ZULIA HANUM Jurnal Ilmiah Ekonomikawan ISSN: Edisi 11 Des 2012 ABSTRAK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ZULIA HANUM Jurnal Ilmiah Ekonomikawan ISSN: Edisi 11 Des 2012 ABSTRAK"

Transkripsi

1 PENGARUH WITH HOLDING TA SYSTEM PADA PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (STUDI KASUS KPP PRATAMA MEDAN PETISAH) ZULIA HANUM Jurnal Ilmah Ekonomkawan ISSN: Eds 11 Des 01 ABSTRAK Tujuan Peneltan Adapun tujuan n adalah untuk mengetahu pengaruh penerapan Wth Holdng Tax System yang dcermnkan dar jumlah PKP yang menyetorkan PPN terhadap penermaan Pajak Pertambahan Nla pada Pengusaha Kena Pajak. Dar hasl uj t ddapat t = 1,4965. Bla t htung dbandngkan dengan t tabel maka ddapat t htung lebh kecl dar t tabel (1,4965 <,074). Dengan hasl tersebut maka Ha dtolak dan Ho dterma karena t htung jatuh pada daerah penolakan Ho. Dengan demkan dapat dnyatakan bahwa tdak ada hubungan antara jumlah PKP dengan penermaan PPN. Secara keseluruhan hasl peneltan n menympulkan bahwa nformas jumlah PKP yang menyetorkan PPN bukanlah merupakan hal utama yang perlu dperhatkan dan djadkan tolak ukur yang bak oleh KPP Pratama Medan Petsah untuk menentukan besarnya penermaan PPN. Hal tersebut dkarenakan perubahan PKP yang menyetorkan PPN berbedabeda setap bulannya, terkadang bsa menngkat dan bsa juga menurun. Kata Kunc : Wth Holdng Tax System,Penerma Pajak Pertambahan Nla PENDAHULUAN Negara Republk Indonesa adalah negara hukum berdasarkan Pancasla dan Undang- Undang Dasar 1945 yang menjunjung tngg hak dan kewajban setap masyarakat. Oleh karena tu, Negara menempatkan perpajakan sebaga perwujudan salah satu kewajban

2 kenegaraan dalam rangka kegotong-royongan nasonal sebaga peran aktf masyarakat dalam membaya pembangunan. Untuk tetap bertahan dan memperbak konds ekonom yang ada, pemerntah harus mengupayakan semua potens penermaan yang ada. Pada saat n tengah dgal berbaga macam potens untuk menngkatkan penermaan negara, bak yang berasal dar dalam neger maupun luar neger. Potens penermaan dar pnjaman luar neger akan semakn dkurang. Berdasarkan hal tersebut maka Indonesa akan berusaha untuk lebh menngkatkan potens penermaan negara dar dalam neger, dan tdak dapat dpungkr lag bahwa pajak telah memberkan kontrbus terbesar dalam penermaan Negara. Penermaan dar sektor pajak terbag menjad dua golongan, yatu dar pajak langsung contohnya Pajak Penghaslan dan dar pajak tdak langsung contohya Pajak Pertambahan Nla, Bea Matera dan Bea balk nama. Dlhat dar seg penermaan, Pajak Penghaslan dapat membantu negara dalam membaya pengeluaran, namun tdak semua orang dapat dkenakan PPh. Pajak penghaslan hanya dapat dkenakan kepada orang prbad atau badan yang telah berpenghaslan d atas Penghaslan Tdak Kena Pajak (PTKP), akan tetap hal tu tdak berlaku bag Pajak Pertambahan Nla, karena pajak tersebut dapat dlmpahkan kepada orang lan sehngga memungknkan semua orang dapat dkenakan PPN. Sepert yang kta ketahu bahwa hampr seluruh barang-barang kebutuhan hdup rakyat Indonesa merupakan hasl produks yang terkena PPN. Dengan kata lan, hampr semua transaks d bdang perdagangan, ndustr dan jasa yang termasuk dalam golongan Barang Kena Pajak dan atau Jasa Kena Pajak pada prnspnya terkena PPN. Oleh karena tu walaupun seseorang belum memlk NPWP namun a tetap terkena PPN yang dpungut oleh Pengusaha Kena Pajak sebaga phak yang berhak memungut PPN yang nantnya PPN yang dpungut tersebut akan dsetorkan ke kas negara.

3 Dalam melakukan pemungutan pajak tersebut Indonesa menganut tga sstem, yatu Offcal Assessment, Self Assessment dan Wth Holdng Tax System. Ketga sstem d atas mempunya kestmewaan masng-masng, namun yang memlk peranan yang lebh domnan adalah Wth Holdng Tax System karena dterapkan pada sstem pemungutan PPN. Pelaksanaan sstem yang bak akan dapat menngkatkan penermaan karena semuanya dlakukan sesua dengan sstem yang telah dtetapkan. Penggunaan Wth Holdng Tax System menuntut phak ketga yang dtunjuk untuk lebh aktf dalam menentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajb pajak sesua dengan ketentuan Undang-Undang Perpajakan yang berlaku. KAJIAN TEORI Wth Holdng Tax System Sebelum kta mengetahu Wth Holdng Tax System kta harus mengetahu bahwa Wth holdng Tax System merupakan salah satu sstem pemungutan pajak. Menurut St Resm (003, hal 11) dalam pemungutan pajak dkenal beberapa sstem pemungutan pajak yatu : 1) offcal assessment system merupakan sstem pemungutan pajak yang member kewenangan aparatur perpajakn untuk menentukan sendr jumlah pajak yang terutang setap tahunnya sesua dengan Peraturan Perundang-Undangan Perpajakan yang berlaku. ) self assessment system merupakan sstem pemungutan pajak yang member wewenang Wajb Pajak dalam menentukan sendr jumlah pajak yang terutang setap tahunnya sesua dengan Peraturan Perundang-Undangan Perpajakan yang berlaku. Dalam hal n, nsatf serta kegatan menghtung dan pemungutan pajak sepenuhnya berada d tangan Wajb Pajak. 3) wth holdng tax system merupakan sstem pemungutan pajak yang member wewenang kepada phak ketga yang dtunjuk untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh Wajb Pajak sesua dengan Peraturan Perundang-Undangan Perpajakan yang berlaku. Penunjukan phak ketga n bsa dlakukan sesua Perundang-Undangan Perpajakan, Keputusan Presden dan Peraturan lannya untuk memotong dan memungut pajak, menyetorkan dan mempertanggungjawabkan melalu sarana perpajakan yang terseda. Berhasl atau tdaknya pelaksanaan pemungutan pajak banyak tergantung pada phak ketga yang dtunjuk. Berdasarkan stus

