Kandungan Informasi Inkremental Perubahan Dividen tentang Profitabilitas Perusahaan di Masa yang Akan Datang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Kandungan Informasi Inkremental Perubahan Dividen tentang Profitabilitas Perusahaan di Masa yang Akan Datang"

Transkripsi

1 Kandungan Informasi Inkremenal Perubahan Dividen enang Profiabilias Perusahaan di Masa yang Akan Daang Abdul Hamid Habbe A.Y. Paddere Universias Hasanuddin Makassar Absrac This research invesigaes he incremenal informaion conen of dividend changes abou fuure profiabiliy. I regress hree of measuremen of earnings (earnings level, earnings changes, and abnormal earnings) o dividend changes and a number of conrol variables. By using 114 samples (429 firm-years) of manufacuring firms a Jakara Sock Exchange over , I find ha dividend changes provide informaion abou he earnings changes in subsequen years, incremenal o marke and accouning daa. The paper also documens ha dividend changes are posiively relaed o earnings changes for merely one year ahead. In deail examining, I find ha dividend decrease convey mus new informaion abou earnings changes and abnormal earnings for one year ahead raher han dividend increase. Key words: incremenal informasion conen, dividend changes, profiabiliy I. Laar Belakang Rise enang dividen bukan lagi hal baru, namun masih menyisakan sejumlah peranyaan yang belum erjawab aau emuan-emuan rise belum konsisen anara sau dengan lainnya. Kenyaaan ersebu memperkua pernyaaan bahwa kebijakan dividen masih merupakan eka-eki (puzzle). Demikian pula dalam hal hubungan perubahaan dividen dengan profiabilias perusahaan di masa yang akan daang. Rise erkini belum berhasil menunjukkan dukungan buki yang kua (DeAngelo, DeAngelo, dan Skinner, 1996; Benarzi e al. 1997), meskipun pernyaaan bahwa perubahan dividen memicu reurn saham karena mengandung informasi baru enang profiabilias perusahaan di masa yang akan daang elah diyakini sejak awal (Miller dan Modgliani, 1961). Nissim dan Ziv (21) mencoba menguji kembali masalah ersebu dengan pengukuran laba yang beragam ( ingka laba, perubahan laba, dan laba abnormal). Hasil peneliian mereka menunjukkan bahwa informasi perubahan dividen memiliki Paper ini elah dipresenasikan pada Simposium Nasional Akunansi (SNA) 6 di Surabaya Okober 23. Penulis mengucapkan erima kasih aas saran dan kriik dari pesera simposium. 1

2 kandungan informasi ambahan enang profiabilias perusahaan di masa yang akan daang Rise ini juga menguji isu ersebu dalam koneks perusahaan di Indonesia. Rise ini merujuk paper Nissin dan Ziv (21) dengan menggunakan ukuran alenaif laba idak normal sebagaimana yang digunakan oleh Benarzi e al. (1997). Penelii menganggap pengukuran ini lebih realisis dalam menghiung laba idak normal, karena memperimbangkan raa-raa perubahan laba dalam indusrinya. Seperi dikeahui bahwa laba perusahaan idak saja dipengaruhi oleh kinerja inernal perusahaan, eapi juga berkovari dengan prifiabilias indusrinya. Sedangkan Nissin dan Ziv (21) menghiung laba idak normal hanya berdasar pada selisih anara laba akual dengan laba yang diharapkan dari kos dan ingka modal ekuias yang dinvesasikan. Peneliian ini akan memberikan konribusi pening dalam koneks peneliian akunansi dan pasar modal di Indonesia, karena seidak-idaknya berdasarkan survei penelii erhadap hasil-hasil rise yang menguji opik serupa masih sanga sediki aau bahkan belum ersedia 1. Hasil rise ini juga diharapkan berkonribusi bagi perusahaan dalam meneapkan kebijakan dividen dan bagi invesor dalam kaiannya memprediksi profiabilias perusahaan di masa yang akan daang. II. Teori dan Pengembangan Hipoesis 2.1. Teori Dividen Kebijakan dividen ( dividend policy) sampai saa ini masih merupakan eka-eki (puzzle) yang masih diperdebakan. Perdebaan iu berkisar enang apakah dividen dapa dikaakan sebagai good news aau bad news bagi para pemegang saham aau invesor, aau dengan kaa lain bahwa dapakah dividen iu dijadikan sebagai sinyal enang nilai suau perusahaan ( value of he firm) di masa sekarang dan masa yang akan daang. Paling idak, ada iga pandangan yang dicaa oleh Brigham dan Gapenski (1996) dalam bukunya Inermediae Financial Managemen, yaiu : (1) Modigliani dan Miller (MM) berpendapa bahwa kebijakan dividen adalah idak relevan, karena 1 Berdasarkan survey penulis erhadap proceeding SNA 1-5 dan Jurnal Rise Akunansi Indonesia 2

3 idak mempengaruhi sama sekali nilai perusahaan aau biaya modalnya. Nilai perusahaan erganung pada kebijakan invesasi assenya, bukan pada berapa laba yang dibagi unuk dividen dan laba yang idak dibagi. Oleh karenanya menuru MM, idak akan pernah ada kebijakan dividen opimal, (2) Go rdon dan Liner dengan eorinya bird-in-he-hand, berpendapa bahwa dividen lebih baik daripada capial gain, karena dividen yang dibagi kurang berisiko lagi, oleh karenanya, perusahaan semesinya membenuk rasio pembayaran dividen yang inggi dan menawarkan dividen yield yang inggi agar supaya dapa memaksimalkan harga sahamnya, dan (3) Lizenberger dan Ramaswamy berpendapa bahwa invesor lebih menyukai reained earnings daripada dividend, karena perimbangan pajak yang dikenakan kepada capial gain lebih rendah. Teori ini menyarankan agar perusahaan seharusnya membayarkan dividen yang rendah jika ingin memaksimalkan harga sahamnya. Selain eori ersebu, eori signalling dan conracing dapa juga digunakan unuk menjelaskan masalah dividen. Kedua eori ini berenangan dalam menjelaskan manfaa kebijakan dividen. Teori signaling menganggap bahwa informasi dividen dapa berari good news bagi invesor karena perusahaan mempunyai free cash flow dari hasil operasi perusahaan yang akan dibagi, semenara eori conracing menganggap informasi ersebu adalah bad news, karena menunjukkan keidakmampuan manajemen melakukan reinvesasi aas adanya free cash flow yang dimiliki oleh perusahaan. Linner (1956) secara idak langsung bereori bahwa perusahaan ha nya akan menaikkan dividen jika manajemen mempercayai bahwa laba perusahaan elah mempunyai kinerja yang semakin baik, ini berari bahwa suau peningkaan dividen mengindikasikan arah membaik di masa yang akan daang. Pendapa Linner ersebu mengindikasikan bahwa dia menganu eori signaling, dan ini juga berari memperkua eori bird-in-he-hand. Berbagai eori ersebu nampaknya membua dividen menjadi sesuau yang menarik unuk dielii. Perbedaan emuan rise selama ini diberbagai empa mengindikasikan bahwa rise empiris yang berkaian dengan dividen memang mempunyai domain eori yang berbeda. Hasil rise iu juga mungkin mengindikasikan 3

4 adanya perbedaan pandangan masyaraka enang dividen. Beriku ini diuraikan beberapa hasil rise empiris Beberapa Buki empiris dan Pengembangan Hipoesis Sejumlah rise elah menguji implikasi kandungan informasi dividen. Hasil rise mereka masih belum konsisen sau dengan lainnya. Dianara peneliian yang menemukan lemahnya hubungan anara pengumuman dividen dengan laba masa yang akan daang adalah Was (1973), Gonedes (1978), Benarzi e al. (1997). Was (1973) menguji proposisi bahwa pengeahuan enang dividen sekarang akan meningkakan prediksi enang laba di masa yang akan daang. Was menguji apakah laba sau ahun kedepan dapa dijelaskan oleh laba dan dividen ahun sekarang aau laba dan dividen sau ahun sebelumnya. Berdasarkan pengujian erhadap 31 perusahaan dari ahun , dia menemukan hanya 1% eraas saja yang mempunyai koefisien yang marjinal. Gonedes (1978) menguji secara empiris dua sinyal poensial perusahaan, yaiu perubahan dividen dan komponen exraordinari laba akunansi. Melalui sinyal perubahan dividen dan iem exarordinari ingin dikeahui perilaku manajer dan invesor. Dia menggunakan 285 perusahaan yang merupakan informaion sample, dan 28 perusahaan sebagai conrol sample mulai ahun Hasil peneliiannya menemukan buki secara seragam idak konsisen dengan pandangan bahwa dividen aau sinyal iem-iem eksraordinari merefleksikan informasi diluar apa yang direfleksikan oleh sinyal laba dalam periode yang sama. Benarzi e al. (1997) menelii 255 pengumuman dividen menurun dan 4249 pengumuman dividen meningka dalam periode Hasil rise mereka menunjukkan bahwa unuk jangka pendek yaiu iga hari sekiar pengumuman erdapa reaksi pasar yang signifikan yang mengkonfirmasi kandungan informasi dividen. Selain iu, mereka juga menemukan hubungan posiip proporsinal anara reurn idak normal dengan dividen. Adapun pengujian enang hubungan anara perubahan laba sebelum pengumuman dividen dengan perubahan dividen, diemukan bahwa perusahaan yang menaikkan dividen pada ahun mempunyai peningkaan laba yang signifikan pada ahun -1 dan, sedangkan pengujian hubungan perubahan dividen 4

