solenoid tersebut ada 950 lilitan yang dialiri arus 6,60 A. a) Hitunglah kerapatan energi magnetik solenoid. B) Cari energi total yang tersimpan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "solenoid tersebut ada 950 lilitan yang dialiri arus 6,60 A. a) Hitunglah kerapatan energi magnetik solenoid. B) Cari energi total yang tersimpan"

Transkripsi

1 slenid tersebut ada 950 lilitan yang dialiri arus 6,60 A. a) Hitunglah kerapatan energi agnetik dala slenid. B) Cari energi ttal yang tersipan dala slenid 8) Sebuah generatr eberikan tegangan 00 ke lilitan prier sebuah transfratr. Julah lilitan prier transfratr adalah 50 dan julah lilitan sekunder adalah 500. Berapa tegangan keluaran pada lilitan sekunder? 98

2 Bab 8 Arus Blak-Balik Kita sudag belajar banyak tentang arus searah aupun rangkaian arus searah pada Bab 3. Sesuai dengan naanya, arus searah adalah arus yang arahnya selalu saa setiap waktu. Besarnya arus bisa berubah-ubah tetapi arahnya selalu saa; isalnya selalu tetap dari kiri ke kanan. Kalau kita plt dala grafik arus terhadap waktu, di ana arus adalah subu vertical dan waktu adalah subu hrizntal, aka grafik arus searah bisa berbentuk seperti pada Gabar 8. (a) (b) arus arus waktu waktu (c) (d) arus arus waktu waktu (e) (f) arus arus waktu waktu Gabar 8. Cnth grafik arus searah Pada grafik (a) kita dapatkan arus searah yang besarnya selalu knstan dan bertanda psitif Pada grafik (b) kita dapatkan arus searah yang besarnya selalu knstan dan bertanda negatif 99

3 Pada grafik (c) kita dapatkan arus searah yang nilainya akin laa akin engecil. Arus seaca ini sering disebut arus transien. Pada grafik (d) kita dapatkan arus searah yang besarnya berubah-ubah engikuti pla sinusidal. Walaupun arus berubah engikuti pla sinusidal, tetapi karena nilai arus selalu psitif aka arus tersebut terasuk arus searah. Pada grafik (e) arus selalu eiliki arah yang saa dan nilainya berubah-ubah engikuti pla persegi. Pada gabar (f) arus selalu eiliki arah yang saa (negatif) dan nilainya berubah-ubah engikuti pla segitiga. Atus searah yang kita bahas di kelas dua dibatasi pada arus searah yang besarnya tetap seperti yang ditunjukkan leh gabar (a) atau (b). 8. Arus blak-balik Arus blak-balik adalah arus yang arahnya berubah-ubah secara bergantian. Pada suatu saat arah arus ke kanan, keudian berubah enjadi ke kiri, keudian ke kanan, ke kiri, dan seterusnya. Kalau digabarkan dala bentuk kurva, aka cnth kurva arus blak-bali ditunjukkan dala Gabar 8. arus arus waktu waktu arus arus waktu waktu Gabar 8. Cnth grafik arus blak-balik Pada grafik (a) kita dapatkan arus blak-balik yang berubah secara sinusidal. Setengah peride arus bergerak dala satu arah dan setengah peride lainnya arus bergerak dala arah sebaliknya. Pada grafik (b) kita aati arus blak-balik yang berubah secara persegi. Dala setengah peride 300

4 arus bergerak dala satu arah dan setengah peride lainnya arus bergerak dala arah sebaliknya. Pada grafik (c) kita aati arus blak-balik yang berubah dengan pla segitiga. Pada grafik (d) kita aati arus blak-balik yang berubah secara transien. 8. Arus Blak-balik Sinusidal Bentuk arus blak-balik yang paling sederhana adalah arus sinusidal. Arus yang dihasilkan seua pebangkit tenaga listrik adalah arus blak-balik sinusidal. Kebergantungan arus terhadap waktu dapat dinyatakan leh fungsi ksinus berikut ini I I t -I t - Gabar 8.3 Cnth kurva tegangan dan arus blak-balik I π I cs t ϑ (8.) dengan I adalah arus aksiu (aplitud arus), : peride arus, t : waktu, dan ϕ : fase ula-u la (saat t 0). Jika arus tersebut elewati sebuah habatan, aka tegangan antara dua ujung habatan enuhi huku Oh 30

5 π RI R I cs t ϑ π cs t ϑ (8.) dengan adalah aplitud tegangan. Gbr 8.3 adalah cnth kurva tegangan aupun RI arus terhadap waktu egangan yang engalir pada jaringan listrik PN erupakan tegangan blak-balik sinusidal. egangan sinusidal erupakan tegangan yang paling udah dihasilkan. Dengan eutar lilitan dala edan agnet dengan kecepatan sudut knstan aka dihasilkan tegangan sinusidal. Kebanyakan pebangkit listrik PN dihasilkan dengan eutar kuparan dala edan agnet atau eutar agnet di dala kuparan sehingga dihasilkan tegangan sinusidal. 8.3 egangan Rata-Rata Ada sejulah alat ukur yang dirancang yang hanya dapat engukur nilai rata-rata suatu besaran. Jika ada alat ukur tagangan rata-rata, berapa tegangan rata-rata yang dihasilkan arus blak-balik? Berapa juga arus rata-ratanya? Kita dapat encarinya sebagai berikut. egangan rata-rata didefinisikan sebagai berikut τ li τ dt (8.3) τ 0 Integral di atas dilakukan terhadap waktu dan perata-rataan dilakukan pada selang waktu τ enuju tak berhingga. Untuk fungsi sinusidal, perata-rataan di atas enghasilkan nilai yang saa dengan perata-rataan selaa satu peride saja. Jadi, tegangan rata-rata dapat ditulis dala bentuk 0 dt (8.4) Dengan enggunakan pada persaaan (8.) aka didapat 30

6 0 π cs t ϑ dt 0 π cs t ϑ dt (8.5) Untuk eudahkan penyelesaian integral di atas kita isalkan π t ϑ x Diferensiansi ruas kiri dan kanan aka (8.6) π dt dx atau dt dx (8.7) π Substitusi persaaan (8.6) dan (8.7) ke dala persaaan (8.5) diperlel x dx cs x dx sin x cs π π π π sin t ϑ π π π sin ϑ sin 0 ϑ π 0 π [ sin( π ϑ ) sin( 0 ϑ )] [ sin( ϑ ) sin( ϑ )] 0 π Pada baris terakhir kita sudah enerapkan sifat peridisitas fungsi sinus dengan peride 360 atau π radian, yaitu sin ( π ) sin( ) adalah nl. ϑ ϑ. Jadi, nilai rata-rata tegangan blak balik sinusidal Dengan enggunakan hku Oh I aka nilai rata-rata arus blak balik adalah R I 0 0 R R 303

7 Jadi, nilai rata-rata arus blak balik sinusidal juga nl. Nilai rata-rata nl dapat diengerti karena selaa setengah peride, tegangan dan arus eiliki nilai psitif dan setengah peride berikutnya eiliki nilai negatif. Dengan deikian, nilai tegangan atau arus pada asing-asing setengah peride tersebut saling enghilangkan. Akibatnya tegangan dan arus rata-rata enjadi nl. 8.4 egangan rt ean square (rs) Untuk arus blak-balik, nilai rata-rata tidak eberikan infrasi yang lengkap tentang besaran arus atau tegangan, isalnya aplitud. Karena berapapun besar aplitud, nilai rata-rata selalu nl. Apabila kita gunakan alat ukur tegangan rata-rata aka kita akan aati tegangan listrik PN selalu nl. Agar diperleh data yang lebih infratif aka didefinisikan besaran lain yang dipakai pada arus blak-balik. Besaran tersebut adalah besaran rs (rt ean square). egangan dan arus rs didefinisikan sebagai rs (8.8) I rs I (8.9) apak dari definisi bahwa untuk endapatkan nilai rs aka kita elakukan tiga langkah, yaitu i) besaran tersebut dikuadratkan ii) enghitung nilai rata-rata besaran yang dikuadratkan tersebut iii) engabil akar besaran yang telah dihitung nilai rata-ratanya. Cnth betikut adalah bagaiana kita enghitung nilai rs dari tegangan blak-balik sinusidal. π cs t ϑ π cs t ϑ π π t ϑ cs t ϑ cs π t dt cs ϑ 0 (8.0) 304

8 Kebali kita isalkan π t ϑ x (8.6) Diferensiasi ruas kiri dan kanan aka π dt dx atau dt dx (8.7) π Substitusi persaaan (8.6) dan (8.7) ke dala persaaan (8.0) diperleh cs x dx cs x dx π π (8.) Untuk enyelesaikan integral di atas, kita transfrasi cs x sebagai berikut cs x cs x sin x cs x ( sin x) cs x atau cs x cs x (8) Dengan deikian cs xdx cs x dx dx cs x dx x sin x 4 π π t ϑ sin t ϑ (8.3) Substitusi (8.3) ke persaaan (8.) diperleh 305

9 t t 0 sin ϑ π ϑ π π ϑ π ϑ π ϑ π ϑ π π 0 sin 0 sin ( ) ( ) ( ) ( ) ϑ ϑ ϑ π ϑ π π 0 sin 0 sin ( ) ( ) ϑ ϑ ϑ π ϑ π π sin 4 sin 0 Mengingat sifat peridisitas fungsi sinus aka ( ) ( ) ϑ ϑ π sin 4 sin aka kita dapat enulis ( ) ( ) ϑ ϑ ϑ ϑ π π sin sin 0 π π Akhirnya, tegangan rs enjadi rs (8.4) Cnth egangan listrik PN di Indnesia eiliki frekuensi 50 Hz. egangan yang dialirkan ke ruah tangga besarnya 0. Nyatakan tegangan tersebut sebagai fungsi waktu Jawab Diberikan f 50 Hz Maka peride adalah 50 f s egangan 0 yang dialirkan ke ruah tangga erupakan tegangan rs. Jadi, rs

10 Dengan deikian, aplitud tegangan adalah 0 vlt rs Kita dapatkan tegangan sebagai fyngsi waktu sebagai berikut ( t) π cs t ϑ 0 π cs t ϑ / 50 ( ) 0 cs 00π t ϑ dengan ϑ dapat diberi nilai sebarang. 8.5 Daya dan Daya Rata-Rata Seperti pada arus searah, pada arus blak-balik disipasi daya pada sebuah habatan juga erupakan perkalian arus dan tegangan antara dua ujung habatan. Misalkan sebuah habatan R dialiri arus blak-balik. Misalkan tegangan antara dua ujung habatan eenuhi π cs t ϑ Berdasarkan huku Oh, arus yang engalir pada habatan adalah I π cs t ϑ R R Disipasi daya pada habatan eenuhi P I R Disipasi daya rata-rata pada habatan adalah P (8.5) R R Pebilang pada persaaan (8.5) tidak lain daripada kuadrat dari tegangan rs. Jadi kita dapat enulis 307

11 P rs (8.6) R 8.6 egangan blak balik pada dua ujung habatan Misalkan arus blak-balik yang engalir pada habatan adalah ( ω ϑ I I cs t ) (8.7) dengan ω π. Berapa tegangan antara dua ujung habatan tersebut? R R I I cs (ωtϕ ) Gabar 8.6 Arus blak-balik elewati sebuah habatan I I ωt -I R I R ωt -I R Gabar 8.7 Kurva tegangan dan arus sebagai fungsi waktu kerika arus blak-balik dilewatkan 308

12 pada sebuah resistr egangan tersebut dapat dicari dengan enggunakan hku Oh, yaitu R ( ω t ϑ ) IR I R cs (8.8) apak bahwa arus dan tegangan berubah secara bersaaan. Ketika arus nl, tegangan pun nl dan ketika arus aksiu, tegangan pun aksiu. Jika kita buatkan kurva arus dan tegangan aka kita dapatkan Gabar egangan antara dua ujung kapasitr Misalkan arus yang engalir pada kapasitr juga eenuhi persaaan (8.7). Berapa tegangan antara dua ujung kapasitr tersebut? ihat Gabar 8.8 C C I I cs (ωtϕ ) Gabar 8.8 Arus blak-balik elewati sebuah kapasitr Mari kita hitung. egangan antara dua ujung kapasitr dapat dihitung dengan persaaan Q C (8.9) C Selanjutnya kita enentukan Q dengan cara engintegralkan terhadap waktu arus yang engalir pada kapasitr. ( ωt ϑ ) dt I cs( ωt ϑ ) Q Idt I cs dt I ( ωt ϑ ) sin (8.0) ω Dengan deikian, tegangan antara dua ujung kapasitr adalah 309

13 C I ( ωt ϑ ) sin (8.) ωc Persaaan (8.) di atas dapat ditulis sebagai C C ( ω t ϑ ) I X sin (8.) dengan X C (8.3) ω C Peranan XC saa dengan peranan habatan. Jadi pada arus blak-balik kapasitr berperan sebagai habatan dengan nilai habatan XC. Besaran ini sering dinaakan reaktansi kapasitif. I I ωt -I C I X c π/ -I X c ωt Gabar 8.9 Kurva arus dan tegangan ketika arus blak-balik elewati sebuah kapasitr Habatan kapasitr bergantung pada frekuensi arus yang elewati kapasitr tersebut. Jika frekuensi arus sangat besar aka habatan kapasitr akin kecil. Untuk frekuensi yang enuju 30

14 tak berhingga aka habatan kapasitr enuju nl, yang berarti kapasitr selah-lah terhubung singkat. Sebaliknya jika frekuensi arus yang engalir pada kapasitr enuju nl aka habatan kapasitr enuju tak berhingga. Dala kndisi ini kapasitr berperilaku sebagai sebuah saklar yang terbuka. Ini penyebab engapa kapasitr tidak dapat dilewati arus DC. Arus DC eiliki frekuensi nl. Dengan aturan trignetri kita endapatkan hubungan sin π (8.4) ( ωt ϑ ) cs ωt ϑ Dengan deikian, tegangan antara dua ujung kapasitr dapat ditulis sebagai π C I X C cs ωt ϑ (8.5) Kurva arus yang engalir pada kapasitr dan tegangan antara dua ujung kapasitr tapak pada Gabar 8.9. apak pada Gabar 8.9 bahwa kurva tegangan dapat diperleh dari kurva arus dengan enggeser fasa sebesar π/ atau 90. Dengan kata lain tegangan antara dua ujung kapasitr uncul lebih labat daripada arus. Atau tegangan pada kapasitr engikuti arus dengan keterlabatan fasa π/. 8.8 egangan antara dua ujung inductr Misalkan inductr dengan indultansi juga dialiri arus yang eenuhi persaaan (8.7). Berapa tegangan antara dua ujung induksr tersebut? I I cs (ωtϕ ) Gabar 8.0 Arus blak-balik elewati sebuah induktr Mari kita hitung. egangan antara dua ujung inductr dapat ditentukan dari persaaan di (8.6) dt 3

