Analisis Rangkaian Listrik

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Analisis Rangkaian Listrik"

Transkripsi

1 Sudaryatn Sudirham nalisis Rangkaian Listrik Jilid ii Sudaryatn Sudirham, nalsis Rangkaian Listrik ()

2 BB Fasr, Impedansi, dan Kaidah Rangkaian Dalam teknik energi listrik, tenaga listrik dibangkitkan, ditransmisikan, serta dimanfaatkan dalam bentuk sinyal sinus dengan frekuensi 50 atau 60 Hz. Dalam teknik telekmunikasi, sinyal sinus dimanfaatkan dalam selang frekuensi yang lebih lebar, mulai dari beberapa Hz sampai jutaan Hz. Sejalan dengan itu, kita memerlukan suatu cara analisis khusus untuk menanganni persalan rangkaian listrik yang melibatkan sinyal sinus dalam keadaan mantap, yang kita sebut analisis arus blak-balik keadaan mantap. nalisis rangkaian dengan sinyal sinus telah pernah kita lakukan dengan menyatakan sinyal sinus sebagai fungsi waktu atau dengan kata lain kita melakukan analisis di kawasan waktu. Mulai bab ini kita akan melakukan analisis di kawasan fasr. Dalam analisis ini, sinyal sinus kita nyatakan dalam bentuk fasr. Dengan sinyal sinus dinyatakan dalam fasr, pernyataan-pernyataan elemen rangkaian pun menjadi khusus pula. Kita katakan bahwa rangkaian yang biasa kita nyatakan dalam waktu, kita transfrmasikan menjadi rangkaian dalam fasr. Setelah ditransfrmasikan, kita melakukan analisis di mana semua besaran dan karakteristik elemen dinyatakan dalam fasr. Dengan bekerja dalam fasr, kita terhindar dari persamaan rangkaian yang dikawasan waktu berbentuk persamaan integrdiferensial. Pernyataan sinyal sinus ke dalam bentuk fasr dilakukan melalui frrmulasi bilangan kmpleks. Untuk mengingat kembali mengenai bilangan kmpleks ini, ulasan singkat mengenai bilangan kmpleks diberikan pada Lampiran III. Bab ini akan kita awali dengan pembahasan pengertian fasr dan perasi fasr, impedansi, dan dilanjutkan dengan pembahasan tentang kaidah-kaidah rangkaian di kawasan fasr. Setelah mempelajari bab ini, kita akan mampu menyatakan sinyal sinus ke dalam bentuk fasr. memahami knsep impedansi di kawasan fasr. memahami bagaimana aplikasi hukum-hukum dan kaidah-kaidah rangkaian di kawasan fasr.

3 .. Fasr Dan Impedansi... Pernyataan Fasr dari Sinyal Sinus dan Operasi Fasr Kita mengenal pernyataan suatu bilangan kmpleks yang berbentuk e jx cs x + j sin x (.) Dengan menggunakan hubungan ini maka sinyal sinus dapat dinyatakan sebagai fungsi ekspnensial kmpleks, yaitu jx jx cs x Re e dan sin x Im e (.) dengan Re dan Im masing-masing menunjukkan bahwa yang dimaksudkan adalah bagian riil dan bagian imajiner dari bilangan kmpleks e jx. Jika kita tetapkan bahwa hanya bagian riil dari bilangan kmpleks e jx saja yang kita ambil untuk menyatakan sinyal sinus maka sinyal y cs(ωt+θ) dapat kita tulis sebagai j( ωt+θ) y cs( ωt + θ) Re e jθ jωt Re e e jθ jωt e e (.3) tanpa harus menuliskan keterangan Re lagi. Jika kita bekerja pada suatu frekuensi ω tertentu untuk seluruh sistem, maka faktr e jωt pada pernyataan fungsi sinus (.3) tidak perlu dituliskan lagi. Kita dapat menyatakan fungsi sinus cukup dengan mengambil besar dan sudut fasa-nya saja. Jadi jθ sinyal sinus v cs( ωt + θ) dinyatakandengan e (.4) Pernyataan sinyal sinus dengan bilangan kmpleks ini kita sebut fasr (dalam buku ini ditulis dengan huruf besar dan tebal). Jadi dengan ntasi fasr, kita hanya memperhatikan amplitud dan sudut fasanya saja dengan pengertian bahwa frekuensinya sudah tertentu. Karena kita hanya memperhatikan amplitud dan sudut fasa saja, maka fasr dapat kita tuliskan dengan menyebutkan besarnya dan sudut fasanya. Jadi penulisan fasr dalam bentuk yang kita sebut bentuk plar adalah θ e j (.5) ditulis sebagai θ Fasr θ dapat kita gambarkan dalam bidang kmpleks, seperti terlihat pada Gb... Im Gb... Fasr. θ Re Sudaryatn Sudirham, nalisis Rangkaian Listrik ()

4 Panjang fasr adalah nilai mutlak dari amplitud. Penulisan fasr dalam bentuk plar, dapat diubah ke bentuk sudut-siku, yaitu : ( cs θ + sin θ) θ j (.6) Sebaliknya, dari pernyataan dalam bentuk sudut-siku dapat diubah ke bentuk plar b a + jb a + b tan (.7) a Transfrmasi timbal balik antara pernyataan dalam bentuk sudutsiku dan bentuk plar, memudahkan kita dalam melakukan perasiperasi fasr yang akan kita lihat berikut ini.... Operasi Fasr Perkalian Fasr. Perkalian fasr mudah dilakukan bila fasr dituliskan dalam bentuk plar. maka Jika θ dan B B θ C B B ( θ + θ ) Hal ini mudah difahami, karena jika kita jθ e dan jθ B Be jθ jθ C e Be maka menuliskan j( θ ) +θ Be B ( θ + θ ) (.8) Pembagian Fasr. Pembagian fasr mudah dilakukan bila fasr dituliskan dalam bentuk plar. maka Jika θ θ D B B θ dan dan ( θ B B B θ θ ) maka Hal ini juga mudah difahami. Jika kita menuliskan e jθ e D Be jθ jθ B Be e B jθ jθ e jθ e B j( θ θ ) ( θ B (.9) θ ) 3

5 Penjumlahan dan Pengurangan Fasr. Operasi penjumlahan ataupun pengurangan lebih mudah dilakukan jika kita menuliskan fasr dalam bentuk sudut-siku. Jika Jika maka a + jb C + B ( a + a ) + j( b + b ) ( a + a ) + ( b + b ) D B θ C + B D B B a + jb ( a + jb ) ( a + jb ) dan b + b tan a + a ( a ) + ( ) a b b tan a a dan maka b b ( cs θ + B cs θ ) + j( sin θ + B sin θ ) ( cs θ B cs θ ) + j( sin θ B sin θ ) B B θ (.0) (.) Fasr egatif dan Fasr Knjugat. Jika dituliskan dalam bentuk sudut-siku, nilai negatif fasr adalah negatif dari masing-masing kmpnen riil dan imajiner. Jika a + jb a jb maka Fasr knjugat dari ditulis. Jika a + jb * a jb Dalam bentuk plar, Jika maka maka θ ( θ + 80 ) ( θ 80 ) dan * Im θ θ Re Gb... Fasr dan negatifnya serta knjugatnya (.) 4 Sudaryatn Sudirham, nalisis Rangkaian Listrik ()

6 Fasr Dengan Sudut Fasa 90 dan 0. Bentuk sudut-siku dari fasr dengan sudut 90 dan 0 adalah 90 j B B 90 jb C C 0 C ; ; (.3) CO TOH-.: Ubahlah pernyataan sinyal sinus berikut ini ke dalam fasr dengan bentuk plar maupun bentuk sudut-siku dan lakukanlah perasi-perasi fasr yang diminta. a). v( t) 0 cs(500t 45 ) b). v 5 cs(500t + 30 ) c). i 4 cs000t d). i 3cs(000t 90 ) e). I3 I + I * * f). S I ; S I g). Z ; Z I I Penyelesaian : a). Pernyataan fasr sinyal sinus ini dalam bentuk plar dan bentuk sudut siku adalah 0 45 atau 0 cs( 45 ) + j0 sin( 45 ) 7,07 j7,07 b). Pernyataan fasr dalam bentuk plar dan bentuk sudut siku adalah 5 30 atau 5 cs(30 ) + j 5 sin(30 ),99 + j7,5 c). Pernyataan fasr dalam bentuk plar dan bentuk sudut siku adalah I 4 0 atau I 4 cs(0 ) j4 sin(0 ) 4 d). Pernyataan fasr dalam bentuk plar dan bentuk sudut siku adalah I 3 90 atau I 3cs( 90 ) + j3sin( 90 ) j3 5