5 dengan profiabilias perusahaan di masa yang akan daang, diemukan korelasi yang idak signifikan. Semenara peneliian yang menemukan buki empiris bahwa informasi dividen mempunyai kandungan informasi enang harga saham dianaranya adalah Pei (1972), Firh (1994), Benarzi e al. (1997), dan Gombola dan Liu (1999). Pei (1972) yang menelii kandungan informasi pengumuman dividen dengan sampel 625 unuk periode Januari 1964 sampai dengan Juni Hasil peneliiannya menunjukkan bahwa pasar bereaksi posiif, khususnya pada bulan pengumuman dividen. Firh (1994) menelii kandungan informasi dividen erhadap 649 observasi dalam periode Hasil peneliiannya menunjukkan bahwa erjadi reaksi pasar yang signifikan di dua hari periode jendela yang diamai. Temuan ersebu diperkua oleh buki yang diunjukkan oleh Benarzi e al. (1997) bahwa iga hari sekiar pengumuman dividen erdapa reaksi pasar yang signifikan. Semenara Gombola dan Liu (1999) menelii kekuaan sinyal Specially Designaed Dividends (SDD) erhadap 196 sampel erpilih dalam periode yang dimoderasi oleh obin s q. Hasil peneliiannya mengindikasikan pasar bereaksi posiif, dan reaksinya lebih besar unuk perusahaan yang obin s q-nya lebih rendah. Secara khusus yang menemukan kandungan informasi perubahan dividen enang profiabilias perusahaan di masa yang akan daang adalah Miller dan Rock (1985), dan Nissim dan Ziv (21). Miller dan Rock (1985) menemukan bahwa pengumuman dividen mengandung informasi mengenai laba saa ini dan masa yang akan daang. Bila erdapa perubahan posiif (negaif) erhadap dividen yang diumumkan, maka manajer perusahaan memiliki komimen bahwa laba akan meningka (menurun). Informasi in i akan digunakan oleh invesor sebagai dasar pengambilan kepuusan invesasi. Nissim dan Ziv (21) menginvesigasi hubungan anara perubahan dividen dengan profiabilias perubahaan di masa yang akan daang dengan pengukuran laba yang beragam (laba, peru bahan laba, dan laba abnormal). Mereka melanjukan peneliian Benarzi e al. (1997) dengan beberapa alernaif pengukuran laba dan variabel konrol. Mereka menduga bahwa elah erjadi kesalahan pengukuran dalam peneliian Benarzi e al. (1997) karena ad anya omied variable. Peneliiannya 5

6 menemukan buki bahwa perubahan dividen memberikan informasi enang level profiabilias pada ahun berikunya yang merupakan informasi ambahan dari daa akunansi dan pasar. Selain iu mereka juga menemukan bahwa perubahan dividen berhubungan posiif dengan perubahan laba. Konsisen dengan emuan Miller dan Rock (1985) yang mengaakan bahwa pengumuman dividen mengandung informasi mengenai laba saa ini dan masa yang akan daang. Bila erdapa perubahan posiif (ne gaif) erhadap dividen yang diumumkan, maka manajer perusahaan memiliki komimen bahwa laba akan meningka (menurun). Begiupula emuan Nissim dan Ziv (21) sebagaimana diuraikan di aas, maka dirumuskan hipoesis sebagai beriku: H1 : Informasi perubahan dividen mengandung informasi inkremenal enang profiabilias perusahaan di masa yang akan daang. H2: Informasi perubahan dividen berkorelasi posiif dengan profiabilias perusahaan di masa yang akan daang. Namun hubungan anara perubahan dividen dengan perubahan laba idak simeris unuk dividen meningka dan menurun (DeAngelo da DeAngelo, 199; Benarzi e al. 1997), maka ada kemungkinan erjadi perbedaan koefisien yang signifikan anara dividen meningka dengan dividen menurun. Unuk iu dirumuskan hipoesis sebagai beriku: H3: Kandungan informasi inkremenal perubahan dividen meningka dan menurun enang profiabilias perusahaan di masa yang akan daang adalah berbeda. III. Meoda Peneliian 3.1. Sampel dan Daa Sampel peneliian dipilih secara purpossive sampling dengan krieria erenu. Meoda ini digunakan agar dapa memperoleh sampel sesuai dengan yang dibuuhkan. Adapun krieria sampel adalah: (a) perusahaan pemanufakuran yang erdafar di Bursa Efek Jakara. Alasan pemilihan perusahaan pemanufakuran saja 6

7 adalah unuk memperoleh sampel yang homogen; (b) sampel paling idak elah mengumumkan pembayaran dividen dua ahun beruru-uru dalam periode Baasan ini dimaksudkan unuk memperoleh minimal sau ahun perubahan dividen; (c) sampel elah menerbikan laporan laba-rugi dalam periode ; (d) sampel idak melakukan merger aau akuisisi diperengahan dalam sau seri pengamaan. Hal ini dimaksudkan unuk mendapakan parameer yang idak bias, khususnya dalam memprediksi laba. Daa-daa yang digunakan dalam peneliian adalah daa sekunder dan diolah secara panel. Daa ersebu masing-masing adalah: (a) laporan laba-rugi dalam periode yang diperoleh dari Indonesian Capial Marke Direcory yang dierbikan oleh Insiue for Economic and Financial Research; (b) daa pengumuman dividen dalam periode diperoleh dari Fac Book yang dierbikan oleh Jakara Sock Exchange dan Pusa Daa Pasar Modal (PDPM) PPA FE UGM; (c) daa lainnya yang menjadi variabel peneliian diperoleh dari Indonesian Capial Marke Direcory. Berdasarkan krieria ersebu di aas diperoleh 429 observasi dari 114 perusahaaan yang mengumumkan dividen dalam periode Dari jumlah observasi ersebu, masing-masing 165 (38.5%) mengumumkan dividen berambah, 54 (12.6%) dividen eap, dan 21 (49%) mengumumkan dividen menurun. Deskripsi sampel peneliian dapa diliha di abel 1. Dari abel ersebu erliha bahwa disribusi observasi erbanyak di ahun 1996 dan paling sediki di ahun Di abel iu juga erliha bahwa pola jumlah perusahaan yang membayar dividen erliha menurun sejak memasuki masa krisis moneer. Hal ini menunjukkan bahwa krisis moneer sanga berpengaruh erhadap kebijakan dividen perusahaan publik yang ada di BEJ. 7

8 Tabel I Deskripsi Sampel Peneliian Disribusi observasi firm-year perubahan dividen dari 114 perusahaan pemanufakuran yang mengumumkan dividen dalam periode Perubahan dividen dihiung dengan rumus ΔDIVi,o = (DIVi,o - DIVi,-1)/DIVi,-1 Divid en Tahun Naik % Teap % Turun % To al % 5 9.6% % % % % % % % % 8 14.% % % 7 9.9% % % % % % 8 8.% % % % 1 3.8% % 26 Toal % % % Pemilihan dan Pengukuran Variabel Variabel Dependen Variabel dependen dalam rise ini adalah laba ahunan perusahaan. Tiga pengukuran laba yang digunakan yaiu ingka laba, perubahan laba, dan laba idak normal (abnormal earnings). Ukuran perama dan kedua merujuk pada Nissim dan ZIV (21) dan ukuran keiga merujuk pada Benarzi e al. (1997). Variabel ingka laba ( LABER ) dihiung dari laba bersih ahunan sebelum iem luar biasa dan operasi yang idak berkelanjuan pada ahun dibagi dengan nilai buku ekuias (BVE ). Sedangkan perubahan laba ( LABER ) dihiung dengan persamaan: LABER (1) dimana LABER ( LABER LABER 1 ) / BVE 1 adalah laba bersih ahunan sebelum iem luar biasa dan operasi yang idak berkelanjuan pada ahun dan -1. BVE -1 adalah nilai buku ekuias pada waku -1. Deflasi perubahan laba dengan nilai buku ekuias dimaksudkan unuk meminimalisir pengaruh size perusahaan yang menjadi sampel. Laba idak normal (LTN) merupakan selisih anara laba akual perusahaan dengan raa-raa laba perusahaan yang membayar dividen eap pada waku 8