15 Dengan enggunakan I pada persaaan (8.7) aka diperleh d dt [ I cs ( ω t ϑ )] ωi sin( ωt ϑ ) Jika kita endefinisikan X ω (8.7) kita dapat enulis ( ω t ϑ ) I X sin (8.8) apak dari persaaan (8.8) bahwa ketika dialiri arus blak-balik, inductr berperan sebagai habatan dengan nilai habatan X. Besaran X sering juga disebut reaktansi induktif. Nilai habatan ini akin besar jika frekuensi arus akin besar. Jika frekuensi arus enuju tak berhingga aka habatan inductr enuju tak berhingga. Dala kndisi ini, inductr berperan sebagai sebuah saklar terbuka. Sebaliknya, jika frekuensi arus enuju nl aka habatan inductr juga enuju nl, atau inductr seperti terhubung singkat. I I ωt -I I X π/ ωt -I X 3

16 Gabar 8. Kurva arus dan tegangan ketika arus blak-balik elewati sebuah induktr Dengan aturan trignetri kita dapat enulis sin π t (8.9) ( ω ϑ ) cs ωt ϑ Dengan deikian, tegangan antara dua ujung inductr dapat juga ditulis sebagai π I X cs ωt ϑ (8.30) Gbr 8. adalah kurva arus dan tegangan antara dua ujung inductr. apak bahwa kurva dapat diperleh dari kurva arus dengan enggeser fasa ke kiri sebesar π/ atau 90. Ini enandakan bahwa tegangan antara dua ujung inductr endahului arus dengan fasa sebesar π/ atau Disipasi daya pada kapasitr dan inductr Kita sudah eahai bahwa jika sebuah habatan dilewati arus aka tibul disipasi daya. Ketika dilewati arus blak-bali, kapasitr dan inductr berperan sebagai habatan. Berapakah disipasi daya pada dua kpnen tersebut? Mari kita analisis satu per satu. a) Disipasi daya pada kapasitr Disipasi daya pada kapasitr eenuhi P C C I (8.3) Dengan ensubtitusi arus para persaaan (8.7) dan tegangan C pada persaaan (8.5) ke dala persaaan (8.3) aka π PC I X C cs ω t ϑ cs π I X C cs ω t ϑ cs( ωt ϑ ) [ I ( ωt ϑ )] Selanjutnya kita hitung disipasi daya rata-rata, yaitu 33

17 P C π I X C cs ω t ϑ cs ( ωt ϑ ) I X C π cs ω t ϑ cs 0 ( ωt ϑ ) dt Untuk enyelesaikan integral di atas, kita ganti sehingga π cs ω ϑ t dengan sin ( ω ) t ϑ P C I X C ( t ϑ ) cs( ωt ϑ ) sin ω dt (8.3) 0 Kita isalkan ( ωt ϑ ) u sin (8.33) Diferensiasi ruas kiri dan kanan aka ω cs ( ωt ϑ ) dt du atau cs ( ω ϑ ) t dt du ω Dengan deikian sin ( ω t ϑ ) cs ( ωt ϑ ) dt udu u sin ( ωt ϑ ) Jadi persaaan (8.3) enjadi P C I X C [ ϑ ] I X C sin ( ω t ϑ ) sin ( ω ϑ ) sin ( 0 ) 0 Mengingat ω π / aka ω π sehingga 34

18 P C I X C [ sin ( π ϑ ) sin ( ϑ )] Karena sifat peridisitas fungsi sinus aka sin ( π ) sin( ) ϑ ϑ dan akhirnya diperleh P C I X C [ sin ( ϑ ) sin ( ϑ )] 0 Jadi, disipasi daya rata-rata pada kapasitr adalah nl. Kapasitr yang dilewati arus blak-balik tidak engalai peanasan seperti yang dialai resisstr, walaupun pada rangkaian blak-balik kapasitr berperan sepesrti sebuah habatan. b) Disipasi daya pada induktr Disipasi daya pada kapasitr eenuhi P I (8.34) Dengan ensubtitusi arus para persaaan (8.7) dan tegangan pada persaaan (8.30) aka π P I X cs ω t ϑ cs π I X cs ω t ϑ cs( ωt ϑ ) [ I ( ωt ϑ )] Selanjutnya kita hitung disipasi daya rata-rata, yaitu P π I X cs ω t ϑ cs ( ωt ϑ ) I X π cs ω t ϑ cs 0 ( ωt ϑ ) Untuk enyelesaikan integral pada persaaan (8.35), kita ganti ( ω ) sin t ϑ sehingga dt (8.35) π cs ωt ϑ dengan P I X sin( ω t ϑ ) cs( ωt ϑ ) dt 0 Selanjutnya kita isalkan 35

19 sin ( ωt ϑ ) u Diferensiasi ruas kiri dan kanan aka ω cs ( ωt ϑ ) dt du atau cs du t dt ω ( ω ϑ ) Dengan deikian sin Jadi ( ω t ϑ ) cs( ωt ϑ ) dt udu u sin ( ωt ϑ ) P [ ϑ )] I X I X ( t ϑ ) ( ω ϑ ) ( sin sin sin 0 0 ω Mengingat ω π / aka ω π sehingga P I X [ sin ( π ϑ ) sin ( ϑ )] K arena sifat peridisitas fungsi sinus aka sin ( π ) sin( ) ϑ ϑ dan akhirnya diperleh P I X [ sin ( ϑ ) sin ( ϑ )] 0 Jadi, disipasi daya rata-rata pada induktr juga nl, saa dengan disipasi daya pada kapasitr. 8.0 Diagra Fasr Pada bagian berikutnya kita akan epelajari rangkaian arus blak-balik. Pencarian arus dan tegangan pada rangkaian ini lebih ruit daripada pencarian yang saa pada rangkaian arus searah. Pada rangkaian arus blak-balik kita akan eecahkan besaran-besaran yang engandung fungsi trignetri. Untuk eperudah pebahasan tentang arus blak-balik, pada bagian ini kita akan 36

20 epelajari diagra fasr. Diagra fasr sangat eudahkan kita dala elakukan perasi aljabar pada fungsi-fungsi trignetri. Karena arus aupun tegangan blak-balik erupakan fungsi trignetri aka kita akan erasa tertlng dengan enggunakan diagra fasr. Dala diagra fasr, sebuah fungsi trignetri digabarkan sebagai sebuah vektr dala krdinat dua diensi. Panjang vektr tersebut saa dengan aplitud fungsi dan sudut yang dibentuk vektr dengan arah subu datar saa dengan fase fungsi tersebut. Cnthnya, kita eiliki fungsi ( ωt) Acs (8.36) apak aplitud fungsi di atas adalah A dan fasenya adalah ωt. Jika direpresentasikan dala diagra fasr aka kita akan dapatkan vektr dengan panjang A dan ebentuk sudut ωt terhadap subu datar, seperti dintunjukkan dala Gabar 8. A ωt Gabar 8. Cnth diagra fasr untuk fungsi pada persaaan (8.36) Cnth Gabarkan diagra fasr fungsi Acs ( ω t ϑ ) Jawab Kita gabarkab vektr yang panjangnya A dan ebentuk sudut datar. ω t ϑ terhadap subu A ω t ϑ 37

21 Gabar 8.3 Diagra fasr untuk fungsi Acs ( ω t ϑ ) Cara lain enggabar diagra fasr adalah kita dapat eberikan sudut berapa saja pada arah yang sejajar subu datar. Dengan peberian sudut ini aka sudut antara vektr dengan subu datar saa dengan selisih sudut fase ula-ula dengan sudut yang diberikan dala arah datar tersebut. Sebagai cnth, untuk fungsi Acs ( ω t ϑ ) kita dapat eberikan sudut ϑ untuk arah datar. Akibatnya, sudut yang dibentuk vektr terhadap arah datar enjadi ωt saja. Diagra fasrnya adalah A ωt ϑ G abar 8.4 D Acs ω t ϑ dengan engabil subu datar eiliki sudut fasa iagra fasr untuk fungsi ( ) ϑ ebih ekstri lagi, kita dapat juga eberikan sudut enyebabkan bentuk diagra fasr sebagai berikut ω t ϑ untuk arah datar. Peilihan ini A ω t ϑ Gabar 8.5 Diagra fasr untuk fungsi A ( ω t ϑ ) eiliki sudut fasa ω t ϑ cs dengan engabil subu datar abahan. Untuk enggabarkan diagran fasr, lebih dianjurkan seua fungsi dinyatakan dala fungsi ksinus. Jika dijupai fungsi sinus, aka fungsi tersebut diubah ke fungsi ksinus dengan enggunakan hubungan 38

22 π sinθ cs θ (8.37) Cnth Gabarkan diagra fasr fungsi Asin ( ω t ϑ ) Jawab Pertaa, kita ubah fungsi di atas enjadi fungsi ksinus dengan enggunakan hubungan (57.37) Asin ( ωt ϑ ) Acs ωt ϑ π Selanjutnya kita gabarkan diagra fasr dengan eiliki fase arah datar sebarang. Jika kita pilih fase arah datar adalah ω t ϑ aka diagra fasr enjadi sebagai berikut ω t ϑ A π/ Gabar 57.6 Diagra fasr untuk fungsi Asin ( ω t ϑ ) 8. Operasi rignetri dengan Diagra Fasr Sekarang kita akan encari hasil penjulahan dan pengurangan fungsi trignetri dengan enggunakan diagra fasr. Akan terlihat bahwa yang kita cari nanti ternyata prses penjulahan dan pengurangan vektr seperti yang telah kita pelajari di kelas satu. Cntnya, kita akan enjulahan dua buah fungsi trignetri A cs A cs ( ωt) ( ω t ϑ ) 39

23 Kita akan encari fungsi. Yang pertaa kali yang akan kita lakukan adalah enggabarkan dan dala diagra fasr. Karena ke dua fungsi trignetri di atas eiliki salah satu kpnen fase yang saa yaitu ωt, aka akan sangat tertlng apabila kita pilih subu datar eiliki fase ωt. Akibatnya, fungsi digabarkan sebagai vektr yang searah subu datar dan fungsi digabarkan sebagai vektr yang ebentuk sudut ϑ terhadap subu datar. Diagra fasrnya sebagai berikut A ϑ A φ ωt A Gabar 8.7 Diagra fasr fungsi dan serta fungsi hasil penjulahan Yang perlu kita cari selanjutnya adalah encari panjang vektr yaitu A dan enentukan sudut yang dibentuk vektr dengan subu datar, yaitu φ. Dengan aturan penjulahan vektr etde ja jaran genjang kita dapatkan A A A A A csϑ (8.38) Untuk enentukan φ, lihat gabar (8.8) berikut ini A ϑ A φ A sin ϑ ωt A A cs ϑ 30 A A cs ϑ

24 Gabar 8.8 Menentukan sudut fasa fungsi hasil penjulahan dan apak dari gabar di atas, vektr A eiliki kpnen arah hrizntal A h A A csϑ (8.39) dan kpnen arah vertikal A v A sinϑ (8.40) Panjang vektr A dapat juga ditulis ditulis dala bentuk A A A ( A A csϑ ) ( A ϑ ) h v sin (8.4) Sundut yang dibentu vektr A dengan subu datar eenuhi tanφ A v A sinϑ A A A csϑ h (8.4) Setelah panjang A dan sudut φ ditentukan aka fungsi penjulahan dapat diperleh, yaitu ( ω φ) Acs t (8.43) Cnth Dua fungsi trignetri asing-asing berbentuk dan 7sin ωt 5cs ωt π 3 π 6 a) Gabarkan diagra fasr yang euat dua fungsi di atas b) entukan persaaan untuk fungsi Jawab Untuk eudahkan kita ubah seua fungsi trignetri dala bentuk ksinus. Jadi π π π 7sin ωt 7cs ωt 7cs 3 3 ωt π 6 3

25 a) Untuk enggabar diagra fasr, kita dapat engabil arah hrisntal eiliki sudut ωt π / 6. Diagra fasr tapak pada Gbr 8.9 b) Aplitud hasil penjulahan dua fungsi dia atas adalah A A A A A 09 0,4 csϑ cs ( π / 6) A 5 π / 6 A φ A 7 ωt-π/6 Gabar 8.9 Sudut yang dibentu vektr A dengan subu datar eenuhi tanφ atau A A v h A sinϑ A A csϑ 5sin 7 5cs ( π / 6) 5 0,867 ( π / 6) 7 5 0, 5 0,456 φ 4,5 0,4π Dengan deikian, kebergantungan fungsi terhadap waktu enjadi π π Acs ωt φ 0,4 cs ωt 0,4π 0,4 cs t ( ω 0, π ) 8. Rangkaian Arus Blak-Balik Berbekal peahaan tentang diagra fasr aka kita dapat elakukan analisis rangaian 3

26 blak-balik dengan udah. Yang diaksud dengan rangkaian blak-balik di sini adalah rangkaian yang dialiri arus blak-balik. Pada bagian ini kita hanya akan ebahas rangkaian yang engandung resistr, inductr, dan kapasitr. Pada prinsipnya, kpnen apa pun yang dipasang pada rangkaian blak-balik dapat diganti dengan rangkaian yang engandung resistr, kapasitr, dan inductr yang enghasilkan sifat yang serupa. a) Rangkaian R Seri Rangkaian ini hanya engandung resistr dan inductr yang disusun secara seri seperti pada Gbr 8.0 a b c R I I cs (ωtϕ ) Gabar 8.0 Cnth rangakain R seri Kita ingin encari tegangan antara titik a dan b, antara titik b dan c dan antara titik a dan c. Mari kita analisis. ( ) Diber ikan I I cs ω t ϑ dengan arus. Maka kita dapatkan. egangan antara dua ujung habatan eiliki fasa yang saa ab I R cs ( ω t ϑ ) egangan antara dua ujung inductr eiliki fasa yang endahului arus sebesar π/. Maka kita dapatkan bc ( ω t ϑ π / ) I X cs dengan X ω egangan antara ujung kiri resstr dengan ujung kanan inductr enjadi 33