7 e). Fasr hanya dapat dijumlahkan jika frekuensinya sama. Karena kedua arus dalam sal e) ini berfrekuensi sama maka fasrnya dapat kita jumlahkan I 3 I + I 4 j3. Hasil penjumlahan ini dapat kita ubah kembali dalam bentuk plar menjadi 3 I 3 ( 4) + ( 3) tan 5 6, 9 4 f). * S I ( 0 45 ) ( 4 0 ) * S I ( 5 30 ) (3 90 ) 45 0 g) Z.5 45 I 4 0 ; 5 30 Z 5 60 I 3 90 CO TOH-.: Ubahlah pernyataan fasr dari sinyal sinus berikut ini ke pernyataan sinus di kawasan waktu. a). b) j40, pada frekuensi sudut ω 000 rad/detik. c). I 5 + j Penyelesaian :, pada frekuensi siklus 50 Hz m, pada ω 000 rad/detik. a). Sinyal ini mempunyai amplitud 50, dan sudut fasa 45. Frekuensi siklusnya 50 Hz yang berarti frekuensi sudutnya ω π rad/detik. Jadi di kawasan waktu sinyal ini adalah v ( t) 50 cs(34 t 45 ) b). mplitud sinyal ini adalah m dan 40 sudut fasanya θ tan 53,. Karena ω rad/detik, maka pernyataan sinyal ini di kawasan waktu adalah v 50 cs(000 t + 53, ) 6 Sudaryatn Sudirham, nalisis Rangkaian Listrik ()

8 c). Sinyal ini dinyatakan dalam fasr dan merupakan jumlah dari dua sinyal, satu dalam bentuk sudut siku dan yang lain dalam bentuk plar. Jika dinyatakan dalam bentuk sudut siku, sinyal ini menjadi I 5 + j5 + 0 cs80 + j0 sin j5 0 + j0 5 + j5 m mplitud dan sudut fasanya adalah I m ,07 m ; φ tan 45 5 Karena diketahui ω 000 rad/detik, maka i 7,07 cs(000 t Resistansi, Reaktansi, Impedansi Dengan fungsi sinus dinyatakan dalam fasr, maka kita akan mendapatkan hubungan-hubungan tegangan dan arus pada elemenelemen pasif sebagai berikut. Resistr. Jika arus pada resistr adalah i R I Rm maka tegangannya adalah Ri Jika dinyatakan dalam fasr maka v R cs( ωt + θ) I R RI Rm e Rm e ) j( ω t+θ) j( ω t+θ) R RI R (.4) Hubungan arus dan tegangan resistr tetap seperti yang tel;ah kita kenal selama ini, dengan faktr prprsinalitas R yang kita sebut resistansi. 7

9 Induktr. Untuk induktr, jika arus induktr adalah i L I Lm maka tegangan induktr adalah dil d v L L L dt Dalam bentuk fasr, cs( ωt + θ) I Lm e j( ω t+θ) j( ω t+θ) ( I Lme ) j( ωt+θ) jωl( I e ) dt L jωli L jx LI L Z LI L dengan : X L ωl dan Z L jωl m (.5) Jadi dengan pernyataan sinyal dalam fasr, hubungan tegangan dan arus induktr tidak lagi berbentuk hubungan diferensial, melainkan berbentuk linier dengan faktr prprsinalitas sebesar Z L jx L ; X L kita sebut reaktansi induktif, Z L kita sebut impedansi induktr Kapasitr. Untuk kapasitr, jika tegangan kapasitr adalah v C maka arus kapasitr adalah dvc d i C C C dt Cm cs( ωt + θ) j( ω t+θ) ( e ) Cm dt Cm yang dalam bentuk fasr dapat kita tuliskan sebagai IC jωc C C IC jωc dengan : X C atau ω ωc j C ZC e j( ω t+θ) j( ωt+θ) jωc( Cme ) IC jx C IC Z C IC dan j ωc (.6) Seperti yang kita perleh pada induktr, hubungan tegangan dan arus kapasitr tidak lagi berupa hubungan integral, melainkan berupa hubungan linier dengan faktr prprsinalitas sebesar Z C jx C ; X C kita sebut reaktansi kapasitif, Z C kita sebut impedansi kapasitr. 8 Sudaryatn Sudirham, nalisis Rangkaian Listrik ()

10 .3. Kaidah-Kaidah Rangkaian Impedansi.3.. Hubungan Seri dan Kaidah Pembagi Tegangan Tegangan ttal pada R dan L yang terhubung seri dengan i(t)i m e j(ωt+θ) adalah v RL v R Dalam bentuk fasr, + v L RI j( ω t+θ) ( R + jωl) I e RL seri m m e j( ωt+θ) + jωli m e j( ωt+θ) ( R + jωl)i (.7) Perbandingan antara tegangan dan arus pada resistr dan induktr yang terhubung seri disebut impedansi dari hubungan seri ini, yaitu Z RL seri R + jωl (.8) Dengan cara yang sama kita dapat memperleh impedansi hubungan seri RC dan LC sebagai RC seri R + ; j C I ω j Z RC seri R + R jωc ωc LC seri jωl + I ; jωc Z LC seri jωl + j ωl jωc ωc (.9) (.0) Hubungan seri tidak terbatas hanya dua elemen tetapi bisa lebih, sehingga terbentuklah hubungan seri beberapa impedansi. Secara umum impedansi ttal dari beberapa impedansi yang terhubung seri adalah ttal seri Zttal seri I Zttal seri Z + Z + Z Z n (.) Dalam hubungan seri dari beberapa impedansi, tegangan pada impedansi ke k adalah k IZ k ; sedangkan I Z ttal seri ttal seri Dengan demikian maka berlaku kaidah pembagi tegangan 9

11 Z k k ttal (.) Z ttal seri.3.. Hubungan Paralel dan Kaidah Pembagi rus Dua atau lebih impedansi yang terhubung paralel akan bertegangan sama. Jika tegangan ini adalah maka arus pada impedansi ke k adalah dengan Y k /Z k disebut admitansi. rus ttal dalam hubungan paralel adalah I k Yk Z (.3) k dengan I ttal n Ik Y k Y n k k ttal (.4) Y ttal n Y k k Z + Z + + Z Dari (.3) dan (.4) diturunkan kaidah pembagi arus.3.3. Impedansi Secara Umum n (.5) Yk I k Yk Ittal (.6) Yttal Secara umum impedansi dapat kita tuliskan Z R( ω) + jx ( ω) (.7) Bagian riil adalah resistansi dan bagian imajiner adalah reaktansi. Kedua bagian ini mungkin merupakan fungsi dari frekuensi ω. Reaktansi yang bernilai psitif merupakan reaktansi induktif, sedang yang bernilai negatif merupakan reaktansi kapasitif. Sebagai cnth, impedansi dari induktr yang terhubung seri dengan kapasitr yang terparalel dengan resistr adalah 0 Sudaryatn Sudirham, nalisis Rangkaian Listrik ()

12 Z L+ R // C R(/ jωc) jωl + R + (/ jωc) R ( ) ( ) ωr C + j ωl ω + RC ωrc + Perhatikan bahwa bagian riil maupun bagian imajiner merupakan fungsi dari frekuensi ω. Jadi baik resistansi maupun reaktansi dari impedansi secara umum merupakan fungsi frekuensi. Perhatian : Walaupun impedansi merupakan pernyataan yang berbentuk kmpleks, akan tetapi impedansi bukanlah fasr. Impedansi dan fasr merupakan dua pengertian dari dua knsep yang berbeda. Fasr adalah pernyataan dari sinyal sinus Impedansi adalah pernyataan elemen. Walaupun impedansi bukan fasr, namun karena keduanya berupa pernyataan kmpleks, maka perasi-perasi fasr dapat diterapkan pada keduanya. Sebagai cnth kita ambil hubungan seri RL : Z RL seri R + jωl ωl R + ( ωl) tan Z λ R Jika fasr tegangan s θ diterapkan pada hubungan seri RL ini, maka arus yang mengalir adalah θ ( λ ) s I RL θ (.8) Z RL seri Z λ Z Secara singkat, impedansi elemen dan hubungan arus-tegangan elemen adalah sebagai berikut. Z R R R; RI R Z ; L jωl; L Z jωli C L ; jωc C I jωc C (.9) Secara singkat dapat kita katakan bahwa : dengan menyatakan sinyal sinus ke dalam bentuk fasr, maka perbandingan antara tegangan elemen dan arus elemen merupakan suatu besaran kmpleks yang kita sebut impedansi di kawasan fasr. Dengan menyatakan elemen dalam impedansinya maka hubungan antara

13 tegangan dan arus elemen menjadi mirip dengan relasi hukum Ohm di kawasan waktu. Kaidah-kaidah rangkaian di kawasan waktu berlaku juga di kawasan fasr. CO TOH-.3: rus yang melalui induktr 0,5 H adalah i L (t)0,4cs(000t). Tentukanlah: a) impedansi induktr; b) Fasr tegangan pada induktr; c) bentuk gelmbang tegangan pada induktr. Penyelesaian : a). Impedansi induktr adalah Z L jωl. Dalam cnth ini ω 000, jadi Z L j 000 0,5 j500 Ω b). Fasr tegangan induktr adalah fasr arus kali impedansinya. Karena arus dinyatakan di kawasan waktu, kita ubah dulu pernyataan arus ini ke kawasan fasr menjadi I L 0,4 0. Tegangan induktr adalah L Z LI L ( j500) 0, , c). Bentuk gelmbang tegangan pada induktr yang dimaksudkan di sini adalah pernyataan di kawasan waktu dari tegangan induktr. Dari hasil b) dengan mudah kita nyatakan Pemahaman: Fasr tegangan dan fasr arus pada induktr berbeda fasa sebesar 90. Tegangan mendahului arus dengan sudut 90. v L 00 cs(000 t + 90 ) Im L I L I L tegangan mendahului arus 90 Re CO TOH-.4: rus yang melalui kapasitr sebesar 50 pf adalah i C (t)0,5cs(0 6 t) m. Tentukanlah: a) impedansi kapasitr; b) fasr tegangan pada kapasitr; c) bentuk gelmbang tegangan pada kapasitr. Sudaryatn Sudirham, nalisis Rangkaian Listrik ()

