BAB I PENDAHULUAN. terpisahkan dari pembangunan pertanian secara umum dan bertujuan untuk

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. terpisahkan dari pembangunan pertanian secara umum dan bertujuan untuk"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan sub sektor peternakan merupakan bagan yang tdak terpsahkan dar pembangunan pertanan secara umum dan bertujuan untuk menngkatkan pendapatan dan taraf hdup masyarakat, memperluas lapangan kerja dan kesempatan berusaha serta memenuh kebutuhan pangan dan gz yang sesua. Hal n juga sejalan dengan Kebjakan Revtalsas Pertanan, Perkanan dan Kehutanan yang telah dcanangkan oleh Pemerntah. Besarnya potens sumber daya alam yang dmlk Indonesa memungknkan pengembangan subsektor peternakan sehngga menjad sumber pertumbuhan baru perekonoman Indonesa. Vs pembangunan peternakan adalah pertanan berkebudayaan ndustr, dengan landasan efsens, produktvtas, dan berkelanjutan. Peternakan masa depan dhadapkan pada perubahan mendasar akbat perubahan ekonom global, perkembangan teknolog bologs, berbaga kesepakatan nternasonal, tuntutan produk, kemasan produk, dan kelestaran lngkungan. Konkrtnya, peternakan Indonesa akan bersang ketat dengan peternakan negara lan, untuk tu perlu mendorong peternak agar tetap mampu bersang bak pada skala lokal, regonal dan nasonal maupun nternasonal. Salah satu usaha buddaya peternakan yang sekarang n banyak dkembangkan untuk memenuh kebutuhan gz adalah sap perah. Konds geografs, ekolog, dan kesuburan lahan d beberapa wlayah Indonesa memlk 1

2 2 karakterstk yang cocok untuk pengembangan agrbsns peternakan sap perah. Selan tu, dar ss permntaan, produks susu dalam neger mash belum mencukup untuk menutup kebutuhan konsums dalam neger. Saat n produks dalam neger baru bsa memasok tdak lebh dar 30% dar permntaan nasonal, ssanya 70% berasal dar mpor. Produks susu nasonal belum mampu memenuh seluruh kebutuhan konsums dan mpor susu akan terus menngkat, sehngga perlu penngkatan populas dan efsens produks susu serta dversfkas ternak perah. Ketdaksembangan produks dengan permntaan konsumen dalam waktu yang lama menyebabkan penurunan populas beberapa jens ternak dan sentra pengembangannya d Indonesa, khususnya terhadap sap perah. Keadaan n merupakan peluang dan tantangan dalam rangka otonom daerah untuk mengupayakan pengembangan komodt peternakan dan sumber daya alam (SDA) yang berbass lokal dan sumber daya manusa (SDM) serta sumber daya buatan yang terseda. Propns Jawa Tengah menympan potens peternakan yang sangat besar bak potens ternak, lahan, sumber daya manusa dan potens agroklmat wlayah yang beragam yang memungknkan bag pengembangan berbaga jens komodt ternak, sehngga sudah sepantasnya pembangunan d bdang peternakan menjad tumpuan perekonoman masyarakat d Propns Jawa Tengah. Program pembangunan d Sub Bdang Peternakan selama n telah membawa Propns Jawa Tengah sebaga salah satu penyangga utama kebutuhan susu segar untuk kebutuhan ndustr perusahaan susu sebesar ton per tahun atau 16,12 % dar kebutuhan nasonal (Drektorat Jenderal Peternakan, 2002). Selama n d Propns Jawa Tengah, Kabupaten Boyolallah yang menopang kebutuhan ndustr pengolahan susu (IPS) untuk wlayah Jawa Tengah,

3 3 Yogyakarta maupun Jakarta. Susu Boyolal juga memenuh kebutuhan susu segar d wlayah sektar Kabupaten tu sendr, sepert Solo, Klaten, dan Semarang. Adapun produks susu sap d Kabupaten Boyolal dapat d lhat pada tabel 1.1 berkut n. Tabel 1.1 Produks Susu Sap Kabupaten Boyolal Tahun Tahun Produks susu (lter) Sumber : Statstk Peternakan dan Perkanan, 2007 Selama kurun waktu produks susu sap d Kabupaten Boyolal mengalam fluktuas, dengan produks susu yang palng tngg pada tahun 2003 yang mencapa lter. Sedangkan produks susu d tahun 2007 berjumlah lter yang mengalam penurunan dar tahun sebelumnya. Populas sap perah d Kabupaten Boyolal sekarang n kurang lebh ekor dengan produks susu 60 rbu lter sampa 75 rbu lter per har (Badan Statstk Peternakan dan Perkanan Jawa Tengah, 2007). Kabupaten Boyolal merupakan lokas pengembangan ternak sap perah karena berdasarkan pertmbangan kesesuaan agroklmat wlayah. Hal n ddasarkan bahwa wlayah Kabupaten Boyolal mempunya klm yang representatve untuk mengembangkan ternak sap perah yakn suhu dngn, terseda lahan yang cukup sebaga bass ekolog untuk mengembangkan