27 ac ab bc R cs t ϑ I X cs ωt ϑ ( ω ) ( π / ) I (8.44) Kita eneui penjulahan trignetri yang tidak sefasa. Maka kita dapat enggunakan diagra fasr untuk enyelesaikannya. Gbr 8. adalah diagra fasr yang kita gunakan I X θ I R ω t ϑ Gabar 8. Diagra farr untuk penjulahan persaaan (8.44) Kita pilih subu datar eiliki sudut fasa dalil Phitagras aka ( ω t ϑ ) agar eudahkan penyelesaian. Dengan ( I R) ( I X ) I ( R X ) I R (8.45) dan X I X X tan θ (8.46) I R R Akirnya kita dapatkan bentuk uu tegangan antara titik a dan c sebagai berikut cs ( ω t ϑ θ ) ac ( ω ϑ θ ) I R X cs t ( 8.47) Persaaan (8.45) dapat juga ditulis sebagai 34

28 ( ω t ϑ θ ) I Z cs (8.48) ac dengan Z R X (8.49) disebut ipedansi rangkaian seri R. Cnth Habatan 30 kω dihubungkan secara seri dengan induktr 0,5 H pada suatu rangkaian ac. Hitung ipedansi rangkaian jika frekuensi suber arus adalah (a) 60 Hz, dan b) 5,0 0 4 Hz Jawab a) f 60 Hz aka ω πf 3, ,8 rad/s X ω 376,8 0, 5 88,4 Ω Z 4 4 ( 3 0 ) ( 88,4) 3 0 R X 30 kω 4 b) f 5,0 0 4 Hz aka 3,4 (5 0 ) 5 X (3,4 0 ), ω 0, 5 Ω ω πf 3,4 0 5 rad/s ( 3 0 ) (,57 0 ),55 0,6 0 Z R X Ω 60 kω b) Rangkaian RC Seri Rangkaian ini hanya engandung resistr dan kapasitr yang disusun secara seri seperti pada Gbr 8. a b c R C I I cs (ωtϕ ) Gabar 8. Cnth rangkaian seri RC Kita ingin encari tegangan antara titik a dan b, antara titik b dan c dan antara titik a dan c. Mari 35

29 kita analisis Diberika n I I cs( ω t ϑ ) dengan arus. Maka kita dapatkan. egangan antara dua ujung habatan eiliki fasa yang saa ab I R cs ω t ϑ ( ) egangan antara dua ujung kapasitr sebesar π/. Maka kita dapatkan eiliki fasa yang engikuti arus dengan keterlabatan bc ( ωt ϑ π / ) I X C cs dengan X C ωc egangan antara ujung kiri resistr dengan ujung kanan kapasitr enjadi ac ab bc I R cs( ω t ϑ ) I X cs( ωt ϑ π / ) (8.50) C Di sini kita eneui penjulahan trignetri yang tidak sefasa. Maka kita dapat enggunakan diagra fasr untuk enyelesaikannya. Gbr 8.3 adalah diagra fasr yang kita gunakan I R ω t ϑ θ I X C Gabar 8.3 Diagra fasr untuk penjulahan persaaan (8.48) Kita eilih subu datar eiliki sudut fasa ( ω t ϑ ) agar eudahkan penyelesaian. 36

30 Dengan ruus Phitagras aka ( I R) ( I X ) I ( R ) C X C I R (8.5) dan X C tan θ I X I R C X R C (8.5) Perhatikan, sudut θ ada di bawah subu datar. Fase yang diiliki tegangan ttal saa dengan fase subu datar dikurangi sudut θ. Dengan deikian kita dapatkan bentuk uu tegangan antara titik a dan c sebagai berikut cs ( ωt ϑ θ ) ac ( ω ϑ θ ) ac I R X C cs t ( 8.53) Persaaan (8.53) dapat juga ditulis sebagai ( ωt ϑ θ ) I Z cs (8.54) ac dengan Z R (8.55) X C disebut ipedansi rangkaian seri RC. Cnth Rangkaian seri RC engandung habatan 00 Ω dan kapasitansi µf. Jika tegangan antara dua ujung kapasitr adalah 0 cs(000 t π/6) vlt tentukan a) Arus yang engalir b) egangan antara dua ujung resistr c) egangan ttal antara ujung resistr dan ujung kapasitr Jawab Diberikan R 00 Ω 37

31 C µf 0-6 F egangan antara dua ujung kapasitr C 0 cs(000 t π/6) vlt Dari sini diperleh 0 C ω 000 rad/s a) Ipedansi kapasitif X C 500 Ω ω C Aplitud arus yang engalir 0 I C 0 A X 500 C Pada rangkaian seri RC, fase tegangan antara dua ujung kapasitr engikuti arus dengan keterlabatan fase π/. Atau fase arus endahului fase tagangan antara dua ujung kapasitr dengan beda fase π/. Karena fase tagangan antara dua ujung kapasitr adalah (000 t π/6) aka fase arus adalah (000 t π/6 π/) (000 t 4π/6). Dengan deikian, fungsi arus adalah I ( 000t 4π / 6) 0 cs( 000t 4π / 6) I cs A b) egangan antara dua ujung resistr. Fase tegangan antara dua ujung resistr saa dengan fase arus. Aplitud tegangan antara dua ujung resistr adalah R I R ( 0 ) 00 Karena saa dengan fase arus aka cs 000t 4π / 6 cs 000t 4π / 6 R R ( ) ( ) c) egangan ttal antara ujung resistr dan ujung kapasitr Ipedansi ttal antara dua ujung kpnen adalah Z R , Ω. X C Aplitud tegangan I Z ( 0 ) 500, 0 Beda fase antara tegangan ttal dan arus adalah θ yang eenuhi 38

32 500 tan X C θ R 00 5 atau θ,373 rad 0,44π rad. Untuk rangkaian RC, fase tegangan engikuti arus dengan keterlabatan fase θ 0,44π. Karena fase arus adalah (000 t 4π/6) aka fase tegangan adalah (000 t 4π/6 - θ) (000 t 4π/6-0,44π) (000 t 0,3π). Jadi, kebergantungan tegangan ttal terhadap waktu eenuhi ( 000t 0,3π ) 0 cs( 000 0, 3π ) cs t c) Rangkaian C Seri Rangkaian ini hanya engandung induktr dan kapasitr yang disusun secara seri seperti pada Gbr 8.4 a b c C I I cs (ωtϕ ) Gabar 8.4 Cnth rangkaian seri C Kita ingin encari tegangan antara titik a dan b, antara titik b dan c dan antara titik a dan c. Mari kita analisis Diberikan I I ( ω t ϑ ) cs. egangan antara dua ujung induktr endahului arus dengan fasa sebesar π/. Maka kita dapatkan ab ( ω t ϑ π / ) I X cs dengan X ω. egangan an tara dua ujung kapasitr eiliki fasa yang engikuti arus dengan keterlabatan sebesar π/. Maka kita dapatkan 39

33 bc ( ωt ϑ π / ) I X C cs dengan X C ω C egangan antara ujung kiri induktr dengan ujung kanan kapasitr enjadi ac I X ab cs bc ( ωt ϑ π / ) I X cs( ωt ϑ π / ) C Dengan enggunakan sifat ( α π ) cs α cs aka kita dapat enulis cs ( ω t ϑ π / ) cs( ωt ϑ π / π ) cs( ω t ϑ π / ) Dengan deikian kita perleh I X cs( ω t ϑ π / ) I X C cs( ωt ϑ π / ) ( X X ) cs ( ω t ϑ π / ) ac C I (8.56) I X ω t ϑ I X C Gabar 8.5 Diagra fasr untuk rangkaian seri C Kasus enarik terjadi jika X X C, karena ab 0. Kndisi ini terpenuhi jika ω ωc 330

34 atau ω (8.57) C Kndisi ini diebut kndisi resnansi dan frekuensi ω disebut frekuensi resnansi. C Pada kndisi resnansi terdapat beda tegangan antara dua ujung inductr dan antara dua ujung kapasitr. etapi kedua tegangan tersebut saa besar dan berlawanan fasa sehingga saling enghilangkan. Akibatnya, ketika inductr dan kapasitr tersusun secara seri aka tegangan antara ujung ujung luar inductr dan ujung luar kapasitr nl. Cnth Pada rengkaian seri R terukur tegangan antara dua ujung induksr eenuhi sin(000t) vlt. Induktasi inductr adalah H dan kapasitansi kapasitr adalah 0,5 F. entukan a) arus yang engalir dala rangkaian b) tegangan antara dua ujung kapasitr c) tegangan ttal antara ujung inductr dan ujung kapasitr d) frekuensi arus agar tegangan ttal antara ujung kapasitr dan ujung inductr nl Jawab Diberikan H 0-3 H C 0,5 F,5 0-4 F ω 000 rad/s Reaktasi induktif X ω 000 ( 0 Ω. Reaktansi kapasitif X C 4 Ω ω 4 C 000 (,5 0 ) a) arus yang engalir dala rangaian Arus aksiu yang engalir eenuhi 3 ) I A X Fase antara dua ujung inductr endahului arus sebesar π/ radian. Atau fase arus lebih terbelakang sebesar π/ radian terhadap fase tegangan antara ujung inductr. Karena fase antara ujung inductr adalah sin(000t) aka fase arus adalah sin(000t - π/). Dengan deikian, 33

35 fungsi arus enjadi (000 ) ( ) I I sin t π / sin 000t π / A b) tegangan antara dua ujung kapasitr egangan aksiu antara ujung kapasitr eenuhi I X 4 4 C C Fase antara dua ujung kapasitr engikuti arus dengan keterlabatan sebesar π/ radian. Karena fase arus adalah sin(000t - π/) aka fase antara dua ujung kapasitr adalah sin(000t - π/ - π/) sin(000t - π). Dengan deikian, fungsi tegangan antara dua ujung kapasitr adalah sin ( 000t π ) 4 sin( π ) ( 000t) C C 000t 4 sin c) tegangan ttal antara ujung inductr dan ujung kapasitr R C sin 000t 4 sin 000t 3 sin 000t vlt ( ) ( ) ( ) d) frekuensi arus agar tegangan ttal antara ujung kapasitr dan ujung inductr nl Kndisi ini dicapai saat resnansi yang eenuhi ω C ( 0 3 ) (,5 0 4 ) 44 rad/s c) Rang kaian RC Seri Sekarang kita eningkat lebih lanjut ke rangkaian RC yang disusun secara seri seperti pada Gbr 8.6 a b c d R C I I cs (ωtϕ ) 33

36 Gabar 8.6 Cnth rangkaian seri RC Pada rangkaian terse but engalir arus I I cs ( ω t ϑ ). Kita akan enghitung ab, bc, cd, ac, bd, dan ad Berdasarkan pebahasan di atas dengan segera kita dapatkan I R cs ( ω t ϑ ) ( ω t ϑ π / ) ab bc I X cs cd I X C ω t ϑ cs( π / ) Antara titik a dan c terdapat resistr dan induktr yang disusun secara seri sehingga ac I R X cs t ( ω ϑ θ ) dengan tanθ X / R Antara titik b dan d terdapat induktr dan kapasitr yang disusun secara seri sehingga bd ( X X ) cs( ω t ϑ π / ) I C Antara titik a dan d terdapat tiga kpnen yang disusun secara seri sehingga tegangan ttal eenuhi ad ab bc cd R cs ωt ϑ I X cs ωt ϑ π / I X C cs ωt ϑ ( ) ( ) ( π / ) I (8.58) Penjulahan tiga suku trignetri di atas dapat diungkapkan dala diagra fasr seperti pada Gbr 8.7 I X θ I R ω t ϑ I X C 333

37 Gabar 8.7 Diagra fasr untuk penjulahan pada persaaan (8.58) Dengan dalil Phitagras aka ( I R) ( I X I X ) C I R ( X X ) C I Z (8.59) dengan Z ( X ) X R (8.60) C adalah ipedansi rangkaian seri RC. Dari gabar kita juga elihat bahwa I X I X C X X C tan θ (8.6) I R R Dengan deikian, bentuk uu tegangan antara titik a dan d sebagai fungsi waktu adalah ( ω t ϑ θ ) cs (8.6) ad I Z Cnth Rangkaian RC seri engandung habatan 00 Ω, inductr 0,05 H, dan kapasitr 5 µf. egangan antara dua ujung kapasitr adalah 8 cs(000t π/3) vlt. entukan a) fungsi arus yang engalir b) tegangan antara dua ujung resistr c) tegangan antara dua ujung induktr d) tegangan ttal antara ujung kiri kpnen paling kiri dan ujung kanan kpnen paling kanan Jawab Diberikan R 00 Ω 0,05 H C 5 µf F 334

38 ω 000 rad/s egangan antara dua ujung kapasitr C 8cs 000t π / 3 vlt ( ) Dari sini tapak bahwa 8 vlt C Reaktansi induktif X ω 000 0,05 50 Ω Reaktansi kapasitif X C 00 Ω ω 6 C 000 (5 0 ) a) fungsi arus yang engalir Arus aksiu yang engalir C 8 I 0,0 A X 400 C Fase arus endahului fase tegangan antara ujung kapasatr dengan fase sebesar π/. Fase tegangan antara ujung kapasitr adalah (000t π/3). Maka fase arus adalah (000t π/3 π/) (000t 5π/6). Jadi fungsi arus enjadi I I cs 000t 5π / 6 0,0 cs 000t 5π / 6 A ( ) ( ) b) tegangan antara dua ujung resistr egangan aksiu antara dua ujung resistr I R 0,0 00 R vlt Fase tagangan antara ujung resistr saa dengan fase arus. Dengan deikian, fungsi tegangan antara ujung resistr adalah ( 000t 5π / 6) cs( 000 5π / 6) R R cs t vlt c) tegangan antara dua ujung induktr egangan aksiu antara dua ujung induktr I X 0,0 50 vlt Fase tagangan antara ujung induktr endahui fase arus dengan fase sebesar π/. Fase arus 335