14 Penyelesaian : j a). ZC j0 kω jωc 6 0 (50 0 ) b). c). v C C Z C I C ( ) (0, cs(0 t 90 ). Pemahaman: Fasr tegangan dan fasr arus pada induktr berbeda fasa sebesar 90. Tegangan mendahului arus dengan sudut Im 3 0 I Re C arus mendahului C tegangan 90 ) CO TOH-.5: Suatu beban diberi tegangan v(t) 0cs(34t+0 ). rus yang mengalir adalah i(t) 5cs(34t+40 ). Carilah impedansi beban tersebut. Penyelesaian : Tegangan dan arus dalam fasr adalah 0 0 dan I 5 40 Impedansi beban adalah: Z B Ω I cs( 30) + j4 sin( 30) 0,8 j Ω Pemahaman : Kita mengetahui bahwa impedansi induktr adalah Z L jωl dan impedansi kapasitr adalah Z C j/ωc. Dari sini kita lihat bahwa sesuatu impedansi yang kmpnen imajinernya psitif akan bersifat induktif sedangkan jika kmpnen imajinernya negatif akan bersifat kapasitif. 3

15 Dalam cnth-.5. ini impedansi beban mempunyai kmpnen imajiner negatif. Jadi beban bersifat kapasitif. Pada beban kapasitif ini sudut fasa arus lebih besar dari sudut fasa tegangan. Kita katakan bahwa arus mendahului Im arus tegangan atau arus mendahului I leading terhadap tegangan tegangannya. Gambar fasr arus dan Re tegangan pada beban adalah seperti di samping ini. CO TOH-.6: Suatu beban diberi tegangan v(t) 0cs(34t+0 ) rus yang mengalir adalah i(t) 5cs(34t40 ). Carilah impedansi beban tersebut. Penyelesaian : 0 0 Z B 4 60 Ω I cs(60 ) + j4 sin(60 ) + j0,8 Ω Pemahaman : Dalam cnth ini Im kmpnen imajiner impedansi beban bernilai psitif. Beban bersifat induktif. Pada Re beban yang bersifat arus I tertinggal dari induktif sudut fasa arus tegangan lebih kecil dari sudut fasa tegangan. Fasr arus ketinggalan dari tegangan atau arus lagging terhadap tegangan. Fasr tegangan dan fasr arus dalam cnth ini digambarkan seperti di bawah ini. 4 Sudaryatn Sudirham, nalisis Rangkaian Listrik ()

16 CO TOH-.7: Tegangan sumber pada rangkaian di samping ini adalah v s (t)50cs500t. a). Tentukan fasr arus pada rangkaian. b). Tentukan fasr tegangan di tiap elemen. c). Gambarkan fasr tegangan sumber dan elemen. d). Nyatakan bentuk gelmbang arus dan tegangan elemen. Penyelesaian : v s Untuk bekerja di kawasan fasr, rangkaian ini kita transfrmasikan menjadi rangkaian impedansi dan sumbernya dinyatakan dalam fasr. Impedansi elemen dan tegangan sumber menjadi j ZR 00Ω ; ZC j00ω ; ZL j j5ω s Rangkaian di atas menjadi seperti berikut 00Ω 0µF 50mH s Ω j00ω j5ω a). Impedansi ttal rangkaian adalah Z tt 00 j00 + j5 00 j75 Ω 75 (00) + (75) tan 5 36,87 Ω 00 rus pada rangkaian adalah s 50 0 I 36,87 Z tt 5 36,87 b). Dengan menggunakan kaidah pembagi tegangan, tegangan di tiap elemen dapat dengan mudah dihitung. 5

17 Z R R Ztt ZC C Ztt 00 s , , s ,3 5 36,87 Z L 5 90 L s ,87 Z tt 5 36,87 Im c). Gambar fasr R tegangan sumber dan tegangan-tegangan L elemen adalah seperti s di bawah ini. Re Perhatikanlah bahwa fasr-fasr tegangan ini memenuhi HTK C + + s C R L d). Bentuk gelmbang arus dan tegangan elemen adalah i( t) cs(500t + 36,87 ) vr 00 cs(500t + 36,87 ) vc 00 cs(500t 53,3 ) vl 50 cs(500t + 6,87 ) Pemahaman : Tegangan di setiap elemen dapat pula dicari dengan mengalikan arus dan impedansinya. R Z R I 00 36, ,87 C ZC I , ,3 L Z LI , ,87 Sesuai dengan HTK, Diagram fasrnya adalah seperti di samping ini Sudaryatn Sudirham, nalisis Rangkaian R RI Listrik () C jx C I s Im C I R L s C + R + L L jx L I Re

18 Perhatikanlah bahwa fasr R RI L sejajar I fasr C jx C I tegak lurus pada I, pergeseran sudut fasa 90. fasr L jx LI tegak lurus pada fasr I dengan pergeseran sudut fasa CO TOH-.8: rus sumber pada rangkaian di bawah ini adalah i s (t)50cs000t m. i s µf 300Ω 0,4 H a). Tentukan fasr tegangan kapasitr. b). Tentukan fasr arus di tiap cabang. c). Gambarkan fasr arus sumber dan arus cabang dan tegangan kapasitr. d). Gambarkan fasr tegangan kapasitr, tegangan resistr dan induktr. Penyelesaian : Dengan ω 000, maka impedansi elemen dan fasr arus sumber adalah Z R 300 Ω ; j ZC j500 Ω ; Z L j000 0,4 j400 Ω ; I s Transfrmasi rangkaian ke kawasan fasr adalah seperti di bawah ini: 7

19 50 0 m I I j500 Ω 300 Ω j400 Ω a). dmitansi dari kedua cabang yang diparalel masing-masing adalah 3 YC j 0 S ; j500 Y RL dmitansi ttal : j tan 0 4 (4 / 3) j Ytt YC + YRL j j6 0 S j4 0,65 0 8,4 S Tegangan pada kapasitr (yang sama dengan tegangan pada R dan L seri) adalah I s C Ytt b). rus di tiap cabang adalah ,5 8,4 4,65 0 8,4 C 39,5 8,4 39,5 8,4 I 79 6,6 m Z j500 C S RL C I Z RL Z RL 79 7,5 m 39,5 8, j400 39,5 8, , 8 Sudaryatn Sudirham, nalisis Rangkaian Listrik ()

20 c). Gambar fasr arus sumber dan arus cabang adalah seperti di samping ini : Perhatikan bahwa: I I + I s ; I 90 mendahului C ; I tertinggal dari C. Im I I I s Re C d). Gambar fasr tegangan kapasitr, resistr dan induktr adalah seperti di bawah ini : Im Re I C R R I L jx L I 9

21 Sal-Sal. Nyatakanlah sinyal-sinyal sinus berikut ini kedalam fasr dan gambarkanlah diagram fasrnya. a). v 00 cs ωt b). v 75 cs( ωt 90 ) c). v3 50 cs( ωt + 45 ) d). v4 v + v e). v5 v v3 f). v6 v + v3. Nyatakanlah fasr-fasr berikut ini kedalam sinyal di kawasan waktu, jika frekuensi adalah 300 rad/s. a) c). 3 + b) d) Tuliskanlah fasr-fasr pada sal ke dalam bentuk sudut siku a + jb. 4. Tuliskanlah fasr-fasr berikut ke dalam bentuk plar θ. a). 3 + j6 b). 4 j4 c). 3 + d) Jika 3 + j4 dan I + j, berapakah * a). S I ; b). Z I Tuliskan S maupun Z dalam bentuk plar maupun bentuk sudut siku. 6. Sebuah resistr 50 Ω dihubungkan seri dengan induktr 0 mh. a). Berapakah impedansinya jika frekuensi kerja adalah 000 rad/s. b). Berapakah impedansinya jika frekuensi kerja adalah 4000 rad/s. c). Berapakah impedansinya jika frekuensi kerja adalah khz. 7. Sebuah resistr 50 Ω dihubungkan seri dengan kapasitr µf. (a) Berapakah impedansinya jika frekuensi kerja adalah 000 rad/s; (b) Berapakah impedansinya jika frekuensi kerja adalah 4000 rad/s; (c) Berapakah impedansinya jika frekuensi kerja adalah khz. 0 Sudaryatn Sudirham, nalisis Rangkaian Listrik ()

