjadi pada kelompok volatile food yaitu dari 13,45% (yoy) padaa triwulan III menjadi 15,49% (yoy). Sementara inflasi komoditas core dan administered prices relatif stabil. Inflasi core pada triwulan laporan sedikit lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu dari 5,87% (yoy) menjadi 5,52% (yoy). Selaras dengan Ringkasan Eksekutif Triwulan IV 2

17 itu, inflasi administered prices juga turun dari 12,,70% (yoy) menjadi 12,64% (yoy). PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN Fungsi intermediasi perbankan dan sistem pembayaran Provinsi Bengkuluu berada dalam kondisii yang cukup kondusif Kinerja intermediasi perbankan di Provinsi Bengkulu pada triwulan IV berjalan baik tercermin dari Loan/Financing to Deposit Ratio (L/FDR) sebesar 146,99% disertai dengan tingkat Non Performing Loan/Finanicng (NPL/F) yang meningkat sebesar rendah yaitu 1,80%. Aset bank umum 16,08% (yoy) menjadi Rp13,233 triliun. Penyaluran kredit/pembiayaan tumbuh sebesar 20,60% (yoy), sementara Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 4,23% (yoy). Kinerja BPR/ BPRS menunjukkan Perkembangan sistem penurunan, tercermin dari penurunan jumlah aset, DPK, dan kredit pada triwulan laporan dibandingkan triwulan IV2012pembayaran di Provinsi Bengkulu pada triwulan IV secara umumm menunjukkan perlambatan pertumbuhan dibandingkan triwulan sebelumnya. Sistem pembayaran non tunai melalui kliring mengalami peningkatan sehingga tercatat sebesar Rp881,24 miliar, sedangkan transaksi RTGS mengalami peningkatan sebesar 0,58% (qtq) menjadi Rp40,49 triliun. Pembayaran tunai mengalami net outflow sebesar Rp834,87 miliar, meningkat dibandingkan net outflow triwulan sebelumnya. PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH Kinerja keuangann pemerintah membaik Kinerja keuangan Pemerintah Provinsi Bengkuluu menunjukkan perbaikan dibandingkan dengan tahun 2012 baik dari sisi pendapatan maupun belanja. Hal tersebut terlihat dari realisasi pendapatan dan belanja Anggaran Pendapatan dan Belanjaa Daerah (APBD) dengan Provinsi Bengkulu tahun yang lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya. Pendapatan mencatatkann persentasee realisasi sebesar 100,85% dari total anggaran dengan nilai Rp1.695, 23 miliar. Sementara belanja mencatatkan persentase realisasi sebesar 89,86% dari total anggaran dengan nilai Rp1.727,48 miliar. Ringkasan Eksekutif Triwulan IV 3

18 BANK INDONESIA KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN DAERAH Tingkat kesejahteraan masyarakat membaik Tingkat kesejahteraan masyarakat Provinsi Bengkulu secara umum membaik dibandingkan triwulan sebelumnya. Hal ini tercermin dari menurunnya tingkat kemiskinan pada periode Maret hingga September dan adanya perbaikan Nilai Tukar Petani (NTP) dibandingkann dengan triwulan sebelumnya Nilai Tukar Petani (NTP) triwulan laporan meningkat 1,23% (qtq) dibandingkan triwulan III, sementara tingkat kemiskinan tercatat sebesar 17,75%. Namun demikian, kondisi kemiskinan dan NTP tidak lebih baik dibandingkan dengan kondisi pada akhir tahun 2012 lalu. PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH Perekonomiann Provinsi Bengkuluu optimis padaa triwulan I2014 Laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Bengkulu pada triwulan I 2014 diperkirakan melambat. Perlambatan pertumbuhan ekonomi terutamaa dipengaruhi oleh terbatasnya investasi menjelang Pemilu 2014 dan belum membaiknya kinerja ekspor sebagai dampak penurunan harga batubaraa di pasar internasional. Di sisi lain, konsumsi rumah tangga diperkirakan meningkat seiring dengan pelaksanaan Hari Pers Nasional. Dari sisi sektoral, cuaca ekstrim diperkirakan menekan kinerja sektor pertanian, terutama produksi tabamaa dan perkebunan. Namun, pelaksanaan Hari Pers Nasional diperkirakan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi dari sektor perdagangan, hotel, dan restoran. Perekonomian Provinsi Bengkulu diperkirakan akan tumbuh pada kisaran 5,96,1% (yoy). Tekanan inflasi pada triwulan I2014 diprediksi mereda. Meskipun demikian, faktor risiko seperti keterbatasan pasokan beberapa komoditas bahan makanan akibat curah hujan yang tinggi dapat memicu inflasi lebih tinggi. Inflasi Provinsi Bengkulu pada triwulan I2014 diperkirakan akan berada pada kisaran 8,52±1% (yoy). Ringkasan Eksekutif Triwulan IV 4

19 BAB I PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO

20 halaman ini sengaja dikosongkan

21 Pertumbuhan ekonomi Provinsi Bengkulu pada tahun melambat. Laju pertumbuhan ekonomi sebesar 6,21% (yoy), lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi tahun 2012 yang mencapai 6,60 % (yoy). Perlambatan ekonomi pada tahun dipengaruhi oleh terbatasnyaa permintaann domestik, terutama investasi. Selain itu, belum pulihnya perekonomian global, terutamaa negaranegara mitra dagang seperti China dan India mendorong semakin merosotnya kinerja ekspor. Namun demikian, pada triwulan IV, pertumbuhaan ekonomi Provinsi Bengkulu mencapai 7, 83% (yoy), meningkat dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya yang hanya 6,19% (yoy) maupun triwulan IV2012 yang tumbuh 5,67% (yoy). Dari sisi penggunaan, pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV terutama didorong oleh pertumbuhan konsumsi rumah tangga dan investasii di tengah masih berlanjutnya pelemahan kinerja ekspor. Konsumsi rumah tangga tumbuh tinggi melebihi perkiraan sebelumnya. Hal ini cukup menggembirakan mengingat inflasi akhir tahun yang mencapai 9,,94% (yoy). Sementaraa itu, percepatan proyekproyek pemerintah terkait persiapan pelaksanaan Hari Pers Nasional pada bulan Februari 2014 mendorong peningkatan realisasi investasi. Dari sisi sektoral, pertumbuhan perekonomian Provinsi Bengkulu pada triwulan laporan didorong oleh pertumbuhan sektorsektorr utama, yaitu sektor pertanian, sektor perdagangan, hotel, dan restoran, dan sektor jasajasa. Bahkan, sektor pertanian mengalami pertumbuhan tertinggi dalam lima tahun terakhir. Grafik 1.1. Miliar Rp 3,000 2,500 2,000 1,500 1, Perkembangan PDRB dan Laju Pertumbuhan PDRB Provinsi Bengkulu (harga konstan 2000) PDRB (skala kiri) LPE (qtq; skala kanan) LPE (yoy; skala kanan) 12% 10% 7.83% 8% 6% 2.33% 4% 2% 0% Q1 Q2 Q3 Q Q1 Q2 Q3 Q 2010 Q4 Q1 Q2 Q Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q % Sumber : BPS Provinsi Bengkulu, angka sementaraa Perekonomian Provinsi Bengkulu pada triwulan IV tumbuh lebih tinggi dibandingkan triwulan III. Padaa triwulan laporan, pertumbuhan ekonomi Perkembangan Ekonomi Makro Triwulan IV 5

22 Provinsi Bengkulu tercatat sebesar 7,83% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang hanya sebesar 6,19% (yoy). Pertumbuhan ekonomi pada triwulan laporan juga lebih tinggi dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu. Dengan pencapaian triwulan IV yang cukup baik, pertumbuhan ekonomi kumulatif Provinsi Bengkulu tahun mencapai 6,21% (yoy), berada di atas pertumbuhan ekonomi nasional yang hanya sebesar 5,78% (yoy). Namun, pertumbuhan ekonomi Provinsi Bengkulu tahun ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan tahun 2012 yang mencapai 6,61% (yoy). Secara triwulanan, pertumbuhan ekonomi Provinsi Bengkulu lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi triwulan IV tercatat sebesar 2,23% (qtq), sedangkan triwulan IV2012 hanya tumbuh sebesar 0,78% (qtq). Pertumbuhan ini terutama didorong oleh peningkatan konsumsi, baik rumah tanggaa maupun pemerintah yang cukup besar. Hal ini sejalan dengan perkembangann sektorsektor utama di Provinsi Bengkulu, yaitu pertanian, PHR, dan jasajasa yang tumbuh tinggi. Sektor PHR tumbuh paling tinggi sebesar 9,45% (yoy), disusul sektor jasajasa yang tumbuh 9,17% (yoy). Sedangkan sektor pertanian yang berkontribusi paling besar terhadap pertumbuhan ekonomi pada triwulan laporan tumbuh 7,63% (yoy) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sisi Penggunaann Dari sisi penggunaan, pertumbuhan ekonomi secara tahunan didorong oleh membaiknya pertumbuhan konsumsi dan peningkatan investasi. Konsumsi secara keseluruhan tumbuh sebesar 6,05% (yoy), lebih tinggi dibandingkann perumbuhan triwulan sebelumnya yang sebesar 5,45% (yoy). Percepatan pertumbuhan konsumsi terutama disebabkan oleh membaiknya konsumsi rumah tangga dari 5,99% (yoy) pada triwulan III menjadi 6,25% (yoy) pada triwulan laporan. Konsumsi rumah tangga menyumbang sebesar 3,94% terhadap pembentukan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Selaras dengan itu, konsumsi pemerintah tumbuh 5,62% (yoy), membaik dibandingkan triwulan sebelumnya yang hanya tumbuh 3,97% (yoy) (Tabel 1.1). Investasi yang direpresentasikan oleh Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto ( PMTDB) tumbuh lebih baik dibandingkann triwulan sebelumnya. PMTDB tumbuh sebesar 10,43% (yoy), meningkat dari triwulan III yang tumbuh sebesar 9,77% (yoy). Pertumbuhan ini juga lebih baik jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2012 yang hanya tumbuh 8,,19% (yoy). Membaiknya investasi Perkembangan Ekonomi Makro Triwulan IV 6

23 berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi ke depan. Sementara itu, kinerja ekspor Provinsi Bengkulu masih lemah, meskipun terlihat adanya tren peningkatan. Pertumbuhan ekspor Provinsi Bengkulu dalam pembentukan PDRB turun sebesar 0,44% (yoy), lebih baik dibandingkan triwulan lalu yang turun lebih dalam sebesar 0,98% (yoy). Tabel 1.1. PDRB Provinsi Bengkulu Berdasarkan Jenis Penggunaan Atas Dasar Harga Konstan miliar rupiah (kecuali dinyatakan lain) QIV 2012 QI QII QIII QIV Jenis Penggunaan Pertumb. Pertumb. Pertumb. Pertumb. Pertumb. Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Tahunan Tahunan Tahunan Tahunan Tahunan Konsumsi Rumah Tangga Konsumsi Lembaga Nirlaba Konsumsi Pemerintah Pembentuk Modal Tetap Domestik Bruto Perubahan stok Ekspor Impor ,02% 9,21% 8,63% 8,19% 24,46% 2,09% 16,19% ,21% 1,84% 2,71% 5,26% 47,44% 6,94% 17,19% ,20% 1,12% 1,76% 7,31% 95,89% 1,14% 17,84% ,99% 3,67% 3,97% 9,77% 114,80% 0,98% 13,42% ,25% 0,91% 5,62% 10,43% 82,26% 0,44% 10,47% PDRB ,67% ,44% ,32% ,19% ,83% Sumber : BPS Provinsi Bengkulu, angka sementaraa Konsumsi Konsumsi rumah tangga pada triwulan IV meningkat. Konsumsi rumah tangga tumbuh sebesar 6,25% (yoy), lebih baik dibandingkann dengan triwulan sebelumnya yang hanya sebesar 5,99% (yoy). Laju pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada triwulan laporan juga lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan periode yang sama tahun 2012 yang sebesar 6,02% (yoy). Hal ini merupakan sinyal positif terhadap perbaikan perekonomiann masyarakat, sebab di tengah inflasi tinggi Provinsi Bengkulu yang mencapai 9,94% (yoy), konsumsi masyarakat masih tumbuh tinggi. Kondisi ini memang selaras dengann kinerja sektor utamaa perekonomian Bengkulu yang membaik pada triwulan laporan. Kinerja sektor pertanian, PHR, dan jasajasa tumbuh lebih tinggi dibandingkann triwulan sebelumnya yang berdampak pada peningkatan daya beli masyarakat. Di samping itu, beberapa even daerah pada triwulan IV juga diprediksi mendorong peningkatann konsumsi masyarakat, diantaranya Bengkulu Expo dan Festival Tabot, disamping faktor musiman akhir tahun, Natal, dan libur sekolah. Secara triwulanan konsumsi rumah tangga tumbuh sebesar 1,26% (qtq), lebih tinggi dibanding pertumbuhan triwulanann pada periode yang sama tahun 2012 yang sebesar 1,01% (qtq). Perkembangan Ekonomi Makro Triwulan IV 7

24 Grafik 1.2. Konsumsi Rumah Tangga Menurut PDRB Perkembangan Inflasi di Provinsi Bengkulu Harga Konstan dan miliar rupiah kecuali dinyatakan lain 1,700 1,500 1,300 1, Konsumsi RT g(yoy) I II III IV I II III IV I II III 6.25% IV I II III IV 7.00% 12.0% 10.0% 6.00% 8.0% 5.00% 6.0% 4.00% 4.0% 2.0% 3.00% Inflasi yoy (%) 9.94% % Sumber : Bank Indonesia dan Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu, angka sementara, diolah Grafik 1.3. Hasil Survei Konsumen di Provinsi Bengkulu Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) Sumber : Survei Konsumen, Bank Indonesia Perbaikan daya beli masyarakat terindikasi dari hasil Survei Konsumen (SK) triwulan IV. Nilai Saldo (NS) Penghasilan saat ini pada Indeks Kondisi Ekonomi (IKE) masih di atas 1000 yang berarti penghasilan masyarakat masih cukup baik, hal ini berbanding terbalik dengan pandangann masyarakat yang pesimis terhadap kondisi ekonomi saat (Grafik 1.3). Di sisi lain, Nilai Saldo (NS) Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) masih di atas 100. Hal ini menyatakan bahwa masyarakat optimis terhadap kondisi ekonomi kedepan. Namun, masyarakat masih tidak yakin terhadap ketersediaan lapangan pekerjaan, hal ini terlihat Nilai Saldo (NS) ketersediaan lapangan kerja 6 (enam) bulan yang akan datang yang dibawah 100. Secara keseluruhan, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Perkembangan Ekonomi Makro Triwulan IV 8

25 mengalami penurunan dibandingkan triwulan III, namun masih optimis (NS IKK >100). dalam tingkat yang Indikasi peningkatan konsumsi rumah tangga juga terlihat dari peningkatann laju pertumbuhan konsumsi listrik PLN. Pada triwulan IV (data sampai November ) ), konsumsi listrik ratarata sebesar 14% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan konsumsi listrik ratarata pada triwulan sebelumnya yang sebesar 13% (yoy). Di untuk segmen rumah tanggaa tercatat sebesar 43 juta Kwh/bulan atau tumbuh sis lain, jumlah pelanggan listrik rumah tangga PLN meningkat sebesar 13,04% (yoy) (Grafik 1.4). Kondisi ini selaras dengan kinerja sektor bangunan yang tumbuh cukup baik pada triwulan laporan. Selain itu, pertumbuhan konsumsi rumah tangga juga dapat terindikasi melalui peningkatan pembelian kendaraan baru (Grafik 1.4). Berdasarkan data jumlah kendaraan baru triwulan IV, terlihat adanya tren peningkatan ratarata bulanan jumlah pendaftaran kendaraan baru, meskipun masih lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya. Pada triwulan IV, jumlah pendaftaran kendaraan baru roda dua tercatat sebesar unit, sementara jumlah pendaftaran kendaraan baru roda tiga/lebih tercatat sebesar unit. Grafik 1.4. Konsumsi Listrik Rumah Tanggaa dan Perkembangann Kendaraan Milik Swasta di Provinsi Bengkulu Juta Kwh Konsumsi Listrik Rumah Tangga 14% g (yoy) % 40% 30% 20% 10% 0% 10% 20% Jumlah Kendaraan Baru Roda 2 (kiri) Roda 3 & lebih (kanan) Sumber : Dispenda Provinsi Bengkulu dan PLN Bengkulu, diolah Peningkatan konsumsi rumah tangga pada triwulan laporan tidak diikuti oleh peningkatan kredit konsumsi yang disalurkan perbankan. Secara tahunan, kredit konsumsi pada triwulan laporan justru mengalami perlambatan. Kredit konsumsi hanya tumbuh sebesar 22,38% (yoy) menjadi sebesar Rp6,4 triliun, lebih rendah Perkembangan Ekonomi Makro Triwulan IV 9

26 dibandingkan pertumbuhan kredit konsumsi triwulan sebelumnya yang mencapai 30,34% (yoy) Rp6,4 triliun (Grafik 1.5) ). Peningkatan suku bunga kredit seiring dengan kebijakan Bank Indonesia yang menaikkan BIRate sampai 7,5% diperkirakan menjadi faktor utama masyarakat menahan konsumsi melalui fasilitas kredit perbankan. Pada bulan Desember, Suku Bunga Tertimbang (SBT) kredit konsumsi sebesar 14,08%. Grafik 1.5. Kredit Konsumsi Perbankan di Provinsi Bengkulu Juta Rp 7,000 6,000 5,000 4,000 3,000 2,000 1, % g(yoy) % 45.00% 40.00% 35.00% 30.00% 25.00% 20.00% 15.00% 10.00% 5.00% 0.00% Sumber : Laporan Bank Umum Grafik 1.6. Konsumsi Pemerintah dan Lembaga Nirlaba Menurut PDRB Harga Konstan di Provinsi Bengkulu miliar rupiah kecuali dinyatakan lain Kons. Pemerintah % 26 Kons. Lemb. Nirlabaa 40.0% % % 400 g(yoy) % % % % % % 0.91% % % g(yoy) 2.00% % 0.00% 17 I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I III III IV I II III IV I II III IV I II II II IV I II III IV 20.0% Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu, angka sementara, diolah Konsumsi pemerintah tumbuh lebih baik pada triwulan laporan. Konsumsi pemerintah pada triwulan IV tercatatt sebesar 5,62% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan III yang hanya tumbuh sebesar 3,97% (yoy) (Grafik 1.6). Namun, realisasi pertumbuhan konsumsi pemerintah pada triwulan IV masih lebih rendah dibandingkan pertumbuhan konsumsi pemerintah pada periodee yang samaa tahun 2012 yang mencapai 8,63% (yoy). Secara triwulanan, konsumsi pemerintah naik sebesar 6,38% Perkembangan Ekonomi Makro Triwulan IV 10

27 (qtq). Hal ini sesuai dengan pola serapan belanja pemerintah yang tinggi pada triwulan IV setiap tahun. Namun, jika dibandingkan dengan pertumbuhan triwulanan triwulan IV tahun sebelumnya, pencapaian pada triwulan laporan lebih baik. Di samping belanja operasional, peningkatan konsumsi pemerintah diprediksi terkait dengan persiapan pelaksanaan Hari Pers Nasional yang jatuh pada tanggal 110 Februari di Provinsi Bengkulu. Persiapan tersebut antara lain pembangunan sarana dan prasara jalan raya, fasilitas umum, dan bandara. Proyekproyek pemerintah ini masih berlanjut sampai dengan awal tahun Peningkatan konsumsi pemerintah juga terindikasi dari turunnya giro milik pemerintah yang berada di perbankan. Giro milik pemerintah tercatat turun sebesar 22,06% (yoy) pada triwulan laporan (Grafik 1.7), berbeda dengan triwulan sebelumnya yang masih tumbuh sebesar 2,39% (yoy) dan triwulan IV2012 yang tumbuh 49,60% (yoy). Secara nominal, giro pemerintah berkurang dari Rp1,87 triliun pada triwulan III menjadi Rp629 miliar pada akhir triwulan IV atau turun 66,,38% (qtq). Grafik 1.7. Perkembangan Dana Pemerintah di Bank Umum dalam juta rupiah kecuali dinyatakann lain 2, 100,000 Giro Milik Pemerintah 150% 1, 850,000 1, 600,000 1, 350,000 1, 100, ,000 g(yoy) 100% 50% 0% 600, , % 50% 100, % Sumber : Laporam Bank Umum, diolah Konsumsi lembaga nirlaba mengalami peningkatan sebesar 0,91% (yoy) pada triwulan laporan, lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencatat penurunan sebesar 3,67% (yoy). Secara triwulanan, konsumsi lembaga nirlaba tumbuh sebesar 5,75% (qtq), melambat dibandingkan pertumbuhan pada triwulan III2012 yang hanya 0,95% (qtq). Perkembangan Ekonomi Makro Triwulan IV 11

28 Investasi Investasi di Provinsi Bengkulu pada triwulan IV mengalami peningkatan. Investasi yang tercermin dari Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB) tumbuh sebesar 10,43% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan III yang sebesar 9,77% (yoy). Pertumbuhan investasi pada triwulan IV diperkirakan masih terkait persiapan pemerintah daerah menyelenggarakan hari Pers Nasional di Bengkulu pada Februari Beberapa proyek jalan raya dan fasilitas umum dilaksanakan pada triwulan IV. pembangunan perumahan/konstruksi yang ditandai dengan peningkatan laju kredit perumahan/konstruksi pada triwulan IV. Pertumbuhan investasi juga dikonfirmasi oleh hasil liasion yang menyatakan ada peningkatan investasi, meskipun terbatas. Berdasarkan liaison, investasi yang dilakukan berupa pembangunan sarana dan prasaranaa pendukung usaha,misalnya pembangunann pembangkit listrik sebagai pemasok energi di sektor industri pengolahan, dan penambahan kantor baru di sektor jasa keuangan. Sementara itu, dari sektor perkebunan kelapa sawit yang merupakan komoditas unggulan Provinsi Bengkulu, investasi dilakukan dalam bentuk replanting pada lahan yang telah tersedia. Namun demikian, kondisi perekonomian global dan nasional yang belum sepenuhnya pulih mendorong pelaku usahaa lebih berhatihati dalam melakukan investasi pada triwulan laporan, mengingat tibanya masa Pemilu Investasi di bidang bangunan mengalami peningkatan. Hal ini tercermin dari konsumsi semen pada triwulan laporan yang meningkat dibandingkan dengan kondisi pada triwulan sebelumnya. Secara tahunan (Grafik 1.8), konsumsi semen meningkat sebesar 40,84% (qtq) menjadi 162 ribu ton, lebih tinggi dibandingkan konsumsi triwulan sebelumnya yang hanya 115 ribu ton. Namun jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun, konsumsi semen mengalami penurunan sebesar 8,99% (yoy). Selaras dengan itu, penyalurann kredit investasi meningkat pada triwulan laporan. Secara tahunan, kredit investasi yang disalurkan perbankan di Provinsi Bengkulu tumbuh 36,30% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan sebelumnya yang hanya sebesar 27,94% (yoy) maupun triwulan IV2012 yang tumbuh 16,06% (yoy). Sampai dengan akhir triwulan IV, kredit investasi yang disalurkan oleh perbankan mencapai Rp1,34 triwulan atau meningkat sebesar 5,12% (qtq) dibandingkan triwulan sebelumnya. Kredit investasi yang disalurkan oleh perbankan sebagian besar ditujukan kepada debitur UMKM mencapai 83% dari total kredit Selain proyek pemerintah, peningkatan investasi juga tercermin dari bertambahnya investasi. Perkembangan Ekonomi Makro Triwulan IV 12