4 Wthholdng tax merupakan salah satu sstem admnstras perpajakan yang banyak dterapkan d negara lan. Sstem n memlk keunggulan karena pajak dbayar pada saat penghaslan dterma. Jka penghaslan sudah dterma dan dgunakan, maka sudah jad kebasaan dmanapun bahwa kta akan berat bayar pajak. Wthholdng tax serng dsebut PPh pasal 1, PPh pasal, PPh pasal 3, PPh pasal 6 dan PPh pasal 4 () Fnal. Selan tu PPN juga bagan dar wthholdng tax. Sedangkan berdasarkan stus : Wthholdng tax adalah cara yang palng gampang yang dlakukan oleh pemerntah untuk memungut pajak dengan cara mewajbkan wajb pajak untuk melakukan pemungutan dan pemotongan atas pajaknya phak lan. Dengan cara n, pemerntah akan dengan mudah untuk mengumpulkan pajak tanpa memerlukan upaya dan baya besar. 1. Pengusaha Kena Pajak Menurut UU Perpajakan No. 18 Tahun 000 Pasal 1 No. 15 : Pengusaha Kena Pajak adalah pengusaha yang dalam kegatan usaha atau pekerjaanya melakukan penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) dan atau penyerahan Jasa Kena Pajak (JKP) dan atau ekspor BKP yang dkenakan pajak berdasarkan Undang-Undang Pajak Pertambahan Nla (PPN) yang wajb melaporkan usahanya untuk dkukuhkan sebaga PKP, tdak termasuk pengusaha kecl, yang batasannya dtetapkan dengan Keputusan Menter Keuangan, kecual Pengusaha Kecl memlh untuk dkukuhkan sebaga PKP.. Pajak Pertambahan Nla a. Pengertan Pajak Pertambahan Nla Sebelum mengetahu pengertan Pajak Pertambahan Nla terlebh dahulu kta harus mengetahu pengertan pajak secara umum, yatu ada beberapa pendapat antara lan menurut Prof. DR. Rochmat Soemtro, SH (Waluyo, 006 hal. 3):

5 Pajak adalah uran kepada kas negara berdasarkan Undang-Undang (yang dapat dpaksakan) dengan tdak mendapat jasa tnbal (kontraprestas) yang langsung dapat dtunjukkan dan yang dgunakan untuk membayar pengeluaran umum. b. Dasar Pengenaan Pajak Pertambahan Nla Menurut Waluyo (006, hal 11) Dasar Pengenaan Pajak dantaranya : 1) Harga jual merupakan nla berupa uang, termasuk semua baya yang dmnta atau seharusnya dmnta oleh penjual karena penyerahan Barang Kena Pajak (BKP), tdak termasuk Pajak Pertambahan Nla (PPN) yang dpungut menurut Undang- Undang PPn dan PPnBM dan potongan harga yang dcantumkan dalam faktur pajak ) penggantan merupakan nla berupa uang termasuk semua baya yang dmnta atau seharusnya dmnta oleh pember jasa karena penyerahan JKP tdak termasuk pajak yang dcantumkan dalam faktur pajak. 3) nla ekspor merupakan nla berupa uang, termasuk semua baya yang dmnta atau seharusnya dmnta oleh eksportr. Msalnya harga yang tercantum dalam Pembertahuan Ekspor Barang (PEB). 4) nla mpor merupakan nla berupa uang yang menjad dasar perhtungan bea masuk dtambah pungutan lannya yang dkenakan berdasarkan ketentuan dalam peraturan perundang-undangan pabean untuk mpor BKP, tdak termasuk PPn yang dpungut menurut Undang-Undang PPn dan PPnBM. c. Tarf Pajak Pertambahan Nla PPN yang terutang dhung dengan cara mengalkan Tarf Pajak dengan Dasar Pengenaan Pajak (DPP). Adapun tarf PPN tersebut adalah : 1) Tarf PPN adalah 10% (sepuluh persen)

6 Tarf Pajak Pertambahan Nla yang berlaku atas penyerahan Barang Kena Pajak dan atau penyerahan Jasa Kena Pajak adalah tarf tunggal, sehngga mudah dalam pelaksanaannya dan tdak memerlukan daftar penggolongan jasa dengan tarf yang berbeda sebagamana berlaku pada PPnBM. ) Tarf PPN atas ekspor BKP adalah 0% (nol persen) Pajak Pertambahan Nla adalah pajak yang dkenakan atas konsums BKP d dalam Daerah Pabean. Oleh karena tu, BKP yang dekspor atau dkonsums d luar Daerah pabean, dkenakan PPN denga tarf 0% (nol persen) bukan berart pembebasan dar pengenaan PPN. Dengan demkan, Pajak masukan yang telah dbayar dar barang yang deksportetap dapat dkredtkan. 3. Pengertan STP PPN (Surat Taghan Pajak) Surat Taghan Pajak (STP) adalah surat untuk melakukan taghan pajak dan atau sanks admnstras berupa denda dan atau bunga. 4. Mekansme Penyetoran SSP Surat Setoran Pajak (SSP) adalah merupakan surat yang oleh wajb pajak dgunakan untuk melakukan pembayaran atau penyetoran pajak yang terutang ke kas negara melalu kantor pos atau bank atau tempat pembayaran lan yang dtunjuk oleh menter keuangan. Adapun dalam mekansme penyetoran Surat Setoran Pajak terdapat sarana pembayaran dan penyetoran pajak, dmana untuk membayar/menyetor PPN dan PPnBM dgunakan formulr Surat Setoran Pajak yang terseda d Kantor-kantor Pelayanan Pajak dan Kantor-kantor Penyuluhan dan Pengamanan Potens Perpajakan (KP4) d seluruh Indonesa. METODE PENELITIAN Analss Data

