BAB 8 RANGKAIAN TIGA FASE

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 8 RANGKAIAN TIGA FASE"

Transkripsi

1 BAB 8 RANGKAAN TGA FASE 8.1 Pendahuluan Dalam rangkaian-rangkaian sebelumnya yang diergunakan sebagai sumber tegangan adalah sumber tegangan satu fase, dimana sumber tegangan (generatr) dihubungkan kebeban melalui seasang knduktr. v Gambar 8.1. Sistem Satu Fase dimana meruakan mangnitud dan φ sudut fase dari sumber. Selain dengan sistem satu fase dengan tiga kawat seerti berikut. v v Gambar 8.2 Sistem Satu Fase Tiga Kawat Selain sistem safu fase, masih ada ula yang dikenal dengan sistem dua fase : v0 v 90 Gambar 8.3 Sistem Dua Fase Tiga Kawat 201

2 dalam sistem ini sudut fase kedua sumber berbeda sebesar 90 (lag) satu sama lainnya. Adaun yang dimaksud dengan sumber blak balik (ac) fase banyak (lyhase) adalah sumber blak balik yang bekerja ada amlitud dan frekuensi yang sama akan tetai berbeda hasa (misalnya ada sistem dua fase), sedangkan sumber tiga fase adalah suatu sumber terdiri dari tiga sumber yang ditematkan ada satu rs, dimana frekuensi setia sumber sama akan tetai memiliki beda fase satu sama lainnya sebesar 120. v0 v 120 v120 Gambar 8.4. Sistem Tiga Fase Emat Kawat Ada beberaa hal, yang erlu dierhatikan dari sistem tiga fase ini, diantaranya : 1. Kebanyakan embangkit tenaga listrik dibangkitkan dengan tiga fase ada frekuensi 50 Hz (ω = 314.rad/det) atau 60.Hz (ω = 377 rad/det). Seandainya ada suatu saat yang dierlukan hanya satu dua fase, maka ini daat diambil dari sistem tiga fase tersebut. 2. Adaun daya sesaat (instantaneus wer) knstan/tidak mengandung ulsasi. 3. Untuk daya yang sama, maka sistem tiga fase lebih eknmis dariada sistem satu fase, hal ini disebabkan jumlah knduktr yang dierlukan lebih sedikit ada sistem tiga fase. 4. Daya yang dibangkitkan lebih besar. 202

3 8.2 Sumber tiga fase yang seimbang Generatr/altenatr tiga hasa daat dibayangkan sebagai berikut : Gambar 8.5 Generatr Tiga Fase Generatr ini terdiri dari dua bagian, dimana rtr meruakan bagian magnet yang berutar dan disekeliling rtr ini ditematkan kumaran yang diam disebut statr, dimana kumaran ini dengan terminal a-a ; b-b dan c-c yang ditematkan satu dengan lainnya berbeda 120, dengan demikian akan terjadi tiga buah bentuk gelmbang tegangan sebagai berikut. Gambar 8.6. Tegangan yang dibangkitkan generatr tiga fase berbeda fase 120 satu dengan lainnya Sumber tegangan tiga fase seimbang hubungan Y" Sistem 4 kawat Sumber ini sering juga dikatakan sumber tegangan hubungan bintang yang dilambangkan seerti Gambar 8.7 dibawah ini. 203

4 Gambar 8.7. Sumber tegangan tiga fase dengan hubungan Y emat kawat Pada hubungan ini generatr memiliki dua besaran tegangan, tegangan antara kawat fase dengan kawat netral yang disebut dengan tegangan fase P. an tegangan antara kawat a - n bn tegangan antara kawat b - n cn tegangan antara kawat c - n disebut tegangan fase dan tegangan antara kawat fase dengan kawat fase yang disebut dengan tegangan fasefase/line. L. ab tegangan antara kawat a - b bc tegangan antara kawat b - c ca tegangan antara kawat c - a disebut tegangan fase L Sistem 3 kawat Sumber ini dilambangkan dengan : Gambar Sumber tegangan tiga fase dengan hubungan Y tiga kawat 204

5 Sumber ini hanya memiliki kawat fase dan tidak memiliki kawat netral, sehingga sumber ini hanya memiliki tegangan fase-fase ( L ) Maka dengan demikian daat dikatakan yang dimaksud dengan sumber tegangan tiga fase seimbang adalah : Magnitud ketiga tegangan sama akan tetai berbeda fase satu sama lainnya sebesar 120. Kalau digambarkan diagram fasr-nya : Gambar 8.9. Urutan fase abc dimana secara matematik daat dinyatakan dengan : an 0 bn 120 cn (8.1) Sedangkan P meruakan tegangan fase (efektif/rsm). Adaun susunan tegangan hasr ini dikenal sebagai urutan abc atau urutan sitif, dimana an mendahului bn dengan sudut 120 dan bn mendahului cn dengan sudut 120, urutan terjadi bilamana generatr ada Gambar 8.5 arah utaranya berlawanan arah dengan utaran jarum jam. Kemungkinan lain dari susunan tegangan fasr ini adalah : Gambar Urutan fase acb 205

6 disini terlihat : an 0 cn 120 bn (8.2) dimana an mendalui cn dengan sudut 120 dan cn mendahului bn dengan sudut 120, urutan ini disebut sebagai urutan abc atau urutan negatif, hal ini terjadi bilamana generatr ada Gambar 8.5 berutar searah utaran jarum jam. Pada sistem sumber tiga fase yang seimbang ini berlaku : an + bn + cn = 0 (8.3) an = bn = cn (8.4) untuk lebih jelasnya ambil Persamaan (8.1) : an + bn + cn = an + bn + cn = (1 0,5 + j0,866 0,5 j0,866) = 0 Dan demikian ula dengan Persamaan (8.2) : an + bn + cn = an + bn + cn = (1 0,5 + j0,866 0,5 j0,866) = 0 Adaun yang dimaksud dengan urutan fase adalah urutan dari harga maksimum yang dicaai leh setia gelmbang tegangan tersebut, misalnya dikatakan urutan abc ini berarti bahwa harga maksimum gelmbang a lebih dahulu tercaai baru diikuti leh harga maksimum gelmbang b dan gelmbang c dan demikian ula halnya dengan urutan abc. Sistem urutan ini enting dalam endistribusian tegangan tiga hasa, karena urutan ini menentukan arah utaran dari mtr-mtr listrik tiga hasa, karena urutan ini menentukan arah utaran dari mtr-mtr listrik tiga hasa yang dihubungkan ke sumber tegangan tersebut. 206

7 8.2.2 Sumber tegangan tiga fase seimbang hubungan delta Sumber ini sering juga disebut dengan sumber hubungan bintang yang dilambangkan seerti Gambar 8.11 dibawah ini. Gambar Sumber tiga fase hubungan delta ( ) Pada hubungan delta ini yang ada hanyalah tegangan line, yaitu ab ; bc dan ca, dimana tegangan ini juga berbeda hasa satu sama lainnya dengan sudut Beban Tiga fase Sebagaimana generatr, maka beban tiga fase juga memiliki hubungan Y dan. Seerti ada Gambar 8.12 dibawah ini : 207

8 (a) Gambar 8.12 Hubungan beban tiga fase. a. Hubungan Y b. Hubungan (b) Hubungan beban Y bisa memergunakan kawat netral atau tidak, hal ini tergantung keada sistem tiga kawat atau emat kawat, akan tetai beban hubungan tidak mungkin memiliki kawat netral sehingga beban ini hanya daat diakai ada sistem tiga kawat. Adaun beban-beban tiga fase ini daat dibagi menjadi : 1. Beban tiga fase seimbang, adalah beban yang ada setia fase memiliki imendasi yang sama magnitud dan fase-nya. 2. Beban tiga fase tak seimbang adalah beban yang imedansi ada suatu fase-nya tidak sama yang lainnya, atau ketiga imedansi fase tidak sama besar dalam magnitud dan fase-nya. Maka daat disimulkan : Untuk beban yang seimbang hubungan Y : dengan Z Y adalah beban er-fase Untuk beban yang seimbang hubungan Δ : dengan ZΔ adalah beban er-fase. Z 1 = Z 2 = Z 3 = Z Y (8.5) Z 1 = Z 2 = Z 3 = Z Δ (8.6) Untuk beban seimbang dalam hubungan Y daat ditransfrmasikan kedalam hubungan Δ atau sebaliknya dengan menggunakan rumus sebagai berikut : Z Z Y 3Z Y 1 Z 3 (8.7) Pada umumnya beban-beban seimbang hubungan Δ lebih banyak diergunakan dari ada beban-beban seimbang hubungan Y hal ini disebabkan karena lebih mudah untuk menggantikan beban er-fasenya ada hubungan Δ bila dibandingkan dengan beban hubungan Y yang memiliki kawat netral, akan tetai bilamana beban seimbang hubungan Δ diasang ada sumber tiga fase yang tak seimbang akan menimbulkan arus sirkulasi l beban Δ tersebut. 208

9 8.4 Hubungan Sumber dan Beban Karena sumber atauun beban tiga fase memiliki hubungan Y atau Δ, maka ada 4 (emat kemungkinan hubungan antara sumber dan beban, yaitu : 1. Hubungan Y-Y (sumber dengan hubungan Y dan beban dengan hubungan Y) 2. Hubungan Y-Δ (sumber dengan hubungan Y dan beban dengan hubungan Δ) 3. Hubungan Δ-Y (sumber dengan hubungan Δ dan beban dengan hubungan Y) 4. Hubungan Δ-Δ (sumber dengan hubungan Δ dan beban dengan hubungan Δ) Hubungan Y-Y Seimbang Pada hubungan ini sumber tegangan dengan hubungan Y seimbang dengan beban dengan hubungan Y yang juga seimbang, seerti ada Gambar 8.13 dibawah ini. Gambar 8.13 Sistem Y-Y seimbang yang memerlihatkan imendansi sumber, beban dan kawat enghubung sumber dan beban Zs adalah imendansi kumaran fase dalam generatr (sumber tegangan) an; bn; cn adalah tegangan-tegangan fase dari sumber tegangan Z aa ; Z nn ; Z cc atau Z K adalah imendansi enghubung sumber tegangan dengan beban Z L adalah imendansi setia fase beban 209

10 Karena ada umumnya imendansi kumaran fase dalam generatr dan imedansi kawat enghubung sangat kecil bila dibandingkan dengan imedansi beban, maka daat dibuat : Z Y = Z S + Z K + Z L (8.8) maka dengan demikian Gambar 8.13 daat disederhanakan menjadi seerti Gambar 8.14 dibawah ini : Gambar 8.14 Rangkaian Hubungan Y-Y seimbang Bilamana sumber tegangan diasumsikan dengan urutan abc, maka tegangan setia fase dinyatakan dengan : an = 0 bn = -120 cn = 120 Tegangan line ab ; bc dan ca atau disebut dengan L daat dinyatakan dalam tegangan fase dengan cara sebagai berikut : ab = an + nb = an bn = ab = (1 + 0,5 + j0, 866) = (1,5 + j0,866) = (1, ) ab = 3 30 (8.9) Dengan cara yang sama maka dierleh : bc = bn cn = ca = cn an = 3-90 (8.10) (8.11) 210