29 Grafik 1.8. Perkembangan Kredit Investasi dan Konsumsi Semen di Provinsi Bengkulu juta rupiah kecuali dinyatakan lain 1,400,000 1,250,000 1,100, , , , ,000 Kredit Investasi g(yoy) 36.30% 80% 65% 50% 35% 20% 5% 62,500 55,000 47,500 40,000 32,500 Kons. Semen (ton) g(yoy) 8.99% 60% 45% 30% 15% 0% 15% 30% 350, % 25, % Sumber : Laporan Bank Umum dan Asosiasi Semen Indonesia, diolah Ekspor dan Impor Kinerja ekspor/impor pembentuk PDRB yang mencakup kegiatan ekspor/impor antar provinsi maupun antar negara mulai menunjukkan perbaikan (Tabel 1.2). Walaupun secara tahunan kinerja ekspor masih mengalami penurunan, namun pencapaian triwulan IV lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya. Ekspor turun sebesar 0,44% (yoy) pada triwulan laporan, lebih baik dibandingkan triwulan III PDRB yang turun lebih dalam mencapai 0,98% (yoy). Porsi ekspor pembentukan pada triwulan IV masih didominasi oleh ekspor antar daerah yang mencapai 75,84%. Ekspor antar daerah ini turun sebesar 1,46% (yoy), berbanding terbalik dibanding ekspor luar negeri yang tercatat tumbuh 2,89% (yoy). Peningkatan ekspor luar negeri diperkirakan sebagai respon positif membaiknya perekonomian global dan didukung oleh peningkatan hargaharga komoditas ekspor utama Provinsi Bengkulu. Di sis lain, lemahnya ekspor antar daerah merupakan dampak rendahnya produktivitas sektor pertanian pada triwulan sebelumnya, disamping permasalahan distribusi akibat curah hujan yang tinggi sepanjang triwulan IV. Sementara itu, kinerja impor masih tertekan, terutama impor luar negeri yang turun 1,59% (yoy) dari sebelumnya yang masih tumbuh positif 2,33% (yoy). Pelemahan nilai tukar rupiah diperkirakan menjadi faktor utama tertekannya kinerja ekspor. Di sisi lain, impor antar daerah tetap tumbuh sebesar 10,62% (yoy), melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 13,56% (yoy). Ketergantungan Provinsi Bengkulu dari daerah lain terkait kebutuhan bahan pangan dan barang konsumsi lainnya menjadi pendorong tetap tumbuhnya impor antar daerah. Dengan demikian, ekspor netto Provinsi Bengkulu pada Perkembangan Ekonomi Makro Triwulan IV 13

30 triwulan laporan mencatatkan penurunan sebesar 19,80% (yoy), lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya yang turun sampai 27,32% (yoy). Tabel 1.2. Perkembangann Ekspor dan Impor Regional dalam pembentukan PDRB menurut Harga Konstan Provinsi Bengkulu Nominal Ekspor Impor % yoy Ekspor Impor 2012 QI QII QIII QIV QI QII QIII QIV Sumber : BPS Provinsi Bengkulu, angka sementara miliar rupiah, % QI QII QIII QIV QI QII QIII QIV 3.97% 4.61% 3.00% 2.09% 6.94% 1.14% 0.98% 0.44% 21.06% 21.58% 19.68% 16.19% 17.19% 17.84% 13.42% 10.47% Sementara itu, berdasarkan Pemberitahuan Ekspor Barang ( PEB), ekspor komoditas Provinsi Bengkulu pada triwulan IV201mencapai USD73,8 juta atau tumbuh 24% (qtq), sedangkan pada triwulan sebelumnya nilai ekspor Provinsi Bengkulu hanya USD59,56 juta atau turun 42% (qtq). Mulai membaiknya negaranegara tujuan ekspor utama seperti China, India, Amarika Serikat, dan beberapa negara Eropa menjadi pendorong utama peningkatan ekspor. Selain itu, harga komoditas unggulan dari Provinsi Bengkulu, yaitu batubara, CPO, dan karet mulai membaik. Bergeraknya harga komoditas tersebut mendorong para pelaku usaha untuk meningkatkan produksi dan volume ekspornya. Secara keseluruhan tahun, nilai ekspor Provinsi Bengkulu mencapai USD322 juta, masih lebih rendah dibandingkan pencapaian tahun 2012 yang mencapai USD443 juta. Selaras dengan peningkatan nilai ekspor, volume ekspor pada triwulan laporan juga meningkat. Secara tahunan, volume ekspor pada triwulan IV mencapai 928 ribu ton atau tumbuh sebesar 82% (qtq), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang hanya melakukan ekspor sebanyak 511 ribu ton. Secara keseluruhan tahun, Provinsi Bengkulu melakukan ekspor sebanyak 3,4 juta ton, masih lebih rendah dibandingkan volume ekspor tahun 2012 yang mencapai 4,1 juta ton. Jika dilihat dari nilai dan volume ekspor, batubara masih mendominasi ekspor Provinsi Bengkulu sepanjang tahun, diikuti karet dan CPO. meningkat (Tabel 1.3). Nilai ekspor luar negeri pada triwulan laporan Perkembangan Ekonomi Makro Triwulan IV 14

31 Tabel 1.3. Komoditas Perkembangan Ekspor BarangBarang NonMigas Utama Menurut Jenis Barang di Provinsi Bengkulu nilai dalam ribu dollar, volume dalam ton Ket Proporsi QII QIII QIV QI QII QIII QIV (%) CPO Nilai Volume Kakao Nilai Volume Batubara Nilai Volume Karet Nilai Volume Lainnya Nilai Volume Total Nilai Volume Sumber : Dirjen Bea dan Cukai berdasarkan Harmonised System Peningkatan nilai ekspor pada triwulan IV terutama didorong oleh membaiknyaa harga komoditas CPO ditengah masih terbatasnya peningkatan harga komoditas batubara dan karet. Nilai ekspor CPO secara tahunan mengalami peningkatan sebesar 7,57% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang hanya tumbuh sebesar 2,54% (yoy). Sementaraa itu, nilai ekspor batubara secara tahunan turun sebesar 33,11% (yoy), masih lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya yang turun lebih tajam sebesar 53,04% (yoy). Di sisi lain, tekanan ekspor karet masih berlanjut, nilai ekspor turun semakin dalam dari 45,59% (yoy) menjadi 59,57% (yoy). Kondisi ini tidak lepas dari harga karet internasional yang terus turun sampai dengan akhir tahun, berbeda dengan harga komoditas CPO yang mulai bergerak naik dan harga komoditas batubara yang cenderung stabil. Dari sisi volume ekspor, hanya komoditas batubara yang tercatat tumbuh lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya. Walaupun masih lebih rendah dibanding periode yang sama tahun 2012, volume ekspor batubara hanya turun 31,78% (yoy), lebih baik dibandingkan triwulan III yang turun tajam sampai 51,94% (yoy). Perbaikan ekspor ini terutama dipengaruhi membaiknya perekonomian India dan China sebagai importir utama batubara dari Provinsi Bengkulu. Kebutuhan yang besar kedua negera tersebut untuk pengembangan pembangkit listrik tenaga uap mendorong peningkatan permintaan. Namun, secara keseluruhan, volume ekspor batubara sepanjang masih lebih rendah dibandingkan tahun Berdasarkan hasil liasion,, banyak pertambangan batubara yang telah menghentikan penambangan. Beberapa faktor yang Perkembangan Ekonomi Makro Triwulan IV 15

32 menyebabkan penutupan tambang tersebut antara lain : maraknya pencurian, penolakan masyrarakat sekitar, dan harga batubara yang terus menggerus margin perusahaan. Sementara itu, volume ekspor karet dan CPO turun sepanjang triwulan IV. Tingginya curah hujan pada triwulan IV mengakibatkan panen getah karet tidak maksimal, disamping harga komoditas karet yang masih belum stabil sehingga ada kecenderungan pelaku usaha membatasi proses penyadapan. Di sisi lain, perbaikan harga CPO belum mampu mendorong volume ekspor CPO ke tingkat yang lebih tinggi. Ekspor CPO hanya tumbuh 7,14% (yoy), jauh lebih kecil dibandingka an pertumbuhan triwulan sebelumnya yang mencapai 78,91% (yoy). Grafik 1.9. Perkembangan Harga Beberapa Komoditas Ekspor Bengkulu 1,3000 1,1000 dalam US$/100 kg untuk karet. US$ $/metric ton untuk CPO & batubara (100) Karet Sumber : DSM Bank Indonesia dan Bloomberg, diolah CPO Batubara India, Belgia dan China merupakan negaranegara tujuan ekspor dengan jumlah nilai pembelian terbesar komoditas dari Provinsi Bengkulu pada triwulan laporan (Tabel 1.4). Jumlah transaksi ketiga negara tersebut sebesar USD38,81 juta atau sekitar 52,59% dari total nilai ekspor pada triwulan IV. Nilai ekspor kepada tiga negara tersebut meningkat sebesar 42,48% (qtq) dibandingkann triwulan III. Mulai pulihnya krisis ekonomi di Eropa, China, dan India diprediksi sebagai penyebab naiknya permintaan dari negeranegaraa utama tujuan ekspor tersebut. Dari negaranegara tujuan ekspor dengan pertumbuhan nilai ekspor tertinggi, yaitu sebesar 31,42% (qtq), diikuti oleh ekspor ke tujuan ekspor pada triwulan IV, India tercatat sebagai negaraa Jepang yang tumbuh 25,28% (qtq). Perkembangan Ekonomi Makro Triwulan IV 16

33 Tabel 1.4. Perkembangan Ekspor BarangBarang NonMigas Utama Menurut Negara Pembeli di Provinsi Bengkulu nilai dalam ribu dollar. volume dalam ton Negara Pembeli Ket QII QIII QIV QI QII QIII QIV Amerika Serikat Nilai Volume Philipina Nilai Volume Singapura Nilai Volume Malaysia Nilai Volume Hongkong Nilai Volume Belgia Nilai Volume India Nilai Volume Jepang Nilai Volume China Nilai Volume Lainnya Nilai Volume Total Nilai Volume Sumber : Dirjen Bea dan Cukai; diolah PDRB Sisi Sektoral Berdasarkan sektoral, pertumbuhan ekonomi triwulan IV ditopang oleh percepatan pertumbuhan sektor pertanian, asajasa, dan perdagangan, hotel, dan restoran (PHR) (Tabel 1.5). Sektor pertanian berkontribusi paling besar terhadap pembentukan pertumbuhan ekonomi pada triwulan laporan dengan sumbangan 2,,78% atau 35,50% dari pertumbuhan ekonomi. Disusul sektor PHR yang berkontribusi sebesar 24,14% dan sektor jasajasaa yang berkontribusi 21,58% (Grafik 1.10). Secara tahunan, sektor perdagangan, hotel, dan restoran tumbuh paling tinggi pada triwulan laporan. Pertumbuhan sektor PHR mencapai 9,45% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang hanya tumbuh 8,83% (yoy) maupun terhadap triwulan IV yang sebesar 7,87% (yoy). Sementara itu, peningkatan pelayanan pemerintahann umum mendorong percepatan pertumbuhan sektor jasajasa lebih tinggi dari triwulan sebelumnya. Sektor jasajasa tumbuh sebesar 9,17% (yoy), lebih Perkembangan Ekonomi Makro Triwulan IV 17

34 baik dibandingkan pencapaiann pertumbuhan triwulan III yang sebesar 8,73% (yoy). Selaras dengan itu, perbaikan kinerja subsektor tanaman bahan pangan mendorong laju pertumbuhan sektor pertanian lebih tinggi dari perkiraan. Sektor pertanian tumbuh 7,63% (yoy), meningkat cukup tinggi dibandingkan pertumbuhan triwulan III dan triwulan IV2012 yang masingmasing hanya tumbuh sebesar 3,71% (yoy) dan 3,02% (yoy). Di sisi lain, kinerja sektor pertambangan dan penggalian paling rendah dibanding sektorsektor lainnya. Namun, walaupun masih tumbuh negatif sebesar 0,25% (yoy), kinerja sektor ini masih lebih baik jika dibandingkan dengan triwulan III yang turun lebih tajam sebesar 0,67% (yoy). Kondisi ini selaras dengan membaiknya kinerja ekspor batubara pada triwulan laporan. Tabel 1.5. PDRB Provinsi Bengkulu Menurut Sektoral Atas Dasar Harga Konstan 2000 Lapangan Usaha Pertanian Pertambangan dan Penggaliann Industri Pengolahan Listrik, Air dan Gas Bangunann Perdagangan, Hotel dan Restoran Angkutan dan Komunikasi Keuangann dan Persewaan Jasajasa PDRB ,67% ,44% ,32% Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu; angka sementara Grafik Kontribusi Pertumbuhan Ekonomi Triwulan IV Sektoral Pertanian QIV 2012 QI Q II Nilai Pertumb. Tahunan Nilai 878 3,02% ,25% ,11% ,66% ,41% ,87% ,14% ,58% ,10% 443 Pertumb. Tahunan Nilai 2,40% 904 3,06% 5,72% 8,45% 5,84% 7,83% 6,46% 5,88% 206 5,45% 8,43% Pertumb. Tahunan 85 0,52% 110 7,56% 12 4,84% 76 3,04% 506 7,35% 126 8,23% 8,50% 452 7,94% miliar rupiah (kecuali dinyatakan lain) QIII QIV Nilai Pertumb. Tahunan Nilai 918 3,71% ,67% ,04% ,13% ,64% ,83% ,52% ,77% ,73% ,19% Pertumb. Tahunan 7,63% 0,25% 7,60% 4,49% 4,85% 9,45% 7,09% 7,30% 9,17% 7,83% Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas dan Air Bersih 21.58% 35.50% Bangunan Perdagangan, Hotel & Restoran 4.73% 7.54% Pengangkutan & Komunikasi Keuangan, Persewaan & Jasa Persh. JasaJasa Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu 24.14% Keterangan : porsi sumbangan 0.13% 4.34% 0.26% 2.04% Perkembangan Ekonomi Makro Triwulan IV 18

35 Struktur perekonomian Provinsi Bengkulu masih sama dibandingkan periodeperiode sebelumnya. Perekonomiann pada triwulan IV masih didominasi oleh sektor pertanian dengan porsi 36,33%, diikuti oleh sektor perdagangan, hotel, dan restoran 20,28%, dan sektor jasajasa sebesar 18,66% (Tabel 1.5). Porsi sektor pertanian mengalami sedikit peningkatan dibandingkan periode sebelumnya. Tingginya pertumbuhan sektor pertanian, baik tabama maupun perkebunan, merupakan faktor pendorong peningkatann porsi sektor pertanian dalam struktur perekonomian Provinsi Bengkulu. Tabel 1.6. Struktur PDRB Atas Dasar Harga Konstan Lapangan Usaha Provinsi Bengkulu dalam % 2012 Lapangan Usaha QIII QIV QI QII QIII QIV 1. Pertanian 2. Pertambangann dan Penggalian 3. Industri Pengolahan 4. Listrik. Gas dan Air 5. Bangunan 6. Perdagangan. Hotel dan Restoran 7. Pengangkutann dan Komunikasi 8. Keuangan dan Persewaan 9. Jasa jasa 36,98% 3,50% 4,47% 0,49% 3,13% 20,10% 8,27% 4,95% 18,11% 36,40% 3,57% 4,49% 0,50% 3,27% 19,98% 8,31% 5,05% 18,43% 36,61% 3,50% 4,42% 0,50% 3,15% 20,24% 8,31% 5,07% 18,19% 36,50% 3,44% 4,42% 0,50% 3,07% 20,43% 8,31% 5,07% 18,26% 36,11% 3,28% 4,50% 0,49% 3,08% 20,60% 8,38% 5,03% 18,54% 36,33% 3,30% 4,48% 0,48% 3,18% 20,28% 8,26% 5,03% 18,66% PDRB 100,00 100, ,00 100,00 100,00 100,00 Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu; angka sementara Sektor Pertanian Sektor pertanian tumbuh tertinggi dalam lima tahun terakhir. Pada triwulan IV sektor pertanian tumbuh sebesar 7,63% (yoy), lebih baik dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya maupun triwulan IV2012 yang masingmasing hanya tumbuh 3,71% (yoy) dan 3,02% (yoy). Peningkatan produksi tabama pada triwulan laporan diperkirakan menjadi salah satu pendorong membaiknyaa sektor pertanian. Komoditas tabama tumbuh tinggi mencapai 7,90% (yoy), lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya yang turun 0,15% (yoy). Peningkatan kinerja subsektor tabama ditandai dengan pencapaian produksi beras yang mencapai 127 ribu ton pada triwulan laporan atau naik 19,8% dibandingkan periodee yang sama tahun lalu. Peran pemerintah daerah dalam pembinaan, pengawasan, dan bantuan sarana/prasaranaa seperti pengadaan bibit dan pengendalian hama merupakan salah satu faktor tercapainya peningkatan produksi padi tersebut. Hal yang sama terjadi pada subsektor perkebunan yang secara tahunan tumbuh 10,66% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang Perkembangan Ekonomi Makro Triwulan IV 19

36 tumbuh sebesar 9, 59% (yoy). Pencapain triwulan IV2012 yang naik 7,14% (yoy). ini juga masih lebih baik dibandingkan periode Membaiknya sektor pertanian tidak selaras dengan pandangan pelaku usaha terhadap sektor ini. Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) triwulan IV menunjukkan adanya penurunan Saldo Bersih Tertimbang (SBT) kegiatan usaha sektor pertanian triwulan IV dari 3,77 menjadi 2,83. Angka tersebut menggambarkan realisasi kinerja sektor pertanian menurut pelaku usaha padaa triwulan laporan lebih rendah dibandingkan sebelumnya. Percepatan pertumbuhan sektor pertanian sejalan dengann dukungan perbankan Provinsi Bengkulu melalui penyaluran kredit di sektor pertanian (Grafik 1.11). Walaupun sedikit lebih rendah dibandingkann pertumbuhan triwulan sebelumnya, penyaluran kredit di sektor pertanian masih tumbuh sebesar 57,03% (yoy). Kondisi ini cukup menggembirakan bagi perkembangan pertanian di Bengkulu di tengah kebijakan pengetatan suku bunga acuan kredit oleh bank sentral. Kredit pertanian yang disalurkan perbankan sampai triwulan IV tercatat sebesar Rp808 miliar, dimana 93,25% disalurkan pada pertanian Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Dilihat dari komoditasnya, kredit kepada perkebunan kelapa sawit dan karet merupakan yang terbesarr mencapai Rp638 miliar atau 79% dari total kredit di sektor ini. Sedangkan kredit kepada pertanian padi hanya Rp2,5 miliar. Grafik Indikator Sektor Pertaniann Provinsi Bengkulu 875, , , , , , , ,000 Kredit Pertanian (Rp Juta) g(yoy) 57.03% % 160% 110% 60% 10% 40% Realisasi Ekspor Perkebunan (Ton) 370% g(yoy) 295% 220% 145% 70% 5% 80% 23% 155% Sumber : Laporan Bank Umum Bank Indonesia dan Bea Cukai, diolah Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR) tumbuh paling tinggi pada triwulan IV. Sektor PHR secara tahunan tumbuh sebesar 9,45% (yoy), lebih baik Perkembangan Ekonomi Makro Triwulan IV 20

37 dibandingkann pertumbuhan triwulan III yang tumbuh sebesar 8,83% (yoy). Percepatan pertumbuhan sektor PHR ini didorong oleh peningkatan subsektor perdagangan besar dan eceran yang mampu tumbuh 9,66% (yoy). Peningkatan pendapatan masyarakat sebagai seiring perbaikan sektor pertanian diprediksi mendorong membaiknya daya beli masyarakat. Selain itu, pelaksanaan beberapa event daerah di Bengkulu seperti Bengkulu Expo dan Festival Tabot berkontribusi terhadap peningkatan aktivitas perdagangan pada triwulan laporan. Di sisi lain, subsektor hotel dan restoran terus tumbuh pada triwulan laporan. Penyelenggaraann event tersebut juga secara langsung berdampak pada subsektor hotel dan restoran, hal ini selaras dengan hasil liaison yang menyatakann tingkat hunian hotel saat penyelenggaraan event cenderung meningkat. Secara triwulanan, sektor PHR tumbuh sebesar 0,77% (qtq), lebih tinggi jika dibandingkann dengan pertumbuhan triwulanan pada triwulan IV2012 yang sebesar 0,,19% (qtq). Namun, hasil Survei Konsumen (SK) triwulan IV Bank Indonesia Provinsi Bengkulu menunjukkann arah pertumbuhan yang berbeda. Masyarakat cenderung membatasi konsumsinya sehingga berdampak pada sektor PHR secara keseluruhan. Penurunann konsumsi ini tercermin dari pendapat responden yang menyatakan bahwa triwulan laporan adalah bukan saat yang tepat untuk melakukan konsumsi barang tahan lama (durable goods). Selaras dengan itu, berdasarkan hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) triwulaniv Bank Indonesia Provinsi Bengkulu, realisasi kegiatan usaha subsektor perdagangan tercatat lebih rendah dibandingkan realisasi triwulan III dan ekspektasi pelaku usaha sebelumnya. Grafik Indikator Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran Provinsi Bengkuluu 3,150,000 2,650,000 2,150,000 1,650,000 1,150, ,000 Kredit PHR (Rp Juta) g(yoy) 20.51% 77% 57% 37% 17% 3% 150, % Sumber : Laporan Bank Umum, Bank Indonesia Perkembangan Ekonomi Makro Triwulan IV 21

38 Percepatan pertumbuhan sektor PHR berbanding terbalik dengan pertumbuhan penyaluran kredit PHR pada triwulan laporan yang cenderung melambat. Secara tahunan, penyaluran kredit sektor PHR pada triwulan IV yang sebesar 23,94% (yoy). Secara triwulanan, penyaluran kredit sektor PHR pada triwulan laporan tumbuh sebesar 2,20% (qtq) menjadi Rp2,87 triliun, lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pada triwulan III yang mencapai 2,77% (qtq). Kenaikan suku bunga acuan (BI Rate) yang sampai Desember mencapai 7,5% diprediksi menjadi faktor tertahannya pertumbuhan kredit Sektor Jasa Jasa Sektor jasajasa tumbuh lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya. Pertumbuhan sektor jasajasa lebih tinggi dibandingkan triwulan III213 mencapai 9,17% (yoy). Pertumbuhan disektor ini ditopang oleh subsektor jasa pemerintahann umum yang menyumbang 6,90% terhadap pertumbuhan sektor jasajasa. Percepatan pembangunan proyekproyek pemerintah terkait persiapan sebagai tuan rumah Hari Pers Nasional pada bulan Februari 2014 menjadi salah satu pendorong tingginya pertumbuhan sektor jasa jasa pada triwulan laporan. Beberapa proyek pemerintah yang terlihat dilakukan pada triwulan IV antara lain: perbaikan jalan raya, bandara Fatmawati Soekarno, dan fasilitas umum lainnya. Secara triwulanan sektor asajasa mencatatkan pertumbuhan sebesar 2,97% (qtq), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada triwulan IV2012 yang sebesar 2,56% (qtq). Pertumbuhan sektor jasajasa sejalan dengan pertumbuhan penyaluran kredit perbankan kepada sektor jasajasa. Secara tahunan, penyalurann kredit untuk sektor jasa pada triwulan IV meningkat sebesar 28,92% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 25,04% (yoy). Secara triwulanan, penyaluran kredit sektor jasa tumbuh sebesar 4,,45% (qtq), lebih tinggi dibandingkan triwulan III yang sebesar 4, 22% (yoy). Namun, peningkatan pertumbuhan sektor jasa berbeda dengan persepsi pelaku usaha di sektor ini yang terlihat dari hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) triwulan IV. Hasil SKDU menunjukkan adanya penurunan Saldo Bersih Tertimbang (SBT) realisasi kegiatan usaha sektor jasajasa dibandingkan dengan kondisi triwulan sebelumnya (Grafik 1.13) tumbuh sebesar 20,51% (yoy), turun dibandingkan triwulan sebelumnya. Perkembangan Ekonomi Makro Triwulan IV 22