7 Metode analss data yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode statstk deskrptf yatu dengan ukuran tendens sentral yang mengukur tendens suatu hmpunan data yang mengelompok atau memusat dalam nla numerk tertentu. Ada 3 metode mengukur tendens sentral yatu : 1. Rata-rata htung n x1 = 1 n Artnya rata-rata dhtung dar penjumlahan tap data, dar x 1 hngga x n, dbag dengan banyaknya data (n) yang ada.. Medan 3. Modus 4. Devas Standar Merupakan ukuran penympangan yang dperoleh dar akar kuadrat dar rata-rata jumlah kuadrat devas antara masng-masng nla dengan rata-ratanya. S= n 1 1 n 1 Bla nla standar devas relatf besar berart data yang dgunakan sebaran/varabltasnya tngg. Bla nla devas standar relatf kecl, artnya data yang dgunakan mengelompok d seputar nla rata-ratanya dan penympangannya kecl. Pengujan Hpotess a. Analsa Regres Lner Sederhana Menurut Sugyono, persamaan regres lnear sederhana ddasarkan atas dasar hubungan fungsonal maupun kausal antara satu varabel ndependen dengan satu varabel dependen.

8 Model persamaannya sebaga berkut : Y' = a + b Harga a dan b dapat dcar dengan rumus sebaga berkut : a = n b = Y Y n n Y Y Keterangan : Y = Penermaan Pajak Pertambahan Nla (PPN) sebaga varabel dependen a = ntercept/koefsen yang menyatakan perubahan rata-rata varabel dependen (Penermaan PPN) untuk setap perubahan varabel ndependen (pertumbuhan jumlah PKP yang menyetorkan PPN ) b = angka arah atau koefsen regres, yang menunjukkan angka penngkatan ataupun varabel dependen yang ddasarkan pada varabel ndependent. Bla b (+) maka terjad kenakan, bla b (-) maka terjad penurunan. = Jumlah PKP yang menyetorkan PPN sebaga varabel ndependent b. Analsa Korelas Product Moment Analsa Korelas Product Moment dgunakan untuk menguj hpotess hubungan antara varabel dependen dengan varabel ndependen. Rumus Korelas Product Moment adalah : r xy n Y Y n ny Y Keterangan : n = jumlah banyak data

9 = Jumlah PKP yang menyetorkan PPN Y = Jumlah penermaan Pajak Pertambahan Nla Pedoman Untuk Memberkan Interpretas Koefsen Korelas Interval Koefsen Tngkat Hubungan 0,00-0,199 Sangat Rendah 0,0-0,399 Rendah 0,40-0,599 Sedang 0,60-0,799 Kuat 0,80-1,000 Sangat Kuat Harga r htung tersebut selanjutnya akan dbandngkan dengan nla r tabel. Ketentuan dalam Korelas Product Moment adalah bla r htung lebh kecl dar r tabel, maka Ho dterma dan Ha dtolak. Artnya tdak terdapat hubungan yang postf dan sgnfkan antara varabel ndependen dengan varabel dependen. Tetap sebalknya bla r htung lebh besar dar r tabel, maka Ha dterma dan Ho dtolak. Artnya terdapat hubungan yang sgnfkan antara varabel ndependen dengan varabel dependen. c. Uj Determnas Untuk mengetahu ketepatan atau kecocokan gars regres yang terbentuk perlu dlhat seberapa jauh model yang terbentuk mampu menerangkan konds yang sebenarnya. Dalam analss regres dkenal suatu ukuran yang dapat dpergunakan, dkenal dengan nama Koefsen Determnas (R ). Nla koefsen determnas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan besar sumbangan dar varabel penjelas() terhadap varabel respon(y).

10 Nla koefsen determnas dapat dhtung dengan cara mengkuadratkan koefsen korelas yang dtemukan. D = r xy x 100% d. Uj t Uj-t dgunakan untuk menguj sgnfkans hubungan antara varabel ndependen dengan varabel dependen. t = r n 1 r Harga t htung tersebut selanjutnya dbandngkan dengan harga t tabel. Dengan taraf kesalahan 5% uj dua phak dan dk = n Bla t htung lebh kecl dar t tabel, maka Ho dterma dan Ha dtolak. Artnya tdak terdapat hubungan yang postf dan sgnfkan antara varabel ndependen (bebas) dengan varabel dependen (terkat). Sebalknya apabla t htung lebh besar dar t tabel, maka Ha dterma dan Ho dtolak. Artnya terdapat hubungan yang postf dan sgnfkan antara varabel ndependen (bebas) dengan varabel dependen (terkat). Varabel dalam peneltan n terdr dar jumlah PKP yang menyetorkan PPN sebaga varabel bebas (Independen) dan penermaan PPN sebaga varabel terkat (dependen). Statstk deskrptf dar varabel tersebut dar semua PKP yang menyetorkan PPN pada KPP Pratama Medan Petsah selama perode atau selama Januar 008 s/d Desember 009 dsajkan dalam tabel berkut : N Mnmum Maxmum Mean Std Devas PKP PPN 4 7,006,633,607 63,10,54,941 7,386,147, ,38,801,976.

11 Tabel datas menujukkan bahwa semua varabel memlk nla mnmum postf. Untuk nla maksmum, semua varabel juga memlk nla yang postf. Berkut n perncan data deskrptf yang telah dolah : a. varabel PKP memlk nla mnmum 1164 dan maksmum 093 dengan rata-rata PKP sebesar dengan jumlah sampel sebanyak 4. b. varabel PPN memlk nla mnmum 7,006,633,607 dan maksmum 63,10,54,941 dengan rata-rata PPN sebesar 7,386,147,606.8 dengan jumlah sampel sebanyak 4. Dar tabel datas dapat dkatakan angka logartma untuk menyederhanakan pembahasan tetap nlanya tetap akurat. Kemudan nla tersebut dmasukkan pada tabel penolong untuk menghtung regres lner sederhana sebaga berkut : a. Analsa Regres Lner Sederhana Untuk mengetahupengaruh wthholdng tax terhadap penermaan PPN dapat dgunakan rumus regres lner sederhana sebaga berkut : Y' = a + b Dmana : Y' = Subjek dalam varabel dependen (penermaan PPN) a = Harga Y bla = 0 (harga konstan) b = Angka arah atau koefsen korelas, yang menunjukkan angka penngkatan ataupun penurunan varabel dependen yang ddasarkan pada varabel ndependen. Bla b (+) maka nak, dan bla (-) maka terjad penurunan. = Subjek pada varabel ndependen yang mempunya nla tertentu (jumlah PKP)