9 pada indusri yang sama. Perhiungan ini didasari oleh asumsi bahwa laba perusahaan mengikui pola random walk, dan oleh karenanya salah sau penyesuaian yang dapa dilakukan adalah membandingkan perusahaan yang mengubah dividennya dengan yang idak mengubah dividennya. Penyesuaian ini berari bahwa kia dapa mengasumsikan laba ekspekasian ( expeced earnings) sama dengan laba -1 diambah dengan raa-raa perubahan laba perusahaan yang membayar dividen eap pada waku dalam indusri yang sama. Dengan dasar iu, maka laba idak normal ( abnormal earnings = unexpeced earnings) dapa dihiung sebagai beriku (Benarzi e al. 1997): LTN LABER 1 J J j 1 LABER dimana j = 1,...,J adalah semua perusahaan yang membayar dividen eap pada waku dalam indusri yang sama. Kami lebih memilih perhiungan LTN menuru Benarzi e al. (1997) dibanding dengan apa yang digunakan oleh Nissim dan ZIV (21). Hal ini karena Benarzi e al. melibakan raa-raa perubahan laba dalam indusri yang sama dalam perhiungannya, dimana dikeahui bahwa profiabilias perusahaan berkovari dengan profiabilias indusrinya, semenara Nissim dan ZIV hanya menghiung laba idak normal berdasarkan kos dan ingka modal ekuias yang dinvesasikan Variabel Independen Perubahan dividen merupakan variabel penjelas uama dalam rise ini. Perubahan dividen dihiung dengan menggunakan persamaan sebagai beriku: Div i, dimana Div i, Divi, Div Div i, 1 i, 1 adalah perusahaan i yang membayar dividen pada waku. Tahun yang berkaian dengan pembayaran dividen disebu ahun. (2) (3) Variabel konrol Karena rise ini menguji apakah perubahan dividen mengandung informasi baru enang profiabilias di masa yang akan daang, maka beberapa variabel yang dapa menjadi predikor yang baik erhadap profiabilias di masa yang akan 9

10 daang harus dikonrol. Reurn on Equiy (ROE), misalnya, merupakan predikor yang kua erhadap perubahan laba yang akan daang (Freeman e al.1982). Mereka menemukan bahwa ROE berhubungan negaif dengan laba masa yang akan daang. Demikian pula book value of equiy (BVE). Variabel ini juga merupakan predikor yang baik erhadap laba masa yang akan daang (Nissim dan Ziv, 21). Mereka menemukan BVE secara signifikan berhubungan dengan laba sau dan dua ahun kedepan. Marke value of equiy (MVE) juga merupakan variabel pasar yang banyak digunakan dalam menilai prospekif perusahaan di masa yang daang. Laba di masa yang akan daang kemungkinan dipengaruhi oleh laba sebelumnya yang erkai dengan kebijakan penaikan laba secara permanen oleh perusahaan (Benarzi e al. 1997). Unuk menganisipasi hal ersebu maka laba sebelumnya ( LABER) dan (ΔLABER ) dimasukkan dalam persamaan sebagai variabel pengonrol Model Analisis Secara umum model analisis dapa diuliskan sebagai beriku: Y = a + a 1 X +a n ΣVar_ konrol + e Y adalah laba pada ahun dengan iga pengukuran sebagaimana elah didefinisikan sebelumnya. X adalah perubahan dividen pada waku. Σvar_ konrol adalah sejumlah variabel konrol pada waku sebagaimana elah dikemukakan sebelumnya. Model regresi masing-masing pengukuran laba besera variabel pengonrolnya adalah: LABER DIV 1 5 MVE 2 ROE LABER 3 4 BVE (4) LABER DIV 1 5 MVE 2 ROE 3 LABER 4 BVE (5) LTN DIV 1 5 MVE 2 ROE 3 LNT 4 BVE (6) 1

11 Karena hubungan anara perubahan dividen dengan perubahan laba idak simeris unuk dividen meningka dan menurun (DeAngelo da DeAngelo, 199; Benarzi e al. 1997), maka ada kemungkinan erjadi perbedaan koefisien yang signifikan anara dividen meningka dengan dividen menurun. Oleh karena iu, model regresi memasukkan variabel dividen naik dan dividen menurun sebagaimana persamaan beriku: LABER DIV xinc 1 LABER 4 DIV xdic 5 2 BVE 6 MVE 3 ROE (7) LABER DIV xinc 1 4 LABER DIV xdic 5 2 BVE 6 MVE 3 ROE (8) LTN DIV xinc 1 4 LTN BVE 5 DIV xdic 2 6 MVE 3 ROE (9) dimana INC (DIC ) adalah variabel dummi, sau unuk dividen naik (urun) dan nol unuk lainnya. IV. Hasil Empiris 4.1. Saisik Deskripif Tabel 2 menunjukkan saisik deskripif variabel peneliian unuk ahun, 1, dan 2. Tahun 3 dan 4 idak dinampakkan karena keerbaasan empa. Nilai deskripsi masing- masing variabel dikaegorisasi berdasarkan perubahan dividen (naik, eap, dan menurun). Jumlah observasi unuk semua variabel pada ahun dan 1 adalah adalah 429 dan unuk ahun 2 jumlah observasi adalah 391. Perbedaan jumlah observasi berdasarkan kaegori dividen anara ahun, 1 dengan ahun 2 karena adanya observasi yang idak mempunyai daa laba sampai dua ahun kedepan, aau erpoong karena observasi melakukan merger dan akuisisi. Di abel iu juga erliha ada hubungan posiip anara variabel-variabel pada ahun dan 1 dengan kaegori observasi berdasarkan perubahan dividen. Unuk observasi yang berkaegori dividen meningka, mempunyai laba, perubahan 11

12 laba, laba idak normal, ROE, dan MVE pada ahun dan 1 yang juga lebih besar dibanding dengan observasi yang berkaegori dividen menurun. Dengan kaa lain adalah bahwa cenderung perusahaan yang mengumumkan dividen meningka mempunyai laba, perubahan laba, laba idak normal, ROE, dan BVE yang lebih besar dibanding dengan perusahaan yang mengumumkan dividen eap maupun menurun. Di abel iu juga erliha bahwa perusahaan yang mengumumkan dividen meningka cenderung mengalami perubahan laba yang besar pula, begiu pula sebaliknya. Namun jumlah perusahaan yang mengumumkan dividen meningka (165 observasi) lebih sediki dibanding dengan perusahaan yang mengumumkan dividen menurun (2 1 observasi). Hasil ini mengindikasikan bahwa jumlah perusahaan yang mengalami penurunan laba lebih besar dibanding dengan perusahaan yang mengalami kenaikan laba, apalagi memang periode observasi sampai pada masa krisis moneer (liha abel 1). 12

13 Tabel II Saisik Deskripif Variabel Peneliian ΔLABER adalah perubahan laba bersih dalam ahun (, 1, dan 2) dibagi dengan nilai buku ekuias -1. LABER adalah laba bersih pada ahun (, 1, dan 2). LTN adalah laba idak normal (abnormal earnings) dalam ahun (, 1 dan 2) yang dihiung dari selisih laba akual dengan raa-raa perubahan laba perusahaan pembayar dividen konsan pada ahun. ΔDIVo adalah ingka perubahan dalam dividen perlembar saham ROEo adalah laba bersih ahun dibagi dengan nilai buku ekuias pada ahun. BVEo adalah nilai buku ekuias persaham pada ahun. MVEo adalah nilai pasar ekuias pada ahun Variabel Dividen N Mean Sd. Dev Minimum Maximum ΔLABER Naik Teap Menurun ΔLABER 1 Naik Teap Menurun ΔLABER 2 Naik Teap Menurun LABER Naik Teap Menurun LABER 1 Naik Teap Menurun LABER 2 Naik Teap Menurun LTN Naik Teap Menurun LTN 1 Naik Teap Menurun LTN 2 Naik Teap Menurun ΔDIV Naik Teap Menurun ROE Naik Teap Menurun BVE Naik Teap Menurun MVE Naik Teap Menurun

14 Pada kolom deviasi sandar di abel 2, erliha deviasi sandar masingmasing variabel cenderung besar. Laba bersih ahun (LABER ) unuk dividen meningka, misalnya, mempunyai deviasi sandar yang besar (.1292). Jumlah ini adalah sekiar 16% dari nilai maksimum (.7929) aau hampir sebanding dengan raa-raa laba perusahaan sampel (.1913). Hasil ini mengindikasikan bahwa laba perusahaan yang menjadi sampel cenderung heerogen. Tabel 3 merupakan mariks korelasi pearson anara variabel peneliian. Di abel ersebu erliha variabel uama, ΔDIV, berkorelasi posiif signifikan dengan variabel perubahan laba sau ahun kedepan (ΔLABER 1,), eapi idak unuk ingka laba (LABER 1 ), dan laba idak normal (LTN 1 ). Korelasi ini merupakan indikasi awal bahwa pengumuman dividen mempunyai kandungan informasi erhadap perubahan laba di masa yang akan daang, khususnya unuk sau ahun kedepan. Di abel iu juga erliha hubungan anar variabel-variabel penjelas ada yang signifikan, namun idak ada koefisien korelasi diaas,6. Ini berari sanga jauh dari baasan indikasi erjadinya mulikolinierias (>,8) sebagaimana y ang dinyaakan oleh Gujarai (23). 14