39 Grafik Indikator Sektor Jasajasa di Provinsi Bengkulu 575, , ,000 Kredit Sektor Jasa (juta Rp) PDRB Sektor Jasa (juta Rp) Realisasi Sektor Jasa (Hasil SKDU) 350, , , , I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV 50,000 I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV Sumber : Bank Indonesia Bengkuluu & BPS Provinsi Bengkulu. diolah & angka sementara SektorSektor Lainnya Pada triwulan IV, sektor bangunan tumbuh sebesar 4,85% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 4,64% (yoy). Perkembangan sektor bangunan mengindikasikan peningkatan proyekproyek pemerintah dan swasta pada triwulan laporan. Pembangunan infrastruktur milik pemerintah terlihat dari proyekproyek jalan dan sarana publik, sedangkan pembangunan oleh swasta terindikasi dari bertambahnya pembangunan perumahan baru di Bengkulu. Pembangunan infrastruktur jalan salah satunya merupakan rangkaian persiapan Hari Pers Nasional di Bengkulu pada Februari Secara triwulanan, sektor bangunan tumbuh sebesar 5,71% (qtq), lebih baik dibandingkan triwulan IV2012 yang tumbuh 5,49% (qtq). Grafik Indikator Sektor Bangunan di Provinsi Bengkulu Kons. Semen (ton) 120% 1,400 Penyaluran Kredit (miliar Rp) 70,000 60,000 50,000 g(yoy) 100% 80% 60% 40% 1,200 1, ,251 40,000 30,000 20, % % 0% 20% 40% 60% Konstruksi Perumahan Sumber : Bank Indonesia dan Asosiasi Semen Indonesia. diolah Perkembangan Ekonomi Makro Triwulan IV 23

40 Pertumbuhan sektor bangunann juga tercermin dari peningkatan tingkat konsumsi semen (Grafik 1.14). Konsumsi semen sepanjang OktoberDesember tercatat sebesar 162 ribu ton, sedangkann pada triwulan III konsumsi semen hanya 115 ribu ton. Dengan demikian, konsumsi semen pada triwulan laporan tercatat naik 40,8% (qtq). Namun, bila dilihat dari penyaluran kredit perbankan pada sektor bangunan yang meliputi kredit konstruksi dan kredit perumahan, terlihatt adanya tren penurunan pertumbuhan kredit. Kredit konstruksi turun 12,39% (qtq), sedangkan kredit perumahan hanya tumbuh 5,92% (qtq) setelah pada triwulan sebelumnya dapat tumbuh 6,29% (qtq). Terbatasnya pertumbuhan kredit sejalan dengan kenaikan BI Rate yang dilakukan oleh bank sentral sepanjang tahun. Pada triwulan IV, sektor listrik, gas dan air bersih secara tahunan tumbuh sebesar 4,49% (yoy), melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 5,13% (yoy). Perlambatan sektor ini didorong oleh melemahnya kinerja subsektor air bersih sepanjang triwulan laporan. Pada triwulan III, subsektor air bersih mampu tumbuh 3,25% (yoy), sedangkan pada triwulan IV hanya tumbuh 1,23% (yoy). Penyelesaian permasalahan distribusi air oleh PDAM Tirta Darma Bengkulu merupakan hal penting yang harus dilakukan untuk meningkatkan kinerja subsektor air bersih. Pada triwulan laporan PDAM Tirta Darma telah melakukan perbaikan saluran distribusi utama air di beberapa titik yang mengalami kerusakan. Di sis lain, kinerja subsektor listrik meningkat. Subsektor listrik tumbuh 7,68% (yoy), lebih baik dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya yang hanya 6,96% (yoy). Perkembangan subsektor listrik terindikasi dari tingkat konsumsi listrik ratarata yang cenderung meningkat sejak akhir triwulan III. Selaras dengan itu, jumlah pelanggan listrik ikut meningkat dari 362 ribu pelanggan pada triwulan III menjadi 366 ribu pelanggan pada triwulan laporan atau naik 12,8%(yoy) ). Hal ini sejalan dengan pertumbuhan sektor bangunan, terutama peningkatan pembangunan perumahan tempat tinggal. Pertumbuhan sektor listrik, air dan gas tidak diikuti peningkatan pertumbuhan penyaluran kredit di sektor ini. Kredit perbankan yang disalurkan kepada sektor listrik, gas dan air bersih turun sebesar 3,30% (qtq), lebih dalam dibandingkan penurunan triwulan sebelumnya yang hanya turun sebesar 0,43% (qtq). Secara tahunan, kredit sektor ini hanya tumbuh 22, 95% (yoy), melambat dibandingkan triwulan III yang mampu tumbuh 25,66% (yoy) (Grafik 1.15). Sama seperti penyaluran kredit di sektorsektor lainnya, naiknya BI Rate diperkirakan menjadi faktor terbatasnya penyaluran kredit pada triwulan laporan. Perkembangan Ekonomi Makro Triwulan IV 24

41 Grafik Indikator Sektor Listrik, Gas dan Air di Provinsi Bengkulu Ribu Konsumsi Listrik Jml. Pelanggan (orang, axis kiri) Konsumsi (KWh, axis kanan) Juta 30,000 25,000 20,000 15,000 10,000 5,000 Kredit Sektor Listrik, Gas, Air (juta Rp) 22.95% gyoy % 80.0% 60.0% 40.0% 20.0% 0.0% 20.0% 40.0% Sumber : PLN Bengkulu dan Bank Indonesia. diolah Sektor pertambangan dan penggalian pada triwulan IV perlahan membaik. Walaupun tercatat masih turun sebesar 0,25% (yoy), lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya yang turun lebih dalam sebesar 0,67% (yoy). Pertumbuhan ini terutama disumbang oleh peningkatan volume produksi pertambangan batubara dan berdampak pada membaiknya ekspor batubara ke mancanegara. Peningkatan permintaan dari negaranegara importir utamaa seperti China dan India diperkirakan mendorong pertumbuhan subsektor pertambangan batubara. Namun, harga internasional batu bara yang belum membaik membatasi pertumbuhan sektor pertambangann ke level yang lebih tinggi. Secaraa triwulanan, kinerja sektor pertambangan dan penggalian tumbuh sebesar 3,,11% (qtq). Grafik Indikator Sektor Pertambangann dan Penggalian di Provinsi Bengkulu 200, , , , , ,000 80,000 60,000 40,000 20,000 Kredit Sektor Pertambangan dan penggalian (juta Rp) gyoy % % 100% 80% 60% 40% 20% 0% 20% 40% 60% I Realisasi Sektor Pertambangann (Hasil SKDU) II III IV I II III IV I II III IV I II III IV Sumber : Laporan Bank Umum, Bank Indonesia. Diolah Membaiknya sektor pertambangan dan penggalian juga terindikasi dari pertumbuhan penyaluran kredit perbankann kepada sektor tersebut (Grafik 1.16). Perkembangan Ekonomi Makro Triwulan IV 25

42 Secara tahunan, penyaluran kredit sektor pertambangan dan penggalian tercatat turun sebesar 40,85% ( yoy), masih lebih baik dibandingkan triwulan III yang turun 42,18% (yoy). Namun, banyaknya perusahan pertambangann yang menutup usaha mendorong perlambatan penyaluran kredit secara triwulanan. Dibandingkan triwulan III Dunia Usaha (SKDU) triwulan IV yang menunjukkan adanyaa penurunann Saldo Bersih Tertimbang (SBT) realisasi kegiatan usaha sektor pertambangan dibandingkan dengan kondisi triwulan III., kredit ke sektor ini turun 9,26% (qtq). Hal ini selaras dengan hasil Survei Kegiatan Boks 1 Hasil Liaison KPw BI Provinsi Bengkulu Triwulan IV Kegiatan Liaison selama Triwulan IV 1 dilakukan melalui kunjungan wawancara terhadap 5 (lima) contact yang bergerak dalam subsektor jasa perhotelan, lembaga keuangan bank, industri pengolahan, dan jasa angkutan. Secara umum, hasil liaison kepada pelaku usaha menunjukkan bahwa kondisi perekonomiann Provinsi Bengkulu sedang menuju arah perbaikan meskipun belum signifikan. Perekonomian menghadapi tantangann seiring dengan terbatasnya daya konsumsi masyarakat serta tingkat inflasi yang tinggi. Ketidakpastian kondisi ekonomi mendorong pelaku usaha untuk membatasi ekspansi usahanya. Peningkatan penjualan domestik (Tabel 1) terjadi pada sektor perdagangan, hotel & restoran (PHR) dan sektor keuangan, persewaan & jasa perusahaan. Sementara itu, volume penjualann sektor industri pengolahan, terutama CPO, serta sektor pengangkutann dan komunikasi mengalami penurunan. Peningkatan pada sektor PHR dan keuangan didorong oleh ekspansi kedua sektor ini yang cukup kuat sepanjang dua tahun terakhir. Sementara penurunan pada sektor pengangkutan lebih disebabkan karena tekanan pada dayaa beli masyarakat sehingga membatasi pengeluaran yang terkait dengan transportasi, khususnya transportasi jarak jauh. Sektor industri pengolahan masih terdampak oleh kondisi harga jual yang rendah. Meskipun demikian, pelemahan rupiah memberikan angin segar bagi peningkatan omzet perusahaan yang berbasis ekspor. Pada tahun 2014, para pelaku usaha secara umum menunjukkan optimisme terhadap peningkatan volume penjualan seiring dengan perbaikan harga jual komoditas pertanian, tingkat inflasi yang diperkirakan akan lebih moderat serta adanya konsumsi menjelang perhelatan politik. Namun, sektor pengangkutan kemungkinan masih akan tertekan karena adanyaa kemungkinan terbatasnya mobilitas 1 Hasil Diary Notes per individual contact diakses terbatas Perkembangan Ekonomi Makro Triwulan IV 26

43 masyarakat pada masa Pemilu. Tabel 1. Liaison : Volume Penjualan Sub Sektor Industri Tanpa Migas: Makanan, Minuman dan Tembakau Lembaga Keuangan Bank Jasa perhotelan Jasa Transportasi Likert Scale Saat Ini Proyeksi Domestik Ekspor Domestik Ekspor Tingkat kapasitas utilisasi usaha meningkat dibandingkan dengan tahun lalu padaa dua contact, yaitu pada sektor PHR (terutama pada subsektor perhotelan) dan sektor keuangan, persewaan & jasa perusahaan. Dari subsektor perhotelan, kapasitas utilisasi hotel ratarataa berkisar 72%, meningkat dibanding tahun lalu sebesar 10 %. Pada sektor keuangan, persewaan & jasa perusahaan, peningkatan kapasitas utilisasi tercermin dari peningkatan LDR perbankan yang meningkatkan dibandingkan tahun lalu. Tahun depan diperkirakan tingkatt hunian hotel mengalami kenaikan sehingga berkisar pada angka 78% %. Sementara itu, dua sektor lainnya menyatakan bahwa tingkat kapasitas utilisasi usaha akan relatif samaa dibandingkan dengan tahun ini. Peningkatan jumlah tenaga kerja hanya terjadi pada sektor PHR, yang diwakili oleh subsektor perhotelan. Peningkatann jumlah tenaga kerja didorong oleh kebutuhan pengembangann perusahaan sehingga membutuhkan SDM tambahan. Sementara itu, jumlah tenaga kerja di sektor keuangan, persewaan & jasa perusahaan relatif stabil dibandingkann tahun lalu. Subsektor angkutan menyatakan adanya penurunan jumlah tenaga kerja dibandingkan dengan tahun lalu, dimana hal tersebut merupakan dampak dari kebijakan perusahaan untuk melakukan efisiensi serta meningkatkann penggunaan teknologi. Contactt pada semua sektor menyatakan belum ada rencana penambahan jumlah tenagaa kerja yang signifikan pada tahun depan. Namun, jika perekonomian membaik dan perusahaan mengalami perkembangan, tidak menutup kemungkinan dilakukan penambahan tenaga kerja. Sebagian besar contact menyatakan bahwaa harga jual produk meningkat dibandingkann dengan tahun sebelumnya, yaitu contact yang berasal dari subsektor perhotelan, subsektor lembaga keuangan bank, dan subsektor angkutan. Peningkatan harga jual terutamaa didorongnn oleh kenaikan biaya operasional perusahaan. Sedangkan dari subsektor industri pengolahan, harga jual komoditas belum menunjukkan perbaikan yang signifikan. Perkembangan Ekonomi Makro Triwulan IV 27

44 Margin subsektor keuangan dan industri pengolahan karet menunjukkan peningkatan. Dari subsektor lembaga keuangan bank, peningkatann margin terutama disumbangkann oleh perkembangan penyaluran kredit. Kenaikan margin perusahaan juga dicatatkan oleh subsektor industri pengolahan yang berorientasi ekspor akibat depresiasi rupiah. Sementara itu, subsektor perhotelan dan jasa angkutan menyatakan tidak ada perubahan margin. Kenaikan harga jual dianggap tidak meningkatkan margin karenaa biaya operasional yang juga meningkat. Pada tahun contact yang melakukan realisasi investasi berasal dari subsektor lembaga keuangan bank dan subsektor industri pengolahan. Investasi tersebut meliputi pembangunan pembangkit listrik, replanting, dan penambahan jaringan kantor baru. Sementaraa itu, contact subsektor perhotelan menyatakan tidak melakukan investasi pada tahun. Di sisi lain, sektor pengangkutan dan komunikasi menyatakan bahwa tingkat investasi tahun lebih rendah dibandingkan tahun Untuk tahun depan, secara umum pelaku usaha cukup optimis dalam melakukan investasi, terutama sektor perhotelan. Prospek perhotelan yang semakin tinggi setiap tahun mendorong perusahaan untuk meningkatkan investasinya untuk memenuhi permintaan yang masih sangat besar. Sementara contact dari subsektor industri pengolahan dan pengangkutan menyatakan tidak akan meningkatkan investasi pada tahun depan. Hal ini dilakukan oleh perusahaan mengingat tahun 2014 sebagai tahun politik sehingga kestabilan ekonomi masih belum dapat diprediksi. Ditinjau dari strukturnya, biaya untuk semua sektor yang menjadi contact didominasi oleh biayaa pembelian bahan baku. Biaya operasional lainnya seperti biaya upah dan biaya energi merupakan komponen kedua dalam komposisi biaya perusahaan/pelaku usaha. Secara umum, biaya yang dikeluarkan masingmasing contact mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun lalu. Menurut contact, kenaikan biaya bahan baku terutama didorong oleh peningkatan inflasi dan persaingan perolehan bahan baku. Sedangkan dari sisi biaya upah, kenaikann dinilai wajar mengingat adanya kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) dari tahun ke tahun, disamping adanya peningkatan jumlah tenaga kerja. Kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi dan Tarif Tenaga Listrik (TTL) juga mendorong kenaikan biaya energi. Perkembangan Ekonomi Makro Triwulan IV 28

45 BAB II PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH

46 halaman ini sengaja dikosongkan

47 Inflasi Provinsi Bengkulu pada triwulan IV meningkat. Secara tahunan, inflasi Provinsi Bengkulu pada triwulan IV mencapai 9,94% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 9,54% (yoy). Tingginya realisasi inflasi pada pertengahan tahun, kenaikan harga bahan makanann pada bulan Oktober, dan meningkatnyaa harga jasaa transportasi pada bulan Desember mendorong inflasi ke tingkat yang lebih tinggi pada akhir tahun. Secaraa musiman, perilaku inflasi masih samaa dibandingkan tahuntahun sebelumnya. Inflasi triwulanan padaa triwulan laporan sebesar 0,63% (qtq), lebih rendah dibandingkann inflasi triwulan III yang mencapai 4,59% (qtq). Namun demikian, jika dilihat secaraa triwulanann (qtq), inflasi triwulan IV2014 lebih tinggi dibandingkan inflasi pada periodee yang samaa tahun lalu sebesar 0,27% (qtq) maupun ratarata inflasi triwulan IV lima tahun terakhir yang sebesar 0,28%. Menurut kelompok barang dan jasa, peningkatan inflasi tahunan terutama terjadi pada kelompok bahan makanan dan kelompokk transpor, komunikasi, dan jasa keuangan masingmasing sebesar 15,04% (yoy) dan 16,37% (yoy). Tingginya kenaikan harga beberapa komoditas pangan utama seperti beras, cabai merah, dan bawang merah pada triwulan sebelumnya sebagai dampak keterbatasan pasokan menyebabkan pencapaian inflasi akhir tahun kelompok bahan makanan cukup tinggi. Selaras dengan itu, pencapaian inflasi kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan yang tinggi juga disebabkan tingginya inflasi triwulan sebelumnya sebagai dampak kenaikan BBM bersubsidi dan faktor musiman kenaikan tarif angkutan udara pada akhir tahun. Namun, secara triwulanan, inflasi tertinggi terjadi pada kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar, dan kelompok kesehatan. Pemicu utama inflasi triwulanan pada triwulan laporan adalah peningkatan tarif jasa penerbangan pada akhir tahun, naiknya tarif tenaga listrik pada bulan November yang mendorong inflasi subkelompok penerangan, dan pelemahan nilai tukar rupiah yang mendorong pelaku usaha untuk menaikkan harga jual obatobatan impor. Berdasarkan disagregasi inflasi, peningkatan inflasi tahunan pada triwulan laporan terutama terjadi pada kelompok volatile food yaitu dari 13,45% (yoy) pada triwulan III prices menjadi 15,49% (yoy). Sementara inflasi komoditas core dan administered relatif stabil. Inflasi core pada triwulan laporan sedikit lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu dari 5,87% (yoy) menjadi 5,52% (yoy). Selaras dengan itu, inflasi administered prices juga turun dari 12,70% (yoy) menjadi 12,64% (yoy). Perkembangan Inflasi Daerah Triwulan IV 29

48 Inflasi Provinsi Bengkulu 1 pada triwulan IV meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya. Secaraa tahunan, inflasi Provinsi Bengkulu pada triwulan IV mencapai 9,94% (yoy), meningkat dari triwulan III yang sebesar 9,54% (yoy). Pencapaian inflasi Provinsi Bengkulu tercatat berada di atas inflasi nasional triwulan IV yang sebesar 8,38% (Grafik 2.1). Selain itu, tingkat inflasi pada tahun lebih tinggi dibandingkan inflasi pada tahun sebelumnya yang hanya sebesar 4,30% (yoy), bahkan yang tertinggi dalam tiga tahun terakhir. Grafik 2.1. Perkembangan Inflasi IHK Provinsi Bengkulu 12% 10% 8% 9.94% 8.38% 6% 4% 2% 0.75% 0% 2% % Bengkulu (yoy) Nasional (yoy) Bengkulu (qtq) Nasional (qtq) Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu Pencapaiann inflasi triwulanan pada triwulan IV lebih tinggi dibandingkan ratarata inflasi triwulanan tiga tahun terakhir. Secara triwulanan, inflasi triwulan laporan mencapai 0,64% (qtq), lebih tinggi dibandingkan inflasi triwulanan pada periode yang sama pada tahun 2012 yang sebesar 0,27% (qtq). Kenaikan tarif tenaga listrik (TTL) sebesar 4,3% pada bulan Oktober mendorong inflasi listrik sebesar 3,41% (qtq). Kenaikann tarif tenaga listrik telah disepakati untuk dilakukan secara bertahap per triwulan sesuai Peraturan Menteri ESDM Nomor 30 Tahun 2012 yang berlaku untuk seluruh pelanggan baik dari kelompok rumah tangga, sosial, bisnis, industri, dan publik dengan daya mula volt ampere (VA). Sementara itu, hargaa obatobatan yang banyak didatangkan melalui impor mulai meningkat pada triwulan laporan sebagai dampak berlanjutnya pelemahan nilai tukar rupiah. subkelompok kesehatan yang mencapai 1,,01% (qtq). Kondisi ini mendorong inflasi pada 1 Inflasi yang terjadi di kota Bengkulu diasumsikan dapat mewakili inflasi Provinsi Bengkulu secara keseluruhan Perkembangan Inflasi Daerah Triwulan IV 30

49 Grafik 2.2. Realisasi Inflasi Tahun (Tahun Kalender, ytd) 12% 10% Bengkulu ytd Nasional ytd 9.94% 8% 6% 8.83% 4% 2% 0% 2% Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu Inflasi pada keseluruhan tahun terutama didorong oleh kenaikan harga pada komoditas bahan makanan dan transportasi. Tingginya inflasi bahan makanan pada akhir tahun merupakan dampak dari inflasi triwulan sebelumnya yang sangat tinggi. Hal ini disebabkan terbatasnya pasokan beberapa bahan makanan utama di Provinsi Bengkulu pada puncak konsumsi bulan Agustus. Selain itu, kenaikan harga BBM bersubsidi pada triwulan II mempengaruhi pencapaian inflasi pada subkelompok transportasi pada akhir tahun. Secara keseluruhan tahun, subkelompokk transportasi berkontribusi sebesar 2,51% terhadap pencapaian inflasi Inflasi Menurut Kelompok Barang/ /Jasa Tabel 2.1. Perkembangan Inflasi Menurut Kelompok Barang/Jasa Provinsi Bengkulu Kelompok Barang/Jasa IHK Tw II Inflasi (% yoy) Inflasi (% qtq) IHK Tw III Inflasi (% yoy) Inflasi (% qtq) IHK Tw IV Inflasi (% yoy) Inflasi (% qtq) Bahan makanan 181,29 11,40 2,73 190,70 13, 14 5,19 190,70 15,04 0,00 Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau 159,28 5,75 0,43 165,87 8,49 4,13 167,12 6,36 0,75 Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar 144,20 5,57 2,14 145,04 5, 61 0,58 146,58 6,54 1,06 Sandang 145,50 0,66 (3,14 ) 154,28 1, 10 6,03 154,11 2,09 0,11 Kesehatan 132,70 7,71 3,71 135,49 7, 05 2,10 136,86 6,92 1,01 Pendidikan, Rekreasi dan Olah Raga 145,75 12,47 0,35 150,12 4, 18 3,00 150,12 3,11 0,00 Transportasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan Inflasi Umum 112,31 8,41 148,69 7,89 3,78 122,85 15, 66 9,38 1,80 155,51 9, 54 4,59 124,84 156,50 16,37 1,62 9,94 0,64% Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu Perkembangan Inflasi Daerah Triwulan IV 31