12 Untuk mencar nla a dan b dapat dcar : a = b = Y Y n n n Y Y Kemudan dapat dketahu : n = 4 Σ = ΣY = 657,67,54,563 Σ = 86,89,311 ΣY = 3,404,385,848,391,100,000,000 ΣY = 1,65,567,38,700,930 Dar data datas dapat dcar nla a sebaga berkut : a = a = Y Y n 657,67,54,56386,89, ,65,567,38,700, ,89, a = 57,070,087,863,408,500,000 57,414,993,001,175,300,000,083,903,464,058,164,689 a = 344,905,137,766,851,000 5,738,775 a = - 13,400,15, b = b = n n Y Y ,67,54, ,89, ,65,567,38,700,930 b = 30,373,615,888,8,400 9,818,603,455,600,083,903,464,058,164,689

13 b = 555,359,85,366,80 5,738,775 b = 1,576, berkut : Dar kedua perhtungan datas dapat dketahu persamaan regres adalah sebaga Y = a + b Y = -13,400,15, ,576, Dar rumus regres dapat dsmpulkan bahwa apabla a dan b yang menunujukkan postf maka terdapat hubungan antara jumlah PKP dan penermaan PPN tetap jka menunjukkan negatf maka tdak ada pengaruh antara jumlah PKP dan penermaan PPN pada KPP Pratama Medan Petsah. Apabla jumlah PKP mengalam penngkatan maka penermaan PPN juga cenderung menngkat. Jka dnterpretaskan dalam angka hasl regres dapat djelaskan bahwa apabla jumlah PKP mengalam penngkatan atau bertambah sebesar 1 hal tersebut akan menngkatkan penermaan PPN sebesar 1,576, r xy b. Analsa Korelas Product Moment n = 4 Σ = ΣY = 657,67,54,563 Σ = 86,89,311 ΣY = 3,404,385,848,391,100,000,000 ΣY = 1,65,567,38,700,930 r xy n Y Y n ny Y 41,65,567,38,700, ,67,54, ,404,385,848,391,100,000, ,89, ,67,54, 563

14 r xy 30,373,615,888,8,400 9,818,56,603,455,600,083,903,464,058,164, ,705,60,361,387,000,000,000 43,000,6,506,805,000,000,000 r xy = r xy = r xy = 555,359,85,366,80 5,738,77519,704,637,854,58,000,000, ,359,85,366,80 3,338,438,490,195,580,000,000,000,000, ,359,85,366,80 1,87,139,48,30,800 r xy = 0,304 Dar hasl perhtungan dapat dketahu bahwa koefsen korelas (r xy ) adalah sebesar 0,304. Melhat hasl perhtungan datas dapat dsmpulkan korelas antara varabel dan varabel Y termasuk pada kategor rendah. Dan bla dlhat dalam r tabel untuk N = taraf sgnfkans 5% atau tngkat kesalahan sebesar 5% dan derajat kepercayaan atau tngkat kebenaran sebesar 95% maka dperoleh nla krtk sebesar 0,404, hal tersebut berart bahwa tdak ada hubungan antara jumlah PKP dan penermaan PPN. Dengan demkan dapat dbuktkan bahwa hubungan antara varabel bebas dengan varabel terkat adalah negatf dan tergolong mempunya hubungan yang rendah yatu sebesar 0,304 berada pada ksaran 0,0 0,399. c. Analsa Uj Determnas Untuk mengetahu seberapa besar persentase pengaruh antara jumlah PKP dengan penermaan PPN dgunakan dengan menguj koefsen determnas dengan menggunakan rumus dan perhtungan sebaga berkut : Dketahu nla r xy = 0,304, maka : D = r xy x 100% D = (0,304) x 100%

15 D = 0,094 D = 9,4% Hal n berart bahwa varans yang terjad pada varabel penermaan PPN sebesar 9,4% dtentukan oleh varans yang terjad pada varabel jumlah PKP. Pengertan n serng dartkan pengaruh jumlah PKP terhadap penermaan PPN = 9,4%, dan ssanya 90,76% dtentukan faktor lan. d. Analsa Uj t Selanjutnya untuk mengs sgnfkans pengaruh jumlah PKP terhadap penermaan PPN pada KPP Pratama Medan Petsah dengan menggunakan uj-t karena dtelt lebh kecl dar 50 tahun yatu tahun atau 4 bulan. Dengan menggunakan rumus sebaga berkut : Dketahu nla r xy = 0,304, maka : Langkah-langkah yang harus dlakukan untuk uj-t dengan rumus : t = t = t = t = r n 1 r 0, , , ,094 0,304 4,6904 0,9076 t = 1,457 0,957 t = 1,4965

16 Dar hasl uj-t tersebut kemudan apakah uj-t lebh besar atau lebh kecl dar t-tabel maka dapat dcar t-tabel dmana dengan anggaran dasar bahwa : N = 4 Dk = n - Dk = 4- = Jad untuk taraf sgnfkans 5% atau 0,05 dengan tngkat derajat kepercayaan 95% pada N = maka ddapat t-tabel sebesar,074 (lhat pada lampran). Jad dengan perhtungan uj-t htung dan uj t-tabel = 1,4965 <,074. Jad dengan hasl tersebut maka Ha dtolak dan Ho dterma. Berart tdak ada pengaruh sgnfkans antara jumlah PKP dengan penermaan PPN pada KPP Pratama Medan Petsah. Dengan demkan penngkatan jumlah PKP salah dapat menngkatkan penermaan PPN. D. Pembahasan Nla koefsen korelas sebesar 0,304. Hal n berart bahwa 30,4% varas penermaan PPN dapat djelaskan oleh jumlah PKP yang menyetorkan PPN, sedangkan 69,6% djelaskan oleh sebab-sebab lan yang tdak dmasukkan dalam model peneltan. Bla dlhat dalam r tabel untuk N = 4 dengan taraf sgnfkans 5% atau tngkat kesalahan sebesar 5% dan derajat kepercayaan atau tngkat kebenaran sebesar 95% maka dperoleh nla krtk sebesar 0,404, hal tersebut berart bahwa tdak ada hubungan antara jumlah PKP dan penermaan PPN. Dengan demkan berdasarkan pedoman memberkan nterpretas kofsen korelas dapat dbuktkan bahwa hubungan antara varabel varabel bebas dan varabel terkat adalah negatf dan tergolong mempunya hubungan yang rendah yang berada pada ksaran 0,0 0,399. Dar analsa regres lner sederhana ddapat bahwa nla a dan b menunjukkan negatf. In berart tdak ada hubungan antara jumlah PKP dengan penermaan PPN. Jka