11 maka daat dikatakan bahwa magnitud tegangan line L adalah tegangan fase, sehingga daat dinyatakan : 3 kali magnitud L 3 (8.12) dimana : Dan : = an = bn = cn (8.13) L = ab = bc = ca (8.14) Tegangan-tegangan line L mendahului tegangan-tegangan fase dengan sudut 30, yang daat di-ilustrasikan seerti Gambar 8.15 dibawah ini : cn nb ab = an + nb 30 an bn Gambar 8.15 Diagram fasr memerlihatkan hubungan tegangan line ab dengan tegangan fase an dan nb Selanjutnya hubungan tegangan-tegangan line dengan tegangan fase dierlihatkan seerti Gambar 8.16 dibawah ini : Gambar 8.16 Diagram fasr yang memerlihatkan hubungan tegangan line dengan tegangan fase 211

12 Untuk mencari arus-arus line a, b dan c, maka erhatikan kembali Gambar 8.14 dalam urutan abc dan dari rangkaian ini daat ditentukan : an a ZY (8.15) bn an 120 an b 120 a 120 Z Z Z Y Y Y (8.16) cn an 240 an c 240 a 240 Z Z Z Y Y Y (8.17) Sehingga dari Gambar 8.14 untuk arus-arus line daat disimulkan bahwa arus kawat netral adalah : n = - (a + b + c) (8.18) n = - (a + a a - 240) = - a( ) n a sehingga dengan demikian : 1 ( 0,5 j0,866) ( 0,5 j0,866) 0 n = - ( a + b + c ) = 0 (8.19) Arus line adalah arus yang mengalir ada setia kawat fase dari sumber tegangan menuju kebeban, dimana dalam hubungan Y-Y ini arus line sama dengan arus fase. Adaun cara lain dalam hubungan arus-arus line yaitu dengan mengambil bagian er fasenya seerti ada Gambar 8.17 dibawah ini. Gambar 8.17 Rangkaian er-fase untuk mencari arus line ada sistem Y-Y seimbang a. Rangkaian tiga fase b. Rangkaian er fase 212

13 Pada rangkaian diatas dimana untuk mencari arus line (misalkan a ), maka yang dianalisa cuku hanya rangkaian satu fase-nya, maka dari Gambar 8.17 arus a daat dicari dengan : an a ZY dengan dierleh-nya a maka arus-arus untuk fase yang lainnya daat dicari dengan menggunakan urutan fase selama sistem seimbang. Cnth : Hitunglah arus line ada sistem dibawah ini. an 1100 vlt cn vlt bn vlt Jawab : Sistem diatas adalah sistem hubungan Y-Y seimbang tiga kawat (tana kawat netral) dan untuk menghitung arus-arus line (a; b ; dan c) daat dihitung dengan mengambil rangkaian ekivalen satu fase (lihat Gambar 8.17 a) misalnya fase a; Dalam rangkaian ini daat dihitung : Z Y = Z aa + Z YA = (5 j2) + (10 + j8) = (15 + j6) = 16,155 21,80 sehingga arus line a : a an Z Y ,81 21,8 A 16,155 21,80 dari tegangan-tegangan fase terlihat bahwa urutan sistem ini adalah urutan abc, sehingga arus line b : b = a -120 = (6,81-21,80 )(1-120 ) = 6,81-141,80 213

14 atau daat juga dicari dengan : b Z bn Y ,81 141,80 A 16,155 21,80 Selanjutnya arus line c : c = a -240 = (6,81-21,80 )(1-240 ) = 6,81-261,80 = 6,81 98,20.A Atau daat juga dicari dengan : cn c Z Hubungan Y - Seimbang Y ,81 261,80 6,8198,20 A 16,155 21,80 Disini sumber dalam hubungan Y seimbang sedangkan beban dalam hubungan yang juga seimbang. Dalam sistem ini kawat netral dari sumber kekebalan tidak ada seerti Gambar 8.18 dibawah ini. Z Z Z Gambar 8.18 Y - seimbang Bila diasumsikan urutan sistem abc maka tegangan-tegangan fase adalah : an = 0 bn = cn = 120 Bila dilihat dari Persamaan (8.9); (8.10) dan (8.11) : ab bc ca 330 AB 3 90 BC CA (8.20) 214

15 Terlihat dari Gambar 8.18 bahwa tegangan line adalah sama dengan tegangan ada setia imedaansi beban, sehingga dengan demikian daat dituliskan : AB AB Z BC BC Z CA CA Z (8.21) Selain dengan cara-cara diatas arus-arus fase daat juga dihitung dengan menggunakan hukum tegangan Kirchhff ada l aabbna yang menghasilkan : an Z AB bn an bn AB Z bn Z 0 AB Z maka terlihat Persamaan (8.22) ini sama dengan Persamaan (8.21) (8.22) Arus-arus line ini juga daat dihitung dari hasil arus-arus fase dengan menggunakan arus Kirchhff ada titik-titik simul A, B dan C dengan cara sebagai berikut : Pada titik A : a = AB + CA (8.23) Pada titik B : b = BC + AB (8.24) Pada titik C : c = CA BC (8.25) Oleh karena : CA = AB = -240 maka : atau a = Ab - AB -240 = AB ( a = AB (1 + 0,5 j0,866) = AB (1,5 j0.866)= AB (1, ) a = AB 3-30 (8.26) Dari Persamaan (8.26) ini daat dikatakan bahwa magnitud arus line L sama dengan 3 kali magnitud arus fase, sehingga : 3 L (8.27) 215

16 Dimana dalam hal ini : L = a = b = c (8.28) dan : = AB = BC = CA (8.29) Dengan arus-arus line tertinggal dari arus fase yang diagram fasr-nya seerti ada Gambar 8.19 dibawah ini dengan asumsi urutan abc. Gambar 8.19 Diagram fasr arus-arus line dan arus-arus fase ada hubungan Y- seimbang Sebagaimana telah diketahui bahwa transfrmasi hubungan Y- atau sebaliknya daat dilakukan dengan : Z Y Z 3 Sehingga setelah dilakukan transfrmasi terhada beban yaitu dari hubungan ke hubungan Y, maka erhitungan dari arus-arus line untuk sistem Y - ini daat juga dilakukan dengan mengambil bagian salah satu dari rangkaian fase-nya (misalnya fase a) seerti ada Gambar 8.20 dibawah ini. Gambar 8.20 Rangkaian ekivalen satu fase ada hubungan Y - seimbang 216

17 Cnth : Sebuah sumber tegangan hubungan Y urutan abc yang seimbang dengan an = v dihubungkan ke beban Δ seimbang dengan imedansi er fase adalah : Z Δ = (8 +j4)ω. Hitunglah arus-arus fase dan line. Jawab : Adaun imedansi beban : Z Δ = 8 + j4 = 8,944 26,57 Ω Bilamana tegangan fase : an = vlt, maka tegangan-tegangan line : ab ( an ) AB atau AB = 173,2 40 vlt maka : Arus-arus fase : AB AB Z 173,240 19,3613,43 8,94426,57 BC = AB -120 = (19,3613,43 )(1-120 ) = 19,36-106,57 A CA = AB 120 = (19,3613,43 )(1120 ) = 19,36133,43 A A Arus-arus line : a = AB 3-30 = 3 (19,3613,43 )(1-30) = 3 (19,36)(13,43-30 ) a = 33,53-16,57 A b = a -120 = (33,53-16,57 )(1-120 ) = (33,53(-16, ) b =33,53-136,57 c = a = (33,53-16,57 )(1120 ) = 33,53 (-16, ) c = 33,53 103,43 A 217

18 Cara lain untuk menyelesaikan sal diatas adalah dengan menggunakan rangkaian ekivalen atau fase sebagai berikut : a an Z / 3 (8,94426,57 ) / ,98126,57 33,54 16,57 Untuk mencari b dan c sama dengan seerti diatas, sedangkan untuk mencari arus-arus fase daat dilakukan berdasarkan Persamaan (8.27). AB a ,54 16, Untuk mencari BC dan CA daat dilakukan seerti diatas. 19,3613,43 A A Hubungan - Seimbang Untuk hubungan ini sumber dan beban sama-sama dalam hubungan yang seimbang seerti Gambar 8.21 dibawah ini. Gambar 21. Hubungan - seimbang Bila diasumsikan rangkaian diatas dalam urutan abc, maka : ab bc ca (8.30) dalam hubungan ini bila diasumsikan imedansi kawat enghubung sumber dan beban adalah nl, maka tegangan line sama dengan tegangan fase, maka : ab bc ca AB BC AB (8.31) 218

19 sehingga arus-arus fase adalah : AB BC CA AB ab Z Z BC bc Z Z CA ca Z Z (8.32) Untuk mencari arus-arus line, maka diergunakan hukum arus Kirchhff ada titik-titik A; B dan C sehingga didaat : a b c AB BC CA CA AB BC (8.33) dimana arus-arus line tertinggal dari arus-arus fase dengan sudut 30, sedangkan magnitud arus line L adalah 3 kali magnitud arus fase P atau dituliskan dengan : L = 3 (8.34) Cnth : Sebuah beban tiga fase seimbang dengan hubungan dimana er-fase adalah (20-j15), beban ini dihubungkan kesebuah generatr urutan abc dengan ab = 3300 v, maka aabila imendansi kawat enghubung antara generatr dan beban diabaikan carilah arus-arus fase dan line. Jawab : mendansi beban er fase adalah : Z = (20 j15) = 25-36,87 Karena generatr dengan urutan abc maka : AB = 0 ; BC = -120 dan CA = 120. dan AB = an sehingga arus-arus fase : 219

20 AB BC AB Z BC Z , ,87 13,236,87 13,2 83,13 atau daat juga dengan : BC = AB -120 = (13,2 36,87 )(1-120 ) = 13,2-83,13 A CA CA Z ,87 13,236,87 atau daat juga dengan : CA = AB 20 = (13,2 36,87 )(1 120 ) = 13,2156,87 A A.A.A Untuk arus-arus line : a = AB CA = (13,2 36,87 ) (13,2156,87 ) maka : a = (10,559 + j7,92) (-12,138 + j5,185) = 22,697 + j2,735 = 22,86 6,87 A atau daat juga dicari dengan : a = 3 AB 30 = 3 (13,2 36,87 )(1 30 ) = 22,86 (36,87-30 ) A maka : a = 22,86 6,87 A Selanjutnya : b = BC AB = (13,2-83,13 ) (13,236,87 ) maka : b = (1,578 j13,105) (10,559 + j7,92) = -8,981 j21,025 = 22,86-113,13 A atau daat juga dicari dengan : b = a = (22,86 6,87 ) (1-120 ) = 22,86-113,13 A Selanjutnya : c = CA CB = (13,2156,87 ) (13,2-83,13 ) maka : c = (-12,138 +j5,185) (1,578 j13,105) = (-13,716 + j18,29) = 22,86126,87 A atau daat juga dicari dengan : c = a 120 = (22,86 6,87 )(1 120 ) = 22,86 126,87 A 220