50 Pada triwulan IV, inflasi terjadi pada seluruh kelompokk barang dan jasa (Tabel 2.1). Secara tahunan, inflasi tertinggi terjadi pada komoditas kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 16,37% (yoy), diikuti oleh komoditas kelompok bahan makanan yang naik 15,04% (yoy). Sementaraa itu, kelompok sandang mencatatkan inflasii paling rendah sebesar 2,09% (yoy). Kondisi ini sama dengan triwulan sebelumnya dimana inflasi komoditas kelompok bahan makanan dan kelompok transportasi/komunikasi/jasa keuangan naik paling tinggi. Namun, jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, terdapat pergeseran kelompok komoditas dengan inflasi tertinggi. Pada triwulan IV2012, inflasi kelompok bahan makanan dan kelompok transportasi/komunikasi/jasa keuangan relatif rendah. Berkurangnya pasokan bahan makanan utama karena permasalahan produksi di sentra pertanian Bengkuluu dan kendala distribusi dari daerah lain diperkirakan menjadi faktor utama inflasi bahan makanan pada triwulan laporan. Sementara itu, kenaikan harga BBM bersubsidi secara langsung mendorong inflasi subsektor transportasi. Tabel 2.2. Perkembangan Inflasi Kelompok Bahan Makanan Provinsi Bengkulu Subkelompok Barang/Jasa Padipadian, umbidan hasilnya umbian Dagingdan hasil hasilnya Ikan segar Ikan diawetkan Telur, susu dan hasil Kacangkacangan Buahbuahan hasilnya Sayursayuran Bumbubumbuan Lemak dan minyak Bahan makanan lainnya Inflasi Bahan Makanann 7,18 (2,50) 3,35 (1,91) 1,87 (1,65) 4,62 (2,68) 12,48 Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu Tw IV20122 Tw I Tw II % yoy % qtq % yoy % qtq % yoy % qtq 3,67 0,31 5,09 2,85 5, 32 (2,28) 10,82 1,34 1,07 13,15 (11,89) 10,42 7,29 1,22 7,82 (0,82) (0,53) (0,39) 1,64 (1,77) 14,70 14,95 (0,02) 10,73 16,19 0,92 21,07 (22,79) 3,90 75,82 (6,82) 5, 95 20,84 5,10 12, 24 5,37 1,29 14, 69 7,97 3,07 3, 53 0,15 7,65 17, 49 0,47 (3,55) 10, 70 0,08 9,16 29, 23 7,28 49,84 29, 57 (0,59) (0,82) 2, 61 0,22 (0,66) 2, 98 1,76 6,46 11, 40 2,73 Tw III Tw IV % yoy % qtq % yoy % qtq 4,08 3,24 10,52 6,51 23,50 8,23 1,43 (16,77) 6,32 8,97 12,73 ( 6,58) 19,87 8,29 14,24 ( 3,53) 6,07 3,30 9,70 31,03 23,322 31,46 ( 1,44) 3,55 7,29 0,34 ( 3,11) 23,96 4,90 38,28 12,58 37,12 (11,40 ) 39,48 (5,01) (2,58) (1,22) 6,11 3,04 4,64 13,14 5,19 15,04 2,87 5,69 2,00 0,45 0,00 Inflasi tahunan kelompok bahan makanann pada triwulan IV tertinggi dalam tiga tahun terakhir. Hal ini mencerminkan semakin berkurangnya pasokan bahan makanan di tengah permintaan yang semakin meningkat. Hampir semua subkelompok komoditas bahan makanan mengalami inflasi, kecuali subkelompok lemak dan minyak. Namun, secara triwulanan, harga kelompok bahan makanann relative stabil. Hal ini Perkembangan Inflasi Daerah Triwulan IV 32

51 menggambarkan bahwa pencapaiann inflasi bahan makanan yang tinggi pada akhir tahun merupakan dampak dari tingginya inflasi pada triwulan sebelumnya. Secara tahunan, subkelompokk bumbubumbuan tercatat mengalami inflasi tertinggi sebesar 39,48% (yoy), diikuti oleh buahbuahan sebesar 38,28% (yoy). Kondisi ini sama dengan inflasi triwulan sebelumnya. Sementara itu, inflasi subkelompok padipadian, umbiumbian, dan hasilnya sebagai komoditas konsumsi terbesar tercatat sebesar 10,52%, lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya dan periode yang sama tahun Realisasi inflasi subkelompok padipadian, umbiumbian, dan hasilnya berbanding terbalik dengan capaian produksi padi di Provinsi Bengkulu yang justru naik sebesar 7,6% dibandingkan tahun Inflasi komoditas subkelompok bumbubumbuan terutama disebabkan oleh berkurangnya produksi cabai merah dan bawang merah sebagai dampak curah hujan yang tinggi sejak pertengahan tahun. Selain itu, terbatasnya produksi lokal Bengkulu mengharuskan pemasok mendatangkan pasokan dari daerah lain seperti Pulau Jawa dan Padang. Sehingga kenaikan harga cabai merah dan bawang merah di daerah pemasok mempengaruhi harga jual di Bengkulu. Pada triwulan IV, inflasi cabai merah telah mencapai 77,02% (yoy), sedangkan bawang merah naik 60,25% (yoy). Tingginya tingkat inflasi kedua komoditas tersebut merupakan kontribusi inflasi triwulan sebelumnya. Sehingga walaupun, kenaikan harga cabai merah pada triwulan laporan relatif kecil dan bawang merah bahkan mencatatkan deflasi, pencapaian inflasi pada triwulan IV tetap tinggi. Secara umum, hampir seluruh komoditas buahbuahan dan sayursayurasayursayuran lebih mengalami inflasi pada triwulan IV. Inflasi subkelompok disebabkan pada keterbatasan pasokan sebagai dampak cuaca ekstrim yang terjadi pada pertengahan tahun. Komoditas yang mengalami inflasi tertinggi adalah kacang panjang dan kentang masingmasing sebesar 156,19% (yoy) dan 102,07% (yoy). Di sisi lain, inflasi pada subkelompok buahbuahan didorong kenaikan harga buah impor seperti apel dan jeruk seiring dengan pelemahan nilai tukar rupiah. Inflasi subkelompok buahbuahan mencapai 38,,28% (yoy), lebih tinggi dibandingkan inflasi pada periode yang sama tahun lalu sebesar 16,18% (yoy). Perkembangan Inflasi Daerah Triwulan IV 33

52 Grafik 2.3. Inflasi Kelompok Bahan yoy) Makanan di Provinsi Bengkulu (Tahunan, 100% 50.0% 80% 40.0% 38.3% 60% 40% 20% 0% 20% % 12.7% 10.5% 30.0% 20.0% 10.0% 0.0% % 1.4% 40% 10.0% % 80% Ikan Segar Bumbu bumbuan Padi, Umbi dan hasilnya 20.0% Daging dan hasilnya Buah buahan Sayur sayuran Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu Inflasi subkelompokk daging dan hasilnya relatif rendah, sedangkan subkelompok ikan segar meningkat. Inflasi subkelompokk daging dan hasilnya hanya sebesar 1,,43% (yoy). Pasokan yang mencukupi dan permintaan yang turun menyebabkan beberapa komoditas daging mengalami deflasi pada triwulan IV sehingga inflasi akhir tahun cukup rendah. Di sisi lain, harga komoditas subkelompok ikan segar mengalami peningkatan sebagai dampak cuaca ekstrim yang memicu gelombang tinggi di perairan tangkapan ikan. Tabel 2.3. Perkembangan Inflasi Kelompok Makanan Jadi/Minuman/Rokok Tembakau Provinsi Bengkulu & Subkelompok Tw IV20122 Tw I Tw II Tw III Barang/Jasa % yoy % qtq % yoy % qtq % yoy % qtq % yoy % qtq Makanan jadi Minumann tidak beralkohol Tembakau dan minumann beralkohol Inflasi Makanan Jadi/Minuman/Rokok & Tembakau 6,56 6,77 4,31 7,31 2,,98 0,,55 3,,47 2,,77 6,34 8,57 3,77 5,95 1,52 (0,34) 0,29 0,94 6,75 5,18 3,77 5,75 0,63 0,34 0,00 0,43 10,34 1,69 7,87 8,49 4,88 1,13 3,95 4,13 Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu Tw IV % yoy % qtq 8,46 1,23 1,16 0,03 4,25 0,00 6,36 0,,76 Tekanan inflasi komoditas kelompok makanan jadi/minuman/rokok dan tembakau mereda. Inflasi tahunan tercatat sebesar 6,36% (yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 8,49% (yoy). Pencapaian inflasi subkelompok makanan jadi/minuman/rokok dan tembakau triwulan laporan juga lebih rendah dibandingkan periode yang samaa pada tahun lalu. Koreksi hargaa terjadi pada beberapa komoditas minuman seperti gula pasir dan air kemasan yang mengalami deflasi Perkembangan Inflasi Daerah Triwulan IV 34

53 masingmasing sebesar 4,93% (yoy) dan 3,35% (yoy). Keputusan pemerintah yang melakukan penambahann kuota impor gula diprediksi menekan laju inflasi gula pada akhir triwulan IV. Namun, beberapa komoditas subkelompok makanan jadi masih mengalami inflasi cukup tinggi seperti makanann olahan. Kenaikan tarif tenaga listrik pada Oktober diperkirakan menjadi salah satu faktor para pelaku usaha menaikkan harga jual. Secara triwulanan, inflasi kelompok makanan jadi/minuman/rokok dan tembakau relatif stabil. Hanya subkelompok makanan jadi yang sedikit mengalami inflasi sebesar 1,,23% (qtq). Tabel 2.4. Perkembangan Inflasi Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar Provinsi Bengkulu Subkelompok Tw IV2012 Tw I Barang/Jasa % % % % yoyy qtq yoy qtq Biaya tempat tinggal Bahan bakar, penerangan dan air Perlengkapan rumah tangga 1,17 1,92 1,07 0,31 0,17 0,00 4,48 3,32 1,21 3,77 1,32 0,18 Penyelenggaraann (0,36 2,78 rumah tangga ) 4,64 2,23 Inflasi Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar 1,53 0,18 3,89 2,62 Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu Tw II Tw III Tw IV % yoy % qtq % yoy % qtq % yoy % qtq 6,60 2,88 7,54 0,42 8,22 0,94 4,78 1,41 4,70 2,15 1,02 1,54 5,06 1,15 1,21 (1,76) 2,29 5,57 2,14 5,61 1,73 6,04 0,33 2,46 0,58 6,54 1,46 0,91 0,70 1,07 Pada kelompok perumahan/air/listrik/gas dan bahan bakar, inflasi tahunan tercatat sebesar 6,54% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 5,61% (yoy). Peningkatan inflasi terutamaa didorong oleh tekanan inflasi pada subsektor biaya tempat tinggal berupa sewa rumah dan tukang. Semakin tingginya permintaan terhadap rumah sewaan dengan ketersediaan yang terbatas mendorong kenaikan harga sewa. Sementara itu, inflasi jasa tukang merupakan inflasi pada triwulan awal sebagai realisasi UMP. Hal ini tercermin dari tidak terjadinya inflasi triwulanan baik pada triwulan III maupun triwulan IV. Selain itu, inflasi kelompok perumahan/air/listrik/gas dan bahan bakar juga didorong oleh inflasi subsektor bahan bakar/penerangan/air dengan naiknya tarif tenaga listrik pada Oktober. Kenaikan tarif tenaga listrik pada triwulan IV merupakan tahapan kenaikan TTL keseluruhan tahun yang direncanakan pemerintah sebesar 15%. Selaras dengan itu, subkelompokk bahan bakar/penerangan/air tercatat mengalami inflasi triwulanan tertinggi pada kelompok ini sebesar 1,46% (qtq). Perkembangan Inflasi Daerah Triwulan IV 35

54 Tabel 2.5. Perkembangan Inflasi Kelompok Sandang Provinsi Bengkulu Subkelompok Barang/Jasa Sandang lakilaki Sandang wanita Sandang anakanak Barang pribadi dan sandang lainnya Tw IV20122 Tw I Tw II % yoy % qtq % yoy 5,42 1,10 3,90 5,61 0,41 5,73 6,29 0,18 6,29 3,01 ( 4,20) 0,57 % qtq % yoy % qtq 0,23 3,34 0,00 0,12 7,46 1,89 0,00 6,17 0,34 (1,67) (9,04) (10,98) Tw III Tw IV % yoy % qtq % yoy 4, ,72 6, ,20 6, ,83 (7,49) (6,70) % qtq 2,63 1,38 0,10 (3,39) inflasi Sandang 4.80 (1.09) 3.64 (0.48) 0,66 (3,14) 1, ,09 (0,11) sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu Inflasi tahunan kelompok sandang tercatat sebesar 2,09% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 1,10% (yoy) (Tabel 2. 5). Peningkatan inflasi kelompok sandang didorong inflasi pada sebagian besar komponen kelompok sandang sebagai dampak musimam belanja akhir tahun dan libur panjang. Namun jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya, inflasi tahunann kelompokk sandang pada triwulan laporan mengalami penurunan. Hal ini disebabkan koreksi harga emas perhiasan sehingga mengalami deflasi sebesar 8,47% (yoy). Penurunan harga emas perhiasan dipengaruhi oleh koreksi hargaa emas dunia sebagai dampak positif membaiknya perekonomian global. Tabel 2.6. Perkembangan Inflasi Kelompok Kesehatan Provinsi Bengkulu Subkelompok Tw IV20122 Tw I Tw II Tw III Barang/Jasa % yoy % qtqq % yoy % qtq % yoy % qtq % yoy % qtq Jasa Kesehatan Obatobatan Jasa Perawatan Jasmani Perawatan Jasmani dan kosmetika Inflasi Kesehatan 1,81 1,02 13,28 9,42 5,67 0,18 12,64 0,67 1,14 2,29 1,39 13,28 7,68 4,57 0,91 2,11 0,30 (0,04) 14,07 1,22 17,65 6,39 7,71 11,52 0,17 3,84 0,35 3,71 14,36 (1, 62) 17,34 4,98 7,05 1,62 0,15 0,31 3,61 2,10 sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu Tw IV % yoy % qtq 14,36 0,00 1,38 3,23 4,17 0,00 5,22 0,90 6,92 1,01 Inflasi tahunan kelompok komoditas kesehatan pada triwulan laporan lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya. Inflasi triwulan IV tercatat sebesar 6,92% (yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan III yang sebesar 7,05% (yoy) (Tabel 2.6). Secara umum, hanyaa subkelompok obatobatan yang mengalami pergerakan harga pada triwulan IV. Harga obatobatan naik sebesar 3,23% (qtq) sehingga inflasi tahunan sebesar 1,38% (yoy). Pelemahan nilai tukar rupiah yang masih berlanjut mendorong kenaikann harga obatobatan impor. Di sisi lain, walaupun tidak ada Perkembangan Inflasi Daerah Triwulan IV 36

55 pergerakan pada triwulan IV, inflasi subkelompok jasa kesehatan, jasa perawatan jasmani, dan kosmetika meningkat cukup tinggi. Pada subkelompok jasa kesehatan, peningkatan tarif yang signifikan terjadi pada tarif rumah sakit dan dokter spesialis yang naik masingmasinmerupakan komoditas kelompok kosmetika yang mengalami inflasi cukup tinggi. Hal ini sebesar 25,30% (yoy) dan 24,66% (yoy). Di sisi lain, parfum diperkirakan masih terkait dengann pelemahan nilai tukar rupiah, sebab bahan baku maupun produk parfum banyak didatangkan melalui impor. Tabel 2.7. Perkembangan Inflasi Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga Provinsi Bengkulu SubKelompok Tw IV2012 Tw I Tw II Tw III Tw IV Barang/Jasa Jasa pendidikan Kursuskursus / pelatihan Perlengkapan / peralatan pendidikan % % yoy qtq 21,05 1,76 0,00 0,00 3,89 0,00 % % yoy qtq 21,05 0,00 0,00 0,00 3,89 0,00 % % % yoy qtq yoy 21,06 0, 00 6,37 0,04 0, 03 0,03 2,89 (0,23) 1,62 % % qtq yoy 4,53 4,53 0,00 0,03 1,85 1,62 % qtq 0,00 0,00 0,00 Rekreasi 0,41 0,03 1,56 0,00 2,17 0, 73 0,80 0,03 0,77 0,00 Olahraga 0,41 0,41 2,74 2,32 1,99 (0,73) 1,99 0,00 1,78 0,21 Inflasi Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga 12,32 1,04 12,60 0,05 Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu 12,47 0, 06 4,18 3,00 3,11 0,00 Inflasi kelompok pendidikan/rekreasi dan olahraga relatif stabil. Inflasi tahunan sebesar 3,11% (yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 4,18% (yoy) (Tabel 2.7). Realisasi inflasi triwulan IV juga lebih rendah dibandingkan periode yang sama padaa tahun lalu yang mencapai 12,32% (yoy). Pergerakan inflasi pada triwulan laporan umumnya merupakan dampak inflasi triwulan sebelumnya, tercermin dari realisasi inflasi triwulanan sebesar 0%. Secara umum, hanya subkelompokk jasa pendidikan yang berkontribusi signifikan terhadap inflasi, khususnya oleh tarif Taman KanakKanak (TK), Sekolah Dasar (SD), SLTP, dan SMA. Inflasi jasa pendidikan sebesar 4,53% (yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya dan triwulan IV2012. Penyaluran Bantuann Siswa Miskin (BSM) pasca kenaikan BBM bersubsidi oleh pemerintah menjadi salah satu pendorong berkurangnya tekanan biaya yang dikeluarkan masyarakat pada subkelompok jasa pendidikan. Tekanan inflasi kelompok transportasi/komunikasi dan jasa keuangan meningkat. Inflasi tahunan tercatat sebesar 16,37% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 15,66% (yoy) (Tabel 2.8). Perkembangan Inflasi Daerah Triwulan IV 37

56 Peningkatan inflasi kelompok ini juga jauh lebih tinggi dibandingkan pencapain inflasi pada triwulan IV tahun lalu yang hanyaa sebesar 4,11% (yoy). Subsektor transportasi merupakan pendorong utamaa inflasi pada kelompok ini. Meskipun demikian, tekanan inflasi lebih disebabkan oleh dampak lanjutan inflasi triwulan III pasca kenaikan harga BBM bersubsidi, disamping faktor musiman kenaikan tarif angkutan udara. Secara tahunan, komoditas transportasi yang berkontribusi paling tinggi terhadap pembentukan inflasi adalah bensin, angkutan dalam kota dan angkutan udara masingmasing sebesar 1,25%, 0,89%, dan 0,50%. Jika dilihat secara triwulanan, hanya komoditas angkutan udara yang mengalami pergerakan harga. Namun, tingkat inflasi triwulanan komoditas angkutan udara pada triwulan laporan masih lebih rendah dibanding triwulan III sesuai dengan pola musimannya. Tabel 2.8. Perkembangan Inflasi Kelompok Transportasi, Keuangan Provinsi Bengkulu Komunikasi dan Jasa SubKelompok Barang/Jasa Transpor Komunikasi dan pengiriman Sarana dan penunjang transpor Jasa keuangan Tw IV20122 Tw I Tw II Tw III % yoy % qtqq % yoy % qtq % yoy % qtq % yoyy % qtq 5,73 1,32 7,09 1,20 11,19 4, ( 0,38) 0,00 (0,17) 0,00 0,03 0, ,00 0,73 0,49 0,67 0,00 3,70 3, ,53 0,00 2,42 0,88 2,42 0, ,00 Tw IV % % yoy qtq 21,38 2,16 0,07 0,00 8,71 0,00 0,88 0,00 Inflasi Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan 4,11 1,00 5,12 Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu 0,88 8,41 3, ,37 1,62 Pada triwulan laporan, komoditas bahan makanan mengalami pergolakan harga yang cukup tinggi (Tabel 2.9). Hal ini disebabkan ketersediaan pasokan yang tidak stabil. Selain permasalahan produksi lokal yang terbatas, pasokan bahan pangan di Bengkulu masih sangat bergantung dari daerah lain. Sehingga jika terjadi permasalahan distribusi seperti cuaca ekstrim, hargaharga bahan pangan akan bergolak. Namun, secara keseluruhan, kelompok transpor/komunikasi/jasa keuangan berkontribusi paling besar terhadap pembentukan inflasi triwulanan triwulan IV sebesar 41,1%. Hal ini disebabkan faktor musiman kenaikan tarif angkutan udara padaa bulan Desember. Selain itu, kenaikan tarif tenaga listrik sebagai tahapan kebijakan pemerintah terkait listrik pada berkontribusi sebesar 32,6% dari total inflasi triwulanan. Sementara itu, kelompok bahan makanan dan kelompok pendidikan/rekreasi/olahraga berkontribusi paling kecil terhadap pembentukan inflasi triwulanan pada akhir triwulan IV Grafik 2.4. Perkembangan Inflasi Daerah Triwulan IV 38

57 Tabel 2.9. Sumbangann Beberapaa Komoditas terhadap Inflasi/Deflasi Bulanan di Provinsi Bengkulu Persen (%) Oktober No Komoditas 1. Cabe merah 2. Daging ayam ras 3. Beras 4. Tongkol 5. Semangka 6. Bawang merah 7. Angkutan udara 8. Emas perhiasan 9. Senanginn 10 Tomat buah Andil* (%) 0,57 Tarif listrik 0,42 Beras 0,32 Nasi 0,21 Daging ayam ras 0,16 Jengkol 0,10 Minyak goreng 0,10 Cabe merah 0,09 Sewa rumah 0,05 Tahu mentah 0,05 Bayam November Komoditas Desember Andil* Andil* Komoditas (%) (%) 0, 08 0, 08 0, 08 0, 07 0, 05 0, 04 0, 03 0, 03 0, 02 0, 02 Angkutan udara Cabe merah Jengkol Tongkol Kacang panjang Jeruk Beras Daging ayam ras Bawang merah Minyak goreng 0,36 0,33 0,10 0,08 0,08 0,07 0,06 0,06 0,05 0,04 Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu *Diurutkan dari andil terbesar hingga kecil berdasarkan angka absolut Keterangan : Kelompok Bahan Makanan Kelompok Makanann Jadi/Minuman/ Rokok/ Tembakau Kelompok Perumahan/Air/Listrik/Gas/ Bahan Bakar Kelompok Sandang Kelompok Pendidikan/Rekreasi/ Olahraga Kelompok Transpor/Komunikasi/Jasa Keuangan Kelompok Kesehatan Grafik 2.4. Sumbangan Inflasi Triwulanan Triwulan IV Per Kelompok Barang/Jasa Bahan Makanan; 0.0% Transpor, Komunikasi, Jasa Keuangan; 41.1% Makanan Jadi, Minuman, Rokok, Tembakau; 21.6% Pendidikan, Rekreasi, Olahraga; 0.0% Kesehatan; 5.9% Sandang; 1.1% Perumahan, Air, Listrik, Gas, Bahan Bakar; 32.6% Keterangan : Kelompok komoditas; % sumbangann Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu Perkembangann Inflasi Fundamental Berdasarkan pendekatan kelompokk disagregasi, inflasi tahunan volatile food (VF) mengalami peningkatan, sedangkan inflasi core dan administered price (AP) relatif stabil. Inflasi VF pada triwulan laporan sebesar 15,49% (yoy), lebih tinggi Perkembangan Inflasi Daerah Triwulan IV 39