17 dnterpretaskan dalam angka hasl regres dapat djelaskan bahwa apabla jumlah PKP mengalam penngkatan atau bertambah sebesar 1, hal tersebut akan menngkatkan penermaan PPN sebesar 1,576, Sedangkan hasl dar analsa uj determnas ddapat D = 9,4%. Hal n berart bahwa varans yang terjad pada varabel penermaan PPN sebesar 9,4% dtentukan oleh varans yang terjad pada varabel jumlah PKP. Pengertan n dapat dartkan bahwa pengaruh jumlah PKP terhadap penermaan PPN hanya sebesar 9,4% dan ssanya 90,76% dtentukan oleh faktor lan. Analsa uj t ddapat t = 1,4965. Bla t htung dbandngkan dengan t tabel maka ddapat 1,4965 <,074. Dengan hasl tersebut maka Ha dtolak dan Ho dterma. Berart tdak ada pengaruh sgnfkans antara jumlah PKP dengan penermaan PPN pada KPP Pratama Medan Petsah. In dkarenakan bahwa t htung jatuh pada daerah penolakan Ho, maka dapat dnyatakan hpotess nol yang menyatakan tdak ada hubungan antara jumlah PKP dengan penermaan PPN dtolak, dan hpotess alternatf dterma. Berdasarkan hasl pengujan dketahu bahwa jumlah PKP yang menyetorkan PPN tdak mempunya pengaruh postf dan sgnfkan terhadap penermaan PPN. Dar seg teor, hasl peneltan n tdak mendukung pendapat yang menyatakan bahwa dengan wthholdng tax system (yang berfokus pada jumlah PKP) yang bak akan menngkatkan penermaan PPN. In dkarenakan jumlah PKP yang melapor setap bulannya tdak akurat, bsa nak bahkan bsa turun yang dsebabkan ada beberapa PKP yang tdak mempunya aktftas lag. Dengan demkan dharapkan seluruh KPP yang tersebar d Indonesa perlu memperhatkan dan menerapkan sstem yang ada dengan sebak mungkn KESIMPULAN

18 1. KPP Pratama Medan Petsah adalah Kantor Pelayanan Pajak yang memberkan pelayanan kepada masyarakat yang profesonal yang dengan knerja yang bak dan dapat dpercaya untuk menngkatkan penermaan negara dar sektor pajak.. Berdasarkan hasl uj analsa koefsen korelas ddapat 0,304. Hal n berart bahwa 30,4% varas penermaan PPN dapat dpengaruh oleh jumlah PKP yang menyetorkan PPN, sedangkan 69,6% dpengaruh oleh sebab-sebab atau faktor-faktor lan. Bla dlhat dalam r tabel untuk N=4 dengan taraf sgnfkans 5% maka dperoleh nla krtk sebesar 0,404. Nla tersebut jka ddasarkan pada pedoman pemberan nterpretas koefsen korelas maka ddapat hubungan antara varabel jumlah PKP terhadap varabel penermaan PPN adalah negatf dan tergolong mempunya hubungan yang rendah. Sedangkan hasl dar analsa uj determnas ddapat D = 9,4%. Hal tersebut berart bahwa pengaruh jumlah PKP terhadap penermaan PPN hanya sebesar 9,4% dan ssanya 90,76% dtentukan oleh faktor lan sepert msalnya nflas dan faktor ekonom lannya. Dar hasl uj t ddapat t = 1,4965. Bla t htung dbandngkan dengan t tabel maka ddapat t htung lebh kecl dar t tabel (1,4965 <,074). Dengan hasl tersebut maka Ha dtolak dan Ho dterma karena t htung jatuh pada daerah penolakan Ho. Dengan demkan dapat dnyatakan bahwa tdak ada hubungan antara jumlah PKP dengan penermaan PPN. Secara keseluruhan hasl peneltan n menympulkan bahwa nformas jumlah PKP yang menyetorkan PPN bukanlah merupakan hal utama yang perlu dperhatkan dan djadkan tolak ukur yang bak oleh KPP Pratama Medan Petsah untuk menentukan besarnya penermaan PPN. Hal tersebut dkarenakan perubahan PKP yang menyetorkan PPN berbeda-beda setap bulannya, terkadang bsa menngkat dan bsa juga menurun.

19 DAFTAR PUSTAKA Kuncoro, Mudrajad, (003), Metode Rset untuk Bsns dan Ekonom, Penerbt Erlangga, Jakarta. Prabowo, Yusdanto, (004), Akuntans Perpajakan Terapan, Penerbt PT. Grameda Pustaka Utama, Jakarta. Resm, St, (007), Perpajakan Teor dan Kasus, Buku I, Eds, Penerbt Salemba Empat, Jakarta. Sagan, D dan Sugarto, (006), Metode Statstka untuk Bsns dan Ekonom, Penerbt PT. Grameda Pustaka Utama, Jakarta. Sugyono, (008), Metode Peneltan Bsns, Penerbt Alfabeta, Bandung. Sukardj, Untung, (005), Pajak Pertambahan Nla Eds Revs 005, Penerbt PT. Raja Grafndo Persada, Jakarta. Waluyo, (006), Perpajakan Indonesa (Pembahasan sesua dengan Ketentuan Perundangundangan Perpajakan dan Aturan Pelaksanaan Perpajakan Terbaru), Penerbt Salemba Empat, Jakarta. Undang-undang Perpajakan Tahun 000, Eds pertama, Penerbt Salemba Empat, Jakarta ars_avantara@yahoo.com PAJAK KITA (Katalog Produk Aplkas Pajak) : dp_pajak1@yahoo.co.d

20

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN ANALISIS BENTUK HUBUNGAN Analss Regres dan Korelas Analss regres dgunakan untuk mempelajar dan mengukur hubungan statstk yang terjad antara dua varbel atau lebh varabel. Varabel tersebut adalah varabel