15 T ab el III M ariks K o relasi V ariab el P en eliian ΔLABER adalah perubahan laba bersih dalam ahun (, 1, dan 2) dibagi dengan nilai buku ekuias -1. LABER adalah laba bersih pada ahun (, 1, dan 2). LTN adalah laba idak normal (abnormal earnings) dalam ahun (, 1 dan 2) yang dihiung dari selisih laba akual dengan raa-raa perubahan laba perusahaan yang membayar dividen eap. ΔDIVo adalah ingka perubahan dalam dividen perlembar saham. ROEo adalah laba bersih ahun dibagi dengan nilai buku ekuias pada ahun. BVEo adalah nilai buku ekuias persaham pada ahun. MVEo adalah nilai pasar ekuias pada ahun. Tahun perisiwa dividen merupakan ahun. ΔDIV adalah variabel independen, dan ΔLABER, LABER, ROE, BVE, MVEo merupakan variabel pengonrol. Selebihnya adalah variabel dependen Δ L AB ER ΔLABER 1 ΔLABER 2 LABER LABER 1 LABER 2 LTN LTN 1 LTN 2 ΔDIV ROE BVE MVE ΔLABER Pearson Correlaion Sig. (2-ailed) ΔLABER 1 Pearson Correlaion Sig. (2-ailed) ΔLABER 2 Pearson Correlaion Sig. (2-ailed) LABER Pearson Correlaion Sig. (2-ailed) LABER 1 Pearson Correlaion Sig. (2-ailed) LABER 2 Pearson Correlaion Sig. (2-ailed) LTN Pearson Correlaion Sig. (2-ailed) LTN 1 Pearson Correlaion Sig. (2-ailed) LTN 2 Pearson Correlaion Sig. (2-ailed) ΔDIV Pearson Correlaion Sig. (2-ailed) ROE Pearson Correlaion Sig. (2-ailed) BVE Pearson Correlaion Sig. (2-ailed) MVE Pearson Correlaion Sig. (2-ailed)

16 4.2. Pengujian Hipoesis Unuk menjamin bahwa koefisien regresi idak bias dan efisien, maka model regresi harus memenuhi uji asumsi klasik (normalias, heeroskedasisias, dan mulikolinierias). Pengujian normalias dengan menggunakan saisik Jaque-Bera erhadap keenam model regresi (persamaan 4 sampai 9) menunjukkan bahwa residual regresi idak memenuhi asumsi normalias. Namun karena jumlah observasi sebanyak 429, maka dianggap elah memenuhi asumsi cenral limi heorem (minimal 3 observasi). Persamaan regresi 4 dan 9 idak memenuhi asumsi heeroskedasisias, eapi elah disesuaikan dengan menggunakan meoda Whie. Model regresi idak mengalami mulikolinierias, karena nilai saisik VIF-nya jauh dibahwa 1 dan saisik olerance-nya semuanya mendekai sau. Peneliian ini menguji kandungan informasi ambahan perubahan dividen erhadap profiabilias di masa yang akan daang. Dikaakan mempunyai ambahan kandungan informasi apabila koefisien perubahan dividen adalah signifikan. Peneliian ini juga menguji arah hubungan anara perubahan dividen dengan perubahan laba di masa yang akan daang sera perbedaan kandungan informasi ambahan anara informasi perubahan dividen naik dan menurun. Telah dihipoesiskan bahwa perubahan dividen berkorelasi posiif dengan profiabilias perusahaan di masa yang akan daang. Jika anda koefisien perubahan laba adalah posiif signifikan, maka hipoesis ersebu erdukung. Dan konribusi kandungan informasi anara perubahan dividen naik dan menurun dikaakan berbeda jika koefisiennya berbeda. Tabel 4 merupakan ringkasan saisik dari regresi perubahan laba sau sampai empa ahun kedepan erhadap perubahan dividen dan variabel konrol. Di panel A erliha bahwa unuk =1, koefisien perubahan dividen, ΔDIV (α 1 ) adalah posiif sebesar.269 dengan nilai sebesar dan signifikan pada level 5%. Teapi unuk =2 sampai =4, koefisien perubahan dividen idak signifikan. Semenara unuk variabel pengonrolnya hanya koefisien ROE (α 2 ) dan BVE (α 4 ) saja yang signifikan pada level 5% pada =1, sedangkan pada =2 idak signifikan. Koefisien perubahan laba, ΔLABER (α 3 ) signifikan pada =2, dan MVE (α 5 ) signifikan pada =3. 16

17 Hasil ersebu mengindikasikan bahwa perubahan dividen mengandung informasi ambahan enang perubahan laba sau ahun kedepan, eapi idak unuk perubahan laba dua sampai empa ahun kedepan. Selain iu, korelasi anara perubahan dividen dengan perubahan laba sau ahun kedepan adalah posisif. Hasil ini konsisen dengan emuan Nissim dan Ziv (21), dan sesuai dengan hipoesis sau dan dua yang diajukan. Panel B di abel 4 menyajikan perbedaan koefisien anara observasi yang mengumumkan dividen meningka dan dividen menurun. Pada =1 erliha bahwa koefisien perubahan dividen naik (α 1 ) adalah.16 dengan nilai sebesar Nilai ini idak signifikan. Semenara koefisien perubahan dividen menurun (α 2 ) adalah.932 dengan nilai sebesar Nilai ini signifikan pada level 5%. Tanda kedua koefisien ersebu adalah posiif. Adapun unuk =2 sampai =4, idak signifikan dan beranda negaif. 17

18 Tabel IV Ringkasan Saisik dari Regresi Perubahan Laba Sau sampai Empa Tahun Kedepan erhadap Perubahan Dividen dan Variabel Konrol ΔLABER adalah perubahan laba bersih dalam ahun relaif erhadap ahun perisiwa dividen (ahun ) yang dibagi dengan nilai buku ekuias. ΔDIVo adalah ingka perubahan dalam dividen perlembar saham. ROEo dihiung dari laba bersih dibagi dengan nilai buku ekuias pada akhir ahun relaif erhadap ahun perisiwa dividen. BVEo adalah nilai nilai buku ekuias. MVE adalah nilai pasar ekuias. INCo (DICo) adalah variabel dummi, sau unuk dividen berambah (berkurang) dan nol unuk lainnya. Regresi didasarkan pada daa panel 114 perusahaan pemanufakuran yang mengumumkan dividen dalam ahun Angka dalam kurung adalah nilai A ΔLABER = α + α 1 ΔDIV + α 2 ROE + α 3 ΔLABER + α 4 BVE +α 5 MVE + ε α α 1 α 2 α 3 α 4 α 5 R 2 N E (-5.738)** (2.2698)* (2.8564)* (3.143)** E ( ) (-.6516) (-.3759) (2.5423)* (1.1783) (.5121) E E (-.1979) (.156) (-.2315) (-.191) (.1555) (3.7169)* E-5 4.4E (-.172) (.472) (-.587) (.2629) (.1656) (1.215) B ΔLABER = α + α 1 ΔDIV x INC + α 2 ΔDIV x DIC + α 3 ROE + α 4 ΔLABER + α 5 BVE + α 6 MVE + ε α α 1 α 2 α 3 α 4 α 5 α 6 R 2 N E E ( )** (1.1835) (2.2387)* (2.82)* (-1.225) (3.163)** (-.4744) E ( ) (-.3262) (-.6383) (-.3543) (2.5828)* (1.194) (.565) E E (.217) (-.88) (.4549) (-.2467) (-.932) (.1445) (3.721)* E-5 4.7E (.2489) (-.2325) (.546) (-.899) (.1676) (.1274) (1.2249) * signifikan pada level 5%; ** signifkan pada level 1% Hasil ini menunjukkan bahwa informasi perubahan dividen menurun lebih mempunyai ambahan kandungan informasi enang perubahan laba sau ahun kedepan dibanding dengan informasi perubahan dividen meningka. Hasil ini pula menunjukkan bahwa informasi perubahan dividen menurun berkorelasi posiif dengan perubahan laba sau ahun kedepan. Buki empiris ersebu mendukung hipoesis keiga yang diajukan namun hanya unuk sau ahun kedepan. Temuan ini idak konsisen dengan Nissim dan Ziv (21) yang menemukan jusru informasi perubahan dividen meningka yang mengandung ambahan kandungan informasi 18