21 8.4.4 Hubungan - Y Seimbang Dalam hubungan ini beban Y seimbang dihubungkan dengan sumber tegangan yang seimbang seerti Gambar dibawah ini. Gambar 8.22 Hubungan - Y seimbang Bila sumber tegangan diasumsikan dengan urutan abc, maka tegangan fase ada sumber adalah : ab 0 bc 120 ca 120 (8.35) dengan tegangan line sama sebagaimana tegangan fase. Untuk mencari arus-arus line ( a ; b dan c ) diergunakan hukum tegangan Kirchhff ada l aanbba, sehingga ersamaan tegangan ada l tersebut adalah : - ab + Z Y a = Z Y b = 0 Z Y ( a b ) = ab = 0 dengan demikian dierleh : a b 0 Z Y (8.36) tetai karena b tertinggal dari a dengan sudut 120 (diasumsikan urutan abc), maka daat dituliskan bahwa : b = a -120 sehingga dengan demikian : a b = a ( ) 221

22 a - b 1 3 a (1 j ) a (8.37) Kemudian Persamaan (8.37) didistribusikan kedalam Persamaan (8.36), sehingga dierleh : a Z Y a 0 3Z Y 30 3Z Y a 3 30 Z Y (8.38) dengan cara seerti diatas maka akan dierleh (untuk urutan abc) : b = a -120 (8.39) dan : c = a 120 (8.40) Adaun cara lain untuk mendaatkan arus-arus line ada hubungan ini adalah dengan menggantikan sumber dalam hubungan Δ dengan rangkaian ekivalen hubungan Y seerti ada Gambar 23 dibawah ini. Gambar 8.23 Sumber tegangan dalam hubungan Δ ditransfrmasi menjadi hubungan Y 222

23 Adaun tegangan line ada hubungan Y mendahului tegangan fase dengan sudut 30 leh karena itu untuk mendaatkan fase ada hubungan ekivalen Y tegangan ada hubungan Δ harus dibagi dengan tegangan fase ada hubungan ekivalen Y menjadi : Kalau imedansi 3 dan geser fase-nya dengan sudut 30. Maka an 30 3 bn cn 90 3 (8.41) sumber dalam hubungan Δ adalah Z S, maka bila ditransfrmasikan menjadi hubungan ekivalen Y haruslah imedansi sumber ada hubungan ekivalen Y ini menjadi : Z Y = Z Δ/3. Setelah sumber dalam hubungan Δ ini ditrensfrmasikan menjadi hubungan Y, maka sistem hubungan menjadi Y Y, leh karena itu daat dibuat rangkaian ekivalen satu fase (misalkan fase a) seerti ada Gambar 8.24 dibawah dibawah ini. an 30 3 Gambar 8.24 Rangkaian satu fase untuk sumber ekivalen Y Sehingga dengan demikian arus line (line a) adalah : a 3 30 Z Y (8.42) Selain mentransfrmasikan sumber dari hubungan dari Δ menjadi Y sehingga didaat hubungan Y Y, maka daat juga dilakukan mentransfrmasikan beban dari hubungan Y menjadi Δ sehingga didaat hubungan Δ Δ, maka dalam hal ini : 223

24 AN BN CN Z a AN AN Y (8.43) Sebagai lengkanya dalam keemat hubungan di atas, maka hubungan arus-arus dengan tegangan-tegangan line dan fase daat dilihat seerti Tabel 8.1, berikut ini. Tabel 8.1 Ringkasan dari Tegangan/Arus Line ada Sistem Tiga Fase (Urutan abc) Hubungan Tegangan / Arus Fase Tegangan / Arus Line an = 0 ab = 3 30 Y - Y bn = -120 cn = 120 Sama dengan arus line bc = ab -120 ca = ab 120 a = an / Z Y b = a -120 c = a 120 an = 0 ab = AB = 3 30 bn = -120 bc = BC = ab -120 cn = 120 ca = CA = ab 120 Y - Δ AB = AB /Z Δ a = AB 3-30 BC = BC /Z Δ b = a -120 CA = CA /Z Δ c = a 120 Δ - Δ ab = 0 Sama dengan tegangan fase 224

25 bc = -120 ca = 120 Δ - Y AB = ab /Z Δ BC = bc /Z Δ CA = ca /Z Δ ab = 0 bc = -120 ca = 120 Sama dengan arus line a = AB 3-30 b = a -120 c = a 120 Sama dengan tegangan fase a 30 3Z Y b = a -120 c = a 120 Cnth : Sebuah beban seimbang Y dengan inedansi er-fase (40 + j25)ω dihubungkan ke sumber tegangan seimbang (urutan abc) dengan tegangan line 210 v. Dengan mengabaikan imedansi kawat enghubung, carilah arus-arus fase (ambil referensi ab ) Jawab : medansi beban er-fase : dan tegangan sumber : Z Y = 40 + j25 = 47,1732 ab = v Aabila sumber ditransfrmasikan menjadi Y maka : maka arus-arus line : a Z an Y an ab , ,1 30 2,57 62 A 47,1732 b = a -120 = (2,57-62 )(1-120 ) = 2, A c = a -120 = (2,57-62 )(1120 ) = 2,5758 A v 225

26 8.5 Daya Pada Sistem Tiga Fasa Seimbang Adaun daya sesaat yang disera leh suatu beban misalkan beban dengan hubungan Y dimana tegangan fasa ada beban ini dinyatakan dengan : v v v AN BN CN 2 cs t 2 cs( t cs( t 120 ) ) (8.44) adaun faktr 2 dierlukan karena adalah meruakan harga rms dari tegangan fasa. Kalau imendansi beban dinyatakan dengan Z Y = Zθ, sedangkan arus-arus fasa tertinggal dari tegangan-tegangan fasa dengan sudut θ maka : a b c cs( t ) cs( t 120 ) cs( t 120 ) (8.45) dimana meruakan arus fasa (rms) Maka ttal daya sesaat ada beban tersebut adalah jumlah daya sesaat dari setia fasa atau dituliskan dengan : = a + b + c = v ia AN + v ib ic BN + v CN [ [ 2 2 cst][ 2 cs( t 120)][ cst ] [ 2 2 cs( t 120 cs( t 120 )] )][ 2 = 2 [cs ωt cs(ωt θ)+ cs (ωt 120 ) cs (ωt θ +120 ) + cs (ωt +120 ) cs (ωt θ +120 )] cs( t 120 )] dalam trignmetri : cs A cs B 1 [cs[cs( A 2 B) cs(a B)], sehingga : 226

27 atau [ {cs( t t ) cs( t t )} 2 1 {cs( t 120 t 120) cs( t 120 t 120)} 2 1 {cs( t 120 t 120) cs( t 120 t 120)} ] [ {cs(2t ) cs } {cs(2t 240) cs } {cs(2t 240) cs } ] 2 1 { 2 3cs cs(2t ) cs (2t 240) cs(2t 240) } Bila dimisalkan : α = (2ωt θ), maka : mengingat : dan : maka : 2 1 { 3cs 2 cs cs ( 240) cs( 240) } cs (A B) = cs A cs B + sin A sin B cs (A + B) = cs A csb sina sin B { 3cs cs cs.cs 240 sin.sin 240 cs.cs 240 sin.sin 240 { 3cs cs 2 cs.cs 240} 3 cs maka terlihat bahwa harga sesaat dari daya ada sistem fasa tidak berubah terhada waktu seerti daya sesaat er fasa-nya dan ini juga berlaku untuk beban dengan hubungan. Oleh karena ttal daya sesaat ada sistem tiga fasa bukan meruakan fungsi waktu, maka daya rata-rata er fasa P P untuk beban Y atauun adalah /3, P cs (8.46) sehingga : Daya reaktif : Q sin (8.47) 227

28 Daya semu : S (8.48) Sedangkan daya kmlek er-fasa : S = P +jq = * (8.49) Dimana dan adalah tegangan dan arus er-fasa dengan magnitud dan. Daya ttal rata-rata ada sistem tiga fasa adalah jumlah daya rata-rata er-fasa, sehingga dengan demikian daat dituliskan. P = P a + P b + P c = 3P = 3 csθ (8.50) Pada beban hubungan Y arus line ( L ) sama dengan arus fasa ( P ) akan tetai tegangan Line L 3 L L, sehingga Persamaan (8.50) menjadi : demikian ula halnya dengan : 1 P 3 3 P 3 L L cs 3 L L cs (8.51) Q 3 L L sin (8.52) S 3 L L (8.53) Pada beban hubungan tegangan line ( L ) sama dengan tegangan fasa ( ) akan L 1 L 3 atau 3 L tetai ada beban ini 3 3, sehingga ersamaan (8.50) menjadi : L 1 P 3L 3 L cs 3 3 P 3 L L cs maka dengan demikian untuk rumus daya ada beban Y dan seimbang adalah sama. Adaun ttal daya kmlek ada sistem tiga fasa seimbang adalah : S 3S 3 * * 3.Z Z (8.54) 228

29 dalam hal ini Z = Z meruakan imedansi beban er-fasa (Y atauun ) yang seimbang dan secara umum Persamaan (8.54) daat dituliskan dengan bentuk : S P jq 3 L L cs (8.55) Perlu diingat bahwa ; ; L dan L berua harga rms dan θ adalah sudut imedansi dari beban atau sudut antara tegangan fasa dengan arus fasa. Cnth : Pada rangkaian dibawah ini carilah ttal daya aktif, reaktif dan daya kmlek ada sumber; ada beban dan juga ada saluran (ambil urutan abc) an 1100 vlt cn vlt bn vlt Jawab : Diambil satu fasa (misalnya fasa a) maka : dan : an = v = P a Z an Y ,155 21,80 6,81 21,8 A Sehingga daya kmlek dari sumber : S S = -3* = (3 (1100 )(6,8121,8 = ,8 S S = ,8 = -(2087,3 + j834,5)a (*) Sehingga : Daya aktif/nyata dan daya reaktif dari sumber : Ps = , 3 watt Qs = - 834,5.AR 229