22 8. Sebuah resistr 50 Ω dihubungkan paralel dengan kapasitr 00 nf. a). Berapakah impedansinya jika frekuensi kerja adalah 000 rad/s. b). Berapakah impedansinya jika frekuensi kerja adalah 4000 rad/s. c). Berapakah impedansinya jika frekuensi kerja adalah khz. 9. Sebuah resistr 50 Ω dihubungkan paralel dengan induktr 50 mh. a). Berapakah impedansinya jika frekuensi kerja adalah 000 rad/s. b). Berapakah impedansinya jika frekuensi kerja adalah 4000 rad/s. c). Berapakah impedansinya jika frekuensi kerja adalah khz. 0. Pada hubungan seri antara resistr 50 Ω dengan induktr 50 mh diterapkan tegangan 0cs000t. Berapakah arus yang mengalir? Gambarkan diagram fasrnya.. Pada hubungan paralel antara resistr kω dengan kapasitr 0, µf diterapkan tegangan 40cs000t. Berapakah arus yang mengalir di masing-masing elemen? Gambarkan diagram fasrnya.. Pada hubungan seri antara resistr 400 Ω dengan induktr H, diterapkan tegangan 380cs300t. Berapakah tegangan di masing-masing elemen? Gambarkan diagram fasrnya. 3. Pada rangkaian berikut, hitunglah impedansi yang terlihat dari terminal -B, jika frekuensi adalah 000 rad/s. B 50Ω 40µF 0,H 0µF 0Ω

23 4. Pada rangkaian berikut, hitunglah impedansi yang terlihat dari terminal -B, jika frekuensi adalah 000 rad/s. B 0,3H,6H 0µF,kΩ 5. Pada rangkaian berikut, hitunglah impedansi yang terlihat dari terminal -B, jika frekuensi adalah 50Hz. B 0µF 0µF H 00Ω Sudaryatn Sudirham, nalisis Rangkaian Listrik ()

24 3

Bilangan Kompleks dan Fasor

Bilangan Kompleks dan Fasor Bilangan Kmpleks dan Fasr leh: Sudaryatn Sudirham. Bilangan Kmpleks.. Definisi Dalam buku Erwin Kreyszig kita baca definisi bilangan bilangan kmpleks sebagai berikut [] Bilangan kmpleks z ialah suatu pasangan

Lebih terperinci

Sudaryatno Sudirham. Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Fasor

Sudaryatno Sudirham. Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Fasor Sudaryatn Sudirham Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Fasr ii A 3 Analisis Daya Dengan mempelajari analisis daya di bab ini, kita akan memahami pengertian pengertian daya nyata, daya reaktif, daya kmpleks,

Lebih terperinci

Analisis Rangkaian Listrik

Analisis Rangkaian Listrik Sudaryatn Sudirham nalisis Rangkaian Listrik Jilid ii 3 Terema dan Metda nalisis di Kawasan Fasr Setelah mempelaari bab ini, kita akan memahami aplikasi terema rangkaian dan metda analisis rangkaian di

Lebih terperinci

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Fasor

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Fasor Open Curse nalisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Fasr Oleh : Sudaryatn Sudirham Pengantar Saian kuliah ini mengenai analisis rangkaian listrik di kawasan fasr dalam kndisi mantap, yang hanya berlaku untuk

Lebih terperinci

Analisis Rangkaian Listrik di Kawasan Fasor (Rangkaian Arus Bolak-Balik Sinusoidal Keadaan Mantap)

Analisis Rangkaian Listrik di Kawasan Fasor (Rangkaian Arus Bolak-Balik Sinusoidal Keadaan Mantap) 8/5/0 Sudaryatn Sudirham nalisis Rangkaian Listrik di Kawasan Fasr (Rangkaian rus lak-alik Sinusidal Keadaan Mantap) 8/5/0 Kuliah Terbuka ppsx beranimasi tersedia di www.ee-cafe.rg 8/5/0 uku-e nalisis

Lebih terperinci

Sudaryatno Sudirham. AnalisisRangkaian. RangkaianListrik di KawasanFasor. (Rangkaian Arus Bolak-Balik Sinusoidal Keadaan Mantap)

Sudaryatno Sudirham. AnalisisRangkaian. RangkaianListrik di KawasanFasor. (Rangkaian Arus Bolak-Balik Sinusoidal Keadaan Mantap) Sudaryatn Sudirham nalisisrangkaian RangkaianListrik di KawasanFasr (Rangkaian rus lak-alik Sinusidal Keadaan Mantap) ahan Kuliah Terbuka dalam frmat pdf tersedia di www.buku-e.lipi.g.id dalam frmat pps

Lebih terperinci

Analisis Rangkaian Listrik di Kawasan Fasor (Rangkaian Arus Bolak-Balik Sinusoidal Keadaan Mantap) Fasor 8/3/2013. Mengapa Fasor?

Analisis Rangkaian Listrik di Kawasan Fasor (Rangkaian Arus Bolak-Balik Sinusoidal Keadaan Mantap) Fasor 8/3/2013. Mengapa Fasor? 8//0 udaryatn udirham nalisis angkaian Listrik di Kawasan Fasr (angkaian rus lak-alik inusidal Keadaan Mantap) si. Fasr. Pernyataan inyal inus. mpedansi 4. Kaidah angkaian 5. Terema angkaian 6. Metda nalisis

Lebih terperinci

RANGKAIAN AC. 5.1 Isyarat AC Isyarat AC merupakan bentuk gelombang yang sangat penting dalam bidang elektronika. Isyarat AC biasa ditulis sebagai

RANGKAIAN AC. 5.1 Isyarat AC Isyarat AC merupakan bentuk gelombang yang sangat penting dalam bidang elektronika. Isyarat AC biasa ditulis sebagai 5 KOMPONEN DAN RANGKAIAN AC 5.1 Isyarat AC Isyarat AC merupakan bentuk gelmbang yang sangat penting dalam bidang elektrnika. Isyarat AC biasa ditulis sebagai A sin ( ω t + θ ) dimana A merupakan amplitud

Lebih terperinci

Sudaryatno Sudirham. Analisis. Keadaan Mantap Rangkaian Sistem Tenaga

Sudaryatno Sudirham. Analisis. Keadaan Mantap Rangkaian Sistem Tenaga Sudaryatn Sudirham Analisis Keadaan Mantap Rangkaian Sistem Tenaga ii BAB 4 (dari Bab 7 Analisis Ragkaian Sistem Tenaga) Pembebanan Nnlinier (Analisis Di Kawasan Fasr) 7.1. Pernyataan Sinyal Sinus Dalam

Lebih terperinci

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu Sudaryatn Sudirham Analisis angkaian Listrik Di Kawasan Waktu Sudaryatn Sudirham, Analisis angkaian Listrik () BAB angkaian Pemrses Sinyal (angkaian Dida dan OPAMP) Dalam bab ini kita akan melihat beberapa

Lebih terperinci

DAYA ELEKTRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC)

DAYA ELEKTRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC) DAYA ELEKRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC) 1. Daya Sesaat Daya adalah energi persatuan waktu. Jika satuan energi adalah joule dan satuan waktu adalah detik, maka satuan daya adalah joule per detik yang disebut

Lebih terperinci

4.1 Bentuk Gelombang Sinusoiadal

4.1 Bentuk Gelombang Sinusoiadal Analisis yang dilakukan selama ini terbatas pada arus dan tegangan yang tetap. Selanjutnya pembahasan akan menerapkan arus dan tegangan blak-balik seperti ditunjukkan pada gambar 4.. Gambar 4.. Gelmbang

Lebih terperinci

Sudaryatno Sudirham. Distribusi Energi Listrik

Sudaryatno Sudirham. Distribusi Energi Listrik udaryatn udirham istribusi Energi Listrik ii nalisis Jaringan istribusi Jaringan distribusi bertugas untuk mendistribusikan energi listrik ke pengguna energi listrik. Energi yang didistribusikan bisa berasal

Lebih terperinci

Simbul skematik sumber tegangan AC adalah:

Simbul skematik sumber tegangan AC adalah: BAB II, Rangkaian AC Hal: 47 BAB II ANALISA RANGKAIAN ARUS BOLAK BALIK Arus blak-balik/alternating Current (AC) adalah arus yang berubah tanda (plaritas) pada selang waktu tertentu. Arus blak balik dapat

Lebih terperinci

Sudaryatno Sudirham. Analisis Keadaan Mantap Rangkaian Sistem Tenaga

Sudaryatno Sudirham. Analisis Keadaan Mantap Rangkaian Sistem Tenaga udaryatn udirham nalisis Keadaan Mantap Rangkaian istem Tenaga ii 5 Pembebanan eimbang istem Pliasa 5.1. umber Tiga Fasa eimbang dan ambungan ke eban uatu sumber tiga asa membangkitkan tegangan tiga asa,

