Sudaryatno Sudirham. Analisis. Keadaan Mantap Rangkaian Sistem Tenaga

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Sudaryatno Sudirham. Analisis. Keadaan Mantap Rangkaian Sistem Tenaga"

Transkripsi

1 Sudaryatn Sudirham Analisis Keadaan Mantap Rangkaian Sistem Tenaga ii

2 BAB 4 (dari Bab 7 Analisis Ragkaian Sistem Tenaga) Pembebanan Nnlinier (Analisis Di Kawasan Fasr) 7.1. Pernyataan Sinyal Sinus Dalam Fasr Sebagaimana dijelaskan di bab sebelumnya, suatu sinyal sinus di kawasan waktu dinyatakan dengan menggunakan fungsi csinus v( t) VA cs[ ω0 t φ] dengan V A adalah amplitud sinyal, ω 0 adalah frekuensi sudut, dan φ adalah sudut fasa yang menunjukkan psisi puncak pertama fungsi csinus. Pernyataan sinyal sinus menggunakan fungsi csinus diambil sebagai pernyataan standar. Jika seluruh sistem bekerja pada satu frekuensi tertentu, ω, maka sinyal sinus dapat dinyatakan dalam bentuk fasr dengan mengambil besar dan sudut fasa-nya saja. Untuk suatu sinyal sinus yang di kawasan waktu dinyatakan sebagai v ( t) Acs( ωt+ θ) maka di kawasan fasr ia jθ dituliskan dalam frmat kmpleks sebagai V Ae dengan A adalah nilai puncak sinyal. Karena kita hanya memperhatikan amplitud dan sudut fasa saja, maka pernyataan sinyal dalam fasr biasa dituliskan sebagai V A θ Acsθ+ jasinθ yang dalam bidang kmpleks digambarkan sebagai diagram fasr seperti pada Gb.7.1.a. Apabila sudut fasa θ 0 maka pernyataan sinyal di kawasan waktu menjadi v( t) Acs( ωt) yang dalam bentuk fasr menjadi V A 0 dengan diagram fasr seperti pada Gb.7.1.b. Suatu sinyal yang di kawasan waktu dinyatakan sebagai v ( t) Asin( ωt) Acs( ωt π / ) di kawasan fasr menjadi V A 90 dengan diagram fasr seperti Gb.7.1.c 7-1

3 m V A θ θ Re a). b). m m V A 0 Re c). Gb.7.1. Diagram fasr fungsi: a) v ( t) Acs( ωt+ θ) ; b) v( t) Acs( ωt) ; c) v( t) Asin( ωt). Dalam meninjau sinyal nnsinus, kita tidak dapat menyatakan satu sinyal nnsinus dengan menggunakan satu bentuk fasr tertentu karena walaupun sistem yang kita tinjau berperasi pada satu macam frekuensi (50 Hz misalnya) namun arus dan tegangan yang kita hadapi mengandung banyak frekuensi. Oleh karena itu satu sinyal nnsinus terpaksa kita nyatakan dengan banyak fasr; masing-masing kmpnen sinyal nnsinus memiliki frekuensi sendiri. Selain dari pada itu, uraian sinyal sinyal nnsinus ke dalam kmpnenkmpnennya dilakukan melalui deret Furier. Bentuk umum kmpnen sinus sinyal ini adalah yang dapat dituliskan sebagai in ( t) an cs nωt+ bn sin nωt in ( t) an + bn cs( nωt θn ) yang dalam bentuk fasr menjadi n an + bn θn dengan θ tan 1 Mengacu pada Gb.7.1, diagram fasr kmpnen sinyal ini adalah seperti pada Gb.7.. Re V A 90 bn an 7- Sudaryatn Sudirham, Analisis Rangkaian Sistem Tenaga

4 m θ a n Re b n n a n n + b θ Gb.7.. Fasr kmpnen arus nnsinus dengan a n > 0 dan b n > 0. Fasr n pada Gb.7.. adalah fasr kmpnen arus jika a n psitif dan b n psitif. Fasr ini leading terhadap sinyal sinus sebesar (90 θ). Gb.7.3 berikut ini memperlihatkan kmbinasi nilai a n dan b n yang lain. a n > 0, b n < 0 n leading ( θ) terhadap sinyal sinus m b n θ a n n Re an + bn θ m a n θ b n n an + bn (180 +θ) Re a n < 0, b n > 0 n lagging (90 0 θ) terhadap sinyal sinus n an + bn (180 θ) a n θ b n m Re a n < 0, b n < 0 n lagging ( θ) terhadap sinyal sinus Gb.7.3. Fasr kmpnen arus nnsinus untuk berbagai kmbinasi nilai a n dan b n. 7-3

5 Perlu kita perhatikan bahwa pernyataan fasr dan diagram fasr yang dikemukakan di atas menggunakan nilai puncak sinyal sebagai besar fasr. Dalam analisis daya, diambil nilai efektif sebagai besar fasr. Oleh karena itu kita perlu memperhatikan apakah spektrum amplitud sinyal nnsinus diberikan dalam nilai efektif atau nilai puncak. CO TOH-7.1: Uraian di kawasan waktu arus penyearahan setengah gelmbang dengan nilai maksimum m A adalah 0,318+ 0,5 cs( ω0t 1,57) + 0,1 cs(ω0t ) ( t) + 0,04 cs(4ω0t) + 0,018 cs(6ω0t) cs(8ω cs(10ω0t) Nyatakanlah sinyal ini dalam bentuk fasr. i m 0 t) A Penyelesaian: Frmulasi arus i(t) yang diberikan ini diturunkan dari uraian deret Furier yang kmpnen fundamentalnya adalah i1 ( t) 0+ 0,5 sinω0t ; jadi sesungguhnya kmpnen ini adalah fungsi sinus di kawasan waktu. Jika kita mengambil nilai efektif sebagai besar fasr, maka pernyataan arus dalam bentuk fasr adalah 0,5 0,1 0,04 0 0,318 ; 1 m 90 ; m 0 ; 4 m m 0 ; 0,018 0,010 0,007 6 m 0 ; 8 m 0 ; 10 m 0 ; Diagram fasr arus-arus pada Cnth-7.1 di atas, dapat kita gambarkan (hanya mengambil tiga kmpnen) seperti terlihat pada Gb Gb.7.4. Diagram fasr arus fundamental, harmnisa ke-, dan harmnisa ke Sudaryatn Sudirham, Analisis Rangkaian Sistem Tenaga

6 Persamaan arus pada Cnth-7.1 yang dinyatakan dalam fungsi csinus dapat pula dinyatakan dalam fungsi sinus menjadi 0,318+ 0,5sin( ω0t) + 0,1sin(ω0t+ 1,57) i( t) m + 0,01sin(4ω0t+ 1,57) + 0,018sin(6ω0t+ 1,57) A 0.010cs(8 0 ) 0.007cs(10 0 ) + ω t + ω t Jika kmpnen sinus fundamental digunakan sebagai referensi dengan pernyataan fasrnya 1 1 rms 0, maka masing-masing kmpnen arus ini dapat kita nyatakan dalam fasr sebagai: 0,5 0,1 0 0,318 ; 1 m 0 ; m m 90 ; 0,04 0,018 4 m 90 ; 6 m 90 ;... Diagram fasr-fasr arus ini dapat kita gambarkan seperti terlihat pada Gb Gb.7.5. Diagram fasr arus fundamental, harmnisa ke-, dan harmnisa ke-4 Diagram fasr arus pada Gb.7.5 tidak lain adalah diagram fasr pada Gb.7.4 yang diputar 90 ke arah psitif karena fungsi sinus dijadikan referensi dengan sudut fasa nl. Nilai fasr dan selisih sudut fasa antar fasr tidak berubah. Pada Gb.7.5. ini, kita lihat bahwa kmpnen harmnisa ke- leading 90 dari kmpnen fundamental; demikian juga dengan kmpnen harmnisa ke-4. Namun fasr harmnisa ke- berputar kearah psitif dengan frekuensi dua kali lipat dibanding dengan kmpnen fundamental, dan fasr harmnisa ke-4 berputar kearah psitif dengan frekuensi empat kali lipat dibanding kmpnen fundamental. Oleh karena itulah mereka tidak dapat secara langsung dijumlahkan. Dalam pembahasan selanjutnya kita akan menggunakan cara penggambaran fasr seperti pada Gb.7.4 dimana fasr referensi adalah fasr dari sinyal sinus yang dinyatakan dalam fungsi csinus dan memiliki sudut fasa nl. Hal ini perlu ditegaskan karena uraian arus nnsinus ke dalam deret Furier dinyatakan sebagai fungsi csinus 7-5

7 sedangkan tegangan sumber biasanya dinyatakan sebagai fungsi sinus. Fasr tegangan sumber akan berbentuk V s Vsrms 90 dan relasirelasi sudut fasa yang tertulis pada Gb.7.3 akan digunakan. Cnth-7.: Gambarkan diagram fasr sumber tegangan dan arus-arus berkut ini vs Vsrms sinωt 100 sinωt V, 1 rms 30 A 30 lagging dari tegangan sumber dan rms 50 A 90 leading dari tegangan sumber. Penyelesaian: m 1 30 Re 7.. mpedansi V s Karena setiap kmpnen harmnisa memiliki frekuensi berbeda maka pada satu cabang rangkaian yang mengandung elemen dinamis akan terjadi impedansi yang berbeda untuk setiap kmpnen. Setiap kmpnen harmnisa dari arus nnsinus yang mengalir pada satu cabang rangkaian dengan elemen dinamis akan mengakibatkan tegangan berbeda. CO TOH-7.3: Arus i 00sinω0t+ 70sin 3ω0t + 30sin 5ω0t A mengalir melalui resistr 5 Ω yang terhubung seri dengan kapasitr 0 µf. Jika frekuensi fundamental adalah 50 Hz, hitung tegangan puncak fundamental dan tegangan puncak setiap kmpnen harmnisa. (a) Reaktansi dan impedansi untuk frekuensi fundamental adalah 6 X C1 1/(π ) 159,15 Z ,15 159,3Ω 7-6 Sudaryatn Sudirham, Analisis Rangkaian Sistem Tenaga

8 Tegangan puncak fundamental adalah V 1m Z1 1m 159, ,85 kv (b) mpedansi untuk harmnisa ke-3 adalah X X / 3 53,05 Z ,05 53, 9Ω C 3 C 1 3 Tegangan puncak harmnisa ke-3 adalah V 3 m Z3 3m 53,9 70 3,73 kv (c) mpedansi untuk harmnisa ke-5 adalah X X / 5 31,83 Z ,83 3, Ω C 5 C 1 3 Tegangan puncak harmnisa ke-5 adalah V 5 m Z5 5m 3, 30 0,97 kv 7.3. ilai Efektif Sebagaimana telah dibahas dalam bab sebelumnya, sinyal nnsinus dipandang sebagai terdiri dari dua kmpnen, yaitu kmpnen fundamental dan kmpnen harmnisa ttal. Nilai efektif suatu sinyal peridik nnsinus y, adalah Y rms Y1rms Yhrms (7.1) Y + Y 1 rms dengan : nilai efektif kmpnen fundamental. hrms : nilai efektif kmpnen harmnisa ttal. Karena kmpnen ke-dua, yaitu kmpnen harmnisa ttal, merupakan gabungan dari seluruh harmnisa yang masih diperhitungkan, maka kmpnen ini tidak kita gambarkan diagram fasrnya; kita hanya menyatakan nilai efektifnya saja walaupun kalau kita gambarkan kurvanya di kawasan waktu bisa terlihat perbedaan fasa yang mungkin terjadi antara tegangan fundamental dan arus harmnisa ttal. 7-7