30 Catatan : tanda negatif ada Ss hanyalah menandakan sumber sebagai emberi daya. medansi beban er-fasa Z = (10 +j8) = 12,838,66 Dimana arus beban er-fasa : a = 6,81-21,8 A = Sehingga daya kmlek ada beban : S lad = 3 2 Z S beban = 3 6,81 2 (12,8136,66 ) = 1782,2338,66 A S beban = (1391,68 + j1113,35)a (**) maka : Daya aktif/nyata yang disera leh beban : P beban = 1391,68 watt Daya reaktif yang disera leh beban : Q beban = 1113,35.A Adaun imedansi kawat yang menghubungkan sumber dengan beban Z L = (5 j2) = 5,38-21,8 Sehingga daya kmlek yang disera leh kawat enghubung tersebut : S K = 3 2 Z L = 3(6,81) 2 (5,385 21,8 ) = 749,221,8 A S K = (695,62 j278,22)a maka : Daya aktif/nyata yang disera leh kawat enghubung : P k = 695,62 watt Daya reaktif yang disera kawat : Q k = - 278,22 AR Selain dengan cara diatas, maka S k daat juga dicari dengan (*) dengan (**) Cnth : 230

31 dibawah ini : Sebuah sumber tiga fasa mensulai dua buah beban seimbang seerti gambar Dengan mengasumsikan sumber dengan urutan a bc, maka carilah : a. Daya kmlek, daya nyata dan daya reaktif yang disera leh kedua beban b. Arus arus line a ; b dan c c. Besarnya daya reaktif dari tiga buah kaasitr terhubung, yang diasang aralel dengan beban agar wer faktr sistem gabungan kedua beban dierbaiki menjadi 0,9 (lag) dan kaasitansi masing-masing kaasitr. Jawab : a. Beban 1 : Daya nyata : P 1 = 30 kw ; cs 1 = 0,6 (lag) maka : 1 = cs -1 0,6 = 53,13 dan sin 1 = 0,8 Maka : Daya semu : Daya reaktif : Daya kmlek : S P1 cs 30 0, KA Q 1 = S 1 cs 1 = 50(0,8) = 40 KAR S 1 = P 1 + jq 1 = ( 30 +j40 ) KA Beban 2 : Daya reaktif : Q 2 = 45KAR; cs 2 = 0,8 (lag) maka : 2 = cs -1 0,8 = 36,87 dan sin 2 = 0,6 Maka Daya semu : Daya nyata : S Q2 Sin 45 0,6 2 2 Q2 P cs 45 0, KA 60kW 231

32 Daya kmlek : S 2 = P 2 + jq 2 = ( 60 +j45 ) KA Sehingga Ttal daya kmlek kedua beban : S = S 1 + S 2 = (30 + j40) + (60 + j45) = (90 + j85)ka = 123,79 43,36 KA dengan : f ttal = cs (43,36 ) = 0,727 (lag) Ttal daya nyata kedua beban : P = 90 KW Ttal daya reaktif kedua beban : Q = 85KAR b. Karena : S 3 L L L S 3 L Untuk beban 1 : L1 S 1 3 L ,12028A 120,28mA Karena faktr daya tertinggal (lag), arus line tertinggal dari tegangan line sebesar sudut 1 = cs -1 0,6 = 53,13, maka : a1 = 120,28-531,13 ma = (72,168 j96,223)ma Untuk beban 2 : L2 S 1 3 L ,1804A 180,42 ma Karena faktr daya tertinggal (lag), maka arus line tertinggal dari tegangan line sebesar sudut 2 = cs 0,8 = 36,87, maka : a2 = 180,42-36,87 ma = (144,336 j108,252)ma Maka ttal arus line : a = a1 + a2 = (72,168 j96,233) + (144,336 j108,252) = (216,504 j204,475)ma a = 297,8-43,36 ma sehingga : b = a -120 = (297,8-43,36 )(1-120 ) = 297,8-163,36 ma dan : 232

33 c = a -120 = (297,8-43,36 )(1 120 ) = 297,876,64 ma c. Adaun emasangan kaasitr yang dimaksud untuk erbaikan faktr daya adalah sebagai berikut : Untuk memerbaiki faktr daya dari 0,72 (lag) menjadi 0,9 (lag) daat diergunakan rumus : Qc = P(tan 0,727 tan 0,9 ) dimana : Qc = daya reaktif kaasitr yang dierlukan P = ttal daya nyata = 90KW 0,727 = sudut faktr daya ada saat faktr daya 0,727 = cs 0,727 = 43,36 0,9 = sudut faktr daya ada saat faktr daya 0,9 = cs 1 0,9 = 25,84 maka : Qc = 90(tan 43,36 - tan 25,84 ) = 90(0,944 0,484) = 41,4 KAR Qc adalah meruakan daya reakti dari ketiga kaasitr yang terhubung secara, maka daya reaktif er kaasitr adalah : Q' c Qc 3 41,4KAR 3 sehingga kaasitansi sebuah kaasitr yang dierlukan : Q' c C 2 13,8 KAR Karena kaasitr terhubung secara, maka adalah meruakan tegangan line 240K, sehingga : C 2.50.(240000) 2 7, F 762,5.F 233

34 8.6 Sistem Tiga Fasa Tak Seimbang Ada dua kemungkinan dalam sistem tiga fasa tak seimbang ini : 1. Tegangan sumber tak seimbang yaitu tidak sama besar magnitud atau beda sudut fasa tidak sama. 2. mendansi beban tidak sama maka disini yang dibahas untuk sistem tiga fasa tidak seimbang adalah imendansi yang tak seimbang seerti ada Gambar 8.25 dibawah ini : Gambar 8.25 Sistem tiga dengan beban Y tak seimbang Karena beban tidak seimbang maka Z A ; Z B dan Z C tidak sama, sehingga untuk mencari arus-arus line diergunakan hukum Ohm sebagai berikut : a b c Z Z BN B Z AN A CN C (8.56) Pada beban tak seimbang ini akan muncul arus netral, tidak seerti ada beban seimbang dimana arus netral-nya adalah nl, dimana arus netral ini daat dicari dengan menggunakan hukum arus Kirchhff ada titik simul N sehingga : n = -( a + b + c ) (8.57) 234

35 Pada sistem tiga kawat (tana kawat netral), arus-arus line a ; b dan c daat dicari dengan menggunakan metde arus Mesh dan akibatnya ( a + b + c ) = 0 seerti ada hubungan ( - Y); (Yang - ) atau ( - ). Cnth : Rangkaian tiga fasa seerti dibawah ini dimana : AN = v; BN = v dan CN = Hitung arus-arus line dan arus netral (sumber urutan abc) Jawab : Arus-arus line : a Z AN A ,670 (6,67 j0)a b c Z Z BN B CN B (10 j5) (6 j8) ,18 26, ,13 8,9493, ,87 ( 0,54 j8,92)a (3,93 j9,2)a Arus netral : n = - ( a + b + c ) = -(6,67 + j0 0,54 + j8,92 + 3,93 j9,2) = - (10,06 j0,28) n = - 10,06 + j0,28 = 10,06178,4 A 8.7 Sal Latihan 235

36 1. Tentukanlah urutan fasa dari suatu rangkaian tiga fasa dari sutau rangkaian tiga fasa seimbang bilamana bn = dan cn = 20810, serta beraa besar an. 2. Dari rangkaian seerti di bawah ini : 4400 (6 j8) (6 j8) (6 j8) Hitunglah : arus-arus line ( a ; b dan c ). 3. Rangkakaian tiga fasa sebagai berikut bilamana bb = 3060 A dan BC = 2200 dari rangkaian di atas hitunglah : an ; AB ; AC dan Z. 4. Pada rangkaian di bawah ini hitunglah a ; b dan c aabila Z L = (18 + j15) Ω 1000 (2 j10 ) (2 j10 ) (2 j10 ) 236

37 5. Pada rangkaian di bawah ini dengan sumber tegangan seimbang tegangan line 220 dengan Z line = (1+j1) Ω sedangkan Z Δ = (24-j30) Ω dan Z Y = (12+j5) Ω. Carilah besar magnitud dari arus-arus line. Z Z Z 6. Pada rangkaian di bawaj ini hitunglah arus-arus faasa dan line Dari rangkaian di bawah ini hitunglah arus AC dan b bilamana Z L = (10+j8) Ω Kalau ada rangkaian di bawah ini ab = ; bc = dan ca = , maka carilah arus-arus line. 237

38 9. Suatu rangkaian tiga fasa seimbang hubungan Δ-Y dengan sumber urutan sitif bilamana ab = dan Z Y = (10+j15) Ω, hitunglah arus-arus line ada rangkian tersebut. 10. Sebuah beban Y seimbang menyera daya ttal 5 kw ada faktr daya 0,6 (lead) bila dihubungkan ke sumber tegangan dengan tegangan line 240. Hitunglah daya kmleks erfasa dan ttal daya kmleks dari beban tersebut. 11. Sebuah beban Δ dihubungkan ke sumber tegangan line 240 dan frekuensi 60 Hz, bilmana beban menyera daya ada setia fasa-nya 6 kw ada faktr daya 0,8 (lag) maka hitunglah : a. medansi beban er-fasa. b. Arus-arus line. c. Besar kaasitas kaasitr yang diasangkan aralel ada setia fasa beban agar arus yang disera dari sumber tegangan minimal. 12. Pada rangkaian di bawah ini bilamana Z a = (6-j8) Ω ; Z b = (12+j9) Ω dan Z c = 15 Ω, maka carilah arus-arus line a ; b dan c Sebuah beban tiga fasa hubungan Y dengan Z AN = (60+j80) Ω ; Z BN = (100-j120) Ω dan Z CN = (30+j40) Ω dihubungkan ke sumber tegangan seimbang hubungan Y dengan = 220. Hitunglah ttal daya kmleks yang disera leh beban. 238

BAB 8 RANGKAIAN TIGA FASE. Ir. A.Rachman Hasibuan dan Naemah Mubarakah, ST

BAB 8 RANGKAIAN TIGA FASE. Ir. A.Rachman Hasibuan dan Naemah Mubarakah, ST BAB 8 RANGKAAN TGA FASE Oleh : r. A.Rachman Hasibuan dan Naemah Mubarakah, ST 8.1 Pendahuluan v ϕ v ϕ Gambar 8.1. Sistem Satu Fase v ϕ Gambar 8.2 Sistem Satu Fase Tiga Kawat v 0 Gambar 8.3 Sistem Dua Fase

Lebih terperinci

Jawab: ε = bila kita substitusi v = 2v, dan l = l Bv = ½ ε A. 1 A B. 0,8 A C. 0,5 A. 1 ε D. 0,4 A E. 0,3 A. Jadi ε = Jawab: B.

Jawab: ε = bila kita substitusi v = 2v, dan l = l Bv = ½ ε A. 1 A B. 0,8 A C. 0,5 A. 1 ε D. 0,4 A E. 0,3 A. Jadi ε = Jawab: B. . Sebuah transformator menurunkan tegangan listrik bolak balik dari 0 menjadi 0. Efisiensi transformator 0%. Jika kuat arus yang mengalir ada kumaran sekunder, A maka kuat arus ada kumaran rimer adalah

Lebih terperinci

V L R = ρ. B. (1) dan (3) C. (2) dan (3) D. (1) E. (2) 1. Karena pengaruh panjang penghantar, pada

V L R = ρ. B. (1) dan (3) C. (2) dan (3) D. (1) E. (2) 1. Karena pengaruh panjang penghantar, pada . Karena engaruh anjang enghantar, ada i rangkaian listrik timbul arus sebesar 400 m. Uaya yang daat dilakukan agar kuat arusnya menjadi 800 m adalah.. anjang enghantar ditambah menjadi dua kalinya B.