4 4 peternakan dan mempunya sumber hjauan serta lmbah pertanan yang cukup sebaga bahan makanan ternak perah sehngga sudah sepantasnya pembangunan d bdang peternakan menjad tumpuan perekonoman masyarakat d Kabupaten Boyolal. Keberhaslan usaha ternak sap perah tergantung beberapa faktor sebaga berkut: (1) sumber daya manusa, bahwa efesens usaha ternak tergantung dar peternak tu sendr dalam katannya dengan penguasaan lmu pengetahuan, keteramplan, dan teknolog pengelolaan secara efesen, (2) sumber daya alam, bahwa pengadaan bahan makanan berupa hjauan dan penguat memerlukan sumber daya alam yang memada, ternak perah memerlukan bahan makanan hjauan dalam jumlah yang cukup banyak, maka perlu persedaan lahan yang cukup, (3) sarana penunjang, sepert dukungan dar phak pemerntah dan swasta. Peneltan n memfokuskan pada upaya untuk menngkatkan produks susu sap perah terutama berkatan dengan pengaruh faktor produks atau nput jumlah pakan konsentrat dan jumlah pakan hjauan terhadap produks susu sap d Desa Tambak, Kecamatan Mojosongo, Kabupaten Boyolal, Jawa Tengah. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang dkemukakan d atas, maka rumusan masalah dalam peneltan n adalah bagamanakah pengaruh jumlah pakan konsentrat dan jumlah pakan hjauan terhadap hasl produks susu sap d Desa Tambak, Kecamatan Mojosongo, Kabupaten Boyolal, Jawa Tengah Tahun 2008.

5 5 1.3 Tujuan Peneltan Tujuan dar peneltan n adalah untuk mengetahu pengaruh jumlah pakan konsentrat dan jumlah pakan hjauan terhadap hasl produks susu sap d Desa Tambak, Kecamatan Mojosongo, Kabupaten Boyolal, Jawa Tengah Tahun Manfaat Peneltan Hasl peneltan n dharapkan dapat bermanfaat bag : 1. Pemerntah Daerah supaya dapat memberkan jamnan terhadap bbt sap perah yang dsedakan memlk kualtas yang bak sehngga dapat menngkatkan kemampuan berproduks susu. 2. Peternak sap agar tdak memelhara sap-sap perah yang tdak produktf. Artnya, hanya memelhara sap-sap perah nduk laktas (sap-sap perah yang sedang berproduks susu dan kerng kandang). 1.5 Stud Terkat Dengan adanya nformas dan stud yang mash sedkt mengena peternak sap perah, maka penuls juga menggunakan stud-stud lan yang mash berkatan dengan pertmbangan peternak dalam memproduks susu sap perah. Suslo (2005) melakukan peneltan dengan topk Pengaruh Pakan dan Tenaga Kerja Terhadap Produks Susu Sap Perah. Peneltan tersebut menggunakan fungs produks Cobb-Douglas. Dar hasl peneltannya

6 6 menunjukkan bahwa pakan hjauan, pakan katul dan pakan konsentrat berpengaruh postf dan sgnfkan terhadap produks susu sap perah d wlayah Kecamatan Jatnom, Kabupaten Klaten. Sedangkan tenaga kerja, khususnya jam kerja efektf untuk mengelola sap laktas berpengaruh postf dan sgnfkan terhadap produks susu sap perah d wlayah Kecamatan Jatnom, Kabupaten Klaten. Stud yang dlakukan oleh Syafrudn Mandaka dan Hutagaol (2005) melakukan peneltan dengan topk Analss Fungs Keuntungan, Efsens Ekonom dan Kemungknan Skema Kredt Bag Pengembangan Skala Usaha Peternakan Sap Perah Rakyat d Kelurahan Kebon Pedes, Kota Bogor. Peneltannya menggunakan alat analss berupa model fungs keuntungan Unt Output Prce Proft Functon (UOP) dan analss pendapatan serta cashflow. Dar hasl peneltannya menunjukkan bahwa usaha peternakan sap perah skala kecl relatf kurang menguntungkan dbandngkan dengan usaha peternakan skala menengah dan besar. Peternak d wlayah tersebut umumnya memlk kecenderungan yang sama dalam tekns produks maupun baya produks dan hanya nput tetap berupa jumlah nduk produktf yang berpengaruh nyata pada tngkat kepercayaan d atas 75 persen. Skala usaha ekonom peternakan sap perah rakyat berada pada konds decreasng returns to scale dmana penambahan nput tetap (jumlah nduk produktf dan pengalaman beternak) menyebabkan kenakan keuntungan usaha ternak yang semakn menurun dalam jangka panjang. Nuraen dan Purwanta (2006) melakukan peneltan dengan topk Potens Sumber Daya dan Analss Pendapatan Usaha Peternakan Sap Perah d

7 7 Kabupaten Snja. Peneltan n bertujuan: (1) untuk mengetahu potens sumberdaya alam, sumberdaya manusa dan sarana penunjang, (2) Untuk mengetahu besarnya pendapatan yang dterma oleh peternak sap perah d Kabupaten Snja. Populas dalam peneltan adalah semua peternak yang memelhara sap perah d Kecamatan Snja Barat berjumlah 40 orang dan seluruhnya djadkan sampel (samplng jenuh). Hasl peneltan menunjukkan: (1) potens sumber daya alam, sumber daya manusa dan sarana penunjang mendukung pengembangan usaha peternakan sap perah d Kabupaten Snja, (2) Keuntungan yang dperoleh peternak dar pengembangan usaha sap perah d Kabupaten Snja sudah menguntungkan. Keuntungan yang dperoleh peternak sap perah dalam satu kal perode produks sebesar Rp ,00/masa laktas, namun keuntungan tersebut mash dbawah Upah Mnmum Provns sebesar Rp ,-/bulan. Waluya (2007) melakukan peneltan dengan topk Analss Usaha Ternak Sap Perah d Kecamatan Baturaden Kabupaten Banyumas. Peneltan yang dlakukan d Desa Kemutug Lor dan Desa Karangsalam Kecamatan Baturaden Kabupaten Banyumas n mengkaj tentang usaha ternak sap perah. Peneltan n bertujuan : 1. untuk mengetahu perbedaan konds fsk d desa Kemutug Lor dan desa Karangsalam berpengaruh terhadap produks susu, 2. untuk megetahu cara pengelolaan sap perah berpengaruh terhadap produks susu, 3. untuk mengetahu seberapa besar sumbangan pendapatan dar usaha ternak sap perah terhadap pendapatan total keluarga peternak. Hasl peneltan produks susu rata-rata d daerah cukup ar (Desa Kemutug Lor sebesar 7,5 lter/ekor/har) lebh tngg dar pada d daerah kurang ar (Desa Karangsalam sebesar 7 lter/ekor/har). In berart

