KAJIAN EKONOMI REGIONAL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KAJIAN EKONOMI REGIONAL"

Transkripsi

1 KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Jawa Barat Triwulan II-2012 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah VI (Jawa Barat & Banten)

2 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan rahmat dan karunia- Nya, buku Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Barat Triwulan II-2012 ini telah dapat diselesaikan. Dalam kajian ini kami informasikan bahwa perekonomian Jawa Barat pada triwulan II-2012 tumbuh meningkat dari 6,3% pada triwulan I-2012 menjadi 6,4%. Dari sisi harga, inflasi Jawa Barat meningkat dari 3,33% (yoy) menjadi 4,08% pada periode laporan. Peran intermediasi perbankan terhadap perekonomian Jawa Barat menunjukkan perbaikan ke arah yang diharapkan yang disertai dengan kondisi ketahanan perbankan yang semakin solid. Dari sisi keuangan daerah, kinerja realisasi belanja pemerintah diindikasikan turut mendorong naiknya pertumbuhan ekonomi dibandingkan periode lalu. Dengan perkembangan tersebut, tingkat kesejahteraan masyarakat Jawa Barat membaik sebagaimana diindikasikan dengan Nilai Tukar Petani yang meningkat. Uraian di atas merupakan hasil analisa kami terhadap berbagai data dan informasi, yang selain berasal dari Bank Indonesia, laporan perbankan, serta hasil-hasil survei yang dilakukan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah VI (Jawa Barat & Banten), juga kami peroleh dari berbagai pihak, seperti Pemerintah Provinsi Jawa Barat, dinas-dinas terkait, Badan Pusat Statistik Jawa Barat, BULOG Divre IIII Jawa Barat, Kementerian Keuangan c.q. DJP Jawa Barat I, Kepolisian Daerah Jawa Barat, PT. Angkasa Pura III, PT. Jasa Marga, PT. PLN Distribusi Jabar dan Banten serta PT. Kereta Api, dan PT. Pelindo. Sehubungan dengan hal tersebut, dalam kesempatan ini, perkenankanlah kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak tersebut yang telah membantu penyusunan buku ini. Kami menyadari bahwa cakupan serta kualitas data dan informasi yang disajikan dalam buku ini masih perlu terus disempurnakan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran membangun dari semua pihak yang berkepentingan dengan buku ini. Kiranya kerjasama yang sangat baik dengan berbagai pihak selama ini dapat terus ditingkatkan di masa yang akan datang. Akhir kata, kami berharap semoga buku ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melimpahkan ridha-nya dan melindungi setiap langkah kita. Bandung, 8 Agustus 2012 Direktur Eksekutif Lucky Fathul Aziz Hadibrata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah VI (Jawa Barat & Banten) v

3 DAFTAR ISI Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Tabel Indikator Ekonomi Jawa Barat... Daftar Grafik... Tabel Indikator Ekonomi Jawa Barat... v vii ix x xiii RINGKASAN EKSEKUTIF... 1 BAB 1 KONDISI MAKRO EKONOMI REGIONAL Sisi Permintaan Konsumsi Investasi Ekspor Impor Sisi Penawaran Sektor Pertanian Sektor Industri Pengolahan Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran Sektor Pengangkutan dan Komunikasi Sektor Bangunan/Konstruksi Sektor Lainnya BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH Perkembangan Inflasi Menurut Kelompok Barang dan Jasa Inflasi Bulanan Inflasi Triwulanan Inflasi Tahunan Perkembangan Inflasi Menurut Kota Kota Bandung Kota Bekasi Kota Depok Kota Bogor Kota Cirebon Kota Sukabumi Kota Tasikmalaya Boks 1. Daerah Perlu Kerjasama yang Lebih Erat Untuk Mengatasi Inflasi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Inflasi Non Fundamental Volatie Foods Boks 2. Kunjungan Delegasi TPID Papua Barat, Sulawesi Barat, Bangka Belitung & Kep. Riau Dalam Rangka Peningkatan Kerjasama Antar Daerah Administered Price Boks 3. Keterbatasan Pasokan LPG 3 KG di Jawa Barat Fundamental/ Inti Interaksi Permintaan dan Penawaran Ekspektasi Inflasi Eksternal BAB 3 PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH DAN SISTEM PEMBAYARAN Analisi Perbankan Daerah Bank Umum Konvensional Bank Umum Syariah Bank Perkreditan Rakyat Analisis Sistem Pembayaran Pengedaran Uang Kartal Aliran Uang Kartal Masuk/Keluar (Inflow/Outflow) Penyediaan Uang Kartal Layak Edar vii

4 2.1.3 Uang Palsu Sistem Pembayaran Non Tunai Kliring lokal Real Time Gross Settlement (RTGS) BAB 4 KEUANGAN DAERAH APBD Provinsi Jawa Barat Tahun Pendapatan Pemerintah Provinsi Jawa Barat Realisasi Belanja Pemerintah Provinsi Jawa Barat BAB 5 PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DAERAH Ketenagakerjaan Kesejahteraan BAB 6 PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH Prospek Ekonomi Makro Prakiraan Inflasi Boks 4. Quick Survey Kepada Pedagang : Pembatasan Pintu Masuk Impor Hortikultura 78 LAMPIRAN DAFTAR ISTILAH viii

5 DAFTAR TABEL Tabel 1.1. Pertumbuhan Ekonomi Tahunan Provinsi Jawa Barat dari Sisi Permintaan (yoy)... 8 Tabel 1.2. Pertumbuhan Ekonomi Tahunan Provinsi Jawa Barat - Sisi Penawaran (yoy) Tabel 1.3. Jumlah Kendaraan yang Melintasi 11 Gerbang Tol di Jawa Barat Tabel 1.4. Jumlah Penumpang Kereta Api Jawa Barat (ribu orang). 26 Tabel 1.5. Pemakaian Listrik di Jawa Barat (Juta Kwh) Tabel 2.1. Inflasi Bulanan Menurut Kelompok Barang dan Jasa (%) Tabel 2.2. Inflasi Triwulan Jawa Barat Menurut Kelompok Barang dan Jasa (%) Tabel 2.3. Inflasi Tahunan Jawa Barat Menurut Kelompok Barang dan Jasa (%) Tabel 2.4. Inflasi Tahunan di Jawa Barat Menurut Kota & Kelompok Barang/Jasa Triwulan I-2012 (yoy) Tabel 2.5. Inflasi Tahunan Kota Bandung Menurut Kelompok Barang dan Jasa Tabel 2.6. Inflasi Tahunan Kota Bekasi Menurut Kelompok Barang dan Jasa Tabel 2.7. Inflasi Tahunan Kota Depok Menurut Kelompok Barang dan Jasa Tabel 2.8. Inflasi Tahunan Kota Bogor Menurut Kelompok Barang dan Jasa Tabel 2.9. Inflasi Tahunan Kota Cirebon Menurut Kelompok Barang dan Jasa Tabel Inflasi Tahunan Kota Sukabumi Menurut Kelompok Barang dan Jasa Tabel Inflasi Tahunan Kota Tasikmalaya Menurut Kelompok Barang dan Jasa Tabel Kapasitas Produksi Terpakai (%) Tabel 3.1. Perkembangan Kredit per Kota/Kab di Jawa Barat Tabel 3.2. Perkembangan Jumlah Kantor BPR Jawa Barat Tabel 3.3. Perkembangan Indikator Kinerja BPR Jawa Barat Tabel 3.4. Perkembangan Outflow Uang Kertas dan Uang Logam melalui KBI Wilayah VI Tabel 3.5. Perkembangan Transaksi Kliring Lokal di Jawa Barat Tabel 4.1. Anggaran Pendapatan dan Dana Perimbangan Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tabel 4.2. Realisasi Pendapatan dan Dana Perimbangan Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tabel 4.3. Realisasi Belanja Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tabel 5.1. Nilai Tukar Petani per Sub Sektor di Jawa Barat (2007 = 100) Tabel 6.1. Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi Dunia dan Negara Tujuan Ekspor Jabar Tabel 6.2. Indeks Ekspekatasi Stok Bahan Makanan Pada Triwulan III ix

6 DAFTAR GRAFIK x Grafik 1.1. Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jawa Barat (yoy)... 7 Grafik 1.2. Indeks Keyakinan Konsumen... 9 Grafik 1.3. Komponen Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini... 9 Grafik 1.4. Indeks Tendensi Konsumen... 9 Grafik 1.5. Konsumsi Listrik Rumah Tangga Grafik 1.6. Impor Barang Konsumsi Grafik 1.7. Pangsa Komoditas Impor Barang Konsumsi Grafik 1.8. Indeks Penjualan Eceran Grafik 1.9. Kredit Konsumsi Grafik Penjualan Semen Grafik Indeks Penjualan Bahan Konstruksi Grafik Impor Barang Modal Grafik Kredit Investasi Grafik Realisasi Investasi di Jawa Barat Berdasarkan Nilai Proyek Grafik Realisasi Investasi di Jawa Barat Berdasarkan Jumlah Proyek Grafik Distribusi Realisasi Investasi PMA & PMDN Berdasarkan Kabupaten/Kota Grafik Distribusi Realisasi Investasi PMA & PMDN Berdasarkan Sektor Usaha Grafik Nilai Ekspor Jawa Barat Grafik Volume Ekspor Jawa Barat Grafik Pangsa Negara Tujuan Ekspor Grafik Pangsa Nilai Produk Ekspor Jawa Barat Grafik Nilai Impor Jawa Barat Grafik Volume Impor Jawa Barat Grafik Produksi Padi Sawah dan Ladang Grafik Luas Panen Sawah dan Ladang Grafik Produksi Tanaman Palawija Grafik Pertumbuhan Produksi Palawija Grafik Volume Ekspor Komoditas Pertanian Grafik Baki Debet Penyaluran Kredit Sektor Pertanian Grafik Volume Ekspor Manufaktur Grafik Konsumsi Listrik Industri Grafik Utilisasi Kapasitas Produksi Industri Grafik Pertumbuhan Produksi Manufaktur Grafik Volume Impor Bahan Baku Grafik Kredit Sektor Industri Grafik Indeks Penjualan Eceran: Pakaian dan Perlengkapan nya Grafik Nilai Ekspor TPT Grafik Volume Ekspor PTT Grafik Produksi Mobil Grafik Penjualan Motor Grafik Nilai Ekspor Kendaraan Grafik Volume Ekspor Kendaraan Grafik Nilai Ekspor Elektronika Grafik Volume Ekspor Elektronika Grafik Nilai Ekspor Mesin Grafik Volume Ekspor Mesin Grafik Indeks Penjualan Eceran Grafik Kredit Sektor PHR Grafik Indeks Penjualan Ecerean Tiap Kelompok Grafik Tingkat Penghunian Hotel Grafik THK Bintang dan Non Bintang... 24