Lebih terperinci

FASOR DAN impedansi pada ELEMEN-elemen DASAR RANGKAIAN LISTRIK

FASOR DAN impedansi pada ELEMEN-elemen DASAR RANGKAIAN LISTRIK FASO DAN impedansi pada ELEMEN-elemen DASA ANGKAIAN LISTIK 1. Fasor Fasor adalah grafik untuk menyatakan magnituda (besar) dan arah (posisi sudut). Fasor utamanya digunakan untuk menyatakan gelombang sinus

Lebih terperinci

Arus Bolak Balik. Arus Bolak Balik. Agus Suroso Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi, Institut Teknologi Bandung

Arus Bolak Balik. Arus Bolak Balik. Agus Suroso Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi, Institut Teknologi Bandung (agussuroso@fi.itb.ac.id) Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi, Institut Teknologi Bandung Materi 1 Sumber arus bolak-balik (alternating current, AC) 2 Resistor pada rangkaian AC 3 Induktor

Lebih terperinci

Phasor dan Impedans. Slide-09. Ir. Agus Arif, MT. Semester Gasal 2016/2017

Phasor dan Impedans. Slide-09. Ir. Agus Arif, MT. Semester Gasal 2016/2017 Phasor dan Slide-09 Ir. Agus Arif, MT Semester Gasal 2016/2017 1 / 23 Materi Kuliah 1 Phasor Frekuensi Komplex Definisi Phasor Transformasi Phasor Hubungan Tegangan-Arus Hukum Ohm dan Kirchhoff Rangkaian

Lebih terperinci

OPTIMISASI Minimisasi Rugi-rugi Daya pada Saluran

OPTIMISASI Minimisasi Rugi-rugi Daya pada Saluran OPTIMISASI Minimisasi ugi-rugi Daya pada Saluran Oleh : uriman Anthony, ST. MT ugi-rugi daya pada saluran ugi-rugi pada saluran transmisi dan distribusi dipengaruhi oleh besar arus pada beban yang melewati

Lebih terperinci

Gambar 3. (a) Diagram fasor arus (b) Diagram fasor tegangan

Gambar 3. (a) Diagram fasor arus (b) Diagram fasor tegangan RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK Arus bolak-balik atau Alternating Current (AC) yaitu arus listrik yang besar dan arahnya yang selalu berubah-ubah secara periodik. 1. Sumber Arus Bolak-balik Sumber arus bolak-balik

Lebih terperinci

Analisis Rangkaian Listrik

Analisis Rangkaian Listrik Sudaryatn Sudirham nalisis angkaian Listrik Jilid darpublic nalisis angkaian Listrik Jilid (rus Searah dan rus Blak-Balik) leh Sudaryatn Sudirham Hak cipta pada penulis, SUDIHM, SUDYTNO nalisis angkaian

Lebih terperinci

Analisis Ajeg dari Sinusoidal

Analisis Ajeg dari Sinusoidal Analisis Ajeg dari Sinusoidal Slide-08 Ir. Agus Arif, MT Semester Gasal 2016/2017 1 / 23 Materi Kuliah 1 Karakteristik Sinusoid Bentuk Umum Pergeseran Fase Sinus Kosinus 2 Tanggapan Paksaan thdp Sinusoid

Lebih terperinci

Analisis Rangkaian Listrik

Analisis Rangkaian Listrik Sudaryatno Sudirham Analisis Rangkaian Listrik Jilid Sudaryatno Sudirham, Analisis Rangkaian Listrik () BAB Analisis Rangkaian Menggunakan Transformasi Fourier Dengan pembahasan analisis rangkaian dengan

Lebih terperinci

Berikut ini rumus untuk menghitung reaktansi kapasitif dan raktansi induktif

Berikut ini rumus untuk menghitung reaktansi kapasitif dan raktansi induktif Resonansi paralel sederhana (rangkaian tank ) Kondisi resonansi akan terjadi pada suatu rangkaian tank (tank circuit) (gambar 1) ketika reaktansi dari kapasitor dan induktor bernilai sama. Karena rekatansi

Lebih terperinci

MODUL FISIKA. TEGANGAN DAN ARUS BOLAK-BALIK (AC) DISUSUN OLEH : NENIH, S.Pd SMA ISLAM PB. SOEDIRMAN

MODUL FISIKA. TEGANGAN DAN ARUS BOLAK-BALIK (AC) DISUSUN OLEH : NENIH, S.Pd SMA ISLAM PB. SOEDIRMAN MODUL ISIKA TEGANGAN DAN ARUS BOLAK-BALIK (AC) DISUSUN OLEH : NENIH, S.Pd SMA ISLAM PB. SOEDIRMAN TEGANGAN DAN ARUS BOLAK-BALIK (AC) 1. SUMBER TEGANGAN DAN ARUS BOLAK-BALIK Sumber tegangan bolak-balik

Lebih terperinci

Analisis Rangkaian Listrik

Analisis Rangkaian Listrik Sudaryatn Sudirham nalisis Rangkaian Listrik Jilid 1 ii Sudaryatn Sudirham, nalisis Rangkaian Listrik (1) BB 16 Sistem Tiga Fasa Pembahasan sistem tiga fasa ini akan membuat kita memahami hubungan sumber

Lebih terperinci

ARUS BOLAK-BALIK Pertemuan 13/14 Fisika 2

ARUS BOLAK-BALIK Pertemuan 13/14 Fisika 2 ARUS BOLAK-BALIK Pertemuan 13/14 Fisika 2 Arus bolak-balik adalah arus yang arahnya berubah secara bergantian. Bentuk arus bolakbalik yang paling sederhana adalah arus sinusoidal. Tegangan yang mengalir

Lebih terperinci

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu Sudaryatno Sudirham nalisis angkaian Listrik Di Kawasan Waktu Sudaryatno Sudirham, nalisis angkaian Listrik () 7 Kaidah dan Teorema angkaian Kaidah rangkaian merupakan konsekuensi dari hukum-hukum rangkaian

Lebih terperinci

BAB II KOMPONEN DAN RANGKAIAN ELEKTRONIKA

BAB II KOMPONEN DAN RANGKAIAN ELEKTRONIKA 3 BAB II KOMPONEN DAN ANGKAIAN EEKTONIKA Pada bab ini akan dijelaskan beberapa cnth penerapan kmpnen elektrnik pada rangkaian aplikasi; seperti misalnya rangkaian, dan pada jaringan arus blak-balik, transfrmatr,

Lebih terperinci

MODUL 2 RANGKAIAN RESONANSI

MODUL 2 RANGKAIAN RESONANSI MODUL 2 RANGKAIAN RESONANSI Jaringan komunikasi secara berkala harus memilih satu band frekuensi dan mengabaikan (attenuasi) frekuensi yang tidak diinginkan. Teori filter modern menyediakan metode untuk

Lebih terperinci

Rangkaian Arus Bolak Balik. Rudi Susanto

Rangkaian Arus Bolak Balik. Rudi Susanto Rangkaian Arus Bolak Balik Rudi Susanto Arus Searah Arahnya selalu sama setiap waktu Besar arus bisa berubah Arus Bolak-Balik Arah arus berubah secara bergantian Arus Bolak-Balik Sinusoidal Arus Bolak-Balik

Lebih terperinci

Pembebanan Nonlinier

Pembebanan Nonlinier Pembebanan Nnlinier (Dampak pada Piranti) Sudaryatn Sudirham Kmpnen Harmnisa Dalam Sistem Tiga Fasa Frekuensi Fundamental. Pada pembebanan seimbang, kmpnen fundamental berbeda fasa 0 antara masing-masing

Lebih terperinci

KONVERTER AC-DC (PENYEARAH)

KONVERTER AC-DC (PENYEARAH) KONVERTER AC-DC (PENYEARAH) Penyearah Setengah Gelombang, 1- Fasa Tidak terkontrol (Uncontrolled) Beban Resistif (R) Beban Resistif-Induktif (R-L) Beban Resistif-Kapasitif (R-C) Terkontrol (Controlled)

Lebih terperinci

Bahan Ajar Ke 1 Mata Kuliah Analisa Sistem Tenaga Listrik. Diagram Satu Garis

Bahan Ajar Ke 1 Mata Kuliah Analisa Sistem Tenaga Listrik. Diagram Satu Garis 24 Diagram Satu Garis Dengan mengasumsikan bahwa sistem tiga fasa dalam keadaan seimbang, penyelesaian rangkaian dapat dikerjakan dengan menggunakan rangkaian 1 fasa dengan sebuah jalur netral sebagai

Lebih terperinci

Arus & Tegangan bolak balik(ac)

Arus & Tegangan bolak balik(ac) Arus & Tegangan bolak balik(ac) Dede Djuhana E-mail:dede@fisika.ui.ac.id Departemen Fisika FMIPA-UI 0-0 Pendahuluan Arus dan Tegangan AC Arus dan tegangan bolak balik adalah arus yang dihasilkan oleh sebuah

Lebih terperinci

BAB 2 RANGKAIAN PENYESUAI IMPEDANSI Oleh : M. Ramdhani

BAB 2 RANGKAIAN PENYESUAI IMPEDANSI Oleh : M. Ramdhani BAB 2 RANGKAIAN PENYESUAI IMPEDANSI Oleh : M. Ramdhani Ruang Lingkup Materi : Impedance Matching Circuit (IMC) bentuk L Impedance Matching Circuit (IMC) bentuk T atau Π Impedance Matching Circuit (IMC)