9 7.4. Sumber Tegangan Sinusidal Dengan Beban nlinier Sebagaimana dijelaskan di bab sebelumnya, pembebanan nnlinier terjadi bila sumber dengan tegangan sinus mencatu beban dengan arus nnsinus. Arus nnsinus mengalir karena terjadi pengubahan arus leh pengubah arus, seperti misalnya penyearah atau saklar sinkrn. Dalam analisis di kawasan fasr pada pembebanan nn linier ini kita perlu memperhatikan hal-hal berikut ini Daya Kmpleks Sisi Beban. Jika tegangan pada suatu beban memiliki nilai efektif V brms V dan arus nnsinus yang mengalir padanya memiliki nilai efektif brms A, maka beban ini menyerap daya kmpleks sebesar S b Vbrms brms VA (7.) Kita ingat pengertian mengenai daya kmpleks yang didefinisikan pada persamaan (14.9) di Bab-14 sebagai S V. Definisi ini adalah untuk sinyal sinus murni. Dalam hal sinyal nnsinus kita tidak menggambarkan fasr arus harmnisa ttal sehingga mengenai daya kmpleks hanya bisa menyatakan besarnya, yaitu persamaan (3.), tetapi kita tidak menggambarkan segitiga daya. Segitiga daya dapat digambarkan hanya untuk kmpnen fundamental. Sisi Sumber. Daya kmpleks S s yang diberikan leh sumber tegangan sinus vs Vsm sin ωt V yang mengeluarkan arus nnsinus bernilai efektif s1rms shrms + A adalah srms Vsm S s Vsrms srms srms VA (7.3) Daya yata Sisi Beban. Jika suatu beban memiliki resistansi R b, maka beban tersebut menyerap daya nyata sebesar ( ) R W b brmsrb b 1 rms bhrms b (7.4) P + di mana b 1 rms adalah arus efektif fundamental dan bhrms adalah arus efektif harmnisa ttal. * 7-8 Sudaryatn Sudirham, Analisis Rangkaian Sistem Tenaga

10 Sisi Sumber. Dilihat dari sisi sumber, daya nyata dikirimkan melalui kmpnen fundamental. Kmpnen arus harmnisa sumber tidak memberikan transfer energi nett. P s 1 Vsrms 1 rmscsϕ 1 W (7.5) ϕ 1 adalah beda sudut fasa antara tegangan dan arus fundamental sumber, dan csϕ 1 adalah faktr daya pada kmpnen fundamental yang disebut displacement pwer factr Faktr Daya Sisi Beban. Dengan pengertian daya kmpleks dan daya nyata seperti diuraikan di atas, maka faktr daya rangkaian beban dapat dihitung sebagai Pb f.d. beban (7.6) Sb Sisi Sumber. Faktr daya ttal, dilihat dari sisi sumber, adalah mpedansi Beban Ps f.d. 1 s (7.7) Ss Reaktansi beban tergantung dari frekuensi harmnisa, sehingga masingmasing harmnisa menghadapi nilai impedansi yang berbeda-beda. Namun demikian nilai impedansi beban secara keseluruhan dapat dihitung, sesuai dengan knsep tentang impedansi, sebagai Vbrms Z b Ω (7.8) brms Seperti halnya dengan daya kmpleks, impedansi beban hanya dapat kita hitung besarnya dengan relasi (3.6) akan tetapi tidak dinyatakan dalam frmat kmpleks seperti (a + jb) Terema Tellegen Terema ini menyatakan bahwa di setiap rangkaian elektrik harus ada perimbangan yang tepat antara daya yang diserap leh elemen pasif dengan daya yang diberikan leh elemen aktif. Hal ini sesuai dengan prinsip knservasi energi. Sebagaimana telah pula disebutkan terema ini 7-9

11 juga memberikan kesimpulan bahwa satu-satunya cara agar energi dapat diserap dari atau disalurkan ke suatu bagian rangkaian adalah melalui tegangan dan arus di terminalnya. Terema ini berlaku baik untuk rangkaian linier maupun nn linier. Terema ini juga berlaku baik di kawasan waktu maupun kawasan fasr untuk daya kmpleks maupun daya nyata. Fasr tidak lain adalah pernyataan sinyal yang biasanya berupakan fungsi waktu, menjadi pernyataan di bidang kmpleks. Oleh karena itu perhitungan daya yang dilakukan di kawasan fasr harus menghasilkan angka-angka yang sama dengan perhitungan di kawasan waktu Cnth-Cnth Perhitungan CO TOH-7.4: Di terminal suatu beban yang terdiri dari resistr R b 10 Ω terhubung seri dengan induktr L b 0,05 H terdapat tegangan nnsinus v s sinω0 t V. Jika frekuensi fundamental adalah 50 Hz, hitunglah: (a) daya nyata yang diserap beban; (b) impedansi beban; (c) faktr daya beban; Penyelesaian: (a) Tegangan pada beban terdiri dari dua kmpnen yaitu kmpnen searah dan kmpnen fundamental: V V dan V Arus kmpnen searah yang mengalir di beban adalah b0 V0 / Rb 100 /10 10 A Arus efektif kmpnen fundamental di beban adalah V rms b1rms Zb + (100π 0,05) Nilai efektif arus rangkaian ttal adalah brms b b 1 rms 10,74 A ,74 14,68 A Daya nyata yang diserap beban sama dengan daya yang diserap R b karena hanya R b yang menyerap daya nyata Sudaryatn Sudirham, Analisis Rangkaian Sistem Tenaga

12 P Rb brms Rb 14, W (b) mpedansi beban adalah rasi antara tegangan efektif dan arus efektif beban. V brms rms V0 + V V Z beban V brms brms ,68 15,4Ω (c) Faktr daya beban adalah rasi antara daya nyata dan daya kmpleks yang diserap beban. Daya kmpleks yang diserap beban adalah: S b Vbrms brms , VA Sehingga faktr daya beban P 154 f.d. b b 0,656 S 381 CO TOH-7.5: Suatu tegangan nnsinus yang terdeteksi pada terminal beban memiliki kmpnen fundamental dengan nilai puncak 150 V dan frekuensi 50 Hz, serta harmnisa ke-3 dan ke-5 yang memiliki nilai puncak berturut-turut 30 V dan 5 V. Beban terdiri dari resistr 5 Ω terhubung seri dengan induktr 4 mh. Hitung: (a) tegangan efektif, arus efektif, dan daya dari kmpnen fundamental; (b) tegangan efektif, arus efektif, dan daya dari setiap kmpnen harmnisa; (c) tegangan efektif beban, arus efektif beban, dan ttal daya kmpleks yang disalurkan ke beban; (d) Bandingkan hasil perhitungan (a) dan (c). Penyelesaian: (a) Tegangan efektif kmpnen fundamental Reaktansi pada frekuensi fundamental b V rms 106 V X L1 π ,6 Ω 7-11

13 mpedansi pada frekuensi fundamental adalah Z ,6 5,16 Ω Arus efektif fundamental V 106 5,16 1rms 1 rms Z 1 0,57 A Daya nyata yang diberikan leh kmpnen fundamental P rms 1 1 R 0, Daya kmpleks kmpnen fundamental W S 1 V1 rms 1rms 106 0,57 18 VA P1 083 Faktr daya kmpnen fundamental f.d. 1 0, 97 S 1 18 Daya reaktif kmpnen fundamental dapat dihitung dengan frmulasi segitiga daya karena kmpnen ini adalah sinus murni. Q 1 S1 P ,9 VAR (b) Tegangan efektif harmnisa ke-3 dan ke V 3 rms 1,1 V ; V 5 rms 3,54 V Reaktansi pada frekuensi harmnisa ke-3 dan ke-5 X X 3 1,6 3,77 Ω ; X L3 3 L1 L5 5 X L1 5 1,6 6,8 Ω mpedansi pada kmpnen harmnisa ke-3 dan ke-5: Z 5 + 3,77 6,6 Ω ; Z 5 + 6,8 8,03 Ω 3 Arus efektif kmpnen harmnisa ke-3 dan ke-5: Sudaryatn Sudirham, Analisis Rangkaian Sistem Tenaga

14 V 1,1 3 3 rms rms 3,39 A ; Z 6,6 V 3 3,54 8,03 5rms 5 rms Z 5 0,44 A Daya nyata yang diberikan leh harmnisa ke-3 dan ke P5 5rms R 0,44 5 P rms R 3, ,4 W ; 0,97 (c) Daya nyata ttal yang diberikan ke beban adalah jumlah daya nyata dari masing-masing kmpnen harmnisa (kita ingat kmpnen-kmpnen harmnisa secara bersama-sama mewakili satu sumber) Pb P1 + P3 + 1rms R+ P5 ( 1rms + 3rms + 5rms) ( + ) R R+ 3rms Tegangan efektif beban 5rms 1rms W R 174 W hrmsr V brms Arus efektif beban , V brms Daya kmpleks beban S b 0,57 + 3,39 + 0,44 Vbrms brms 0,86 A 108, 0,86 57 VA Daya reaktif beban tidak dapat dihitung dengan menggunakan frmula segitiga daya karena kita tak dapat menggambarkannya. (d) Perhitungan untuk kmpnen fundamental yang telah kita lakukan menghasilkan P W, S 1 18 VA, dan Q 1 S1 P1 531,9 VAR. Sementara itu perhitungan daya ttal ke beban menghasilkan 7-13

15 P b 174 W, dan S b 57 VA ; Q b? Perbedaan antara P 1 dan P b disebabkan leh adanya harmnisa P 3 dan P 5. P1 1rmsR ( sedang Pb P1 + P + P3 1rms + 3rms + 5rms) R brmsr. Daya reaktif beban Q b tidak bisa kita hitung dengan cara seperti menghitung Q 1 karena kita tidak bisa menggambarkan segitiga daya-nya. Oleh karena itu kita akan mencba memperlakukan kmpnen harmnisa sama seperti kita memperlakukan kmpnen fundamental dengan menghitung daya reaktif sebagai Qn nrms X n dan kemudian menjumlahkan daya reaktif Q n untuk memperleh daya reaktif ke beban Q b. Dengan cara ini maka untuk beban akan berlaku: ( X + X X ) Q b Q1 + Q3 + Q5 1rms L1 3rms L3 + 5rms L5 Hasil perhitungan memberikan Qb Q1 + Q + Q3 1rms X L1 + 3rms X L3 + 5rms X L5 531,9 + 43,3+ 1, 576,4 VAR Perhatikan bahwa hasil perhitungan Q 1 1rms X L1 531,9 VAR sama dengan Q 1 S1 P1 531,9 VAR. Jika untuk menghitung Q b kita paksakan menggunakan frmulasi segitiga daya, walaupun sesungguhnya kita tidak bisa menggambarkan segitiga daya dan daya reaktif ttal kmpnen hamnisa juga tidak didefinisikan, kita akan memperleh Q b Sb Pb VAR lebih besar dari hasil yang diperleh jika daya reaktif masingmasing kmpnen harmnisa dihitung dengan frmula Qn nrms X n Sudaryatn Sudirham, Analisis Rangkaian Sistem Tenaga