58 dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 13,45% (yoy) dan triwulan IV2012 yang hanya 3,51% (yoy). Sementara itu, inflasi core relatif stabil sepanjang triwulan IV sebesar 5,52% (yoy), hampir sama dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 5,87% (yoy). Selaras dengan itu, inflasi kelompok AP pada triwulan IV bergerak turun, yaitu dari 12,70% (yoy) pada triwulan III menjadi sebesar 12,64% (yoy) Grafik 2.5. Keterbatasan pasokan beras dan cabai merah pada triwulan IV merupakan pendorong utama peningkatan inflasi kelompok VF dan inflasi keseluruhan triwulan laporan. Keterbatasan pasokan ini disebabkan paraa petani lokal pada triwulan IV baru mulai memasuki musim tanam dan pemupukan. Di sisi lain, minimnya pergerakan harga pada komoditaskomoditas core mengakibatkan pergerakan inflasi komoditas ini relatif stabil. Kenaikann tarif tenaga listrik dan transportasi udara pada triwulan IV hanya berkontribusi relatif kecil terhadap inflasi kelompokk AP. Dengan demikian, pencapaian inflasi kelompok AP pada akhir tahun lebih disebabkan tingginya inflasi pada triwulan sebelumnya sebagai dampak kenaikan BBM bersubsidi. Grafik 2.5. Disagregasi Inflasi Provinsi Bengkulu Inflasi IHK (yoy) Core Adm Price Volatile Foods 15, %,yoy Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu (diolah dengan pendekatan sub kelompok) Peningkatan hargaharga yang terjadi pada triwulan IV telah terindikasi sebelumnya melalui hasil Survei Konsumen (SK) triwulan III, dimana hasil survei menunjukkan adanyaa peningkatan Nilai Saldo (NS) ekspektasi harga tiga bulan yang akan datang sebagaimana terlihat pada Grafik 2.6 di bawah. Adanya peningkatan ekspektasi inflasi/harga di masyarakat disebabkan antara lain oleh faktor kenaikan tarif tenaga listrik yang naik per triwulan sepanjang tahun, keterbatasan Perkembangan Inflasi Daerah Triwulan IV 40

59 pasokan bahan pangan, dan peningkatan permintaan terhadap barang/jasa pada akhir tahun. Grafik 2.6. Nilai Saldo Ekspektasi Konsumen Terhadap Kondisi 3 Bulan Mendatang IEK Ekpektasi Harga 3 bln yad (kanan) IEK Ekpektasi Harga 3 bln yad (kanan) Sumber : Survei Konsumen. Bank Indonesia Perbandingan Inflasi Antar Kota di Sumatera Grafik 2.7. Inflasi Tahunan (yoy) Bulan Desember KotaKota di Sumatera 13.5% 12.0% 10.5% 9.0% 7.5% 6.0% 4.5% 3.0% 1.5% 0.0% Inflasi Nasional = 8,38% 12.02% 10.08% 10.87% % 10.08% 9.94% Sumber : Badan Pusat Statistik Secara umum, laju inflasi tahunan kotakota di Sumateraa pada triwulan IV lebih tinggi dibanding inflasi triwulan III dan triwulan IV2012. Tercatat ada 10 kota dengan inflasi di atas inflasi nasional (8,38% yoy), termasuk Bengkulu. Kotakota dengan inflasi tahunan tertinggi adalah Pematang Siantar (12,02% yoy), Padang Perkembangan Inflasi Daerah Triwulan IV 41

60 (10,87% yoy), Medan (10,09% yoy), Tanjung Pinang (10,08% yoy), Sibolga (10,08% yoy), dan Bengkulu (9,94% yoy). Dengan demikian, Kota Bengkulu berada pada peringkat 6 inflasi tertinggi di Sumatera Grafik 2.7. Grafik 2.8. Inflasi Tahunan (yoy) KotaKota di Sumatera Bagian Selatan 14.0% 12.0% 10.0% 8.0% 6.0% 9.94% 8..71% 7..56% 7.04% 4.0% 2.0% Bengkulu Palembang Lampung Pangkal Pinang 0.0% Sumber : Badan Pusat Statistik Sementaraa itu bila dibandingkan dengann kota lain di wilayah Sumatera Bagian Selatan, inflasi tahunan Kota Bengkulu tercatat lebih tinggi dibandingkan kota lainnya. Kondisi ini masih sama dibandingkan periode sebelumnya. Kota Palembang mencatatkan inflasi terendah dengan inflasi sebesar 7,04% (yoy), kemudian diikuti oleh Kota Lampung dan Pangkal Pinang dengan inflasi masingmas sing sebesar 7,56% (yoy) dan 8,71% (yoy). Perkembangan Inflasi Daerah Triwulan IV 42

61 BAB III PERKE MBANGAN PERBA ANKAN DAERAH DAN SISTEM PEMBAYARAN

62 halaman ini sengaja dikosongkan

63 Kinerja intermediasi perbankan di Provinsi Bengkulu padaa triwulan IV berjalan relatif baik yang tercermin dari peningkatan Loan/Financing to Deposit Ratio (L/FDR) menjadi 146,99% disertai dengan tingkat Non Performing Loan/Financing (NPL/F) yang rendah sebesar 1,80%. Pertumbuhan penyaluran kredit/pembiayaan tercatatt sebesar 20,60% (yoy) menjadi Rp11,29 triliun, sementara itu Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 4, 23% (yoy) menjadi Rp7,68 triliun. Aset bank umum meningkat sebesar 16,08% (yoy) menjadi Rp13,23 triliun. Sementara itu, kinerja BPR/BPRS menunjukkan penurunan, tercermin dari penurunan jumlah aset, DPK, dan kredit padaa triwulan laporan dibandingkann triwulan IV2012. Perkembangan sistem pembayaran di Provinsi Bengkulu pada triwulan IV secara umum menunjukkan perlambatan pertumbuhan dibandingkan triwulan sebelumnya. Sistem pembayaran non tunai melalui kliring mengalami peningkatan sebesar 4,34% (qtq) menjadi Rp881,24 miliar, sedangkan transaksi RTGS mengalami peningkatan sebesar 0,58% (qtq) menjadi Rp40,49 triliun. Sementaraa pembayaran tunai mengalami net outflow sebesar Rp834,87 miliar, meningkat dibandingkan net outflow triwulan sebelumnya yang sebesar Rp547,06 miliar Bank Umum Grafik 3.1 Perkembangan Loan/Financing to Deposit Ratio (L/FDR) dan Non Performing Loan/Financing (NPL/F) Bank Umum Provinsi Bengkulu. 160% 150% 140% 130% 120% 110% 100% 90% 80% III LDR (kiri) NPL (kanan) IV I II III IV I II III % 1.80% IV I II III IV 2.40% 2.20% 2.00% 1.80% 1.60% 1.40% 1.20% 1.00% Sumber : LBU Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu Pada triwulan IV, kinerja bank umum baik konvensional maupun syariah di Provinsi Bengkulu berada dalam kondisi baik. Kondisi ini tercermin dari peningkatan aset bank umum, penyaluran kredit/pembiayaan serta membaiknya rasio Perkembangan Perbankan Daerah & Sistem Pembayaran Triwulan IV 43

64 penyaluran kredit/pembiayaan terhadap simpanan (Loan/Financing to Deposit Ratio) dan Non Performing Loan/Financing (NPL/F) dibandingkan triwulan sebelumnya. Namun demikian, perolehan Dana Pihak Ketiga triwulan III. (DPK) menunjukkan penurunan dibandingkan Kelembagaan Bank umumm di wilayah Provinsi Bengkuluu berjumlah 19 bank yang terdiri dari 1 Bank Pembangunan Daerah (BPD), 4 bank pemerintah dan 14 bank swasta dengann 5 diantaranya merupakan bank syariah. Jaringan kantor pelayanan bank umum di Provinsi Bengkulu tertera pada Tabel 3.1 dibawah. Tabel 3.1 Jaringan Kantor Pelayanan Bank Umumm Provinsi Bengkulu KP Kota Bengkulu 1 Bengkulu Selatan Bengkulu Utara Rejang Lebong Lebong Kepahiang Kaur Seluma MukoMuko Jumlah 1 KC KCP KK Unit Sumber : Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu, hingga data Desember PP ATM Perkembangan Aset Aset perbankan um um di Provinsi Bengkulu menunjukkan pertumbuhan yang melambat. Pada periode laporan, aset perbankan Provinsi Bengkulu tumbuh sebesar 16,08% (yoy) menjadi sebesar Rp13,23 triliun (Tabel 3..2). Tingkat pertumbuhan ini melambat dibandingkan pertumbuhan pada tahun sebelumnya yang sebesar 23,18% (yoy). Bila dilihat dari pergerakan triwulanannya, terlihat adanya perlambatan pertumbuhan DPK sejak semester II. Pada triwulan IV, pertumbuhan DPK tercatat sebesar 1,59% (qtq), melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 3,86% (qtq). Selain itu, pertumbuhan DPK pada triwulan IV juga melambat bila dibandingkan dengan pertumbuhan DPK triwulan IV2012 yang sebesar 5,42% (qtq). Perkembangan Perbankan Daerah & Sistem Pembayaran Triwulan IV 44

65 Tabel 3.2 Perkembangan Aset Bank Umumm Provinsi Bengkulu Kelompok Bank Q Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Bank Pemerintah Bank Swasta ,00% 27,00% 15,96% 16,39% Bank Umum % 16,08% (Total) Sumber : LBU Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu, termasuk bank umum syariah Berdasarkan pangsanya, aset bank pemerintah terdapat di Provinsi Bengkulu dengan pangsa 73%. Sebaran aset bank umumm saat ini masih terkonsentrasi di wilayah Kota Bengkulu dengan porsi sebesar 66,08% (Grafik 3.2). Sementara aset perbankan terkecil terdapatt di Kabupaten Lebong dan Kabupaten Kepahiang. Pertumbuhan aset perbankan tahunan terbesar terjadi di Kabupaten Bengkulu Selatan, Seluma dan Kaur yaitu sebesar 31,81% (yoy) Grafik 3.2 Distribusi Aset Bank Umum di Provinsi Bengkulu dalam juta rupiah kecuali disebutkan lain Pangsa a Pert. yoy mendominasi total aset yang Kab. Bengkulu Selatan, Seluma, Kaur, 11.63% Kab. Bengkulu Utara, Mukomuko, 11.17% Kota Bengkulu, 66.08% Kab. Rejang Lebong, Lebong & Kepahiang, 11.13% Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum Bank Indonesia Bengkulu, termasuk bank umum syariah Perkembangann Dana Masyarakat Penghimpunan DPK oleh bank umum di Provinsi Bengkulu pada triwulan IV meningkat 4,23% (yoy) atau menjadi Rp7,68 triliun (Grafik 3.3). Pertumbuhan ini melambat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang mencapai 11,81% (yoy). Kondisi ini didorong oleh penurunan jumlah giro yang cukup signifikan pada bulan Desember. Bila dibandingkann dengan posisi triwulan sebelumnya, DPK mengalami penurunan sebesar 8,34% (qtq). Berdasarkan porsinya, tabungan memiliki porsi terbesarr mencapai 62,90% dari total DPK, sedangkan giro dan deposito memiliki pangsa masingmasing Perkembangan Perbankan Daerah & Sistem Pembayaran Triwulan IV 45

66 18,06% dan 19, 04% (Grafik 3.4). Tabungan mengalami pertumbuhan tertinggi mencapai 15,50% (yoy), sedangkan deposito tumbuh sebesar 4,07% (yoy). Giro mengalami penurunan yang cukup signifikan yaitu sebesar 22,10% (yoy). Bila dibandingkan dengan triwulanan sebelumnya, giro perbankan pada triwulan laporan turun sebesar 42,39% (qtq). Penurunan giro pada periodee triwulan IV bersifat siklikal, namun penurunan pada triwulan laporan tercatat lebih tajam dibandingkan dengan triwulan IV pencairan dana milik pemerintah yang disimpan di perbankan guna percepatan pembangunan fisik menyambut pelaksanaan Hari Pers Nasional pada awal tahun 2012 yang hanya sebesar 24, 17% (qtq). Penurunan jumlah giro ini diindikasikan karena Grafik 3.3 Perkembangann Dana Pihak Ketiga di Provinsi Bengkulu Triliun Rp % yoy Grafik 3.4 Porsi DPK per Jenisnya DPK Q3 Q4Q1Q2 g (yoy) 4.23 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3Q % 62.90% 18.06% Giro Tabungan Deposito Sumber : Laporan LBU Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu Dana Pihak Ketiga (DPK) bank umum di Provinsi Bengkulu pada triwulan laporan masih terkonsentrasi di bank pemerintah dengan porsi mencapai 78,44%, sedangkan 21,56% berada di bank swasta. DPK yang berada di bank pemerintah tumbuh sebesar 1,63% (yoy), sementara DPK pada bank swasta tumbuh sebesar 14,95% (yoy) (Tabel 3.3). Baik pada bank pemerintah maupun bank swasta, komponen tabungan mencatatkan pertumbuhan yang tertinggi masingmasing yaitu 13,12% (yoy) dan 23,94% (yoy). Sementara itu, giro padaa bank pemerintah tercatat menurun sebesar 24,68% (yoy) dan deposito pada bank swastaa menurun sebesar 2,82% (yoy). Jika dilihat dari struktur kepemilikan dana, dana perorangan masih merupakan komponen terbesar pembentuk DPK perbankan. Porsi kepemilikan dana perorangan pada periode laporan mencapai 73,54% %, diikuti oleh dana milik pemerintah Perkembangan Perbankan Daerah & Sistem Pembayaran Triwulan IV 46

67 sebesar 11,21%, dana milik BUMN dan BUMD sebesar 5,33%, dana milik swastaa sebesar 9,,87%, dan dana milik lainnya sebesar 0,05%. Tabel 3.3 Perkembangan Penghimpunan Dana Bank Umum Provinsi Bengkulu Keterangann 2012 Q3 Q4 Q1 Bank Umum(Total) Giro Tabungan Deposito Bank Pemerintah Giro Tabungan Deposito Bank Swasta Giro Tabungan Deposito ,23% 22,10% 15,50% 4,07% 1,63% 24,68% 13,12% 6,38% 14,95% 2,98% 23,94% 2,82% Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu, termasuk bank umum syariah Q2 Q3 dalam juta rupiah Ptumb. Q4 yoy Perkembangann Penyaluran Kredit/Pembiayaan Grafik 3.5 Triliun Rp Perkembangan Kredit/pembiayaan Perbankan di Provinsi Bengkulu %, yoy Kredit Pertumbuhan II III IV I II III IV I II III IV I II III IV Sumber : Laporan LBU Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu, termasuk bank umum syariah Penyaluran kredit/pembiayaan oleh bank umum di Provisi Bengkulu pada triwulan IV mencapai Rp11,29 triliun atau tumbuh 20,60% %(yoy) (Grafik 3.5). Perkembangan Perbankan Daerah & Sistem Pembayaran Triwulan IV 47

68 Tingkat pertumbuhan ini melambat dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya yang sebesar 25,57% (yoy). Selain itu, bila dibandingkan dengan pertumbuhan di tahun 2012 yang sebesar 26,51% (yoy), pertumbuhan kredit/pembiayaan menunjukkan perlambatan yang cukup signifikan. Secara triwulanan, pertumbuhan kredit/pembiayaan bank umum Provinsi Bengkulu tercatat sebesar 2,39% (qtq), melambat dibandingkan triwulan IV2012 yang tumbuh 6,60% (qtq). Tabel 3.4 Perkembangan Kredit/Pembiayaan Bank Umum Berdasarkan Jenis Penggunaan, Sektor Ekonomi dan Kelompok Bank di Provinsi Bengkulu Dalam juta rupiah (kecuali persentase pertumbuhan) Keterang gan 2012 Pertumbuhan yoy Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Rp. % Jenis Penggun naan Modal Ker rja Investasi Konsumsi Sektor Ekonomi Pertanian Pertamban ngan Perindustri ian Listrik, Air, Gas Konstruksi Perdagang gan Pengangk kutan Jasa dunia usaha Jasa sosial Lainlain Kelompo ok Bank Bank Pemerinta ah Bank Swasta ,60% 12,76% 36,30% 22,38% 20,60% 57,03% 40,85% 1,01% 22,95% 32,54% 20,51% 5,87% 32,20% 28,92% 18,82% 20,60% 22,28% 16,47% Sumber : Laporan LBU Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu, termasuk bank umum syariah masih Berdasarkan jenis penggunaannya, pangsa kredit/pembiayaan perbankan didominasi oleh kredit/pembiayaan konsumsi yang mencapai 56,60% %, diikuti kredit/pembiayaan modal kerja 31,52%, dan kredit/pembiayaan investasi 11,88% %. Pada triwulan laporan, kredit/pembiayaan konsumsi tumbuh sebesar 22,38% (yoy) menjadi sebesar Rp6,39 triliun, melambat dibandingkan dengan triwulan III yang tumbuh 30,34% (yoy). Perlambatan pertumbuhan kredit/pembiayaan konsumsi juga Perkembangan Perbankan Daerah & Sistem Pembayaran Triwulan IV 48

69 diikuti oleh kredit/pembiayaan modal kerja yang tumbuh melambat menjadi 12,76% (yoy) dari 17,16% (yoy) padaa triwulan III. Sementara itu, kredit/pembiayaan investasi tumbuh 36,30% (yoy), meningkat dari triwulan sebelumnya yang mencapai 27,94% (yoy). Ditinjau dari penyaluran kredit/pembiayaan berdasarkan sektoral, pertumbuhan kredit/pembiayaan terbesarr terjadi pada sektor pertanian yang tumbuh sebesar 57,03% (yoy) (Tabel 3.4). Sektor lainnya yang mencatatkan pertumbuhan kredit/pembiayaan yang besar yaitu, sektor konstruksi sebesar 32,54% (yoy). Meskipun demikian, sebagian besar sektor mengalami perlambatan pertumbuhan kredit/pembiayaan bila dibandingkann dengan pertumbuhan pada triwulan III. Sektor industri pengolahan mengalami perlambatan penyaluran kredit/pembiayaan tertinggi yaitu dari 11,97% (yoy) pada triwulan III menjadi 1,02% (yoy). Berbagai perlambatan yang terjadi merupakan dampak dari kondisi perekonomian yang masih belum stabil. Berdasarkan pangsanya, sektor lainnya masih mendominasi penyerapan kredit/pembiayaan terbesar, diikuti sektor perdagangan dan sektor pertanian. Tabel 3.5 Perkembangan NPL/ F Bank Umum Berdasarkan Jenis Penggunaan di Provinsi Bengkulu Jenis 2012 Penggunaann Q3 Q4 Q1 Q2 Modal Kerja Investasi Konsumsi Total 2,72% 3,06% 0,70% 1,66% 2,31% 2,69% 0,61% 1,40% 3,16% 5,44% 0,69% 2,01% 2,93% 3,81% 0,65% 1,76% Sumber : LBU Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu Q3 Q4 3,19% 3,06% 3,50% 3,82% 0,71% 0,67 1,82% 1,80% Pertumbuhan deviasi (%) 0,26% 0,31% 0,06% 0,06% Kualitas kredit/pembiayaan bank umumm di Provinsi Bengkulu menunjukkan kinerja membaik. Hal ini tercermin dari pengukuran rasio Non Performing Loan/Financing (NPL/F) yang pada triwulan laporan beradaa pada levell 1,80%. Pencapaian ini sedikit menurun dibandingkan periode sebelumnya yang mencapai 1,82% dan masih dalam batasan yang aman (Tabel. 3.5). Relatif rendahnya rasio NPL/F mengindikasikan keberhasilan perbankan menerapkan prinsip kehatihatian dalam menyalurkan kredit/pembiayaan. Perkembangan Perbankan Daerah & Sistem Pembayaran Triwulan IV 49

70 3.1.5 Perkembangan Kredit//Pembiayaan UMKM Kredit/pembiayaan UMKM pada triwulan IV mengalami perlambatan dibandingkan periode sebelumnya. Kredit/pembiayaan UMKM tumbuh sebesar 19,22% (yoy) menjadi Rp4,15 triliun. Pertumbuhan ini lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan III yang mencapai 19,86% (yoy). Bila dibandingkan secara triwulanan, kredit/ /pembiayaan UMKM tumbuh sebesar 3,47% (qtq), lebih rendah dibandingkan pertumbuhan triwulanan pada triwulan IV2012 yang sebesar 4,03% (qtq). Tabel 3.6 Perkembangan Kredit/Pembiayaan UMKM Berdasarkan Penggunaan dan Sektor Ekonomi di Provinsi Bengkulu Jenis juta rupiah (kecuali persentase pertumbuhan) Pertumbuhan 2012 Keterangan yoy Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Rp. % Jenis Penggunaan Modal Kerja Investasi Konsumsi Sektor Ekonomi Pertaniann Pertamba angan Perindustrian Listrik, Air, Gas Konstruksi Perdagangan Pengangkutan Jasa dunia usaha Jasa social Lainlain ,22 2% 13,55 5% 43,15 5% 60,62 2% 19,22 2% 64,26 6% 37,77 7% 18,39 9% 22,95 5% 20,46 6% 19,83 3% 9,22 2% 45,08 8% 28,26 6% 91,92 2% Sumber : LBU Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu Perlambatan pertumbuhan kredit/pembiayaan UMKM mempengaruhi perlambatan pertumbuhan kredit/pembiayaan secara keseluruhan, mengingat kontribusinya yang cukup tinggii yaitu mencapai 36,79% dari total kredit/pembiayaan/pembiayaan bank umum. Dari jumlah tersebut, sebesar 73,51% atau Rp3,05 triliun merupakan kredit/pembiayaan modal kerja, sedangkan kredit/pembiayaan investasi dan kredit/pembiayaan konsumsi masingmasingg berkontribusi sebesar 26,14% dan 0,35%. Perkembangan Perbankan Daerah & Sistem Pembayaran Triwulan IV 50

71 Secara sektoral, kredit/pembiayaan UMKM bank umum Provinsi Bengkulu utamanya disalurkan kepada sektor perdagangan dan pertanian dengan pangsa masingmasing sebesar 63,42% dan 18,15% (Tabel 3.6). Pada sektor perdagangan, penyaluran kredit/pembiayaan UMKM utamanya diserap oleh sub sektor perdagangan eceran. Perdagangan eceran didominasi perdagangan makanan, minuman dan tembakau sebesar Rp736,53 miliar dan sub sektor perdagangan eceran komoditi lainnyaa (bukan makanan, minuman, atau tembakau) sebesar Rp358,17 miliar. Sementara itu, pada sektor pertanian, sub sektor perkebunan kelapa sawit menyerap kredit/pembiayaan UMKM terbesar mencapai Rp423,68 miliar, disusul oleh sub sektor perkebunan karet dan penghasil getah lainnya sebesar Rp213,15 miliar. Penyaluran kredit/pembiayaan UMKM sektor pertanian tumbuh stabil, sementara sektor perdagangan mencatatkan perlambatan pertumbuhan. Kredit/pembiayaan UMKM sektor pertanian tumbuh sebesar 64, 26% (yoy), sedikit melambat dibandingkann triwulan III yang tumbuh 67,46% (yoy). Sementara itu, sektor perdagangan tumbuh melambat dari 22,,23% (yoy) pada triwulan III, menjadi 19,83% (yoy) pada triwulan laporan. Perlambatan kredit/pembiayaan UMKM yang terjadi hampir diseluruh sektor ditengarai terjadi karena kondisi perekonomiann yang masih belum stabil sehingga mendorong pelaku usaha membatasi ekspansi usahanya. Tabel 3.7 Perkembangan NonPerforming Loan/Financing (NPL/F) SektorUMKM di Provinsi Bengkulu dalam juta rupiah (kecuali persentase NPL) KOLEK 2012 KETERANGANN TIBILITAS Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 1 Lancar ,529,801 3,753,231 2 Dalam Perhatian Khusus , ,880 3 Kurang Lancar ,567 29,911 4 Diragukan ,335 25,331 5 Macet ,910 89,792 NPL 2,91% 2,51% 3,70% 3,45% 3,51% 3,49% Sumber : LBU Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu Kualitas penyaluran kredit/pembiayaan UMKMM menunjukkan kecenderungan yang membaik dibandingkan kondisi pada triwulan III. Hal ini tercermin dari rasio NPL/F sektor UMKM pada triwulan laporan yang sebesar 3,49%, sedikit lebih rendah dari triwulan sebelumnya menjadi 3,,51% (Tabel 3.7). Rasio NPL/F kredit UMKMM ini masih berada pada batas wajar, namun demikian rasio NPL/F kredit/pembiayaan/pembiayaan UMKM masih lebih tinggi dibandingkan NPL/F penyaluran Perkembangan Perbankan Daerah & Sistem Pembayaran Triwulan IV 51