39 adalah (000t 5π/6). Dengan deikian, fase tegangan antara ujung induktr adalah (000t 5π/6 π/) (000t 8π/6). Akhirnya, fungsi tegangan antara ujung induktr adalah ( 000t 8π / 6) cs( 000 8π / 6) cs t vlt d) tegangan ttal antara ujung kiri kpnen paling kiri dan ujung kanan kpnen paling kanan Ipedansi ttal rangkaian Z ( X X ) 00 (50 00) R C Ω. egangan aksiu antara ujung kiri dan ujung kanan rangkaian I Z 0,0 80 3, 6 vlt Beda fase antara arus dengan tegangan aksiu ini eenuhi X X tanθ R C , atau θ -0,98 rad - 0,3π rad. Karena sifat kapasitif lebih kuat dari sifat knduktif aka secera keseluruhan rangkaian bersifat kapasitif. Fasa tegangan antara ujung ke ujung rangkaian engalai keterlabatan dari fasa arus. Fasa arus adalah (000t 5π/6). Maka fasa tegangan adalah (000t 5π/6 0,3π) (000t 0,5π). Jadi, fungsi tegangan ttal enjadi ( 000 0,5π ) 3,6 cs( 000 0, 5π ) cs t t vlt 8.3 Faktr Daya Selanjutnya kita akan enghitung disipasi daya pada rangkaian RC yang disusun secara seri. Jika rangkaian tersebut dialiri arus ( t) I I cs ω aka dengan segera kita dapat enentukan tegangan antara ujung kiri kpnen paling kiri dengan ujung kanan kpnen paling kanan adalah I Z cs t dengan ( ω θ ) tanθ ( X X ) R C / 336

40 Disipasi daya dala rangkaian ( ω t) ( ω θ ) P I I Z cs cs t Kita gunakan persaaan trignetri csα cs β cs cs ( α β ) ( α β ) sehingga kita dapat enulis cs ( ω t) cs( ωt θ ) cs( ωt [ ωt θ ]) cs( ωt [ ωt θ ]) cs ( ωt θ ) cs( θ ) cs( ωt θ ) cs ( θ ) Dengan deikian I Z I Z P cs ( ωt θ ) cs( θ ) Daya rata-rata adalah P I Z I Z I Z I Z cs ( ω θ ) c s t ( θ ) cs( ωt θ ) cs( θ ) Kalian dapat ebuktikan bahwa ( θ ) 0 cs ωt. Dan karena cs θ knstan aka cs P ( θ ) cs( θ ). Akhirnya diperleh I Z I Z 0 cs ( θ ) I Z csθ (8.63) Di sini, cs θ disebut factr daya. Besaran ini enentukan daya yang dibuang pada rangkaian eskipun besar tegangan dan arus aksiu knstan. Faktr daya bergantung pada frekuensi arus. Jadi, untuk rangkaian yang saa, disipasi daya yang dibuang bergantung pada frekuensi. 337

41 Nilai terbesar cs θ adalah satu. Kndisi ini enyebabkan disipasi daya encapai nilai aksiu. Kndisi ini dicapai saat resnansi di ana X X sehingga tan θ 0 atau cs θ. Daya rata-rata dapat pula ditulis dala bentuk lain. Mengingat I Z aka I I P csθ csθ I rs rs csθ (8.64) Sal dan Penyelesaian ) Sebuah kuparan eiliki habatan R,0 Ω dan induktansi 0,3 H. entukan arus dala kuparan jika dihubungkan dengan tegangan (a) 0 vlt dc, (b) 0 vtl (rs) dengan frekuensi 60 Hz Jawab Diberikan R,0 Ω 0,3 H f 60 Hz atau ω πf π 60 0π rad/s a) Jika dihubungkan dengan tegangan dc aka hanya habatan yang eberi pengaruh pada tegangan yang diberikan. Dengan deikian arus yang engalir adalah I (dc)/r 0/,0 0 A b) Jika dihubungkan dengan tegangan ac aka habatan dan inductr eberi pengaruh pada tegangan yang diberikan. Reaktansi induktif adalah X ω ( 0π ) 0, 3 3 Ω. Ipedansi rangkaian Z R 3 3 Ω X egangan rs yang diberikan adalah 0. Maka arus rs adalah I Z 3 0,94 0 rs rs A 338

42 Arus aksiu adalah I I 0,94,4,33 A rs ) iga kpnen R,, dan C dihubungkan secara seri. Misalkan R 5,0 Ω, 30,0 H, dan C,0 µf. Rangkaian tersebut dihubungkan dengan tegangan ac 90 (rs) dengan frekuensi 500 Hz. Hitung (a) arus dala rangkaian, (b) pebacaan vlteter pada dua ujung asing-asing kpnen, (c) beda fase θ, dan (d) disipasi daya dala rangkaian. Jawab Diberikan R 5,0 Ω 30,0 H 0,03 H C,0 µf, 0-5 F rs 90 f 500 Hz ω πf π rad/s Reaktansi induktif X ω 340 0,03 94, Ω Reaktansi kapasitif X C 6,5 Ω ω C (, 0 ) Ipedansi ttal ( X ) 5 ( 94, 6, ) X Z 7 Ω R 5 C a) Arus rs yang engalir dala rangkaian 90 I rs rs,5 A Z 7 Pebacaan vleter adalah tegangan rs. Beda tegangan antar ujung-ujung kpnen yang dibaca vlt eter adalah Antara ujung resistr R, rs I R,5 5,0 3,5 rs Antara ujung kapasitr I X,5 6,5 33,3 C, rs rs C 339

43 Antara ujung induktr,5 94,, rs I rs X 7,75 c) Beda fase antara arus dan tegangan adalah θ yang eenuhi X X C 94, 6,5 tan θ,7 R 5 atau θ 69,8 Karena X > XC aka rangkaian bersifat induktif sehingga tegangan endahului arus dengan selisih fase θ 69,8 d) Disipasi daya dala rangkaian ( 69, ) P I 5 rs rs cs θ, 90 cs 8 55 watt Pada frekuensi berapakah inductr 00 H eiliki reaktansi,0 kω? Jawab Diberikan X,0 kω 0 3 Ω 00 H 0, H X ω atau ω X 0 0, rad/s 3) Ketika diukur, reaktansi sebuah kapasitr 9,0 pengukuran dilakukan? Jawab Diberikan XC 50 Ω C 9,0 µf 9, 0 X C atau ω C -6 F µf adalah 50 Ω. Pada frekuensi berapakah ω 4375 rad/s 6 CX C (9, 0 )

44 4) Hitung ipedansi dan arus rs dala kuparan radi 60 H yang dihubungkan ke tagangan 0 (rs) pada frekuensi 0,0 khz. Abaikan habatan kuparan Jawab Diberikan 60 H 0,6 H rs 0 f 0,0 khz 0 4 Hz ω πf π 0 4 rad/s Karena hanya ada inductr aka ipedansi saa dengan reaktansi induktif, yaitu Z X ω π 4 ( 0 ) 0,6,0 0 4 Ω Arus rs yang engalir 0 rs I rs 0,0 A 4 Z,0 0 5) Berapa ipedansi kapasitr 0,030 µf jika dihubungkan dengan tegangan rs,0 k dan frekuensi 700 Hz? Berapa pula nilai arus aksiu yang engalir? Jawab Diberikan C 0,030 µf F f 700 Hz ω πf π rad/s rs,0 k 0 4 a) Karena hanya ada kapasitr aka ipedansi saa dengan reaktansi kapasitif, yaitu Z X C Ω 8 ωc 4396 (3 0 ) b) Arus rs yang engalir I rs rs Z 4 0,6 A 7583 Arus aksiu yang engalir adalah I I,6,4 3,7 A rs 6) Sebuah habatan 30 kω dipasang seri dengan inductr 0,5 H dan sebuah suber tagangan ac. Hitung ipedansi rangkaian jika frekuensi suber adalah (a) 50 Hz, (b) 3,0 0 4 Hz. Jawab 34

45 Diberikan R 30 kω Ω 0,5 H a) f 50 Hz, aka ω πf π rad/s 34 0,5 X ω 57 Ω Ipedansi rangkaian Z R X 4 ( 3 0 ) (57) Ω 4 b) f 3,0 0 Hz, aka ω πf π (3,0 0 4 ),9 0 5 rad/s X ω Ipedansi rangkaian 5 (,9 0 ) 0,5 9, Z R X ( 3 0 ) (9,5 0 ),0 0 Ω 0 4 Ω 7) Sebuah habtan,5 kω dipasang seri dengan inductr 40 H. Pada frekuensi berapakah ipedansi saa dengan dua kali ipedansi pada saat frekuensi 60 Hz? Jawab Diberikan R,5 kω 500 Ω 40 H 0,4 H f 60 Hz, atau ω πf π rad/s X ω 377 0,4 58,34 Ω ω.? Ipedansi eenuhi Z R Jadi X Z Z R R X X Untuk Z/Z aka atau R X R R X R X atau 4 R X ( R X ) X 4 Atau 34

46 X 4X ( R X ) R 3R 4X 3R 4 3R Atau X 4X 4X X 3R 3 3R R 3R 3R 3R 3 (58,34) 3 (,5 0 ) 434,7 3 3 (,5 0 ) Ω Dengan deikian diperleh frekuensi sudut agar ipedansi dua kali adalah ω X 434,7 0, Hz 8) Berapa ipedansi ttal, sudut fase, dan arus rs dala rangkaian RC seri yang dihubungkan dengan suber tagangan 300 (rs) dan frekuensi 0,0 khz jika,0 H, R 8,70 kω, dan C pf? Jawab Diberikan R 8,70 kω 8,7 0 3 Ω,0 H 0,0 H C pf F rs 300 f 0,0 khz 0 4 Hz ω πf π 0 4 6,8 0 4 rad/s Reaktansi induktif rangkaian X ω 4 ( 6,8 0 ) 0,0,4 Reaktansi kapasitif rangkaian X 4 ωc ( 6,8 0 ) (5 0 C 9 Ipedansi rangkaian Z R ( X X C ) 0 3 Ω 4 3, 0 Ω ) ( 8,7 0 ) (,4 0 3, 0 ) 7, ,9 Ω 343

47 Sudut fase antara arus dan tegangan, θ, eenuhi 3 X X C,4 0 3, 0 tanθ 3 R 8,7 0 atau θ - 3 0, Karena sifat kapasitif lebih kuat daripada sifat induktif aka tegangan engikuti arus. Arus rs yang engalir 300 I rs rs 0,034 A Z 3 8, 9 0 9) egangan 4,8 sin (754t) diterapkan pada rangkaian RC seri. Jika 3,0 H, R,4 kω, dan C 3,0 µf, berapa disipasi daya dala rangkaian? Jawab Diberikan 3,0 H 3,0 0-3 H R,4 kω,4 0 3 Ω C 3,0 µf 3,0 0-6 F Persaaan uu tegangan dapat ditulis sin (ωt) Dari bentuk tegangan yang diberikan kita dapat sipulkan 4,8 vlt ω 754 rad/s Reaktansi kapasitif X C 44 Ω ω C 6 (754) (3,0 0 ) Reaktansi induktif X ω (3,0 0 ),3 Ω Ipedansi rangkaian Z R ( X ) X C 3 (,4 0 ) (,3 44) 467 Ω Sudut fase antara arus dan tegangan, θ, eenuhi 344

48 X tanθ atau θ -7,4 X R C,3 44, ,34 Arus aksiu yang engalir dala rangkaian I Z 4,8 3 3,3 0 A 467 Disipasi daya rata-rata dala rangkaian 3 I (3,3 0 ) 4,8 P csθ cs( 7,4 ) 0,05 W 0) Suatu rangkaian engandung resistr 50 Ω yang diseri dengan inductr 40,0 H dan generatr 50,0 (rs). Disipasi daya adalah 9,50 W. Berapa frekuensi generatr? Jawab Diberikan rs 50,0 R 50 Ω 40,0 H H <P> 9,5 W rs rs P I rs rs csθ rs csθ csθ Z Z ihat Gbr. 8.8 I X I Z θ I R Gabar 8.8 apak dari gabar bahwa 345

49 cs θ Jadi I R I Z R Z rs R rs R P Z Z Z Dengan deikian, Z rs R P ,5 Ω etapi X Z R (50) 380 Ω atau X Ω Frekuensi generatr adalah X 57 ω 45 rad/s 4 0 Sal atihan ) Kapasitr 3500 pf dihubungkan dengan inductr 50 µh yang eiliki habatan 3,0 Ω. Berapa frekuensi resnansi rangkaian? ) Kapasitr variable dala tuner radi AM eiliki kapasitansi 800 pf jika radi tersebut di-tune ke stasiun 580 khz. (a) berapa kapasitansi kapasitr jika radi tersebut ditune ke satsiun 600 khz? (b) berapa induktansi rangkaian? 3) Rangkaian RC eiliki 4,8 H dan R 4,4 Ω. (a) Berapa C agar terjadi resnansi pada frekuensi Hz. (b) berapa arus aksiu pada saat resnansi jika tegangan puncak eksternal adalah 50 vlt? 4) Berapa arus yang engalir pada rangkaian R seri jika (rs) 0 vlt dan frekuensi 60 Hz? Besar habatan adalah,8 kω dan induktansi adalah 900 H. b) Berapa sudut fasa antara arus dan tegangan? (c) berapa daya yang dibuang rangkaian? (d) berapa tegangan rs antara dua ujung habatan dan antara dua ujung inductr? 5) Sebuah kuparan inductr bekerja pada tegangan 0 (rs) dan frekuensi 60 Hz. Kuparan tersebut enarik arus,8 A. berapa induktansinya? 346

50 6) Sebuah habtan,5 kω dihubungkan secara seri dengan kapasitr 4,0 µf dan suber tagangan ac. Hitung ipedansi rangkian jika frekuensi suber adalah (a) 00 Hz, dan (b) Hz 7) ulislah arus sebagai fungsi waktu yang dihasilkan leh generatr yang eberikan arus rs 0 A dan frekuensi 50 Hz 8) Arus rs yang elewati sebuah habatan R adalah,0 A. Berapa tegangan aksiu antara dua ujung habatan jika R 000 Oh? 9) entukan arus aksiu yang ditarik leh bhla lapu yang tertulis 00 W dan 0 0) Sebuah tegangan yang dihasilkan leh generatr dapat ditulis dala bentuk ( t) 00 cs(40πt ) vlt. Berapa tegangan rs dan frekuensi tegangan tersebut? ) Sebuan resistr dihubungkan seri dengan sebuah generatr. Seuab apereeter yang dihubungklan seri dengan resistr tersebut eberikan bacaan,5 A dan vlteter yang engukur beda tegangan antara dua ujung resistr eberikan bacaan 75,0. Berapa daya rata-rata yang diberikan generatr pada resistr tersebut? ) Sebuah habatan,0 Ω dihubungkan ke generatr tegangan ac. Osilskp encatat arus ac yang engalir pada resistr dan eperlihatkan arus aksiu 0,5 A. Berapa daya rata-rata yang dibuang leh resistr? 3) Sebuah kapasitr 80 µf dihubungkan ke suber tegangan ac yang eiliki frekurisn 60 Hz. Berapa reaktansi kapasitf? 4) Jika sebuah kapasitr dihubungkan secara seri dengan suber tegangan ac yang eiliki frekuensi 50,0 H diperleh reaktansi kapasitif 00 Ω. Berapa reaktansi jika kapasitr tersebut dihubungkan ke suber yang eiliki frekeuensi 0 khz? 5) entukan arus yang ditarik leh kapasitr 45 µf jika dihubungkan dengan suber tegangan 0, 50 Hz. 6) Sebuah suber tegangan ac dengan frekuensi 60 Hz eiliki tegangan utput 0. Berapa kapasitansi kapasitr yang dihubungkan ke suber tegangan tersebut agar dihasilkan arus,00 A? 7) Ku paran 0,5 H yang tidak eiliki habatan enghasilkan rekatansi 0 Ω ketika dihubungkan dengan sebuah suber tegangan ac. entukan frekuensi suber 8) entukan reaktansi induktif sebuah kuparan 0,0 H yang dihubungkan dengan suber tegangan yang eiliki frekuensi 00 Hz 9) Induktr 50 H dihubungkan ke sebuah suber tegangan ac yang eiliki frekuensi 60 Hz dan tegangan utput rs 5. entukan reaktansi induktr tersebut. 0) Pada gabar 8.9, berapa pebacaan asing-asing alat ukur? 347

51 Gabar 8.9 ) Pada gabar 8.30, berapa pebacaan asing-asing alat ukur? Gabar 8.30 ) Sebuah hair dryer 00 W bekerja pada tegangan 0. Berapa habatannya dan berapa arus yang ditarik? 3) Gabar 8.3 eperlihatkan rangkaian eksperien untuk epelajari sifat habatan R dala rangkaian ac. ransfratr yang eiliki input 0 eberikan tegangan keluaran 30 pada frekuensi 60 Hz dan apereeter eberikan pebacaan 500 A. Dianggap tidak ada kehilangan daya pada kabel-kabel yang digunakan. Berapa daya rata-rata yang terbuang pada habatan? Berapa daya yang dihasilkan jika tidak digunakan transfatr, tetapi rangkaian langsung disabungkan ke tegangan PN? 348

52 Gabar 8 3 4) Pada gabar 8.3 seua paraeter diberikan kecuali C. Carilah (a) arus sebagai fungsi waktu, (b) daya yang dibuang dala rangkaian, (c) arus sebagai fungsi waktu setelah saklar saja yang dibuka, (d) kapasitansi C jika arus dan tegangan eiliki fase yang saa setelah saklar juga dibuka, (e) ipedansi rangkaian jika dua saklar dibuka, (f) energi aksiu yang disipan daka kapasitr, (g) energi aksiu yang disipan dala induktr, (h) perubahan beda fase antara arus dan tegangan jika frekuensi dijadikan dua kali, (i) frekuensi sehingga reaktansi induktif saa dengan setengah reaktansi kapasitif. Gabar

53 Bab 9 Besaran Gelbang Kalian sudah sering endengar istilah gelbang seperti gelbang suara, gelbang cahaya, gelbang laut, dan sebagainya. Kalian juga pernah engaati gelbang seperti gelbang air ketika dijatuhkan batu diperukaannya atau ketika perahu lewat. etapi apakah kalian sudah eahai apa gelbang itu? Bagaiana persaaan-persaaan fisika yang enerangkan gejala gelbang? 9. Definisi gelbang Kita ulai dengan definisi gelbang. Apabila kita aati gelbang seperti penyebaran pla riak air ketika di perukaannya dijatuhkan batu, aka akan ada dua fenena yang diaati i) Ada silasi atau getaran, seperti titik di perukaan air yang bergerak naik dan turun ii) Adanya perabatan pla Gabar 9. Pada gelbang diaati dua fenena sekaligus, yaitu silasi titik pada ediu dan perabatan pla silasi. Dua fenena ini pasti diaati pada gelbang apa saja. Ketika kalian enggetarkan salah satu ujung tali aka kalian akan elihat pla sipangan pada tali bergerak ke ujung tali yang lain. Naun kalian aati pula bahwa bagian-bagian tali itu sendiri tidak bergerak bersaa pla gelbang. itik-titik pada ediu tepat perabatan hanya bersilasi di sekitar titik seibangnya. Dari pengaatan tersebut kita dapat ebuat definisi uu gelbang. Jadi gelbang adalah silasi yang erabat pada suatu ediu tanpa diikuti perabatan bagian-bagian ediu itu sendiri. 350

54 9. Gelbang ransversal dan ngitudinal Kalau kalian aati gelbang tali, pla yang terbentuk erabat sepanjang tali sedangkan gerakan kpnen tali (sipangan) terjadi dala arah tegak lurus tali. Gelbang dengan arah silasi tegak lurus arah rabat dinaakan gelbang transversal. Untuk gelbang bunyi yang dihasilkan akibat peberian tekanan, arah silasi yang terjadi searah dengan perabatan gelbang. Cnthnya, gelbang bunyi di udara. Gelbang ini dihasilkan dengan eberikan tekanan secara peridik pada salah satu bagian udara sehingga lekul-lekul udara di sekitar daerah tersebut ikut bergetar. Mlekul yang bergetar enubuk lekul di sekitarnya yang dia, sehingga lekul yang ula-ula dia ikut bergetar dala arah yang saa. Begitu seterusnya sehingga lekul yang akin jauh ikut bergetar. Ini adalah fenena perabatan gelbang. Arah getaran persis saa dengan arah rabat gelbang. Gelbang dengan arah silasi saa dengan arah rabat gelbang dinaakan gelbang lngitudinal. transversal renggang apat renggang Gabar 9. Cnth gelbang transversal (gabar atas) dan lngitudinal (gabar bawah) yang dihasilkan pada pegas yang panjang. 9.3 Besaran-Besaran Gelbang Mari kita pelajari besaran-besaran apa yang diiliki gelbang. a) Sipangan Sipangan adalah jarak perpindahan titik pada ediu diukur dari psisi keseibangan. Selaa gelbang erabat, sipangan suatu titik pada ediu selalu berubah-ubah, ulai 35

55 dari nilai iniu hingga nilai aksiu. Nilai aksiu dan iniu dicapai secara peridik. y y y 3 Gabar 9.3 Sipangan suat gelbang b) Aplitud Aplitud adalah sipangan aksiu titik dala ediu yang dilewati gelbang. Aplitud Gabar 9.4 Aplitud gelbang adalag panjang sipangan aksiu c) Peride Peride adalah waktu yang diperlukan leh satu titik pada ediu kebali ke keadaan silasi seula. i) Misalkan suatu titik berada pada sipangan nl. ii) Keudian sipangannya ebesar dan encapai aksiu. iii) erus engecil enjadi nl. iv) alu bergerak enuju sipangan aksiu negatif. v) Keudian kebali enjadi nl. 35

56 Selang waktu untuk urutan gerakan i) sapai v) di atas disebut satu peride. d) Frekuensi Frekuensi adalah julah silasi yang dilakukan titik-titik pada ediu selaa satu detik. Berapa kali satu paket prses i) sapai v) di atas berlangsung selaa satu detik endefinisikan frekuensi gelbang. e) Panjang gelbang Cba kalian aati gelbang yang terjadi pada perukaan air saat enjatuhkan batu di perukaan air tersebut. Kalian aati puncak dan lebah yang lkasinya bergantian. Yang didefinisikan sebagai panjang gelbang adalah jarak dua puncak berdekatan atau jarak dua lebah berdekatan. Atau jarak antara dua titik yang lkasinya paling dekat yang eiliki keadaan gerak yang saa. satu panjang gelbang satu panjang gelbang Gabar 9.5 Panjang gelbang untuk gelbang perukaan air dan gelbang tali f) Kecepatan Osilasi Kecepatan silasi engukur berapa cepat perubahan sipangan titik-titik pada ediu. Untuk gelbang transversal, kecepatan silasi engukur berapa cepat gerakan naik dan turun sipangan (dala arah tegak lurus arah gerak gelbang). Untuk gelbang lngitudinal, kecepatan silasi engukur berapa cepat getaran aju undur titik-titik dala ediu. g) Kecepatan rabat gelbang Kecepatan rabat gelbang engukur berapa cepat pla silasi berpindah dari satu tepat ke tepat lain. Untuk gelbang di perukaan air isalnya, kecepatan rabat gelbang engukur berapa cepat sebaran gelbang arah radial keluar eninggalkan titik jatuhnya batu. 353

57 kecepatan rabat gelbang Gabar 9.6 Arah kecepatan rabat gelbang 9.4 Persaaan Gelbang Untuk gelbang yang eiliki pla sinusidal, artinya, pla gelbang erupakan fungsi sinus atau csinus, bentuk uu sipangan gelbang eenuhi y( x, t) t x Acs π π ϕ (9.) λ dengan y ( x, t) adalah sipangan titik pada ediu yang berada pada krdinat x pada waktu t, A aplitud sipangan, peride gelbang, λ panjang gelbang, ϕ fase awal gelbang, t waktu, dan x psisi. Seua bagian yang berada dala tanda kurung csinus dinaakan fase t x gelbang. Jadi fase gelbang adalah π π ϕ. λ Dengan endefinisikan Frekuensi sudut: ω π (9.) π Bilangan gelbang k (9.3) λ Kita dapat juga enulis persaaan gelbang ( ω t kx ϕ ) y( x, t) Acs (9.4) Berapa kecepatan gelbang yang diungkapkan persaaan (9.) atau (9.4)? Kita tinjau gelbang tali yang baru terbentuk. Di depan pla tersebut belu terbentuk sipangan. Kita aati pla yang terjadi pada waktu yang berbeda-beda. 354

58 (a): t 0 (b): t /4 A A (c): t / A (d): t 3/ A (e): t A λ Gabar 9.7 Bentuk gelbang pada berbagai waktu. Berdasarkan Gabar 9.7 kita elihat: Pada keadaan (a): titik A eiliki sipangan nl dan sedang bergerak ke atas Pada keadaan (b): titik A eiliki sipangan aksiu psitif dan sedang bergerak ke bawah Pada keadaan (c): titik A eiliki sipangan nl dan sedang bergerak ke bawah Pada keadaan (d): titik A eiliki sipangan aksiu negatif dan sedang bergerak ke atas Pada keadaan (e): titik A eiliki sipangan nl dan sedang bergerak ke atas. Keadaan ini persis saa dengan keadaan (a). Dengan deikian, waktu yang diperlukan gelbang berubah dari keadaan (a) ke keadaan ( e) saa dengan satu peride, atau t. Naun, selaa selang waktu ini, gelbang telah berpindah sejauh λ. Dengan deikian, kecepatan rabat gelbang eenuhi λ v (9.5) Dengan enggunakan definisi pada persaaan (9.) dan (9.3) kita dapat juga enulis 355

I t = kuat arus listrik sesaat (A) I m = kuat arus maksimum (A)

I t = kuat arus listrik sesaat (A) I m = kuat arus maksimum (A) 6 Kpetensi Dasar t.sin t Mengidentifikasi penerapan istrik A dan D dala kehidupan sehari-hari t = kuat arus listrik sesaat (A = kuat arus aksiu (A ndikatr Mrulasikan arus dan tegangan blakbalik serta paraeter-paraeternya

Lebih terperinci

Oleh: Sudaryatno Sudirham

Oleh: Sudaryatno Sudirham Mesin Sinkrn Oleh: Sudaryatn Sudirha Kita telah elihat bahwa pada transfratr terjadi alih energi dari sisi prier ke sisi sekunder. Energi di ke-dua sisi transfratr tersebut saa bentuknya (yaitu energi

Lebih terperinci

FISIKA. Sesi RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK. A. ARUS BOLAK-BALIK a. Persamaan Arus dan Tegangan AC

FISIKA. Sesi RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK. A. ARUS BOLAK-BALIK a. Persamaan Arus dan Tegangan AC FISIKA KEAS II IPA - KUIKUUM GABUNGAN 09 Sesi NGAN ANGKAIAN AUS BOAK-BAIK A. AUS BOAK-BAIK a. Persaaan Arus dan Tegangan A Arus bolak-balik adalah arus listrik yang arah dan besarnya senantiasa berubah

Lebih terperinci

BENTUK GELOMBANG AC SINUSOIDAL

BENTUK GELOMBANG AC SINUSOIDAL BENTUK GELOMBANG AC SINUSOIDAL. PENDAHULUAN Pada bab sebelunya telah dibahas rangkaian resistif dengan tegangan dan arus dc. Bab ini akan eperkenalkan analisis rangkaian ac diana isyarat listriknya berubah

Lebih terperinci

TEGANGAN DAN ARUS BOLAK BALIK SK 2

TEGANGAN DAN ARUS BOLAK BALIK SK 2 TEGANGAN DAN ARUS BOLAK BALIK SK 2 TEGANGAN DAN ARUS BOLAK BALIK Bentuk tegangan dan arus bolak balik Bentuk tegangan dan arus bolak balik Ruus dan Keterangannya ; v v : tegangan sesaat (volt) : tegangan

Lebih terperinci

Solusi Treefy Tryout OSK 2018

Solusi Treefy Tryout OSK 2018 Solusi Treefy Tryout OSK 218 Bagian 1a Misalkan ketika kelereng encapai detektor bawah untuk pertaa kalinya, kecepatan subu vertikalnya adalah v 1y. Maka syarat agar kelereng encapai titik tertinggi (ketika

Lebih terperinci

BAB GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK

BAB GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK BAB GLOMBANG LKTROMAGNTIK Contoh. Hubungan dan B dari gelobang bidang elektroagnetik Suatu gelobang bidang elektroagnetik sinusoidal dengan frekuensi 5 MHz berjalan di angkasa dala arah X, seperti ditunjukkan

Lebih terperinci

1. Penyearah 1 Fasa Gelombang Penuh Terkontrol Beban R...1

1. Penyearah 1 Fasa Gelombang Penuh Terkontrol Beban R...1 DAFTA ISI. Penyearah Fasa Gelobang Penuh Terkontrol Beban..... Cara Kerja angkaian..... Siulasi Matlab...7.3. Hasil Siulasi.... Penyearah Gelobang Penuh Terkontrol Beban -L..... Cara Kerja angkaian.....