7 Grafik Perkembangan Wisatawan Mancanegara yang Berkunjung ke Jawa Barat Grafik Asal Wisatawan Mancanegara yang Berkunjung ke Jawa Barat Grafik Jumlah Penumpang Pesawat Melalui Bandara Husein Sastranegara Grafik Jumlah Penumpang Pesawat Domestik dan Internasional Grafik Arus Bongkar Muat Pelabuhan Cirebon Grafik Kredit Sektor Pengangkutan dan Telekomunikasi Grafik Penyaluran Kredit Sektor Konstruksi Grafik Penjualan Eceran Bahan Konstruksi Grafik Penyaluran Kredit ke Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih Grafik Penjualan Gas Eceran Grafik Penyaluran Kredit ke Sektor Jasa-Usaha Grafik 2.1. Inflasi Bulanan (mtm) Jawa Barat dan Nasional Grafik 2.2. Inflasi Triwulanan Jawa Barat dan Nasional Grafik 2.3. Inflasi Tahunan Jawa Barat dan Nasional Grafik 2.4. Inflasi Tahunan Jawa Barat menurut Kota Grafik 2.5. Inflasi Tahunan Kota Bandung Grafik 2.6. Ekspektasi Konsumen di Kota Bandung Grafik 2.7. Inflasi Tahunan Kota Bekasi Grafik 2.8. Inflasi Tahunan Kota Depok Grafik2.9. Inflasi Tahunan Kota Bogor Grafik2.10 Inflasi Tahunan Kota Cirebon Grafik2.11. Ekspektasi Harga Konsumen di Kota Cirebon Grafik2.12. Inflasi Tahunan Kota Sukabumi Grafik 2.13 Tahunan Kota Tasikmalaya Grafik2.14 Ekspektasi Konsumen di Kota Tasikmalaya Grafik2.15 Inflasi Tahunan Menurut Sumber Penyebab (yoy, %) Grafik2.16 Perkembangan Harga Komoditas Bahan Pangan Grafik2.17 Kapasitas Terpakai Industri Pengolahan Grafik2.18. Ekspektasi Konsumen Terhadap Harga Barang dan Jasa 3 Bulan Ke Depan Grafik Ekspektasi Pedagang Eceran Harga Barang dan Jasa 6 Bulan Ke Depan Grafik Perkembangan Harga Emas dan Minyak Dunia di Pasar Internasional Grafik Perkembangan Kurs Rupiah Grafik 3.1. Perkembangan Aset Perbankan di Wilayah Jawa Barat Grafik 3.2. Perkembangan DPK di Wilayah Jawa Barat Grafik 3.3. Porsi DPK per Jenisnya Grafik 3.4. Perkembangan DPK per Jenisnya Grafik 3.5. Porsi DPK per Kelompok Bank Grafik 3.6. Perkembangan DPK per Kelompok Bank Grafik 3.7. Porsi DPK per Jenis Valuta Grafik 3.8. Perkembangan DPK per Jenis Valuta Grafik 3.9. Perkembangan Kredit di Jawa Barat Grafik Porsi Kredit per Jenis Penggunaan Grafik Perkembangan Kredit per Jenis Penggunaan Grafik Porsi Kredit per Kelompok Bank Grafik Perkembangan Kredit per Kelompok Bank Grafik Perkembangan Kredit UMKM di Jawa Barat Grafik Kredit UMKM Per Skala Usaha di Jawa Barat Grafik Perkembangan Intermediasi Perbankan Grafik Perkembangan NPL Grafik Perkembangan Suku Bunga Rata-rata Tertimbang Perbankan Grafik Perkembangan Suku Bunga Rata-rata Tertimbang Kredit Menurut Jenis Penggunaan 56 Grafik Perkembangan FDR Perbankan Syariah di Jawa Barat Grafik Perkembangan Pembiayaan Perbankan Syariah di Jawa Barat Grafik Perkembangan Dana Pihak Ketiga Perbankan Syariah di Jawa Barat Grafik Perkembangan NPF Perbankan Syariah di Jawa Barat xi

8 Grafik Perkembangan Aset BPR Jawa Barat Grafik Perkembangan DPK dan Kredit BPR Jawa Barat Grafik Perkembangan BOPO BPR Jawa Barat Grafik Perkembangan Inflow dan Outflow Uang Kartal Di Jawa Barat Grafik Proporsi Outflow Berdasarkan Bilyet Pecahan Uang Grafik Proporsi PTTB Berdasarkan Bilyet Pecahan Uang Grafik Perkembangan Transaksi BI-RTGS Di Jawa Barat Menurut Nominal Grafik Perkembangan Transaksi BI-RTGS Di Jawa Barat Menurut Volume Grafik 5.1. SBT Indikator Jumlah Tenaga Kerja Grafik 5.2. Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja Grafik 5.3. Indeks Penghasilan Grafik 5.4. Nilai Tukar Petani Grafik 6.1. Ekspektasi Konsumen Grafik 6.2. Ekspektasi Penghasilan Grafik 6.3. Perkiraan Produksi Padi Grafik 6.4. Leading Indikator Inflasi Jawa Barat xii

9 TABEL INDIKATOR EKONOMI JAWA BARAT I. MAKRO INDIKATOR Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I Tw.II PDRB - harga konstan (Rp Miliar) Pertanian Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan Listrik. Gas. dan Air Bersih Bangunan Perdagangan. Hotel. dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan. Persewaan. dan Jasa Jasa Pertumbuhan PDRB (yoy %) 7,4 6,1 5,9 6,6 6,3 6,4 Ekspor-Impor Nilai Ekspor Nonmigas (USD Juta) Volume Ekspor Nonmigas (ribu ton) Nilai Impor Nonmigas (USD Juta) Volume Impor Nonmigas (ribu ton) 419,25 445,30 389,41 393,87 419,11 453,53 Indeks Harga Konsumen* 124,17 124,21 125, Kota Bandung 120,60 120,93 121, Kota Bekasi 125,1 124,64 126, Kota Bogor 126,92 124,92 128, Kota Sukabumi 125,13 125,81 128, Kota Cirebon 129,77 129,86 132, Kota Tasikmalaya 127,51 127,83 129, Kota Depok 125,27 125,05 127, Laju Inflasi Tahunan (yoy %)*) 6,18 4,66 3, Kota Bandung 3,92 3,71 2, Kota Bekasi 7,54 4,96 3, Kota Bogor 5,93 5,26 3, Kota Sukabumi 5,12 4,63 3, Kota Cirebon 5,99 4,75 3, Kota Tasikmalaya 4,97 4,38 4, Kota Depok 7,75 5,22 4, Keterangan: *) Data IHK menggunakan Tahun Dasar 2007 xiii

10 II. PERBANKAN No. Indikator Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I Tw.II A Bank Umum Konvensional 1 Total Aset DPK Giro Tabungan Deposito Kredit berdasarkan lokasi proyek , Investasi , Modal Kerja , Konsumsi , Kredit berdasarkan lokasi kantor cabang Investasi Modal Kerja Konsumsi LDR Rasio NPL Gross Kredit MKM * B Bank Umum Syariah 1 DPK Pembiayaan berdasarkan lokasi kantor cabang FDR C BPR Konvensional 1 Aset DPK Tabungan Deposito Kredit berdasarkan lokasi kantor cabang Keterangan: *) Sejak Januari 2011 Kredit Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) adalah pemberian kredit kepada debitur yang memenuhi kriteria sebagaimana diatur dalam UU No. 20 Tahun 2008 Tentang UMKM III. SISTEM PEMBAYARAN Indikator Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I Tw.II Transaksi Tunai Posisi Kas gabungan (Rp Triliun) Inflow (Rp Triliun) Outflow (Rp Triliun) Transaksi Non Tunai BI-RTGS Nominal Transaksi BI-RTGS (Rp Triliun) Volume Transaksi BI-RTGS 286, , , ,192 Rata-rata Harian Nominal Transaksi BI-RTGS (Rp Triliun) Rata-rata Harian Volume Transaksi BI-RTGS 4,475 3,181 3, ,717 Kliring Nominal Perputaran Kliring (Rp Triliun) Volume Perputaran Kliring 1,421,771 1,478,064 1,480,705 1,447,060 1,441,314 1,541,815 Rata-rata Harian Nominal Transaksi Kliring (Rp Triliun) Rata-rata Harian Volume Transaksi Kliring 22,215 23,840 24,678 22,610 22,521 24,473 xiv