8 8 bahwa ketersedaan ar berpengaruh terhadap produktvtas susu. Selan tu, sebagan besar peternak sap perah d Desa Kemutug Lor (44,44 %) dan Desa Karangsalam (60 %) termasuk usa muda, dan sebagan besar peternak d Desa Kemutug Lor (52,78 %) dan Karangsalam (50 %) termasuk penddkan rendah. 1.6 Hpotess Berdasarkan rumusan masalah datas, maka dalam peneltan n dgunakan hpotess sebaga berkut : a. Jumlah pakan konsentrat mempunya pengaruh postf dan sgnfkan terhadap hasl produks susu sap d Desa Tambak, Kecamatan Mojosongo, Kabupaten Boyolal, Jawa Tengah Tahun b. Jumlah pakan hjauan mempunya pengaruh postf dan sgnfkan terhadap hasl produks susu sap d Desa Tambak, Kecamatan Mojosongo, Kabupaten Boyolal, Jawa Tengah Tahun Defns Operasonal Dalam peneltan n dkemukakan defns operasonal varabel-varabel tersebut adalah sebaga berkut : 1. Produks susu sap adalah jumlah produks susu sap perah yang dhaslkan seluruh sap laktas yang dmlk oleh seorang peternak. Satuan produks susu sap perah dnyatakan dalam lter per har.

9 9 2. Jumlah pakan konsentrat adalah salah satu unsur pakan yang dperlukan sap perah dan dberkan 2 kal dalam 1 har. Pakan konsentrat mengandung kadar energ dan proten tngg serta serat kasarnya rendah, snya merupakan campuran bj-bjan, dedak, bungkl, kacang tanah dan berbaga umb, dnyatakan dalam satuan klogram (kg) per har. 3. Jumlah pakan hjauan adalah rumput gajah atau rumput raja yang langsung dberkan kepada sap. Bahan pakan rumput gajah atau rumput raja n tdak dcampur dengan bahan pakan yang lan, dnyatakan dalam satuan klogram (kg) per har. 1.8 Metode Peneltan Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan dlakukan d Desa Tambak, Kecamatan Mojosongo, Kabupaten Boyolal, Jawa Tengah. Pemlhan lokas ddasarkan pada pertmbangan bahwa lokas tersebut merupakan salah satu penghasl susu sap d Kecamatan Mojosongo. Peneltan n dlakukan pada bulan Desember Satuan Pengamatan dan Satuan Analss Satuan analss adalah peternak susu sap yang tergabung dalam kelompok peternak d Desa Tambak, Kecamatan Mojosongo, Kabupaten Boyolal, Jawa Tengah. Dalam peneltan n satuan pengamatan adalah peternakan sap perah d Desa Tambak, Kecamatan Mojosongo, Kabupaten Boyolal, Jawa Tengah.

10 Teknk Pengamblan Sampel Mengngat populas peneltan n banyak maka untuk efesens waktu, baya dan tenaga dlakukan samplng terhadap populas yang danggap mewakl populas secara keseluruhan dalam peneltan. Sampel peneltan n dtentukan dengan menggunakan Smple Random sample (sampel acak sederhana). Sebuah sampel dar populas mempunya kesempatan yang sama untuk dplh sebaga sampel. Haslnya devaluas secara obyektf. Faktor obyektf bebas yatu pengaruh dar subyektvtas penelt ataupun orang lan. Jumlah populas (N) sebanyak 392 KK yang terbag dalam 17 kelompok masyarakat (Padukuhan) yang masng-masng beranggotakan rata-rata 23 KK. Dar 17 Padukuhan dambl secara acak tap Padukuhan 2 responden sehngga sampel dalam peneltan n adalah 35 KK / 35 responden Metode Pengumpulan Data a. Data Prmer Data prmer adalah data yang dperoleh secara langsung dar objek yang dtelt dengan cara mengajukan pertanyaan dan wawancara dengan para responden. Data yang merupakan data prmer adalah data tentang jumlah sap, jumlah tenaga kerja, jumlah pakan konsentrat dan jumlah pakan hjauan. Data prmer melput: 1. Wawancara (ntervew) berdasarkan kusoner Wawancara berdasarkan kusoner yatu melakukan dalog dan tanya jawab secara langsung kepada responden dengan cara

11 11 mengajukan daftar pertanyaan kepada responden yang telah dsapkan terlebh dahulu. 2. Observas Observas yatu metode pengumpulan data dengan cara mennjau secara langsung terhadap objek yang dtelt. b. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang dperoleh secara tdak langsung, msalnya dar lembaga atau swasta yang erat katannya dengan masalah data dalam peneltan n. Data pelengkap dperoleh melalu stud pustaka dan dar berbaga publkas yang berkatan dengan objek peneltan n Metode Analss Data Untuk mendeteks fungs produks, maka dgunakan model fungs produks Cobb- Douglas. Model fungs produks Cobb-Douglas drumuskan sebaga berkut (Sugyanto, 1995: 92) : Q = AL α K β Keterangan: Q = Jumlah produks K = Jumlah modal L A α = Jumlah tenaga kerja = Efsens tekns = Elaststas produks terhadap modal