16 CO TOH-7.6: Sumber tegangan sinusidal v s 1000 sinωt V mencatu beban resistif R b 10 Ω melalui dida mewakili penyearah setengah gelmbang. Carilah: (a) spektrum amplitud arus; (b) nilai efektif setiap kmpnen arus; (c) daya kmpleks sumber; (d) daya nyata yang diserap beban; (e) daya nyata yang berikan leh sumber; (f) faktr daya yang dilihat sumber; (g) faktr daya kmpnen fundamental. Penyelesaian: a). Spektrum amplitud arus penyearahan setengah gelmbang ini adalah A harmnisa Spektrum yang amplitud ini dihitung sampai harmnisa ke- 10, yang nilainya sudah mendekati 1% dari amplitud arus fundamental. Diharapkan errr yang terjadi dalam perhitungan tidak akan terlalu besar. b). Nilai efektif kmpnen arus dalam [A] adalah ; 1rms 50; rms 1,; 4rms 6rms 1,8; 8rms 1; 10rms 0.7 Nilai efektif arus fundamental 1 rms 50 Nilai efektif kmpnen harmnisa ttal adalah: A 4,3; hrms 31,8 + 1, + 4,3 + 1, ,7 50 A 7-15

17 Nilai efektif arus ttal adalah rms rms shrms ,7 c). Daya kmpleks yang diberikan sumber adalah A S s Vsrms rms ,7 70,7 kva d). Daya nyata yang diserap beban adalah P b rmsrb 70, kw e). Sumber memberikan daya nyata melalui arus fundamental. Daya nyata yang diberikan leh sumber adalah P s Vsrms 1rms cs ϕ 1 Kita anggap bahwa spektrum sudut fasa tidak tersedia, sehingga perbedaan sudut fasa antara tegangan sumber dan arus fundamental tidak diketahui dan csϕ 1 tidak diketahui. Oleh karena itu kita cba memanfaatkan terema Tellegen yang menyatakan bahwa daya yang diberikan sumber harus tepat sama dengan daya yang diterima beban, termasuk daya nyata. Jadi daya nyata yang diberikan sumber adalah P s P b 50 kw f). Faktr daya yang dilihat leh sumber adalah f.d. s Ps / S s Pb / Ss 50 / 70,7 0,7 g). Faktr daya kmpnen fundamental adalah Ps csϕ1 1 Vsrms1rms Nilai faktr daya ini menunjukkan bahwa arus fundamental sefasa dengan tegangan sumber. hrms 50 h). THD 1 atau 100% 1rms 50 Cnth-7.6 ini menunjukkan bahwa faktr daya yang dilihat sumber lebih kecil dari faktr daya fundamental. Faktr daya fundamental 7-16 Sudaryatn Sudirham, Analisis Rangkaian Sistem Tenaga

18 menentukan besar daya aktif yang dikirim leh sumber ke beban, sementara faktr daya yang dilihat leh sumber merupakan rasi daya nyata terhadap daya kmpleks yang dikirim leh sumber. Sekali lagi kita tekankan bahwa kita tidak dapat menggambarkan segitiga daya pada sinyal nnsinus. Sumber mengirimkan daya nyata ke beban melalui arus fundamental. Jika kita hitung daya nyata yang diserap resistr melalui arus fundamental saja, akan kita perleh P Rb1 1 rms Rb kw Jadi daya nyata yang diserap R b melalui arus fundamental hanya setengah dari daya nyata yang dikirim sumber (dalam kasus penyearah setengah gelmbang ini). Hal ini terjadi karena daya nyata ttal yang diserap R b tidak hanya melalui arus fundamental saja tetapi juga arus harmnisa, sesuai dengan relasi ( rms + brms) Rb P Rb brms Rb 1 Kita akan mencba menganalisis masalah ini lebih jauh setelah melihat lagi cnth yang lain. Berikut ini kita akan melihat cnth yang berbeda namun pada persalan yang sama, yaitu sebuah sumber tegangan sinusidal mengalami pembebanan nnlinier. CO TOH-7.7: Seperti Cnth-7.6, sumber sinusidal dengan nilai efektif 1000 V mencatu arus ke beban resistif R b 10 Ω, namun kali ini melalui saklar sinkrn yang menutup setiap paruh ke-dua dari tiap setengah perida. Tentukan : (a) spektrum amplitud arus; (b) nilai efektif arus fundamental, arus harmnisa ttal, dan arus ttal yang mengalir ke beban; (c) daya kmpleks yang diberikan sumber; (d) daya nyata yang diberikan sumber; (e) faktr daya yang dilihat sumber; (f) faktr daya kmpnen fundamental. Penyelesaian: (a) Diagram rangkaian adalah sebagai berikut: i s saklar sinkrn v s V srms 1000 V R b i Rb 10 Ω 7-17

19 Bentuk gelmbang tegangan sumber dan arus beban adalah [V] [A] 300 v s (t)/5 00 i Rb (t) 100 [detik] 0 0 0,01 0, Spektrum amplitud arus, yang dibuat hanya sampai harmnisa ke-11 adalah seperti di bawah ini. A harmnisa Amplitud arus harmnisa ke-11 masih cukup besar; masih di atas 10% dari amplitud arus fundamental. Perhitunganperhitungan yang hanya didasarkan pada spektrum amplitud ini tentu akan mengandung errr yang cukup besar. Namun hal ini kita biarkan untuk cnth perhitungan manual ini mengingat amplitud mencapai sekitar 1% dari amplitud arus fundamental baru pada harmnisa ke-55. (b) Arus fundamental yang mengalir ke R b 83,79 1 rms 59,5 A 7-18 Sudaryatn Sudirham, Analisis Rangkaian Sistem Tenaga

20 Arus harmnisa ttal hrms 44, ,14 A 14, ,83 + 8,71 + 8,71 + Arus ttal : rms 59,5 + 36,14 69,4 A (c) Daya kmpleks yang diberikan sumber adalah S s Vsrms rms ,4 69,4 kva (d) Daya nyata yang diberikan sumber harus sama dengan daya nyata yang diterima beban yaitu daya nyata yang diserap R b karena hanya R b yang menyerap daya nyata P s Pb rms Rb 69, ,17 kw (e) Faktr daya yang dilihat sumber adalah f.d. s Ps s / S 48,17 / 69,4 0,69 (f) Daya nyata dikirim leh sumber melalui arus kmpnen fundamental. P s Vsrms 1rms cs ϕ 1 Ps f. d. 1 csϕ1 0,813 Vsrms 1rms ,5 hrms 36,14 (g) THD 0,61 atau 61% 1rms 59,5 Perhitungan pada Cnth-7.7 ini dilakukan dengan hanya mengandalkan spektrum amplitud yang hanya sampai harmnisa ke-11. Apabila tersedia spektrum sudut fasa, kreksi perhitungan dapat dilakukan. 7-19

21 Cnth-7.8: Jika pada Cnth-7.7 selain spektrum amplitud diketahui pula bahwa persamaan arus fundamental dalam uraian deret Furier adalah ( 0.5 cs( ω t) + 0,7 sin( )) i1 ( t) m 0 ω0t Lakukan kreksi terhadap perhitungan yang telah dilakukan pada Cnth-7.7. Penyelesaian: Persamaan arus fundamental sebagai suku deret Furier diketahui: Sudut ( 0.5 cs( ω t) + 0,7 sin( )) i1 ( t) m 0 ω0t 1 θtan (0.7 / 0.5) 57,6. Mengacu ke Gb.3.3, kmpnen fundamental ini lagging sebesar (90 57,6 ) 3,4 dari tegangan sumber yang dinyatakan sebagai fungsi sinus. Dengan demikian maka faktr daya kmpnen fundamental adalah f. d. 1 csϕ1 cs(3,4 ) 0,844 Dengan diketahuinya faktr daya fundamental, maka kita dapat menghitung ulang daya nyata yang diberikan leh sumber dengan menggunakan nilai faktr daya ini, yaitu P s Vsrms 1 rms csϕ , kw Daya nyata yang dikirim sumber ini harus sama dengan yang diterima resistr di rangkaian beban demikian arus ttal adalah rms Ps / Rb /10 70,7 A P b rms Rb Ps. Dengan Kreksi daya nyata tidak mengubah arus fundamental; yang berubah adalah faktr dayanya. Oleh karena itu terdapat kreksi arus harmnisa yaitu hrms rms 1rms 70,7 59,5 Daya kmpleks yang diberikan sumber menjadi 38,63 A S s Vsrms rms ,7 70,7 kva 7-0 Sudaryatn Sudirham, Analisis Rangkaian Sistem Tenaga

22 Faktr daya ttal yang dilihat sumber menjadi THD 38,63 0,65 atau 59,5 f. d. s Ps / Ss 50 / 70,7 0,7 65% Perbedaan-perbedaan hasil perhitungan antara Cnth-7.8 (hasil kreksi) dan Cnth-7.7 telah kita duga sebelumnya sewaktu kita menampilkan spektrum amplitud yang hanya sampai pada harmnisa ke-11. Tampilan spektrum ini berbeda dengan tampilan spektrum dalam kasus penyearah setengah gelmbang pada Cnth-7.6, yang juga hanya sampai hrmnisa ke-10. Perbedaan antara keduanya terletak pada amplitud harmnisa terakhir; pada kasus saklar sinkrn amplitud harmnisa ke-11 masih sekitar 10% dari amplitud fundamentalnya, sedangkan pada kasus penyearah setengah gelmbang amplitud ke-10 sudah sekitar 1% dari ampltud fundamentalnya. Pada Cnth-7.8, jika kita menghitung daya nyata yang diterima resistr hanya melalui kmpnen fundamental saja akan kita perleh P Rb1 1rms Rb 59, ,1 kw Perbedaan antara daya nyata yang dikirim leh sumber melalui arus fundamental dengan daya nyata yang diterima resistr melalui arus fundamental disebabkan leh adanya kmpnen harmnisa. Hal yang sama telah kita amati pada kasus penyearah setengah gelmbang pada Cnth Transfer Daya Dalam pembebanan nnlinier seperti Cnth-3.6 dan Cnth-3.7, daya nyata yang diserap beban melalui kmpnen fundamental selalu lebih kecil dari daya nyata yang dikirim leh sumber yang juga melalui arus fundamental. Jadi terdapat kekurangan sebesar P Rb ; kekurangan ini diatasi leh kmpnen arus harmnisa karena daya nyata diterima leh R b tidak hanya melalui arus fundamental tetapi juga melalui arus harmnisa, sesuai frmula P Rb ( b 1 rms+ bhrms) Rb Padahal dilihat dari sisi sumber, kmpnen harmnisa tidak memberi transfer energi nett. Penafsiran yang dapat dibuat adalah bahwa 7-1