19 enang perubahan laba sau ahun kedepan dan juga idak sepenuhnya mendukung emuan Miller dan Rock (1985). Unuk mengeahui apakah perubahan dividen dapa juga memprediksi ingka laba sebagaimana kemampuannya memprediksi perubahan laba sau ahun kedepan, maka variabel laba diregres erhadap perubahan dividen sebagaimana diunjukkan pada persamaan 5. Tabel 5 merupakan ringkasan saisik dari regresi laba bersih sau sampai empa ahun kedepan erhadap perubahan dividen dan variabel konrol. Di panel A erliha bahwa unuk =1 sampai =3, koefisien perubahan dividen, ΔDIV (α 1 ) adalah posiif, namun idak signifikan. Hasil yang menakjubkan adalah jusru signifikan pada =4. Hasil ini mengindikasikan bahwa perubahan dividen idak mempunyai ambahan kandungan informasi enang ingka laba sau sampai iga ahu kedepan, eapi mempunyai ambahan kandungan informasi ingka laba empa ahun kedepan. Temuan ini suli dijelaskan, eapi buki ini idak mendukung hipoesis sau dan dua yang diajukan, dan juga idak sejalan dengan emuan Nissim dan Ziv (21). 19

20 Tabel V Ringkasan Saisik dari Regresi Laba Bersih Sau sampai Empa Tahun Kedepan erhadap Perubahan Dividen dan Variabel Konrol LABER adalah laba bersih dalam ahun relaif erhadap ahun perisiwa dividen (ahun ) yang dibagi dengan nilai buku ekuias. ΔDIVo adalah ingka perubahan dalam dividen perlembar saham. ROEo dihiung dari laba bersih dibagi dengan nilai buku ekuias pada akhir ahun relaif erhadap ahun perisiwa dividen. BVEo adalah nilai buku ekuias. MVE adalah nilai pasar ekuias.inco (DICo) adalah variabel dummi, sau unuk dividen berambah (berkurang) dan nol unuk lainnya. Regresi didasarkan pada daa panel 114 perusahaan pemanufakuran yang mengumumkan dividen dalam ahun Angka dalam kurung adalah nilai A LABER = α + α 1 ΔDIV + α 2 ROE + α 3 LABER + α 4 BVE +α 5 MVE + ε α α 1 α 2 α 3 α 4 α 5 R 2 N E E E ( ) (-.5311) (2.1876)* (.2928) (1.3517) (-.3965) E-6 6.7E E ( ) (.1275) (.455) (-.697) (1.1486) (.146) E E E ( ) (-.1435) (.3352) (-.1843) (.6681) (.2253) E E E (.9493) (3.3819)** (-.3654) (.87) (-.521) (-.2682) B LABER = α + α 1 ΔDIV x INC + α 2 ΔDIV x DIC + α 3 ROE + α 4 LABER + α 5 BVE + α 6 MVE + ε α α 1 α 2 α 3 α 4 α 5 α 6 R 2 N E E E (-2.143)* (.1719) ( ) (2.3172)* (.3226) (1.387) (-.433) E E ( ) (.5385) (-.7411) (.5134) (-.466) (1.169) (.85) E E ( ) (.6131) ( ) (.5257) (-.1519) (.754) (.1885) E E-5-4.9E (.85) (3.6651)** (-.4624) (-.1345) (.1255) (-.4147) (-.3188) * signifikan pada level 5%; ** signifkan pada level 1% Semenara di panel B abel 5 menujukkan bahwa informasi perubahan dividen naik (kecuali =4) dan menurun idak memiliki ambahan kandungan informasi enang ingka laba sau ahun sampai empa ahun kedepan. Hal ini erliha bahwa hanya koefisien perubahan dividen naik (α 1 ) unuk =4 saja yang signifikan pada level 1%, sedangkan yang lainnya idak signifikan. Dari abel iu juga erliha bahwa koefisien perubahan dividen menurun ((α 2 ) adalah beranda negaif. Tanda ersebu idak sesuai dengan prediksi. Hasil ini idak sepenuhnya mendukung emuan Nissim dan Ziv (21) yang menemukan informasi perubahan dividen meningka memiliki 2

21 ambahan kandungan informasi enang ingka laba sau ahun kedepan. Dengan demikian, emuan ini idak mendukung hipoesis iga yang diajukan Tabel 6 merupakan ringkasan saisik dari regresi laba idak normal sau sampai empa ahun kedepan erhadap perubahan dividen dan variabel konrol. Sebagaimana dikemukakan oleh Benarzi e al. (1997) bahwa perusahaan yang menaikkan dividen pada ahun akan mempunyai laba idak normal yang posiif pada ahun 1 dan 2. Semakin besar dividen meningka, semakin besar laba idak normal pada ahun-ahun berikunya. Di panel A erliha bahwa koefisien perubahan dividen, ΔDIV (α 1 ) pada =1 adalah.75 dengan nilai sebesar Sekalipun andanya posiif eapi idak signifikan. Demikian pula unuk =2 sampai =4, koefisien perubahan dividen idak signifikan dan bahkan sebagian beranda negaif. Hasil-hasil ersebu mengindikasikan bahwa perubahan dividen idak mengandung ambahan informasi enang laba idak normal sau sampai empa ahun kedepan. Dengan ini pula bahwa perubahan dividen idak berkorelasi dengan laba idak normal sau sampai empa ahun kedepan. Hasil ini idak mendukung emuan Nissim dan Ziv (21), dan juga idak mendukung hipoesis sau dan dua yang diajukan. 21

22 Tabel VI Ringkasan Saisik dari Regresi Laba Tidak Normal Sau sampai Empa Tahun Kedepan erhadap Perubahan Dividen dan Variabel Konrol LTN adalah laba idak normal (abnormal earnings) dalam ahun relaif erhadap ahun pengumuman dividen (ahun ) yang berasal dari selisih laba akual dengan raa-raa perubahan laba perusahaan yang membayar dividen eap pada ahun. ΔDIVo adalah ingka perubahan dalam dividen perlembar saham. ROEo dihiung dari laba bersih dibagi dengan nilai buku ekuias pada akhir ahun relaif erhadap ahun pengumuman dividen. BVEo adalah nilai buku ekuias pada ahun. MVEo adalah nilai pasar ekuias pada ahun. INCo (DICo) adalah variabel dummi, sau unuk dividen berambah (berkurang) dan nol unuk lainnya. Regresi didasarkan pada daa panel 114 perusahaan pemafakuran yang mengumumkan dividen dalam ahun Angka dalam kurung adalah nilai A LTN = α + α 1 ΔDIV + α 2 ROE + α 3 LTN + α 4 BVE +α 5 MVE + ε α α 1 α 2 α 3 α 4 α 5 R 2 N E E (5.929)** (1.3247) ( )** (5.269)** ( ) (.1657) E E (2.3578)* (-.9572) ( )* (.2951) (-.9581) (.2849) E-5 5.1E (-.8973) (-.1483) (-.5198) (2.5722)* (1.1885) (1.46) E E (1.7131) (1.5329) ( ) (1.235) ( ) ( ) B LTN = α + α 1 ΔDIV x INC + α 2 ΔDIV x DIC + α 3 ROE + α 4 LTN + α 5 BVE + α 6 MVE + ε α α 1 α 2 α 3 α 4 α 5 α 6 R 2 N E E (7.9646)** (-.4373) (3.3485)** ( )** (8.6359)** ( ) (.266) E E (2.2465)* (-1.112) (1.6752) ( )* (.3275) (-.9839) (.3238) E E (-.5761) (-.1285) (-.993) (-.6569) (2.5653) (1.1471) (1.119) E E (-.1495) (1.685) ( ) (-1.474) (.8798) (-1.332) ( ) * signifikan pada level 5%; ** signifkan pada level 1% Sedangkan pengujian lebih lanju yang membedakan anara pengaruh perubahan dividen meningka dengan perubahanan dividen menurun erhadap laba idak normal sebagaimana diampilkan di panel B erliha bahwa koefisien perubahan dividen menurun (α 2 ) adalah signifikan pada level 1% pada =1, semenara koefisien perubahan dividen naik (α 1 ) idak signifikan, namun kedua koefisien ersebu idak signifikan pada =2 sampai =4. Hasil ini mengindikasikan bahwa perubahan dividen menurun memiliki kandungan informasi aau korelasi dengan laba idak normal unuk sau ahun kedepan, semenara informasi dividen naik idak demikian. Buki empiris ersebu mendukung hipoesis iga. Namun 22