Lebih terperinci

Sudaryatno Sudirham. Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Fasor

Sudaryatno Sudirham. Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Fasor Sudaryatn Sudirham Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Fasr ii A 3 Analisis Daya Dengan mempelajari analisis daya di bab ini, kita akan memahami pengertian pengertian daya nyata, daya reaktif, daya kmpleks,

Lebih terperinci

Sudaryatno Sudirham. Analisis Keadaan Mantap Rangkaian Sistem Tenaga

Sudaryatno Sudirham. Analisis Keadaan Mantap Rangkaian Sistem Tenaga udaryatn udirham nalisis Keadaan Mantap Rangkaian istem Tenaga ii 5 Pembebanan eimbang istem Pliasa 5.1. umber Tiga Fasa eimbang dan ambungan ke eban uatu sumber tiga asa membangkitkan tegangan tiga asa,

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG SUMBE BEAJA PENUNJANG PPG 06 MAA PEAJAAN/PAKE KEAHIAN FISIKA BAB XIII AUS BOAK BAIK Prf. Dr. Susil, M.S KEMENEIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIEKOA JENDEA GUU DAN ENAGA KEPENDIDIKAN 06 BAB XIII AUS BOAK

Lebih terperinci

BAB LISTRIK DINAMIS. (a) Rapat arus dapat dihitung dengan persamaan berikut : (c) Banyaknya elektron yang menghasilkan muatan 0,61 C adalah.

BAB LISTRIK DINAMIS. (a) Rapat arus dapat dihitung dengan persamaan berikut : (c) Banyaknya elektron yang menghasilkan muatan 0,61 C adalah. BB LSTK DNMS Contoh. Kuat arus listrik yamg mengalir ada suatu kabel yang luas enamang kawatnya 0, mm dalam suatu rangkaian elektronika adalah 0,7 m. Beraakah (a) raat arusnya? (b) Dalam satuan jam, beraakah

Lebih terperinci

Sudaryatno Sudirham. Distribusi Energi Listrik

Sudaryatno Sudirham. Distribusi Energi Listrik udaryatn udirham istribusi Energi Listrik ii nalisis Jaringan istribusi Jaringan distribusi bertugas untuk mendistribusikan energi listrik ke pengguna energi listrik. Energi yang didistribusikan bisa berasal

Lebih terperinci

Rangkaian AC Tiga-Fase [1]

Rangkaian AC Tiga-Fase [1] Rangkaian AC Tiga-Fase [1] Slide-12 Ir. Agus Arif, MT Semester Genap 2015/2016 1 / 23 Materi Kuliah 1 Sistem Tiga-Fase Sistem Fase-Jamak Definisi Tiga-Fase Notasi Subskrip-Ganda 2 Definisi Sumber Tiga-Fase

Lebih terperinci

4.1 Bentuk Gelombang Sinusoiadal

4.1 Bentuk Gelombang Sinusoiadal Analisis yang dilakukan selama ini terbatas pada arus dan tegangan yang tetap. Selanjutnya pembahasan akan menerapkan arus dan tegangan blak-balik seperti ditunjukkan pada gambar 4.. Gambar 4.. Gelmbang

Lebih terperinci

8. Rangkaian Arus Searah, Pemroses Energi

8. Rangkaian Arus Searah, Pemroses Energi ntroduction to ircuit nalysis Time Domain www.dirhamblora.com 8. angkaian rus Searah, Pemroses Energi Kita mengetahui bahwa salah satu bentuk gelombang dasar adalah bentuk gelombang anak tangga. Di bagian

Lebih terperinci

Analisis Rangkaian Listrik

Analisis Rangkaian Listrik Sudaryatn Sudirham nalisis Rangkaian Listrik Jilid ii Sudaryatn Sudirham, nalsis Rangkaian Listrik () BB Fasr, Impedansi, dan Kaidah Rangkaian Dalam teknik energi listrik, tenaga listrik dibangkitkan,

Lebih terperinci

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Fasor

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Fasor Open Curse nalisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Fasr Oleh : Sudaryatn Sudirham Pengantar Saian kuliah ini mengenai analisis rangkaian listrik di kawasan fasr dalam kndisi mantap, yang hanya berlaku untuk

Lebih terperinci

BAB I DASAR TEORI I. TRANSFORMATOR

BAB I DASAR TEORI I. TRANSFORMATOR BAB I DASAR TEORI I. TRANSFORMATOR Transformator atau trafo adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang

Lebih terperinci

Stator dari motor tiga fasa di desain mempunyai tiga bagian besar kumparan yang

Stator dari motor tiga fasa di desain mempunyai tiga bagian besar kumparan yang B. Knsep ulungan Statr Mtr Induksi 3 Fasa Statr dari mtr tiga fasa di desain mempunyai tiga bagian besar kumparan yang sama, baik jumlah kumparan, jumlah lilitan perkumparan, diameter kawat, jumlah alur

Lebih terperinci

Sudaryatno Sudirham. Analisis. Keadaan Mantap Rangkaian Sistem Tenaga

Sudaryatno Sudirham. Analisis. Keadaan Mantap Rangkaian Sistem Tenaga Sudaryatn Sudirham Analisis Keadaan Mantap Rangkaian Sistem Tenaga ii BAB 4 (dari Bab 7 Analisis Ragkaian Sistem Tenaga) Pembebanan Nnlinier (Analisis Di Kawasan Fasr) 7.1. Pernyataan Sinyal Sinus Dalam

Lebih terperinci

Analisis Rangkaian Listrik di Kawasan Fasor (Rangkaian Arus Bolak-Balik Sinusoidal Keadaan Mantap)

Analisis Rangkaian Listrik di Kawasan Fasor (Rangkaian Arus Bolak-Balik Sinusoidal Keadaan Mantap) 8/5/0 Sudaryatn Sudirham nalisis Rangkaian Listrik di Kawasan Fasr (Rangkaian rus lak-alik Sinusidal Keadaan Mantap) 8/5/0 Kuliah Terbuka ppsx beranimasi tersedia di www.ee-cafe.rg 8/5/0 uku-e nalisis

Lebih terperinci

DAYA ELEKTRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC)

DAYA ELEKTRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC) DAYA ELEKRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC) 1. Daya Sesaat Daya adalah energi persatuan waktu. Jika satuan energi adalah joule dan satuan waktu adalah detik, maka satuan daya adalah joule per detik yang disebut

Lebih terperinci

DAYA PADA RANGKAIAN BOLAK-BALIK.

DAYA PADA RANGKAIAN BOLAK-BALIK. DAYA PADA RANGKAAN BOLAK-BALK http://evan.weblog.ung.ac.id KONSEP DASAR DAYA PADA RANGKAAN AC FASA TUNGGAL Daya dalam watt yang diserap oleh suatu beban pada setiap saat sama dengan jatuh tegangan (voltage

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. melalui gandengan magnet dan prinsip induksi elektromagnetik [1].

BAB II DASAR TEORI. melalui gandengan magnet dan prinsip induksi elektromagnetik [1]. BAB II DASAR TEORI 2.1 Umum Transformator merupakan suatu alat listrik statis yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu rangkaian listrik ke rangkaian listrik lainnya melalui gandengan

Lebih terperinci

BAB II MOTOR SINKRON. 2.1 Prinsip Kerja Motor Sinkron

BAB II MOTOR SINKRON. 2.1 Prinsip Kerja Motor Sinkron BAB II MTR SINKRN Motor Sinkron adalah mesin sinkron yang digunakan untuk mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Mesin sinkron mempunyai kumparan jangkar pada stator dan kumparan medan pada rotor.

Lebih terperinci

PERBAIKAN TEGANGAN BUS AKIBAT GANGGUAN KONTINGENSI DENGAN MENGGUNAKAN INJEKSI SUMBER DAYA REAKTIF. Yasin Mohamad, ST.

PERBAIKAN TEGANGAN BUS AKIBAT GANGGUAN KONTINGENSI DENGAN MENGGUNAKAN INJEKSI SUMBER DAYA REAKTIF. Yasin Mohamad, ST. PERBAIKAN TEGANGAN BUS AKIBAT GANGGUAN KONTINGENSI DENGAN MENGGUNAKAN INJEKSI SUMBER DAYA REAKTIF Yasin Mohamad, ST., MT 1 INTISARI Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui erubahan-erubahan tegangan

Lebih terperinci

RANGKAIAN AC. 5.1 Isyarat AC Isyarat AC merupakan bentuk gelombang yang sangat penting dalam bidang elektronika. Isyarat AC biasa ditulis sebagai

RANGKAIAN AC. 5.1 Isyarat AC Isyarat AC merupakan bentuk gelombang yang sangat penting dalam bidang elektronika. Isyarat AC biasa ditulis sebagai 5 KOMPONEN DAN RANGKAIAN AC 5.1 Isyarat AC Isyarat AC merupakan bentuk gelmbang yang sangat penting dalam bidang elektrnika. Isyarat AC biasa ditulis sebagai A sin ( ω t + θ ) dimana A merupakan amplitud

Lebih terperinci

Elektrodinamometer dalam Pengukuran Daya

Elektrodinamometer dalam Pengukuran Daya Elektrodinamometer dalam Pengukuran Daya A. Wattmeter Wattmeter digunakan untuk mengukur daya listrik searah (DC) maupun bolak-balik (AC). Ada 3 tipe Wattmeter yaitu Elektrodinamometer, Induksi dan Thermokopel.