72 kredit/pembiayaan/ pembiayaan secara keseluruhan yang hanya sebesar 1,80%. Pada triwulan laporan, penyaluran kredit/pembiayaan/pembiayaan UMKM pada sektor pertambangan mencatatkan NPL/F tertinggi yaitu sebesar 13,25% %, kemudian diikuti oleh sektor perdagangan yang sebesar 4,12%. Sementara NPL/F sektor UMKM terendah dicatat oleh sektor listrik, gas dan air. 3.2 Bank Umum Syariah & Unit Usaha Syariah Bank Umum Pada triwulan laporan, kinerja intermediasi perbankan syariah di Provinsi Bengkulu terbilang baik. Hal ini tercermin dari Financing to Deposit Ratio (FDR) yang cukup tinggi yaitu sebesar 173,44% (Grafik 3.6). Kondisi FDR yang menurun dibandingkan triwulan sebelumnya dipicu oleh peningkatan jumlah Dana PIhak Ketiga (DPK) yang lebih besar dibandingkan dengan jumlah peningkatan pembiayaan. Apabila dibandingkan dengan nasional, FDR perbankan syariah di Provinsi Bengkulu masih berada di atas FDR nasional yang sebesar 121,46%. Tingginya FDR perbankan syariah Provinsi Bengkulu ini didukung dengan kualitas pembiayaan yang baik. Hal ini tercermin dari tingkat NPF perbankan syariah yang relatif masih rendah padaa level 2,78%. Meskipun demikian, perlu adaa perhatian dari pihak perbankan syariah mengingat terdapat indikasi tren kenaikan NPF pada periode dua tahun terakhir. Grafik 3.6 Perkembangann Financing to Deposit Ratio (FDR) dan Non Performing Financing (NPF) Perbankan Syariah di Bengkulu 250% 200% 150% 100% 50% 0% I II III IV I % % FDR Bengkuluu FDR Nasional II III IV I II III IV 160% 140% 120% 100% 80% 60% 40% 250% 200% 150% 100% 50% 0% FDR I II III IV I 2.78% % NPF II III IV I II III IV 4.0% 3.5% 3.0% 2.5% 2.0% 1.5% 1.0% 0.5% 0.0% Sumber : LBUS Bank Pelapor & Statistik Perbankan Pembiayaan perbankan syariah padaa periode laporan mengalami pertumbuhan sebesar 41,72% (yoy) atau menjadi sejumlah Rp773,31 miliar. Pertumbuhan pembiayaan perbankan syariah meningkat bila dibandingkan pertumbuhan pembiayaan pada triwulan III yang sebesar 39,72% (yoy). Pembiayaan perbankan Perkembangan Perbankan Daerah & Sistem Pembayaran Triwulan IV 52

73 syariah didominasi oleh pembiayaan modal kerja dengan porsi sebesar 41,06%, sementara pembiayaan konsumsi dan investasi masingmasing mengambil porsi sebesar 36,66% dan 22,28%. Pembiayaan modal kerja pada triwulan laporan tumbuh sebesar 31,37% (yoy) atau menjadi senilai Rp317,53 miliar, meningkat dibandingkan pertumbuhan triwulan III yang sebesar 24,16% (yoy). Peningkatan pertumbuhan juga terjadi pada jenis pembiayaan investasi yaitu tumbuh sebesar 73,31% (yoy) atau menjadi senilai Rp172, 31 miliar. Sementaraa pembiayaan untuk konsumsi tumbuh melambat menjadi 38,58% (yoy) dari 51,80% (yoy) di triwulan sebelumnya. Secara sektoral, pembiayaan didominasi oleh sektor lainnya sebesar 36,66%, kemudian diikuti oleh sektor jasa dunia usaha sebesar 31,34% dan sektor perdagangan sebesar 17,32%. Sektor dunia usaha mencatat pertumbuhan pembiyaan sebesar 55,33% (yoy) atau menjadi senilai Rp242,33 miliar, sementara sektor perdagangan tumbuh sebesar 25,59% (yoy) atau menjadi senilai Rp133,94 miliar. Dari sisi aset, perbankan syariah Provinsi Bengkulu mencatatkan pertumbuhan sebesar 32,10% ( yoy), sementara DPK tumbuh sebesar 16,06% (yoy). Pertumbuhan aset perbankan syariah ini lebih rendah dibandingkan triwulan III yang sebesar 37,93% (yoy), sehingga tercatat menjadi senilai Rp846,777 miliar. Sementara itu, pertumbuhan DPK perbankan syariah melambat signifikan dari 31,80% (yoy) di triwulan sebelumnya, tercatat menjadi senilai Rp445,86 miliar. DPK perbankan syariah mengambil porsi 5,81% dari total DPK bank umum. Grafik 3.7 miliar Rp Pembiayaan Perbankan Syariah di Bengkuluu yoy (%) Grafik 3.8 miliar Rp DPK Perbankan Syariah di Bengkulu yoy (%) III IV Pembiayaan Growth 41.72% I II III IV I II III IV 45% 40% 35% 30% 25% 20% 15% 10% 5% 0% III IV 2011 Dana Pihak Ketiga Growth 16.06% I II III IV I II III IV % 45% 40% 35% 30% 25% 20% 15% 10% 5% 0% Sumber : LBUSKantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu Perkembangan Perbankan Daerah & Sistem Pembayaran Triwulan IV 53

74 3.3 Bank Perkreditan/Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Jumlah Bank Perkreditan Rakyat/Bankk Pembiayaan Rakyat Syariah (BPR/BPRS) di Provinsi Bengkulu saat ini sebanyak 5 BPR/BPRS yang terdiri dari 3 BPR konvensional dan 2 BPR syariah. Adapun jumlah kantor BPR/S sebanyak 22 kantor dengan sebaran kantor di Kota Bengkulu, Kab. Seluma, Kab. Bengkuluu Utara, Kab. Rejang Lebong, Kab. Bengkulu Selatan dan Kab. Kepahiang. Tabel 3..8 Perkembangan Kegiatan Usaha BPR/ /BPRS di Provinsi Bengkulu Keterangan Total Aset Kredit/pembiayaan /Pembiayaan DPK L/FDR (%) 2012 Q ,62 Q4 Q1 Q2 Q ,331 2,86% , ,19% , ,13% 134,66 dalam juta rupiah (kecuali persentasee pertumbuhan) Q4 Pertumb. (yoy) 135,37 134, , ,5 59 Sumber : LBPR/S Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu Kinerja BPR/BPRS Provinsi Bengkulu padaa triwulan IV menunjukkan penurunan. Padaa periode laporan, aset BPR/BPRS Provinsi Bengkuluu mengalami penurunan dari 3,05% (yoy) pada triwulan III menjadi 2,86% (yoy). Selain itu, aset BPR/BPRS turun sebesar 1,71% (qtq) dibandingkan triwulan III. Penurunan yang serupa juga dialami oleh komponen Dana PIhak Ketiga (DPK) dan penyaluran kredit/pembiayaan. Meskipun demikian, intermediasi BPR/BPRS di Provinsi Bengkulu tercatat meningkat dengan rasio LDR/FDR sebesar 134,59% %. Dengan demikian, rasio LDR/FDR pada periode ini kembali ke tingkat rataratanya sepanjang dua tahun terakhir. Penyaluran kredit/pembiayaan BPR/BPRS turun sebesar 5,19% (yoy) menjadi senilai Rp126,99 miliar. Kendala padaa penyaluran kredit/pembiayaan ini sudah terindikasi sejak triwulan sebelumnya yang mencatatkan pertumbuhan penyaluran kredit/pembiyaan yang cukup rendah yaitu 0,93% (yoy). Sementara itu, DPK BPR/BPRS turun sebesar 5,13% (yoy) atau menjadi senilai Rp94,35 miliar, menurun dibandingkan triwulan III yang mencatatkan peningkatan DPK sebesar 10,10% (yoy). Dari sisi pencapaiann laba usaha, laba yang diperoleh masih tergolong cukup baik. Pencapaian laba didekati melalui perhitungan spread bunga/ /marjin antara pendapatan dengann biaya bunga/bagi hasil BPR/BPRS sebagaimana dicerminkan oleh Net Perkembangan Perbankan Daerah & Sistem Pembayaran Triwulan IV 54

75 Interest Margin (NIM)/Net Margin. Net Interest Margin (NIM)/Net Margin pada triwulan IV tercatat sebesar 12,79%, sedikit meningkat dibandingkan triwulan III yang sebesar 12,31%. Kondisi perekonomian, khususnya disektor pertanian, yang belum membaik sepanjang mengakibatkan tekanan padaa kinerja BPR/BPRS di Provinsi Bengkulu sebagaimana terlihat pada grafik perkembangan Net Interest Margin/Net Margin BPR/S (Grafik 3.9). Grafik 3.9 Perkembangan Net Interest Margin/Net Margin BPR/S di Provinsi Bengkuluu 31% 28% 24% 21% 17% 12.79% 14% 10% III IV I II III IV I II III IV I II III IV Sumber : LBPR/S Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu; diolah 3..4 Sistem Pembayaran Sistem Pembayaran Tunai Pada triwulan IV, posisi pengedaran uang kartal di Bank Indonesia Bengkulu mengalami net cash outflow. Net cash outflow mencapai Rp834,89 miliar, lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencatatkan net cash outflow sebesar Rp547,01 miliar (Tabel 3.9). Tabel 3.9 Perkembangan InflowOutflow Uang Kartal Provinsi Bengkulu Keterangan 2012 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Inflow Outflow Netflow ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) Sumber : Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu; juta rupiah Pert. qtq 65,27% 6,15% 52,61% Net cash outflow yang cukup tinggii pada triwulan laporan mencerminkan peningkatann kebutuhan uang kartal di masyarakat menjelang akhir tahun. Jika dilihat pertumbuhannya, cash outflow tumbuh hingga 52,61% (qtq), berlawanan arah Perkembangan Perbankan Daerah & Sistem Pembayaran Triwulan IV 55

76 dengan triwulan sebelumnya yang mencatatkan penurunann cash outflow sebesar 15,45% (qtq). Di sisi lain cash inflow mengalami penurunann sebesar 65,27% (qtq), sementara pada triwulanan sebelumnya tumbuh sebesar 402, 27% (qtq). Peningkatan aliran uang kartal yang keluar dari kas Bank Indonesia yang terbesar terjadi di bulan Desember yaitu mencapai 70,82% (mtm) atau naik Rp213,20 miliar dibandingkan bulan sebelumnya (Grafik 3.10). Peningkatan aliran uang kartal pada periode triwulan IV, khususnya pada bulan Desember, bersifat siklikal. Kondisi ini diperkirakan didorong oleh percepatan realisasi proyekproyek pemerintah maupun swasta sehingga meningkatkan kebutuhan uang kartal pada periode tersebut. Pertumbuhan triwulanan net cash outflow pada triwulan VI lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan IV 2012 yang sebesar 138,70% (qtq). Sementara itu, secara keseluruhan tahun mencatatkan net cash outflow sebesar Rp1,78 triliun, turun dibandingkann tahun 2012 sebesar 5,25% (yoy). Grafik 3.10 Perkembangann Bengkulu InflowOutfloww Uang Kartal Provinsi juta rupiah 600, ,000 Inflow Outflow 514, , , , ,000 53, Sumber : Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu i. Penyediaan Uang Kartal Layak Edar Rasio jumlah PTTB terhadap inflow pada triwulan laporan sebesar 86,10% %, mengindikasikan meningkatnya kelusuhan uang yang masuk ke Bank Indonesia. Dalam rangka menjaga kualitas uang yang beredar di masyarakat (clean money policy), maka Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu melakukan kegiatan pemusnahan Uang yang Tidak Layak Edar (UTLE) secara rutin. UTLE selanjutnya akan dimusnahkan melalui proses peracikan atau Pemberian Tandaa Tidak Berharga (PTTB) dengan menggunakan mesin racik. Jumlah PTTB pada triwulan IV tercatat sebesar Perkembangan Perbankan Daerah & Sistem Pembayaran Triwulan IV 56

77 Rp162,56 miliar, naik 22,59% (qtq) dari triwulan III yang tercatat Rp132,61 miliar. Namun demikian, peningkatan rasio jumlah PTTB terhadap inflow ini juga didorong oleh penurunan jumlah inflow pada periode laporan. Berdasarkan data sepanjang, rasio jumlah PTTB terhadap inflow meningkat menjadi 34,59% dibandingkan rasio pada tahun 2012 yang sebesar 24,90%. Grafik 3.11 Perkembangan Rasio PTTB terhadap Inflow Provinsi Bengkulu % Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q Q1 Q2 Q3 Q4 Sumber : Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu: ii. Penemuan Uang Palsu Grafik 3.12 Perkembangan Jumlah Lembar Uang Palsu yang Ditemukan di Provinsi Bengkulu Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q Sumber : Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu Jumlah uang palsu yang dilaporkan ke Bank Indonesia Bengkulu pada triwulan IV Bengkulu menerima pelaporan uang palsu sebanyak 112 lembar dengan meningkat baik dari jumlah lembar maupun nominal. Bank Indonesia nominal Rp Jenis pecahan uang palsu yang ditemukan dan dilaporkan selama Perkembangan Perbankan Daerah & Sistem Pembayaran Triwulan IV 57

78 periode laporan adalah pecahan Rp ,00 sejumlah 1011 lembar, dan pecahan Rp50.000,00 sejumlah 9 lembar. Persentase jumlah uang palsu terhadap jumlah cash inflow pada triwulan laporan sangat kecil yaitu hanya sebesar 0,0165%. Sepanjang tahun, jumlah uang palsu yang dilaporkan ke Bank Indonesia Bengkulu berjumlah sebanyak 160 lembar dengan nilai sebesar Rp , meningkat dibandingkan tahun Sistem Pembayaran Non Tunai i. Perkembangan Kliring Lokal Pada triwulan IV, transaksi kliring secaraa nominal mengalami peningkatan, yaitu dari Rp844,57 miliar di triwulan sebelumnya menjadi Rp881, 24 miliar atau meningkat 4,34% (qtq). Pertumbuhan nominal transaksi kliring triwulan laporan melambat dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya yang sebesar 4,77% (qtq). Sejalan dengan peningkatan nominal kliring, jumlah warkat kliring meningkat sebesar 9,63% (qtq). Arah yang serupa juga terlihatt dari ratarata kliring per hari, dimana nominal kliring meningkat 7,65% (qtq) atau senilai Rp13,99 miliar per hari. Tabel Perkembangan Kliring dan Penolakan Cek/Bilyet Provinsi Bengkulu Keterangan 2012 Ptumb. Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 qtq Bank Peserta Kliring Perputaran Kliring Nominal (juta Rp.) Warkat (lembar) % 4,34% 9,63% RataRata Perputaran Kliring per Hari Nominal (juta Rp.) Warkat (lembar) ,65% 13,11% % Penolakan Cek dan Bilyet Giro Nominal Warkat 2,65% 2,02% 2,16% 1,45% 3,82% 2,70% 3,19% 2,74% 3,5 58% 3,1 15% 2.76% 2.08% Sumber : Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu Jumlah penolakan cek dan bilyet giro mengalami penurunan baik dari sisi jumlah warkat maupun nominal dibandingkan triwulan sebelumnya. Pada triwulan laporan, jumlah warkat cek dan bilyet giro yang tertolak sebanyak 2,08% dari total warkat yang ditransaksikan (Tabel 3. 10). Jumlah ini lebih rendah dibandingkan penolakan cek dan bilyet giro pada triwulan sebelumnya yang tercatat 3,15% %. Sementara bila dilihat dari nominal, penolakan cek dan bilyet giro mencapai 2,76% dari total transaksi kliring. Penolakan transaksi kliring dapat terjadi antara lain karena tidak Perkembangan Perbankan Daerah & Sistem Pembayaran Triwulan IV 58

79 dipenuhinya syaratsyarat administrasi bank penerima pada fisik warkat, rekening tutup, dan saldo tidak cukup. ii. Perkembangann Real Time Gross Settlement t (RTGS) Perkembangan transaksi pembayaran melalui sistem Real Time Gross Settlement (RTGS) mengalami peningkatan. Pada triwulan laporan, nominal transaksi masuk turun sebesar 2,83% (qtq) atau menjadi sebesar Rp24,81 triliun. Namun demikian, jumlah warkat transaksi RTGS masuk Bengkulu meningkat sebesar 5,35% (qtq). Dilain sisi, transaksi keluar Provinsi Bengkuluu serta antar nasabah di dalam Provinsi Bengkulu mengalami peningkatann nominal transaksi masingmasi ng sebesar 3,51% (qtq) dan 22,44% (qtq). Peningkatan ini diperkirakan didorong oleh meningkatnya konsumsi pada akhir tahun, khususnya yang terkait dengan konsumsi pemerintah maupun swasta. Sepanjang tahun, seluruh jenis transaksi RTGS menunjukkan arah pergerakan yang serupa dengan kondisi pada triwulan IV. Transaksi RTGS masuk Bengkulu tahun mencatatkann penurunan nominal hingga 21,,59% dibandingkan tahun Sementara nominal transaksi RTGS keluar dan antar nasabah di Bengkulu masih tumbuh masingmasing sebesar 30,31% (yoy) dan 121,98% (yoy). Tabel 3.11 Perkembangan Transaksi Real Time Gross Settlement (RTGS) Provinsi Bengkulu Keterangan 2012 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Transaksi Keluar Daerah (from) Nominal (miliar Rp.) Warkat (lembar) Transaksi Masuk Bengkuluu (to) Nominal (miliar Rp.) Warkat (lembar) Transaksi Antar Nasabah di Dalam Bengkulu (fromto) Nominal (miliar Rp.) Warkat (lembar) Sumber : Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu Q Ptumb. qtq 3.51% 18.93% 2.83% 5.35% 22.44% 7.90% iii. Transaksi Uang Kartal Antar Bank (TUKAB) Sejak akhir tahun 2007, Bank Indonesia memberlakukan sistem Transaksi Uang Kartal Antar Bank (TUKAB) dimana melalui sistem ini pemenuhan kebutuhan uang oleh perbankan yang kekurangan uang kartal (short) tidak lagi langsungg melalui kas Bank Indonesia melainkan terlebih dahulu melalui bank lainnya yang berada dalam kondisi Perkembangan Perbankan Daerah & Sistem Pembayaran Triwulan IV 59

80 kelebihan uang kartal (long). Selanjutnya, apabila seluruh bank berada dalam posisi short (atau long) maka akan dipenuhi dari (atau disetorkan ke) kas Bank Indonesia. Jumlah transaksi TUKAB pada triwulan laporan menunjukkan kecederungan meningkat (Grafik 3. 13). Transaksi uang kartal antar bank pada triwulan laporan mencapai Rp1,10 triliun, jumlah ini lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang hanya sebesar Rp947,96 miliar, meningkat sebesar 16,07% (qtq). Peningkatan volume TUKAB dapat mencerminkan kebutuhan uang kartal di masyarakat. Jika volume TUKAB tinggi dan pada waktu yang sama perbankan masih melakukan penarikan uang kartal dari Bank Indonesia, makamengindikasikan kebutuhan uang tunai pada periode tersebut sedang tinggi. Sepanjang tahun, transaksi TUKAB meningkat sebesar 25,74% (yoy) dibandingkan tahun 2012 atau menjadi senilai Rp3,64 triliun. Grafik 3.13 Perkembangan TUKAB di Provinsi Bengkulu juta rupiah 400,000 g (yoy) 350, , , , , , % % 150% 100% 50% 0% Sumber : Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu Boks 2 Penelitiann Lending Model Usaha Lempok Durian Kajian yang dilakukan oleh KPJU unggulan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Provinsi Bengkulu menyimpulkan bahwa durian merupakan salah satu unggulan untuk subsektor tanaman buahbuahan selain pisang, sawo, mangga, dan buah jeruk. Produksi buah durian ini tersebar di seluruh kabupaten yang ada di Provinsi Bengkulu dengan potensi yang cukup besar. Data yang dipublikasikan oleh BPS tahun 2012 menunjukkan bahwa total produksi buah durian mencapai kuintal pada tahun Produksi ini meningkat lebih dari 600 % dibandingkan produksi tahun sebelumnya, yakni kuintal. Peningkatan produksi tertinggi terjadi di Kabupaten Bengkulu Utara, disusul dengan Kabupaten Lebong, Seluma, dan Kepahiyang. Perkembangan Perbankan Daerah & Sistem Pembayaran Triwulan IV 60

81 Buah durian selain dikonsumsi sebagai buah segar, sebagian juga diolah menjadi panganan lempok durian. Lempok Durian dianggap sebagai makanan tradisional di Bengkuluu merupakan satu ikon penting, selain batik bersurek dan kulit lantung yang telah lama digeluti oleh pengrajin dalam skala kecil dan menengah. Usaha lempok durian di Bengkulu meliputi usaha pengolahan, usaha penyedia pasokan, dan usaha penjualan. Meskipun lempok durian sebagai panganan khas Bengkulu didukung oleh ketersediaan bahan bakunya yang melimpah, tidak banyak pengusaha yang berkecimpung dalam usaha panganan ini. Salah satu kendalaa yang diduga menghambat pengembangan usaha ini, seperti juga kebanyakan UMKM yang lain, adalah lemahnya modal atau pembiayaan yang dimiliki oleh pengrajin. Sulitnya akses bagi pelaku usahaa lempok durian ke lembaga keuangan formal, khususnya perbankan, menjadi permasalahan tersendiri bagi pengrajin untuk mengembangkan usahanya. Hal ini dapat disebabkan oleh faktor teknis maupun non teknis. Faktor teknis ini antara lain adalah tidak adanya jaminan, kalaupun ada jumlahnya kurang sehingga tidak mencukupi persyaratan yang diminta. Pengrajin juga menghadapi kendala terbatasnya akses informasi ke lembaga keuangan perbankan, termasuk diantaranya adalah terbatasnya informasi mengenai pola pembiayaan untuk komoditas ertentu. Sementara itu, pihak perbankan juga memiliki informasi yang kurang ataupun terbatas terkaitt dengan komoditi, produk atau jasa UMKMM yang berpotensi atau layak untuk dibiayai. Akibatnya, aksesibilitas UMKM ke perbankan juga terkendala dan semakin terbatas. Guna menutup kesenjangan informasi ini, maka Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu bekerjasama dengan Laboratorium Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu (Lab. Sosektan FP UNIB) telah melakukan penelitian Pola Pembiayaan Usaha (Lending Model) untuk komoditas pengolahan lempok durian. Diharapkan dengan penelitian ini akan dapat diperoleh pola pembiayaan yang dapat menjadi rujukan atau informasi bagi pihak perbankan untuk dapat memperluas dan memperbesar akses bagi pengrajin lempok durian. Dengan demikian, pengrajin dapat melakukan perluasan dan pengembangann usahanya dimana tidak saja dapat meningkatkan kesejahteraan pengrajin dan keluarganya, tetapi juga menyerap tenaga kerja yang dapat berkontribusi pada pengembangann ekonomi Provinsi Bengkulu. Kesimpulan dan saran dari penelitian tersebut antara lain yaitu : Kesimpulan Usaha lempok durian di Provinsi Bengkulu berjalan baik, ketersediaan produk juga terjagaa dengan baik sepanjang tahun, sehingga secara potensial dapat disampaikan bahwa usahaa lempok durian memiliki prospek pengembangan yang baik dan dapat diunggulkan. Perkembangan usaha pengolahann lempok durian merupakan faktor pendukung terbesarr Perkembangan Perbankan Daerah & Sistem Pembayaran Triwulan IV 61