Lebih terperinci

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu Sudaryatno Sudirham nalisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu 2 Sudaryatno Sudirham, nalisis Rangkaian Listrik (1) BB 6 Hukum-Hukum Dasar Pekerjaan analisis pada suatu rangkaian linier yang parameternya

Lebih terperinci

SOAL DAN PEMBAHASAN ARUS BOLAK BALIK

SOAL DAN PEMBAHASAN ARUS BOLAK BALIK SOAL DAN PEMBAHASAN ARUS BOLAK BALIK Berikut ini ditampilkan beberapa soal dan pembahasan materi Fisika Listrik Arus Bolak- Balik (AC) yang dibahas di kelas 12 SMA. (1) Diberikan sebuah gambar rangkaian

Lebih terperinci

TEGANGAN DAN ARUS BOLAK-BALIK

TEGANGAN DAN ARUS BOLAK-BALIK TEGANGAN DAN ARUS BOLAK-BALIK 1.Pengertian Tegangan dan Arus Listrik Bolak-Balik Yang dimaksud dengan arus bolsk-balik ialah arus listrik yang arah serta besarnya berubah berkala,menurut suatu cara tertentu.hal

Lebih terperinci

Tujuan Mempelajari pengertian impedansi Mempelajari hubungan antara impedansi, resistansi, dan reaktansi pada rangkaian seri RC dan RL Mempelajari hub

Tujuan Mempelajari pengertian impedansi Mempelajari hubungan antara impedansi, resistansi, dan reaktansi pada rangkaian seri RC dan RL Mempelajari hub Percobaan 5 Rangkaian RC dan RL EL2193 Praktikum Rangkaian Elektrik Tujuan Mempelajari pengertian impedansi Mempelajari hubungan antara impedansi, resistansi, dan reaktansi pada rangkaian seri RC dan RL

Lebih terperinci

Generator menghasilkan energi listrik. Sumber: Dokumen Penerbit, 2006

Generator menghasilkan energi listrik. Sumber: Dokumen Penerbit, 2006 7 AUS DAN TEGANGAN LISTIK BOLAK-BALIK Generator menghasilkan energi listrik. Sumber: Dokumen Penerbit, 006 Sebagian besar energi listrik yang digunakan sekarang dihasilkan oleh generator listrik dalam

Lebih terperinci

METODE NUMERIK PADA RANGKAIAN RLC SERI MENGGUNAKAN VBA EXCEL Latifah Nurul Qomariyatuzzamzami 1, Neny Kurniasih 2

METODE NUMERIK PADA RANGKAIAN RLC SERI MENGGUNAKAN VBA EXCEL Latifah Nurul Qomariyatuzzamzami 1, Neny Kurniasih 2 METODE NUMERIK PADA RANGKAIAN RLC SERI MENGGUNAKAN VBA EXCEL Latifah Nurul Qomariyatuzzamzami 1, Neny Kurniasih 2 1,2 Departemen Fisika, Institut Teknologi Bandung, Bandung, 40132 latifah_zamzami@yahoo.co.id

Lebih terperinci

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu Sudaryatno Sudirham Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu Sudaryatno Sudirham, Analisis Rangkaian Listrik () BAB 4 Model Piranti Pasif Suatu piranti mempunyai karakteristik atau perilaku tertentu.

Lebih terperinci

Arus dan Tegangan Listrik Bolak-balik

Arus dan Tegangan Listrik Bolak-balik Arus dan Tegangan Listrik Bolak-balik Arus dan tegangan bolak-balik (AC) yaitu arus dan tegangan yang besar dan arahnya berubah terhadap waktu secara periodik. A. Nilai Efektif, Nilai Maksimum dan Nilai

Lebih terperinci

MODUL 1 GEJALA TRANSIEN

MODUL 1 GEJALA TRANSIEN MODUL GEJALA TRANSIEN Pendahuluan. Deskripsi Singkat Bab ini akan membahas tentang kndisi awal kapasitr dan induktr sebagai elemen pasif penyimpan energi.. Manfaat Memahami gejala transien pada elemen

Lebih terperinci

Analisis Harmonisa 7/23/2013. Pengantar. Cakupan Bahasan

Analisis Harmonisa 7/23/2013. Pengantar. Cakupan Bahasan 7/3/3 Sudaryatn Sudirham Pengantar Analisis Harmnisa Penyediaan energi listrik pada umumnya dilakukan dengan menggunakan sumber tegangan berbentuk gelmbang sinus. Arus yang mengalir diharapkan juga berbentuk

Lebih terperinci

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan s

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan s Sudaryatno Sudirham Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan s Sudaryatno Sudirham, Analisis Rangkaian Listrik () BAB 4 Tanggapan Frekuensi Rangkaian Orde Pertama Sebagaimana kita ketahui, kondisi operasi

Lebih terperinci

Analisis Rangkaian Listrik

Analisis Rangkaian Listrik nalisis angkaian Listrik Jilid- Sudaryatn Sudirham Darpublic Edisi Oktber ii nalisis angkaian Listrik Jilid- (angkaian rus Searah dan rus Blak- Balik Keadaan Mantap) leh Sudaryatn Sudirham i Hak cipta

Lebih terperinci

MODUL 1 PRINSIP DASAR LISTRIK

MODUL 1 PRINSIP DASAR LISTRIK MODUL 1 PINSIP DASA LISTIK 1.Dua Bentuk Arus Listrik Penghasil Energi Listrik o o Arus listrik bolak-balik ( AC; alternating current) Diproduksi oleh sumber tegangan/generator AC Arus searah (DC; direct

Lebih terperinci

ANALISIS RANGKAIAN RLC

ANALISIS RANGKAIAN RLC ab Elektronika ndustri Fisika. AUS A PADA ESSTO ANASS ANGKAAN Jika sebuah resistor dilewati arus A sebesar maka pada resistor akan terdapat tegangan sebesar r. Sehingga jika arus membesar maka tegangan

Lebih terperinci

Analisis Harmonisa. Pendekatan Numerik 8/3/2013. Pengantar. Cakupan Bahasan

Analisis Harmonisa. Pendekatan Numerik 8/3/2013. Pengantar. Cakupan Bahasan 8/3/3 Sudaryatn Sudirham Pengantar nalisis Harmnisa Penyediaan energi listrik pada umumnya dilakukan dengan menggunakan sumber tegangan berbentuk gelmbang sinus. rus yang mengalir diharapkan juga berbentuk

Lebih terperinci

PERCOBAAN 6 RESONANSI

PERCOBAAN 6 RESONANSI PERCOBAAN 6 RESONANSI TUJUAN Mempelajari sifat rangkaian RLC Mempelajari resonansi seri, resonansi paralel, resonansi seri paralel PERSIAPAN Pelajari keseluruhan petunjuk praktikum untuk modul rangkaian

Lebih terperinci

Rangkaian Listrik Arus dan Tegangan AC Sinusoidal dan Phasor

Rangkaian Listrik Arus dan Tegangan AC Sinusoidal dan Phasor Rangkaian Listrik Arus dan Tegangan AC Sinusoidal dan Phasor Alexander Sadiku edited by Agus Virgono Ir. MT. & Randy E. Saputra Prodi S1-Sistem Komputer Fakultas Teknik Elektro Universitas Telkom - 2016

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN MODEL RANGKAIAN LISTRIK

PEMBENTUKAN MODEL RANGKAIAN LISTRIK PEMBENTUKAN MODEL RANGKAIAN LISTRIK Pada sub bab ini akan membahas tentang sistem listrik. Pembahasan ini berperan sebagai suatu contoh yang mengesankan dari kenyataan penting, bahwa sistem fisis yang

Lebih terperinci

TEKNIK KENDALI KONVERTER DC-DC

TEKNIK KENDALI KONVERTER DC-DC 60 TEKNIK KENDAI 5 KONVERTER DC-DC 5. Pendahuluan Pada aplikasi knverter dc-dc sebagai catu daya mde penyaklaran tentunya diinginkan dapat memberikan tegangan keluaran yang tetap pada keadaan mantap ataupun

Lebih terperinci

BAB 8 RANGKAIAN TIGA FASE

BAB 8 RANGKAIAN TIGA FASE BAB 8 RANGKAAN TGA FASE 8.1 Pendahuluan Dalam rangkaian-rangkaian sebelumnya yang diergunakan sebagai sumber tegangan adalah sumber tegangan satu fase, dimana sumber tegangan (generatr) dihubungkan kebeban

Lebih terperinci

BAB 1 RESONATOR Oleh : M. Ramdhani

BAB 1 RESONATOR Oleh : M. Ramdhani BAB 1 RESONATOR Oleh : M. Ramdhani Ruang Lingkup Materi : Rangkaian resonator paralel (loss less components) Rangkaian resonator dengan L dan C mempunyai rugirugi/ losses Transformator impedansi (tujuan