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Regres merupakan suatu alat ukur yang dgunakan untuk mengukur ada atau tdaknya hubungan antar varabel. Dalam analss regres, suatu persamaan regres atau persamaan penduga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat BAB LANDASAN TEORI. 1 Analsa Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstk pada tahun 1877 oleh Sr Francs Galton. Galton melakukan stud tentang kecenderungan tngg badan anak. Teor Galton

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Peneltan n menggunakan peneltan ekspermen; subyek peneltannya dbedakan menjad kelas ekspermen dan kelas kontrol. Kelas ekspermen dber

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam BAB III METODE PEELITIA A. Bentuk Peneltan Peneltan n merupakan peneltan ekspermen dengan model pretest postes control group desgn dengan satu macam perlakuan. D dalam model n sebelum dmula perlakuan kedua

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB LANDASAN TEORI.1 Analsa Regres Analsa regres dnterpretaskan sebaga suatu analsa yang berkatan dengan stud ketergantungan (hubungan kausal) dar suatu varabel tak bebas (dependent varable) atu dsebut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA Regres Lnear Tujuan Pembelajaran Menjelaskan regres dan korelas Menghtung dar persamaan regres dan standard error dar estmas-estmas untuk analss regres lner sederhana

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity 37 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan deskrptf, yang mana dgunakan untuk mengetahu bagamana pengaruh varabel X (celebrty endorser) terhadap varabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Desan Peneltan Jens peneltan n adalah kuas ekspermen. Pada peneltan n terdapat dua kelompok subjek peneltan yatu kelompok ekspermen yang dberkan suatu perlakuan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK BAB IV PEMBAASAN ASIL PENELITIAN PENGARU PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK TERADAP ASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI POKOK KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA A. Deskrps Data asl Peneltan.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

I. PENGANTAR STATISTIKA

I. PENGANTAR STATISTIKA 1 I. PENGANTAR STATISTIKA 1.1 Jens-jens Statstk Secara umum, lmu statstka dapat terbag menjad dua jens, yatu: 1. Statstka Deskrptf. Statstka Inferensal Dalam sub bab n akan djelaskan mengena pengertan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan penjualan. Sebelum penjualan dlakukan basanya akan dsepakat terlebh dahulu bagamana cara pembayaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011. 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Penyajan Data Peneltan Untuk memperoleh data dar responden yang ada, maka dgunakan kuesoner yang telah dsebar pada para pelanggan (orang tua sswa) d Kumon

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu 4 III. METODE PENELITIAN A. Populas Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen dengan populas peneltan yatu seluruh sswa kelas VIII C SMP Neger Bukt Kemunng pada semester genap tahun pelajaran 01/013

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Energ sangat berperan pentng bag masyarakat dalam menjalan kehdupan seharhar dan sangat berperan dalam proses pembangunan. Oleh sebab tu penngkatan serta pembangunan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi,

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi, BAB LANDASAN TEORI.1 Populas dan Sampel Populas adalah keseluruhan unt atau ndvdu dalam ruang lngkup yang ngn dtelt. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populas dsebut ukuran populas, sedangkan suatu

Lebih terperinci

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I 4. LATAR BELAKANG Kesultan ekonom yang tengah terjad akhr-akhr n, memaksa masyarakat memutar otak untuk mencar uang guna memenuh kebutuhan hdup

Lebih terperinci

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD UJI F DAN UJI T Uj F dkenal dengan Uj serentak atau uj Model/Uj Anova, yatu uj untuk melhat bagamanakah pengaruh semua varabel bebasnya secara bersama-sama terhadap varabel terkatnya. Atau untuk menguj

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n telah dlaksanakan d SMA Neger 1 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 011/ 01. Populas peneltan n adalah seluruh sswa kelas X yang terdr dar

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah,

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah, III. METODELOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Suatu peneltan dapat berhasl dengan bak dan sesua dengan prosedur lmah, apabla peneltan tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. Dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pajak merupakan sumber penermaan terpentng d Indonesa. Oleh karena tu Pemerntah selalu mengupayakan bagamana cara menngkatkan penermaan Pajak. Semakn tngg penermaan

Lebih terperinci

KORELASI DAN REGRESI LINIER. Debrina Puspita Andriani /

KORELASI DAN REGRESI LINIER. Debrina Puspita Andriani    / KORELASI DAN REGRESI LINIER 9 Debrna Puspta Andran www. E-mal : debrna.ub@gmal.com / debrna@ub.ac.d 2 Outlne 3 Perbedaan mendasar antara korelas dan regres? KORELASI Korelas hanya menunjukkan sekedar hubungan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketahanan pangan adalah ketersedaan pangan dan kemampuan seseorang untuk mengaksesnya. Sebuah rumah tangga dkatakan memlk ketahanan pangan jka penghunnya tdak berada

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT ABSTRAK STEVANY HANALYNA DETHAN Fakultas Ekonom Unv. Mahasaraswat Mataram e-mal : stevany.hanalyna.dethan@gmal.com

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Berdasarkan masalah yang akan dtelt dengan melhat tujuan dan ruang lngkup dserta dengan pengolahan data, penafsran serta pengamblan kesmpulan, maka metode

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL Analss sumbangan sektor-sektor ekonom d Bal terhadap pembangunan ekonom nasonal bertujuan untuk mengetahu bagamana pertumbuhan dan

Lebih terperinci

Apabila dua variabel X dan Y mempunyai hubungan, maka nilai variabel X yang sudah diketahui dapat dipergunakan untuk mempekirakan / menaksir Y.