12 12 β = Elaststas produks terhadap tenaga kerja. Dalam pengujan varabel bebas yatu jumlah pakan konsentrat dan jumlah pakan hjauan secara ndvdu berpengaruh terhadap varabel tdak bebas yatu produks susu sap, ceters parbus. Dengan kata lan pengujan n untuk mengetahu efsens pengaruh faktor produks (nput) yang dgunakan dalam usaha ternak susu sap. Hubungan matemats antara varabel bebas (ndependent varable) dengan varabel tdak bebas (dependent varable) dalam peneltan n dformulaskan sebaga berkut : Y = f(x 1, X 2 )...(1.1) Keterangan : Y = produks susu sap (lter/har) X 1 = jumlah pakan konsentrat (kg/har) X 2 = jumlah pakan hjauan (kg/har). Dar fungs matemats tersebut, dapat dartkan bahwa produks susu sap (Y) merupakan fungs dar X 1, X 2 d atas. Dengan kata lan produks susu sap (Y) dpengaruh jumlah pakan konsentrat dan jumlah pakan hjauan, ceters parbus. Dalam peneltan n fungs produks tersebut pemakaannya menjad bentuk : Y = b 0 X 1 b1 X 2 b2 e u...(1.2) Model untuk pendugaan dar persamaan d atas dubah menjad bentuk lnear berganda yatu :

13 13 Log Y = Log b 0 + b 1 LogX 1 + b 2 LogX 2 + u...(1.3) Keterangan : Y b 0 = jumlah produks susu sap (lter/har) = konstanta X 1 = jumlah pakan konsentrat (kg/har) X 2 = jumlah pakan hjauan (kg/har) b 1, b 2 = koefsen regres nput untuk X 1,X 2 e = u = varabel pengganggu. Setelah tu data dmasukkan ke dalam model fungs produks, kemudan baru dlakukan regres secara Ordnary Least Square (OLS) untuk memperoleh nla dar parameter yang dcar lebh lanjut. Selanjutnya dlakukan pengujan secara statstk yang melput uj t (secara ndvdu), uj F (secara keseluruhan) dan koefsen determnas (R 2 ). 1. Uj t Uj n dgunakan untuk melhat apakah secara ndvdu varabel ndependen berpengaruh terhadap varabel dependen. Pengujan n dawal dengan menyusun hpotess nol. H 0 yatu hpotess yang menyatakan bahwa secara ndvdu varabel ndependen tdak berpengaruh terhadap varabel dependen pada tngkat

14 14 kepercayaan tertentu. Uj statstk yang dgunakan adalah uj hpotess dengan pendekatan uj sgnfkans t. 2003: 129) : Nla t-htung dapat dperoleh dengan rumus sebaga berkut (Gujarat, t = ˆ b -b se( ˆ b ) bˆ -b = se( bˆ ) * bˆ - 0 = se( bˆ ) bˆ = se( bˆ ) d mana : t bˆ : Nla t-htung : Estmator * b : Nla b menurut H 0 b : Parameter se ˆ b ) : Estmated standard error of estmator. ( Untuk mencar nla krts t atau nla tabel t dengan cara melhat tabel t. Dalam tabel t kta harus menentukan terdahulu nla degree of freedom (df), dengan rumus : df = n-k. Pada tngkat sgnfkans tertentu, maka : d mana : 1. Nla krts t = t tabel = ta, n- k (two-tal test) 2. Nla krts t = t tabel = ta, n- k (one-tal test). t a : Nla krts t yang dperoleh dar tabel t untuk tngkat sgnfkans 2 2 a 2

15 15 t a : Nla krts t yang dperoleh dar tabel t untuk tngkat sgnfkans α n k : Jumlah observas : Jumlah parameter yang destmas, dmana salah satunya merupakan ntercept. Dengan derajat kepercayaan tertentu, basanya nla t htung dbandngkan dengan nla t tabel. Apabla nla t htung > t tabel, maka keputusannya adalah H 0 dtolak. Dengan kata lan, secara ndvdu varabel ndependen berpengaruh terhadap varabel dependen. Apabla nla t htung < t tabel, maka H 0 dterma atau dengan kata lan varabel ndependen tdak berpengaruh terhadap varabel dependen secara ndvdu. 2. Uj F (global) Uj F n dgunakan untuk melhat apakah secara keseluruhan varabel ndependen berpengaruh terhadap varabel dependen. Pengujan n dlakukan dengan membandngkan nla F htung dengan F tabel pada tngkat kepercayaan tertentu. Hpotess pengamblan keputusan untuk uj F adalah : H 0 : β 1 = β 2 =.= β = 0 d mana : β : Koefsen regres ke. Ada hubungan erat antara koefsen determnas dan uj F. Uj F merupakan suatu ukuran art keseluruhan dar regres yang dtaksr, juga merupakan pengujan sgnfkan dar koefsen determnas. Dengan kata lan, menguj hpotess nol adalah ekuvalen dengan menguj hpotess nol koefsen determnas atau R 2 (populas) adalah nol (Gujarat, 2003: 258).

16 : 258) : Nla F htung dapat dtentukan dengan rumus sebaga berkut (Gujarat, F = ESS /( k-1) RSS /( n- k) = n- k k-1 ESS RSS = n- k ESS n- k ESS / TSS = k-1 TSS- ESS k-1 ( TSS- ESS) / TSS n- k ESS / TSS k-1 1- ( ESS / TSS) n- k R k-1 1- R 2 = = 2 2 R /( k-1) = 2 (1- R ) /( n- k) d mana : R 2 : Koefsen determnas k : Jumlah parameter yang destmas, salah satunya merupakan ntercept n : Jumlah observas. Untuk memperoleh nla F tabel dapat dketahu dengan melhat tabel F dstrbuton, yatu dengan menentukan nla df numerator N1 dengan rumus df = k-1 dan df denomnator N2 dengan rumus df = n-k. Krtera pengamblan keputusan untuk uj F adalah apabla nla F htung > F tabel, maka H 0 dtolak, berart varabel ndependen secara keseluruhan berpengaruh terhadap varabel dependen. Jka nla F htung < F tabel, maka H 0 dterma, berart varabel ndependen secara keseluruhan tdak berpengaruh terhadap varabel dependen.