11 RINGKASAN EKSEKUTIF RINGKASAN EKSEKUTIF 1

12 2 RINGKASAN EKSEKUTIF

13 RINGKASAN EKSEKUTIF Perekonomian Jawa Barat meningkat Dari sisi permintaan, perekonomian didorong oleh peningkatan net ekspor Dari sisi penawaran, peningkatan bersumber dari kinerja sektor industri dan jasa-jasa yang lebih tinggi PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO Perekonomian Jawa Barat pada triwulan II-2012 tumbuh sebesar 6,4% (yoy), meningkat dibandingkan dengan periode sebelumnya yang tumbuh 6,3%. Dari sisi permintaan, perekonomian terutama didorong oleh peningkatan pertumbuhan net ekspor. Adapun konsumsi rumah tangga, investasi dan pengeluaran pemerintah mengalami perlambatan. Meskipun konsumsi rumah tangga melambat namun kontribusinya terhadap perekonomian masih yang paling dominan. Sementara itu dari sisi penawaran, perekonomian mengalami peningkatan karena membaiknya kinerja sektor konstruksi dan jasa-jasa. Adapun sektor dominan seperti sektor pertanian, sektor industri pengolahan dan sektor PHR mengalami perlambatan. Laju inflasi tahunan Jawa Barat meningkat sematamata disebabkan tekanan inflasi dari bahan makanan (volatile foods) Intermediasi perbankan di Jawa Barat meningkat Transaksi sistem pembayaran non tunai di Jawa Barat mengalami peningkatan PERKEMBANGAN INFLASI Inflasi Jawa Barat pada triwulan II-2012 meningkat dari 3,33% (yoy) menjadi 4,08% (yoy). Kenaikan laju inflasi tersebut terutama disumbangkan oleh peningkatan laju inflasi bahan makanan (volatile foods), khususnya cabe merah, bawang merah, beras, dan daging ayam ras. Sementara itu, pada periode laporan tidak terdapat kebijakan pemerintah (administered price) yang signifikan berpengaruh terhadap harga. Dari sisi fundamental, inflasi inti relatif terkendali karena respon sisi penawaran yang masih baik, ekspektasi inflasi masyarakat yang stabil, serta kondisi eksternal yang kondusif. PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH DAN SISTEM PEMBAYARAN Pertumbuhan penyaluran kredit perbankan di Jawa Barat pada triwulan II-2012 menunjukkan peningkatan. Penyaluran kredit mencapai Rp182,31 triliun atau tumbuh 25,91%. Sementara itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) mengalami peningkatan menjadi Rp223,48 triliun atau tumbuh 18,28%. Dengan perkembangan tersebut, fungsi intermediasi perbankan Jawa Barat membaik yang tercermin dari peningkatan Loan to Deposit Ratio (LDR) perbankan dari 78,29% menjadi 81.58%. Perkembangan ini disertai dengan risiko kredit yang terjaga, tercermin dari Non Performing Loans (NPL) yang sebesar 2,57%. Sementara itu, kinerja bank umum syariah membaik dibandingkan triwulan sebelumnya. Di sisi lain kinerja intermediasi BPR Jawa Barat melambat, sebagaimana tercermin dari perlambatan pertumbuhan kredit dan DPK. Selama triwulan II-2012 transaksi sistem pembayaran khususnya non tunai di Jawa Barat mengalami peningkatan. Hal ini tercermin dari naiknya nilai dan volume transaksi pembayaran non tunai baik melalui kliring maupun RTGS. Di lain pihak net inflow mengalami penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 51,48% (qtq). PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH Kinerja keuangan daerah khususnya APBD Provinsi semakin baik dibandingkan sebelumnya Realisasi seluruh komponen utama (baik belanja maupun pendapatan) APBD Provinsi Jawa Barat yang meningkat dibandingkan dengan ratarata 5 tahun terakhir. Realisasi belanja pada triwulan II-2012 lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya, yakni sebesar 31,56% sehingga mampu menjaga pertumbuhan ekonomi Jawa Barat pada level yang cukup tinggi. Sementara itu, dari sisi pendapatan daerah, pencapaian secara keseluruhan melebihi target penerimaan, yakni sebesar 56,74%. Realisasi pendapatan tersebut meningkat terutama didukung oleh 3

14 RINGKASAN EKSEKUTIF tingginya penerimaan pajak daerah, yakni pajak kendaraan bermotor sebagai akibat tingginya jumlah pembelian kendaraan bermotor. Tingkat kesejahteraan masyarakat Jawa Barat mengalami peningkatan meskipun penyerapan tenaga kerja belum menunjukkan perkembangan signifikan PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN Secara umum Provinsi Jawa Barat mengalami peningkatan kesejahteraan walau penyerapan tenaga kerja belum menunjukkan perkembangan yang signifikan dibanding periode sebelumnya. Perlambatan pertumbuhan di beberapa sektor yang menyerap jumlah tenaga kerja yang besar berdampak pada penurunan penyerapan tenaga kerja. Sementara itu, kondisi kesejahteraan Jawa Barat semakin membaik dan berada pada tren yang terus meningkat. Indeks penghasilan masyarakat meningkat menjadi 117 dari semula 111 dan Nilai Tukar Petani (NTP) sedikit meningkat dari 108,1 menjadi 108,4 pada triwulan II Perekonomian Jawa Barat pada triwulan III-2012 diperkirakan tumbuh meningkat Inflasi triwulan III-2012 diperkirakan akan melanjutkan tren kenaikan PROSPEK PEREKONOMIAN Di triwulan III-2012 perekonomian Jawa Barat diperkirakan akan tumbuh lebih tinggi dibandingkan triwulan ini, yakni pada kisaran 6,3% - 6,7%. Dari sisi permintaan, perekonomian akan ditopang oleh peningkatan konsumsi rumah tangga, ditambah dengan perbaikan kinerja ekspor, investasi dan pengeluaran pemerintah. Sementara di sisi penawaran, kinerja sektor industri pengolahan menjadi pendorong utama peningkatan perekonomian Jawa Barat disamping sektor PHR. Adapun sektor pertanian diperkirakan mengalami perlambatan dan menahan laju perekonomian pada periode tersebut. Laju inflasi pada triwulan III-2012 diperkirakan akan mengalami peningkatan, dengan kisaran sebesar 4,0% - 5,0%. Tekanan inflasi bersumber dari meningkatnya ekspektasi inflasi yang memburuk, berkurangnya pasokan komoditas pangan, serta dampak kebijakan pemerintah terkait dengan harga, yakni pengaturan pintu masuk impor hortikultura dan tarif listrik bagi industri. 4

15 BAB 1. KONDISI MAKRO EKONOMI REGIONAL, BAB 1 KONDISI MAKRO EKONOMI REGIONAL 5

16 6 BAB 1. KONDISI MAKRO EKONOMI REGIONAL

17 BAB 1. KONDISI MAKRO EKONOMI REGIONAL Perekonomian Jawa Barat pada triwulan II 2012 tumbuh sebesar 6,4% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya yang tumbuh 6,3%. Perekonomian Jawa Barat masih berada pada level yang tinggi sebagaimana juga yang telah diproyeksikan sebelumnya pada kisaran 6,2% - 6,6%. Dari sisi permintaan, perekonomian terutama didorong oleh peningkatan pertumbuhan net ekspor, adapun konsumsi rumah tangga meskipun mengalami perlambatan masih menjadi sumber pertumbuhan yang dominan. Sementara itu dari sisi penawaran, pertumbuhan kinerja sektor konstruksi dan jasa-jasa mendorong perekonomian tumbuh meningkat meskipun sektor dominan seperti pertanian, industri pengolahan dan PHR sedikit melambat. Struktur perekonomian Jawa Barat pada triwulan II 2012 masih didominasi oleh 3 sektor utama yaitu sektor industri pengolahan (41,0%), sektor PHR (22,8%) dan sektor pertanian (11,9%). Ketiga sektor tersebut menyumbang 75,7% pada periode laporan, lebih rendah dibandingkan triwulan I 2012 yang mencapai 76,5%. Adapun pergerakan pertumbuhan ekonomi di Jawa Barat relatif sama dengan kondisi perekonomian nasional. Pada triwulan II 2012, pertumbuhan ekonomi Indonesia juga berada pada laju 6,4% (yoy). Perekonomian Jawa Barat pada periode ini mencatat output riil 1 sebesar Rp90,58 triliun atau mencapai 11,5% dari perekonomian Indonesia yang tercatat menghasilkan output sebesar Rp650,6 triliun. Grafik 1.1. Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jawa Barat (yoy) 9% 8,5% Triliun Rp 95 8% 7% 7,3% % 5% 4% 4,5% 5,1% 5,6% 5,8% 4,9% 6,1% 5,9% 6,6% 6,3% 6,4% % 3,8% 3,3% 65 2% Tw.I Tw.II Tw.III Tw. IV Tw.I Tw.II Tw.III Tw. IV Tw.I Tw.II Tw.III Tw. IV Tw.I Tw.II PDRB (ADHK 2000); Sumbu Kanan Pertumbuhan Jabar (yoy) Pertumbuhan Nasional (yoy) Sumber: BPS RI, BPS Provinsi Jawa Barat, Bank Indonesia (diolah) 1 Berdasarkan Harga Konstan, tahun dasar