Apabila dua variabel X dan Y mempunyai hubungan, maka nilai variabel X yang sudah diketahui dapat dipergunakan untuk mempekirakan / menaksir Y. ANALISIS KORELASI (ANALISIS HUBUNGAN) Korelas Hubungan antar kejadan (varabel) yang satu dengan kejadan (varabel) lannya (dua varabel atau lebh), yang dtemukan oleh Karl Pearson pada awal 1900 Apabla dua

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian, langkah yang dilakukan oleh penulis

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian, langkah yang dilakukan oleh penulis BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum melakukan peneltan, langkah yang dlakukan oleh penuls adalah mengetahu dan menentukan metode yang akan dgunakan dalam peneltan. Sugyono (2006: 1) menyatakan:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Pendekatan Peneltan Jens peneltan n termasuk peneltan korelasonal (correlatonal studes. Peneltan korelasonal merupakan peneltan yang dmaksudkan untuk mengetahu ada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan merupakan cara atau langkah-langkah yang harus dtempuh dalam kegatan peneltan, sehngga peneltan yang dlakukan dapat mencapa sasaran yang dngnkan. Metodolog peneltan

Lebih terperinci

REGRESI DAN KORELASI. Penduga Kuadrat Terkecil. Penduga b0 dan b1 yang memenuhi kriterium kuadrat terkecil dapat ditemukan dalam dua cara berikut :

REGRESI DAN KORELASI. Penduga Kuadrat Terkecil. Penduga b0 dan b1 yang memenuhi kriterium kuadrat terkecil dapat ditemukan dalam dua cara berikut : BAHAN AJAR EKONOMETRIKA AGUS TRI BASUKI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA REGRESI DAN KORELASI Tujuan metode kuadrat terkecl adalah menemukan nla dugaan b0 dan b yang menghaslkan jumlah kesalahan kuadrat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode peneltan mengungkapkan dengan jelas bagamana cara memperoleh data yang dperlukan, oleh karena tu metode peneltan lebh menekankan pada strateg, proses

Lebih terperinci

A. Soal 1 yg dikerjakan seharian tadi ttg regresi tunggal MENGHITUNG REGRESI LINEAR SEDERHANA

A. Soal 1 yg dikerjakan seharian tadi ttg regresi tunggal MENGHITUNG REGRESI LINEAR SEDERHANA 009 T u g a s a p l k a s S t a t s t k P a g e 1 A. Soal 1 yg dkerjakan seharan tad ttg regres tunggal MENGHITUNG REGRESI LINEAR SEDERHANA Persamaan umum regres lnear sederhana adalah : Ŷ = a + bx Contoh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan lapangan kuanttatf yang bersfat korelasonal. Peneltan lapangan merupakan suatu peneltan untuk memperoleh data-data yang sebenarnya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam 1 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMPN 8 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas VII SMPN 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 01/013 yang terdr

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mencari jawaban atau menggambarkan permasalahan yang akan dibahas. Metode

BAB III METODE PENELITIAN. mencari jawaban atau menggambarkan permasalahan yang akan dibahas. Metode 34 BAB III METODE PENELITIAN A Metode yang Dgunakan Metode peneltan merupakan suatu pendekatan yang dgunakan untuk mencar jawaban atau menggambarkan permasalahan yang akan dbahas Metode peneltan juga dapat

Lebih terperinci

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode Peneltan adalah cara lmah untuk memaham suatu objek dalam suatu kegatan peneltan. Peneltan yang dlakukan n bertujuan untuk mengetahu penngkatan hasl

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN BAB TIJAUA KEPUSTAKAA.1. Gambaran Umum Obyek Peneltan Gambar.1 Lokas Daerah Stud Gambar. Detal Lokas Daerah Stud (Sumber : Peta Dgtal Jabotabek ver.0) 7 8 Kawasan perumahan yang dplh sebaga daerah stud

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan quas expermental dengan one group pretest posttest desgn. Peneltan n tdak menggunakan kelas pembandng namun sudah menggunakan

Lebih terperinci

REGRESI LINIER SEDERHANA (MASALAH ESTIMASI)

REGRESI LINIER SEDERHANA (MASALAH ESTIMASI) REGRESI LINIER SEDERHANA (MASALAH ESTIMASI) PowerPont Sldes byyana Rohmana Educaton Unversty of Indonesan 007 Laboratorum Ekonom & Koperas Publshng Jl. Dr. Setabud 9 Bandung, Telp. 0 013163-53 Hal-hal

Lebih terperinci

Hubungan Model Kurva Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga di Provinsi Sulawesi Selatan dengan Elastisitasnya

Hubungan Model Kurva Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga di Provinsi Sulawesi Selatan dengan Elastisitasnya Vol. 8, No., 9-101, Januar 01 Hubungan Model Kurva Pengeluaran Konsums Rumah Tangga d Provns Sulawes Selatan dengan Elaststasnya Adawayat Rangkut Abstrak Seleks kurva pengeluaran konsums masyarakat Sulawes

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dapat dkatakan bahwa mengambl atau membuat keputusan berart memlh satu dantara sekan banyak alternatf. erumusan berbaga alternatf sesua dengan yang sedang

Lebih terperinci

Configural Frequency Analysis untuk Melihat Penyimpangan pada Model Log Linear

Configural Frequency Analysis untuk Melihat Penyimpangan pada Model Log Linear SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016 Confgural Frequency Analyss untuk Melhat Penympangan pada Model Log Lnear Resa Septan Pontoh 1, Def Y. Fadah 2 1,2 Departemen Statstka FMIPA

Lebih terperinci

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI Pendahuluan o Ukuran dspers atau ukuran varas, yang menggambarkan derajat bagamana berpencarnya data kuanttatf, dntaranya: rentang, rentang antar kuartl, smpangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Bank Indonesia (BI). Data yang

BAB III METODE PENELITIAN. bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Bank Indonesia (BI). Data yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jens dan Sumber Data Sumber data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder bersumber dar Badan Pusat Statstk (BPS) dan Bank Indonesa (BI). Data yang dgunakan dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen,

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen, BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode peneltan n adalah quas ekspermen karena terdapat unsur manpulas, yatu mengubah keadaan basa secara sstemats ke keadaan tertentu serta tetap

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Fuzzy Set Pada tahun 1965, Zadeh memodfkas teor hmpunan dmana setap anggotanya memlk derajat keanggotaan yang bernla kontnu antara 0 sampa 1. Hmpunan n dsebut dengan hmpunaan

Lebih terperinci

Bab 2 AKAR-AKAR PERSAMAAN

Bab 2 AKAR-AKAR PERSAMAAN Analsa Numerk Bahan Matrkulas Bab AKAR-AKAR PERSAMAAN Pada kulah n akan dpelajar beberapa metode untuk mencar akar-akar dar suatu persamaan yang kontnu. Untuk persamaan polnomal derajat, persamaannya dapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PENDAHULUAN. Latar Belakang Dalam kehdupan sehar-har, serngkal dumpa hubungan antara suatu varabel dengan satu atau lebh varabel lan. D dalam bdang pertanan sebaga contoh, doss dan ens pupuk yang dberkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN 6 BAB IV HAIL PENELITIAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Untuk mengetahu keefektfan penerapan model pembelajaran cooperatve learnng tpe TAD (tudent Teams-Achevement Dvsons) terhadap hasl belajar matematka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Manova atau Multvarate of Varance merupakan pengujan dalam multvarate yang bertujuan untuk mengetahu pengaruh varabel respon dengan terhadap beberapa varabel predktor

Lebih terperinci

MUSLIMATUL AINA Universitas Madura

MUSLIMATUL AINA Universitas Madura FAKTOR-FAKTOR KESULITAN PENGISIAN SPT MASA DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KECAMATAN PAMEKASAN MUSLIMATUL AINA anan@ymal.com Unverstas Madura ABSTRACT The purpose of ths study s to determne

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode dalam peneltan n adalah metode ekspermen. Penggunaan metode ekspermen n bertujuan untuk mengetahu apakah suatu metode, prosedur, sstem, proses, alat, bahan

Lebih terperinci

PowerPoint Slides by Yana Rohmana Education University of Indonesian

PowerPoint Slides by Yana Rohmana Education University of Indonesian SIFAT-SIFAT ANALISIS REGRESI PowerPont Sldes by Yana Rohmana Educaton Unversty of Indonesan 2007 Laboratorum Ekonom & Koperas Publshng Jl. Dr. Setabud 229 Bandung, Telp. 022 2013163-2523 Hal-hal yang akan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Peneltan Tujuan dalm peneltan n adalah mengetahu keefektfan strateg pembelajaran practce-rehearsal pars dengan alat peraga smetr lpat dan smetr putar dalam menngkatkan

Lebih terperinci

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR Resa Septan Pontoh 1), Neneng Sunengsh 2) 1),2) Departemen Statstka Unverstas Padjadjaran 1) resa.septan@unpad.ac.d,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Lokas peneltan adalah d kampus Jurusan Penddkan Teknk Spl FPTK UPI yang beralamat d Jl. Dr. Setabud No. 07 Bandung, 40154. 3. Metode Peneltan Metode peneltan

Lebih terperinci

V ANALISIS VARIABEL MODERASI DAN MEDIASI

V ANALISIS VARIABEL MODERASI DAN MEDIASI Solmun Program Stud Statstka FMIPA UB 31 V ANALISIS VARIABEL MODERASI DAN MEDIASI A. Pengertan Varabel Moderas Varabel Moderas adalah varabel yang bersfat memperkuat atau memperlemah pengaruh varabel penjelas

Lebih terperinci

BAB III PERBANDINGAN ANALISIS REGRESI MODEL LOG - LOG DAN MODEL LOG - LIN. Pada prinsipnya model ini merupakan hasil transformasi dari suatu model

BAB III PERBANDINGAN ANALISIS REGRESI MODEL LOG - LOG DAN MODEL LOG - LIN. Pada prinsipnya model ini merupakan hasil transformasi dari suatu model BAB III PERBANDINGAN ANALISIS REGRESI MODEL LOG - LOG DAN MODEL LOG - LIN A. Regres Model Log-Log Pada prnspnya model n merupakan hasl transformas dar suatu model tdak lner dengan membuat model dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Istilah regresi diperkenalkan oleh seorang yang bernama Francis Gulton dalam

BAB 2 LANDASAN TEORI. Istilah regresi diperkenalkan oleh seorang yang bernama Francis Gulton dalam BAB LANDASAN TEORI Pengertan Regres Istlah regres dperkenalkan oleh seorang yang ernama Francs Gulton dalam makalah erjudul Regresson Towerd Medacraty n Heredtary Stature Menurut hasl peneltan elau, meskpun

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam melaksanakan penelitian ini dibutuhkan suatu metode penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam melaksanakan penelitian ini dibutuhkan suatu metode penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Dalam melaksanakan peneltan n dbutuhkan suatu metode peneltan untuk mengumpulkan data atau nformas tentang masalah pokok yang akan dtelt, sehngga dapat

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN MODEL

BAB IV PEMBAHASAN MODEL BAB IV PEMBAHASAN MODEL Pada bab IV n akan dlakukan pembuatan model dengan melakukan analss perhtungan untuk permasalahan proses pengadaan model persedaan mult tem dengan baya produks cekung dan jont setup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian Pengaruh Captal Structure terhadap Proftabltas pada Industr Perbankan d Indonesa Mutara Artkel n d-dgtalsas oleh Perpustakaan Fakultas Ekonom-Unverstas Trsakt, 2016. 021-5663232 ext.8335 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

STATISTICAL STUDENT OF IST AKPRIND

STATISTICAL STUDENT OF IST AKPRIND E-mal : statstkasta@yahoo.com Blog : Analss Regres SederhanaMenggunakan MS Excel 2007 Lsens Dokumen: Copyrght 2010 sssta.wordpress.com Seluruh dokumen d sssta.wordpress.com dapat dgunakan dan dsebarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian merupakan suatu cara yang digunakan oleh peneliti

BAB III METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian merupakan suatu cara yang digunakan oleh peneliti BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode dalam peneltan merupakan suatu cara yang dgunakan oleh penelt dalam mencapa tujuan peneltan. Metode dapat memberkan gambaran kepada penelt mengena langkah-langkah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi Daftar Is Daftar Is... Kata pengantar... BAB I...1 PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang...1 1.2 Rumusan Masalah...2 1.3 Tujuan...2 BAB II...3 TINJAUAN TEORITIS...3 2.1 Landasan Teor...4 BAB III...5 PEMBAHASAN...5

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Adapun yang menjad objek peneltan adalah sswa MAN Model Gorontalo. Penetapan lokas n ddasarkan pada beberapa pertmbangan yakn,

Lebih terperinci

menyelesaikan permasalahan dalan penulisan.

menyelesaikan permasalahan dalan penulisan. BAB 5 : IMPLEMENTASI SISTEM Ba n mengurakan proses pengolahan data dengan program yang akan dgunakan yatu SPSS yang memantu dalam menyelesakan permasalahan dalan penulsan. BAB 6 : KESIMPULAN DAN SARAN

Lebih terperinci