BAB II TRANSFORMATOR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TRANSFORMATOR"

Transkripsi

1 BAB II TRANSFORMATOR 2.1 Umum Transformator merupakan suatu alat listrik statis yang mengubah suatu nilai arus maupun tegangan (energi listrik AC) pada satu rangkaian listrik atau lebih ke rangkaian listrik lainnya tanpa perubahan frekuensi, melalui suatu gandengan magnet dan berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik. Pada umumnya transformator terdiri dari suatu inti yang terbuat dari besi berlapis dan dua buah kumparan utama yaitu kumparan primer dan kumparan sekunder. Kumparan primer dan kumparan sekunder terhubung secara magnetik dengan menggunakan fluks magnetik bersama yang terdapat pada inti. Salah satu dari dua kumparan transformator dihubungkan ke sumber energi listrik dan kumparan kedua (serta kumparan ketiga jika ada) akanmenyuplai energi listrik ke beban. Kumparan transformator yang terhubung ke sumber daya disebut kumparan primer sedangkan kumparan yang terhubung ke beban disebut kumparan sekunder, jika terdapat kumparan ketiga disebut kumparan tersier. Penggunaan transformator sangatlah luas, baik dalam jaringan listrik maupun dalam bidang elektronika.pada jaringan listrik, transformator digunakan untuk menaikkan tegangan (step up) dan menurunkan tegangan (step down) mulai dari pembangkit hingga menuju beban.penggunaan transformator yang sederhana dan tepat merupakan salah satu alasan pemakaiannya dalam penyaluran energi listrik 6

2 (AC). Misalnya tegangan listrik yang dibangkitkan pada pembangkit berkisar 13,8 dan 24 KV, dikarenakan jarak beban dari pembangkit sangatlah jauh maka penyaluran energi listrik (AC) tersebut akan mengalami kerugian sebesar I 2 R watt. Kerugian ini akan berkurang apabila menggunakan tegangan yang dinaikkan menjadi tegangan tinggi pada awal saluran transmisi dan menurunkan kembali tegangan pada ujung saluran hingga menuju ke beban (distribusi). Transformator yang banyak digunakan pada jaringan energi listrik ini yaitu transformator tenaga dan transformator distribusi. Selain itu,transformator yang digunakan juga di bidang elektronika berupa transformator yang kapasitasnya jauh lebih kecil.misalnya, transformator yang digunakan untuk peralatan rumah tangga, yang terpakai pada adaptor, charger elektronik, televisi, radio dan alat elektronik lainnya. 2.2 Konstruksi Transformator Konstruksi transformator yang paling penting yaitu inti transformator, yang terbuat dari bahan ferromagnetik berupa plat-plat tipis yang ditumpuk menjadi satu (laminasi) dan terisolasi satu sama lainnya, dengan tujuan meminimalisir rugi-rugi arus eddy. Berdasarkan konstruksi intinya, transformator ada dua tipe yaitu tipe inti (core type) dan tipe cangkang (shell type). Tipe Inti (core type) Tipe inti terdiri dari suatu persegi sederhana dengan laminasi besi berisolasi dan kumparan transformator dililitkan pada dua sisi persegi tersebut. Pada 7

3 transformator tipe inti seperti ditunjukkan Gambar 2.1, kumparan mengelilingi inti dengan lempengan inti berbentuk huruf U atau L. Peletakan kumparan pada inti diatur secara berhimpitan antara kumparan primer dengan kumparan sekunder. Tipe L Tipe U Inti Kumparan Gambar 2.1 Kontruksi Transformator Tipe Inti (core type) Tipe Cangkang (shell type) Tipe cangkang terdiri dari tiga kaki dengan lapisan inti berisolasi dan kumparan dibelitkan pada pusat kaki inti, sedangkan konstruksi intinya berbentuk huruf E dan I atau huruf F, seperti ditunjukkan Gambar 2.2. E dan I F Inti Kumparan Gambar 2.2 Kontruksi Transformator Tipe Cangkang (shell type) 8

4 2.3 Prinsip Kerja Transformator Transformator terdiri dari dua buah kumparan (primer dan sekunder) yang terpisah secara elektrik namun terhubung secara magnetik. Transformator bekerja berdasarkan prinsip induksi elektromagnetis dimana gaya gerak listrik diinduksikan pada suatu koil yang melingkupi perubahan fluks. Ip φ M Is φ LP φ LS Vp(t) Np Ns Vs(t) φ M Gambar 2.3 Aliran Fluks pada Transformator Pada transformator tanpa beban, kumparan primernya terhubung ke sumber tegangan AC (V P ) dalam rangkaian tertutup, menghasilkan arus primer (I P ) yang sinusoidal melalui kumparan N P. Arus I P ini akan menghasilkan gaya gerak magnet (ggm) sebesar N P I P dan membentuk fluks bolak-balik (Ф) yang terperangkap dalam inti besi seperti ditunjukkan Gambar 2.3. Jika V P merupakan gelombang sinus dan I P menghasilkan fluks sinusoidal yang sefasa, maka Ф: Ф = Ф maks sin ωt (2.1) Dimana : Ф = fluks magnetik (Weber) 9

5 ωt = kecepatan sudut putar Fluks bolak balik yang mengalir pada kumparan primer akan terjadi induksi sendiri (self inductance, Ф LP ) yang kemudian fluks ini juga akan mengelilingi inti besi yang mengakibatkan fluks bersama (mutual inductance, Ф M ) dan menimbulkan fluks magnet pada kumparan sekunder (Ф LS ), sehingga keseluruhan energi listrik dapat dipindahkan secara magnetik. e = (-) N dф (2.2) dt Dimana : e = gaya gerak listrik (Volt) Di sisi kumparan primer : N = jumlah belitan pada kumparan Ф P = Ф M + Ф LP (2.3) v P (t) = N P dф M + N P dф LP (2.4) dt dt v P (t) = e P (t) + e LP (t) (2.5) Tegangan primer atau e P (t) yang diinduksikan oleh fluks bersama sebesar N P dф M dt Di sisi kumparan sekunder : Ф S = Ф M + Ф LS (2.6) v S (t) = N S dф M + N S dф LS (2.7) dt dt v S (t) = e S (t) + e LS (t) (2.8) Tegangan sekunder atau e S (t) yang diinduksikan oleh fluks bersama sebesar N S dф M dt Bila rugi tahanan dan fluks bocor diabaikan, hubungan persamaan di atas yaitu: e P (t) = N P = a (2.9) e S (t) N S 10

6 Transformator tanpa beban menganggap belitan primer (N P ) sebagai resistif murni sehingga I P akan tertinggal 90 0 dari V P yang terlihat pada gelombang sinusoidal ditunjukkan Gambar 2.4. Vp Ip, Фp Gambar 2.4 Gambar Gelombang I tertinggal 90 0 dari V e P (t) = - N P d(ф maks sin ωt) dt e P (t) = - N P ω Ф maks cos ωt e P (t) = N P ω Ф maks sin (ωt ) (2.10) Tegangan (e P ) tertinggal 90 0 dari fluks (Ф) ditunjukkan Gambar 2.5. Ф e P, e S I Ф Gambar 2.5 Gambar Gelombang Tegangan (e P ) tertinggal 90 0 dari Fluks (Ф) 11

7 Harga efektifnya (E P ) yaitu: E P = N P ω Ф maks 2 E P = N P 2πf Ф maks 2 E P = N P 2x3,14 f Ф maks 2 E P = 4,44 N P fф maks (2.11) Sedangkan pada sisi sekunder, fluks bersama juga menimbulkan e S, yaitu : Harga efektifnya E S yaitu : e S (t) = N S ω Ф maks cos ωt (2.12) E S = 4,44 N S fф maks (2.13) Dimana : Ф P = fluks total primer (Weber) Ф LP = fluks lingkup primer (Weber) Ф M = fluks bersama kumparan primer dan sekunder (Weber) Ф S = fluks total sekunder (Weber) Ф LS = fluks lingkup sekunder (Weber) N P = jumlah belitan kumparan primer N S = jumlah belitan kumparan sekunder e P (t)= gaya gerak listrik terinduksi pada kumparan primer (Volt) e S (t)= gaya gerak listrik terinduksi pada kumparan sekunder (Volt) 2.4 Transformator Berbeban Apabila kumparan sekunder transformator dihubungkan ke beban (Z L ) pada rangkaian tertutup maka I 2 akan mengalir dari kumparan sekunder ke beban sebesar I 2 = V 2 / Z L dengan θ 2 sebagai faktor daya beban, seperti ditunjukkan Gambar

8 Gambar 2.6 Transformator Keadaan Berbeban Arus I 2 yang mengalir pada kumparan sekunder (N 2 I 2 ) menimbulkan gaya gerak magnet (ggm) sinusiodal yang membentuk fluks (Ф 2 ). Fluks ini akan melawan fluks bersama yang ada (Ф M ). Agar fluks bersama bernilai konstan, pada kumparan primer harus mengalir sebesar I 2 untuk dapat melawan fluks yang dibangkitkan arus beban I 2, seperti ditunjukkan Gambar 2.7, sehingga keseluruhan arus yang mengalir pada kumparan primer yaitu: I 1 = I 0 + I 2 (2.14) I 0 = Ic + Im jika rugi-rugi inti diabaikan(ic), maka I 0 =Im I 1 = Im + I 2 (2.15) Gambar 2.7 Rangkaian Ekivalen Transformator 13

9 Gambar 2.8 Diagram Vektor Transformator Berdasarkan Gambar 2.8 yang menampilkan diagram vektor suatu transformator, maka dapat diketahui hubungan penjumlahan vektornya yaitu: V 1 = I 1 R 1 + I 1 X 1 + E 1 E 2 = I 2 R 2 + I 2 X 2 + V 2 Bila hubungan perbandingan tegangan dan belitan dimisalkan a, sehingga : E 1 /E 2 = N 1 /N 2 = a E 1 = a E 2 E 1 = a (I 2 R 2 + I 2 X 2 + V 2 ) V 1 = I 1 R 1 + I 1 X 1 + a (I 2 R 2 + I 2 X 2 + V 2 ) V 1 = I 1 R 1 + I 1 X 1 + a I 2 R 2 + a I 2 X 2 + av 2 karena I 2 = ai 2, maka V 1 = I 1 R 1 + I 1 X 1 + a (ai 2 R 2 ) + a (ai 2 X 2 ) + av 2 V 1 = I 1 R 1 + I 1 X 1 + a 2 I 2 R 2 + a 2 I 2 X 2 + av 2 V 1 = I 1 (R 1 + X 1 ) + I 2 (a 2 R 2 + a 2 X 2 ) + av 2 (2.16) 14

10 Dari persamaan 2.16, jika semua parameter sekunder dinyatakan pada sisi rangkaian primer maka seluruh komponen sekunder perlu dikalikan dengan faktor a 2, sehingga rangkaian ekivalennya berubah seperti ditunjukkan Gambar 2.9. Gambar 2.9 Rangkaian Ekivalen Transformator dari Sisi Primer Gambar 2.9 disederhanakan menjadi Gambar 2.10 dengan menggunakan variabel R EK dan X EK yaitu : R EK = R1 + a 2 R 2 (2.17) X EK = X1 + a 2 X 2 (2.18) Resistif Gambar 2.10 Penyederhanaan akhir Rangkaian Transformator Transformator yang terhubung dengan beban resistif murni (R L ) pada rangkaian tertutup, akan mengalir arus I 2 dari kumparan sekunder ke beban, seperti 15

11 ditunjukkan Gambar 2.7. Dikarenakan pada kumparan sekunder transformator terdapat R 2 dan X 2, maka ini mengakibatkan beda fasa antara I 2 dan E 2 yaitu sebesar tan θ 2 = X 2 / (R 2 +R L ), ditunjukkan Gambar Ф 0 I 1 I R 1 Ф 1 I M -E 1 E 1 E X 1 V 1 1 V 2 h+e I 2 Ф R X 2 Gambar 2.11 Diagram Vektor Transformator Berbeban Resistif Induktif Transformator dihubungkan dengan beban induktif (Z L ), arus sekunder I 2 akan mengalir dari kumparan sekunder menuju ke beban, ditunjukkan Gambar 2.7. Diasumsikan beban memiliki faktor daya tertinggal (lagging), seperti ditunjukkan Gambar Pada sisi sekunder terdapat beban induktif (R L + jx L ) maka I 2 tertinggal terhadap V 2 sebesar tan φ 2 = X L /R L, sedangkan beda fasa I 2 dan E 2 dipengaruhi oleh (R L + jx L ) dan (R 2 + jx 2 ) sebesar tan θ 2 = (X 2 +X L ) / (R 2 +R L ). Jatuh resistansi sekunder terhitung oleh I 2 R 2 yang paralel terhadap I 2.Gaya gerak magnet sekunder 16

12 I 2 N 2 memberikan kenaikan fluks (Ф 2 ) yang melingkupi hanya kumparan sekunder dan tidak pada kumparan primer. Fluks lingkup sekunder Ф 2 sefasa dengan I 2, dengan alasan yang sama fluks lingkup primer Ф 1 sefasa dengan I 1. Fluks lingkup sekunder menginduksi gaya gerak listrik E 2 pada kumparan sekunder, fluks tertinggal Ф 0 I 1 I 0 I 1 X 1 I 1 R 1 Ф 1 -E 1 I 2 I M E 1 E 2 V 1 I h+e I 2 V 2 I 2 R 2 I 2 X 2 Gambar 2.12 Diagram Vektor Transformator Berbeban Induktif Kapasitif Apabila beban yang terhubung disisi sekunder beban kapasitif (Z C ), arus beban I 2 mendahului V 2 dengan faktor daya mendahului (leading), ditunjukkan diagram vektor pada Gambar Beda fasa I 2 dan V 2 yang dikarenakan beban kapasitif (Rc - jxc) yaitu tan φ 2 = X C /R C sedangkan beda fasa I 2 dan E 2 yaitu sebesar tan θ 2 = (X C - X 2 )/(R C - R 2 ). 17

13 Ф 0 I 0 I M I 1 R 1 -E 1 E 1 E 2 I 2 X 2 I 1 X 1 I 1 V 1 -I 2 I h+e V 2 I 2 R 2 Gambar 2.13 Diagram Vektor Transformator Berbeban Kapasitif 2.5 Transformator Tiga Fasa Umum Secara umum dalam sistem pembangkit dan distribusi di dunia menggunakan sistem AC tiga fasa, ini penting untuk memahami bagaimana transformator dapat digunakan dalam sistem tiga fasa. Transformator tiga fasa dapat dibentuk dengan 2 cara. Cara pertama secara sederhana dengan mengambil tiga unit transformator satu fasa dan menghubungkannya pada suatu bank 3 fasa, ditunjukkan Gambar Sedangkan cara kedua dengan membuat transformator tiga fasa yang terdiri dari tiga kumparan yang dibelit pada suatu inti bersama, ditunjukkan Gambar Kedua cara tersebut memiliki keuntungan masing-masing. 18

14 2.5.2 Kontruksi Transformator Tiga fasa Untuk mengurangi kerugian yang dipengaruhi oleh arus pusar di dalam inti, rangkaian magnetik itu biasanya terdiri dari setumpuk laminasi tipis.transformator tiga fasa menjadi dua tipe yaitu tipe inti seperti ditunjukkan Gambar 2.14 dan tipe cangkang ditunjukkan Gambar Pada tipe inti (core type) kumparan dililitkan disekitar dua kaki inti magnetik persegi sedangkan tipe cangkang (shell type) kumparan dililitkan sekitar kaki tengah dari inti berkaki tiga dengan laminasi silikon steel, tipe cangkang ini dapat disusun dari tiga unit transformator satu fasa. Gambar 2.14 Transformator Tiga Fasa tipe Inti Gambar 2.15 Transformator Tiga Fasa tipe Cangkang 19

15 Dari Gambar 2.14 akan terlihat pemakaian inti besi pada transformator tiga fasa akan jauh lebih sedikit dibandingkan dengan pemakaian tiga buah transformator fasa tunggal. Pada bidang abcd ditunjukkan Gambar 2.15 hanya mengalir fluks sebesar (Ф R/2 - Ф S/2 ). Sedangkan berdasarkan diagram vektornya diketahui bahwa nilai vektor tersebut adalah sebesar ( 3/2) Ф R, ditunjukkan Gambar Gambar 2.16 Diagram Vektor Transformator Tiga Fasa tipe Cangkang Apabila digunakan tiga buah transformator fasa tunggal, pada bagian tersebut akan mengalir fluks sebesar Ф R. Penggunaan inti akan lebih hemat dengan transformator tiga fasa.konstruksi satu unit transformator tiga fasa lebih praktis karena lebih murah dan lebih efisien sedangkan keuntungan kontruksi tiga unit transformator satu fasa hubungan delta-delta yaitu jika terjadi masalah pada salah satu unitnya maka, unit itu bisa dipindahkan tanpa merusak sistem tiga fasa transformator Hubungan Tiga Fasa Transformator Secara umum hubungan tiga fasa pada transformator terbagi dua jenis yaitu hubungan bintang dan hubungan delta.masing-masing hubungan ini memiliki karakteristik arus dan tegangan yang berbeda-beda.hubungan bintang dan hubungan delta dapat dihubungkan disisi primer maupun disisi sekunder transformator. 20

16 Hubungan bintang Hubungan bintang atau wye dibentuk dengan menggabungkan tiga belitan dengan rating yang sama pada satu common, ditunjukkan pada Gambar Gambar 2.17 Transformator Tiga Fasa hubungan Bintang V LINE = V RS = V ST = V TR V FASA = V R = V S = V T I FASA = I R = I S = I T I FASA = I LINE V LINE = 3 V FASA (2.19) Dimana : V FASA = Tegangan line ke netral (Volt) V LINE I LINE I FASA = Tegangan line ke line (Volt) = Arus line ke line (Ampere) = Arus line ke netral (Ampere) Hubungan delta Hubungan delta dibentuk dengan menghubungkan sisi tegangan tinggi dan tegangan rendah pada belitan yang berbeda dengan membentuk segitiga, ditunjukkan pada Gambar

17 Gambar 2.18 Transformator Tiga Fasa hubungan Delta V LINE = V RS = V ST = V TR I LINE = I R -I T = I S -I R = I T -I S I FASA = I R = I S = I T V LINE = V FASA I LINE = 3 I FASA (2.20) Dimana : V FASA = Tegangan fasa (Volt) V LINE I LINE I FASA = Tegangan line ke line (Volt) = Arus line ke line(ampere) = Arus fasa (Ampere) Jenis Hubungan Belitan Transformator Tiga Fasa Dengan menggunakan hubungan wye atau delta pada sisi primer maupun sekunder transformator maka ada 4 kemungkinan jenis hubungan belitan transformator tiga fasa yang terbentuk, yaitu: Hubungan wye-wye (Y-Y) Hubungan wye-wye (Y-Y) transformator tiga fasa ditunjukkan Gambar

18 Gambar 2.19 Transformator Tiga Fasa hubungan YY Dalam hubungan YY, tegangan primer pada masing-masing fasa yaitu: Vø P = V LP / 3 (2.21) Dimana : Vø P = Tegangan fasa sisi primer (Volt) V LP = Tegangan line sisi primer (Volt) Dalam hubungan Y-Y, jika beban transformator tidak seimbang maka tegangan fasa pada transformator juga tidak akan seimbang. Jadi, tegangan fasa primer berbanding lurus terhadap tegangan fasa sekunder dan perbandingan belitan transformator (a)yaitu : V LP = 3Vø P = a (2.22) V LS 3Vø S Hubungan wye-delta (Y ) Hubungan wye-delta (Y ) transformator tiga fasa ditunjukkan Gambar Sisi primer terhubung wye (Y) dan sisi sekunder transformator terhubung delta ( ). 23

19 Gambar 2.20 Transformator Tiga Fasa hubungan Y Dalam hubungan wye-delta tegangan line pada sisi primer sebanding dengan tegangan fasanya yaitu, V LP = 3 Vø P. Sedangkan pada sisi sekunder, tegangan line sama dengan tegangan fasa yaitu, V LS = Vø S. Jadi, perbandingan tegangan pada hubungan ini yaitu : V LP = 3Vø P = 3a (2.22) V LS Vø S Kelebihan hubungan wye-delta ini lebih stabil dan tidak terdapat masalah terhadap beban tidak seimbang maupun harmonisa. Hubungan delta-wye ( Y) Hubungan delta-wye ( Y) transformator tiga fasa ditunjukkan Gambar Sisi primer terhubung delta ( ) dan sisi sekunder transformator terhubung wye (Y). 24

20 Gambar 2.21 Transformator Tiga Fasa hubungan Y Kelebihan hubungan delta-wye sama dengan hubungan wye-delta. Pada hubungan ini tegangan line pada sisi primer sama dengan tegangan fasanya yaitu, V LP = Vø P. Sedangkan pada sisi sekunder, tegangan line sebanding dengan tegangan fasanya yaitu, V LS = 3Vø S. Sehingga perbandingan tegangan transformator yaitu : V LP = Vø P = a (2.23) V LS 3Vø S 3 Hubungan delta-delta ( ) Hubungan delta-delta ( ) transformator tiga fasa ditunjukkan Gambar 2.22.Pada hubungan ini, sisi primer maupun sekunder transformator terhubung delta ( ). 25

21 Gambar 2.22 Transformator Tiga Fasa hubungan Pada hubungan ini tegangan line sama dengan tegangan fasa baik disisi primer maupun sekunder transformator yaitu, V LP = Vø P dan V LS = Vø S. Sehingga perbandingan tegangan transformator menjadi, V LP = Vø P = a (2.24) V LS Vø S Kelebihan pada hubungan yaitu tidak terjadi perbedaan fasa dan tetap stabil terhadap beban tidak seimbang maupun harmonisa.selain itu, kelebihan dari penggunaan delta-delta yaitu jika salah satu belitan fasanya putus maka transformator ini masih dapat bekerja dalam melayani beban meski hanya menggunakan dua belitan saja, ini disebut hubungan open delta. Dalam hubungan delta-delta, tegangan line to linesama dengan tegangan fasa di primer maupun sekunder transformator, V RS = V RT = V ST = V LL =V LN. 26

22 Menentukan arus dengan menggunakan delta-delta sama juga seperti hubungan delta sebelumnya yaitu: I LINE = 3 I FASA (2.25) Dimana : I LINE = Arus line to line (Ampere) I FASA = Arus fasa(ampere) 2.6 Transformator Tiga Fasa hubungan Open-delta Transformator tiga fasa hubungan open-delta umumnya hanya digunakan untuk sementara apabila transformator yang mengalami kerusakan dalam sistem tiga fasa hubungan delta-delta akan diperbaiki atau diganti dengan transformator yang baru. Hubungann open-delta ini menggunakan dua belitan dalam melayani beban tiga fasa.perubahan belitan pada inti tidak perlu dilakukan untuk mengurangi leakageimpedance untuk memperoleh sistem yang lebih seimbang.selain itu, hubungan open-delta juga dilakukan jika beban yang dilayani sekarang terlalu kecil dibandingkan dengan kapasitas transformatornya. Untuk menentukan daya pada transformator open-delta maka perlu diperhatikan vektor tegangan dan vektor arusnya.dengan mengubah hubungan kumparan transformator menjadi hubungan open-delta maka tegangan tiga fasanya adalah tetap. Misalkan, tegangan pada dua kumparan tersisa yaitu: V AB = V L dan V BC = V L 0 0, sehingga : 27

23 Gambar 2.23 Transformator Tiga Fasa Open-delta Berbeban V CA = - V AB - V BC = - V V 0 0 = (0,5 - j0,866) V - 1 V = V (2.26) Jika transformator open-delta melayani beban tiga fasa resistif yang seimbang maka vektor arus dan tegangannya sebagai berikut: Gambar 2.24 Diagram vektor Tegangan dan Arus Transformator Open-delta Dari Gambar 2.24 terlihat bahwa arus fasa Iab tertinggal dari tegangan Vab sebesar 30 0 sedangkanarus fasa Ibc mendahului Vbc sebesar Hubungan arus fasa dan arus line adalah sebagai berikut : Ia = Iab 28

24 Ib = Ibc Ic = -Iab - Ibc (2.27) Sehingga besar daya pada transformator open delta yaitu: P = VI Cos θ P 1 = V ab I ab Cos (-30 0 ) = 3/2 VI (2.28) P 2 = V bc I bc Cos (30 0 ) = 3/2 VI (2.29) Jadi, P = P 1 + P 2 P = 3 VI (2.30) Sedangkan daya reaktifnya adalah: Q 1 = V bc I bc Sin (30 0 ) = 1/2 VI (2.30) Q 2 = V ab I ab Sin (-30 0 ) = - 1/2 VI (2.31) Dari persamaan di atas terlihat bahwa pada transformator open-delta kapasitasnya akan berkurang dibandingkan dengan transformator delta-delta. Besarnya kapasitas transformator open-delta tidak sama dengan penjumlahan kapasitas kedua transformator 1 fasa tetapi hanya 86,6% nya. Hal ini dapat dijelaskan dengan persamaan-persamaan berikut ini : Kapasitas - = 3 V LINE I LINE = 3 V LINE ( 3 I FASA ) = 3 V LINE I FASA (2.32) 29

25 Sedangkan hubungan open-delta, arus line to line sama dengan arus fasa sehingga : Kapasitas V-V = 3 V LINE I LINE = 3 V LINE I FASA (2.33) Dengan membandingkan kedua persamaan diatas, maka diperoleh : S V-V S - = 3 V LINE I FASA 3 V LINE I FASA = 0,577 atau 57,7% (2.34) Dimana :S V-V = rating KVA transformator hubungan open-delta S - = rating KVA transformator hubungan delta-delta Transformator open-delta dengan dua belitan seharusnya dapat menyuplai 2/3 persen dari kapasitas total transformator hubungan delta-delta, tetapi ternyata kedua belitan tersebut hanya mampu menyuplai 57,7 persen dari kapasitas total transformator. Jadi, perbandingan transformator atau yang disebut juga faktor utilitas yaitu 57,7 / 66,6 = 0,866 atau 86,6 persen saat kedua belitannya melayani keadaan berbeban. Dengan dioperasikan seperti ini, transformator masih dapat mengirim daya tiga fasa dengan urutan belitan yang sama, tetapi kapasitasnya yang turun menjadi 57,7 persen dari kapasitas total transformator delta-delta. Misalnya, transformator delta-delta bekerja pada beban nominalnya, jika transformator tersebut diubah menjadi open-delta dengan beban yang sama seperti sebelumnya, maka sisa kedua transformator akan mengalami overload atau beban lebih masing-masing sebesar 173,2 persen. Total beban hubungan V-V = 3V LINE I FASA = 3 (2.35) VA masing-masing transformator V LINE I FASA 30

26 Untuk mencegah kerusakan akibat terjadinya overload ini, maka beban transformator harus dikurangi atau menggunakan otomatisasi yang dapat menghubungkan sistem open-delta langsung menjadi delta-delta tanpa mengurangi beban secara otomatis. 31

BAB II TRANSFORMATOR. magnet dan berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik.

BAB II TRANSFORMATOR. magnet dan berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik. BAB II TRANSFORMATOR II.1 Umum Transformator atau trafo adalah suatu peralatan listrik yang dapat memindahkan energi listrik atau memindahkan dan mengubah energi listrik bolakbalik dari satu level ke level

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR. elektromagnet. Pada umumnya transformator terdiri atas sebuah inti yang terbuat

BAB II TRANSFORMATOR. elektromagnet. Pada umumnya transformator terdiri atas sebuah inti yang terbuat BAB II TRANSFORMATOR 2.1 UMUM Transformator merupakan suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu atau lebih rangkain listrik ke rangkaian listrik lainnya melalui suatu

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR

BAB II TRANSFORMATOR 7 BAB II TRANSFORMATOR 2.1 Umum Transformator merupakan suatu alat listrik statis yang dapat memindahkan dan mengubah tegangan dan arus bolak-balik dari suatu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR. maupun untuk menyalurkan energi listrik arus bolak-balik dari satu atau lebih

BAB II TRANSFORMATOR. maupun untuk menyalurkan energi listrik arus bolak-balik dari satu atau lebih BAB II TRASFORMATOR II. UMUM Transformator merupakan suatu alat listrik statis yang mampu mengubah maupun untuk menyalurkan energi listrik arus bolak-balik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR

BAB II TRANSFORMATOR BAB II TRANSFORMATOR II.1 Umum Transformator atau trafo adalah suatu peralatan listrik yang dapat memindahkan energi listrik atau memindahkan dan mengubah energi listrik bolak-balik dari satu level ke

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR. sistem ketenagalistrikan. Transformator adalah suatu peralatan listrik. dan berbanding terbalik dengan perbandingan arusnya.

BAB II TRANSFORMATOR. sistem ketenagalistrikan. Transformator adalah suatu peralatan listrik. dan berbanding terbalik dengan perbandingan arusnya. BAB II TRANSFORMATOR II.. Umum Transformator merupakan komponen yang sangat penting peranannya dalam sistem ketenagalistrikan. Transformator adalah suatu peralatan listrik elektromagnetis statis yang berfungsi

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR. dan mengubah tegangan dan arus bolak-balik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke

BAB II TRANSFORMATOR. dan mengubah tegangan dan arus bolak-balik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke BAB II TRANSFORMATOR II.1. Umum Transformator merupakan suatu alat listrik statis yang dapat memindahkan dan mengubah tegangan dan arus bolak-balik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR. Transformator merupakan suatu alat listrik statis yang mampu mengubah

BAB II TRANSFORMATOR. Transformator merupakan suatu alat listrik statis yang mampu mengubah BAB II TRANSFORMATOR II. UMUM Transformator merupakan suatu alat listrik statis yang mampu mengubah maupun untuk menyalurkan energi listrik arus bolak-balik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR

BAB II TRANSFORMATOR BAB II TRANSFORMATOR II.1 UMUM Transformator merupakan suatu peralatan listrik elektromagnetik statis yang berfungsi untuk memindahkan dan mengubah daya listrik dari suatu rangkaian listrik ke rangkaian

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR. II.1 UMUM Transformator atau trafo adalah suatu peralatan listrik yang dapat memindahkan

BAB II TRANSFORMATOR. II.1 UMUM Transformator atau trafo adalah suatu peralatan listrik yang dapat memindahkan BAB II TRANSFORMATOR II.1 UMUM Transformator atau trafo adalah suatu peralatan listrik yang dapat memindahkan energi listrik atau memindahkan dan mengubah energi listrik bolak-balik dari satu level ke

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. melalui gandengan magnet dan prinsip induksi elektromagnetik [1].

BAB II DASAR TEORI. melalui gandengan magnet dan prinsip induksi elektromagnetik [1]. BAB II DASAR TEORI 2.1 Umum Transformator merupakan suatu alat listrik statis yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu rangkaian listrik ke rangkaian listrik lainnya melalui gandengan

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR

BAB II TRANSFORMATOR BAB II TRANSFORMATOR II.1 UMUM Transformator merupakan suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang lain dengan

Lebih terperinci

Transformator. Dasar Konversi Energi

Transformator. Dasar Konversi Energi Transformator Dasar Konversi Energi Transformator Transformator adalah suatu peralatan listrik yang termasuk dalam klasifikasi mesin listrik statis dan berfungsi untuk menyalurkan tenaga/daya listrik dari

Lebih terperinci

BAB I DASAR TEORI I. TRANSFORMATOR

BAB I DASAR TEORI I. TRANSFORMATOR BAB I DASAR TEORI I. TRANSFORMATOR Transformator atau trafo adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR

BAB II TRANSFORMATOR BAB II TRANSFORMATOR II.1 UMUM Transformator merupakan suatu alat listrik statis yang mampu mengubah maupun untuk menyalurkan energi listrik arus bolak-balik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang lain, melalui suatu gandengan magnet dan berdasarkan prinsip induksi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang lain, melalui suatu gandengan magnet dan berdasarkan prinsip induksi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Transformator Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang lain,

Lebih terperinci

Pengenalan Sistem Catu Daya (Teknik Tenaga Listrik)

Pengenalan Sistem Catu Daya (Teknik Tenaga Listrik) Prinsip dasar dari sebuah mesin listrik adalah konversi energi elektromekanik, yaitu konversi dari energi listrik ke energi mekanik atau sebaliknya dari energi mekanik ke energi listrik. Alat yang dapat

Lebih terperinci

TRANSFORMATOR. Bagian-bagian Tranformator adalah : 1. Lilitan Primer 2. Inti besi berlaminasi 3. Lilitan Sekunder

TRANSFORMATOR. Bagian-bagian Tranformator adalah : 1. Lilitan Primer 2. Inti besi berlaminasi 3. Lilitan Sekunder TRANSFORMATOR PENGERTIAN TRANSFORMATOR : Suatu alat untuk memindahkan daya listrik arus bolak-balik dari suatu rangkaian ke rangkaian lainnya secara induksi elektromagnetik (lewat mutual induktansi) Bagian-bagian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1PengertianTransformator 1 Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energy listrik bolak-balik dari satu level ke level tegangan yang lain,

Lebih terperinci

PENGARUH BEBAN TIDAK SEIMBANG TERHADAP EFISIENSI TRANSFORMATOR TIGA FASA HUBUNGAN OPEN-DELTA

PENGARUH BEBAN TIDAK SEIMBANG TERHADAP EFISIENSI TRANSFORMATOR TIGA FASA HUBUNGAN OPEN-DELTA PENGARUH BEBAN TIDAK SEIMBANG TERHADAP EFISIENSI TRANSFORMATOR TIGA FASA HUBUNGAN OPEN-DELTA (Aplikasi Pada Laboratorium Konversi Fakultas Teknik USU) OLEH : NAMA MAHASISWA : HOTDES LUMBANRAJA NIM : 03

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Sistem Distribusi merupakan bagian dari sistem tenaga listrik. Sistem distribusi ini berguna untuk menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik besar (Bulk Power

Lebih terperinci

Elektrodinamometer dalam Pengukuran Daya

Elektrodinamometer dalam Pengukuran Daya Elektrodinamometer dalam Pengukuran Daya A. Wattmeter Wattmeter digunakan untuk mengukur daya listrik searah (DC) maupun bolak-balik (AC). Ada 3 tipe Wattmeter yaitu Elektrodinamometer, Induksi dan Thermokopel.

Lebih terperinci

BAB II PRINSIP DASAR TRANSFORMATOR

BAB II PRINSIP DASAR TRANSFORMATOR BAB II PRINSIP DASAR TRANSFORMATOR 2.1 UMUM Transformator (trafo ) merupakan piranti yang mengubah energi listrik dari suatu level tegangan AC lain melalui gandengan magnet berdasarkan prinsip induksi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Transformator distribusi Transformator distribusi yang sering digunakan adalah jenis transformator step up down 20/0,4 kv dengan tegangan fasa sistem JTR adalah 380 Volt karena

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI. lain, melalui suatu gandengan magnet dan berdasarkan prinsip induksi

BAB 2 DASAR TEORI. lain, melalui suatu gandengan magnet dan berdasarkan prinsip induksi BAB DASAR TEORI. Umum Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu atau lebih rangkaian ke rangkaian listrik yang lain, melalui suatu gandengan magnet

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Umum Untuk menjaga agar faktor daya sebisa mungkin mendekati 100 %, umumnya perusahaan menempatkan kapasitor shunt pada tempat yang bervariasi seperti pada rel rel baik tingkat

Lebih terperinci

BAB III KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN

BAB III KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN 39 BAB III KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN 3.1 Sistem Distribusi Awalnya tenaga listrik dihasilkan di pusat-pusat pembangkit seperti PLTA, PLTU, PLTG, PLTGU, PLTP, dan PLTP dan yang lainnya, dengan tegangan yang

Lebih terperinci

1. Menerapkan konsep kelistrikan dan kemagnetan dalam berbagai penyelesaian masalah dan produk teknologi

1. Menerapkan konsep kelistrikan dan kemagnetan dalam berbagai penyelesaian masalah dan produk teknologi perubahan medan magnetik dapat menimbulkan perubahan arus listrik (Michael Faraday) Fluks magnetik adalah banyaknya garis-garis medan magnetik yang menembus permukaan bidang secara tegak lurus GGL induksi

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR

BAB II TRANSFORMATOR BAB II TRANSFORMATOR II.1. Umum Transformator merupakan komponen yang sangat penting peranannya dalam sistem ketenagalistrikan. Transformator adalah suatu peralatan listrik elektromagnetis statis yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energi dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang lain, melalui suatu

Lebih terperinci

TRAFO. Induksi Timbal Balik

TRAFO. Induksi Timbal Balik DASAR TENAGA LISTRIK 23 TRAFO Induksi Timbal Balik Trafo adalah alat elektromagnetik yang memindahkan tenaga listrik dari satu sirkuit ke sirkuit lainnya dengan induksi timbal balik. Trafo satu fasa mempunyai

Lebih terperinci

I. Tujuan. 1. Agar mahasiswa mengetahui karakteristik transformator 2. Agar mahasiswa dapat membandingkan rangkaian transformator berbeban R, L, dan C

I. Tujuan. 1. Agar mahasiswa mengetahui karakteristik transformator 2. Agar mahasiswa dapat membandingkan rangkaian transformator berbeban R, L, dan C I. Tujuan. Agar mahasiswa mengetahui karakteristik transformator. Agar mahasiswa dapat membandingkan rangkaian transformator berbeban R, L, dan C II. Dasar Teori TRANSFORMATOR Transformator atau trafo

Lebih terperinci

ANALISA RUGI-RUGI PADA GARDU 20/0.4 KV

ANALISA RUGI-RUGI PADA GARDU 20/0.4 KV ANALISA RUGI-RUGI PADA GARDU 20/0.4 KV Oleh Endi Sopyandi Dasar Teori Dalam penyaluran daya listrik banyak digunakan transformator berkapasitas besar dan juga bertegangantinggi. Dengan transformator tegangan

Lebih terperinci

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. Pusat tenaga listrik umumnya terletak jauh dari pusat bebannya. Energi listrik

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. Pusat tenaga listrik umumnya terletak jauh dari pusat bebannya. Energi listrik BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 2.1. Umum Pusat tenaga listrik umumnya terletak jauh dari pusat bebannya. Energi listrik yang dihasilkan pusat pembangkitan disalurkan melalui jaringan transmisi.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Tenaga Listrik Suatu sistem tenaga listrik pada dasarnya dapat dikelompokan atas tiga bagian utama, yaitu: sistem pembangkitan, sistem transmisi dan sistem distribusi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Transformator Transformator atau trafo adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik

Lebih terperinci

Teknik Tenaga Listrik (FTG2J2)

Teknik Tenaga Listrik (FTG2J2) Teknik Tenaga Listrik (FTG2J2) Kuliah 4: Transformator Ahmad Qurthobi, MT. Engineering Physics - Telkom University Daftar Isi Transformator Ideal Induksi Tegangan pada Sebuah Coil Tegangan Terapan dan

Lebih terperinci

DA S S AR AR T T E E ORI ORI

DA S S AR AR T T E E ORI ORI BAB II 2 DASAR DASAR TEORI TEORI 2.1 Umum Konversi energi elektromagnetik yaitu perubahan energi dari bentuk mekanik ke bentuk listrik dan bentuk listrik ke bentuk mekanik. Generator sinkron (altenator)

Lebih terperinci

DAYA ELEKTRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC)

DAYA ELEKTRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC) DAYA ELEKRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC) 1. Daya Sesaat Daya adalah energi persatuan waktu. Jika satuan energi adalah joule dan satuan waktu adalah detik, maka satuan daya adalah joule per detik yang disebut

Lebih terperinci

Transformator : peralatan listrik elektromagnetik statis yang berfungsi untuk memindahkan dan mengubah daya listrik dari suatu rangkaian listrik ke ra

Transformator : peralatan listrik elektromagnetik statis yang berfungsi untuk memindahkan dan mengubah daya listrik dari suatu rangkaian listrik ke ra TRANSFORMATOR Transformator : peralatan listrik elektromagnetik statis yang berfungsi untuk memindahkan dan mengubah daya listrik dari suatu rangkaian listrik ke rangkaian listrik lainnya,dengan frekuensi

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA. biasanya adalah tipe tiga phasa. Motor induksi tiga phasa banyak digunakan di

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA. biasanya adalah tipe tiga phasa. Motor induksi tiga phasa banyak digunakan di BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA 2.1 Umum Motor listrik yang paling umum dipergunakan dalam perindustrian industri adalah motor induksi. Berdasarkan phasa sumber daya yang digunakan, motor induksi dapat

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. Universitas Sumatera Utara

BAB II TEORI DASAR. Universitas Sumatera Utara BAB TEOR DASAR.1 Jaringan Distribusi Secara garis besar, suatu sistem tenaga listrik yang lengkap mengandung empat unsur. Pertama, adanya suatu unsur pembangkit tenaga listrik. Tegangan yang dihasilkan

Lebih terperinci

BAB II HARMONISA PADA GENERATOR. Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang

BAB II HARMONISA PADA GENERATOR. Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang BAB II HARMONISA PADA GENERATOR II.1 Umum Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang digunakan untuk menkonversikan daya mekanis menjadi daya listrik arus bolak balik. Arus

Lebih terperinci

BAB II MOTOR SINKRON. 2.1 Prinsip Kerja Motor Sinkron

BAB II MOTOR SINKRON. 2.1 Prinsip Kerja Motor Sinkron BAB II MTR SINKRN Motor Sinkron adalah mesin sinkron yang digunakan untuk mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Mesin sinkron mempunyai kumparan jangkar pada stator dan kumparan medan pada rotor.

Lebih terperinci

BAB 2II DASAR TEORI. Motor sinkron tiga fasa adalah motor listrik arus bolak-balik (AC) yang

BAB 2II DASAR TEORI. Motor sinkron tiga fasa adalah motor listrik arus bolak-balik (AC) yang BAB 2II DASAR TEORI Motor Sinkron Tiga Fasa Motor sinkron tiga fasa adalah motor listrik arus bolak-balik (AC) yang putaran rotornya sinkron/serempak dengan kecepatan medan putar statornya. Motor ini beroperasi

Lebih terperinci

BAB II GENERATOR SINKRON

BAB II GENERATOR SINKRON BAB II GENERATOR SINKRON 2.1 Pendahuluan Generator arus bolak balik berfungsi mengubah tenaga mekanis menjadi tenaga listrik arus bolak balik. Generator arus bolak balik sering disebut juga sebagai alternator,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dipakai adalah tegangan dan arus bolak-balik ( AC). Sedangkan tegangan dan arus

BAB I PENDAHULUAN. yang dipakai adalah tegangan dan arus bolak-balik ( AC). Sedangkan tegangan dan arus BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG MASALAH Dalam istilah elektro, transformator adalah suatu alat yang dapat mengubah energi listrik menjadi energi listrik dengan frekuensi yang sama. Perubahan energi

Lebih terperinci

atau pengaman pada pelanggan.

atau pengaman pada pelanggan. 16 b. Jaringan Distribusi Sekunder Jaringan distribusi sekunder terletak pada sisi sekunder trafo distribusi, yaitu antara titik sekunder dengan titik cabang menuju beban (Lihat Gambar 2.1). Sistem distribusi

Lebih terperinci

MODEL SISTEM.

MODEL SISTEM. MODEL SISTEM MESIN SEREMPAK KONTRUKSI MESIN SEREMPAK Kedua bagian utama sebuah mesin serempak adalah susunan ferromagnetik. Bagian yang diam, yang pada dasarnya adalah sebuah silinder kosong dinamakan

Lebih terperinci

Sudaryatno Sudirham. Analisis Keadaan Mantap Rangkaian Sistem Tenaga

Sudaryatno Sudirham. Analisis Keadaan Mantap Rangkaian Sistem Tenaga Sudaryatno Sudirham Analisis Keadaan Mantap Rangkaian Sistem Tenaga ii BAB Transformator.. Transformator Satu Fasa Transformator banyak digunakan dalam teknik elektro. Dalam sistem komunikasi, transformator

Lebih terperinci

Gambar 2.1 Skema Sistem Tenaga Listrik

Gambar 2.1 Skema Sistem Tenaga Listrik Generator Transformator Pemutus Tenaga Distribusi sekunder Distribusi Primer 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Distribusi Tenaga Listrik Secara garis besar, suatu sistem tenaga listrik yang lengkap

Lebih terperinci

Oleh: Sudaryatno Sudirham

Oleh: Sudaryatno Sudirham 1. Transformator Satu Fasa Transformator Oleh: Sudaryatno Sudirham Transformator banyak digunakan dalam teknik elektro. Dalam sistem komunikasi, transformator digunakan pada rentang frekuensi audio sampai

Lebih terperinci

LEMBAR DISKUSI SISWA MATER : INDUKSI ELEKTROMAGNETIK IPA TERPADU KELAS 9 SEMESTER 2

LEMBAR DISKUSI SISWA MATER : INDUKSI ELEKTROMAGNETIK IPA TERPADU KELAS 9 SEMESTER 2 Halaman 1 LEMBAR DISKUSI SISWA MATER : INDUKSI ELEKTROMAGNETIK IPA TERPADU KELAS 9 SEMESTER 2 SMP NEGERI 55 JAKARTA A. GGL INDUKSI Sebelumnya telah diketahui bahwa kelistrikan dapat menghasilkan kemagnetan.

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR. dan mengubah energi listrik bolak-balik (arus dan tegangan) dari satu atau lebih

BAB II TRANSFORMATOR. dan mengubah energi listrik bolak-balik (arus dan tegangan) dari satu atau lebih BAB TRANSFORMATOR. UMUM Transformator merupakan suatu alat listrik statis yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik bolak-balik (arus dan tegangan) dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA II.1 Umum Motor induksi merupakan motor arus bolak balik ( AC ) yang paling luas digunakan dan dapat dijumpai dalam setiap aplikasi industri maupun rumah tangga. Penamaannya

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI 3 FASA

BAB II MOTOR INDUKSI 3 FASA BAB II MOTOR INDUKSI 3 FASA 2.1 Umum Motor listrik merupakan beban listrik yang paling banyak digunakan di dunia, motor induksi tiga fasa adalah suatu mesin listrik yang mengubah energi listrik menjadi

Lebih terperinci

MAKALAH INDUKTANSI DAN TRANSFORMATOR

MAKALAH INDUKTANSI DAN TRANSFORMATOR MAKALAH INDUKTANSI DAN TRANSFORMATOR Disusun oleh : Zahra Dhiyah Nafisa Kelas : XII IPA MADRASAH MULTITEKNIK ASIH PUTERA Jl. Muhammad Daeng Ardiwinata No. 199, Cimahi PEMBAHASAN A. INDUKTANSI I. SEJARAH

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Daya 2.1.1 Pengertian Daya Daya adalah energi yang dikeluarkan untuk melakukan usaha. Dalam sistem tenaga listrik, daya merupakan jumlah energi yang digunakan untuk melakukan

Lebih terperinci

BAB III. Transformator

BAB III. Transformator BAB III Transformator Transformator merupakan suatu alat listrik yang mengubah tegangan arus bolak-balik dari satu tingkat ke tingkat yang lain melalui suatu gandengan magnet dan berdasarkan prinsipprinsip

Lebih terperinci

PENGUJIAN TAPPING TRANSFORMATOR DISTRIBUSI 20

PENGUJIAN TAPPING TRANSFORMATOR DISTRIBUSI 20 Laporan Penelitian PENGUJIAN TAPPING TRANSFORMATOR DISTRIBUSI 20 Oleh : Ir. Leonardus Siregar, MT Dosen Tetap Fakultas Teknik LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS HKABP NOMMENSEN MEDAN 2013 Kata Pengantar Puji

Lebih terperinci

BAB II GENERATOR SINKRON. bolak-balik dengan cara mengubah energi mekanis menjadi energi listrik. Energi

BAB II GENERATOR SINKRON. bolak-balik dengan cara mengubah energi mekanis menjadi energi listrik. Energi BAB II GENERATOR SINKRON 2.1. UMUM Konversi energi elektromagnetik yaitu perubahan energi dari bentuk mekanik ke bentuk listrik dan bentuk listrik ke bentuk mekanik. Generator sinkron (altenator) merupakan

Lebih terperinci

BAB II GENERATOR SINKRON TIGA FASA

BAB II GENERATOR SINKRON TIGA FASA BAB II GENERATOR SINKRON TIGA FASA II.1. Umum Konversi energi elektromagnetik yaitu perubahan energi dari bentuk mekanik ke bentuk listrik dan bentuk listrik ke bentuk mekanik. Generator sinkron (alternator)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Transformator Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan atau mentransfer power listrik dari satu sirkuit ke sirkuit-irkuit lainnya, secara induksi electromagnet

Lebih terperinci

Transformator (trafo)

Transformator (trafo) Transformator (trafo) ф 0 t Transformator adalah : Suatu peralatan elektromagnetik statis yang dapat memindahkan tenaga listrik dari rangkaian a.b.b (arus bolak-balik) primer ke rangkaian sekunder tanpa

Lebih terperinci

SINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 3/ Juni 2014

SINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 3/ Juni 2014 ANALISIS PERBANDINGAN PENGARUH BEBAN SEIMBANG DAN TIDAK SEIMBANG TERHADAP REGULASI TEGANGAN DAN EFISIENSI PADA BERBAGAI HUBUNGAN BELITAN TRANSFORMATOR TIGA FASA Yuliana Tanjung [1], A. Rachman Hasibuan

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA 2.1 UMUM Motor induksi merupakan motor arus bolak-balik yang paling banyak dipakai dalam industri dan rumah tangga. Dikatakan motor induksi karena arus rotor motor ini merupakan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Transformator merupakan suatu peralatan listrik yang berfungsi untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. Transformator merupakan suatu peralatan listrik yang berfungsi untuk II. TINJAUAN PUSTAKA A. Transformator Transformator merupakan suatu peralatan listrik yang berfungsi untuk memindahkan dan mengubah tenaga listrik dari tegangan tinggi ke tegangan rendah atau sebaliknya,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Arus Netral pada Sistem Tiga Fasa Empat Kawat Jaringan distribusi tegangan rendah adalah jaringan tiga fasa empat kawat, dengan ketentuan, terdiri dari kawat tiga fasa (R, S,

Lebih terperinci

BAB II SISTEM DAYA LISTRIK TIGA FASA

BAB II SISTEM DAYA LISTRIK TIGA FASA BAB II SISTEM DAYA LISTRIK TIGA FASA Jaringan listrik yang disalurkan oleh PLN ke konsumen, merupakan bagian dari sistem tenaga listrik secara keseluruhan. Secara umum, sistem tenaga listrik terdiri dari

Lebih terperinci

ARUS BOLAK-BALIK Pertemuan 13/14 Fisika 2

ARUS BOLAK-BALIK Pertemuan 13/14 Fisika 2 ARUS BOLAK-BALIK Pertemuan 13/14 Fisika 2 Arus bolak-balik adalah arus yang arahnya berubah secara bergantian. Bentuk arus bolakbalik yang paling sederhana adalah arus sinusoidal. Tegangan yang mengalir

Lebih terperinci

ANALISIS KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI UNTUK IDENTIFIKASI BEBAN LEBIH DAN ESTIMASI RUGI-RUGI PADA JARINGAN TEGANGAN RENDAH

ANALISIS KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI UNTUK IDENTIFIKASI BEBAN LEBIH DAN ESTIMASI RUGI-RUGI PADA JARINGAN TEGANGAN RENDAH SINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 3/ Juni ANALISIS KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI UNTUK IDENTIFIKASI BEBAN LEBIH DAN ESTIMASI RUGI-RUGI PADA JARINGAN TEGANGAN RENDAH Yoakim Simamora, Panusur

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Motor Arus Searah Sebuah mesin yang mengubah energi listrik arus searah menjadi energi mekanik dikenal sebagai motor arus searah. Cara kerjanya berdasarkan prinsip, sebuah konduktor

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras elektronik dan pembuatan mekanik turbin. Sedangkan untuk pembuatan media putar untuk

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Motor asinkron atau motor induksi biasanya dikenal sebagai motor induksi

BAB II DASAR TEORI. Motor asinkron atau motor induksi biasanya dikenal sebagai motor induksi BAB II DASAR TEORI 2.1 Umum Motor asinkron atau motor induksi biasanya dikenal sebagai motor induksi yang merupakan motor arus bolak-balik yang paling luas penggunaannya. Penamaan ini berasal dari kenyataan

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI SEBAGAI GENERATOR (MISG)

BAB II MOTOR INDUKSI SEBAGAI GENERATOR (MISG) BAB II MOTOR INDUKSI SEBAGAI GENERATOR (MISG) II.1 Umum Motor induksi tiga phasa merupakan motor yang banyak digunakan baik di industri rumah tangga maupun industri skala besar. Hal ini dikarenakan konstruksi

Lebih terperinci

Bahan Ajar Ke 1 Mata Kuliah Analisa Sistem Tenaga Listrik. Diagram Satu Garis

Bahan Ajar Ke 1 Mata Kuliah Analisa Sistem Tenaga Listrik. Diagram Satu Garis 24 Diagram Satu Garis Dengan mengasumsikan bahwa sistem tiga fasa dalam keadaan seimbang, penyelesaian rangkaian dapat dikerjakan dengan menggunakan rangkaian 1 fasa dengan sebuah jalur netral sebagai

Lebih terperinci

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 2.1 Umum BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK Kehidupan moderen salah satu cirinya adalah pemakaian energi listrik yang besar. Besarnya pemakaian energi listrik itu disebabkan karena banyak dan beraneka

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Umum. Motor induksi tiga fasa rotor belitan merupakan salah satu mesin ac yang

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Umum. Motor induksi tiga fasa rotor belitan merupakan salah satu mesin ac yang BAB II DASAR TEORI 2.1 Umum Motor induksi tiga fasa rotor belitan merupakan salah satu mesin ac yang berfungsi untuk mengubah energi listrik menjadi energi mekanis. Motor induksi terdiri atas bagian stasioner

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. melakukan kerja atau usaha. Daya memiliki satuan Watt, yang merupakan

BAB II LANDASAN TEORI. melakukan kerja atau usaha. Daya memiliki satuan Watt, yang merupakan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Daya Daya adalah energi yang dikeluarkan untuk melakukan usaha. Dalam sistem tenaga listrik, daya merupakan jumlah energi yang digunakan untuk melakukan kerja atau

Lebih terperinci

Induksi Elektromagnetik

Induksi Elektromagnetik Induksi Elektromagnetik GGL induksi Generator Dinamo Trafo Cara kerja Trafo Jenis-jenis Trafo Persamaan pada Trafo Efisiensi Trafo Kegunaan Trafo A. GGL induksi Hubungan Pergerakan garis medan magnetik

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam menyalurkan daya listrik dari pusat pembangkit kepada konsumen

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam menyalurkan daya listrik dari pusat pembangkit kepada konsumen TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Distribusi Sistem distribusi merupakan keseluruhan komponen dari sistem tenaga listrik yang menghubungkan secara langsung antara sumber daya yang besar (seperti gardu transmisi)

Lebih terperinci

FASOR DAN impedansi pada ELEMEN-elemen DASAR RANGKAIAN LISTRIK

FASOR DAN impedansi pada ELEMEN-elemen DASAR RANGKAIAN LISTRIK FASO DAN impedansi pada ELEMEN-elemen DASA ANGKAIAN LISTIK 1. Fasor Fasor adalah grafik untuk menyatakan magnituda (besar) dan arah (posisi sudut). Fasor utamanya digunakan untuk menyatakan gelombang sinus

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. a. Pusat pusat pembangkit tenaga listrik, merupakan tempat dimana. ke gardu induk yang lain dengan jarak yang jauh.

BAB II DASAR TEORI. a. Pusat pusat pembangkit tenaga listrik, merupakan tempat dimana. ke gardu induk yang lain dengan jarak yang jauh. BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Jaringan Distribusi Pada dasarnya dalam sistem tenaga listrik, dikenal 3 (tiga) bagian utama seperti pada gambar 2.1 yaitu : a. Pusat pusat pembangkit tenaga listrik, merupakan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pada suatu jaringan distribusi arus bolak-balik dengan tegangan (V), daya

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pada suatu jaringan distribusi arus bolak-balik dengan tegangan (V), daya BAB TINJAUAN PUSTAKA.. Faktor Daya Pada suatu jaringan distribusi arus bolak-balik dengan tegangan (V), daya aktif (P) dan daya reaktif (Q), maka besarnya daya semu (S) adalah sebanding dengan arus (I)

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: pengaturan, impedansi, amperlilit, potier. 1. Pendahuluan. 2. Generator Sinkron Tiga Fasa

ABSTRAK. Kata Kunci: pengaturan, impedansi, amperlilit, potier. 1. Pendahuluan. 2. Generator Sinkron Tiga Fasa ANALISA PERBANDINGAN METODE IMPEDANSI SINKRON, AMPER LILIT DAN SEGITIGA POTIER DALAM MENENTUKAN REGULASI TEGANGAN GENERATOR SINKRON DENGAN PEMBEBANAN RESISTIF, INDUKTIF DAN KAPASITIF Hanri Adi Martua Hasibuan,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI Tinjauan Hukum Pemakaian Arus Listrik Ilegal. Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik adalah singkatan dari (P2TL), yang

BAB II LANDASAN TEORI Tinjauan Hukum Pemakaian Arus Listrik Ilegal. Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik adalah singkatan dari (P2TL), yang BAB II LANDASAN TEORI 2. 1 Tinjauan Hukum Pemakaian Arus Listrik Ilegal Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik adalah singkatan dari (P2TL), yang merupakan salah satu program kerja PT PLN untuk mengurangi

Lebih terperinci

DAYA PADA RANGKAIAN BOLAK-BALIK.

DAYA PADA RANGKAIAN BOLAK-BALIK. DAYA PADA RANGKAAN BOLAK-BALK http://evan.weblog.ung.ac.id KONSEP DASAR DAYA PADA RANGKAAN AC FASA TUNGGAL Daya dalam watt yang diserap oleh suatu beban pada setiap saat sama dengan jatuh tegangan (voltage

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR DAYA DAN PENGUBAH SADAPAN BERBEBAN. Tenaga listrik dibangkitkan dipusat pusat listrik (power station) seperti

BAB II TRANSFORMATOR DAYA DAN PENGUBAH SADAPAN BERBEBAN. Tenaga listrik dibangkitkan dipusat pusat listrik (power station) seperti 6 BAB II TRANSFORMATOR DAYA DAN PENGUBAH SADAPAN BERBEBAN 2.1 Sistem Tenaga Listrik Tenaga listrik dibangkitkan dipusat pusat listrik (power station) seperti PLTA, PLTU, PLTD, PLTP dan PLTGU kemudian disalurkan

Lebih terperinci

Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu

Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu TRANSFORMATOR 1.PengertianTransformator Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang lain,

Lebih terperinci

GENERATOR SINKRON Gambar 1

GENERATOR SINKRON Gambar 1 GENERATOR SINKRON Generator sinkron merupakan mesin listrik arus bolak balik yang mengubah energi mekanik menjadi energi listrik arus bolak-balik. Energi mekanik diperoleh dari penggerak mula (prime mover)

Lebih terperinci

Analisa Konfigurasi Hubungan Primer dan Sekunder Transformator 3 Fasa 380/24 V Terhadap Beban Non Linier

Analisa Konfigurasi Hubungan Primer dan Sekunder Transformator 3 Fasa 380/24 V Terhadap Beban Non Linier Analisa Konfigurasi Hubungan Primer dan Sekunder Transformator 3 Fasa 380/24 V Terhadap Beban Non Linier *Mohd Yogi Yusuf, Firdaus**, Feranita** *Alumni Teknik Elektro Universitas Riau **Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. searah. Energi mekanik dipergunakan untuk memutar kumparan kawat penghantar

BAB II DASAR TEORI. searah. Energi mekanik dipergunakan untuk memutar kumparan kawat penghantar BAB II DASAR TEORI 2.1 Umum Generator arus searah mempunyai komponen dasar yang hampir sama dengan komponen mesin-mesin lainnya. Secara garis besar generator arus searah adalah alat konversi energi mekanis

Lebih terperinci

TRANSFORMATOR. 1. Pengertian Transformator

TRANSFORMATOR. 1. Pengertian Transformator TRANSFORMATOR 1. Pengertian Transformator Transformator atau transformer atau trafo adalah komponen elektromagnet yang dapat mengubah taraf suatu tegangan AC ke taraf yang lain. Selain itu tranformator

Lebih terperinci

MOTOR LISTRIK 1 & 3 FASA

MOTOR LISTRIK 1 & 3 FASA MOTOR LISTRIK 1 & 3 FASA I. MOTOR LISTRIK 1 FASA Pada era industri modern saat ini, kebutuhan terhadap alat produksi yang tepat guna sangat diperlukan untuk dapat meningkatkan effesiensi waktu dan biaya.

Lebih terperinci

FISIKA LAPORAN PENGAMATAN INDUKSI ELEKTROMAGNETIK (LILITAN & TRANSFORMATOR) Oleh: Wisnu Pramadhitya Ramadhan/36/XII-MIPA 6

FISIKA LAPORAN PENGAMATAN INDUKSI ELEKTROMAGNETIK (LILITAN & TRANSFORMATOR) Oleh: Wisnu Pramadhitya Ramadhan/36/XII-MIPA 6 FISIKA LAPORAN PENGAMATAN INDUKSI ELEKTROMAGNETIK (LILITAN & TRANSFORMATOR) Oleh: Wisnu Pramadhitya Ramadhan/36/XII-MIPA 6 SMA NEGERI 2 BOGOR Jl. Keranji Ujung No.1 Budi Agung, Bogor 16165; No Telp: (0251)

Lebih terperinci

STUDI PENGGUNAAN SISTEM PENDINGIN UDARA TEKAN UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI TRANSFORMATOR PADA BEBAN LEBIH

STUDI PENGGUNAAN SISTEM PENDINGIN UDARA TEKAN UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI TRANSFORMATOR PADA BEBAN LEBIH STUDI PENGGUNAAN SISTEM PENDINGIN UDARA TEKAN UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI TRANSFORMATOR PADA BEBAN LEBIH (Aplikasi pada PLTU Labuhan Angin, Sibolga) Yohannes Anugrah, Eddy Warman Konsentrasi Teknik Energi

Lebih terperinci

OPTIMALISASI KUALITAS TEGANGAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI UNTUK PELANGGAN PLN BERDASAR PADA WINDING RATIO

OPTIMALISASI KUALITAS TEGANGAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI UNTUK PELANGGAN PLN BERDASAR PADA WINDING RATIO OPTIMALISASI KUALITAS TEGANGAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI UNTUK PELANGGAN PLN BERDASAR PADA WINDING RATIO Muhammad Ade Nugroho, 1410017211121 Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Universitas

Lebih terperinci

TRAFO TEGANGAN MAGNETIK

TRAFO TEGANGAN MAGNETIK TRAFO TEGANGAN Pada Gambar 6.1 diperlihatkan contoh suatu trafo tegangan. Trafo tegangan adalah trafo satu fasa step-down yang mentransformasi tegangan sistem ke suatu tegangan rendah yang besarannya sesuai

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 3. KEMAGNETAN DAN INDUKSI ELEKTROMAGNETLatihan Soal 3.2

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 3. KEMAGNETAN DAN INDUKSI ELEKTROMAGNETLatihan Soal 3.2 SMP kelas 9 - FISIKA BAB 3. KEMAGNETAN DAN INDUKSI ELEKTROMAGNETLatihan Soal 3.2 1. Agar medan magnet yang dihasilkan menjadi lebih besar, maka kawat kumparan yang digunakan adalah kawat yang diameternya

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA.1 UMUM Motor induksi merupakan motor listrik arus bolak balik (ac) yang paling luas digunakan. Penamaannya berasal dari kenyataan bahwa motor ini bekerja berdasarkan induksi

Lebih terperinci