18 BAB 1. KONDISI MAKRO EKONOMI REGIONAL 1. Sisi Permintaan Peningkatan pertumbuhan ekonomi dari sisi permintaan terutama didorong oleh peningkatan net ekspor. Meskipun kinerja ekspor mengalami perlambatan, penurunan pertumbuhan impor menyebabkan pertumbuhan net ekspor meningkat pada level yang tinggi. Sementara itu konsumsi rumah tangga, belanja pemerintah dan pembentukan modal tetap bruto (PMTB) mengalami perlambatan (Tabel 1.1). Konsumsi rumah tangga meskipun mengalami perlambatan pertumbuhan tetapi masih memegang peranan dominan pada perekonomian karena berkontribusi sebesar 62,1% terhadap total pengeluaran ekonomi Jawa Barat. Masih terjaganya pertumbuhan konsumsi rumah tangga tersebut masih dapat menopang perekonomian berada pada level yang tinggi. Tabel 1.1. Pertumbuhan Ekonomi Tahunan Provinsi Jawa Barat Sisi Permintaan (yoy) Penggunaan Pangsa SOG I II III IV I II TwII-2012 Konsumsi Rumahtangga 5,2% 6,1% 6,0% 5,9% 5,6% 3,9% 62,1% 4,0% Konsumsi Pemerintah 3,1% 5,1% 2,1% 10,8% 11,5% 4,5% 5,0% 0,3% PMTB (Investasi) 7,2% 8,5% 10,0% 13,2% 8,4% 5,5% 17,6% 1,1% Ekspor Netto 3,4% -33,9% -9,4% 1,2% 3,0% 37,8% 10,7% 0,7% Ekspor 14,8% 6,2% 2,6% 3,8% 6,5% 5,4% 43,5% 2,8% Impor 20,0% 23,6% 8,5% 4,7% 7,9% -2,1% -32,8% -2,1% PDRB 7,4% 6,1% 5,9% 6,6% 6,3% 6,4% Keterangan: PMTB = Pembentukan Modal Tetap Bruto; SOG = Source of Growth (sumber pertumbuhan) Sumber: BPS Provinsi Jawa Barat, Bank Indonesia (diolah) 1.1. Konsumsi Meskipun pertumbuhan konsumsi rumah tangga mengalami perlambatan pada triwulan II 2012, konsumsi tetap menjadi penopang perekonomian dan memberikan sumbangan sebesar 4,0% dari pertumbuhan ekonomi triwulan ini yang mencapai 6,4%. Pertumbuhan pengeluaran konsumsi rumah tangga pada periode laporan hanya sebesar 3,9% (yoy), melambat dibandingkan pertumbuhan pada triwulan I 2012 yang sebesar 5,6%. Tetap tingginya konsumsi rumah tangga tercermin dari optimisnya masyarakat dalam melakukan kegiatan konsumsi sesuai dengan indeks keyakinan konsumen/ikk pada periode ini (lihat Grafik 1.2). Rata-rata IKK pada triwulan II 2012 berada pada level 101,3 atau lebih tinggi bila dibandingkan dengan IKK pada triwulan I 2012 di level 98,4. Indeks yang berada di atas 100 tersebut menunjukkan sikap optimis dari konsumen rumah tangga untuk lebih yakin dalam melakukan kegiatan konsumsinya. Meskipun masyarakat menilai bahwa kondisi perekonomian saat ini tidak sebaik dibandingkan dengan kondisi pada triwulan sebelumnya, tetapi adanya ekspektasi terhadap perekonomian yang lebih baik di periode berikutnya mendorong bertambahnya keyakinan untuk melakukan kegiatan konsumsi pada periode laporan. Bertambahnya keyakinan konsumen juga terutama disebabkan oleh meningkatnya indeks pendapatan yang diterima (tingkat penghasilan). 8

19 BAB 1. KONDISI MAKRO EKONOMI REGIONAL Perlambatan konsumsi pada periode laporan, sesuai hasil Survei Konsumsi yang dilakukan oleh Kantor Perwakilan BI Wilayah Jawa Barat & Banten, dipengaruhi oleh menurunnya ketersediaan lapangan pekerjaan dari 82,1 menjadi 75,0 pada triwulan II Selain itu, perlambatan juga tercermin dari menurunnya pembelian barang tahan lama (durable goods) oleh masyarakat sebagai antisipasi adanya penurunan kondisi ekonomi di masa yang akan datang (lihat Grafik 1.3). Konsumen cenderung menunda pembelian durable goods untuk membeli kebutuhan dalam rangka persiapan tahun ajaran baru maupun hari raya keagamaan Grafik 1.2. Indeks Keyakinan Konsumen indeks OPTIMIS PESIMIS 98,4 101,3 IKK IKE IEK IKK: Indeks Keyakinan Konsumen, IKE: Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini, IEK: Indeks Ekspektasi Konsumen Sumber: BI Wilayah Jabar & Banten (Survei Konsumen) Grafik 1.4. Indeks Tendensi Konsumen 101,12 106,46 109,33 108,07 106,14 I II III IV I II 108,98 Indeks Tendensi Konsumsi Pendapatan rumah tangga Kaitan inflasi dengan konsumsi Tingkat konsumsi* Grafik 1.3. Komponen Indeks Kondisi Ekonomi Saat ini indeks ,0 82,1 117,0 75,0 72,6 68,9 Tingkat Penghasilan Pembelian Barang Tahan Lama Ketersediaan Kerja Sumber: BI Wilayah Jabar & Banten (Survei Konsumen) Grafik 1.5. Konsumsi Listrik Rumah Tangga Juta kwh Konsumsi Listrik Rumah Tangga Pertumbuhan (yoy, sumbu kanan) % % 15% 10% 9% 5% *Konsumsi beberapa komoditas makanan (daging, ikan, susu, buah-buahan) dan bukan makanan (pakaian, perumahan, pendidikan, transportasi, kesehatan dan rekreasi) Sumber: BPS Provinsi Jawa Barat, BI (diolah) Sumber: PT PLN Distribusi Jawa Barat dan Banten (diolah) 0% Sementara itu Indeks tendensi konsumen 2 (ITK) menunjukkan adanya peningkatan konsumsi rumah tangga (lihat Grafik 1.4). ITK pada triwulan II 2012 sebesar 108,98 sementara pada triwulan sebelumnya mencapai 106,14. Tingkat konsumsi masyarakat terhadap beberapa komoditi makanan dan bukan makanan serta pendapatan rumah tangga menunjukkan adanya peningkatan. 2 Hasil Survei Tendensi Konsumen BPS Jawa Barat 9

20 BAB 1. KONDISI MAKRO EKONOMI REGIONAL Tumbuhnya konsumsi rumah tangga terlihat pula dari pemakaian listrik oleh rumah tangga yang meningkat 8,6% (yoy). Data dari PT PLN Distribusi Jawa Barat-Banten menunjukkan bahwa konsumsi listrik pada triwulan II 2012 sebesar juta KwH (lihat Grafik 1.5), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang mengkonsumsi sebesar juta KwH. Meskipun mengalami perlambatan, namun jumlah pelanggan baru mencapai 177 ribu sambungan sehingga sebanyak 8,55 juta rumah tangga telah teraliri listrik. Volume impor barang konsumsi yang mengalami penurunan turut memperlihatkan adanya perlambatan kegiatan konsumsi rumah tangga. Pada periode laporan, impor barang konsumsi mencapai 10,75 ribu ton atau turun 27%-yoy (lihat Grafik 1.6). Sebagian besar barang konsumsi yang diimpor adalah barang semi durable (39,5%) dan non durable (21,6%), sementara makanan olahan dan non olahan hanya sebesar 10,0% (lihat Graik 1.7) ribu ton Grafik 1.6. Impor Barang Konsumsi 10,75 8,80 Sumber: Bank Indonesia Volume Impor Barang Konsumsi Pertumbuhan, yoy (sb. kanan) 250% 200% 150% 100% 50% 0% -41% -27% -50% -100% Grafik 1.7. Pangsa Komoditas Impor Barang Konsumsi 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% Barang tidak tahan lama Barang semi tahan lama Barang tahan lama Alat Angkut Non-industri Kendaraan bermotor Makanan olahan 39,5% 45,8% Makanan non olahan Sumber: Bank Indonesia Meskipun demikian, perlambatan konsumsi tidak tercermin dari kegiatan perdagangan di tingkat eceran. Pada triwulan II 2012 aktivitas penjualan barang eceran 3 berada pada level 114,2 atau lebih tinggi dari indeks di triwulan sebelumnya yang berada pada level 106,0 (lihat Grafik 1.8). Pertumbuhannya juga meningkat menjadi 37% (yoy) dari semula pada kisaran 30%. Pembelian produk-produk makanan mengalami peningkatan sebesar 35% (yoy) dari periode sebelumnya yang tumbuh 30%, sementara pembelian produk lainnya mengalami perlambatan. Dari sisi pembiayaan, kegiatan konsumsi rumah tangga terlihat juga dari penyaluran kredit konsumsi di Jawa Barat yang tumbuh melambat. (lihat Grafik 1.9). Baki debet kredit konsumsi pada triwulan II 2012 mencapai Rp76,19 triliun, bertambah sebesar Rp3,8 triliun 4 dibandingkan dengan triwulan I 2012 atau mengalami pertumbuhan sebesar 21,5% (yoy). 3 Hasil Survei Penjualan Eceran, Kantor Perwakilan BI Wilayah Jabar & Banten 4 Penambahan setelah dikurangi dengan angsuran kredit pada triwulan berjalan 10