82 bagi usaha penjualan lempok durian agar dapat memasok lempok durian sebagai komoditi usaha penjualan dengan jaminan kontinuitas, harga yang kompetitif, dan kualitas yang baik. 3. Dua faktor terpenting bagi keberhasilan usaha lempok durian selain faktor bahan baku adalah tingkat kemasakan proses pengolahan dan kualitas pengemasan produk. Tingkat kemasakan lempok pada proses pengolahan akan menjadi faktor pembeda satu produsen dengan produsen lainnya, dimana akan timbul keterikatan antara konsumen dengan produsen lempok durian tertentu. 4. Total biaya investasi untuk usaha penjualan lempok durian sebesar Rp 3.371,05 juta dan biaya modal kerja adalah sebesar Rp 752,43 juta, sementara untuk pemasok investasinya sebesar Rp 3,02 juta dan biaya modal kerja sebesar Rp 1.743,32 juta 5. Analisis keuangann dan kelayakan proyek usaha penjualan lempok durian sesuai asumsi yang digunakan adalah layak untuk dilaksanakan dengann nilai NPV Rp ,06 juta, IRR 1,8 %, Net B/C 2,52,, BEP Rp 59,53 juta dan PBP 3,5 tahun. Industri ini juga mampu melunasi kewajiban angsuran kredit kepada bank. 6. Kelayakan usaha pemasok juga ditunjukkan oleh kriteria yang digunakan yakni NPV Rp ,66 juta, IRRR 1,8 %, Net B/C 2,08; BEP Rp. 6,54 juta; dan PBP 0,5 tahun. 7. Industri lempok durian ini sangat tahan terhadap kenaikan biaya variabel maupun penurunan produksi dan harga jual produk, karena usahaa ini masih dianggap layak walaupun kenaikan biaya variabel atau penurunan pendapatan terjadi lebih dari 10%. 8. Pengembangan industri lempok durian memberikan manfaat yang positif dari aspek sosial ekonomi wilayah dengan terbukanyaa peluang kerja serta peningkatan pendapatan masyarakat, namun dari sis dampak lingkungan, masalah limbah dan hygiene sanitasi produk masih sangat perlu diperhatikan. Saran 1. Berdasarkan potensi bahan baku, prospek pasar, tingkat teknologi proses, dan aspek finansial, industri lempok durian ini, layak untuk dibiayai. 2. Untuk menjamin kelancaran pengembalian kredit, pihak perbankan seyogyanya juga turut berpartisipasi dalam pembinaan usaha ini, khususnya pada aspek perencanaan produksi dan manajemen persediaan. 3. Perlu adanya informasi mengenai pendampingan/pembinaan kepada kelompok/pengrajin dalam rangka menjaga keberlanjutan usaha, terutama bagi UMKM. 4. Perlu adanya informasi alternatif pembiayaan dengan menggunakan 2 (dua) pola, yaitu pembiayaan kepada kelompok dan kepada individu untuk penyesuaiann kebijakan pada masingmasing bank/lembaga keuangan. Perkembangan Perbankan Daerah & Sistem Pembayaran Triwulan IV 62

83 BAB IV P K PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH

84 halaman ini sengaja dikosongkan

85 Kinerja keuangan Pemerintah Provinsii Bengkulu menunjukkan perbaikan dibandingkann dengan tahun 2012 baik dari sisi pendapatan maupun belanja. Hal tersebut terlihat dari realisasi pendapatan dan belanja Anggaran Pendapatan dan Belanjaa Daerah (APBD) Provinsi Bengkulu tahun yang lebih tinggi dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pendapatann mencatatkan persentase realisasi sebesar 100,85% dari total anggaran dengan nilai Rp1.695, 23 miliar. Sementara belanja mencatatkan persentase realisasi sebesar 89,86% dari total anggaran dengan nilai Rp1.727,48 miliar Realisasi Sisi Penerimaan Realisasi Sisi Penerimaan Provinsi Bengkulu Realisasi pendapatan Pemerintah Daerah Provinsi Bengkulu padaa tahun lebih tinggi dibandingkan tahun Total pendapatan mencapai Rp1.695,23 miliar atau 100,85% dari anggarann yang ditetapkan pada APBDP sebesar Rp1.681,00 miliar. Dilihat dari strukturnya, porsi komponenn Dana Perimbangan/Transfer mendominasi penerimaan APBD sebesar 68,96%, diikuti Pendapatan Asli Daerah (30,91%) dan Lainlain Pendapatan Daerah Yang Sah (0,12%). Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) tercatat sebesar 102,16% dari target, lebih tinggi dibandingkan realisasi pendapatan transfer yang sebesar 99,84%. Realisasi pendapatan terbesar berasal dari pendapatann dana bagi hasil pajak yaitu sebesar 148,914% dari targett APBDP dengan nilai Rp53,933 miliar. Realisasi dana bagi hasil pajak ini lebih tinggi dibandingkan dengan realisasinya pada tahun 2012 yang hanya sebesar 100,45% dari APBDP. Realisasi penerimaan Dana Alokasi Umum (DAU) dari Pemerintah Pusat menjadi sumber utamaa penerimaan untuk komponen Dana Perimbangan yang mencapai Rp854,65 miliar dengan realisasii sebesar 100%. Proporsi DAU yang tinggi menggambarkan keuangan pemerintah daerah masih sangat bergantung dari transfer dana pemerintah pusat. Secara umum, realisasi komponen Pendapatan Asli Daerah (PAD) lebih tinggi dibandingkan dengan realisasi tahun Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) mencapai Rp524,07 miliar atau terealisasi 102,16% dari anggaran yang ditetapkan. Realisasi PAD tersebut terutama bersumber dari Pendapatan Pajak Daerah sebesar Rp394,14 miliar dan pendapatan yang berasal dari pos Lainlain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah yang tercatat sebesar Rp105,53 miliar. Bila dibandingkan dengan pencapaian tahun 2012 lalu, realisasi PAD mengalami peningkatan sebesar 8,33% (yoy), sementara pendapatan transfer meningkat sebesar 8,64% (yoy). Berimbangnya pertumbuhan Perkembangan Keuangann Daerah Triwulan IV 63

86 realisasi PAD dan pendapatan transfer serta besarnya pangsa pendapatan transfer terhadap pendapatan daerah, mencerminkan masih belum adanya perbaikan tingkat ketergantungan keuangan daerah terhadap pemerintah pusat. Tabel 4.1 Realisasi Penerimaan APBD Triwulan IV Pemerintah Provinsi Bengkulu Dalam juta rupiah (kecuali dinyatakan lain) Uraian Pendapatan Asli Daerah 1. Pendapatan Pajak Daerah 2. Pendapatan Retribusi Daerah 3. Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yg dipisahkan 4. Lainlain Pendapatan Asli Daerah yang Sah Pendapatan Transfer 1. Danaa Bagi Hasil Pajak 2. Danaa Bagi Hasil Bukan Pajak (Sumber Daya Alam) 3. Danaa Alokasi Umumm 4. Danaa Alokasi Khusus 5. Dana Penyesuaian Lainlain Pendapatan yang Sah Total Pendapatan Sumber : Pemerintah Daerah Provinsi Bengkulu APBD 2012 Realisasi % Realisasi , ,08 90, ,45 102,16 100,15 132,322 99, , , , , ,45 216,77 100,00 100,00 94, , , ,99 99,84 48, , ,85 Pendapatan Pajak Daerah memiliki porsi sebesar 75, 21% dari total realisasi PAD, kemudian diikuti oleh Lainlain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah dengann porsi 20,,14% dari realisasi PAD. Pendapatan Pajak Daerah salah satunya bersumber dari Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Pajak Kendaraan Bermotor. Berdasarkan data jumlah kendaraan bermotor sepanjang terdapat tren penurunan pembelian kendaraan bermotor roda dua, baik kendaraan baru maupun mutasi masuk kendaraan bermotor ke Provinsi Bengkulu. Kondisi ini selaras dengan hasil liaison yang dilakukan kepada pelaku usaha finance untuk kendaraan bermotor yang menyatakan adanya penurunann volume penjualan jasa pada tahun. Penurunan ini selain diakibatkan oleh peraturan mengenai batas uang muka kredit kendaraann dan kondisi pendapatan yang cukup tertekan, juga disebabkan karena mulai jenuhnya pasar kendaraan roda dua di Provinsi Bengkulu. Namun demikian, jumlah kendaraan roda Perkembangan Keuangan Daerah Triwulan IV 64

87 empat/truk/bus terlihat mengalami peningkatan. Selain itu pajak kendaraan, pemerintah daerah masih dapat memporoleh pemasukan dari pajak lainnya dan retribusi. Grafik 4.1 Perkembangan Kendaraan Bermotor di Provinsi Bengkulu 27,000 22,000 17,000 12,000 7,000 2,000 Roda 2 13,102 Kendaraan Baru (kiri) Mutasi Masuk (kanan) 167 I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV Roda 4 & Bus/Truk Kendaraan Baru (kiri) Mutasi Masuk (kanan) I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV Sumber : Dinas Pendapatan Provinsi Bengkulu 4..2 Realisasi Sisi Pengeluaran Realisasi Sisi Pengeluaran Provinsi Bengkulu Realisasi Belanja Pemerintah Daerah Provinsi Bengkuluu pada lebih baik dibandingkan tahun 2012 yaitu sebesar 88,86% dari total anggaran yang ditetapkan. Realisasi belanja pemerintah daerah tercatat sebesar Rp1.727,48 miliar. Realisasi tertinggi tercatat pada belanja operasi yaitu sebesar 92,48% dengan nilai Rp1.305,76 miliar. Kemudian, diikuti oleh belanja modal sebesar 84,46% dengan nilai Rp277,28 miliar. Belanjaa operasi mengambil porsi sebesar 75,59% dari total anggaran, sementara belanja modal mengambil porsi sebesar 16, 05% dan sisanya merupakan belanja tidak terduga dan transfer. Realisasi belanjaa pegawai dan belanja barang merupakan pos dengan nilai belanja tertinggi, masingmasing yaitu Rp517,13 miliar dan Rp563,49 miliar. Belanja pegawai dan belanja barang masingmasing mengambil porsi 29,94% dan 32,62% dari total belanja daerah. Realisasi nilai belanja pegawai tahun meningkat sebesar 7,63%, sementara belanja barang meningkat tajam sebesar 52,85% dibandingkann realisasi Bila dilihat secara keseluruhan anggaran belanja operasi, nilai realisasi belanja operasi meningkat 21,54% dibandingkan tahun Persentasee realisasi keseluruhan pos belanja operasional tahun lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2012 lalu. Perkembangan Keuangann Daerah Triwulan IV 65

88 Tabel 4.2 Realisasi Belanjaa APBD Pemerintah Provinsi Bengkulu Dalam juta rupiah (kecuali dinyatakan lain) Uraian 2012 APBD Realisasi 2012 % Realisasi 2012 Belanja Operasi ,16 92,48 1. Belanja Pegawai ,98 93,88 2. Belanja Barang ,02 88,92 3. Belanja Bunga 0 4. Belanja Subsidi 0 5. Belanja Hibah ,46 99,49 6. Belanja Bantuan Sosial 0 7. Belanja Bantuan Keuangan ,24 89,93 Belanja Modal ,06 84,46 1. Belanja Tanah ,82 45,39 2. Belanja Peralatan dan Mesin 3. Belanja Gedung dan Bangunan 4. Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan 5. Belanja Aset Tetap Lainnya ,00 67,86 90,44 93,45 94,44 96,31 78,61 76,62 6. Belanja Aset Lainnya 0 Belanja Tidak Terduga ,32 Transfer ,96 80,65 Total Belanja Sumber : Pemerintah Provinsi Bengkulu ,49 89,86 Belanja modal terealisasi sebesar Rp66,888 miliar, lebih rendah 4,47% (yoy) dibandingkan tahun Realisasi tertinggi pas pos belanja modal tercatat pada pos belanja gedung dan bengunann yang sebesar 96,31% dari total anggarannya, kemudian diikuti oleh pos belanja peralatan dan mesin sebesar 94,44% %. Bila dilihat dari porsi anggaran, anggarann belanja jalan, irigasi dan jaringan menyumbang porsi realisasi terbesar yaitu 55,45% dari total anggaran belanja modal. Pos belanja tanah mencatatkan persentase realisasi anggaran yang terendah yaitu hanya sebesar 45,39% dari total yang dianggarkan atau senilai Rp1,94 miliar. Sebagian besar pospos tahun Pertumbuhan nilai realisasi hanya terjadi pada pos belanja tanah dan belanja jalan, irigasi dan jaringan, masingmasing yaitu sebesar 56,59% (yoy) dan 19,69% (yoy). Turunnya realisasi pada pos belanja peralatan dan mesin, belanja gedung dan bangunan, dan pos belanja asset tetap lainnya disebabkan oleh belanja modal mencatatkan nilai realisasi yang lebih rendah dibandingkan Perkembangan Keuangan Daerah Triwulan IV 66

89 turunnya anggaran tahun untuk pospos belanja tersebut. Minimnya belanja modal bila dibandingkan dengan belanja operasional mengindikasikan minimnya pertumbuhan sarana dan prasarana pendukung kegiatan perekonomian. Kondisi ini dapat mengganggu pertumbuhan perekonomian daerah karena tingkat daya dukung pemerintah terhadap infrastruktur merupakan hal yang vital dalam mendorong laju perekonomian daerah. Grafik 4.2 Perkembangan Dana Milik Pemerintah di Provinsi Bengkulu 140, , ,000 80,000 60,000 40,000 20,000 Pemerintah Pusat g(qtq) 39.11% % 80% 60% 40% 20% 0% 20% 40% 60% Pemerintah Daerah 2,500,000 2,000,000 1,500,000 1,000, , %% g(qtq) 250% 200% 150% 100% 50% 0% 50% 100% Sumber : LBU Bank Umum, BI Bengkulu Bila dilihat dari dana milik pemerintah yang terdapat di perbankan daerah, dana milik pemerintah pusat pada triwulan IV terlihat mengalami penurunan sebesar 39,11% (qtq) atau menjadi Rp77,71 miliar. Seiring dengan itu, dana milik pemerintah daerah mengalami penurunan sebesar 63,69% (qtq) atau menjadi Rp770,50 miliar. Penurunan dana pemerintah di perbankan disebabkan peningkatann belanja pada triwulan IV, ditengarai karena peningkatan pembangunan infrastruktur seperti pembangunan bandar udara dan perbaikan jalan menjelang pelaksanaan Hari Pers Nasional pada awal Perkembangan Keuangann Daerah Triwulan IV 67

90 halaman ini sengaja dikosongkan Perkembangan Keuangan Daerah Triwulan IV 68

91 BAB V KET TENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN DAERAH

92 halaman ini sengaja dikosongkan

93 Tingkat kesejahteraan masyarakat Provinsi Bengkulu secaraa umum membaik dibandingkan triwulan sebelumnya. Hal ini tercermin dari menurunnya tingkat kemiskinan padaa periode Maret hingga September dan adanya perbaikan Nilai Tukar Petani (NTP) dibandingkann dengan triwulan sebelumnya Nilai Tukar Petani (NTP) triwulan laporan meningkat 1,23% (qtq) dibandingkan triwulan III, sementara tingkat kemiskinan tercatat sebesar 17,75% %. Namun demikian, kondisi kemiskinan dan NTP tidak lebih baik dibandingkann dengan kondisi pada akhir tahun 2012 lalu Perkembangann Kesejahteraan Daya beli petani yang tercermin dari Nilai Tukar Petani (NTP) pada triwulan laporan menunjukkan perbaikan namun belum memenuhi standar (NTP 100). Secara triwulanan, NTP mengalami peningkatan sebesar 1,23% (qtq). Peningkatan ini terjadi sejak triwulan III sebagai dampak dari berkurangnya tekanan terhadap kinerja sektor pertanian. Peningkatan yang signifikan terjadi pada periode Desember. Kondisi NTP triwulan laporan mengindikasikan tingkat kesejahteraan petani yang semakin membaik dibandingkan triwulan sebelumnya. Nilai NTP menggambarkan indeks harga hasil produksi pertanian yang diterima petani lebih rendah dibandingkan dengan indeks harga yang dibayar petani berupa barang dan jasa, baik untuk dikonsumsi rumah tangga maupun untuk keperluan produksi pertanian (NTP dibawah 100). Grafik 5.1 Perkembangan Indeks Nilai Tukar Petani di Provinsi Bengkulu NTP g (mtm) % % 2% 1% 1% 0% 1% 1% 2% 2% Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu, diolah Secara tahunann NTP Provinsi Bengkulu pada triwulan IV mengalami penurunan sebesar 1,26% (yoy). Penurunan tahunanan ini menggambarkan tingkat kesejahteraan hidup petani masih lebih rendah dibandingkan tahun lalu. Nilai NTP yang Perkembangan Kesejahteraan Triwulan IV 69

94 berada di bawah 100 menunjukkan penerimaan petani lebih kecil dari pengeluarannya. Di sisi lain, indeks Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) pada Desember tercatat sebesar 102,31. Indeks tersebut menggambarkan adanya keuntungan yang diperoleh petani dari selisih antara indeks harga pengeluaran yang terkait dengan keperluan produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) dengan indeks harga yang diterimanya. Secara umum indeks yang diterima petani mengalami peningkatan dibandingkan triwulan III sebesar 1,69% (qtq). Peningkatan indeks diterima petani yang tertinggi terjadi pada subkelompok tanaman perkebunan rakyat yaitu sebesar 2,67% (qtq). Di sisi lain, indeks yang dibayar petani mengalami kenaikan sebesar 0,45% (qtq), dengan kenaikan tertinggi terjadi pada subkelompok tanaman perkebunan rakyat sebesar 0,53% (qtq). Pencapaian NTP Provinsi Bengkulu ini masih lebih rendah dibandingkan dengan NTP Nasional yang mencapai 101, Perkembangan Kemiskinan Jumlah penduduk miskin pada bulan September di Provinsi Bengkulu berjumlah jiwa. Jika dibandingkan dengan jumlah penduduk di Provinsi Bengkulu, penduduk miskin mencapai 17,75%. Persentase ini lebih tinggi dibandingkan dengan persentase jumlah penduduk miskin pada bulan September tahun 2012 sebesar 17,51% %. Namun bila dibandingkan dengan kondisi pada awal tahun, jumlah dan persentase penduduk miskin menunjukkann penurunan. Jumlah penduduk miskin meningkat terutama di daerah perkotaan. Jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan pada Maret sebanyak 91,91 ribu jiwa atau 16,64% dari total penduduk miskin, naik menjadi 17,29% atau 97,66 ribu jiwa pada September. Peningkatan kemiskinan di perkotaan ditengarai karena tekanan kenaikan hargaharga yang cukup kuat pada periode Maret hingga September. Sementara jumlah penduduk miskin di daerah pedesaan pada September menurun, yaitu dari 235,44 ribu jiwa pada Maret menjadi 222,75 ribu jiwa atau turun menjadi 17,97% dari total penduduk. Tabel 5.1 Perkembangan Jumlah Penduduk Miskin di Provinsi Bengkulu 2011 Kemiskinan Mar Jumlah Penduduk Miskin Jumlah (orang) 303,60 %* 17,5 *Persentasee terhadap jumlah penduduk Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu 2012 Mar Sep Mar Sep ,70 17,51 18,34 17,75 Perkembangan Kesejahteraan Triwulan IV 70

95 Garis Kemiskinan naik sebesar 10,53% dari Rp /kapita/bulan pada bulan Maret menjadi Rp /kapita/bulan pada bulan September. Naiknya Garis Kemiskinan terutamaa bersumber dari pengeluaran makanan yang terlihat dari besaran nilai Garis Kemiskinan Makanan (GKM) yang berkontribusi sebesar 78,02%. Sedangkan pengeluarann bukan makanan (perumahan n, sandang, pendidikan, dan kesehatan) yang diindikasikan oleh Garis Kemiskinan Bukan Makanan (GKBM) berkontribusi sebesar 28,58%. Peningkatan GKM ditingkat pedesaan (11,77%) lebih tinggi dibandingkan dengan peningkatan di daerah perkotaan (7,90%). Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) mengalami peningkatan dibandingkan dengan data Maret. P1 meningkat dari 3,,00 pada Maret menjadi 3,24. Sementara P2 meningkan dari 0,74 menjadi 0,89 pada bulan September. Peningkatan nilai kedua indeks ini mengindikasikann bahwa ratarata pengeluaran penduduk miskin cenderung makin menjauh dari Garis Kemiskinan dan ketimpangan pengeluaran antar penduduk miskin juga makin melebar. Tabel 5.2 Tingkat Kedalaman dan Keparahan Kemiskinan di Provinsi Bengkulu Daerah Mar Mar Sep Mar Sep P1 P2 P1 P2 P1 P2 P1 P2 P1 P2 Perkotaan Pedesaan Perkotaan+Pedesaan 2,83 2,49 2,59 0,73 0,56 0,62 3,14 4,63 4,17 0,86 1,65 1,40 2,72 3,20 3,05 0,66 0,87 0,80 2,29 3,32 3,00 0,51 0,84 0,74 3,111 3,30 3,24 0,82 0,92 0,89 Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu Perkembangan Kesejahteraan Triwulan IV 71

96 halaman ini sengaja dikosongkann Perkembangan Kesejahteraan Triwulan IV 72

97 BAB VI PROS PEK PEREKONOMIAN DAERAH

98 halaman ini sengaja dikosongkan

99 Laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Bengkulu pada triwulan I2014 diperkirakan melambat. Perlambatan pertumbuhan ekonomi terutamaa dipengaruhi oleh terbatasnya investasi menjelang Pemilu 2014 dan belum membaiknya kinerja ekspor sebagai dampak penurunan harga batubara di pasar internasional. Di sisii lain, konsumsi rumah tangga diperkirakan meningkat seiring dengan pelaksanaan Hari Pers Nasional. Dari sisi sektoral, cuaca ekstrim diperkirakan menekann kinerja sektor pertanian, terutama produksi tabama dan perkebunan. Namun, pelaksanaan Hari Pers Nasional diperkirakan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi dari sektor perdagangan, hotel, dan restoran. Perekonomiann Provinsi Bengkulu diperkirakan akan tumbuh pada kisaran 5,96,1% (yoy). Tekanan inflasi pada triwulan I2014 diprediksi mereda. Meskipun demikian, faktor risiko seperti keterbatasan pasokan beberapa komoditas bahan makanan akibat curah hujan yang tinggi dapat memicu inflasi lebih tinggi. Inflasi Provinsi Bengkulu pada triwulan I2014 diperkirakan akan berada pada kisaran 8,52±1% (yoy) Prospek Ekonomi Makro Grafik ,700,000 2,550,000 2,400,000 2,250,000 Perkembangan Laju Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Bengkulu PDRB dalam juta Rp, LPE dalam persen yoy 11.00% PDRB Konstan (axis kiri) LPE (axis kanan) 9.00% 7.00% 2,100,000 1,950,000 1,800,000 Proyeksi 5,96,1% 5.00% 3.00% 1,650, p 1.00% Sumber : BPS Provinsi Bengkulu dan Bank Indonesia Bengkulu, angka sementara dan perkiraan Pertumbuhan ekonomi Provinsi Bengkuluu pada triwulan I2014 diperkirakan lebih rendah dibandingkan triwulan IVpada kisaran 5,96,1% (yoy). Perlambatan ini didorong oleh minimnya realisasi investasi, baik pemerintah maupun swasta menjelang Pemilu Selain itu, kinerja ekspor masih tumbuh terbatas di tengah belum membaiknya harga batubara internasional. Dari sektoral, cuaca ekstrim dengan curah Perekonomian Bengkulu pada triwulan I2014 diprediksi hanya tumbuh hujan yang tinggi akan berpengaruh terhadap kinerja sektor pertanian. Sektor jasajasa Prospek Perekonomian Daerah Triwulan IV 73