17 17 3. Koefsen Determnas (R 2 ) Koefsen determnas (R 2 ) dgunakan untuk melhat seberapa besar varas perubahan varabel dependen yang dapat djelaskan oleh varabel ndependen. Nla R 2 dapat dperoleh menggunakan rumus sebaga berkut: 2 ESS RSS R = = 1 - TSS TSS d mana : TSS ESS RSS : Total Sum of Squares : Explaned Sum of Squares : Resdual Sum of Squares. Tahapan selanjutnya adalah melhat apakah hasl regres d atas sudah memenuh krtera Best Lner Unbased Estmators (BLUE). Untuk melhatnya maka perlu dlakukan beberapa pengujan terhadap pelanggaran asums klask yang melput : multkolneartas dan heteroskedaststas (Gujarat, 2003: 153). a. Multkolneartas Multkolneartas dgunakan untuk melhat adanya hubungan d antara varabel-varabel ndependen dalam model regres. Untuk melhat hubungan tersebut menggunakan metode auxlary regresson. Kemudan nla F dar auxlary regresson dbandngkan dengan F tabel. Krtera pengamblan keputusannya adalah jka F htung > F tabel, maka varabel ndependen tertentu mempunya korelas dengan varabel ndependen yang lan dengan demkan terjad multkolneartas. Apabla F htung < F tabel,

18 18 maka tdak ada korelas antara varabel ndependen dengan varabel ndependen yang lan dengan demkan tdak ada multkolneartas. b. Heteroskedaststas Artnya bahwa varas resdual tdak untuk semua pengamatan. Heteroskedaststas bertentangan dengan salah satu asums dasar regres lnear, yatu bahwa varas resdual sama untuk pengamatan. Jka terjad heteroskedaststas maka penaksr yang dperoleh tdak efsen, meskpun penaksr yang dperoleh tdak bas dan konssten. Dalam kasus n untuk pengujan heteroskedaststas menggunakan Whte s General Heteroscedastcty Test. Langkah yang harus dlakukan dalam Whte s General Heteroscedastcty Test adalah dengan melakukan regres OLS dar model awal dan kemudan hasl resdual (e ) dar regres tersebut dkuadratkan. Kemudan dlakukan regres OLS antara Log dar resdual kuadrat (e 2 ) (sebaga varabel dependen) dengan Log dar setap varabel penjelas atau varabel ndependen d dalam model. Jka nla chsquare mengandung nla krts ch-square pada level sgnfkan yang sudah dtentukan, maka terdapat heteroskedaststas. Jka tdak mengandung nla krts ch-square maka tdak terdapat heteroskedaststas. Pengamblan keputusan : 1. Jka probabltas Obs*R-Square > 0,05 maka tdak terdapat penyakt heteroskedaststas. 2. Jka probabltas Obs*R-Square < 0,05 maka terdapat penyakt heteroskedaststas.

19 Sstematka Penulsan Sstematka penulsan dalam peneltan n dbag dalam beberapa bab secara umum pembagan bab tersebut adalah sebaga berkut: BAB I PENDAHULUAN Pada bab n mengemukakan mengena latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan peneltan, manfaat peneltan, stud terkat, hpotess, defns operasonal, metode peneltan dan sstematka penulsan. BAB II LANDASAN TEORI Pada bab n menjelaskan tentang teor-teor yang akan dgunakan untuk menganalss data yang dkumpulkan guna memecahkan permasalahan yang telah drumuskan. BAB III GAMBARAN UMUM PROFIL DAERAH PENELITIAN Bab n bers konds umum lokas peneltan dan kelompok peternak d Desa Tambak, Kecamatan Mojosongo, Kabupaten Boyolal, Jawa Tengah. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab n akan dsampakan hasl dan analss hasl peneltan. Analss hasl menggunakan analss statstk sederhana. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab n bers kesmpulan dan mplkas dar seluruh analss dalam peneltan dan sekalgus akan memuat saran-saran yang muncul dalam peneltan n.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Regres merupakan suatu alat ukur yang dgunakan untuk mengukur ada atau tdaknya hubungan antar varabel. Dalam analss regres, suatu persamaan regres atau persamaan penduga

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat BAB LANDASAN TEORI. 1 Analsa Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstk pada tahun 1877 oleh Sr Francs Galton. Galton melakukan stud tentang kecenderungan tngg badan anak. Teor Galton

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity 37 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan deskrptf, yang mana dgunakan untuk mengetahu bagamana pengaruh varabel X (celebrty endorser) terhadap varabel

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Bank Indonesia (BI). Data yang

BAB III METODE PENELITIAN. bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Bank Indonesia (BI). Data yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jens dan Sumber Data Sumber data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder bersumber dar Badan Pusat Statstk (BPS) dan Bank Indonesa (BI). Data yang dgunakan dalam

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketahanan pangan adalah ketersedaan pangan dan kemampuan seseorang untuk mengaksesnya. Sebuah rumah tangga dkatakan memlk ketahanan pangan jka penghunnya tdak berada

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Adapun yang menjad objek peneltan adalah sswa MAN Model Gorontalo. Penetapan lokas n ddasarkan pada beberapa pertmbangan yakn,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi,

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi, BAB LANDASAN TEORI.1 Populas dan Sampel Populas adalah keseluruhan unt atau ndvdu dalam ruang lngkup yang ngn dtelt. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populas dsebut ukuran populas, sedangkan suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011. 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Penyajan Data Peneltan Untuk memperoleh data dar responden yang ada, maka dgunakan kuesoner yang telah dsebar pada para pelanggan (orang tua sswa) d Kumon