21 BAB 1. KONDISI MAKRO EKONOMI REGIONAL indeks Grafik 1.8. Indeks Penjualan Eceran 106,0 pertumbuhan (yoy) 114,2 40% 30% Indeks Penjualan Eceran 35% 37% 30% 25% 20% 15% 10% 5% 0% Pertumbuhan yoy (sb. Kanan) Sumber: BI Wilayah Jabar & Banten (Survei Penjualan Eceran) Grafik 1.9. Kredit Konsumsi Triliun Rp Jumlah Kredit Konsumsi % 80,0 Pertumbuhan (yoy, sb. kanan) 76, ,0 72,34 70, ,0 60,0 23,2 21, , ,0 45, ,0 5 35,0 30,0 0 Sumber: BI Wilayah Jabar & Banten (LBU) 1.2. Investasi Investasi (Pembentukan Modal Tetap Bruto) pada triwulan ini tumbuh sebesar 5,5 (yoy), lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pada triwulan I 2012 yang mencapai 8,4%. Kegiatan investasi yang dilakukan dapat berupa pembangunan konstruksi, pengadaan mesin baru, dan pembelian alat transportasi untuk kegiatan usaha. Ribu Ton 2,000 1,500 1, Grafik Penjualan Semen Penjualan Semen (Ribu) 2,500 Pertumbuhan (yoy, sumbu kanan) 30% 1,961 1, % 13.6% 25% 20% 15% 10% Sumber: Asosiasi Semen Indonesia, Bank Indonesia (diolah) 5% 0% -5% Grafik Indeks Penjualan Bahan Konstruksi indeks pertumbuhan 70 (yoy) 60% 61, ,5 50% 50 42% 40% 30% 40 23% 20% 30 10% 20 0% 10-10% 0-20% Indeks Penjualan Barang Konstruksi Pertumbuhan yoy (sb.kn) Sumber: BI Wilayah Jabar & Banten (Survei Penjualan Eceran) Perlambatan investasi dalam bentuk pembangunan konstruksi diindikasikan dengan melambatnya pertumbuhan konsumsi semen di Jawa Barat. Pada triwulan II 2012 konsumsi semen di Jawa Barat mencapai 1,96 juta ton, tumbuh sebesar 13,6%(yoy), atau lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan I 2012 yang mencapai 13.9% (Grafik 1.10). Meskipun demikian, pertumbuhan konsumsi semen masih berada dalam level yang tinggi. Selain itu, penurunan aktivitas pembangunan konstruksi juga dicerminkan dari menurunnya Indeks Penjualan Bahan Konstruksi 5 seperti semen, pasir, bahan bangunan dari besi, dan perlengkapannya. Pertumbuhan penjualan bahan konstruksi mengalami penurunan yang cukup signifikan hingga mencapai level 23% (yoy) bila 5 Hasil Survei Penjualan Eceran, Bank Indonesia Bandung 11

22 BAB 1. KONDISI MAKRO EKONOMI REGIONAL dibandingkan dengan triwulan I 2012 sebesar 42 %-yoy (lihat Grafik 1.11). Salah satu faktor yang menyebabkan penurunan ini adalah kenaikan harga bahan konstruksi yang diakibatkan dari ketersediaan stok yang menipis sehingga sulit diperoleh di pasaran. Sementara itu, perlambatan investasi dalam bentuk penambahan barang-barang modal seperti mesin dan perlengkapannya dikonfirmasi oleh turunnya impor barang modal pada triwulan II Setelah pada triwulan I 2012 impor barang modal turun sebesar 6% (yoy) bila dibandingkan dengan triwulan IV 2011 yang tumbuh sebesar 16% (yoy), pada periode laporan barang yang diimpor kembali mengalami penurunan sebesar 33% (yoy). Pada periode ini sebanyak 28,2 ribu ton barang modal diimpor ke Jawa Barat (lihat Grafik 1.12). ribu ton Grafik Impor Barang Modal Volume Impor Barang Modal Pertumbuhan (yoy, sumbu kanan) % -6% -33% 350% 300% 250% 200% 150% 100% 50% Triliun Rp Grafik Kredit Investasi Jumlah Kredit Investasi Pertumbuhan (yoy, sumbu kanan) % % -50% -100% Sumber: Bank Indonesia Grafik Realisasi Investasi di Jawa Barat Berdasarkan Nilai Proyek Rp Miliar 25,000 20,000 15,000 10,000 5,000 - Realisasi Investasi Pertumbuhan-yoy (sb. kanan) 19,175 15,378 3% 6% % 200% Sumber: Badan Koordinasi Promosi dan Penanaman Modal Daerah Jawa Barat 150% 100% 50% 0% -50% -100% Sumber: BI Wilayah Jabar & Banten (LBU) Grafik Realisasi Investasi di Jawa Barat Berdasarkan Jumlah Proyek Jumlah Proyek Pertumbuhan-yoy (sumbu kanan) % % 350% 300% 250% 171% % 150% 100% 69% 50% 0% -50% -100% Sumber: Badan Koordinasi Promosi dan Penanaman Modal Daerah Jawa Barat Dari nominal PMTB triwulan II 2012 sebesar Rp42,60 triliun (atas dasar harga berlaku), sebesar 36% atau Rp15,37 triliun merupakan investasi yang dilakukan oleh penanam modal asing (PMA) maupun domestik (PMDN). Data Badan Koordinasi Promosi dan Penanaman Modal Daerah (BKPPMD) Provinsi Jawa Barat menunjukkan bahwa investasi PMA dan PMDN tumbuh sebesar 6% (yoy) pada periode laporan, atau lebih tinggi dari periode sebelumnya yang tumbuh sebesar 3%-yoy (lihat Grafik 1.14). Investasi perusahaan pada periode laporan didominasi oleh Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar 68% dengan realisasi sebesar Rp10,48 triliun, lebih rendah dari periode sebelumnya sebesar Rp14,35 12

23 BAB 1. KONDISI MAKRO EKONOMI REGIONAL triliun, sedangkan realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) relatif stabil berada di posisi Rp4,89 triliun (periode sebelumnya Rp4,82 triliun). Dari sisi jumlah proyek, investasi pada triwulan II 2012 menurun menjadi 232 proyek dari sebelumnya 475 proyek. (lihat Grafik 1.15). Pada periode laporan jumlah proyek PMA mencapai 166 proyek, sedangan PMDN hanya 66 proyek. Grafik Distribusi Realisasi Investasi PMA dan PMDN Berdasarkan Kabupaten/Kota Kab Karawang 36% Kab Bekasi 22% Grafik Distribusi Realisasi Investasi PMA dan PMDN Berdasarkan Sektor Usaha Inds. Logam, Mesin & Elektronika 26% Inds. Tekstil 14% Inds. Karet & Plastik 13% Lainnya 23% Kab Bogor 5% Kab Bandung Barat 5% Kab Purwakarta 9% Sumber: Badan Koordinasi Promosi dan Penanaman Modal Daerah Jawa Barat Lainnya 28% Inds. Kimia & Farmasi 7% Inds. Kertas & Percetakan 12% Sumber: Badan Koordinasi Promosi dan Penanaman Modal Daerah Jawa Barat Kabupaten Karawang dan Kabupaten Bekasi merupakan daerah dengan realisasi investasi PMA dan PMDN terbesar di Jawa Barat pada periode laporan. Investasi di Kabupaten Karawang mencapai Rp5,57 triliun (pangsa 36%) dari 34 proyek dan menyerap tenaga kerja, sedangkan di Kabupaten Bekasi mencapai Rp3,35 triliun (pangsa 22%) dari 71 proyek dan menyerap tenaga kerja (Grafik 1.16). Sebagian besar dari investasi yang dilakukan adalah pada sektor industri logam, mesin dan elektronik (26%), industri tekstil (14%) dan industri karet dan plastik (13%). Penanam modal asing di Jawa Barat yang paling besar adalah berasal dari Jepang sebesar Rp4,19 triliun atau US$0,45 miliar, nilai tersebut mencapai 40% dari keseluruhan investasi PMA di triwulan II Investasi dari Jepang tersebut terbagi ke dalam 63 proyek dan dapat menyerap tenaga kerja sebanyak orang. Selanjutnya disusul oleh investor gabungan negara (Rp3,05 triliun), Korea Selatan (Rp785 miliar), dan China (Rp607 miliar). Pada triwulan II 2012 China berhasil menggeser Inggris yang pada triwulan I 2012 menduduki posisi ke 4 penanam modal asing di Jawa Barat. Hal ini sejalan dengan komitmen China untuk memperbesar nilai investasi mereka di Jawa Barat Ekspor Impor Pada triwulan II 2012 kinerja ekspor Jawa Barat tumbuh melambat, sedangkan impor mengalami penurunan. Hal ini menyebabkan net ekspor tumbuh meningkat di level yang tinggi. Ekspor Jawa Barat pada periode laporan tumbuh 5,4% (yoy), lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya yang tumbuh 6,5%. Disisi lain, impor turun 2,1% (yoy) dibandingkan periode sebelumnya yang tumbuh sebesar 7,9%. Lebih besarnya penurunan impor dibandingkan pertumbuhan ekspor menyebabkan 13

24 BAB 1. KONDISI MAKRO EKONOMI REGIONAL pertumbuhan ekspor netto Jawa Barat mengalami pertumbuhan sebesar 37,8%(yoy) dimana pada periode sebelumnya hanya tumbuh 3,0%. Perlambatan ekspor ini tercermin dari data perdagangan ekspor Jawa Barat ke negara lain yang secara nominal tumbuh 5,6% (yoy) pada periode laporan atau mengalami perlambatan karena pada periode sebelumnya dapat tumbuh 10,7% (Grafik 1.18). Nilai ekspor Jawa Barat pada triwulan II 2012 tercatat mencapai USD6,61 miliar dengan volume sebesar 1,76 juta ton (Grafik 1.19). Untuk perdagangan ekspor antar negara, data Bank Indonesia menunjukkan adanya peningkatan kinerja baik secara nilai maupun volume ekspor. Nilai ekspor Jawa Barat pada triwulan I 2012 tercatat mencapai USD6,59 miliar dengan volume sebesar 1,82 juta ton. Sementara itu dari sisi volume, ekspor Jawa Barat meningkat pada periode laporan (10,8%, yoy) dimana pada triwulan sebelumnya tumbuh 9,8%. Peningkatan ekspor yang didominasi oleh ekspor produk manufaktur tersebut (99%) turut mendorong kinerja di sektor industri pengolahan. Grafik Nilai Ekspor Jawa Barat Grafik Volume Ekspor Jawa Barat USD Juta Ribu Ton % % 17,7% 18,9% % ,7% 10% ,6% % Nilai Ekspor Pertumbuhan (sumbu kanan) Sumber: Bank Indonesia Grafik Pangsa Negara Tujuan Ekspor 25,0% TwII ,0% 15,4% 15,0% 11,3% 10,0% 19,7% 18,8% 16,4% 5,0% 11,2% 0,0% 4,9% 3,5% 4,1% 2,7% 3,8% 2,9% 3,8% 2,8% % % % 10,8% 9,8% 10% Volume Ekspor Sumber: Bank Indonesia Pertumbuhan (sumbu kanan) Grafik Pangsa Nilai Produk Ekspor Jawa Barat Makanan 5% Logam Kulit 3% 4% Furniture 5% Karetplastik 8% Kendaraan 6% Mesin 10% Kimia 8% Kertas 4% Lain 4% Elektro 22% TPT 21% 0% -10% -20% -30% Sumber: Bank Indonesia Sumber: Bank Indonesia Dilihat dari negara tujuannya, ekspor Jawa Barat ditujukan paling banyak ke negara-negara di kawasan ASEAN (18,9%), sementara perdagangan dengan Amerika Serikat dan ke kawasan Eropa mulai menurun kontribusinya. Meskipun demikian ekspor ke Amerika Serikat dan Eropa masih memberikan pangsa yang cukup besar mencapai 33,1%. Selain itu ekspor ke negara di Asia seperti Jepang, Cina, Korea Selatan dan Hongkong berkontribusi mencapai 22,4%. Pergeseran ini sesuai 14

25 BAB 1. KONDISI MAKRO EKONOMI REGIONAL dengan pernyataan pelaku usaha yang mulai mencari pasar baru untuk mengalihkan ekspor dari Amerika dan Eropa ke negara-negara di Asia (Grafik 1.20). Komoditas utama yang diekspor pada triwulan II 2012 adalah alat elektronik sebesar 22% dan tekstil dan produk tekstil (21%). Produk mesin, bahan kimia, dan karet/plastik juga merupakan komoditas ekspor yang memberikan kontribusi cukup besar mencapai 26% (lihat Grafik 1.21). Grafik Nilai Impor Jawa Barat USD Juta ,1% 500-2,5% 0 100% 80% 60% 40% 20% 0% -20% Grafik Volume Impor Jawa Barat Ribu Ton % 80% 453, % 419,11 60% 50% % 30% % 1,8% 10% 300 0% 0,0% -10% % Nilai Impor Pertumbuhan (yoy, sumbu kanan) Sumber: Bank Indonesia Volume Impor Pertumbuhan (yoy, sumbu kanan) Sumber: Bank Indonesia Dari sisi impor dari negara lain, volume impor Jawa Barat tumbuh 1,8% (yoy) dan nilainya tumbuh 1,1% (yoy). Impor Jawa Barat pada triwulan II 2012 mencapai US$3,37 miliar, dimana pada periode sebelumnya hanya sebesar US$2,98 miliar (lihat Grafik 1.22). Adapun secara volume, impor Jawa Barat mencapai 453,5 ribu ton (lihat Grafik 1.23). Negara asal barang impor paling dominan adalah berasal dari Cina sebesar 25,6%, Jepang sebesar 21,9% dan Korea Selatan sebesar 16,2%. Sementara itu impor dari negara di kawasan ASEAN hanya sebesar 15,7%. 2. Sisi Penawaran Tabel 1.2. Pertumbuhan Ekonomi Tahunan Provinsi Jawa Barat Sisi Penawaran (yoy) Lapangan Usaha Pangsa SOG I II III IV I II TwII-2012 Pertanian -0,3% 2,2% -4,1% 2,7% 3,1% 0,4% 11,9% 0,8% Pertambangan -3,5% -4,6% -4,3% -8,0% -6,4% -5,8% 1,9% 0,1% Industri Pengolahan 7,3% 4,5% 6,9% 6,1% 4,5% 3,8% 41,0% 2,6% Listrik, Gas, dan Air Bersih 1,4% 0,1% -0,1% 4,6% 3,6% 8,1% 2,2% 0,1% Bangunan/Konstruksi 15,6% 16,2% 14,4% 10,9% 10,0% 11,4% 4,1% 0,3% PHR 4,3% 6,8% 8,3% 12,7% 14,7% 11,5% 22,8% 1,5% Pengangkutan & Komunika 25,4% 17,3% 11,8% 7,5% 7,6% 11,6% 5,3% 0,3% Jasa Dunia Usaha 18,6% 13,8% 10,2% 11,8% 8,1% 10,2% 3,6% 0,2% Jasa-jasa 18,1% 10,3% 7,2% -2,6% -1,2% 11,7% 7,2% 0,5% PDRB 7,3% 6,1% 5,9% 6,6% 6,3% 6,4% 100,0% 6,4% Sumber: BPS Provinsi Jawa Barat, BI Wilayah Jawa Barat dan Banten (diolah) 15

26 BAB 1. KONDISI MAKRO EKONOMI REGIONAL Dari sisi penawaran, terlihat bahwa perekonomian Jawa Barat pada triwulan II 2011 ditopang oleh peningkatan kinerja sektor konstruksi, sektor pengangkutan, sektor jasa dunia usaha dan sektor jasa lainnya. Sementara itu sektor dominan yaitu sektor pertanian, sektor industri pengolahan dan sektor PHR mengalami perlambatan pertumbuhan pada periode laporan. Meskipun demikian, sumbangan terbesar pada perekonomian masih berasal dari ketiga sektor dominan tersebut. Dari semua sektor ekonomi, hanya sektor pertambangan yang mengalami kontraksi Sektor Pertanian Sektor pertanian pada triwulan II 2012 mengalami perlambatan. Setelah pada triwulan I 2011 sektor ini tumbuh 3,1% (yoy), pada periode laporan sektor ini hanya dapat tumbuh sebesar 0,4%. Perlambatan ini tercermin dari menurunnya jumlah produksi padi pada triwulan II 2012 yang hanya sebesar 3,33 juta ton padi, lebih rendah dibandingkan dengan hasil pada periode sebelumnya yang dapat mencapai 3,51 juta ton. Meskipun lebih rendah secara nominal, pertumbuhan secara tahunannya menunjukkan adanya peningkatan dari -5,3% (yoy) di triwulan I 2012 menjadi 6,6% di periode laporan. Penurunan ini terutama disebabkan karena adanya penurunan produktivitas hasil pertanian padi. Pada triwulan I 2012 produktivitas lahan mencapai 73,12 kw/ha sementara itu pada periode laporan menjadi hanya 64,16 kw/ha. Penurunan produktivitas ini salah satunya dikarenakan kurangnya air akibat datangnya musim kemarau dan kurang berfungsinya beberapa sistem irigasi misalnya Bendungan Leuwinangka di Subang yang rusak dapat mempengaruhi produksi padi di sawah seluas ha. Menurut angka ramalan I yang dikeluarkan oleh BPS Jawa Barat, pada tahun 2012 produksi padi di Jawa Barat diperkirakan akan mencapai ton GKG atau setara dengan ton beras atau turun sebesar -0,88% dibanding tahun Penurunan luas panen padi paling besar adalah pada subround I (Januari April) sebesar 3,75% (yoy), sementara pada subround II (Mei-Agustus) diperkirakan luas panen akan turun sebesar 2,45% (yoy). Selain itu, diperkirakan pada subround III (Septermber Desember) produksi padi mengalami peningkatan, tercermin dari luas panen yang diperkirakan kembali meningkat sebesar 4,81% (yoy). Grafik Produksi Padi Sawah dan Ladang Juta Ton % 6,0 Produksi Padi Pertumbuhan-yoy (sumbu kanan) 60% 50% 5,0 40% 4,0 3,51 3,33 30% Grafik Luas Panen Padi Sawah dan Ladang Ribu Ha % 800 Luas Panen Padi Pertumbuhan-yoy (sumbu kanan) 60% 50% 40% % % 3,0 2,0 1,0 20% 6,6% 10% 0% -5,3% -10% ,5% -25,9% 10% 0% -10% -20% -30% - TwI TwII TwIII TwIV TwI TwII TwIII TwIV TwI TwII -20% - TwI TwII TwIII TwIV TwI TwII TwIII TwIV TwI TwII -40% Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan Jawa Barat *)Angka sementara Dinas Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan Jawa Barat *)Angka sementara Dinas 16

27 BAB 1. KONDISI MAKRO EKONOMI REGIONAL Perlambatan di sektor ini juga ditunjukkan dengan penurunan produksi palawija. Secara total produksi palawija (kedelai, kacang hijau, jagung, kacang tanah, ubi kayu dan ubi jalan) mengalami penurunan di triwulan II 2012 sebesar 27% (yoy). Hampir semua komoditas palawija mengalami penuranan produksi, hanya komoditas ubi jalar yang menunjukkan adanya peningkatan. Penurunan produksi palawija ini karena adanya lahan pertanian yang menggunakan sistem rotasi, sehingga lahan palawija berkurang saat musim tanam padi. Sementara itu menurut angka ramalan I BPS, pada Tahun 2012 produksi jagung di Jawa Barat diperkirakan akan mencapai ton atau naik sebesar 1,56% dibanding tahun Kenaikan ini lebih disebabkan oleh peningkatan ramalan produktivitas sebesar 4,75%, sedangkan luas panennya mengalami penurunan sebesar 3,05%. Untuk produksi kedelai, pada tahun 2012 diperkirakan akan mengalami penurunan sebesar 17,75% dibandingkan dengan tahun Grafik Produksi Tanaman Palawija Grafik Pertumbuhan Produksi Palawija Ribu Ton % Produksi Tanaman Palawija 120% Kedelai Kacang Tanah % Kacang Hijau Ubi Kayu Pertumbuhan (yoy, sb. kanan) 100% Jagung Ubi Jalar % 80% % 10% 40% 800 0% 20% -3% 642 0% % -20% % -40% % -30% -60% -80% - -40% Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan Jawa Barat Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan Jawa Barat Perlambatan juga tercermin dari menurunnya ekspor komoditas pertanian sebesar 12,4% (yoy) atau sebesar 20,45 ribu ton, padahal pada triwulan I 2012 ekspor komoditas pertanian dapat mencapai 29,22 ribu ton dan tumbuh 9,6%. Ekspor komoditas pertanian didominasi oleh hasil agrikultur (95,34%), dan sisanya adalah hasil hutan dan perikanan. Grafik Volume Ekspor Komoditas Pertanian Ribu Ton 33 Volume Ekspor Pertanian Pertumbuhan (yoy, sb.kn) 40% 31 29, % 27 9,6% 25 0% ,4% 19 20,45-20% % Sumber: Bank Indonesia Grafik Baki Debet Penyaluran Kredit Sektor Pertanian Triliun Rp Jumlah Kredit Pertanian % 6,0 Pertumbuhan (yoy, sb. kanan) 5, ,0 4,0 4, , ,0 92, ,0 40 1, ,0-20 Sumber: BI Wilayah Jawa Barat & Banten, LBU 17