23 sebagian daya nyata diterima secara langsung dari sumber leh R b, dan sebagian diterima secara tidak langsung. Piranti yang ada di sisi beban selain resistr adalah saklar sinkrn ataupun penyearah yang merupakan piranti-piranti pengubah arus; piranti pengubah arus ini tidak mungkin menyerap daya nyata sebab jika demikian halnya maka piranti ini akan menjadi sangat panas. Jadi piranti pengubah arus menyerap daya nyata yang diberikan sumber melalui arus fundamental dan segera meneruskannya ke resistr sehingga resistr menerima daya nyata ttal sebesar yang dikirimkan leh sumber. Dalam meneruskan daya nyata tersebut, terjadi knversi arus dari frekuensi fundamental yang diberikan leh sumber menjadi frekuensi harmnisa menuju ke beban. Hal ini dapat dilihat dari besar daya nyata yang diterima leh R b melalui arus harmnisa sebesar P Rbh bhrmsr ( 1rms + bhrms ) Rb. Faktr daya kmpnen fundamental lebih kecil dari satu, f.d. 1 < 1, menunjukkan bahwa ada daya reaktif yang diberikan melalui arus fundamental. Resistr tidak menyerap daya reaktif. Piranti selain resistr hanyalah pengubah arus; leh karena itu piranti yang harus menyerap daya reaktif adalah pengubah arus. Dengan demikian, pengubah arus menyerap daya reaktif dan daya nyata. Daya nyata diteruskan ke resistr dengan mengubahnya menjadi kmpnen harmnisa, daya reaktif ditransfer ulang-alik ke rangkaian sumber Kmpensasi Daya Reaktif Sekali lagi kita memperhatikan Cnth-7.6 dan Cnth-7.7 yang telah dikreksi dalam Cnth 7.8. Telah diulas bahwa faktr daya kmpnen fundamental pada penyearah setengah gelmbang f.d. 1 1 yang berarti arus fundamental sefasa dengan tegangan; sedangkan faktr daya kmpnen fundamental pada saklar sinkrn f.d. 1 0,844. Nilai faktr daya kmpnen fundamental ini tergantung dari saat membuka dan menutup saklar yang dalam kasus penyearah setengah gelmbang saklar menutup setiap tengah perida pertama. Selain faktr daya kmpnen fundamental, kita melihat juga faktr daya ttal yang dilihat sumber. Dalam kasus penyearah setengah gelmbang, meskipun f.d. 1 1, faktr daya ttal f.d. s 0,7. Dalam kasus saklar sinkrn f.d sedangkan faktr daya ttalnya f.d. s 0,7. Sebuah pertanyaan timbul: dapatkah upaya perbaikan faktr daya yang biasa 7- Sudaryatn Sudirham, Analisis Rangkaian Sistem Tenaga

24 dilakukan pada pembebanan linier, diterapkan juga pada pembebanan nnlinier? Pada dasarnya perbaikan faktr daya adalah melakukan kmpensasi daya reaktif dengan cara menambahkan beban pada rangkaian sedemikian rupa sehingga faktr daya, baik lagging maupun leading, mendekat ke nilai satu. Dalam kasus penyearah setengah gelmbang f.d. 1 1, sudah mencapai nilai tertingginya; masih tersisa f.d. s yang hanya 0,7. Dalam kasus saklar sinkrn f.d. 1 0,844 dan f.d. s 0,7. Kita cba melihat kasus saklar sinkrn ini terlebih dulu. CO TOH-7.9: Operasi saklar sinkrn pada Cnth-3.7 membuat arus fundamental lagging 3,4 dari tegangan sumber yang sinusidal. Arus lagging ini menandakan adanya daya rekatif yang dikirim leh sumber ke beban melalui arus fundamental. (a) Upayakan pemasangan kapasitr paralel dengan beban untuk memberikan kmpensasi daya reaktif ini. (b) Gambarkan gelmbang arus yang keluar dari sumber. Penyelesaian: a). Upaya kmpensasi dilakukan dengan memasangkan kapasitr paralel dengan beban untuk memberi tambahan pembebanan berupa arus leading untuk mengmpensasi arus fundamental yang lagging 3,4. Rangkaian menjadi sebagai berikut: i s saklar sinkrn v s i C C R b i Rb Sebelum pemasangan kapasitr: 1 rms 59,5 A ; hrms 38,63 A ; f. d. s 0, 7 S 1 V srms 1rms ,5 59,5 kva ; f.d. 1 0,844; P 1 59,5 0, kw Q s 1 S P1 31,75 kvar 7-3

25 Kita cba memasang kapasitr untuk memberi kmpensasi daya reaktif kmpnen fundamental sebesar 31 kvar Qs 1 Vsrms ZC Vsrms / ωc Qs C 99 µ F ; kita tetapkan 100 µf V ω srms π Dengan C 100 µf, daya reaktif yang bisa diberikan adalah Q C Arus kapasitr adalah π ,4 kvar Vsrms 1000 Crms 31,4 A. ZC 1/(100π) C Arus ini leading 90 dari tegangan sumber dan hampir sama dengan nilai 1 rms sin(3,4 ) 31,75 A Diagram fasr tegangan dan arus adalah seperti di bawah ini. 1 sin3,4 m C Re 1 3,4 1 cs3,4 V s Dari diagram fasr ini kita lihat bahwa arus C dan 1 sin 3, 4 tidak saling meniadakan sehingga beban akan menerima arus 1rms cs(3,4 ), akan tetapi beban tetap menerima arus seperti semula. Beban tidak merasakan adanya perubahan leh hadirnya C karena ia tetap terhubung langsung ke sumber. Sementara itu sumber sangat merasakan adanya beban tambahan berupa arus kapasitif yang melalui C. Sumber yang semula mengeluarkan arus fundamental dan arus harmnisa ttal ke beban, setelah pemasangan kapasitr 7-4 Sudaryatn Sudirham, Analisis Rangkaian Sistem Tenaga

26 memberikan arus fundamental dan arus harmnisa ke beban ditambah arus kapasitif di kapasitr. Dengan demikian arus fundamental yang diberikan leh sumber menjadi 1 rmsc 1 rms cs(3,4 ) 50 A turun sekitar 10% dari arus fundamental semula yang 59,5 A. Arus efektif ttal yang diberikan sumber menjadi srmsc 1 rmsc + hrms ,63 63, Daya kmpleks yang diberikan sumber menjadi A S sc , 63, kva Faktr daya yang dilihat sumber menjadi f. d. sc 50 / 63, 0,8 sedikit lebih baik dari sebelum pemasangan kapasitr f. d. s 0,7 b). Arus sumber, i s, adalah jumlah dari arus yang melalui resistr seri dengan saklar sinkrn dan arus arus kapasitr. - bentuk gelmbang arus yang melalui resistr i Rb adalah seperti yang diberikan pada gambar Cnth-7.7; - gelmbang arus kapasitr, i C, 90 mendahului tegangan sumber. Bentuk gelnbang arus i s terlihat pada gambar berikut: [V] [A] i Rb i s v s /5 [detik] i C

27 Cnth-7.9 ini menunjukkan bahwa kmpensasi daya reaktif kmpnen fundamental dapat meningkatkan faktr daya ttal yang dilihat leh sumber. Berikut ini kita akan melihat kasus penyearah setengah gelmbang. Dalam analisis rangkaian listrik [], kita membahas filter kapasitr pada penyearah yang dihubungkan paralel dengan beban R dengan tujuan untuk memperleh tegangan yang walaupun masih berfluktuasi namun fluktuasi tersebut ditekan sehingga mendekati tegangan searah. Kita akan mencba menghubungkan kapasitr seperti pada Gb.7.6 dengan harapan akan memperbaiki faktr daya. i s v s i C C i R R Gb.7.6. Kapasitr paralel dengan beban. CO TOH-7.10: Sumber tegangan sinusidal v s 1000 sinωt V mencatu beban resistif R b 10 Ω melalui penyearah setengah gelmbang. Lakukan pemasangan kapasitr untuk memperbaiki faktr daya. Frekuensi kerja 50 Hz. Penyelesaian: Keadaan sebelum pemasangan kapasitr dari Cnth-3.5: tegangan sumber V srms 1000 V ; arus fundamental 1 rms 50 A ; arus harmnisa ttal hrms 50 A arus efektif ttal rms 70,7 A ; daya kmpleks sumber S s 70,7 kva ; daya nyata P s P 1 50 kw ; faktr daya sumber f. d. s Ps / Ss 50 / 70,7 0, 7 ; faktr daya kmpnen fundamental f. d Spektrum amplitud arus maksimum adalah 7-6 Sudaryatn Sudirham, Analisis Rangkaian Sistem Tenaga

28 A harmnisa Gambar perkiraan dibawah ini memperlihatkan kurva tegangan sumber v s /5 (skala 0%), arus penyearahan setengah gelmbang i R, dan arus kapasitr i C seandainya dipasang kapasitr (besar kapasitr belum dihitung). 400 [V] [A] 00 v s /5 i R i C t [s] -400 Dengan pemasangan kapasitr maka arus sumber akan merupakan jumlah i R + i C yang akan merupakan arus nnsinus dengan bentuk lebih mendekati gelmbang sinusidal dibandingkan dengan bentuk gelmbang arus penyearahan setengah gelmbang i R. Bentuk gelmbang arus menjadi seperti di bawah ini. 7-7

29 400 [V] [A] 00 v s /5 i R +i C i R 0-00 i R 0 i C t [s] -400 Kita akan mencba menelaah dari beberapa sisi pandang. a). Pemasangan kapasitr seperti pada Gb.7.6 menyebabkan sumber mendapat tambahan beban arus kapasitif. Bentuk gelmbang arus sumber menjadi lebih mendekati bentuk sinus. Tidak seperti dalam kasus saklar sinkrn yang kmpnen fundamentalnya memiliki faktr daya kurang dari satu sehingga kita punya titiktlak untuk menghitung daya reaktif yang perlu kmpensasi, dalam kasus penyerah setengah gelmbang ini f.d. 1 1; arus fundamental sefasa dengan tegangan sumber. Sebagai perkiraan, daya reaktif akan dihitung dengan menggunakan frmula segitiga daya pada daya kmpleks ttal. Q s Ss Ps kvar Jika diinginkan faktr daya 0,9 maka daya reaktif seharusnya sekitar Q s S s sin(cs -1 0,9) 30 kvar Akan tetapi frmula segitiga tidaklah akurat karena kita tidak dapat menggambarkan segitiga daya untuk arus harmnisa. Oleh karena itu kita perkirakan kapasitr yang akan dipasang mampu memberikan kmpensasi daya reaktif Q C sekitar 5 kvar. Dari sini kita menghitung kapasitansi C. QC Vs ωc 5 kvar Z C (1/ ωc) 7-8 Sudaryatn Sudirham, Analisis Rangkaian Sistem Tenaga