Lebih terperinci

20 kv TRAFO DISTRIBUSI

20 kv TRAFO DISTRIBUSI GENERATOR SINKRON Sumber listrik AC dari Pusat listrik PEMBANGKIT 150 k INDUSTRI PLTA PLTP PLTG PLTU PLTGU TRAFO GI 11/150 k TRAFO GI 150/20 k 20 k 20 k 220 BISNIS RUMAH TRAFO DISTRIBUSI SOSIAL PUBLIK

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. - Persiapan :

PENDAHULUAN. - Persiapan : RANGKAIAN LISTRIK LABORATORI UM TEKNI K ELEKTRO JURUSAN TEKNI K ELEKTRO FAKULTAS TEKNI K UNI VERSI TAS I SLAM KADI RI KEDI RI PENDAHULUAN A. UMUM Sesuai dengan tujuan pendidikan di UNISKA, yaitu : - Pembinaan

Lebih terperinci

INDUKSI EM DAN HUKUM FARADAY; RANGKAIAN ARUS BOLAK BALIK

INDUKSI EM DAN HUKUM FARADAY; RANGKAIAN ARUS BOLAK BALIK MATA KULIAH KODE MK Dosen : FISIKA DASAR II : EL-1 : Dr. Budi Mulyanti, MSi Pertemuan ke-13 CAKUPAN MATERI 1. INDUKTANSI. ENERGI TERSIMPAN DALAM MEDAN MAGNET 3. RANGKAIAN AC DAN IMPEDANSI 4. RESONANSI

Lebih terperinci

K13 Revisi Antiremed Kelas 12 Fisika

K13 Revisi Antiremed Kelas 12 Fisika K13 Revisi Antiremed Kelas 12 Fisika Listrik Arus Bolak-balik - Soal Doc. Name: RK13AR12FIS0401 Version: 2016-12 halaman 1 01. Suatu sumber tegangan bolak-balik menghasilkan tegangan sesuai dengan fungsi

Lebih terperinci

Fasor adalah bilangan kompleks yang merepresentasikan besaran atau magnitude dan fasa fungsi sinusoidal dari waktu. Sebuah rangkaian yang dapat dijelaskan dengan menggunakan fasor disebut berada dalam

Lebih terperinci

ARUS BOLAK BALIK. I m v. Gambar 1. Diagram Fasor (a) arus, (b) tegangan. ωt X(0 o )

ARUS BOLAK BALIK. I m v. Gambar 1. Diagram Fasor (a) arus, (b) tegangan. ωt X(0 o ) ARUS BOLAK BALIK Dalam kehidupan sehari-hari kita jumpai alat-alat seperti dinamo sepeda dan generator. Kedua alat tersebut merupakan sumber arus dan tegangan listrik bolak-balik. Arus bolak-balik atau

Lebih terperinci

Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral

Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral Sudaryatno Sudirham Studi Mandiri Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral 2 Darpublic BB 7 Gabungan Fungsi Sinus 7.1. Fungsi Sinus Dan Cosinus Banyak peristiwa terjadi secara siklis sinusoidal, seperti

Lebih terperinci

Analisis Rangkaian Listrik Jilid 2

Analisis Rangkaian Listrik Jilid 2 Sudaryatno Sudirham Analisis Rangkaian Listrik Jilid Sudaryatno Sudirham, Analisis Rangkaian Listrik () BAB 7 Tanggapan Frekuensi Rangkaian Orde Ke-Dua 7.. Rangkaian Orde Kedua Dengan Pole Riil Pole dari

Lebih terperinci

09. Pengukuran Besaran Listrik JEMBATAN ARUS BOLAK BALIK

09. Pengukuran Besaran Listrik JEMBATAN ARUS BOLAK BALIK 09. Pengukuran Besaran Listrik JEMBATAN ARUS BOLAK BALIK 9.1 Pendahuluan Jembatan arus bolak balik bentuk dasarnya terdiri dari : - empat lengan jembatan - sumber eksitasi dan - sebuah detektor nol Pada

Lebih terperinci

Kumpulan Soal Fisika Dasar II. Universitas Pertamina ( , 2 jam)

Kumpulan Soal Fisika Dasar II. Universitas Pertamina ( , 2 jam) Kumpulan Soal Fisika Dasar II Universitas Pertamina (16-04-2017, 2 jam) Materi Hukum Biot-Savart Hukum Ampere GGL imbas Rangkaian AC 16-04-2017 Tutorial FiDas II [Agus Suroso] 2 Hukum Biot-Savart Hukum

Lebih terperinci

PENGUKURAN INDUKTANSI SALURAN KOAKSIAL

PENGUKURAN INDUKTANSI SALURAN KOAKSIAL LAPORAN PRAKTIKUM SALURAN TRANSMISI RF PENGUKURAN INDUKTANSI SALURAN KOAKSIAL Disusun Oleh : Angga Setyawan NIM. 1041160015 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO PRODI JARINGAN TELEKOMUNIKASI DIGITAL POLITEKNIK NEGERI

Lebih terperinci

Analisis Sinusoida. Dibuat Oleh : Danny Kurnianto Diedit oleh : Risa Farrid Christianti Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom Purwokerto

Analisis Sinusoida. Dibuat Oleh : Danny Kurnianto Diedit oleh : Risa Farrid Christianti Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom Purwokerto Analisis Sinusoida Dibuat Oleh : Danny Kurnianto Diedit oleh : Risa Farrid Christianti Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom Purwokerto 1. Fungsi Pemaksa Sinusoida 1.1 Karakteristik sinusoida Kita

Lebih terperinci

RANGKAIAN PENYESUAI IMPEDANSI. Oleh: Team Dosen Elkom

RANGKAIAN PENYESUAI IMPEDANSI. Oleh: Team Dosen Elkom RANGKAIAN PENYESUAI IMPEDANSI Oleh: Team Dosen Elkom 1 Fungsi : Digunakan untuk menghasilkan impendansi yang tampak sama dari impedansi beban maupun impedansi sumber agar terjadi transfer daya maksimum.

Lebih terperinci

BAB II SISTEM DAYA LISTRIK TIGA FASA

BAB II SISTEM DAYA LISTRIK TIGA FASA BAB II SISTEM DAYA LISTRIK TIGA FASA Jaringan listrik yang disalurkan oleh PLN ke konsumen, merupakan bagian dari sistem tenaga listrik secara keseluruhan. Secara umum, sistem tenaga listrik terdiri dari

Lebih terperinci

V L V R V C. mth 2011

V L V R V C. mth 2011 Percobaan 6 Resonansi EL2193 Praktikum Rangkaian Elektrik Tujuan Mempelajari perilaku rangkaian RLC Mempelajari resonansi seri, paralel, dan resonansi seri paralel Review Rangkaian Resonansi Rangkaian

Lebih terperinci

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan s

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan s Sudaryatno Sudirham Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan s Sudaryatno Sudirham, Analisis Rangkaian Listrik () BAB 5 Tanggapan Frekuensi Rangkaian Orde Ke-Dua 5.1. Rangkaian Orde Kedua Dengan Pole Riil

Lebih terperinci

DESAIN FILTER ANALOG (TINJAUAN TEKNIS)

DESAIN FILTER ANALOG (TINJAUAN TEKNIS) SEMINA DOSEN DAN MAHASISWA JUUSAN PENDIDIKAN FISIKA MAKALAH DESAIN FILTE ANALOG (TINJAUAN TEKNIS) Disampaikan leh : Drs. SUMANA, M. Si. JUUSAN PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

Penerapan Bilangan Kompleks pada Rangkaian RLC

Penerapan Bilangan Kompleks pada Rangkaian RLC Penerapan Bilangan Kompleks pada Rangkaian RLC Hishshah Ghassani - 354056 Program Studi Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 0 Bandung 403, Indonesia

Lebih terperinci

jawaban : Jadi pada grafik V terhadap t sumbu Vv = o sedangkan pada sumbu t,t = 0 grafik yang benar adalah grafik D. Jawab: D

jawaban : Jadi pada grafik V terhadap t sumbu Vv = o sedangkan pada sumbu t,t = 0 grafik yang benar adalah grafik D. Jawab: D UMPTN 1996 FISIKA 1. Sebuah benda berubag gerak secara beraturan dari kecepatan m/s sampai diam, jarak yang dicapainya adalah 1 meter. Gerak benda itu dapat ditunjukkan oleh grafik kecepatan (v) terhadap

Lebih terperinci

RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK.

RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK. Arus Bolak-balik RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK. Dalam pembahasan yang terdahulu telah diketahui bahwa generator arus bolakbalik sebagai sumber tenaga listrik yang mempunyai GGL : E E sinω t Persamaan di atas

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERHITUNGAN 4.1 PENGARUH TERHADAP SISI PEMBANGKITAN

BAB IV ANALISA PERHITUNGAN 4.1 PENGARUH TERHADAP SISI PEMBANGKITAN BAB IV ANALISA PERHITUNGAN 4.1 PENGARUH TERHADAP SISI PEMBANGKITAN 4.1.1 PENGARUH TEGANGAN DAN FREKUENSI TERHADAP DESAIN GENERATOR Persamaan EMF yang dibangkitkan oleh generator, dengan menggunkan persamaan

Lebih terperinci

Oleh: Sudaryatno Sudirham. BAB 1 Sinyal onsinus Pada Rangkaian Linier

Oleh: Sudaryatno Sudirham. BAB 1 Sinyal onsinus Pada Rangkaian Linier nalisis Harmonisa Oleh: Sudaryatno Sudirham BB Sinyal onsinus Pada Rangkaian Linier Penyediaan energi elektrik pada umumnya dilakukan dengan menggunakan sumber tegangan berbentuk gelombang sinus. rus yang

Lebih terperinci

Elektronika Telekomunikasi Modul 2

Elektronika Telekomunikasi Modul 2 Elektronika Telekomunikasi Modul 2 RANGKAIAN PENYESUAI IMPEDANSI (Impedance Matching Circuit) Prodi D3 Teknik Telekomunikasi Yuyun Siti Rohmah, MT Fungsi : Digunakan untuk menghasilkan impendansi yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Daya 2.1.1 Pengertian Daya Daya adalah energi yang dikeluarkan untuk melakukan usaha. Dalam sistem tenaga listrik, daya merupakan jumlah energi yang digunakan untuk melakukan

Lebih terperinci

Analisis Rangkaian Listrik Jilid 2

Analisis Rangkaian Listrik Jilid 2 Sudaryatno Sudirham Analisis Rangkaian Listrik Jilid Sudaryatno Sudirham, Analisis Rangkaian Listrik () BAB 6 Tanggapan Frekuensi Rangkaian Orde Pertama Sebagaimana kita ketahui, kondisi operasi normal

Lebih terperinci

BAB 8 RANGKAIAN TIGA FASE. Ir. A.Rachman Hasibuan dan Naemah Mubarakah, ST

BAB 8 RANGKAIAN TIGA FASE. Ir. A.Rachman Hasibuan dan Naemah Mubarakah, ST BAB 8 RANGKAAN TGA FASE Oleh : r. A.Rachman Hasibuan dan Naemah Mubarakah, ST 8.1 Pendahuluan v ϕ v ϕ Gambar 8.1. Sistem Satu Fase v ϕ Gambar 8.2 Sistem Satu Fase Tiga Kawat v 0 Gambar 8.3 Sistem Dua Fase

Lebih terperinci

solenoid tersebut ada 950 lilitan yang dialiri arus 6,60 A. a) Hitunglah kerapatan energi magnetik solenoid. B) Cari energi total yang tersimpan

solenoid tersebut ada 950 lilitan yang dialiri arus 6,60 A. a) Hitunglah kerapatan energi magnetik solenoid. B) Cari energi total yang tersimpan slenid tersebut ada 950 lilitan yang dialiri arus 6,60 A. a) Hitunglah kerapatan energi agnetik dala slenid. B) Cari energi ttal yang tersipan dala slenid 8) Sebuah generatr eberikan tegangan 00 ke lilitan

Lebih terperinci

Bab I. Bilangan Kompleks

Bab I. Bilangan Kompleks Bab I Bilangan Kompleks Himpunan bilangan yang terbesar di dalam matematika adalah himpunan bilangan kompleks. Himpunan bilangan real yang kita pakai sehari-hari merupakan himpunan bagian dari himpunan

Lebih terperinci

, ω, L dan C adalah riil, tunjukkanlah

, ω, L dan C adalah riil, tunjukkanlah . Jika z j j PROBLEM SE# Sistem Bilangan Kompleks, tentukanlah bagian riil dan bagian imajiner dari bilangan kompleks z z. Carilah harga dan y yang memenuhi persamaan : y j y, j, ( ) ( ). Carilah bentuk

Lebih terperinci

Saluran Transmisi pada Gelombang Mikro

Saluran Transmisi pada Gelombang Mikro Sauran Transmisi pada Gembang Mikr Daam frekuensi tinggi, suatu sauran transmisi akan menimbukan efek kapasitansi dan induktansi yang terdistribusi di sepanjang sauran. Karena panjang gembang ebih keci

Lebih terperinci

1. Alat Ukur Arus dan Tegangan

1. Alat Ukur Arus dan Tegangan 1. lat Ukur rus dan Tegangan lat ukur tegangan, araus dan hambatan listrik baik untuk DC maupun C dibuat menjadi satu alat ukur saja. lat ukur ini dikenal dengan nama VO-meter singkatan dari mpere, olt

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 12 Fisika

Antiremed Kelas 12 Fisika Antiremed Kelas 12 Fisika Listrik Arus Bolak Balik - Latihan Soal Doc. Name: AR12FIS0699 Version: 2011-12 halaman 1 01. Suatu sumber tegangan bolak-balik menghasilkan tegangan sesuai dengan fungsi: v =140

Lebih terperinci

ELEKTRONIKA TELEKOMUNIKASI

ELEKTRONIKA TELEKOMUNIKASI ELEKTRONIKA TELEKOMUNIKASI RANGKAIAN PENYESUAI IMPEDANSI IMPEDANCE MATCHING CIRCUIT OLEH : HASANAH PUTRI ELEKTRONIKA TELEKOMUNIKASI - RANGKAIAN PENYESUAI IMPEDANSI 1 Fungsi : Digunakan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR. magnet dan berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik.

BAB II TRANSFORMATOR. magnet dan berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik. BAB II TRANSFORMATOR II.1 Umum Transformator atau trafo adalah suatu peralatan listrik yang dapat memindahkan energi listrik atau memindahkan dan mengubah energi listrik bolakbalik dari satu level ke level

Lebih terperinci

TEST KEMAMPUAN DASAR FISIKA DASAR II

TEST KEMAMPUAN DASAR FISIKA DASAR II TEST KEMAMPUAN DASAR FISIKA DASAR II Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan pernyataan BENAR atau SALAH. Jika BENAR jelaskan mengapa BENAR, dan jika SALAH, berilah alasan atau sanggahannya.

Lebih terperinci

[Listrik Dinamis] Lembar Kerja Siswa (LKS) Fisika Kelas X Semester 2 Waktu : 48 x 45 menit UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA NAMA ANGGOTA :

[Listrik Dinamis] Lembar Kerja Siswa (LKS) Fisika Kelas X Semester 2 Waktu : 48 x 45 menit UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA NAMA ANGGOTA : Lembar Kerja Siswa (LKS) Fisika Kelas X Semester 2 Waktu : 48 x 45 menit [Listrik Dinamis] NAMA ANGGOTA : IRENE TASYA ANGELIA (3215149632) SARAH SALSABILA (3215141709) SABILA RAHMA (3215141713) UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Daya Rangkaian AC [2]

Daya Rangkaian AC [2] Daya Rangkaian AC [2] Slide-11 Ir. Agus Arif, MT Semester Gasal 2016/2017 1 / 16 Materi Kuliah 1 Nilai Efektif Tegangan & Arus Efektif Nilai Efektif Gelombang Berkala Nilai RMS Gelombang Sinusoidal Nilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rangkaian RLC merupakan suatu rangkaian elektronika yang terdiri dari Resistor, Kapasitor dan Induktor yang dapat disusun seri ataupun paralel. Rangkaian RLC ini merupakan

Lebih terperinci

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu Sudaryatno Sudirham Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu 2 Sudaryatno Sudirham, Analisis Rangkaian Listrik () A 8 Metoda Analisis Dasar Metoda analisis dikembangkan berdasarkan teorema rangkaian

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR

BAB II TRANSFORMATOR BAB II TRANSFORMATOR 2.1 Umum Transformator merupakan suatu alat listrik statis yang mengubah suatu nilai arus maupun tegangan (energi listrik AC) pada satu rangkaian listrik atau lebih ke rangkaian listrik

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. induk agar keandalan sistem daya terpenuhi untuk pengoperasian alat-alat.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. induk agar keandalan sistem daya terpenuhi untuk pengoperasian alat-alat. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Distribusi daya Beban yang mendapat suplai daya dari PLN dengan tegangan 20 kv, 50 Hz yang diturunkan melalui tranformator dengan kapasitas 250 kva, 50 Hz yang didistribusikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pembebanan pada sistem tenaga listrik tiga fasa. Percobaan pembebanan ini

BAB III METODE PENELITIAN. pembebanan pada sistem tenaga listrik tiga fasa. Percobaan pembebanan ini BAB III MEODE PENELIIAN III.. Peralatan yang Digunakan Dalam mengumpulkan data hasil pengukuran, maka dilakukan percobaan pembebanan pada sistem tenaga listrik tiga fasa. Percobaan pembebanan ini dilakukan

Lebih terperinci

ANALISIS RANGKAIAN RLC ARUS BOLAK-BALIK

ANALISIS RANGKAIAN RLC ARUS BOLAK-BALIK ANALISIS RANGKAIAN RLC ARUS BOLAK-BALIK 1. Tujuan Menera skala induktor variabel, mengamati keadaan resonansi dari rangkaian seri RLC arus bolak-balik, dan menera kapasitan dengan metode jembatan wheatstone.

Lebih terperinci