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Jawa Barat Triwulan IV-211 Kantor Bank Indonesia Bandung KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan rahmat dan karunia- Nya, buku

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Jawa Barat Triwulan I-212 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah VI (Jawa Barat & Banten) KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, 7 Februari 2013 Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah VI (Jawa Barat & Banten) ttd

KATA PENGANTAR. Bandung, 7 Februari 2013 Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah VI (Jawa Barat & Banten) ttd KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan rahmat dan karunia- Nya, buku Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Barat Triwulan IV-2012 ini telah dapat diselesaikan.

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN IV-2009 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 108 BANDUNG Telp : 022 4230223 Fax : 022 4214326 Visi Bank Indonesia

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN II-2011

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN II-2011 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN II-211 v KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan rahmat dan karunia- Nya, buku Kajian Ekonomi Regional Provinsi

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN IV-28 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 18 BANDUNG Telp : 22 423223 Fax : 22 4214326 Visi Bank Indonesia Menjadi

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN II-2010 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 108 BANDUNG Telp : 022 4230223 Fax : 022 4214326 Visi Bank Indonesia

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN I-211 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 18 BANDUNG Telp : 22 423223 Fax : 22 4214326 Visi Bank Indonesia Menjadi

Lebih terperinci

Halaman ini sengaja dikosongkan.

Halaman ini sengaja dikosongkan. 2 Halaman ini sengaja dikosongkan. KATA PENGANTAR Puji serta syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat dan ridha- IV Barat terkini yang berisi mengenai pertumbuhan ekonomi,

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN II-2008 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 108 BANDUNG Telp : 022 4230223 Fax : 022 4214326 Visi Bank Indonesia

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH VISI Menjadi Kantor Bank Indonesia yang dapat dipercaya di daerah melalui peningkatan peran dalam menjalankan tugas-tugas Bank Indonesia yang diberikan. MISI Mendukung

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN I-2008 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 108 BANDUNG Telp : 022 4230223 Fax : 022 4214326 Visi Bank Indonesia

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN I-29 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 18 BANDUNG Telp : 22 423223 Fax : 22 4214326 Visi Bank Indonesia Menjadi

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN III-2013 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX 2013 KATA PENGANTAR Buku Kajian Ekonomi Regional Provinsi Sumatera Utara merupakan terbitan

Lebih terperinci

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan I 2014

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan I 2014 Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan I 2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA ...Memberikan saran kepada pemerintah daerah mengenai kebijakan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN III-21 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 18 BANDUNG Telp : 22 423223 Fax : 22 4214326 Visi Bank Indonesia Menjadi

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN IV-21 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 18 BANDUNG Telp : 22 423223 Fax : 22 4214326 Visi Bank Indonesia Menjadi

Lebih terperinci

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III 2014

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III 2014 Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III 2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA ...Memberikan saran kepada pemerintah daerah mengenai kebijakan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA AGUSTUS 2017 Vol. 3 No. 2 Triwulanan April - Jun 2017 (terbit Agustus 2017) Triwulan II 2017 ISSN 2460-490257 e-issn 2460-598212 KATA PENGANTAR RINGKASAN

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013 Asesmen Ekonomi Perekonomian Kepulauan Riau (Kepri) pada triwulan II-2013 mengalami pelemahan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Pada

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Triwulan III212 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Penerbit : KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Lebih terperinci

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Penurunan momentum pertumbuhan ekonomi Kepulauan Riau di periode ini telah diperkirakan sebelumnya setelah mengalami tingkat pertumbuhan

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan III 2012 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Banten

Kajian Ekonomi Regional Banten Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan I - 2009 i Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan segala rahmat-nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II 2013 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

Triwulan III Kajian Ekonomi Regional Banten

Triwulan III Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan III 212 Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan III 212 1 Triwulan III 212 Halaman ini sengaja dikosongkan 2 Triwulan III 212 KATA PENGANTAR Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan stabil Misi

Lebih terperinci

Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau

Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau Ringkasan Eksekutif Asesmen Ekonomi Kondisi perekonomian provinsi Kepulauan Riau triwulan II- 2008 relatif menurun dibanding triwulan sebelumnya. Data perubahan terakhir Badan Pusat Statistik (BPS) memperlihatkan

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Asesmen Ekonomi Pada triwulan I 2012 pertumbuhan Kepulauan Riau mengalami akselerasi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat 6,34% (yoy)

Lebih terperinci

P D R B 7.24% 8.50% 8.63% 8.60% 6.52% 3.05% -0.89% Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara **) angka sangat sementara

P D R B 7.24% 8.50% 8.63% 8.60% 6.52% 3.05% -0.89% Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara **) angka sangat sementara Ringkasan Eksekutif Asesmen Ekonomi Di awal tahun 2009, imbas krisis finansial global terhadap perekonomian Kepulauan Riau dirasakan semakin intens. Laju pertumbuhan ekonomi memasuki zona negatif dengan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan III - 2010 Penyusun : Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Bayu Martanto Peneliti Ekonomi Muda Senior 2. Jimmy Kathon Peneliti

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Asesmen Ekonomi Laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau pada triwulan II 2012 tercatat sebesar 7,25%, mengalami perlambatan dibandingkan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan I - 2011 cxççâáâç M Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis Muda Senior 2. Neva Andina Peneliti Ekonomi Muda

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN I-2013

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN I-2013 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN I-2013 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX 2013 KATA PENGANTAR Buku Kajian Ekonomi Regional Provinsi Sumatera Utara merupakan terbitan rutin

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I2010 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat Nya sehingga Kajian

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan II - 2013 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah II Kalimantan Kata Pengantar KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang

Lebih terperinci

Kajian. Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Tengah

Kajian. Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Tengah Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Triwulan III 2015 1 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-nya (KEKR) Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan III

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH FEBRUARI 2017

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH FEBRUARI 2017 FEBRUARI 217 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunianya Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Tengah Februari 217 dapat dipublikasikan.

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I2009 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmatnya sehingga Laporan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN I

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN I KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN I 2016 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia- Ekonomi Regional Provinsi

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan III - 2011 cxççâáâç M Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis Muda Senior 2. Asnawati Peneliti Ekonomi Muda

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH MEI

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH MEI KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH MEI 2017 1 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia- Ekonomi dan Keuangan Regional

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Triwulan I-2013 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Penerbit : KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Lebih terperinci

BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN

BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN BAB 5 SISTEM PEMBAYARAN BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN Transaksi sistem pembayaran tunai di Gorontalo pada triwulan I-2011 diwarnai oleh net inflow dan peningkatan persediaan uang layak edar. Sementara itu,

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jawa Barat Triwulan III 214 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah VI v vi KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH AGUSTUS

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH AGUSTUS KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH AGUSTUS 2017 1 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia- Ekonomi dan Keuangan Regional

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan II2009 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat Nya sehingga

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan I 2013 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Vol. 3 No. 3 Triwulanan Juli - September 2017 (terbit November 2017) Triwulan III 2017 ISSN xxx-xxxx e-issn xxx-xxxx KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2017 DAFTAR ISI 2 3 DAFTAR

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Barat Triwulan I211 Kantor Bank Indonesia Mataram KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Barat Triwulan I211 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI NUSA

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III - 2011 Kantor Bank Indonesia Banjarmasin Kata Pengantar KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH Perbankan Aceh PERKEMBANGAN PERBANKAN DI ACEH KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN 4-2012 45 Perkembangan Perbankan Aceh Kinerja perbankan (Bank

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH MEI 2017

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH MEI 2017 MEI KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia-nya Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Tengah Mei dapat dipublikasikan. Buku ini

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan stabil Misi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Triwulan III - 2009 PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Triwulan II-2013 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Penerbit : KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan -2012 Asesmen Ekonomi Pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2012 tercatat 8,21% lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2011 yang tercatat

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BALI TRIWULAN IV 21 Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Kelompok Kajian Ekonomi Bank Indonesia Denpasar Jl. Letda Tantular No. 4 Denpasar Bali,

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan IV 2015

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan IV 2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH Triwulan IV 215 VISI Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas BI dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional.