23 emuan ini berbeda dengan Nissim dan Ziv (21) yang jusru menemukan informasi perubahan dividen naik lebih memiliki kandungan informasi erhadap laba idak normal unuk sau ahun kedepan dibanding dengan informasi perubahan dividen menurun, eapi paling idak mendukung sebagai pernyaaan Miller dan Rock (1985). V. Simpulan dan Keerbaasan Peneliian Paper ini menguji kandungan informasi perubahann dividen enang profiabilias perusahaan di masa yang akan daang. Paper ini juga menguji arah hubungan perubahan dividen dengan profiabilias di masa yang akan daang. Rise ini meregres laba yang diukur dengan iga pengukuran ( perubahan laba, ingka laba, dan laba idak normal) erhadap perubahan dividen dan beberapa variabel konrol. Dengan menggunakan daa panel informasi perubahan dividen sebanyak 429 observasi dari 114 perusahaan dari ahun dan informasi laba dari ahun 199-2, rise ini menemukan buki empiris bahwa perubahan dividen memiliki ambahan kandungan informasi erhadap informasi pasar dan daa akunansi enang perubahan laba unuk sau ahun kedepan, eapi idak memiliki ambahan kandungan informasi unuk ingka laba dan laba idak normal unuk sau ahun kedepan. Hasil ini idak mendukung sepenuhnya emuan Nissim dan Ziv (21). Selain iu, buki empiris juga memperlihakan bahwa informasi perubahan dividen berkorelasi posiif hanya dengan perubahan laba sau ahun kedepan saja. Temuan ini mendukung hipoesis 1 dan 2, eapi hanya unuk perubahan laba saja. Dari buki empiris ambahan kandungan informasi perubahan dividen ersebu, ernyaa hanya informasi perubahan dividen menurun saja yang memiliki kandungan perubahan laba dan laba idak normal unuk sau ahun kedepan. Sedangkan informasi perubahan dividen naik idak memiliki kandungan informasi enang ingka laba, perubahan laba, dan laba idak normal unuk sau sampai empa ahun kedepan. Temuan ini mendukung hipoesis iga, eapi hanya unuk perubahan laba dan laba idak normal Hasil ini idak sejalan dengan emuan Nissim dan Ziv (21) yang menemukan jusru perubahan dividen meningka yang memiliki korelasi dengan ingka laba, perubahan laba, dan laba idak normal sau ahun kedepan. 23

24 Tidak adanya buki empiris kandungan informasi perubahan dividen meningka enang profiabilias perusahaan di masa yang akan daang memberikan sinyal bahwa informasi perubahan dividen meningka gagal mengindikasikan kepercayaan manajemen enang kaian anara dividen meningka dengan kinerja laba yang membaik secara permanen (Linner, 1956). Namun idak adanya buki ersebu, idak dapa disimpulkan bahwa kepuusan manajemen menaikkan dividen adalah merupakan indikasi perilaku oporunisik. Masih perlu pengujian lebih lanju. Temuan ini paling idak memberikan indikasi bagi invesor bahwa keika perusahaan mengumumkan dividen menurun maka kemungkinan besar diikui oleh penurunan laba sau ahun kedepan dan penurunan laba ersebu melebihi raa-raa perubahan laba perusahaan yang idak membayar dividen. Teapi bila perusahaan mengumumkan dividen meningka, maka informasi enang laba sau sampai empa ahun kedepan idak dapa dipasikan. Temuan ini juga dapa menjadi perimbangan bagi perusahaan dalam meneapkan kebijakan dividen dalam jangka panjang karena informasi dividen yang dirilis mengandung informasi perusahan di masa yang akan daang, khususnya informasi dividen menurun.. Rise ini mempunyai keerbaasan-keerbaasan yang pau diungkapkan agar dapa diperbaiki di masa yang akan daang. Dianara keerbaasan ersebu adalah: (1) belum mengonrol secara langsung sampel yang kemungkinan melakukan sock spli dan aau righ issue yang kemungkinan dapa mempengaruhi profiabilias perusahaan di masa yang akan daang, (2) karena keerbaasan daa, maka rise ini idak menguji hipoesis secara cross-secion sebagai validasi hasil pengujian secara panel. Referensi Benarzi, Shlomo, Roni Michaely dan Richard H, Thealer Do Changes in Dividend Signal he Fuure or he Pas?, Journal Of Finance. 52: Brigham, E.F., dan Gapenski, L.C., 1996, Inermediae Financial Managemen, 5 h Ediion (The Dryden Press). Brooks, R.M Changes in Asymeric Informaion a Earnings and Dividend Announcemens. Journal of Business, Finance & Accouning, 23:

25 DeAngelo, Harry; Linda Deanggelo dan Douglas J. Skinner Dividend and Losses. The Journal of Finanace. 47: Firh, Michael Dividend Changes, Abnormal Reurn, and Inra Indusry Firm Valuaions. Journal of Financial and Quaniaive Analysis 31: Freeman, R.N., Ohlson, J.A., dan Penman. S.H Book Rae of Reurn and Predicion of Earnings Changes: An Empirical Invesigaion. Journal of Accouning Research 2: Gombola, Michael J. Dan Liu, Feng-Ying The Signalling Power of Specially Designaed Dividends. Journal of Financial and Quaniaive Analysis, 34: Gonedes, Nicholas Corporae Signalling, Exernal Accouning, and Capial Marke Equilibrium: Evidence on Dividend, Income, and Exraordinary Iems. Journal of Accouning Research 16:26-79 Gujarai, D. N. 23. Basic Economerics. Fourh Ediion, McGraw Hill. New York Linner, J Disribuion of Incomes of Corporaions among Dividens, Reained Earnings, and Taxes. American Economic Review, 46 dalam Modern Developmens in Financial Managemen, 1976, p.78-94, Edied by Sewar C. Myers, New York. Miller, M.H. dan Modigliani, F Dividend Policy, Growh, and he Valuaion of Shares. The Journal of Business of he Univesrsiy of Chicago, 34: , dalam The Theory of Business Finance: A Book of Readings, 1967, edied by Sephen H. Archer dan Charles A. D Ambrosio. New York. Miller, M, dan Rock, K Dividend Policy Under Asymmeric Informaion. Journal of Finance, 4: Nissim, D, dan Ziv Amir. 21. Dividend Changes and Fuure Profiabiliy. Journal of Finance, 56: Pei, R.R, (1972). Dividend Announcemens, Securiy Performance, and Capial Marke Efficiency, Journal of Finance, 27: Was, R. (1973). The Informaion Conen of Dividends. Journal of Business 46:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Salah sau ujuan didirikannya perusahaan adalah dalam rangka memaksimalkan firm of value. Salah sau cara unuk mengukur seberapa besar perusahaan mencipakan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan

Lebih terperinci

BAB III. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai tahapan perhitungan untuk menilai

BAB III. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai tahapan perhitungan untuk menilai BAB III PENILAIAN HARGA WAJAR SAHAM PAA SEKTOR INUSTRI BATUBARA ENGAN MENGGUNAKAN TRINOMIAL IVIEN ISCOUNT MOEL 3.. Pendahuluan Pada bab ini akan dijelaskan mengenai ahapan perhiungan unuk menilai harga

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode 20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena

Lebih terperinci

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional. JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 7 No. 1, April 7 : 3-9 ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Sudi kasus pada CV Cia Nasional. Oleh Emmy Supariyani* dan M. Adi Nugroho *Dosen

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

SUPLEMEN 3 Resume Hasil Penelitian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredit Bank di Sumatera Selatan terhadap Kebijakan Moneter Bank Indonesia

SUPLEMEN 3 Resume Hasil Penelitian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredit Bank di Sumatera Selatan terhadap Kebijakan Moneter Bank Indonesia SUPLEMEN 3 Resume Hasil Peneliian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredi Bank di Sumaera Selaan erhadap Kebijakan Moneer Bank Indonesia Salah sau program kerja Bank Indonesia Palembang dalam ahun 2007 adalah

Lebih terperinci

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI 3.. Tujuan Ö Prakikan dapa memahami perhiungan alokasi biaya. Ö Prakikan dapa memahami analisis kelayakan invesasi dalam pendirian usaha. Ö Prakikan dapa menyusun proyeksi/proforma

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,

Lebih terperinci

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis JURNAL SAINS DAN NI POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Prin) D-224 Peramalan Penjualan Sepeda Moor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis Desy Musika dan Seiawan Jurusan Saisika,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Capial Expendiure (Belanja Modal) Capial Expendiure aau juga dikenal dengan nama belanja modal adalah pengeluaran yang dilakukan perusahaan unuk mendapakan aau memperbarui ase

Lebih terperinci

ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI

ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI Yusep Suparman Universias Padjadjaran yusep.suparman@unpad.ac.id ABSTRAK.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoriis 3.1.1 Daya Dukung Lingkungan Carrying capaciy aau daya dukung lingkungan mengandung pengerian kemampuan suau empa dalam menunjang kehidupan mahluk hidup secara

Lebih terperinci

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X USULAN ENERAAN METODE KOEISIEN MANAJEMEN (BOMAN S) SEBAGAI ALTERNATI MODEL ERENCANAAN RODUKSI RINTER TIE LX400 ADA T X Hendi Dwi Hardiman Jurusan Teknik Manajemen Indusri - Sekolah Tinggi Manajemen Indusri

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Poensi sumberdaya perikanan, salah saunya dapa dimanfaakan melalui usaha budidaya ikan mas. Budidaya ikan mas yang erus berkembang di masyaraka, kegiaan budidaya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Perekonomian dunia elah menjadi semakin saling erganung pada dua dasawarsa erakhir. Perdagangan inernasional merupakan bagian uama dari perekonomian dunia dewasa

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya III. METODE PENELITIAN A. Meode Dasar Peneliian Meode yang digunakan dalam peneliian ini adalah meode kuaniaif, yang digunakan unuk mengeahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya usaha melipui biaya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekaan Peneliian Jenis peneliian yang digunakan dalam peneliian ini adalah peneliian evaluasi dan pendekaannya menggunakan pendekaan kualiaif non inerakif (non