100 dan sektor perdagangan, hotel, dan restoran diprediksi tumbuh paling tinggi pada triwulan I2014. Dari sisi penggunaan, pertumbuhan ekonomi pada triwulan I2014 diperkirakan ditopang oleh menguatnya konsumsi rumah tangga. Pelaksanaan Pemilu 2014 dan meredanyaa tekanan inflasi diperkirakan mendorong peningkatan konsumsi masyarakat. Selain itu, tingginya pertumbuhan sektor pertanian pada triwulan sebelumnya mencerminkan adanya perbaikan daya beli rumah tangga, terutama para petani. Kondisi ini terlihat dari optimisme masyarakat terhadap perekonomian ke depan sebagaimana ditunjukkan oleh hasil SK dan SKDU (Grafik 6.2). Grafik 6.2. Hasil Survei SK dan SKDU di Provinsi Bengkulu dan Kredit Konsumsi Perbankan di Provinsi Bengkulu I SK & SKDU II III IV I II III IV I II III IV Juta Rp 7,000,000 6,000,000 5,000,000 4,000,000 3,000,000 2,000,000 1,000,000 Kredit Konsumsi g(yoy) % % 65% 50% 35% 20% 5% 10% IEK (kiri) Ekspektasi Kegiatan Usaha 3 bln ke depan (kanan) Sumber : Hasil SK & SKDU, BI Bengkulu Sumber : Laporan Bank Umumm Peningkatan konsumsi dikonfirmasi oleh hasil Survei Konsumen (SK) triwulan IV yang menunjukkan optimisme masyarakat akan kondisi penghasilan enam bulan mendatang serta adanya indikasi peningkatan pengeluaran masyarakat 3 bulan mendatang. Hal tersebutt terlihat dari Nilai Saldo (NS) kedua indikator tersebut yang masih berada diatas 100 yaitu masingmasing 136, 67 dan 161,33. Namun, konsumsi masyarakat melalui fasilitas perbankan diperkirakan akan terbatas, hal ini tercermin dari semakin melambatnya penyalurann kredit konsumsi (Grafik 6.2). Kebijakan bank sentral dengan menaikkann BI Rate sepanjang tahun diperkirakan akan direspon oleh perbankan dengan menaikkan suku bunga kredit. Dari sisi penawaran, sektor jasajasa dan sektor perdagangan, hotel, dan restoran diperkirakan akan berkontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi triwulan I2014. Pelaksanaan Hari Pers Nasional (HPN) pada Februari 2014 diperkirakan Prospek Perekonomian Daerah Triwulan IV 74

101 mendorong kinerja perdagangan dengan banyaknya aktivitas jualbeli pada setiap pameran HPN. Berdasarkan hasil liaison, event ini juga secara langsung mendorong meningkatnyaa tingkat hunian hotel 75% lebih tinggi dari sebelumnya. Selaras dengan itu, jasa pemerintahan diperkirakan ikut tumbuh sebagai dampak persiapan HPN sehingga mendorong pertumbuhan sektor jasajasa. Selain itu, pelaksanaan Pemilu legislatif 2014 pada bulan April diprediksi semakin meningkatkan kinerja kedua sektor ini. Di sisi lain, sektor pertanian diprediksi tumbuh terbatas. Tingginya curah hujan berdampak pada produksi tabama maupun perkebunan. Berdasarkan informasi dari BMKG, curah hujan yang tinggi masih akan terjadi sampai awal bulan Maret Grafik Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha Provinsi Bengkulu (10) (20) (30) SBT Realisasi Kegiatan Usaha Ekspektasi Kegiatan Usaha Sumber : Survei Konsumen, Bank Indonesia Pelaku usaha mengindikasikan adanya optimisme terhadap kondisi perekonomian Provinsi Bengkuluu pada triwulan I2014 (Grafik 6..3). Hal ini tercermin pada hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) triwulan IV yang menunjukkan adanya peningkatan Saldo Bersih Tertimbang (SBT) ekspektasi kegiatan usaha pada masa tiga bulan mendatang dibandingkan dengan SBT tingkatt realisasi kegiatan usaha pada triwulan IV yang hanya sebesar 1,09 (Grafik 6.3). Hasil SKDU juga menunjukkan hampir seluruh sektor ekonomi mengindikasikan peningkatan ekspektasi kegiatan usaha dibandingkann realisasi kegiatan usaha pada triwulan IV Perkiraan Inflasi Daerah Pada triwulan I2014, tekanan inflasi diperkirakan akan lebih rendah dibandingkan triwulan IV. Tekanan inflasi padaa triwulan I2014 diperkirakan terbatas padaa kenaikan hargaharga bahan pangan. Produksi bahan pangan diprediksi akan berkurang karena cuaca ekstrim dengan curah hujan yang tinggi terjadi pada Prospek Perekonomian Daerah Triwulan IV 75

102 triwulan I2014. Di Bengkulu sendiri, beberapa ha sawah terendam banjir dan terancam gagal panen. Selain itu, pengaruh cuaca akan berdampak pada terhambatnya pasokan dari daerahdaerah lain yang selama ini memasok kebutuhan barang konsumsi Bengkulu, seperti Jakarta dan Lampung. Selaras dengan itu, penurunan tingkatt inflasi juga diperkirakan terjadi dengan tidak adanya kebijakan pemerintah yang dapat memicu inflasi menjelang Pemilu Dengan mempertimbangkan faktorfaktor tersebut, pada triwulan I2014 inflasi Bengkuluu diperkirakan akan mencapai kisaran 8,52±1% (yoy). Grafik 6.4. Perkembangan Laju Inflasi Tahunan di Kota Bengkulu 11% 9% 8% 6% 5% 3% 2% 0% Proyeksi 8,52±1% p Sumber : BPS Provinsi Bengkulu dan Bank Indonesia Bengkulu Grafik 6.5. Hasil Survei Konsumen dan SKDU di Provinsi Bengkulu Ekspektasi Harga Jual (axis kiri) Inflasi 3 bulan kedepan (axis kanan) Sumber : Survei Ekspektasi Konsumen dan Survei Kegiatan Dunia Usaha, BI Bengkulu Berdasarkan hasil Survei Konsumen (SK) triwulan IV yang dilakukan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu, menunjukkann penurunan ekspektasi konsumen mengenai kondisi hargaharga pada tiga bulan mendatang (Triwulan IV). Hal ini tercermin dari Nilai Saldo kondisi hargaharga tiga bulan ke depan yang menurun dibandingkan nilai saldo triwulan IV. Dari sisi pelaku usaha Prospek Perekonomian Daerah Triwulan IV 76

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan II Tahun 2014

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan II Tahun 2014 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan II Tahun 2014 Buku Kajian Ekonomi Regional Provinsi Bengkulu dipublikasikan secara triwulanan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu,

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan III Tahun 2014

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan III Tahun 2014 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan III Tahun 2014 Buku Kajian Ekonomi Regional Provinsi Bengkulu dipublikasikan secara triwulanan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu,

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan III - 2010 Penyusun : Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Bayu Martanto Peneliti Ekonomi Muda Senior 2. Jimmy Kathon Peneliti

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan III - 2011 cxççâáâç M Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis Muda Senior 2. Asnawati Peneliti Ekonomi Muda

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan I - 2011 cxççâáâç M Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis Muda Senior 2. Neva Andina Peneliti Ekonomi Muda

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH VISI Menjadi Kantor Bank Indonesia yang dapat dipercaya di daerah melalui peningkatan peran dalam menjalankan tugas-tugas Bank Indonesia yang diberikan. MISI Mendukung

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan III Tahun 2013

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan III Tahun 2013 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan III Tahun 2013 Buku Kajian Ekonomi Regional Provinsi Bengkulu dipublikasikan secara triwulanan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu,

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Triwulan I - 2009 PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Triwulan III - 2009 PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan II Tahun 2013

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan II Tahun 2013 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan II Tahun 2013 Buku Kajian Ekonomi Regional Provinsi Bengkulu dipublikasikan secara triwulanan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu,

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Triwulan II - 2009 PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA AGUSTUS 2017 Vol. 3 No. 2 Triwulanan April - Jun 2017 (terbit Agustus 2017) Triwulan II 2017 ISSN 2460-490257 e-issn 2460-598212 KATA PENGANTAR RINGKASAN

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan I Tahun 2014

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan I Tahun 2014 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan I Tahun 2014 Buku Kajian Ekonomi Regional Provinsi Bengkulu dipublikasikan secara triwulanan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu,

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN II-2008 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 108 BANDUNG Telp : 022 4230223 Fax : 022 4214326 Visi Bank Indonesia

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN I-2008 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 108 BANDUNG Telp : 022 4230223 Fax : 022 4214326 Visi Bank Indonesia

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013 Asesmen Ekonomi Perekonomian Kepulauan Riau (Kepri) pada triwulan II-2013 mengalami pelemahan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Pada

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Banten

Kajian Ekonomi Regional Banten Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan I - 2009 i Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan segala rahmat-nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional

Lebih terperinci

Kajian. Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Tengah

Kajian. Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Tengah Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Triwulan III 2015 1 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-nya (KEKR) Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan III

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH Perbankan Aceh PERKEMBANGAN PERBANKAN DI ACEH KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN 4-2012 45 Perkembangan Perbankan Aceh Kinerja perbankan (Bank

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN IV-28 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 18 BANDUNG Telp : 22 423223 Fax : 22 4214326 Visi Bank Indonesia Menjadi

Lebih terperinci

P D R B 7.24% 8.50% 8.63% 8.60% 6.52% 3.05% -0.89% Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara **) angka sangat sementara

P D R B 7.24% 8.50% 8.63% 8.60% 6.52% 3.05% -0.89% Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara **) angka sangat sementara Ringkasan Eksekutif Asesmen Ekonomi Di awal tahun 2009, imbas krisis finansial global terhadap perekonomian Kepulauan Riau dirasakan semakin intens. Laju pertumbuhan ekonomi memasuki zona negatif dengan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN IV-2009 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 108 BANDUNG Telp : 022 4230223 Fax : 022 4214326 Visi Bank Indonesia

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Asesmen Ekonomi Pada triwulan I 2012 pertumbuhan Kepulauan Riau mengalami akselerasi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat 6,34% (yoy)

Lebih terperinci

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Penurunan momentum pertumbuhan ekonomi Kepulauan Riau di periode ini telah diperkirakan sebelumnya setelah mengalami tingkat pertumbuhan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III - 2011 Kantor Bank Indonesia Banjarmasin Kata Pengantar KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II 2013 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan III 2012 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Triwulan IV - 2008 PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan I 2013 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL REGIONAL KAJIAN EKONOMI TRIWULAN III. website :

KAJIAN EKONOMI REGIONAL REGIONAL KAJIAN EKONOMI TRIWULAN III. website : KAJIAN EKONOMI REGIONAL TRIWULAN III 2014 website : www.bi.go.id email : empekanbaru@bi.go.id VISI BANK INDONESIA : kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilainilai strategis yang dimiliki

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Triwulan III212 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Penerbit : KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga bank sentral yang kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan nilai tukar yang stabil

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Jawa Barat Triwulan IV-211 Kantor Bank Indonesia Bandung KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan rahmat dan karunia- Nya, buku

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Asesmen Ekonomi Laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau pada triwulan II 2012 tercatat sebesar 7,25%, mengalami perlambatan dibandingkan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan II - 2013 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah II Kalimantan Kata Pengantar KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN III-2013 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX 2013 KATA PENGANTAR Buku Kajian Ekonomi Regional Provinsi Sumatera Utara merupakan terbitan

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga bank sentral yang kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan nilai tukar yang stabil

Lebih terperinci

Grafik 1.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau (y o y) Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara ; **) angka sangat sementara

Grafik 1.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau (y o y) Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara ; **) angka sangat sementara RINGKASAN EKSEKUTIF Asesmen Ekonomi Krisis finansial global semakin berpengaruh terhadap pertumbuhan industri dan ekspor Kepulauan Riau di triwulan IV-2008. Laju pertumbuhan ekonomi (y-o-y) kembali terkoreksi

Lebih terperinci

Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau

Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau Ringkasan Eksekutif Asesmen Ekonomi Kondisi perekonomian provinsi Kepulauan Riau triwulan II- 2008 relatif menurun dibanding triwulan sebelumnya. Data perubahan terakhir Badan Pusat Statistik (BPS) memperlihatkan

Lebih terperinci

BAB 7 : OUTLOOK EKONOMI

BAB 7 : OUTLOOK EKONOMI BAB 7 OUTLOOK EKONOMI BAB 7 : OUTLOOK EKONOMI Perekonomian Gorontalo pada triwulan II- diperkirakan lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan triwulan I-. Kondisi ini diperkirakan didorong oleh proyeksi kenaikan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Triwulan I-2013 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Penerbit : KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI LAMPUNG. Kajian Triwulanan Misi Bank Indonesia. Visi, Misi dan Nilai Strategis Bank Indonesia

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI LAMPUNG. Kajian Triwulanan Misi Bank Indonesia. Visi, Misi dan Nilai Strategis Bank Indonesia Visi, Misi dan Nilai Strategis Bank Indonesia KAJIAN EKONOMI DAN Visi Bank Indonesia KEUANGAN REGIONAL PROVINSI LAMPUNG Menjadi lembaga bank sentral yang kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan

Lebih terperinci

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. ~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 1~ Visi Bank Indonesia. Misi Bank Indonesia

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. ~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 1~ Visi Bank Indonesia. Misi Bank Indonesia Dasar Hukum Bank Indonesia Negara memiliki suatu bank sentral yang susunan, kedudukan, kewenangan, tanggung jawab, dan independensinya diatur dengan undang-undang. ~UUD 1945 Pasal 23 D~ Bank Indonesia

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan II2009 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat Nya sehingga

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I2010 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat Nya sehingga Kajian

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA MEI 2017 Vol. 3 No. 1 Triwulanan Januari - Maret 2017 (terbit Mei 2017) Triwulan I 2017 ISSN 2460-490165 e-issn 2460-598144 - KATA PENGANTAR RINGKASAN

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Vol. 3 No. 3 Triwulanan Juli - September 2017 (terbit November 2017) Triwulan III 2017 ISSN xxx-xxxx e-issn xxx-xxxx KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2017 DAFTAR ISI 2 3 DAFTAR

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur Triwulan II 2014 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Timur KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur Triwulan II - 2014

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL TRIWULAN IV. website :

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL TRIWULAN IV. website : KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL TRIWULAN IV 2013 website : www.bi.go.id email : empekanbaru@bi.go.id KAJIAN EKONOMI REGIONAL VISI BANK INDONESIA : kredibel dan terbaik di regional melalui

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Barat Triwulan I211 Kantor Bank Indonesia Mataram KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Barat Triwulan I211 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI NUSA

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I2009 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmatnya sehingga Laporan

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga bank sentral yang kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan nilai tukar yang stabil

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat Triwulan I - 29 Kantor Triwulan I-29 BANK INDONESIA PADANG KELOMPOK KAJIAN EKONOMI Jl. Jend. Sudirman No. 22 Padang Telp. 751-317 Fax. 751-27313 Penerbit

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN I-29 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 18 BANDUNG Telp : 22 423223 Fax : 22 4214326 Visi Bank Indonesia Menjadi

Lebih terperinci

L A M P I R A N. Kantor Bank Indonesia Ambon 1 PERTUMBUHAN TAHUNAN (Y.O.Y) PDRB SEKTORAL

L A M P I R A N. Kantor Bank Indonesia Ambon 1 PERTUMBUHAN TAHUNAN (Y.O.Y) PDRB SEKTORAL PERTUMBUHAN TAHUNAN (Y.O.Y) PDRB SEKTORAL No. Sektor 2006 2007 2008. 1 Pertanian 3.90% 4.01% 3.77% 0.31% 2.43% 3.29% 2.57% 8.18% 5.37% 4.23% 2.69% -0.49% 2 Pertambangan dan Penggalian -3.24% 77.11% 8.98%

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan III 2015

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan III 2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH Triwulan III 215 VISI Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas BI dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional.

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL AGUSTUS 216 website : www.bi.go.id email : empekanbaru@bi.go.id VISI BANK INDONESIA : kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang

Lebih terperinci

Halaman ini sengaja dikosongkan.

Halaman ini sengaja dikosongkan. 2 Halaman ini sengaja dikosongkan. KATA PENGANTAR Puji serta syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat dan ridha- IV Barat terkini yang berisi mengenai pertumbuhan ekonomi,

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Daftar Isi

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Daftar Isi E E Daftar Isi DAFTAR ISI HALAMAN Kata Pengantar... iii Daftar Isi... iv Daftar Tabel... vii Daftar Grafik... viii Daftar Gambar... xii Tabel Indikator Ekonomi Terpilih... xiii RINGKASAN EKSEKUTIF... 1

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN I

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN I KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN I 2016 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia- Ekonomi Regional Provinsi

Lebih terperinci

Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau. *)angka sementara **)angka sangat sementara

Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau. *)angka sementara **)angka sangat sementara RINGKASAN EKSEKUTIF Asesmen Ekonomi Laju perekonomian provinsi Kepulauan Riau di triwulan III-2008 mengalami koreksi yang cukup signifikan dibanding triwulan II-2008. Pertumbuhan ekonomi tercatat berkontraksi

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN II-2010 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 108 BANDUNG Telp : 022 4230223 Fax : 022 4214326 Visi Bank Indonesia

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH FEBRUARI 2017

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH FEBRUARI 2017 FEBRUARI 217 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunianya Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Tengah Februari 217 dapat dipublikasikan.

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan IV 2012 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL TRIWULAN I 216 website : www.bi.go.id email : empekanbaru@bi.go.id KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL VISI BANK INDONESIA : kredibel

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur Triwulan IV - 2013 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Timur KATA PENGANTAR Sejalan dengan salah satu tugas pokok Bank Indonesia,

Lebih terperinci

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. ~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 1~ Visi Bank Indonesia. Misi Bank Indonesia

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. ~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 1~ Visi Bank Indonesia. Misi Bank Indonesia Dasar Hukum Bank Indonesia Negara memiliki suatu bank sentral yang susunan, kedudukan, kewenangan, tanggung jawab, dan independensinya diatur dengan undang-undang. ~UUD 1945 Pasal 23 D~ Bank Indonesia

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan IV2009 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat Nya sehingga

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Triwulan III211 KANTOR BANK INDONESIA MATARAM Penerbit : BANK INDONESIA MATARAM Kelompok Kajian Statistik dan Survei Jl. Pejanggik No.2 Mataram Nusa

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Lampung Triwulan II - 2012 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Lampung Visi dan Misi Bank Indonesia Visi, Misi dan Nilai Strategis Bank Indonesia Visi Bank Indonesia

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL TRIWULAN I 216 website : www.bi.go.id email : empekanbaru@bi.go.id KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL VISI BANK INDONESIA : kredibel

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Barat Triwulan III21 KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Barat Triwulan III21 Kantor Bank Indonesia Mataram KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI NUSA

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Jawa Barat Triwulan I-212 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah VI (Jawa Barat & Banten) KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan

Lebih terperinci

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 263 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 Tim Penulis

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan -2012 Asesmen Ekonomi Pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2012 tercatat 8,21% lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2011 yang tercatat

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH MEI

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH MEI KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH MEI 2017 1 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia- Ekonomi dan Keuangan Regional

Lebih terperinci

BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN

BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN BAB 5 SISTEM PEMBAYARAN BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN Transaksi sistem pembayaran tunai di Gorontalo pada triwulan I-2011 diwarnai oleh net inflow dan peningkatan persediaan uang layak edar. Sementara itu,

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan II2009 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmatnya sehingga Laporan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Triwulan II-2013 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Penerbit : KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI BARAT TRIWULAN-I 2013 halaman ini sengaja dikosongkan iv Triwulan I-2013 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Barat Daftar Isi KATA PENGANTAR... III DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Barat Triwulan II21 KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Barat Triwulan II21 Kantor Bank Indonesia Mataram KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI NUSA

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan III 2010 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Selatan Triwulan I - 214 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah VII Kata Pengantar Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan IV 2010 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN I-2013

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN I-2013 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN I-2013 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX 2013 KATA PENGANTAR Buku Kajian Ekonomi Regional Provinsi Sumatera Utara merupakan terbitan rutin

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH Perkembangan Perbankan Aceh PERKEMBANGAN PERBANKAN DI ACEH 38 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN 2-2013 Perbankan Aceh Kinerja perbankan (Bank

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN I 2014

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN I 2014 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN I 2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat Triwulan II - 29 Kantor Ringkasan Eksekutif KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan anugerah-nya sehingga

Lebih terperinci

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III 2014

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III 2014 Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III 2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA ...Memberikan saran kepada pemerintah daerah mengenai kebijakan

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Asesmen Ekonomi Pemulihan ekonomi Kepulauan Riau di kuartal akhir 2009 bergerak semakin intens dan diperkirakan tumbuh 2,47% (yoy). Angka pertumbuhan berakselerasi

Lebih terperinci

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan rahmat dan karunianya, sehingga Kajian Ekonomi Keuangan Regional (KEKR)

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan rahmat dan karunianya, sehingga Kajian Ekonomi Keuangan Regional (KEKR) Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan rahmat dan karunianya, sehingga Kajian Ekonomi Keuangan Regional (KEKR) Provinsi Papua Barat (Pabar) periode triwulan IV-2014 ini dapat

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN IV-2013

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN IV-2013 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN IV-2013 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX 2014 KATA PENGANTAR Buku Kajian Ekonomi Regional Provinsi Sumatera Utara merupakan terbitan

Lebih terperinci

No. Sektor No. Sektor No. Jenis Penggunaan

No. Sektor No. Sektor No. Jenis Penggunaan PDRB SEKTORAL Berdasarkan Harga Berlaku (Rp Miliar) No. Sektor 2006 2007 1 Pertanian 431.31 447.38 465.09 459.18 462.01 491.83 511.76 547.49 521.88 537.38 2 Pertambangan dan Penggalian 11.48 11.44 11.80

Lebih terperinci

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi Kepulauan Riau pada triwulan II-2010 diestimasi sedikit melambat dibanding triwulan sebelumnya. Badan Pusat Statistik

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Propinsi Kepulauan Bangka Belitung Triwulan III - 2008 Kantor Bank Indonesia Palembang Daftar Isi KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Jawa Barat Triwulan II-2012 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah VI (Jawa Barat & Banten) KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat Triwulan II - 2013 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah VIII i Bab I : Perkembangan Ekonomi Makro Sumatera Barat Halaman ini sengaja dikosongkan This

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan I 2016

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan I 2016 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH Triwulan I 216 VISI Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas BI dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional.

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Lampung Triwulan III - 2010 Kantor Bank Indonesia Bandar Lampung Visi dan Misi Bank Indonesia Visi, Misi Bank Indonesia Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga bank sentral

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan IV 2013

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan IV 2013 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH Triwulan IV 2013 VISI Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas BI dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional. MISI Menjalankan

Lebih terperinci