Lebih terperinci

D I C. I d Arus Kontrol. Tegangan Kontrol

D I C. I d Arus Kontrol. Tegangan Kontrol B a b 5 Field Effect Transistor (FET) Jenis lain dari transistor adalah Field Effect Transistor (FET). Perbedaan utama antara BJT dan FET adalah engontrol kerja dari transistor tersebut. Jika BJT kerjanya

Lebih terperinci

BAB III KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN

BAB III KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN 39 BAB III KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN 3.1 Sistem Distribusi Awalnya tenaga listrik dihasilkan di pusat-pusat pembangkit seperti PLTA, PLTU, PLTG, PLTGU, PLTP, dan PLTP dan yang lainnya, dengan tegangan yang

Lebih terperinci

Sudaryatno Sudirham. AnalisisRangkaian. RangkaianListrik di KawasanFasor. (Rangkaian Arus Bolak-Balik Sinusoidal Keadaan Mantap)

Sudaryatno Sudirham. AnalisisRangkaian. RangkaianListrik di KawasanFasor. (Rangkaian Arus Bolak-Balik Sinusoidal Keadaan Mantap) Sudaryatn Sudirham nalisisrangkaian RangkaianListrik di KawasanFasr (Rangkaian rus lak-alik Sinusidal Keadaan Mantap) ahan Kuliah Terbuka dalam frmat pdf tersedia di www.buku-e.lipi.g.id dalam frmat pps

Lebih terperinci

: REGULATOR AC 3 FASA. JURUSAN : TEKNIK ELEKTRO NOMOR : XV PROGRAM STUDI :DIV WAKTU : 2 x 50 MENIT

: REGULATOR AC 3 FASA. JURUSAN : TEKNIK ELEKTRO NOMOR : XV PROGRAM STUDI :DIV WAKTU : 2 x 50 MENIT FAKULTAS TEKNIK UNP EGULATO AC 3 FASA JOBSHEET/LABSHEET JUUSAN : TEKNIK ELEKTO NOMO : X POGAM STUDI :DI WAKTU : 2 x 50 MENIT MATA KULIAH /KODE : ELEKTONIKA DAYA 1/ TEI051 TOPIK : EGULATO AC 3 FASA GELOMBANG

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI 3 Ø

BAB II MOTOR INDUKSI 3 Ø BAB II MOTOR INDUKSI 3 Ø 2.1. Prinsip Kerja Motor Induksi Pada motor induksi, supply listrik bolak-balik ( AC ) membangkitkan fluksi medan putar stator (B s ). Fluksi medan putar stator ini memotong konduktor

Lebih terperinci

ARUS BOLAK-BALIK Pertemuan 13/14 Fisika 2

ARUS BOLAK-BALIK Pertemuan 13/14 Fisika 2 ARUS BOLAK-BALIK Pertemuan 13/14 Fisika 2 Arus bolak-balik adalah arus yang arahnya berubah secara bergantian. Bentuk arus bolakbalik yang paling sederhana adalah arus sinusoidal. Tegangan yang mengalir

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR

BAB II TRANSFORMATOR BAB II TRANSFORMATOR 2.1 Umum Transformator merupakan suatu alat listrik statis yang mengubah suatu nilai arus maupun tegangan (energi listrik AC) pada satu rangkaian listrik atau lebih ke rangkaian listrik

Lebih terperinci

DESAIN KOMPENSATOR KAWASAN FREKUENSI. Dalam bab terdahulu, telah dipelajari analisa TKA dan prosedur desain. Desain

DESAIN KOMPENSATOR KAWASAN FREKUENSI. Dalam bab terdahulu, telah dipelajari analisa TKA dan prosedur desain. Desain DESAIN KOMPENSATOR KAWASAN FREKUENSI Dalam bab terdahulu, telah dielajari analisa TKA dan rosedur desain. Desain TKA telah ditamilkan sebagai metode untuk menangani tanggaan eralihan (transien) sistem

Lebih terperinci

TEST KEMAMPUAN DASAR FISIKA DASAR II

TEST KEMAMPUAN DASAR FISIKA DASAR II TEST KEMAMPUAN DASAR FISIKA DASAR II Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan pernyataan BENAR atau SALAH. Jika BENAR jelaskan mengapa BENAR, dan jika SALAH, berilah alasan atau sanggahannya.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Daya 2.1.1 Pengertian Daya Daya adalah energi yang dikeluarkan untuk melakukan usaha. Dalam sistem tenaga listrik, daya merupakan jumlah energi yang digunakan untuk melakukan

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR. dan mengubah tegangan dan arus bolak-balik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke

BAB II TRANSFORMATOR. dan mengubah tegangan dan arus bolak-balik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke BAB II TRANSFORMATOR II.1. Umum Transformator merupakan suatu alat listrik statis yang dapat memindahkan dan mengubah tegangan dan arus bolak-balik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik

Lebih terperinci

BAB II HARMONISA PADA GENERATOR. Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang

BAB II HARMONISA PADA GENERATOR. Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang BAB II HARMONISA PADA GENERATOR II.1 Umum Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang digunakan untuk menkonversikan daya mekanis menjadi daya listrik arus bolak balik. Arus

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR

BAB II TRANSFORMATOR 7 BAB II TRANSFORMATOR 2.1 Umum Transformator merupakan suatu alat listrik statis yang dapat memindahkan dan mengubah tegangan dan arus bolak-balik dari suatu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian

Lebih terperinci

Integral dan Persamaan Diferensial

Integral dan Persamaan Diferensial Sudaryatno Sudirham Studi Mandiri Integral dan Persamaan Diferensial ii Darublic BAB 3 Integral (3) (Integral Tentu) 3.. Luas Sebagai Suatu Integral. Integral Tentu Integral tentu meruakan integral yang

Lebih terperinci

HITUNGAN KOORDINAT, AZIMUTH/ARAH DAN JARAK

HITUNGAN KOORDINAT, AZIMUTH/ARAH DAN JARAK PENGUKURAN POLIGON Pengukuran dan Pemetaan Hutan : HITUNGAN KOORDINAT, AZIMUTH/ARAH DAN JARAK Y φq Dq Q(Xq,Yq) θq P(X,Y) φq = Azimuth/arah P ke Q 0 X θq Dq = Azimuth/arah Q ke P = Jarak dari P ke Q P(X,Y)

Lebih terperinci

PENAMBAHAN INDUKTOR SECARA SERI DENGAN EKSITASI KAPASITOR PADA GENERATOR INDUKSI SEKALIGUS MEREDAM HARMONISA

PENAMBAHAN INDUKTOR SECARA SERI DENGAN EKSITASI KAPASITOR PADA GENERATOR INDUKSI SEKALIGUS MEREDAM HARMONISA ISSN:1693-689 PENAMBAHAN INDUKTOR SECARA SERI DENGAN EKSITASI KAPASITOR PADA GENERATOR INDUKSI SEKALIGUS MEREDAM HARMONISA Supri Hardi 1 Jurusan Teknik Elektr Pliteknik Negeri Lhkseumawe Abstrak Pengperasian

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR. magnet dan berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik.

BAB II TRANSFORMATOR. magnet dan berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik. BAB II TRANSFORMATOR II.1 Umum Transformator atau trafo adalah suatu peralatan listrik yang dapat memindahkan energi listrik atau memindahkan dan mengubah energi listrik bolakbalik dari satu level ke level

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. arus dan tegangan yang sama tetapi mempunyai perbedaan sudut antara fasanya.

BAB II DASAR TEORI. arus dan tegangan yang sama tetapi mempunyai perbedaan sudut antara fasanya. BAB II DASAR TEORI 2.1 Sumber Tegangan Tiga Fasa Hampir semua listrik yang digunakan oleh industri, dibangkitkan, ditransmisikan dan didistribusikan dalam sistem tiga fasa. Sistem ini memiliki besar arus

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR. maupun untuk menyalurkan energi listrik arus bolak-balik dari satu atau lebih

BAB II TRANSFORMATOR. maupun untuk menyalurkan energi listrik arus bolak-balik dari satu atau lebih BAB II TRASFORMATOR II. UMUM Transformator merupakan suatu alat listrik statis yang mampu mengubah maupun untuk menyalurkan energi listrik arus bolak-balik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian

Lebih terperinci

MODEL SISTEM.

MODEL SISTEM. MODEL SISTEM MESIN SEREMPAK KONTRUKSI MESIN SEREMPAK Kedua bagian utama sebuah mesin serempak adalah susunan ferromagnetik. Bagian yang diam, yang pada dasarnya adalah sebuah silinder kosong dinamakan

Lebih terperinci

Siklus Carnot dan Hukum Termodinamika II

Siklus Carnot dan Hukum Termodinamika II Siklus Carnot dan Hukum Termodinamika II Siklus Carnot Siklus adalah suatu rangkaian roses sedemikian rua sehingga akhirnya kembali keada keadaan semula. Perhatikan Gambar 1! Gambar 1. Siklus termodinamika.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA BAB IV ANALISIS DATA 4.1. Pengumpulan Data Sebelum dilakukan perhitungan dalam analisa data, terlebih dahulu harus mengetahui data data apa saja yang dibutuhkan dalam perhitungan. Data data yang dikumpulkan

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR. elektromagnet. Pada umumnya transformator terdiri atas sebuah inti yang terbuat

BAB II TRANSFORMATOR. elektromagnet. Pada umumnya transformator terdiri atas sebuah inti yang terbuat BAB II TRANSFORMATOR 2.1 UMUM Transformator merupakan suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu atau lebih rangkain listrik ke rangkaian listrik lainnya melalui suatu

Lebih terperinci

RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK.

RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK. Arus Bolak-balik RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK. Dalam pembahasan yang terdahulu telah diketahui bahwa generator arus bolakbalik sebagai sumber tenaga listrik yang mempunyai GGL : E E sinω t Persamaan di atas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang lain, melalui suatu gandengan magnet dan berdasarkan prinsip induksi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang lain, melalui suatu gandengan magnet dan berdasarkan prinsip induksi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Transformator Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang lain,

Lebih terperinci

Bilangan Kompleks dan Fasor

Bilangan Kompleks dan Fasor Bilangan Kmpleks dan Fasr leh: Sudaryatn Sudirham. Bilangan Kmpleks.. Definisi Dalam buku Erwin Kreyszig kita baca definisi bilangan bilangan kmpleks sebagai berikut [] Bilangan kmpleks z ialah suatu pasangan

Lebih terperinci

Analisis Rangkaian Listrik di Kawasan Fasor (Rangkaian Arus Bolak-Balik Sinusoidal Keadaan Mantap) Fasor 8/3/2013. Mengapa Fasor?

Analisis Rangkaian Listrik di Kawasan Fasor (Rangkaian Arus Bolak-Balik Sinusoidal Keadaan Mantap) Fasor 8/3/2013. Mengapa Fasor? 8//0 udaryatn udirham nalisis angkaian Listrik di Kawasan Fasr (angkaian rus lak-alik inusidal Keadaan Mantap) si. Fasr. Pernyataan inyal inus. mpedansi 4. Kaidah angkaian 5. Terema angkaian 6. Metda nalisis

Lebih terperinci

MODUL FISIKA. TEGANGAN DAN ARUS BOLAK-BALIK (AC) DISUSUN OLEH : NENIH, S.Pd SMA ISLAM PB. SOEDIRMAN

MODUL FISIKA. TEGANGAN DAN ARUS BOLAK-BALIK (AC) DISUSUN OLEH : NENIH, S.Pd SMA ISLAM PB. SOEDIRMAN MODUL ISIKA TEGANGAN DAN ARUS BOLAK-BALIK (AC) DISUSUN OLEH : NENIH, S.Pd SMA ISLAM PB. SOEDIRMAN TEGANGAN DAN ARUS BOLAK-BALIK (AC) 1. SUMBER TEGANGAN DAN ARUS BOLAK-BALIK Sumber tegangan bolak-balik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Arus Netral pada Sistem Tiga Fasa Empat Kawat Jaringan distribusi tegangan rendah adalah jaringan tiga fasa empat kawat, dengan ketentuan, terdiri dari kawat tiga fasa (R, S,

Lebih terperinci

Paper Teknik Tenaga Listrik RANGKAIAN TIGA FASA. Dosen Pembimbing : Chairul Hudaya. Disusun Oleh : Kelompok 4. Ahmad Fahlufi ( )

Paper Teknik Tenaga Listrik RANGKAIAN TIGA FASA. Dosen Pembimbing : Chairul Hudaya. Disusun Oleh : Kelompok 4. Ahmad Fahlufi ( ) Paper Teknik Tenaga Listrik RANGKAAN TGA FASA Dosen Pembimbing : Chairul Hudaya Disusun Oleh : Kelompok 4 Ahmad Fahlufi (0806365444) Arif Budiman (0806365495) Budi Prayitno (0806365564) lma Ainur Riza

Lebih terperinci

Bahan Ajar Ke 1 Mata Kuliah Analisa Sistem Tenaga Listrik. Diagram Satu Garis

Bahan Ajar Ke 1 Mata Kuliah Analisa Sistem Tenaga Listrik. Diagram Satu Garis 24 Diagram Satu Garis Dengan mengasumsikan bahwa sistem tiga fasa dalam keadaan seimbang, penyelesaian rangkaian dapat dikerjakan dengan menggunakan rangkaian 1 fasa dengan sebuah jalur netral sebagai

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR

BAB II TRANSFORMATOR BAB II TRANSFORMATOR II.1 Umum Transformator atau trafo adalah suatu peralatan listrik yang dapat memindahkan energi listrik atau memindahkan dan mengubah energi listrik bolak-balik dari satu level ke

Lebih terperinci

TRY OUT UN MATEMATIKA SMA IPA 2014

TRY OUT UN MATEMATIKA SMA IPA 2014 TRY OUT UN MATEMATIKA SMA IPA 4 Berilah tanda silang () ada huruf a, b, c, d, atau e di dean jawaban yang benar!. Diketahui remis-remis berikut. Jika Yudi rajin belajar maka ia menjadi andai. Jika Yudi

Lebih terperinci

FASOR DAN impedansi pada ELEMEN-elemen DASAR RANGKAIAN LISTRIK

FASOR DAN impedansi pada ELEMEN-elemen DASAR RANGKAIAN LISTRIK FASO DAN impedansi pada ELEMEN-elemen DASA ANGKAIAN LISTIK 1. Fasor Fasor adalah grafik untuk menyatakan magnituda (besar) dan arah (posisi sudut). Fasor utamanya digunakan untuk menyatakan gelombang sinus

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pembebanan pada sistem tenaga listrik tiga fasa. Percobaan pembebanan ini

BAB III METODE PENELITIAN. pembebanan pada sistem tenaga listrik tiga fasa. Percobaan pembebanan ini BAB III MEODE PENELIIAN III.. Peralatan yang Digunakan Dalam mengumpulkan data hasil pengukuran, maka dilakukan percobaan pembebanan pada sistem tenaga listrik tiga fasa. Percobaan pembebanan ini dilakukan

Lebih terperinci

Inisiasi 2 (MATERI ENERGI GELOMBANG)

Inisiasi 2 (MATERI ENERGI GELOMBANG) Inisiasi 2 (MATEI ENEGI GELMBANG) Saudara mahasiswa, calon endidik bangsa, selamat bertemu dalam kegiatan tutorial online kedua. Untuk kegiatan kali ini, kita akan berdiskusi tentang gelombang, teatnya

Lebih terperinci

PERENCANAAN DAN PENGUJIAN KUMPARAN MOTOR INDUKSI TIGA PHASA. Marthen Paloboran Pendidikan Teknik Otomotif FT-Universitas Negeri Makassar

PERENCANAAN DAN PENGUJIAN KUMPARAN MOTOR INDUKSI TIGA PHASA. Marthen Paloboran Pendidikan Teknik Otomotif FT-Universitas Negeri Makassar Marthen albran, erencanaan dan engujian Kumparan Mtr Induksi Tiga hasa ERENCANAAN DAN ENGUJIAN KUMARAN MOTOR INDUKSI TIGA HASA Marthen albran endidikan Teknik Otmtif FT-Universitas Negeri Makassar Jl.

Lebih terperinci

Pembahasan Latihan Soal UM Unair 2015 IPA MATEMATIKA

Pembahasan Latihan Soal UM Unair 2015 IPA MATEMATIKA Pembahasan Latihan Sal UM Unair 05 IPA ----------------------------------------------------------------- @ujiantulis.cm MATEMATIKA. Jawab: B x 4x + x 4 = 0 adalah x, x dan x. x + x + x = (x +x +x ) (x

Lebih terperinci

Kumpulan Soal Fisika Dasar II. Universitas Pertamina ( , 2 jam)

Kumpulan Soal Fisika Dasar II. Universitas Pertamina ( , 2 jam) Kumpulan Soal Fisika Dasar II Universitas Pertamina (16-04-2017, 2 jam) Materi Hukum Biot-Savart Hukum Ampere GGL imbas Rangkaian AC 16-04-2017 Tutorial FiDas II [Agus Suroso] 2 Hukum Biot-Savart Hukum

Lebih terperinci

Transformator (trafo)

Transformator (trafo) Transformator (trafo) ф 0 t Transformator adalah : Suatu peralatan elektromagnetik statis yang dapat memindahkan tenaga listrik dari rangkaian a.b.b (arus bolak-balik) primer ke rangkaian sekunder tanpa

Lebih terperinci

PENGUJIAN TAPPING TRANSFORMATOR DISTRIBUSI 20

PENGUJIAN TAPPING TRANSFORMATOR DISTRIBUSI 20 Laporan Penelitian PENGUJIAN TAPPING TRANSFORMATOR DISTRIBUSI 20 Oleh : Ir. Leonardus Siregar, MT Dosen Tetap Fakultas Teknik LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS HKABP NOMMENSEN MEDAN 2013 Kata Pengantar Puji

Lebih terperinci

BAB 2II DASAR TEORI. Motor sinkron tiga fasa adalah motor listrik arus bolak-balik (AC) yang

BAB 2II DASAR TEORI. Motor sinkron tiga fasa adalah motor listrik arus bolak-balik (AC) yang BAB 2II DASAR TEORI Motor Sinkron Tiga Fasa Motor sinkron tiga fasa adalah motor listrik arus bolak-balik (AC) yang putaran rotornya sinkron/serempak dengan kecepatan medan putar statornya. Motor ini beroperasi

Lebih terperinci

Materi Presentasi: Pendahuluan Tinjauan Pustaka Perancangan Hasil Simulasi Kesimpulan

Materi Presentasi: Pendahuluan Tinjauan Pustaka Perancangan Hasil Simulasi Kesimpulan Judul Tugas Akhir Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Moch. Rameli Ir. Rusdhianto Effendi A.K, M.T Perancangan dan Simulasi Direct Torque Control (DTC) pada Motor Induksi Menggunakan Teknik Space Vector Pulse Width

Lebih terperinci

20 kv TRAFO DISTRIBUSI

20 kv TRAFO DISTRIBUSI GENERATOR SINKRON Sumber listrik AC dari Pusat listrik PEMBANGKIT 150 k INDUSTRI PLTA PLTP PLTG PLTU PLTGU TRAFO GI 11/150 k TRAFO GI 150/20 k 20 k 20 k 220 BISNIS RUMAH TRAFO DISTRIBUSI SOSIAL PUBLIK

Lebih terperinci

I t = kuat arus listrik sesaat (A) I m = kuat arus maksimum (A)

I t = kuat arus listrik sesaat (A) I m = kuat arus maksimum (A) 6 Kpetensi Dasar t.sin t Mengidentifikasi penerapan istrik A dan D dala kehidupan sehari-hari t = kuat arus listrik sesaat (A = kuat arus aksiu (A ndikatr Mrulasikan arus dan tegangan blakbalik serta paraeter-paraeternya

Lebih terperinci

atau pengaman pada pelanggan.

atau pengaman pada pelanggan. 16 b. Jaringan Distribusi Sekunder Jaringan distribusi sekunder terletak pada sisi sekunder trafo distribusi, yaitu antara titik sekunder dengan titik cabang menuju beban (Lihat Gambar 2.1). Sistem distribusi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam menyalurkan daya listrik dari pusat pembangkit kepada konsumen

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam menyalurkan daya listrik dari pusat pembangkit kepada konsumen TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Distribusi Sistem distribusi merupakan keseluruhan komponen dari sistem tenaga listrik yang menghubungkan secara langsung antara sumber daya yang besar (seperti gardu transmisi)

Lebih terperinci

BAB V II PENGATUR TEGANGAN BOLAK-BALIK (AC REGULATOR)

BAB V II PENGATUR TEGANGAN BOLAK-BALIK (AC REGULATOR) BAB V II PENGATUR TEGANGAN BOLAK-BALIK (AC REGULATOR) KOMPETENSI DASAR Setelah mengikuti materi ini diharapkan mahasiswa memiliki kompetensi: Menguasai karakteristik ac regulator unidirectional dan bidirectional

Lebih terperinci

Analisis Rangkaian Listrik

Analisis Rangkaian Listrik Sudaryatn Sudirham nalisis Rangkaian Listrik Jilid ii 3 Terema dan Metda nalisis di Kawasan Fasr Setelah mempelaari bab ini, kita akan memahami aplikasi terema rangkaian dan metda analisis rangkaian di

Lebih terperinci

DESAIN RANGKAIAN ALAT UKUR URUTAN FASA

DESAIN RANGKAIAN ALAT UKUR URUTAN FASA DESAIN RANGKAIAN ALAT UKUR URUTAN FASA Oleh : Hendra Firdaus Abstrak Alat Ukur Urutan Fasa adalah alat bantu yang dipergunakan untuk menentukan urutan terminal fasa R, S dan T dari jaringan arus putar

Lebih terperinci

MANAJEMEN SISTEM DISTRIBUSI TEGANGAN 220/380 VOLT DI LABORATORIUM SISTEM TENAGA ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI MANADO

MANAJEMEN SISTEM DISTRIBUSI TEGANGAN 220/380 VOLT DI LABORATORIUM SISTEM TENAGA ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI MANADO Prosiding Seminar Nasional anajemen Teknologi XXV Program Studi T-ITS, Surabaya, 30 Juli 2016 ANAJEEN SISTE DISTRIBUSI TEGANGAN 220/380 VOLT DI LABORATORIU SISTE TENAGA ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI ANADO

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR. sistem ketenagalistrikan. Transformator adalah suatu peralatan listrik. dan berbanding terbalik dengan perbandingan arusnya.

BAB II TRANSFORMATOR. sistem ketenagalistrikan. Transformator adalah suatu peralatan listrik. dan berbanding terbalik dengan perbandingan arusnya. BAB II TRANSFORMATOR II.. Umum Transformator merupakan komponen yang sangat penting peranannya dalam sistem ketenagalistrikan. Transformator adalah suatu peralatan listrik elektromagnetis statis yang berfungsi

Lebih terperinci

5. TRIGONOMETRI II. A. Jumlah dan Selisih Dua Sudut 1) sin (A ± B) = sin A cos B ± cos A sin B 2) cos (A ± B) = cos A cos B m sin A sin B

5. TRIGONOMETRI II. A. Jumlah dan Selisih Dua Sudut 1) sin (A ± B) = sin A cos B ± cos A sin B 2) cos (A ± B) = cos A cos B m sin A sin B . TRIGONOMETRI II A. Jumlah dan Selisih Dua Sudut ) sin (A ± B) = sin A cs B ± cs A sin B ) cs (A ± B) = cs A cs B m sin A sin B tan A ± tan B ) tan (A ± B) = m tan A tan B. UN 00 PAKET B Diketahui p dan

Lebih terperinci

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 2.1 Umum BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK Kehidupan moderen salah satu cirinya adalah pemakaian energi listrik yang besar. Besarnya pemakaian energi listrik itu disebabkan karena banyak dan beraneka

Lebih terperinci

BAB II KOMPONEN DAN RANGKAIAN ELEKTRONIKA

BAB II KOMPONEN DAN RANGKAIAN ELEKTRONIKA 3 BAB II KOMPONEN DAN ANGKAIAN EEKTONIKA Pada bab ini akan dijelaskan beberapa cnth penerapan kmpnen elektrnik pada rangkaian aplikasi; seperti misalnya rangkaian, dan pada jaringan arus blak-balik, transfrmatr,

Lebih terperinci

BAB III GERAK MELINGKAR BERATURAN DAN GERAK MELINGKAR BERUBAH BERATURAN

BAB III GERAK MELINGKAR BERATURAN DAN GERAK MELINGKAR BERUBAH BERATURAN BAB III GERAK MELINGKAR BERATURAN DAN GERAK MELINGKAR BERUBAH BERATURAN A. KOMPETENSI DASAR : 3.. Memprediksi besaran-besaran fisika pada gerak melingkar beraturan dan gerak melingkar berubah beraturan.

Lebih terperinci

270 o. 90 o. 180 o PENDAHULUAN

270 o. 90 o. 180 o PENDAHULUAN PENDAHULUAN Latar Belakang Perkembangan analisis data saat ini masih bertumu ada analisis untuk data linear. Disisi lain, untuk kasus-kasus tertentu engukuran dilakukan secara sirkular. Beberaa ilustrasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. relatif konstan dengan bentuk gelombang yang sinusoidal bebas dari harmonisa.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. relatif konstan dengan bentuk gelombang yang sinusoidal bebas dari harmonisa. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Umum Pada umumnya sistem distribusi daya listrik menyediakan tegangan yang relatif konstan dengan bentuk gelombang yang sinusoidal bebas dari harmonisa. Pada sistem tenaga,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI.1. Uu Transforator erupakan suatu alat listrik yang engubah tegangan arus bolak balik dari satu tingkat ke tingkat yang lain elalui suatu gandengan agnet dan berdasarkan prinsip-prinsip

Lebih terperinci

Bab 3 Sumber Trigonometri Rumus Trigonometri untuk Jumlah dan Selisih Dua Sudut Rumus Trigonometri untuk Sudut Ganda Perkalian, Penjumlahan, serta

Bab 3 Sumber Trigonometri Rumus Trigonometri untuk Jumlah dan Selisih Dua Sudut Rumus Trigonometri untuk Sudut Ganda Perkalian, Penjumlahan, serta Bab 3 Sumber: www.tnial.mil.id Trignmetri Setelah mempelajari bab ini, Anda harus mampu menggunakan rumus trignmetri jumlah dua sudut, selisih dua sudut, dan sudut ganda; merancang rumus trignmetri jumlah

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK LABORATORIUM TEGANGAN TINGGI DAN PENGUKURAN LISTRIK DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS INDONESIA MODUL I [ ] 2012 PENGUKURAN ARUS, TEGANGAN, DAN DAYA LISTRIK

Lebih terperinci

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu Sudaryatn Sudirham Analisis angkaian Listrik Di Kawasan Waktu Sudaryatn Sudirham, Analisis angkaian Listrik () BAB angkaian Pemrses Sinyal (angkaian Dida dan OPAMP) Dalam bab ini kita akan melihat beberapa

Lebih terperinci

GENERATOR SINKRON Gambar 1

GENERATOR SINKRON Gambar 1 GENERATOR SINKRON Generator sinkron merupakan mesin listrik arus bolak balik yang mengubah energi mekanik menjadi energi listrik arus bolak-balik. Energi mekanik diperoleh dari penggerak mula (prime mover)

Lebih terperinci

Bab IV. Mekanisme paling sederhana yang dipelajari adalah mekanisme. engkol-peluncur segaris seperti pada gambar 4.1

Bab IV. Mekanisme paling sederhana yang dipelajari adalah mekanisme. engkol-peluncur segaris seperti pada gambar 4.1 Bab IV PENERAPAN KECEPATAN RELATIF DAN PERCEPATAN RELATIF 4.1.1 Mekanisme Engkol Peluncur Mekanisme paling sederhana yang dipelajari adalah mekanisme engkol-peluncur segaris seperti pada gambar 4.1 Semua

Lebih terperinci

TEGANGAN DAN ARUS BOLAK-BALIK

TEGANGAN DAN ARUS BOLAK-BALIK TEGANGAN DAN ARUS BOLAK-BALIK 1.Pengertian Tegangan dan Arus Listrik Bolak-Balik Yang dimaksud dengan arus bolsk-balik ialah arus listrik yang arah serta besarnya berubah berkala,menurut suatu cara tertentu.hal

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Motor Sinkron Tiga Fasa. Motor sinkron tiga fasa adalah motor listrik arus bolak-balik (AC) yang

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Motor Sinkron Tiga Fasa. Motor sinkron tiga fasa adalah motor listrik arus bolak-balik (AC) yang BAB II DASAR TEORI 2.1 Motor Sinkron Tiga Fasa Motor sinkron tiga fasa adalah motor listrik arus bolak-balik (AC) yang putaran rotornya sinkron/serempak dengan kecepatan medan putar statornya. Motor ini

Lebih terperinci

TESIS PENGURANGAN HARMONISA PADA KONVERTER 12 PULSA TIGA FASA MENGGUNAKAN DIAGONAL RECURRENT NEURAL NETWORK (DRNN)

TESIS PENGURANGAN HARMONISA PADA KONVERTER 12 PULSA TIGA FASA MENGGUNAKAN DIAGONAL RECURRENT NEURAL NETWORK (DRNN) TESIS PENGURANGAN HARMONISA PADA KONVERTER 12 PULSA TIGA FASA MENGGUNAKAN DIAGONAL RECURRENT NEURAL NETWORK (DRNN) Oleh : Moh. Marhaendra Ali 2207 201 201 DOSEN PEMBIMBING Prof. Dr. Ir. Mochamad Ashari,

Lebih terperinci

OPTIMASI PENEMPATAN BANK CAPACITOR PADA PENYULANG H5 MENGGUNAKAN METODE GENETIC ALGORITHM (GA)

OPTIMASI PENEMPATAN BANK CAPACITOR PADA PENYULANG H5 MENGGUNAKAN METODE GENETIC ALGORITHM (GA) Jurnal Informatika Mulawarman ol. 10 No. 2 Setember 2015 13 OPTIMASI PENEMPATAN BANK CAPACITOR PADA PENYULANG H5 MENGGUNAKAN METODE GENETIC ALGORITHM (GA) Muslimin Program Studi Teknik Elektro Fakultas

Lebih terperinci

Berikut proses transformasi dari rangkaian delta ke rangkaian star.

Berikut proses transformasi dari rangkaian delta ke rangkaian star. Tujuan 1. Mahasiswa dapat menyederhanakan rangkaian dengan menggunakan tranformasi Delta Wye. 2. Mahasiswa dapat mengaplikasikan penggunaan tranformasi Delta Wye. 3. Mahasiswa dapat mengerjakan soal-soal

Lebih terperinci

waktu. Gaya gerak listrik (ggl) lawan akan dibangkitkan sesuai persamaan: N p dt Substitute Φ = N p i p /R into the above equation, then

waktu. Gaya gerak listrik (ggl) lawan akan dibangkitkan sesuai persamaan: N p dt Substitute Φ = N p i p /R into the above equation, then TRASFORMATOR Φ C i p v p p P Transformator terdiri dari sebuah inti terbuat dari laminasi-laminasi besi yang terisolasi dan kumparan dengan p lilitan yang membungkus inti. Kumparan ini disuplay tegangan

Lebih terperinci

Arus Bolak Balik. Arus Bolak Balik. Agus Suroso Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi, Institut Teknologi Bandung

Arus Bolak Balik. Arus Bolak Balik. Agus Suroso Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi, Institut Teknologi Bandung (agussuroso@fi.itb.ac.id) Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi, Institut Teknologi Bandung Materi 1 Sumber arus bolak-balik (alternating current, AC) 2 Resistor pada rangkaian AC 3 Induktor

Lebih terperinci

MODUL 1 GEJALA TRANSIEN

MODUL 1 GEJALA TRANSIEN MODUL GEJALA TRANSIEN Pendahuluan. Deskripsi Singkat Bab ini akan membahas tentang kndisi awal kapasitr dan induktr sebagai elemen pasif penyimpan energi.. Manfaat Memahami gejala transien pada elemen

Lebih terperinci

Pembebanan Nonlinier

Pembebanan Nonlinier Pembebanan Nnlinier (Dampak pada Piranti) Sudaryatn Sudirham Kmpnen Harmnisa Dalam Sistem Tiga Fasa Frekuensi Fundamental. Pada pembebanan seimbang, kmpnen fundamental berbeda fasa 0 antara masing-masing

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR

BAB II TRANSFORMATOR BAB II TRANSFORMATOR II.1 UMUM Transformator merupakan suatu peralatan listrik elektromagnetik statis yang berfungsi untuk memindahkan dan mengubah daya listrik dari suatu rangkaian listrik ke rangkaian

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR. Transformator merupakan suatu alat listrik statis yang mampu mengubah

BAB II TRANSFORMATOR. Transformator merupakan suatu alat listrik statis yang mampu mengubah BAB II TRANSFORMATOR II. UMUM Transformator merupakan suatu alat listrik statis yang mampu mengubah maupun untuk menyalurkan energi listrik arus bolak-balik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian

Lebih terperinci

BAB II GENERATOR SINKRON

BAB II GENERATOR SINKRON BAB II GENERATOR SINKRON 2.1 Pendahuluan Generator arus bolak balik berfungsi mengubah tenaga mekanis menjadi tenaga listrik arus bolak balik. Generator arus bolak balik sering disebut juga sebagai alternator,

Lebih terperinci