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Desain Peneliian Peneliian ini adalah peneliian Quasi Eksperimenal Design dengan kelas eksperimen dan kelas conrol dengan desain Prees -Poses Conrol Group Design

Lebih terperinci

HUMAN CAPITAL. Minggu 16

HUMAN CAPITAL. Minggu 16 HUMAN CAPITAL Minggu 16 Pendahuluan Invesasi berujuan unuk meningkakan pendapaan di masa yang akan daang. Keika sebuah perusahaan melakukan invesasi barang-barang modal, perusahaan ini akan mengeluarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan

Lebih terperinci

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi Bab II Dasar Teori Kelayakan Invesasi 2.1 Prinsip Analisis Biaya dan Manfaa (os and Benefi Analysis) Invesasi adalah penanaman modal yang digunakan dalam proses produksi unuk keunungan suau perusahaan.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 35 BAB LANDASAN TEORI Meode Dekomposisi biasanya mencoba memisahkan iga komponen erpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan dere daa ekonomi dan bisnis. Komponen ersebu adalah fakor rend (kecendrungan),

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 14 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Peneliian ini ialah berujuan (1) unuk menerapkan model Arbirage Pricing Theory (APT) guna memprediksi bea (sensiivias reurn saham) dan risk premium fakor kurs, harga minyak,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Persediaan Persediaan adalah barang yang disimpan unuk pemakaian lebih lanju aau dijual. Persediaan dapa berupa bahan baku, barang seengah jadi aau barang jadi maupun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju

Lebih terperinci

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ISSN 5-73X PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR ISIKA SISWA Henok Siagian dan Iran Susano Jurusan isika, MIPA Universias Negeri Medan Jl. Willem Iskandar, Psr V -Medan

Lebih terperinci

Diterima: 9 Mei Disetujui: 26 Juni Dipublikasikan: September 2010

Diterima: 9 Mei Disetujui: 26 Juni Dipublikasikan: September 2010 JDA Jurnal Dinamika Akunansi Vol. 2, No. 2, Sepember 21, 83-91 ISSN 285-4277 hp://journal.unnes.ac.id/index.php/jda VOLATILITAS RELEVANSI NILAI INCREMENTAL DARI LAA DAN NILAI UKU. Linggar Yeki Nugraheni

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian Demografi Keadaan penduduk sanga era kaiannya dengan demografi. Kaa demografi berasal dari bahasa Yunani yang berari Demos adalah rakya aau penduduk,dan Grafein adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN perpusakaan.uns.ac.id BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di Indonesia dengan periode ahun 984 sampai dengan ahun 0. Peneliian ini memfokuskan pada fakor-fakor

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani.

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani. III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Usahaani belimbing karangsari adalah kegiaan menanam dan mengelola anaman belimbing karangsari unuk menghasilkan produksi, sebagai sumber

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian Peneliian ini dilakukan pada bulan Juni hingga Juli 2011 yang berlokasi di areal kerja IUPHHK-HA PT. Mamberamo Alas Mandiri, Kabupaen Mamberamo

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian mengenai kelayakan pengusahaan pupuk kompos dilaksanakan pada uni usaha Koperasi Kelompok Tani (KKT) Lisung Kiwari yang menjalin mira dengan Lembaga

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEPUASAN PASIEN FOKUS PADA KUALITAS PELAYANAN

PENINGKATAN KEPUASAN PASIEN FOKUS PADA KUALITAS PELAYANAN PENINGKATAN KEPUASAN PASIEN FOKUS PADA KUALITAS PELAYANAN Oong Karyono Teknik Indusri, Fakulas Teknik Universias Majalengka Email : oong_karyono@rockemail.com ABSTRAK Rumah saki umum daerah (RSUD) Kabupaen

Lebih terperinci

Muhammad Firdaus, Ph.D

Muhammad Firdaus, Ph.D Muhammad Firdaus, Ph.D DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FEM-IPB 010 PENGERTIAN GARIS REGRESI Garis regresi adalah garis yang memplokan hubungan variabel dependen (respon, idak bebas, yang dipengaruhi) dengan variabel

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI PENGGUNAAN ONSEP FUNGSI CONVEX UNU MENENUAN SENSIIVIAS HARGA OBLIGASI 1 Zelmi Widyanuara, 2 Ei urniai, Dra., M.Si., 3 Icih Sukarsih, S.Si., M.Si. Maemaika, Universias Islam Bandung, Jl. amansari No.1 Bandung

Lebih terperinci

Bab 5 Penaksiran Fungsi Permintaan. Ekonomi Manajerial Manajemen

Bab 5 Penaksiran Fungsi Permintaan. Ekonomi Manajerial Manajemen Bab 5 Penaksiran Fungsi Perminaan 1 Ekonomi Manajerial Manajemen Peranyaan Umum Tenang Perminaan Seberapa besar penerimaan perusahaan akan berubah seelah adanya peningkaan harga? Berapa banyak produk yang

Lebih terperinci

PENELUSURAN EMPIRIS KETERKAITAN PASAR KEUANGAN DAN KOMPONEN PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA,

PENELUSURAN EMPIRIS KETERKAITAN PASAR KEUANGAN DAN KOMPONEN PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA, PENELUSURAN EMPIRIS KETERKAITAN PASAR KEUANGAN DAN KOMPONEN PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA, 2004-2008 Banoon Sasmiasiwi, Program MSi FEB UGM Malik Cahyadin, FE UNS Absraksi Perkembangan ekonomi akhir-akhir

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Air merupakan kebuuhan pokok bagi seiap makhluk hidup di dunia ini ermasuk manusia. Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang pening bagi kelangsungan hidup

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN Dalam peneliian ini, penulis akan menggunakan life cycle model (LCM) yang dikembangkan oleh Modigliani (1986). Model ini merupakan eori sandar unuk menjelaskan perubahan dari

Lebih terperinci

PERHITUNGAN VALUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMULASI MONTE CARLO (STUDI KASUS SAHAM PT. XL ACIATA.Tbk)

PERHITUNGAN VALUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMULASI MONTE CARLO (STUDI KASUS SAHAM PT. XL ACIATA.Tbk) Jurnal UJMC, Volume 3, Nomor 1, Hal. 15-0 pissn : 460-3333 eissn : 579-907X ERHITUNGAN VAUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMUASI MONTE CARO (STUDI KASUS SAHAM T. X ACIATA.Tbk) Sii Alfiaur Rohmaniah 1 1 Universias

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Jurnal Lensa Kependidikan Fisika Vol. 1 Nomor 1, Juni 13 ISSN: 338-4417 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 1/13

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK.

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL MOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUAHAAN MEBEL INAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. ii Rukayah*), Achmad yaichu**) ABTRAK Peneliian ini berujuan unuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara yang memutuskan untuk menempuh kebijakan hutang

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara yang memutuskan untuk menempuh kebijakan hutang BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Suau negara yang memuuskan unuk menempuh kebijakan huang luar negeri biasanya didasari oleh alasan-alasan yang dianggap rasional dan pening. Huang luar negeri

Lebih terperinci

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF Pada bab ini akan dibahas mengenai sifa-sifa dari model runun waku musiman muliplikaif dan pemakaian model ersebu menggunakan meode Box- Jenkins beberapa ahap

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Tempa Peneliian Peneliian mengenai konribusi pengelolaan huan rakya erhadap pendapaan rumah angga dilaksanakan di Desa Babakanreuma, Kecamaan Sindangagung, Kabupaen Kuningan,

Lebih terperinci

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI. Oleh:

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI. Oleh: Arikel Skripsi TINGKAT KEBUGARAN JASMANI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI Diajukan Unuk Memenuhi Sebagian Syara Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengerian dan peunjuk yang digunakan unuk menggambarkan kejadian, keadaan, kelompok, aau

Lebih terperinci

Analisis Model dan Contoh Numerik

Analisis Model dan Contoh Numerik Bab V Analisis Model dan Conoh Numerik Bab V ini membahas analisis model dan conoh numerik. Sub bab V.1 menyajikan analisis model yang erdiri dari analisis model kerusakan produk dan model ongkos garansi.

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK. Oleh: Yoyo Zakaria Ansori

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK. Oleh: Yoyo Zakaria Ansori MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK Oleh: Yoyo Zakaria Ansori Peneliian ini dilaarbelakangi rendahnya kemampuan memecahkan

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES

IDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES IDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES Daa merupakan bagian pening dalam peramalan. Beriku adalah empa krieria yang dapa digunakan sebagai acuan agar daa dapa digunakan dalam peramalan.. Daa harus dapa dipercaya

Lebih terperinci

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.3, No.2 Agustus 2016 Page 3732

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.3, No.2 Agustus 2016 Page 3732 ISSN : 355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.3, No. Agusus 016 Page 373 Sifa Asimeris Model Prediksi Generalized Auoregressive Condiional Heerocedasiciy (GARCH) dan Sochasic Volailiy Auoregressive

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di Tempa Pelayanan Koperasi (TPK) Cibedug, Kecamaan Lembang, Kabupaen Bandung, Jawa Bara. Pemilihan lokasi dilakukan secara

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Peneliian Keinginan Kelompok Tani Duma Lori yang erdapa di Desa Konda Maloba dan masyaraka sekiar akan berdirinya penggilingan gabah di daerahnya, elah

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,

Lebih terperinci

PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN

PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN Seminar Nasional Saisika IX Insiu Teknologi Sepuluh Nopember, 7 November 2009 PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN Brodjol Suijo Jurusan Saisika ITS Surabaya ABSTRAK Pada umumnya daa ekonomi bersifa ime

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini

METODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini METODE PENELITIAN Kerangka Pendekaan Sudi Penaagunaan lahan kawasan pesisir di Kabupaen Kulon Progo didasarkan pada karakerisik fisik, finansial usaha ani dan pemanfaaan saa ini. Karakerisik fisik adalah

Lebih terperinci

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr.

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr. Pekan #1: Kinemaika Sau Dimensi 1 Posisi, perpindahan, jarak Tinjau suau benda yang bergerak lurus pada suau arah erenu. Misalnya, ada sebuah mobil yang dapa bergerak maju aau mundur pada suau jalan lurus.

Lebih terperinci

PENGUJIAN HIPOTESIS. pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi.

PENGUJIAN HIPOTESIS. pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi. PENGUJIAN HIPOTESIS 1. PENDAHULUAN Hipoesis Saisik : pernyaaan aau dugaan mengenai sau aau lebih populasi. Pengujian hipoesis berhubungan dengan penerimaan aau penolakan suau hipoesis. Kebenaran (benar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A III METODE PEELITIA Salah sau komponen peneliian yang mempunyai ari pening dalam kaiannya dengan proses sudi secara komprehensif adalah komponen meode peneliian. Meode peneliian menjelaskan bagaimana

Lebih terperinci

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun Pemodelan Daa Runun Waku : Kasus Daa Tingka Pengangguran di Amerika Serika pada Tahun 948 978. Adi Seiawan Program Sudi Maemaika, Fakulas Sains dan Maemaika Universias Krisen Saya Wacana, Jl. Diponegoro

Lebih terperinci

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomor 2, Nopember 2014 ISSN

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomor 2, Nopember 2014 ISSN Peramalan Dengan Meode Smoohing dan Verifikasi Meode Peramalan Dengan Grafik Pengendali Moving Range () (Sudi Kasus: Produksi Air Bersih di PDAM Tira Kencana Samarinda) Forecasing wih Smoohing and Verificaion

Lebih terperinci

Suatu Catatan Matematika Model Ekonomi Diamond

Suatu Catatan Matematika Model Ekonomi Diamond Vol. 5, No.2, 58-65, Januari 2009 Suau aaan Maemaika Model Ekonomi Diamond Jeffry Kusuma Absrak Model maemaika diberikan unuk menjelaskan fenomena dalam dunia ekonomi makro seperi modal/kapial, enaga kerja,

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 3 SEWON. Oleh: Nurul Hidayati

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 3 SEWON. Oleh: Nurul Hidayati EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 3 SEWON Oleh: Nurul Hidayai Mahasiswa S1 Pendidikan Maemaika, Fakulas Keguruan dan

Lebih terperinci

Arus Kas, Kendala Pendanaan, Mispricing, Dan Investasi: Study Empiris Pada Bursa Efek Indonesia

Arus Kas, Kendala Pendanaan, Mispricing, Dan Investasi: Study Empiris Pada Bursa Efek Indonesia Arus Kas, Kendala Pendanaan, Mispricing, Dan Invesasi: Sudy Empiris Pada Bursa Efek Indonesia Risal Rinofah Saff Pengajar Fakulas Ekonomi Universias Sarjanawiyaa Tamansiswa Weny Firia Alumi Program Pascasarjana

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Pengangguran Pengangguran aau una karya merupakan isilah unuk orang yang idak mau bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu,

Lebih terperinci

BAB III DESAIN PENELITIAN

BAB III DESAIN PENELITIAN BAB III DESAIN PENELITIAN Dalam desain peneliian in akan dijabarkan mengenai eknik pengambilan sampel, pengumpulan daa, dan model empiris yang digunakan, sera level signifikansi dalam peneliian ini. Di

Lebih terperinci

KOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES. Abstrak

KOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES. Abstrak KOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES Universias Muhammadiyah Purwokero malim.muhammad@gmail.com Absrak Pada persamaan regresi linier sederhana dimana variabel dependen dan variabel independen

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Dalam pelaksanaan pembangunan saa ini, ilmu saisik memegang peranan pening baik iu di dalam pekerjaan maupun pada kehidupan sehari-hari. Ilmu saisik sekarang elah melaju

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Persediaan dapat diartikan sebagai barang-barang yang disimpan untuk digunakan atau

BAB II LANDASAN TEORI. Persediaan dapat diartikan sebagai barang-barang yang disimpan untuk digunakan atau BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Persediaan Persediaan dapa diarikan sebagai barang-barang yang disimpan unuk digunakan aau dijual pada masa aau periode yang akan daang. Persediaan erdiri dari bahan

Lebih terperinci

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH)

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Journal Indusrial Servicess Vol. No. Okober 0 MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Abdul Gopar ) Program Sudi Teknik Indusri Universias

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah 37 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian-pengerian Kependudukan sanga era kaiannya dengan demgrafi. Kaa demgrafi berasal dari bahasa Yunani yang berari Dems adalah rakya aau penduduk, dan Grafein adalah

Lebih terperinci

VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE

VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE Indra Nurhadi Program Sudi Manajemen Ekonomi, Fakulas Ekonomi, Universias Gunadarma Jl. Akses Kelapa Dua Cimanggis,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Tahapan Pemecahan Masalah Tahapan pemecahan masalah berfungsi unuk memudahkan dalam mencari jawaban dalam proses peneliian yang dilakukan agar sesuai dengan arah

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI. Studi mengenai aspek teknis dan produksi ini sifatnya sangat strategis, sebab

BAB 2 DASAR TEORI. Studi mengenai aspek teknis dan produksi ini sifatnya sangat strategis, sebab 13 BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Aspek Teknis Sudi mengenai aspek eknis dan produksi ini sifanya sanga sraegis, sebab berkaian dengan kapasias proyek, lokasi, aa leak ala produksi, kajian aas bahan dan sumbernya,

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK UMUR PRODUK PADA MODEL WEIBULL. Sudarno Staf Pengajar Program Studi Statistika FMIPA UNDIP

KARAKTERISTIK UMUR PRODUK PADA MODEL WEIBULL. Sudarno Staf Pengajar Program Studi Statistika FMIPA UNDIP Karakerisik Umur Produk (Sudarno) KARAKTERISTIK UMUR PRODUK PADA MODEL WEIBULL Sudarno Saf Pengajar Program Sudi Saisika FMIPA UNDIP Absrac Long life of produc can reflec is qualiy. Generally, good producs

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.. Hasil Peneliian 4... Daa Hasil Peneliian Dari hasil peneliian diperoleh daa kemampuan dribble. hasilnya sebagai mana pada abel I (dilampirkan) 4... Deskripsi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELTIAN

BAB III METODOLOGI PENELTIAN 25 BAB III METODOLOGI PENELTIAN A. Populasi Populasi dalam peneliian ini adalah seluruh perusahaan konsumsi yang erdafar di Bursa Efek Indonesia selama ahun 2006-2008. Beriku ini adalah 30 perusahaan yang

Lebih terperinci

APLIKASI MODEL ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI

APLIKASI MODEL ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI APLIKASI MODEL ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI Oleh: YUDI WAHYUDIN, S.Pi., M.Si. Pelaihan Analisis Kelayakan Ekonomi Kegiaan Capaciy Building Program Pendanaan Kompeisi-Indeks Pembangunan Manusia (PPK-IPM)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Pemikiran Teoriis Pengerian proyek menuru Arifin yang dikuip dari Mariyanne (2006) adalah suau akivias di mana dikeluarkannya uang dengan harapan unuk mendapakan hasil

Lebih terperinci

Aplikasi Metode Seismik 4D untuk Memantau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg

Aplikasi Metode Seismik 4D untuk Memantau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg Aplikasi Meode Seismik 4D unuk Memanau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg Prillia Aufa Adriani, Gusriyansyah Mishar, Supriyano Absrak Lapangan minyak Erfolg elah dieksploiasi sejak ahun 1990 dan sekarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Disparias pembangunan ekonomi anar daerah merupakan fenomena universal, disemua negara anpa memandang ukuran dan ingka pembangunannya. Disparias pembangunan merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Propinsi Sumaera Uara merupakan salah sau propinsi yang mempunyai perkembangan yang pesa di bidang ransporasi, khususnya perkembangan kendaraan bermoor. Hal ini dapa

Lebih terperinci