30 Pada frekuensi 50 Hz Kita tetapkan 80 µf Arus kapasitr adalah 5000 C 79,6µ F π C V Z s ,13 A 6 1/(100π ) yang leading 90 dari tegangan sumber atau C 5,13 90 Arus fundamental sumber adalah jumlah arus kapasitr dan arus fundamental semula, yaitu s1c s1semula+ C , ,96 1 A Nilai efektif arus dengan frekuensi fundamental yang keluar dari sumber adalah scrms s 1 Crms + hrms 55, A Jadi setelah pemasangan kapasitr, nilai-nilai efektif arus adalah: s1 Crms 55,96 A ; ini adalah arus pada frekuensi fundamental yang keluar dari sumber sementara arus ke beban tidak berubah hrms scrms semula 50 A ; tak berubah karena arus beban tidak berubah. 75 A ; ini adalah arus yang keluar dari sumber yang rms 70,7 A. Daya kmpleks sumber menjadi S sc Vsrms scrms kva Faktr daya yang dilihat sumber menjadi f.d. sc Ps / SsC 50 / 75 0,67 Berikut ini adalah gambar bentuk gelmbang tegangan dan arus serta spektrum amplitud arus sumber. 7-9

31 V A i Rb v s / i C i sc A harmnisa Pemasangan kapasitr tidak memperbaiki faktr daya ttal bahkan arus efektif pembebanan pada sumber semakin tinggi. Apabila kita mencba melakukan kmpensasi bukan dengan arus kapasitif akan tetapi dengan arus induktif, bentuk gelmbang arus dan spektrum amplitud yang akan kita perleh adalah seperti di bawah ini Sudaryatn Sudirham, Analisis Rangkaian Sistem Tenaga

32 V A v s /5 i sc 100 i Rb i C A harmnisa Dengan membandingkan Cnth-7.9 dan Cnth-7.10 kita dapat melihat bahwa perbaikan faktr daya dengan cara kmpensasi daya reaktif dapat dilakukan pada pembebanan dengan faktr daya kmpnen fundamental yang lebih kecil dari satu. Pada pembebanan di mana arus fundamental sudah sefasa dengan tegangan sumber, perbaikan faktr daya tidak terjadi dengan cara kmpensasi daya reaktif; padahal faktr daya ttal masih lebih kecil dari satu. Daya reaktif yang masih ada merupakan akibat dari arus harmnisa. Oleh karena itu upaya yang harus dilakukan adalah menekan arus harmnisa melalui penapisan. Persalan penapisan tidak dicakup dalam buku ini melainkan dalam Elektrnika Daya. 7-31

Sudaryatno Sudirham. Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Fasor

Sudaryatno Sudirham. Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Fasor Sudaryatn Sudirham Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Fasr ii A 3 Analisis Daya Dengan mempelajari analisis daya di bab ini, kita akan memahami pengertian pengertian daya nyata, daya reaktif, daya kmpleks,

Lebih terperinci

Analisis Harmonisa 7/23/2013. Pengantar. Cakupan Bahasan

Analisis Harmonisa 7/23/2013. Pengantar. Cakupan Bahasan 7/3/3 Sudaryatn Sudirham Pengantar Analisis Harmnisa Penyediaan energi listrik pada umumnya dilakukan dengan menggunakan sumber tegangan berbentuk gelmbang sinus. Arus yang mengalir diharapkan juga berbentuk

Lebih terperinci

Analisis Rangkaian Listrik

Analisis Rangkaian Listrik Sudaryatn Sudirham nalisis Rangkaian Listrik Jilid ii Sudaryatn Sudirham, nalsis Rangkaian Listrik () BB Fasr, Impedansi, dan Kaidah Rangkaian Dalam teknik energi listrik, tenaga listrik dibangkitkan,

Lebih terperinci

Analisis Harmonisa. Pendekatan Numerik 8/3/2013. Pengantar. Cakupan Bahasan

Analisis Harmonisa. Pendekatan Numerik 8/3/2013. Pengantar. Cakupan Bahasan 8/3/3 Sudaryatn Sudirham Pengantar nalisis Harmnisa Penyediaan energi listrik pada umumnya dilakukan dengan menggunakan sumber tegangan berbentuk gelmbang sinus. rus yang mengalir diharapkan juga berbentuk

Lebih terperinci

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Fasor

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Fasor Open Curse nalisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Fasr Oleh : Sudaryatn Sudirham Pengantar Saian kuliah ini mengenai analisis rangkaian listrik di kawasan fasr dalam kndisi mantap, yang hanya berlaku untuk

Lebih terperinci

Analisis Rangkaian Listrik

Analisis Rangkaian Listrik Sudaryatn Sudirham nalisis Rangkaian Listrik Jilid ii 3 Terema dan Metda nalisis di Kawasan Fasr Setelah mempelaari bab ini, kita akan memahami aplikasi terema rangkaian dan metda analisis rangkaian di

Lebih terperinci

Bilangan Kompleks dan Fasor

Bilangan Kompleks dan Fasor Bilangan Kmpleks dan Fasr leh: Sudaryatn Sudirham. Bilangan Kmpleks.. Definisi Dalam buku Erwin Kreyszig kita baca definisi bilangan bilangan kmpleks sebagai berikut [] Bilangan kmpleks z ialah suatu pasangan

Lebih terperinci

Pembebanan Nonlinier

Pembebanan Nonlinier Pembebanan Nnlinier (Dampak pada Piranti) Sudaryatn Sudirham Kmpnen Harmnisa Dalam Sistem Tiga Fasa Frekuensi Fundamental. Pada pembebanan seimbang, kmpnen fundamental berbeda fasa 0 antara masing-masing

Lebih terperinci

Analisis Rangkaian Listrik di Kawasan Fasor (Rangkaian Arus Bolak-Balik Sinusoidal Keadaan Mantap)

Analisis Rangkaian Listrik di Kawasan Fasor (Rangkaian Arus Bolak-Balik Sinusoidal Keadaan Mantap) 8/5/0 Sudaryatn Sudirham nalisis Rangkaian Listrik di Kawasan Fasr (Rangkaian rus lak-alik Sinusidal Keadaan Mantap) 8/5/0 Kuliah Terbuka ppsx beranimasi tersedia di www.ee-cafe.rg 8/5/0 uku-e nalisis

Lebih terperinci

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu Sudaryatn Sudirham Analisis angkaian Listrik Di Kawasan Waktu Sudaryatn Sudirham, Analisis angkaian Listrik () BAB angkaian Pemrses Sinyal (angkaian Dida dan OPAMP) Dalam bab ini kita akan melihat beberapa

Lebih terperinci

Sudaryatno Sudirham. Analisis Keadaan Mantap Rangkaian Sistem Tenaga

Sudaryatno Sudirham. Analisis Keadaan Mantap Rangkaian Sistem Tenaga udaryatn udirham nalisis Keadaan Mantap Rangkaian istem Tenaga ii 5 Pembebanan eimbang istem Pliasa 5.1. umber Tiga Fasa eimbang dan ambungan ke eban uatu sumber tiga asa membangkitkan tegangan tiga asa,

Lebih terperinci

Oleh: Sudaryatno Sudirham. BAB 1 Sinyal onsinus Pada Rangkaian Linier

Oleh: Sudaryatno Sudirham. BAB 1 Sinyal onsinus Pada Rangkaian Linier nalisis Harmonisa Oleh: Sudaryatno Sudirham BB Sinyal onsinus Pada Rangkaian Linier Penyediaan energi elektrik pada umumnya dilakukan dengan menggunakan sumber tegangan berbentuk gelombang sinus. rus yang

Lebih terperinci

Sudaryatno Sudirham. AnalisisRangkaian. RangkaianListrik di KawasanFasor. (Rangkaian Arus Bolak-Balik Sinusoidal Keadaan Mantap)

Sudaryatno Sudirham. AnalisisRangkaian. RangkaianListrik di KawasanFasor. (Rangkaian Arus Bolak-Balik Sinusoidal Keadaan Mantap) Sudaryatn Sudirham nalisisrangkaian RangkaianListrik di KawasanFasr (Rangkaian rus lak-alik Sinusidal Keadaan Mantap) ahan Kuliah Terbuka dalam frmat pdf tersedia di www.buku-e.lipi.g.id dalam frmat pps

Lebih terperinci

4.1 Bentuk Gelombang Sinusoiadal

4.1 Bentuk Gelombang Sinusoiadal Analisis yang dilakukan selama ini terbatas pada arus dan tegangan yang tetap. Selanjutnya pembahasan akan menerapkan arus dan tegangan blak-balik seperti ditunjukkan pada gambar 4.. Gambar 4.. Gelmbang

Lebih terperinci

DAYA ELEKTRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC)

DAYA ELEKTRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC) DAYA ELEKRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC) 1. Daya Sesaat Daya adalah energi persatuan waktu. Jika satuan energi adalah joule dan satuan waktu adalah detik, maka satuan daya adalah joule per detik yang disebut

Lebih terperinci

RANGKAIAN AC. 5.1 Isyarat AC Isyarat AC merupakan bentuk gelombang yang sangat penting dalam bidang elektronika. Isyarat AC biasa ditulis sebagai

RANGKAIAN AC. 5.1 Isyarat AC Isyarat AC merupakan bentuk gelombang yang sangat penting dalam bidang elektronika. Isyarat AC biasa ditulis sebagai 5 KOMPONEN DAN RANGKAIAN AC 5.1 Isyarat AC Isyarat AC merupakan bentuk gelmbang yang sangat penting dalam bidang elektrnika. Isyarat AC biasa ditulis sebagai A sin ( ω t + θ ) dimana A merupakan amplitud

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. induk agar keandalan sistem daya terpenuhi untuk pengoperasian alat-alat.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. induk agar keandalan sistem daya terpenuhi untuk pengoperasian alat-alat. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Distribusi daya Beban yang mendapat suplai daya dari PLN dengan tegangan 20 kv, 50 Hz yang diturunkan melalui tranformator dengan kapasitas 250 kva, 50 Hz yang didistribusikan

Lebih terperinci

Sudaryatno Sudirham. Distribusi Energi Listrik

Sudaryatno Sudirham. Distribusi Energi Listrik udaryatn udirham istribusi Energi Listrik ii nalisis Jaringan istribusi Jaringan distribusi bertugas untuk mendistribusikan energi listrik ke pengguna energi listrik. Energi yang didistribusikan bisa berasal

Lebih terperinci

Open Course. Analisis Harmonisa. Oleh: Sudaryatno Sudirham

Open Course. Analisis Harmonisa. Oleh: Sudaryatno Sudirham Open Course nalisis Harmonisa Oleh: Sudaryatno Sudirham Pengantar Penyediaan energi listrik pada umumnya dilakukan dengan menggunakan sumber tegangan berbentuk gelombang sinus. rus yang mengalir diharapkan

Lebih terperinci

Analisis Rangkaian Listrik di Kawasan Fasor (Rangkaian Arus Bolak-Balik Sinusoidal Keadaan Mantap) Fasor 8/3/2013. Mengapa Fasor?