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian. ini menggambarkan perkembangan perekonomian daerah

KATA PENGANTAR. baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian. ini menggambarkan perkembangan perekonomian daerah KATA PENGANTAR Pertamatama kami panjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayahnya sehingga Triwulan I 2013 dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Kajian triwulanan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Daftar Isi

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Daftar Isi E E Daftar Isi DAFTAR ISI HALAMAN Kata Pengantar... iii Daftar Isi... iv Daftar Tabel... vii Daftar Grafik... viii Daftar Gambar... xii Tabel Indikator Ekonomi Terpilih... xiii RINGKASAN EKSEKUTIF... 1

Lebih terperinci

L A M P I R A N. Kantor Bank Indonesia Ambon 1 PERTUMBUHAN TAHUNAN (Y.O.Y) PDRB SEKTORAL

L A M P I R A N. Kantor Bank Indonesia Ambon 1 PERTUMBUHAN TAHUNAN (Y.O.Y) PDRB SEKTORAL PERTUMBUHAN TAHUNAN (Y.O.Y) PDRB SEKTORAL No. Sektor 2006 2007 2008. 1 Pertanian 3.90% 4.01% 3.77% 0.31% 2.43% 3.29% 2.57% 8.18% 5.37% 4.23% 2.69% -0.49% 2 Pertambangan dan Penggalian -3.24% 77.11% 8.98%

Lebih terperinci

Daftar Isi. Kata Pengantar... i Daftar Isi...ii Daftar Tabel...iv Daftar Grafik... v Daftar Lampiran... vii Tabel Indikator Ekonomi Terpilih

Daftar Isi. Kata Pengantar... i Daftar Isi...ii Daftar Tabel...iv Daftar Grafik... v Daftar Lampiran... vii Tabel Indikator Ekonomi Terpilih Visi Bank Indonesia: Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya (kredibel) secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang

Lebih terperinci

Publikasi ini dapat diakses secara online pada :

Publikasi ini dapat diakses secara online pada : i TRIWULAN III 2015 Edisi Triwulan III 2015 Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional ini diterbitkan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Jl. Jend. Sudirman No. 51

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan II2009 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmatnya sehingga Laporan

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan stabil Misi

Lebih terperinci

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. ~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 1~ Visi Bank Indonesia. Misi Bank Indonesia

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. ~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 1~ Visi Bank Indonesia. Misi Bank Indonesia Dasar Hukum Bank Indonesia Negara memiliki suatu bank sentral yang susunan, kedudukan, kewenangan, tanggung jawab, dan independensinya diatur dengan undang-undang. ~UUD 1945 Pasal 23 D~ Bank Indonesia

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga bank sentral yang kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan nilai tukar yang stabil

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan III 2015

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan III 2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH Triwulan III 215 VISI Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas BI dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional.

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan III 2010 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. ~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 1~ Visi Bank Indonesia. Misi Bank Indonesia

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. ~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 1~ Visi Bank Indonesia. Misi Bank Indonesia Dasar Hukum Bank Indonesia Negara memiliki suatu bank sentral yang susunan, kedudukan, kewenangan, tanggung jawab, dan independensinya diatur dengan undang-undang. ~UUD 1945 Pasal 23 D~ Bank Indonesia

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur Triwulan IV - 2013 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Timur KATA PENGANTAR Sejalan dengan salah satu tugas pokok Bank Indonesia,

Lebih terperinci

Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau. *)angka sementara **)angka sangat sementara

Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau. *)angka sementara **)angka sangat sementara RINGKASAN EKSEKUTIF Asesmen Ekonomi Laju perekonomian provinsi Kepulauan Riau di triwulan III-2008 mengalami koreksi yang cukup signifikan dibanding triwulan II-2008. Pertumbuhan ekonomi tercatat berkontraksi

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Barat Triwulan III21 KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Barat Triwulan III21 Kantor Bank Indonesia Mataram KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI NUSA

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga bank sentral yang kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan nilai tukar yang stabil

Lebih terperinci

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL Perekonomian Gorontalo pada triwulan II-2013 tumbuh 7,74% (y.o.y) relatif lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 7,63% (y.o.y). Angka tersebut

Lebih terperinci

BAB 7 : OUTLOOK EKONOMI

BAB 7 : OUTLOOK EKONOMI BAB 7 OUTLOOK EKONOMI BAB 7 : OUTLOOK EKONOMI Perekonomian Gorontalo pada triwulan II- diperkirakan lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan triwulan I-. Kondisi ini diperkirakan didorong oleh proyeksi kenaikan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN III-2011

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN III-2011 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN III-2011 BANK INDONESIA MEDAN 2011 Visi Bank Indonesia: Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya (kredibel) secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL TRIWULAN I 216 website : www.bi.go.id email : empekanbaru@bi.go.id KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL VISI BANK INDONESIA : kredibel

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Propinsi Kepulauan Bangka Belitung Triwulan I - 2009 Kantor Bank Indonesia Palembang KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH Ekonomi Aceh dengan migas pada triwulan II tahun 2013 tumbuh sebesar 3,89% (yoy), mengalami perlambatan dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 4,79% (yoy). Pertumbuhan

Lebih terperinci

KAJIAN JAWA TIMUR TRIWULAN III INDONESIA SURABAYA

KAJIAN JAWA TIMUR TRIWULAN III INDONESIA SURABAYA KAJIAN EKONOMI REGIONAL JAWA TIMUR TRIWULAN III - 2012 BANK INDONESIA SURABAYA Penerbit : Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IV Divisi Ekonomi Moneter Jl.Pahlawan No.105 SURABAYA Telp. : 031-3520011

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI BARAT TRIWULAN-I 2013 halaman ini sengaja dikosongkan iv Triwulan I-2013 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Barat Daftar Isi KATA PENGANTAR... III DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Sumatera Utara Triwulan II-2013 KATA PENGANTAR

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Sumatera Utara Triwulan II-2013 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii ... 48... 49... 56... 57... 59... 59... 60 iii iv DAFTAR TABEL v DAFTAR GRAFIK vi vii viii RINGKASAN UU ix x xi xii BAB 1 EKONOI AKRO REGIONAL Pada triwulan II-2013, ekonomi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH Perkembangan Perbankan Aceh PERKEMBANGAN PERBANKAN DI ACEH 34 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN 1-2012 Perbankan Aceh Kinerja perbankan di

Lebih terperinci

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan rahmat dan karunianya, sehingga Kajian Ekonomi Keuangan Regional (KEKR)

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan rahmat dan karunianya, sehingga Kajian Ekonomi Keuangan Regional (KEKR) Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan rahmat dan karunianya, sehingga Kajian Ekonomi Keuangan Regional (KEKR) Provinsi Papua Barat (Pabar) periode triwulan IV-2014 ini dapat

Lebih terperinci

ii Triwulan I 2013

ii Triwulan I 2013 ii Triwulan I 2013 iii iv Triwulan I 2013 v vi Triwulan I 2013 vii viii Triwulan I 2013 Indikator 2010 2011 2012 2013 Total Total I II III IV Total I Ekonomi Makro Regional Produk Domestik Regional Bruto

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI KEUANGAN REGIONAL Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan II - 2014 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah II Kalimantan Kata Pengantar KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL TRIWULAN I 216 website : www.bi.go.id email : empekanbaru@bi.go.id KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL VISI BANK INDONESIA : kredibel

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan IV-2014 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Selatan i BAB I 2011 2012 2013 2014 1 10.00 8.00

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 1.2 SISI PENAWARAN Di sisi penawaran, hampir keseluruhan sektor mengalami perlambatan. Dua sektor utama yang menekan pertumbuhan ekonomi triwulan III-2012 adalah sektor pertanian dan sektor jasa-jasa mengingat

Lebih terperinci

ii Triwulan I 2012

ii Triwulan I 2012 ii Triwulan I 2012 iii iv Triwulan I 2012 v vi Triwulan I 2012 vii viii Triwulan I 2012 ix Indikator 2010 2011 Total I II III IV Total I 2012 Ekonomi Makro Regional Produk Domestik Regional Bruto (%, yoy)

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN BARAT TRIWULAN I 2013 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI KALIMANTAN BARAT Penanggung Jawab: Unit Kajian, Statistik dan Survey (UKSS) Kantor Perwakilan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL AGUSTUS 216 website : www.bi.go.id email : empekanbaru@bi.go.id VISI BANK INDONESIA : kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat Triwulan I - 29 Kantor Triwulan I-29 BANK INDONESIA PADANG KELOMPOK KAJIAN EKONOMI Jl. Jend. Sudirman No. 22 Padang Telp. 751-317 Fax. 751-27313 Penerbit

Lebih terperinci

No. Sektor No. Sektor No. Jenis Penggunaan

No. Sektor No. Sektor No. Jenis Penggunaan PDRB SEKTORAL Berdasarkan Harga Berlaku (Rp Miliar) No. Sektor 2006 2007 1 Pertanian 431.31 447.38 465.09 459.18 462.01 491.83 511.76 547.49 521.88 537.38 2 Pertambangan dan Penggalian 11.48 11.44 11.80

Lebih terperinci

Triwulan IV iii

Triwulan IV iii ii Triwulan IV 2012 iii iv Triwulan IV 2012 v vi Triwulan IV 2012 vii viii Triwulan IV 2012 Indikator 2010 2011 2012 Total I II III IV Total I II III IV Total Ekonomi Makro Regional Produk Domestik Regional

Lebih terperinci

Kinerja ekspor mengalami pertumbuhan negatif dibanding triwulan sebelumnya terutama pada komoditas batubara

Kinerja ekspor mengalami pertumbuhan negatif dibanding triwulan sebelumnya terutama pada komoditas batubara No. 063/11/63/Th.XVII, 6 November 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN III-2013 Secara umum pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan triwulan III-2013 terjadi perlambatan. Kontribusi terbesar

Lebih terperinci

Grafik 1.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau (y o y) Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara ; **) angka sangat sementara

Grafik 1.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau (y o y) Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara ; **) angka sangat sementara RINGKASAN EKSEKUTIF Asesmen Ekonomi Krisis finansial global semakin berpengaruh terhadap pertumbuhan industri dan ekspor Kepulauan Riau di triwulan IV-2008. Laju pertumbuhan ekonomi (y-o-y) kembali terkoreksi

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN IV-2013

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN IV-2013 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN IV-2013 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX 2014 KATA PENGANTAR Buku Kajian Ekonomi Regional Provinsi Sumatera Utara merupakan terbitan

Lebih terperinci