Lebih terperinci

Analisis Rangkaian Listrik

Analisis Rangkaian Listrik Sudaryatn Sudirham nalisis Rangkaian Listrik Jilid ii Sudaryatn Sudirham, nalsis Rangkaian Listrik () BB Fasr, Impedansi, dan Kaidah Rangkaian Dalam teknik energi listrik, tenaga listrik dibangkitkan,

Lebih terperinci

RANGKAIAN AC. 5.1 Isyarat AC Isyarat AC merupakan bentuk gelombang yang sangat penting dalam bidang elektronika. Isyarat AC biasa ditulis sebagai

RANGKAIAN AC. 5.1 Isyarat AC Isyarat AC merupakan bentuk gelombang yang sangat penting dalam bidang elektronika. Isyarat AC biasa ditulis sebagai 5 KOMPONEN DAN RANGKAIAN AC 5.1 Isyarat AC Isyarat AC merupakan bentuk gelmbang yang sangat penting dalam bidang elektrnika. Isyarat AC biasa ditulis sebagai A sin ( ω t + θ ) dimana A merupakan amplitud

Lebih terperinci

REVIEW GERAK HARMONIS SEDERHANA

REVIEW GERAK HARMONIS SEDERHANA REVIEW GERAK HARMONIS SEDERHANA Di sekitar kita banyak benda yang bergetar atau berosilasi, isalnya assa yang terikat di ujung pegas, garpu tala, gerigi pada ja ekanis, penggaris elastis yang salah satu

Lebih terperinci

BAB II PENYEARAH DAYA

BAB II PENYEARAH DAYA BAB II PENYEARAH DAYA KOMPETENSI DASAR Setelah engikuti ateri ini diharapkan ahasiswa eiliki kopetensi: Menguasai karakteristik penyearah setengah-gelobang dan gelobang-penuh satu fasa dan tiga fasa Menguasai

Lebih terperinci

BAB 21. INDUKSI ELEKTROMAGNETIK

BAB 21. INDUKSI ELEKTROMAGNETIK DAFTAR ISI DAFTAR ISI... BAB. INDUKSI EEKTROMAGNETIK.... Huku Faraday dan enz.... Generator istrik...6.3 Transforator...7.4 Indukstansi...9.5 Energi dala Medan Magnet....6 Rangkaian istrik AC...4.7 Osilator....8

Lebih terperinci

GETARAN PEGAS SERI-PARALEL

GETARAN PEGAS SERI-PARALEL 1 GETARAN PEGAS SERI-PARALEL I. Tujuan Percobaan 1. Menentukan konstanta pegas seri, paralel dan seri-paralel (gabungan). 2. Mebuktikan Huku Hooke. 3. Mengetahui hubungan antara periode pegas dan assa

Lebih terperinci

4.1 Bentuk Gelombang Sinusoiadal

4.1 Bentuk Gelombang Sinusoiadal Analisis yang dilakukan selama ini terbatas pada arus dan tegangan yang tetap. Selanjutnya pembahasan akan menerapkan arus dan tegangan blak-balik seperti ditunjukkan pada gambar 4.. Gambar 4.. Gelmbang

Lebih terperinci

PERCOBAAN 6 VOLTAGE RATION IN COAXIAL LINES

PERCOBAAN 6 VOLTAGE RATION IN COAXIAL LINES PERCOBAAN 6 VOLTAGE RATION IN COAXIAL LINES I. TUJUAN PERCOBAAN a. Mengukur distribusi tegangan pada kondisi diterinasi 60 oh, ujung saluran terbuka dan Short circuit b. Mengukur distribusi λ/4, λ/2 pada

Lebih terperinci

Bilangan Kompleks dan Fasor

Bilangan Kompleks dan Fasor Bilangan Kmpleks dan Fasr leh: Sudaryatn Sudirham. Bilangan Kmpleks.. Definisi Dalam buku Erwin Kreyszig kita baca definisi bilangan bilangan kmpleks sebagai berikut [] Bilangan kmpleks z ialah suatu pasangan

Lebih terperinci

Analisis Rangkaian Listrik

Analisis Rangkaian Listrik Sudaryatn Sudirham nalisis Rangkaian Listrik Jilid ii 3 Terema dan Metda nalisis di Kawasan Fasr Setelah mempelaari bab ini, kita akan memahami aplikasi terema rangkaian dan metda analisis rangkaian di

Lebih terperinci

Sudaryatno Sudirham. Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Fasor

Sudaryatno Sudirham. Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Fasor Sudaryatn Sudirham Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Fasr ii A 3 Analisis Daya Dengan mempelajari analisis daya di bab ini, kita akan memahami pengertian pengertian daya nyata, daya reaktif, daya kmpleks,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI.1. Uu Transforator erupakan suatu alat listrik yang engubah tegangan arus bolak balik dari satu tingkat ke tingkat yang lain elalui suatu gandengan agnet dan berdasarkan prinsip-prinsip

Lebih terperinci

MODUL 3 SISTEM KENDALI POSISI

MODUL 3 SISTEM KENDALI POSISI MODUL 3 SISTEM KENDALI POSISI Muhaad Aldo Aditiya Nugroho (13213108) Asisten: Dede Irawan (23214031) Tanggal Percobaan: 29/03/16 EL3215 Praktiku Siste Kendali Laboratoriu Siste Kendali dan Koputer - Sekolah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENGUKURAN

BAB IV ANALISIS HASIL PENGUKURAN 35 BAB IV ANALISIS HASIL PENGUKURAN Skripsi ini bertujuan untuk elihat perbedaan hasil pengukuran yang didapat dengan enjulahkan hasil pengukuran enggunakan kwh-eter satu fasa pada jalur fasa-fasa dengan

Lebih terperinci

PENYEARAH SATU FASA TIDAK TERKENDALI

PENYEARAH SATU FASA TIDAK TERKENDALI FAKUTAS TEKNIK UNP PENYEAAH SATU FASA TIDAK TEKENDAI JOBSHEET/ABSHEET JUUSAN : TEKNIK EEKTO NOMO : II POGAM STUDI : DI WAKTU : x 5 MENIT MATA KUIAH /KODE : EEKTONIKA DAYA / TEI5 TOPIK : PENYEAAH SATU FASA

Lebih terperinci

12 A 13 D 14 D. Dit. h maks =? h maks = h + y maks = 9,2 + 1,8 = 11 m 15 B. A = B P.C Q dimensinya L.T -2 = (L 2.T 1 ) P.(L.

12 A 13 D 14 D. Dit. h maks =? h maks = h + y maks = 9,2 + 1,8 = 11 m 15 B. A = B P.C Q dimensinya L.T -2 = (L 2.T 1 ) P.(L. PEMBAHASAN PROBEM SET FISIKA SUPERINTENSIF 07 D 4 E keepatan perpindaha n s AB = 5 k v salan = 54 k/ja v uar = 36 k/ja Jika keepatan - sebuah benda saa dengan nol, aka perpindahan benda saa dengan nol.

Lebih terperinci

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Fasor

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Fasor Open Curse nalisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Fasr Oleh : Sudaryatn Sudirham Pengantar Saian kuliah ini mengenai analisis rangkaian listrik di kawasan fasr dalam kndisi mantap, yang hanya berlaku untuk

Lebih terperinci

Surya Darma, M.Sc Departemen Fisika Universitas Indonesia. Pendahuluan

Surya Darma, M.Sc Departemen Fisika Universitas Indonesia. Pendahuluan Surya Dara, M.Sc Departeen Fisika Universitas Indonesia Pendahuluan Potensial listrik yang uncul sebagai dapak dari perubahan edan agnet dala area tertentu disebut ggl induksi. Arus yang terjadi pada kawat

Lebih terperinci

Getaran adalah gerakan bolak-balik dalam suatu interval waktu tertentu. Getaran berhubungan dengan gerak osilasi benda dan gaya yang berhubungan

Getaran adalah gerakan bolak-balik dalam suatu interval waktu tertentu. Getaran berhubungan dengan gerak osilasi benda dan gaya yang berhubungan 2.1.2. Pengertian Getaran Getaran adalah gerakan bolak-balik dala suatu interval waktu tertentu. Getaran berhubungan dengan gerak osilasi benda dan gaya yang berhubungan dengan gerak tersebut. Seua benda

Lebih terperinci

SOAL OLIMPIADE SAINS NASIONAL (OSN) 2007 Bidang studi : FISIKA Tingkat : SMA Waktu : 4 jam

SOAL OLIMPIADE SAINS NASIONAL (OSN) 2007 Bidang studi : FISIKA Tingkat : SMA Waktu : 4 jam Dapatkan soal-soal lainnya di http://foru.pelatihan-osn.co SOAL OLIPIADE SAINS NASIONAL (OSN) 007 Bidang studi : FISIKA Tingkat : SA Waktu : 4 ja 1. (nilai 0) A. Sebuah obil bergerak enuruni suatu jalan

Lebih terperinci

1 1. POLA RADIASI. P r Dengan : = ½ (1) E = (resultan dari magnitude medan listrik) : komponen medan listrik. : komponen medan listrik

1 1. POLA RADIASI. P r Dengan : = ½ (1) E = (resultan dari magnitude medan listrik) : komponen medan listrik. : komponen medan listrik 1 1. POLA RADIASI Pola radiasi (radiation pattern) suatu antena : pernyataan grafis yang enggabarkan sifat radiasi suatu antena pada edan jauh sebagai fungsi arah. pola edan (field pattern) apabila yang

Lebih terperinci

Gambar 3. (a) Diagram fasor arus (b) Diagram fasor tegangan

Gambar 3. (a) Diagram fasor arus (b) Diagram fasor tegangan RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK Arus bolak-balik atau Alternating Current (AC) yaitu arus listrik yang besar dan arahnya yang selalu berubah-ubah secara periodik. 1. Sumber Arus Bolak-balik Sumber arus bolak-balik

Lebih terperinci

X. GEJALA GELOMBANG. Buku Ajar Fisika Dasar II Pendahuluan X - 1

X. GEJALA GELOMBANG. Buku Ajar Fisika Dasar II Pendahuluan X - 1 X - 1 X. GEJALA GELOMBANG 10.1 Pendahuluan Situasi fisis yang ditimbulkan pada suatu titik menjalar dalam medium kemudian dapat dirasakan pada bagian lain, merupakan prses gerakan gelmbang. Beberapa cnth

Lebih terperinci

SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2013 TINGKAT PROPINSI

SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2013 TINGKAT PROPINSI SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 013 TINGKAT PROPINSI FISIKA Waktu : 3,5 ja KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH

Lebih terperinci

Sudaryatno Sudirham. Analisis. Keadaan Mantap Rangkaian Sistem Tenaga

Sudaryatno Sudirham. Analisis. Keadaan Mantap Rangkaian Sistem Tenaga Sudaryatn Sudirham Analisis Keadaan Mantap Rangkaian Sistem Tenaga ii BAB 4 (dari Bab 7 Analisis Ragkaian Sistem Tenaga) Pembebanan Nnlinier (Analisis Di Kawasan Fasr) 7.1. Pernyataan Sinyal Sinus Dalam

Lebih terperinci

III HASIL DAN PEMBAHASAN

III HASIL DAN PEMBAHASAN 7 III HASIL DAN PEMBAHASAN 3. Analisis Metode Dala penelitian ini akan digunakan etode hootopi untuk enyelesaikan persaaan Whitha-Broer-Koup (WBK), yaitu persaaan gerak bagi perabatan gelobang pada perairan

Lebih terperinci

UJIAN NASIONAL TAHUN AJARAN 2004/2005 MATEMATIKA IPA (P16) D10 UTAMA 24 AGUSTUS 2005

UJIAN NASIONAL TAHUN AJARAN 2004/2005 MATEMATIKA IPA (P16) D10 UTAMA 24 AGUSTUS 2005 UJIAN NASIONAL TAHUN AJARAN 004/00 MATEMATIKA IPA (P6) D0 UTAMA 4 AGUSTUS 00. Kawat sepanjang eter digunakan seluruhnya untuk ebuat kerangka seperti tapak pada gabar. (AB = B = A). Jika panjang batang

Lebih terperinci

ANALISA PENGGUNAAN GENEATOR INDUKSI TIGA FASA PENGUATAN SENDIRI UNTUK SUPLAI SISTEM SATU FASA

ANALISA PENGGUNAAN GENEATOR INDUKSI TIGA FASA PENGUATAN SENDIRI UNTUK SUPLAI SISTEM SATU FASA ANALISA PENGGUNAAN GENEATOR INDUKSI TIGA ASA PENGUATAN SENDIRI UNTUK SUPLAI SISTEM SATU ASA Maulana Ardiansyah, Teguh Yuwono, Dedet Candra Riawan Jurusan Teknik Elektro TI - ITS Abstrak Generator induksi

Lebih terperinci

By. Risa Farrid Christianti, S.T.,M.T.

By. Risa Farrid Christianti, S.T.,M.T. * By. Risa Farrid Christianti, S.T.,M.T. * Fasor tegangan dan arus pada resistor Perhatikan Gabar 1 dibawah ini Gabar 1.a. Dala daerah waktu Gabar 1.b. Dala daerah frekuensi Kita ulai dari persaaan daerah

Lebih terperinci

Kecepatan atom gas dengan distribusi Maxwell-Boltzmann (1) Oleh: Purwadi Raharjo

Kecepatan atom gas dengan distribusi Maxwell-Boltzmann (1) Oleh: Purwadi Raharjo Kecepatan ato gas dengan distribusi Mawell-Boltzann () Oleh: Purwadi Raharjo Dala proses odifikasi perukaan bahan, kita ungkin sering endengar teknologi pelapisan tipis (thin fil). Selain pelapisan tipis,

Lebih terperinci

FASOR DAN impedansi pada ELEMEN-elemen DASAR RANGKAIAN LISTRIK

FASOR DAN impedansi pada ELEMEN-elemen DASAR RANGKAIAN LISTRIK FASO DAN impedansi pada ELEMEN-elemen DASA ANGKAIAN LISTIK 1. Fasor Fasor adalah grafik untuk menyatakan magnituda (besar) dan arah (posisi sudut). Fasor utamanya digunakan untuk menyatakan gelombang sinus

Lebih terperinci

FISIKA. Sesi GELOMBANG CAHAYA A. INTERFERENSI

FISIKA. Sesi GELOMBANG CAHAYA A. INTERFERENSI FISIKA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 03 Sesi NGAN GELOMBANG CAHAYA Cahaya erupakan energi radiasi berbentuk gelobang elektroagnetik yang dapat dideteksi oleh ata anusia serta bersifat sebagai gelobang

Lebih terperinci

PEMOTONGAN PADA DUA HARGA TEGANGAN BERBEDA

PEMOTONGAN PADA DUA HARGA TEGANGAN BERBEDA EEKTONKA ANAOG Perteuan PEMOTONGAN PADA DUA HAGA TEGANGAN BEBEDA Disebut juga rangkaian pengiris atau slicer. angkaian utk peotongan pada dua harga tegangan yg berbeda ditunjukkan pd gabar (a) berikut.

Lebih terperinci

PEMETAAN MEDAN ELEKTROMAGNETIK PADA PEMUKIMAN PENDUDUK DI BAWAH JARINGAN SUTT 150 KV PLN WILAYAH KALIMANTAN BARAT

PEMETAAN MEDAN ELEKTROMAGNETIK PADA PEMUKIMAN PENDUDUK DI BAWAH JARINGAN SUTT 150 KV PLN WILAYAH KALIMANTAN BARAT PEMETAAN MEDAN ELEKTROMAGNETIK PADA PEMUKIMAN PENDUDUK DI BAWAH JARINGAN SUTT 5 KV PLN WILAYAH KALIMANTAN BARAT Baharuddin Progra Studi Teknik Elektro, Universitas Tanjungpura, Pontianak Eail : cithara89@gail.co

Lebih terperinci

RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK.

RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK. Arus Bolak-balik RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK. Dalam pembahasan yang terdahulu telah diketahui bahwa generator arus bolakbalik sebagai sumber tenaga listrik yang mempunyai GGL : E E sinω t Persamaan di atas

Lebih terperinci

K13 Revisi Antiremed Kelas 12 Fisika

K13 Revisi Antiremed Kelas 12 Fisika K13 Revisi Antiremed Kelas 12 Fisika Listrik Arus Bolak-balik - Soal Doc. Name: RK13AR12FIS0401 Version: 2016-12 halaman 1 01. Suatu sumber tegangan bolak-balik menghasilkan tegangan sesuai dengan fungsi

Lebih terperinci

Gelombang FIS 3 A. PENDAHULUAN C. GELOMBANG BERJALAN B. ISTILAH GELOMBANG. θ = 2π ( t T + x λ ) Δφ = x GELOMBANG. materi78.co.nr

Gelombang FIS 3 A. PENDAHULUAN C. GELOMBANG BERJALAN B. ISTILAH GELOMBANG. θ = 2π ( t T + x λ ) Δφ = x GELOMBANG. materi78.co.nr Gelombang A. PENDAHULUAN Gelombang adalah getaran yang merambat. Gelombang merambat getaran tanpa memindahkan partikel. Partikel hanya bergerak di sekitar titik kesetimbangan. Gelombang berdasarkan medium

Lebih terperinci

PENJUMLAHAN MOMENTUM SUDUT

PENJUMLAHAN MOMENTUM SUDUT PENJUMAHAN MOMENTUM SUDUT A. Penjulahan Moentu Sudut = + Gabar.9. Penjulahan oentu angular secara klasik. Dua vektor oentu angular dan dijulahkan enghasilkan Jika oentu angular elektron pertaa adalah dan

Lebih terperinci

Gambar 1. Skema proses komunikasi dalam pembelajaran

Gambar 1. Skema proses komunikasi dalam pembelajaran 2 kurang tertarik epelajari pelajaran ilu pengetahuan ala karena etode pebelajaran yang diterapkan guru. Jadi etode pengajaran guru sangat epengaruhi inat belajar siswa dala epelajari ilu pengetahuan ala.

Lebih terperinci

Analisis Rangkaian Listrik di Kawasan Fasor (Rangkaian Arus Bolak-Balik Sinusoidal Keadaan Mantap)

Analisis Rangkaian Listrik di Kawasan Fasor (Rangkaian Arus Bolak-Balik Sinusoidal Keadaan Mantap) 8/5/0 Sudaryatn Sudirham nalisis Rangkaian Listrik di Kawasan Fasr (Rangkaian rus lak-alik Sinusidal Keadaan Mantap) 8/5/0 Kuliah Terbuka ppsx beranimasi tersedia di www.ee-cafe.rg 8/5/0 uku-e nalisis

Lebih terperinci

INTERFERENSI GELOMBANG

INTERFERENSI GELOMBANG INERFERENSI GELOMBANG Gelombang merupakan perambatan dari getaran. Perambatan gelombang tidak disertai dengan perpindahan materi-materi medium perantaranya. Gelombang dalam perambatannya memindahkan energi.

Lebih terperinci

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu Sudaryatn Sudirham Analisis angkaian Listrik Di Kawasan Waktu Sudaryatn Sudirham, Analisis angkaian Listrik () BAB angkaian Pemrses Sinyal (angkaian Dida dan OPAMP) Dalam bab ini kita akan melihat beberapa

Lebih terperinci

DINAS PENDIDIKAN PROPINSI DKI JAKARTA MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN FISIKA SMA MGMP FISIKA - SMA DKI

DINAS PENDIDIKAN PROPINSI DKI JAKARTA MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN FISIKA SMA MGMP FISIKA - SMA DKI DINAS PENDIDIKAN PROPINSI DKI JAKARTA MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN FISIKA SMA MGMP FISIKA - SMA DKI Sekretariat: SMAN 72, Jl.Prihatin Kodaar Kelapa Gading Barat Jakarta Utara Telp 021 4502584 Fax: 021-45850134

Lebih terperinci

Babak Penyisihan Olimpiade Fisika 2014

Babak Penyisihan Olimpiade Fisika 2014 1 Babak Penyisihan Olipiade Fisika 014 Babak Penyisihan Olipiade Fisika 014 PETUNJUK PENGISIAN LEMBAR JAWABAN BABAK PENYISIHAN 1 Septeber 014 I. PETUNJUK UMUM: 1. Gunakan knstanta-knstanta berikut dala

Lebih terperinci

Lampiran 3 LKS Simulasi Tertutup 01

Lampiran 3 LKS Simulasi Tertutup 01 Lapiran 3 LKS Siulasi Tertutup 01 A. Standar Kopetensi Menerapkan konsep kelistrikan dala berbagai penyelesaian asalah dan berbagai produk teknologi. B. Kopetensi Dasar Meforulasikan besaran-besaran listrik

Lebih terperinci

BAB III METODE ANALISIS

BAB III METODE ANALISIS BAB III METODE ANALISIS 3.1 Penyajian Laporan Dala penyajian bab ini dibuat kerangka agar eudahkan dala pengerjaan laporan. Berikut ini adalah diagra alir tersebut : Studi Pustaka Model-odel Eleen Struktur

Lebih terperinci

Fisika Dasar I (FI-321)

Fisika Dasar I (FI-321) Fisika Dasar I (FI-31) Topik hari ini Getaran dan Gelombang Getaran 1. Getaran dan Besaran-besarannya. Gerak harmonik sederhana 3. Tipe-tipe getaran (1) Getaran dan besaran-besarannya besarannya Getaran

Lebih terperinci

PENYEARAH TERKENDALI SATU FASA BERUMPAN BALIK DENGAN PERUBAHAN GAIN PENGENDALI PI (PROPORSIONAL INTEGRAL)

PENYEARAH TERKENDALI SATU FASA BERUMPAN BALIK DENGAN PERUBAHAN GAIN PENGENDALI PI (PROPORSIONAL INTEGRAL) Media Elektrika, ol. 8, No. 1, Juni 015 ISSN 1979-7451 PENYEARAH TERKENDALI SATU FASA BERUMPAN BALIK DENGAN PERUBAHAN GAIN PENGENDALI PI (PROPORSIONAL INTEGRAL) Adhi Kusantoro, ST, MT [1] Ir.Agus Nuwolo,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Data dan Variabel 2.1.1 Data Pengertian data enurut Webster New World Dictionary adalah things known or assued, yang berarti bahwa data itu sesuatu yang diketahui atau dianggap.

Lebih terperinci

Gerak Harmonik Sederhana Pada Ayunan

Gerak Harmonik Sederhana Pada Ayunan Gerak Haronik Sederhana Pada Ayunan Setiap gerak yang terjadi secara berulang dala selang waktu yang saa disebut gerak periodik. Karena gerak ini terjadi secara teratur aka disebut juga sebagai gerak haronik/haronis.

Lebih terperinci

Sudaryatno Sudirham. AnalisisRangkaian. RangkaianListrik di KawasanFasor. (Rangkaian Arus Bolak-Balik Sinusoidal Keadaan Mantap)

Sudaryatno Sudirham. AnalisisRangkaian. RangkaianListrik di KawasanFasor. (Rangkaian Arus Bolak-Balik Sinusoidal Keadaan Mantap) Sudaryatn Sudirham nalisisrangkaian RangkaianListrik di KawasanFasr (Rangkaian rus lak-alik Sinusidal Keadaan Mantap) ahan Kuliah Terbuka dalam frmat pdf tersedia di www.buku-e.lipi.g.id dalam frmat pps

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Graph Sebelu sapai pada pendefinisian asalah network flow, terlebih dahulu pada bagian ini akan diuraikan engenai konsep-konsep dasar dari odel graph dan representasinya

Lebih terperinci

TEST KEMAMPUAN DASAR FISIKA DASAR II

TEST KEMAMPUAN DASAR FISIKA DASAR II TEST KEMAMPUAN DASAR FISIKA DASAR II Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan pernyataan BENAR atau SALAH. Jika BENAR jelaskan mengapa BENAR, dan jika SALAH, berilah alasan atau sanggahannya.

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 12 Fisika

Antiremed Kelas 12 Fisika Antiremed Kelas 12 Fisika Listrik Arus Bolak Balik - Latihan Soal Doc. Name: AR12FIS0699 Version: 2011-12 halaman 1 01. Suatu sumber tegangan bolak-balik menghasilkan tegangan sesuai dengan fungsi: v =140

Lebih terperinci

Soal Latihan Mekanika I. (3-11 November 2011)

Soal Latihan Mekanika I. (3-11 November 2011) Soal Latihan (3-11 Noveber 2011) Kerjakan soal-soal berikut selaa 1 inggu untuk elatih keapuan Anda. Kerjakan 2-3 soal per hari. Sebelu engerjakan soal-soal tersebut, sebaiknya Anda engerjakan soalsoal

Lebih terperinci

MODUL FISIKA. TEGANGAN DAN ARUS BOLAK-BALIK (AC) DISUSUN OLEH : NENIH, S.Pd SMA ISLAM PB. SOEDIRMAN

MODUL FISIKA. TEGANGAN DAN ARUS BOLAK-BALIK (AC) DISUSUN OLEH : NENIH, S.Pd SMA ISLAM PB. SOEDIRMAN MODUL ISIKA TEGANGAN DAN ARUS BOLAK-BALIK (AC) DISUSUN OLEH : NENIH, S.Pd SMA ISLAM PB. SOEDIRMAN TEGANGAN DAN ARUS BOLAK-BALIK (AC) 1. SUMBER TEGANGAN DAN ARUS BOLAK-BALIK Sumber tegangan bolak-balik

Lebih terperinci

MODUL PERTEMUAN KE 6 MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN

MODUL PERTEMUAN KE 6 MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN 43 MODUL PERTEMUAN KE 6 MATA KULIAH : MATERI KULIAH: Mekanika klasik, Huku Newton I, Gaya, Siste Satuan Mekanika, Berat dan assa, Cara statik engukur gaya.. POKOK BAHASAN: DINAMIKA PARTIKEL 6.1 MEKANIKA

Lebih terperinci

Soal-Soal dan Pembahasan Matematika IPA SBMPTN/SNMPTN 2008

Soal-Soal dan Pembahasan Matematika IPA SBMPTN/SNMPTN 2008 Soal-Soal dan Pebahasan Mateatika IPA SBMPTN/SNMPTN 008. Diketahui fungsi-fungsi f dan g dengan f(x) g(x) x - x untuk setiap bilangan real x. Jika g(), f ' () f(), dan g ' () f(), aka g ' () A. C. 0 E.

Lebih terperinci

MODUL 1 GEJALA TRANSIEN

MODUL 1 GEJALA TRANSIEN MODUL GEJALA TRANSIEN Pendahuluan. Deskripsi Singkat Bab ini akan membahas tentang kndisi awal kapasitr dan induktr sebagai elemen pasif penyimpan energi.. Manfaat Memahami gejala transien pada elemen

Lebih terperinci

PETUNJUK PENGISIAN LEMBAR JAWABAN BABAK PENYISIHAN 21 September 2014

PETUNJUK PENGISIAN LEMBAR JAWABAN BABAK PENYISIHAN 21 September 2014 PETUNJUK PENGISIAN LEMBAR JAWABAN BABAK PENYISIHAN 1 Septeber 014 I. PETUNJUK UMUM: 1. Gunakan konstanta-konstanta berikut dala enyelesaikan soal. Konstanta Sibol Nilai Kecepatan cahaya c,00 10 8 /s Konstanta

Lebih terperinci

Gelombang Elektromagnetik

Gelombang Elektromagnetik Michael Faraday Jaes Clerk Maxwell Medan lektroagnetik Pergerakan uatan listrik enghasilkan edan agnet Perubahan edan agnet dapat enibulkan pergerakan uatan listrik Koil/kuparanjikadialirilistrikakanenghasilkanedanagnet

Lebih terperinci

BAHAN KUIS PRA-UTS MEKANIKA, Oktober 2011

BAHAN KUIS PRA-UTS MEKANIKA, Oktober 2011 tosi-ipb.blogspot.co ekanika I BAHAN KUIS PRA-UTS EKANIKA, 3-4 Oktober 0 Untuk kalangan sendiri Tidak diperjualbelikan Silakan kerjakan soal-soal berikut, pahai dengan baik. Soal Kuis akan diabil dari

Lebih terperinci

DAYA ELEKTRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC)

DAYA ELEKTRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC) DAYA ELEKRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC) 1. Daya Sesaat Daya adalah energi persatuan waktu. Jika satuan energi adalah joule dan satuan waktu adalah detik, maka satuan daya adalah joule per detik yang disebut

Lebih terperinci

OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2011 BIDANG ILMU FISIKA

OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2011 BIDANG ILMU FISIKA OMPADE SANS NASONA 2011 BDANG MU FSKA SEEKS TM OMPADE FSKA NDONESA 2012 SOA TES EKSPERMEN KEMENTERAN PENDDKAN NASONA DREKTORAT JENDERA MANAJEMEN PENDDKAN MENENGAH DREKTORAT PEMBNAAN SEKOAH MENENGAH ATAS

Lebih terperinci

SELEKSI OLIMPIADE TINGKAT KABUPATEN/KOTA 2014 TIM OLIMPIADE FISIKA INDONESIA 2015

SELEKSI OLIMPIADE TINGKAT KABUPATEN/KOTA 2014 TIM OLIMPIADE FISIKA INDONESIA 2015 SEEKSI OIMPIDE TINGKT KBUPTEN/KOT 14 TIM OIMPIDE FISIK INDONESI 15 Bidang Fisika Waktu : 18 enit KEMENTRIN PENDIDIKN DN KEBUDYN DIREKTORT JENDER PENDIDIKN DSR DN MENENGH DIREKTORT PEMBINN SEKOH MENENGH

Lebih terperinci

= mv Momentum akhir setelah tumbukan pertama:

= mv Momentum akhir setelah tumbukan pertama: 1.79. Sebuah bola baja berassa = 50 g jatuh dari ketinggian h = 1,0 pada perukaan horisontal sebuah papan tebal. Tentukan oentu total yang diberikan bola pada papan setelah terpental beberapa kali, bila

Lebih terperinci

BAB III PEMODELAN SISTEM DINAMIK PLANT. terbuat dari acrylic tembus pandang. Saluran masukan udara panas ditandai dengan

BAB III PEMODELAN SISTEM DINAMIK PLANT. terbuat dari acrylic tembus pandang. Saluran masukan udara panas ditandai dengan BAB III PEMODELAN SISTEM DINAMIK PLANT 31 Kriteria rancangan plant Diensi plant yang dirancang berukuran 40cx60cx50c, dinding terbuat dari acrylic tebus pandang Saluran asukan udara panas ditandai dengan

Lebih terperinci

PERCOBAAN 3 RANGKAIAN PENGUAT COMMON SOURCE

PERCOBAAN 3 RANGKAIAN PENGUAT COMMON SOURCE PERCOBAAN 3 RANGKAIAN PENGUAT COMMON OURCE 3.1 Tujuan : 1) Mendeonstrasikan prinsip kerja dan karakteristik dari rangkaian penguat coon source sinyal kecil. 2) Investigasi pengaruh dari penguatan tegangan.

Lebih terperinci

DISTRIBUSI DUA PEUBAH ACAK

DISTRIBUSI DUA PEUBAH ACAK 0 DISTRIBUSI DUA PEUBAH ACAK Dala hal ini akan dibahas aca-aca fungsi peluang atau fungsi densitas ang berkaitan dengan dua peubah acak, aitu distribusi gabungan, distribusi arginal, distribusi bersarat,

Lebih terperinci

Sistim Komunikasi 1. Pertemuan 4 Modulasi Sudut

Sistim Komunikasi 1. Pertemuan 4 Modulasi Sudut Sisti Kounikasi 1 Perteuan 4 Modulasi Sudut Mudrik Alaydrus Teknik Elektro Fakultas Teknik, UMB udrikalaydrus@yahoo.o 1 Bentuk uu dari sinyal terodulasi sudut: x ( ϑ ( ( t = A os t ϑ (t ( t 1 d ϑ ( t =

Lebih terperinci

Bab III S, TORUS, Sebelum mempelajari perbedaan pada grup fundamental., dan figure eight terlebih dahulu akan dipelajari sifat dari grup

Bab III S, TORUS, Sebelum mempelajari perbedaan pada grup fundamental., dan figure eight terlebih dahulu akan dipelajari sifat dari grup GRUP FUNDAMENTAL PADA Bab III S, TORUS, P dan FIGURE EIGHT Sebelu epelajari perbedaan pada grup fundaental S, Torus, P, dan figure eight terlebih dahulu akan dipelajari sifat dari grup fundaental asing-asing

Lebih terperinci

BAB GEJALA GELOMBANG

BAB GEJALA GELOMBANG BAB GEJALA GELOMBANG Contoh. Pengertian besaran-besaran pada gelombang transversal. Pengertian panjang gelombang Gelombang air laut mendekati mercusuar dengan cepat rambat 7 m/s. Jarak antara dua dasar

Lebih terperinci

ARUS DAN TEGANGAN BOLAK BALIK

ARUS DAN TEGANGAN BOLAK BALIK AUS DAN TEGANGAN BOAK BAK GG nduksi yang dihasilkan jika kuparan berpuar di dala edan agne aau kuparan yang dipengaruhi oleh perubahan fluks agneik, berupa egangan yang arah nya berubah ubah seiap seengah

Lebih terperinci

TERMODINAMIKA TEKNIK II

TERMODINAMIKA TEKNIK II DIKTAT KULIAH TERMODINAMIKA TEKNIK II TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DARMA PERSADA 2005 i DIKTAT KULIAH TERMODINAMIKA TEKNIK II Disusun : ASYARI DARAMI YUNUS Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik

Lebih terperinci

Arus Bolak Balik. Arus Bolak Balik. Agus Suroso Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi, Institut Teknologi Bandung

Arus Bolak Balik. Arus Bolak Balik. Agus Suroso Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi, Institut Teknologi Bandung (agussuroso@fi.itb.ac.id) Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi, Institut Teknologi Bandung Materi 1 Sumber arus bolak-balik (alternating current, AC) 2 Resistor pada rangkaian AC 3 Induktor

Lebih terperinci

RUMUS-RUMUS FISIKA SMP (diurutkan berdasarkan SKL 2008)

RUMUS-RUMUS FISIKA SMP (diurutkan berdasarkan SKL 2008) RUMUSRUMUS FISIK SMP (diurutkan berdasarkan SKL 008) M : KELS / O : Design by Denny 008 SMPK 4 BPK PEBUR O RUMUS SIMBOL STU (SI) Massa Jenis ρ = V Peuaian panjang zat padat 3 Kalor o.. T t o a. Kalor untuk

Lebih terperinci

BAB II KOMPONEN DAN RANGKAIAN ELEKTRONIKA

BAB II KOMPONEN DAN RANGKAIAN ELEKTRONIKA 3 BAB II KOMPONEN DAN ANGKAIAN EEKTONIKA Pada bab ini akan dijelaskan beberapa cnth penerapan kmpnen elektrnik pada rangkaian aplikasi; seperti misalnya rangkaian, dan pada jaringan arus blak-balik, transfrmatr,

Lebih terperinci

BAB 8 RANGKAIAN TIGA FASE

BAB 8 RANGKAIAN TIGA FASE BAB 8 RANGKAAN TGA FASE 8.1 Pendahuluan Dalam rangkaian-rangkaian sebelumnya yang diergunakan sebagai sumber tegangan adalah sumber tegangan satu fase, dimana sumber tegangan (generatr) dihubungkan kebeban

Lebih terperinci

Persamaan Schrödinger dalam Matriks dan Uraian Fungsi Basis

Persamaan Schrödinger dalam Matriks dan Uraian Fungsi Basis Bab 2 Persaaan Schrödinger dala Matriks dan Uraian Fungsi Basis 2.1 Matriks Hailtonian dan Fungsi Basis Tingkat-tingkat energi yang diizinkan untuk sebuah elektron dala pengaruh operator Hailtonian Ĥ dapat

Lebih terperinci

PENENTUAN e/m Kusnanto Mukti W/ M Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta

PENENTUAN e/m Kusnanto Mukti W/ M Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta PENENTUAN e/ Kusnanto Mukti W/ M009031 Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta ABSTRAK Eksperien dala enentukan besar uatan elektron pertaa kali dilakukan oleh J.J.Thoson. Dala percobaanya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di bidang-bidang lain, seperti sosial, politik, dan budaya. perbedaan antara yang kaya dengan yang miskin.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di bidang-bidang lain, seperti sosial, politik, dan budaya. perbedaan antara yang kaya dengan yang miskin. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pebangunan ekonoi erupakan asalah penting bagi suatu negara, untuk itu sejak awal pebangunan ekonoi endapat tepat penting dala skala prioritas pebangunan nasional

Lebih terperinci

Pembahasan soal latihan dari buku fisika 3A Bab 1 untuk SMA, karangan Mikrajuddin Abdullah. 1. perhatikan gambar gelombang pada disamping.

Pembahasan soal latihan dari buku fisika 3A Bab 1 untuk SMA, karangan Mikrajuddin Abdullah. 1. perhatikan gambar gelombang pada disamping. Pembahasan soal latihan dari buku fisika 3A Bab 1 untuk SMA, karangan Mikrajuddin Abdullah Bagian A 1. perhatikan gambar gelombang pada disamping. a. Berapakah panjang gelombang? b. Berapakah amplitudo

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE HOMOTOPI PADA MASALAH PERAMBATAN GELOMBANG INTERFACIAL

PENGGUNAAN METODE HOMOTOPI PADA MASALAH PERAMBATAN GELOMBANG INTERFACIAL PENGGUNAAN METODE HOMOTOPI PADA MASALAH PERAMBATAN GELOMBANG INTERFACIAL JAHARUDDIN Departeen Mateatika Fakultas Mateatika Ilu Pengetahuan Ala Institut Pertanian Bogor Jl Meranti, Kapus IPB Daraga, Bogor

Lebih terperinci

Fisika I. Gelombang Mekanik 01:26:19. Mampu menentukan besaran-besaran gelombang yaitu amplitudo,

Fisika I. Gelombang Mekanik 01:26:19. Mampu menentukan besaran-besaran gelombang yaitu amplitudo, Kompetensiyang diharapkan Mampu mendeskripsikan gejala dan ciri-ciri gelombang secara umum Mampu menentukan besaran-besaran gelombang yaitu amplitudo, frekuensi, kecepatan, fasa dan konstanta penjalaran.

Lebih terperinci

MENGUKUR MOMEN INERSIA BEBERAPA MODEL VELG SEPEDA MINI

MENGUKUR MOMEN INERSIA BEBERAPA MODEL VELG SEPEDA MINI KONSTAN: Jurnal Fisika dan Pendidikan Fisika (ISSN.460-919) Volue 1, No., Maret 016 MENGUKUR MOMEN INERSIA BEBERAPA MODEL VELG SEPEDA MINI 1 Suraidin, Islahudin, 3 M. Firan Raadhan 1 Mahasiswa Sarjana

Lebih terperinci

USAHA DAN ENERGI DALAM ELEKTROSTATIKA

USAHA DAN ENERGI DALAM ELEKTROSTATIKA USAHA DAN ENERGI DALAM ELEKTROSTATIKA Usaha untuk Meindahkan Muatan Usaha adalah kerja yang dilakukan oleh gaya F untuk eindahkan uatan dari satu tepat ke tepat lainnya. = (1) Jika kita hendak eindahkan

Lebih terperinci

INSTANTON. Casmika Saputra Institut Teknologi Bandung

INSTANTON. Casmika Saputra Institut Teknologi Bandung INSTANTON Casika Saputra 02200 Institut Teknologi Bandung Abstrak. Solusi klasik pada kasus Double Well Potential dala ekanika kuantu dala iaginary tie Euclidian eberikan dua buah solusi yaitu solusi trivial

Lebih terperinci

1. Jarak dua rapatan yang berdekatan pada gelombang longitudinal sebesar 40m. Jika periodenya 2 sekon, tentukan cepat rambat gelombang itu.

1. Jarak dua rapatan yang berdekatan pada gelombang longitudinal sebesar 40m. Jika periodenya 2 sekon, tentukan cepat rambat gelombang itu. 1. Jarak dua rapatan yang berdekatan pada gelombang longitudinal sebesar 40m. Jika periodenya 2 sekon, tentukan cepat rambat gelombang itu. 2. Sebuah gelombang transversal frekuensinya 400 Hz. Berapa jumlah

Lebih terperinci

PETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap Final Diponegoro Physics Competititon Tingkat SMA

PETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap Final Diponegoro Physics Competititon Tingkat SMA PETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap Final Diponegoro Physics Copetititon Tingkat SMA 1. Ujian Eksperien berupa Naskah soal beserta lebar jawaban dan kertas grafik. 2. Waktu keseluruhan dala eksperien dan

Lebih terperinci

Gejala Gelombang. gejala gelombang. Sumber:

Gejala Gelombang. gejala gelombang. Sumber: Gejala Gelombang B a b B a b 1 gejala gelombang Sumber: www.alam-leoniko.or.id Jika kalian pergi ke pantai maka akan melihat ombak air laut. Ombak itu berupa puncak dan lembah dari getaran air laut yang

Lebih terperinci

BAHASAN ALGORITME ARITMETIK GF(3 ) Telah dijelaskan sebelumnya bahwa dalam mengonstruksi field GF(3 )

BAHASAN ALGORITME ARITMETIK GF(3 ) Telah dijelaskan sebelumnya bahwa dalam mengonstruksi field GF(3 ) BAB IV BAHASAN ALGORITME ARITMETIK GF(3 ) Telah dijelaskan sebelunya bahwa dala engonstruksi field GF(3 ) diperoleh dari perluasan field 3 dengan eilih polinoial priitif berderajat atas 3 yang dala hal

Lebih terperinci

MODEL MATEMATIKA SISTEM PERMUKAAN ZAT CAIR

MODEL MATEMATIKA SISTEM PERMUKAAN ZAT CAIR MODEL MATEMATIKA SISTEM PEMUKAAN ZAT AI PENGANTA Pada bagian ini kita akan enurunkan odel ateatika siste perukaan zat cair. Dengan eperkenalkan prinsip resistansi dan kapasitansi untuk siste perukaan zat

Lebih terperinci