Analisis Rangkaian Listrik di Kawasan Fasor (Rangkaian Arus Bolak-Balik Sinusoidal Keadaan Mantap) Fasor 8/3/2013. Mengapa Fasor? 8//0 udaryatn udirham nalisis angkaian Listrik di Kawasan Fasr (angkaian rus lak-alik inusidal Keadaan Mantap) si. Fasr. Pernyataan inyal inus. mpedansi 4. Kaidah angkaian 5. Terema angkaian 6. Metda nalisis

Lebih terperinci

Sudaryatno Sudirham. Analisis Keadaan Mantap Rangkaian Sistem Tenaga

Sudaryatno Sudirham. Analisis Keadaan Mantap Rangkaian Sistem Tenaga Sudaryatno Sudirham Analisis Keadaan Mantap Rangkaian Sistem Tenaga ii Bab 5 (dari Bab 8 Analisis Rangkaian Sistem Tenaga) Pembebanan Nonlinier Sistem Tiga Fasa dan Dampak pada Piranti 8.. Komponen Harmonisa

Lebih terperinci

FASOR DAN impedansi pada ELEMEN-elemen DASAR RANGKAIAN LISTRIK

FASOR DAN impedansi pada ELEMEN-elemen DASAR RANGKAIAN LISTRIK FASO DAN impedansi pada ELEMEN-elemen DASA ANGKAIAN LISTIK 1. Fasor Fasor adalah grafik untuk menyatakan magnituda (besar) dan arah (posisi sudut). Fasor utamanya digunakan untuk menyatakan gelombang sinus

Lebih terperinci

3/22/2010. rectifier. rectifier. Uncontrolled. rectifier. Controlled. rectifier. inverter. rectifier

3/22/2010. rectifier. rectifier. Uncontrolled. rectifier. Controlled. rectifier. inverter. rectifier Penyearah Dida Pekik Arg Dahn Schl f Electrical Engineering and Infrmatics Institute f Technlgy Bandung ectifier Applicatins AC surce Uncntrlled rectifier DC - DC Cnverter DC Lad (a) Switched - mde dc

Lebih terperinci

Arus Bolak Balik. Arus Bolak Balik. Agus Suroso Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi, Institut Teknologi Bandung

Arus Bolak Balik. Arus Bolak Balik. Agus Suroso Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi, Institut Teknologi Bandung (agussuroso@fi.itb.ac.id) Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi, Institut Teknologi Bandung Materi 1 Sumber arus bolak-balik (alternating current, AC) 2 Resistor pada rangkaian AC 3 Induktor

Lebih terperinci

Sudaryatno Sudirham. Analisis Keadaan Mantap Rangkaian Sistem Tenaga

Sudaryatno Sudirham. Analisis Keadaan Mantap Rangkaian Sistem Tenaga Sudaryatno Sudirham Analisis Keadaan Mantap Rangkaian Sistem Tenaga ii BAB Transformator.. Transformator Satu Fasa Transformator banyak digunakan dalam teknik elektro. Dalam sistem komunikasi, transformator

Lebih terperinci

TEGANGAN DAN ARUS BOLAK-BALIK

TEGANGAN DAN ARUS BOLAK-BALIK TEGANGAN DAN ARUS BOLAK-BALIK 1.Pengertian Tegangan dan Arus Listrik Bolak-Balik Yang dimaksud dengan arus bolsk-balik ialah arus listrik yang arah serta besarnya berubah berkala,menurut suatu cara tertentu.hal

Lebih terperinci

Pembebanan Nonlinier

Pembebanan Nonlinier www.darpulic.cm Pemeaa Nliier (alisis di Kawasa Fasr) Sudaryat Sudirham Peryataa Siyal Sius Dalam Fasr Seagaimaa dijelaska di a seelumya, suatu siyal sius di kawasa waktu diyataka dega megguaka fugsi csius

Lebih terperinci

Analisis Rangkaian Listrik

Analisis Rangkaian Listrik Sudaryatn Sudirham nalisis Rangkaian Listrik Jilid 1 ii Sudaryatn Sudirham, nalisis Rangkaian Listrik (1) BB 16 Sistem Tiga Fasa Pembahasan sistem tiga fasa ini akan membuat kita memahami hubungan sumber

Lebih terperinci

Analisis Rangkaian Listrik

Analisis Rangkaian Listrik Sudaryatn Sudirham nalisis angkaian Listrik Jilid darpublic nalisis angkaian Listrik Jilid (rus Searah dan rus Blak-Balik) leh Sudaryatn Sudirham Hak cipta pada penulis, SUDIHM, SUDYTNO nalisis angkaian

Lebih terperinci

BAB II KOMPONEN DAN RANGKAIAN ELEKTRONIKA

BAB II KOMPONEN DAN RANGKAIAN ELEKTRONIKA 3 BAB II KOMPONEN DAN ANGKAIAN EEKTONIKA Pada bab ini akan dijelaskan beberapa cnth penerapan kmpnen elektrnik pada rangkaian aplikasi; seperti misalnya rangkaian, dan pada jaringan arus blak-balik, transfrmatr,

Lebih terperinci

KONVERTER AC-DC (PENYEARAH)

KONVERTER AC-DC (PENYEARAH) KONVERTER AC-DC (PENYEARAH) Penyearah Setengah Gelombang, 1- Fasa Tidak terkontrol (Uncontrolled) Beban Resistif (R) Beban Resistif-Induktif (R-L) Beban Resistif-Kapasitif (R-C) Terkontrol (Controlled)

Lebih terperinci

Simbul skematik sumber tegangan AC adalah:

Simbul skematik sumber tegangan AC adalah: BAB II, Rangkaian AC Hal: 47 BAB II ANALISA RANGKAIAN ARUS BOLAK BALIK Arus blak-balik/alternating Current (AC) adalah arus yang berubah tanda (plaritas) pada selang waktu tertentu. Arus blak balik dapat

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Sistem Catu Daya Listrik dan Distribusi Daya

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Sistem Catu Daya Listrik dan Distribusi Daya 9 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Catu Daya Listrik dan Distribusi Daya Pada desain fasilitas penunjang Bandara Internasional Kualanamu adanya tuntutan agar keandalan sistem tinggi, sehingga kecuali

Lebih terperinci

PENAMBAHAN INDUKTOR SECARA SERI DENGAN EKSITASI KAPASITOR PADA GENERATOR INDUKSI SEKALIGUS MEREDAM HARMONISA

PENAMBAHAN INDUKTOR SECARA SERI DENGAN EKSITASI KAPASITOR PADA GENERATOR INDUKSI SEKALIGUS MEREDAM HARMONISA ISSN:1693-689 PENAMBAHAN INDUKTOR SECARA SERI DENGAN EKSITASI KAPASITOR PADA GENERATOR INDUKSI SEKALIGUS MEREDAM HARMONISA Supri Hardi 1 Jurusan Teknik Elektr Pliteknik Negeri Lhkseumawe Abstrak Pengperasian

Lebih terperinci

TEKNIK KENDALI KONVERTER DC-DC

TEKNIK KENDALI KONVERTER DC-DC 60 TEKNIK KENDAI 5 KONVERTER DC-DC 5. Pendahuluan Pada aplikasi knverter dc-dc sebagai catu daya mde penyaklaran tentunya diinginkan dapat memberikan tegangan keluaran yang tetap pada keadaan mantap ataupun

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Daya 2.1.1 Pengertian Daya Daya adalah energi yang dikeluarkan untuk melakukan usaha. Dalam sistem tenaga listrik, daya merupakan jumlah energi yang digunakan untuk melakukan

Lebih terperinci

TEST KEMAMPUAN DASAR FISIKA DASAR II

TEST KEMAMPUAN DASAR FISIKA DASAR II TEST KEMAMPUAN DASAR FISIKA DASAR II Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan pernyataan BENAR atau SALAH. Jika BENAR jelaskan mengapa BENAR, dan jika SALAH, berilah alasan atau sanggahannya.

Lebih terperinci

BAB 8 RANGKAIAN TIGA FASE

BAB 8 RANGKAIAN TIGA FASE BAB 8 RANGKAAN TGA FASE 8.1 Pendahuluan Dalam rangkaian-rangkaian sebelumnya yang diergunakan sebagai sumber tegangan adalah sumber tegangan satu fase, dimana sumber tegangan (generatr) dihubungkan kebeban

Lebih terperinci

Fasor adalah bilangan kompleks yang merepresentasikan besaran atau magnitude dan fasa fungsi sinusoidal dari waktu. Sebuah rangkaian yang dapat dijelaskan dengan menggunakan fasor disebut berada dalam

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PENYEARAH SATU FASA MENGGUNAKAN DOUBLE SERIES BUCK-BOOST CONVERTER UNTUK PERBAIKAN FAKTOR DAYA (Sub Judul : PFC)

RANCANG BANGUN PENYEARAH SATU FASA MENGGUNAKAN DOUBLE SERIES BUCK-BOOST CONVERTER UNTUK PERBAIKAN FAKTOR DAYA (Sub Judul : PFC) RANCANG BANGUN PENYEARAH SATU FASA MENGGUNAKAN DOUBLE SERIES BUCK-BOOST CONVERTER UNTUK PERBAIKAN FAKTOR DAYA (Sub Judul : PFC) Ahmad Arifuz Z. 1, Ir.M. Zaenal Efendi,M.T. 2 Mahasiswa Elektr Industri,

Lebih terperinci

Gambar 3. (a) Diagram fasor arus (b) Diagram fasor tegangan

Gambar 3. (a) Diagram fasor arus (b) Diagram fasor tegangan RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK Arus bolak-balik atau Alternating Current (AC) yaitu arus listrik yang besar dan arahnya yang selalu berubah-ubah secara periodik. 1. Sumber Arus Bolak-balik Sumber arus bolak-balik

Lebih terperinci

Oleh: Sudaryatno Sudirham

Oleh: Sudaryatno Sudirham 1. Transformator Satu Fasa Transformator Oleh: Sudaryatno Sudirham Transformator banyak digunakan dalam teknik elektro. Dalam sistem komunikasi, transformator digunakan pada rentang frekuensi audio sampai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Umum Untuk menjaga agar faktor daya sebisa mungkin mendekati 100 %, umumnya perusahaan menempatkan kapasitor shunt pada tempat yang bervariasi seperti pada rel rel baik tingkat

Lebih terperinci

BAB II MOTOR SINKRON. 2.1 Prinsip Kerja Motor Sinkron

BAB II MOTOR SINKRON. 2.1 Prinsip Kerja Motor Sinkron BAB II MTR SINKRN Motor Sinkron adalah mesin sinkron yang digunakan untuk mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Mesin sinkron mempunyai kumparan jangkar pada stator dan kumparan medan pada rotor.

Lebih terperinci

Teknik Tenaga Listrik(FTG2J2)

Teknik Tenaga Listrik(FTG2J2) Teknik Tenaga Listrik(FTG2J2) Generator Sinkron Ahmad Qurthobi, MT. Teknik Fisika Telkom University Ahmad Qurthobi, MT. (Teknik Fisika Telkom University) Teknik Tenaga Listrik(FTG2J2) 1 / 35 Outline 1

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kualitas Daya Listrik Peningkatan terhadap kebutuhan dan konsumsi energi listrik yang baik dari segi kualitas dan kuantitas menjadi salah satu alasan mengapa perusahaan utilitas

Lebih terperinci

MODUL FISIKA. TEGANGAN DAN ARUS BOLAK-BALIK (AC) DISUSUN OLEH : NENIH, S.Pd SMA ISLAM PB. SOEDIRMAN

MODUL FISIKA. TEGANGAN DAN ARUS BOLAK-BALIK (AC) DISUSUN OLEH : NENIH, S.Pd SMA ISLAM PB. SOEDIRMAN MODUL ISIKA TEGANGAN DAN ARUS BOLAK-BALIK (AC) DISUSUN OLEH : NENIH, S.Pd SMA ISLAM PB. SOEDIRMAN TEGANGAN DAN ARUS BOLAK-BALIK (AC) 1. SUMBER TEGANGAN DAN ARUS BOLAK-BALIK Sumber tegangan bolak-balik

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI S1 TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO TELKOM UNIVERSITY

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI S1 TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO TELKOM UNIVERSITY RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI S1 TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO TELKOM UNIVERSITY MATA KULIAH KODE RUMPUN MK BOBOT (SKS) SEMESTER DIREVISI ELECTRIC CIRCUITS FEH2B4-4 - Genap 27 Juni

Lebih terperinci

Analisis Rangkaian Listrik

Analisis Rangkaian Listrik nalisis angkaian Listrik Jilid- Sudaryatn Sudirham Darpublic Edisi Oktber ii nalisis angkaian Listrik Jilid- (angkaian rus Searah dan rus Blak- Balik Keadaan Mantap) leh Sudaryatn Sudirham i Hak cipta

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Serdang. Dalam memenuhi kebutuhan daya listrik industri tersebut menggunakan

BAB 3 METODE PENELITIAN. Serdang. Dalam memenuhi kebutuhan daya listrik industri tersebut menggunakan BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah studi kasus pada pabrik pengolahan plastik. Penelitian direncanakan selesai dalam waktu 6 bulan dan lokasi penelitian berada

Lebih terperinci

Berikut ini rumus untuk menghitung reaktansi kapasitif dan raktansi induktif

Berikut ini rumus untuk menghitung reaktansi kapasitif dan raktansi induktif Resonansi paralel sederhana (rangkaian tank ) Kondisi resonansi akan terjadi pada suatu rangkaian tank (tank circuit) (gambar 1) ketika reaktansi dari kapasitor dan induktor bernilai sama. Karena rekatansi

Lebih terperinci

² Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri 3 Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri

² Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri 3 Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri 1 Efisiensi Daya Pada Beban Dinamik Dengan Kapasitor Bank Dan Filter Harmonik Bambang Wahyono ¹, Suhariningsih ², Indhana Sudiharto 3 1 Mahasiswa D4 Jurusan Teknik Elektro Industri ² Dosen Jurusan Teknik

Lebih terperinci

DAYA PADA RANGKAIAN BOLAK-BALIK.

DAYA PADA RANGKAIAN BOLAK-BALIK. DAYA PADA RANGKAAN BOLAK-BALK http://evan.weblog.ung.ac.id KONSEP DASAR DAYA PADA RANGKAAN AC FASA TUNGGAL Daya dalam watt yang diserap oleh suatu beban pada setiap saat sama dengan jatuh tegangan (voltage

Lebih terperinci

OPTIMISASI Minimisasi Rugi-rugi Daya pada Saluran

OPTIMISASI Minimisasi Rugi-rugi Daya pada Saluran OPTIMISASI Minimisasi ugi-rugi Daya pada Saluran Oleh : uriman Anthony, ST. MT ugi-rugi daya pada saluran ugi-rugi pada saluran transmisi dan distribusi dipengaruhi oleh besar arus pada beban yang melewati

Lebih terperinci

: REGULATOR AC 3 FASA. JURUSAN : TEKNIK ELEKTRO NOMOR : XV PROGRAM STUDI :DIV WAKTU : 2 x 50 MENIT

: REGULATOR AC 3 FASA. JURUSAN : TEKNIK ELEKTRO NOMOR : XV PROGRAM STUDI :DIV WAKTU : 2 x 50 MENIT FAKULTAS TEKNIK UNP EGULATO AC 3 FASA JOBSHEET/LABSHEET JUUSAN : TEKNIK ELEKTO NOMO : X POGAM STUDI :DI WAKTU : 2 x 50 MENIT MATA KULIAH /KODE : ELEKTONIKA DAYA 1/ TEI051 TOPIK : EGULATO AC 3 FASA GELOMBANG

Lebih terperinci

MODUL 1 PRINSIP DASAR LISTRIK

MODUL 1 PRINSIP DASAR LISTRIK MODUL 1 PINSIP DASA LISTIK 1.Dua Bentuk Arus Listrik Penghasil Energi Listrik o o Arus listrik bolak-balik ( AC; alternating current) Diproduksi oleh sumber tegangan/generator AC Arus searah (DC; direct

Lebih terperinci

Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral

Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral Sudaryatno Sudirham Studi Mandiri Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral 2 Darpublic BB 7 Gabungan Fungsi Sinus 7.1. Fungsi Sinus Dan Cosinus Banyak peristiwa terjadi secara siklis sinusoidal, seperti

Lebih terperinci

RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK.

RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK. Arus Bolak-balik RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK. Dalam pembahasan yang terdahulu telah diketahui bahwa generator arus bolakbalik sebagai sumber tenaga listrik yang mempunyai GGL : E E sinω t Persamaan di atas

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Transformator Ukur Transformator ukur di rancang secara khusus untuk pengukuran dalam sistem daya. Transformator ini banyak digunakan dalam sistem daya karena mempunyai keuntungan,

Lebih terperinci

I t = kuat arus listrik sesaat (A) I m = kuat arus maksimum (A)

I t = kuat arus listrik sesaat (A) I m = kuat arus maksimum (A) 6 Kpetensi Dasar t.sin t Mengidentifikasi penerapan istrik A dan D dala kehidupan sehari-hari t = kuat arus listrik sesaat (A = kuat arus aksiu (A ndikatr Mrulasikan arus dan tegangan blakbalik serta paraeter-paraeternya

Lebih terperinci

Arus & Tegangan bolak balik(ac)

Arus & Tegangan bolak balik(ac) Arus & Tegangan bolak balik(ac) Dede Djuhana E-mail:dede@fisika.ui.ac.id Departemen Fisika FMIPA-UI 0-0 Pendahuluan Arus dan Tegangan AC Arus dan tegangan bolak balik adalah arus yang dihasilkan oleh sebuah

Lebih terperinci

Bahan Ajar Ke 1 Mata Kuliah Analisa Sistem Tenaga Listrik. Diagram Satu Garis

Bahan Ajar Ke 1 Mata Kuliah Analisa Sistem Tenaga Listrik. Diagram Satu Garis 24 Diagram Satu Garis Dengan mengasumsikan bahwa sistem tiga fasa dalam keadaan seimbang, penyelesaian rangkaian dapat dikerjakan dengan menggunakan rangkaian 1 fasa dengan sebuah jalur netral sebagai

Lebih terperinci

Perbaikan Tegangan untuk Konsumen

Perbaikan Tegangan untuk Konsumen Perbaikan Tegangan untuk Konsumen Hasyim Asy ari, Jatmiko, Ivan Bachtiar Rivai Teknik Elektro Universitas Muhammadiyah Surakarta Abstrak Salah satu persyaratan keandalan sistem penyaluran tenaga listrik

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pada suatu jaringan distribusi arus bolak-balik dengan tegangan (V), daya

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pada suatu jaringan distribusi arus bolak-balik dengan tegangan (V), daya BAB TINJAUAN PUSTAKA.. Faktor Daya Pada suatu jaringan distribusi arus bolak-balik dengan tegangan (V), daya aktif (P) dan daya reaktif (Q), maka besarnya daya semu (S) adalah sebanding dengan arus (I)

Lebih terperinci

SOAL DAN PEMBAHASAN ARUS BOLAK BALIK

SOAL DAN PEMBAHASAN ARUS BOLAK BALIK SOAL DAN PEMBAHASAN ARUS BOLAK BALIK Berikut ini ditampilkan beberapa soal dan pembahasan materi Fisika Listrik Arus Bolak- Balik (AC) yang dibahas di kelas 12 SMA. (1) Diberikan sebuah gambar rangkaian

Lebih terperinci

BAB II HARMONISA PADA GENERATOR. Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang

BAB II HARMONISA PADA GENERATOR. Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang BAB II HARMONISA PADA GENERATOR II.1 Umum Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang digunakan untuk menkonversikan daya mekanis menjadi daya listrik arus bolak balik. Arus

Lebih terperinci

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu Sudaryatno Sudirham Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu Sudaryatno Sudirham, Analisis Rangkaian Listrik () BAB 4 Model Piranti Pasif Suatu piranti mempunyai karakteristik atau perilaku tertentu.

Lebih terperinci

tuned filter dan filter orde tiga. Kemudian dianalisa kesesuaian antara kedua filter

tuned filter dan filter orde tiga. Kemudian dianalisa kesesuaian antara kedua filter tuned filter dan filter orde tiga. Kemudian dianalisa kesesuaian antara kedua filter tersebut. 1.5. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini dapat memberikan konsep mengenai penggunaan single

Lebih terperinci

ARUS BOLAK-BALIK Pertemuan 13/14 Fisika 2

ARUS BOLAK-BALIK Pertemuan 13/14 Fisika 2 ARUS BOLAK-BALIK Pertemuan 13/14 Fisika 2 Arus bolak-balik adalah arus yang arahnya berubah secara bergantian. Bentuk arus bolakbalik yang paling sederhana adalah arus sinusoidal. Tegangan yang mengalir

Lebih terperinci

MODUL 1 GEJALA TRANSIEN

MODUL 1 GEJALA TRANSIEN MODUL GEJALA TRANSIEN Pendahuluan. Deskripsi Singkat Bab ini akan membahas tentang kndisi awal kapasitr dan induktr sebagai elemen pasif penyimpan energi.. Manfaat Memahami gejala transien pada elemen

Lebih terperinci

RESONANSI PADA RANGKAIAN RLC

RESONANSI PADA RANGKAIAN RLC ESONANSI PADA ANGKAIAN LC A. Tujuan 1. Mengamati adanya gejala resonansi dalam rangkaian arus bolaik-balik.. Mengukur resonansi pada rangkaian seri LC 3. Menggambarkan lengkung resonansi pada rangkaian

Lebih terperinci

5 Modulasi Digital 2 (Modulasi Sinyal Pembawa)

5 Modulasi Digital 2 (Modulasi Sinyal Pembawa) 5 Mdulasi Digital 5 Mdulasi Digital (Mdulasi Sinyal Pembawa) ujuan pengajaran: Setelah mempelajari mdul ini, mahasiswa diharapkan bisa memahami:. prses mdulasi sinyal pembawa leh sinyal infrmasi yang berbentuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pembebanan pada sistem tenaga listrik tiga fasa. Percobaan pembebanan ini

BAB III METODE PENELITIAN. pembebanan pada sistem tenaga listrik tiga fasa. Percobaan pembebanan ini BAB III MEODE PENELIIAN III.. Peralatan yang Digunakan Dalam mengumpulkan data hasil pengukuran, maka dilakukan percobaan pembebanan pada sistem tenaga listrik tiga fasa. Percobaan pembebanan ini dilakukan

Lebih terperinci

ANALISIS RANGKAIAN RLC

ANALISIS RANGKAIAN RLC ab Elektronika ndustri Fisika. AUS A PADA ESSTO ANASS ANGKAAN Jika sebuah resistor dilewati arus A sebesar maka pada resistor akan terdapat tegangan sebesar r. Sehingga jika arus membesar maka tegangan