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA Regres Lnear Tujuan Pembelajaran Menjelaskan regres dan korelas Menghtung dar persamaan regres dan standard error dar estmas-estmas untuk analss regres lner sederhana

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

REGRESI LINIER SEDERHANA (MASALAH ESTIMASI)

REGRESI LINIER SEDERHANA (MASALAH ESTIMASI) REGRESI LINIER SEDERHANA (MASALAH ESTIMASI) PowerPont Sldes byyana Rohmana Educaton Unversty of Indonesan 007 Laboratorum Ekonom & Koperas Publshng Jl. Dr. Setabud 9 Bandung, Telp. 0 013163-53 Hal-hal

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I 4. LATAR BELAKANG Kesultan ekonom yang tengah terjad akhr-akhr n, memaksa masyarakat memutar otak untuk mencar uang guna memenuh kebutuhan hdup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Energ sangat berperan pentng bag masyarakat dalam menjalan kehdupan seharhar dan sangat berperan dalam proses pembangunan. Oleh sebab tu penngkatan serta pembangunan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB LANDASAN TEORI.1 Analsa Regres Analsa regres dnterpretaskan sebaga suatu analsa yang berkatan dengan stud ketergantungan (hubungan kausal) dar suatu varabel tak bebas (dependent varable) atu dsebut

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu 4 III. METODE PENELITIAN A. Populas Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen dengan populas peneltan yatu seluruh sswa kelas VIII C SMP Neger Bukt Kemunng pada semester genap tahun pelajaran 01/013

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN ANALISIS BENTUK HUBUNGAN Analss Regres dan Korelas Analss regres dgunakan untuk mempelajar dan mengukur hubungan statstk yang terjad antara dua varbel atau lebh varabel. Varabel tersebut adalah varabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah nilai tambah sektor pertanian untuk PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah nilai tambah sektor pertanian untuk PDRB 73 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Peneltan Objek peneltan n adalah nla tambah sektor pertanan untuk PDRB Jawa Barat berupa data tme seres perode 1985-005. selan tu penuls memlh varabel yang mempengaruhnya

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode peneltan mengungkapkan dengan jelas bagamana cara memperoleh data yang dperlukan, oleh karena tu metode peneltan lebh menekankan pada strateg, proses

Lebih terperinci

KORELASI DAN REGRESI LINIER. Debrina Puspita Andriani /

KORELASI DAN REGRESI LINIER. Debrina Puspita Andriani    / KORELASI DAN REGRESI LINIER 9 Debrna Puspta Andran www. E-mal : debrna.ub@gmal.com / debrna@ub.ac.d 2 Outlne 3 Perbedaan mendasar antara korelas dan regres? KORELASI Korelas hanya menunjukkan sekedar hubungan.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Berdasarkan masalah yang akan dtelt dengan melhat tujuan dan ruang lngkup dserta dengan pengolahan data, penafsran serta pengamblan kesmpulan, maka metode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pajak merupakan sumber penermaan terpentng d Indonesa. Oleh karena tu Pemerntah selalu mengupayakan bagamana cara menngkatkan penermaan Pajak. Semakn tngg penermaan

Lebih terperinci

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD UJI F DAN UJI T Uj F dkenal dengan Uj serentak atau uj Model/Uj Anova, yatu uj untuk melhat bagamanakah pengaruh semua varabel bebasnya secara bersama-sama terhadap varabel terkatnya. Atau untuk menguj

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n telah dlaksanakan d SMA Neger 1 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 011/ 01. Populas peneltan n adalah seluruh sswa kelas X yang terdr dar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah perekonomian dalam. jangka panjang, dan pertumbuhan ekonomi merupakan fenomena penting

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah perekonomian dalam. jangka panjang, dan pertumbuhan ekonomi merupakan fenomena penting BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonom merupakan masalah perekonoman dalam jangka panjang, dan pertumbuhan ekonom merupakan fenomena pentng yang dalam duna hanya dua abad belakangan

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan mengena Analss Pengaruh Kupedes Terhadap Performance Busness Debtur dalam Sektor Perdagangan, Industr dan Pertanan dlaksanakan d Bank Rakyat

Lebih terperinci

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR Resa Septan Pontoh 1), Neneng Sunengsh 2) 1),2) Departemen Statstka Unverstas Padjadjaran 1) resa.septan@unpad.ac.d,

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT ABSTRAK STEVANY HANALYNA DETHAN Fakultas Ekonom Unv. Mahasaraswat Mataram e-mal : stevany.hanalyna.dethan@gmal.com

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan matematika tidak hanya dalam tataran teoritis tetapi juga pada

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan matematika tidak hanya dalam tataran teoritis tetapi juga pada BAB I PENDAHULUAN.. Latar Belakang Masalah Perkembangan matematka tdak hanya dalam tataran teorts tetap juga pada bdang aplkatf. Salah satu bdang lmu yang dkembangkan untuk tataran aplkatf dalam statstka

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan merupakan cara atau langkah-langkah yang harus dtempuh dalam kegatan peneltan, sehngga peneltan yang dlakukan dapat mencapa sasaran yang dngnkan. Metodolog peneltan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Desan Peneltan Jens peneltan n adalah kuas ekspermen. Pada peneltan n terdapat dua kelompok subjek peneltan yatu kelompok ekspermen yang dberkan suatu perlakuan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK BAB IV PEMBAASAN ASIL PENELITIAN PENGARU PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK TERADAP ASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI POKOK KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA A. Deskrps Data asl Peneltan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan penjualan. Sebelum penjualan dlakukan basanya akan dsepakat terlebh dahulu bagamana cara pembayaran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dependen (y) untuk n pengamatan berpasangan i i i. x : variabel prediktor; f x ) ). Bentuk kurva regresi f( x i