Lebih terperinci

BAB III KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN

BAB III KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN 39 BAB III KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN 3.1 Sistem Distribusi Awalnya tenaga listrik dihasilkan di pusat-pusat pembangkit seperti PLTA, PLTU, PLTG, PLTGU, PLTP, dan PLTP dan yang lainnya, dengan tegangan yang

Lebih terperinci

MODUL 2 RANGKAIAN RESONANSI

MODUL 2 RANGKAIAN RESONANSI MODUL 2 RANGKAIAN RESONANSI Jaringan komunikasi secara berkala harus memilih satu band frekuensi dan mengabaikan (attenuasi) frekuensi yang tidak diinginkan. Teori filter modern menyediakan metode untuk

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Beban non linier pada peralatan rumah tangga umumnya merupakan peralatan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Beban non linier pada peralatan rumah tangga umumnya merupakan peralatan BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sumber Harmonisa Beban non linier pada peralatan rumah tangga umumnya merupakan peralatan elektronik yang didalamnya banyak terdapat penggunaan komponen semi konduktor pada

Lebih terperinci

atau pengaman pada pelanggan.

atau pengaman pada pelanggan. 16 b. Jaringan Distribusi Sekunder Jaringan distribusi sekunder terletak pada sisi sekunder trafo distribusi, yaitu antara titik sekunder dengan titik cabang menuju beban (Lihat Gambar 2.1). Sistem distribusi

Lebih terperinci

Oleh: Sudaryatno Sudirham

Oleh: Sudaryatno Sudirham Mesin Sinkrn Oleh: Sudaryatn Sudirha Kita telah elihat bahwa pada transfratr terjadi alih energi dari sisi prier ke sisi sekunder. Energi di ke-dua sisi transfratr tersebut saa bentuknya (yaitu energi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Harmonisa Dalam sistem tenaga listrik dikenal dua jenis beban yaitu beban linier dan beban tidak linier. Beban linier adalah beban yang memberikan bentuk gelombang keluaran

Lebih terperinci

1.KONSEP SEGITIGA DAYA

1.KONSEP SEGITIGA DAYA Daya Aktif, Daya Reaktif dan Dan Pasif 1.KONSEP SEGITIGA DAYA Telah dipahami dan dianalisa tentang teori daya listrik pada arus bolak-balik, bahwa disipasi daya pada beban reaktif (induktor dan kapasitor)

Lebih terperinci

Tarif dan Koreksi Faktor Daya

Tarif dan Koreksi Faktor Daya Tarif dan Koreksi Faktor Daya Dr. Giri Wiyono, M.T. Jurusan Pendidikan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta HP: 0812 274 5354 giriwiyono @uny.ac.id Tujuan: Mahasiswa dapat: 1.

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK LABORATORIUM TEGANGAN TINGGI DAN PENGUKURAN LISTRIK DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS INDONESIA MODUL I [ ] 2012 PENGUKURAN ARUS, TEGANGAN, DAN DAYA LISTRIK

Lebih terperinci

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan s

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan s Sudaryatno Sudirham Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan s Sudaryatno Sudirham, Analisis Rangkaian Listrik () BAB 4 Tanggapan Frekuensi Rangkaian Orde Pertama Sebagaimana kita ketahui, kondisi operasi

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1 (Sept. 2012) ISSN: B-91

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1 (Sept. 2012) ISSN: B-91 JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1 (Sept. 2012) ISSN: 2301-9271 B-91 Desain dan Simulasi Switched Filter Compensation Berbasis Tri Loop Error Driven Weighted Modified Pid Controller untuk Peningkatan Kualitas

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS HASIL PENGUKURAN

BAB 4 ANALISIS HASIL PENGUKURAN BAB 4 ANALISIS HASIL PENGUKURAN Skripsi ini bertujuan untuk melihat perbedaan hasil pengukuran yang didapat dengan menggunakan KWh-meter analog 3 fasa dan KWh-meter digital 3 fasa. Perbandingan yang dilihat

Lebih terperinci

Rancang Bangun Rangkaian AC to DC Full Converter Tiga Fasa dengan Harmonisa Rendah

Rancang Bangun Rangkaian AC to DC Full Converter Tiga Fasa dengan Harmonisa Rendah Rancang Bangun Rangkaian AC to DC Full Converter Tiga Fasa dengan Harmonisa Rendah Mochammad Abdillah, Endro Wahyono,SST, MT ¹, Ir.Hendik Eko H.S., MT ² 1 Mahasiswa D4 Jurusan Teknik Elektro Industri Dosen

Lebih terperinci

BAB 8 RANGKAIAN TIGA FASE. Ir. A.Rachman Hasibuan dan Naemah Mubarakah, ST

BAB 8 RANGKAIAN TIGA FASE. Ir. A.Rachman Hasibuan dan Naemah Mubarakah, ST BAB 8 RANGKAAN TGA FASE Oleh : r. A.Rachman Hasibuan dan Naemah Mubarakah, ST 8.1 Pendahuluan v ϕ v ϕ Gambar 8.1. Sistem Satu Fase v ϕ Gambar 8.2 Sistem Satu Fase Tiga Kawat v 0 Gambar 8.3 Sistem Dua Fase

Lebih terperinci

Daya Rangkaian AC [2]

Daya Rangkaian AC [2] Daya Rangkaian AC [2] Slide-11 Ir. Agus Arif, MT Semester Gasal 2016/2017 1 / 16 Materi Kuliah 1 Nilai Efektif Tegangan & Arus Efektif Nilai Efektif Gelombang Berkala Nilai RMS Gelombang Sinusoidal Nilai

Lebih terperinci

09. Pengukuran Besaran Listrik JEMBATAN ARUS BOLAK BALIK

09. Pengukuran Besaran Listrik JEMBATAN ARUS BOLAK BALIK 09. Pengukuran Besaran Listrik JEMBATAN ARUS BOLAK BALIK 9.1 Pendahuluan Jembatan arus bolak balik bentuk dasarnya terdiri dari : - empat lengan jembatan - sumber eksitasi dan - sebuah detektor nol Pada

Lebih terperinci

Reduksi Harmonisa dan Ketidakseimbangan Tegangan menggunakan Hybrid Active Power Filter Tiga Fasa berbasis ADALINE-Fuzzy

Reduksi Harmonisa dan Ketidakseimbangan Tegangan menggunakan Hybrid Active Power Filter Tiga Fasa berbasis ADALINE-Fuzzy Reduksi Harmonisa dan Ketidakseimbangan Tegangan menggunakan Hybrid Active Power Filter Tiga Fasa berbasis ADALINE-Fuzzy Oleh: Marselin Jamlaay 2211 201 206 Dosen Pembimbing: 1. Prof. Dr. Ir. Mochamad

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. melakukan kerja atau usaha. Daya memiliki satuan Watt, yang merupakan

BAB II LANDASAN TEORI. melakukan kerja atau usaha. Daya memiliki satuan Watt, yang merupakan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Daya Daya adalah energi yang dikeluarkan untuk melakukan usaha. Dalam sistem tenaga listrik, daya merupakan jumlah energi yang digunakan untuk melakukan kerja atau

Lebih terperinci

solenoid tersebut ada 950 lilitan yang dialiri arus 6,60 A. a) Hitunglah kerapatan energi magnetik solenoid. B) Cari energi total yang tersimpan

solenoid tersebut ada 950 lilitan yang dialiri arus 6,60 A. a) Hitunglah kerapatan energi magnetik solenoid. B) Cari energi total yang tersimpan slenid tersebut ada 950 lilitan yang dialiri arus 6,60 A. a) Hitunglah kerapatan energi agnetik dala slenid. B) Cari energi ttal yang tersipan dala slenid 8) Sebuah generatr eberikan tegangan 00 ke lilitan

Lebih terperinci

Peredaman Harmonik Arus pada Personal Computer All In One Menggunakan Passive Single Tuned Filter

Peredaman Harmonik Arus pada Personal Computer All In One Menggunakan Passive Single Tuned Filter Mustamam, Azmi Rizki Lubis, Peredaman... ISSN : 598 99 (Online) ISSN : 5 364 (Cetak) Peredaman Harmonik Arus pada Personal Computer All In One Menggunakan Passive Single Tuned Filter Mustamam ), Azmi Rizki

Lebih terperinci

BAB II SISTEM DAYA LISTRIK TIGA FASA

BAB II SISTEM DAYA LISTRIK TIGA FASA BAB II SISTEM DAYA LISTRIK TIGA FASA Jaringan listrik yang disalurkan oleh PLN ke konsumen, merupakan bagian dari sistem tenaga listrik secara keseluruhan. Secara umum, sistem tenaga listrik terdiri dari

Lebih terperinci

LAMPIRAN A RANGKAIAN CATU DAYA BEBAN TAK LINIER. Berikut adalah gambar rangkaian catu daya pada lampu hemat energi :

LAMPIRAN A RANGKAIAN CATU DAYA BEBAN TAK LINIER. Berikut adalah gambar rangkaian catu daya pada lampu hemat energi : LAMPIRAN A RANGKAIAN CATU DAYA BEBAN TAK LINIER Berikut adalah gambar rangkaian catu daya pada lampu hemat energi : Gb-A.1. Rangkaian Catu Daya pada Lampu Hemat Energi Gb-A.2. Rangkaian Catu Daya pada

Lebih terperinci

Analisis Rangkaian Listrik Jilid 2

Analisis Rangkaian Listrik Jilid 2 Sudaryatno Sudirham Analisis Rangkaian Listrik Jilid Sudaryatno Sudirham, Analisis Rangkaian Listrik () BAB 7 Tanggapan Frekuensi Rangkaian Orde Ke-Dua 7.. Rangkaian Orde Kedua Dengan Pole Riil Pole dari

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. a. Pusat pusat pembangkit tenaga listrik, merupakan tempat dimana. ke gardu induk yang lain dengan jarak yang jauh.

BAB II DASAR TEORI. a. Pusat pusat pembangkit tenaga listrik, merupakan tempat dimana. ke gardu induk yang lain dengan jarak yang jauh. BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Jaringan Distribusi Pada dasarnya dalam sistem tenaga listrik, dikenal 3 (tiga) bagian utama seperti pada gambar 2.1 yaitu : a. Pusat pusat pembangkit tenaga listrik, merupakan

Lebih terperinci

ARUS BOLAK BALIK. I m v. Gambar 1. Diagram Fasor (a) arus, (b) tegangan. ωt X(0 o )

ARUS BOLAK BALIK. I m v. Gambar 1. Diagram Fasor (a) arus, (b) tegangan. ωt X(0 o ) ARUS BOLAK BALIK Dalam kehidupan sehari-hari kita jumpai alat-alat seperti dinamo sepeda dan generator. Kedua alat tersebut merupakan sumber arus dan tegangan listrik bolak-balik. Arus bolak-balik atau

Lebih terperinci

Pemasangan Kapasitor Bank untuk Perbaikan Faktor Daya

Pemasangan Kapasitor Bank untuk Perbaikan Faktor Daya Ahmad Yani, Pemasangan... Pemasangan untuk Perbaikan Faktor Daya Ahmad Yani Staf Pengajar Teknik Elektro STT-Harapan email: yani.ahmad34@yahoo.com Abstrak seri dan parallel pada system daya menimbulkan

Lebih terperinci