BAB 1 PENDAHULUAN. dependen (y) untuk n pengamatan berpasangan i i i. x : variabel prediktor; f x ) ). Bentuk kurva regresi f( x i BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan analss statstk yang dgunakan untuk memodelkan hubungan antara varabel ndependen (x) dengan varabel ( x, y ) n dependen (y) untuk n pengamatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam peneltan n penuls bermaksud untuk menelt bagamana pengaruh perubahan kebjakan moneter terhadap jumlah kredt yang dberkan oleh bank pada beberapa kelompok bank berdasarkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode dalam peneltan n adalah metode ekspermen. Penggunaan metode ekspermen n bertujuan untuk mengetahu apakah suatu metode, prosedur, sstem, proses, alat, bahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PENDAHULUAN. Latar Belakang Dalam kehdupan sehar-har, serngkal dumpa hubungan antara suatu varabel dengan satu atau lebh varabel lan. D dalam bdang pertanan sebaga contoh, doss dan ens pupuk yang dberkan

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. data, dan teknik analisis data. Kerangka pemikiran hipotesis membahas hipotesis

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. data, dan teknik analisis data. Kerangka pemikiran hipotesis membahas hipotesis BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN Pada bab n akan durakan kerangka pemkran hpotess, teknk pengumpulan data, dan teknk analss data. Kerangka pemkran hpotess membahas hpotess pengujan pada peneltan, teknk pengumpulan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menghadap era globalsas yang penuh tantangan, aparatur negara dtuntut untuk dapat memberkan pelayanan yang berorentas pada kebutuhan masyarakat dalam pemberan pelayanan

Lebih terperinci

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode Peneltan adalah cara lmah untuk memaham suatu objek dalam suatu kegatan peneltan. Peneltan yang dlakukan n bertujuan untuk mengetahu penngkatan hasl

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENEITIAN Peneltan n merupakan peneltan deskrptf, yang dalam penulsannya dmaksudkan untuk menjabarkan penyerapan tenaga kerja berdasarkan konds wlayah peneltan. Analss dlakukan secara kualtatf

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian, langkah yang dilakukan oleh penulis

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian, langkah yang dilakukan oleh penulis BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum melakukan peneltan, langkah yang dlakukan oleh penuls adalah mengetahu dan menentukan metode yang akan dgunakan dalam peneltan. Sugyono (2006: 1) menyatakan:

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bulan November 2011 dan direncanakan selesai pada bulan Mei 2012.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bulan November 2011 dan direncanakan selesai pada bulan Mei 2012. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1. Tempat dan waktu Peneltan Peneltan dlakukan pada Perusahaan Daerah Ar Mnum Kabupaten Gorontalo yang beralamat d jalan Gunung Bolyohuto No. 390 Kelurahan Bolhuangga Kecamatan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PEELITIA 3.1. Kerangka Pemkran Peneltan BRI Unt Cbnong dan Unt Warung Jambu Uraan Pekerjaan Karyawan Subyek Analss Konds SDM Aktual (KKP) Konds SDM Harapan (KKJ) Kuesoner KKP Kuesoner KKJ la

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Indomaret yang berada di Jalan Tubagus Ismail

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Indomaret yang berada di Jalan Tubagus Ismail BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 1.1 Objek Peneltan Peneltan n dlakukan d Indomaret yang berada d Jalan Tubagus Ismal Raya No. 18 bandung dengan menelt keragaman produk sebaga varabel bebas (ndependen)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.3.1 Tempat Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger Gorontalo khususnya pada sswa kelas VIII. 3.3. Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan selama

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian merupakan suatu cara yang digunakan oleh peneliti

BAB III METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian merupakan suatu cara yang digunakan oleh peneliti BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode dalam peneltan merupakan suatu cara yang dgunakan oleh penelt dalam mencapa tujuan peneltan. Metode dapat memberkan gambaran kepada penelt mengena langkah-langkah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan quas expermental dengan one group pretest posttest desgn. Peneltan n tdak menggunakan kelas pembandng namun sudah menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Peneltan n menggunakan peneltan ekspermen; subyek peneltannya dbedakan menjad kelas ekspermen dan kelas kontrol. Kelas ekspermen dber

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

Configural Frequency Analysis untuk Melihat Penyimpangan pada Model Log Linear

Configural Frequency Analysis untuk Melihat Penyimpangan pada Model Log Linear SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016 Confgural Frequency Analyss untuk Melhat Penympangan pada Model Log Lnear Resa Septan Pontoh 1, Def Y. Fadah 2 1,2 Departemen Statstka FMIPA

Lebih terperinci

Hubungan Model Kurva Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga di Provinsi Sulawesi Selatan dengan Elastisitasnya

Hubungan Model Kurva Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga di Provinsi Sulawesi Selatan dengan Elastisitasnya Vol. 8, No., 9-101, Januar 01 Hubungan Model Kurva Pengeluaran Konsums Rumah Tangga d Provns Sulawes Selatan dengan Elaststasnya Adawayat Rangkut Abstrak Seleks kurva pengeluaran konsums masyarakat Sulawes

Lebih terperinci

EVALUASI TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN FIRST ORDER CONFIGURAL FREQUENCY ANALYSIS

EVALUASI TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN FIRST ORDER CONFIGURAL FREQUENCY ANALYSIS EVALUASI TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN FIRST ORDER CONFIGURAL FREQUENCY ANALYSIS Resa Septan Pontoh Departemen Statstka Unverstas Padjadjaran resa.septan@unpad.ac.d ABSTRAK.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian adalah data primer dan data

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian adalah data primer dan data 9 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jens dan Sumber Data Data yang dgunakan dalam peneltan adalah data prmer dan data sekunder. Data prmer berupa data prmer (cross secton) Surve Khusus Tabungan dan Investas

Lebih terperinci

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL Analss sumbangan sektor-sektor ekonom d Bal terhadap pembangunan ekonom nasonal bertujuan untuk mengetahu bagamana pertumbuhan dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Pendekatan Peneltan Jens peneltan n termasuk peneltan korelasonal (correlatonal studes. Peneltan korelasonal merupakan peneltan yang dmaksudkan untuk mengetahu ada

Lebih terperinci

BABl PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang dengan tingkat

BABl PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang dengan tingkat BABl PENDAHULUAN 1.1. LAT AR BELAKANG PERMASALAHAN ndonesa merupakan negara yang sedang berkembang dengan tngkat populas yang cukup besar. Dengan jumlah penduduk dewasa n mencapa lebh dar 180 juta jwa

Lebih terperinci

STATISTICAL STUDENT OF IST AKPRIND

STATISTICAL STUDENT OF IST AKPRIND E-mal : statstkasta@yahoo.com Blog : Analss Regres SederhanaMenggunakan MS Excel 2007 Lsens Dokumen: Copyrght 2010 sssta.wordpress.com Seluruh dokumen d sssta.wordpress.com dapat dgunakan dan dsebarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.. KERANGKA ANALISIS Kerangka analss merupakan urutan dar tahapan pekerjaan sebaga acuan untuk mendapatkan hasl yang dharapkan sesua tujuan akhr dar kajan n, berkut kerangka

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. penelitian, hal ini dilakukan untuk kepentingan perolehan dan analisis data.

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. penelitian, hal ini dilakukan untuk kepentingan perolehan dan analisis data. BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan harus dsesuakan dengan masalah dan tujuan peneltan, hal n dlakukan untuk kepentngan perolehan dan analss data. Mengena pengertan metode peneltan,

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Bab ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu objek penelitian dan desain penelitian.

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Bab ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu objek penelitian dan desain penelitian. BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN Bab n dbag menjad dua bagan, yatu objek peneltan dan desan peneltan. III.1 Objek Peneltan Objek peneltan dalam skrps n adalah nla perusahaan LQ 45 perode 2009-2011.

Lebih terperinci

PowerPoint Slides by Yana Rohmana Education University of Indonesian

PowerPoint Slides by Yana Rohmana Education University of Indonesian SIFAT-SIFAT ANALISIS REGRESI PowerPont Sldes by Yana Rohmana Educaton Unversty of Indonesan 2007 Laboratorum Ekonom & Koperas Publshng Jl. Dr. Setabud 229 Bandung, Telp. 022 2013163-2523 Hal-hal yang akan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dapat dkatakan bahwa mengambl atau membuat keputusan berart memlh satu dantara sekan banyak alternatf. erumusan berbaga alternatf sesua dengan yang sedang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN BAB TIJAUA KEPUSTAKAA.1. Gambaran Umum Obyek Peneltan Gambar.1 Lokas Daerah Stud Gambar. Detal Lokas Daerah Stud (Sumber : Peta Dgtal Jabotabek ver.0) 7 8 Kawasan perumahan yang dplh sebaga daerah stud

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon

Lebih terperinci

SELANG KEPERCAYAAN UNTUK KOEFISIEN GARIS REGRESI LINEAR DENGAN METODE LEAST MEDIAN SQUARES 1 ABSTRAK

SELANG KEPERCAYAAN UNTUK KOEFISIEN GARIS REGRESI LINEAR DENGAN METODE LEAST MEDIAN SQUARES 1 ABSTRAK SELANG KEPERCAYAAN UNTUK KOEFISIEN GARIS REGRESI LINEAR DENGAN METODE LEAST MEDIAN SQUARES Harm Sugart Jurusan Statstka FMIPA Unverstas Terbuka emal: harm@ut.ac.d ABSTRAK Adanya penympangan terhadap asums

Lebih terperinci

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5 33 III.METODE PENELITIAN A Jens Dan Desan Peneltan. Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan kuanttatf. Peneltan n merupakan peneltan korelas yang bertujuan untuk mengetahu hubungan

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah,

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah, III. METODELOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Suatu peneltan dapat berhasl dengan bak dan sesua dengan prosedur lmah, apabla peneltan tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. Dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III PERBANDINGAN ANALISIS REGRESI MODEL LOG - LOG DAN MODEL LOG - LIN. Pada prinsipnya model ini merupakan hasil transformasi dari suatu model

BAB III PERBANDINGAN ANALISIS REGRESI MODEL LOG - LOG DAN MODEL LOG - LIN. Pada prinsipnya model ini merupakan hasil transformasi dari suatu model BAB III PERBANDINGAN ANALISIS REGRESI MODEL LOG - LOG DAN MODEL LOG - LIN A. Regres Model Log-Log Pada prnspnya model n merupakan hasl transformas dar suatu model tdak lner dengan membuat model dalam bentuk

Lebih terperinci

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan suatu metode yang dgunakan untuk menganalss hubungan antara dua atau lebh varabel. Pada analss regres terdapat dua jens varabel yatu

Lebih terperinci

Regresi Linear Sederhana dan Korelasi

Regresi Linear Sederhana dan Korelasi Regres Lnear Sederhana dan Korelas 1. Model Regres Lnear. Penaksr Kuadrat Terkecl 3. Predks Nla Respons 4. Inferens Untuk Parameter-parameter Regres 5. Kecocokan Model Regres 6. Korelas Utrwen Mukhayar

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penentuan lokasi dilakukan secara tertuju (purposive) karena sungai ini termasuk

METODE PENELITIAN. Penentuan lokasi dilakukan secara tertuju (purposive) karena sungai ini termasuk IV. METODE PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan n dlakukan d Sunga Sak, Kota Pekanbaru, Provns Rau. Penentuan lokas dlakukan secara tertuju (purposve) karena sunga n termasuk dalam 13 sunga

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci